makalah

17
BAB II PEMBAHASAN 2. 1. Klasifikasi Perilaku Anak Menurut Frankl, perilaku anak terbagi menjadi: a. Jelas negatif (--) Anak menolak perawatan, menangis sangat keras, ketakutan menunjukkan sikap negatif yang ekstrim, jadi perawatannya dapat ditunda. b. negatif (-) Anak enggan menerima perawatan, tidak kooperatif misalnya cemburut jadi perawatannya dapat dibujuk. c. Positif (+) Anak bersedia untuk dirawat dan tidak menolak petunjuk dokter gigi . d. Jelas positif (++) - Hubungan anak dengan dokter gigi baik - Anak gembira menerima perawatan - Tertera dengan tindakan yang dilakukan dokter gigi - Anak banyak bertanya Menurut Wright, perilaku anak berdasarkan kooperatif terbagi menjadi : a. kooperatif anak dapat bekerja sama dengan dokter gigi. b. tidak kooperatif / kurang kooperatif 1

Upload: firda-maulani-mawardi

Post on 12-Dec-2014

151 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah

BAB IIPEMBAHASAN

2. 1. Klasifikasi Perilaku Anak

Menurut Frankl, perilaku anak terbagi menjadi:

a. Jelas negatif (--)

Anak menolak perawatan, menangis sangat keras, ketakutan menunjukkan sikap

negatif yang ekstrim, jadi perawatannya dapat ditunda.

b. negatif (-)

Anak enggan menerima perawatan, tidak kooperatif misalnya cemburut jadi

perawatannya dapat dibujuk.

c. Positif (+)

Anak bersedia untuk dirawat dan tidak menolak petunjuk dokter gigi .

d. Jelas positif (++)

- Hubungan anak dengan dokter gigi baik

- Anak gembira menerima perawatan

- Tertera dengan tindakan yang dilakukan dokter gigi

- Anak banyak bertanya

Menurut Wright, perilaku anak berdasarkan kooperatif terbagi menjadi :

a. kooperatif

anak dapat bekerja sama dengan dokter gigi.

b. tidak kooperatif / kurang kooperatif

Tidak dapat kooperatif, anak memiliki kemampuan terbatas.

c. Perilaku anak yang berpotensi kooperatif

Perilaku ini berbeda dengan perilaku anak yang kurang kooperatif jika anak

tersebut memiliki kemampuan untuk menjadi kooperatif.1

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Anak

1

Page 2: Makalah

a. Pertumbuhan dan Perkembangan

Perkembangan anak meliputi fisik, intelektual dan aspek emosional dari

pertumbuhan. Aspek-aspek ini menunjukkan perubahan yang konstan pada ukuran

dan besarnya. Pada umur intelektual tiga tahun terlihat progress perkembangan yang

menandakan suatu kesiapan untuk menerima perawatan dental. Anak-anak yang

terlihat normal secara fisik tetapi menunjukkan perilaku atau masalah sosiologis, tipe

pasien seperti ini dapat dinamai “unnanageable”, dengan realisasi kecil yang

menunjukkan anak yang behaviour problembisa mengesankan beberapa bentuk dari

kerusakan otak.

b. Pengalaman Medis dan Dental

Wright et al (1973), mengesankan bahwa keterlibatan emosional yang dibuat atau

diciptakan dari pengalaman medis terdahulu dan sikap buruk anak terhadap

kunjungan ke praktek medis, dapat membentuk dan mempengaruhi perilaku yang

tidak menyenangkan pada anak. Mc. Tique (1984), menjelaskan bahwa potensial

perilaku yang tidak kooperatif bisa dihubungkan dengan ketakutan pada pengalaman

dental.

