makalah 1 fix

37
Tugas Nutrisi Dan Cairan II Keseimbangan Asam Basa Dosen Pembimbing : Fitri Handayani, S.Kp, M.Kep Disusun Oleh: Anggi Faizal 22020111130034 Galuh Forestry 22020111130056 Kartika Ekawati 22020111130042 Kristianto Dwi Nugroho 22020111130078 Lailatun Nurul Chusna 22020111120022 Lilyana Septiayu Tiffany 22020111120019 Nur Alifah 22020111140106 Risky Asriningati 22020111130059 Wulan Suci Ningrum 22020111130097 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 1

Upload: kristianto-dwi-nugroho

Post on 02-Aug-2015

249 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah 1 Fix

Tugas Nutrisi Dan Cairan II

Keseimbangan Asam Basa

Dosen Pembimbing : Fitri Handayani, S.Kp, M.Kep

Disusun Oleh:

Anggi Faizal 22020111130034

Galuh Forestry 22020111130056

Kartika Ekawati 22020111130042

Kristianto Dwi Nugroho 22020111130078

Lailatun Nurul Chusna 22020111120022

Lilyana Septiayu Tiffany 22020111120019

Nur Alifah 22020111140106

Risky Asriningati 22020111130059

Wulan Suci Ningrum 22020111130097

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

1

Page 2: Makalah 1 Fix

1. Jelaskan definisi sistem penyangga tubuh!

Dalam keadaan normal pH dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah

antara 7.35-7.5. walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai hasil

metabolisme dari zat-zat tetapi keadaaan setimbang harus selalu di

pertahankan dengan jalan membuang kelebihan asam tersebut, sebab

penurunan pH sedikit saja menujukkan keadaan sakit misalnya pada diabetic

coma dimana pH darah turun sampai 6.82 sehingga harus selalu ada

kesetimbangan asam basa dalam tubuh kita. Untuk ini maka tubuh kita

mempunyai :

a. Sistem buffer

Untuk mempertahankan pH tubuh agar tetap normal.

b. Sistem pernafasan.

Dengan mengatur pernafasan CO2 melalui pernafasan, jadi juga mengatur

kosentrasi H2CO3 dalam tubuh.

c. Ginjal

Mengatur kelebihan asam basa melalui ginjal

Sistem Buffer

Buffer atau penyangga adalah larutan kimia yang menahan perubahan PH

jika terdapat penambahan asam atau basa. Larutan buffer terdiri dari : larutan

asam lemah dan garamnya,seperti asam karbonat dan natrium bikarbonat atau

larutan basa lemah dan garamnya,seperti larutan amonia dan amonium

klorida.

Jika pH menurun, maka garam ( natrium bikarbonat ) berperan sebagai

basa yang akan menerima ion hidrogen yang ditambahkan pada larutan. Jika

Ph meningkat asam lemah ( asam karbonat ) akan mendonorkan ion hidrogen

kepada larutan, sehingga perubahan pH akan “disangga”. Hal yang

dsebaliknya berlaku untuk basa lemah dan garamnya.

Secara umum buffer bereaksi dengan melepaskan atau mengambil ion

hidrogen:

2

Page 3: Makalah 1 Fix

←Penurunan konsentrasi ion hidrogen

H+ + Buffer- ⇌ Hbuffer

Peningkatan konsentrasi ion hidrogen→

Perhatikan bahwa ion hidrogen tidak dibuang dari tubuh hanya “

terperangkap “ oleh buffer. Sistem buffer kimiawi utama dalam tubuh adalah:

a. Sistem Buffer Bikarbonat

b. Sistem Buffer Fosfat

c. Sistem Buffer Protein

d. Sistem Buffer Hemoglobin

e. Sistem Buffer Amonia

Semua sistem buffer akan bekerja sama untuk mengembalikan pH dalam

sekejap, tetapi terdapat keterbatasan perubahan pH sebesar apa yang dapat

dijaga konstan oleh buffer. Hal ini tergantung pada cadangan buffer yang

tersedia, disebut juga kapasitas buffer. Jumlah asam atau basa yang

ditambahkan sangat besar maka sistem buffer tidak bisa mengatasinya.

