lppd provinsi jawa barat - bab iii final
TRANSCRIPT
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 37
BAB III
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan
1. URUSAN PENDIDIKAN
1) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pembinaan Olahraga Siswa Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.610.987.846,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 5.582.608.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terpusatnya latihan siswa atlet olahraga tingkat SMP
dari 8 Kabupaten sebanyak 320 siswa/atlet kelas olahraga, laporan
evaluasi kelas olahraga SMP sebanyak 320 siswa/atlet dan 64 orang
pelatih/pendamping; terselenggaranya bimbingan teknis O2SN SD-SMP
pada 26 kabupaten/Kota sebanyak 104 orang, O2SN SD-SMP di tingkat
Jawa Barat dari 26 Kabupaten/Kota sebanyak 1.586 orang peserta SD
dan 1.586 orang peserta SMP, pemusatan latihan O2SN SD-SMP untuk
tingkat nasional sebanyak 11 cabang olahraga tingkat SMP sebanyak 70
orang dan 5 cabang olahraga tingkat SD sebanyak 50 orang, O2SN SD-
SMP di tingkat Nasional sebanyak 11 cabang olahraga tingkat SMP
sebanyak 70 orang dan 5 cabang olahraga tingkat SD sebanyak 50
orang; serta laporan monitoring dan evaluasi kelas olahraga pada 8 SMP
di 8 Kabupaten.
(2) Kegiatan Peningkatan Mutu Pendidikan, yang dilaksanakan Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 32.511.825.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 31.977.710.300,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dokumen pengelolaan data
pembinaan program peningkatan mutu pendidikan dasar;
terkordinasikannya tim teknis pengelola kegiatan peningkatan mutu
pendidikan dasar diikuti oleh 104 orang; terlayaninya pengembangan
dan pemberdayaan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) diikuti 78
orang; pembinaan dan pengembangan ekstra kurikuler diikuti 78 orang,
akreditasi tingkat SMP diikuti 78 orang, pembelajaran Karakter di
sekolah diikuti 78 orang, revitalisasi Gugus TK dan SD diikuti 468 orang;
pemberdayaan Tim Pengembang Kurikulum Pendidikan Dasar diikuti 42
orang, Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
sebanyak 130 orang; serta pengembangan sarana prasarana pendidikan
dasar sebanyak 103 Paket.
(3) Kegiatan Penyelenggaraan Lomba dan Festival Pendidikan Dasar, yang
dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 38
alokasi anggaran sebesar Rp. 4.743.622.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 3.987.905.150,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya acara Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD dan SMP
diikuti 452 siswa, Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) TK, SD
dan SMP diikuti 1.279 siswa, Lomba Calistung diikuti 162 siswa, Lomba
Gugus TK dan SD diikuti 57 siswa, Lomba Perpustakaan SD diikuti 29
orang; serta pembinaan Matematika untuk Kompetensi Internasional
(IMC) diikuti 974 orang.
(4) Kegiatan Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar, yang
dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 86.259.365.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 83.538.007.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terkoordinasikannya Tim Teknis yang diikuti 104 orang, terpenuhinya
Bimbingan Teknis Program penyelenggaraan pembangunan Ruang Kelas
Baru (RKB), tersalurkannya Bantuan Keuangan untuk pembangunan
1.000 Ruang Kelas Baru SMP, tersebarnya Buku dan Alat Peraga ke 26
Kabupaten/Kota yang terdiri dari Alat Peraga kelas rendah 1.100 paket,
Media PAIKEM 1.600 paket, paket buku PLH SD 500 sekolah, paket
buku PLH SMP 500 sekolah, paket buku Pendidikan Karakter dan
Budaya Bangsa SD 1.500 sekolah, SMP 1.500 sekolah, paket
Perpustakaan digital 75 sekolah, paket Alat Olahraga SD 81 sekolah,
paket Atlas Tematik SD 13.447 sekolah, paket Atlas Tematik SMP 3.212
sekolah, Pembelajaran Sekolah Dasar dengan Teknologi Informasi 40
sekolah, Peningkatan Kualitas Pembelajaran untuk Guru IPA SD dengan
Pendekatan SEQIP melalui Pengadaan Alat IPA 280 sekolah,
pengembangan alat-alat Peraga SD 52 sekolah, pengembangan TK
dengan alat-alat Permainan Edukatif 200 TK, peningkatan Kualitas
Pembelajaran SMP dengan menggunakan teknologi visual CD dan
multimedia 190 sekolah, penunjang astronomi untuk SMP 190 sekolah;
serta tersalurkannya bantuan keuangan untuk Pembangunan Ruang
Kelas Baru (RKB) dan mebeulair SMP dan MTs sebanyak 695 ruang
kelas baru pada 348 SMP dan MTs di 26 Kabupaten/Kota.
(5) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan SSN/SBI Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 22.210.982.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 21.557.852.600,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pendampingan
pembelajaran yang ideal di 30 sekolah RSBI SMP, workshop Sosialisasi
Program Kompetisi Kerjasama (Partnership) dengan Negara OECD
diikuti 75 orang, seminar SSN-SBI SD dan SMP Swasta di Jawa Barat
diikuti 150 orang; terkoordinasikannya Pengelolaan SSN/SBI dengan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 39
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota diikuti 130 orang; workshop E-
Learning dalam Evalution Base ICT I diikuti 108 orang, ICT II 108
orang; Pembinaan Program SSN SD dan SMP wilayah I, II dan III
tentang pelaksanaan 8 SMP dalam penyelenggaraan SSN di wilayah I,
II, III diikuti 100 orang tenaga kependidikan, dan wilayah IV dan VI
diikuti 100 orang; seleksi program studi administrator/manajemen
sekolah internasional di Negara OECD (Australia) sebanyak 75 orang;
Konsultasi dan Pendampingan MOU di Negara OECD (Australia)
sebanyak 100 orang, terlatihnya Program Study
Administrator/Manajemen Sekolah Internasional di Negara OECD
sebanyak 125 orang, terjadinya peningkatan profesionalisme Guru RSBI
sebanyak 56 orang; terpenuhinya sarana dan prasarana di 51 sekolah;
serta tersedianya dokumen Panduan Pembinaan RSBI, SSN dan SBI.
(6) Kegiatan Fasilitas Penyelenggaraan Sekolah Menengah Pertama
Terbuka, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.166.200.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.130.415.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terkoordinasikannya tim teknis pengelola kegiatan bersama
kabupaten/kota sebanyak 104 orang; terselenggaranya workshop
revitalisasi Pelayanan Induk SMP Terbuka diikuti 104 orang, workshop
pembinaan Guru Pamong TKB Reguler 104 orang, workshop pembinaan
TKB Mandiri 104 orang, Musyawarah Guru Pamong (MGP) SMP Terbuka
Reguler 1.000 orang, Musyawarah Guru Pamong (MGP) SMP Terbuka
Mandiri 300 orang; terselenggaranya Lomba dan Pembinaan Motivasi
Belanja Mandiri (LOMOJARI) tingkat Provinsi dan tingkat Nasional diikuti
119 orang; serta tersedianya Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor
978/Kep.806.Disdik/2011 tanggal 9 Juni 2011 tentang Bantuan
Keuangan untuk Fasilitasi Penyelenggaraan Sekolah Menengah Pertama
Terbuka, dan tersalurkannya bantuan keuangan sebesar Rp.
10.507.400.000,-, yang meliputi bantuan untuk Pengelola SMP Terbuka
sebanyak 447 sekolah sebesar Rp. 2.682.000.000,- di 25 Kabupaten dan
Kota, bantuan untuk Tim Teknis Pengelola SMP Terbuka di Kabupaten
dan Kota sebanyak 75 orang pengelola di 25 Kabupaten dan Kota
sebesar Rp. 180.000.000,-, bantuan untuk Pengelola Tempat Kegiatan
Belajar Mandiri sebanyak 51 orang pengelola di 17 Kabupaten dan Kota
sebesar Rp. 122.400.000,-, bantuan untuk Guru Pamong dan Pesuruh
TKB Mandiri sebanyak 140 orang GuruPamong dan Pesuruh di 17
Kabupaten dan Kota sebesar Rp. 1.092.000.000,-, bantuan untuk Guru
Pamong dan Pesuruh TKB Reguler sebanyak 1.750 orang Guru Pamong
dan Pesuruh di 25 Kabupaten dan Kota sebesar Rp. 6.300.000.000,-,
bantuan Operasional Tim Teknis SMP terbuka Kabupaten dan Kota
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 40
sebanyak 25 Tim Teknis di 25 Kabupaten dan Kota sebesar
Rp. 131.000.000,-.
(7) Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah Provinsi (BOS) untuk jenjang
Pendidikan Dasar, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.484.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.281.121.925,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terkoordinasikannya kabupaten/kota sebanyak 78
orang; tersosialisasikannya pemberian Dana BOS di 5 wilayah diikuti 350
orang; bimbingan teknis bagi Pengelola BOS Kabupaten/Kota sebanyak
364 orang; terinformasikannya launching dan publikasi BOS di media
cetak dan elektronik tingkat lokal dan nasional; serta tersedianya
Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 978/Kep.807-Disdik/2011
tanggal 9 Juni 2011 tentang Bantuan Keuangan Untuk Program Bantuan
Operasional Sekolah Provinsi Jawa Barat pada jenjang Pendidikan Dasar
dan tersalurkannya bantuan keuangan sebesar Rp. 405.599.990.000,-,
yang meliputi bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD/MI untuk
5.360.000 siswa, bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMP/MTs untuk
2.130.196 siswa.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Masih kurangnya perluasan Pra sekolah dalam memperoleh kesempatan
pendidikan. Solusinya membangun UGB TK.Rehabilitasi Gedung TK
Pengangkatan guru baru.
(2) Masih kurangnya perluasan Sekolah Dasar (SD) memperoleh
kesempatan belajar. Solusinya melaksanakan double shift, rehabilitasi
dan refungsionalisasi gedung, pemberian Bantuan Operasional Sekolah
(BOS). Pemerataan dan Pengangkatan guru baru. Penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya wajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan.
(3) Masih kurangnya perluasan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
kesempatan belajar/pemerataan pendidikan. Solusinya membangun
USB. Membangun RKB, melaksanakan double shift sampai dengan 1.6.
Penambahan SMP Terbuka. Rehabilitasi. Pemberian Bantuan
Operasional Sekolah (BOS).
2) Program Pendidikan Menengah dan Tinggi
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Pengembangan SMK/SMA SSN/RSBI/
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 41.602.948.800,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 24.489.910.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 41
adalah terkelolanya pengembangan data base SMA/SMK SSN/RSBI di 26
kabupaten/kota oleh 78 orang serta pengelolaan dan pengembangan
data base di Provinsi oleh 15 orang; workshop pengelolaan dan
pengembangan PSB TIK SMA/SMK SSN/RSBI diikuti 47 orang; workshop
pengelolaan dan pengembangan Laboratorium Biologi SMA SSN/RSBI
diikuti 156 orang; workshop dan sosialisasi Implementasi KTSP dan 8
Standar Nasional Pendidikan SMA/SMK diikuti 120 orang; terlayaninya
Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Standart Nasional dan
Bertaraf Internasional dengan studi banding pendidikan bertaraf
internasional ke Yogyakarta dan Bali sebanyak 85 orang; workshop
Asesor Akreditasi SMA/SMK Negeri dan Swasta diikuti 100 orang;
tersosialisasinya Akreditasi SMA/SMK Negeri dan Swasta diikuti 400
orang; Visitasi/penilaian Akreditasi SMA/SMK Negeri dan Swasta di 26
Kabupaten/Kota diikuti 400 sekolah; pembebasan lahan untuk
penegerian 4 PTS, yaitu UNSWAGATI Cirebon, UNSIL Tasikmalaya,
UNSIKA Karawang dan POLTEKES Sukabumi; tersebarnya publikasi
sosialisasi Program Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan;
terpenuhinya Mikroscop dan perlengkapan pembelajaran Biologi untuk
SMA SSN dan RSBI/SBI untuk 30 sekolah; serta terpenuhinya Alat
Peraga Multimedia Interaktif Geografi untuk SSN dan RSBI/SBI Jawa
Barat.
(2) Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Sekolah Menengah
Atas, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 6.387.508.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 5.161.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terselenggaranya Akreditasi SMA diikuti 250 orang; tersedianya
Sumber Daya Manusia (SDM) MKKS, MGMP, MGBK, YPK, pembinaan
Guru Olympiade, workshop pengawasan, debat Bahasa Inggris
sebanyak 500 orang; workshop pengadaan Sarana Prasarana SMA
diikuti 100 orang, Olympiade Sains Nasional (OSN), Olympiade Olahraga
dan Sains Nasional (O2SN) dan FLS2N diikuti 650 orang, pengembangan
dan pembinaan Karakter diikuti 55 orang.
(3) Kegiatan Peningkatan Kualitas Aksesibilitas dan Relevansi SMK di Jawa
Barat, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 17.330.177.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 14.516.469.280,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terkoordinasikannya peningkatan kualitas aksesibilitas dan
relevansi 26 Kabupaten/Kota diikuti 52 orang; tersalurkannya beasiswa
SMK untuk siswa tidak mampu sebanyak 6.250 orang; terakreditasinya
SMK Negeri dan Swasta sebanyak 175 sekolah; terbentuknya Tim
Pengembangan Kurikulum KTS; workshop RKB dan rehabilitasi SMK
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 42
diikuti 100 orang; terselenggaranya acara Lomba Kompetensi Siswa
(LKS) SMK dan Vocational Award, pengembangan Kewirausahaan Siswa
SMK diikuti 100 siswa, workshop pemberian bantuan diikuti 100 orang.
(4) Kegiatan Pelatihan Keahlian dan Sertifikasi Bagi Siswa, Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan, yang dilaksanakan Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.381.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.371.006.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya TOT (Training of
Trainer) Peningkatan Profesionalisme guru Adaftif dalam Mata Pelajaran
Bahasa Inggris SMK sebanyak 52 orang, untuk Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia 52 orang, Mata Pelajaran Matematika 52 orang, Workshop
Peningkatan Keahlian Teknis Guru SMK dalam Keahlian Bangunan 26
orang, Elektronik Industri 26 orang, Ketenaga Listrikan 26 orang, Mesin
CNC 26 orang, Mesin Konvensional 26 orang, Las 26 orang, Otomotif 26
orang, TIK 26 orang dan Terlaksananya On Job Trainer dengan MTU
untuk Keahlian Teknik Bangunan 80 orang siswa, Teknik Elektronik 160
orang, Keahlian Listrik 160 siswa, Teknik Permesinan 1.040 siswa,
Teknik Otomotif 560 siswa, Teknik Komputer dan jaringan 80 siswa.
(5) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Kawasan
Pendidikan dan Pusat Terintegrasi Bersifat Komunitas Model
Transportasi, Hunian, Gedung-gedung Pusat Riset dan Kegiatan
Mahasiswa, Sport Senter (Tahap Perancangan), yang dilaksanakan
Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 49.225.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya pengembangan kawasan
pendidikan dan riset terpadu; meningkatnya kerjasama perancangan
pengembangan sarana dan prasarana pendukung kawasan pendidikan
dan pusat terintegrasi bersifat komunitas; tersusunnya rancangan
pengembangan sarana dan prasarana pendukung kawasan pendidikan
dan pusat terintegrasi bersifat komunitas.
(6) Kegiatan Koordinasi Pencanangan Program Wajar 12 Tahun di Jawa
Barat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 247.920.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terkoordinasinya implementasi pencanangan program
wajib belajar 12 tahun di Kabupaten/kota melalui rapat koordinasi yang
diikuti oleh 130 orang peserta yang terdiri dari unsur OPD
Kabupaten/kota dan Stakeholder Pendidikan se-Jawa Barat.
(7) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), yang dilaksanakan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 43
Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 595.200.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkoordinasinya
penyelenggaraan RSBI dan SBI di Jawa Barat dan terumuskannya serta
tersosialisasinya Draft Pergub tentang Penyelenggaraan RSBI/SBI di
Jawa Barat.
(8) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Bantuan
Pendidikan Provinsi pada Pendidikan Formal dan Non Formal di
Kabupaten/kota, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
352.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 311.910.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terpantaunya dan terevaluasinya proses
pendistribusian/penyaluran dan pemanfaatan bantuan pendidikan ke
Kabupaten/kota.
(9) Kegiatan Fasilitasi Persiapan Penyelenggaraan Program Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Tematik Perguruan Tinggi se-Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 598.760.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya Rencana Induk Program (RENIP), Pedoman dan Modul
Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Perguruan Tinggi
se-Jawa Barat.
(10) Kegiatan Pendekatan Kerjasama Internasional dalam Pengembangan
SMK Bertaraf Internasional, yang dilaksanakan Biro Otonomi Daerah
dan Kerjasama dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 589.780.000,-,
realisasi sebesar Rp. 547.466.987,-. Kegiatan Pendekatan Kerjasama
Internasional dalam Pengembangan SMK Bertaraf Internasional
dilaksanakan melalui kunjungan penjajakan kerjasama Delegasi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke Negara Bagian Victoria, Australia
khususnya untuk pengembangan SMK Bertaraf Internasional yang akan
dikelola langsung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan kajian pakar
mengenai model kerjasama Daerah dengan Perguruan Tinggi dan
Badan Usaha. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjajakinya peluang
kerjasama antar pemerintahan, kerjasama sister school melalui fasilitasi
Departement of Early Education and Childhood Development serta
kerjasama di bidang pendidikan antara SMK dengan institusi pendidikan
kejuruan (TAFE) dan terlaksananya kajian pakar model kerjasama
Daerah dengan Perguruan Tinggi dan Badan Usaha.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 44
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Masih adanya siswa rawan droup out (DO) mengacu kepada jumlah
penduduk pra sejahtera dan Sejahtera I, Solusinya kesempatan
belajar/pemerataan pendidikan melalui pemberian beasiswa,
Pemerataan pendidikan, Pemerataan dan pengangkatan guru baru,
peningkatan mutu dan relevansi pendidikan.
(2) Kekurangan guru dalam mengimplementasikan kurikulum serta
sukarnya mencari industri pasangan dalam rangka pendidikan system
ganda (PSG). Solusinya Kurikulum/pokok bahasan memberikan
keleluasaan untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
(3) Jumlah guru masih kurang dan tidak merata, Kualitas guru masih
terdapat sebagian guru SMA dan SMK belum berkualifikasi (dibawah S-
1). Solusinya meningkatkan profesionalisme guru agar mampu
menjabarkan kurikulum dan rumusan tujuan yang lebih
tajam/operasional.
(4) Masih kurang dan belum merata, daya tampung sebagian sekolah yang
belum memiliki sarana dan prasarana belajar yang memadai. Solusinya
peningkatan kemampuan perencanaan para perencana pada tingkat
Kantor Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dan sekolah.
Standarisasi sarana dan prasarana serta memasyarakatkan,
pemeliharaan dan pemanfaatannya. Memantapkan system pengawasan,
pengendalian dan system pelaporan melalui program pemberdayaan
institusi dengan pendekatan – pendekatan school based management
dan community based management.
(5) Belum adanya kerjasama Sister Province antara Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dengan Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia yang
dapat menjadi payung hukum untuk kerjasama di bidang pendidikan.
Solusinya mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan
Pemerintah Negara Bagian Victoria untuk membahas rencana kerjasama
Sister Province sebagai payung hukum bagi kerjasama di bidang
pendidikan.
(6) Keterbatasan kemampuan penguasaan bahasa Inggris di kalangan guru
maupun siswa di SMK yang diproyeksikan menjadi SMK BI. Solusinya
melakukan perbaikan internal dengan mengalokasikan anggaran untuk
menambahkan program pengajaran bahasa Inggris secara intensif
ataupun merekrut guru baru yang memiliki kecakapan berbahasa
Inggris.
(7) Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh SMK dan tingginya biaya
pendidikan di institusi TAFE. Solusinya memfokuskan terlebih dahulu
pada pelaksanaan program ToT (Traning of Trainer), dimana lebih
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 45
mengutamakan program pelatihan bagi para guru sehingga dapat
mentransfer pengetahuannya kepada rekan guru dan para siswa.
3) Program Pendidikan Non Formal
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengembangan Layanan PAUD Non Formal, yang dilaksanakan
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.660.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 2.623.647.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
sosialisasi layanan PAUD Non Formal sebanyak 130 orang, Lomba
Keteladanan Lembaga dan Pengelola sebanyak 5 program, Orientasi
Pengelola PAUD Non Formal 310 orang, Orientasi Pendidik PAUD Non
Formal 310 orang, Orientasi Pengelola PAUD 500 orang, Pelatihan
Tenaga Penilik PAUD 130 orang, Pengembangan Informasi
Pembelajaran PAUD di 5 wilayah dan pengelolaan bantuan social.
(2) Kegiatan Peningkatan Mutu Kursus dan Kelembagaan, yang
dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 2.699.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp.2.448.576.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya sosialisasi program kursus diikuti 78 orang utusan
kabupaten dan kota, evaluasi program kursus 78 orang, workshop ormit
dan konsorsium kursus 50 orang, pelatihan tenaga pendidik kursus 104
orang, pelatihan pengelola kursus 75 orang, pembinaan managemen
lembaga kursus TK wilayah 654 orang, lomba peserta didik kursus,
lomba kursus berprestasi TK wilayah dan provinsi, pencetakan buku
sebanyak 25.800 buku.
(3) Kegiatan Peningkatan Layanan Pendidikan Masyarakat, Gender dan
Kesetaraan, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.104.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.835.604.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya pengadaan buku pedoman TBM 200 eksemplar,
Paket B 650 eksemplar, Paket C 410 eksemplar, buku pedoman
penyelenggaraan gender di kabupaten/kota, sekolah dan PKBM 200
eksemplar, cetak poster pendidikan kesetaraan 33.000 lembar, rapat
dengan kabupaten dan kota diikuti 100 orang, pelatihan TUTOR Paket B
312 orang, pelatihan TUTOR Paket C 312 orang, pelatihan pengelola
TBM 104 orang, lomba keteladanan kesetaraan dan dikmas 26 orang,
pelaksanaan hari aksara internasional tingkat provinsi 1 kegiatan,
jambore PTK pendidikan non formal diikuti oleh 364 orang PTK,
pelatihan PSBG Bagi Guru dan Kepala SMA/SMK 104 orang, Pelatihan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 46
PSBG Bagi Guru dan Kepala SD 104 orang dan Pelatihan PSBG bagi
Pengelola PKBM 104 orang.
(4) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Kursus PNF, yang
dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 215.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 207.755.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terkoordinasinya penyelenggaraan kursus PNF melalui rapat koordinasi
yang diikuti oleh 130 orang peserta yang terdiri dari unsur OPD
kabupaten/kota dan stakeholder Pendidikan se-Jawa Barat.
(5) Kegiatan Fasilitasi dan Apresiasi kepada Para Teladan Tingkat Jawa
Barat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 487.615.243,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya sarasehan dan pemberian penghargaan
kepada para teladan Jawa Barat pada peringatan HUT RI dengan
jumlah 115 teladan dari berbagai profesi.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Pendidikan Luar Biasa Warga Belajar Tempat domisili warga belajar
berpartisipasi dan sebagian besar banyak yang lebih tertarik bekerja
dari pada melanjutkan pendidikan. Solusinya Pemerataan dan
demokratisasi pendidikan luar sekolah, Penyuluhan kepada masyarakat
tentang pentingnya kelompok belajar Paket A setara SD dan Paket B
setara SLTP dalam pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,
Penyuluhan dan pembinaan kepada guru – guru olahraga yang ada
disekolah guna meningkatkan profesionalisme dalam bidang IPTEK
olahraga, Meningkatkan kemampuan perencanaan pada tingkat kantor
Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dan SKB.
(2) Kurikulum materi nasional bobotnya sangat besar, belum mantapnya
budaya pengendalian daerah/desentralisasi, pelaksanaan materi lokal
belum mantap. Solusinya Mutu dan Relevansi Pendidikan, pengangkatan
penilik, meningkatkan profesionalisme para Pembina PKBM dalam
melaksanakan pembinaan terhadap warga belajar asuhannya, dan
koordinasi dengan instansi – instansi terkait.
4) Program Pendidikan Luar Biasa
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Program Kesejahteraan Pendidik, Tenaga
Kependidikan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Khusus/
Pendidikan Layanan Khusus, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 47
Rp. 5.083.730.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.755.634.250,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Ujian Sekolah Akhir
Siswa SLB (SDLB, SMPLB dan SMALB) sebanyak 1.750 siswa, rapat
koordinasi gugus sebanyak 210 orang pengurus gugus, Peningkatan
Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PLB terdiri dari S-1 232
orang, D-3 30 orang, dan S-2 40 orang, pemilihan guru berdedikasi
Jawa Barat sebanyak 50 orang, lomba kreativitas pembelajaran guru
dan kepala sekolah se Jawa Barat diikuti oleh 300 orang,
pengembangan kurikulum pendidikan luar biasa pada jejang pendidikan
dasar dan menengah di 5 wilayah dengan peserta sebanyak 400 orang,
validasi penerimaan insentif bagi guru sukwan dan TU PLB sebanyak
1.000 orang, Rapat Teknis Tim Inklusif se Jawa Barat sebanyak 100
orang peserta, Rapat Teknis Tim CIBI se Jawa Barat diikuti 100 orang
peserta.
(2) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana SLB Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 11.100.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 9.088.804.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya pengadaan konstruksi dan jasa konsultan, pengadaan
lahan tanah di Kabupaten Bandung Barat 6.000 m2 dan Kabupaten
Karawang 6.000 m2 untuk Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB),
Pengadaan alat-alat Kantor dan Alat-alat Rumah Tangga Kantor.
(3) Kegiatan Peningkatan Bina Promosi dan Kompetensi Siswa Pendidikan
Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, yang dilaksanakan Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 3.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 3.060.266.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Workshop mengenai
BAGUS yang diikuti oleh 100 orang, Pembinaan Kompetensi dan
Keterampilan Siswa Jenis Menjahit sebanyak 260 siswa, Lomba
Kreativitas Hasil belajar, Seni dan olahraga sebanyak 25 cabang
lomba/mata lomba diikuti 650 siswa SLB, Penjaringan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) di 520 Kecamatan dan terlaksananya
Promosi Siswa SLB di 52 Gugus SLB se Jawa Barat.
(4) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Percontohan Penyelenggaraan
Pendidikan Dasar Inklusif, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial
Dasar Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 215.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 212.920.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terkoordinasinya penyelenggaraan
Pendidikan Dasar Inklusif dan terumuskannya Draf Pergub tentang
Pendidikan Inklusif di Jawa Barat.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 48
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Masih banyaknya anak berkelainan usia sekolah belum masuk SLB,
rawan drop out (DO) yang disebabkan oleh watak dan karakter anak
berkelainan, dan rendahnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan
anaknya yang memiliki kelainan / kecacatan. Solusinya perluasan
memperoleh kesempatan belajar melalui membangun USB, rehabilitasi
gedung, pemberian beasiswa melalui program JPS, pemerataan dan
pengangkatan guru baru, penyuluhan kepada masyarakat tentang
pentingannya SLB.
(2) Belum adanya kurikulum resmi/Nasional untuk semua jenis dan program
Sekolah Luar Biasa (SLB). Solusinya peningkatan mutu dan relevansi
pendidikan melalui kurikulum/pokok bahasan memberikan keleluasaan
untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
profesionalisme guru agar mampu menjabarkan kurikulum dan rumusan
tujuan yang lebih tajam/operasional, materi yang tepat (esensi) sesuai
dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) serta kondisi lingkungan, kemampuan para guru untuk
membuat dan memanfaatkan sumber belajar dan alat
peraga/pendidikan yang ada dilingkungan sekitar, kecuali alat-alat yang
sukar dibuat, perlu disediakan oleh pemerintah, Masyarakat perlu diikut
sertakan dalam memecahkan masalah–masalah pendidikan termasuk
dalam penyusunan program/kurikulum, motivasi guru melalui
peningkatan pelayanan dalam rangka kesejahteraan guru.
5) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendidikan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Kejuruan, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.381.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.353.536.600,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya Training Of Traner (TOT) dan
pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diikuti
oleh 78 orang, Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TIK untuk
Jenjang SMP, SMA dan SMK di Jawa Barat denganpeserta sebanyak 480
orang guru dari 26 Kabupaten dan Kota, Pendampingan Pengembangan
Kurikulum SMK di Jawa barat sebanyak 135 sekolah atau 270 orang
guru, Workshop Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TIK dan Modul Manual
dengan peserta sebanyak 100 orang guru dan Penggandaan dan
Penyebaran Bahan Ajar untuk SMP, SMA dan SMK dalam bentuk CD
Interaktif Pembelajaran sebanyak 7.464 keping CD.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 49
(2) Kegiatan Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik Tenaga
Kependidikan Pendidikan dan Program Hibah (PHK-I), yang
dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 5.500.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 5.143.374.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Penyusunan Model dan Materi Pelatihan diikuti oleh 52
orang, TOT Lesson Study 48 orang, TOT MGMP Bahasa Indonesia dan
MGMP Bahasa Inggris 96 orang, Pelatihan Peningkatan Profesionalisme
guru RSBI Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk 5 wilayah sebanyak 240
orang, Lesson Study Berbasis MGMP di Kota Bogor sebanyak 936 orang,
Lesson Study Berbasis MGMP di Kota Depok, Kota Sukabumi, Kabupaten
Cianjur, Kota Cimahi, Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya, Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Indramayu, kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Bekasi, Kota Bekasi sebanyak 858 orang, membangun Persepsi
Stakeholder tentang Pembinaan Guru Berkelanjutan melalui
Implementasi Lesson Study sebanyak 30 orang, Peningkatan
pemahaman Kepala Sekolah dan Pengawas tentang Implementasi
Lesson Study 100 orang, Pelatihan Fasilitator MGMP 40 orang, Joint
Cordinating Commite Meeting 35 orang, management Meeting 35
orang, pemberdayaan Guru SMP/MTs, SMA/MA mealui Implementasi
Lesson Study Berbasis MGMP Pemberian Buku Lesson Study sebanyak
820 eksemplar, Pengembangan System Banchmarking melalui
konferensi Lesson Study 200 orang, Peningkatan Kualifikasi Akademik
Guru 280 orang.
(3) Kegiatan Pendamping Penyelenggaraan Ujian Nasional Pendidikan Dasar
dan Menengah, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 946.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 867.022.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Pendataan Calon Peserta UASBN, Pengolahan Data Calon
Peserta USBN, Pengadaan Buku Panduan UASBN sebanyak 40.000
eksemplar, terlaksananya Penyelenggaraan UASBN di 26 Kabupaten dan
Kota se Jawa Barat, pemindaian (scaning) di Kabupaten dan Kota dan
Validasi hasil pemindaian di tingkat Provinsi, Pendamping Distribusi
Naskah Soal ke 26 Kabupaten dan Kota, Pendampingan Pemindaian,
Monitoring Pelaksanaan UASBN se Jawa Barat dan Rapat Evaluasi UN
dan UASBN.
(4) Kegiatan Peningkatan Mutu dan Pemilihan Pendidik, Tenaga
Kependidikan Berprestasi, Berdedikasi Tahun 2011, yang dilaksanakan
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.778.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
2.755.857.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 50
sosialisasi kegiatan pemilihan pendidik, tenaga kependidikan berprestasi
dan berdedikasi sebanyak 52 orang dari kabupaten dan kota, rapat
teknis dan koordinasi sistem penilaian diikuti oleh 40 orang, rapat
evaluasi peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak
52 orang, bimbingan teknis perencanaan pembelajaran bagi tenaga
pendidik sebanyak 52 orang, verifikasi dan validasi data calon peserta
pemilihan sebanyak 85 orang, pemilihan guru berprestasi kelompok TK,
SD, SMP dan SMA sebanyak 104 orang, pemilihan kepala sekolah
berprestasi kelompok berprestasi kelompok SMP dan SMA sebanyak 52
orang, pemilihan guru dan kepala SD berdedikasi daerah
khusus/terpencil sebanyak 51 orang, pemilihan pengawas TK/SD
berdedikasi daerah terpencil 17 orang, pemilihan pengawas sekolah
berprestasi kelompok SMA 26 orang, pembekalan persiapan dan
pembinaan pemilihan pendidik, tenaga kependidikan tingkat nasional 11
orang, pemberian penghargaan/hadiah kepada juara I, II dan III
sebanyak 33 orang.
(5) Kegiatan Revitalisasi Sistem Informasi Manajemen, yang dilaksanakan
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.073.400.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.052.020.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Rapat Koordinasi Pendataan diikuti oleh 85 orang, Penjaringan dan
Pengolahan data di Kabupaten/Kota se Jawa Barat oleh ICT Center,
Pengembangan Aplikasi Pengendalian Kegiatan/Keuangan 1 Paket,
Pengolahan Data dan Pembuatan Buku Profil 800 eksemplar dan Buku
Statistik Pendidikan 800 eksemplar.
(6) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Guru di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.982.600.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.240.775.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Pendataan dan penilaian Kinerja Guru Bantu SD/MI dan
Guru Non PNS SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di Jawa Barat,
terlaksananya rapat sosialisasi tim teknis kabupaten/kota pengelola
kegiatan peningkatan kesejahteraan guru sebanyak 100 orang,
Workshop/pembinaan guru bantu SD/MI dan Guru Non PNS SMP/MTs
dan SMA/SMK/MA sebanyak 763 orang.
(7) Kegiatan Penyebarluasan Informasi Program Pembangunan Bidang
Pendidikan, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.399.299.111,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya jasa pengumuman lelang 1 kali kegiatan,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 51
dokumentasi dan publikasi 9 kali kegiatan, dan jasa konsultasi 1 kali
kegiatan.
(8) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
PLB, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.899.200.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.522.124.550,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya Workshop pelatihan pendidikan kecakapan hidup
sebanyak 40 orang, pelatihan pendidikan inklusif 80 orang, pelatihan
program khusus bina diri, bina komunikasi persepsi bunyi dan irama 40
orang, pelatihan system isyarat bahasa indonesia 40 orang, pelatihan
layanan khusus bagi anak autis 120 orang, pelatihan mata pelajaran
IPA, matematika, bahasa inggris 40 orang, pelatihan penelitian tindakan
kelas 40 orang, pelatihan kecakapan hidup kerjasama dengan lembaga
kursus 40 orang.
(9) Kegiatan Workshop Manajemen Berbasis Sekolah bagi Kepala Sekolah
Swasta di Jawa Barat yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial
Dasar Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 222.262.800,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya rapat koordinasi sebanyak 1
kali yang diikuti 52 orang/peserta.
2. URUSAN KESEHATAN
1) Program Upaya Kesehatan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Revitalisasi Posyandu dan Peningkatan Pelayanan KIA, yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.672.655.000,-. Hasil pelaksanaan Kegiatan adalah tersedianya dan
tersosialisasikannya pedoman juknis bantuan keuangan kegiatan
revitalisasi posyandu dan peningkatan KIA; meningkatnya pemahaman
60 orang tenaga pelatih kabupaten/kota; tersedianya dan
tersosialisasikannya bahan advokasi kesehatan Lanjut Usia; tersedianya
hasil Penjaringan Anak Usia Sekolah melalui workshop; tersedianya
Dokumen Analisa dan Tindak Lanjut Continuum of Care Kabupaten/kota
yang lebih sempurna; tersedianya Dokumen MoU dan penyerahan
Bantuan Revitalisasi Posyandu serta pendampingan Pelaksanaan Model
Revitalisasi Posyandu.
(2) Kegiatan Pemantauan, Pencegahan, dan Penanggulangan Gizi Kurang,
yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 230.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp.212.610.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 52
laporan hasil pendampingan peningkatan cakupan kinerja program
pembinaan gizi masyarakat di kabupaten/kota dengan cakupan
terendah sebanyak 12 dokumen; tersedianya dokumen pendukung
akselerasi penurunan prevalensi gizi buruk melalui kemitraan dengan
dunia usaha (CSR); serta tersedianya hasil investigasi kasus gizi buruk
sebanyak 25 dokumen.
(3) Kegiatan Sosialisasi dan Upaya Kesehatan Dampak Asap Rokok
Terhadap Kesehatan masyarakat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 289.460.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah laporan perencanaan dan evaluasi
sosialisasi dampak asap rokok terhadap kesehatan masyarakat serta
roadshow dampak asap rokok di 20 sekolah se-Jawa Barat.
(4) Kegiatan Peningkatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan, yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 492.327.270,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah laporan
koordinasi dan evaluasi Program Rumah Sakit Daerah (RSD) Provinsi
Jawa Barat; dokumen kesepakatan dan tindak lanjut dalam upaya
peningkatan peran Rumah Sakit Umum/Khusus Swasta, TNI, POLRI,
dan BUMN dalam pelayanan kesehatan rujukan di kabupaten/kota;
laporan pemantauan dan evaluasi Manajemen Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dan manajemen laktasi di
35 Rumah Sakit Daerah di 26 kabupaten/kota; terpilihnya Rumah Sakit
Daerah Karawang sebagai juara I Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi (RSSIB)
melalui penilaian se-Jawa Barat.
(5) Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian, Penggunaan Obat
Rasional, Peredaran Sediaan Farmasi, Kosalkes dan Mamin, yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 239.745.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah laporan
pemantauan dan evaluasi ketersediaan, harga obat, dan penulisan Obat
Generik Berlogo (OGB) di 16 Rumah Sakit dan 35 apotik di 17
Kabupaten/kota; tersebarnya informasi mengenai bahaya
penyalahgunaan Napza pada peringatan Hari Anti Narkotik Internasional
(HANI); meningkatnya pengetahuan tokoh masyarakat/tokoh pendidik
mengenai bahan berbahaya produk pangan jajanan anak sekolah;
terujinya kadar boraks, formalin, pemanis, pengawet, dan pewarna pada
336 sampel makanan minuman dari 14 kabupaten/kota.
(6) Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar, yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 53
anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 380.345.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya
penguatan manajemen puskesmas dan standar mutu pelayanan dasar
ke 26 kabupaten/kota; tersedianya standar mutu pelayanan kesehatan
dasar; tersosialisasikannya pedoman Penilaian Kerja Puskesmas (PKP)
dan standar mutu kepada Lintas Program/Lintas Sektor terkait;
tersedianya dokumen terkait kegiatan program gigi dan mulut kepada
Lintas Program/Lintas Sektor di provinsi, kabupaten/kota dan organisasi
profesi; tersosialisasikannya program kesehatan jiwa kepada
kabupaten/kota; tersosialisasikannya hasil program Keperawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) kepada 26 kabupaten/kota.
(7) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja yang Prima dan Komprehensif di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 88.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
laporan koordinasi kesehatan dengan dokter; tersedianya dokumen
terkait pengembangan pelayanan kesehatan kerja di institusi kesehatan
pemerintah dan swasta; tersedianya dokumen Standar Prosedur
Operasional (SPO) Kesehatan Kerja; laporan terkait koordinasi
pelayanan kesehatan lingkungan kerja dalam rangka inisiasi
pembentukan Forum Kesehatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
laporan koordinasi dengan lintas program/lintas sektor untuk pelayanan
kesehatan di lingkungan kerja.
(8) Kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin di
Jawa Barat bidang Kesehatan, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.215.827.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.101.592.400,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah Dokumen Kesepakatan Pengembangan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM); dokumen
keikutsertaan JPKM Jawa Barat; Laporan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pengembangan JPKM Jawa Barat; Dokumen Pelaksanaan
Unit Pengaduan Masyarakat dan informasi permasalahan pengaduan
masyarakat miskin di Jawa Barat; Susunan Tim Pengelola KTP
Berasuransi Kesehatan tingkat Provinsi; Dokumen informasi pelaksanaan
KTP Berasuransi Kesehatan ke 26 kabupaten/kota; Data kesiapan 26
kabupaten/kota tentang pelaksanaan KTP Berasuransi Kesehatan Tahun
2012; Dokumen kajian akademis KTP Berasuransi Kesehatan.
(9) Kegiatan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Desa
Siaga, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.269.862.500,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.053.617.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 54
adalah tersebarnya informasi Desa Siaga Aktif melalui berbagai media,
yaitu televisi, koran, radio, poster, spanduk, banner; kampanye Hari
Kesehatan Nasional; Laporan sosialisasi isu aktual Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS); tersedianya 5000 buku saku PHBS Rumah Tangga
serta 5000 buah form desa siaga; Laporan koordinasi upaya
peningkatan PHBS dengan organisasi profesi, organisasi masyarakat dan
Pramuka Kesehatan Saka Bakti Husada (SBH); laporan koordinasi upaya
peningkatan desa siaga aktif; tersosialisasikan program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (Jamkesmas) melalui berbagai media seperti
televisi, radio dan Koran.
(10) Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 90.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 83.120.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya
informasi kesehatan melalui berbagai media, yaitu televisi, radio,
spanduk sebanyak 8 buah, poster sebanyak 274 buah, dan banner
sebanyak 4 buah; Laporan Self Assesment Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM); Laporan upaya kemitraan dengan lintas program dan lintas
sektor.
(11) Kegiatan Fasilitasi PHKI Dalam Pembelajaran dan Pendampingan ICT
Bidang Kesehatan, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 319.522.500,-
realisasi anggaran sebesar Rp.312.702.500,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah dokumen rumusan bahan intervensi berbasis
masyarakat; pengembangan intervensi masalah gizi melalui penyediaan
sarana dan prasarana seperti 1800 lembar balik, 27.500 form data, 3
buah televisi dan 18 alat peraga.
(12) Kegiatan Penyuluh Sadar Narkoba kepada kalangan Pemuda, Pelajar,
Mahasiswa dan Masyarakat Umum, yang dilaksanakan Badan
Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.744.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.694.432.500,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah bertambahnya Kader Penyuluh P4GN
dari kalangan pemuda, pelajar, mahasiswa dan masyarakat di Jawa
Barat sebanyak 4.800 orang melalui penyuluhan berbasis multi
media/seni.
(13) Kegiatan Kajian Metoda Sarana Terapi dan Rehabilitasi, yang
dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 296.055.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
295.230.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya buku
pedoman metoda sarana bagi panti rehabilitasi di Jawa Barat.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 55
(14) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan SDM Konselor Bidang Terapi dan
Rehabilitasi, yang dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 364.420.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 330.405.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya tenaga konselor bidang adiksi sebanyak 80 orang dan
satgas penjangkau dan pendamping sebanyak 5 orang.
(15) Kegiatan Fasilitasi pelaksanaan Peringatan Hari Anti Narkoba
Internasional (HANI) Tingkat Provinsi Tahun 2011, yang dilaksanakan
Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 708.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
643.701.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) tahun 2011 yang
melibatkan beberapa OPD terkait dan Komunitas (perkumpulan/klub/
orsos/ormas) dan pengunjung sebanyak kurang lebih 5.000 orang.
(16) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pelaksanaan Test Urine di Jawa Barat,
yang dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.158.550.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 995.304.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya test urine terhadap aparatur Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/kota sebanyak 4.500 orang.
(17) Kegiatan Family Support Group (FSG) dan Grand Outing Mantan
Pecandu, yang dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 596.310.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 524.325.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah laporan
keikutsertaan mantan pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba
sebanyak 140 orang untuk tidak kembali menggunakan narkoba.
(18) Kegiatan Penguatan Coping Skill SDM Pasca Rehabilitasi (Aftercare),
yang dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 129.495.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 114.977.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya
upaya penguatan coping skill SDM Pasca Rehabilitasi.
(19) Kegiatan Fasilitasi, Koordinasi dan Evaluasi BNP dan BNK/kota serta OPD
Provinsi terkait di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Narkotika
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 299.230.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah dokumen koordinasi 30 OPD
kabupaten/kota dan OPD Provinsi terkait dan evaluasi BNP-BNK
kabupaten/kota se-Jawa Barat.
(20) Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Panti Rehabilitasi Korban
Penyalahgunaan Narkoba di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 56
Rp. 187.170.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 171.867.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah bertambahnya tenaga petugas panti
rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba sebanyak 50 orang.
(21) Kegiatan Fasilitasi Peranan Komunitas (Orsos) dalam Upaya Peningkatan
Pemahaman Masyarakat tentang Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba, yang dilaksanakan
Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
978.169.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya peranan
komunitas untuk pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba melalui penyuluhan di Kabupaten/kota.
(22) Kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Jiwa, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 2.403.285.000,-, realisasi anggaran
sebesar 1.843.897.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlayaninya penyelenggaraan keswa bagi guru BK, tersedianya Duta
anti Narkoba di sekolah, dokumen peningkatan mutu pelayanan
kesehatan jiwa melalui Familly Gathering, serta pemahaman Life Skil for
Children untuk guru SD, SMP dan SMA, Kader, serta Life Skil for Children
oleh guru bagi orang tua, terlayaninya pembentukan Desa Siaga Sehat
Jiwa, penyegaran penanganan kegawatdaruratan Psikiatri, terbentuknya
Unit Cegah Ralaps, terlayaninya kerohanian bagi pasien rehabilitasi,
terlayaninya Home Visite/Dropping sebanyak 24 kali, terselenggaranya
rujukan pasien, terselengaranya 6 kali supervisi Yankes, 6 kali supervisi
di klinik tumbuh kembang Anak, 6 kali supervisi Yankeswa di daerah
rawan bencana, 13 kali supervisi Keswa Lansia di Panti Jompo, dan
terjaringnya pasien pasung sebanyak 8 kali kegiatan penjaringan.
(23) Kegiatan Pembiayaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
(JPKM) Provinsi di Luar Jamkesmas APBN dan APBD Kabupaten/kota,
yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 3.940.495.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 2.652.368.939,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlayaninya pasien miskin Rawat Jalan/UGD sebanyak 3.650 orang
pertahun, serta terlayaninya pasien rawat inap sebanyak 9.125 orang
pertahun.
(24) Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba, yang dilaksanakan
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 307.381.050,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
pelatihan Motivacional Interviewer, VCT, tenaga konseling pada guru
SMP dan SMA di KBB, kelompok dukungan keluarga atau Family support
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 57
group, perkumpulan korban Narkoba atau Narcotic Anonymous
Convention, pencegahan kekambuhan atau Relaps Prevention
Workshop, pertemuan pasca perawatan atau After Care Meeting,
perawatan di rumah atau Home Care, dan magang dokter dan perawat
masing-masing sebanyak 4 kali, serta tersedianya alat kedokteran dan
alat kesehatan sebanyak 5 unit.
(25) Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS serta penguatan
Sistem Rujukan, yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 47.125.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
turunnya stigma pemahaman mengenai HIV/AIDS untuk 100 pegawai
RSJ Provinsi Jawa Barat, serta pemahaman pencegahan penyebaran
HIV/IDS pada 500 siswa SMA di Kabupaten Bandung Barat.
(26) Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.575.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 4.257.519.341,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlayaninya masyarakat miskin untuk pelayanan rawat jalan
sebanyak 14.157 orang dan rawat inap sebanyak 1.033 orang di Rumah
Sakit Umum Daerah Al Ihsan.
(27) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pengendalian Penyakit Menular, PHBS,
STBM dan Kabupaten/kota Sehat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan
Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah dokumen koordinasi pengendalian
penyakit menular, PHBS, STBM dan Kabupaten/kota Sehat antara OPD
Provinsi terkait dengan 26 Kabupaten/kota.
(28) Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi dan Apresiasi Sekolah Sehat, yang
dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 297.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlayaninya TP-UKS Kabupaten/kota dalam upaya pengembangan
program UKS.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Masih terdapat kebiasaan, kepercayaan, sikap dan budaya masyarakat
yang kurang sesuai dengan perilaku hidup sehat. Solusinya diperlukan
pendekatan budaya dan kearifan lokal dalam pemberdayaan masyarakat
agar dapat memelihara, meningkatkan serta melindungi kesehatan diri
dan lingkungannya.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 58
(2) Masih belum sempurnanya pencatatan kepesertaan penduduk miskin
untuk memperoleh pembiayaan jaminan kesehatan. Solusinya
diperlukan pendataan penduduk miskin secara terintegrasi dan
terbaharui terutama untuk kepesertaan pelayanan jaminan kesehatan
melalui identifikasi berdasarkan nama dan alamat bersangkutan.
(3) Masih terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan, antara lain ruang
rawat inap dan kapasitas tempat tidur di instalasi rawat inap. Solusinya
diperlukan kebijakan dan pembiayaan khusus untuk meningkatkan
sarana dan prasarana untuk memperbesar daya tampung pelayanan
rawat inap untuk pasien miskin.
(4) Masih belum semua instansi pemerintah, swasta dan masyarakat
menyadari seriusnya ancaman bahaya penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba terutama pada generasi muda. Solusinya semua potensi
(stakeholters) dari mulai tingkat yang paling bawah perlu diberdayakan
untuk membangun partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan Narkoba, dengan membangun kemitraan dan
melakukan kerjasama baik dengan instansi terkait maupun dengan
swasta melalui pendekatan “mencegah lebih baik daripada mengobati”
dalam penanggulangan bahaya penyalahgunaan Narkoba untuk
lingkungannya.
(5) Masih perlu penguatan penguatan kelembagaan terutama antisipasi
terkait perubahan Sekretariat BNP serta masih belum semua
kabupaten/kota di Jawa Barat membentuk BNK/kota maupun
BNNK/kota di Jawa Barat. Solusinya Pencegahan dan penanggulangan
Narkoba di Jawa Barat dikelola oleh lembaga dengan kapasitas yang
lebih baik dalam berkoordinasi dan memfasilitasi.
2) Program Manajemen Pelayanan Kesehatan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Penyusunan Regulasi dan Manajemen Pengelolaan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), yang dilaksanakan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 502.375.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 429.212.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dan tersosialisasikannya
Keputusan Gubernur Nomor 978/Kep.426-Dinkes/2010 tentang Bantuan
Keuangan untuk Pembangunan Bidang Kesehatan tahun 2011 serta
pedoman teknis untuk Pembangunan di Bidang Kesehatan tahun 2011
bagi 26 kabupaten/kota; tersedianya dokumen rancangan Peraturan
Gubernur tentang Penetapan Kelembagaan JPKM Jawa Barat dan
rancangan Peraturan Gubernur tentang Penetapan Kepesertaan JPKM
Jawa Barat; tersedianya rancangan Peraturan Gubernur, rancangan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 59
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan rancangan Petunjuk Teknis (Juknis)
tentang Penyelenggaraan Kesehatan; tersedianya rancangan Peraturan
Gubernur tentang Pedoman Pelaksanaan KTP Berasuransi Kesehatan;
serta tersosialisasikannya universal coverage melalui KTP Berasuransi
Kesehatan kepada Rumah Sakit Daerah dan Swasta, Dinas Kesehatan di
26 kabupaten/kota serta institusi lainnya yang berada di Provinsi Jawa
Barat.
(2) Kegiatan Pemeriksaan Sarana Kesehatan Tertentu dalam Rangka
Sertifikasi, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 447.050.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 443.250.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya dokumen persyaratan perijinan sebanyak 4 buku dan
dokumen kesepakatan perijinan sarana kesehatan sebanyak 1 buku;
serta terlayaninya proses perizinan di 201 sarana kesehatan.
(3) Kegiatan Akreditasi dan Sertifikasi Sarana Pelayanan Kesehatan
Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Alkes), yang dilaksanakan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 700.555.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 683.880.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya 850 set instrumen puskesmas
hasil revisi; terbinanya tim akreditasi puskesmas sebanyak 35 orang dan
penguatan tim akreditasi laboratorium sebanyak 30 orang, serta
penguatan tim fasilitator akreditasi sarana kesehatan (Puskesmas)
sebanyak 104 orang; tersedianya dokumen fasilitasi akreditasi
laboratorium sebanyak 7 buku; terlaksananya standarisasi Tim
Akreditasi Sarana Kesehatan tentang pengenalan Pemahaman SNI-ISO
9001 tahun 2008 sebanyak 25 orang dan standarisasi Tim Akreditasi
Sarana Kesehatan tentang dokumentasi SNI-ISO 9001 tahun 2008
sebanyak 25 orang; terkoordinasinya institusi pendidikan tenaga
kesehatan; laporan survai akreditasi di 82 puskesmas di Jawa Barat;
terlayaninya akreditasi Rumah Sakit M. Sentot Patrol Pantura Kabupaten
Indramayu dan Rumah Sakit Tuberculosis Paru Sidawangi Cirebon;
laporan pemantauan dan evaluasi rencana tindak lanjut 6 Rumah Sakit,
yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi, RSUD
Cicalengka Kabupaten Bandung, RSUD Pelabuhan Ratu Kabupaten
Sukabumi, RSUD Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi, RSU Islam
Kabupaten Karawang, RSU Pakuwon Kabupaten Sumedang.
(4) Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Perencanaan dan Monev Pembangunan
Kesehatan Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 550.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 439.247.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah dokumen prosiding Rapat Kerja Kesehatan Daerah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 60
(Rakerkesda) Provinsi Jawa Barat; dokumen sinergitas perencanaan
provinsi dengan 26 kabupaten/kota; dokumen kerjasama penanganan
masalah kesehatan antar anggota Mitra Praja Utama (MPU); dokumen
perencanaan pembangunan di bidang kesehatan; laporan koordinasi
pembangunan di bidang kesehatan dengan lintas program/lintas sektor.
(5) Kegiatan Monev Bantuan Keuangan Pembangunan Bidang Kesehatan,
yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 234.590.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah laporan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bantuan keuangan
pembangunan bidang kesehatan tahun 2010, serta laporan verifikasi
pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan tahun 2012.
(6) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Balai Laboratorium Kesehatan (BLK)
sebagai Centre of Excellent Pelayanan Penunjang Diagnostik dan
Kesehatan Masyarakat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 84.284.425,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah dipertahankannya akreditasi ISO 17025 dan ISO 15189, serta
registrasi BLK sebagai pelaksana Uji Profesiensi berdasarkan ISO 17043,
tersebarnya program promosi BLK melalui bina konsumen dan
pembuatan leaflet, kalender, banner, agenda, spanduk dan
cinderamata.
(7) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 246.743.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya buku profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2010 dan
buku Visualisasi Data Kesehatan; tersedianya dokumen tentang
workshop Sistem Informasi Kesehatan; serta laporan pelaksanaan
koordinasi dan fasilitasi pengelolaan data kesehatan.
(8) Kegiatan Pelaksanaan Tata Kelola Rumah Sakit sesuai Standar BLUD,
yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 201.075.540,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
dokumen tata kelola BLUD sebanyak 1 paket.
(9) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi RS, yang dilaksanakan
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 3.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 2.738.158.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpasangnya
komputer PC branded sebanyak 61 unit, terpasangnya printer sebanyak
10 unit dan UPS sebanyak 11 unit, serta terkoneksinya kelengkapan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 61
jaringan sebanyak 1 paket; tersedianya perangkat pendukung berupa
terpasangnya AC sebanyak 2 unit, meja kerja sebanyak 61 buah dan
karpet, serta kamera CCTV sebanyak 1 paket; terpasangnya Software
SIM RS dan Website RS sebanyak 1 paket, serta CD driver software
sebanyak 25 keping Compact Disc.
(10) Kegiatan Peningkatan Kualitas Standar Pelayanan Akreditasi, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 392.795.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 383.635.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
Bintek Akreditasi RS/pendampingan penyusunan dokumen mutu,
dokumen mutu pelayanan akreditasi sebanyak 12 dokumen mutu, serta
laporan studi banding ke RS Duren Sawit.
(11) Kegiatan Penyebarluasan Informasi Kesehatan Jiwa pada Masyarakat,
yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 220.555.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 188.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya
informasi melalui X Banner sebanyak 5 buah, brosur/leaflet sebanyak
1.200 buah, kit informasi pelayanan RS 100, spanduk 5 buah,
penayangan di Media Elektronik sebanyak 6 kegiatan, penayangan di
Media Cetak sebanyak 3 kegiatan; tersedianya Papan Nama sebanyak
138 buah, dokumen profil dan promosi pelayanan RS, dokumen
pedoman Kesehatan Jiwa 27 buku; serta terselenggaranya peringatan
HANI dan Keswadun, dan Hari Kesehatan Nasional.
(12) Kegiatan Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Pasien
Gakin, yang dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.531.675.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.813.177.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlayaninya penderita penyakit paru dari keluarga miskin Jawa
Barat dan meningkatkan angka kesembuhan serta menurunkan angka
kematian pasien.
(13) Kegiatan Study Kelayakan RSUD Sidawangi sebagai pusat rujukan se
Wilayah III Cirebon, yang dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah dokumen hasil analisis kelayakan Rumah Sakit Paru
menjadi RSUD Provinsi Jawa Barat.
(14) Kegiatan Pengelolaan kesehatan lingkungan, yang dilaksanakan Rumah
Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 214.387.900,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
21.721.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dokumen pemeriksaan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 62
air limbah dan air bersih serta dokumen pengolahan sampah medis,
sampah umum, dan uji mutu.
(15) Kegiatan Peningkatan Cakupan Layanan Kesehatan RSUD Al-Ihsan, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.935.087.500,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 487.040.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
pelayanan medical chek up bagi para peserta askes.
(16) Kegiatan Pengadaan Sistem Informasi Manajemen (SIM RS), yang
dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.995.475.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.455.375.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya perangkat keras berupa komputer dan konsultasi
jaringan Local Area Network.
(17) Kegiatan Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Operasional di RSUD Al-
Ihsan, yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 180.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 157.250.192,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah laporan pemeriksaan air limbah dan air
bersih, serta laporan pengolahan sampah medis dan sampah umum
serta uji mutu.
(18) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV
& AIDS di Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial
Dasar Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 55.760.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terbaharuinya informasi terkini tentang
kebijakan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS secara nasional,
serta terbangunnya komitmen antara Pemerintah dan Stakeholder di 9
KPA Kabupaten/kota khususnya dalam rangka pengembangan program
pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS melalui transmisi seksual.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Belum terbentuknya informasi kesehatan yang tersistem dan terkoneksi
mulai dari sumber informasi, pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan
publikasi data secara aktual. Solusinya pengembangan sistem informasi
kesehatan dilakukan secara terstruktur dengan cara pengumpulan dan
pelaporan melalui pengembangan jaringan informasi yang melibatkan
seluruh shareholders.
(2) Masih belum optimalnya perencanaan dan pengelolaan anggaran yang
berasal dari 2 sumber (RSUD dan APBD) serta cakupan pelayanan
Rumah Sakit. Solusinya Mengoptimalkan seluruh sumber pendanaan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 63
berdasarkan kebutuhan operasional dan pengembangan rumah sakit,
serta meningkatkan cakupan pelayanan.
3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang
dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3I), yang dilaksanakan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 147.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya Program Imunisasi
Tahun 2011 bersama 26 kabupaten/kota; terdistribusinya vaksin ke 26
kabupaten/kota beserta assessment pemeliharaan vaksin, dan
peningkatan Universal Child Immunization (UCI) ke 26 kabupaten/kota;
serta tersedianya 60 buah suku cadang lemari es sebagai tempat
penyimpanan vaksin.
(2) Kegiatan Pelaksanaan Crash Program Campak di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 783.625.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 692.304.004,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya alat
promosi Crash Program Campak berupa 200 buah spanduk dan 300
buah post sign; tersosialisasinya Crash Program Campak ke 26
kabupaten/kota; terdistribusinya logistik berupa 400.000 buah alat
suntik 0,5 ml, 450.000 buah alat suntik 5 ml, 273.880 vaksin polio 20ds
dan 260.190 vaksin campak 20ds; tertanggulanginya 62 kasus Kejadian
Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), tersosialisasinya KIPI kepada dokter
spesialis anak dan petugas kabupaten/kota sebanyak 30 orang,
dokumen evaluasi pelaksanaan crash program campak serta
pencanangan crash program campak di Kabupaten Bandung Barat.
(3) Kegiatan Surveilans Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 140.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 128.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya dokumen evaluasi penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB); laporan penyelidikan epidemiologi KLB; terujinya surveilans
Accute Flaccid Paralysis (AFP) di 6 kabupaten/kota, terselenggaranya
bimbingan penguatan surveilans dan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)
KLB; serta tersedianya buletin epidemiologi sebanyak 100 buah dan
dokumen evaluasi sistem surveilans AFP dan Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
(4) Kegiatan Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan Kesehatan
Matrayang, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 64
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 260.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 250.034.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tertanggulanginya masalah kesehatan akibat bencana dan masalah
kesehatan di Hari Raya dan Tahun Baru; serta tertanggulanginya
pemeriksaan kesehatan haji di seluruh kabupaten/kota Jawa Barat.
(5) Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak
Menular, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.359.798.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah dokumen pemantauan dan evaluasi pengurangan, pencegahan
dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS, Demam Berdarah Dengue
(DBD), Tuberculosis (TB), Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),
Diare, Malaria, Zoonosis, Filariasis, serta Penyakit Tidak Menular;
tersedianya sarana pendukung program pengendalian penyakit berupa
7100 buah leaflet Hari TB Sedunia, Tablet Zinc, buku Pedoman ISPA
sebanyak 1130 buah, serta Vaksin Anti Rabies (VAR).
(6) Kegiatan Peningkatan Upaya Kesehatan Lingkungan, yang dilaksanakan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
281.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya proporsi
kabupaten/kota yang melaksanakan manajemen faktor resiko
kesehatan lingkungan; tersedianya dokumen rencana kegiatan
kesehatan lingkungan; terpantaunya hygiene sanitation makanan di
embarkasi haji; tertanggulanginya keracunan makanan di lokasi
kejadian; tersedianya dokumen kesepakatan dan strategi pelaksanaan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); serta laporan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan kegiatan STBM.
(7) Kegiatan Pengendalian Dampak Asap Rokok se Wilayah Jawa Barat,
yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 2.680.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 2.355.470.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya alat-alat kedokteran umum berupa 1 unit Rontgen foto dan
1 unit micro rontgen; tersebarnya promosi Pesan Kesehatan di media
massa koran; terpantaunya akibat asap rokok pada kesehatan terhadap
9.479 orang; terselenggaranya peringatan Hari Tuberculosis Sedunia,
Hari Anti Tembakau Sedunia, Hari AIDS Sedunia, dan Hari Ulang Tahun
Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Cirebon; tersedianya
prasarana pendukung berupa mesin virtual elektronik, yaitu 2 unit
running text dan 6 unit billboard 2 muka, serta alat-alat elektronik, yaitu
1 unit komputer, 2 unit notebook, 1 unit printer dan 1 unit meja kursi;
serta tersedianya alat studio berupa 1 unit home theatre.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 65
(8) Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Asap Rokok untuk
Tenaga Kerja, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp.390.465.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya alat-alat kedokteran umum berupa 1 unit nebulizer, 1 unit
Infra Red, 1 unit Micro Wheaf diathermy, 1 unit mobile rontgen, dan 1
unit alat ukur kualitas udara; terselenggaranya pelatihan penanganan
dampak asap rokok di tempat kerja; serta tersosialisasikannya dampak
asap rokok terhadap keselamatam tenaga kerja formal/informal.
b) Permasalahan dan Solusi
Masih rendahnya kesadaran dan tanggungjawab masyarakat untuk
memelihara lingkungan sehat serta masih kurangnya pendekatan preventif
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Solusinya perlu
meningkatkan fasilitasi dan pembinaan terhadap kejadian penyakit berbasis
lingkungan dan binatang.
4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pendampingan Pengembangan Gedung dan Revitalisasi
Puskesmas Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
(PONED), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.054.109.236,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.789.049.550,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis bantuan
keuangan pengembangan puskesmas mampu PONED; laporan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan puskesmas
mampu PONED; peresmian gedung puskesmas mampu PONED;
terpilihnya Puskesmas Kopo Kota Bandung dan Puskesmas Cisalak
Kabupaten Subang sebagai puskesmas kinerja terbaik tingkat Jawa
Barat; serta tersedianya alat pendukung promosi puskesmas mampu
PONED berupa leaflet dan brosur.
(2) Kegiatan Peningkatan Layanan Kesehatan Balai Kesehatan Paru
Masyarakat (BKPM), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 742.803.400,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya obat-obatan penunjang pelayanan
kesehatan BKPM berupa Alkohol 70%, SGOT, SGPT, Ureum, Glucosa,
Creatinine, Ziehl Nielson, Immersion Oil 500 ml, Presinorm U, xylol 2,5
liter, Larutan Giemsa 100 ml, Metanol 500 ml, Aquabidest Steril, Diluent
Minidil 10 liter, Uricacid, Lyse Solution 1 liter, Civas Calibrator system,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 66
Mini Clean, ICT-TB, Fixer Liquid, developer liquid, cholesterol,
Trigliserida, HCL Pekat, Tip Kuning, Tip Biru, Control Hematology 1x2
ml, Lysol, Cyanmethemoglobin 500 ml, Widal, PP Test; tersedianya
bahan penunjang pelayanan kesehatan BKPM berupa x-Ray film, tissue
roll, dispossible mask, kertas printer auto analyzer, kertas printer EKG,
masker oksigen disposable, nasal oksigen canula ganda dewasa dan
anak, masker nebu pediatric, jelly EKG, kapas, plastik tempat dahak dan
sampah, spuit, infuse, abbocath no.14-24,, kuvet segmen, sarung
tangan, lens tisu, lampu halogen, object glass, kertas printer
photometer, okuplast bandage, plester, cup serum; tersedianya alat-alat
kedokteran penunjang pelayanan kesehatan BKPM berupa urinal plastik,
pispot plastik, brankar lengkap, kursi roda, Clinipet, tabung Oksigen dan
regulator.
