makala perbandingan hukum tata negara(indonesia & amerika serikat

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan mempunyai posisi yang strategis dari segi geografi. Begitu banyaknya potensi yang dimiliki membuat orang berkata bahwa Indonesia adalah surga dunia. Namun yang terjadi adalah bahwa Indonesia surganya para penguasa sekaligus neraka bagi kaum tertindas. Mencoba membandingkan konsep dasar pemerintahan di Indonesia dengan Amerika Serikat adalah hal yang sulit dikarenakan keduanya mempunyai latar belakang yang berbeda namun dalam implementasi melalui sekian kali perubahan, membandingkannya adalah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan saat ini banyak terdapat kemiripan sistem dalam konsep dan implementasi, bahkan ada yang mengatakan bahwa INA mengutip AS. Tampaknya pendapat di atas merupakan suatu bentuk kekecewaan ataukah suatu bentuk motivasi sekaligus menjadi suatu bahan renungan bagi kita semua dan PR bagi para pemikir kita mengenai perlunya menggagas kembali suatu sisem pemerintahan yang bercirikan khas Indonesia, yang benar-benar bersumber dari nilai luhur budaya bangsa, yakni Pancasila. Mengawali suatu dinamika di atas menimbulkan suatu pemikiran dan penalaran mengenai perlunya menganalisis lebih jauh mengenai suatu perbandingan pemerintahan antara keduanya dengan berlandaskan teori yang ada, sekalipun teori itu adalah teori barat. Berangkat dari hal di atas, maka penulis

Upload: daniel-samosir

Post on 10-Aug-2015

3.434 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Perbandingan Hukum Tata Negara

TRANSCRIPT

Page 1: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan mempunyai posisi

yang strategis dari segi geografi. Begitu banyaknya potensi yang dimiliki membuat orang

berkata bahwa Indonesia adalah surga dunia. Namun yang terjadi adalah bahwa Indonesia

surganya para penguasa sekaligus neraka bagi kaum tertindas.

Mencoba membandingkan konsep dasar pemerintahan di Indonesia dengan Amerika

Serikat adalah hal yang sulit dikarenakan keduanya mempunyai latar belakang yang berbeda

namun dalam implementasi melalui sekian kali perubahan, membandingkannya adalah hal

yang mudah. Hal  ini dikarenakan saat ini banyak terdapat kemiripan sistem dalam konsep

dan implementasi, bahkan ada yang mengatakan bahwa INA mengutip AS.

Tampaknya pendapat di atas merupakan suatu bentuk kekecewaan ataukah suatu

bentuk motivasi sekaligus menjadi suatu bahan renungan bagi kita semua dan PR bagi para

pemikir kita mengenai perlunya menggagas kembali suatu sisem pemerintahan yang

bercirikan khas Indonesia, yang benar-benar bersumber dari nilai luhur budaya bangsa, yakni

Pancasila. Mengawali suatu dinamika di atas menimbulkan suatu pemikiran dan penalaran

mengenai perlunya menganalisis lebih jauh mengenai suatu perbandingan pemerintahan

antara keduanya dengan berlandaskan teori yang ada, sekalipun teori itu adalah teori barat.

Berangkat dari hal di atas, maka penulis menganalisis hal di atas ke dalam suatu makalah

dengan judul,”Perbandingan Lembaga Eksekutif Indonesia dan Amerika Serikat terhadap

Sistem Presidensil.

Page 2: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Bentuk dan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Amerika Serikat?

2.      Bagaimana perbandingan Sistem Pemerintahan Presidensial antara Indonesia dan USA?

  Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui Sistem pemerintahan Indonesia dan USA

2.      Untuk mengetahui perbandingan Sistem pemerintahan presidensial antara Indonesia dan

Amerika Serikat.

   

Page 3: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

BAB II

TEORI

1.PENGGUNAAN ISTILAH

Suatu istilah kita pergunakan untuk menentukan apa yang hendak kita berikan sebagai

pengertian, sehingga dengan demikian penggunaannya akan mempengaruhi pula ruang

lingkup persoalan yang hendak kita kupas atau kita selidiki.

Terdapat 2 (dua) istilah yang digunakan dalam lingkup ilmu yang sedang kita pelajari ini,

yaitu perbandingan hukum dan hukum perbandingan. Penggunaan istilah yang berbeda-beda

di lingkungan dunia ilmu pengetahuan hukum di Indonesia ini, ternyata juga sebagai dampak

dari dipergunakannya 2 (dua) macam istilah di Eropa Kontinental, yaitu :

a.vergelijkendrecht dan rechtvergelijking (Belanda);

b.vergleichendes dan rechtsvergleichung (Jerman);

c.droit compare dan la methode compare (Perancis).

Apakah yang dimaksud dengan perbandingan hukum tatanegara atau hukum tatanegara

perbandingan? Untuk mengetahuinya, kita harus memulai dengan pertanyaan: “Apakah

perbandingan hukum atau hukum perbandingan itu?”

Suitens-Bourgois mengatakan bahwa perbandingan hukum bukanlah cabang dari hukum, ia

bukan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri seperti misalnya hukum perdata, hukum dagang,

hukum tatanegara, hukum internasional, dan sebagainya. Selanjutnya dikatakan bahwa

perbandingan hukum adalah satu metode perbandingan yang diterapkan pada ilmu hukum,

pada bermacam-macam mata kuliah hukum. Oleh karenanya, perbandingan hukum bukanlah

suatu ilmu pengetahuan, akan tetapi ia hanyalah metode kerja dalam bentuk perbandingan.

Hal ini dapat dibuktikan bahwa jika hukum didefinisikan antara lain sebagai seperangkat

aturan, maka perbandingan hukum atau hukum perbandingan tidak mempunyai perangkat

aturan-aturan itu. Metode untuk membanding-bandingkan peraturan hukum dari bermacam-

macam sistem hukum, tidak membawa akibat terjadinya rumusan peraturan yang berdiri

sendiri, dengan kata lain tidak ada yang disebut “peraturan hukum perbandingan.” Ciri dasar

dari metode perbandingan ini adalah bahwa ia dapat diterapkan terhadap penelitian mengenai

bidang hukum tertentu.

Page 4: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

Perbandingan hukum, dapat dibedakan antara :

a.perbandingan hukum deskriptif (menggambarkan), yaitu suatu analisis terhadap perbedaan-

perbedaan yang ada dari dua atau lebih sistem hukum. Peneliti tidak mempunyai maksud

untuk mencari jalan keluar (solusi) terhadap persoalan tertentu, baik dalam hal yang abstrak

maupun hal yang praktis;

b.perbandingan hukum aplikatif (terapan), yaitu analisis yang dilakukan kemudian diikuti

dengan penyusunan sintesis untuk memecahkan suatu masalah. Hal ini dilakukan antara lain

untuk melakukan pembaruan suatu cabang hukum atau untuk mempersatukan bermacam-

macam peraturan perundang-undangan yang mengatur bidang yang sama.

