lutungka arungdancianjura -...

2
Pikiran Rakyat eCUNPAO ) OCNON UNPAO ) ( .) ~~~~==~~~~~~~.~:~. =,-=-~~ ... =... =~.== .. ==.,,~-~~~.~.~~~ o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat 0 Sabtu Minggu .---------------.-~ 3 4 5 6 7 8 9 10 11 ~ 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 '---::,--- o Mar OApr OM9i eJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes Lutung Ka arung dan Cianjura ATU lagi karya baru Ganjar Kur- nia dipergelarkan oleh Bale Ru- mawat Padjad- jaran. Kaliini mengambil judul Baranang Ben- tang Harepan, Ngaderes Lutung Kasarung dina Tembang Sunda Cianjuran, di Aula Unpad Gedung Sanusi Hardjadinata, Minggu (29/5). Cerita lamayang di- hidupkan dari masa ke masa diramu Ganjar dalam kemasan yang terke- san berbeda. Seperti juga karya- karya sebelumnya, ciri khas Ganjar tidak pernah hilang. la selalu beru- paya optimal dalam menampilkan kesenian tradisional Sunda. Begitu masuk, mata sudah diman- jakan dengan pemandangan yang terkesan resmi. Panggung ditata tiga undak. Di sayap kiri beIjejer rapi waditra (alat musik), sementara sayap kanan tampak beberapa tern- pat pemain yang duduk bersila. Di kaki panggung tertata dengan rapi tanaman perdu asli, berselang seling bunga-bunga warna warm. Ditengah panggung tergantung lebar layar proyeksi visual. Setelah acara bubuka oleh Deni Hermawan, mulailah bermunculan para pemain dalam balutan busana tradisional Sunda yang anggun. Dan- danan mereka tampak tidak berlebi- han. Sanggul panembang wanita cukup berhiaskan untaian melati. Pemilihan warna busana, baik pria maupun wanita bernuansa lungguh (soft) tidak mencolok. Namun se- muanya terkesan ginding dan ele- gan. Penataan waditra kacapi (indung dan rincik) dalam tiga laras, suling dan rebab diatur sedemikian rupa, membuat penonton tidak terganggu oleh pamirig yang harus pindah duduk, karena mengganti kacapi dari satu laras ke yang lainnya. Ada lima orang pamirig yang tampil, Gan-gan Gumilar, lyus Yusdiana, Octa, Rizal, dan Yudi. Lighting juga ikut mem- bantu konsentrasi penonton. Lampu disorotkan kepada yang sedang men- embang, sementara yang lain dibuat temaram. Jadi konsentrasi penonton terpusat, tanpa harus terganggu oleh pemain yang (misalnya) sedikit membetulkan letak duduknya. Kita juga tak harus terganggu oleh catatan pemain yang disimpan di . pinggir atau di pangkuannya. Ganjar menyiapkan tempat menyimpan catatan di depan masing-masing panembang, seperti partitur lagu dalam konser musik. Castingdanperrrllihanlagu Pemilihan pemain cukup tepat. Rosyanti dan Ujang Supriyatna yang suaranya mantap dengan artikulasi yangjelas, pas membawakan peran sebagai Juru Pantun atau Juru Carita. Lewat alunan suara mereka, alur cerita bisa ditangkap dengan je- las oleh penonton, sambil menikmati kemerduan suara kedua- nya. Tak ada salah pengucapan, kata demi kata terdengar jelas, bahkan pemenggalan kata pun "dieja" mere- ka dengan apik. Walaupun ini sebuah drama suara, yang tidak terlalu memer- lukan akting, namun umumnya panembang menghayati perannya masing-masing. Elis dan Nana mi- salnya. Mereka memerankan Uwa Lengser dan Nini. Elis dengan bagus memerankan suara seorang nenek, tanpa lepas dari koridor tembang. Ornamennya utuh, walau harus membawakan suara orang tua yang tawehwoh, khas nenek yang tak lagi punya gigi. Begitu pula Nana, tak kalah bagusnya. Dialog Kakek dan Nenek yang berseling guyon itu jelas terdengar dibawakan mereka. . Ani Sukmawati