makalah bahasa indonesia

12
MAKALAH BAHASA INDONESIA Kriteria Air yang Baik dalam Pembuatan Beton Disusun oleh: Sarah Patricia (03011181419002) FAKULTAS TEKNIK 0

Upload: rezarachmansyah

Post on 07-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah tentang pelajaran b

TRANSCRIPT

MAKALAH BAHASA INDONESIAKriteria Air yang Baik dalam Pembuatan Beton

Disusun oleh:Sarah Patricia (03011181419002)

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS SRIWIJAYA2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas bimbingan dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul Kriteria Air yang Baik dalam Pembuatan Beton. Disusun dalam rangka melengkapi nilai tugas mata kuliah Bahsa Indonesia pada semester genap.Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis berharap agar makalah ini berguna bagi semua pihak dalam memberi informasi tentang kriteria air yang baik dalam pembuatan beton.

Inderalaya, April 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1 DAFTAR ISI..2BAB I PENDAHULUAN..3A. LATAR BELAKANG3B. PERMUSAN MASALAH .3C. TUJUAN.3

BAB II ISI ..4

BAB III PENUTUP ....7

DAFTAR PUSTAKA..8

PENDAHULUAN

A.Latar BelakangBeton adalah element yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil yang dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil struktur beton digunakan untuk bangunan pondasi, kolom, balok, plat/plat cangkang. Semakin meluasnya penggunaan beton dan makin meningkatnya skala pembangunan menunjukkan semakin banyak kebutuhan beton di masa yang akan datang, sehingga mempengaruhi perkembangan teknologi beton dimana akan menuntut inovasi-inovasi baru mengenai beton itu sendiri. Kriteria beton mulai berubah seiring perkembangan jaman dan kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang sedemikian pesatnya. Pada tahun 1950, beton dikategorikan mempunyai mutu tinggi jika kuat tekannya 30 Mpa. Pada tahun 1960-1970, kriterianya naik menjadi 40 Mpa. Saat ini beton dikatakan sebagai beton mutu tinggi jika kuat tekannya diatas 50 Mpa dan diatas 80 Mpa adalah beton dengan mutu sangat tinggi (supartono, 1998) pada tahun 1980an beton mutu tinggi banyak digunakan untuk bangunan tingkat, terutama untuk element struktur kolom. Banyak parameter yang mempengaruhi kekuatan tekan beton, Kekuatan tekan adalah kapasitas dari suatu bahan atau struktur dalam menahan beban yang akan mengurangi ukurannya. Kekuatan tekan dapat diukur dengan memasukkannya ke dalam kurva tegangan-regangan dari data yang didapatkan dari mesin uji. Diantaranya adalah kualitaas bahan-bahan penyusunnya, rasio air semen yang rendah dan kepadatan yang tinggi. Air merupakan salah satu material penting dalam pembuatan beton. Jika air yang digunakan dalam pencampuran beton tidak sesuai dengan ketentuan, maka hal tersebut akan mempengaruhi kekuatan suatu beton.B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:1. Bagaimana kriteria air yang baik dalam pembuatan beton?2. Apa solusi yang dapat diberikan untuk kerusakan yang terjadi pada beton?C. TujuanDalam penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang :1. Kriteria air yang baik dalam pembuatan beton.2. Solusi yang dapat diberikan untuk kerusakan yang terjadi pada beton.