Jika perbandingan ini kita terapkan pada hukum tatanegara, maka melalui metode ini

dilakukan perbandingan terhadap hukum tatanegara dari dua negara atau lebih dengan

maksud:

1)memperoleh penjelasan mengenai sesuatu hal tertentu atau 2) untuk mencari jalan keluar

tentang sesuatu hal tertentu. Metode perbandingan membawa kita ke arah usaha memperoleh

informasi, kejelasan mengenai sistem pemerintahan negara yang diperbandingkan serta jalan

keluar dari persoalan yang hampir sama.

2.PENGERTIAN ILMU PERBANDINGAN HUKUM TATA NEGARA DAN

HUBUNGANNYA DENGAN ILMU HUKUM TATA NEGARA DAN ILMU NEGARA

Ketiga ilmu ini mempunyai obyek yang sama, yaitu negara. Pertanyaannya adalah,

dimanakan letak perbedaan antara Ilmu Perbandingan Hukum Tata Negara dengan Ilmu

Hukum Tata Negara dan Ilmu Negara? Jawabannya adalah meskipun obyek penyelidikan

ketiga ilmu pengetahuan tersebut sama, namun disamping tugas yang berbeda, ketiga ilmu

tersebut meninjau gejala-gejala negara dari sudut yang berlain-lainan.

Obyek ilmu hukum tata negara adalah negara tertentu, khususnya hanya mengenai susunan

hukum tata negaranya (het staatsrechtelijk bestel). Sehingga dapatlah dimengerti mengapa

biasanya ilmu hukum tata negara dimulai dalam bentuk pemberian komentar, yaitu

menafsirkan kaidah-kaidah hukum berdasarkan tata-urutannya dan penyelidikannya hanya

terbatas pada negara tertentu saja.

Page 5: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

Obyek ilmu perbandingan hukum tata negara adalah bermacam-macam bentuk atau sistem

ketatanegaraan, ciri-ciri khusus apakah yang melekat padanya, hal-hal apakah yang

menimbulkannya, dengan jalan apakah hal-hal tersebut berubah, hilang dan sebagainya, yang

dapat diketahui dengan cara menganalisis secara metodis dan menetapkannya secara

sistematis.

Obyek ilmu negara adalah ciri-ciri dan sifat-sifat umum dari negara, dengan maksud

mempersatukan dalam suatu komplek tertentu.

Tugas ilmu perbandingan hukum tata negara menurut Kranenburg, adalah untuk menganalisis

secara metodis dan menetapkan secara sistematis bermacam-macam bentuk atau sistem

ketatanegaraan, ciri-ciri khusus apakah yang melekat padanya, hal-hal apakah yang

menimbulkannya, dengan jalan apakah hal-hal itu berubah, hilang dan lain sebagainya.

Terdapat hubungan yang erat antara ilmu perbandingan hukum tata negara, ilmu hukum tata

negara dan ilmu negara:

a.Ilmu negara dengan ilmu perbandingan hukum tata negara: bahwa antara negara yang satu

dengan negara yang lain terdapat persamaan maupun perbedaan, adanya bermacam-macam

bentuk ketatanegaraan atau sistem ketatanegaraan yang menjadi pokok penyelidikan ilmu

perbandingan hukum tata negara adalah juga suatu masalah yang menjadi bidang ilmu

negara. Di lain pihak, timbulnya mata pelajaran baru yaitu ilmu perbandingan hukum

tatanegara, dapat digambarkan sebagai pertumbuhan dari komplek problema khusus ilmu

negara;

b.Ilmu hukum tata negara positif dengan ilmu perbandingan hukum tata negara: dalam

mempelajari ilmu hukum tata negara positif, seringkali kita tidak dapat melepaskan diri dari

penggunaan perbandingan-perbandingan dengan hukum tata negara lainnya. Metode

perbandingan yang dipergunakan oleh hukum tata negara hanya dijadikan sebagai sebuah alat

dan bukan merupakan tujuan.

CF. Strong dalam “Modern Political Cosntitution” adalah yang menempatkan ilmu

perbandingan hukum tata negara sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri dan

mempergunakan metode perbandingan sebagai sebuah tujuan.

Page 6: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

Ilmu perbandingan hukum tata negara menurut Kranenburg adalah suatu ilmu pengetahuan

yang dengan mempergunakan hasil-hasil ilmu negara umum, melakukan pengumpulan dan

melakukan penyusunan bahan-bahan tersebut secara metodis dan sistematis untuk kemudian

menganalisisnya.

Menurut Sri Soemantri Martosoewignjo, ilmu perbandingan hukum tata negara adalah suatu

cabang ilmu hukum yang dengan mempergunakan metode perbandingan berusaha

membanding-bandingkan satu atau beberapa aspek hukum tata negara dari dua negara atau

lebih.

3.FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN ADANYA BERMACAM-MACAM

BENTUK ATAU SISTEM KETATANEGARAAN

Persamaan dan perbedaan negara-negara di dunia dapat dilihat dari: sistem pemerintahannya

(parlementer, presidentil, quasi parlementer/presidentil, diktatur); bentuk negaranya (serikat,

kesatuan, persatuan); bentuk pemerintahannya (republik, kerajaan: absolut/berkonstitusi);

sistem badan perwakilan rakyatnya (satu kamar, dua kamar).

Faktor-faktor yang menyebabkan adanya bermacam-macam bentuk atau sistem

ketatanegaraan menurut Kranenburg, adalah disebabkan adanya syarat-syarat/faktor-faktor

baik yang bersifat umum (syarat/faktor yang terdapat pada semua negara) maupun syarat-

syarat/faktor-faktor yang bersifat khusus (syarat/faktor yang terdapat pada satu negara saja).

Yang termasuk dalam syarat-syarat/faktor-fkator yang bersifat umum, antara lain adalah :

a.adanya ancaman yang datang dari luar, yaitu ancaman kelompok di luar negara, misalnya

perang, maupun bentuk-bentuk lainnya. Sebagai konsekuensinya, maka setiap masyarakat

negara harus mengorganisir dirinya, yang berarti juga harus ditempuhnya bermacam-macam

cara atau sistem berorganisasi dalam setiap masyarakat negara;

b.adanya ancaman yang datang dari dalam negara itu sendiri, sebagai akibat setiap

masyarakat negara terdiri dari manusia yang mempunyai bermacam-macam kepentingan

sehingga diantara mereka bisa timbul persoalan-persoalan, misalnya tindakan main hakim

sendiri (eigen richting). Keadaan ini menyebabkan harus dilakukannya pengaturan

sedemikian rupa, sehingga tindakan main hakim sendiri tersebut dilarang;

Page 7: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

c.adanya pengetahuan (kennis) yang berkembang secara berangsur-angsur atau tumbuhnya

pengalaman dengan cara teratur, yang melekat pada diri manusia sendiri, dimana manusia

diberi akal dan rasa sehingga timbullah kemajuan di bidang ilmu pengetahuan pengetahuan,

teknologi yang akan menyebabkan pula tumbuhnya kemajuan di bidang kebudayaan dan

selanjutnya menyebabkan pula terjadinya kemajuan di bidang organisasi.

