makalah bahasa indonesia

30
MAKALAH PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENYIARAN BERITA DI MEDIA MASSA OLEH : KARTIKA GEMMA PRAVITRI J1A013057 ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM 2013

Upload: kartikagemma

Post on 21-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bahasa Indonesia

MAKALAH

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM

PENYIARAN BERITA DI MEDIA MASSA

OLEH :

KARTIKA GEMMA PRAVITRI

J1A013057

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN

AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MATARAM

2013

Page 2: Makalah Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan nikmat kesehatan jasmani dan rohani kepada kita

semua sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam kita curahkan kepada Nabi besar kita

Muhammad SAW yang telah menunjukan kepada kita jalan yang

lurus berupa ajaran agama islam.

Penulis merasa bersyukur karena telah menyelesaikan tugas

makalah yang berjudul “Penggunaan Kalimat Efektif Dalam

Penyiaran Berita Di Media Massa” yang merupakan tugas akhir

Bahasa Indonesia. Disini penulis mencoba untuk menjelaskan kalimat

efektif secara umum, ciri-ciri kalimat jurnalistik yang efektif,

penerapan kalimat efektif dalam penyiaran berita di media massa,

masalah dalam kalimat jurnalistik yang efektif, kesalahan tata dan

keektifan kalimat.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang

sedalam-dalamnya kepada Prof. Ir. H. Sunarpi, Ph.D. sebagai rektor

Universitas Mataram, Prof. Ir. Eko Basuki, M.App.Sc., Ph.D. sebagai

dekan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Ir. M. Abbas

Zaini, MP. sebagai ketua program studi Ilmu dan Teknologi Pangan,

Drs. H. Nasaruddin M. Ali, BA., M.Pd. sebagai dosen mata kuliah

Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas mengenai karya tulis

ilmiah ini sehingga pengetahuan kami dalam menulis karya ilmiah

semakin bertambah. Kepada Ir. Ahmad Alamsyah, MP. sebagai dosen

pembimbing akademik, kepada dosen-dosen dan tenaga administrasi

yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah

i

Page 3: Makalah Bahasa Indonesia

turut membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik

dalam waktu yang tepat, kepada orang tua penulis yang selalu

mendoakan dan mendukung dalam hal apapun, kepada sahabat-

sahabat penulis yang telah membantu dan memberi masukan kepada

penulis selama mengerjakan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari

sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun, khususnya dari dosen mata kuliah untuk menjadi acuan

bagi kami agar menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Mataram, Desember 2013

Penulis

ii

Page 4: Makalah Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah......................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian Masalah Secara Umum......... 2

1.3.2 Tujuan Penelitian Masalah Secara Khusus........ 2

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Peniltian Teoritis.................................. 2

1.4.2 Manfaat Penelitian Praktis.................................. 2

BAB II : KAJIAN PUSTAKA......................................................... 4

BAB III : PEMBAHASAN

3.1 Kalimat Efektif Secara Umum....................................... 5

3.2 Ciri-ciri Kalimat Jurnalistik yang Efektif....................... 6

3.3 Penerapan Kalimat Efektif dalam Penyiaran Berita di

Media Massa................................................................... 8

3.4 Masalah Dalam Kalimat Jurnalistik Yang Efektif.......... 9

3.5 Kesalahan Tata Dan Keefektifan Kalimat....................... 11

BAB IV : PENUTUP

4.1 Kesimpulan....................................................................... 14

4.2 Saran.................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 5: Makalah Bahasa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era teknologi, komunikasi banyak dilakukan dengan memanfaatkan

media teknologi komunikasi, seperti televisi, telepon, dan internet. Media massa

mengemban fungsi memasyarakatkan bahasa Indonesia.

Media massa menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik

dan benar. Pada kenyataannya, banyak media massa yang mengingkari fungsi

tersebut. Dari tahun ke tahun penggunaan bahasa Indonesia dalam media massa

mengalami perubahan. Dapat dilihat dengan banyaknya media massa yang tidak

mempunyai acuan dalam pembakuan kosa kata, keefektifan kalimat, dan istilah

dalam bahasa Indonesia sehingga menimbulkan ketidakseragaman istilah.

Pembelajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar yang diajarkan di sekolah-

sekolah atau lembaga pendidikan akan sia-sia karena pada saat di luar sekolah

justru diajari oleh media massa dengan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia. Mengingat pentingnya peran penggunaan bahasa dalam

media massa, maka perlu dilakukan analisis terhadap penggunaan bahasa di media

massa. Sudah saatnya permasalahan ini kita atasi agar media massa bisa

memberikan contoh kepada masyarakat Indonesia bagaimana menggunakan

bahasa yang baik dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

1

Page 6: Makalah Bahasa Indonesia

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?

2. Bagaimana ciri-ciri kalimat jurnalistik yang efektif ?

3. Bagaimana penerapan kalimat efektif dalam penyiaran berita di

media massa ?

4. Apa saja masalah dalam kalimat jurnalistik yang efektif ?

5. Seperti apa contoh kesalahan tata dan keefektifan kalimat ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum makalah ini yaitu bagaimana kita dapat mengetahui

penggunaan kalimat efektif dalam penyiaran berita di media massa.

1.3.2 Tujuan khusus dari makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian kalimat efektif secara umum.

2. Mengetahui ciri-ciri kalimat jurnalistik yang efektif.

3. Mengetahui penerapan kalimat efektif dalam penyiaran berita.

4. Mengetahui masalah-masalah dalam kalimat jurnalistik yang

efektif.

5. Mengetahui contoh kesalahan tata dan keefektifan kalimat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis dari makalah ini adalah kita dapat menambah wawasan

tentang penggunaan kalimat efektif dalam penyiaran berita.

1.4.3 Manfaat praktis dari makalah ini, yaitu :

1. Meningkatkan kemampuan untuk menyampaikan berita dengan

menggunakan kalimat efektif.

2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara lisan dengan

menggunakan kalimat efektif.

3. Meningkatkan kemampuan menganalisis kesalahan penggunaan

kalimat efektif dalam penyiaran berita.

2

BAB II

Page 7: Makalah Bahasa Indonesia

KAJIAN PUSTAKA

Bahasa Indonesia memiliki banyak jenis. Ragam bahasa Indonesia dapat

dibedakan berdasarkan suku penggunanya, bidang kajian, dan lingkungan

penggunaanya. Berdasarkan lingkungan penggunaanya dikenal jenis bahasa

Indonesia di media massa, di lembaga pemerintahan, lingkungan pendidikan, dan

ragam bahasa Indonesia di lingkungan keluarga. Masing-masing ragam bahasa

tersebut memiliki karakteristik tersendiri dan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Seiring dengan terus berkembangnya menuju arus global, kehadiran media

massa, baik cetak maupun elektronik, telah menjadi sebuah sejarah. Ia telah

dianggap sebagai ikon peradaban masyarakat modern dalam memburu informasi.

Cukup dengan membaca atau menyaksikan tayangan berita, masyarakat bisa

dengan mudah mengikuti berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan

dunia.

Fungsi media massa adalah menyajikan informasi yang benar-benar terjadi,

dan meneruskan nilai-nilai sosial-budaya kepada generasi penerus, serta

memberikan hiburan kepada masyarakat. Dalam hal ini, fungsi media massa

adalah mengumpulkan informasi tentang kenyataan sebagai bahan berita,

mengolah, dan menyunting bahan berita tersebut. Selanjutnya media massa

menyajikannya sebagai berita, serta menulis tajuk rencana sebagai bentuk

pernyataan sikap terhadap masalah yang diberitakan untuk menuntun pikiran dan

pemahaman khalayak. Pada dasarnya bahasa media massa dapat dikelompokkan

menjadi media cetak, media dengar, dan media pandang-dengar. Dalam ragam

bahasa tulis ataupun dengar, orang yang berbahasa tidak berhadapan langsung

dengan pihak lain yang diajak berbahasa. Implikasinya, bahasa yang digunakan

harus lebih terang dan jelas karena penyampaian informasi tidak dapat disertai

gerak isyarat, pandangan, anggukan, dan semacamnya sebagai pemahaman

terhadap informasi tertentu. Sementara media pandang- dengar, misalnya televisi,

pada umumnya menggunakan bahasa yang minim kata-kata, karena kemiskinan

3

Page 8: Makalah Bahasa Indonesia

bahasa itu diperkaya dengan mimik, gesture, ataupun perilaku yang mendukung

gagasan yang disampaikan.

