berkisah sebagai teknik dakwah studi pada...
TRANSCRIPT
BERKISAH SEBAGAI TEKNIK DAKWAH
STUDI PADA PERSAUDARAAN PENCERITA MUSLIM
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh :
Anindiah Hanjaningtyas
NIM.1140510000179
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
i
ABSTRAK
ANINDIAH HANJANINGTYAS
BERKISAH SEBAGAI TEKNIK DAKWAH STUDI PADA
(PERSAUDARAAN PENCERITA MUSLIM INDONESIA)
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan
oleh seseorang da’i kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan
atas dasar hikmah dan kasih sayang. Dalam setiap penerapan
metode, dibutuhkan teknik, yaitu cara untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Sedangkan kisah berasal dari kata bahasa Arab
Al-Qashahu atau Al-Qishshatu yang berarti cerita.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun
pertanyaan mayornya adalah Bagaimana penerapan kisah sebagai
teknik dakwah di Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia?,
Kisah apa yang diterapkan Persaudaraan Pencerita Muslim
Indonesia dalam berdakwah?, Apa signifikansi penerapan
berkisah sebagai teknik dakwah yang dilakukan Persaudaraan
Pencerita Muslim Indonesia?
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
kualitatif, dan teknik yang pengumpulan data yang digunakan
adalah deskriptif analitik yaitu dengan wawanara, observasi dan
dokumentasi. Penulis menggambarkan teknik dakwah yang
diterapkan oleh Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia.
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia dalam
dakwahnya menggunakan metode ceramah dan teknik dakwah
yang digunakan adalah melalui bercerita tentang kisah-kisah yang
bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadits). Metode serta
teknik yang digunakan sangatlah baik dan efektif. Dapat
menghilangkan rasa jenuh para mad’u dalam mendengarkan
sebuah ceramah yang dikemas dalam bentuk kisah.
Kata Kunci : Teknik, Dakwah, Metode, Al-Qur’an, As-Sunnah
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahirahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi
dengan judul : BERKISAH SEBAGAI TEKNIK DAKWAH
STUDI PADA (PERSAUDARAAN PENCERITA MUSLIM
INDONESIA). Untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) strata satu pada Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada Ayahanda tercinta Djohan Arifman dan Ibunda yang
kusayangi Fatmawati yang telah mencurahkan segenap cinta dan
kasih sayang serta perhatian moril maupun materil. Semoga Allah
SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan
Keberkahan di dunia dan di Akhirat atas budi baik yang telah
diberikan kepada penulis.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak,sehingga pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghanturkan
iii
terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga
selesai, terutama kepada :
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2. Bapak Drs. Masran, MA dan Ibu Fita Fathurokhmah,
M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam.
3. Bapak Zakaria, MA sebagai dosen pembimbing yang
bersedia memberi masukan dan nasihat yang bermanfaat
serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.
4. Segenap bapak/ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, terima kasih telah mengajari penulis dalam
memberikan ilmunya, mohon maaf bila dalam proses
perkuliahan ada sikap penulis yang kurang berkenan di
hati bapak/ibu, penulis harapkan doa dari bapak/ibu,
semoga ilmu yang diberikan menuai keberkahan.
5. Kak Nia Husnia Ketua III (Bidang Produksi, Usaha Dana,
Sosial dan Kemuslimahan) Persaudaraan Pencerita
Muslim Indonesia, beserta suami Kak Imam, dan Bapak
Misar Abdurahman serta selaku orang tua anak-anak dari
Sanggar Pondok Cerita Ibu Retnaningsih yang bersedia
meluangkan waktunya untuk diwawancarai dan
memberikan data data yang dibutuhkan oleh penulis.
iv
6. Adik-adik ku Novarian Wahyu Akbari dan Sefina Muthia
Khairunisa yang selalu memberi semangat serta motivasi
untuk bisa selalu mengingatkan agar segera cepat
mengerjakan skripsi ini dan menyelesaikannya.
7. Alvathea Maya Riza dan Ferra Nur Shabrina saudara
sepupu penulis yang ikut serta dalam membantu proses
pengerjaan skripsi ini, mengantar saat menemui para
Narasumber untuk di wawancarai.
8. Ahmad Syaifullah yang selalu mengingatkan agar tidak
selalu malas dan selalu memberikan semangat dalam
proses pengerjaan skripsi ini. Semoga segera menyusul,
Amin.
9. Ana Dewi Sofyani, teman terdekat saat KKN yang selalu
memberikan motivasi dan selalu memberikan semangat
serta teman curhat yang tidak pernah bosan dalam
mendengarkan segala keluh kesah.
10. Nurul Aina Shabrina, teman sekaligus adik kosan yang
selalu memberikan nasihat-nasihat yang membangun
ketika penulis ketika sedang galau.
11. Teman-teman dekat di KPI, Cut Failla, Ulfa Wahyu
Listiorini, Riska Yanurini, Anis Fitriani, Chendy Wiji
Rahayu, Zahra Tsabita, Anifai Maranti, Devi Ayu
Rizkana, yang selalu mensuport sampai akhir proses
pengerjaan skripsi dan meluangkan waktu datang ketika
sidang. Safira Firstiani, Inne Pujianti, Siti Muna Nafisah,
Dini Islami, Farhaniah Kusnadi, yang dengan setia
memberikan info untuk menyiapkan berkas saat
v
mendaftar sidang, serta tidak bosan nya mendengarkan
keluhan menjawab pertanyaan tentang sistematika
penulisan yang harus dipakai saat mengerjakan skripsi.
Terimakasih kawan semoga kita sukses, terimakasih atas
empat tahun yang sudah kita lalui bersama, baik dalam
keadaan suka maupun duka.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis
miliki dalam menyajikan skripsi ini, mudah-mudahan dapat
memberikan nilai manfaat khususnya bagi penulis maupun bagi
pembaca sekalian, sehingga apa yang penulis lakukan ini dapat
menjadi suatu amalan kebaikan dalam bidang dakwah di Kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun sebagai amalan di sisi
Allah SWT. Amin
Jakarta, 3 Oktober 2018
Anindiah Hanjaningtyas
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................... 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 17
D. Metodologi Penelitian ..................................................... 16
E. Tinjauan Pustaka ............................................................. 19
F. Sistematika Penulisan ..................................................... 20
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah ................................................... 22
B. Metode dan Teknik Dakwah ........................................... 27
1. Pengertian Metode .................................................... 27
2. Pengertian Teknik Dakwah ....................................... 37
C. Kisah
1. Pengertian Kisah ....................................................... 42
2. Karakteristik Kisah-kisah dalam Al-Qur’an ............. 45
3. Macam-Macam Kisah dalam Al-Qur’an ................... 46
4. Tujuan Kisah dalam Al-Qur’an ................................. 47
5. Macam-Macam Kisah dalam As-Sunnah.................. 51
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Persaudaraan Pencerita Muslim ......................... 54
B. Profil Persaudaraan Pencerita Muslim ............................ 57
C. Profil Pendiri ................................................................... 61
1. Muljadi Julianto ........................................................ 61
2. N.H Bambang Bimo Suryono ................................... 62
3. Wuntat Wawan Sembodo .......................................... 63
D. Struktur Organisasi ......................................................... 64
BAB IV TEMUAN & ANALISIS DATA
A. Penerapan Berkisah Sebagai Teknik Dakwah................. 66
1. Bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah ............... 68
2. Berkisah serta belajar Al-Qur’an .............................. 74
3. Memperluas Penerima Kisah .................................... 75
4. Berkisah hingga ke tempat pelosok........................... 78
5. Melibatkan Mahasiswa dalam Berkisah ................... 81
B. Signifikansi Berkisah Sebagai Teknik Dakwah .............. 82
C. Kisah yang Diterapkan Persaudaraan Pencerita Muslim
Indonesia ......................................................................... 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................... 94
B. Saran .......................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 97
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mendengar kata kisah atau cerita, maka yang ada
dalam benak kita adalah kemenarikan, kesan yang
mendalam. Memang kisah itu menarik, begitu kata orang.
Tidak hanya anak-anak saja, orang dewasa hingga nenek
maupun kakek akan senang mendengarkannya. Bahkan
obrolan tanpa cerita, rasanya ada sesuatu yang hilang.
Apalagi bertemu dengan teman lama, hampir semua
obrolannya semua tentang kisah.1
Bagi seorang ustadz atau juru dakwah, sebuah
ceramah jika tidak disisipi unsur cerita, jamaah yang akan
mendengarkan akan mudah jenuh dan mengantuk. Sejarah
membuktikan, Islam dikenalkan di tanah Jawa oleh para
juru dakwah yang lebih dikenal dengan wali songo,
mereka juga menggunakan metode kisah agar para
1 Wuntat WS,dkk. Panduan Berkisah Juru Dakwah.
1
2
pendengar dakwah mereka bisa lebih tertarik akan
dakwah yang disampaikan oleh para wali tersebut.
Cerita ataupun kisah akan mudah tertancap pada
jiwa dan benak seseorang. Bahkan kita semua tahu kalau
cerita adalah salah satu cara untuk menarik perhatian anak
kecil. Umumnya orang memandang bahwa mendengar
cerita suatu hal yang tak membosankan. Sebaliknya
orang-orang pada umumnya merasa bosan untuk
mendengarkan ceramah. Karena untuk memahami metode
ini cukup sulit dibandingkan dengan metode bercerita.
Oleh karena itu metode cerita paling bermanfaat dan
memiliki banyak faedah.
Peristiwa dan cerita yang berkaitan dengan sebab-
akibat selalu menarik untuk disimak. Terutama jika cerita-
cerita itu memiliki pelajaran yang sangat berharga.
Keinginan kuat untuk mengetahui dan mendengarkan
suatu cerita adalah salah satu faktor terkuat
berpengaruhnya nilai-nilai positif cerita tersebut bagi
seseorang. Nasehat terkadang tidak bisa langsung meresap
ke dalam hati, tetapi jika esensi nasehat itu terbungkus
3
dalam kisah nyata maka tujuan dan isi nasehat akan lebih
mudah diterima.2
Akan tetapi, kesadaran akan pentingnya bercerita
kisah bagi anak yang masih rendah menjadi hambatan
tersendiri. Selain itu, orang dewasa yang mau dan mampu
menceritakan sebuah kisah masih sangat sedikit. Budaya
mendongeng dewasa ini terkalahkan oleh teknologi. Anak
lebih sering dibiarkan akrab dengan gawai,daripada
lingkungan sendiri.3
Masih minimnya juru dongeng dari kalangan
muslim membuat segolongan pemuda membentuk
komunitas Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia
(PPMI). Komunitas PPMI berawal di kota istimewa
Yogyakarta. Awalnya, dari sebuah sanggar bernama
sanggar Ardika. Yakni, sanggar yang menangani anak-
anak mengaji sambil bercerita. Kegiatan tersebut
berlangsung selama delapan tahun. Mereka berkeliling
2 Ali Fitriana “Metode Dakwah Al-Qur’an Melalui
Kisah”,(https://www.harakatuna.com/metode-dakwah-al-quran-melalui-kisah.html diakses pada 14 Mei 2018). 3 Renny Intan “Dongeng sebagai Metode Dakwah pada Anak”,
(http://immbskm.org/dongeng-sebagai-metode-dakwah-pada-anak/ diakses pada 15 April 2018).
4
dari satu masjid ke masjid lain. Karena banyak sekali
peminatnya. Akhirnya mereka kepikiran untuk
mengukuhkan menjadi sebuah komunitas.
Tepat Februari 2010, PPMI pun terbentuk.
Kelahiran PPMI tidak dapat dipungkiri dari keberadaan
Yayasan Pusat Dakwah dan Pendidikan Silaturrahmi
Pecinta Anak (SPA) Yogyakarta. PPMI dibentuk
berdasarkan dorongan dari sebuah kesadaran untuk
merealisasikan Islam yang rahmatan lil‟alamin, serta
kewajiban untuk meneruskan mata rantai perjuangan
dakwah dan tarbiyah Islam melalui kisah atau cerita
islami.4
PPMI sendiri memfokuskan pada kisah-kisah
islami dalam penyampaian materi mereka. Yang
membedakan PPMI dengan komunitas dongeng lain
antara lain seperti yang tercantum dalam visi dan misi
PPMI yakni bercerita atau berkisah dengan materi yang
Islami. Yakni yang berasal dari kisah qurani, sirah
4 https://komunita.id/2017/06/22/persaudaraan-pencerita-muslim-
indonesia-ppmi-berdakwah-melalui-cerita/ diakses pada tanggal 30 Juni 2018
5
nabawiyah, tarikh khulafa, sejarah para ulama serta cerita
fiksi Islami.
Di dalam Al-Qur‟an terdapat berbagai metode
untuk mengajak manusia ke jalan yang benar, antara lain
adalah dengan kisah atau cerita. Al-Qur‟an dan hadits
banyak memuat kisah kisah sejarah umat terdahulu yang
dapat dijadikan sebagai bahan yang dapat menjadikan
perbandingan untuk menjalankan aktivitas kita dalam
berdakwah.5
Dengan demikian kisah berasal dari sumber yang
jelas. Al-Qur‟an telah menamakan berita-berita umat
terdahulu yang disampaikan kepada kita dengan sebutan
kisah. Firman Allah :
Artinya : dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami
ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya
Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman. (Qs Huud :120).
5 Drs.H.Munzier Suparta,Ma.dkk.Metode
Dakwah,Jakarta:Kencana,2006.hal.291
6
Sastra yang memuat suatu kisah ini telah menjadi
disiplin seni yang khusus diantara seni-seni lainnya dalam
bahasa dan kesusasteraan. Tetapi “kisah-kisah nyata” Al-
Qur‟an telah membuktikan bahwa redaksi kearaban yang
dimuatnya secara jelas menggambarkan kisah-kisah yang
paling tinggi. Disamping itu sebagai suatu metode, kisah
juga memiliki daya tarik tersendiri, punya daya yang kuat
bagi jiwa serta dapat menggugah kesadaran manusia
kepada iman dan perbuatan yang sesuai dengan tuntunan
ajaran islam. Dan merupakan suatu keistimewaan kisah-
kisah yang terdapat dalam Al-Qur‟an, bahwa didalamnya
tidak terdapat unsur khayalan atau sesuatu yang tidak
pernah jadi, firman Allah :6
Artinya : dan Kami turunkan (Al Quran) itu
dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun
dengan (membawa) kebenaran. dan Kami tidak mengutus
6 Ira Puspita Jati “Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an dalam Perspektif Pendidikan”,
Vol. 8 No. 2 Agustus 2016, h.78
7
kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan.
Kekuatan metode kisah terletak pada
kesesuaiannya dengan fitrah manusia. Karena secara
psikologis manusia selalu membutuhkan sebuah model
atau gambaran ideal dalam hidupnya yang digambarkan
dalam bentuk tokoh pahlawan yang jadi contoh untuk
diikuti, maupun tokoh antagonis yang harus dijauhi sifat
dan karakternya. Dengan anugerah kemampuan berpikir
yang imajinatif dan kontemplatif, sebuah kisah shahih
yang disampaikan oleh penutur, dalam suasana yang tepat
akan memberikan kesan yang mendalam kedalam benak
pendengarnya, menghujam ke dalam qolbu dan
melahirkan sebuah kesadaran inilah yang disebut dengan
internalisasi nilai-nilai yang sebetulnya tujuan utama
pengajaran dan pendidikan Akhlaq/karakter.7
Demikian pula dengan adanya kisah-kisah dalam
Al-Qur‟an, tidak berarti bahwa Al-Qur‟an sama dengan
buku-buku sejarah yang diuraikan secara kronologis dan
7 Ari Prabowo, “Pentingnya Berkisah Al-Qur’an dan Sunnah bagi Anak Usia
Dini” Vol.2 Agustus 2017, h.24.
8
lengkap dengan analisanya, serta bukan sastra, meskipun
didalamnya diungkap dengan menggunakan bahasa yang
amat indah.
Metode kisah sangat banyak ditemukan dalam Al-
Qur‟an dan juga Hadits. Bahkan Bila kita memahami
hampir setiap hari, makna yang terkandung dalam Surat
Al Fatihah, di ucapkan minimal 17 kali, Tunjukilah kami
jalan yang lurus (6) , (yaitu) Jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat
(7). Dari ayat ini terdapat tokoh-tokoh orang-orang yang
di beri nikmat (Tokoh Baik) dan Orang yang dimurkai
dan sesat (Tokoh Buruk). Adanya Tokoh berarti ada kisah
yang mengikutinya, belajar dan mengambil pelajaran dari
Tokoh tersebut. Dan kisah-kisah terbaik, tentulah kisah-
kisah yang ditulis oleh pencipta manusia itu sendiri, Allah
SWT. Itulah kisah-kisah yang tertera dalam Al-Qur‟an
9
yang kebenarannya tidak sedikitpun menyisakan
keraguan.8
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata
yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan
demikian kita dapat artikan metode adalah cara atau jalan
yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber
yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa
Jerman methodica, artinya ajaran tentang metode. Dalam
bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya
jalan yang dalam bahasa Arab disebut thariq. Metode
berarti cara yang telah diatur dan melalui proses
pemikiran untuk mencapai suatu maksud.
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang
dilakukan oleh seorang da‟I (komunikator) kepada mad’u
untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih
sayang. Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan
dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human
8 Akun resmi PPMI https://www.ppmiberkisah.com/parenting/203-
pentingnya-berkisah-bagi-anak diakses pada tanggal 1 Juli 2018.
