maf sama sekali tidak terkait dengan aksiaksi protes...

1
MAF melayani di Indonesia selama kurang lebih 60 tahun melalui jasa penerbangan udara ke daerah-dearah yang terpencil dan susah terjangkau dengan izin terbang OC-91 Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan KM No. 25 tahun 2008 dan UU No. 1 tahun 2009 tentang penerbangan, yang mengatur tentang penerbangan niaga dan non-niaga, dimana MAF sebagai pemegang ijin angkutan udara non-niaga diharuskan menjadi badan komersil agar tetap bisa melayani masyarakat yang terpencil dan terisolasi. Bapak Menteri Ignasius Jonan mengatakan bahwa MAF harus tetap pada OC 91 sehingga pada awal tahun 2016, Bapak Menteri Ignasius Jonan menerbitkan KP No. 59 tahun 2016 yang mengizinkan MAF untuk mengangkut penumpang umum dengan batasan tariff Direct Operang Cost (DOC). Namun hal itu bertentangan dengan visi misi dan identas MAF sebagai organisasi yang bertujuan sosial yang sama sekali dak berorientasi kepada keuntungan, dimana MAF sebagai Yayasan dak dibenarkan untuk memegang AOC Part 135/ Surat Izin Usaha Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal (SIUAUNTB). Untuk mengatasi kesulitan tersebut, MAF mengajukan permohonan agar sebagai Yayasan dapat memegang izin AOC 135. MAF mengadakan audiensi dengan Kementerian Perhubungan, dimulai dengan Menteri Freddy Numberi, E. E. Mangindan, Ignasius Jonan dan hingga saat ini, Bapak Menteri Budi Karya Sumadi, yang menyarankan MAF sebagai Yayasan tetap dengan OC-91 KP no. 59 tahun 2016 ini berlaku selama 1 (satu) tahun hingga 28 Januari 2017 dan dapat diperpanjang dan MAF diwajibkan untuk memberikan laporan kegiatan angkutan udara dan pembukuan yang telah diaudit Kementerian Perhubungan kemudian menerbitkan KP No. 467 tahun 2017 sebagai perpanjangan KP no. 59 tahun 2016 yang berlaku hingga tanggal 08 November 2017 yang dak dapat diperpanjang. Pada tanggal 19 Juli 2017, MAF yang dipimpin oleh Direktur Regional, David Holsten kembali beraudiensi dengan Kementerian Perhubungan RI, untuk kiranya dapat diberikan izin KP yang baru. Rapat tersebut yang dihadiri oleh Bapak Menteri Budi Karya, Dirjen Angud Bpk. Agus Santoso, Direktur KPPU Bpk. Muzaffar Ismail untuk menanyakan kelanjutan izin MAF Untuk menindaklanju KP No. 467 tahun 2017 yang dak dapat diperpanjang, MAF menyura kementerian Perhubungan untuk memohon agar kiranya dapat diberikan izin yang baru Dari pertemuan tersebut, Bapak Menteri Budi Karya mengindikasikan akan mencari jalan agar MAF dapat tetap melanjutkan pelayanan yang selama ini sudah ada dan menginstruksikan untuk berkoordinasi dengan Ditjen Perhubungan Udara. Kementerian Perhubungan melakukan audit dan pemeriksaan baik kegiatan MAF maupun pembukuan MAF di Jakarta dan di daerah-daerah operasi MAF. Kasubdit. BUTJAU Dit. Angud, Anung Bayumur, menyampaikan berdasarkan verifikasi dilapangan, meskipun ada hal-hal yang perlu diperbaiki, namun secara keseluruhan, Kementerian Perhubungan dapat melihat bahwa MAF dak memperoleh keuntungan dalam operasionalnya selama ini. MAF dak memperoleh informasi dan indikasi apapun yang menyatakan bahwa MAF dak dapat melayani penumpang umum. MAF diminta menunggu hingga Dirjen Hubud kembali dari luar negeri. MAF membaca di media online mengenai konferensi pers pada tanggal 19 November 2017 yang menyatakan izin mengangkut penumpang umum dan barang dak dapat diterbitkan dan MAF diminta untuk beroperasi tanpa memungut biaya (gras) atau berubah menjadi badan komersil. MAF baru mendapat surat resmi pada tanggal 21 November 2017 Berdasarkan surat tersebut, MAF menghenkan kegiatan yang mengangkut penumpang umum dikarenakan sebagai Yayasan dan tanpa adanya tariff DOC, MAF akan kesulitan untuk mendanai keseluruhan operasional dalam jangka panjang. Melihat kebutuhan masyarakat di daerah pedalaman yang sangat bergantung kepada MAF, MAF tetap berkoordinasi dengan Kemenhub untuk mengupayakan pemberian izin sementara hingga MAF dapat menemukan bentuk operasional yang tepat yang sesuai dengan identas MAF Masyarakat di Kalimantan Utara mengadakan aksi demonstrasi dan menuntut pemerintah untuk menyediakan jalur transportasi udara bagi masyarakat pedalaman. Perwakilan masyarakat Papua menemui Menteri Koordinator Kemariman RI untuk meminta MAF dapat tetap beroperasi. Adalah harapan kami bahwa ijin tersebut akan diperbaharui dan kami sangat terkejut melihat siaran pers dari kantor Dirjen Perhubungan Udara pada tanggal 19 November 2017 karena dak ada komunikasi apapun yang lain yang kami terima.demikian pernyataan Direktur Regional MAF, David Holsten. MAF sama sekali dak terkait dengan aksi-aksi protes tersebut. MAF BERKOMITMEN UNTUK TETAP MELAYANI MASYARAKAT DI DAERAH PEDALAMAN DAN TERPENCIL DI KALIMANTAN DAN PAPUA; OLEH KARENANYA MAF AKAN TERUS BERKOORDINASI DENGAN PEMERINTAH UNTUK MENEMUKAN SOLUSI TERBAIK AGAR PELAYANAN MAF TETAP BERKELANJUTAN.Staff MAF bersama Menteri Perhubungan Budi Karya 19 Juli 2017