(3) Kegiatan Pengembangan Pelayanan Laboratorium Kesehatan, yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 3.962.500.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 3.607.428.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya
pemeriksaan laboratorium sebanyak 193.051 pemeriksaan; tersedianya
bahan kimia pendukung pelayanan pemeriksaan laboratorium, antara
lain 110 jenis bahan kimia kesehatan lingkungan, 170 jenis bahan kimia
mikrobiologi, 107 jenis bahan kimia patologi klinik, 41 jenis bahan kimia
immunologi, 11 jenis bahan kimia radiologi, 7 jenis bahan kimia Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan 31 jenis bahan kimia Pemantapan
Mutu Eksternal Regional (PMER); serta tersedianya alat pendukung
pemeriksaan laboratorium, yaitu lemari asam dan autoclave.
(4) Kegiatan Pembangunan Gedung Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 20.199.612.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 16.641.377.950,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbangunnya ruang kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sesuai
dengan standar.
(5) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Balai Kesehatan Kerja
Masyarakat (BKKM), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 895.496.085,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya alat dan bahan pendukung pelayanan
kesehatan; tersedianya alat-alat kedokteran umum, antara lain 5 unit
stetoskop, 2 unit otoskop, 2 unit termometer, 1 unit timbangan badan, 1
unit timbangan badan dan tinggi badan, dan 1 unit kursi roda;
tersedianya alat kedokteran mata berupa 1 unit eye washer ;
tersedianya alat kedokteran kebidanan dan penyakit kandungan antara
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 67
lain 1 Partus Set, 1 Hecting Set, dan 1 IUD Set; tersedianya alat farmasi
berupa 5 unit stamfer dan mortar; tersedianya alat studio berupa 1 unit
LCD Projector dan screen; terpenuhinya peralatan medic rontgen,
antara lain 1 unit kaset plus screen green 30x40cm, 1 unit kaset plus
screen green 24x30 cm, 1 unit greed 30x40 cm, 1 unit greed 24x30 cm,
1 unit hanger; 1 unit blower pengering film; terpenuhinya alat ukur
antara lain 1 unit dust sample meter, 2 unit lux meter, 1 unit
hygrometer, 2 unit anemometer, 1 unit vibration meter, 1 unit digital
nanometer, dan 2 unit digital reading gas detector; serta terpenuhinya 4
unit alat pemadam kebakaran ringan (APAR).
(6) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.629.285.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 3.138.414.088,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya alat-alat pendukung sarana dan prasarana
kantor antara lain angkutan darat berupa 2 sepeda motor, alat
pengangkat berat berupa 1 unit forklift, 1 unit mesin penghitung uang,
3 unit penghancur kertas, 5 unit absensi fingerprint, 1 paket trolly, 1
unit televisi, 1 unit vacuum cleaner, 5 unit notebook, 20 unit printer, 2
unit scanner, 1 paket meubelair gedung baru; terpenuhinya peralatan
dapur berupa 4 unit tabung gas, 4 unit kompor gas, 5 unit dispenser, 4
unit kulkas, 1 paket peralatan makan minum; terpenuhinya alat-alat
studio berupa 1 unit kamera,1 unit handycam,1 unit LCD proyektor,
sound system, dan 4 unit CCTV; terpenuhinya alat-alat komunikasi
berupa 1 paket telepon dan intercom serta 3 unit mesin faksimili.
(7) Kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan Puskesmas Mampu PONED, yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 33.853.135.676,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 33.790.091.555,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya
alat kesehatan mampu PONED untuk 100 puskesmas mampu PONED,
yaitu masing-masing 1 unit alat USG, Partus Set, suction, resusitasi set,
gynaecolog bed, vacuum extractor, fetal Doppler, meja bayi, incubator,
phototherapy, examination lamp, sterilisator, serta masing-masing 2 unit
hospital bed.
(8) Kegiatan Penyediaan Obat-obatan, yang dilaksanakan Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Jawa barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.811.330.090,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.803.330.360,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya obat-obatan umum dan
obat-obatan psikotropika Rumah Sakit sebanyak 12 kegiatan.
(9) Kegiatan Penyediaan Bahan Pelayanan Terapi, yang dilaksanakan
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa barat, dengan alokasi anggaran
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 68
sebesar Rp. 1.592.434.800,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
1.164.879.570,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya bahan
farmasi/alkes habis pakai, Laboratorium, Radiologi, Kesehatan Gigi,
psikologi/ psikometri, terapi keswara dan elektromedik sebanyak 7
paket (bahan farmasi/alkes habis pakai laboratorium, radiologi, bahan
dental unit, psikologi, psikometrik, terapi keswara dan elektro medik).
(10) Kegiatan Penyediaan Perlengkapan Pasien, yang dilaksanakan Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.203.357.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.159.232.450,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya peralatan kebersihan dan
bahan pembersih, tersedianya bahan baku bangunan keperluan
rehabilitasi pasien, dan bahan/material lainnya; tersedianya bibit
pohon tanaman dan bahan obat-obatan; terpenuhinya pakaian pasien
rawat inap, peralatan bengkel, alat pengelolaan pertanian dan
pertenakan; serta terpenuhinya peralatan kantor, peralatan meubelair,
dan alat studio.
(11) Kegiatan Peningkatan dan Pemeliharaan Alat Kesehatan/Kedokteran dan
Sanitasi Rumah Sakit, yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.600.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 3.589.525.499,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terpeliharanya alat kedokteran/ kesehatan; terjaganya
sanitasi/kesehatan lingkungan; tersedianya alat-alat laboratorium; serta
tersedianya alat kedokteran dan kesehatan.
(12) Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman Pasien dan Petugas
Khusus, yang dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.710.584.600,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 3.412.889.370,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terpenuhinya makanan minuman pasien sebanyak 61.315 hari
perawatan; terpenuhinya makanan minuman petugas khusus di unit
beresiko, shift malam, konselor napza, hari raya, dan bulan puasa
sebanyak 66.805 orang hari.
(13) Kegiatan Pembangunan Gedung Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
Lokasi Jl.RE.Martadinata No.11 Bandung, yang dilaksanakan Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 19.976.799.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 19.244.021.135,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya Gedung Pelayanan
Kesehatan Jiwa berbasis masyarakat yang memadai.
(14) Kegiatan Pembangunan Gedung NAPZA, yang dilaksanakan Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 4.402.820.000,-realisasi anggaran sebesar Rp. 4.249.555.850,-.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 69
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya Gedung Pelayanan
Napza seluas 1.400 m2.
(15) Kegiatan Pembangunan Gedung Perawatan, yang dilaksanakan Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jawa barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.742.788.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.117.463.074,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya Gedung Perawatan 2
lantai seluas 710 m2.
(16) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
dalam rangka Pencegahan Bahaya Merokok, yang dilaksanakan Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 850.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 742.868.600,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya stiker slogan anti merokok
sebanyak 1.000 lembar, brosur/leaflet sebanyak 1.000 lembar, running
text sebanyak 1 buah, dan starter kit sebanyak 750 buah; tersedianya
Tshirt hari bebas merokok sebanyak 200 potong, sebuah Printer Laser
Jet, Standing Ashly sebanyak 40 buah; terpenuhinya alat laboratarium
sebanyak 5 buah, alat kedokteran umum sebanyak 21 buah, serta
tersedianya Papan Informasi sebanyak 40 buah.
(17) Kegiatan Sosialisasi Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit TB, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 121.017.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya kerja
sama yang baik dalam rangka penanggulangan dan pencegahan
penyakit paru.
(18) Kegiatan Peningkatan dan Perluasan Fungsi Rumah Sakit, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 4.505.082.340,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 2.553.892.620,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbangunnya sarana dan prasarana gedung dalam rangka
pengembangan fungsi pelayanan rumah sakit di luar penyakit paru.
(19) Kegiatan Pengadaan Obat-obatan dan Bahan Pelayanan Theraphy, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.218.780.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.101.688.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpenuhinya kebutuhan obat-obatan formularium RS untuk pasien
Jamkesmas, Jamkesda, dan Askes.
(20) Kegiatan Pengadaan Bahan Perlengkapan Pasien, yang dilaksanakan
Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 608.940.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya
sarana dan prasarana pasien yang mengalami rawat inap.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 70
(21) Kegiatan Peningkatan dan Pemeliharaan Alat Kesehatan dan
Kedokteran, yang dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 883.961.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpenuhinya tindakan medik dan tindakan penunjang medik dengan
peralatan yang siap pakai.
(22) Kegiatan Pengadaan Mamin Pasien dan Petugas Khusus, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.116.125.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp.904.467.450,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpenuhinya makanan dan minuman pasien sesuai standar gizi pasien
paru dalam rangka melakukan tahap pemulihan kesehatannya.
(23) Kegiatan Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Paru, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 12.226.061.119,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 10.472.812.500,-. Hasil pelakasanaan kegiatan adalah
tersedianya sarana dan prasarana peralatan kedokteran spesialis di luar
penyakit paru, yaitu peralatan Poli Gigi, Poli Anak, Poli THT, dan Poli
Spesialis Penyakit Dalam.
(24) Kegiatan Penyediaan Fasilitas Ruang ICU/RPI, yang dilaksanakan
Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
1.950.170.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
peralatan kedokteran dalam rangka pelayanan kepada pasien yang
mengalami kondisi gawat darurat.
(25) Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Unit Stroke, ICCU dan Kendaraan
Ambulance yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 5.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.754.766.600,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya ambulance pasien,
ambulance x ray mobile, mesin visual elektronik, serta kursi tunggu
pasien sebanyak 100 buah dan alat kedokteran umum sebanyak 15
item.
(26) Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengembangan Pasien
Masyarakat Miskin yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al
Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 10.787.133.300,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 9.900.980.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya tempat tidur pasien
sebanyak 100 buah, dan alat-alat kedokteran umum sebanyak 40 item.
(27) Kegiatan Penyelesaian Bangunan Gedung Rawat Jalan dan Gawat
Darurat Tahap II yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 71
Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 21.867.552.487,30, realisasi anggaran sebesar
Rp. 21.221.768.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselesaikannya pembangunan gedung rawat jalan dan gedung gawat
darurat.
(28) Kegiatan Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Fungsi Sarana dan
Prasarana Pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan Rumah Sakit
Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 28.502.486.027,- realisasi anggaran sebesar Rp.
32.752.134.606,- (sesuai dengan anggaran perubahan, namun karena
terjadi lonjakan kunjungan pasien sehingga harus disediakan
penambahan belanja obat, bahan makanan pasien dan kebutuhan rutin
lainnya, sehingga terjadinya over budget untuk mata anggaran
tersebut, dana berasal dari Pendapatan operasional rumah sakit). Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya bahan habis pakai, peralatan
dan bahan kebersihan, bahan obat-obatan pasien, bahan makanan
pasien, bahan/material lainnya, serta peralatan dan perlengkapan
kantor.
(29) Kegiatan Peningkatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan
Kesehatan yang dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 815.450.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 42.315.573,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah pengadaan alat kedokteran.
(30) Kegiatan perencanaan pembangunan Rumah Sakit Cisarua, yang
dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 335.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 305.225.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya perencanaan gedung Rumah Sakit Jiwa Cisarua Jawa Barat
sehingga meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat.
b) Permasalahan dan Solusi
Pada program peningkatan kuantitas, kualitas dan fungsi sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan yang sumber dananya dari operasional
melampaui target dikarenakan naiknya kunjungan pasien khususnya untuk
pengadaan obat dan alkes habis pakai mengingat pelayanan terhadap
masyarakat harus tetap dilaksanakan. Solusinya untuk anggaran tahun depan
besarannya harus dinaikkan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 72
5) Program Sumber Daya Kesehatan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas SDM Kesehatan, yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 38.336.138.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 37.785.512.500,-.Hasil pelaksanaan kegiatan adalah perpanjangan
kontrak kerja dokter dan dokter gigi PTT Provinsi sebanyak 117 orang;
penempatan dokter PTT Provinsi di puskesmas PONED hasil rekrutmen
tahun 2010 sebanyak 83 orang; perpanjangan kontrak kerja dokter
spesialis PTT Provinsi hasil rekrutmen tahun 2010 sebanyak 3 orang;
rekrutmen baru dokter spesialis PTT Provinsi sebanyak 7 orang yang
ditempatkan di RSUD se Jawa Barat; rekrutmen baru dokter gigi
sebanyak 14 orang; perpanjangan kontrak kerja bidan PTT Provinsi hasil
rekrutmen tahun 2005 sampai dengan 2010 sebanyak 520 orang;
penempatan bidan PTT Provinsi di puskesmas PONED sebanyak 300
orang hasil rekrutmen tahun 2010; penempatan mahasiswa Program
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) obstetric dan gynaecolog serta
kesehatan anak di 6 puskesmas PONED di Jawa Barat; terkelolanya
Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi (PPDSBK)
sebanyak 71 orang pendaftar; terkelolanya program tugas belajar D-1
ke D-3 kebidanan lanjutan tahun 2009 sebanyak 400 orang; terpilihnya
tenaga kesehatan teladan untuk tenaga medis, keperawatan, gizi,
sanitarian dan bidan desa; terkelolanya registrasi tenaga kesehatan dan
visitasi dalam rangka pemberian surat tugas dokter spesialis berupa
Surat Izin Praktek (SIP) sebanyak 10.842 lembar, Surat Izin Bidan (SIB)
sebanyak 8.235 lembar, Surat Izin Perawat Gigi (SIPG) sebanyak 577
lembar, Surat Izin Fisioterapis (SIF) sebanyak 124 lembar, Surat Izin
Refractionist Optician sebanyak 72 lembar, Surat Izin Radiografer (SIR)
sebanyak 60 lembar, Surat Izin Terapi Wicara (SITW) sebanyak 30
lembar, Surat Izin Asisten Apoteker (SIAA) sebanyak 1.247 lembar;
terlaksananya Ujian Praktik Kejuruan (UPK) bagi Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Farmasi dengan lulusan sebanyak 2.895 orang;
terfasilitasinya sipensimaru di 78 sekolah dan 29 institusi, angkat
sumpah dan pelantikan tenaga kesehatan; tersalurkannya insentif bagi
dokter, dokter gigi dan bidan PTT Provinsi yang ditempatkan di daerah
terpencil/sulit dijangkau/sulit pemenuhan tenaga kesehatan sebanyak
31 dokter, 7 dokter gigi dan 99 bidan; tersosialisasikannya uji
kompetensi tenaga kesehatan kepada organisasi profesi kesehatan,
dinas kesehatan kabupaten/kota, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),
dan Rumah Sakit; terlaksananya penempatan internsip dokter Indonesia
di Jawa Barat yang ditempatkan di 16 Rumah Sakit Umum Daerah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 73
(RSUD) Kelas C dan D serta di 47 Puskesmas di Jawa Barat; dokumen
profil Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan; pertemuan Tim penilai
akreditasi puskesmas tingkat provinsi dan penguatan tim Pembina
akreditasi Rumah Sakit tingkat Provinsi; terbinanya tim akreditasi sarana
kesehatan tentang ISO/IEC 17021.2008; terkelolanya penerbitan Surat
Tanda Registrasi untuk Tenaga Teknis Kefarmasian.
(2) Kegiatan Ketersediaan, Pemerataan Keterjangkauan dan Mutu Sediaan
Farmasi, Kosalkes dan Mamin, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.335.303.150,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya obat buffer stock dan
kebutuhan program sebanyak 1 paket; terpenuhinya kebutuhan
reagensia pasien HIV/AID untuk uji tes kekebalan dan food security;
tertanganinya obat dan perbekalan kesehatan yang rusak dan
kadaluarsa secara maksimal; dokumen data, jumlah dan jenis obat yang
dibutuhkan kabupaten/kota; terbinanya kabupaten/kota untuk
meningkatkan kemampuan mengelola obat khususnya ketersediaan
obat esensial; terpantaunya ketersediaan obat esensial di
kabupaten/kota; terbina dan terpantaunya sarana produksi dan
distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga
(PKRT); terujinya mutu 1.080 sampel alat kesehatan, 270 sampel PKRT,
120 sampel kosmetika, dan 480 sampel obat tradisional; tersedianya
buku bahan baku obat tradisional dalam rangka pengembangan
penelitian bahan baku obat yang berasal dari sumber daya hayati dan
alami; terpantaunya sarana Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) yang
ada di Jawa Barat.
(3) Kegiatan Peningkatan Kualitas Kompetensi Tenaga Kesehatan, yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 3.682.291.500,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 3.308.646.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya 6 macam diklat untuk meningkatkan kualitas
kompetensi tenaga kesehatan, yaitu pelatihan jabatan fungsional
adminkes, pelatihan PONED, pelatihan APN, TOT Forensik, TOT
Kegawatdaruratan Bencana, Pelatihan Pra Tugas Dokter/Dokter
Gigi/Bidan hasil rekruitmen dan pelatihan pendamping internsip.
(4) Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM RS Jiwa Provinsi Jawa Barat, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.254.295.430,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 985.623.380,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlatihnya kemampuan kearsipan pada peserta sebanyak 40 orang,
kemampuan manajemen aset sebanyak 60 orang, kemampuan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 74
Teknologi Informasi sebanyak 80 orang, kemampuan Askep Intensif
Care Unit sebanyak 40 orang, kemampuan keperawatan gerontri
sebanyak 85 orang, K3 sebanyak 100 orang, keterampilan rehabilitasi
sebanyak 40 orang; terpenuhinya Kit pelatihan untuk 455 orang, materi
pelatihan sebanyak 102.100 lembar, mamin rapat sebanyak 215 porsi;
terpenuhinya mamin diklat, seminar dan sejenisnya sebanyak 1.650
porsi dan 1.650 dus, uang saku sebanyak 1.450 orang hari;
keikutsertaan shortcourse di Australia sebanyak 10 orang, dan outbound
sebanyak 60 orang.
3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengembangan Rencana Aksi Pengurangan Emisi Gas Rumah
Kaca melalui Pengelolaan Limbah dan Sampah Energi, Transportasi dan
Hutan, yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 297.745.000,-, realisasi sebesar 286.045.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya sistem inventarisasi Gas Rumah Kaca dan
Pedoman Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca serta terselenggaranya
inventarisasi Gas Rumah Kaca dalam rangka Pelaporan Emisi Gas
Rumah Kaca.
(2) Kegiatan Pemantauan Pencemaran Lingkungan, yang dilaksanakan
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 486.776.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 470.866.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpantaunya kualitas udara ambien di 10 Kabupaten/Kota dan
terlaksananya koordinasi sinergitas pemantauan udara di Jawa Barat;
terpetakannya potensi beban pencemaran air di 4 DAS (Cilamaya.
Citarum, Cimanuk dan Cileungsi) dengan skala 1:25.000.
(3) Kegiatan Fasilitasi Pengelolaan Limbah Padat, Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan Medis di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 299.100.000,-, realisasi sebesar
Rp. 274.850.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
sistem pelaporan pengelolaan limbah B3 dan medis di wilayah Cekungan
Bandung; terlaksananya Rakor pengelolaan limbah B3 dan medis di
Jawa Barat; terlaksananya koordinasi, pengawasan dan verifikasi
pengelolaan limbah B3 dan medis di Jawa Barat; serta sosialisasi Perda
Pengelolaan limbah B3.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 75
(4) Kegiatan Fasilitasi Penyelesaian Kasus Pencemaran dan/atau Perusakan
Lingkungan di Jawa Barat yang dilaksanakan Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.010.000.000,-, realisasi sebesar
Rp. 1.008.905.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pengawasan ketaatan industri terhadap sanksi administrasi, ADR,
dan/atau pidana lingkungan; terlaksananya koodinasi dan sinkronisasi
penegakan hukum lingkungan terpadu di Jawa Barat; penanganan
pengaduan kasus pencemaran dan/atau perusakan lingkungan sebanyak
21 kasus; pengenaan sanksi administrasi sebanyak 10 kasus;
penyelesaian sengketa secara ADR sebanyak 2 kasus; penyelesaian
kasus pidana lingkungan sebanyak 2 kasus; penyelesaian kasus
pencemaran/kerusakan lingkungan di Kecamatan Rancaekek Kabupaten
Bandung sebanyak 1 kasus.
(5) Kegiatan Pengembangan Sistem Pengelolaan Lingkungan Untuk
Mendukung Produksi Bersih dan Pengembangan Jaringan Produksi
Bersih (Fasilitasi Program PHKI), yang dilaksanakan Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 676.415.000,-, realisasi sebesar
Rp.629.274.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah kajian penilaian
manajemen lingkungan dan identifikasi peluang penerapan produksi
bersih; terlaksananya workshop produksi bersih; tersosialisasinya
pengembangan produksi bersih; terlaksananya pemberian penghargaan
terhadap 2 perusahaan yang telah menerapkan produksi bersih;
terselenggaranya lokakarya pengembangan jaringan produksi bersih;
terbentuknya forum komunikasi antara Industri Kecil Menengah (IKM),
Industri Besar dan Pemerintah; terlaksananya sosialisasi dan
penyuluhan program pemerintah; serta terkembangkannya sistem
informasi pertukaran produksi bersih.
(6) Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Pengendalian Pencemaran Melalui
Program Environment Pollution Control Manager (EPCM) dan
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya manusia (SDM) di Jawa Barat,
yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
300.000.000,-, realisasi sebesar Rp. 278.790.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terimplementasikannya program EPCM udara melalui
pelaksanaan pelatihan, uji EPCM udara dan sosialiasi program EPCM
udara kepada Kabupaten/Kota, Industri dan staholder yang ada;
terlaksananya program peningkatan kinerja pengendalian pencemaran
lingkungan melalui rapat koordinasi, rakernis dan pelatihan bagi SDM
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 76
aparat pengawas lingkungan serta workshop bagi masyarakat dan
aparat penegak hukum; serta terlaksananya forum dialog lingkungan.
(7) Kegiatan Penyelarasan dan Evaluasi Lingkungan Hidup Strategis, yang
dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
294.300.000,-, realisasi sebesar Rp.290.100.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya data dan laporan hasil inventarisasi wilayah
ekoregion Provinsi Jawa Barat sebagai bahan proses pengambilan
keputusan dan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup.
(8) Kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan Teknis AMDAL dan Teknologi
Lingkungan di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi sebesar
Rp. 289.731.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah operasionalisasi
Komisi Penilai AMDAL Daerah Provinsi Jawa Barat; terlaksananya rapat
kerja (Raker) Komisi Penilai AMDAL Daerah Kabupaten/Kota;
terlaksananya sosialiasi pengelolaan Lingkungan Kluster Usaha Kecil dan
Menengah di Jawa Barat; tersedianya sarana informasi teknologi
lingkungan; serta meningkatnya kapasitas pengelolaan lingkungan
terpadu Kluster Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah di Jawa Barat.
(9) Kegiatan Fasilitas Pengembangan Kapasitas dan Kemitraan Lingkungan,
yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 500.000.000,-, realisasi sebesar Rp. 495.860.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah fasilitasi program Adipura dan Adiwiyata
di Jawa Barat; pelaksanaan Sekolah Berbudaya Lingkungan di Jawa
Barat; serta pelaksanaan fasilitasi Kampanye Lingkungan
BALADKURING.
(10) Kegiatan Pembinaan Laboratorium Lingkungan dalam rangka
Peningkatan Pengawasan Lingkungan di Jawa Barat, yang dilaksanakan
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 170.000.000,-, realisasi
sebesar Rp. 166.777.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya informasi Laboratorium Lingkungan; terbinanya dan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia Laboratorium Lingkungan
di Jawa Barat; terfasilitasinya Laboratorium Lingkungan (Pra Akreditasi)
dan Pemeliharaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Jawa Barat.
(11) Kegiatan Penyusunan Status Lingkungan Jawa Barat, yang dilaksanakan
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 288.853.000,-, realisasi
sebesar Rp. 285.803.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 77
tersedianya buku Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Jawa Barat
2010 dan Basis Data SLHD 2010; tersedianya Buku ASER (Annual State
of Environmental Report) Jawa Barat 2010; tersusunnya Laporan SLHD
Jawa Barat 2011 beserta basis datanya serta laporan ASER Jawa Barat
2011.
(12) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Lingkungan, yang
dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
125.958.664,-, realisasi sebesar Rp. 125.458.600,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersusunnya sistem pemetaan informasi lingkungan
hidup; terselenggaranya workshop pengembangan sistem informasi
lingkungan hidup; serta tersosialisasikannya sistem informasi lingkungan
hidup.
(13) Kegiatan Peningkatan Pemahaman Siswa Sekolah Terhadap Dampak
Rokok yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 200.000.000,-, realisasi sebesar Rp.199.750.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya dampak rokok
terhadap anak sekolah.
(14) Kegiatan Green Festival 2011, yang dilaksanakan Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi sebesar Rp.
486.900.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya
penyediaan Venue Green Festival; terfasilitasinya penyediaan materi dan
bahan stand Jawa Barat Green Festival; terfasilitasinya talkshow
perlindungan dan pengelolaan DAS Citarum; terfasilitasinya Parade
Produk Daur Ulang, Pagelaran Kesenian, serta Penghargaan Lingkungan
Hidup di Jawa Barat
(15) Kegiatan identifikasi dan Pencemaran Lahan Tercemar di 4 Desa
Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, yang dilaksanakan Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi sebesar
Rp.291.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data
luasan serta status kepemilikan lahan tercemar, data hasil analisa
laboratorium terhadap air dan tanah, peta sebaran dampak
pencemaran, dan data evaluasi kerugian pertanian akibat pencemaran
di 4 desa (Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung).
(16) Kegiatan Fasilitasi dan Sosialisasi Pembangunan Lingkungan Hidup,
yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 92.493.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 78
adalah adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan hidup; terciptanya komitmen masyarakat akan
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup serta terpantaunya
kasus keruksakan lingkungan di Jawa Barat.
(17) Kegiatan Fasilitasi Eco-Pontren Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan
Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 148.256.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbentuknya
tokoh pesantren dan santri pondok pesantren menjadi kader-kader
lingkungan hidup.
(18) Kegiatan Sinkronisasi bidang Pembinaan Lingkungan Sosial Dana Bagi
Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang dilaksanakan Biro
Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 149.976.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah adanya
terselenggaranya Implementasi PMK No.84/PMK.07/2008 dan PMK
No.20/PMK/2009 OPD Provinsi dan OPD Kabupaten/Kota dalam
kelompok Pembinaan Lingkungan Sosial.
2) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Fasilitasi Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengelolaan
Keanekaragaman Hayati Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 340.000.000,-, realisasi sebesar
Rp.320.040.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya draft
model kampung konservasi di Desa Sunteng Jaya Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat; tersedianya alat lubang biopori, instalasi
biogas, composter, dan gully plug; serta sosialisasi dan koordinasi
konservasi sumber daya alam (SDA).
(2) Kegiatan Pembinaan Pengembangan Sumber Daya Hutan dan
Ekosistemnya, yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 386.121.975,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbinanya masyarakat di dalam dan sekitar hutan dalam rangka
mendukung Cagar Biosfer di kawasan hutan Taman Nasional Gnunung
Pangrango Kabupaten Cianjur sebanyak 60 orang; terbina dan
terawasinya model desa konservasi di 2 (dua) kampung dan 3 (tiga)
desa konservasi; terbangunnya model desa konservasi di Desa
Argamukti Kabupaten Majalengka; serta pelatihan kader model desa
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 79
konservasi dan terkajinya potensi di Ds. Ciburial, Ds. Cimenyan, Ds
Mekawangi, Ds. Langensari, Ds. Wangunharja dan Ds. Cibodas.
(3) Kegiatan Rehabilitasi dan Konservasi Hulu DAS Citarum, yang
dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 5.771.734.375,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 5.209.058.625,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya
persemaian sebanyak 2 (dua) unit; terbangunnya agroforestry di Hulu
DAS Citarum; terbangunnya hutan rakyat seluas 50 Ha; terpeliharanya
tanaman model agroforestry tahun ke-1 seluas 1.500 Ha; terpeliharanya
persemaian RHL Tahun 2010; terlaksananya kegiatan Green School
sebanyak oleh 7.000 siswa SD/SLTP/SLTA; serta terbangunnya
agroforestry di 40 lokasi.
(4) Kegiatan Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) dan Konservasi Hulu
DAS Citarum, yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutana Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 12.092.606.675,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 11.165.050.725,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya data lokasi persemaian dalam rangka GRLK Tahun
2011 di 11 Kabupaten; tersedianya data lokasi GRLK di 17 Kabupaten;
tersusunnya rancangan teknis pembuatan persemaian dalam rangka
GRLK; terbangunnya persemaian di Jawa Barat; tersusunnya rancangan
teknis pengembangan hutan rakyat; terselenggaranya kegiatan
sosialisasi GRLK; terbangunnya persemaian dalam rangka penghijauan
lingkungan; tersedianya kebun bibit hutan rakyat di Jawa Barat; serta
terselenggaranya acara pencanangan penanaman kebun bibit hutan
rakyat.
(5) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Model Pengelolaan Lahan Kritis DAS
bagian Hulu Berbasis Masyarakat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan
Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
249.928.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data dan
informasi dan pedoman mengenai model pengelolaan lahan kritis DAS
bagian Hulu berbasis masyarakat, dan evaluasi rehabilitasi lahan kritis
ke 12 kabupaten yang mendapatkan dana bantuan rehabilitasi lahan
kritis.
3) Program Pengelolaan Kawasan Lindung
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Model Peningkatan Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan
Iklim, yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 249.160.000,-, realisasi sebesar Rp. 249.060.000,-. Hasil
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 80
pelaksanaan kegiatan tersedianya dokumen Model Desa Adaptasi
Perubahan Iklim Berbasiskan Masyarakat.
(2) Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, yang dilaksanakan Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 850.222.750,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terehabilitasinya hutan mangrove pola
insentif seluas 100 Ha di Kabupaten Subang, Indramayu dan Karawang;
terpeliharanya tanaman tahun-1 dan ke-2 rehabilitasi hutan mangrove
pola insentif; terpeliharanya tanaman tahun ke-2 rehabilitasi hutan
pantai; dan terlaksananya sarana dan laporan kegiatan RHL.
(3) Kegiatan Rehabilitasi Hulu DAS Cimanuk, Ciliwung dan Citanduy, yang
dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 3.326.067.700,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 2.890.981.475,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
rancangan teknis pembangunan persemaian; terbangunnya persemaian
di Kabupaten Garut, Bogor, Majalengka, Ciamis dan Tasikmalaya;
tersusunnya rancangan teknis dan terbangunnya agroforestry sebanyak
20 unit; tersusunnya rancangan teknis dan terbangunnya arboretum di
Kiara Payung sebanyak 1 (satu) buah; tersedianya bibit kayu-kayuan
sebanyak 400.000 batang; serta terpeliharanya tanaman agroforestry.
(4) Kegiatan Pemantapan Kawasan Hutan, yang dilaksanakan Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 462.190.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya peta penyebaran lahan tidak
berhutan pada kawasan lindung di 20 kabupaten/kota; tersedianya peta
hasil reposisi pada 30 kelompok hutan; tersedianya laporan fasilitasi
pengukuhan kawasan hutan di 2 (dua) kabupaten; serta tersedianya
laporan dan peta lokasi areal hutan cadangan di 4 (empat) kabupaten.
(5) Kegiatan Peningkatan Luas Lahan berfungsi Lindung, yang dilaksanakan
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
401.095.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya peta hasil
identifikasi kawasan perlindungan setempat di hutan produksi di 13
KPH; serta tersedianya laporan hasil identifikasi kawasan perlindungan
setempat di hutan produksi sebanyak 13 buku.
(6) Kegiatan Pengendalian dan Pengamanan Hutan Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi sebesar
Rp. 398.475.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan terfasilitasinya dan
terbinanya kelompok satlakdalkarhut sebanyak 80 orang;
tersosialisasikannya pengamanan hutan kepada masyarakat
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 81
penggarap/pemanfaat lahan kawasan hutan sebanyak 160 orang;
terfasilitasinya penyelesaian perambahan di kawasan konservasi TWA
Gunung Pancar sebanyak 30 orang; serta terpantaunya dan
terevaluasinya perlindungan hutan di areal pengelolaan hutan Perum
Perhutani di 7 Kabupaten.
(7) Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,
yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 604.600.000,-, realisasi sebesar
Rp. 600.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya
tanaman tahun ke-1; terpeliharanya tanaman pengkayaan tahun ke-2;
terpeliharanya tanaman batas kawasan tahun ke-2; terpeliharannya bibit
tanaman di persemaian; terwujudnya keamanan dan perlindungan
kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda; terpeliharanya
batas kawasan Tahura Ir. H. Djuanda sepanjang 28,31 km; tersusunnya
RPRHL Tahura Ir. H. Djuanda; serta teridentifikasinya potensi
pemanfaatan jasa lingkungan.
(8) Kegiatan Pengembangan Kemitraan Sekitar Kawasan Hutan Lindung,
yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi sebesar Rp.
297.125.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbinanya SDM PKSM
sebanyak 40 orang; terbinanya Pramuka Saka Wanabhakti sebanyak 50
orang; serta terlaksananya pertemuan Kepala Desa, KTHA dan Penyuluh
Kehutanan se Jawa Barat sebanyak 252 orang.
(9) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pembangunan Kehutanan, yang
dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi sebesar Rp.
387.390.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya bahan
penyusunan rencana pembangunan kehutanan Tahun 2012;
terlaksananya Rakorenbang Kehutanan Tahun 2011 di Jawa Barat;
terpantaunya pelaksanaan program/kegiatan kehutanan; terlaksananya
kerjasama kegiatan di wilayah perbatasan; serta terlaksananya Rakor se
Wilayah MPU.
(10) Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kawasan Taman Hutan Raya Ir.
H. Djuanda (DAK) yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 575.510.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 561.926.230,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan terbangunnya persemaian sebanyak 1 (satu) unit; tertutupnya
lahan bervegetasi dan jenis tanaman di Tahura Ir. H. Djuanda seluas
100 Ha; tersedianya bangunan konservasi untuk mengurangi dan
mengantisipasi erosi tanah; serta tersedianya bangunan konservasi
untuk mengurangi dan mengantisipasi erosi tanah.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 82
4) Program Ekosistem Pesisir dan Laut
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Pesisir dan Laut yang dilaksanakan Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi sebesar Rp.
285.690.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen
Kajian Pusat Mangrove Jawa Barat; terealisasinya visualisasi wilayah Pantura
Jawa Barat; tersusunnya dokumen fasilitasi pengelolaan wilayah pesisir dan
laut Jawa Barat; serta tesedianya akses jaringan kerja internasional
pengelolaan pesisir dan laut.
4. URUSAN PEKERJAAAN UMUM
1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Pengelolaan Sampah Regional di Jawa Barat, yang dilaksanakan
Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran Rp. 12.374.566.490,- realisasi keuangan Rp.
11.600.276.778,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah penyusunan dokumen
Community Action Plan (CAP) penataan lingkungan masyarakat disekitar lokasi
TPA Leuwigajah; pengadaan mesin kompos untuk kelompok pengolah sampah
TPA Leuwigajah; pembangunan gudang kompos di TPA Leuwigajah;
pemasangan pagar di TPA Leuwigajah, penataan Buffer Zona di TPA
Leuwigajah; peningkatan hanggar pengolah sampah dan bekas longsoran TPA
Leuwigajah; pembangunan jalan operasi menuju hanggar pengolah sampah
bekas longsorang TPA Leuwigajah; penutupan sampah di TPK Sarimukti,
pemantauan kualitas lingkungan di TPK Sarimukti dan TPA Leuwigajah; DED
optimalisasi Sarimukti, penyusunan dokumen Community Action Plan (CAP),
penataan lingkungan masyarakat disekitar lokasi TPK Sarimukti; pengadaan
alat-alat angkutan darat bermotor; pengadaan perlengkapan kantor;
peningkatan kolam leachate di TPK Sarimukti, pembangunan saluran drainase
di TPK Sarimukti; pengelolaan TPPAS Regional Legoknangka; penyusunan
dokumen Community Action Plan (CAP); penataan lingkungan masyarakat
disekitar lokasi TPPAS Legoknangka; penyusunan media komunikasi
pembangunan TPPAS Legoknangka, pembangunan pos jaga; pembangunan
pos pencatat; pembangunan pintu gerbang, pengadaan dan pemasangan
jembatan timbang; penataan buferr zone di TPPAS Legoknangka; penyusunan
dokumen Community Action Plan (CAP) penataan lingkungan masyarakat
disekitar lokasi TPPAS Nambo. Dengan program pengembangan pengelolaan
sampah regional di Jawa Barat meningkatkan cakupan pelayanan
persampahan dengan terkelolanya TPPAS Regional Sementara Sarimukti yang
melayani wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 83
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Pada kegiatan pengelolaan sampah regional di Jawa Barat terdapat
kendala pada proses sertifikasi tanah Legok Nangka, dimana proses
sertifikasi tersebut memerlukan keterlibatan berbagai instansi terkait.
(2) Pelaksanaan kegiatan pengolahan dan pemrosesan akhir sampah
regional di Sarimukti, dari aspek pembayaran kompensasi jasa
pelayanan, mengalami hambatan yaitu masih terdapat sisa kewajiban
kompensasi jasa pelayanan (KJP) dari Pemerintah Kota Bandung,
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan Pemerintah Kota Cimahi,
belum dibayarkan ke Kas Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Solusi
permasalahan ini yaitu telah dikoordinasikan dengan SKPD di
Pemerintahan Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung
Barat yang didelegasikan untuk melaksanakan perjanjian kerjasama
untuk menyelesaikan sisa kewajiban KJP yang belum di bayar pada
tahun anggaran 2012.
(3) Selain permasalahan KJP, permasalahan pembayaran kompensasi
dampak negatif (KDN) tahun 2011 dari Pemerintah Kota Bandung dan
Pemerintah Kota Cimahi ke kas Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
belum dapat dilaksanakan dan masih menunggu pengaturan lebih lanjut
dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian Kerjasama.
2) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan, yang dilaksanakan
Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.650.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.609.340.202,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
perencanaan teknis jalan, perencanaan teknis jembatan dan dokumen
analisa dampak lingkungan (Amdal).
(2) Kegiatan Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan di BPJ
Wilayah Pelayanan I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi sebesar Rp. 28.725.919.025,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 25.328.821.640,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 12.50 km
serta penggantian jembatan sepanjang 15 m.
(3) Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di BPJ Wilayah Pelayanan
II Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 8.167.300.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 8.136.556.636,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 84
adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 3.00 km serta
penggantian jembatan sepanjang 17.00 m.
(4) Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di BPJ Wilayah Pelayanan
III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 52.197.743.200,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 52.003.094.583,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 13,50 km serta
pembebasan tanah Terusan Buah Batu - Bojongsoang.
(5) Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di BPJ Wilayah Pelayanan
IV Sumedang, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 11.297.391.100,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 10.920.828.237,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 2.50 km;
pembebasan tanah untuk Kawasan Pertumbuhan Perintis (4 lokasi) di
Koridor Jabar Selatan serta penggantian jembatan sepanjang 40,00 m.
(6) Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di BPJ Wilayah Pelayanan V
Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 13.982.979.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp.13.970.197.249,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 5.50 km serta
penggantian jembatan sepanjang 6,00 m.
(7) Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan di BPJ Wilayah Pelayanan
VI Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 58.185.840.775,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 55.636.269.936,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya peningkatan jalan sepanjang 18,825 km serta
pembebasan lahan Ruas Jalan Majalengka – Kadipaten.
(8) Kegiatan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Provinsi Tersebar di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.142.491.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 5.067.295.157,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terawasinya pekerjaan peningkatan jalan, pembangunan
jembatan dan penggantian jembatan di Jawa Barat.
(9) Kegiatan Pembangunan/Peningkatan Jalan Strategis Di Provinsi Jawa
Barat (Multy Years), yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 193.161.067.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 100.444.532.955,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya peningkatan jalan (Multy Years) ruas
jalan Bandung-Pangalengan-Rancabuaya sepanjang 12.54 km dan
Cikajang-Pameungpeuk sepanjang 9.96 km; Pembangunan Jalan Paket
Multy Years ruas jalan Lingkar Selatan Sukabumi sepanjang 2.76 km
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 85
dan Pembangunan Jalan Akses TPPAS Nambo sepanjang 5.50 km; serta
Pembebasan Tanah Paket Multy Years ruas jalan Pangalengan - Cukul -
Cisewu - Rancabuaya sepanjang 14.800 m2.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Paket peningkatan jalan Bandung–Pangalengan–Rancabuaya yang
dibiayai dengan pola tahun jamak tidak dapat dilaksanakan karena
harus lelang ulang. Lelang ulang didasarkan pada surat dari LKPP yang
menyatakan harus dilakukan evaluasi ulang. Setelah dilakukan evaluasi
ulang didapat semua peserta lelang tidak ada yang memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis sehingga dinyatakan gugur.
(2) Peningkatan jalan Cikajang–Pameungpeuk merupakan kegiatan yang
dibiayai dengan pola tahun jamak yang dimulai tahun 2011 sampai
dengan tahun 2012. Dalam pelaksanaan tahun 2011 realisasi fisik yaitu
62,3% terhadap rencana tahun 2011. Hal ini disebabkan kerena pada
akhir tahun anggaran kondisi cuaca di lokasi kegiatan tidak mendukung
dalam pelaksanaan pekerjaan. Di samping itu sulitnya didapat sumber
quarry karena ijin dari Pemerintah Kabupaten Garut belum terbit.
(3) Pada kegiatan pembebasan lahan untuk pelebaran jalan Cukul–Cisewu–
Rancabuaya hanya teralisasi 42,76%. Hal ini disebabkan karena hanya
sebagian dari warga yang berdasarkan musyawarah tercapai
kesepakatan harga. Sedangkan untuk sebagian lagi belum tercapai.
Untuk lahan yang belum dibebaskan akan dilanjutkan pada tahun 2012.
(4) Pembebasan lahan untuk Terusan Buah Batu–Bojongsoang sudah
berhasil dilaksanakan sehingga pelaksanaan fisik akan dilaksanakan
tahun 2012. Sedangkan untuk FO Buah Batu–Kiara Condong dan FO
Kopo–Leuwipanjang baru sebatas sosialisasi. Sehubungan dengan
pelaksanaan fisik akan dimulai tahun 2012 maka perlu percepatan
pembebasan lahan untuk kedua FO ini.
3) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 15.307.596.529,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 14.694.449.623,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 6.80 km; perbaikan badan
jalan sepanjang 1.091,39 m; pekerjaan drainase sepanjang 1.675 m
serta rehabilitasi jembatan sepanjang 20 m.
(2) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan I Cianjur yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 86
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 16.661.110.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 16.014.172.090,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 352,51 km serta
pemeliharaan jembatan sepanjang 2.293,40 m.
(3) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di
BPJ Wilayah Pelayanan I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
187.156.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 180.023.380,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis
rehabilitasi jalan sepanjang 4,00 km dan rehabilitasi jembatan
sepanjang 20,00 km; perbaikan badan jalan sepanjang 502.00 m2 serta
pekerjaan drainase sepanjang 500 m2.
(4) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan II Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
7.226.097.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 7.183.903.008,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 1.50 km;
perbaikan badan jalan sepanjang 960,00 m; pekerjaan drainase
sepanjang 4.050 m2 serta rehabilitasi jembatan sepanjang 24 m2.
(5) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan II Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
12.419.251.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 12.237.813.700,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 255.22
km serta pemeliharaan jembatan sepanjang 1.591,80 m2.
(6) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di
BPJ Wilayah Pelayanan II Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 45.361.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 44.650.150,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis
rehabilitasi jalan sepanjang 1.50 km serta rehabilitasi jembatan
sepanjang 24,00 m2.
(7) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
56.489.566.190,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 54.515.098.848,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 35.40
km; perbaikan badan jalan sepanjang 7.961,00 m; pekerjaan drainase
sepanjang 18.739 m2 serta rehabilitasi jembatan sepanjang 40 m2.
(8) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 87
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
15.880.816.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 15.755.550.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 426,02
km serta pemeliharaan jembatan sepanjang 3.264,80 m2.
(9) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di
BPJ Wilayah Pelayanan III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 831.912.750,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 831.412.750,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis
rehabilitasi jalan sepanjang 29.00 km dan rehabilitasi jembatan
sepanjang 40,00.
(10) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan IV Sumedang, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
9.668.375.900,-, realisasi anggaran sebesar Rp.9.599.230.384,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 1.00 km;
perbaikan badan jalan sepanjang 1.330 m2; pekerjaan drainase
sepanjang 1.952 m2 serta rehabilitasi jembatan sepanjang 48 m2.
(11) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan IV Sumedang, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
17.711.507.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 17.086.729.771,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 343,73
km serta pemeliharaan jembatan sepanjang 4.325,66 m.
(12) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di
BPJ Wilayah Pelayanan IV Sumedang, yang dilaksanakan Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 33.682.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 32.207.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis
rehabilitasi jalan sepanjang 1,00 km dan rehabilitasi jembatan
sepanjang 48,00 km.
(13) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan V Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
14.644.720.125,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 14.408.523.503,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 6.00 km;
perbaikan badan jalan sepanjang 1.310 m; pekerjaan drainase
sepanjang 3.318,50 m2 serta rehabilitasi jembatan sepanjang 32.70 m2.
(14) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan V Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 88
12.574.882.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 12.366.305.380,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 298.46
km serta pemeliharaan jembatan sepanjang 3.922,10 m2.
(15) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di
BPJ Wilayah Pelayanan V Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 201.815.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 183.594.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis
rehabilitasi jalan sepanjang 6,00 km dan rehabilitasi jembatan
sepanjang 32.70 km.
(16) Kegiatan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan VI Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 33.834.326.800,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 33.186.411.368,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah rehabilitasi jalan sepanjang 11,00; perbaikan badan
jalan sepanjang 5.038 m; pekerjaan drainase sepanjang 5.390 m serta
rehabilitasi jembatan sepanjang 25.00 m.
(17) Kegiatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi di BPJ Wilayah
Pelayanan VI Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 12.145.087.700,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 11.937.166.600,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah pemeliharaan jalan sepanjang 254,96 km serta
pemeliharaan jembatan sepanjang 2.566,50 m.
(18) Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Provinsi di
BPJ Wilayah Pelayanan VI Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 241.831.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 227.016.200,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya pengawasan teknis
rehabilitasi jalan sepanjang 9.00 km serta rehabilitasi jembatan
sepanjang 25,00 km.
4) Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Sosialisasi Pengawasan dan Pemanfaatan Jalan, yang
dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi sebesar Rp.
189.060.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah adanya tersusunnya
petunjuk arah ruas jalan dibawah kewenangan Provinsi Jawa Barat dan
terdatanya pengguna ruang milik jalan di luar peruntukannya.
(2) Kegiatan Sosialisasi Kebinamargaan di Jawa Barat, yang dilaksanakan
Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 89
sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
190.409.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
sosialisasi kebinamargaan di media masa serta penyebaran informasi
kebinamargaan.
(3) Kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Leger Jalan, yang dilaksanakan
Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
220.334.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan tersedianya perangkat lunak
untuk sistem informasi jalan serta terkumpulnya data informasi kondisi
dan leger jalan.
(4) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan
Jalan di Wilayah Pelayanan I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan
serah pakai tanah sepanjang 44.58 km.
(5) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan
Jalan di Wilayah Pelayanan II Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 49.865.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan
serah pakai tanah sepanjang 10.20 km.
(6) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan
Jalan di Wilayah Pelayanan III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 49.225.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan
serah pakai tanah sepanjang 37,703 km.
(7) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan
Jalan di Wilayah Pelayanan IV Sumedang, yang dilaksanakan Dinas
Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan
serah pakai tanah sepanjang 100,00 km.
(8) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan
Jalan di Wilayah Pelayanan V Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas
Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan
serah pakai tanah sepanjang 100,00 km.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 90
(9) Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Jalan dan Ruang Pengawasan
Jalan di Wilayah Pelayanan VI Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengendalian pemanfaatan
serah pakai tanah sepanjang 282,781 km.
(10) Kegiatan Pengumpulan Data Teknis Kondisi Jalan dan Jembatan Untuk
Bahan Penyusunan Program, yang dilaksanakan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 605.903.250,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 603.749.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terdatanya kondisi jalan dan jembatan
tersebar di Jawa Barat.
(11) Kegiatan Pelaksanaan Pengujian Tanah dan Bahan Jalan, yang
dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi sebesar Rp.
99.798.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya/
bertambahnya alat bantu sarana pengujian untuk jalan dan jembatan.
5) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Supervisi Konstruksi di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 470.345.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 460.011.975,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah hasil laporan
supervisi pembangunan bendung Waru di Kabupaten Karawang dan
Pembangunan bendung suplesi Leuwi Kadu di Kabupaten Sukabumi;
terkendali dan terawasinya pelaksanaan pembangunan 2 buah bendung.
(2) Kegiatan Perencanaan Detail Rehabilitasi Jaringan Irigasi Di Jawa barat,
yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.955.067.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 1.953.551.370,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya data perencanaan detail jaringan irigasi DI.
Cikarang Nguluwung, dan DI. Cikarang Cigangsa Kabupaten sukabumi,
DI Cibalagung Kabupaten Cianjur, dan DI. Sentig Kabupaten
Sumedang; Bahan data perencanaan diperlukan dalam rangka
konstruksi perbaikan irigasi sebagai penunjang ketahanan pangan di
Jawa Barat.
(3) Kegiatan Dukungan Pembangunan Daerah Irigasi Leuwi Goong yang
dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 91
anggaran sebesar Rp. 1.923.919.571,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya lahan untuk jaringan irigasi 5 Ha, papan beton 15
buah dan papan larangan 6 buah; Dukungan percepatan pembangunan
Daerah Irigasi Leuwi Goong di kabupaten Garut menjadi lebih terwujud.
(4) Kegiatan Pemantauan dan Pengembangan Potensi O&P Jaringan Irigasi
Di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya
Air Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 319.252.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data ketersedaan air irigasi 91
DI, data areal irigasi 6 WS., data realisasi tanam 6 WS., terfasilitasinya
pertemuan regional O&P SDA 1 kali, terlaksananya Rakor O&P irigasi
tingkat Jawa Barat 1 kali terlaksananya lomba juru tingkat nasional, dan
terlaksananya Hari Air Sedunia di Kabupaten Kuningan; Operasi &
Pemeliharaan irigasi di Jawa Barat menjadi lebih terkoordinasi, efektif
dan efisien.
(5) Kegiatan Pengelolaan Jaringan Irigasi di 6 (enam) Wilayah Sungai
termasuk DAK dan Tahun Jamak, yang dilaksanakan Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 62.206.197.296,50,-, realisasi sebesar Rp.
57.330.571.493,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya
prasarana bangunan air dan saluran irigasi sehingga fungsi jaringan
irigasi lebih optimal untuk mengalirkan air irigasi ke daerah layanan
pada daerah irigasi dengan melakukan : - Operasi dan Pemeliharaan
(O&P) Jaringan Irigasi 91 DI berupa kegiatan babadan rumput
9.181.771,99 m2, Pengecat pintu 4.155 m2, pengerukan sedimen
251.811,68 m3, perbaikan saluran pasangan 2.408 m, perbaikan
bangunan air 25 buah, perbaikan pintu 6 buah, perbaikan rumah jaga 3
buah, pengangkatan sampah 190 m3; - Rehabilitasi Jaringan Irigasi 15
DI dengan melakukan kegiatan pembuatan rumah jaga 1 buah,
pembuatan lining, tembok penahan tanah dan tebing 15,2 Km,
normalisasi saluran 14 Km, pembuatan bendung 2 buah, pembuatan
bangunan air 29 buah, dan pembuatan jembatan pelayanan;
Memperpanjang umur jaringan irigasi sebanyak 15 DI dan
mempertahankan kondisi jaringan irigasi sebanyak 91 DI.
6) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan
Sumber Daya Air Lainnya
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengkondisian Masyarakat terhadap Rencana Pembangunan
Waduk Sadawarna, yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 92
Rp. 536.150.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 434.665.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya konsultasi publik tiga kali,
dan sekali sosialisasi pembangunan waduk Sadawarna di Kabupaten
Sumedang dan Kabupaten subang, tersusunnnya kajian sosial
pengkondisian masyarakat terhadap rencana persiapan pembangunan
waduk Sadawarna; Permasalahan dan solusi persiapan pembangunan
waduk terinverasir dalam rangka mempermudah pengambil kebijakan
apabila pembangunan akan dimulai.
(2) Kegiatan Pengelolaan Sistem Informasi dan Data Base Sumber Daya Air
di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya
Air Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 296.247.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya leaflet sumber daya air 400
lbr, publikasi data debit, data hujan harian masing- masing 25 buku,
dan pemutakhiran daerah irigasi kewenangan Provinsi 20 buku;
terinformasikannya Pengelolaan Sumber Daya Air dan data untuk
upgrade Data Base Hidrologi dalam rangka menunjang pelaksanaan
Pengelolaan SDA di Jawa Barat.
(3) Kegiatan Perencanaan Detail Situ dan Waduk yang dilaksanakan Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.174.241.500,-, realisasi sebesar
Rp. 1.054.291.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
data dukungan perencanaan berupa detail desain dan penataan situ
Tonjong 14,44 Ha di Kabupaten Bogor, kajian potensi situ Ciharus untuk
penyediaan air baku Kabupaten Bandung/ Kota Bandung, model test
dan LARAP waduk Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, dan sertifikasi
keamanan bendungan waduk Sukahurip di Kabupaten Ciamis; tebagai
data pendukung dan Penunjang yang akan digunakan dalam tahap
konstruksi.
(4) Kegiatan Pemberdayaan Lembaga Koordinasi Sumber Daya Air dan
Irigasi dan Kerjasama Pengelolaan Sumber Daya Air dan Irigasi yang
dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 672.280.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 535.214.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya pembahasan Dewan Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi
Jawa Barat,terevaluasi dan tersusunnya kerjasama pengelolaan SDA di
Wilayah Perbatasan Jabar-Jateng, Jabar-DKI-Banten tahun 2011,
Terfasilitasinya GN-KPA, Tersusunnya kesepahaman PSDA di Prov.Jabar;
Meningkatnya kerjasama pengelolaan sumber daya air di wilayah
perbatasan provinsi Jawa Barat dan meningkatnya keterpaduan/
koordinasi antar instansi/ badan yang dituangkan dalam 5 Berita Acara.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 93
(5) Kegiatan Dukungan Percepatan Pembangunan Waduk Jatigede Di
Kabupaten Sumedang yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 3.733.462.800,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 3.618.501.200,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dukungan persiapan
pembangunan waduk jatigede, melalui pengukuran tapak batas,
pembebasan lahan 11,4 Ha beserta sertifikasinya, pengadaan patok
beton 15 bh, pengadaan papan larangan 6 bh, pembuatan peta bidang
rincikan 11,4 Ha, dan operasional Satgas 1 kegiatan; Dukungan
percepatan pembangunan waduk jatigede di kabupaten Sumedang
menjadi lebih terwujud.
(6) Kegiatan Pengaturan Sempadan Sumber Daya Air di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 131.858.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya 1 Keputusan Gubernur tentang batas sempadan situ
Tonjong seluas 14,44 Ha di Kabupaten Bogor; Terpeliharanya sempadan
situ melalui penerbitan SK Gubernur sebagai acuan dalam penertiban &
penataan batas sempadan situ.
(7) Kegiatan Peningkatan Penertiban Saran Teknis Air Permukaan
Pemanfaatan dan Pemakaian Tanah Negara, yang dilaksanakan Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 96.920.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbitnya saran
teknis ijin pengambilan air permikaan (SIPPA) di Jawa Barat sebanyak
50 saran teknis, pemakaian tanah negara 25 saran teknik, koordinasi
pemanfaatan air permukaan 90 orang, dan terlaksananya koordinasi
teknis pemanfaatan tanah Negara 90 orang; terlayaninya
perusahaan/perorangan pemohon SIPPA dan pemakaian tanah negara
sebanyak 75 saran teknik.
(8) Kegiatan Pengelolaan Situ-Situ di 6 (enam) Wilayah Sungai di Jawa
Barat, yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
8.847.717.000,-realisasi anggaran sebesar Rp. 8.742.167.950,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kondisi dan fungsi sumber
daya air pada 39 situ, dengan melakukan kegiatan : Operasi dan
Pemeliharaan (O&P) situ 38 buah, waduk 3 bh, waduk lapangan 4 buah,
bendung karet 3 bh, dan kawah 1 buah dengan melaksanakan
pengangkatan gulma padat 16.376 m3, babadan rumput 3.496.488 m2,
pengerukan lumpur/tanah 64.105 m3, pengecatan pintu 90 m2,
pengangkatan gulma terapung 175.760 m3, dan perbaikan saluran
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 94
pasangan 57 m; - Rehabilitasi situ 1 bh yaitu situ Wangi di Kabupaten
Ciamis dengan melakukan kegiatan pembuatan saluran pasangan
sepanjang 115 m; Kapasitas tampungan situ untuk air baku menjadi
lebih meningkat dengan melakukan Operasi dan Pemeliharan terhadap
38 situ, dan kelangsungan fungsi situ menjadi lebih terjamin dengan
melakukan rehabilitasi terhadap 1 situ.
(9) Kegiatan Perbaikan dan Pemeliharaan Sungai pada 2 Wilayah Sungai
(WS.Citarum dan WS. Cimanuk-Cisanggarung), yang dilaksanakan
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 3.847.161.300,-, realisasi sebesar
Rp. 3.461.217.355,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
kesinambungan fungsi sungai untuk mengendalikan erosi, sedimentasi
dan pengendalian daya rusak air/ banjir pada 4 sungai (S.Cikapundung,
S.Cinunuk, S.Cideres dan S.Sigranala) dengan melakukan kegiatan
pembuatan tembok penahan tanah 184 m, pembuatan luncuran perahu
karet 2 bh, pembuatan bottom control 1 bh, penyediaan ruang display/
sekretariat untuk visualisasi rencana Cikapundung bersih 1 bh, dan
Normalisasi alur 2.000 m; Daya rusak air menjadi lebih terkendali pada
4 sungai.
(10) Kegiatan Identifikasi Persiapan Sertifikasi Situ-Situ di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 807.587.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
laporan identifikasi terhadap 516 situ di Jawa Barat; identifikasi
dilakukan dalam rangka sertifikasi terhadap situ-situ di Jawa Barat.
(11) Kegiatan Manajemen DAS pada 6 (enam) Wilayah Sungai di Jawa Barat,
yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.800.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.767.929.800,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersusunnya pengelolaan daerah aliran sungai meliputi
pengumpulan dan pengolahan data kuantitas serta kualitas air dan
pengendalian sumber air dengan melaksanakan analisis data hidrologi
181 pos, pengukuran debit sungai 3 kali/tahun pada 11 PDA, pengadaan
peilscaal 32 buah, perbaikan pos duga air 1 pos, dan pengelolaan
kualitas air pada 61 titik; Meningkatnya Data Base baik kuantitas
maupun kualitas yang akan dipergunakan oleh stakeholder yang
bersangkutan pada 6 Wilayah Sungai.
b) Permasalahan dan solusi
Pada kegiatan Perencanaan Detail Waduk dan Situ terdapat kendala pada Sub
Kegiatan Sertifikasi Keamanan Bendungan Waduk Sukahurip di kabupaten
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 95
Ciamis dikarenakan terbatasnya tenaga ahli bendungan dan pada saat yang
bersamaan tenaga ahli bendungan yang ada di Puslitbang Sumber Daya Air
sedang melaksanakan tugas lain serta kesulitan memperoleh konsultan
perseorangan dengan kualifikasi tenaga ahli bendungan.
7) Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Pengendalian Banjir Wilayah Sungai Citarum, yang dilaksanakan
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 4.151.241.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 3.787.233.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya
penanganan banjir dengan melakukan normalisasi sungai cipagadungan dan
Sungai Kalijambe di Kabupaten BEKASI sepanjang 4.990 m, dan pembuatan
tanggul dengan normalisasi sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL) sepanjang
3.000 m; berkurang luas genangan banjir di 3 (tiga) lokasi.
8) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Besih dan Air Limbah
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengelolaan Air Bersih Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 2.851.555.133,91,-, realisasi sebesar
Rp. 2.770.591.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah penguatan
kelembagaan pengelolaan SPAM perdesaan, dukungan untuk PAMSIMAS
yaitu pemutakhiran data cakupan pelayanan air minum, identifikasi dan
perencanaan teknis SPAM perdesaan rawan air, supervisi pembangunan
SPAM Perdesaan rawan air di 6 (enam) kabupaten, pembangunan SPAM
perdesaan rawan air di 6 (enam) kabupaten, penyediaan sarana dan
prasarana air bersih di desa Sarimukti, KecamatanCipatat, Kabupaten
Bandung Barat. Melalui kegiatan ini dapat meningkatkan cakupan
pelayanan air bersih di 6 (enam) kabupaten.
(2) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Bersih Lintas
Pantura, yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
17.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 17.483.467.657,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pembangunan SPAM Pantura di
Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, supervisi
pembangunan SPAM Pantura di Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang,
Indramayu, Cirebon. Hasil yang telah diperoleh dari kegiatan ini adalah
meningkatnya akses masyarakat terhadap air bersih di kawasan
Pantura.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 96
(3) Kegiatan Peningkatan Pengembangan Air Limbah Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.550.121.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.455.478.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah perencanaan sarana dan prasarana air limbah di Jawa Barat
(Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Garut), supervisi pembangunan
sarana dan prasarana air limbah di Jawa Barat (Kota Cimahi, Kabupaten
Bandung, Garut), bangunan septictank komunal dan jaringan di Kota
Cimahi dan Kab. Bandung, MCK Komunal di Kabupaten Garut (Desa.
Simpen Kaler), Fasilitasi Kab/Kota peserta program percepatan
pembangunan sanitasi permukiman di Jawa Barat, kajian teknis
operasional pemanfaatan trashrake, rencana induk pengelolaan TPPAS
Regional Ciayumajakuning. Hasil yang telah diperoleh dari kegiatan ini
adalah terkendalinya pencemaran lingkungan dan tersedianya basis data
sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman.
(4) Kegiatan Penyusunan Outline Plan dan Detail Engineering Design
Drainase Rawan Banjir Bandung Selatan, yang dilaksanakan Dinas
Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 388.105.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
378.104.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah outline plan dan detail
engineering design drainase rawan banjir bandung selatan sehingga
dapat melaksanakan pembangunan drainase yang dapat mengatasi
banjir bandung selatan.
(5) Kegiatan Fasilitasi Kegiatan Program Hibah Kompetensi Institusi, yang
dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 398.026.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
pembuatan sumur bor dan jaringan pipa serta hidran umum sehingga
dapat meningkatkan penggunaan air bersih di kawasan UKM Bekasi.
(6) Kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pengembangan
Permukiman dalam Rangka Pencapaian MDGs Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 583.667.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
dokumen RAD program sarana dan prasarana air minum air limbah dan
persampahan wilayah Bogor, Purwakarta, Cirebon dan Priangan
sehingga dapat melakukan percepatan dalam pencapaian target MDGs.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 97
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Pada kegiatan Pengelolaan Air Bersih Jawa Barat, pekerjaan dapat
diselesaikan dan tidak terdapat permasalahan yang berarti. Kegiatan
pengembangan sarana dan Prasarana Air Bersih Lintas Pantura
menghadapi permasalahan dalam hal perijinan pekerjaan pemasangan
pipa di Jalan negara yang membutuhkan waktu relatif lama sehingga
menyebabkan keterlambatan pekerjaan. Solusi yang telah dilakukan
adalah dengan meminta perijinan dari Balai Bina Marga Pusat di Jakarta.
(2) Dalam kegiatan Peningkatan Pengembangan Air Limbah Jawa Barat ini
terjadi kendala pada saat pelaksanaan kegiatan pembuatan septic tank
komunal yang pada saat perencanaan disiapkan pada lahan wakaf,
sementara pada saat akan dilakukan pekerjaan terjadi penolakan warga
terhadap penggunaan tanah wakaf. Adapun solusi yang dilakukan
adalah memberikan sosialisasi serta motivasi dalam hal pentingnya
ketersediaan sarana penyaluran air limbah dan septic tank komunal
sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan perumahan untuk
meningkatakan tingkat kesehatan masyarakat.
