lppd provinsi jawa barat - bab iii final

314
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 37 BAB III PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan 1. URUSAN PENDIDIKAN 1) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar a) Pelaksanaan Program (1) Kegiatan Pembinaan Olahraga Siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.610.987.846,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 5.582.608.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpusatnya latihan siswa atlet olahraga tingkat SMP dari 8 Kabupaten sebanyak 320 siswa/atlet kelas olahraga, laporan evaluasi kelas olahraga SMP sebanyak 320 siswa/atlet dan 64 orang pelatih/pendamping; terselenggaranya bimbingan teknis O2SN SD-SMP pada 26 kabupaten/Kota sebanyak 104 orang, O2SN SD-SMP di tingkat Jawa Barat dari 26 Kabupaten/Kota sebanyak 1.586 orang peserta SD dan 1.586 orang peserta SMP, pemusatan latihan O2SN SD-SMP untuk tingkat nasional sebanyak 11 cabang olahraga tingkat SMP sebanyak 70 orang dan 5 cabang olahraga tingkat SD sebanyak 50 orang, O2SN SD- SMP di tingkat Nasional sebanyak 11 cabang olahraga tingkat SMP sebanyak 70 orang dan 5 cabang olahraga tingkat SD sebanyak 50 orang; serta laporan monitoring dan evaluasi kelas olahraga pada 8 SMP di 8 Kabupaten. (2) Kegiatan Peningkatan Mutu Pendidikan, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 32.511.825.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 31.977.710.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dokumen pengelolaan data pembinaan program peningkatan mutu pendidikan dasar; terkordinasikannya tim teknis pengelola kegiatan peningkatan mutu pendidikan dasar diikuti oleh 104 orang; terlayaninya pengembangan dan pemberdayaan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) diikuti 78 orang; pembinaan dan pengembangan ekstra kurikuler diikuti 78 orang, akreditasi tingkat SMP diikuti 78 orang, pembelajaran Karakter di sekolah diikuti 78 orang, revitalisasi Gugus TK dan SD diikuti 468 orang; pemberdayaan Tim Pengembang Kurikulum Pendidikan Dasar diikuti 42 orang, Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebanyak 130 orang; serta pengembangan sarana prasarana pendidikan dasar sebanyak 103 Paket. (3) Kegiatan Penyelenggaraan Lomba dan Festival Pendidikan Dasar, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan

Upload: pantau-pemilu

Post on 06-Aug-2015

824 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 37

BAB III

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan

1. URUSAN PENDIDIKAN

1) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pembinaan Olahraga Siswa Sekolah Dasar dan Sekolah

Menengah Pertama, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.610.987.846,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 5.582.608.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terpusatnya latihan siswa atlet olahraga tingkat SMP

dari 8 Kabupaten sebanyak 320 siswa/atlet kelas olahraga, laporan

evaluasi kelas olahraga SMP sebanyak 320 siswa/atlet dan 64 orang

pelatih/pendamping; terselenggaranya bimbingan teknis O2SN SD-SMP

pada 26 kabupaten/Kota sebanyak 104 orang, O2SN SD-SMP di tingkat

Jawa Barat dari 26 Kabupaten/Kota sebanyak 1.586 orang peserta SD

dan 1.586 orang peserta SMP, pemusatan latihan O2SN SD-SMP untuk

tingkat nasional sebanyak 11 cabang olahraga tingkat SMP sebanyak 70

orang dan 5 cabang olahraga tingkat SD sebanyak 50 orang, O2SN SD-

SMP di tingkat Nasional sebanyak 11 cabang olahraga tingkat SMP

sebanyak 70 orang dan 5 cabang olahraga tingkat SD sebanyak 50

orang; serta laporan monitoring dan evaluasi kelas olahraga pada 8 SMP

di 8 Kabupaten.

(2) Kegiatan Peningkatan Mutu Pendidikan, yang dilaksanakan Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 32.511.825.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 31.977.710.300,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dokumen pengelolaan data

pembinaan program peningkatan mutu pendidikan dasar;

terkordinasikannya tim teknis pengelola kegiatan peningkatan mutu

pendidikan dasar diikuti oleh 104 orang; terlayaninya pengembangan

dan pemberdayaan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) diikuti 78

orang; pembinaan dan pengembangan ekstra kurikuler diikuti 78 orang,

akreditasi tingkat SMP diikuti 78 orang, pembelajaran Karakter di

sekolah diikuti 78 orang, revitalisasi Gugus TK dan SD diikuti 468 orang;

pemberdayaan Tim Pengembang Kurikulum Pendidikan Dasar diikuti 42

orang, Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

sebanyak 130 orang; serta pengembangan sarana prasarana pendidikan

dasar sebanyak 103 Paket.

(3) Kegiatan Penyelenggaraan Lomba dan Festival Pendidikan Dasar, yang

dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan

Page 2: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 38

alokasi anggaran sebesar Rp. 4.743.622.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 3.987.905.150,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya acara Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD dan SMP

diikuti 452 siswa, Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) TK, SD

dan SMP diikuti 1.279 siswa, Lomba Calistung diikuti 162 siswa, Lomba

Gugus TK dan SD diikuti 57 siswa, Lomba Perpustakaan SD diikuti 29

orang; serta pembinaan Matematika untuk Kompetensi Internasional

(IMC) diikuti 974 orang.

(4) Kegiatan Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar, yang

dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 86.259.365.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 83.538.007.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terkoordinasikannya Tim Teknis yang diikuti 104 orang, terpenuhinya

Bimbingan Teknis Program penyelenggaraan pembangunan Ruang Kelas

Baru (RKB), tersalurkannya Bantuan Keuangan untuk pembangunan

1.000 Ruang Kelas Baru SMP, tersebarnya Buku dan Alat Peraga ke 26

Kabupaten/Kota yang terdiri dari Alat Peraga kelas rendah 1.100 paket,

Media PAIKEM 1.600 paket, paket buku PLH SD 500 sekolah, paket

buku PLH SMP 500 sekolah, paket buku Pendidikan Karakter dan

Budaya Bangsa SD 1.500 sekolah, SMP 1.500 sekolah, paket

Perpustakaan digital 75 sekolah, paket Alat Olahraga SD 81 sekolah,

paket Atlas Tematik SD 13.447 sekolah, paket Atlas Tematik SMP 3.212

sekolah, Pembelajaran Sekolah Dasar dengan Teknologi Informasi 40

sekolah, Peningkatan Kualitas Pembelajaran untuk Guru IPA SD dengan

Pendekatan SEQIP melalui Pengadaan Alat IPA 280 sekolah,

pengembangan alat-alat Peraga SD 52 sekolah, pengembangan TK

dengan alat-alat Permainan Edukatif 200 TK, peningkatan Kualitas

Pembelajaran SMP dengan menggunakan teknologi visual CD dan

multimedia 190 sekolah, penunjang astronomi untuk SMP 190 sekolah;

serta tersalurkannya bantuan keuangan untuk Pembangunan Ruang

Kelas Baru (RKB) dan mebeulair SMP dan MTs sebanyak 695 ruang

kelas baru pada 348 SMP dan MTs di 26 Kabupaten/Kota.

(5) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan SSN/SBI Sekolah Dasar dan

Sekolah Menengah Pertama di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 22.210.982.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 21.557.852.600,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pendampingan

pembelajaran yang ideal di 30 sekolah RSBI SMP, workshop Sosialisasi

Program Kompetisi Kerjasama (Partnership) dengan Negara OECD

diikuti 75 orang, seminar SSN-SBI SD dan SMP Swasta di Jawa Barat

diikuti 150 orang; terkoordinasikannya Pengelolaan SSN/SBI dengan

Page 3: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 39

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota diikuti 130 orang; workshop E-

Learning dalam Evalution Base ICT I diikuti 108 orang, ICT II 108

orang; Pembinaan Program SSN SD dan SMP wilayah I, II dan III

tentang pelaksanaan 8 SMP dalam penyelenggaraan SSN di wilayah I,

II, III diikuti 100 orang tenaga kependidikan, dan wilayah IV dan VI

diikuti 100 orang; seleksi program studi administrator/manajemen

sekolah internasional di Negara OECD (Australia) sebanyak 75 orang;

Konsultasi dan Pendampingan MOU di Negara OECD (Australia)

sebanyak 100 orang, terlatihnya Program Study

Administrator/Manajemen Sekolah Internasional di Negara OECD

sebanyak 125 orang, terjadinya peningkatan profesionalisme Guru RSBI

sebanyak 56 orang; terpenuhinya sarana dan prasarana di 51 sekolah;

serta tersedianya dokumen Panduan Pembinaan RSBI, SSN dan SBI.

(6) Kegiatan Fasilitas Penyelenggaraan Sekolah Menengah Pertama

Terbuka, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.166.200.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.130.415.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terkoordinasikannya tim teknis pengelola kegiatan bersama

kabupaten/kota sebanyak 104 orang; terselenggaranya workshop

revitalisasi Pelayanan Induk SMP Terbuka diikuti 104 orang, workshop

pembinaan Guru Pamong TKB Reguler 104 orang, workshop pembinaan

TKB Mandiri 104 orang, Musyawarah Guru Pamong (MGP) SMP Terbuka

Reguler 1.000 orang, Musyawarah Guru Pamong (MGP) SMP Terbuka

Mandiri 300 orang; terselenggaranya Lomba dan Pembinaan Motivasi

Belanja Mandiri (LOMOJARI) tingkat Provinsi dan tingkat Nasional diikuti

119 orang; serta tersedianya Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor

978/Kep.806.Disdik/2011 tanggal 9 Juni 2011 tentang Bantuan

Keuangan untuk Fasilitasi Penyelenggaraan Sekolah Menengah Pertama

Terbuka, dan tersalurkannya bantuan keuangan sebesar Rp.

10.507.400.000,-, yang meliputi bantuan untuk Pengelola SMP Terbuka

sebanyak 447 sekolah sebesar Rp. 2.682.000.000,- di 25 Kabupaten dan

Kota, bantuan untuk Tim Teknis Pengelola SMP Terbuka di Kabupaten

dan Kota sebanyak 75 orang pengelola di 25 Kabupaten dan Kota

sebesar Rp. 180.000.000,-, bantuan untuk Pengelola Tempat Kegiatan

Belajar Mandiri sebanyak 51 orang pengelola di 17 Kabupaten dan Kota

sebesar Rp. 122.400.000,-, bantuan untuk Guru Pamong dan Pesuruh

TKB Mandiri sebanyak 140 orang GuruPamong dan Pesuruh di 17

Kabupaten dan Kota sebesar Rp. 1.092.000.000,-, bantuan untuk Guru

Pamong dan Pesuruh TKB Reguler sebanyak 1.750 orang Guru Pamong

dan Pesuruh di 25 Kabupaten dan Kota sebesar Rp. 6.300.000.000,-,

bantuan Operasional Tim Teknis SMP terbuka Kabupaten dan Kota

Page 4: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 40

sebanyak 25 Tim Teknis di 25 Kabupaten dan Kota sebesar

Rp. 131.000.000,-.

(7) Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah Provinsi (BOS) untuk jenjang

Pendidikan Dasar, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.484.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.281.121.925,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terkoordinasikannya kabupaten/kota sebanyak 78

orang; tersosialisasikannya pemberian Dana BOS di 5 wilayah diikuti 350

orang; bimbingan teknis bagi Pengelola BOS Kabupaten/Kota sebanyak

364 orang; terinformasikannya launching dan publikasi BOS di media

cetak dan elektronik tingkat lokal dan nasional; serta tersedianya

Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 978/Kep.807-Disdik/2011

tanggal 9 Juni 2011 tentang Bantuan Keuangan Untuk Program Bantuan

Operasional Sekolah Provinsi Jawa Barat pada jenjang Pendidikan Dasar

dan tersalurkannya bantuan keuangan sebesar Rp. 405.599.990.000,-,

yang meliputi bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD/MI untuk

5.360.000 siswa, bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMP/MTs untuk

2.130.196 siswa.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Masih kurangnya perluasan Pra sekolah dalam memperoleh kesempatan

pendidikan. Solusinya membangun UGB TK.Rehabilitasi Gedung TK

Pengangkatan guru baru.

(2) Masih kurangnya perluasan Sekolah Dasar (SD) memperoleh

kesempatan belajar. Solusinya melaksanakan double shift, rehabilitasi

dan refungsionalisasi gedung, pemberian Bantuan Operasional Sekolah

(BOS). Pemerataan dan Pengangkatan guru baru. Penyuluhan kepada

masyarakat tentang pentingnya wajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.

Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan.

(3) Masih kurangnya perluasan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

kesempatan belajar/pemerataan pendidikan. Solusinya membangun

USB. Membangun RKB, melaksanakan double shift sampai dengan 1.6.

Penambahan SMP Terbuka. Rehabilitasi. Pemberian Bantuan

Operasional Sekolah (BOS).

2) Program Pendidikan Menengah dan Tinggi

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Pengembangan SMK/SMA SSN/RSBI/

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 41.602.948.800,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 24.489.910.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

Page 5: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 41

adalah terkelolanya pengembangan data base SMA/SMK SSN/RSBI di 26

kabupaten/kota oleh 78 orang serta pengelolaan dan pengembangan

data base di Provinsi oleh 15 orang; workshop pengelolaan dan

pengembangan PSB TIK SMA/SMK SSN/RSBI diikuti 47 orang; workshop

pengelolaan dan pengembangan Laboratorium Biologi SMA SSN/RSBI

diikuti 156 orang; workshop dan sosialisasi Implementasi KTSP dan 8

Standar Nasional Pendidikan SMA/SMK diikuti 120 orang; terlayaninya

Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Standart Nasional dan

Bertaraf Internasional dengan studi banding pendidikan bertaraf

internasional ke Yogyakarta dan Bali sebanyak 85 orang; workshop

Asesor Akreditasi SMA/SMK Negeri dan Swasta diikuti 100 orang;

tersosialisasinya Akreditasi SMA/SMK Negeri dan Swasta diikuti 400

orang; Visitasi/penilaian Akreditasi SMA/SMK Negeri dan Swasta di 26

Kabupaten/Kota diikuti 400 sekolah; pembebasan lahan untuk

penegerian 4 PTS, yaitu UNSWAGATI Cirebon, UNSIL Tasikmalaya,

UNSIKA Karawang dan POLTEKES Sukabumi; tersebarnya publikasi

sosialisasi Program Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan;

terpenuhinya Mikroscop dan perlengkapan pembelajaran Biologi untuk

SMA SSN dan RSBI/SBI untuk 30 sekolah; serta terpenuhinya Alat

Peraga Multimedia Interaktif Geografi untuk SSN dan RSBI/SBI Jawa

Barat.

(2) Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Sekolah Menengah

Atas, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 6.387.508.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 5.161.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terselenggaranya Akreditasi SMA diikuti 250 orang; tersedianya

Sumber Daya Manusia (SDM) MKKS, MGMP, MGBK, YPK, pembinaan

Guru Olympiade, workshop pengawasan, debat Bahasa Inggris

sebanyak 500 orang; workshop pengadaan Sarana Prasarana SMA

diikuti 100 orang, Olympiade Sains Nasional (OSN), Olympiade Olahraga

dan Sains Nasional (O2SN) dan FLS2N diikuti 650 orang, pengembangan

dan pembinaan Karakter diikuti 55 orang.

(3) Kegiatan Peningkatan Kualitas Aksesibilitas dan Relevansi SMK di Jawa

Barat, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 17.330.177.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 14.516.469.280,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terkoordinasikannya peningkatan kualitas aksesibilitas dan

relevansi 26 Kabupaten/Kota diikuti 52 orang; tersalurkannya beasiswa

SMK untuk siswa tidak mampu sebanyak 6.250 orang; terakreditasinya

SMK Negeri dan Swasta sebanyak 175 sekolah; terbentuknya Tim

Pengembangan Kurikulum KTS; workshop RKB dan rehabilitasi SMK

Page 6: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 42

diikuti 100 orang; terselenggaranya acara Lomba Kompetensi Siswa

(LKS) SMK dan Vocational Award, pengembangan Kewirausahaan Siswa

SMK diikuti 100 siswa, workshop pemberian bantuan diikuti 100 orang.

(4) Kegiatan Pelatihan Keahlian dan Sertifikasi Bagi Siswa, Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan, yang dilaksanakan Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.381.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.371.006.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya TOT (Training of

Trainer) Peningkatan Profesionalisme guru Adaftif dalam Mata Pelajaran

Bahasa Inggris SMK sebanyak 52 orang, untuk Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia 52 orang, Mata Pelajaran Matematika 52 orang, Workshop

Peningkatan Keahlian Teknis Guru SMK dalam Keahlian Bangunan 26

orang, Elektronik Industri 26 orang, Ketenaga Listrikan 26 orang, Mesin

CNC 26 orang, Mesin Konvensional 26 orang, Las 26 orang, Otomotif 26

orang, TIK 26 orang dan Terlaksananya On Job Trainer dengan MTU

untuk Keahlian Teknik Bangunan 80 orang siswa, Teknik Elektronik 160

orang, Keahlian Listrik 160 siswa, Teknik Permesinan 1.040 siswa,

Teknik Otomotif 560 siswa, Teknik Komputer dan jaringan 80 siswa.

(5) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Kawasan

Pendidikan dan Pusat Terintegrasi Bersifat Komunitas Model

Transportasi, Hunian, Gedung-gedung Pusat Riset dan Kegiatan

Mahasiswa, Sport Senter (Tahap Perancangan), yang dilaksanakan

Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 49.225.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya pengembangan kawasan

pendidikan dan riset terpadu; meningkatnya kerjasama perancangan

pengembangan sarana dan prasarana pendukung kawasan pendidikan

dan pusat terintegrasi bersifat komunitas; tersusunnya rancangan

pengembangan sarana dan prasarana pendukung kawasan pendidikan

dan pusat terintegrasi bersifat komunitas.

(6) Kegiatan Koordinasi Pencanangan Program Wajar 12 Tahun di Jawa

Barat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 247.920.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terkoordinasinya implementasi pencanangan program

wajib belajar 12 tahun di Kabupaten/kota melalui rapat koordinasi yang

diikuti oleh 130 orang peserta yang terdiri dari unsur OPD

Kabupaten/kota dan Stakeholder Pendidikan se-Jawa Barat.

(7) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

(RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), yang dilaksanakan

Page 7: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 43

Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 595.200.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkoordinasinya

penyelenggaraan RSBI dan SBI di Jawa Barat dan terumuskannya serta

tersosialisasinya Draft Pergub tentang Penyelenggaraan RSBI/SBI di

Jawa Barat.

(8) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Bantuan

Pendidikan Provinsi pada Pendidikan Formal dan Non Formal di

Kabupaten/kota, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

352.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 311.910.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terpantaunya dan terevaluasinya proses

pendistribusian/penyaluran dan pemanfaatan bantuan pendidikan ke

Kabupaten/kota.

(9) Kegiatan Fasilitasi Persiapan Penyelenggaraan Program Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Tematik Perguruan Tinggi se-Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 598.760.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya Rencana Induk Program (RENIP), Pedoman dan Modul

Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Perguruan Tinggi

se-Jawa Barat.

(10) Kegiatan Pendekatan Kerjasama Internasional dalam Pengembangan

SMK Bertaraf Internasional, yang dilaksanakan Biro Otonomi Daerah

dan Kerjasama dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 589.780.000,-,

realisasi sebesar Rp. 547.466.987,-. Kegiatan Pendekatan Kerjasama

Internasional dalam Pengembangan SMK Bertaraf Internasional

dilaksanakan melalui kunjungan penjajakan kerjasama Delegasi

Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke Negara Bagian Victoria, Australia

khususnya untuk pengembangan SMK Bertaraf Internasional yang akan

dikelola langsung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan kajian pakar

mengenai model kerjasama Daerah dengan Perguruan Tinggi dan

Badan Usaha. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjajakinya peluang

kerjasama antar pemerintahan, kerjasama sister school melalui fasilitasi

Departement of Early Education and Childhood Development serta

kerjasama di bidang pendidikan antara SMK dengan institusi pendidikan

kejuruan (TAFE) dan terlaksananya kajian pakar model kerjasama

Daerah dengan Perguruan Tinggi dan Badan Usaha.

Page 8: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 44

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Masih adanya siswa rawan droup out (DO) mengacu kepada jumlah

penduduk pra sejahtera dan Sejahtera I, Solusinya kesempatan

belajar/pemerataan pendidikan melalui pemberian beasiswa,

Pemerataan pendidikan, Pemerataan dan pengangkatan guru baru,

peningkatan mutu dan relevansi pendidikan.

(2) Kekurangan guru dalam mengimplementasikan kurikulum serta

sukarnya mencari industri pasangan dalam rangka pendidikan system

ganda (PSG). Solusinya Kurikulum/pokok bahasan memberikan

keleluasaan untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

(3) Jumlah guru masih kurang dan tidak merata, Kualitas guru masih

terdapat sebagian guru SMA dan SMK belum berkualifikasi (dibawah S-

1). Solusinya meningkatkan profesionalisme guru agar mampu

menjabarkan kurikulum dan rumusan tujuan yang lebih

tajam/operasional.

(4) Masih kurang dan belum merata, daya tampung sebagian sekolah yang

belum memiliki sarana dan prasarana belajar yang memadai. Solusinya

peningkatan kemampuan perencanaan para perencana pada tingkat

Kantor Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dan sekolah.

Standarisasi sarana dan prasarana serta memasyarakatkan,

pemeliharaan dan pemanfaatannya. Memantapkan system pengawasan,

pengendalian dan system pelaporan melalui program pemberdayaan

institusi dengan pendekatan – pendekatan school based management

dan community based management.

(5) Belum adanya kerjasama Sister Province antara Pemerintah Provinsi

Jawa Barat dengan Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia yang

dapat menjadi payung hukum untuk kerjasama di bidang pendidikan.

Solusinya mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan

Pemerintah Negara Bagian Victoria untuk membahas rencana kerjasama

Sister Province sebagai payung hukum bagi kerjasama di bidang

pendidikan.

(6) Keterbatasan kemampuan penguasaan bahasa Inggris di kalangan guru

maupun siswa di SMK yang diproyeksikan menjadi SMK BI. Solusinya

melakukan perbaikan internal dengan mengalokasikan anggaran untuk

menambahkan program pengajaran bahasa Inggris secara intensif

ataupun merekrut guru baru yang memiliki kecakapan berbahasa

Inggris.

(7) Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh SMK dan tingginya biaya

pendidikan di institusi TAFE. Solusinya memfokuskan terlebih dahulu

pada pelaksanaan program ToT (Traning of Trainer), dimana lebih

Page 9: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 45

mengutamakan program pelatihan bagi para guru sehingga dapat

mentransfer pengetahuannya kepada rekan guru dan para siswa.

3) Program Pendidikan Non Formal

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengembangan Layanan PAUD Non Formal, yang dilaksanakan

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.660.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 2.623.647.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

sosialisasi layanan PAUD Non Formal sebanyak 130 orang, Lomba

Keteladanan Lembaga dan Pengelola sebanyak 5 program, Orientasi

Pengelola PAUD Non Formal 310 orang, Orientasi Pendidik PAUD Non

Formal 310 orang, Orientasi Pengelola PAUD 500 orang, Pelatihan

Tenaga Penilik PAUD 130 orang, Pengembangan Informasi

Pembelajaran PAUD di 5 wilayah dan pengelolaan bantuan social.

(2) Kegiatan Peningkatan Mutu Kursus dan Kelembagaan, yang

dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 2.699.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp.2.448.576.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya sosialisasi program kursus diikuti 78 orang utusan

kabupaten dan kota, evaluasi program kursus 78 orang, workshop ormit

dan konsorsium kursus 50 orang, pelatihan tenaga pendidik kursus 104

orang, pelatihan pengelola kursus 75 orang, pembinaan managemen

lembaga kursus TK wilayah 654 orang, lomba peserta didik kursus,

lomba kursus berprestasi TK wilayah dan provinsi, pencetakan buku

sebanyak 25.800 buku.

(3) Kegiatan Peningkatan Layanan Pendidikan Masyarakat, Gender dan

Kesetaraan, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.104.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.835.604.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya pengadaan buku pedoman TBM 200 eksemplar,

Paket B 650 eksemplar, Paket C 410 eksemplar, buku pedoman

penyelenggaraan gender di kabupaten/kota, sekolah dan PKBM 200

eksemplar, cetak poster pendidikan kesetaraan 33.000 lembar, rapat

dengan kabupaten dan kota diikuti 100 orang, pelatihan TUTOR Paket B

312 orang, pelatihan TUTOR Paket C 312 orang, pelatihan pengelola

TBM 104 orang, lomba keteladanan kesetaraan dan dikmas 26 orang,

pelaksanaan hari aksara internasional tingkat provinsi 1 kegiatan,

jambore PTK pendidikan non formal diikuti oleh 364 orang PTK,

pelatihan PSBG Bagi Guru dan Kepala SMA/SMK 104 orang, Pelatihan

Page 10: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 46

PSBG Bagi Guru dan Kepala SD 104 orang dan Pelatihan PSBG bagi

Pengelola PKBM 104 orang.

(4) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Kursus PNF, yang

dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 215.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 207.755.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terkoordinasinya penyelenggaraan kursus PNF melalui rapat koordinasi

yang diikuti oleh 130 orang peserta yang terdiri dari unsur OPD

kabupaten/kota dan stakeholder Pendidikan se-Jawa Barat.

(5) Kegiatan Fasilitasi dan Apresiasi kepada Para Teladan Tingkat Jawa

Barat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 487.615.243,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya sarasehan dan pemberian penghargaan

kepada para teladan Jawa Barat pada peringatan HUT RI dengan

jumlah 115 teladan dari berbagai profesi.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Pendidikan Luar Biasa Warga Belajar Tempat domisili warga belajar

berpartisipasi dan sebagian besar banyak yang lebih tertarik bekerja

dari pada melanjutkan pendidikan. Solusinya Pemerataan dan

demokratisasi pendidikan luar sekolah, Penyuluhan kepada masyarakat

tentang pentingnya kelompok belajar Paket A setara SD dan Paket B

setara SLTP dalam pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,

Penyuluhan dan pembinaan kepada guru – guru olahraga yang ada

disekolah guna meningkatkan profesionalisme dalam bidang IPTEK

olahraga, Meningkatkan kemampuan perencanaan pada tingkat kantor

Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dan SKB.

(2) Kurikulum materi nasional bobotnya sangat besar, belum mantapnya

budaya pengendalian daerah/desentralisasi, pelaksanaan materi lokal

belum mantap. Solusinya Mutu dan Relevansi Pendidikan, pengangkatan

penilik, meningkatkan profesionalisme para Pembina PKBM dalam

melaksanakan pembinaan terhadap warga belajar asuhannya, dan

koordinasi dengan instansi – instansi terkait.

4) Program Pendidikan Luar Biasa

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Program Kesejahteraan Pendidik, Tenaga

Kependidikan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Khusus/

Pendidikan Layanan Khusus, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Page 11: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 47

Rp. 5.083.730.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.755.634.250,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Ujian Sekolah Akhir

Siswa SLB (SDLB, SMPLB dan SMALB) sebanyak 1.750 siswa, rapat

koordinasi gugus sebanyak 210 orang pengurus gugus, Peningkatan

Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PLB terdiri dari S-1 232

orang, D-3 30 orang, dan S-2 40 orang, pemilihan guru berdedikasi

Jawa Barat sebanyak 50 orang, lomba kreativitas pembelajaran guru

dan kepala sekolah se Jawa Barat diikuti oleh 300 orang,

pengembangan kurikulum pendidikan luar biasa pada jejang pendidikan

dasar dan menengah di 5 wilayah dengan peserta sebanyak 400 orang,

validasi penerimaan insentif bagi guru sukwan dan TU PLB sebanyak

1.000 orang, Rapat Teknis Tim Inklusif se Jawa Barat sebanyak 100

orang peserta, Rapat Teknis Tim CIBI se Jawa Barat diikuti 100 orang

peserta.

(2) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana SLB Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 11.100.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 9.088.804.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya pengadaan konstruksi dan jasa konsultan, pengadaan

lahan tanah di Kabupaten Bandung Barat 6.000 m2 dan Kabupaten

Karawang 6.000 m2 untuk Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB),

Pengadaan alat-alat Kantor dan Alat-alat Rumah Tangga Kantor.

(3) Kegiatan Peningkatan Bina Promosi dan Kompetensi Siswa Pendidikan

Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, yang dilaksanakan Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 3.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 3.060.266.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Workshop mengenai

BAGUS yang diikuti oleh 100 orang, Pembinaan Kompetensi dan

Keterampilan Siswa Jenis Menjahit sebanyak 260 siswa, Lomba

Kreativitas Hasil belajar, Seni dan olahraga sebanyak 25 cabang

lomba/mata lomba diikuti 650 siswa SLB, Penjaringan Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) di 520 Kecamatan dan terlaksananya

Promosi Siswa SLB di 52 Gugus SLB se Jawa Barat.

(4) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Percontohan Penyelenggaraan

Pendidikan Dasar Inklusif, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial

Dasar Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 215.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 212.920.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terkoordinasinya penyelenggaraan

Pendidikan Dasar Inklusif dan terumuskannya Draf Pergub tentang

Pendidikan Inklusif di Jawa Barat.

Page 12: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 48

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Masih banyaknya anak berkelainan usia sekolah belum masuk SLB,

rawan drop out (DO) yang disebabkan oleh watak dan karakter anak

berkelainan, dan rendahnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan

anaknya yang memiliki kelainan / kecacatan. Solusinya perluasan

memperoleh kesempatan belajar melalui membangun USB, rehabilitasi

gedung, pemberian beasiswa melalui program JPS, pemerataan dan

pengangkatan guru baru, penyuluhan kepada masyarakat tentang

pentingannya SLB.

(2) Belum adanya kurikulum resmi/Nasional untuk semua jenis dan program

Sekolah Luar Biasa (SLB). Solusinya peningkatan mutu dan relevansi

pendidikan melalui kurikulum/pokok bahasan memberikan keleluasaan

untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

profesionalisme guru agar mampu menjabarkan kurikulum dan rumusan

tujuan yang lebih tajam/operasional, materi yang tepat (esensi) sesuai

dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) serta kondisi lingkungan, kemampuan para guru untuk

membuat dan memanfaatkan sumber belajar dan alat

peraga/pendidikan yang ada dilingkungan sekitar, kecuali alat-alat yang

sukar dibuat, perlu disediakan oleh pemerintah, Masyarakat perlu diikut

sertakan dalam memecahkan masalah–masalah pendidikan termasuk

dalam penyusunan program/kurikulum, motivasi guru melalui

peningkatan pelayanan dalam rangka kesejahteraan guru.

5) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendidikan Tenaga Kependidikan

Pendidikan Kejuruan, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.381.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.353.536.600,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya Training Of Traner (TOT) dan

pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diikuti

oleh 78 orang, Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TIK untuk

Jenjang SMP, SMA dan SMK di Jawa Barat denganpeserta sebanyak 480

orang guru dari 26 Kabupaten dan Kota, Pendampingan Pengembangan

Kurikulum SMK di Jawa barat sebanyak 135 sekolah atau 270 orang

guru, Workshop Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TIK dan Modul Manual

dengan peserta sebanyak 100 orang guru dan Penggandaan dan

Penyebaran Bahan Ajar untuk SMP, SMA dan SMK dalam bentuk CD

Interaktif Pembelajaran sebanyak 7.464 keping CD.

Page 13: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 49

(2) Kegiatan Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik Tenaga

Kependidikan Pendidikan dan Program Hibah (PHK-I), yang

dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 5.500.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 5.143.374.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Penyusunan Model dan Materi Pelatihan diikuti oleh 52

orang, TOT Lesson Study 48 orang, TOT MGMP Bahasa Indonesia dan

MGMP Bahasa Inggris 96 orang, Pelatihan Peningkatan Profesionalisme

guru RSBI Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk 5 wilayah sebanyak 240

orang, Lesson Study Berbasis MGMP di Kota Bogor sebanyak 936 orang,

Lesson Study Berbasis MGMP di Kota Depok, Kota Sukabumi, Kabupaten

Cianjur, Kota Cimahi, Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya, Kabupaten

Cirebon, Kabupaten Indramayu, kabupaten Purwakarta, Kabupaten

Bekasi, Kota Bekasi sebanyak 858 orang, membangun Persepsi

Stakeholder tentang Pembinaan Guru Berkelanjutan melalui

Implementasi Lesson Study sebanyak 30 orang, Peningkatan

pemahaman Kepala Sekolah dan Pengawas tentang Implementasi

Lesson Study 100 orang, Pelatihan Fasilitator MGMP 40 orang, Joint

Cordinating Commite Meeting 35 orang, management Meeting 35

orang, pemberdayaan Guru SMP/MTs, SMA/MA mealui Implementasi

Lesson Study Berbasis MGMP Pemberian Buku Lesson Study sebanyak

820 eksemplar, Pengembangan System Banchmarking melalui

konferensi Lesson Study 200 orang, Peningkatan Kualifikasi Akademik

Guru 280 orang.

(3) Kegiatan Pendamping Penyelenggaraan Ujian Nasional Pendidikan Dasar

dan Menengah, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 946.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 867.022.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Pendataan Calon Peserta UASBN, Pengolahan Data Calon

Peserta USBN, Pengadaan Buku Panduan UASBN sebanyak 40.000

eksemplar, terlaksananya Penyelenggaraan UASBN di 26 Kabupaten dan

Kota se Jawa Barat, pemindaian (scaning) di Kabupaten dan Kota dan

Validasi hasil pemindaian di tingkat Provinsi, Pendamping Distribusi

Naskah Soal ke 26 Kabupaten dan Kota, Pendampingan Pemindaian,

Monitoring Pelaksanaan UASBN se Jawa Barat dan Rapat Evaluasi UN

dan UASBN.

(4) Kegiatan Peningkatan Mutu dan Pemilihan Pendidik, Tenaga

Kependidikan Berprestasi, Berdedikasi Tahun 2011, yang dilaksanakan

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.778.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

2.755.857.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Page 14: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 50

sosialisasi kegiatan pemilihan pendidik, tenaga kependidikan berprestasi

dan berdedikasi sebanyak 52 orang dari kabupaten dan kota, rapat

teknis dan koordinasi sistem penilaian diikuti oleh 40 orang, rapat

evaluasi peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak

52 orang, bimbingan teknis perencanaan pembelajaran bagi tenaga

pendidik sebanyak 52 orang, verifikasi dan validasi data calon peserta

pemilihan sebanyak 85 orang, pemilihan guru berprestasi kelompok TK,

SD, SMP dan SMA sebanyak 104 orang, pemilihan kepala sekolah

berprestasi kelompok berprestasi kelompok SMP dan SMA sebanyak 52

orang, pemilihan guru dan kepala SD berdedikasi daerah

khusus/terpencil sebanyak 51 orang, pemilihan pengawas TK/SD

berdedikasi daerah terpencil 17 orang, pemilihan pengawas sekolah

berprestasi kelompok SMA 26 orang, pembekalan persiapan dan

pembinaan pemilihan pendidik, tenaga kependidikan tingkat nasional 11

orang, pemberian penghargaan/hadiah kepada juara I, II dan III

sebanyak 33 orang.

(5) Kegiatan Revitalisasi Sistem Informasi Manajemen, yang dilaksanakan

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.073.400.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.052.020.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Rapat Koordinasi Pendataan diikuti oleh 85 orang, Penjaringan dan

Pengolahan data di Kabupaten/Kota se Jawa Barat oleh ICT Center,

Pengembangan Aplikasi Pengendalian Kegiatan/Keuangan 1 Paket,

Pengolahan Data dan Pembuatan Buku Profil 800 eksemplar dan Buku

Statistik Pendidikan 800 eksemplar.

(6) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Guru di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.982.600.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.240.775.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Pendataan dan penilaian Kinerja Guru Bantu SD/MI dan

Guru Non PNS SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di Jawa Barat,

terlaksananya rapat sosialisasi tim teknis kabupaten/kota pengelola

kegiatan peningkatan kesejahteraan guru sebanyak 100 orang,

Workshop/pembinaan guru bantu SD/MI dan Guru Non PNS SMP/MTs

dan SMA/SMK/MA sebanyak 763 orang.

(7) Kegiatan Penyebarluasan Informasi Program Pembangunan Bidang

Pendidikan, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.399.299.111,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya jasa pengumuman lelang 1 kali kegiatan,

Page 15: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 51

dokumentasi dan publikasi 9 kali kegiatan, dan jasa konsultasi 1 kali

kegiatan.

(8) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

PLB, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.899.200.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.522.124.550,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya Workshop pelatihan pendidikan kecakapan hidup

sebanyak 40 orang, pelatihan pendidikan inklusif 80 orang, pelatihan

program khusus bina diri, bina komunikasi persepsi bunyi dan irama 40

orang, pelatihan system isyarat bahasa indonesia 40 orang, pelatihan

layanan khusus bagi anak autis 120 orang, pelatihan mata pelajaran

IPA, matematika, bahasa inggris 40 orang, pelatihan penelitian tindakan

kelas 40 orang, pelatihan kecakapan hidup kerjasama dengan lembaga

kursus 40 orang.

(9) Kegiatan Workshop Manajemen Berbasis Sekolah bagi Kepala Sekolah

Swasta di Jawa Barat yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial

Dasar Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 222.262.800,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya rapat koordinasi sebanyak 1

kali yang diikuti 52 orang/peserta.

2. URUSAN KESEHATAN

1) Program Upaya Kesehatan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Revitalisasi Posyandu dan Peningkatan Pelayanan KIA, yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.672.655.000,-. Hasil pelaksanaan Kegiatan adalah tersedianya dan

tersosialisasikannya pedoman juknis bantuan keuangan kegiatan

revitalisasi posyandu dan peningkatan KIA; meningkatnya pemahaman

60 orang tenaga pelatih kabupaten/kota; tersedianya dan

tersosialisasikannya bahan advokasi kesehatan Lanjut Usia; tersedianya

hasil Penjaringan Anak Usia Sekolah melalui workshop; tersedianya

Dokumen Analisa dan Tindak Lanjut Continuum of Care Kabupaten/kota

yang lebih sempurna; tersedianya Dokumen MoU dan penyerahan

Bantuan Revitalisasi Posyandu serta pendampingan Pelaksanaan Model

Revitalisasi Posyandu.

(2) Kegiatan Pemantauan, Pencegahan, dan Penanggulangan Gizi Kurang,

yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 230.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp.212.610.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

Page 16: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 52

laporan hasil pendampingan peningkatan cakupan kinerja program

pembinaan gizi masyarakat di kabupaten/kota dengan cakupan

terendah sebanyak 12 dokumen; tersedianya dokumen pendukung

akselerasi penurunan prevalensi gizi buruk melalui kemitraan dengan

dunia usaha (CSR); serta tersedianya hasil investigasi kasus gizi buruk

sebanyak 25 dokumen.

(3) Kegiatan Sosialisasi dan Upaya Kesehatan Dampak Asap Rokok

Terhadap Kesehatan masyarakat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 289.460.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah laporan perencanaan dan evaluasi

sosialisasi dampak asap rokok terhadap kesehatan masyarakat serta

roadshow dampak asap rokok di 20 sekolah se-Jawa Barat.

(4) Kegiatan Peningkatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan, yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 492.327.270,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah laporan

koordinasi dan evaluasi Program Rumah Sakit Daerah (RSD) Provinsi

Jawa Barat; dokumen kesepakatan dan tindak lanjut dalam upaya

peningkatan peran Rumah Sakit Umum/Khusus Swasta, TNI, POLRI,

dan BUMN dalam pelayanan kesehatan rujukan di kabupaten/kota;

laporan pemantauan dan evaluasi Manajemen Pelayanan Obstetri

Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dan manajemen laktasi di

35 Rumah Sakit Daerah di 26 kabupaten/kota; terpilihnya Rumah Sakit

Daerah Karawang sebagai juara I Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi (RSSIB)

melalui penilaian se-Jawa Barat.

(5) Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian, Penggunaan Obat

Rasional, Peredaran Sediaan Farmasi, Kosalkes dan Mamin, yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 239.745.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah laporan

pemantauan dan evaluasi ketersediaan, harga obat, dan penulisan Obat

Generik Berlogo (OGB) di 16 Rumah Sakit dan 35 apotik di 17

Kabupaten/kota; tersebarnya informasi mengenai bahaya

penyalahgunaan Napza pada peringatan Hari Anti Narkotik Internasional

(HANI); meningkatnya pengetahuan tokoh masyarakat/tokoh pendidik

mengenai bahan berbahaya produk pangan jajanan anak sekolah;

terujinya kadar boraks, formalin, pemanis, pengawet, dan pewarna pada

336 sampel makanan minuman dari 14 kabupaten/kota.

(6) Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar, yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

Page 17: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 53

anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 380.345.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya

penguatan manajemen puskesmas dan standar mutu pelayanan dasar

ke 26 kabupaten/kota; tersedianya standar mutu pelayanan kesehatan

dasar; tersosialisasikannya pedoman Penilaian Kerja Puskesmas (PKP)

dan standar mutu kepada Lintas Program/Lintas Sektor terkait;

tersedianya dokumen terkait kegiatan program gigi dan mulut kepada

Lintas Program/Lintas Sektor di provinsi, kabupaten/kota dan organisasi

profesi; tersosialisasikannya program kesehatan jiwa kepada

kabupaten/kota; tersosialisasikannya hasil program Keperawatan

Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) kepada 26 kabupaten/kota.

(7) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja yang Prima dan Komprehensif di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 88.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

laporan koordinasi kesehatan dengan dokter; tersedianya dokumen

terkait pengembangan pelayanan kesehatan kerja di institusi kesehatan

pemerintah dan swasta; tersedianya dokumen Standar Prosedur

Operasional (SPO) Kesehatan Kerja; laporan terkait koordinasi

pelayanan kesehatan lingkungan kerja dalam rangka inisiasi

pembentukan Forum Kesehatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

laporan koordinasi dengan lintas program/lintas sektor untuk pelayanan

kesehatan di lingkungan kerja.

(8) Kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di

Jawa Barat bidang Kesehatan, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.215.827.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.101.592.400,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah Dokumen Kesepakatan Pengembangan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM); dokumen

keikutsertaan JPKM Jawa Barat; Laporan pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan pengembangan JPKM Jawa Barat; Dokumen Pelaksanaan

Unit Pengaduan Masyarakat dan informasi permasalahan pengaduan

masyarakat miskin di Jawa Barat; Susunan Tim Pengelola KTP

Berasuransi Kesehatan tingkat Provinsi; Dokumen informasi pelaksanaan

KTP Berasuransi Kesehatan ke 26 kabupaten/kota; Data kesiapan 26

kabupaten/kota tentang pelaksanaan KTP Berasuransi Kesehatan Tahun

2012; Dokumen kajian akademis KTP Berasuransi Kesehatan.

(9) Kegiatan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Desa

Siaga, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.269.862.500,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.053.617.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

Page 18: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 54

adalah tersebarnya informasi Desa Siaga Aktif melalui berbagai media,

yaitu televisi, koran, radio, poster, spanduk, banner; kampanye Hari

Kesehatan Nasional; Laporan sosialisasi isu aktual Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS); tersedianya 5000 buku saku PHBS Rumah Tangga

serta 5000 buah form desa siaga; Laporan koordinasi upaya

peningkatan PHBS dengan organisasi profesi, organisasi masyarakat dan

Pramuka Kesehatan Saka Bakti Husada (SBH); laporan koordinasi upaya

peningkatan desa siaga aktif; tersosialisasikan program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan (Jamkesmas) melalui berbagai media seperti

televisi, radio dan Koran.

(10) Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 90.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 83.120.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya

informasi kesehatan melalui berbagai media, yaitu televisi, radio,

spanduk sebanyak 8 buah, poster sebanyak 274 buah, dan banner

sebanyak 4 buah; Laporan Self Assesment Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM); Laporan upaya kemitraan dengan lintas program dan lintas

sektor.

(11) Kegiatan Fasilitasi PHKI Dalam Pembelajaran dan Pendampingan ICT

Bidang Kesehatan, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 319.522.500,-

realisasi anggaran sebesar Rp.312.702.500,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah dokumen rumusan bahan intervensi berbasis

masyarakat; pengembangan intervensi masalah gizi melalui penyediaan

sarana dan prasarana seperti 1800 lembar balik, 27.500 form data, 3

buah televisi dan 18 alat peraga.

(12) Kegiatan Penyuluh Sadar Narkoba kepada kalangan Pemuda, Pelajar,

Mahasiswa dan Masyarakat Umum, yang dilaksanakan Badan

Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.744.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.694.432.500,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah bertambahnya Kader Penyuluh P4GN

dari kalangan pemuda, pelajar, mahasiswa dan masyarakat di Jawa

Barat sebanyak 4.800 orang melalui penyuluhan berbasis multi

media/seni.

(13) Kegiatan Kajian Metoda Sarana Terapi dan Rehabilitasi, yang

dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 296.055.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

295.230.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya buku

pedoman metoda sarana bagi panti rehabilitasi di Jawa Barat.

Page 19: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 55

(14) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan SDM Konselor Bidang Terapi dan

Rehabilitasi, yang dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 364.420.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 330.405.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya tenaga konselor bidang adiksi sebanyak 80 orang dan

satgas penjangkau dan pendamping sebanyak 5 orang.

(15) Kegiatan Fasilitasi pelaksanaan Peringatan Hari Anti Narkoba

Internasional (HANI) Tingkat Provinsi Tahun 2011, yang dilaksanakan

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 708.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

643.701.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) tahun 2011 yang

melibatkan beberapa OPD terkait dan Komunitas (perkumpulan/klub/

orsos/ormas) dan pengunjung sebanyak kurang lebih 5.000 orang.

(16) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pelaksanaan Test Urine di Jawa Barat,

yang dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.158.550.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 995.304.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya test urine terhadap aparatur Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/kota sebanyak 4.500 orang.

(17) Kegiatan Family Support Group (FSG) dan Grand Outing Mantan

Pecandu, yang dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 596.310.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 524.325.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah laporan

keikutsertaan mantan pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba

sebanyak 140 orang untuk tidak kembali menggunakan narkoba.

(18) Kegiatan Penguatan Coping Skill SDM Pasca Rehabilitasi (Aftercare),

yang dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 129.495.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 114.977.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya

upaya penguatan coping skill SDM Pasca Rehabilitasi.

(19) Kegiatan Fasilitasi, Koordinasi dan Evaluasi BNP dan BNK/kota serta OPD

Provinsi terkait di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 299.230.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah dokumen koordinasi 30 OPD

kabupaten/kota dan OPD Provinsi terkait dan evaluasi BNP-BNK

kabupaten/kota se-Jawa Barat.

(20) Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Panti Rehabilitasi Korban

Penyalahgunaan Narkoba di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Page 20: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 56

Rp. 187.170.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 171.867.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah bertambahnya tenaga petugas panti

rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba sebanyak 50 orang.

(21) Kegiatan Fasilitasi Peranan Komunitas (Orsos) dalam Upaya Peningkatan

Pemahaman Masyarakat tentang Pencegahan, Pemberantasan,

Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba, yang dilaksanakan

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

978.169.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya peranan

komunitas untuk pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba melalui penyuluhan di Kabupaten/kota.

(22) Kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Jiwa, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 2.403.285.000,-, realisasi anggaran

sebesar 1.843.897.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlayaninya penyelenggaraan keswa bagi guru BK, tersedianya Duta

anti Narkoba di sekolah, dokumen peningkatan mutu pelayanan

kesehatan jiwa melalui Familly Gathering, serta pemahaman Life Skil for

Children untuk guru SD, SMP dan SMA, Kader, serta Life Skil for Children

oleh guru bagi orang tua, terlayaninya pembentukan Desa Siaga Sehat

Jiwa, penyegaran penanganan kegawatdaruratan Psikiatri, terbentuknya

Unit Cegah Ralaps, terlayaninya kerohanian bagi pasien rehabilitasi,

terlayaninya Home Visite/Dropping sebanyak 24 kali, terselenggaranya

rujukan pasien, terselengaranya 6 kali supervisi Yankes, 6 kali supervisi

di klinik tumbuh kembang Anak, 6 kali supervisi Yankeswa di daerah

rawan bencana, 13 kali supervisi Keswa Lansia di Panti Jompo, dan

terjaringnya pasien pasung sebanyak 8 kali kegiatan penjaringan.

(23) Kegiatan Pembiayaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

(JPKM) Provinsi di Luar Jamkesmas APBN dan APBD Kabupaten/kota,

yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 3.940.495.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 2.652.368.939,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlayaninya pasien miskin Rawat Jalan/UGD sebanyak 3.650 orang

pertahun, serta terlayaninya pasien rawat inap sebanyak 9.125 orang

pertahun.

(24) Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba, yang dilaksanakan

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 307.381.050,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

pelatihan Motivacional Interviewer, VCT, tenaga konseling pada guru

SMP dan SMA di KBB, kelompok dukungan keluarga atau Family support

Page 21: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 57

group, perkumpulan korban Narkoba atau Narcotic Anonymous

Convention, pencegahan kekambuhan atau Relaps Prevention

Workshop, pertemuan pasca perawatan atau After Care Meeting,

perawatan di rumah atau Home Care, dan magang dokter dan perawat

masing-masing sebanyak 4 kali, serta tersedianya alat kedokteran dan

alat kesehatan sebanyak 5 unit.

(25) Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS serta penguatan

Sistem Rujukan, yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 47.125.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

turunnya stigma pemahaman mengenai HIV/AIDS untuk 100 pegawai

RSJ Provinsi Jawa Barat, serta pemahaman pencegahan penyebaran

HIV/IDS pada 500 siswa SMA di Kabupaten Bandung Barat.

(26) Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.575.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 4.257.519.341,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlayaninya masyarakat miskin untuk pelayanan rawat jalan

sebanyak 14.157 orang dan rawat inap sebanyak 1.033 orang di Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan.

(27) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pengendalian Penyakit Menular, PHBS,

STBM dan Kabupaten/kota Sehat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan

Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 300.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah dokumen koordinasi pengendalian

penyakit menular, PHBS, STBM dan Kabupaten/kota Sehat antara OPD

Provinsi terkait dengan 26 Kabupaten/kota.

(28) Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi dan Apresiasi Sekolah Sehat, yang

dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 297.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlayaninya TP-UKS Kabupaten/kota dalam upaya pengembangan

program UKS.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Masih terdapat kebiasaan, kepercayaan, sikap dan budaya masyarakat

yang kurang sesuai dengan perilaku hidup sehat. Solusinya diperlukan

pendekatan budaya dan kearifan lokal dalam pemberdayaan masyarakat

agar dapat memelihara, meningkatkan serta melindungi kesehatan diri

dan lingkungannya.

Page 22: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 58

(2) Masih belum sempurnanya pencatatan kepesertaan penduduk miskin

untuk memperoleh pembiayaan jaminan kesehatan. Solusinya

diperlukan pendataan penduduk miskin secara terintegrasi dan

terbaharui terutama untuk kepesertaan pelayanan jaminan kesehatan

melalui identifikasi berdasarkan nama dan alamat bersangkutan.

(3) Masih terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan, antara lain ruang

rawat inap dan kapasitas tempat tidur di instalasi rawat inap. Solusinya

diperlukan kebijakan dan pembiayaan khusus untuk meningkatkan

sarana dan prasarana untuk memperbesar daya tampung pelayanan

rawat inap untuk pasien miskin.

(4) Masih belum semua instansi pemerintah, swasta dan masyarakat

menyadari seriusnya ancaman bahaya penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkoba terutama pada generasi muda. Solusinya semua potensi

(stakeholters) dari mulai tingkat yang paling bawah perlu diberdayakan

untuk membangun partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan

penyalahgunaan Narkoba, dengan membangun kemitraan dan

melakukan kerjasama baik dengan instansi terkait maupun dengan

swasta melalui pendekatan “mencegah lebih baik daripada mengobati”

dalam penanggulangan bahaya penyalahgunaan Narkoba untuk

lingkungannya.

(5) Masih perlu penguatan penguatan kelembagaan terutama antisipasi

terkait perubahan Sekretariat BNP serta masih belum semua

kabupaten/kota di Jawa Barat membentuk BNK/kota maupun

BNNK/kota di Jawa Barat. Solusinya Pencegahan dan penanggulangan

Narkoba di Jawa Barat dikelola oleh lembaga dengan kapasitas yang

lebih baik dalam berkoordinasi dan memfasilitasi.

2) Program Manajemen Pelayanan Kesehatan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penyusunan Regulasi dan Manajemen Pengelolaan Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), yang dilaksanakan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 502.375.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 429.212.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dan tersosialisasikannya

Keputusan Gubernur Nomor 978/Kep.426-Dinkes/2010 tentang Bantuan

Keuangan untuk Pembangunan Bidang Kesehatan tahun 2011 serta

pedoman teknis untuk Pembangunan di Bidang Kesehatan tahun 2011

bagi 26 kabupaten/kota; tersedianya dokumen rancangan Peraturan

Gubernur tentang Penetapan Kelembagaan JPKM Jawa Barat dan

rancangan Peraturan Gubernur tentang Penetapan Kepesertaan JPKM

Jawa Barat; tersedianya rancangan Peraturan Gubernur, rancangan

Page 23: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 59

Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan rancangan Petunjuk Teknis (Juknis)

tentang Penyelenggaraan Kesehatan; tersedianya rancangan Peraturan

Gubernur tentang Pedoman Pelaksanaan KTP Berasuransi Kesehatan;

serta tersosialisasikannya universal coverage melalui KTP Berasuransi

Kesehatan kepada Rumah Sakit Daerah dan Swasta, Dinas Kesehatan di

26 kabupaten/kota serta institusi lainnya yang berada di Provinsi Jawa

Barat.

(2) Kegiatan Pemeriksaan Sarana Kesehatan Tertentu dalam Rangka

Sertifikasi, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 447.050.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 443.250.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya dokumen persyaratan perijinan sebanyak 4 buku dan

dokumen kesepakatan perijinan sarana kesehatan sebanyak 1 buku;

serta terlayaninya proses perizinan di 201 sarana kesehatan.

(3) Kegiatan Akreditasi dan Sertifikasi Sarana Pelayanan Kesehatan

Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Alkes), yang dilaksanakan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 700.555.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 683.880.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya 850 set instrumen puskesmas

hasil revisi; terbinanya tim akreditasi puskesmas sebanyak 35 orang dan

penguatan tim akreditasi laboratorium sebanyak 30 orang, serta

penguatan tim fasilitator akreditasi sarana kesehatan (Puskesmas)

sebanyak 104 orang; tersedianya dokumen fasilitasi akreditasi

laboratorium sebanyak 7 buku; terlaksananya standarisasi Tim

Akreditasi Sarana Kesehatan tentang pengenalan Pemahaman SNI-ISO

9001 tahun 2008 sebanyak 25 orang dan standarisasi Tim Akreditasi

Sarana Kesehatan tentang dokumentasi SNI-ISO 9001 tahun 2008

sebanyak 25 orang; terkoordinasinya institusi pendidikan tenaga

kesehatan; laporan survai akreditasi di 82 puskesmas di Jawa Barat;

terlayaninya akreditasi Rumah Sakit M. Sentot Patrol Pantura Kabupaten

Indramayu dan Rumah Sakit Tuberculosis Paru Sidawangi Cirebon;

laporan pemantauan dan evaluasi rencana tindak lanjut 6 Rumah Sakit,

yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi, RSUD

Cicalengka Kabupaten Bandung, RSUD Pelabuhan Ratu Kabupaten

Sukabumi, RSUD Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi, RSU Islam

Kabupaten Karawang, RSU Pakuwon Kabupaten Sumedang.

(4) Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Perencanaan dan Monev Pembangunan

Kesehatan Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 550.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 439.247.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah dokumen prosiding Rapat Kerja Kesehatan Daerah

Page 24: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 60

(Rakerkesda) Provinsi Jawa Barat; dokumen sinergitas perencanaan

provinsi dengan 26 kabupaten/kota; dokumen kerjasama penanganan

masalah kesehatan antar anggota Mitra Praja Utama (MPU); dokumen

perencanaan pembangunan di bidang kesehatan; laporan koordinasi

pembangunan di bidang kesehatan dengan lintas program/lintas sektor.

(5) Kegiatan Monev Bantuan Keuangan Pembangunan Bidang Kesehatan,

yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 234.590.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah laporan

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bantuan keuangan

pembangunan bidang kesehatan tahun 2010, serta laporan verifikasi

pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan tahun 2012.

(6) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Balai Laboratorium Kesehatan (BLK)

sebagai Centre of Excellent Pelayanan Penunjang Diagnostik dan

Kesehatan Masyarakat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 84.284.425,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah dipertahankannya akreditasi ISO 17025 dan ISO 15189, serta

registrasi BLK sebagai pelaksana Uji Profesiensi berdasarkan ISO 17043,

tersebarnya program promosi BLK melalui bina konsumen dan

pembuatan leaflet, kalender, banner, agenda, spanduk dan

cinderamata.

(7) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi Jawa

Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 246.743.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya buku profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2010 dan

buku Visualisasi Data Kesehatan; tersedianya dokumen tentang

workshop Sistem Informasi Kesehatan; serta laporan pelaksanaan

koordinasi dan fasilitasi pengelolaan data kesehatan.

(8) Kegiatan Pelaksanaan Tata Kelola Rumah Sakit sesuai Standar BLUD,

yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 201.075.540,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

dokumen tata kelola BLUD sebanyak 1 paket.

(9) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi RS, yang dilaksanakan

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 3.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 2.738.158.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpasangnya

komputer PC branded sebanyak 61 unit, terpasangnya printer sebanyak

10 unit dan UPS sebanyak 11 unit, serta terkoneksinya kelengkapan

Page 25: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 61

jaringan sebanyak 1 paket; tersedianya perangkat pendukung berupa

terpasangnya AC sebanyak 2 unit, meja kerja sebanyak 61 buah dan

karpet, serta kamera CCTV sebanyak 1 paket; terpasangnya Software

SIM RS dan Website RS sebanyak 1 paket, serta CD driver software

sebanyak 25 keping Compact Disc.

(10) Kegiatan Peningkatan Kualitas Standar Pelayanan Akreditasi, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 392.795.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 383.635.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

Bintek Akreditasi RS/pendampingan penyusunan dokumen mutu,

dokumen mutu pelayanan akreditasi sebanyak 12 dokumen mutu, serta

laporan studi banding ke RS Duren Sawit.

(11) Kegiatan Penyebarluasan Informasi Kesehatan Jiwa pada Masyarakat,

yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 220.555.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 188.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya

informasi melalui X Banner sebanyak 5 buah, brosur/leaflet sebanyak

1.200 buah, kit informasi pelayanan RS 100, spanduk 5 buah,

penayangan di Media Elektronik sebanyak 6 kegiatan, penayangan di

Media Cetak sebanyak 3 kegiatan; tersedianya Papan Nama sebanyak

138 buah, dokumen profil dan promosi pelayanan RS, dokumen

pedoman Kesehatan Jiwa 27 buku; serta terselenggaranya peringatan

HANI dan Keswadun, dan Hari Kesehatan Nasional.

(12) Kegiatan Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Pasien

Gakin, yang dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.531.675.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.813.177.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlayaninya penderita penyakit paru dari keluarga miskin Jawa

Barat dan meningkatkan angka kesembuhan serta menurunkan angka

kematian pasien.

(13) Kegiatan Study Kelayakan RSUD Sidawangi sebagai pusat rujukan se

Wilayah III Cirebon, yang dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah dokumen hasil analisis kelayakan Rumah Sakit Paru

menjadi RSUD Provinsi Jawa Barat.

(14) Kegiatan Pengelolaan kesehatan lingkungan, yang dilaksanakan Rumah

Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 214.387.900,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

21.721.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dokumen pemeriksaan

Page 26: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 62

air limbah dan air bersih serta dokumen pengolahan sampah medis,

sampah umum, dan uji mutu.

(15) Kegiatan Peningkatan Cakupan Layanan Kesehatan RSUD Al-Ihsan, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.935.087.500,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 487.040.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

pelayanan medical chek up bagi para peserta askes.

(16) Kegiatan Pengadaan Sistem Informasi Manajemen (SIM RS), yang

dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.995.475.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.455.375.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya perangkat keras berupa komputer dan konsultasi

jaringan Local Area Network.

(17) Kegiatan Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Operasional di RSUD Al-

Ihsan, yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 180.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 157.250.192,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah laporan pemeriksaan air limbah dan air

bersih, serta laporan pengolahan sampah medis dan sampah umum

serta uji mutu.

(18) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV

& AIDS di Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial

Dasar Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 55.760.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terbaharuinya informasi terkini tentang

kebijakan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS secara nasional,

serta terbangunnya komitmen antara Pemerintah dan Stakeholder di 9

KPA Kabupaten/kota khususnya dalam rangka pengembangan program

pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS melalui transmisi seksual.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Belum terbentuknya informasi kesehatan yang tersistem dan terkoneksi

mulai dari sumber informasi, pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan

publikasi data secara aktual. Solusinya pengembangan sistem informasi

kesehatan dilakukan secara terstruktur dengan cara pengumpulan dan

pelaporan melalui pengembangan jaringan informasi yang melibatkan

seluruh shareholders.

(2) Masih belum optimalnya perencanaan dan pengelolaan anggaran yang

berasal dari 2 sumber (RSUD dan APBD) serta cakupan pelayanan

Rumah Sakit. Solusinya Mengoptimalkan seluruh sumber pendanaan

Page 27: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 63

berdasarkan kebutuhan operasional dan pengembangan rumah sakit,

serta meningkatkan cakupan pelayanan.

3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang

dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3I), yang dilaksanakan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 147.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya Program Imunisasi

Tahun 2011 bersama 26 kabupaten/kota; terdistribusinya vaksin ke 26

kabupaten/kota beserta assessment pemeliharaan vaksin, dan

peningkatan Universal Child Immunization (UCI) ke 26 kabupaten/kota;

serta tersedianya 60 buah suku cadang lemari es sebagai tempat

penyimpanan vaksin.

(2) Kegiatan Pelaksanaan Crash Program Campak di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 783.625.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 692.304.004,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya alat

promosi Crash Program Campak berupa 200 buah spanduk dan 300

buah post sign; tersosialisasinya Crash Program Campak ke 26

kabupaten/kota; terdistribusinya logistik berupa 400.000 buah alat

suntik 0,5 ml, 450.000 buah alat suntik 5 ml, 273.880 vaksin polio 20ds

dan 260.190 vaksin campak 20ds; tertanggulanginya 62 kasus Kejadian

Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), tersosialisasinya KIPI kepada dokter

spesialis anak dan petugas kabupaten/kota sebanyak 30 orang,

dokumen evaluasi pelaksanaan crash program campak serta

pencanangan crash program campak di Kabupaten Bandung Barat.

(3) Kegiatan Surveilans Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa

(KLB), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 140.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 128.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya dokumen evaluasi penanggulangan Kejadian Luar Biasa

(KLB); laporan penyelidikan epidemiologi KLB; terujinya surveilans

Accute Flaccid Paralysis (AFP) di 6 kabupaten/kota, terselenggaranya

bimbingan penguatan surveilans dan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)

KLB; serta tersedianya buletin epidemiologi sebanyak 100 buah dan

dokumen evaluasi sistem surveilans AFP dan Penyakit yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

(4) Kegiatan Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan Kesehatan

Matrayang, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Page 28: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 64

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 260.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 250.034.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tertanggulanginya masalah kesehatan akibat bencana dan masalah

kesehatan di Hari Raya dan Tahun Baru; serta tertanggulanginya

pemeriksaan kesehatan haji di seluruh kabupaten/kota Jawa Barat.

(5) Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak

Menular, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.359.798.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah dokumen pemantauan dan evaluasi pengurangan, pencegahan

dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS, Demam Berdarah Dengue

(DBD), Tuberculosis (TB), Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),

Diare, Malaria, Zoonosis, Filariasis, serta Penyakit Tidak Menular;

tersedianya sarana pendukung program pengendalian penyakit berupa

7100 buah leaflet Hari TB Sedunia, Tablet Zinc, buku Pedoman ISPA

sebanyak 1130 buah, serta Vaksin Anti Rabies (VAR).

(6) Kegiatan Peningkatan Upaya Kesehatan Lingkungan, yang dilaksanakan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

281.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya proporsi

kabupaten/kota yang melaksanakan manajemen faktor resiko

kesehatan lingkungan; tersedianya dokumen rencana kegiatan

kesehatan lingkungan; terpantaunya hygiene sanitation makanan di

embarkasi haji; tertanggulanginya keracunan makanan di lokasi

kejadian; tersedianya dokumen kesepakatan dan strategi pelaksanaan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); serta laporan pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan STBM.

(7) Kegiatan Pengendalian Dampak Asap Rokok se Wilayah Jawa Barat,

yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 2.680.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 2.355.470.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya alat-alat kedokteran umum berupa 1 unit Rontgen foto dan

1 unit micro rontgen; tersebarnya promosi Pesan Kesehatan di media

massa koran; terpantaunya akibat asap rokok pada kesehatan terhadap

9.479 orang; terselenggaranya peringatan Hari Tuberculosis Sedunia,

Hari Anti Tembakau Sedunia, Hari AIDS Sedunia, dan Hari Ulang Tahun

Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Cirebon; tersedianya

prasarana pendukung berupa mesin virtual elektronik, yaitu 2 unit

running text dan 6 unit billboard 2 muka, serta alat-alat elektronik, yaitu

1 unit komputer, 2 unit notebook, 1 unit printer dan 1 unit meja kursi;

serta tersedianya alat studio berupa 1 unit home theatre.

Page 29: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 65

(8) Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Asap Rokok untuk

Tenaga Kerja, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp.390.465.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya alat-alat kedokteran umum berupa 1 unit nebulizer, 1 unit

Infra Red, 1 unit Micro Wheaf diathermy, 1 unit mobile rontgen, dan 1

unit alat ukur kualitas udara; terselenggaranya pelatihan penanganan

dampak asap rokok di tempat kerja; serta tersosialisasikannya dampak

asap rokok terhadap keselamatam tenaga kerja formal/informal.

b) Permasalahan dan Solusi

Masih rendahnya kesadaran dan tanggungjawab masyarakat untuk

memelihara lingkungan sehat serta masih kurangnya pendekatan preventif

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Solusinya perlu

meningkatkan fasilitasi dan pembinaan terhadap kejadian penyakit berbasis

lingkungan dan binatang.

4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pendampingan Pengembangan Gedung dan Revitalisasi

Puskesmas Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

(PONED), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.054.109.236,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.789.049.550,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis bantuan

keuangan pengembangan puskesmas mampu PONED; laporan

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan puskesmas

mampu PONED; peresmian gedung puskesmas mampu PONED;

terpilihnya Puskesmas Kopo Kota Bandung dan Puskesmas Cisalak

Kabupaten Subang sebagai puskesmas kinerja terbaik tingkat Jawa

Barat; serta tersedianya alat pendukung promosi puskesmas mampu

PONED berupa leaflet dan brosur.

(2) Kegiatan Peningkatan Layanan Kesehatan Balai Kesehatan Paru

Masyarakat (BKPM), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 742.803.400,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya obat-obatan penunjang pelayanan

kesehatan BKPM berupa Alkohol 70%, SGOT, SGPT, Ureum, Glucosa,

Creatinine, Ziehl Nielson, Immersion Oil 500 ml, Presinorm U, xylol 2,5

liter, Larutan Giemsa 100 ml, Metanol 500 ml, Aquabidest Steril, Diluent

Minidil 10 liter, Uricacid, Lyse Solution 1 liter, Civas Calibrator system,

Page 30: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 66

Mini Clean, ICT-TB, Fixer Liquid, developer liquid, cholesterol,

Trigliserida, HCL Pekat, Tip Kuning, Tip Biru, Control Hematology 1x2

ml, Lysol, Cyanmethemoglobin 500 ml, Widal, PP Test; tersedianya

bahan penunjang pelayanan kesehatan BKPM berupa x-Ray film, tissue

roll, dispossible mask, kertas printer auto analyzer, kertas printer EKG,

masker oksigen disposable, nasal oksigen canula ganda dewasa dan

anak, masker nebu pediatric, jelly EKG, kapas, plastik tempat dahak dan

sampah, spuit, infuse, abbocath no.14-24,, kuvet segmen, sarung

tangan, lens tisu, lampu halogen, object glass, kertas printer

photometer, okuplast bandage, plester, cup serum; tersedianya alat-alat

kedokteran penunjang pelayanan kesehatan BKPM berupa urinal plastik,

pispot plastik, brankar lengkap, kursi roda, Clinipet, tabung Oksigen dan

regulator.

(3) Kegiatan Pengembangan Pelayanan Laboratorium Kesehatan, yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 3.962.500.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 3.607.428.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya

pemeriksaan laboratorium sebanyak 193.051 pemeriksaan; tersedianya

bahan kimia pendukung pelayanan pemeriksaan laboratorium, antara

lain 110 jenis bahan kimia kesehatan lingkungan, 170 jenis bahan kimia

mikrobiologi, 107 jenis bahan kimia patologi klinik, 41 jenis bahan kimia

immunologi, 11 jenis bahan kimia radiologi, 7 jenis bahan kimia Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan 31 jenis bahan kimia Pemantapan

Mutu Eksternal Regional (PMER); serta tersedianya alat pendukung

pemeriksaan laboratorium, yaitu lemari asam dan autoclave.

(4) Kegiatan Pembangunan Gedung Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,

yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 20.199.612.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 16.641.377.950,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbangunnya ruang kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sesuai

dengan standar.

(5) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Balai Kesehatan Kerja

Masyarakat (BKKM), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 895.496.085,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya alat dan bahan pendukung pelayanan

kesehatan; tersedianya alat-alat kedokteran umum, antara lain 5 unit

stetoskop, 2 unit otoskop, 2 unit termometer, 1 unit timbangan badan, 1

unit timbangan badan dan tinggi badan, dan 1 unit kursi roda;

tersedianya alat kedokteran mata berupa 1 unit eye washer ;

tersedianya alat kedokteran kebidanan dan penyakit kandungan antara

Page 31: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 67

lain 1 Partus Set, 1 Hecting Set, dan 1 IUD Set; tersedianya alat farmasi

berupa 5 unit stamfer dan mortar; tersedianya alat studio berupa 1 unit

LCD Projector dan screen; terpenuhinya peralatan medic rontgen,

antara lain 1 unit kaset plus screen green 30x40cm, 1 unit kaset plus

screen green 24x30 cm, 1 unit greed 30x40 cm, 1 unit greed 24x30 cm,

1 unit hanger; 1 unit blower pengering film; terpenuhinya alat ukur

antara lain 1 unit dust sample meter, 2 unit lux meter, 1 unit

hygrometer, 2 unit anemometer, 1 unit vibration meter, 1 unit digital

nanometer, dan 2 unit digital reading gas detector; serta terpenuhinya 4

unit alat pemadam kebakaran ringan (APAR).

(6) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.629.285.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 3.138.414.088,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya alat-alat pendukung sarana dan prasarana

kantor antara lain angkutan darat berupa 2 sepeda motor, alat

pengangkat berat berupa 1 unit forklift, 1 unit mesin penghitung uang,

3 unit penghancur kertas, 5 unit absensi fingerprint, 1 paket trolly, 1

unit televisi, 1 unit vacuum cleaner, 5 unit notebook, 20 unit printer, 2

unit scanner, 1 paket meubelair gedung baru; terpenuhinya peralatan

dapur berupa 4 unit tabung gas, 4 unit kompor gas, 5 unit dispenser, 4

unit kulkas, 1 paket peralatan makan minum; terpenuhinya alat-alat

studio berupa 1 unit kamera,1 unit handycam,1 unit LCD proyektor,

sound system, dan 4 unit CCTV; terpenuhinya alat-alat komunikasi

berupa 1 paket telepon dan intercom serta 3 unit mesin faksimili.

(7) Kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan Puskesmas Mampu PONED, yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 33.853.135.676,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 33.790.091.555,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya

alat kesehatan mampu PONED untuk 100 puskesmas mampu PONED,

yaitu masing-masing 1 unit alat USG, Partus Set, suction, resusitasi set,

gynaecolog bed, vacuum extractor, fetal Doppler, meja bayi, incubator,

phototherapy, examination lamp, sterilisator, serta masing-masing 2 unit

hospital bed.

(8) Kegiatan Penyediaan Obat-obatan, yang dilaksanakan Rumah Sakit

Jiwa Provinsi Jawa barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.811.330.090,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.803.330.360,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya obat-obatan umum dan

obat-obatan psikotropika Rumah Sakit sebanyak 12 kegiatan.

(9) Kegiatan Penyediaan Bahan Pelayanan Terapi, yang dilaksanakan

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa barat, dengan alokasi anggaran

Page 32: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 68

sebesar Rp. 1.592.434.800,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

1.164.879.570,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya bahan

farmasi/alkes habis pakai, Laboratorium, Radiologi, Kesehatan Gigi,

psikologi/ psikometri, terapi keswara dan elektromedik sebanyak 7

paket (bahan farmasi/alkes habis pakai laboratorium, radiologi, bahan

dental unit, psikologi, psikometrik, terapi keswara dan elektro medik).

(10) Kegiatan Penyediaan Perlengkapan Pasien, yang dilaksanakan Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.203.357.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.159.232.450,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya peralatan kebersihan dan

bahan pembersih, tersedianya bahan baku bangunan keperluan

rehabilitasi pasien, dan bahan/material lainnya; tersedianya bibit

pohon tanaman dan bahan obat-obatan; terpenuhinya pakaian pasien

rawat inap, peralatan bengkel, alat pengelolaan pertanian dan

pertenakan; serta terpenuhinya peralatan kantor, peralatan meubelair,

dan alat studio.

(11) Kegiatan Peningkatan dan Pemeliharaan Alat Kesehatan/Kedokteran dan

Sanitasi Rumah Sakit, yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.600.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 3.589.525.499,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terpeliharanya alat kedokteran/ kesehatan; terjaganya

sanitasi/kesehatan lingkungan; tersedianya alat-alat laboratorium; serta

tersedianya alat kedokteran dan kesehatan.

(12) Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman Pasien dan Petugas

Khusus, yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.710.584.600,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 3.412.889.370,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terpenuhinya makanan minuman pasien sebanyak 61.315 hari

perawatan; terpenuhinya makanan minuman petugas khusus di unit

beresiko, shift malam, konselor napza, hari raya, dan bulan puasa

sebanyak 66.805 orang hari.

(13) Kegiatan Pembangunan Gedung Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Lokasi Jl.RE.Martadinata No.11 Bandung, yang dilaksanakan Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 19.976.799.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 19.244.021.135,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya Gedung Pelayanan

Kesehatan Jiwa berbasis masyarakat yang memadai.

(14) Kegiatan Pembangunan Gedung NAPZA, yang dilaksanakan Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 4.402.820.000,-realisasi anggaran sebesar Rp. 4.249.555.850,-.

Page 33: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 69

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya Gedung Pelayanan

Napza seluas 1.400 m2.

(15) Kegiatan Pembangunan Gedung Perawatan, yang dilaksanakan Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Jawa barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.742.788.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.117.463.074,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya Gedung Perawatan 2

lantai seluas 710 m2.

(16) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

dalam rangka Pencegahan Bahaya Merokok, yang dilaksanakan Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 850.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 742.868.600,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya stiker slogan anti merokok

sebanyak 1.000 lembar, brosur/leaflet sebanyak 1.000 lembar, running

text sebanyak 1 buah, dan starter kit sebanyak 750 buah; tersedianya

Tshirt hari bebas merokok sebanyak 200 potong, sebuah Printer Laser

Jet, Standing Ashly sebanyak 40 buah; terpenuhinya alat laboratarium

sebanyak 5 buah, alat kedokteran umum sebanyak 21 buah, serta

tersedianya Papan Informasi sebanyak 40 buah.

(17) Kegiatan Sosialisasi Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit TB, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 121.017.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya kerja

sama yang baik dalam rangka penanggulangan dan pencegahan

penyakit paru.

(18) Kegiatan Peningkatan dan Perluasan Fungsi Rumah Sakit, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 4.505.082.340,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 2.553.892.620,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbangunnya sarana dan prasarana gedung dalam rangka

pengembangan fungsi pelayanan rumah sakit di luar penyakit paru.

(19) Kegiatan Pengadaan Obat-obatan dan Bahan Pelayanan Theraphy, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.218.780.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.101.688.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpenuhinya kebutuhan obat-obatan formularium RS untuk pasien

Jamkesmas, Jamkesda, dan Askes.

(20) Kegiatan Pengadaan Bahan Perlengkapan Pasien, yang dilaksanakan

Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 608.940.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya

sarana dan prasarana pasien yang mengalami rawat inap.

Page 34: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 70

(21) Kegiatan Peningkatan dan Pemeliharaan Alat Kesehatan dan

Kedokteran, yang dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 883.961.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpenuhinya tindakan medik dan tindakan penunjang medik dengan

peralatan yang siap pakai.

(22) Kegiatan Pengadaan Mamin Pasien dan Petugas Khusus, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.116.125.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp.904.467.450,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpenuhinya makanan dan minuman pasien sesuai standar gizi pasien

paru dalam rangka melakukan tahap pemulihan kesehatannya.

(23) Kegiatan Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Paru, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 12.226.061.119,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 10.472.812.500,-. Hasil pelakasanaan kegiatan adalah

tersedianya sarana dan prasarana peralatan kedokteran spesialis di luar

penyakit paru, yaitu peralatan Poli Gigi, Poli Anak, Poli THT, dan Poli

Spesialis Penyakit Dalam.

(24) Kegiatan Penyediaan Fasilitas Ruang ICU/RPI, yang dilaksanakan

Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

1.950.170.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

peralatan kedokteran dalam rangka pelayanan kepada pasien yang

mengalami kondisi gawat darurat.

(25) Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Unit Stroke, ICCU dan Kendaraan

Ambulance yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 5.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.754.766.600,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya ambulance pasien,

ambulance x ray mobile, mesin visual elektronik, serta kursi tunggu

pasien sebanyak 100 buah dan alat kedokteran umum sebanyak 15

item.

(26) Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengembangan Pasien

Masyarakat Miskin yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al

Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 10.787.133.300,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 9.900.980.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya tempat tidur pasien

sebanyak 100 buah, dan alat-alat kedokteran umum sebanyak 40 item.

(27) Kegiatan Penyelesaian Bangunan Gedung Rawat Jalan dan Gawat

Darurat Tahap II yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al

Page 35: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 71

Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 21.867.552.487,30, realisasi anggaran sebesar

Rp. 21.221.768.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselesaikannya pembangunan gedung rawat jalan dan gedung gawat

darurat.

(28) Kegiatan Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Fungsi Sarana dan

Prasarana Pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan Rumah Sakit

Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 28.502.486.027,- realisasi anggaran sebesar Rp.

32.752.134.606,- (sesuai dengan anggaran perubahan, namun karena

terjadi lonjakan kunjungan pasien sehingga harus disediakan

penambahan belanja obat, bahan makanan pasien dan kebutuhan rutin

lainnya, sehingga terjadinya over budget untuk mata anggaran

tersebut, dana berasal dari Pendapatan operasional rumah sakit). Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya bahan habis pakai, peralatan

dan bahan kebersihan, bahan obat-obatan pasien, bahan makanan

pasien, bahan/material lainnya, serta peralatan dan perlengkapan

kantor.

(29) Kegiatan Peningkatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan

Kesehatan yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 815.450.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 42.315.573,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah pengadaan alat kedokteran.

(30) Kegiatan perencanaan pembangunan Rumah Sakit Cisarua, yang

dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 335.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 305.225.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya perencanaan gedung Rumah Sakit Jiwa Cisarua Jawa Barat

sehingga meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat.

b) Permasalahan dan Solusi

Pada program peningkatan kuantitas, kualitas dan fungsi sarana dan

prasarana pelayanan kesehatan yang sumber dananya dari operasional

melampaui target dikarenakan naiknya kunjungan pasien khususnya untuk

pengadaan obat dan alkes habis pakai mengingat pelayanan terhadap

masyarakat harus tetap dilaksanakan. Solusinya untuk anggaran tahun depan

besarannya harus dinaikkan.

Page 36: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 72

5) Program Sumber Daya Kesehatan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas SDM Kesehatan, yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 38.336.138.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 37.785.512.500,-.Hasil pelaksanaan kegiatan adalah perpanjangan

kontrak kerja dokter dan dokter gigi PTT Provinsi sebanyak 117 orang;

penempatan dokter PTT Provinsi di puskesmas PONED hasil rekrutmen

tahun 2010 sebanyak 83 orang; perpanjangan kontrak kerja dokter

spesialis PTT Provinsi hasil rekrutmen tahun 2010 sebanyak 3 orang;

rekrutmen baru dokter spesialis PTT Provinsi sebanyak 7 orang yang

ditempatkan di RSUD se Jawa Barat; rekrutmen baru dokter gigi

sebanyak 14 orang; perpanjangan kontrak kerja bidan PTT Provinsi hasil

rekrutmen tahun 2005 sampai dengan 2010 sebanyak 520 orang;

penempatan bidan PTT Provinsi di puskesmas PONED sebanyak 300

orang hasil rekrutmen tahun 2010; penempatan mahasiswa Program

Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) obstetric dan gynaecolog serta

kesehatan anak di 6 puskesmas PONED di Jawa Barat; terkelolanya

Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi (PPDSBK)

sebanyak 71 orang pendaftar; terkelolanya program tugas belajar D-1

ke D-3 kebidanan lanjutan tahun 2009 sebanyak 400 orang; terpilihnya

tenaga kesehatan teladan untuk tenaga medis, keperawatan, gizi,

sanitarian dan bidan desa; terkelolanya registrasi tenaga kesehatan dan

visitasi dalam rangka pemberian surat tugas dokter spesialis berupa

Surat Izin Praktek (SIP) sebanyak 10.842 lembar, Surat Izin Bidan (SIB)

sebanyak 8.235 lembar, Surat Izin Perawat Gigi (SIPG) sebanyak 577

lembar, Surat Izin Fisioterapis (SIF) sebanyak 124 lembar, Surat Izin

Refractionist Optician sebanyak 72 lembar, Surat Izin Radiografer (SIR)

sebanyak 60 lembar, Surat Izin Terapi Wicara (SITW) sebanyak 30

lembar, Surat Izin Asisten Apoteker (SIAA) sebanyak 1.247 lembar;

terlaksananya Ujian Praktik Kejuruan (UPK) bagi Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Farmasi dengan lulusan sebanyak 2.895 orang;

terfasilitasinya sipensimaru di 78 sekolah dan 29 institusi, angkat

sumpah dan pelantikan tenaga kesehatan; tersalurkannya insentif bagi

dokter, dokter gigi dan bidan PTT Provinsi yang ditempatkan di daerah

terpencil/sulit dijangkau/sulit pemenuhan tenaga kesehatan sebanyak

31 dokter, 7 dokter gigi dan 99 bidan; tersosialisasikannya uji

kompetensi tenaga kesehatan kepada organisasi profesi kesehatan,

dinas kesehatan kabupaten/kota, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),

dan Rumah Sakit; terlaksananya penempatan internsip dokter Indonesia

di Jawa Barat yang ditempatkan di 16 Rumah Sakit Umum Daerah

Page 37: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 73

(RSUD) Kelas C dan D serta di 47 Puskesmas di Jawa Barat; dokumen

profil Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan; pertemuan Tim penilai

akreditasi puskesmas tingkat provinsi dan penguatan tim Pembina

akreditasi Rumah Sakit tingkat Provinsi; terbinanya tim akreditasi sarana

kesehatan tentang ISO/IEC 17021.2008; terkelolanya penerbitan Surat

Tanda Registrasi untuk Tenaga Teknis Kefarmasian.

(2) Kegiatan Ketersediaan, Pemerataan Keterjangkauan dan Mutu Sediaan

Farmasi, Kosalkes dan Mamin, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.335.303.150,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya obat buffer stock dan

kebutuhan program sebanyak 1 paket; terpenuhinya kebutuhan

reagensia pasien HIV/AID untuk uji tes kekebalan dan food security;

tertanganinya obat dan perbekalan kesehatan yang rusak dan

kadaluarsa secara maksimal; dokumen data, jumlah dan jenis obat yang

dibutuhkan kabupaten/kota; terbinanya kabupaten/kota untuk

meningkatkan kemampuan mengelola obat khususnya ketersediaan

obat esensial; terpantaunya ketersediaan obat esensial di

kabupaten/kota; terbina dan terpantaunya sarana produksi dan

distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga

(PKRT); terujinya mutu 1.080 sampel alat kesehatan, 270 sampel PKRT,

120 sampel kosmetika, dan 480 sampel obat tradisional; tersedianya

buku bahan baku obat tradisional dalam rangka pengembangan

penelitian bahan baku obat yang berasal dari sumber daya hayati dan

alami; terpantaunya sarana Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) yang

ada di Jawa Barat.

(3) Kegiatan Peningkatan Kualitas Kompetensi Tenaga Kesehatan, yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 3.682.291.500,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 3.308.646.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya 6 macam diklat untuk meningkatkan kualitas

kompetensi tenaga kesehatan, yaitu pelatihan jabatan fungsional

adminkes, pelatihan PONED, pelatihan APN, TOT Forensik, TOT

Kegawatdaruratan Bencana, Pelatihan Pra Tugas Dokter/Dokter

Gigi/Bidan hasil rekruitmen dan pelatihan pendamping internsip.