10
oriented menempatkan penghargaan yang mulia atas diri
manusia.9
Dengan demikian maka jelaslah bahwa metode
adalah merupakan suatu disiplin yang diciptakan manusia
untuk mencapai sasaran tertentu. Sangat erat
hubungannya metode dengan sistem,tidak boleh atau
hampir tidak boleh dipisahkan satu sama lain, dalam
pengertian lebih lanjut metode akan merupakan tata
pengaturan secara ilmiah dan menggunakan logika yang
teratur, selanjutnya dia merupakan teori teknik
menyelesaikan sesuatu yang dirancang manusia
menghasilkan nilai tinggi, yang motivasinya diambil dari
tingkah laku dan intelektual manusia sendiri.
Pengertian dakwah dari asal bahasanya yaitu
“panggilan”,bagi orang-orang tertentu saja. Misalnya saja,
pelakunya dibungkus status quo dengan sebutan da‟i atau
mubaligh yang sudah cukup umur atau sudah matang pola
fikirnya yang sering sekali masyarakat awam atau pada
umumnya menetapkannya pada maqam yaitu tingkatan
9 Drs.H.Munzier Suparta,Ma.dkk.Metode Dakwah,Jakarta:Kencana,2006.hal 7
11
tertinggi. Sebagai acuan dalam berfikir dan bertindak,
atau bahkan sampai ditingkat ma’sum artinya terlindung
dari dosa.10
Da‟wah sebagai pelayanan masyarakat ialah mata
rantai yang menghubungkan agama sebagai Wahyu Tuhan
SWT dengan masyarakat manusia,mahluk Tuhan yang
memerlukan petunjuk untuk kehidupannya. Di sinilah
da‟wah mempergunakan cara pendekatan manusiawi
pula,sebagai yang pernah dicontohkan oleh Nabi Besar
Muhammad saw. Metoda yang diberikan oleh Rasulullah
saw,.ialah percontohan secara langsung, yang dikenal
sebagai “uswatun hasanah”,tanpa banyak bicara atau
tulisan, maka diri Rasulullah saw merupakan contoh
terbaik ummat manusia.11
Tugas dakwah adalah menanamkan misi dan
norma sebagai ukuran tingkah laku ke dalam sasaran
dakwah atau manusia sebagai objek dakwah secara
keseluruhan,yang bersumber dari dasar agama secara
10
Andy Dermawan,Metodologi Ilmu Dakwah,(Yogyakarta: Lembaga Studi
Filsafat Islam,2002) Cet 1, hal. 56 11
Syafa‟at Habib,Buku Pedoman Da’wah,Jakarta: PT.Bumi Restu, 1982. hal
161
12
esensi atau mungkin dari filsafat dan tradisi budaya
tertentu yang sesuai kaidah fundamental suatu negara.12
Dalam perkembangan dakwah di era modern ini,
banyak cara yang dilakukan pendakwah dalam
menyampaikan syiar islamnya. Mulai dari memakai
jargon-jargon unik, berdakwah dengan musik, dan
berdakwah melalui social media. Beragam cara unik dan
kreatif dilakukan para pendakwah dalam menyerukan dan
membagikan ajaran islam yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal tersebut menjadi menarik,
yakni setiap orang dapat belajar memahami kandungan
Alquran dengan cara yang berbeda dan mudah dicerna.
Dengan pembahasan dan alasan yang telah di
uraikan di atas,seorang da‟I atau mubaligh dalam
menentukan strategi dakwahnya sangat memerlukan
pengetahuan dan kecakapan di bidang metodologi. Selain
itu bila pola berpikir kita berangkat dari pendekatan
sistem (system approach), di mana dakwah merupakan
suatu sistem dan metodologi merupakan salah satu
12
Drs.Samsul Munir Amin,M.A.,Ilmu Dakwah,Jakarta:Amzah,2009.hal 31
13
unsurnya atau komponennya, maka metodologi
mempunyai peranan dan kedudukan yang sejajar atau
sederajat dengan unsur-unsur lainnya seperti tujuan
dakwah,sasaran (masyarakat),subjek dakwah (da‟I atau
mubaligh) dan sebagainya. Karena hal itulah peneliti
tertarik untuk memberi gambaran, meneliti dan
mengangkat judul tentang “ Berkisah Sebagai Teknik
Dakwah (Studi pada Persaudaraan Pencerita Muslim
Indonesia)”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Pada saat melaksanakan penelitian diperlukan
keteraturan mengenai permasalahan yang dibahas, untuk
mempermudah pemahaman dalam penelitian sekaligus
agar fokus dalam ruang lingkup penelitian, maka
penelitian ini dibatasi pada teknik dakwah yang
digunakan oleh Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia
(PPMI).
Berdasarkan pernyataan di atas, penulis
merumuskan permasalahan yang berguna sebagai pijakan
14
penyusunan skripsi ini. Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan metode dakwah melalui teknik
berkisah pada Persaudaraan Pencerita Muslim
Indonesia ?
2. Kisah apa yang diterapkan Persaudaraan Pencerita
Muslim Indonesia dalam berdakwah?
3. Apa signifikansi penerapan berkisah sebagai metode
dakwah yang dilakukan Persaudaraan Pencerita
Muslim Indonesia?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka
tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan pada
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia, yaitu:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui penerapan metode dakwah dan
teknik Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia.
b. Untuk mengetahui kisah apa yang disampaikan
oleh Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia.
15
c. Untuk mengetahui signifikansi penerapan metode
dakwah melalui teknik dakwah kisah yang
dilakukan oleh Persaudaraan Pencerita Muslim
Indonesia
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat akademis, yakni hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan yang luas
mengenai metode-metode dakwah yang digunakan
oleh organisasi Persaudaraan Pencerita Muslim
Indonesia. Dan juga penelitian ini diharap dapat
member masukan untuk para da‟I agar bisa
menggunakan metode dakwah yangmenarik untuk
menyiarkan pesan-pesan islam supaya masyarakat
bisa lebih tertarik dalam mengikuti pesan-pesan
islam lewat dakwah yang disiarkan oleh para da‟i.
b. Manfaat praktis, hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan sebagai
pengetahuan terhadap metode dakwah
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia dalam
16
membawa kaum muslimin dapat mengambil
hikmah menurut ajaran islam, serta memberikan
kontribusi bagi para mubaligh dalam
mengembangkan dakwah islam.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu metode
untuk mengungkapkan masalah dengan cara
memaparkan atau menggambarkan apa adanya dari
penelitian.13
Dengan menggunakan pendekatan deskriptif ini,
data yang telah diperoleh dari penelitian baik
berbentuk lisan dan tulisan kemudian dipaparkan atau
digambarkan dalam sebuah tulisan ilmiah.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan
setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
13
Winarno S, Pengantar Penelitian Imiah Dasar, Metode dan Tekhnik (Bandung: Tarsito,1989)h.138
17
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian dilihat.14
Dalam penelitian ini penulis mengamati
langsung obyek yang diteliti,penulis
melakukan observasi kepada organisasi
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia dari
bulan Juli sampai Agustus 2018.
b. Wawancara
Wawancara adalah „percakapan dengan
maksud tertentu, berbentuk Tanya jawab lisan
antara dua orang atau lebih secara langsung.
Pewawancara disebut interview yaitu yang
mengajukan pertanyaan, sedangkan orang
yang diwawancarai disebut interview yang
memberi jawaban atas pertanyaan itu.15
Dalam hal ini penulis akan mewawancarai
ketua PPMI Kak Nia Husnia dan Kak Imam,
14
Dr. Dewi Sadiah, S.Ag,. M.Pd,Metodologi Penelitian Dakwah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2015), h. 154 15
Lexy j.Moleong,,Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007), cet ke-33 edisi revisi h. 186
18
orangtua anak-anak yang mengikuti kegiatan
berkisah di dalam PPMI, serta Praktisi
Dakwah.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah studi dokumen berupa
data yang mengandung keterangan dan
penjelasan serta pemikiran tentang fenomena
yang aktual.16
Data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen pada PPMI, gambar yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti
sehingga berguna untuk kelengkapan data.
3. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Sanggar Pondok Cerita
Indonesia, Sekretariat PPMI Tangerang, Banten pada
bulan Juli-Agustus 2018. Alamat Sanggar Pondok
Cerita, Sekretariat PPMI Tangerang, Banten di Jl. Kh.
Musthofa Rt.02.07 No 07 Kelurahan Poris Jaya
Kecamatan Batu Ceper Kota Tangerang-Banten Kode
Pos 15122.
16
Nurul Hidayati, Metode Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualitatif,(Jakarta: UIN Jakarta Press,2006), h. 63
19
4. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah
organisasi Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia
(PPMI), dan yang menjadi objek adalah metode-
metode yang diterapkan dalam aktivitas dakwah
organisasi Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia.
E. Tinjauan Pustaka
Pada tinjauan pustaka ini, penulis mencoba
menjelaskan tentang perbedaan skripsi yang hendak
penulis teliti, dengan skripsi yang terdahulu yang
memiliki judul :
1. “Metode Dakwah Kak Bimo (Studi Dongeng dalam
Dakwah). Penelitian ini dilakukan oleh Puji
Kurniawan, mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam UIN Sunan Kalijaga tahun 2012. Pada
penelitian ini membahas metode dakwah kak bimo
studi dongeng dalam dakwah. Perbedaan dengan
penulis terletak pada subjek dakwah yaitu PPMI
20
sedangkan persamaan dari penelitian ini memiliki
pembahasan yang sama mengenai metode dakwah.
2. “Strategi Dakwah Ustadzah Lulu Susanti melalui
Dongeng”. Penelitian ini dilakukan oleh Sholahul
Imani El-Azmi, mahasiswa jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam tahun 2016 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penelitian ini membahas tentang strategi
dakwah ustadzah lulu susanti melalui dongeng.
Perbedaan dengan penulis terletak pada objek
penelitian , peneliti meneliti metode dakwah melalui
kisah.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyusun
sistematikanya menjadi lima bab dengan rincian sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah,batasan dan rumusan
masalah,tujuan dan manfaat penelitian,metode
penelitian,tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
21
BAB II : KERANGKA TEORI
Dalam bab ini menggunakan teori tentang definisi
kisah, macam-macam kisah dan tujuan dari kisah.
Kemudian dilanjutkan dengan definisi metode dakwah,
menjelaskan definisi dari metode menurut para ahli,
dan juga macam-macam metode. Setelah itu
menjelaskan definisi dakwah.
BAB III : GAMBARAN UMUM : “Persaudaraan
Pencerita Muslim Indonesia”
Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran
umum tentang Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia.
Diawali dengan sejarah Persaudaraan Pencerita Muslim
Indonesia, profil, visi-misi, struktur organisasi, dan letak
geografis Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS
Membahas tentang metode dakwah yang diterapkan
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini peneliti akan memberikan saran dan
kesimpulan berdasarkan hasil penelitian.
22
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah secara bahasa (etimologi) merupakan
sebuah kata dari bahasa Arab dalam bentuk masdar.
Kata dakwah berasal dari kata: دعؤة-يدعؤ-دعا
(da‟a,yad‟u,da‟watan), yang berarti seruan,
panggilan,undangan atau do‟a.1
Menurut Wardi Bachtiar, dakwah suatu proses
upaya mengubah suatu situasi kepada situasi yang
lebih baik sesuai ajaran Islam, atau proses mengajak
manusia ke jalan Allah yaitu al-Islam. Proses itu
terdiri dari unsur-unsur atau komponen yang terdiri
dari subjek dakwah, materi dakwah, metode
1 Enjang,Aliyudin.Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Bandung:Widya
Padjajaran,2009) cet. Juni h.3
22
23
dakwah,materi dakwah, media dakwah, objek
dakwah.2
Dakwah merupakan aktivitas untuk mengajak
manusia agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk,
menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang
mereka dari perbuatan mungkar agar mereka
mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Di samping itu, dakwah islam juga dapat dimaknai
sebagai usaha dan aktivitas orang beriman dalam
mewujudkan ajaran islam dengan menggunakan
sistem dan cara tertentu ke dalam kenyataan hidup
perorangan (fardiyah), keluarga (usrah), kelompok
(thaifah), masyarakat (mujtama‟), dan Negara
(baldatun) merupakan kegiatan yang menyebabkan
terbentuknya komunitas dan masyarakat muslim tidak
mungkin terbentuk.
Usaha dakwah islamiyyah yang mencakup segi-
segi yang sangat luas, hal tersebut dapat berlangsung
dengan efektif dan efisien, apabila sebelumnya sudah
2 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta:Logos 1997)
cet.1 h.31
24
dilakukan dengan tindakan-tindakan persiapan dan
perencanaan secara matang. Artinya, dakwah islam
harus terprogramkan secara baik, dan dikerjakan
sesuai dengan rencana, tidak dengan apa adanya.
Dengan perencanaan, penyelenggaraan dakwah
dapat berjalan secara lebih terarah dan teratur rapi.
Hal ini dapat terjadi karena dengan pemikiran secara
masak mengenai hal-hal apa yang harus dilaksanakan
dan bagaimana cara melakukannya dalam rangka
menjalankan dakwah, maka dapatlah dipertimbangkan
kegiatan apa yang harus dilakukan.3
Menurut bahasa,arti dakwah antara lain :
„mendorong orang lain untuk memeluk suatu
keyakinan‟. Dalam pengertian secara bahasa ini
sifatnya netral dari berbagai macam ajaran,ideology,
kepentingan dan lain-lain. Maka tidaklah aneh jika
kelompok-kelompok kepentingan dalam masyarakat
terbiasa menggunakan istilah/menamakan kegiatannya
sebagai dakwah,padahal maksudnya mungkin untuk
3Samsul Munir Ami.,Ilmu Dakwah,(Jakarta:Amzah,2009).hal xix
25
melegitimasi pandangan hidupnya atau
kepentingannya yang tidak sejalan dengan maksud
keseluruhan ajaran islam.
Umumnya para ahli membuat definisi dakwah
berangkat dari pengertian dakwah menurut bahasa.
Kata-kata seruan, anjuran, dan panggilan selalu ada
dalam definisi dakwah. Ini menunjukkan bahwa
mereka sepakat bahwa dakwah bersifat persuasive,
bukan represif. Mereka setuju dengan dakwah
informative, bukan manipulative. Bukanlah termasuk
dakwah, jika ada tindakan yang memaksa orang lain
untuk memilih antara hidup sebagai muslim ataukah
mati terbunuh. Tidaklah disebut dakwah, bila ajakan
kepada islam dilakukan dengan memutarbalikkan
pesan islam untuk kepentingan duniawi seseorang atau
kelompok.4
Dakwah dalam prakteknya merujuk pada fitrah
manusia, karena dalam fitrah itulah ada kebenaran
yang diharapkan akan hadir pada diri mad‟u (obyek
4 Moh.Ali Azis,Ilmu Dakwah, (Jakarta:Prenada Media Group), 2015.hal 17
26
dakwah), dan diterimanya dengan ketulusan. Maka
dalam aktivitas dakwah tidak ada paksaan,tidak ada
tipu muslihat, tidak ada pendangkalan fungsi akal,
tidak ada pengaburan kesadaran dan penciptaan
prakondisi negative yang akan mendorong pada
penerimaan dakwah secara paksa.5
Keberhasilan dakwah dapat dirasakan apabila
pesan yang disampaikan da‟I bisa diterima oleh
mad‟u. keberadaan ilmu dakwah mutlak dibutuhkan,
yang berfungsi sebagai pedoman tentang cara efektif
mengajak umat manusia ke jalan Allah sesuai
petunjuk Al-Qur‟an dan Al-Sunnah. Melalui ilmu
dakwah, para da‟I akan mengetahui hakikat, tujuan,
metode dan Rijal al-Da‟wah yang pelakunya adalah
Rasulullah saw serta para sahabatnya. Ilmu bertujuan
agar manusia lebih mengetahui dan mendalami segala
segi kehidupan ini. Ilmu dakwah akan member
pencerahan kepada masyarakat untuk menghadirkan
dakwah yang solutif terhadap masalah-masalah
5 Rubiyanah, Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, lembaga penelitian UIN
Jakarta: Jakarta, 2010.h.5
27
pengetasan kemiskinan dan peningkatan kualitas
keislaman yang selama ini lebih cenderung kepada
mobilisasi massa yang bersifat kuantitas.
B. Metode Dakwah
1. Pengertian Metode Dakwah
Pokok persoalan yang sama pentingnya dengan
komponen dakwah lainnya bagi seorang juru dakwah
adalah penguasaan metode yang semestinya
digunakan pada sasaran waktu tertentu. Dimaksudkan
pula dengan metode ini, agar pendekatan mana bisa
dilakukan secara tepat dan efektif dalam menghadapi
suatu golongan tertentu dalam suatu keadaan dan
suasana tertentu pula.6
Dalam tugas penyampaian dakwah Islamiyyah,
seorang da‟I sebagai subjek dakwah memerlukan
seperangkat pengetahuan dan kecakapan dalam bidang
metode. Dengan mengetahui metode dakwah,
penyampaian dakwah dapat mengenai sasaran, dan
6 Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar Kearah Metodologi, (Bandung:
Yayasan Syahida,2014), h.96
28
dakwah dapat diterima oleh mad‟u (objek) dengan
mudah karena penggunaan metode yang tepat sasaran.
Dengan mengetahui metode dakwah, maka pesan
pesan dakwah yang disampaikan seorang da‟I kepada
mad‟u sebagai penerima atau objek dakwah akan
mudah dicerna dan diterima dengan baik.
