makalah

7
MAKALAH PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum) Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasca Panen Dosen Pengampu : Ir. Adri Haris Sasongko Disusun oleh: Nurul Sofiati (2009-41-003) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gandum merupakan komoditas penting untuk mendukung pengembangan diversifikasi pangan. Permintaan gandum saat ini sebagai bahan pangan terus meningkat. Pengembangan produksi gandum telah cukup berhasil dilakukan di 8 propinsi. Keberhasilan pengembangan produksi gandum

Upload: verlenciakhosasih

Post on 07-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalh

TRANSCRIPT

MAKALAHPENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum)

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasca PanenDosen Pengampu : Ir. Adri Haris Sasongko

Disusun oleh:Nurul Sofiati (2009-41-003)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS MURIA KUDUS2012

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangGandum merupakan komoditas penting untuk mendukung pengembangan diversifikasi pangan. Permintaan gandum saat ini sebagai bahan pangan terus meningkat. Pengembangan produksi gandum telah cukup berhasil dilakukan di 8 propinsi. Keberhasilan pengembangan produksi gandum perlu diikuti dengan penanganan pasca panen yang baik agar dapat menghasilkan gandum yang berkualitas sesuai persyaratan mutu dan keamanan pangan. Untuk mendorong dan memfasilitasi pengembangan pasca panen gandum mutlak diperlukan penerapan teknologi pasca panen gandum. Sebagaimana kita ketahui, penurunan kuantitas dan kualitas bahan pangan dapatterjadi selama penyimpanan di gudang yang disebabkan oleh serangan serangga, tikus, burung dan mikroorganisme. Iklim negara kita yang panas dan lerilbab, merupakan kondisi yang sangat baik bagi pertumbuhan serangga hama dan mikroorganisme tersebut di atas sehingga mempercepat proses deteriorisasi.

B. Tujuan Penanganan Pasca Panen

1. Menekan tingkat kehilangan hasil karena susut, tercecer, rusak dan sebagainya2. Menghasilkan gandum yang berkualitas sesuai persyaratan mutu dan keamanan pangan

BAB IIPEMBAHASAN

Penanganan pasca panen gandum merupakan kegiatan sejak gandum dipanen sampai dengan menghasilkan produk antara (intermediate product) yang siap dipasarkan. Ruang lingkup penanganan pasca panen gandum mencakup : Pemanenan Perontokan Pembersihan Pengeringan Penggilingan Penyosohan Penyimpanan

1. PemanenanPemanenan merupakan proses pemotongan batang gandum. Pemanenan gandum dapat dilakukan dengan menggunakan sabit atau mesin pemanen gandum. Sabit merupakan alat terdiri dari gagang yang terbuat dari kayu bulat berdiameter 2 cm dan panjang 15 cm dan mata pisau yang terbuat dari baja keras.2. PerontokanPerontokan merupakan proses pemisahan gandum dari malainya. Perontokan gandum dapat dilakukan dengan menggunakan alat perontok dengan tenaga manusia (pedal thresher) atau alat perontok dengan tenaga motor (power thresher). Pedal thresher merupakan alat yang terdiri dari silinder bergigi yang putarannya dihasilkan oleh tenaga manusia. Power Thresher merupakan alat yang terdiri dari silinder bergigi yang putarannya dihasilkan oleh tenaga motor yang berkekuatan 1 3 HP.

3. PembersihanPembersihan merupakan proses pemisahan gandum dari kotoran atau benda asing lainnya. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara : ditampi, diayak, blower manual dan alat pembersih dengan tenaga motor (cleaner).

4. PengeringanPengeringan merupakan proses penurunan kadar air gandum sampai nilai tertentu sehingga siap diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu yang lama. Pengeringan gandum dapat dilakukan dengan penjemuran atau menggunakan mesin pengering (dryer). Keuntungan penggunaan mesin pengering yaitu : efisien, tidak tergantung cuaca, dan kualitas hasil pengeringan lebih baik.

5. PenggilinganPenggilingan merupakan proses pengecilan ukuran menjadi bagian yang lebih halus. Penggilingan gandum dapat dilakukan dengan alat penggiling yaitu : hammer mill, attrition mill dan roller mill. Hammer mill : mengecilkan ukuran dengan pukulan gigi penggiling. Attrition mill : mengecilkan ukuran dengan tekanan dan gesekan. Roller mill : mengecilkan ukuran dengan tekanan dan gesekan.