(4) Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM RS Jiwa Provinsi Jawa Barat, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.254.295.430,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 985.623.380,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlatihnya kemampuan kearsipan pada peserta sebanyak 40 orang,

kemampuan manajemen aset sebanyak 60 orang, kemampuan

Page 38: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 74

Teknologi Informasi sebanyak 80 orang, kemampuan Askep Intensif

Care Unit sebanyak 40 orang, kemampuan keperawatan gerontri

sebanyak 85 orang, K3 sebanyak 100 orang, keterampilan rehabilitasi

sebanyak 40 orang; terpenuhinya Kit pelatihan untuk 455 orang, materi

pelatihan sebanyak 102.100 lembar, mamin rapat sebanyak 215 porsi;

terpenuhinya mamin diklat, seminar dan sejenisnya sebanyak 1.650

porsi dan 1.650 dus, uang saku sebanyak 1.450 orang hari;

keikutsertaan shortcourse di Australia sebanyak 10 orang, dan outbound

sebanyak 60 orang.

3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengembangan Rencana Aksi Pengurangan Emisi Gas Rumah

Kaca melalui Pengelolaan Limbah dan Sampah Energi, Transportasi dan

Hutan, yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 297.745.000,-, realisasi sebesar 286.045.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya sistem inventarisasi Gas Rumah Kaca dan

Pedoman Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca serta terselenggaranya

inventarisasi Gas Rumah Kaca dalam rangka Pelaporan Emisi Gas

Rumah Kaca.

(2) Kegiatan Pemantauan Pencemaran Lingkungan, yang dilaksanakan

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 486.776.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 470.866.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpantaunya kualitas udara ambien di 10 Kabupaten/Kota dan

terlaksananya koordinasi sinergitas pemantauan udara di Jawa Barat;

terpetakannya potensi beban pencemaran air di 4 DAS (Cilamaya.

Citarum, Cimanuk dan Cileungsi) dengan skala 1:25.000.

(3) Kegiatan Fasilitasi Pengelolaan Limbah Padat, Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3) dan Medis di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 299.100.000,-, realisasi sebesar

Rp. 274.850.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

sistem pelaporan pengelolaan limbah B3 dan medis di wilayah Cekungan

Bandung; terlaksananya Rakor pengelolaan limbah B3 dan medis di

Jawa Barat; terlaksananya koordinasi, pengawasan dan verifikasi

pengelolaan limbah B3 dan medis di Jawa Barat; serta sosialisasi Perda

Pengelolaan limbah B3.

Page 39: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 75

(4) Kegiatan Fasilitasi Penyelesaian Kasus Pencemaran dan/atau Perusakan

Lingkungan di Jawa Barat yang dilaksanakan Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.010.000.000,-, realisasi sebesar

Rp. 1.008.905.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pengawasan ketaatan industri terhadap sanksi administrasi, ADR,

dan/atau pidana lingkungan; terlaksananya koodinasi dan sinkronisasi

penegakan hukum lingkungan terpadu di Jawa Barat; penanganan

pengaduan kasus pencemaran dan/atau perusakan lingkungan sebanyak

21 kasus; pengenaan sanksi administrasi sebanyak 10 kasus;

penyelesaian sengketa secara ADR sebanyak 2 kasus; penyelesaian

kasus pidana lingkungan sebanyak 2 kasus; penyelesaian kasus

pencemaran/kerusakan lingkungan di Kecamatan Rancaekek Kabupaten

Bandung sebanyak 1 kasus.

(5) Kegiatan Pengembangan Sistem Pengelolaan Lingkungan Untuk

Mendukung Produksi Bersih dan Pengembangan Jaringan Produksi

Bersih (Fasilitasi Program PHKI), yang dilaksanakan Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 676.415.000,-, realisasi sebesar

Rp.629.274.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah kajian penilaian

manajemen lingkungan dan identifikasi peluang penerapan produksi

bersih; terlaksananya workshop produksi bersih; tersosialisasinya

pengembangan produksi bersih; terlaksananya pemberian penghargaan

terhadap 2 perusahaan yang telah menerapkan produksi bersih;

terselenggaranya lokakarya pengembangan jaringan produksi bersih;

terbentuknya forum komunikasi antara Industri Kecil Menengah (IKM),

Industri Besar dan Pemerintah; terlaksananya sosialisasi dan

penyuluhan program pemerintah; serta terkembangkannya sistem

informasi pertukaran produksi bersih.

(6) Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Pengendalian Pencemaran Melalui

Program Environment Pollution Control Manager (EPCM) dan

Peningkatan Kapasitas Sumber Daya manusia (SDM) di Jawa Barat,

yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

300.000.000,-, realisasi sebesar Rp. 278.790.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terimplementasikannya program EPCM udara melalui

pelaksanaan pelatihan, uji EPCM udara dan sosialiasi program EPCM

udara kepada Kabupaten/Kota, Industri dan staholder yang ada;

terlaksananya program peningkatan kinerja pengendalian pencemaran

lingkungan melalui rapat koordinasi, rakernis dan pelatihan bagi SDM

Page 40: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 76

aparat pengawas lingkungan serta workshop bagi masyarakat dan

aparat penegak hukum; serta terlaksananya forum dialog lingkungan.

(7) Kegiatan Penyelarasan dan Evaluasi Lingkungan Hidup Strategis, yang

dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

294.300.000,-, realisasi sebesar Rp.290.100.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya data dan laporan hasil inventarisasi wilayah

ekoregion Provinsi Jawa Barat sebagai bahan proses pengambilan

keputusan dan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup.

(8) Kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan Teknis AMDAL dan Teknologi

Lingkungan di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi sebesar

Rp. 289.731.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah operasionalisasi

Komisi Penilai AMDAL Daerah Provinsi Jawa Barat; terlaksananya rapat

kerja (Raker) Komisi Penilai AMDAL Daerah Kabupaten/Kota;

terlaksananya sosialiasi pengelolaan Lingkungan Kluster Usaha Kecil dan

Menengah di Jawa Barat; tersedianya sarana informasi teknologi

lingkungan; serta meningkatnya kapasitas pengelolaan lingkungan

terpadu Kluster Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah di Jawa Barat.

(9) Kegiatan Fasilitas Pengembangan Kapasitas dan Kemitraan Lingkungan,

yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 500.000.000,-, realisasi sebesar Rp. 495.860.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah fasilitasi program Adipura dan Adiwiyata

di Jawa Barat; pelaksanaan Sekolah Berbudaya Lingkungan di Jawa

Barat; serta pelaksanaan fasilitasi Kampanye Lingkungan

BALADKURING.

(10) Kegiatan Pembinaan Laboratorium Lingkungan dalam rangka

Peningkatan Pengawasan Lingkungan di Jawa Barat, yang dilaksanakan

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 170.000.000,-, realisasi

sebesar Rp. 166.777.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya informasi Laboratorium Lingkungan; terbinanya dan

peningkatan kapasitas sumber daya manusia Laboratorium Lingkungan

di Jawa Barat; terfasilitasinya Laboratorium Lingkungan (Pra Akreditasi)

dan Pemeliharaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Jawa Barat.

(11) Kegiatan Penyusunan Status Lingkungan Jawa Barat, yang dilaksanakan

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 288.853.000,-, realisasi

sebesar Rp. 285.803.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Page 41: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 77

tersedianya buku Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Jawa Barat

2010 dan Basis Data SLHD 2010; tersedianya Buku ASER (Annual State

of Environmental Report) Jawa Barat 2010; tersusunnya Laporan SLHD

Jawa Barat 2011 beserta basis datanya serta laporan ASER Jawa Barat

2011.

(12) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Lingkungan, yang

dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

125.958.664,-, realisasi sebesar Rp. 125.458.600,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersusunnya sistem pemetaan informasi lingkungan

hidup; terselenggaranya workshop pengembangan sistem informasi

lingkungan hidup; serta tersosialisasikannya sistem informasi lingkungan

hidup.

(13) Kegiatan Peningkatan Pemahaman Siswa Sekolah Terhadap Dampak

Rokok yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 200.000.000,-, realisasi sebesar Rp.199.750.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya dampak rokok

terhadap anak sekolah.

(14) Kegiatan Green Festival 2011, yang dilaksanakan Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi sebesar Rp.

486.900.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya

penyediaan Venue Green Festival; terfasilitasinya penyediaan materi dan

bahan stand Jawa Barat Green Festival; terfasilitasinya talkshow

perlindungan dan pengelolaan DAS Citarum; terfasilitasinya Parade

Produk Daur Ulang, Pagelaran Kesenian, serta Penghargaan Lingkungan

Hidup di Jawa Barat

(15) Kegiatan identifikasi dan Pencemaran Lahan Tercemar di 4 Desa

Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, yang dilaksanakan Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi sebesar

Rp.291.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data

luasan serta status kepemilikan lahan tercemar, data hasil analisa

laboratorium terhadap air dan tanah, peta sebaran dampak

pencemaran, dan data evaluasi kerugian pertanian akibat pencemaran

di 4 desa (Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung).

(16) Kegiatan Fasilitasi dan Sosialisasi Pembangunan Lingkungan Hidup,

yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 92.493.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

Page 42: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 78

adalah adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya menjaga

kelestarian lingkungan hidup; terciptanya komitmen masyarakat akan

pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup serta terpantaunya

kasus keruksakan lingkungan di Jawa Barat.

(17) Kegiatan Fasilitasi Eco-Pontren Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan

Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 148.256.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbentuknya

tokoh pesantren dan santri pondok pesantren menjadi kader-kader

lingkungan hidup.

(18) Kegiatan Sinkronisasi bidang Pembinaan Lingkungan Sosial Dana Bagi

Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang dilaksanakan Biro

Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 149.976.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah adanya

terselenggaranya Implementasi PMK No.84/PMK.07/2008 dan PMK

No.20/PMK/2009 OPD Provinsi dan OPD Kabupaten/Kota dalam

kelompok Pembinaan Lingkungan Sosial.

2) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Fasilitasi Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengelolaan

Keanekaragaman Hayati Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 340.000.000,-, realisasi sebesar

Rp.320.040.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya draft

model kampung konservasi di Desa Sunteng Jaya Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat; tersedianya alat lubang biopori, instalasi

biogas, composter, dan gully plug; serta sosialisasi dan koordinasi

konservasi sumber daya alam (SDA).

(2) Kegiatan Pembinaan Pengembangan Sumber Daya Hutan dan

Ekosistemnya, yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 386.121.975,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbinanya masyarakat di dalam dan sekitar hutan dalam rangka

mendukung Cagar Biosfer di kawasan hutan Taman Nasional Gnunung

Pangrango Kabupaten Cianjur sebanyak 60 orang; terbina dan

terawasinya model desa konservasi di 2 (dua) kampung dan 3 (tiga)

desa konservasi; terbangunnya model desa konservasi di Desa

Argamukti Kabupaten Majalengka; serta pelatihan kader model desa

Page 43: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 79

konservasi dan terkajinya potensi di Ds. Ciburial, Ds. Cimenyan, Ds

Mekawangi, Ds. Langensari, Ds. Wangunharja dan Ds. Cibodas.

(3) Kegiatan Rehabilitasi dan Konservasi Hulu DAS Citarum, yang

dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 5.771.734.375,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 5.209.058.625,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya

persemaian sebanyak 2 (dua) unit; terbangunnya agroforestry di Hulu

DAS Citarum; terbangunnya hutan rakyat seluas 50 Ha; terpeliharanya

tanaman model agroforestry tahun ke-1 seluas 1.500 Ha; terpeliharanya

persemaian RHL Tahun 2010; terlaksananya kegiatan Green School

sebanyak oleh 7.000 siswa SD/SLTP/SLTA; serta terbangunnya

agroforestry di 40 lokasi.

(4) Kegiatan Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) dan Konservasi Hulu

DAS Citarum, yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutana Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 12.092.606.675,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 11.165.050.725,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya data lokasi persemaian dalam rangka GRLK Tahun

2011 di 11 Kabupaten; tersedianya data lokasi GRLK di 17 Kabupaten;

tersusunnya rancangan teknis pembuatan persemaian dalam rangka

GRLK; terbangunnya persemaian di Jawa Barat; tersusunnya rancangan

teknis pengembangan hutan rakyat; terselenggaranya kegiatan

sosialisasi GRLK; terbangunnya persemaian dalam rangka penghijauan

lingkungan; tersedianya kebun bibit hutan rakyat di Jawa Barat; serta

terselenggaranya acara pencanangan penanaman kebun bibit hutan

rakyat.

(5) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Model Pengelolaan Lahan Kritis DAS

bagian Hulu Berbasis Masyarakat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan

Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

249.928.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data dan

informasi dan pedoman mengenai model pengelolaan lahan kritis DAS

bagian Hulu berbasis masyarakat, dan evaluasi rehabilitasi lahan kritis

ke 12 kabupaten yang mendapatkan dana bantuan rehabilitasi lahan

kritis.

3) Program Pengelolaan Kawasan Lindung

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Model Peningkatan Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan

Iklim, yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 249.160.000,-, realisasi sebesar Rp. 249.060.000,-. Hasil

Page 44: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 80

pelaksanaan kegiatan tersedianya dokumen Model Desa Adaptasi

Perubahan Iklim Berbasiskan Masyarakat.

(2) Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, yang dilaksanakan Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 850.222.750,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terehabilitasinya hutan mangrove pola

insentif seluas 100 Ha di Kabupaten Subang, Indramayu dan Karawang;

terpeliharanya tanaman tahun-1 dan ke-2 rehabilitasi hutan mangrove

pola insentif; terpeliharanya tanaman tahun ke-2 rehabilitasi hutan

pantai; dan terlaksananya sarana dan laporan kegiatan RHL.

(3) Kegiatan Rehabilitasi Hulu DAS Cimanuk, Ciliwung dan Citanduy, yang

dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 3.326.067.700,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 2.890.981.475,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

rancangan teknis pembangunan persemaian; terbangunnya persemaian

di Kabupaten Garut, Bogor, Majalengka, Ciamis dan Tasikmalaya;

tersusunnya rancangan teknis dan terbangunnya agroforestry sebanyak

20 unit; tersusunnya rancangan teknis dan terbangunnya arboretum di

Kiara Payung sebanyak 1 (satu) buah; tersedianya bibit kayu-kayuan

sebanyak 400.000 batang; serta terpeliharanya tanaman agroforestry.

(4) Kegiatan Pemantapan Kawasan Hutan, yang dilaksanakan Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 462.190.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya peta penyebaran lahan tidak

berhutan pada kawasan lindung di 20 kabupaten/kota; tersedianya peta

hasil reposisi pada 30 kelompok hutan; tersedianya laporan fasilitasi

pengukuhan kawasan hutan di 2 (dua) kabupaten; serta tersedianya

laporan dan peta lokasi areal hutan cadangan di 4 (empat) kabupaten.

(5) Kegiatan Peningkatan Luas Lahan berfungsi Lindung, yang dilaksanakan

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

401.095.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya peta hasil

identifikasi kawasan perlindungan setempat di hutan produksi di 13

KPH; serta tersedianya laporan hasil identifikasi kawasan perlindungan

setempat di hutan produksi sebanyak 13 buku.

(6) Kegiatan Pengendalian dan Pengamanan Hutan Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi sebesar

Rp. 398.475.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan terfasilitasinya dan

terbinanya kelompok satlakdalkarhut sebanyak 80 orang;

tersosialisasikannya pengamanan hutan kepada masyarakat

Page 45: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 81

penggarap/pemanfaat lahan kawasan hutan sebanyak 160 orang;

terfasilitasinya penyelesaian perambahan di kawasan konservasi TWA

Gunung Pancar sebanyak 30 orang; serta terpantaunya dan

terevaluasinya perlindungan hutan di areal pengelolaan hutan Perum

Perhutani di 7 Kabupaten.

(7) Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,

yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 604.600.000,-, realisasi sebesar

Rp. 600.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya

tanaman tahun ke-1; terpeliharanya tanaman pengkayaan tahun ke-2;

terpeliharanya tanaman batas kawasan tahun ke-2; terpeliharannya bibit

tanaman di persemaian; terwujudnya keamanan dan perlindungan

kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda; terpeliharanya

batas kawasan Tahura Ir. H. Djuanda sepanjang 28,31 km; tersusunnya

RPRHL Tahura Ir. H. Djuanda; serta teridentifikasinya potensi

pemanfaatan jasa lingkungan.

(8) Kegiatan Pengembangan Kemitraan Sekitar Kawasan Hutan Lindung,

yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi sebesar Rp.

297.125.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbinanya SDM PKSM

sebanyak 40 orang; terbinanya Pramuka Saka Wanabhakti sebanyak 50

orang; serta terlaksananya pertemuan Kepala Desa, KTHA dan Penyuluh

Kehutanan se Jawa Barat sebanyak 252 orang.

(9) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pembangunan Kehutanan, yang

dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi sebesar Rp.

387.390.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya bahan

penyusunan rencana pembangunan kehutanan Tahun 2012;

terlaksananya Rakorenbang Kehutanan Tahun 2011 di Jawa Barat;

terpantaunya pelaksanaan program/kegiatan kehutanan; terlaksananya

kerjasama kegiatan di wilayah perbatasan; serta terlaksananya Rakor se

Wilayah MPU.

(10) Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kawasan Taman Hutan Raya Ir.

H. Djuanda (DAK) yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 575.510.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 561.926.230,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan terbangunnya persemaian sebanyak 1 (satu) unit; tertutupnya

lahan bervegetasi dan jenis tanaman di Tahura Ir. H. Djuanda seluas

100 Ha; tersedianya bangunan konservasi untuk mengurangi dan

mengantisipasi erosi tanah; serta tersedianya bangunan konservasi

untuk mengurangi dan mengantisipasi erosi tanah.

Page 46: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 82

4) Program Ekosistem Pesisir dan Laut

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Pesisir dan Laut yang dilaksanakan Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi sebesar Rp.

285.690.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen

Kajian Pusat Mangrove Jawa Barat; terealisasinya visualisasi wilayah Pantura

Jawa Barat; tersusunnya dokumen fasilitasi pengelolaan wilayah pesisir dan

laut Jawa Barat; serta tesedianya akses jaringan kerja internasional

pengelolaan pesisir dan laut.

4. URUSAN PEKERJAAAN UMUM

1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Pengelolaan Sampah Regional di Jawa Barat, yang dilaksanakan

Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran Rp. 12.374.566.490,- realisasi keuangan Rp.

11.600.276.778,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah penyusunan dokumen

Community Action Plan (CAP) penataan lingkungan masyarakat disekitar lokasi

TPA Leuwigajah; pengadaan mesin kompos untuk kelompok pengolah sampah

TPA Leuwigajah; pembangunan gudang kompos di TPA Leuwigajah;

pemasangan pagar di TPA Leuwigajah, penataan Buffer Zona di TPA

Leuwigajah; peningkatan hanggar pengolah sampah dan bekas longsoran TPA

Leuwigajah; pembangunan jalan operasi menuju hanggar pengolah sampah

bekas longsorang TPA Leuwigajah; penutupan sampah di TPK Sarimukti,

pemantauan kualitas lingkungan di TPK Sarimukti dan TPA Leuwigajah; DED

optimalisasi Sarimukti, penyusunan dokumen Community Action Plan (CAP),

penataan lingkungan masyarakat disekitar lokasi TPK Sarimukti; pengadaan

alat-alat angkutan darat bermotor; pengadaan perlengkapan kantor;

peningkatan kolam leachate di TPK Sarimukti, pembangunan saluran drainase

di TPK Sarimukti; pengelolaan TPPAS Regional Legoknangka; penyusunan

dokumen Community Action Plan (CAP); penataan lingkungan masyarakat

disekitar lokasi TPPAS Legoknangka; penyusunan media komunikasi

pembangunan TPPAS Legoknangka, pembangunan pos jaga; pembangunan

pos pencatat; pembangunan pintu gerbang, pengadaan dan pemasangan

jembatan timbang; penataan buferr zone di TPPAS Legoknangka; penyusunan

dokumen Community Action Plan (CAP) penataan lingkungan masyarakat

disekitar lokasi TPPAS Nambo. Dengan program pengembangan pengelolaan

sampah regional di Jawa Barat meningkatkan cakupan pelayanan

persampahan dengan terkelolanya TPPAS Regional Sementara Sarimukti yang

melayani wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.

Page 47: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 83

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Pada kegiatan pengelolaan sampah regional di Jawa Barat terdapat

kendala pada proses sertifikasi tanah Legok Nangka, dimana proses

sertifikasi tersebut memerlukan keterlibatan berbagai instansi terkait.

(2) Pelaksanaan kegiatan pengolahan dan pemrosesan akhir sampah

regional di Sarimukti, dari aspek pembayaran kompensasi jasa

pelayanan, mengalami hambatan yaitu masih terdapat sisa kewajiban

kompensasi jasa pelayanan (KJP) dari Pemerintah Kota Bandung,

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan Pemerintah Kota Cimahi,

belum dibayarkan ke Kas Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Solusi

permasalahan ini yaitu telah dikoordinasikan dengan SKPD di

Pemerintahan Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung

Barat yang didelegasikan untuk melaksanakan perjanjian kerjasama

untuk menyelesaikan sisa kewajiban KJP yang belum di bayar pada

tahun anggaran 2012.

(3) Selain permasalahan KJP, permasalahan pembayaran kompensasi

dampak negatif (KDN) tahun 2011 dari Pemerintah Kota Bandung dan

Pemerintah Kota Cimahi ke kas Pemerintah Kabupaten Bandung Barat

belum dapat dilaksanakan dan masih menunggu pengaturan lebih lanjut

dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat sesuai dengan ketentuan

yang diatur dalam Perjanjian Kerjasama.

2) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan, yang dilaksanakan

Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.650.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.609.340.202,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

perencanaan teknis jalan, perencanaan teknis jembatan dan dokumen

analisa dampak lingkungan (Amdal).

(2) Kegiatan Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan di BPJ

Wilayah Pelayanan I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi sebesar Rp. 28.725.919.025,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 25.328.821.640,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 12.50 km

serta penggantian jembatan sepanjang 15 m.

(3) Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di BPJ Wilayah Pelayanan

II Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 8.167.300.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 8.136.556.636,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

Page 48: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 84

adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 3.00 km serta

penggantian jembatan sepanjang 17.00 m.

(4) Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di BPJ Wilayah Pelayanan

III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 52.197.743.200,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 52.003.094.583,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 13,50 km serta

pembebasan tanah Terusan Buah Batu - Bojongsoang.

(5) Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di BPJ Wilayah Pelayanan

IV Sumedang, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 11.297.391.100,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 10.920.828.237,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 2.50 km;

pembebasan tanah untuk Kawasan Pertumbuhan Perintis (4 lokasi) di

Koridor Jabar Selatan serta penggantian jembatan sepanjang 40,00 m.

(6) Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di BPJ Wilayah Pelayanan V

Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 13.982.979.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp.13.970.197.249,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 5.50 km serta

penggantian jembatan sepanjang 6,00 m.

(7) Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di BPJ Wilayah Pelayanan

VI Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 58.185.840.775,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 55.636.269.936,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 18,825 km serta

pembebasan lahan Ruas Jalan Majalengka – Kadipaten.

(8) Kegiatan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Provinsi Tersebar di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.142.491.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 5.067.295.157,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terawasinya pekerjaan peningkatan jalan, pembangunan

jembatan dan penggantian jembatan di Jawa Barat.

(9) Kegiatan Pembangunan/Peningkatan Jalan Strategis Di Provinsi Jawa

Barat (Multy Years), yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 193.161.067.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 100.444.532.955,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya peningkatan jalan (Multy Years) ruas

jalan Bandung-Pangalengan-Rancabuaya sepanjang 12.54 km dan

Cikajang-Pameungpeuk sepanjang 9.96 km; Pembangunan Jalan Paket

Multy Years ruas jalan Lingkar Selatan Sukabumi sepanjang 2.76 km

Page 49: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 85

dan Pembangunan Jalan Akses TPPAS Nambo sepanjang 5.50 km; serta

Pembebasan Tanah Paket Multy Years ruas jalan Pangalengan - Cukul -

Cisewu - Rancabuaya sepanjang 14.800 m2.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Paket peningkatan jalan Bandung–Pangalengan–Rancabuaya yang

dibiayai dengan pola tahun jamak tidak dapat dilaksanakan karena

harus lelang ulang. Lelang ulang didasarkan pada surat dari LKPP yang

menyatakan harus dilakukan evaluasi ulang. Setelah dilakukan evaluasi

ulang didapat semua peserta lelang tidak ada yang memenuhi

persyaratan administrasi dan teknis sehingga dinyatakan gugur.

(2) Peningkatan jalan Cikajang–Pameungpeuk merupakan kegiatan yang

dibiayai dengan pola tahun jamak yang dimulai tahun 2011 sampai

dengan tahun 2012. Dalam pelaksanaan tahun 2011 realisasi fisik yaitu

62,3% terhadap rencana tahun 2011. Hal ini disebabkan kerena pada

akhir tahun anggaran kondisi cuaca di lokasi kegiatan tidak mendukung

dalam pelaksanaan pekerjaan. Di samping itu sulitnya didapat sumber

quarry karena ijin dari Pemerintah Kabupaten Garut belum terbit.

(3) Pada kegiatan pembebasan lahan untuk pelebaran jalan Cukul–Cisewu–

Rancabuaya hanya teralisasi 42,76%. Hal ini disebabkan karena hanya

sebagian dari warga yang berdasarkan musyawarah tercapai

kesepakatan harga. Sedangkan untuk sebagian lagi belum tercapai.

Untuk lahan yang belum dibebaskan akan dilanjutkan pada tahun 2012.

(4) Pembebasan lahan untuk Terusan Buah Batu–Bojongsoang sudah

berhasil dilaksanakan sehingga pelaksanaan fisik akan dilaksanakan

tahun 2012. Sedangkan untuk FO Buah Batu–Kiara Condong dan FO

Kopo–Leuwipanjang baru sebatas sosialisasi. Sehubungan dengan

pelaksanaan fisik akan dimulai tahun 2012 maka perlu percepatan

pembebasan lahan untuk kedua FO ini.

3) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 15.307.596.529,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 14.694.449.623,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 6.80 km; perbaikan badan

jalan sepanjang 1.091,39 m; pekerjaan drainase sepanjang 1.675 m

serta rehabilitasi jembatan sepanjang 20 m.

(2) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan I Cianjur yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi

Page 50: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 86

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 16.661.110.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 16.014.172.090,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 352,51 km serta

pemeliharaan jembatan sepanjang 2.293,40 m.

(3) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di

BPJ Wilayah Pelayanan I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

187.156.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 180.023.380,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis

rehabilitasi jalan sepanjang 4,00 km dan rehabilitasi jembatan

sepanjang 20,00 km; perbaikan badan jalan sepanjang 502.00 m2 serta

pekerjaan drainase sepanjang 500 m2.

(4) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan II Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

7.226.097.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 7.183.903.008,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 1.50 km;

perbaikan badan jalan sepanjang 960,00 m; pekerjaan drainase

sepanjang 4.050 m2 serta rehabilitasi jembatan sepanjang 24 m2.

(5) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan II Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

12.419.251.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 12.237.813.700,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 255.22

km serta pemeliharaan jembatan sepanjang 1.591,80 m2.

(6) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di

BPJ Wilayah Pelayanan II Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Bina

Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 45.361.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 44.650.150,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis

rehabilitasi jalan sepanjang 1.50 km serta rehabilitasi jembatan

sepanjang 24,00 m2.

(7) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

56.489.566.190,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 54.515.098.848,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 35.40

km; perbaikan badan jalan sepanjang 7.961,00 m; pekerjaan drainase

sepanjang 18.739 m2 serta rehabilitasi jembatan sepanjang 40 m2.

(8) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Page 51: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 87

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

15.880.816.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 15.755.550.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 426,02

km serta pemeliharaan jembatan sepanjang 3.264,80 m2.

(9) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di

BPJ Wilayah Pelayanan III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Bina

Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 831.912.750,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 831.412.750,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis

rehabilitasi jalan sepanjang 29.00 km dan rehabilitasi jembatan

sepanjang 40,00.

(10) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan IV Sumedang, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

9.668.375.900,-, realisasi anggaran sebesar Rp.9.599.230.384,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 1.00 km;

perbaikan badan jalan sepanjang 1.330 m2; pekerjaan drainase

sepanjang 1.952 m2 serta rehabilitasi jembatan sepanjang 48 m2.

(11) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan IV Sumedang, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

17.711.507.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 17.086.729.771,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 343,73

km serta pemeliharaan jembatan sepanjang 4.325,66 m.

(12) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di

BPJ Wilayah Pelayanan IV Sumedang, yang dilaksanakan Dinas Bina

Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 33.682.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 32.207.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis

rehabilitasi jalan sepanjang 1,00 km dan rehabilitasi jembatan

sepanjang 48,00 km.

(13) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan V Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

14.644.720.125,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 14.408.523.503,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 6.00 km;

perbaikan badan jalan sepanjang 1.310 m; pekerjaan drainase

sepanjang 3.318,50 m2 serta rehabilitasi jembatan sepanjang 32.70 m2.

(14) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan V Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

Page 52: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 88

12.574.882.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 12.366.305.380,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 298.46

km serta pemeliharaan jembatan sepanjang 3.922,10 m2.

(15) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di

BPJ Wilayah Pelayanan V Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Bina

Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 201.815.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 183.594.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis

rehabilitasi jalan sepanjang 6,00 km dan rehabilitasi jembatan

sepanjang 32.70 km.

(16) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan VI Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 33.834.326.800,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 33.186.411.368,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 11,00; perbaikan badan

jalan sepanjang 5.038 m; pekerjaan drainase sepanjang 5.390 m serta

rehabilitasi jembatan sepanjang 25.00 m.

(17) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah

Pelayanan VI Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 12.145.087.700,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 11.937.166.600,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 254,96 km serta

pemeliharaan jembatan sepanjang 2.566,50 m.

(18) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di

BPJ Wilayah Pelayanan VI Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Bina

Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 241.831.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 227.016.200,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis

rehabilitasi jalan sepanjang 9.00 km serta rehabilitasi jembatan

sepanjang 25,00 km.

4) Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Sosialisasi Pengawasan dan Pemanfaatan Jalan, yang

dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi sebesar Rp.

189.060.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah adanya tersusunnya

petunjuk arah ruas jalan dibawah kewenangan Provinsi Jawa Barat dan

terdatanya pengguna ruang milik jalan di luar peruntukannya.

(2) Kegiatan Sosialisasi Kebinamargaan di Jawa Barat, yang dilaksanakan

Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

Page 53: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 89

sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

190.409.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

sosialisasi kebinamargaan di media masa serta penyebaran informasi

kebinamargaan.

(3) Kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Leger Jalan, yang dilaksanakan

Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

220.334.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan tersedianya perangkat lunak

untuk sistem informasi jalan serta terkumpulnya data informasi kondisi

dan leger jalan.

(4) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan

Jalan di Wilayah Pelayanan I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Bina

Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan

serah pakai tanah sepanjang 44.58 km.

(5) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan

Jalan di Wilayah Pelayanan II Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Bina

Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 49.865.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan

serah pakai tanah sepanjang 10.20 km.

(6) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan

Jalan di Wilayah Pelayanan III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Bina

Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 49.225.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan

serah pakai tanah sepanjang 37,703 km.

(7) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan

Jalan di Wilayah Pelayanan IV Sumedang, yang dilaksanakan Dinas

Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan

serah pakai tanah sepanjang 100,00 km.

(8) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan

Jalan di Wilayah Pelayanan V Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas

Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan

serah pakai tanah sepanjang 100,00 km.

Page 54: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 90

(9) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan

Jalan di Wilayah Pelayanan VI Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Bina

Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan

serah pakai tanah sepanjang 282,781 km.

(10) Kegiatan Pengumpulan Data Teknis Kondisi Jalan dan Jembatan Untuk

Bahan Penyusunan Program, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 605.903.250,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 603.749.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terdatanya kondisi jalan dan jembatan

tersebar di Jawa Barat.

(11) Kegiatan Pelaksanaan Pengujian Tanah dan Bahan Jalan, yang

dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi sebesar Rp.

99.798.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya/

bertambahnya alat bantu sarana pengujian untuk jalan dan jembatan.

5) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan

Jaringan Pengairan Lainnya

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Supervisi Konstruksi di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 470.345.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 460.011.975,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah hasil laporan

supervisi pembangunan bendung Waru di Kabupaten Karawang dan

Pembangunan bendung suplesi Leuwi Kadu di Kabupaten Sukabumi;

terkendali dan terawasinya pelaksanaan pembangunan 2 buah bendung.

(2) Kegiatan Perencanaan Detail Rehabilitasi Jaringan Irigasi Di Jawa barat,

yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.955.067.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 1.953.551.370,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya data perencanaan detail jaringan irigasi DI.

Cikarang Nguluwung, dan DI. Cikarang Cigangsa Kabupaten sukabumi,

DI Cibalagung Kabupaten Cianjur, dan DI. Sentig Kabupaten

Sumedang; Bahan data perencanaan diperlukan dalam rangka

konstruksi perbaikan irigasi sebagai penunjang ketahanan pangan di

Jawa Barat.

(3) Kegiatan Dukungan Pembangunan Daerah Irigasi Leuwi Goong yang

dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi

Page 55: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 91

anggaran sebesar Rp. 1.923.919.571,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya lahan untuk jaringan irigasi 5 Ha, papan beton 15

buah dan papan larangan 6 buah; Dukungan percepatan pembangunan

Daerah Irigasi Leuwi Goong di kabupaten Garut menjadi lebih terwujud.

(4) Kegiatan Pemantauan dan Pengembangan Potensi O&P Jaringan Irigasi

Di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya

Air Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 319.252.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data ketersedaan air irigasi 91

DI, data areal irigasi 6 WS., data realisasi tanam 6 WS., terfasilitasinya

pertemuan regional O&P SDA 1 kali, terlaksananya Rakor O&P irigasi

tingkat Jawa Barat 1 kali terlaksananya lomba juru tingkat nasional, dan

terlaksananya Hari Air Sedunia di Kabupaten Kuningan; Operasi &

Pemeliharaan irigasi di Jawa Barat menjadi lebih terkoordinasi, efektif

dan efisien.

(5) Kegiatan Pengelolaan Jaringan Irigasi di 6 (enam) Wilayah Sungai

termasuk DAK dan Tahun Jamak, yang dilaksanakan Dinas

Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 62.206.197.296,50,-, realisasi sebesar Rp.

57.330.571.493,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya

prasarana bangunan air dan saluran irigasi sehingga fungsi jaringan

irigasi lebih optimal untuk mengalirkan air irigasi ke daerah layanan

pada daerah irigasi dengan melakukan : - Operasi dan Pemeliharaan

(O&P) Jaringan Irigasi 91 DI berupa kegiatan babadan rumput

9.181.771,99 m2, Pengecat pintu 4.155 m2, pengerukan sedimen

251.811,68 m3, perbaikan saluran pasangan 2.408 m, perbaikan

bangunan air 25 buah, perbaikan pintu 6 buah, perbaikan rumah jaga 3

buah, pengangkatan sampah 190 m3; - Rehabilitasi Jaringan Irigasi 15

DI dengan melakukan kegiatan pembuatan rumah jaga 1 buah,

pembuatan lining, tembok penahan tanah dan tebing 15,2 Km,

normalisasi saluran 14 Km, pembuatan bendung 2 buah, pembuatan

bangunan air 29 buah, dan pembuatan jembatan pelayanan;

Memperpanjang umur jaringan irigasi sebanyak 15 DI dan

mempertahankan kondisi jaringan irigasi sebanyak 91 DI.

6) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan

Sumber Daya Air Lainnya

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengkondisian Masyarakat terhadap Rencana Pembangunan

Waduk Sadawarna, yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Page 56: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 92

Rp. 536.150.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 434.665.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya konsultasi publik tiga kali,

dan sekali sosialisasi pembangunan waduk Sadawarna di Kabupaten

Sumedang dan Kabupaten subang, tersusunnnya kajian sosial

pengkondisian masyarakat terhadap rencana persiapan pembangunan

waduk Sadawarna; Permasalahan dan solusi persiapan pembangunan

waduk terinverasir dalam rangka mempermudah pengambil kebijakan

apabila pembangunan akan dimulai.

(2) Kegiatan Pengelolaan Sistem Informasi dan Data Base Sumber Daya Air

di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya

Air Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 296.247.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya leaflet sumber daya air 400

lbr, publikasi data debit, data hujan harian masing- masing 25 buku,

dan pemutakhiran daerah irigasi kewenangan Provinsi 20 buku;

terinformasikannya Pengelolaan Sumber Daya Air dan data untuk

upgrade Data Base Hidrologi dalam rangka menunjang pelaksanaan

Pengelolaan SDA di Jawa Barat.

(3) Kegiatan Perencanaan Detail Situ dan Waduk yang dilaksanakan Dinas

Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.174.241.500,-, realisasi sebesar

Rp. 1.054.291.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

data dukungan perencanaan berupa detail desain dan penataan situ

Tonjong 14,44 Ha di Kabupaten Bogor, kajian potensi situ Ciharus untuk

penyediaan air baku Kabupaten Bandung/ Kota Bandung, model test

dan LARAP waduk Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, dan sertifikasi

keamanan bendungan waduk Sukahurip di Kabupaten Ciamis; tebagai

data pendukung dan Penunjang yang akan digunakan dalam tahap

konstruksi.

(4) Kegiatan Pemberdayaan Lembaga Koordinasi Sumber Daya Air dan

Irigasi dan Kerjasama Pengelolaan Sumber Daya Air dan Irigasi yang

dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 672.280.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 535.214.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya pembahasan Dewan Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi

Jawa Barat,terevaluasi dan tersusunnya kerjasama pengelolaan SDA di

Wilayah Perbatasan Jabar-Jateng, Jabar-DKI-Banten tahun 2011,

Terfasilitasinya GN-KPA, Tersusunnya kesepahaman PSDA di Prov.Jabar;

Meningkatnya kerjasama pengelolaan sumber daya air di wilayah

perbatasan provinsi Jawa Barat dan meningkatnya keterpaduan/

koordinasi antar instansi/ badan yang dituangkan dalam 5 Berita Acara.

Page 57: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 93

(5) Kegiatan Dukungan Percepatan Pembangunan Waduk Jatigede Di

Kabupaten Sumedang yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 3.733.462.800,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 3.618.501.200,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dukungan persiapan

pembangunan waduk jatigede, melalui pengukuran tapak batas,

pembebasan lahan 11,4 Ha beserta sertifikasinya, pengadaan patok

beton 15 bh, pengadaan papan larangan 6 bh, pembuatan peta bidang

rincikan 11,4 Ha, dan operasional Satgas 1 kegiatan; Dukungan

percepatan pembangunan waduk jatigede di kabupaten Sumedang

menjadi lebih terwujud.

(6) Kegiatan Pengaturan Sempadan Sumber Daya Air di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 131.858.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya 1 Keputusan Gubernur tentang batas sempadan situ

Tonjong seluas 14,44 Ha di Kabupaten Bogor; Terpeliharanya sempadan

situ melalui penerbitan SK Gubernur sebagai acuan dalam penertiban &

penataan batas sempadan situ.

(7) Kegiatan Peningkatan Penertiban Saran Teknis Air Permukaan

Pemanfaatan dan Pemakaian Tanah Negara, yang dilaksanakan Dinas

Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 96.920.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbitnya saran

teknis ijin pengambilan air permikaan (SIPPA) di Jawa Barat sebanyak

50 saran teknis, pemakaian tanah negara 25 saran teknik, koordinasi

pemanfaatan air permukaan 90 orang, dan terlaksananya koordinasi

teknis pemanfaatan tanah Negara 90 orang; terlayaninya

perusahaan/perorangan pemohon SIPPA dan pemakaian tanah negara

sebanyak 75 saran teknik.

(8) Kegiatan Pengelolaan Situ-Situ di 6 (enam) Wilayah Sungai di Jawa

Barat, yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

8.847.717.000,-realisasi anggaran sebesar Rp. 8.742.167.950,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kondisi dan fungsi sumber

daya air pada 39 situ, dengan melakukan kegiatan : Operasi dan

Pemeliharaan (O&P) situ 38 buah, waduk 3 bh, waduk lapangan 4 buah,

bendung karet 3 bh, dan kawah 1 buah dengan melaksanakan

pengangkatan gulma padat 16.376 m3, babadan rumput 3.496.488 m2,

pengerukan lumpur/tanah 64.105 m3, pengecatan pintu 90 m2,

pengangkatan gulma terapung 175.760 m3, dan perbaikan saluran

Page 58: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 94

pasangan 57 m; - Rehabilitasi situ 1 bh yaitu situ Wangi di Kabupaten

Ciamis dengan melakukan kegiatan pembuatan saluran pasangan

sepanjang 115 m; Kapasitas tampungan situ untuk air baku menjadi

lebih meningkat dengan melakukan Operasi dan Pemeliharan terhadap

38 situ, dan kelangsungan fungsi situ menjadi lebih terjamin dengan

melakukan rehabilitasi terhadap 1 situ.

(9) Kegiatan Perbaikan dan Pemeliharaan Sungai pada 2 Wilayah Sungai

(WS.Citarum dan WS. Cimanuk-Cisanggarung), yang dilaksanakan

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 3.847.161.300,-, realisasi sebesar

Rp. 3.461.217.355,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

kesinambungan fungsi sungai untuk mengendalikan erosi, sedimentasi

dan pengendalian daya rusak air/ banjir pada 4 sungai (S.Cikapundung,

S.Cinunuk, S.Cideres dan S.Sigranala) dengan melakukan kegiatan

pembuatan tembok penahan tanah 184 m, pembuatan luncuran perahu

karet 2 bh, pembuatan bottom control 1 bh, penyediaan ruang display/

sekretariat untuk visualisasi rencana Cikapundung bersih 1 bh, dan

Normalisasi alur 2.000 m; Daya rusak air menjadi lebih terkendali pada

4 sungai.

(10) Kegiatan Identifikasi Persiapan Sertifikasi Situ-Situ di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 807.587.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

laporan identifikasi terhadap 516 situ di Jawa Barat; identifikasi

dilakukan dalam rangka sertifikasi terhadap situ-situ di Jawa Barat.

(11) Kegiatan Manajemen DAS pada 6 (enam) Wilayah Sungai di Jawa Barat,

yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.800.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.767.929.800,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersusunnya pengelolaan daerah aliran sungai meliputi

pengumpulan dan pengolahan data kuantitas serta kualitas air dan

pengendalian sumber air dengan melaksanakan analisis data hidrologi

181 pos, pengukuran debit sungai 3 kali/tahun pada 11 PDA, pengadaan

peilscaal 32 buah, perbaikan pos duga air 1 pos, dan pengelolaan

kualitas air pada 61 titik; Meningkatnya Data Base baik kuantitas

maupun kualitas yang akan dipergunakan oleh stakeholder yang

bersangkutan pada 6 Wilayah Sungai.

b) Permasalahan dan solusi

Pada kegiatan Perencanaan Detail Waduk dan Situ terdapat kendala pada Sub

Kegiatan Sertifikasi Keamanan Bendungan Waduk Sukahurip di kabupaten

Page 59: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 95

Ciamis dikarenakan terbatasnya tenaga ahli bendungan dan pada saat yang

bersamaan tenaga ahli bendungan yang ada di Puslitbang Sumber Daya Air

sedang melaksanakan tugas lain serta kesulitan memperoleh konsultan

perseorangan dengan kualifikasi tenaga ahli bendungan.

7) Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Pengendalian Banjir Wilayah Sungai Citarum, yang dilaksanakan

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 4.151.241.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 3.787.233.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya

penanganan banjir dengan melakukan normalisasi sungai cipagadungan dan

Sungai Kalijambe di Kabupaten BEKASI sepanjang 4.990 m, dan pembuatan

tanggul dengan normalisasi sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL) sepanjang

3.000 m; berkurang luas genangan banjir di 3 (tiga) lokasi.

8) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Besih dan Air Limbah

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengelolaan Air Bersih Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 2.851.555.133,91,-, realisasi sebesar

Rp. 2.770.591.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah penguatan

kelembagaan pengelolaan SPAM perdesaan, dukungan untuk PAMSIMAS

yaitu pemutakhiran data cakupan pelayanan air minum, identifikasi dan

perencanaan teknis SPAM perdesaan rawan air, supervisi pembangunan

SPAM Perdesaan rawan air di 6 (enam) kabupaten, pembangunan SPAM

perdesaan rawan air di 6 (enam) kabupaten, penyediaan sarana dan

prasarana air bersih di desa Sarimukti, KecamatanCipatat, Kabupaten

Bandung Barat. Melalui kegiatan ini dapat meningkatkan cakupan

pelayanan air bersih di 6 (enam) kabupaten.

(2) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Bersih Lintas

Pantura, yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

17.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 17.483.467.657,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pembangunan SPAM Pantura di

Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, supervisi

pembangunan SPAM Pantura di Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang,

Indramayu, Cirebon. Hasil yang telah diperoleh dari kegiatan ini adalah

meningkatnya akses masyarakat terhadap air bersih di kawasan

Pantura.

Page 60: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 96

(3) Kegiatan Peningkatan Pengembangan Air Limbah Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.550.121.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.455.478.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah perencanaan sarana dan prasarana air limbah di Jawa Barat

(Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Garut), supervisi pembangunan

sarana dan prasarana air limbah di Jawa Barat (Kota Cimahi, Kabupaten

Bandung, Garut), bangunan septictank komunal dan jaringan di Kota

Cimahi dan Kab. Bandung, MCK Komunal di Kabupaten Garut (Desa.

Simpen Kaler), Fasilitasi Kab/Kota peserta program percepatan

pembangunan sanitasi permukiman di Jawa Barat, kajian teknis

operasional pemanfaatan trashrake, rencana induk pengelolaan TPPAS

Regional Ciayumajakuning. Hasil yang telah diperoleh dari kegiatan ini

adalah terkendalinya pencemaran lingkungan dan tersedianya basis data

sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman.

(4) Kegiatan Penyusunan Outline Plan dan Detail Engineering Design

Drainase Rawan Banjir Bandung Selatan, yang dilaksanakan Dinas

Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 388.105.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

378.104.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah outline plan dan detail

engineering design drainase rawan banjir bandung selatan sehingga

dapat melaksanakan pembangunan drainase yang dapat mengatasi

banjir bandung selatan.

(5) Kegiatan Fasilitasi Kegiatan Program Hibah Kompetensi Institusi, yang

dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 398.026.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

pembuatan sumur bor dan jaringan pipa serta hidran umum sehingga

dapat meningkatkan penggunaan air bersih di kawasan UKM Bekasi.

(6) Kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pengembangan

Permukiman dalam Rangka Pencapaian MDGs Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 583.667.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

dokumen RAD program sarana dan prasarana air minum air limbah dan

persampahan wilayah Bogor, Purwakarta, Cirebon dan Priangan

sehingga dapat melakukan percepatan dalam pencapaian target MDGs.

Page 61: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 97

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Pada kegiatan Pengelolaan Air Bersih Jawa Barat, pekerjaan dapat

diselesaikan dan tidak terdapat permasalahan yang berarti. Kegiatan

pengembangan sarana dan Prasarana Air Bersih Lintas Pantura

menghadapi permasalahan dalam hal perijinan pekerjaan pemasangan

pipa di Jalan negara yang membutuhkan waktu relatif lama sehingga

menyebabkan keterlambatan pekerjaan. Solusi yang telah dilakukan

adalah dengan meminta perijinan dari Balai Bina Marga Pusat di Jakarta.

(2) Dalam kegiatan Peningkatan Pengembangan Air Limbah Jawa Barat ini

terjadi kendala pada saat pelaksanaan kegiatan pembuatan septic tank

komunal yang pada saat perencanaan disiapkan pada lahan wakaf,

sementara pada saat akan dilakukan pekerjaan terjadi penolakan warga

terhadap penggunaan tanah wakaf. Adapun solusi yang dilakukan

adalah memberikan sosialisasi serta motivasi dalam hal pentingnya

ketersediaan sarana penyaluran air limbah dan septic tank komunal

sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan perumahan untuk

meningkatakan tingkat kesehatan masyarakat.

(3) Pada Kegiatan Penyusunan Outline Plan dan Detail Engineering Design

Drainase Rawan Banjir Bandung Selatan tidak menemukan

permasalahan yang berarti.

(4) Rincian kegiatan Program Hibah Kompitisi Institusi adalah pembuatan

sumur dangkal. Sedangkan kendala yang dihadapi adalah lamanya

penentuan lokasi pembuatan sumur dangkal. Keterlambatan penentuan

lokasi ini karena kegiatan ini mengikuti pada kegiatan UKM. Solusi yang

dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan pihak UKM.

(5) Kendala pada kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD)

Pengembangan Permukiman dalam Rangka Pencapaian MDGs Jawa

Barat adalah keterbatasan waktu dalam pelaksanan kegiatan tersebut,

solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan percepatan dalam

pelaksanaan kegiatan.

9) Program Pengelolaan Gedung/Rumah Negara

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Pembinaan Teknis Pengelolaan Pembangunan Bangunan Gedung,

yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 147.862.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya daftar harga bahan/upah dan analisa harga satuan pekerja

konstruksi bangunan gedung di 26 Kabupaten/kota. Melalui kegiatan ini telah

terbangun bangunan gedung/rumah Negara yang tertib, efektif dan efisien

Page 62: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 98

b) Permasalahan dan Solusi

Kendala pada kegiatan Pembinaan Teknis Pengelolaan Pembangunan

Bangunan Gedung adalah keterbatasan anggaran dalam melayani permintaan

bantuan teknis dari masing-masing instansi serta keterbatasan tenaga bantuan

teknis. Adapun solusi yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan

anggaran yang tersedia. selain itu pula sebagian besar instansi pengguna

bangunan tidak memiliki program pengelolaan bangunan yang terencana.

Solusi terhadap kendala tersebut adalah dengan memberikan bimbingan teknis

kepada instansi secara perseorangan juga melakukan pemberitahuan kepada

Tim TAPD dan instansi lain di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

5. URUSAN PENATAAN RUANG

1) Program Pembinaan Jasa Kontruksi

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengaturan Jasa Kontruksi, yang dilaksanakan Dinas

Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 250.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersosialisasikannya norma penyelenggaraan jasa konstruksi bagi

pengguna dan penyedia jasa konstruksi di 26 Kabupaten/kota, sehingga

dapat meningkatkan penyelenggaraan jasa konstruksi yang tertib dan

sesuai ketentuan yang berlaku.

(2) Kegiatan Pemberdayaan Jasa Konstruksi Jawa Barat, yang dilaksanakan

Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 388.200.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pembekalan dan

uji ketrampilan tenaga tukang konstruksi di di 8 (delapan)

kabupaten/kota Jawa Barat; fasilitasi penyelenggaraan forum jasa

konstruksi daerah Jawa Barat, sehingga meningkatkan kemampuan

pelaku jasa konstruksi di 8 kabupaten/kota.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Kendala yang dihadapi pada kegiatan pengaturan jasa kontruksi, adalah

belum seragamnya pemahaman dan penafsiran terhadap peraturan dan

perundang-undangan bidang jasa konstruksi, serta kurang pahamnya

keterkaitan jasa konstruksi dengan peraturan perundang-undangan

yang lain. Adapun solusi yang dilakukan adalah dengan mendatangkan

narasumber yang lebih kompeten dari pusat serta bekerjasama dengan

lembaga dan asosiasi di bidang jasa konstruksi.

(2) Pada kegiatan pemberdayaan jasa konstruksi Jawa Barat adalah

terbatasnya kesempatan untuk menggali kegiatan, adapun solusi yang

Page 63: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 99

telah dilakukan adalah dengan berusaha meningkatkan koordinasi dan

kerja sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh pusat.

2) Program Perencanaan Ruang

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengembangan GIS Permukiman dan Perumahan, yang

dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

updating data penataan ruang, permukiman dan perumahan;

Pengembangan sistem aplikasi dan pemeliharaan GIS Dinas

Permukiman dan Perumahan, sehingga dapat mendukung terhadap

pelaksanaan pemanfaatan ruang di Jawa Barat yang sesuai dengan

peruntukannya.

(2) Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi

Koridor Padalarang – Purwakarta, yang dilaksanakan Dinas

Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 454.890.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

449.160.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya rencana

tata ruang Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat (KSP Koridor

Padalarang -Purwakarta). Melalui kegiatan ini telah terencananya

kawasan strategis Provinsi Jawa Barat yang sudah ditetapkan dalam

RTRWP Jawa Barat 2029.

(3) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan TKPRD/BKPRD Provinsi Jawa Barat,

yang dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 650.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 635.439.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya Operasionalisasi TKPRD/

BKPRD Provinsi Jawa Barat; terfasilitasinya pembinaan rencana tata

ruang kabupaten/kota di Jawa Barat; tersusunnya Rapergub tentang

Petunjuk pelaksanaan RTRWP Jabar 2005-2029; terlaksananya

pemutakhiran klasifikasi peta penggunaan lahan Jawa Barat.

(4) Kegiatan Pengembangan dan Penataan Koridor Jabar Selatan, Koridor

Cileunyi-Tasikmalaya, dan Koridor Ciawi-Sukabumi-Ciranjang, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 285.439.200,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah Terfasilitasinya penataan koridor Jabar Selatan, koridor

Cileunyi - Tasikmalaya, koridor Ciawi – Sukabumi - Ciranjang.

Page 64: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 100

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Pada kegiatan Pengembangan GIS Permukiman dan Perumahan,

kendala yang dihadapi adalah struktur database dan kriteria penentuan

skala prioritas yang dinamis serta pada kualitas dan format data dari

berbagai sumber yang tidak seragam. Adapun solusi yang telah

dilakukan adalah mengembangkan sistem dengan menyusun struktur

dan pola database yang selalu dapat di-update untuk mengantisipasi

perkembangan kebutuhan database, serta menyediakan slot untuk

variabel yang dinamis dalam penentuan skala prioritas sedangkan pada

kenadala berikutnya dilakukan pembuatan dan penyepakatan format

isian Pengembangan Sistem Informasi Geografis Diskimrum yang akan

dipakai sebagai standar dalam pembangunan dan penyusunan informasi

spasial di lingkup Diskimrum.

(2) Pada kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

Provinsi Koridor Padalarang – Purwakarta, secara umum terkendala

dengan belum adanya pedoman substansi tentang rencana rinci untuk

KSP. Selain itu adanya keterbatasan data informasi mengenai kedetilan

luasan lahan yang digunakan (eksisting) mengingat informasi seputar

pemanfaatan lahan yang tersedia masih pada skala kecil, serta tidak

adanya data lahan-lahan yang telah dikuasai pengembang di kawasan

potensial untuk pengembangan ekonomi. Adapun solusi yang dilakukan

terhadap masalah tersebut adalah melakukan survei primer dan

sekunder, koordinasi dengan stakeholder di daerah, serta melakukan

identifikasi kondisi penggunaan lahan.

3) Program Pemanfaatan Ruang

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Rencana Revitalisasi Kawasan Pantai di Jawa Barat Selatan,

yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 703.987.500,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 700.310.500,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah dokumen rencana pengembangan kawasan

pantai/pesisir di Jabar selatan, khususnya di PKNp Pangandaran,

Pelabuhan Ratu, dan PKW Rancabuaya/ Rencana pengembangan

kawasan wisata di Jabar selatan. Melalui kegiatan ini telah terselenggara

penataan ruang Kab/Kota di Jawa Barat sesuai UU 26/2007, RTRW

Provinsi dan Kab/Kota serta terwujudnya PKNp di Jawa Barat.

(2) Kegiatan Evaluasi dan Fasilitasi Pemanfaatan Ruang, yang dilaksanakan

Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 381.901.250,-, realisasi sebesar

Rp. 371.472.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

Page 65: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 101

dokumen rencana strategis perwujudan PKNp di Jawa Barat untuk

fasilitasi pengembangan kawasan perkotaan Pelabuhan Ratu dan

Pangandaran; Sosialisasi Tata cara penyusunan dan evaluasi rencana

rinci tata ruang kabupaten/kota dan peraturan zonasi, serta tersedianya

dokumen evaluasi pemanfaatan ruang KBU. Melalui kegiatan ini telah

ada upaya dan sinergitas pengendalian pengawasan pemanfaatan

ruang.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Kendala pada kegiatan rencana revitalisasi kawasan pantai di Jawa

Barat Selatan adalah belum ditetapkannya Perda RTRW Kabupaten yang

ada di wilayah perencanaan sehingga belum ada kebijakan penataan

ruang yang pasti sebagai input dan dasar pertimbangan dalam

penyusunan rencana revitalisasi. Adapun solusi yang telah dilakukan

adalah melakukan koordinasi dan diskusi yang intensif dengan pihak

Kabupaten untuk mendapatkan informasi terkini terkait kebijakan

penataan ruang pada tingkat kabupaten khususnya untuk menyusun

rencana revitalisasi dan pengembangan kawasan pantainya.

(2) Kendala pada kegiatan Evaluasi dan Fasilitasi Pemanfaatan Ruang

adalah kegiatan ini memiliki keterkaitan yang tinggi dengan rencana-

rencana pembangunan berbagai sektor. Pada saat bersamaan juga

sedang disusun (Rencana Zonasi Kelautan, RIPPDA, Rencana

Pengembangan Pelabuhan, dan lain-lain) sehingga dokumen kebijakan

sektoral yang dimaksud perlu dirujuk. Adapun solusi yang telah

dilakukan terhadap kendala tersebut Melakukan koordinasi dan diskusi

yang intensif dengan OPD yang menangani sektor-sektor yang terkait

untuk mendapatkan informasi terkini dan sinkronisasi kebijakan dan

program untuk pemanfaatan ruang di lokasi kegiatan.

4) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Fasilitasi Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Ruang, yang

dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 664.645.000,-, realisasi sebesar

Rp. 654.293.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pemutakhiran data KBU,

data bangunan dan perizinan KBU, informasi tentang KBU dan brosur dan

papan info KBU, rakor pengendalian pengawasan pemanfaatan ruang kawasan

dan pembinaan teknis PPNS penataan ruang, kajian teknis permohonan

rekomendasi Gubernur untuk KBU, sehingga dapat mengendalikan

pembangunan perumahan di KBU sebagai daerah resapan air.

Page 66: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 102

b) Permasalahan dan Solusi

Kendala yang dihadapi adalah kurangnya data dan informasi rinci untuk

operasional pengendalian di lapangan, belum berjalannnya secara optimal

terhadap penegakan aturan di KBU, lemahnya fungsi pengendalian di

Kabupaten/Kota serta terbatasnya sumber daya manusia, sarana dan

prasarana pendukung pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Adapun solusi yang telah dilakukan adalah pembangunan database dan sistem

informasi serta pengadaan peta-peta skala rinci, revisi juklak Perda yang

terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang, meningkatkan koordinasi

dan kerjasama dengan Satpol PP dan Korwas PPNS, sosialisasi PPNS Penataan

Ruang Kabupaten/Kota, melakukan koordinasi dan fasilitasi pemanfaatan

ruang dengan kabupaten/kota, fasilitasi pembentukan PPNS Penataan Ruang

di Jawa Barat, serta mengupayakan pengajuan kendaraan operasional untuk

pemantauan dan pengawasan.

6. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Program Perencanaan, Pengendalian, dan Pengawasan Pembangunan Daerah

a) Pelaksanaan Program.

(1) Kegiatan Fasilitasi Percepatan Implementasi Pembangunan Infrastruktur

Strategis di 3 PKN dan 2 PKN Provinsi di Jawa Barat melalui West Java

Metropolitan Development Program (WJMDP), yang dilaksanakan Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 982.884.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya

pembangunan infrastruktur strategis di 3 PKN dan 2 PKN Provinsi di Jawa

Barat melalui penguatan kelembagaan, hukum dan kerjasama serta aspek

pembiayaan yang dikemas dalam West Java Metropolitan Development

Program (WJMDP).

(2) Kegiatan Sinergitas Perencanaan Tata Kelola Bidang Pemerintahan, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 577.900.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 525.423.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terwujudnya sinergitas perencanaan lingkup pemerintahan dan terwujudnya

kerjasama pembangunan antar kabupaten/kota dan antar provinsi.

(3) Kegiatan Updating Sistem Perencanaan Multiuser Berbasis Online, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 360.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya Sistem Informasi Perencanaan Online guna mewujudkan

efisiensi proses perencanaan pembangunan daerah.

Page 67: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 103

(4) Kegiatan Peningkatan IPM dan Pencapaian MDGs di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 700.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 676.740.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terwujudnya sinergi pembangunan berbasis IPM dan MDGs di Jawa Barat.

(5) Kegiatan Pendukungan Komite Perencana, yang dilaksanakan Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 749.850.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

rekomendasi kebijakan perencanaan pembangunan daerah sebagai

masukan terhadap proses perencanaan pembangunan di Jawa Barat.

(6) Kegiatan Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah, yang dilaksanakan

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.920.616.400,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.906.861.060,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terwujudnya sinkronisasi dan sinergitas perencanaan daerah dan pusat.

(7) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Perencanaan Sektoral dan Quick Response

Kondisi Aktual di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 498.973.750,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya sinergi perencanaan

pembangunan di Jawa Barat yang terkini, akuntabel, responsif dan

partisipatif melalui perencanaan sektoral quick response kondisi aktual di

Jawa Barat.

(8) Kegiatan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan,

yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 799.280.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terwujudnya keselarasan perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan di Jawa Barat.

(9) Kegiatan Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 575.850.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 574.405.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 dan terlaksananya

sertifikasi penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebagai

pedoman/acuan perencanaan pembangunan tahunan daerah.

(10) Kegiatan Fasilitasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)

Provinsi, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 249.475.000,-. Hasil

Page 68: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 104

pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya sinergitas pelaksanaan

penanggulangan kemiskinan di Jawa Barat dan tersusunnya dokumen

evaluasi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Jawa Barat.

(11) Kegiatan Updating Rencana Induk Pembangunan Ekonomi Jawa Barat

2013, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 199.900.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen rencana induk

pembangunan ekonomi Jawa Barat Tahun 2008-2013 sebagai

acuan/pedoman perencanaan pembangunan ekonomi Jawa Barat.

(12) Kegiatan Strategi Perencanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Barat,

yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersusunnya dokumen strategi perencanaan pembangunan ekonomi

kreatif Jawa Barat sebagai acuan/pedoman perencanaan pembangunan

ekonomi kreatif Jawa Barat.

(13) Kegiatan Fasilitasi Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 342.950.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen perencanaan

pembangunan berbasis iptek di Jawa Barat yang meliputi pengembangan

Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi

(PHKI) Tahun 2011.

(14) Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Manusia Jawa Barat,

yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 249.995.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya rencana induk pembangunan

manusia di Jawa Barat sebagai acuan/pedoman perencanaan pembangunan

manusia Jawa Barat.

(15) Kegiatan Fasilitasi dan Perencanaan Pendanaan Pembangunan Non APBD,

yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.091.716.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya sinergi sumber pendanaan

pembangunan baik APBD maupun non APBD di Provinsi Jawa Barat yang

meliputi pendanaan pembangunan APBN (DK/TP/DAK) Provinsi Jawa Barat,

pendanaan pembangunan melalui kerjasama pemerintah-swasta (KPS dan

PHLN) dan program Corporate Social Responsibility (CSR) di Jawa Barat.

Page 69: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 105

(16) Kegiatan Penyusunan Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran Daerah Jawa

Barat, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.164.450.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan ini adalah terwujudnya perencanaan anggaran daerah

provinsi Jawa Barat yang akuntabel.

(17) Kegiatan Fasilitasi Tim JKK, Tim Pokja PKK, Tim Pokja Posyandu, Tim Pokja

PUG, Tim Pkja Komda Lansi, Tim Pokja AMPL/Pamsimas, PKH, UNFPA dan

Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF, yang dilaksanakan Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 478.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 321.949.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya

pendukungan Tim JKK, Tim Pokja PKK, Tim Pokja Posyandu, Tim Pokja PUG,

Tim Pkja Komda Lansi, Tim Pokja AMPL/Pamsimas, PKH, UNFPA dan

Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF.

(18) Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pendidikan Bertaraf Internasional

untuk Peningkatan Daya Saing Daerah di Jawa Barat yang dilaksanakan

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 298.740.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya Rencana Induk Pendidikan Bertaraf Internasional untuk

Peningkatan Daya Saing Daerah sebagai pedoman perencanaan pendidikan

bertaraf internasional di Jawa Barat.

(19) Kegiatan Pengkajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terkini serta

Penerapan untuk Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

247.740.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen

perencanaan berbasis ristek, yang terdiri dari dokumen kajian regenerasi

petani, dokumen kajian sistem kelembagaan produksi benih tanaman

pangan dan holtikultura, dokumen kajian konsolidasi lahan pertanian,

dokumen kajian pemetaan hidrologi, dokumen Midterm RPJMD Provinsi

Jawa Barat Tahun 2008-2013, dokumen hasil kajian pengembangan model

akselerasi wajar Diknas di Jawa Barat, serta kerjasama pengkajian dan

penerapan IPTEK dengan lembaga Litbang.

(20) Kegiatan Pendataan dan Pemetaan Potensi Agribisnis Tembakau, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terwujudnya satu data pemetaan agribisnis tembakau.

Page 70: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 106

(21) Kegiatan Penyusunan Perubahan RKPD Tahun 2011 yang dilaksanakan

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 198.851.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

Peraturan Gubernur tentang perubahan RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun

2011 sebagai acuan/pedoman proses perencanaan dan penganggaran

perubahan Tahun 2011.

(22) Kegiatan Fasilitasi Tim Persiapan Pembentukan Lembaga Pengelolaan dan

Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan yang dilaksanakan

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 409.375.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya

sinergitas perencanaan pembangunan wilayah Jabar Bagian selatan dan

tersusunnya dokumen rencana pembentukan lembaga pengelolaan dan

pengembangan wilayah Jabar Selatan.

(23) Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Perda Kemandirian Pangan dan Energi, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 332.195.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 272.570.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya Peraturan Daerah Kemandirian Pangan dan Energi sebagai

acuan perencanaan di Jawa Barat.

(24) Kegiatan Identifikasi Hasil Penelitian Mitra untuk Solusi Efektif Permasalahan

Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi keuangan sebesar Rp. 148.140.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya Sistem Inovasi daerah

(SIDA) Jawa Barat dan teridentifikasinya hasil penelitian lembaga litbang

sebagai pendukung perencanaan pembangunan di Jawa Barat.

(25) Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pusdalisbang Jabar

2011-2025, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya rencana induk pengembangan

Pusdalisbang Jabar 2011-2025 untuk mewujudkan satu data pembangunan

Jawa Barat.

(26) Kegiatan Pelaksanaan Pemeriksaan dan Evaluasi pada Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan

Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 13.705.825.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 9.150.425.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pemeriksaan reguler ke seluruh

OPD Provinsi Jawa Barat dan 26 Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Barat,

Page 71: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 107

terlaksananya pemeriksaan kasus pengaduan masyarakat, terlaksananya

evaluasi Sistem Akuntansi Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) OPD Provinsi

Jawa Barat dan terlaksananya pemeriksaaan terhadap 100 desa penerima

Dana Desa Peradaban.

(27) Kegiatan Penanganan Kasus Pengaduan Masyarakat, yang dilaksanakan

Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 671.360.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 586.492.450,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah penyelesaian tidak lanjut kasus pengaduan

masyarakat dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Inspektorat Jenderal Kementerian lainnya sebagai bahan

laporan/informasi, serta laporan hasil monitoring penyelesaian dan

penanganan tindak lanjut kasus pengaduan masyarakat pada pemerintah

Kabupaten/Kota.

(28) Kegiatan Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dan

Koordinasi Pengawasan, yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 742.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 550.950.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Rakorwasda dalam rangka Penyampaian PKPT Tahun 2011

Inspektorat se Jawa Barat dan Inspektorat Jenderal Kementerian,

terlaksananya Rakorwasda dalam rangka Penyampaian Peraturan Gubernur

Provinsi Jawa Barat tentang PKPT Tahun 2011 dan terlaksananya

Rakorwasnas dengan Inspektorat Jenderal Kemendagri, guna meningkatnya

koordinasi dan sinergitas pelaksanaan hasil pengawasan serta

termanfaatkannya PKPT dan dokumen hasil dari Rakorwasda dan

Rakorwasnas sebagai bahan penyusunan perencanaan yang lebih sinergitas.

(29) Kegiatan Pemutakhiran Data Tindak lanjut Lanjut Hasil Audit Inspektorat

Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Inspektorat Jenderal Kementerian

lainnya dan Inspektorat Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan

Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

803.520.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 655.054.125,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah ditindaklanjutinya temuan dan rekomendasi

hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri,

Inspektorat Jenderal Kementerian lainnya dan Inspektorat Provinsi Jawa

Barat, dalam rangka peningkatan/perbaikan kinerja Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang diperiksa.

(30) Kegiatan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD)

pada Pemerintah Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Inspektorat

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 854.040.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 543.121.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan

Page 72: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 108

daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga termanfaatkannya hasil

evaluasi sebagai bahan untuk meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se Jawa Barat.

(31) Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergitas Pembangunan Lintas

Kabupaten/Kota di Wilayah I, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 210.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 209.750.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Tersedianya

dokumen Laporan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergitas Pembangunan

Lintas Kabupaten/Kota dan OPD Provinsi.

(32) Kegiatan Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah I, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah I Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 129.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 129.500.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah Tersedianya dokumen usulan dari

Kabupaten/Kota di Wilayah I yang akan dibahas dalam forum Musrenbang

Provinsi.

(33) Kegiatan Pendataan Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Tersedianya dokumen pembangunan Kabupaten/Kota di Wilayah I.

(34) Kegiatan Pengawalan Kegiatan Perekonomian Kabupaten/Kota di Wilayah I,

yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 60.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 60.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Tersedianya Laporan

Bidang Ekonomi di Wilayah I.

(35) Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Bantuan Keuangan Gubernur dari Kegiatan

OPD Provinsi di Wilayah I ke Kabupaten/Kota di Wilayah I, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah I Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 65.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 61.825.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data Laporan dan Monitoring

Bantuan Keuangan Gubernur di Wilayah I.

(36) Kegiatan Pengendalian dan Monitoring Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan

dan Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 60.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 60.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

Page 73: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 109

rekomendasi pelaksanaan program dan kegiatan Kabupaten/Kota yang

dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Barat di Wilayah I.

(37) Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Implementasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau di Wilayah I, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 148.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

data Laporan Kegiatan Pelaksanaan Implementasi DBHCHT.

(38) Kegiatan Peningkatan Kualitas Pengendalian dan Fasilitasi Koordinasi

Pembangunan Infrastruktur Strategis, yang dilaksanakan Biro

Administrasi Pembangunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

457.640.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 441.414.850,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah Tersedianya data dan informasi kegiatan

pembangunan infrastruktur strategis di Jawa Barat, serta tenaga terlatih

untuk penggunaan sistem informasi pembangunan dari OPD/Biro di

lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

(39) Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Berbasis Kewilayahan,

yang dilaksanakan Biro Administrasi Pembangunan, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 4.286.880.000,-, realisasi anggaran Rp.

4.245.977.100. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data hasil

monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat TA

2011 dan laporan capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD Provinsi Jawa

Barat TA 2011 serta teridentifikasinya estimasi sisa anggaran pelaksanaan

kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat TA 2011.

(40) Kegiatan Sinergitas Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Pemerintah Pusat,

Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Biro Administrasi

Pembangunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 469.538.988,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 390.188.150,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terciptanya sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah

Pusat dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

(41) Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Program dan Kegiatan Pembangunan, yang

dilaksanakan Biro Administrasi Pembangunan, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 279.109.650,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data program/kegiatan,

rincian belanja dan besarnya anggaran pada OPD Provinsi dan Biro

sebanyak 1.662 kegiatan.

(42) Kegiatan Penyusunan Pedoman Standar Biaya Belanja (SBB) Pemerintah

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012, yang dilaksanakan Biro

Administrasi Pembangunan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 307.201.326,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya Keputusan Gubernur Jawa Barat

Page 74: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 110

Nomor 910/Kep.1183-Admbang/2011 tentang Standar Biaya Belanja Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012.

(43) Kegiatan Fasilitasi Tim Akuntabilitas Bantuan dari Provinsi ke

Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Biro Administrasi Pembangunan,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 742.100.561,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

Dokumen Laporan Bantuan Keuangan dan Bantuan Sosial Tahun 2011.

(44) Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergitas Pembangunan Lintas

Kabupaten/Kota di Wilayah III, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

data hasil monitoring pengelolaan kawasan lindung dan ekosistem pesisir

dan laut, tersedianya data hasil monitoring pengelolaan sampah di Wilayah

III, terciptanya sinergitas untuk persiapan sarana dan prasarana

transportasi Hari Raya Idul Fitri 1432 H, tersedianya data hasil monitoring

dan evaluasi pemeliharaan, rehabilitasi, peningkatan pembangunan

jalan/jembatan, serta terselenggaranya koordinasi dan fasilitasi

regionalisasi air baku/Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Cibening Ayu I.

(45) Kegiatan Penyelenggaraan Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Barat Tahun 2011, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 129.500.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 129.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

daftar prioritas program dan kegiatan di Wilayah III untuk dibahas lebih

lanjut pada Musrenbang Provinsi yang dituangkan dalam format C-3,

tersedianya daftar kegiatan tematik Kabupaten/Kota se-Wilayah III,

tersedianya masukan untuk penyempurnaan Rancangan RKPD Provinsi Jawa

Barat Tahun 2012, dan Berita acara yang dituangkan dalam formulir F-4.

(46) Kegiatan Data Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 91.519.500,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 91.519.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya data pembangunan Jawa Barat.

(47) Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi dan Pengendalian Perencanaan Pembangunan

Wilayah, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp.160.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 160.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data dan

informasi dalam upaya meningkatkan iklim investasi di Wilayah III melalui

promosi, baik melalui media cetak maupun elektronik, tersedianya data dan

Page 75: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 111

informasi untuk penguatan pasar tradisional di Wilayah III melalui

peningkatan sarana prasarana dan pola manajemen pada pasar tradisional

di wilayah III, dan terimplementasinya program Gemar di Wilayah III.

(48) Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan yang dibiayai APBD

Jawa Barat 2011, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan

dan Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 73.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 73.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data hasil

monitoring dan evaluasi program dan kegiatan yang dibiayai APBD Provinsi

Jawa Barat Tahun 2011 di Wilayah III.

(49) Penyusunan Perencanaan Fixed Cost Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2012

dan Perubahan Anggaran Fixed Cost Belanja Pegawai Tahun 2011, yang

dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 202.724.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 120.775.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen/data belanja pegawai

untuk bahan penyusunan perencanaan fixed cost belanja pegawai tahun

2012 dan Anggaran Perubahan TA 2011.

(50) Kegiatan Penyusunan Raperda Pengelolaan Perikanan dan Kelautan, yang

dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 148.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

dokumen Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Perikanan dan Kelautan, serta serta tersosialisasikannya Peraturan Daerah

Nomor 7 Tahun 2011 kepada stakeholder perikanan dan kelautan di Jawa

Barat.

(51) Kegiatan Optimalisasi Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan

Pembangunan Pendidikan, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.273.400.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 1.708.988.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah Tersedianya data Program Pembangunan Pendidikan di Jawa Barat,

Tersedianya dokumen RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,

Tersusunnya RENJA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tahun anggaran

2012, Tersedianya data hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

Pembangunan Pendidikan Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.

(52) Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergitas Pembangunan Lintas

Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan

dan Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 196.150.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

195.715.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya peran

Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II

Page 76: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 112

Provinsi Jawa Barat dalam mewujudkan koordinasi dan sinergitas

pembangunan lintas Kabupaten/Kota di wilayah II.

(53) Kegiatan Penyelenggaraan Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Wilayah II, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 129.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

128.925.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya bahan

masukan rencana program dan kegiatan prioritas kewilayahan dari

Kabupaten/Kota se Wilayah II untuk bahan pembahasan pada Musrenbang

Tingkat Provinsi untuk penyempurnaan rancangan RKPD Provinsi Jawa

Barat Tahun 2012.

(54) Kegiatan Koordinasi Fasilitasi dan Pengendalian Perencanaan Pembangunan

Wilayah, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 183.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

183.245.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen

perencanaan pembangunan pada seluruh sektor di Wilayah II.

(55) Kegiatan Gerai/Data Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 155.102.500,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 153.699.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya buku Data Pembangunan se Wilayah II.

(56) Kegiatan Koordinasi, Pengendalian dan Monitoring Pelaksanaan Program dan

Kegiatan Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 97.000.000,-, realisasi anggaran

Rp. 96.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

kerjasama aparatur Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah

Kabupaten/Kota se-Wilayah II.

(57) Kegiatan Monitoring Bantuan Keuangan Gubernur dan Kegiatan OPD

Provinsi, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 73.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

73.220.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data bantuan

keuangan Gubernur dan kegiatan OPD tahun 2011 se-Wilayah II.

(58) Kegiatan Monitoring pelaksanaan implementasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau (DBHCHT) Kabupaten/Kota di Wilayah II, yang dilaksanakan

Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 149.375.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

Page 77: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 113

adalah tersedianya data pelaksanaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

(DBHCHT) Kabupaten/Kota di Wilayah II.

(59) Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergitas Pembangunan Lintas

Kabupaten/Kota di Wilayah IV, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 225.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp.225.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terciptanya

sinergitas rencana pembangunan lintas Kabupaten/Kota di Wilayah IV, dan

meningkatnya kerjasama pembangunan lintas Kabupaten/Kota di Wilayah

IV.

(60) Kegiatan Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan, yang dilaksanakan

Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 129.200.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 120.950.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terintegrasinya program pembangunan di Wilayah IV, meningkatnya

partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan di Wilayah

IV, dan tersusunnya usulan kegiatan perencanaan pembangunan di Wilayah

IV Tahun 2011.

(61) Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi dan Pengendalian Perencanaan

Pembangunan, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 163.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

163.250.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Tersedianya dokumen

hasil evaluasi perencanaan pembangunan pada seluruh Stakeholder di

Wilayah IV, dan meningkatnya kerjasama pembangunan di Wilayah IV.

(62) Kegiatan Data Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 181.644.500,-, realisasi

anggaran sebesar Rp.152.744.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya data potensi pembangunan se-Wilayah IV.

(63) Kegiatan Koordinasi Pengendalian dan Monitoring Pelaksanaan Program dan

Kegiatan Kabupaten/Kota yang dibiayai APBD Provinsi Jawa Barat 2011,

yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 96.700.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

95.100.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen

pelaksanaan program dan kegiatan Kabupaten/Kota di Wilayah IV,

meningkatnya kerjasama dan sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan

Kabupaten/Kota di Wilayah IV.

(64) Monitoring dan Evaluasi Bantuan Gubernur dan Kegiatan OPD Provinsi, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Page 78: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 114

Wilayah IV Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 73.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 73.250.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data hasil monitoring dan evaluasi

bantuan keuangan Gubernur serta kegiatan OPD Provinsi di Wilayah IV.

(65) Monitoring Pelaksanaan Implementasi DBHCHT Kabupaten/Kota di Wilayah

IV, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 149.800.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

149.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya efektivitas

pelaksanaan DBHCHT di Wilayah IV, dan tersedianya data hasil pelaksanaan

kegiatan DBHCHT di Wilayah IV.

(66) Kegiatan Fasilitasi Pendapatan Asli Daerah, yang dilaksanakan Biro

Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 65.400.000,-. Hasil dari

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya kebijakan pengelolaan

Pendapatan Asli Daerah Provinsi serta terfasilitasinya pengembangan

sumber Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota terkait

pengalihan sebagian kewenangan pengelolaan Pajak Daerah ke

Kabupaten/Kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

(67) Kegiatan Fasilitasi Evaluasi Pendapatan Daerah, yang dilaksanakan Biro

Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 93.340.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah implementasi Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, khususnya

pengalihan kewenangan pemungutan BPHTB sebagai pajak Kabupaten/Kota

yang telah dilaksanakan oleh seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa

Barat terhitung mulai 1 Januari 2011 berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota masing-masing.

(68) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pengelolaan Dana Perimbangan, yang

dilaksanakan Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 121.320.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dengan

dilaksanakannya kordinasi kepada instansi vertikal dan lembaga/instansi

pelaksana pemungutan PPh Pasal 21 dan konsultasi kepada Kementerian

Keuangan, maka target penerimaan dari DBH PPh Pasal 21, Dana Alokasi

Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat tercapai.

(69) Kegiatan Fasilitasi, Pembinaan dan Pengendalian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau, yang dilaksanakan Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 269.286.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terdapatnya

Page 79: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 115

peningkatan sinergitas pengelolaan kegiatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau (DBHCHT) Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam bentuk

berkurangnya pengenaan sanksi penyaluran dari Kementerian Keuangan.

(70) Kegiatan Pengembangan Kerjasama Internasional, yang dilaksanakan Biro

Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran

Rp. 484.980.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 417.709.750,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data potensi beberapa daerah

Kabupaten/Kota sebagai tindak lanjut kerjasama Sister Province dan

penerimaan kunjungan Delegasi Provinsi Heilongjiang, China;

Berkembangnya wawasan dan pengalaman 10 orang aparatur pengelola

kerjasama luar negeri Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengenai kerjasama

luar negeri melalui pertukaran wawasan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur;

Tersedianya naskah dokumen hasil kajian pakar tentang pendataan

kebutuhan sarana dan prasarana dasar di Jawa Barat sebagai bahan usulan

kerjasama teknis dengan Organisasi Non Pemerintah Asing mitra

Kemendagri; Fasilitasi kerjasama luar negeri dengan Provinsi Zhytomyr,

Ukraina; Fasilitasi kerjasama luar negeri dengan Negara Bagian Free State,

Afrika Selatan; Fasilitasi perjanjian kerjasama antara Pemerintah Provinsi

Jawa Barat dengan HCPI (HIV Cooperation Program for Indonesia) tentang

pencegahan penularan HIV dan AIDS di kalangan pengguna narkotika,

psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) suntik, dan antara KPA (Komisi

Penanggulangan AIDS) Provinsi Jawa Barat dengan HCPI tentang dukungan

kesekretariatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Barat;

Fasilitasi kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan JSC

Interraoues, Rusia; Fasilitasi penawaran kerjasama kepada Pemerintah

Provinsi Jawa Barat dari Geology And Nuclear Science (GNS), Selandia Baru;

Fasilitasi kerjasama antara Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Jawa

Barat, dan Save The Children; dan Fasilitasi kerjasama antara Komisi

Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat Dengan PT. Mitra Rajawali

Banjaran.

(71) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur,

Perindustrian dan Perdagangan, Pariwisata, KUMKM serta Penanaman

Modal, yang dilaksanakan Biro Administrasi Perekonomian, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.390.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.316.259.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya bahan

kebijakan pengembangan perumahan dan permukiman di Jawa Barat,

tersusunnya kebijakan dalam rangka pengembangan jalan dan jembatan,

tersusunnya kebijakan dalam rangka pengembangan sumber daya air,

tersusunnya bahan kebijakan pengembangan perhubungan di Jawa Barat,

tersusunnya bahan kebijakan pengembangan perindustrian di Jawa Barat.

tersusunnya bahan kebijakan pengembangan PMA dan PMDN di Jawa Barat,

Page 80: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 116

tersusunnya bahan kebijakan pengembangan Kepariwisataan di Jawa Barat,

tersusunnya bahan/data bidang KUMKM di Jawa Barat.

b) Permasalahan dan Solusi.

(1) Terbatasnya jumlah aparat pengawasan (Auditor) dan kualitas auditor yang

kurang memadai disebabkan peningkatan kompleksitas masalah dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah serta variatifnya berbagai program

dan kegiatan yang dilaksanakan, tidak sebanding dengan peningkatan

wawasan, kompetensi, dan profesionalisme para auditor secara

proporsional. Seiring dengan akan semakin berkurangnya tenaga Auditor

yang akan memasuki masa pensiun, Inspektorat harus menyiapkan tenaga-

tenaga baru (regenerasi) dengan kualitas yang cukup dan memadai serta

adaptif dalam waktu relatif singkat, yang mana hal ini tentu sulit untuk

mewujudkannya. Solusi penyelenggaraan Bimbingan Teknis dan berbagai

jenis pelatihan maupun pendidikan dan pelatihan penjenjangan yang

dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Barat secara berkesinambungan

merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas para aparatur

pengawasan secara internal. Sedangkan secara eksternal para aparatur

pengawasan dimaksud didorong untuk mengikuti seminar, workshop,

simposium, dan bahkan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih

tinggi. Selain itu untuk menambah jumlah aparatur (auditor), dilakukan

kerjasama dengan BPKP untuk merekrut pegawai dari BPKP.

