makalah alat ukur curah hujan

24
MAKALAH HIDROGEOLOGI Tentang “ ALAT UKUR CURAH HUJAN “ Oleh : RINALDI SATRIA 16791/2010 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

Upload: nur-syamsu

Post on 15-Dec-2015

633 views

Category:

Documents


105 download

DESCRIPTION

alat ukur curah hujann

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

MAKALAHHIDROGEOLOGI

Tentang

“ ALAT UKUR CURAH HUJAN “

Oleh :

RINALDI SATRIA16791/2010

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2012

Page 2: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

Kata Pengantar

Puji syukur tetap wajib kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karuniannya kepada kita semua, termasuk kepada penulis sehingga dapat menulis makalah

ini yang akan digunakan sebagai pelengkap tugas mata kuliah Hidrogeologi. Semoga makalah ini

bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Ucapan Terima kasih penulis sampaikan kepada orang tua, teman – teman dan rekan –

rekan semua yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk belajar di Universitas

Negeri Padang, dan kepada Bapak Drs. Syamsul Bahri, MT, selaku dosen pembimbing mata

kuliah Hidrogeologi yang telah memberikan semua pengetahuan tentang ilmu Hidrogeologi

sesuai dengan bahan ajar. Semoga ilmu ini bermanfaat di dunia dan akhirat, Amin.

Padang, Februari 2012

Penulis

Rinaldi Satria

Page 3: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

Daftar isi

Bab I. Pendahuluan

A. Latar BelakangB. Tujuan

Bab II. Alat Ukur Curah Hujan

A. Pengertian Alat Ukur Curah Hujan

B. Jenis – Jenis Alat Penakar Hujan

C. Penakar hujan biasa Tipe Obervatorium (Obs.) atau Non Recording.

D. Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann

E. Penakar Hujan Otomatis Type Bendix

F. Penakat Hujan Otomatis Type Tilting Siphon

G. Penakar Hujan Otomatis Type Tipping Bucket.

H. Alat Pengukur Curah Hujan Standar WMO (World Metrological Organization)

Bab III. Penutup

A. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 4: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di daratan

dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer

berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di

atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan.

Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air

tanah.

Hujan adalah peristiwa turunnya titik-titik air atau kristal-kristal es dari awan

sampai ke permukaan tanah. Curah hujan (dalam satuan mm.) merupakan ketinggian air

hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak

mengalir.

B. Tujuan

Adapun tujuan di buatnya makalah tentang Alat Ukur Curah Hujan tersebut ialah

agar mahasiswa dapat memahami, mempelajari serta mengenal lebih lanjut bagaimana

alat pengukur curah hujan tersebut beroperasi serta fungsinya dari berbagai jenis alat

tersebut sehingga di dapat nilai besaran curah hujan yang dapat kita jadikan suatu acuan

untuk keadaan cuaca yang sedang terjadi dan semoga dapat kita terapkan dalam

kehidupan sehari – hari.

Page 5: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

BAB II

ALAT UKUR CURAH HUJAN

A. Pengertian Alat Ukur Curah Hujan

Hujan merupakan peristiwa turunnya titik-titik air atau kristal-kristal es dari awan

sampai ke permukaan tanah. Curah hujan (dalam satuan mm.) merupakan ketinggian air

hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak

mengalir.

Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun kepermukaan tanah per

satuan luas, disebut Penakar Hujan. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh

BMKG adalah millimeter (mm.). Jadi jumlah curah hujan yang diukur, sebenarnya adalah

tebalnya atau tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di

permukaan bumi / tanah. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter

persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 (satu) millimeter atau

tertampung air sebanyak 1 (satu ) liter atau 1000 ml. Misalnya disuatu daerah atau lokasi

pengamatan curah hujannya 10 mm., itu berarti daerah luasan sekitar daerah / lokasi

tergenangi oleh air hujan setinggi atau tebalnya 10 millimeter (mm.)

B. Jenis – Jenis Alat Penakar Hujan

Alat penakar hujan terbagi dalam 2 jenis yaitu :

1. Penakar hujan biasa tipe Obervatorium (Obs.) atau non recording.

2. Penakar hujan Otomatis / penakar hujan yang dapat mencatat sendiri (self-recording).

Terbagi dalam 2 tipe :

a. Penakar Hujan Otomatis type Hellmann yaitu penakar hujan yang menggunakan

sistem pelampung ( Float ).

b. Penakar Hujan Otomatis yang menggunakan sistemTipping Bucket.

Page 6: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

C. Penakar hujan biasa Tipe Obervatorium (Obs.) atau Non Recording.

Penakar hujan yang baku di gunakan di indonesia adalah tipe observatorium.