Sebagaimana ragam bahasa tulis dan dengar tersebut, ragam bahasa media

massa memiliki persyaratan. Pertama, bahasa media massa harus terpelihara.

Penggunaan bahasa yang terpelihara dengan baik, menjadi sebuah keniscayaan

bagi sebuah media sesuai dengan fungsinya sebagai media publik. Ia akan

dibaca, didengar, dan dinikmati oleh berbagai kalangan yang beragam, baik dari

sisi tingkat usia dan pendidikan, status sosial-ekonomi, budaya, suku, maupun

agama. Fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, objek, keterangan, atau

hubungan di antara fungsi-fungsi itu harus jelas dan nyata. Penggunaan bahasa

media yang terpelihara, jujur, dan santun akan ikut menentukan kredibilitas media

yang bersangkutan dalam meraih simpati publik. Artinya, aturan-aturan yang

berlaku dalam penulisan harus dipatuhi. Kaidah-kaidah kebahasaan, seperti

penggunaan ejaan, istilah, tanda baca, dan semacamnya sepenuhnya harus

diperhatikan dan ditaati. Bahasa media yang terpelihara dengan baik akan

diteladani publik dalam berbahasa secara baik dan benar. Kedua, bahasa media

juga harus lebih mudah dipahami. Karena harus membawa pesan dan nilai-nilai

moral kepada publik, bahasa media massa harus mudah dipahami. Apa yang

disampaikan dalam sebuah media jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda

yang dapat membangun opini publik secara keliru. Aspek-aspek konstruksi

bahasa, seperti kata bentuk, tata kalimat, keefektifan kalimat hendaknya dipilih

secara cermat, dan tunggal makna. Penggunaan konstruksi bahasa yang singkat

dan padu jelas akan lebih tepat dan bermakna jika dibandingkan dengan

penggunaan konstruksi bahasa yang berpanjang-panjang, berbelit-belit, dan

bertele-tele.

4

Page 9: Makalah Bahasa Indonesia

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kalimat Efektif Secara Umum

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti

gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan

efektif apabila berhasil menyampaikan, pesan, gagasan, maupun

pemberitahuan sesuai dengan yang dimaksud pembicara atau penulis. Kalimat

efektif terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur SPOK atau kalimat yang

mempunyai gagasan pembicara atau penulis.

A. Unsur-unsur Kalimat Efektif

1. Subjek (S)

Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku atau sesuatu

hal yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis

frasa benda, klausa, atau frasa verbal.

2. Predikat (P)

Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu atau melakukan

tindakan. Selain itu, predikat dapat pula menyatakan sifat atau ciri subjek.

Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba

atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.

3. Objek (O)

Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek pada

umumnya berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak objek selalu di

belakang Predikat yang berupa verba transitif.

4. Pelengkap (Pel)

Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi

predikat. Letak pelengkap umumnya di belakang predikat yang berupa

verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh objek, dan jenis kata yang

mengisi pelengkap, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.

Namun, antara pelengkap dan objek terdapat perbedaan.

5

Page 10: Makalah Bahasa Indonesia

5. Keterangan (Ket)

Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal

mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur keterangan dapat berfungsi

menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di

tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa

preporsisional, adverbia, atau klausa.

