makalah
DESCRIPTION
goodTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam rangka mewujudkan status kesehatan masyarakat yang
optimal, maka berbagai upaya yang harus dilaksanakan, salah satu
diantaranya ialah menyelenggaarakan pelayanan kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di tingkat dasar di
Indonesia adalah melalui Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang
merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
diberi tanggung jawab sebagai pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap
wilayah kecamatan dari Kabupaten/Kota bersangkutan. Puskesmas adalah
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Fungsi Puskesmas diantaranya sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Pelayanan kesehatan yang
diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi
pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).1,2,3
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang
keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama.Upaya kesehatan tersebut terdiri dari upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.Upaya kesehatan
wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh
Puskesmas di Indonesia.Sedangkan upaya kesehatan pengembangan
adalah upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan
1
kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan
dengan kemampuan Puskesmas.2,4,5
Salah satu upaya kesehatan wajib puskesmas adalah Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) yang merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelolah dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna memberdayakan masyarakat dam memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, inilah yang disebut
dengan Posyandu.
Pelaksana kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader kesehatan yang
berasal dari masyarakat setempat, dengan bimbingan dari lintas sektor terkait
seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas atau tim PKK. Oleh sebab itulah peran
dan keaktifan kader sangatlah penting demi terselenggaranya kegiatan
Posyandu.
Puskesmas Hutumuri memiliki 7 Posyandu yang tersebar mulai dari
Negeri Hutumuri, Toisapu, Wailiha, Lapaut, Rutong dan Lehari, dengan rata-
rata memiliki 5 kader pada setiap Posyandu, total pada ke 7 Posyandu ini
memiliki 37 orang kader yang aktif dalam kegiatan Posyandu. Berdasarkan
latar belakang diatas, maka perlu mengetahui gambaran keaktifan peran
kader dalam pengelolaan Posyandu di Puskesmas Hutumuri Kota Ambon.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana keaktifan peran kader dalam mengelolah Posyandu di wilyah
kerja Puskesmas Hutumuri Kota Ambon?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui keaktifan peran kader dalam mengelolah posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Hutumuri Kota Ambon.
2
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa saja kegiatan Posyandu.
b. Mengetahui keaktifan peran kader dalam pengelolaan Posyandu.
3
BAB II
ISI PENULISAN
Jenis penelitian pada makalah ini adalah studi deskriptif, pengumpulan
data menggunakan kuisioner dilaksanakan pada tangal 21 juni- 27 juni 2015.
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu yang berwilayah kerja pada
Puskesmas Hutumuri Kota Ambon. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh kader Posyandu yang ada berada di Puskesmas Hutumuri dan
sampel adalah All Sampling yakni menggunakan semua populasi yang ada
menjadi sampel. Jumlah sampel ada 37 kader yang tersebar di 7 Posyandu
di Puskesmas Hutumuri. Tujuannya adalah mengetahui gambaran keaktifan
peran kader dalam pengelolaan Posyandu. Data primer diperoleh dari hasil
kuisioner yang telah diisi oleh responden. Analisa data disajikan dalam
bentuk table distribusi serta narasi.
Puskesmas Hutumuri berada di negeri Hutumuri, salah satu Negeri
Adat di Kota Ambon yang berjarak ± 26 Km dari pusat kota dan terletak
dalam wilayah Pemerintah Kecamatan Leitimur Selatan dengan batas-batas:6
- Sebelah selatan : Laut Banda
- Sebelah utara : Negeri Halong
- Sebelah timur : Negeri Passo
- Sebelah barat : Negeri Hukurila
Secara keseluruhan luas wilayah kerja Puskesmas Hutumuri adalah 165.500
Ha dengan perincian :6
- Negeri Hutumuri (termasuk Dusun Wailiha dan Dusun Toisapu) :
15.500 Ha
- Negeri Rutong : 500 Ha
- Negeri leahari : 500 Ha
Dari data yang ada, total jumlah penduduk pada tahun 2014 yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Hutumuri sebanyak 5.867 jiwa, dengan perincian :6
4
Negeri Hutumuri 4438 jiwa
Negeri Rutong 757 jiwa
Negeri Leahari 672 jiwa
Pria 3144 jiwa
Wanita 2723 jiwa
Jumlah kepala keluarga 1515 KK
Jumlah jiwa per KK rata-rata 3,987 jiwa
Kepadatan penduduk 235 per Km2
Pertumbuhan penduduk 3,2%
Dependency ratio 51%
Sex ratio 93,2%
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Hutumuri. 6
Status dan Jumlah Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Hutumuri.6
5
No POSYANDU STRATA LOKASI
1
.
