ma'anyan berkisah
DESCRIPTION
Kisah perjalanan Suku Dayak Ma’anyan mulai dari penciptaan, perkembangan dan perjuangan hidup untuk mempertahanan keberadaannya sebagai suku bangsa yang besarTRANSCRIPT
-
Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
-
Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
MAANYAN BERKISAH Kisah Sejarah Warisan Budaya
Suku Dayak Maanyan
Kalimantan Tengah
Kisah perjalanan Suku Dayak Maanyan mulai dari
penciptaan, perkembangan dan perjuangan hidup untuk
mempertahanan keberadaannya sebagai suku bangsa yang besar
Penulis
NIKLOUS PRONIKA
2014
-
Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan kasih dan penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan buku Maanyan Berkisah yang
sederhana ini dengan baik.
Buku ini mengisahkan tentang perjalanan Suku Dayak
Maanyan atau sebelumnya bernama Pangunraun Jatuh yang
merupakan salah satu dari bagian sub suku dayak di pulau
Kalimantan, baik dari awal penciptaannya oleh Allah mula
Allah (Tuhan), perkembangan kehidupan sosial, kejayaan dan
kemahsyurannya, kehancurannya akibat peperangan, bahkan
hingga masa akhir perpecahannya.
Penyusunan buku ini berdasarkan hasil dari kajian
kajian tertulis dari buku, catatan, tulisan, postingan internet
serta dari hasil wawancara pada narasumber, seperti para
orang orang tua Suku Dayak Maanyan yang mengetahui
kisah ini melalui bahasa lisan dari pendahulu mereka secara
turun menurun, baik melalui kisah ataupun melalui nyanyian.
Disamping itu, penyajian buku Maanyan Berkisah ini juga
penulis coba sajikan dengan cara sistematis dan berurutan
dari awal sampai akhir, baik itu tentang suatu kejadian
ataupun rentetan kisah yang diwujudkan oleh peristiwa
peritiwa yang saling berkaitan antara satu sama lainnya. Hal
ini sengaja penulis buat, sebagai usaha untuk memudahkan
pembaca memahami kisah yang disampaikan di dalam buku
ini .
-
Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Buku Maanyan Berkisah ini menurut hemat penulis
bisa dikatakan sebagai jenis buku cerita sejarah warisan
budaya. Dikatakan sejarah karena didalamnya memuat cerita
atau uraian dari suatu rangkaian peristiwa atau kejadian
kejadian dimasa lalu sesuai dengan rekonstruksi masa yang
telah terjadi. Dan dikatakan cerita warisan budaya karena
didalam buku ini mengisahkan tentang asal usul peristiwa
munculnya sebuah suku bangsa secara sengaja melalui
rangkaian sesungguhnya dari tindakan tindakan manusia
dan Tuhan di masa lampau.
Dengan kata lain, secara umum terkadang cerita
warisan budaya atau sastra, bahkan bisa disebut dengan
mitologi sering dikaitkan dengan fiksi, sedangkan sejarah tidak
dapat dipisahkan dari fakta masa lalu. Untuk itu, sebagai
sebuah realitas atau kenyataannya, bahwa sejarah dan cerita
warisan budaya sering dianggap berada di dalam tataran yang
sama, karena keduanya bisa berada dalam pargulatan
dibidang yang sama, yaitu bahasa. Sejarah sebagai sebuah
rekonstruksi tertulis dan lisan yang kita kenal saat ini adalah
hasil dari bahasa, wacana, dan pengalaman sesuai dengan
konteksnya yang merupakan sebuah fakta dari masa lalu.
Sementara itu cerita warisan budaya ataupun sastra telah
berhasil menampilkan citra dirinya sejajar sebagai sejarah,
karena mampu menghadirkan fakta situasi faktual dari masa
lalu sebagai sebuah naratif melalui imajiasi kebahasaannya.
Maka berkaitan dengan itu, melalui suatu naratif dan
bahasa yang sederhana, buku Maanyan Berkisah ini
mencoba menyajikan suatu cerita warisan budaya dari sebuah
-
Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
tindakan - tindakan yang dengan sengaja telah menjadikannya
suatu peristiwa dan selanjutnya akan terhubung kedalam
sebuah rekonstruksi sejarah yang merupakan suatu usaha
menunjukan suatu rencana yang diwujudkan oleh peristiwa
peristiwa di masa lampau.
Selanjutnya penulis yakin bahwa buku ini banyak
kekurangan yang perlu disampaikan, baik itu dari segi bahasa
maupun isinya. Oleh karena itu, tegur sapa dari segenap
pembaca untuk lebih menyempurnakan isi buku ini sangat
penulis harapkan.
Semoga buku Maanyan Berkisah ini bermanfaat
bagi para pembaca dan masyarakat pada umumnya, untuk
menuju terbentuknya kepribadian yang luhur,
berpengetahuan dan manusiawi serta pengenalak
kebudayaan Kalimantan Tengah. Amin.
Kalimantan Tengah, Maret 2014
Penulis
Niklous Pronika
-
Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
DAFTAR ISI BAB I PULAU KALIMANTAN DAN SUKU DAYAK
Pulau Kalimantan Suku Dayak Suku Dayak Maanyan Rangkuman
BAB II PENCIPTAAN MANUSIA PERTAMA
Dalam Bahasa Janyawai Rangkuman Alur Tempat dari Awal Penciptaan Hingga Menuju Nansarunai Tugas dan Latihan
BAB III KEHIDUPAN SETELAH PENCIPTAAN
Hukum Adat Pertama Terpilihnya Nini Punyut Sebagai Pemimpin Hukum Adat Pertama Dibuat Oleh Nini Punyut Rangkuman
BAB IV KEHIDUPAN DI NANSARUNAI
Pindahnya Nini Punyut dan Penduduk ke Sani Sarunai Gumi Ngamang Talam Terbentuknya Pangunraun Jatuh Rangkuman
-
Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
BAB V ANTARA NEGERI NANSARUNAI DAN KERAJAAN MAJAPAHIT
Kerajaan Majapahit Sumpah Palapa Patih Gajah Mada Laksamana Nala Kemakmuran Negeri Nansarunai Penyamaran Pudayar Penyamaran Kedua Oleh Anringau Kembalinya Pudayar Dengan Samonin Batu Perselingkuhan Raden Anyan dan Samonin Batu Dijemputnya Samonin Batu Oleh Pudayar Kekecewaan dan Kemarahan Laksamana Nala Rangkuman
BAB VI NANSARUNAI USAK JAWA
Pertanda Buruk Penyerangan Pasukan Laksamana Nala Peperangan Terjadi di Negeri Nansarunai Tewasnya Raden Anyan dan Laksamana Nala Raden Anyan Dibangkitkan dan Terpecahnya Pangunraun Jatuh Rangkuman
BAB VII SERANGAN BALASAN KE MAJAPAHIT
Gunung Rumung Gumi Ipah Bawai Persiapan Serangan Balasan Serangan ke Majapahit Bertemunya Jarang dan Paning Rangkuman
-
Maanyan Berkisah Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
BAB VIII MASA AKHIR PANGUNRAUN JATUH DAN LAHIRNYA MAANYAN
Kehidupan Setelah Kembali ke Gunung Rumung Datangnya Mpu Jatmika ke Gunung Rumung Perundingan Bersejarah Pencampuran Hukum Adat Nini Punyut dan Ajaran Agama Hindu Raden Anyan Tutup Usia da Asal Nama Maanyan Gunung Rumung dan Kahuripan Rangkuman
BAB IX PENUTUP DAFTAR PUSTAKA KETERANGAN GAMBAR SAMPUL BIODATA PENULIS
-
1 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
BAB I PULAU KALIMANTAN DAN SUKU DAYAK
PULAU KALIMANTAN
Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di
dunia setelah Green Land dan Irian Jaya yang dimilki oleh tiga
Negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darusallam.
Pulau Kalimantan lebih dikenal oleh dunia dengan nama
Borneo sejak abad ke 15 M silam. Nama Borneo itu berasal
dari nama pohon Borneol {bahasa Latin: Dryobalanops
camphora) yang mengandung (C10H17.OH) terpetin, bahan
untuk antiseptik atau dipergunakan untuk minyak wangi dan
kamper, kayu kamper yang banyak tumbuh di Kalimantan,
kemudian oleh para pedagang dari Eropa disebut pulau
Borneo atau pulau penghasil borneo. Kerajaan Brunei yang
ketika datangnya bangsa Eropa ke wilayah Nusantara ini nama
Brunei itu dipelatkan oleh lidah mereka menjadi "Borneo"
dan selanjutnya nama Borneo ini meluas ke seluruh dunia.
Nama Pulau ini di identikkan dengan nama Kerajaan
Brunei saat itu (yaitu oleh para pedagang Arab, Eropa serta
-
2 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
China) karena Kerajaan Brunei pada masa itu merupakan
kerajaan yang terbesar di pulau ini, sehingga para pedagang
dari seluruh penjuru dunia yang akan berkunjung ke Pulau ini
yang ditujunya adalah
Kerajaan terbesar dipulau ini
saat itu yaitu Kerajaan Brunei,
sehingga pulau ini kemudian
disebut Pulau Brunei yang oleh
pedagang Eropa kemudian di
pelatkan menjadi "Borneo".
Sedangkan nama Kalimantan
dipakai di Kesultanan Banjar,
kemudian oleh pemerintah
Republik Indonesia dipakai
sebagai nama Propinsi
Kalimantan, yang dalam
bahasa setempat Kalimantan berarti pulau yang memiliki
sungai sungai besar (kali = sungai, mantan = besar).
Pulau ini adalah pulau terbesar yang dimiliki oleh
Indonesia yang luasnya mencapai hampir lima kali luas pulau
jawa. Saat ini pulau Kalimantan di bagian Indonesia terbagi
menjadi 5 (lima) propinsi, yaitu Propinsi Kalimantan Timur,
Tahukah Kamu ?
Kesultanan Brunei pernah
melantik seorang
pengembara Inggris
bernama James Brooke
menjadi Gubernur dan
kemudian menjadi Raja di
Sarawak (Malaysia
sekarang) pada waktu
dibawah kekuasaan Brunei
dan dikenal dengan gelar
Raja Putih.
-
3 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah.
Manusia Ras Austronesia memasuki pulau Borneo ini
mulai dari arah utara sebelum Kalimantan terpisah dengan
Penisula Malaya. Suku suku pertama menurut teori berasal
dari daerah perbatasan Cina,India dan Tibet. Dengan
berkembang dan bertambah banyaknya suku suku ini hingga
mampu mendirikan sebuah peradaban dan kerajaan
kerajaan. Karena begitu dikenalnya suku bangsa ini oleh dunia
luar seperti para pedagang bahkan para penjajah penjajah
yang mengusai daerah ini, maka suku suku yang ada di
tanah Borneo semuanya diberikan identitas dengan nama
Suku Dayak.
SUKU DAYAK
Ada banyak teori yang mencoba menjelaskan tentang
asal usul Suku Dayak. Secara umum Suku Dayak merupakan
suatu kelompok suku asli terbesar dan tertua yang mendiami
pulau Borneo. Pendapat ini didasarkan pada teori migrasi
penduduk ke Kalimantan yang diduga berasal dari beberapa
gelombang migrasi.
