madu e-paper (edisi ramadhan)

10
Unit Pencinta Budaya Minangkabau Universitas Padjadjaran’s Present Madu Mading UPBM on electronic social media Foto: Achmad Aulia Rizal (UPBM 2010) Edisi Ramadhan

Upload: upbm-unpad

Post on 12-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Majalah Dinding UPBM (Perdana) , dalam bentuk E-paper

TRANSCRIPT

Page 1: Madu E-Paper (Edisi Ramadhan)

Unit Pencinta Budaya Minangkabau Universitas Padjadjaran’s Present

MaduMading UPBM

on electronic social media

Foto: Achmad Aulia Rizal (UPBM 2010)

Edisi Ramadhan

Page 2: Madu E-Paper (Edisi Ramadhan)

Salam Manis Madu

Assalamualaikum Uda-Uni dan teman-teman semua!! Salam kenal, dan perkenalkan,

ini adalah MadU (Majalah Dinding UPBM) yang merupakan program Divisi Media

Informasi dan Komunikasi UPBM bersama Departemen Kreativitas Anggota UPBM.

Hmmm… Mungkin uda uni dan teman-teman bertanya-tanya, “ ini Mading?” , “ Mana

dindingnya?” , atau pertanyaan lain yang menyangkut kesesuaian nama produk

media ini dengan apa yang disajikan pada khalayak.

Ya, langsung saja, ini adalah Mading UPBM (MadU) yang tadinya menjadi edisi

perdana, namun karena beberapa kendala, anggota yang ikut serta dalam aktivitas

MadU ini mencoba mempublikasikan MadU dalam bentuk Media Sosial Elektronik.

Semua dilakukan dengan harapan ke depannya Mading yang harusnya bertempat

pada sebuah media dinding dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Namun, tidak

menutup harapan untuk bisa menyajikan yang dapat dinikmati oleh khalayak lebih

banyak, tidak hanya khalayak UPBM Unpad.

Edisi kali ini, yang diharapkan menjadi edisi pertama, yang meskipun dalam bentuk

media elektronik (digital), mengangkat suasana Ramadhan atau Ke-Islaman di bulan

Ramadhan. Memang sedikit terlambat, tapi inilah proses pembelajaran yang

dilakukan oleh anggota yang berkegiatan. Semoga ini menjadi suatu batu loncatan

untuk yang jauh lebih baik, dan tentunya kita butuh dukungan semua anggota.

Apa pun yang disajikan, inilah karya anak negeri yang patut dibanggakan agar bisa

jadi lebih baik. Silahkan menikmati dan selamat berpuasa... :)

Wassalamualaikum…

Uuuuuu.............. P-B-M!!!

MADU (Group)Upbm Unpad (Account)

UPBMUnpad

Page 3: Madu E-Paper (Edisi Ramadhan)

Mengapa Awal Ramadan Muhammadiyah dan NU Berbeda?

TEMPO.CO, Semarang - Awal hari puasa Ramadan 1433 Hijriyah di Indonesia antara

organisasi keagamaan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) berpotensi berbeda. Koordinator

Pendidikan dan Pelatihan Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad

Izzuddin menyatakan perbedaan penentuan awal Ramadan itu disebabkan karena adanya

perbedaan dalam pendekatan cara penentuan tanggal.

“NU menggunakan metode rukyatul hilal, sedangkan Muhammadiyah menggunakan hisab

rukyah,” kata Izzuddin, Selasa 3 Juli 2012. Rukyatul hilal adalah melihat hilal dengan mata telanjang

atau dengan alat bantu optik. Sedangkan hisab adalah metode perhitungan. Sesuai dengan

perhitungan, Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan 2012 jatuh pada 20 Juli 2012.

Sedangkan ormas NU kemungkinan besar sehari setelahnya atau 21 Juli.

Pemerintah baru akan menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadan pada 19 Juli

mendatang. Izzuddin menyatakan pada 29 Sya''ban nanti diperkirakan posisi hilal (bulan) masih di

bawah 2 derajat sehingga NU memilih menggenapkan umur Sya''ban menjadi 30 hari. Diperkirakan,

posisi hilal masuk kategori sulit dilakukan rukyat atau dilihat dengan mata telanjang.