Mawar 1 Purnama Negeri Hutumuri
2. Mawar 2 Purnama Negeri Hutumuri
3. Anggrek Purnama Negeri Lehari
4. Melati Purnama Negeri Rutong
5. Merpati Purnama Desa Wailiha
6. Sabar Purnama Desa Toisapu
7. Bougenvile Purnama Desa Lapaut
Pada puskesmas Hutumuri terdapat 7 Posyandu dengan masing-
masing Posyandu terdapat 5 kader, dengan strata Posyandu Purnama
(warna hijau) merupakan Posyandu madya yang cakupan kelima kegiatan
pokoknya lebih dari 50 %, mampu melaksanakan program tambahan dan
sudah memperoleh sumber pembiyaaan dari dana sehat yang dikelolah
masyarakat yang jumlah peserta masih terbatas yakni kurang dari 50 %
kepala keluarga (KK) di wilayah kerja Posyandu.
Tabel 1. Distribusi responden menurut kelompok umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir dan pekerjaan.
No. Karakteristik N Jumlah %
1. Kelompok Umur
21-35
36-40
41-45
46-50
37
6
20
10
1
16,2
54
27
2,70
2. Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
37
37
0
100
0
6
3. Pendidikan Terakhir
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
37
0
0
2
16
9
0
0
5,4
43,2
24,3
4. Pekerjaan
Tidak bekerja
Petani
Nelayan
Wiraswasta
PNS/TNI/POLRI
Pegawai Swasta
37
0
8
0
25
4
0
0
21,6
0
67,5
10,8
0
Distribusi responden menurut kelompok umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir dan pekerjaan pada tabel 1 menunjukkan bahwa
responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 orang (100%).
Sebagian besar responden berumur 36-40 tahun dengan persentase tertinggi
sebesar 54% dan responden berumur 46-50 tahun dengan persentase paling
rendah 2,7%. Tingkat pendidikan responden sebagian besar tamat SMA
(43%) dan pekerjaan terbanyak yaitu Wiraswasta (67,5%).
Table 2. Distribusi responden tentang keaktifan peran kader
dalam pelaksanaan posyandu.
No. Variabel N Jumlah %
1. Persiapan sebelum posyandu
Tidak
Kadang-kadang
Selalu
37
0
0
37
0
0
100
2 Mengundang sasaran
Tidak
Kadang-kadang
Selalu
37
0
0
37
0
0
100
7
3 Menggunakan sistem 5 meja
Tidak
Kadang-kadang
Selalu
37
0
5
32
0
13,5
86,4
4 Melakukan pendaftaran
Tidak
Kadang-kadang
selalu
37
0
0
37
0
0
100
5 Melakukan penimbangan
Tidak
Kadang-kadang
Selalu
37
0
0
37
0
0
100
6 Mencatat hasil penimbangan
Tidak
Kadang-kadang
Selalu
37
0
0
37
0
0
100
7. Pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan
Tidak
Kadang-kadang
Selalu
37
0
0
37
0
0
100
8. Merujuk bila menemukan KEP
Tidak
Kadang-kadang
Selalu
37
0
0
37
0
0
100
9. Memberikan makanan tambahan
Tidak
Kadang-kadang
selalu
37
0
4
33
0
10,8
89,1
10. Memberikan vitamin A pada
bulan Agustus dan februari
Tidak
Kadang-kadang
37
0
0
0
0
8
selalu 37 100
11. Memberi penjelasan pencegahan
Diare
Tidak
Kadang-kadang
selalu
37
0
10
27
0
27
73
12. Member penjelasan cara
Membuat oralit
Tidak
Kadang-kadang
Selalu
37
0
0
37
0
0
100
13. Merujuk jika tidak dapat ditangani
Tidak
Kadang-kadang
selalu
37
0
0
37
0
0
100
Pada table 2 tampak bahwa kader mempersiapkan kegiatan sebeluh
hari buka Posyandu adalah sebanyak 37 responden dengan persentase
100% artinya semua responden pada tiap-tiap Posyandu mempersiapkan
segala sesuatu yang menyangkut Posyandu sebeluh hari buka Posyandu.
Kader memberi tahu dan mengundang sasaran sebelum Posyandu.
Sebanyak 37 responden dengan persentase 100%. Artinya semua
responden pada tiap-tiap Posyandu aktif mengundang sasaran.
