makalah akamigas

24
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Field tambun merupakan lapangan penghasil MIGAS dalam pengelolaan PT.pertamina EP Region jawa. Lokasi pusat operasi berada di Babelan Bekasi, struktur penghasil saat ini meliputi;Struktur Tambun (TBN) Struktur Pondok Tengah (PDT) Struktur Rengas Dengklok (RDL). Dan juga membantu kegiatan operasi Proyek Pondok Makmur (PPDM) dan unitisasi Mix Bravo (MB unit) Pertamina Hulu Energi (PHE). Struktur2 dalam tahap evaluasi dan menjadi bagian pengelolaan operasi field Tambun meliputi struktur Tambun Kepala,struktur jatirarangon (JRR), Struktur Jatinegara (JNG), Struktur Cipunegara (CPN), struktur Karokrok (KRK), Struktur Ciwaringin (CWR), Struktur Karawang (KRW), Sruktur Cipadati (CDT), Stuktur Kepuh (KPH), Stuktur Galian (GLN), Stuktur Cikarang (CKR), pemboran eksplorasi pada pada setiap struktur di atas telah dilaksanakan. Field Tambun di pimpin oleh Bp. Dean Rusdi dengan jabatan sebagai Field Manager dan untuk kelancaran operasi beliau di bantu beberapa asisten manager. Puncak produksi minyak tercapai sebesar 15.000 BOPD pada tahun 2007. Saat ini tahun 2012 rata-rata produksi MIGAS Field Tambun minyak 5.950 BOPD dan Gas 53.7 MMSCFD (Asso). I.2 Tujuan Penulisan Penulis melaksanakan On the job training (OJT) di PT Pertamina EP Region Jawa Field Tambun dengan tujuan umum untuk memenuhi syarat kelengkapan ...... 1

Upload: republik-penghasilan-nusantara

Post on 09-Aug-2015

281 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

penulisan prakerin

TRANSCRIPT

Page 1: makalah akamigas

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Field tambun merupakan lapangan penghasil MIGAS dalam pengelolaan PT.pertamina EP Region jawa. Lokasi pusat operasi berada di Babelan Bekasi, struktur penghasil saat ini meliputi;Struktur Tambun (TBN) Struktur Pondok Tengah (PDT) Struktur Rengas Dengklok (RDL). Dan juga membantu kegiatan operasi Proyek Pondok Makmur (PPDM) dan unitisasi Mix Bravo (MB unit) Pertamina Hulu Energi (PHE).

Struktur2 dalam tahap evaluasi dan menjadi bagian pengelolaan operasi field Tambun meliputi struktur Tambun Kepala,struktur jatirarangon (JRR), Struktur Jatinegara (JNG), Struktur Cipunegara (CPN), struktur Karokrok (KRK), Struktur Ciwaringin (CWR), Struktur Karawang (KRW), Sruktur Cipadati (CDT), Stuktur Kepuh (KPH), Stuktur Galian (GLN), Stuktur Cikarang (CKR), pemboran eksplorasi pada pada setiap struktur di atas telah dilaksanakan.

Field Tambun di pimpin oleh Bp. Dean Rusdi dengan jabatan sebagai Field Manager dan untuk kelancaran operasi beliau di bantu beberapa asisten manager. Puncak produksi minyak tercapai sebesar 15.000 BOPD pada tahun 2007.

Saat ini tahun 2012 rata-rata produksi MIGAS Field Tambun minyak 5.950 BOPD dan Gas 53.7 MMSCFD (Asso).

I.2 Tujuan Penulisan

Penulis melaksanakan On the job training (OJT) di PT Pertamina EP Region Jawa Field Tambun dengan tujuan umum untuk memenuhi syarat kelengkapan ......

Sedangkan tujuan khusus penyusunan Kertas Kerja Wajib ini adalah untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilan serta mengadakan perbandingan antara ilmu yang di dapat secara teori di kelas dengan penerapan di lapangan.

I.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan judul Kertas Kerja Wajib ini maka akan di bahas didalamnya adalah mengenai prosedur pengukuran pengambilan contoh minyak dan perhitungan minyak mentah di SP Tambun PT Pertamina EP Region Jawa Field Tambun.