c. Pengaruh Keluarga dan Teman Sebaya

Faktor psikososial adalah faktor yang sangat mempengaruhi perilaku manusia,

khususnya didalam unit keluarga. Faktor teman sebaya dan instutisional juga

membentuk perilaku individu, tetapi dalam derajat yang lebih kecil. Sikap orang tua

yang membentuk perilaku anak secara langsung pada periode awal perkembangan,

dipengaruhi oleh faktor-faktor posisi sosioekonomi, perkembangan kultural dan latar

belakang etnik. Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah

cenderung takut dan kurang kooperatif. Masalah internal keluarga akan

mempengaruhi perilaku anak, dari dalam rumah yang ditimpa perselisihan anak

dapat merasakan ketidakharmonisan dengan menjadi emosional dan frustasi. Oleh

karena itu, lebih memungkinkan manajemen problem di praktek dental.

d. Lingkungan Dental Praktek

Dokter gigi dan staf harus memberi pengaruh positif dengan praktek dental.

Secara tidak langsung, dental team dapat menganjurkan sikap positif terhadap

2

Page 3: Makalah

kunjungan dental. Perilaku negatif, yang disebabkan oleh pengalaman medis dan

pengalaman dental yang buruk dapat dipengaruhi secara positif oleh cara bijaksana

keluarga dan prosedur perilaku yang dilakukan kembali oleh dental team.1

2.3. Pendekatan Psikologi Non Farmakoteurapetik dan

Farmakoteurapetik

1. Pendekatan Psikologi Non Farmakoteurapetik

a. Komunikasi dengan anak-anak

Banyak cara untuk memulai komunikasi verbal. Beberapa anak kecil sangat

bangga dengan baju barunya dan mereka suka jika ditanyai tentang itu. Komunikasi

tidak terbatas pada percakapan, komunikasi nonverbal seperti menepukkan tangan

dengan si anak menunjukkan kehangatan senyum. Psychology Of Communication

yang dipresentasikan pada konferensi guru-guru pedodontic (1972), berpendapat

bahwa sewaktu-waktu komunikasi terdiri dari transmitter (dokter gigi), medium

(lingkungan praktik dental ) dan penerima (anak).

Awalnya sebagian besar dari komunikasi kita adalah verbal. Karena itu,

perhatian khusus harus diberikan pada aspek ini.

b. Psychology of Learning

Stimulus dan respon

Stimulus bisa bermacam-macam, seperti aksi motorik contohnya bergerak atau

menuju ruangan dental , duduk di dental unit ketika membayangkan suara instrumen

high speed atau membayangkan dokter gigi dengan instrumen yang dapat

menimbulkan suatu stimulus.

Motivasi

Prinsip dasar dalam pembelajaran psikologi adalah mengerti tentang konsep

motivasi, anak kecil lebih mudah untu bertindak jika anak dimotivasi untuk

memperoleh hasil spesifik.

Reinforcement

Jika respon menghasilkan keberhasilan, respon ini dinamakan reinforcenent. Gigi

yang sakit (stimuli) adalah inovasi anak tersebut untuk mengunjungi dokter gigi.

3

Page 4: Makalah

Kunjungannya adalah terdapat respon , menghilangkan rasa sakit adalah hasilnya

yang memberikan kenyamanan yang memuaskan untuk mancapai keberhasilan. Oleh

karena itu, reinforcementnya adalah perilaku anak tersebut.

Generalisasi

Kecenderungan individu untuk merespon stimuli yang sama yang telah

disyaratkan dikenal sebagai stimulus generalization. Besarnya derajat kesamaan

antara stimulus awal dan situasi yang baru akan memungkinkan terjadinya respon.

Respon generalization adalah pengetahuan untuk merespon terhadap stimulus khusus

dalam suatu perbedaan ringan. Seorang anak sebagai contoh, akan merespon

terhadap handpiece high speed dengan perilaku yang berbeda bergantung pada

perubahan dalam situasi dental.

Discrimation and extination

Pada permulaan, generalization, apakah ditegahi atau tidak secara berangsur-

angsur, walau bagaimanapun anak-anak mempelajari untuk membetulkan batas

generalizationnya . kemempuan pembelajaran ini ini disebut discrimation. Suatu

respon yang dipelajari tidak selalu menetap dengan kuat. Jika terjadi respon dan tidak

di reinforced, kekuatan respon secara progresif akan menurun dan terbatas. Hal ini

disebut respon extinction.