1) Sistem Buffer bikarbonat

Sistem buffer bikarbonat merupakan buffer ekstra selular utama dan

bertanggung jawab mempertahankan pH darah. Karbondioksida yang

terbentuk selama respirasi sel akan larut dalam air plasma untuk

membentuk asam karbonat. Asam Karbonat ini akan berdisosiasi sebagai

menghasilkan ion hidrogen dan ion bikarbonat. Ion bikarbonat akan

berperanasebagai akseptor ion hidrogen. Jika ion hidrogen ditambahkan

kedalam tubuh, seperti asam laktat yang dihasilkan saat berolahraga, maka

ion bikarbonat dan ion hidrogen yang terbentuk dari asam laktat akan

membentuk asam karbonat. Asam karbonat berperan sebagai donor ion

hidrogen. Jika ion hidrogen hilang dari tubuh, sepereti pada kasus muntah-

muntah berat, asam karbonat akan berdisosiasi lebih banyak untuk

melepaskan ion hidrogen dan ion bikarbonat. Rasio normal bikarbonat

terhadap asam karbonat adalah 20:1 (lihat persamaan 1). Sistem bikarbonat

3

Page 4: Makalah 1 Fix

menyangga 90% ion hidrogen dalam darah dan sngat penting karena

jumlah karbondioksida dan ion bikarbonat juga dapat diatur oleh paru dan

ginjal. Jumlah ion bikarbonat yang tersedia untuk buffer disebut juga

cadangan alkali.

2) Sistem buffer Fosfat

Sistem ini serupa dengan sistem buffer bikarbonat. Garam natrium dari

dihidrogen fosfat dan monohidrogen fosfat masing-masing akan berperan

sebagai asam lemah dan basa lemah (lihat persamaan 2). Buffer fosfat

terutama mempertahankan Ph fluida intra selular dan tubulus ginjal,

sehingga tidak akan mempertahankan Ph darah, namun merupakan buffer

yang penting untuk urine.

3) Sistem Buffer Protein

Protein merupakan rantai panjang asam-asam amino yang bersatu. Asam

amino mengandung gugus amino dasar ( NH2 ) dan gugus asam (COOH).

Tiga bentuk asam amino yang ada tergantung dari Ph ( lihat persamaan 3).

Buffer protein merupakan sistem yang sangat komplek dan akan

mempertahankan Ph fluida intra selular dan plasma. Protein hemoglobin

memiliki dua fungsi khusus, yaitu mentransport oksigen kejaringan dan

juga menyangga ion hidrogen yang transit dari sel ke paru.

4) Sistem Buffer Hemoglobin

Karbondioksida berdifusi ke dalam eritrosit (sel darah merah). Di dalam

sel, karbon dioksida akan diubah menjadi asam karbonat oleh enzim

karbonat anhidrase. Asam karbonat akan berdisosiasi sebagian

menghasilkan ion hidrogen dan ion bikarbonat (lihat persamaan 4).

Kemudian hemoglobin dan ion hidrogen tersebut bergabung membentuk

hemoglobin tereduksi (lihat persamaan 5).Reaksi ini terjadi karena

hemoglobin tereduksi merupakan asam yang lebih lemah dibandingkan

oksihemoglobin dan asam karbonat sehingga akan berikatan lebih kuat

dengan hidrogen. Sehingga ketika oksigen dilepas, ion hidrogen yang

terbentuk dari asupan karbondioksida akan terperangkap oleh hemoglobin,

dan hal ini akan mencegah perubahan pH.

4

Page 5: Makalah 1 Fix

Saat ion bikarbonat terbentuk dalam eritrosit, ion bikarbonat ini akan

berdifusi keluar kedalam plasma, menjadi bagian jadangan alkali dan

menyangga ion hidrogen. Pada saat ion bikarbonat berdifusi keluar

eritrosit, ion klorida akan berdifusi masuk kedalam. Hal ini terjadi untuk

mempertahankan muatan sel tetap netral atau seimbang, dan disebut juga

reaksi pergeseran klorida.

Di alveoli paru terjadi kebalikan dari seluruh proses ini,

karbondioksida dan air akan dibuang melalui proses pernafasan.

1) Sistem buffer amonia

Amonia terbentuk dalam tubulus ginjal dari pemecahan asam amino.

Amonia akan berdifusi kedalam tubulus ginjal, menyanggha ion hidrogen

dalam filtrat ginjal dan membentuk ion amonium. Ion amonium diekskresi

diurin dan mencegah urin terlalu asam.

