makalah bahasa indonesia
TRANSCRIPT
1
BAHASA INDONESIA
“PERGAULAN BEBAS MERUSAK
MASA DEPAN BANGSA”
DOSEN :
Dra. Bertha Padang, M.Pd
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON
YAYASAN GMIM Ds. A.Z.R WENAS
FAKULTAS TEOLOGI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha
Kasih dan Penyayang, karena atas pertolonganNya, kami boleh
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok mata kuliah Bahasa
Indonesia. Banyak hambatan yang kami temui dalam proses diskusi dan
pembuatan makalah ini, tetapi kami bersyukur makalah ini boleh selesai
dengan baik.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
masih memiliki banyak kekurangan, karena itu kami akan menerima
dengan tulus, baik kritik maupun saran dari semua pihak yang membaca
makalah ini, selama hal itu biasa di pertanggungjawabkan.
2
Dengan harapan, kiranya makalah ini boleh menjadi cermin bagi
kita, untuk melihat siapa sesungguhnya kita yang ada di Fakultas Teologi.
Bukan hanya berhenti sampai disitu, tetapi kita dapat melihat dimana posisi
kita yang sesungguhnya sebagai seorang mahasiswa / mahasiswi Fakultas
Teologi atau sebaliknya.
Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
I.1 Latar Belakang 3
I.2 Rumusan Masalah 4
I.3 Tujuan Penulisan 4
I.4 Manfaat Penulisan 5
3
BAB II PEMBAHASAN 6
II.1 Penyebab 8
II.2 Akibat 9
II.3 Solusi 9
II.4 Kajian Alkitab 10
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan 12
III.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Apabila mendengar kata “Fakultas Teologi”, pikiran sebagian besar
orang langsung mengarah pada kerohanian, belajar Alkitab,
berkhotbah dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Tuhan Allah. Sama
halnya ketika orang mendengar “Mahasiswa Fakultas Teologi”, orang-
orang Akan langsung berpikir bahwa mahasiswa tersebut adalah seorang
“Calon Pendeta”, sehingga banyak yang beranggapan bahwa mahasiswa-
mahasiswa di Fakultas Teologi adalah anak-anak yang berkelakuan
baik, sopan dan semua hal-hal yang positif serta sangat berbeda dengan
mahasiswa di Fakultas lain pada umumnya. Tetapi jika dilihat sesuai
4
dengan realita yang ada, tidak semua mahasiswa Fakultas Teologi yang
demikian. Bahkan, perilaku sebagian mahasiswa pun berbanding terbalik
dengan apa yang dianggap oleh banyak orang. Realita menunjukkan dan
membuktikan bahwa, kehidupan para mahasiswa Fakultas
Teologi tidak jauh berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa di
Fakultas lain. Maksudnya disini adalah kehilangan moral yang
disebabkan oleh beberapa masalah yang dimulai dari hal-hal kecil seperti
berbicara kotor atau tidak enak didengar, merokok, minum minuman keras,
bahkan sampai melakukan hubungan seks bebas. Itu semua merupakan hal-
hal yang paling menonjol saat ini yang sebenarnya sangat berpengaruh
dalam kehidupan pribadi sebagai mahasiswa Fakultas Teologi, dan orang-
orang yang ada disekitarnya.
Dengan realita kehidupan seperti berbicara kotor atau tidak enak
didengar, merokok, minum minuman keras dan hubungan seks bebas,
muncul rasa tidak percaya, heran, ragu, sekaligus bingung, sehingga hal itu
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan bagi orang-orang, “Bagaimanakah
sebenarnya Fakultas Teologi?, Menagapa mahasiswa-mahasiswa
didalamnya yang sebenarnya harus menjadi teladan, masalah berkelakuan
demikian?”, dan akan timbul lagi pertanyaan-pertanyaan lain oleh
masyarakat.
Alangkah baiknya jika kehidupan mahasiswa di Fakultas Teologi itu benar-
benar menunjukkan jati dirinya sebagai Calon Teolog dan Calon Pendeta
yang dapat diteladani sehingga dapat berdampak pada kehidupan
masyarakat. Sehingga pemahaman orang – orang mengenai mahasiswa -
mahasiswa di Fakultas Teologi dapat dibenarkan berdasarkan realita.
Kelompok kami mengangkat judul makalah “Realita Kehidupan Mahasiswa
Fakultas Teologi” karena kami merasa hal atau masalah ini perlu dibahas
agar bias mendapatkan titik terang dari setiap masalah-masalah yang
terjadi.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah
yang dapat dibahas diantaranya:
5
Bagaimana sebenarnya kehidupan mahasiswa Fakultas Teologi?