yang bersuara lembut ternyata piawai juga mem- bawakan Purbararang yang "judes". Dalam adegan marah Purbararang karena di leuwi tidak ada seekor ikan pun, lagunya begitu banyak orna- men. Akan tetapi Ani mampu menggambarkannya sebagai ke- marahan yang tertahan (dalam isti- lah Sunda ambek nyedek tanaga midek). Kelembutan Sunan Anibu tergambar lewat suara Rika yang halus. la sekaligus memerankan Prameswari Kerajaan Pasir Ba ang. Dan Neng Dini, suaranya pas se . sebagai Purbasari. la memili .. is suara remaja putri yang alamiah Pe- main lainnya, Kari, Iman Mu dan Hilman, tampil cukup ba Begitu pula Dika, Gilang, Robby, Fransisca, Nisa, dan Widya, j a tampil tidak mengecewakan. Lagu yang ditampilkan terdiri tas tiga laras, Pelog, Sorog, dan Salen- dro, Antara lain Rajah, Kidung, Pa- patet, Wani-wani, Jemplang Cida- dap, Eros, Jemplang Leumpang, dan lain-lain. Sementara panambih-nya antara lain, Toropongan dan Kulu- kulu Bern. Pemilihan lagu, m u membawa kita pada perubah suasana. Pemenggalan adegan dibawakan dengan rampak dalam lagu-lagu panambih. Selain menjadi tanda bahwa cerita akan beralih, penonton dibiarkan sejenak merasa ringan, setelah menyimak keseriu- san suasana. Tayangan audio . ual, cukup membantu imajinasi penon- ton ketika adegan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Purbararang mengajak berta - dingola mempertaruhkan kerajaan dan isinya, bila Purbasari sanggup mengalahkannya dalam lomba ke- tampanan kekasih. Adegan ini digambarkan dalam lagu yang mam- pu menggugah imajinasi kita. Kolear kacacang angkat, cenin- cak hambalan saung. Indrajaya mancat panggun , muril kumis ngusap cambang. Rarat reret tanggah dangah, ngagedengkeun Purbararang. Tiga unsur keberhasiIan Ganjar Kurnia sebagai pemrakarsa dan sutradara pada pergelaran i . dibantu oleh para konsultan yang su- dah pakar di bidangnya masing-nia- sing, Enip Sukanda, Ubun R. Ida Rosida, Neneng Dinar, dan ian Hendrayana. Mereka berhasil Kliping Humas Unpad 2011 -------. T

Upload: ngoduong

Post on 16-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pikiran Rakyat eCUNPAO )OCNON UNPAO )( .)

~~~~==~~~~~~~.~:~. =,-=-~~...=...=~.==..==.,,~-~~~.~.~~~o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat 0 Sabtu • Minggu.---------------.-~3 4 5 6 7 8 9 10 11 ~ 13 14 15 16

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31'---::,---oMar OApr OM9i eJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes

Lutung Ka arung dan CianjuraATU lagi karyabaru Ganjar Kur-nia dipergelarkanoleh Bale Ru-mawat Padjad-jaran. Kali inimengambil judulBaranang Ben-

• tang Harepan,Ngaderes Lutung Kasarung dinaTembang Sunda Cianjuran, di AulaUnpad Gedung Sanusi Hardjadinata,Minggu (29/5). Cerita lamayang di-hidupkan dari masa ke masa diramuGanjar dalam kemasan yang terke-san berbeda. Seperti juga karya-karya sebelumnya, ciri khas Ganjartidak pernah hilang. la selalu beru-paya optimal dalam menampilkankesenian tradisional Sunda.Begitu masuk, mata sudah diman-

jakan dengan pemandangan yangterkesan resmi. Panggung ditata tigaundak. Di sayap kiri beIjejer rapiwaditra (alat musik), sementarasayap kanan tampak beberapa tern-pat pemain yang duduk bersila. Dikaki panggung tertata dengan rapitanaman perdu asli, berselang selingbunga-bunga warna warm. Di tengahpanggung tergantung lebar layarproyeksi visual.Setelah acara bubuka oleh Deni