1

Page 2: makalah akamigas

I.4 Sistematika Penulisan

Penulisan Kertas Kerja Wajib ini memadukan antara teori yang di dapat di kelas dengan hasil yang di dapat dari praktek dilapangan SP Tambun PT Pertamina EP Region Jawa Field Tambun. Penulis mendapatkan data dan pengamatan secara langsung dari lapangan, wawancara langsung dengan pembimbing lapangan serta dengan cara membaca literatur – literatur yang mendukung Kertas Kerja Wajib ini.

Penulis menyusun kerangaka Kertas Kerja Wajib sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan Berisi tentang latarbelakang, ruanglingkup, maksud dan tujuan, Metode pendekatan dan sistematika penulis.

BAB II : Identipikasi masalah Menjelaskan tentang keadaan dan fasilitas pengukuran tanki Produksi di SP.Tambun A

BAB III : Pembahasan masalah Memberikan penjelasan tentang cara pengukuran danperhitungan Produksi minyak di SP.Tambun A

BABIV : KESIMPULAN SARAN – SARAN TABEL TABEL TERLAMPIR

2

Page 3: makalah akamigas

BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 Tanki produksi

Yang dimaksud tanki dalam industri minyak adalah tempat dimana bahan

bakucrude oil atau gas dan produk-produk BBM di timbun. Tanki produksi di

SP.Tambun Field Tambun adalah Tanki produksi untuk menampung hasil

Produksi minyak dari semua sumuran di wilayah Field Tambun.

2.2 Proses Transaksi di Tanki

2.2.1 Proses Settling

Setelah tanki Produksi di switch atau dipindahkan ke tanki tanki lain

yang telah ditentukan maka tanki yang telah digunakan sebagai tanki

Produksi di settling yang bertujuan untuk mempercepat pemisahan emulsi

minyak dan air.

2.2.2Proses Drain (Cerat Air Formasi)

Setelah proses settling maka dilakukan proses drain, dimana proses

pemisahan minyak dan air sudah cukup optimal. Air formasi yang sudah

terpisah dari minyak dibuang ke oil cather.

2.1 Gambar Drain di oil cather

3

Page 4: makalah akamigas

2.2.3 Proses Pompa

Setelah proses drain water selesai maka dilakukan pemompaan ke

Terminal Balongan yang penyalurannya di bantu oleh booster tegal gede,

booster cilamaya dan booster cilamaya selatan. Sebelum proses pemompaan

harus diukur terlebih dahulu untuk dijadikan stock awal transfer.

2.3 Proses Pengukuran

Untuk melakukan pengukuran minyak di tanki produksi secara teliti

diperlukan persiapan antara lain :

1. Roll meter dimana Pita ukur dalam keadaan bersih, baik dan kering

2. Petugas ukur harus teliti, terlatih dan berpengalaman.

3. Tersedianya alat-alat ukur standart yang seragam dan telah dikalibrasi,

bersih dan angka yang tertera pada pita ukur harus jelas.

4. Persiapkan pasta minyak pasta air.

5. Table – table untuk perhitungan yaitu table ASTM-IP 200.

Di Tanki produksi Sp Tambun pengukuran tinggi cairan menggunakan metoda

innage yaitu pengukuran tinggi cairan di tanki, dengan cara mengukur tinggi dari

permukaan cairan sampai ke meja ukur (pita ukur di tenggelamkan seluruhnya

kedalam cairan), selanjutnya Level minyak di baca pada pita ukur yang kena

cairan. Pada saat bersamaan bisajuga di ukur tinggi air bebas pada dasar tanki

dengan mengoleskan pasta air di bob pita ukur.

Peralatan yang dipakai :

1. Roll meter pita ukur dan bandulan berujung lancip.

2. Pasta minyak

4

Page 5: makalah akamigas

2.2 Gambar Metode innage

Keterangan : Ti : Tinggi reference depth

X : Tinggi cairan dalam tanki

2.4 Pengukuran Suhu Minyak

Minyak mentah dijual dalam kondisi standar yaitu pada temperatur 60 0F / 15 0C, sedangkan kondisi yang ada di dalam tanki produksi tidak selalu dalam

kondisi standar. Oleh karena itu temperatur di dalam tanki harus diukur sehingga

koreksi terhadap volume dapat dilakukan.