        

3.2 Ciri-ciri Kalimat Jurnalistik yang Efektif

Kalimat jurnalistik yang efektif adalah adalah kalimat yang memiliki

kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri pembaca,

seperti apa yang ada didalam pikiran dan benak penulisnya. Kalimat jurnalistik

harus memiliki kandungan kata-kata tertentu yang bernilai rasa, berciri ikonis, dan

kadangkala bersifat anamotopis, sehingga maksud penyampaian ide atau pokok

pikiran dapat tersampaikan dengan baik.

Kalimat jurnalistik yang efektif, sangat bertautan erat dengan persoalan

pemilihan kata. Pemilihan kata yang tidak selalu benar secara linguistik, tetapi

juga tepat secara sosioloinguistik dan secara sosiopragmatik. Adapun ciri-ciri

pokok dari kalimat jurnalistik yang efektif adalah sebagai berikut :

a. Kesepadanan struktur

Kesepadanan struktur yang dimaksud dalam kalimat jurnalistik yang efektif

ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasayang digunakan pada

saat orang menulis sebuah kalimat. Kesepadanan struktur harus memiliki

ciri, diantaranya adalah kejelasan antara subjek dan predikatnya, kata

penghubung intrakalimat tidak digunakan di dalam kalimat tunggal, dan

predikat kalimat jurnalistik tidak didahului oleh kata yang.

b. Keparalelan bentuk

Kepararelan bentuk yang dimaksud dalam kalimat jurnalistikyang efektif

ialah kesamaan jenis atau bentuk kata dan frasa yang digunakan di dalam

kalimat jurnalistik. Pola idealnya ialah :

1. Nomina-nomina-nomina,

2. Adjektiva-adjektiva-adjektiva,

6

Page 11: Makalah Bahasa Indonesia

3. Verba-verba-verba.

Pola beruntun dalam kalimat efektif tidak boleh bercampur, misalnya

bersusunan nomina-verba-adjektiva atau verba-verba-nomina.

c. Ketegasan makna

Ketegasan makna dalam kalimat jurnalistik ialah perlakuan penonjolan pada

gagasan pokok kalimatjurnalistik tersebut. Penonjolan gagasan dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

1. Meletakkan bagian yang ditonjolkan ke bagian depan.

2. Membuat urutan kata-kata bertahap.

3. Membuat pengulangan proporsional.

4. Membuat pertentangan ide atau pikiran yang hendak ditonjolkan.

5. Menggunakan partikel penegas.

d. Kehematan kata

Kehematan kata dalam kalimat jurnalistik yang efektif, menunjuk pada

sosok kehati-hatian dan pencermatan dalam penggunaan kata. Ciri dari

kehematan kata dalam kalimat jurnalistik ialah sebagai berikut :

1. Menghilangkan pengulangan subjek.

2. Menghilangkan pemakaian superordinat.

3. Menghindarkan kesinoniman.

4. Menggunakan bentuk yang jamak.

e. Kecermatan bahasa

Kecermatan bahasa dalam kalimat jurnalistik ialah kehati-hatian dalam

menyusun kalimat jurnalistik, sehingga tidak akan menimbulkan makna

ganda, tidak bersifat ambigu, serta tepat dan akurat dalam pemilihan kata.

f. Keterpaduan gagasan

Kepaduan gagasan ialah kepaduan pernyataan di dalam kalimat jurnalistik,

sehingga apa yang disampaikan di dalam kalimat tidak terpotong. Adapun

beberapa cirinya adalah :

1. Kalimat tidak bertele-tele

2. Tidak perlu ada kata seperti daripada atau tentang antara kata kerja

dengan objek penderitanya.

7

Page 12: Makalah Bahasa Indonesia

g. Kelogisan bahasa

Kelogisan bahasa ialah bahwa ide dari kalimat jurnalistik itu harus dapat

dibaca dan diterima oleh rasio atau akal. Cara penulisannya juga harus

sesuai dengan aturan ejaan dan tata kebahasaan yang berlaku.