-
4 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Sekitar 1 juta tahun yang lalu tepatnya pada periode
Interglasial-Pleitosen telah terjadi migrasi gelombang pertama
dari ras Australoid (ras manusia pre-historis yang berasal dari
Afrika). Dilanjutkan gelombang migrasi yang kedua pada
jaman Pre-neolitikum kurang lebih sekitar 40.000-20.000
tahun silam dari kelompok suku semi nomaden (tergolong
manusia modern, Homo Sapiens ras Mongoloid). Dari hasil
penelitian dan penggalian
arkeologis oleh para ahli, kelompok
kedua ini sudah memiliki
kemampuan untuk berburu,
mengumpulkan hasil hutan,
menggunakan alat alat dari batu,
dan mereka juga telah mengenal
cara membuat api. Lalu kelompok
ketiga yang terjadi kurang lebih
5000 tahun silam yang berasal dari daratan Asia dan tergolong
dalam ras Mongoloid juga. Kelompok ini sudah hidup
menetap dalam satu komunitas rumah panjang dan telah
mengenal teknik pertanian lahan kering atau perladangan.
Migrasi ini terus berlanjut secara terus menerus hingga abad
21 ini. Teori ini menjelaskan alasan begitu banyaknya orang
Tahukah kamu ?
Rumah Panjang tidak
hanya terdapat di
Kalimantan, tapi juga
di berbagai tempat
diseluruh dunia,
seperti Asia, Eropa
dan Amerika Serikat
-
5 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
dayak yang memiliki banyak
macamnya baik dari segi
bahasa maupun adat
istiadat dan budayanya.
Dalam buku Nila
Riwut (Maneser Panatau
Tatu Hiang) sesuai dengan
penelitian Bapak Tjilik Riwut
(merupakan Pahlawan
Kemerdekaan dari
Kalimantan Tengah) yang
dilakukannya semenjak
tahun 1935 ditambah
keterangan dan hasil kajian
dari buku buku yang ditulis
oleh bangsa Eropa pada saat
itu menyatakan, bahwa
Suku Dayak di seluruh pulau
Kalimantan berjumlah 405
suku kecil dan setiap daerah
memiliki bahasa daerah
sendiri.
Tahukah Kamu ?
Tjilik Riwut adalah seorang Pahlawan Nasional
Indonesia yang berasal dari Kalimantan
Tengah yang dekat dengan angka 17.
- 17/12/1946, Pelaksanaan Sumpah Setia
142 Suku Dayak Pedalaman Kalimantan
kepadaPemerintah RI.
- 17/10/1947, Operasi penerjunan
pertama dalam sejarah ABRI oleh M.N
1001,lalu ditetapkan sebagai hari jadi
Pasukan Khas TNI AU.
- Desa Pahandut adalah desa 17 dari
sungai Kahayan dan menjadi Kota
Palangkaraya.
- Propinsi Kalteng & Tjilik Riwut adalah
Propinsi & Gubernur ke-17 di Indonesia.
- Prop.Kalteng lahir pada masa cabinet
k17.
- 17/07/1957,Peletekan batu pertama
Kota Palangkaraya.
- 17-08-1945, pembangunan Gereja
Katholik pertama di Palangkaraya,
konstruksi bangunannya bersegi 8
mencerminkan angka 17-08-1945
- Saat menjadi Gubernur,Tjilik Riwut
memiliki nomor telepon bernomor 17
dan mobil dinas bernomor KH 17.
- 17/02/1967, masa ahir jabatan Tj.ilik
Riwut sebagai Gubernur KDH Tk.I
Kalteng.
- 17/08/1987, Tjilik Riwut meninggal
dunia.
- 17/05/1995, peringatan Napak Tilas
perjuangan Tjilik Riwut.
-
6 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa pulau
Borneo atau Kalimantan yang besar ini dikuasai oleh 3 negara
berbeda, yaitu Malaysia, Brunei dan Indonesia. Pada wilayah
Indonesia, setelah kemerdekaan dan saat ini, Pulau
Kalimantan terbagi menjadi 5 (lima) Propinsi,yaitu Kalimantan
Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Barat dan Kalimantan Tengah. Dan oleh karena itu, suku
dayak saat ini juga ikut terbagi mengikuti wilayah wilayah
nya masing, tidak terkecuali suku suku dayak yang ada di
Propinsi Kalimantan Tengah, seperti Suku Dayak Ngaju, Dayak
Maanyan, Dayak Lawangan, Dayak Dusun, Dayak Klementen,
Dayak Ot Danum, Dayak Siang, Dayak Witu, Dayak Katingan
dan Dayak Kapuas.
Buku Maanyan berkisah ini tidak akan mengupas
tentang kisah seluruh suku Dayak yang ada di Borneo ataupun
suku Dayak di Kalimantan Tengah. Namun sesuai dengan
judulnya, buku ini akan mencoba mengisahkan tentang cerita
sejarah warisan budaya yang dimiliki oleh suku Dayak
Maanyan tanpa mengesampingkan suku suku lainnya.
-
7 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
SUKU DAYAK MAANYAN
Suku Dayak Maanyan adalah salah satu suku yang
terbesar di Kalimantan Tengah, dan juga yang dikenal oleh
dunia luar, terlebih dikarenakan hasil penelitian beberapa
waktu lalu yang mengatakan bahwa Suku Dayak Maanyan
memiliki peran penting atas penyebaran penduduk di
Madagaskar, dengan kata lain bahwa Suku Dayak Maanyan
adalah salah satu Nenek Moyang dari penduduk Madagaskar.
Sebenarnya
saat ini Suku Dayak
Maanyan berada di
berbagai wilayah
Kalimantan, namun
sebagai daerah
terbesarnya Suku
Maanyan mendiami
bagian timur Propinsi Kalimantan Tengah, terutama di
Kabupaten Barito Timur dan sebagian di Barito Selatan, selain
itu Suku Maanyan juga mendiami daerah Kalimantan Selatan,
karena menurut sejarahnya orang Banjar yang ada di
Kalimantan Selatan seperti yang terdapat di dalam Hikayat
Banjar mengatakan bahwa nenek moyangnya juga berasal
dari Suku Dayak Maanyan.
Tahukah Kamu ?
Murray Cox, ahli biologi molekuler dari
Massey University, Selandia Baru yang
telah meneliti DNA penduduk
Madagaskar mengatakan bahwa wanita
Indonesia memiliki kontribusi penting
dalam pendiri populasi dan koloni
manusia di Madagaskar sekitar 1000
tahun lebih yang lalu.
-
8 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Dalam situs terpercaya
Wikipedia menyebutkan bahwa
Suku Dayak Maanyan terbagi
menjadi beberapa subetnis,
diantaranya Maanyan Paku,
Maanyan Paju Epat (murni),
Maanyan Dayu, Maanyan Paju
Sapuluh (ada pengaruh Banjar),
Maanyan Warukin (ada
pengaruh Banjar), dan
Maanyan Jangkung (sudah
punah, ada pengaruh Banjar).
Sedangkan dalam buku Nila
Riwut yang berdasarkan
penelitian oleh Bapak Tjilik
Riwut menyebutkan bahwa
Suku Dayak Maanyan terbagi
menjadi tujuh, yaitu Suku Dayak Maanyan Siung yang berada
di wilayah Telang, Paju Epat dan Buntok. Dayak Maanyan
Patai yang mendiami wilayah Sungai Patai. Dayak Maanyan
Paku mendiami daerah Tampa. Dayak Maanyan Paju X
(sepuluh) mendiami daerah Sungai Karau, dan Barito. Dayak
Maanyan Dayu pada Sungai Dayu. Dan Suku Dayak Maanyan
Tahukah Kamu?
Berdasarkan fakta sejarah,
setiap bingkai relief di Candi
Borobudur mengkisahkan
kondisi Nusantara pada masa
kejayaan Agama Budha. Salah
satunya kemungkinan besar saat
pelayaran Suku Dayak Maanyan
melintasi Samudera Hindia
dengan 1000 buah perahu
bercadik menuju pulau
Madagaskar pada masa
itu.(sesuai dengan buku Africa
in the Iron Age 1978 oleh
R.Oliver & Brian M.Fagan)
Selain itu, Kerajaan Sriwijaya,
Nansarunai dan Majapahit
dalam sejarahnya menggunakan
perahu bercadik.
-
9 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
yang tersebar di daerah Bintang Karang, Tumpung Murung,
Dusun Timur (Ampah), Tamiang Layang, Balawa, Tumpangan
Daka-Barito.
Banyak keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh
Suku Dayak Maanyan, baik dari segi Hukum Adat, Ritual adat,
kesenian musik, sastra, lagu, tarian, dan lain sebagainya.
Begitu juga dengan asal usulnya yang telah diceritakan secara
turun menurun oleh para tetua tetua Suku Dayak Maanyan
kepada generasinya. Seperti kisah asal usul Dayak Maanyan
dan peperangan sengit masa lalu akibat penyerangan dari
kerajaan Majapahit yang dinamakan dengan kisah
Nansarunai Usak Jawa.
Inilah yang akan disampaikan dalam buku ini, yang
dimana kisah warisan budaya asal mula manusia diciptakan di
dunia ini akan disampaikan secara berurutan hingga nantinya
akan berlanjut dengan kisah sejarah yang sesuai dengan fakta
peristiwa pada masa lalu.
RANGKUMAN
- Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia
setelah Green Land dan Irian Jaya.
- Nama Borneo berasal dari nama pohon Borneol yang
mengandung terpetin sebagai bahan antiseptik atau minyak
wangi yang banyak tumbuh di Kalimantan, dan juga dari
nama kesultanan Brunei yang dipelatkan oleh orang asing
dengan sebutan Borneo.
- Pulau Kalimantan wilayah Indonesia terbagi menjadi 5
(lima) Propinsi, yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah.
- Dalam bahasa setempat, Kalimantan di artikan sebagai
-
10 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
dengan sebutan Borneo.
- Pulau Kalimantan wilayah Indonesia terbagi menjadi 5
(lima) Propinsi, yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah.
- Dalam bahasa setempat, Kalimantan di artikan sebagai
pulau yang memiliki sungai sungai besar.
- Manusia Ras Austronesia memasuki pulau Borneo ini mulai
dari arah utara sebelum Kalimantan terpisah dengan
Penisula Malaya.
- Suku suku pribumi yang ada di Kalimantan di disebut
dengan nama Suku Dayak.
- Suku Dayak adalah suatu kelompok suku asli terbesar dan
tertua yang tinggal di pulau Borneo / Kalimantan.
- Menurut teori, Suku Daya datang ke tanah borneo
- berasal dari 3 (tiga) gelombang migrasi, yaitu migrasi
gelombang pertama dari ras Australoid, migrasi
gelombang kedua dari kelompok suku semi nomaden
(homo sapienscras mongoloid), dan migrasi gelombang
ketiga oleh ras Mongoloid yang berasal dari Asia.
- Pada tahun 1935, Suku Dayak seluruhnya di Kalimantan
Tengah terhitung sebanyak 405 suku kecil yang memiliki
bahasa daerah tersendiri.
- Menurut penelitian, Suku Maanyan adalah Nenek Moyang
dari penduduk Madagaskar.
- Suku Dayak Maanyan mendiami daerah bagian timur
Propinsi Kalimantan Tengah, seperti Kabupaten Barito
Timur dan juga di Barito Selatan.
- Menurut Hikayat Banjar, Suku Dayak Maanyan adalah
juga nenek moyang dari Suku (Urang) Banjar.
- Suku Dayak Maanyan terbagi menjadi beberapa subetnis
suku, yaitu Suku Dayak Maanyan, Maanyan Paku,
Maanyan Paju Epat (IV), Maanyan Dayu, Maanyan Siung,
Maanyan Paku, Maanyan Patai. Maanyan Paju Sapuluh ( X
), Maanyan Warukin, dan Maanyan Jangkung,.