Ketentuan pengukuran suhu minyak kotor dalam tanki produksi :

1. Bila tinggi level minyak lebih dari 4 meter, maka pengukuran suhu di 3 (tiga)

tempat :

1 meter ke bawah dari tinggi level miyak kotor.

⅟2 x tinggi level minyak

1 meter di atas air bebas.

2. Bila tinggi level minyak lebih tinggi dari 2 m tetapi kurang dari 4 m, maka

pengukuran suhu di 2 (dua) tempat.

1 meter ke bawah dari tinggi level minyak kotor

1 meter di atas air bebas.

3. Bila tinggi level minyak kurang dari 2 m, maka pengukuran suhu cukup di

satu tempat.

⅟2 x tinggi level minyak

5

Page 6: makalah akamigas

Prosedur pengukuran suhu minyak mentah adalah sebagai berikut :

1. Siapkan cup case assembly dengan pita ukur dan pastikan cup case dalam

keadaan kering dan bersih.

2. Pastikan termometer yang dipergunakan dalam keadaan bersih dan skalanya

dapat terbaca dengan mudah.

3. Gantungkan cup case termometer pada pengait yang ada di pita ukur.

4. Turunkan cup case dan pita ukur ke dalam tanki sampai kedalaman

pengukuran yang sesuai.

5. Diamkan beberapa saat ± 3 menit agar suhu yang terukur pada termometer

mengalami penyesuaian dengan suhu minyak di sekelilingnya.

6. Tarik pita ukur ke atas dalam waktu yang relatif singkat dan perhatikan

bahwa case berisi penuh dengan minyak.

7. Baca segera suhu pada termometer dalam keadaan cup case assembly

sebagian masih berada dalam lubang ukur (bertujuan agar pembacaan

termometer tidak dipengaruhi udara luar).

8. Baca dengan teliti dan catat suhu minyak yang terukur pada termometer

pengukuran suhu minyak dilakukan beberapa kali dan suhu rata-rata

dihitung.

9. Tuangkan kembali minyak dalam cup case ke dalam tanki.

10. Pengukuran suhu minyak selesai

.

2.3Gambar Cup Case Assembly

2.5 Pengambilan Sample Minyak

6

Page 7: makalah akamigas

Pengambilan sample minyak untuk mengetahui densityobserve, density 15o,

koreksi factor, dan BS & W.

Prosedur pegambilan minyak mentah menurut Quantity Akunting Sistem(QAS)

adalah sebagai berikut :

1. Midle spot, yaitu pengambilan contoh minyak yang dilakukan pada suatu

tempat dimana tinggi minyak mentah lebih rendah atau sama dengan 2 meter.

2. Two way sample, yaitu pengambilan contoh minyak yang dilakukan pada dua

tempat pengambilan dimana permukaan minyak lebih dari 2 meter atau kurang

dari 4 meter.

3. Three way sample, yaitu pengambilan contoh minyak yang dilakukan pada

tiga tempat pengambilan dimana tinggi permukaan minyak lebih dari 4 meter.

Untuk tepatnya pengambilan contoh pada masing-masing titik ketinggian

dapat di hitung sebagai berikut :

A = Ti – 5/6 X

T = Ti – ½ X

B = Ti – 1/6 X

Dimana : A = Titik pengambilan contoh atas

T = Titik pengambilan contoh tengah

B = Titik pengambilan contoh bawah

X = Titik minyak dalam tanki

2.4 Gambar Botol Contoh

Prosedur pelaksanaan pengambilan contoh minyak mentah :

7

Page 8: makalah akamigas

1. Siapkan botol contoh minyak.

2. Pastikan botol contoh kering, bersih dan bebas dari air.

3. Tutup botol contoh dimana tutup botol contoh sudah dihubungkan dengan

tali yang telah diberi simpul / tanda dengan jarak masing-masing 1 meter

sebagai pengganti skala.

4. Turunkan botol contoh pelan-pelan sampai pada kedalaman dimana contoh

minyak akan diambil.