(2) Ketatnya waktu audit disebabkan oleh banyaknya beban tugas dari amanat

perundang-undangan, jumlah Auditan ditambah dengan berbagai kasus

pengaduan masyarakat, baik yang langsung ditujukan kepada Pemerintah

Provinsi Jawa Barat (Inspektorat) maupun yang merupakan limpahan dari

Pemerintah Pusat (MENPAN, KPK, SETNEG atau Inspektorat Jenderal

Kemendagri maupun Inspektorat Jenderal Kementerian lainnya), yang harus

segera ditangani dan diselesaikan. Kondisi tersebut mengakibatkan

pemeriksaan dilaksanakan dalam rentang waktu yang sempit dan terbatas,

sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan itu sendiri. Solusinya dilakukan

dengan menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan secara matang

dengan mengakomodasi waktu maupun auditor untuk melaksanakan

amanat perundangan-undangan, seperti pelaksanaan Joint Audit dengan

Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendidikan, Kementerian

Pertanian dan Kementerian Dalam Negeri, sehingga pembagian tugas

pengawasan antara Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota,

Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian lainnya

dapat dilakukan secara efektif dan tujuan pengawasan tetap dapat tercapai.

(3) Luasnya cakupan monitoring, evaluasi dan pengendalian pembangunan

yang harus dilakukan oleh Biro Administrasi Pembangunan sementara

Page 81: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 117

secara internal institusi ini memiliki keterbatasan dalam personil,

kemampuan personil, pendanaan, waktu dan cakupan permasalahan yang

harus dimonitor, dievaluasi dan dikendalikan, terutama aspek pengendalian

yang harus lebih mendapat perhatian untuk mencegah terjadinya

penyimpangan dalam pelaksanaan pembangunan. Solusinya dilakukan

dengan menstrukturkan kembali pelaksanaan monitoring pada Biro

Administrasi Pembangunan sehingga terintegrasi dengan pelaksanaan

monitoring yang merupakan kewajiban OPD itu sendiri, sehingga

menciptakan pembagian peran yang jelas dalam pengendalian pelaksanaan

kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat.

(4) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Tahun 2010, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011 dan Penetapan

Kinerja Tahun 2011 secara umum, yaitu : Setiap OPD masih belum

memahami tata cara dan teknis penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP), Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2011 serta

Penetapan Kinerja Tahun 2011, sehingga hasil penyusunannya belum

optimal sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan pejabat

pengelola penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP), Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2011 serta Penetapan Kinerja

Tahun 2011 sering berganti orang akibat mutasi kepegawaian. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut telah dilakukan melalui pemantapan,

penyelarasan dan diskusi langsung dengan Tim Penyusun Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Rencana Kinerja Tahunan

Tahun 2011 dan Penetapan Kinerja Tahun 2011, sehingga semuanya dapat

diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang telah ditetapkan.

(5) Pendataan realisasi investasi belum sepenuhnya menggambarkan aktivitas

investasi secara menyeluruh sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, diperlukan koordinasi yang lebih baik dengan Kabupaten dan Kota

untuk memudahkan akses pendataan Realisasi Penanaman Modal.

(6) Belum optimalnya fungsi koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah

serta dunia usaha terutama dalam mengidentifikasi permasalahan dan

hambatan yang dihadapi perusahaan PMA/PMDN. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, diperlukan penguatan kelembagaan Badan

Koordinasi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat dan Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat.

(7) Masih belum efektifnya regulasi yang berkaitan dengan penanaman modal

baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Solusinya

adanya mekanisme operasional dan mekanisme koordinasi yang jelas

terhadap pola kerjasama di dalam pelaksanaan kewenangan pengembangan

penanaman modal antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Page 82: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 118

(8) Masih belum terwujudnya mekanisme pelayanan satu pintu yang efektif bagi

calon investor, untuk itu diperlukan penerapan sistem yang

seragam/standar, sehingga dimanapun investor datang ke Jawa Barat, akan

menemui pola pelayanan dengan paradigma baru (mudah, cepat,

transparan dan aman), fungsi dan proses perizinan serta pola dan perilaku

pelayanan yang tidak berbeda.

(9) Masih belum tersedianya informasi yang akurat yang dibutuhkan calon

investor dalam kaitannya dengan penanaman modal di daerah. Untuk itu

perlu dilakukan optimalisasi lembaga pengelola investasi (task force) atau

Lembaga Perlindungan Investasi.

(10) Masih belum terwujudnya kerjasama yang harmonis antara Pemerintah,

swasta dan masyarakat dalam meningkatkan laju investasi serta

terdapatnya kecenderungan ekonomi biaya tinggi dalam penanaman

investasi di daerah.

(11) Terjadinya keterlambatan dalam pencairan anggaran, khususnya pada sub

kegiatan rapat-rapat sehingga rapat hanya dilaksanakan sekali, sedangkan

dalam DPA harus dilaksanakan sebanyak dua kali selanjutnya anggaran

yang tidak digunakan dikembalikan ke kas daerah, Solusi dari

permasalahan tersebut untuk waktu yang akan datang adalah proses

pengajuan pencairan dana harus dilakukan sedini mungkin sehingga

keterlambatan pencairan dana tidak akan terjadi.

(12) Secara substantif permasalahan yang muncul dari pembiayaan kredit

Dakabalarea adalah menyangkut aspek legalitas dengan berakhirnya

Perjanjian Kerjasama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Bank Jawa Barat

Banten tahun 2008. Permasalahan kedua adalah terjadinya kemacetan

kredit di masyarakat yang harus ditangani, mengingat status

pembiayaannya yaitu Investasi Non Permanen Jangka Panjang yang harus

dikembalikan ke Kas Daerah. Solusi yang pertama telah dibahas dalam

penyusunan Draft Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa

Barat dan Bank Jawa Barat Banten Syariah. Adapun solusi yang kedua telah

dirintis untuk menyusun Peraturan Gubernur tentang Pengelolaan

Pengembalian Kredit Program Dakabalarea.

(13) Masih terdapat 6 (enam) Kabupaten yang belum melakukan merger PD. BPR

Solusi dari permasalahan tersebut adalah koordinasi dengan Bank Indonesia

sebagai pemegang otoritas moneter dan perbankan.

(14) Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia Pengurus lembaga, belum

optimalnya fungsi dewan pengawas dalam melakukan pengawasan

sehingga rentan terhadap penyalahgunaan wewenang Direksi. Solusi dari

permasalahan tersebut adalah melakukan perkuatan kelembagaan dalam

rangka efisiensi dan efektivitas, baik dalam pembinaan, pengawasan dan

operasional melalui merger di Kabupaten.

Page 83: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 119

(15) Belum ditetapkannya alur pelayaran ASDP di Jawa Barat. Solusinya segera

dibuat kebijakan penetapan alur pelayaran ASDP di Jawa Barat.

(16) Masih belum terdata seluruhnya pengusaha ASDP yang memiliki izin sesuai

peraturan perundang-undangan, solusinya agar Dinas Perhubungan Provinsi

Jawa Barat melakukan pendataan masalah ASDP secara kontinue.

(17) Belum dibebaskannya seluruh lahan untuk pembangunan Bandar Udara

Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, solusinya menganggarkan dana

untuk pembebasan lahan pada anggaran yang akan datang.

(18) Belum dibebaskannya seluruh lahan yang akan dipergunakan untuk

pembangunan shortcut Jalur kereta api Cibungur-Tanjungrasa, solusinya

segera dilakukan revisi penetapan lokasi, adanya kesepakatan nilai ganti

rugi tanah dan tegakan, serta adanya persetujuan prinsip penggunaan

kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan.

(19) Adanya perlintasan sebidang antara jalan kereta api dengan jalan raya yang

menyebabkan kemacetan dan kecelakaan lalulintas, solusinya dibangunnya

Elevated/Fly Over/jalan layang, serta dibangunnya pintu perlintasan.

(20) Potensi dan peluang pengembangan kepariwisataan Jawa Barat belum

termanfaatkan secara optimal, sehingga usulan dari Kabupaten/Kota serta

stakeholder pariwisata adalah segera membentuk Badan Promosi Pariwisata

Daerah. Hal ini dirasakan akan lebih efektif dan mudah dalam memasarkan

serta mempromosikan potensi destinasi pariwisata Jawa Barat ke tingkat

nasional maupun internasional.

(21) Pengembangan kepariwisataan di Jawa Barat sering dihadapkan pada

konflik kepentingan pemanfaatan antarruang dan antarsektor, sehingga

tidak dapat optimal dan sering tidak menunjukkan titik temu yang saling

menguntungkan. Untuk menyikapi ini, telah dikeluarkan kebijakan

pengembangan pariwisata yaitu Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 42

Tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Promosi

Pariwisata Jawa Barat dan personalianya, yang ditetapkan berdasarkan

Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 800/Kep.933-Admrek/2011.

(22) Terjadinya perubahan kondisi dan permasalahan kepariwisataan di Jawa

Barat, mengakibatkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 48 Tahun

2006 tentang RIPPDA Kepariwisataan tidak dapat berjalan sebagaimana

mestinya. Solusinya, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat akan menindaklanjuti hasil regulasi RIPPDA Pariwisata yang

disosialisasikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

(23) Maraknya produk impor sebagai dampak era perdagangan bebas, solusinya

sosialisasi dan fasilitasi cinta produk dalam negeri perlu terus ditingkatkan.

(24) Belum optimalnya penyaluran Raskin di daerah, solusinya perlu peningkatan

koordinasi antar OPD terkait serta peningkatan pemantauan ke daerah.

Page 84: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 120

(25) Pemahaman pengembangan mengenai industri kreatif bagi aparat masih

kurang, solusinya peningkatan sosialisasi dan pelatihan tenanga industri

bagi aparat Kabupaten/Kota.

(26) Belum optimalnya pengisian kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri

serta persoalan regulasi, solusinya peningkatan koordinasi antar OPD terkait

Provinsi, Kabupaten dan Pemerintah Pusat, serta promosi pengisian

kawasan industri.

(27) Dalam pelaksanaan pembangunan jalan tol khususnya di Jawa Barat secara

umum masih terdapat permasalahan, yaitu : Dalam proses pembebasan

tanah (pengadaan lahan) di daerah yang terlintasi rencana pembangunan

jalan tol, antara lain besaran nilai ganti rugi pembebasan tanah, adanya

perubahan trace dari rencana pembangunan jalan tol sehingga menghambat

proses penetapan lokasi pembangunan, dan belum jelasnya

peraturan/regulasi khususnya dalam pembebasan tanah, sehingga

menghambat investor untuk menanamkan investasi. Solusi yang dilakukan

adalah koordinasi antara Pemerintah Pusat c.q Kementerian Pekerjaan

Umum dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang

terlewati rencana pembangunan jalan tol (TPT Provinsi dan P2T) serta

Badan Pertanahan Nasional (Tim Appraisal), antara lain dalam hal

pembebasan tanah dan penetapan besaran nilai ganti rugi.

(28) Dalam pelaksanaan kegiatan penanganan aspek sosial dan lingkungan

akibat pembangunan Waduk Jatigede, belum ada payung hukum yang

mengikat kewajiban Pemerintah Pusat dan Daerah, sehingga

penanganannya belum tuntas seluruhnya, sedangkan penggenangan Waduk

Jatigede dijadualkan dilaksanakan pada bulan Oktober 2013. Hal ini

menyebabkan gejolak sosial. Solusinya adalah mengikat kewajiban

Pemerintah Pusat dan Daerah agar dapat segera melaksanakan kegiatan

penanganan aspek sosial dan lingkungan, MoU yang telah diparaf bersama

oleh para pejabat terkait dari Kementerian, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa

Barat dan Kabupaten terkait, agar segera ditandatangani dan disahkan,

mengingat MoU tersebut merupakan pedoman dalam pelaksanaan

penanganan aspek sosial dan lingkungan akibat pembangunan Waduk

Jatigede.

(29) Berdasarkan kebijakan pengelolaan sumberdaya air yang baru, kewenangan

Pusat dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai sangat luas, di sisi lain

kewenangan Pemerintah Daerah dibatasi dengan tanggungjawab tertentu,

contohnya pengelolaan situ yang semula menjadi kewenangan Pemerintah

Daerah saat ini ditarik kembali menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Hal

ini menyebabkan banyak potensi dan infrastruktur sumberdaya air

mengalami kerusakan. Dalam pengelolaan sumberdaya air, kewenangan

Page 85: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 121

Pemerintah Daerah perlu disesuaikan dengan potensi sumberdaya alam

yang ada, dan dalam pengelolaannya dapat melibatkan pihak ketiga.

(30) Kurang optimalnya pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi dengan

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Solusinya yaitu

perlu ditingkatkan intensitas dan kualitas pertemuan melalui rapat

koordinasi, monitoring dan evaluasi agar terdapat sinergitas yang lebih baik.

(31) Ketersediaan sumberdaya manusia yang belum memadai baik secara

kualitas maupun kuantitas untuk mengelola BPHTB, besaran Nilai Perolehan

Objek Pajak tidak Kena Pajak (NPOPTKP) yang ditetapkan dalam Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 khususnya dalam Pasal 87 ayat (4) dan ayat

(5), yaitu ditetapkan paling rendah sebesar Rp. 60.000.000,-.untuk setiap

Wajib Pajak dan waris atau hibah wasiat ditetapkan paling rendah sebesar

Rp. 300.000.000,-.sehingga mengakibatkan banyak transaksi dengan nilai di

bawah NPOPTKP tidak dapat dipungut BPHTB dan menjadi potencial loss

yang cukup signifikan bagi pendapatan daerah, adanya piutang BPHTB yang

diserahkan dari KPP Pratama ke Pemerintah Kabupaten/Kota dan

penyelesaiannya belum diatur dalam Peraturan Bersama Kementerian

Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan. Solusinya yaitu perlu dilakukan

monitoring secara berkala ke Kabupaten/Kota pasca implementasi BPHTB

sebagai pajak Kabupaten/Kota, untuk meningkatkan sinergitas pelayanan

BPHTB agar ditingkatkan efektivitas koordinasi dengan BPN/Kantor

Pertanahan, Kantor Lelang, KPP Pratama, Dinas Pendapatan/DPPKA,

Notaris/PPAT dan unsur perbankan, telah mengusulkan ke Pemerintah Pusat

untuk meninjau kembali penetapan besaran Nilai Perolehan Objek Pajak

tidak Kena Pajak (NPOPTKP) melalui revisi Peraturan Bersama Menteri

Keuangan dan Menteri Dalam Negeri tentang Tahapan Persiapan Pengalihan

BPHTB sebagai Pajak Daerah, menghimbau kepada Pemerintah

Kabupaten/Kota agar menganggarkan dalam APBD masing-masing untuk

peningkatan kualitas sumberdaya manusia pengelola BPHTB, yang

pelaksanaannya dapat bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pajak Kementerian Keuangan.

(32) Koordinasi dengan instansi vertikal pengolah potensi penerimaan PPh Pasal

21, DAU dan OPD pelaksana kegiatan DAK belum optimal. Solusinya perlu

ditingkatkan koordinasi yang lebih intensif dan berkesinambungan dengan

instansi vertikal pengolah potensi penerimaan PPh Pasal 21 untuk

meningkatkan program intensifikasi dan ekstensifikasi data potensi Wajib

Pajak, pengolahan dan penyediaan data dasar DAU dengan instansi dan

OPD terkait agar dilaksanakan secara lebih akurat dan akuntabel serta

meningkatkan koordinasi dengan OPD pelaksana kegiatan DAK.

(33) Belum adanya kesesuaian antara visi dan misi dengan pelaksanaan kegiatan

DBHCHT Provinsi dan Kabupaten/Kota. Solusinya intensitas rapat koordinasi,

Page 86: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 122

monitoring dan evaluasi lebih ditingkatkan pelaksanaannya untuk

meningkatkan integrasi dan sinergitas kegiatan DBHCHT antara Pemerintah,

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam upaya terwujudnya

keselarasan dan keterpaduan mulai dari aspek perencanaan sampai tahapan

pelaksanaan kegiatan DBHCHT. Pengorganisasian dan pelaksanaan

penyelenggaraan kerjasama luar negeri masih belum tertata dengan baik

serta terkoordinasi di dalam satu atap baik di lingkup OPD maupun

Pemerintah Kota/Kabupaten. Solusinya mengintensifkan koordinasi dan

komunikasi serta menciptakan jejaring pengelola kerjasama luar negeri.

(34) Masih adanya inkonsistensi peraturan perundang-undangan yang

berhubungan dengan pelaksanaan kerjasama luar negeri dan perbedaan

penafsiran antara Kementerian di tingkat pusat. Solusinya mengintensifkan

koordinasi dan konsultasi, khususnya dengan Kementerian Dalam Negeri

sebagai Instansi Vertikal dan Kementerian Luar Negeri sebagai

penanggungjawab urusan hubungan luar negeri.

(35) Kurangnya komitmen untuk menindaklanjuti kerjasama yang telah dijalin

oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui alokasi anggaran dan kegiatan

yang konkret baik di lingkup OPD Provinsi maupun Pemerintah

Kabupaten/Kota, sehingga kerjasama cenderung berjalan stagnan dan tidak

ada realisasi yang nyata. Solusinya meningkatkan komitmen dan political will

dari Pimpinan untuk merealisasikan kerjasama yang telah dijalin dalam

bentuk pengalokasian anggaran kegiatan secara berkesinambungan.

(36) Permasalahan pada kegiatan tersebut yaitu terlambatnya pemberian data

masukan dari OPD akibat dinamika kenaikan harga satuan dan perubahan

perhitungan kebijakan tunjangan tambahan penghasilan (TTP). Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah

mengagendakan koordinasi dan konsolidasi dengan OPD terkait untuk

mempercepat menyelesaikan hal tersebut.

7. URUSAN PERUMAHAN

1) Program Pengembangan Permukiman

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Perencanaan Relokasi dan Shelter / Lokasi Pengungsian, yang

dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 371.905.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 368.329.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Kajian penentuan relokasi penduduk korban bencana banjir di Bandung

Selatan, Perencanaan Penataan Shelter/lokasi pengungsian. Melalui

kegiatan ini telah tersedia kajian alternatif relokasi serta terencananya

lokasi pengungsian yang representative dengan kelengapannya.

Page 87: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 123

(2) Kegiatan Fasilitasi Pemsbangunan Rusunawa, yang dilaksanakan Dinas

Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 859.619.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 781.949.950,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Pengawasan

penyediaan PSDPU Rusunawa di Rancaekek, Penyediaan PSDPU

Rusunawa di Rancaekek, Penyediaan infrastruktur Rusunawa Batujajar.

Melalui kegiatan ini telah tertata kawasan rusunawa bagi pekerja

industri sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Kendala dalam kegiatan perencanaan relokasi dan shelter/lokasi

pengungsian adalah penentuan lokasi pada perencanan pembuatan

shelter. Adapun solusi yang telah dilakukan adalah dengan menentukan

tanah desa.

(2) Kendala pada kegiatan fasilitasi Pembangunan Rusunawa adalah

terdapat ketidaknyamanan masyarakat saat pekerjaan pondasi

berlangsung. Adapun solusi yang telah dilakukan adalah dengan

melakukan sosialisasi dan koordinasi kembali dengan masyarakat

setempat.

2) Program Lingkungan Permukiman Sehat

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Revitalisasi Permukiman Kumuh di Bantaran Sungai, yang

dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 381.697.500,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 372.809.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

penyusunan perencanaan penataan kawasan permukiman di lokasi

sekitar banjir di bantaran Sungai, sehingga mengakibatkan tertatanya

lingkungan permukiman sekitar lokasi banjir Bandung Selatan.

(2) Kegiatan Penataan dan Pengendalian Bangunan dan Lingkungan, yang

dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 135.875.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 135.823.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

dokumen pembinaan teknis dalam rangka terpenuhinya ruang terbuka

hijau di Kabupaten/kota Jawa Barat.

(3) Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan di Kawasan Penghasil

Tembakau, yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.368.510.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.344.636.370,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah perencanaan penyediaan

infrastruktur perdesaan penghasil tembakau di Kabupaten Kuningan,

Page 88: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 124

Perencanaan penyediaan infrastruktur perdesaan pengolah tembakau di

Kabupaten Cirebon, Pengawasan penyediaan infrastruktur perdesaan

penghasil tembakau di Kabupaten Kuningan, pengawasan penyediaan

infrastruktur perdesaan pengolah tembakau di Kabupaten Cirebon,

penyediaan infrastruktur perdesaan penghasil tembakau dan pengolah

tembakau di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon, sehingga

dapat meningkatkan penataan lingkungan permukiman perdesaan di

kawasan hasil tembakau.

(4) Kegiatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Situ

Ciburuy, yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

703.215.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 698.411.900,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan tersedianya dokumen perencanaan dan

lingkungan kawasan Situ Ciburuy, sehingga dapat meningkatkan

penataan bangunan dan lingkungan di kawasan Situ Ciburuy.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Pada kegiatan Revitasiliasi Permukiman Kumuh di Bantaran Sungai tidak

mengalami hambatan yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan.

(2) Pada kegiatan pembangunan Infrastruktur Perdesaan di Kawasan

Penghasil Tembakau, terdapat kendala dalam pekerjaan pembangunan

gedung di Kabupaten Cirebon, pada kegiatan tersebut mengalami

perubahan lokasi pembangunan dimana pada pemilik lokasi awal

mencabut pernyataan hibah, adapun solusi yang dilakukan adalah

dengan mengalihkan ke alternatif kedua sesuai surat permintaan dari

Kepala Desa Astanalanggar dengan dilengkapi surat bukti penghibahan

ke Pemerintah Desa. Akibat dari pemindahan lokasi tersebut dilakukan

CCO dan pematangan lahan oleh pihak pelaksana karena pada lokasi

tersubut berupa lahan sawah. Selain itu pada pekerjaan jalan poros di

areal perkebunan di Kabupaten Kuningan mengalami kendala dalam hal

struktur tanah yang labil dan gembur. Solusi yang dilakukan adalah

dengan pengetesan struktur tanah, melakukan CCO dengan menambah

agregat untuk titik lahan yang teridentifikasi memerlukan panambahan

lapisan dasar.

(3) Pada kegiatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Situ

Ciburuy terdapat kendala yaitu belum adanya kesepakatan antara pihak

Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dengan Balai Besar

Wilayah Sungai dan PSDA sebagai pengelola Situ Ciburuy baik

pengelolaan di luar maupun di dalam Situ Ciburuy. Adapun solusi yang

telah dilakukan adalah dengan melakukan musyawarah sehingga terjadi

kesepakatan dimana pihak Pemda Kabupaten Bandung Barat akan

Page 89: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 125

mengupayakan kesepakatan dengan BBWS maupun PSDA dan

mensinkronkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada kawasan

Situ Ciburuy di TA anggaran 2012 sesuai dengan RTBL yang dibuat pada

Tahun 2011.

3) Program Pemberdayaan Komunitas Permukiman

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Penyediaan Infrastruktur Primer Bagi MBR (Masyarakat

Berpenghasilan Rendah), yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan

Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

413.766.800,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 410.343.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah Perencanaan Penyediaan Infrstruktur Lingkungan

Permukiman sekitar TPPAS Legok Nangka, pengawasan Penataan Lingkungan

Permukiman Perdesaan sekitar TPPAS Legoknangka, penyediaan infrastruktur

lingkungan permukiman sekitar TPPAS Legoknangka, sehingga dapat

meningkatkan kualitas lingkungan permukiman di sekitar TPPAS Legok

Nangka.

b) Permasalahan dan Solusi

Pada Kegiatan Penyediaan Infrastruktur Primer Bagi MBR (Masyarakat

Berpenghasilan Rendah) terdapat kendala dari warga sekitar, hal ini

diakibatkan karena ada tuntutan dari desa lainnya yang belum mendapatkan

program perbaikan infrastruktur. Solusi yang dilakukan adalah dengan

melaksanakan sosialisasi dan rempug warga dan aparat desa di 3 (tiga) desa

yang berdampingan dengan kesepakatan akan diupayakan adanya sumber

pendanaan lain (APBN) untuk menangani jalan poros di 2 (dua) desa lainnya.

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

1) Program Peningkatan dan Pembinaan Peran serta Kepemudaan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pembinaan Mental Spiritual Bagi Generasi Muda, yang di

laksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 198.319.000,-. Hasil pelaksanaan Kegiatan adalah Meningkatnya

pengetahuan mental dan spiritual pemuda Jawa Barat yang diikuti oleh

perwakilan pemuda dari 26 kota/kabupaten se Jawa Barat sebanyak 78

orang.

(2) Kegiatan Peningkatan Potensi Kelembagaan dan Kemitraan Pemuda,

yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 822.819.275,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Page 90: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 126

Meningkatnya kreatifitas pemuda di Jawa Barat melalui Temu konsultasi

Organisasi Pemuda (234 orang), Pentas Kreasi Balad Kreatif (10

Kelompok Pemuda), penyusunan Grand Design Pembangunan

kepemudaan di Jawa Barat 2013-2017 (1 buah), Fasilitasi untuk

Organisasi Asia Africa Youth Forum (AAYF) 40 orang.

(3) Kegiatan Pengembangan Kewirausahaan Pemuda, yang dilaksanakan

Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp.1.330.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.199.896.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

pengetahuan, wawasan dan keterampilan kewirausahaan pemuda dan

kelompok pemuda dalam rangka meningkatkan taraf hidup melalui

pelatihan kewirausahaan bagi kelompok pemuda (225 orang)

(4) Kegiatan Fasilitasi Program Peran Serta Kepemudaan, yang

dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp.4.237.269.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 3.678.532.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya fasilitasi program peningkatan dan pembinaan peran

serta kepemudaan melalui penyebaran Sarjana Penggerak

Pembangunan Pedesaan (SP3) 50 orang, terbentuknya Tim inti

Paskibraka 2011 (56 orang), terpilihnya pemuda pelopor jawa barat 2

orang yang mengikuti pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional,

terselenggaranya upacara hari sumpah pemuda ke 83 tingkat nasional

di Jawa Barat, terlaksananya kegiatan jambore pemuda Jawa Barat (350

orang), terlaksananya pelatihan kepemimpinan pemuda Jawa Barat 150

orang, terfasilitasnya program pertukaran pemuda Indonesia Kanada

(PPIK) 40 orang, terlaksananya seleksi Pertukaran Pemuda Antar

Negara (PPAN) 52 Orang dan terpilih 3 orang Pemuda Jawa Barat untuk

mengikuti kegiatan tersebut, terlaksananya Bakti Pemuda Antar Provinsi

(BPAP) 52 orang serta terpilihnya 24 pemuda untuk mengikuti Jambore

Pemuda Indonesia, terpilihnya 2 orang pemuda untuk kapal pemuda

nusantara.

(5) Kegiatan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Generasi Muda

Pedesaan, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.495.053.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya program pengembangan wawasan kebangsaan

generasi muda perdesaan melalui pelatihan tentang wawasan

kebangsaan bagi pemuda dari 26 kota/kabupaten se Jawa Barat (650

Orang).

(6) Kegiatan Kerjasama Pemuda Jawa Barat dikawasan Asia Afrika, yang

dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan

Page 91: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 127

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.419.331.500,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.183.727.705,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Terlaksananya program kerjasama pemuda di Kawasan Asia Afrika

melalui penjajakan kerjasama pemuda Jawa Barat dengan pemuda

Korea Selatan dan Maroko (45 orang).

(7) Kegiatan Kabizza Fest Pemuda Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 946.230.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya KABIZZA FEST melalui

tegaitan Unjuk Kabisa serta Unjuk Kreatifitas Pemuda Jawa Barat (1000

orang).

(8) Kegiatan Fasilitasi Inovasi Kepemudaan di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

1.341.826.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya

fasilitasi pembinaan kreativitas dan fasilitasi kepemudaan/pelajar dan

mahasiswa dibidang Seni Musik dan Suara melalui seleksi paduan suara

Gita Buana Nusantara dan Marching Band Gita Pakuan serta pemberian

penghargaan bagi masyarakat yang berprestasi di Jawa Barat, sehingga

terpilihnya 100 orang anggota Marching Band Gita Pakuan, terpilihnya 6

kelompok melalui sumber potensi dan prestasi masyarakat dan

terpilihnya 6 orang sumber potensi di Jawa Barat.

b) Permasalahan dan Solusi

Pengiriman Peserta dari Kabupaten/kota belum optimal dari segi Kualitas yang

diinginkan dan Kerjasama dengan Luar Negeri sangat terbatas dalam hal

pengiriman delegasi. Solusinya adalah Koordinasi yang lebih intensif dengan

Kabupaten/kota dan Koordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga

serta Kementerian Luar Negeri lebih di tingkat

2) Program Pembinaan, Pemasyarakatan dan Pengembangan Olahraga

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Fasilitasi Berbagai Olahraga di Masyarakat, yang dilaksanakan

Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.868.520.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.765.758.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

jumlah masyarakat dalam berolahraga melalui kegiatan upacara Hari

Olahraga Nasional (HAORNAS) 2011, penyelenggaraan Pekan Olahraga

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Porpemprov Jawa Barat) 2011,

Kegiatan Pekan Olahraga antar Pemerintah Daerah (PORPEMDA) 2011,

Pengiriman Tim Tenis Pemprov Jawa Barat untuk mengikuti kejuaraan

Page 92: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 128

Tenis Piala Mendagri di Bengkulu, Kegiatan Festival Olahraga Tradisional

tingkat Jawa Barat, Pengiriman Kontingen Olahraga Tradisional Jawa

Barat ke Bengkulu dalam rangka Festival Olahraga Tradisional Tingkat

Nasional.

(2) Kegiatan Pemantapan 5 Program Pembangunan Olahraga di

Masyarakat, yang dilakanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.268.480,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.432.328.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah Meningkatnya Jumlah masyarakat yang Berolahraga melalui

program minggu bergerak 2 kegiatan, program jumat bersih dan sehat

2 kegiatan, program beladiri budaya masyarakat 2 kegiatan, kegiatan

sepak bola saba desa di 4 kabupaten/kota, kegiatan kompetisi olahraga

kecamatan 10 kecamatan, senam masal Jawa Barat 2011 (2500 orang).

(3) Kegiatan Pengerahan Sarjana Pendamping Penggerak Pembangunan

Olahraga (SP3OR), yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.415.682.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp.1.412.768.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah adanya tenaga pembina/penggerak olaharga di daerah

melalui proses pembinaan dan pengembangan kegiatan olahraga yang

tersebar di 78 kecamatan kabupaten/kota di jawa barat oleh 78 orang

peserta SP3OR.

(4) Kegiatan Pelaksanaan POPWILDA Jabar dan Pengiriman Kontingen Pada

POPNAS di Riau tahun 2011, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan

Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 5.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.644.510.600,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya prestasi olahraga

pelajar jawa barat melalui Popwilda di 4 Wilayah Jawa Barat,

terkirimnya kontingen pelajar Jawa Barat pada POPNAS 2011 di Riau

yang mengikuti 17 cabang olahraga dengan hasil peringkat II nasional

atau naik 2 peringkat dari hasil POPNAS 2009.

(5) Kegiatan Kompetisi Olahraga Permainan, yang dilaksanakan Dinas

Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp.2.895.240.000,-, realisasi Rp.2.846.813.400,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pembinaan kompetisi

cabang olahraga PON melalui kompetisi liga sepakbola pendidikan

indonesia tingkat jawa barat serta tingkat nasional, untuk

penyelenggaraan liga sepak bola indonesia 2011 babak final di

laksanakan di bandung, kejuaraan GOLF Junior diikuti sebanyak 132

peserta, kompetisi olahraga permainan 4 (Empat) cabang Olahraga

yaitu bola basket, bola volley, hockey dan softball. pembinaan pada 4

klub olahraga permainan yaitu bola volley, bola basket, softball dan

Page 93: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 129

sepakbola, kejuaraan olahraga dalam rangka persiapan menuju PON XIX

2016 melalui 4 cabang olahraga yaitu balap motor, balap sepeda,

dayung dan squash.

(6) Kegiatan Peningkatan Potensi Atlet melalui Pusat Pendidikan dan

Latihan Olahraga Pelajar (PPLP), yang dilaksanakan Dinas Olahraga

dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 5.131.954.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.713.379.900,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya dan meningkatnya

potensi serta prestasi atlet pelajar di Jawa barat melalui pembinaan atlet

pelajar Jawa Barat secara sentralisasi sebanyak 11 cabang olahraga

(140 orang) serta tersusunnya model pembinaan untuk calon atlet elit

menuju PON XIX 2016. serta terselenggaranya kejuaraan gulat antar

PPLP se Indonesia di Bandung.

(7) Kegiatan Pelatihan Tenaga Keolahragaan dan Pendidikan dibidang

olahraga, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 940.750.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 927.550.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

ketersediaan sumber daya tenaga keolahragaan melalui penataran bagi

tenaga dan instruktur olahraga (104 orang) serta penataran bagi tenaga

masseur (52 orang).

(8) Kegaitan Pemberian Penghargaan Bagi Insan Olahraga Tingkat Jawa

Barat, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.954.070.000,-, realisasi

anggaran Rp. 4.824.876.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya motifasi olahraga masyarakat Jawa Barat melalui fasilitasi

aktifitas atlet bintang iklan penggerak pembangunan olahraga 10 orang

di 4 wilayah Se Jawa Barat, pemberian penghargaan bagi insan olahraga

Jawa Barat pada acara Hari Olahraga Nasional 2011 untuk 44 orang,

pemberian penghargaan bagi kontingen asal Jawa Barat yang mengikut

ASIAN GAMES XVI 2010 (47 orang) dan SEA GAMES XXVI 2011 (229

orang).

(9) Kegiatan Pemutahiran Data Base Olahraga, Pemuda dan Infrastruktur,

yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran

Rp. 248.145.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedia/terorganisasinya buku informasi olahraga, pemuda dan

infrastruktur tahu 2011 melalui sosialiasi serta rapat penyusunan

database (130orang), tersedianya data base olahraga, pemuda dan

infrastruktur di Jawa Barat.

(10) Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Olahraga, yang dilaksanakan Dinas

Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

Page 94: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 130

sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

2.664.068.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

perlengkapan alat olahraga melalui pemberian bola sepak 8000 buah,

bola basket 350 buah, bola volley 350 buah, bola softball 250 buah dan

bola hokcey 260 buah kepada 26 kota/kabupaten di Jawa Barat.

(11) Kegiatan Pengadaan Peralatan Fitnes mengukur tingkat Kebugaran Fisik

Atlet, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.867.583.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah meningkatnya sarana prasarana olahraga Jawa Barat melalui

pemberian peralatan fitnes bagi induk organisasi olahraga di

daerah/KONI 26 kota/kabupaten se Jawa Barat (180 buah Alat Fitness)

(12) Kegiatan Pengelolaan Padang Golf Arcamanik dan Pengembangan Club

House, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.348.200.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.126.738.946,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya sarana olahraga golf melalui pengelolaan sarana

padang golf Arcamanik selama 1 (satu) tahun.

(13) Kegiatan Fasilitasi Pengelolaan kegiatan Sarana dan Prasarana, yang

dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 225.334.280,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pembangunan sarana dan prasarana olahraga di masyarakat Jawa Barat

dengan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan stadion di

2 wilayah (Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi), peninjauan sarana

prasarana Sea Games XXVI 2011 di Palembang.

(14) Kegiatan Cetak Biru dan Sosialisasi Jawa Barat sebagai Tuan Rumah

PON XIX 2016, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda

Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 325.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 303.397.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya persiapan Jawa Barat sebagai Tuan Rumah PON XIX

2016 melalui Rapat Koordinasi pembuatan grand strategi

pengembangan infrastruktur olahraga dalam rangka Jawa Barat Sebagai

Tuan Rumah PON XIX 2016 dan menghasilkan Cetak Biru Persiapan

Jawa Barat sebagai tuan Rumah PON XIX 2016.

(15) Kegiatan Pengembangan Kemitraan tingkat Provinsi, Nasional dan

Internasional, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan pemuda Jawa

Barat, dengan Anggaran Rp. 638.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 545.309.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

kemitraan tingkat provinsi, nasional, dan internasional melalui fasilitasi

bantuan untuk organisasi olahraga di masyarakat (15 organisasi) serta

Page 95: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 131

terjalinnya kemitraan antara pemerintah provinsi Jawa Barat dengan

mahasiswa Indonesia di Malaysia melalui kegiatan Olahraga.

(16) Kegiatan Seminar dalam rangka pengembangan kualitas hidup

masyarakat, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 96.480.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 90.352.450,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersosialisasikannya konsep pembangunan olahraga kaitannya dengan

perkembangan kualitas hidup masyarakat melalui seminar dalam rangka

pengembangan kualitas hidup masyarakat bagi 26 kota/kabupaten (52

Orang).

(17) Kegiatan Sosialisasi Anti Merokok bagi Pemuda dan Insan Olahraga

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 249.329.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya bertambahnya pengetahuan tentang bahaya merokok

bagi kesehatan pemuda dan insan olahraga melalui sosialisasi anti

merokok bagi 95 organisasi pemuda dan 45 organisasi cabang olahraga.

(18) Kegiatan Pembangunan Infrastruktur dan Bangunan Sentra Pembinaan

Olahraga Terpadu (SPORT) JABAR ARCAMANIK, yang dilaksanakan

Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 44.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

399.810.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya sarana

olahraga sport Jabar Arcamanik melalui review dokumen perencanaan

oleh konsultan manajemen konstruksi dan tersedianya dokumen lelang

konstruksi.

(19) Kegiatan Pengadaan Tanah Relokasi Pacuan Kuda di Purwakarta yang,

dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 4.677.450.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 148.787.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya sarana dan prasarana olahraga berkuda melalui

pertimbangan teknis tanah, penetapan lokasi serta perkiraan harga

tanah.

(20) Kegiatan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Sport Center di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.573.675.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.914.130.100,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Penyusunan Detail engeneering

Design (DED) Sport Center di Kab Bekasi, Kab Tasikmalaya, Kab Cirebon

sehingga dapat melaksanaan pembangunan Sport Center dengan tertib,

efektif dan efisien.

Page 96: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 132

(21) Kegiatan Perencanaan Pembangunan SPOrt Jabar Arcamanik, yang

dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.627.684.000,-

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.169.134.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah Penyusunan Detail Engeneering Design (DED) Sport

Center di Kab Bekasi, Kab Tasikmalaya, Kab Cirebon sehingga dapat

melaksanaan pembangunan SPOrt Jabar Arcamanik dengan tertib,

efektif dan efisien.

b) Permasalahan dan solusi

(1) Pada kegiatan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Sport

Center di Jawa Barat adalah tidak adanya pedoman tertulis mengenai

berapa besar biaya fisik yang akan dianggarkan pada pembangunan.

Adapun solusi yang dilakukan adalah dengan menyusun rancangan

bangunan yang dapat mengantisipasi kemungkinan biaya fisik yang

dianggarkan.

(2) Pada kegiatan perencanaan pembangunan Sport Jabar Arcamanik

menemukan kendala kurangnya data/informasi yang bisa diperoleh dari

pekerjaan sebelumnya yaitu pekerjaan master plan dan preliminary

design. Adapun solusi yang dilakuan adalah dengan melakukan

pengukuran kembali serta mengoptimalkan data yang ada serta

mengsinergikan para konsultan perencana dalam proses pengembangan

rencana.

9. URUSAN PENANAMAN MODAL

1) Program Peningkatan iklim Investasi

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal PMA/PMDN,

yang dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman

Modal Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 380.116.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

379.741.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

pembinaan LKPM bagi PMA/PMDN; terlaksananya penanganan

permasalahan penanaman modal (Task Force) terhadap PMA/PMDN di

Jawa Barat diikuti dengan menurunnya permasalahan penanaman

modal di daerah.

(2) Kegiatan Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal dan Profil Peluang

Investasi di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.787.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.634.066.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

Page 97: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 133

adalah terlaksananya kegiatan workshop pengembangan peluang

investasi; terlaksananya penyusunan dokumen rancangan kebijakan

West Java Incorporated; terlaksananya kegiatan internalisasi tugas dan

fungsi peran paratur; terlaksananya penyusunan rancangan Pergub

tentang SOP Kebijakan Pengembangan Penanaman Modal;

terlaksananya kegiatan pertemuan forum komunikasi dan evaluasi

peluang investasi; terlaksananya kegiatan penyusunan perencanaan

bisnis Jabar Mice; terlaksananya kegiatan penyusunan dokumen

evaluasi kebijakan infrastruktur strategis; terselenggaranya penyusunan

dokumen teknis kebijakan penanaman modal dan insentif daerah.

(3) Kegiatan Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal dan Promosi

Daerah, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan

Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 300.662.500,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 289.794.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Forum Sinergitas Perencanaan OPD; terlaksananya penyusunan

perencanaan sistem informasi koordinasi promosi dan penanaman

modal daerah; terlaksananya komparasi dan identifikasi wilayah regional

champion di provinsi lain; terlaksananya kegiatan perencanaan, fasilitasi

dan operasionalisasi kegiatan Jawa Barat Center di Batam;

terlaksananya rapat evaluasi kegiatan, keikutsertaan dalam sosialisasi

Program Kegiatan BKPM Tahun 2012.

(4) Kegiatan Sinergitas Peningkatan Iklim Investasi, yang dilaksanakan

Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

810.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 806.137.430,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya buku prosedur investasi,

terlaksananya evaluasi pelaksanaan PTSP di 26 Kabupaten/kota,

terlaksananya forum investor, terlaksananya pelayanan bagi calon

investor.

b) Permasalahan dan Solusi.

Pendataan realisasi investasi belum sepenuhnya menggambarkan aktifitas

investasi secara menyeluruh sesuai dengan Undang-undang No. 25 Tahun

2007 tentang penanaman modal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut

diperlukan sosialisasi dan mekanisme pendataan penanaman modal secara

akurat; Kewajiban menyampaikan pelaporan belum dapat berjalan secara

optimal. Untuk mengatasi permasalah tersebut dilakukan sosialisasi dan

penghargaan terhadap Pembina dan perusahaan PMA/PMDN yang berprestasi;

Belum optimalnya komunikasi antara pemerintah dengan dunia usaha dalam

mengidentifikasi berbagai permasalahan dan hambatan yang dihadapi

Page 98: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 134

perusahaan PMA/PMDN ditandai dengan munculnya aspirasi buruh dengan

menggelar aksi/ demo buruh, Untuk mengatasi permasalahan tersebut

dilakukan penguatan kelembagaan penanganan permasalahan investasi (Task

Force) dan peningkatan intensitas komunikasi antara pemerintah, perusahaan

dan buruh; Regulasi yang berkaitan dengan proyek-proyek investasi yang

memerlukan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) belum optimal

mengakselerasi pembangunan infrastruktur Jawa Barat.

2) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Penyelenggaraan Promosi dan Kerjasama

Investasi, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman

Modal Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 5.601.577.550,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.725.060.250,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya partisipasi Jawa Barat pada event

Indonesia International Infrastructure, Gelar Potensi Investasi Daerah, Pekan

Raya Jakarta, Agrinex Expo; Promosi Investasi Jawa Barat di China, Korea,

Inggris dan Turki; terselenggaranya Pesta Rakyat dan West Java International

Expo 2011 serta Fasilitasi dan Operasionalisasi Jawa Barat Center di Batam.

b) Permasalahan dan Solusi.

Negara – negara potensial yang selama ini konsisten berinvestasi di Jawa

Barat belum mengenal baik Provinsi Jawa Barat, disebabkan minimnya

informasi tentang Provinsi Jawa Barat. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut diperlukan upaya promosi ke Negara-negara tersebut secara

terstruktur, kontinyu dan terpadu yaitu melalui Trade, Tourism and promotion

(TTI); Belum tersedianya Norma Standard Prosedur dan Kriteria (NSPK)

pelayanan dan fasilitas penanaman modal yang akan menjadi acuan

pelaksanaan di tingkat Provinsi dan kabupaten/kota. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut pemerintah harus di dorong untuk segera menyusun

dan menerbitkan NSPK, sehing potensi dan peluang proyek dapat dijual/

ditawarkan kepada investor; Infrastruktur dasar yang belum memadai

berdasarkan survey Word Economi Forum (WEF) 2011 – 2012 salah satu

faktor penghambat investasi di Indonesia adalah infrastruktur dara (jalan,

jembatan, pelabuhan, bandara dan energi untuk mengatasi hal tersebut

perlunya komitmen pemerintah untuk memprioritaskan Penyediaan

Infrastruktur dasar tersebut.

Page 99: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 135

10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

1) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif

Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Nilai Tambah Mata Rantai Produksi Melalui

Pengembangan Kawasan Terpadu, yang dilaksanakan Dinas Koperasi

dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 826.040.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 784.225.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terwujudnya peningkatan mata rantai industri dilingkungan JABABEKA

untuk 20 KUMKM; terfasilitasinya pemasaran produk penunjang industri

sebanyak 100 KUMKM; dan terlatihnya SDM KUMKM sebanyak 180

orang.

(2) Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha, yang

dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.959.286.300,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.704.933.900,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan terciptanya 290 Wirausaha KUMKM Jawa

Barat.

b) Permasalahan dan solusi

Pada pelaksanaan Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan

Kompetitif Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah tidak ditemukan

permasalahan yang signifikan. Namun pada pelaksanaan kegiatan

penumbuhan dan pengembangan wirausaha target sebanyak 300 orang

wirausaha, hanya diikuti oleh 290 orang wirausaha, dikarenakan kehadiran

peserta wirausaha pada pemagangan, bimbingan teknis, pelatihan

kewirausahaan sebanyak 10 orang mengundurkan diri.

2) Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan

Non Perbankan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan

Non Perbankan, yang dilaksanakan Biro Administrasi Perekonomian

Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 984.300.000,- realisasi sebesar Rp. 924.300.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah teranalisanya triwulanan kinerja BUMD,

rencana penyertaan modal kepada BUMD; terlaksananya monitoring dan

inventarisasi aset BUMD; terbentuknya Forum BUMD; tersusunnya

Pedoman Teknis BUMD (Good Coorporate Governance); tersusunnya

Page 100: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 136

rekomendasi restrukturisasi PD. Agribisnis dan Pertambangan; dan

tersedianya hasil kajian West Java Enterprises Partnership (WEP).

(2) Kegiatan Persiapan Pengembangan BUMD, yang dilaksanakan Biro

Administrasi Perekonomian, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 502.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 431.028.000,-. Hasil

Pelaksanaan kegiatan adalah Master Plan BUMD Provinsi Jawa Barat;

Peraturan Daerah tentang Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (Perda

Pendirian PPKD); dan Tersusunnya Studi Pendahuluan usaha Minyak

dan Gas.

b) Permasalahan dan solusi

(1) Belum optimalnya pihak manajemen perusahaan dalam

mengimplementasikan pengelolaan perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance). Solusinya melakukan penataan terhadap

perusahaan melalui restrukturisasi yaitu restrukturisasi organisasi,

manajemen, asset, permodalan dan keuangan;

(2) Terbatasnya Kualitas SDM pengelola Perusahaan. Solusinya

Meningkatkan Kualitas SDM perusahaan melalui pendidikan dan

pelatihan (In or Out house training) serta mengembangkan wawasan;

(3) Terbatasnya pembiayaan dalam rangka pengembangan usaha dan

investasi. Solusi meningkatkan akses perusahaan terhadap sumber-

sumber pembiayaan baik bersifat konvensional maupun non

konvensional;

(4) Belum optimalnya sinergitas baik diantara sesama BUMD maupun antara

BUMD dengan BUMN/Swasta, Solusi peningkatan sinergitas;

(5) Belum adanya peraturan perundang-undangan yang khusus tentang

operasional BUMD. Solusi mengusulkan kepada Pemerintah c.q. Menteri

Dalam Negeri untuk segera menerbitkan peraturan perundang-

undangan tentang BUMD;

3) Program Peningkatan Kesempatan Kerja

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Jaringan Usaha dan Kemitraan, yang dilaksanakan Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.144.699.500,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.133.705.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah meningkatnya perkembangan pasar produk KUMKM; dan

terfasilitasinya pengembangan jaringan KUMKM sebanyak 1520 KUMKM.

(2) Kegiatan Fasilitasi Pembiayaan bagi KUMKM, yang dilaksanakan Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.500.000.000,-, realisasi

Page 101: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 137

sebesar Rp. 3.202.373.798,-. Hasil pelaksanaan kegiatan tersusunnya

Naskah Akademik Pola Pembiayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro,

Kecil sebanyak 1 dokumen; tersusunnya pedoman teknis pola

pembiayaan bagi KUMKM sebanyak 1000 buku; tersusunnya pedoman

teknis bantuan pembiayaan bagi KUMKM sebanyak 1000 buku;

tersosialisasikannya dan terpublikasikannya program pembiayaan bagi

KUMKM; tersusunnya kebijakan pola pembiayaan bagi koperasi dan

usaha mikro, kecil sebanyak 1 dokumen; terseleksinya Koperasi dan

Usaha Mikro, Kecil Calon penerima program pembiayaan; terlaksananya

pendampingan kredit bagi 1500 koperasi dan usaha mikro, kecil dengan

dukungan 100 orang pendamping; terlaksananya konsolidasi 50

lembaga keuangan bank dan non bank dengan 1500 penerima kredit

dan bantuan angsuran kredit; terlaksananya bimbingan teknis

pengembangan kewirausahaan bagi 25 orang pengelola kopwan dan

500 pengelola pokwan penerima bantuan pembiayaan.

(3) Kegiatan Penguatan Tatakelola dan Jaringan Koperasi, yang

dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.320.135.000,-, realisasi sebesar Rp. 2.318.035.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan terapresiasinya 5 tokoh koperasi dan 5 koperasi

berprestasi; tersusunnya petunjuk teknis Perda No. 10 Tahun 2010

tentang pemberdayaan dan pengembangan KUMKM sebanyak 1

dokumen; terselenggaranya peringatan Hari Koperasi ke 64;

terselenggaranya rapat koordinasi bidang koperasi ang diikuti oleh OPD

Kabupaten/kota, Dekopinwil, Dekopinda, Pusgab dan stakeholders

KUMKM; terfasilitasinya aspek legalitas label halal pada 600 produk

KUMKM; terselenggaranya penguatan kelembagaan dan usaha koperasi

terhadap 1300 pengurus/pengelola/anggota koperasi.

(4) Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM KUMKM Kabupaten/Kota, yang

dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.495.787.500,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan terlaksananya bimbingan teknis dan

manajerial pengelola KUMKM sebanyak 1.050 orang.

(5) Kegiatan Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi KUMKM, yang

dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 700.000.000,-, realisasi sebesar Rp. 671.524.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terpublikasikannya program/kegiatan

pemberdayaan KUMKM Jawa Barat melalui media televisi (2 kali), Radio

(2 kali), media cetak (2) dan VCD (2 set); terlaksananya pengendalian,

Page 102: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 138

monitoring dan evaluasi terhadap 4.807 KUMKM penerima fasilitasi

pendukungan usaha; tersusunnya buku tentang peran KUMKM terhadap

perekonomian regional (PDRB) tahun 2010 bekerjasama dengan BPS;

tersusunnya buku data statistik KUMKM.

(6) Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM KUMKM, yang dilaksanakan Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 261.225.000,-, realisasi

sebesar Rp. 256.248.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan terlaksananya

Bimbingan Teknis Pengembangan Kewirausahaan bagi 405 Koperasi

Wanita penerima program pembiayaan (lanjutan).

b) Permasalahan dan solusi

Pada pelaksanaan Program Peningkatan Kesempatan Kerja tidak ditemukan

permasalahan yang signifikan. Namun pada pelaksanaan kegiatan fasilitasi

pembiayaan bagi KUMKM dengan target 1500 KUMKM tidak terealisasi

seluruhnya karena usulan CPCL penerima bansos dari kabupaten/kota tidak

lolos persyaratan administrasi. Selanjutnya pelaksanaan kegiatan peningkatan

kapasitas SDM KUMKM kabupaten/kota dengan target bimbingan teknis dan

manajerial pengelola KUMKM sebanyak 1.050 orang, sebanyak 11 orang tidak

diikutkan pelatihan karena yang bersangkutan tidak melakukan pemberkasan.

11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Program Penataan Administrasi Kependudukan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pembinaan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi

Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 416.452.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data

kependudukan berbasis SIAK skala provinsi yang digunakan sebagai bahan

penyusunan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) untuk Pemilu.

(2) Kegiatan Sosialisasi KTP Elektronik (e-KTP), yang dilaksanakan Biro

Pemerintahan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.300.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya penerapan KTP elektronik

di Jawa Barat. Sehingga melalui kegiatan ini tersampaikannya informasi

pelaksanaan penerapan eKTP kepada aparat provinsi. Kabupaten/kota dan

masyarakat.

b) Permasalahan dan Solusi

Terbatasnya kewenangan Provinsi dalam menata administrasi kependudukan yang

hanya bersifat monitoring, supervisi, sosialisasi dan koordinasi, sehingga

Page 103: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 139

permasalahan di Kabupaten/Kota yang berbeda-beda tidak bisa cepat diselesaikan.

Solusi yang dilakukan adalah koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Dinas

terkait di Kabupaten/Kota lebih diintensifkan.

12. URUSAN KETENAGAKERJAAN

1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pelatihan Ketenagakerjaan Berbasis Kompetensi, yang

dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.093.292.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 3.079.201.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terselenggaranya pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan yaitu

Las SMAW CO2 4 Angkatan sebanyak 64 orang, Las SMAW 4 Angkatan

sebanyak 64 orang, Mesin Bubut 6 Angkatan sebanyak 96 orang, Mobil

Bensin 3 Angkatan sebanyak 48 Orang Sepeda Motor 3 Angkatan

sebanyak 48 orang, Mekanik Listrik 6 Angkatan sebanyak 96 orang,

Komputer 2 Angkatan sebanyak 32 orang, terlaksananya Pembinaan

alumni sebanyak 48 orang, terlaksananya Sosialisasi Persiapan Pelatihan

Berbasis Kopetensi (PBK) dan sosialisasi Pelatihan Berbasis Kopetensi

(PBK) 50 Perusahaan, sehingga Meningkatnya Kompetensi Pencari Kerja

siap pakai, tersedianya Tenaga Kerja yang Kompeten dan Terampil,

Meningkatnya Kualitas dan Produktivita Tenaga Kerja Melalui Pelatihan,

meningkatnya Sertifikasi dan Standarisasi dan Kompetensi Tenaga Kerja

dan meningkatnya pemahaman dan gunanya pelatihan berbasis

Kompetensi.

(2) Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, yang

dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.006.586.664,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.005.314.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terselenggaranya bimtek produktivitas 5s sebanyak 80 orang,

terselenggaranya bimtek produktivitas pengembangan kewirausahaan

sebanyak 180 orang, terselenggaranya bimtek pengukuran produktivitas

sebanyak 80 orang, dan terselenggaranya bimtek trainning need

analisys 50 orang, sehingga meningkatnya kualitas sumber daya

manusia (SDM) melalui pendidikan bimtek, dan pelatihan serta

pengembangan karir di tempat kerja, meningkatnya pengembangan

budaya produktif dan kewirausahaan melalui bimtek, sosialisasi dan

penyuluhansecara sistem matis dan berkesinambungan, meningkatnya

SDM industri yang kompeten dalam pengembangan dan kemampuan

SDM industri masih terbatas dan meningkatnya perbaikan/pertumbuhan

produktivitas di tingkat organisasi perusahaan.

Page 104: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 140

(3) Kegiatan Standarisasi Sertifikasi dan Kompetensi Tenaga Kerja, yang

dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa

Barat dengan, alokasi anggaran sebesar Rp. 975.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 945.640.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya uji kompetensi tenaga kerja sebanyak 300 orang,

terselenggaranya uji kompetensi asessor sebanyak 30 orang,

terselenggaranya penyebaran informasi ketenagakerjaan sebanyak 100

orang, dan terselenggaranya akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja (LPK)

sebanyak 33 orang sehingga meningkatnya jumlah sertifikat uji

kompetensi tenaga kerja pada sektor formal, meningkatnya kompetensi

tenaga kerja di jawa barat melalui pelatihan dan bimbingan teknis,

meningkatnya keterampilan, keahlian kompetensi dan produktivitas

tenaga kerja, terakreditasi Lembaga Pelatihan Kerja (LPK),

meningkatnya pemahaman dan manfaatnya pelatihan dan

meningkatnya perbaikan/pertumbuhan produktivitas di tingkat

organisasi perusahaan.

(4) Kegiatan Pelatihan Berbasis Masyarakat Melalui Mobile Training Unit

(MTU) dan Pemagangan Tenaga Kerja, yang dilaksanakan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 3.381.931.600,-, realisasi anggaran

sebesar Rp.3.355.788.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaraanya Pelatihan berbasis masyarakat melalui Mobile

Training Unit (MTU) 75 Angkatan sebanyak 1.500 orang dengan

kejuruan Menjahit 10 Angkatan, Sepeda Motor 10 Angkatan,

terselenggaranya Pemagangan dalam negeri 10 angkatan sebanyak 200

orang, terselenggaranya Seleksi magang ke Jepang 2 angkatan/1.000

orang, terselenggaranya Pelatihan kilat 10/12 Kejuruan 10 angkatan

sebanyak 2.400 orang, terlaksananya Bimtek Competensi Basic

Trainning (CBT) sebanyak 60 orang, terlaksananya Bimtek bagi Assesor

Lembag Pelatihan Kerja (LPK) di Jawa Barat sebanyak 30 orang,

sehingga meningkatnya Kompetensi Pencari Kerja siap pakai,

tersedianya Tenaga Kerja yang Kompeten dan Terampil, meningkatnya

Kualitas dan Produktivita Tenaga Kerja Melalui Pelatihan, meningkatnya

Sertifikasi dan Standarisasi dan Kompetensi Tenaga Kerja, dan

meningkatnya pemahaman dan manfaatnya pelatihan berbasis

Masyarakat.

(5) Kegiatan Pelatihan Persiapan Calon Tenaga Kerja Indonesia ke Luar

Negeri, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 1.914.325.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 1.821.444.102,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terselenggaranya Pelatihan Persiapan Persiapan Calon

Page 105: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 141

Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) sebanyak 200 orang, sehingga

terlatihnya Tenaga Kerja ke Luar Negeri yang terampil melalui Pelatihan,

meningkatnya keterampilan pencari kerja ke Luar Negeri dan

tersedianya Tenaga kerja yang terampil.

(6) Kegiatan Pelatihan Keterampilan Bahasa Asing, Komputer dan

Kemampuan Lainnya bagi Pencari Kerja di Luar Negeri, yang

dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 13.036.131.400,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 12.012.156.020,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terselenggaranya Pelatihan Keterampilan Bahasa Asing dan

Komputer sebanyak 2.400 orang, sehingga terlatihnya Pencari kerja ke

Luar Negeri 2.400 orang dan tersedianya pencari kerja ke Luar Negeri

yang menguasai bahasa dan Komputer.

(7) Kegiatan Pelatihan Teknis Produksi Industri Kecil Menegah, yang

dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 421.366.100,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 421.364.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksanananya pelatihan kejuruan mesin produksi sebanyak 16 orang,

terlaksananya pelatihan kejuruan las sebanyak 16 orang, dan

terlaksananya pelatihan kejuruan maintenance mesin produksi sebanyak

16 orang sehingga tersedianya tenaga kerja teknisi di bidang industri

kecil mengah, tersediannya tenaga teknisi kejuruan mesin produksi,

tersedianya tenaga teknisi kejuruan las dan tersedianya tenaga teknisi

manajemen mesin produksi.

(8) Kegiatan Pembinaan Keterampilan Masyarakat Dilingkungan Industri

Tembakau di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.499.059.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

1.294.793.100,-, Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

pelatihan kejuruan las 3 kegiatan sebanyak 48 orang, terselenggaranya

pelatihan kejuruan gulung dinamo 3 kegiatan sebanyak 48 orang,

terselenggaranya pelatihan kejuruan mebelair 2 kegiatan sebanyak 32

orang dan terselenggaranya pelatihan kejuruan sepeda motor 3

kegiatan sebanyak 48 orang, sehingga terlatihnya masyarakat

dilingkungan industri tembakau dan meningkatnya keterampilan

masyarakat dilingkungan industri tembakau.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Kualifikasi calon tenaga kerja belum memenuhi kualifikasi yang

dibutuhkan oleh penyedia kesempatan kerja.

Page 106: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 142

(2) Upaya yang dilakukan adalah Pemenuhan kesempatan kerja di dalam

negeri dilakukan melalui pelatihan berbasis kompetensi.

(3) Calon tenaga kerja luar negeri masih sangat terkendala dengan bahasa

dan keterampilan dibutuhkan.

(4) Upaya yang dilakukan adalah Pemenuhan kesempatan kerja di luar

negeri akan lebih difokuskan pada penguasaan bahasa dan keterampilan

sesuai dengan bidang dibutuhkan serta mulai tahun 2011 ini dalam

rangka menyiapkan tenaga kerja luar negeri telah dibentuk dan

dioperasionalkan Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN)

2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Perluasan Lapangan Kerja Perdesaan Berbasis Pemuda dan

Perempuan, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 5.163.051.400,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 5.142.571.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya kegiatan Padat karya Insfrastruktur sebanyak 26 lokasi

berupa pengerasan jalan Desa dengan melibatkan sebanyak 5.460

orang, terlaksananya Padat Karya Produktif usaha peternakan domba 12

kelompok, terbentuknya Jejaring Usaha bagi Pemuda Mandiri Pencipta

Lapangan Kerja Perdesaan sebanya 300 stand, sehingga meningkatnya

Penyerapan Tenaga Kerja melalui padat karya infrastruktur pengerasan

jalan, meningkatnya Penyerapan Tenaga Kerja melalui Padat Karya

Produktif dan meningkatnya Informasi kesempatan kerja melalui

Jejaring Usaha bagi pemuda Mandiri Pencipta lapangan Kerja Perdesaan

(2) Kegiatan Penempatan Tenaga Kerja Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja

Antar Daerah (AKAD)/Antar Kerja Antar Negara (AKAN), yang

dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.174.644.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.142.296.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersalurkannya 1.080 orang pencari kerja melalui mekanisme

Sosialisasi Antar Kerja Lokal Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar

Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Antar Negara AKAN, sehingga

meningkatnya kesempatan kerja Produktif serta mendorong mobilitas

tenaga kerja dalam rang mengurangi pengangguran dan setengah

pengangguran baik di pedesaan maupun diperkotaan dan

tersosialisasikannya penempatan Tenaga Kerja Antar Kerja Lokal (AKL)

Antara Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara

(AKAN).

Page 107: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 143

(3) Kegiatan Pengembangan Transformasi Informasi Pasar kerja/Bursa

Kerja, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

574.031.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 567.310.950,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pelayanan kepada

Masyarakat dan Pengguna Prasarana dan Sarana Informasi Pasar Kerja,

tersebarnya informasi lowongan kerja sebanyak 95.000 pencari kerja,

terlaksananya Pengembangan Aplikasi Data Base Bursa Kerja Online

(BKOL) dan SMS Gate Way, dan terbinanya 50 Bursa Kerja Khusus

(BKK) di Kabupaten/kota se Jawa Barat. Sehingga meningkatnya

pelayanan informasi lowongan kerja kepada pencari kerja,

meningkatnya Penyebaran Informasi Lowongan Kerja, meningkatnya

Pembinaan Terhadap Bursa Kerja Khusus (BKK) dan tersedianya sarana

aplikasi data base BKOL dan SMS Gate Way

(4) Kegiatan Pelatihan Keterampilan Untuk Tenaga Kerja pada Industri

Garmen di Kabupaten Subang Melalui Mekanisme Antar Kerja Lokal,

yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.145.110.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.138.015.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya kegiatan Pembekalan Tenaga Kerja Antar

Kerja Lokal (AKL) sebanyak 1.500 orang. Sehingga meningkatnya

keterampilan bagi Calon TKI melalui Pelatihan keterampilan industri

garmen.

(5) Kegiatan Peningkatan Kesetrampilan Berwirausaha bagi Calon TKI

Antisipasi Dampak Moratorium ke Arab Saudi, yang dilaksanakan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat,dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.911.130.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.902.437.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Kegiatan Pembekalan kewirausahaan sebanyak 100

kelompok/ 1.000 orang. Sehingga meningkatnya keterampilan bagi

Calon TKI melalui pelatihan keterampilan berwirausaha.

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi pada program peningkatan kesempatan kerja,

adalah ketidak sesuaian antara keahlian dimiliki penyedia kesempatan

kerja, terutama kriteria persyaratan dan kemampuan yang dibutuhkan

perusahaan tidak mampu dipenuhi pencari kerja. Upaya yang dilakukan

adalah dengan mengembangkan pendidikan kejuruan dan pelatihan khusus

dan terakreditasi, sehingga kesempatan kerja yang ada dapat diisi sesuai

dengan kebutuhan.

Page 108: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 144

3) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Norma Ketenagakerjaan, yang

dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.172.065.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.098.712.334,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya Rapat koordinasi pengawasan Upah Minimum

sebanyak 30 orang, terlaksananya Penilaian Zero Accident sebanyak 30

orang, terlaksananya Rapat KAP-PBPTA sebanyak 32 orang,

terlaksananya Bimtek Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) bagi UKM

sebanyak 50 orang, terlaksananya Diseminasi Norma Keselamatan

Kesehatan Kerja (K3) bagi Pelaku KUMKM sebanyak 250 orang,

terlaksananya TOT Kepmenakertrans No. 68 tahun 2004 sebanyak 160

orang,terlaksananya Pembinaan pekerja perempuan sebanyak 250

orang, terlaksananya Lokakarya Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

(stadium General) sebanyak 750 orang dan terlaksananya Pameran

Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) sebanayk 75 stand 1.560 orang.

Sehingga meningkatnya perlindungan dan Pengembangan Tenaga Kerja

baik di dalam maupun di Luar Negeri, meningkatnya pemahaman dalam

penerapan Norma Ketenagakerjaan pada masyarakat Industri dan

pelaku KUMKM, meningkatnya pengawasan terhadap upah minimum

dan meningkatnya pelayanan pengawasan terhadap perlindungan bagi

pekerja anak dan pekerja perempuan.

(2) Kegiatan Pembinaan Hubungan Industrial, yang dilaksanakan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.147.432.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp.1.136.661.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Rapat Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit 15 kali,

terlaksananya Rapat Badan Pekerja Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit

12 kali, terlaksananya Lokakarya Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit,

terlaksananya Lokakarya Pembinaan Hubungan Industrial Penyuluhan

Pembentukan Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit/Sarana Hubungan

Industrial dan terlaksananya Bazar murah Lembaga Kerjasama (LKS)

Tripartit. Sehingga meningkatnya pengawasan dan Perlindungan serta

meningkatnya peran dan fungsi Kelembagaan Ketenagakerjaan,

meningkatnya pemahaman pekerja dan pengusaha tentang

ketenagakerjaan untuk menciptakan hubungan industrial yang harmoni,

meningkatnya peran dan fungsi LKS Tripartit untuk mengantisipasi dan

menyelesaikan berbagai permasalahan ketenagakerjaan di Jawa barat,

berkurangnya perselisihan antara pekerja dengan pengusaha dan

Page 109: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 145

terciptanya hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan

pengusaha.

(3) Kegiatan Peningkatan Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja,

yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 790.344.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 756.739.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya Rapat dewan pengupahan,

Terfasilitasinya penangguhan Upah 40 perusahaan, terselenggaranya

Pembinaan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja 26

Kabupaten/kota, terlaksananya Lokakarya pengupahan, terlaksananya

Worshop Pengupahan, terlaksananya Sosialisasi Upah Minimum 26

kabupaten/kota, terselenggaranya Rakor Pengupahan Identifikasi Hasil

Survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) 26 Kabupaten/kota dan

terlaksananya Penetapan Upah Minimum tahun 2012. Sehingga

meningkatnya Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja,

meningkatnya pemahaman pekerja dan pengusaha untuk menciptakan

lingkungan yang harmonis, terciptanya Hubungan Industrial yang

harmonis dan kondusif di Jawa Barat, meningkatnya kualitas upah serta

meningkatnya Jaminan Sosial dan Kesejahteraan baik kualitas maupun

kuantitas dan meningkatnya peran dan fungsi Dewa Pengupahan.

(4) Kegiatan Bimtek Peningkatan Jaminan Kesejahteraan Tenaga Kerja pada

Industri Tembakau, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 299.632.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

296.632.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Kegiatan adalah Bimtek Peningkatan Jaminan Kesejahteraan Tenaga

Kerja sebanyak 150 tenaga kerja. Sehingga meningkatnya

kesejahteraan bagi Pengolah dan KonsumenTembakau di Tempat Kerja.

(5) Kegiatan Pelatihan Peningkatan Norma Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Bagi Masyarakat Pengolah dan Konsumen Tembakau di Tempat

Kerja, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

199.562.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 199.450.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya kegiatan adalah 90 orang

pengolah dan konsumen tembakau. Sehingga meningkatnya

kesejahteraan bagi Pengolah dan Konsumen Tembakau di Tempat

Kerja.

(6) Kegiatan Perlindungan Hukum Terhadap TKI Asal Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 707.718.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Page 110: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 146

terlaksananya Sosialisasi Penanganan Kasus TKI, terfasilitasi

Penanganan Kasus TKI asal Jawa Barat 73 Kasus. Sehingga

meningkatkan pelayanan terhadap TKI, meningkatnya perlindungan dan

Pengawasan Ketenagakerjaan dan mengoftimalkan penanganan Kasus

TKI asa Jawa barat.

(7) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Perlindungan Tenaga Kerja melalui

Pelaksanaan Upah Minimum dan Penilaian Perusahaan Terbaik yang

Mempekerjakan Tenaga Kerja Perempuan dan Pelaksanaan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan

Biro Pengembangan Sosial, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 362.649.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlindunginya hak-hak Pekerja.

(8) Kegiatan Pemilihan Pekerja Teladan Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

243.930.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

motivasi dilingkungan kerja, etos kerja pekerja dalam bekerja.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Dalam upaya pengembangan lembaga ketenagakerjaan masih belum

optimalnya mekanisme kerja kelembagaan ketenagakerjaan seperti

Tripartit, Dewan Pengupahan, Serikat Pekerja/Buruh. Upaya yang

dilakukan melalui pembinaan terhadap lembaga ketenagakerjaan serta

diciptakan hubungan harmonis diantara kelembagaan ketenagakerjaan;

(2) Perlindungan terhadap tenaga kerja melalui penetapan upah minimum

masih terkendala terhadap tidak tepatnya penyampaian rekomendasi

mengenai usulan penetapan upah minimum Kabupaten/kota. Solusinya

adalah terus menerus dilakukan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja

maupun Dewan Pengupahan Kabupaten/kota;

(3) Usulan Rekomendasi Kabupaten/Kota dalam Penetapan Upah minimum

masih bervariasi, ada yang direkomendasikan satu angka dan sektoral

serta ada usulan upah minimum sektoral berdasarkan Klasifikasi

Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) dan Klasifikasi Baku Lapangan

Indonesia (KBLI), Keterlambatan pengajuan rekomendasi

kabupaten/Kota sebagai proses kesepakatan di Dewan Pengupahan

Kabupaten/Kota, Upah minimum Provinsi Tahun 2011 tidak ditetapkan

karena adanya kebijakan Gubernur atas saran Dewan Pengupahan

Provins dan Kabupaten/Kota. Hal ini berdampak terhadap penetapan

upah sector perkebunan selama ini besaran UMP dijadikan acuan.

Sektor perkebunan dalam pengupahannya harus mengacu kepada Upah

Minimum Kabupaten/Kota. Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota se-Jawa

Page 111: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 147

Barat, Perlu dilakukan sosialisasi dengan Dewan Pengupahan

kabupaten/kota.

(4) Masih ada kabupaten/kota belum melaksanakan pemilihan pekerja

teladan dan penilaian perusahaan terbaik mempekerjakan tenaga kerja

perempuan. Hal ini perlu mendapat perhatian kabupaten/kota

mengingat kegiatan dilaksanakan merupakan program Pemerintah Pusat

(Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).

Upaya yang dilakukan adalah menyampaikan Surat Gubernur Jawa

Barat kepada Bupati/Walikota tentang perlunya pelaksanaan kegiatan

pemilihan pekerja teladan dan penilaian perusahaan terbaik

mempekerjakan tenaga kerja perempuan.

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Desa Mandiri Pangan, yang dilaksanakan

Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.965.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 921.055.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya

pelaksanaan penanganan desa rawan pangan sebanyak 12 Desa di 6

Kabupaten; tersusunnya Neraca Bahan Makanan (NBM) tahun 2010;

terselenggaranya Evaluasi Pengembangan dan Peningkatan Usaha Ekonomi

Produktif Masyarakat; dan tersalurkannya cadangan pangan Pemerintah

sebanyak 122,525 Ton ke Kabupaten Ciamis (12.000 kg), Kabupaten

Tasikmalaya (34.925 kg), Kabupaten Cirebon (35.000 kg), Kabupaten Garut

(27.160 kg), Kabupaten Bogor (8.670 kg), dan Kabupaten Kuningan (4.770

kg). Jumlah penerima manfaat sebanyak 38.658 jiwa.

(2) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat, yang

dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi angaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 485.653.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terfasilitasinya Lumbung Pangan Masyarakat sebanyak 149 Lumbung; serta

terselenggaranya Identifikasi dan Klarifikasi calon penerima Bansos

Lumbung Pangan Tahun 2012 sebanyak 150 Kelompok.

(3) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Distribusi dan Harga Pangan Jawa Barat,

yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi angaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 414.220.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terfasilitasinya Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) sebanyak 21

Gapoktan; terselenggaranya pertemuan teknis stabilisasi pasokan dan

harga pangan pokok strategis; serta terselenggaranya rakor ketersediaan

Page 112: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 148

dan harga bahan pangan pokok strategis menjelang Hari Besar Keagamaan

Nasional (HBKN).

(4) Kegiatan Fasilitasi Percepatan Penganekaragaman Pangan yang Beragam,

Bergizi, Berimbang, Aman dan halal, yang dilaksanakan Badan

Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

angaran sebesar Rp. 726.495.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

449.831.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pengadaan alat mesin beras analog dan alat mesin penepung sebanyak 2

unit; terselenggaranya bimbingan teknis pembuatan tepung non beras dan

non terigu; terlaksananya kegiatan diversifikasi pangan non beras dan non

terigu; dan tersusunnya direktori pangan tradisional dan khas daerah

Provinsi Jawa Barat.

(5) Kegiatan Fasilitasi Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan Lingkungan Bebas

Rawan Pangan (Lingbasrangan), yang dilaksanakan Badan Ketahanan

Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.325.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.992.677.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya penanganan kelompok

Keluarga Sadar Gizi dan Lingkungan Bebas rawan pangan di 140 Desa di 9

Kabupaten; tersalurkannya paket intervensi Keluarga Miskin Penderita Gizi

Buruk sebanyak 100 paket selama 6 bulan; terfasilitasinya kader

pendamping kegiatan Kadarzi dan Lingbasrangan sebanyak 280 orang;

terlaksananya pembinaan kepada rumah tangga Kadarzi dan

Lingbasrangan; dan terselenggaranya Bimbingan Teknis Lahan Pekarangan

Terintegrasi.

(6) Kegiatan Fasilitasi Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah

(OKKPD), yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 333.738.750,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya uji sample setifikasi OKKP-D

terhadap 49 produk pangan segar; terfasilitasinya setifikasi prima 3 dan 2

untuk produk buah dan sayur; terselenggaranya Bimbingan teknis Tim

OKKP-D dan OKKP-D 26 Kabupaten/Kota; dan terselenggaranya Rapat

Koordinasi Keamanan Pangan.

(7) Kegiatan Pengembangan Food Center, yang dilaksanakan Badan

Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 550.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

537.821.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya sistem

purna jual dan sistem resi gudang pada 9 Gudang di 9 Kabupaten; dan

terselenggaranya perencanaan partisipatif pengembangan kelembagaan

food center dan simulasi sistem resi Gudang di 9 Kabupaten.

Page 113: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 149

(8) Kegiatan Pemetaan Daerah Rawan Pangan Tingkat Desa di 26

Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 39.156.250,-. Kegiatan

penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan sampai tingkat Desa

tidak bisa direalisasikan karena Badan Ketahanan Pangan Kementerian

Pertanian sampai dengan saat ini belum menetapkan Indikatornya

terutama untuk Kota dan Kelurahan.

(9) Kegiatan Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan Jawa Barat, yang

dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.114.027.500,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.033.235.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya Rapat Kelompok Kerja (POKJA) Teknis dan Kelompok

Kerja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat; terselenggaranya

Advokasi kelembagaan ketahanan pangan di 3 Kabupaten (Kabupaten

Majalengka, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung); terselenggaranya

Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi sebanyak 2 kali;

terselenggaranya Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Provinsi dan

Kabupaten/Kota dengan Gubernur; tersusunnya rumusan kebijakan

ketahanan pangan Provinsi Jawa Barat; dan terselenggaranya Bimbingan

Teknis Kelembagaan (LDPM, Lumbung Pangan, Demapan, dan UEP).

(10) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendampingan Badan Ketahanan

Pangan, yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.700.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.679.600.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terfasilitasinya Honor tenaga pendamping sebanyak 170 orang;

terlaksananya pertemuan evaluasi perkembangan UEP di 26

Kabupaten/kota hasil evaluasi menunjukan bahwa perkembangan UEP dari

semula sebesar 30,95 m tahun 2009 menjadi 35,25 m tahun 2011 (naik

15,09%), dan perkembangan anggota semula 19.452 orang menjadi

27.253 orang (40,10%).

b) Permasalahan dan solusi

(1) Belum semua Kabupaten/Kota memiliki Kelembagaan Ketahanan Pangan

yang memadai (setingkat eselon II) sehingga pelaksanaan program belum

berjalan secara optimal. Solusi yang dilakukan adalah mengoptimalkan

kelembagaan yang ada di Kabupaten/Kota melalui koordinasi yang lebih

intensif sehingga sinergitas program dan kegiatan Bidang Ketahanan

Pangan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat berjalan secara

berkesinambungan.

Page 114: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 150

(2) Belum semua Kabupaten/Kota membentuk Dewan Ketahanan Pangan

sebagaimana di amanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun

2006 Tentang Dewan Ketahanan Pangan, sementara yang sudah

terbentukpun belum berfungsi sebagaimana mestinya. Solusi yang

dilakukan adalah melakukan advokasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi

terhadap Kabupaten/Kota melalui Bupati/Walikota yang bersangkutan agar

segera membentuk Dewan Ketahanan Kabupaten/Kota serta

memfungsikannya secara optimal sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

1) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan jender Dalam

Pembangunan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Organisasi Perempuan di Jawa Barat,

yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 133.360.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

124.213.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Lokakarya Jejaring Organisasi Perempuan di Jawa Barat sebanyak 35

Orang x 2 angkatan, sehingga meningkatnya kinerja Organisasi-

organisasi Perempuan Jawa Barat, terwujudnya jejaring organisasi

perempuan Jawa Barat serta terjalinnya sinergitas program kerja

organisasi perempuan Jawa Barat.

(2) Kegiatan Penguatan Jejaring Pengarusutamaan Gender, yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi sebesar Rp.

465.324.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 455.274.030,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Rakor Penyusunan Data

Gender dan Anak, dengan peserta: 49 orang dari OPD di lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan 26 OPD tingkat Kabupaten/Kota,

sehingga tersedianya Data Terpilah Gender dan Anak Provinsi Jawa

Barat 2011, serta Buku Statistik Gender dan Anak sebanyak 320 buah.

(3) Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Responsif Gender bagi OPD Provinsi

Jawa Barat dan Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 793.267.625,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 755.041.720,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya pemahaman aparat Pemerintah Provinsi

Jawa Barat dan Kabupaten/Kota tentang Pengarusutamaan Gender

serta meningkatnya pemahaman aparat Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Page 115: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 151

dan Kabupaten/Kota terhadap Perencanaan dan Penganggaran yang

Responsif Gender.

(4) Kegiatan Pendampingan Penerapan Anggaran Responsif Gender bagi

OPD Provinsi Jawa Barat dan Sosialisasi Gender bagi Siswa di 6

Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 515.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 503.950.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terimplementasikannya penerapan Anggaran Responsif Gender bagi 5

(lima) OPD Provinsi Jawa Barat sehingga meningkatnya pemahaman

siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) tentang Gender di 6 (enam)

Kabupaten/Kota.

(5) Kegiatan Peningkatan peran serta Pemberdayaan Perempuan dan

kesetaraan jender dalam Pembangunan, yang dilaksanakan Biro

Pengembangan Sosial, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 320.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 285.434.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya sosialisasi Pergub 89 Tahun

2009 tentang Juklak Perda No. 3 Tahun 2008 di Wilayah Priangan dan

Wilayah Purwakarta serta terlaksananya fasilitasi Hari Keluarga Nasional

(Harganas), Hari Ibu dan Hari Kesetiakawanan Sosial (HKSN) sehingga

meningkatnya pemahaman Peraturan Gubernur No. 89 Tahun 2009 dan

makna hari-hari besar.

b) Permasalahan dan Solusi

Tingkat pendidikan perempuan masih rendah, peluang/kesempatan untuk

mencicipi pendidikan perempuan masih rendah, padahal perempuan

merupakan pendidik utama dan pertama; Derajat kesehatan Ibu dan Anak

masih rendah, perlu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan keluarga; menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak;

meningkatkan angka harapan hidup; Kemiskinan banyak dialami kaum

perempuan; perlu upaya terus untuk mendorong peningkatan produktivitas

ekonomi perempuan, meningkatkan kesempatan berusaha; Banyak terjadi

kekerasan; kasus perdagangan orang/ketidakadilan terhadap perempuan dan

anak; belum maksimalnya pelaksanaan perlindungan terhadap perempuan dan

anak. Upaya pemecahan masalah Penanganan masalah kekerasan perempuan

dan perlindungan anak, bersifat komprehensif integral. Fasilitasi sarana dan

prasarana Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak atau

P2TP2A di Kabupaten/kota, sebagaimana amanat UU Nomor 21 Tahun 2007

tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) pasal 34 dan 51;

Memfasilitasi forum/ lembaga/ organisasi yang berperspektif perlindungan

perempuan dan anak serta tindak pidana perdagangan orang; Melakukan

Page 116: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 152

pendidikan komunitas pencegahan dan penanganan korban perdagangan

untuk usia dewasa di Kabupaten/kota dan atau kantong-kantong trafficking di

daerah; Perlu adanya kesepakatan prioritas program yang dituangkan dalam

kerjasama kegiatan antara Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dengan Badan Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) di seluruh Indonesia. Serta

adanya kejelasan kontribusi Pemerintah Pusat pada Tahun anggaran 2011 baik

melalui Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Republik Indonesia ataupun Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

(Menkokesra) dalam kapasitas Gugus Tugas Nasional. Seperti halnya

kesepakatan yang telah dilakukan Badan Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Kepulauan Riau dan

Sulawesi Selatan dalam Pencegahan dan Penanganan Korban Perdagangan

Orang secara Government to Government (G to G).

2) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan

Anak

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penyelenggaraan Hari Anak Nasional, yang dilaksanakan

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

148.902.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 144.852.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya hak anak kepada

masyarakat melalui talkshow/dialog interaktif di TVRI Jawa Barat

bekerja sama dengan Mojang Jajaka Jawa Barat (MOKA Nyaah ka

Jabar); terlaksananya pentas seni anak dalam rangka penyelenggaraan

peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2011 dengan menampilkan

kreasi seni anak jalanan, anak berkebutuhan khusus, sound of Pakuan,

Forum Anak Daerah sehingga terpahaminya hak-hak anak.

(2) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan dan Pengembangan Kreativitas Anak,

yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 351.694.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

321.371.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Saresehan Forum Anak Daerah dan Kongres Anak Daerah sehingga

meningkatnya Pengembangan Kreativitas Anak di Jawa Barat.

(3) Kegiatan Fasilitasi Perlindungan Perempuan dan Anak, yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.356.482.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 336.982.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya pendampingan kepada

Page 117: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 153

korban tindak kekerasan dan diskriminasi yang menimpa perempuan

dan anak, terwujudnya peningkatan Pusat Pelayanan Terpadu

Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Kabupaten/kota melalui

program dan kegiatannya sehingga mampu berperan sebagai lembaga

masyarakat, sehingga terfasilitasinya Perlindungan Perempuan dan Anak

melalui P2TP2A di Kabupaten/kota se Jawa Barat.

(4) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kota Layak Anak, yang dilaksanakan

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 318.289.856,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 310.787.152,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pilot Project Kota Layak

Anak (KLA) di 5 (lima) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, dan Desa

Ramah Anak Percontohan di 5 (lima) Kabupaten/Kota di Jawa Barat,

sehingga terbentuknya Model Kota Layak Anak di Jawa Barat.

(5) Kegiatan Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan

Sejahtera (P2WKSS), yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 399.740.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya pendataan awal di 26 Kabupaten/Kota, terevaluasinya

pelaksanaan program terpadu P2WKSS di 26 desa/kelurahan,

terlaksananya Lomba Pelaksanaan P2WKSS terbaik Tingkat Provinsi

Jawa Barat sehingga sehingga , meningkatnya sinergitas dan Kinerja

Program Provinsi dan Kabupaten/kota dalam Pelaksanaan P2WKSS.

(6) Kegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan, yang dilaksanakan Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 223.952.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 221.032.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya peran serta pengurus dan anggota

organisasi perempuan dalam Pembangunan sehingga sehingga

meningkatnya pemahaman hak-hak politik bagi perempuan dan

meningkatnya peran perempuan dalam berorganisasi.