NH3 + H+ NH4+

Amonia ion hidrogen ion amonium

5

Page 6: Makalah 1 Fix

2. Jelaskan definisi asidosis metabolik, alkalosis metabolik, asidosis

respiratori, dan alkalosisi respiratori!

a. Asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebih, yang ditandai

dengan rendahnya kadar bikarbonat (HCO3) dalam darah. Penurunan

konsentrasi HCO3 plasma, penurunan pH darah, dan mekanisme

kompensasinya adalah penurunan PCO2 yang dapat dicapai dengan

meningkatkan ventilasi, untuk mengembalikan rasio PCO2/HCO3 dan pH

darah kembali normal.

b. Alkalosis metabolik adalah keadaan dimana darah dalam keadaan basa

karena tingginya kadar bikarbonat serta dimana darah kehilangan ion

hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh. Bikarbonat plasma

meningkat sampai di atas 26 mEq/L, dan pH darah arteri meningkat dia

atas 7,45.

c. Asidosis respiratorik adalah  keasaman darah yang berlebihan karena

penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi

paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. Serta ekskresi

karbondoksida paru yang tidak adekuat pada keadaan produksi normal

gas. Kerusakan pernapasan ini menimbulkan peningkatan PCO2 arteri di

atas 45 mmHg, dengan penurunan pada nilai pH samapi 7,35 atau

kurang.

d. Alkalosis respiratorik adalah keadaan dimana darah menjadi basa karena

pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar

karbondioksida dalam darah menjadi rendah. Atau kehilangan

karbondioksida berlebih dari paru-paru pada keadaan produksi normal.

Hal ini menimbulkan penurunan PCO2 arteri di bawah 35 mmHg, dengan

pH lebih besar dari 7,45.

3. Apa yang disebut dengan asidosis metabolic terkompensasi sebagian dan

terkompensasi penuh ?

Asidosis metabolit sebagian adalah gangguan sistemik yang ditandai

dengan penurunan [rimer dari kadar bikarbonat plasma ,sehingga terjadi

penurunan PH HCO3- ,ECF adalah 22mEq/L dan PH 7,35 tekanan Co2 dalam

6

Page 7: Makalah 1 Fix

batas normal dan PH > 7,3 merupakan keadaan kritis yang memerlukan

intervensi dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.

Asidosis metabolit penuh adalah tekanan CO2<30 mmHg dan PH 7,3-7,4

Asidosis metabolit telah terkompensasi dengan perbaikan.

Gangguan Keseimbangan Asam- Basa

dan Kompensasi

Nilai Analisis Gas Darah

pH PaCO2 HCO3

Asidosis Metabolik :

Murni

Terkompensasi SebagianN

Terkompensasi SempurnaN

Nilai normal pH adalah 7,35 – 7,45. Penurunan keasaman (pH) darah <

7,35 disebut asidosis. Jika gangguan disebabkan oleh komponen HCO3 maka

disebut asidosis/alkalosis metabolik. Disebut gangguan sederhana bila

gangguan tersebut hanya melibatkan satu komponen saja (respirasi atau

metabolik), sedangkan bila melibatkan keduanya (respirasi dan metabolik)

disebut gangguan asam basa campuran.

Asidosis metabolik terkompensasi sebagian apabila tekanan CO2 dalam

batas normal dan pH di bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang

memerlukan intervensi dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan

bikarbonat.

Asidosis metabolik terkompensasi penuh apabila tekaan CO2 < 30 mm

Hg dan pH 7,30 – 7,40. Asidosis metabolik telah terkompensasi dengan

perbaikan ventilasi.

7

Page 8: Makalah 1 Fix

4. Apa yang disebut dengan asidosis respiratorik terkompensasi sebagian

dan terkompensasi penuh?

Jenis Gangguan pH PCO2 HCO3

Asidosis

Respiratorik

Murni N

Terkompensasi sebagian

Terkompensasi penuh N

Sumber : Buku Ajar Asuhan Keperawatan dan Gangguan Sistem

Persarafan A

Asidosis respiratorik (kelebihan asam karbonat) ditandai dengan

peningkatan primer dari PaCO2 (hiperkapnea), sehingga terjadi penurunan

pH: PaCO2 > 45 mmHg dan pH > 7,35. Kompensasi ginjal mengakibatkan

peningkatan HCO3- serum. Sebab mendasar dari asidosis respiratorik adalah

hipoventilasi alveolar, istilah yang sebenarnya berarti sama dengan

penumpukan CO2, yaitu tidak adekuatnya ekskresi karbondiokasida karena

tidak adekuatnya ventilasi, sehingga kadar karbondioksida plasma meningkat.

Keadaan awal asidosis respiratorik ini adalah pH rendah < 7,35, PaCO2 naik,

dan HCO3 normal/naik. Tubuh memberikan respon dengan cara mekanisme

kompensasi yang dilakukan oleh ginjal dengan meningkatkan sekresi dan

ekskresi H+ disertai dengan resorpsi dan pembentukan HCO3- baru. Jika

kelainan asam basa ini hanya terkompensasi sebagian, nilai pH masih berada

di luar rentang normal atau rendah, kadar PaCO2 tinggi, dan kadar HCO3 juga

masih tinggi. Sedangkan yang sudah terkompensasi sempurna atau

sepenuhnya membutuhkan waktu 2-3 hari, nilai pH telah kembali ke rentang

normal, walaupun nilai yang lain mungkin masih abnormal, seperti kadar

PaCO2 dan kadar HCO3 yang masih tinggi.