Semua alat penakar hujan yang beraganm bentuknya atau yang otomatis di bandingkan

dengn alat penakar hujan otomatis ( OBS ). Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah

air hujan yang tertampung ukur denga gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan

tinggi atau gelas ukur yag kemudian di bagi 10 karena luas penampang nya adalah 100

cm sehingga dihasilkan satuan mm. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu

pada pagi hari. Hujan yang di ukur pada pagi hari adalah hujan kemaren bukan hari ini.

Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording), bentuknya

sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang

terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan biasa terdiri dari :

a. Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong ( bagian

atasnya ) terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin ( lingkaran ) dengan luas 100

Cm2.

b. Bak tempat menampung air hujan.

c. Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.

d. Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada pondasi kayu

dengan cara disekrup.

e. Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan skala ukur 0 s/d 25

mm. Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi sangat

Page 7: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan maksud data yang

dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain.

Tetapi banyak penakar hujan yang dipasang pada Stasiun Meteorologi Khusus /

Stasiun kerja sama yang belum atau tidak mempunyai taman alat, dalam hal ini untuk

penentuan tempat pemasangan penakar hujan perlu diperhatikan hal – hal berikut.

Syarat – syarat pemasangan :

a. Penakar hujan harus dipasang pada lapangan terbuka, tanpa ada gangguan

disekitar penakar, seperti pohon dan bangunan, kabel atau antene yang melintang

diatasnya. Jarak yang terdekat antara pohon / bangunan dengan penakar hujan

adalah 1 kali tinggi pohon / bangunan tersebut.

b. Penakar hujan tidak boleh dipasang pada tanah miring (lereng bukit), puncak

bukit, diatas dinding atau atap.

c. Penakar dipasang dengan cara disekrup / dipaku pada balok bulat yang dicat putih

dan ditanam pada pondasi beton (lihat gambar), sehingga tinggi penakar hujan

dari permukaan corong sampai permukaan tanah 120 Cm.(lihat gbr), letak

penampang corong harus datar (horizontal) bukaan kran diberi kunci gembok

sebagai pengaman.

d. Penakar harus dipagar keliling dengan kawat, ukuran 1.5 m x 1.5 m dengan tinggi

1m, agar tidak dapat diganggu binatang dan orang yang tidak berkepentingan.

Cara pengamatan :

a. Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu

setempat, atau jam-jam tertentu.

b. Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian

kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar.

c. Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm.

kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan

pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat

dijumlahkan.

Page 8: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

d. Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas

penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.

e. Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat

dengan dasar meniskus tadi.

f. Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau

dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm.

menjadi 25 mm.

g. Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm.

h. Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol)

dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan.

i. Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu hujan.

j. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda

(X) pada kartu hujan.

k. Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar

hujan Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan 2. Atau dapat juga dipakai

gelas ukur yang berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli di Apotik.

Pemeliharaan :

a. Alat harus selalu dijaga tetap bersih, dan dicat aluminium.

b. Kayu di cat putih, supaya tahan lama terhadap rayap dan cuaca.

c. Corong harus tetap bersih, tidak boleh tertutup oleh benda-benda atau kotoran yan

dapat menyumbatnya.

d. Kran harus selalu diperiksa, jika bocor (air menetes keluar) sumbu pembuka kran

dikeluarkan kemudian diberi gemuk. Apabila badan penakar hujan bocor, maka

harus segera diperbaiki dengan disolder.

e. Bak penampung air hujan harus sering dikontrol dan dibersihkan dari endapan

debu / kotoran, dengan jalan menuangkan air kedalamnya dan kran dibuka.

f. Gelas penakar hujan harus dijaga tetap bersih jangan sampai berlumut, dan

disimpan pada tempat yang aman agar tidak terjatuh / pecah.

g. Rumput disekitar tempat penakar hujan dipasang, harus selalu pendek dan rapih

tidak boleh ada semak semak disekitarnya.

Page 9: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

D. Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann

Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar hujan yang dapat mencatat

sendiri, badannya berbentuk silinder, luas permukaan corong penakarnya 200 Cm2,

tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm. Jika pintu penakar hujan dalam keadaan

terbuka, maka bagian dalamnya akan terlihat seperti gambar terlampir :

Syarat -syarat pemasangan :

Pada umumnya persyaratan tempat pemasangan alat penakar hujan type Hellman,

sama dengan alat penakar hujan biasa (Obs). Alat ini dipasang dengan cara disekrup

pada alas papan yang dipasang pada pondasi beton (lihat gambar), sehingga tinggi

permukaan. corongnya dari permukaan tanah adalah 140 Cm. Letak permukaan

corong penakar, dan dasar tempat meletakkan tabung berpelampung harus benar-

benar datar (waterpas).