Behavior modification

Psikologi memiliki teknik pengembangan untuk memodifikasi, perilaku orang tua

yang tidak dapat menyesuaikan diri, menggunakan beberapa prinsip yang ditetapkan

atau dibuat dengan eksprimen teori pengetahuan. Metode ini disebut behavior

modification. Behavior modification didefinisikan sebagai uasaha untuk mengubah

kebiasaan manusia dan emosi dalam suatu cara yang berguna dan dalam keserasian

dengan hukum dari teori pengetahuan.

c. Basic techniques of behavior management

Modeling

Tujuannya dadalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut dan rasa cemas

yang tinggi. Modeling adalah suatu proses sosialisasi yang terjadi baik secara

langsung dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Bandura (1969),

mengemukakan empat komponen dalam proses belajar melalui model, yaitu:

4

Page 5: Makalah

- memperhatikan

- mengancam

- memproduksikan gerak motorik supaya dapat menghasilkan gerak

secara cepat.

- Ulangan penguatan dan motivasi, proses meniru akan berhasil dengan

baik.

Desensitisasi

Adalah suatu cara untuk mengurangi rasa takut dan rasa cemas seorang anak dengan

jalan memberikan rangsangan yang membuat cemas sedikit demi sedikit.

Wolpe (1969), menamakan dengan istilah “systemic desensitization” terdiri dari tiga

tahapan, yaitu:

- Latihlah pasien agar santai atau relax

- Susunlah secara berurutan hal yang membuat pasien cemas, yaitu dari

hal yang paling menakutkan sampai ke hal yang tidak begitu

menakutkan.

- Memberi rangsang dari hal yang tidak begitu menakutkan sampai

anak tidak merasa takut lagi dan rangsang ini ditingkatkan menurut

ukuran yang telah disusun tersebut diatas.

Behavior shaping

Adalah suatu cara yang dilakukan secara bertahap untuk mencapai tingkah laku yang

diinginkan oleh dokter gigi selama perawatan. Penanggulangan “behavior shaping”

adalah “tell-show-do” (TSD). Cara ini dikemukakan olehAdellson (1959).

- Tell, dimana dokter gigi menerangkan mengenai perawatan yang akan

diakukan pada anak dan bagaimana seterusnya anak tersebut bersikap.

- Show, mendemonstrasikan kepada anak apa yang akan dilakukan

terhadap dirinya.

- Do, anak dilakukan perawatan gigi sesuai dengan hal-hal yang sudah

diterangkan atau didemonstrasikan.

Retraining

Retraining terutama dilakukan pada anak yang menunjukkan rasa cemas atau tingkah

laku negatif yang cukup tinggi. Sikap yang ditunjukan ini dapat sebagai akibat

5

Page 6: Makalah

pengalaman yang tidak menyenangkan pada waktu dilakukan perawatan pertama

kaliterhadap giginya ataupun akibat dari keterangan mengenai perawatan yang

negatif dari orang tua maupun teman sebayanya.

Handover mouuth exercises (home)

Ann (1957), menyatakan bahwa cara home digunakan apabila beberapa cara lain

dalam menciptakan komunikasi yang baik mengalami kegagalan, sehingga tingkah

laku anak tidak terkendali. Home ditetapkan pada anak yang sejak kunjungan

pertama ke klinik gigi menunjukkan sikap yang tidak kooperatif, tidak mau mengerti

dengan penjelasan atau bujukan dan menolak perawatn.

2. Pendekatan Psikologi Farmakoteurapetik

Premedikasi

Selain untuk menenangkan anak, premedikasi juga dapat mengurangi ketegangan

anak sebagai akibat rasa takut.

