makala hak dan kewajiban warga negara
TRANSCRIPT
ARTIKEL ILMIAH MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN
“GEOPOLITIK INDONESIA”
Oleh :
Amri Sita Mayangsari 121410005
Indrawati Rahayu 121410014
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MA CHUNG – MALANG
Mei 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu samalain, sehingga dalam
praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hakmerupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan olehindividu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam
kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi individu dalam
melaksanakan peran sebagai anggota warga negara, guna mendapat pengakuan hak yang sesuai
dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan seimbang dalam
praktik kehidupan, mka akan terjadi suatu ketimpangan yang akanmenimbulkan gejolak
masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya
tidak tersentuh oleh pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinyadan keluarganya, tidak
mengobati penyakit yang dideritanya dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-akan
pemerintah tidak melihat penderitaan yang dirasakan mereka.
Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum didapat, ada juga orang-
orang yang benar-benar hak mereka sebagaiwarga negara telah didapat, akan tetapi mereka tidak
mau menunaikankewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak mau membelanegaranya
dikala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara seberang,mereka tidak mau tahu dikala hak paten
seni-seni kebudayaan Indonesiadibajak dan diakui oleh negara lain, dan bahkan mereka
mengambil danmencuri hak-hak rakyat jelata demi kepentingan perutnya sendiri.
Sungguh masih banyak sekali fenomena-fenomena yang menimpanegeri ini. Hal ini terjadi
karena masyarakat kurang paham tentang hakdan kewajibannya sebagai warga negara. Atau
mereka paham tetapi hawanafsu telah menguasai akal pikiran mereka sehingga tertutup kebaikan
didalam jiwa mereka.Oleh karena itu, disusunlah artikel ilmiah “Hak dan Kewajiban
Warga Negara” ini. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah PendidikanKewarganegaraan,
penulisan artikel ilmiah ini juga agar pembaca dapatmemahami hak dan kewajiban mereka.
BAB II
KAJIAN TEORI
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan . Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban .
Contoh Hak Warga Negara Indonesia :
1) Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2) Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3) Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
4) Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5) Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6) Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
NKRI dari serangan musuh.
7) Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban
untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang
pantas untuk didapat . Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan /
kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna
mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia :
1) Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
2) Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
3) Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
4) Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.
5) Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik
Kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945 :
Ø Membayar pajak.
Ø Membela pertahanan dan keamanan.
Ø Menghormati hak asasi.
Ø Menjunjung hukum dan pemerintahan.
Ø Ikut serta membela negara.
Ø Tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
Ø Wajib mengikuti pendidikan dasar.
Berikut adalah isi dari pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN warga Negara dalam
UUD 1945 :
v Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara pada
ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn undang-undang.
v Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam hukum dan
pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
v Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dgn
lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.
v Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.
BAB III
PENGERUCUTAN MASALAH DI KOMUNITAS
Dalam komunitas yang dikunjungi penulis yaitu Madrasah Wahid Hasyim yang terletak di Desa Kucur, menurut penulis pribadi, hak yang sedang diperjuangkan adalah hak untuk mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama. Seperti yang telah diketahui umum, bahwa sekolah yang berbasis madrasah adalah sekolah yang lebih menekankan pada ilmu keagamaan dan dikenal kental dengan nilai agama. Terkadang pada beberapa sekolah yang ada di sekitar kita, murid yang bersekolah di sekolah berbasis agama mendapatkan label dari masyarakat bahwa mereka hanya mengetahui tentang ilmu agama saja. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Paradigma itu terkadang didukung dengan kondisi yang kurang lebih mendekati kebenaran paradigma tersebut, seperti karena pada beberapa sekolah berbasis agama dan baru merintis sekolah tersebut, maka pasti kekurangan tenaga pengajar dan kekurangan tenaga pengajar yang mumpuni. Oleh karena itu, setiap anak yang bersekolah di Madrasah Wahid Hasyim berhak untuk mendapatkan pendidikan dasar dalam segala bidang, tidak hanya di bidang agama saja yang diutamakan, namun juga berhak untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih dari itu.
Dari pengamatan penulis pribadi, karena Madrasah Wahid Hasyim tersebut yang belum lama berdiri, maka masih memperjuangkan fasilitas yang memadai untuk anak-anak di sana, baik dari segi fasilitas material maupun staf pengajar. Para guru di sana juga memberikan pendidikan semampu mereka. Pengetahuan yang diajarkan masih lebih fokus pada buku pedoman, belum terlalu terjun ke dunia nyata. Namun memang keadaan ini tidak bisa dipandang sebelah mata, karena madrasah tersebut juga masih setingkat SD. Dari segi psikologis, anak-anak SD masih memikirkan bermain dan tidak bisa menjalani segala sesuatu dengan serius. Namun justru pada masa SD inilah masa-masa golden time pada tahap pertumbuhan manusia. Karena pada masa SD ini, anak-anak bisa menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan memori ingatan otak terbaik adalah pada masa SD ini. Oleh karena itu, sebuah SD harus mempunyai seorang guru yang benar-benar bisa menanamkan pengetahuan baik secara perilaku maupun pengetahuan dengan cakap.