Upload: hathuy

Post on 16-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAF melayani di Indonesia selama kurang lebih 60 tahun melalui

jasa penerbangan udara ke daerah-dearah yang terpencil dan

susah terjangkau dengan izin terbang OC-91

Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan KM No. 25 tahun 2008 dan UU No. 1

tahun 2009 tentang penerbangan, yang mengatur tentang penerbangan niaga dan non-niaga,

dimana MAF sebagai pemegang ijin angkutan udara non-niaga diharuskan menjadi badan

komersil agar tetap bisa melayani masyarakat yang terpencil dan terisolasi.

Bapak Menteri Ignasius Jonan mengatakan bahwa MAF harus tetap

pada OC 91 sehingga pada awal tahun 2016, Bapak Menteri Ignasius

Jonan menerbitkan KP No. 59 tahun 2016 yang mengizinkan MAF

untuk mengangkut penumpang umum dengan batasan tariff Direct

Operating Cost (DOC).

Namun hal itu bertentangan dengan visi misi dan identitas MAF sebagai

organisasi yang bertujuan sosial yang sama sekali tidak berorientasi

kepada keuntungan, dimana MAF sebagai Yayasan tidak dibenarkan

untuk memegang AOC Part 135/ Surat Izin Usaha Angkutan Udara Niaga

Tidak Berjadwal (SIUAUNTB).

Untuk mengatasi kesulitan tersebut, MAF mengajukan permohonan agar

sebagai Yayasan dapat memegang izin AOC 135.

MAF mengadakan audiensi dengan Kementerian Perhubungan, dimulai

dengan Menteri Freddy Numberi, E. E. Mangindan, Ignasius Jonan dan

hingga saat ini, Bapak Menteri Budi Karya Sumadi, yang menyarankan

MAF sebagai Yayasan tetap dengan OC-91

KP no. 59 tahun 2016 ini berlaku selama 1 (satu) tahun hingga 28

Januari 2017 dan dapat diperpanjang dan MAF diwajibkan untuk

memberikan laporan kegiatan angkutan udara dan pembukuan

yang telah diaudit

Kementerian Perhubungan kemudian menerbitkan KP No. 467

tahun 2017 sebagai perpanjangan KP no. 59 tahun 2016 yang

berlaku hingga tanggal 08 November 2017 yang tidak dapat

diperpanjang.