Hermawan, mulailah bermunculanpara pemain dalam balutan busanatradisional Sunda yang anggun. Dan-danan mereka tampak tidak berlebi-han. Sanggul panembang wanitacukup berhiaskan untaian melati.Pemilihan warna busana, baik priamaupun wanita bernuansa lungguh(soft) tidak mencolok. Namun se-muanya terkesan ginding dan ele-gan.Penataan waditra kacapi (indung

dan rincik) dalam tiga laras, sulingdan rebab diatur sedemikian rupa,membuat penonton tidak tergangguoleh pamirig yang harus pindahduduk, karena mengganti kacapi darisatu laras ke yang lainnya. Ada limaorang pamirig yang tampil, Gan-ganGumilar, lyus Yusdiana, Octa, Rizal,dan Yudi. Lighting juga ikut mem-

bantu konsentrasi penonton. Lampudisorotkan kepada yang sedang men-embang, sementara yang lain dibuattemaram. Jadi konsentrasi penontonterpusat, tanpa harus terganggu olehpemain yang (misalnya) sedikitmembetulkan letak duduknya. Kitajuga tak harus terganggu olehcatatan pemain yang disimpan di .pinggir atau di pangkuannya. Ganjarmenyiapkan tempat menyimpancatatan di depan masing-masingpanembang, seperti partitur lagudalam konser musik.

CastingdanperrrllihanlaguPemilihan pemain cukup tepat.

Rosyanti dan Ujang Supriyatna yangsuaranya mantap dengan artikulasiyangjelas, pas membawakan peransebagai Juru Pantun atau JuruCarita. Lewat alunan suara mereka,alur cerita bisa ditangkap dengan je-las oleh penonton, sambilmenikmati kemerduan suara kedua-nya. Tak ada salah pengucapan, katademi kata terdengar jelas, bahkanpemenggalan kata pun "dieja" mere-ka dengan apik.Walaupun ini sebuah drama

suara, yang tidak terlalu memer-lukan akting, namun umumnyapanembang menghayati perannyamasing-masing. Elis dan Nana mi-salnya. Mereka memerankan UwaLengser dan Nini. Elis dengan bagusmemerankan suara seorang nenek,tanpa lepas dari koridor tembang.Ornamennya utuh, walau harusmembawakan suara orang tua yangtawehwoh, khas nenek yang tak lagipunya gigi. Begitu pula Nana, takkalah bagusnya. Dialog Kakek danNenek yang berseling guyon itu jelasterdengar dibawakan mereka. .Ani Sukmawati yang bersuara

lembut ternyata piawai juga mem-bawakan Purbararang yang "judes".Dalam adegan marah Purbararangkarena di leuwi tidak ada seekor ikanpun, lagunya begitu banyak orna-men. Akan tetapi Ani mampumenggambarkannya sebagai ke-marahan yang tertahan (dalam isti-

lah Sunda ambek nyedek tanagamidek). Kelembutan Sunan Anibutergambar lewat suara Rika yanghalus. la sekaligus memerankanPrameswari Kerajaan Pasir Ba ang.Dan Neng Dini, suaranya pas se .sebagai Purbasari. la memili .. issuara remaja putri yang alamiah Pe-main lainnya, Kari, Iman Mudan Hilman, tampil cukup baBegitu pula Dika, Gilang, Robby,Fransisca, Nisa, dan Widya, j atampil tidak mengecewakan.Lagu yang ditampilkan terdiri tas

tiga laras, Pelog, Sorog, dan Salen-dro, Antara lain Rajah, Kidung, Pa-patet, Wani-wani, Jemplang Cida-dap, Eros, Jemplang Leumpang, danlain-lain. Sementara panambih-nyaantara lain, Toropongan dan Kulu-kulu Bern. Pemilihan lagu, m umembawa kita pada perubahsuasana. Pemenggalan adegandibawakan dengan rampak dalamlagu-lagu panambih. Selain menjaditanda bahwa cerita akan beralih,penonton dibiarkan sejenak merasaringan, setelah menyimak keseriu-san suasana. Tayangan audio . ual,cukup membantu imajinasi penon-ton ketika adegan berpindah darisatu lokasi ke lokasi lain.Purbararang mengajak berta -

dingola mempertaruhkan kerajaandan isinya, bila Purbasari sanggupmengalahkannya dalam lomba ke-tampanan kekasih. Adegan inidigambarkan dalam lagu yang mam-pu menggugah imajinasi kita.

