maju dengan telematika
TRANSCRIPT
1
Dengan Telematika Menuju Negara Maju
Oleh: Eddy Satriya
Melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 32 Tahun 2011 tentang Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025,
Pemerintah RI telah mencanangkan rencana terukur untuk menjadi anggota kelompok
Negara maju pada tahun 2025 nanti. Berbagai kemajuan dan pertumbuhan ekonomi yang
diraih hingga akhir 2010 telah menggiring pemerintah untuk terus memacu diri dan berbuat
lebih banyak lagi agar kita mampu meningkatkan daya saing bangsa di era globalisasi baru.
Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-16 dengan perkiraan GDP mencapai USD 850
Milyar, setingkat di bawah Turki dan Korea Selatan yang menduduki peringkat 15 dan 14.
Pencanangan MP3EI sebagai pelengkap dokumen perencanaan pada 27 Mei 2011
yang lalu telah mampu memberikan arah yang jelas, fokus dan terukur. Meskipun
pertumbuhan ekonomi Negara maju dan Mitra Dagang Utama Indonesia masih mengalami
pelambatan, Indonesia pada kwartal I tahun 2012 berhasil mencatat pertumbuhan 6,3%
seperti dilansir oleh Bank Dunia dalam laporan Indonesia Economic Quarterly July 2012.
Telematika atau Information and Communication Technology (ICT) menjadi salah
satu kegiatan dari 22 kegiatan ekonomi utama di dalam program MP3EI. Telematika
diharapkan menjadi meta-infrastructure, yaitu infrastruktur yang mampu memberdayakan
komponen infrastruktur lainnya seperti jalan, listrik, transportasi, gas, air bersih dan lain-
lain. Telematika bersama-sama dengan Rencana Strategis Logistik Nasional dan Rencana
Strategis Transportasi Nasional menjadi tulang punggung terciptanya Konektivitas Nasional
guna menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah yang lebih tinggi lagi.
Saat ini dengan total sambungan telepon (bergerak dan tetap) mencapai 250 juta
satuan sambungan dan pengguna Internet sekitar 70 juta orang, telematika menjadi satu-
satunya komponen infrastruktur yang mampu memberikan layanan dengan harga
terjangkau, banyak pilihan, dan bermutu baik. Berbagai aplikasi telematika baik e-
government ataupun e-commerce semakin menjadi keseharian. Pelayanan publik menjadi
semakin baik. Sebagai contoh, Kemendikbud bersama pemda DKI telah mampu
memberikan layanan on line kepada orang tua murid untuk pendaftaran masuk SMA/SMK.
Begitu juga kemajuan pemrosesan dokumen Ekspor-Impor di pelabuhan utama kita melalui
National Single Window (NSW). Kemudahan transaksi online untuk berbagai kegiatan
ekonomi seperti perbankan, penerbangan, dan kegiatan pariwisata lainnya, telah menjadi
aktivitas e-commerce sebagian kelas menengah kita.
2
Aplikasi telematika juga telah memaksa penyelenggara Negara untuk meningkatkan
transparansi. Berbagai penggunaan social networking seperti Facebook dan Twitter, telah
memaksa aparat menjadi lebih sensitif terhadap berbagai kritikan dan cemoohan di dunia
maya. Singkat kata telematika bukan hanya dimanfaatkan untuk ekonomi, ia juga telah
menjelma menjadi alat yang sangat mangkus (efektif) untuk menunjang terlaksananya
reformasi birokrasi. Penyiaran, media cetak maupun online, yang menjadi bagian
telematika juga telah mampu memberikan berbagai informasi lapangan dengan lebih cepat
dan lebih akurat.
Pengembangan telematika dalam MP3EI difokuskan kepada peningkatan kemampuan
manfakturing perangkat telematika di koridor Jawa. Disamping itu, telematika juga
dikembangkan sebagai enabler ekonomi masyarakat di wilayah lainnya. Guna
memaksimalkan pemanfaatan telematika, pemerintah terus melanjutkan penyelesaian
Backbone Serat Optik yang saat ini difokuskan diwilayah timur Indonesia, terutama di pulau
Papua.
Dalam rangka menyediakan pelayanan Internet berkecepatan tinggi (Broadband), saat
ini pemerintah sedang menyiapkan National Broadband Plan (NBP) yang dikoordinasikan
di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Berbagai konsep yang
sudah disiapkan oleh berbagai pihak kemudian dipadukan menjadi suatu NBP yang terpadu.
Mewujudkan pengembangan telematika yang ideal saat ini tentu juga memiliki
tantangan. Tantangan utama pengembangan telematika bukanlah ketersediaan dana, tetapi
lebih jauh adalah kesamaan visi dari berbagai pihak untuk memanfaatkan potensi telematika
ini sebaik-baik mungkin untuk kemajuan ekonomi nasional. Diperlukan kesamaan
pandangan Bappenas, Kementerian Keuangan, Kemenko Perekonomian, DPR, dan
Kemenkominfo bersama-sama dengan masyarakat, operator, serta pengusaha dalam
mewujudkan jasa layanan telematika terbaik bagi masyarakat.
Beberapa hal yang sangat mendesak yang harus dilakuan segera adalah kepastian
regulasi tentang konvergensi; penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) UUITE
No 11/2008; pemantapan sistem TKDN (Kandungan Lokal); pembinaan ekosistem
telematika nasional; pengaturan pemanfaatan ICT-Fund yang lebih sector friendly;
pemberdayaan SDM lokal; perluasan pemanfaatan telematika untuk UMKM dan industri
kreatif; inventarisasi dan pengaturan ulang frekuensi; serta mewujudkan iklim investasi
telematika yang lebih baik dengan memperhatikan juga “tax-concern” yang ada.
Jika berbagai tantangan dan rencana kerja tersebut di atas dapat dijawab dengan tepat,
maka langkah untuk menjadikan telematika sebagai kunci Konektivitas Nasional akan lebih
mudah. Dengan demikian, telematika akan semakin berperan mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional.
Kita juga mendambakan munculnya visi dan misi baru para pemimpin mendatang
dengan mendirikan suatu unit Kementerian Ekonomi Pengetahuan seperti halnya Republik
Korea yang telah membuat berbagai terobosan untuk memajukan negerinya termasuk
dengan membentuk Ministry of Knowledge Economy (MKE) pertama di dunia. Mudah-
3
mudahan pemangkukepentingan telematika bisa bahu membahu menjawab tantangan dan
melaksanakan upaya terbaik. Jika dalam perjalanan kita menyaksikan munculnya
kementerian sejenis MKE yang didukung telematika, itu artinya kita memang sudah
menjadi Negara maju, bukan Negara gagal. InsyaAllah.
_______
Eddy Satriya, Bekerja sebagai Asisten Deputi Telematika dan Utilitas di Kemenko
Perekonomian. Dapat dihubungi di [email protected] atau @EddySatriya