makalah an peserta didik
TRANSCRIPT
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 1/15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan
oleh Van den Daele “ perkembangan berarti perubahan secara kualitatif “. Ini
berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter
pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang,
melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang
kompleks.
Sedangkan perkembangan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, karena
manusia tidak pernah statis. Semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi
perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun kemampuan psikologis.
Untuk itu dalam makalah ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan.
2. Rumusan Masalaha. Apa pengertian perkembangan?
b. Sebutkan fase dan tugas perkembangan?
c. Sebutkan prinsip-prinsip perkembangan?
d. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian perkembangan
b. Untuk mengetahui fase dan tugas perkembangan
c. Untuk mengetahui hubungan antar pendidikan dan hukum
d. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perkembangan
e. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
4. Metode Penulisan
Berkaitan dengan penulisan ini kami memilih metode penulisan yang
berupa pemaparan atau biasa lebih dikenal metode deskriptif.
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 2/15
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Perkembangan menurut Kartini Kartono adalah perubahan-perubahan
psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisis
pada pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar
dalam pesage waktu tertentu, menuju kedewasaan (Kartono, 1982:33).
Perkembangan, oleh Kartono diartikan pula sebagai “ Proses tranmisi
daripada konstitusi psiko-fisis (resam psikis dan fisis) yang herediter,
distimulasikan oleh faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan, dalam
perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu” (Kartono, 1982:33)
J.P. Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology-nya menyatakan, arti
perkembangan pada prinsipnnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang
progresif dan ini terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme
lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam organisme-
organisme tersebut.Secara lebih luas, Dictionary of Psychology memerinci pengetian
perkembangan manusia sebagai berikut:
a. The proggrssive and continuous change in the organism from birth to
death;
b. Growth;
c. Change in the shape and integration of bodily parts into functional
parts;
d. Maturation or the appreance of fundamental pattern of unlearned
behavior
a. Perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus-
menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati;
b. Perkembangan itu berarti pertumbuhan;
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 3/15
3
c. Perkembangan berarti pertumbuhan dalam bentuk dan penyatuan
bagian-bagian yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang
fungsional;d. Perkembangan adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar
tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Dari berbagai uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa perkembangan
adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju arah yang
lebih maju dan sempurna.
B. Fase-fase dan Tugas
Fase Perkembangan adalah penahanan atau periodesasi rentang
kehidupan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku
tertentu.
Secara garis besarnya terdapat empat dasar pembagian fase-fase
perkembangan ini, yaitu:
Perkembangan berdasarkan ciri-ciri biologis
Konsep didaktis
Ciri-ciri psikologis, dan
Konsep tugas perkembangan
Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-ciri Biologis
Titik berat pembagian fase-fase perkembangan ini didasarkan pada
gejala-gejala perubahan fisik anak, atau didasarkan atas proses biologis
tertentu.
Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif
Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase
perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada
masa-masa tertentu.
Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-ciri Psikologis
Periodesasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol, yang
menandai masa dalam periode tersebut.
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 4/15
4
Periodesasi Perkembangan Berdasrkan Konsep Tugas Perkembangan
Periodesasi seperti ini di antaranya dikemukakan oleh Robert J.
Havighhurst, yaitu: Masa bayi dan kanak-kanak (infancy and early childhood): umur 0
– 6 tahun
Masa sekolah atau pertengahan kanak-kanak (middle childhooh):
umur 6 – 12 tahun
Masa remaja (adolescence): umur 12 – 18 tahun
Masa awal dewasa (early adulthood): umur 18 – 30 tahun
Masa dewasa pertengahan (middle age): umur 30 – 50 tahun
Masa tua (latter maturity): 50 tahun ke atas
Satu hal yang pasti, setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan
manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Dalam hal
ini, kegiatan belajar tidak berarti kegiatan belajar yang ilmiah. Tugas belajar
yang muncul dalam setiap fase perkembangan, merupakan keharusan
universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar
terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim
terjadi pada manusia normal. Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan
tugas-tugas perkembangan adalah:
Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu;
Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang
itu sendiri; dan
Adanya tuntunan kultural masyarakat.
Lima fase atau tahapan perkembangan dari Buhler dan empat tahapan
perkembangan dari Hurlock digunakan sebagai kerangka perkembangan,
sekaligus sebagai bandingan. Sementara, delapan tahapan perkembangan dari
Erikson serta enam tahap perkembangan dari Havigurst, bisa dijadikan
pedoman, bukan sebagai sesuatu yang mutlak pasti.