8

Page 9: Makalah 1 Fix

5. Apa yang disebut dengan alkalosis metabolik terkompensasi sebagian

dan terkompensasi penuh ?

Gangguan Keseimbangan Asam- Basa

dan Kompensasi

Nilai Analisis Gas Darah

pH PaCO2 HCO3

Alkolisis Metabolik : N

Murni

Terkompensasi Sebagian

Terkompensasi SempurnaN

Nilai normal pH adalah 7,35 – 7,45. Peningkatan keasaman (pH) >

7,45  disebut alkalosi. Disebut gangguan sederhana bila gangguan tersebut

hanya melibatkan satu komponen saja (respirasi atau metabolik), sedangkan

bila melibatkan keduanya (respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam

basa campuran.

Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian apabila sistem ventilasi

gagal melakukan kompensasi terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan

tekanan CO2 dalam batas normal dan pH lebih dari 7,50. Misalnya pasien

stenosis pilorik dengan muntah lama. Alkalosis metabolik terkompensasi

penuh apabila ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari 7,50.

6. Apa yang disebut dengan alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian

dan terkompensasi penuh?

Alkalosis RespiratoriK (kekurangan asam karbonat) merupakan kondisi

klinis dimana pH arterial lebih tinggi dari 7,45 dan PaCO3 kurang dari 38

mm Hg.

9

Page 10: Makalah 1 Fix

Jenis Gangguan pH PaCO2 HCO3

Alkalosis Respiratori Terkompensasi

sebagian

Terkompensasi

penuh

↑ ↓ ↓

N ↓ ↓

Note:

Tabel. Gas-gas darah normal dari sampel arteri dan vena campuran

Parameter Sampel arteri Sampel vena

Ph 7,35-7,45 7,32-7,38

PaCO2 35-45 mmHg PCO2 42-50 mmHg

HCO3 22-26 mEq/L 23-27 mEq/L

a. Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian disebut juga sebagai

alkolisis respiratorik kronik. Dimana keadaan ini terjadi sebagai

akibat hipokapnia kronik, sehingga mengkibatkan penurunan

bikarbonat serum. Insufisiensi hepatik kronis dan tumor serebral

adalah faktor resiko. Pasien biasanya asimptomatik dan evaluasi

diagnostik serta rencana asuhan adalah sama dengan alkalosis

respiratorik akut.

Dikatakan alkalosis terkompensasi sebagian jika pH naik, PaCO2

dan HCO3 turun.

b. Alkalosis respiratorik terkompensasi penuh

Kompensasi penuh ada bila pH bergerak ke rentang normal,

dimana rentang nilai pH normal 7,35-7,45.

Dikatkan Alkalosis respiratorik terkompensasi penuh jika nilai

Phnya normal, PaCO2 dan HCO3 menurun.

Evaluasi diagnostik:

Pada keadaan akut, pH naik di atas normal sebagai akibat

rendahnya PaCO2 dan kadar bikarbonat. (ginjal tidak dapat

10

Page 11: Makalah 1 Fix

mengubah kadar bikarbonat dengan cepat) pada fase kompensasi,

ginjal sudah mempunyai waktu cukup untuk menurunkan kadar

bikarbonat hingga mendekati kadar normal. Evaluasi elektrolit

diindikasikan untuk mengidentifikasi semua penurunan kalium

karena hydrogen ditarik keluar sel dalam pertukaran kalium;

penurunan kalsium, karena alkalosis berat menghambat

ionisasikalsium sehingga mengakibatkan spasme kapopedal dan

tetani; atau penurunan fosfat karena alkalosis, sehingga

menyebabkan ambilan fosfat oleh sel meningkat.

Manifestasi klinik:

Tanda klinis terdiri dari pening karena vasokonstruksi dan

penurunan aliran darah serebral, ketidakmampuan untuk

berkonsentrasi, kebas dan kesemutan karena penurunan ionisasi

kalsium, tinnitus dan pada waktunya kehilangan kesadaran.

Penatalaksanaan:

Pengobatan bergantung pada penyebab mendasar dari alkalosis

respiratorik. Jika penyebabnya adalah ansietas, pasien

diinstruksikan untuk bernafas lebih lambat untuk menimbulkan

akumulasi CO2 atau bernafas kedalam sistem tertutup (seperti

kantung kertas). Sedative pengobatan untuk alkalosis penyebab

lainnya diarahkan pada memperbaiki masalah yang mendasari.