5. Buka tutup botol dengan cara menarik tali bantu yang terhubung dengan

tutup botol dan diamkan sampai terjadi gelembung udara di atas

permukaan cairan berhenti maka botol contoh telah terisi penuh.

6. Tarik tali pelan-pelan ke atas sambil dibersihkan talinya dari minyak yang

menempel.

7. Tuangkan cairan ke dalam tempat yang telah disiapkan. Tutup dengan

rapat kemudian berilah label yang jelas pada label di tulis :

Tanggal :

Jam Pengambilan :

No Tanki :

JenisMinyak :

Contoh : atas/ tengah/ bawah

8. Pengambilan contoh selesai.

2.5.1 Pengukuran Density

Untuk menghitung volume minyak yang berada dalam tanki timbun

pada kondisi standar dapat dilakukan bila diketahui density minyak pada

kondisi standar. Untuk mendapatkan data tersebut maka harus dilakukan

pengukuran density pada suhu pengukuran (observe). Selanjutnya dengan tabel

ASTM - 53 dan ASTM - 54 akan diperoleh faktor koreksi pada 15 0C.

Peralatan untuk mengukur density minyak mentah antara lain:

Hydrometer

Cylinder Glass

Termometer

8

Page 9: makalah akamigas

Prosedur pengukurandensity adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan contoh minyak yang akan diukur dalam Cylinder Glass.

2. Mempersiapkan Hydrometer dan Termometer.

3. Tuangkan minyak kedalam silinder glass.

4. Meletakkan Cylinder glass yang telah diisi contoh minyak pada posisitegak.

5. Masukan Hydrometer dan termometer

6. Baca dan catat suhu pada Termometer dan skala pada Hydrometer.

2.5.1 Gambar Hydrometer &Termometer

2.5.2 Mencari Faktor Koreksi Suhu Setelah sample minyak di dapat masukan sample minyak kedalam selinder glass, setelah itu ukur density dengan alat hidrometer dan termometer, setelah kita celupkan alat hidrometer dan termometer kedalam seliner glass baru di temukan density dan temperatur pengukuran, Contoh; hidrometer menunjukan angka 0,8050 dengan temperatur 38’C setelah itu baru kita liat table 53 dan cari density 15oC . Dan di dapat 0.8208 Setlah ketemu Density 150C baru hasil tersebut dipakai untuk mencari Faktor koreksi suhu dibantu denga Temperatur tanki contoh T; 39OC

Rumus Interpolasi :

9

Page 10: makalah akamigas

Y = 0,000048 + 0,9802

Y = 0,980248

Keterangan :

X = 0,8208 (density 15o)

X1 = 0,8200 (densiy 15o terendah)

X2 = 0,8250 (density 15o tertinggi)

Y koreksi factor

Y1 = 0,9802 (koreksi factor terendah)

Y2 = 0,9805 (koreksi factor tertinggi)

2.5.3 Pengukuran Basic Sedimen & Water (BS&W)

Basic Sedimen & Water(BS&W) merupakan presentase volume air dan

padatan yang terdapat di dalam sejumlah minyak mentah.

Peralatan yang digunakan untuk pengukuran BS&W adalah :

Centrifuge (alat pemutar)

Centrifuge tube dengan volume 100 cc

Water Bath (alat pemanas)

Solvent (pelarut)

Prinsip pengukuran ini menggunakan alat centrifuge yang dijalankan dengan

kecepatan putaran 1.500 s/d 2.000 rpm selama ±10 menit. Hasilnya pada saat

tertentu padatan, air dan minyak akan terpisah dengan batas yang jelas pada

centrifuge tube. Dengan mengetahui prosentase padatan dan air maka jumlah

minyak bersih dalam nett standar 15 0C dapat dihitung.

Prosedur dalam melakukan pengukuran BS&W yaitu :

1. Mempersiapkan contoh minyak yang akan diukur.

2. Mempersiapkan dua centrifuge tube dalam keadaan baik, bersih dan skala

yang masih jelas.

3. Kocok contoh minyak dengan kuat sebelum contoh dituangkan ke dalam

centrifuge tube.

