ludruk malang

1

Click here to load reader

Upload: badrani

Post on 07-Jan-2016

169 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Ludruk Malang - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Ludruk  Malang

Ludruk MalangSejarah ludruk di Malang terlahir dari embrio perlawanan di masa perjuangan, oleh karena itu tokoh lakon,

cerita dan perlengkapan yang dimainkan selalu mengacu pada kehidupan sehari-hari era perjuangan. Sekitar tahun 1930 di Malang berdiri Ludruk ‘Ojo Dumeh’, didirikan oleh Abdul Madjid. Pada tahun-tahun selanjutnya

bermunculan berbagai kelompok ludruk, antara lain Ludruk Djoko Muljo pimpinan Nadjiran, di Embong Brantas (1936), Margo Utomo, pimpinan Asnan/Parto Gembos (1936-1940), Sido Dadi Slamet pimpinan Temas tahun 1940-an, kemudian ludruk gerakan gerilya, misalnya kelompok Ludruk SAGRI (Sandiwara

Angkatan Gerilya Republik Indonesia, 1947-1948) pimpinan Said Djajdi. Sedangkan kelompok yang berorientasi hiburan antara lain Ludruk Aliran Baru tahun 1949. Tahun 1950-an ludruk menjadi hiburan

utama di Malang, pada masa ini berdiri kelompok ludruk-ludruk baru yang sering disebut dengan ‘Ludruk Belajaran’. Perkumpulan Ludruk Bond Malang Selatan pimpinan Kaprawi berdiri tahun 1952, salah satu

anggotanya adalah Ludruk Bintang Malang Selatan. Tahun 1950-1960 berdiri beberapa kelompok ludruk yang berada di bawah Organisasi Massa dan Organisasi Sosial Politik, antara lain: Ludruk Juli Warna, pimpinan

Markasan; Ludruk Taruna, pimpinan dr. Syafril dan Gatot; Ludruk Bintang Massa (LKN), pimpinan Samsuri; Ludruk Merpati (Lekra), Pimpinan Darmo 1960.

Pasca 1965 beberapa ludruk yang ada di Malang digabungkan, di antaranya Ludruk Putra Bhakti menjadi Ludruk Anoraga yang dibina oleh Yonif 513 Brigif 2 DAM VIII Brawijaya. Tahun 1970-an kelompok ludruk

berada di bawah binaan ABRI, Ludruk Anoraga dilebur menjadi Ludruk Wijaya Kusuma Unit II-INMINDAM VIII Brawijaya; Ludruk Sinar Budaya dibina oleh Brimob Kompi A Yon 412; Ludruk Karya Sakti, dibina oleh Kodim

0818 Malang; Ludruk Perkasa Angkasa, dibina AURI Malang. (sumber: Polma, paguyuban Ludruk Malang Raya dan berbagai sumber). Sekarang di kota Malang hanya tersisa beberapa kumpulan ludruk dengan pemain yang tersebar dari berbagai wilayah Malang Selatan dan Batu. Upaya untuk melestarikan ludruk Malang

terkendala oleh pemain yang sekarang beralih profesi, tempat pementasan yang minim dan perhatian banyak pihak yang melihat ludruk sebagai kesenian berkonotasi negatif, padahal nilai-nilai budaya yang tersirat

dalam pementasan ludruk sangat relevan dengan jiwa sekarang yang selalu membutuhkan gerak sosial yang dinamis.

Di tengah berkembangnya industri hiburan di Indonesia pada umumnya dan di Kota Malang pada khususnya, kesenian tradisional seperti ludruk mulai tergerus oleh roda zaman. Padahal banyak pesan moral yang bisa

kita sampaikan kepada generasi penerus bangsa dalam pementasan kesenian ludruk. Upaya serius dari pemerintah daerah dalam membina serta memberikan fasilitas kepada pekerja seni sangat diperlukan agar

kesenian ludruk dapat bertahan terus. Lestarikan kesenian ludruk demi Indonesia tercinta.