makalah bahasa indonesia
DESCRIPTION
Makalah bahasa indonesia kls XI SMATRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keterampilan dalam berbahasa merupakan sesuatu yang penting dan
diperlukan oleh semua orang. Karena bahasa merupakan suatu alat untuk
berkomunikasi. Tanpa bahasa seseorang tidak bisa untuk menyampaikan pesannya
kepada orang lain. Dalam keterampilan berbahasa ada 4 (empat) aspek yang paling
utama dan mendasar yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat
aspek itu saling berkaitan satu sama lain dan kita sering menjumpai contoh dari
keempat aspek tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.
Contoh dari aspek mendengarkan salah satunya dapat kita temui ketika
menyimak sebuah pidato dari seorang orator (orang yang membawakan pidato) dan .
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Kemudian dari aspek mendengarkan kita dapat menemukan sebuah
contoh yakni menyampaikan kembali isi sebuah artikel yang ada di sebuah koran.
Artikel adalah karya tulis yang dibuat untuk mengungkapkan argumen seorang
penulis atas suatu fakta/data berdasarkan logika tersendiri.
Lalu, pada aspek membaca kita dapat temui contohnya pada mengungkapkan
unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada sebuah novel. Novel merupakan karangan
prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang
di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Dengan membaca
sebuah novel maka kita akan mampu mengungkapkan unsur-unsur intrinsik (dalam)
yang terkandung dalam novel tersebut. Dan yang terakhir adalah aspek menulis. Salah
satu contoh yang kita temui pada aspek menulis adalah resensi. Resensi merupakan
melihat kembali ,menimbang, menilai atau mereview (mengulas) sebuah buku dengan
pendapat kita sendiri. Novel atau cerpen sering digunakan untuk menjadi bahan
meresensi sebuah buku.
1
1.2. Masalah
1.2.1. Bagaimana cara menyimak sebuah pidato dengan baik dan benar?
1.2.2. Apakah langkah-langkah yang di perlukan dalam menyampaikan isi sebuah
artikel?
1.2.3. Bagaimana cara menganalisis unsur-unsur intrinsik sebuah novel?
1.2.4. Apakah langkah-langkah yang diperlukan dalam meresensi sebuah novel?
1.3. Tujuan
Tujuan yang diperoleh dari rumusan masalah yakni:
1. Untuk mengetahui cara menyimak sebuah pidato.
2. Untuk mengetahui cara enyampaikan isi sebuah artikel secara
ringkas.
3. Untuk mengetahui cara menganalisis unsur-unsur intrinsik yang
terkandung dalam novel.
4. Untuk mengetahui cara meresensi sebuah novel.
2
BAB IIPEMBAHASAN
2.1. Menyimak Pidato.
Pidato (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah (1) pengungkapan
pikiran dl bentuk kata-kata yg ditujukan kpd orang banyak; (2) wacana yg disiapkan
untuk diucapkan di depan khalayak. Dan orang yang menyampaikan sebuah pidato
disebut orator. Umumnya tujuan pidato terbagi menjadi 3 (tiga) yakni:
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita secara suka
rela. (persuasif)
2. Memberikan pemahaman atau informasi kepada orang lain. (informatif)
3. Membuat orang lain terhibur dengan pidato yang kita sampaikan.
(rekreatif)
Berdasarkan sifat dari jenis pidato, pidato terbagi menjadi 6 (enam) yaitu:
Pidato pembukaan adalah pidato singkat yang dibawa oleh seorang pembawa
acara atau MC.
Pidato pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan suatu pertemuan.
Pidato sambuatan adalah pidato yang disampaikan pada suatu kegiatan yang
dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas
Pidato peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang
berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
Pidato laporan adalah pidato yang berisi melaporkan suatu kegiatan.
Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi tentang laporan
pertanggung jawaban.
Untuk menyampaikan sebuah pidato dengan baik dan benar maka dibutuhkan metode-
metode pidato, yakni:
Metode menghafal merupakan metode menghafal pidato kata per kata.
Metode serta merta merupakan metode membawakan pidato tanpa persiapan
dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Teknik ini digunakan
dalam keadaan darurat yang tak terduga.
Metode naskah merupakan metode menggunakan naskah pidato sebelumnya.
Biasanya digunakan dalam pidato-pidato yang bersifat resmi.