10

Page 11: makalah akamigas

4. Isi masing-masing centrifuge tube mencapai 50 cc dengan contoh minyak

yang akan diperiksa kemudian dipanaskan dengan suhu 60 0C.

5. Tambahkan pelarut (toluen) kedalam contoh sebanyak 50 cc kemudian

dipanaskan dengan suhu 60 0C.

6. Tutup centrifuge tube dengan baik dan kocok dengan kuat sampai isi

seluruhnya tercampur.

7. Rendam centrifuge tube dalam water bath dengan suhu 60 0C.

8. Letakan dua centrifuge tube pada alat centrifuge dengan arah saling

berlawanan.

9. Putar alat centrifuge dan atur putaran antara 1.500 s/d 2.000 rpm dengan

lama putaran selama 3 s/d 10 menit.

10.Hentikan putaran setelah waktu tercapai.

11.Buka tutup centrifuge tube setelah putaran berhenti sempurna.

12.Catat dan jumlahkan volume air dan padatan yang akan ditunjuk pada

masing-masing skala pada centrifuge tube

13.Prosentase BS&W adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan satu centrifuge tube.

BS &W (%) = 2x hasil pembacaan.

b. Menggunakan dua centrifuge tube.

c. BS &W (%) = 2x rata-rata hasil pembacaan

2.5 Gambar Centrifuge

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

11

Page 12: makalah akamigas

3.1 Permasalahan pada Tanki produksi

Tanki produksiyang berada di Sp Tambun PT Pertamina EP Region Jawa

Field Tambun digunakan sebagai fasilitas pengumpul/penampung minyak mentah

produksi dari seluruh sumura yang berada di wilayahField Tambun, dan

selanjutnya akan di transfer ke Terminal balongan setiap enam jam sekali setelah

stop produksi.

Permasalahan dalam pengukura tinggi cairan dan perhitungan produksi

minyak baik itu di tanki test maupun di tanki produksi sangatlah tidak ada

permasalahan dan cukup baik.Cara pengambilan dan pemeriksaan sample di

laboratorium juga cukup baik tidak ada permasalahan.

Kebersihan di tanki dan khususnya di lingkungan SP sangatlah di perhatikan,

namun penulis waktu dipindahkan OJTnya ke Tambun B penulis menemukan

tanki test dan tanki produksi, pagar pengaman ( handrail) separuhnya sudah tidak

ada (patah) dan anak tangganya sedikit miring. Dihawatirkan dimusim hujan

seperti sekarang ini ada yang terpeleset dan jatuh dari ketinggian enam meter.

3.2 Alternatif pemecahan masalah

Dalam permasalahan ini penuli berharap adanya perbaikan pagar pengaman

dan anak tangga yang miring untuk menghin dari terjadi kecelekaan yang dapat

merugikan korban maupun perusahaan

12

Page 13: makalah akamigas

Perhitungan Pengukuran Untuk Tanki Produksi

Data pengukuran minyak mentah pada awal penerimaan tanggal 04 janwari

2013 pukul 12:01 WIB sampai dengan pukul 18;00 WIB adalah sebagai berikut :

Data minyak mentah sebelum penerimaan adalah sebagai berikut :

Tinggi cairan : 46,0 cm

Tinggi air bebas : 9,3 cm

Temperatur tanki : 37oC

Temperatur test : 360C

Densitypengukuran : 0,8110

Density150C : 0,8253

BS & W : 0,28 %

Data awal penerimaan pukul 12:01 WIB tanggal 04 janwari 2013 adalah

sebagai berikut :

Gross :84.967 m3

Free water :18.010 m3

Gross observe :66.957 m3

Gross 150 c :65.634 m3

Nett 150 c :65.450m3

Data minyak mentah setelah selesai penerimaan pukul 18;00 WIB adalah

sebagai berikut :

Tinggi cairan : 270.0 cm

Tinggi air bebas : 75.0 cm

Temperatur tanki : 400C

Temperatur test : 380C

Density pengukuran : 0,8050

Density150C : 0,8208

BS & W : 0.30 %

3.3 Penyelesaian Perhitungan

Maka perhitungan di level 270 dengan temperature 40oC adalah :