7. Bagaimana peran paru- paru dan ginjal dalam menjaga keseimbangan

asam- basa?

Bagian tubuh yang menjaga keseimbangan asam basa adalah paru-paru

dan ginjal. Peran paru-paru dalam menjaga keseimbangan asam basa adalah

mengendalikan konsentrasi asam karbonat (H2CO3), sedangkan ginjal

berperan dalam pengendalian konsentrasi bikarbonat (HCO3-).

11

Page 12: Makalah 1 Fix

a. Kompensasi oleh paru-paru

Jumlah karbon dioksida (CO2) bervariasi bergantung pada kecepatan

dan kedalaman pernafasan. Perubahan ventilasi paru-paru akan mengubah

konsentrasi CO2 dan hydrogen dalam tubuh. Hal tersebut berarti bila

terjadi peningkatan hydrogen, maka terjadi peningkatan CO2. Kondisi ini

akan merangsang pusat respirasi yang menyebabkan napas cepat dan

dalam sehinggan CO2 terbuang. Hasilnya, keasaman tubuh relative normal.

Bila kadar CO2 ditahan dalam jumlah besar, maka CO2 akan lebih

mudah bersenyawa dengan air membentuk asam karbonat atas bantuan

suatu enzim. Berikut ini merupakan reaksi kimia yang terjadi :

CO2 + H2O H2CO3

Reaksi kimia diatas menunjukkan bahwa paru-paru memegang

peranan penting dalam mengendalikan konsentrasi asam karbonat.

Karbondioksida akan selalu dibentuk di dalam tubuh oleh

metabolisme. Penurunan metabolisme akan menyebabkan konsentrasi

karbondioksida dan hidrogen menjadi kecil atau sedikit.

H2CO3 dan HCO3- pasti ada dalam tubuh dengan perbandingan

tertentu. Rasio H2CO3 dengan HCO3- ini berpengaruh

terhadapkeseimbangan asam basa. Untuk menjaga keseimbangan asam

basa dalam tubuh maka konsentrasi H2CO3 dan HCO3- harus tetap dengan

rasio 1:20 yaitu 1 H2CO3 berbanding dengan 20 HCO3- . bila rasio ini

berubah pada salah satu zat tersebut maka terjadilah ketidakseimbangan

asam basa sehingga dapat terjadi asidosis atau alkalosis. Tubuh

mempertahankan keseimbangan rasio H2CO3 terhadap HCO3- dilakukan

melalui proses respirasi dan eliminasi urin. Kedua proses ini berlangsung

terus-menerus baik dalam keadaan sehat ataupun sakit.

b. Kompensasi oleh ginjal

Konsentrasi bikarbonat dikendalikan oleh ginjal dengan manahan atau

mengekskresi bikarbonat (HCO3-), secara relatif, bergantung pada

12

Page 13: Makalah 1 Fix

kebutuhan tubuh. Adapun mekanisme ginjal dalam mengendalikan ion

hidrogen dan bikarbonat adalah melalui tiga proses antara lain :

1) Sekresi ion hidrogen oleh tubulus

Sel epitel tubulus (tubulus proksimal, distal ataupun duktus

koligens) menyekresi hidrogen ke dalam cairan tubulus. Berikut ini

merupakan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubulus :

CO2 + H2O H2CO3 HCO3- + H+

2) Pengaturan sekresi ion H+ oleh konsentrasi CO2 di dalam cairan

ekstrasel

Reaksi kimia untuk sekresi ion hidrogen dimulai dengan CO2,

maka makin besar konsentrasi CO2 makin cepat pula proses sekresi ion

hidrogen tersebut. Jadi, kecepatan sekresi ion hidrogen bisa meningkat

atau menurun sesuai dengan perubahan konsentrasi CO2 ekstrasel.

a) Interaksi HCO3- dengan H+ di dalam tubulus

Tubulus hampir sama sekali tidak permeabel terhadap ion HCO3-

sebab HCO3- merupaka ion besar dan bermuatan listrik. Meskipun

demikian, ion HCO3- dapat direabsorbsi yang prosesnya dimulai

dengan reaksi di dalam tubulus antara HCO3- dan H+ yang

disekresikan oleh sel tubulus menjadi H2CO3.

Kemudian H2CO3 berdisosiasi menjadi H2O dan CO2. H2O menjadi

bagian cairan tubulus, sedangkan CO2 berdifusi menuju ke dalam

darah. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka berikut ini merupakan

reaksi kimia :

CO2 + H2O H2CO3 HCO3- + H+

Oleh sebab itu, bila terjadi kerusakan ginjal, maka proses

reabsorbsi HCO3- tidak terjadi dan pembuangan hidrogen tidak terjadi.