Yang termasuk dalam syarat-syarat/faktor-faktor yang bersifat khusus, antara lain adalah :

a.Letak geografi suatu wilayah negara, berupa kepulauan, pegunungan, benua atau daratan

menyebabkan syarat/faktor yang bersifat umum bekerja dengan bermacam-macam cara dan

bentuk, misalnya berpengaruh terhadap penentuan sistem pertahanan negara, atau

kemungkinan-kemungkinan adaptasi sebuah negara misalnya Indonesia karena secara

geografis terletak di persimpangan jalan negara-negara, sistem pemerintahannya terpengaruh

dari sistem parlementer Inggris dan presidentil Amerika Serikat;

b.Sifat-sifat sesuatu masyarakat bangsa (volkskarakter). Sifat atau watak suatu bangsa

sebagai kumpulan manusia mungkin dipengaruhi oleh iklim atau sesuatu yang lain. Dalam

hal ini kita melihat adanya pola-pola yang aktif pada suatu bangsa: bangsa yang tidak mudah

patah semangat; pola-pola yang kurang aktif pada suatu bangsa: bangsa yang mempunyai

sifat-sifat malas, penakut atau melihat segala sesuatu ingin dengan cara mudah (cenderung

menempuh sistem despotis);

c.Paham/doktrin politik yang dianut oleh masyarakat negara, misalnya liberalisme dan

komunisme.

4.BEBERAPA DERAJAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEDUDUKAN ILMU

PERBANDINGAN HUKUM TATA NEGARA

Ditinjau dari tujuannya, maka kita dapat menggolongkan ilmu pengetahuan dalam :

a.Ilmu pengetahuan yang hanya berusaha mendapatkan kebenaran saja, terlepas dari apakah

hal itu memberikan kebahagiaan yang merata bagi Indonesia;

b.Ilmu pengetahuan yang disamping berusaha mendapatkan kebenaran, sekaligus juga

mencapai kebahagiaan manusia secara merata;

Page 8: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

c.Ilmu pengetahuan yang dalam tingkat pertama hanya mencapai atau mendapatkan atau

mendekati kebenaran, akan tetapi pada tingkat selanjutnya ternyata memberikan kebahagiaan

yang merata bagi umat manusia.

Nasroen mengemukakan adanya 3 (tiga) macam derajat ilmu pengetahuan, yaitu :

a.Beschrijvend wetenschap, yaitu ilmu pengetahuan yang tugasnya hanya menggambarkan

saja;

b.Verklarend wetenschap, yaitu ilmu pengetahuan yang tugasnya menyelidiki sebab musabab

sesuatu atau menjelaskan; dan

c.Waarderend wetenschap, yaitu ilmu pengetahuan yang tugasnya memberi nilai dan dapat

memberi pedoman menuju sesuatu yang sempurna. Dalam pemberian nilai ini, terbuka

kemungkinan ke arah mana sesuatu itu akan dibawa dan diarahkan.

Termasuk golongan manakah atau derajat yang manakah ilmu perbandingan hukum tata

negara?

Kranenburg mengatakan bahwa ilmu perbandingan hukum tata negara adalah ilmu ilmu

pengetahuan yang memberikan penjelasan atau menyelidiki sebab musabab sesuatu

(verklarend wetenschap) dan upaya pengembangan ke arah tersebut, sangat memerlukan pula

baik secara paralel atau tidak, pengembangan ilmu negara umum dan ajaran hukum umum

(de algemene rechtsleer) menjadi suatu syarat mutlak.

Nasroen berpendapat bahwa ilmu perbandingan pemerintahan/negara harus merupakan suatu

ilmu pengetahuan yang memberi nilai (waarderend wetenschap), ia harus sanggup

menentukan secara obyektif bagaimanakah pemerintah/negara itu seharusnya, antara lain

yaitu pemerintah/negara yang memberikan manfaat sebaik-baiknya bagi masyarakatnya dan

inilah yang merupakan ukuran dalam melakukan perbandingan antar negara/pemerintah.

Pendapat Nasroen di atas jika dihubungkan dengan ilmu perbandingan tata negara, maka ilmu

ini bertugas untuk mendapatkan negara yang seharusnya atau negara yang dicita-citakan

(staats idee), yang akan berlaku dimana-mana.

Page 9: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

Bagaimanapun obyektifnya penyelidikan dilakukan, oleh karena terletak pada bidang nilai,

pada akhirnya hal itu tidak terlepas dari subyektivitas orang yang mengemukakan negara

yang dicita-citakan (idee negara) tersebut, apalagi jika masalah tersebut kita tinjau dari

kemungkinan pelaksanaannya yang kemungkinan mustahil terjadi. Oleh karena, misalnya

kita akan menjumpai kenyataan misalnya adanya letak geografi yang tidak sama, sifat-sifat

bangsa yang beraneka ragam, paham politik yang tidak sama, yang memperkuat pendapat

tidak mungkinnya diketemukan idee negara yang benar-benar idee negara.

Sri Soemantri Martosoewigjo tidak sependapat dengan Nasroen yang mengatakan bahwa

ilmu perbandingan tata negara adalah ilmu pengetahuan yang memberi nilai, dan Sri

Soemantri Martosoewignjo memandang pendapat Kranenburg lebih tepat yaitu yang

mengatakan bahwa ilmu perbandingan hukum tata negara adalah ilmu pengetahuan yang

tugasnya mencari atau menyelidiki sebab musabab atau menjelaskan sesuatu (verklarend

wetenschap).

5.STRUKTUR KETATANEGARAAN PADA UMUMNYA

Struktur ketatanegaraan suatu negara, pada umumnya meliputi 2 (dua) hal, yaitu :

a.Supra struktur politik, yaitu segala sesuatu yang bersangkutan dengan apa yang disebut alat-

alat perlengkapan negara, termasuk segala hal yang berhubungan dengannya, antara lain

mengenai kedudukannya, kekuasaan dan wewenangnya, tugasnya, pembentukannya serta

hubungan antara alat-alat perlengkapan itu satu sama lain, yang pada umumnya diatur dalam

kontitusi atau undang-undang dasar suatu negara; dan

b.Infra struktur politik, yaitu struktur politik yang berada di bawah permukaan, yang meliputi

5 (lima) komponen, yaitu komponen partai politik, golongan kepentingan (interest group),

alat komunikasi politik, golongan penekan (pressure group) dan tokoh politik (political

figure). Oleh karena pemilihan umum menentukan pula kehidupan kepartaian, termasuk

sistem kepartaiannya, maka ia masuk kedalam infra struktur politik.

Antara supra struktur politik dengan infra struktur politik terdapat hubungan timbal balik,

dalam arti bahwa supra struktur politik dapat mengatur segala sesuatu yang bersangkutan

dengan infra struktur politik, sedangkan infra struktur politik dapat mempengaruhi serta

menentukan berjalannya supra struktur politik.

Page 10: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

Menurut S.L.Witman dan J.J.Wuest, struktur ketatanegaraan itu mempunyai bermacam-

macam perlengkapan (the agents and a tool of government), yaitu: the constitution, the

electorate, the political parties, the legislature, the executive, the judiciary, the

intergovernmental relationships dan the local government.

