makalah agama (politik).docx

Upload: ngurah-panji-putra

Post on 10-Oct-2015

308 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama merupakan suatu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dianut seseorang dan menjadi suatu hal yang sangat penting di dalam menuntun jalan hidup orang tersebut untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Semua agama yang ada di dunia ini pada dasarnya sama, yaitu mengajarkan seseorang untuk senantiasa berbuat baik dimanapun dan kapanpun. Dengan berbuat baik maka akan menambah amal dan pahala seseorang, dimana amal dan pahala tersebut akan memberikan dampak yang baik serta manfaat bagi kehidupan seseorang saat ini maupun di masa yang akan datang. Setiap umat beragama diharapkan untuk mampu mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Seperti halnya agama, di zaman sekarang ini politik merupakan hal yang sering diperbincangkan oleh masyarakat luas. Hal itu membuktikan bahwa politik menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia. Banyak orang berlomba-lomba ingin terjun ke dunia politik dengan tujuan memajukan bangsa dan negara. Namun ironisnya, belakangan ini penyelenggaraan politik kerap dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat negatif seperti KKN. Hal-hal yang berhubungan dengan politik sangat identik dengan praktek kecurangan para peserta politik. Politik yang pada awalnya bersih, telah dinodai oleh perbuatan oknum-oknum terkait yang tidak bertanggung jawab.Maka dari itu, kami mencoba untuk mengaitkan antara ajaran agama dengan dunia politik. Bagaimana orang-orang yang ingin berkecimpung dalam dunia politik harus dibekali dasar agama yang kuat, sehingga mampu menghindarkan diri dari hal-hal yang bersifat negatif. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik menyusun sebuah karya tulis dengan judul, Politik Dalam Perspektif Hindu.

1.2Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang dapat dibuatkan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :1. Apakah pengertian dan sumber ajaran agama Hindu tentang Politik (Nitisastra) ?Bagaimana peranan politik dari Negara Kesatuan terpuruk ke alam penjajahan hingga lahir Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia ?Apakah kontribusi agama Hindu dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara ?

1.3Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :1. Mengetahui pengertian dan sumber ajaran agama Hindu tentang Politik (Nitisastra).2. Mengetahui peranan politik dari Negara Kesatuan terpuruk ke alam penjajahan hingga lahir Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.3. Mengetahui kontribusi agama Hindu dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara.

1.4Manfaat PenulisanAdapun manfaat-manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut :1. Memberikan tambahan pengetahuan baik bagi mahasiswa, maupun masyarakat mengenai pengertian dan peranan politik menurut perspektif Hindu.

BAB IIISI

2.1Pengertian dan sumber Ajaran Agama Hindu Tentang Politik (Nitisastra)Kata politik yang sering dikenal dalam bahasa Indonesia dapat disamakan dengan kata Nitisastra dalam bahasa Sansekerta. Dalam kamus kecil Sansekerta Indonesia, kata niti berarti kemudi, pimpinan, politik dan sosial etik, pertimbangan dan kebijakan. Kata sastra berarti perintah, ajaran, nasehat, aturan tulisan ilmiah. Dalam kamus Bahasa Jawa Kuno, kata niti berarti kebijakan politik atau ilmu tata Negara. Sastra berarti Ilmu Pengetahuan atau kitab pelajaran. Sedangkan dalam kamus Sansekerta Inggris karya Arthur Mac Donnel, kata niti berarti Wordly Wisdom (Kebijakan Duniawi), Etika Sosial Politik dan Tuntutan Politik.Dari berbagai macam uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Nitisastra adalah ilmu pengetahuan tentang politik untuk menyelenggarakan pemerintahan suatu negara dalam rangka mencapai cita-cita negara maupun masyarakat sejahtera. Ajaran Nitisastra dalam sastra-sastra Hindu tak pernah lepas dari pembahasan tentang pentingnya upaya untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Jadi politik dalam perspektif Hindu adalah pengetahuan untuk menyelenggarakan pemerintahan suatu negara guna mencapai tujuan menciptakan masyarakat sejahtera.