Akibatnya urin dan daraha akan kelebihan asam.

13

Page 14: Makalah 1 Fix

8. Bagaimana perubahan paru- paru dan ginjal dalam berespon terhadap

perubahan asam dan basa?

Perubahan primer pada kadar karbondioksida akan merangsang respons

kompensasi olej ginjal yang akan mengubah bikarbonat plasma ke arah yang

sama. Sebaliknya, suatu perubahan primer pada kadar bikarbonat akan

merangsang respons kompensasi respiratorik yang mengubah karbon dioksida

plasma ke arah yang sama.

9. Identifikasi kebutuhan cairan dan elektrolit pada klien dengan

perubahan asam- basa!

Indikasi koreksi asidosis metabolik perlu diketahui dengan baik agar

koreksi dapat dilakukan dengan tepat tanpa menimbulkan hal-hal yang

membahayakan pasien.

a. Langkah Pertama

Menetapkan berat ringannya gangguan asidosis. Gangguan tersebut letal

bila pH darah kurang dari 7 atau kadar ion H lebih dari

100nmol/L.Gangguan yang perlu mendapat perhatian bila pH darah 7,1 –

7,3 atau kadar ion H antara 50 – 80 nmol/L.

b. Langkah Kedua

Menetapkan menetapkan anion-gap atau anion-gap urine untuk

mengetahui dugaan etiologi asidosis metabolik.Dengan bantuan tanda

klinik lain kita dengan mudah menetapkan etiologi.

c. Langkah Ketiga

Bila kita mencurigai adanya kemungkinan asidosis laktat,hitung rasio delta

anion-gap dengan delta HCO3(delta anion gap: anion gap pada saat pasien

diperiksa dikurangi dengan median anion gap normal; Delta HCO3; kadar

HCO3 normal dikurangi dengan kadar HCO3 pada saat pasien diperiksa).

Bila rasio lebih dari 1, asidosis disebabkan oleh asidosis laktat atau lebih

tepat 1,6. Langkah ketiga adalah menetapkan sampai sejauh mana koreksi

dapat dilakukan.

Koreksi yang dilakukan dengan pemberian Na-Bikarbonat, setalah

diketahui kebutuhan bikarbonat pada pasien.Kebutuhan bikarbonat adalah

14

Page 15: Makalah 1 Fix

berapa banyak bikarbonat yang akan kita berikan untuk mencari kadar

bikarbonat darah yang kita tuju.

Untuk ini kita harus mengetahui bicarbonate space atau ruang

bikarmobat pasien pada kadar bikarmbonat tertentudari pasien. Ruang

bikarbonat adalah besarnya kapasitas penyangga total tubuh, kermasuk

bikarbonat ekstra seluler, protein intraseluler dan bikarbonat tulang.

Rumus untuk menghitung ruang bikarbonat pada kadar bikarbonat

plasma tertentu adalah sebagai berikut.

Ru-bikar = {0,4 +(2,6 :[HCO3]} x bb (kg)

Alkolisis Metabolik

1. Pada keadaan alkolisis metabolik disebut letal bila ph darah lebih dari

7,7.

2. Bila ada deplesi volume cairan tubuh normalkan kembali volum

plasma dengan pemberian NaCl isotonik

3. Bila penyebabnya hipokalemi, koreksi kalium dalam plasma.

4. Bila penyebabnya hipokloremi koreksi klorida dengan pemberian

NaCl isotonis

5. Bila etiologinya adalah pemberian bikarbonat berlebih, stop

pemberian bikarbonat.

6. Dalam keadaa fungsi ginjal turun atau pada keadaan edema akibat

gagal jantung, cor-pulmonale atau sirosis hati, koreksi dengan NaCl

isotonis tidak dapat dilakukan karena ditakutkan terjadi retensi Na dan

kelebihan cairan atau ( edema bertambah). Dapat diberika antagonis

enzime karbonik anhidrase, sehinga reabsobsi bikarbonat terhambat

bila dengan antalgonis enzime karbonik unhindrase tak berhasil, dapat

diberikan HCl dalam larutan isotonis (150 meq /L) selam 8-24 ja.

Kebutuhan HCl dapat dihitung dengan mengetahui jumplah distribusei

bikarbonat pada keadaan elkolisis tersebut sebagai berikut:

Kelebihan bikarbonat = 0,5 x bb x (HCO3 plasma -24.

15

Page 16: Makalah 1 Fix

10. Jelaskan tanda dan gejala perubahan keseimbangan asam- basa pada

klien!