3.3 Penerapan Kalimat Efektif Dalam Penyiaran Berita

Di media massa banyak terjadi kesalahan dalam penggunaan kalimat

efektif sehingga para pendengar kurang memahami maksud dari penyiar

berita tersebut. Fungsi media massa adalah menyajikan informasi tentang

kenyataan, memilih, dan menafsirkan, menyajikan, dan meneruskan nilai-

nilai sosial-budaya kepada generasi penerus, serta memberikan hiburan

kepada masyarakat. Dalam konteks demikian, fungsi media massa adalah

mengumpulkan informasi tentang kenyataan sebagai bahan berita, mengolah,

dan menyunting bahan berita tersebut. Selanjutnya media massa

menyajikannya sebagai berita, serta menulis tajuk rencana sebagai bentuk

pernyataan sikap terhadap masalah yang diberitakan untuk menuntun pikiran

dan pemahaman khalayak, serta melakukan kontrol sosial.

Pada dasarnya bahasa media massa dapat dikelompokkan menjadi media

cetak atau tulis, media dengar, dan media pandang-dengar. Dalam ragam

bahasa tulis ataupun dengar, orang yang berbahasa tidak berhadapan langsung

dengan pihak lain yang diajak berbahasa. Implikasinya, bahasa yang

digunakan harus lebih terang dan jelas karena penyampaian informasi tidak

dapat disertai gerak isyarat, pandangan, anggukan, dan semacamnya sebagai

tanda penegasan atau pemahaman terhadap informasi tertentu. Oleh karena

itu, kalimat dalam ragam bahasa tulis ataupun lisan harus lebih cermat

sifatnya. Sementara media pandang- dengar, misalnya televisi, pada

umumnya menggunakan bahasa yang ‘minim’ atau ‘miskin’ kata-kata, karena

kemiskinan bahasa itu diperkaya dengan mimik, gesture, ataupun perilaku

yang mendukung gagasan yang disampaikan.

8

Page 13: Makalah Bahasa Indonesia

Sebagaimana ragam bahasa tulis dan dengar tersebut, ragam bahasa media

massa memiliki persyarakat.

1. Bahasa media massa harus terpelihara. Penggunaan bahasa yang terpelihara

dengan baik, menjadi sebuah keniscayaan bagi sebuah media sesuai dengan

fungsinya sebagai media publik. Ia akan dibaca, didengar, dan dinikmati oleh

berbagai kalangan yang beragam, baik dari sisi tingkat usia dan pendidikan,

status sosial-ekonomi, budaya, suku, maupun agama. Fungsi gramatikal,

seperti subjek, predikat, objek, keterangan, atau hubungan di antara fungsi-

fungsi itu harus jelas dan nyata. Penggunaan bahasa media yang terpelihara,

jujur, jernih, dan santun akan ikut menentukan kredibilitas media yang

bersangkutan dalam meraih simpati publik. Artinya, aturan-aturan yang

berlaku dalam penulisan harus dipatuhi. Kaidah-kaidah kebahasaan, seperti

penggunaan ejaan, istilah, tanda baca, dan semacamnya sepenuhnya harus

diperhatikan dan ditaati. Bahasa media yang terpelihara dengan baik akan

diteladani publik dalam berbahasa secara baik dan benar

2. Bahasa media juga harus lebih mudah dipahami. Karena tugasnya membawa

pesan dan nilai-nilai moral kepada publik, bahasa media massa harus mudah

dipahami. Apa yang disampaikan dalam sebuah media jangan sampai

menimbulkan penafsiran ganda yang dapat menggiring dan membangun opini

publik secara keliru. Aspek-aspek konstruksi bahasa, seperti kata bentuk, tata

kalimat, tata makna hendaknya dipilih secara cermat, netral makna, dan

tunggal makna Penggunaan konstruksi bahasa yang singkat dan padu jelas

akan lebih tepat dan bermakna jika dibandingkan dengan penggunaan

konstruksi bahasa yang berpanjang-panjang, berbelit-belit, dan bertele-tele.