Salah satu cerita sejarah warisan budaya secara turun
menurun diceritakan oleh Suku Dayak Maanyan tentang
-
11 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
- suku, yaitu Suku Dayak Maanyan, Maanyan Paku,
Maanyan Paju Epat (IV), Maanyan Dayu, Maanyan Siung,
Maanyan Paku, Maanyan Patai. Maanyan Paju Sapuluh
( X ), Maanyan Warukin, dan Maanyan Jangkung.
- Salah satu cerita sejarah warisan budaya secara turun
menurun diceritakan oleh Suku Dayak Maanyan tentang
peperangan antara Majapahit dan Dayak Maanyan yang
disebut Nansarunai Usak Jawa.
-
12 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
BAB II PENCIPTAAN MANUSIA PERTAMA
Dalam Bahasa Janyawai (Sesuai dengan tulisan Albianus A.ST. tentang Asal Usul Suku Dayak Maanyan dan Dusun Witu. 1999)
Allah mula Allah, Allah mudi jari Allah. Allah mula
Allah, Allah munta Marunsia, munta Datu Mula Manta,
Maharaja Mula Ulun. Kaani Dara Mula Lapeh, Suraibu
Hengkang Ulun. Muneng
Tane Tipak Sulau,
ngumung langit rakun
kabus, nyepuk hewuk
riwut mula, nguut ranu
petak watu, ranu Gunung
Madu Rahuo, watu papat
lamuara, gunung rueh
ipatatai, watu purun
panahanar, uhuk Dara Mula Lapeh, Suraibu Hengkang Ulun.
Metak ranu madu rahuo, lawu Tane Tipak Sulau, welum jari
Kayu Saramelum, tumu malar mangamuan matei. Metak lagi
Tahukah Kamu ?
Bahasa Janyawai adalah bahasa
yang digunakan pada saat Masa
Pangunraun Jatuh atau sebelum
lahirnya nama Suku Dayak
Maanyan, dan tentunya agak
berbeda dengan bahasa
Maanyan seperti yag digunakan
saat ini.
-
13 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
mahandrueh, ruruh rimis mangapurun, jari Wusi Parei Gilai,
janang wini gunung lungkung. Metak lagi mangatalu, jari ilau
manyamare, awai supu mangujahan. Metak lagi mangapat,
jari wundrung amirue, janang lunsing salulungan, metak lagi
mangalima, jari Nanyu Saniang, janang hiang piumung,
metak kanamangapak, jari suling wulian, jarang riak rayu
rungan, metak lagi kepitul empat, jari tumpuk tunyung punu,
Guha Mari Dandrahulu.
Tumpuk munta mudi mati, marunsia mantuk lumun,
luwan patei Datu Mula Manta, lumun maharaja mula ulun,
jari Datu Tunyung Punu, Maharaja Dandrahulu. Heput kulu
mudi hiang, surut sasar janyawai, mulek Datu Mula Munta,
Mahara mula ulun. Madis manre hi Datu Mula Manta,
nyawung iyup maharaja mula ulun. Hawi Talak Batung nyiai,
jaku intai telang suluh. Batung nyiai hawi teka rayu, telang
suluh jaku talinguan. Maumele hi Datu Mula Munta,
maumelan Maharaja Mula Ulun, daya sumaden talak Batung
nyiai, sumadi intai telang suluh, sumaden ma anak matu,
sumadi bunsu pasunringan. Palus gagiris ngini ma Dara Mula
Lapeh, igaginak nginte Suraibu Hengkang Ulun, palus ipauma
ume hi Datu Mula Manta, ipa turut junjung Maharaja Mula
Ulun, ipauma ume andri Dara Mula Lapeh, ipa turut junjung
-
14 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
ma suraibu hengkang ulun. Luwan hampe metak ranu puka
tumu, ruruh rimis luyuo uwut jujuli, luwan metak ma tane
pirarahan, ruruh rimis ma gumi tampajakan, jari rikut sa
irunrean, jari tanang kayuo irunrean kayuo, jari wurung sa
ngawuwean wurung, janang eha ngawuean eha.
Luwan sipumpun here kala adu nyawung, isansayuh
alang Nansaramai, gimutuk here kala haruangan banung,
gamundrah here munan gumi rarak ransai, sipumpun munta
anri wurung eha, isansayuh ulun ma waraga satua. Daya
huan uwung uweng kawan mantir ngurai hokum, ngahu anuh
naan Maharaja merang hadat. Daya huan unre balai
pidudusan, ngalu irunrean jaru tapung jangka. Pidudusan
mantir ngurai hokum, tapung jangka patis merang hadat,
hokum hadat ma kananeu welum, atur turan ma kalalawah
jari.
ARTINYA ..
Allah mula Allah, Allah mudi jari Allah berarti Tuhan
dari Tuhan, Tuhan menjadi Tuhan atau bisa juga diartikan
sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Allah mula Allah, Allah munta Marunsia yang berarti
Tuhan dari Tuhan yang menciptakan manusia pertama yaitu
-
15 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
seorang laki laki yang bernama Datu Mula Manta,
maharaja Mula Ulun dan juga manusia kedua yaitu seorang
wanita bernama Dara Mula Lapeh, Suraibu Hengkang Ulun.
Mereka berdua tinggal di bumi bernama Tane Tipak
Sulau yang pada saat awal penciptaan oleh Sang Kuasa
hanyalah berukuran sebesar telapak kaki mereka berdua saja.
Tidak hanya itu, keadaan bumi juga masih diselimuti oleh
kabut dan kegelapan yang pekat tanpa ada sedikitpun cahaya
yang meneranginya.
Ditengah keadaan tersebut, mereka atau kedua
manusia pertama tadi bernapas dengan menggunakan
hembusan angin yang terhempaskan pada dua buah gunung
kecil yang juga mengeluarkan curahan mata air dari
puncaknya lalu mereka gunakan untuk minum.
Kedua gunung kecil tersebut ternyata berada pada
dada wanita pertama yang diciptakan Sang Kuasa dari tulang
rusuk manusia pertama tadi. Adapun nama kedua gunung
kecil pada wanita pertama itu adalah Gunung Madu Rahuo
Watu Papat Lamuara.
Dengan kuasa-Nya yang Maha Bisa, meneteslah 7
(tujuh) tetesan air dari puncak gunung kecil pada wanita
-
16 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
manusia pertama itu dan jatuh ke tanah diatas mereka berdua
berdiri dalam kegelapan. Tetesan pertama yang jatuh ke bumi
berubah menjadi sebuah pohon indah yang dimana daun dan
buahnya bisa digunakan untuk membangkitkan segala
makhluk yang bernyawa dari kematian, dan pohon itu disebut
sebagai Kayu Saramelum. Disusul tetesan kedua yang dengan
seketika itu juga ikut berubah menjadi PADI. Suatu saat nanti
tumbuhan ini akan mereka gunakan untuk makanan yang
menunjang kehidupan mereka dibumi. Lalu pada tetesan
ketiga, saat jatuh kebumi telah berubah menjadi minyak dan
kapas yang kemampuannya dapat menyembuhkan setiap
penyakit yang di derita oleh manusia. Sedangkan pada
tetesan keempat, berubahlah air itu menjadi ROH dan
langsung masuk kedalam diri kedua manusia tersebut, dan
lengkaplah sudah penciptaan manusia karena telah memiliki
jiwa dan raganya. Begitu juga pada tetesan kelima yang ikut
berubah menjadi roh gaib yang baik, roh pelindung atau bisa
juga diartikan sebagai malaikat pelindung manusia, yang bisa
membantu dan melindungi manusia dari segala macam
marabahaya bila saja ada sesuatu hal yang mengancam atau
juga dari gangguan berbagai macam penyakit yang mencoba
merugikan setiap umat manusia. Lalu tetesan keenam yang
ajaib telah memunculkan para Dewa Dewi yang akan
-
17 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
membantu umat manusia melalui mediatornya yaitu belian,
dukun, tabib dan sebagainya apabila dibutuhkan oleh
manusia. Lalu terakhir adalah tetesan ketujuh yang telah
memunculkan sebuah tempat gaib dan nantinya akan dihuni
oleh roh- roh dari orang yang telah meninggal dunia, sehingga
tempat ini disebut dengan Tumpuk Tunjung Punu, Guha Mari
Dandrahulu. Disinilah tempat manusia pertama nantinya
berada bila sudah bertemu dengan ajalnya di bumi. Karena
dialah manusia pertama yang diciptakan di bumi dan dia
pulalah orang pertama yang akan menempati tempat ini,
nantinya dia akan diberikan nama Datu Tunjung Punu
Maharaja Dandrahulu.
Setelah begitu banyak berbagai keajaiban penciptaan
pertama terjadi pada masa kegelapan dan kabut saat itu, kini
giliran terang yang berasal dari cahaya matahari dan bersinar
membelah kabut gelap pada bumi yang disebut dalam bahasa
Janyawai dengan nama Janyawai Batung Nyiai Hawi Teka
Rayu, Telang Suluh Jaku Talinguan. Karena begitu terangnya
sinar matahari tersebut, maka terbangunlah kedua manusia
baru itu yang seakan telah lama tidur di dalam kegelapan,
hingga untuk yang pertama kalinya mereka saling bertatapan
dan saling pandang satu sama lain, namun entah kenapa tiba
-
18 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
tiba muncullah suatu hasrat dan keinginan untuk saling
mencintai. Lalu akhirnya mereka semakin dekat hingga pada
saatnya terjadilah suatu hubungan layaknya sepasang suami
istri dan menenggelamkan mereka kedalam kedewasaan
cintanya.
Dari hasil hubungan itu , meneteslah air kehidupan
dari lelaki pertama dan jatuh kebumi, lalu berubah menjadi
berbagai macam jenis kayu kayuan dan rerumputan yang
hijau menghampar di atas bumi. Setelah itu meneteslah
kembali air kehidupan lelaki untuk kedua kalinya, hingga
memunculkan segala jenis makhluk hidup, binatang, marga
satwa di air, tanah dan burung di udara yang memenuhi bumi.
Setelah penciptaan itu, manusia beserta makhluk
hidup dan semua yang berada di dalamnya telah hidup
bersama, berkumpul pada satu alam dan pada satu bumi.
Mereka semua pada saat itu berkomunikasi menggunakan
satu bahasa yang sama yaitu bahasa NAHU, yang artinya
saling mengerti. Akan tetapi, di dalam kebersamaan mereka,
masih belum terdapat adanya suatu aturan berupa adat dan
istiadat karena masih belum ada kuasa pengaturan yang
diturunkan atau diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa
kepada seluruh ciptaan-Nya, dan oleh karena waktu, masa,
-
19 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
tempat dan saat mereka berkumpul bersama menjadi satu,
sehingga dalam bahasa Janyawai di sebut dengan Tumpung
Lalung Kuwung, Gumi Rarak Ransai.
RANGKUMAN
- Allah mula Allah, Allah mudi jari Allah adalah Tuhan Yang
Maha Kuasa dan Maha Esa.
- Tuhan menciptakan sepasang manusia. Laki- laki bernama
Datu Mula Manta, maharaja Mula Ulun dan yang
perempuan bernama Dara Mula Lapeh, Suraibu Hengkang
Ulun.
- Manusia pertama tinggal di Tane TIpak Sulau
- Gunung Madu Rahuo Watu Papat Lamuara adalah nama
gunung yang meneteskan 7 (tujuh) tetes air dari puncaknya
dan menciptakan berbagai macam benda, makhluk, roh, dsb.
- Tumpuk Tunjung Punu, Guha Mari Dandrahulu adalah
tempat roh roh yang telah meninggal dunia.