Menurut S.L.Witman dan J.J. Wuest, sebagai pelaksanaan asas demokrasi pada setiap negara,

maka rakyat melalui lembaga pemilihan umum (electorate) memilih wakil-wakilnya untuk

duduk dalam konstituante dan lembaga perwakilan rakyat (legislature). Setelah konstuante

terbentuk, lalu bersidang untuk menetapkan suatu konstitusi atau undang-undang dasar yang

akan mengatur antara lain lembaga legislatif, lembaga eksekutif, lembaga peradilan dan

sebagainya. Partai politik mempunyai peranan penting dalam menyalurkan pendapat rakyat

dalam menentukan/memilih wakil-wakil rakyat dalam kedua lembaga tersebut. Konstitusi

juga menentukan sistem ketatanegaraan yang dianut dalam suatu negara, baik mengenai

sistem pemerintahannya, sistem desentralisasinya, bentuk negaranya dan lain sebagainya.

Setelah konstutusi ditetapkan berlaku dalam suatu negara, maka setiap warganegara harus

taat pada undang-undang dasarnya.

6.POLA KETATANEGARAAN C.F.STRONG

Pola ketatanegaraan yang dikemukakan oleh Plato dan Aristoteles adalah setiap negara

bergerak melalui apa yang dinamakan cycle of revolution, yaitu :

a.setiap negara mula-mula dikuasai oleh hanya seorang saja (the rule of man) yang disebut

monarchy;

b.bahwa namun kemudian, ada saatnya dimana orang yang mempunyai sifat-sifat yang baik

untuk memegang kekuasaan sudah tidak ada dan akhirnya digantikan oleh orang yang lebih

mementingkan kekuasaan daripada kepentingan rakyatnya (tyranny/despotism);

c.selanjutnya si tiran atau despoot tersebut akhirnya menghadapi suatu tantangan serta oposisi

dari suatu kelompok orang yang mempunyai sifat-sifat baik dan ingin memperbaiki

kehidupan rakyatnya yang disebut aristokrasi;

d.saatnya semangat artistokrasi hilang dan muncullah sekelompok orang yang menjalankan

kekuasaan secara sewenang-wenang untuk kepentingan kelompok itu sendiri dan terjadi

korupsi dikalangan penguasa tersebut (oligarchy);

Page 11: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

e.akhirnya rakyat sangat marah dan menentang dan menggulingkan penguasa korup tadi dan

muncullah pemerintahan yang disebut demokrasi, yaitu pemerintahan oleh banyak orang;

f.pada akhirnya cycle of revolution ini dipatahkan dengan tipe pemerintahan yang disebut

polity.

Pola ketatanegaraan tersebut digambarkan oleh Plato sebagai berikut :

TYPE OF

CONSTITUTION

GOOD OR TRUE FORM BAD OR PERVERTED

FORM

Government of One Monarchy or Royalty Tyrani or Despotism

Government of The Few Aristocracy Oligarchy

Government of The Many Polity Democracy

Menurut C.F. Strong, dalam kondisi saat ini pola ketatanegaraan Aristoteles tersebut

dipastikan tidak mempunyai daya tetap. Sehingga ia mencari klasifikasi lain dengan cara

mencari ciri atau tanda yang bersamaan pada negara-negara modern, yang pada asasnya

mempunyai 3 (tiga) macam kekuasaan: organ kekuasaan legislatif, organ kekuasaan eksekutif

dan organ kekuasaan judisiil.

Berdasarkan sugesti dan saran-saran dari Lord Bryce, Edward Jenks dan Sir J.A.Marriott,

C.F. Strong mengemukakan pola-pola ketatanegaraannya, yaitu :

a.The nature of the state to which the constitution applies;

b.The nature of the constitution itself;

c.The nature of the legislature;

d.The nature of the executive;

e.The nature of the judiciary.

Menurut C.F.Strong, dilihat dari segi hakekat negara, negara-negara modern dapat

dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kelas besar, yaitu: negara kesatuan dan negara

serikat/federal.

Page 12: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

Negara kesatuan adalah suatu negara yang:

a.berada di bawah satu pemerintahan pusat;

b.mempunyai wewenang sepenuhnya di dalam wilayah negara tersebut;

c.Bagian-bagian negara tidak mempunyai kekuasaan asli, melainkan diperoleh dari

pemerintah pusat.

Dicey mengatakah bahwa yang dimaksud dengan unitarianism adalah the habitual exercise of

supreme legislative authority by one central power. Dengan demikian, walaupun kepada

bagian-bagian negara diberikan otonomi yang luas, tapi sama sekali tidak mempunyai

wewenang apalagi kekuasaan untuk mengurangi kekuasaan pemerintah pusat. Sebaliknya,

pemerintah pusat dapat saja mengatur dan menentukan sampai seberapa luaskah wewenang

yang diberikan kepada daerah-daerah otonom.

Jika dilihat dari sudut kedaulatan, maka kedaulatan dalam negara bagian tidak dapat dibagi-

bagi. Adanya pelimpahan wewenang dari pemerintahan pusat kepada daerah-daerah otonom

bukanlah karena hal itu ditetapkan dalam konstitusinya, melainkan karena masalah tersebut

adalah merupakan hakekat dari negara kesatuan.

Menurut C.F.Strong, terdapat 2 (dua) ciri yang bersifat esensiil yang ada pada suatu negara

kesatuan, yaitu:

a.adanya supremasi lembaga perwakilan rakyat pusat (parliament);

b.tidak adanya badan-badan bawahan yang mempunyai kedaulatan (the absence of subsidiary

sovereign bodies).

Negara serikat/federal menurut C.F.Strong adalah suatu negara dimana terdapat 2 (dua) atau

lebih negara atau lebih yang sederajat, bersatu karena tujuan-tujuan tertentu yang sama.

Dicey mengemukakan bahwa “a federal state is a political contrivance intended to reconcile

national unity and power with the maintenance of state rights.”

Dalam negara federal, negara-negara yang bergabung atau yang disebut negara bagian

mempunyai kedudukan yang kuat, namun sebagian dari kekuasaannya diserahkan kepada

Page 13: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

negara federal. Kekuasaan yang ada pada negara federal dibatasi oleh kekuasaan yang

terdapat pada negara-negara yang bergabung, ini berarti adanya perbedaan antara kekuasaan

pemerintahan federal dan pemerintahan negara-negara bagian yang sangat rentan terhadap

timbulnya konflik antara keduanya. Untuk menghindarinya, pembagian kekuasaan antara

keduanya harus diatur secara tegas dan jelas yang dituangkan dalam sebuah konstitusi.

Sehingga konstitusi dalam suatu negara federal dapat disamakan dengan perjanjian atau

bersifat seabgai perjanjian (treaty) yang harus ditaati oleh negara-negara bagian.

Jadi ciri atau sifat negara federal adalah :

a.adanya supremasi konstitusi yang menjadikan federasi itu terwujud;

b.adanya pembagian kekuasaan antara negara federal dan negara-negara bagian;

c.adanya suatu lembaga yang diberi wewenang untuk menyelesaikan suatu perselisihan

antara pemerintah federal dan pemerintah negara-negara bagian.

