makalah bahan galian

19
1 BAB I PENDAHULUAN Penggolongan Bahan Galian Dan Bahan Galian Industri A. Penggolongan bahan galian berdasarkan Pemanfaatannya Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan atas tiga golongan : § Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll § Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi. § Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras. B. Penggolongan bahan galian di Republik Indonesia Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan : § golongan bahan galian strategis (Golongan A) § golongan bahan galian vital (Golongan B)

Upload: januar-ismar

Post on 31-Jul-2015

1.447 views

Category:

Documents


34 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah bahan galian

1

BAB IPENDAHULUAN

Penggolongan Bahan Galian Dan Bahan Galian Industri

A. Penggolongan bahan galian berdasarkan Pemanfaatannya

Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan atas tiga golongan :

§    Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll

§    Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi.

§    Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras.

B. Penggolongan bahan galian di Republik Indonesia

Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan :

§         golongan bahan galian strategis (Golongan A)

§         golongan bahan galian vital (Golongan B)

§         golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam Golongan A atau B.

Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :

a.      Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;

b.      Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese);

c.       Penggunaan bahan galian bagi industri;

d.      Pengaruhnya  terhadap kehidupan rakyat banyak;

Page 2: makalah bahan galian

2

e.      Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha;

f.        Penyebaran pembangunan di Daerah

Selanjutnya UU 11/1967 ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Tentang Penggolongan Bahan Galian (PP No 27/1980), yang menyatakan sebagai berikut:

a. Golongan bahan galian yang strategis adalah:

-         minyak  bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;

-         bitumen padat, aspal;

-         antrasit, batubara, batubara muda;

-         uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya;

-         nikel, kobalt;

-         timah

b. Golongan bahan galian yang vital adalah:

-         besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;

-         bauksit, tembaga, timbal, seng;

-         emas, platina, perak, air raksa, intan;

-         arsin, antimon, bismut;

-         yttrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;

-         berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;

-         kriolit, fluorpar, barit;

-         yodium, brom, khlor, belerang;

c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B adalah:

-         nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite);

-         asbes, talk, mika, grafit, magnesit;

Page 3: makalah bahan galian

3

-         yarosit, leusit, tawas (alum), oker;

-         batu permata, batu setengah permata;

-         pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;

-         batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth);

-         marmer, batu tulis;

-         batu kapur, dolomit, kalsit;

-         granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur  mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

Sementara itu, dalam bagian Penjelasan, dicantumkan bawa arti penggolongan bahan-bahan galian adalah :

1. Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian Negara;

2. Bahan galian Vital berarti dapat menjamin hajat hidup orang banyak;

3. Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital berarti karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.

Dari penggolongan bahan galian di atas, terlihat bahwa bahan galian industri sebagian besar termasuk ke dalam bahan galian golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian golongan yang lain.

C. Bahan Galian Industri

1. Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi, 1999] adalah sebagai berikut :

a. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen,

kelompok ini dapat dibagi menjadi :

Page 4: makalah bahan galian

4

Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum.

Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.

b. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan breksi pumice.

c. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa : granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes

d. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu

e. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal : barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.

f. elompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.

2. Penggolongan bahan galian industri berdasarkan pemanfaatannya

Sebagaimana telah dituliskan pada bagian sebelumnya, bahan galian industri adalah bahan galian tambang bukan bijih yang digunakan sebagai bahan baku industri; penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain. Adapun bahan bangunan / bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan galian industri yang belum disebtuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.

Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkan pemanfaatannya, misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.

Page 5: makalah bahan galian

5

BAB IIISI

BAHAN GALIAN YANG BERKAITAN DENGAN BATUAN SEDIMENSUB KELOMPOK B

A. BentonitBentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam

dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis lempung tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-lain.

Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak.

Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu : a. Tipe Wyoming (Na-bentonit – Swelling bentonite)Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium (Na+). b. Mg, (Ca-bentonit – non swelling bentonite)Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu. Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada

Page 6: makalah bahan galian

6

umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) . Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasikmalaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di Pangkalan Brandan; Sorolangun-Bangko; Boyolali.Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap.Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan. Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah melalui pertukaran ion, sehingga terjadi perubahan menjadi Na-bentonit dan diharapkan terjadi peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut Agar mencapai persyaratan sebagai bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada penambahan polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi bentonit untuk bahan lumpur bor.