- Manusia dan para makhluk hidup lainnya tinggal dan hidup di
satu tempat dan bahasa. Tempat mereka bernama Tumpung
Lalung Kuwung, Gumi Rarak Ransai, dan bahasa purba
mereka saat itu disebut Bahasa Nahu.
-
20 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
-
21 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
BAB III KEHIDUPAN SETELAH PENCIPTAAN
HUKUM ADAT PERTAMA
Selang beberapa lama setelah masa penciptaan oleh
Yang Maha Kuasa dan Keajaiban yang diberikan sang Pencipta
melalui manusia pertama yang nantinya akan dikenal sebagai
suku Dayak Maanyan, kehidupan para makhluk hidup yang
ada di dalamnya terus mengalami perkembangan dan
peningkatan dalam jumlah. Akan tetapi, keadaan yang terjadi
sangatlah tidak teratur dan terkendali, hal ini dikarenakan
belum adanya aturan ataupun hukum adat yang mengatur
segala jenis tata cara kehidupan para makhluk hidup tersebut,
termasuk manusia itu sendiri.
Kekacauan sering kali terjadi setiap saat, keadaan
konflik dan perebutan hak atas kepentingan sendiri yang
menyebabkan pertengkaran, perkelahian bahkan saling bunuh
membunuh, serta tindakan- tindakan tidak wajar yang terus
mereka lakukan.
-
22 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Menurut kisah, dikarenakan keadaan yang begitu
sangat kacaunya, sehingga sebagian makhluk hidup ada yang
terpaksa menjauh dari kelompoknya. Aksi kejar mengejar,
mangsa memangsa dan buru memburu terus terjadi, karena
upaya pelarian diri dari ancaman bahaya kesegala arah dan
tempat, tanpa disadari sehingga menjadi luas lah bumi
mereka. Namun walaupun demikian, harapan akan keadaan
hidup yang damai dan aman sangatlah mereka dambakan,
hingga akhirnya sebagian dari makhluk hidup yang bisa
bekerjasama menciptakan kedamaian, mengasingkan diri dari
tempat pertama mereka yaitu Tumpuk Lalung Kuwung, Gumi
Rarak Ransai menuju tempat baru yang bernama Tumpuk
Pupur Matung. Namun keadaan masih tetap sama saja
kembali seperti semula yang penuh dengan kekacauan. Lalu
mereka berpindah tempat lagi untuk yang kedua kalinya dan
membangun sebuah desa yang bernama Tumpuk Sida
Matung. Ternyata keadaan masih tetap tidak berubah. Hingga
untuk yang kesekian kalinya pula mereka melakukan
perpindahan ketiga menuju tempat yang bernama Tumpuk
Laliku Meah.
Pada tempat ini mereka bertahan dan mencoba
menata kehidupan dengan baik untuk yang kesekian kalinya
-
23 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
lagi. Beruntungnya sesuai dengan apa yang telah mereka
alami, pengalaman sudah menjadikan mereka makhluk yang
berkembang, terutama dalam segi pemahaman dan pemikiran
akan kebutuhan diri mereka sendiri. Kesadaran akan hal yang
baik dan buruk telah bisa mereka ketahui, yang mana
merugikan dan yang mana menguntungkan hidup telah bisa
mereka pahami, pilihan untuk menjalani kehidupan yang
penuh dengan penderitaan atau kebahagiaan dan kedamaian
telah mampu mereka tentukan. Kekurangan, kelebihan suatu
kemampuan yang dimiliki kini telah mereka sadari. Mereka
tahu bahwa makhluk yang lemah bukan berarti berada
dibawah makhluk yang kuat, akan tetapi makhluk yang lemah
membutuhkan perlindungan dan petunjuk dari makhluk yang
kuat dan hingga akhirnya sebagai upaya untuk menata
kehidupan yang baru, mereka mencoba berkumpul bersama,
bermusyawarah dan bermufakat untuk menentukan suatu
keputusan demi kepentingan bersama, yaitu dengan
mengangkat atau dalam bahasa janyawai nudus beberapa
diantara dari mereka untuk menjadi pemimpin yang nantinya
akan membawa mereka kepada kehidupan seperti yang
diharapkan. Adapun orang- orang yang akan dipilih dalam
musyawarah tersebut adalah tiga orang dan akan memangku
-
24 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
jabatan sebagai pemimpin dengan gelar nama Raksapateh,
Singa Galanteh dan Using Dukut Nungu Dapur.
Selang waktu berjalan, keadaan penduduk Tumpuk Laliku
Meah seakan tidak mengalami perubahan kepada hal yang
lebih baik seperti yang diharapkan mereka, akan tetapi malah
sebaliknya, semakin mundur dan kacau. Perubahan positif
yang terjadi saat Tumpuk Laliku Meah ini di pimpin oleh ketiga
pemangku jabatan tersebut hanyalah dalam segi ilmu
pengetahuan. Ketiga pemimpin itu telah bersama
menciptakan dan mengajarkan tentang tata cara berhitung
hingga 12 angka, yang dinamakan dengan hitungan salusen.
Contohnya adalah sebagai berikut:
1. Satu : Sau
2. Dua : Karuaw
3. Tiga : Katalu
4. Empat : Manampitaw
5. Lima : Kaebak
6. Enam : Kapapak
7. Tujuh : Kalempat
8. Delapan : Karewaw
9. Sembilan : Katumang
10. Sepuluh : Pahapaw
-
25 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
11. Sebelas : Kaminting
12. Dua Belas : Buk Ok
Namun sangat disayangkan,
ternyata pengangkatan ketiga
pemimpin tersebut telah
menimbulkan suatu persaingan
yang keras, sikap iri dengki, saling
menyaingi, bahkan saling
menjatuhkan malah terjadi diantara ketiganya, hingga
akhirnya terjadi perpecahan perpecahan dan hidup saling
berkelompok sesuai dengan siapa yang didukungnya.
TERPILIHNYA NINI PUNYUT SEBAGAI PEMIMPIN
Konflik tidak dapat dihindari, permusuhan, perkelahian
dan penindasan tidak jarang terus terjadi, ketidaktentraman
telah menjadi warna umum pada Tumpuk Laliku Meah, hingga
akhirnya keadaan kembali seperti yang telah mereka hindari
dari tempat awal mereka berada pertama kalinya yang penuh
dengan ketidak-tenteraman.
Tahukah Kamu ?
Dalam bahasa Maanyan
sekarang menyebut
1= isa, 2= rueh, 3= telu,
4=epat, 5= dime,
6= enem, 7= pitu,
8= walu, 9= suei,
10= sapuluh, 11= sawalas,
12= duawalas.
-
26 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Karena begitu hancur dan berkecamuknya konflik di
kehidupan penduduk Tumpuk Laliku Meah, prihatinlah Allah
Mula Allah (Tuhan) melihatnya. Ditengah kekacauan itu,
diturunkanlah oleh Tuhan segumpal benang kusut sebesar
buah kelapa yang disebut dengan tundun taking atau dalam
bahasa Janyawai Amas Tukal Banang Juwet, Mirah Rawai
Wali Halun. Setelah dijatuhkannya gumpalan benang kusut
itu, Allah Mula Allah bersuara kepada mereka semua, begitu
sedih dan prihatinnya diri-Ku melihat kekacauan ini, telah
berkali kali Kuberikan kesempatan kepadamu semua untuk
mencoba menjadi makhluk ciptaan-ku yang baik namun tetap
tidak pernah Ku lihat itu dari padamu. Dan kini, karena besar
rasa cinta dan kasih-Ku pada mu semua hai seluruh makhluk
ciptaan-Ku, maka akan Kuberikan kesempatan kepada kalian
semua untuk hidup teratur sesuai yang Aku dan kalian
harapakan.
Lihatlah gumpalan benang kusut yang telah Kuturunkan
padamu semua ditengah kekacauanmu ini. Barang siapa
diantara kalian semua makhluk hidup yang mampu mengurai
dan membuka benang itu dari gumpalan kusutnya, secara
baik dan tidak terputus putus, maka dialah yang akan
menjadi pemimpin pemutus hukum adat kehidupan kalian
-
27 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
menuju keteraturan dan kedamaian nantinya. Dialah yang
akan menentukan hukum bagi yang salah dan kesaksian bagi
yang benar, dia juga yang akan membawa kalian menjadi
umat yang beradab sehingga suatu saat nanti kalian akan
menjadi suatu suku bangsa yang besar. Lalu suara Sang
Maha Kuasa menghilang.
Merasa bahwa semuanya mampu melakukan apa yang
diminta oleh Allah Mula Allah, maka mulailah mereka
berdesakan dan saling berebut untuk mencoba membuka
gumpalan benang kusut tersebut, namun sayangnya tidak ada
satupun dari mereka yang berhasil mengurainya, malah
sebaliknya bertambah semakin kusut. Setelah mereka merasa
telah menyerah, lalu tiba tiba muncullah dengan gagah dan
percaya diri 12 orang pemuda yang terlihat pandai dan
cerdas. Satu persatu secara bergantian keduabelas pemuda
tadi mencoba membuka dan mengurai benang yang sangat
kusut itu, akan tetapi tidak ada satupun juga diantara mereka
yang berhasil dan akhirnya mereka menyerah. Karena merasa
tidak ada yang bisa melakukannya, lalu kecewa dan sedihlah
mereka semuanya, masa depan yang indah penuh dengan
kedamaian dan kesejahteraan seperti yang Tuhan dan mereka
inginkan tidak akan bisa terjadi.
-
28 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Namun sebenarnya masih ada satu orang yang masih
belum mencoba membuka gumpalan benang yang kusut itu,
karena tidak diberikan kesempatan oleh warga lainnya.
Mereka seakan merasa tidak senang karena keadaannya yang
kotor, dekil, kusam, serta tua renta, tidak berdaya, bahkan
mengurus diri sendiripun dia hampir tidak mampu, sehingga
orang tua tersebut sering ditelantarkan bahkan diabaikan.
Secara tiba- tiba, seekor kucing yang juga merupakan
salah satu warga pada Tumpuk Laliku Meah menjadi tidak
terkendali dan kesurupan karena telah dirasuki oleh roh
orang gaib atau dewa dewi yang berasal dari tetesan air
puncak Gunung Madu Rahuo, Watu Papat Lamuara di Tane
Tipak Sulau dulu, pada saat awal penciptaan alam dan
manusia pertama. Dalam keadaannya yang telah dirasuki oleh
roh gaib para dewa dewi, si kucing lalu berkata kata kepada
para warga, dia mengatakan janganlah kalian sedih ataupun
kecewa, karena kalian tetap akan hidup bahagia dan damai
seperti yang Maha Kuasa dan kalian inginkan, Tuhan
memberikan petunjuk dengan menurunkan segumpal benang
kusut ini untuk kalian urai, agar dari itu bagi siapa saja yang
bisa membuka gumpalan benang ini, maka dialah orang yang
terpilih oleh Tuhan untuk membawa seluruh umatnya menuju
-
29 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
kedamaian, keteraturan dan kesejahteraan. Baiknyalah kalian
semua yang ada disini meminta dan mengijinkan seorang
wanita tua yang kalian abaikan itu, berikanlah dia
kesempatan seperti warga yang lainnya untuk mencoba
membuka gumpalan benang kusut ini. Dan secara tiba tiba
juga setelah si kucing berhenti berbicara, dia langsung jatuh
tidak sadarkan diri karena roh gaib dewa dewi tadi sudah
pergi.