3.4 Masalah Dalam Kalimat Jurnalistik Yang Efektif

Jenis-jenis kesalahan dalam kalimat jurnalistik yang efektif adalah sebagai

berikut :

9

Page 14: Makalah Bahasa Indonesia

a. Subjek Dan Predikat Tidak Eksplisit

Contoh :

Dari peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini itu perlu mendapatkan

perhatian yang serius dari berbagai pihak, sehingga pada masa yang akan

datang tidak akan ada seorang pun yang akan menuntut ganti rugi.

Di dalam keputusan itu sesungguhnya merupakan kebijaksanaan yang

dapat menguntungkan banyak pihak, sehingga perlu kita dukung bersama.

Dengan hanya menekuni dan mencermati seluk-beluk teorinya saja, belum

tentu akan dapat melahirkan seorang penulis yang benar-benar handal.

b. Subjek dan predikat kalimat terpisah terlalu jauh

Contoh :

Mereka, selagi kami sedang berdua dengan pacar sambil berdiri di atas

jembatan layang, asyik bercakap-cakap dan memandangi perahu-perahu

yang berlayar dengan cepat dibawah sana, kami melemparkan sesuatu ke

dalam sungai, lalu tertawa secara lepas bersama-sama.

Kami, karena keluarga dan kawan-kawan kami semuanya menasihati

untuk tidak menginap di hotel yang sangat besar itu, kami berkeputusan

untuk segera menginap saja di sebuah rumah penduduk sederhana yang

tidak jauh dari tempat itu.

c. Keterangan yang tidak tepat penempatannya

Squinting modifier – keterangan yang bersifat menyerong.

Dangling modifier – keterangan yang menggantung.

Misplaced modifier – keterangan yang letaknya salah.

Unidiomatic modifier – keterangan yang sifatnya idiomatis.

Abrupt modifier – keterangan yang sifatnya mendadak hadir.

Illogically separated modifier – keterangan yang terpisah secara tidak

logis.

Fragment – kalimat yang tidak lengkap, kalimat yang menggantung.

d. Kalimat yang bertumpukan (running-on sentences)

Contoh :

10

Page 15: Makalah Bahasa Indonesia

Kita semua ini harus bersedia dalam mengemban amanat penderitaan

rakyat,harus selalu berusaha keras untuk mengupayakan kesejahteraan bagi

seluruh bangsa, demikian juga keamanan untuk masyarakat di lingkungan

sekitarnya, baik itu yang bersifat jasmani maupun rohani.

e. Tanda koma yang dipakai tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang

baik dan benar.

Contoh :

Seorang mahasiswa seumpama, saja dia seorang pendaki gunung sedang

mendaki gunung yang sangat tinggi, yaitu gunung cita-cita yang juga sangat

tinggi.

f. Kalimat rancu

Contoh :

Di sekolah internasional para siswa diajarkan berbagai macam

keterampilan dan kemahiran dalam bahasa asing maupun dalam hal

teknologi informasi.

Dalam bahasa Indonesia sama sekali tidak mengenal bentuk yang sifatnya

jamak atau plural seperti halnya di dalam bahasa inggris.

g. Kalimat yang mengandung bagian-bagian yang pleonastis

Contoh :

Pada zaman dahulu kala, di dalam sebuah kerajaan yang cukup besar di

daerah Bantul Barat, memerintah seorang ratu cantik yang sangat arif lagi

amat bijaksana.

h. Kalimat yang mengandung gejala yang hiperkorek

Contoh :

Semua izazahnya harus dilaminasikan terlebih dahulu di unit 3 lantai 2

supaya lebih awet.

3.5 Kesalahan Tata dan Keefektifan Kalimat

Analisis kesalahan dalam bidang tata kalimat menyangkut urutan kata,

kepaduan, susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika kalimat.

11

Page 16: Makalah Bahasa Indonesia

Contoh kesalahan penggunaan bahasa dalam siaran berita televisi swasta di

antaranya sebagai berikut :

1. Aksi ini merupakan yang kedua kali dengan tujuan menuntut agar pemilik

bar menutup atau mengganti nama tersebut dengan nama lain.

Seharusnya“... menuntut pemilik bar ...” Kata menuntut merupakan kata

kerja transitif. Kata kerja transitif menuntut objek langsung (tanpa antara).