Dalam kata „metodologi dakwah‟ disini yang
dimaksud sama artinya dengan „kafat dakwah‟. Disini
ada dua kata yakni metodologi dan dakwah. Kata
„metodologi‟ berasal dari kata „da‟watun‟, sebagai
bentuk masdar dari kata kerja „da‟aa yad „uu‟. Kata
metode berasal dari „methodos (Yunani) yang artinya
cara atau jalan; sedangkan logi berasal dari kata
„logos‟ (Yunani) yang artinya ilmu pengetahuan.
Dalam kaitannya dengan kajian keilmuan berarti cara
kerja untuk memahami bidang yang dikaji (obyek
formal dan material). Dalam kaitannya dengan
„dakwah‟ maka berarti „ilmu yang mengkaji cara kerja
dalam berdakwah‟ dan tentu merupakan salah satu
cabang „ilmu dakwah‟.
29
Metodologi dakwah sebagai cara (kaifiat) dalam
keseluruhan proses upaya mewujudkan Islam dalam
kehidupan pribadi dan masyarakat, oleh Allah
beresensi „bil hikmah‟,artinya untuk mewujudkan
tujuan dakwah digunakan keluasan ilmu pengetahuan
dakwah yang benar yang telah dijelaskan dalam Al-
Qur‟an, hadits dan sejarah dakwah Nabi SAW. Ilmu
dakwah yang benar bukan dihafal dalam pikiran tetapi
diresapi dalam hati seorang mukmin (da‟i) sehingga
benar-benar menyatu dalam rasa, fikiran, sikap dan
perbuatan atau dalam kebutuhan personalitas da‟i. 7
Metode adalah salah satu pelayanan, suatu jalan
atau alat saja. K. Prente menerjemahkan methodus
sebagai cara mengajar. Dalam bahasa inggris disebut
method yang artinya cara,yaitu suatu cara untuk
mencapai suatu cita-cita.8
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang
dilakukan oleh seorang da‟i kepada mad‟u untuk
7 Muhammad saifuddin, Metodologi dakwah , (Bandar Lampung: Gunung
Pesagi,1996), h.59 8 Wardi Bahtiar,Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah,(Jakarta:
Logos,1997),cet. Ke 1,h. 59
30
mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih
saying. Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan
dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human
oriented menempatkan penghargaan yang mulia atas
diri manusia.9
Metode dakwah pada dasarnya berpijak pada dua
aktivitas yaitu aktivitas bahasa lisan/tulisan (bi ahsan
al-qawl/ bi al-kitabah) dan aktivitas badan atau
perbuatan (bi ahsan al-„amal) aktivitas lisan dalam
menyampaikan pesan dakwah dapat berupa metode
ceramah (muhadarah), diskusi (muzakarah), debat
(mujadalah), dialog (muhawarah), petuah, nasihat,
wasiat, ta‟lim, peringatan, dan lain-lain. Aktivitas
tulisan berupa penyampaian pesan dakwah melalui
berbagai media massa cetak (buku, majalah, Koran,
pamphlet, dan lain-lain). Aktivitas badan dalam
menyampaikan pesan dakwah dapat berupa berbagai
aksi amal shaleh contohnya tolong menolong
(ta‟awun) melalui materi, pengorbatan dan lain-
9 Toto Tasmara,Komunikasi Dakwah,(Jakarta: Gaya Media Pratama,1997),Cet
I,h.43
31
lain,pemberdayaan sumber daya manusia, lingkungan,
penataan organisasi atau lembaga-lembaga
keislaman.10
2. Metode Dakwah dalam Al-Qur’an
Landasan umum mengenai metode dakwah adalah
Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 125. Pada ayat tersebut
terdapat metode-metode dakwah yang akurat.
Kerangka dasar tentang metode dakwah yang terdapat
pada ayat tersebut adalah.11
Pertama Bi Al-Hikmah
menurut Syeikh Muhammad Abduh,hikmah ialah
“mengetahui rahasia dan faedah segala sesuatu”. Yang
dimaksud segala sesuatu (kull al-Syai‟) di sini adalah
segala unsur yang tercakup dalam pelaksanaan
dakwah:isi dakwah;unsur manusia yang dihadapi;
unsur kondisi (ruang dan waktu); unsur bentuk dan
cara dakwah yang sesuai. Metode hikmah digunakan
sebagai metode dakwah untuk semua golongan,
golongan cerdik maupun awam dan kelompok antara
10
Enjang,Aliyudin.Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Bandung:Widya Padjajaran,
2009).cet. Juni h.86 11
Samsul Munir Amin. Ilmu Dakwah, Jakarta:Amzah, 2009.h 98
32
keduanya. Oleh karena itu, metode dakwah bi al
hikmah dalam berbicara sesuai keadaan mad‟u yang
dihadapi seperti dalam ceramah.12
Kedua, pelajaran yang baik al-mauizhah al-
hasanah,yaitu ucapan yang berisi nasihat-nasihat yang
baik dan bermanfaat bagi orang yang
mendengarkannya. Karena itu mauizhah hasanah ini
mencakup ketelitian dan kelemah lembutan dalam
berbicara; bagaimana memilih kata yang tepat agar
tidak menyinggung perasaan para mad‟u (obyek
dakwah).
Ketiga, berdiskusi dengan cara yang terbaik,yaitu
dengan bertukar pikiran untuk mendorong agar
berpikir secara benar melalui cara yang terbaik. Yang
dimaksud dengan cara yang terbaik di sini adalah
berdiskusi tanpa menekan dan menghina
penentang,sehingga mereka memahami bahwa
berdiskusi bukan ditujukan untuk mengalahkan
12
Acep Aripudin,Pengembangan Metode Dakwah, Jakarta: PT.Raja Grafindo,
2011.hal 72
33
mereka,tetapi untuk memberi peringatan serta
menemukan kebenaran.13
3. Macam-Macam Metode Dakwah
Dalam dakwah islam,sering terjadi bahwa
disebabkan metode dakwah yang salah, islam
dianggap sebagai agama yang tidak simpatik,
penghambat perkembangan, atau tidak masuk akal.
Saat ini metode dianggap sebagai teknologi,
khususnya teknologi lunak (soft technology). Sesuatu
yang biasa namun melalui sentuhan metode yang tepat
menjadi luar biasa.
Setiap metode memerlukan teknik dalam
implementasinya. Teknik adalah cara yang dilakukan
seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu
metode. Teknik berisi langkah-langkah yang
diterapkan dalam membuat metode lebih berfungsi.
Karena ilmu dakwah banyak berhubungan bahkan
sangat memerlukan disiplin ilmu lain, seperti ilmu
komunikasi, ilmu manajemen, psikologi, dan
13
Rubiyanah,Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah,lembaga penelitian uin
Jakarta:jakarta, 2010.hal 92
34
sosiologi, maka penjabaran metode dan teknik-
tekniknya banyak meminjam dari beberapa ilmu di
atas dengan beberapa modifikasi.14
Apabila ditinjau dari sudut pandang yang lain,
metode dakwah dapat dilakukan pada berbagai metode
yang lazim dilakukan dalam pelaksanaan dakwah
metode-metode tersebut adalah sebagai berikut.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah atau muhadarah atau pidato ini
telah dipakai oleh semua Rasul Allah dalam
menyampaikan ajaran Allah. Sampai sekarangpun
masih merupakan metode yang paling sering
digunakan oleh para pendakwah sekalipun alat
komunikasi modern telah tersedia. Ibadah shalat
Jumat juga tidak sah jika tidak disertai ceramah agama
yaitu Khotbah Jumat. Umumnya, ceramah diarahkan
kepada sebuah publik, lebih dari seorang. Oleh sebab
itu, metode ini disebut public speaking (berbicara
didepan publik). Sifat komunikasinya lebih banyak
14
Ali Azis,M.Ag.,Ilmu Dakwah, Prenada Media Group:Jakarta,2015.hal 359
35
searah (monolog) dari pendakwah ke audiensi,
sekalipun sering juga diselingi atau diakhiri dengan
komunikasi dua arah (dialog) dalam bentuk tanya
jawab. Umumnya, pesan-pesan dakwah yang
disampaikan dengan ceramah bersifat ringan,
informatif, dan tidak mengandung perdebatan.
2. Metode Diskusi
Metode ini dimaksudkan untuk mendorong mitra
dakwah berpikir dan mengeluarkan pendapatnya serta
ikut menyumbangkan dalam suatu masalah agama
yang terkandung banyak kemungkinan-kemungkinan
jawaban mengartikan diskusi dengan perbincangan
suatu masalah di dalam sebuah pertemuan dengan
jalan pertukaran pendapat di antara beberapa orang.
Dari beberapa batasan diskusi diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa diskusi sebagai metode dakwah
adalah bertukar pikiran tentang suatu masalah
keagamaan sebagai pesan dakwah antar beberapa orang
dalam tempat tertentu. Dalam diskusi, pasti ada dialog
yang tidak hanya sekedar bertanya, tetapi juga
36
memberikan sanggahan atau usulan. Diskusi dapat
dilakukan dengan komunikasi tatap muka, ataupun
komunikasi kelompok.15
3. Metode Konseling
Metode konseling merupakan wawancara secara
individual dan tatap muka antara konselor sebagai
pendakwah dan klien sebagai mitra dakwah untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya. Seseorang
yang merasa kurang percaya diri, merasa kurang puas,
kurang bermakna, merasa dikucilkan lingkungan,
sedang ada konflik dengan teman dekat dan masalah-
masalah lainnya, ia bisa datang ke konselor. Konselor
sebagai pendakwah akan membantu mencari
pemecahan masalahnya.16
4. Metode karya tulis
Metode ini termasuk dalam kategori dakwah bi al-
qalam (dakwah dengan karya karya tulis). Tanpa tulisan,
peradaban dunia akan lenyap dan punah. Kita bisa
15
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), hlm.
367-368 16
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), hlm.
372
37
memahami Al-Qur‟an, hadis, fikih para Imam Mazhab
dari tulisan yang dipublikasikan. Metode karya tulis
merupakan buah dari keterampilan tangan dalam
menyampaikan pesan dakwah. Keterampilan tangan ini
tidak hanya melahirkan tulisan, tetapi juga gambar atau
lukisan yang mengandung misi dakwah.17
5. Metode Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu metode dalam dakwah bi al-hal
(dakwah dengan aksi nyata) adalah metode pemberdayaan
masyarakat, yaitu dakwah dengan upaya untuk
membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi,
dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki
serta berupaya untuk mengembangkannya dengan
dilandasi proses kemandirian.18
2. Pengertian Teknik Dakwah
Teknik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
teknik diartikan sebagai cara (kepandaian) membuat atau
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni.
17
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), hlm.
359 18
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), hlm.
372
38
Teknik sudah jelas bahwa teknik adalah suatu kepandaian
tersendiri yang sudah tertanam dalam diri seseorang yang
digunakan untuk bisa menggapai suatu yang diinginkan
dengan baik.
Selain itu teknik juga diartikan oleh Wina Sanjaya
dalam bukunya yang dikutip oleh Moh. Ali Aziz didalam
bukunya yang menuliskan. Teknik adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan
suatu metode.19
Sedangkan yang dinamakan dakwah adalah
sesuatu ajakan atau seruan yang bertujuan untuk berjalan
dengan benar dijalan Allah SWT, demi menggapai ridho
sang pencipta.
Secara umum teknik dakwah itu dapat dilakukan
dengan: lisan, tulisan, lukisan, dan pertunjukan atau
penampilan, serta lainnya sesuai dengan perkembangan
masa.20
19
Ali Azis,M.Ag.,Ilmu Dakwah, Prenada Media Group:Jakarta,2015.hal 358 20
Hamzah Tualeka Z.N, Pengantar Ilmu Dakwah (Surabaya: Alpha
Mediatama), h. 49
39
Dengan uraian demikian dapat dipahami bahwa
teknik dakwah adalah cara yang dilakukan seseorang
dalam rangka mengimplementasikan suatu metode dalam
berbicara di hadapan public, demi menggapai harapan
menjadi baik seseorang dan diri sendiri dengan berjalan
dijalan kebenaran.
Teknik dalam berdakwah mempunyai beberapa
hal yang harus diketahui, diantaranya adalah : teknik
persiapan, teknik penyampaian, dan teknik evaluasi.
Dengan demikian, yang dinamakan teknik
persiapan adalah suatu cara untuk mempersiapkan diri
sebelum menghadapi apa yang harus dihadapi dengan
benar-benar baik, diantaranya adalah :
a. Mempersiapkan mental yang ada dalam diri, guna
untuk mempersiapkan kekurangan yang ada dalam diri
kita, atau menghadapi keraguan ketika berhadapan
dengan public ketika kita mau berpidato maupun
ceramah.
b. Mempersiapakan naskah pidato untuk menjadikan
kebaikan dalam isi pidato, dan membuat pidato lebih
40
terarahkan pada tujuan yang diinginkan, demi
menggapai lantunan tutur kata yang baik dan terkesan
untuk orang.
c. Mempersiapkan diri dalam artian kesehatan jasmani
maupun rohani. Bertujuan agar ketika berpidato tubuh
benar-benar kuat dan terfokuskan dengan apa yang
akan dibawakan untuk pendengar.
Sedangkan untuk teknik penyampaian adalah cara
untuk menyampaikan suatu gagasan atau pembicaraan
dengan baik demi menggapai harapan penyampaian yang
baik dan benar-benar mendapatkan perhatian baik bagi
pendengar.
Yang perlu diperhatian dalam teknik penyampaian
(Pronuntiation). Pembicara harus memperhatikan olah
suara (vocis)dan gerakan-gerakan anggota badan (gestus
moderation cum venustate).21
Terkait dengan teknik penyampaian ceramah, bahwa
terdapat teknik untuk membuka ceramah, yaitu :
a. Langsung menyebutkan topik ceramah.
21
Hands Handoko, Seni Pidato dan Mc, (Magelang, Damar Media
Publishing,2011),h. 15
41
b. Melukiskan latar belakang masalah,
c. Menghubungkan dengan peristiwa yang hangat.
d. Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang
diperingati.
e. Menghubungkan dengan tempat atau lokasi ceramah.
f. Menghubungkan dengan suasana emosi yang
menguasai khalayak.
g. Menghubungkan dengan sejarah masa lalu.
h. Menghubungkan dengan kepentingan vital pendengar
dan memberikan pujian pada pendengar.
i. Pernyataan mengejutkan.
j. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan provokatif.
k. Menyatakan kutipan, baik dari kitab suci atau yang
lainnya.
l. Menceritakan pengalaman pribadi.
m. Mengisahkan cerita factual ataupun fiktif.
n. Menyatakan teori.
o. Memberikan humor.22
22
Ali Azis,M.Ag.,Ilmu Dakwah, Prenada Media Group:Jakarta,2015.hal 362-
363
42
Menurut Nasrudin Razak yang dikutip oleh
Syahroni A.J. untuk mengenai teknik evaluasi sesudah
pidato dilaksanakan, sebenarnya bertumpu pada feedback
dari pihak pendengar. Dengan kata lain, sejauh manakah
adanya perubahan pada mereka, data seperti inilah yang
dicari dan diperoleh dalam kegiatan evaluasi.23
Dengan adanya teknik evaluasi, seorang
penceramah akan memudahkan dalam mengerti seberapa
manfaat isi kandungan pembawaan ceramah penceramah,
apakah bisa menjadikan perubahan yang baik untuk orang
lain, dan mengetahui kekurangan dari penceramah sendiri
bahkan menjadikan semakin baik untuk memperbaiki
kekurangan penceramah.
C. Kisah
1. Pengertian Kisah
Dari segi bahasa, kata kisah berasal dari kata
bahasa Arab Al-Qashshu atau Al-Qishshatu yang berarti
23
Syahroni A.J, Teknik Pidato, (Surabaya: Dakwah Digital Press,2012),h.128
43
cerita. Ia searti dengan tatabbu‟ul atsar yaitu pengulangan
kembali hal masa lalu.24
Menurut istilah, ialah kisah-kisah dalam Al-
Qur‟an yang menceritakan ikhwal umat-umat dahulu dan
Nabi-Nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada masa lampau,masa kini dan masa yang akan datang
di dalam Al-Qur‟an.25
Qasas Al-Qur‟an adalah pemberitaan Qur‟an
tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat
(kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi. Qur‟an banyak mengandung keterangan
tentang kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa,
keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap
umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan
cara yang menarik dan mempesona.26
Kisah yang ada pada Al-Qur‟an, pastilah kisah
benar dan baik yang bermanfaat bagi umat manusia.
Sebab,Al-Qur‟an sendiri menjuluki dirinya dengan kisah-
24
Muhammad Chirzin, Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: PT
Amanah Bunda Sejahtera, 1998), hlm 118 25
Abdul Djalal.Ulumul Qur‟an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm 294 26
Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulum al-Qur‟an ( Studi Ilmu-Ilmu
Qur‟an), (Bogor: PT Pustaka Litera AntarNusa),hlm 436
44
kisah terbaik (ahsan al-qashash). Adapun tujuan dari
pengungkapan kisah itu sendiri seperti ditegaskan Al-
Qur‟an antara lain ialah agar manusia memetik peringatan
dan pelajaran berharga („ibrah) daripadanya di samping
mendorong mereka supaya berpikir. Perhatikan ayat-ayat
di bawah ini:
Artinya : “dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya
Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat
itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan
menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika
kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya
(juga). demikian Itulah perumpamaan orang-
orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka
Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu
agar mereka berfikir.”
45
Artinya : “Sesungguhnya ini adalah kisah yang
benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana .” (Qs.