3
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang
mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan
publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik. Meskipun
begitu, terkadang pidato yang disampaikan belum dapat disimak oleh para pendengar
hal ini disebabkan karena beberapa faktor:
1. Suasana saat menyampaikan pidato tidak tenang.
2. Suara pembicara (orator) kurang jelas.
3. Topik pidato tidak menarik bagi audiens.
Namun, hal itu dapat diatasi dengan berbagai tindakan berikut:
1. Menciptakan suasana yang tenang. Bila suasana menjadi tenang maka
hambatan pembicara akan teratasi.
2. Cobalah untuk menerima apa pun topik pidato yang akan disampaikan karena
segala sesuatu akan bermanfaat bagi kita.
3. Bila pidato yang disampaikan panjang, cukup mendengar garis besar yang
ingin disampaikan oleh si orator.
Berikut ini adalah contoh sebuah pidato:
Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta teman-teman yang
saya cintai.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama guna
mengadakan acara perpisahan sekolah.
Para hadirin yang saya hormati, ijinkan saya mewakili teman-teman untuk
menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan ini.
Selama bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih dengan
semua guru yang telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik, tidak pernah
pilih kasih dalam mendidik, sangat sabar dan tidak kenal lelah dalam membimbing
kami. Berkat jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus dari SMP ini.
Mudah-mudahan semua guru yang bertugas mengajar di sekolah ini dapat diberikan
kesehatan yang baik dan diberi kebahagiaan selalu.
Juga untuk teman-teman semua. Sungguh berat rasanya berpisah dengan kalian
semua, karena kita sudah bersama-sama selama 3 tahun ini. Tapi, tetap saya juga
mendoakan teman-teman semua dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi,
4
baik ke SMA, ke SMK, ke STM maupun institusi pendidikan lainnya untuk dapat
mencapai cita-cita yang selama ini diangan-angankan.
Akhir kata, saya mau mengucapkan sukses selalu buat teman-teman, doa saya
menyertai teman-teman semua...
2.2. Menyampaikan Sebuah Artikel.
Artikel memiliki 2 (dua) definisi yaitu: (1). Karya tulis yang disusun untuk
mengungkapkan pendapat seorang penulis atas suatu fakta/data/ pendapat orang lain
berdasarkan rangkaian logika tersendiri. (2). Tulisan lepas berisi opini seseorang yang
mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial
dengan tujuan untuk memberitahu (informatif), memengaruhi dan meyakinkan
(persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif). Artikel sering
kita jumpai pada media cetak seperti tabloid, koran dan majalah. Banyak topik yang
diangkat sebagai tulisan artikel. Misalnya hobi, olahraga, kesehatan, fashion,
kuliner,dan lain-lain.
Artikel memiliki beberapa karakteristik yaitu:
1. Ditulis dengan atas nama (by line story)
2. Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial
3. Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian besar
khalayak pembaca.
4. Ditulis secara referensial dengan visi intelektual.
5. Disajikan dalam bahasa yang hidup, segar, populer, komunikatif.
6. Singkat dan tuntas.
7. Orisinal.
Selain memiliki karakteristik, artikel juga memiliki struktur-struktur/bagan-bagan
yaitu:
1. Judul.
2. Alinea Pembuka (Lead),
3. Alinea Penjelas (Batang Tubuh/isi).
4. Alinea Penutup (Ending).
5
Tidaklah semua artikel dibaca oleh para pembaca. Pembaca lebih tertarik pada
artikel yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Topik yang menarik.
2. Mengundang rasa penasaran.
3. Aktual.
4. Berkaitan dengan kegemaran atau profesi pembaca.
Ketika ingin menyampaikan kembali isi sebuah artikel, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, yakni:
1. Membaca artikel yang kita pilih.
2. Bacalah isi setiap paragraf yang terdapat di dalam artikel.
3. Kemudian, catatlah pokok pikiran/ide/gagasan utama yang terkandung
dalam artikel tersebut.
4. Dan kembangkan kembali berdasarkan bahasamu sendiri.
Berikut adalah contoh dari sebuah artikel sederhana:
Teknologi 4G
Teknologinya sampai saat ini belum ada di Indonesia namun beberapa vendor handphone sudah mulai melaunching produk mereka yang support dengan 4G, sebut saja Samsung , HTCdengan HTC EVO 4G-nya, iPhone 4G dan beberapa gadget seperti modem keluaran Qualcom yang akan support dengan teknologi 4G. Apa sebenarnya andalan dari teknologi 4G ini ? Nah, sebelumnya kita review dulu sejarah perkembangan teknologi nirkabel secara singkat.Sejarah Perkembangan Teknologi Nirkabel
Generasi pertama: hampir seluruh sistem pada generasi ini merupakan sistem analog dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara sebagai objek utama. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System).