(3) Pada Kegiatan Penyusunan Outline Plan dan Detail Engineering Design
Drainase Rawan Banjir Bandung Selatan tidak menemukan
permasalahan yang berarti.
(4) Rincian kegiatan Program Hibah Kompitisi Institusi adalah pembuatan
sumur dangkal. Sedangkan kendala yang dihadapi adalah lamanya
penentuan lokasi pembuatan sumur dangkal. Keterlambatan penentuan
lokasi ini karena kegiatan ini mengikuti pada kegiatan UKM. Solusi yang
dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan pihak UKM.
(5) Kendala pada kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD)
Pengembangan Permukiman dalam Rangka Pencapaian MDGs Jawa
Barat adalah keterbatasan waktu dalam pelaksanan kegiatan tersebut,
solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan percepatan dalam
pelaksanaan kegiatan.
9) Program Pengelolaan Gedung/Rumah Negara
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Pembinaan Teknis Pengelolaan Pembangunan Bangunan Gedung,
yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 147.862.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya daftar harga bahan/upah dan analisa harga satuan pekerja
konstruksi bangunan gedung di 26 Kabupaten/kota. Melalui kegiatan ini telah
terbangun bangunan gedung/rumah Negara yang tertib, efektif dan efisien
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 98
b) Permasalahan dan Solusi
Kendala pada kegiatan Pembinaan Teknis Pengelolaan Pembangunan
Bangunan Gedung adalah keterbatasan anggaran dalam melayani permintaan
bantuan teknis dari masing-masing instansi serta keterbatasan tenaga bantuan
teknis. Adapun solusi yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan
anggaran yang tersedia. selain itu pula sebagian besar instansi pengguna
bangunan tidak memiliki program pengelolaan bangunan yang terencana.
Solusi terhadap kendala tersebut adalah dengan memberikan bimbingan teknis
kepada instansi secara perseorangan juga melakukan pemberitahuan kepada
Tim TAPD dan instansi lain di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
5. URUSAN PENATAAN RUANG
1) Program Pembinaan Jasa Kontruksi
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengaturan Jasa Kontruksi, yang dilaksanakan Dinas
Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 250.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersosialisasikannya norma penyelenggaraan jasa konstruksi bagi
pengguna dan penyedia jasa konstruksi di 26 Kabupaten/kota, sehingga
dapat meningkatkan penyelenggaraan jasa konstruksi yang tertib dan
sesuai ketentuan yang berlaku.
(2) Kegiatan Pemberdayaan Jasa Konstruksi Jawa Barat, yang dilaksanakan
Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 388.200.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pembekalan dan
uji ketrampilan tenaga tukang konstruksi di di 8 (delapan)
kabupaten/kota Jawa Barat; fasilitasi penyelenggaraan forum jasa
konstruksi daerah Jawa Barat, sehingga meningkatkan kemampuan
pelaku jasa konstruksi di 8 kabupaten/kota.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Kendala yang dihadapi pada kegiatan pengaturan jasa kontruksi, adalah
belum seragamnya pemahaman dan penafsiran terhadap peraturan dan
perundang-undangan bidang jasa konstruksi, serta kurang pahamnya
keterkaitan jasa konstruksi dengan peraturan perundang-undangan
yang lain. Adapun solusi yang dilakukan adalah dengan mendatangkan
narasumber yang lebih kompeten dari pusat serta bekerjasama dengan
lembaga dan asosiasi di bidang jasa konstruksi.
(2) Pada kegiatan pemberdayaan jasa konstruksi Jawa Barat adalah
terbatasnya kesempatan untuk menggali kegiatan, adapun solusi yang
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 99
telah dilakukan adalah dengan berusaha meningkatkan koordinasi dan
kerja sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh pusat.
2) Program Perencanaan Ruang
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengembangan GIS Permukiman dan Perumahan, yang
dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
updating data penataan ruang, permukiman dan perumahan;
Pengembangan sistem aplikasi dan pemeliharaan GIS Dinas
Permukiman dan Perumahan, sehingga dapat mendukung terhadap
pelaksanaan pemanfaatan ruang di Jawa Barat yang sesuai dengan
peruntukannya.
(2) Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi
Koridor Padalarang – Purwakarta, yang dilaksanakan Dinas
Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 454.890.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
449.160.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya rencana
tata ruang Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat (KSP Koridor
Padalarang -Purwakarta). Melalui kegiatan ini telah terencananya
kawasan strategis Provinsi Jawa Barat yang sudah ditetapkan dalam
RTRWP Jawa Barat 2029.
(3) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan TKPRD/BKPRD Provinsi Jawa Barat,
yang dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 650.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 635.439.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya Operasionalisasi TKPRD/
BKPRD Provinsi Jawa Barat; terfasilitasinya pembinaan rencana tata
ruang kabupaten/kota di Jawa Barat; tersusunnya Rapergub tentang
Petunjuk pelaksanaan RTRWP Jabar 2005-2029; terlaksananya
pemutakhiran klasifikasi peta penggunaan lahan Jawa Barat.
(4) Kegiatan Pengembangan dan Penataan Koridor Jabar Selatan, Koridor
Cileunyi-Tasikmalaya, dan Koridor Ciawi-Sukabumi-Ciranjang, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 285.439.200,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah Terfasilitasinya penataan koridor Jabar Selatan, koridor
Cileunyi - Tasikmalaya, koridor Ciawi – Sukabumi - Ciranjang.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 100
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Pada kegiatan Pengembangan GIS Permukiman dan Perumahan,
kendala yang dihadapi adalah struktur database dan kriteria penentuan
skala prioritas yang dinamis serta pada kualitas dan format data dari
berbagai sumber yang tidak seragam. Adapun solusi yang telah
dilakukan adalah mengembangkan sistem dengan menyusun struktur
dan pola database yang selalu dapat di-update untuk mengantisipasi
perkembangan kebutuhan database, serta menyediakan slot untuk
variabel yang dinamis dalam penentuan skala prioritas sedangkan pada
kenadala berikutnya dilakukan pembuatan dan penyepakatan format
isian Pengembangan Sistem Informasi Geografis Diskimrum yang akan
dipakai sebagai standar dalam pembangunan dan penyusunan informasi
spasial di lingkup Diskimrum.
(2) Pada kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Provinsi Koridor Padalarang – Purwakarta, secara umum terkendala
dengan belum adanya pedoman substansi tentang rencana rinci untuk
KSP. Selain itu adanya keterbatasan data informasi mengenai kedetilan
luasan lahan yang digunakan (eksisting) mengingat informasi seputar
pemanfaatan lahan yang tersedia masih pada skala kecil, serta tidak
adanya data lahan-lahan yang telah dikuasai pengembang di kawasan
potensial untuk pengembangan ekonomi. Adapun solusi yang dilakukan
terhadap masalah tersebut adalah melakukan survei primer dan
sekunder, koordinasi dengan stakeholder di daerah, serta melakukan
identifikasi kondisi penggunaan lahan.
3) Program Pemanfaatan Ruang
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Rencana Revitalisasi Kawasan Pantai di Jawa Barat Selatan,
yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 703.987.500,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 700.310.500,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah dokumen rencana pengembangan kawasan
pantai/pesisir di Jabar selatan, khususnya di PKNp Pangandaran,
Pelabuhan Ratu, dan PKW Rancabuaya/ Rencana pengembangan
kawasan wisata di Jabar selatan. Melalui kegiatan ini telah terselenggara
penataan ruang Kab/Kota di Jawa Barat sesuai UU 26/2007, RTRW
Provinsi dan Kab/Kota serta terwujudnya PKNp di Jawa Barat.
(2) Kegiatan Evaluasi dan Fasilitasi Pemanfaatan Ruang, yang dilaksanakan
Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 381.901.250,-, realisasi sebesar
Rp. 371.472.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 101
dokumen rencana strategis perwujudan PKNp di Jawa Barat untuk
fasilitasi pengembangan kawasan perkotaan Pelabuhan Ratu dan
Pangandaran; Sosialisasi Tata cara penyusunan dan evaluasi rencana
rinci tata ruang kabupaten/kota dan peraturan zonasi, serta tersedianya
dokumen evaluasi pemanfaatan ruang KBU. Melalui kegiatan ini telah
ada upaya dan sinergitas pengendalian pengawasan pemanfaatan
ruang.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Kendala pada kegiatan rencana revitalisasi kawasan pantai di Jawa
Barat Selatan adalah belum ditetapkannya Perda RTRW Kabupaten yang
ada di wilayah perencanaan sehingga belum ada kebijakan penataan
ruang yang pasti sebagai input dan dasar pertimbangan dalam
penyusunan rencana revitalisasi. Adapun solusi yang telah dilakukan
adalah melakukan koordinasi dan diskusi yang intensif dengan pihak
Kabupaten untuk mendapatkan informasi terkini terkait kebijakan
penataan ruang pada tingkat kabupaten khususnya untuk menyusun
rencana revitalisasi dan pengembangan kawasan pantainya.
(2) Kendala pada kegiatan Evaluasi dan Fasilitasi Pemanfaatan Ruang
adalah kegiatan ini memiliki keterkaitan yang tinggi dengan rencana-
rencana pembangunan berbagai sektor. Pada saat bersamaan juga
sedang disusun (Rencana Zonasi Kelautan, RIPPDA, Rencana
Pengembangan Pelabuhan, dan lain-lain) sehingga dokumen kebijakan
sektoral yang dimaksud perlu dirujuk. Adapun solusi yang telah
dilakukan terhadap kendala tersebut Melakukan koordinasi dan diskusi
yang intensif dengan OPD yang menangani sektor-sektor yang terkait
untuk mendapatkan informasi terkini dan sinkronisasi kebijakan dan
program untuk pemanfaatan ruang di lokasi kegiatan.
4) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Fasilitasi Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Ruang, yang
dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 664.645.000,-, realisasi sebesar
Rp. 654.293.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pemutakhiran data KBU,
data bangunan dan perizinan KBU, informasi tentang KBU dan brosur dan
papan info KBU, rakor pengendalian pengawasan pemanfaatan ruang kawasan
dan pembinaan teknis PPNS penataan ruang, kajian teknis permohonan
rekomendasi Gubernur untuk KBU, sehingga dapat mengendalikan
pembangunan perumahan di KBU sebagai daerah resapan air.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 102
b) Permasalahan dan Solusi
Kendala yang dihadapi adalah kurangnya data dan informasi rinci untuk
operasional pengendalian di lapangan, belum berjalannnya secara optimal
terhadap penegakan aturan di KBU, lemahnya fungsi pengendalian di
Kabupaten/Kota serta terbatasnya sumber daya manusia, sarana dan
prasarana pendukung pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Adapun solusi yang telah dilakukan adalah pembangunan database dan sistem
informasi serta pengadaan peta-peta skala rinci, revisi juklak Perda yang
terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang, meningkatkan koordinasi
dan kerjasama dengan Satpol PP dan Korwas PPNS, sosialisasi PPNS Penataan
Ruang Kabupaten/Kota, melakukan koordinasi dan fasilitasi pemanfaatan
ruang dengan kabupaten/kota, fasilitasi pembentukan PPNS Penataan Ruang
di Jawa Barat, serta mengupayakan pengajuan kendaraan operasional untuk
pemantauan dan pengawasan.
6. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Program Perencanaan, Pengendalian, dan Pengawasan Pembangunan Daerah
a) Pelaksanaan Program.
(1) Kegiatan Fasilitasi Percepatan Implementasi Pembangunan Infrastruktur
Strategis di 3 PKN dan 2 PKN Provinsi di Jawa Barat melalui West Java
Metropolitan Development Program (WJMDP), yang dilaksanakan Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 982.884.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya
pembangunan infrastruktur strategis di 3 PKN dan 2 PKN Provinsi di Jawa
Barat melalui penguatan kelembagaan, hukum dan kerjasama serta aspek
pembiayaan yang dikemas dalam West Java Metropolitan Development
Program (WJMDP).
(2) Kegiatan Sinergitas Perencanaan Tata Kelola Bidang Pemerintahan, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 577.900.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 525.423.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terwujudnya sinergitas perencanaan lingkup pemerintahan dan terwujudnya
kerjasama pembangunan antar kabupaten/kota dan antar provinsi.
(3) Kegiatan Updating Sistem Perencanaan Multiuser Berbasis Online, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 360.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya Sistem Informasi Perencanaan Online guna mewujudkan
efisiensi proses perencanaan pembangunan daerah.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 103
(4) Kegiatan Peningkatan IPM dan Pencapaian MDGs di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 700.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 676.740.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terwujudnya sinergi pembangunan berbasis IPM dan MDGs di Jawa Barat.
(5) Kegiatan Pendukungan Komite Perencana, yang dilaksanakan Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 749.850.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
rekomendasi kebijakan perencanaan pembangunan daerah sebagai
masukan terhadap proses perencanaan pembangunan di Jawa Barat.
(6) Kegiatan Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah, yang dilaksanakan
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.920.616.400,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.906.861.060,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terwujudnya sinkronisasi dan sinergitas perencanaan daerah dan pusat.
(7) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Perencanaan Sektoral dan Quick Response
Kondisi Aktual di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 498.973.750,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya sinergi perencanaan
pembangunan di Jawa Barat yang terkini, akuntabel, responsif dan
partisipatif melalui perencanaan sektoral quick response kondisi aktual di
Jawa Barat.
(8) Kegiatan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan,
yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 799.280.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terwujudnya keselarasan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di Jawa Barat.
(9) Kegiatan Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 575.850.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 574.405.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 dan terlaksananya
sertifikasi penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebagai
pedoman/acuan perencanaan pembangunan tahunan daerah.
(10) Kegiatan Fasilitasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)
Provinsi, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 249.475.000,-. Hasil
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 104
pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya sinergitas pelaksanaan
penanggulangan kemiskinan di Jawa Barat dan tersusunnya dokumen
evaluasi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Jawa Barat.
(11) Kegiatan Updating Rencana Induk Pembangunan Ekonomi Jawa Barat
2013, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 199.900.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen rencana induk
pembangunan ekonomi Jawa Barat Tahun 2008-2013 sebagai
acuan/pedoman perencanaan pembangunan ekonomi Jawa Barat.
(12) Kegiatan Strategi Perencanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif Jawa Barat,
yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersusunnya dokumen strategi perencanaan pembangunan ekonomi
kreatif Jawa Barat sebagai acuan/pedoman perencanaan pembangunan
ekonomi kreatif Jawa Barat.
(13) Kegiatan Fasilitasi Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 342.950.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen perencanaan
pembangunan berbasis iptek di Jawa Barat yang meliputi pengembangan
Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi
(PHKI) Tahun 2011.
(14) Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Manusia Jawa Barat,
yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 249.995.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya rencana induk pembangunan
manusia di Jawa Barat sebagai acuan/pedoman perencanaan pembangunan
manusia Jawa Barat.
(15) Kegiatan Fasilitasi dan Perencanaan Pendanaan Pembangunan Non APBD,
yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.091.716.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya sinergi sumber pendanaan
pembangunan baik APBD maupun non APBD di Provinsi Jawa Barat yang
meliputi pendanaan pembangunan APBN (DK/TP/DAK) Provinsi Jawa Barat,
pendanaan pembangunan melalui kerjasama pemerintah-swasta (KPS dan
PHLN) dan program Corporate Social Responsibility (CSR) di Jawa Barat.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 105
(16) Kegiatan Penyusunan Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran Daerah Jawa
Barat, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.164.450.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan ini adalah terwujudnya perencanaan anggaran daerah
provinsi Jawa Barat yang akuntabel.
(17) Kegiatan Fasilitasi Tim JKK, Tim Pokja PKK, Tim Pokja Posyandu, Tim Pokja
PUG, Tim Pkja Komda Lansi, Tim Pokja AMPL/Pamsimas, PKH, UNFPA dan
Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF, yang dilaksanakan Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 478.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 321.949.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya
pendukungan Tim JKK, Tim Pokja PKK, Tim Pokja Posyandu, Tim Pokja PUG,
Tim Pkja Komda Lansi, Tim Pokja AMPL/Pamsimas, PKH, UNFPA dan
Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF.
(18) Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pendidikan Bertaraf Internasional
untuk Peningkatan Daya Saing Daerah di Jawa Barat yang dilaksanakan
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 298.740.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya Rencana Induk Pendidikan Bertaraf Internasional untuk
Peningkatan Daya Saing Daerah sebagai pedoman perencanaan pendidikan
bertaraf internasional di Jawa Barat.
(19) Kegiatan Pengkajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terkini serta
Penerapan untuk Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
247.740.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen
perencanaan berbasis ristek, yang terdiri dari dokumen kajian regenerasi
petani, dokumen kajian sistem kelembagaan produksi benih tanaman
pangan dan holtikultura, dokumen kajian konsolidasi lahan pertanian,
dokumen kajian pemetaan hidrologi, dokumen Midterm RPJMD Provinsi
Jawa Barat Tahun 2008-2013, dokumen hasil kajian pengembangan model
akselerasi wajar Diknas di Jawa Barat, serta kerjasama pengkajian dan
penerapan IPTEK dengan lembaga Litbang.
(20) Kegiatan Pendataan dan Pemetaan Potensi Agribisnis Tembakau, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terwujudnya satu data pemetaan agribisnis tembakau.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 106
(21) Kegiatan Penyusunan Perubahan RKPD Tahun 2011 yang dilaksanakan
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 198.851.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
Peraturan Gubernur tentang perubahan RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun
2011 sebagai acuan/pedoman proses perencanaan dan penganggaran
perubahan Tahun 2011.
(22) Kegiatan Fasilitasi Tim Persiapan Pembentukan Lembaga Pengelolaan dan
Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan yang dilaksanakan
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 409.375.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya
sinergitas perencanaan pembangunan wilayah Jabar Bagian selatan dan
tersusunnya dokumen rencana pembentukan lembaga pengelolaan dan
pengembangan wilayah Jabar Selatan.
(23) Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Perda Kemandirian Pangan dan Energi, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 332.195.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 272.570.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya Peraturan Daerah Kemandirian Pangan dan Energi sebagai
acuan perencanaan di Jawa Barat.
(24) Kegiatan Identifikasi Hasil Penelitian Mitra untuk Solusi Efektif Permasalahan
Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi keuangan sebesar Rp. 148.140.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya Sistem Inovasi daerah
(SIDA) Jawa Barat dan teridentifikasinya hasil penelitian lembaga litbang
sebagai pendukung perencanaan pembangunan di Jawa Barat.
(25) Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pusdalisbang Jabar
2011-2025, yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya rencana induk pengembangan
Pusdalisbang Jabar 2011-2025 untuk mewujudkan satu data pembangunan
Jawa Barat.
(26) Kegiatan Pelaksanaan Pemeriksaan dan Evaluasi pada Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan
Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 13.705.825.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 9.150.425.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pemeriksaan reguler ke seluruh
OPD Provinsi Jawa Barat dan 26 Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Barat,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 107
terlaksananya pemeriksaan kasus pengaduan masyarakat, terlaksananya
evaluasi Sistem Akuntansi Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) OPD Provinsi
Jawa Barat dan terlaksananya pemeriksaaan terhadap 100 desa penerima
Dana Desa Peradaban.
(27) Kegiatan Penanganan Kasus Pengaduan Masyarakat, yang dilaksanakan
Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 671.360.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 586.492.450,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah penyelesaian tidak lanjut kasus pengaduan
masyarakat dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Inspektorat Jenderal Kementerian lainnya sebagai bahan
laporan/informasi, serta laporan hasil monitoring penyelesaian dan
penanganan tindak lanjut kasus pengaduan masyarakat pada pemerintah
Kabupaten/Kota.
(28) Kegiatan Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dan
Koordinasi Pengawasan, yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 742.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 550.950.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Rakorwasda dalam rangka Penyampaian PKPT Tahun 2011
Inspektorat se Jawa Barat dan Inspektorat Jenderal Kementerian,
terlaksananya Rakorwasda dalam rangka Penyampaian Peraturan Gubernur
Provinsi Jawa Barat tentang PKPT Tahun 2011 dan terlaksananya
Rakorwasnas dengan Inspektorat Jenderal Kemendagri, guna meningkatnya
koordinasi dan sinergitas pelaksanaan hasil pengawasan serta
termanfaatkannya PKPT dan dokumen hasil dari Rakorwasda dan
Rakorwasnas sebagai bahan penyusunan perencanaan yang lebih sinergitas.
(29) Kegiatan Pemutakhiran Data Tindak lanjut Lanjut Hasil Audit Inspektorat
Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Inspektorat Jenderal Kementerian
lainnya dan Inspektorat Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan
Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
803.520.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 655.054.125,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah ditindaklanjutinya temuan dan rekomendasi
hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri,
Inspektorat Jenderal Kementerian lainnya dan Inspektorat Provinsi Jawa
Barat, dalam rangka peningkatan/perbaikan kinerja Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang diperiksa.
(30) Kegiatan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD)
pada Pemerintah Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Inspektorat
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 854.040.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 543.121.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 108
daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga termanfaatkannya hasil
evaluasi sebagai bahan untuk meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se Jawa Barat.
(31) Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergitas Pembangunan Lintas
Kabupaten/Kota di Wilayah I, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 210.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 209.750.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Tersedianya
dokumen Laporan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergitas Pembangunan
Lintas Kabupaten/Kota dan OPD Provinsi.
(32) Kegiatan Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah I, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah I Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 129.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 129.500.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah Tersedianya dokumen usulan dari
Kabupaten/Kota di Wilayah I yang akan dibahas dalam forum Musrenbang
Provinsi.
(33) Kegiatan Pendataan Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
Tersedianya dokumen pembangunan Kabupaten/Kota di Wilayah I.
(34) Kegiatan Pengawalan Kegiatan Perekonomian Kabupaten/Kota di Wilayah I,
yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 60.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 60.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Tersedianya Laporan
Bidang Ekonomi di Wilayah I.
(35) Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Bantuan Keuangan Gubernur dari Kegiatan
OPD Provinsi di Wilayah I ke Kabupaten/Kota di Wilayah I, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah I Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 65.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 61.825.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data Laporan dan Monitoring
Bantuan Keuangan Gubernur di Wilayah I.
(36) Kegiatan Pengendalian dan Monitoring Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan
dan Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 60.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 60.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 109
rekomendasi pelaksanaan program dan kegiatan Kabupaten/Kota yang
dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Barat di Wilayah I.
(37) Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Implementasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau di Wilayah I, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 148.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
data Laporan Kegiatan Pelaksanaan Implementasi DBHCHT.
(38) Kegiatan Peningkatan Kualitas Pengendalian dan Fasilitasi Koordinasi
Pembangunan Infrastruktur Strategis, yang dilaksanakan Biro
Administrasi Pembangunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
457.640.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 441.414.850,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah Tersedianya data dan informasi kegiatan
pembangunan infrastruktur strategis di Jawa Barat, serta tenaga terlatih
untuk penggunaan sistem informasi pembangunan dari OPD/Biro di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
(39) Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Berbasis Kewilayahan,
yang dilaksanakan Biro Administrasi Pembangunan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 4.286.880.000,-, realisasi anggaran Rp.
4.245.977.100. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data hasil
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat TA
2011 dan laporan capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD Provinsi Jawa
Barat TA 2011 serta teridentifikasinya estimasi sisa anggaran pelaksanaan
kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat TA 2011.
(40) Kegiatan Sinergitas Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Pemerintah Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Biro Administrasi
Pembangunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 469.538.988,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 390.188.150,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terciptanya sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
(41) Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Program dan Kegiatan Pembangunan, yang
dilaksanakan Biro Administrasi Pembangunan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 279.109.650,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data program/kegiatan,
rincian belanja dan besarnya anggaran pada OPD Provinsi dan Biro
sebanyak 1.662 kegiatan.
(42) Kegiatan Penyusunan Pedoman Standar Biaya Belanja (SBB) Pemerintah
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012, yang dilaksanakan Biro
Administrasi Pembangunan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 307.201.326,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya Keputusan Gubernur Jawa Barat
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 110
Nomor 910/Kep.1183-Admbang/2011 tentang Standar Biaya Belanja Daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012.
(43) Kegiatan Fasilitasi Tim Akuntabilitas Bantuan dari Provinsi ke
Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Biro Administrasi Pembangunan,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 742.100.561,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
Dokumen Laporan Bantuan Keuangan dan Bantuan Sosial Tahun 2011.
(44) Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergitas Pembangunan Lintas
Kabupaten/Kota di Wilayah III, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
data hasil monitoring pengelolaan kawasan lindung dan ekosistem pesisir
dan laut, tersedianya data hasil monitoring pengelolaan sampah di Wilayah
III, terciptanya sinergitas untuk persiapan sarana dan prasarana
transportasi Hari Raya Idul Fitri 1432 H, tersedianya data hasil monitoring
dan evaluasi pemeliharaan, rehabilitasi, peningkatan pembangunan
jalan/jembatan, serta terselenggaranya koordinasi dan fasilitasi
regionalisasi air baku/Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Cibening Ayu I.
(45) Kegiatan Penyelenggaraan Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2011, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 129.500.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 129.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
daftar prioritas program dan kegiatan di Wilayah III untuk dibahas lebih
lanjut pada Musrenbang Provinsi yang dituangkan dalam format C-3,
tersedianya daftar kegiatan tematik Kabupaten/Kota se-Wilayah III,
tersedianya masukan untuk penyempurnaan Rancangan RKPD Provinsi Jawa
Barat Tahun 2012, dan Berita acara yang dituangkan dalam formulir F-4.
(46) Kegiatan Data Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 91.519.500,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 91.519.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya data pembangunan Jawa Barat.
(47) Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi dan Pengendalian Perencanaan Pembangunan
Wilayah, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.160.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 160.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data dan
informasi dalam upaya meningkatkan iklim investasi di Wilayah III melalui
promosi, baik melalui media cetak maupun elektronik, tersedianya data dan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 111
informasi untuk penguatan pasar tradisional di Wilayah III melalui
peningkatan sarana prasarana dan pola manajemen pada pasar tradisional
di wilayah III, dan terimplementasinya program Gemar di Wilayah III.
(48) Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan yang dibiayai APBD
Jawa Barat 2011, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan
dan Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 73.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 73.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data hasil
monitoring dan evaluasi program dan kegiatan yang dibiayai APBD Provinsi
Jawa Barat Tahun 2011 di Wilayah III.
(49) Penyusunan Perencanaan Fixed Cost Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2012
dan Perubahan Anggaran Fixed Cost Belanja Pegawai Tahun 2011, yang
dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 202.724.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 120.775.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen/data belanja pegawai
untuk bahan penyusunan perencanaan fixed cost belanja pegawai tahun
2012 dan Anggaran Perubahan TA 2011.
(50) Kegiatan Penyusunan Raperda Pengelolaan Perikanan dan Kelautan, yang
dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 148.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
dokumen Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Perikanan dan Kelautan, serta serta tersosialisasikannya Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2011 kepada stakeholder perikanan dan kelautan di Jawa
Barat.
(51) Kegiatan Optimalisasi Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan
Pembangunan Pendidikan, yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.273.400.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 1.708.988.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah Tersedianya data Program Pembangunan Pendidikan di Jawa Barat,
Tersedianya dokumen RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,
Tersusunnya RENJA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tahun anggaran
2012, Tersedianya data hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Pembangunan Pendidikan Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.
(52) Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergitas Pembangunan Lintas
Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan
dan Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 196.150.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
195.715.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya peran
Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 112
Provinsi Jawa Barat dalam mewujudkan koordinasi dan sinergitas
pembangunan lintas Kabupaten/Kota di wilayah II.
(53) Kegiatan Penyelenggaraan Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Wilayah II, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 129.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
128.925.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya bahan
masukan rencana program dan kegiatan prioritas kewilayahan dari
Kabupaten/Kota se Wilayah II untuk bahan pembahasan pada Musrenbang
Tingkat Provinsi untuk penyempurnaan rancangan RKPD Provinsi Jawa
Barat Tahun 2012.
(54) Kegiatan Koordinasi Fasilitasi dan Pengendalian Perencanaan Pembangunan
Wilayah, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 183.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
183.245.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen
perencanaan pembangunan pada seluruh sektor di Wilayah II.
(55) Kegiatan Gerai/Data Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 155.102.500,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 153.699.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya buku Data Pembangunan se Wilayah II.
(56) Kegiatan Koordinasi, Pengendalian dan Monitoring Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 97.000.000,-, realisasi anggaran
Rp. 96.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
kerjasama aparatur Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota se-Wilayah II.
(57) Kegiatan Monitoring Bantuan Keuangan Gubernur dan Kegiatan OPD
Provinsi, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 73.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
73.220.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data bantuan
keuangan Gubernur dan kegiatan OPD tahun 2011 se-Wilayah II.
(58) Kegiatan Monitoring pelaksanaan implementasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau (DBHCHT) Kabupaten/Kota di Wilayah II, yang dilaksanakan
Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 149.375.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 113
adalah tersedianya data pelaksanaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
(DBHCHT) Kabupaten/Kota di Wilayah II.
(59) Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergitas Pembangunan Lintas
Kabupaten/Kota di Wilayah IV, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 225.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp.225.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terciptanya
sinergitas rencana pembangunan lintas Kabupaten/Kota di Wilayah IV, dan
meningkatnya kerjasama pembangunan lintas Kabupaten/Kota di Wilayah
IV.
(60) Kegiatan Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan, yang dilaksanakan
Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 129.200.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 120.950.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terintegrasinya program pembangunan di Wilayah IV, meningkatnya
partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan di Wilayah
IV, dan tersusunnya usulan kegiatan perencanaan pembangunan di Wilayah
IV Tahun 2011.
(61) Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi dan Pengendalian Perencanaan
Pembangunan, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 163.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
163.250.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Tersedianya dokumen
hasil evaluasi perencanaan pembangunan pada seluruh Stakeholder di
Wilayah IV, dan meningkatnya kerjasama pembangunan di Wilayah IV.
(62) Kegiatan Data Pembangunan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 181.644.500,-, realisasi
anggaran sebesar Rp.152.744.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya data potensi pembangunan se-Wilayah IV.
(63) Kegiatan Koordinasi Pengendalian dan Monitoring Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Kabupaten/Kota yang dibiayai APBD Provinsi Jawa Barat 2011,
yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 96.700.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
95.100.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen
pelaksanaan program dan kegiatan Kabupaten/Kota di Wilayah IV,
meningkatnya kerjasama dan sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan
Kabupaten/Kota di Wilayah IV.
(64) Monitoring dan Evaluasi Bantuan Gubernur dan Kegiatan OPD Provinsi, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 114
Wilayah IV Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 73.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 73.250.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data hasil monitoring dan evaluasi
bantuan keuangan Gubernur serta kegiatan OPD Provinsi di Wilayah IV.
(65) Monitoring Pelaksanaan Implementasi DBHCHT Kabupaten/Kota di Wilayah
IV, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 149.800.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
149.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya efektivitas
pelaksanaan DBHCHT di Wilayah IV, dan tersedianya data hasil pelaksanaan
kegiatan DBHCHT di Wilayah IV.
(66) Kegiatan Fasilitasi Pendapatan Asli Daerah, yang dilaksanakan Biro
Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 65.400.000,-. Hasil dari
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya kebijakan pengelolaan
Pendapatan Asli Daerah Provinsi serta terfasilitasinya pengembangan
sumber Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota terkait
pengalihan sebagian kewenangan pengelolaan Pajak Daerah ke
Kabupaten/Kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
(67) Kegiatan Fasilitasi Evaluasi Pendapatan Daerah, yang dilaksanakan Biro
Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 93.340.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah implementasi Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, khususnya
pengalihan kewenangan pemungutan BPHTB sebagai pajak Kabupaten/Kota
yang telah dilaksanakan oleh seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa
Barat terhitung mulai 1 Januari 2011 berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota masing-masing.
(68) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pengelolaan Dana Perimbangan, yang
dilaksanakan Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 121.320.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dengan
dilaksanakannya kordinasi kepada instansi vertikal dan lembaga/instansi
pelaksana pemungutan PPh Pasal 21 dan konsultasi kepada Kementerian
Keuangan, maka target penerimaan dari DBH PPh Pasal 21, Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat tercapai.
(69) Kegiatan Fasilitasi, Pembinaan dan Pengendalian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau, yang dilaksanakan Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 269.286.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terdapatnya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 115
peningkatan sinergitas pengelolaan kegiatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau (DBHCHT) Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam bentuk
berkurangnya pengenaan sanksi penyaluran dari Kementerian Keuangan.
(70) Kegiatan Pengembangan Kerjasama Internasional, yang dilaksanakan Biro
Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran
Rp. 484.980.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 417.709.750,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data potensi beberapa daerah
Kabupaten/Kota sebagai tindak lanjut kerjasama Sister Province dan
penerimaan kunjungan Delegasi Provinsi Heilongjiang, China;
Berkembangnya wawasan dan pengalaman 10 orang aparatur pengelola
kerjasama luar negeri Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengenai kerjasama
luar negeri melalui pertukaran wawasan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur;
Tersedianya naskah dokumen hasil kajian pakar tentang pendataan
kebutuhan sarana dan prasarana dasar di Jawa Barat sebagai bahan usulan
kerjasama teknis dengan Organisasi Non Pemerintah Asing mitra
Kemendagri; Fasilitasi kerjasama luar negeri dengan Provinsi Zhytomyr,
Ukraina; Fasilitasi kerjasama luar negeri dengan Negara Bagian Free State,
Afrika Selatan; Fasilitasi perjanjian kerjasama antara Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dengan HCPI (HIV Cooperation Program for Indonesia) tentang
pencegahan penularan HIV dan AIDS di kalangan pengguna narkotika,
psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) suntik, dan antara KPA (Komisi
Penanggulangan AIDS) Provinsi Jawa Barat dengan HCPI tentang dukungan
kesekretariatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Barat;
Fasilitasi kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan JSC
Interraoues, Rusia; Fasilitasi penawaran kerjasama kepada Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dari Geology And Nuclear Science (GNS), Selandia Baru;
Fasilitasi kerjasama antara Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, dan Save The Children; dan Fasilitasi kerjasama antara Komisi
Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat Dengan PT. Mitra Rajawali
Banjaran.
(71) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur,
Perindustrian dan Perdagangan, Pariwisata, KUMKM serta Penanaman
Modal, yang dilaksanakan Biro Administrasi Perekonomian, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.390.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.316.259.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya bahan
kebijakan pengembangan perumahan dan permukiman di Jawa Barat,
tersusunnya kebijakan dalam rangka pengembangan jalan dan jembatan,
tersusunnya kebijakan dalam rangka pengembangan sumber daya air,
tersusunnya bahan kebijakan pengembangan perhubungan di Jawa Barat,
tersusunnya bahan kebijakan pengembangan perindustrian di Jawa Barat.
tersusunnya bahan kebijakan pengembangan PMA dan PMDN di Jawa Barat,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 116
tersusunnya bahan kebijakan pengembangan Kepariwisataan di Jawa Barat,
tersusunnya bahan/data bidang KUMKM di Jawa Barat.
b) Permasalahan dan Solusi.
(1) Terbatasnya jumlah aparat pengawasan (Auditor) dan kualitas auditor yang
kurang memadai disebabkan peningkatan kompleksitas masalah dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah serta variatifnya berbagai program
dan kegiatan yang dilaksanakan, tidak sebanding dengan peningkatan
wawasan, kompetensi, dan profesionalisme para auditor secara
proporsional. Seiring dengan akan semakin berkurangnya tenaga Auditor
yang akan memasuki masa pensiun, Inspektorat harus menyiapkan tenaga-
tenaga baru (regenerasi) dengan kualitas yang cukup dan memadai serta
adaptif dalam waktu relatif singkat, yang mana hal ini tentu sulit untuk
mewujudkannya. Solusi penyelenggaraan Bimbingan Teknis dan berbagai
jenis pelatihan maupun pendidikan dan pelatihan penjenjangan yang
dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Barat secara berkesinambungan
merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas para aparatur
pengawasan secara internal. Sedangkan secara eksternal para aparatur
pengawasan dimaksud didorong untuk mengikuti seminar, workshop,
simposium, dan bahkan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi. Selain itu untuk menambah jumlah aparatur (auditor), dilakukan
kerjasama dengan BPKP untuk merekrut pegawai dari BPKP.
(2) Ketatnya waktu audit disebabkan oleh banyaknya beban tugas dari amanat
perundang-undangan, jumlah Auditan ditambah dengan berbagai kasus
pengaduan masyarakat, baik yang langsung ditujukan kepada Pemerintah
Provinsi Jawa Barat (Inspektorat) maupun yang merupakan limpahan dari
Pemerintah Pusat (MENPAN, KPK, SETNEG atau Inspektorat Jenderal
Kemendagri maupun Inspektorat Jenderal Kementerian lainnya), yang harus
segera ditangani dan diselesaikan. Kondisi tersebut mengakibatkan
pemeriksaan dilaksanakan dalam rentang waktu yang sempit dan terbatas,
sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan itu sendiri. Solusinya dilakukan
dengan menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan secara matang
dengan mengakomodasi waktu maupun auditor untuk melaksanakan
amanat perundangan-undangan, seperti pelaksanaan Joint Audit dengan
Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendidikan, Kementerian
Pertanian dan Kementerian Dalam Negeri, sehingga pembagian tugas
pengawasan antara Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota,
Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian lainnya
dapat dilakukan secara efektif dan tujuan pengawasan tetap dapat tercapai.
(3) Luasnya cakupan monitoring, evaluasi dan pengendalian pembangunan
yang harus dilakukan oleh Biro Administrasi Pembangunan sementara
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 117
secara internal institusi ini memiliki keterbatasan dalam personil,
kemampuan personil, pendanaan, waktu dan cakupan permasalahan yang
harus dimonitor, dievaluasi dan dikendalikan, terutama aspek pengendalian
yang harus lebih mendapat perhatian untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dalam pelaksanaan pembangunan. Solusinya dilakukan
dengan menstrukturkan kembali pelaksanaan monitoring pada Biro
Administrasi Pembangunan sehingga terintegrasi dengan pelaksanaan
monitoring yang merupakan kewajiban OPD itu sendiri, sehingga
menciptakan pembagian peran yang jelas dalam pengendalian pelaksanaan
kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat.
(4) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Tahun 2010, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011 dan Penetapan
Kinerja Tahun 2011 secara umum, yaitu : Setiap OPD masih belum
memahami tata cara dan teknis penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP), Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2011 serta
Penetapan Kinerja Tahun 2011, sehingga hasil penyusunannya belum
optimal sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan pejabat
pengelola penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP), Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2011 serta Penetapan Kinerja
Tahun 2011 sering berganti orang akibat mutasi kepegawaian. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut telah dilakukan melalui pemantapan,
penyelarasan dan diskusi langsung dengan Tim Penyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Rencana Kinerja Tahunan
Tahun 2011 dan Penetapan Kinerja Tahun 2011, sehingga semuanya dapat
diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang telah ditetapkan.
(5) Pendataan realisasi investasi belum sepenuhnya menggambarkan aktivitas
investasi secara menyeluruh sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, diperlukan koordinasi yang lebih baik dengan Kabupaten dan Kota
untuk memudahkan akses pendataan Realisasi Penanaman Modal.
(6) Belum optimalnya fungsi koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
serta dunia usaha terutama dalam mengidentifikasi permasalahan dan
hambatan yang dihadapi perusahaan PMA/PMDN. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, diperlukan penguatan kelembagaan Badan
Koordinasi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat dan Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat.
(7) Masih belum efektifnya regulasi yang berkaitan dengan penanaman modal
baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Solusinya
adanya mekanisme operasional dan mekanisme koordinasi yang jelas
terhadap pola kerjasama di dalam pelaksanaan kewenangan pengembangan
penanaman modal antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 118
(8) Masih belum terwujudnya mekanisme pelayanan satu pintu yang efektif bagi
calon investor, untuk itu diperlukan penerapan sistem yang
seragam/standar, sehingga dimanapun investor datang ke Jawa Barat, akan
menemui pola pelayanan dengan paradigma baru (mudah, cepat,
transparan dan aman), fungsi dan proses perizinan serta pola dan perilaku
pelayanan yang tidak berbeda.
(9) Masih belum tersedianya informasi yang akurat yang dibutuhkan calon
investor dalam kaitannya dengan penanaman modal di daerah. Untuk itu
perlu dilakukan optimalisasi lembaga pengelola investasi (task force) atau
Lembaga Perlindungan Investasi.
(10) Masih belum terwujudnya kerjasama yang harmonis antara Pemerintah,
swasta dan masyarakat dalam meningkatkan laju investasi serta
terdapatnya kecenderungan ekonomi biaya tinggi dalam penanaman
investasi di daerah.
(11) Terjadinya keterlambatan dalam pencairan anggaran, khususnya pada sub
kegiatan rapat-rapat sehingga rapat hanya dilaksanakan sekali, sedangkan
dalam DPA harus dilaksanakan sebanyak dua kali selanjutnya anggaran
yang tidak digunakan dikembalikan ke kas daerah, Solusi dari
permasalahan tersebut untuk waktu yang akan datang adalah proses
pengajuan pencairan dana harus dilakukan sedini mungkin sehingga
keterlambatan pencairan dana tidak akan terjadi.
(12) Secara substantif permasalahan yang muncul dari pembiayaan kredit
Dakabalarea adalah menyangkut aspek legalitas dengan berakhirnya
Perjanjian Kerjasama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Bank Jawa Barat
Banten tahun 2008. Permasalahan kedua adalah terjadinya kemacetan
kredit di masyarakat yang harus ditangani, mengingat status
pembiayaannya yaitu Investasi Non Permanen Jangka Panjang yang harus
dikembalikan ke Kas Daerah. Solusi yang pertama telah dibahas dalam
penyusunan Draft Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dan Bank Jawa Barat Banten Syariah. Adapun solusi yang kedua telah
dirintis untuk menyusun Peraturan Gubernur tentang Pengelolaan
Pengembalian Kredit Program Dakabalarea.
(13) Masih terdapat 6 (enam) Kabupaten yang belum melakukan merger PD. BPR
Solusi dari permasalahan tersebut adalah koordinasi dengan Bank Indonesia
sebagai pemegang otoritas moneter dan perbankan.
(14) Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia Pengurus lembaga, belum
optimalnya fungsi dewan pengawas dalam melakukan pengawasan
sehingga rentan terhadap penyalahgunaan wewenang Direksi. Solusi dari
permasalahan tersebut adalah melakukan perkuatan kelembagaan dalam
rangka efisiensi dan efektivitas, baik dalam pembinaan, pengawasan dan
operasional melalui merger di Kabupaten.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 119
(15) Belum ditetapkannya alur pelayaran ASDP di Jawa Barat. Solusinya segera
dibuat kebijakan penetapan alur pelayaran ASDP di Jawa Barat.
(16) Masih belum terdata seluruhnya pengusaha ASDP yang memiliki izin sesuai
peraturan perundang-undangan, solusinya agar Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat melakukan pendataan masalah ASDP secara kontinue.
(17) Belum dibebaskannya seluruh lahan untuk pembangunan Bandar Udara
Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, solusinya menganggarkan dana
untuk pembebasan lahan pada anggaran yang akan datang.
(18) Belum dibebaskannya seluruh lahan yang akan dipergunakan untuk
pembangunan shortcut Jalur kereta api Cibungur-Tanjungrasa, solusinya
segera dilakukan revisi penetapan lokasi, adanya kesepakatan nilai ganti
rugi tanah dan tegakan, serta adanya persetujuan prinsip penggunaan
kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan.
(19) Adanya perlintasan sebidang antara jalan kereta api dengan jalan raya yang
menyebabkan kemacetan dan kecelakaan lalulintas, solusinya dibangunnya
Elevated/Fly Over/jalan layang, serta dibangunnya pintu perlintasan.
(20) Potensi dan peluang pengembangan kepariwisataan Jawa Barat belum
termanfaatkan secara optimal, sehingga usulan dari Kabupaten/Kota serta
stakeholder pariwisata adalah segera membentuk Badan Promosi Pariwisata
Daerah. Hal ini dirasakan akan lebih efektif dan mudah dalam memasarkan
serta mempromosikan potensi destinasi pariwisata Jawa Barat ke tingkat
nasional maupun internasional.
(21) Pengembangan kepariwisataan di Jawa Barat sering dihadapkan pada
konflik kepentingan pemanfaatan antarruang dan antarsektor, sehingga
tidak dapat optimal dan sering tidak menunjukkan titik temu yang saling
menguntungkan. Untuk menyikapi ini, telah dikeluarkan kebijakan
pengembangan pariwisata yaitu Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 42
Tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Promosi
Pariwisata Jawa Barat dan personalianya, yang ditetapkan berdasarkan
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 800/Kep.933-Admrek/2011.
(22) Terjadinya perubahan kondisi dan permasalahan kepariwisataan di Jawa
Barat, mengakibatkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 48 Tahun
2006 tentang RIPPDA Kepariwisataan tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Solusinya, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat akan menindaklanjuti hasil regulasi RIPPDA Pariwisata yang
disosialisasikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
(23) Maraknya produk impor sebagai dampak era perdagangan bebas, solusinya
sosialisasi dan fasilitasi cinta produk dalam negeri perlu terus ditingkatkan.
(24) Belum optimalnya penyaluran Raskin di daerah, solusinya perlu peningkatan
koordinasi antar OPD terkait serta peningkatan pemantauan ke daerah.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 120
(25) Pemahaman pengembangan mengenai industri kreatif bagi aparat masih
kurang, solusinya peningkatan sosialisasi dan pelatihan tenanga industri
bagi aparat Kabupaten/Kota.
(26) Belum optimalnya pengisian kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri
serta persoalan regulasi, solusinya peningkatan koordinasi antar OPD terkait
Provinsi, Kabupaten dan Pemerintah Pusat, serta promosi pengisian
kawasan industri.
(27) Dalam pelaksanaan pembangunan jalan tol khususnya di Jawa Barat secara
umum masih terdapat permasalahan, yaitu : Dalam proses pembebasan
tanah (pengadaan lahan) di daerah yang terlintasi rencana pembangunan
jalan tol, antara lain besaran nilai ganti rugi pembebasan tanah, adanya
perubahan trace dari rencana pembangunan jalan tol sehingga menghambat
proses penetapan lokasi pembangunan, dan belum jelasnya
peraturan/regulasi khususnya dalam pembebasan tanah, sehingga
menghambat investor untuk menanamkan investasi. Solusi yang dilakukan
adalah koordinasi antara Pemerintah Pusat c.q Kementerian Pekerjaan
Umum dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang
terlewati rencana pembangunan jalan tol (TPT Provinsi dan P2T) serta
Badan Pertanahan Nasional (Tim Appraisal), antara lain dalam hal
pembebasan tanah dan penetapan besaran nilai ganti rugi.
(28) Dalam pelaksanaan kegiatan penanganan aspek sosial dan lingkungan
akibat pembangunan Waduk Jatigede, belum ada payung hukum yang
mengikat kewajiban Pemerintah Pusat dan Daerah, sehingga
penanganannya belum tuntas seluruhnya, sedangkan penggenangan Waduk
Jatigede dijadualkan dilaksanakan pada bulan Oktober 2013. Hal ini
menyebabkan gejolak sosial. Solusinya adalah mengikat kewajiban
Pemerintah Pusat dan Daerah agar dapat segera melaksanakan kegiatan
penanganan aspek sosial dan lingkungan, MoU yang telah diparaf bersama
oleh para pejabat terkait dari Kementerian, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa
Barat dan Kabupaten terkait, agar segera ditandatangani dan disahkan,
mengingat MoU tersebut merupakan pedoman dalam pelaksanaan
penanganan aspek sosial dan lingkungan akibat pembangunan Waduk
Jatigede.
(29) Berdasarkan kebijakan pengelolaan sumberdaya air yang baru, kewenangan
Pusat dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai sangat luas, di sisi lain
kewenangan Pemerintah Daerah dibatasi dengan tanggungjawab tertentu,
contohnya pengelolaan situ yang semula menjadi kewenangan Pemerintah
Daerah saat ini ditarik kembali menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Hal
ini menyebabkan banyak potensi dan infrastruktur sumberdaya air
mengalami kerusakan. Dalam pengelolaan sumberdaya air, kewenangan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 121
Pemerintah Daerah perlu disesuaikan dengan potensi sumberdaya alam
yang ada, dan dalam pengelolaannya dapat melibatkan pihak ketiga.
(30) Kurang optimalnya pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi dengan
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Solusinya yaitu
perlu ditingkatkan intensitas dan kualitas pertemuan melalui rapat
koordinasi, monitoring dan evaluasi agar terdapat sinergitas yang lebih baik.
(31) Ketersediaan sumberdaya manusia yang belum memadai baik secara
kualitas maupun kuantitas untuk mengelola BPHTB, besaran Nilai Perolehan
Objek Pajak tidak Kena Pajak (NPOPTKP) yang ditetapkan dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 khususnya dalam Pasal 87 ayat (4) dan ayat
(5), yaitu ditetapkan paling rendah sebesar Rp. 60.000.000,-.untuk setiap
Wajib Pajak dan waris atau hibah wasiat ditetapkan paling rendah sebesar
Rp. 300.000.000,-.sehingga mengakibatkan banyak transaksi dengan nilai di
bawah NPOPTKP tidak dapat dipungut BPHTB dan menjadi potencial loss
yang cukup signifikan bagi pendapatan daerah, adanya piutang BPHTB yang
diserahkan dari KPP Pratama ke Pemerintah Kabupaten/Kota dan
penyelesaiannya belum diatur dalam Peraturan Bersama Kementerian
Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan. Solusinya yaitu perlu dilakukan
monitoring secara berkala ke Kabupaten/Kota pasca implementasi BPHTB
sebagai pajak Kabupaten/Kota, untuk meningkatkan sinergitas pelayanan
BPHTB agar ditingkatkan efektivitas koordinasi dengan BPN/Kantor
Pertanahan, Kantor Lelang, KPP Pratama, Dinas Pendapatan/DPPKA,
Notaris/PPAT dan unsur perbankan, telah mengusulkan ke Pemerintah Pusat
untuk meninjau kembali penetapan besaran Nilai Perolehan Objek Pajak
tidak Kena Pajak (NPOPTKP) melalui revisi Peraturan Bersama Menteri
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri tentang Tahapan Persiapan Pengalihan
BPHTB sebagai Pajak Daerah, menghimbau kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota agar menganggarkan dalam APBD masing-masing untuk
peningkatan kualitas sumberdaya manusia pengelola BPHTB, yang
pelaksanaannya dapat bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pajak Kementerian Keuangan.
(32) Koordinasi dengan instansi vertikal pengolah potensi penerimaan PPh Pasal
21, DAU dan OPD pelaksana kegiatan DAK belum optimal. Solusinya perlu
ditingkatkan koordinasi yang lebih intensif dan berkesinambungan dengan
instansi vertikal pengolah potensi penerimaan PPh Pasal 21 untuk
meningkatkan program intensifikasi dan ekstensifikasi data potensi Wajib
Pajak, pengolahan dan penyediaan data dasar DAU dengan instansi dan
OPD terkait agar dilaksanakan secara lebih akurat dan akuntabel serta
meningkatkan koordinasi dengan OPD pelaksana kegiatan DAK.
(33) Belum adanya kesesuaian antara visi dan misi dengan pelaksanaan kegiatan
DBHCHT Provinsi dan Kabupaten/Kota. Solusinya intensitas rapat koordinasi,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 122
monitoring dan evaluasi lebih ditingkatkan pelaksanaannya untuk
meningkatkan integrasi dan sinergitas kegiatan DBHCHT antara Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam upaya terwujudnya
keselarasan dan keterpaduan mulai dari aspek perencanaan sampai tahapan
pelaksanaan kegiatan DBHCHT. Pengorganisasian dan pelaksanaan
penyelenggaraan kerjasama luar negeri masih belum tertata dengan baik
serta terkoordinasi di dalam satu atap baik di lingkup OPD maupun
Pemerintah Kota/Kabupaten. Solusinya mengintensifkan koordinasi dan
komunikasi serta menciptakan jejaring pengelola kerjasama luar negeri.
(34) Masih adanya inkonsistensi peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan pelaksanaan kerjasama luar negeri dan perbedaan
penafsiran antara Kementerian di tingkat pusat. Solusinya mengintensifkan
koordinasi dan konsultasi, khususnya dengan Kementerian Dalam Negeri
sebagai Instansi Vertikal dan Kementerian Luar Negeri sebagai
penanggungjawab urusan hubungan luar negeri.
(35) Kurangnya komitmen untuk menindaklanjuti kerjasama yang telah dijalin
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui alokasi anggaran dan kegiatan
yang konkret baik di lingkup OPD Provinsi maupun Pemerintah
Kabupaten/Kota, sehingga kerjasama cenderung berjalan stagnan dan tidak
ada realisasi yang nyata. Solusinya meningkatkan komitmen dan political will
dari Pimpinan untuk merealisasikan kerjasama yang telah dijalin dalam
bentuk pengalokasian anggaran kegiatan secara berkesinambungan.
(36) Permasalahan pada kegiatan tersebut yaitu terlambatnya pemberian data
masukan dari OPD akibat dinamika kenaikan harga satuan dan perubahan
perhitungan kebijakan tunjangan tambahan penghasilan (TTP). Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah
mengagendakan koordinasi dan konsolidasi dengan OPD terkait untuk
mempercepat menyelesaikan hal tersebut.
7. URUSAN PERUMAHAN
1) Program Pengembangan Permukiman
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Perencanaan Relokasi dan Shelter / Lokasi Pengungsian, yang
dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 371.905.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 368.329.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
Kajian penentuan relokasi penduduk korban bencana banjir di Bandung
Selatan, Perencanaan Penataan Shelter/lokasi pengungsian. Melalui
kegiatan ini telah tersedia kajian alternatif relokasi serta terencananya
lokasi pengungsian yang representative dengan kelengapannya.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 123
(2) Kegiatan Fasilitasi Pemsbangunan Rusunawa, yang dilaksanakan Dinas
Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 859.619.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 781.949.950,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Pengawasan
penyediaan PSDPU Rusunawa di Rancaekek, Penyediaan PSDPU
Rusunawa di Rancaekek, Penyediaan infrastruktur Rusunawa Batujajar.
Melalui kegiatan ini telah tertata kawasan rusunawa bagi pekerja
industri sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Kendala dalam kegiatan perencanaan relokasi dan shelter/lokasi
pengungsian adalah penentuan lokasi pada perencanan pembuatan
shelter. Adapun solusi yang telah dilakukan adalah dengan menentukan
tanah desa.
(2) Kendala pada kegiatan fasilitasi Pembangunan Rusunawa adalah
terdapat ketidaknyamanan masyarakat saat pekerjaan pondasi
berlangsung. Adapun solusi yang telah dilakukan adalah dengan
melakukan sosialisasi dan koordinasi kembali dengan masyarakat
setempat.
2) Program Lingkungan Permukiman Sehat
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Revitalisasi Permukiman Kumuh di Bantaran Sungai, yang
dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 381.697.500,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 372.809.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
penyusunan perencanaan penataan kawasan permukiman di lokasi
sekitar banjir di bantaran Sungai, sehingga mengakibatkan tertatanya
lingkungan permukiman sekitar lokasi banjir Bandung Selatan.
(2) Kegiatan Penataan dan Pengendalian Bangunan dan Lingkungan, yang
dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 135.875.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 135.823.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
dokumen pembinaan teknis dalam rangka terpenuhinya ruang terbuka
hijau di Kabupaten/kota Jawa Barat.
(3) Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan di Kawasan Penghasil
Tembakau, yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.368.510.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.344.636.370,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah perencanaan penyediaan
infrastruktur perdesaan penghasil tembakau di Kabupaten Kuningan,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 124
Perencanaan penyediaan infrastruktur perdesaan pengolah tembakau di
Kabupaten Cirebon, Pengawasan penyediaan infrastruktur perdesaan
penghasil tembakau di Kabupaten Kuningan, pengawasan penyediaan
infrastruktur perdesaan pengolah tembakau di Kabupaten Cirebon,
penyediaan infrastruktur perdesaan penghasil tembakau dan pengolah
tembakau di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon, sehingga
dapat meningkatkan penataan lingkungan permukiman perdesaan di
kawasan hasil tembakau.
(4) Kegiatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Situ
Ciburuy, yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
703.215.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 698.411.900,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan tersedianya dokumen perencanaan dan
lingkungan kawasan Situ Ciburuy, sehingga dapat meningkatkan
penataan bangunan dan lingkungan di kawasan Situ Ciburuy.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Pada kegiatan Revitasiliasi Permukiman Kumuh di Bantaran Sungai tidak
mengalami hambatan yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan.
(2) Pada kegiatan pembangunan Infrastruktur Perdesaan di Kawasan
Penghasil Tembakau, terdapat kendala dalam pekerjaan pembangunan
gedung di Kabupaten Cirebon, pada kegiatan tersebut mengalami
perubahan lokasi pembangunan dimana pada pemilik lokasi awal
mencabut pernyataan hibah, adapun solusi yang dilakukan adalah
dengan mengalihkan ke alternatif kedua sesuai surat permintaan dari
Kepala Desa Astanalanggar dengan dilengkapi surat bukti penghibahan
ke Pemerintah Desa. Akibat dari pemindahan lokasi tersebut dilakukan
CCO dan pematangan lahan oleh pihak pelaksana karena pada lokasi
tersubut berupa lahan sawah. Selain itu pada pekerjaan jalan poros di
areal perkebunan di Kabupaten Kuningan mengalami kendala dalam hal
struktur tanah yang labil dan gembur. Solusi yang dilakukan adalah
dengan pengetesan struktur tanah, melakukan CCO dengan menambah
agregat untuk titik lahan yang teridentifikasi memerlukan panambahan
lapisan dasar.
(3) Pada kegiatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Situ
Ciburuy terdapat kendala yaitu belum adanya kesepakatan antara pihak
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat dengan Balai Besar
Wilayah Sungai dan PSDA sebagai pengelola Situ Ciburuy baik
pengelolaan di luar maupun di dalam Situ Ciburuy. Adapun solusi yang
telah dilakukan adalah dengan melakukan musyawarah sehingga terjadi
kesepakatan dimana pihak Pemda Kabupaten Bandung Barat akan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 125
mengupayakan kesepakatan dengan BBWS maupun PSDA dan
mensinkronkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada kawasan
Situ Ciburuy di TA anggaran 2012 sesuai dengan RTBL yang dibuat pada
Tahun 2011.
3) Program Pemberdayaan Komunitas Permukiman
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Penyediaan Infrastruktur Primer Bagi MBR (Masyarakat
Berpenghasilan Rendah), yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan
Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
413.766.800,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 410.343.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah Perencanaan Penyediaan Infrstruktur Lingkungan
Permukiman sekitar TPPAS Legok Nangka, pengawasan Penataan Lingkungan
Permukiman Perdesaan sekitar TPPAS Legoknangka, penyediaan infrastruktur
lingkungan permukiman sekitar TPPAS Legoknangka, sehingga dapat
meningkatkan kualitas lingkungan permukiman di sekitar TPPAS Legok
Nangka.
b) Permasalahan dan Solusi
Pada Kegiatan Penyediaan Infrastruktur Primer Bagi MBR (Masyarakat
Berpenghasilan Rendah) terdapat kendala dari warga sekitar, hal ini
diakibatkan karena ada tuntutan dari desa lainnya yang belum mendapatkan
program perbaikan infrastruktur. Solusi yang dilakukan adalah dengan
melaksanakan sosialisasi dan rempug warga dan aparat desa di 3 (tiga) desa
yang berdampingan dengan kesepakatan akan diupayakan adanya sumber
pendanaan lain (APBN) untuk menangani jalan poros di 2 (dua) desa lainnya.
8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
1) Program Peningkatan dan Pembinaan Peran serta Kepemudaan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pembinaan Mental Spiritual Bagi Generasi Muda, yang di
laksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 198.319.000,-. Hasil pelaksanaan Kegiatan adalah Meningkatnya
pengetahuan mental dan spiritual pemuda Jawa Barat yang diikuti oleh
perwakilan pemuda dari 26 kota/kabupaten se Jawa Barat sebanyak 78
orang.
(2) Kegiatan Peningkatan Potensi Kelembagaan dan Kemitraan Pemuda,
yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 822.819.275,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 126
Meningkatnya kreatifitas pemuda di Jawa Barat melalui Temu konsultasi
Organisasi Pemuda (234 orang), Pentas Kreasi Balad Kreatif (10
Kelompok Pemuda), penyusunan Grand Design Pembangunan
kepemudaan di Jawa Barat 2013-2017 (1 buah), Fasilitasi untuk
Organisasi Asia Africa Youth Forum (AAYF) 40 orang.
(3) Kegiatan Pengembangan Kewirausahaan Pemuda, yang dilaksanakan
Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.1.330.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.199.896.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
pengetahuan, wawasan dan keterampilan kewirausahaan pemuda dan
kelompok pemuda dalam rangka meningkatkan taraf hidup melalui
pelatihan kewirausahaan bagi kelompok pemuda (225 orang)
(4) Kegiatan Fasilitasi Program Peran Serta Kepemudaan, yang
dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.4.237.269.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 3.678.532.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya fasilitasi program peningkatan dan pembinaan peran
serta kepemudaan melalui penyebaran Sarjana Penggerak
Pembangunan Pedesaan (SP3) 50 orang, terbentuknya Tim inti
Paskibraka 2011 (56 orang), terpilihnya pemuda pelopor jawa barat 2
orang yang mengikuti pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional,
terselenggaranya upacara hari sumpah pemuda ke 83 tingkat nasional
di Jawa Barat, terlaksananya kegiatan jambore pemuda Jawa Barat (350
orang), terlaksananya pelatihan kepemimpinan pemuda Jawa Barat 150
orang, terfasilitasnya program pertukaran pemuda Indonesia Kanada
(PPIK) 40 orang, terlaksananya seleksi Pertukaran Pemuda Antar
Negara (PPAN) 52 Orang dan terpilih 3 orang Pemuda Jawa Barat untuk
mengikuti kegiatan tersebut, terlaksananya Bakti Pemuda Antar Provinsi
(BPAP) 52 orang serta terpilihnya 24 pemuda untuk mengikuti Jambore
Pemuda Indonesia, terpilihnya 2 orang pemuda untuk kapal pemuda
nusantara.
(5) Kegiatan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Generasi Muda
Pedesaan, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.495.053.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya program pengembangan wawasan kebangsaan
generasi muda perdesaan melalui pelatihan tentang wawasan
kebangsaan bagi pemuda dari 26 kota/kabupaten se Jawa Barat (650
Orang).
(6) Kegiatan Kerjasama Pemuda Jawa Barat dikawasan Asia Afrika, yang
dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 127
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.419.331.500,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.183.727.705,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
Terlaksananya program kerjasama pemuda di Kawasan Asia Afrika
melalui penjajakan kerjasama pemuda Jawa Barat dengan pemuda
Korea Selatan dan Maroko (45 orang).
(7) Kegiatan Kabizza Fest Pemuda Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 946.230.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya KABIZZA FEST melalui
tegaitan Unjuk Kabisa serta Unjuk Kreatifitas Pemuda Jawa Barat (1000
orang).
(8) Kegiatan Fasilitasi Inovasi Kepemudaan di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
1.341.826.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya
fasilitasi pembinaan kreativitas dan fasilitasi kepemudaan/pelajar dan
mahasiswa dibidang Seni Musik dan Suara melalui seleksi paduan suara
Gita Buana Nusantara dan Marching Band Gita Pakuan serta pemberian
penghargaan bagi masyarakat yang berprestasi di Jawa Barat, sehingga
terpilihnya 100 orang anggota Marching Band Gita Pakuan, terpilihnya 6
kelompok melalui sumber potensi dan prestasi masyarakat dan
terpilihnya 6 orang sumber potensi di Jawa Barat.
b) Permasalahan dan Solusi
Pengiriman Peserta dari Kabupaten/kota belum optimal dari segi Kualitas yang
diinginkan dan Kerjasama dengan Luar Negeri sangat terbatas dalam hal
pengiriman delegasi. Solusinya adalah Koordinasi yang lebih intensif dengan
Kabupaten/kota dan Koordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga
serta Kementerian Luar Negeri lebih di tingkat
2) Program Pembinaan, Pemasyarakatan dan Pengembangan Olahraga
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Fasilitasi Berbagai Olahraga di Masyarakat, yang dilaksanakan
Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.868.520.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.765.758.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
jumlah masyarakat dalam berolahraga melalui kegiatan upacara Hari
Olahraga Nasional (HAORNAS) 2011, penyelenggaraan Pekan Olahraga
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Porpemprov Jawa Barat) 2011,
Kegiatan Pekan Olahraga antar Pemerintah Daerah (PORPEMDA) 2011,
Pengiriman Tim Tenis Pemprov Jawa Barat untuk mengikuti kejuaraan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 128
Tenis Piala Mendagri di Bengkulu, Kegiatan Festival Olahraga Tradisional
tingkat Jawa Barat, Pengiriman Kontingen Olahraga Tradisional Jawa
Barat ke Bengkulu dalam rangka Festival Olahraga Tradisional Tingkat
Nasional.