Ali Imran : 62)
Pentingnya kisah dalam pandangan Al-
Qur‟an,terlihat pula pada amat banyaknya jumlah ayat al-
Qashash, jika diperhatikan dengan seksama,hamper
semua surat dalam Al-Qur‟an termasuk didalamnya surat-
surat pendek (surat-surat al-mufashshal) memuat tentang
kisah.27
2. Karakteristik Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an
Al-Qur‟an tidak menceritakan kejadian dan
peristiwa-peristiwa secara berurutan (kronologi) dan tidak
pula memaparkan kisah-kisah itu secara panjang lebar.
Al-Qur‟an juga mengandung berbagai kisah yang
diungkapkan berulang-ulang di beberapa tempat.28
Menurut Manna‟ Khalil Al Qaththan bahwa
penyajian kisah-kisah dalam Al-Qur‟an begitu rupa
mengandung beberapa hikmah. Di antaranya, pertama,
menjelaskan balaghah Al-Qur‟an dalam tingkat paling
27
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2013),hlm 108 28
Muhammad Chirzin, Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: PT
Amanah Bunda Sejahtera, 1998), h. 119
46
tinggi. Kedua, menunjukkan kehebatan Al-Qur‟an.
Ketiga, mengundang perhatian yang besar terhadap kisah
tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap dan melekat
dalam jiwa. Keempat, penyajian seperti itu menunjukkan
perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diungkapkan.29
3. Macam-Macam Kisah dalam Al-Qur’an
Di dalam Al-Qur‟an itu ada tiga macam kisah,
yaitu : Pertama, kisah Nabi-Nabi, yaitu mengenai
dakwah yang mereka jalankan kepada kaumnya.
Mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah kepada
mereka itu. Pendirian orang-orang yang menentang.
Tahap-tahap dakwah dan perkembangannya.30
Kedua, kisah-kisah yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang-
orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Misalnya kisah
orang yang keluar dari kampung halaman, yang beribu-
ribu jumlahnya karena takut mati, kisah Talut dan Jalut,
dua orang putra Adam, penghuni gua, Zulkarnain, orang-
29
Muhammad Chirzin, Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: PT
Amanah Bunda Sejahtera, 1998),h. 120 30
Mana‟ul Quthan, Ulumul Qur‟an( Pembahasan Ilmu Al-Qur‟an), (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 1995),h.145
47
orang yang menangkap ikan pada hari Sabtu, Maryam,
Ashabul Ukhdud, dan lain-lain.31
Ketiga, kisah-kisah menyangkut peristiwa-peristiwa
pada masa Rasulullah SAW. Seperti perang Badar, perang
Uhud, Perang Ahzab, Bani Quraizah, Bani Nadzir dan
Zaid bin Haritsah dengan Abu Lahab.32
4. Tujuan Kisah dalam Al-Qur’an
Kisah-kisah dalam Al-Qur‟an tidaklah berdiri
sendiri dalam tema (atau persoalan yang
dikemukakan), cara pengungkapan, dan pengaturan
peristiwa-peristiwanya, seperti yang biasa kita dapati
pada kisah-kisah bebas yang dimaksudkan untuk
mengemukakan tujuan seni (kesustastraan) yang
bebas. Kisah-kisah dalam Al-Qur‟an merupakan salah
satu cara yang dipakai Al-Qur‟an untuk mewujudkan
tujuan-tujuan yang bersifat agama. Sebab, Al-Qur‟an
pertama-pertama adalah kitab da‟wah agama, di mana
31
Syaikh Manna‟ Al Qaththan, Ulumul Qur‟an (Pengantar Ilmu Studi Al-
Qur‟an), (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2012)h. 388 32
Muhammad Chirzin, Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: PT
Amanah Bunda Sejahtera, 1998),hlm 119
48
kisah menjadi salah satu medianya untuk
menyampaikan dan memantapkan da‟wah tersebut.33
Tujuan kisah dalam al-Qur‟an menjadi bukti yang
kuat bagi umat manusia bahwa Al-Qur‟an sangat
sesuai dengan kondisi mereka. Karena sejak kecil
sampai dewasa dan tua sangat suka dengan kisah.
Apalagi jika kisah itu memiliki tujuan yang ganda,
yakni di samping pengajaran dan pendidikan juga
berfungsi sebagai hiburan. Bahkan di samping tujuan
yang mulia itu, kisah-kisah tersebut diungkapkan
dalam bahasa yang sangat indah dan menarik.
Menjadikan orang yang mendengar dan membacanya
sangat menikmatinya.34
Kisah-kisah dalam Al-Qur‟an secara umum
bertujuan kebenaran dan semata-mata tujuan
keagamaan.35
Jika dilihat dari keseluruhan kisah yang
33
A.Hanafi, Segi-segi kesusastraan pada kisah-kisah Al-Qur‟an
(Jakarta:Pustaka Alhusna, 1984)h.68 34
Nasrudin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), h.230 35
Sayyid Qutb, Ulmul Qur‟an (Seni Penggambaran dalam Al-Qur‟an)
(Yogyakarta: Nur Cahaya, 1981), h.138.
49
ada maka tujuan-tujuan tersebut dapat dirinci sebagai
berikut.
Pertama, menjelaskan asas dakwah kepada Allah,
dan menerangkan sendi-sendi syariat yang dengan syariat
itulah diutus Nabi-Nabi.36
Artinya : “dan Kami tidak mengutus seorang
Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka
sembahlah olehmu sekalian akan aku". (Qs. Al
Anbiya : 25)
Kedua, memantapkan hati Rasulullah dan
ummatnya serta memperkuat keyakinan kaum mukmin
terhadap kemenangan yang benar dan kehancuran yang
fatal. Contohnya seperti surat penjelasan ayat 120 surat
hud.37
Artinya : “dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami
ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam
surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta
pengajaran dan peringatan bagi orang-orang
yang beriman.” (QS. Hud : 120)
Ketiga, menyingkap kebohongan ahli kitab dengan
cara membeberkan keterangan yang semula mereka
36
Mana‟ul Quthan, Ulumul Qur‟an (Pembahasan Ilmu Al-Qur‟an), (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 1995), h.146 37
Abdul Djalal.Ulumul Qur‟an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), h.301
50
sembunyikan, kemudian menantang mereka dengan
menggunakan ajaran kitab mereka sendiri yang masih asli,
yaitu sebelum kitab itu diubah dan diganti. Misalnya
firman Allah:
Artinya : “semua makanan adalah halal bagi Bani
Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil
(Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat
diturunkan. Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada
makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), Maka
bawalah Taurat itu, lalu bacalah Dia jika kamu orang-
orang yang benar". (Qs. Ali Imran : 93)
Keempat kisah termasuk salah satu bentuk sastra
yang dapat menarik perhatian para pendengar
mempengaruhi jiwa. Firman Allah38
.
Artinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka
itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita
yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan
38
Syaikh Manna‟ Al Qaththan, Ulumul Qur‟an (Pengantar Ilmu Studi Al-
Qur‟an) ,(Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2012) h. 389
51
segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman.” (Qs. Yusuf : 111)
Kelima, menunjukkan kebenaran Al-Qur‟an dan
kebenaran kisah-kisahnya, karena segala yang dijelaskan
Allah dalam Al-Qur‟an adalah benar. Hal ini seperti
yang ditegaskan Allah SWT dalam ayat 1339
.
Artinya : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad)
cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka
adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk
mereka petunjuk”. (Qs. Al Kahfi :13)
5. Macam-macam Kisah dari dalam Hadits
Selain dari Al-Qur‟an, kisah juga da yang berada
dari Hadits, salah satu nya adalah sebagai berikut :
a. Kisah Perang Uhud
هما قال: قال رجل للنب صلى عن جابر بن عبد اللو رضي اللو عن (ف النة : )قال ؟اللو عليو وسلم ي وم أحد أرأيت إن قتلت فأين أنا
فألقى ترات ف يده ث قاتل حت قتل Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a., dia
berkata : “ketika perang uhud, seorang laki-laki
bertanya kepada Nabi Saw., “Beritahukan kepada
saya,jika saya terbunuh sayaakan berada dimana?”.
Rasulullah Saw, menjawab, “Di surga”. Maka laki-
laki itu segera membuang buah kurma yang masih
39
Abdul Djalal.Ulumul Qur‟an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), h.303
52
tersisa di tangannya kemudian bertempur dengan
gigih hingga terbunuh syahid”.40
b. Penjelasan tentang Sidratul Muntaha
ث نا شعبة عن سليمان ث نا أب حد ث نا عب يد اللو بن معاذ العنبي حد حدع زر يبان س بن حب يش عن عبد اللو قال } لقد رأى من آيات ربو الش
رى { قال رأى جبيل ف صورتو لو ست مائة جناح الكب Ubaidullah bin Mu‟adz Al Anbari menceritakan
kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami,
Syu‟bah menceritakan kepada kami, dari sulaiman
Asy-Syaibani, dia telah mendengar Zirr bin Hubaisy,
dari Abdullah, dia (menyebutkan firman Allah),
“Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-
tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.”
(Qs. An-Najm: 18). Abdullah berkata: Rasulullah
telah melihat Jibril Alaihissalaam dalam wujud
aslinya memiliki 600 sayap.”41
c. Keutamaan Kerabat Rasulullah Saw.
ها قالت دخل علي قائف والنب صلى اللو عن عائشة رضي اللو عن وأسامة بن زيد وزيد بن حارثة مضطجعان ف قال عليو وسلم شاىد
إن ىذه القدام ب عضها من ب عض قال فسر بذلك النب صلى اللو عليو وسلم وأعجبو فأخب ر بو عائشة
Diriwayatkan dari Aisyah r.a., dia berkata:
“Seorang Qa‟if (ahli dalam garis keturunan) masuk
ke rumahku ketika Nabi Saw. Berada di rumahku
pula. Saatiu Usamah bin Zaid dan Zaid bin Haritsah
sedang berbaring, kemudian Qa‟if tersebut berkata,
“Telapak kaki dua orang ini menunjukkan kesamaan
garis keturunan”. Nabi Saw. Merasa senang
40
Achmad Zaidun, Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari, (Jakarta : Pustaka
Amani, 2002) h. 774 41
Wawan Djunaedi, Kumpulan Hadis Shahih Muslim, (Jakarta : Pustaka
Azzam, 2010) h. 3
53
sekaligus kagum dengan ucapan itu, kemudian beliau
memberitahukannya kepada Aisyah”.42
42
Achmad Zaidun, Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari, (Jakarta : Pustaka
Amani, 2002) h. 774
54
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia
(PPMI)
Komunitas PPMI berawal di kota istimewa Yogyakarta.
Awalnya, dari sebuah sanggar bernama sanggar Ardika. Yakni,
sanggar yang menangani anak-anak mengaji sambil bercerita.
mereka memberikan pengalaman yang menyenangkan kepada
anak-anak saat mengaji. Jadi, sebelum mengaji mereka bercerita
selama 15 menit, agar mereka tidak mudah bosan. Kegiatan
tersebut berlangsung selama delapan tahun. Mereka berkeliling
dari satu masjid ke masjid lain. karena banyak sekali peminatnya.
Akhirnya para juru kisah ini kepikiran untuk mengukuhkan
menjadi sebuah komunitas.
Tepat Februari 2010, PPMI pun terbentuk. Kelahiran
PPMI tidak dapat dipungkiri dari keberadaan Yayasan Pusat
Dakwah dan Pendidikan Silaturrahmi Pecinta Anak (SPA)
Yogyakarta. PPMI dibentuk berdasarkan dorongan dari sebuah
kesadaran untuk merealisasikan Islam yang rahmatan lil’alamin,
54
55
serta kewajiban untuk meneruskan mata rantai perjuangan
dakwah dan tarbiyah Islam melalui kisah atau cerita islami.1
Sebelum namanya menjadi PPMI, komunitas ini
menamakannya persaudaraan pendongeng muslim Indonesia.
Semakin berjalannya waktu mereka pun hijrah perlahan lahan
menjadi persaudaraan pencerita muslim Indonesia (ppmi),
mengapa berganti dari mendongeng menjadi cerita? Dari
wawancara yang didapat oleh penulis kepada salah satu Ketua III
bidang produksi, usaha dana, social dan kemuslimahan yaitu Kak
Nia Husnia atau biasa disapa Kak Nia. Dongeng adalah karya
fiktif, khayalan, dan imajinasi. Tetapi kalau cerita bisa sebagai
karya yang non fiksi bisa berupa fiksi banyak cabang cabangnya
dari bercerita bisa dari kisah,babat leluhur dan lain lain. pada
akhirnya mereka lebih ke persaudaraan pencerita muslim
Indonesia yang insya allah sedang hijrah masih berproses dan
akan membawakan kisah kisah.2
Pencetus PPMI atau biasa disebut Dewan Syuro adalah
Muljadi Julianto (Kak Imung), N.H Bambang Bimo (Kak Bimo),
1 Wuntat WS,dkk (Panduan Berkisah Juru Dakwah)
2 Wawancara bersama Kak Nia Ketua III bidang produksi, usaha dana, sosial
dan kemuslimahan
56
Wuntat Sembodo (Kak Wuntat). Sehingga terbagilah struktur
organisasi pimpinan wilayah yang menyebar di Indonesia.
PPMI sendiri memfokuskan pada kisah-kisah islami
dalam penyampaian materi mereka. Yang membedakan PPMI
dengan komunitas dongeng lain antara lain seperti yang
tercantum dalam visi dan misi kami yakni bercerita atau berkisah
dengan materi yang Islami. Yakni yang berasal dari kisah qurani,
sirah nabawiyah, tarikh khulafa, sejarah para ulama serta cerita
fiksi Islami.
Menurut PPMI, aktivitas berkisah dirasa efektif dalam
menyampaikan nilai-nilai agama kepada anak-anak. Sebab,
melalui kisah dan cerita, anak-anak merasa tidak digurui dengan
nasehat yang diberikan. Mereka bisa menerima pesan secara
menyenangkan. Manfaat berkisah begitu banyak, selain
meningkatkan keimanan anak-anak juga menjadi sarana
komunikasi yang positif bagi para orangtua dan pendidik dalam
rangka menyampaikan pesan moral dan akhlak yang ingin
ditanamkan kepada mereka.
57
B. Profil Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia
(PPMI)
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI)
adalah organisasi modern yang mengedepankan sifat
persaudaraan, kekeluargaan, professional, dengan tujuan
merealisasikan Islam yang rahmatan lil a’lamin, serta
melaksanakan kewajiban untuk meneruskan mata rantai
perjuangan dakwah dan tarbiyah Islam di Indonesia, serta
mengkonservasi nilai-nilai luhur bangsa ini yang telah
dijiwai oleh keimanan dan keislaman.
PPMI merupakan pelopor dari Gerakan
Membangun Akhlaq Bangsa melalui Cerita Mulya,
Gerakan Indonesian Berkisah Indonesia Berkah, bukan
sekedar upaya untuk menjadi seorang seniman dongeng
tersohor, apalagi sekedar menjadi selebritis atau
semacamnya. PPMI mendasari semua ini dari suatu
kesadaran, keprihatinan dan rasa syukur atas anugerah
semangat dan bakat yang melekat pada diri, anugrah ini
adalah suatu amanah agar selalu turut memelihara fitrah
anak-anak bangsa. Tidak penting bagi PPMI mencapai
58
sukses dan popularitas, melainkan PPMI akan terus
berusaha dan berharap semoga gerakan ini dapat
mencapai tujuannya. Dengan penuh tekad setiap Juru
Cerita/Kisah Muslim Indonesia yang tergabung dalam
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia “PPMI” akan
selalu siaga, terus menorehkan Prestasi dan Prasasti
karena gerakan ini adalah usaha Transformasional bukan
Transaksional.3
PPMI didasari oleh kesadaran bersama, dari
sebuah keterpanggilan hati setelah menyaksikan dan
merasakan, bahwasannya krisis multi dimensi yang
membuat bangsa ini terpuruk dan tidak juga mampu
bangkit, salah satu penyebabnya adalah didahului dengan
adanya krisis kepribadian bangsa. Dimulai dari krisis
individual yang gamang dalam perubahan dan orientasi
luhur serta ketidakmampuan mengantisipasi dampak
buruk arus peradaban. Yang pada gilirannya
menggulirkan krisis ditingkat keluarga, masyarakat,
hingga Negara.
3 Wuntat Ws, dkk (Panduan Berkisah Juru Dakwah) hal. 16
59
Tidak ada kata terlambat, kami memandang perlu
untuk menata ulang mentalitas bangsa ini, secara
fundamental, dengan melakukan usaha transformative
berupa upaya membantu menemukan jati diri bangsa,
merumuskan cita-cita luhur dan pilihan jalan hidup
berkebangsaannya, dengan dimulai dari komponen
terkecil bangsa itu sendiri yaitu tiap individunya, dalam
hal ini, kita harus bekerja secara sinergis dengan semua
komponen bangsa ini, menyadari akan hal itu kami
memilih dan memfokuskan bidang garap kami yaitu
generasi penentu dari bangsa ini (anak-anak, keluarga dan
pendidik/guru).
PPMI dalam gerakannya akan bersinergy
mendorong Orang Tua & Guru menghidupkan Tradisi
Berkisah Qurani, Nabawi serta Cerita/Kisah Islami, demi
Terwujudnya Generasi Yang Berakhlak Karimah.
Menggerakan Segenap Potensi Pencerita Muslim,untuk
mengarahkan hobi, talenta, passion atau profesinya, untuk
menanamkan atau mensucikan Keimanan, Mencintai
Islam, Menata Adab Pergaulan, Meluruskan Fitrah Serta
60
Melecutkan Jiwa Keunggulan, dalam Pencapaian
Martabat Kehidupannya, Hanya dengan Ketaatan Kepada
Allah & Rasul-Nya.