B. Ball Clay dan Bond Claya. Ball Clay

Sebuah istilah yang agak asing bagi kebanyakan orang. Sebenarnya istilah clay berasal dari seni kerajinan keramik. Sebutan clay diperuntukkan bagi bahan keramik siap pakai berupa tanah liat yang telah melalui proses pengolahan sehingga memiliki sifat liat/lentur serta mudah dibentuk. Bahkan tanah liat bahan keramik siap pakai ini juga diperjualbelikan di sentra-sentra industri keramik dalam bentuk bulat seperti bola dengan berat tertentu yang disebut ball clay.Karena telah menjadi salah satu mata dagangan clay mulai dikenal masyarakat. Banyak sekolah yang memanfaatkan clay sebagai media pembelajaran bagi siswanya. Ball clay menjadi semakin dibutuhkan, karena sifat ball clay yang mudah dibentuk menjadikannya sebagai alternatif media melatih daya kreatifitas anak yang fleksibel.

Sebagai media pembelajaran kreatifitas ball clay memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Ball Clay yang dapat dibeli sentra industri keramik umumnya sudah dibersihkan dari material-material yang dapat mengganggu proses berlatih kreatif. Bentuk ball clay yang bulat memudahkan mobilisasi bahan tersebut ke berbagai tempat. Kadar air dalam ball clay biasanya sudah dikondisikan siap pakai artinya tidak terlalu lembek atau keras. Namun ball clay juga memiliki kelemahan yaitu bagi pelajar terutama siswa perempuan umumnya tekstur ball clay ini masih dianggap kotor bahkan kadang dianggap menjijikkan. Mengakibatkan kotor pada tangan, pakaian, serta tempat kerja. Selain itu ball clay karena memang berbahan tanah liat kebanyakan hanya berwarna seperti warna tanah liat dan tidak disetiap daerah terdapat sentra pengrajin keramik.Melihat kelebihan dan kekurangan ball clay, para seniman dan penghobi kerajinan

Page 7: makalah bahan galian

7

berbahan ball clay mulai mencoba mencari alternatif bahan selain ball clay. Bahan tersebut harus memiliki sifat seperti ball clay namun tidak banyak menimbulkan kotor serta warna yang lebih kaya. Sering dengan ditemukannya lilin/malam/plastisin sebagai media berkreasi, mulailah ditemukan ball clay dengan warna yang lebih cerah yaitu ball clay yang dibentuk dari tanah dari berbagai daerah yang memiliki warna tanah yang berbeda pula. Ada tanah liatyang berwarna putih, merah, coklat, hijau kecoklatan, hingga yang berwarna coklat kehitaman.

b. Bond ClayBond Clay adalah ball clay yang spesifikasinya lebih rendah. Bond clay/ball clay berasal dari endapan vulkanik klastik yang terperangkap dalam lingkungan lakustrin (danau), sehingga sering berasosiasi dengan batu bara. Sumber daya total Bond clay/ball clay yang diketahui di Indonesia hamper 180 juta ton tersebar di 12 lokasi di Provinsi Jambi, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur (Adhi,dkk, 2004).Bond Clay di industri keramik dipergunakan sebagai bahan pembuatan lantai Italia (Italian Tile), dengan syarat mempunyai plastisitas tinggi, nilai minimum PCE (Pirometric Cone Equivalent) nya 28 pada temperatur 1615oC Conto bond clay di Desa Rangan Barat I, Kecamatan Kuaro ini tidak dilakukan analisa bakar. Hasil uji analisa XRD memperlihatkan kandungan mineralnya adalah kaolin, feldspar, alpha quartz, dan klorit. Perlu dilakukan analisa bakar untuk mengetahui nilai plastisitasnya, karena terdapat kandungan mineral kaolin yang dapat menggambarkan kemungkinan plastisitasnya tinggi. Hasil analisa uji bakar peneliti terdahulu pada suhu 850oC, 900oc, dan 950oC hasil bakarnya menunjukkan warna kuning.

Bond Clay dan Ball Clay memiliki sifat hampir sama, yaitu keduanya jenis lempung yang sangat plastis karena terdiri dari partikel yang sangat halus, terjadi karena proses sedimentasi dalam cekungan lakustrin atau delta, berasosiasi dengan endapan pasir, lanau dan lignit/batubara pada batuan sedimen berumur tersier. Secara teoritis ball clay terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk kristalnya tidak sempurna dengan kandungan mineral lempung jenis kaolinit antara (49-60%), ilit (18-33%) dan kuarsa (7-22%) serta mineral lain yang mengandung karbon (1-4%). Lempung yang diperkirakan sebagai bond clay dijumpai di Desa Busui, Kecamatan Batu Sopang pada lokasi penggalian/penambangan batubara oleh KUD Mitra Tani, berwarna abu-abu agak kehitaman mengandung unsur karbon. merupakan lapisan lempung di atas (overburden) dan di antara (interburden) lapisan batubara. Lokasi tersebut terletak lebih kurang 250 m kanan jalan utama Batusopang-Muara Komang dengan morfologi bukit-bukit rendah.Ada persamaan dengan lempung yang terdapat di daerah Bekoso, Kecamatan Pasir Belengkong, berupa sisipan di antara batupasir kuarsa dan lempung Formasi Kuaro (Nazly Bahar dan Kusdarto, 1998).

