majalah g! edisi 2 - juni 2016

32
EDISI 2 G! MAJALAH Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta HARI BUMI dan sejarah besarnya 5 DANAU GUNUNG TUJUH 16 SHALE GAS peluang energi masa depan 21

Upload: hmtg-pangea-upn-veteran-yogyakarta

Post on 02-Aug-2016

229 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

EDISI 2

G!MAJALAHTeknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta

HARI BUMIdan sejarah besarnya

5

DANAU GUNUNG TUJUH

16

SHALE GASpeluang energi masa depan

21

Page 2: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

G!MAJALAH

HMTG PANGEA HMTG PANGEA

[email protected]

@geologi_UPN HMTG PANGEA

@VLK8268E

Page 3: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

DAFTAR ISI

Prologue Assalamualaikum wr wb.

Alhamdulillah, dengan penuh syukur, Majalah G! Edisi 2 ini dapat terbit dengan lancar. Pertama-tama saya ingin berterimakasih kepada tim redaksi yang telah menyelesaikan dengan baik Majalah G! ini.

Pada edisi kedua Majalah G! mengangkat tema “Karbonat” salah satu jenis batuan yang banyak sekali manfaat untuk mempelajarinya namun tidak mencolok. Kami ingin menunjukkan pentingnya mempelajari Batuan Karbonat.

Highlight selanjutnya dari edisi ini adalah acara-acara yang sedang dijalani oleh mahasiswa Teknik Geologi UPN tahun ini, baik yang telah maupun akan terlaksana.

Saya selaku pimpinan redaksi mengucapkan, selamat membaca! Semoga Majalah G! Edisi 2 ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembaca.

Wassalamualaikum wr wb.Pimpinan Redaksi,Husna Thoibah

1

Foto cover oleh Faiz A.K.P.

5 - HARI BUMIdan sejarah besarnya

16 - DANAU GUNUNG TUJUH

18 - TERMAHSYURNYA GUNUNG SEWU

21 - SHALE GASpeluang energi masa depan

24 - KLASIFIKASI S-I-A-Mgranitoid

Page 4: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

Kali GendolMERAPI, JAWA TENGAH

GALLERY

Oleh: Faiz A.K.P.

Page 5: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

WHAT’SUP

PANGEA?

Page 6: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

EARTH DAY4

Page 7: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

HAR BUMI IHARI BUMI DAN SEJARAH BESARNYA

ari bumi adalah suatu hari pengamatan tentang

Hbumi yang tepatnya jatuh pada setiap tanggal 22 April di setiap tahun. Peringatan hari bumi pertama

kali diselenggarakan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat, ialah Gaylord Nelson. Seorang senator asal Amerika Serikat ini yang juga bekerja dalam lingkup lingkungan hidup. Peringatan hari bumi terus berlanjut hingga sekarang, namun tidak hanya di Amerika, bahkan seluruh dunia pun ikut ambil bagian dalam melaksanakan peringatan Hari Bumi ini termasuk Indonesia.

Peringatan hari bumi ini memiliki tujuan yang sangat penting untuk keberlangsungan keadaan bumi ini, yaitu diantaranya adalah untuk meningkatkan kesadaran dan rasa apresiasi kita terhadap salah satu planet dalam sistem tata surya ini, yaitu bumi. Setiap detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun bumi ini terus bekerja dari setiap sisi yang kita pakai dari bumi kita ini.

Sumber daya alam, hutan, lahan dan hal lain yang terus menerus membuat bumi ini semakin rapuh dan renta. Pernahkah kalian berpikir untuk dapat memberikan sedikit kontribusi untuk membenahi atau sedikit meny ingk i rkan rasa ego dar i d i r i k i ta un tuk mengeksploitasi bumi ini? Penanaman pohon, memperhatikan keadaan lingkungan sekitar kehidupan kita atau hal-hal kecil lainnya yang dapat kita lakukan.

EARTH DAY

Oleh: Muhammad Yedi

WHAT’S UP PANGEA?

5

Page 8: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

photo by: parade.com

“The environment is where we all meet; where all have a

mutual interest; it is the one thing all of

us share.”

Lady Bird Johnson

Page 9: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

arth Day Project 2016? Merupakan

Esalah satu program kerja yang d i s e l e n g g a r a k a n H i m p u n a n

Mahasiswa Teknik Geologi “Pangea” UPN “Veteran” Yogyakarta.