“Pada 1 Ramadan berpotensi jatuh pada Sabtu 21 Juli 2012,” katanya. Seperti tahun-tahun

sebelumnya, kata Izzuddin, penetapan yang dikeluarkan oleh pemerintah diperkirakan juga sama,

yaitu menggunakan metode rukyat seperti halnya yang dilakukan oleh NU. Sebelum penentuan itu,

pemerintah akan melaksanakan sidang isbat (penetapan) terlebih dulu.

Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir, menyatakan dengan

memakai dasar hukum wujudul hilal (penampakan bulan), Muhammadiyah menetapkan awal

Ramadan pada 20 Juli. “Kemungkinan besar Muhammadiyah berbeda dengan NU pada penetapan

awal Ramadan ini,”katanya.

Menurut Tafsir, 20 Juli nanti hilal sudah wujud (terlihat) 1,47/ 1,58 derajat. Sedangkan pada

Sabtu 21 Juli 2012, kondisi hilal-nya sudah terlalu tinggi. “Kami menilai bulan Sya''ban tahun ini hanya

29 hari,” katanya.

Ketua Badan Hisab Rukyah (BHR) Jawa Tengah, Slamet Hambali, menyatakan untuk

menentukan awal puasa Ramadan lebih baik menunggu sidang isbat. Tim ahli falak Jawa Tengah

akan melakukan rukyat di berbagai tempat, di antaranya Pantai Kartini Jepara dan Menara al-Husna

Masjid Agung Jawa Tengah.

Slamet menyatakan sudah menggelar lokakarya oleh Kementerian Agama Jawa Tengah

bekerja sama dengan Pusat Pengabdian Masyarakat IAIN Walisongo pada 18 Juni lalu. Hasilnya,

mayoritas para Nahdliyyin memperhitungkan awal bulan Ramadan jatuh pada hari Sabtu, 21 Juli

2012. Slamet memperkirakan, pada 20 Juli posisi bulan akan setinggi 1 06'' 33 di atas ufuk.

SUMBER : www.tempo.co

Page 4: Madu E-Paper (Edisi Ramadhan)

Bazar Ramadhan 1433 H/ 2012 Mdi Kantor GubernurSumatera Barat

Foto: Afif Permana A

Foto: Afif Permana A

Bazar tahunan setiap bulan Ramadhan kembali dilakukan di Kantor Gubernur. Bazar ini cukup memberikan keringanan bagi warga untuk mencukupi kebutuhan di bulan Ramadhan dan juga persiapan Idul Fitri. Pada bazar ini terdapat beberapa barang dagangan seperti sembilan bahan pokok, pakaian batik, tanaman hias, obat-obatan, buah-buahan, terapi penyembuhan, hingga ada panggung hiburan nyanyian yang juga menggalang dana. Bazar ini dikelola oleh Biro Ekonomi kantor Gubernur Sumatera Barat, dibantu beberapa pihak terkait seperti Dinas Perikanan, Dharma Wanita, dan lain-lain. Bazar dilakukan selama tiga hari, mulai Senin (6/8) hingga Rabu (8/8).

Penjual hiasan rumahdan beberapa pakaian.

Pemandangan suasana bazar terlihat dari depan Bangunan Kantor Gubernur Sumatera Barat.

Page 5: Madu E-Paper (Edisi Ramadhan)

Foto: Afif Permana A

Foto: Afif Permana A

Foto: Afif Permana A

Pengemis yang turut meramaikan bazar untuk mencari nafkah.

Kue-kue siap dijual untuk santapan hari raya.

Penyanyi cilik ikut serta dalam bazar untuk menghibur pengunjung, dan mencari dana berhari raya.

Page 6: Madu E-Paper (Edisi Ramadhan)

Foto: Afif Permana A

Foto: Afif Permana A

Foto: Afif Permana A

Penjual ikan laut di stand bazar makanan laut.

P e n j u a l m a k a n a n ‘ p a b u k o a n ’ dan alat pembersih kendaraan bermotor.

P e n j u a l p e n u t u p k e p a l a m u s l i m atau yang dikenal dengan ‘Kopiah’ atau ‘Peci’.