1. Fase dan Tugas Perkembangan Menurut Buhler
Dalam bukunya The First Tear of Life, Charlotte Buhler (1930) membagi
fase perkembangan sebagai berikut:
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 5/15
5
a. Fase pertama (0 – 1 tahun)
Fase ini adalah masa menghayati berbagai objek di luar diri sendiri
serta saat melatih fungsi-fungsi, khususnya fungsi motorik, yakni fungsiyang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota badan.
b. Fase kedua (2 – 4 tahun)
Fase ini merupakan masa pengenalan dunia objektif di luar diri sendiri,
disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif.
c. Fase ketiga (5 – 8 tahun)
Fase ini bisa dikatakan sebagai masa sosialisasi anak.
d. Fase keempat (9 – 11 tahun)
Fase ini adalah masa sekolah dasar.
e. Fase kelima (14 – 19 tahun)
Fase ini merupakan masa tercapainya synthese di antara sikap ke dalam
batin diri sendiri dengan sikap ke luar, pada dunia objektif.
2. Fase dan Tugas Perkembangan Menurut Hurlock
Dalam bukunya Development Psychology, Elisabeth B. Hurlock (1978)
mengadakan tahapan perkembangan sebagai berikut:
a. Prenatal (sebelum lahir) atau pralahir
Prenatal ini mulai konsepsi sampai umur 9 bulan dalam kandungan ibu.
b. Masa Natal
Masa natal ini, terdiri atas:
Infancy atau neonatus (dari lahir sampai 14 hari)
Fase ini merupakan fase penyesuaian terhadap lingkungan.
Masa bayi (antara 2 minggu sampai 2 tahun)
Bayi di sini tak berdaya dan sangat bergantung pada lingkungan.
Masa anak (2 - 10/11 tahun)
Pada masa ini, anak masih immature.
c. Masa remaja (11/12 – 20/21 tahun)
Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari anak menuju
dewas. Masa remaja terbagi lagi dalam berikut ini:
Praremaja (11/12 – 13/14 tahun)
Remaja awal (13/14 – 17 tahun)
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 6/15
6
Remaja lanjut (17 – 20/21 tahun)
d. Dewasa
Fase dewasa ini terbagi lagi atas berikut ini: Dewasa awal (21 – 40 tahun)
Tahap ini adalah masa penyesuaian terhadap pola-pola hidup baru,
dan harapan mengembangkan sifat-sifat, nilai-nilai yang serba baru.
Dewasa menengah (40 – 60 tahun)
Tahapan dewasa menengah merupakan masa transisi, masa
menyesuaikan kembali, masa equilibrium-disequilibrium.
3. Fase dan Tugas Perkembangan Menurut EriksonDalam bukunya Childhood and Society, Erik Erikson (1963) membagi fase
dan tugas perkembangan, sebagai berikut:
Masa bayi (0 – 1 ⁄ tahun)
Masa toddler (1 ⁄ – 3 tahun )
Awal masa kanak-kanak (4 – 7 tahun)
Akhir masa kanak-kanak (8 – 11 tahun)
Awal masa remaja (12 – 15 tahun)
Masa remaja yang sejati (16 – 18 tahun)
Awal masa dewasa (19 – 25 tahun)
Kedewasaan dan masa tua (25 tahun keatas)
4. Fase dan Tugas Perkembangan Menurut Havighurst
Menurut Havighurst, perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya
tugas-tugas yang harus dipenuhi. Tugas-tugas ini dalam batas-batas
tertentu bersifat khas untuk masa-masa hidup seseorang. Ia
mengemukakan tentang tugas-tugas perkembangan (development tasks),
yaitu tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa
hidup tertentu, sesuia dengan norma-norma masyarakat serta norma-norma
kebudayaannya. Secara konkret, tugas-tugas tersebut dapat dilihat pada
tabel 3.1 menurut pengolahan Havighurst (1976).
Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst:
Periode bayi dan anak kecil
Anak sekolah
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 7/15
7
Masa muda (pubertas, adolesensi)
Masa dewasa muda
Usia tengah baya
Masa dewasa lanjut
C. Prinsip-prinsip Perkembangan
Secara garis besar peristiwa perkembangan mempunyai atau mengikuti
prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut (Atmodiwirjo, 1983);
Simandjuntak & Pasaribu, 1995; Kartono, 1982; Kasiram 1983; Shaleh &
Soerjadinata, 1971):
Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar, namunmencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren
dan berkesinambungan.