Sebagai mahasiswa yang berkecimpung dan belajar dalam dunia kebumian, sangat diharapkan orang-orang baik dalam bidang kebumian maupun yang lainnya sadar akan keadaan lingkungan bumi kita sudah sangat memprihatinkan.

Dengan kata lain, tujuan diselengg-arakannya Earth DayProject 2016 ini tidak lain ialah untuk memberikan dukungan terhadap perlindungan lingkunan dan juga ingin mengajak orang-orang untuk memberikan aksi nyata untuk perubahan bumi kita ini.

Earth Day Project 2016 ini terdiri dari tiga rangkaian acara, yaitu Awareness Project, GeoHazard Challenge, dan Present Break 2016. Latar belakang yang berbeda menjadi ciri khas dari ketiga acara ini.

Hari Bumi dirayakan oleh lebih dari 1 miliar manusia di 192

negara. Perayaan ini merupakan perayaan terbesar disamping

perayaan keagamaan

WHAT’S UP PANGEA?

7

Page 10: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

Rangkaian acara pertama, Awareness Project. Acara ini mempunyai dua acara besar didalamnya yaitu Instagram Photo Contest dan One Day Cleaning.

Instagram Photo Contest. Dimulai pada 12 Maret – 12 April 2016. Acara ini ialah suatu perlombaan yang menggunakan sosial media yaitu instagram dengan bermodalkan foto-foto alam terbaik yang pernah kalian ambil.

One Day Cleaning. Diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi sedunia yaitu tanggal 22 April 2016. Acara ini ialah suatu acara yang memiliki arti penting untuk kota Yogyakarta yaitu dengan menyelenggarakan bersih-bersih di Kali code dan sekitarnya serta melakukan perlombaan melukis tempat sampah dengan tema budaya dan lingkungan. Nantinya, tempat sampah ini akan disumbangkan ke beberapa tempat yang strategis untuk lingkungan.

AWARENESS PROJECT

20168

Page 11: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

Rangkaian acara selanjutnya di Earth Day Project 2016. GeoHazard Challenge ini ialah sebuah acara perlombaan karya tulis dan desain visual.

Target dari GeoHazard Challenge ini ialah bukan hanya mahasiswa geologi tetapi untuk seluruh mahasiswa di semua jurusan dapat ikut partisipasi dalam acara ini.

Maksudnya ialah Earth Day Project 2016 ingin bahwa acara ini tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa atau orang yang bergerak di bidang kebumian, tetapi orang non-kebumian pun dapat merasakan makna dari Earth Day Project 2016.

GEOHAZARD CHALLENGE

WHAT’S UP PANGEA?

9

Page 12: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

Sebuah acara puncak yang akan digelar pada Earth Day Project 2016. Present Break sendiri akan menghadirkan dua acara besar yaitu Earth Day Festival dan Present Break Concert.

Earth Day Festival. Acara ini akan digelar dalam tiga hari berturut-turut yaitu pada 4 Mei – 6 Mei 2016 dan diselenggarakan di Plasa Pasar Ngasem Yogyakarta. Pada acara ini, akan terdapat berbagai pameran yang diantaranya ialah pameran seputar kebumian, adventure, makanan, dan lain-lain. Pada Earth Day Festival ini juga akan diselenggarakan workshop yang akan mengangkat tema seputar geologi , lingkungan dan adventure.

Present Break 2016. Acara ini merupakan acara puncak dari seluruh kegiatan dalam E a r t h D a y P r o j e c t 2 0 1 6 . D e n g a n mengandalkan konsep adventure dan mendatangkan guest star musik ternama di Indonesia maupun as l i Yogyakar ta membuat acara in i men jad i acara pamungkas dan salah satu yang dinantikan oleh masyarakat Yogyakarta.

10

Page 13: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

WHAT’S UP PANGEA?

