makalah bahasa indonesia

23
KARAWITAN KEDIREN DI DAERAH KEDIRI Disusun untuk melengkapi Tugas Akhir Semester Bahasa Indonesia Oleh: SEPTIANA ANGGARANI 2009.2.111.2009

Upload: inoko-hikmasari

Post on 04-Jul-2015

341 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bahasa Indonesia

KARAWITAN KEDIREN DI DAERAH KEDIRI

Disusun untuk melengkapi Tugas Akhir Semester

Bahasa Indonesia

Oleh:

SEPTIANA ANGGARANI

2009.2.111.2009

SEKOLAH TINGGI KESENIAN WILWATIKTA SURABAYA

JURUSAN KARAWITAN

2010

Page 2: Makalah Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillahi robbil alamiin ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat, nikmat dan hidayah. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul ’Karawitan Kediren’ disajikan terutama untuk mendeskripsikan

karawitan kediren yang ada di daerah kediri. Selain itu makalah ini disajikan untuk melengkapi

tugas akhir semester Bahasa Indonesia.

Terselesaikannya penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Drs. Ngumarno selaku Dosen Bahasa Indonesia.

2. Suroso,S.Sn selaku narasumber yang telah memberikan informasi sehingga

terselesaikannya makalah ini.

Semoga amal baik dan jasa yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan yang

lebih baik dari Allah SWT. Kritik dan saran dari semua pihak demi kebaikan makalah ini sangat

diharapkan dan akan diterima dengan terbuka, rendah hati serta penuh kesabaran.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat membuka wawasan yang lebih luas

dalam menggali ilmu pengetahuan, serta memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 06 Febuari 2010

Penulis

Page 3: Makalah Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................... ....... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................... ....... iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. 1

1.1. Latar Belakang………………………………………………...... 1

1.2. Manfaat…………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………..…… 4

2.1. Sejarah Gamelan di Kerajaan Kediri…………………………... 4

2.2. Karawitan Kediren……………….…………………………….. 6

2.3. Contoh Notasi Tembang Karawitan Kediren…….…………….. 8

2.4. Tanda dan Singkatan dalam Bermain Gamelan………………... 9

BAB III PENUTUP………………………………………………….. 11

3.1. Simpulan………………………………………………………... 11

3.2. Saran……………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................... ................ 13

LAMPIRAN....................................................... .......................... 14

BAB I

Page 4: Makalah Bahasa Indonesia

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit yang berarti rumit, berbelit-belit, tetapi rawit

juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata Jawa karawitan khususnya dipakai untuk

mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada non diatonis (dalam

laras slendro dan laras pelog) yang garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna

suara ritme, memiliki fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia,

vokalia, dan campuran yang indah didengar.

Seperti halnya kesenian atau kebudayaan yang lain, gamelan Jawa dalam

perkembangannya juga mengalami perubahan-perubahan. Perubahan terjadi pada cara

pembuatannya, sedangkan perkembangannya menyangkut kualitasnya. Dahulu pemilik gamelan

ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini siapapun yang berminat dapat

memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk dalam kategori pusaka

(Timbul Haryono, 2001).

Gamelan yang lengkap mempunyai kira-kira 72 alat dan dapat dimainkan oleh niyaga

(penabuh) dengan disertai 10-15 pesindhen dan atau gerong. Susunannya terutama terdiri dari

alat-alat pukul atau tetabuhan yang terbuat dari logam. Alat-alat lainnya berupa kendang, rebab

(alat gesek), gambang yaitu sejenis xylophon dengan bilah-bilahnya dari kayu, dan alat berdawai

kawat yang dipetik bernama siter atau celepung.