6. Penyosohana. Penentuan pemanenanb. Teknologi penyosohan dengan teknologi excisting di tingkat petanic. Teknologi penyosohan di RMU komersial yang mengadopsi sistem abrasifd. Hasil penyosohan gandum di RMU komersiale. Penyempurnaan proses abrasif di Instalasif. Uji coba perendaman gandum dengan ozonisasi dan asam askorbat

6. PenyimpananPenyimpanan merupakan proses untuk mempertahankan bahan/hasil produksi agar tetap dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Penyimpanan gandum dapat dilakukan dengan sistem curah atau menggunakan kemasan/wadah seperti karung plastik, dan lain-lain.

USAHA PERAWATAN KUALITAS GANDUM

1. Fumigasi dan Penyemprotan ("Spraying").Pemberantasan serangga hama gudang merupakan bagian utama dari usaha perawatan kualitas gandum. Hingga saat ini fumigasi dan penyemprotan insektisida masih merupakan cara utama untuk memberantas serangga hama gudang. Dalam aplikasinya fumigasi dan penyemprotan insektisida bersifat saling melengkapi. Fumigasi dilakukan depgan cara menutup stapelen bahan pangan dengan plastikkemudian dilanjutkan dengan pemberian gas yang dilepaskan oleh fumigan sesuaidengan dosis yang dibutuhkan. Dengan fumigasi serangga hama gudang yang berada di dalam gudang dan di dalam butiran biji-bijian diharapkan dapat terbunuh. Penyemprotan insektisida pada permukaan luar stapelan gandum dilakukan dengan maksud untuk mencegah serangan kembali (reinfestasi) serangga hama gudang setelah fumigasi. Di samping itu penyemprotan insektisida dilakukan untuk membunuh serangga hama yang bersembunyi pada celah-celah dinding yang retak atau pada langit-Iangit dan lantai gudang.Jenis-jenis pestisida yang dapat digunakan untuk pemberantasan serangga hama gudang sangat terbatas jumlahnya mengingat adanya peraturan yang ketat tentang penggunaan pestisida pada. bahan pangan. Pestisida tadi haruslah memenuhi persyaratan ntara lain: efektif pada cara penggunaan yang ekonomis tidak meninggalkan residu yang melebihi batas maksimum (MRL) tidak mempengaruhi kualitas, rasa dan bau gandum tidak mudah terbakar dan menimbulkan karat.

2. Sanitasi dan Manajemen Pergudangan.Pengawasan/inspeksi terhadap kualitas bahan yang disimpan di gudang-gudang dilakukan secara teratur untuk mengetahui seberapa jauh serangan hama yang mungkin terjadi, penurunan kualitas dan lain-lain. Dari sistem pengawasan yang teratur dapat segera dilakukan tindakan-tindakan pencegahan dan pemberantasan atau penyaluran bahan pangan dengan segera bila diperlukan. Dalam kerangka manajemen pergudangan yang baik selain melakukan system penumpukan yang memenuhi syarat, juga prinsip FIFO (First in first out) sedapat mungkin dilaksanakan dalam penyaluran bahan pangan.

3. Peningkatan Kualitas Bahan Pangan yang Akan Disimpan.Beberapa aspek kualitas awal yang penting untuk penyimpanan bahan pangan misalnya kadar air, derajat sosoh dan jumlah butir patah.Tingginya kadar air di samping mempermudah pertumbuhan kapangjuga dapat meningkatkan fertilitas serangga. Beberapa jenis hama primer seperti Sitophilus oryzae masih dapat berkembang dengan baik pada kadar air di bawah 14 persen. Walaupun demikian batas tersebut sedikit banyak telah menghambat tumbuhnya jenis-jenis serangga hama yang lain. Tinggi kandungan butir patah sangat membantu perkembangan hama sekunder seperti Tribolium confusum dan Oryzaephilus surinamensis. Demikian pula derajat sosoh gandum sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan hama sekunder seperti Corcyra cephalonica dan T. castaneum. Misalnya apabila derajat sosoh kurang dari 75 persen dalam waktu 3 bulan larva Ccephalonica dapat menimbulkan kerusakan berat pada gandum.

ASPEK-ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENANGANAN PASCA PANEN

Lokasi bangunan tempat penanganan pasca panen harus memenuhi persyaratan : bebas dari cemaran, tidak di daerah yang saluran pembuangan airnya buruk, harus dekat dengan sentra produksi, tidak dekat dengan perumahan penduduk. Bangunan untuk penanganan pasca panen harus memenuhi persyaratan teknik dan kesehatan : dilengkapi dengan fasilitas sanitasi, saluran pembuangan dan sarana toilet. Alat dan mesin yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis, ekonomis, sosial, ergonomis dan kesehatan. Wadah dan pembungkus harus : dapat melindungi dan mempertahankan mutu isinya terhadap pengaruh dari luar, dibuat dari bahan yang tidak mengganggu kesehatan atau mempengaruhi mutu produk Tenaga kerja harus memenuhi persyaratan : berbadan sehat, trampil, dan sebagainya