Oleh karena itu, setelah kata ‘menuntut’ harusnya langsung objek (yaitu

pemilik), bukan kata kata hubung (agar). Selain itu, penggunaan ‘agar’ yang

mengikuti kata ‘tujuan’ merupakan redundance atau bentuk berlebihan.

Kalimat yang benar adalah “Aksi ini merupakan kali kedua yang menuntut

pemilik agar menutup atau mengganti nama bar tersebut dengan nama lain.”

2. Kericuhan ini merupakan puncak kekesalan pelaku pelemparan Jack

Saragih yang menolak dirinya diganti karena ia beralasan masih menjabat

sebagai anggota dewan hingga tahun 2009 mendatang.

Kalimat ini mengandung klausa ambiguitas (dapat ditafsirkan ganda).

Klausa yang dimaksud adalah ‘puncak kekesaalan pelaku pelemparan Jack

Saragih’ yang dapat diartikan (1) ‘Jack Saragih adalah lokus pelemparan’,

(2) ‘Jack Saragih adalah pelaku pelemparan’.

Jika yang dimaksudkan adalah arti (2), maka bentuk yang digunakan

seharusnya adalah ‘Kericuhan ini merupakan puncak kekesalan Jack Saragih,

pelaku pelemparan, yang menolak dirinya diganti karena ia beralasan masih

menjabat sebagai anggota dewan hingga tahun 2009 mendatang.

3. Sejumlah petugas keamanan yang dibantu beberapa anggota dewan

langsung membawa pelaku pelemparan ke luar ruang sidang paripurna.

Seharusnya disisipkan kata ‘oleh’sebelum kata ‘beberapa anggota’

sebagai pelaku. Dengan demikian sebaiknya kalimat yang digunakan adalah :

“Sejumlah petugas keamanan yang dibantu (oleh) beberapa anggota dewan

langsung membawa pelaku pelemparan ke luar ruang sidang paripurna.

Dari contoh-contoh yang telah di kemukakan di atas masih banyak kesalahan

yang terdapat di media massa. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan analisis

12

Page 17: Makalah Bahasa Indonesia

terhadap penggunaan bahasa di media massa. Dengan analisis yang cermat,

masyarakat penutur mengetahui bentuk yang benar dan yang salah, latar belakang

timbulnya kesalahan, dan alternatif pemecahannya. Selanjutnya, analisis

kesalahan juga berguna sebagai salah satu kegiatan dalam rangka pembinaan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

13

Page 18: Makalah Bahasa Indonesia

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bahasa media masa atau bahasa jurnalistik memegang peranan penting dalam

perkembangan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk itu, seharunya

pihak media massa memiliki tenaga penyelaras yang bertugas ‘memelihara’

penggunaan bahasa Indonesia untuk dapat menyampaikan informasi dengan

bahasa yang efektif dan santun. Namun pada kenyataannya saat ini tidak semua

pihak media massa memiliki tenaga penyelaras bahasa sehingga masih banyak

ditemukan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia yang baik dan benar dalam media massa.

4.2 Saran

1. Penyiar hendaknya menjadi contoh pengguna bahasa Indonesia yang

efektif, baik, santun, benar, dan cendekia, serta memiliki kompetensi

sesuai dengan bidang siarannya.

2. Pihak media massa hendaknya mengangkat tenaga ahli bahasa Indonesia

yang bertugas menjadi penyelaras bahasa Indonesia sebelum beritanya

dikonsumsi publik.

14

Page 19: Makalah Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi, 1001 Kesalahan Berbahasa, Bahan Penyuluhan

Bahasa Indonesia, Penerbit Akademika Pressindo, Jakarta, 2003.

Dewabrata, A.M., Kalimat Jurnalistik, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2004

Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Nusa Indah, Ende-Flores, 2000

Rahardi, R. Kunanja, Bahasa Jurnalistik : Pedoman Kebahasaan untuk

Mahasiswa, Jurnalis, dan Umum, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, 2011