Kader mempersiapkan 5 meja pada Posyandu. Sebanyak 32
responden yang selalu mempersiapkan sistem 5 meja dengan persentase
86,4% sedangakan sebanyak 5 responden yang kadang-kadang baru
menggunakan sistem 5 dengan persentase 13,5%.
melakukan pendaftaran. Sebanyak 37 responden yang melakukan
pendaftaran dengan persentase 100%. Artinya semua kader pada tiap-tiap
Posyandu selalu melakukan pendaftaran.
9
Kader melakukan penimbangan. Sebanyak 37 responden yang
melakukan pendaftaran dengan persentase 100%. Artinya semua kader pada
tiap-tiap Posyandu selalu melakukan penimbangan.
Kader mencatat hasil penimbangan. Sebanyak 37 responden yang
melakukan pendaftaran dengan persentase 100%. Artinya semua kader pada
tiap-tiap Posyandu selalu melakukan pencatatan penimbangan.
Kader memantau pertumbuhan dan perkembangan Balita. Sebanyak
37 responden yang melakukan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan Balita dengan persentase 100%. Artinya kader pada tiap-tiap
Posyandu selalu melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
Balita.
Kader merujuk bila ditemukan KEP. Sebanyak 37 responden yang
merujuk ketika menemui kasus KEP dengan persentase 100%. Artinya kader
pada tiap-tiap Posyandu selalu melakukan rujukan ketika menemui kasus
KEP.
Kader memberikan makanan tambahan pada Balita. Sebanyak 33
responden yang selalu memberikan makanan tambahan kepada balita
dengan persentase 89,1% sedangkan 4 responden yang kadang-kadang
memberikan makan tambahan dengan persentase 10,8%.
Kader memberikan vitamin A pada bulan februari dan agustus.
Sebanyak 37 responden yang selalu memberikan vitamin A pada balita
setiap bulan februari dan agustus dengan persentase 100%. Artinya semua
kader pada tiap-tiap Posyandu selalu melakukan pemberian vitamin A.
Kader memberikan penjelasan cara mencegah diare. Sebanyak 27
responden yang selalu memberikan penjelasan cara pencegahan diare
dengan persentase 73% sedangkan resonden yang kadang-kadang
memberikan penjelasan tentang pencegahan diare adalahan sebanyak 10
responden dengan persentase 27%.
10
Kader memberikan penjelasan cara membuat oralit. Sebanyak 37
responden yang selalu member penjelasan tentang cara pembuatan oralit.
Artinya semua kader pada tiap-tiap Posyandu selalu melakukan penjelasan
cara membuat oralit.
Kader merujuk ke tenaga kesehatan jika menemui kasus tidak dapat
ditangani. Sebanyak 37 responden kader merujuk ke petugas kesehatan
dengan persentase 100%. Artinya kader selalu merujuk pasien dalam hal ini
ibu dan anak ke petugas kesehatan apabila tidak dapat ditangani.
BAB III
11
DISKUSI
Persiapan Sebelum Posyandu
Berdasarkan KEMENKES RI 2012 Posyandu merupakan salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKMB) yang dikelolah dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dasar/sosial untuk penurunan angka kematian ibu.
Artinya semua persiapan dan penyelenggaan Posyandu dilakukan oleh
masyarakat yang telah dipercayakan sebagai kader.7
Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Hutumuri adalah kader yang mempersiapkan kegiatan
sebelum hari buka Posyandu adalah sebanyak 37 responden dengan
persentase 100% artinya semua responden pada tiap-tiap Posyandu
mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut Posyandu sebeluh hari
buka Posyandu. Sehingga dapat dikatakan bahwa peran kader untuk
mempersiapkan kegiatan Posyandu sangatlah baik, karena semua dikelolah
oleh rakyat dari dan untuk rakyat.
Mengundang Sasaran
Menurut KEMENKES RI 2012 kader Posyandu merupakan anggota
yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat itu sendiri dan bekerja
sama secara sukarela. Secara umum istilah kader kesehatan yaitu kader-
kader yang dipilih oleh masyarakat menjadi penyelengara Posyandu.
12
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada
umumnya kader bukanlah tenaga professional melainkan hanya membantu
dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas
yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Kegiatan
yang dapat dilakukan kader sebelum Posyandu adalah mengundang
sasaran. 7,8
Sesuai dengan penelitian kader memberi tahu dan mengundang
sasaran sebelum Posyandu. Sebanyak 37 responden dengan persentase
100%. Artinya semua responden pada tiap-tiap Posyandu aktif melakukan
perannya untuk mengundang sasaran.