Kolear kacacang angkat, cenin-cak hambalan saung.

Indrajaya mancat panggun ,muril kumis ngusap cambang.

Rarat reret tanggah dangah,ngagedengkeun Purbararang.

Tigaunsur keberhasiIanGanjar Kurnia sebagai pemrakarsa

dan sutradara pada pergelaran i .dibantu oleh para konsultan yang su-dah pakar di bidangnya masing-nia-sing, Enip Sukanda, Ubun R.Ida Rosida, Neneng Dinar, dan ianHendrayana. Mereka berhasil

Kliping Humas Unpad 2011 -------.

T

ANDRI GUR TAl R"

CERITA Lutung Kasarung dibawakan sepuluh penembang Sunda cianjuran pada acara pementasan "Nqaderes Lutu 9Kasarung Dina Tembang Sunda Cianjuran" di Grha Sanusi Hardjadinata, Jln. Dipaii Ukur Bandung, Minggu (29/5). *

memunculkan tiga unsur keberhasi-lan yang bersifat universal dalam se-buah pergelaran, yaitu materi yangbagus, pemain yang andal, danpenonton yang apresiatif. Naskahkarya Sayudi cukup kuat dan "enak"dibawakan dalam Tembang SundaCianjuran, Pemainnya, para juaraTembang Sunda Damas, para pete-tan yang penuh harapaii dan siswaSMKNegeri 10yangjelas terdidikdalam berkesenian. Artinya merekasemua adalah seniman tembang danpamirig yangpetingan (terpilih).Faktor ketiga, diarahkan oleh

panitia sejak di luar pintu masuk.Penonton barn diperkenankan ma-suk, kira-kira sepuluh menit sebelumpertunjukan. Begitu duduk di kursi,pada layar audio visual sudah terteratata-titi (tatakrama) menonton, an-tara lain tidak diperkenankan mem-bawa makanan minuman ke dalam,wangan, tidak boleh ada suara-suarasel~ma pertunjukan berlangsung,

dan lain-lain. Cukup ketat. Ketikaada suara sedikit ramai, hanya ter-dengar sesaat, setelah itu kembalihening. Rupanya panitia sigap me-ngatasinya, hingga suasana hidmattidak sampai terganggu.

Sekadar catatanAda beberapa catatan yang sayang

kalau dibuang. Dalam beberapa ade-gan masih terdengar kelemahanpanembang dalam artikulasi. Pada-hal pertunjukan semacam ini perlukesinambungan, tidak tergantunghanya kepada kekuatan seorangpanembang. Dialog harus terdengarjelas pengucapannya dari setiappanembang, hingga penonton bisamengikuti alur cerita dengan baik.Apalagi semua dialog berfungsi se-bagai runtuyan informasi, selainpenyampaian visi misi yang terkan-dung dalam cerita tersebut. Memangtidak mudah. Apalagi naskah Sayudibanyak menggunakan kata-kata

dalam bahasa Sunda klasik, kaba-heulaan dan penuh siloka.

Lighting memang membantupenonton dalam berkonsentrasi.Namun di sisi lain terlalu gelapnyapenerangan membuat para pemainlain, nyaris kurang tampak. Pad almereka begitu indah dipandang,cantik, dan tampan, dengan dan-danannya yang luwes dan elegan.Sayang, kalau kemudian tersembu-nyi dalam keremangan lampu. Inisebuah tontonan.Namun secara keseluruhan per-

tunjukan ini sudah berhasil menya-jikan tontonan yang enak dipandangdan enak didengar. Sampai cerita be-rakhir, penonton tidak beranjak daritempat duduknya. Banyak yangmenaruh harapan, seni yang sejeniini akan diminati anak muda, hinggaakan tetap hidup. "***

AAMAMILIA,sastrawan.