(7) Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), yang dilaksanakan

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 950.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 927.300.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pelatihan keterampilan

Anggota PEKKA untuk 200 orang anggota PEKKA dan terlaksananya

Forum Wilayah PEKKA dengan jumlah peserta sebanyak 120 orang.

meningkatnya pendapatan dan keterampilan anggota PEKKA.

Page 118: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 154

(8) Kegiatan Peringatan Hari Nasional Perempuan, yang dilaksanakan

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

432.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 411.385.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya upacara peringatan Hari

Nasional Perempuan, ya Gelar Produk Perempuan, sebanyak 50 stand

pameran yang diikuti oleh 26 Kabupaten/Kota dan Organisasi Wanita di

Jawa Barat, dialog tentang perempuan dengan peserta sebanyak 150

orang, Lomba Kreativitas dengan peserta sebanyak 100 orang, Bhakti

Sosial dan Media Gathering dengan peserta sebanyak 100 orang dan

melibatkan peliputan dari 4 (empat) media eletronik yaitu: TVRI

Bandung, PJTV dan Bandung TV serta Radio Rase FM sehingga

terlaksananya Peringatan Hari Nasional Perempuan di Jawa Barat.

(9) Kegiatan Perlindungan Perempuan (Trafficking, KDRT, dan Pornografi),

yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.630.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

1.231.386.630,- hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya rapat

Koordinasi Gugus Tugas, pendataan dan Pemetaan Masalah Trafficking

di Jawa Barat, workshop Model Perlindungan Perempuan dan Sosialisasi

(Trafficking) Kekerasan dalam Rumah Tangga atau KDRT dan

Pornografi) bagi Masyarakat di 5 (lima) Kabupaten/Kota di Jawa Barat

sehingga terlaksananya Penjemputan dan memulangkan 75 orang

korban trafficking, Penjajagan Awal MoU dan Pelaksanaan MoU dengan

Provinsi Riau dan Provinsi Sulawesi Selatan menyangkut Penanganan

Hukum bagi Korban Trafficking; dan Model Perlindungan Perempuan.

(10) Kegiatan Penyelenggaraan Kongres Anak Tingkat Nasional, yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.862.269.870,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terlaksananya Kongres Anak Tingkat

Nasional yang diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat, sehingga

disahkannya hasil-hasil Kongres Anak Tingkat Nasional, yakni:

Rekomendasi Anak Indonesia, Suara Anak Indonesia 2011, serta

dipilihnya 10 (sepuluh) Duta Anak Indonesia 2011.

(11) Kegiatan Fasilitasi Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 936.025.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 891.891.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pelatihan KPPI 300 orang

peserta, Sosialisasi Undang – Undang sebanyak 250 orang, Penjajagan

Page 119: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 155

KPPI Jawa Barat ke Negara Cina, sehingga meningkatnya pemahaman

hak-hak politik perempuan.

(12) Kegiatan Kampanye Jawa Barat Bebas Trafficking, yang dilaksanakan

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 113.400.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 108.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Kampanye Jawa Barat

bebas trafficking sehingga meningkatnya pemahaman dan wawasan

masyarakat Jawa Barat akan Undang-Undang Trafficking, Kekerasan

dalam Rumah Tangga (KDRT) dan pornografi dalam mejudkan Jawa

Barat Bebas Trafficking.

(13) Kegiatan Pembentukan Forum Anak Daerah dan KIE (Komunikasi

Informasi Edukasi), yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 370.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terfasilitasinya pembentukan dan penguatan Forum Anak Daerah di 26

Kabupaten/Kota sebagai wadah pemenuhan hak partisipasi anak

sehingga Kreativitas Anak di Jawa Barat dapat dikembangkan.

(14) Kegiatan Penguatan Jejaring Perempuan Membangun Sektor UMKM

(Usaha Mikro Kecil dan Menengah), yang dilaksanakan Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 650.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 575.805.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya kelompok jejaring perempuan yang aktif

berusaha; terselenggaranya rapat persiapan bagi pengelola jejaring;

terlaksananya orientasi bagi kader kelompok usaha perempuan;

teralokasikannya dana bantuan modal sehingga meningkatnya jumlah

anggota keluarga prasejahtera dan KS 1 menjadi anggota Kelompok

usaha perempuan; meningkatnya keluarga pra KS dan KS 1 yang

memiliki usaha; dan meningkatnya daya beli masyarakat.

(15) Kegiatan peningkatan kinerja Posyandu dan sistem informasi Posyandu

yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.274.055.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya;

konsultasi ke Kementerian Dalam Negeri dan Dirjen PMD; Sosialisasi

Program dan Pokjanal Posyandu dngan peserta 100 orang; Pelatihan

pendamping Kader Posyandu (PKP) tingkat kecamatan; monitoring

evaluasi posyandu dan sip; pelatihan kader posyandu; rapat koordinasi

pokjanal posyandu; rapat evluasi kegiatan posyandu; pemberian hadiah

Page 120: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 156

kepada posyandu juara kabupaten/kota dan provinsi dan kader

posyandu berprestasi tingkat provinsi.

(16) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dan Pemberdayaan

Sosial Korban Tindak Kekerasan (KTK) dan Pekerja Migran (PM), yang

dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 210.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 169.940.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Perlindungan dan Pemulihan Sosial 30 orang Korban Tindak Kekerasan,

75 orang Bimtek Pencegahan dan Penanganan KTK, 20 orang Petugas

Pelaksana pada Rumah Perlindungan Trauma Center serta 60 orang

Peserta Bimbingan Keterampilan Usaha Ekonomis Produktif lokasi

tersebar di Kabupaten Kuningan, Tasikmalaya dan Indramayu sehingga

para korban tindak kekerasan dapat melaksanakan fungsi sosialnya

secara wajar.

(17) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dan Pemberdayaan

Sosial Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE), yang dilaksanakan Dinas

Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 110.000.000,-, realisasi Anggaran sebesar Rp. 110.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah Meningkatnya Keterampilan Usaha dan

Kesejahteraan Sosial 160 orang Wanita Binaan Sosial (WBS).

b) Permasalahan dan Solusi

Jumlah populasi wanita rawan sosial ekonomi yang ditangani tidak seimbang

degan jumlah populasi yang ada, masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat tentang pelaporan peristiwa tidak kekerasan dalam rumah tangga

dan korban trafficking sehingga data dan penanganan korban sulit dijangkau.

Meningkatnya permasalahan sosial perempuan dan anak belum dapat ditangani

secara optimal karena fasilitasi sarana prasarana rumah perlindungan/rumah

aman bagi perempuan dan anak di kabupaten/kota, provinsi dan LKS swasta

masih terbatas. Solusi adalah melakukan berbagai program kegiatan dalam

rangka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang

pelaporan dan penanganan korban tindak kekerasan melalui penyuluhan,

sosialisasi, dan meningkatkan kapasitas dan fasilitas pelayanan sarana dan

prasarana yang diselenggaran pemerintah maupun Lembaga Kesejahteraan

Sosial (LKS) swasta.

Page 121: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 157

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

Program Keluarga Berencana

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Kesertaan Ber-KB, yang dilaksanakan Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 942.866.303,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 898.662.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Terlaksananya Pertemuan Rakor Program KB; Terlaksananya Pertemuan

Paguyuban KB Pria; Terlaksananya Sosialisasi Program KB bagi Kader Pos

Kab; dan Terlaksananya Fasilitasi Kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB-

Kesehatan sehingga tercapainya jumlah cakupan peserta KB Baru dan KB

Pria; tersosialisasikannya Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga; keterpaduan

pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan.

(2) Kegiatan Ketahanan Keluarga dan Harganas, yang dilaksanakan Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 449.106.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 405.686.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Terlaksananya Peringatan Hari Keluarga Tingkat Nasional sehingga

tumbuhnya kesadaran untuk mewujudkan keluarga kecil yang berkualitas.

(3) Kegiatan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), yang dilaksanakan Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 493.760.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 482.526.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya model generasi berencana; terselenggaranya rakor PUP;

terselenggaranya sosialisasi PUP sehingga menumbuhkan kesadaran remaja

akan kesehatan reproduksi dan triad (Tiga capaian program) KRR.

(4) Kegiatan Bakti Sosial Pelayanan KB bagi Keluarga Miskin, yang dilaksanakan

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 793.575.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbinanya peserta KB baru dan peserta KB aktif di 10 (sepuluh)

kabupaten/kota, yaitu Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya,

Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten

Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, Kota Cirebon dan

Kabupaten Sumedang sehingga tercapainya cakupan peserta KB Baru.

(5) Kegiatan Operasional Generasi Berencana, yang dilaksanakan Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 765.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 753.600.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Orientasi Generasi Berencana; Operasional Generasi

Page 122: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 158

Berencana; dan Kampanye Generasi Berencana sehingga Tersusunnya

jadwal operasional Generasi Berencana (pendataan dan KIE); Meningkatnya

kesadaran remaja tentang kesehatan reproduksi dan

melembaga/membudayanya NKKBS di kalangan Generasi Muda dan

meningkatnya pengetahuan tentang program Generasi Berencana (PUP,

HIV-AIDS, Seksualitas, NAFZA, Trafficking, Perlindungan dan Kesejahteraan

Anak).

(6) Kegiatan Gerakan Ekonomi Perempuan menuju Keluarga Sejahtera, yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 577.450,000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 561.560.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya kelompok UPPKS yang Aktif;

terselenggaranya Rapat Persiapan UPPKS dan teralokasikannya Dana

Bantuan Modal sehingga meningkatnya jumlah anggota keluarga

prasejahtera dan KS 1 menjadi anggota UPPKS; meningkatnya keluarga pra

KS dan KS 1 yang memiliki usaha; meningkatnya daya beli masyarakat dan

meningkatnya Pemahaman Perencana OPD Provinsi tentang Perencanaan

yang Responsif Gender.

b) Permasalahan dan Solusi

Pada bidang keluarga berencana masalah strategis antara lain :

(1) Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk yang menurut data statistik

terakhir sebesar 1,9 % (BPS, Sensus Penduduk 2010).

(2) Tingginya total fertility rate (TFR) yakni 2,4 (BPS, Sensus Penduduk 2010).

(3) Peran serta pria dalam ber KB juga masih sangat rendah yakni hanya 2,24

% saja dari keikutsertaan wanita.

(4) Ancaman dalam kesehatan reproduksi remaja khususnya wanita yang

ditandai dengan makin meningkatnya jumlah penderita HIV dan AIDS, seks

pra nikah, serta kasus narkoba.

(5) Terjadi penurunan prosentasi peserta KB Mandiri dari 50,347% pada tahun

2009 menjadi 49,57 % pada tahun 2010 serta menurun kembali menjadi

48,34% pada tahun 2011.

Solusi:

(1) Pertumbuhan penduduk dengan cara pengembangan program pusat

pertumbuhan wilayah secara merata.

(2) Peningkatan kualitas program KB yang diarahkan kepada pasangan usia

subur muda paritas tinggi.

(3) Peningkatan kampanye serta KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)

tentang program KB dan kesehatan reproduksi terhadap kaum pria.

(4) Intensifikasi dan ekstensifikasi program Kesehatan Reproduksi Remaja.

(5) Peningkatan kesadaran untuk KB mandiri bagi keluarga mampu.

Page 123: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 159

16. URUSAN PERHUBUNGAN

1) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pembebasan, Pengamanan dan Pembersihan Lahan untuk

Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat, yang dilaksanakan

Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 61.571.953,750,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 60.346.917.184,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pembebasan lahan lanjutan Bandar Udara Kertajati Kabupaten

Majalengka seluas 106,2 Ha, total lahan sampai dengan akhir tahun

2011 adalah seluas 566 Ha dengan ditambah jalan dan saluran seluas

13 Ha, rawa di Jawura dan Cimaneuh seluas 55,7 Ha, sehingga total

lahan yang tersedia seluas 634,7 Ha.

(2) Kegiatan Pembebasan Lahan untuk Pembangunan Short Cut Jalur

Kereta Api Cibungur (Purwakarta)-Tanjungrasa (Subang), yang

dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 26.150.850.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 15.559.915.005,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

sampai dengan akhir tahun 2011 adalah terbebaskannya lahan seluas

18,0704 ha dari target 19,1831 ha.

(3) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pembangunan Jalur KA di Jawa Barat,

yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 113.860.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya koordinasi dan fasilitasi pembangunan jalur kereta api

berupa 1 buah dokumen MoU dan 1 buah dokumen perjanjian

kerjasama.

(4) Kegiatan Penyusunan Pola Jaringan dan Simpul Pelayanan Angkutan

AKDP di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 417.546.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya penyusunan pola jaringan dan simpul

pelayanan angkutan AKDP di Jawa Barat berupa 10 buku dan CD

(dokumen penetapan jaringan dan simpul pelayanan angkutan AKDP).

(5) Kegiatan Penyusunan Dokumen untuk Persiapan Fasilitas Public Private

Partnership (PPP) Pelabuhan Cilamaya yang dilaksanakan Dinas

Perhubungan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 440.800.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 428.565.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen untuk persiapan

fasilitasi Public Private Partnership (PPP) Pelabuhan Cilamaya yang

Page 124: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 160

terdiri dari 1 buah dokumen dan gambar untuk fasilitasi PPP Pelabuhan

Cilamaya.

(6) Kegiatan Penyusunan Study Kelayakan Pelabuhan Laut Regional Jawa

Barat Bagian Selatan yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 680.219.500,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 668.049.500,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersusunnya dokumen study kelayakan pengembangan

pelabuhan laut regional Jabar bagian Selatan di 4 lokasi yaitu Kabupaten

Garut, Sukabumi, Tasikmalaya Cianjur berupa 10 buku laporan

pendahuluan, 10 buku laporan antara dan 10 buku laporan akhir serta 1

paket gambar perencanaan teknis.

(7) Kegiatan Rencana Induk (Master Plan) Pelabuhan Laut Regional dan

Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 744.744.900,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 725.566.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

rencana induk (master plan) Pelabuhan laut regional dan Angkutan

Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) di Muara Gembong

Kabupaten Bekasi dan Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi berupa

laporan pendahuluan 20 buku laporan antara 20 buku dan laporan akhir

20 buku.

(8) Kegiatan Penyusunan DED Pengembangan Angkutan Sungai Danau dan

Penyeberangan (ASDP) di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 457.333.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

449.548.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen

DED pembangunan pelabuhan Angkutan Sungai Danau dan

Penyeberangan (ASDP) berupa laporan pendahuluan 10 buku, laporan

antara 10 dan laporan akhir 10 buku serta gambar perencanaan teknis 1

paket.

(9) Kegiatan Pengembangan Fasilitas Sarana dan Prasarana Angkutan

Sungai Danau dan Penyeberangan di Jawa Barat, yang dilaksanakan

Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 10.609.800.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

9.580.909.651,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pembangunan sarana dan prasarana di penyeberangan (Muara

Gembong, Kalipucang, Majingklak) dan Waduk (Saguling, Cirata,

Jatiluhur) terdiri dari pembangunan Jalan Masuk Pelabuhan

Penyeberangan Muara Gembong, Pembangunan Gedung Kantor

Pelabuhan Penyeberangan Muara Gembong, Modifikasi Moveable Bridge

di Pelabuhan Penyeberangan Majingklak, Pengadaan dan Pemasangan

Page 125: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 161

Lampu Penerangan Jalan Umum di Pelabuhan Penyeberangan

Majingklak, Pembangunan Jalan Setapak di Pos Pengawasan Maroko

Saguling, Pembangunan Jalan Masuk Pos Pengawasan Galanggang

Saguling, Pembangunan Gedung Pos Pengawasan di Maroko Saguling,

Pembangunan Gedung Pos Pengawasan di Bunder Saguling,

Pembangunan Talud di Maroko Saguling, Pembangunan Talud di Bunder

Saguling, Pembangunan Landing Area di Maroko Saguling, Rehabilitasi

Gedung Kantor Servis Jatiluhur, Rehabilitasi Talud di Kantor Servis

Jatiluhur, Modifikasi Dermaga Ponton Menjadi Kantor di Atas Air,

Pembangunan Gudang Tertutup, Pembangunan Gedung Kantor dan

Ruang Tunggu, Pembangunan Gudang Terbuka, Pembangunan Jalan

Keluar Masuk dan Lapangan Parkir, Pembangunan Landing Area,

Pengurugan Tanah, Pembangunan Talud, Pembangunan Pagar

Lingkungan, Pembangunan Area Pertokoan, Pembangunan Landskeping,

Pembangunan Prasarana Air Bersih, Pembangunan Gapura/Pintu

Gerbang, Pengadaan dan Pemasangan LPJU, Pembangunan Tangga

Pasangan Batu Kali.

(10) Kegiatan Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Bandar Udara

Nusawiru, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 663.899.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 655.624.580,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya penyusunan rencana induk (Master Plan) Bandara

Nusawiru Kabupaten Ciamis berupa Laporan Pendahuluan 5 buku,

Laporan Antara 5 Buku, Laporan Topografi 2 buku, Laporan

Penyelidikan Tanah 2 buku, Laporan Konsep Akhir 5 buku, Laporan

KKOP 2 buku, Laporan BKK 2 buku, Laporan DLKp 2 buku, Laporan DLKr

2 buku, Laporan Akhir 5 buku, Laporan Ringkas 5 buku, Laporan Album

Gambar A1 2 buku, Laporan Album Gambar A3 2 buku, Laporan Gambar

Perspektif 2 buku, dan Maket 1 set.

(11) Kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Geografis Kawasan Keselamatan

Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Husein Sastranegara Bandung,

yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 190.015.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya informasi geografis kawasan keselamatan dan operasional

penerbangan (KKOP) Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung

berupa Laporan Pendahuluan 4 buku, Laporan Antara 4 Buku, Laporan

Akhir 4 buku, Laporan Ringkas 4 buku, Peta KKOP 2 lembar, Software

SIG 1 aplikasi.

(12) Kegiatan Studi Kelayakan Konversi BBM ke BBG Angkutan Umum di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa

Page 126: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 162

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 463.810.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya dokumen strudi kelayakan konversi BBM ke BBG angkutan

umum di Jawa Barat (Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, Purwakarta,

Subang, Indramayu, Cirebon dan Bandung Metropolitan Area) berupa

laporan pendahuluan 15 buku, laporan antara 15 buku dan laporan

akhir sebanyak 20 buku.

(13) Kegiatan Pengadaan Fasilitas Peralatan SAR dan Penunjang Kegiatan

SAR di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 427.240.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 417.325.850,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya peralatan SAR guna menunjang kegiatan

operasional penanggulangan bencana alam dan kecelakaan dibidang

perhubungan di Jawa Barat berupa pengadaan tandu (75 buah), perahu

karet (4 unit), life jacket (230 buah), kantog mayat (104 buah) dan

head lamp (112 buah).

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Pada pembebasan lahan untuk Pembangunan Short Cut Jalur Kereta Api

Cibungur (Purwakarta) – Tanjungrasa (Subang), terdapat permasalahan

yaitu :

(a) Adanya revisi penetapan lokasi, yang perijinannya dari BPN belum

dapat diselesaikan karena adanya perubahan peraturan teknis

BPN tahun 2011 tentang penetapan lokasi yang memerlukan ijin

prinsip penggunaan lahan dari kementerian kehutanan

sebagaimana diatur dalam Permenhut No. P.18/Menhut-II/2011

tanggal 30 Maret 2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan

Hutan dan Peraturan kepala BPN Nomor : 2 Tahun 2011 tanggal

04 Februari 2011 tentang Pedoman Pertimbangan Teknis

Pertanahan dalam rangka Penerbitan Ijin Lokasi, Penetapan

Lokasi dan Ijin Perubahan Penggunaan Tanah, yang tidak dapat

diantisipasi penyelesaiannya terkendala dokumen persayaratan

(dikembalikan oleh Kemenhut). Solusinya dilakukan dengan

melengkapi persyaratan untuk diajukan kembali tahun 2012;

(b) Belum tercapainya kesepakatan untuk ganti rugi tanaman Jati

Unggulan Nusantara (JUN) di tanah PT APN, dimana opsinya dari

peraturan Bupati Purwakarta dinilai harganya terlalu rendah.

Solusinya akan dimusyawarahkan kembali dan diajukan kembali

pembayarannya pada tahun 2012;

Page 127: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 163

(c) Belum tercapainya kesepakatan harga dengan pemilik tanah dan

bangunan di Wanakerta. Solusinya akan dimusyawarahkan

kembali dengan target dibebaskan tahun 2012;

(d) Belum dibebaskannya tanah terpotong tanggung di Desa

Pangulah Selatan karena belum diukur. Solusinya dilakukan

melalui koordinasi dengan Kantor Pertanahan setempat dan akan

melakukan pengukuran tanah sisa dan pembayaran di tahun

2012;

(e) Splitsing sertifikat milik masyarakat, terkendala karena

pembebasan baru diselesaikan sebagian besar pada akhir masa

anggaran maka kelengkapan berkas pendaftaran dan prosesnya

belum dilaksanakan. Solusinya dilakukan melalui koordinasi

dengan Kantor Pertanahan setempat dan disepakati akan

dilakukan penyesuaian bila diperlukan dengan melihat hasil

lapangan dan diproses tahun 2012.

(2) Permasalahan pada Pengembangan Fasilitas Sarana dan Prasarana

Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan pada pelabuhan ASDP di

Leuwi Orok Waduk Cirata yang menjadi aset Pemda Provinsi Jawa Barat

dibangun diatas lahan PT. Pembangkit Tenaga Listrik Jawa Bali (PT.

PJB). Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi yang dilakukan

adalah dengan diadakannya Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah

Provinsi Jawa Barat dan PT. Pembangkit Tenaga Listrik Jawa Bali

tentang Pemanfaatan Lahan Milik PT. PJB di Waduk Cirata Provinsi Jawa

Barat Nomor : 119/44/Otdaksm dan 002.PJ/061/DIRAGA/2011 tanggal

27 September 211.

(3) Permasalahan pada Studi Kelayakan Konversi BBM ke BBG Angkutan

Umum di Jawa Barat, diantaranya pasokan gas yang belum dapat

dipastikan oleh penyedia; ketersediaan SPBG dan lama pengisian BBG

ke Kendaraan; Spare part dan Kit Konverter Gas belum tersedia (masih

di import secara parsial); Work Shop / bengkel dan teknisi belum

tersedia; masyarakat masih beranggapan bahwa BBG berbahaya; serta

aturan hukum yang mendukung masih belum terintegrasi. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan melalui sosialisasi

dan uji coba dari Kementerian Perhubungan dengan jalan memberikan

bantuan Kit Konverter bagi kendaraan angkutan umum tetap di

lanjutkan sesuai dengan kriteria yang disyaratkan; penyusunan grand

design program untuk jangka waktu 25 tahun kedepan penyiapan

aturan hukum yang menunjang Grand Design Konversi BBM ke BBG ini;

serta pembentukan Forum Koordinasi Penyelenggaraan Konversi BBM ke

BBG.

Page 128: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 164

2) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu

Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Pengembangan Fasilitas Lalu Lintas Jalan di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 2.308.235.501,50, realisasi anggaran sebesar

Rp. 2.254.778.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpasangnya fasilitas

keselamatan jalan pada ruas jalan Provinsi dan bahan-bahan fasilitas LLAJ,

berupa pagar pengaman jalan (102 unit), marka jalan (19.940 M), rambu lalu

lintas (265 unit), PJU Solar Cell (24 unit), RPPJ (25 unit) serta Daun Rambu

(120 buah).

3) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan AKUT dan Peningkatan Kesadaran

Berlalu Lintas dan Koordinasi Perijinan Trayek AKDP di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 344.850.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pelatihan AKUT, penilaian Perusahaan Terbaik serta Tiblantas Tahap I,

II dan III.

(2) Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Tegakan Bangunan Obstacle dan

Heliport di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 193.187.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya keselamatan penerbangan

pada kawasan keselamatan operasi perbangan di Jawa Barat pada 100

titik BTS dan 15 Heliport.

4) Program Pengendalian dan pengamanan Lalu Lintas

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penyelenggaraan Lalu lintas Angkutan Jalan Lebaran, Natal

dan Tahun Baru, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 900.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 894.657.500,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya dan terkoordinasinya pengendalian dan

penyelenggaraan angkutan Lebaran dan Natal Tahun 2011, serta Tahun

Baru 2012.

(2) Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Bidang Perhubungan, yang

dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Page 129: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 165

Rp. 497.660.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Bidang Perhubungan.

5) Program Peningkatan Kelayakan Kendaraan bermotor

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Pengujian Kendaraan Bermotor di Jawa

Barat, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 246.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 244.622.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya Penyuluhan kepada 132 perusahaan karoseri se Jawa Barat;

Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Karoseri di Provinsi Jawa Barat

sebanyak 132 Perusahaan; koordinasi dalam rangka sinergitas pelaksanaan

Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten/Kota se Jawa Barat; Peningkatan

Kualitas Pengujian Kendaraan Bermotor di Jawa Barat; Penerbitan Sertifikat

Registrasi Uji Tipe kendaraan sebanyak 11.112 Unit; Penerbitan Sertifikat

Perusahaan Karoseri Tertunjuk di Jawa Barat sebanyak 112 Perusahaan; serta

Penolakan Sertifikasi Registrasi Uji Tipe Kendaraan sebanyak 54 Unit.

b) Permasalahan dan Solusi

Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten/Kota se Jawa Barat

masih belum seragam; Kesadaran dan pemahaman pemilik kendaraan

angkutan umum dalam memenuhi standar kelaikan kendaraan bermotor masih

kurang; Ketegasan Petugas Penguji kendaraan bermotor masih belum optimal,

karena berkaitan dengan Persyaratan dari Instansi Lain; Belum Adanya Standar

Produksi Karoseri Indonesia; Belum ada keseragaman dalam penerbitan SK

Rancang Bangun Kendaraan. Solusi : Peningkatan Sumber daya Aparatur

terkait melalui Pendidikan dan Pelatihan; Seminar; Loka Karya; Rapat

Koordinasi/ Forum diskusi; Mengusulkan Penerbitan Standar Produksi Karoseri

Indonesia ke Instansi Terkait; Mengusulkan Evaluasi atas SK Rancang Bangun

yang sudah diterbitkan terhadap kondisi Existing yang terjadi. Sosialisasi secara

berkala ke Masyarakat Transportasi dan Instansi Terkait perihal Pengujian

Kendaraan Bermotor; Meningkatkan Koordinasi/Peran Aktif ke Instansi terkait

guna perbaikan kualitas laik jalan kendaraan di Jawa Barat.

17. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

1) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan

Pemanfaatan Teknologi Informasi

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Diseminasi Informasi Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa

Barat, yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

Page 130: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 166

676.900.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 561.871.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya informasi isu strategis dan

aktual, informasi program dan produk unggulan Jawa Barat melalui

media teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan media tradisional.

(2) Kegiatan e-Government untuk Optimalisasi Pendayagunaan Fasilitas

Layanan Pemerintah Berbasis TIK, yang dilaksanakan Dinas

Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 783.927.942,41, realisasi anggaran sebesar

Rp. 571.533.640,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

literasi teknologi informasi pada masyarakat di Jawa Barat dan Migrasi

open source software di lingkungan 50 OPD Provinsi untuk mendorong

percepatan Jabar Cyber Province.

(3) Kegiatan Pengembangan dan Pengolahan Data Provinsi dan

Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan

Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 989.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 845.231.545,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah teroperasionalisasikannya implementasi

muatan pusat data OPD Provinsi dan aplikasi strategis pembangunan

menuju satu data pembangunan untuk Jawa Barat.

(4) Kegiatan Pelaksanaan Mekanisme Dialog dan Informasi Pemerintah

Provinsi dan Masyarakat, yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan

Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 798.100.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 714.966.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya program

pembangunan Jawa Barat melalui koordinasi komunikasi dan kemitraaan

media, dialog interaktif masyarakat serta kelompok informasi

masyarakat di Kabupaten/kota.

(5) Kegiatan Pengembangan Web Interoperabilitas Jabarprov.go.id, yang

dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.075.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 730.532.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya situs web Provinsi Jawa Barat dengan pasokan

muatan data OPD Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

(6) Kegiatan Dukungan Pelaksanaan Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik, yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan

Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.707.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.515.737.532,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dukungan

operasionalisasi kegiatan KIP dalam rangka sosialisasi Undang-undang

No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Mediasi

Page 131: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 167

Sengketa Informasi Publik di Kabupaten/kota serta tersedianya

infrastruktur layanan informasi masyarakat.

(7) Kegiatan Standardisasi Layanan Postel, yang dilaksanakan Dinas

Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 432.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 414.989.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

dokumen inventarisasi penggelaran kabel telekomunikasi lintas

Kabupaten/Kota atau jalan Provinsi, kantor cabang dan loket pelayanan

operator serta standardisasi postel.

(8) Kegiatan Monitoring dan Penertiban Jasa Titipan (Pos) dan Penyusunan

Naskah Akademik Pos dan Telekomunikasi, yang dilaksanakan Dinas

Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 431.666.437,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 412.320.450,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

naskah akademis Postel melalui monitoring dan penertiban jasa titipan

(pos).

(9) Kegiatan Perencanaan, Standardisasi dan Monitoring Telematika, yang

dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa

Barat, alokasi anggaran sebesar Rp. 431.666.437,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 326.756.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya data potensi eksisting pembangunan sistem informasi

berbasis TIK di lingkungan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat

untuk bahan perencanaan pembangunan dan pengembangan sistem

informasi selanjutnya.

(10) Kegiatan Perluasan Pelayanan LPSE Regional Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 340.040.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 327.135.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbangunnya prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa di Jawa Barat

(efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, trasparansi, adil dan non

driskriminatif, terbuka dan persaingan sehat), sehingga dapat

mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good

governance).

(11) Kegiatan Jaringan Komunikasi Bencana Alam di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 896.869.175,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbangunnya jaringan komunikasi untuk keperluan bencana alam

(repeater unit, rig unit dan HT).

(12) Kegiatan Perencanaan Pembangunan Backbone Jaringan Infrastruktur

Teknologi Informasi dan Komunikasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat,

Page 132: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 168

yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 614.850.460,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya dokumen perencanaan pembangunan

backbone jaringan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi

pada Pemerintah Daerah untuk mendukung percepatan terwujudnya

Jabar Cyber Province.

(13) Kegiatan Penerapan ISO 9001 : 2008 pada proses registrasi dan

verifikasi rekanan Balai LPSE, yang dilaksanakan Dinas Komunikasi

dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 400.000.000.-, realisasi anggaran sebesar Rp.

346.492.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen

sertifikat ISO 9001:2008 pada proses registrasi dan verifikasi Balai

LPSE.

(14) Kegiatan Jaringan Komunikasi Pendukungan Administrasi Perkantoran

Internal dan Eksternal Dinas Kominfo, yang dilaksanakan Dinas

Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, alokasi

anggaran sebesar Rp. 10.394.765.392.00, realisasi anggaran sebesar

Rp. 8.983.992.340,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya

administrasi perkantoran menggunakan infrastruktur TIK.

(15) Kegiatan Pelayanan Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan,

yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 849.999.900,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 782.996.250,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya peningkatan kualitas data

dan informasi perencanaan pembangunan di Jawa Barat.

(16) Kegiatan Sistem Informasi Manajemen Kediklatan (SIM Diklat), yang

dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 779.500.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 774.816.500,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya data dan informasi yang akurat dan cepat,

tersedianya SIM Diklat serta tersedianya aplikasi e-learning.

(17) Kegiatan Penyusunan Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan dan Konversi

Arsip Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 2.440.850.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.900.509.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

sistem informasi kearsipan secara elektronik/digitalisasi arsip.

(18) Kegiatan Gerai Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 190.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp.177.062.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Page 133: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 169

terwujudnya Pelayanan Data Promosi dan Informasi Pembangunan Jawa

Barat.

(19) Kegiatan Peningkatan Kualitas Hubungan Lembaga Penyiaran, yang

dilaksanakan Sekretariat KPID Jawa Barat dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 503.115.740,69, realisasi anggaran sebesar

Rp. 499.120.740,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

Fasilitasi KPID se-Indonesia sebanyak 2 kali (Fasilitasi Hari penyiaran

Nasional di Solo Jawa Tengah serta Kunjungan kerja ke KPID Provinsi

Jawa Timur); Terselenggaranya Penganugerahan KPID Award sebanyak

1 kali di Hotel Horison Bandung (Penghargaan terhadap Lembaga

Penyiaran yang menayangkan Program berkualitas); terselenggaranya

Talk Show/Dialog Penyiaran “KITA” dan Media Expose melalui Radio

15 kali; TV 5 kali; Media Expose 2 kali (Media Cetak); Pameran Profil

Penyiaran Jawa Barat sebanyak 1 kali penyelenggaraan di Halaman

Parkir Gedung Sate Bandung.

(20) Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Sumberdaya Manusia Llembaga

Penyiaran Lokal di Jawa Barat, yang dilaksanakan Sekretariat KPID

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 456.700.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 416.711.375,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan yaitu terselenggaranya Gerakan Masyarakat Jawa Barat

mendorong media sehat dan pemirsa cerdas (GEMAS PEDAS) sebanyak

3 kali pelaksanaan; terselenggaranya Workshop manajemen radio

komunitas 1 kali kegiatan; lokakarya Pengembangan Peran Media

Penyiaran dalam Transformasi Warga Jawa Barat menuju masyarakat

yang sejahtera 1 kali kegiatan; penertiban, pengawasan isi siaran dan

tindak lanjut verifikasi dan investigasi pengaduan masyarakat, 1 kali

kegiatan.

(21) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Standarisasi Penyiaran, yang

dilaksanakan Sekretariat KPID Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 280.570.000,-, realisasi sebesar Rp. 254.087.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya verifikasi administrasi,

verifikasi faktual dan evaluasi dengar pendapat; terselenggaranya

pembuatan news letter 170 eksemplar sebanyak 2 edisi;

terselenggaranya focus group discussion (fgd) masalah-masalah

penyiaran sebanyak 3 kali; dan terselenggaranya proses perizinan

penyiaran.

(22) Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik di Wilayah III, yang dilaksanakan

Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III

Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 70.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.49.790.000,-. Hasil

Page 134: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 170

pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

(23) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan Setda, yang dilaksanakan Biro

Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 117.900.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 99.125.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terwujudnya layanan prima Perpustakaan Sekretariat Daerah

Provinsi Jawa Barat

(24) Kegiatan Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan

Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dukungan Help Desk dan Pelatihan

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah ( SIPKD ) di

Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro

Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 825.280.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 549.120.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terbangunnya Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan

Daerah (SIPKD) secara berdayaguna dan berhasilguna, serta

optimalisasi penggunaan SIPKD pada SKPKD dan SKPD di lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat;

(25) Kegiatan Pengembangan Aplikasi SIPKD, yang dilaksanakan Biro

Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 280.088.800,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 146.946.400,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya Aplikasi SIPKD Modul Core dan Non Core

yang implementatif sesuai dengan regulasi keuangan daerah dan

pengembangan implementasi aplikasi SIPKD di lingkungan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat.

(26) Kegiatan Pembangunan Pengembangan Layanan Sistem Informasi

Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba (P4GN) Berbasis Media, yang dilaksanakan Sekretariat

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran

sebesar Rp.937.060.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 799.105.000,-

.Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya informasi melalui media

massa terhadap penyalahgunaan narkoba dan terselenggaranya upaya

P4GN berbasis media sebanyak 60 orang tenaga bebasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK).

(27) Kegiatan Penyelenggaraan, Pengelolaan Database dan Informasi P4GN

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Sekretariat

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 800.640.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

691.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya sistem

jaringan dan database P4GN Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dan

meningkatnya partisipasi masyarakat.

Page 135: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 171

(28) Kegiatan Pembangunan Sistem Jaringan dan Data Base P4GN Narkotika

Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 328.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 318.950.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya mapping data permasalahan

penyalahgunaan narkoba di Jawa Barat.

(29) Kegiatan Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Teknologi Informasi

dan Komunikasi pada Kawasan Baros Cyber Creative Centre, yang

dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.720.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 644.770.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya wawasan animasi 2 dimensi dan 3

dimensi komunitas industri konten kreatif kepada sebanyak 60 orang,

tersedianya panduan pengembangan animasi di Jawa Barat sebanyak 2

paket dan Sinkronisasi pelaksanaan kegiatan antara Pemerintah Pusat,

Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan target 20% implementasi dan

sinkronisasi pelaksanaan kegiatan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan

Kabupaten/Kota paling sedikit 25%.

(30) Kegiatan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan, yang

dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 904.948.744,70 realisasi anggaran sebesar Rp. 884.734.744,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah disebarluaskannya Peraturan Daerah ke

5.263 desa di Jawa Barat, sebagai upaya untuk meningkatkan ketaatan

masyarakat terhadap Peraturan Daerah, dalam mengantisipasi

berlakunya stelsel positif Peraturan Daerah, yaitu dengan

diundangkannya Peraturan Daerah, maka semua orang dianggap tahu.

(31) Kegiatan Sinergitas Pemberdayaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi

(JDI) Hukum, yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp.285.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp.248.918.050,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi (JDI) Hukum berupa

produk-produk hukum Pusat dan Daerah, melalui penggandaan dan

pencetakan peraturan perundang-undangan, pengadaan referensi buku-

buku hukum dan Buku Himpunan Peraturan Perundang-undangan,

sebagai bahan penetapan kebijakan Daerah.

(32) Kegiatan Peningkatan Sistem Informasi Manajemen yang dilaksanakan

Rumah Sakit Paru, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 680.219.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya sistem administrasi yang

transparan, cepat, tepat dan akuran dalam penyajian data.

Page 136: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 172

(33) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi serta Penyebaran Informasi tentang

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan Pembangunan yang

dilaksanakan Biro Humas, Protokol dan Umum, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 11.148.880.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 8.325.619.478,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarkannya

informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan hasil

pembangunan melalui media cetak, media elektronik dan media luar

ruang.

(34) Kegiatan Pelayanan Informasi Internal dan Eksternal, yang dilaksanakan

Biro Humas, Protokol dan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 3.774.620.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.961.530.500,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya informasi internal dan

eksternal.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Sumberdaya tenaga teknis operator MCAP terbatas. Solusinya yaitu

membentuk TIM teknis baru yang dikhususkan untuk mengelola

operasional MCAP.

(2) Pemasangan jaringan komunikasi bencana alam tahun 2011 belum

dapat menjangkau seluruh wilayah Jawa Barat. Solusinya proses

penganggaran dan pembangunannya dilakukan secara bertahap.

(3) Masih kurangnya informasi yang diperoleh aparatur di lingkungan

Pemerintah Kabupaten/Kota dan aparatur Pemerintah Provinsi Jawa

Barat mengenai eksistensi dan manfaat SIM Diklat. Solusinya dilakukan

sosialisasi pada aparatur Pemerintahan Kabupaten/Kota serta aparatur

pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

2) Program Pengembangan Data/Informasi Statistik Daerah

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Barang Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat ATISISBADA, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp.250.000.000,-, yang dilaksanakan Biro Pengelolaan

Barang Daerah, dengan realisasi anggaran sebesar Rp.245.790.000,-.

Hasil dari pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya sistem jaringan

informasi pengelolaan barang daerah.

(2) Kegiatan Pengelolaan dan Pengolahan Data PNSD Provinsi Jawa Barat

melalui Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian yang dilaksanakan

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 585.289.601,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 579.128.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya

informasi kepegawaian dalam bentuk leaflet sebanyak 11.140 lembar,

Page 137: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 173

profil kepegawaian sebanyak 200 Buku dan CD profil Kepegawaian 15

keping, Aplikasi Sistem Informasi Manajemen 1 paket, Aplikasi Website

BKD 1 paket, dan Rapat kerja Pengelola Simpeg 1 kali.

(3) Kegiatan Penerapan Absensi Terintegrasi di Pemerintah Provinsi Jawa

Barat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.315.550.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.022.047.600,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya Jasa Konsultasi Kegiatan 1 paket,

pengadaan Hardware dan Software Absensi Terintegrasi 1 paket, dan

Uji Coba Penerapan Absensi Terintegrasi 1 paket.

(4) Kegiatan Penyusunan Database Pelayanan Perizinan, yang dilaksanakan

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 177.900.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 174.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

database pelayanan perizinan untuk 12 sub bidang/sektor.

(5) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi/Statistik

BKPPMD, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan

Penanaman Modal Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 410.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

407.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen

kajian/realisasi investasi triwulanan PMA/PMDN di Jawa Barat

berdasarkan Kabupaten/Kota, data gambaran perkembangan minat

investasi triwulanan PMA/PMDN di Jawa Barat berdasarkan

Kabupaten/Kota, data gambaran perkembangan realisasi investasi

PMA/PMDN di Jawa Barat berdasarkan Kabupaten/Kota, tersedianya

instrumen kodifikasi perusahaan PMA/PMDN di Kabupaten/Kota, dan

grafik perkembangan realisasi investasi.

(6) Kegiatan Visualisasi Koperasi dan UMKM Jawa Barat, yang dilaksanakan

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 198.100.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya visualisasi data potensi KUMKM di Jawa

Barat dan visualisasi data koperasi sebagai lembaga pembiayaan

KUMKM.

(7) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi Statistik

Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang dilaksanakan Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 450.000.000,-, dan realisasi anggaran sebesar

Rp. 427.563.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan yaitu tersedianya

pengembangan data/informasi/ statistik daerah bidang pertanian

sebagai bahan perencanaan pembangunan pertanian.

Page 138: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 174

(8) Kegiatan Pengembangan dan Penyajian Data/Informasi Statistik

Perikanan dan Kelautan Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

243.664.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data

statistik perikanan dan kelautan Jawa Barat yang valid di 26

Kabupaten/Kota, buku data/informasi statistik perikanan dan kelautan,

dan buku laporan tahunan statistik perikanan.

(9) Kegiatan Pemuktahiran Data dan Pembangunan Jawa Barat Tahun

2011, yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.430.020.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

1.374.245.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pemutakhiran profil daerah tahun 2011; tersusunnya indikator

perekonomian regional Jawa Barat 2009-2010; tersusunnya kondisi

sosial ekonomi di Jawa Barat tahun 2009-2010; tersusunnya situasi

ketenagakerjaan Jawa Barat tahun 2009-2010; tersusunnya data basis

IPM Jawa Barat tahun 2009-2010; tersusunnya daerah dalam angka

tahun 2011; tersusunnya indeks gini; tersusunnya data pembangunan;

terlaksananya pemutakhiran peta tematik Jawa Barat; Tersusunnya

capaian indikator RPJMD tahun 2011; terlaksananya updating aplikasi

Satu Data Pembangunan Jawa Barat; dan Terlaksananya survei dan

pemetaan BLT.

(10) Kegiatan Penyusunan Data Statistik dan Informasi, yang dilaksanakan

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

235.831.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terinformasikannya

data statistik dan pembangunan peternakan di Jawa Barat,

terselenggaranya pemeliharaan jaringan Local Area network (LAN) dan

pengelolaan data.

(11) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi/statistik

Kerawanan Pangan, yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan

Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 238.840.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya buku statistik ketahanan

pangan.

(12) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Data/Informasi/Statistik Daerah

yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 247.000.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah penyusunan buku data statistik pariwisata Jawa Barat

Page 139: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 175

(Gambaran kunjungan wisatawan ke Jawa Barat) sebanyak 175 buah

dan sosialisasi

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Lambatnya updating data fisik pegawai dari OPD terkait dalam hal

terjadi perubahan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, dilakukan

Sosialisasi dan Rapat Koordinasi serta aktif mendorong OPD untuk

melakukan updating data.

(2) Belum optimalnya fungsi Tim Teknis untuk mendukung koordinasi dan

sinergitas dengan OPD terkait, khususnya untuk mengintegrasikan

database perizinan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Solusi

optimalisasi fungsi Tim Teknis melalui penetapan Keputusan Gubernur.

(3) Kesalahan dalam metode pengumpulan data yang dilakukan oleh

petugas pengolah data statistik Kabupaten/Kota terutama dalam

menghitung alat tangkap dan perahu/kapal > 5 GT. Untuk itu perlu

dilaksanakan pelatihan metodologi pengumpulan data/survey bagi

petugas pengumpul dan pengolah.

(4) Software yang digunakan belum sempurna, sehingga petugas tidak

optimal dalam melakukan pengolahan data, untuk itu perlu dilaksanakan

pelatihan pengoperasian aplikasi bagi petugas dan dilakukan

penyempurnaan aplikasi.

(5) Proses verifikasi dan entry data/ informasi yang akan digunakan dalam

penyusunan visualisasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi

yang dilakukan adalah dengan cara meningkatkan komunikasi dan

koordinasi antar unit kerja terkait.

(6) Adanya keterbatasan sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkan

untuk mendukung pelaksanaan program termasuk aplikasi sistem

informasi dan komunikasi yang dimiliki masih belum memadai. Solusi

untuk mengatasi masalah tersebut adalah secara terus menerus berupa

memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana kerja, termasuk di

dalamnya penyempurnaan aplikasi pengelolaan database.

(7) Belum optimalnya fungsi Tim Teknis untuk mendukung koordinasi dan

sinergitas dengan OPD terkait, khususnya untuk mengintegrasikan

database perizinan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Solusi

untuk mengatasi masalah tersebut adalah optimalisasi fungsi Tim

Teknis.

18. URUSAN PERTANAHAN

Program Pengadaan, Penataan dan Pengendalian Administrasi Pertanahan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Fasilitasi Permasalahan Pertanahan dan Pengadaan Tanah untuk

Kepentingan Umum dan Lalulintas, yang dilaksanakan Biro

Page 140: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 176

Pemerintahan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 94.192.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya tertib administrasi pertanahan di

Jawa Barat meliputi tertib penanganan masalah pertanahan dan tertib

pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum lintas

kabupaten/kota.

(2) Kegiatan Pengadaan Tanah untuk Penegrian Perguruan Tinggi Swasta

(UNSIL,UNSWAGATI dan UNSIKA), yang dilaksanakan Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 60.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 34.623.081.850,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengadaan tanah untuk

penegrian Perguruan Tinggi Swasta di Kota Cirebon untuk Perguruan

Tinggi UNSWAGATI terrealisasi Rp. 11.933.065.000,- dengan luas tanah

166.541 m2; Kabupaten Karawang untuk Perguruan Tinggi UNSIKA

terrealisasi Rp. 24.372.322.000,- dengan luas tanah 150.082 m2; Untuk

Perguruan Tinggi UNSIL belum bias terealisasi dikarenakan harga tanah

tidak sesuai dengan apraizal.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Diterbitkannya peraturan (Peraturan Pemerintah dan Peraturan Kepala

Badan Pertanahan Nasional) yang mengatur prosedur penetapan lokasi dan

pengenaan tarif pertimbangan teknis pertanahan Badan Pertanahan

Nasional, tanpa sosialisasi kepada Pemerintah Daerah memperlambat

proses penetapan lokasi. Solusinya melalui peningkatan peran Subbagian

Administrasi Pertanahan yang lebih luas dalam memfasilitasi permasalahan

pertanahan.

(2) Prosentase permasalahan pertanahan yang disampaikan kepada Gubernur,

70% tidak bersifat lintas Kabupaten/Kota sesuai kewenangan Gubernur,

sehingga fasilitasi yang dilakukan hanya bersifat administratif. Dengan

demikian, apabila terjadi konflik atau sengketa tanah, maka kewenangan

Gubernur sangat terbatas. Solusinya perlu peningkatan upaya komunikasi

dan koordinasi secara vertikal dan horizontal dalam memfasilitasi

penyelesaian permasalahan pertanahan.

(3) Konflik/sengketa tanah, khususnya yang bersifat lintas wilayah di

Kabupaten/Kota meliputi proses penetapan lokasi pengadaan tanah bagi

pelaksanaan pembangunan kepentingan umum, pengadaan tanah oleh

P2T Kabupaten/Kota, konflik/sengketa kepemilikan tanah antar

perseorangan, antara perseorangan dengan badan hukum, dan antar badan

hukum. Perlu dibentuk forum koordinasi penanganan pertanahan, yang

dikoordinasikan oleh Asisten Pemerintahan, Hukum dan HAM melalui Biro

Pemerintahan Umum.

Page 141: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 177

19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI

1) Program Penanggulangan Bencana Alam dan Perlindungan Masyarakat

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Bencana di

Daerah Bencana, yang dilaksanakan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 850.000.000,-

, realisasi anggaran sebesar Rp. 808.136.500,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersebarnya informasi dan pemahaman masyarakat

melalui penyebaran informasi cegah siaga penanggulangan bencana,

terlatihnya SDM TRC dan tersedianya model penanggulangan bencana

di Jawa Barat.

(2) Kegiatan Pelatihan Pemuda Siaga Bencana di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 347.235.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlatihnya 100

orang pemuda siaga bencana dari unsur pemuda karang taruna.

(3) Kegiatan Tanggap Darurat Bencana serta Penyediaan Alat Evakuasi bagi

Korban Bencana di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

2.617.715.050,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya alat

evakuasi korban bencana di Jawa Barat seperti ( Personal Equitment,

Team Equitment, Tenda Regu, Tenda Pleton, Perahu Karet, Mesin

Perahu, Pelampung, Karmantel, Genset, Radio Komunikasi, Komputer

dll).

(4) Kegiatan Penyediaan Buffer Stock untuk Penanganan Tanggap Darurat

di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 900.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 892.440.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya Buffer Stock dalam rangka tanggap darurat bencana di

Jawa Barat seperti Mie Instan, Sarden, Kecap Saos, Minyak Goreng, Air

Mineral Botol dan Cup, Susu Bayi, Bubur Bayi, Selimut, Karung Plastik.

(5) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penyusunan Rencana Aksi Daerah

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat, yang

dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 824.266.798,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 711.065.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dan

terinformasikannya Modul RAD PRB di Jawa Barat untuk rencana induk

penanggulangan bencana.

(6) Kegiatan Penyusunan Model Pemulihan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Pasca Bencana, yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana

Page 142: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 178

Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 489.710.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya model pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca

bencana sebagai pedoman peningkatan pendapatan masyarakat dalam

kurum waktu pemulihan.

(7) Kegiatan Pengembangan Mitigasi Bencana di Daerah Rawan Bencana,

yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 700.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 622.664.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunya pedoman pengembangan mitigasi melalui jaringan

komunikasi dan informasi kebencanaan di daerah rawan bencana di

Jawa Barat dan terbentuknya kelompok kerja jaringan komunikasi dan

informasi kebencanaan di Jawa Barat.

(8) Kegiatan Penyusunan Pedoman SOP Penanggulangan Bencana, yang

dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 250.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya draft

SOP Penanggulangan Bencana di Jawa Barat sebagai dasar dan acuan

kegiatan kedaruratan pada saat terjadi bencana.

(9) Kegiatan Media Sosialisasi Mitigasi Bencana Daerah Rawan Bencana di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 911.799.800,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat

(mitigasi bencana/pengurangan resiko) dalam menghadapi

kemungkinan terjadinya bencana di Jawa Barat.

(10) Kegiatan Siaga dan Tanggap Bantuan bagi Korban Bencana Alam

Kabupaten/Kota di Wilayah III, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000,000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 384.055,250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terkoordinasinya pemberian bantuan makanan dan bahan

lainnya bagi korban bencana di Wilayah III.

(11) Kegiatan Penanganan Tanggap Darurat Bencana Alam di Wilayah I,

yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 0,-. Kegiatan tersebut tidak diserap /dicairkan karena kegiatan

tersebut bersifat on call, sehingga baru bisa dicairkan apabila terjadi

bencana atau atas permintaan dari Kabupaten/Kota yang mengalami

bencana alam.

Page 143: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 179

(12) Kegiatan Penanggulangan Korban Bencana, yang dilaksanakan Dinas

Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.700.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.602.944.300,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya peran serta

masyarakat dalam penanggulangan bencan melalui sosialisasi

penanggulangan bencana 280 orang, terlatihnya 302 orang Tagana

terampil, dan terpulangkannya 479 orang terlantar ke daerah asalnya.

(13) Kegiatan Sosialisasi Potensi dan Daerah Rawan Bencana kepada

Masyarakat, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya

Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.147.730.800,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terinformasikannya potensi dan daerah

rawan bencana geologi kepada masyarakat di Kabupaten Cianjur dan

Garut.

(14) Kegiatan Pemantauan dan Peninjauan Bencana Geologi di Jawa Barat,

yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 149.590.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terpantaunya kejadian bencana alam

geologi di Jawa Barat.

(15) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Penanggulangan Bencana di Jawa

Barat, dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-, dan terealisasi sebesar Rp.

78.325.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Rakor

Standard Operation Procedure (SOP) Penanganan Bencana dan Rakor

Penanggulangan Bencana di Jawa Barat, yang dikuti oleh peserta dari

Kabupaten/Kota.

(16) Kegiatan Penanggulangan Darurat Bencana Alam, yang dilaksanakan

Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 10.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 9.291.325.742,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

tanggap darurat untuk jalan dan jembatan dengan hasil pelayanan

prasarana jalan dan jembatan tidak terganggu.

(17) Kegiatan Penanganan Bencana Alam, yang dilaksanakan Dinas

Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 686.187.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dapat

melaksanakan bantuan tanggap darurat bencana ke masyarakat di

lokasi yang terkena bencana alam dengan cepat.

(18) Kegiatan Penanggulangan Bencana Alam di 3 (tiga) Wilayah Sungai di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air

Page 144: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 180

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 10.052.513.700,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 8.977.651.500,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah berfungsinya kembali jaringan irigasi

akibat bencana alam.

(19) Kegiatan Penanggulangan Bencana Banjir dan Kekeringan (Dana on

Call), yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

2.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.734.830.050,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terpasangnya bahan banjiran di 28 titik

yaitu 13 sungai, 14 daerah irigasi dan 1 situ.

(20) Kegiatan Perbaikan Infrastruktur Sumber Daya Air Pasca Banjir Bandang

Sungai Cipalebuh dan Cikaso di Kabupaten Garut yang dilaksanakan

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 5.000.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 4.261.243.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlindunginya penduduk akibat bencana alam banjir bandang pada 2

sungai di Kabupaten Garut.

(21) Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi, Monitoring dan Bantuan Tanggap

Darurat ke Daerah Rawan Bencana di Wilayah II, yang dilaksanakan

oleh Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 750.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 37.210.000,-

. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya lokasi penampungan

bencana dan termanfaatkannya bahan makanan untuk korban bencana

di wilayah tersebut.

(22) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Tanggap Darurat Daerah Rawan

Bencana di Wilayah IV, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.125.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 0,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya kesiagaan Pemerintah Daerah dalam penanggulangan

bencana alam di Wilayah IV, tersedianya bahan bantuan bencana alam

bagi korban di Wilayah IV dan terwujudnya penanganan bencana alam

secara terkoordinasi.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Penanganan dan penanggulangan bencana di Kabupaten/Kota masih

belum optimal, hal ini karena penanganan bencana baik pada saat pra

bencana, saat bencana maupun pasca bencana masih dilakukan secara

parsial terutama di Kabupaten/Kota yang belum memiliki Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Solusinya yaitu penguatan

Page 145: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 181

kelembagaan BPBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta sinergitas

program dan kegiatan agar memudahkan koordinasi dalam

penanggulangan bencana, baik pada pra bencana, tanggap darurat

maupun pasca bencana serta mendorong Kabupaten/Kota untuk

membentuk BPBD.

(2) Kurang optimalnya pemanfaatan iptek dalam mengurangi risiko

bencana, termasuk pemanfaatan sistem peringatan dini berbasis

teknologi. Solusinya yaitu meningkatkan sistem penanggulangan

bencana berbasis informasi geografis yang handal, sehingga pada saat

penanggulangan bencana dapat terarah, terpadu, terorganisasi dan

menyeluruh.

(3) Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana, penyelenggaraan penanggulangan bencana

lebih diarahkan pada pencegahan dan kesiapsiagaan dalam upaya

pengurangan risiko bencana.

(4) Belum optimalnya program-program pembangunan yang berperspektif

pengurangan risiko serta penataan ruang yang berdasarkan pemetaan

dan pengkajian risiko bencana, sehingga menyulitkan penanganan

kedaruratan bencana.

(5) Pada kegiatan Penanggulangan Bencana Alam WS Cimanuk

Cisanggarung untuk pembangunan talang beton tumpu Daerah Irigasi

Sentig di Kabupaten Sumedang pada saat pelaksanaan pekerjaan telah

terjadi bencana alam longsor setempat, sehingga dari target panjang

126 meter hanya dapat diselesaikan sepanjang 75 meter. Namun

demikian saluran irigasi darurat yang sudah ada untuk melayani areal

seluas 1.617 Ha masih dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sebagai

solusinya, penyelesaian pembangunan akan dilanjutkan pada tahun

anggaran 2012.

(6) Pelaksanaan pemantauan dan peninjauan seharusnya melibatkan aparat

Pemerintah Kabupaten. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu

dilakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten.

(7) Pelaksanaan Rapat Koordinasi harus ditunjang dengan penyebaran

informasi berupa Peta Kerentanan Gerakan Tanah. Untuk mengatasi

masalah tersebut, dilakukan evaluasi terhadap Peta Kerentanan Gerakan

Tanah yang sudah dimiliki.

(8) Pelaksanaan pemantauan atau peninjauan daerah kejadian bencana

geologi yang memiliki kontur terjal dan sulit dilalui, dibutuhkan

kendaraan roda empat khusus (4 WD). Untuk mengatasi masalah

tersebut, perlu menyediakan kendaraan roda empat khusus untuk

pemantauan dan peninjauan bencana geologi.

Page 146: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 182

(9) Pemerintah Kabupaten/Kota belum seluruhnya memiliki Dinas/Instansi/

Lembaga yang secara khusus menangani masalah kesejahteraan sosial

baik dilihat dari nomenklatur lembaga dan fungsinya. Solusinya,

Pemerintah Kabupaten/Kota segera membentuk Lembaga/Instansi yang

khusus menangani pembangunan kesejahteraan sosial.

(10) Terbatasnya sarana dan prasarana/alokasi anggaran pembangunan

bidang kesejahteraan sosial. Solusinya yaitu meningkatkan sinergitas

dan koordinasi antar Pemerintah Kabupaten/Kota dan lembaga

kesejahteraan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial,

melalui penganggaran khusus untuk menangani masalah kesejahteraan

sosial.

2) Program Pendidikan Politik Masyarakat

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Sosialisasi Undang-Undang Bidang Politik bagi Pengurus Ormas

dan LSM di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa,

Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpahaminya Perundang-undangan Politik, khususnya tentang Pemilu,

Pemilukada dan Susduk DPRD.

(2) Kegiatan Pendataan Potensi Partai Politik, yang dilaksanakan Badan

Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 114.505.782,30, realisasi anggaran sebesar Rp. 114.505.700,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data dan informasi potensi

internal Partai Politik di 24 kabupaten/kota.

(3) Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan untuk Partai Politik,

yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan

anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 183.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpahaminya

nilai-nilai demokrasi serta mekanisme kerja Partai Politik dalam

mewujudkan tatanan kehidupan berpolitik, khususnya bagi pengurus

partai politik kabupaten/kota yang mendapatkan kursi di DPRD

kabupaten/kota.

(4) Kegiatan Fasilitasi Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,

yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 275.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

275.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dilantiknya

Bupati/Walikota masa jabatan 2011-2016.

Page 147: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 183

(5) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Pengembangan Pemanfaatan Kelompok

Kerja Indeks Demokrasi Indonesia, yang dilaksanakan Biro

Pemerintahan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

91.762.190,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 91.762.190,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya identifikasi posisi Ikatan

Dokter Indonesia (IDI) dan terkoordinasinya langkah-langkah kinerja

pokja IDI di Jawa Barat.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Data Ormas dan LSM pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota

belum akurat, adapun jumlah Ormas dan LSM yang mendaftar (baru)

ataupun daftar ulang melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat sampai dengan

Desember 2011 sebanyak 551 Ormas, 296 LSM dan 358 Yayasan.

Solusi, secara terus menerus melakukan langkah-langkah koordinatif

terkait keberadaan Ormas, LSM dan Yayasan.

(2) Belum adanya kesepahaman dan kesepakatan dari masing-masing

pasangan calon dalam pelaksanaan Pilkada damai yang telah diikrarkan

bersama-sama. Solusi, mengupayakan untuk meningkatkan kesadaran

pasangan calon terhadap hasil penghitungan suara yang diputuskan

oleh Komusi Pemilihan Umum.

(3) Pasangan calon masih kurang mempercayai pelaksana Pilkada (PPS,

PPK dan KPU) terutama dalam penghitungan suara. Solusi,

mengupayakan untuk meningkatkan kepercayaan pasangan calon

kepada pelaksana Pilkada di masing-masing tempat (KPU, Panwaslu,

PPK, PPS).

(4) Masih adanya keterikatan Pegawai Negeri Sipil dalam menyalurkan

aspirasi politiknya kepada calon dari Incumbent. Solusi, sosialisasi

terhadap Pegawai Negeri Sipil agar dalam menyalurkan aspirasinya

untuk bebas dan netral dalam memilih pasangan calon.

(5) Dalam proses pengesahan pemberhentian dan pengesahan

pengangkatan Kepala Daerah terpilih, pengajuan berkas dilaksanakan

pada waktu yang berdekatan dengan habisnya masa jabatan Kepala

Daerah sebelumnya. Solusi, melaksanakan sosialisasi agar dalam proses

pengajuan berkas pasangan calon terpilih, harus segera diajukan ke

Gubernur sesuai dengan tahapan yang telah dibuat oleh KPU.

3) Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penguatan Ketahanan Bangsa dalam Pencegahan Konflik di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik

Page 148: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 184

dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 148.596.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpahaminya tentang tatanan peri kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara yang beraneka ragam ras, suku, budaya, adat

istiadat dan agama dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

(2) Kegiatan Fasilitasi Bimbingan Pembinaan pada Ormas, LSM, dan

generasi muda, yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik

dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 100.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpahaminya peran dan fungsi serta tanggung jawab dalam

membangun organisasi dengan berlandaskan pada kehidupan yang

demokratis, dinamis dan mandiri serta tersedianya data keberadaan dan

kepengurusan Ormas dan LSM di Kabupaten/Kota.

(3) Kegiatan Pemantapan Kondisi Sosial Politik di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran sebesar

Rp. 125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 125.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terciptanya situasi dan kondisi sosial politik

yang kondusif serta terdeteksi secara dini permasalahan yang akan dan

sedang berkembang di daerah terhadap kemungkinan adanya ancaman

dan gangguan yang dapat menimbulkan terganggunya stabilitas

keamanan dan ketertiban di masyarakat.

(4) Kegiatan Peningkatan Kewaspadaan Dini Masyarakat terhadap

Gangguan Stabilitas Politik di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 122.240.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terpahaminya upaya-upaya dalam

mengantisipasi berbagai permasalahan-permasalahan yang cenderung

menjadi gangguan stabilitas politik di daerah.

(5) Kegiatan Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pemeliharaan

Ketenteraman dan Ketertiban Umum di Jawa Barat, yang dilaksanakan

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran kegiatan sebesar Rp.

149.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terciptanya kerjasama

yang sesuai dengan kewenangannya masing-masing agar peri

Page 149: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 185

kehidupan bermasyarakat dapat berlangsung dengan lancar, aman

tentram dan tertib di Jawa Barat.

(6) Kegiatan Pemantapan Bela Negara, yang dilaksanakan Badan

Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

300.000.000,-, realisasi anggaran kegiatan sebesar Rp. 281.540.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpahaminya kesadaran masyarakat

dalam bela negara dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

(7) Kegiatan Pemantapan Ideologi Bangsa bagi Generasi Muda di Jawa

Barat, yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan

anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran kegiatan

sebesar Rp. 377.987.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpahaminya pola pikir dan perilaku dalam mewujudkan satu persepsi

memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

(8) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemeliharaan Ketenteraman,

Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

200.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya kerjasama

antara Pemerintah Daerah dengan Polda Jabar.

(9) Kegiatan Fasilitasi Penyelidikan Tindak Pidana Narkotika, yang

dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 735.900.500,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 731.832.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terfasilitasinya pengungkapan kasus penyelidikan tindak pidana narkoba

300 ungkap kasus.

(10) Kegiatan Fasilitasi Pengawasan dan Pengendalian Aset Hasil Rampasan

(barang bukti), yang dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 251.100.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 248.555.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya pemusnahan aset hasil

rampasan barang bukti narkoba di Jawa Barat sebanyak 12 kali.

(11) Kegiatan Fasilitasi Pengawasan Prekursor Narkotika yang dilaksanakan

Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 358.800.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 358.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

upaya pengawasan prekursor narkotika sebanyak 12 kali.

Page 150: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 186

(12) Kegiatan Fasilitasi proses penyidikan tindak pidana narkotika, yang

dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 409.631.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 409.631.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terfasilitasinya proses penyidikan tindak pidana narkotika dalam proses

putusan pengadilan.

(13) Kegiatan Sosialisasi Perundang-undangan Narkotika, yang dilaksanakan

Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 590.920.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 590.846.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasinya

perundang-undangan narkotika terhadap 400 orang peserta.

(14) Kegiatan Fasilitasi Operasi dan Razia Terkait Bidang Narkoba di Jawa

Barat, yang dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 843.500.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 841.545.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terselenggaranya pengendalian operasi dan razia terkait

bidang narkoba di Jawa Barat.

(15) Kegiatan Peningkatan Sinergitas Pengendalian Operasi Pencegahan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Provinsi Jawa

Barat, yang dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 722.800.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 713.240.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terwujudnya sinergitas pengendalian operasi P4GN di 4

wilayah Jawa Barat.

b) Permasalahan dan Solusi

Dalam pelaksanaan program di atas, ditemukan permasalahan yaitu belum

optimalnya peningkatan dan pemantapan keterpaduan program kegiatan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui pemeliharaan ketenteraman, ketertiban

umum serta stabilitas daerah, lemahnya evaluasi serta sinergitas dan

harmonisasi kebijakan dengan Kabupaten/Kota, serta kurangnya pemahaman

mengenai peran Gubernur sebagai wakil pemerintah sebagaimana amanat

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, solusi yang dilakukan adalah meningkatkan koordinasi pemeliharaan

ketertiban umum, dengan mengambil langkah-langkah strategis melalui deteksi

dini terhadap berbagai kemungkinan permasalahan yang berkembang,

melakukan evaluasi ketenteraman dan ketertiban umum yang tersebar di

wilayah kabupaten/kota, mengkoordinasikan kebijakan dengan memadukan

pola pengamanan serta pemeliharaan trantibmas bersama kabupaten/kota.

Page 151: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 187

20. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI

KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN

PERSANDIAN

1) Program Kerjasama Pembangunan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 185.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 168.269.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

tugas-tugas sebagai penunjang kedinasan OPD Provinsi Jawa Barat.

(2) Kegiatan Sinergitas Antar Lembaga Dalam Negeri dan Luar Negeri, yang

dilaksanakan Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 159.200.568,72,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 154.745.950,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya efektivitas koordinasi kedinasan antar lembaga, baik

lembaga dalam negeri maupun lembaga luar negeri.

(3) Kegiatan Pengembangan Kerjasama Antar Daerah, yang dilaksanakan

Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 464.968.423,95, realisasi anggaran sebesar Rp.

395.782.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya 3 (tiga)

naskah kerjasama antar provinsi se-Jawa, Bali, Lampung dan Nusa

Tenggara dalam Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama (MPU),

tersedianya dokumen rekomendasi APPSI, tersedianya 2 (dua) dokumen

kerjasama wilayah perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dengan

Provinsi Jawa Tengah, dan antara Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi

Banten.

(4) Kegiatan Kerjasama dengan Pihak Ketiga yang dilaksanakan Biro

Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 365.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 364.570.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya rencana kerjasama antara

OPD Provinsi dengan Pihak Ketiga dalam melaksanakan

program/kegiatan sesuai kebutuhannya, terselenggaranya Bimbingan

Teknis/Advokasi Tata Cara Penyusunan Anggaran Kerjasama Daerah

dalam meningkatkan pemahaman bagi aparatur pengelola kerjasama,

tersusunnya dokumen kajian akademis penyusunan Grand

Design/Rencana Kerjasama 5 Tahunan, tersusunnya naskah kerjasama

daerah sebanyak 34 naskah kerjasama dari target 8 naskah kerjasama

antara OPD Provinsi dengan pihak ketiga.

(5) Kegiatan Penyelenggaraan Kerjasama Daerah, yang dilaksanakan Biro

Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 259.390.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 257.640.000,-. Hasil

Page 152: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 188

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Sosialisasi Peraturan Daerah

Nomor 9 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kerjasama Daerah

kepada aparatur pengelola kerjasama daerah baik di OPD Provinsi

maupun Kabupaten/Kota, terselenggaranya bintek peningkatan

kapasitas pelaksanaan kerjasama daerah sehingga meningkatnya

pemahaman aparatur pelaksana kerjasama daerah dalam pemanfaatan

potensi daerah, dan tersedianya data perjanjian kerjasama/kesepakatan

bersama yang telah dilaksanakan oleh OPD di Provinsi Jawa Barat dan

Kabupaten/Kota, sebagai hasil evaluasi.

b) Permasalahan dan Solusi.

(1) Belum sinerginya program pembangunan yang dilaksanakan masing-

masing Provinsi/Kabupaten/Kota baik yang berbatasan maupun yang

bersifat regional. Solusinya meningkatkan komitmen bersama antar

daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang dituangkan dalam naskah

kerjasama antar daerah di berbagai bidang pembangunan daerah.

(2) Masih adanya peraturan perundang-undangan sektoral yang tidak

sinkron dengan ketentuan perundang-undangan pemerintahan daerah

yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjasama daerah. Solusinya

meningkatkan pola koordinasi yang intensif diantara OPD Provinsi

sebagai pelaksana kerjasama dan berkonsultasi dengan Pemerintah.

(3) Permendagri 23 Tahun 2009 tentang Pembinaan dan Pengawasan

Pelaksanaan Kerjasama Daerah, dalam pelaksanaannya belum

sepenuhnya dilaksanakan oleh Bupati/Walikota di Jawa Barat dan OPD

di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Solusinya, melakukan

Sosialisasi Tim Koordinasi Kerjasama Daerah di lingkungan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat, kepada Kabupaten/kota dan OPD Provinsi.

2) Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penataan Regulasi dan Birokrasi Pelayanan Perizinan Terpadu

di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 322.095.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 304.295.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya pemantapan Tim Teknis

melalui penyusunan 1 dokumen Protap Tim Teknis, tercapainya proses

perizinan tepat waktu dan terselenggaranya pengkajian peninjauan

lapangan terhadap objek perizinan.

(2) Kegiatan Optimalisasi Pelayanan Prima Melalui Penyelenggaraan

Pelayanan Perizinan Terpadu, yang dilaksanakan Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

Page 153: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 189

sebesar Rp. 366.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

338.025.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya satu

kali pelaksanaan survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM 77,18), 10

buku hasil kajian potensi IKM pada outlet BPPT dan tersedianya 10 buku

hasil pengkajian Program Kerja Bidang Monitoring dan Evaluasi.

(3) Kegiatan Pemantapan Sinergitas Pelayanan perizinan Terpadu yang

Bermutu dan Akuntabel se-Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 553.290.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 543.803.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

bahan informasi pelayanan perizinan berupa 15.000 leaflet, 750 booklet

dan 5.000 sticker; terselenggaranya publikasi dan informasi Pelayanan

Perizinan Terpadu melalui launching layanan gerai dan unit mobil

layanan keliling, publikasi media televisi, publikasi media radio dan

publikasi media cetak serta pelaksanaan forum sinergitas pelayanan

perizinan terpadu yang bermutu dan akuntabel se-Jawa Barat.

(4) Kegiatan Perencanaan dan Penerapan ISO 9001 – 2008 pada Pelayanan

Administrasi Perizinan, yang dilaksanakan Badan Pelayanan

Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

394.275.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terimplementasikannya sertifikasi ISO 9001:2008 pada pelayanan

administrasi perizinan untuk 6 bidang perizinan.

(5) Kegiatan Optimalisasi Pelaksanaan Gerakan Disiplin Daerah Provinsi

Jawa Barat, yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 65.897.372,62,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 65.143.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya peningkatan disiplin PNS melalui Operasi GDD

pada 53 OPD dan 55 UPTD/ UPTB / Balai di lingkungan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat.

(6) Kegiatan Pengelolaan Manajemen Sumberdaya Aparatur, yang

dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 383.960.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 333.359.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

penempatan Jabatan Struktural 688 orang, pengangkatan Jabatan

Fungsional 96 orang, Pengujian Kesehatan Pejabat Struktural Es. II 5

orang, Konseling dan assesment 453 orang serta assesment dan

Wawancara Calon Pejabat Struktural 233 orang serta penunjang

kegiatan sebanyak 3 kegiatan.

(7) Kegiatan Rasionalisasi Pegawai, yang dilaksanakan Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

Page 154: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 190

anggaran sebesar Rp. 9.024.595.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.

8.940.113.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

program Rasionalisasi Pegawai melalui Pensiun Dini sebanyak 83 orang.

(8) Kegiatan Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(LPPD) Provinsi yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi sebesar

Rp. 146.400.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

rapat koordinasi OPD Provinsi Dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam

rangka persiapan penyusunan LPPD Tahun 2010 dan tersedianya

dokumen LPPD serta IKK Provinsi Jawa Barat Tahun 2010.

(9) Kegiatan Penetapan Penegasan Batas Daerah Jabar-Banten dan

Kabupaten/Kota di Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pemerintahan

Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 210.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 152.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya dokumen bahan penegasan batas daerah Jabar-Banten dan

Kabupaten/Kota untuk diusulkan penetapannya oleh Menteri Dalam

Negeri.

(10) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Penataan Batas Wilayah dan Penegasan

Batas Wilayah Kabupaten/Kota di Wilayah I, yang dilaksanakan Badan

Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.36.922.281,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 36.670.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah adanya kesepahaman dalam penataan dan

penegasan batas wilayah Kabupaten/Kota di Wilayah I.

(11) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Otonomi Daerah di

Kabupaten/Kota se Wilayah I, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36.750.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 36.750.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah meningkatnya pemahaman di Kabupaten/Kota se Wilayah I

dalam pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah.

(12) Kegiatan Fasilitasi Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Pelantikan

Kepala Daerah, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan

dan Pembangunan Wilayah I Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 57.940.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 57.940.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah telah

tersosialisasikannya panduan tata cara pemilihan kepala daerah di

Kabupaten Cianjur pada saat pra dan pasca pilkada.

(13) Kegiatan Forum Silaturahmi Muspida Plus Se Jawa Barat, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Page 155: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 191

Wilayah I Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 36.227.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 36.227.500,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya komunikasi yang intensif

diantara anggota forum muspida Plus Se-Jawa Barat di Wilayah I .

(14) Kegiatan Fasilitasi, Koordinasi Batas Wilayah dan Penegasan Batas

Wilayah Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah adanya kesepahaman dalam penataan dan penegasan

batas wilayah Kabupaten/Kota.

(15) Kegiatan Forum Silaturahmi Muspida Plus Se Provinsi Jawa Barat, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah III Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 19.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 0,-. Kegiatan

tersebut tidak dilaksanakannya karena faktor waktu dan kesibukan

pejabat tidak memungkinkan apat bertemu secara bersamaan.

(16) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Otonomi daerah di

Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36.750.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 36.750.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah meningkatnya pemahaman di Kabupaten/Kota se Wilayah III

dalam pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah.

(17) Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian OPD Kabupaten/Kota di Jawa

Barat, yang dilaksanakan Biro Organisasi , dengan alokasi anggaran

sebesar Rp.108.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.

107.574.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah mendorong

terwujudnya kelembagaan kabupaten/kota yang efisien, efektif dan

proporsional.

(18) Kegiatan Penyelenggaraan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja

pada 43 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkungan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Organisasi, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 917.015.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 890.805.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

dokumen informasi jabatan dan beban kerja pada 43 OPD Provinsi.

(19) Kegiatan Penyelenggaraan Ketatalaksanaan Pemerintah Provinsi dan

Fasilitasi Ketatalaksanaan Kabupaten/Kota yang dilaksanakan Biro

Organisasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 443.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 440.200.000,-. Hasil pelaksanaan

Page 156: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 192

kegiatan adalah terinformasikannya penerapan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) di Kabupaten/Kota berdasarkan hasil monitoring dan

evaluasi, tersusunnya Draft Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang

Standar Operasional Prosedur (SOP) di lingkungan Asisten

Pemerintahan, Hukum dan HAM serta Asisten Perekonomian dan

Pembangunan, ditetapkannya Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 33

Tahun 2011 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat, Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 841/Kep

1179-Org/2011 tentang Tunjangan Tambahan Penghasilan dan

Kompensasi Uang Makan, dan ditetapkannya Peraturan Gubernur Jawa

Barat Nomor 29 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan

Gubernur Nomor 3 Tahun 2011 tentang Tunjangan Kompensasi

Dukungan Mobilitas Jabatan Struktural dan Biaya Perawatan Kendaraan

Dinas, Bahan Bakar serta Pelumasan.

(20) Kegiatan Penataan dan Pengembangan Pelayanan Publik di Jawa Barat,

yang dilaksanakan Biro Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 183.525.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 181.223.875,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya Peraturan Daerah

Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

tersusunnya Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2011 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Publi; terfasilitasinya penyusunan SOP

UPTD/UPTB Provinsi Jawa Barat; serta tersedianya profil UPTD

pelayanan publik.

(21) Kegiatan Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pelayanan

Publik di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan

Biro Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 116.220.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersusunnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di 39

UPTD/UPTB dan RSUD Al Ihsan.

(22) Kegiatan Penilaian Kinerja Pelayanan Publik di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 200.475.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 165.390.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Penilaian Citra Bakti Abdi

Negara yang diikuti oleh 13 Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan penilaian

Abdi Bakti Tani yang diikuti oleh 4 UKPP Provinsi dan 15

Kabupaten/Kota di Jawa Barat dimana dari 19 UPTD peserta, 11 UPTD

diusulkan ke Tingkat Nasional dan mendapat penghargaan kategori

Piala, Plakat dan Piagam dari Menteri Pertanian Republik Indonesia.

(23) Kegiatan Pengembangan Jabatan Fungsional Umumdi Lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Organisasi,

Page 157: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 193

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 113.700.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 110.700.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya nama-nama jabatan fungsional umum pada OPD Provinsi

Jawa Barat dan tersosialisasikannya jabatan fungsional umum pada 44

OPD.

(24) Kegiatan Desk Akuntabilitas Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, yang

dilaksanakan Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. Rp. 669.925.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 164.892.745,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya hasil

pemantauan tindak lanjut Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia (BPK-RI) tahun 2005 sd 2011 Semester I Tahun 2011.

Terdapat temuan sebanyak 466 buah dengan rekomendasi 791 buah.

Telah ditindaklanjuti dengan kategori “Tindak lanjut telah sesuai

rekomendasi/saran (TS)” sebanyak 590 buah, “tindak lanjut belum

sesuai rekomendasi/saran (TB)” sebanyak 100 buah, dan “belum

ditindaklanjuti (BT)” sebanyak 101 buah, terlaksananya konsultasi antar

OPD dengan Tim Desk akuntabilitas, terlaksananya pendampingan

(asistensi) pada Organisasi Perangkat Daerah dalam rangka

pelaksanaan Stock Opname Persediaan dan kegiatan Early Warning

System (EWS) yaitu melalui kegiatan konsultasi dan penyampaian Surat

Edaran tentang Perpajakan, Standar Operasional Prosedur (SOP)

Persediaan dan Denda Keterlambatan.

(25) Kegiatan Monitoring, dan Evaluasi Rencana Aksi Daerah Pemberantasan

Korupsi (RAD-PK) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan

Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 455.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 334.385.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah diperolehnya data tentang upaya

meningkatkan kualitas pelayanan publik Pemerintah Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Barat.

(26) Kegiatan Fasilitasi Penataan Daerah, Monitoring dan Evaluasi

Penyelenggaraan Otonomi Daerah, yang dilaksanakan Biro Otonomi

Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 375.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 346.311.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah rekomendasi Gubernur ditujukan kepada

Kementrian Dalam Negeri untuk mendapat persetujuan pembentukan

Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat, tersedianya data daerah

otonom di Jawa Barat sebagai bahan pembinaan/fasilitasi pada

kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan

rekomendasi Gubernur yang ditujukan kepada Kementrian Dalam Negeri

untuk persetujuan pembentukan Calon DOB Garut Selatan.

Page 158: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 194

(27) Kegiatan Fasilitasi Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan

Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Biro Otonomi Daerah dan

Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 350.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 326.802.500,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya Dokumen Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (LPPD) Kabupaten/Kota Tahun 2010,

terinformasikannya gambaran penyelenggaraan pemerintahaan daerah

berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

melalui rakor/raker/bintek Bidang Pemerintahan, serta tersedianya

laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota sebagai

hasil monitoring pelaksanaan urusan pemerintahan Kabupaten/Kota se

Jawa Barat.

(28) Kegiatan Penyelenggaraan Fasilitasi, Koordinasi Penataan Batas Wilayah

dan Penegasan Batas Wilayah Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan

Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

80.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 79.737.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah adanya kesepahaman dalam penataan dan

penegasan batas wilayah Kabupaten/Kota.

(29) Kegiatan Forum Silaturahmi Muspida se Wilayah II Provinsi Jawa Barat ,

yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 39.500.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 38.700.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya

komunikasi yang intensif diantara anggota forum muspida Plus Se-Jawa

Barat di Wilayah II.

(30) Kegiatan Rapat Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Otonomi Daerah di

Kabupaten/Kota se Wilayah II Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan

Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.36.750.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 36.350.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya pemahaman di

Kabupaten/Kota se Wilayah II dalam pelaksanaan otonomi daerah

berdasarkan UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

(31) Kegiatan Fasilitasi Pengawalan Kegiatan Perekonomian di

Kabupaten/Kota se Wilayah II Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan

Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

275.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 249.575.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya jalinan kerjasama dan

Page 159: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 195

koordinasi antar Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Muspida

kabupaten/kota se Wilayah II dalam pelaksanaan pembangunan.

(32) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 9.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 7.605.029.918,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya

kebutuhan operasional penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan

terlaksananya fasilitasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan urusan

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat.

(33) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Penataan Batas Wilayah dan Penegasan

Batas Wilayah Kabupaten/Kota di Wilayah IV, yang dilaksanakan Badan

Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.80.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah adanya kesepahaman dalam penataan dan

penegasan batas wilayah Kabupaten/Kota.

(34) Kegiatan Forum Silaturahmi MUSPIDA Plus se Wilayah IV, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah IV Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 19.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 15.300.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya komunikasi yang intensif

diantara anggota forum muspida Plus Se-Jawa Barat di Wilayah IV.

(35) Kegiatan Fasilitasi dan Penyelenggaraan Bhakti Sosial di Wilayah IV,

yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah IV Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 116.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

bhakti sosial di Wilayah IV.

(36) Kegiatan Rapat Koordinasi, Fasilitasi Pelaksanaan Otonomi Daerah di

Kabupaten/Kota se Wilayah IV, yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36.750.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 0,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya pemahaman di Kabupaten/Kota se Wilayah IV dalam

pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah.

(37) Kegiatan Pemantauan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Sosialisasi

Sistem Pemilu Kabupaten/Kota di Wilayah IV, yang dilaksanakan Badan

Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.65.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 64.000.000,-. Hasil

Page 160: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 196

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pemantauan Pemilihan

Umum Kepala Daerah dan Sosialisasi Sistem Pemilu Kabupaten/Kota di

Wilayah IV.

(38) Kegiatan Fasilitasi Apresiasi Pemerintah Daerah dan Penyelenggaraan

Pemerintah Tahun Anggaran 2011, yang dilaksanakan Biro Humas,

Protokol dan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.158.576.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 880.100.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya kegiatan-kegiatan pimpinan

dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Provinsi

Jawa Barat.

(39) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintah di

Bagian Protokol, Tata Usaha dan Kepegawaian Tahun Anggaran 2011,

yang dilaksanakan Biro Humas, Protokol dan Umum, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 2.632.864.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 2.134.198.665,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya

kegiatan-kegiatan pimpinan dalam rangka pelaksanaan program dan

kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan terselenggaranya berbagai

peringatan hari besar Nasional.

b) Permasalahan dan solusi

(1) Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) diantaranya ada

yang memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa untuk mendukung

efektivitas pengadaan barang/jasa. Solusinya adalah mengikutsertakan

pegawai BPPT Provinsi Jawa Barat dalam kegiatan-kegiatan pelatihan,

bimbingan teknis, kursus untuk meningkatkan kemampuan

(kompetensi) peningkatan kapasitas kinerja organisasi.

(2) Sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkan untuk mendukung

pelaksanaan program termasuk aplikasi sistem informasi dan komunikasi

masih belum memadai dalam memperlancar pelayanan publik. Solusinya

adalah pengadaan kebutuhan prasarana dan sarana kerja, termasuk

penyempurnaan aplikasi sistem informasi dan komunikasi yang sudah

dimiliki.