Mengapa terjadi kemerosotan moral terhadap sebagian mahasiswa?
atau dengan kata lain mengapa tidak ada peningkatan mutu
spiritualitas/iman ketika mereka masuk dalam Fakultas Teologi?
Apa yang menyebabkan sehingga terjadi tindakan-tindakan
menyimpang dan tidak patut diteladani?
Apa dampak dari tindakan-tindakan tersebut?
Bagaimana cara untuk mengatasi masalah tersebut?
I.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat selain karena kewajiban sebagai mahasiswa,juga
bertujuan untuk:
Mengetahui kehidupan mahasiswa Fakultas Teologi
Mengetahui masalah yang terjadi pada mahasiswa Fakultas Teologi
Mengetahui penyebab masalah-masalah yang terjadi
Mengetahui dampak atau pengaruh dari masalah-masalah tersebut
Mengetahui jalan keluar untuk memecahkan masalah-masalah
tersebut
I.4 Manfaat Penulisan
Melalui tulisan ini,kita mendapat banyak pelajaran yang membangun
dan menegur kita untuk tidak terpengaruh kepada hal-hal yang negatif, yang
membuat kita menyesal nantinya, dan membuat kita sadar bahwa betapa
sulitnya kehidupan yang telah kita jalani, sementara dijalani, dan yang akan
kita jalani, dengan menghadapi begitu banyak masalah untuk menguji
sejauh mana iman kita kepada Tuhan. Dan bagaimana kita mampu dan kuat
6
untuk menghadapi setiap persoalan hidup yang ada, dengan tetap teguh dan
berpegang kepada Tuhan, sehingga kita boleh melewati setiap ujian yang
ada dengan mengandalkan Tuhan dan menyerahkan semuanya kepada
Tuhan
BAB II
PEMBAHASAN
Fakultas Teologi adalah Fakultas yang akan menghasilkan Teolog-
Teolog yang tangguh, dan dalam realita yang ada menunjukkan bahwa
Teolog-Teolog tersebut menjadi pemimpin ditengah masyarakat terlebih
khusus didalam gereja. Dalam Fakultas Teologi para mahasiswa
dipersiapkan untuk menjadi Teolog-Teolog yang tangguh serta memiliki
integritas dan spiritualitas yang tinggi, bahkan memiliki kompetensi
komprehensif dalam menghadapi gereja dan masyarakat ketika telah
menjadi Pendeta.1 Selain melengkapi mahasiswa untuk meningkatkan
intelektual/kompetensi akademik, dalam Fakultas Teologi juga kepribadian
mahasiswa dibentuk untuk menjadi pribadi-pribadi yang benar-benar
1 Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Tomohon Yayasan Ds. A. Z. R. Wenas: Paduan
Studi, Peraturan dan Prosedur Akademik tahun 2009 , hlm. 6
7
mampu menjadi teladan. Karena itu, pada semester pertama sampai
semester empat, para mahasiswa harus tinggal di asrama yang telah
ditentukan.
Sebagian masyarakat menganggap Fakultas Teologi adalah Fakultas
yang akan menghasilkan orang-orang yang dianggap mereka, benar dan
saleh karena sesuai dengan pemahaman dan pembelajaran mereka, juga
sesuai dengan definisi dari Teologi yaitu berpikir atau berbicara tentang
Allah.2 Berdasarkan dengan pemahaman tersebut dan apa yang menjadi
tujuan akhir bagi sebagian besar mahasiswa Fakultas Teologi yaitu menjadi
seorang pendeta atau sebagai pemimpin jemaat maka dari sebagian
masyarakat khususnya masyarakat yang beragama Kristen menganggap
bahwa orang-orang yang belajar di Fakultas Teologi adalah orang-orang
bagi mereka patut untuk diteladani karena memiliki spiritualitas yang
baik,atau dengan kata lain memiliki iman dan kepercayaan kepada Tuhan
yang baik dan benar.
Kehidupan mahasiswa Fakultas Teologi pun diperhadapkan dengan
ujian iman yang berat melalui persoalan-persoalan di asrama dan di
kampus. Ketidaktangguhan iman membuat sebagian mahasiswa goyah
sehingga berdampak buruk, yaitu bukan menjadi lebih baik melainkan
menjadi lebih buruk atau terjadi kemerosotan moral. Sebagian mahasiswa
Fakultas Teologi melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan
citranya sebagai seorang calon Teolog yang mempunyai spiritualitas dalam
Kristus. Kenyataan ini di perparah dengan tindakan-tindakan dari sebagian
mahasiswa yang melakukan hal-hal yang tidak mencerminkan gaya hidup
seorang Kristen yang sejati, diantaranya:
Berbicara Kotor
Dalam kenyataan yang ada kita dapat mendengar secara langsung
dari sebagian mahasiswa yang sudah menjadi kebiasaan mereka yaitu
“berbicara kotor”. Seringkali tanpa disadari oleh mahasiswa tersebut, ia
mengeluarkan kata-kata yang sia-sia, dan tidak sesuai dengan apa yang
dilakukan di tengah-tengah masyarakat.