Merasa yang terjadi adalah merupakan sebuah pesan dan
harus dilakukan, maka mereka mendatangi orang tua itu
untuk memintanya mencoba membuka gumpalan benang
kusut yang telah semakin kusut itu. Karena merasa di berikan
keempatan, seorang wanita tua itu mulai bangkit berdiri dari
tempat dia duduk mendekati gumpalan benang tersebut. Lalu
mulailah dia secara perlahan, penuh dengan kesabaran,
kepercayaan diri, dan kerendahan hati, sedikit demi sedikit
mengurai benang benang yang kusut terikat itu. Setelah
beberapa lama, akhirnya gumpalan benang yang tadi kusut
tidak beraturan kini telah terurai rapi tanpa ada satupun
benang yang putus sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Tuhan pada mereka. Melihat hal tersebut, sangat terkejutlah
mereka semua, bagaimana mungkin seorang wanita tua
-
30 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
renta bisa melakukan hal yang sangat sulit bagi kita yang
muda, cerdas dan kuat ?gumam mereka. Akan tetapi
tidaklah dapat dipungkiri dan dihindari, yang terjadi maka
terjadilah, sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Tuhan,
wanita tua itulah yang akan menjadi pemimpin mereka semua
untuk membawa mereka menuju satu suku bangsa yang besar
suatu saat nanti.
HUKUM ADAT PERTAMA DIBUAT OLEH NINI PUNYUT
Adapun wanita tua itu bernama Etuh, atau biasa
dikenal oleh para warga dengan panggilan Nini Punyut. Dari
hal ini, muncullah sebuah filosofi bagi suku Dayak Maanyan
dari dulu hingga sekarang, bahwa orang tua harus dihargai
dan dihormati, karena banyak hal yang tidak bisa orang muda
lakukan namun bisa orang tua lakukan. Orang Maanyan
percaya, bahwa orang yang sudah tua atau lanjut usia
dianggap sebagai pedoman yang bisa menuntun para
generasinya yang muda dalam mengarungi perjalanan hidup.
Setelah Nini Punyut terpilih menjadi pemimpin
Tumpuk Laliku Meah, kembali suara Tuhan terdengar
ditengah mereka dan memerintahkan Nini Punyut untuk
-
31 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
membuat peraturan hukum adat istiadat guna mengatur tata
kehidupan seluruh warga di Tumpuk Laliku Meah tersebut.
Namun dengan segala kerendahan hati Nini Punyut menjawab
ya Allah Mula Allah, sungguh tidak pantas dan layaklah
hamba ini menjadi seorang pemimpin dari saudara saudara
ku yang sebenarnya begitu banyak lebih mampu dari diri
hamba ini. Ditambah keadaan hamba yang sudah tua renta,
maka biarkanlah hamba ini yang dipimpin oleh mereka ya
Allah.
Dan dengan tegas Tuhan berkata apa yang sudah Ku
perintahkan, maka itulah yang harus dilakukan, apa yang
telah terjadi, maka itulah yang harus dijalani, jangan lah
kamu takut ataupun bimbang, ikutilah hati nuranimu yang
lembut, maka kamu pasti bisa melakukannya . Setelah itu
suara Allah Mula Allah menghilang.
Sesuai dengan apa yang telah di sampaikan oleh
Tuhan padanya, maka sedikit demi sedikit dengan segala
pemikiran, pengharapan, kesabaran, ketaatan iman dan
dibimbing oleh hati nurani yang lembut serta doa, Nini Punyut
mulai mencoba membuat peraturan hukum adat bagi seluruh
penduduk Tumpuk Laliku Meah. Adapun hukum adat dan
peraturan yang dibuat oleh Nini Punyut adalah aturan tentang
-
32 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
pengaturan tradisi kehidupan seluruh warga, baik manusia
maupun marga satwa yang menjadi penduduk Tumpuk Laliku
Meah agar dapat hidup secara berdampingan, aman dan
damai serta jauh dari perbuatan yang berdosa. Seperti jangan
saling berkelahi, jangan merebut hak orang lain, jangan saling
membunuh, jangan saling iri dengki, jangan saling memburu,
hidup bersama dan berdampingan, serta masih banyak lagi
yang mengatur tentang perubahan tradisi lama ke tradisi baru
yang lebih baik lagi. Akan tetapi, setelah peraturan tersebut
selesai dibuat dan disampaikan kepada seluruh warga, hanya
penduduk dari kelompok manusia sajalah yang setuju dengan
hukum tersebut, sedangkan penduduk Tumpuk dari kelompok
marga satwa hanya sebagian yang setuju, sebagiannya lagi
tidak setuju dan tetap bertahan pada tradisi lama mereka
yang keras.
Karena perbedaan pendapat tentang aturan adat
tradisi baru dan yang lama antara manusia dan para marga
satwa, hingga membuat Nini Punyut kembali bimbang, namun
ternyata Allah mula Allah tahu apa yang terjadi pada Nini
Punyut dan bersuara kepadanya menyarankan untuk
mengalah lalu pindah dari Tumpuk Laliku Meah ketempat
baru yang telah ditunjukan oleh Allah mula Allah kepada Nini
-
33 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Punyut, yaitu Tumpuk Sani Sarunai, Gumi Ngamang Talam.
Selanjutnya Tuhan berpesan agar setelah menempati tempat
yang baru tersebut agar segala peraturan adat dan isitiadat
yang mengatur tradisi dan kehidupan seluruh umat-Nya untuk
benar benar dilaksanakan dan di taati dengan baik, agar
nantinya akan membawa mereka menjadi suatu suku bangsa
yang besar, bermoral, beradab, dan penuh dengan kedamaian
serta kemakmuran.
Keesokan harinya, Nini Punyut menyampaikan kepada
seluruh penduduk bahwa dia akan pergi menuju tempat baru
seperti yang telah Tuhan sampaikan kepadanya, namun
dengan syarat, bagi siapapun yang ingin ikut bersamanya ke
Tumpuk Sani Sarunai, Gumi Ngamang Talam harus wajib
untuk menjalani seluruh aturan adat istiadat yang telah
dibuatnya. Namun Kembali perdebatan muncul diantara
mereka, dan seperti sebelumnya hanya kelompok manusia
sajalah yang setuju pada aturan tersebut, sedangkan marga
satwa, hampir seluruhnya menyatakan keputusan untuk tidak
setuju. Dan akhirnya, diambillah keputusan oleh Nini Punyut
meminta seluruh kelompok manusia dan sebagian marga
satwa yang setuju terhadapnya untuk ikut dengannya dan
meninggalkan Tumpuk Laliku Meah menuju Tumpuk Sani
-
34 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Sarunai, Gumi Ngamang Talam. Sedangkan bagi marga satwa
yang tetap pada pendiriannya untuk tidak setuju, diberikan
kebebasan menjalani kehidupan mereka dengan tradisi lama
yang keras dan tidak diijinkan untuk turut serta mengikuti
perjalaan Nini Punyut pindah menuju tempat yang baru. Lalu
disinilah katanya alasan kenapa tidak semua binatang yang
bisa dipelihara oleh manusia. Karena hanya sebagian saja
kelompok dari marga satwa yang setuju untuk mengikuti
aturan dan hukum adat Nini Punyut. Seperti contohnya babi
peliharaan yang tidak tunduk adat tapi tunduk dengan
peraturan, maka itulah sebabnya babi peliharaan masih bisa
dipelihara oleh manusia hingga saat ini dibandingkan dengan
babi hutan yang tidak setuju akan adat dan peraturan, hingga
akhirnya tetap berada selamanya di hutan tanpa bisa
dipelihara.
RANGKUMAN
- Kehidupan makhluk hidup di dunia semakin berkembang dan
bertambah jumlahnya,namun selalu berada dalam kekacauan
karena tidak adanya hukum dan aturan yang mengatur tata
kehidupan mereka.
- Sebagian makhluk hidup termasuk manusia melakukan
perpindahan dari Tumpung Lalung Kuwung, Gumi Rarak
Ransai menuju Tumpuk Pupur Matung, dan melakukan
perpindahan lagi ke Tumpuk Sida Matung, kemudian yang
terakhir adalah Tumpuk Laliku Meah .
- Pada Tumpuk Laliku Meah, mereka mengangkat atau nudus
tiga orang pemimpin dengan gelar Raksapateh, Singa
Galanteh dan Using Dukut Nungu Dapur.
- Dalam masa kepemimpinan 3 pemimpin itu, mereka telah
menciptakan dan mengajarkan pengetahuan berupa hitungan
-
35 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
perpindahan lagi ke Tumpuk Sida Matung, kemudian yang
terakhir adalah Tumpuk Laliku Meah .
- Pada Tumpuk Laliku Meah, mereka mengangkat atau nudus
tiga orang pemimpin dengan gelar Raksapateh, Singa
Galanteh dan Using Dukut Nungu Dapur.
- Dalam masa kepemimpinan 3 pemimpin itu, mereka telah
menciptakan dan mengajarkan pengetahuan berupa hitungan
yang dinamakan salusen. Yaitu berupa angka dari 1 sampai
dengan 12.
- 1 = sau, 2 = karuaw, 3 = katalu, 4 = manampitaw, 5 = kaebak,
6 = kapapak, 7 = kalempat, 8 = karewaw, 9 = katumang, 10 =
pahapaw, 11 = kaminting, dan 12 = buk ok.
- Tuhan menurunkan segumpal benang kusut yang disebut
Amas Tukal Banang Juwet, Mirah Rawai Walu Halun dengan
maksud bagi siapapun yang dapat mengurai dan membuka
gumpalan benang tersebut akan ditunju sebagai pemimpin
yang nantinya akan menciptakan hukum adat dan aturan
dalam kehidupan mereka.
- Etuh atau Nini Punyut berhasil membuka gumpalan benang
tersebut dan terpilih menjadi pemimpin.
- Hukum adat dan aturan yang dibuat oleh Nini Punyut tidak
disetujui oleh para penduduk Laliku Meah yang berasal dari
kelompok marga satwa, dan akhirnya Nini Punyut beserta
mereka yang setuju dengannya pindah ke tempat baru yang
bernama Tumpuk Sani Sarunai Gumi Ngamang Talam atau
yang dikenal dengan nama Negeri Nansarunai.
-
36 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Alur Tempat dari Awal Penciptaan Hingga Menuju Nansarunai
Awal Penciptaan / Jaman Purba
Tinggal di
Tumpuk Lalung Kuwung, Gumi Rarak Ransai
Pindah ke
Tumpuk Pupur Matung
Pindah lagi ke
Tumpuk Sida Matung
Pindah lagi ke
Tumpuk Tumpuk Laliku Meah
Pindah lagi ke
Tumpuk Tumpuk Laliku Meah
Pindah ke
Tumpuk Sani Sarunai, Gumi Ngamang Talam Dan telah masuk jaman sejarah
-
37 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Tugas dan Latihan
Sejak jaman dahulu, Suku Dayak memiliki kebiasaan
menceritakan kisah atau sejarah masa lalunya secara lisan
kepada para generasi generasi dibawahnya, karena pada
jaman dulu masih belum dikenal teknik tulis menulis.
Disamping itu juga, dalam kisah yang diceritakan sudah tentu
banyak mengandung makna dan pesan pesan moral bagi
para generasinya. Agar budaya bercerita ini tidak punah,
maka diharapkan agar para pembaca dapat melakuan tugas
dan latihan sebagai berikut.
1. Carilah makna pesan moral yang terkandung di dalam
kisah seperti yang diceritakan pada BAB II sampai
dengan BAB III !
2. Baca, hafal dan resapi makna cerita di atas, setelah itu
ceritakan kembali secara lisan kepada teman teman
atau kelompok belajar mu dan mintalah mereka
untuk menilai !