Gamelan Jawa mempunyai tanggapan luar biasa di dunia internasional. Saat ini telah

banyak diadakan pentas seni gamelan di berbagai Negara Eropa dan memperoleh tanggapan

yang sangat bagus dari masyarakat di sana. Bahkan sekolah-sekolah di luar negeri yang

Page 5: Makalah Bahasa Indonesia

memasukkan seni gamelan sebagai salah satu musik pilihan untuk dipelajari oleh para pelajarnya

juga tidak sedikit. Tetapi ironisnya di negeri sendiri masih banyak orang menyangsikan masa

depan gamelan. Terutama para pemuda yang cenderung lebih tertarik pada musik-musik luar

yang memiliki instrument serba canggih. Dari sini diperlukan suatu upaya untuk menarik minat

masyarakat kepada kesenian tradisional yang menjadi warisan budaya bangsa.

1.2. Manfaat

Gamelan merupakan karya seni yang adi luhung Bangsa Indonesia di dalam bidang seni

musik. Instrument tersebut suatu bagian integral dari semua aktivitas budaya yang sampai saat

ini dilestarikan keberadaannya oleh penerusnya atau pemilik kebudayaan tersebut, seperti halnya

di Jawa sebagai wahana hiburan dan ritual religi.

Berkaitan dengan hubungan antara fungsi budaya dengan realitas sosial kehidupan

masyarakat pada umumnya tidak sekedar memperoleh kenikmatan dari hasil budaya yang

diciptakannya, tetapi juga mendapatkan tuntunan dan petunjuk tentang berbagai hal yang

diperlukan di dalam kehidupan masyarakat pemilik kebudayaan tersebut. Gamelan sebagai

produk budaya dan kenyataannya sampai saat ini dipertahankan sebagai pelestarian warisan

leluhur sangat diperlukan bagi masyarakat pendukungnya yang berfungsi untuk sarana pelengkap

dalam ritual, seperti Upacara Sekatenan yang sering dilaksanakan di Keraton Yogyakarta dan

Surakarta, sarana hiburan rakyat, dan ekspresi seniman dalam dunia musik.

Di dalam kehidupan masyarakat Jawa kedudukan gamelan memiliki peran yang sangat

penting, di samping sebagai wahana musik, gamelan digunakan sebagai musik bebas (berdiri

sendiri), sarana hiburan, komunikasi, adat tata cara, dan upacara-upaca ritual (religi), dengan

demikian banyak fungsi yang terkandung dalam gamelan tersebut.

Page 6: Makalah Bahasa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

Page 7: Makalah Bahasa Indonesia

2.1. Sejarah Gamelan di Kerajaan Kediri

Pada tahun 929947 M, di Jawa Timur muncul kerajaan yang diperintah oleh Empu

Sindok. Dari pemerintahan ini banyak dikeluarkan prasasti, terutama dalam hal pendirian

bangunan suci dan juga buku yang bernama “Sang Hyang Kamahayanikan” yang menguraikan

soal-soal ajaran dari agama Buddha Tantrayana. Sedangkan Empu Sindok sendiri beragama

Hindu (Soeroso, 1983:11).

Hal serupa juga dijelaskan oleh Soekmono yang dikutip oleh Soeroso (1983:11) bahwa

pemerintahan Sindok digantikan oleh putrinya yang bernama Sri Isanatunggawijaya yang

bersuamikan Lokapala. Dari perkawinan tersebut lahirlah Makuthawangsawardana. Pada masa

pemerintahan Sri Isanatunggawijaya sampai ke putranya yaitu Makuthawangsawardana tidak

ada kemajuan yang berarti. Baru pada masa pemerintahan Dharmawangsa pengganti dari

Makuthawangsawardana, ada penyaduran kitab “Mahabharata” kedalam bahasa Jawa Kuna

pada tahun 996 M, dan kitab hukum “Siwasana” pada tahun 991M.

Menurut Soeroso (1983:134), pada tahun 929 M (pemerintahan Empu Sindok) sampai

996 M (pemerintahan Dharmawangsa) data yang menunjukkan adanya ricikan atau alat-alat

gamelan dapat diketahui dari kitab atau tulisan:

a). 14-10-996 atau 12-11-996, pada Wiratahparwa diketemukan:

- bheri : Lempengan perunggu bulat untuk aba-aba prajurit berkumpul.

- kendhang

- cangkhakahala : terompet

- suling

b). Pada kitab Sang Hyang Kamahayanikan menyebut Gentha (bendhe).