Pada tanggal 19 Juli 2017, MAF yang dipimpin oleh Direktur Regional, David

Holsten kembali beraudiensi dengan Kementerian Perhubungan RI, untuk

kiranya dapat diberikan izin KP yang baru. Rapat tersebut yang dihadiri oleh

Bapak Menteri Budi Karya, Dirjen Angud Bpk. Agus Santoso, Direktur KPPU

Bpk. Muzaffar Ismail untuk menanyakan kelanjutan izin MAF

Untuk menindaklanjuti KP No. 467 tahun 2017 yang tidak dapat diperpanjang, MAF

menyurati kementerian Perhubungan untuk memohon agar kiranya dapat diberikan

izin yang baru

Dari pertemuan tersebut, Bapak Menteri Budi Karya mengindikasikan akan

mencari jalan agar MAF dapat tetap melanjutkan pelayanan yang selama ini

sudah ada dan menginstruksikan untuk berkoordinasi dengan Ditjen

Perhubungan Udara. Kementerian Perhubungan melakukan audit dan pemeriksaan

baik kegiatan MAF maupun pembukuan MAF di Jakarta dan di

daerah-daerah operasi MAF.

Kasubdit. BUTJAU Dit. Angud, Anung Bayumurti, menyampaikan berdasarkan verifikasi dilapangan, meskipun

ada hal-hal yang perlu diperbaiki, namun secara keseluruhan, Kementerian Perhubungan dapat melihat bahwa

MAF tidak memperoleh keuntungan dalam operasionalnya selama ini.

MAF tidak memperoleh informasi dan indikasi apapun yang menyatakan bahwa MAF tidak dapat

melayani penumpang umum. MAF diminta menunggu hingga Dirjen Hubud kembali dari luar negeri.

MAF membaca di media online mengenai konferensi pers pada tanggal 19 November 2017 yang

menyatakan izin mengangkut penumpang umum dan barang tidak dapat diterbitkan dan MAF diminta

untuk beroperasi tanpa memungut biaya (gratis) atau berubah menjadi badan komersil.

MAF baru mendapat surat resmi pada tanggal 21 November 2017

Berdasarkan surat tersebut, MAF menghentikan kegiatan

yang mengangkut penumpang umum dikarenakan sebagai

Yayasan dan tanpa adanya tariff DOC, MAF akan kesulitan

untuk mendanai keseluruhan operasional dalam jangka

panjang.

Melihat kebutuhan masyarakat di daerah pedalaman yang sangat bergantung kepada MAF, MAF tetap berkoordinasi dengan Kemenhub untuk

mengupayakan pemberian izin sementara hingga MAF dapat menemukan bentuk operasional yang tepat yang sesuai dengan identitas MAF

Masyarakat di Kalimantan Utara mengadakan aksi demonstrasi dan menuntut pemerintah

untuk menyediakan jalur transportasi udara bagi masyarakat pedalaman.

Perwakilan masyarakat Papua menemui Menteri Koordinator Kemaritiman RI untuk

meminta MAF dapat tetap beroperasi.

“Adalah harapan kami bahwa ijin tersebut akan diperbaharui dan kami sangat terkejut melihat siaran pers dari kantor Dirjen Perhubungan Udara pada tanggal

19 November 2017 karena tidak ada komunikasi apapun yang lain yang kami terima.” demikian pernyataan Direktur Regional MAF, David Holsten.

MAF sama sekali tidak terkait dengan aksi-aksi protes tersebut.

“MAF BERKOMITMEN UNTUK TETAP MELAYANI MASYARAKAT DI DAERAH PEDALAMAN DAN TERPENCIL DI KALIMANTAN DAN PAPUA;

OLEH KARENANYA MAF AKAN TERUS BERKOORDINASI DENGAN PEMERINTAH UNTUK MENEMUKAN SOLUSI TERBAIK AGAR PELAYANAN

MAF TETAP BERKELANJUTAN.”

Staff MAF bersama Menteri Perhubungan Budi Karya

19 Juli 2017