Generasi kedua: dijadikan standar komersial dengan format digital, kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT.
Generasi ketiga: digital, mampu mentransfer data dengan kecepatan tinggi (high-speed) dan aplikasi multimedia, untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO.
Antara generasi kedua dan generasi ketiga, sering disisipkan Generasi 2,5 yaitu digital, kecepatan menengah (hingga 150 Kbps). Teknologi yang masuk kategori 2,5 G adalah layanan berbasis data seperti GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhance Data rate for GSM Evolution) pada domain GSM dan PDN (Packet Data Network) pada domain CDMA. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and
6
Electronics Engineers) adalah "3G and beyond". Sebelum 4G, High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA) yang kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G telah dikembangkan oleh WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA adalah sebuah protokol telepon genggam yang memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang akan dapat memberikan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik arah turun). Teknologi 3G sendiri belum begitu lama launching di Indonesia, hot-hotnya sekitar tahun 2006. Teknologi ini memungkinkan kita untuk saling bertatapan muka sambil berkomunikasi via HP, berikutnya teknologi 3G berkembang menjadi 3.5G dengan kemampuan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) dan berkembang lagi ke 3.75G lewat teknologi HSUPA (High Speed Uplink Packet Access). Belum begitu lama wara-wiri muncul akan muncul lagi Teknologi nirkabel 4G (4 Generation Technology), apa saja keunggulannya ? Salah satu yang pasti kecepatan access jaringan nirkabel yang bisa mencapai 54 Mbps, bandingkan dengan HSDPA yang hanya mampu maksimal 14.4 Mbps.
Salah satu teknologi yang akan mendukung 4G ini adalah Wimax , denganWimax jaringan 4G akan semakin luas jangkauannya karena 1 node (titik)Wimax bisa menjangkau radius hingga 50 Km sehingga anda bisa online dengan laptop dengan fasilitas WiFi dimana saja dan yang lebih hebatnya lagi teknologi Wimax ini memungkinkan perangkat (HP dan Laptop) dibawa dalam keadaan bergerak dengan kecepatan 150 - 200 Km/Jam sambil melakukan transfer data pada kecepatan 54 Mbps. Hebat bukan ?! Yang lebih utama lagi teknologi ini akan jauh sangat murah dibanding teknologi nirkabel saat ini. Wah, bisa-bisa kedepan Warkop, caffe dsb yang menyediakan fasilitas hotspot gulung tikar nih.
2.3. Novel dan Unsur-Unsur Intrinsik.
Definisi Novel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah karangan prosa
yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-
orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sikap pelaku. Novel memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ditulis dengan gaya narasi, yang terkadang dicampur deskripsi untuk
menggambarkan suasana.
2. Bersifat realistis artinya berupa tanggapan pengarang terhadap
lingkungannya.
3. Bentuknya lebih panjang, umumnya lebih dari 10.000 kata.
4. Alur ceritanya cukup kompleks.
7
Setiap karya sastra, baik cerpen maupun novel mengandung unsur intrinsik. Unsur
intrinsik adalah unsur dalam yang membangun karya sastra. Unsur intinsik terdapat
beberapa bagian yaitu:
1. Tema: permasalahan utama yang menjiwai seluruh cerita atau
karangan.
2. Amanat: pesan yang ingin disampaikan oleh si pengarang kepada para
pembaca.
3. Latar/setting: segala keterangan mengenai ruang, waktu dan suasana
kejadian cerita.
4. Sudut pandang: posisi pengarang dalam ceritanya. Sudut pandang
terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
Sudut pandang orang pertama. (aku)
Sudut pandang orang ketiga. (kamu, dia)
Sudut pandang campuran.
5. Tokoh: individu yang melakoni sebuah cerita. Tokoh terbagi menjadi 3
(tiga) yaitu: protagonis (tokoh baik), antagonis (tokoh jahat), tritagonis
(tokoh penengah).
6. Penokohan: cara pengarang menggambarkan tokoh dan pencitraan
tokoh. Penokohan terbagi menjadi 2 yaitu: penokohan secara analitik
(langsung) dan secara dramatik (tidak langsung).