(2) Kegiatan Pemantapan 5 Program Pembangunan Olahraga di
Masyarakat, yang dilakanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.268.480,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.432.328.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah Meningkatnya Jumlah masyarakat yang Berolahraga melalui
program minggu bergerak 2 kegiatan, program jumat bersih dan sehat
2 kegiatan, program beladiri budaya masyarakat 2 kegiatan, kegiatan
sepak bola saba desa di 4 kabupaten/kota, kegiatan kompetisi olahraga
kecamatan 10 kecamatan, senam masal Jawa Barat 2011 (2500 orang).
(3) Kegiatan Pengerahan Sarjana Pendamping Penggerak Pembangunan
Olahraga (SP3OR), yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.415.682.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.1.412.768.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah adanya tenaga pembina/penggerak olaharga di daerah
melalui proses pembinaan dan pengembangan kegiatan olahraga yang
tersebar di 78 kecamatan kabupaten/kota di jawa barat oleh 78 orang
peserta SP3OR.
(4) Kegiatan Pelaksanaan POPWILDA Jabar dan Pengiriman Kontingen Pada
POPNAS di Riau tahun 2011, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan
Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 5.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.644.510.600,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya prestasi olahraga
pelajar jawa barat melalui Popwilda di 4 Wilayah Jawa Barat,
terkirimnya kontingen pelajar Jawa Barat pada POPNAS 2011 di Riau
yang mengikuti 17 cabang olahraga dengan hasil peringkat II nasional
atau naik 2 peringkat dari hasil POPNAS 2009.
(5) Kegiatan Kompetisi Olahraga Permainan, yang dilaksanakan Dinas
Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.2.895.240.000,-, realisasi Rp.2.846.813.400,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pembinaan kompetisi
cabang olahraga PON melalui kompetisi liga sepakbola pendidikan
indonesia tingkat jawa barat serta tingkat nasional, untuk
penyelenggaraan liga sepak bola indonesia 2011 babak final di
laksanakan di bandung, kejuaraan GOLF Junior diikuti sebanyak 132
peserta, kompetisi olahraga permainan 4 (Empat) cabang Olahraga
yaitu bola basket, bola volley, hockey dan softball. pembinaan pada 4
klub olahraga permainan yaitu bola volley, bola basket, softball dan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 129
sepakbola, kejuaraan olahraga dalam rangka persiapan menuju PON XIX
2016 melalui 4 cabang olahraga yaitu balap motor, balap sepeda,
dayung dan squash.
(6) Kegiatan Peningkatan Potensi Atlet melalui Pusat Pendidikan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP), yang dilaksanakan Dinas Olahraga
dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 5.131.954.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.713.379.900,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya dan meningkatnya
potensi serta prestasi atlet pelajar di Jawa barat melalui pembinaan atlet
pelajar Jawa Barat secara sentralisasi sebanyak 11 cabang olahraga
(140 orang) serta tersusunnya model pembinaan untuk calon atlet elit
menuju PON XIX 2016. serta terselenggaranya kejuaraan gulat antar
PPLP se Indonesia di Bandung.
(7) Kegiatan Pelatihan Tenaga Keolahragaan dan Pendidikan dibidang
olahraga, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 940.750.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 927.550.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
ketersediaan sumber daya tenaga keolahragaan melalui penataran bagi
tenaga dan instruktur olahraga (104 orang) serta penataran bagi tenaga
masseur (52 orang).
(8) Kegaitan Pemberian Penghargaan Bagi Insan Olahraga Tingkat Jawa
Barat, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.954.070.000,-, realisasi
anggaran Rp. 4.824.876.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya motifasi olahraga masyarakat Jawa Barat melalui fasilitasi
aktifitas atlet bintang iklan penggerak pembangunan olahraga 10 orang
di 4 wilayah Se Jawa Barat, pemberian penghargaan bagi insan olahraga
Jawa Barat pada acara Hari Olahraga Nasional 2011 untuk 44 orang,
pemberian penghargaan bagi kontingen asal Jawa Barat yang mengikut
ASIAN GAMES XVI 2010 (47 orang) dan SEA GAMES XXVI 2011 (229
orang).
(9) Kegiatan Pemutahiran Data Base Olahraga, Pemuda dan Infrastruktur,
yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran
Rp. 248.145.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedia/terorganisasinya buku informasi olahraga, pemuda dan
infrastruktur tahu 2011 melalui sosialiasi serta rapat penyusunan
database (130orang), tersedianya data base olahraga, pemuda dan
infrastruktur di Jawa Barat.
(10) Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Olahraga, yang dilaksanakan Dinas
Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 130
sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
2.664.068.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
perlengkapan alat olahraga melalui pemberian bola sepak 8000 buah,
bola basket 350 buah, bola volley 350 buah, bola softball 250 buah dan
bola hokcey 260 buah kepada 26 kota/kabupaten di Jawa Barat.
(11) Kegiatan Pengadaan Peralatan Fitnes mengukur tingkat Kebugaran Fisik
Atlet, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.867.583.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah meningkatnya sarana prasarana olahraga Jawa Barat melalui
pemberian peralatan fitnes bagi induk organisasi olahraga di
daerah/KONI 26 kota/kabupaten se Jawa Barat (180 buah Alat Fitness)
(12) Kegiatan Pengelolaan Padang Golf Arcamanik dan Pengembangan Club
House, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.348.200.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.126.738.946,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya sarana olahraga golf melalui pengelolaan sarana
padang golf Arcamanik selama 1 (satu) tahun.
(13) Kegiatan Fasilitasi Pengelolaan kegiatan Sarana dan Prasarana, yang
dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 225.334.280,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pembangunan sarana dan prasarana olahraga di masyarakat Jawa Barat
dengan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan stadion di
2 wilayah (Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi), peninjauan sarana
prasarana Sea Games XXVI 2011 di Palembang.
(14) Kegiatan Cetak Biru dan Sosialisasi Jawa Barat sebagai Tuan Rumah
PON XIX 2016, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda
Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 325.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 303.397.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya persiapan Jawa Barat sebagai Tuan Rumah PON XIX
2016 melalui Rapat Koordinasi pembuatan grand strategi
pengembangan infrastruktur olahraga dalam rangka Jawa Barat Sebagai
Tuan Rumah PON XIX 2016 dan menghasilkan Cetak Biru Persiapan
Jawa Barat sebagai tuan Rumah PON XIX 2016.
(15) Kegiatan Pengembangan Kemitraan tingkat Provinsi, Nasional dan
Internasional, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan pemuda Jawa
Barat, dengan Anggaran Rp. 638.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 545.309.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
kemitraan tingkat provinsi, nasional, dan internasional melalui fasilitasi
bantuan untuk organisasi olahraga di masyarakat (15 organisasi) serta
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 131
terjalinnya kemitraan antara pemerintah provinsi Jawa Barat dengan
mahasiswa Indonesia di Malaysia melalui kegiatan Olahraga.
(16) Kegiatan Seminar dalam rangka pengembangan kualitas hidup
masyarakat, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 96.480.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 90.352.450,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersosialisasikannya konsep pembangunan olahraga kaitannya dengan
perkembangan kualitas hidup masyarakat melalui seminar dalam rangka
pengembangan kualitas hidup masyarakat bagi 26 kota/kabupaten (52
Orang).
(17) Kegiatan Sosialisasi Anti Merokok bagi Pemuda dan Insan Olahraga
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 249.329.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya bertambahnya pengetahuan tentang bahaya merokok
bagi kesehatan pemuda dan insan olahraga melalui sosialisasi anti
merokok bagi 95 organisasi pemuda dan 45 organisasi cabang olahraga.
(18) Kegiatan Pembangunan Infrastruktur dan Bangunan Sentra Pembinaan
Olahraga Terpadu (SPORT) JABAR ARCAMANIK, yang dilaksanakan
Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 44.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
399.810.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya sarana
olahraga sport Jabar Arcamanik melalui review dokumen perencanaan
oleh konsultan manajemen konstruksi dan tersedianya dokumen lelang
konstruksi.
(19) Kegiatan Pengadaan Tanah Relokasi Pacuan Kuda di Purwakarta yang,
dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 4.677.450.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 148.787.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya sarana dan prasarana olahraga berkuda melalui
pertimbangan teknis tanah, penetapan lokasi serta perkiraan harga
tanah.
(20) Kegiatan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Sport Center di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.573.675.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.914.130.100,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Penyusunan Detail engeneering
Design (DED) Sport Center di Kab Bekasi, Kab Tasikmalaya, Kab Cirebon
sehingga dapat melaksanaan pembangunan Sport Center dengan tertib,
efektif dan efisien.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 132
(21) Kegiatan Perencanaan Pembangunan SPOrt Jabar Arcamanik, yang
dilaksanakan oleh Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.627.684.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.169.134.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah Penyusunan Detail Engeneering Design (DED) Sport
Center di Kab Bekasi, Kab Tasikmalaya, Kab Cirebon sehingga dapat
melaksanaan pembangunan SPOrt Jabar Arcamanik dengan tertib,
efektif dan efisien.
b) Permasalahan dan solusi
(1) Pada kegiatan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Sport
Center di Jawa Barat adalah tidak adanya pedoman tertulis mengenai
berapa besar biaya fisik yang akan dianggarkan pada pembangunan.
Adapun solusi yang dilakukan adalah dengan menyusun rancangan
bangunan yang dapat mengantisipasi kemungkinan biaya fisik yang
dianggarkan.
(2) Pada kegiatan perencanaan pembangunan Sport Jabar Arcamanik
menemukan kendala kurangnya data/informasi yang bisa diperoleh dari
pekerjaan sebelumnya yaitu pekerjaan master plan dan preliminary
design. Adapun solusi yang dilakuan adalah dengan melakukan
pengukuran kembali serta mengoptimalkan data yang ada serta
mengsinergikan para konsultan perencana dalam proses pengembangan
rencana.
9. URUSAN PENANAMAN MODAL
1) Program Peningkatan iklim Investasi
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal PMA/PMDN,
yang dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman
Modal Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 380.116.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
379.741.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
pembinaan LKPM bagi PMA/PMDN; terlaksananya penanganan
permasalahan penanaman modal (Task Force) terhadap PMA/PMDN di
Jawa Barat diikuti dengan menurunnya permasalahan penanaman
modal di daerah.
(2) Kegiatan Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal dan Profil Peluang
Investasi di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.787.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.634.066.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 133
adalah terlaksananya kegiatan workshop pengembangan peluang
investasi; terlaksananya penyusunan dokumen rancangan kebijakan
West Java Incorporated; terlaksananya kegiatan internalisasi tugas dan
fungsi peran paratur; terlaksananya penyusunan rancangan Pergub
tentang SOP Kebijakan Pengembangan Penanaman Modal;
terlaksananya kegiatan pertemuan forum komunikasi dan evaluasi
peluang investasi; terlaksananya kegiatan penyusunan perencanaan
bisnis Jabar Mice; terlaksananya kegiatan penyusunan dokumen
evaluasi kebijakan infrastruktur strategis; terselenggaranya penyusunan
dokumen teknis kebijakan penanaman modal dan insentif daerah.
(3) Kegiatan Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal dan Promosi
Daerah, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan
Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 300.662.500,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 289.794.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Forum Sinergitas Perencanaan OPD; terlaksananya penyusunan
perencanaan sistem informasi koordinasi promosi dan penanaman
modal daerah; terlaksananya komparasi dan identifikasi wilayah regional
champion di provinsi lain; terlaksananya kegiatan perencanaan, fasilitasi
dan operasionalisasi kegiatan Jawa Barat Center di Batam;
terlaksananya rapat evaluasi kegiatan, keikutsertaan dalam sosialisasi
Program Kegiatan BKPM Tahun 2012.
(4) Kegiatan Sinergitas Peningkatan Iklim Investasi, yang dilaksanakan
Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
810.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 806.137.430,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya buku prosedur investasi,
terlaksananya evaluasi pelaksanaan PTSP di 26 Kabupaten/kota,
terlaksananya forum investor, terlaksananya pelayanan bagi calon
investor.
b) Permasalahan dan Solusi.
Pendataan realisasi investasi belum sepenuhnya menggambarkan aktifitas
investasi secara menyeluruh sesuai dengan Undang-undang No. 25 Tahun
2007 tentang penanaman modal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan sosialisasi dan mekanisme pendataan penanaman modal secara
akurat; Kewajiban menyampaikan pelaporan belum dapat berjalan secara
optimal. Untuk mengatasi permasalah tersebut dilakukan sosialisasi dan
penghargaan terhadap Pembina dan perusahaan PMA/PMDN yang berprestasi;
Belum optimalnya komunikasi antara pemerintah dengan dunia usaha dalam
mengidentifikasi berbagai permasalahan dan hambatan yang dihadapi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 134
perusahaan PMA/PMDN ditandai dengan munculnya aspirasi buruh dengan
menggelar aksi/ demo buruh, Untuk mengatasi permasalahan tersebut
dilakukan penguatan kelembagaan penanganan permasalahan investasi (Task
Force) dan peningkatan intensitas komunikasi antara pemerintah, perusahaan
dan buruh; Regulasi yang berkaitan dengan proyek-proyek investasi yang
memerlukan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) belum optimal
mengakselerasi pembangunan infrastruktur Jawa Barat.
2) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Penyelenggaraan Promosi dan Kerjasama
Investasi, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman
Modal Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 5.601.577.550,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.725.060.250,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya partisipasi Jawa Barat pada event
Indonesia International Infrastructure, Gelar Potensi Investasi Daerah, Pekan
Raya Jakarta, Agrinex Expo; Promosi Investasi Jawa Barat di China, Korea,
Inggris dan Turki; terselenggaranya Pesta Rakyat dan West Java International
Expo 2011 serta Fasilitasi dan Operasionalisasi Jawa Barat Center di Batam.
b) Permasalahan dan Solusi.
Negara – negara potensial yang selama ini konsisten berinvestasi di Jawa
Barat belum mengenal baik Provinsi Jawa Barat, disebabkan minimnya
informasi tentang Provinsi Jawa Barat. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut diperlukan upaya promosi ke Negara-negara tersebut secara
terstruktur, kontinyu dan terpadu yaitu melalui Trade, Tourism and promotion
(TTI); Belum tersedianya Norma Standard Prosedur dan Kriteria (NSPK)
pelayanan dan fasilitas penanaman modal yang akan menjadi acuan
pelaksanaan di tingkat Provinsi dan kabupaten/kota. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut pemerintah harus di dorong untuk segera menyusun
dan menerbitkan NSPK, sehing potensi dan peluang proyek dapat dijual/
ditawarkan kepada investor; Infrastruktur dasar yang belum memadai
berdasarkan survey Word Economi Forum (WEF) 2011 – 2012 salah satu
faktor penghambat investasi di Indonesia adalah infrastruktur dara (jalan,
jembatan, pelabuhan, bandara dan energi untuk mengatasi hal tersebut
perlunya komitmen pemerintah untuk memprioritaskan Penyediaan
Infrastruktur dasar tersebut.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 135
10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
1) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Nilai Tambah Mata Rantai Produksi Melalui
Pengembangan Kawasan Terpadu, yang dilaksanakan Dinas Koperasi
dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 826.040.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 784.225.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terwujudnya peningkatan mata rantai industri dilingkungan JABABEKA
untuk 20 KUMKM; terfasilitasinya pemasaran produk penunjang industri
sebanyak 100 KUMKM; dan terlatihnya SDM KUMKM sebanyak 180
orang.
(2) Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha, yang
dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.959.286.300,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.704.933.900,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan terciptanya 290 Wirausaha KUMKM Jawa
Barat.
b) Permasalahan dan solusi
Pada pelaksanaan Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah tidak ditemukan
permasalahan yang signifikan. Namun pada pelaksanaan kegiatan
penumbuhan dan pengembangan wirausaha target sebanyak 300 orang
wirausaha, hanya diikuti oleh 290 orang wirausaha, dikarenakan kehadiran
peserta wirausaha pada pemagangan, bimbingan teknis, pelatihan
kewirausahaan sebanyak 10 orang mengundurkan diri.
2) Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan
Non Perbankan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan
Non Perbankan, yang dilaksanakan Biro Administrasi Perekonomian
Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 984.300.000,- realisasi sebesar Rp. 924.300.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah teranalisanya triwulanan kinerja BUMD,
rencana penyertaan modal kepada BUMD; terlaksananya monitoring dan
inventarisasi aset BUMD; terbentuknya Forum BUMD; tersusunnya
Pedoman Teknis BUMD (Good Coorporate Governance); tersusunnya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 136
rekomendasi restrukturisasi PD. Agribisnis dan Pertambangan; dan
tersedianya hasil kajian West Java Enterprises Partnership (WEP).
(2) Kegiatan Persiapan Pengembangan BUMD, yang dilaksanakan Biro
Administrasi Perekonomian, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 502.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 431.028.000,-. Hasil
Pelaksanaan kegiatan adalah Master Plan BUMD Provinsi Jawa Barat;
Peraturan Daerah tentang Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (Perda
Pendirian PPKD); dan Tersusunnya Studi Pendahuluan usaha Minyak
dan Gas.
b) Permasalahan dan solusi
(1) Belum optimalnya pihak manajemen perusahaan dalam
mengimplementasikan pengelolaan perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance). Solusinya melakukan penataan terhadap
perusahaan melalui restrukturisasi yaitu restrukturisasi organisasi,
manajemen, asset, permodalan dan keuangan;
(2) Terbatasnya Kualitas SDM pengelola Perusahaan. Solusinya
Meningkatkan Kualitas SDM perusahaan melalui pendidikan dan
pelatihan (In or Out house training) serta mengembangkan wawasan;
(3) Terbatasnya pembiayaan dalam rangka pengembangan usaha dan
investasi. Solusi meningkatkan akses perusahaan terhadap sumber-
sumber pembiayaan baik bersifat konvensional maupun non
konvensional;
(4) Belum optimalnya sinergitas baik diantara sesama BUMD maupun antara
BUMD dengan BUMN/Swasta, Solusi peningkatan sinergitas;
(5) Belum adanya peraturan perundang-undangan yang khusus tentang
operasional BUMD. Solusi mengusulkan kepada Pemerintah c.q. Menteri
Dalam Negeri untuk segera menerbitkan peraturan perundang-
undangan tentang BUMD;
3) Program Peningkatan Kesempatan Kerja
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Jaringan Usaha dan Kemitraan, yang dilaksanakan Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.144.699.500,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.133.705.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah meningkatnya perkembangan pasar produk KUMKM; dan
terfasilitasinya pengembangan jaringan KUMKM sebanyak 1520 KUMKM.
(2) Kegiatan Fasilitasi Pembiayaan bagi KUMKM, yang dilaksanakan Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.500.000.000,-, realisasi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 137
sebesar Rp. 3.202.373.798,-. Hasil pelaksanaan kegiatan tersusunnya
Naskah Akademik Pola Pembiayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil sebanyak 1 dokumen; tersusunnya pedoman teknis pola
pembiayaan bagi KUMKM sebanyak 1000 buku; tersusunnya pedoman
teknis bantuan pembiayaan bagi KUMKM sebanyak 1000 buku;
tersosialisasikannya dan terpublikasikannya program pembiayaan bagi
KUMKM; tersusunnya kebijakan pola pembiayaan bagi koperasi dan
usaha mikro, kecil sebanyak 1 dokumen; terseleksinya Koperasi dan
Usaha Mikro, Kecil Calon penerima program pembiayaan; terlaksananya
pendampingan kredit bagi 1500 koperasi dan usaha mikro, kecil dengan
dukungan 100 orang pendamping; terlaksananya konsolidasi 50
lembaga keuangan bank dan non bank dengan 1500 penerima kredit
dan bantuan angsuran kredit; terlaksananya bimbingan teknis
pengembangan kewirausahaan bagi 25 orang pengelola kopwan dan
500 pengelola pokwan penerima bantuan pembiayaan.
(3) Kegiatan Penguatan Tatakelola dan Jaringan Koperasi, yang
dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.320.135.000,-, realisasi sebesar Rp. 2.318.035.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan terapresiasinya 5 tokoh koperasi dan 5 koperasi
berprestasi; tersusunnya petunjuk teknis Perda No. 10 Tahun 2010
tentang pemberdayaan dan pengembangan KUMKM sebanyak 1
dokumen; terselenggaranya peringatan Hari Koperasi ke 64;
terselenggaranya rapat koordinasi bidang koperasi ang diikuti oleh OPD
Kabupaten/kota, Dekopinwil, Dekopinda, Pusgab dan stakeholders
KUMKM; terfasilitasinya aspek legalitas label halal pada 600 produk
KUMKM; terselenggaranya penguatan kelembagaan dan usaha koperasi
terhadap 1300 pengurus/pengelola/anggota koperasi.
(4) Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM KUMKM Kabupaten/Kota, yang
dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.495.787.500,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan terlaksananya bimbingan teknis dan
manajerial pengelola KUMKM sebanyak 1.050 orang.
(5) Kegiatan Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi KUMKM, yang
dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 700.000.000,-, realisasi sebesar Rp. 671.524.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terpublikasikannya program/kegiatan
pemberdayaan KUMKM Jawa Barat melalui media televisi (2 kali), Radio
(2 kali), media cetak (2) dan VCD (2 set); terlaksananya pengendalian,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 138
monitoring dan evaluasi terhadap 4.807 KUMKM penerima fasilitasi
pendukungan usaha; tersusunnya buku tentang peran KUMKM terhadap
perekonomian regional (PDRB) tahun 2010 bekerjasama dengan BPS;
tersusunnya buku data statistik KUMKM.
(6) Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM KUMKM, yang dilaksanakan Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 261.225.000,-, realisasi
sebesar Rp. 256.248.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan terlaksananya
Bimbingan Teknis Pengembangan Kewirausahaan bagi 405 Koperasi
Wanita penerima program pembiayaan (lanjutan).
b) Permasalahan dan solusi
Pada pelaksanaan Program Peningkatan Kesempatan Kerja tidak ditemukan
permasalahan yang signifikan. Namun pada pelaksanaan kegiatan fasilitasi
pembiayaan bagi KUMKM dengan target 1500 KUMKM tidak terealisasi
seluruhnya karena usulan CPCL penerima bansos dari kabupaten/kota tidak
lolos persyaratan administrasi. Selanjutnya pelaksanaan kegiatan peningkatan
kapasitas SDM KUMKM kabupaten/kota dengan target bimbingan teknis dan
manajerial pengelola KUMKM sebanyak 1.050 orang, sebanyak 11 orang tidak
diikutkan pelatihan karena yang bersangkutan tidak melakukan pemberkasan.
11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
Program Penataan Administrasi Kependudukan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pembinaan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi
Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 416.452.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data
kependudukan berbasis SIAK skala provinsi yang digunakan sebagai bahan
penyusunan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) untuk Pemilu.
(2) Kegiatan Sosialisasi KTP Elektronik (e-KTP), yang dilaksanakan Biro
Pemerintahan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.300.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya penerapan KTP elektronik
di Jawa Barat. Sehingga melalui kegiatan ini tersampaikannya informasi
pelaksanaan penerapan eKTP kepada aparat provinsi. Kabupaten/kota dan
masyarakat.
b) Permasalahan dan Solusi
Terbatasnya kewenangan Provinsi dalam menata administrasi kependudukan yang
hanya bersifat monitoring, supervisi, sosialisasi dan koordinasi, sehingga
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 139
permasalahan di Kabupaten/Kota yang berbeda-beda tidak bisa cepat diselesaikan.
Solusi yang dilakukan adalah koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Dinas
terkait di Kabupaten/Kota lebih diintensifkan.
12. URUSAN KETENAGAKERJAAN
1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pelatihan Ketenagakerjaan Berbasis Kompetensi, yang
dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.093.292.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 3.079.201.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terselenggaranya pelatihan Berbasis Kompetensi Kejuruan yaitu
Las SMAW CO2 4 Angkatan sebanyak 64 orang, Las SMAW 4 Angkatan
sebanyak 64 orang, Mesin Bubut 6 Angkatan sebanyak 96 orang, Mobil
Bensin 3 Angkatan sebanyak 48 Orang Sepeda Motor 3 Angkatan
sebanyak 48 orang, Mekanik Listrik 6 Angkatan sebanyak 96 orang,
Komputer 2 Angkatan sebanyak 32 orang, terlaksananya Pembinaan
alumni sebanyak 48 orang, terlaksananya Sosialisasi Persiapan Pelatihan
Berbasis Kopetensi (PBK) dan sosialisasi Pelatihan Berbasis Kopetensi
(PBK) 50 Perusahaan, sehingga Meningkatnya Kompetensi Pencari Kerja
siap pakai, tersedianya Tenaga Kerja yang Kompeten dan Terampil,
Meningkatnya Kualitas dan Produktivita Tenaga Kerja Melalui Pelatihan,
meningkatnya Sertifikasi dan Standarisasi dan Kompetensi Tenaga Kerja
dan meningkatnya pemahaman dan gunanya pelatihan berbasis
Kompetensi.
(2) Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, yang
dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.006.586.664,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.005.314.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terselenggaranya bimtek produktivitas 5s sebanyak 80 orang,
terselenggaranya bimtek produktivitas pengembangan kewirausahaan
sebanyak 180 orang, terselenggaranya bimtek pengukuran produktivitas
sebanyak 80 orang, dan terselenggaranya bimtek trainning need
analisys 50 orang, sehingga meningkatnya kualitas sumber daya
manusia (SDM) melalui pendidikan bimtek, dan pelatihan serta
pengembangan karir di tempat kerja, meningkatnya pengembangan
budaya produktif dan kewirausahaan melalui bimtek, sosialisasi dan
penyuluhansecara sistem matis dan berkesinambungan, meningkatnya
SDM industri yang kompeten dalam pengembangan dan kemampuan
SDM industri masih terbatas dan meningkatnya perbaikan/pertumbuhan
produktivitas di tingkat organisasi perusahaan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 140
(3) Kegiatan Standarisasi Sertifikasi dan Kompetensi Tenaga Kerja, yang
dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa
Barat dengan, alokasi anggaran sebesar Rp. 975.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 945.640.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya uji kompetensi tenaga kerja sebanyak 300 orang,
terselenggaranya uji kompetensi asessor sebanyak 30 orang,
terselenggaranya penyebaran informasi ketenagakerjaan sebanyak 100
orang, dan terselenggaranya akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja (LPK)
sebanyak 33 orang sehingga meningkatnya jumlah sertifikat uji
kompetensi tenaga kerja pada sektor formal, meningkatnya kompetensi
tenaga kerja di jawa barat melalui pelatihan dan bimbingan teknis,
meningkatnya keterampilan, keahlian kompetensi dan produktivitas
tenaga kerja, terakreditasi Lembaga Pelatihan Kerja (LPK),
meningkatnya pemahaman dan manfaatnya pelatihan dan
meningkatnya perbaikan/pertumbuhan produktivitas di tingkat
organisasi perusahaan.
(4) Kegiatan Pelatihan Berbasis Masyarakat Melalui Mobile Training Unit
(MTU) dan Pemagangan Tenaga Kerja, yang dilaksanakan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 3.381.931.600,-, realisasi anggaran
sebesar Rp.3.355.788.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaraanya Pelatihan berbasis masyarakat melalui Mobile
Training Unit (MTU) 75 Angkatan sebanyak 1.500 orang dengan
kejuruan Menjahit 10 Angkatan, Sepeda Motor 10 Angkatan,
terselenggaranya Pemagangan dalam negeri 10 angkatan sebanyak 200
orang, terselenggaranya Seleksi magang ke Jepang 2 angkatan/1.000
orang, terselenggaranya Pelatihan kilat 10/12 Kejuruan 10 angkatan
sebanyak 2.400 orang, terlaksananya Bimtek Competensi Basic
Trainning (CBT) sebanyak 60 orang, terlaksananya Bimtek bagi Assesor
Lembag Pelatihan Kerja (LPK) di Jawa Barat sebanyak 30 orang,
sehingga meningkatnya Kompetensi Pencari Kerja siap pakai,
tersedianya Tenaga Kerja yang Kompeten dan Terampil, meningkatnya
Kualitas dan Produktivita Tenaga Kerja Melalui Pelatihan, meningkatnya
Sertifikasi dan Standarisasi dan Kompetensi Tenaga Kerja, dan
meningkatnya pemahaman dan manfaatnya pelatihan berbasis
Masyarakat.
(5) Kegiatan Pelatihan Persiapan Calon Tenaga Kerja Indonesia ke Luar
Negeri, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 1.914.325.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 1.821.444.102,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terselenggaranya Pelatihan Persiapan Persiapan Calon
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 141
Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) sebanyak 200 orang, sehingga
terlatihnya Tenaga Kerja ke Luar Negeri yang terampil melalui Pelatihan,
meningkatnya keterampilan pencari kerja ke Luar Negeri dan
tersedianya Tenaga kerja yang terampil.
(6) Kegiatan Pelatihan Keterampilan Bahasa Asing, Komputer dan
Kemampuan Lainnya bagi Pencari Kerja di Luar Negeri, yang
dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 13.036.131.400,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 12.012.156.020,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terselenggaranya Pelatihan Keterampilan Bahasa Asing dan
Komputer sebanyak 2.400 orang, sehingga terlatihnya Pencari kerja ke
Luar Negeri 2.400 orang dan tersedianya pencari kerja ke Luar Negeri
yang menguasai bahasa dan Komputer.
(7) Kegiatan Pelatihan Teknis Produksi Industri Kecil Menegah, yang
dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 421.366.100,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 421.364.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksanananya pelatihan kejuruan mesin produksi sebanyak 16 orang,
terlaksananya pelatihan kejuruan las sebanyak 16 orang, dan
terlaksananya pelatihan kejuruan maintenance mesin produksi sebanyak
16 orang sehingga tersedianya tenaga kerja teknisi di bidang industri
kecil mengah, tersediannya tenaga teknisi kejuruan mesin produksi,
tersedianya tenaga teknisi kejuruan las dan tersedianya tenaga teknisi
manajemen mesin produksi.
(8) Kegiatan Pembinaan Keterampilan Masyarakat Dilingkungan Industri
Tembakau di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.499.059.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
1.294.793.100,-, Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
pelatihan kejuruan las 3 kegiatan sebanyak 48 orang, terselenggaranya
pelatihan kejuruan gulung dinamo 3 kegiatan sebanyak 48 orang,
terselenggaranya pelatihan kejuruan mebelair 2 kegiatan sebanyak 32
orang dan terselenggaranya pelatihan kejuruan sepeda motor 3
kegiatan sebanyak 48 orang, sehingga terlatihnya masyarakat
dilingkungan industri tembakau dan meningkatnya keterampilan
masyarakat dilingkungan industri tembakau.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Kualifikasi calon tenaga kerja belum memenuhi kualifikasi yang
dibutuhkan oleh penyedia kesempatan kerja.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 142
(2) Upaya yang dilakukan adalah Pemenuhan kesempatan kerja di dalam
negeri dilakukan melalui pelatihan berbasis kompetensi.
(3) Calon tenaga kerja luar negeri masih sangat terkendala dengan bahasa
dan keterampilan dibutuhkan.
(4) Upaya yang dilakukan adalah Pemenuhan kesempatan kerja di luar
negeri akan lebih difokuskan pada penguasaan bahasa dan keterampilan
sesuai dengan bidang dibutuhkan serta mulai tahun 2011 ini dalam
rangka menyiapkan tenaga kerja luar negeri telah dibentuk dan
dioperasionalkan Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN)
2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Perluasan Lapangan Kerja Perdesaan Berbasis Pemuda dan
Perempuan, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 5.163.051.400,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 5.142.571.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya kegiatan Padat karya Insfrastruktur sebanyak 26 lokasi
berupa pengerasan jalan Desa dengan melibatkan sebanyak 5.460
orang, terlaksananya Padat Karya Produktif usaha peternakan domba 12
kelompok, terbentuknya Jejaring Usaha bagi Pemuda Mandiri Pencipta
Lapangan Kerja Perdesaan sebanya 300 stand, sehingga meningkatnya
Penyerapan Tenaga Kerja melalui padat karya infrastruktur pengerasan
jalan, meningkatnya Penyerapan Tenaga Kerja melalui Padat Karya
Produktif dan meningkatnya Informasi kesempatan kerja melalui
Jejaring Usaha bagi pemuda Mandiri Pencipta lapangan Kerja Perdesaan
(2) Kegiatan Penempatan Tenaga Kerja Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja
Antar Daerah (AKAD)/Antar Kerja Antar Negara (AKAN), yang
dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.174.644.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.142.296.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersalurkannya 1.080 orang pencari kerja melalui mekanisme
Sosialisasi Antar Kerja Lokal Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar
Daerah (AKAD)/ Antar Kerja Antar Negara AKAN, sehingga
meningkatnya kesempatan kerja Produktif serta mendorong mobilitas
tenaga kerja dalam rang mengurangi pengangguran dan setengah
pengangguran baik di pedesaan maupun diperkotaan dan
tersosialisasikannya penempatan Tenaga Kerja Antar Kerja Lokal (AKL)
Antara Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara
(AKAN).
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 143
(3) Kegiatan Pengembangan Transformasi Informasi Pasar kerja/Bursa
Kerja, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
574.031.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 567.310.950,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pelayanan kepada
Masyarakat dan Pengguna Prasarana dan Sarana Informasi Pasar Kerja,
tersebarnya informasi lowongan kerja sebanyak 95.000 pencari kerja,
terlaksananya Pengembangan Aplikasi Data Base Bursa Kerja Online
(BKOL) dan SMS Gate Way, dan terbinanya 50 Bursa Kerja Khusus
(BKK) di Kabupaten/kota se Jawa Barat. Sehingga meningkatnya
pelayanan informasi lowongan kerja kepada pencari kerja,
meningkatnya Penyebaran Informasi Lowongan Kerja, meningkatnya
Pembinaan Terhadap Bursa Kerja Khusus (BKK) dan tersedianya sarana
aplikasi data base BKOL dan SMS Gate Way
(4) Kegiatan Pelatihan Keterampilan Untuk Tenaga Kerja pada Industri
Garmen di Kabupaten Subang Melalui Mekanisme Antar Kerja Lokal,
yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.145.110.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.138.015.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya kegiatan Pembekalan Tenaga Kerja Antar
Kerja Lokal (AKL) sebanyak 1.500 orang. Sehingga meningkatnya
keterampilan bagi Calon TKI melalui Pelatihan keterampilan industri
garmen.
(5) Kegiatan Peningkatan Kesetrampilan Berwirausaha bagi Calon TKI
Antisipasi Dampak Moratorium ke Arab Saudi, yang dilaksanakan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat,dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.911.130.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.902.437.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Kegiatan Pembekalan kewirausahaan sebanyak 100
kelompok/ 1.000 orang. Sehingga meningkatnya keterampilan bagi
Calon TKI melalui pelatihan keterampilan berwirausaha.
b) Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi pada program peningkatan kesempatan kerja,
adalah ketidak sesuaian antara keahlian dimiliki penyedia kesempatan
kerja, terutama kriteria persyaratan dan kemampuan yang dibutuhkan
perusahaan tidak mampu dipenuhi pencari kerja. Upaya yang dilakukan
adalah dengan mengembangkan pendidikan kejuruan dan pelatihan khusus
dan terakreditasi, sehingga kesempatan kerja yang ada dapat diisi sesuai
dengan kebutuhan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 144
3) Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Norma Ketenagakerjaan, yang
dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.172.065.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.098.712.334,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya Rapat koordinasi pengawasan Upah Minimum
sebanyak 30 orang, terlaksananya Penilaian Zero Accident sebanyak 30
orang, terlaksananya Rapat KAP-PBPTA sebanyak 32 orang,
terlaksananya Bimtek Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) bagi UKM
sebanyak 50 orang, terlaksananya Diseminasi Norma Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) bagi Pelaku KUMKM sebanyak 250 orang,
terlaksananya TOT Kepmenakertrans No. 68 tahun 2004 sebanyak 160
orang,terlaksananya Pembinaan pekerja perempuan sebanyak 250
orang, terlaksananya Lokakarya Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
(stadium General) sebanyak 750 orang dan terlaksananya Pameran
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) sebanayk 75 stand 1.560 orang.
Sehingga meningkatnya perlindungan dan Pengembangan Tenaga Kerja
baik di dalam maupun di Luar Negeri, meningkatnya pemahaman dalam
penerapan Norma Ketenagakerjaan pada masyarakat Industri dan
pelaku KUMKM, meningkatnya pengawasan terhadap upah minimum
dan meningkatnya pelayanan pengawasan terhadap perlindungan bagi
pekerja anak dan pekerja perempuan.
(2) Kegiatan Pembinaan Hubungan Industrial, yang dilaksanakan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.147.432.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp.1.136.661.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Rapat Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit 15 kali,
terlaksananya Rapat Badan Pekerja Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit
12 kali, terlaksananya Lokakarya Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit,
terlaksananya Lokakarya Pembinaan Hubungan Industrial Penyuluhan
Pembentukan Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit/Sarana Hubungan
Industrial dan terlaksananya Bazar murah Lembaga Kerjasama (LKS)
Tripartit. Sehingga meningkatnya pengawasan dan Perlindungan serta
meningkatnya peran dan fungsi Kelembagaan Ketenagakerjaan,
meningkatnya pemahaman pekerja dan pengusaha tentang
ketenagakerjaan untuk menciptakan hubungan industrial yang harmoni,
meningkatnya peran dan fungsi LKS Tripartit untuk mengantisipasi dan
menyelesaikan berbagai permasalahan ketenagakerjaan di Jawa barat,
berkurangnya perselisihan antara pekerja dengan pengusaha dan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 145
terciptanya hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan
pengusaha.
(3) Kegiatan Peningkatan Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja,
yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 790.344.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 756.739.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya Rapat dewan pengupahan,
Terfasilitasinya penangguhan Upah 40 perusahaan, terselenggaranya
Pembinaan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja 26
Kabupaten/kota, terlaksananya Lokakarya pengupahan, terlaksananya
Worshop Pengupahan, terlaksananya Sosialisasi Upah Minimum 26
kabupaten/kota, terselenggaranya Rakor Pengupahan Identifikasi Hasil
Survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) 26 Kabupaten/kota dan
terlaksananya Penetapan Upah Minimum tahun 2012. Sehingga
meningkatnya Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja,
meningkatnya pemahaman pekerja dan pengusaha untuk menciptakan
lingkungan yang harmonis, terciptanya Hubungan Industrial yang
harmonis dan kondusif di Jawa Barat, meningkatnya kualitas upah serta
meningkatnya Jaminan Sosial dan Kesejahteraan baik kualitas maupun
kuantitas dan meningkatnya peran dan fungsi Dewa Pengupahan.
(4) Kegiatan Bimtek Peningkatan Jaminan Kesejahteraan Tenaga Kerja pada
Industri Tembakau, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 299.632.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
296.632.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Kegiatan adalah Bimtek Peningkatan Jaminan Kesejahteraan Tenaga
Kerja sebanyak 150 tenaga kerja. Sehingga meningkatnya
kesejahteraan bagi Pengolah dan KonsumenTembakau di Tempat Kerja.
(5) Kegiatan Pelatihan Peningkatan Norma Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Bagi Masyarakat Pengolah dan Konsumen Tembakau di Tempat
Kerja, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Propinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
199.562.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 199.450.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya kegiatan adalah 90 orang
pengolah dan konsumen tembakau. Sehingga meningkatnya
kesejahteraan bagi Pengolah dan Konsumen Tembakau di Tempat
Kerja.
(6) Kegiatan Perlindungan Hukum Terhadap TKI Asal Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 707.718.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 146
terlaksananya Sosialisasi Penanganan Kasus TKI, terfasilitasi
Penanganan Kasus TKI asal Jawa Barat 73 Kasus. Sehingga
meningkatkan pelayanan terhadap TKI, meningkatnya perlindungan dan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan mengoftimalkan penanganan Kasus
TKI asa Jawa barat.
(7) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Perlindungan Tenaga Kerja melalui
Pelaksanaan Upah Minimum dan Penilaian Perusahaan Terbaik yang
Mempekerjakan Tenaga Kerja Perempuan dan Pelaksanaan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan
Biro Pengembangan Sosial, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 362.649.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlindunginya hak-hak Pekerja.
(8) Kegiatan Pemilihan Pekerja Teladan Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
243.930.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
motivasi dilingkungan kerja, etos kerja pekerja dalam bekerja.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Dalam upaya pengembangan lembaga ketenagakerjaan masih belum
optimalnya mekanisme kerja kelembagaan ketenagakerjaan seperti
Tripartit, Dewan Pengupahan, Serikat Pekerja/Buruh. Upaya yang
dilakukan melalui pembinaan terhadap lembaga ketenagakerjaan serta
diciptakan hubungan harmonis diantara kelembagaan ketenagakerjaan;
(2) Perlindungan terhadap tenaga kerja melalui penetapan upah minimum
masih terkendala terhadap tidak tepatnya penyampaian rekomendasi
mengenai usulan penetapan upah minimum Kabupaten/kota. Solusinya
adalah terus menerus dilakukan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja
maupun Dewan Pengupahan Kabupaten/kota;
(3) Usulan Rekomendasi Kabupaten/Kota dalam Penetapan Upah minimum
masih bervariasi, ada yang direkomendasikan satu angka dan sektoral
serta ada usulan upah minimum sektoral berdasarkan Klasifikasi
Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) dan Klasifikasi Baku Lapangan
Indonesia (KBLI), Keterlambatan pengajuan rekomendasi
kabupaten/Kota sebagai proses kesepakatan di Dewan Pengupahan
Kabupaten/Kota, Upah minimum Provinsi Tahun 2011 tidak ditetapkan
karena adanya kebijakan Gubernur atas saran Dewan Pengupahan
Provins dan Kabupaten/Kota. Hal ini berdampak terhadap penetapan
upah sector perkebunan selama ini besaran UMP dijadikan acuan.
Sektor perkebunan dalam pengupahannya harus mengacu kepada Upah
Minimum Kabupaten/Kota. Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota se-Jawa
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 147
Barat, Perlu dilakukan sosialisasi dengan Dewan Pengupahan
kabupaten/kota.
(4) Masih ada kabupaten/kota belum melaksanakan pemilihan pekerja
teladan dan penilaian perusahaan terbaik mempekerjakan tenaga kerja
perempuan. Hal ini perlu mendapat perhatian kabupaten/kota
mengingat kegiatan dilaksanakan merupakan program Pemerintah Pusat
(Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).
Upaya yang dilakukan adalah menyampaikan Surat Gubernur Jawa
Barat kepada Bupati/Walikota tentang perlunya pelaksanaan kegiatan
pemilihan pekerja teladan dan penilaian perusahaan terbaik
mempekerjakan tenaga kerja perempuan.
13. URUSAN KETAHANAN PANGAN
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Desa Mandiri Pangan, yang dilaksanakan
Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.965.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 921.055.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya
pelaksanaan penanganan desa rawan pangan sebanyak 12 Desa di 6
Kabupaten; tersusunnya Neraca Bahan Makanan (NBM) tahun 2010;
terselenggaranya Evaluasi Pengembangan dan Peningkatan Usaha Ekonomi
Produktif Masyarakat; dan tersalurkannya cadangan pangan Pemerintah
sebanyak 122,525 Ton ke Kabupaten Ciamis (12.000 kg), Kabupaten
Tasikmalaya (34.925 kg), Kabupaten Cirebon (35.000 kg), Kabupaten Garut
(27.160 kg), Kabupaten Bogor (8.670 kg), dan Kabupaten Kuningan (4.770
kg). Jumlah penerima manfaat sebanyak 38.658 jiwa.
(2) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat, yang
dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi angaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 485.653.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terfasilitasinya Lumbung Pangan Masyarakat sebanyak 149 Lumbung; serta
terselenggaranya Identifikasi dan Klarifikasi calon penerima Bansos
Lumbung Pangan Tahun 2012 sebanyak 150 Kelompok.
(3) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Distribusi dan Harga Pangan Jawa Barat,
yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi angaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 414.220.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terfasilitasinya Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) sebanyak 21
Gapoktan; terselenggaranya pertemuan teknis stabilisasi pasokan dan
harga pangan pokok strategis; serta terselenggaranya rakor ketersediaan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 148
dan harga bahan pangan pokok strategis menjelang Hari Besar Keagamaan
Nasional (HBKN).
(4) Kegiatan Fasilitasi Percepatan Penganekaragaman Pangan yang Beragam,
Bergizi, Berimbang, Aman dan halal, yang dilaksanakan Badan
Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
angaran sebesar Rp. 726.495.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
449.831.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pengadaan alat mesin beras analog dan alat mesin penepung sebanyak 2
unit; terselenggaranya bimbingan teknis pembuatan tepung non beras dan
non terigu; terlaksananya kegiatan diversifikasi pangan non beras dan non
terigu; dan tersusunnya direktori pangan tradisional dan khas daerah
Provinsi Jawa Barat.
(5) Kegiatan Fasilitasi Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan Lingkungan Bebas
Rawan Pangan (Lingbasrangan), yang dilaksanakan Badan Ketahanan
Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.325.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.992.677.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya penanganan kelompok
Keluarga Sadar Gizi dan Lingkungan Bebas rawan pangan di 140 Desa di 9
Kabupaten; tersalurkannya paket intervensi Keluarga Miskin Penderita Gizi
Buruk sebanyak 100 paket selama 6 bulan; terfasilitasinya kader
pendamping kegiatan Kadarzi dan Lingbasrangan sebanyak 280 orang;
terlaksananya pembinaan kepada rumah tangga Kadarzi dan
Lingbasrangan; dan terselenggaranya Bimbingan Teknis Lahan Pekarangan
Terintegrasi.
(6) Kegiatan Fasilitasi Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah
(OKKPD), yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 333.738.750,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya uji sample setifikasi OKKP-D
terhadap 49 produk pangan segar; terfasilitasinya setifikasi prima 3 dan 2
untuk produk buah dan sayur; terselenggaranya Bimbingan teknis Tim
OKKP-D dan OKKP-D 26 Kabupaten/Kota; dan terselenggaranya Rapat
Koordinasi Keamanan Pangan.
(7) Kegiatan Pengembangan Food Center, yang dilaksanakan Badan
Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 550.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
537.821.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya sistem
purna jual dan sistem resi gudang pada 9 Gudang di 9 Kabupaten; dan
terselenggaranya perencanaan partisipatif pengembangan kelembagaan
food center dan simulasi sistem resi Gudang di 9 Kabupaten.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 149
(8) Kegiatan Pemetaan Daerah Rawan Pangan Tingkat Desa di 26
Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 39.156.250,-. Kegiatan
penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan sampai tingkat Desa
tidak bisa direalisasikan karena Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian sampai dengan saat ini belum menetapkan Indikatornya
terutama untuk Kota dan Kelurahan.
(9) Kegiatan Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan Jawa Barat, yang
dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.114.027.500,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.033.235.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya Rapat Kelompok Kerja (POKJA) Teknis dan Kelompok
Kerja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat; terselenggaranya
Advokasi kelembagaan ketahanan pangan di 3 Kabupaten (Kabupaten
Majalengka, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung); terselenggaranya
Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi sebanyak 2 kali;
terselenggaranya Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Provinsi dan
Kabupaten/Kota dengan Gubernur; tersusunnya rumusan kebijakan
ketahanan pangan Provinsi Jawa Barat; dan terselenggaranya Bimbingan
Teknis Kelembagaan (LDPM, Lumbung Pangan, Demapan, dan UEP).
(10) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendampingan Badan Ketahanan
Pangan, yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.700.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.679.600.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terfasilitasinya Honor tenaga pendamping sebanyak 170 orang;
terlaksananya pertemuan evaluasi perkembangan UEP di 26
Kabupaten/kota hasil evaluasi menunjukan bahwa perkembangan UEP dari
semula sebesar 30,95 m tahun 2009 menjadi 35,25 m tahun 2011 (naik
15,09%), dan perkembangan anggota semula 19.452 orang menjadi
27.253 orang (40,10%).
b) Permasalahan dan solusi
(1) Belum semua Kabupaten/Kota memiliki Kelembagaan Ketahanan Pangan
yang memadai (setingkat eselon II) sehingga pelaksanaan program belum
berjalan secara optimal. Solusi yang dilakukan adalah mengoptimalkan
kelembagaan yang ada di Kabupaten/Kota melalui koordinasi yang lebih
intensif sehingga sinergitas program dan kegiatan Bidang Ketahanan
Pangan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat berjalan secara
berkesinambungan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 150
(2) Belum semua Kabupaten/Kota membentuk Dewan Ketahanan Pangan
sebagaimana di amanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun
2006 Tentang Dewan Ketahanan Pangan, sementara yang sudah
terbentukpun belum berfungsi sebagaimana mestinya. Solusi yang
dilakukan adalah melakukan advokasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi
terhadap Kabupaten/Kota melalui Bupati/Walikota yang bersangkutan agar
segera membentuk Dewan Ketahanan Kabupaten/Kota serta
memfungsikannya secara optimal sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK
1) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan jender Dalam
Pembangunan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Organisasi Perempuan di Jawa Barat,
yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 133.360.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
124.213.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Lokakarya Jejaring Organisasi Perempuan di Jawa Barat sebanyak 35
Orang x 2 angkatan, sehingga meningkatnya kinerja Organisasi-
organisasi Perempuan Jawa Barat, terwujudnya jejaring organisasi
perempuan Jawa Barat serta terjalinnya sinergitas program kerja
organisasi perempuan Jawa Barat.
(2) Kegiatan Penguatan Jejaring Pengarusutamaan Gender, yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi sebesar Rp.
465.324.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 455.274.030,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Rakor Penyusunan Data
Gender dan Anak, dengan peserta: 49 orang dari OPD di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan 26 OPD tingkat Kabupaten/Kota,
sehingga tersedianya Data Terpilah Gender dan Anak Provinsi Jawa
Barat 2011, serta Buku Statistik Gender dan Anak sebanyak 320 buah.
(3) Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Responsif Gender bagi OPD Provinsi
Jawa Barat dan Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 793.267.625,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 755.041.720,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya pemahaman aparat Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dan Kabupaten/Kota tentang Pengarusutamaan Gender
serta meningkatnya pemahaman aparat Pemerintah Provinsi Jawa Barat
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 151
dan Kabupaten/Kota terhadap Perencanaan dan Penganggaran yang
Responsif Gender.
(4) Kegiatan Pendampingan Penerapan Anggaran Responsif Gender bagi
OPD Provinsi Jawa Barat dan Sosialisasi Gender bagi Siswa di 6
Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 515.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 503.950.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terimplementasikannya penerapan Anggaran Responsif Gender bagi 5
(lima) OPD Provinsi Jawa Barat sehingga meningkatnya pemahaman
siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) tentang Gender di 6 (enam)
Kabupaten/Kota.
(5) Kegiatan Peningkatan peran serta Pemberdayaan Perempuan dan
kesetaraan jender dalam Pembangunan, yang dilaksanakan Biro
Pengembangan Sosial, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 320.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 285.434.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya sosialisasi Pergub 89 Tahun
2009 tentang Juklak Perda No. 3 Tahun 2008 di Wilayah Priangan dan
Wilayah Purwakarta serta terlaksananya fasilitasi Hari Keluarga Nasional
(Harganas), Hari Ibu dan Hari Kesetiakawanan Sosial (HKSN) sehingga
meningkatnya pemahaman Peraturan Gubernur No. 89 Tahun 2009 dan
makna hari-hari besar.
b) Permasalahan dan Solusi
Tingkat pendidikan perempuan masih rendah, peluang/kesempatan untuk
mencicipi pendidikan perempuan masih rendah, padahal perempuan
merupakan pendidik utama dan pertama; Derajat kesehatan Ibu dan Anak
masih rendah, perlu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan keluarga; menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak;
meningkatkan angka harapan hidup; Kemiskinan banyak dialami kaum
perempuan; perlu upaya terus untuk mendorong peningkatan produktivitas
ekonomi perempuan, meningkatkan kesempatan berusaha; Banyak terjadi
kekerasan; kasus perdagangan orang/ketidakadilan terhadap perempuan dan
anak; belum maksimalnya pelaksanaan perlindungan terhadap perempuan dan
anak. Upaya pemecahan masalah Penanganan masalah kekerasan perempuan
dan perlindungan anak, bersifat komprehensif integral. Fasilitasi sarana dan
prasarana Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak atau
P2TP2A di Kabupaten/kota, sebagaimana amanat UU Nomor 21 Tahun 2007
tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) pasal 34 dan 51;
Memfasilitasi forum/ lembaga/ organisasi yang berperspektif perlindungan
perempuan dan anak serta tindak pidana perdagangan orang; Melakukan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 152
pendidikan komunitas pencegahan dan penanganan korban perdagangan
untuk usia dewasa di Kabupaten/kota dan atau kantong-kantong trafficking di
daerah; Perlu adanya kesepakatan prioritas program yang dituangkan dalam
kerjasama kegiatan antara Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dengan Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) di seluruh Indonesia. Serta
adanya kejelasan kontribusi Pemerintah Pusat pada Tahun anggaran 2011 baik
melalui Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia ataupun Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
(Menkokesra) dalam kapasitas Gugus Tugas Nasional. Seperti halnya
kesepakatan yang telah dilakukan Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Kepulauan Riau dan
Sulawesi Selatan dalam Pencegahan dan Penanganan Korban Perdagangan
Orang secara Government to Government (G to G).
2) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan
Anak
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Penyelenggaraan Hari Anak Nasional, yang dilaksanakan
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
148.902.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 144.852.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya hak anak kepada
masyarakat melalui talkshow/dialog interaktif di TVRI Jawa Barat
bekerja sama dengan Mojang Jajaka Jawa Barat (MOKA Nyaah ka
Jabar); terlaksananya pentas seni anak dalam rangka penyelenggaraan
peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2011 dengan menampilkan
kreasi seni anak jalanan, anak berkebutuhan khusus, sound of Pakuan,
Forum Anak Daerah sehingga terpahaminya hak-hak anak.
(2) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan dan Pengembangan Kreativitas Anak,
yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 351.694.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
321.371.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Saresehan Forum Anak Daerah dan Kongres Anak Daerah sehingga
meningkatnya Pengembangan Kreativitas Anak di Jawa Barat.
(3) Kegiatan Fasilitasi Perlindungan Perempuan dan Anak, yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.356.482.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 336.982.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya pendampingan kepada
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 153
korban tindak kekerasan dan diskriminasi yang menimpa perempuan
dan anak, terwujudnya peningkatan Pusat Pelayanan Terpadu
Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Kabupaten/kota melalui
program dan kegiatannya sehingga mampu berperan sebagai lembaga
masyarakat, sehingga terfasilitasinya Perlindungan Perempuan dan Anak
melalui P2TP2A di Kabupaten/kota se Jawa Barat.
(4) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kota Layak Anak, yang dilaksanakan
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 318.289.856,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 310.787.152,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pilot Project Kota Layak
Anak (KLA) di 5 (lima) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, dan Desa
Ramah Anak Percontohan di 5 (lima) Kabupaten/Kota di Jawa Barat,
sehingga terbentuknya Model Kota Layak Anak di Jawa Barat.
(5) Kegiatan Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan
Sejahtera (P2WKSS), yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 399.740.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya pendataan awal di 26 Kabupaten/Kota, terevaluasinya
pelaksanaan program terpadu P2WKSS di 26 desa/kelurahan,
terlaksananya Lomba Pelaksanaan P2WKSS terbaik Tingkat Provinsi
Jawa Barat sehingga sehingga , meningkatnya sinergitas dan Kinerja
Program Provinsi dan Kabupaten/kota dalam Pelaksanaan P2WKSS.
(6) Kegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan, yang dilaksanakan Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 223.952.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 221.032.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya peran serta pengurus dan anggota
organisasi perempuan dalam Pembangunan sehingga sehingga
meningkatnya pemahaman hak-hak politik bagi perempuan dan
meningkatnya peran perempuan dalam berorganisasi.
(7) Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), yang dilaksanakan
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 950.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 927.300.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pelatihan keterampilan
Anggota PEKKA untuk 200 orang anggota PEKKA dan terlaksananya
Forum Wilayah PEKKA dengan jumlah peserta sebanyak 120 orang.
meningkatnya pendapatan dan keterampilan anggota PEKKA.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 154
(8) Kegiatan Peringatan Hari Nasional Perempuan, yang dilaksanakan
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
432.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 411.385.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya upacara peringatan Hari
Nasional Perempuan, ya Gelar Produk Perempuan, sebanyak 50 stand
pameran yang diikuti oleh 26 Kabupaten/Kota dan Organisasi Wanita di
Jawa Barat, dialog tentang perempuan dengan peserta sebanyak 150
orang, Lomba Kreativitas dengan peserta sebanyak 100 orang, Bhakti
Sosial dan Media Gathering dengan peserta sebanyak 100 orang dan
melibatkan peliputan dari 4 (empat) media eletronik yaitu: TVRI
Bandung, PJTV dan Bandung TV serta Radio Rase FM sehingga
terlaksananya Peringatan Hari Nasional Perempuan di Jawa Barat.
(9) Kegiatan Perlindungan Perempuan (Trafficking, KDRT, dan Pornografi),
yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.630.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
1.231.386.630,- hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya rapat
Koordinasi Gugus Tugas, pendataan dan Pemetaan Masalah Trafficking
di Jawa Barat, workshop Model Perlindungan Perempuan dan Sosialisasi
(Trafficking) Kekerasan dalam Rumah Tangga atau KDRT dan
Pornografi) bagi Masyarakat di 5 (lima) Kabupaten/Kota di Jawa Barat
sehingga terlaksananya Penjemputan dan memulangkan 75 orang
korban trafficking, Penjajagan Awal MoU dan Pelaksanaan MoU dengan
Provinsi Riau dan Provinsi Sulawesi Selatan menyangkut Penanganan
Hukum bagi Korban Trafficking; dan Model Perlindungan Perempuan.
(10) Kegiatan Penyelenggaraan Kongres Anak Tingkat Nasional, yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.862.269.870,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terlaksananya Kongres Anak Tingkat
Nasional yang diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat, sehingga
disahkannya hasil-hasil Kongres Anak Tingkat Nasional, yakni:
Rekomendasi Anak Indonesia, Suara Anak Indonesia 2011, serta
dipilihnya 10 (sepuluh) Duta Anak Indonesia 2011.
(11) Kegiatan Fasilitasi Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 936.025.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 891.891.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pelatihan KPPI 300 orang
peserta, Sosialisasi Undang – Undang sebanyak 250 orang, Penjajagan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 155
KPPI Jawa Barat ke Negara Cina, sehingga meningkatnya pemahaman
hak-hak politik perempuan.
(12) Kegiatan Kampanye Jawa Barat Bebas Trafficking, yang dilaksanakan
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 113.400.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 108.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Kampanye Jawa Barat
bebas trafficking sehingga meningkatnya pemahaman dan wawasan
masyarakat Jawa Barat akan Undang-Undang Trafficking, Kekerasan
dalam Rumah Tangga (KDRT) dan pornografi dalam mejudkan Jawa
Barat Bebas Trafficking.
(13) Kegiatan Pembentukan Forum Anak Daerah dan KIE (Komunikasi
Informasi Edukasi), yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 370.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terfasilitasinya pembentukan dan penguatan Forum Anak Daerah di 26
Kabupaten/Kota sebagai wadah pemenuhan hak partisipasi anak
sehingga Kreativitas Anak di Jawa Barat dapat dikembangkan.
(14) Kegiatan Penguatan Jejaring Perempuan Membangun Sektor UMKM
(Usaha Mikro Kecil dan Menengah), yang dilaksanakan Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 650.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 575.805.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya kelompok jejaring perempuan yang aktif
berusaha; terselenggaranya rapat persiapan bagi pengelola jejaring;
terlaksananya orientasi bagi kader kelompok usaha perempuan;
teralokasikannya dana bantuan modal sehingga meningkatnya jumlah
anggota keluarga prasejahtera dan KS 1 menjadi anggota Kelompok
usaha perempuan; meningkatnya keluarga pra KS dan KS 1 yang
memiliki usaha; dan meningkatnya daya beli masyarakat.
(15) Kegiatan peningkatan kinerja Posyandu dan sistem informasi Posyandu
yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.274.055.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya;
konsultasi ke Kementerian Dalam Negeri dan Dirjen PMD; Sosialisasi
Program dan Pokjanal Posyandu dngan peserta 100 orang; Pelatihan
pendamping Kader Posyandu (PKP) tingkat kecamatan; monitoring
evaluasi posyandu dan sip; pelatihan kader posyandu; rapat koordinasi
pokjanal posyandu; rapat evluasi kegiatan posyandu; pemberian hadiah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 156
kepada posyandu juara kabupaten/kota dan provinsi dan kader
posyandu berprestasi tingkat provinsi.
(16) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dan Pemberdayaan
Sosial Korban Tindak Kekerasan (KTK) dan Pekerja Migran (PM), yang
dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 210.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 169.940.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Perlindungan dan Pemulihan Sosial 30 orang Korban Tindak Kekerasan,
75 orang Bimtek Pencegahan dan Penanganan KTK, 20 orang Petugas
Pelaksana pada Rumah Perlindungan Trauma Center serta 60 orang
Peserta Bimbingan Keterampilan Usaha Ekonomis Produktif lokasi
tersebar di Kabupaten Kuningan, Tasikmalaya dan Indramayu sehingga
para korban tindak kekerasan dapat melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar.
(17) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dan Pemberdayaan
Sosial Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE), yang dilaksanakan Dinas
Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 110.000.000,-, realisasi Anggaran sebesar Rp. 110.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah Meningkatnya Keterampilan Usaha dan
Kesejahteraan Sosial 160 orang Wanita Binaan Sosial (WBS).
b) Permasalahan dan Solusi
Jumlah populasi wanita rawan sosial ekonomi yang ditangani tidak seimbang
degan jumlah populasi yang ada, masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang pelaporan peristiwa tidak kekerasan dalam rumah tangga
dan korban trafficking sehingga data dan penanganan korban sulit dijangkau.
Meningkatnya permasalahan sosial perempuan dan anak belum dapat ditangani
secara optimal karena fasilitasi sarana prasarana rumah perlindungan/rumah
aman bagi perempuan dan anak di kabupaten/kota, provinsi dan LKS swasta
masih terbatas. Solusi adalah melakukan berbagai program kegiatan dalam
rangka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
pelaporan dan penanganan korban tindak kekerasan melalui penyuluhan,
sosialisasi, dan meningkatkan kapasitas dan fasilitas pelayanan sarana dan
prasarana yang diselenggaran pemerintah maupun Lembaga Kesejahteraan
Sosial (LKS) swasta.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 157
15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
Program Keluarga Berencana
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Kesertaan Ber-KB, yang dilaksanakan Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 942.866.303,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 898.662.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
Terlaksananya Pertemuan Rakor Program KB; Terlaksananya Pertemuan
Paguyuban KB Pria; Terlaksananya Sosialisasi Program KB bagi Kader Pos
Kab; dan Terlaksananya Fasilitasi Kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB-
Kesehatan sehingga tercapainya jumlah cakupan peserta KB Baru dan KB
Pria; tersosialisasikannya Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga; keterpaduan
pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan.
(2) Kegiatan Ketahanan Keluarga dan Harganas, yang dilaksanakan Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 449.106.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 405.686.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
Terlaksananya Peringatan Hari Keluarga Tingkat Nasional sehingga
tumbuhnya kesadaran untuk mewujudkan keluarga kecil yang berkualitas.
(3) Kegiatan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), yang dilaksanakan Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 493.760.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 482.526.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya model generasi berencana; terselenggaranya rakor PUP;
terselenggaranya sosialisasi PUP sehingga menumbuhkan kesadaran remaja
akan kesehatan reproduksi dan triad (Tiga capaian program) KRR.
(4) Kegiatan Bakti Sosial Pelayanan KB bagi Keluarga Miskin, yang dilaksanakan
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 793.575.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbinanya peserta KB baru dan peserta KB aktif di 10 (sepuluh)
kabupaten/kota, yaitu Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya,
Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, Kota Cirebon dan
Kabupaten Sumedang sehingga tercapainya cakupan peserta KB Baru.