Page 8: makalah bahan galian

8

C. Fire ClayFire clay adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk kristalnya tidak sempurna, dengan mengandung sedikit mika atau ilit, kuarsa, dan mineral lempung yang bersifat lunak dan tidak mempunyai perlapisan. Lempung tersebut mempunyai nilai PCE >19, sehingga tahan terhadap suhu tinggi (>15000 C) tanpa adanya pembentukan masa gelas. Fireclay terbentuk karena soil yang tertimbun oleh sedimen lain di daratan atau cekungan lakustrin ataupun delta yang umumnya mengandung batubara.Penggunaan fire clay terutama untuk refraktori, isolator, dll.Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

D. YodiumYodium biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau kombinasi keduanya. Unsur yodium dalam kerak bumi, diantaranya adalah lautarit (IO3)2 atau kalsium yodat, dan dietzet (Ca (IO3)2 (CrO4) atau kalsium yodat kromat.

Keberadaan yodium di Indonesia tidak jauh berbeda kondisi kegeologiannya dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan air konat atau air purba yang mengan-dung yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan permeabel yang terjebak bagian atas dan bawahnya oleh lapisan impermeabel. Seperti halnya di Watudakon Jawa Timur reservoar yang mengandung yodium terjebak dalam suatu Antiklin Pucangan, Tempuran, dan Antiklin Segunung. Mineral yang mengandung yodium ini bersifat halus, dengan kilap kaca, berwarna abu-abu kehitaman mengandung unsur non logam, berat jenis sekitar 4,9. Potensi yodium di Watukadon total volume struktur antiklinnya sekitar 4,847 milyar m3, dengan total potensi struktur terisi gas adalah 472,19 juta m3, sedangkan struktur terisi brine adalah 4,375 milyar m3 dan cadangan potensial mencapai 288 juta m3.Yodium mempunyai titik leleh pada 113°C, dan menguap pada temperatur 184,4 ° C menjadi gas biru-ungu dengan bau kurang sedap.

Dalam industri farmasi yodium dimanfaatkan sebagai bahan baku utama untuk tingtur (larutan obat dalam alkohol), kesehatan (sanitary), industri desinfektan, dan herbisida. Yodium digunakan dalam garam rakyat untuk meningkatkan kualitas garam tersebut agar layak dan sehat untuk dikonsumsi.

Potensi yodium di Indonesia berdasarkan Tushadi Madiadipoera (1990) tersebar di beberapa lokasi dengan cadangan yang umumnya masih sumberdaya. Kandungannya berkisar dari yang terkecil hingga mencapai 182 mg/lt. Di beberapa tempat, muncul sebagai air lolosan (seepage) dengan debit 0,5 – 170 m3/hari. Lokasi cadangan yodium yang sudah dieksploitasi adalah di Watokadon Mojokerto, Jawa Timur dengan kapasitas 400 - 600 kl/air asin/hari dan mutu sekitar 112 - 182 mg/lt. Yodium di daerah ini terdapat

Page 9: makalah bahan galian

9

dalam Formasi Kalibeng umur Miosen.

E. FeldsparSebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon oleh aluminium.Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar (KAlSi3O8), natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan barium felspar (Ba Al2Si2O8) sedangkan secara mineralogi felspar dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar. Plagioklas merupakan seri yang menerus suatu larutan padat tersusun dari variasi komposisi natrium felspar dan kalsium feldspar.Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi mineralogi memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral felspar yang termasuk ke dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-plagioklas banyak ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali (granit, sienit). Andesin dan oligoklas terdapat pada batuan intermediate seperti diorit sedangkan labradorit, bitownit dan anortit biasanya sebagai komponen batuan basa (gabro) dan anortosit.