2.2Sumber Ajaran Nitisastra2.2.1Kitab-kitab Veda (Sruti)Bila dicermati pemikiran tentang Nitisastra sudah terdapat dalam kitab-kitab Sruti. Sebagai diketahui masing-masing kitab Sruti mempunyai Upaveda tersendiri, dimana kitab Atharvaveda dikenal sebagai kitab yang memuat pengetahuan tentang pemerintahan, ekonomi, pertanian, ilmu sosial dan lain sebagainya. Jadi kitab Atharvaveda merupakan kitab Sruti yang memuat ajaran Nitisastra.

2.2.2Kitab-kitab SmertiKitab Nitisastra tersebar dalam kitab-kitab Smerti. Kitab Manava Dharmasastra banyak sekali memuat ajaran-ajaran Nitisastra. Dalam Adhyaya VII memuat berbagai aturan tentang kenegaraan dan berbagai aspek hukum yang juga berkaitan dengan upaya penyelenggaraan pemerintahan negara. Dalam kitab ini ditemukan penggunaan istilah Raja Dharma, dimana kata Raja disamakan artinya dengan kepala negara.

2.2.3Kitab-kitab ItihasaKitab Ramayana dan Mahabrata merupakan dua kitab yang menceritakan tentang kepahlawanan yang keseluruhannya memuat tentang etika dan cara-cara mengelola pemerintahan Negara. Itihasa Ramayana dan Mahabrata sangat berkaitan dengan sejarah perkembangan Agama Hindu dimasa lalu. Dapat dikatakan seluruh kitab Ramayana dan Mahabrata memuat ajaran tentang Nitisastra. Dalam Ramayana Kakawin, sangat popular asas-asas kepemimpinan yang disebut Asta Brata.

2.2.4Kitab-kitab PuranaKitab Purana dikenal juga sebagai kitab yang memuat cerita-cerita kuno yang menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu. Kitab Purana ini banyak jumlahnya dan bila dicermati di dalamnya banyak memuat ajaran tentang Nitisastra.

2.2.5Kitab-kitab, Lontar-lontar maupun Naskah-naskah lainnya yang bersumber dari Naskah Sansekerta maupun Jawa KunoSlokantara maupun Sarasamuscaya juga memuat tentang ajaran Nitisastra yang kadang-kadang dikemas dalam bentuk cerita yang mengandung kiasan tentang pemerintahan maupun masalah sosial. Dalam Tantri Kamandaka banyak juga cerita yang memuat tentang ajaran Nitisastra. Di Bali yang sebagian besar penduduknya beragama Hindu, merupakan daerah subur yang menumbuhkan karya sastra Agama Hindu. Ada beberapa lontar yang memakai judul Niti, dan isinya tak begitu jauh berbeda dengan naskah-naskah Niti yang lainnya.

2.3Dari Negara Kesatuan terpuruk ke alam penjajahanDi saat Gajah Mada dilantik menjadi Mahapatih Kerajaan Majapahit ia mengucapkan sumpah yang dikenal dengan nama Sumpah Palapa. Walaupun banyak yang menyangsikan isi dari sumpah itu, namun Mahapatih Gajah Mada tetap kukuh pada pendiriannya untuk menyatukan Nusantara. Secara perlahan-lahan satu persatu wilayah Nusantara dipersatukan dalam satu negara yang besar, yaitu Negara Majapahit. Pada saat itulah Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Sejarah telah membuktikan bahwa Majapahit telah meletakkan dasar-dasar Negara Kesatuan.Namun seiring berjalannya waktu, Majapahit sebagai Negara Kesatuan pun runtuh, dan wilayah Nusantara tercerai-berai kembali. Gaung persatuan sudah tak ada lagi. Pada saat itulah kaum kapitalis mulai mengincar nusantara, yang diawali dari kedatangan bangsa Portugis dan Belanda. Karena hilangnya rasa kesatuan dan persatuan setelah Majapahit runtuh, Nusantara kemudian tenggelam dalam penjajahan Belanda.