-
38 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
-
39 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
BAB IV KEHIDUPAN DI NANSARUNAI
PINDAHNYA NINI PUNYUT DAN PENDUDUK KE SANI
SARUNAI GUMI NGAMANG TALAM .
Nini Punyut beserta seluruh kelompok manusia dan
sebagian marga satwa lainnya melakukan perjalanan menuju
tempat baru yang telah ditunjukkan oleh Allah Mula Allah,
Yaitu Tumpuk Sani Sarunai, Gumi Ngamang Talam. Setelah
mereka sampai ditempat tujuan, rasa kagum, senang dan
puas terpancar dari raut wajah mereka seakan merasa
perjalanan panjang yang melelahkan telah terbayar dengan
keindahan keindahan yang disediakan alam bagi mereka.
Pohon pohon tinggi berdiri kokoh bagaikan barisan pasukan
penjaga yang menawarkan keamanan dari segala macam
ancaman dan marabahaya yang mengganggu kedamaian.
Begitu juga dengan hamparan dedaunan hijau dan warna
warni bunga disepanjang jalan yang seakan telah lama
menunggu untuk menyambut kehadiran dan kedatangan
mereka sebagai penghuni baru di Sani Sarunai Gumi Ngamang
Talam itu. Merasa mendapatkan tempat yang tepat dan lebih
-
40 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
indah dari sebelumnya, mereka langsung mendirikan
pemukiman secara bersama sama. Sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Allah Mula Allah, Nini Punyut kembali
mengingatkan mereka untuk selalu menjalani peraturan
peraturan yang telah dibuatnya agar apa yang telah terjadi
pada masa sebelumnya tidak terulang kembali.
Pada tempat baru ini para warga masyarakat diajak
untuk terus bekerjasama dan saling gotong royong dalam
membangun dan menjalani hidup. Karena telah mengalami
perubahan kehidupan tanpa adanya rasa takut dan
terciptanya rasa damai diantara seluruh warga, sehingga
membuat mereka mampu menata kehidupan dengan baik.
Berbagai macam kegiatan untuk mendukung kebutuhan hidup
terus mereka lakukan secara bersama sama. Secara
berangsur angsur mereka mulai bisa beradaptasi dengan
alam dan lingkungannya yang baru. Segala akal dan pikiran
serta pengetahuan semakin berkembang, percobaan
percobaan dan penelitian tentang potensi alam yang bisa
digunakan untuk menopang serta mendukung kelangsungan
hidup telah banyak mereka ketahui. Seperti jenis tumbuhan
yang bisa mereka gunakan untuk menjadi bahan makanan
mereka yaitu padi. Pada saat itu, tumbuhan padi sudah ada
-
41 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
tumbuh di tempat baru mereka tersebut, karena berasal dari
tetesan puncak gunung Madu Rahuo yang jatuh ke bumi pada
masa awal penciptaan. Dan berdasarkan percobaan
percobaan yang telah di lakukan, ternyata padi bukanlah
tumbuhan yang selalu tumbuh dengan sendirinya, tetapi
tumbuh dengan suatu usaha manusia itu sendiri, yaitu dengan
menanamnya. Maka mereka semua bersama sama
melakukan suatu kegiatan menanam padi setiap tahunnya
untuk kelangsungan kehidupan seluruh penduduk Tumpuk
Sani Sarunai Gumi Ngamang Talam.
Begitu juga dengan tempat peristirahatan mereka
yang sebelumnya hanya tinggal di dalam gua gua, ataupun
di bawah pepohonan yang berdaun lebat kini sudah bisa
mereka buat, yaitu suatu rumah dari kayu yang dalam bahasa
Janyawai disebut dengan nama Balai Karunrung Rahuo,
Sarungayan Payung Uran, atau berarti juga suatu tempat
yang melindungi mereka dari terik panas matahari dan hujan.
Selain itu, Nini Punyut juga mengajak mereka semua untuk
menanam dan menyebarkan segala jenis bibit bibit
tumbuhan serta kayu kayuan, karena Nini Punyut merasa
hal ini harus dilakukan, mengingat tidak semua jenis sumber
daya alam yang manusia butuhkan bisa tumbuh dengan
-
42 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
sendirinya. Uniknya, disinilah peran warga dari kelompok
marga satwa yang telah ikut mengikuti Nini Punyut dari
Tumpuk Laliku Meah ke Tumpuk Sani Sarunai yaitu
kemampuan mereka menyebarkan segala jenis bibit bibit
tumbuhan dan kayu kayuan kesegala arah, sehingga menjadi
bertambah luas lah hutan mereka.
TERBENTUKNYA PANGUNRAUN JATUH.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, hingga
melalui tahun tahun berikutnya jumlah penduduk Tumpuk
Sani Sarunai semakin bertambah banyak, dari asalnya yang
hanya puluhan, kini telah mencapai ratusan bahkan ribuan
jiwa. Lalu mereka mencoba untuk membentuk suatu
kelompok organisasi kekeluargaan yang disebut dengan nama
Pangunraun Jatuh, Ngampet Malem Balah Riwuo. Para
anggota kelompok masyarakat yang ada didalamnya diberikan
tugas untuk mengatur dan mengurus segala kegiatan
kegiatan di bidang perekonomian seperti perladangan,
perkebunan, pembudidayaan bibit padi padian dan buah
buahan, serta di bidang kesenian dan ritual adat, hal ini
penting karena untuk menyampaikan rasa syukur terhadap
-
43 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Tuhan dan para dewa dewi yang melindungi mereka,
dibutuhkan musik dan tarian. Disamping itu, seni tari dan
musik dalam bidang kesenian ini juga kadang digunakan untuk
acara pesta para warga Tumpuk Sani Sarunai. Adapun para
anggota kelompok yang masih dapat diingat namanya adalah
para Datuo, yaitu Datuo Telang Tuha Maharaja Wuluo Kesai
Lawie ( Amah Jarang ) yang juga merupakan anak dari Nini
Punyut, Datuo Bias Layar Maharaja Tampi Pidagangan (
Amah Idung ), Datuo Masuliang Maharaja Amah Engkai (
Amah Tengkai ), Datuo Nuwung Sigai Maharaja Repan Uyur (
Amah Angar ), dan masih banyak lagi Datuo Datuo lainnya.
Serta ada juga para Dara, yaitu Dara Tamurak Sansuo ( Ibu
Jarang ), Dara Luwuk Banang Suraibu Ngipar Kapas ( Ibu
Idung), Dara Luwuk Banang Suraibu Ngibar Epai( Ibu Tengkai),
Dara Tunrak Nyiai Gandring Layuo ( Ibu Angar ) dan yang
lainnya. Sedangkan para pemuda di jaman itu yaitu Idung,
Jarang, Tengkai, Talengo, Iban, Bangkas, Patis, Anyawungan,
Angar, Paning, Nalau, Pasungan, dan para pemudinya yaitu
Silu, Ave, Layuo, Lelai, Panti Wuyuk, dan Awahat.
Pada Pangunraun Jatuh, Nini Punyut kembali
membuat suatu aturan tentang tata kehidupan keluarga,
seperti hukum adat tentang suami istri. Tidak boleh lah
-
44 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
apabila seorang laki laki dan perempuan melakukan
hubungan perkawinan bila tanpa ada restu dari kedua orang
tuanya dan bila sudah mendapatkan restu, maka kedua
pasangan tersebut wajib melaksanakan upacara adat
perkawinan yang menandakan syah dan disetujuinya suatu
hubungan antara laki laki dan perempuan oleh seluruh
warga terutama keluarga dari masing-masing mempelai.
Selain itu, hukum adat tentang kematian juga telah dibuat
oleh Nini Punyut, hal ini dilakukan sebagai penghargaan
kepada umat manusia semasa hidupnya di dunia yang telah
tunduk dan patuh terhadap peraturan serta hukum hukum
adat yang telah ada. Dari awal meninggal, hingga pindahnya
roh menuju tempat orang mati yang disebut dengan Tumpuk
Tunjung Punu, Guha Mari Dandrahulu, telah diatur oleh
hukum adat yang dibuat Nini Punyut.
Seiring bertambahnya waktu, Nini Punyut juga
semakin bertambah tua, begitu juga dengan aturan dan
hukum adat yang telah dibuatnya semakin berkembang serta
sudah membudaya diseluruh lapisan masyarakat Tumpuk Sani
Sarunai. Keteraturan hidup, kedamaian, kebersamaan, suka
cita serta rasa syukur telah tercipta ditengah kehidupan
seluruh warga dan Nini Punyut sadar bahwa tugasnya sudah
-
45 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
selesai. Dia berdoa pada Tuhan dengan berkata Allah mula
Allah, aku sudah siap. Saat ku telah tiba . Dan akhirnya pada
usia yang sangat tua, Nini Punyut meninggal dunia dengan
meninggalkan warisan yaitu hukum adatnya. Setelah
meninggal, tampuk kepemimpinan pada Tumpuk Sani Sarunai
dilanjutkan oleh anaknya Datuo Telang Tuha Maharaja Wuluo
Kesai Lawie atau Amah Jarang.
Konon banyak orang mengatakan bahwa kuburan Nini
Punyut masih ada sampai sekarang pada sebuah pulau kecil
ditengah danau bernama Tamak Sapala di daerah Danau
Panggang, Marabahan Propinsi Kalimantan Selatan. Tamak
dalam bahasa Janyawai berarti kuburan, dan Sapala berarti
Kepala, jadi Tamak Sapala diartikan sebagai kuburan kepala
atau kuburan seorang pemimpin.
RANGKUMAN
- Pada Tumpuk Sani Sarunai, para masyarakatnya telah
banyak melakukan percobaan percobaan atau penelitian
tentang potensi alam sekitarnya untuk dapat menopang
kehidupan mereka sehari hari.
- Para warga Nansarunai juga telah bisa membuat tempat
perlindungan atau rumah yang dinamakan Balai Karunrung
Rahuo, Sarungayan Payung Uran atau berarti juga sebagai
tempat berlindung saat terik matahari yang menyengat dan
dari hujan.
- Karena semakin bertambah banyaknya jumlah para
penduduk, maka mereka bersama membentuk suatu
kelompok organisasi kekeluargaan yang disebut
Pangunraun Jatuh, Ngampet Malem Balah Riwuo.
- Nini punyut sebagai pemimpin Pangunraun Jatuh
kembali membuat aturan tentang tata kehidupan
-
46 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
tempat berlindung saat terik matahari yang menyengat dan
dari hujan.
- Karena semakin bertambah banyaknya jumlah para
penduduk, maka mereka bersama membentuk suatu
kelompok organisasi kekeluargaan yang disebut Pangunraun
Jatuh, Ngampet Malem Balah Riwuo.
- Nini punyut sebagai pemimpin Pangunraun Jatuh kembali
membuat aturan tentang tata kehidupan keluarga, seperti
hukum adat tentang pernikahan atau suami istri, kematian,
dll.
- Nini Punyut meninggal dunia, dan digantikan oleh anaknya
Datuo Telang Tuha Maharaja Wuluo Kesai Lawie atau Amah
Jarang.
- Konon Nini Punyut di makamkan pada sebuah pulau kecil
ditengah danau bernama Tamak Sapala di daerah Danau
Panggang, Marabahan Propinsi Kalimantan Selatan.
- Dalam bahasa Janyawai, Tamak berarti kuburan dan Sapala
berarti kepala, jadi Tamak Sapala bisa diartikan sebagai
kuburan kepala atau kuburan seorang pemimpin.
