makalah
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
BAB IIPEMBAHASAN
2. 1. Klasifikasi Perilaku Anak
Menurut Frankl, perilaku anak terbagi menjadi:
a. Jelas negatif (--)
Anak menolak perawatan, menangis sangat keras, ketakutan menunjukkan sikap
negatif yang ekstrim, jadi perawatannya dapat ditunda.
b. negatif (-)
Anak enggan menerima perawatan, tidak kooperatif misalnya cemburut jadi
perawatannya dapat dibujuk.
c. Positif (+)
Anak bersedia untuk dirawat dan tidak menolak petunjuk dokter gigi .
d. Jelas positif (++)
- Hubungan anak dengan dokter gigi baik
- Anak gembira menerima perawatan
- Tertera dengan tindakan yang dilakukan dokter gigi
- Anak banyak bertanya
Menurut Wright, perilaku anak berdasarkan kooperatif terbagi menjadi :
a. kooperatif
anak dapat bekerja sama dengan dokter gigi.
b. tidak kooperatif / kurang kooperatif
Tidak dapat kooperatif, anak memiliki kemampuan terbatas.
c. Perilaku anak yang berpotensi kooperatif
Perilaku ini berbeda dengan perilaku anak yang kurang kooperatif jika anak
tersebut memiliki kemampuan untuk menjadi kooperatif.1
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Anak
1
a. Pertumbuhan dan Perkembangan
Perkembangan anak meliputi fisik, intelektual dan aspek emosional dari
pertumbuhan. Aspek-aspek ini menunjukkan perubahan yang konstan pada ukuran
dan besarnya. Pada umur intelektual tiga tahun terlihat progress perkembangan yang
menandakan suatu kesiapan untuk menerima perawatan dental. Anak-anak yang
terlihat normal secara fisik tetapi menunjukkan perilaku atau masalah sosiologis, tipe
pasien seperti ini dapat dinamai “unnanageable”, dengan realisasi kecil yang
menunjukkan anak yang behaviour problembisa mengesankan beberapa bentuk dari
kerusakan otak.
b. Pengalaman Medis dan Dental
Wright et al (1973), mengesankan bahwa keterlibatan emosional yang dibuat atau
diciptakan dari pengalaman medis terdahulu dan sikap buruk anak terhadap
kunjungan ke praktek medis, dapat membentuk dan mempengaruhi perilaku yang
tidak menyenangkan pada anak. Mc. Tique (1984), menjelaskan bahwa potensial
perilaku yang tidak kooperatif bisa dihubungkan dengan ketakutan pada pengalaman
dental.
c. Pengaruh Keluarga dan Teman Sebaya
Faktor psikososial adalah faktor yang sangat mempengaruhi perilaku manusia,
khususnya didalam unit keluarga. Faktor teman sebaya dan instutisional juga
membentuk perilaku individu, tetapi dalam derajat yang lebih kecil. Sikap orang tua
yang membentuk perilaku anak secara langsung pada periode awal perkembangan,
dipengaruhi oleh faktor-faktor posisi sosioekonomi, perkembangan kultural dan latar
belakang etnik. Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah
cenderung takut dan kurang kooperatif. Masalah internal keluarga akan
mempengaruhi perilaku anak, dari dalam rumah yang ditimpa perselisihan anak
dapat merasakan ketidakharmonisan dengan menjadi emosional dan frustasi. Oleh
karena itu, lebih memungkinkan manajemen problem di praktek dental.
d. Lingkungan Dental Praktek
Dokter gigi dan staf harus memberi pengaruh positif dengan praktek dental.
Secara tidak langsung, dental team dapat menganjurkan sikap positif terhadap
2
kunjungan dental. Perilaku negatif, yang disebabkan oleh pengalaman medis dan
pengalaman dental yang buruk dapat dipengaruhi secara positif oleh cara bijaksana
keluarga dan prosedur perilaku yang dilakukan kembali oleh dental team.1
2.3. Pendekatan Psikologi Non Farmakoteurapetik dan
Farmakoteurapetik
1. Pendekatan Psikologi Non Farmakoteurapetik
a. Komunikasi dengan anak-anak
Banyak cara untuk memulai komunikasi verbal. Beberapa anak kecil sangat
bangga dengan baju barunya dan mereka suka jika ditanyai tentang itu. Komunikasi
tidak terbatas pada percakapan, komunikasi nonverbal seperti menepukkan tangan
dengan si anak menunjukkan kehangatan senyum. Psychology Of Communication
yang dipresentasikan pada konferensi guru-guru pedodontic (1972), berpendapat
bahwa sewaktu-waktu komunikasi terdiri dari transmitter (dokter gigi), medium
(lingkungan praktik dental ) dan penerima (anak).