(3) Masih banyak daerah di Kabupaten/Kota belum melaksanakan

penegasan batas daerah secara pasti di lapangan yang dilaksanakan

dengan sistematis dan terkoordinasi. Batas daerah yang ada masih

imajiner, yang berpotensi menimbulkan konflik di wilayah perbatasan

sehingga dapat mengganggu penyelenggaraan fungsi pemerintahan dan

pelayanan kepada masyarakat. Solusinya adalah meningkatkan

koordinasi untuk mewujudkan sinergitas secara optimal dengan

Kabupaten/Kota.

Page 161: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 197

(4) Masih terbatasnya tenaga analis jabatan pada Biro Organisasi dan OPD

sehingga dalam proses pengelolaan program dan kegiatan relatif belum

efektif. Solusinya adalah perlu adanya penambahan tenaga analis

jabatan yang kompeten di seluruh OPD melalui penyelenggaraan Diklat

Analisis Jabatan yang dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan

Daerah Provinsi Jawa Barat.

(5) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

maka Gubernur selaku wakil Pemerintah di daerah harus melaksanakan

pembinaan penerapan SPM terhadap Pemerintah daerah

Kabupaten/Kota. Solusinya adalah melaksanakan sosialisasi penerapan

Standar Pelayanan Minimal (SPM) kepada Kabupaten/Kota

(6) Belum semua UPTD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

belum melaksanakan Survey IKM sehingga tidak dapat diketahui tingkat

kinerja Unit Pelayanan secara keseluruhan. Solusinya adalah OPD di

Provinsi harus melakukan survey IKM sesuai ketentuan yang berlaku

sehingga didapatkan gambaran kinerja unit pelayanan secara

keseluruhan.

(7) Pada tahap pendataan jabatan di UPTD belum terdapat pembagian

habis tugas yang jelas, karena belum ditetapkan nama-nama rumpun

jabatan serta belum memahami tupoksi OPD masing-masing sehingga

proses pengolahan data agak terhambat. Solusinya adalah melakukan

penataan kelembagaan dan ketatalaksanaannya.

3) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Profesionalisme Aparatur Pelayanan Perizinan

Terpadu, yang dilaksanakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 622.083.618,33,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 603.211.500,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya satu kali

pelaksanaan pembinaan mental spritual aparatur pelayanan perizinan

terpadu, dan bimbingan teknis pengelolaan pelayanan administrasi

perizinan pada 7 (tujuh) sub bidang/sektor.

(2) Kegiatan Peningkatan Kemampuan PPNS terhadap Perda, yang

dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 97.139.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya dokumen laporan peningkatan kapasitas PPNS dalam

rangka peningkatan pemahaman teknik operasional 40 orang aparatur

PPNS sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 162: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 198

(3) Kegiatan Pembinaan kepada Anggota Satpol PP selaku Aparat Tramtib

dan Penegak Perda, yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.45.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 40.800.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen laporan pembinaan

30 orang aparat Pol PP untuk meningkatkan pemahaman dalam

penanganan pelanggaran Perda dan Trantibum.

(4) Kegiatan Pengangkatan CPNS dari Pelamar Umum, yang dilaksanakan

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 2.930.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 2.429.953.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

database kategori I dari tenaga honorer, pelatihan orientasi CPNS dari

pelamar umum, bimtek penyusunan formasi kebutuhan pegawai dan

terlaksananya orientasi CPNS dari tenaga kontrak.

(5) Kegiatan Peningkatan Kapasi tas Jabatan Fungsional, yang

dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 178.325.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 168.244.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Forum Diskusi Pejabat Fungsional untuk 150 orang

sebanyak 5 kali dan Seminar/Workshop Peningkatan Kompetensi

Pejabat Fungsional untuk 200 orang sebanyak 3 kali serta Sosialisasi

melalui media elektronik sebanyak 10 kali sebagai upaya memantapkan

keberadaan jabatan fungsional.

(6) Kegiatan Kenaikan Pangkat dan Pensiun Yang Tepat Orang, Waktu dan

Gaji, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 990.875.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 970.119.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya pemrosesan 756 keputusan pensiun, pemrosesan 5.860

keputusan kenaikan pangkat satu atap periode april, pemrosesan 5.796

keputusan kenaikan pangkat satu atap periode oktober, pengujian

kesehatan dan peningkatan status CPNSD 660 orang, Ujian Dinas 839

orang serta ujian penyesuaian kenaikan pangkat 2.438 orang dalam

rangka tertib administrasi kepegawaian.

(7) Kegiatan Penataan dan Redistribusi PNSD Provinsi Jawa Barat, yang

dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 962.640.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 483.370.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Bimbingan Teknis Jafung non angka kredit, Assesment

CPNS 275 orang, penempatan CPNSD 275 orang, penempatan dan

redistribusi pada OPD Provinsi 110 orang, perpindahan antar

Kabupaten/Kota 1.979 orang, pelaksanaan KARIS/KARSU/KARPEG,

Page 163: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 199

penataan PNS di 4 SMK eks Yayasan Dharmaloka 252 orang, pengisian

pegawai RSUD Al-Ihsan 205 orang dan tersedianya data Hasil

Perhitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai berdasarkan Permenpan dan

Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2011 di lingkungan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat untuk penataan administrasi kepegawaian.

(8) Kegiatan Seleksi Pendidikan Gelar PNS/IPDN, Fasilitasi Sosialisasi

Pendidikan dan Kerjasama Kediklatan dan Bantuan Tugas Belajar

Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

10.360.105.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 9.233.497.100,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Seleksi Calon Praja IPDN

1.092 orang dan bantuan biaya pendidikan dan pelatihan bagi PNSD

Provinsi Jawa Barat 194 orang.

(9) Kegiatan Fasilitasi Kedudukan Hukum dan Peningkatan Disiplin serta

Pemberian Penghargaan dan Tanda Jasa bagi PNSD, Badan dan

Masyarakat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

730.165.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 722.390.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pembinaan disiplin dan

kedudukan hukum alih status dari CPNS ke PNS 100 orang, Sumpah

Janji di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 650 orang,

penyelesaian masalah sengketa/sengketa kepegawaian 74 orang,

pemberian penghargaan Satyalancana Karya Satya Presiden 5.000

penghargaan, pemberian penghargaan dari Gubernur Jawa Barat bagi

PNS aktif 129 orang, pembinaan disiplin ke Balai-balai/UPTD di

lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 4 kali, tersedianya dokumen

Kajian Teknis Kebijakan Pemberian Penghargaan kepada Seseorang

atau Badan yang telah berjasa kepada Pemda sebagai bahan

pembinaan/fasilitasi di bidang kepegawaian.

(10) Kegiatan Fasilitasi Pembinaan Mental PNSD Pemerintah Provinsi Jawa

Barat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.765.350.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 3.141.077.818,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya pembinaan mental aparatur untuk

pembekalan kecerdasan sosial PNS 150 orang, Pembekalan peningkatan

motivasi kerja PNSD melalui Penanaman Nilai-nilai Spiritual (ESQ) 96

orang, pembekalan penanaman sikap mental disiplin dan jiwa korsa

PNSD 100 orang, fasilitasi peningkatan mental spiritual PNSD 68 orang,

dan pembekalan peningkatan wawasan keagamaan PNSD Pemerintah

Provinsi Jawa Barat 80 orang.

Page 164: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 200

(11) Kegiatan Peningkatan Motivasi dan Kesejahteraan PNSD Pemerintah

Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.803.700.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.799.212.500,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya modul/materi sebagai

bahan Pembekalan Kewirausahaan PNS Pra Purnabhakti 160 orang,

pembekalan PNS pra purnabhakti 160 orang, perjalanan pindah tugas

80 orang serta fasilitasi Peningkatan Kesejahteraan Pegawai dan

Operasional Pengembangan Seni Budaya Daerah 1 paket.

(12) Kegiatan Fasilitasi Layanan Darurat 24 Jam, yang dilaksanakan Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.943.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.586.193.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pengadaan kendaraan 2 mobil ambulance dan 2 mobil jenazah,

pengadaan peralatan medis 1 unit, operasional layanan darurat 24 jam

105 orang, dan sosialisasi Pemeliharaan Kesehatan dan Layanan Gawat

Darurat 24 Jam dalam rangka fasilitasi layanan darurat bagi PNSD

Provinsi Jawa Barat.

(13) Kegiatan Bantuan Tewas/Wafat, yang dilaksanakan Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 450.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

430.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pemberian bantuan uang duka wafat/tewas untuk 42 orang .

(14) Kegiatan Penyusunan ISO 9001:2008 Ketepatan Waktu dalam Kenaikan

Pangkat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 381.805.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya jasa konsultasi dalam rangka peraihan

Sertifikasi ISO dan diperolehnya Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk

Manajemen Kenaikan Pangkat Reguler dari Lembaga Sertifikasi PT. BRS

Indonesia.

(15) Kegiatan Rencana Induk Pendidikan dan Pengembangan Sumberdaya

Aparatur Provinsi Jawa Barat untuk Pencapaian Visi Jabar 2025, yang

dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 240.880.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya Dokumen Rencana induk sebagai bahan inventarisasi

kebutuhan pendidikan dan pengembangan sumberdaya aparatur.

(16) Kegiatan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 130.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Page 165: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 201

Rp. 129.652.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersosialisasikannya juklak jafung widyaiswara dan angka kreditnya,

tersosialisasikannya akreditasi jabatan fungsional widyaiswara,

terlaksananya kegiatan bedah buku, sebagai upaya peningkatan

kompetensi widyaiswara serta peningkatan pelayanan penyelenggaraan

diklat.

(17) Kegiatan Perencanaan Kediklatan, yang dilaksanakan Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 634.955.083,35,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

610.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya profil

Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat terlaksananya rakor

perencanaan kediklatan OPD Provinsi dan Kabupaten/Kota, dalam upaya

penyelenggaraan kegiatan diklat yang sesuai dengan kebutuhan OPD

dan Kabupaten/Kota.

(18) Kegiatan Pengembangan Sistem Diklat, yang dilaksanakan Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 330.299.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 320.049.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya grand

design Badan Diklat Jawa Barat sebagai Center of Excellent, terkajinya

kurikulum dan silabi Diklat Sekdes, tersedianya jurnal inspirasi serta

tersedianya sertifikasi jurnal inspirasi untuk mengembangkan sistem

diklat.

(19) Kegiatan Analisis Kebutuhan Diklat, yang dilaksanakan Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 273.400.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 272.518.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

pedoman AKD, untuk keperluan pemetaan kebutuhan diklat Pemerintah

Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten/Kota.

(20) Kegiatan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan dan Prajabatan, yang

dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.612.772.400,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 3.122.589.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya lulusan diklat Prajabatan CPNS Golongan I, II dan III

(eks TKK dan pelamar umum) serta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV.

(21) Kegiatan Penyelenggaraan Diklat Fungsional, yang dilaksanakan Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.808.665.780,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.697.899.535,-. Hasil kegiatan terlaksananya diklat fungsional

untuk meningkatkan keahlian dan kinerja pejabat fungsional pengendali

hama tanaman tingkat lanjut, pejabat fungsional pengawas benih ikan,

Page 166: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 202

penyidik pegawai negeri sipil, instruktur kejuruan teknis dan

ketenagakerjaan.

(22) Kegiatan Penyelenggaraan Diklat Teknis Umum, yang dilaksanakan

Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.200.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp.1.117.355.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya diklat teknis umum untuk meningkatkan keahlian dan

kinerja pejabat pengadaan barang dan jasa pemerintah, pengelola

keuangan, meningkatnya pelayanan prima serta meningkatnya kinerja

kepala desa.

(23) Kegiatan Penyelenggaraan Diklat Teknis Susbtantif, yang dilaksanakan

Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 725.720.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

diklat teknis substantif untuk meningkatkan keahlian dan kinerja

aparatur dalam bidang pertanian tanaman pangan bidang palawija,

bidang pendapatan, bidang kependudukan serta bidang peternakan.

(24) Kegiatan Penyelenggaraan Pemeliharaan SMM ISO 9001:2000, yang

dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpeliharanya sertifikasi ISO 9001:2000.

(25) Kegiatan Bimbingan Teknis Aplikasi Samsat se Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 122.584.000,-. Hasil kegiatan terselenggaranya bimbingan

teknis untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aparatur

terhadap sistem aplikasi Samsat.

(26) Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM Aparat Pengawasan, yang

dilaksanakan Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 195.500.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 126.775.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

pegawai yang telah mengikuti Bimbingan Teknik Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebanyak 45 orang; pegawai yang

mengikuti Bimbingan Teknik Sengketa Kepegawaian sebanyak 45 orang;

dan pegawai yang mengikuti Bimbingan Teknik Pemeriksaan ke PU an

sebanyak 45 orang untuk meningkatkan kapasitas aparat pengawasan.

(27) Kegiatan Penyusunan LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran

2010, yang dilaksanakan Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 188.258.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Page 167: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 203

terseddianya dokumen LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun

Anggaran 2010 sebagai bahan progress report tahunan

penyelenggaraan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembangunan dan

pembinaan/ pemberdayaan kemasyarakatan di Jawa Barat..

(28) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Aparatur, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 498.070.800,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya peningkatan kompetensi SDM aparatur

untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas aparatur.

(29) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pengelolaan Jabatan Fungsional, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 96.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya bimbingan teknis perencanaan bagi fungsional

perencana; dokumen kajian strategis perencanaan pembangunan

daerah; dan terlaksananya konsultasi dan koordinasi fungsional

perencana sebagai upaya mengoptimalkan jabatan fungsional

perencana.

(30) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 998.101.400,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 699.960.823,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

pelayanan kesehatan dan kemampuan pegawai pembelian obat

poliklinik; jasa dokter; resep; rawat inap; penggantian kacamata; dan

biaya pelatihan dalam upaya meningkatkan kualitas dan kesejahteraan

aparatur dalam memfasilitasi kegiatan DPRD.

(31) Kegiatan Pembinaan Kearsipan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 77.100.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 13.711.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbinanya pengelola kearsipan Sekretariat DPRD Jawa Barat dalam

upaya mengoptimalkan fungsi tenaga kearsiapan.

(32) Kegiatan Peningkatan kemampuan keprotokolan Tahun Anggaran 2011,

yang dilaksanakan Biro Humas, Protokol dan Umum , dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 143.025.000-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 85.915.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terciptanya

aparatur yang handal di bidang keprotokolan dan tugas pelayanan

pimpinan secara prima.

Page 168: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 204

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Adanya pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu yang memiliki

sertifikat pengadaan barang/jasa, dan keterbatasan sumberdaya

manusia yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan proses

pelayanan administrasi perizinan. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, solusi yang dilakukan adalah dengan mengikutsertakan

pegawai dalam ujian sertifikasi pengadaan barang/jasa dan

penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolaan administrasi perizinan

yang dikelola oleh BPPT.

(2) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Pengangkatan CPNS dari

Pelamar Umum adalah dengan diberlakukannya Keputusan Bersama 3

(tiga) Menteri yaitu pelaksanaan moratorium CPNS dari Pelamar Umum

sampai 31 Desember 2012, sehingga anggaran yang semula

dialokasikan untuk pengangkatan CPNS dari Pelamar Umum dialihkan ke

pelaksanaan Orientasi Tenaga Kontrak Kerja (TKK).

(3) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Jabatan

Fungsional adalah kurangnya minat PNS terhadap jabatan fungsional

dikarenakan pejabat fungsional belum difungsikan secara optimal oleh

organisasi, disamping adanya ketimpangan fasilitas antara pejabat

struktural dan fungsional. Untuk mengatasi hambatan tersebut

dilakukan dengan memberikan motivasi dan dukungan kepada para

pejabat fungsional atau calon pejabat fungsional, berupa peningkatan

tunjangan fungsional, penyediaan fasilitas kerja dan peningkatan peran

pejabat fungsional.

(4) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Penataan dan Redistribusi PNSD

Provinsi Jawa Barat adalah anggaran pada Penataan PNS eks yayasan

Dharmaloka belum dilaksanakan seluruhnya karena kewenangannya

masih di Kabupaten/Kota (belum diserahterimakan), sehingga yang

diikutsertakan asessment untuk penataan pegawai hanya eks yayasan

Dharmaloka yang sudah diserahkan ke Provinsi (SMK Gegerkalong dan

SMK Tanjungsari, sedangkan SMK Cikole dan SMK PU masih dalam

proses).

(5) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Seleksi Pendidikan Gelar

PNS/IPDN, Fasilitasi Sosialisasi Pendidikan dan Kerjasama Kediklatan,

Bantuan Tugas Belajar Provinsi Jawa Barat adalah masih sulitnya

mencari sponsor untuk tugas belajar di luar negeri dan kurangnya

fasilitas penunjang kegiatan Diklat baik di dalam maupun di luar negeri.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, diupayakan secara aktif mencari

sponsor dan memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang ada seperti

teknologi informasi.

Page 169: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 205

(6) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Kedudukan Hukum dan

Peningkatan Disiplin serta Pemberian Penghargaan dan Tanda Jasa bagi

PNSD, Badan dan Masyarakat adalah tidak lengkapnya data dari OPD

maupun Kabupaten/Kota, terhambatnya penyelesaian pemeriksaan

Inspektorat dan Pengadilan serta pemahaman para pengelola

kepegawaian akan peraturan belum merata. Untuk mengatasi hambatan

tersebut, maka diupayakan proaktif meminta data secara proaktif ke

Kabupaten/Kota.

(7) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Rencana Induk Pendidikan dan

Pengembangan Sumberdaya Aparatur Provinsi Jawa Barat untuk

Pencapaian Visi Jabar 2025 adalah database PNS Provinsi dan

Kabupaten/Kota belum optimal, analisis kebutuhan pendidikan setiap

daerah belum tersusun dan keterkaitan Visi dan Misi Daerah belum ada.

Untuk mengatasi hambatan tersebut Updating database PNS Provinsi

dan Kabupaten/Kota, dilakukan perhitungan kebutuhan pendidikan

setiap daerah dan menyusun keterkaitan Visi dan Misi Daerah.

(8) Dalam perencanaan seleksi peserta diklat struktural, belum sepenuhnya

berdasarkan kebutuhan proyeksi jabatan yang ada. Untuk mengatasi

masalah tersebut, dalam perencanaan seleksi peserta diklat struktural

didasarkan pada kebutuhan proyeksi jabatan baik pejabat pensiun

maupun yang akan promosi jabatan, sehingga efesiensi anggaran

terkendali dan tidak terjadi penumpukan lulusan diklat struktural.

(9) Masih adanya komponen dalam pelaksanaan diklat yang satu dengan

yang lain belum saling mendukung, baik dalam hal penyelenggaraan,

kompetensi widyaiswara, maupun kondisi peserta diklat yang perlu

mendapat perhatian dan penanganan secara terpadu.

4) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum

dan HAM

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penyelenggaraan Pemeliharaan Ketertiban Umum dan

Ketenteraman Masyarakat di Jawa Barat, yang dilaksanakan Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 556.820.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

539.155.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pemeliharaan trantibum di Jawa Barat serta koordinasi dan fasilitasi

pengamanan dan ketenteraman masyarakat di Kabupaten/Kota.

(2) Kegiatan Fasilitasi Penegakan Perda dan Peraturan Pelaksanaannya di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 381.807.500,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 340.396.300,-. Hasil kegiatan yaitu

Page 170: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 206

terlaksananya penegakan Peraturan Daerah di Kabupaten/Kota dan

Penyusunan Naskah Akademik terkait dengan penyelenggaraan Polisi

Pamong Praja, sebagai dasar legitimasi penyelenggaraan wewenang dan

tanggungjawab Satuan Polisi Pamong Praja sebagai aparatur penegak

Peraturan Daerah.

(3) Kegiatan Pengamanan dan Penertiban Asset Milik Pemerintah Provinsi

Jawa Barat, yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 76.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 76.000.000,-. Hasil kegiatan adalah

teridentifikasinya permasalahan asset Pemerintah Provinsi Jawa Barat,

untuk penetapan kebijakan dalam pengamanan dan penertiban aset

Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

(4) Kegiatan Koordinasi Peningkatan Ketertiban Umum dan Ketenteraman

Masyarakat dengan unsur POLRI, TNI dan Satpol PP Kabupaten/Kota,

yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 191.774.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpeliharanya Trantibum di Jawa Barat serta terlaksananya koordinasi

dan fasilitasi pengamanan dan ketenteraman masyarakat.

(5) Kegiatan Penyusunan Kebijakan Eksistensi Penyelenggaraan PPNS, yang

dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 193.969.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya Naskah Akademik Kebijakan Eksistensi Penyelenggaraan

PPNS, sebagai legitimasi penyelenggaraan wewenang dan

tanggungjawab PPNS dalam melaksanakan penegakan Peraturan

Daerah.

(6) Kegiatan Akselerasi Implementasi Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi, yang dilaksanakan Biro

Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 87.665.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 87.565.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersusunnya Laporan Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004

sesuai dengan Pedoman dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi; dan tersusunnya data LHKPN Provinsi

dan Kabupaten/Kota.

(7) Kegiatan Program Legislasi Daerah, yang dilaksanakan Biro Hukum

dan HAM, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.722.875.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 3.286.005.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah dibahasnya 32 Raperda dan ditetapkannya 25 Peraturan

Daerah, sebagai dasar penyelenggaraan kewenangan Pemerintah

Page 171: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 207

Daerah, pelaksanaan pembangunan, pelayanan publik dan pembinaan

kemasyarakatan.

(8) Kegiatan Evaluasi Produk Hukum Daerah, yang dilaksanakan Biro

Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 125.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terevaluasinya produk hukum Daerah,

berupa rekomendasi untuk mencabut, mengganti, atau mengubah

produk hukum Daerah secara komprehensif sesuai kebutuhan

operasional di lapangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam kaitannya dengan penetapan kebijakan produk hukum satu pintu,

Biro Hukum dan HAM telah memfasilitasi penetapan 67 Peraturan

Gubernur dan 1.771 Keputusan Gubernur.

(9) Kegiatan Pembangunan Materi Hukum dan Pembaharuan Produk

Hukum, yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

250.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Daerah sebagai landasan operasional Peraturan

Daerah.

(10) Kegiatan Pengawasan dan Monitoring Produk Hukum Kabupaten/Kota,

yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 385.010.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 370.030.340,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terevaluasinya

Raperda dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 304 buah,

sesuai kewenangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(11) Kegiatan Pembinaan dan Fasilitasi Materi Muatan Pra Raperda

Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp.225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 222.078.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah difasilitasinya

penyempurnaan substansi hukum Raperda/Peraturan Daerah

Kabupaten/ Kota, sehingga terwujud harmonisasi peraturan perundang-

undangan antara Provinsi dengan Kabupaten/Kota.

(12) Kegiatan Penanganan Perkara Secara Litigasi, yang dilaksanakan Biro

Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.285.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.008.171.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah penanganan perkara Perdata Pemerintah

Daerah, terutama berkaitan dengan masalah aset, tanah, dan BUMD;

dan penanganan perkara Tata Usaha Negara Pemerintah Daerah,

terutama berkaitan dengan masalah kepegawaian, pemberhentian

Anggota DPRD Kabupaten/Kota dan Upah Minimum Kabupaten/Kota.

(13) Kegiatan Penyelesaian Sengketa Hukum dan HAM secara Non Litigasi,

yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran

Page 172: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 208

sebesar Rp. 725.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

672.604.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah adanya

pendampingan penyelesaian perkara Pidana PNS; eksaminasi

penyelesaian sengketa hukum dan HAM yang melibatkan kepentingan

Pemerintah Daerah serta tersusunnya Legal Opinion Penyelesaian

Sengketa Hukum dan HAM secara Non Litigasi, sebagai landasan yuridis

penanganan dan penyelesaian sengketa hukum di luar Pengadilan.

(14) Kegiatan Implementasi Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia

(RANHAM), yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 440.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 432.078.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dikukuhkannya

Panitia RANHAM Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2014;

Dilaksanakannya Bintek RANHAM dan sosialisasi RANHAM, sejalan

dengan Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi

Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2011-2014.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Sebagian besar Pemerintah Kabupaten/Kota masih belum memahami

pengisian format penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Instruksi

Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Korupsi, sehingga hasil penyusunannya belum optimal dan sering terjadi

keterlambatan dalam pelaporan dari Kabupaten/Kota. Selain itu masih

terdapat Penyelenggara Negara Wajib Lapor yang belum menyampaikan

form A maupun B LHKPN kepada Komisi Pemberantasa Korupsi

Republik Indonesia (KPK-RI). Solusinya : mengidentifikasi data pejabat

yang wajib menyampaikan LHKPN serta meningkatkan koordinasi,

monitoring dan evaluasi.

(2) Terbatasnya tenaga Penyusun dan Perancang Produk Hukum, dikaitkan

dengan kebijakan penetapan produk hukum satu pintu. Solusinya yaitu

melaksanakan Bintek Penyusunan dan Perancangan Produk Hukum

secara mandiri; serta berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan

HAM untuk mengirimkan aparatur untuk mengikuti Bintek Jabatan

Fungsional Penyusun dan Perancang Produk Hukum.

5) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

a) Pelaksanaan Kegiatan

(1) Kegiatan Hearing/Dialog dan Penunjang Fasilitasi Pelaksanaan

Penyelenggaraan Keprotokolan DPRD Provinsi Jawa Barat , yang

dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 723.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 209.261.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya

Page 173: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 209

komunikasi yang harmonis diantara DPRD dengan masyarakat serta

unsur pemerintahan di Jawa Barat, sehingga DPRD Provinsi Jawa Barat

memperoleh berbagai masukan yang berharga dalam rangka membuat

kebijakan pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan.

(2) Kegiatan Reses Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan

Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 16.725.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 15.342.400.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjaringnya

aspirasi masyarakat dari 26 Kabupaten/Kota sebagai bahan dalam

menyusun kebijakan pembangunan baik dalam hal perencanaan

maupun anggaran, antara lain Kebijakan Umum Anggaran, PPAS, dan

APBD Provinsi Jawa Barat.

(3) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD, yang

dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 3.819.570.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.736.615.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya kemampuan Anggota DPRD dalam penyusunan peraturan

perundang-undangan, penganggaran dan pengawasan, sesuai dengan

fungsi DPRD.

(4) Kegiatan Fasilitasi Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD Dalam

dan Luar Daerah, yang dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 29.916.600.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 15.775.627.200,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah berjalannya fungsi kontrol DPRD terhadap jalannya

pemerintahan dan pembangunan di Jawa Barat, sehingga terwujud

efektifitas penyelenggaraan pemerintahan Daerah.

(5) Kegiatan Asosiasi Pimpinan dan Anggota DPRD Se-Indonesia, yang

dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 928.625.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 234.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terciptanya persepsi yang sama diantara para Pimpinan DPRD se-

Indonesia dalam memahami berbagai kebijakan Pemerintah, yang

selanjutnya diaplikasikan dalam berbagai kebijakan Daerah sesuai fungsi

legislasi, anggaran dan pengawasan.

(6) Kegiatan Parlementaria, yang dilaksanakan Sekretariat DPRD

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

3.529.050.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.498.967.440,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terpublikasikannya kegiatan DPRD melalui

media-massa untuk lebih meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap

kegiatan DPRD.

Page 174: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 210

(7) Kegiatan Fasilitasi dan Konsultasi Masalah-masalah Hukum dan

Administrasi, yang dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.062.250.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 937.195.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

diperolehnya kepastian hukum serta administrasi dalam pelaksanaan

pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan di Jawa Barat,

sehingga pelaksanaan pembangunan di Jawa Barat dapat berjalan

efektif.

(8) Kegiatan Fasilitasi Pengawalan Pimpinan DPRD yang dilaksanakan

Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 345.600.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

345.600.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah efektifnya kegiatan

DPRD.

(9) Kegiatan Penyediaan Jasa Kesehatan bagi Anggota DPRD, yang

dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.828.050.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.801.815.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpeliharanya kesehatan 100 anggota DPRD, sehingga memperlancar

efektivitas pelaksanaan tugas, fungsi dan peran DPRD.

(10) Kegiatan Pembahasan Raperda Prakarsa/Inisiatif DPRD dan Kegiatan

Pembahasan Keputusan DPRD tentang Perda/Non Perda/Masalah

Khusus, yang dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.077.412.500,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 68.572.050,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbahasnya 3 (tiga) Raperda inisiatif DPRD, 16 Keputusan DPRD dan 17

Keputusan Pimpinan DPRD.

(11) Kegiatan Penyusunan dan Pengelolaan Data Informasi DPRD, yang

dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 4.990.642.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 3.580.914.099,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya penerbitan majalah Bewara, terfasilitasinya

penerimaan aspirasi, tersusunnya kalender dan terbitnya buku terkait

Profil Wakil Rakyat Jawa Barat.

(12) Kegiatan Penyediaan Tenaga Ahli dan Kajian Akademik, yang

dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.528.500.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 744.375.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

diperolehnya masukan yang objektif, rasional dan profesional terhadap

berbagai permasalahan menyangkut pemerintahan dan pembangunan

yang dibahas oleh Alat Kelengkapan DPRD.

Page 175: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 211

(13) Kegiatan Pelayanan Dokumentasi dan Informasi Kepustakaan, yang

dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 463.535.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 462.544.460,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedia dan

terpeliharanya 1.160 bahan pustaka, untuk dimanfaatkan oleh Anggota

DPRD dalam rangka menjalankan fungsi legislasi, penganggaran dan

pengawasan.

(14) Kegiatan Seleksi Komisioner Penyiaran Informasi Daerah, yang

dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 375.835.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpilihnya

Komisioner Penyiaran Informasi Daerah.

(15) Kegiatan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah, yang

dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 400.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpasangnya

Sistem Aplikasi Keuangan Daerah.

(16) Kegiatan Fasilitasi Penggantian Antar Waktu Anggota DPRD

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Proses Perizinan Pejabat Negara serta

Anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

400.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya proses

verifikasi dan penyelesaian permasalahan Pimpinan dan Anggota DPRD

PAW, serta terfasilitasinya Pejabat Negara dan Anggota DPRD yang

mengajukan izin cuti ke luar negeri dan cuti dengan alasan penting.

b) Permasalahan dan Solusi.

Permasalahan umum yang dihadapi adalah belum optimalnya tindaklanjut

terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK. Solusi yang diambil untuk mengatasi

permasalahan tersebut, yaitu membentuk Tim Tindaklanjut LHP BPK RI

terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

6) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, yang dilaksanakan

seluruh Organisasi Perangkat Dinas (OPD) di lingkungan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 230.720.033.870,68, realisasi anggaran sebesar Rp. 186.144.360.912,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Sarana Mobilitas dan Alat

Perlengkapan Kantor (APK) seperti komputer, laptop, wireless, jaringan,

Page 176: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 212

pendingin ruangan, mesin tik, mesin hitung dll. Dengan terpenuhinya

kebutuhan APK, pelaksanaan tugas pokok dan fungsi OPD relatif dapat

terlaksana dengan baik dan lancar.

b) Permasalahan dan Solusi.

(1) Perkembangan teknologi yang sangat cepat menimbulkan tuntutan akan

pemenuhan sarana dan prasarana (baik APK maupun Sarana Mobilitas)

yang up to date. Untuk itu selalu dibutuhkan penyediaan anggaran yang

memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

(2) Kondisi sarana dan prasarana hampir diseluruh OPD Provinsi Jawa Barat

belum sesuai dengan standar sarana dan prasarana kerja, seperti yang

tercantum didalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 68 Tahun

2007 tentang Standardisasi Sarana Dan Prasarana Kerja. Hal tersebut

menjadi salah satu penghambat tercapainya program Jabar Cyber

Province.

(3) Belum terdapatnya produk hukum yang mengatur standar usia layak

pakai suatu sarana dan prasana kerja (untuk APK). Hal ini

mengakibatkan masih banyak APK di seluruh OPD Provinsi Jawa Barat

yang sudah kurang layak pakai, yang berdampak kepada tingginya

biaya pemeliharaan terhadap APK tersebut.

7) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran, yang dilaksanakan

seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 138.566.522.586,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 123.832.683.752,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

sebagai berikut tersedianya alat-alat listrik selama 12 bulan, tersedianya

peralatan kebersihan dan bahan pembersih selama 12 bulan, tersedianya BBM

selama 12 bulan, terlaksananya perpanjangan STNK kendaraan Dinas,

tersedianya Jasa kebersihan (cleaning service) selama 12 bulan, tersedianya

jasa keamanan dalam selama 12 bulan, terlaksananya perawatan kendaraan

bermotor 12 bulan, terlaksananya pemeliharaan APK selama 12 bulan,

terlaksananya dan pengecatan dinding dan pemeliharaan meubelair, fasilitas

kantor, kendaraan/service, pelumasan/oli/bbm kendaraan dinas STNK dan

pemeliharaan pagar dan halaman kantor. Melalui terlaksananya kegiatan

pemeliharaan sarana dan prasarana aparatur, kebutuhan-kebutuhan mendasar

berjalannya kinerja suatu OPD dapat dipenuhi dengan baik.

Page 177: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 213

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Pada kenyataannya, hampir diseluruh OPD merasa bahwa nilai

anggaran yang disediakan untuk program pemeliharaan sarana dan

prasarana aparatur belum dapat 100 % mencukupi pemeliharaan sarana

dan prasarana yang semakin bertambah kuantitasnya. Solusi untuk

mengatasi masalah adalah mengusulkan peningkatan anggaran secara

bertahap.

(2) Dalam rangka upaya penghematan energi (listrik dan BBM) dimasa akan

datang akan dilakukan pemilihan jenis kendaraan-kendaraan untuk para

pimpinan OPD dan kendaraan operasional lapangan bertipe hemat BBM

dan kapasitas silinder sesuai Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 68

Tahun 2007 tentang Standardisasi Sarana Dan Prasarana Kerja.

(3) Sebagian besar OPD di Provinsi Jawa Barat masih memiliki kendaraan

operasional dinas yang berusia diatas 8 (delapan) tahun dan banyak

pula yang masih memakai sarana APK yang sudah tidak layak pakai. Hal

tersebut menyebabkan pula tingginya anggaran pemeliharaan OPD.

Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan segera merealisasikan

rencana kegiatan penghapusan APK yang sudah tidak layak pakai dan

sarana mobilitas yang sudah berusia diatas 8 (delapan) tahun, yang

akan dilaksanakan oleh Biro Pengelolaan Barang Daerah pada Tahun

Anggaran 2012.

8) Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah

a) Pelaksanaan Kegiatan

(1) Kegiatan Fasilitasi Pemberantasan Barang kena Cukai Ilegal, yang

dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 898.055.960,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya fasilitasi pemberantasan barang kena cukai ilegal di 26

Kabupaten/Kota melalui Operasional pengumpulan data informasi hasil

tembakau dengan hasil adanya data informasi hasil tembakau yang

dilekati pita cukai palsu 2 (dua) merk dan tidak dilekati pita cukai 64

(enam puluh empat) merk.

(2) Kegiatan Inventarisasi Barang Daerah, yang dilaksanakan Biro

Pengelolaan Barang Daerah Setda Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 456.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 445.656.900,-. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah

tersusunnya Buku Induk Inventaris di lingkungan Pemerintah Provinsi

Jawa Barat.

(3) Kegiatan Penghapusan dan Pemindahtanganan Aset Milik/Dikuasai

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pengelolaan

Page 178: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 214

Barang Daerah Setda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 261.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 201.119.940,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan ini yaitu dihapuskan dan dipindahtangankannya

Barang Milik Daerah dengan Menetapkan Keputusan Gubernur tentang

Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Pemerintah Provinsi

Jawa Barat.

(4) Kegiatan Penyusunan Standar Harga, Standar Barang dan Monitoring

Pengelolaan Pemeliharaan Barang Daerah, yang dilaksanakan Biro

Pengelolaan Barang Daerah Setda Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 486.450.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

406.256.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah ditetapkannya

Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 020/Kep.836-PBD/2011 tentang

Standardisasi Harga Barang Kebutuhan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2012 sebanyak 350 buah yang disebarkan ke 57 OPD.

(5) Kegiatan Pengamanan Aset Tanah dan Bangunan Milik Pemerintah

Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pengelolaan Barang

Daerah Setda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.4.127.840.800,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.211.000.300,-.

Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersertifikatkannya tanah milik

Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

(6) Kegiatan Pengelolaan Pemanfaatan Aset Tanah dan Bangunan Milik

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pengelolaan

Barang Daerah Setda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 498.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 445.722.000,-. Hasil

dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersertifikatnya tanah milik

Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

(7) Kegiatan Pendataan Aset, yang dilaksanakan Biro Pengelolaan

Barang Daerah Setda Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.608.651.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.608.436.960,-.

Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersusunnya data nilai aset

tanah dan bangunan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

(8) Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Implementasi Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau (DBHCHT) Kabupaten/Kota di Wilayah III, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah III Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

150.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

monitoring pelaksanaan implementasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau (DBHCHT) di Kabupaten/Kota di Wilayah III; tidak seluruh

Kabupaten/Kota dapat melaksanakan kegiatan DBHCHT disebabkan

terdapat beberapa kendala di masing-masing Kabupaten/Kota.

Page 179: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 215

(9) kegiatan Penelusuran piutang pajak/retribusi pada Dispenda Provinsi

Jawa Barat (Tindak Lanjut LHP BPK), yang dilaksanakan Dinas

Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

469.658.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah menurunnya

prosentase jumlah piutang pajak daerah.

(10) Kegiatan Dukungan Pelayanan Pengelolaan Keuangan Daerah, yang

dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.675.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.005.327.094,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Tugas Pokok dan

Fungs Biro Keuangan dalam pelayanan pengelolaan keuangan daerah

dan tercapai dan target kinerja biro keuangan dan terkendali

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Biro Keuangan.

(11) Kegiatan Penyempurnaan Standar Analisa Belanja daerah Provinsi Jawa

Barat, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 318.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

312.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terumuskannya dan

tersedianya analisa standar belanja daerah, sebagai instrumen dalam

penyusunan RKA/DPA SKPD Provinsi Jawa Barat, dan telah tersusun

RKA/DPA 56 SKPD berbasis kinerja.

(12) Kegiatan Fasilitasi Pengelolaan Administrasi Keuangan Sekretariat

Daerah, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 228.900.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

157.720.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pengelolaan adminsitrasi keuangan sekretariat daerah dan

kepda/wakepda Provinsi Jawa Barat yang akurat, tepat waktu dan

akuntabel, dan sebagai out come adalah diterbitkan SPM Belanja

Langsung selama 12 bulan, SPM Belanja Tidak Langsung Setda dan

Kepda/Wakepda selama 12 bulan, Pengesahana SPJ bulanan, SPM

Belanja Bantuan Keuangan , hibah, subsidi, bagi hasil, tak terduga dan

hutang, penataan arsip pertanggungjawaban keuangan Setda dan

Kepda/Wakepda.

(13) Kegiatan Penyusunan Pertanggungjawaban Keuangan, yang

dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

163.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 116.676.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya laporan pertanggungjawaban

keuangan setda dan kepda/wakepda yang akuntabel, tersusun dan

terdistribusikan 60 buku aset setda tahun anggaran 2010, unreviewed,

reviewed, audited, tersusun dan terdistribusikan laporan keuangan

setda ta 2010 unreviewed, reviewed, audited, tersusun dan

terdistribusikan 24 buku laporan keuangan dan buku aset kepala

Page 180: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 216

daerah/wakil kepala daerah ta 2010, unreviewed, reviewed, audited,

tersusun dan terdistribusikan laporan triwulanan setda tahun anggaran

2011.

(14) Kegiatan Fasilitasi dan konsultasi Tata Kelola Keuangan Daerah Aspek

Penatausahaan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011, yang

dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 282.353.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 237.515.875,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya manajemen pengelolaan

keuangan daerah yang transfaran dan akuntabel, terbitnya dokumen

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), tersedianya estándar

operasional pelaksanaan proses penerbitan Surat Perintah Pencairan

Dana ( SP2D ).

(15) Kegiatan Pembinaan dan Bimbingan Teknis Penatausahaan Keuangan

Daerah, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 461.407.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

433.066.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

kemampuan penatausahaan keuangan daerah, tersedianya data

keuangan daerah yang informatif, meingkatnya kualitas penatausahaan

keuangan daerah.

(16) Kegiatan Penyusunan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

Provinsi dan Evaluasi Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

Kabupaten dan Kota, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 267.510.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 263.220.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

raperda dan rapergub P2 APBD TA 2010 sebanyak 1 paket,

terevaluasinya P2APBD 26 Kabupaten/Kota se Jawa Barat, tersusunya

Rapergub P2APBD TA 2010 sebanyak 1 paket, tersedianya Raperda

P2APBD TA 2010 sebanyak 150 buku, tersedianya Kepgub Evaluasi

P2APBD 26 Kabupaten/kota se Jawa Barat, tersedianya Rapergub.

P2APBD TA. 2010 sebanyak 50 buku.

(17) Kegiatan Penyusunan dan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011 dan

2012, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.050.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp.889.340.335,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

perda dan pergub perubahan APBD 2011 serta Perda dan Pergub

APBD 2012 secara tepat waktu dan tepat sasaran, terlaksananya

program dan kegiatan 56 SKPD tepat waktu dan tepat sasaran.

(18) Kegiatan Penyusunan Laporan Penyerapan Anggaran Bulanan, Triwulan,

Semester dan Tahunan berdasarkan SP2D, yang dilaksanakan Biro

Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 156.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 127.332.500,-. Hasil pelaksanaan

Page 181: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 217

kegiatan adalah tersedianya laporan penyerapan anggaran berdasarkan

SP2D sebagai bahan pembinaan dan evaluasi bidang perbendaharaan,

terbitnya SP2D sebagai bahan penyusunan laporan penyerapan

anggaran untuk merumuskan bahan pembinaan dan evaluasi bidang

perbendaharaan.

(19) Kegiatan Fasilitasi, Konsultasi dan Koordinasi Penatausahaan Keuangan

Kabupaten/Kota , Bagi Hasil, Subsidi, Hibah dan Bantuan Sosial, yang

dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 339.600.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 338.660.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya penatausahaan bantuan

keuangan Kabupaten/Kota, Bagi Hasil, Subsidi, Hibah dan Bantuan

Sosial, meningkatnya penyelenggaraan fungsi pemerintah di daerah,

meningkatnya pelayanan kepada masyarakat.

(20) Kegiatan Penyusunan Penatausahaan Bendahara Daerah, yang

dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 90.125.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya tugas pokok dan fungsi

bendahara daerah dalam penatausahaan keuangan daerah, Tersedianya

petunjuk teknis dan buku saku bendahara daerah.

(21) Kegiatan Evaluasi Rancangan Perda Kabupaten/Kota se Jawa Barat

tentang APBD perubahan APBD Tahun Anggaran 2011 dan Rancangan

Peraturan Bupati/Walikota se Jawa Barat tentang Penjabaran

APBD/Penjabaran Perubahan APBD Tahun Anggaran 2011, yang

dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 837.320.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 650.050.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya keserasian antara kebijakan

daerah dengan kebijakan nasional dan terwujudnya sinergitas

pengelolaan keuangan antara pemerintah provinsi dengan

kabupaten/kota se Jawa Barat, 26 Keputusan Gubernur evaluasi

rancangan Perda tentang APBD TA 2011 dan rancangan peraturan

upati/Walikota tentang Penjabaran APBD TA 2011 murni dan perubahan

, 26 laporan hasil klarifikasi evaluasi Gubernur terhadap Raperda

Kabupaten/Kota se Jawa Barat tentang APBD /Perubahan APBD TA 2011

dan Raper Bupati/Walikota se Jawa Barat tentang penjabaran

APBD/Perubahan APBD TA 2011, 15 buku penyelarasan data

APBD/perubahan APBD Kabupaten/Kota se Jawa Barat TA 2011,

rekapitulasi data APBD/Perubahan APBD kabupaten/kota TA 2011 dan

raper Bupati/Wlikota tentang penjabaran APBD/Perubahan APBD TA

2011 kepada Menteri Dalam Negeri, sosialisasi peket regulasi kepada 26

peserta dari kabupaten/kota se Jawa Barat.

Page 182: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 218

(22) Kegiatan Pemutakhiran data dan fasilitasi pengelolaan belanja pegawai

sebagai dasar penyusunan gaji pegawai Pemerintah Provinsi Jawa Barat,

yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 485.798.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 460.766.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data belanja pegawai negeri

sipil Provinsi Jawa Barat yang mutakhir sebagai dasar penyusunan gaji

pegawai Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

(23) Kegiatan Rekonsiliasi dan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa

Barat, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.769.170.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.419.361.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya

sinergitas pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah dengan

memanfaatkan data hasil rekonsiliasi Pendapatan Asli Daerah untuk Bagi

Hasil Kabupaten/kota se Jawa Barat.

(24) Kegiatan Penyempurnaan Sistem dan prosedur Pengelolaan Keuangan

Daerah, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

186.100.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

penyempurnaan sistematika prosedur tentang pengelolaan keuangan

daerah dan tersosialisasikan pedoman penatausahaan pelaksanaan

APBD dan sistema prosedur pengelolaan keuangan daerah.

(25) Kegiatan Fasilitasi, sinkronisasi dan rekonsiliasi pendapatan, belanja da

pembiayaan Keuangan, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.100.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.073.173.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya pelaporan penerimaan dan pengeluaran kas daerah dengan

OPD dan UPPD se Jawa Barat, termanfaatkannya data hasil rekonsiliasi

PAD untuk bagi hasil Kabupaten/Kota, 48 OPD memahami akuntansi

dan pelaporan keuangan.

(26) Kegiatan Lanjutan Validasi Data Keuangan dan Fisik Aset Milik Setda,

yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 401.100.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 173.193.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusun dan tersedianya data keuangan,

aset setda yang akuntabel, serta terfotonya arsip kepemilikan aset

dilingkungan, tersusunnya dan tergandakan 20 buku inventaris Setda,

tersusun dan tergandakan 20 buku aset tetap, aset lainnya dan

persediaan, tersususn dan tergandakan 10 buku arsip kepemilikan aset,

tersusun dan tergandakan 10 buku bukti pelepasan hak atas tanah.

(27) Kegiatan Penyusunan Laporan DAU, Tabungan Perumahan, IWP dan

PPh Pasal 21, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 400.008.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

Page 183: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 219

359.747.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkoordinirnya data

pegawai sebagai dasar perhitungan Dana Alokasi Umum ( DAU ) dan

laporan-laporan Pemerintah Daerah ke Pemerintah Pusat.meningkatnya

kualitas pengelolaan keuangan daerah antara pemerintah daerah ke

pemerintah pusat.

b) Permasalahan dan solusi

(1) Data kepemilikan tentang aset tanah Provinsi Jawa Barat maupun aset –

aset tanah yang diserahkan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah

Provinsi Jawa Barat pasca otonomi daerah, tidak lengkap. Pada Tahun

Anggaran 2011 target pensertifikatan tanah adalah sebanyak 52 bidang

tanah dan terealisasi sebanyak 26 bidang tanah (sertifikat sudah jadi

dan diserahterimakan). Proses pensertifikatan 26 bidang tanah lainnya

belum dapat diproses lebih lanjut oleh BPN kabupaten/Kota karena tidak

lengkapnya dokumen kepemilikan. Solusi untuk permasalahan yang

dihadapi adalah Kelengkapan data/dokumen yang berkaitan dengan

aset baik pasca OTONOMI DAERAH maupun dari pengadaan aset yang

diperlukan harus terinventarisir dengan baik dengan melibatkan

instansi/OPD terkait aset – aset dimaksud.

(2) Proses pensertifikatan sangat tergantung dari kantor BPN

Kabupaten/Kota, Kanwil BPN sampai BPN Pusat. Lamanya proses

pensertifikatan sangat tergantung pada kinerja pada kantor BPN

tersebut. Solusi untuk permasalahan yang dihadapi adalah Perlu

dilakukan koordinasi yang intensif antara Pemerintah Provinsi Jawa

Barat dengan BPN kabupaten/kota.

(3) Pada Tahun Anggaran 2011 dalam proses pensertifikatan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat (melalui Biro Pengelolaan Barang Daerah) telah

melaksanakan kerja sama dengan notaris kabupaten/Kota sebagai

penyedia jasa pengurusan. Solusi untuk permasalahan yang dihadapi

adalah Perlu pelibatan notaris yang telah ditunjuk baik oleh Pemerintah

Provinsi Jawa Barat maupun oleh BPN agar proses pensertifikatan dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien.

(4) Terkait dengan proses pensertifikatan pada Tahun Anggaran 2010 telah

terealisasi pensertifikatan terhadap 7 bidang aset tanah dan pada Tahun

Anggaran 2011 terealisasi 26 bidang dengan demikian terdapat

peningkatan realisasi pensertifikatan dari tahun sebelumnya. Solusi

untuk permasalahan yang dihadapi adalah Pelibatan notaris dalam

proses pensertifikatan dilakukan dengan kontrak jadi sehingga tidak

terjadi perulangan anggaran.

(5) Masih terbatasnya pemahaman informasi Program/Kegiatan

pemanfaatan Dana DBHCHT disesuaikan kondisi daerah dan ketentuan

Page 184: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 220

perundang-undangan. Solusi : Alokasi DBHCHT Tahun 2011 kepada

Kabupaten/Kota hendaknya memperhatikan juga faktor-faktor seperti :

besaran kontribusi tembakau, kondisi daerah (potensi dan karakteristik)

dalam pelaksanaan program/kegiatan DBHCHT dan hasil evaluasi

pelaksanaan program kegiatan DBHCHT Tahun 2010 dan Tahun 2011.

(6) Pencairan dana tidak sinkron dengan masa aktifitas budidaya tembakau

dan masa penyusunan RKA di Kabupaten/Kota. Solusi : Alokasi DBHCHT

Tahun 2011 hendaknya dapat dianggarkan pada APBD murni Tahun

Anggaran 2011.

(7) Adanya kekhawatiran pada Kabupaten/Kota dalam menggunakan dan

mengelola Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau terhadap sanksi

hukum. Solusi : Penggunaan dan pengelolaan DBHCHT untuk

Kabupaten/Kota agar ditinjau kembali dengan memberikan keleluasaan

sesuai dengan kebutuhan Kabupaten/Kota.

(8) Belum berjalannya mekanisme laporan pelaksanaan DBHCHT sesuai

Pergub Nomor 27 Tahun 2009.

(9) Keterbatasan kegiatan pemanfaatan DBHCHT pada daerah peredaran

cukai (penghasil cukai besar, namun memiliki program yang terbatas

sesuai kondisi daerah). Solusi : Perlunya pendalaman dan perluasan

program kegiatan DBHCHT dalam rangka turut mengatasi masalah

prioritas daerah seperti pendidikan, kesehatan, dan peningkatan daya

beli masyarakat.

(10) Daerah produsen tembakau belum menerima kontribusi cukai, padahal

membutuhkan pembinaan, standarisasi bahan baku.

9) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

Dan Keuangan

a) Pelaksanaan Kegiatan

(1) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan Internal BPPT, yang

dilaksanakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 49.975.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya penyusunan Rencana Kerja (Renja), Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), bahan Laporan Kegiatan

Pertanggung Jawaban (LKPJ), Bahan Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (LPPD), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

(2) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya Renstra, Renja,

Page 185: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 221

RKA/DPA, LAKIP, LKPJ/LPPD Laporan Bulanan, Triwulanan dan

Semesteran dengan hasil tersusunnya dokumen perencanaan dan

pelaporan.

(3) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal BKD Provinsi

Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 49.449.300,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya LAKIP 1 dokumen, LKPJ 1

dokumen, pergeseran dan perubahan anggaran 1 dokumen, RKA 2012 1

dokumen, DPA 2012 1 dokumen, Laporan Kinerja 12 bulan,

Penatausahaan Keuangan 4 kegiatan dan ATK Penunjang Kegiatan.

(4) Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Sekretariat Badan

Narkotika Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Sekretariat Badan

Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar 66.900.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen rencana kerja

anggaran (RKA), dokumen pelaksanaan anggaran (DPA), perbaikan

Rencana strategis tahun 2009 - 2013, Rencana Kerja tahun 2012, LAKIP

tahun 2011, laporan Evaluasi dan kinerja, serta LKPJ lingkup Sekretariat

BNP Jawa Barat Tahun Anggaran 2011 dan Laporan Keuangan Tahun

2011.

(5) Kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal KPID Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 49.484.000,-. Hasil pelaksanaan adalah

terselenggaranya penyusunan Rencana Kerja sebanyak 1 dokumen,

terselenggaranya penyusunan LPPD sebanyak 1 dokumen,

terselenggaranya penyusunan LAKIP sebanyak 1 dokumen,

terselenggaranya penyusunan RKA/DPA 1 dokumen, terselenggaranya

penyusunan LKPJ 1 dokumen, terselenggaranya penyusunan laporan

keuangan, terselenggaranya Revisi Renstra.

(6) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SKPD, yang

dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 48.833.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersusunnya berbagai dokumen laporan dan perencanaan serta

terselenggaranya kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal

SKPD.

(7) Kegiatan Perencanaan, evaluasi dan Pelaporan Internal, yang

dilaksanakan Biro Pengelolaan Barang Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 24.982.500,-. Hasil dari pelaksanaan

Page 186: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 222

kegiatan ini adalah tersusunnya 9 dokumen berupa RENJA 15 buku,

LAKIP 15 buku, LKPJ 30 buku, LPPD 30 buku, RKT 15 buku, EVALUASI

KINERJA 15 buku, PRA RKA 25 buku, DPPA 20 buku, dan DPA 50 buku.

(8) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Biro

Pemerintahan Umum, yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

25.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya LKPJ, LAKIP dan RENJA Biro

Pemerintahan Umum sebanyak 3 dokumen, tersusunnya laporan

bulanan dan triwulan Biro Pemerintahan Umum sebanyak 16 dokumen,

tersusunnya laporan tahunan Biro Pemerintahan Umum sebanyak 1

dokumen.

(9) Kegiatan Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang

dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran sebesar

Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah Tersusunnya perencanaan evaluasi dan

pelaporan internal terdiri dari RKA, DPA, Renja dan Lakip serta Evaluasi

Kinerja pada Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat.

(10) Kegiatan Perencanan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Organisasi

Perangkat Daerah (OPD), yang dilakanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 49.679.000,-. Hasil pelaksanaan Kegiatan

adalah terwujudnya tertib administrasi pengelolaan perencanaan,

evaluasi dan pelaporan output dari kegiatan tersebut penyusunan

laporan keuangan ( bulanan, triwulanan, semesteran, laporan akhir

tahun) demi mendukung laporan gubernur wajar tanpa pengecualian

(WTP) kepada BPK, Penyusunan LKPJ sebagai bahan

Laporan/pertangjawaban Gubernur kepada DPRD Provinsi Jawa Barat

dan Penyusuna RKA dan DPA untuk mematangkan Rencana OPD dalam

melaksanakan Anggaran.

(11) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Organisasi

Perangkat Daerah (OPD), yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah dokumen operasional SKPD yang mendukung capaian

kinerja organisasi.

Page 187: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 223

(12) Kegiatan Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dokumen rencana kerja (Renja

Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa

Barat Tahun 2012 ); dokumen RKA dan DPA Badan Pemberdayaan

Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat tahun

anggaran 2011 dan 2012; dokumen LAKIP 2011 dan LPPD 2011;

rencana kerja tahunan (RKT) 2012; Laporan dan Evaluasi

Program/Kagiatan BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

PEMERINTAHAN DESA PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2011.

(13) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal OPD, yang

dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 49.912.000,- Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terwujudnya sistem pelaksanaan perencanaan serta pelaporan capaian

kinerja pada Diskominfo Provinsi Jawa Barat.

(14) kegiatan Perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal Dispenda

Provinsi Jabar, Evaluasi dan pelaporan internal Dispenda Provinsi Jabar

dan Penyusunan Laporan keuangan Dinas Pendapatan Provinsi Jabar,

yang dilaksanakan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 97.004.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terwujudnya tertib administrasi pengelolaan keuangan dan

trpedomaninya dokumen-dokumen perencanaan, baik dalam rangka

evaluasi kinerja mapun pelakanaan kegiatan tahunan.

(15) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Kantor

Perwakilan, yang dilaksanakan Kantor Perwakilan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 37.072.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya dokumen rencana kerja Kantor Perwakilan,

RKA/DPA, LAKIP dan evaluasi program/kegiatan laporan bulanan,

semesteran dan neraca, realisasi anggaran, CALK.

(16) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Biro

Administrasi Pembangunan, yang dilaksanakan Biro Administrasi

Pembangunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,- (100%) dan realisasi fisik

100%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya 7 buah Dokumen

Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan pada Biro Administrasi

Pembangunan.

Page 188: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 224

(17) Kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal, yang

dilaksanakan Biro Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

25.000.000-, realisasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya evaluasi capaian

kinerja,Lakip Biro, Pra RKA,RKA,DPA, Penetapan Kinerja, LKPJ, LPPD

dan Laporan keuangan Biro Organisasi.

(18) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang

dilaksanakan Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

48.780.070,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Dipenuhinya

kebutuhan foto copi dokumen Renstra sebanyak 200 buku sesuai target;

Dipenuhinya kebutuhan foto copi dokumen Renja/RKT sebanyak 50

buku sesuai target; Dipenuhinya kebutuhan foto copi dokumen Laporan

Keuangan sebanyak 181 buku laporan dari target 210 buku;

Dipenuhinya kebutuhan foto copi dokumen LPPD sebanyak 25 buku

sesuai target; Dipenuhinya kebutuhan foto copi dokumen LAKIP

sebanyak 100 buku sesuai target; Dipenuhinya kebutuhan foto copi

dokumen LKPJ sebanyak 155 buku dari 130 buku; Dipenuhinya

kebutuhan foto copi dokumen RKA/DPA sebanyak 150 buku sesuai

target.

(19) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-

realiasasi anggaran sebesar Rp. 24.875.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersusunnya Renstra, Renja, RKA, DPA, LAKIP, LKPJ,

Laporan Bulanan, Triwulanan dan Semesteran; terlaksananya sistem

pelaporan capaian kinerja dan keuangan sebagai bahan untuk

pemantauan dan monitoring, evaluasi dan penentuan kebijakan

program.

(20) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SKPD, yang

dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 285.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 267.767.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

sistem data dan informasi serta pelaporan yang mendukung capaian

kinerja Dinas Sosial, tersedianya RKA/DPA, Lap. Bulanan, Lap Triwulan,

Lap semester, Lap Tahunan, LAKIP, LPPD dan LKPJ.

(21) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Biro

Pengembangan Sosial, dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 24.100.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya kinerja Biro Pengembangan Sosial

Page 189: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 225

(22) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan lingkup Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya

dokumen perencanaan dan pelaporan, Rencana Kerja (RENJA) Tahun

Anggaran 2012, Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun Anggaran 2008

s.d. 2013, LKPJ tahun 2011 dan 2012, Laporan Akuntabilitas Kinerja

Pemerintah (LAKIP), RKA Tahun Anggaran 2012, DPA Tahun Anggaran

2012, dokumen kesepakatan Musrenbang, Laporan keuangan bulanan

dan triwulan, semesteran, dan laporan akhir; tersedianya dokumen

operasional yang mendukung pencapaian kinerja; terwujudnya tertib

administrasi pengelolaan keuangan.

(23) Kegiatan Perencanaan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan, yang dilaksanakan Biro Administrasi

Perekonomian, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 21.400.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah meningkatnya Sistem Pelaporan Pencapaian Kerja dan Keuangan

Biro Administrasi Perekonomian.

(24) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Biro Bina

Produksi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 19.297.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya penyusunan Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA)

Tahun 2011; terlaksananya penyusunan Pra RKA Tahun 2011;

terlaksananya penyusunan rencana kerja tahun 2011; terlaksananya

penyusunan LPJ Biro Bina Produksi Tahun 2010; terlaksananya

penyusunan LAKIP Biro Bina Produksi Tahun 2010; serta terlaksananya

penyusunan laporan triwulanan Kegiatan Tahun 2011.

(25) Kegiatan Perencanaan, Evakuasi dan Pelaporan Internal SKPD, yang

dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 99.995.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sebagai bahan untuk

pemantauan dan monitoring, evaluasi dan penentuan kebijakan

program.

(26) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SOPD, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya RKA, DPA, DPPA, LAKIP, LPPD

dan LKPJ.

Page 190: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 226

(27) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan Internal Organisasi

Perangkat Daerah (OPD), yang dilaksanakan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

43.846.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen

perencanaan sebanyak 4 dokumen, tersedianya dokumen

penatausahaan keuangan bulanan sebanyak 10 dokumen, tersedianya

dokumen penatausahaan keuangan semesteran sebanyak 1 dokumen,

belum tersedianya dokumen penatausahaan keuangan tahunan

sebanyak 2 dokumen, tersedianya dokumen evaluasi bulanan sebanyak

10 dokumen, dan tersedianya dokumen evaluasi tahunan sebanyak 4

dokumen.n kendaraan roda empat khususu (4 WD).

(28) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas

Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 90.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 85.779.650,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Penyusunan

dokumen perencanaan, pelaporan bulanan, dan evaluasi, sehingga

dapat melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan serta

meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintahan.

(29) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SKPD/OPD,

yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.70.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 70.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen perencanaan

(Renja, RKA/DPA), tersusunnya Laporan Keuangan (Bulanan,

Triwulanan, Semesteran dan Tahunan), tersusunnya LAKIP/LKPJ,

terfasilitasinya verifikasi pelaksanaan koordinasi penyerapan KUR untuk

pelaporan ke UKP4.

(30) Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan Anggaran

Rp.50.000.000,-, realisasi Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

ini yaitu terwujudnya sistem pelaporan capaian kinerja pada unit kerja

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat berupa laporan

bulanan, laporan triwulan, Laporan Tahunan, Laporan Neraca, RKA,

LKPJ, LPPD, dan LAKIP.

(31) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 120.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 113.850.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya dokumen perencanaan dan program kegiatan evaluasi dan

pelaporan capaian kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat .

Page 191: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 227

(32) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, yang dilaksanakan

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 44.900.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

dokumen perencanaan pembangunan, 125 set; tersedianya Renja Dinas

Perikanan dan Kelautan, 30 set; tersedianya LAKIP, LKPJ, LPPD, evaluasi

kinerja, laporan bulanan, 236 set.

(33) kegiatan Perencanaan, evaluasi, pelaporan internal organisasi perangkat

daerah (OPD), yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 98.200.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 98.200.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terlaksananya Ratek Bidang

Lingkungan Hidup; rencana 60 OK terealisasi 60 OK (tingkat capaian

100%), Tersusunnya dokumen perencanaan (Renstra, Renja, RKA,

DPA); rencana 10 buku, 5 buku, 80 buku, 100 buku terealisasi 10 buku,

5 buku, 80 buku, 100 buku (tingkat capaian 100%), Tersusunnya

dokumen pelaporan (LAKIP, Lap.kinerja bulanan, Lap.kinerja triwulanan,

Lap Keuangan, LPPD, Lap. Evaluasi Prog); rencana 10 buku, 36 laporan,

12 laporan, 36 laporan, 6 laporan, 4 laporan terealisasi 10 buku, 36

laporan, 12 laporan, 36 laporan, 6 laporan, 4 laporan (tingkat capaian

100%). Outcomes : Terselenggaranya mekanisme system pelaporan

dan capaian kinerja SOPD yang lebih baik (tingkat capaian 100%)

(34) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan Internal, yang

dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 48.755.500. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Tersusun dan

terlaksananya Rencana Kerja (RENJA) OPD 1 dokumen, RKA OPD 1

dokumen, DPA OPD 1 dokumen, RKA-KL dan DIPA 1 dokumen, LKPJ /

LPPD, LAKIP, Evaluasi Kinerja 1 dokumen, Pelaksanaan Rakor

Pembanguan Perkebunan 1 kali.

(35) Kegiatan peyusunan Rencana Kerja Perencanaan, Evaluasi dan

Pelaporan Internal Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 19.380.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 19.380.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya Dokumen perencanaan

dan evaluasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Biro Hukum dan

HAM.

(36) Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Internal Disorda, yang

dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp.50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terfasilitasinya

Page 192: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 228

kegiatan Perencanaan, evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Olahraga

dan Pemuda Jawa Barat.

(37) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Pendidikan, yang

dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 96.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

rapat dan laporan bulanan/triwulanan dan pelaksanaan monitoring,

evaluasi ke 26 Kabupaten dan Kota; terlaksananya penyusunan LKPJ,

LPPD dan LAKIP 201 sebanyak 40 eksemplar dan evaluasi kinerja 10

eksemplar dan Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan.

(38) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Badan

Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa

Barat, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

Dokumen Pra RKA Tahun 2010, RKA/DPA Tahun 2010, LAKIP 2009,

LPPD/Memori kegiatan Gubernur, LKPJ Evaluasi Kinerja, Renja Tahun

2010, Laporan internal Badan.

(39) kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 49.738.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersusunnya Renstra Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah Provinsi Jawa Barat; tersusunnya Renja Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat; tersusunnya RKA/DPA tahun

2012 dan RKA/DPA Perubahan tahun 2011; tersusunnya evaluasi

kegiatan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa

Barat; tersusunnya LAKIP Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011; Tersusunnya LKPJ Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat tahun

2011; tersusunnya laporan keuangan Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat.

(40) Perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal Biro Keuangan, yang

dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 24.650.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Rencana Kerja, RKA/DPA,

LAKIP, LKPJ Laporan Realisasi Keuangan dan Laporan Pencapaian

Kinerja pada unit Biro Keuangan.

(41) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan

Page 193: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 229

alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya 1

Dokumen RKA 2012 dan 1 Dokumen DPA perubahan 2011 serta RENJA.

(42) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 230.135.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 208.602.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersusunnya Rencana Kerja Tahun 2011, Dokumen

Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Tahun 2011, Rencana

Kegiatan Anggaran (RKA) Tahun 2012 dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) Tahun 2012; terlaksananya konsolidasi kegiatan

triwulan; tersusunnya Laporan Capaian Kinerja, Laporan Kinerja dan

Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah(LAKIP), dan Laporan Rencana Aksi Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat.

(43) Kegiatan Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 47.820.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen perencanaan,

evaluasi, dan pelaporan BPPKB berupa: RKA/DPA, LAKIP, LPPD, LKPJ,

dan laporan program/kegiatan triwulanan.

(44) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah IV Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya sistem perencanaan,

evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Badan Koordinasi Pemerintahan

dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat; terlaksananya

penyusunan RENJA Tahun 2011, RKA/DPA Tahun 2012 dan LAKIP, LPJ

Tahun 2011; terwujudnya perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal

Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi

Jawa Barat berbasis kinerja.

(45) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan pelaporan, yang dilaksanakan

Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen perencanaan,

hasil evaluasi dan pelaporan kinerja DPRD. Outcome kegiatan adalah

meningkatnya layanan penyediaan bahan pengambilan keputusan dalam

pelaksanaan fasilitasi terhadap kegiatan DPRD.

(46) Kegiatan Perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal, yang

Page 194: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 230

dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 160.000.00,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 113.895.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya data evaluasi kinerja kegiatan pengelolaan sumber

daya air tahun 2011, program dan kegiatan 2012, dan laporan Inpres

Nomor 3 Tahun 2010.

(47) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SKPD, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 31.033.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terdapat dokumen

Perencanaan, evaluasi dan laporan kinerja Rumah Sakit sesuai dengan

perundang-undangan yang berla hasil kinerja rumah sakit.

(48) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Organisasi

Perangkat Daerah, yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya ATK kegiatan, tersedianya laporan bulanan,

triwulanan dan tahunan kegiatan, LAKIP, RENJA serta terselenggaranya

rapat koordinasi.

(49) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan Internal BKP, yang

dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 49.557.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya Renja sebanyak 25 buku; tersusunnya RKA dan DPA BKP

2012 sebanyak 25 buku; tersusunnya LPJ dan LPPD sebanyak 50 buku;

tersusunnya piñata usahaan Keuangan sebanyak 190 buku; tersusunnya

kinerja bulanan dan triwulanan sebanyak 160 buku.

(50) Kegiatan Perencanaan, Pelaporan dan Capaian Kinerja Keuangan, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 48.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya Alat Tulis Kantor sebanyak 1 paket; tersedianya Rencana

Strategi (RENSTRA) OPD sebanyak 24 eks; tersedianya Belanja Cetak

dan Penggandaan Rencana Kerja (RENJA) SKPD sebanyak 24 eks;

tersedianya Dokumen RKA/DPA SKPD sebanyak 102 eks; tersedianya

Draft Penetapan Kinerja sebanyak 15 eks; tersedianya Laporan Kinerja

Bulanan sebanyak 60 eks; tersedianya Laporan Keuangan Bulanan

sebanyak 15 eks; tersedianya Laporan kinerja Triwulan sebanyak 15

eks; tersedianya Laporan Keuangan Triwulan sebanyak 15 eks;

tersedianya Draft Laporan kinerja Semester sebanyak 15 eks;

tersedianya Laporan Keuangan Semester sebanyak 15 eks; tersedianya

Page 195: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 231

Draft Laporan Kinerja Tahunan sebanyak 15 eks; tersedianya Draft

Neraca Keuangan sebanyak 5 eks; tersedianya Draft LAKIP Disparbud

Jabar sebanyak 45 eks; tersedianya Draft LKPJ Disparbud Jabar

sebanyak 45 eks; tersedianya Draft LPPD Disparbud Jabar sebanyak 30

eks; tersedianya Draft Perubahan RKA/DPA sebanyak 32 eks;

tersedianya Berkas Pendukung sebanyak 10.000 lembar; tersedianya

dokumen pendukung sebanyak 30 eks.

(51) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SKPD, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggarannya

sebesar Rp. 37.923.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Tersedianya dok RKA sebanyak 25 keg, Tersedianya DPA sebanyak 25

keg, Tersedianya LAKIP sebanyak 10 keg, Tersedianya Laporan

Keuangan sebanyak 20 keg, Tersedianya LKPJ sebanyak 10 keg,

Tersedianya LPPD sebanyak 10 keg, Tersedianya dok. Pengukuran

kinerja kegiatan sebanyak 10 keg, Tersedianya laporan pelayanan

Jamkesmas sebanyak 10 keg, Tersedianya Laporan Kegiatan Pelayanan

(Lap. RL) sebanyak 60 keg, Tersedianya dok. Renstra sebanyak 60

buah, Tersedianya dok. Renja sebanyak 60 buah, Tersedianya dok.

LAKIP sebanyak 25 buah.

(52) Kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal RSUD Al

Ihsan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 49.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 13.140.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

laporan keuangan RSUD Al Ihsan, LAKIP. RKT. Renja, Tapin,LKPJ,

Renstra Revisi, RKA, DPA dll.

(53) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Biro Humas,

Protokol dan Umum ahun Anggaran 2011, yang dilaksanakan Biro

Humas, Protokol dan Umum , dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 25.000.000-, realisasi anggaran sebesar Rp. 21.689.600,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah Belanja ATK; Belanja cetak dan

penggandaan dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan Biro

Humas, Protokol dan Umum; Biaya makan dan minum rapat.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) waktu pelaporan yang disampaikan program/kegiatan di lingkungan

intern BPPT terkadang melampaui waktu yang telah ditentukan. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah dengan

melakukan koordinasi dan komunikasi yang lebih intensif dengan

pemegang program/kegiatan terkait.

(2) Dalam pelaksanaan program di atas, ditemukan permasalahan yaitu

keterbatasan jumlah SDM di Sekretariat KPID Jawa Barat dalam

Page 196: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 232

penyusunan laporan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian laporan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusinya adalah rangkap tugas

untuk menyelesaikan laporan-laporan di atas.

(3) Adanya perbedaan format pelaporan yang diminta oleh Biro Administrasi

Pembangunan maupun Bappeda Provinsi. Solusi : Berkoordinasi dengan

Biro Administrasi Pembangunan dan Bappeda Provinsi dalam menyusun

dokumen, perencanaan, evaluasi dan pelaporan secara berkala sesuai

format terbaru dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

(4) Perlu anggaran perjalanan dinas mengingat lokasi OPD di luar Kota

Bandung. Solusi : Anggaran tidak di samakan dengan OPD yang

berkedudukan di Kota Bandung

(5) Keterlambatan data dari institusi. Solusi data dapat disampaikan tepat

pada waktunya dan sesuai dengan alur yang ditetapkan.

(6) Materi yang disajikan kurang optimal. Solusi dilakukan rapat

pembahasan mengenai materi dan data yang akan ditampilkan.

10) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

a) Pelaksanaan Kegiatan

(1) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur BPPT,

yang dilaksanakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 310.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 302.422.950,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan pegawai

BPPT sebanyak 84 orang.

(2) Kegiatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang dilaksanakan

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 432.360.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 358.025.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya

kesejahteraan 116 orang PNS dilingkungan Satpol PP Provinsi Jawa

Barat berupa : Siraman Rohani, Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Purna

Bhakti, bantuan Pendidikan dan Pelatihan sebagai upaya meningkatkan

kesejahteraan PNS, penghargaan, pengabdian dan kemampuan PNS.

(3) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.121.465.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 965.320.687,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya panitia pengadaan barang dan jasa 10 orang, uang saku

pendidikan dan pelatihan 319 HOK, honorarium Narasumber Pembinaan

Mental 24 kali, honorarium Instruktur Senam 44 kali, honorarium

Ceramah Keagamaan 48 kali, honorarium dukungan Kesenian 12 bulan,

General Check up 153 orang, peralatan/perlengkapan olahraga 4 kali,

Page 197: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 233

bantuan biaya pembelian resep 12 bulan, bantuan biaya rawat inap 1

orang, pembelian buku perpustakaan 1 paket, sewa lapang Tenis 22

kali, sewa lapang Bulutangkis 22 kali, sewa lapang bola 22 kali, sewa

lapang bola volley 22 kali, snack olahraga 5980 boks, pembelian PDH

Struktural 17 stel, pembelian PDH Pelaksana 153 stel, pembelian

pakaian olahraga 110 stel, bantuan uang menjelang pensiun 6 orang,

bantuan pembelian buku, ATK dan untuk Diklatpim IV 1 orang, biaya

kontribusi belanja Sosialisasi selama 12 bulan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas PNS Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Jawa Barat.

(4) Peningkatan Kesejahteraan dan kemampuan aparatur Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.717.030.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 458.475.250,-. Hasil

kegiatan terakomodasinya kebutuhan PNS dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan dan kapasitas aparatur sebanyak 44 PNS dan 26 Tenaga

honorarium Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat.

(5) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Sekretariat KPID Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 105.075.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

101.702.338,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya

kebutuhan PNS dalam upaya meningkatkan kesehatan

jasmani/Olahraga selama 12 bulan, peningkatan kerohanian sebanyak

12 kali, peningkatan kesehatan sebanyak 12 bulan, pemulangan

pegawai sebanyak 1 orang, pengadaan baju seragam PDH sebanyak 15

orang.

(6) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 724.125.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 564.378.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terakomodasinya

kesejahteraan PNS untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan

aparatur.

(7) kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas, yang dilaksanakan Biro

Pengelolaan Barang Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.208.120.093,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.194.767.093,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Pakaian Dinas untuk 185

orang pejabat struktural dan 1035 orang pelaksana serta sebanyak 1220

stel pakaian olah raga di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa

Barat untuk pelaksanaan Pekan Olah Raga Pemerintah Provinsi Jawa

Barat (PORPEMPROV JABAR) tahun 2011.

Page 198: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 234

(8) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran sebesar

Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran kegiatan sebesar Rp.

241.885.550,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terakomodasinya

kesejahteraan PNS bagi 116 orang aparatur Badan Kesbangpol dan

Linmasda Provinsi Jawa Barat dalam upaya meningkatkan kapasitas dan

kesejahteraan aparatur.

(9) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah I Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

200.000.000,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya

Peralatan/Perlengkapan Olahraga, Jasa Kesehatan Pegawai Badan

Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa

Barat termasuk General Chekup untuk 63 Pegawai dan penggantian

resep dan Rawat inap untuk menjamin kesehatan Pegawai BKPP Wil I,

Pakaian Dinas Harian, Traning Set lengkap, Belanja Pemulangan

Pegawai yang Pensiun dan Bantuan Diklat Struktural serta diklat

Fungsional dalam rangka mengakomodir kebutuhan kesejahteraan PNS.

(10) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah III Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

175.006.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

kursus-kursus singkat/pelatihan, terselenggaranya bimbingan tertentu,

terselenggaranya peningkatan kesehatan PNS, terselenggaranya

pengadaan pakaian dinas dan atributnya,terselenggaranya pemulangan

pegawai sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan PNS, penghargaan,

pengabdian dan kemampuan PNS.

(11) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan aparatur Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, relisasi anggaran sebesar

Rp. 234.024.250.-. Hasil kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan

kesejahteraan PNS melalui Peningkatan Kemampuan dan Kompetensi

Aparatur Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa

Provinsi Jawa Barat; Penyerahan Pemulangan Pegawai Pensiun

sebanyak 5 orang; Pelayanan Kesehatan bagi Pegawai Badan

Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat;

Pengadaan Pakaian Dinas untuk 96 orang Pegawai Badan

Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat.

Page 199: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 235

(12) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 458.293.000,-. Hasil Kegiatan adalah

terakomodirnya peningkatan kesejahteraan dan kemampuan aparatur

untuk meningkatkan kapasitas kerja PNS.

(13) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur

Dispenda Provinsi Jawa Barat dan Peningkatan Kesejahteraan dan

Kemampuan Aparatur Cabang Pelayanan Dispenda Provinsi Wilayah

tersebar di 33 (tiga puluh tiga) Kabupaten/Kota se Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.970.651.570,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.358.202.036,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terpenuhinya kebutuhan dasar operasional unit kerja dan

meningkatnya keterampilan, kemampuan, profesionalisme dan

kesejahteraan aparatur Dispenda Provinsi Jawa Barat untuk pelayanan

kepada masyarakat.

(14) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Kantor

Perwakilan, yang dilaksanakan Kantor Perwakilan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 135.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 110.537.358,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya kebutuhan kinerja aparatur melalui pengalokasian dana

pengembangan karir dan pendidikan,pengandaan pakaian dinas dan

olah raga serta kesehatan untuk meningkatkan kapasitas dan

kesejahteraan PNS.

(15) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur

Inspektorat Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Inspektorat

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.071.620.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 943.632.672,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya pegawai yang mengikuti

Diklat Penjenjangan Fungsional, sebanyak 7 orang dari target 10 orang

dan diklat struktural sebanyak 2 orang sesuai target; Pegawai yang

mengikuti Diklat Teknis dan Bimbingan Teknis sebanyak 3 orang dari

target 5 orang; Pegawai yang mengikuti Seminar/Lokakarya/

Sosialisasi/Rakor/Raker sebanyak 3 orang dari target 5 orang;

Terfasilitasinya kegiatan Peningkatan Kesehatan Jasmani dan Rohani

sebanyak 12 kali sesuai target; Terfasilitasinya kegiatan Kerohanian

sebanyak 12 kali sesuai target; Penggantian resep dan perawatan bagi

para pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebanyak 375 orang dari

target 432 orang; Pemberian penghargaan Purna Bhakti kepada para

pensiunan Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebanyak 9 orang sesuai

Page 200: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 236

target; General Check Up bagi para pegawai Inspektorat Provinsi Jawa

Barat sebanyak 150 orang sesuai target; Pemberian Pakaian Dinas bagi

para pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebanyak 172 orang

sesuai target; Pegawai yang mengikuti Peningkatan Wawasan ke luar

Provinsi sebanyak 22 orang sesuai target dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan , kapasitas dan kinerja PNS Inspektorat Provinsi Jawa

Barat.

(16) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dan Kesejahteraan

Aparatur Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 525.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

516.819.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terealisasinya 2 orang

Instruktur, 12 Rokhaniawan, Pembelian Resep bagi 40 orang Pegawai,

Kaca mata 4 orang, rawat inap 12 orang, pemulangan pegawai yang

pensiun 28 orang, Pengadaan Batik PWRI 28 orang Pengadaan

Pakaian Olah Raga 495 orang, untuk meningkatkan Kesejahteraan dan

Kemampuan Aparatur PNS Dinas Sosial.

(17) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Dan Kemampuan Aparatur Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 549.435.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 542.535.714,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya

peningkatan pengetahuan kemampuan PNS melalui diklat, workshop,

kursus, sosialisasi dan Pakaian Olah Raga PNS serta Pembelian Resep

untuk mengakomodir kesejahteraan pegawai sesuai dengan Peraturan

Gubernur Jawa Barat Nomor 65 Tahun 2008 tentang Kesejahteraan

Pegawai di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi

Jawa Barat.

(18) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 786.222.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terakomodir

peningkatan kesejahteraan PNS, peningkatan kemampuan aparatur

Dinas Bina Marga serta bantuan pendidikan, seminar, kursus dan

sosialisas untuk meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai

di lingkungan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat.

(19) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 332.362.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 310.738.350,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pemberian bantuan

perawatan, penggantian pembelian resep kaca mata, terpenuhinya jasa

dokter, belanja pakaian dinas lapangan, belanja pakaian olah raga,

Page 201: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 237

belanja pemulangan pegawai yang pensiun luar daerah Pelatihan untuk

meningkatkan kesejahteraan PNS, penghargaan, pengabdian dan

kemampuan PNS.

(20) Kegiatan Peningkatan Kemampuan Sumberdaya Aparatur Dinas ESDM,

yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 253.937.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya Diklat Struktural PIM II,III &

IV sebanyak 3 orang, terpenuhinya Diklat Jab Fungsional sebanyak 10

orang, terpenuhinya Bintek Pengadaan Barjas sebanyak 5 orang,

terpenuhinya Bintek Sektor Energi sebanyak 10 orang, terpenuhinya

Bimbingan Teknis PNS sebanyak 3 orang, terpenuhinya Kesejahteraan

Rohani & Jasmani sebanyak 100 orang, terpenuhinya Bantuan Resep &

Perawatan sebanyak 14 orang, terpenuhinya Sarana Olah Raga untuk

108 orang, terpenuhinya Pakaian Dinas Harian Struktural sebanyak 47

orang, dan Pemulangan Peg Pensiun untuk meningkatkan kompetensi

dan kesejahteraan PNS.

(21) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas

Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 742.270.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 653.381.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

Senam Kesegaran Jasamani, Pelatihan Kesenian Nasional dan siraman

rohani, Belanja obat-obatan, Pembelian resep, Penggantian kaca mata,

General cek up, Perawatan, Sewa prasarana olah raga, pengadaan baju

batik, Pemulangan PNS yang pensiun, Kontribusi Seminar/

lokakarya/pelatihan untuk meningkatkan kapasitas aparatur dan

kesejahteraan PNS.

(22) Kegiatan Peningkatan Sumber Daya Aparatur BPMKL Dinas

Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 58.700.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

57.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Kursus

singkat di LIPI, Kursus Singkat DI BSN untuk meningkatkan kompetensi

aparatur PNS di lingkungan dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi

Jawa Barat.

(23) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Balai

Pengelolaan Sampah Regional (BPSR) Dinas Permukiman dan

Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 110.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 99.069.300,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan PNS dalam

pemeliharaan Kesehatan, Pakaian Kerja Lapangan, Kursus-Kursus

Singkat/Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas aparatur PNS

Page 202: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 238

(24) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan SDM Aparatur,

yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 762.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 647.542.987,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya bantuan seminar, sosialisasi

dan diklat, jasa kesehatan, dan biaya pemulangan pegawai yang

pensiun serta santunan bagi keluarga pegawai yang meninggal dunia

untuk merealisasikan kesejahteraan dan kompetensi aparatur PNS.

(25) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.894.295.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.798.650.350-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terealisasikannya pemberdayaan dan kesejahteraan aparatur

berbasis kinerja; tersedianya kebutuhan kinerja aparatur melalui

pengalokasian dana pengembangan karier dan pendidikan, penyediaan

pakaian dinas serta kesejahteraan pegawai; tersedianya kebutuhan

kinerja aparatur melalui pengalokasian dana pengembangan karir dan

pendidikan, sewa gedung kantor serta kesejahteraan pegawai melalui

penyediaan pakaian dinas dan pemulangan pegawai yang pensiun; serta

peningkatan profesionalisme aparatur dan peningkatan kualitas aparatur

yang memberikan pelayanan.

(26) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, yang

dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp.1.259.775.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.178.689.439,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpenuhinya kebutuhan kesejahteraan dan kemampuan aparatur Dinas

Perhubungan Provinsi Jawa Barat berupa Diklat teknis, diklat non teknis

dan kepemimpinan, serta pengadaan Pakaian Dinas Harian (PDH) dan

General check up untuk 430 karyawan Dinas Perhubungan Provinsi jawa

Barat.

(27) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 567.205.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 559.380.309,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya

kebutuhan kesejahteraan dan kemampuan aparatur serta meningkatnya

kualitas pelayanan aparatur Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa

Barat dengan peningkatan disiplin dan kemampuan aparatur; serta

peningkatan kesejahteraan aparatur, untuk 287 orang.