(5) Kegiatan Operasional Generasi Berencana, yang dilaksanakan Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 765.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 753.600.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Orientasi Generasi Berencana; Operasional Generasi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 158
Berencana; dan Kampanye Generasi Berencana sehingga Tersusunnya
jadwal operasional Generasi Berencana (pendataan dan KIE); Meningkatnya
kesadaran remaja tentang kesehatan reproduksi dan
melembaga/membudayanya NKKBS di kalangan Generasi Muda dan
meningkatnya pengetahuan tentang program Generasi Berencana (PUP,
HIV-AIDS, Seksualitas, NAFZA, Trafficking, Perlindungan dan Kesejahteraan
Anak).
(6) Kegiatan Gerakan Ekonomi Perempuan menuju Keluarga Sejahtera, yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 577.450,000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 561.560.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya kelompok UPPKS yang Aktif;
terselenggaranya Rapat Persiapan UPPKS dan teralokasikannya Dana
Bantuan Modal sehingga meningkatnya jumlah anggota keluarga
prasejahtera dan KS 1 menjadi anggota UPPKS; meningkatnya keluarga pra
KS dan KS 1 yang memiliki usaha; meningkatnya daya beli masyarakat dan
meningkatnya Pemahaman Perencana OPD Provinsi tentang Perencanaan
yang Responsif Gender.
b) Permasalahan dan Solusi
Pada bidang keluarga berencana masalah strategis antara lain :
(1) Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk yang menurut data statistik
terakhir sebesar 1,9 % (BPS, Sensus Penduduk 2010).
(2) Tingginya total fertility rate (TFR) yakni 2,4 (BPS, Sensus Penduduk 2010).
(3) Peran serta pria dalam ber KB juga masih sangat rendah yakni hanya 2,24
% saja dari keikutsertaan wanita.
(4) Ancaman dalam kesehatan reproduksi remaja khususnya wanita yang
ditandai dengan makin meningkatnya jumlah penderita HIV dan AIDS, seks
pra nikah, serta kasus narkoba.
(5) Terjadi penurunan prosentasi peserta KB Mandiri dari 50,347% pada tahun
2009 menjadi 49,57 % pada tahun 2010 serta menurun kembali menjadi
48,34% pada tahun 2011.
Solusi:
(1) Pertumbuhan penduduk dengan cara pengembangan program pusat
pertumbuhan wilayah secara merata.
(2) Peningkatan kualitas program KB yang diarahkan kepada pasangan usia
subur muda paritas tinggi.
(3) Peningkatan kampanye serta KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
tentang program KB dan kesehatan reproduksi terhadap kaum pria.
(4) Intensifikasi dan ekstensifikasi program Kesehatan Reproduksi Remaja.
(5) Peningkatan kesadaran untuk KB mandiri bagi keluarga mampu.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 159
16. URUSAN PERHUBUNGAN
1) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pembebasan, Pengamanan dan Pembersihan Lahan untuk
Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat, yang dilaksanakan
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 61.571.953,750,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 60.346.917.184,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pembebasan lahan lanjutan Bandar Udara Kertajati Kabupaten
Majalengka seluas 106,2 Ha, total lahan sampai dengan akhir tahun
2011 adalah seluas 566 Ha dengan ditambah jalan dan saluran seluas
13 Ha, rawa di Jawura dan Cimaneuh seluas 55,7 Ha, sehingga total
lahan yang tersedia seluas 634,7 Ha.
(2) Kegiatan Pembebasan Lahan untuk Pembangunan Short Cut Jalur
Kereta Api Cibungur (Purwakarta)-Tanjungrasa (Subang), yang
dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 26.150.850.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 15.559.915.005,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
sampai dengan akhir tahun 2011 adalah terbebaskannya lahan seluas
18,0704 ha dari target 19,1831 ha.
(3) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pembangunan Jalur KA di Jawa Barat,
yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 113.860.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya koordinasi dan fasilitasi pembangunan jalur kereta api
berupa 1 buah dokumen MoU dan 1 buah dokumen perjanjian
kerjasama.
(4) Kegiatan Penyusunan Pola Jaringan dan Simpul Pelayanan Angkutan
AKDP di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 417.546.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya penyusunan pola jaringan dan simpul
pelayanan angkutan AKDP di Jawa Barat berupa 10 buku dan CD
(dokumen penetapan jaringan dan simpul pelayanan angkutan AKDP).
(5) Kegiatan Penyusunan Dokumen untuk Persiapan Fasilitas Public Private
Partnership (PPP) Pelabuhan Cilamaya yang dilaksanakan Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 440.800.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 428.565.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen untuk persiapan
fasilitasi Public Private Partnership (PPP) Pelabuhan Cilamaya yang
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 160
terdiri dari 1 buah dokumen dan gambar untuk fasilitasi PPP Pelabuhan
Cilamaya.
(6) Kegiatan Penyusunan Study Kelayakan Pelabuhan Laut Regional Jawa
Barat Bagian Selatan yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 680.219.500,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 668.049.500,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersusunnya dokumen study kelayakan pengembangan
pelabuhan laut regional Jabar bagian Selatan di 4 lokasi yaitu Kabupaten
Garut, Sukabumi, Tasikmalaya Cianjur berupa 10 buku laporan
pendahuluan, 10 buku laporan antara dan 10 buku laporan akhir serta 1
paket gambar perencanaan teknis.
(7) Kegiatan Rencana Induk (Master Plan) Pelabuhan Laut Regional dan
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 744.744.900,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 725.566.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
rencana induk (master plan) Pelabuhan laut regional dan Angkutan
Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) di Muara Gembong
Kabupaten Bekasi dan Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi berupa
laporan pendahuluan 20 buku laporan antara 20 buku dan laporan akhir
20 buku.
(8) Kegiatan Penyusunan DED Pengembangan Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan (ASDP) di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 457.333.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
449.548.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen
DED pembangunan pelabuhan Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan (ASDP) berupa laporan pendahuluan 10 buku, laporan
antara 10 dan laporan akhir 10 buku serta gambar perencanaan teknis 1
paket.
(9) Kegiatan Pengembangan Fasilitas Sarana dan Prasarana Angkutan
Sungai Danau dan Penyeberangan di Jawa Barat, yang dilaksanakan
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 10.609.800.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
9.580.909.651,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pembangunan sarana dan prasarana di penyeberangan (Muara
Gembong, Kalipucang, Majingklak) dan Waduk (Saguling, Cirata,
Jatiluhur) terdiri dari pembangunan Jalan Masuk Pelabuhan
Penyeberangan Muara Gembong, Pembangunan Gedung Kantor
Pelabuhan Penyeberangan Muara Gembong, Modifikasi Moveable Bridge
di Pelabuhan Penyeberangan Majingklak, Pengadaan dan Pemasangan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 161
Lampu Penerangan Jalan Umum di Pelabuhan Penyeberangan
Majingklak, Pembangunan Jalan Setapak di Pos Pengawasan Maroko
Saguling, Pembangunan Jalan Masuk Pos Pengawasan Galanggang
Saguling, Pembangunan Gedung Pos Pengawasan di Maroko Saguling,
Pembangunan Gedung Pos Pengawasan di Bunder Saguling,
Pembangunan Talud di Maroko Saguling, Pembangunan Talud di Bunder
Saguling, Pembangunan Landing Area di Maroko Saguling, Rehabilitasi
Gedung Kantor Servis Jatiluhur, Rehabilitasi Talud di Kantor Servis
Jatiluhur, Modifikasi Dermaga Ponton Menjadi Kantor di Atas Air,
Pembangunan Gudang Tertutup, Pembangunan Gedung Kantor dan
Ruang Tunggu, Pembangunan Gudang Terbuka, Pembangunan Jalan
Keluar Masuk dan Lapangan Parkir, Pembangunan Landing Area,
Pengurugan Tanah, Pembangunan Talud, Pembangunan Pagar
Lingkungan, Pembangunan Area Pertokoan, Pembangunan Landskeping,
Pembangunan Prasarana Air Bersih, Pembangunan Gapura/Pintu
Gerbang, Pengadaan dan Pemasangan LPJU, Pembangunan Tangga
Pasangan Batu Kali.
(10) Kegiatan Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Bandar Udara
Nusawiru, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 663.899.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 655.624.580,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya penyusunan rencana induk (Master Plan) Bandara
Nusawiru Kabupaten Ciamis berupa Laporan Pendahuluan 5 buku,
Laporan Antara 5 Buku, Laporan Topografi 2 buku, Laporan
Penyelidikan Tanah 2 buku, Laporan Konsep Akhir 5 buku, Laporan
KKOP 2 buku, Laporan BKK 2 buku, Laporan DLKp 2 buku, Laporan DLKr
2 buku, Laporan Akhir 5 buku, Laporan Ringkas 5 buku, Laporan Album
Gambar A1 2 buku, Laporan Album Gambar A3 2 buku, Laporan Gambar
Perspektif 2 buku, dan Maket 1 set.
(11) Kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Geografis Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Husein Sastranegara Bandung,
yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 190.015.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya informasi geografis kawasan keselamatan dan operasional
penerbangan (KKOP) Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung
berupa Laporan Pendahuluan 4 buku, Laporan Antara 4 Buku, Laporan
Akhir 4 buku, Laporan Ringkas 4 buku, Peta KKOP 2 lembar, Software
SIG 1 aplikasi.
(12) Kegiatan Studi Kelayakan Konversi BBM ke BBG Angkutan Umum di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 162
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 463.810.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya dokumen strudi kelayakan konversi BBM ke BBG angkutan
umum di Jawa Barat (Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, Purwakarta,
Subang, Indramayu, Cirebon dan Bandung Metropolitan Area) berupa
laporan pendahuluan 15 buku, laporan antara 15 buku dan laporan
akhir sebanyak 20 buku.
(13) Kegiatan Pengadaan Fasilitas Peralatan SAR dan Penunjang Kegiatan
SAR di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 427.240.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 417.325.850,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya peralatan SAR guna menunjang kegiatan
operasional penanggulangan bencana alam dan kecelakaan dibidang
perhubungan di Jawa Barat berupa pengadaan tandu (75 buah), perahu
karet (4 unit), life jacket (230 buah), kantog mayat (104 buah) dan
head lamp (112 buah).
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Pada pembebasan lahan untuk Pembangunan Short Cut Jalur Kereta Api
Cibungur (Purwakarta) – Tanjungrasa (Subang), terdapat permasalahan
yaitu :
(a) Adanya revisi penetapan lokasi, yang perijinannya dari BPN belum
dapat diselesaikan karena adanya perubahan peraturan teknis
BPN tahun 2011 tentang penetapan lokasi yang memerlukan ijin
prinsip penggunaan lahan dari kementerian kehutanan
sebagaimana diatur dalam Permenhut No. P.18/Menhut-II/2011
tanggal 30 Maret 2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan dan Peraturan kepala BPN Nomor : 2 Tahun 2011 tanggal
04 Februari 2011 tentang Pedoman Pertimbangan Teknis
Pertanahan dalam rangka Penerbitan Ijin Lokasi, Penetapan
Lokasi dan Ijin Perubahan Penggunaan Tanah, yang tidak dapat
diantisipasi penyelesaiannya terkendala dokumen persayaratan
(dikembalikan oleh Kemenhut). Solusinya dilakukan dengan
melengkapi persyaratan untuk diajukan kembali tahun 2012;
(b) Belum tercapainya kesepakatan untuk ganti rugi tanaman Jati
Unggulan Nusantara (JUN) di tanah PT APN, dimana opsinya dari
peraturan Bupati Purwakarta dinilai harganya terlalu rendah.
Solusinya akan dimusyawarahkan kembali dan diajukan kembali
pembayarannya pada tahun 2012;
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 163
(c) Belum tercapainya kesepakatan harga dengan pemilik tanah dan
bangunan di Wanakerta. Solusinya akan dimusyawarahkan
kembali dengan target dibebaskan tahun 2012;
(d) Belum dibebaskannya tanah terpotong tanggung di Desa
Pangulah Selatan karena belum diukur. Solusinya dilakukan
melalui koordinasi dengan Kantor Pertanahan setempat dan akan
melakukan pengukuran tanah sisa dan pembayaran di tahun
2012;
(e) Splitsing sertifikat milik masyarakat, terkendala karena
pembebasan baru diselesaikan sebagian besar pada akhir masa
anggaran maka kelengkapan berkas pendaftaran dan prosesnya
belum dilaksanakan. Solusinya dilakukan melalui koordinasi
dengan Kantor Pertanahan setempat dan disepakati akan
dilakukan penyesuaian bila diperlukan dengan melihat hasil
lapangan dan diproses tahun 2012.
(2) Permasalahan pada Pengembangan Fasilitas Sarana dan Prasarana
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan pada pelabuhan ASDP di
Leuwi Orok Waduk Cirata yang menjadi aset Pemda Provinsi Jawa Barat
dibangun diatas lahan PT. Pembangkit Tenaga Listrik Jawa Bali (PT.
PJB). Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi yang dilakukan
adalah dengan diadakannya Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dan PT. Pembangkit Tenaga Listrik Jawa Bali
tentang Pemanfaatan Lahan Milik PT. PJB di Waduk Cirata Provinsi Jawa
Barat Nomor : 119/44/Otdaksm dan 002.PJ/061/DIRAGA/2011 tanggal
27 September 211.
(3) Permasalahan pada Studi Kelayakan Konversi BBM ke BBG Angkutan
Umum di Jawa Barat, diantaranya pasokan gas yang belum dapat
dipastikan oleh penyedia; ketersediaan SPBG dan lama pengisian BBG
ke Kendaraan; Spare part dan Kit Konverter Gas belum tersedia (masih
di import secara parsial); Work Shop / bengkel dan teknisi belum
tersedia; masyarakat masih beranggapan bahwa BBG berbahaya; serta
aturan hukum yang mendukung masih belum terintegrasi. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan melalui sosialisasi
dan uji coba dari Kementerian Perhubungan dengan jalan memberikan
bantuan Kit Konverter bagi kendaraan angkutan umum tetap di
lanjutkan sesuai dengan kriteria yang disyaratkan; penyusunan grand
design program untuk jangka waktu 25 tahun kedepan penyiapan
aturan hukum yang menunjang Grand Design Konversi BBM ke BBG ini;
serta pembentukan Forum Koordinasi Penyelenggaraan Konversi BBM ke
BBG.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 164
2) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu
Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Pengembangan Fasilitas Lalu Lintas Jalan di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 2.308.235.501,50, realisasi anggaran sebesar
Rp. 2.254.778.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpasangnya fasilitas
keselamatan jalan pada ruas jalan Provinsi dan bahan-bahan fasilitas LLAJ,
berupa pagar pengaman jalan (102 unit), marka jalan (19.940 M), rambu lalu
lintas (265 unit), PJU Solar Cell (24 unit), RPPJ (25 unit) serta Daun Rambu
(120 buah).
3) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan AKUT dan Peningkatan Kesadaran
Berlalu Lintas dan Koordinasi Perijinan Trayek AKDP di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 344.850.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pelatihan AKUT, penilaian Perusahaan Terbaik serta Tiblantas Tahap I,
II dan III.
(2) Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Tegakan Bangunan Obstacle dan
Heliport di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 193.187.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya keselamatan penerbangan
pada kawasan keselamatan operasi perbangan di Jawa Barat pada 100
titik BTS dan 15 Heliport.
4) Program Pengendalian dan pengamanan Lalu Lintas
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Penyelenggaraan Lalu lintas Angkutan Jalan Lebaran, Natal
dan Tahun Baru, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 900.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 894.657.500,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya dan terkoordinasinya pengendalian dan
penyelenggaraan angkutan Lebaran dan Natal Tahun 2011, serta Tahun
Baru 2012.
(2) Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Bidang Perhubungan, yang
dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 165
Rp. 497.660.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Bidang Perhubungan.
5) Program Peningkatan Kelayakan Kendaraan bermotor
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Pengujian Kendaraan Bermotor di Jawa
Barat, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 246.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 244.622.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya Penyuluhan kepada 132 perusahaan karoseri se Jawa Barat;
Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Karoseri di Provinsi Jawa Barat
sebanyak 132 Perusahaan; koordinasi dalam rangka sinergitas pelaksanaan
Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten/Kota se Jawa Barat; Peningkatan
Kualitas Pengujian Kendaraan Bermotor di Jawa Barat; Penerbitan Sertifikat
Registrasi Uji Tipe kendaraan sebanyak 11.112 Unit; Penerbitan Sertifikat
Perusahaan Karoseri Tertunjuk di Jawa Barat sebanyak 112 Perusahaan; serta
Penolakan Sertifikasi Registrasi Uji Tipe Kendaraan sebanyak 54 Unit.
b) Permasalahan dan Solusi
Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten/Kota se Jawa Barat
masih belum seragam; Kesadaran dan pemahaman pemilik kendaraan
angkutan umum dalam memenuhi standar kelaikan kendaraan bermotor masih
kurang; Ketegasan Petugas Penguji kendaraan bermotor masih belum optimal,
karena berkaitan dengan Persyaratan dari Instansi Lain; Belum Adanya Standar
Produksi Karoseri Indonesia; Belum ada keseragaman dalam penerbitan SK
Rancang Bangun Kendaraan. Solusi : Peningkatan Sumber daya Aparatur
terkait melalui Pendidikan dan Pelatihan; Seminar; Loka Karya; Rapat
Koordinasi/ Forum diskusi; Mengusulkan Penerbitan Standar Produksi Karoseri
Indonesia ke Instansi Terkait; Mengusulkan Evaluasi atas SK Rancang Bangun
yang sudah diterbitkan terhadap kondisi Existing yang terjadi. Sosialisasi secara
berkala ke Masyarakat Transportasi dan Instansi Terkait perihal Pengujian
Kendaraan Bermotor; Meningkatkan Koordinasi/Peran Aktif ke Instansi terkait
guna perbaikan kualitas laik jalan kendaraan di Jawa Barat.
17. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
1) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Diseminasi Informasi Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 166
676.900.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 561.871.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya informasi isu strategis dan
aktual, informasi program dan produk unggulan Jawa Barat melalui
media teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan media tradisional.
(2) Kegiatan e-Government untuk Optimalisasi Pendayagunaan Fasilitas
Layanan Pemerintah Berbasis TIK, yang dilaksanakan Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 783.927.942,41, realisasi anggaran sebesar
Rp. 571.533.640,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
literasi teknologi informasi pada masyarakat di Jawa Barat dan Migrasi
open source software di lingkungan 50 OPD Provinsi untuk mendorong
percepatan Jabar Cyber Province.
(3) Kegiatan Pengembangan dan Pengolahan Data Provinsi dan
Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 989.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 845.231.545,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah teroperasionalisasikannya implementasi
muatan pusat data OPD Provinsi dan aplikasi strategis pembangunan
menuju satu data pembangunan untuk Jawa Barat.
(4) Kegiatan Pelaksanaan Mekanisme Dialog dan Informasi Pemerintah
Provinsi dan Masyarakat, yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 798.100.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 714.966.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya program
pembangunan Jawa Barat melalui koordinasi komunikasi dan kemitraaan
media, dialog interaktif masyarakat serta kelompok informasi
masyarakat di Kabupaten/kota.
(5) Kegiatan Pengembangan Web Interoperabilitas Jabarprov.go.id, yang
dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.075.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 730.532.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya situs web Provinsi Jawa Barat dengan pasokan
muatan data OPD Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
(6) Kegiatan Dukungan Pelaksanaan Undang-Undang Keterbukaan
Informasi Publik, yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.707.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.515.737.532,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dukungan
operasionalisasi kegiatan KIP dalam rangka sosialisasi Undang-undang
No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Mediasi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 167
Sengketa Informasi Publik di Kabupaten/kota serta tersedianya
infrastruktur layanan informasi masyarakat.
(7) Kegiatan Standardisasi Layanan Postel, yang dilaksanakan Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 432.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 414.989.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
dokumen inventarisasi penggelaran kabel telekomunikasi lintas
Kabupaten/Kota atau jalan Provinsi, kantor cabang dan loket pelayanan
operator serta standardisasi postel.
(8) Kegiatan Monitoring dan Penertiban Jasa Titipan (Pos) dan Penyusunan
Naskah Akademik Pos dan Telekomunikasi, yang dilaksanakan Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 431.666.437,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 412.320.450,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
naskah akademis Postel melalui monitoring dan penertiban jasa titipan
(pos).
(9) Kegiatan Perencanaan, Standardisasi dan Monitoring Telematika, yang
dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat, alokasi anggaran sebesar Rp. 431.666.437,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 326.756.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya data potensi eksisting pembangunan sistem informasi
berbasis TIK di lingkungan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat
untuk bahan perencanaan pembangunan dan pengembangan sistem
informasi selanjutnya.
(10) Kegiatan Perluasan Pelayanan LPSE Regional Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 340.040.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 327.135.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbangunnya prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa di Jawa Barat
(efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, trasparansi, adil dan non
driskriminatif, terbuka dan persaingan sehat), sehingga dapat
mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good
governance).
(11) Kegiatan Jaringan Komunikasi Bencana Alam di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 896.869.175,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbangunnya jaringan komunikasi untuk keperluan bencana alam
(repeater unit, rig unit dan HT).
(12) Kegiatan Perencanaan Pembangunan Backbone Jaringan Infrastruktur
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 168
yang dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 614.850.460,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya dokumen perencanaan pembangunan
backbone jaringan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
pada Pemerintah Daerah untuk mendukung percepatan terwujudnya
Jabar Cyber Province.
(13) Kegiatan Penerapan ISO 9001 : 2008 pada proses registrasi dan
verifikasi rekanan Balai LPSE, yang dilaksanakan Dinas Komunikasi
dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 400.000.000.-, realisasi anggaran sebesar Rp.
346.492.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen
sertifikat ISO 9001:2008 pada proses registrasi dan verifikasi Balai
LPSE.
(14) Kegiatan Jaringan Komunikasi Pendukungan Administrasi Perkantoran
Internal dan Eksternal Dinas Kominfo, yang dilaksanakan Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, alokasi
anggaran sebesar Rp. 10.394.765.392.00, realisasi anggaran sebesar
Rp. 8.983.992.340,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya
administrasi perkantoran menggunakan infrastruktur TIK.
(15) Kegiatan Pelayanan Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan,
yang dilaksanakan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 849.999.900,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 782.996.250,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya peningkatan kualitas data
dan informasi perencanaan pembangunan di Jawa Barat.
(16) Kegiatan Sistem Informasi Manajemen Kediklatan (SIM Diklat), yang
dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 779.500.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 774.816.500,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya data dan informasi yang akurat dan cepat,
tersedianya SIM Diklat serta tersedianya aplikasi e-learning.
(17) Kegiatan Penyusunan Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan dan Konversi
Arsip Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 2.440.850.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.900.509.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
sistem informasi kearsipan secara elektronik/digitalisasi arsip.
(18) Kegiatan Gerai Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 190.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp.177.062.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 169
terwujudnya Pelayanan Data Promosi dan Informasi Pembangunan Jawa
Barat.
(19) Kegiatan Peningkatan Kualitas Hubungan Lembaga Penyiaran, yang
dilaksanakan Sekretariat KPID Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 503.115.740,69, realisasi anggaran sebesar
Rp. 499.120.740,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
Fasilitasi KPID se-Indonesia sebanyak 2 kali (Fasilitasi Hari penyiaran
Nasional di Solo Jawa Tengah serta Kunjungan kerja ke KPID Provinsi
Jawa Timur); Terselenggaranya Penganugerahan KPID Award sebanyak
1 kali di Hotel Horison Bandung (Penghargaan terhadap Lembaga
Penyiaran yang menayangkan Program berkualitas); terselenggaranya
Talk Show/Dialog Penyiaran “KITA” dan Media Expose melalui Radio
15 kali; TV 5 kali; Media Expose 2 kali (Media Cetak); Pameran Profil
Penyiaran Jawa Barat sebanyak 1 kali penyelenggaraan di Halaman
Parkir Gedung Sate Bandung.
(20) Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Sumberdaya Manusia Llembaga
Penyiaran Lokal di Jawa Barat, yang dilaksanakan Sekretariat KPID
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 456.700.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 416.711.375,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan yaitu terselenggaranya Gerakan Masyarakat Jawa Barat
mendorong media sehat dan pemirsa cerdas (GEMAS PEDAS) sebanyak
3 kali pelaksanaan; terselenggaranya Workshop manajemen radio
komunitas 1 kali kegiatan; lokakarya Pengembangan Peran Media
Penyiaran dalam Transformasi Warga Jawa Barat menuju masyarakat
yang sejahtera 1 kali kegiatan; penertiban, pengawasan isi siaran dan
tindak lanjut verifikasi dan investigasi pengaduan masyarakat, 1 kali
kegiatan.
(21) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Standarisasi Penyiaran, yang
dilaksanakan Sekretariat KPID Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 280.570.000,-, realisasi sebesar Rp. 254.087.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya verifikasi administrasi,
verifikasi faktual dan evaluasi dengar pendapat; terselenggaranya
pembuatan news letter 170 eksemplar sebanyak 2 edisi;
terselenggaranya focus group discussion (fgd) masalah-masalah
penyiaran sebanyak 3 kali; dan terselenggaranya proses perizinan
penyiaran.
(22) Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik di Wilayah III, yang dilaksanakan
Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III
Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 70.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.49.790.000,-. Hasil
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 170
pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
(23) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan Setda, yang dilaksanakan Biro
Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 117.900.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 99.125.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terwujudnya layanan prima Perpustakaan Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat
(24) Kegiatan Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dukungan Help Desk dan Pelatihan
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah ( SIPKD ) di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro
Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 825.280.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 549.120.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terbangunnya Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) secara berdayaguna dan berhasilguna, serta
optimalisasi penggunaan SIPKD pada SKPKD dan SKPD di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat;
(25) Kegiatan Pengembangan Aplikasi SIPKD, yang dilaksanakan Biro
Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 280.088.800,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 146.946.400,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya Aplikasi SIPKD Modul Core dan Non Core
yang implementatif sesuai dengan regulasi keuangan daerah dan
pengembangan implementasi aplikasi SIPKD di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat.
(26) Kegiatan Pembangunan Pengembangan Layanan Sistem Informasi
Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) Berbasis Media, yang dilaksanakan Sekretariat
Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.937.060.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 799.105.000,-
.Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya informasi melalui media
massa terhadap penyalahgunaan narkoba dan terselenggaranya upaya
P4GN berbasis media sebanyak 60 orang tenaga bebasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK).
(27) Kegiatan Penyelenggaraan, Pengelolaan Database dan Informasi P4GN
Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Sekretariat
Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 800.640.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
691.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya sistem
jaringan dan database P4GN Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dan
meningkatnya partisipasi masyarakat.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 171
(28) Kegiatan Pembangunan Sistem Jaringan dan Data Base P4GN Narkotika
Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 328.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 318.950.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya mapping data permasalahan
penyalahgunaan narkoba di Jawa Barat.
(29) Kegiatan Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi pada Kawasan Baros Cyber Creative Centre, yang
dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.720.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 644.770.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya wawasan animasi 2 dimensi dan 3
dimensi komunitas industri konten kreatif kepada sebanyak 60 orang,
tersedianya panduan pengembangan animasi di Jawa Barat sebanyak 2
paket dan Sinkronisasi pelaksanaan kegiatan antara Pemerintah Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan target 20% implementasi dan
sinkronisasi pelaksanaan kegiatan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota paling sedikit 25%.
(30) Kegiatan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan, yang
dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 904.948.744,70 realisasi anggaran sebesar Rp. 884.734.744,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah disebarluaskannya Peraturan Daerah ke
5.263 desa di Jawa Barat, sebagai upaya untuk meningkatkan ketaatan
masyarakat terhadap Peraturan Daerah, dalam mengantisipasi
berlakunya stelsel positif Peraturan Daerah, yaitu dengan
diundangkannya Peraturan Daerah, maka semua orang dianggap tahu.
(31) Kegiatan Sinergitas Pemberdayaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi
(JDI) Hukum, yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.285.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp.248.918.050,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi (JDI) Hukum berupa
produk-produk hukum Pusat dan Daerah, melalui penggandaan dan
pencetakan peraturan perundang-undangan, pengadaan referensi buku-
buku hukum dan Buku Himpunan Peraturan Perundang-undangan,
sebagai bahan penetapan kebijakan Daerah.
(32) Kegiatan Peningkatan Sistem Informasi Manajemen yang dilaksanakan
Rumah Sakit Paru, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 680.219.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya sistem administrasi yang
transparan, cepat, tepat dan akuran dalam penyajian data.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 172
(33) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi serta Penyebaran Informasi tentang
Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan Pembangunan yang
dilaksanakan Biro Humas, Protokol dan Umum, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 11.148.880.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 8.325.619.478,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarkannya
informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan hasil
pembangunan melalui media cetak, media elektronik dan media luar
ruang.
(34) Kegiatan Pelayanan Informasi Internal dan Eksternal, yang dilaksanakan
Biro Humas, Protokol dan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 3.774.620.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.961.530.500,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlayaninya informasi internal dan
eksternal.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Sumberdaya tenaga teknis operator MCAP terbatas. Solusinya yaitu
membentuk TIM teknis baru yang dikhususkan untuk mengelola
operasional MCAP.
(2) Pemasangan jaringan komunikasi bencana alam tahun 2011 belum
dapat menjangkau seluruh wilayah Jawa Barat. Solusinya proses
penganggaran dan pembangunannya dilakukan secara bertahap.
(3) Masih kurangnya informasi yang diperoleh aparatur di lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota dan aparatur Pemerintah Provinsi Jawa
Barat mengenai eksistensi dan manfaat SIM Diklat. Solusinya dilakukan
sosialisasi pada aparatur Pemerintahan Kabupaten/Kota serta aparatur
pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
2) Program Pengembangan Data/Informasi Statistik Daerah
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Barang Daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Barat ATISISBADA, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.250.000.000,-, yang dilaksanakan Biro Pengelolaan
Barang Daerah, dengan realisasi anggaran sebesar Rp.245.790.000,-.
Hasil dari pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya sistem jaringan
informasi pengelolaan barang daerah.
(2) Kegiatan Pengelolaan dan Pengolahan Data PNSD Provinsi Jawa Barat
melalui Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian yang dilaksanakan
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 585.289.601,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 579.128.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersebarnya
informasi kepegawaian dalam bentuk leaflet sebanyak 11.140 lembar,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 173
profil kepegawaian sebanyak 200 Buku dan CD profil Kepegawaian 15
keping, Aplikasi Sistem Informasi Manajemen 1 paket, Aplikasi Website
BKD 1 paket, dan Rapat kerja Pengelola Simpeg 1 kali.
(3) Kegiatan Penerapan Absensi Terintegrasi di Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.315.550.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.022.047.600,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya Jasa Konsultasi Kegiatan 1 paket,
pengadaan Hardware dan Software Absensi Terintegrasi 1 paket, dan
Uji Coba Penerapan Absensi Terintegrasi 1 paket.
(4) Kegiatan Penyusunan Database Pelayanan Perizinan, yang dilaksanakan
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 177.900.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 174.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
database pelayanan perizinan untuk 12 sub bidang/sektor.
(5) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi/Statistik
BKPPMD, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan
Penanaman Modal Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 410.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
407.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen
kajian/realisasi investasi triwulanan PMA/PMDN di Jawa Barat
berdasarkan Kabupaten/Kota, data gambaran perkembangan minat
investasi triwulanan PMA/PMDN di Jawa Barat berdasarkan
Kabupaten/Kota, data gambaran perkembangan realisasi investasi
PMA/PMDN di Jawa Barat berdasarkan Kabupaten/Kota, tersedianya
instrumen kodifikasi perusahaan PMA/PMDN di Kabupaten/Kota, dan
grafik perkembangan realisasi investasi.
(6) Kegiatan Visualisasi Koperasi dan UMKM Jawa Barat, yang dilaksanakan
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 198.100.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya visualisasi data potensi KUMKM di Jawa
Barat dan visualisasi data koperasi sebagai lembaga pembiayaan
KUMKM.
(7) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi Statistik
Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang dilaksanakan Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 450.000.000,-, dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 427.563.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan yaitu tersedianya
pengembangan data/informasi/ statistik daerah bidang pertanian
sebagai bahan perencanaan pembangunan pertanian.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 174
(8) Kegiatan Pengembangan dan Penyajian Data/Informasi Statistik
Perikanan dan Kelautan Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
243.664.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data
statistik perikanan dan kelautan Jawa Barat yang valid di 26
Kabupaten/Kota, buku data/informasi statistik perikanan dan kelautan,
dan buku laporan tahunan statistik perikanan.
(9) Kegiatan Pemuktahiran Data dan Pembangunan Jawa Barat Tahun
2011, yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.430.020.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
1.374.245.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pemutakhiran profil daerah tahun 2011; tersusunnya indikator
perekonomian regional Jawa Barat 2009-2010; tersusunnya kondisi
sosial ekonomi di Jawa Barat tahun 2009-2010; tersusunnya situasi
ketenagakerjaan Jawa Barat tahun 2009-2010; tersusunnya data basis
IPM Jawa Barat tahun 2009-2010; tersusunnya daerah dalam angka
tahun 2011; tersusunnya indeks gini; tersusunnya data pembangunan;
terlaksananya pemutakhiran peta tematik Jawa Barat; Tersusunnya
capaian indikator RPJMD tahun 2011; terlaksananya updating aplikasi
Satu Data Pembangunan Jawa Barat; dan Terlaksananya survei dan
pemetaan BLT.
(10) Kegiatan Penyusunan Data Statistik dan Informasi, yang dilaksanakan
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
235.831.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terinformasikannya
data statistik dan pembangunan peternakan di Jawa Barat,
terselenggaranya pemeliharaan jaringan Local Area network (LAN) dan
pengelolaan data.
(11) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi/statistik
Kerawanan Pangan, yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan
Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 238.840.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya buku statistik ketahanan
pangan.
(12) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Data/Informasi/Statistik Daerah
yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 247.000.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah penyusunan buku data statistik pariwisata Jawa Barat
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 175
(Gambaran kunjungan wisatawan ke Jawa Barat) sebanyak 175 buah
dan sosialisasi
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Lambatnya updating data fisik pegawai dari OPD terkait dalam hal
terjadi perubahan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, dilakukan
Sosialisasi dan Rapat Koordinasi serta aktif mendorong OPD untuk
melakukan updating data.
(2) Belum optimalnya fungsi Tim Teknis untuk mendukung koordinasi dan
sinergitas dengan OPD terkait, khususnya untuk mengintegrasikan
database perizinan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Solusi
optimalisasi fungsi Tim Teknis melalui penetapan Keputusan Gubernur.
(3) Kesalahan dalam metode pengumpulan data yang dilakukan oleh
petugas pengolah data statistik Kabupaten/Kota terutama dalam
menghitung alat tangkap dan perahu/kapal > 5 GT. Untuk itu perlu
dilaksanakan pelatihan metodologi pengumpulan data/survey bagi
petugas pengumpul dan pengolah.
(4) Software yang digunakan belum sempurna, sehingga petugas tidak
optimal dalam melakukan pengolahan data, untuk itu perlu dilaksanakan
pelatihan pengoperasian aplikasi bagi petugas dan dilakukan
penyempurnaan aplikasi.
(5) Proses verifikasi dan entry data/ informasi yang akan digunakan dalam
penyusunan visualisasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi
yang dilakukan adalah dengan cara meningkatkan komunikasi dan
koordinasi antar unit kerja terkait.
(6) Adanya keterbatasan sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkan
untuk mendukung pelaksanaan program termasuk aplikasi sistem
informasi dan komunikasi yang dimiliki masih belum memadai. Solusi
untuk mengatasi masalah tersebut adalah secara terus menerus berupa
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana kerja, termasuk di
dalamnya penyempurnaan aplikasi pengelolaan database.
(7) Belum optimalnya fungsi Tim Teknis untuk mendukung koordinasi dan
sinergitas dengan OPD terkait, khususnya untuk mengintegrasikan
database perizinan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Solusi
untuk mengatasi masalah tersebut adalah optimalisasi fungsi Tim
Teknis.
18. URUSAN PERTANAHAN
Program Pengadaan, Penataan dan Pengendalian Administrasi Pertanahan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Fasilitasi Permasalahan Pertanahan dan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum dan Lalulintas, yang dilaksanakan Biro
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 176
Pemerintahan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 94.192.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya tertib administrasi pertanahan di
Jawa Barat meliputi tertib penanganan masalah pertanahan dan tertib
pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum lintas
kabupaten/kota.
(2) Kegiatan Pengadaan Tanah untuk Penegrian Perguruan Tinggi Swasta
(UNSIL,UNSWAGATI dan UNSIKA), yang dilaksanakan Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 60.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 34.623.081.850,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengadaan tanah untuk
penegrian Perguruan Tinggi Swasta di Kota Cirebon untuk Perguruan
Tinggi UNSWAGATI terrealisasi Rp. 11.933.065.000,- dengan luas tanah
166.541 m2; Kabupaten Karawang untuk Perguruan Tinggi UNSIKA
terrealisasi Rp. 24.372.322.000,- dengan luas tanah 150.082 m2; Untuk
Perguruan Tinggi UNSIL belum bias terealisasi dikarenakan harga tanah
tidak sesuai dengan apraizal.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Diterbitkannya peraturan (Peraturan Pemerintah dan Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional) yang mengatur prosedur penetapan lokasi dan
pengenaan tarif pertimbangan teknis pertanahan Badan Pertanahan
Nasional, tanpa sosialisasi kepada Pemerintah Daerah memperlambat
proses penetapan lokasi. Solusinya melalui peningkatan peran Subbagian
Administrasi Pertanahan yang lebih luas dalam memfasilitasi permasalahan
pertanahan.
(2) Prosentase permasalahan pertanahan yang disampaikan kepada Gubernur,
70% tidak bersifat lintas Kabupaten/Kota sesuai kewenangan Gubernur,
sehingga fasilitasi yang dilakukan hanya bersifat administratif. Dengan
demikian, apabila terjadi konflik atau sengketa tanah, maka kewenangan
Gubernur sangat terbatas. Solusinya perlu peningkatan upaya komunikasi
dan koordinasi secara vertikal dan horizontal dalam memfasilitasi
penyelesaian permasalahan pertanahan.
(3) Konflik/sengketa tanah, khususnya yang bersifat lintas wilayah di
Kabupaten/Kota meliputi proses penetapan lokasi pengadaan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan kepentingan umum, pengadaan tanah oleh
P2T Kabupaten/Kota, konflik/sengketa kepemilikan tanah antar
perseorangan, antara perseorangan dengan badan hukum, dan antar badan
hukum. Perlu dibentuk forum koordinasi penanganan pertanahan, yang
dikoordinasikan oleh Asisten Pemerintahan, Hukum dan HAM melalui Biro
Pemerintahan Umum.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 177
19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
1) Program Penanggulangan Bencana Alam dan Perlindungan Masyarakat
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Bencana di
Daerah Bencana, yang dilaksanakan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 850.000.000,-
, realisasi anggaran sebesar Rp. 808.136.500,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersebarnya informasi dan pemahaman masyarakat
melalui penyebaran informasi cegah siaga penanggulangan bencana,
terlatihnya SDM TRC dan tersedianya model penanggulangan bencana
di Jawa Barat.
(2) Kegiatan Pelatihan Pemuda Siaga Bencana di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 347.235.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlatihnya 100
orang pemuda siaga bencana dari unsur pemuda karang taruna.
(3) Kegiatan Tanggap Darurat Bencana serta Penyediaan Alat Evakuasi bagi
Korban Bencana di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
2.617.715.050,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya alat
evakuasi korban bencana di Jawa Barat seperti ( Personal Equitment,
Team Equitment, Tenda Regu, Tenda Pleton, Perahu Karet, Mesin
Perahu, Pelampung, Karmantel, Genset, Radio Komunikasi, Komputer
dll).
(4) Kegiatan Penyediaan Buffer Stock untuk Penanganan Tanggap Darurat
di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 900.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 892.440.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya Buffer Stock dalam rangka tanggap darurat bencana di
Jawa Barat seperti Mie Instan, Sarden, Kecap Saos, Minyak Goreng, Air
Mineral Botol dan Cup, Susu Bayi, Bubur Bayi, Selimut, Karung Plastik.
(5) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penyusunan Rencana Aksi Daerah
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat, yang
dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 824.266.798,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 711.065.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dan
terinformasikannya Modul RAD PRB di Jawa Barat untuk rencana induk
penanggulangan bencana.
(6) Kegiatan Penyusunan Model Pemulihan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pasca Bencana, yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 178
Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 489.710.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya model pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana sebagai pedoman peningkatan pendapatan masyarakat dalam
kurum waktu pemulihan.
(7) Kegiatan Pengembangan Mitigasi Bencana di Daerah Rawan Bencana,
yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 700.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 622.664.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunya pedoman pengembangan mitigasi melalui jaringan
komunikasi dan informasi kebencanaan di daerah rawan bencana di
Jawa Barat dan terbentuknya kelompok kerja jaringan komunikasi dan
informasi kebencanaan di Jawa Barat.
(8) Kegiatan Penyusunan Pedoman SOP Penanggulangan Bencana, yang
dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 250.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya draft
SOP Penanggulangan Bencana di Jawa Barat sebagai dasar dan acuan
kegiatan kedaruratan pada saat terjadi bencana.
(9) Kegiatan Media Sosialisasi Mitigasi Bencana Daerah Rawan Bencana di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 911.799.800,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat
(mitigasi bencana/pengurangan resiko) dalam menghadapi
kemungkinan terjadinya bencana di Jawa Barat.
(10) Kegiatan Siaga dan Tanggap Bantuan bagi Korban Bencana Alam
Kabupaten/Kota di Wilayah III, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000,000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 384.055,250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terkoordinasinya pemberian bantuan makanan dan bahan
lainnya bagi korban bencana di Wilayah III.
(11) Kegiatan Penanganan Tanggap Darurat Bencana Alam di Wilayah I,
yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 0,-. Kegiatan tersebut tidak diserap /dicairkan karena kegiatan
tersebut bersifat on call, sehingga baru bisa dicairkan apabila terjadi
bencana atau atas permintaan dari Kabupaten/Kota yang mengalami
bencana alam.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 179
(12) Kegiatan Penanggulangan Korban Bencana, yang dilaksanakan Dinas
Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.700.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.602.944.300,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya peran serta
masyarakat dalam penanggulangan bencan melalui sosialisasi
penanggulangan bencana 280 orang, terlatihnya 302 orang Tagana
terampil, dan terpulangkannya 479 orang terlantar ke daerah asalnya.
(13) Kegiatan Sosialisasi Potensi dan Daerah Rawan Bencana kepada
Masyarakat, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.147.730.800,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terinformasikannya potensi dan daerah
rawan bencana geologi kepada masyarakat di Kabupaten Cianjur dan
Garut.
(14) Kegiatan Pemantauan dan Peninjauan Bencana Geologi di Jawa Barat,
yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 149.590.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terpantaunya kejadian bencana alam
geologi di Jawa Barat.
(15) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Penanggulangan Bencana di Jawa
Barat, dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-, dan terealisasi sebesar Rp.
78.325.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Rakor
Standard Operation Procedure (SOP) Penanganan Bencana dan Rakor
Penanggulangan Bencana di Jawa Barat, yang dikuti oleh peserta dari
Kabupaten/Kota.
(16) Kegiatan Penanggulangan Darurat Bencana Alam, yang dilaksanakan
Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 10.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 9.291.325.742,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
tanggap darurat untuk jalan dan jembatan dengan hasil pelayanan
prasarana jalan dan jembatan tidak terganggu.
(17) Kegiatan Penanganan Bencana Alam, yang dilaksanakan Dinas
Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 686.187.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dapat
melaksanakan bantuan tanggap darurat bencana ke masyarakat di
lokasi yang terkena bencana alam dengan cepat.
(18) Kegiatan Penanggulangan Bencana Alam di 3 (tiga) Wilayah Sungai di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 180
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 10.052.513.700,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 8.977.651.500,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah berfungsinya kembali jaringan irigasi
akibat bencana alam.
(19) Kegiatan Penanggulangan Bencana Banjir dan Kekeringan (Dana on
Call), yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
2.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.734.830.050,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terpasangnya bahan banjiran di 28 titik
yaitu 13 sungai, 14 daerah irigasi dan 1 situ.
(20) Kegiatan Perbaikan Infrastruktur Sumber Daya Air Pasca Banjir Bandang
Sungai Cipalebuh dan Cikaso di Kabupaten Garut yang dilaksanakan
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 5.000.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 4.261.243.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlindunginya penduduk akibat bencana alam banjir bandang pada 2
sungai di Kabupaten Garut.
(21) Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi, Monitoring dan Bantuan Tanggap
Darurat ke Daerah Rawan Bencana di Wilayah II, yang dilaksanakan
oleh Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 750.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 37.210.000,-
. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya lokasi penampungan
bencana dan termanfaatkannya bahan makanan untuk korban bencana
di wilayah tersebut.
(22) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Tanggap Darurat Daerah Rawan
Bencana di Wilayah IV, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.125.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 0,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya kesiagaan Pemerintah Daerah dalam penanggulangan
bencana alam di Wilayah IV, tersedianya bahan bantuan bencana alam
bagi korban di Wilayah IV dan terwujudnya penanganan bencana alam
secara terkoordinasi.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Penanganan dan penanggulangan bencana di Kabupaten/Kota masih
belum optimal, hal ini karena penanganan bencana baik pada saat pra
bencana, saat bencana maupun pasca bencana masih dilakukan secara
parsial terutama di Kabupaten/Kota yang belum memiliki Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Solusinya yaitu penguatan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 181
kelembagaan BPBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta sinergitas
program dan kegiatan agar memudahkan koordinasi dalam
penanggulangan bencana, baik pada pra bencana, tanggap darurat
maupun pasca bencana serta mendorong Kabupaten/Kota untuk
membentuk BPBD.
(2) Kurang optimalnya pemanfaatan iptek dalam mengurangi risiko
bencana, termasuk pemanfaatan sistem peringatan dini berbasis
teknologi. Solusinya yaitu meningkatkan sistem penanggulangan
bencana berbasis informasi geografis yang handal, sehingga pada saat
penanggulangan bencana dapat terarah, terpadu, terorganisasi dan
menyeluruh.
(3) Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, penyelenggaraan penanggulangan bencana
lebih diarahkan pada pencegahan dan kesiapsiagaan dalam upaya
pengurangan risiko bencana.
(4) Belum optimalnya program-program pembangunan yang berperspektif
pengurangan risiko serta penataan ruang yang berdasarkan pemetaan
dan pengkajian risiko bencana, sehingga menyulitkan penanganan
kedaruratan bencana.
(5) Pada kegiatan Penanggulangan Bencana Alam WS Cimanuk
Cisanggarung untuk pembangunan talang beton tumpu Daerah Irigasi
Sentig di Kabupaten Sumedang pada saat pelaksanaan pekerjaan telah
terjadi bencana alam longsor setempat, sehingga dari target panjang
126 meter hanya dapat diselesaikan sepanjang 75 meter. Namun
demikian saluran irigasi darurat yang sudah ada untuk melayani areal
seluas 1.617 Ha masih dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sebagai
solusinya, penyelesaian pembangunan akan dilanjutkan pada tahun
anggaran 2012.
(6) Pelaksanaan pemantauan dan peninjauan seharusnya melibatkan aparat
Pemerintah Kabupaten. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu
dilakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten.
(7) Pelaksanaan Rapat Koordinasi harus ditunjang dengan penyebaran
informasi berupa Peta Kerentanan Gerakan Tanah. Untuk mengatasi
masalah tersebut, dilakukan evaluasi terhadap Peta Kerentanan Gerakan
Tanah yang sudah dimiliki.
(8) Pelaksanaan pemantauan atau peninjauan daerah kejadian bencana
geologi yang memiliki kontur terjal dan sulit dilalui, dibutuhkan
kendaraan roda empat khusus (4 WD). Untuk mengatasi masalah
tersebut, perlu menyediakan kendaraan roda empat khusus untuk
pemantauan dan peninjauan bencana geologi.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 182
(9) Pemerintah Kabupaten/Kota belum seluruhnya memiliki Dinas/Instansi/
Lembaga yang secara khusus menangani masalah kesejahteraan sosial
baik dilihat dari nomenklatur lembaga dan fungsinya. Solusinya,
Pemerintah Kabupaten/Kota segera membentuk Lembaga/Instansi yang
khusus menangani pembangunan kesejahteraan sosial.
(10) Terbatasnya sarana dan prasarana/alokasi anggaran pembangunan
bidang kesejahteraan sosial. Solusinya yaitu meningkatkan sinergitas
dan koordinasi antar Pemerintah Kabupaten/Kota dan lembaga
kesejahteraan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial,
melalui penganggaran khusus untuk menangani masalah kesejahteraan
sosial.
2) Program Pendidikan Politik Masyarakat
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Sosialisasi Undang-Undang Bidang Politik bagi Pengurus Ormas
dan LSM di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpahaminya Perundang-undangan Politik, khususnya tentang Pemilu,
Pemilukada dan Susduk DPRD.
(2) Kegiatan Pendataan Potensi Partai Politik, yang dilaksanakan Badan
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 114.505.782,30, realisasi anggaran sebesar Rp. 114.505.700,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data dan informasi potensi
internal Partai Politik di 24 kabupaten/kota.
(3) Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan untuk Partai Politik,
yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan
anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 183.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpahaminya
nilai-nilai demokrasi serta mekanisme kerja Partai Politik dalam
mewujudkan tatanan kehidupan berpolitik, khususnya bagi pengurus
partai politik kabupaten/kota yang mendapatkan kursi di DPRD
kabupaten/kota.
(4) Kegiatan Fasilitasi Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,
yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 275.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
275.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dilantiknya
Bupati/Walikota masa jabatan 2011-2016.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 183
(5) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Pengembangan Pemanfaatan Kelompok
Kerja Indeks Demokrasi Indonesia, yang dilaksanakan Biro
Pemerintahan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
91.762.190,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 91.762.190,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya identifikasi posisi Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) dan terkoordinasinya langkah-langkah kinerja
pokja IDI di Jawa Barat.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Data Ormas dan LSM pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota
belum akurat, adapun jumlah Ormas dan LSM yang mendaftar (baru)
ataupun daftar ulang melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat sampai dengan
Desember 2011 sebanyak 551 Ormas, 296 LSM dan 358 Yayasan.
Solusi, secara terus menerus melakukan langkah-langkah koordinatif
terkait keberadaan Ormas, LSM dan Yayasan.
(2) Belum adanya kesepahaman dan kesepakatan dari masing-masing
pasangan calon dalam pelaksanaan Pilkada damai yang telah diikrarkan
bersama-sama. Solusi, mengupayakan untuk meningkatkan kesadaran
pasangan calon terhadap hasil penghitungan suara yang diputuskan
oleh Komusi Pemilihan Umum.
(3) Pasangan calon masih kurang mempercayai pelaksana Pilkada (PPS,
PPK dan KPU) terutama dalam penghitungan suara. Solusi,
mengupayakan untuk meningkatkan kepercayaan pasangan calon
kepada pelaksana Pilkada di masing-masing tempat (KPU, Panwaslu,
PPK, PPS).
(4) Masih adanya keterikatan Pegawai Negeri Sipil dalam menyalurkan
aspirasi politiknya kepada calon dari Incumbent. Solusi, sosialisasi
terhadap Pegawai Negeri Sipil agar dalam menyalurkan aspirasinya
untuk bebas dan netral dalam memilih pasangan calon.
(5) Dalam proses pengesahan pemberhentian dan pengesahan
pengangkatan Kepala Daerah terpilih, pengajuan berkas dilaksanakan
pada waktu yang berdekatan dengan habisnya masa jabatan Kepala
Daerah sebelumnya. Solusi, melaksanakan sosialisasi agar dalam proses
pengajuan berkas pasangan calon terpilih, harus segera diajukan ke
Gubernur sesuai dengan tahapan yang telah dibuat oleh KPU.
3) Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Penguatan Ketahanan Bangsa dalam Pencegahan Konflik di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 184
dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 148.596.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpahaminya tentang tatanan peri kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang beraneka ragam ras, suku, budaya, adat
istiadat dan agama dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
(2) Kegiatan Fasilitasi Bimbingan Pembinaan pada Ormas, LSM, dan
generasi muda, yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik
dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 100.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpahaminya peran dan fungsi serta tanggung jawab dalam
membangun organisasi dengan berlandaskan pada kehidupan yang
demokratis, dinamis dan mandiri serta tersedianya data keberadaan dan
kepengurusan Ormas dan LSM di Kabupaten/Kota.
(3) Kegiatan Pemantapan Kondisi Sosial Politik di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran sebesar
Rp. 125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 125.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terciptanya situasi dan kondisi sosial politik
yang kondusif serta terdeteksi secara dini permasalahan yang akan dan
sedang berkembang di daerah terhadap kemungkinan adanya ancaman
dan gangguan yang dapat menimbulkan terganggunya stabilitas
keamanan dan ketertiban di masyarakat.
(4) Kegiatan Peningkatan Kewaspadaan Dini Masyarakat terhadap
Gangguan Stabilitas Politik di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 122.240.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terpahaminya upaya-upaya dalam
mengantisipasi berbagai permasalahan-permasalahan yang cenderung
menjadi gangguan stabilitas politik di daerah.
(5) Kegiatan Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pemeliharaan
Ketenteraman dan Ketertiban Umum di Jawa Barat, yang dilaksanakan
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran kegiatan sebesar Rp.
149.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terciptanya kerjasama
yang sesuai dengan kewenangannya masing-masing agar peri
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 185
kehidupan bermasyarakat dapat berlangsung dengan lancar, aman
tentram dan tertib di Jawa Barat.
(6) Kegiatan Pemantapan Bela Negara, yang dilaksanakan Badan
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
300.000.000,-, realisasi anggaran kegiatan sebesar Rp. 281.540.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpahaminya kesadaran masyarakat
dalam bela negara dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(7) Kegiatan Pemantapan Ideologi Bangsa bagi Generasi Muda di Jawa
Barat, yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan
anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran kegiatan
sebesar Rp. 377.987.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpahaminya pola pikir dan perilaku dalam mewujudkan satu persepsi
memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(8) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemeliharaan Ketenteraman,
Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
200.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya kerjasama
antara Pemerintah Daerah dengan Polda Jabar.
(9) Kegiatan Fasilitasi Penyelidikan Tindak Pidana Narkotika, yang
dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 735.900.500,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 731.832.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terfasilitasinya pengungkapan kasus penyelidikan tindak pidana narkoba
300 ungkap kasus.
(10) Kegiatan Fasilitasi Pengawasan dan Pengendalian Aset Hasil Rampasan
(barang bukti), yang dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 251.100.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 248.555.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya pemusnahan aset hasil
rampasan barang bukti narkoba di Jawa Barat sebanyak 12 kali.
(11) Kegiatan Fasilitasi Pengawasan Prekursor Narkotika yang dilaksanakan
Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 358.800.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 358.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
upaya pengawasan prekursor narkotika sebanyak 12 kali.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 186
(12) Kegiatan Fasilitasi proses penyidikan tindak pidana narkotika, yang
dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 409.631.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 409.631.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terfasilitasinya proses penyidikan tindak pidana narkotika dalam proses
putusan pengadilan.
(13) Kegiatan Sosialisasi Perundang-undangan Narkotika, yang dilaksanakan
Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 590.920.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 590.846.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasinya
perundang-undangan narkotika terhadap 400 orang peserta.
(14) Kegiatan Fasilitasi Operasi dan Razia Terkait Bidang Narkoba di Jawa
Barat, yang dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 843.500.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 841.545.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terselenggaranya pengendalian operasi dan razia terkait
bidang narkoba di Jawa Barat.
(15) Kegiatan Peningkatan Sinergitas Pengendalian Operasi Pencegahan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Provinsi Jawa
Barat, yang dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 722.800.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 713.240.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terwujudnya sinergitas pengendalian operasi P4GN di 4
wilayah Jawa Barat.
b) Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan program di atas, ditemukan permasalahan yaitu belum
optimalnya peningkatan dan pemantapan keterpaduan program kegiatan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui pemeliharaan ketenteraman, ketertiban
umum serta stabilitas daerah, lemahnya evaluasi serta sinergitas dan
harmonisasi kebijakan dengan Kabupaten/Kota, serta kurangnya pemahaman
mengenai peran Gubernur sebagai wakil pemerintah sebagaimana amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, solusi yang dilakukan adalah meningkatkan koordinasi pemeliharaan
ketertiban umum, dengan mengambil langkah-langkah strategis melalui deteksi
dini terhadap berbagai kemungkinan permasalahan yang berkembang,
melakukan evaluasi ketenteraman dan ketertiban umum yang tersebar di
wilayah kabupaten/kota, mengkoordinasikan kebijakan dengan memadukan
pola pengamanan serta pemeliharaan trantibmas bersama kabupaten/kota.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 187
20. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI
KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN
PERSANDIAN
1) Program Kerjasama Pembangunan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 185.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 168.269.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
tugas-tugas sebagai penunjang kedinasan OPD Provinsi Jawa Barat.
(2) Kegiatan Sinergitas Antar Lembaga Dalam Negeri dan Luar Negeri, yang
dilaksanakan Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 159.200.568,72,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 154.745.950,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya efektivitas koordinasi kedinasan antar lembaga, baik
lembaga dalam negeri maupun lembaga luar negeri.
(3) Kegiatan Pengembangan Kerjasama Antar Daerah, yang dilaksanakan
Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 464.968.423,95, realisasi anggaran sebesar Rp.
395.782.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya 3 (tiga)
naskah kerjasama antar provinsi se-Jawa, Bali, Lampung dan Nusa
Tenggara dalam Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama (MPU),
tersedianya dokumen rekomendasi APPSI, tersedianya 2 (dua) dokumen
kerjasama wilayah perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dengan
Provinsi Jawa Tengah, dan antara Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi
Banten.
(4) Kegiatan Kerjasama dengan Pihak Ketiga yang dilaksanakan Biro
Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 365.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 364.570.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya rencana kerjasama antara
OPD Provinsi dengan Pihak Ketiga dalam melaksanakan
program/kegiatan sesuai kebutuhannya, terselenggaranya Bimbingan
Teknis/Advokasi Tata Cara Penyusunan Anggaran Kerjasama Daerah
dalam meningkatkan pemahaman bagi aparatur pengelola kerjasama,
tersusunnya dokumen kajian akademis penyusunan Grand
Design/Rencana Kerjasama 5 Tahunan, tersusunnya naskah kerjasama
daerah sebanyak 34 naskah kerjasama dari target 8 naskah kerjasama
antara OPD Provinsi dengan pihak ketiga.
(5) Kegiatan Penyelenggaraan Kerjasama Daerah, yang dilaksanakan Biro
Otonomi Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 259.390.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 257.640.000,-. Hasil
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 188
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Sosialisasi Peraturan Daerah
Nomor 9 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kerjasama Daerah
kepada aparatur pengelola kerjasama daerah baik di OPD Provinsi
maupun Kabupaten/Kota, terselenggaranya bintek peningkatan
kapasitas pelaksanaan kerjasama daerah sehingga meningkatnya
pemahaman aparatur pelaksana kerjasama daerah dalam pemanfaatan
potensi daerah, dan tersedianya data perjanjian kerjasama/kesepakatan
bersama yang telah dilaksanakan oleh OPD di Provinsi Jawa Barat dan
Kabupaten/Kota, sebagai hasil evaluasi.
b) Permasalahan dan Solusi.
(1) Belum sinerginya program pembangunan yang dilaksanakan masing-
masing Provinsi/Kabupaten/Kota baik yang berbatasan maupun yang
bersifat regional. Solusinya meningkatkan komitmen bersama antar
daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang dituangkan dalam naskah
kerjasama antar daerah di berbagai bidang pembangunan daerah.
(2) Masih adanya peraturan perundang-undangan sektoral yang tidak
sinkron dengan ketentuan perundang-undangan pemerintahan daerah
yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjasama daerah. Solusinya
meningkatkan pola koordinasi yang intensif diantara OPD Provinsi
sebagai pelaksana kerjasama dan berkonsultasi dengan Pemerintah.
(3) Permendagri 23 Tahun 2009 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pelaksanaan Kerjasama Daerah, dalam pelaksanaannya belum
sepenuhnya dilaksanakan oleh Bupati/Walikota di Jawa Barat dan OPD
di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Solusinya, melakukan
Sosialisasi Tim Koordinasi Kerjasama Daerah di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, kepada Kabupaten/kota dan OPD Provinsi.
2) Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Penataan Regulasi dan Birokrasi Pelayanan Perizinan Terpadu
di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 322.095.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 304.295.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya pemantapan Tim Teknis
melalui penyusunan 1 dokumen Protap Tim Teknis, tercapainya proses
perizinan tepat waktu dan terselenggaranya pengkajian peninjauan
lapangan terhadap objek perizinan.
(2) Kegiatan Optimalisasi Pelayanan Prima Melalui Penyelenggaraan
Pelayanan Perizinan Terpadu, yang dilaksanakan Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 189
sebesar Rp. 366.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
338.025.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya satu
kali pelaksanaan survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM 77,18), 10
buku hasil kajian potensi IKM pada outlet BPPT dan tersedianya 10 buku
hasil pengkajian Program Kerja Bidang Monitoring dan Evaluasi.
(3) Kegiatan Pemantapan Sinergitas Pelayanan perizinan Terpadu yang
Bermutu dan Akuntabel se-Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 553.290.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 543.803.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
bahan informasi pelayanan perizinan berupa 15.000 leaflet, 750 booklet
dan 5.000 sticker; terselenggaranya publikasi dan informasi Pelayanan
Perizinan Terpadu melalui launching layanan gerai dan unit mobil
layanan keliling, publikasi media televisi, publikasi media radio dan
publikasi media cetak serta pelaksanaan forum sinergitas pelayanan
perizinan terpadu yang bermutu dan akuntabel se-Jawa Barat.
(4) Kegiatan Perencanaan dan Penerapan ISO 9001 – 2008 pada Pelayanan
Administrasi Perizinan, yang dilaksanakan Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
394.275.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terimplementasikannya sertifikasi ISO 9001:2008 pada pelayanan
administrasi perizinan untuk 6 bidang perizinan.
(5) Kegiatan Optimalisasi Pelaksanaan Gerakan Disiplin Daerah Provinsi
Jawa Barat, yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 65.897.372,62,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 65.143.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya peningkatan disiplin PNS melalui Operasi GDD
pada 53 OPD dan 55 UPTD/ UPTB / Balai di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat.
(6) Kegiatan Pengelolaan Manajemen Sumberdaya Aparatur, yang
dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 383.960.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 333.359.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
penempatan Jabatan Struktural 688 orang, pengangkatan Jabatan
Fungsional 96 orang, Pengujian Kesehatan Pejabat Struktural Es. II 5
orang, Konseling dan assesment 453 orang serta assesment dan
Wawancara Calon Pejabat Struktural 233 orang serta penunjang
kegiatan sebanyak 3 kegiatan.
(7) Kegiatan Rasionalisasi Pegawai, yang dilaksanakan Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 190
anggaran sebesar Rp. 9.024.595.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
8.940.113.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
program Rasionalisasi Pegawai melalui Pensiun Dini sebanyak 83 orang.
(8) Kegiatan Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(LPPD) Provinsi yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi sebesar
Rp. 146.400.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
rapat koordinasi OPD Provinsi Dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
rangka persiapan penyusunan LPPD Tahun 2010 dan tersedianya
dokumen LPPD serta IKK Provinsi Jawa Barat Tahun 2010.
(9) Kegiatan Penetapan Penegasan Batas Daerah Jabar-Banten dan
Kabupaten/Kota di Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pemerintahan
Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 210.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 152.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya dokumen bahan penegasan batas daerah Jabar-Banten dan
Kabupaten/Kota untuk diusulkan penetapannya oleh Menteri Dalam
Negeri.
(10) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Penataan Batas Wilayah dan Penegasan
Batas Wilayah Kabupaten/Kota di Wilayah I, yang dilaksanakan Badan
Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.36.922.281,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 36.670.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah adanya kesepahaman dalam penataan dan
penegasan batas wilayah Kabupaten/Kota di Wilayah I.
(11) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Otonomi Daerah di
Kabupaten/Kota se Wilayah I, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36.750.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 36.750.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah meningkatnya pemahaman di Kabupaten/Kota se Wilayah I
dalam pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
(12) Kegiatan Fasilitasi Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Pelantikan
Kepala Daerah, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan
dan Pembangunan Wilayah I Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 57.940.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 57.940.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah telah
tersosialisasikannya panduan tata cara pemilihan kepala daerah di
Kabupaten Cianjur pada saat pra dan pasca pilkada.
(13) Kegiatan Forum Silaturahmi Muspida Plus Se Jawa Barat, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 191
Wilayah I Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 36.227.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 36.227.500,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya komunikasi yang intensif
diantara anggota forum muspida Plus Se-Jawa Barat di Wilayah I .