Awalnya sebagian besar dari komunikasi kita adalah verbal. Karena itu,
perhatian khusus harus diberikan pada aspek ini.
b. Psychology of Learning
Stimulus dan respon
Stimulus bisa bermacam-macam, seperti aksi motorik contohnya bergerak atau
menuju ruangan dental , duduk di dental unit ketika membayangkan suara instrumen
high speed atau membayangkan dokter gigi dengan instrumen yang dapat
menimbulkan suatu stimulus.
Motivasi
Prinsip dasar dalam pembelajaran psikologi adalah mengerti tentang konsep
motivasi, anak kecil lebih mudah untu bertindak jika anak dimotivasi untuk
memperoleh hasil spesifik.
Reinforcement
Jika respon menghasilkan keberhasilan, respon ini dinamakan reinforcenent. Gigi
yang sakit (stimuli) adalah inovasi anak tersebut untuk mengunjungi dokter gigi.
3
Kunjungannya adalah terdapat respon , menghilangkan rasa sakit adalah hasilnya
yang memberikan kenyamanan yang memuaskan untuk mancapai keberhasilan. Oleh
karena itu, reinforcementnya adalah perilaku anak tersebut.
Generalisasi
Kecenderungan individu untuk merespon stimuli yang sama yang telah
disyaratkan dikenal sebagai stimulus generalization. Besarnya derajat kesamaan
antara stimulus awal dan situasi yang baru akan memungkinkan terjadinya respon.
Respon generalization adalah pengetahuan untuk merespon terhadap stimulus khusus
dalam suatu perbedaan ringan. Seorang anak sebagai contoh, akan merespon
terhadap handpiece high speed dengan perilaku yang berbeda bergantung pada
perubahan dalam situasi dental.
Discrimation and extination
Pada permulaan, generalization, apakah ditegahi atau tidak secara berangsur-
angsur, walau bagaimanapun anak-anak mempelajari untuk membetulkan batas
generalizationnya . kemempuan pembelajaran ini ini disebut discrimation. Suatu
respon yang dipelajari tidak selalu menetap dengan kuat. Jika terjadi respon dan tidak
di reinforced, kekuatan respon secara progresif akan menurun dan terbatas. Hal ini
disebut respon extinction.
Behavior modification
Psikologi memiliki teknik pengembangan untuk memodifikasi, perilaku orang tua
yang tidak dapat menyesuaikan diri, menggunakan beberapa prinsip yang ditetapkan
atau dibuat dengan eksprimen teori pengetahuan. Metode ini disebut behavior
modification. Behavior modification didefinisikan sebagai uasaha untuk mengubah
kebiasaan manusia dan emosi dalam suatu cara yang berguna dan dalam keserasian
dengan hukum dari teori pengetahuan.
c. Basic techniques of behavior management
Modeling
Tujuannya dadalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut dan rasa cemas
yang tinggi. Modeling adalah suatu proses sosialisasi yang terjadi baik secara
langsung dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Bandura (1969),
mengemukakan empat komponen dalam proses belajar melalui model, yaitu:
4
- memperhatikan
- mengancam
- memproduksikan gerak motorik supaya dapat menghasilkan gerak
secara cepat.
- Ulangan penguatan dan motivasi, proses meniru akan berhasil dengan
baik.
Desensitisasi
Adalah suatu cara untuk mengurangi rasa takut dan rasa cemas seorang anak dengan
jalan memberikan rangsangan yang membuat cemas sedikit demi sedikit.
Wolpe (1969), menamakan dengan istilah “systemic desensitization” terdiri dari tiga
tahapan, yaitu:
- Latihlah pasien agar santai atau relax
- Susunlah secara berurutan hal yang membuat pasien cemas, yaitu dari
hal yang paling menakutkan sampai ke hal yang tidak begitu
menakutkan.
- Memberi rangsang dari hal yang tidak begitu menakutkan sampai
anak tidak merasa takut lagi dan rangsang ini ditingkatkan menurut
ukuran yang telah disusun tersebut diatas.
Behavior shaping
Adalah suatu cara yang dilakukan secara bertahap untuk mencapai tingkah laku yang
diinginkan oleh dokter gigi selama perawatan. Penanggulangan “behavior shaping”
adalah “tell-show-do” (TSD). Cara ini dikemukakan olehAdellson (1959).
- Tell, dimana dokter gigi menerangkan mengenai perawatan yang akan
diakukan pada anak dan bagaimana seterusnya anak tersebut bersikap.