11

Page 14: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

GALLERY

Banyu TiboDONOROJO, PACITAN, JAWA TIMUROleh: Nicko Satya Nugraha

Page 15: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016
Page 16: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

Air Terjun Coban RondoPujon, Malang, Jawa TimurOleh: Andreza Sukma Ridwan

GALLERY

Page 17: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

LET’SGETLOST

Page 18: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

Danau Gunung Tujuhanau Gunung Tujuh, adalah

Ddanau kaldera tertinggi di Asia Tenggara, karena letak danau ini

berada diatas puncak Gunung Tujuh maka danau ini memiliki ketinggian 1950 mdpl. Lokasi Danau Gunung Tujuh ini berada d i daerah Siu lak Deras, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi dengan luas kurang lebih 960 Hektar, dengan panjang 4,5 km, serta lebar 3 km. Akses untuk menuju lokasi ini cukup mudah, dari bandara Minangkabau biasanya sudah ada travel yang menawarkan mobil untuk mengantar ke lokasi. Perjalanan kurang lebih 8 jam.

Oleh: Bimo Prasetyo D. L.

Siapa yang tak kagum dengan danau ini, ada tujuh gunung yang mengelilingi danau ini. Dengan elevasi danau yang hampir 2000 mdpl maka tak heran jika kita berada di danau ini, kita akan merasa berada diantara awan bahkan diatas awan. Rimbunnya vegetasi di sekitar danau menambah kesejukan di area ini. Disini tersedia dua perahu kayu lengkap dengan dayungnya, sehingga kita dapat mengarungi dan merasakan mendayung diantara air dan awan. Lebih dari itu, kita juga dapat berenang di danau kaldera ini, jernihnya air serta kesegaran serasa memeluk tubuh kita.

16

Page 19: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

Tersedia dua perahu lengkap dengan dayungnya yang bisa

digunakan oleh pengunjung

LET’S GET LOST

Secara fisiografi danau Gunung Tujuh termasuk dalam zona pegunungan Barisa (Tobbles 1992 dalam Van Bemmelen 1949). Pada mulanya danau ini merupakan suatu kaldera. Suatu ketika terjadi letusan yang hebat pada gung tujuh purba, yang engakibatkan terbentuknya kaldera di puncak gunung tersebut. Lalu terjadi penyumbatan pada leher vulkanic akibat pembekuan magma. Kawah besar yang tersumbat tersebut akhirnya menjadi kaldera. Lalu air hujan mengisi kaldera tersebut sehingga menjadi danau dengan air yang jernih.

Danau Gunung Tujuh adalah salah satu dari ribuan surga yang dimiliki oleh Indonesia, jadi berbanggalah kita sebagai orang indonesia karena banyak wisata alam yang begitu menakjubkan dan begitu indahnya. Tetap lestarikan apa yang kita punya, karena alam bukanlah warisan, melainkan adalah titipan yang seharusnya kita jaga.

17

Page 20: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

ampir di setiap pulau di Indonesia terdapat batuan karbonat sebagai penyusunnya.

HDengan jumlah pulau kurang lebih 17.500 pulau, dapat dibayangkan betapa besarnya potensi yang dapat dihasilkan dari batuan karbonat tersebut. Secara

umum kita akan lebih mengenal Karst yang disusun oleh batuan karbonat. Apa sih karst itu? Menurut keputusan menteri ESDM nomor 1456 K/20/MEM/2000 mengenai pedoman pengelolaan kawasan karst disebutkan bahwa yang dimaksud karst ialah bentang alam pada batuan karbonat yang bentuknya sangat khas berupa bukit, lembah, dolina, dan goa.

TERMAHSYURNYA GUNUNG SEWUOLEH: HANDI HANANTO

Taukah bahwa Karst Gunung Sewu merupakan anggota Global Geoparks Network (GGN) UNESCO ? Apa sih yang dimaksud dengan Geoparks? Geoparks adalah kawasan geografis dimana situs-situs warisan geologi menjadi bagian dari konsep perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan, dengan konsep manajemen pembangunan kawasan secara berkelanjutan yang memadu searasikan tiga keragaman alam yaitu geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity. Ya tepatnya pada 19 September 2015 di Sanin, Kaigan, Jepang pada sidang Biro GGN UNESCO. Pencapaian tinggi yang diperjuangakan oleh banyak pihak untuk pengakuan Geopark Gunung Sewu. Geopark Gunung Sewu terbentang pada tiga provinsi yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur.