Prinsip kerja alat :

Jika hujan turun, air hujan akan masuk kedalam tabung yang berpelampung

melalui corongnya, air yang masuk kedalam tabung mengakibatkan pelampung

beserta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tangkai

pena yang bergerak mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores pias

yang diletakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan sendirinya.

Penunjukkan pena pada pias sesuai dengan jumlah volume air yang masuk ke

dalam tabung, apabila pena telah menunjuk angka 10 mm. maka air dalam tabung

Page 10: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

akan keluar melalui gelas siphon yang bentuknya melengkung. Seiring dengan

keluarnya air maka pelampung akan turun, dan dengan turunnya pelampung tangkai

penapun akan bergerak turun sambil menggores pias berupa garis lurus vertikal.

Setelah airnya keluar semua, pena akan berhenti dan akan menunjuk pada angka 0,

yang kemudian akan naik lagi apabila ada hujan turun.

Cara mengkalibrasi penakar hujan type Hellmann :

Mengkalibrasi penakar hujan type Hellmann, dapat juga diartikan penyetelan

pertama atau penyetelan ulang kedudukan posisi pena dan posisi pipa gelas siphon

sebelum alat dioperasikan. Penyetelan yang dilakukan disini adalah penyetelan untuk

menentukan kedudukan / posisi pena dipias pada posisi awal 0 mm dan posisi puncak

angka 10 mm.

Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Ambil silinder jam, putar per secukupnya (jangan terlalu pol), pasangpias pada

silinder tersebut dengan menggunakan penjepitnya, kemudian letakkan silinder

jam pada sumbunya dengan hati-hati.

b. Tuangkan air ke dalam corong secukupnya, sampai air keluar melalui pipa gelas

siphon. Setelah air berhenti mengalir, berarti permukaan air berada tepat pada

ujung bawah saluran gelas siphon yang berada pada tabung.

c. Pada kedudukan demikian, pena harus menunjuk posisi awal yaitu angka 0 pada

pias. Jika pena menunjuk lebih atau kurang dari 0, maka kedudukannya dapat

diatur dengan jalan mengendurkan sekrup yang menyekrup tangkai pena dengan

tangkai pelampung. Setelah sekrup kendur, kedudukan pena dapat disetel

(dinaikkan atau diturunkan) sehingga pena menunjuk pada angka 0, kemudian

sekrup tadi dikencangkan kembali.

d. Setelah memperoleh posisi pena pada angka 0, tindakan selanjutnya ialah

menentukan posisi puncak pena yaitu pada angka 10. Caranya tuangkan air

sebanyak 10 mm. sesuai takaran pada gelas hujan Hellmann atau sebanyak 200

cc (200 ml) kedalam corong penakar hujan secara perlahan-lahan, sambil

memperhatikan gerakan pena dan kedudukan air dalam gelas siphon. Bila air

telah tertuang semua dan pena tepat menunjukkan angka 10 pada pias, namun air

Page 11: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

belum tertumpah keluar melalui pipa gelas siphon berarti kedudukan gelas

siphon terlalu tinggi. Untuk itu kedudukan pipa gelas siphon harus diturunkan

yaitu dengan cara mengedurkan klem/sekrup yang terdapat pada gelas siphon.

e. Kemudian secara perlahan-lahan masukkan (turunkan gelas siphon) dengan arah

kedalam tabung, sambil memperhatikan permukaaan air yang terdapat pada

lengkungan gelas siphon.

f. Jika keadaan terjadi sebaliknya, yaitu air sudah tumpah keluar sebelum pena

menunjukkan angka 10, berarti kedudukan pipa gelas siphon terlalo rendah.

Untuk mengatasinya kendurkan sekrup dan tarik keatas pipa gelas siphon

secukupnya, kemudian ulangi lagi perlakuan seperti diatas, sehingga apabila

dituangkan air sebanyak 200ml. Pena akan turun tepat pada posisi angka 10mm

pada pias.

g. Setelah penyetelan posisi pena pada angka 0 dan 10, kemudian lakukan beberapa

kali menuangkan air sebanyak 200 cc dan apabila hasilnya baik, maka alat siap

dioperasikan.

