makalah agama masyarakat madani

19
Kata Pengantar Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Masyarakat Madani”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal ini maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Oleh sebab itu, Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin. 1

Upload: dwioktalidiasari

Post on 10-Aug-2015

88 views

Category:

Education


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah agama masyarakat madani

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul

“Masyarakat Madani”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini, penulis banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam

menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena

masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal ini maupun sistematika dan

teknik penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang

bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Oleh

sebab itu, Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis

dan bagi pembaca. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, September 2014

Penyusun

1

Page 2: Makalah agama masyarakat madani

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini sering muncul ungkapan dari sebagian pejabat

pemerintah, politisi, cendekiawan, dan tokoh-tokoh masyarakat tentang

masyarakat madani. Tampaknya, semua potensi bangsa Indonesia dipersiapkan

dan diberdayakan untuk menuju masyarakat madani yang merupakan cita-cita

dari bangsa ini. Masyarakat madani diprediski sebagai masyarakat yang

berkembang sesuai dengan potensi budaya, adat istiadat, dan agama. Bangsa

Indonesia pada era reformasi ini diarahkan untuk menuju masyarakat madani,

untuk itu kehidupan manusia Indonesia akan mengalami perubahan yang

fundamental yang tentu akan berbeda dengan kehidupan masayakat pada era orde

baru.

Masyarakat madani merupakan konsep yang mengalami proses yang

sangat panjang. Masyarakat madani muncul bersamaan dengan adanya proses

modernisasi, terutama pada saat transformasi menuju masyarakat modern.

Dalam mendefinisikan masyarakat madani ini sangat bergantung pada

kondisi sosio-kultural suatu bangsa. Dalam Islam masyarakat yang ideal

adalah masyarakat yang taat pada aturan Allah SWT, hidup dengan damai dan

tentram, dan yang tercukupi kebutuhan hidupnya.

Kita juga harus meneladani sikap kaum Muslim awal yang tidak

mendikotomikan antara kehidupan dunia dan akhirat. Mereka tidak meninggalkan

dunia untuk akhiratnya dan tidak meninggalkan akhirat untuk dunianya. Mereka

bersikap seimbang (tawassuth) dalam mengejar kebahagiaan dunia dan akhirat.

Jika sikap yang melekat pada masyarakat Madinah mampu diteladani umat Islam

saat ini, maka kebangkitan Islam hanya menunggu waktu saja. Oleh sebab itu,

kami membuat sebuah makalah dengan judul “Masyarakat Madani”

2

Page 3: Makalah agama masyarakat madani

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

1. Apakah pengertian konsep masyarakat madani?

2. Bagaimana sejarah dan perkembangan masyarakat madani?

3. Bagaimana karakteristik masyarakat madani?

4. Bagaimana peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu:

1. Untuk memahami pengertian konsep masyarakat madani.

2. Untuk menjelaskan sejarah dan perkembangan masyarakat madani.

3. Untuk memahami karakteristik masyarakat madani.

4. Untuk mengetahui peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani.

3

Page 4: Makalah agama masyarakat madani

Bab II

Pembahasan

2.1 Konsep Masyarakat Madani

Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman

konsep “civil society”. Orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah

Anwar Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid.

Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan

bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad. Masyarakat

Madinah dianggap sebagai legitimasi historis ketidakbersalahan pembentukan

civil society dalam masyarakat muslim modern.

Makna Civil society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society.

Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat.

Cicero adalah orang Barat yang pertama kali menggunakan kata “societies civilis”

dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai

negara (state). Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque,

JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu

bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan

monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278).

Antara masyarakat madani dan civil society sebagaimana yang telah

dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk

menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik dari subtansi civil

society lalu membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah yang

dijadikan pembenaran atas pembentukan civil society di masyarakat Muslim

modern akan ditemukan persamaan sekaligus perbedaan di antara keduanya.

4

Page 5: Makalah agama masyarakat madani

Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil

society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari

gerakan Renaisans, yakni gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan.