Pernah mendengar conical hills? Yes, kita bisa melihat bukit conical hills di Gunung Sewu yang terdiri dari sekitar 40.000 bukit karst. Sunguh indah pemandangan yang dipadu dengan kearifan masyarakat lokal sebagai pemikat Geopark Gunung Sewu

Syarat berkembangnya topogra karst-Terdapat batuan yang mudah larut-Batugamping dengan kemurnian tinggi- L a p i s a n b a t u a n y a n g t e b a l-Terdapat banyak retakan (diaklas)-Berada pada daerah dengan curah hujan tinggi (tropis basah)

“”

LET’S GET LOST

18

Page 21: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

Kawasan karst sering ditakuti karena kekurangan air. Hal ini memang wajar, tetapi ada suatu yang harus dikaji lebih lanjut bahwa pada bagian bawah permukaan terdapat potensi sumber air yang sangat melimpah. Geopark Gunung Sewu juga memiliki potensi tersebut seperti yang terlihat pada sungai bawah tanah yang mengalir ke pantai Baron. Tidak main-main, potensi sumber air tercatat mencapai 8000 l i ter per detik, walaupun yang baru dimanfaatkan hanya mencapai 15 liter per detik. Dapat dibayangkan betapa besarnya potensi yang sebenarnya dapat lebih digali lagi untuk kepentingan masyarakat luas

Geowisata pun menjadi hal yang sangat terkenal dan hits di kalangan anak muda hingga orangtua melalui media sosial yang kian marak baru baru ini. Dalam dunia maya pun, para netizen tidak hentinya mengagumi kemayusran Geopark Gunung Sewu. Potensi geowisata seperti gua, pantai, sunga i pe rmukaan , sunga i bawah permukaan, bukit yang tinggi, yang akhirnya dapat membantu masyarakat sekitar dalam pencarian tambahan dana bagi keluarga.tensi yang ada. “carbonate is born and life

Geowisata pun menjadi hal yang sangat terkenal dan hits di kalangan anak muda hingga orangtua melalui media sosial yang kian marak baru baru ini. Dalam dunia maya pun, para netizen tidak hentinya mengagumi kemayusran Geopark Gunung Sewu. Potensi geowisata seperti gua, pantai, sunga i pe rmukaan , sunga i bawah permukaan, bukit yang tinggi, yang akhirnya dapat membantu masyarakat sekitar dalam pencarian tambahan dana bagi keluarga.

Selain potensi air dan geowisata, ada juga potensi dari segi bahan galian mineral. Kawasan karst Geopark Gunung Sewu di daerah Pacitan terdapat zona alterasi yang digunakan sumber bahan galian tipe C. Para pemburu akik pun mau kalah ketinggalan dengan berburu mineral bahan dasar akik di Kali sunu, Pacitan.

Sekali lagi warisan Geopark Gunung Sewu merupakan warisan dunia dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Mari kita jaga keindahannya dan kita maksimalkan potensi yang ada. “Carbonate is born and life”

Sumber gambar: http://nasional.republika.co.id

LET’S GET LOST

19

Page 22: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

GEOSTORY

Page 23: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

GEOSTORY

SHALE GAS, PELUANG ENERGI MASA DEPAN

ewasa ini shale gas menjadi

Dtopik hangat yang kerap muncul di media terkait tren

penurunan harga minyak dunia. Tren penurunan harga minyak tidak direspon Organisasi Negara-Negara Eksportir Minyak (OPEC) dengan menurunkan jumlah produksi. Kesengajaan ini rupanya bertujuan agar harga minyak serpih ini menjadi tak kompetitif.

Negara-negara anggota OPEC bagaimanapun dibuat ketar-ketir dengan langkah Amerika Serikat me lakukan ekspans i m inyak serpihnya. Jika Amerika Utara tidak lagi mengandalkan minyak dari anggota OPEC, pangsa pasar mereka otomat is akan turun. ExxonMobil bahkan memperkirakan produksi minyak AS bisa melampaui Arab Saudi pada 2016. Tentunya dengan catatan jika ekspansi lincah dilakukan. Lantas, apa pengaruhnya bagi Indonesia?

Oleh: ADITYA ARYA D.

21

Page 24: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

GEOSTORY

Keadaan ekonomi Indonesia yang memburuk sepanjang tahun 2014 – 2015 memaksa indonesia untuk kembal i memutar otak untuk meningkatkan kembali nilai tukar rupiah.