Indikasi premedikasi adalah :

- Mengurangi dan menghilangkan rasa takut

- Mengurangi rasa sakit

- Mengendalikan refleks yang dapat membahayakan pasien

- Perawatn yang membutuhkan waktu yang lama

- Membantu anak menyesuaikan diri dengan situasi yang ada

- Menenangkan anak sehingga memudahkan perawatan gigi

- Mengendalikan tingkah laku anak yang sulit diatasi.

Golongan obat yang dapat diberikan untuk anak, antara lain ;

- Hydroxine

- Diozepan

- Prometazme

- Meperidine

General Anastesi

Bennet (1974), mendefinisikan sebagai “pemantauan timbal balik terhadap

ketidakakuratan kelumpuhan sel sistem saraf pusat”. Terdapat beberapa cara

pemberian anastesi kedalam tubuh yang sudah dikenal, yaitu :

6

Page 7: Makalah

- Melalui inhalasi, yaitu pemberian anastesi umum melalui saluran

pernafasan.

- Melalui intra-vena, yaitu pemberian anastesi ummum melalui

pembuluh darah vena.

- Melalui rektal, yaitu melelui dubur.

- Melalui intra-muskular, yaitu suntikan pada obat.

- Melalui intra-oral, yaitu berupa tablet melalui oral.2

2.4. Tumbuh Kembang dari Aspek Biopsikososial

A. Psikodinamik

Merupakan proses tumbuh kembang anak yang dilihat secara tahapan

sekuensial dimana psikis dan pikiran kepribadian berkembang dari tahap awal yaitu

animalistik dengan kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri menuju suatu

proses pendewasaan dimana keagresifan, seksual, dan kasih sayang telah

berkembang lebih matang.

Teori psikodinamik adalah konsep dimana ego anak (self) mempengaruhi libido

( kehidupan dan kasih sayang).

B. Pembelajaran sosial

Mengacu pada pembelajaran seorang psikologi yang mempelajari tingkah

laku termasuk stimulus (reward dan hukuman) yang akan menghasilkan respon

( tingkah laku ).Jika psikodinamik merupakan suatu perilaku anak yang domitivasi

oleh pemenuhan terhadap kepuasan diri sendiri, maka pembelajaran sosial dilihat

melalui aspek bahwa tingkah laku dimotivasi oleh kebutuhan sosial, seperti

mendapatkan kasih sayang, atau penerimaan dari orang tua pertama sekali, lalu

teman, dan terakhir diri sendiri. Lebih lanjut pembelajaan sosial dimotivasi oleh

reinforcement atau hukuman yang dibentuk oleh lingkungan.

C. Biologi-genetik

7

Page 8: Makalah

Tumbuh kembang dipertimbangkan sebagai efisiensi mental kepribadian dan

keadaan fisik yang tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh lingkungan. Tingkah laku

anak dapat diprediksi dengan mengetahui genetik dan status fisik seseorang. Biologi

genetika lebih mengacu pada tumbuh kembang anak yang mempengaruhi status fisik

seperti persarafan, metabolik, dan psikologis.1

2.5. Teknik Komunikasi

Teknik komunikasi dengan anak :

1. Menciptakan Komunikasi

Pada umumnya mengikutsertakan anak dalam percakapan, diperlukan agar drg

dapat belejar mengenai pasien tersebut dan sekaligus membuat anak lebih relaks.

Banyak cara untuk membentuk komunikasi dan keefektifannya bergantung pada

umur anak.

2. Komunikator

Biasanya asisten drg berbicara dengan anak selama transfer pasien dari ruang

resepsionis sampai ke ruang operator dan selama preparasi anak di dental unit.

3. Kejelasan Pesan

Komunikasi merupakan multi sensoris dan kompleks. Pesan yang ada harus

dimengerti dengan pemahaman yang sama oleh pengirim ( asisten / drg ) dan

penerima ( anak ).

4. Kontrol Suara

Perintah – perintah dengan suara yang jelas dan akrab digunakan untuk

mendapatkan perhatian anak atau menghentikan pekerjaan yang sedang dilakukan

oleh seorang.