Tiap-tiap federalisme mempunyai akar masa lalu, yang ditentukan oleh proses sejarah

masing-masing bangsa, sehingga yang terjadi adalah timbul bermacam-macam federalisme :

a.confederation/staatenbund, dimana negara federal tidak mempunyai kekuasaan yang

sesungguhnya (real power);

b.negara-negara yang bergabung menginginkan adanya kedaulatan nasional, dimana negara

negara sebagai keseluruhanlah yang mempunyai kedaulatan;

c.negara-negara dalam negara federal tidak mengingingkan persatuan, namun masing-masing

negara bagian tersebut tidak mau bersatu (though the federating units desiring union, they do

not desire unity).

Mengenai cara membagi kekuasaan antara negara federal dengan negara-negara bagian,

terdapat 2 (dua) cara yaitu :

a.kekuasaan yang diserahkan oleh negara-negara bagian kepada negara federal ditetapkan

secara limitatif dalam konstitusi negara federal. Disini terjadi perkuatan kedudukan negara

federal dibandingkan dengan negara-negara bagian, contoh Kanada yang oleh C.F. Strong

disebut sebagai less federal; dan

Page 14: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

b.kekuasaan yang diserahkan kepada pemerintah negara-negara bagian dan kekuasaan

lainnya (the reserve power) ada pada negara federal, ditetapkan secara llimitatif dalam

konstitusi. Disini terjadi perkuatan kedudukan negara-negara bagian dibandingkan dengan

negara federal dan diharapkan terjadi pengawasan terhadap kekuasaan pemerintah federal

dalam hubungannya dengan kekuasaan negara-negara bagian (to check the power of the

federal authority as against the federating units).

Dengan adanya pembagian kekuasaan antara negara federal dan negara-negara bagian ini

mengandung arti bahwa Lembaga Perwakilan Rakyat masing-masing tidak menjadi lebih

tinggi dari yang lain, karena telah diikat oleh konstitusi yang merupakan treaty. Siapa yang

menilai adanya pelanggaran terhadap konstitusi? Di Amerika Serikat, perselisihan mengenai

hal tersebut diserahkan kepada kekuasaan Mahkamah Agung, sedangkan di Swiss diserahkan

kepada Lembaga Perwakilan Rakyat Federal (The Federal Assembly).

6.1.HAKEKAT KONSTITUSI

Istilah konstitusi pada umumnya dipergunakan paling sedikit dalam 2 (dua) pengertian :

a.menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan

peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah negara; ada yang tertulis sebagai

keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis berupa “usages,

understandings, customs atau convention”. Meskipun tidak merupakan undang-undang,

bukan berarti kurang efektif dalam mengatur negara;

b.merupakan menggambarkan campuran antara ketentuan tertulis dan tidak tertulis, contoh:

Kerajaan Inggris dengan common law system-nya.

Dalam perkembangannya, konstitusi mempunyai 2 (dua) pengertian :

a.dalam pengertian sempit, konstitusi tidak menggambarkan keseluruhan kumpulan

peraturan, baik yang tertulis dan yang tidak tertulis (legal dan non-legal), melainkan yang

dituangkan dalam suatu dokumen tertentu. Contoh: Amerika Serikat. Menurut Lord Bryce,

konstitusi adalah “a frame of political society, organized through and by the law, that is to

say, one in which law has established permanent institutions with recognized functions and

definite rights”

Page 15: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

b.dalam pengertian luas, menurut Bolingbroke, adalah assemblage of laws, institutions and

customs yang diambil dari certain fixed principles of reason. Dan menurut C.F.Strong,

konstitusi dapat diketemukan dalam sebuah dokumen yang dapat diubah sesuai dengan

perkembangan waktu, akan tetapi dapat pula berupa “a bundle of separate laws” yang diberi

otoritas sebagai hukum tata negara.

Menurut Maurice Duverger, tidak jarang terdapat jurang antara apa yang ditetapkan

didalamnya dengan kenyataannya/pelaksanaannya, sehingga seringkali konstitusi hanya

dijadikan sebagai tirai bagi penguasa. Dalam kaitan inilah, C.F. Strong mengemukakan

bahwa untuk disebut sebagai konstitusi, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a.how the various agencies are organized;

b.what power is entrusted to those agencies;

c.in what manner such power is to be exercised.

Konstitusi menurut K.C.Wheare dapat digolongkan ke dalam :

a.Written constitution dan unwritten constitution, yang dalam kenyataannya tidak

diketemukan lagi dalam negara-negara di dunia saat ini, sehingga pembagian berdasarkan hal

ini tidak dapat dipertahankan lagi;

Documentary constitution dan non-documentary constitution. Documentary constitution

mengandung arti bahwa dituangkan dalam suatu dokumen tertentu seperti yang dilakukan

oleh para pembentuk konstitusi di Amerika Serikat. Non-documentary constitution, konstitusi

yang tidak dituangkan dalam suatu dokumen tertentu, tetapi dalam banyak bentuk peraturan

seperti Kerajaan Inggris. Penggolongan konstitusi ke dalam documentary constitution dan

non-documentary constitution, paralel dengan pengertian konstitusi berturut-turut dalam arti

sempit dan dalam arti luas;

b.Flexible constitution dan rigid constitution, yang dikemukakan oleh Lord Bryce, yaitu

berdasarkan pada cara-cara konstitusi itu diubah atau dengan jalan bagaimanakah suatu

konstitusi itu dapat diubah. Digolongkan kedalam flexible constitution, apabila dapat diubah

melalui proses yang sama dengan undang-undang, yaitu dengan cara yang tidak terlalu sulit,

misalnya dengan sistem suara terbanyak mutlak. Sedangkan digolongkan ke dalam rigid

Page 16: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

constitution, jika perubahan konstitusi dilakukan melalui cara-cara yang khusus (special

process).

Pembagian ke dalam rigid dan flexible constitution ternyata menimbulkan persoalan juga :

a.Sampai seberapa jauhkah suatu konstitusi dapat digolongkan rigid dan lain flexible ?;

b.Manakah yang benar-benar dapat digolongkan ke dalam konstitusi rigid? K.C.Wheare

mengemukakan, bahwa hal itu tergantung pada jumlah penghalang dan besar-kecilnya

penghalang tersebut. Jika suatu konstitusi berisi penghalang-penghalang formil (legal

obstacles) untuk mengubahnya, maka ia adalah rigid constitution (Amerika Serikat,

Australia, Denmark, Swiss, Norwegia, Perancis); oleh karena sangat sulit diubah dan

memang jarang diubah dan jika sebaliknya maka merupakan flexible constitution (Inggris dan

Selandia Baru).