Merokok
2 Avis, Paul. Ambang Pintu Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, hlm.
8
Bagi sebagian mahasiswa laki-laki menganggap bahwa merokok
adalah hal yang biasa dan bagii mereka ini tidak dilarang oleh agama,
bahkan bagi sebagian mahasiswa mencoba membela diri dengan
mengatakan “Ini adalah hal yang biasa dan tidak ada yang melarang, karena
didalam Alkitab tidak ada ayat yang melarang secara langsung untuk jangan
merokok”, pendapat seperti ini diperkuat dengan adanya beberapa Pendeta
yang tetap merokok meskipun sudah memimpin jemaat.
Minuman Keras (MIRAS)
Hal ini tidak kita temui secara langsung atau secara terang-terangan,
karena sebagian besar mahasiswa Fakultas Teologi mampu menutup diri
mereka dan menyembunyikan hal-hal tersebut, sehingga mereka terkesan
bukan seorang yang suka mengkonsumsi alcohol, tetapi ada juga
mahasiswa pada kenyataannya diluar Fakultas, yang suka minum alcohol,
bahkan lebih parahnya lagi hal semacam ini dilakukan oleh sebagian
mahasiswa di tengah-tengah masyarakat, mereka mengkonsumsi alcohol
secara berlebihan, sehingga mereka sampai tak sadar diri (mabuk alcohol).
Dalam masalah ini kita dapat melihat, seakan-akan tidak ada lagi yang
membedakan antara mahasiswa Fakultas Teologi dan seorang preman
pasar.
II.1 Penyebab
Diperhadapkan dengan Masalah—Masalah
Penyebab dari tindakan menyimpang mahasiswa Fakultas Teologi
juga adalah karena mahasiswa itu diperhadapkan dengan masalah-masalah,
salah satunya masalah dalam keluarga. Tidak dapat dipungkiri dalam
kenyataan kehidupan keluarga sangat mempengaruhi kehidupan seseorang,
tidak terkecuali mahasiswa Fakultas Teologi. Besar kecilnya suatu masalah
dalam keluarga itu dapat berdampak dalam proses ataupun cara belajar
mahasiswa tersebut, dan tidak menutup kemungkinan dapat juga
mempengaruhi perilaku atau gaya hidup dari mahasiswa tersebut. Masalah
9
tersebut antara lain, masalah keuangan, perhatian dari orang tua, dan
sebagainya.
Pengaruh lingkungan dan pergaulan
Tentu kedua faktor diatas sangat berpengaruh. Seperti kita ketahui
bersama, hidup ditengah-tengah suatu lingkungan yang didalamnya terdapat
pribadi-pribadi yang merupakan teman bergaul, ketika lingkungan dan
orang-orang yang ada didalamnya merupakan tempat yang baik untuk kita
bersosialisasi atau bergaul tentu skap dan tindakan kita akan menjadi baik
pula, demikian sebaliknya ketika tempat kita bergaul buruk, kemungkinan
besar sikap kita juga akan menjadi buruk. Seperti kata Rasul Paulus,”
Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik”.
Kepribadian yang Labil
Penyebab utama sebenarnya adalah timbul dari diri sendiri.Ketika
mahasiswa itu diperhadapkan dengan keadaan yang berbeda dari kenyataan
yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya, menyebabkan
mahasiswa tersebut seperti kehilangan arah dan ingin mencoba sesuatu
yang baru yang dilakukan oleh teman-teman ataupun orang-orang yang ada
disekitarnya. Dan tidak jarang pula perubahan ini menyebabkan seseorang
yang dahulunya tidak mengenal hal-hal tersebut, terjerumus dan mengalami
kemerosotan moral dan kehilangan spiritualitas. Hal itu terjadi karena
kepribadian yang labil dan mudah terpengaruh.