Page 8: Makalah Bahasa Indonesia

c). Pada Kitab-kitab Mahabharata yang angka tahunnya tidak disebut, antara lain terdiri dari

kitab “Agastyaparwa” menyebut instrument rawanahasta (8 suara/nada) dan

“Swargarahanaparwa” menyebut instrument cangkhala (terompet).

Pada tahun 1019 Raja Dharmawangsa digantikan oleh Raja Airlangga. Dalam

mejalankan pemerintahannya Raja Airlangga dibantu oleh Narotama. Selama pemerintahan Raja

Airlangga mengalami kemajuan dibidang sastra, ditandai dengan munculnya kitab

“Arjunawiwaha” pada tahun 1030M yang isinya menceritakan perkawinan Arjuna dengan

seorang bidadari sebagai hadiah para dewa kepada arjuna setelah Arjuna membunuh raksasa

yang menyerang khayangan. Pada masa Raja Airlangga data yang menunjukkan adanya ricikan

gamelan hanya terdapat dalam naskah atau kitab yaitu:

a. Kitab Arjunawiwaha menyebut bheri, kalacangkha, mredangga (nggendhing/bermain

gamelan).

b. Diperkirakan awal abad XI, yaitu Bhismaparwa menyebut kendang, mredangga.

c. Diperkirakan awal abad XI, Cantakaparwa menyebut gubar (bonang tanpa pencon)

d. Diperkirakan awal abad XI, Musalaparwa menyebut cangkha (suling)

e. Diperkirakan awal abad XI, Udyagaparwa menyebut bheri,cangkhakala, mredangga, cangkha

(Soeroso 1983:16).

Setelah Raja Airlangga wafat pada tahun 1049 M, tidak diketahui siapa penggantinya.

Baru pada tahun (1115 1130 M) diketahui bahwa yang menjadi Raja di Kediri adalah Sri

Maharaja Rake Sirikan Sri Kameswara. Dalam masa pemerintahanya, lahirlah kitab

“Smaradahana”. kemudian Kameswara posisinya digantikan oleh Jayabaya (1130 1160 M),

pada masa Jayabaya muncul adanya kitab Bharatayudha” yang digubah oleh Mpu Sedah pada

Page 9: Makalah Bahasa Indonesia

tahun 1157, lalu diteruskan oleh Mpuh Panulu. Mpu Panulu yang juga menulis kitab

Hariwangsa” dan “Gathutkacasraya”.

Raja terakhir di Kediri adalah Kertajaya, beliau memerintah pada tahun (1200 1222 M).

pada masa pemerintahan Kertajaya, kerajaan Kediri banyak menghasilkan karya sastra yaitu

kitab “Lubdaka”, Wretasancaya”, Kresnayana”, “Sumanasantaka” (Soekmono, 1959:50-51).

Sedangkan sampai Kertajaya ditemukan data bahwa ricikan gamelan hanya terdapat pada

naskah atau kitab, antara lain:

a. 115, Kitab Smaradhana menyebut gangsa (perunggu), gendhing (lagu), gong, kendhang,

suling.

b. 1150, Kitab Hariwangsa menyebut gendhing, kendhang, mredangga, cangkha.

c. 1157, Kitab Bharatayudha menyebut bheri, gamel (tabuh/alat pukul) gendhing, gong,

kalacangkha, kemanak (bentuknya seperti pisang terbuat dari perunggu) (Soeroso, 1983:21).

2.2. Karawitan Kediren

Karawitan Kediren adalah penampilan kerawitan yang bergaya khusus yang pernah hidup

kurang lebih 100 tahun yang lalu.

Ciri khas karawitan kediren:

1. Saron sudah 2 dengan cara imbal.

2. Kempul tidak berpathokan seperti karawitan di Sala, tetapi teknik yang digunakan teknik

ngracik, dipukul berulang kali.

Contoh: loro-loro

Page 10: Makalah Bahasa Indonesia

3. Biasanya teknik memukul bonang pada umumnya bonang penerus mengikuti bonang babok

tetapi pada karawitan kediren bonang babok dan bonang penerus teknik memukulnya

meracik sendiri.