7. Alur: jalannya suatu cerita dari awal hingga akhir.
8. Gaya bahasa: cara pengarang mengungkapkan cerita melalui bahasa
yang digunakan. Gaya bahasa ini bisa berupa kiasan atau majas.
Cara menganalisis unsur-unsur intrinsik pada novel adalah sebagai berikut:
1. Identifikasilah unsur-unsur intrinsiknya.
2. Jelaskan hubunganantar peristiwa yang terjadi pada novel itu.
3. Analisislah hal tersebut menurut sudut pandang anda atau berdasarkan teori
yang anda pahami.
4. Tuliskan hasil analisis tersebut dalam bentuk tulisan esai atau kritik sastra.
8
Berikut adalah contoh dari sebuah Novel yang telah dianalisis unsur intrinsiknya:
Unsur intrinsik novel Laskar Pelangi
Struktur dari novel Laskar Pelangi adalah :
A. Tema
Novel ini bertema tentang pendidikan. Namun terdapat pula sub-sub tema, seperti
kemiskinan dan percintaan.
B. Penokohan
Novel ini terdiri dari beberapa tokoh yang membangun cerita. Terdapat lebih dari
sepuluh tokoh yang ditampilkan.Tokoh tersebut terdiri dari tokoh utama dan tokoh
tambahan. Tokoh utama dalam novel ini adalah Ikal(aku),Lintang dan Mahar
sedangkan tokoh tambahanya adalah Syahdan, Kucai , Bore (samson), A Kiong,
Harun, Trapani, Sahara, Flo serta guru mereka yaitu Bu Muslimah dan pak Harfan.
Kesepuluh siswa ini dinamakan Laskar Pelangi. Penokohan dalam novel ini
diceritakan bagitu lengkap,detail,dan menyeluruh sehingga karakter yang ditampilkan
begitu kuat dan utuh.
C. Latar
Terdapat beberapa tempat yang menjadi latarnya, antara lain : Sekolah
Muhammadiah, Gedong, Sekolah PN, Sebuah jalan di pinggir rawa, pohon filicium,
toko Sinar Harapan, halaman kelenteng, podium kehormatan, Pangkalan Punai,
tempat lomba cerdas cermat, masjid Al Hikmah, gunung Selumur, di atas perahu,
pulau Lanun, bioskop, serta Zaal batu. Semua tempat ini berada di Belitong, kecuali
sebagian toko buku buku ini yang berada di Jakarta yang mrenceritakan kehidupan
tokoh utama menjadi tukang pos setelah
ia dewasa. Latar juga berfungsi sebagi pendukung serta penjelas tema. Penggambaran
waktu yang dipakai dalam novel ini berupa penunjukan jam, tingkat kelas yang
ditempuh, senja, menjelang magrib, setelah subuh, pada waktu pagi, sore, di siang ini
serta penyebutan hari. Novel ini bercerita tentang keadaan masyarakat di Belitong
yang pada umumnya miskin. Belitong adalah nama sebuah pulau di Sumatera.
Kemiskinan yang terjadi adalah sebuah potret ketidakmerataan dari distribusi
kekayaan dari salah satu daerah terkaya di Indonesia.
D. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan pengarang adalah sudut pandang aku sebagai tokoh
utama. Tokoh aku dan semua yang berhubungan dengan tokoh aku menjadi pusat
9
cerita dalam novel ini. Pada akhir buku ini, tokoh aku berganti, dari yang semula Ikal
menjadi Syahdan, yang juga termasuk dalam anggota Laskar Pelangi.
E. Amanat
Amanat yang terdapat dalam novel ini agar kita bersyukur dalam hidup, ajaran yang
berpegang teguh pada agama serta kerja keras dan tekat yang pantang menyerah
dalam mencapai cita- cita seperti yang diceritakan lewat perilaku para tokoh dalam
novel ini.