(14) Kegiatan Fasilitasi, Koordinasi Batas Wilayah dan Penegasan Batas
Wilayah Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah adanya kesepahaman dalam penataan dan penegasan
batas wilayah Kabupaten/Kota.
(15) Kegiatan Forum Silaturahmi Muspida Plus Se Provinsi Jawa Barat, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah III Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 19.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 0,-. Kegiatan
tersebut tidak dilaksanakannya karena faktor waktu dan kesibukan
pejabat tidak memungkinkan apat bertemu secara bersamaan.
(16) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Otonomi daerah di
Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36.750.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 36.750.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah meningkatnya pemahaman di Kabupaten/Kota se Wilayah III
dalam pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
(17) Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian OPD Kabupaten/Kota di Jawa
Barat, yang dilaksanakan Biro Organisasi , dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.108.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
107.574.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah mendorong
terwujudnya kelembagaan kabupaten/kota yang efisien, efektif dan
proporsional.
(18) Kegiatan Penyelenggaraan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
pada 43 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Organisasi, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 917.015.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 890.805.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
dokumen informasi jabatan dan beban kerja pada 43 OPD Provinsi.
(19) Kegiatan Penyelenggaraan Ketatalaksanaan Pemerintah Provinsi dan
Fasilitasi Ketatalaksanaan Kabupaten/Kota yang dilaksanakan Biro
Organisasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 443.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 440.200.000,-. Hasil pelaksanaan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 192
kegiatan adalah terinformasikannya penerapan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) di Kabupaten/Kota berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi, tersusunnya Draft Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang
Standar Operasional Prosedur (SOP) di lingkungan Asisten
Pemerintahan, Hukum dan HAM serta Asisten Perekonomian dan
Pembangunan, ditetapkannya Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 33
Tahun 2011 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 841/Kep
1179-Org/2011 tentang Tunjangan Tambahan Penghasilan dan
Kompensasi Uang Makan, dan ditetapkannya Peraturan Gubernur Jawa
Barat Nomor 29 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Gubernur Nomor 3 Tahun 2011 tentang Tunjangan Kompensasi
Dukungan Mobilitas Jabatan Struktural dan Biaya Perawatan Kendaraan
Dinas, Bahan Bakar serta Pelumasan.
(20) Kegiatan Penataan dan Pengembangan Pelayanan Publik di Jawa Barat,
yang dilaksanakan Biro Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 183.525.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 181.223.875,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersosialisasikannya Peraturan Daerah
Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
tersusunnya Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Publi; terfasilitasinya penyusunan SOP
UPTD/UPTB Provinsi Jawa Barat; serta tersedianya profil UPTD
pelayanan publik.
(21) Kegiatan Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pelayanan
Publik di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan
Biro Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 116.220.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersusunnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di 39
UPTD/UPTB dan RSUD Al Ihsan.
(22) Kegiatan Penilaian Kinerja Pelayanan Publik di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 200.475.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 165.390.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Penilaian Citra Bakti Abdi
Negara yang diikuti oleh 13 Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan penilaian
Abdi Bakti Tani yang diikuti oleh 4 UKPP Provinsi dan 15
Kabupaten/Kota di Jawa Barat dimana dari 19 UPTD peserta, 11 UPTD
diusulkan ke Tingkat Nasional dan mendapat penghargaan kategori
Piala, Plakat dan Piagam dari Menteri Pertanian Republik Indonesia.
(23) Kegiatan Pengembangan Jabatan Fungsional Umumdi Lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Organisasi,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 193
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 113.700.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 110.700.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya nama-nama jabatan fungsional umum pada OPD Provinsi
Jawa Barat dan tersosialisasikannya jabatan fungsional umum pada 44
OPD.
(24) Kegiatan Desk Akuntabilitas Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, yang
dilaksanakan Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. Rp. 669.925.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 164.892.745,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya hasil
pemantauan tindak lanjut Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK-RI) tahun 2005 sd 2011 Semester I Tahun 2011.
Terdapat temuan sebanyak 466 buah dengan rekomendasi 791 buah.
Telah ditindaklanjuti dengan kategori “Tindak lanjut telah sesuai
rekomendasi/saran (TS)” sebanyak 590 buah, “tindak lanjut belum
sesuai rekomendasi/saran (TB)” sebanyak 100 buah, dan “belum
ditindaklanjuti (BT)” sebanyak 101 buah, terlaksananya konsultasi antar
OPD dengan Tim Desk akuntabilitas, terlaksananya pendampingan
(asistensi) pada Organisasi Perangkat Daerah dalam rangka
pelaksanaan Stock Opname Persediaan dan kegiatan Early Warning
System (EWS) yaitu melalui kegiatan konsultasi dan penyampaian Surat
Edaran tentang Perpajakan, Standar Operasional Prosedur (SOP)
Persediaan dan Denda Keterlambatan.
(25) Kegiatan Monitoring, dan Evaluasi Rencana Aksi Daerah Pemberantasan
Korupsi (RAD-PK) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan
Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 455.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 334.385.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah diperolehnya data tentang upaya
meningkatkan kualitas pelayanan publik Pemerintah Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Barat.
(26) Kegiatan Fasilitasi Penataan Daerah, Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan Otonomi Daerah, yang dilaksanakan Biro Otonomi
Daerah dan Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 375.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 346.311.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah rekomendasi Gubernur ditujukan kepada
Kementrian Dalam Negeri untuk mendapat persetujuan pembentukan
Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat, tersedianya data daerah
otonom di Jawa Barat sebagai bahan pembinaan/fasilitasi pada
kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan
rekomendasi Gubernur yang ditujukan kepada Kementrian Dalam Negeri
untuk persetujuan pembentukan Calon DOB Garut Selatan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 194
(27) Kegiatan Fasilitasi Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Biro Otonomi Daerah dan
Kerjasama, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 350.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 326.802.500,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya Dokumen Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD) Kabupaten/Kota Tahun 2010,
terinformasikannya gambaran penyelenggaraan pemerintahaan daerah
berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
melalui rakor/raker/bintek Bidang Pemerintahan, serta tersedianya
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota sebagai
hasil monitoring pelaksanaan urusan pemerintahan Kabupaten/Kota se
Jawa Barat.
(28) Kegiatan Penyelenggaraan Fasilitasi, Koordinasi Penataan Batas Wilayah
dan Penegasan Batas Wilayah Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan
Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
80.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 79.737.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah adanya kesepahaman dalam penataan dan
penegasan batas wilayah Kabupaten/Kota.
(29) Kegiatan Forum Silaturahmi Muspida se Wilayah II Provinsi Jawa Barat ,
yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 39.500.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 38.700.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya
komunikasi yang intensif diantara anggota forum muspida Plus Se-Jawa
Barat di Wilayah II.
(30) Kegiatan Rapat Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Otonomi Daerah di
Kabupaten/Kota se Wilayah II Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan
Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.36.750.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 36.350.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya pemahaman di
Kabupaten/Kota se Wilayah II dalam pelaksanaan otonomi daerah
berdasarkan UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
(31) Kegiatan Fasilitasi Pengawalan Kegiatan Perekonomian di
Kabupaten/Kota se Wilayah II Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan
Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
275.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 249.575.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya jalinan kerjasama dan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 195
koordinasi antar Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Muspida
kabupaten/kota se Wilayah II dalam pelaksanaan pembangunan.
(32) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 9.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 7.605.029.918,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya
kebutuhan operasional penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan
terlaksananya fasilitasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan urusan
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
(33) Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Penataan Batas Wilayah dan Penegasan
Batas Wilayah Kabupaten/Kota di Wilayah IV, yang dilaksanakan Badan
Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.80.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah adanya kesepahaman dalam penataan dan
penegasan batas wilayah Kabupaten/Kota.
(34) Kegiatan Forum Silaturahmi MUSPIDA Plus se Wilayah IV, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah IV Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 19.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 15.300.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya komunikasi yang intensif
diantara anggota forum muspida Plus Se-Jawa Barat di Wilayah IV.
(35) Kegiatan Fasilitasi dan Penyelenggaraan Bhakti Sosial di Wilayah IV,
yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah IV Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 116.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
bhakti sosial di Wilayah IV.
(36) Kegiatan Rapat Koordinasi, Fasilitasi Pelaksanaan Otonomi Daerah di
Kabupaten/Kota se Wilayah IV, yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36.750.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 0,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya pemahaman di Kabupaten/Kota se Wilayah IV dalam
pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
(37) Kegiatan Pemantauan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Sosialisasi
Sistem Pemilu Kabupaten/Kota di Wilayah IV, yang dilaksanakan Badan
Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.65.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 64.000.000,-. Hasil
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 196
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pemantauan Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Sosialisasi Sistem Pemilu Kabupaten/Kota di
Wilayah IV.
(38) Kegiatan Fasilitasi Apresiasi Pemerintah Daerah dan Penyelenggaraan
Pemerintah Tahun Anggaran 2011, yang dilaksanakan Biro Humas,
Protokol dan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.158.576.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 880.100.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya kegiatan-kegiatan pimpinan
dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat.
(39) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintah di
Bagian Protokol, Tata Usaha dan Kepegawaian Tahun Anggaran 2011,
yang dilaksanakan Biro Humas, Protokol dan Umum, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 2.632.864.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 2.134.198.665,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya
kegiatan-kegiatan pimpinan dalam rangka pelaksanaan program dan
kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan terselenggaranya berbagai
peringatan hari besar Nasional.
b) Permasalahan dan solusi
(1) Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) diantaranya ada
yang memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa untuk mendukung
efektivitas pengadaan barang/jasa. Solusinya adalah mengikutsertakan
pegawai BPPT Provinsi Jawa Barat dalam kegiatan-kegiatan pelatihan,
bimbingan teknis, kursus untuk meningkatkan kemampuan
(kompetensi) peningkatan kapasitas kinerja organisasi.
(2) Sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan program termasuk aplikasi sistem informasi dan komunikasi
masih belum memadai dalam memperlancar pelayanan publik. Solusinya
adalah pengadaan kebutuhan prasarana dan sarana kerja, termasuk
penyempurnaan aplikasi sistem informasi dan komunikasi yang sudah
dimiliki.
(3) Masih banyak daerah di Kabupaten/Kota belum melaksanakan
penegasan batas daerah secara pasti di lapangan yang dilaksanakan
dengan sistematis dan terkoordinasi. Batas daerah yang ada masih
imajiner, yang berpotensi menimbulkan konflik di wilayah perbatasan
sehingga dapat mengganggu penyelenggaraan fungsi pemerintahan dan
pelayanan kepada masyarakat. Solusinya adalah meningkatkan
koordinasi untuk mewujudkan sinergitas secara optimal dengan
Kabupaten/Kota.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 197
(4) Masih terbatasnya tenaga analis jabatan pada Biro Organisasi dan OPD
sehingga dalam proses pengelolaan program dan kegiatan relatif belum
efektif. Solusinya adalah perlu adanya penambahan tenaga analis
jabatan yang kompeten di seluruh OPD melalui penyelenggaraan Diklat
Analisis Jabatan yang dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan
Daerah Provinsi Jawa Barat.
(5) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
maka Gubernur selaku wakil Pemerintah di daerah harus melaksanakan
pembinaan penerapan SPM terhadap Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota. Solusinya adalah melaksanakan sosialisasi penerapan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) kepada Kabupaten/Kota
(6) Belum semua UPTD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
belum melaksanakan Survey IKM sehingga tidak dapat diketahui tingkat
kinerja Unit Pelayanan secara keseluruhan. Solusinya adalah OPD di
Provinsi harus melakukan survey IKM sesuai ketentuan yang berlaku
sehingga didapatkan gambaran kinerja unit pelayanan secara
keseluruhan.
(7) Pada tahap pendataan jabatan di UPTD belum terdapat pembagian
habis tugas yang jelas, karena belum ditetapkan nama-nama rumpun
jabatan serta belum memahami tupoksi OPD masing-masing sehingga
proses pengolahan data agak terhambat. Solusinya adalah melakukan
penataan kelembagaan dan ketatalaksanaannya.
3) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Profesionalisme Aparatur Pelayanan Perizinan
Terpadu, yang dilaksanakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 622.083.618,33,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 603.211.500,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya satu kali
pelaksanaan pembinaan mental spritual aparatur pelayanan perizinan
terpadu, dan bimbingan teknis pengelolaan pelayanan administrasi
perizinan pada 7 (tujuh) sub bidang/sektor.
(2) Kegiatan Peningkatan Kemampuan PPNS terhadap Perda, yang
dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 97.139.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya dokumen laporan peningkatan kapasitas PPNS dalam
rangka peningkatan pemahaman teknik operasional 40 orang aparatur
PPNS sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 198
(3) Kegiatan Pembinaan kepada Anggota Satpol PP selaku Aparat Tramtib
dan Penegak Perda, yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.45.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 40.800.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen laporan pembinaan
30 orang aparat Pol PP untuk meningkatkan pemahaman dalam
penanganan pelanggaran Perda dan Trantibum.
(4) Kegiatan Pengangkatan CPNS dari Pelamar Umum, yang dilaksanakan
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 2.930.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 2.429.953.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
database kategori I dari tenaga honorer, pelatihan orientasi CPNS dari
pelamar umum, bimtek penyusunan formasi kebutuhan pegawai dan
terlaksananya orientasi CPNS dari tenaga kontrak.
(5) Kegiatan Peningkatan Kapasi tas Jabatan Fungsional, yang
dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 178.325.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 168.244.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Forum Diskusi Pejabat Fungsional untuk 150 orang
sebanyak 5 kali dan Seminar/Workshop Peningkatan Kompetensi
Pejabat Fungsional untuk 200 orang sebanyak 3 kali serta Sosialisasi
melalui media elektronik sebanyak 10 kali sebagai upaya memantapkan
keberadaan jabatan fungsional.
(6) Kegiatan Kenaikan Pangkat dan Pensiun Yang Tepat Orang, Waktu dan
Gaji, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 990.875.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 970.119.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya pemrosesan 756 keputusan pensiun, pemrosesan 5.860
keputusan kenaikan pangkat satu atap periode april, pemrosesan 5.796
keputusan kenaikan pangkat satu atap periode oktober, pengujian
kesehatan dan peningkatan status CPNSD 660 orang, Ujian Dinas 839
orang serta ujian penyesuaian kenaikan pangkat 2.438 orang dalam
rangka tertib administrasi kepegawaian.
(7) Kegiatan Penataan dan Redistribusi PNSD Provinsi Jawa Barat, yang
dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 962.640.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 483.370.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Bimbingan Teknis Jafung non angka kredit, Assesment
CPNS 275 orang, penempatan CPNSD 275 orang, penempatan dan
redistribusi pada OPD Provinsi 110 orang, perpindahan antar
Kabupaten/Kota 1.979 orang, pelaksanaan KARIS/KARSU/KARPEG,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 199
penataan PNS di 4 SMK eks Yayasan Dharmaloka 252 orang, pengisian
pegawai RSUD Al-Ihsan 205 orang dan tersedianya data Hasil
Perhitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai berdasarkan Permenpan dan
Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2011 di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat untuk penataan administrasi kepegawaian.
(8) Kegiatan Seleksi Pendidikan Gelar PNS/IPDN, Fasilitasi Sosialisasi
Pendidikan dan Kerjasama Kediklatan dan Bantuan Tugas Belajar
Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
10.360.105.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 9.233.497.100,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Seleksi Calon Praja IPDN
1.092 orang dan bantuan biaya pendidikan dan pelatihan bagi PNSD
Provinsi Jawa Barat 194 orang.
(9) Kegiatan Fasilitasi Kedudukan Hukum dan Peningkatan Disiplin serta
Pemberian Penghargaan dan Tanda Jasa bagi PNSD, Badan dan
Masyarakat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
730.165.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 722.390.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pembinaan disiplin dan
kedudukan hukum alih status dari CPNS ke PNS 100 orang, Sumpah
Janji di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 650 orang,
penyelesaian masalah sengketa/sengketa kepegawaian 74 orang,
pemberian penghargaan Satyalancana Karya Satya Presiden 5.000
penghargaan, pemberian penghargaan dari Gubernur Jawa Barat bagi
PNS aktif 129 orang, pembinaan disiplin ke Balai-balai/UPTD di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 4 kali, tersedianya dokumen
Kajian Teknis Kebijakan Pemberian Penghargaan kepada Seseorang
atau Badan yang telah berjasa kepada Pemda sebagai bahan
pembinaan/fasilitasi di bidang kepegawaian.
(10) Kegiatan Fasilitasi Pembinaan Mental PNSD Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.765.350.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 3.141.077.818,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya pembinaan mental aparatur untuk
pembekalan kecerdasan sosial PNS 150 orang, Pembekalan peningkatan
motivasi kerja PNSD melalui Penanaman Nilai-nilai Spiritual (ESQ) 96
orang, pembekalan penanaman sikap mental disiplin dan jiwa korsa
PNSD 100 orang, fasilitasi peningkatan mental spiritual PNSD 68 orang,
dan pembekalan peningkatan wawasan keagamaan PNSD Pemerintah
Provinsi Jawa Barat 80 orang.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 200
(11) Kegiatan Peningkatan Motivasi dan Kesejahteraan PNSD Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.803.700.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.799.212.500,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya modul/materi sebagai
bahan Pembekalan Kewirausahaan PNS Pra Purnabhakti 160 orang,
pembekalan PNS pra purnabhakti 160 orang, perjalanan pindah tugas
80 orang serta fasilitasi Peningkatan Kesejahteraan Pegawai dan
Operasional Pengembangan Seni Budaya Daerah 1 paket.
(12) Kegiatan Fasilitasi Layanan Darurat 24 Jam, yang dilaksanakan Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.943.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.586.193.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pengadaan kendaraan 2 mobil ambulance dan 2 mobil jenazah,
pengadaan peralatan medis 1 unit, operasional layanan darurat 24 jam
105 orang, dan sosialisasi Pemeliharaan Kesehatan dan Layanan Gawat
Darurat 24 Jam dalam rangka fasilitasi layanan darurat bagi PNSD
Provinsi Jawa Barat.
(13) Kegiatan Bantuan Tewas/Wafat, yang dilaksanakan Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 450.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
430.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pemberian bantuan uang duka wafat/tewas untuk 42 orang .
(14) Kegiatan Penyusunan ISO 9001:2008 Ketepatan Waktu dalam Kenaikan
Pangkat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 381.805.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya jasa konsultasi dalam rangka peraihan
Sertifikasi ISO dan diperolehnya Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk
Manajemen Kenaikan Pangkat Reguler dari Lembaga Sertifikasi PT. BRS
Indonesia.
(15) Kegiatan Rencana Induk Pendidikan dan Pengembangan Sumberdaya
Aparatur Provinsi Jawa Barat untuk Pencapaian Visi Jabar 2025, yang
dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 240.880.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya Dokumen Rencana induk sebagai bahan inventarisasi
kebutuhan pendidikan dan pengembangan sumberdaya aparatur.
(16) Kegiatan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 130.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 201
Rp. 129.652.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersosialisasikannya juklak jafung widyaiswara dan angka kreditnya,
tersosialisasikannya akreditasi jabatan fungsional widyaiswara,
terlaksananya kegiatan bedah buku, sebagai upaya peningkatan
kompetensi widyaiswara serta peningkatan pelayanan penyelenggaraan
diklat.
(17) Kegiatan Perencanaan Kediklatan, yang dilaksanakan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 634.955.083,35,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
610.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya profil
Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat terlaksananya rakor
perencanaan kediklatan OPD Provinsi dan Kabupaten/Kota, dalam upaya
penyelenggaraan kegiatan diklat yang sesuai dengan kebutuhan OPD
dan Kabupaten/Kota.
(18) Kegiatan Pengembangan Sistem Diklat, yang dilaksanakan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 330.299.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 320.049.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya grand
design Badan Diklat Jawa Barat sebagai Center of Excellent, terkajinya
kurikulum dan silabi Diklat Sekdes, tersedianya jurnal inspirasi serta
tersedianya sertifikasi jurnal inspirasi untuk mengembangkan sistem
diklat.
(19) Kegiatan Analisis Kebutuhan Diklat, yang dilaksanakan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 273.400.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 272.518.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
pedoman AKD, untuk keperluan pemetaan kebutuhan diklat Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten/Kota.
(20) Kegiatan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan dan Prajabatan, yang
dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.612.772.400,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 3.122.589.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya lulusan diklat Prajabatan CPNS Golongan I, II dan III
(eks TKK dan pelamar umum) serta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV.
(21) Kegiatan Penyelenggaraan Diklat Fungsional, yang dilaksanakan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.808.665.780,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.697.899.535,-. Hasil kegiatan terlaksananya diklat fungsional
untuk meningkatkan keahlian dan kinerja pejabat fungsional pengendali
hama tanaman tingkat lanjut, pejabat fungsional pengawas benih ikan,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 202
penyidik pegawai negeri sipil, instruktur kejuruan teknis dan
ketenagakerjaan.
(22) Kegiatan Penyelenggaraan Diklat Teknis Umum, yang dilaksanakan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.200.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp.1.117.355.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya diklat teknis umum untuk meningkatkan keahlian dan
kinerja pejabat pengadaan barang dan jasa pemerintah, pengelola
keuangan, meningkatnya pelayanan prima serta meningkatnya kinerja
kepala desa.
(23) Kegiatan Penyelenggaraan Diklat Teknis Susbtantif, yang dilaksanakan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 725.720.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
diklat teknis substantif untuk meningkatkan keahlian dan kinerja
aparatur dalam bidang pertanian tanaman pangan bidang palawija,
bidang pendapatan, bidang kependudukan serta bidang peternakan.
(24) Kegiatan Penyelenggaraan Pemeliharaan SMM ISO 9001:2000, yang
dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpeliharanya sertifikasi ISO 9001:2000.
(25) Kegiatan Bimbingan Teknis Aplikasi Samsat se Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 122.584.000,-. Hasil kegiatan terselenggaranya bimbingan
teknis untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aparatur
terhadap sistem aplikasi Samsat.
(26) Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM Aparat Pengawasan, yang
dilaksanakan Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 195.500.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 126.775.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
pegawai yang telah mengikuti Bimbingan Teknik Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebanyak 45 orang; pegawai yang
mengikuti Bimbingan Teknik Sengketa Kepegawaian sebanyak 45 orang;
dan pegawai yang mengikuti Bimbingan Teknik Pemeriksaan ke PU an
sebanyak 45 orang untuk meningkatkan kapasitas aparat pengawasan.
(27) Kegiatan Penyusunan LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran
2010, yang dilaksanakan Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 188.258.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 203
terseddianya dokumen LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun
Anggaran 2010 sebagai bahan progress report tahunan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembangunan dan
pembinaan/ pemberdayaan kemasyarakatan di Jawa Barat..
(28) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Aparatur, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 498.070.800,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya peningkatan kompetensi SDM aparatur
untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas aparatur.
(29) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pengelolaan Jabatan Fungsional, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 96.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya bimbingan teknis perencanaan bagi fungsional
perencana; dokumen kajian strategis perencanaan pembangunan
daerah; dan terlaksananya konsultasi dan koordinasi fungsional
perencana sebagai upaya mengoptimalkan jabatan fungsional
perencana.
(30) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 998.101.400,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 699.960.823,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
pelayanan kesehatan dan kemampuan pegawai pembelian obat
poliklinik; jasa dokter; resep; rawat inap; penggantian kacamata; dan
biaya pelatihan dalam upaya meningkatkan kualitas dan kesejahteraan
aparatur dalam memfasilitasi kegiatan DPRD.
(31) Kegiatan Pembinaan Kearsipan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 77.100.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 13.711.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbinanya pengelola kearsipan Sekretariat DPRD Jawa Barat dalam
upaya mengoptimalkan fungsi tenaga kearsiapan.
(32) Kegiatan Peningkatan kemampuan keprotokolan Tahun Anggaran 2011,
yang dilaksanakan Biro Humas, Protokol dan Umum , dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 143.025.000-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 85.915.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terciptanya
aparatur yang handal di bidang keprotokolan dan tugas pelayanan
pimpinan secara prima.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 204
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Adanya pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu yang memiliki
sertifikat pengadaan barang/jasa, dan keterbatasan sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan proses
pelayanan administrasi perizinan. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, solusi yang dilakukan adalah dengan mengikutsertakan
pegawai dalam ujian sertifikasi pengadaan barang/jasa dan
penyelenggaraan bimbingan teknis pengelolaan administrasi perizinan
yang dikelola oleh BPPT.
(2) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Pengangkatan CPNS dari
Pelamar Umum adalah dengan diberlakukannya Keputusan Bersama 3
(tiga) Menteri yaitu pelaksanaan moratorium CPNS dari Pelamar Umum
sampai 31 Desember 2012, sehingga anggaran yang semula
dialokasikan untuk pengangkatan CPNS dari Pelamar Umum dialihkan ke
pelaksanaan Orientasi Tenaga Kontrak Kerja (TKK).
(3) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Jabatan
Fungsional adalah kurangnya minat PNS terhadap jabatan fungsional
dikarenakan pejabat fungsional belum difungsikan secara optimal oleh
organisasi, disamping adanya ketimpangan fasilitas antara pejabat
struktural dan fungsional. Untuk mengatasi hambatan tersebut
dilakukan dengan memberikan motivasi dan dukungan kepada para
pejabat fungsional atau calon pejabat fungsional, berupa peningkatan
tunjangan fungsional, penyediaan fasilitas kerja dan peningkatan peran
pejabat fungsional.
(4) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Penataan dan Redistribusi PNSD
Provinsi Jawa Barat adalah anggaran pada Penataan PNS eks yayasan
Dharmaloka belum dilaksanakan seluruhnya karena kewenangannya
masih di Kabupaten/Kota (belum diserahterimakan), sehingga yang
diikutsertakan asessment untuk penataan pegawai hanya eks yayasan
Dharmaloka yang sudah diserahkan ke Provinsi (SMK Gegerkalong dan
SMK Tanjungsari, sedangkan SMK Cikole dan SMK PU masih dalam
proses).
(5) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Seleksi Pendidikan Gelar
PNS/IPDN, Fasilitasi Sosialisasi Pendidikan dan Kerjasama Kediklatan,
Bantuan Tugas Belajar Provinsi Jawa Barat adalah masih sulitnya
mencari sponsor untuk tugas belajar di luar negeri dan kurangnya
fasilitas penunjang kegiatan Diklat baik di dalam maupun di luar negeri.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, diupayakan secara aktif mencari
sponsor dan memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang ada seperti
teknologi informasi.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 205
(6) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Kedudukan Hukum dan
Peningkatan Disiplin serta Pemberian Penghargaan dan Tanda Jasa bagi
PNSD, Badan dan Masyarakat adalah tidak lengkapnya data dari OPD
maupun Kabupaten/Kota, terhambatnya penyelesaian pemeriksaan
Inspektorat dan Pengadilan serta pemahaman para pengelola
kepegawaian akan peraturan belum merata. Untuk mengatasi hambatan
tersebut, maka diupayakan proaktif meminta data secara proaktif ke
Kabupaten/Kota.
(7) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Rencana Induk Pendidikan dan
Pengembangan Sumberdaya Aparatur Provinsi Jawa Barat untuk
Pencapaian Visi Jabar 2025 adalah database PNS Provinsi dan
Kabupaten/Kota belum optimal, analisis kebutuhan pendidikan setiap
daerah belum tersusun dan keterkaitan Visi dan Misi Daerah belum ada.
Untuk mengatasi hambatan tersebut Updating database PNS Provinsi
dan Kabupaten/Kota, dilakukan perhitungan kebutuhan pendidikan
setiap daerah dan menyusun keterkaitan Visi dan Misi Daerah.
(8) Dalam perencanaan seleksi peserta diklat struktural, belum sepenuhnya
berdasarkan kebutuhan proyeksi jabatan yang ada. Untuk mengatasi
masalah tersebut, dalam perencanaan seleksi peserta diklat struktural
didasarkan pada kebutuhan proyeksi jabatan baik pejabat pensiun
maupun yang akan promosi jabatan, sehingga efesiensi anggaran
terkendali dan tidak terjadi penumpukan lulusan diklat struktural.
(9) Masih adanya komponen dalam pelaksanaan diklat yang satu dengan
yang lain belum saling mendukung, baik dalam hal penyelenggaraan,
kompetensi widyaiswara, maupun kondisi peserta diklat yang perlu
mendapat perhatian dan penanganan secara terpadu.
4) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum
dan HAM
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Penyelenggaraan Pemeliharaan Ketertiban Umum dan
Ketenteraman Masyarakat di Jawa Barat, yang dilaksanakan Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 556.820.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
539.155.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pemeliharaan trantibum di Jawa Barat serta koordinasi dan fasilitasi
pengamanan dan ketenteraman masyarakat di Kabupaten/Kota.
(2) Kegiatan Fasilitasi Penegakan Perda dan Peraturan Pelaksanaannya di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 381.807.500,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 340.396.300,-. Hasil kegiatan yaitu
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 206
terlaksananya penegakan Peraturan Daerah di Kabupaten/Kota dan
Penyusunan Naskah Akademik terkait dengan penyelenggaraan Polisi
Pamong Praja, sebagai dasar legitimasi penyelenggaraan wewenang dan
tanggungjawab Satuan Polisi Pamong Praja sebagai aparatur penegak
Peraturan Daerah.
(3) Kegiatan Pengamanan dan Penertiban Asset Milik Pemerintah Provinsi
Jawa Barat, yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 76.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 76.000.000,-. Hasil kegiatan adalah
teridentifikasinya permasalahan asset Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
untuk penetapan kebijakan dalam pengamanan dan penertiban aset
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
(4) Kegiatan Koordinasi Peningkatan Ketertiban Umum dan Ketenteraman
Masyarakat dengan unsur POLRI, TNI dan Satpol PP Kabupaten/Kota,
yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 191.774.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpeliharanya Trantibum di Jawa Barat serta terlaksananya koordinasi
dan fasilitasi pengamanan dan ketenteraman masyarakat.
(5) Kegiatan Penyusunan Kebijakan Eksistensi Penyelenggaraan PPNS, yang
dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 193.969.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya Naskah Akademik Kebijakan Eksistensi Penyelenggaraan
PPNS, sebagai legitimasi penyelenggaraan wewenang dan
tanggungjawab PPNS dalam melaksanakan penegakan Peraturan
Daerah.
(6) Kegiatan Akselerasi Implementasi Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi, yang dilaksanakan Biro
Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 87.665.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 87.565.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersusunnya Laporan Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004
sesuai dengan Pedoman dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi; dan tersusunnya data LHKPN Provinsi
dan Kabupaten/Kota.
(7) Kegiatan Program Legislasi Daerah, yang dilaksanakan Biro Hukum
dan HAM, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.722.875.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 3.286.005.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah dibahasnya 32 Raperda dan ditetapkannya 25 Peraturan
Daerah, sebagai dasar penyelenggaraan kewenangan Pemerintah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 207
Daerah, pelaksanaan pembangunan, pelayanan publik dan pembinaan
kemasyarakatan.
(8) Kegiatan Evaluasi Produk Hukum Daerah, yang dilaksanakan Biro
Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 125.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 125.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terevaluasinya produk hukum Daerah,
berupa rekomendasi untuk mencabut, mengganti, atau mengubah
produk hukum Daerah secara komprehensif sesuai kebutuhan
operasional di lapangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam kaitannya dengan penetapan kebijakan produk hukum satu pintu,
Biro Hukum dan HAM telah memfasilitasi penetapan 67 Peraturan
Gubernur dan 1.771 Keputusan Gubernur.
(9) Kegiatan Pembangunan Materi Hukum dan Pembaharuan Produk
Hukum, yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
250.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah sebagai landasan operasional Peraturan
Daerah.
(10) Kegiatan Pengawasan dan Monitoring Produk Hukum Kabupaten/Kota,
yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 385.010.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 370.030.340,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terevaluasinya
Raperda dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 304 buah,
sesuai kewenangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(11) Kegiatan Pembinaan dan Fasilitasi Materi Muatan Pra Raperda
Kabupaten/Kota, yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 222.078.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah difasilitasinya
penyempurnaan substansi hukum Raperda/Peraturan Daerah
Kabupaten/ Kota, sehingga terwujud harmonisasi peraturan perundang-
undangan antara Provinsi dengan Kabupaten/Kota.
(12) Kegiatan Penanganan Perkara Secara Litigasi, yang dilaksanakan Biro
Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.285.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.008.171.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah penanganan perkara Perdata Pemerintah
Daerah, terutama berkaitan dengan masalah aset, tanah, dan BUMD;
dan penanganan perkara Tata Usaha Negara Pemerintah Daerah,
terutama berkaitan dengan masalah kepegawaian, pemberhentian
Anggota DPRD Kabupaten/Kota dan Upah Minimum Kabupaten/Kota.
(13) Kegiatan Penyelesaian Sengketa Hukum dan HAM secara Non Litigasi,
yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 208
sebesar Rp. 725.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
672.604.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah adanya
pendampingan penyelesaian perkara Pidana PNS; eksaminasi
penyelesaian sengketa hukum dan HAM yang melibatkan kepentingan
Pemerintah Daerah serta tersusunnya Legal Opinion Penyelesaian
Sengketa Hukum dan HAM secara Non Litigasi, sebagai landasan yuridis
penanganan dan penyelesaian sengketa hukum di luar Pengadilan.
(14) Kegiatan Implementasi Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia
(RANHAM), yang dilaksanakan Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 440.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 432.078.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dikukuhkannya
Panitia RANHAM Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2014;
Dilaksanakannya Bintek RANHAM dan sosialisasi RANHAM, sejalan
dengan Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2011-2014.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Sebagian besar Pemerintah Kabupaten/Kota masih belum memahami
pengisian format penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Instruksi
Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi, sehingga hasil penyusunannya belum optimal dan sering terjadi
keterlambatan dalam pelaporan dari Kabupaten/Kota. Selain itu masih
terdapat Penyelenggara Negara Wajib Lapor yang belum menyampaikan
form A maupun B LHKPN kepada Komisi Pemberantasa Korupsi
Republik Indonesia (KPK-RI). Solusinya : mengidentifikasi data pejabat
yang wajib menyampaikan LHKPN serta meningkatkan koordinasi,
monitoring dan evaluasi.
(2) Terbatasnya tenaga Penyusun dan Perancang Produk Hukum, dikaitkan
dengan kebijakan penetapan produk hukum satu pintu. Solusinya yaitu
melaksanakan Bintek Penyusunan dan Perancangan Produk Hukum
secara mandiri; serta berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan
HAM untuk mengirimkan aparatur untuk mengikuti Bintek Jabatan
Fungsional Penyusun dan Perancang Produk Hukum.
5) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
a) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Kegiatan Hearing/Dialog dan Penunjang Fasilitasi Pelaksanaan
Penyelenggaraan Keprotokolan DPRD Provinsi Jawa Barat , yang
dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 723.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 209.261.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 209
komunikasi yang harmonis diantara DPRD dengan masyarakat serta
unsur pemerintahan di Jawa Barat, sehingga DPRD Provinsi Jawa Barat
memperoleh berbagai masukan yang berharga dalam rangka membuat
kebijakan pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan.
(2) Kegiatan Reses Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan
Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 16.725.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 15.342.400.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjaringnya
aspirasi masyarakat dari 26 Kabupaten/Kota sebagai bahan dalam
menyusun kebijakan pembangunan baik dalam hal perencanaan
maupun anggaran, antara lain Kebijakan Umum Anggaran, PPAS, dan
APBD Provinsi Jawa Barat.
(3) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD, yang
dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 3.819.570.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.736.615.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya kemampuan Anggota DPRD dalam penyusunan peraturan
perundang-undangan, penganggaran dan pengawasan, sesuai dengan
fungsi DPRD.
(4) Kegiatan Fasilitasi Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD Dalam
dan Luar Daerah, yang dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 29.916.600.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 15.775.627.200,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah berjalannya fungsi kontrol DPRD terhadap jalannya
pemerintahan dan pembangunan di Jawa Barat, sehingga terwujud
efektifitas penyelenggaraan pemerintahan Daerah.
(5) Kegiatan Asosiasi Pimpinan dan Anggota DPRD Se-Indonesia, yang
dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 928.625.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 234.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terciptanya persepsi yang sama diantara para Pimpinan DPRD se-
Indonesia dalam memahami berbagai kebijakan Pemerintah, yang
selanjutnya diaplikasikan dalam berbagai kebijakan Daerah sesuai fungsi
legislasi, anggaran dan pengawasan.
(6) Kegiatan Parlementaria, yang dilaksanakan Sekretariat DPRD
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
3.529.050.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.498.967.440,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terpublikasikannya kegiatan DPRD melalui
media-massa untuk lebih meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap
kegiatan DPRD.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 210
(7) Kegiatan Fasilitasi dan Konsultasi Masalah-masalah Hukum dan
Administrasi, yang dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.062.250.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 937.195.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
diperolehnya kepastian hukum serta administrasi dalam pelaksanaan
pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan di Jawa Barat,
sehingga pelaksanaan pembangunan di Jawa Barat dapat berjalan
efektif.
(8) Kegiatan Fasilitasi Pengawalan Pimpinan DPRD yang dilaksanakan
Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 345.600.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
345.600.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah efektifnya kegiatan
DPRD.
(9) Kegiatan Penyediaan Jasa Kesehatan bagi Anggota DPRD, yang
dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.828.050.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.801.815.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpeliharanya kesehatan 100 anggota DPRD, sehingga memperlancar
efektivitas pelaksanaan tugas, fungsi dan peran DPRD.
(10) Kegiatan Pembahasan Raperda Prakarsa/Inisiatif DPRD dan Kegiatan
Pembahasan Keputusan DPRD tentang Perda/Non Perda/Masalah
Khusus, yang dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.077.412.500,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 68.572.050,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbahasnya 3 (tiga) Raperda inisiatif DPRD, 16 Keputusan DPRD dan 17
Keputusan Pimpinan DPRD.
(11) Kegiatan Penyusunan dan Pengelolaan Data Informasi DPRD, yang
dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 4.990.642.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 3.580.914.099,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya penerbitan majalah Bewara, terfasilitasinya
penerimaan aspirasi, tersusunnya kalender dan terbitnya buku terkait
Profil Wakil Rakyat Jawa Barat.
(12) Kegiatan Penyediaan Tenaga Ahli dan Kajian Akademik, yang
dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.528.500.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 744.375.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
diperolehnya masukan yang objektif, rasional dan profesional terhadap
berbagai permasalahan menyangkut pemerintahan dan pembangunan
yang dibahas oleh Alat Kelengkapan DPRD.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 211
(13) Kegiatan Pelayanan Dokumentasi dan Informasi Kepustakaan, yang
dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 463.535.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 462.544.460,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedia dan
terpeliharanya 1.160 bahan pustaka, untuk dimanfaatkan oleh Anggota
DPRD dalam rangka menjalankan fungsi legislasi, penganggaran dan
pengawasan.
(14) Kegiatan Seleksi Komisioner Penyiaran Informasi Daerah, yang
dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 375.835.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpilihnya
Komisioner Penyiaran Informasi Daerah.
(15) Kegiatan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah, yang
dilaksanakan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 400.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpasangnya
Sistem Aplikasi Keuangan Daerah.
(16) Kegiatan Fasilitasi Penggantian Antar Waktu Anggota DPRD
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Proses Perizinan Pejabat Negara serta
Anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
400.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya proses
verifikasi dan penyelesaian permasalahan Pimpinan dan Anggota DPRD
PAW, serta terfasilitasinya Pejabat Negara dan Anggota DPRD yang
mengajukan izin cuti ke luar negeri dan cuti dengan alasan penting.
b) Permasalahan dan Solusi.
Permasalahan umum yang dihadapi adalah belum optimalnya tindaklanjut
terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK. Solusi yang diambil untuk mengatasi
permasalahan tersebut, yaitu membentuk Tim Tindaklanjut LHP BPK RI
terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
6) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, yang dilaksanakan
seluruh Organisasi Perangkat Dinas (OPD) di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 230.720.033.870,68, realisasi anggaran sebesar Rp. 186.144.360.912,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Sarana Mobilitas dan Alat
Perlengkapan Kantor (APK) seperti komputer, laptop, wireless, jaringan,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 212
pendingin ruangan, mesin tik, mesin hitung dll. Dengan terpenuhinya
kebutuhan APK, pelaksanaan tugas pokok dan fungsi OPD relatif dapat
terlaksana dengan baik dan lancar.
b) Permasalahan dan Solusi.
(1) Perkembangan teknologi yang sangat cepat menimbulkan tuntutan akan
pemenuhan sarana dan prasarana (baik APK maupun Sarana Mobilitas)
yang up to date. Untuk itu selalu dibutuhkan penyediaan anggaran yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
(2) Kondisi sarana dan prasarana hampir diseluruh OPD Provinsi Jawa Barat
belum sesuai dengan standar sarana dan prasarana kerja, seperti yang
tercantum didalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 68 Tahun
2007 tentang Standardisasi Sarana Dan Prasarana Kerja. Hal tersebut
menjadi salah satu penghambat tercapainya program Jabar Cyber
Province.
(3) Belum terdapatnya produk hukum yang mengatur standar usia layak
pakai suatu sarana dan prasana kerja (untuk APK). Hal ini
mengakibatkan masih banyak APK di seluruh OPD Provinsi Jawa Barat
yang sudah kurang layak pakai, yang berdampak kepada tingginya
biaya pemeliharaan terhadap APK tersebut.
7) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran, yang dilaksanakan
seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 138.566.522.586,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 123.832.683.752,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
sebagai berikut tersedianya alat-alat listrik selama 12 bulan, tersedianya
peralatan kebersihan dan bahan pembersih selama 12 bulan, tersedianya BBM
selama 12 bulan, terlaksananya perpanjangan STNK kendaraan Dinas,
tersedianya Jasa kebersihan (cleaning service) selama 12 bulan, tersedianya
jasa keamanan dalam selama 12 bulan, terlaksananya perawatan kendaraan
bermotor 12 bulan, terlaksananya pemeliharaan APK selama 12 bulan,
terlaksananya dan pengecatan dinding dan pemeliharaan meubelair, fasilitas
kantor, kendaraan/service, pelumasan/oli/bbm kendaraan dinas STNK dan
pemeliharaan pagar dan halaman kantor. Melalui terlaksananya kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana aparatur, kebutuhan-kebutuhan mendasar
berjalannya kinerja suatu OPD dapat dipenuhi dengan baik.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 213
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Pada kenyataannya, hampir diseluruh OPD merasa bahwa nilai
anggaran yang disediakan untuk program pemeliharaan sarana dan
prasarana aparatur belum dapat 100 % mencukupi pemeliharaan sarana
dan prasarana yang semakin bertambah kuantitasnya. Solusi untuk
mengatasi masalah adalah mengusulkan peningkatan anggaran secara
bertahap.
(2) Dalam rangka upaya penghematan energi (listrik dan BBM) dimasa akan
datang akan dilakukan pemilihan jenis kendaraan-kendaraan untuk para
pimpinan OPD dan kendaraan operasional lapangan bertipe hemat BBM
dan kapasitas silinder sesuai Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 68
Tahun 2007 tentang Standardisasi Sarana Dan Prasarana Kerja.
(3) Sebagian besar OPD di Provinsi Jawa Barat masih memiliki kendaraan
operasional dinas yang berusia diatas 8 (delapan) tahun dan banyak
pula yang masih memakai sarana APK yang sudah tidak layak pakai. Hal
tersebut menyebabkan pula tingginya anggaran pemeliharaan OPD.
Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan segera merealisasikan
rencana kegiatan penghapusan APK yang sudah tidak layak pakai dan
sarana mobilitas yang sudah berusia diatas 8 (delapan) tahun, yang
akan dilaksanakan oleh Biro Pengelolaan Barang Daerah pada Tahun
Anggaran 2012.
8) Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
a) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Kegiatan Fasilitasi Pemberantasan Barang kena Cukai Ilegal, yang
dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 898.055.960,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya fasilitasi pemberantasan barang kena cukai ilegal di 26
Kabupaten/Kota melalui Operasional pengumpulan data informasi hasil
tembakau dengan hasil adanya data informasi hasil tembakau yang
dilekati pita cukai palsu 2 (dua) merk dan tidak dilekati pita cukai 64
(enam puluh empat) merk.
(2) Kegiatan Inventarisasi Barang Daerah, yang dilaksanakan Biro
Pengelolaan Barang Daerah Setda Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 456.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 445.656.900,-. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
tersusunnya Buku Induk Inventaris di lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat.
(3) Kegiatan Penghapusan dan Pemindahtanganan Aset Milik/Dikuasai
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pengelolaan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 214
Barang Daerah Setda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 261.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 201.119.940,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan ini yaitu dihapuskan dan dipindahtangankannya
Barang Milik Daerah dengan Menetapkan Keputusan Gubernur tentang
Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Pemerintah Provinsi
Jawa Barat.
(4) Kegiatan Penyusunan Standar Harga, Standar Barang dan Monitoring
Pengelolaan Pemeliharaan Barang Daerah, yang dilaksanakan Biro
Pengelolaan Barang Daerah Setda Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 486.450.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
406.256.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah ditetapkannya
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 020/Kep.836-PBD/2011 tentang
Standardisasi Harga Barang Kebutuhan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2012 sebanyak 350 buah yang disebarkan ke 57 OPD.
(5) Kegiatan Pengamanan Aset Tanah dan Bangunan Milik Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pengelolaan Barang
Daerah Setda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.4.127.840.800,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.211.000.300,-.
Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersertifikatkannya tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
(6) Kegiatan Pengelolaan Pemanfaatan Aset Tanah dan Bangunan Milik
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pengelolaan
Barang Daerah Setda Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 498.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 445.722.000,-. Hasil
dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersertifikatnya tanah milik
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
(7) Kegiatan Pendataan Aset, yang dilaksanakan Biro Pengelolaan
Barang Daerah Setda Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.608.651.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.608.436.960,-.
Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersusunnya data nilai aset
tanah dan bangunan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
(8) Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Implementasi Dana Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau (DBHCHT) Kabupaten/Kota di Wilayah III, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah III Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
150.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
monitoring pelaksanaan implementasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau (DBHCHT) di Kabupaten/Kota di Wilayah III; tidak seluruh
Kabupaten/Kota dapat melaksanakan kegiatan DBHCHT disebabkan
terdapat beberapa kendala di masing-masing Kabupaten/Kota.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 215
(9) kegiatan Penelusuran piutang pajak/retribusi pada Dispenda Provinsi
Jawa Barat (Tindak Lanjut LHP BPK), yang dilaksanakan Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
469.658.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah menurunnya
prosentase jumlah piutang pajak daerah.
(10) Kegiatan Dukungan Pelayanan Pengelolaan Keuangan Daerah, yang
dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.675.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.005.327.094,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Tugas Pokok dan
Fungs Biro Keuangan dalam pelayanan pengelolaan keuangan daerah
dan tercapai dan target kinerja biro keuangan dan terkendali
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Biro Keuangan.
(11) Kegiatan Penyempurnaan Standar Analisa Belanja daerah Provinsi Jawa
Barat, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 318.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
312.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terumuskannya dan
tersedianya analisa standar belanja daerah, sebagai instrumen dalam
penyusunan RKA/DPA SKPD Provinsi Jawa Barat, dan telah tersusun
RKA/DPA 56 SKPD berbasis kinerja.
(12) Kegiatan Fasilitasi Pengelolaan Administrasi Keuangan Sekretariat
Daerah, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 228.900.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
157.720.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pengelolaan adminsitrasi keuangan sekretariat daerah dan
kepda/wakepda Provinsi Jawa Barat yang akurat, tepat waktu dan
akuntabel, dan sebagai out come adalah diterbitkan SPM Belanja
Langsung selama 12 bulan, SPM Belanja Tidak Langsung Setda dan
Kepda/Wakepda selama 12 bulan, Pengesahana SPJ bulanan, SPM
Belanja Bantuan Keuangan , hibah, subsidi, bagi hasil, tak terduga dan
hutang, penataan arsip pertanggungjawaban keuangan Setda dan
Kepda/Wakepda.
(13) Kegiatan Penyusunan Pertanggungjawaban Keuangan, yang
dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
163.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 116.676.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya laporan pertanggungjawaban
keuangan setda dan kepda/wakepda yang akuntabel, tersusun dan
terdistribusikan 60 buku aset setda tahun anggaran 2010, unreviewed,
reviewed, audited, tersusun dan terdistribusikan laporan keuangan
setda ta 2010 unreviewed, reviewed, audited, tersusun dan
terdistribusikan 24 buku laporan keuangan dan buku aset kepala
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 216
daerah/wakil kepala daerah ta 2010, unreviewed, reviewed, audited,
tersusun dan terdistribusikan laporan triwulanan setda tahun anggaran
2011.
(14) Kegiatan Fasilitasi dan konsultasi Tata Kelola Keuangan Daerah Aspek
Penatausahaan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011, yang
dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 282.353.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 237.515.875,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya manajemen pengelolaan
keuangan daerah yang transfaran dan akuntabel, terbitnya dokumen
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), tersedianya estándar
operasional pelaksanaan proses penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana ( SP2D ).
(15) Kegiatan Pembinaan dan Bimbingan Teknis Penatausahaan Keuangan
Daerah, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 461.407.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
433.066.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
kemampuan penatausahaan keuangan daerah, tersedianya data
keuangan daerah yang informatif, meingkatnya kualitas penatausahaan
keuangan daerah.
(16) Kegiatan Penyusunan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Provinsi dan Evaluasi Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Kabupaten dan Kota, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 267.510.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 263.220.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
raperda dan rapergub P2 APBD TA 2010 sebanyak 1 paket,
terevaluasinya P2APBD 26 Kabupaten/Kota se Jawa Barat, tersusunya
Rapergub P2APBD TA 2010 sebanyak 1 paket, tersedianya Raperda
P2APBD TA 2010 sebanyak 150 buku, tersedianya Kepgub Evaluasi
P2APBD 26 Kabupaten/kota se Jawa Barat, tersedianya Rapergub.
P2APBD TA. 2010 sebanyak 50 buku.
(17) Kegiatan Penyusunan dan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011 dan
2012, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.050.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp.889.340.335,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
perda dan pergub perubahan APBD 2011 serta Perda dan Pergub
APBD 2012 secara tepat waktu dan tepat sasaran, terlaksananya
program dan kegiatan 56 SKPD tepat waktu dan tepat sasaran.
(18) Kegiatan Penyusunan Laporan Penyerapan Anggaran Bulanan, Triwulan,
Semester dan Tahunan berdasarkan SP2D, yang dilaksanakan Biro
Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 156.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 127.332.500,-. Hasil pelaksanaan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 217
kegiatan adalah tersedianya laporan penyerapan anggaran berdasarkan
SP2D sebagai bahan pembinaan dan evaluasi bidang perbendaharaan,
terbitnya SP2D sebagai bahan penyusunan laporan penyerapan
anggaran untuk merumuskan bahan pembinaan dan evaluasi bidang
perbendaharaan.
(19) Kegiatan Fasilitasi, Konsultasi dan Koordinasi Penatausahaan Keuangan
Kabupaten/Kota , Bagi Hasil, Subsidi, Hibah dan Bantuan Sosial, yang
dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 339.600.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 338.660.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya penatausahaan bantuan
keuangan Kabupaten/Kota, Bagi Hasil, Subsidi, Hibah dan Bantuan
Sosial, meningkatnya penyelenggaraan fungsi pemerintah di daerah,
meningkatnya pelayanan kepada masyarakat.
(20) Kegiatan Penyusunan Penatausahaan Bendahara Daerah, yang
dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 90.125.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya tugas pokok dan fungsi
bendahara daerah dalam penatausahaan keuangan daerah, Tersedianya
petunjuk teknis dan buku saku bendahara daerah.
(21) Kegiatan Evaluasi Rancangan Perda Kabupaten/Kota se Jawa Barat
tentang APBD perubahan APBD Tahun Anggaran 2011 dan Rancangan
Peraturan Bupati/Walikota se Jawa Barat tentang Penjabaran
APBD/Penjabaran Perubahan APBD Tahun Anggaran 2011, yang
dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 837.320.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 650.050.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya keserasian antara kebijakan
daerah dengan kebijakan nasional dan terwujudnya sinergitas
pengelolaan keuangan antara pemerintah provinsi dengan
kabupaten/kota se Jawa Barat, 26 Keputusan Gubernur evaluasi
rancangan Perda tentang APBD TA 2011 dan rancangan peraturan
upati/Walikota tentang Penjabaran APBD TA 2011 murni dan perubahan
, 26 laporan hasil klarifikasi evaluasi Gubernur terhadap Raperda
Kabupaten/Kota se Jawa Barat tentang APBD /Perubahan APBD TA 2011
dan Raper Bupati/Walikota se Jawa Barat tentang penjabaran
APBD/Perubahan APBD TA 2011, 15 buku penyelarasan data
APBD/perubahan APBD Kabupaten/Kota se Jawa Barat TA 2011,
rekapitulasi data APBD/Perubahan APBD kabupaten/kota TA 2011 dan
raper Bupati/Wlikota tentang penjabaran APBD/Perubahan APBD TA
2011 kepada Menteri Dalam Negeri, sosialisasi peket regulasi kepada 26
peserta dari kabupaten/kota se Jawa Barat.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 218
(22) Kegiatan Pemutakhiran data dan fasilitasi pengelolaan belanja pegawai
sebagai dasar penyusunan gaji pegawai Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 485.798.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 460.766.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data belanja pegawai negeri
sipil Provinsi Jawa Barat yang mutakhir sebagai dasar penyusunan gaji
pegawai Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
(23) Kegiatan Rekonsiliasi dan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.769.170.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.419.361.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya
sinergitas pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah dengan
memanfaatkan data hasil rekonsiliasi Pendapatan Asli Daerah untuk Bagi
Hasil Kabupaten/kota se Jawa Barat.
(24) Kegiatan Penyempurnaan Sistem dan prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
186.100.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
penyempurnaan sistematika prosedur tentang pengelolaan keuangan
daerah dan tersosialisasikan pedoman penatausahaan pelaksanaan
APBD dan sistema prosedur pengelolaan keuangan daerah.
(25) Kegiatan Fasilitasi, sinkronisasi dan rekonsiliasi pendapatan, belanja da
pembiayaan Keuangan, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.100.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.073.173.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya pelaporan penerimaan dan pengeluaran kas daerah dengan
OPD dan UPPD se Jawa Barat, termanfaatkannya data hasil rekonsiliasi
PAD untuk bagi hasil Kabupaten/Kota, 48 OPD memahami akuntansi
dan pelaporan keuangan.
(26) Kegiatan Lanjutan Validasi Data Keuangan dan Fisik Aset Milik Setda,
yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 401.100.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 173.193.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusun dan tersedianya data keuangan,
aset setda yang akuntabel, serta terfotonya arsip kepemilikan aset
dilingkungan, tersusunnya dan tergandakan 20 buku inventaris Setda,
tersusun dan tergandakan 20 buku aset tetap, aset lainnya dan
persediaan, tersususn dan tergandakan 10 buku arsip kepemilikan aset,
tersusun dan tergandakan 10 buku bukti pelepasan hak atas tanah.
(27) Kegiatan Penyusunan Laporan DAU, Tabungan Perumahan, IWP dan
PPh Pasal 21, yang dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 400.008.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 219
359.747.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkoordinirnya data
pegawai sebagai dasar perhitungan Dana Alokasi Umum ( DAU ) dan
laporan-laporan Pemerintah Daerah ke Pemerintah Pusat.meningkatnya
kualitas pengelolaan keuangan daerah antara pemerintah daerah ke
pemerintah pusat.
b) Permasalahan dan solusi
(1) Data kepemilikan tentang aset tanah Provinsi Jawa Barat maupun aset –
aset tanah yang diserahkan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah
Provinsi Jawa Barat pasca otonomi daerah, tidak lengkap. Pada Tahun
Anggaran 2011 target pensertifikatan tanah adalah sebanyak 52 bidang
tanah dan terealisasi sebanyak 26 bidang tanah (sertifikat sudah jadi
dan diserahterimakan). Proses pensertifikatan 26 bidang tanah lainnya
belum dapat diproses lebih lanjut oleh BPN kabupaten/Kota karena tidak
lengkapnya dokumen kepemilikan. Solusi untuk permasalahan yang
dihadapi adalah Kelengkapan data/dokumen yang berkaitan dengan
aset baik pasca OTONOMI DAERAH maupun dari pengadaan aset yang
diperlukan harus terinventarisir dengan baik dengan melibatkan
instansi/OPD terkait aset – aset dimaksud.
(2) Proses pensertifikatan sangat tergantung dari kantor BPN
Kabupaten/Kota, Kanwil BPN sampai BPN Pusat. Lamanya proses
pensertifikatan sangat tergantung pada kinerja pada kantor BPN
tersebut. Solusi untuk permasalahan yang dihadapi adalah Perlu
dilakukan koordinasi yang intensif antara Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dengan BPN kabupaten/kota.
(3) Pada Tahun Anggaran 2011 dalam proses pensertifikatan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat (melalui Biro Pengelolaan Barang Daerah) telah
melaksanakan kerja sama dengan notaris kabupaten/Kota sebagai
penyedia jasa pengurusan. Solusi untuk permasalahan yang dihadapi
adalah Perlu pelibatan notaris yang telah ditunjuk baik oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Barat maupun oleh BPN agar proses pensertifikatan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
(4) Terkait dengan proses pensertifikatan pada Tahun Anggaran 2010 telah
terealisasi pensertifikatan terhadap 7 bidang aset tanah dan pada Tahun
Anggaran 2011 terealisasi 26 bidang dengan demikian terdapat
peningkatan realisasi pensertifikatan dari tahun sebelumnya. Solusi
untuk permasalahan yang dihadapi adalah Pelibatan notaris dalam
proses pensertifikatan dilakukan dengan kontrak jadi sehingga tidak
terjadi perulangan anggaran.
(5) Masih terbatasnya pemahaman informasi Program/Kegiatan
pemanfaatan Dana DBHCHT disesuaikan kondisi daerah dan ketentuan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 220
perundang-undangan. Solusi : Alokasi DBHCHT Tahun 2011 kepada
Kabupaten/Kota hendaknya memperhatikan juga faktor-faktor seperti :
besaran kontribusi tembakau, kondisi daerah (potensi dan karakteristik)
dalam pelaksanaan program/kegiatan DBHCHT dan hasil evaluasi
pelaksanaan program kegiatan DBHCHT Tahun 2010 dan Tahun 2011.
(6) Pencairan dana tidak sinkron dengan masa aktifitas budidaya tembakau
dan masa penyusunan RKA di Kabupaten/Kota. Solusi : Alokasi DBHCHT
Tahun 2011 hendaknya dapat dianggarkan pada APBD murni Tahun
Anggaran 2011.
(7) Adanya kekhawatiran pada Kabupaten/Kota dalam menggunakan dan
mengelola Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau terhadap sanksi
hukum. Solusi : Penggunaan dan pengelolaan DBHCHT untuk
Kabupaten/Kota agar ditinjau kembali dengan memberikan keleluasaan
sesuai dengan kebutuhan Kabupaten/Kota.
(8) Belum berjalannya mekanisme laporan pelaksanaan DBHCHT sesuai
Pergub Nomor 27 Tahun 2009.
(9) Keterbatasan kegiatan pemanfaatan DBHCHT pada daerah peredaran
cukai (penghasil cukai besar, namun memiliki program yang terbatas
sesuai kondisi daerah). Solusi : Perlunya pendalaman dan perluasan
program kegiatan DBHCHT dalam rangka turut mengatasi masalah
prioritas daerah seperti pendidikan, kesehatan, dan peningkatan daya
beli masyarakat.
(10) Daerah produsen tembakau belum menerima kontribusi cukai, padahal
membutuhkan pembinaan, standarisasi bahan baku.
9) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
Dan Keuangan
a) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan Internal BPPT, yang
dilaksanakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 49.975.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya penyusunan Rencana Kerja (Renja), Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), bahan Laporan Kegiatan
Pertanggung Jawaban (LKPJ), Bahan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
(2) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya Renstra, Renja,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 221
RKA/DPA, LAKIP, LKPJ/LPPD Laporan Bulanan, Triwulanan dan
Semesteran dengan hasil tersusunnya dokumen perencanaan dan
pelaporan.
(3) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal BKD Provinsi
Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 49.449.300,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya LAKIP 1 dokumen, LKPJ 1
dokumen, pergeseran dan perubahan anggaran 1 dokumen, RKA 2012 1
dokumen, DPA 2012 1 dokumen, Laporan Kinerja 12 bulan,
Penatausahaan Keuangan 4 kegiatan dan ATK Penunjang Kegiatan.
(4) Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Sekretariat Badan
Narkotika Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Sekretariat Badan
Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar 66.900.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen rencana kerja
anggaran (RKA), dokumen pelaksanaan anggaran (DPA), perbaikan
Rencana strategis tahun 2009 - 2013, Rencana Kerja tahun 2012, LAKIP
tahun 2011, laporan Evaluasi dan kinerja, serta LKPJ lingkup Sekretariat
BNP Jawa Barat Tahun Anggaran 2011 dan Laporan Keuangan Tahun
2011.
(5) Kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal KPID Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 49.484.000,-. Hasil pelaksanaan adalah
terselenggaranya penyusunan Rencana Kerja sebanyak 1 dokumen,
terselenggaranya penyusunan LPPD sebanyak 1 dokumen,
terselenggaranya penyusunan LAKIP sebanyak 1 dokumen,
terselenggaranya penyusunan RKA/DPA 1 dokumen, terselenggaranya
penyusunan LKPJ 1 dokumen, terselenggaranya penyusunan laporan
keuangan, terselenggaranya Revisi Renstra.
(6) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SKPD, yang
dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 48.833.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersusunnya berbagai dokumen laporan dan perencanaan serta
terselenggaranya kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal
SKPD.
(7) Kegiatan Perencanaan, evaluasi dan Pelaporan Internal, yang
dilaksanakan Biro Pengelolaan Barang Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 24.982.500,-. Hasil dari pelaksanaan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 222
kegiatan ini adalah tersusunnya 9 dokumen berupa RENJA 15 buku,
LAKIP 15 buku, LKPJ 30 buku, LPPD 30 buku, RKT 15 buku, EVALUASI
KINERJA 15 buku, PRA RKA 25 buku, DPPA 20 buku, dan DPA 50 buku.
(8) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Biro
Pemerintahan Umum, yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
25.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya LKPJ, LAKIP dan RENJA Biro
Pemerintahan Umum sebanyak 3 dokumen, tersusunnya laporan
bulanan dan triwulan Biro Pemerintahan Umum sebanyak 16 dokumen,
tersusunnya laporan tahunan Biro Pemerintahan Umum sebanyak 1
dokumen.
(9) Kegiatan Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang
dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran sebesar
Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah Tersusunnya perencanaan evaluasi dan
pelaporan internal terdiri dari RKA, DPA, Renja dan Lakip serta Evaluasi
Kinerja pada Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat.
(10) Kegiatan Perencanan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Organisasi
Perangkat Daerah (OPD), yang dilakanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 49.679.000,-. Hasil pelaksanaan Kegiatan
adalah terwujudnya tertib administrasi pengelolaan perencanaan,
evaluasi dan pelaporan output dari kegiatan tersebut penyusunan
laporan keuangan ( bulanan, triwulanan, semesteran, laporan akhir
tahun) demi mendukung laporan gubernur wajar tanpa pengecualian
(WTP) kepada BPK, Penyusunan LKPJ sebagai bahan
Laporan/pertangjawaban Gubernur kepada DPRD Provinsi Jawa Barat
dan Penyusuna RKA dan DPA untuk mematangkan Rencana OPD dalam
melaksanakan Anggaran.
(11) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Organisasi
Perangkat Daerah (OPD), yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah dokumen operasional SKPD yang mendukung capaian
kinerja organisasi.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 223
(12) Kegiatan Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah dokumen rencana kerja (Renja
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa
Barat Tahun 2012 ); dokumen RKA dan DPA Badan Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat tahun
anggaran 2011 dan 2012; dokumen LAKIP 2011 dan LPPD 2011;
rencana kerja tahunan (RKT) 2012; Laporan dan Evaluasi
Program/Kagiatan BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PEMERINTAHAN DESA PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2011.
(13) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal OPD, yang
dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 49.912.000,- Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terwujudnya sistem pelaksanaan perencanaan serta pelaporan capaian
kinerja pada Diskominfo Provinsi Jawa Barat.
(14) kegiatan Perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal Dispenda
Provinsi Jabar, Evaluasi dan pelaporan internal Dispenda Provinsi Jabar
dan Penyusunan Laporan keuangan Dinas Pendapatan Provinsi Jabar,
yang dilaksanakan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 97.004.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terwujudnya tertib administrasi pengelolaan keuangan dan
trpedomaninya dokumen-dokumen perencanaan, baik dalam rangka
evaluasi kinerja mapun pelakanaan kegiatan tahunan.