-
47 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
BAB V ANTARA NEGERI NANSARUNAI DAN
KERAJAAN MAJAPAHIT
KERAJAAN MAJAPAHIT
Kerajaan Majapahit terletak di lembah sungai Brantas
di sebelah tenggara kota Majakerta di daerah Tarik, sebuah
kota kecil pada persimpangan Kali Mas dan Kali Porong.
Pada akhir tahun 1292, tempat itu masih merupakan
hutan belantara yang penuh dengan pohon pohon maja
seperti kebanyakan tempat tempat lainnya dilembah sungai
Brantas. berkat Adipati Wiraraja dari Sumenep, hutan itu
berhasil ditebangi untuk dijadikan ladang. Pada saat orang
datang di tanah Tarik untuk menebang hutan dan ilalang
mereka menemukan banyak buah buahan di sekitarnya.
karena merasa lapar, segeralah buah itu dipetik lalu dimakan,
ternyata rasanya sangat pahit sekali. Bagi mereka yang tidak
suka langsung memuntahkannya, sedangkan mereka yang
terlanjur memakannya akan menjadi mabuk. Nama buah itu
adalah buah Maja. Karena banyaknya pohon dan buah Maja
yang begitu pahit tumbuh pada daerah hutan Tarik yang
-
48 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
sedang dibuka itu, maka dari itulah asal muasal nama
Majapahit dibuat.
SUMPAH PALAPA PATIH GAJAH MADA
Raden Wijaya adalah Raja pertama yang memerintah
di kerajaan Majapahit yaitu sekitar tahun 1293 1309 Masehi.
Setelah wafat digantikan oleh putranya bernama Kala Gemet
dan diberi gelar Sri Jayanegara (Raja Jayanegara) dari tahun
1309 1328. Pada masa itulah Gajah Mada telah diangkat
menjadi Patih di Kahuripan dan Kediri ( 1319-1330 M) sebagai
penghargaan atas jasanya kepada raja, yang sebelumnya
adalah pemimpin pasukan Bhayangkara (pengawal pribadi
raja).
Setelah Raja Jayanegara meninggal, tahta Kerajaan
Majapahit diserahkan kepada Gayatri, yaitu putri Raja
Kertanegara yang masih hidup. Namun karena ia sudah
menjadi seorang pertapa, maka tahta kerajaan diserahkan
kepada putrinya yang bernama Tribhuwanatunggadewi ( 1328
1350 M ). Pada masa itu juga, karena jasa dan
kecakapannya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih
Amungkubhumi (Perdana Menteri) Majapahit menggantikan
Arya Tadah. Saat upacara pelantikan, Gajah Mada
-
49 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
mengucapkan sumpahnya yang terkenal dengan nama
Sumpah Palapa (Tan Amukti Palapa), yang berbunyi sebagai
berikut :
Lamun kumus kalah Nusantara isnu Amukti Palapa,
lamun kalah Ring Gurun, Ring Seran, Tanjung Pura, Ring
Haru, Ring Pahang, Dompo, Ring Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, Sumana isun Amukti Palapa .
Artinya :
Aku baru akan berhenti berpuasa makan Palapa,
jika seluruh Nusantara tunduk dibawah kekuasaan Kerajaan,
jika Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali,
Sunda, Palembang dan Tumasik dapat dikalahkan.
Sejak saat itu, Gajah Mada menjadi pejabat
pemerintahan tertinggi sesudah raja. Ia mempunyai
wewenang untuk menetapkan politik pemerintahan
Majapahit.
Pada tahun 1350 1389, Tribhuwanatunggadewi
menyerahkan tahta kerajaan kepada putra mahkotanya yaitu
Raja Hayam Wuruk. Kebijakan kebijakan politik Hayam
Wuruk banyak memiliki kesamaan dengan politik Gajah Mada
-
50 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
yang mempunyai pandangan luas, yaitu mencita - citakan
persatuan Nusantara dibawah Panji Kerajaan Majapahit. Maka
karena itu, masa puncak kejayaan kerajaan terjadi pada masa
pemerintahan Raja Hayam wuruk bersama Gajah Mada yang
telah mampu menguasai kerajaan kerajaan Nusantara
bahkan hingga ke luar negeri.
LAKSAMANA NALA
Banyak cara dan strategi yang dijalankan oleh Gajah
Mada, salah satunya dengan membangun pertahanan
angkatan laut yang kuat. Ia sangat memahami betul keadaan
bumi nusantara ini yang merupakan Negara kepualauan dan
dikelilingi oleh lautan yang luas. Sebagai Panglima Perang
Armada Lautnya, Gajah Mada mengangkat Laksamana Nala
atau Pudayar dan Panglima Demang Wiraja atau Anringau.
Laksamana Nala adalah seorang Panglima Perang
Armada Laut Majapahit yang paling di banggakan oleh Gajah
Mada. Dalam waktu singkat, setelah diucapkannya Sumpah
Palapa Oleh Gajah Mada, telah banyakn kerajaan kerajaan
yang sudah menjadi wilayah kekuasaan Majapahit. Armada
pasukannya yang berjumlah kurang lebih 40 ribu orang telah
-
51 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
menjadi sesuatu kekuatan yang tidak tertandingi di Asia
Tenggara ketika itu di masa kejayaannya.
Kekuatan armada laut Majapahit sejak jaman Gajah
Mada terletak pada pucuk pimpinan yang dipegang oleh
Laksamana Nala sebagai Panglima Tertingginya. Yang
membuat dia terkenal sebagai Panglima yang terkuat di
lautan adalah karena telah ditemukan olehnya sejenis pohon
raksasa yang sangat besar untuk digunakannya membangun
kapal kapal perang Majapahit. Pada kapal perangnya, Gajah
Mada telah memasang senjata senjata yang canggih pada
jaman itu, seperti meriam jawa.
Dengan kekuatan armada laut yang dahsyat itu,
Majapahit telah mampu menguasai kerajaan kerajaan
seperti Kerajaan Pasai, Langkasuka, Kelantan, Kedah,
Selangor, Tumasik (Singapura), Bali, dan wilayah timur
nusantara.
Salah satu tugas mereka berikutnya, adalah menguasai
wilayah kerajaan masyarakat adat di pedalaman Borneo yang
telah terdengar kemahsyuran dan kemakmurannya oleh
Majapahit. Yaitu NANSARUNAI. Maka dengan pasukan yang
kuat dan berjumlah banyak, atas restu Patih Gajah Mada,
-
52 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Laksamana Nala (Pudayar) dan Panglima Anringau memulai
penyerangannya untuk menguasai Nansarunai.
KEMAKMURAN NEGERI NANSARUNAI
Setelah meninggalnya Etuh atau Nini Punyut,
kepemimpinan organisasi kelompok kekeluargaan
Pangunraun Jatuh, dilanjutkan oleh putranya, yaitu Datuo
Telang Tuha Maharaja Wuluo Kesai Lawie atau Amah Jarang,
atau juga dikenal dengan gelar Raden Anyan.
Amah Jarang telah banyak belajar dan diajarkan oleh
ibunya dalam memahami serta mentaati segala jenis tata
aturan tradisi hukum adat yang telah membudaya di tengah
kehidupan warga Pangunraun Jatuh. Hal ini sengaja Nini
Punyut lakukan, karena ia merasa bahwa warganya
membutuhkan seorang pemimpin yang bisa membimbing
mereka ke kehidupan yang lebih baik. Seorang pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang mengerti, paham dan benar
benar mampu menjalankan segala jenis peraturan hukum
adat yang ada. Dan seorang pemimpin yang baik juga harus
mampu mengutamakan kepentingan kelompoknya lebih dulu
dibandingkan kepentingan dan kesenangannya pribadi. Maka
-
53 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
itulah sebabnya sejak kecil hingga besarnya, Amah Jarang
tidak pernah bisa jauh dari ibunya.
Para warga Pangunraun Jatuh di Tumpuk Sani
Sarunai,Gumi Ngamang Talam atau Nansarunai melalui masa
duka yang panjang. Kesedihan karena kehilangan seorang
sosok pemimpin yang baik membuat mereka tidak bisa begitu
mudah untuk lepas dari rasa duka yang dalam. Namun berkat
ketegaran dan ketabahan Amah Jarang yang bijaksana, dia
selalu mencoba memberikan semangat kepada para warga
untuk kembali bangkit dari kedukaan dan tidak larut dalam
kesedihan yang panjang. Amah Jarang mengajak para
warganya untuk membangun kehidupan berdasarkan hukum
adat dan peraturan yang telah diwariskan oleh Nini Punyut
kepada mereka.
Bertahun tahun dilalui, keadaan masyarakat di
Nansarunai semakin bertambah baik. Kemakmuran,
kesejahteraan dan kedamaian telah tercapai. Suka cita
bahagia, canda tawa, dan rasa syukur menghiasi kehidupan
mereka sehari hari. Mereka lalu membangun Balai, Parung
(mahligai), Panungkulan, Pantar, Panti Jagad, Balai Adat,
Manguntur, dan lain sebagainya. Karena begitu makmurnya
-
54 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Nansarunai sehingga tersebarlah kemahsyurannya keseluruh
suku bangsa lainnya, tanpa kecuali Kerajaan Majapahit.
Dalam organisasi masyarakat yang bisa disebut
dengan kelompok masyarakat adat nya Pangunraun Jatuh,
Nansarunai memiliki pengurus yang khusus mengurus segala
hal tentang kesenian, seperti musik dan tari. Hal ini di lakukan,
karena memang warga masyarakatnya sangat senang dan
gemar sekali bermain musik dan bernyanyi serta menari. Hal
ini sesuai dengan nama Negeri Nansarunai yang berarti gemar
bermusik dan bernyanyi, senang dengan suka cita, selalu
bahagia, penuh canda tawa,dsb.
Bangsa Nansarunai ini sangatlah makmur. Begitu
banyak juga pedagang pedagang yang datang ke tempat
mereka untuk berdagang sekaligus melihat kemakmuran dan
menikmati kegembiraan bangsa ini yang penuh dengan suka
cita setiap harinya. Mereka datang dari Sumatera, Sulawesi,
jawa , cina dan bahkan Madagaskar. Barang dagangan yang
dijual ke luar pulau seperti damar, madu lebah hutan, rempah
rempah, dan lainnya. Walaupun begitu banyak para
pendatang yang datang ketempat mereka, hukum adat dan
aturan masih tetap mereka pertahankan, namun merekapun
sangat terbuka terhadap para pendatang.
-
55 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
PENYAMARAN PUDAYAR
Karena begitu mahsyurnya berita yang terdengar oleh
Kerajaan Majapahit tentang kemakmuran Nansarunai dari
para pedagang pedagang yang juga berlabuh di Jawa, maka
penasaran lah Laksamana Nala. Begitu besar keinginaannya
untuk tahu dan melihat langsung,maka dia mencoba datang
ke Nansarunai dengan pura pura menyamar sebagai
nahkoda kapal dagang, dan mengganti namanya dengan nama
Pudayar.
Disaat sampai di Bumi Nansarunai, langsung Pudayar
disambut dengan baik oleh para warga setempat. Segala jenis
makanan telah disiapkan untuk disantap oleh siapa saja yang
mau. Karena sudah menjadi adat dan aturan agar jangan
sampai membuat tamu kelaparan di tempat mereka. Setelah
menyantap makanan yang telah disediakan, Pudayar
menyempatkan diri berjalan jalan mengitari kota tersebut.