Dengan nama Allah Subhanallaahu Wa Ta’ala
dan hanya dengan ijin dan berharap Ridho-Nya, kami
mengikatkan diri dalam wadah Persaudaraan Pencerita
Muslim Indonesia sebagai wujud komitmen itu sendiri.
Semoga Allah memberikan ridho-Nya, memampukan dan
membimbing kami dalam usaha dan gerakan ini.4
Visi
1. Terwujudnya kemapanan budaya berceria secara
Islami, dinamis, kreatif dalam masyarakat Islami
Indonesia.
2. Terwujudnya Generasi Islam 2030 yang berkarakter
Qur’ani, bermatabat tinggi, layak tanding dan layak
sanding.
Misi
4 Wuntat Ws, dkk (Panduan Berkisah Juru Dakwah) hal. 17
61
1. Menciptakan supermasi kisah-kisah Qur’ani, Sirah
Nabawiyah, Tarikh Khulafa, Sejarah para Ulama, serta
cerita Fiksi Islami.
2. Memperkuat Persaudaraan di kalangan Pencerita
Muslim Indonesia.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Pencerita
Muslim Indonesia.
4. Melakukan pelayanan advokasi terhadap eksistensi
dan karya anggota.5
C. Profil Pendiri PPMI
1. Muljadi Julianto (Kak Imung)
Nama lengkap nya adalah Mulyadi Julianto SPt,
kini duduk di Lajnah Pendidikan dan Pengajaran Al
Irsyad, Purwekerto. Profesinya sebagai pendongeng.
Kak Imung mengaku senang dan bangga bisa
membuat anak senang dan bersemangat dalam belajar
agama. Anak-anak adalah generasi yang harus
mendapat pendidikan agama. Untuk mengajar mereka
5 Wuntat Ws, dkk (Panduan Berkisah Juru Dakwah) hal. 18
62
perlu metode khusus. Selama ini kebanyakan yang
dipakai adalah metode untuk orang tua.
2. N.H Bambang BImo Suryono (Kak Bimo)
Seseorang pria yang memiliki keahlian
langka, yaitu sebagai pendongeng yang mampu
menirukan 172 ilustrasi suara. 17 tahun
menggeluti dunia mendongeng serta
mendedikasikan keahlian tersebut untuk turut
“Membangun karakter bangsa melalui dongeng”,
sejumlah prestasi dan penghargaan telah diperoleh
dalam rentang waktu pengabdiannya. Konsep
dongeng yang dikembangkannya adalah dongeng
edukatif untuk membangun karakter, missal,
atraktif-interaktif, segar-humor, serta bercita rasa
nasional.
Audien yang menjadi pecinta fanatic
dongengnya berasal dari beragam usia, dari anak-
anak hingga dewasa. Kemampuan penguasaan
audiensnya sangat tinggi, dari jumlah audien
sedikit hingga belasan ribuan orang. Hal yang sulit
63
dicari tandingannya adalah kemampuan kreatifnya
untuk mengendalikan audiens dalam waktu
singkat hingga berjam-jam lamanya. Uniknya, tak
seorang pun yang teralih perhatiannya, hanyut
dalam alur dari pesan-pesan ceritanya.
3. Wuntat Wawan Sembodo (Kak Wuntat)
Nama Lengkap : Wuntat Wawan Sembodo, S. Ag.
Tempat, Tgl Lahir : Klaten, 21 Mei 1973
Alamat Rumah : Ndalem, RT 45 RW 10 Kotagede
Yogyakarta
Pendidikan terakhir : S1 Fakultas Dakwah IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Pengalaman Organisasi :
1. Anggota Pengurus Yayasan Pusat Dakwah dan Pendidikan
Silaturrahim Pecinta Anak-anak (SPA)Yogyakarta
2. Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Yayasan Pusat Dakwah
dan Pendidikan (YPDP) Silaturrahim Pecinta Anak-anak
(SPA)Yogyakarta
3. Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah LPI Salsabila
Pekerjaan :
64
1. Kepala Sekolah SDIT SALSABILA Purworejo
2. Trainer Pembinaan guru/ustadz
3. Pendongeng
4. Pengajar di beberapa TK & SD
D. Struktur Organisasi
Dewan Syuro : Muljadi Julianto (Kak Imung)
N.H Bambang Bimo Suryono (Kak Bimo)
Wuntat Wawan Sembodo (Kak Wuntat)
Ketua Umum : Ari Prabowo (Kak Ari)
Sekretaris Umum : Guruh Suasana Eddy (Kak Guruh)
Sekretaris Harian : Aan Sholeh (Kak Annas)
Bendahara Umum : Muhtadi
Ketua I (Bidang Umum, SDM, Hukum dan HUMAS) :
Kempho Antaka (Kak Kempho)
Ketua II (Bidang Kerjasama, Litbang, Diklat, dan Mutu
Internal) : Rohmad, S.sos (Kak Rohmad)
Ketua III (Bidang Produksi, Usaha Dana, Sosial dan
Kemuslimahan) : Nia Husnia (Kak Nia)
Pimpinan Wilayah Jateng : Kak Kus PPMI
65
Pimpinan Wilayah DIY : Kak Aris PPMI
Pimpinan Wilayah Jatim : Kak Hadian PPMI
Pimpinan Wilayah Malang Raya : Kak Mora PPMI
Pimpinan Wilayah Jabar : Kak Luzum PPMI
Pimpinan Wilayah Kepri : Kak Lilis PPMI
Pimpinan Wilayah Bengkulu : Kak Iim PPMI
Pimpinan Wilayah Sumut : Kak Wiwik PPMI
Pimpinan Wilayah Kaltim : Kak Harri PPMI
66
BAB IV
TEMUAN & ANALISIS DATA
A. Penerapan Metode Berkisah Sebagai Metode Dakwah
1. Bersumber Dari Al-qur’an dan As-Sunnah
Berdasarkan isi kandungan surat Al-Fatihah,
terdapat empat intisari Al-Qur‟an, yaitu Akidah,
Akhlak dan Tarikh (Sejarah).
Artinya : “1. dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang
2. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai di hari Pembalasan.
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada
Engkaulah Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Berkisah termasuk ke dalam salah satu intisari
dalam Al-Qur‟an yaitu, sejarah. Karena di dalam kisah-
66
67
kisah yang ada di dalam Al-Qur‟an terdapat peristiwa-
peristiwa bersejarah pada zaman Rasulullah Saw.
Metode dakwah kisah yang diterapkan
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia, bersumber dari
Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Mereka menyampaikan
sebuah kisah diawali dengan memperkenalkan kisah yang
nanti akan disampaikan, contohnya Kisah Raja Abrahah,
mereka akan membacakan surat Al-Fiil bersama-sama.
Kemudian anak-anak akan mendengarkan mereka
berkisah tentang perang gajah.
“Jadi ada poin-poin yang musti diambil
dari surat tersebut, surat apa yang ingin
disampaikan berikut dengan kisahnya.
Diajak mengaji bersama sama akhirnya
mereka jadi tau “oh surat ini menceritakan
tentang peristiwa perang gajah” atau
surat Al-Qariah yang menceritakan
tentang hari kiamat atau surat al maun
yang menceritakan tentang menghardik
68
anak yatim, kita ceritakan dan kita buat
cerita nya.”1
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia
menceritakan sebuah kisah harus menyesuaikan dengan
kebutuhan anak, misalnya seperti ketika ingin
menyampaikan sebuah kisah tentang apa yang terjadi di
hari kiamat terdapat pada surat An-Naba, Al-Qariah, Al-
Infithar, dan At-Takwir. Cerita kisah tentang Nabi Nuh
yang menyampaikan dakwah nya kepada umatnya,
terdapat dalam surat Al-Mulk. Kisah tentang keshalehah
nya Siti Maryam ada di surat Maryam. Para juru kisah di
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia juga bisa
memberikan cerita dengan membuat sebuah
perumpamaan seperti jangan menghardik anak yatim yang
mereka ambil dari sebuah hadits, kemudian mereka buat
cerita yang di dalam kisah tersebut dapat diambil sebuah
pelajaran supaya kita bisa memuliakan anak yatim, dan
jangan menyia-nyiakan nya serta dilarang menghardik
1 Wawancara bersama Kak Nia Husnia di Sanggar Pondok Cerita Sekretariat
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia Tangerang. Pada tanggal 10 Juli
2018
69
nya. Tujuan nya adalah untuk mengajarkan dan
menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak yang baik
kepada anak-anak.
”kita bisa memberikan cerita seperti
mengislamisasikan cerita jangan
menghardik anak yatim jadi kita buat
cerita supaya anak sadar kalau kita tidak
boleh menghardik anak yatim itu tidak baik
dan terus sebagai anak yatim tidak melulu
harus meminta kita mengajarkan itu jadi
kita membuat cerita yang masuk ke dalam
nilai moral, dan akhlak inti nya kita
menanamkan nilai-nilai yang baik kepada
anak.”2
Penyampaian kisah yang disampaikan
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia, bukan hanya
bersumber dari Al-Qur‟an saja, mereka juga
menyampaikan peristiwa-peristiwa bersejarah pada jaman
2 Wawancara bersama Kak Nia Husnia di Sanggar Pondok Cerita Sekretariat
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia Tangerang. Pada tanggal 10 Juli
2018.
70
Rasulullah beserta Sahabatnya, contoh nya seperti
peristiwa Perang Uhud, para Sahabat Rasulullah seperti
Thalhah bin Ubaidillah.
Metode dakwah kisah yang diterapkan
Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia sesuai dengan
metode yang sudah dijelaskan didalam Al-Qur‟an Surat
An-Nahl ayat 125 :
Artinya : “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-
mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.”
Pada ayat tersebut terdapat metode dakwah yang
akurat, kerangka dasar tentang metode dakwah yang
terdapat pada ayat tersebut adalah Bil Hikmah, Al-
Mauidzah Al-Hasanah, dan Bil Mujadalah.3 Dalam
penerapan metode dakwah bil hikmah, kisah yang
disampaikan oleh Persaudaraan Pencerita Muslim
3 Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah,Jakarta:Amzah,2009.hal 98.
71
Indonesia, pendengar kisah tersebut bisa mengambil
hikmah yang diambil dari kisah tersebut, seperti yang
dimaksud dalam metode hikmah, bahwa berdakwah harus
dengan cara yang penuh kebijaksanaan, kearifan untuk
bisa menentukan sikap dan membangun kesadaran diri
mad‟u dalam menerima pesan dakwah. Metode hikmah
digunakan telah melalui pertimbangan ilmu pengetahuan,
kondisi mad‟u, dan materi sebagai kemasan pesan
dakwah. Maka, metode kisah menjadi salah satu pilihan
yang digunakan dalam berdakwah ketika memang kondisi
mad‟u yang membutuhkan dengan metode kisah.
“hikmah adalah pelajaran yang telah
disampaikan kemudian kita ambil hikmah
nya, orang jadi berfikir hikmah itu ilmu
yang bisa diambil dari pelajaran yang
sudah disampaikan dari penyampaian
kisah yang kita sampaikan. Jadi orang bisa
mengambil hikmah tersebut dari kisah
yang sudah disampaikan dan di ceritakan.
Kisah ini bisa diambil hikmah nya
72
contohnya bagaimana Nabi Ibrahim bisa
meluruskan akidah orang orang raja
namrud yang musyrik.”4
dakwah Al-Mauidzatul Hasanah, yaitu ucapan
yang berisi nasihat-nasihat yang baik dan bermanfaat bagi
orang yang mendengarkannya. Kisah-kisah yang
disampaikan adalah kisah-kisah yang baik dan perkataan-
perkataan yang banyak mengandung nasihat, serta mad‟u
yang mendengarkannya pun dapat mendapatkan sebuah
pelajaran berharga, serta mad‟u yang mendengarkannya
pun tidak merasa digurui karena seringkali kita merasa
tidak nyaman bila harus mendengarkan sebuah nasihat
yang berkepanjangan. Karena itulah Allah sering kali
menggunakan tamsil-tamsil, perumpamaan, pelukisan-
pelukisan untuk mengajar manusia menuju ketaatan
syariat, antara lain diambil dari dunia binatang dan
tumbuhan yang dilukiskan dalam Al-Qur‟an dengan
bahasa yang indah dan mempesona.
4 Wawancara dengan Kak Imam, di Sanggar Pondok Cerita Sekretariat PPMI
Tangerang pada tanggal 10 Juli 2018
73
Metode bil-Mujadalah merupakan cara berdakwah
yang melalui proses dialog, diskusi, atau perdebatan.
Namun perdebatan yang dimaksud adalah dengan cara
berdebat yang baik dan mengacu pada tujuan
tersampaikannya pesan nilai dakwah. Dengan cara
berdebat yang baik, kita bisa menyampaikan di dalam
sebuah cerita dan bisa kembali kita sampaikan kepada
anak-anak dengan berdialog.
“jadi sebenarnya ketiga nya itu mencakup
di dalam metode dakwah berkisah tersebut.
Kisah ini kan sumbernya Al-Qur’an,
metode dakwah juga bersumber dari Al-
Qur’an berarti dari ketiga metode dakwah
tersebut kisah ini mencakup tiga metode
dakwah tersebut, bil-hikmah, al-
mauidzatul hasanah, kemudian yang
terakhir bil mujadalah .”5
5 Wawancara dengan Kak Imam, di Sanggar Pondok Cerita Sekretariat PPMI
Tangerang pada tanggal 10 Juli 2018
74
2. Berkisah sambil Mengajarkan Bacaan Al-Qur’an
Selain berdakwah melalui kisah, Persaudaraan
Pencerita Muslim Indonesia, juga mengajarkan
kepada anak-anak agar mau belajar Al-Qur‟an dengan
cara yang menarik dan tidak membosankan, sebelum
mengaji biasanya diawali dengan mendengarkan
kisah terlebih dahulu.
“salah satu metode yang bisa dipakai
untuk mengajak anak anak belajar baca
qur’an bersama sama terus kemudian
mendengarkan kisah-kisah nya. Atau
diajak per ayat mengartikan seperti itu
abis itu mau tau ngga kisah nya seperti
apa kemudian di ceritakan, seperti itu.”6
Metode seperti inilah yang membuat anak-anak
menjadi semangat untuk belajar membaca Al-Qur‟an serta
mengenal dan memahami kandungan isi Al-Qur‟an
semakin dalam lagi , seperti yang sudah diamati kegiatan
seperti ini adalah salah satu upaya untuk menghilangkan
6 Wawancara oleh Kak Nia Husnia pada tanggal 10 Juli 2018
75
rasa jenuh, dan bosan pada anak-anak ketika mereka
sedang mengaji. Karena tidak dapat dipungkiri di era
digital yang pada saat ini anak-anak lebih tertarik dengan
media social seperti Youtube, Game, dan video game.
Oleh karena itu supaya anak-anak tidak melupakan
kewajibannya untuk beribadah seperti sholat dan mengaji,
mereka harus diberi pendidikan sejak dini dan
diperkenalkan tentang Al-Qur‟an tetapi dengan metode
yang sederhana dan menarik seperti menceritakan kisah –
kisah Al-qur‟an dengan cara, membaca surat-surat pendek
dan menjelaskan apa saja kisah yang terdapat didalam
surat tersebut, selain menjelaskan kisah, kita juga bisa
mengajarkan nilai-nilai islami yang ada di dalam kisah
tersebut, dengan menerapkan metode yang menarik
seperti ini anak-anak pasti lebih bersemangat dan tidak
mudah jenuh disaat mereka sedang belajar mengaji.
3. Memperluas Penerima Kisah dari Anak-anak
sampai Orang Dewasa
Dalam kegiatan dakwah nya Persaudaraan
Pencerita Muslim Indonesia sebenarnya hanya
76
menargetkan anak-anak TK dan SD, tetapi dengan seiring
berjalannya waktu, ternyata para kalangan anak-anak
remaja dan orang dewasa pun ternyata tertarik dengan
penyampaian kisah ini. Tak jarang juru kisah
Persaudaraan Pencerita Muslim sering diundang oleh
sekolah SMP, dan SMA.
“ternyata tidak hanya sekolah SD atau TK,
tapi SMP dan SMA pun masih tertarik
dengan kisah yang kita bawakan,
walaupun sebenarnya target kita memang
anak-anak kecil sd dan tk. Tapi kadang
smp dan sma pun banyak yang minta tapi
kita lebih ke motivasi kisah termasuk ada
juga pemutaran video kisah.”7
Karena sebenarnya dalam menyampaikan kisah
tidak melulu yang mendengarkan adalah anak-anak, tetapi
orang dewasa jika diceritakan tentang kisah pasti akan
ikut tertarik mendengarkannya, karena kisah itu menarik.
Karena yang ada di dalam benak kita adalah kemenarikan,
7 Wawancara dengan Kak Nia pada tanggal 10 Juli 2018
77
serta kesan yang mendalam. Memang kisah itu menarik,
tidak hanya anak-anak saja, orang dewasa hingga kakek
dan nenek akan senang mendengarkannya. Apalagi jika
cara penyampaian kisah tersebut menarik dan dapat
membawa kita hanyut dalam mendengarkannya, terlebih
yang disampaikan adalah kisah-kisah Nabi dan Rasul,
para Sahabat, peristiwa-peristiwa perang yang terjadi saat
jaman Rasulullah saw, bahkan gambaran hari kiamat
nanti.