Menurut C.F.Strong, terdapat 4 (empat) perbedaan cara yang dilakukan negara-negara dalam

melakukan perubahan terhadap undang-undangnya :

a.By the ordinary, legislature, but under certain restrictions, yang dapat dilakukan melalui 3

(tiga) macam jalan: Pertama, Lembaga Perwakilan Rakyat yang ada (the ordinary legislature)

dalam sidang-sidangnya harus dihadiri oleh paling sedikit dua pertiga atau empat perlima dari

seluruh anggota (fixed quorum of members), serta keputusan perubahan tersebut sah apabila

usul perubahan tersebut disetujui oleh suara terbanyak yang ditentukan (dua pertiga, empat

per lima, setengah + 1, dsb), dianut oleh Indonesia; Kedua, sebelum perubahan dilakukan,

Lembaga Perwakilan Rakyat dibubarkan, kemudian diadakan pemilihan umum yang baru dan

Lembaga Perwakilan Rakyat yang baru inilah yang kemudian akan bertindak sebagai

konstituante untuk mengubah konstitusi, dianut oleh Belgia, Norwegia dan Swedia; Ketiga,

dalam bicameral system, 2 (dua) Lembaga Perwakilan Rakyat harus melakukan sidang

gabungan sebagai suatu badan, yang keputusannya sah apabila disetujui dengan suara

terbanyak (bisa mutlak dan bisa yang ditentukan) dari anggota-anggotanya;

b.By the people through a referendum; apabila perubahan konstitusi memerlukan adanya

pendapat langsung dari rakyat yang diminta melalui referendum, plebisit atau popular vote

(dianut oleh Perancis);

Page 17: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

c.By a majority of all units of a federal state; yang berlaku hanya di negara federal, karena

pembentukan negara federal tersebut dilakukan oleh negara-negara yang membentuk dan

konstitusinya merupakan semacam perjanjian (treaty), sehingga perubahan terhadap

konstitusi memerlukan adanya persetujuan negara-negara bagian;

d.By a special convention; mengubah konstitusi mengharuskan dibentukanya suatu badan

khusus yang dibentuk untuk itu.

6.2.HAKEKAT KEKUASAAN LEGISLATIF

Sebagai badan yang pada umumnya menetapkan hukum tertulis, legislatif memberi garis

pedoman yang harus dilaksanakan oleh badan-badan lain seperti eksekutif dan yudikatif.

Menurut C.F.Strong, pengklasifikasian menjadi negara yang menganut sistem satu kamar dan

dua kamar tidak tepat dan tidak riil, karena jika klasifikasi ini kita pergunakan, maka kita

akan mengelompokkan negara-negara dunia ini dalam negara-negara yang mempunyai sistem

satu kamar dan dua kamar, hal ini akan menyamakan negara atau negara-negara yang tidak

melakukan pemilihan anggota badan perwakilan rakyatnya menjadi satu dengan negara atau

negara-negara yang memilih anggota badan perwakilan rakyatnya dalam suatu pemilihan

umum. Sehingga ia berpendapat akan lebih baik jika pengklasifikasian tersebut didasarkan

pada: dengan jalan bagaimanakah badan perwakilan rakyat masing-masing negara itu

dibentuk, sehingga pola negara dapat dibagi dalam :

a.Sistem pemilihan dimana anggota-anggota Lower House duduk didalamnya. a.1) Apakah

macam pemilihannya (kind of franchise): Pertama, pemilihan dilakukan secara umum (adult

suffrage) yaitu hak untuk melakukan pemilihan baik pasif maupun aktif yang diberikan

kepada seseorang yang telah mencapai usia tertentu. Kedua, tidak secara umum (manhood

suffrage), baik hak pilih pasif maupun aktif hanya diberikan kepada semua laki-laki yang

telah mencapai usia tertentu. a.2) persoalan yang berhubungan dengan daerah pemilihan (kind

of constituency);

Kita mengenal adanya beberapa sistem pemilihan, yaitu : a) sistem proporsional (the simply

majority system with second with second ballot and proportional representation), dan b)

sistem distrik (the simple majority single ballot system).

Page 18: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

b.The second chamber atau Upper House, yang terbentuk oleh karena beberapa faktor, antara

lain adalah sejarah lembaga tersebut dan terbentuk oleh karena bentuk negara federal/serikat.

6.2.HAKEKAT KEKUASAAN EKSEKUTIF

C.F.Strong mengemukakan adalah suatu keharusan bahwa dalam setiap negara yang

mengatur asas-asas demokrasi, kepada lembaga eksekutif harus dilakukan pengawasan serta

pembatasan, dengan demikian lembaga eksekutif harus mempertanggungjawabkan

kekuasaannya kepada rakyat. Ia membagi hakekat kekuasaan eksekutif ini atas dua hal :

a.adanya pertanggungjawaban Badan Eksekutif kepada Badan Legislatif/Parlemen, dimana

badan legislatif ini dapat menjatuhkan pihak eksekutif apabila mendapat mosi tidak percaya;

b.Badan eksekutif mendapat pengawasan dalam bentuk lain, misalnya adanya pemilihan

presiden secara periodik. Sehingga berdasarkan klasifikasi ini, dapat dibagi negara yang

menganut sistem pemerintahan parlementer (The Parliamentary Executive System) dan

presidentiil (The Non-parliamentary Executive System)

6.3.HAKEKAT KEKUASAAN PERADILAN

C.F.Strong mengklasifikasi kekuasaan peradilan atas dasar hubungan antara kekuasaan

peradilan dengan kekuasaan pemerintahan (the connection of the judiciary with the executive)

:

a.Common Law States, in which the executive, being subject to the operation of the rule of

law; dan

b.Prerogatives States, in which the executive is protected by a special system of

administrative law.

Page 19: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

BAB III

PEMBAHASAN

    A. Bentuk dan Sistem Pemerintahan Indonesia

Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik, di mana yang

memegang kedaulatan tertinggi adalah rakyat sementara sistem pemerintahan yang dianut

adalah demokrasi presidensial, di mana yang memegang kekuasaan tertinggi dalam

pemerintahan adalah presiden, dalam hal ini presiden memegang kekuasaan sebagai kepala

negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan.

Demokrasi sebagai tuntutan zaman mengharuskan Indonesia melakukan berbagai

amandemen terhadap kitab dasar yang menjadi rujukan mutlah pemerintahan, yakni UUD’45

pada batang tubuhnya, namun tidak lepas dari tuntutan pancasila. Hal ini menyebabkan

adanya suatu perubahan mendasar dalam sistem pemerintahan Indonesia di mana sebagai

tuntutan utama adalah pembatasan kekuasaan eksekutif dalam hal ini presiden dan jaminan

atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara. Adapun perubahan paradigmanya sebagai

bahan perbandingan adalah sebagai berikut.

  Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum

diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem

pemerintahan negara tersebut, yaitu 1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum

(rechtsstaat). 2. Sistem Konstitusional. 3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis

Permusyawaratan Rakyat. 4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi

dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat. 5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada

Dewan Perwakilan Rakyat. 6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak

bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 7. Kekuasaan kepala negara tidak tak

terbatas.

Dikarenakan paradigma pemerintahan di atas banyak mengakibatkan berbagai

ketimpangan dalam pemerintahan, di mana kekuasaan mayoritas berada di tangan presiden

(otoriter) yang Nampak pada masa Orde Baru, maka sebagai tuntutan rakyat sekaligus

tuntutan demokrasi, maka paradigma tersebut mengalami perubahan sebagai berikut.  Pokok-

pokok sistem pemerintahan Indonesia pasca amandemen IV, yaitu :

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara

terbagi dalam beberapa provinsi.

2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.

Page 20: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil

presiden dipilih dan diangkat oleh MPR untuk masa jabatan lima tahun. Untuk masa

jabatan 2004-2009, presiden dan wakil presiden akan dipilih secara langsung oleh

rakyat dalam satu paket.