Kebijakan ekonomi, khususnya dalam dunia pertambangan dan energi menjadi pantauan utama untuk meningkatkan ekonomi bangsa. Nilai tukar rupiah sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar dunia. Salah satu komoditas Ekspor Indonesia adalah batubara dan kelapa sawit. Dengan menurunnya harga pasar batubara maka a k a n b e r d a m p a k n e g a t i f b a g i perekonomian dunia, khususnya Indonesia

Untuk memperbaiki keadaan ekonomi dan meningkatkan sumber daya energi, beberapa negara mulai meneliti potensi shale gas. Shale gas merupakan gas non-k o n v e n s i o n a l y a n g b e r a d a p a d a batulempung. Gas non-konvensional adalah gas yang terjebak pada batuan induk (source rock), sedangkan gas konvensional adalah gas yang terbentuk di batuan induk dan bermigrasi ke batuan reservoar.

Potensi shale gas di Indonesia terbilang cukup besar yaitu sekitar 400-453 TCF. Total cadangan tersebut membuat Indonesia berada diurutan ke enam sebagai negara yang memiliki potensi shale gas terbesar di dunia, berdasarkan evaluasi yang di lakukan Advanced Resources International, Inc (ARI) tahun 2003, setelah Rusia di posisi teratas dengan cadangan sekitar 450-2.000 TCF, China: 700-1.270 TCF, Amerika Serikat: 500-1.500 TCF, Australia/New Zealand: 500-1.000 TCF, dan Kanada: 360-460 TCF. Shale gas di Indonesia juga menjadi sumber energi yang menjanjikan bahkan melebihi CBM yang memiliki cadangan 453,3 TCF dan gas bumi 334,5 TCF. Namun demikian, potensi shale gas yang besar tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut sebelum dilakukan eksploitasi.

Keberadaan shale gas tersebar di berbagai tempat, berbeda dengan gas bumi yang terakumulasi di satu tempat. Namun keduanya saling berkaitan. Shale gas berasal dari material organik pada batuan induk yang berada pada kedalaman +- 1500 meter yang ada pada source rock. Sedangkan gas alam konvensional telah bermigrasi dari source rock ke reservoar rock. Karena itu kegiatan ekplorasi shale gas dapat lebih mudah dilakukan bila ada indikasi gas konvensional.

22

Page 25: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

GEOSTORY

Ketua Ikatan Geologi Indonesia (IAGI) Provinsi Sumatera Barat, Ade Edward mengatakan, shale gas di Indonesia terdapat di cekungan Baong Shale, Telisa Shale dan Gumai Shale yang ada di Pulau Sumatra. Sedangkan di Pulau Jawa dan Kalimantan, shale gas masing-masing berada di 2 cekungan. Sedangkan di Papua terdapat di Klasafet Formation.

Sebagai sumber energi, shale gas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Shale gas dianggap lebih bersih daripada batubara yang dianggap sebagai sumber energi paling kotor. Shale gas juga diperkirakan mampu menurunkan biaya produksi karena kemungkinan produksi shale gas akan memicu penurunan harga gas alam secara signifikan. Produksi shale gas yang besar juga akan membantu meningkatkan ketahanan energi dan membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Namun dibalik potensinya yang besar, shale gas juga memiliki kekurangan. Shale gas memiliki emisi karbon yang signifikan bila dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya.

Proses fracturing atau fracking untuk memperoleh shale gas juga masih dianggap membahayakan lingkungan, khususnya karena memerlukan air dengan jumlah yang besar serta penggunaan bahan-bahan kimia yang berpotensi mencemar i l ingkungan. Se la in i tu penggunaan alat berat seperti mobil-mobil yang berukuran besar dapat merusak alam.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, Indonesia harus belajar dari Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) yang telah memulai penelitian mengenai shale gas 40 tahun lebih dulu. Untuk merealisasikan potensi besar shale gas di Indonesia, dapat dilakukan dengan membuka akses data penelit ian tentang shlae gas untuk mengembangkan pengetahuan mengenai sha le gas . Se la in i t u pengadaan infrastruktur yang memadai akan berperan dalam membantu dan mengoptimalkan kegiatan produksi shale gas. Dan yang terpenting adalah sistem regulasi yang tidak seharusnya berbelit-belit demi meningkatkan sumber daya energi untuk bangsa dan negara sehingga dapat dicapai masyarakat yang makmur sejahtera.