Perkembangan selalu menuju proses diferensiasi dan integrasi.
Perkembangan dimulai dari respon-respons yang sifatnya umum menuju
yang khusus.
Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung
secara berantai. Setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri.
Di dalam perkembangan, dikenal adanya irama atau naik turunnya proses
perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang
naik, terkadang turun.
Menurut para ahli psikologi, setiap anak biasanya mengalami dua masa
pancaroba atau krisis, yang lazim disebut trotz. Masa trotz ini terjadi
dalam dua periode, yakni:
trotz periode ke-1, atau krisis pertama, terjadi pada usia 2 sampai 3
tahun, dengan ciri utama anak menjadi egois, selalu bersikap dan
tingkah laku mendahulukan kepentingan diri sendiri;
trotz periode ke-2, atau krisis kedua, terjadi pada umur antara 14
sampai 17 tahun, dengan ciri utama sering membantah orang tuanya
sendiri dalam mencapai identitas diri.
Tentang trotz ke-2 di atas, perlu digarisbawahi bahwa batas umur
antara 14-17 tahun, bukanlah “harga mati”. Artinya, rentang usia remaja
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 8/15
8
yang mengalami krisis kedua ini di sebuah negara mungkin berbeda
dengan remaja di negara lainnya; boleh jadi lebih cepat atau lebih lambat.
Setiap anak, seperti juga organisme lainnya, memiliki dorongan danhasrat mempertahankan diri dari hal-hal yang negatif, seperti rasa sakit,
rasa tidak aman, kematian, dan seterusnya.
Dalam perkembangan terdapat masa peka.
Masa peka adalah suatu masa dalam perkembangan anak, saat suatu
fungsi jasmani ataupun rohani, dapat berkembang dengan cepat jika
mendapat latihan yang baik dan kontinu.
Montessori mengemukakan bahwa hanya sekali saja terjadi masa peka
untuk tiap-tiap fungsi seumur hidup.
Di anatara asas-asas pendidikan Montessori yang berkenaan dengan
masa peka adalah:
a. anak-ana haruslah diberi kebebasan;
b. karena datangnya masa peka itu tidak mudah untuk diketahui, tidaklah
mungkin untuk diadakan latihan atau pendidikan secara klasikal;
c. tata tertib di sekolah hendaknya timbul dari hati sanubari anak itu
sendiri dan bukan merupakan sesuatu yang dipaksakan oleh para
pendidiknya;
d. karena pancaindera merupakan gejala utama dari isi jiwa manusia,
Montessori lebih memperhatikan pancaindra anak.
Perkembangan tiap-tiap anak pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Secara garis besarnya, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas tiga faktor,
yaitu:
Faktor-faktor yang Berasal Dari Dalam Diri Individu
Faktor-faktor di dalam diri yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
individu adalah:
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 9/15
9
Bakat atau pembawaan
Setiap individu memiliki bermacam-macam bakat sebagai
pembawaannya, seperti bakat musik, seni, agama, akal yang tajamdan sebagainya.
Sifat-sifat keturunan
Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau
nenek moyang dapat berupa fisik dan mental
Dorong dan instink
Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia
melaksanakan sesuatu atau bertindak sesuatu. Sedangkan instink
atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang
menyuruh atau membiasakan kepada manusia bagaimana cara-cara
melaksanakan dorongan batin.
Faktor-faktor yang Berasal Dari Luar Diri Indivu
Makanan
Perlu memperhatikan makanan dari segi kuantitas (jumlah) makanan
yang dimakan
Perlu memperhatikan maknan dari segi kualitas (mutu) makan itu
sendiri.
Iklim
Iklim atau keadaan cuaca juga berpengaruh terhadap perkembangan dan
kehidupan anak. Sifat-sifat iklim, alam dan udara mempengaruhi pula
sifat-sifat individu dan jiwa bangsa yang berada dalam iklim yang
bersangkutan.
Kebudayaan
Latar belakang budaya suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi
perkembangan seseorang.
Ekonomi
Latar belakang ekonomi juga berpengaruh terhadap perkembangan
anak.