(28) Kegiatan Peningkatan kesejahteraan dan kemampuan aparatur, yang

dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

Page 203: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 239

310.510.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 307.497.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan kesejahteraan

PNS melalui Honorarium panitia/pejabat pengadaan/pemeriksa barang

dan jasa ; rencana 1 kali bulan terealisasi 1 kali (tingkat capaian 100%),

Uang saku bantuan diklat fungsional,bantuan biaya diklat subtantif ;

rencana 4 hari terealisasi 4 hari (tingkat capaian 100%), Bantuan biaya

diklat luar negeri yang dibiayai oleh pihak sponsor ; rencana 5 hari

bulan terealisasi 5 hari (tingkat capaian 100%), Bantuan biaya

bintek/seminar/lokakarya/rakor/ratek ; rencana 1 paket bulan terealisasi

1 paket (tingkat capaian 100%), Bantuan biaya pendidikan dan

pelatihan serta bintek ; rencana 1 paket bulan terealisasi 1 paket

(tingkat capaian 100%), Biaya general check up ; rencana 100 orang

bulan terealisasi 100 orang (tingkat capaian 100%), Biaya penggantian

resep ; rencana 8 bulan terealisasi 8 bulan (tingkat capaian 100%),

Biaya perawatan ; rencana 12 kali bulan terealisasi 12 kali (tingkat

capaian 100%), Biaya gedung olahraga bulu tangkis dan futsal ;

rencana 1 tahun bulan terealisasi 1 tahun (tingkat capaian 100%),

Belanja pakaian dinas untuk karyawan BPLHD Prov. Jabar ; rencana 114

stel bulan terealisasi 114 stel (tingkat capaian 100%), Bantuan biaya

pegawai yang pensiun, Bantuan biaya duka untuk

ayah/ibu/kandung/mertua ; rencana orang bulan terealisasi orang

(tingkat capaian 100%), Pembinaan jiwa korsa pegawai ; rencana 1 kali

bulan terealisasi 1 kali (tingkat capaian 100%); untuk mewujudkan

peningkatan kesejahteraan dan kemampuan dalam mengoptimalkan

kinerja pelayanan aparatur.

(29) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya

Aparatur, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 261.700.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 248.468.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya ceramah keagaamaan 12 bulan, Pembelajaran Al-Qur’an

12 bulan, Olah raga senam 10 bulan, Penggantian resep dan

pemeriksaan dokter 70 orang, Bantuan rawat inap 10 orang, Bantuan

meninggal dunia 6 orang, Fasilitasi gedung olah raga badminton 12

bulan, Bantuan pakaian olahraga/Training 80, Fasilitasi penghargaan

Purnabakti 9 orang, Bantuan ATK untuk Diklat PIM 1 orang dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas PNS Dinas

Perkebunan Provinsi Jawa Barat.

(30) Kegiatan Peningkatan dan Kemampuan Aparatur yang dilaksanakan

Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 759.920.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 684.032.951

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Page 204: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 240

terakomodasinya kebutuhan PNS dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan kemampuan pegawai untuk meningkatkan

kemampuan Aparatur Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat.

(31) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan yang

dilaksanakan pada Sekretariat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat oleh

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.262.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

1.843.524.285,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan kesejahteraan PNS Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Bara dalam kegiatan Kerohanian dan Bantuan

ONH 8 paket, Penyediaan Perlengkapan Olahraga Karyawan 24 paket,

Penyediaan Obat obatan 12 paket, Penyedia Jasa kesehatan 2 paket,

Penyediaan Makan dan Minum Pegawai selama 12 Bulan 6.000 set,

Pakaian Dinas Harian Bahan dan Ongkos Jahit pada Sekretariat 474

orang, Pakaian Dinas Harian Guru SLBN 2.776 orang, Pakaian Dinas

Harian untuk TKK/THL 98 orang, Pakaian untuk PWRI 50 orang,

Pemulangan Pegawai yang Pensiun 50 orang, Pemulangan Pegawai

yang Tewas dalam melaksanakan tugas 5 orang, Penyediaan uang/biaya

Bagi PNS yang Mengikuti Diklat Kepemimpinan Teknis dan Bimbingan

Teknis, Seminar, Lokakarya, Sariaksasi, Rakor dan Desiminasi 4 paket,

Penilaian Kinerja dan Angka Kredit Jabatan Fungsional dalam rangka

Peningkatan Kesejahteraan guru 135 HOK.

(32) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur pada

Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Umum

(BPPTKPU), yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 193.290.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 159.997.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Pemberian Biaya Diklat Kepemimpinan, Teknis dan

Bimbingan Teknis Jabatan Struktural/Fungsional, Seminar, Lokakarya,

Sosialisasi, Rakor sebanyak 3 paket ; Terlaksananya Peningkatan

Kemampuan Aparatur melalui Diklat dan Bimbingan Teknis, Seminar,

Lokakarya, Sosialisasi dan Rakor sebanyak 7 paket dalam rangka

peningkatan kapasitas dan kesejahteraan aparatur PNS BPPPTKPU.

(33) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada Balai

Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Luar Biasa (PLB), yang

dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 191.790.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

167.440.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Pemberian Biaya untuk mengikuti Diklat, Bimbingan Teknis Jabatan

Struktural/Fungsional, Seminar, Lokakarya, Sosialisasi Rakor sebanyak 3

paket, Pelatihan Komputer untuk staf 20 orang, Beasiswa untuk Staf S-

Page 205: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 241

1 2 orang S-3 1 orang untuk meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas

PNS.

(34) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur pada

Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian, yang dilaksanakan

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

219.780.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya

kebutuhan peningkatan kesejahteraan dan Kemampuan Pegawai melalui

Penyediaan uang Saku Bagi PNS yang mengikuti Diklat Kepemimpinan,

Teknis dan Bimbingan teknis Jabatan Struktural/Fungsional, Seminar,

Lokakarya, Sosialisasi, Rakor 3 paket, Peningkatan

Kemampuan/Pembinaan Aparatur untuk diikut sertakan dalam Diklat

Kepemimpinan, Teknis dan Bimbingan teknis, Seminar, Lokakarya,

Sosialisasi dan Rakor sebanyak 28 orang, Kursus, Pelatihan, Sosialisasi

dan Bimbingan Teknis PNS 1 paket dan Penyediaan Pakaian Olahraga

28 stel.

(35) Kegiatan Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan

Kejuruan (BPPTKPK), yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 191.790.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 145.899.500,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan peningkatan kesejahteraan

dan kemampuan Pegawai dengan pemberian Uang Saku dan

Perlengkapan untuk PNS yang mengikuti Diklat Kepemimpinan, Teknis

Jabatan Struktural/Fungsional, Seminar, Lokakarya, Sosialisasi, Rakor

dan Desiminasi sebanyak 5 paket, Penyediaan Batik bagi yang Pensiun 1

Paket, Penyediaan Pakaian Olahraga 40 stel, Peningkatan Aparatur

dengan mengikutsertakan PNS dalam Diklat Kepemmpinan sebanyak 5

orang, Mengikutsertakan PNS dalam Siminar, Lokakarya, Sosialisasi dan

Rakor sebanyak 5 orang serta mengikut sertakan dalam Diklat Teknis

dan Bimbingan Teknis sebanyak 4 orang.

(36) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur , yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 220.835.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan PNS dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan, disiplin, kesehatan dan

kemampuan aparatur.

(37) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 1.247.935.000,-, realisasi

Page 206: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 242

anggaran sebesar Rp. 1.235.613.730,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya dukungan biaya untuk pendidikan dan pelatihan

kepemimpinan; tersedianya diukungan untuk instruktur senam,

kerohanian; terfasilitasinya acara HUT RI; Tersedianya dukungan dana

untuk general check up; tersedianya dukungan dana untuk bantuan

biaya pembelian resep; tersedianya dukungan dana untuk bantuan

biaya perawatan; terfasilitasinya sewa sarana olahraga; terfasilitasinya

makan dan minum peserta senam; terfasilitasinya belanja pakaian dinas

harian (PDH); terfasilitasinya belanja pakaian untuk POR Pemprov;

terfasilitasinya penghargaan pra purna bakti-uang

pembinaan/kedeudeuh; terfasilitasinya dukungan dana santunan bagi

PNS yang meninggal dunia; untuk peningkatan kesejahteraan, sikap

mental dan disiplin serta kompetensi aparatur PNS Badan Perencanaan

dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat.

(38) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 180.700.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

kesejahteraan dan meningkatnya kemampuan pegawai dan

terlaksananya kegiatan kerohanian.

(39) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 392.061.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 302.920.000,-. Hasil

Kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan PNS dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan pegawai dengan

terlaksananya kegiatan kerohanian, kesenian dan kesegaran jasmani;

tersedianya batik PWRI; terpenuhinya pakaian olahraga pegawai di

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat; terpenuhinya seragam kesenian

angklung; terpenuhinya seragam food security; dan terlaksananya

pemulangan pegawai yang purna bakti sebanyak 16 orang.

(40) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Balai

Laboratorium Kesehatan (BLK), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 182.700.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 166.283.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya pembiayaan aparatur

untuk meningkatkan kompetensi dengan mengikuti 7 jenis

pelatihan/pendidikan dan latihan (diklat) antara lain diklat pengelolaan

keuangan daerah, diklat pengelolaan barang daerah, diklat akuntansi

pemerintah daerah, diklat penata barang dan aset daerah, diklat teknis

preparasi contoh uji untuk analis AAS, diklat validasi metoda pada

Page 207: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 243

analisis mikrobiologi, dan diklat estimasi ketidakpastian pengukuran

pada uji mikrobiologi; terlaksananya kegiatan kesegaran jasmani;

terlaksananya pemulangan pegawai yang purna bakti sebanyak 5 orang.

(41) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Balai

Pelatihan Kesehatan (Bapelkes), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 190.450.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 143.886.615,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan dalam rangka

meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan PNS dengan terpenuhinya 3

orang untuk mengikuti diklat substantif; terpenuhinya 2 orang untuk

mengikuti diklat fungsional; terpenuhinya 12 orang untuk mengikuti

bintek/seminar/seminar/lokakarya; terpenuhinya kebutuhan general

check-up sebanyak 45 orang; terlaksananya kegiatan kesegaran

jasmani; tersedianya bahan obat-obatan dan penggantian kacamata;

terpenuhinya pakaian dinas pegawai Bapelkes sebanyak 45 orang;

terlaksananya pemulangan pegawai yang purna bakti sebanyak 2 orang.

(42) KegiatanPeningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Balai

Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM), yang dilaksanakan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 366.850.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 330.796.000,-. Hasil

Kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan dalam rangka

meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan PNS dengan terpenuhinya

layanan pembacaan hasil rontgen oleh konsultan spesialis radiologi;

terpenuhinya layanan pembacaan hasil USG; terpenuhinya kegiatan

kerohanian dan kesegaran jasmani; terpenuhinya pelatihan-pelatihan

antara lain pelatihan ESQ sebanyak 42 orang, pelatihan capacity

building sebanyak 42 orang dan pelatihan fungsional teknis;

terlaksananya pemulangan pegawai yang purna bakti sebanyak 1 orang.

(43) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Balai

Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM), yang dilaksanakan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 353.184.500,-. Hasil

Kegiatan adalah Hasil Kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan

dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan PNS dengan

terlaksananya general check-up sebanyak 54 orang; terlaksananya

kegiatan kesehatan jasmani dan kerohanian; terpenuhinya pakaian

dinas harian sebanyak 68 orang; terlaksananya kegiatan outbond

sebanyak 62 orang; terpenuhinya diklat subtantif dan

seminar/lokakarya.

(44) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Page 208: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 244

Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 230.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 198.651.350,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan PNS dalam

rangka peningkatan kesejahteraan dan kompetensi aparatur BPPKB

guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas-tugas BPPKB.

(45) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah IV Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

197.961.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya

kebutuhan kesejahteraan dan peningkatan kompetensi PNS untuk

mewujudkan aparatur Badan Koordinasi Pemerintahan dan

Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat yang berkemampuan dan

sejahtera.

(46) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Aparatur Sekretariat

DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 237.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 169.761.750,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasikannya kebutuhan PNS

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas aparatur

sehingga mampu memfasilitasi kegiatan DPRD sesuai kompetensi.

(47) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas

dan Balai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.904.836.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.641.601.207,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terfasilitasinya pembiayaan aparatur untuk Peningkatan

kesejahteraan PNS 471 orang, General Check Up, pakaian Dinas harian,

pakaian olahraga, pakaian batik, pakaian olahraga dan pemulangan

pegawai sebanyak 40 orang.

(48) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 611.500.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 462.856.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya

pembiayaan untuk peningkatan kesejahteraan dan kapasitas SDM

aparatur yang terampil dan profesional dalam melaksanakan tupoksi.

Adapun daya serap yang rendah karena Diklat bagi tenaga

pelaksana/fungsional umum pada tahun 2011 anggarannya dibiayai oleh

Badan Pendidikan dan Latihan Provinsi Jawa Barat.

(49) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas

peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 480.748.675,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya obat-obatan dan penggantian

Page 209: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 245

resep sebnayak 54 OB, terlaksananya general check up sebanyak 318

orang, terlaksananya kegiatan olah raga sebanyak 11 bulan, tersedianya

seragam batik PWRI dan uang kadeudeuh bagi 9 orang yang memasuki

masa purnabhakti, terlaksananya kegiatan outbond sebanyak 100

orang, terlaksananya kursus dan diklat sebanyak 12 orang,

terselenggaranya pelatihan bagi 125 orang dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan kapasitas PNS Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.

(50) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur BKPD,

yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 519.710.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 490.107.526,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terakomodasikannya kebutuhan PNS dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas aparatur sehingga dapat

terlaksana Fasilitasi Diklat, Seminar, Lokakarya dan Kursus sebanyak 15

orang; Fasilitasi menjelang pensiun sebanyak 4 orang; Fasilitasi

Peningkatan kesehatan pegawai sebanyak 80 orang.

(51) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 380.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 362.677.419,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya

kebutuhan kinerja aparatur melalui pengalokasian dana peningkatan

kompetensi aparatur dan kesejahteraan PNS dengan terpenuhinya

Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa sebanyak 2 orang;

tersedianya tenaga kerohaniaan untuk Pembinaan kerohaniaan Pegawai

Disparbud Prov. Jabar sebanyak 24 OK; tersedianya tenaga medis untuk

pemeriksaan kesehatan Pegawai Disparbud Prov. Jabar sebanyak 24

OK; tersedianya tenaga instruktur senam untuk Pegawai Disparbud

Prov. Jabar sebanyak 44 OK; tersedianya pelatih seni untuk Pegawai

Disparbud Prov. Jabar sebanyak 96 OK; terpenuhinya pengadaan obat-

obatan Klinik Intern untuk Pegawai Disparbud Prov. Jabar sebanyak 12

kali; terpenuhinya Medical Check Up untuk Pegawai Disparbud Prov.

Jabar sebanyak 50 OK; terpenuhinya Penggantian Resep untuk Pegawai

Disparbud Prov. Jabar sebanyak 18 kali; terpenuhinya Sewa lapangan

olahraga untuk Pegawai Disparbud Prov. Jabar sebanyak 30 kali;

terpenuhinya pengadaan Pengadaan Pakaian Jahit untuk Pegawai

Disparbud Prov. Jabar sebanyak 282 stel; terpenuhinya Pemulangan

Pegawai yang Pensiun di Disparbud Prov. Jabar sebanyak 8 OK;

terpenuhinya Peningkatan Pengatahuan dan Ketrampilan untuk Pegawai

Disparbud Prov. Jabar sebanyak 4 orang.

(52) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya pada Balai Pengelolaan

Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional Pelaksanaan Peningkatan

Page 210: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 246

Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 320.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 315.262.162,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya peningkatan pengetahuan

dan kemampuan serta kesejahteraan PNS dengan terpenuhinya

Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa sebanyak 2 orang;

terpenuhinya Belanja Jasa Kesehatan pada Balai Pengelolaan

Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional sebanyak 38 orang;

terpenuhinya Belanja Pakaian Dinas Harian pada Balai Pengelolaan

Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional sebanyak 51 orang;

terpenuhinya Pemulangan Pegawai yang Pensiun pada Balai

Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional sebanyak 8

orang;

(53) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada Bp.

Anjungan Jawa Barat TMII, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya peningkatan

kesejahteraan PNS dan peningkatan kemampuan aparatur dengan

tersedianya Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber/Moderator

sebanyak 12 bulan; terpenuhinya pengadaan obat-obatan Klinik Intern

untuk Pegawai sebanyak 12 bulan; terpenuhinya Pemulangan Pegawai

yang Pensiun pada Bp. Anjungan Jawa Barat TMII sebanyak 1 orang;

(54) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur di Balai

Pengembagan Kemitraan, Pelatihan Tenaga Kepariwisataan dan

Kebudayaan, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.80.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 59.983.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Diklat Teknis Pegawai Balai

Pengembagan Kemitraan, Pelatihan Tenaga Kepariwisataan dan

Kebudayaan sebanyak 40 OH; terlaksananya Diklat Prajabatan Pegawai

Balai Pengembagan Kemitraan, Pelatihan Tenaga Kepariwisataan dan

Kebudayaan sebanyak 17 OH; tersedianya tenaga instruktur olahraga

untuk Pegawai sebanyak 11 kali; terpenuhinya pengadaan obat-obatan

Klinik Intern untuk Pegawai sebanyak 5 kali; terpenuhinya Medical

Check Up untuk Pegawai sebanyak 23 orang; terpenuhinya Penggantian

Resep untuk Pegawai sebanyak 7 orang; terpenuhinya Pemulangan

Pegawai yang Pensiun sebanyak 1 orang dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan , kapasitas dan kinerja PNS BPK Pelatihan Tenaga

Kepariwisataan dan Kebudayaan.

Page 211: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 247

(55) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pada Balai

Pengelolaan Taman Budaya, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 80.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 75.465.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah adalah terfasilitasinya peningkatan

pengetahuan dan kemampuan serta kesejahteraan PNS dengan

terpenuhinya Honorarium Pengadaan Barang dan Jasa Pada Balai

Pengelolaan Taman Budaya sebanyak 3 orang; tersedianya tenaga

instruktur senam untuk Pegawai sebanyak 12 bulan; terpenuhinya

pembelian kacamata untuk Pegawai sebanyak 10 orang; terpenuhinya

Medical Check Up untuk Pegawai sebanyak 36 orang; terpenuhinya

Penggantian Resep untuk Pegawai sebanyak 16 orang; terpenuhinya

kebutuhan sewa gedung olahraga sebanyak 12 bulan; terpenuhinya

kebutuhan Pakaian Dinas Harian (PDH) sebanyak 36 stel.

(56) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada Balai

Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 70.499.700,-. Hasil kegiatan adalah terpenuhinya Honorarium

Pengadaan Barang dan Jasa Pada Balai Pengelolaan Taman Budaya

sebanyak 1 kegiatan; terpenuhinya pengadaan bahan obat-obatan

untuk Pegawai sebanyak 12 bulan; terpenuhinya kebutuhan Pakaian

Dinas Harian (PDH) sebanyak 1 kali; terpenuhinya Pemulangan Pegawai

yang Pensiun sebanyak 1 orang dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan , kapasitas dan kinerja PNS.

(57) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 620.125.000,-, realisasi anggarannya

sebesar Rp. 536.375.695,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah adalah

terakomodasinya peningkatan kesejahteraan PNS dan peningkatan

kemampuan aparatur dengan terfasilitasinya pegawai yang mengikuti

Dikpim III sebanyak 4 orang, pegawai yang mengikuti Dikpim IV

sebanyak 3 orang, tersedianya ATK sebanyak 1 paket, Jumlah bantuan

biaya rawat inap sebanyak 24 orang, Jumlah pembelian bantuan resep

sebanyak 36 orang, tersedianya sarana olahraga sebanyak 115 orang,

Tersedianya penggandaan untuk pelaksanaan kegiatan sebanyak 1

paket, Jumlah mamin untuk peserta olahraga Porpemprov sebanyak 270

porsi, jumlah snack untuk peserta olahraga Porpemprov sebanyak 270

porsi, Jumlah pensiun yang mendapatkan penghargaan sebanyak 9

orang, tersedianya pakaian dinas Harian untuk 485 orang, tersedianya

pakaian Olahraga Porpemprov sebanyak 100 orang.

Page 212: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 248

(58) Kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, yang

dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 102.990.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 36.675.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terakomodasinya peningkatan kesejahteraan PNS dan peningkatan

kemampuan aparatur dengan tersedianya ATK, pakaian khusus hari-hari

tertentu, pakaian batik tradisional; terselenggaranya pemulangan

pegawai, pemulangan pegawai yang pensiun dalam daerah, kursus,

pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS.

(59) Kegiatan peningkatan kualitas tenaga kesehatan, yang dilaksanakan

RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.545.013.749,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

1.782.373.732,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya

kebutuhan dasar operasional unit kerja dan meningkatnya

keterampilan, kemampuan, profesionalisme dan kesejahteraan aparatur

melalui pemberian beasiswa tugas belajar S3 dan D1, honorarium

tenaga ahli/instruktur/narasumber/moderator, perjalanan dinas dalam

daerah dan luar daerah, kursus/pelatihan/ sosialisasi/bimbingan teknis,

premi asuransi kesehatan; tersedianya pakaian dinas harian;

tersalurkannya biaya pemulangan pegawai.

(60) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Kepegawaian Setda Tahun

Anggaran 2011, yang dilaksanakan Biro Humas, Protokol dan

Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.564.783.000-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 3.805.092.122,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terakomodasinya peningkatan kesejahteraan PNS dan

peningkatan kemampuan aparatur dengan terlayaninya kebutuhan

pendidikan/ pelatihan, kesehatan, keagamaan, olahraga dan

pengadministrasian kepegawaian untuk aparatur di Lingkungan

Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

(61) Kegiatan Dukungan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tahun

Anggaran 2011, yang dilaksanakan Biro Humas, Protokol dan

Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 549.960.000-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 266.045.325,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terfasilitasinya kebutuhan dasar operasional dengan tersedianya

ATK,Belanja jasa kesehatan dan obat – obatan untuk Pimpinan serta

pakaian dinas untuk Pimpinan.

b) Permasalahan dan solusi

(1) Tidak dapat diprediksinya angka kematian dalam hubungannya dengan

pelaksanaan Bantuan Uang Duka untuk PNS yang meninggal.

Page 213: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 249

(2) Kurangnya minat PNS terhadap jabatan fungsional dikarenakan pejabat

fungsional belum difungsikan secara optimal oleh organisasi, disamping

adanya ketimpangan fasilitas antara pejabat struktural dan fungsional.

Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah Memberikan motivasi

dan dukungan kepada para pejabat fungsional atau calon pejabat

fungsional, berupa peningkatan tunjangan fungsional, penyediaan

fasilitas kerja dan perlakuan organisasi yang sesuai terhadap pejabat

fungsional.

(3) Masih tingginya ketimpangan kualifikasi dan kompetensi pegawai

dengan kualifikasi dan kompetensi existing. Solusi untuk mengatasi

masalah tersebut adalah Pengiriman Tugas Belajar PNS dan CPNS eks

TKK ke jurusan yang dibutuhkan organisasi, baik melalui kerjasama

maupun pengembangan beasiswa “cost sharing” dan pengelolaan ijin

belajar yang disesuaikan dengan formasi kebutuhan PNS/CPNS.

(4) Pelaksanaan kegiatan penyelesaian masalah-masalah kepegawaian

masih terhambat dikarenakan tidak lengkapnya data disiplin pegawai

dari OPD maupun dari Kabupaten/Kota, serta kurang meratanya

pemahaman akan peraturan kepegawaian. Solusi untuk mengatasi

masalah tersebut adalah Dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah

kepegawaian dengan cara proaktif meminta data ke Kabupaten/Kota

dan OPD serta melakukan Sosialisasi Peraturan lebih intensif ke OPD.

(5) Standar penilaian kinerja dan prestasi kerja PNSD Jawa Barat masih

belum teraplikasikan secara optimal. Solusi untuk mengatasi masalah

tersebut adalah Penilaian kinerja dan prestasi kerja PNSD Provinsi Jawa

Barat disusun dengan indikator yang lebih mudah dipahami sehingga

memudahkan dalam aplikasinya.

(6) Jumlah anggaran yang tersedia kurang memadai untuk memenuhi hak

pegawai yang jumlahnya yang semakin bertambah, sehingga tidak

semua pegawai dapat diberikan fasilitas kesehatan. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah penyediaan

anggaran sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam

ketentuan. Untuk memenuhi kesejahteraan pegawai sebagaimana

dimaksud Pergub Nomor 34 Tahun 2010.

(7) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu undangan dari pihak

penyelenggara untuk mengikuti Pelatihan Peningkatan Wawasan,

Seminar dan Lokakarya di bawah target yang telah ditetapkan. Untuk

mengatasi hambatan diperlukan adanya koordinasi yang lebih intensif

dengan pihak pusat.

(8) Dalam pelaksanaan program di atas, ditemukan permasalahan yaitu

jumlah SDM Sekretariat KPID Jawa Barat terutama di sub bagian Tata

usaha yang terbatas jumlahnya, kurang sebanding dengan tingginya

Page 214: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 250

volume pekerjaan karena harus menagani urusan kepegawaian,

keuangan, perencanaan dan umum. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut solusinya dengan melakukan rangkap tugas dalam menangani

pekerjaan yang ada, dan untuk tahun 2012 telah mengajukan

permohonan penambahan pegawai ke BKD yang diharapkan dapat

segera direalisasikan.

(9) Terbatasnya sarana dan parsarana serta sumber daya aparatur yang

profesional dan berkualitas dalam meningkatkan produktivitas kerja

aparatur. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan Tersedianya

anggaran yang memadai dalam rangka meningkatkan kualitas sumber

daya manusia aparatur melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

aparatur yang berkesinambungan. Mempersiapkan diklat bagi aparatur

yang akan memasuki persiapan pensiun.

(10) tenaga PNS yang direncanakan dapat mengisi kebutuhan SDM di RSUD

Al Ihsan tidak terealisaikan seluruhnya sehingga jumlah penyerapannya

hanya 35.61% sedangkan Kegiatan peningkatan kualitas tenaga

kesehatan yang dana bersumber dari dana operasional realisasi

anggaran sebesar Rp. 1..782.373..732,- atau 70.03% dari total

anggaran, pelaksanaan kegiatannya disesuaikan dengan kondisi

keuangan rumah sakit namun kegiatan yang sangat dibutuhkan tetap

dapat dilaksanakan dan tidak pula mengurangi kegiatan pelayanan

kepada masyarakat. Adapun solusinya untuk tahun anggaran 2012

jumlah PNS yang dibutuhkan harus tetap dapat terealisasi sehingga

anggaran harus dicadangkan dan peningkatan kualitas tenanga

kesehatan besarannya harus disesuaikan dengan kebutuhannya.

(11) Permasalahan pada program di atas, yaitu program kegiatan ini bersifat

penyediaan dana yang disesuaikan dengan permintaan atau

permohonan maka permasalahannya adalah kelebihan penyediaan

anggaran dan penjadwalan yang kurang tepat ini adalah uang duka

yang sisa anggarannya yang tidak bisa diserap, dan juga POR Setda

yang tidak dilaksanakan karena kegiatannya bersamaan dengan bulan

suci ramadan dan juga kegiatannya didahului oleh PORPROV yang

seharusnya POR Setda terlebih dahulu. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, solusi yang dilakukan adalah dalam pengganggaran dan

penjadwalannya harus di rencanakan secara optimal untuk mengurangi

sisa lebih perhitungan anggaran

11) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

a) Pelaksanaan Program

Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Provinsi Jawa Barat, yang

dilaksanakan seluruh Organisasi Perangkat Dinas (OPD) di lingkungan

Page 215: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 251

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 317.334.110.550,11, realisasi anggaran sebesar Rp. 235.142.687.092,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Alat Tulis Kantor (ATK) selama

12 bulan, Barang Cetakan dan Penggandaan selama 12 bulan, tersedianya

makanan dan minuman tamu dan rapat selama 12 bulan, terselenggaranya

perjalanan dinas, tersedianya meterai selama 12 bulan, tersedianya belanja

jasa Telepon selama 12 bulan, tersedianya belanja jasa Internet selama 12

bulan, tersedianya belanja jasa listrik selama 12 bulan, tersedianya majalah

dan surat kabar selama 12 bulan, tersedianya belanja jasa TV berbayar,

tersedianya belanja air dan gas selama 12 bulan. Terpenuhinya kebutuhan

anggaran untuk penyediaan/fasilitasi media cetak dan internet serta internet

untuk melancarkan lalu lintas data dalam rangka mendukung JABAR Cyber

Province.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Masih banyak pejabat struktural dan karyawan/wati yang belum

memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa untuk mendukung

pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa pada program ini. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah dengan

mengikutsertakan para pejabat struktural dan karyawan/wati yang

potensial, dalam setiap penyelenggaraan ujian sertifikasi pengadaan

barang/jasa oleh lembaga yang berwenang.

(2) Sebagian besar OPD di Provinsi Jawa Barat memiliki permasalahan yang

sama, dalam kaitannya dengan sarana dan prasarana kantor yang tidak

memadai. Tersedianya gedung perkantoran (sarana dan prasarana

kantor) yang layak pakai adalah suatu hal yang sangat vital untuk

menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu

lembaga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di Provinsi

Jawa Barat sarana gedung perkantoran yang tidak layak pakai banyak

terjadi di Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I

Provinsi Jawa Barat-IV, Balai-Balai Teknis dan UPTD/UPP yang tersebar

diseluruh Kabupaten/Kota. Solusi untuk mengatasi permasalahan

tersebut adalah dengan menyediakan anggaran yang memadai untuk

revitalisasi sarana dan prasarana gedung perkantoran. Diharapkan

dengan terwujudnya sarana dan prasarana gedung perkantoran yang

layak pakai, dapat meningkatkan kinerja OPD yang bersangkutan dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat..

Page 216: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 252

21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

1) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat miskin, sekitar Desa hutan

dan Desa Pesisir, yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan

Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 308.500.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 223.907.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Meningkatnya pendapatan dan lapangan kerja bagi masyarakat di desa.

(2) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Partisipasi Masyarakat, yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan

Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 570.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

551.962.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

partisipasi masyarakat dalam kegiatan BBGRM dan bertambahnya

jumlah KPM serta meningkatnya kualitas pelatih KPM.

(3) Kegiatan Pemasyarakatan, Pemanfaatan dan Pengembangan serta Gelar

Teknologi Tepat Guna tingkat Provinsi Jawa Barat dan Tingkat Nasional,

yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan

Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.553.779.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.440.454.150,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya

pemasyarakatan, pemanfaatan dan pengembangan teknologi tepat

guna.

(4) Kegiatan Fasilitasi Pemenuhan Sarana dan Prasarana Masyarakat dan

Desa Perbatasan yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan

Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 651.583.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 603.056.900,- Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbangunnya sarana dan prasarana infrastruktur masyarakat desa

perbatasan.

(5) Kegiatan Pembinaan terhadap Desa Lokasi sasaran Program Tahun

2011, yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan

Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

376.035.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

sinergitas dan pembinaan terhadap desa lokasi sasaran program tahun

2011.

(6) Kegiatan Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan, yang

dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

Wilayah I Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

Page 217: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 253

sebesar Rp. 500.000.000,- , Realisasi Anggaran sebesar Rp.

474.500.000,-. Hasil Pelaksanaan Kegiatan adalah terlaksananya

Kegiatan Festival Kesenian Rakyat Wilayah I dalam HUT Provinsi Jawa

Barat, terlaksananya Pameran dan Bazar Pembangunan Wilayah di

Wilayah I (Kota Sukabumi) dan terlaksananya Bhakti sosial melalui

penanaman Pohon di 6 Kabupaten/kota di Wilayah I

(7) Kegiatan Unjuk Prestasi Budaya di Wilayah III Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 491.915.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya rangkaian menyambut Hari Jadi Provinsi Jawa Barat

Tahun 2011; terpeliharanya budaya di Wilayah III Provinsi Jawa Barat,

Tersalurkannya potensi pelaku seni budaya.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Didalam kegiatan BBGRM tidak semua kabupaten/kota melaksanakan

BBGRM. Solusi menghimbau Kabupaten Kota untuk menunjang

pelaksanaan BBGRM.

(2) Masih banyaknya Desa perbatasan yang belum menjadi sasaran

program. Solusi untuk Desa Perbatasan secara bertahap akan dijadikan

sasaran program Pemenuhan Sarana dan Prasarana Masyarakat dan

Desa Perbatasan

2) Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa

a) Pelaksanaan Program.

(1) Kegiatan Penunjang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Pedesaan yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan

Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 6.082.000.000,- realisasi

anggaran sebesar Rp. 4.935.067.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah termonitor dan terevaluasinya PNPM MP pada 17 kabupaten di

Jawa Barat.

(2) Kegiatan Evaluasi Pembangunan Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa

Peradaban, yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat

Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp.2.103.000.000,- realisasi anggaran sebesar

Rp. 2.096.400.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terevaluasinya

pelaksanaan pembangunan desa peradaban/desa mandiri.

(3) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Peran serta Masyarakat melalui TNI

Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan Bhakti Siliwangi Manunggal

Satata Sariksa (BSMSS), yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan

Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat,dengan

Page 218: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 254

alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,- realisasi anggaran sebesar

Rp. 702.060.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terbangunnya

infrastruktur/sarana dan prasarana di lokasi TMMD dan BSMSS.

(4) Kegiatan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes), yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat

Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

187.427.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah bertambahnya

pengetahuan pengelola BUMDes dan Pasar Desa dalam mengelola

usahanya.

(5) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa, yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan

Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 280.762.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersosialisasikannya bantuan keuangan untuk aparatur pemerintahan

desa.

(6) Kegiatan Perlombaan Desa dan Kelurahan, yang dilaksanakan Badan

Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 880.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 840.230.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah Terpilihnya juara lomba desa dan lomba kelurahan

tingkat provinsi dan tingkat nasional.

(7) Kegiatan Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan, yang dilaksanakan

Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 438.206.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya bimbingan teknis

penyusunan profil desa dan kelurahan.

(8) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa, yang dilaksanakan

Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 91.286.973.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 86.192.459.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kinerja aparatur

pemerintahan desa/kelurahan.

(9) Kegiatan Survey Calon Lokasi Desa Penerima Bantuan Gubernur

Program Desa Mandiri Menuju Desa Peradaban Tahun 2012, yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan

Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

1.489.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terpilihnya calon

Page 219: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 255

lokasi desa penerima bantuan Gubernur Program Desa Mandiri menuju

desa peradaban tahun 2012.

(10) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Desa,

yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya Rakor penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan

sebanyak 1 kali, terinventarisirnya data tanah kas desa sebanyak 55

data, terinventarisirnya masa kerja Kepala Desa sebanyak 1 dokumen,

tersusunnya bahan kebijakan Pemerintah Provinsi terhadap pemantapan

pemerintahan desa.

(11) Kegiatan Fasilitasi Penetapan dan Pengasan Batas Desa, yang

dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 245.650.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya rapat koordinasi penetapan dan penegasan batas desa

sebanyak 40 orang, terindentifikasinya titik batas desa di 3

kota/kabupaten, tersusunnya evaluasi dan pelaporan kegiatan sebanyak

3 buku.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Belum optimalnya pelaksanaan penetapan dan penegasan batas desa di

Jawa Barat. Solusi Pemerintah Provinsi menyiapkan pedoman umum

tentang penetapan dan penegasan batas desa dan menyarankan

kabupaten/kota mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan

penetapan dan penegasan batas desa yang telah menjadi urusan

kabupaten/kota.

(2) Kondisi terkini ruislag tanah kas desa (TKD) lebih cenderung untuk

pengembangan perumahan (diluar kepentingan umum) berdasarkan

Permendagri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan

Kekayaan Desa. Solusi melaksanakan koordinasi dengan Kementerian

Dalam Negeri sebagai otorisator Permendagri Nomor 4 Tahun 2007

tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa.

(3) Di Jawa Barat belum tersedia database yang menginventarisasi Tanah

Kas Desa (TKD) sebagai alat pengendalian terhadap jumlah/luas TKD.

Solusi Diperlukan database inventarisasi Tanah Kas Desa (TKD) di Jawa

Barat.

(4) Belum Seluruh Desa/ Kelurahan membuat Profil Desa/ Kelurahan sesuai

ketentuan aplikasi Kepmendagri tahun 2011. Solusi yang dilakukan

adalah mensosialisasikan penyusunan Profil Desa/Kelurahan ke Desa2

dan Kelurahan.

Page 220: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 256

22. URUSAN SOSIAL

1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan

Penyandang Masalah Kesejahtyeraan Sosial (PMKS) Lainnya

a) Pelaksanaan program

(1) Kegiatan Peningkatan Penanganan Lanjut Usia di Balai Perlindungan

Sosial Tresna Werdha (BPSTW), yang dilaksanakan Dinas Sosial

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

4.087.990.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.055.774.777,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pembinaan dan pelayanan

bagi lanjut usia bagi orang lanjut usia sehingga mereka dapat

melaksanakan hari tuanya dengan tentram dan bahagia.

(2) Kegiatan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis

Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya (BRSBK), yang dilaksanakan Dinas

Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.064.340.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.021.883.750,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terlaksananya penanganan

gelandangan dan pengemis serta anak jalanan sehingga dapat

mewujudkan kesejahteraan sosial secara mandiri dan dapat

melaksanakan fungsi sosialnya pada Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya

(BRSBK) 2 Angkatan masing-masing 125 0rang total 250 orang, di sub

unit penanganan anak jalanan Palimanan Cirebon sebanyak 2 angkatan

@50 orang total 100 orang, sedangkan Sub Unit Rumah Persinggahan

Caringin menangani sebanyak 370 orang.

(3) Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat di Balai

Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat (BRSPC) Cibabat Cimahi, yang

dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.780.495.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.766.641.339,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

pengetahuan dan keterampilan 100 orang penyandang cacat sehingga

mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan dapat hidup secara mandiri.

(4) Kegiatan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila di Balai

Rehabvilitasi Sosial Karya Wanita (BRSKW) dan Sub Unit Rumah

Rehabilitasi Sosial Karya Wanita (RSKW), yang dilaksanakan Dinas

Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.830.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.2.701.329.500,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kemauan dari eks

wanita tuna susila sehingga dapat meningkatkan kehidupan dan

penghidupannya yang dibina di BRSKW Palimanan Cirebon 220 orang

dan Sub Unit RSKW Cibadak Sukabumi 110 orang, total yang dibina

sebanyak 330 orang.

Page 221: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 257

(5) Kegiatan Pelayanan dan Pemberdayaan Sosial Remaja di Balai

Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) Cibabat Cimahi dan Sub

Unit Rumah Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (RPSBR) Ciganjeng

Ciamis, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.213.800.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 3.156.321.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalahMeningkatnya pengetahuan dan keterampilan Remaja Putus

Sekolah sehingga mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara

mandiri 240 orang di BPSBR dan 120 RPSBR totalnya 360 orang anak

putus sekolah.

(6) Kegiatan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban narkotika di BRSPP

Lembang - Bandung Barat, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.182.870.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.093.691.250,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah adanya perubahan sikap hidup 100 orang eks Korban

Narkotika sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya secara layak

dan wajar dalam masyarakat.

(7) Kegiatan Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak di BPSAA Subang dan

Sub Unit, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 6.300.721.724,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 5.835.812.130,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan anak yatim, piatu

dan yatim piatu dan Meningkatnya fungsi sosial anak yang mengalami

hambatan fungsi sosial di BPSAA Subang 100 orang, 80 orang di BPSAA

Ciumbuleuit, 60 orang di BPSAA Bogor, 30 orang Rumah Perlindungan

Sosial Anak Balita (RPSAB) Cimahi dan 640 orang RPSPA Cisurupan

Garut.

(8) Kegiatan Rehabilitasi Sosial Anak Nakal di Balai Rehabilitasi Sosial

Marsudi Putra Cileungsi Bogor, yang dilaksanakan Dinas Sosial

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

2.085.697.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.967.161.050,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah Terlaksananya Rehabilitasi Sosial bagi 100

Anak Nakal / ABH sehingga dapat menjalankan fungsi dan peran

sosialnya secara layak dan wajar di masyarakat.

(9) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dan Perlindungan

Sosial Anak Terlantar di Luar Balai, yang dilaksanakan Dinas Sosial

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

280.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 265.260.280,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah Meningkatnya perlindungan anak terlantar

melalui Pemberdayaan 100 orang anak jalanan, dan Pemberdayaan 60

orang tua anak jalanan.

Page 222: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 258

(10) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Keluarga

Berumah Tidak layak huni di Kabupaten Bandung, Kota Tasikmalaya,

Kota Banjar dan Kabupaten Indramayu, yang dilaksanakan Dinas

Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

106.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 106.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kemampuan dan

keterampilan keluarga berumah tidak layak huni melalui usaha

ekonomis produktif sebanyak 120 KK.

(11) Kegiatan Pemberdayaan Keluarga Miskin dalam kelompok Usaha

Bersama, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 187.500.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 187.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah 250

Keluarga miskin mendapatkan kehidupan yang layak sesuai dengan

perkembangan ekonomi harkat dan martabatnya.

(12) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, kemampuan Lanjut Usia terlantar

di Luar panti di Kota Bandung, Kabupaten Garut dan Kabupaten

Subang, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.840.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 149.878.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbimbingnya 50 orang Usaha Ekonomis Produktif (UEP) Lanjut Usia

Produktif dan terbimbingnya 25 orang Pengurus Panti Sosial Tresna

Werdha (PSTW).

(13) Kegiatan Peningkatan pengetahuan, kemampuan dalam rangka

pelayanan Rehabilitasi sosial Korban Narkotika di Luar Balai pada 26

kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 346.583.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 327.105.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

25 orang Bimbingan Sosial Anak Nakal dan Korban Narkotika (ANKN) ,

25 orang Bimbingan Keterampilan Vokasional bagi Anak Nakal dan

Korban Narkotika dan 30 orang Bimbingan Sosial Kewirausahaan bagi

ANKN.

(14) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Adat

di Kabupaten Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 152.500.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 152.500.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya Kemampuan 150 orang Masyarakat Adat

dalam mengelola Usaha Ekonomis Produktif (UEP).

(15) Kegiatan Peningkatan Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan

Kesejahteraan Janda PKRI, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 163.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 158.855.000,-. Hasil pelaksanaan

Page 223: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 259

kegiatan adalah terpenuhinya kebutuhan bagi 5 orang PKRI, 225 Janda

PKRI dan 6 orang keluarga pahlawan.

(16) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dalam Rangka

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat di Masyarakat pada

26 kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 825.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 820.696.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya bimbingan sosial bagi 500 orang penyandang cacat.

(17) Kegiatan Pemetaan Anak Jalanan di Kota Cimahi, Kota Depok, Kota

Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Bogor,

Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten

Sumedang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten

Karawang, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 700.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 659.595.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersusunnya dokumen data dan informasi permasalahan anak jalanan

terdiri dari 4518 buku Rekap Pendataan Anak Jalanan dan 50 Buku

Pendataan Tingkat Provinsi.

(18) Kegiatan Penyempurnaan Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

(PKH) di Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Majalengka, Kabupaten

Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung,

Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kota Cirebon dan Kabupaten

Subang, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 532.043.665,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 460.493.665,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya pengetahuan, kemampuan serta keterampilan 300 0rang

petugas pendamping PKH dalam mewujudkan kesejahteraan sosial

Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM).

(19) Kegiatan Pengelolaan Asrama Bina Siswa SMA Plus Cisarua (Eks

Yayasan Darmaloka), yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 0,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah nihil (tidak

terlaksana) karena sudah dianggarkan oleh Biro Umum Setda Provinsi

Jawa Barat sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke Kas Daerah

Provinsi Jawa Barat.

(20) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dalam Rangka

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial di Luar Balai pada 26

kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 277.138.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 266.314.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kemampuan 30 orang

Page 224: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 260

dengan HIV/ AIDS (ODHA) dalam rangka mewujudkan Kesejahteraan

sosial secara mandiri,150 orang Kalangan Resiko tinggi tuna sosial, 40

orang tokoh masyarakat dan 10 orang pendamping.

(21) Kegiatan dan penghargaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)/Usaha

Ekonomis Produktif (UEP) Berprestasi Tingkat Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 146.350.000,- hasil kegiatan terpilihnya 10 (sepuluh) Kelompok

Usaha Bersama (KUBE) berprestasi tingkat Jawa Barat yang akan

dilombakan pada tingkat nasional dan menjadi percontohan untuk KUBE

sejenis.

(22) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Penanganan Anak, Lansia,

Penyandang Cacat dan Pelaksanaan Hari-Hari Besar Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 440.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

431.255.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan terlaksananya koordinasi dan

fasiliatsi peringatan hari lanjut usia, hari anak nasional dan hari

penyandang cacat (HIPENCA) Tingkat Jawa Barat, terlaksananya Rakor

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sehingga

meningkatnya pemahaman makna hari-hari besar dan sinergitas

program dan kegiatan PMKS.

(23) Kegiatan Fasilitasi dan koordinasi Penanganan Penyalahgunaan

Narkotika di Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pengembangan

Sosial, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 95.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 94.110.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

terlaksananya Rakor penanganan penyalahgunaan narkotika di Jawa

Barat sehingga meningkatnya penanganan penyalahgunaan narkotika di

Jawa Barat.

(24) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Nilai-Nilai Kejuangan dan

Kepahlawqanan, yang dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 391.860.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terfasilitasinya Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi

Jawa Barat berupa 4 kajian dan seminar pengusulan calon Pahlawan

Nasional asal Jawa Barat, terlaksananya Rakor Penanganan Nilai-Nilai

Kejuangan dan Kepahlawanan diikti Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dan

Pemibinaan pelestarian Nilai-Nilai Kejuangan dan Kepahlawanan Tingkat

Jawa Barat bagi guru sejarah/PPKN dan siswa SLTA utusan

Kabupaten/Kota se-Jawa Barat sehingga dapat terkoordinasikannya

penanganan nilai-nilai kejuangan dan kepahlawanan di Jawa Barat,

terpahaminya nilai-nilai kejuangan dan kepahlawanan bagi guru dan

Page 225: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 261

generasi muda dan ditetapkannya satu orang calon Pahlawan Nsional

dari 4 yang diusulkan yaitu Mr. Sjafruddin Prawiranegara.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Pemerintah Kabupaten/Kota belum seluruhnya menstrukturkan

Dinas/Instansi/Lembaga yang secara khusus menangani masalah

kesejahteraan sosial baik dilihat dari nomenklatur lembaga dan

fungsinya. Solusinya, Pengadaan sarana, prasarana dan anggaran yang

memadai didukung oleh peningkatan kualitas, kuantitas sumber daya

manusia yang menangani bidang kesejahteraan sosial.

(2) Terbatasnya kemampuan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Barat dalam mengalokasikan anggaran APBD Kabupaten/ Kota untuk

menangani permasalahan kesejahteraan sosial dan keterpaduan

program dengan sistem sharing kegiatan seperti seleksi awal,

bimbingan, pemberian bantuan serta bimbingan lanjut belum terlaksana

secara terpadu. Solusinya, Pemerintah Kabupaten/Kota membentuk

Lembaga/Instansi yang khusus menangani Pembangunan Kesejahteraan

Sosial pada masing-masing Kabupaten/Kota

(3) Tingginya populasi penyandang masalah kesejahteraan sosial baik

secara kualitas, kuantitas maupun kompleksitas, terutama di wilayah

perkotaan sehingga memerlukan pola penanganan yang sinergitas serta

dukungan dari semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat serta

dunia usaha. Solusinya, Meningkatkan sinergitas dan koordinasi

penanganan kesejahteraan sosial antar tingkatan Pemerintah Pusat,

Provinsi dan Kabupaten /Kota didukung oleh penguatan dan

pengembangan kapasitas Lembaga kesejahteraan Sosial (LKS)

(4) Terbatasnya lembaga/balai milik pemerintah yang menangani

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Solusinya,

Mengusulkan peningkatan jumlah UPTD dalam penanganan PMKS

2) Program Pemantapan Kelembagaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial

a) Pelaksanaan program

(1) Kegiatan Penyuluhan dan Bimbingan Sosial bagi Pelaku Usaha

Kesejahteraan Sosial (UKS) pada 26 kabupaten/kota, yang dilaksanakan

Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 686.410.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 685.227.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya partisipasi masyarakat

dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial dan terwujudnya rasa

kesetiakawanan sosial masyarakat melalui bimbingan sosial tenaga

penyuluh bagi 30 orang pengurus PKK, 30 penyiar radio, penyuluhan

melalui radio, penyuluhan sosial melalui media cetak: roll banner,

Page 226: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 262

billboard, kalender, leaflet, penyuluhan berbasis masyarakat bagi 300

orang, pameran/ekspo dan bakti sosial dalam rangka HKSN.

(2) Kegiatan Pemberdayaan Karang Taruna dalam Pelaksanaan Usaha

Kesejahteraan Sosial (UKS) pada 10 kabupaten/kota, yang dilaksanakan

Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 242.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 240.116.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlatihnya karang taruna melalui

Bimbingan Usaha Ekonomis Produktif (UEP) sebanyak 36 Karang

Taruna, dan 60 Karang Taruna melalui Bimbingan Usaha Kesejahteraan

Sosial (UKS).

(3) Kegiatan Peningkatan kemampuan tenaga Kesejahteraan Sosial pada

Balai Pelatihan Pekerjaan Sosial (BPPS) Cimahi, yang dilaksanakan

Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.030.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.027.067.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Meningkatnya pengetahuan dan

keterampilan 284 orang tenaga kesejahteraan sosial dalam

menanggulangi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

(4) Kegiatan Koordinasi dan Sinkornisasi Penyusunan Program Aspek

Pembangunan Kesejahteraan Sosial pada kabupaten/kota, yang

dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 389.014.800,72,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 369.708.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya

koordinasi program dan kegiatan pembangunan bidang kesejahteraan

sosial dengan kabupaten / kota serta temu konsultasi Mitra Praja Utama

Bidang Kesejahteraan Sosial.

(5) Kegiatan Bimbingan Motivasi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) pada 26

kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 482.825.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 439.166.040,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terbinanya 157 Peserta dan Pengurus KUBE se jawa barat, serta

41 Usaha Ekonomis Produktif (UEP).

(6) Kegiatan Peningkatan Kemandirian Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

pada 26 kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 180.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 165.366.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan PSM dalam Usaha

Kesejahteraan Sosial sebanyak 35 orang dan Bimbingan UKS bagi PSM

andalan sebanyak 20 orang.

(7) Kegiatan Pemberdayaan Organisasi Sosial (Orsos) dalam

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial pada 26 kabupaten/kota, yang

dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

Page 227: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 263

anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

150.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya

kebutuhan Orsos dalam Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial yang

meliputi 40 orang peserta bimbingan manajemen Orsos dan 30 orang

peserta penguatan sertifikasi atribut Orsos.

(8) Kegiatan Penilaian dan Penghargaan Panti Swasta Berprestasi Tingkat

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 150.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya penilaian dan penghargaan pada panti sosial swasta

berprestasi tingkat Jawa Barat.

(9) Kegiatan Bimbingan Teknis Pendayagunaan Sumber Dana Sosial pada

26 kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaransebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 199.070.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang

Undian Gratis Berhadian (UGB) dan Pengumpulan Uang atau Barang

(PUB) sebanyak 104 orang.

(10) Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penyusunan Program Aspek

Kesejahteraan Sosial pada 26 kabupaten/kota, yang dilaksanakan

Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 389.014.800,72, realisasi anggaran sebesar Rp. 369.708.600,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya koordinasi program dan

kegiatan pembangunan bidang kesejahteraan sosial dengan

kabupaten/kota serta temu konsultasi Mitra Praja Utama Bidang

Kesejahteraan Sosial.

(11) Kegiatan Pengkajian Naskah Akademis dalam Rangka Persiapan

RAPERDA Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, yang dilaksanakan

Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 248.752.800,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya Naskah Akademis dalam

rangka penyusunan RAPERDA Kesejahteraan Sosial.

(12) Kegiatan Peningkatan Program Corporate Social Responsibility (CSR),

yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 265.622.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusun dan

Tersosialisasikannya Pedoman Pemberdayaan Masyarakat melalui CSR.

(13) Kegiatan Pendampingan Monitoring dan Laporan Pelaksanaan Inpres 3

Tahun 2010, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 180.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 91.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Page 228: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 264

terlaksananya monitoring pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2010

Tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan pada 24

Kabupaten/Kota.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Permasalahan

(a) PSKS terutama Organisasi Sosial (Orsos) yang menangani PMKS

yang berjumlah sekitar 2.232 yang terdaftar di Dinas Sosial

Provinsi Jawa Barat hampir 60 % belum mandiri artinya masih

menggantungkan pada bantuan pemerintah dan masuk kategori

tipe C.

(b) Manajemen pelayanan pada LKS masih harus ditingkatkan.

(c) Belum optimalnya pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan

sosial, baik secara kelembagaan maupun perorangan terutama

dalam kegiatan pendampingan

(d) Belum optimalnya peran aktif dunia usaha dalam pembangunan

bidang kesejahteraan sosial melalui CSR di Jawa Barat

(e) Belum optimalnya penggalian dan pemanfaatan sumber-sumber

kesejahteraan sosial

(f) Belum adanya peraturan daerah tentang pembangunan bidang

kesejahteraan sosial tingkat provinsi.

(2) Solusi

(a) Peningkatan kapasitas PSKS dan dunia usaha dalam manajemen

organisasi maupun kemandirian melalui LKS.

(b) Pemberdayaan PSKS yang berkesinambungan dengan

melibatkan semua pihak terkait, sehingga mendorong sumber

daya kesejahteraan sosial untuk berbuat dan berperan dalam

pembangunan kesejahteraan sosial secara melembaga.

(c) Mengalokasikan anggaran yang memadai dan proporsional dalam

bidang kesejahteraan sosial.

23. URUSAN KEBUDAYAAN

1) Program Pengembangan Nilai Budaya

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pelestarian dan Pengembangan Benda Cagar Budaya, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.750.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.590.461.512,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terdapatnya dukungan penanganan Situs untuk percepatan

pembangunan waduk Jati Gede sebanyak 3 kali, Pameran Benda Cagar

Budaya (BCB) se-MPU, terpasangnya Papan Nama/Papan

Page 229: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 265

Petunjuk/Papan Larangan sebanyak 20 papan nama, tertata dan

terpeliharanya Situs/BCB/Site museum di Jawa Barat sebanyak 8

situs/BCB, laporan survai Potensi dan Ekskavasi Penyelamatan Situs

Batu Jaya, serta Bimtek Juru Pelihara dan Bimtek Konservasi

Pemeliharaan Situs/BCB.

(2) Kegiatan Pelestarian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Daerah

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.008.132.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 998.210.200,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah teraktualisasinya Bahasa dan Sastra

Daerah yang meliputi Lomba Presenter Bahasa Daerah dengan sasaran

masyarakat umum kalangan generasi muda usia 16 sampai dengan 22

tahun diikuti 100 peserta, kemah sastra dengan sasaran masyarakat

umum kalangan generasi muda usia 16 sampai 23 tahun diikuti 48

peserta, dokumen buku karya sastra daerah sebanyak 1 naskah,

dokumen Revisi buku ungkapan Tradisional Jawa Barat sebanyak 1

naskah; terselenggaranya workshop Bahasa Daerah dengan sasaran

masyarakat umum kalangan generasi muda usia 16 sampai dengan 21

tahun diikuti 100 peserta; bertemunya Sastrawan dan Budayawan Jawa

Barat sebanyak 10 peserta dalam acara temu sastera; serta bertemunya

para birokrat pemerintahan, pendidikan dan kebudayaan, dengan para

pakar Bahasa Sunda dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat,

Sastrawan dan Budayawan Jawa Barat, Guru Bahasa Sunda dan Tokoh

Masyarakat Sunda dalam acara Kongres Bahasa Sunda.

(3) Kegiatan Peningkatan Apresiasi Permuseuman Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.442.500.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.420.357.005,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah dikenalnya Kain Batik dan Tenun Jawa Barat koleksi Museum Sri

Baduga dalam Pameran Nasional Kain di Palu (Sulawesi Tengah) yang

diikuti oleh peserta dari 21 Museum Provinsi, 1 Museum Khusus dan 2

Museum Daerah, dengan sasaran masyarakat, pelajar sekolah, dan

praktisi pendidikan; dikenalnya alat musik tradisional Jawa Barat dalam

Pameran Nasional Keragaman Alat Musik di Provinsi Jambi yang diikuti

oleh peserta dari 25 Museum Provinsi, 1 Museum Khusus dan 2 Museum

Daerah, dengan sasaran masyarakat, pelajar sekolah, dan praktisi

pendidikan; tersebarnya informasi mengenai Profil Dan Koleksi Museum

Sri Baduga dalam Pameran Regional Kepurbakalaan dan Permuseuman

(Pameran Keliling) di Subang dan Pameran Regional Kepurbakalaan dan

Permuseuman MPU di Provinsi DKI Jakarta, yang diikuti oleh peserta

dari 7 museum daerah, melalui beberapa koleksi dengan menampilkan

Page 230: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 266

tujuh unsur kebudayaan dengan sasaran masyarakat, pelajar sekolah,

dan praktisi pendidikan, jumlah pengunjung sebanyak 17.890 orang di

Subang dan sebanyak 11.500 orang di Jakarta; tersebarnya informasi

mengenai Profil Dan Koleksi Dari Bahan Baku Bambu dalam Pameran

Intercity (Ruang Publik) meliputi peralatan, perkakas yang terbuat dari

bambu mulai dari alat kesenian, perkakas dapur, permainan dari bambu,

dan lainnya dengan sasaran masyarakat, pengunjung mall, pelajar

sekolah, dan praktisi pendidikan yang pada realisasinya dikunjungi oleh

8.750 pengunjung; dokumen transliterasi dan deskripsi Naskah Kuno

Koleksi Museum Negeri Sri Baduga; dokumen alih aksara bahasa serta

kajian naskah kuno; arsip digital reproduksi naskah kuno sebanyak 20

naskah; tertatanya data 300 buah koleksi untuk panduan di Ruang

Pamer Tetap dan Touchscreen; terselenggaranya acara Jalan Santai

dengan tema “Menelusuri Jejak Sejarah” diikuti sebanyak 750 peserta

sebagai apresiasi Museum terhadap Masyarakat dalam rangka

Milangkala Museum yang ke-31; serta tersedianya dokumen AD/ART

AMI Jabar, bahan Musda AMI Jabar, dan pengurus AMI Jabar dalam

rakor Permuseuman Asosiasi Museum Indonesia yang diikuti oleh

beberapa museum yang ada di Provinsi Jawa Barat.

(4) Kegiatan Pembinaan, Pelestarian dan Pengembangan Kepurbakalaan,

Permuseuman, Sejarah dan Nilai Tradisional, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.260.429.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwadahinya

aspirasi masyarakat dalam melestarikan nilai-nilai budaya baik dari

masyarakat adat di Jawa Barat melalui Festival Budaya Jawa Barat di

Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Sumedang; tersedianya dokumen

Masterplan Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Percandian Situs

Batujaya Kabupaten Karawang untuk melestarikan, mengembangkan

dan memanfaatkan tinggalan budaya yang mempunyai nilai sejarah dan

arkeologi yang tinggi sebagai ilmu pengetahuan dan wisata budaya

andalan Jawa Barat, juga dapat memperkokoh jatidiri bangsa dan

ketahanan budaya masyarakat; tersedianya dokumen Sejarah Cirebon

untuk menanamkan kesadaran bersejarah, juga nilai-nilai kejuangan,

patriotisme dan nasionalisme para pejuang dalam mempertahankan

Kemerdekaan. Selain itu, untuk meluruskan sejarah Cirebon dari

berbagai versi dan dikaji secara ilmiah yang dapat

dipertanggungjawabkan keakuratannya; terbinanya Tenaga Penggerak

Pedesaan bidang Kebudayaan di Jawa Barat untuk menjadikan tenaga

penggerak pedesaan bidang kebudayaan yang terampil,

berpengetahuan dan berwawasan budaya daerah yang luas, sehingga

Page 231: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 267

menghasilkan sumber daya manusia yang mandiri, berdaya guna dan

berhasil guna serta mempunyai ketahanan budaya dan memperkokoh

Jatidiri; tersedianya Pedoman bidang Kebudayaan di Jawa Barat

(Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Nilai Tradisi) sebagai acuan dalam

perlindungan, penyelamatan dan pemeliharaaan potensi tinggalan

budaya tangible dan intangible yang menempati suatu kawasan

sekaligus konsep pengembangan dan pemanfaatannya;

terdokumentasikannya bahan pengusulan Situs Batujaya sebagai

kelengkapan pengusulan situs Batujaya sebagai World Heritage; serta

tersedianya dokumen penggalian Kearifan Budaya Lokal sebagai bahan

untuk informasi kepada masyarakat Jawa Barat, agar mereka

mengetahui dan mengenal kekayaan budaya yang dimiliki dan

diwariskan oleh leluhurnya yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang

tinggi untuk memperkuat jatidiri dan ketahanan budaya bangsa.

(5) Kegiatan Pengembangan dan Pemanfaatan Sejarah serta Nilai-nilai

Tradisional, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 307.244.300,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen Deskripsi Cerita

Rakyat Jawa Barat Bakal Genangan Waduk Jatigede Sumedang

sebanyak 1 (satu) naskah dan 500 (lima ratus) eksemplar buku untuk

menyelamatkan tinggalan cagar budaya dan cerita rakyat yang ada di

masyarakat yang terkena dampak genangan Waduk Jatigede

Sumedang; terselenggaranya acara Apresiasi Kesejarahan Bagi Siswa

Sekolah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terutama

generasi muda di kalangan sekolah akan pentingnya sejarah di

Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang.

(6) Kegiatan Penataan Koleksi (Manuskrip) Museum Sri Baduga, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 298.227.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

koleksi naskah di Museum Negeri Sri Baduga terawetkan dengan

fumigasi sebanyak 70 naskah, dan restorasi naskah yang lapuk

sebanyak 20 buah; serta terpenuhinya sarana penyimpanan sebanyak

21 buah.

(7) Kegiatan Unjuk Prestasi Budaya yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 530.500.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 493.557.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya acara unjuk prestasi budaya di wilayah II.

Page 232: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 268

(8) Kegiatan Prestasi Budaya yang dilaksanakan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 30.500.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 30.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya acara prestasi budaya di wilayah IV.

(9) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Upaya Pelestarian dan Pengembangan

Nilai-nilai Budaya dan Kearifan Lokal Masyarakat Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 297.575.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terkoordinasikannya pelestarian budaya dan kearifan lokal masyarakat

Jawa Barat diikuti 130 peserta dan terselenggaranya workshop diikuti 20

peserta.

(10) Kegiatan Penyusunan Buku Sejarah Provinsi Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 180.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 175.470.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah naskah

buku sejarah Provinsi Jawa Barat.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Adanya permasalahan pelaksanaan relokasi Situs Jati Gede Kabupaten

Sumedang yang melibatkan masyarakat di sekitar situs tersebut.

Solusinya selain pada tahun yang lalu Pemerintah telah melakukan

upaya pendekatan persuasif kepada masyarakat di sekitar situs yang

akhirnya dapat mengijinkan pemerintah melakukan studi teknis dan

pendokumentasian terhadap situs-situs tersebut; menangguhkan upaya

relokasi situs dan mendahulukan berbagai studi teknis dan fotogrametri

serta pendekatan sosial budaya membuat rekomendasi kepada OPD

terkait untuk segera melaksanakan penyelesaian penggantian

kompensasi lahan kepada masyarakat agar rencana pembangunan

waduk dapat berjalan dengan lancar; pada tahun ini Pemerintah pun

melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sebagai bentuk

upaya persuasif bagi percepatan pembangunan Waduk Jati Gede;

(2) Masih melemahnya penggunaan bahasa daerah pada masyarakat Jawa

Barat. Solusinya melakukan upaya peningkatan frekuensi lomba dan

apresiasi bahasa dan sastra daerah kepada generasi muda Jawa Barat

dan melaksanakan fasilitasi terhadap penyelenggaraan Kongres Bahasa

Sunda.

(3) Masih banyaknya aset tinggalan sejarah yang masih belum tersentuh

sehingga dikhawatirkan hilang atau musnah. Solusinya melakukan

upaya kerja sama dengan para tokoh/pakar kebudayaan dan

Page 233: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 269

masyarakat yang terkait dengan tinggalan budaya tersebut dan

melaksanakan berbagai upaya pendokumentasian sejumlah tinggalan

budaya serta menyelenggarakan pembinaan teknis kepada para juru

pelihara sebagai satuan tugas terdepan pemeliharaan cagar budaya

yang ada di Jawa Barat;

(4) Kurangnya apresiasi masyarakat terhadap eksistensi museum sebagai

salah satu obyek wisata budaya, obyek pendidikan dan sarana

penelitian. Solusinya Peningkatan pembinaan terhadap budaya daerah

dalam rangka mengikis nilai-nilai yang kurang relevan dengan

kepribadian masyarakat Jawa Barat melalui festival budaya dan

penyusunan pedoman bidang Kebudayaan sebagai acuan pembinaan

budaya yang berkelanjutan.

(5) Kurangnya sarana publik yang secara berkesinambungan menampilkan

seni budaya daerah baik dengan fungsi pembinaan maupun fungsi

media apresiasi dan ekspresi masyarakat di bidang seni budaya.

Solusinya melakukan upaya peningkatan frekuensi dan kulitas aktivitas

museum yang melibatkan peran serta masyarakat termasuk generasi

muda dan siswa sekolah yang dikemas melalui Gerakan Cinta Museum

serta membuat sejumlah event yang berupaya mengenalkan museum

kepada publik di ruang publik seperti mall atau department store

dengan kemasan kekinian dan sasarannya masyarakat umum menengah

ke atas. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya promosi eksistensi museum

terhadap masyarakat dengan mengubah citra museum kepada konsep

yang lebih kekinian.

(6) Masih kurangnya sumber daya manusia (SDM) khusunya pemerintahan

baik di Provinsi maupun Kabupaten/kota yang memiliki kompetensi di

latar belakang budaya sehingga pengelolaan aspek kebudayaan

dirasakan belum optimal. Solusinya adalah menjalin kemitraan dengan

“Tim Kreatif” yang dibentuk dalam upaya peningkatan kemitraan

dengan para seniman dan budayawan disamping untuk mengatasi

kekurangan kompetensi SDM yang ada masih direkomendasikan kepada

Pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk mengisi

kekosongan kursi di pemerintahan dengan sejumlah sarjana di bidang

kebudayaan (Antropologi, Sejarah, Arkeologi, Filologi).

2) Program Pengelolaan kekayaan dan Keragaman Budaya

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pemberdayaan Sarjana Seni, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.000.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Page 234: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 270

kegiatan pemberdayaan 60 orang sarjana seni sebanyak 1 kali di 4

wilayah Jawa Barat dengan melaksanakan proses latihan sekaligus

pengemasan sumber garapan yang diangkat dari seni helaran di daerah

setempat

(2) Kegiatan Peningkatan Apresiasi Seni Jawa Barat di Anjungan Jawa Barat

TMII, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pergelaran Seni Budaya se-

Jawa Barat sebanyak 27 kali, Karnaval Prajurit sebanyak 1 kali, Parade

Tari Nusantara sebanyak 1 kali, Parade Lagu Nusantara sebanyak 1 kali,

Festival Rengkak Tandang Tari Kreasi Jawa Barat sebanyak 1 kali, Paket

acara khusus di BP. Anjungan Jawa Barat TMII sebanyak 1 kali.

(3) Kegiatan Pementasan Gelar Seni Jawa Barat di Taman Budaya, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 499.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Gelar Aneka Ragam Seni, sebanyak 5 kali; Pergelaran

seni pertunjukan rakyat dari Kabupaten/kota se-Jawa Barat yang di

wakili 4 Kabupaten/kota diantaranya Kabupaten Bandung Barat,

Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Subang dan Kota

Bandung, Temu Karya Taman Budaya Nasional di Solo, sebanyak 1 kali

yaitu berupa pameran foto seni pertunjukan, dialog seni dan rapat

forum kepala Taman Budaya se-Indonesia, serta keikutsertaan Taman

Budaya Jawa Barat dalam kegiatan temu karya Taman Budaya se-

Indonesia yang mengambil tema “Kebhinekaan Pusaka Nusantara” ,

yang dilaksanakan di Solo Jawa Tengah ( Jawa Barat menampilkan

“Hajat Cai”) yaitu terlaksananya Pesona Budaya Jawa Barat, sebanyak 1

kali (Pesona Budaya yang diwakili oleh Bakorwil II Purwakarta yang

dikoordinir oleh Kabupaten Karawang menampilkan Gelar Seni “Topeng

Banjet” serta Pameran Seni dan Kriya Khas Bakorwil II Purwakarta) dan

Pelatihan Seni Pertunjukan dan Evaluasi Pelatihan sebanyak 1 kali yang

meliputi Seni Tari, Seni Karawitan, Pencak Silat dan diikuti oleh pelajar

dan masyarakat di lingkungan Taman Budaya selama 25 kali pertemuan

dan 1 kali evaluasi pergelaran.

(4) Kegiatan Revitalisasi Seni Tradisional di Taman Budaya, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Revitalisasi Seni Uyeg sebanyak 1 kali (Kegiatan ini

mencoba untuk menggali mengangkat, dan menumbuhkembangkan

Page 235: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 271

kembali Seni Teater Uyeg sehingga kesenian tradisional tersebut dapat

tetap eksis dan dikenal kembali oleh masyarakat. Bentuk pelaksanaan

kegiatan meliputi : sosialisasi, diskusi seni dan pergelaran) dan

Revitalisasi Seni Randu Kentir sebanyak 1 kali, Revitalisasi Seni Topeng

Menor sebanyak 1 kali, Revitalisasi Seni Ketuk Tilu sebanyak 1 kali.

(5) Kegiatan Pembinaan Apresiasi Seni di Jawa Barat, yang dilaksanakan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.326.500.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.291.430.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya Duta Seni Pelajar Se-Jawa dan Bali 2011 sebanyak 1

kali yang mempergelarkan rampak dalang wayang golek dengan

melibatkan 50 orang seniman, Festival Kesenian Tingkat Nasional

sebanyak 1 kali dengan mengirimkan satu tim kesenian sebagai

perwakilan peserta dari Provinsi Jawa barat pada Kegiatan Festival Seni

Tingkat Nasional, yang dilaksanakan di gedung kesenian Jakarta,

Pergelaran Seni di Ruang Publik sebanyak 17 kali di 17 tempat di

kabupaten/kota di Jawa Barat yang dianggap refresentatif untuk

penyelenggaraan pergelaran kesenian, Seminar/Lokakarya Titi Laras

Karawitan Sunda sebanyak 1 kali.

(6) Kegiatan Pembinaan Seni dan Perfilman Bagi Generasi Muda, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.141.200.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.105.650.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terlaksananya penyelenggaraan Seminar/sarasehan seni

kontemporer dan perfilman sebanyak 1 kali, penyelenggaraan Festival

Teater Remaja sebanyak 1 kali, penyelenggaraan Festival Film Bandung

2011 sebanyak 1 kali, penyelenggaraan Workshop Penulisan

Naskah/Scenario Film dan Televisi sebanyak 1 kali, penyelenggaraan

Apresiasi Seni Rupa di Galery Kita sebanyak 4 kali.

(7) Kegiatan Sinergitsasi Pengembangan Seni Budaya Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 242.990.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Penyusunan Rencana Program Kebudayaan Jawa Barat,

sebanyak 2 dokumen dan penyelenggaraan 1 kali Forum OPD,

Pengendalian Pelaksanaan Program Kegiatan Seni Budaya sebanyak 22

kegiatan pemantauan lapangan, Pengolahan Data Kebudayaan Jawa

Barat, berupa rapat koordinasi data dan penyusunan buku Parbud

dalam Angka sebanyak 1 dokumen, Fasilitasi Perencanaan Bidang

Kebudayaan se MPU sebanyak 3 kali.

Page 236: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 272

(8) Kegiatan Kilas Balik Evaluasi Pembangunan Kepariwisataan dan

Kebudayaan Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 710.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 700.175.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya Malam Kilas Balik

Evaluasi Pembangunan Kepariwisataan dan Kebudayaan Jawa Barat

yang dihadiri oleh pimpinan daerah provinsi dan kabupaten/kota, OPD di

Jawa Barat, seniman, budayawan, komunitas dan asosiasi pariwisata,

mitra kerja dan tokoh masyarakat lainnya. Di samping itu hasil dari

kegiatan ini adalah terpilihnya 20 (dua puluh) orang dan atau komunitas

seni budaya, dan pariwisata oleh tim independen. Pemberian

penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan dari

Pemerintah atas prestasi dan dedikasi tokoh/komunitas tersebut dalam

pembangunan bidang seni, budaya dan pariwisata Jawa Barat.

(9) Kegiatan Dialog Seni, Budaya dan Pariwisata Jawa Barat melalui Media

Elektronik, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 952.680.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 939.780.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya penyebarluasan Informasi

Seni, Budaya dan Pariwisata Jawa Barat Melalui Media Elektronik

berupa tayangan Dialog Seni, Budaya, dan Pariwisata berdurasi 30

menit dengan nama acara “Jawa Barat Memikat” di TVOne sebanyak 8

episode yang menampilkan Gubernur Jawa Barat sebagai narasumber.

(10) Kegiatan Pewarisan Seni Tradisional Jawa Barat, yang dilaksanakan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.981.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya proses dan hasil pewarisan seni tradisional Jawa Barat

sebanyak 13 jenis seni tradisi dengan melaksanakan proses tansformasi

ilmu pengetahuan dan keterampilan seni dari tokoh seni kepada

generasi seniman yang akan dicetak menjadi generasi pewaris seni.

(11) Kegiatan Delegasi Seni Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp.855.054.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pengiriman delegasi kesenian ke luar negeri (Australia) sebanyak 1 kali.

(12) Kegiatan World Ethnic Music Festival, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.078.945.600,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.072.945.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya event World Etnic Music Festival sebanyak 1 kali

Page 237: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 273

berupa pergelaran seni kolaborasi antara alat musik modern dengan alat

musik etnis dunia dengan menampilkan para musisi Jawa Barat,

nasional, dan musisi dunia. Kegiatan ini telah diakui menjadi bagian

dari rangkaian Festival Musik Etnis Internasional sehingga akan menjadi

event tahunan yang tetap sehingga diharapkan dapat menjadi event

unggulan Jawa Barat.

(13) Kegiatan Kirab Seni Budaya di Tiga Zona Beda Budaya, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.980.728.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah kegiatan ini didahului oleh merupakan kegiatan penyediaan

tanaman bambu sebagai pra-event kegiatan dalam rangka kegiatan

kirab seni budaya di tiga zona beda budaya, meliputi terselenggaranya

Budaya Zona Budaya Cirebon, sebanyak 1 kegiatan, Budaya Zona

Budaya Priangan, sebanyak 2 kegiatan, Budaya Zona Budaya Melayu

Betawi, sebanyak 1 kegiatan.

(14) Kegiatan Pergelaran Angklung Kolosal Jawa Barat di Luar Negeri, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.423.881.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.247.409.120,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terselenggaranya Pergelaran seni Angklung Kolosal Jawa Barat di

Washington DC, Amerika Serikat sebanyak 1 kali dengan mencatat rekor

di dalam Guiness Book of Record sebagai pergelaran angklung kolosal

terbesar yang melibatkan 5182 peserta dari berbagai bangsa di dunia.

(15) Kegiatan Pergelaran Angklung di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 199.999.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

pagelaran angklung di daerah yaitu di Kabupaten Tasikmalaya dan

Kabupaten Garut masing-masing sebanyak 1 kali untuk memupuk

kecintaan masyarakat terhadap seni angklung.

(16) Kegiatan Festival Womad Auckland, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

375.181.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

pengiriman musisi Jawa Barat ke Auckland Music Festival di Aucland

New Zeland) sebanyak 1 kali.

(17) Kegiatan Gelar Kreasi Seni Budaya Jawa Barat, yang dilaksanakan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 689.588.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

Page 238: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 274

Panggung Hiburan berupa pertunjukan karya seni dan helaran sebanyak

1 kali, Dialog Seniman Jawa Barat sebanyak 1 kali, Peningkatan

Apresiasi Seni Sastra melalui media cetak melalui penyebaran informasi

di bidang sastra jurnalistik di media cetak meliputi tulisan pariwisata,

budaya, sastra, kuliner dan apresiasi seni pertunjukan lainnya, sebanyak

1 kali.

(18) Kegiatan Cipta Lagu Mars Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 197.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pembuatan lagu

Mars Jawa Barat bersama Musisi dan Budayawan Jawa Barat Dwiki

Darmawan dan Edi D Iskandar dan telah menghasilkan 1 (satu) buah

lagu yang telah diperkenalkan kepada publik melalui Public Hearing

sehingga diharapkan lagu ini dapat diterima masyarakat Jawa Barat.

(19) Kegiatan Festival Musik Etnik di Taipeh-Taiwan, yang dilaksanakan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 384.599.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

pegiriman kelompok musik etnik Jawa Barat untuk mengikuti Festival

Musik Etnik di Taipeh-Taiwan sebanyak 1 kali.

(20) Kegiatan Gelar Angklung Kolosal Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 714.100.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

Pergelaran Angklung Kolosal Jawa Barat yang diselenggarakan di

Gedung Sentul International Convention Center (SICC) Kabupaten Bogor

dengan melibatkan 10.000 (sepuluh ribu) orang lebih pemain angklung.

Peserta terdiri dari pelajar SD sampai dengan Perguruan Tinggi, OPD di

Jawa Barat, instansi mitra kerja, perwakilan dari beberapa provinsi

bahkan perwakilan kedutaan besar seperti Jepang, India, dan Meksiko.

Acara yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Barat ini dihadiri pula oleh

Menteri UKM dan Deputi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Acara didukung oleh sejumlah seniman dan para pelajar yang

memainkan alat musik angklung dan alat musik dari bambu lainnya.

Kegiatan yang bertajuk “Kita Bisa” ini selain untuk memupuk kecintaan

terhadap angklung dan rasa syukur telah ditetapkannya angklung

Indonesia sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO dalam

sidang Inter-Governmental Committee For The Safeguarding Of

Intangible Cultural Heritage (Igc-Ich) Di Nairobi, Kenya, pada tanggal 16

november 2010. Di samping itu Gubernur Jawa Barat ingin mengajak

masyarakat untuk mendalami filosofi permainan angklung sebagai seni

Page 239: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 275

musik yang berlaku prinsip dasar kerjasama, saling menghormati dan

keharmonisan social. Dengan kata lain, Gubernur menyampaikan bahwa

masyarakat Jawa Barat “Bisa” mewujudkan Jawa Barat yang maju,

dinamis, dan sejahtera melalui konsep “SABISA-BISA, KUDU BISA,

PASTI BISA”, sebagaimana halnya dengan permainan angklung yang

bisa dimainkan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja serta dapat

tercipata harmoni yang sedemikian indah apabila dimainkan secara

bersama-sama.

(21) Kegiatan Pergelaran Wayang Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 589.900.000,- Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah

terselenggaranya Kegiatan Pergelaran Wayang di Jawa Barat sebanyak

4 kali dengan menampilkan kidalang Abah Asep Sunandar Sunarya.

(22) Kegiatan Sosialisasi Pembangunan Jawa Barat melalui Seni Daerah,

yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan ini adalah terselenggaranya Sosialisasi Pembangunan Jawa

Barat Melalui Seni Daerah sebanyak 5 kali.

(23) Kegiatan Komik Digital Kisah Kepahlawanan Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 99.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan ini

adalah terselenggaranya pembuatan Komik Digital Kisah Kepahlawanan

Jawa Barat sebanyak 1 kali dengan sumber cerita tentang kerajaan

Prabu Niskala Wastu Kancana.

(24) Kegiatan Fasilitasi, Koordinasi dan Monitoring Pengelolaan Kekayaan dan

Keragaman Budaya, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 275.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 275.000.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terkoordinasi, fasilitasi dan monitoring ke

26 kabupaten/kota, DKI/Banten dan NTB.

b) Permasalahan dan Soluasi

(1) Kurangnya sumber daya manusia (SDM) khususnya di Pemerintahan

(baik di provinsi maupun kabupaten/kota) yang memiliki kompetensi

dan latar belakang seni sehingga pengelolaan aspek kesenian dirasakan

belum optimal. Solusinya menjalin kemitraan dengan “Tim Kreatif” yang

dibentuk dalam upaya peningkatan kemitraan dengan para seniman dan

budayawan di samping untuk mengatasi kekurangan kompetensi SDM

Page 240: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 276

yang ada dan masih direkomendasikan kepada Pemerintah (baik

provinsi maupun kabupaten/kota) untuk mengisi kekosongan kursi di

pemerintahan dengan sejumlah sarjana di bidang seni;

(2) Belum adanya standar dalam penyelenggaraan sebuah aktivitas

kesenian sehingga akan terkendala manakala diselenggarakan sebuah

even kesenian yang bertaraf internasional. Solusinya mempelajari tata

cara penyelenggaraan even kesenian khususnya yang melibatkan artis

mancanegara sebagai bahan untuk menyusun standar pelayanan

minimal (SPM) Bidang Kesenian;

(3) Adanya peningkatan potensi memudarnya pengetahuan dan kecintaan

masyarakat khususnya generasi muda terhadap seni budaya daerah

yang kian bersaing dengan unsur budaya asing. Solusinya meningkatkan

frekuensi pagelaran/aktivitas seni budaya yang melibatkan masyarakat

di seluruh wilayah di Jawa Barat;

(4) Terdapat kesulitan dalam memperoleh event organizer pelaksana event

seni budaya yang memiliki kualifikasi dan kompetensi memadai sesuai

dengan tuntutan dan kebutuhan. Mekanisme pengadaan barang dan

jasa khususnya mekanisme pelelangan terbuka melalui ULP, tidak dapat

menjawab tuntutan dan kebutuhan ini. Solusinya berkoordinasi dengan

tim pengadaan barang dan jasa dan pihak ULP agar dapat menjadikan

sejumlah keluhan terhadap beberapa event organizer tertentu sebagai

bahan pertimbangan bagi proses penentuan pemenang di tahun-tahun

mendatang.

24. URUSAN KEARSIPAN

Program Pengembangan Kearsipan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Arsip Dinamis dan Record Centre di Jawa

Barat, yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 598.963.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 571.563.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya rekomendasi untuk penyusunan

Rapergub Tentang Jadwal Retensi Arsip (JRA) Provinsi Jawa Barat

(2) Kegiatan Fasilitasi Progresivitas Pencarian Arsip Statis Bersakala Jawa Barat,

yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 401.037.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 204.247.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersedianya Data Arsip Statis Provinsi Jawa Barat.

(3) Kegiatan Lomba Penyelenggaraan Kearsipan dan Pemilihan Arsiparis

Teladan di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan

Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

Page 241: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 277

sebesar Rp. 175.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 167.775.000,-.

Hasil kegiatan terpilihnya 5 penyelengaara kearsipan dan 3 arsiparis teladan

di Provinsi Jawa Barat dan kabupaten/kota se Jawa Barat.

(4) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kearsipan, yang

dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 297.665.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbangunnnya software aplikasi alih media kearsipan dan software aplikasi

arsip vital.

(5) Kegiatan Pelaksanaan Akuisisi dan Pelestarian Kearsipan, yang dilaksanakan

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 745.529.675,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpeliharanya, terhimpunnya dan termanfaatkannya arsip Pilkada

Kabupaten/kota di Jawa Barat.

(6) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Informasi Kearsipan, yang dilaksanakan

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 450.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 449.360.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersosialisasikannya sadar arsip melalui Gelar Masyarakat Sadar Arsip dan

tersedianya Film Iklan Layanan Kearsipan pada Media Elektronik.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Belum optimalnya konsolidasi dan koordinasi dengan OPD kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Barat untuk melaksanakan program dan kegiatan bersama.

Sehingga kabupaten kota belum dapat memprogramkan dan merencanakan

kegiatan terkait dengan program dan kegiatan Bapusipda. Solusi,

menghimbau Kepala daerah atau OPD terkait di Kabupaten Kota se Jawa

Barat untuk dapat memprogramkan kegiatan yang sinergi dengan program

dan kegiatan Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Melaksanakan sinkronisasi

kegiatan bersama baik dengan ANRI maupun dengan Pemerintah

Kabupaten/Kota se Jawa Barat dalam melaksanakan Program Kearsipan.

(2) Belum optimalnya kesadaran akan kebutuhan pengarsipan dokumen

kegiatan pemerintahan dan pembangunan baik di OPD Provinsi Jawa Barat

maupun di Kabupaten Kota serta Masyarakat. Melaksanakan Koordinasi,

Konsolidasi dan Sinkronisasi dengan OPD Jawa Barat, Pemerintah

Kabupaten dan Kota di Jawa Barat serta melaksanakan penyebaran

informasi kepada masyarakat terkait dengan pentingnya arsip dan kegiatan

kearsipan. Solusi melaksanakan sinkronisasi kegiatan bersama baik dengan

ANRI maupun dengan Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Barat dalam

melaksanakan Program Kearsipan.

Page 242: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 278

(3) Sarana dan prasarana pengelolaan arsip yang tersedia di OPD Jawa Barat,

OPD Bidang Kearsipan di Kabupten Kota Provinsi Jawa Barat masih kurang.