2. Kejiwaan Tokoh Utama dalam Novel Laskar Pelangi
A. Ikal
Hal ini menunjukkan bahwa tokoh ikal dalam kejiwaanya id dapat dikalahkan
dengan super ego. Pada dasarnya id adalah energi psikis yang hanya memikirkan
kesenangan semata, sedangkan Superego adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai
sosial yang diserap individu dari lingkungannya. Id yang hanya memikirkan diri
sendiri, demi kepuasan pribadi ingin mengalahkan orang lain tanpa memandang dari
segi apa pun. Tokoh ‘aku‘ tidak semata- mata ingin mengalahkan tokoh Lintang dari
segi kecerdasan, apabila id yang dimiliki ikal sangat kuat mungkin saja ia akan
membenci bahkan tidak mau berteman lagi denga teman sebangkunya itu karena
merasa kalah, akan tetapi super ego mengalahkan adanya id. Tokoh Ikal yang jatuh
cinta hanya kepada kuku- kuku tanpa mengetahui siapa pemiliknya termasuk dalan
kepribadian id yang beroperasi seluruhnya pada tingkat ketidaksadaran. Id dibawa
manusia sejak lahir, termasuk insting yang similiki Ikal tentang gadis yang dia cintai
walau hanya melihat kuku- kukunya saja. Dia memiliki insting insting dan yakin jika
gadis itu dicintainya bahkan gadis ini menjadi penyemangat hidupnya. Hal ini
pengaruh dari id, ego dan super ego terintegrasi dengan baik dan beroprasi secara
harmonis dengan hanya sedikit konflik. Tokoh Ikal tidak terlalu banyak konflik
dikarenakan pengaruh dari id, ego dan super ego terintegrasi dengan baik.
B. Lintang
Ego adalah adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuhan
individu untuk berhubungan baik dengan dunia nyata. Super ego adalah aspek
sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita
masyarakat sebagaimana yang ditafsirkan orang tua kepada anaknya lewat perintah-
perintah atau
larangan- larangan. Super ego dapat pula dianggap sebagai aspek moral
kepribadian, fungsinya menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk, benar atau
10
salah, pantas atau tidak, sesuai dengan moralitas yang berlaku di masyarakat. Dalam
hal ini lintang memiliki id, yaitu kecerdasan yang sanagt luar biasa yang dia bawa
sejak lahir ditambah dengan egonya yang menggebu- gebu. Semangatnya belajar
guna menagngkat kelaurganya sang sangat minkin membuat dia sangat bersemangat
belajar. Akan tetapi Super ego itu sendiri yang membuat Lintang tidak lagi
meneruskan id, dan egonya. Super ego di sini dianggap sebagai aspek moral
kepribadian, fungsinya menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk, benar atau
salah, pantas atau tidak, sesuai dengan moralitas yang berlaku di masyarakat. Lintang
tahu semangatnya bersekolah, itu benar dan baik dengan tujuan supaya nantinya dia
tidak hanya menjadi nelayan seperti ayahnya. Akan tetapi keadaan yang memaksanya
untuk memupus semua hasratnya itu.
2.4. Resensi Sebuah Novel.
Resensi berasal dari bahasa Latin , yaitu dari kata kerja revidere atau recensere.
Artinya melihat kembali ,menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu
dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa inggris
dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni
mengulas sebuah buku. Tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan
penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku.
Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu
menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Bidang garapan resensi sangat
luas . Ada tiga bidang garapan resensi, yaitu :
a. Buku, baik fiksi maupun nonfiksi
b. Pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, music atau kaset
c. Pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.
TUJUAN RESENSI
Sebelum meresensi hendaknya peresensi memahami tujuan resensi. Tujuan pemuatan
resensi buku yaitu :
a. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang
tampakdan terungkap dalam sebuah buku.
11
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan
lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas
mendapatkan sambutan dari masyarakat atau tidak.
d. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seorang melihat buku yang baru terbit.
e. Untuk segolongan pembaca, resensi mempunyai tujuan sebagai berikut :
Membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku.
Setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti
apa yang ditulis dalam resensi.
Tidak ada waktu untuk membaca buku, kemudian mengandalkan resensi
sebagai sumber informasi.
DASAR DASAR RESENSI
a. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu. Tujuan
pengarang dapat diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku.
Kemudian, dicari apakah tujuan itu direalisasikan dalam seluruh bagian buku.
b. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan
corak resensi yang akan dibuat.
c. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yana menjadi
sasarannya:selera , tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan
sebagainya. Atas dasar itu, resensi yang dimuat surat kabar atau majalah tidak
sama dengan yang dimuat pada surat kabar atau majalah yang lain.
d. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi.
Setiap media cetak ini mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan misi.