Sungguh terpanalah dia melihat keadaan pemukiman
penduduk yang begitu indahnya. Dia melihat rumah besar,
tinggi dan panjang dengan tiang tiang nya yang terlihat
seperti sebuah besi padat hitam yang tegak kokoh menopang
beban diatasnya. Ketinggiannya mencapai 3 hingga 4 hasta,
-
56 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
dari jauhpun dia masih mendongak keatas untuk melihatnya.
sungguh, istana yang sangat indah ! ucapnya dalam hati.
Disepanjang jalan dia melihat anak anak kecil
berlarian dan bermain penuh dengan canda tawa suka cita.
Orang orang tua, muda, pendatang, pedagang terlihat
penuh dengan senyuman dan gelak tawa yang mendamaikan
hati. Tidak ada kemarahan, tidak ada kebencian, permusuhan
ataupun caci maki. Semua terlihat seakan menawarkan
persahabatan dan kasih yang sangat tulus.
Begitu asyiknya Pudayar menikmati suasana yang
indah itu, tiba tiba ada suara lembut dan santun dari
seorang laki - laki dari arah belakangnya, sugeng dalu!.
Berbaliklah Pudayar kebelakang menghadap ke laki laki tadi
yang terlihat merapatkan tangannya tepat di depan dadanya
sambil tersenyum tulus dan menundukan kepalanya. Merasa
bahwa telah diucapkan salam, maka Pudayar pun langsung
membalas sama dengan seperti yang dia lakukan sugeng
dalu !.
Tuan baru pertama kali datang kemari ? Tanya
lelaki itu.
-
57 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
oh iya, saya baru pertama kali datang kemari dan
mencoba melihat lihat keadaan kota ini yang ternyata
sangat indah dan ramah sekali jawab Pudayar.
nama saya Pudayar, saya nahkoda kapal dagang
dari Jawa yang mencoba untuk berdagang disini lanjut
Pudayar.
Sambil tersenyum laki laki itu juga memperkenalkan
namanya nama saya Datuo Telang Tuha Maharaja Wuluo
Kesai Lawie. Atau bisa juga dipanggil dengan panggilan Amah
Jarang.
Apakah anda berasal dari kota ini ? dan ternyata
anda bisa berbahasa Jawa Tanya Pudayar.
iya, saya asli dari negeri ini, tuan. Semenjak
banyaknya para pedagang dan tamu tamu yang datang
kemari dari berbagai tempat, sehingga membuat saya tertarik
untuk mempelajari bahasa mereka termasuk bahasa jawa.
Walaupun tidak begitu lancar, tapi paling tidak saya berharap
masih bisa digunakan untuk mengajak tuan melihat lihat
kehidupan kami lebih dekat lagi.
-
58 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
Mari tuan, kita melihat kedalam pondok sederhana
saya dan beristirahat disana . Sembari mempersilahkan
Pudayar dengan tangannya.
Inilah saat yang ditunggu tunggu oleh Laksamana
Nala untuk membuktikan atas apa yang telah didengarkannya
dari orang orang tentang kemegahan Nansarunai ini.
Semakin dekat terlihat semakin besarlah bangunan
itu. Tiang tiang tingginya yang besar dan begitu banyak
tersusun rapi terus membuat Pudayar merasa kagum.
silahkan masuk sambut Amah Jarang.
Sebenarnya dari tadi Pudayar mendengar sayup-
sayup suara alat musik dan nyanyian, namun setelah masuk
kedalam rumah besar tersebut, tidak sempat bertanya
ternyata dia telah sadar bahwa asal suara musik dan nyanyian
itu ternyata berasal dari dalam apakah kalian sedang
mengadakan pesta atau ritual adat ? Tanya Pudayar.
tidak, kami hanya bersuka cita. Setiap harinya kami
selalu melakukan hal ini. Bermain musik, bernyanyi dan
menari. Karena kami percaya dalam sukacita akan ada
-
59 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
kedamaian dan kemamuran yang selalu hadir ditengah
tengah kami terang Amah Jarang.
Lalu Pudayar di ajak masuk kedalam ruangan tempat
berkumpulnya para Pangunraun Jatuh saat bermusyawarah.
Sungguh terkagum kagumlah Pudayar melihat apa yang ada
di dalamnya. Ternyata apa yang orang katakan adalah benar.
Begitu banyak barang barang yang terbuat dari emas murni
serta batu batuan alam yang warna - warni mengeluarkan
kilatan cahaya indah. Yang sangat di kagumi Laksamana Nala
ialah Sokoguru balai adat yang besar dan juga terbuat
seluruhnya dari emas murni serta diatasnya memiliki motif
ukiran patung manusia.
sangat indah sekali Tuan puji Pudayar. dari apa
yang kalian miliki ini, segala kemewahan dan kemakmuran,
dimanakah para penjaga dan para prajurit yang menjaga
Negeri ini dari musuh atau serangan orang orang yang ingin
menguasai Nansarunai ini Tuan ? Tanya Pudayar.
Amah Jarang menjawab tidak ada kekuatiran dalam
kedamaian. Kami tidak memiliki musuh ataupun keinginan
untuk memusuhi bangsa lain. Kami tidak suka kekerasan dan
kejahatan. Ada hukum adat yang menjaga kami disini. Tidak
-
60 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
ada yang perlu ditakuti. Keamanan adalah milik bersama,
maka karena itu juga harus dijaga oleh bersama.
Beruntungnya selama Negeri Nansarunai ini terbuka bagi
para pendatang, sampai saat ini tidak ada sekalipun hal hal
buruk yang mengancam kedamaian dan sukacita di negeri ini
tuan.
Siapakah Raja Tuan di negeri ini ? Lanjut Pudayar
Kami tidak memiliki raja, kami disini semuaya sama,
yaitu satu derajad seperti manusia lainnya. Namun kami
memiliki suatu kelompok masyarakat adat yang bertugas
mengatur segala hal yang berkaitan dengan hukum adat,
kesenian dan kehidupan, bernama Pangunraun Jatuh. Kita
mengajak, bukan memerintah, karena mengerjakannya
secara bersama sama.
kami juga memiliki orang yang dipercayakan oleh
semua warga untuk memimpin mereka. Orang orang disini
karena sedikit terpengaruh oleh kebudayaan lain menyebut
pemimpin itu adalah Raden Anyan. Dan dia adalah saya
sendiri Tuan. Jawab Amah Jarang dengan rendah hati.
Mendengar hal itu terkejutlah Pudayar, karena orang
yang sejak tadi bersamanya ternyata seorang pemimpin dari
-
61 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
negeri tersebut. Dengan rasa sungkan Pudayar memohon
maaf kepada Raden Anyan, namun sebaliknya, Raden Anyan
malah meminta Pudayar untuk jangan terlalu berlebihan,
karena mereka sama saja seperti masyarakat lainnya.
Merasa sudah cukup mendapatkan informasi, maka
Pudayar mohon diri untuk pergi dan kembali ke kapal
dagangnya. Dengan penu keheranan atas apa yang
disampaikan oleh Amah Jarang karena kebudayaannya sangat
jauh sekali perbedaannya dibandingkan kebudayaan dari
tempat dia berasal, namun disamping itu dia juga merasa
senang, karena segala kemakmuran yang ada disini ternyata
tidaklah memiliki sedikitpun penjaga, sehingga memudahkan
dia untuk menguasainya suatu saat nanti.
Setelah beberapa lama Pudayar berada di Bumi
Nansarunai, maka saatnya lah dia kembali ke Kerajaan
Majapahit dan melaporkan apa yang telah dilihatnya kepada
Patih Gajah Mada yang pada saat itu Kerajaan Majapahit
sedang mempersiapkan penobatan tahta kerajaan kepada raja
baru yaitu Raja Hayam Wuruk.
-
62 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
PENYAMARAN KEDUA OLEH ANRINGAU
Semenjak Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa
nya, dia bersama Laksamana Nala telah banyak berhasil
menaklukkan kerajaan kerajaan di Nusantara. Kekuatan
armada laut serta persenjataan yang hebat membuat mereka
menjadi pasukan penguasa yang paling disegani pada saat itu.
Nansarunai adalah Negeri yang makmur. Hal itu telah
dibuktikan oleh Laksamana Nala setelah kedatangannya ke
tanah Kalimantan dengan berpura- pura menjadi seorang
nahkoda kapal dagang. Keinginannya untuk merebut
kekuasaan Nansarunai seakan lebih besar dari keinginan
Gajah Mada. Lalu muncullah niat untuk menyerang
Nansarunai dengan armada perangnya. Akan tetapi tertunda
karena terjadinya Peristiwa Bubat antara Gajah Mada dan
Laskar Pajajaran yang mengakibatkan terbunuhnya Sri Baduga
beserta Putri Dyah Pitaloka yang bunuh diri karena melihat
tewasnya ayahnya ditangan Gajah Mada.
Karena persitiwa itu, Laksamana Nala mengurungkan
niat nya untuk menyerang negeri Nansarunai. Tapi dengan
segala pertimbangan, maka diperintahkannya lah seorang
Panglima perangnya yaitu Demang Wiraja dengan memakai
-
63 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
nama samaran sebagai pedagang, yaitu Anringau, serta
beberapa prajurit dari suku Kalang. Laksamana Nala
memerintahkan panglimanya untuk memantau dan mencari
kelemahan dari Raden Anyan yang penuh dengan kharisma
dan negeri Nansarunai yang begitu makmur itu.
Lalu berangkatlah Panglima Perang Demang Wiraja
menyamar dengan nama Anringau beserta pasukannya dari
Suku Kalang ke Negeri Nansarunai menggunakan kapal
dagang. Sesampainya disana tidak jauh berbeda dari
pelayanan yang telah diberikan oleh Raja Anyan kepada
Pudayar atau Laksamana Nala pada saat kedatangannya dulu.
Dan hal itu dilaporkan kembali oleh Anringau kepada
Laksamana Nala sekembalinya ke Majapahit.
Merasa perjalanan panglimanya masih tidak
membuahkan hasil, karena begitu sulitnya mencari
kelemahan dari Negeri Nansarunai, yang terlihat biasa tanpa
pertahanan dari luar, tapi masih misteri dari apa yang
tersimpan didalamnya. Karena menurut Laksamana Nala,
tidak mungkin negeri semakmur itu berdiri tanpa ada satupun
kekuatan yang kuat untuk mempertahankan kemakmurannya
dari ancaman musuh.
-
64 Maanyan Berkisah
Kisah Sejarah Warisan Budaya Suku Dayak Maanyan
KEMBALINYA PUDAYAR BERSAMA SAMONIN BATU
Setelah berbagai macam strategi dipikirkan untuk
mendapatkan kelemahan Negeri Nansarunai, maka
Laksamana Nala memutuskan untuk kembali lagi ke Negeri
Sarunai di Bumi Borneo untuk yang kedua kalinya dengan
nama dan penyamaran yang sama. Akan tetapi kali ini dia
akan membawa istrinya yang cantik dan berpribadi menarik,
yaitu Damayanti dengan menggunakan nama samaran
Samonin Batu.
Pada saat mereka tiba di Nansarunai, seperti biasa
penyambutan yang ramah dan baik mereka terima. Begitu
senangnya Samonin Batu berada ditempat tersebut, karena
tidak pernah ia merasakan kedamaian yang begitu indahnya
untuk dinikmati dibandingkan di negerinya yang penuh
dengan konflik dan peperangan. Melihat hal tersebut,
muncullah ide dari sang Tuan Pudayar, dia berpikiran bahwa
untuk dapat mengetahui titik kelemahan mereka, maka perlu
waktu yang lama dan harus bisa membaur dengan mereka
para masyarakat di negeri Nansarunai ini. Agar