Page 7: Madu E-Paper (Edisi Ramadhan)

Masjid Mahligai Minang Masjid Raya Sumatera Barat

Foto: Afif Permana

Foto: Afif Permana

Foto: Wikipedia

Data umum Masjid Raya Sumatera Barat

Mulai Pembangunan: 2008Target penyelesaian: 2015Lokasi: Jalan Khatib Sulaiman dan Jalan Ahmad Dahlan, Padang UtaraPerkiraan jumlah jamaah: 20.000 JamaahPembangunan masjid ini dilakukan oleh PT Total Bangun Persada dengan konsultan perencana PT Penta RekayasaBiaya pembangunan berasal dari APBD pronvinsi Sumatera Barat dari tahun 2007 hingga tahun 2012Perkiraan total anggaran Rp325 miliarArsitek: Rizal Muslimin, setelah memenangkan sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada tahun 2007. Penggambaran arsitektur :Mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong dan menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh 4 orang perwakilan suku di Mekkah pada setiap sudutnya.

Page 8: Madu E-Paper (Edisi Ramadhan)

Makanan Tradisi Nenek Moyang Minangkabau

Lemangaman dahulu orang suka hidup bertualang, berpindah dari suatu tempat ke tempat Z

lain. Jaraknya sangat jauh dan harus ditempuh dengan jalan kaki. Waktu itu belum lagi ada kendaraan. Nenek-moyang kita hidup di hutan-hutan belantara.

Untuk mendapatkan makanan tahan lama, nenek moyang kita membuat makanan di dalam bamboo. Seruas bamboo dipancung dan beras dimasukkan ke dalamnya. Untuk pengawetan agar tahan lama, dimasukkan pula isi kemiri sebagai bahan pengawet . Kemudian dimasukkan pula santan kelapa dan garam. Ruas-ruas bambu yang sudah berisikan ramuan makanan itu lalu dibakar. Bila sudah matang, pembakaran dihentikan. Setelah dingin, bambu itu dibuka.

Bambu berisi lemang inilah yang dibawa ileh nenek moyang kita selama pengembaraannya. Lemang itu bisa tahan tiga sampai tujuh hari. Bila merasa lapar, bamboo itu mereka buka sedikit demi sedikit.

Lambat laun, membuat lemang itu menjadi tradisi dan makanan adat. Lemang merupakan syarat ntuk melengkapi upacara adat istiadat. Di setiap desa, kaum ibu umumnya pandai membuat lemang.

Lemang dapat mempereratkan tali kekeluargaan adik dengan kakak, ipar dengan besam yang berjauhan tempat tinggal. Biasaya sebelum Idul Fitri dan Idul Adha ada tradisi melemang, dan ada juga yang dibuat pada bulan-bulan lain.

Maksudnya, tradisi membuat lemang atau melemang dapat memperkuat tali persaudaraan. Beberapa batang lemang diantarkan ke rumah kerabat, sanak-saudara dan ipar atau besan. Mereka saling kunjung mengunjungi. Kalau itu tidak dilakukan, bisa menjadi aib. Hubungan kekeluargaan satu sama lain dapat menjadi renggang.

Lemang juga disediakan untuk upacara sunat rasul, berhelat dan pesta kawin. Waktu mendoa menujuh hari sesudah kematian pun lemang dibuat dan dilakukan oleh anggota masyarakat di desa-desa di Sumatera Barat.

Kalau lemang tidak dibuat dan diantarkan, suatu pertanda hubungan kekeluargaan mulai retak. Anggota masyarakat yang tidak membuat lemang di hari raya kurang disenangi.

LamangMakanan Tradisi Nenek Moyang Minangkabau

Sumber : Kumpulan Cerita Anak, Dongeng dan Kisah dari Minangkabau oleh Darman Moenir

Foto : Google-image

Foto : Google-image

Page 9: Madu E-Paper (Edisi Ramadhan)

3Snapshot!!

Foto: Achmad Aulia Rizal (UPBM 2010)

Page 10: Madu E-Paper (Edisi Ramadhan)

Snapshot!!

Foto: Achmad Aulia Rizal (UPBM 2010)

Foto: Achmad Aulia Rizal (UPBM 2010)Foto: Achmad Aulia Rizal (UPBM 2010)