Tanda dan gejala perubahan keseimbangan asam- basa pada klien :

Gangguan Asam Basa Tanda dan Gejala

Asidosis MetabolikPernapasan kussmaul, hipotensi, letargi,

mual dan muntah

Alkalosis MetabolikNonspesifik : refleks hiperaktif, tetani,

hipertensi, kram otot, dan kelemahan

Asidosis Respiratorik

Tanda-tanda narkosis CO2 : sakit

kepala, letargi, mengantuk, koma,

peningkatan frekuensi jantung,

hipertensi, berkeringat, penurunan

responsivitas, papiledema, dan dispnea

(bisa ada atau tidak ada)

Alkalosis Respiratorik

Gejala tak jelas : pusing, kebas,

kesemutan ekstremitas, kram otot,

tetani, kejang, peningkatan refleks

tendon dalam, aritmia dan hiperventilasi

11. Apakah kebutuhan dasar manusia yang terganggu akibat perubahan

asam-basa?

Pengaturan asam-basa tubuh merupakan salah satu mekanisme penting

untuk mempertahankan tingkat keasaman (pH) cairan tubuh. Ada tiga faktor

utama yang mengatur konsentrasi ion hidrogen dalam tubuh guna mencegah

16

Page 17: Makalah 1 Fix

terjadinya asidosis atau alkalosis. Ketiga faktor tersebut antara lain sistem

penyangga asam-basa, pusat pernapasan dan ginjal.

Keseimbangan asam dalam tubuh

Zat tubuhKonsentrasi H+

(mEq/l)pH

Cairan

ekstraseluler

- Darah Arteri

- Darah Vena

4,0 x 10-5

4,5 x 10-5

7,4

7,35

Cairan intraseluler 1 x 10-3 – 4 x 10-5 6,0 – 7,4

Urine 3 x 10-2 – 1 x 10-5 4,5 – 8,0

Cairan lambung 160 0,8

Kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson :

1. Bernapas secara normal

2. Makan dan minum cukup

3. Eliminasi

4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki

5. Istirahat dan tidur

6. Memilih cara berpakaian

7. Mempertahankan temperatur tubuh normal

8. Menjaga tubuh agar bersih dan rapi

9. Menghindari bahaya dari lingkungan

10. Berkomunikasi dengan orang lain

11. Beribadah menurut keyakinan

12. Bekerja yang menjajikan prestasi

13. Rekreasi

14. Belajar, menggali/memuaskan rasa keingintahuan

17

Page 18: Makalah 1 Fix

Contoh gangguan asam basa yang dapat mengganggu kebutuhan dasar

manusia :

Kebutuhan Dasar

Manusia

Gangguan Asam Basa

Makan dan minum

cukup

Asidosis Metabolisme :

- Peningkatan produksi asam sehingga

dapat menyebabkan kelaparan.

Alkolisis Metabolik :

- Muntah atau penyedotan nasogastrik

Eliminasi Asidosis Metabolisme :

- Diare

- Ureterosigmoidostomi

- Ileostomi ; fistula pankreas, kantong

empedu, usus halus

Alkolisis Metabolik :

- Diare

Bergerak dan

mempertahankan

posisi yang

dikehendaki

Asidosis Metabolisme :

- Hipoaldosteronisme

Alkolisis Metabolik :

- Hipoaldosteronisme

- Kram otot

Oksigenasi Asidosis Respiratori :

- Henti Jantung

- Apnea saat tidur

- Pneumonia atau asma yang berat

Alkolisis Metabolik :

- Hiperventilasi

18

Page 19: Makalah 1 Fix

- Hipoksia

12. Susunlah rencana keperawatan pada klien dengan perubahan asam-

basa!

Rencana keperawatan klien yang mengalami perubahan asam basa

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasilJenis

gangguanIntervensi

Gangguan

pertukaran gas

berhubungan dengan

kelebihan atau

defisit pada

oksigenasi dan

eliminasi

karbondioksida.

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan diharapkan ketidak

seimbangan cairan, elektrolit,

dan asam-basa klien normal,

dengan kriteria hasil :

1. Frekuensi dan pola

pernapasan normal

2. Tidak terdapat indicator

hipoksia dan hiperkapnia

3. Mengembalikan GDA

dalam batas normal

Asidosis

metabolic

a) Mengkaji dan

memonitor :