- Show, mendemonstrasikan kepada anak apa yang akan dilakukan
terhadap dirinya.
- Do, anak dilakukan perawatan gigi sesuai dengan hal-hal yang sudah
diterangkan atau didemonstrasikan.
Retraining
Retraining terutama dilakukan pada anak yang menunjukkan rasa cemas atau tingkah
laku negatif yang cukup tinggi. Sikap yang ditunjukan ini dapat sebagai akibat
5
pengalaman yang tidak menyenangkan pada waktu dilakukan perawatan pertama
kaliterhadap giginya ataupun akibat dari keterangan mengenai perawatan yang
negatif dari orang tua maupun teman sebayanya.
Handover mouuth exercises (home)
Ann (1957), menyatakan bahwa cara home digunakan apabila beberapa cara lain
dalam menciptakan komunikasi yang baik mengalami kegagalan, sehingga tingkah
laku anak tidak terkendali. Home ditetapkan pada anak yang sejak kunjungan
pertama ke klinik gigi menunjukkan sikap yang tidak kooperatif, tidak mau mengerti
dengan penjelasan atau bujukan dan menolak perawatn.
2. Pendekatan Psikologi Farmakoteurapetik
Premedikasi
Selain untuk menenangkan anak, premedikasi juga dapat mengurangi ketegangan
anak sebagai akibat rasa takut.
Indikasi premedikasi adalah :
- Mengurangi dan menghilangkan rasa takut
- Mengurangi rasa sakit
- Mengendalikan refleks yang dapat membahayakan pasien
- Perawatn yang membutuhkan waktu yang lama
- Membantu anak menyesuaikan diri dengan situasi yang ada
- Menenangkan anak sehingga memudahkan perawatan gigi
- Mengendalikan tingkah laku anak yang sulit diatasi.
Golongan obat yang dapat diberikan untuk anak, antara lain ;
- Hydroxine
- Diozepan
- Prometazme
- Meperidine
General Anastesi
Bennet (1974), mendefinisikan sebagai “pemantauan timbal balik terhadap
ketidakakuratan kelumpuhan sel sistem saraf pusat”. Terdapat beberapa cara
pemberian anastesi kedalam tubuh yang sudah dikenal, yaitu :
6
- Melalui inhalasi, yaitu pemberian anastesi umum melalui saluran
pernafasan.
- Melalui intra-vena, yaitu pemberian anastesi ummum melalui
pembuluh darah vena.
- Melalui rektal, yaitu melelui dubur.
- Melalui intra-muskular, yaitu suntikan pada obat.
- Melalui intra-oral, yaitu berupa tablet melalui oral.2
2.4. Tumbuh Kembang dari Aspek Biopsikososial
A. Psikodinamik
Merupakan proses tumbuh kembang anak yang dilihat secara tahapan
sekuensial dimana psikis dan pikiran kepribadian berkembang dari tahap awal yaitu
animalistik dengan kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri menuju suatu
proses pendewasaan dimana keagresifan, seksual, dan kasih sayang telah
berkembang lebih matang.
Teori psikodinamik adalah konsep dimana ego anak (self) mempengaruhi libido
( kehidupan dan kasih sayang).
B. Pembelajaran sosial
Mengacu pada pembelajaran seorang psikologi yang mempelajari tingkah
laku termasuk stimulus (reward dan hukuman) yang akan menghasilkan respon
( tingkah laku ).Jika psikodinamik merupakan suatu perilaku anak yang domitivasi
oleh pemenuhan terhadap kepuasan diri sendiri, maka pembelajaran sosial dilihat
melalui aspek bahwa tingkah laku dimotivasi oleh kebutuhan sosial, seperti
mendapatkan kasih sayang, atau penerimaan dari orang tua pertama sekali, lalu
teman, dan terakhir diri sendiri. Lebih lanjut pembelajaan sosial dimotivasi oleh
reinforcement atau hukuman yang dibentuk oleh lingkungan.
C. Biologi-genetik
7
Tumbuh kembang dipertimbangkan sebagai efisiensi mental kepribadian dan
keadaan fisik yang tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh lingkungan. Tingkah laku
anak dapat diprediksi dengan mengetahui genetik dan status fisik seseorang. Biologi
genetika lebih mengacu pada tumbuh kembang anak yang mempengaruhi status fisik
seperti persarafan, metabolik, dan psikologis.1
2.5. Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi dengan anak :
1. Menciptakan Komunikasi
Pada umumnya mengikutsertakan anak dalam percakapan, diperlukan agar drg
dapat belejar mengenai pasien tersebut dan sekaligus membuat anak lebih relaks.