2.4Lahir Bangsa dan Negara Kesatuan Republik IndonesiaMasa penjajahan menyebabkan seluruh rakyat Nusantara menderita dan sengsara. Seluruh kekayaan alam dikuras habis dan para penduduk diperbudak oleh para penjajah yang tak memiliki hati nurani. Sejarah memberikan pengalaman bahwa akibat terkoyaknya rasa persatuan dan kesatuanlah yang menjerumuskan nusantara ke dalam masa penjajahan.Perkembangan politik dunia Internasional pada saat itu ikut memberi pengaruh bangkitnya rasa kesadaran nasional untuk mewujudkan persatuan dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Dari berbagai macam peristiwa yang telah dilalui mulai dari timbulnya kebangkitan nasional hingga peristiwa sumpah pemuda, dapat memberikan gambaran bahwa rasa persatuan dan kesatuan sudah mulai muncul. Pada hakekatnya, persatuan Indonesia itu lahir dari kesadaran bahwa untuk mencapai tujuan kemerdekaan, persatuan merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi, demikian pula untuk mempertahankan kemerdekaan, membangun dan mengisi kepentingan Bangsa dan Negara.Akhirnya, berkat persatuan dan kesatuan bangsa, perjuangan Bangsa Indonesia mencapai puncaknya dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta selaku wakil bangsa Indonesia. Pada saat itulah lahir Bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dengan Konstitusi UUD 1945, serta lambang Negara Garuda Pancasila dengan Sasanti Bhineka Tunggal Ika.

2.5Kontribusi Agama Hindu dalam Kehidupan Politik Berbangsa dan BernegaraSasanti Bhineka Tunggal Ika yang baris lengkapnya berbunyi Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa diangkat dari karya Rakawi Mpu Tantular dalam Kakawin Sutasoma. Secara harfiah kalimat itu berarti berbeda-beda itu, satu itu, tidak ada kebajikan/kebenaran/kewajiban mendua. Dalam konteks politik berbangsa dan bernegara sesuai dengan cita-cita bangsa dan negara, kalimat Sasanti ini mempunyai makna bahwa Indonesia berbeda-beda, tetapi tetap satu, sebagai Warga Negara Indonesia tidak ada kebajikan yang mendua kecuali cinta pada Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sasanti BhinekaTunggal Ika ini merupakan basis politik yang patut menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan apapun dalam penyelenggaraan Negara ini.Veda jelas-jelas menganjurkan persatuan, karena dengan persatuan itu sesungguhnya kebahagiaan bersama dapat dicapai. Persatuan yang dimaksud bukanlah hanya antara sesama melainkan persatuan dengan semua golongan yang berbeda-beda seperti yang dimaksud Sasanti Bhineka Tunggal Ika. Politik berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia pada dasarnya adalah penanaman kesadaran bahwa berdasarkan sejarahnya kita adalah satu Bangsa Indonesia yang menempati satu negara, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesadaran inilah yang perlu dipupuk dan dikembangkan dari khasanah budaya bangsa termasuk dari nilai-nilai Agama.

BAB IIIPENUTUP

3.1SimpulanAdapun simpulan yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan materi adalah Nitisastra merupakan ilmu pengetahuan tentang politik untuk menyelenggarakan pemerintahan suatu negara dalam rangka mencapai cita-cita negara maupun masyarakat sejahtera. Ajaran Nitisastra dalam sastra-sastra Hindu tak pernah lepas dari pembahasan tentang pentingnya upaya untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Jadi politik dalam perspektif Hindu adalah pengetahuan untuk menyelenggarakan pemerintahan suatu negara guna mencapai tujuan menciptakan masyarakat sejahtera.Ada berbagai macam sumber ajaran Nitisastra yaitu Kitab-kitab Veda (Sruti), kitab-kitab Smerti, kitab-kitab Itihasa, kitab-kitab Purana, Lontar-lontar maupun naskah-naskah lainnya yang bersumber dari Naskah Sansekerta maupun Jawa Kuno. Politik sangat berperan dalam menyatukan kembali rakyat Indonesia dan membebaskan diri dari masa penjajahan.

3.2SaranAdapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan mengacu pada materi ini adalah sebagai berikut :3.2.1Kepada masyarakat yang ingin berkecimpung dalam dunia politik diharapkan agar mampu menerapkan ajaran agama agar mampu menghindarkan diri dari hal-hal yang bersifat negatif, sehingga politik yang awalnya berfungsi sebagai pemersatu bangsa dapat berjalan dengan baik seperti sedia kala.