NILAI BUKU
Kegiatan meresensi buku pada hakikatnya melakukan penilaian terhadap
buku. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan, mengkritik, dan menujukkan
kelebihan dan kekurangan buku dengan penuh tanggung jawab. Dengan penuh
tanggung jawab artinya mengajukan dasar-dasar atau argument terhadap pendapatnya,
dan criteria criteria yang yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya itu, serta
data yang meyakinkan . Akan tetapi, sasaran penilaian ( organisasi, isi, bahasa, dan
teknik)itu sering sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur, sering lebih
mendapatkan tekanan dari pada unsure yang lain. Hal yang patut diperhatikan
12
sebaliknya tidak menggunakan salah satu unsure untuk menilai keseluruhan buku.
Nilai buku akan lebih jelas apabila dibandingkan dengan karya-karya sejenis, baik
yang ditulis olh pengarang itu sendiri mupun yang ditulis oleh pengarang lain.
BAHASA RESENSI
Bahasa resensi biasanya bernas ( singkat, padat), tegas, dan tandas. Pemilihan
karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan
memuatnya dan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya. Pemilihan karakter
bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan.
Disamping itu , penyajian tulisan resensi bersifat padat, singkat, mudah ditangkap,
menarik, dan enak dibaca.
Tulisan yang menarik dan enak dibaca artinya enak dibaca baik oleh redatur maupun
oleh pembaca. Kita perlu membiasakan diri membaca resensi itu dengan
menempatkan diri sebagai redaktur dan pembaca. Untuk itu, kita mengambil jarak.
Jadikanlah diri kita sebagai redaktur atau pembaca. Dengan cara ini, emosi kita
sebagai penulis bisa ditinggalkan. Kita akan mampu melihat kekuatan dan kelemahan
resensi kita.
KELEBIHAN RESENSI.
A. Tidak basi,
Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti artikel, karangan khas (features), berita,
resensi lebih tahan lama. Artinya , andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi ,
resensi itu masih dapat dikirim ke media lain. Demikian buku yang diresensi tidak
harus buku yang baru terbit.kita boleh meresesnsi buku yang terbit setahun yang lalu,
asalkan buku itu belum pernah di muat di media yang akan dituju.pada umumnya
buku yang diresensi, buku-buku yang baru terbit.
B. Menambah wawasan
Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan berpikir dan
mengasah daya kritis. Kita juga bias menilai apakah buku itu bermutu atau tidak.
C. Keuntungan Finansial
Jika resensi kita dimuat, kita tidak menerima honor dari redaksi saja, tetapi juga dari
penerbit. Biasanya penerbit akan member beberapa buah buku baru untuk diresensi
kalua resensi buku kita sering dimuat di media cetak. Jadi lumayan koleksi buku kita
bertambah tanpa harus membeli.
13
POLA TULISAN RESENSI
Ada 3 pola tulisan resensi buku yaitu
a. Meringkas ( synopsis ) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan
jelas.
b. Menjabarkan ( deskripsi) berarti mengungkapkan hala-hal menjol dari sinopsis
yang sudah dibuat. Jika perlu bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip.
c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
Isi pernyataan atau meteri buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan
kemudian diinterprestasikan.
Organisasi atau kerangka buku.
Bahasa.
Kesalahan cetak
Membandingkan ( komparasi) dengan buku buku sejenis, baik karya
pengarang sendiri maupun pengarang lain.
Menilai, mencangkup kesan peresensi terhadap buku terutama yang berkaitan
dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Urutan pola meringkas, menjabarkan, dan mengulas dapat dipertukarkan. Satu hal
yang terpenting , isi pernyataan dalam buku itu dipahami terlebuh dahulu. Dari
pemahaman itu, kita akan tahu pola mana yang tepat untuk menyajikannya.
LANGKAH-LANGKAH MERESENSI BUKU:
a. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku.
Siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan dimana diterbitkan, tebal
( jumlah bab dan halaman) , format hingga harga.
Siapa pengarangnya: nama , latarbelakang pendiddikan, reputasi dan prestasi,
buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu.
Buku itu termasuk golongan buku yang mana : ekonomi, teknik, politik,
pendidikan , bahasa atau sastra.
b. Membaca buku yang akan diresensi secar komprehensif, cermat, dan teliti.
c. Menandai bagian –bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan
menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data
d. Membuat synopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi
14
e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut:
Organisasi atau kerangka penulisan, bagaimana hubungan antara bagian yang
satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana
dinamikanya.
Isi pernyataan, bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas
pemikirannya.