23

Page 26: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

GEOSTORY

KLASIFIKASI S-I-A-M

GRANITOIDOleh: Alvian Bima WAWA

pa itu granitoid? Apa bedanya dengan granit?Nama granit

Asudah sangat umum di kalangan masyarakat terutama sebagai bahan bangunan atau bahan rumah tangga

lainnya. Namun apakah pengertian “granit” bagi para geolog? Hal ini menjadi sesuatu yang unik, karena faktanya relatif sedikit batuan di bumi ini yang secara petrologis maupun petrografis termasuk ke dalam “granit”. Pada kesempatan kali ini, tim ABW mencoba mengkaji salah satu klasifikasi granitoid, yaitu klasifikasi S-I-A-M granitoid melalui buku “An Introduction to Igneous and Metamorphic Petrology” oleh John D. Winter, 2001.

Granit atau granitoid merupakan batuan beku plutonik yang secara megaskopis menunjukkan kenampakkan-kenampakkan kristal yang kasar dengan mineralogi utama adalah kuarsa dan feldspar. Contoh batuan granitoid termasuk di dalamnya adalah granit, monzonit kuarsa, diorit kuarsa, syenit, granodiorit, dan tonalit. Asal-usul terbentuknya adalah banyak terjadi saat proses orogenik atau tumbukan massa (subduksi) yang menghasilkan jalur magmatik hingga akhirnya tersingkap dan tererosi di permukaan. Namun ada hal unik lainnya saat granitoid juga dapat terbentuk pada zona rifting atau zona anorogenik, dimana proses terbentuknya sama sekali tidak berhubungan dengan jalur-jalur konvergensi.

24

Page 27: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

GEOSTORY

Pada tahun 1974, Bruce Chappell dan Allan White memperkenalkan dua jenis granit terkait subduksi pada Paleozoic Lachlan Fold Belt di Australia Timur. Rangkaian itu terdiri dari batuan diorit kuarsa hingga granit. Memil ik i si fat petrografi yang khas, perbedaan karakteristik lapangan serta perbedaan k imia yang t idak dapat berhubungan satu sama lain dengan cara apapun.

Salah satu jenis grani to id memil ik i kandungan tinggi Na, Ca, Sr, Fe3+/Fe2+, 87Sr/86Sr, dan δ18O dan kandungan rendah Cr, Ni, dan 143Nd/144Nd. Mineral oksida yang umum muncul ialah magnetit, kaya akan hornblende, dan metaluminous kuat atau peraluminous lemah (tabel 1). Granitoid semacam ini disebut I-type granitoid, dan komposisi kimia menunjukkan bahwa mereka berasal dari partial melting batuan beku mafik yang berasal dari mantel.

Rangkaian kedua memiliki kandungan kimia yang berlawanan dengan yang tercantum di atas, dan umumnya peraluminous. Mineral oksida yang umum muncul adalah ilmenit, serta kaya biotit, dan biasanya mengandung cordierite. Juga mungkin terdapat muskovit, andalusit, sillimanit, dan / atau garnet. Batuan ini kemudian disebut S-type granitoid, dan komposisi kimia menunjukkan bahwa mereka diproduksi oleh pencairan sebagian dari sumber batuan sedimen yang sudah peraluminous oleh pelapukan di permukaan bumi.

Jika I-type granitoid mewakili "infracrustal" a t a u p r o t o l i t h b e k u , d a n S - t y p e "supracrustal" atau protolith sedimen, bagaimana dengan grani to id busur kepulauan, yang tidak memiliki kerak tebal sialis? Kejadian seperti di Aleutian, South West Pasific, dan di berbagai tempat lainnya yang memiliki karakteristik geokimia dan isotop yang menunjukkan bahwa mereka berasal dari pencairan sebagian bahan mantel, diikuti dengan kristalisasi fraksional untuk menghasilkan jenis magma yang lebih berkembang. White (1979) sehingga menambahkan M-type granitoid (sumber mantel langsung) untuk memasukkan busur pluton dan plagiogranit laut yang ditemukan di ofiolit kerak samudera dan di OIB (Ocean Island Basalt) yang terkikis, seperti di Islandia. Apakah I-type yang melting melalui dua tahap, dan M-type yang merupakan produk fraksinasi satu tahap melting mantel, belum dikonfirmasi, dan berbagai jenis antara keduanya kemungkinan sangatlah berbeda.