4. Laras karawitan kediren laras slendro.

5. Cengkok sindhen di Kediri mirip cengkok surabayaan (Jawa Timuran).

Fungsi karawitan kediren:

1. Pentas langsung karawitan

2. Mengiringi tari dong-dongan sebelum zaman Belanda.

Perkembangan karawitan Kediren tidak bisa berkembang pesat karena seni karawitan

Kediren yang memelihara rakyat biasa.

Page 11: Makalah Bahasa Indonesia

2.3. Contoh Notasi Tembang Karawitan Kediren

Page 12: Makalah Bahasa Indonesia

2.4. Tanda dan Singkatan dalam Bermain Gamelan

Berdasarkan uraian diatas maka di bawah ini adalah singkatan dan tanda

yang harus di sepakati:

a. A : ompak

b. B : ciblon

c. b : dhe (kendhang)

d. Bal : balungan (slenthem, demung, dan saron).

e. Bb : bonang babok

f. Bk : buka

g. Bp : bonang penerus

h. Br : pathet barang

i. C : ngelik

j. D : demung

k. Dl : dlang (kendhang)

l. Ktw : ketawang

m. KD : kendhang

n. Lcr : lancaran

o. Ldr : ladrang

p. Lgm : langgam

q. Myr : manyura

Page 13: Makalah Bahasa Indonesia

r. N : kenong

s. o : tok (kendhang)

t. p : thung (kendhang)

u. PL : pelog

v. Pt : pathet

w. Pk : peking

x. Sl : slendro

y. Swk : suwuk

z. T : tak (kendhang)

Singkatan dan penanda di atas adalah singkatan atau penanda yang menggunakan abjad/huruf.

selain contoh-contoh di atas masih ada singkatan dan tanda yang menggunakan kode atau tanda

lain.

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

Page 14: Makalah Bahasa Indonesia

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Karawitan Kediren adalah penampilan kerawitan yang bergaya khusus yang pernah hidup

kurang lebih 100 tahun yang lalu.

Ciri khas karawitan kediren:

1) Saron sudah 2 dengan cara imbal.

2) Kempul tidak berpathokan seperti karawitan di Sala, tetapi teknik yang digunakan teknik

ngracik, dipukul berulang kali.

Contoh: loro-loro

3) Biasanya teknik memukul bonang pada umumnya bonang penerus mengikuti bonang babok

tetapi pada karawitan kediren bonang babok dan bonang penerus teknik memukulnya

meracik sendiri.

4) Laras karawitan kediren laras slendro.

5) Cengkok sindhen di Kediri mirip cengkok surabayaan (Jawa Timuran).

Fungsi karawitan kediren:

1. Pentas langsung karawitan

2. Mengiringi tari dong-dongan sebelum zaman Belanda.

Perkembangan karawitan Kediren tidak bisa berkembang pesat karena seni karawitan

Kediren yang memelihara rakyat biasa bahkan saat ini karawitan Kediren hampir mengalami

kepunahan.

Page 15: Makalah Bahasa Indonesia

3.2. Saran

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan beberapa saran: (1) Untuk memahami

karawitan secara utuh, seseorang harus memiliki bekal awal berupa pemahaman sejarah

gamelan, yang berarti memahami unsur-unsur yang terkandung dalam gamelan, (2) Pembacaaan

terhadap singkatan dan tanda agar mampu memainkan gamelan dengan sempurna.

Page 16: Makalah Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Soekmono, R., 1959. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid II. Jakarta: Trikarya

Soeroso, 1983. Gamelan A. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

---------------- Gamelan B. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Page 17: Makalah Bahasa Indonesia

LAMPIRAN

Narasumber:

Nama : Suroso.

Alamat : Desa Lamong Rt. 01 / Rw. 03 Kecamatan Badas -

Kabupaten Kediri

No. Telp : (0354) 393359

Pekerjaan : Pensiunan Kasi Kebudayaan.