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 10/15
10
Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga
Kedudukan anak dalam lingkukungan keluarga juga mempengaruhi
perkembangannya. Bila anak itu merupakan anak tunggal, biasanyaperhatian orangtua tercurah kepadanya, sehingga ia cenderung memiliki
sifat-sifat sepert mempunyai: manja, kurang bisa bergaul dengan teman
sebayanya, menarik perhatian dengan cara kekanak-kanakan, dan
sebagainya. Sebaliknya, seorang anak yang mempunyai banyak
saudara, jelas orangtua akan sibuk membagi perhatian terhadap
saudara-saudaranya itu.
Faktor-faktor Umum
Faktor umum yang mempengaruhi perkembangan individu adalah:
Intelegensi
Intelegensi merupakan salah satu faktor umum yang mempengaruhi
perkembangan anak.
Jenis kelamin
Jenis kelamin juga memegang peranan yang penting dalam
perkembangan fisik dan mental seorang anak.
Kelenjar gondok
Penelitian dalam bidang endocrinologi menunjukkan betapa
pentingnya peranan yang dimainkan oleh kelenjar gondok terhadap
perkembangan indiviu.
Kesehatan
Kesehatan juga merupakan salah satu faktor umumyang
mempengaruhi perkembanan individu.
Ras
Ras juga turut mempengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya,
anak-anak dan ras mediterranean (sekitar laut tengah) mengalami
perkembangan fisik lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari
bangsa Eropa Utara.
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 11/15
11
Telah sekian lama para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi, dan lain-
lain memikirkan dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan: sebetulnya,
perkembangan manusia itu bergantung pada pembawaan ataukah padalingkungan? Atau dengan kata lain, dalam perkembangan anak hingga
menjadi dewasa, faktor-faktor yang menetukan itu, yang di bawa dari
keturunan (pembawaan) ataukah pengaruh-pengaruh lingkungan? Dalam
upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, perlu dikemukakan di sini
adanya beberapa pendapat daari berbagai aliran.
1. Aliran Nativisme atau Aliran Pembawaan
Nativisme (nativism) merupakan sebuah dokrin filosofis yang
berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran
ini bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860), seorang filosof Jerman.
Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang
memandang segala sesuatu dengan “kacamata hitam”. Mengapa begitu?
Karena para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan
manusia ditentukan oleh pembawaanya; sedangkan pengalaman dan
pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendididkan, pandangan
seperti ini disebut “pesimisme pedagogis” (Syah, 1995)
Aliran nativisme mengemukakan bahwa manusia yang baru dilahirkan
telah memiliki bakat dan pembawaan, baik karena bearsal dari keturunan
orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan
demikian. Manakala pembawaannya itu baik, baik pula anak itu kelak. Begitu
pula sebaliknya, andaikata anak itu berpembawaan buruk, buruk pula pada
masa kedewasaannya. Oleh karena itu, menurut aliran ini, pendidikan tidak
dapat diubah dan senantiasa berkembang dengan sendirinya.
2. Aliran Empirisme atau Aliran Lingkungan
Aliran empirisme merupakan kebalikan dari aliran nativisme, dengan
contoh utama John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “The
School of British Empiricism” (aliran empirisme Inggris). Akan tetapi, aliran
ini lebih berpengaruh pada pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan
sebuah aliran filsafah bernama “environmental psychology” (psikologi
lingkungan) yang relatif masih baru (Reber, 1988; Syah, 1995)
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 12/15
12
Aliran empirisme mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana
kertas yang putih bersih atau semacam tabula rasa (tabula = meja, rasa =
lilin), yaitu meja yang bertutup lapisan lilin putih. Jadi, kesimpulan aliran empirisme adalah perkembangan anak
sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan; sedangkan faktor bakat, tidak
ada pengaruhnya.
3. Aliran Konvergensi atau Aliran Persesuaian
Aliran ini pada intinya merupakan perpaduan antara pandangan
nativisme dan empirisme, yang keduanya dipandang sangat berat sebelah.
Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan
lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
Tokoh utama aliran konvergensi adalah Louis William Stren (1871-1938),
seorang filsuf sekaligus sebagai psikolog Jerman.
Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut “personalisme”, sebuah
pemikiran filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin ilmu yang
berkaitan dengan manusia. Di antara disiplin ilmu yang menggunakan asas
personalisme adalah “personologi”, yang mengembangkan teori yang
komprehensif (luas dan lengkap) mengenai kepribadian manusia (Reber,
1988)
Seorang psikolog wanita terkenal dan pernah menjabat sebagai presiden
American Psycological Association, Anne Anastasi, pada tahun 1958,
mengajukan makalah klasik yang dianggap memuaskan semua pihak,
setidaknya meredakan pertentangan antara empirisme dan nativisme, dalam
memengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Antasari (dalam
Gunarsa, 1983) mengemukakan bahwa pengaruh pembawaan atau keturunan
terhadap tingkah laku, selalu terjadi secara tidak langsung. Tidak satu pun
dari fungsi-fungsi psikis yang secara langsung diturunkan oleh orang tua
kepada anak. Pengaruh keturunan selalu membutuhkan perantara atau
perangsang yang terdapat dalam lingkungan, sekalipun kenyataannya
memang ada semacam tingkatan yang lebih dan yang kurang.
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 13/15
13
Hal di atas dicontohkan dengan kenyataan-kenyataan berikut:
1) Latar belakang keturunan yang sama mungkin menghasilkan ciri-
ciri kepribadian yang berbeda pada kondisi-kondisi lingkunganyang berbeda pula.
2) Latar belakang keturunan yang berbeda dan pada lingkungan hidup
yang berbeda pula, dapat dihasilkan pola perkembangan yang sama
atau hampir sama.
3) Lingkungan hidup yang sama bisa menimbulkan perbedaan-
perbedaan ciri kepribadian pada anak-anak yang berlainan latar
belakang keturunannya.
4) Lingkungan hidup yang tidak sama bisa menimbulkan persamaan
dalam ciri-ciri kepribadian meskipun latar belakang keturunan
tidak sama.
Tentang pengaruh lingkungan, Anastasi mengemukakan semacam
faktor segmental, yakni ada kalanya dalam waktu yang singkat, ada kalanya
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Ada masa-masa ketika
pengaruhnya sangat besar.
Tentang hubungan antara faktor lingkungan dan faktor keturunan
(konstitusi), Anastasi mengemukakan bahwa (Gunarsa, 1983):
Faktor lingkungan dan faktor konstitusi menjadi sumber timbulnya
setiap perkembangan tingkah laku.
Kedua faktor ini tidak bisa berfungsi secara terpisah, melainkan saling
berhubungan.
Bentuk interaksi yang terjadi dapat dikonseptualisasikan sebagai bentuk
hubungan yang majemuk, artinya sesuatu hubungan yang terjadi
mempengaruhi hubungan-hubungan lain yang akan terjadi.
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 14/15
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa perkembangan adalah
rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju arah yang lebih maju
dan sempurna.
Fase Perkembangan adalah penahanan atau periodesasi rentang kehidupan
manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu.
Secara garis besarnya, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas tiga faktor,
yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor-faktor yang
berasal dari luar diri indivu
Secara garis besar peristiwa perkembangan mempunyai atau mengikuti prinsip-
prinsip perkembangan sebagai berikut (Atmodiwirjo, 1983); Simandjuntak &
Pasaribu, 1995; Kartono, 1982; Kasiram 1983; Shaleh & Soerjadinata, 1971):
Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar, namun
mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren
dan berkesinambungan.
Perkembangan selalu menuju proses diferensiasi dan integrasi.
Perkembangan dimulai dari respon-respons yang sifatnya umum menuju
yang khusus.
Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung
secara berantai.
Setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri.
Di dalam perkembangan, dikenal adanya irama atau naik turunnya proses
perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang
naik, terkadang turun.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan:
Aliran Nativisme atau Aliran Pembawaan
Aliran Empirisme atau Aliran Lingkungan
Aliran Konvergensi atau Aliran Persesuaia
5/12/2018 Makalah an Peserta Didik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-an-peserta-didik-55a35a87634e1 15/15
15
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, M, SI. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, PT REMAJA
ROSDAKARYA, Bandung, 2009.
Hurlock, Elizabeth B., Developmental Psychology, Tata McGraw Hill, New
Delhi, 1978.
Maknun, Abin, H. Syamsuddin., Psikologi Kependidikan, PT REMAJA
ROSDAKARYA, Bandung, 1996
Sobur, Alex. Psikologi Umum, Cetakan Pertama, CV PUSTAKA SETIA,Bandung, 2003.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikolologi Komunikasi, PT REMAJA
ROSDAKARYA, Bandung, 1985.