4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.

5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan

Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.

DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.

6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan

dibawahnya.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan

parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang

ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di

Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR

tetap memiliki kekuasaan megawasi presiden meskipun secara tidak langsung (Pasal

7B UUD 1945)

2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari

DPR.

3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan

dari DPR.

4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang

dan hak budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan

Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama.

Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral,

mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen

untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.

  Sistem Pemerintahan

Dalam sistem pemerintahan Indonesia, keseluruhan komponen di dalamnya terlibat

dalam suatu sistem yakni MPR yang terdiri dari anggota DPR+DPD, Presiden, Wapres dan

Page 21: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

Kabinet sebagai Eksekutif, dan MA, MK, dan KY sebagai yudikatif. Ketiga lembaga ini

sebagai actor pemerintahan pusat memiliki wewenang yang terbatas dalam konstitusi namun

luas dalam praksis melalui intervensi. Secara konstitusi Pempus memiliki wewenang di

bidang Fiskal dan moneter, Yustisi, Agama, Hubungan Luar Negeri, serta Hankam, namnu

dalam pelaksanaannya seringkali ada intervensi pempus terhadap pemda dalam hal tertentu di

luar kewenangannya tersebut dalam praksisnya. Untuk memahami lebih jauh mengenai

sistem pemerintahan Indonesia, akan penulis uraikan pada perbandingan pemerintahan.

B.     Bentuk dan Sistem Pemerintahan Amerika Serikat

               AS adalah negara republik yang berbentuk federasi (Federal constitutional

Republic), dalam yang artinya Perserikatan Negara-Negara Amerika adalah kumpulan dari

negara-negara di-Amerika yang kemudian menyatukan diri dalam sebuah federasi. AS

terkenal sebagai negara superpower di dunia baik secara militer maupun ekonomi. Sejak awal

pembentukan federasi, memang Nampak terlihat bahwa AS adalah negara yang identik

dengan invasi dan consensus, di mana pada awal berdirinya AS hanya terdapat 13 negara

bagian bekas koloni Inggris yang dicirikan dengan 13 garis horizontal (biru dan putih) pada

benderanya, yang lambat laun menjadi 30 negara bagian melalui invasi dan pembelian dari

negara lain. Berawal dari sebuah negara terjajah, AS menjelma menjadi negara penjajah.

AS menganut sistem pemerintahan presidensial yang berusaha secara tegas

mengamalkan ajaran Montesquieu, yaitu dengan tegas memisahkan antara legislative,

eksekutif, dan yudikatif. Saat ini Amerika terkenal akan paradigma pemerintahan demokrasi

yang digembor-gemborkan di berbagai belahan dunia. Demokrasi yang ada di AS di barengi

dengan suatu sistem liberal, di mana kebebasan individu menjadi hal yang utama dalam

setiap pelaksanaan kebijakan pemerintahan. Dalam kaitannya dengan Pempus, ada beberapa

kewenangan yang dimilikinya, seperti mencetak mata uang dan kebijakan pertahanan,

sedangkan mengenai UU lainnya diserahkan kepada negara bagian.

Dalam Sistem Pemerintahan AS, actor yang berperan terdiri atas kongres (legislatif)

yang terdiri atas Senat dan House of Representatives (Badan Perwakilan). Untuk Senat,

masing-masing negara bagian mengirimkan 2 orang senator (jumlah keseluruhan 100 orang)

sedangkan untuk Badan Perwakilan berjumlah maksimal 345 orang yang jumlah perwakilan

dari masing-masing negara bagian tergantung pada dinamika demografinya. Untuk eksekutif,

presiden dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dibantu oleh cabinet, sedangkan untuk

kekuasaan kehakiman dipegang oleh Supreme of Court. Lebih jauh hal ini akan dijelaskan

lebih mendalam  pada bagian perbandingan.

Page 22: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

BAB IV

Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Amerika Serikat

Baik INA maupun AS keduanya menganut sistem trias politika. Letak perbedaannya

terdapat pada penerapan secara utuh dari AS di mana INA menganut distribution of power

sedangkan AS menganut Separation of Power dengan Checking power with Power. Di

Indonesia, masing-masing lembaga pemerintahan terdapat pembagian kekuasaan, sehingga

ada kewenangan legislatif dan yudikatif yang juga dimiliki oleh presiden, seperti kewenangan

mengajukan RUU (legislatif) dan member grasi, abolisi, dan amnesty (Yudikatif).

Sementara di AS, terdapat suatu pemisahan yang tegas diantara lembaga

pemerintahannya dengan mengawasi kekuasaan dengan kekuasaan sehingga check and

balanced dapat terwujud, seperti Congress memiliki kekuasaan untuk: membuat Undang

Undang Fideral, menyatakan perang, menyetujui perjanjian, the power of purse (pembatasan

pendanaan) dan impeachment (menurunkan pemerintah).

Presiden memiliki kekuasaan: Komando tertinggi militer, memveto Rancangan

Undang-Undang (RUU), menandatangani RUU untuk menjadi UU, menunjuk kabinet dan

pejabat negara dan menegakkan UU dan peraturan. Supreme Court berwenang untuk:

menafsirkan UU dan memastikan UU sesuai dengan Konstitusi (UUD).

Selain itu juga ada suatu keunikan tersendiri yang dimiliki AS dalam legislatifnya, di

mana Kedua badan dalam kongres ini memiliki kekuasaan/ kedudukan yang sama.

Perundang-undangan tidak dapat diundangkan tanpa keterlibatan dari kedua badan ini.

Namun, masing-masing memiliki keunikan otoritas. Seperti, Senat memiliki otoritas dalam

meratifikasi perjanjian dan memberikan persetujuan untuk posisi penting dalam

pemerintahan. Sedangkan House memiliki otoritas dalam perancangan UU dan juga

melakukan impeachment (pemberhentian presiden), namun proses ini harus melalui peradilan

yang merupakan hak dari Senat.

Di Indonesia, terdapat suatu hirarkis tata per-Undang-Undangan mulai dari UUD’45

hingga perda. Sedangkan di AS, semua kebijakannya harus dalam bentuk per-UU.Dalam hal

peradilan, di Indonesia kekuasaan peradilan terbagi lagi antara MA, MK, dan KY yang

dipilih oleh presiden sedangkan di AS dalam hal ini supreme court, Anggota Hakim Agung

dipilih oleh presiden melalui persetujuan senat. Hakim Agung akan memiliki masa bakti

Page 23: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

seumur hidup. Hal ini untuk memperkuat independensinya. Supreme Court memiliki hak

untuk membatalkan UU bila dinilai tidak sesuai dengan Konstitusi (UUD).

Ciri-ciri dari sistem pemerintaha presidensial adalah sebagai berikut.

1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus

kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh

rakyat atau suatu dewan majelis.

2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada

presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.

3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak

dipilih oleh parlemen.

4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.

5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota

parlemen dipilih oleh rakyat.

6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :

• Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.

• Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa

jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima

tahun.

• Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

• Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh

orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :

• Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan

kekuasaan mutlak.

• Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

• Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara

eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu

yang lama.

Page 24: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

LEMBAGA EKSEKUTIF INDONESIA

a. Sistem pemerintahan menganut sistem presidencial

b. presiden merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan

c. presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu

d. Presiden memiliki hak istimewa / prerogratif untuk mengangkat dan memberhentikan

menteri

e. Kedudukan presiden / pemerintah kuat karena tidak dapat dijatuhkan oleh Parlemen

LEMBAGA EKSEKUTIF AMERIKA SERIKAT

a. sistem pemerintahan menganut sistem presidensial

b. Presiden merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

c. Presiden dipilih oleh sebuah badan pemilihan / electoral college. Badan pemilihan dipilih

langsung oleh rakyat dalam pemilu

d. Presiden berhak mengangkat menteri-menterinya

e. Kedudukan presiden kuat karena tidak dapat dijatuhkan olehlembaga legislatif tetapi dapat

diberhentikan melalui mekanisme impeachment atau pemecatan.

Page 25: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

BAB V

KESIMPULAN

Ilmu perbandingan hukum tata negara menurut Kranenburg adalah suatu ilmu pengetahuan

yang dengan mempergunakan hasil-hasil ilmu negara umum, melakukan pengumpulan dan

melakukan penyusunan bahan-bahan tersebut secara metodis dan sistematis untuk kemudian

menganalisisnya.

Menurut Sri Soemantri Martosoewignjo, ilmu perbandingan hukum tata negara adalah suatu

cabang ilmu hukum yang dengan mempergunakan metode perbandingan berusaha

membanding-bandingkan satu atau beberapa aspek hukum tata negara dari dua negara atau

lebih.

Perbandingan hukum, dapat dibedakan antara :

a.perbandingan hukum deskriptif (menggambarkan), yaitu suatu analisis terhadap perbedaan-

perbedaan yang ada dari dua atau lebih sistem hukum. Peneliti tidak mempunyai maksud

untuk mencari jalan keluar (solusi) terhadap persoalan tertentu, baik dalam hal yang abstrak

maupun hal yang praktis;

b.perbandingan hukum aplikatif (terapan), yaitu analisis yang dilakukan kemudian diikuti

dengan penyusunan sintesis untuk memecahkan suatu masalah. Hal ini dilakukan antara lain

untuk melakukan pembaruan suatu cabang hukum atau untuk mempersatukan bermacam-

macam peraturan perundang-undangan yang mengatur bidang yang sama.

Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik, di mana yang

memegang kedaulatan tertinggi adalah rakyat sementara sistem pemerintahan yang dianut

adalah demokrasi presidensial, di mana yang memegang kekuasaan tertinggi dalam

pemerintahan adalah presiden, dalam hal ini presiden memegang kekuasaan sebagai kepala

negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan.

Sistem pemerintahan Indonesia mengadopsi unsur-unsur dari sistem pemerintahan

parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang

ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di

Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR

Page 26: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

tetap memiliki kekuasaan megawasi presiden meskipun secara tidak langsung (Pasal 7B

UUD 1945)

2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari

DPR.

3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari

DPR.

4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak

budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan

Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama.

Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral,

mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen

untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.

AS menganut sistem pemerintahan presidensial yang berusaha secara tegas

mengamalkan ajaran Montesquieu, yaitu dengan tegas memisahkan antara legislative,

eksekutif, dan yudikatif. Saat ini Amerika terkenal akan paradigma pemerintahan demokrasi

yang digembor-gemborkan di berbagai belahan dunia. Demokrasi yang ada di AS di barengi

dengan suatu sistem liberal, di mana kebebasan individu menjadi hal yang utama dalam

setiap pelaksanaan kebijakan pemerintahan. Dalam kaitannya dengan Pempus, ada beberapa

kewenangan yang dimilikinya, seperti mencetak mata uang dan kebijakan pertahanan,

sedangkan mengenai UU lainnya diserahkan kepada negara bagian.

Baik INA maupun AS keduanya menganut sistem trias politika. Letak perbedaannya

terdapat pada penerapan secara utuh dari AS di mana INA menganut distribution of power

sedangkan AS menganut Separation of Power dengan Checking power with Power. Di

Indonesia, masing-masing lembaga pemerintahan terdapat pembagian kekuasaan, sehingga

ada kewenangan legislatif dan yudikatif yang juga dimiliki oleh presiden, seperti kewenangan

mengajukan RUU (legislatif) dan member grasi, abolisi, dan amnesty (Yudikatif).

Presiden Amerika Serikat memiliki kekuasaan: Komando tertinggi militer, memveto

Rancangan Undang-Undang (RUU), menandatangani RUU untuk menjadi UU, menunjuk

kabinet dan pejabat negara dan menegakkan UU dan peraturan. Supreme Court berwenang

untuk: menafsirkan UU dan memastikan UU sesuai dengan Konstitusi (UUD).

Namun di Indonesia apabila salah satu dari antara lembaga yang berwenang mebuat

suatu UU (Eksekutif dan Legislatif) ada yang tidak setuju maka RUU tersebut harus

Page 27: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

dibatalkan, karena dalam sistem pemerintahan di indonesia tidak mengenal Hak Veto seorang

presiden dalam hal membentuk suatu perundang-undangan.

Dalam sistem pemilihan Presidan dan Wakil presiden di indonesia memakai sistem

pemilihan langsung oleh rakyat,sedang di amreka serikat tidak memakai sistem pemilahan

langsung melain mereka mempunyai lembaga pemilihan umum yaitu electoral college.

Badan pemilihan dipilih langsung oleh rakyat dalam pemilu. Jadi ditegaskan kembali bahwa

Amerika Serikat dalam Memilih kepala negara tidak secara langsung atau pemilihan

langsung melainkan melalui lembaga yang disebut dengan electoral college.

Page 28: Makala Perbandingan Hukum Tata Negara(Indonesia & amerika serikat

DAFTAR PUSTAKA

Kansil, C. S. T dkk. 2003. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta : P.T. Bumi Aksara

Syafiie, Inu Kencana dkk. 2007. Perbandingan Pemerintahan. Bandung : Refika Aditama.

Syafiie, Inu Kencana dkk. 2001. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung : Refika Aditama.

http://id.wikipedia.org/wiki/AS_(disambiguasi).

http://profesorpram.wordpress.com/2008/11/29/koreksian-sistem-pemerintahan-indonesia/

http://safarila.blog.friendster.com/indentifikasi-kelebihan-dan-kelemahan-pelaksanaan-sistem

pemerintahan-negara-indonesia/.

http://danangwd.wordpress.com/.

http://ilhamendra.wordpress.com/2009/03/12/sistem-pemerintahan/.

http://witantra.wordpress.com/2008/05/30/sistem-pemerintahan/.

http://khazanna032.wordpress.com/2009/05/13/sistem-pemerintahan-indonesia http://

zuryawanisvandiarzoebir.wordpress.com (Kuliah Perbandingan Hukum Tata Negara, Prof. Dr. R.

Soemantri Martosoewignjo, S.H.)

http://www.senate.gov/civics/constitution_item/constitution.htm#a1_sec1