Pemeliharaan alat penakar hujan type Hellmann

a. Corong penakar hujan harus selalu diperiksa dan dibersihkan dari debu / kotoran

agar tidak menyumbat.

b. Pena harus tetap bersih bila rusak segera diganti, apabila penanya jenis catridge

agar diganti kalau sudah tidak nyata pencatatannya. Pemasangan kembali pena

tidak boleh terlalu keras menekan pias, karena akan mengganggu kepekaan dan

ketelitian alat.

c. Apabila gerakan pelampung saat naik dan turun tidak lancar atau tersendat,

bersihkan tangkai pelampung dan periksa / bersihkan pipa gelas siphon serta

tabung tempat pelampung dari kotoran / lumut yang melekat.

Page 12: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

E. Penakar Hujan Otomatis Type Bendix

Penakar hujan otomatis, prinsip secara menimbang air hujan yang di tamping.

Melalui cara mekanis timbangan ini di transfer ke jarum petunjuk berpena di atas kertas

pias.

F. Penakat Hujan Otomatis Type Tilting Siphon

Prinsip alat, air hujan di tampung dalam tabung penampung. Bila penampung

penuh, tabung menjadi miring dan siphon mulai bekerja mengeluarkan air dari dalam

tabung. Setiap pergerakan air dalam tabung penampung tercatat pada pias sama seperti

alat penakar hujan lainnya.

Page 13: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

G.[F.] Penakar Hujan Otomatis Type Tipping Bucket.

Prinsip alat, air hujan ditampung pada bejana yang berjungkit. Bila air mengisi

bejana penampung yang setara dengan tinggi hujan 0.5 mm kan berjungkit dan air

dikeluarkan. Terdapat dua buah bejana yang saling bergantian menampung air hujan.

Tiap geraka bejana berjungkit secara mekanis tercatat pada pias atau menggerakan

counter ( perhitungan ). Jumlah hitungan dikalikan dengan 0.5 mm adalah tinggi hujan

yang terjadi. Curah hujan di bawah 0.5 mm tidak tercatat.

Penakar hujan Otomatis type Tipping bucket terbagi 2 macam yaitu :

1. Penakar Hujan Tipping Bucket yang sistem kerjanya mekanik.

Penakar hujan Tipping Bucket jenis ini yaitu merk Jules Richard, yang terpasang

dan dioperasikan dibeberapa Stasiun Meteorologi BMG pada tahun 1976,

kemungkinan besar saat ini sudah banyak yang tidak dioperasikan lagi. Luas

permukaan corong penakar hujan ini 400 Cm2. Silinder jam untuk meletakkan pias,

serta perlengkapan bucketnya berada pada satu kotak, dan dapat diangkat keluar dari

badan penakar hujan saat penggantian pias. piasnya berskala 50 mm. Pada saat

penggantian pias kedudukkan pena tidak perlu dirubah atau diturunkan, sebagaimana

halnya pada penakar hujan type Hellman. Dalam pemasangan alat ini, tinggi

permukaan corongnya 140 Cm dari permukaan tanah.

Page 14: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

Prinsip kerja alat :

Air hujan akan masuk melalui permukaan corong penakar, kemudian mengalir

untuk mengisi salah satu bucket. Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak

0.5 mm. atau sejumlah 20 ml maka bucket akan berjungkit, dimana bucket yang

satunya akan terangkat dan siap untuk menerima air hujan yang akan masuk

berikutnya. Pada saat bucket berjungkit maka pena akan menggores pias 0.5 skala

(0,5 mm.), pena akan menggores pias dengan gerakan naik ataupun turun.

Demikianlah seterusnya bucket akan bergantian berjungkit bila ada air hujan yang

masuk, dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui jumlah curah hujannya.

2. Penakar hujan Tipping Bucket yang sistem kerjanya elektrik.

Pada umumnya peralatan Automatic Weather Station (AWS) yang kini

banyak dioperasikan di Stasiun Meteorologi, perangkat sensor penakar hujannya

menggunakan Tipping Bucket. Dimana pada saat bucketnya saling berjungkit, secara

elektrik terjadi kontak dan menghasilkan keluaran nilai curah hujan yang displaynya

dapat dilihat pada monitor. Penakar hujan type tipping bucket, nilai curah hujannya

tiap bucket berjungkit tidak sama, serta luas permukaan corongnya beragam

tegantung dari merk pembuatnya. Jadi dalam kita mengoperasikan penakar hujan

jenis tipping bucket, kita harus pula mengetahui secara teliti dasar dari perhitungan

data yang dihasilkannya. Untuk itu perlu dilakukan pengetesan atau

mengkalibrasinya, dengan cara menuangkan sejumlah air sesuai dengan luas

permukaan corong dan nilai curah hujan tiap jungkit / tip bucketnya. Jadi nilai curah

hujan 1 mm yang masuk pada luasan permukaan corong yang berbeda, maka volume

air yang tertampung pun berbeda.