Banyak cara untuk membentuk komunikasi dan keefektifannya bergantung pada
umur anak.
2. Komunikator
Biasanya asisten drg berbicara dengan anak selama transfer pasien dari ruang
resepsionis sampai ke ruang operator dan selama preparasi anak di dental unit.
3. Kejelasan Pesan
Komunikasi merupakan multi sensoris dan kompleks. Pesan yang ada harus
dimengerti dengan pemahaman yang sama oleh pengirim ( asisten / drg ) dan
penerima ( anak ).
4. Kontrol Suara
Perintah – perintah dengan suara yang jelas dan akrab digunakan untuk
mendapatkan perhatian anak atau menghentikan pekerjaan yang sedang dilakukan
oleh seorang.
5. Komunikasi Multisensoris
8
Komunikasi Verbal lebih berfokus pada apa yang harus dikatakan atau bagaimana
sesuatu harus dikatakan. Komunikasi nonverbal mencakup meletakkan tangan pada
puncak anak dan kontak mata.
6. Menyadari siapa yang mempunyai masalah
Dokter gigi biasanya lupa berhadapan dengan pasien muda (anak) hindari
menggunakan kata “ kamu “. Alternatifnya adalah lebih banyak menggunakan kata “
saya “. Hal ini di lakukan untuk mencegah perilaku negative anak.
7. Aktif Mendengarkan
Dokter gigi mendengarkan segala apa yang di inginkan dan dikatakan oleh si
anak.
8. Respon yang tepat
Respon yang tepat oleh dokter gigi terhadap perilaku anak sangat dibutuhkan
untuk menciptakan situasi yng tepat dalam menyukseskan perawatan. Respon yang
tidak tepat oleh dokter gigi. Sering di tunjukkan saat pertama kali merawat anak yang
cemas dan gelisah respon yang tepat oleh drg. Tidak selalu positif jika respon anak
yang dihasilkan oleh stimuli yang diberikan menghasilkan negative, maka dengan
drg dapat memberikan respon menolak dengan tidak kkehilangan control personals.3
2.6. Rasa Takut dan Cemas pada Anak
A. Cemas
Cemas adalah suatu yang ditakuti tapi yang mana sumber ketakutan(objek)
itu tidak jelas atau tidak nyata.
B. Takut
Suatu respon emosional terhadap sesuatu yang mana yang ditakuti itu objeknya
itu jelas
Macam –macam rasa takut
1. Objektif
9
- Timbul karna rangsangan fisik langsung pada alat perasa
- merupakan jawaban terhadap sesuatu yang tidak
menyenangkan dari apa yang dialami
Misalnya :
o melihat orang baju putih
o mencium bau obat diruang praktek
2. subjektif
- timbul karena mendengar kejadian yang dialami orang lain
Misalnya :
o cerita sie A kepada sie B :kemarin waktu kedokter
gigi sakit sekali sehingga si B Jadi takut kedokter
gigi karna mendengar cerita si A
- anak –anak akan merasa takut pada sesuatu yang baru dan
tidak dikenal
3. sugesti
- timbul karna meniru orang lain,diteruskan tanpa disadari oleh
kedua-duanya
misalnya :
o ibu takut dengan perawatan gigi sehingga tangan sie
anak dipegang kuat-kuat ,hal ini dapat menyebabkan
anak menjadi takut
o ibu takut dengan suara petir sehingga ibu sembunyi
dan sie anak juga meniru hal demikian.4
BAB III
10
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Perilaku anak dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan,
pengalaman medis dan dental, pengaruh keluarga dan teman sebaya dan lingkungan
dental praktek. Untuk terjalinnya komunikasi antara dokter gigi dengan anak
dibutuhkan teknik komunikasi yaitu menciptakan komunikasi dengan
mengikutsertakan anak dalam percakapan, komunikator, kejelasan pesan, kontrol
suara, aktif mendengarkan dan respon yang tepat.
Pendekatan terhadap perilaku anak dapat dilakukan pendekatan psikologi
yaitu non farmakoteurapetik yang meliputi behavior modification, behaviour
reinforcement, behavior shaping dan home. Sedangkan yang farmakoteurapetik
meliputi premedikasi dan general anastesi.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Behavior management In Dentistry for children. Gerald Z. Wright, London, WB.
1975.
2. Behavior management In Dentistry for children. Gerald Z. Wright, London, WB.
1995.
3. Dentistry for the child and Adolescent edisi 7 . Mc donald
4. clinical periodontics, Sidney B.Finn. 4th edition. Philadelpia. Hal 17-23
12