Permasalahan tersebut tidak hanya fokus pada cara pengajaran yang diberikan saja, namun harus dilihat juga dari sisi anak-anak di SD tersebut. Tugas untuk membangung semangat menyeimbangkan hak dan kewajiban tidak hanya dari pihak dewasa saja seperti para guru dan pihak berkepentingan lainnya. Namun sejak dini, anak-anak di SD tersebut harus memiliki kesadaran untuk menerapkan dan menjalankan kewajiban semampu yang mereka jalankan. Contohnya karena dari kecil mereka lebih kental dengan pengetahuan agama (secara teori), maka mereka harus lebih menggali dan menerapkan nilai-nilai agama ke kehidupan nyata. Selain itu, mereka juga harus punya keinginan untuk belajar lebih tentang ilmu pengetahuan pasti lain, juga mengetahui nilai-nilai agama lainnya agar bisa menciptakan rasa toleransi yang tinggi sejak dini. Belajar mengetahui nilai-nilai agama lain perlu ditekankan karena kondisi keberagaman di Madrasah Wahid Hasyim tersebut masih terbilang homogen. Homogen yang dimaksudkan adalah murid-murid yang bersekolah di sini berasal dari suku yang sejenis, berlatar belakang pekerjaan yang sama. Oleh karena itu, dengan mempelajari perbedaan di antara keberagaman, maka mereka bisa beradaptasi di lingkungan modern denga mudah.
Secara historis, pesantren termasuk lembaga pendidikan Islam yang paling awal dan
masih bertahan hingga sekarang. Berbeda dengan lembaga pendidikan umum yang muncul
kemudian, pesantren sangat berjasa dalam mencetak kader-kader ulama, berperan aktif dalam
penyebaran agama Islam dan transfer ilmu pengetahuan. Namun, dalam perkembangannya,
pesantren mengalami transformasi yang memungkinkannya kehilangan identitas, jika nilai-
nilai tradisionalnya tidak dipertahankan.
Sama seperti di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim, salah satu contoh hak yang di
peroleh oleh para santri di pesantren Luhur adalah pendidikan. Para santri di beri pendidikan
berupa pendidikan berupa ajaran kitab-kitab, Al-Quran, pendidikan akhlak dan masih banyak
lagi yang semuanya tidak lepas dari ajaran Islam. Agar dapat bertahan, pesantren dituntut
melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam segala hal, tanpa harus kehilangan jati diri
yang menjadi karakteristik pendidikan pesantren.
Sebagai lembaga pendidikan Islam, pendidikan yang diberikan di pesantren Luhur
berfokus agama, sumber kajian atau mata pelajarannya ialah kitab-kitab dalam bahasa Arab.
Pelajaran agama yang dikaji di pesantren ialah Al Qur’an dengantajwid (cara baca) dan
tafsirnya (pemahamannya), aqa’id dan ilmu kalam, fiqh dan ushul fiqh, hadis dengan
musthalah hadis, bahasa Arab dengan ilmu alatnya nahwu, sharaf, bayan, ma’ani, badi’ dan
‘arudh, tarikh, mantiq dan tasawuf. Kitab yang dikaji di pesantren umumnya kitab-kitab yang
ditulis pada abad pertengahan, yaitu antara abad ke-12 sampai dengan abad ke 15, atau lazim
disebut dengan ‘Kitab Kuning’.
Adapun metode yang lazim dipergunakan dalam pendidikan di pesantren Luhur ialah
wetonan, sorogan, dan hafalan. Wetonan adalah metode kuliah dimana para santri mengikuti
pelajaran dengan duduk di sekeliling kiai yang menerangkan pelajaran. Santri menyimak
kitab masing-masing dan mencatatat jika perlu. Istilah wetonan berasal dari kata weton atau
waktu (Jawa), karena pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum
dan atau sesudah melakukan sholat fardlu (lima waktu).
Meskipun pesantren Luhur memenuhi hak para santrinya untuk fokus memperoleh
pendidikan di bidang keagamaan, pesantren Luhu tidak melupakan kewajiban para santrinya
untuk memperoleh pendidikan dasar. Para santri dituntut untuk belajar bagaimana seharusnya
bergaul dan berbaur dalam lingkungan masyarakat, karena sebagai lembaga pendidikan yang
lahir di tengah masyarakat, pesantren Luhur dituntut menjaga hubungan yang harmonis
dengan masyarakat di sekitarnya agar keberadaannya tidak terasa asing. Tentu saja hal
tersebut juga tidak lepas dari dasar ajaran mereka yaitu agama Islam.
BAB IV
KESIMPULAN
*Setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban. Sebagai seorang warga negara, akan lebih baik jika bisa menjalankan hak dan kewajiban secara seimbang. Setiap orang memiliki hak yang sama, namun setiap orang alangkah baiknya bisa menjalankan kewajiban terlebih dahulu ketika menyadari bahwa memiliki hak.
* Jadi, tujuan pendidikan Islam di pesantren Luhur tidak terlepas dari tujuan hidup para santri dalam Islam, yaitu untuk menjadi pribadi-pribadi yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat. Dengan kerangka tujuan ini dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai. Para santri di penuhi hak pendidikan berupa pendidikan berupa ajaran kitab-kitab, Al-Quran, pendidikan akhlak dan masih banyak lagi yang semuanya tidak lepas dari ajaran Islam. Agar dapat bertahan, pesantren dituntut melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam segala hal, tanpa harus kehilangan jati diri yang menjadi karakteristik pendidikan pesantren. Pesantren Luhur juga tidak melupakan kewajiban para santrinya untuk memperoleh pendidikan dasar. Para santri dituntut untuk belajar bagaimana seharusnya bergaul dan berbaur dalam lingkungan masyarakat. Tentu saja hal tersebut juga tidak lepas dari dasar ajaran mereka yaitu agama Islam.