Sehingga civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena

meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan

asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat madani

sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan nilai-

nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah (A. Syafii Maarif,

2004: 84).

Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah: memiliki

banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang beda-beda. Bila merujuk

kepada Bahasa Inggris, ia berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil,

sebuah kontraposisi dari masyarakat militer.

2.1.1 Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi

nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan

teknologi. Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan

firman-Nya dalam Q.S. Saba’ ayat 15:

وا �ر� ك و�اش� �م� ك ب ر� ق ر ز� م ن� �وا �ل ك م�ال� و�ش �م ين� ي ع�ن� �ان �ت ن ج� �ة! آي ه م� �ن ك م�س� ف ي � �إ ب س� ل �ان� ك �ق�د� ل

غ�ف�ور! ( ب/ و�ر� �ة! ب ط�ي �د�ة! �ل ب �ه� )١٥ل

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat

kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.

(kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan)

Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang

baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.

5

Page 6: Makalah agama masyarakat madani

2.2 Sejarah dan Perkembangan Masyarakat Madani

Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai

masyarakat madani, yaitu:

1) Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman.

2) Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah antara

Rasullullah SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama

Yahudi dan beragama Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah

berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling menolong, menciptakan

kedamaian dalam kehidupan sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi,

menjadikan Rasullullah SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap

keputusan-keputusannya, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk

memeluk agama serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

2.3 Karakteristik Masyarakat Madani

Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

1. Terintegrasinya individu – individu dan kelompok-kelompok ekslusif

kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan – kepentingan yang

mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan

alternatif.

3. Dilengkapinya program – program pembangunan yang didominasi oleh

negara dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.

4. Terjembataninya kepentingan – kepentingan individu dan negara karena

keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-

masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.

5. Tumbuh kembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rezim –

rezim totaliter.

6

Page 7: Makalah agama masyarakat madani

6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-

individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan

diri sendiri.

7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial

dengan berbagai ragam perspektif.

8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang

beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan

sebagai landasan yang mengatur kehidupan social.

9. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu

maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.

10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat

mengurangi kebebasannya.

11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah

diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu

oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.

12. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.

13. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan

terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan

untuk umat manusia.

14. Berakhlak mulia.

Dari beberapa ciri tersebut, dapat dikatakan bahwa masyarakat madani

adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan

hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan

kepentingan-kepentingannya, dimana pemerintahannya memberikan peluang

yang seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-

program pembangunan di wilayahnya.

Namun demikian, masyarakat madani bukanlah masyarakat yang sekali jadi,

yang hampa udara, taken for granted. Masyarakat madani adalah onsep yang cair

yang dibentuk dari poses sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus

menerus. Bila kita kaji, masyarakat di negara-negara maju yang sudah dapat

7

Page 8: Makalah agama masyarakat madani

dikatakan sebagai masyarakat madani, maka ada beberapa prasyarat yang harus

dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya democratic governance

(pemerintahan demokratis) yang dipilih dan berkuasa secara demokratis dan

democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai civil

security; civil responsibility dan civil resilience).

Tanpa prasyarat tesebut maka masyarakat madani hanya akan berhenti pada

jargon. Masyarakat madani akan terjerumus pada masyarakat “sipilisme” yang

sempit yang tidak ubahnya dengan faham militerisme yang anti demokrasi dan

sering melanggar hak azasi manusia. Dengan kata lain, ada beberapa rambu-

rambu yang perlu diwaspadai dalam proses mewujudkan masyarakat madani (lihat

DuBois dan Milley, 1992).

Landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani adalah Alquran.

Meski Alquran tidak menyebutkan secara langsung bentuk masyarakat yang ideal

namun tetap memberikan arahan atau petunjuk mengenai prinsip-prinsip dasar dan

pilar-pilar yang terkandung dalam sebuah masyarakat yang baik. Secara faktual,

sebagai cerminan masyarakat yang ideal kita dapat meneladani perjuangan

rasulullah mendirikan dan menumbuhkembangkan konsep masyarakat madani di

Madinah.