(15) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Kantor
Perwakilan, yang dilaksanakan Kantor Perwakilan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 37.072.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya dokumen rencana kerja Kantor Perwakilan,
RKA/DPA, LAKIP dan evaluasi program/kegiatan laporan bulanan,
semesteran dan neraca, realisasi anggaran, CALK.
(16) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Biro
Administrasi Pembangunan, yang dilaksanakan Biro Administrasi
Pembangunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,- (100%) dan realisasi fisik
100%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya 7 buah Dokumen
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan pada Biro Administrasi
Pembangunan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 224
(17) Kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal, yang
dilaksanakan Biro Organisasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
25.000.000-, realisasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya evaluasi capaian
kinerja,Lakip Biro, Pra RKA,RKA,DPA, Penetapan Kinerja, LKPJ, LPPD
dan Laporan keuangan Biro Organisasi.
(18) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang
dilaksanakan Inspektorat Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
48.780.070,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Dipenuhinya
kebutuhan foto copi dokumen Renstra sebanyak 200 buku sesuai target;
Dipenuhinya kebutuhan foto copi dokumen Renja/RKT sebanyak 50
buku sesuai target; Dipenuhinya kebutuhan foto copi dokumen Laporan
Keuangan sebanyak 181 buku laporan dari target 210 buku;
Dipenuhinya kebutuhan foto copi dokumen LPPD sebanyak 25 buku
sesuai target; Dipenuhinya kebutuhan foto copi dokumen LAKIP
sebanyak 100 buku sesuai target; Dipenuhinya kebutuhan foto copi
dokumen LKPJ sebanyak 155 buku dari 130 buku; Dipenuhinya
kebutuhan foto copi dokumen RKA/DPA sebanyak 150 buku sesuai
target.
(19) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-
realiasasi anggaran sebesar Rp. 24.875.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersusunnya Renstra, Renja, RKA, DPA, LAKIP, LKPJ,
Laporan Bulanan, Triwulanan dan Semesteran; terlaksananya sistem
pelaporan capaian kinerja dan keuangan sebagai bahan untuk
pemantauan dan monitoring, evaluasi dan penentuan kebijakan
program.
(20) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SKPD, yang
dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 285.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 267.767.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
sistem data dan informasi serta pelaporan yang mendukung capaian
kinerja Dinas Sosial, tersedianya RKA/DPA, Lap. Bulanan, Lap Triwulan,
Lap semester, Lap Tahunan, LAKIP, LPPD dan LKPJ.
(21) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Biro
Pengembangan Sosial, dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 24.100.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya kinerja Biro Pengembangan Sosial
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 225
(22) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan lingkup Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya
dokumen perencanaan dan pelaporan, Rencana Kerja (RENJA) Tahun
Anggaran 2012, Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun Anggaran 2008
s.d. 2013, LKPJ tahun 2011 dan 2012, Laporan Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah (LAKIP), RKA Tahun Anggaran 2012, DPA Tahun Anggaran
2012, dokumen kesepakatan Musrenbang, Laporan keuangan bulanan
dan triwulan, semesteran, dan laporan akhir; tersedianya dokumen
operasional yang mendukung pencapaian kinerja; terwujudnya tertib
administrasi pengelolaan keuangan.
(23) Kegiatan Perencanaan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan, yang dilaksanakan Biro Administrasi
Perekonomian, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 21.400.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah meningkatnya Sistem Pelaporan Pencapaian Kerja dan Keuangan
Biro Administrasi Perekonomian.
(24) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Biro Bina
Produksi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 19.297.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya penyusunan Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA)
Tahun 2011; terlaksananya penyusunan Pra RKA Tahun 2011;
terlaksananya penyusunan rencana kerja tahun 2011; terlaksananya
penyusunan LPJ Biro Bina Produksi Tahun 2010; terlaksananya
penyusunan LAKIP Biro Bina Produksi Tahun 2010; serta terlaksananya
penyusunan laporan triwulanan Kegiatan Tahun 2011.
(25) Kegiatan Perencanaan, Evakuasi dan Pelaporan Internal SKPD, yang
dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 99.995.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sebagai bahan untuk
pemantauan dan monitoring, evaluasi dan penentuan kebijakan
program.
(26) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SOPD, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya RKA, DPA, DPPA, LAKIP, LPPD
dan LKPJ.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 226
(27) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan Internal Organisasi
Perangkat Daerah (OPD), yang dilaksanakan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
43.846.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen
perencanaan sebanyak 4 dokumen, tersedianya dokumen
penatausahaan keuangan bulanan sebanyak 10 dokumen, tersedianya
dokumen penatausahaan keuangan semesteran sebanyak 1 dokumen,
belum tersedianya dokumen penatausahaan keuangan tahunan
sebanyak 2 dokumen, tersedianya dokumen evaluasi bulanan sebanyak
10 dokumen, dan tersedianya dokumen evaluasi tahunan sebanyak 4
dokumen.n kendaraan roda empat khususu (4 WD).
(28) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas
Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 90.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 85.779.650,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Penyusunan
dokumen perencanaan, pelaporan bulanan, dan evaluasi, sehingga
dapat melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan serta
meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintahan.
(29) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SKPD/OPD,
yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.70.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 70.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya dokumen perencanaan
(Renja, RKA/DPA), tersusunnya Laporan Keuangan (Bulanan,
Triwulanan, Semesteran dan Tahunan), tersusunnya LAKIP/LKPJ,
terfasilitasinya verifikasi pelaksanaan koordinasi penyerapan KUR untuk
pelaporan ke UKP4.
(30) Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan Anggaran
Rp.50.000.000,-, realisasi Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
ini yaitu terwujudnya sistem pelaporan capaian kinerja pada unit kerja
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat berupa laporan
bulanan, laporan triwulan, Laporan Tahunan, Laporan Neraca, RKA,
LKPJ, LPPD, dan LAKIP.
(31) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan, yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 120.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 113.850.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya dokumen perencanaan dan program kegiatan evaluasi dan
pelaporan capaian kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat .
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 227
(32) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, yang dilaksanakan
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 44.900.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
dokumen perencanaan pembangunan, 125 set; tersedianya Renja Dinas
Perikanan dan Kelautan, 30 set; tersedianya LAKIP, LKPJ, LPPD, evaluasi
kinerja, laporan bulanan, 236 set.
(33) kegiatan Perencanaan, evaluasi, pelaporan internal organisasi perangkat
daerah (OPD), yang dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 98.200.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 98.200.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terlaksananya Ratek Bidang
Lingkungan Hidup; rencana 60 OK terealisasi 60 OK (tingkat capaian
100%), Tersusunnya dokumen perencanaan (Renstra, Renja, RKA,
DPA); rencana 10 buku, 5 buku, 80 buku, 100 buku terealisasi 10 buku,
5 buku, 80 buku, 100 buku (tingkat capaian 100%), Tersusunnya
dokumen pelaporan (LAKIP, Lap.kinerja bulanan, Lap.kinerja triwulanan,
Lap Keuangan, LPPD, Lap. Evaluasi Prog); rencana 10 buku, 36 laporan,
12 laporan, 36 laporan, 6 laporan, 4 laporan terealisasi 10 buku, 36
laporan, 12 laporan, 36 laporan, 6 laporan, 4 laporan (tingkat capaian
100%). Outcomes : Terselenggaranya mekanisme system pelaporan
dan capaian kinerja SOPD yang lebih baik (tingkat capaian 100%)
(34) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan Internal, yang
dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 48.755.500. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Tersusun dan
terlaksananya Rencana Kerja (RENJA) OPD 1 dokumen, RKA OPD 1
dokumen, DPA OPD 1 dokumen, RKA-KL dan DIPA 1 dokumen, LKPJ /
LPPD, LAKIP, Evaluasi Kinerja 1 dokumen, Pelaksanaan Rakor
Pembanguan Perkebunan 1 kali.
(35) Kegiatan peyusunan Rencana Kerja Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan Internal Biro Hukum dan HAM, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 19.380.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 19.380.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya Dokumen perencanaan
dan evaluasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Biro Hukum dan
HAM.
(36) Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Internal Disorda, yang
dilaksanakan Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terfasilitasinya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 228
kegiatan Perencanaan, evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Olahraga
dan Pemuda Jawa Barat.
(37) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Pendidikan, yang
dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 96.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
rapat dan laporan bulanan/triwulanan dan pelaksanaan monitoring,
evaluasi ke 26 Kabupaten dan Kota; terlaksananya penyusunan LKPJ,
LPPD dan LAKIP 201 sebanyak 40 eksemplar dan evaluasi kinerja 10
eksemplar dan Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan.
(38) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Badan
Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa
Barat, yang dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
Dokumen Pra RKA Tahun 2010, RKA/DPA Tahun 2010, LAKIP 2009,
LPPD/Memori kegiatan Gubernur, LKPJ Evaluasi Kinerja, Renja Tahun
2010, Laporan internal Badan.
(39) kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 49.738.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersusunnya Renstra Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Provinsi Jawa Barat; tersusunnya Renja Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat; tersusunnya RKA/DPA tahun
2012 dan RKA/DPA Perubahan tahun 2011; tersusunnya evaluasi
kegiatan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa
Barat; tersusunnya LAKIP Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011; Tersusunnya LKPJ Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat tahun
2011; tersusunnya laporan keuangan Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat.
(40) Perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal Biro Keuangan, yang
dilaksanakan Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 24.650.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Rencana Kerja, RKA/DPA,
LAKIP, LKPJ Laporan Realisasi Keuangan dan Laporan Pencapaian
Kinerja pada unit Biro Keuangan.
(41) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 229
alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya 1
Dokumen RKA 2012 dan 1 Dokumen DPA perubahan 2011 serta RENJA.
(42) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 230.135.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 208.602.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersusunnya Rencana Kerja Tahun 2011, Dokumen
Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Tahun 2011, Rencana
Kegiatan Anggaran (RKA) Tahun 2012 dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) Tahun 2012; terlaksananya konsolidasi kegiatan
triwulan; tersusunnya Laporan Capaian Kinerja, Laporan Kinerja dan
Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah(LAKIP), dan Laporan Rencana Aksi Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat.
(43) Kegiatan Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 47.820.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen perencanaan,
evaluasi, dan pelaporan BPPKB berupa: RKA/DPA, LAKIP, LPPD, LKPJ,
dan laporan program/kegiatan triwulanan.
(44) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah IV Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya sistem perencanaan,
evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Badan Koordinasi Pemerintahan
dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat; terlaksananya
penyusunan RENJA Tahun 2011, RKA/DPA Tahun 2012 dan LAKIP, LPJ
Tahun 2011; terwujudnya perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal
Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi
Jawa Barat berbasis kinerja.
(45) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan pelaporan, yang dilaksanakan
Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen perencanaan,
hasil evaluasi dan pelaporan kinerja DPRD. Outcome kegiatan adalah
meningkatnya layanan penyediaan bahan pengambilan keputusan dalam
pelaksanaan fasilitasi terhadap kegiatan DPRD.
(46) Kegiatan Perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal, yang
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 230
dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 160.000.00,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 113.895.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya data evaluasi kinerja kegiatan pengelolaan sumber
daya air tahun 2011, program dan kegiatan 2012, dan laporan Inpres
Nomor 3 Tahun 2010.
(47) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SKPD, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 31.033.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terdapat dokumen
Perencanaan, evaluasi dan laporan kinerja Rumah Sakit sesuai dengan
perundang-undangan yang berla hasil kinerja rumah sakit.
(48) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Organisasi
Perangkat Daerah, yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya ATK kegiatan, tersedianya laporan bulanan,
triwulanan dan tahunan kegiatan, LAKIP, RENJA serta terselenggaranya
rapat koordinasi.
(49) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan Internal BKP, yang
dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 49.557.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya Renja sebanyak 25 buku; tersusunnya RKA dan DPA BKP
2012 sebanyak 25 buku; tersusunnya LPJ dan LPPD sebanyak 50 buku;
tersusunnya piñata usahaan Keuangan sebanyak 190 buku; tersusunnya
kinerja bulanan dan triwulanan sebanyak 160 buku.
(50) Kegiatan Perencanaan, Pelaporan dan Capaian Kinerja Keuangan, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 48.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya Alat Tulis Kantor sebanyak 1 paket; tersedianya Rencana
Strategi (RENSTRA) OPD sebanyak 24 eks; tersedianya Belanja Cetak
dan Penggandaan Rencana Kerja (RENJA) SKPD sebanyak 24 eks;
tersedianya Dokumen RKA/DPA SKPD sebanyak 102 eks; tersedianya
Draft Penetapan Kinerja sebanyak 15 eks; tersedianya Laporan Kinerja
Bulanan sebanyak 60 eks; tersedianya Laporan Keuangan Bulanan
sebanyak 15 eks; tersedianya Laporan kinerja Triwulan sebanyak 15
eks; tersedianya Laporan Keuangan Triwulan sebanyak 15 eks;
tersedianya Draft Laporan kinerja Semester sebanyak 15 eks;
tersedianya Laporan Keuangan Semester sebanyak 15 eks; tersedianya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 231
Draft Laporan Kinerja Tahunan sebanyak 15 eks; tersedianya Draft
Neraca Keuangan sebanyak 5 eks; tersedianya Draft LAKIP Disparbud
Jabar sebanyak 45 eks; tersedianya Draft LKPJ Disparbud Jabar
sebanyak 45 eks; tersedianya Draft LPPD Disparbud Jabar sebanyak 30
eks; tersedianya Draft Perubahan RKA/DPA sebanyak 32 eks;
tersedianya Berkas Pendukung sebanyak 10.000 lembar; tersedianya
dokumen pendukung sebanyak 30 eks.
(51) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal SKPD, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggarannya
sebesar Rp. 37.923.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
Tersedianya dok RKA sebanyak 25 keg, Tersedianya DPA sebanyak 25
keg, Tersedianya LAKIP sebanyak 10 keg, Tersedianya Laporan
Keuangan sebanyak 20 keg, Tersedianya LKPJ sebanyak 10 keg,
Tersedianya LPPD sebanyak 10 keg, Tersedianya dok. Pengukuran
kinerja kegiatan sebanyak 10 keg, Tersedianya laporan pelayanan
Jamkesmas sebanyak 10 keg, Tersedianya Laporan Kegiatan Pelayanan
(Lap. RL) sebanyak 60 keg, Tersedianya dok. Renstra sebanyak 60
buah, Tersedianya dok. Renja sebanyak 60 buah, Tersedianya dok.
LAKIP sebanyak 25 buah.
(52) Kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal RSUD Al
Ihsan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 49.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 13.140.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
laporan keuangan RSUD Al Ihsan, LAKIP. RKT. Renja, Tapin,LKPJ,
Renstra Revisi, RKA, DPA dll.
(53) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Biro Humas,
Protokol dan Umum ahun Anggaran 2011, yang dilaksanakan Biro
Humas, Protokol dan Umum , dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 25.000.000-, realisasi anggaran sebesar Rp. 21.689.600,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah Belanja ATK; Belanja cetak dan
penggandaan dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan Biro
Humas, Protokol dan Umum; Biaya makan dan minum rapat.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) waktu pelaporan yang disampaikan program/kegiatan di lingkungan
intern BPPT terkadang melampaui waktu yang telah ditentukan. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah dengan
melakukan koordinasi dan komunikasi yang lebih intensif dengan
pemegang program/kegiatan terkait.
(2) Dalam pelaksanaan program di atas, ditemukan permasalahan yaitu
keterbatasan jumlah SDM di Sekretariat KPID Jawa Barat dalam
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 232
penyusunan laporan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian laporan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusinya adalah rangkap tugas
untuk menyelesaikan laporan-laporan di atas.
(3) Adanya perbedaan format pelaporan yang diminta oleh Biro Administrasi
Pembangunan maupun Bappeda Provinsi. Solusi : Berkoordinasi dengan
Biro Administrasi Pembangunan dan Bappeda Provinsi dalam menyusun
dokumen, perencanaan, evaluasi dan pelaporan secara berkala sesuai
format terbaru dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
(4) Perlu anggaran perjalanan dinas mengingat lokasi OPD di luar Kota
Bandung. Solusi : Anggaran tidak di samakan dengan OPD yang
berkedudukan di Kota Bandung
(5) Keterlambatan data dari institusi. Solusi data dapat disampaikan tepat
pada waktunya dan sesuai dengan alur yang ditetapkan.
(6) Materi yang disajikan kurang optimal. Solusi dilakukan rapat
pembahasan mengenai materi dan data yang akan ditampilkan.
10) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a) Pelaksanaan Kegiatan
(1) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur BPPT,
yang dilaksanakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 310.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 302.422.950,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan pegawai
BPPT sebanyak 84 orang.
(2) Kegiatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang dilaksanakan
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 432.360.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 358.025.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya
kesejahteraan 116 orang PNS dilingkungan Satpol PP Provinsi Jawa
Barat berupa : Siraman Rohani, Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Purna
Bhakti, bantuan Pendidikan dan Pelatihan sebagai upaya meningkatkan
kesejahteraan PNS, penghargaan, pengabdian dan kemampuan PNS.
(3) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.121.465.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 965.320.687,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya panitia pengadaan barang dan jasa 10 orang, uang saku
pendidikan dan pelatihan 319 HOK, honorarium Narasumber Pembinaan
Mental 24 kali, honorarium Instruktur Senam 44 kali, honorarium
Ceramah Keagamaan 48 kali, honorarium dukungan Kesenian 12 bulan,
General Check up 153 orang, peralatan/perlengkapan olahraga 4 kali,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 233
bantuan biaya pembelian resep 12 bulan, bantuan biaya rawat inap 1
orang, pembelian buku perpustakaan 1 paket, sewa lapang Tenis 22
kali, sewa lapang Bulutangkis 22 kali, sewa lapang bola 22 kali, sewa
lapang bola volley 22 kali, snack olahraga 5980 boks, pembelian PDH
Struktural 17 stel, pembelian PDH Pelaksana 153 stel, pembelian
pakaian olahraga 110 stel, bantuan uang menjelang pensiun 6 orang,
bantuan pembelian buku, ATK dan untuk Diklatpim IV 1 orang, biaya
kontribusi belanja Sosialisasi selama 12 bulan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas PNS Badan Kepegawaian
Daerah Provinsi Jawa Barat.
(4) Peningkatan Kesejahteraan dan kemampuan aparatur Badan Narkotika
Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Sekretariat Badan Narkotika
Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.717.030.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 458.475.250,-. Hasil
kegiatan terakomodasinya kebutuhan PNS dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan dan kapasitas aparatur sebanyak 44 PNS dan 26 Tenaga
honorarium Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat.
(5) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Sekretariat KPID Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 105.075.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
101.702.338,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya
kebutuhan PNS dalam upaya meningkatkan kesehatan
jasmani/Olahraga selama 12 bulan, peningkatan kerohanian sebanyak
12 kali, peningkatan kesehatan sebanyak 12 bulan, pemulangan
pegawai sebanyak 1 orang, pengadaan baju seragam PDH sebanyak 15
orang.
(6) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Badan
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 724.125.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 564.378.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terakomodasinya
kesejahteraan PNS untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan
aparatur.
(7) kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas, yang dilaksanakan Biro
Pengelolaan Barang Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.208.120.093,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.194.767.093,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Pakaian Dinas untuk 185
orang pejabat struktural dan 1035 orang pelaksana serta sebanyak 1220
stel pakaian olah raga di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat untuk pelaksanaan Pekan Olah Raga Pemerintah Provinsi Jawa
Barat (PORPEMPROV JABAR) tahun 2011.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 234
(8) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran kegiatan sebesar Rp.
241.885.550,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terakomodasinya
kesejahteraan PNS bagi 116 orang aparatur Badan Kesbangpol dan
Linmasda Provinsi Jawa Barat dalam upaya meningkatkan kapasitas dan
kesejahteraan aparatur.
(9) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah I Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
200.000.000,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya
Peralatan/Perlengkapan Olahraga, Jasa Kesehatan Pegawai Badan
Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I Provinsi Jawa
Barat termasuk General Chekup untuk 63 Pegawai dan penggantian
resep dan Rawat inap untuk menjamin kesehatan Pegawai BKPP Wil I,
Pakaian Dinas Harian, Traning Set lengkap, Belanja Pemulangan
Pegawai yang Pensiun dan Bantuan Diklat Struktural serta diklat
Fungsional dalam rangka mengakomodir kebutuhan kesejahteraan PNS.
(10) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah III Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
175.006.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
kursus-kursus singkat/pelatihan, terselenggaranya bimbingan tertentu,
terselenggaranya peningkatan kesehatan PNS, terselenggaranya
pengadaan pakaian dinas dan atributnya,terselenggaranya pemulangan
pegawai sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan PNS, penghargaan,
pengabdian dan kemampuan PNS.
(11) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan aparatur Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, relisasi anggaran sebesar
Rp. 234.024.250.-. Hasil kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan
kesejahteraan PNS melalui Peningkatan Kemampuan dan Kompetensi
Aparatur Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
Provinsi Jawa Barat; Penyerahan Pemulangan Pegawai Pensiun
sebanyak 5 orang; Pelayanan Kesehatan bagi Pegawai Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat;
Pengadaan Pakaian Dinas untuk 96 orang Pegawai Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 235
(12) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 458.293.000,-. Hasil Kegiatan adalah
terakomodirnya peningkatan kesejahteraan dan kemampuan aparatur
untuk meningkatkan kapasitas kerja PNS.
(13) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur
Dispenda Provinsi Jawa Barat dan Peningkatan Kesejahteraan dan
Kemampuan Aparatur Cabang Pelayanan Dispenda Provinsi Wilayah
tersebar di 33 (tiga puluh tiga) Kabupaten/Kota se Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.970.651.570,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.358.202.036,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terpenuhinya kebutuhan dasar operasional unit kerja dan
meningkatnya keterampilan, kemampuan, profesionalisme dan
kesejahteraan aparatur Dispenda Provinsi Jawa Barat untuk pelayanan
kepada masyarakat.
(14) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Kantor
Perwakilan, yang dilaksanakan Kantor Perwakilan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 135.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 110.537.358,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya kebutuhan kinerja aparatur melalui pengalokasian dana
pengembangan karir dan pendidikan,pengandaan pakaian dinas dan
olah raga serta kesehatan untuk meningkatkan kapasitas dan
kesejahteraan PNS.
(15) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur
Inspektorat Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Inspektorat
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.071.620.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 943.632.672,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya pegawai yang mengikuti
Diklat Penjenjangan Fungsional, sebanyak 7 orang dari target 10 orang
dan diklat struktural sebanyak 2 orang sesuai target; Pegawai yang
mengikuti Diklat Teknis dan Bimbingan Teknis sebanyak 3 orang dari
target 5 orang; Pegawai yang mengikuti Seminar/Lokakarya/
Sosialisasi/Rakor/Raker sebanyak 3 orang dari target 5 orang;
Terfasilitasinya kegiatan Peningkatan Kesehatan Jasmani dan Rohani
sebanyak 12 kali sesuai target; Terfasilitasinya kegiatan Kerohanian
sebanyak 12 kali sesuai target; Penggantian resep dan perawatan bagi
para pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebanyak 375 orang dari
target 432 orang; Pemberian penghargaan Purna Bhakti kepada para
pensiunan Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebanyak 9 orang sesuai
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 236
target; General Check Up bagi para pegawai Inspektorat Provinsi Jawa
Barat sebanyak 150 orang sesuai target; Pemberian Pakaian Dinas bagi
para pegawai Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebanyak 172 orang
sesuai target; Pegawai yang mengikuti Peningkatan Wawasan ke luar
Provinsi sebanyak 22 orang sesuai target dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan , kapasitas dan kinerja PNS Inspektorat Provinsi Jawa
Barat.
(16) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dan Kesejahteraan
Aparatur Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 525.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
516.819.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terealisasinya 2 orang
Instruktur, 12 Rokhaniawan, Pembelian Resep bagi 40 orang Pegawai,
Kaca mata 4 orang, rawat inap 12 orang, pemulangan pegawai yang
pensiun 28 orang, Pengadaan Batik PWRI 28 orang Pengadaan
Pakaian Olah Raga 495 orang, untuk meningkatkan Kesejahteraan dan
Kemampuan Aparatur PNS Dinas Sosial.
(17) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Dan Kemampuan Aparatur Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 549.435.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 542.535.714,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya
peningkatan pengetahuan kemampuan PNS melalui diklat, workshop,
kursus, sosialisasi dan Pakaian Olah Raga PNS serta Pembelian Resep
untuk mengakomodir kesejahteraan pegawai sesuai dengan Peraturan
Gubernur Jawa Barat Nomor 65 Tahun 2008 tentang Kesejahteraan
Pegawai di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Barat.
(18) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 786.222.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terakomodir
peningkatan kesejahteraan PNS, peningkatan kemampuan aparatur
Dinas Bina Marga serta bantuan pendidikan, seminar, kursus dan
sosialisas untuk meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai
di lingkungan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat.
(19) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 332.362.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 310.738.350,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pemberian bantuan
perawatan, penggantian pembelian resep kaca mata, terpenuhinya jasa
dokter, belanja pakaian dinas lapangan, belanja pakaian olah raga,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 237
belanja pemulangan pegawai yang pensiun luar daerah Pelatihan untuk
meningkatkan kesejahteraan PNS, penghargaan, pengabdian dan
kemampuan PNS.
(20) Kegiatan Peningkatan Kemampuan Sumberdaya Aparatur Dinas ESDM,
yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 253.937.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya Diklat Struktural PIM II,III &
IV sebanyak 3 orang, terpenuhinya Diklat Jab Fungsional sebanyak 10
orang, terpenuhinya Bintek Pengadaan Barjas sebanyak 5 orang,
terpenuhinya Bintek Sektor Energi sebanyak 10 orang, terpenuhinya
Bimbingan Teknis PNS sebanyak 3 orang, terpenuhinya Kesejahteraan
Rohani & Jasmani sebanyak 100 orang, terpenuhinya Bantuan Resep &
Perawatan sebanyak 14 orang, terpenuhinya Sarana Olah Raga untuk
108 orang, terpenuhinya Pakaian Dinas Harian Struktural sebanyak 47
orang, dan Pemulangan Peg Pensiun untuk meningkatkan kompetensi
dan kesejahteraan PNS.
(21) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas
Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 742.270.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 653.381.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
Senam Kesegaran Jasamani, Pelatihan Kesenian Nasional dan siraman
rohani, Belanja obat-obatan, Pembelian resep, Penggantian kaca mata,
General cek up, Perawatan, Sewa prasarana olah raga, pengadaan baju
batik, Pemulangan PNS yang pensiun, Kontribusi Seminar/
lokakarya/pelatihan untuk meningkatkan kapasitas aparatur dan
kesejahteraan PNS.
(22) Kegiatan Peningkatan Sumber Daya Aparatur BPMKL Dinas
Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 58.700.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
57.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Kursus
singkat di LIPI, Kursus Singkat DI BSN untuk meningkatkan kompetensi
aparatur PNS di lingkungan dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi
Jawa Barat.
(23) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Balai
Pengelolaan Sampah Regional (BPSR) Dinas Permukiman dan
Perumahan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 110.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 99.069.300,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan PNS dalam
pemeliharaan Kesehatan, Pakaian Kerja Lapangan, Kursus-Kursus
Singkat/Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas aparatur PNS
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 238
(24) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan SDM Aparatur,
yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 762.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 647.542.987,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya bantuan seminar, sosialisasi
dan diklat, jasa kesehatan, dan biaya pemulangan pegawai yang
pensiun serta santunan bagi keluarga pegawai yang meninggal dunia
untuk merealisasikan kesejahteraan dan kompetensi aparatur PNS.
(25) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.894.295.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.798.650.350-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terealisasikannya pemberdayaan dan kesejahteraan aparatur
berbasis kinerja; tersedianya kebutuhan kinerja aparatur melalui
pengalokasian dana pengembangan karier dan pendidikan, penyediaan
pakaian dinas serta kesejahteraan pegawai; tersedianya kebutuhan
kinerja aparatur melalui pengalokasian dana pengembangan karir dan
pendidikan, sewa gedung kantor serta kesejahteraan pegawai melalui
penyediaan pakaian dinas dan pemulangan pegawai yang pensiun; serta
peningkatan profesionalisme aparatur dan peningkatan kualitas aparatur
yang memberikan pelayanan.
(26) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, yang
dilaksanakan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.1.259.775.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.178.689.439,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpenuhinya kebutuhan kesejahteraan dan kemampuan aparatur Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat berupa Diklat teknis, diklat non teknis
dan kepemimpinan, serta pengadaan Pakaian Dinas Harian (PDH) dan
General check up untuk 430 karyawan Dinas Perhubungan Provinsi jawa
Barat.
(27) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 567.205.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 559.380.309,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya
kebutuhan kesejahteraan dan kemampuan aparatur serta meningkatnya
kualitas pelayanan aparatur Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa
Barat dengan peningkatan disiplin dan kemampuan aparatur; serta
peningkatan kesejahteraan aparatur, untuk 287 orang.
(28) Kegiatan Peningkatan kesejahteraan dan kemampuan aparatur, yang
dilaksanakan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 239
310.510.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 307.497.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan kesejahteraan
PNS melalui Honorarium panitia/pejabat pengadaan/pemeriksa barang
dan jasa ; rencana 1 kali bulan terealisasi 1 kali (tingkat capaian 100%),
Uang saku bantuan diklat fungsional,bantuan biaya diklat subtantif ;
rencana 4 hari terealisasi 4 hari (tingkat capaian 100%), Bantuan biaya
diklat luar negeri yang dibiayai oleh pihak sponsor ; rencana 5 hari
bulan terealisasi 5 hari (tingkat capaian 100%), Bantuan biaya
bintek/seminar/lokakarya/rakor/ratek ; rencana 1 paket bulan terealisasi
1 paket (tingkat capaian 100%), Bantuan biaya pendidikan dan
pelatihan serta bintek ; rencana 1 paket bulan terealisasi 1 paket
(tingkat capaian 100%), Biaya general check up ; rencana 100 orang
bulan terealisasi 100 orang (tingkat capaian 100%), Biaya penggantian
resep ; rencana 8 bulan terealisasi 8 bulan (tingkat capaian 100%),
Biaya perawatan ; rencana 12 kali bulan terealisasi 12 kali (tingkat
capaian 100%), Biaya gedung olahraga bulu tangkis dan futsal ;
rencana 1 tahun bulan terealisasi 1 tahun (tingkat capaian 100%),
Belanja pakaian dinas untuk karyawan BPLHD Prov. Jabar ; rencana 114
stel bulan terealisasi 114 stel (tingkat capaian 100%), Bantuan biaya
pegawai yang pensiun, Bantuan biaya duka untuk
ayah/ibu/kandung/mertua ; rencana orang bulan terealisasi orang
(tingkat capaian 100%), Pembinaan jiwa korsa pegawai ; rencana 1 kali
bulan terealisasi 1 kali (tingkat capaian 100%); untuk mewujudkan
peningkatan kesejahteraan dan kemampuan dalam mengoptimalkan
kinerja pelayanan aparatur.
(29) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya
Aparatur, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 261.700.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 248.468.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya ceramah keagaamaan 12 bulan, Pembelajaran Al-Qur’an
12 bulan, Olah raga senam 10 bulan, Penggantian resep dan
pemeriksaan dokter 70 orang, Bantuan rawat inap 10 orang, Bantuan
meninggal dunia 6 orang, Fasilitasi gedung olah raga badminton 12
bulan, Bantuan pakaian olahraga/Training 80, Fasilitasi penghargaan
Purnabakti 9 orang, Bantuan ATK untuk Diklat PIM 1 orang dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas PNS Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
(30) Kegiatan Peningkatan dan Kemampuan Aparatur yang dilaksanakan
Dinas Olahraga dan Pemuda Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 759.920.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 684.032.951
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 240
terakomodasinya kebutuhan PNS dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemampuan pegawai untuk meningkatkan
kemampuan Aparatur Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat.
(31) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan yang
dilaksanakan pada Sekretariat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat oleh
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.262.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
1.843.524.285,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan kesejahteraan PNS Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Bara dalam kegiatan Kerohanian dan Bantuan
ONH 8 paket, Penyediaan Perlengkapan Olahraga Karyawan 24 paket,
Penyediaan Obat obatan 12 paket, Penyedia Jasa kesehatan 2 paket,
Penyediaan Makan dan Minum Pegawai selama 12 Bulan 6.000 set,
Pakaian Dinas Harian Bahan dan Ongkos Jahit pada Sekretariat 474
orang, Pakaian Dinas Harian Guru SLBN 2.776 orang, Pakaian Dinas
Harian untuk TKK/THL 98 orang, Pakaian untuk PWRI 50 orang,
Pemulangan Pegawai yang Pensiun 50 orang, Pemulangan Pegawai
yang Tewas dalam melaksanakan tugas 5 orang, Penyediaan uang/biaya
Bagi PNS yang Mengikuti Diklat Kepemimpinan Teknis dan Bimbingan
Teknis, Seminar, Lokakarya, Sariaksasi, Rakor dan Desiminasi 4 paket,
Penilaian Kinerja dan Angka Kredit Jabatan Fungsional dalam rangka
Peningkatan Kesejahteraan guru 135 HOK.
(32) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur pada
Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Umum
(BPPTKPU), yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 193.290.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 159.997.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Pemberian Biaya Diklat Kepemimpinan, Teknis dan
Bimbingan Teknis Jabatan Struktural/Fungsional, Seminar, Lokakarya,
Sosialisasi, Rakor sebanyak 3 paket ; Terlaksananya Peningkatan
Kemampuan Aparatur melalui Diklat dan Bimbingan Teknis, Seminar,
Lokakarya, Sosialisasi dan Rakor sebanyak 7 paket dalam rangka
peningkatan kapasitas dan kesejahteraan aparatur PNS BPPPTKPU.
(33) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada Balai
Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Luar Biasa (PLB), yang
dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 191.790.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
167.440.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Pemberian Biaya untuk mengikuti Diklat, Bimbingan Teknis Jabatan
Struktural/Fungsional, Seminar, Lokakarya, Sosialisasi Rakor sebanyak 3
paket, Pelatihan Komputer untuk staf 20 orang, Beasiswa untuk Staf S-
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 241
1 2 orang S-3 1 orang untuk meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas
PNS.
(34) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur pada
Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian, yang dilaksanakan
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
219.780.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya
kebutuhan peningkatan kesejahteraan dan Kemampuan Pegawai melalui
Penyediaan uang Saku Bagi PNS yang mengikuti Diklat Kepemimpinan,
Teknis dan Bimbingan teknis Jabatan Struktural/Fungsional, Seminar,
Lokakarya, Sosialisasi, Rakor 3 paket, Peningkatan
Kemampuan/Pembinaan Aparatur untuk diikut sertakan dalam Diklat
Kepemimpinan, Teknis dan Bimbingan teknis, Seminar, Lokakarya,
Sosialisasi dan Rakor sebanyak 28 orang, Kursus, Pelatihan, Sosialisasi
dan Bimbingan Teknis PNS 1 paket dan Penyediaan Pakaian Olahraga
28 stel.
(35) Kegiatan Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Kejuruan (BPPTKPK), yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 191.790.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 145.899.500,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan peningkatan kesejahteraan
dan kemampuan Pegawai dengan pemberian Uang Saku dan
Perlengkapan untuk PNS yang mengikuti Diklat Kepemimpinan, Teknis
Jabatan Struktural/Fungsional, Seminar, Lokakarya, Sosialisasi, Rakor
dan Desiminasi sebanyak 5 paket, Penyediaan Batik bagi yang Pensiun 1
Paket, Penyediaan Pakaian Olahraga 40 stel, Peningkatan Aparatur
dengan mengikutsertakan PNS dalam Diklat Kepemmpinan sebanyak 5
orang, Mengikutsertakan PNS dalam Siminar, Lokakarya, Sosialisasi dan
Rakor sebanyak 5 orang serta mengikut sertakan dalam Diklat Teknis
dan Bimbingan Teknis sebanyak 4 orang.
(36) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur , yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah II Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 225.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 220.835.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan PNS dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan, disiplin, kesehatan dan
kemampuan aparatur.
(37) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 1.247.935.000,-, realisasi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 242
anggaran sebesar Rp. 1.235.613.730,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya dukungan biaya untuk pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan; tersedianya diukungan untuk instruktur senam,
kerohanian; terfasilitasinya acara HUT RI; Tersedianya dukungan dana
untuk general check up; tersedianya dukungan dana untuk bantuan
biaya pembelian resep; tersedianya dukungan dana untuk bantuan
biaya perawatan; terfasilitasinya sewa sarana olahraga; terfasilitasinya
makan dan minum peserta senam; terfasilitasinya belanja pakaian dinas
harian (PDH); terfasilitasinya belanja pakaian untuk POR Pemprov;
terfasilitasinya penghargaan pra purna bakti-uang
pembinaan/kedeudeuh; terfasilitasinya dukungan dana santunan bagi
PNS yang meninggal dunia; untuk peningkatan kesejahteraan, sikap
mental dan disiplin serta kompetensi aparatur PNS Badan Perencanaan
dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat.
(38) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 180.700.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
kesejahteraan dan meningkatnya kemampuan pegawai dan
terlaksananya kegiatan kerohanian.
(39) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 392.061.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 302.920.000,-. Hasil
Kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan PNS dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan pegawai dengan
terlaksananya kegiatan kerohanian, kesenian dan kesegaran jasmani;
tersedianya batik PWRI; terpenuhinya pakaian olahraga pegawai di
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat; terpenuhinya seragam kesenian
angklung; terpenuhinya seragam food security; dan terlaksananya
pemulangan pegawai yang purna bakti sebanyak 16 orang.
(40) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Balai
Laboratorium Kesehatan (BLK), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 182.700.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 166.283.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya pembiayaan aparatur
untuk meningkatkan kompetensi dengan mengikuti 7 jenis
pelatihan/pendidikan dan latihan (diklat) antara lain diklat pengelolaan
keuangan daerah, diklat pengelolaan barang daerah, diklat akuntansi
pemerintah daerah, diklat penata barang dan aset daerah, diklat teknis
preparasi contoh uji untuk analis AAS, diklat validasi metoda pada
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 243
analisis mikrobiologi, dan diklat estimasi ketidakpastian pengukuran
pada uji mikrobiologi; terlaksananya kegiatan kesegaran jasmani;
terlaksananya pemulangan pegawai yang purna bakti sebanyak 5 orang.
(41) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Balai
Pelatihan Kesehatan (Bapelkes), yang dilaksanakan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 190.450.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 143.886.615,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan PNS dengan terpenuhinya 3
orang untuk mengikuti diklat substantif; terpenuhinya 2 orang untuk
mengikuti diklat fungsional; terpenuhinya 12 orang untuk mengikuti
bintek/seminar/seminar/lokakarya; terpenuhinya kebutuhan general
check-up sebanyak 45 orang; terlaksananya kegiatan kesegaran
jasmani; tersedianya bahan obat-obatan dan penggantian kacamata;
terpenuhinya pakaian dinas pegawai Bapelkes sebanyak 45 orang;
terlaksananya pemulangan pegawai yang purna bakti sebanyak 2 orang.
(42) KegiatanPeningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Balai
Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM), yang dilaksanakan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 366.850.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 330.796.000,-. Hasil
Kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan PNS dengan terpenuhinya
layanan pembacaan hasil rontgen oleh konsultan spesialis radiologi;
terpenuhinya layanan pembacaan hasil USG; terpenuhinya kegiatan
kerohanian dan kesegaran jasmani; terpenuhinya pelatihan-pelatihan
antara lain pelatihan ESQ sebanyak 42 orang, pelatihan capacity
building sebanyak 42 orang dan pelatihan fungsional teknis;
terlaksananya pemulangan pegawai yang purna bakti sebanyak 1 orang.
(43) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Balai
Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM), yang dilaksanakan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 353.184.500,-. Hasil
Kegiatan adalah Hasil Kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan
dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan PNS dengan
terlaksananya general check-up sebanyak 54 orang; terlaksananya
kegiatan kesehatan jasmani dan kerohanian; terpenuhinya pakaian
dinas harian sebanyak 68 orang; terlaksananya kegiatan outbond
sebanyak 62 orang; terpenuhinya diklat subtantif dan
seminar/lokakarya.
(44) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 244
Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 230.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 198.651.350,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya kebutuhan PNS dalam
rangka peningkatan kesejahteraan dan kompetensi aparatur BPPKB
guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas-tugas BPPKB.
(45) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah IV Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
197.961.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya
kebutuhan kesejahteraan dan peningkatan kompetensi PNS untuk
mewujudkan aparatur Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat yang berkemampuan dan
sejahtera.
(46) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Aparatur Sekretariat
DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 237.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 169.761.750,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasikannya kebutuhan PNS
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas aparatur
sehingga mampu memfasilitasi kegiatan DPRD sesuai kompetensi.
(47) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas
dan Balai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.904.836.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.641.601.207,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terfasilitasinya pembiayaan aparatur untuk Peningkatan
kesejahteraan PNS 471 orang, General Check Up, pakaian Dinas harian,
pakaian olahraga, pakaian batik, pakaian olahraga dan pemulangan
pegawai sebanyak 40 orang.
(48) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 611.500.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 462.856.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya
pembiayaan untuk peningkatan kesejahteraan dan kapasitas SDM
aparatur yang terampil dan profesional dalam melaksanakan tupoksi.
Adapun daya serap yang rendah karena Diklat bagi tenaga
pelaksana/fungsional umum pada tahun 2011 anggarannya dibiayai oleh
Badan Pendidikan dan Latihan Provinsi Jawa Barat.
(49) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur Dinas
peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 480.748.675,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya obat-obatan dan penggantian
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 245
resep sebnayak 54 OB, terlaksananya general check up sebanyak 318
orang, terlaksananya kegiatan olah raga sebanyak 11 bulan, tersedianya
seragam batik PWRI dan uang kadeudeuh bagi 9 orang yang memasuki
masa purnabhakti, terlaksananya kegiatan outbond sebanyak 100
orang, terlaksananya kursus dan diklat sebanyak 12 orang,
terselenggaranya pelatihan bagi 125 orang dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kapasitas PNS Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.
(50) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur BKPD,
yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 519.710.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 490.107.526,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terakomodasikannya kebutuhan PNS dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas aparatur sehingga dapat
terlaksana Fasilitasi Diklat, Seminar, Lokakarya dan Kursus sebanyak 15
orang; Fasilitasi menjelang pensiun sebanyak 4 orang; Fasilitasi
Peningkatan kesehatan pegawai sebanyak 80 orang.
(51) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 380.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 362.677.419,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya
kebutuhan kinerja aparatur melalui pengalokasian dana peningkatan
kompetensi aparatur dan kesejahteraan PNS dengan terpenuhinya
Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa sebanyak 2 orang;
tersedianya tenaga kerohaniaan untuk Pembinaan kerohaniaan Pegawai
Disparbud Prov. Jabar sebanyak 24 OK; tersedianya tenaga medis untuk
pemeriksaan kesehatan Pegawai Disparbud Prov. Jabar sebanyak 24
OK; tersedianya tenaga instruktur senam untuk Pegawai Disparbud
Prov. Jabar sebanyak 44 OK; tersedianya pelatih seni untuk Pegawai
Disparbud Prov. Jabar sebanyak 96 OK; terpenuhinya pengadaan obat-
obatan Klinik Intern untuk Pegawai Disparbud Prov. Jabar sebanyak 12
kali; terpenuhinya Medical Check Up untuk Pegawai Disparbud Prov.
Jabar sebanyak 50 OK; terpenuhinya Penggantian Resep untuk Pegawai
Disparbud Prov. Jabar sebanyak 18 kali; terpenuhinya Sewa lapangan
olahraga untuk Pegawai Disparbud Prov. Jabar sebanyak 30 kali;
terpenuhinya pengadaan Pengadaan Pakaian Jahit untuk Pegawai
Disparbud Prov. Jabar sebanyak 282 stel; terpenuhinya Pemulangan
Pegawai yang Pensiun di Disparbud Prov. Jabar sebanyak 8 OK;
terpenuhinya Peningkatan Pengatahuan dan Ketrampilan untuk Pegawai
Disparbud Prov. Jabar sebanyak 4 orang.
(52) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya pada Balai Pengelolaan
Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional Pelaksanaan Peningkatan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 246
Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 320.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 315.262.162,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya peningkatan pengetahuan
dan kemampuan serta kesejahteraan PNS dengan terpenuhinya
Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa sebanyak 2 orang;
terpenuhinya Belanja Jasa Kesehatan pada Balai Pengelolaan
Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional sebanyak 38 orang;
terpenuhinya Belanja Pakaian Dinas Harian pada Balai Pengelolaan
Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional sebanyak 51 orang;
terpenuhinya Pemulangan Pegawai yang Pensiun pada Balai
Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional sebanyak 8
orang;
(53) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada Bp.
Anjungan Jawa Barat TMII, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terakomodasinya peningkatan
kesejahteraan PNS dan peningkatan kemampuan aparatur dengan
tersedianya Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber/Moderator
sebanyak 12 bulan; terpenuhinya pengadaan obat-obatan Klinik Intern
untuk Pegawai sebanyak 12 bulan; terpenuhinya Pemulangan Pegawai
yang Pensiun pada Bp. Anjungan Jawa Barat TMII sebanyak 1 orang;
(54) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur di Balai
Pengembagan Kemitraan, Pelatihan Tenaga Kepariwisataan dan
Kebudayaan, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.80.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 59.983.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Diklat Teknis Pegawai Balai
Pengembagan Kemitraan, Pelatihan Tenaga Kepariwisataan dan
Kebudayaan sebanyak 40 OH; terlaksananya Diklat Prajabatan Pegawai
Balai Pengembagan Kemitraan, Pelatihan Tenaga Kepariwisataan dan
Kebudayaan sebanyak 17 OH; tersedianya tenaga instruktur olahraga
untuk Pegawai sebanyak 11 kali; terpenuhinya pengadaan obat-obatan
Klinik Intern untuk Pegawai sebanyak 5 kali; terpenuhinya Medical
Check Up untuk Pegawai sebanyak 23 orang; terpenuhinya Penggantian
Resep untuk Pegawai sebanyak 7 orang; terpenuhinya Pemulangan
Pegawai yang Pensiun sebanyak 1 orang dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan , kapasitas dan kinerja PNS BPK Pelatihan Tenaga
Kepariwisataan dan Kebudayaan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 247
(55) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pada Balai
Pengelolaan Taman Budaya, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 80.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 75.465.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah adalah terfasilitasinya peningkatan
pengetahuan dan kemampuan serta kesejahteraan PNS dengan
terpenuhinya Honorarium Pengadaan Barang dan Jasa Pada Balai
Pengelolaan Taman Budaya sebanyak 3 orang; tersedianya tenaga
instruktur senam untuk Pegawai sebanyak 12 bulan; terpenuhinya
pembelian kacamata untuk Pegawai sebanyak 10 orang; terpenuhinya
Medical Check Up untuk Pegawai sebanyak 36 orang; terpenuhinya
Penggantian Resep untuk Pegawai sebanyak 16 orang; terpenuhinya
kebutuhan sewa gedung olahraga sebanyak 12 bulan; terpenuhinya
kebutuhan Pakaian Dinas Harian (PDH) sebanyak 36 stel.
(56) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur pada Balai
Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 70.499.700,-. Hasil kegiatan adalah terpenuhinya Honorarium
Pengadaan Barang dan Jasa Pada Balai Pengelolaan Taman Budaya
sebanyak 1 kegiatan; terpenuhinya pengadaan bahan obat-obatan
untuk Pegawai sebanyak 12 bulan; terpenuhinya kebutuhan Pakaian
Dinas Harian (PDH) sebanyak 1 kali; terpenuhinya Pemulangan Pegawai
yang Pensiun sebanyak 1 orang dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan , kapasitas dan kinerja PNS.
(57) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 620.125.000,-, realisasi anggarannya
sebesar Rp. 536.375.695,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah adalah
terakomodasinya peningkatan kesejahteraan PNS dan peningkatan
kemampuan aparatur dengan terfasilitasinya pegawai yang mengikuti
Dikpim III sebanyak 4 orang, pegawai yang mengikuti Dikpim IV
sebanyak 3 orang, tersedianya ATK sebanyak 1 paket, Jumlah bantuan
biaya rawat inap sebanyak 24 orang, Jumlah pembelian bantuan resep
sebanyak 36 orang, tersedianya sarana olahraga sebanyak 115 orang,
Tersedianya penggandaan untuk pelaksanaan kegiatan sebanyak 1
paket, Jumlah mamin untuk peserta olahraga Porpemprov sebanyak 270
porsi, jumlah snack untuk peserta olahraga Porpemprov sebanyak 270
porsi, Jumlah pensiun yang mendapatkan penghargaan sebanyak 9
orang, tersedianya pakaian dinas Harian untuk 485 orang, tersedianya
pakaian Olahraga Porpemprov sebanyak 100 orang.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 248
(58) Kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, yang
dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 102.990.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 36.675.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terakomodasinya peningkatan kesejahteraan PNS dan peningkatan
kemampuan aparatur dengan tersedianya ATK, pakaian khusus hari-hari
tertentu, pakaian batik tradisional; terselenggaranya pemulangan
pegawai, pemulangan pegawai yang pensiun dalam daerah, kursus,
pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS.
(59) Kegiatan peningkatan kualitas tenaga kesehatan, yang dilaksanakan
RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.545.013.749,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
1.782.373.732,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya
kebutuhan dasar operasional unit kerja dan meningkatnya
keterampilan, kemampuan, profesionalisme dan kesejahteraan aparatur
melalui pemberian beasiswa tugas belajar S3 dan D1, honorarium
tenaga ahli/instruktur/narasumber/moderator, perjalanan dinas dalam
daerah dan luar daerah, kursus/pelatihan/ sosialisasi/bimbingan teknis,
premi asuransi kesehatan; tersedianya pakaian dinas harian;
tersalurkannya biaya pemulangan pegawai.
(60) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Kepegawaian Setda Tahun
Anggaran 2011, yang dilaksanakan Biro Humas, Protokol dan
Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.564.783.000-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 3.805.092.122,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terakomodasinya peningkatan kesejahteraan PNS dan
peningkatan kemampuan aparatur dengan terlayaninya kebutuhan
pendidikan/ pelatihan, kesehatan, keagamaan, olahraga dan
pengadministrasian kepegawaian untuk aparatur di Lingkungan
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat
(61) Kegiatan Dukungan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tahun
Anggaran 2011, yang dilaksanakan Biro Humas, Protokol dan
Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 549.960.000-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 266.045.325,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terfasilitasinya kebutuhan dasar operasional dengan tersedianya
ATK,Belanja jasa kesehatan dan obat – obatan untuk Pimpinan serta
pakaian dinas untuk Pimpinan.
b) Permasalahan dan solusi
(1) Tidak dapat diprediksinya angka kematian dalam hubungannya dengan
pelaksanaan Bantuan Uang Duka untuk PNS yang meninggal.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 249
(2) Kurangnya minat PNS terhadap jabatan fungsional dikarenakan pejabat
fungsional belum difungsikan secara optimal oleh organisasi, disamping
adanya ketimpangan fasilitas antara pejabat struktural dan fungsional.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah Memberikan motivasi
dan dukungan kepada para pejabat fungsional atau calon pejabat
fungsional, berupa peningkatan tunjangan fungsional, penyediaan
fasilitas kerja dan perlakuan organisasi yang sesuai terhadap pejabat
fungsional.
(3) Masih tingginya ketimpangan kualifikasi dan kompetensi pegawai
dengan kualifikasi dan kompetensi existing. Solusi untuk mengatasi
masalah tersebut adalah Pengiriman Tugas Belajar PNS dan CPNS eks
TKK ke jurusan yang dibutuhkan organisasi, baik melalui kerjasama
maupun pengembangan beasiswa “cost sharing” dan pengelolaan ijin
belajar yang disesuaikan dengan formasi kebutuhan PNS/CPNS.
(4) Pelaksanaan kegiatan penyelesaian masalah-masalah kepegawaian
masih terhambat dikarenakan tidak lengkapnya data disiplin pegawai
dari OPD maupun dari Kabupaten/Kota, serta kurang meratanya
pemahaman akan peraturan kepegawaian. Solusi untuk mengatasi
masalah tersebut adalah Dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah
kepegawaian dengan cara proaktif meminta data ke Kabupaten/Kota
dan OPD serta melakukan Sosialisasi Peraturan lebih intensif ke OPD.
(5) Standar penilaian kinerja dan prestasi kerja PNSD Jawa Barat masih
belum teraplikasikan secara optimal. Solusi untuk mengatasi masalah
tersebut adalah Penilaian kinerja dan prestasi kerja PNSD Provinsi Jawa
Barat disusun dengan indikator yang lebih mudah dipahami sehingga
memudahkan dalam aplikasinya.
(6) Jumlah anggaran yang tersedia kurang memadai untuk memenuhi hak
pegawai yang jumlahnya yang semakin bertambah, sehingga tidak
semua pegawai dapat diberikan fasilitas kesehatan. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah penyediaan
anggaran sesuai dengan standar yang telah ditentukan dalam
ketentuan. Untuk memenuhi kesejahteraan pegawai sebagaimana
dimaksud Pergub Nomor 34 Tahun 2010.
(7) Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu undangan dari pihak
penyelenggara untuk mengikuti Pelatihan Peningkatan Wawasan,
Seminar dan Lokakarya di bawah target yang telah ditetapkan. Untuk
mengatasi hambatan diperlukan adanya koordinasi yang lebih intensif
dengan pihak pusat.
(8) Dalam pelaksanaan program di atas, ditemukan permasalahan yaitu
jumlah SDM Sekretariat KPID Jawa Barat terutama di sub bagian Tata
usaha yang terbatas jumlahnya, kurang sebanding dengan tingginya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 250
volume pekerjaan karena harus menagani urusan kepegawaian,
keuangan, perencanaan dan umum. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut solusinya dengan melakukan rangkap tugas dalam menangani
pekerjaan yang ada, dan untuk tahun 2012 telah mengajukan
permohonan penambahan pegawai ke BKD yang diharapkan dapat
segera direalisasikan.
(9) Terbatasnya sarana dan parsarana serta sumber daya aparatur yang
profesional dan berkualitas dalam meningkatkan produktivitas kerja
aparatur. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan Tersedianya
anggaran yang memadai dalam rangka meningkatkan kualitas sumber
daya manusia aparatur melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
aparatur yang berkesinambungan. Mempersiapkan diklat bagi aparatur
yang akan memasuki persiapan pensiun.
(10) tenaga PNS yang direncanakan dapat mengisi kebutuhan SDM di RSUD
Al Ihsan tidak terealisaikan seluruhnya sehingga jumlah penyerapannya
hanya 35.61% sedangkan Kegiatan peningkatan kualitas tenaga
kesehatan yang dana bersumber dari dana operasional realisasi
anggaran sebesar Rp. 1..782.373..732,- atau 70.03% dari total
anggaran, pelaksanaan kegiatannya disesuaikan dengan kondisi
keuangan rumah sakit namun kegiatan yang sangat dibutuhkan tetap
dapat dilaksanakan dan tidak pula mengurangi kegiatan pelayanan
kepada masyarakat. Adapun solusinya untuk tahun anggaran 2012
jumlah PNS yang dibutuhkan harus tetap dapat terealisasi sehingga
anggaran harus dicadangkan dan peningkatan kualitas tenanga
kesehatan besarannya harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
(11) Permasalahan pada program di atas, yaitu program kegiatan ini bersifat
penyediaan dana yang disesuaikan dengan permintaan atau
permohonan maka permasalahannya adalah kelebihan penyediaan
anggaran dan penjadwalan yang kurang tepat ini adalah uang duka
yang sisa anggarannya yang tidak bisa diserap, dan juga POR Setda
yang tidak dilaksanakan karena kegiatannya bersamaan dengan bulan
suci ramadan dan juga kegiatannya didahului oleh PORPROV yang
seharusnya POR Setda terlebih dahulu. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, solusi yang dilakukan adalah dalam pengganggaran dan
penjadwalannya harus di rencanakan secara optimal untuk mengurangi
sisa lebih perhitungan anggaran
11) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Pelaksanaan Program
Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Provinsi Jawa Barat, yang
dilaksanakan seluruh Organisasi Perangkat Dinas (OPD) di lingkungan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 251
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 317.334.110.550,11, realisasi anggaran sebesar Rp. 235.142.687.092,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Alat Tulis Kantor (ATK) selama
12 bulan, Barang Cetakan dan Penggandaan selama 12 bulan, tersedianya
makanan dan minuman tamu dan rapat selama 12 bulan, terselenggaranya
perjalanan dinas, tersedianya meterai selama 12 bulan, tersedianya belanja
jasa Telepon selama 12 bulan, tersedianya belanja jasa Internet selama 12
bulan, tersedianya belanja jasa listrik selama 12 bulan, tersedianya majalah
dan surat kabar selama 12 bulan, tersedianya belanja jasa TV berbayar,
tersedianya belanja air dan gas selama 12 bulan. Terpenuhinya kebutuhan
anggaran untuk penyediaan/fasilitasi media cetak dan internet serta internet
untuk melancarkan lalu lintas data dalam rangka mendukung JABAR Cyber
Province.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Masih banyak pejabat struktural dan karyawan/wati yang belum
memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa untuk mendukung
pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa pada program ini. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah dengan
mengikutsertakan para pejabat struktural dan karyawan/wati yang
potensial, dalam setiap penyelenggaraan ujian sertifikasi pengadaan
barang/jasa oleh lembaga yang berwenang.
(2) Sebagian besar OPD di Provinsi Jawa Barat memiliki permasalahan yang
sama, dalam kaitannya dengan sarana dan prasarana kantor yang tidak
memadai. Tersedianya gedung perkantoran (sarana dan prasarana
kantor) yang layak pakai adalah suatu hal yang sangat vital untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu
lembaga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di Provinsi
Jawa Barat sarana gedung perkantoran yang tidak layak pakai banyak
terjadi di Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I
Provinsi Jawa Barat-IV, Balai-Balai Teknis dan UPTD/UPP yang tersebar
diseluruh Kabupaten/Kota. Solusi untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan menyediakan anggaran yang memadai untuk
revitalisasi sarana dan prasarana gedung perkantoran. Diharapkan
dengan terwujudnya sarana dan prasarana gedung perkantoran yang
layak pakai, dapat meningkatkan kinerja OPD yang bersangkutan dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat..
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 252
21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
1) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat miskin, sekitar Desa hutan
dan Desa Pesisir, yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 308.500.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 223.907.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
Meningkatnya pendapatan dan lapangan kerja bagi masyarakat di desa.
(2) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Partisipasi Masyarakat, yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 570.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
551.962.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
partisipasi masyarakat dalam kegiatan BBGRM dan bertambahnya
jumlah KPM serta meningkatnya kualitas pelatih KPM.
(3) Kegiatan Pemasyarakatan, Pemanfaatan dan Pengembangan serta Gelar
Teknologi Tepat Guna tingkat Provinsi Jawa Barat dan Tingkat Nasional,
yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.553.779.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.440.454.150,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya
pemasyarakatan, pemanfaatan dan pengembangan teknologi tepat
guna.
(4) Kegiatan Fasilitasi Pemenuhan Sarana dan Prasarana Masyarakat dan
Desa Perbatasan yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 651.583.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 603.056.900,- Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbangunnya sarana dan prasarana infrastruktur masyarakat desa
perbatasan.
(5) Kegiatan Pembinaan terhadap Desa Lokasi sasaran Program Tahun
2011, yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
376.035.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
sinergitas dan pembinaan terhadap desa lokasi sasaran program tahun
2011.
(6) Kegiatan Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan, yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan
Wilayah I Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 253
sebesar Rp. 500.000.000,- , Realisasi Anggaran sebesar Rp.
474.500.000,-. Hasil Pelaksanaan Kegiatan adalah terlaksananya
Kegiatan Festival Kesenian Rakyat Wilayah I dalam HUT Provinsi Jawa
Barat, terlaksananya Pameran dan Bazar Pembangunan Wilayah di
Wilayah I (Kota Sukabumi) dan terlaksananya Bhakti sosial melalui
penanaman Pohon di 6 Kabupaten/kota di Wilayah I
(7) Kegiatan Unjuk Prestasi Budaya di Wilayah III Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 491.915.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya rangkaian menyambut Hari Jadi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2011; terpeliharanya budaya di Wilayah III Provinsi Jawa Barat,
Tersalurkannya potensi pelaku seni budaya.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Didalam kegiatan BBGRM tidak semua kabupaten/kota melaksanakan
BBGRM. Solusi menghimbau Kabupaten Kota untuk menunjang
pelaksanaan BBGRM.
(2) Masih banyaknya Desa perbatasan yang belum menjadi sasaran
program. Solusi untuk Desa Perbatasan secara bertahap akan dijadikan
sasaran program Pemenuhan Sarana dan Prasarana Masyarakat dan
Desa Perbatasan
2) Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
a) Pelaksanaan Program.
(1) Kegiatan Penunjang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Pedesaan yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 6.082.000.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp. 4.935.067.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah termonitor dan terevaluasinya PNPM MP pada 17 kabupaten di
Jawa Barat.
(2) Kegiatan Evaluasi Pembangunan Desa Mandiri dalam Perwujudan Desa
Peradaban, yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.2.103.000.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp. 2.096.400.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terevaluasinya
pelaksanaan pembangunan desa peradaban/desa mandiri.
(3) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Peran serta Masyarakat melalui TNI
Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan Bhakti Siliwangi Manunggal
Satata Sariksa (BSMSS), yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat,dengan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 254
alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp. 702.060.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terbangunnya
infrastruktur/sarana dan prasarana di lokasi TMMD dan BSMSS.
(4) Kegiatan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes), yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
187.427.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah bertambahnya
pengetahuan pengelola BUMDes dan Pasar Desa dalam mengelola
usahanya.
(5) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa, yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 280.762.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersosialisasikannya bantuan keuangan untuk aparatur pemerintahan
desa.
(6) Kegiatan Perlombaan Desa dan Kelurahan, yang dilaksanakan Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 880.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 840.230.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah Terpilihnya juara lomba desa dan lomba kelurahan
tingkat provinsi dan tingkat nasional.
(7) Kegiatan Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan, yang dilaksanakan
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 438.206.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya bimbingan teknis
penyusunan profil desa dan kelurahan.
(8) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa, yang dilaksanakan
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 91.286.973.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 86.192.459.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kinerja aparatur
pemerintahan desa/kelurahan.
(9) Kegiatan Survey Calon Lokasi Desa Penerima Bantuan Gubernur
Program Desa Mandiri Menuju Desa Peradaban Tahun 2012, yang
dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
1.489.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terpilihnya calon
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 255
lokasi desa penerima bantuan Gubernur Program Desa Mandiri menuju
desa peradaban tahun 2012.
(10) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Desa,
yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya Rakor penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan
sebanyak 1 kali, terinventarisirnya data tanah kas desa sebanyak 55
data, terinventarisirnya masa kerja Kepala Desa sebanyak 1 dokumen,
tersusunnya bahan kebijakan Pemerintah Provinsi terhadap pemantapan
pemerintahan desa.
(11) Kegiatan Fasilitasi Penetapan dan Pengasan Batas Desa, yang
dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 245.650.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya rapat koordinasi penetapan dan penegasan batas desa
sebanyak 40 orang, terindentifikasinya titik batas desa di 3
kota/kabupaten, tersusunnya evaluasi dan pelaporan kegiatan sebanyak
3 buku.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Belum optimalnya pelaksanaan penetapan dan penegasan batas desa di
Jawa Barat. Solusi Pemerintah Provinsi menyiapkan pedoman umum
tentang penetapan dan penegasan batas desa dan menyarankan
kabupaten/kota mengalokasikan anggaran untuk melaksanakan
penetapan dan penegasan batas desa yang telah menjadi urusan
kabupaten/kota.
(2) Kondisi terkini ruislag tanah kas desa (TKD) lebih cenderung untuk
pengembangan perumahan (diluar kepentingan umum) berdasarkan
Permendagri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan
Kekayaan Desa. Solusi melaksanakan koordinasi dengan Kementerian
Dalam Negeri sebagai otorisator Permendagri Nomor 4 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa.
(3) Di Jawa Barat belum tersedia database yang menginventarisasi Tanah
Kas Desa (TKD) sebagai alat pengendalian terhadap jumlah/luas TKD.
Solusi Diperlukan database inventarisasi Tanah Kas Desa (TKD) di Jawa
Barat.