Mineral yang termasuk kelompok K-felspar diklasifikasikan berdasarkan suhu ristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu tinggi), ortoklas, mikroklin sampai adu-laria (suhu rendah). Keempat mineral mempunyai rumus kimia sama yaitu KAlSi3O8 dan (terutama) ditemukan pada batuan beku asam seperti granit dan sienit, selain itu ditemukan pula pada batuan metamorfosis dan hasil re-work pada batuan sedimen. Keberadaan felspar dalam kerak bumi cukup melimpah. Walaupun demikian untuk keperluan komersial dibutuhkan felspar yang memiliki kandungan (K2O + Na2O) > 10%. Selain itu, material pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan pengotor lain yang berasosiasi dengan felspar diusahakan sesedikit mungkin. Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan. Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak mengkonsumsi felspar olahan, terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.

Berbicara mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran material ini terdapat hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lain tergantung jenis endapan, primer atau sekunder.

Page 10: makalah bahan galian

10

Data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.

F. ManganMangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 – 6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisi silika.

Cebakan mangan dapat terjadi dalam beberapa tipe, seperti cebakan hidrotermal, cebakan sedimenter, cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut, cebakan metamorfosa, cebakan laterit dan akumulasi residu.Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan gelas, kimia, dan lain-lain.

Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

G. ZeolitZeolit alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi, dengan unsur utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah. Senyawa ini berstruktur tiga dimensi dan mempunyai pori yang dapat diisi oleh molekul air. Mineral zeolit yang paling umum dijumpai adalah klinoptirotit, yang mempunyai rumus kimia (Na3K3)(Al6Si30O72).24H2O. Ion Na+ dan K+ merupakan kation yang dapat dipertukarkan, sedangkan atom Al dan Si merupakan struktur kation dan oksigen yang akan membentuk struktur tetrahedron pada zeolit. Molekul-molekul air yang terdapat dalam zeolit merupakan molekul yang mudah lepas. Zeolit alam terbentuk dari reaksi antara batuan tufa asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau air meteorik. Penggunaan zeolit adalah untuk bahan baku water treatment, pembersih limbah cair dan rumah tangga, untuk industri pertanian, peternakan, perikanan, industri kosmetik, industri farmasi, dan lain-lain. Zeolit terdapat di beberapa daerah di Indonesia yang diperkirakan mempunyai cadangan zeolit sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Jawa Barat dan Lampung.

Page 11: makalah bahan galian

11

H. DiatomeaDiatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika, yang secara geologi terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka diatomea (fosil tumbuhan air atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal) dan terendapkan di danau atau non marin. Diatomea berasosiasi dengan elemen pengotor dan bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Elemen pengotor diatomea tersebut yaitu abu vulkanik, larutan garam, lempung, senyawa karbonat, pasir silica, dan unsur organik lainnya.Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah pecah, dan abrasif, densitas ruah 0,5 – 1 ton/m3, berat jenis, 2 – 2,3, porositas < 90%, dan kandungan cangbangl 1,7 – 30 juta/cm3, dengan ukuran 0,001 – 0,4 mm. Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan tetapi ada juga yang berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang tergantung dari unsur pengotornya. Secara kimia, komposisi utama diatomit adalah silika, tetapi ada unsure lainnya seperti alumina, besi oksida, magnesium, sodium, potassium oksida, titanium oksida, fosfat, dan kalsium oksida.Potensi endapan diatomea di Indonesia tersebar di berbagai tempat, antara lain di Sumatera Utara, Pulau Jawa, dan Maluku Utara.

Page 12: makalah bahan galian

12

BAB IIIKESIMPULAN

Bahan galian yang berkaitan dengan batuan Sedimen pada Sub Kelompok B adalah sebagai berikut:

a. Ball Clay dan Bond Clayb. Bentonitc. Diatomead. Fire Claye. Yodiumf. Zeolitg. Dan Feldspar

Page 13: makalah bahan galian

13

DAFTAR PUSTAKA

http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=246&Itemid=283

http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache%3AB6MhpyqV7J0J%3Arac.uii.ac.id%2Fserver%2Fdocument%2FPrivate%2F20080605124910Skripsi.pdf+bond+clay&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEEShVQM4ERIMWmgoeXGuyiCh68KQZCtmoxMX2KN4Xdp9UHTpx4fGTONvJg6OoHCwCPp0VLXUc4IRLr75Ct-Qu28M4WaacY7sEO9wKhzgDJfyWIxA0jpCqenxsw28pn35olD8xAW4n&sig=AHIEtbS_CwnEfeOLBDuAfL3Ht_uBmCsGRw

http://nhadi09.blogspot.com/2009/08/kerajinan-bahan-daur-ulang.html

http://imadedwisg.blogspot.com/2010/10/penggolongan-bahan-galian-dan-bahan.html