BAB IIISIBeton merupakan salah satu contoh bahan konstruksi yang sedang marak digunakan di dunia. Beton banyak digunakan karena sifatnya yang kaku membuat konstruksi suatu bangunan menjadi lebih kokoh. Selain itu beton juga tidak terlalu menghabiskan biaya terlalu banyak seperti bahan material lain. Salah satu unsur penting dalam pembuatan beton. Air diperlukan untuk pembuatanbeton bertulang agar terjadi reaksi hidrasi dan digunakan untuk membasahi agregat. Terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam penggunaan air pada campuran beton, seperti kadar garam, kandungan lumpur, kandungan klorida, kandungan senyawa sulfat, jumlah air yang perlukan dalam pembuatan beton.Jenis garam tertentu yang terkandung dalam air terkadang dapat merusak beton. Garam yang sering ditemui dalam pembuatan beton adalah garam klorida. Kadar garam yang ditentukan adalah tidak lebih dari 0,5 gram karena jika melebihi standar tersebut, tulangan pada beton akan mengalami korosi. Beton dapat mengalami korosi seperti halnya yang terjadi pada baja walaupun bentuknya berbeda. Beton yang rentan terhadap korosi pada umumnya adalah beton yang berada di lingkungan laut seperti platform offshore, dermaga, jetty, dan sebagainya. Ada juga beton yang terletak didalam tanah seperti pondasi, ruang bawah tanah, dan terowongan. Dan yang terakhir adalah beton yang terletak dilingkunagn karbondioksida tinggi. Korosi pada beton dibagi menjadi dua, yaitu korosi pada baja tulangan dan pada beton itu sendiri. Korosi pada tulangan mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini disebabkan karena tulangan di dalam beton bereaksi dengan air dan membentuk karat. Karat yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan pengembangan volume besi tulangan tersebut. Pengembangan volume ini kemudian mendesak beton sehingga beton tersebut terkelupas atau pecah.Terjadinya karat ini disebabkan adanya reaksi antara unsur besi (Fe+) di dalam tulangan dengan unsur hidroksi (OH) dari air [ 2Fe2+ + 4OH 2Fe(OH)2 ]. Air dapat masuk kedalam beton dengan dua cara. Yang pertama, air yang masuk dari luar atau uap air di udara melalui pori-pori beton karena beton tidak kedap air. Yang ke dua adalah melalui proses karbonasi, yaitu reaksi antara karbondioksida (CO2) dengan unsur kalsium hidroksida di dalam beton (Ca(OH)2) karena beton tidak kedap udara [Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O]. Korosi pada beton terjadi akibat terbentuknya ettringite akibat reaksi kimia antara unsur kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar. Sama seperti karat pada besi, ettringite yang terjadi menyebabkan pengembangan volume beton sehingga menyebabkan massa beton terdesak dan pecah. Ettringite (6CaO.Al2O3.32H2O, atau disingkat C6AS3H32) merupakan hasil reaksi dari unsur kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar. C3A + CaSO4 + H2O ettringite. Memiliki bentuk kristal memanjang seperti jarum. Ettringite ini menyebabkan pengembangan volume beton sehingga mebuat beton pecah. Korosi pada beton dapat ditangani dengan beberapa cara antara lain yaitu dengan melakukan coting atau pelapisan menggunakan cat atau yang lainnya, mengalirkan arus searah yang berlawanan dengan arah aliran arus korosi sehingga secara keseluruhan bahan lebih katodis, dan yang terakhir adalah dengan mengalihkan serangan korosi pada bahan lain yang besenyawa dengan atom bahan lain sehingga membentuk lapisan yang kedap dan protektif yang menempel dipermukaan bahan.

Selain memperhatikan kadar garam, kandungan lumpur pada air yang akan digunakan pada beton juga sangatlah penting. Lumpur merupakan partikel yang berukuran 0,075 mikron atau lebih. Keberadaan lumpur dapat mengganggu ikatan yang ada antara agregat dengan pasta semen. Ikatan anatara kedua material ini sangat penting karena ikatan inilah yang menentukan kekuatan dari suatu beton. Jika dalam agregat mengandung banyak lumpur akan menambah permukaan agregat sehingga keperluan air untuk membasahi semua permukaan butiran dalam campuran meningkat. Ini mengakibatkan kekuatan dan ketahanan beton dapat menurun. Beberapa pengaruh yang terjadi bila kadar lumpur terlalu banyak atau melebihi jumlah yang diisyaratkan adalah :1. Lumpur dan tanah liat adalah jenis aggregat dengan kekuatan yang rendah, semakin banyak kandungan dalam campuran beton maupun dalam campuran mortar maka kekuatan konstruksi akan semakin kecil.2. Semakin banyak jumlah lumpur dalam campuran, maka jumlah permukaan lumpur akan semakin banyak, sehingga akan membutuhkan semen yang semakin banyak untuk mengikat permukaan antar masing masing agregat. Jika kita menggunakan komposisi yang tetap antara campura semen, pasir dan kerikil padhal jumlah lumpur melebihi yang diisyaratkan makan kekuatan pengikatan akan berkurang.3. Lumpur dan tanah liat adalah material yang banyak menyerap air, sehingga adukan/ campuran beton bisa berubah. Ketika beton masih muda , pengikatan antara semen dengan aggregat pasir ataupun kerikil akan terganggu. Penambahan air terhadap adukan beton akan membuat kekuatan beton tidak kuat dan kita akan mendapatkan hasil yang kurang baik. Penambahan air yang diizinkan terhadap campuran adalah maksimum 9% dari jumlah air dari komposisi yang direncanakan.4. Ketika beton sudah keras, jika lumpur mempunyai hubungan kontak langsung dengan air melalui pori pori beton, maka lumpur akan mengembang ataupun menyusut didalam beton. Jika hal ini terjadi maka dalam waktu nyang lama akan mengakibatkan beton menjadi lemah.5. Kadang kita akan tertipu, dimana beton yang sudah selesai dikerjakan secara visual kelihatan dalam kondisi padat, tetapi tanpa kita sadari beton telah mengalami pengeringan secara tiba tiba, aplagi bila pengecoran kita laksanakan saat musim panas, pengeringan yang tiba tiba sangat tidak bagus terhadap kekuatan beton yang dihasilkan.6. Jika lumpur terlalu banyak dalam adukan untuk plesteran, maka akan membuat pelaksanaan akan sulit, bila adukan air kebanyakan maka membuat mortar akan cepat jatuh saat dipasangkan ke dinding.Untuk mencegah terjadinya hal-hal diatas, perlu dilakukan antisipasi seperti dengan lebih berhati-hati dalam pembelian material, serta melakukan perencanaan pencampuran terlebih dahulu.Di dalam air yang akan digunakan dalam pencampuran beton, bisa saja terdapat senyawa lain, contohnya saja senyawa klorida. Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl. Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang adalah

natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl. Kata klorida dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah hidrogen klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana senyawa organik (suatu organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), atau sering disebut metil klorida.Kandungan klorida yang telah ditetapkan dibedakan menjadi dua. Yaitu kandungan klorida untuk beton prategang dan untuk beton bertulang. Untuk beton prategang, konsentrasi maksimum klorida yang ditentukan adalah 500 ppm. Sedangkan untuk beton bertulang, konsentrasi maksimum klorida adalah 1000 ppm.Selain senyawa klorida, di dalam air juga terdapat senyawa kimia lain yang dapat memperngaruhi beton. Senyawa kimia tersebut adalah sulfat. Kebanyakan sulfat sangat larut dalam air. Kecuali dalam kalsium sulfat, stronsium sulfat dan barium sulfat, yang tak larut. Barium sulfat sangat berguna dalam analisis gravimetri sulfat: penambahan barium klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu barium sulfat menunjukkan adanya anion sulfat.Ion sulfat bisa menjadi satu ligan menghubungkan mana-mana satu dengan oksigen (monodentat) atau dua oksigen sebagai kelat atau jembatan. Contoh ialah molekul logam netral kompleks PtSO4P(C6H5)32, di mana ion sulfat berperan sebagai ligan bidentat. Ikatan oksigen-logam dalam molekul sulfat kompleks mempunyai ciri kovalen.Sulfat berwujud sebagai zat mikroskopik (aerosol) hasil dari pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa. Apa yang dihasilkan menambah keasaman atmosfer dan mengakibatkan hujan asam. Sulfat yang umum bersentuhan dengan beton adalah kalsium sulfat, sodium sulfat dan potassium sulfat. Ketiga senyawa ini tidak mudah larut, dan umumnya bereaksi dengan hasil dari proses hidarasi semen. Tahun 1991, BRE digest pernah merekomendasikan tentang penggunan jenis semen, minimum kandungan semen dan nilai faktor air semen untuk mengantisipasi serangan sulfat ini. Natrium sulfat dan ferro sulfat yang banyak digunakan untuk pengolahan air bersifat asam dan agresif untuk menyerang beton. Oleh karenanya, penting untuk dihindari kontak langsung oleh senyawa-senyawa kimia yang akan menurunkan performa beton. Apabila kontak langsung tak dapat dihindari, maka sebaiknya beton sudah dilindungi baik dengan perlindungan luar/permukaan beton maupun perlindungan dari dalam beton melalui zat/material tambahan.Selain kandungan garam, lumpur, dan beberapa senyawa kimia, ada hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam pembuatan beton, yaitu jumlah atau komposisi dari air itu sendiri yang dibutuhkan dalam pembuatan beton tersebut. Biasanya jumlah air yang diperlukan dalam perencanaan beton dapat diketahui melalui perbandingan antara air itu sendiri dengan semen. Semakin tinggi perbandingan anatara air dengan semen, maka kualitas beton yang terbentuk akan semakin rendah, karena jika jumlah air yang digunakan terlalu banyak, akan menyebabkan terjadinya slump atau penurunan agregat serta dapat juga menyebabkan terjadinya bleeding, yang merupakan keadaan dimana air naik ke permukaan beton.

BAB IIIPENUTUPKesimpulanDari uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan beberapa hal. Air merupakan salah satu material yang penting dalam pembuatan beton. Didalam air tersebut mengandung beberapa senyawa kimia atau hal lain, contohnya saja seperti lumpur. Hal-hal yang terkandung dalam air tersebut memberikan dampak bagi beton yang akan dibuat. Maka itu, telah ditetapkan kandungan maksimal dari setiap unsur tersebut. Jika kandungan unsur tersebut di dalam air yang akan digunakan melebihi ketentuan, akan menyebabkan kerusakan pada beton.

DAFTAR PUSTAKA

2