Metode kisah ini adalah salah satu bentuk metode
dakwah yang mengajak para umat untuk berbuat
kebaikan, merubah perilaku yang sesuai dengan yang
sudah Allah beritahu di dalam Al-Qur‟an. Maka dari itu
kisah dikemas menjadi lebih menarik serta
penyampaiannya juga harus diperhatikan supaya penerima
dan pendengar kisah tersebut dapat mudah dipahami dan
cepat menerima pesan tersebut.
Metode dakwah lewat kisah seperti ini sasaran
penerima pesannya bukan hanya kalangan anak-anak saja,
tetapi orang dewasa pun perlu mendengarkannya supaya
78
tidak melupakan peristiwa yang sudah terjadi dan
tercantum di dalam Al-Qur‟an. Perintah Allah yang harus
dilaksanakan kemudian beserta larangan nya pun juga
banyak tercatat di dalam Al-Qur‟an, maka dari itu kisah
ini adalah salah satu bentuk metode dakwah untuk
mengajak para umat untuk berbuat kebaikan, merubah
perilaku yang sesuai dengan yang sudah Allah beritahu di
dalam Al-Qur‟an.
4. Berkisah sampai ke Tempat Pelosok
Prinsip dakwah juru kisah Persaudaraan Pencerita
Muslim Indonesia menyiarkan dan menyampaikan
dakwah nya dimana saja tempatnya, baik itu di sekolah,
masjid, TPA, atau pun di daerah-daerah yang sulit
dijangkau. Bulan Ramadhan lalu, juru kisah wilayah
tangerang mendatangi sebuah daerah pelosok yang
bernama Suku Akid di Pulau Penyalai Riau. Mereka
adalah muallaf yang sudah enam tahun menjadi seorang
muslim tetapi dalam proses mereka menjadi muallaf tidak
ada yang membimbing, dan mereka pun kebingungan.
79
Kegiatan juru kisah Persaudaraan Pencerita
Muslim Indonesia disana, adalah menceritakan sebuah
kisah, mengajar belajar Al-Qur‟an karena anak-anak di
pulau penyalai tersebut benar-benar belum bisa membaca
Al-Qur‟an. Dan yang dikhawatirkan oleh para juru kisah
ini adalah masyarakat disana terjerumus dan terpengaruh
oleh ajaran orang asing karena, banyak orang nasrani
yang mendatangi mereka.
“ yang kami takutkan adalah, banyak
orang-orang nasrani seperti orang korea
yang datang kesana mengunjungi mereka.
Kami takut mereka terpengaruh dan
terjerumus, dan akhirnya ikut ajaran
mereka. Mangkanya tugas kami adalah
menjaga mereka untuk tetap ada di jalan
yang benar, kalau di ibaratkan kami
dengan orang-orang nasrani tersebut
80
seperti tarik-tarikan memperebutkan
masyarakat suku akid ini”.8
Kehidupan suku akid ini benar-benar sangat
sederhana karena tempat tinggal mereka pun benar-benar
jauh dari jangkauan kota, dari bandara kita harus
melanjutkan perjalanan lagi untuk dapat sampai di tempat
tersebut. Tetapi banyak hikmah dan pelajaran yang bisa
kita ambil dari suku akid tersebut.
“apa hikmah yang kita ambil? Malu ya
rasa nya kalau kita masih suka mengeluh
kita disini tempat masih terang benderang
ada lampu, mereka makan kadang hanya
dengan nasi itupun kalau ada .Jadi kami
ketika disana itu menyiapkan sahur nya
menyiapkan berbuka puasa nya. Rumah
mereka bentuknya rumah panggung tapi
masih bagus kandang kambing dibanding
rumah mereka, ketika air laut pasang itu
rumah mereka kerendam banjir, mereka
8 Wawancara kak imam tanggal 10 Juli 2018
81
termasuk yang terbuang lah tapi mereka
muslim”.9
5. Melibatkan Mahasiswa dalam Menyebarkan
Dakwah melalui Kisah
Salah satu keinginan juru kisah Persaudaraan
Pencerita Muslim Indonesia ialah ingin lebih banyak lagi
mahasiswa yang aktif dan mau bergabung dalam kegiatan
berkisah ini.
” kami ingin nya mahasiswi-mahasiswi
baik yang di tarbiyah, karena berkisah ini
tidak melulu tentang pendidikan. Banyak
teman teman, dari jurusan kedokteran,
ilmu perpustakaan, ilmu politik yang
mereka sudah berkisah dan tidak harus
disampaikan untuk anak anak saja,tetapi
setiap orang bisa menyampaikan dan
mendengarkan nya”10
9 Wawancara dengan kak imam tanggal 10 Juli 2018
10 Wawancara dengan ka nia pada tanggal 10 Juli 2018
82
Harapan Kak Nia sebagai Ketua 3 Persaudaraan
Pencerita Muslim Indonesia adalah dengan adanya
komunitas Persaudaraan Muslim Indonesia ini, selain
menyiarkan dakwah lewat kisah, anak-anak muda baik itu
yang masih sekolah Sma, dan sudah Mahasiswa bisa
terdorong kemauannya untuk mengikuti komunitas ini dan
bersama-sama menyiarkan dakwah melalui metode kisah
ini.
B. Signifikansi Penerapan Berkisah Sebagai Metode
Dakwah
Berkisah bukan hanya sekedar berisi kegiatan
untuk menyenangkan anak-anak, tapi bagaimana dengan
berkisah banyak yang bisa diambil oleh anak-anak.
Bagaimana lewat kisah bisa mengajarkan dan mengajak
kepada nilai-nilai kebaikan dan mengenalkan tokoh-tokoh
hebat dalam islam. Mengenalkan sosok Rasulullah SAW
dan para sahabatnya. Penyakit terbesar dalam perbaikan
generasi adalah tidak menghadirkan sosok Rasulullah
SAW sepenuhnya, dengan berkisah kita kenalkan
kehebatan Rasulullah SAW dan para sahabatnya sehingga
83
tertanam dalam jiwa anak sedari kecil untuk mencintai
Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
“menyampaikan sebuah kisah tidak asal
hanya untuk lucu-lucuan, anak kemudian
senang dan tertawa selesai kemudian
ditinggal. Tidak seperti itu, tapi disitulah
kesempatan para juru kisah ketika mereka
sedang tertawa riang dan bahagia ada di
dalam alam bawah sadar mereka, yang
otak mereka terbuka dan itu adalah
kesempatan untuk memasukkan hal-hal
positif kepada mereka karena mereka akan
menerima 100 persen dari situ kita
manfaatkan untuk menyampaikan kisah
atau membuat kisah yang dapat mudah
dimengerti bahasanya yang sumbernya
diambil dari hadits, sirah nabawiyah.”11
Juru kisah Indonesia menyadari dengan
sepenuh hati, bahwa berkisah adalah bagian dari sunnah
11
Wawancara dengan Kak Nia pada tanggal 10 Juli 2018
84
dalam agama Islam, bahwa berkisah berarti meneruskan
mata rantai dakwah dan tarbiyah Rasulullah SAW, maka
juru kisah Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia,
bertekad bulat untukmengambil peran dalam tugas mulia
ini. Dengan tujuan semoga dari gerakan berkisah qurani,
Nabawi dan sejarah ini, akan lahirlah generasi Beriman
dan bertaqwa, serta berakhlak mulia di seluruh penjuru
juru bumi Pertiwi Indonesia, hingga Allah berkenan
membukakan pintu-pintu keberkahan langit dan bumi,
serta kebahagiaan kepada negeri ini.
Kisah, selain berasal dari sumber yang jelas, juga
sarat akan pelajaran dan hikmah yang bisa diambil.
Firman Allah SWT :
Artinya : “Kami menceritakan kepadamu kisah
yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini
kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami
mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang
belum mengetahui.” (Qs. Yusuf :3)
Dari ayat ini, dapat diambil pelajaran bahwa
secara implicit Allah menyebutkan di dalam Al-Qur‟an
85
dengan „Kumpulan kisah Yang Baik‟. Maksudnya dalam
mengajak manusia ke dalam keimanan dan ketaatan
kepada Robbnya, Allah pun menggunakan metode yang
menyentuh hati nurani, yaitu cerita/kisah-kisah. Hikmah
yang dapat diambil atas sebuah cerita/peristiwa yang
pernah terjadi di masa lalu adalah sungguh merupakan
pengalaman yang sangat berharga untuk kita berikhtibar
atas peristiwa tersebut
Dengan demikian, secara khusus Allah hendak
mengajarkan kepada Rasulullah dan tentu juga kepada
para pengikutnya yang setia, bahwa cerita adalah metode
dakwah yang tepat dan efektif untuk mengajak manusia
berbuat baik (akhlakul karimah) tanpa merasa digurui.
Karena itulah Allah sering kali menggunakan tamsil-
tamsil, perumpamaan, pelukisan-pelukisan untuk
mengajar manusia menuju ketaatan syariat,antara lain
diambil dari dunia binatang dan tumbuhan yang
dilukiskan dalam Al-Qur‟an dengan bahasa yang indah
dan mempesona.
86
Mengingat begitu besarnya perhatian Allah pada
metode bercerita ini tentu wajar jika terbesit pertanyaan di
hati kita, mengapa metode bercerita ini efektif sekali?
Jawabannya adalah : cerita/kisah umumnya lebih berkesan
daripada nasihat murni, sehingga pada kebanyakan hal,
cerita yang kita dengar di masa kanak-kanak dulu masih
bisa kita ingat dengan utuh berpuluh-puluh tahun.
Melalui kisah manusia diajarkan untuk mengambil
hikmah tanpa merasa digurui. Memang harus diakui
sering kali kita tidak merasa nyaman bila harus dikhutbahi
dengan segerobak nasihat yang berkepanjangan.
Bila sebuah kisah dibawakan atau disajikan secara
baik, penuh rasa dan tekhnik yang bagus, maka akan
membangun rasa/perasaan tenang, santai, hangat dan
sangat pribadi. Kedudukan kisah dalam dunia dakwah ini
memiliki sosio efek (manfaat) dan fungsi yang luar biasa
dalam ikut membangun karakter dan kepribadian anak-
anak.
Melalui cerita kisah anak-anak akan mudah
memahami sifat-sifat, figur-figur dan perbuatan-perbuatan
87
mana yang baik dan sebaliknya. Dengan melalui kisah
kita dapat memperkenalkan akhlak dan figur seorang
muslim yang baik dan pantas diteladani,demikian pula
sebaliknya. Bercerita dapat berperan dalam proses
pembentukan watak seseorang. Dalam hal tekhnik yang
perlu kita tonjolkan adalah tekhnik dramatisasi. Kita perlu
menggambarkan perbedaan perilaku antara tokoh
antagonis (tokoh jahat) secara tajam. Inilah yang kita
sebut dengan dramatisasi. Pada adegan yang perlu diberi
penekanan, tonjolkan secara maksimal. Memang pada
kenyataannya tidak ada orang yang baik seratus persen.
Tapi penggambaran “hitam putih” semacam ini, bagi
anak-anak sangatlah penting.
Metode kisah atau bercerita akan memberikan
dampak penyegaran baik bagi anak-anak maupun orang
dewasa dalam proses pemerolehan pesan dakwah atau
pesan dalam pendidikan. Di antara fungsi metode kisah
dapat dilihat beberapa fungsi berikut :
Pertama, menanamkan moral dan nilai-nilai
agama. Melalui cerita atau kisah para Rasul atau
88
kisah0kisah teladan, secara perlahan seorang da‟i dapat
menanamkan hal-hal baik kepada mad‟u, menanamkan
pemahaman terhadap nilai-nilai agama yang harus
dijadikan prinsip dalam kehidupannya.
Kedua, dapat mengembangkan imajinasi anak.
Khusus bagi anak, merupakan masa untuk
mengembangkan imajinasi sehingga akan mendukung
potensi kecerdasannya. Salah satu upaya mengembangkan
imajinasi anak diantaranya melalui cerita. Dengan
bercerita, anak akan belajar memahami dan menghayati
terhadap suatu kisah atau cerita meskipun tidak secara
langsung dinikmati dengan indra penglihatan. Dalam hal
ini, metode kisah mempotensikan kemampuan mendengar
baik dan penghayatan akan mengantarkan anak untuk
mengenali nilai-nilai yang terkandung dalam kisah
tersebut.
Ketiga, membangkitkan rasa ingin tahu. Rasa
ingin tahu merupakan potensi besar anak dalam proses
pemerolehan pengetahuan. Melalui sebuah cerita atau
kisah akan mengantarkan anak untuk mengetahui berbagai
89
peristiwa kehidupan dengan serangkaian aktivitas dan
nilai yang terkandung di dalamnya. Harapannya tentu agar
adanya perubahan sikap, perilaku, dan pemikiran anak ke
arah yang lebih baik.
Keempat, memahami konsep ajaran Islam secara
emosional. Cerita yang bersumber dari Al-Qur‟an dan
kisah-kisah keluarga muslim diperdengarkan melalui
cerita, diharapkan anak didik tergerak hatinya untuk
mengetahui lebih banyak agamanya dan pada akhirnya
terdorong untuk beramal di jalan lurus. Daya emosional
akan menguatkan rasa keagamaan mad‟u dalam
memahami ajaran agama islam.
Dan di dalam surat Yusuf ayat 111,
Artinya : “mereka berkata: "Wahai ayah Kami, apa
sebabnya kamu tidak mempercayai Kami terhadap Yusuf,
Padahal Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang
mengingini kebaikan baginya.”
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
90
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya
dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk
dan rahmat bagi kaum yang beriman.” Dalam akhir dari
kedua ayat di atas menyebutkan kisah-kisah yang
diceritakan dalam Al-Qur‟an adalah benar-benar
peristiwa kehidupan yang terjadi dan dikisahkan dalam
Al-Qur‟an supaya menjadi pembelajaran bagi kaum
yang beriman. Hal tersebut berarti, cara Allah
menunjukkan sebuah kebenaran kepada manusia juga
melalui pesan nilai dan moral bagi seluruh umat
manusia.
C. Kisah yang diterapkan Persaudaraan Pencerita
Muslim Indonesia
Penyajian kisah yang disampaikan Persaudaraan
Pencerita Muslim Indonesia, Pertama adalah kisah-kisah
Nabi, melalui surat surat yang tertera di dalam Al-Qur‟an.
“kita menyampaikan semua surat di dalam
alquran untuk kita ceritakan kisah kisahnya jadi
cerita yang kita sampaikan itu harus sesuai
91
dengan kebutuhan anak, misalnya kita mau
menceritakan tentang hari kiamat, ada cerita di
surat An-Naba, surat Al-Qariah, di surat Al-
Infithar, atau surat at-Takwir itu menceritaan
tentang kisah hari kiamat. Atau menceritakan
tentang Nabi Nuh A.S yang menyampaikan
dakwah nya ke umat nya, berarti di surat Al-Mulk
kan ada. Atau menceritakan tentang ke shalehah
nya Maryam itu ada di surat Maryam. Atau kalau
cerita tentang Nabi-Nabi kan jelas ada di Al-
Qur’an atau kita ceritakan tentang jangan
menghardik anak yatim itu ada di surat Al-Maun
nah kita bisa memberikan cerita seperti
mengislamisasikan cerita jangan menghardik anak
yatim jadi kita buat cerita supaya anak sadar
kalau kita tidak boleh menghardik anak yatim itu
tidak baik dan terus sebagai anak yatim tidak
melulu harus meminta kita mengajarkan itu jadi
kita membuat cerita yang masuk ke dalam nilai
92
moral, dan akhlak . inti nya kita menanamkan
nilai-nilai yang baik kepada anak.”12
Kedua, adalah kisah-kisah yang menyangkut
peristiwa-peristiwa pada masa Rasulullah seperti, Perang
Badar, Perang Uhud, Perang Ahzab, sahabat-sahabat Nabi
seperti Zaid bin Haritsah, Thalhah bin Ubaidillah.
Contoh kisah para sahabat nabi seperti tertera pada hadits
هما قال: قال رجل للنب صلى عن جابر بن عبد اللو رضي اللو عن نة ف : )قال ؟اللو عليو وسلم ي وم أحد أرأيت إن قتلت فأين أنا (ال
فألقى ترات ف يده ث قاتل حت قتل
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a., dia
berkata : “ketika perang uhud, seorang laki-laki
bertanya kepada Nabi Saw., “Beritahukan kepada
saya,jika saya terbunuh saya akan berada dimana?”.
Rasulullah Saw, menjawab, “Di surga”. Maka laki-
laki itu segera membuang buah kurma yang masih
tersisa di tangannya kemudian bertempur dengan
gigih hingga terbunuh syahid.”13
Selain, bersumber dari Al-Qur‟an Persaudaraan
Pencerita Muslim Indonesia mengadakan sebuah
kajian bedah Sirah Nabawiyah, biasanya kajian ini
12
Wawancara dengan kak nia tanggal 10 juli 2018 13
Achmad Zaidun, Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari, (Jakarta : Pustaka
Amani, 2002) h. 774
93
diadakan sebulan sekali pada event-event tertentu.
Dan diikuti oleh para orangtua.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh kemudian
dilakukan analisa, maka hasil uraian yang telah dikemukakan
pada bab-bab sebelumnya tentang Berkisah sebagai Teknik
Dakwah Studi pada Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan kisah sebagai teknik dakwah yang
dilakukan oleh PPMI bersumber dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah, mereka juga berdakwah tidak hanya
melalui sekolah tetapi juga memperluas dakwah
dengan berdakwah ke daerah daerah pelosok. Selain
berkisah mereka juga mengajarkan anak-anak
membaca Al-Qur’an dengan metode dan teknik yang
membuat anak tidak jenuh dan bosan saat sedang
mengaji.