II.2 Akibat
Semua penyebab yang menimbulkan penyimpangan-penyimpangan
tersebut, menghasilkan akibat yang sangat berdampak atau berpengaruh
dalam hal ini pengaruh buruk terhadap kehidupan mahasiswa Fakultas
Teologi. Akibat-akibat yang terjadi seperti:
10
Mahasiswa berbicara kotor, merokok, minum minuman keras,
bahkan melakukan hubungan seks bebas.
Merosotnya moral mahasiswa.
Terbentuk kepribadian yang buruk.
Cenderung malas untuk belajar.
Usaha orang tua menjadi sia-sia
Membuat hubungan dengan Tuhan semakin jauh.
II.3 Solusi
Dari permasalahan-permasalahan di atas,dapat diberikan beberapa
solusi untuk membantu mengatasi atau mencegah agar tidak terjadi hal-hal
seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, antara lain:
Membatasi diri dalam pergaulan
Memilih tindakan-tindakan yang pantas dan sesuai dengan norma-
norma yang berlaku agar kita dapat menjadi teladan dalam
masyarakat sebagai contoh mahasiswa yang baik dan mampu
mencerminkan jati diri sebagai mahasiswa Fakultas Teologi.
Mengutamakan tanggung jawab sebagai mahasiswa Fakultas Teologi
dengan lebih berkonsentrasi pada perkuliahan
Peka terhadap teguran
Memperkuat dan memperteguh iman dengan cara membangun
hubungan yang lebih erat dengan Tuhan, menyediakan waktu khusus
untuk ibadah secara pribadi, mengandalkan Tuhan dan menyerahkan
segala sesuatu kapada Tuhan.
II.4 Kajian Alkitab
Efesus 5 : 4
11
Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono
karena hal-hal ini tidak pantas tetapi ucapkanlah syukur.
Efesusu 5 : 6
Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata hampa, karena hal-hal
yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.
Efesus 4 : 29
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, dimana peluh, supaya mereka yang
mendengarnya beroleh kasih karunia.
Efesus 5 : 18
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan
hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.
Galatia 5 : 19 – 21
Perbuatan daging telah nyata, yaitu : percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseterun, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, Roh pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu
kuperingatkan kamu seperti yang telah ku buat dahulu bahwa barang siapa
melakukan hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam
kerajaan Allah.
1 Korintus 3 : 16
Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Allah dan bahwa Roh
Allah diam di dalam kamu?
Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang
sempurna.
Yakobus 1:12
12
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan,sebab apabila ia
sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan
Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Lukas 21:34
Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan
kemabukkan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan
jangan dengan tiba-tiba jatuh keatas dirimu seperti suatu jerat.
1 Tesalonika 5:22
Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
1 Korintus 10:11
“segala sesuatu diperbolehkan”.Benar tetapi bukan segala sesuatu berguna.”
Segala sesuatu diperbolehkan”. Benar tetapi bukan segala sesuatu
membangun.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Sekarang kita telah mengetahui realita dari kehidupan mahasiswa
Fakultas Teologi. Banyak ujian iman, dan tantangan yang dihadapi. Tetapi
hal-hal itu bisa diatasi dan dicegah dengan berbagai solusi yang ada,
walaupun itu memang bukanlah hal yang mudah. Dengan melihat realita
yang ada, masalah ini perlu untuk dibahas dan ditindaklanjuti karena jika
dibiarkan Teolog-Teolog yang akan dihasilkan nantinya hanya memiliki
intelektual tanpa spiritualitas yang baik dan pada akhirnya Fakultas Teologi
tidak lagi mampu menghasilkan Teolog yang diidam-idamkan oleh
masyarakat untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin, baik dalam
13
masyarakat maupun di dalam jemaat yang berkualitas yang diharapkan oleh
masyarakat pada umumnya, tetapi justru hanya mengaburkan arti
sesungguhnya dari mahasiswa Fakultas Teologi itu sendiri. Masyarakat
akan semakin bertanya-tanya masih adakah Teolog-Teolog yang
berkualitas, bukan hanya memiliki intelektual dan spiritual yang baik.
III.2. Saran
Dengan masalah-masalah ini,kiranya kita khususnya sebagai
mahasiswa Fakultas Teologi dapat mengintrospeksi diri kita masing-
masing, melihat kembali apakah kita benar-benar telah menjadi seorang
calon Teolog yang tidak hanya memiliki intelektual, tetapi juga memiliki
spiritualitas dan iman yang teguh sehingga mampu bertahan dalam setiap
ujian dan tantangan. Karena semua itu harus dimulai dari pribadi kita
masing-masing, ketika kita kuat didalam Tuhan dan selalu
mengandalkannya, kita pasti bias bertahan dan nantinya akan menjadi
seorang Teolog yang berpotensi dan dapat diteladani.