Untuk mengatasi permasalahan sarana prasarana, upaya yang dilakukan

adalah mengoptimalkan peralatan yang dimiliki, mengusulkan pengadaan

serta meningkatkan koordinasi antar bidang kearsipan dan mengintensifkan

konsultasi dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

25. URUSAN PERPUSTAKAAN

Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

a) Pelaksanaan Program.

(1) Kegiatan Pengembangan bahan Perpustakaan di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.100.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.959.738.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah bertambahnya koleksi buku dan non buku untuk meningkatkan

layanan perpustakaan kepada masyarakat.

(2) Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Otomatisasi Perpustakaan di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan

Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 481.043.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya Online Public Access Catalogue

(OPAC) Terpadu perpustakaan umum di 6 Kabupaten/kota, tersedianya

layanan hotspot, terlaksanannya bimbingan dan konseling perpustakaan

berbasiskan ICT, terlaksananya pemutakhiran situs Web Bapusipda.

(3) Kegiatan Peningkatan Preservasi dan Konservasi Bahan Perpustakaan, yang

dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 244.140.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terjemahkannya dan terbitnya 7 buku Islam klasik, terlaksananya pameran

buku klasik dan Islam

(4) Kegiatan Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekam Khasanah Budaya Jawa

Barat serta Implementasi UU No. 4 Tahun 1990, yang dilaksanakan Badan

Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 367.595.806,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya buku

untuk Ruang Pojok Jawa Barat, rekaman/salinan buku langka dan koleksi

digital Pojok Jawa Barat, tersosialisasikannya UU No. 4 Tahun 1990 tentang

Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekam Khasanah Budaya, pelestarian

koleksi deposit, pelayanan deposit, penyediaan ruang informasi tentang

Jawa Barat di Ruang Pojok Jawa Barat dan pameran buku langka.

Page 243: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 279

(5) Kegiatan Peningkatan Budaya Baca Masyarakat dan pembinaan Teknis

Perpustakaan di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan

Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.974.007.450,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya workshop pemberdayaan

perpustakaan, pembuatan iklan layanan masyarakat, pembinaan teknis

perpustakaan dan roadshow gerakan membaca, serta pemilihan

perpustakaan desa terbaik.

(6) Kegiatan Peningkatan Layanan Perpustakaan Bapusipda Jabar, yang

dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 496.196.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlayaninya layanan perpustakaan melalui gelar buku baca santai pada hari

minggu, layanan perpustakaan hari sabtu, story telling, diskusi berbasis

buku, bedah buku dan bedah film, perpustakaan keliling, parade kreativitas

dan pameran perpustakaan.

(7) Kegiatan Peningkatan Wawasan Pengelolaan Perpustakaan, yang

dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 381.474.510,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

penambahan wawasan pengelolaan perpustakaan bertaraf internasional.

(8) Kegiatan Pembangunan Pojok Informasi Pembangunan Jawa Barat di Kantor

Desa , yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

8.850.324.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 8.265.445.000,-.Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah sticker, banner sticker informasi pembangunan

Jawa Barat, rak buku display, meja baca informasi, beserta kursi.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Belum optimalnya konsolidasi dan koordinasi dengan OPD kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Barat untuk melaksanakan program dan kegiatan bersama.

Sehingga kabupaten kota belum dapat memprogramkan dan kerencanakan

kegiatan terkait dengan program dan kegiatan Bapusipda. Solusi,

menghimbau Kepala daerah atau OPD terkait di Kabupaten Kota se Jawa

Barat untuk dapat memprogramkan kegiatan yang sinergi dengan program

dan kegiatan Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Melaksanakan sinkronisasi

kegiatan bersama baik dengan Perpusnas maupun dengan Pemerintah

Kabupaten/Kota se Jawa Barat dalam melaksanakan Program Perpustakaan.

(2) Belum optimalnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perpustakaan

dan kebutuhan membaca serta dukungan masih sangat kurang dari pihak

Swasta baik di Kabupaten Kota. Solusi bersama pemerintah Kabupaten Kota

Page 244: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 280

se Jawa Barat melaksanakan penyebaran informasi kepada masyarakat

terkait dengan pentingnya kegiatan terkait bidang perpustakaan.

(3) Sarana dan prasarana pengelolaan perpustakaan yang tersedia di OPD

Kabupaten Kota masih kurang baik dari kapasitas sarana maupun kuantitas,

sehingga Program Kegiatan terkait dengan penerapan IT kurang optimal.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, menghimbau Kepala Daerah

Kabupaten dan Kota untuk dapat menyediakan sarana pendukung, dan

Bapusipda memberikan pelatihan penerapan IT perpustakaan.

B. Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan

1. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

1) Program Pengembangan Perikanan Tangkap

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Sarana dan Prasarana Teknologi

Perikanan Tangkap, yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan

Kealutan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

2.344.206.614,50, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.002.731.880,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya fasilitasi peningkatan sarana

dan prasarana teknologi perikanan tangkap sebesar 10%; meningkatnya

produksi perikanan tangkap sebesar 1,86%; dan meningkatnya mutu

hasil produk perikanan sebesar 10%.

(2) Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Tangkap dan Budidaya

(PPI/TPA, TPHT, Cold Storage, Breakwater, Turap, Doking, Air Bersih),

yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.173.400.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.110.875.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah meningkatnya pelayanan pelabuhan perikanan sebesar 10%.

(3) Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan (Mangrove,

Terumbu Karang, Rumpon), yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 414.092.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya pengelolaan sumberdaya

perikanan dan kelautan sebesar 10%; dan meningkatnya produksi

perikanan tangkap sebesar 1,86%.

(4) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap Jawa

Barat (DAK), yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 8.970.184.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 8.821.217.740,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya sarana dan prasarana

perikanan di Jawa Barat sebesar 5%; dan dan meningkatnya produksi

perikanan tangkap sebesar 1,86%.

Page 245: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 281

(5) Kegiatan Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Produk Ikan, yang

dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 700.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 608.362.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya pengolahan dan pemasaran produk ikan sebesar 10%;

dan ketersediaan ikan meningkat untuk dikonsumsi sebesar 27,50

Kg/Kap/Tahun.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Sebagian besar Nelayan merupakan nelayan tradisional dengan

karakteristik sosial budaya yang belum begitu adaptif terhadap

kemajuan teknologi. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan sosialisasi

dan peningkatan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan,

magang dan studi banding, temu teknis dan kaji terap teknologi

penangkapan.

(2) Struktur armada penangkapan yang masih pincang, dimana sekitar 90%

masih merupakan nelayan tradisional. Untuk itu dilakukan restrukturisasi

armada perikanan tangkap secara bertahap melalui pengadaan kapal

perikanan ukuiran >30GT.

(3) Adanya ketimpangan pemanfaatan stock ikan antara kawasan Pantai

Utara yang sudah “over fishing” dibandingkan dengan Kawasan Pantai

Selatan yang pemanfaatannya belum optimal, termasuk kawasan ZEE

laut Selatan yang belum “terjamah” para nelayan Jawa Barat.

Sehubungan dengan itu dilakukan alih usaha nelayan ke usaha budidaya

dan pengolahan hasil perikanan serta peningkatan kapasitas daya

jangkau pengkapan.

(4) Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana penangkapan,

seperti: prasarana TPI/PPI dan sarana penangkapan. Solusi pemecahan

masalahnya dilakukan pengembangan PPI/TPI secara bertahap melalui

penyempurnaan sarana dan prasarana. Diantaranya pembangunan

breakwater.

(5) Menurunnya kualitas ekosistem sumberdaya perikanan, baik di perairan

umum daratan, kawasan pesisir maupun kawasan perairan laut akibat

ulah manusia yang kurang bertanggungjawab, seperti: pencemaran

perairan oleh limbah industri, kerusakan hutan mangrove, kerusakan

terumbu karang, dlsb. Sehubungan dengan hal tersebut dilakukan

rehabilitasi ekosistem pesisir secara bertahap yaitu rehabilitasi

ekosistem sumberdaya kelautan dan perikanan secara bertahap antara

lain rehablitasi terumbu karang, pembangunan rumah ikan, restocking,

sosialisasi Code of Conduct for Responsibility Fisheries (CCRF) dan

Forum Koordinasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan (FKPPS).

Page 246: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 282

(6) Lemahnya tingkat penguasaan pasar, mencakup penguasaan informasi,

segmentasi pasar, jenis produk dan mutu komoditas perikanan. Untuk

itu dilakukan upaya penanggulangan melalui kegiatan temu teknis dan

temu usaha, pameran produk hasil perikanan dan pembinaan kelompok

pembudidaya, nelayan dan pengolah serta peningkatan peluang pasar

untuk ekspor dengan mencari terobosan pemasaran ke beberapa

negara.

(7) Usaha kelautan dan perikanan masih dianggap beresiko dan kurang

menguntungkan, sehingga kurang mendapatkan dukungan permodalan

usaha yang memadai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka

diberikan bantuan melalui Bantuan Gubernur, kredit bunga rendah,

PNPM, KUR KKP.

(8) Beberapa permasalahan lain yang juga sering ditemui diantaranya

adalah: Isu pemakaian formalin, Kebijakan pengembangan tata ruang

dan pengendalian pencemaran lingkungan belum kondusif, Masih

lemahnya tingkat keamanan dan jaminan kepastian hukum dalam

berusaha, Penegakan hukum masih lemah, dan Kesadaran publik

tentang arti penting dan nilai strategis sumberdaya kelautan dan

perikanan masih rendah.

2) Program Pengembangan Budidaya Perikanan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya (GAPURA), yang

dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 575.702.410,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya kompetensi stakeholder dalam hal produksi perikanan

budidaya di Jawa Barat sebesar 75%; meningkatnya produksi perikanan

budidaya sebesar 16,21%.

(2) Kegiatan Pelayanan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, yang dilaksanakan

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 409.380.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 375.055.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

pelayanan uji mutu hasil perikanan dan sarana pengujian mutu hasil

perikanan sebesar 75%; meningkatnya petugas yang mampu dalam uji

laboratoris sebanyak 23 orang; dan meningkatnya nilai ekspor hasil

perikanan sebesar 21,89%.

(3) Kegiatan Pengembangan UPTD Pembenihan Perikanan sebagai Pusat

Pengembangan Teknologi Benih Berkualitas, yang dilaksanakan Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.626.280.000,-, realisasi anggaran sebesar

Page 247: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 283

Rp. 1.539.684.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

kualitas dan kuantitas induk ikan nila dan mas sebesar 100%.

(4) Kegiatan Fasilitasi Sertifikasi Perbenihan Ikan , yang dilaksanakan Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

493.315.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

pengetahuan dan kompetensi pembenihan dan pembudidayaan ikan di

Jawa Barat sebesar 50%.

(5) Kegiatan Pengembangan Pembenihan Aneka Jenis Ikan Hias, yang

dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 424.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 417.575.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpenuhinya permintaan pasar ikan hias sebesar 20%.

(6) Kegiatan Pengembangan Budidaya Perairan Umum Waduk Cirata

(Budidaya Karamba Jaring Apung), yang dilaksanakan Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.684.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

1.602.677.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

ketersediaan/kelimpahan benih ikan di perairan umum sebesar 75%,

dan terkendalinya kerawanan dan keamanan pangan sebesar 75%.

(7) Kegiatan Revitalisasi Budidaya Tambak Pantai Utara Berwawasan

Lingkungan (GAPURA Utara), yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 2.863.540.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.758.259.050,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya produksi perikanan

budidaya air payau dan laut 10%, tersedianya teknologi budidaya air

payau dan laut sebanyak 7 paket teknologi; terfasilitasinya kelompok

pembudidaya ikan dan udang wilayah Pantura sebanyak 5 kelompok;

dan tersedianya benih Bandeng sebanyak 1.500.000 ekor; Kepiting Soka

sebanyak 1.500 Kg, benih Udang Galah sebanyak 300.000 ekor, benih

Nila sebanyak 1.000.000 ekor serta rumput laut sebanyak 200.000 Kg.

(8) Kegiatan Peningkatan Produksi Budidaya Perikanan Air Tawar di

Subang, yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.297.222.700,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 2.260.958.200,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya produksi budidaya ikan Patin dan Lele

Sangkuriang serta meningkatnya keterampilan dan pengetahuan

plasma, petugas dan para pembudidaya di Jawa Barat sebesar 10%.

(9) Kegiatan Peningkatan Produksi Budidaya Perikanan Air Tawar (Gurame),

yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.536.150.000,-, realisasi

Page 248: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 284

anggaran sebesar Rp. 1.495.225.550,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah meningkatnya produksi budidaya perikanan air tawar sebesar

20%.

(10) Kegiatan Revitalisasi Budidaya Perikanan Pantai Selatan (Gapura

Selatan), yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.141.785.750,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 3.035.553.150,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya budidaya perikanan di Pantai Selatan

(GAPURA selatan) sebesar 10%.

(11) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Calon Induk dan Induk di BPBAT

Cijengkol Subang, yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 728.491.293,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 726.830.793,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya kebutuhan pakan calon

induk dan induk selama 1 tahun (Larva Patin sebanyak 15.000.000 ekor,

Calon Induk Patin sebanyak 1.000 ekor, induk Lele Sangkuriang

sebanyak 30 paket dan Calon Induk Lele Sangkuriang sebanyak 7.500

ekor).

(12) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Induk dan Benih di BPBIAT, yang

dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 779.531.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 768.286.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terfalisitasinya penyediaan pakan untuk induk ikan nila nirwana

sebanyak 35.640 Kg; pakan untuk benih calon induk ikan nila sebanyak

27.000 Kg; pakan untuk induk ikan mas sebanyak 27.000 Kg; dan pakan

untuk benih induk ikan mas sebanyak 10.000 Kg.

(13) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Induk dan Benih di BPPPU, yang

dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 197.877.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpenuhinya kebutuhan pakan induk dan benih ikan selama 1 tahun.

(14) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Induk dan Benih di BPBAPL, yang

dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 353.420.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 350.198.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya pakan untuk induk ikan Salin sebanyak 9.300 Kg; pakan

benih calon induk ikan Nila Salin sebanyak 10.800 Kg; pakan pellet dan

kentang untuk induk Udang Galah sebanyak 2.940 Kg; artemia untuk

benih Udang Galah sebanyak 48 kaleng; pakan untuk benih Udang

Galah sebanyak 368 Kg; dan pakan untuk benih Bandeng sebanyak

9.300 Kg.

Page 249: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 285

(15) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Induk dan Benih di BPBIAPL, yang

dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 658.244.750,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 618.393.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya ketersediaan pakan induk dan benih ikan/udang di

BPBIAPL sebesar 100%.

(16) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Induk dan Benih di BPPBAT

Singaparna, yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 303.200.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 280.847.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya ketersediaan pakan induk

dan benih ikan/udang di BPPBAT sebesar 100%.

(17) Kegiatan Peningkatan Serapan Tenaga Kerja pada Unit Pembenihan

Rakyat (UPR), Unit Usaha Budidaya Ikan dan Unit Usaha Pengolahan

Hasil Perikanan di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perikanan

dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

485.025.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi dan produktivitas

pembudidaya ikan melalui pelatihan teknis pembenihan ikan untuk 50

orang pembenih dan 100 orang pembudidaya ikan; serta meningkatnya

pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi dan produktivitas

pengolah dan pemasar produk olahan hasil perikanan di Jawa Barat

melalui pembinaan terhadap 30 orang pengolah hasil perikanan di 18

kabupaten/kota di Jawa Barat.

b) Permasalahan dan solusi

(1) Masih rendahnya kualitas SDM pembudidaya maupun petugas/ aparat

dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan dan pengembangan sumber

daya kelautan dan perikanan yang cukup melimpah. Solusinya dilakukan

diklat teknis dan manajerial bagi para pembudidaya serta aparatur

perikanan.

(2) Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana usaha budidaya

ikan seperti : jaringan irigasi di tambak maupun saluran budidaya air

tawar, dan budidaya ikan di laut. Solusinya dilakukan pengembangan

BBI/UPR melalui penyempurnaan sarana dan prasarana.

(3) Rendahnya kualitas input produksi, seperti: induk dan benih, pakan,

maupun peralatan teknis budidaya. Solusinya dilakukan perbaikan

kualitas induk dan benih melalui rekayasa teknologi (pemuliaan) dengan

mengoptimalkan pemberdayaan UPTD/Balai.

Page 250: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 286

(4) Serangan wabah penyakit ikan (seperti KHV, White Spot) yang masih

sulit diditeksi pemunculannya serta keterbatasan dalam upaya

penanggulangannya. Solusinya dilakukan pengembangan dan

pengadaan vaksin, obat-obatan, pengembangan laboratorium Hama

Penyakit Ikan.

(5) Menurunnya kualitas ekosistem sumberdaya perikanan, khususnya di

perairan tawar. Solusinya dilakukan restocking, sosialisasi Cara

Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik

(CBIB).

(6) Usaha kelautan dan perikanan masih dianggap beresiko dan kurang

menguntungkan, sehingga kurang mendapatkan dukungan permodalan

usaha yang memadai. Solusinya diberikan bantuan melalui Bantuan

Gubernur, kredit bunga rendah, PNPM, KUR KKP, Subsidi Benih.

2. URUSAN PERTANIAN

1) Program Peningkatan Produksi Pertanian

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Hortikultura

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 494.793.050,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya produksi buah-buahan,

sayuran dan tanaman hias sebesar 2-5% melalui inovasi dan diseminasi

teknologi budidaya; meningkatnya SDM pertanian dalam rangka

koordinasi dan manajemen pembangunan agribisnis buah-buahan,

sayuran dan tanaman hias di Jawa Barat.

(2) Kegiatan fasilitasi Sertifikasi Perbenihan Tanaman Pangan, Hortikultura,

Peternakan, Perkebunan, yang dilaksanakan Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

798.670.525,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya target

produksi, produktivitas dan kualitas produk pertanian sebanyak 11 juta

ton GKG, jagung 672 ribu ton, tercapainya kegiatan sertifikasi benih

sebanyak 470 unit penangkaran 100%.

(3) Kegiatan peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, yang

dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.831.862.700,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 4.665.523.355,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tercapainya Sasaran Produksi Padi Jawa Barat Tahun 2011

sebesar sebesar 11.632.291 Ton GKG.

Page 251: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 287

(4) Kegiatan pengembangan Teknologi Perbenihan Pandan Wangi, yang

dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,- dan

realisasi anggaran sebesar Rp. 199.360.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya Ketersediaan Benih Padi Pandan Wangi

sebagi Komoditas Unggulan Jawa Barat.

(5) Kegiatan pembibitan Mangga, yang dilaksanakan Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

248.091.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

ketersediaan benih mangga di Jawa Barat.

(6) Kegiatan Peremajaan Tanaman Mangga, yang dilaksanakan Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 248.775.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

produksi dan produktifitas serta mutu mangga di kabupaten Indramayu

dan Kuningan pada lahan seluas 30 hektar.

(7) Kegiatan Budidaya Padi dan Palawija (Jagung, Kedelai, Ubi jalar), yang

dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 247.280.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

mendukung peningkatan produktivitas serealia dan palawija.

(8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Jagung, yang dilaksanakan Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 222.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya

Kebutuhan Bahan Baku Pakan Ternak.

(9) Kegiatan Pengembangan Komoditas Tanaman Hias (Krisan, bunga

potong dll), yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 243.380.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya produksi dan produktifitas

dan mutu komoditas tanaman hias.

(10) Kegiatan Fasilitasi PHKI dalam Pemberdayaan dan Pembelajaran

Masyarakat di Bidang Pangan, yang dilaksanakan Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 344.727.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

341.347.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

Pengetahuan dan Keterampilan dalam pemanfaatan limbah pertanian,

peternakan dan perikanan untuk pembuatan pupuk organik dan

pestisida bahan alam dan budidaya jamur merang.

Page 252: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 288

(11) Kegiatan Penyediaan Benih Padi Bersertifikat di Jawa Barat (UPTD BPB

Padi), yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

1.364.129.517,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.329.917.150,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya benih sumber padi FS-SS

sebanyak 598.688 kg (95,03%).

(12) Kegiatan Pengembangan Benih Kentang di BPBK, yang dilaksanakan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 615.030.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 614.323.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya

perbanyakan benih kentang G-0=45.000 knol, G-1=60.000 knol, G-

2=15 ton, G-3=10 ton, penyebaran benih kentang bermutu di 7

Kabupaten Sentra di Jawa Barat (Garut, Cianjur, Kuningan, Majalengka,

Sukabumi, Bandung dan Bandung Barat) melalui inovasi teknologi.

Realisasi produksi benih kentang tahun 2011 dapat melebihi target.

Untuk GO mencapai 74.006 knol (3 unit) atau 164% dari target; G2

mencapai 15.025 kg (1 Ha) atau 100,17% dan G3 sebesar 10.075 kg (1

Ha) atau 100,75 , Sedangkan untuk benih kentang G1 terealisasi

sebanyak 60.000 knol tetapi pada proses pemeliharaan dan sertifikasi

produksi benih bersertifikat menjadi 58.875 knol.

(13) Kegiatan Pengembangan Benih Palawija di BPB Palawija, yang

dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 725.098.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya produksi dan produktivitas palawija di Jawa Barat. Untuk

produksi benih kedelai, dari target 12.600 kg, terealisasi 11.325 kg.

Untuk kacang hijau, target 3.200 kg, realisasi 2.919 kg. Kacang tanah,

target 7.200 kg realisasi 6.585 kg. Untuk jagung target 5.000 kg,

realisasi 4.643kg.

(14) Kegiatan Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman Pasir

Banteng, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 650.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 632.648.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya produksi dan produktivitas

tanaman hortikultura dan aneka tanaman di Jawa Barat.

(15) Kegiatan Akselerasi Penyediaan Benih Unggul Bersertifikat, yang

dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 959.048.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya produksi, produktivitas dan kualitas produk pertanian

Page 253: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 289

sebanyak 12,7 juta ton GKG; tercapainya kegiatan akselerasi

penyediaan benih unggul bersertifikat sebanyak 450 ton.

(16) Kegiatan Peningkatan Pembibitan Buah-buahan, yang dilaksanakan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 4.000.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 3.899.858.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

meningkatnya produksi dan produktivitas benih Buah-Buahan di Jawa,

dengan jumalh benih keseluruhan sebanyak 463.675 terdiri dari benih

mangga sebanyak 85.600, durian 75.000, manggis 72.000, alpukat

70.075, jambu biji 53.000, petai 40.000, rambutan 46.000 dan sawo

22.000.

(17) Kegiatan Peningkatan Produksi Pertanian, yang dilaksanakan Dinas

Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 450.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 441.010.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah bimbingan teknis dan pembinaan budidaya

teh di 4 gapoktan Kabupaten Cianjur 40 orang, Bandung 40 orang,

Subang 40 orang, dan Majalengka 40 orang, sehingga 160 petani teh

tersebut meningkat pengetahuan dan wawasannya tentang teknis

budidaya tanaman teh. Bimbingan teknis dan pembinaan budidaya tebu

di 1 gapoktan Kabupaten Cirebon sebanyak 35 orang sehingga petani

tersebut meningkat pengetahuan dan wawasannya tentang teknis

budidaya tebu ; Bimbingan teknis dan pembinaan budidaya kakao di 2

gapoktan Kabupaten Ciamis sebanyak 70 orang, sehingga pengetahuan

dan wawasannya bertambah tentang teknis budidaya kakao; Bimbingan

teknis dan pembinaan budidaya kopi di 1 gapoktan Kabupaten Bandung

sebanyak 35 orang, sehingga pengetahuan dan wawasan teknis

budidaya kopi meningkat; Bimbingan teknis dan pembinaan budidaya

karet di 5 gapoktan sebanyak 175 orang di Kabupaten Sukabumi,

Cianjur, Bandung Barat dan Garut masing-masing 35 orang, sehingga

pengetahuan dan wawasan tentang teknis budidaya karet bertambah ;

Bimbingan teknis dan pembinaan budidaya kelapa di 1 gapoktan

Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 35 orang, sehingga pengetahuan dan

wawasan teknis budidaya kelapa bertambah. Sosialisasi rehabilitasi

tanaman teh di 3 kelompok tani di kabupaten Tasikmalaya yaitu dalam

rangka penjelasan kegiatan rehabilitasi teh bagi penerima basos

rehabilitasi teh APBD sehingga petani mengetahui adanya kegiatan

rehabilitasi di wilayahnya ;Bimbingan teknis dan pembinaan budidaya

rehabilitasi teh sebanyak 120 orang di 4 kelompoktani masing-masing

kelompok 30 orang di kabupaten Tasikmalaya, maka petani terebut

mengatahui tentang teknis budidaya tanaman teh khususnya kegiatan

rehabilitasi.

Page 254: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 290

(18) Kegiatan Perlindungan Perkebunan, yang dilaksanakan Dinas

Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 200.000.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 186.458.600,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatkan fungsi perlindungan

perkebunan; implementasi penanganan aspek organisme pengganggu

tumbuhan yaitu berupa Pertemuan Teknis 1 kali di Hotel Topas Bandung

pada tanggal 14 s.d. 16 Maret 2011 diikuti oleh 25 orang petugas Dinas

Kabupaten/Kota yang menangani Perkebunan dalam penanganan OPT

pada 20 kabupaten/Kota, terkait gangguan OPT pada tanaman kopi,

kakao, teh, karet. Pada tahun 2011 serangan hama tanaman kopi

menurun dibandingkan 2010 tetapi serangan penyakit penyakit

meningkat karena kelembaban yang tinggi. Untuk kakao terjadi

peningkatan serangan baik hama maupun penyakitnya akibat kurangnya

penanganan sanitasi.untuk penyakit tanaman teh terindikasi menurun,

sedangkan serangan hama meningkat, untuk hama karet tetap tetapi

penyajit meningkat. Dari aspek non OPT telah dilakukan kegiatan

fasilitasi pertemuan penanganan gangguan usaha perkebunan

sebanyak 2 kali di Kebun Maleber Kabupaten Cianjur dan Kebun

Bojongsoka Kabupaten Sukabumi. Kebun Maleber dengan komoditi teh,

memiliki HGU 304,24 Ha mengalami gangguan dengan adanya galian C

dan sebagian ditanami sayuran oleh masyarakat pada areal 215,154

Ha. Sedangkan di Kebun Bojongsoka (PT Citimu) di Sukabumi yang

ditanami karet seluas 903,92 Ha, diantaranya 200 Ha diokupasi oleh

masyarakat. Dari luasan okupasi 415,154 ha terjadi penurunan okupasi

190 ha sehingga saat ini menjadi 225,154 ha. Dalam penanganan ini

dilibatkan beberapa pihak yaitu antara lain BPN dan Pemda setempat.

Dengan dilakukannya koordinasi dalam penanganan gangguan usaha

perkebunan ini diharapkan usaha perkebunan di Jawa Barat dapat

kondusif.

(19) Kegiatan Pengembangan Perbenihan dan Pengelolaan Kebun Dinas,

yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi sebesar

Rp.950.486.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pembenihan

dilaksanakan untuk penyediaan benih bermutu sesuai standar teknis,

dimana pada tahun 2011 dilaksanakan pembenihan di kebun dinas

untuk komoditi aren sebanyak 12.500 pohon, kemiri sunan 12.850

pohon, dan kakao 7.500 pohon yang berlokasi di Cianjur, Sukabumi,

Karawang, Purwakarta, dan Kota Bandung, dan benih tersebut di

salurkan ke kelompok tani, sedangkan pembenihan di penangkar

dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta, Sumedang, Bandung Barat,

Garut dan Bandung untuk komoditi kopi sebanyak 92.500 pohon,

Page 255: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 291

dengan penanaman kopi tersebut diharapkan akan terbangun 58 Ha

kebun kopi petani. Untuk memenuhi kebutuhan benih telah ditetapkan

kebun sumber benih kopi varietas Lini S 795 di kebun dinas Sukajadi

Kabupaten Sumedang seluas 1 Ha (1760 pohon) telah dihasilkan

produksi 1,2 ton glondong basah sebanyak 1.500.000 biji produksi, yang

pada tahun berikutnya akan menjadi benih sebanyak 2.000.000 butir

benih. Selain itu juga terdapat kegiatan rehabilitasi melalui intensifikasi

(pemenuhan populasi, pemupukan, pengendalian OPT, perbaikan

drainase) untuk komoditi kelapa 11 Ha, kopi 2 Ha, cengkeh 4 Ha, karet

5 Ha dan teh 2 Ha Tebu 5,25 Ha yang berlokasi di kebun dinas dan

pemeliharaan 13 kebun dinas (tanaman menghasilkan) yang tersebar di

10 kabupaten (Bogor, Cianjur, Sukabumi, Karawang, Purwakarta, Kota

Bandung, Garut, Sumedang, Subang dan Ciamis) seluas 234,58 Ha,

diperoleh peningkatan produksi. Dari komoditi teh diperoleh 650

kg/Ha/tahun teh kering menjadi 950 kg/Ha/tahun teh kering pada tahun

2011, kopi semula dicapai 800 kg /Ha gelondong basah menjadi 1.200.

Sedangkan pelayanan dan pembinaan kepada penangkar dilaksanakan

melalui kegiatan bimbingan teknis, pelayanan penyediaan sumber benih

pada tahun 2010 sebanyak 178 penangkar, pada tahun 2011 meningkat

menjadi 245 penangkar.

(20) Kegiatan Pengawasan, Pengendalian Mutu Benih dan Pengawasan

Peredaran Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan Dinas

Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 293.578.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah telah melaksanakan pelayanan sertifikasi

benih terhadap 154 pemohon terdiri atas perorangan, badan usaha dan

lembaga lainnya, terjadi peningkatan pemohon sertifikasi dari 96

pemohon pada tahun 2010 (60,41 %). Jenis komoditas yang

disertifikasi sebanyak 15 komoditi meliputi kakao, kelapa, kopi, kelapa

sawit, kemiri sunan, tebu, cengkeh, mendong, teh, pala, aren, karet,

nilam, lada dan akar wangi. Dari 15 komoditi tersebut pada 6 komoditas

terjadi peningkatan jumlah benih yang lulus sertifikasi dibandingkan

tahun 2010 yaitu kakao (1.686,51%), kopi (16,39%), kemiri sunan

(257,62%), cengkeh (124,77%), lada (1.217,5 %) dan karet (3.395,64

%). Target PAD pada tahun 2011 sebesar Rp. 27.500.000,- , realisasi

tercapai sebesar Rp. 88.775.380,- sehingga terjadi kenaikan sebesar Rp.

61.275.380,- (322,82 %). Dibandingkan dengan realisasi PAD tahun

2010 sebesar Rp. 26.972.155,-, terjadi peningkatan sebesar Rp.

61.803.225,- (329,13 %). Total capaian benih yang disertifikasi tahun

2011 sebanyak 7.853.361 pohon/benih, bila dibandingkan dengan

tahun 2010 benih yang disertifikasikan sebanyak 55.874.277 benih,

Page 256: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 292

sehingga terjadi penurunan jumlah benih yang disertifikasi sebanyak

48.020.976 benih. Hal ini dikarenakan sebagian besar permohonan

sertifikasi benih tebu tidak lulus uji kelayakan, yang dilaksanakan Pusat

Penelitian Pengembangan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan, dari

69.120.000 batang yang lulus hanya 172.800 batang (0,25 %),

dikarenakan asal usul benih tidak jelas dan campuran varietas lebih dari

5 %. Sedangkan 10 komoditas lainnya dilihat dari jumlah benih yang

dimohonkan pada tahun 2010 sebanyak 57.310.053 benih, benih yang

lulus sertifikasi sebanyak 54.581.003 benih (95,24 %), dibandingkan

dengan tahun 2011 yang dimohonkan sebanyak 4.718.080 benih, yang

lulus sertifikasi sebanyak 4.536.616 benih (96,15 %). Berdasarkan hasil

survei Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) pelayanan publik di lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2011 yang diadakan oleh Biro

Organisasi Setda Provinsi Jawa Barat bahwa UPTD BP2MB Tanaman

Perkebunan Provinsi Jawa Barat berada di urutan ke 7 dari 40 sampling

UPTD se-Jawa Barat. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

pekebun menggunakan benih unggul bersertifikat, telah dilaksanakan

kegiatan-kegiatan dalam bentuk sosialisasi pengawasan mutu benih

tanaman perkebunan di 2 wilayah yaitu wilayah Cirebon terdiri dari

kabupaten Cirebon, Majalengka, Sumedang, Kuningan, Tasikmalaya,

Ciamis, Subang, Indramayu, Kota Banjar dan Kota Tasikmalaya

sedangkan di wilayah Cianjur terdiri dari kabupaten Cianjur, Bogor,

Sukabumi, Purwakarta, Bandung Barat, Bandung, Karawang dan Bekasi,

dengan masing-masing jumlah peserta sebanyak 30 orang. Juga dalam

bentuk pembuatan leaflet dengan judul Prosedur Sertifikasi Benih

Tanaman Perkebunan sebanyak 1.000 lembar, telah disebarkan kepada

para penangkar dan petugas perbenihan di Dinas Kabupaten/kota se-

Jawa Barat; membuat brosur/booklet sebanyak 500 eksemplar dengan

judul 1) Profil BP2MB Tanaman Perkebunan Jawa Barat, 2) Himpunan

Peraturan Perundangan Perbenihan, dan 3) Pedoman Prosedur

Sertifikasi dan Pelabelan Benih Tanaman Perkebunan, telah disebarkan

kepada para petugas perbenihan dinas kabupaten/kota.

(21) Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tembakau dan

Cengkeh, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 2.213.867.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah Bimbingan Teknis dan Pembinaan Budidaya Tembakau di 9

Kabupaten/Kota (Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Garut, Kota

Tasikmalaya, Kota Banjar, Sumedang Sukabumi, Kuningan, Majalengka )

melibatkan 720 orang petani tembakau masing-masing kabupaten 80

orang petani, sehingga petani tersebut mengetahui teknis budidaya

Page 257: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 293

tembakau secara baik dan benar. Bimbingan Teknis dan Pembinaan

Budidaya Cengkeh di 11 Kabupaten ( Kabupaten Sukabumi, Cinajur,

Bogor, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Majalengka, Sumedang,

Purwakarta dan Subang), melibatkan 385 orang petani cengkeh,

masing-masing kabupaten sebanyak 35 orang petani, sehingga

pengetahuan dan wawasan tentang budidaya cengkeh yang sesuai

standar teknis bertambah. Untuk mensosialisasikan Tembakau dengan

kadar nikotin rendah dilakukan uji lokasi budidaya tembakau Burley

seluas 9 Ha di 9 Kabupaten/Kota masing-masing 1 Ha tiap kelompok 25

orang ( Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Garut, Kota Tasikmalaya,

Kota Banjar, Sumedang Sukabumi, Kuningan, Majalengka ) melibatkan 9

kelompok tani, dengan kegiatan ini maka petani diharapkan dapat

melaksanakan usahatani tembakau Burley sesuai baku teknis, dalam

upaya menghasilkan tembakau nikotin rendah (anjuran pemerintah);

Untuk upaya peningkatan produksi Cengkeh telah dilaksanakan

Demplot Intensifikasi Cengkeh seluas 44 Ha di 11 Kabupaten

(Kabupaten Sukabumi, Cinajur, Bogor, Garut, Tasikmalaya, Ciamis,

Kuningan, Majalengka, Sumedang, Purwakarta dan Subang) melibatkan

11 kelompok tani cengkeh masing-masing 4 Ha, dengan kegiatan ini

petani cengkeh mengetahui cara pemeliharaan tanaman cengkeh sesuai

baku teknis. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan petani dan

petugas kabupaten/kota tentang teknologi pengelolaan tembakau

(Budidaya, Managemen Kelompok dan pengolahan hasilnya) telah

dilaksanakan Kunjungan Kerja ke Pusat-pusat Tembakau di Bojonegoro

JawaTimur dan Payakumbuh Sumatera Barat. Kegiatan kunjungan kerja

diikuti oleh 47 orang yang terdiri dari 15 orang petugas dan 32 orang

petani/Asosiasi petani tembakau (APTI), dengan kegiatan ini peserta

mengetahui teknologi usahatani tembakau (on farm dan off farm),

manajemen kelembagaan yang baik serta adanya peluang pasar untuk

meningkatkan nilai tambah petani. Dalam menunjang upaya

peningkatan kualitas hasil komoditas perkebunan telah diadakan sarana

Laboratorium Pengujian dan Rumah Kassa masing-masing sebanyak 2

unit, sarana alat-alat laboratorium (Laminar Airflow Cabinet 1 unit; Oven

digital 1 unit; Shakker 2 unit; Autoclave 1 unit dan Lemari Pendingin 1

unit) sehingga dengan adanya sarana prasarana tersebut Laboratorium

Pengujian Mutu Hasil Perkebunan dapat berfungsi optimal.

(22) Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Budidaya Tembakau Kadar Nikotin

Rendah, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 282.120.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Sosialisasi tentang budidaya tembakau nikotin rendah, dengan maksud

Page 258: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 294

meningkatkan pengetahuan dan minat petani tembakau di Jawa Barat

untuk melaksanakan budidaya tembakau nikotin rendah. Kegiatan ini

dilaksanakan di 9 kabupaten/kota (Bandung, Bandung Barat,

Majalengka, Kuningan, Sumedang, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar,

Garut, Sukabumi) dengan jumlah petani tembakau sebanyak 450 orang,

masing-masing kabupaten/kota 50 orang. Dengan kegiatan ini petani

mengetahui cara dan teknis pengelolaan budidaya tembakau untuk

menghasilkan tembakau dengan kadar nikotin rentah.

(23) Kegiatan Kajian Pengembangan Komoditas Strategis Perkebunan di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 702.630.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Tersusun laporan kajian sebagai bahan kebijakan dalam pengembangan

komoditas strategis perkebunan (Karet, Kakao, Kopi, Teh dan Tebu ) di

20 Kabupaten/kota di Jawa Barat

(24) Kegiatan Pengembangan Sentra Kawasan Kopi di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi sebesar Rp.

692.820.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah fasilitasi pembinaan

MPIG sebanyak1 kali; Pendekatan / pembinaan pelaku usaha di lokasi

(Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Garut dan Sumedang) sebanyak 1

kali; Serapan ilmu dan teknik pengelolaan indikasi geografis sebanyak 1

kali; Bimbingan teknis budidaya kopi di kabupaten Bandung, Bandung

Barat, Garut dan Sumedang masing-masing kabupaten sebanyak 30

orang petani; Temu teknis komoditas kopi sebanyak20orang petugas

kabupaten; Penyiapan dan penyediaan benih kopi sebanyak 90.000 biji;

Pengawasan mutu benih dan pengawasan peredaran benih kopi di 4

kabupaten (Bandung, Bandung Barat, Garut dan Sumedang). Untuk

komoditi kopi, terjadi apresiasi, peningkatan motivasi dan animo

masyarakat untuk melaksanakan agribisnis kopi. Pangsa pasar kopi

dalam negeri sebesar 85 %, peningkatan harga kopi green been sebesar

50% (Rp. 50.000,- menjadi Rp. 75.000,-)dan perluasan pemasaran kopi

eksport (Australia, Amerika, Jepang, Korea, China dan Eropa) dengan

kenaikan volume eksport sebesar 25 %. Sementara untuk jatidiri kopi

Jawa Barat telah mulai diakui pasar dunia sebagai penghasil kopi

specialty dengan brand “Kopi Java Preanger” melalui penguatan pasar

berupa sertifikat Indikasi Geografis Kopi Java Preanger dan penguatan

kelembagaan berupa Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis

(MPIG) Kopi Java Preanger yang telah disahkan oleh Notaris dan telah

didaftarkan ke Kementerian Kehakiman.

Page 259: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 295

(25) Kegiatan Fasilitasi Pakan dan Kebutuhan Unit Pelaksana Teknis Daerah

Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi

Perah Bunikasih Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

948.575.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 946.217.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya produksi rumput HPT 120

ton/ha/th; terdapatnya sapi perah bibit dasar 5 ekor dan 1 ekor calon

pejantan unggul; tercapainya jumlah kelahiran anak sebanyak 29 ekor

pedet; terdapatnya bibit sapi perah laktasi sebanyak 40 ekor yang

mempunyai rata rata produksi tidak kurang dar 10 lt/ek/hr; tercapainya

lingkungan kerja bersih, teratur dan aman.

(26) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Ternak di Balai Pembibitan Ternak

Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak Cikole – Lembang, yang

dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 885.550.620,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

873.404.570,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah diperolehnya produksi

susu sebanyak 221.000 liter per tahun, pertambahan berat badan 0,50

kg/ekor/hari di SUP Subang dan 0,50 kg/ekor/hari di Cikole, berat lahir

jantan 42 kg dan betina 39 kg serta terjaminnya mutu susu pasteurisasi

yang dihasilkan memenuhi syarat SNI.

(27) Kegiatan Fasilitasi Pakan Ternak dalam rangka Budidaya Ternak Sapi

Potong di Balai Pengembangan dan Pembibitan Ternak Sapi Potong

Ciamis, yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 894.546.250,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 877.197.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedeianya semen beku sapi potong sebanyak 20.000 dosis dari empat

pejantan dan tersediannya bibit ternak sapi potong berkualitas sebanyak

40 ekor.

(28) Kegiatan Fasilitasi Pakan dan Kebutuhan Dasar di Balai Pengembangan

Perbibitan Ternak Domba Margawati dan Stasiun Pengembangan Ternak

Domba Trijaya Kuningan, yang dilaksanakan Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

3.012.375.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.987.710.450,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya 3.005 ekor ternak domba di

BPPT domba Margawati – Garut, Trijaya – Kuningan dan Bunihayu –

Subang; dihasilkannya bibit atau bakalan berkualitas sebanyak 1.025

ekor; tersebarnya 568 ekor bibit domba berkualitas di masyarakat.

(29) Kegiatan Fasilitasi Pakan dan Kebutuhan Dasar Unit Pelaksana Teknis

Daerah Pengembangan Pembibitan Ternak Unggas Jatiwangi, yang

dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 932.738.750,-, realisasi anggaran sebesar

Page 260: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 296

Rp. 928.510.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya

7.000 ekor ternak ayam buras dan 4.000 ekor ternak itik dalam kondisi

sehat.

(30) Kegiatan Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Perbibitan

dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah Bunikasih

Cianjur sebagai Pusat Pengembangan Teknologi Bibit Sapi Perah

Berkualitas, yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 294.718.900,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 261.645.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tercapainya produksi susu 115.115 lt/th dari 31 ekor sapi perah laktasi;

tersediannya bibit ternak sapi perah dan diaksesnya informasi teknologi

bibit sapi perah oleh 3 kelompok sapi perah dari Kabupaten Cianjur,

Sukabumi dan Bogor.

(31) Kegiatan Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pembibitan

Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak Cikole – Lembang

sebagai Pusat Pengembangan Teknologi Benih Berkualitas, yang

dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 493.382.210,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah diperolehnya

produksi susu sebanyak 221.000 liter per tahun dari 38 ekor sapi perah

laktasi, pertambahan berat badan 0,50 kg/ekor/hari di SUP Subang dan

0,55 kg/ekor/hari di Cikole, berat lahir jantan 42 kg dan betina 39 kg,

bibit yang berstandar sebanya 60% dari populasi dewasa, meningkatnya

wawasan manajemen pemeliharaan sapi perah di 6 kelompok peternak

di Kabupaten Sumedang, Garut, Bandung, Bandung Barat, Subang dan

Tasikmalaya serta 21.355 stakeholder sapi perah.

(32) Kegiatan Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perbenihan

sebagai Penghasil Bibit Berkualitas di Balai Pengembangan dan

Pembibitan Ternak Sapi Potong Ciamis, yang dilaksanakan Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 287.839.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya penggunaan teknologi

pengolahan pakan sebanyak 2 jenis (amoniasi dan Silase),

teridentifikasinya kelompok ternak sapi potong di 4 Kabupaten (Subang,

Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon), meningkatnya pengetahuan dan

keterampilan peternak sapi potong sebanyak 100 orang dan tersedianya

straw semen beku sapi potong sebanyak 20.000 dosis.

(33) Kegiatan Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai

Pengembangan Perbibitan Ternak Domba Margawati dan Stasiun

Pengembangan Ternak Domba Trijaya sebagai Pusat Pengembangan

Teknologi Bibit Domba Berkualitas, yang dilaksanakan Dinas

Page 261: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 297

Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 296.584.675,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya uji coba pengolahan pupuk

organik dan pengawetan hijauan pakan ternak; terbinanya 19 kelompok

mitra di 8 Kabupaten/Kota (Subang, Tasikmalaya, Ciamis, Bandung,

Sukabumi, Kuningan, Kota Sukabumi, Cirebon).

(34) Kegiatan Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai

Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi sebagai Pusat

Pengembangan Teknologi Bibit Unggas Berkualitas, yang dilaksanakan

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

296.843.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

program breeding ayam sentul untuk peningkatan kualitas genetik serta

tersedianya Sistim Informasi Manajemen Ayam Buras dan Itik.

(35) Kegiatan Pengembangan Produksi Ternak Potong Menunjang

Swasembada Protein Hewani Asal Ternak, yang dilaksanakan Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 4.868.229.750,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.296.923.250,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pembentukan

Kampung Ternak Sapi PO di 4 Kelompok di kabupaten Tasikmalaya dan

Ciamis; tersedianya hasil Kajian Sistem Pengembangan Sapi Potong,

Pengembangan Ternak Kerbau, Keberhasilan Bantuan Gubernur dan

Gangguan Reproduksi di Jawa Barat; Terawasinya lalu lintas ternak di

Jawa Barat; termonitornya kelompok peternak sapi potong di 20

kabupaten; termotivasinya para peternak di 26 Kabupaten/Kota untuk

mengembangkan ternak sapi potong, sapi perah, Domba dan Kambing

melalui pelaksanaan Pesta Patok dan kontes Ternak dan diperolehnya

Surat Keputusan Menteri Pertanian untuk penetapan Rumpun/Galur

Ayam Pelung dan Domba Garut pada Tahun 2011.

(36) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Peternakan, yang

dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.042.310.937,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 964.861.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terfasilitasinya kegiatan di Check Point Losari dan Gunung Sindur

dengan adanya penambahan daya Listrik 10.000 watt dan rehabilitasi

jalan utama; terjaganya kualitas susu ke konsumen dengan

menggunakan kendaraan roda 4 angkutan BAH.

(37) Kegiatan Pengembangan Kawasan Budidaya Sapi Potong dan Domba,

yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 484.951.625,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

Page 262: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 298

ekspose kawasan peternakan di Kecamatan Purabaya Kabupaten

Sukabumi yang ditindaklanjuti dengan Penetapan Kawasan Unggulan

Sentra Produksi Sapi Potong secara terintegrasi yang ditetapkan oleh

Bupati, meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan peternak

domba di 12 kelompok dan 10 kelompok sapi potong melalui pembinaan

serta penyebaran leaflet dan buku petunjuk teknis peternakan.

(38) Kegiatan Pengembangan Kawasan Ternak Domba dan Sapi Potong,

yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 384.191.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya basic

data tanah pangonan sebagai bahan kebijakan dan dasar perencanaan

pengembangan peternakan; meningkatnya pengetahuan dan

keterampilan stakeholder dan peternak dalam usaha budidaya ternak

domba dan sapi potong; meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan

wawasan petugas dinas dalam pengolahan limbah peternakan, baik

untuk pupuk organic maupun pemanfaatan biogas.

(39) Kegiatan Pengembangan Produksi Ternak Sapi Perah, yang dilaksanakan

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

235.156.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

pengetahuan 10 orang recorder untuk pengembangan Aplikasi Sistim

Sapi Perah di 10 KUD di Kabupaten Bandung Barat, Bandung, Garut,

Kuningan, Sumedang dan Cianjur; terkoordinasinya 25 orang petugas

inseminator dalam melaksanakan Up Grading Inseminasi Sapi Perah.

(40) Kegiatan Pengembangan Usaha Peternakan, yang dilaksanakan Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.621.295.375,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya

wawasan/pengetahuan, sikap dan keterampilan 40 orang petugas

kabupaten/kota melalui pelatihan pengolahan hasil peternakan;

meningkatnya wawasan/pengetahuan, sikap dan keterampilan 60 orang

peternak dan petugas melalui bimbingan teknis akses pembiayaan

terhadap sumber permodalan; terseleksinya 6 kelompok peternak sapi

perah, sapi potong, domba, kambing, itik dan ayam buras melalui lomba

kelompok berprestasi tingkat Jawa Barat; terseleksinya 4 kelompok

ternak sapi potong, kambing, itik dan ayam buras untuk diikutsertakan

dalam lomba kelompok tingkat nasional; terdapatnya kelayakan usaha

peternakan untuk komoditi sapi potong, sapi perah, domba dan

kambing melalui feasibility study pengembangan usaha; meningkatnya

wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan usaha dan regulasi

peternakan melalui pengamatan model di Amerika/Canada;

Page 263: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 299

tersosialisasikannya pengembangan 1 juta ekor sapi dan pembangunan

peternakan di Jawa Barat melalui visualisasi.

(41) Kegiatan Pengujian Mutu Pakan Secara Laboratories di Balai Pengujian

Mutu Pakan Ternak Cikole Lembang, yang dilaksanakan Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 180.519.800,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terujinya mutu pakan sebanyak 847

sampel dari 26 kabupaten/Kota melalui analisa proksimat dengan

rekomendasi kualitas konsentrat ternak ruminansia dan unggas serta

kualitas bahan baku sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

(42) Kegiatan Kajian Akademis Penyusunan Kebijakan Peternakan dan

Kesehatan Hewan, yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 198.500.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya Kajian Akademis Kebijakan Peternakan dan

Kesehatan hewan sebagai acuan untuk pembuatan Draft Raperda

Kebijakan Peternakan dan Kesehatan Hewan.

(43) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Kegiatan Lingkup Biro Bina Produksi,

yang dilaksanakan Biro Bina Produksi, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 2.790.497.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

2.642.855.550,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya laporan

evaluasi pelaksanaan Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis (Gemar),

tersedianya Peraturan Gubernur tentang Peningkatan Produksi

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Keputusan Gubernur tentang

Pengaturan Tata Tanam Padi dan Palawija, Keputusan Gubernur tentang

Alokasi Pupuk Bersubsidi untuk sektor Pertanian dan Perikanan,

terlaksananya Jambore Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan;

terlaksananya dan terikutinya pertemuan Pekan Daerah dan Pekan

Nasional Kontak Tani/Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Jawa Barat di

Kabupaten Tenggarong Provinsi Kalimantan Timur, terfasilitasinya lomba

Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (3B) tingkat Provinsi

Jawa Barat dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) tingkat

Provinsi Jawa Barat Tahun 2011, terfasilitasinya keikutsertaan kontingen

Provinsi Jawa Barat pada Lomba Cipta Menu 3B dan Pameran Produk

Pangan dalam rangka Peringatan HPS tingkat Nasional Tahun 2011 di

Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo, terseleksinya calon

penerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2011,

terfasilitasinya perumusan bahan kebijakan bidang kehutanan dan

perkebunan.

(44) Kegiatan Penyusunan Kebijakan Daerah tentang Standarisasi Bahan

Baku Industri Hasil Tembakau, yang dilaksanakan Biro Bina Produksi,

Page 264: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 300

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 272.672.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya bahan perumusan kebijakan untuk Pedoman Peningkatan

Produksi dan Kualitas Tembakau.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Pemasalahan umum petanian dan peternakan di Jawa Barat adalah

ketersediaan benih unggul di petani masih terbatas. Solusi adalah

peningkatan UPTD untuk penyediaan benih yang unggul dengan jumlah

yang cukup.

(2) Dalam rangka mengoptimalkan peran Balai Pengembangan Perbenihan

Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat,

diperlukan input yang memadai untuk memenuhi kebutuhan benih

berkualitas dan bersertifikat bagi kebutuhan benih tanaman pangan dan

hortikultura di Jawa Barat. Dengan input yang sangat terbatas, hasil

yang dicapai kurang maksimal bila dibandingkan dengan kemampuan

yang dimiliki. Sebagai ilustrasi, digambarkan permasalahan yang

dihadapi oleh Balai Pengembangan Benih Kentang sebagai berikut :

Dalam rangka meningkatkan daya ungkit Balai Pengembangan Benih

kentang telah berupaya maksimal menerapkan berbagai strategi, namun

hasil yang dicapai belum memberikan dampak yang signifikan bagi

peningkatan produksi Benih guna memenuhi kebutuhan benih

berkualitas dan bersertifikat bagi penangkar, hal ini terjadi di sebabkan

input utama berupa penambahan Dana bagi terwujudnya produksi benih

belum sesuai dengan Rencana kerja Balai. Sehingga strategi-strategi

yang telah dilaksanakan belum terasa manfaatnya bagi peningkatan

produksi Benih di lingkungan Balai Pengembangan benih kentang

Pangalengan, sementara untuk kebutuhan lahan yang juga menjadi

kendala utama bagi perbanyakan benih dapat dicarikan solusinya

manakala kebutuhan dana bisa terpenuhi yakni dengan menjalin

kerjasama dengan Asosiasi penangkar Benih yang ada di sekitar Balai

Pengembangan Benih Kentang. Upaya yang harus menjadi perhatian

lebih adalah meningkatkan produktivitas di Balai Pengembangan Benih

Kentang sebagai lembaga pemerintah yang menjadi harapan semua

produsen/ penangkar sebagai penyedia benih sumber utama G-2,

karena kepercayaan mereka terhadap mutu benih yang dihasilkan Balai

Pengembangan Benih Kentang cukup tinggi. Namun demikian baik

jumlah produksi maupun produktivitas G-2 masih rendah dibanding

dengan fasilitas produksi yang dimiliki Balai Pengembangan Benih

Kentang. Rata-rata luas penangkaran G-2 adalah 2,4 ha/musim dengan

produktivitas rata-rata 14,5 ton/ha. Jumlah G-2 yang dihasilkan rata-

Page 265: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 301

rata 69,769 ton/tahun. Sebenarnya apabila semua fasilitas produksi

yang dimiliki Balai Pengembangan Benih Kentang dapat

dioperasionalkan secara optimal, dengan sasaran tanam seluas 17.000

Ha di Jawa Barat maka kontribusi benih sumber dari Balai

Pengembangan Benih Kentang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Realisasi Produksi Benih Kentang Tahun 2011

Kemampuan

Balai

G-0

(Knol)

G-1

(Knol)

G-2

(Ton)

G-3

(Ton)

G-4

(Ton)

Potensi

17.000 Ha 287.000

1.147.50

0

383

3.825

25.500

Optimalisasi

Balai 168.000 672.000

224

2.235

14.900

Persentase 58,54

58,56

58,43

58,43

58,43

Sehingga Balai Pengembangan Benih Kentang dapat memberikan

kontribusi benih sumber G-4 sebesar 58,4 % kebutuhan benih Jawa

Barat sudah dapat terpenuhi, sisanya 41,6 % untuk terpenuhi 25.500

ton oleh pihak swasta. Untuk dapat tercapainya besaran produksi

tersebut diperlukan dukungan dana operasional yang memadai dan

kebijakan yang memberikan peluang berkembangnya fungsi Balai

Pengembangan Benih Kentang dalam meningkatkan pelayanan sebagai

penyedia benih sumber bagi para penangkar benih kentang.

(3) Masih belum serasinya ketentuan peraturan mengenai Tata Ruang

Peternakan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota secara mendetail

dan eksplisit untuk Pengembangan Kawasan Usaha Peternakan; belum

terkoordinasikannya fungsi penyuluh khususnya untuk bidang

peternakan oleh lembaga penyuluh pertanian di tingkat

Kabupaten/Kota; dengan berlakunya Otonomi Daerah, maka semakin

berkurang jumlah petugas teknis yang memiliki kemampuan teknis

peternakan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan

adanya kesepakatan penetapan tata ruang sesuai dengan fungsi dan

peruntukannya baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota

untuk pengembangan pertanian umumnya dan khususnya peternakan,

melalui pemanfaatan tenaga penyuluh pertanian di lapangan; serta

perlu adanya reformasi penempatan tenaga kerja sesuai dengan

keahlian dari petugas yang membidangi pertanian.

Page 266: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 302

2) Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengawalan Dana Talangan Pembelian Pupuk dan Gabah Serta

Bantuan Sosial, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 653.450.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 651.917.750,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah semakin meningkatnya kemampuan modal

kelompoktani untuk pembelian pupuk pada saat musim tanam dan

pembelian gabah pada saat panen; meningkatnya kemampuan

kelompoktani dalam mempertahankan stabilitas harga gabah di tingkat

petani pada harga yang wajar.

(2) Kegiatan Pengembangan Sumberdaya dan Kelembagaan Pertanian,

yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 796.550.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 742.810.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya pengembangan sumberdaya penyuluh.

(3) Kegiatan Pelatihan Pertanian di Balai Pelatihan Pertanian, yang

dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 183.850.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlatihnya 30 orang penyuluh dalam kewirausahaan agribisnis,

sehingga diharapkan adanya peningkatan kemandirian pangan dan

pencapaian produksi pertanian sebesar 5%; meningkatnya daya beli

sumberdaya pertanian sebanyak 7.200 orang.

(4) Kegiatan Pengadaan Pupuk Organik Tahun 2011, yang dilaksanakan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.944.760.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya penggunaan pupuk organik terhadap

pengelolaan lahan pertanian yang semakin kritis. Dengan menambahan

pupuk organik di lahan pertanaman, maka akan terjadi perbaikan/

pemulihan kesehatan tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologis

tanah.

(5) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan SDM Kelembagaan dan Permodalan

Agribisnis Perkebunan Rakyat, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 151.554.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 149.736.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah secara bertahap terjadi penguatan

kelembagaan petani pelaksana Program Gemar paket B sebanyak 14

Gapoktan pada 10 kabupaten (Sukabumi, Cianjur, Subang, Bandung,

Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka dan Cirebon).

Page 267: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 303

Petani mampu memberdayakan, menguatkan dan mengembangkan

kelembagaan taninya untuk mendukung peningkatan pendapatan dan

tarap hidupnya sesuai UMR yang berlaku di 10 kab.

(6) Kegiatan Penyelenggaraan Pekan Daerah (PEDA) dan Pekan Nasional

(PENAS), yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 914.855.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 911.967.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah fasilitasi

112 orang petani-nelayan dan 10 orang petugas pendamping serta 6

orang peninjau untuk berpartisipasi dalam pekan nasional di

Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur,

sehingga meningkatkan motivasi, kegairahan petani nelayan dan

masyarakat pelaku agribisnis ndalam pembangunan system dan usaha

agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan melalui kemitraan yang

saling menguntungkan di 26 kabupaten/kota.

(7) Kegiatan Peningkatan SDM, Kelembagaan dan Permodalan Perkebunan

Rakyat, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.427.533.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah meningkatnya keterampilan dan pengetahuan petani dalam

mengembangkan usahatani tembakau (ke Balittas sebanyak 30 orang);

meningkatnya keterampilan dan pengetahuan petani dalam

mengembangkan usahatani cengkeh (ke Balittro sebanyak 30 orang);

Meningkatnya koordinasi kelembagaan usahatani cengkeh dan

tembakau 15 kabupaten/kota (Sukabumi, Cianjur, Bogor, Subang,

Purwakarta, Bandung, Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Ciamis,

Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon dan Kota

Tasikmalaya/Banjar); Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan

petani dan petugas dalam memanfaatkan permodalan untuk

mengembangkan usaha perkebunan 2 kali pertemuan @ 30 orang;

terwujudnya program kerja peningkatan fungsi dan peran asosiasi

tembakau dan cengkeh di Jawa Barat 19 Asosiasi Tk Kabupaten dan 2

Asosiasi Tk Provinsi; menguatnya kelembagaan petani tembakau dan

cengkeh 12 kelompok; meningkatnya pengetahuan dan keterampilan

petani dalam penguasaan teknologi peningkatan mutu hasil ( kegiatan

diseminasi teknologi di kabupaten Bandung dan Garut sebanyak 60

orang ); terbinanya kelembagaan usaha serta terjalinnya koordinasi baik

secara vertikal maupun horizontal dalam upaya peningkatan kualitas

bahan baku industri hasil tembakau di 15 kab.

(8) Kegiatan Pelatihan Inseminasi Buatan dan Teknis Peternakan di Balai

Pelatihan Peternakan Cikole Lembang, yang dilaksanakan Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Page 268: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 304

Rp. 2.797.231.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.758.338.695,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terdapatnya 180 peternak dan 300

orang petugas yang lulus dalam pelatihan dibidang budidaya ternak

domba, sapi perah, sapi potong, inseminasi buatan (Inseminator, PKB,

ATR); serta 20 orang dibidang seleksi dan tatacara pemotongan hewan

qurban; termonitor dan terevaluasinya hasil pelatihan di Balai Pelatihan

Peternakan Cikole Lembang.

(9) Kegiatan Fasilitasi Program Hibah Kompetensi berbasis Institusi (PHK-I)

dan Pembelajaran masyarakat di Bidang Pangan, yang dilaksanakan

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 319.522.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

295.083.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pertemuan dengan 6 Kelompok PHK-I (150 orang peternak) di

Kabupaten Indramayu, Subang dan Cirebon; terlaksananya pelatihan

teknis peternakan terhadap 120 orang di lokasi kerjasama dengan

UNPAD; terlaksananya up grading pengolahan pakan ke pabrik pakan

yang dihadiri peternak pengolah pangan sebanyak 30 orang; serta

terlaksananya pertemuan rekayasa pakan untuk peningkatan produksi

ternak dengan peserta sebanyak 60 peserta.

(10) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia dan

Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perikanan dan

Kelautan, Perkebunan serta Kehutanan, yang dilaksanakan Biro Bina

Produksi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 571.385.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 518.705.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya rapat koordinasi penyuluhan pertanian,

peternakan, perikanan dan kelautan serta perkebunan dan kehutanan

sebanyak 4 kali, terlaksananya temu penyuluh pertanian, peternakan,

perikanan dan kelautan serta perkebunan dan kehutanan,

terfasilitasinya kegiatan Komisi Peyuluh Pertanian, Peternakan,

Perikanan dan Kelautan serta Perkebunan dan Kehutanan; serta

terlaksananya mimbar sarasehan antara para petani/nelayan dengan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Penyerapan pupuk organik oleh petani di Jawa Barat masih sangat

rendah. Sampai dengan akhir November 2011 penyerapan pupuk dari

bahan-bahan alami ini baru sebesar 30% atau sebesar 18.389 ton dari

total 61.290 ton. Rendahnya penyerapan pupuk organik dikarenakan

petani masih memanfaatkan bantuan pupuk organik oleh pemerintah

melalui Bantuan Langsung Pupuk (BLP) maupun bantuan lainnya,

seperti BLP organik melalui APBD Perubahan Tahun 2011, disamping itu

Page 269: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 305

tingkat ketergantungan petani Jabar terhadap pupuk kimia masih cukup

tinggi. Salah satu upaya pemerintah untuk menarik masyarakat tani

yaitu dengan menurunkan HET pupuk organik, yang semula Rp. 700,-

/kg menjadi Rp.500,-/kg, walau kenyataannya strategi tersebut belum

mampu menarik animo petani Jawa Barat untuk menggunakan pupuk

organik.

(2) Masih ditemukan lahan pertanian yang beralih fungsi dari lahan

produktif menjadi lahan industri dan pemukiman; tenaga kerja usia

produktif di daerah pedesaan semakin kurang berminat terhadap usaha

di bidang/sektor pertanian sehingga terjadi urbanisasi ke kota besar

pada sektor industry dan bangunan. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, maka diperlukan suatu peraturan perundang-undangan yang

tegas sehingga tidak merubah lahan produktif pertanian ke sektor

industri atau pemukiman; perlu menciptakan lapangan pekerjaan yang

berwawasan wirausaha yang berorientasi bisnis di sub sector

peternakan sehingga menarik untuk peningkatan usaha di bidang

peternakan dan pertanian. Hal ini perlu adanya peningkatan

pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat melalui pelatihan-

pelatihan maupun pembinaan-pembinaan.

(3) Dalam pelaksanaan program di atas, ditemukan permasalahan yaitu

masih lemahnya peran dan fungsi kelembagaan sehingga banyak petani

kebun yang belum tersentuh pembinaan secara intensif. Solusi

penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitas SDM perkebunan

melalui berbagai kegiatan pembinaan, pelatihan, magang, studi

banding, pertemuan, koordinasi dan lain-lain

3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak

dan Ikan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengendalian OPT Pangan dan Hortikultura, yang dilaksanakan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 483.025.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah menurunnya

kehilangan hasil karena Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

sebesar 0,5% pada tahun 2011; mempertahankan sasaran produksi dan

produktivitas padi sebanyak 11.632.291 ton.

(2) Kegiatan Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 736.265.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah berkembangnya Teknologi Pengendalian

Page 270: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 306

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Hortikultura Ramah

Lingkungan, melalui pemahaman yang sama dari 30 petugas 8

kabupaten/kota, 5 Brigade Proteksi Tanaman dan petgas provinsi

tentang pelaksanaan kegiatan implementasi teknologi pengendalian OPT

Hortikultura Ramah Lingkungan dengan metode Sekolah Lapang (SL);

dan meningkatnya pemahaman 200 petani buah-buahan dan sayuran

tentang teknologi pengendalian OPT Ramah Lingkungan.

(3) Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Perlindungan Tanaman

Hortikultura, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 777.900.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah pengendalian OPT Hortikultura di lokasi

kegiatan dapat dilakukan oleh petani melalui 15 Regu Pengendali

Hama/OPT Terpadu (RPHT) tingkat desa melalui pendekatan pola SL di

15 kabupaten sentra produksi (Bandung, Bandung Barat, Cianjur,

Sukabumi, Bogor, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Kuningan,

Majalengka, Sumedang, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis.

(4) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Teknologi Pengendalian Hama

Terpadu, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 240.956.575,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

Fasilitasi uji coba pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

perkebunan di Kabupaten Purwakarta, selama 4 bulan (Juni sampai

September tahun 2011) diketahui dosis efektif dari 4 jenis pestisida

nabati yaitu nimba, suren, kipait dan babadotan yaitu 10 Kg per Ha

dengan 5 kali aplikasi untuk mengendalikan hama ulat jengkal pada

komoditi teh. Nimba merupakan pestisida nabati yang paling efektif

menurunkan serangan ulat jengkal dari 29,00 % menjadi 3,67 %. Hasil

kegiatan tersebut telah diinformasikan ke 15 Kabupaten/kota dan telah

dilaksanakan di 3 kabupaten (Bandung (2 ha), Bandung Barat(2 ha) dan

Sumedang (1 ha). Pengembangan agens hayati sebanyak 2.000 Kg

terdiri dari 5 jenis jamur agens hayati yaitu Beauveria bassiana,

Trichoderma sp, Paecilomyces sp, Spicaria sp, Metarrhizium anisopliae

yang telah didistribusikan ke 13 Kabupaten di Jawa Barat dari bulan

Maret sampai Desember 2011 yaitu Kabupaten Bandung, Sumedang,

Bandung Barat, Purwakarta , Subang, Cianjur, Majalengka, Sukabumi,

Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Garut, dan Cirebon. Agens hayati

tersebut telah diaplikasikan di lapangan dan dapat menurunkan

serangan OPT 50%-80%. Penggunaan agens hayati diatas dapat

menurunkan residu pestisida sintetis. Hasil pengembangan tanaman

bahan pestisida nabati jenis nimba sebanyak 5.000 pohon , yang

Page 271: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 307

dilaksanakan dari bulan Januari sampai September 2011, telah

disalurkan ke Kabupaten Subang sebanyak 4751 pohon dan telah

ditanam oleh 50 orang petani. Penerapan Teknologi PHT Tepat Guna

telah dilaksanakan di Kabupaten Garut pada komoditi Teh ( bulan

Oktober sampai Desember 2011) dengan peserta 20 orang petani,

menggunakan komponen pengendalian kultur teknis dan pestisida

nabati jenis Kipait dengan 6 aplikasi dapat menurunkan tingkat

serangan Exobasidium vexans dari 9.5 % menjadi 1.5 %, Thrips dari

9.89 % menjadi 0 % dan Ulat pemakan daun 4.89 % menjadi 0 %.

Dari segi kualitas pucuk di awal kegiatan diperoleh pucuk burung

sebesar 47.94% di akhir kegiatan 0% dari produksi pucuk pada awal

kegiatan dari 100 pohon tanaman teh diperoleh pucuk sebanyak 0.55 Kg

diakhir kegiatan menjadi 2.92 Kg. Hasil kegiatan tersebut telah

diinformasikan ke 15 Kabupaten/kota khususnya kepada petugas yang

menangani perlindungan tanaman di Kabupaten/kota.

Teridentifikasinya 6 jenis Musuh Alami (MA) yaitu belalang sembah (MA

Helopeltis sp dan ulat jengkal), laba-laba (MA ulat jengkal, Helopeltis

sp), Coccinela (MA kutu dan Empoasca sp), simeut geulis (MA ulat),

Amblysieus deleoni (MA tungau jingga), Trichoderma sp dan 6 jenis OPT

yaitu Helopeltis sp, ulat jengkal, Empoasca sp., Exobasidium vexans,

Cydia sp., Homona sp. pada bulan Juni sampai Agustus 2011 di

Kabupaten Garut, Sukabumi dan Purwakarta . Setelah diidentifikasi

dibuat koleksi sebagai bahan acuan, dan hama yang masih hidup

diaplikasi dengan menggunakan agens hayati jenis Beauveria bassiana,

Spicaria sp., Metarrhizium anisopliae, Paecilomyces sp. untuk

meningkatkan virulensi agens hayati tersebut. Pembuatan leaflet pada

bulan November 2011 sebanyak 10.000 eksemplar terdiri dari 5 judul

yaitu pemanfaatan agens hayati Metarrhizium anisopliae pada

pengendalian OPT tanaman Perkebunan, pengendalian Cendawan Akar

Putih (CAP) Rigidoporus lignosus pada tanaman karet, baku teknis

operasional PHT penyakit karat daun kopi Hemileia vastatrix ,

pengendalian penyakit busuk buah dan kanker cabang/batang

(Phytophthora palmivora) pada tanaman kakao, pengenalan dan

pengendalian Penggerek Buah Kopi (PBKo).

(5) Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan serta

Fasilitasi Penerapan Keamanan Produk Pangan Asal Hewan, yang

dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 880.796.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 808.080.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

kegiatan pengendalian penyakit hewan sehingga terjadi penurunan

kasus hewan positif rabies dari 1 ekor menjadi 0 ekor; dapat

Page 272: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 308

dipertahankannya kasus 0 positif anthrax pada hewan sejak tahun 2009;

terkendalinnya kasus AI pada unggas dengan menurunnya jumlah kasus

pada tahun 2010 sebanyak 141 kasus menjadi 65 kasus pada tahun

2011; meningkatnya penerapan jaminan keamanan produk asal hewan

melalui terbentuknya kader sistem jaminan keamanan produk hewan

yang terdiri dari 80 orang kader PKK dari 2 Kabupaten/Kota; serta

sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada 32 unit pangan asal

hewan.

(6) Kegiatan Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan, Obat Hewan dan

pangan Asal Hewan di Balai Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan

Menular dan Kesmavet Cikole Lembang, yang dilaksanakan Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 485.908.700,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengujian penyakit hewan

dan obat hewan sebanyak 322.790 sampel; pengujian pangan asal

hewan sebanyak 3.531 sampel dan terawasinya lalu lintas hewan/ternak

melalui pemeriksaan hewan/ternak yang masuk/keluar Provinsi Jawa

Barat di Pos Pemeriksaan Hewan (Losari, Banjar dan Gunung sindur

Bogor) sebanyak 15.402.444 ekor; serta terlaksananya surveilens

akreditasi pengujian dan tetap dipertahankannya 8 jenis pengujian

terakreditasi.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Penurunan produksi yang disebabkan oleh timbulnya serangan OPT

pengaruhnya sangat besar terhadap pencapaian produksi, karena

kehilangan hasil akibat serangan OPT dapat mencapai katagori serangan

berat dan puso. Serangan OPT dapat dipicu oleh adanya Dampak

Perubahan Iklim (DPI), juga karena rotasi tanaman yang masih satu

family, terbatasnya varietas tanaman yang toleran hama penyakit,

terbatasnya pengetahuan petani tentang OPT dan pengendalian OPT

masih mengandalkan pestisida sintetis serta digunakan dengan cara

yang kurang tepat. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan program

dan kegiatan yang berkelanjutan dalam rangka pengendalian OPT

karena peranan perlindungan tanaman dari serangan OPT sangat

penting dalam upaya pencapaian sasaran produksi tanaman pangan dan

hortikultura.

(2) Masih terbatasnya jumlah petani yang memahami teknik pengendalian

Hama Terpadu terutama pada komoditas unggulan perkebunan.

Solusinya adalah dilakukan pemasyarakatan penerapan teknologi PHT

dan mengupayakan fasilitasi pendanaan untuk pelaksanaan sekolah

lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT).

Page 273: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 309

(3) Adanya keterlambatan distribusi vaksin dan obat-obatan dari pusat,

sehingga menyebabkan terhambatnya proses vaksinasi dan pengobatan

ternak. Solusinya adalah melaksanakan koordinasi dengan pusat untuk

mempercepat distribusi vaksin dan obat-obatan serta perlu adanya

sinkronisasi program pemberantasan penyakit hewan/ternak sesuai

dengan kewenangan Pusat dan Daerah dengan disiplin jadwal waktu

yang disepakati di dalam penyusunan program dan kegiatan.

4) Program Pemasaran dan Pengelolaan Hasil Pertanian, Perkebunan,

Peternakan, Perikanan dan Kehutanan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengembangan Teknologi, Penanganan Pasca Panen dan

Pemasaran Pertanian TPH, yang dilaksanakan Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 1.167.829.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

pembinaan dalam bentuk bimbingan teknis, manajemen pengelolaan

usaha komoditi hortikultura (sayuran, tanaman hias dan buah) dalam

bentuk penanganan hasil, pengolahan dan pengemasan serta

manajemen pemasaran dalam bentuk pasar terstruktur seta kemiteraan

usaha antara kelompok tani produsen horti dengan Pasar Induk, pasar

super market dan eksportir dengan memfasilitasi penggunaan sarana

dan pengemasan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk

tersebut yang diperoleh oleh kelompok tani produsen; terlaksanaya

kegiatan promosi komoditi tanaman pangan dan hortikultura baik segar

maupun olahan di tingkat regional dan nasional; meningkatkan nilai

tambah dari produk hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

meningkatkan sarana dan parasarana pasca panen pengolahan hasil

pertanian; meningkatkan akses pemasaran hasil pertanian;

meningkatnya daya serap produk tanaman pangan dan hortikultura di

pasar lokal, nasional dan internasional (Eksport).

(2) Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Industri Agro Berbasis

Jagung dan Beras, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 298.470.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kemampuan dalam

penanganan pasca panen, pengolahan hasil industri agro jagung dan

beras oleh 30 petani dari 10 kabupaten.

(3) Kegiatan Peningkatan Serapan Tenaga Kerja Pada Kelompok Usaha Tani

Mitra STA di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

Page 274: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 310

sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi sebesar Rp.454.304.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terserapnya 140 orang tenga kerja dari

aktivitas/kegiatan pemasaran UKM Mitra dari 5 Sub Terminal Agribisnis

di Jawa Barat, yaitu Mitra STA Bayongbong dan Cianjur, 5 kelompok tani

sayuran untuk pasar supermarket, pasar induk, hotel dan restoran, 2

kelompok tani mitra STA Rancamaya Kota Bogor komoditi pepaya dan

jambu merah untuk dipasarkan oleh STA ke Swalayan Giant dan

Carefor, 2 kelompok tani Mitra STA Panumbangan Ciamis untuk

komoditi cabe merah untuk dipasarkan oleh STA ke Pasar Induk dan

PT.ABC dan 3 kelompok tani Mitra STA Maja Majalengka, komoditi

bawang merah dan bawang daun serta sayuran untuk dipasarkan oleh

STA ke PT.Alamanda (eksport ke Singapura) dan 2 kelompok tani Mitra

STA Bayombong Garut komoditi sayuran (tomat dan cabe) untuk

dipasarkan oleh STA ke pulau Bangka dan pasar Induk Caringin dan

Pasar Tanah Tinggi Tangerang.

(4) Kegiatan Akselerasi Penanganan Mutu Hasil dan peningkatan Daya

Saing Produk Hortikultura Berorientasi Eksport di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.690.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.554.507.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah 1) meningkatnya sertifikasi produk TPH berbasis organik untuk

ekspor (komoditas padi oleh Keltan Sarinah dari Bandung, dan Keltan

Sinar Jaya KecamatanBayongbong Garut; dan sayuran organik oleh

Keltan Cibolerang Agro KecamatanSalaawi Kabupaten Garut dan Kelta

Pabuaran Organik KecamatanKemang Kabupaten Bogor; 2) melakukan

adopsi inovasi penerapan sistem mutu untuk mengakselerasi

peningkatan daya saing produk TPH Jawa Barat berbasir market

penggunanya kawasan Achan-China untuk memperoleh kepastian

tentang standar mutu pasar di kedua kawasan tersebut; 3) Hasil

kegiatan yaitu untuk meningkatkan ekspor dari Jawa Barat khususnya

untuk sayuran daun, yaitu dari kelompok tani Adi Farm (Kabupaten

Bandung), Keltan Dewa Farm untuk komoditi paprika (Bandung Barat),

buncis dari Keltan Wargi Panggumpay dan paprika dari Keltan Dewa

Family (Bandung Barat). Komoditi sawi putih diekspor ke Singapura dan

Taiwan oleh Keltan Mekartani; terjadinya kemitraan antara kelompok

tani sayuran dari Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Majalengka,

Ciamis dengan eksportir ke Singapura dan eksportir ke Taiwan; 4)

memacu menigkatnya volume ekspor sayuran daun oleh eksportir asal

Jawa Barat ke Singapura.

(5) Kegiatan Pengolahan, Pemasaran dan Usaha Perkebunan, yang

dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan

Page 275: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 311

alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 182.334.950,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terlayaninya

penanganan Usaha Agribisnis Perkebunan Karet melalui koordinasi

sebanyak 22 kali antara ADM dengan Dinas Kabupaten yang

membidangi perkebunan rekomendasi ijin tebang dalam rangka

peremajaan tanaman karet seluas 836,65 hektar, jumlah pohon

sebanyak 439.245 pohon (dengan rincian PT. Perkebunan Nusantara

VIII, seluas 791,72 hektar, jumlah pohon sebanyak 415.657 pohon

tersebar di 13 kebun; PT. Bayabang Pasir Ucing, seluas 12,07 hektar,

jumlah pohon sebanyak 6.338 pohon; PT. Nyalindung, seluas 32,85

hektar, jumlah pohon sebanyak 17.250 pohon), Terlayaninya

penanganan Usaha Agribisnis Perkebunan Karet melalui rekomendasi

perpanjangan lahan HGU dalam rangka pembangunan perkebunan

karet, kakao dan teh seluas 4.551,32 hektar (dengan rincian

Perkebunan Karet PT. Bantar Gadung Sukabumi, seluas 220,97 hektar;

Perkebunan Karet PT. Tegal Cijambe Sukabumi, seluas 112,86 hektar;

Perkebunan Karet PT. Maloya Ciamis, seluas 113,63 hektar;

Perkebunan Karet PT. Cikembang Raya Sukabumi, seluas 245,47 hektar;

Perkebunan Kakao PT. Cirama Cianjur, seluas 210,67 hektar;

Perkebunan Teh PDAP Cikajang Garut, seluas 1.947,84 hektar;

Perkebunan Teh PT. LAM TEH Sukabumi, seluas 1700,38 hektar),

terlaksananya pertemuan petani dalam rangka kemitraan agribisnis teh

sebanyak 90 orang di Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Bandung Barat

(hasil yang diperoleh Kelompok tani teh di Kabupaten Bandung yang

terhimpun dalam wadah organisasi Koperasi Pasir Jambu telah

mengadakan kemitraan usaha tani teh dengan PT. SOSRO; Kelompok

tani teh di Kabupaten Bandung Barat yang terhimpun dalam wadah

organisasi Koperasi Cikal Bakal telah mengadakan kemitraan usaha tani

teh dengan PT. Nusantara VIII; Kelompok tani teh di Kabupaten Cianjur

sedang merintis kemitraan usaha tani teh dengan PT. SOSRO).

(6) Kegiatan Penanganan Panen dan Pasca Panen Tembakau, yang

dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.204.585.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya rapat koordinasi tingkat provinsi sebanyak 40 orang;

terselenggaranya pertemuan pelaku agribisnis tembakau; penyusunan

penyempurnaan buku standarisasi mutu; Bantuan alat perajang

pengolahan tembakau berupa pisau perajang, timbangan dan batu

asahan sebanyak 3 set per Ha dan alat penjemuran yang berupa sasak

sebanyak 400 buah per Ha untuk luasan secara keseluruhan 180 Ha,

Penggandaan booklet profil agribisnis tembakau danprofil agribisnis

Page 276: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 312

cengkeh masing-masing sebanyak 1000 buah; Publikasi informasi harga

komoditi perkebunan dimedia elektronik (TVRI Jabar Banten),

tersedianya data informasi harga di 17 kabupaten/kota potensi

perkebunan di Jawa Barat; tersedianya hasil evaluasi. Untuk komoditi

cengkeh basah terjadi peningkatan harga sebesar 60 % (Rp. 40.000,-

tahun 2010 menjadi Rp. 100.000,- tahun 2011), sedangkan untuk harga

cengkeh kering pada tahun 2011 mencapai angka Rp. 120.000,- – Rp.

150.000,- per kg, meningkatnya harga ini disebabkan oleh

meningkatnya aneka produk yang berbahan baku cengkeh selain untuk

industri roko, obat-obatan, kosmetika dan lain-lain. Untuk

memperkokoh posisi tawar petani maka telah dilakukan rintisan

perbaikan pada sistem perdagangan dan pergudangan cengkeh untuk

stok produksi. Penguatan kelembagaan di dorong melalui pendekatan

indikasi geografis cengkeh. Sedangkan untuk rehabilitasi, intensifikasi

dan ekstensifikasi akan diberdayakan melalui Dana Bagi Hasil Cukai

Cengkih.

(7) Kegiatan Pengembangan Promosi dan Pemasaran Komoditi Perkebunan,

yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.577.478.500,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.255.872.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terfasilitasinya pengembangan pemasaran dan akses pasar komoditi

perkebunan unggulan Jawa Barat sebanyak 4 kali kegiatan promosi di

luar negeri dan 4 kali promosi di dalam negeri. Untuk komoditi gula

aren, terjadi peningkatan penanganan pasca panen dan penguatan

pasar melalui sertifikasi gula aren organik di Kabupaten Tasikmalaya

dan Kabupaten Garut. Pemasaran gula aren meningkat ditunjukkan

dengan terjadinya peningkatan harga dari Rp. 30.000,- per kg menjadi

Rp. 50.000,- per kg untuk pasar dalam negeri dan eksport (jerman dan

Inggris). Untuk komoditi kakao, Jabar mengalami perkembangan yang

significan khususnya di bidang pengolahan hasil yaitu sebesar 300 %.

Mengingat pusat pengolahan kakao ada di Jawa Barat (Pengolahan

primer di Karawang) dan industri hilir di Bandung (PT. Ceres) kondisi

tersebut telah mendorong perbaikan harga kakao di tingkat petani

sebesar 20 % (dari harga Rp. 15.400 menjadi harga Rp. 18.000 per kg).

(8) Kegiatan Managemen Mutu Peningkatan Kelas Kebun Lahan HGU, yang

dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 85.230.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terlaksananya

sosialisasi sistem manajemen mutu yang terkait dengan pembangunan

perkebunan, perbaikan lingkungan hidup dan penyerapan tenaga kerja

dalam rangka terciptanya upaya peningkatankinerja dan pencegahan

Page 277: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 313

terhadap kemungkinan terjadinya penurunan kualitas kinerja usaha

perkebunan besar melalui kontrol internal secara periodik.

(9) Kegiatan Penanganan Lahan-lahan HGU, yang dilaksanakan Dinas

Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 287.668.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya sosialisasi solusi

permasalahan lahan-lahan HGU perkebunan dengan pola cluster dan

tergambarkannya permasalahan lahan-lahan HGU hasil verifikasi

berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada yaitu terdatanya

perkebunan besar produktif sebanyak 42 kebun seluas 26.180,48 ha.

Sedangkan berdasarkan hasil clusterisasi adalah sebagai berikut Cluster

1, sebanyak 4 perusahaan perkebunan; Cluster 2, sebanyak 10

perusahaan perkebunan; Cluster 3, sebanyak 42 perusahaan

perkebunan; Cluster 4, sebanyak 14 perusahaan perkebunan; Cluster 5,

sebanyak 15 perusahaan perkebunan; Cluster 6, sebanyak 20

perusahaan perkebunan; Cluster 7, sebanyak 28 perusahaan

perkebunan; Cluster 8, sebanyak 53 perusahaan perkebunan.