Gambar 1. Klasifikasi saturasi alumina berdasarkan proporsi molar Al2O3/(CaO+Na2O+K2O) oleh Shand (1927).

Ditunjukkan pula mineral non kuarsa feldspatik umum untuk setiap jenis saturasi oleh Clarke (1992).

25

Page 28: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

GEOSTORY

Kemudian ditambahkan lagi A-type granitoid (untuk anorogenik). Granit ini umumnya mememiliki kandungan SiO2 yang tinggi, alkali kuat, banyak Fe/Mg, halogen kuat (F dan Cl), juga banyak mengandung Ga / Al, Zr, Nb, Ga, Y, dan Ce dibanding dengan I-type (Whalen et al ., 1987; Eby, 1990). A-type memil ik i t race element “ intraplate”, umumnya kekurangan rasio LIL/HFS terkait dengan zona subduksi. Collins dkk (1982) mengusulkan bahwa proses terbentuknya A-type ini merupakan peleburan ulang magma pada fasies granulit kaya halogen di kedalaman yang telah habis dan terhidrasi oleh proses ekstraksi dari granitoid orogenik.

Tabel 1. Klasifikasi S-I-A-M Granitoid, White dan Chappell (1983), Clarke (1992), Whalen (1985)

*molar Al2O3/(CaO+Na2O+K2O)

Klasifikasi S-I-A-M diringkas dalam Tabel 1. Ini merupakan kemajuan dalam studi granitoid, karena menunjukkan bahwa bisa ada beberapa sumber untuk batuan granit, dan bahwa batu-batu sumber meninggalkan jejak kimia pada granitoid yang diproduksi. Data geokimia yang rinci, bagaimanapun menunjukkan variasi yang bisa ditafsirkan dalam hal sumber dan proses.

26

Page 29: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

GEOSTORY

Gambar 2. Klasifikasi granitoid berdasarkan setting tektonik, oleh Pitcher (1983)

27

Karena klasifikasi S-I-A-M mengabaikan var iasi reservoir dalam mantel dan campuran mantel dengan kerak dalam, b e b e r a p a p e n u l i s b a r u - b a r u i n i mempertanyakan kegunaan dari klasifikasi "alfabet granitoid" / klasifikasi S-I-A-M. Sebagai tambahan dari yang disebutkan di atas, S-type, I-type, dan M-type didasarkan pada karakteristik kimia sumber, sedangkan A-type didasarkan pada rezim tektonik, sehingga dasar pembagian klasifikasi tidak konsisten.

S e p e r t i k e b a n y a k a n k l a s i fi k a s i , baga imanapun, k las ifikas i S- I -A-M memberikan kesan bahwa jenis granitoid benar-benar berbeda, namun batas-batas buatan bisa terjadi. Pada kenyataannya, campuran I-type dan S-type kemungkinan akan diproduksi pada sabuk orogenik dengan pencampuran reservoir sumber dan / atau magma. Asimilasi kerak adalah proses yang dapat dengan mudah menggabungkan komponen S-type dan I-type. M-type dan I-type juga cenderung bercampur dalam busur kepulauan dewasa dan busur benua. Reservoir sangat mirip dan kemungkinan mustahil untuk membedakan mereka secara geokimia atau isotop.

Magma yang mengklasifikasikan geokimia sebagai A-type tidak terbatas pada setting anorogenik. Pengayaan dan magma alkalin dapat dibuat dalam sabuk orogenik dan berhibridisasi dengan I-type dan S-type. Hibridasi (yang mengarah pada H-type) lebih mungkin untuk menjadi aturan daripada pengecualian.

Page 30: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

GALLERY

Gunung Sumbing dengan view Gunung Sindoro JAWA TENGAHOleh: Yovi Wisnu Wicaksono

Page 31: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

NATIONALSEMINAR

PHOTOCOMPETITION

POSTERCOMPETITION

CHARITYDINNER

CITY TOUR

PAPERCOMPETITION

GEOLOGICALMAPPING

ON NOVEMBER

HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK GEOLOGI “PANGEA”UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

FIND US ON: GTA_UPN@TRS7891F @GTA_UPN

SCIENCE SOCIETYENERGY

Page 32: Majalah G! Edisi 2 - Juni 2016

G!MAJALAH

HMTG PANGEA HMTG PANGEA

[email protected]

@geologi_UPN HMTG PANGEA

@VLK8268E