Bahasa, bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan
penggunaan kata, terutamauntuk buku ilmiah.
Aspek teknis, bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian, dan kebersihandan
pencetakannya.
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis
besar ( outline ) resensi itu. Outline sangat membantu kita ketika menulis.
Mengkoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang
kita tentukan sebelumnya.
UNSUR-UNSUR RESENSI
a. Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti
tulisan , tidak harus ditetapakan terlebih dahulu.
b. Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut
Judul buku
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit beserta cetakannya
Tebal buku
Harga buku
c. Membuat pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dari :
Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja , dan
prestasi apa saja yang diperoleh
Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang
sendirimaupun oleh pengarang lain
Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang
15
Memaparkan keunikan buku
Merumuskan tema buku
Mengungkapakan kritik terhadap kelemahan buku
Mengungkapkan kesan terhadap buku
Memperkenalkan penerbit
Mengajukan pertanyaan
Membuat dialog
d. Tubuh atau isi penyataan resensi buku
Memuat hal-hal :
Sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis
Ulasan singkat buku denga kutipan secukupnya
Keunggulan buku
Kelemahan buku
Rumusan kerangka buku
Tinjauan bahasa
Adanya kesalahan cetak.
Berikut ini adalah contoh resensi pada sebuah novel:
LASKAR PELANGI
Judul buku: Laskar Pelangi.
Pengarang: Andrea Hirata.
Penerbit: PT Bentang Pustaka.
Tahun terbit beserta cetakannya: 2006
Cetakan pertama: September 2005
Cetakan Kedua: Desember 2005
Cetakan Ketiga: Maret 2006
Cetakan Keempat: November 2006
Cetakan Kelima: Desember 2006
Cetakan Keenam: Februari 2007
Cetakan Ketujuh: Juni 2007
Cetakan Kedelapan: Juli 2007
Cetakan Kesembilan: September 2007
Cetakan Kesepuluh: Oktober 2007
16
Cetakan Kesebelas: Oktober 2007
Cetakan Keduabelas: Novemeber 2007
Cetakan Ketigabelas: November 2007
Cetakan Keempatbelas: November 2007
Tebal buku: 534 halaman; 20,5 cm
Harga buku: Rp 58.650.
Ini adalah kisah heroik kenangan 11 anak Belitong yang tergabung dalam ”Laskar
Pelangi”: Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun,
Mahar, Flo dan sang penutur cerita – Ikal. Andrea Hirata, yang tak lain adalah Ikal,
dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti tamasya nostalgia masa kanak-kanak di
pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan kontras: kaya dengan tambang
timah, tapi rakyatnya tetap miskin dalam kesehariannya.
Ini adalah cerita tentang semangat juang menyala-nyala dari anak-anak kampung
Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan
terengah-engah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya
bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN
Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.
Derita sekolah itu tergambar jelas ketika SD Muhammadiyah di kampung miskin itu
terancam tutup kalau murid baru sekolah itu tidak mencapai 10 orang. kesebelas anak
itulah yang telah menyelamatkan masa depan suar pendidikan yang hampir redup
digilas ekonomi.
Kesebalas anak itu memiliki keunikan masing-masing. Diantara 11 anak Laskar
Pelangi itu, Lintang dan Mahar adalah 2 diantara yang paling menonjol. Lintang
jenius dalam bidang eksakta, Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah
mewakili otak kanan dan otak kiri manusia. Lintang memiliki semangat juang yang
tiada tara dalam belajar. Dia rela menempuh perjalanan dengan kereta angin sejauh 80
km pergi pulang demi dapat memuaskan dahaga ilmu pegetahuan. Saking
semangatnya hingga akan tercium karet terbakar dari sepatunya yang aus digerus
pedal sepeda. Jika ada aral melintang di jalan dan terlambat sampai sekolah, tiada
masalah baginya, asal dapat menyanyikan lagu ”Padamu Negeri” pada akhir jam
17
pelajaran.
Novel Laskar Pelangi penuh dengan taburan wawasan yang luas bak samudra dari
penulisnya yang paham betul tentang ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Kita
akan dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang dilontarkannya, terharu dan bahkan
menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi.
Filicium adalah pohon yang menjadi saksi seluruh drama kehidupan Laskar Pelangi.