(10) Kegiatan Peningkatan Serapan Tenaga Kerja Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Kopi, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 1.343.380.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terfasilitasinya sosialisasi peningkatan serapan tenaga

kerja pengolahan dan pemasaran hasil kopi bagi calon penerima

bantuan dana hibah di 5 kabupaten ( Bandung, Garut, Ciamis, Cianjur

dan Sukabumi; Bimbingan teknis HACCP bagi 100 orang petani dan 10

orang petugas; Bimbingan teknis GMP bagi 100 orang petani dan 10

orang petugas; Bimbingan teknis kelembagaan bagi 100 orang petani

dan 10 orang petugas; Bimbingan teknis kemitraan bagi 100 orang

petani dan 10 orang petugas; Serapan teknologi pengolahan kopi bagi

20 orang petani dan 10 orang petugas; Bimbingan teknis penanganan

produk akhir di 5 kabupaten masing-masing kabupaten sebanyak 50

orang petani; Bimbingan teknis pengembangan jaringan kerja petani,

pedagang dan eksportir di 5 kabupaten masing-masing kabupaten

sebanyak 50 orang petani; Bimbingan teknis administrasi dan keuangan

di 5 kabupaten masing-masing kabupaten sebanyak 50 orang petani.

Untuk komoditi kopi, terjadi apresiasi, peningkatan motivasi dan animo

masyarakat untuk melaksanakan agribisnis kopi. Pangsa pasar kopi

dalam negeri sebesar 85 %, peningkatan harga kopi green been sebesar

50% (Rp. 50.000,- menjadi Rp. 75.000,-)dan perluasan pemasaran kopi

eksport (Australia, Amerika, Jepang, Korea, China dan Eropa) dengan

kenaikan volume eksport sebesar 25 %. Sementara untuk jatidiri kopi

Page 278: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 314

Jawa Barat telah mulai diakui pasar dunia sebagai penghasil kopi

specialty dengan brand “Kopi Java Preanger” melalui penguatan pasar

berupa sertifikat Indikasi Geografis Kopi Java Preanger dan penguatan

kelembagaan berupa Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis

(MPIG) Kopi Java Preanger yang telah disahkan oleh Notaris dan telah

didaftarkan ke Kementerian Kehakiman. Kegiatan ini dapat menyerap

tenaga kerja sebanyak 9.830 orang petani/ buruh tani.

(11) Kegiatan Festival Teh, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 450.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 364.921.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terfasilitasinya festival teh sebanyak 1 kali yang

melibatkan 40 pelaku usaha. Untuk komoditi teh terjadi peningkatan

konsumsi dalam negeri dari 250 gr per kapita menjadi 300 gr per kapita

(sumber data ATI) hal ini dampak dari adanya promosi dalam negeri

yang gencar mengenai khasiat minum teh (Festival teh, agro&food,

agrinex) Sedangkan untuk model kemitraan di bidang pertehan Jawa

Barat telah mendapat penghargaan dari Presiden untuk PT. Cakra dan

inovasi produk teh untuk “Arafa Tea”.

(12) Kegiatan Pengembangan Pasca Panen dan Pemasaran Peternakan, yang

dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 450.563.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya 30

orang petugas dan pelaku usaha penanganan pasca panen yang

memiliki wawasan teknis dan manajemen dalam penanganan pasca

panen hasil ternak; meningkatnya pelaksanaan teknis penerapan pasca

panen produk hasil peternakan yang berorientasi keamanan pangan

melalui bimbingan teknis terhadap 30 orang petugas Kabupaten/Kota;

tersedianya 3 (tiga) juara lomba pelaku usaha (penanganan pasca

panen, pengolahan, penerap jaminan mutu) yang dicalonkan sebagai

peserta lomba pelaku usaha tingkat nasional; tersedianya 1 (satu)

pelaku usaha yaitu E-Yoci Made Yoghurt dari Kabupaten Bogor sebagai

penerima penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2011

kategori Pelaku Usaha Penerap Jaminan Mutu Pangan Peternakan;

meningkatnya penyebarluasan keberhasilan pembangunan peternakan

melalui promosi produk hasil peternakan di/luar Jawa Barat; terbina,

termonitor, terevaluasi dan terkoordinasikannya pelaksanaan pasca

panen dan pemasaran peternakan melalui kesepakatan sinergitas

program/kegiatan di Kabupaten.

(13) Kegiatan Pengembangan Rumah Potong Hewan dan Industri

Pengolahan Asal Ternak, yang dilaksanakan Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

Page 279: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 315

122.837.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 111.708.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya pemahaman 60 orang

pelaku pemotongan hewan/ternak di 3 Kabupaten/Kota tentang tata

cara pemotongan hewan di RPH; tersertifikasinya 30 orang juru

sembelih halal oleh MUI di kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Kota

Sukabumi; terlaksananya standar teknis RPH di Kabupaten Cianjur,

Sukabumi dan Kota Sukabumi; meningkatnya kualitas produk

peternakan dan nilai tambah hasil peternakan serta meningkatnya

pelayanan teknis RPH.

(14) Kegiatan Pengembangan Fasilitasi Pasar Lelang Komoditas Agro, yang

dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terjadinya kontrak/transaksi hasil penjualan melalui lelang

sebanyak 40% dan terkendalinya harga kepokmas sebanyak 30%.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Target penurunan tingkat kehilangan hasil sebesar 1% per tahun masih

sulit dilakukan. Permasalahannya petani masih menggunakan sabit

biasa. Kemudian juga masih banyaknya diterapkan sistem pemanenan

keroyokan berdasarkan domisili, banyaknya petani menggunakan sarana

penjemuran tradisional dan terbatasnya alas terpal untuk pengeringan

gabah. Upaya yang dilakukan Pengembangan alsin pasca panen padi

yang diarahkan pada alsin tepat guna yang terjangkau oleh petani

terutama sabit bergerigi, dan alas pengeringan/penjemuran (terpal,

lantai jemur) terus ditingkatkan, sehingga dapat mengurangi tingkat

kehilangan hasil; Secara bertahap sistem panen beregu harus terus

disosialisasikan kepada petani, untuk mengurangi rebahnya rumpun

padi ketika pemanenan berlangsung; Ketersediaan alat perontok padi

pedal dan power thresher harus terus ditingkatkan agar kehilangan hasil

pada komponen perontokan dan penggilingan dapat terus ditekan;

Bantuan alas pengering (terpal) dan penggilingan padi RMU II Phase

harus terus ditingkatkan secara berkesinambungan; Peningkatan

kualitas sumber daya manusia dan pengembangan usaha pasca panen

dan iuntuk petani.

(2) Masih lemahnya kemampuan kelembagaan petani dalam membentuk

jaringan sistem pemasaran usaha agribisnis perkebunan. Solusinya

adalah melaksanakan pembinaan dan pengawalan dalam pelaksanaan

agribisnis perkebunan.

(3) Masih belum dipahaminya prosedur rantai dingin dan penerapan

hygiene sanitasi untuk menjaga kualitas produk hewan/ternak oleh

Page 280: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 316

konsumen di tingkat menengah ke bawah sehingga kualitas dari produk

hewan/ternak belum memenuhi standar Halal Aman Utuh dan Sehat

(HAUS). Solusinya adalah perlu adanya sosialisasi rantai dingin dan

penerapan hygiene sanitasi produk hewan/ternak yang HAUS kepada

konsumen di tingkat menengah ke bawah melalui petugas di daerah

secara efektif dan efisien di semua sektor dan lapisan masyarakat.

(4) Dalam pelaksanaan Pengembangan Fasilitasi Pasar Lelang kendala

utama yang dirasakan adalah adanya pemahaman masyarakat tentang

pasar lelang forward baik mekanisme pelaksanaan maupun penunjang

nya. Hal ini mengakibatkan terjadinya kenaikan harga pada saat hari

besar keagamaan di komoditas agro. Untuk mengatasi permasalahan ini

terus dilakukan sosialisasi mekanisme lelang forward dan sistem resi

Gudang dan dilakukan Rapat kooordinasi untuk mengantisipasi

pemenuhan Kepokmas dengan peserta dari unsur Dinas yang

menangani bidang Perdagangan Kabupaten/Kota.

3. URUSAN KEHUTANAN

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Kehutanan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Hasil Hutan, yang dilaksanakan

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 493.325.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data dan informasi hasil

verifikasi RKTUPHHK Tahun 2012 Perum Perhutani Unit III;

termanfaatkannya hasil hutan oleh Perum Perhutani Unit III sesuai dengan

RKTUPHHK Tahun 2011 di 13 KPH; tersedianya data dan tertibnya

penerimaan iuran kehutanan di Jawa Barat; terbinanya kelompok AUK dan

tersedianya data pengembangan AUK di Jawa Barat; terlaksananya GEMAR

Paket C di Jawa Barat secara berkesinambungan; meningkatnya kualitas

SDM dan Gapoktan GEMAR Paket C; terfasilitasinya keterampilan

pengembangan usaha kelompok budidaya jamur kayu sebanyak 30 orang;

meningkatnya SDM persuteraan alam di sektor hulu; tercetaknya blanko

SKAU sebanyak 32.500 set.

(2) Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian Tertib Peredaran Hasil Hutan, yang

dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 493.700.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbinanya petugas

penerbitan dokumen legalitas hasil dokumen hasil hutan pada industri

pengelolaan hasil hutan sebanyak 50 orang; terkendalinya penatausahaan

hasil hutan di Tempat Penimbunan Kayu (TPK) dan Tempat Penimbunan

Sementara (TPn) pada 10 KPH Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Banten;

Page 281: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 317

terlatihnya petani penghasil kayu rakyat di Kabupaten Garut sebanyak 40

orang; Terselenggaranya koordinasi dengan Provinsi DKI Jakarta, Banten,

Jawa Tengah dan Jawa Timur.

(3) Kegiatan Pengembangan Obyek Wisata Alam, yang dilaksanakan Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 286.605.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya fasilitasi forum kelembagaan

sebanyak 30 orang; terselenggaranya pelatihan interpreter sebanyak 60

orang; terselenggaranya pembuatan cenderamata di 2 Kabupaten;

terinventarisasinya dan teridentifikasinya potensi pemanfaatan jasa

lingkungan TWA Kamojang dan terlaksananya pelaporan dan operasional

kegiatan.

(4) Kegiatan Pengembangan Obyek Daya Tarik Wisata Alam Tahura Ir. H.

Djuanda, yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 550.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 507.268.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terpeliharanya habitat rusa sebanyak 8 ekor; berfungsinya sarana bermain

anak dan curug koleang; terselenggaranya kegiatan dengan lancar dan

meningkatnya sarana prasarana dan obyek daya tarik wisata alam Tahura

Ir. H. Djuanda.

(5) Kegiatan Peningkatan Serapan Tenaga Kerja Pada Kelompok Usaha

Pemanfaatan Aneka Hasil Hutan di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 514.035.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terverifikasinya kelompok tani calon penerima

bantuan sosial; meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kelompok

tani calon penerima bantuan sosial sebanyak 40 orang; termonitornya

bantuan sosial di 12 Kabupaten dan terlaksananya operasional dan

pelaporan kegiatan.

4. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

1) Program Pembinaan dan Pengembangan Urusan Ketenagalistrikan dan

Energi

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan di Wilayah Kerja

UPTD ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 3.994.785.000,-, realisasi sebesar Rp.

3.649.032.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan berupa 20,050 kms Saluran

Udara Tegangan Menengah (SUTM); 14,100 kms Saluran Udara

Page 282: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 318

Tegangan Rendah (SUTR); 2 (dua) unit gardu dan 1.602 Sambungan

Rumah/Instalasi Rumah (SR/IR) tersebar Kabupaten Cianjur, Sukabumi

dan Kabupaten Bogor

(2) Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan di Wilayah Kerja

UPTD ESDM Wilayah II Purwakarta, yang dilaksanakan Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.303.800.000,-, realisasi sebesar Rp.

1.156.460.190,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan berupa 0,515 kms Saluran

Udara Tegangan Rendah (SUTR); 634 Sambungan Rumah/Instalasi

Rumah (SR/IR) tersebar Kabupaten Purwakarta, Subang, Karawang dan

Bekasi serta tersedianya 1 (satu) dokumen Perencanaan Jaringan

Lisdes.

(3) Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan (PLN) Rasio

Elektrifikasi Rumah Tangga di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah III

Bandung, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya

Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.345.800.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.209.898.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pengembangan

Jaringan Listrik Perdesaan berupa 2,000 kms Saluran Udara Tegangan

Rendah (SUTR); 744 Sambungan Rumah/Instalasi Rumah (SR/IR)

tersebar di Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Sumedang serta

tersedianya 1 (satu) dokumen Perencanaan Jaringan Lisdes.

(4) Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan di Wilayah Kerja

UPTD ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 3.519.222.000,-, realisasi sebesar Rp.

3.379.154.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan berupa 2,295 kms Saluran

Udara Tegangan Menengah (SUTM); 13,240 kms Saluran Udara

Tegangan Rendah (SUTR); 4 (empat) unit gardu dan 1240 Sambungan

Rumah/Instalasi Rumah (SR/IR) tersebar di Kabupaten Garut,

Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.

(5) Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan (PLN) Rasio

Elektrifikasi Rumah Tangga di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah V

Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.057.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 968.003.550,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pengembangan Jaringan

Listrik Perdesaan berupa 2,400 kms Saluran Udara Tegangan Rendah

(SUTR); 532 Sambungan Rumah/Instalasi Rumah (SR/IR) tersebar di

Page 283: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 319

Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan dan

Kabupaten Indramayu serta tersedianya 1 (satu) dokumen

Perencanaan Jaringan Lisdes.

(6) Kegiatan Aplikasi Teknologi Tepat Guna dalam Diversifikasi Pemanfaatan

Mineral dan Energi, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber

Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi sebesar Rp. 145.800.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen Kajian

Pengembangan Teknologi Alternatif 1 unit Prototipe TTG Skala

Laboratorium; serta terlaksananya Sosialisasi Pemanfaatan TTG Pompa

Air Tenaga Surya Ke Masyarakat di Kabupaten Karawang, Kabupaten

Subang, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu.

(7) Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Energi Berbasis Potensi Lokal:

Skala Komunal (KKN Mahasiswa), yang dilaksanakan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi sebesar Rp.

477.409.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya 2 (dua)

unit Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro di Kabupaten Cianjur dan

Kabupaten Sukabumi; rehabilitasi 1 (satu) Unit Pembangkit Listrik

Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Ciamis; terfasilitasinya

pengembangan Desa Mandiri Energi (DME) berbasis potensi lokal di

Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Ciamis;

tersedianya SOP Penguatan Peningkatan Standard Pengelolaan PLTMH

di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis dan

Kabupaten Garut.

(8) Kegiatan Peningkatan Upaya Konservasi dan Penghematan Energi, yang

dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 94.385.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terselenggaranya pemantauan energi disektor pengguna

komersial sebanyak 15 bangunan dan pengguna publik sebanyak 38

bangunan.

(9) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Instalasi dan

Keselamatan Pemanfaatan Energi dan Ketenagalistrikan di Wilayah Kerja

UPTD ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi sebesar Rp. 40.349.500,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya pemanfaatan energi

dan Ketenagalistrikan di 50 bangunan komersial/non

komersial/pemerintah tersebar di Kabupaten Cianjur, Kabupaten

Sukabumi, Kabupaten Bogor dan Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kota

Page 284: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 320

Depok; serta 1 (satu) dokumen Pembinaan, Pengawasan dan

Pengendalian Instalasi dan Keselamatan Pemanfaatan Energi dan

Ketenagalistrikan.

(10) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Instalasi dan

Keselamatan Pemanfaatan Energi dan Ketenagalistrikan di Wilayah Kerja

UPTD ESDM Wilayah II Purwakarta, yang dilaksanakan Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

49.070.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya

pemanfaatan energi dan Ketenagalistrikan di 50 bangunan

komersial/non komersial/pemerintah tersebar di Kabupaten Purwakarta,

Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi dan Kota

Bekasi dan 1 (satu) dokumen Pembinaan, Pengawasan dan

Pengendalian Instalasi dan Keselamatan Pemanfaatan Energi dan

Ketenagalistrikan.

(11) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Instalasi dan

Keselamatan Pemanfaatan Energi dan Ketenagalistrikan di Wilayah Kerja

UPTD ESDM Wilayah III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya

pemanfaatan energi dan Ketenagalistrikan di 50 bangunan

komersial/non komersial/pemerintah tersebar di Kabupaten Bandung,

Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan

Kota Cimahi serta 1 (satu) dokumen Pembinaan, Pengawasan dan

Pengendalian Instalasi dan Keselamatan Pemanfaatan Energi dan

Ketenagalistrikan.

(12) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Instalasi dan

Keselamatan Pemanfaatan Energi dan Ketenagalistrikan di Wilayah Kerja

UPTD ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 49.951.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya

pemanfaatan energi dan Ketenagalistrikan di 50 bangunan

komersial/non komersial/pemerintah tersebar di Kabupaten

Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya

dan Kota Banjar serta 1 (satu) laporan Pembinaan, Pengawasan dan

Pengendalian Instalasi dan Keselamatan Pemanfaatan Energi dan

Ketenagalistrikan.

(13) Kegiatan Pembinaan, Pngawasan dan Pengendalian Instalasi dan

Keselamatan Pemanfaatan Energi dan Ketenagalistrikan di Wilayah Kerja

Page 285: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 321

UPTD ESDM Wilayah V Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

49.425.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya

pemanfaatan energi dan Ketenagalistrikan di 50 bangunan

komersial/non komersial/pemerintah tersebar di Kabupaten Cirebon,

Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan

dan Kota Cirebon serta 1 (satu) laporan Pembinaan, Pengawasan dan

Pengendalian Instalasi dan Keselamatan Pemanfaatan Energi dan

Ketenagalistrikan.

(14) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Distribusi dan Tata

Niaga serta Pemanfaatan Migas Hilir, yang dilaksanakan Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 73.550.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Binwasdal Distribusi & Tata Niaga LPG 3 Kg kepada 70 penyalur;

terlaksananya Pemantauan Pencatuman Nomor Pelumas Terdaftar

kepada 5 distributor; terlaksananya Analisa penggunaan/ pemanfaatan

LPG 3 Kg di 15 kabupaten.

(15) Kegiatan Survey Potensi Energi Baru Terbarukan, yang dilaksanakan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 186.820.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya 1 (satu) dokumen Data Potensi Energi Air untuk

dimanfaatkan sebagai Pembangkit listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di

Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut serta tersedianya 3 (tiga)

laporan Rencana Pengembangan Energi Terbarukan skala kecil.

(16) Kegiatan Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Wilayah Kerja UPTD

ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi sebesar

Rp. 2.338.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.054.811.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pembangunan

Pembangkit listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Cianjur

sebanyak 1 (satu) unit untuk menerangi 134 KK dan Kabupaten Bogor

sebanyak 1 (satu) unit untuk menerangi 73 KK.

(17) Kegiatan Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Wilayah Kerja UPTD

ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.354.619.380,-, realisasi sebesar Rp.

1.219.514.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Pembangunan PLTMH sebanyak 1 (satu) unit untuk menerangi 86 KK

Page 286: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 322

serta rehabilitasi 2 (dua) unit PLTMH, yaitu PLTMH Cihamerang dan

PLTMH Cilopang di Kabupaten Garut.

(18) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kegiatan Infrastruktur Energi dan

Ketenagalistrikan di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

98.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya 2 (dua)

kali Rapat Fasilitasi & Koordinasi tingkat Provinsi, tersedianya 5 (lima)

Laporan Data dan Informasi Penunjang Penyusunan Rencana Umum

Ketengalistrikan Daerah (RUKD) Provinsi Jawa Barat, serta tersedianya 1

(satu) Draft dokumen RUKD.

(19) Kegiatan Program Hibah Kompetensi Institusi (PHK-I), yang

dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 898.303.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 720.528.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terbangunnya Pompa Air Tenaga Surya sebanyak 1

(satu) unit di Kabupaten Subang; terlaksananya pendampingan &

pembinaan kepada masyarakat penerima bantuan pompa air tenaga

surya sebanyak 1 (satu) kali; terealisasikannya bantuan suplai listrik

berupa 2 (dua) unit genset; tersedianya 1 (satu) dokumen laporan

pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat penerima bantuan

genset; serta terlaksananya 5 (lima) kali pelatihan managemen energi di

Kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi.

(20) Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Pemukiman dengan Teknologi

Tenaga Surya (PLTS), yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber

Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 5.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

4.313.441.950,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya PLTS

sebanyak 270 unit yang terdiri dari 250 unit Solar Home System (SHS)

di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Garut, serta

20 unit Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) pada jalan

menuju Tempat Pengolahan Kompos (TPK) Sarimukti; 1 (satu) dokumen

Laporan Potensi Energi Baru Terbarukan di Jawa Barat; dan tersedianya

1 (satu) dokumen Laporan Penelitian Teknis Industri Panel Surya di

Jawa Barat.

(21) Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan, yang

dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 99.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah terbangunnya 10 unit Biogas di Desa Suntenjaya, Kecamatan

Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Page 287: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 323

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Aksesibilitas ketenagalistrikan masyarakat perdesaan di Jawa Barat

masih rendah, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya permohonan

bantuan program/kegiatan listrik perdesaan di Jawa Barat sementara

kemampuan pemerintah masih terbatas. Solusinya adalah melakukan

komunikasi intensif dengan PT. PLN dan Pemerintah Kabupaten/Kota

untuk bersama-sama meningkatkan akses masyarakat terhadap listrik

melalui pengembangan jaringan PLN maupun pengembangan energi

alternatif.

(2) Infrastruktur wilayah Jabar Selatan, khususnya lokasi untuk

pembangunan energi baru terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro

Hidro (PLTMH) dan Pikohidro yang kurang memadai menyebabkan biaya

pembangunan yang tinggi dan mobilisasi yang lama. Selain itu lay-out

system pikohidro yang diusulkan berlokasi di daerah rawan longsor

sehingga pada saat musim hujan menyebabkan terhambatnya

pekerjaan yang disebabkan oleh longsoran. Solusinya adalah dengan

menyusun Detail Engineering Design (DED) terkait dengan

pembangunan PLTMH satu tahun sebelum dibangun sehingga kendala

yang timbul terkait dengan kondisi tapak maupun kendala cuaca dapat

diantisipasi sedini mungkin. Selain itu agar pembangunan PLTMH dan

pikohidro ini dapat dirasakan secara optimal oleh masyarakat, maka

dilakukan pula pelatihan terhadap para calon pengelola PLTMH maupun

Pikohidro tersebut agar dapat menangani kendala teknis yang mungkin

timbul;

(3) Adanya perubahan sistem on line teknis administrasi di PT. PLN

menyebabkan keterlambatan pengurusan administrasi dalam proses

penyalaan. Selain itu penyalaan (pemberian tegangan listrik) tidak

otomatis langsung dapat dilakukan segera setelah pekerjaan fisik

selesai, tetapi harus disesuaikan dengan jadual dan prosedur yang

ditetapkan PT. PLN terutama menyangkut penggunaan Kwh token atau

prabayar yang sedang digalakan. Solusi Untuk mengatasi keterlambtan

proses penyalaan akibat adanya mekanisme baru pembayaran “biaya

penyambungan” secara on line ke PT. PLN, telah dilakukan koordinasi

yang intensif dengan PT. PLN dan lembaga keuangan perantara.

Sedangkan untuk warga penerima bantuann Program Lisdes diberi

penjelasan mengenai mekanisme baru tersebut saat sosialisasi

pekerjaan. Untuk mempercepat prose penyalaan tersebut dilakukan

pendaftaran pelanggan pemasangan listrik secara manual yang

diberikan ke masing-masing APJ yang berada di wilayahnya serta

meminta bantuan kepada PT. PLN untuk memberikan priorotas bagi

Page 288: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 324

Program Listrik Perdesaan serta menyebarkan Mou kepada UPJ dan APJ

terkait;

(4) Proses pengembangan jaringan listrik dengan pemasangan tiang dan

penarikan kabel memerlukan koordinasi yang intensif baik pada instansi

kehutanan, perkebunan maupun Kepala Desa dan warga setempat yang

lahannya dilewati jaringan. Solusi yang dilakukan untuk menghindari

adanya phak-pihak yang berkeberatan saat pekerjaan pemasangan/

pembangunan jaringan listrik (SUTR, SUTM dan Gardu Listrik), maka

terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan pihak kehutanan,

perkebunan dan kepala desa setempat, sedangkan untuk warga yang

lahannya terlewati jaringan dimintai izin secara tertulis atau lisan;

(5) Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam inspeksi

ketenagalistrikan kurang memadai dan masyarakat pengguna

ketenagalistrikan masih kurang memahami kriteria keselamatan

ketenagalistrikan yang andal dan aman bagi instalasi, aman dari bahaya

bagi manusia dan mahluk hidup lainnya serta ramah lingkungan. Selain

itu kurangnya sosialiasi mengenai peraturan instalasi ketenagalistrikan

serta pembinaan dari penyedia ketenagalistrikan (PT. PLN Persero)

mengenai keselamatan ketenagalistrikan. Solusi melakukan koordinasi

dengan PT. PLN Persero selaku penyedia ketenaglistrikan untuk

memberikan pembinaan mengenai keselamatan ketenagalistrikan

kepada pengguna ketenagalistrikan, diupayakan dalam beberapa kali

kesempatan untuk mengundang tenaga ahli yang dipandang dapat

memberikan pemahaman/supervisi terhadap pengawasan dan

pengendalian aspek instalasi penyediaan dan pemahaman

ketenagalistrikan. Selain itu, disusun pula pedoman teknis binwasdal

keselamatan ketenagalistrikan dan memberikan pengarahan kepada

pelaksana teknis mengenai hal–hal pokok dalam melakukan pembinaan

dan pengawasan instalasi ketenagalistrikan, memberikan arahan dan

petunjuk sesuai dengan aturan ketenagalistrikan yaitu Pedoman Umum

Instalasi Listrik dan juga memanfaatkan kesempatan saat tenaga ahli

memperagakan alat uji listrikan di suatu tempat pemeriksaan instalasi

pengguna untuk mengetahui cara kerja dan output kerja peralatan uji

kelaikan tersebut, seperti alat ukur suhu dan power analyser;

(6) Banyaknya agen dan pangkalan eks minyak tanah yang tidak dapat

beralih menjadi agen/pangkalan LPG 3 Kg karena tidak mempunyai

modal yang cukup, sehingga distribusi LPG 3 Kg dilakukan oleh

Agen/Pangkalan baru yang belum berpengalaman dalam pendistribusian

barang bersubsidi dan belum siapnya infrastruktur seperti terbatasnya

supply point/SPPBE. Belum diterbitkannya HET Tabung 3 Kg di tingkat

Provinsi/Kabupaten/kota, Banyaknya masyarakat penerima program

Page 289: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 325

konversi yang menjual paket konversi (tabung LPG 3 Kg & Kompor)

sehingga pada saat minyak tanah ditarik dari peredaran, masyarakat

notabene ekonomi lemah dihadapkan kepada beberapa pilihan yaitu

menggunakan minyak tanah harga ekonomi, membeli kompor gas dan

tabung LPG 3 kg atau menggunakan bahan bakar lain (kayu bakar).

Sedangkan disisi lain banyak pengguna LPG 12 Kg (relatif masyarakat

mampu) beralih menggunakan LPG 3 Kg. Solusi yang dilakukan untuk

mengatasai masalah ini adalah Penepatan distribusi LPG Tabung 3 Kg

dengan pola tertutup, tetapi dengan terlebih dahulu dilakukan evaluasi

penerima program konversi dan penetapan masyarakat pengguna LPG 3

Kg dan dalam rangka menjamin pendistribusian dan tata niaga LPG 3

Kg, Pemerintah Daerah selalu berkoordinasi dengan

SPPBE/Agen/Pangkalan.

2) Program pengembangan Sumberdaya Mineral dan Panas Bumi

a. Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Survei Pendahuluan Prospek Potensi Panas Bumi di Jawa

Barat, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

4.103.587.740,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.021.522.080,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah 1 (satu) Dokumen Survei Pendahuluan

(Raw Data) Panas Bumi di Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, 11

(sebelas) kali Pembinaan Teknis Pengusahaan Panas Bumi eksisting,

Fasilitasi Pengembangan Potensi Panas Bumi di 10 (sepuluh) lokasi dan

tersedianya 1 (satu) Sistem Informasi Geografis (SIG) Sebaran Potensi

Panas Bumi di Jawa Barat dan Inventarisasi Peta Batas (Cek DPA) untuk

Penetapan Dana Bagi Hasil Panas Bumi.

(2) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Data Center Energi dan

Sumberdaya Mineral, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber

Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 403.194.431,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

365.115.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksanaya

deseminasi Data dan Informasi Bidang Energi Sumber Daya Mineral Ke

Instansi Terkait berupa 3 (tiga) edisi Buletin Sinergi; 1 (satu) edisi Profil

Buletin Sinergi Edisi Khusus; terlaksananya Optimalisasi dan

terlaksananya 2 (dua) kali Koordinasi & Pertemuan Rutin Sistem

Informasi Geografis Nasional (Signas).

(3) Kegiatan Penataan Wilayah Pertambangan dan Energi, yang

dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 360.665.000,-. Hasil pelaksanaan

Page 290: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 326

kegiatan adalah 1 (satu) Dokumen Kajian Wilayah Usaha Pertambangan

(WUP) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR); 1 (satu) Peta Wilayah

Usaha Pertambangan dan Wilayah Pertambangan Rakyat skala

1:25.000; dan terlaksananya 1 (satu) kali Sosialisasi Penyusunan WUP

& WPR dengan peserta sebanyak 75 peserta.

(4) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Pemanfaatan Sumber

Daya dan Infrastruktur Panas Bumi dan Migas di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya Fasilitasi Corporate Social Responsibility

(CSR) berdasarkan Rencana Kegiatan Anggaran Belanja (RKAB) di lokasi

PLTP yang telah beroperasi, yaitu PLTP Wayang Windu, PLTP Darajat,

PLTP Kamojang dan PLTP Gunung Salak dan tersedianya 1 (satu)

dokumen Analisa Pelaksanaan CSR di Kabupaten Bandung Kabupaten

Garut, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi.

(5) Kegiatan Pengembangan Investasi Jejaring Produk Unggulan

Pertambangan dan Energi, yang dilaksanakan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 398.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

337.492.930,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya 1

(satu) kali Promosi Tingkat Nasional pada Forum Batam Expo di Batam

dan terlaksananya 1 (satu) kali Promosi Tingkat Internasional pada

Forum International Chambers Commerce of Islamic (ICCI) di Istambul

Turki.

(6) Kegiatan Pemanfaatan Air Tanah Untuk Penyediaan Air Bersih Domestik

di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 375.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 335.493.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbangunnya 1 (satu) unit Instalasi Air Bersih di Desa Pangkalan,

Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi untuk 65 KK.

(7) Kegiatan Pemanfaatan Air Tanah Untuk Penyediaan Air Bersih Domestik

di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah II Purwakarta, yang dilaksanakan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 375.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 285.120.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya 1 (satu) dokumen hasil Survey Lokasi dan Perencanaan

Pembangunan Instalasi Air Bersih dan terbangunnya 1 (satu) unit

Instalasi Air Bersih di Desa Cileunca, Kecamatan Bojong, Kabupaten

Purwakarta untuk 300 KK.

Page 291: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 327

(8) Kegiatan Pemanfaatan Air Tanah Untuk Penyediaan Air Bersih Domestik

di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah III Bandung, yang dilaksanakan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 375.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 348.996.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terbangunnya 1 (satu) unit Instalasi Air Bersih di Desa Bandasari,

Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung untuk 250 KK.

(9) Kegiatan Pemanfaatan Air Tanah Untuk Penyediaan Air Bersih Domestik

di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang

dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 375.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 335.326.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah tersedianya 1 (satu) dokumen Perencanaan

Pembangunan Instalasi Air Bersih dan terbangunnya 1 (satu) unit

Instalasi Air Bersih di Desa Sukamukti, Kecamatan Sukawening,

Kabupaten Garut untuk 200 KK.

(10) Kegiatan Pemanfaatan Air Tanah Untuk Penyediaan Air Bersih Domestik

di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah V Cirebon, yang dilaksanakan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 374.415.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 366.799.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya 5 (lima) dokumen Perencanaan Pemanfaatan Air Tanah dan

terbangunnya 1 (satu) unit Instalasi Air Bersih di Desa Kaliaren,

Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan untuk 250 KK.

(11) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengambilan dan

Pemanfaatan Air Tanah, Usaha Pertambangan Umum dan Batubara di

Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas

Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 75.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah terhadap 50 titik pengambilan

airtanah; terkendalinya Kegiatan Usaha Pertambangan Umum pada 20

lokasi penambangan dan terkendalinya Pengguna Pemanfaatan

Batubara pada 10 pengguna.

(12) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengambilan dan

Pemanfaatan Air Tanah, Usaha Pertambangan Umum dan Batubara di

Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah II Purwakarta, yang dilaksanakan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 73.650.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terkendalinya Pemanfaatan Air pada 5 titik sumur pantau, 3 titik sumur

Page 292: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 328

resapan, dan 25 titik meter air; terkendalinya Kegiatan Usaha

Pertambangan Umum di 10 perusahaan dan terkendalinya Pengguna

Batubara di 10 perusahaan.

(13) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengambilan dan

Pemanfaatan Air Tanah, Usaha Pertambangan Umum dan Batubara di

Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah III Bandung, yang dilaksanakan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 74.325.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terkendalinya Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah di 60 titik;

Terkendalinya Kegiatan Usaha Pertambangan Umum di 20 lokasi; dan

terkendalinya Pengguna Batubara di 10 perusahaan.

(14) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengambilan dan

Pemanfaatan Air Tanah, Usaha Pertambangan Umum dan Batubara di

Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang dilaksanakan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 75.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terkendalinya Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah sebanyak 40

titik; terkendalinya Kegiatan Usaha Pertambangan Umum di 20

perusahaan; terkendalinya Pengguna Pemanfaatan Batubara di 10

perusahaan.

(15) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengambilan dan

Pemanfaatan Air Tanah, Usaha Pertambangan Umum dan Batubara di

Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah V Cirebon, yang dilaksanakan Dinas

Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 74.965.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah sebanyak 54 titik;

terkendalinya Kegiatan Usaha Pertambangan Umum di 15 titik;

terkendalinya Pengguna Pemanfaatan Batubara di 12 lokasi.

(16) Kegiatan Pembangunan dan Rehabilitasi Infrastruktur Pemantauan Air

Tanah di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber

Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 749.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

634.210.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pembangunan 1

(satu) titik Sumur Telemetri Baru di CAT Bandung-Soreang; 4 (empat)

titik Alih fungsi sumur pantau AWLR milik swasta ke alat Telemetri di

CAT Bandung–Soreang; 2 (dua) titik Alih fungsi sumur pantau AWLR

milik swasta ke alat Telemetri di CAT Karawang - Bekasi; 2 (dua) titik

Revitalisasi Telemetri milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat di

Page 293: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 329

CAT Bandung-Soreang dan 1 (satu) titik Revitalisasi Telemetri milik

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat di CAT Bekasi-Karawang.

(17) Kegiatan Peningkatan Upaya Pemulihan Kondisi Muka Air Tanah di CAT

Kritis, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 747.750.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 615.038.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah Revitalisasi 2 (dua) titik sumur imbuhan

milik Pemda Jabar di CAT Bandung-Soreang, Revitalisasi 1 (satu) titik di

CAT Bekasi-Karawang, 4 (empat) titik Alih fungsi dari sumur produksi

milik perusahaan mejadi sumur imbuhan di CAT Bandung-Soreang; 2

titik Alih fungsi dari sumur produksi milik perusahaan mejadi sumur

imbuhan di CAT Bekasi-Karawang dan Pembangunan 1 (satu) titik

sumur imbuhan baru milik Pemda Jabar di CAT Bandung-Soreang.

(18) Kegiatan Evaluasi Peta Zonasi dan Pelaksanaan Kebijakan

PengelolaanAir Tanah di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

328.912.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Kajian

evaluasi peta zonasi air tanah di CAT Bogor; tersedianya 1 peta zonasi

air tanah di CAT Bogor dengan Skala 1:25.000 dan terlaksananya

Sosialisasi Petunjuk Teknis Rekomendasi Air Tanah di Jawa Barat untuk

75 peserta.

(19) Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Pendapatan Daerah Sektor

Pertambangan dan Energi, yang dilaksanakan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

150.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data

realisasi pendapatan daerah sektor ESDM yang meliputi Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan dana perimbangan sektor migas, panas bumi dan

pertambangan umum serta terlaksananya fasilitasi perhitungan NPA di

16 kabupaten/kota.

(20) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Pertambangan

SkalaKecil, Menengah di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

99.353.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya dua

kelompok penambang skala kecil batu mulia untuk mengikuti pelatihan

teknis dan terselenggaranya 2 unit bantuan peralatan pengolahan batu

mulia kepada 2 kelompok penambang di Kabupaten Tasikmalaya dan

Kabupaten Ciamis.

Page 294: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 330

(21) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Pengolahan dan Nilai Tambah

Sumberdaya Mineral, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber

Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 76.300.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Data potensi limbah

batubara 3 kabupaten/kota; tersedianya prototipe alat pencetak batako

dari limbah batu bara; terlaksananya sosialisasi pemanfaatan limbah

batubara menjadi batako di 5 kabupaten/kota.

(22) Kegiatan Penyusunan Bahan Rancangan Produk Hukum, yang

dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 74.915.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan

adalah tersusunnya 2 rancangan produk hukum dan terlaksananya 2 kali

Uji publik rancangan produk hukum.

(23) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Bidang Energi dan Sumberdaya

Mineral, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

175.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 158.912.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya 1 (satu) kali Forum SKPD

Bidang ESDM dalam rangka penyusunan program/kegiatan tahun 2012;

tersedianya 1 (satu) dokumen laporan monitoring kegiatan bidang

ESDM; tersedianya 1 (satu) dokumen laporan Kegiatan ESDM.

(24) Kegiatan Valuasi Kawasan Karst di Jawa Barat, yang dilaksanakan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 170.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 160.770.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

tersedianya 1 (satu) dokumen laporan Valuasi Karst dan Peta Kawasan

Karst di Jawa Barat.

(25) Kegiatan Pengendalian Pertambangan Mineral Logam Besi, yang

dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,

realisasi sebesar Rp. 334.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

penyusunan dan penyampaian laporan hasil inventarisasi, identifikasi,

pengawasan dan penertiban mineral logam besi sebagai bahan

pertimbangan Gubernur dalam kegiatan pengelolaan usaha

pertambangan mineral logam besi untuk para Bupati di Kabupaten

Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur

dan Kabupaten Sukabumi.

Page 295: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 331

b. Permasalahan dan Solusi

(1) Perubahan peraturan perundang-undangan terkait dengan energi dan

sumber daya mineral dikhawatirkan menyebabkan stagnasi terhadap

pengelolaan sumber daya mineral dan energi, selain itu pergeseran

kewenangan yang lebih banyak di kabupaten/kota menyebabkan

koordinasi pengelolaan sektor energi dan sumber daya mineral antara

Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota sedikit berkurang dan

berdampak terhadap banyak izin kegiatan usaha pengambilan air tanah

(SIPA) dan pertambangan (IUP) yang diterbitkan pemerintah Kabupaten

yang tidak ditembuskan ke Provinsi sehingga pemerintah Provinsi

kesulitan dalam menginventarisasi data-data perusahaan pemegang IUP

di Jawa Barat. Masih Banyak perusahaan pemegang IUP yang belum

memahami tatacara pembayaran dan penyampaian bukti setor landrent

dan royalty ke kas negara yang berakibat pada munculnya Dana Bagi

Hasil (DBH) sektor pertambangan umum yang belum dapat disalurkan

ke daerah penghasil, Sektor Migas Pemerintah Provinsi maupun

pemerintah Kabupaten/Kota penghasil masih kesulitan dalam

melaksanakan simulasi perhitungan besaran dana bagi hasil mengingat

masih belum transparannya parameter yang menjadi perhitungan dan

bagi hasil migas. Potensi sumber daya migas secara alami akan

mengalami penurunan, hal ini tentunya akan berdampak kepada

penurunan besaran penerimaan daerah dari sektor migas di masa yang

akan datang, apalagi sampai saat ini belum ada eksplorasi untuk

pengembangan sumur baru (lapangan off shore). Solusi untuk

mengatasi masalah ini adalah melakukan koordinasi dengan

Kabupaten/kota serta mensinergikan kembali pelaksanaan tugas pokok

setiap dan fungsi masing-masing instansi, baik instansi provinsi,

kabupaten/kota berkaitan dengan tanggung jawabnya terhadap

pengelolaan sumber daya mineral dan energi serta secara terus

menerus melakukan komunikasi dengan pengelola sektor energi dan

sumber daya mineral di kabupaten/kota melalui UPTD ESDM sehingga

data terkait dengan pengelolaan sumber daya mineral bisa diperbaharui;

(2) Keterbatasan sumber daya manusia pengelola sektor ESDM dan

keterbatasan anggaran menyebabkan intensitas pembinaan teknis dan

administrasi terhadap kegiatan pengambilan air tanah, kegiatan usaha

pertambangan, penggunaan batu bara banyak berkurang dan

dikhawatirkan dampak dari kegiatan tersebut akan berdampak terhadap

kondisi lingkungan, masih kurangnya pemahaman aparatur pengelolaan

Air Tanah, bahwa air tanah tidak semata-mata merupakan sumber

pendapatan daerah yang harus selalu ditingkatkan, namun juga

mengandung asas konservasi, selain itu dari pihak perusahaan pun tidak

Page 296: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 332

menempatkan pelaksana/ penanggungjawab yang berkompeten yang

dapat memberikan informasi mengenai kegiatan pengambilan air tanah,

baik teknis maupun administratif, dan banyak perusahaan tambang

yang belum secara sungguh-sungguh menerapkan aturan keselamatan

kerja. Solusi untuk mengatasi masalah ini Sosialisasi terkait dengan

peningkatan ketaatan para pengambil air tanah maupun kegiatan usaha

pertambangan terus menerus dilakukan bersama-sama dengan

pemerintah kabupaten/kota, serta senantiasa menyampaikan kepada

perusahaan untuk menunjuk penanggungjawab yang kompeten untuk

mengelola air tanah di masing–masing perusahaan dan melakukan

sosialisasi pada para pemilik lokasi usaha penambangan untuk

mematuhi peraturan perundangan yang berlaku termasuk menyediakan

sarana dna prasarana kantor, K3 (APD dan APAR) serta kelengkapan

administrasi kantor tambang serta kepada perusahaan tambang untuk

menaati aturan K3 di lingkungan kerja tambang. Mengharuskan semua

perusahaan yang memanfaatkan batu bara untuk mematuhi ketentuan

perundang undangan yang berlaku terkait dengan penyimpanan dan

limbah B3 batubara berupa bottom ash dan fly ash;

(3) Sulitnya memperoleh data kegiatan Corporate Social Responsibility

(CSR) untuk kegiatan Panas Bumi dikarenakan untuk mendapatkan data

dan informasi tersebut harus seijin Pusat, dalam hal ini PT. Pertamina.

Dalam pendistribusian bantuan, pihak perusahaan tidak

mengikutsertakan Pemerintah, Pemerintah Provinsi maupun

Kabupaten/Kota serta rumitnya hubungan kepentingan diantara

stakeholders dan perusahaan dalam merealisasi program CSR tidak

terlepas dari substansi program serta pendekatan yang diadopsi

perusahaan dalam merealisasikan program. Solusi untuk mengatasi

masalah ini perlu dukungan pemerintah setempat provinsi dan

Kabupaten/Kota dalam program pelaksanaan CSR baik dalam bentuk

alokasi dana dan pembagian tanggungjawab dalam pelaksanaan

pembangunan, alokasi dana CSR lebih diarahkan pada pemberdayaan

masyarakat sekitar perusahaan, perlu dipertimbangkan persiapan CSR

dengan memperhatikan budaya, luas wilayah, tingkat pengangguran,

serta melibatkan tokoh masyarakat lokal, berbagai disiplin ilmu dan

keahlian baik pada perencanaan maupun pelaksanaan programnya.

Porsi pemberdayaan masyarakat masih kecil dibandingkan dengan total

anggaran CSR (rata-rata dibawah 20 %) untuk meningkatkan efektivitas

pelaksanaan CSR perlu adanya pendampingan dari hulu (sumber bahan

baku) sampai ke hilir (pemasaran produk) dengan melibatkan non profit

seperti perguruan tinggi;

Page 297: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 333

(4) Sulitnya mendapatkan data dan informasi faktual di lapangan terkait

pengusahaan pertambangan mineral logam besi (pasir besi) yang

disebabkan oleh kondisi lapangan yang tidak kondusif khususnya di

wilayah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Tasikmalaya sehingga hasil

evaluasi atas penyelenggaraan pengusahaan pertambangan mineral

logam besi relatif tidak dapat dinilai secara keseluruhan. Solusi untuk

mengatasi masalah ini adalah melakukan koordinasi intensif dengan

pemerintah Kabupaten dan meminta pendampingan keamanan dari

Polda Jabar ketika melakukan peninjauan lapangan, melakukan efisiensi

dan efektifitas pelaksanaan kegiatan, serta melakukan konsolidasi dan

Koordinasi dengan Tim Terpadu terkait kebutuhan data dan informasi

sesuai dengan sektor masing-masing berkaitan dengan pengusahaan

pertambangan mineral logam besi secara keseluruhan;

(5) Keterlambatan dalam proses pengadaan barang/jasa banyak

mempengaruhi kemajuan pelaksanaan program/kegiatan secara

keseluruhan. Solusi untuk mengatasi masalah ini melakukan koordinasi

intensif dengan Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk mengetahui

perkembangan proses pengadaan barang dan jasa serta melakukan

penjadualan ulang untuk melakukan percepatan pelaksanaan

program/kegiatan.

5. URUSAN PARIWISATA

1) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Fasilitasi Regulasi Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat,

yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 241.202.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terlaksananya Workshop dan Penyusunan Kajian

tentang usulan perubahan RIPPDA Jabar.

(2) Kegiatan Pengembangan Destinasi Pariwisata, yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 2.813.179.650,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 2.749.813.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya Event Kaulinan Urang Lembur "Alimpaido" Jawa Barat

sebanyak 1 kegiatan di Kabupaten Bogor dengan jumlah peserta 156

peserta dari 24 kabupaten/kota di Jawa Barat; terselenggaranya

Sosialisasi sadar Wisata dan Sapta Pesona Jawa Barat kepada para

pelaku usaha dan kelompok penggerak pariwisata di Kabupaten/kota;

terselenggaranya Pasanggiri Mojang dan Jajaka Jawa Barat dari 26

Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan Pengiriman Duta Wisata Jawa Barat

Page 298: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 334

ke Provinsi lain untuk mempromosikan obyek wisata di Jawa Barat

masing-masing sebanyak 1 kegiatan dengan jumlah 52 peserta;

terselenggaranya Pangandaran Kite Festival di Pantai Pangandaran

Kabupaten Ciamis sebanyak 1 kegiatan dengan jumlah 100 peserta dari

dalam dan luar negeri; terselenggaranya Fasilitasi West Java

International Surfing Championship 2011 sebanyak 1 kegiatan dengan

jumlah peserta sekitar 56 orang yang diikuti oleh peserta dari dalam

dan luar negeri dan telah menjadi agenda exibisi tahunan International

Surfing Championship (ISC); tersusunnya Profil Investasi ODTW Jawa

Barat sebanyak 1 dokumen; tersusunnya Detailed Engineering Design

(DED) Obyek Wisata Gunung Padang Kabupaten Cianjur sebanyak 1

dokumen; tersusunnya Juklak/Juknis dan Monitoring BTL Goa Pawon

dan Curug Malela (Kabupaten Bandung Barat), Gunung Padang

(Kabupaten Cianjur) dan Cimaja/Sukawayana (Kabupaten Sukabumi)

sebanyak 1 dokumen.

(3) Kegiatan Pembinaan dan Penyuluhan SDM Pariwisata, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 650.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 604.360.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya Pembinaan Sanggar Seni Tradisi Daerah Jawa Barat

dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang yang berasal dari sanggar-

sanggar seni di Jawa Barat; terselenggaranya Pembinaan bagi Pengelola

Obyek Wisata Sekitar Obyek Wisata di 9 KWU Ikon Jabar dengan jumlah

peserta sebanyak 40 orang yang merupakan para pengelola obyek

wisata; terselenggaranya Pembinaan Tenaga Museum dan Heritage

Jabar dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang yang merupakan para

pengelola museum dan heritage di Jawa Barat; terselenggaranya

Pembinaan Biro Perjalanan Wisata dengan jumlah peserta sebanyak 40

orang yang merupakan para perwakilan dari biro perjalanan wisata yang

ada di Jawa Barat; terselenggaranya Pembinaan Cinderamata dan

Kuliner Khas Jawa Barat dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang

yang merupakan para pengusaha cinderamata dan kuliner; tersusunnya

Profil SDM Pariwisata Kebudayaan se Jawa Barat sebanyak 1 dokumen;

terselenggaranya Pembinaan Wisata Remaja Unggulan dengan jumlah

peserta sebanyak 40 orang yang merupakan perwakilan siswa-siswi

SLTA yang ada di Jawa Barat.

(4) Kegiatan Penyusunan Masterplan Kawasan Pangandaran sebagai

Destinasi Wisata Dunia, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 0,-. Kegiatan yang

ada melalui Perubahan APBD 2011 ini seharusnya menghasilkan 1

Page 299: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 335

dokumen perencanaan pengembangan Kawasan Pangandaran sebagai

Destinasi Wisata Dunia namun dalam operasionalnya ternyata tidak

dapat dilaksanakan dikarenakan waktu yang tersedia semenjak

ditetapkannya Perubahan APBD 2011, tidak mencukupi untuk sebuah

penyusunan perencanaan

(5) Kegiatan Festival dan Touring Wisata Jabar Selatan, yang dilaksanakan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,- realisasi anggaran sebesar

Rp. 442.470.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

Festival dan Touring Wisata Jabar Selatan bertujuan untuk lebih

mempromosikan potensi pariwisata di kawasan Jawa Barat bagian

selatan sebanyak 1 kali event dengan peserta yang berasal dari

masyarakat umum. Dalam event ini, para peserta masing-masing

membawa kendaraan beroda empat dengan berbagai jenis.

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahannya masih belum optimalnya keterpaduan pelaksanaan

pengembangan kepariwisataan Jawa Barat oleh seluruh stakeholder

kepariwisataan; Terdapat kesulitan dalam memperoleh event organizer

pelaksana event wisata yang memiliki kualifikasi dan kompetensi memadai

sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan. Mekanisme pengadaan barang dan

jasa khususnya mekanisme pelelangan terbuka melalui ULP, tidak dapat

menjawab tuntutan dan kebutuhan ini. Beberapa event di lingkungan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat tidak terselenggara dengan

optimal walapun dari sisi proses pengadaan barang dan jasa, pihak ketiga

yang menjadi pemenang lelang merupakan perusahaan yang “layak menang”

sesuai aturan yang berlaku.

Solusinya dengan Melakukan koordinasi dan sinergisasi dengan lebih intensif

dengan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai upaya memonitor dan

melaksanakan pengandalian terhadap pelaksanaan kegiatan agar sesuai

dengan yang diharapkan/direncanakan; Meningkatkan “awareness”

kepariwisataan melalui berbagai upaya pembinaan dan sosialisasi “sapta

pesona” dan “sadar wisata” kepada masyarakat dan para penentu kebijakan di

semua tatanan pemerintahan; Meningkatkan kuantitas upaya pembinaan

kepada para pelaku pariwisata melalui pelatihan teknis seperti kepada para

pengemudi taksi, “guide”, masyarakat di sekitar obyek wisata, dan seluruh

“front-liner” yang terlibat dalam dunia usaha pariwisata; Meningkatkan peran

serta asosiasi pariwisata dalam upaya pengembangan kepariwisataan Jawa

Barat melalui berbagai kegiatan yang bersifat koordinatif dan praktis;

Berkoordinasi dengan tim pengadaan barang dan jasa dan pihak ULP agar

dapat menjadikan sejumlah keluhan terhadap beberapa event organizer

Page 300: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 336

tertentu sebagai bahan pertimbangan bagi proses penentuan pemenang di

tahun-tahun mendatang.

2) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Billboard Destinasi Wisata Jawa Barat di tempat Strategis di 26

Kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.272.455.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pemasangan Billboard

Destinasi Wisata Jawa Barat di tempat strategis di 26 Kabupaten/Kota di

Jawa Barat dengan menampilkan beberapa destinasi dan potensi seni,

budaya dan pariwisata Jawa Barat dalam media Billboard sebagai

petunjuk bagi wisatawan sehingga diharapkan dapat meningkatkan

pergerakan wisatawan ke Jawa Barat.

(2) Kegiatan Peningkatan Promosi Pariwisata Terpadu Dalam dan Luar

Negeri, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

6.331.202.468,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 5.829.596.598,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengelolaan Tourist

Information Centre (TIC) di 3 lokasi (Bandung, Yogyakarta dan Bali);

terlaksananya Familiarization Tour sebanyak 6 kali dengan jumlah

peserta sebanyak 120 orang; terlaksananya Promosi Pariwisata Jawa

Barat di luar negeri sebanyak 2 kali yaitu di Malaysia dan Thailand;

terlaksananya keikutsertaan Jawa Barat dalam PATA Travel Mart di New

Delhi India sebanyak 1 kali; terlaksananya Jawa Barat Travel Exchange

(JTX) sebanyak 1 kali di Bandung, dengan 130 buyers; estimasi jumlah

devisa yang masuk ke Jawa Barat dari wisatawan mancanegara dalam 1

tahun yang berasal dari transaksi di JTX 2011 adalah Rp.

157.950.000.000,-; tersedianya Bahan Promosi Bersama Anggota Mitra

Praja Utama, sebanyak 1 kali dengan hasil 1 buah buku promosi wisata

10 provinsi anggota MPU; terlaksananya Promosi Pariwisata Jawa Barat

pada Anggota MPU (Majapahit Travel Mart di Surabaya, Gebyar Wisata

Nusantara di Jakarta, dan Jogja Expo di Jogjakarta) sebanyak 3 kali,

dengan jumlah peserta 90 orang; terlaksananya Penyusunan Neraca

Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Jawa Barat sebanyak 1 kali;

terlaksananya Kemilau Nusantara sebanyak 1 kali di Kabupaten Bogor;

terlaksananya Penyusunan Data Base Website Pariwisata, Seni, dan

Budaya Jawa Barat sebanyak 1 kali; terlaksananya Promosi Pariwisata

Jawa Barat Melalui Iklan Televisi sebanyak 1 kali; terlaksananya

Pemasangan Billboard Promosi Pariwisata Jawa Barat sebanyak 1 kali di

Page 301: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 337

Cengkareng Provinsi Banten; terlaksananya Pencetakan Bahan Promosi

Pariwisata, Seni, dan Budaya Jawa Barat sebanyak 1 kali; terlaksananya

Partisipasi Promosi Pariwisata Jawa Barat di Singapore sebanyak 1 kali;

terlaksananya Partisipasi Pariwisata Jawa Barat di Luar Negeri sebanyak

1 kali.

(3) Kegiatan Promosi Peningkatan Citra Pariwisata Jawa Barat di Anjungan

Jawa Barat TMII, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 499.200.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pameran Objek dan Daya

tarik Wisata Jawa Barat sebanyak 1 kali, dengan sasaran pelaku

pariwisata, organisasi seni, pengrajin, kurator, wisatawan dan

masyarakat luas di BP. Anjungan Jawa Barat; terlaksananya Peragaan

Pembuatan Kerajinan Cinderamata Khas Jawa Barat, sebanyak 52 kali

dengan sasaran pelaku pariwisata, organisasi seni, pengrajin, kurator,

wisatawan dan masyarakat luas Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat.

(4) Kegiatan Peningkatan Promosi Seni Budaya dan Pariwisata Jawa Barat di

Belanda dan Yaman, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 387.718.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 376.573.500,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya promosi ke Belanda

sebanyak 1 kali.

(5) Kegiatan Promosi Pariwisata Jawa Barat Melalui Media Televisi, yang

dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 359.600.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 325.115.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya Promosi Pariwisata Jawa Barat melalui media televisi

sebanyak 26 kali tayangan sebagai upaya mempromosikan potensi seni,

budaya dan pariwisata Jawa Barat melalui iklan di televisi swasta

nasional dengan materi destinasi pariwisata yang ada di Jawa Barat di

kemas dengan bahasa promosi yang mempunyai nilai jual sehingga

menjadi karya seni promosi yang menarik didukung oleh talent

berpengalaman.

(6) Kegiatan Pembuatan dan Pemasangan Billboard Destinasi Jawa Barat di

2 (dua) Provinsi (Bali dan Lampung), yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

416.262.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya

Pembuatan dan Pemasangan Billboard Destinasi Jawa Barat di 2 (dua)

lokasi Provinsi (Bali dan Lampung), dengan menampilkan sejumlah

destinasi dan potensi seni budaya Jawa Barat dalam media Billboard

Page 302: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 338

sebagai petunjuk wisatawan sehingga diharapkan dapat meningkatkan

pergerakan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara ke Jawa

Barat khususnya dari Provinsi Lampung dan Bali Sasaran.

b) Permasalahan dan Solusi

Belum optimalnya pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara ke

Jawa Barat, karena berbagai faktor pendukung dan masalah aksesibilitas dan

upaya promosi yang masih kurang gencar. Solusi : Mengoptimalisasi sumber

daya yang dimiliki untuk kepentingan promosi pariwisata seperti meningkatkan

peran dan kualitas “content” situs dan peran Tourist Information Centre (TIC)

yang dimiliki; Meningkatkan varietas media promosi dan frekuensi promosi

yang dilakukan.

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan dan Penguatan Pengolah Buah, yang

dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 98.556.175,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah peningkatan nilai tambah dan daya saing olahan buah

yang dihasilkan para pelaku IKM di wilayah Cirebon sedikitnya 20%;

pencapaian bimbingan dan penerapan secara keseluruhan (100%); dan

monitoring dan bimbingan penerapan HACCP di industri olahan buah

pada 1 kabupaten/kota.

(2) Kegiatan Pengembangan Industri Pengolahan Ubi-ubian dan Pisang,

yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 240.173.500,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya kemampuan 40 orang pelaku usaha

industri pengolahan produk ubi-ubian; Meningkatnya kemampuan 30

orang pelaku usaha industri pengolahan ubi-ubian dalam menerapkan

GMP dan SOP; Tersedianya informasi kandungan 15 produk Industri

Pengolahan Ubi-ubian.

(3) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Packaging House, yang dilaksanakan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 198.702.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

ketersediaan jenis layanan packing house selama 12 bulan;

berkembangnya kemasan para pengusaha industri kecil dan menengah

Page 303: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 339

sebanyak 100%; tersampaikannya informasi keberadaan packing house

sebanyak 100%; dan berkembangnya 100% kemasan IKM.

(4) Workshop Tkenis Produksi Alas Kaki dalam Upaya Penumbuhan IKM

Baru (Alas Kaki), yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 700.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

699.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah penyerapan peserta

pelatihan pada perusahaan alas kaki sedikitnya sebanyak 40%;

pertumbuhan IKM alas kaki sebanyak 20%; dan pencapaian sasaran

kegiatan/program sebanyak 100%.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Rendahnya kemampuan inovasi produk di bidang pengolahan buah

sehingga penerapan Good Manufacturing Practise (GMP), Hazard

Analysis and Critical Control Point (HACCP) dan ISO 9000 Series

terbatas. Hal ini disebabkan belum optimalnya peran litbang untuk

kegiatan R & D bidang pengolahan buah. Untuk itu pelaksanaan

Bimbingan Penerapan HACCP dan meningkatkan Koordinasi dengan

LITBANG untuk melaksanakan RND di bidang pengolahan buah

senantiasa dilakukan.

(2) Masih ditemukan desain produk yang kurang menarik dikarenakan

keterbatasan modal. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan daya saing

dilaksanakan Fasilitasi HAKI bagi Pelaku Usaha Umbi-umbian dan

Barcode bagi Pelaku Usaha Umbi – umbian serta melaksanakan test

organoleptik untuk mengetahui selera konsumen.

(3) Keterbatasan alat bantu produksi untuk pengolahan industry agro.

Untuk ini diupayakan peningkatan pengetahuan para pelaku industri

pangan dalam menerapkan standard proses pengolahan, pengemasan,

dan labeling yang sesuai dengan persyaratan sehingga meningkatkan

kepercayaan perbankan terhadap para pelaku industri dalam

menyalurkan permodalan industri pengolahan pangan.

(4) Masih rendahnya keterampilan dan pengetahuan (teknik produksi) SDM

alas kaki dalam membuat sepatu yang berkualitas utamanya tukang

jahit upper alas kaki. Untuk itu telah dilaksanakan Pelatihan teknis upper

alas kaki bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Persepatuan

Indonesia dengan harapan setelah mengikuti pelatihan para peserta

dapat diserap oleh dunia usaha. Alternatif lainnya, dengan

melaksanakan Fasilitasi Pelatihan Kewirausahaan dengan harapan

setelah mengikuti kegiatan ini para peserta dapat berusaha secara

mandiri dibidang Alas Kaki.

Page 304: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 340

2) Program Penataan Struktur dan peningkatan Kemampuan Teknologi

Industri

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penumbuhan Industri Kreatif Berbasis Komunitas, yang

dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 488.564.100,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terjalinnya kerjasama diantara aparat pembina industri

kreatif dari 10 provinsi; menguatnya networking industri kreatif diantara

8 kabupaten/kota di Jabar; meningkatnya kemampuan pengembangan

manajemen bisnis para pelaku usaha industri kreatif di 5

kabupaten/kota di Jabar; menguatnya Pengembangan Desain

Komunitas Kreatif sebanyak 1 paket ; dan tersusunnya kesepakatan

bersama sebanyak 2 buah.

(2) Kegiatan Pengembangan Industri Kreatif berbasis Fashion (Bordir, Batik,

Tenun), yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 655.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 616.550.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya ketrampilan IKM sebanyak

20 orang; peningkatan 10 orang IKM batik dalam teknik, inovasi dan

desain batik; berkembangnya inovasi dan desain produk bordir

sebanyak 20 orang; meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi antara

pelaku usaha dengan stakeholder sebanyak 30%; dan peningkatan

kelancaran kegiatan TPT sebanyak 100%.

(3) Kegiatan Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Makanan Olahan,

yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 650.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 628.415.300,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah meningkatnya penganekaragaman 125 jenis makanan

khas Jawa Barat dan diversifikasi penggunaan bahan baku lokal dalam

mensubstitusi tepung terigu; kelancaran operasional kegiatan sebanyak

52%.

(4) Kegiatan Pengembangan Industri Manufaktur Berbasis Otomotif, yang

dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 517.200.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah ketersediaan alat angkut pedesaan multi fungsi hasil

karya anak bangsa sebanyak 1 unit; ketersediaan alat angkut yang diuji

performance dan durabilitynya sebanyak 1 unit; ketersediaan unit alat

angkut yang dilakukan optimalisasi desain alat angkut sebanyak 1 unit;

ketersediaan unit alat angkut yang dibuat prototypenya berdasarkan

Page 305: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 341

hasil optimalisasi desain sebanyak 1 unit; terjalinnya kemitraan antar

stakeholder otomotif sebanyak 20%; dan jumlah kontak bisnis dalam

penyelenggaraan jabar otofest sebanyak 1 kegiatan.

(5) Kegiatan Pengembangan Industri Aneka, Kerajinan dan Kimia, yang

dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 550.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 542.225.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah peningkatan kemampuan teknologi desain alas kaki

sebesar 20%; peningkatan kemampuan teknik produksi alas kaki

sebanyak 20 orang; pertumbuhan IKM alas kaki sebanyak 20%;

peningkatan koordinasi dan sinkronisasi antara pelaku usaha dengan

stake holder sebanyak 30%; peningkatan wawasan 20 orang peserta

teknik produksi untuk peningkatan kualitas produk genteng;

peningkatan pemahaman sebanyak 20 orang Perda Prov. Jabar No. 15

Tahun 2010 tentang pengendalian produksi dan peredaran garam;

peningkatan wawasan peserta desain produk anyaman mendong

sebanyak 20 orang; peningkatan wawasan peserta Forum Koordinasi

IKM kerajinan sebanyak 20 orang; dan penyampaian pelaksanaan

kegiatan sebanyak 30 buku.

(6) Kegiatan Pengembangan Industri Kreatif berbasis IT pada Kawasan

Greater Bandung Technopark dan Baros Cyber Creative Centre, yang

dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 720.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 640.270.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah peningkatan wawasan kewirausahaan sebanyak 40

orang pelaku usaha; peningkatan kompetensi kewirausahaan sebanyak

40 orang pelakuk usaha; pembinaan kewirausahaan 40 orang pelaku

usaha; peningkatan koordinasi dan sinkronisasi antara pelaku usaha

dengan stake holder sebanyak 30%; penguatan desain karya kreatif

berbasis IT sebanyak 25%; peningkatan kualitas pengembangan

bandung greater technopark sebanyak 25%; peningkatan koordinasi

dan sinkronisasi 30% pelaku usaha dengan stakeholder; integrasi

pengembangan greater bandung technopark dan baros cyber creative

centre sebanyak 25%; dan tersedianya bahan evaluasi dan perencanaan

pengembangan greater bandung technopark dan baros cyber creative

centre sebanyak 25%.

(7) Kegiatan Pembinaan Industri Hasil Tembakau, yang dilaksanakan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 1.698.977.458,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

peningkatan pemahaman 20% pelaku IHT tentang ketentuan dalam

Page 306: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 342

memproduksi IHT; peningkatan kemitraan antara pabrik rokok inti

dengan 20% pelaku IHT; ketersediaan data pelaku usaha industri

rokok/tembakau pengguna mole di 2 kabupaten/kota; peningkatan

pemahaman pengembangan kewirausahaan sebanyak 40 pelaku;

pemahaman strategi manajemen dalam pengelolaan produksi sebanyak

10%; peningkatan wawasan pengembangan dan strategi pembinaan

IHT di Jawa Barat; peningkatan ketrampilan bidang usaha bagi pelaku

IHT bila beralih profesi sebanyak 30 buku; teridentifikasinya sarana

peralatan dan produktivitas SKT sebagai bahan pembinaan IHT

sebanyak 1 paket; peta IHT Jabar sebagai akibat regulasi cukai pada 50

merk; dan pelaksanaan kegiatan dan pengawasan rokok/tembakau

Jawa Barat sebanyak 10%.

b) Permasalahan dan solusi

(1) Perlunya keberpihakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap

pengembangan Alat Angkut Multi Fungsi. Untuk itu upaya promosi terus

menerus secara berkala terhadap pengembangan Alat Angkut Multi

Fungsi sebagai : Icon Jawa Barat, Pendukung Program Ketahanan

Pangan dan Penghela Pengembangan IKM-IKM Komponen Otomotif dan

Permesinan Jawa Barat senantiasa dilakukan.

(2) Masih rendahnya produk-produk genteng yang dihasilkan IKM Genteng.

Untuk itu peningkatan koordinasi dalam rangka menciptakan program

dan kegiatan yang sinergis sehingga lebih efisien dan efektif.

(3) Adanya kebijakan Pemerintah terkait dengan dampak kesehatan dari

rokok mengakibatkan Penurunan jumlah Usaha Industri Hasil Tembakau

di beberapa Kabupaten Kota, disebabkan meningkatnya Biaya Tarif

Cukai. Selain itu dikarenakan rendahnya pemahaman strategi Penerapan

management Dalam Pelaksanaan Usaha, dan belum menerapkan

konsep bisnis yang jelas sehingga rokok Ilegal dan Pita Palsu masih

tinggi. Untuk itu dilakukan pembinaan kemampuan dan ketrampilan

kerja masyarakat di lingkungan IHT dan atau daerah penghasil bahan

baku IHT. Selain itu meningkatkan Kemitraan Usaha antara perusahaan

pengelola atau pabrik rokok dengan perusahaan Sigaret Kretek Tangan,

melalui pola MPS.

(4) Adanya perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia dari makanan

pokok nasi kepada produk lainnya berupa mie dan roti menyebabkan

kebutuhan bahan baku terigu meningkat menjadi kendala tersendiri.

Apalagi dengan ketergantungan Indonesia akan impor bahan baku baik

dalam bentuk gandum maupun terigu akan terus meningkat sejalan

dengan perubahan pola konsumsi dan pertumbuhan penduduk,

disebabkan Indonesia sampai saat ini belum mampu memproduksi

Page 307: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 343

gandum. Hal ini mengakibatkan para pelaku industri pengolahan pangan

mengeluh tentang bahan baku lokal, antara lain kurang kompetitif

dengan bahan baku impor, keterbatasan bahan baku dalam hitungan

selisih harga dan kemudahan ketersediaan K3 (kuantitas, kualitas dan

kontinuitas). Untuk itu diperlukan peningkatan preferensi masyarakat

terhadap produk makanan dan minuman khas daerah berbahan baku

lokal dengan meningkatkan penggunaan bahan baku lokal dalam

mensubstitusi tepung terigu yang digunakan para pelaku industri.

7. URUSAN PERDAGANGAN

1) Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam

Negeri

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Fasilitasi Gerakan Pengembangan dan Perlindungan Pasar

Tradisional (GEMPITA), yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 334.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

320.425.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah peningkatan

pengetahuan dan wawasan pengelola pasar tradisional sebanyak 80%,

peningkatan koordinasi dalam pengelolaan sarana dan prasarana pasar

tradisional di kabupaten/kota sebanyak 30%, bertambahnya

pengetahuan tentang teknis perdagangan bagi pedagang pasar

tradisional sebanyak 50 orang dan tersedianya data pasar tradisional

maupun pasar modern yang ada di Provinsi Jawa Barat sebanyak 125

orang.

(2) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Industri Kreatif, yang dilaksanakan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 577.533.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

peningkatan promosi batik Jawa Barat sebanyak 80%, adanya transaksi

jual beli di taraf internasional maupun dalam negeri sebanyak 30% dan

adanya transaksi jual beli di taraf internasional maupun dalam negeri

sebanyak 20%.

(3) Kegiatan Peningkatan Usaha Dagang Kecil Menengah Tembakau/Rokok,

yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 1.264.390.900,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah peningkatan wawasan manajemen UDKM bagi

pedagang/Distributor rokok/tembakau sebanyak 80%, dikenalnya

produk rokok/embakau Jawa Barat sebanyak 25%, peningkatan

wawasan tentang lelang sebanyak 15%, terpromosikannya Produk

Page 308: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 344

Rokok/Tembakau Jawa Barat pada Show Room Produk Jawa Barat di

Batam sebanyak 10%, perluasan pemasaran produk rokok/tembakau

Jawa Barat sebanyak 15%, Terdeteksi produk rokok/tembakau belum

bercukai,cukai palsu sebanyak 10 jenis, Data Pelaku perdagangan rokok

dan tembakau sebanyak 1 paket, pelaksanaan lelang tembakau Tanjung

Sari Kabupaten Sumedang sebanyak 1 paket dan tersedianya buku

laporan akhir kegiatan sebanyak 5 buku.

(4) Kegiatan Subsidi Operasi Pasar Murah (KEPOKMAS), yang dilaksanakan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 350.800.000,-, realisasi anggaran

sebesar Rp. 138.915.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

peningkatan sosialisasi mekanisme operasi pasar kepada orang peserta,

pelaksanaan monitoring dan evaluasi operasi pasar serta pelaksanaan

operasi pasar kepokmas di 4 wilayah dengan sasaran 26

kabupaten/kota.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Keterbatasan pelaku usaha yang dapat difasilitasi untuk penggunaan

produk dalam negeri. Untuk ini keberagaman event pameran/ promosi

baik di dalam daerah maupun di luar daerah senantiasa dilakukan.

(2) Penerbitan aturan perundang-undangan sebagai dasar dilakukannya

operasi pasar murah KEPOKMAS yang terlambat mengakibatkan

sempitnya waktu yang tersedia. Untuk itu penyelenggaraan sosialisasi

pelaksanaan OPM pada awal-awal tahun perlu direncanakan pada waktu

yang akan datang sehingga memberikan cukup banyak ruang dan waktu

untuk berkoordinasi baik dengan Pemerintah Kabupaten/Kota maupun

dengan Calon Penyedia Barang/Jasa.

2) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Daya Saing Ekspor Jawa Barat (e-Commerce),

yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 450.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 431.650.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah penyusunan basis data produk-produk IKM/UMKM

sebanyak 26 kabupaten/kota, perluasan pasar ekspor kepada 1 negara,

tersosialisasikannya prototype e-Commerce kepada 60 orang,

peningkatan kompetensi pelaku usaha dalam rangka mengoperasikan

aplikasi e-Commerce kepada 60 orang dan tersedianya bahan

perencanaan program/kegiatan ke depan sebanyak 40%.

Page 309: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 345

(2) Kegiatan Peningkatan Akses Pasar dan Perluasan Pasar Ekspor, yang

dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 485.920.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah peningkatan akses pasar pelaku usaha di 26

kabupaten/kota, perluasan pasar ekspor di wilayan Asia – China/RRT

sebanyak 1 kegiatan, perluasan pasar ekspor di wilayah Timur Tengah

sebanyak 1 kegiatan dan ketersediaan visualisasi perkembangan ekspor

dalam DVD dan penayangan talkshow di Media TVRI Jabar-Banten

sebanyak 2 kali tayang.

(3) Kegiatan Peningkatan Daya Saing Ekspor (Tembakau), yang

dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 482.240.500,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah peningkatan pemahaman 18 orang peserta pelatihan

prosedur ekspor impor bagi pengusaha tembakau, peningkatan

pemahaman 55 orang peserta pelatihan manajemen ekspor plus

simulasi bagi pengusaha tembakau, peningkatan pemahanan 55 orang

peserta pelatihan akses dan survey pasar melalui internet, peningkatan

pemahaman 55 orang peserta sosialisasi harmonized system (HS)

tembakau yang berlaku di pasar internasional, peningkatan daya saing

tembakau di Malaysia bagi 4 orang pelaku usaha dan terpetakannya

harmonized system (HS) tembakau Jawa Barat sebanyak 1 profil.

(4) Kegiatan Peningkatan Daya Saing Ekspor, yang dilaksanakan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 149.865.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Peningkatan

pemahaman 50 orang peserta Workshop Implementasi Perjanjian

ASEAN-Australia and New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) dan

ASEAN-India Free Trade Area (AKFTA) untuk masing-masing Komoditas,

Terpetakannya Harmonized System (HS) skema ACFTA sebanyak 1

profil.

b) Permasalahan dan Solusi

Daya saing produk yang masih rendah dengan produk-produk luar yang

sejenis sebagai dampak dari implementasi IAFTA dan AANZFTA. Untuk

menyikapinya diperlukan kesiapan stakeholders perdagangan internasional

termasuk Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, Pelaku Usaha, Asosiasi

Pengusaha, Tenaga Kerja untuk mengantisipasi dampak negative dan

memanfaatkan peluang dampak positif dengan memperkuat dan

meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan barang dan jasa serta

Page 310: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 346

investasi dengan India, Australia dan Selandia Baru sebagai alternative diluar

pasar tradisional dan menciptakan system transparan dan kemudahan

investasi dari Negara-negara alternatif selain pasar tradisional yang sudah ada

serta mengembangkan kebijakan dan implementasi kerjasama ekonomi ke

depan Selain itu meningkatkan misi dagang terstruktur multi sektoral didasari

dengan Updating Pemetaan komoditas dan jasa unggulan beserta

diversifikasinya dengan meningkatkan nilai tambah relative tinggi (via

industrialisasi) dan mekanisme Standardisasi komoditas dan profesi bertaraf

Internasional juga senantiasa dilakukan.

3) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Pengawasan Barang yang Beredar dan Tertib

Niaga, yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.

300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 279.838.350,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengawasan barang yang

beredar di pasar; sosialisasi ketentuan perlindungan konsumen dan

implementasinya pada aparat dan masyarakat, serta pengawasan

barang beredar.

(2) Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian,

yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.055.507.440,-,

realisasi anggaran sebesar Rp. 1.053.137.000,-. Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah pelayanan tera ulang di 15 (lima belas) Kabupaten/Kota

kepada 66.223 pemilik/pemakai UTTP yang terlayani; pelayanan

pengujian BDKT di 15 Kabupaten/Kota sebanyak 600 kemasan; fasilitasi

perlindungan konsumen dalam hal kebenaran UTTP di 15

Kabupaten/Kota sebanyak 130 lokasi serta terpenuhinya sarana

pendukung kegiatan pelayanan kemetrologian selama 1 tahun.

(3) Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian

Karawang, yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

475.271.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pelayanan tera ulang

di 5 (lima) Kabupaten/Kota, pelayanan pengujian BDKT di 5

Kabupaten/Kota sebanyak 1000 kemasan, fasilitasi perlindungan

konsumen dalam hal kebenaran UTTP di 5 Kabupaten/Kota sebanyak

100 perusahaan, unjuk kerja laboratorium kemetrologian sebanyak 4

kegiatan dan sinkronisasi kebijakan kemetrologian seluruh Indonesia

Page 311: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 347

sebanyak 1 kegiatan serta tersedianya buku laporan kegiatan sebanyak

10 buku.

(4) Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian

Bogor, yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 450.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 448.738.400,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah pelayanan tera ulang di 6 (lima)

Kabupaten/Kota sebanyak 145 lokasi, terjaminnya volume produk

kemasan yang beredar di pasaran sebanyak 65 lokasi, terakurasinya alat

standar massa dan volume sebanyak 1 kegiatan, peningkatan

pemahaman kebijakan bidang kemetrologian se-Indonesia sebanyak 2

kegiatan dan tersedianya buku laporan kegiatan sebanyak 5 buku.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Dipasar masih diketemukan barang-barang yang beredar yang tidak

memenuhi syarat K3L dan tidak memenuhi standar SNI. Untuk itu terus

dilaksanakan pengawasan agar konsumen tidak dirugikan dengan

mengkonsumsi barang-barang yang tidak memenuhi syarat K3L dan

tidak memenuhi standar SNI selain itu dilaksanakan juga edukasi pada

Konsumen agar dapat menjadi konsumen yang cerdas.

(2) Adanya keterbatasan sarana dan prasarana pelayanan kemetrologian

untuk menjangkau daerah-daerah yang terpencil. Untuk mengatasi hal

tersebut, kerjasama dengan perusahaan tertentu dan melakukan sewa

kendaraan menjadi salah satu alternative yang telah dilakukan.)

8. KETRANSMIGRASIAN

Program Pengembangan Transmigrasi

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengarahan, Pemindahan dan Pemberdayaan Transmigrasi,, yang

dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa

Basrat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.225.667.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 1.190.400.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terselenggaranya Rapat koordinasi Ketransmigrasian, telaksananya Evaluasi

keberhasilan transmigran, terlaksananya Koordinasi antar daerah pengirim

transmigrasi, dan terlaksananya Tindak Lanjut Kerjasama antar daerah

Fasilitasi kerjasama antar daerah bidang ketranmigrasian. Sehingga

meningkatnya Sinergitas antara Provinsi dan Kabupaten/Kota, terevaluasinya

keberhasilan Transmigrasi di Lokasi Penempatan/daerah Tujuan dan

terfasilitasinya Tindak Lanjut Kerjasama antar daerah (KSAD) bidang

ketransmigrasian.

Page 312: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 348

(2) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Transmigran Lokal (Ressetelment), yang

dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa

Basrat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 505.000.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 502.880.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlaksananya Rapat Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Lokal

dan terfasilitasinya Koordinasi dan Fasilitasi Pemberdayaan Ekonomi Produktif.

Sehingga meningkatnya pengetahuan masyarakat transmigrasi lokal dan

meningkatnya Ekonomi Produktif

(3) Kegiatan Pelatihan Transmigran, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Basrat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 965.427.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 960.327.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pelatihan Pemberdayaan

Masyarakat Translok, sehingga meningkatnya keterampilan Transmigran Lokal

dan Calon Transmigran yang akan di berangkatkan, Pelatihan Pemberdayaan

Masyarakat Transmigran Lokal, Termonitornya warga transmigran yang telah

ditempatkan.

(4) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Kerjasama dibidang Ketransmigrasian,

dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 297.360.000,-.

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kerjasama antar Daerah

dibidang Ketransmigrasian antara 2 (dua) Pemerintah Provinsi di Indonesia

selaku Daerah Penerima/Penempatan dengan Pemerintah Provinsi Jawa

Barat selaku Daerah Pengirim/asal transmigran, serta terwujudnya MOU

yang ditandatangani antara Provinsi Pengirim dan Penerima.

b) Permasalahan dan Solusi

(1) Kegiatan Pengarahan, pemindahan dan pemberdayaan transmigrasi,

khususnya penanganan penduduk dampak pembangunan waduk Jatigede

Kabupaten Sumedang adalah animo masyarakat untuk bertransmigrasi

cukup tinggi yaitu mencapai 7.163 Kepala Keluarga sedangkan target

penempatan yang dialokasikan setiap tahunnya sangat kecil, disamping itu

pula arah minat calon transmigran asal Jatigede hanya ke Pulau Sumatera

sehingga mengalami kesulitan karena keterbatasan alokasi penempatan ke

Wilayah tersebut. Mengingat besarnya penduduk Jatigede yang harus

ditangani melalui program Transmigrasi. Upaya yang dilakukan penanganan

penduduk asal Jatigede melalui program transmigrasi perlu mendapat

dukungan dan sinergitas baik dari pemerintah Kabupaten Sumedang maupun

dari pemerintah pusat dan Provinsi Daerah Penempatan/Penerima;

(2) Terbatasnya kemampuan APBD untuk memenuhi kebijakan sharing

pembiayaan dalam penyelenggaraan ketransmigrasian. Upaya yang

dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada

Page 313: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 349

masyarakat jatigede bahwa alokasi ke wilayah Sumatera sangat terbatas dan

menginformasikan kepada mereka bahwa wilayah Timur memiliki prospek ke

depan yang sangat menjanjikan karena tanah wilayah Timur sangat subur

dan cocok untuk pertanian.

(3) Program Transmigrasi baik di Tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota di

Jawa Barat mengalami persoalan yang cukup komplek yang berdampak

kepada rendahnya kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan

Transmigrasi di Jawa Barat. Transmigrasi belum dipandang dapat

mensejahterakan masyarakat Jawa Barat, sehingga Jangka panjang,

membenahi sistem manajemen penyelenggaraan Transmigrasi berdasrkan

paradigma baru sesuai dengan kondisi lingkungan stratejik yang

berkembang.

9. URUSAN KEAGAMAAN

1) Program Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan Agama

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pelaksanaan STQ Tingkat Jawa Barat, Pembinaan dan

Pengiriman Kafilah STQ Jawa Barat dan Kontingen Festival Maulid

Nusantara ke Tingkat Nasional, yang dilaksanakan Biro Pelayanan

Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 3.944.790.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.

3.678.709.424,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

acara STQ tingkat Provinsi Jawa Barat; terbinanya kafilah STQ Jawa

Barat; terpilihnya Kafilah STQ Jawa Barat sebagai kafilah terbaik di

Tingkat Nasional; serta terpilihnya kontingen Festival Maulid Nusantara

Jawa Barat sebagai kontingen terbaik di Tingkat Nasional.

(2) Kegiatan Implementasi Pengamalan Agama melalui Safari Ramadhan

dan Tarling Gubernur, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial

Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 349.265.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya safari ramadhan di 4

wilayah; tarawih keliling di 6 lokasi; acara peringatan Nuzulul Qur’an;

serta terselenggaranya sholat tarawih di masjid Pakuan Bandung

sebanyak 30 kali, shalat idul fitri dan shalat idul adha dan sholat jumat

di masjid Ar Rosyid Pakuan sebanyak 52 kali.

(3) Kegiatan Tabligh Akbar Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan

Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 280.600.000,-, realisasi anggaran sebesar

Rp. 264.756.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya

acara Tabligh Akbar tingkat Provinsi Jawa Barat.

Page 314: LPPD Provinsi Jawa Barat - Bab III Final

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 350

2) Program Pembinaan Lembaga Sosial Keagamaan

a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan kepada Petugas Tim

Pemandu/Pemantau Haji Daerah (TPHD) Provinsi Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 402.252.500,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 398.283.500,- (99,01%) Hasil pelaksanaan

kegiatan adalah terbentuknya petugas Tim Pemandu/Pemantau Haji

Daerah di Jawa Barat sebanyak 89 orang.

(2) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pembangunan serta Pelayanan kepada

Organisasi/Lembaga Sosial Keagamaan di Jawa Barat, yang

dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa

Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.300.000,-, realisasi

anggaran sebesar Rp. 299.835.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah

terlayaninya organisasi/lembaga keagamaan di Kabupaten/Kota di Jawa

Barat.

(3) Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan dan Insentif Guru Madrasah Diniyah di

Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 736.472.993,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 721.387.000,-. Hasil

pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Keputusan Gubernur Jawa

Barat Nomor 978/kep.1197-Yansos/2011 tanggal 26 September 2011

tentang Bantuan Sosial untuk Fasilitasi Pemberdayaan dan Peningkatan

Kapasitas Guru Madrasah Diniyah, serta terselenggaranya

pemberdayaan guru madrasah di Jawa Barat.