2. Kisah yang diceritakan oleh PPMI sendiri banyak
macam nya mulai dari kisah para Nabi, Kisah Para
94
95
Sahabat Nabi, Kisah-kisah peristiwa yang terjadi di
masa Nabi seperti Perang Badar, Perang Uhud, Perang
Ahsyam. Mereka juga menyampaikan kisah tersebut
yang bersumber dari hadits-hadits para sahabat.
3. Tujuan dari menyampaikan kisah ini menyampaikan
misi dakwah dan pendidikan. Misi nya adalah
menanamkan Al-Islam dan nilai-nilai moral dalam
sanubari anak-anak khususnya. Rasulullah saw
menyampaikan suatu kisah untuk berdakwah dengan
tujuan ada pesan nilai dan moral yang dapat diambil
sebagai pelajaran bagi pengikutnya. Penggunaan
metode kisah akan memberikan nuansa yang berbeda,
tidak menjenuhkan kemonotonan cara dakwah yang
secara langsung menyampaikan suatu pesan.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan penulis secara langsung, maka
beberapa saran yang penulis sampaikan diantaranya :
1. Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia dalam
kegiatan berkisah harus mulai membuat media online
supaya masyarakat bisa lebih mengenal komunitas ini
96
dan nantinya, akan semakin banyak orang-orang yang
antusias dalam mendengarkan dan belajar untuk
berkisah.
2. Masih kurangnya juru kisah, Persaudaraan Pencerita
Muslim Indonesia harus lebih giat mengenalkan
komunitas ini kepada mahasiswa dan jika bisa
membuka open rekrutmen untuk akademi berkisah ini.
3. Untuk para pendakwah, bisa memilih metode dan
teknik kisah ini untuk menyiarkan dakwah agar lebih
menarik, dan masyarakat tidak akan jenuh dalam
mendengarkan sebuah ceramah karena di dalam nya
tersimpan kisah-kisah Al-Qur’an yang menarik untuk
dipelajari dan di dengarkan, kerena kisah ini bisa
membuat orang terinspirasi dalam memetik pelajaran
yang diambil.
97
DAFTAR PUSTAKA
A. Referensi Buku
Aliyudin,Enjang. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, Bandung : Widya
Padjajaran, 2009.
Azis,Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta : Prenada Media Group, 2015.
Amin,Munir Syamsul. Ilmu Dakwah, Jakarta : Amzah, 2009.
Aripuddin,Acep, Pengembangan Metode Dakwah, Jakarta:
PT.Raja Grafindo, 2011.
Baidan,Nasrudin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005
Chirzin,Muhammad, Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta
: PT Amanah Bunda Sejahtera, 1998.
Djunaedi,Wawan, Syarah Shahih Muslim, Jakarta : Pustaka
Azzam, 2010
Djalal,Abdul. Ulumul Qur’an, Surabaya : Dunia Ilmu, 2000.
Dermawan,Andy. Metodologi Ilmu Dakwah, Yogyakarta :
Lembaga Studi Filsafat Islam, 2002
Habib,Syafaat, Buku Pedoman Da’wah, Jakarta : PT.Bumi Restu,
1982.
97
98
Hidayati,Nurul, Metode Penelitian Dakwah dengan Pendekatan
Kualitatif, Jakarta : UIN Jakarta Press,2006.
Masturi,Ade,Rubiyanah Pengantar Ilmu Dakwah, lembaga
penelitian UIN Jakarta : Jakarta, 2010.
Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulum al-Qur’an (Studi Ilmu-
Ilmu Qur’an), Bogor: PT Pustaka Litera AntarNusa.
Subandi,Ahmad, Ilmu Dakwah Pengantar Kearah
Metodologi,Bandung: Yayasan Syahida,2014.
Saifuddin,Muhammad, Metodologi dakwah, Bandar Lampung :
Gunung Pesagi, 1996.
Tasmara,Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media
Pratama,1997.
Suma,Amin Muhammad, Ulumul Qur’an, Jakarta : PT.Raja
Grafindo Persada, 2013
Syaikh Manna’ Al Qaththan, Ulumul Qur’an (Pengantar Ilmu
Studi Al-Qur’an), Jakarta : Pustaka al-Kautsar, 2012.
Sayyid Qutb, Ulmul Qur’an Seni Penggambaran dalam Al-
Qur’an.Yogyakarta : Nur Cahaya, 1981.
Zaidun,Achmad, Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari, Jakarta :
Pustaka Amani, 2002
99
B. Referensi Dari Internet :
Ali Fitriana “Metode Dakwah Al-Qur’an Melalui Kisah”
,(https://www.harakatuna.com/metode-dakwah-al-quran-
melalui-kisah.html diakses pada 14 Mei 2018).
Renny Intan “Dongeng sebagai Metode Dakwah pada Anak”,
(http://immbskm.org/dongeng-sebagai-metode-dakwah-
pada-anak/ diakses pada 15 April 2018).
https://komunita.id/2017/06/22/persaudaraan-pencerita-
muslim-indonesia-ppmi-berdakwah-melalui-cerita/
diakses pada tanggal 30 Juni 2018
Akun resmi PPMI https://www.ppmiberkisah.com/parenting/203-
pentingnya-berkisah-bagi-anak
diakses pada tanggal 1 Juli 2018.
Hasil Wawancara dengan Ketua 3 Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia
(PPMI) Banten
Nara sumber : Kak Nia dan Kak Imam
Hari Tanggal : Jumat 10 Juli 2018
Tempat wawancara : Sekretariat PPMI Tangerang Sanggar Pondok Cerita
1. Bagaimana metode dakwah yang diterapkan oleh PPMI?
Jawab : biasanya ketika ingin menyampaikan suatu kisah diperkenalkan kisah
yang akan disampaikan contoh nya seperti ingin menyampaikan kisah Raja
Abrahah kita akan membacakan surat Al-Fiil bersama sama,berarti kan kita
akan mengarahkan bahwa akan diceritakan tentang peristiwa perang gajah,
biasanya seperti itu. Jadi ada poin-poin yang musti diambil dari surat tersebut,
surat apa yang ingin disampaikan berikut dengan kisahnya. Diajak mengaji
bersama sama akhirnya mereka jadi tau “oh surat ini menceritakan tentang ini
ya” atau surat Al-Qariah yang menceritakan tentang hari kiamat “ atau surat al
maun yang menceritakan tentang menghardik anak yatim, kita ceritakan dan
kita buat cerita nya. Banyak yah semua surat yang ada kandungan kisah
nya,akhirnya saya jadi tertarik lagi dengan belajar Al-Qur’an jadi ternyata
banyak ayat yang menceritakan tentang kisah ini ya jadi lebih paham makna
nya. Itu salah satu metode yang bisa dipakai untuk mengajak anak anak
belajar baca qur’an bersama sama terus kemudian mendengarkan kisah-kisah
nya. Atau diajak per ayat mengartikan seperti itu abis itu mau tau ngga kisah
nya seperti apa kemudian di ceritakan, seperti itu. Kalau dulu ketika masih
mengajar sebelum belajar saya selalu menyampaikan cerita-cerita atau kisah
kisah 10 menit sebelum belajar. Untuk menanamkan nilai nilai budi pekerti
dan akhlak tapi ada juga yang satu minggu sekali setiap hari jumat .
2. Apakah surat yang disampaikan untuk dijadikan kisah fokus pada juz 30 saja
atau seluruh surat yang ada di Al-Qur’an?
Jawab : kita menyampaikan semua surat di dalam alquran untuk kita
ceritakan kisah kisahnya jadi cerita yang kita sampaikan itu harus sesuai
dengan kebutuhan anak, misalnya kita mau menceritakan tentang hari kiamat,
ada cerita di surat An-Naba, surat Al-Qariah, di surat Al-Infithar, atau surat at-
Takwir itu menceritaan tentang kisah hari kiamat. Atau menceritakan tentang
Nabi Nuh A.S yang menyampaikan dakwah nya ke umat nya, berarti di surat
Al-Mulk kan ada. Atau menceritakan tentang ke shalehah nya Maryam itu ada
di surat Maryam. Atau kalau cerita tentang Nabi-Nabi kan jelas ada di Al-
Qur’an atau kita ceritakan tentang jangan menghardik anak yatim itu ada di
surat Al-Maun nah kita bisa memberikan cerita seperti mengislamisasikan
cerita jangan menghardik anak yatim jadi kita buat cerita supaya anak sadar
kalau kita tidak boleh menghardik anak yatim itu tidak baik dan terus sebagai
anak yatim tidak melulu harus meminta kita mengajarkan itu jadi kita
membuat cerita yang masuk ke dalam nilai moral, dan akhlak . inti nya kita
menanamkan nilai-nilai yang baik kepada anak.
3. Apa hambatan dalam metode dakwah yang diterapkan dalam PPMI?
Jawab : hambatan pasti ada biasanya ada perbedaan kalau kita bercerita di
wilayah perkotaan dengan wilayah pedesaan, itu ada perbedaan. Biasanya
kalau di daerah perkotaan itu tingkat fokus anak dalam mendengarkan kisah
nya kurang kalau di daerah pedesaan, itu sangat fokus . kenapa? Ketika kita
perhatikan mereka sudah kenal gadget sehingga ada sedikit bentrokan ada
sesuatu yang ketika kita ceritakan seperti kisah ini, alam nya sudah beda. Jadi
sudah terbiasa dengan youtube apalagi dengan game mereka itu dikit dikit hp
mikirnya hp . tapi kalau di pedesaan yang mereka belum tersentuh gadget
mereka akan tertib rapih dan mudah masuk mengerti dalam memahami cerita .
dan juga anak yang sekolah yang bagus dalam artian anak anak berada yang
bayar mahal segala macem, dengan sekolah sekolah negeri biasa gitu itu lebih
fokus yang anak anak sekolah nya yang biasa biasa aja, karena disana mereka
tidak difasilitasi dengan gadget. Beda dengan anak anak yang sekolahnya
bayar mahal dan segala macem . tapi lambat laun kalau kita sering
memberikan kisah kisah itu kepada anak, kegandrungan megang gadget itu
akan berkurang . seperti disini di sanggar pondok cerita ini, awalnya mereka
itu ngga fokus tapi lama kelamaan karena kita memberikan kisah kisah
teladan mereka Alhamdulillah semakin fokus, tertib, rapih. Jadi memang
permasalahan nya satu, yaitu ketika anak megang gadget mereka akan lebih
susah untuk fokus dalam mendengarkan sebuah kisah fokus nya jadi kurang.
Sebenarnya ketika mereka kembali ke rumah itu kembali lagi dengan
kesadaran orang tua, tapi ini salah satu bentuk ikhtiar kami. Pelan pelan kami
akan terus menyampaikan kisah-kisah dan juga menawarkan ke sekolah-
sekolah program kita ini. Alhamdulillah banyak yang welcome dengan apa
yang kita sampaikan.
4. Apakah sekolah yang dikunjungi hanya sekolah SD,atau TK? Apa ada
sekolah lain seperti SMP atau SMA?.
Jawab : ternyata tidak hanya sekolah SD atau TK, tapi SMP dan SMA pun
masih tertarik dengan kisah yang kita bawakan, walaupun sebenarnya target
kita memang anak-anak kecil sd dan tk. Tapi kadang smp dan sma pun banyak
yang minta tapi kita lebih ke motivasi kisah termasuk ada juga pemutaran
video kisah.
5. Kenapa PPMI menjadikan kisah sebagai metode dakwah ?
Jawab : kenapa kisah ? Rasulullah SAW menyampaikan dakwah kepada
anak-anaknya dan cucu cucu nya lewat kisah terus landasan nya ada di dalam
Al-Qur’an juga ada di buku-buku ilmu, itulah yang ingin kita sampaikan.
Bahwa tetap walaupun mereka tetap asyik dengan gadget nya tetap menurut
kami dunia berkisah lebih menarik. Yang terbaik itu adalah dakwah yang
disampaikan oleh Rasulullah jadi dakwah face to face jadi dakwah seperti ini.
Seperti yang kaka lakukan saat ini, lebih enak ketemu atau lewat by whatssap?
Lebih enak ketemu langsung kan. Jadi dakwah yang paling indah dan baik
adalah dakwah yang disampaikan oleh baginda Rasulullah. Malaikat Jibril
menyampaikan wahyu itu apakah bisa hanya dari langit dan tidak turun ke
bumi. Maka dari itu kenapa malaikat Jibril turun ke bumi untuk
menyampaikan wahyu nya,karena ingin face to face bertemu langsung.
Karena face to face itu akan menimbulkan ikatan batin antara pendakwah dan
yang di dakwahi . kalau kita tidak pernah bertemu tidak aka nada ikatan batin,
pendekatan emosional. Dakwah itu kan pendekatan emosional,orang dakwah
kalau ngga ada pendekatan emosional ngga mungkin bisa berdakwah. Contoh
nya kita bisa mendengar ceramah di youtube tapi kita tidak bisa menemukan
kesejukan batin kalau kita belum bertemu dan mendengarkan langsung
ceramah dari da’i tersebut. Rasanya akan semakin lengkap jika bertemu dan
mendengarkan langsung ceramah yang disampaikan oleh da’i tersebut. Kita
bisa saja belajar lewat whatssap, by phone tapi manfaatnya akan kurang jika
kita tidak bertemu langsung karena ada nilai-nilai ruh nya yang membuat kita
semakin mudah memahami apa yang kita pelajari dan semakin mudah
menerima ilmu yang kita dapat jadi dakwah yang terbaik itu adalah dakwah
face to face. Kalau dakwah melalui gadget itu hanya sekedar tambahan aja
untuk mempermudah kita belajar. Seperti orang kuliah kan datang ke kampus
ketemu dengan dosen, artinya harus face to face kalau tidak artinya akan
hilang keilmuan nya itu . Jadi menurut saya kenapa kisah lebih baik karena
kisah ini dijadikan bagian dakwah oleh baginda Rasulullah. Bahkan sebagian
Al-Qur’an itu hampir 50 persen itu kisah, kebanyakan kisah maka dari itu
kisah-kisah ini mesti disampaikan kepada anak-anak kita terutama nanti
kepada lingkungan sekitar kita dan yang lebih besar lagi nanti cakupan nya.
Kenapa missal Negara kita menjadi Negara yang mental nya tidak baik
misalnya, karena bukan kisah yang disampaikan ketika kita masih kecil yang
disampaikan seperti dongeng kancil mencuri ketimun, kemudian bawang
putih bawang merah yang suka nya berantem. Kemudian cerita mistis seperti
Roro Jonggrang yang diminta untuk dinikahi tetapi tidak mau sehingga terjadi
perkelahian dan perselisihan. Semua hampir seperti itu yang disampaikan oleh
Nenek Moyang kita, tapi berbeda dengan orang Inggris yang menyampaikan
kepada anak-anaknya, mereka menyampaikan semangat berperang sehingga
anak anak mereka menjadi para prajurit-prajurit yang handal. Sehingga
mereka menguasai daratan Eropa,Prancis dan sebagainya. Lihat mereka
berbicara tidak menceritakan cerita mistis, tapi mereka menceritakan cerita-
cerita yang membangun, memotivasi, sehingga mereka Negara nya maju.
Sedangkan kita menyampaikan cerita mistis, sehingga anak-anak kita menjadi
penakut, cerita yang mengandung perkelahian, percintaan, sebenarnya cerita
seperti ini bukan membuat kita berfikir secara ke depan . tetapi ketika kisah
yang kita sampaikan, bagaimana Abu Bakar berjuang mereka menghabiskan
harta nya untuk Rasulullah, bagaimana Sayyidina Umar berjuang, bagaimana
Ustman bin Affan, bagaimana Zubair bin Awwam, bagaimana perjuangan
Bilal bin Rabbah, bagaimana sahabat-sahabat rasul mereka bertempur,
berjuang untuk islam . kalau kita ceritakan, itu akan membuat anak-anak kita
ini berfikirnya akan beda dan dengan otomatis. Kenapa? Karena yang kita
ceritakan adalah contoh orang-orang yang terbaik. Jadi sampaikanlah kisah-
kisah itu kepada anak-anak kita supaya anak-anak kita itu bisa menjadi seperti
mereka, artinya kisah ini harus disampaikan secara luas itu baru sahabat
Rasulullah belum cerita-cerita Nabi, cerita-cerita orang-orang yang sholeh,
cerita-cerita orang-orang yang sukses contoh seperti Bj Habibie, bagaimana
Bj Habibie menjadi orang yang hebat tapi ada lagi orang yang lebih hebat dari
Bj Habibie yaitu, Rasulullah. Ini yang harus disampaikan, kalau kita tidak
pernah menyampaikan, kita dosa kenapa? Karena tugas kita menyampaikan
lebih baik mana, kita menceritakan dongeng yang tidak jelas, ataukita
menceritakan kisah yang sudah jelas disampaikan oleh Allah. Kalau kita
menceritakan tentang dongeng yang tidak jelas berarti kita sama saja tidak
menjalankan apa yang sudah diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah. Tapi
kalau kita sudah menceritakan kisah dalam Al-Qur’an berarti kita sudah
sebagian besar melaksanakan apa yang sudah diperintahkan. Jadi kita dituntut
untuk berdakwah, menjadi pendakwah. Pendakwah itu tidak mesti harus di
stage, tidak mesti harus di podium, tidak mesti harus ada di tempat-tempat
hebat. Dakwah itu selama kita bertemu dengan orang lain,anak kecil kita ajak
untuk mendegarkan kisah, atau misal di pengajian kita sambil menceritakan
kisah. Dakwah yang seperti itu yang harusnya dilaksanakan bukan dakwah
yang stage by stage atau nunggu di undang, Rasulullah tidak stage by stage
dakwah nya, dakwah itu dimanapun berada Rasulullah berdakwah. Jadi
dakwah yang harus dilakukan adalah dakwah bil hal dakwah dalam
kehidupan, kita bertemu dengan saudara kita ajak dakwah aja. Walaupun ilmu
nya baru sedikit tapi kan lama-lama akan semakin banyak. Jadi saya pikir,
kisah yang terbaik adalah kisah yang disampaikan oleh Rasulullah metode
yang baik adalah metode cara yang dilakukan oleh Rasulullah.
