makalah bahasa indonesia
TRANSCRIPT
MAKALAH
PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK SMA KELAS X
TENTANG PERPINDAHAN KALOR
Dosen pengampu :
Oleh : Petronila Nia (101424022)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK SMA KELAS X
TENTANG PERPINDAHAN KALOR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sering dianggap susah dan kurang menarik bagi
siswa dan bagi setiap orang. Hal ini disebabkan karena dan struktur dan isi mata pelajaran fisika
itu sendiri yang memang membutuhkan pengetahuan awal untuk dapat dipahami sehingga
terkesan susah dan banyak konsep-konsep fisika yang abstrak. Di samping itu faktor guru dan
metode pembelajaran juga berpengaruh pada minat siswa untuk mempelajari fisika.Pada saat ini
banyak para guru fisika yang tidak memahami dan tidak mengerti tentang pemikiran para siswa
dan siswi yang pengetahuannya kurang cepat mengerti dan memahami dengan cara pembelajaran
guru fisika.Untuk menarik perhatian siswa,guru fisika harus memilih strategi pembelajaran yang
tepat,menarik dalam menyampaikan materi pelajaran dan mampu menguasai kelas.
Berbagai upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar Fisika SMA,diantaranya
adalah dengan menggunakan strategi yang dapat menarik minat siswa dan penggunaan media
pembelajaran yang beragam,serta guru dapat mengerti tentang pemahaman siswa dalam
mempelajari Fisika.Ini ditujukan untuk menyajikan salah satu upaya memperbaiki hasil belajar
Fisika siswaSMA melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakter
pembelajaran Fisika.
1.2.Tujuan
Untuk meningkatkan dan mengembangkan pemahaman siswa tentang pembelajaran Fisika
tentang kalor,dan berkembangnya potensi peserta didik serta meningkatkan kecerdasan,dan
pengetahuan untuk menjadi siswa yang cerdas dan humanis.
1.3.Rumusan Masalah
Pemasalahan–permasalahan yang ada pada para siawa dan siswi tersebut adalah para siswa dan
siswi kurang aktif dalam belajar dan kurang memahami serta kurang cepat mengerti tentang
pembelajaran Fisika. Di sini saya menyimpulkan bahwa para siswa dan siswi kurang berminat
dan ketidakingintauan yang lebih tentang pembelajaran Fisika. Dalam hal tersebut juga bahwa
pembelajaran Fisika tentang perpindahan kalor sulit untuk dimengerti dan dipahami. Para siswa
dan siswi menganggap bahwa mata pelajaran Fisika sangat sulit dan susah untuk dipecahkan.
Padahal pelajaran Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri.
Selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan sebagai
wahana untuk mengumpulkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah di
dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga mata pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang
lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan
yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu dan teknologi. Serta pembelajaran Fisika juga harus dilaksanakan secara
inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Maka, dari pada itu kita harus
meningkatkan pembelajran Fisika dan menjadikan pembelajaran Fisika yang mengasyikkan dan
menyenangkan, walaupun banyak para siswa dan siswi serta orang-orang yang mengangggap
pembelajaran Fisika itu susah dan sulit untuk dipecahkan.
BAB II
ISI
2.1 Karakter siswa SMA
2.2 Standar Kompetensi Fisika SMA Kelas X
Kelas X ,Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Kinematika dan Dinamika benda titik
1.1. Mengukur besaran Fisika (Massa, Panjang, dan Waktu)
1.2. Melakukan penjumlahan vector
2.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan
2.2 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar pada laju konstan
2.3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, garak vertikal, dan gerak melinhkar beraturan
Kelas X, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik
2. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energy pada berbagai perubahan energy
3. Menerapakan konsep kelistrikan dalam berbagai produk teknologi
4. Memahami konsep dan prinsip gelombang elektromagnetika
1.1 Menganilisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif
1.2 Menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari
2.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
2.2 Menganalisis cara perpindahan kalor2.3 Menerapkan asas Black dalam
pemecahan masalah
3.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop)
3.2 Menngidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari
4.1Mendeskripsikan spektrum gelombang elektromegnetik
4.2Menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik pada kehidupan sehari-hari
2.3.Pengertian Kalor
Kalor atau panas adalah transfer energy antara zat yang berbeda suhu,tetapi dalam pengertian
modern,kalor atau panas dimengerti sebagai energy dalam perjalanan (energy in transit)
ekuvalensi panas mekanik,yaitu 1 kalori=4,18 joule.