5. Komunikasi Multisensoris

8

Page 9: Makalah

Komunikasi Verbal lebih berfokus pada apa yang harus dikatakan atau bagaimana

sesuatu harus dikatakan. Komunikasi nonverbal mencakup meletakkan tangan pada

puncak anak dan kontak mata.

6. Menyadari siapa yang mempunyai masalah

Dokter gigi biasanya lupa berhadapan dengan pasien muda (anak) hindari

menggunakan kata “ kamu “. Alternatifnya adalah lebih banyak menggunakan kata “

saya “. Hal ini di lakukan untuk mencegah perilaku negative anak.

7. Aktif Mendengarkan

Dokter gigi mendengarkan segala apa yang di inginkan dan dikatakan oleh si

anak.

8. Respon yang tepat

Respon yang tepat oleh dokter gigi terhadap perilaku anak sangat dibutuhkan

untuk menciptakan situasi yng tepat dalam menyukseskan perawatan. Respon yang

tidak tepat oleh dokter gigi. Sering di tunjukkan saat pertama kali merawat anak yang

cemas dan gelisah respon yang tepat oleh drg. Tidak selalu positif jika respon anak

yang dihasilkan oleh stimuli yang diberikan menghasilkan negative, maka dengan

drg dapat memberikan respon menolak dengan tidak kkehilangan control personals.3

2.6. Rasa Takut dan Cemas pada Anak

A. Cemas

Cemas adalah suatu yang ditakuti tapi yang mana sumber ketakutan(objek)

itu tidak jelas atau tidak nyata.

B. Takut

Suatu respon emosional terhadap sesuatu yang mana yang ditakuti itu objeknya

itu jelas

Macam –macam rasa takut

1. Objektif

9

Page 10: Makalah

- Timbul karna rangsangan fisik langsung pada alat perasa

- merupakan jawaban terhadap sesuatu yang tidak

menyenangkan dari apa yang dialami

Misalnya :

o melihat orang baju putih

o mencium bau obat diruang praktek

2. subjektif

- timbul karena mendengar kejadian yang dialami orang lain

Misalnya :

o cerita sie A kepada sie B :kemarin waktu kedokter

gigi sakit sekali sehingga si B Jadi takut kedokter

gigi karna mendengar cerita si A

- anak –anak akan merasa takut pada sesuatu yang baru dan

tidak dikenal

3. sugesti

- timbul karna meniru orang lain,diteruskan tanpa disadari oleh

kedua-duanya

misalnya :

o ibu takut dengan perawatan gigi sehingga tangan sie

anak dipegang kuat-kuat ,hal ini dapat menyebabkan

anak menjadi takut

o ibu takut dengan suara petir sehingga ibu sembunyi

dan sie anak juga meniru hal demikian.4

BAB III

10

Page 11: Makalah

PENUTUP

3.1. kesimpulan

Perilaku anak dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan,

pengalaman medis dan dental, pengaruh keluarga dan teman sebaya dan lingkungan

dental praktek. Untuk terjalinnya komunikasi antara dokter gigi dengan anak

dibutuhkan teknik komunikasi yaitu menciptakan komunikasi dengan

mengikutsertakan anak dalam percakapan, komunikator, kejelasan pesan, kontrol

suara, aktif mendengarkan dan respon yang tepat.

Pendekatan terhadap perilaku anak dapat dilakukan pendekatan psikologi

yaitu non farmakoteurapetik yang meliputi behavior modification, behaviour

reinforcement, behavior shaping dan home. Sedangkan yang farmakoteurapetik

meliputi premedikasi dan general anastesi.

11

Page 12: Makalah

DAFTAR PUSTAKA

1. Behavior management In Dentistry for children. Gerald Z. Wright, London, WB.

1975.

2. Behavior management In Dentistry for children. Gerald Z. Wright, London, WB.

1995.

3. Dentistry for the child and Adolescent edisi 7 . Mc donald

4. clinical periodontics, Sidney B.Finn. 4th edition. Philadelpia. Hal 17-23

12