1. Penyelesaian perhitungan volume gross cairandi tanki :

a. Volume cairan pada awal ketinggiam 270 mm = 492,026 m3

13

Page 14: makalah akamigas

Koreksi muai Tanki 03 = 1 + 0,0000348 (300C – 400C) = 0,999652

Volume cairan observe pada ketinggian 270 mm

= volume cairan awal x koreksi muai tanki

= 492,026 m3 x 0,999652

= 491.855 m3 (gross minyak dan air)

b. Perhitungan volume free water di tanki :

Volume air bebasawal pada ketinggian 75 mm = 137,939 m3

Volume air bebas (free water) pada ketinggian 75 mm

= Volume air bebas awal x koreksi muai tanki

= 137,939m3 x 0,999652

= 137,891 m3 (gross air bebas)

c. Perhitungan volume gross observe minyak di tanki :

Gross observe volume minyak

= Gross minyak – gross air bebas

= 491,855 m3–137,891m3

= 353,964m3 (gross observe)

2. Penyelesaian Perhitungan Volume Gross 15 0C

a. Perhitungan density 15 0C (menggunakan tabel ASTM 53)

Density pengukuran = 0,8050 pada temperatur 380C

Didapat density @ 15 0C = 0,8208

b. Faktor koreksi15 0C (tabel ASTM 54) pada Temperatur 380C adalah

0,980248

c. Menghitung gross (15 0C).

= Grossobserve x faktor koreksi volume (FKV)

= 353,964m3 x 0,980248

= 346,973 m3 (gross 15 0C )

3. Penyelesaian perhitungan Nett standar 15 0C

Volume standar BS&W = gross observe 15 0C x % BS&W.

= 346,973 m3 x 0,30 %

= 1,041 m3

14

Page 15: makalah akamigas

Maka perhitungan Nett Standar 15oC:

= gross 15 0C – volume standar BS&W.

= 346,973 m3 –1,041m3

= 345,932m3

Berikut adalah data produksi tanggal 05 januwari 2013 pukul 18:00 WIB :

Gross : 522,595 m3

Free water : 192,621 m3

Gross observe : 329,974m3

Gross 150 c : 323,720 m3

Nett 150 c : 322,749 m3

Maka akhir penerimaan produksi per 6 jamdi Tanki 03 Sp Tambun pada

tanggal 04.januwari 2013 dari pukul 12:01WIB sampai denganpukul 18:00 WIB

adalah sebagai berikut :

Tabel Penerimaan Produksi per 6 jam

Tanggal 04 januwari 2013

Tanggal

04 januwari 2013

Awal Pukul 12:01

Tanggal

04 januwari 2013

Awal Pukul 18;00

Total Penerimaan

Gross

84,967 m3

522,595m3

Air bebas 18,010 m3 192,621m3

Gross Observe 66,957m3 329,974m3 263,017 m3

Gross 15 0c 65,634 m3 323,720 m3 258,086 m3

Nett 15 65,450 m3 322,749m3 257,299 m3

15

Page 16: makalah akamigas

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang didapat selama On The Job Training(OJT) di

maka dapat disimpulkan,dalam proses pengukura baik itu pengukuran tinggi

cairan, tinggi air bebas, pengukuran suhu minyak, dan pengambilan sample

minyak sudah cukup baik. Juga penghitungan hasil produksi sudah sangatlah

bagus.

Namun ada beberapahal yang harus di benahi, yaitu ketika penulis OJT di

Tambun B. Penulis menemukan tanki-tanki yang Handrailnya atau pagar

pengaman di atas tanki separuhnya sudah patah dan anak tangga penghubung

atara Tanki Test dan Tanki produksi, sehingga sangat membahayakan bagi yang

bekerja diatas tanki . Apabila ada yang terpeleset dan tidak ada pagar pengaman d

akan mengakibatkan jatuh dari ketinggian.apalagi musim penghujan kaya

sekarang ini.

.

4.2 Saran

Sebaiknyapagar pengaman ( Handrail ) yang berada di atas tanki dan anak

tangga yang menghubungkan antara Tanki test dan Tanki produksi segera di

perbaiki agar tidak menimbulkan korban, yang dapat merugikan korban itu sendiri

maupun perusahaan.

16