Menggunakan sistem 5 meja
Pelaksanaan Posyandu di seluruh Indonesia mengikuti sebuah system
yang disebut dengan 5 meja. Berikut alur penyelenggaraan Posyandu:8
Gambar 2. Bagan Alur Penyelenggaraan Posyandu
13
Meja 3
Pengisian KMS oleh Kader
Meja 2
Penimbangan oleh Kader
Meja 1
Pendaftaran oleh Kader
Meja 4
Penyuluhan oleh Kader
Meja 5
Pelayanan Kesehatan oleh Petugas Puskesmas
Sesuai dengan hasil penelitian kader mempersiapkan 5 meja pada posyandu.
Sebanyak 32 responden yang selalu mempersiapkan sistem 5 meja dengan
persentase 86,4% sedangakan sebanyak 5 responden yang kadang-kadang
baru menggunakan sistem 5 meja dengan persentase 13,5%. Artinya
sebagian besar kader telah aktif mengelolah Posyandu dengan
menggunakan sistem lima meja sesuai dengan ketetapan .
Melakukan pendaftaran
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada
umumnya kader bukanlah tenaga professional melainkan hanya membantu
dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas
yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun
kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter, kader dan semua pihak
dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut di
dalam maupun diluar Posyandu anatara lain; melakukan pendaftaran,
penimbangan bayi dan Balita, pencatat hasil penimbangan, memberi
penyuluhan, memberi dan membatu pelayanan kesehatan, dan merujuk.7,9
Sesuai dengan penelitian kader melakukan pendaftaran. Sebanyak 37
responden yang melakukan pendaftaran dengan persentase 100%. Artinya
semua kader pada tiap-tiap Posyandu selalu aktif melakukan perannya
untuk pendaftaran saat Posyandu dilakukan. Kemudian Kader melakukan
penimbangan. Sebanyak 37 responden yang melakukan pendaftaran dengan
persentase 100%. Artinya semua kader pada tiap-tiap Posyandu selalu aktif
melakukan perannya untuk penimbangan berat badan. Untuk pencatatan
hasil penimbangan Kader mencatat hasil penimbangan. Sebanyak 37
responden yang melakukan pendaftaran dengan persentase 100%. Artinya
semua kader pada tiap-tiap Posyandu selalu aktif melakukan perannya untuk
pencatatan hasil penimbangan. Dan selanjutnya berhubungan dengan peran
kader dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. Hasil penelitian
14
menunjukan bahwa Kader memantau pertumbuhan dan perkembangan
Balita. Sebanyak 37 responden yang melakukan pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan balita dengan persentase 100%. Artinya kader pada tiap-
tiap Posyandu selalu aktif melakukan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita. Selanjutnya adalah merujuk bila ditemukan KEP
(kekurangan energy protein) sesuai dengan peran kader untu merujuk, pada
kenyataanya dari hasil penelitian bahwa sebanyak 37 responden yang
merujuk ketika menemui kasus KEP dengan persentase 100%. Artinya kader
pada tiap-tiap Posyandu selalu aktif melakukan perannya untuk merujuk
ketika menemui kasus KEP.
Memberikan makanan tambahan
Menurut peraturan DEPKES RI tentang Posyandu yakni kader
berperan dalam menunjang pelayanan gizi serta pemberian makanan
tambahan, pemberian vitamin A, penanggulangan penyakit menular seperti
diare dan cara pembuatan oralit.7,10 Berdasarkan hasil penelitian yang ada
ternyata sebanyak 33 responden yang selalu aktif memberikan makanan
tambahan kepa balita dengan persentase 89,1% sedangkan 4 responden
yang kadang-kadang memberikan makan tambahan dengan persentase
10,8%. Artinya hanya sebagian kecil responden yang tidak aktif melakukan
peran kader dalam menunjang pelayanan gizi.
Kader yang memberikan vitamin A pada bulan februari dan agustus.
Sebanyak 37 responden yang selalu memberikan vitamin A pada balita
setiap bulan februari dan agustus dengan persentase 100%. Artinya semua
kader pada tiap-tiap posyandu selalu aktif melakukan pemberian vitamin A.
Kader yang memberikan penjelasan cara mencegah diare. Sebanyak 27
responden yang selalu aktif memberikan penjelasan cara pencegahan diare
dengan persentase 73% sedangkan resonden yang kadang-kadang
15
memberikan penjelasan tentang pencegahan diare adalah sebanyak 10
responden dengan persentase 27%.