Pada sekitar tahun 500 SM,seorang filsuf yunani,yaitu Heraclitus,di kota Ephesus di Ionia,Asia
Kecil memikirkan tentang api.
Pada awal 460 SM,Hippociates,yang disebut “Bapak Pengobatan” menjelaskan bahwa panas
(heat) adalah kuantitas yang mempunyai fungsi menyemangati,menggerakkan atau
menghidupkan,yang berasal dari api abadi yang terletak di Ventricle (kamar jantung).Di sini kita
akan menghitung secara kuantitatif besarnya panas atau kalor dari suatu zat dengan ukuran yang
lebih tepat yaitu kalori.Kita akan mengerti hukum joule tentang kesetaraan antara kalor dan
energi. Apa itu satu kalori dan bagaimana hubungannya panas atau kalor yang diperlukan dengan
suhu (T)?
Banyaknya panas atau kalor yang diperlukan untuk pemanasan disebut 1kalor (Q=1 kalori). Bila
airnya 1kg dan dipanaskan sehingga suhunya naik 10C, maka banyaknya panas disebut 1 kkl.
Bila airnya 11b dan ∆T = 10F, maka Q=1 Btu (British thermal unit)
Secara umum hubungan Btu dan kkl adalah sbb:
1 Btu = 0,252 kkl
1 kkl = 3,97 Btu
Bila suatu benda yang massanya m dipanaskan sehingga perubahan suhunya ∆T, maka
banyaknya panas yang diperlukan adalah:
∆Q = m.c.∆T dengan c = Panas jenis zat
m= Massa
∆T= Suhu awal +akhir
Secara umum panas jenis ditulis sebagai:
c=dQm.dT
2.4 Penerapan pembelajaran Fisika dengan strategi inkuri pada materi kalor
2.4.1 Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran ditinjau dari kata pembentuknya terdiri dari dua kata yaitu strategi dan
pembelajaran. Strategi memiliki arti cara atau seni menggunakan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran atau dalam bahasa inggrisnya Learning berarti
membelajarkan siswa. Dengan demikian strategi pembelajaran adalah cara atau seni
menggunakan sumber daya yang ada untuk membelajarkan siswa (Made Wena, 2009).
Menurut saya strategi pembelajaran ini perlu adanya pemahaman dari siswa supaya dia tahu
bagaimana caranya guru memberi pembelajaran di kelas. Sebab, penggunaan strategi
pembelajaran sangat diperlukan untuk mempermudah terjadinya proses pembelajaran. Tanpa
adanya strategi pembelajaran proses pembelajaran akan berjalan tanpa arah, sehingga sangat sulit
untuk memperoleh hasil optimal. Adapun fungsi strategi pembelajaran bagi siswa dan guru :
strategi pembelajaran bagi guru berfungsi senagai pedoman bertindak secara sistematis dalam
pelaksana pembelajaran, sedangkan bagi siswa strategi pembelajaran berfungsi untuk
mempermudah dan mempercepat proses memahami pelajaran, dan dapat meningkatkan
kecerdasan siswa dalam belajarnya. Strategi pembelajaran dapat diurai menjadi tiga variabel ,
yaitu (1) kondisi pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran (Made
Wena, 2009)
Dewasa ini telah banyak dikembangkan strategi pembelajaran, E.Mulayana (2003)
mengemukakan lima model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis
kompetensi, yaitu : (1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning); (2)
Bermain Peran (Role Playing); (3) Pembelajaran Partisipatif (Partisipative Teaching and
Learning); (4) Belajar Tuntas (Mastery Learning); (5) Pembelajaran Dengan Modul (Modular
Instruction).
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau biasa disingkat CTL
merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran
dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan
kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Bermain Peran (Role Playing) merupakan salah satu medel pembelajaran yang diarahkan pada
upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antar manusia
(interpersonal relation ship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.
Pembelajaran Partisipatif (Partisipative Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran
dengan melibatkan peserta didik secara aktirf dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran.
Belajar Tuntas (Mastery Learning) beramsumsi bahwa di dalam kondisi yang yang tepat semua
peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap
seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara
maksimal, pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis.
Pembelajaran Modular (Modular Instruction) adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu
satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, opeasiaonal , dan terarah untuk
digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaan untuk para guru.
2.4.2 Pembelajaran Fisika
Fisika khususnya IPA pada umumnya sebagai hasil dari kegiatan manusia berupa
pengetahuan.Gagasan,dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,penyusunan,dan pengujian.
Pembelajaran Fisika di tingkat SMA mempunyai 5 tujuan:
1.Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam
serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.