Prinsip terciptanya masyarakat madani bermula sejak hijrahnya Nabi

Muhammad Saw. beserta para pengikutnya dari Makah ke Yatsrib. Hal tersebut

terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan akidah

dan sebuah sikap optimisme dalam mewujudkan cita-cita membentuk yang

madaniyyah (beradab).

Selang dua tahun pascahijrah atau tepatnya 624 M, setelah Rasulullah

mempelajari karakteristik dan struktur masyarakat di Madinah yang cukup plural,

beliau kemudian melakukan beberapa perubahan sosial. Salah satu di antaranya

adalah mengikat perjanjian solidaritas untuk membangun dan mempertahankan

sistem sosial yang baru. Sebuah ikatan perjanjian antara berbagai suku, ras, dan

8

Page 9: Makalah agama masyarakat madani

etnis seperti Bani Qainuqa, Bani Auf, Bani al-Najjar dan lainnya yang beragam

saat itu, juga termasuk Yahudi dan Nasrani.

Ada tiga karakteristik dasar dalam masyarakat madani. Pertama, diakuinya

semangat pluralisme. Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah keniscayaan yang

tidak dapat dielakkan sehingga mau tidak mau, pluralitas telah menjadi suatu

kaidah yang abadi dalam pandangan Alquran. Pluralitas juga pada dasarnya

merupakan ketentuan Allah SWT (sunnatullah), sebagaimana tertuang dalam

Alquran surat Al-Hujurat (49) ayat 13.

Dengan kata lain, pluralitas merupakan sesuatu yang kodrati (given) dalam

kehidupan. Dalam ajaran Islam, pluralisme merupakan karunia Allah yang

bertujuan mencerdaskan umat melalui perbedaan konstruktif dan dinamis. Ia

(pluralitas) juga merupakan sumber dan motivator terwujudnya vividitas

kreativitas (penggambaran yang hidup) yang terancam keberadaannya jika tidak

terdapat perbedaan (Muhammad Imarah:1999).

Satu hal yang menjadi catatan penting bagi kita adalah sebuah peradaban

yang kosmopolit akan tercipta manakala umat Islam memiliki sikap inklusif dan

mempunyai kemampuan (ability) menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar.

Namun, dengan catatan identitas sejati atas parameter-parameter autentik agama

tetap terjaga.

Kedua, adalah tingginya sikap toleransi (tasamuh). Baik terhadap saudara

sesama Muslim maupun terhadap saudara non-Muslim. Secara sederhana toleransi

dapat diartikan sebagai sikap suka mendengar dan menghargai pendapat dan

pendirian orang lain.

Senada dengan hal itu, Quraish Shihab (2000) menyatakan bahwa tujuan

Islam tidak semata-mata mempertahankan kelestariannya sebagai sebuah agama.

Namun juga mengakui eksistensi agama lain dengan memberinya hak hidup,

berdampingan seiring dan saling menghormati satu sama lain. Sebagaimana hal

itu pernah dicontohkan Rasulullah Saw. di Madinah. Setidaknya landasan

9

Page 10: Makalah agama masyarakat madani

normatif dari sikap toleransi dapat kita tilik dalam firman Allah yang termaktub

dalam surat Al-An’am ayat 108.

Ketiga, adalah tegaknya prinsip demokrasi atau dalam dunia Islam lebih

dikenal dengan istilah musyawarah. Terlepas dari perdebatan mengenai perbedaan

konsep demokrasi dengan musyawarah, saya memandang dalam arti membatasi

hanya pada wilayah terminologi saja, tidak lebih. Mengingat di dalam Alquran

juga terdapat nilai-nilai demokrasi (surat As-Syura:38, surat Al-Mujadilah:11).