Page 15: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

Pemeliharaan :

a. Corong penakar, terutama pada bagian saringannya / debris filter (lihat

gambar), harus selalu diperiksa dan dibersihkan dari debu atau kotoran yang

melekat , sehingga tidak akan menyumbat masuknya air hujan.

b. Perangkat tipping bucket secara periodik diperiksa, serta dibersihkan dari

kotoran yang melekat, supaya keseimbangannya tetap terjaga sehingga hasil

pencatatannya tetap teliti.

c. Disamping pemeriksaan tersebut diatas, diperiksa pula saluran kabel-kabel

dan konektornya.

H.[G.] Alat Pengukur Curah Hujan Standar WMO (World Metrological Organization)

Latar Belakang Peranan air dalam kehidupan sangat besar. Mekanisme kompleks

kehidupan tidak mungkin berfungsi tanpa kehadiran cairan yang berupa air. Bagian besar

bumi dan makhluk hidup juga terdiri atas air.

Air yang berasal dari hujan merupakan fenomena alam yang paling penting bagi

terjadinya kehidupan di bumi. Butiran hujan selain membawa molekul air juga membawa

banyak materi yang penting bagi kehidupan, seperti material pupuk yang lengkap bagi

tumbuhan. Dengan adanya air hujan diperkirakan sekitar 150 ton pupuk jatuh ke bumi

setiap tahunnya. Tanpa adanya mekanisme seperti itu, maka mungkin saat ini jumlah

jenis tanaman tidak akan sebanyak yang kita ketahui.

Page 16: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa manfaat air hujan sangatlah penting

bagi kehidupan. Namun, di lain pihak kita belum mampu mengamati fenomena

banyaknya curah hujan yang terjadi pada suatu tempat secara otomatis dan tercatat dalam

sebuah database sehingga data curah hujan belum bisa dimanfaatkan secara optimal.

Deskripsi

Alat pengukur curah hujan merupakan alat untuk mengukur curah hujan yang

terjadi pada suatu daerah baik pedesaan, kecamatan, atau-pun propinsi yang mengacu

pada standar WMO (World Metrological Organitation). Dengan adanya alat pengukur

curah hujan ini kita dapat mengetahui banyaknya curah hujan yang terjadi setiap

waktu. Data curah hujan yang dihasilkan secara otomatis dari alat pengukur curah

hujan ini dapat dikirimkan secara online melalui internet dengan operating sistem

IGOS dan disimpan dalam suatu database yang dapat diakses oleh siapa saja melalui

internet.

Keunggulan

a. Memudahkan BMG dalam mengamati curah hujan pada suatu daerah.

b. Mengukur curah hujan secara otomatis.

c. Database curah hujan di setiap daerah dapat diakses secara online dan setiap saat

sehingga dapat memprediksi terjadinya banjir di suatu daerah.

d. Memberikan data hidrologi untuk kepentingan depertemen-departemen yang

terkait.

e. Software aplikasi dapat dikembangkan menjadi Sistim Informasi Monitoring

banjir, kelembaban udara, temperatur, dan sebagainya.

f. Pencatatan waktu dalam data curah hujan menggunakan waktu yang tertelusur ke

time server.

Page 17: Makalah Alat Ukur Curah Hujan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun kepermukaan tanah per

satuan luas, disebut Penakar Hujan. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh

BMKG adalah millimeter (mm.).

Alat penakar hujan terbagi dalam 2 jenis yaitu :

1. Penakar hujan biasa tipe Obervatorium (Obs.) atau non recording.

2. Penakar hujan Otomatis / penakar hujan yang dapat mencatat sendiri (self-recording).

Terbagi dalam 2 tipe :

a. Penakar Hujan Otomatis type Hellmann yaitu penakar hujan yang menggunakan

sistem pelampung ( Float ).

b. Penakar Hujan Otomatis yang menggunakan sistemTipping Bucket.

Semua alat penakar hujan harus di perhatikan penempatannya di lapangan terbuka

bebas dari halangan. Alat yag teliti dengan menempatkan yang salah akan mengukur

besaran yang salah pula. Alat yang otomatis pemeliharaannya harus lebih intensif.

Keadan alat yang baik yang manual ataupun yang otomatis harus di periksa dari

kebocoran. Saluran penampung yang tersumbat kotoran, tintapena jangan sampai kering

dan jam pemutar silinder pias dalam keadaan berjalan dengan baik.

Daftar Pustaka

Foth, H.D. 1994. Alat Ukur Curah Hujan. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.

Hardjowigeno. S., 1987. Ilmu Ukur Cuaca. Akademika Presindo., Jakarta.