6. Apakah ada tempat-tempat tertentu yang didatangi PPMI untuk berdakwah ?
Jawab : ada, kita ini berkisah dimana aja ya di sekolah,di masjid, di tpa, atau
di daerah-daerah. Belum lama ini kami ada berkunjung ke suatu daerah
pelosok di sana ada yang namanya suku akid di Riau di Pulau Penyalai,
mereka harus berjalan 6 km mereka muallaf sudah 6 tahun tapi tidak ada yang
membimbing, mereka kebingungan. Mereka ingin di dirikan ada sebuah
musalla, Alhamdulillah didirikan oleh K.H. Muhammad Hasan muallaf juga
di bangun di tengah lapang, dan subhanallah ya ketika kami datang kesana itu
ngga ada lampu, mereka hanya mengandalkan tenaga surya tenaga matahari,
jadi kalau sudah jam 8 malem itu sudah mati gelap gulita. Kita menginap di
mushalla,mushalla nya kecil terus tidak ada air, gersang jadi kalau mau mandi
ya mandi dengan air yang warna nya sama dengan lumpur dan sekelilingnya
masih ada rawa dan ada buaya-buaya liar,ular, kalau kita malam sedang lewat
memakai motor itu suka ada lewat buaya di tengah jalan. Tapi apa hikmah
yang kita ambil? Malu ya rasa nya kalau kita masih suka mengeluh kita disini
tempat masih terang benderang ada lampu, mereka makan kadang hanya
dengan nasi itupun kalau ada .Jadi kami ketika disana itu menyiapkan sahur
nya menyiapkan berbuka puasa nya. Rumah mereka bentuknya rumah
panggung tapi masih bagus kandang kambing dibanding rumah mereka,
ketika air laut pasang itu rumah mereka kerendam banjir, mereka termasuk
yang terbuang lah tapi mereka muslim, yang saya khawatirkan adalah banyak
orang nasrani mereka datang kesana dari korea atau dari mana jadi kami
seperti tarik-tarikan, jadi menjaga supaya jangan sampai mereka terpengaruh .
nah kami ingin nya mahasiswi-mahasiswi baik yang di tarbiyah, karena
berkisah ini tidak melulu tentang pendidikan. Banyak teman teman, dari
jurusan kedokteran, ilmu perpustakaan, ilmu politik yang mereka sudah
berkisah dan tidak harus disampaikan untuk anak anak saja,tetapi setiap orang
bisa menyampaikan dan mendengarkan nya.
7. Apakah metode dakwah berkisah efektif dijadikan sebuah metode dakwah ?
Jawab : selama ini yang kami jalankan Alhamdulillah efektif, tinggal kita nya
aja harus istiqomah menjalankannya.
8. Metode dakwah apa yang sesuai dengan metode berkisah oleh PPMI?
Jawab : semua dari kisah ini pertama yang satu itu hikmah, hikmah itu kan
sesuatu yang orang lain tidak bisa membaca tapi kita bisa membaca dibalik itu
kenapa, seperti Abu Bakar As Shidiq ketika Rasulullah berkata telah ku
sempurnakan Islam sebagai agamamu para ahli ketika itu termasuk ibnu abbas
tidak paham tetapi hanya mengerti pengertiannya lewat teori saja. Tapi Abu
Bakar faham dibalik ayat itu mendengar Rasulullah berkata seperti itu, Abu
Bakar menangis sedangkan sahabat-sahabat yang lain tidak . Abu Bakar
ditanya “wahai Abu bakar kenapa engkau menangis?” abu bakar berkata kalau
sudah islam disampaikan semua sudah sempurna, maka Rasulullah akan
meninggalkan kita semua maka itu yang menyebabkan saya menangis, itu
hikmah jadi hikmah itu bukan ilmu, hikmah itu lebih daripada ilmu jadi
mengetahui sesuatu yang orang lain tidak tau, jadi hikmah takaran nya beda .
Al Mauizatul hasanah kita kena nya disini nasihat baik, ditengah-tengah
dakwah bil hikmah dakwah yang diambil dari hikmah dari pelajaran itu sudah
kita ketahui kalau hikmah sebenarnya itu pelajaran. Hikmah itu barang
hilangnya nya orang beriman, dia temui setelah diambil. Artinya hikmah itu
orang beriman kadang-kadang ngga tau tapi dari kejadian itu orang beriman
jadi tau kemudian diambil pelajaran nya. Jadi kalau hikmah adalah pelajaran
yang telah disampaikan kemudian kita ambil hikmah nya, orang jadi berfikir
hikmah itu ilmu yang bisa diambil dari pelajaran yang sudah disampaikan dari
penyampaian kisah yang kita sampaikan. Jadi orang bisa mengambil hikmah
tersebut dari kisah yang sudah disampaikan dan di ceritakan. Kisah ini bisa
diambil hikmah nya contohnya bagaimana Nabi Ibrahim bisa meluruskan
akidah orang orang raja namrud yang musyrik. Kemudian Al Mauidzatul
Hasanah nasihat nasihat yang baik dari nilai nilai moral yang tadi banyak
nasihat nasihat yang baik, kemudia Bil Mujadalah, wajaldihum dengan cara
berdebat ya, berdebat pun itu kita bisa menyampaikan di dalam sebuah cerita
atau bisa kita sampaikan kepada anak dengan berdialog . jadi sebenarnya
ketiga nya itu mencakup di dalam metode dakwah berkisah tersebut. Kisah ini
kan sumbernya Al-Qur’an, metode dakwah juga bersumber dari Al-Qur’an
berarti dari ketiga metode dakwah tersebut kisah ini mencakup tiga metode
dakwah tersebut, bil-hikmah, al-mauidzatul hasanah, kemudian yang terakhir
bil mujadalah .
Hasil Wawancara dengan Ketua Yayasan An-Nadiyiin Tangerang
Nara sumber : Bapak Misar Abdurahman
Hari Tanggal : Selasa 11 September 2018
Tempat wawancara : Rumah Bapak Misar
1. Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan metode dakwah ?
Jawab : metode dakwah, metode itu kan cara ya, dakwah itu kan mengajak
orang supaya ikut terhadap apa yang kita sampaikan. Metode itu kan cara,
upaya yang dilakukan untuk orang yang berdakwah. Sedangkan dakwah
itu sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya mengajak, mengajak
seseorang supaya bisa berubah dalam kondisi hidupnya nah disitu ada
tatacara yang dilakukannya, ada dakwah dengan ucapan,dakwah dengan
perilaku nah itu pengertian dakwah nya itu sendiri. Jadi dakwah itu
mengajak orang lain, mengikuti apa yang kita sampaikan dari ucapan kita,
dari perilaku kita, menurut hukum sara dakwah itu sesuatu yang
disampaikan oleh Nabi Muhamad Saw sesuai dengan syariat islam, itu
menurut saya. Jadi kalau ditanya dakwah itu pengertiannya luas menurut
bahasa itu mengajak orang untuk melakukan sesuatu yang baik, kalau
dikaitkan dengan hukum islam, hukum islam pedomannya kan Al-Qur’an
dan Hadits yang menjelaskan Al-Qur’an dan Hadits para ulama, jadi
maksudnya dakwah disini adalah yang diajarkan sesuai dengan syariat
islam sesuai dengan Surat An-Nahl ayat 125, jadi dakwah itu wajib,
metode nya itu dari kita itu tadi ada yang dengan ucapan, spesifikasinya
nasihat-nasihat lah dakwah punya pengertian yang sangat luas misalnya
mengajak orang untuk sholat, mengajak orang untuk melakukan perbuatan
sodaqoh, spesifikasinya kan gitu. Beda loh dakwah dengan amar ma’ruf
nahi munkar kalau dakwah hanya bersifat umu, kalau amar ma’ruf nahi
munkar misalnya nih judi, itu amar ma’ruf nahi munkar perzinahan
merajalela ngga semua orang bisa melakukannya. Kalau dakwah lebih
umum lebih bersifat mengajak, ajaklah kepada jalan Tuhanmu kan. Bil
hikmah kalau didalam ilmu tafsir hikmah itu dicari banyak, hikmah itu
bisa diartikan sebagai hokum, hikmah itukan bijkasana, adil, kan hokum
itu tidak boleh berat sebelah, bil hikmah dengan sebab adil, dengan sebab
ada ketika kita ajak dia ada manfaatnya dengan metode tadi yang dengan
perilaku atau dengan ucapan ,terkadang tidak semua orang bisa menerima
ketika dengan ucapan ketimbang dengan perilaku, contoh : seorang ayah
menyuruh anaknya untuk shalat di masjid tapi karena bapaknya rajin ke
masjid itu orang tua sudah melakukan sebuah dakwah terhadap anaknya
dengan metode bil-hal lama kelamaan anak dengan sendirinya akan
mengikuti yang ayahnya lakukan yaitu ke masjid. Itu dakwah menurut
bahasa secara etimologi nya. Dakwah itu dianjurkan menurut Al-Qur’an
wajib hukumnya kalau dengan kata perintah yang datangnya langsung dari
Allah harus dilakukan,kalau mengacu pada ayat An-Nahl ayat 125 ini
tegas, wajib, metode nya kita yang tau. Metode hikmah seperti apa.
2. Bagaimana menurut bapak cara menyampaikan sebuah dakwah yang baik
dan mudah dipahami oleh para penerima/ pendengar dakwah?
Jawab : cara menyampaikan dakwah yang baik dan benar adalah dengan
cara seorang da’i harus mengetahui latar belakang mad’u nya, bagaimana
cara mengetahuinya maka sebelum menyampaikan isi pesan, pertama,
ilmu komunikasi dakwah nya harus digunakan, komunikasi nya kepada
siapa? Misal ke panitia seperti sekarang momentum 1 Muharram
masyarakat disini kan Muharram itu kan dakwah tentang hijrah nah
kebiasaan masyarakat disini yang ngga pernah hijrah itu apa sehingga si
penda’i ini tau isi dakwah yang akan ia sampaikan Insya Allah akan tepat
sasaran, dengan kata lain da’i harus tau medan dakwah yang harus ia lalui
itu seperti apa dengan cara menggali informasi dari panitia penyelenggara,
lingkungan masyarakat apalagi dengan jaman sekarang yang bisa dibilang
jaman now seorang da’i sudah tau apa yang ia akan sampaikan seperti
yang Rasulullah katakana “Anjilli Nasa bil kulubihim” sampaikanlah
kepada manusia sesuai dengan kemampuan merespon dengan apa yang
disampaikan da’i , kedua harus peka, seorang da’i harus peka harus tau
kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang akan di dakwahi
sehingga materi yang disampaikan nyambung dengan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Ketiga, materi sasarannya harus tepat kepada
yang akan kita sampaikan di lingkungan tersebut. Contoh nya : ada sebuah
lingkungan yang masyarakat nya gemar judi ayam, atau mengadu ayam
jadi ceramahnya jangan diluar konteks itu cari sebuah kisah yang terjadi
pada masa kenabian masa para sahabat, jadi sumber materi dakwahnya di
sesuaikan dengan lingkungan tadi.
3. Apa tanggapan bapak melihat para da’i yang saat ini menyiarkan
dakwahnya melalui berbagai macam media, mulai dari film, lagu, internet
apakah sesuai dengan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw?.
Jawab : Jadi menurut pendapat saya sangat sesuai, kenapa? Karena
dakwah. Karena dibantu dengan tekhnologi, tapi harus tetap hati-hati tidak
semua teknologi baik, bisa jadi dampaknya akan lebih banyak
keburukannya . tapisebagai seorang penda’i bahwa dakwah yang disertai
teknologi yang kita kemas dengan ajaran-ajaran yang baik contoh seperti
shalawat sekarang banyak di upload di internet, itu dakwah nya lebih
efektif karena orang jadi lebih mudah mencari dan mengenal shalawat
tersebut. Cuma ada juga sisi kekurangannya, tantangan nya adalah dengan
kemajuan teknologi orang dengan mudah bisa mendapatkan ceramah-
ceramah, semangat(ghirah)nya untuk menjadi seorang da’i akan menurun
kenapa? Karena sekarang serba mudah di dapatkan segala informasi
tentang dakwah . dengan konteks kekinian, dakwah pada era jaman
sekarang sangat efektif karena yang akan kita dakwakan mudah untuk di
publikasikannya. Beda dengan zaman Nabi dan Sahabat, dakwah kan lebih
mengutamakan lokasi dakwah yang akan disampaikan .kalau sekarang kita
upload video ke youtube orang lain sudah bisa berdakwah, tapi hati-hati
bisa gampang dicari kesalahannya kita tidak bisa asal main upload saja
tanpa tahu yang disampaikan benar atau tidak.jaman sekarang dakwah
akan lebih canggih dibanding jaman dulu cuma dari segi sisi
keberkahannya dari sisi mudharatnya juga itu lebih banyak. Sehingga bisa
jadi orang bisa menyalahgunakan dakwah itu sendiri. Saya bersyukur
dengan adanya teknologi orang lebih mudah untuk mempublikasikan
dakwah nya itu sendiri.
4. Salah satu metode dakwah untuk menyiarkan pesan islam adalah lewat
kisah-kisah para Nabi Para Sahabat dan peristiwa peristiwa yang terjadi
pada jaman dahulu apakah metode ini sesuai jika dijadikan sebagai media
pada jaman yang modern ini?
Jawab : kalau menurut saya kalau orang menghilangkan kisah nabi kalau
orang mengatakan tidak sesuai dengan kisah nabi mungkin setengahnya
dari isi Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang mengatakan
tentang qashashul quran/ kisah . kisah itu kan rangkaian peristiwa yang
terjadi di masa lalu kemudian Allah menurunkannya lewat wahyu
sehingga ditulis oleh para ahli tafsir yang menjadi sebab turunnya ayat,
turunnya ayat itu karena kisah. Contoh salah satunya tidak bisa
dihilangkan bagaimana kejamnya Raja Namrud di jaman Nabi Ibrahim,
bagaiman menolaknya Fir’aun terhadap dakwah yang disampaikan oleh
Nabi Musa, bagaimana kejam nya raja Abrahah jadi menurut saya banyak
sekali kisah-kisah dalam AlQur’an yang tidak bisa dihilangkan. Itu sangat
berbahaya jika dihilangkan. Jadi boleh jika dikaitkan dengan jaman yang
canggih saat ini terutama untuk anak, bisa dibuat dengan animasi kecuali
yang tidak bisa dibuat animasi itu Nabi Muhammad, kalau gambar para
Nabi yang lain bisa, kalau kalimatnya Nabi Muhammad juga masih bisa
untuk dibuatkan animasi nya , jadi mana mungkin bisa menulis
mempublikasikan kisah kisah itu sendiri sementara kita tidak punya
referensi kisah para nabi para rasul semua ditulis di Al-Qur’an yang
menjadi sebuah kisah. Cerita tentang orang-orang sholeh seperti 7 pemuda
yang terkurung dalam goa, ashabul kahfi jadi jika diperhatikan kisah itu
sangat menarik sekali kalau kita ceritakan dan tidak bisa dihilangkan,
kisah itu justru memang harus mengambil dari situ bagaimana orang bisa
sadar kalau dia tidak tau kisahnya. Jadi kisah tidak bisa dihilangkan dari
dakwah dalam bentuk cerita sampai kapanpun. Nah untuk saat ini tinggal
menyesuaikan saja medan dakwahnya pada sasaran dakwah yang harus
kita sampaikan. Kalau kisah dihilangkan dengan kata lain menghilangkan
cerita-cerita yang memang sebenarnya menjadi cerita hoaks ketika tidak
ada sumbernya . untuk zaman digital seperti ini kisah masih efektif dan
sesuai untuk disampaikan dengan cara memodifikasikannya dengan cara
cara modern seperti dibuatkan film animasi, buku buku dan masih banyak
yang bisa dikaitkan dengan teknologi saat ini.
Hasil Wawancara dengan Orang Tua
Nara sumber : Retnaningsih
Hari Tanggal : Selasa 25 September 2018
Tempat wawancara : Sekretariat PPMI Tangerang Sanggar Pondok Cerita
1. Bagaimana tanggapan ibu tentang metode dakwah yang disampaikan
melalui kisah-kisah dalam Al-Qur’an?
Jawab : metode dakwah lewat kisah ini baik untuk dilakukan. Karena
dengan mendengarkan dan membaca kisah tersebut akan menggugah
kita untuk mencontoh mereka para Nabi dan sahabatnya. Karena
merupakan sejarah yang benar benar terjadi.
2. Apakah menurut ibu metode dakwah lewat kisah akan efektif
diterapkan di era digital saat ini?
Jawab : metode dakwah lewat kisah ini lebih efektif diterapkan di era
digital sekarang ini. Dengan begitu akan lebih baik apabila kisah-kisah
terlewat disampaikan lewat media online, bisa berupa ebook
bergambar atau e-komik, agar lebih menarik perhatian anak-anak
sekarang. Atau juga bisa berbentuk video di Youtube.
FOTO WAWANCARA
Kak Imam dan Kak Nia Ketua 3 PPMI Banten