Ketiga prinsip dasar setidaknya menjadi refleksi bagi kita yang

menginginkan terwujudnya sebuah tatanan sosial masyarakat madani dalam

konteks hari ini. Paling tidak hal tersebut menjadi modal dasar untuk mewujudkan

masyarakat yang dicita-citakan.

2.4 Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat

Islam terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan

kemajuan di bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, militer,

ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat Islam menjadi

kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir

pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan

yang lain.

2.4.1 Kualitas SDM Umat Islam

Kualitas SDM Umat Islam Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110 :

ر�ا ي� خ� خ� خا خ� ب� خ�ا ب ي� ا ل� ي� خ�ا خ� خ� آا ي� خ� خ� � ب� �� خ ب�ا� خ� ��ل ب� ي� ل خ� ب� خ �ي ل! ي� ا ب� خ" خ� ي� خ# �ي خ خ� ب$ ل�� ي% خ! ي� ب�ا خ� ل�� ل� ي�ا خ ب& �ا� خ ب�� ي' خ) ب� ي� ل�ا ة( �� خ ل�ا خ� ي� خ� ي+ ل� �ي ل,

خ� ل-� ب. خ/ا ي� ا ل+ ل� ل� خ0 ي, خ�ا خ� خ� ��ل ب� ي� ل! ي� ا ل+ ل# �ي ب� � ي+ ل# خ�

10

Page 11: Makalah agama masyarakat madani

Artinya:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada

Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di

antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang

yang fasik.”

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat

Islam adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah

ciptakan. Di antara aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas

SDMnya dibanding umat non Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang

dimaksud dalam Al-Qur‟an itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.

Posisi Umat Islam SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan

kualitas yang unggul. Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang

politik, ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu

menunjukkan perannya yang signifikan. Di Indonesia, jumlah umat Islam lebih

dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih rendah, juga belum mampu

memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang berlaku di negeri ini

bukan hukum Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum dijiwai oleh

nilai-nilai Islam, bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan akhlak Islam.

11

Page 12: Makalah agama masyarakat madani

Bab III

Kesimpulan

Kesimpulan dalam materi ini, yatu

1. Masyarakat madani merupakan systems sosial yang subur berdasarkan prinsip

moral yang menjamin keseimbanganan taraf kebebasan individu dengan

kesetabilan masyarakat

2. Masyarakatat madani tidak muncul dengan sendirinya. Ia membutuhkan

unsur-unsur sosial yang menjadi prasyarat terwujudnya tatanan masyarakat

madani. Faktor-faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mengikat

dan menjadi karakter khas masyarakat madani.

3. Karakteristik dari masayarakat madani yaitu Wilayah Pubilik yang Bebas,

Demokrasi, Toleransi, Pliralisme, Keadilan.

4. Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam

terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan

kemajuan di bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi,

militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat Islam

menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar

dunia lahir pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali,

al-Farabi, dan yang lain.

5. Tujuan-tujuan tersebut tidak hanya mencakup masalah kesejahteraan

ekonomi, melainkan juga mencakup permasalahan persaudaraan manusia

manusia dan keadilan sosial-ekonomi, kesucian kehidupan, kehormatan

individu, kehormatan harta, kedaimanan jiwa dan kebagiaan, serta

keharmonisan kehidupan keluarga dan masyarakat. Ajaran Islam, sama sekali

tidak pernah melupakan unsur materi dalam kehidupan dunia. Materi penting

dalam kemakmuran, kemajuan umat islam, realisasi kehidupan yang baik bagi

setiap manusia, dan membantu manusia melaksanakan kewajibannya kepada

Tuhan.

12

Page 13: Makalah agama masyarakat madani

Daftar Pustaka

http://ebookbrowse.com/7-masyarakat-madani-dan-kesejahteraan-umat-makalah-

pdf-d245510227

http://quran.ittelkom.ac.id/?sid=16&aid=97&pid=arabicid

http://saifuddinasm.com/2013/05/01/ali-imran110-umat-terpilih/

13