1. Tanda-tanda

vital

2. Suara dan

fungsi usus

3. Konsentrasi

serum elektrolit

4. Rate dan irama

EKG

rasional :

mengidentifikasi

segala keterlibatan

jantung sebagai

akibat dari PPOK

5. Intake - output

cairan&berat

badan

6. Fungsi

persrafan dan

status mental

b) Menyediakan

lingkungan yang

19

Page 20: Makalah 1 Fix

aman dan nyaman

bagi klien

c) Melatih kllien

untuk melakukan

nafas dalam

dengan ekspirasi

memanjang

Rasional :

meningkatkan

ekshalasi CO2

d) Memantau GDA

klien secara ketat

selama perawatan

rasional :

mendeteksi tanda-

tanda kanaikan

PaCO2 dan

kemunduran

ventilasi alveolar

e) Memberikan cairan

dan elektrolit

secara intravena

(rencana

terintegrasi)

Asidosis

respiratorik

a.Mengkaji dan

memonitor :

1. Tanda-tanda

vital

2. Suara dan

fungsi usus

3. Konsentrasi

20

Page 21: Makalah 1 Fix

serum elektrolit

4. Rate dan irama

EKG

rasional

:mengidentifika

s isegala

keterlibatan

jantung sebagai

akibat dari

PPOK

5. Intake - output

cairan&berat

badan

6. Fungsi

persarafan dan

status mental

b. Anjurkan klien

untuk melakukan

latihan napas,

Rasional

:meningkatkan

pengeluaran CO2

dari paru-paru

c. Memantau GDA

klien secara ketat

selama perawatan

rasional :

mendeteksi tanda-

tanda kanaikan

PaCO2 dan

kemunduran

ventilasi alveolar

21

Page 22: Makalah 1 Fix

d. Memberikan cairan

dan elektrolit secara

intravena (rencana

terintegrasi)

Alkalosis

metabolik

a. Mengkaji dan

memonitor :

1. Tanda-tanda

vital

2. Suara dan

fungsiusus

3. Konsentrasi

serum elektrolit

4. Rate dan irama

EKG

rasional

:mengidentifika

si segala

keterlibatan

jantung sebagai

akibat dari

PPOK

5. Intake - output

cairan&berat

badan

6. Fungsi

persarafan dan

status mental

b. Dorong klien untuk

istirahat pada posisi

semi-fowler setelah

makan

22

Page 23: Makalah 1 Fix

Rasional :

mengurangi rasa

mual dan

konsistensi muntah

pada klien

Alkalosis

repiratorik

c. Mengkaji dan

memonitor :

7. Tanda-tanda

vital

8. Suara dan

fungsiusus

9. Konsentrasi

serum elektrolit

10. Rate dan irama

EKG

rasional

:mengidentifika

si segala

keterlibatan

jantung sebagai

akibat dari

PPOK

11. Intake - output

cairan&berat

badan

12. Fungsi

persarafandan

status mental

d. Dorong klien untuk

istirahat pada posisi

semi-fowler setelah

23

Page 24: Makalah 1 Fix

makan dan

mengganti posisi

badan secara

perlahan

Rasional :

mengurangi rasa

mual dan

konsistensi muntah

padaklien

NB: untuk nomor 2

pH >7,4 (alkalosis)

a. Jika PaCO2 <40 mm Hg

gangguan primer adalah alkalosis respiratorik. (situasi ini timbul jika

pasien mengalami hiperventilasi dan “blow off” terlalu banyak

karbondioksida. Ingat kembali bahwa karbondioksida terlarut dalam air

menjadi asam karbonik, bagian asam dari “sistem buffer asam karbonik-

bikarbonat”).

b. Jika HCO3 >24 mEq/L

Gangguan primer adalah alkalosis metabolic, (situasi ini timbul jika tubuh

memperoleh terlalu banyak bikarbonat, suatu substansi alkali. Bikarbonat

adalah basa, atau bagian alkali dari “sistem buffer asam karbonik-

bikarbonat”).

pH <7,4 (asidosis)

a. Jika PaCO2 > 40 mm Hg

Gangguan utama adalah asidosis respiratorik. (situasi ini timbul jika pasien

mengalami hipoventilasi dan karenanya menahan terlalu banyak

karbondioksida, suatu substansi asam).

b. Jika HCO3 <24 mEq/L

24

Page 25: Makalah 1 Fix

c. Gangguan primer adalah asidosis metabolic. (situasi ini timbul jika kadar

bikarbonat tubuh turun, baik karena kehilangan langsung bikarbonat atau

karena penambahan asam seperti asam laktat atau keton).

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi

Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba.

Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 3.

Jakarta: EGC.

Mitchell, Campbell Reece. 2004. Biologi. Edisi 5. Jilid 4. Jakata: Erlangga.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dan Gangguan Sistem

Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.

Vol. 1. Jakarta: EGC.

Tambayong, dr. Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: ECG.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan

Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC

Herdman, Heather. 2010. Diagnosos Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

2009-2011. Jakarta: E

.

25

Page 26: Makalah 1 Fix

26