Kader yang memberi penjelasan cara membuat oralit. Sebanyak 37
responden yang selalu memberi penjelasan tentang cara pembuatan oralit
dengan persentase 100%. Artinya semua kader pada tiap-tiap posyandu
selalu aktif melakukan perannya untuk memberi penjelasan cara membuat
oralit.
Merujuk jika tidak dapat ditangani
Menurut KEMENKES RI peran kader saat Posyandu berlangsung
adalah Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran Balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya. Pelayanan ibu dan anak. Untuk
pelayanan kesehatan anak pada Posyandu, dilakukan penimbangan,
pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala, pemantauan aktifitas
anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan
orang tua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang
permasalahan anak balita dan lain sebagainya. Membimbing orang tua
melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil pengukuran dan pemantauan
kondisi balita. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak Balita. Dalam
kegiatan ini kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi
kelompok, dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga Balita. Memotivasi
orangtua Balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada anaknya,
dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh. Menyampaikan penghargaan
kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu dan minta mereka untuk
kembali pada hari Posyandu berikutnya.7
Menyampaikan informasi pada orang tua agar menghubungi kader.
Dan kader merujuk ke tenaga kesehatan jika menemui kasus yang tidak
dapat ditangani.7
16
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 37 responden merujuk pasien
yang tidak dapat ditagani ke petugas kesehatan dengan persentase 100%.
Artinya kader selalu aktif melakukan perannya untuk merujuk pasien dalam
hal ini ibu dan anak ke petugas kesehatan apabila tidak dapat ditangani.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran keaktifan peran
kader dalam pengelolaan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Hutumuri, Kota Ambon adalah sebagai berikut;
1. 100% kader aktif melakukan perannya dalam mempersiapkan
kegiatan sebelum hari buka posyandu.
2. 100% kader aktif melakukan perannya dalam mengundang
sasaran sebelum posyandu.
3. 86,4% kader aktif melakukan perannya dalam mempersiapkan
sistem 5 meja pada pelaksanaan posyandu
4. 100% kader aktif melakukan perannya dalam melakukan
pendaftaran saat pelaksanaan posyandu.
5. 100% kader aktif melakukan perannya dalam melakukan
penimbangan saat pelaksanaan posyandu.
6. 100% kader aktif melakukan perannya dalam hal pencatatan hasil
penimbangan.
7. 100% kader aktif melakukan perannya dalam melakukan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Balita di posyandu.
8. 100% kader yang aktif melakukan perannya merujuk saat
menemukan kasus KEP.
9. 89,1% kader yang aktif melakukan perannya dalam memberikan
makana tambahan kepada balita.
10. 100% kader yang aktif melakukan perannya dalam memberikan
vitamin A pada bulan februari dan agustus.
11. 73% kader yang aktif melakukan perannya dalam memberikan
penjelasan tentang cara pencegahan diare.
18
12. 100% kader yang aktif melakukan perannya dalam memberikan
penjelasan tentang cara pembuatan oralit.
13. 100% kader yang aktif melakukan perannya dalam merujuk pasien
yang tidak dapat ditangani ke tenaga kesehatan.
B. Saran
1. Kepada Puskesmas Hutumuri agar memperhatikan keaktifan peran
kader dalam melakukan perannya khususnya dalam
mempersiapkan sistem 5 meja dalam posyandu, pemberian makan
tambahan serta penjelasan pencegahan penyakit diare.
2. Bagi para keder agar tetap semangat untuk melaksanakan
perannya dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab demi
kesehatan dan kepentingan bersama.
19
REFERENSI
1. Dekes RI. Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas. Balai Pustaka;
Jakarta. 2014
2. Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta; 2004
3. Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta; 2014
4. Kementrian Kesehatan RI. Data Dasar Puskesmas. Kementrian
Kesehatan RI. Jakarta; 2014
5. Hatmoko. Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas. Materi Kuliah
Manajemen Kesehatan Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas
Mulawarman. Samarinda; 2006
6. Puskesmas Hutumuri. Profil Puskesmas Hutumuri. Puskesmas Hutumuri.
Ambon; 2014
7. Departemen Kesehatan RI. Kader posyandu. Jakarta. 2012
8. Departemen Kesehatan RI. Pengelolaan Posyandu. Jakarta. 2010
9. Pohan S Imbalo. Jaminan mutu layanan kesehatan. Jakarta: EGC; 2010
10.Azwar azul. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi 3; Jakarta. 2010
20