Pohon itu menaungi sekolah mereka yang hampir roboh. Pohon itu menjadi markas
setiap pertemuan mereka: membicarakan soal-soal di sekolah, merancang karya untuk
festival 17 Agustus, atau tempat Lintang memberi kuliah tentang ilmu fisika. Pohon
itu pulalah yang menjadi saksi kerinduan Ikal pada gadis manis keturunan cina, anak
pemillik toko Sinar Harapan yang memiliki jari lentik dan kuku cantik.
Anak-anak Laskar Pelangi itu hidup dalam kebahagiaan masa kecil dan menyimpan
mimpi masing-masing untuk hari esok. Tapi siapa yang sanggup melawan sang nasib?
Dua belas tahun kemudian, Ikal menyaksikan perubahan nasib teman-temannya yang
sungguh diluar dugaan. Sang nasib sungguh menjadi sebuah misteri yang maha gelap.
Anak-anak Laskar Pelangi itu boleh punya cita-cita setinggi langit, tapi nasib jualah
yang menentukan episode kehidupan mereka selanjutnya. Sang nasib bisa jadi adalah
ketiadaan kepedulian pemerintah akan bibit-bibit unggul mutiara anak bangsa yang
harus terhempas oleh himpitan ekonomi. Mereka adalah anak-anak harapan bangsa
yang terpaksa harus tunduk oleh gilasan nasib yang semestinya bisa diupayakan oleh
pemerintah yang punya amanah dan kuasa untuk memajukan pendidikan.
Lintang, sang jenius itu misalnya kini harus terpuruk jadi sopir tronton karena harus
menjadi tulang punggung keluarga, menjadi pengganti ayahnya. Tapi Lintang punya
jawaban, ” jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah memenuhi harapan ayahku agar
tidak jadi nelayan….” Bagi Ikal, kata-kata itu semakin menghancurkan hatinya, ia
marah, kecewa pada kenyataan begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah
karena alasan ekonomi. Ia mengutuki orang-orang bodoh sok pintar yang
menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya yang menyia-nyiakan kesempatan
pendidikan.
18
Kekuatan novel ini terletak pada sentilan humaniora tentang pentingnya pendidikan
sekolah dan sekaligus kuatnya moral agama. Novel ini wajib baca bagi generasi muda
yang terlena dengan gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah
untuk menggapai masa depan. Novel ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi
pemerintah yang selalu alpa pada pentingnya pendidikan. Buah dari kealpaan itu
diantaranya adalah, kini kita menjadi bangsa yang sering menjadi bahan olok-olok
oleh bangsa lain, karena kita rajin mencetak manusia yang tak punya kualitas.
Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya terletak pada cara mengakhiri cerita.
Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan
kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik,
menurut saya menjadi ekor cerita yang membingungkan. Karena penutur ”Aku”
secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah
kemubaziran. Sama persis seperti seorang pelukis yang seharusnya berhenti
menguaskan catnya pada bidang lukis yang sudah sempurna, tapi kemudian menjadi
berantakan karena sebuah goresan yang tidak perlu.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
19
3.1.1. Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi
dan menyampaikan pesan kepada orang lain.
3.1.2. Keterampilan bahasa secara umum terdiri dari 4 (empat) aspek
yakni: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Keempat aspek tersebut dapat diimplementasikan dalam
berbagai hal yakni: Menyimak pidato (mendengarkan),
menyampaikan kembali isi sebuah atikel (berbicara),
menganalisis unsur-unsur intrinsik pada novel (membaca), dan
meresensi sebuah novel (menulis).
3.2. Saran-saran
3.2.1. Bagi Pelajar
a. Kembangkanlah keterampilan bahasa. Sebab bahasa
merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan
kepada orang lain.
3.2.2. Bagi Guru
a. Bimbinglah para pelajar agar lebih terampil dalam
mengunakan 4 (empat) aspek keterampilan berbahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Tatang, Atep dkk. 2009. “ Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku 2”. Solo:
Platinum.
20
http://raraprasetyasblog.blogspot.com/2011/01/unsur-intrinsik-novel-laskar-
pelangi.html
http://www.mediafire.com/?x3wjbhyz4jt
http://blog.islam-download.net/contoh-contoh/contoh-artikel-menarik.html
http://laskarpelangi.forumotion.net/t2-resensi-novel-laskar-pelangi
http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-metode-susunan-dan-
persiapan-pidato-sambutan
http://ruangdosen.wordpress.com/2008/09/05/teknik-penulisan-artikel/
http://www.definisionline.com/2010/11/pengertian-novel.html
21