(4) Belum Seluruh Desa/ Kelurahan membuat Profil Desa/ Kelurahan sesuai
ketentuan aplikasi Kepmendagri tahun 2011. Solusi yang dilakukan
adalah mensosialisasikan penyusunan Profil Desa/Kelurahan ke Desa2
dan Kelurahan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 256
22. URUSAN SOSIAL
1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahtyeraan Sosial (PMKS) Lainnya
a) Pelaksanaan program
(1) Kegiatan Peningkatan Penanganan Lanjut Usia di Balai Perlindungan
Sosial Tresna Werdha (BPSTW), yang dilaksanakan Dinas Sosial
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
4.087.990.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.055.774.777,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pembinaan dan pelayanan
bagi lanjut usia bagi orang lanjut usia sehingga mereka dapat
melaksanakan hari tuanya dengan tentram dan bahagia.
(2) Kegiatan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis
Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya (BRSBK), yang dilaksanakan Dinas
Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.064.340.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.021.883.750,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terlaksananya penanganan
gelandangan dan pengemis serta anak jalanan sehingga dapat
mewujudkan kesejahteraan sosial secara mandiri dan dapat
melaksanakan fungsi sosialnya pada Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya
(BRSBK) 2 Angkatan masing-masing 125 0rang total 250 orang, di sub
unit penanganan anak jalanan Palimanan Cirebon sebanyak 2 angkatan
@50 orang total 100 orang, sedangkan Sub Unit Rumah Persinggahan
Caringin menangani sebanyak 370 orang.
(3) Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat di Balai
Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat (BRSPC) Cibabat Cimahi, yang
dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.780.495.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.766.641.339,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
pengetahuan dan keterampilan 100 orang penyandang cacat sehingga
mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan dapat hidup secara mandiri.
(4) Kegiatan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila di Balai
Rehabvilitasi Sosial Karya Wanita (BRSKW) dan Sub Unit Rumah
Rehabilitasi Sosial Karya Wanita (RSKW), yang dilaksanakan Dinas
Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.830.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.2.701.329.500,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kemauan dari eks
wanita tuna susila sehingga dapat meningkatkan kehidupan dan
penghidupannya yang dibina di BRSKW Palimanan Cirebon 220 orang
dan Sub Unit RSKW Cibadak Sukabumi 110 orang, total yang dibina
sebanyak 330 orang.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 257
(5) Kegiatan Pelayanan dan Pemberdayaan Sosial Remaja di Balai
Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) Cibabat Cimahi dan Sub
Unit Rumah Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (RPSBR) Ciganjeng
Ciamis, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.213.800.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 3.156.321.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalahMeningkatnya pengetahuan dan keterampilan Remaja Putus
Sekolah sehingga mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara
mandiri 240 orang di BPSBR dan 120 RPSBR totalnya 360 orang anak
putus sekolah.
(6) Kegiatan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban narkotika di BRSPP
Lembang - Bandung Barat, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.182.870.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.093.691.250,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah adanya perubahan sikap hidup 100 orang eks Korban
Narkotika sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya secara layak
dan wajar dalam masyarakat.
(7) Kegiatan Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak di BPSAA Subang dan
Sub Unit, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 6.300.721.724,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 5.835.812.130,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan anak yatim, piatu
dan yatim piatu dan Meningkatnya fungsi sosial anak yang mengalami
hambatan fungsi sosial di BPSAA Subang 100 orang, 80 orang di BPSAA
Ciumbuleuit, 60 orang di BPSAA Bogor, 30 orang Rumah Perlindungan
Sosial Anak Balita (RPSAB) Cimahi dan 640 orang RPSPA Cisurupan
Garut.
(8) Kegiatan Rehabilitasi Sosial Anak Nakal di Balai Rehabilitasi Sosial
Marsudi Putra Cileungsi Bogor, yang dilaksanakan Dinas Sosial
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
2.085.697.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.967.161.050,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah Terlaksananya Rehabilitasi Sosial bagi 100
Anak Nakal / ABH sehingga dapat menjalankan fungsi dan peran
sosialnya secara layak dan wajar di masyarakat.
(9) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dan Perlindungan
Sosial Anak Terlantar di Luar Balai, yang dilaksanakan Dinas Sosial
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
280.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 265.260.280,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah Meningkatnya perlindungan anak terlantar
melalui Pemberdayaan 100 orang anak jalanan, dan Pemberdayaan 60
orang tua anak jalanan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 258
(10) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Keluarga
Berumah Tidak layak huni di Kabupaten Bandung, Kota Tasikmalaya,
Kota Banjar dan Kabupaten Indramayu, yang dilaksanakan Dinas
Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
106.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 106.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kemampuan dan
keterampilan keluarga berumah tidak layak huni melalui usaha
ekonomis produktif sebanyak 120 KK.
(11) Kegiatan Pemberdayaan Keluarga Miskin dalam kelompok Usaha
Bersama, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 187.500.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 187.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah 250
Keluarga miskin mendapatkan kehidupan yang layak sesuai dengan
perkembangan ekonomi harkat dan martabatnya.
(12) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, kemampuan Lanjut Usia terlantar
di Luar panti di Kota Bandung, Kabupaten Garut dan Kabupaten
Subang, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.840.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 149.878.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbimbingnya 50 orang Usaha Ekonomis Produktif (UEP) Lanjut Usia
Produktif dan terbimbingnya 25 orang Pengurus Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW).
(13) Kegiatan Peningkatan pengetahuan, kemampuan dalam rangka
pelayanan Rehabilitasi sosial Korban Narkotika di Luar Balai pada 26
kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 346.583.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 327.105.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
25 orang Bimbingan Sosial Anak Nakal dan Korban Narkotika (ANKN) ,
25 orang Bimbingan Keterampilan Vokasional bagi Anak Nakal dan
Korban Narkotika dan 30 orang Bimbingan Sosial Kewirausahaan bagi
ANKN.
(14) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Adat
di Kabupaten Sukabumi, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 152.500.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 152.500.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya Kemampuan 150 orang Masyarakat Adat
dalam mengelola Usaha Ekonomis Produktif (UEP).
(15) Kegiatan Peningkatan Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan
Kesejahteraan Janda PKRI, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 163.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 158.855.000,-. Hasil pelaksanaan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 259
kegiatan adalah terpenuhinya kebutuhan bagi 5 orang PKRI, 225 Janda
PKRI dan 6 orang keluarga pahlawan.
(16) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dalam Rangka
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat di Masyarakat pada
26 kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 825.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 820.696.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya bimbingan sosial bagi 500 orang penyandang cacat.
(17) Kegiatan Pemetaan Anak Jalanan di Kota Cimahi, Kota Depok, Kota
Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Bogor,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten
Karawang, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 700.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 659.595.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersusunnya dokumen data dan informasi permasalahan anak jalanan
terdiri dari 4518 buku Rekap Pendataan Anak Jalanan dan 50 Buku
Pendataan Tingkat Provinsi.
(18) Kegiatan Penyempurnaan Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
(PKH) di Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kota Cirebon dan Kabupaten
Subang, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 532.043.665,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 460.493.665,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya pengetahuan, kemampuan serta keterampilan 300 0rang
petugas pendamping PKH dalam mewujudkan kesejahteraan sosial
Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM).
(19) Kegiatan Pengelolaan Asrama Bina Siswa SMA Plus Cisarua (Eks
Yayasan Darmaloka), yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa
Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 0,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah nihil (tidak
terlaksana) karena sudah dianggarkan oleh Biro Umum Setda Provinsi
Jawa Barat sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke Kas Daerah
Provinsi Jawa Barat.
(20) Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dalam Rangka
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial di Luar Balai pada 26
kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 277.138.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 266.314.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kemampuan 30 orang
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 260
dengan HIV/ AIDS (ODHA) dalam rangka mewujudkan Kesejahteraan
sosial secara mandiri,150 orang Kalangan Resiko tinggi tuna sosial, 40
orang tokoh masyarakat dan 10 orang pendamping.
(21) Kegiatan dan penghargaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)/Usaha
Ekonomis Produktif (UEP) Berprestasi Tingkat Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 146.350.000,- hasil kegiatan terpilihnya 10 (sepuluh) Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) berprestasi tingkat Jawa Barat yang akan
dilombakan pada tingkat nasional dan menjadi percontohan untuk KUBE
sejenis.
(22) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Penanganan Anak, Lansia,
Penyandang Cacat dan Pelaksanaan Hari-Hari Besar Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 440.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
431.255.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan terlaksananya koordinasi dan
fasiliatsi peringatan hari lanjut usia, hari anak nasional dan hari
penyandang cacat (HIPENCA) Tingkat Jawa Barat, terlaksananya Rakor
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sehingga
meningkatnya pemahaman makna hari-hari besar dan sinergitas
program dan kegiatan PMKS.
(23) Kegiatan Fasilitasi dan koordinasi Penanganan Penyalahgunaan
Narkotika di Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pengembangan
Sosial, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 95.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 94.110.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
terlaksananya Rakor penanganan penyalahgunaan narkotika di Jawa
Barat sehingga meningkatnya penanganan penyalahgunaan narkotika di
Jawa Barat.
(24) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Nilai-Nilai Kejuangan dan
Kepahlawqanan, yang dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 391.860.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terfasilitasinya Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi
Jawa Barat berupa 4 kajian dan seminar pengusulan calon Pahlawan
Nasional asal Jawa Barat, terlaksananya Rakor Penanganan Nilai-Nilai
Kejuangan dan Kepahlawanan diikti Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dan
Pemibinaan pelestarian Nilai-Nilai Kejuangan dan Kepahlawanan Tingkat
Jawa Barat bagi guru sejarah/PPKN dan siswa SLTA utusan
Kabupaten/Kota se-Jawa Barat sehingga dapat terkoordinasikannya
penanganan nilai-nilai kejuangan dan kepahlawanan di Jawa Barat,
terpahaminya nilai-nilai kejuangan dan kepahlawanan bagi guru dan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 261
generasi muda dan ditetapkannya satu orang calon Pahlawan Nsional
dari 4 yang diusulkan yaitu Mr. Sjafruddin Prawiranegara.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Pemerintah Kabupaten/Kota belum seluruhnya menstrukturkan
Dinas/Instansi/Lembaga yang secara khusus menangani masalah
kesejahteraan sosial baik dilihat dari nomenklatur lembaga dan
fungsinya. Solusinya, Pengadaan sarana, prasarana dan anggaran yang
memadai didukung oleh peningkatan kualitas, kuantitas sumber daya
manusia yang menangani bidang kesejahteraan sosial.
(2) Terbatasnya kemampuan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Barat dalam mengalokasikan anggaran APBD Kabupaten/ Kota untuk
menangani permasalahan kesejahteraan sosial dan keterpaduan
program dengan sistem sharing kegiatan seperti seleksi awal,
bimbingan, pemberian bantuan serta bimbingan lanjut belum terlaksana
secara terpadu. Solusinya, Pemerintah Kabupaten/Kota membentuk
Lembaga/Instansi yang khusus menangani Pembangunan Kesejahteraan
Sosial pada masing-masing Kabupaten/Kota
(3) Tingginya populasi penyandang masalah kesejahteraan sosial baik
secara kualitas, kuantitas maupun kompleksitas, terutama di wilayah
perkotaan sehingga memerlukan pola penanganan yang sinergitas serta
dukungan dari semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat serta
dunia usaha. Solusinya, Meningkatkan sinergitas dan koordinasi
penanganan kesejahteraan sosial antar tingkatan Pemerintah Pusat,
Provinsi dan Kabupaten /Kota didukung oleh penguatan dan
pengembangan kapasitas Lembaga kesejahteraan Sosial (LKS)
(4) Terbatasnya lembaga/balai milik pemerintah yang menangani
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Solusinya,
Mengusulkan peningkatan jumlah UPTD dalam penanganan PMKS
2) Program Pemantapan Kelembagaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
a) Pelaksanaan program
(1) Kegiatan Penyuluhan dan Bimbingan Sosial bagi Pelaku Usaha
Kesejahteraan Sosial (UKS) pada 26 kabupaten/kota, yang dilaksanakan
Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 686.410.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 685.227.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial dan terwujudnya rasa
kesetiakawanan sosial masyarakat melalui bimbingan sosial tenaga
penyuluh bagi 30 orang pengurus PKK, 30 penyiar radio, penyuluhan
melalui radio, penyuluhan sosial melalui media cetak: roll banner,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 262
billboard, kalender, leaflet, penyuluhan berbasis masyarakat bagi 300
orang, pameran/ekspo dan bakti sosial dalam rangka HKSN.
(2) Kegiatan Pemberdayaan Karang Taruna dalam Pelaksanaan Usaha
Kesejahteraan Sosial (UKS) pada 10 kabupaten/kota, yang dilaksanakan
Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 242.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 240.116.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlatihnya karang taruna melalui
Bimbingan Usaha Ekonomis Produktif (UEP) sebanyak 36 Karang
Taruna, dan 60 Karang Taruna melalui Bimbingan Usaha Kesejahteraan
Sosial (UKS).
(3) Kegiatan Peningkatan kemampuan tenaga Kesejahteraan Sosial pada
Balai Pelatihan Pekerjaan Sosial (BPPS) Cimahi, yang dilaksanakan
Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.030.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.027.067.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan 284 orang tenaga kesejahteraan sosial dalam
menanggulangi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
(4) Kegiatan Koordinasi dan Sinkornisasi Penyusunan Program Aspek
Pembangunan Kesejahteraan Sosial pada kabupaten/kota, yang
dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 389.014.800,72,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 369.708.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya
koordinasi program dan kegiatan pembangunan bidang kesejahteraan
sosial dengan kabupaten / kota serta temu konsultasi Mitra Praja Utama
Bidang Kesejahteraan Sosial.
(5) Kegiatan Bimbingan Motivasi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) pada 26
kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 482.825.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 439.166.040,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terbinanya 157 Peserta dan Pengurus KUBE se jawa barat, serta
41 Usaha Ekonomis Produktif (UEP).
(6) Kegiatan Peningkatan Kemandirian Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
pada 26 kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 180.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 165.366.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan PSM dalam Usaha
Kesejahteraan Sosial sebanyak 35 orang dan Bimbingan UKS bagi PSM
andalan sebanyak 20 orang.
(7) Kegiatan Pemberdayaan Organisasi Sosial (Orsos) dalam
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial pada 26 kabupaten/kota, yang
dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 263
anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
150.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya
kebutuhan Orsos dalam Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial yang
meliputi 40 orang peserta bimbingan manajemen Orsos dan 30 orang
peserta penguatan sertifikasi atribut Orsos.
(8) Kegiatan Penilaian dan Penghargaan Panti Swasta Berprestasi Tingkat
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 150.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya penilaian dan penghargaan pada panti sosial swasta
berprestasi tingkat Jawa Barat.
(9) Kegiatan Bimbingan Teknis Pendayagunaan Sumber Dana Sosial pada
26 kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaransebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 199.070.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang
Undian Gratis Berhadian (UGB) dan Pengumpulan Uang atau Barang
(PUB) sebanyak 104 orang.
(10) Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penyusunan Program Aspek
Kesejahteraan Sosial pada 26 kabupaten/kota, yang dilaksanakan
Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 389.014.800,72, realisasi anggaran sebesar Rp. 369.708.600,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terjalinnya koordinasi program dan
kegiatan pembangunan bidang kesejahteraan sosial dengan
kabupaten/kota serta temu konsultasi Mitra Praja Utama Bidang
Kesejahteraan Sosial.
(11) Kegiatan Pengkajian Naskah Akademis dalam Rangka Persiapan
RAPERDA Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, yang dilaksanakan
Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 248.752.800,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya Naskah Akademis dalam
rangka penyusunan RAPERDA Kesejahteraan Sosial.
(12) Kegiatan Peningkatan Program Corporate Social Responsibility (CSR),
yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 265.622.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersusun dan
Tersosialisasikannya Pedoman Pemberdayaan Masyarakat melalui CSR.
(13) Kegiatan Pendampingan Monitoring dan Laporan Pelaksanaan Inpres 3
Tahun 2010, yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 180.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 91.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 264
terlaksananya monitoring pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2010
Tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan pada 24
Kabupaten/Kota.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Permasalahan
(a) PSKS terutama Organisasi Sosial (Orsos) yang menangani PMKS
yang berjumlah sekitar 2.232 yang terdaftar di Dinas Sosial
Provinsi Jawa Barat hampir 60 % belum mandiri artinya masih
menggantungkan pada bantuan pemerintah dan masuk kategori
tipe C.
(b) Manajemen pelayanan pada LKS masih harus ditingkatkan.
(c) Belum optimalnya pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan
sosial, baik secara kelembagaan maupun perorangan terutama
dalam kegiatan pendampingan
(d) Belum optimalnya peran aktif dunia usaha dalam pembangunan
bidang kesejahteraan sosial melalui CSR di Jawa Barat
(e) Belum optimalnya penggalian dan pemanfaatan sumber-sumber
kesejahteraan sosial
(f) Belum adanya peraturan daerah tentang pembangunan bidang
kesejahteraan sosial tingkat provinsi.
(2) Solusi
(a) Peningkatan kapasitas PSKS dan dunia usaha dalam manajemen
organisasi maupun kemandirian melalui LKS.
(b) Pemberdayaan PSKS yang berkesinambungan dengan
melibatkan semua pihak terkait, sehingga mendorong sumber
daya kesejahteraan sosial untuk berbuat dan berperan dalam
pembangunan kesejahteraan sosial secara melembaga.
(c) Mengalokasikan anggaran yang memadai dan proporsional dalam
bidang kesejahteraan sosial.
23. URUSAN KEBUDAYAAN
1) Program Pengembangan Nilai Budaya
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pelestarian dan Pengembangan Benda Cagar Budaya, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.750.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.590.461.512,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terdapatnya dukungan penanganan Situs untuk percepatan
pembangunan waduk Jati Gede sebanyak 3 kali, Pameran Benda Cagar
Budaya (BCB) se-MPU, terpasangnya Papan Nama/Papan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 265
Petunjuk/Papan Larangan sebanyak 20 papan nama, tertata dan
terpeliharanya Situs/BCB/Site museum di Jawa Barat sebanyak 8
situs/BCB, laporan survai Potensi dan Ekskavasi Penyelamatan Situs
Batu Jaya, serta Bimtek Juru Pelihara dan Bimtek Konservasi
Pemeliharaan Situs/BCB.
(2) Kegiatan Pelestarian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Daerah
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.008.132.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 998.210.200,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah teraktualisasinya Bahasa dan Sastra
Daerah yang meliputi Lomba Presenter Bahasa Daerah dengan sasaran
masyarakat umum kalangan generasi muda usia 16 sampai dengan 22
tahun diikuti 100 peserta, kemah sastra dengan sasaran masyarakat
umum kalangan generasi muda usia 16 sampai 23 tahun diikuti 48
peserta, dokumen buku karya sastra daerah sebanyak 1 naskah,
dokumen Revisi buku ungkapan Tradisional Jawa Barat sebanyak 1
naskah; terselenggaranya workshop Bahasa Daerah dengan sasaran
masyarakat umum kalangan generasi muda usia 16 sampai dengan 21
tahun diikuti 100 peserta; bertemunya Sastrawan dan Budayawan Jawa
Barat sebanyak 10 peserta dalam acara temu sastera; serta bertemunya
para birokrat pemerintahan, pendidikan dan kebudayaan, dengan para
pakar Bahasa Sunda dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat,
Sastrawan dan Budayawan Jawa Barat, Guru Bahasa Sunda dan Tokoh
Masyarakat Sunda dalam acara Kongres Bahasa Sunda.
(3) Kegiatan Peningkatan Apresiasi Permuseuman Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.442.500.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.420.357.005,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah dikenalnya Kain Batik dan Tenun Jawa Barat koleksi Museum Sri
Baduga dalam Pameran Nasional Kain di Palu (Sulawesi Tengah) yang
diikuti oleh peserta dari 21 Museum Provinsi, 1 Museum Khusus dan 2
Museum Daerah, dengan sasaran masyarakat, pelajar sekolah, dan
praktisi pendidikan; dikenalnya alat musik tradisional Jawa Barat dalam
Pameran Nasional Keragaman Alat Musik di Provinsi Jambi yang diikuti
oleh peserta dari 25 Museum Provinsi, 1 Museum Khusus dan 2 Museum
Daerah, dengan sasaran masyarakat, pelajar sekolah, dan praktisi
pendidikan; tersebarnya informasi mengenai Profil Dan Koleksi Museum
Sri Baduga dalam Pameran Regional Kepurbakalaan dan Permuseuman
(Pameran Keliling) di Subang dan Pameran Regional Kepurbakalaan dan
Permuseuman MPU di Provinsi DKI Jakarta, yang diikuti oleh peserta
dari 7 museum daerah, melalui beberapa koleksi dengan menampilkan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 266
tujuh unsur kebudayaan dengan sasaran masyarakat, pelajar sekolah,
dan praktisi pendidikan, jumlah pengunjung sebanyak 17.890 orang di
Subang dan sebanyak 11.500 orang di Jakarta; tersebarnya informasi
mengenai Profil Dan Koleksi Dari Bahan Baku Bambu dalam Pameran
Intercity (Ruang Publik) meliputi peralatan, perkakas yang terbuat dari
bambu mulai dari alat kesenian, perkakas dapur, permainan dari bambu,
dan lainnya dengan sasaran masyarakat, pengunjung mall, pelajar
sekolah, dan praktisi pendidikan yang pada realisasinya dikunjungi oleh
8.750 pengunjung; dokumen transliterasi dan deskripsi Naskah Kuno
Koleksi Museum Negeri Sri Baduga; dokumen alih aksara bahasa serta
kajian naskah kuno; arsip digital reproduksi naskah kuno sebanyak 20
naskah; tertatanya data 300 buah koleksi untuk panduan di Ruang
Pamer Tetap dan Touchscreen; terselenggaranya acara Jalan Santai
dengan tema “Menelusuri Jejak Sejarah” diikuti sebanyak 750 peserta
sebagai apresiasi Museum terhadap Masyarakat dalam rangka
Milangkala Museum yang ke-31; serta tersedianya dokumen AD/ART
AMI Jabar, bahan Musda AMI Jabar, dan pengurus AMI Jabar dalam
rakor Permuseuman Asosiasi Museum Indonesia yang diikuti oleh
beberapa museum yang ada di Provinsi Jawa Barat.
(4) Kegiatan Pembinaan, Pelestarian dan Pengembangan Kepurbakalaan,
Permuseuman, Sejarah dan Nilai Tradisional, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.260.429.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terwadahinya
aspirasi masyarakat dalam melestarikan nilai-nilai budaya baik dari
masyarakat adat di Jawa Barat melalui Festival Budaya Jawa Barat di
Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Sumedang; tersedianya dokumen
Masterplan Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Percandian Situs
Batujaya Kabupaten Karawang untuk melestarikan, mengembangkan
dan memanfaatkan tinggalan budaya yang mempunyai nilai sejarah dan
arkeologi yang tinggi sebagai ilmu pengetahuan dan wisata budaya
andalan Jawa Barat, juga dapat memperkokoh jatidiri bangsa dan
ketahanan budaya masyarakat; tersedianya dokumen Sejarah Cirebon
untuk menanamkan kesadaran bersejarah, juga nilai-nilai kejuangan,
patriotisme dan nasionalisme para pejuang dalam mempertahankan
Kemerdekaan. Selain itu, untuk meluruskan sejarah Cirebon dari
berbagai versi dan dikaji secara ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan keakuratannya; terbinanya Tenaga Penggerak
Pedesaan bidang Kebudayaan di Jawa Barat untuk menjadikan tenaga
penggerak pedesaan bidang kebudayaan yang terampil,
berpengetahuan dan berwawasan budaya daerah yang luas, sehingga
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 267
menghasilkan sumber daya manusia yang mandiri, berdaya guna dan
berhasil guna serta mempunyai ketahanan budaya dan memperkokoh
Jatidiri; tersedianya Pedoman bidang Kebudayaan di Jawa Barat
(Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Nilai Tradisi) sebagai acuan dalam
perlindungan, penyelamatan dan pemeliharaaan potensi tinggalan
budaya tangible dan intangible yang menempati suatu kawasan
sekaligus konsep pengembangan dan pemanfaatannya;
terdokumentasikannya bahan pengusulan Situs Batujaya sebagai
kelengkapan pengusulan situs Batujaya sebagai World Heritage; serta
tersedianya dokumen penggalian Kearifan Budaya Lokal sebagai bahan
untuk informasi kepada masyarakat Jawa Barat, agar mereka
mengetahui dan mengenal kekayaan budaya yang dimiliki dan
diwariskan oleh leluhurnya yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang
tinggi untuk memperkuat jatidiri dan ketahanan budaya bangsa.
(5) Kegiatan Pengembangan dan Pemanfaatan Sejarah serta Nilai-nilai
Tradisional, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 307.244.300,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya dokumen Deskripsi Cerita
Rakyat Jawa Barat Bakal Genangan Waduk Jatigede Sumedang
sebanyak 1 (satu) naskah dan 500 (lima ratus) eksemplar buku untuk
menyelamatkan tinggalan cagar budaya dan cerita rakyat yang ada di
masyarakat yang terkena dampak genangan Waduk Jatigede
Sumedang; terselenggaranya acara Apresiasi Kesejarahan Bagi Siswa
Sekolah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terutama
generasi muda di kalangan sekolah akan pentingnya sejarah di
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang.
(6) Kegiatan Penataan Koleksi (Manuskrip) Museum Sri Baduga, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 298.227.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
koleksi naskah di Museum Negeri Sri Baduga terawetkan dengan
fumigasi sebanyak 70 naskah, dan restorasi naskah yang lapuk
sebanyak 20 buah; serta terpenuhinya sarana penyimpanan sebanyak
21 buah.
(7) Kegiatan Unjuk Prestasi Budaya yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah II Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 530.500.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 493.557.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya acara unjuk prestasi budaya di wilayah II.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 268
(8) Kegiatan Prestasi Budaya yang dilaksanakan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 30.500.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 30.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya acara prestasi budaya di wilayah IV.
(9) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Upaya Pelestarian dan Pengembangan
Nilai-nilai Budaya dan Kearifan Lokal Masyarakat Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 297.575.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terkoordinasikannya pelestarian budaya dan kearifan lokal masyarakat
Jawa Barat diikuti 130 peserta dan terselenggaranya workshop diikuti 20
peserta.
(10) Kegiatan Penyusunan Buku Sejarah Provinsi Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 180.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 175.470.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah naskah
buku sejarah Provinsi Jawa Barat.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Adanya permasalahan pelaksanaan relokasi Situs Jati Gede Kabupaten
Sumedang yang melibatkan masyarakat di sekitar situs tersebut.
Solusinya selain pada tahun yang lalu Pemerintah telah melakukan
upaya pendekatan persuasif kepada masyarakat di sekitar situs yang
akhirnya dapat mengijinkan pemerintah melakukan studi teknis dan
pendokumentasian terhadap situs-situs tersebut; menangguhkan upaya
relokasi situs dan mendahulukan berbagai studi teknis dan fotogrametri
serta pendekatan sosial budaya membuat rekomendasi kepada OPD
terkait untuk segera melaksanakan penyelesaian penggantian
kompensasi lahan kepada masyarakat agar rencana pembangunan
waduk dapat berjalan dengan lancar; pada tahun ini Pemerintah pun
melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sebagai bentuk
upaya persuasif bagi percepatan pembangunan Waduk Jati Gede;
(2) Masih melemahnya penggunaan bahasa daerah pada masyarakat Jawa
Barat. Solusinya melakukan upaya peningkatan frekuensi lomba dan
apresiasi bahasa dan sastra daerah kepada generasi muda Jawa Barat
dan melaksanakan fasilitasi terhadap penyelenggaraan Kongres Bahasa
Sunda.
(3) Masih banyaknya aset tinggalan sejarah yang masih belum tersentuh
sehingga dikhawatirkan hilang atau musnah. Solusinya melakukan
upaya kerja sama dengan para tokoh/pakar kebudayaan dan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 269
masyarakat yang terkait dengan tinggalan budaya tersebut dan
melaksanakan berbagai upaya pendokumentasian sejumlah tinggalan
budaya serta menyelenggarakan pembinaan teknis kepada para juru
pelihara sebagai satuan tugas terdepan pemeliharaan cagar budaya
yang ada di Jawa Barat;
(4) Kurangnya apresiasi masyarakat terhadap eksistensi museum sebagai
salah satu obyek wisata budaya, obyek pendidikan dan sarana
penelitian. Solusinya Peningkatan pembinaan terhadap budaya daerah
dalam rangka mengikis nilai-nilai yang kurang relevan dengan
kepribadian masyarakat Jawa Barat melalui festival budaya dan
penyusunan pedoman bidang Kebudayaan sebagai acuan pembinaan
budaya yang berkelanjutan.
(5) Kurangnya sarana publik yang secara berkesinambungan menampilkan
seni budaya daerah baik dengan fungsi pembinaan maupun fungsi
media apresiasi dan ekspresi masyarakat di bidang seni budaya.
Solusinya melakukan upaya peningkatan frekuensi dan kulitas aktivitas
museum yang melibatkan peran serta masyarakat termasuk generasi
muda dan siswa sekolah yang dikemas melalui Gerakan Cinta Museum
serta membuat sejumlah event yang berupaya mengenalkan museum
kepada publik di ruang publik seperti mall atau department store
dengan kemasan kekinian dan sasarannya masyarakat umum menengah
ke atas. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya promosi eksistensi museum
terhadap masyarakat dengan mengubah citra museum kepada konsep
yang lebih kekinian.
(6) Masih kurangnya sumber daya manusia (SDM) khusunya pemerintahan
baik di Provinsi maupun Kabupaten/kota yang memiliki kompetensi di
latar belakang budaya sehingga pengelolaan aspek kebudayaan
dirasakan belum optimal. Solusinya adalah menjalin kemitraan dengan
“Tim Kreatif” yang dibentuk dalam upaya peningkatan kemitraan
dengan para seniman dan budayawan disamping untuk mengatasi
kekurangan kompetensi SDM yang ada masih direkomendasikan kepada
Pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk mengisi
kekosongan kursi di pemerintahan dengan sejumlah sarjana di bidang
kebudayaan (Antropologi, Sejarah, Arkeologi, Filologi).
2) Program Pengelolaan kekayaan dan Keragaman Budaya
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pemberdayaan Sarjana Seni, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.000.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 270
kegiatan pemberdayaan 60 orang sarjana seni sebanyak 1 kali di 4
wilayah Jawa Barat dengan melaksanakan proses latihan sekaligus
pengemasan sumber garapan yang diangkat dari seni helaran di daerah
setempat
(2) Kegiatan Peningkatan Apresiasi Seni Jawa Barat di Anjungan Jawa Barat
TMII, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pergelaran Seni Budaya se-
Jawa Barat sebanyak 27 kali, Karnaval Prajurit sebanyak 1 kali, Parade
Tari Nusantara sebanyak 1 kali, Parade Lagu Nusantara sebanyak 1 kali,
Festival Rengkak Tandang Tari Kreasi Jawa Barat sebanyak 1 kali, Paket
acara khusus di BP. Anjungan Jawa Barat TMII sebanyak 1 kali.
(3) Kegiatan Pementasan Gelar Seni Jawa Barat di Taman Budaya, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 499.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Gelar Aneka Ragam Seni, sebanyak 5 kali; Pergelaran
seni pertunjukan rakyat dari Kabupaten/kota se-Jawa Barat yang di
wakili 4 Kabupaten/kota diantaranya Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Subang dan Kota
Bandung, Temu Karya Taman Budaya Nasional di Solo, sebanyak 1 kali
yaitu berupa pameran foto seni pertunjukan, dialog seni dan rapat
forum kepala Taman Budaya se-Indonesia, serta keikutsertaan Taman
Budaya Jawa Barat dalam kegiatan temu karya Taman Budaya se-
Indonesia yang mengambil tema “Kebhinekaan Pusaka Nusantara” ,
yang dilaksanakan di Solo Jawa Tengah ( Jawa Barat menampilkan
“Hajat Cai”) yaitu terlaksananya Pesona Budaya Jawa Barat, sebanyak 1
kali (Pesona Budaya yang diwakili oleh Bakorwil II Purwakarta yang
dikoordinir oleh Kabupaten Karawang menampilkan Gelar Seni “Topeng
Banjet” serta Pameran Seni dan Kriya Khas Bakorwil II Purwakarta) dan
Pelatihan Seni Pertunjukan dan Evaluasi Pelatihan sebanyak 1 kali yang
meliputi Seni Tari, Seni Karawitan, Pencak Silat dan diikuti oleh pelajar
dan masyarakat di lingkungan Taman Budaya selama 25 kali pertemuan
dan 1 kali evaluasi pergelaran.
(4) Kegiatan Revitalisasi Seni Tradisional di Taman Budaya, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Revitalisasi Seni Uyeg sebanyak 1 kali (Kegiatan ini
mencoba untuk menggali mengangkat, dan menumbuhkembangkan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 271
kembali Seni Teater Uyeg sehingga kesenian tradisional tersebut dapat
tetap eksis dan dikenal kembali oleh masyarakat. Bentuk pelaksanaan
kegiatan meliputi : sosialisasi, diskusi seni dan pergelaran) dan
Revitalisasi Seni Randu Kentir sebanyak 1 kali, Revitalisasi Seni Topeng
Menor sebanyak 1 kali, Revitalisasi Seni Ketuk Tilu sebanyak 1 kali.
(5) Kegiatan Pembinaan Apresiasi Seni di Jawa Barat, yang dilaksanakan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.326.500.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.291.430.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya Duta Seni Pelajar Se-Jawa dan Bali 2011 sebanyak 1
kali yang mempergelarkan rampak dalang wayang golek dengan
melibatkan 50 orang seniman, Festival Kesenian Tingkat Nasional
sebanyak 1 kali dengan mengirimkan satu tim kesenian sebagai
perwakilan peserta dari Provinsi Jawa barat pada Kegiatan Festival Seni
Tingkat Nasional, yang dilaksanakan di gedung kesenian Jakarta,
Pergelaran Seni di Ruang Publik sebanyak 17 kali di 17 tempat di
kabupaten/kota di Jawa Barat yang dianggap refresentatif untuk
penyelenggaraan pergelaran kesenian, Seminar/Lokakarya Titi Laras
Karawitan Sunda sebanyak 1 kali.
(6) Kegiatan Pembinaan Seni dan Perfilman Bagi Generasi Muda, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.141.200.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.105.650.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terlaksananya penyelenggaraan Seminar/sarasehan seni
kontemporer dan perfilman sebanyak 1 kali, penyelenggaraan Festival
Teater Remaja sebanyak 1 kali, penyelenggaraan Festival Film Bandung
2011 sebanyak 1 kali, penyelenggaraan Workshop Penulisan
Naskah/Scenario Film dan Televisi sebanyak 1 kali, penyelenggaraan
Apresiasi Seni Rupa di Galery Kita sebanyak 4 kali.
(7) Kegiatan Sinergitsasi Pengembangan Seni Budaya Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 242.990.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Penyusunan Rencana Program Kebudayaan Jawa Barat,
sebanyak 2 dokumen dan penyelenggaraan 1 kali Forum OPD,
Pengendalian Pelaksanaan Program Kegiatan Seni Budaya sebanyak 22
kegiatan pemantauan lapangan, Pengolahan Data Kebudayaan Jawa
Barat, berupa rapat koordinasi data dan penyusunan buku Parbud
dalam Angka sebanyak 1 dokumen, Fasilitasi Perencanaan Bidang
Kebudayaan se MPU sebanyak 3 kali.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 272
(8) Kegiatan Kilas Balik Evaluasi Pembangunan Kepariwisataan dan
Kebudayaan Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 710.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 700.175.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya Malam Kilas Balik
Evaluasi Pembangunan Kepariwisataan dan Kebudayaan Jawa Barat
yang dihadiri oleh pimpinan daerah provinsi dan kabupaten/kota, OPD di
Jawa Barat, seniman, budayawan, komunitas dan asosiasi pariwisata,
mitra kerja dan tokoh masyarakat lainnya. Di samping itu hasil dari
kegiatan ini adalah terpilihnya 20 (dua puluh) orang dan atau komunitas
seni budaya, dan pariwisata oleh tim independen. Pemberian
penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan dari
Pemerintah atas prestasi dan dedikasi tokoh/komunitas tersebut dalam
pembangunan bidang seni, budaya dan pariwisata Jawa Barat.
(9) Kegiatan Dialog Seni, Budaya dan Pariwisata Jawa Barat melalui Media
Elektronik, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 952.680.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 939.780.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya penyebarluasan Informasi
Seni, Budaya dan Pariwisata Jawa Barat Melalui Media Elektronik
berupa tayangan Dialog Seni, Budaya, dan Pariwisata berdurasi 30
menit dengan nama acara “Jawa Barat Memikat” di TVOne sebanyak 8
episode yang menampilkan Gubernur Jawa Barat sebagai narasumber.
(10) Kegiatan Pewarisan Seni Tradisional Jawa Barat, yang dilaksanakan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.981.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya proses dan hasil pewarisan seni tradisional Jawa Barat
sebanyak 13 jenis seni tradisi dengan melaksanakan proses tansformasi
ilmu pengetahuan dan keterampilan seni dari tokoh seni kepada
generasi seniman yang akan dicetak menjadi generasi pewaris seni.
(11) Kegiatan Delegasi Seni Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp.855.054.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pengiriman delegasi kesenian ke luar negeri (Australia) sebanyak 1 kali.
(12) Kegiatan World Ethnic Music Festival, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.078.945.600,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.072.945.600,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya event World Etnic Music Festival sebanyak 1 kali
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 273
berupa pergelaran seni kolaborasi antara alat musik modern dengan alat
musik etnis dunia dengan menampilkan para musisi Jawa Barat,
nasional, dan musisi dunia. Kegiatan ini telah diakui menjadi bagian
dari rangkaian Festival Musik Etnis Internasional sehingga akan menjadi
event tahunan yang tetap sehingga diharapkan dapat menjadi event
unggulan Jawa Barat.
(13) Kegiatan Kirab Seni Budaya di Tiga Zona Beda Budaya, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.980.728.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah kegiatan ini didahului oleh merupakan kegiatan penyediaan
tanaman bambu sebagai pra-event kegiatan dalam rangka kegiatan
kirab seni budaya di tiga zona beda budaya, meliputi terselenggaranya
Budaya Zona Budaya Cirebon, sebanyak 1 kegiatan, Budaya Zona
Budaya Priangan, sebanyak 2 kegiatan, Budaya Zona Budaya Melayu
Betawi, sebanyak 1 kegiatan.
(14) Kegiatan Pergelaran Angklung Kolosal Jawa Barat di Luar Negeri, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.423.881.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.247.409.120,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terselenggaranya Pergelaran seni Angklung Kolosal Jawa Barat di
Washington DC, Amerika Serikat sebanyak 1 kali dengan mencatat rekor
di dalam Guiness Book of Record sebagai pergelaran angklung kolosal
terbesar yang melibatkan 5182 peserta dari berbagai bangsa di dunia.
(15) Kegiatan Pergelaran Angklung di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 199.999.900,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
pagelaran angklung di daerah yaitu di Kabupaten Tasikmalaya dan
Kabupaten Garut masing-masing sebanyak 1 kali untuk memupuk
kecintaan masyarakat terhadap seni angklung.
(16) Kegiatan Festival Womad Auckland, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
375.181.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
pengiriman musisi Jawa Barat ke Auckland Music Festival di Aucland
New Zeland) sebanyak 1 kali.
(17) Kegiatan Gelar Kreasi Seni Budaya Jawa Barat, yang dilaksanakan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 689.588.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 274
Panggung Hiburan berupa pertunjukan karya seni dan helaran sebanyak
1 kali, Dialog Seniman Jawa Barat sebanyak 1 kali, Peningkatan
Apresiasi Seni Sastra melalui media cetak melalui penyebaran informasi
di bidang sastra jurnalistik di media cetak meliputi tulisan pariwisata,
budaya, sastra, kuliner dan apresiasi seni pertunjukan lainnya, sebanyak
1 kali.
(18) Kegiatan Cipta Lagu Mars Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 197.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pembuatan lagu
Mars Jawa Barat bersama Musisi dan Budayawan Jawa Barat Dwiki
Darmawan dan Edi D Iskandar dan telah menghasilkan 1 (satu) buah
lagu yang telah diperkenalkan kepada publik melalui Public Hearing
sehingga diharapkan lagu ini dapat diterima masyarakat Jawa Barat.
(19) Kegiatan Festival Musik Etnik di Taipeh-Taiwan, yang dilaksanakan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 384.599.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
pegiriman kelompok musik etnik Jawa Barat untuk mengikuti Festival
Musik Etnik di Taipeh-Taiwan sebanyak 1 kali.
(20) Kegiatan Gelar Angklung Kolosal Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 714.100.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
Pergelaran Angklung Kolosal Jawa Barat yang diselenggarakan di
Gedung Sentul International Convention Center (SICC) Kabupaten Bogor
dengan melibatkan 10.000 (sepuluh ribu) orang lebih pemain angklung.
Peserta terdiri dari pelajar SD sampai dengan Perguruan Tinggi, OPD di
Jawa Barat, instansi mitra kerja, perwakilan dari beberapa provinsi
bahkan perwakilan kedutaan besar seperti Jepang, India, dan Meksiko.
Acara yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Barat ini dihadiri pula oleh
Menteri UKM dan Deputi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Acara didukung oleh sejumlah seniman dan para pelajar yang
memainkan alat musik angklung dan alat musik dari bambu lainnya.
Kegiatan yang bertajuk “Kita Bisa” ini selain untuk memupuk kecintaan
terhadap angklung dan rasa syukur telah ditetapkannya angklung
Indonesia sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO dalam
sidang Inter-Governmental Committee For The Safeguarding Of
Intangible Cultural Heritage (Igc-Ich) Di Nairobi, Kenya, pada tanggal 16
november 2010. Di samping itu Gubernur Jawa Barat ingin mengajak
masyarakat untuk mendalami filosofi permainan angklung sebagai seni
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 275
musik yang berlaku prinsip dasar kerjasama, saling menghormati dan
keharmonisan social. Dengan kata lain, Gubernur menyampaikan bahwa
masyarakat Jawa Barat “Bisa” mewujudkan Jawa Barat yang maju,
dinamis, dan sejahtera melalui konsep “SABISA-BISA, KUDU BISA,
PASTI BISA”, sebagaimana halnya dengan permainan angklung yang
bisa dimainkan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja serta dapat
tercipata harmoni yang sedemikian indah apabila dimainkan secara
bersama-sama.
(21) Kegiatan Pergelaran Wayang Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 589.900.000,- Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah
terselenggaranya Kegiatan Pergelaran Wayang di Jawa Barat sebanyak
4 kali dengan menampilkan kidalang Abah Asep Sunandar Sunarya.
(22) Kegiatan Sosialisasi Pembangunan Jawa Barat melalui Seni Daerah,
yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan ini adalah terselenggaranya Sosialisasi Pembangunan Jawa
Barat Melalui Seni Daerah sebanyak 5 kali.
(23) Kegiatan Komik Digital Kisah Kepahlawanan Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 99.500.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan ini
adalah terselenggaranya pembuatan Komik Digital Kisah Kepahlawanan
Jawa Barat sebanyak 1 kali dengan sumber cerita tentang kerajaan
Prabu Niskala Wastu Kancana.
(24) Kegiatan Fasilitasi, Koordinasi dan Monitoring Pengelolaan Kekayaan dan
Keragaman Budaya, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 275.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 275.000.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terkoordinasi, fasilitasi dan monitoring ke
26 kabupaten/kota, DKI/Banten dan NTB.
b) Permasalahan dan Soluasi
(1) Kurangnya sumber daya manusia (SDM) khususnya di Pemerintahan
(baik di provinsi maupun kabupaten/kota) yang memiliki kompetensi
dan latar belakang seni sehingga pengelolaan aspek kesenian dirasakan
belum optimal. Solusinya menjalin kemitraan dengan “Tim Kreatif” yang
dibentuk dalam upaya peningkatan kemitraan dengan para seniman dan
budayawan di samping untuk mengatasi kekurangan kompetensi SDM
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 276
yang ada dan masih direkomendasikan kepada Pemerintah (baik
provinsi maupun kabupaten/kota) untuk mengisi kekosongan kursi di
pemerintahan dengan sejumlah sarjana di bidang seni;
(2) Belum adanya standar dalam penyelenggaraan sebuah aktivitas
kesenian sehingga akan terkendala manakala diselenggarakan sebuah
even kesenian yang bertaraf internasional. Solusinya mempelajari tata
cara penyelenggaraan even kesenian khususnya yang melibatkan artis
mancanegara sebagai bahan untuk menyusun standar pelayanan
minimal (SPM) Bidang Kesenian;
(3) Adanya peningkatan potensi memudarnya pengetahuan dan kecintaan
masyarakat khususnya generasi muda terhadap seni budaya daerah
yang kian bersaing dengan unsur budaya asing. Solusinya meningkatkan
frekuensi pagelaran/aktivitas seni budaya yang melibatkan masyarakat
di seluruh wilayah di Jawa Barat;
(4) Terdapat kesulitan dalam memperoleh event organizer pelaksana event
seni budaya yang memiliki kualifikasi dan kompetensi memadai sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan. Mekanisme pengadaan barang dan
jasa khususnya mekanisme pelelangan terbuka melalui ULP, tidak dapat
menjawab tuntutan dan kebutuhan ini. Solusinya berkoordinasi dengan
tim pengadaan barang dan jasa dan pihak ULP agar dapat menjadikan
sejumlah keluhan terhadap beberapa event organizer tertentu sebagai
bahan pertimbangan bagi proses penentuan pemenang di tahun-tahun
mendatang.
24. URUSAN KEARSIPAN
Program Pengembangan Kearsipan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Arsip Dinamis dan Record Centre di Jawa
Barat, yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 598.963.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 571.563.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersusunnya rekomendasi untuk penyusunan
Rapergub Tentang Jadwal Retensi Arsip (JRA) Provinsi Jawa Barat
(2) Kegiatan Fasilitasi Progresivitas Pencarian Arsip Statis Bersakala Jawa Barat,
yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 401.037.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 204.247.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersedianya Data Arsip Statis Provinsi Jawa Barat.
(3) Kegiatan Lomba Penyelenggaraan Kearsipan dan Pemilihan Arsiparis
Teladan di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 277
sebesar Rp. 175.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 167.775.000,-.
Hasil kegiatan terpilihnya 5 penyelengaara kearsipan dan 3 arsiparis teladan
di Provinsi Jawa Barat dan kabupaten/kota se Jawa Barat.
(4) Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kearsipan, yang
dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 297.665.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbangunnnya software aplikasi alih media kearsipan dan software aplikasi
arsip vital.
(5) Kegiatan Pelaksanaan Akuisisi dan Pelestarian Kearsipan, yang dilaksanakan
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 745.529.675,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpeliharanya, terhimpunnya dan termanfaatkannya arsip Pilkada
Kabupaten/kota di Jawa Barat.
(6) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Informasi Kearsipan, yang dilaksanakan
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 450.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 449.360.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersosialisasikannya sadar arsip melalui Gelar Masyarakat Sadar Arsip dan
tersedianya Film Iklan Layanan Kearsipan pada Media Elektronik.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Belum optimalnya konsolidasi dan koordinasi dengan OPD kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat untuk melaksanakan program dan kegiatan bersama.
Sehingga kabupaten kota belum dapat memprogramkan dan merencanakan
kegiatan terkait dengan program dan kegiatan Bapusipda. Solusi,
menghimbau Kepala daerah atau OPD terkait di Kabupaten Kota se Jawa
Barat untuk dapat memprogramkan kegiatan yang sinergi dengan program
dan kegiatan Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Melaksanakan sinkronisasi
kegiatan bersama baik dengan ANRI maupun dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota se Jawa Barat dalam melaksanakan Program Kearsipan.
(2) Belum optimalnya kesadaran akan kebutuhan pengarsipan dokumen
kegiatan pemerintahan dan pembangunan baik di OPD Provinsi Jawa Barat
maupun di Kabupaten Kota serta Masyarakat. Melaksanakan Koordinasi,
Konsolidasi dan Sinkronisasi dengan OPD Jawa Barat, Pemerintah
Kabupaten dan Kota di Jawa Barat serta melaksanakan penyebaran
informasi kepada masyarakat terkait dengan pentingnya arsip dan kegiatan
kearsipan. Solusi melaksanakan sinkronisasi kegiatan bersama baik dengan
ANRI maupun dengan Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Barat dalam
melaksanakan Program Kearsipan.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 278
(3) Sarana dan prasarana pengelolaan arsip yang tersedia di OPD Jawa Barat,
OPD Bidang Kearsipan di Kabupten Kota Provinsi Jawa Barat masih kurang.
Untuk mengatasi permasalahan sarana prasarana, upaya yang dilakukan
adalah mengoptimalkan peralatan yang dimiliki, mengusulkan pengadaan
serta meningkatkan koordinasi antar bidang kearsipan dan mengintensifkan
konsultasi dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
25. URUSAN PERPUSTAKAAN
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
a) Pelaksanaan Program.
(1) Kegiatan Pengembangan bahan Perpustakaan di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.100.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.959.738.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah bertambahnya koleksi buku dan non buku untuk meningkatkan
layanan perpustakaan kepada masyarakat.
(2) Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Otomatisasi Perpustakaan di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 481.043.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya Online Public Access Catalogue
(OPAC) Terpadu perpustakaan umum di 6 Kabupaten/kota, tersedianya
layanan hotspot, terlaksanannya bimbingan dan konseling perpustakaan
berbasiskan ICT, terlaksananya pemutakhiran situs Web Bapusipda.
(3) Kegiatan Peningkatan Preservasi dan Konservasi Bahan Perpustakaan, yang
dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 244.140.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terjemahkannya dan terbitnya 7 buku Islam klasik, terlaksananya pameran
buku klasik dan Islam
(4) Kegiatan Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekam Khasanah Budaya Jawa
Barat serta Implementasi UU No. 4 Tahun 1990, yang dilaksanakan Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 367.595.806,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya buku
untuk Ruang Pojok Jawa Barat, rekaman/salinan buku langka dan koleksi
digital Pojok Jawa Barat, tersosialisasikannya UU No. 4 Tahun 1990 tentang
Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekam Khasanah Budaya, pelestarian
koleksi deposit, pelayanan deposit, penyediaan ruang informasi tentang
Jawa Barat di Ruang Pojok Jawa Barat dan pameran buku langka.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 279
(5) Kegiatan Peningkatan Budaya Baca Masyarakat dan pembinaan Teknis
Perpustakaan di Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.974.007.450,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya workshop pemberdayaan
perpustakaan, pembuatan iklan layanan masyarakat, pembinaan teknis
perpustakaan dan roadshow gerakan membaca, serta pemilihan
perpustakaan desa terbaik.
(6) Kegiatan Peningkatan Layanan Perpustakaan Bapusipda Jabar, yang
dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 496.196.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlayaninya layanan perpustakaan melalui gelar buku baca santai pada hari
minggu, layanan perpustakaan hari sabtu, story telling, diskusi berbasis
buku, bedah buku dan bedah film, perpustakaan keliling, parade kreativitas
dan pameran perpustakaan.
(7) Kegiatan Peningkatan Wawasan Pengelolaan Perpustakaan, yang
dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 381.474.510,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
penambahan wawasan pengelolaan perpustakaan bertaraf internasional.
(8) Kegiatan Pembangunan Pojok Informasi Pembangunan Jawa Barat di Kantor
Desa , yang dilaksanakan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
8.850.324.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 8.265.445.000,-.Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah sticker, banner sticker informasi pembangunan
Jawa Barat, rak buku display, meja baca informasi, beserta kursi.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Belum optimalnya konsolidasi dan koordinasi dengan OPD kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat untuk melaksanakan program dan kegiatan bersama.
Sehingga kabupaten kota belum dapat memprogramkan dan kerencanakan
kegiatan terkait dengan program dan kegiatan Bapusipda. Solusi,
menghimbau Kepala daerah atau OPD terkait di Kabupaten Kota se Jawa
Barat untuk dapat memprogramkan kegiatan yang sinergi dengan program
dan kegiatan Bapusipda Provinsi Jawa Barat. Melaksanakan sinkronisasi
kegiatan bersama baik dengan Perpusnas maupun dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota se Jawa Barat dalam melaksanakan Program Perpustakaan.
(2) Belum optimalnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perpustakaan
dan kebutuhan membaca serta dukungan masih sangat kurang dari pihak
Swasta baik di Kabupaten Kota. Solusi bersama pemerintah Kabupaten Kota
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 280
se Jawa Barat melaksanakan penyebaran informasi kepada masyarakat
terkait dengan pentingnya kegiatan terkait bidang perpustakaan.
(3) Sarana dan prasarana pengelolaan perpustakaan yang tersedia di OPD
Kabupaten Kota masih kurang baik dari kapasitas sarana maupun kuantitas,
sehingga Program Kegiatan terkait dengan penerapan IT kurang optimal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, menghimbau Kepala Daerah
Kabupaten dan Kota untuk dapat menyediakan sarana pendukung, dan
Bapusipda memberikan pelatihan penerapan IT perpustakaan.
B. Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan
1. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
1) Program Pengembangan Perikanan Tangkap
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Sarana dan Prasarana Teknologi
Perikanan Tangkap, yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan
Kealutan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
2.344.206.614,50, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.002.731.880,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya fasilitasi peningkatan sarana
dan prasarana teknologi perikanan tangkap sebesar 10%; meningkatnya
produksi perikanan tangkap sebesar 1,86%; dan meningkatnya mutu
hasil produk perikanan sebesar 10%.
(2) Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Tangkap dan Budidaya
(PPI/TPA, TPHT, Cold Storage, Breakwater, Turap, Doking, Air Bersih),
yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.173.400.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.110.875.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah meningkatnya pelayanan pelabuhan perikanan sebesar 10%.
(3) Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan (Mangrove,
Terumbu Karang, Rumpon), yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan
Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 414.092.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya pengelolaan sumberdaya
perikanan dan kelautan sebesar 10%; dan meningkatnya produksi
perikanan tangkap sebesar 1,86%.
(4) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap Jawa
Barat (DAK), yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 8.970.184.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 8.821.217.740,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya sarana dan prasarana
perikanan di Jawa Barat sebesar 5%; dan dan meningkatnya produksi
perikanan tangkap sebesar 1,86%.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 281
(5) Kegiatan Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Produk Ikan, yang
dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 700.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 608.362.850,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya pengolahan dan pemasaran produk ikan sebesar 10%;
dan ketersediaan ikan meningkat untuk dikonsumsi sebesar 27,50
Kg/Kap/Tahun.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Sebagian besar Nelayan merupakan nelayan tradisional dengan
karakteristik sosial budaya yang belum begitu adaptif terhadap
kemajuan teknologi. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan sosialisasi
dan peningkatan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan,
magang dan studi banding, temu teknis dan kaji terap teknologi
penangkapan.
(2) Struktur armada penangkapan yang masih pincang, dimana sekitar 90%
masih merupakan nelayan tradisional. Untuk itu dilakukan restrukturisasi
armada perikanan tangkap secara bertahap melalui pengadaan kapal
perikanan ukuiran >30GT.
(3) Adanya ketimpangan pemanfaatan stock ikan antara kawasan Pantai
Utara yang sudah “over fishing” dibandingkan dengan Kawasan Pantai
Selatan yang pemanfaatannya belum optimal, termasuk kawasan ZEE
laut Selatan yang belum “terjamah” para nelayan Jawa Barat.
Sehubungan dengan itu dilakukan alih usaha nelayan ke usaha budidaya
dan pengolahan hasil perikanan serta peningkatan kapasitas daya
jangkau pengkapan.
(4) Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana penangkapan,
seperti: prasarana TPI/PPI dan sarana penangkapan. Solusi pemecahan
masalahnya dilakukan pengembangan PPI/TPI secara bertahap melalui
penyempurnaan sarana dan prasarana. Diantaranya pembangunan
breakwater.
(5) Menurunnya kualitas ekosistem sumberdaya perikanan, baik di perairan
umum daratan, kawasan pesisir maupun kawasan perairan laut akibat
ulah manusia yang kurang bertanggungjawab, seperti: pencemaran
perairan oleh limbah industri, kerusakan hutan mangrove, kerusakan
terumbu karang, dlsb. Sehubungan dengan hal tersebut dilakukan
rehabilitasi ekosistem pesisir secara bertahap yaitu rehabilitasi
ekosistem sumberdaya kelautan dan perikanan secara bertahap antara
lain rehablitasi terumbu karang, pembangunan rumah ikan, restocking,
sosialisasi Code of Conduct for Responsibility Fisheries (CCRF) dan
Forum Koordinasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan (FKPPS).
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 282
(6) Lemahnya tingkat penguasaan pasar, mencakup penguasaan informasi,
segmentasi pasar, jenis produk dan mutu komoditas perikanan. Untuk
itu dilakukan upaya penanggulangan melalui kegiatan temu teknis dan
temu usaha, pameran produk hasil perikanan dan pembinaan kelompok
pembudidaya, nelayan dan pengolah serta peningkatan peluang pasar
untuk ekspor dengan mencari terobosan pemasaran ke beberapa
negara.
(7) Usaha kelautan dan perikanan masih dianggap beresiko dan kurang
menguntungkan, sehingga kurang mendapatkan dukungan permodalan
usaha yang memadai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
diberikan bantuan melalui Bantuan Gubernur, kredit bunga rendah,
PNPM, KUR KKP.
(8) Beberapa permasalahan lain yang juga sering ditemui diantaranya
adalah: Isu pemakaian formalin, Kebijakan pengembangan tata ruang
dan pengendalian pencemaran lingkungan belum kondusif, Masih
lemahnya tingkat keamanan dan jaminan kepastian hukum dalam
berusaha, Penegakan hukum masih lemah, dan Kesadaran publik
tentang arti penting dan nilai strategis sumberdaya kelautan dan
perikanan masih rendah.
2) Program Pengembangan Budidaya Perikanan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya (GAPURA), yang
dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 575.702.410,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya kompetensi stakeholder dalam hal produksi perikanan
budidaya di Jawa Barat sebesar 75%; meningkatnya produksi perikanan
budidaya sebesar 16,21%.
(2) Kegiatan Pelayanan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, yang dilaksanakan
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 409.380.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 375.055.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
pelayanan uji mutu hasil perikanan dan sarana pengujian mutu hasil
perikanan sebesar 75%; meningkatnya petugas yang mampu dalam uji
laboratoris sebanyak 23 orang; dan meningkatnya nilai ekspor hasil
perikanan sebesar 21,89%.
(3) Kegiatan Pengembangan UPTD Pembenihan Perikanan sebagai Pusat
Pengembangan Teknologi Benih Berkualitas, yang dilaksanakan Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.626.280.000,-, realisasi anggaran sebesar
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 283
Rp. 1.539.684.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
kualitas dan kuantitas induk ikan nila dan mas sebesar 100%.
(4) Kegiatan Fasilitasi Sertifikasi Perbenihan Ikan , yang dilaksanakan Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
493.315.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
pengetahuan dan kompetensi pembenihan dan pembudidayaan ikan di
Jawa Barat sebesar 50%.
(5) Kegiatan Pengembangan Pembenihan Aneka Jenis Ikan Hias, yang
dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 424.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 417.575.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpenuhinya permintaan pasar ikan hias sebesar 20%.
(6) Kegiatan Pengembangan Budidaya Perairan Umum Waduk Cirata
(Budidaya Karamba Jaring Apung), yang dilaksanakan Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.684.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
1.602.677.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
ketersediaan/kelimpahan benih ikan di perairan umum sebesar 75%,
dan terkendalinya kerawanan dan keamanan pangan sebesar 75%.
(7) Kegiatan Revitalisasi Budidaya Tambak Pantai Utara Berwawasan
Lingkungan (GAPURA Utara), yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan
Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 2.863.540.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.758.259.050,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya produksi perikanan
budidaya air payau dan laut 10%, tersedianya teknologi budidaya air
payau dan laut sebanyak 7 paket teknologi; terfasilitasinya kelompok
pembudidaya ikan dan udang wilayah Pantura sebanyak 5 kelompok;
dan tersedianya benih Bandeng sebanyak 1.500.000 ekor; Kepiting Soka
sebanyak 1.500 Kg, benih Udang Galah sebanyak 300.000 ekor, benih
Nila sebanyak 1.000.000 ekor serta rumput laut sebanyak 200.000 Kg.
(8) Kegiatan Peningkatan Produksi Budidaya Perikanan Air Tawar di
Subang, yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.297.222.700,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 2.260.958.200,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya produksi budidaya ikan Patin dan Lele
Sangkuriang serta meningkatnya keterampilan dan pengetahuan
plasma, petugas dan para pembudidaya di Jawa Barat sebesar 10%.
(9) Kegiatan Peningkatan Produksi Budidaya Perikanan Air Tawar (Gurame),
yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.536.150.000,-, realisasi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 284
anggaran sebesar Rp. 1.495.225.550,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah meningkatnya produksi budidaya perikanan air tawar sebesar
20%.
(10) Kegiatan Revitalisasi Budidaya Perikanan Pantai Selatan (Gapura
Selatan), yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.141.785.750,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 3.035.553.150,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya budidaya perikanan di Pantai Selatan
(GAPURA selatan) sebesar 10%.
(11) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Calon Induk dan Induk di BPBAT
Cijengkol Subang, yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 728.491.293,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 726.830.793,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya kebutuhan pakan calon
induk dan induk selama 1 tahun (Larva Patin sebanyak 15.000.000 ekor,
Calon Induk Patin sebanyak 1.000 ekor, induk Lele Sangkuriang
sebanyak 30 paket dan Calon Induk Lele Sangkuriang sebanyak 7.500
ekor).
(12) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Induk dan Benih di BPBIAT, yang
dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 779.531.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 768.286.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terfalisitasinya penyediaan pakan untuk induk ikan nila nirwana
sebanyak 35.640 Kg; pakan untuk benih calon induk ikan nila sebanyak
27.000 Kg; pakan untuk induk ikan mas sebanyak 27.000 Kg; dan pakan
untuk benih induk ikan mas sebanyak 10.000 Kg.
(13) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Induk dan Benih di BPPPU, yang
dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 197.877.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpenuhinya kebutuhan pakan induk dan benih ikan selama 1 tahun.
(14) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Induk dan Benih di BPBAPL, yang
dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 353.420.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 350.198.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya pakan untuk induk ikan Salin sebanyak 9.300 Kg; pakan
benih calon induk ikan Nila Salin sebanyak 10.800 Kg; pakan pellet dan
kentang untuk induk Udang Galah sebanyak 2.940 Kg; artemia untuk
benih Udang Galah sebanyak 48 kaleng; pakan untuk benih Udang
Galah sebanyak 368 Kg; dan pakan untuk benih Bandeng sebanyak
9.300 Kg.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 285
(15) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Induk dan Benih di BPBIAPL, yang
dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 658.244.750,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 618.393.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya ketersediaan pakan induk dan benih ikan/udang di
BPBIAPL sebesar 100%.
(16) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Induk dan Benih di BPPBAT
Singaparna, yang dilaksanakan Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 303.200.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 280.847.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya ketersediaan pakan induk
dan benih ikan/udang di BPPBAT sebesar 100%.
(17) Kegiatan Peningkatan Serapan Tenaga Kerja pada Unit Pembenihan
Rakyat (UPR), Unit Usaha Budidaya Ikan dan Unit Usaha Pengolahan
Hasil Perikanan di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perikanan
dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
485.025.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi dan produktivitas
pembudidaya ikan melalui pelatihan teknis pembenihan ikan untuk 50
orang pembenih dan 100 orang pembudidaya ikan; serta meningkatnya
pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi dan produktivitas
pengolah dan pemasar produk olahan hasil perikanan di Jawa Barat
melalui pembinaan terhadap 30 orang pengolah hasil perikanan di 18
kabupaten/kota di Jawa Barat.
b) Permasalahan dan solusi
(1) Masih rendahnya kualitas SDM pembudidaya maupun petugas/ aparat
dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan dan pengembangan sumber
daya kelautan dan perikanan yang cukup melimpah. Solusinya dilakukan
diklat teknis dan manajerial bagi para pembudidaya serta aparatur
perikanan.
(2) Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana usaha budidaya
ikan seperti : jaringan irigasi di tambak maupun saluran budidaya air
tawar, dan budidaya ikan di laut. Solusinya dilakukan pengembangan
BBI/UPR melalui penyempurnaan sarana dan prasarana.
(3) Rendahnya kualitas input produksi, seperti: induk dan benih, pakan,
maupun peralatan teknis budidaya. Solusinya dilakukan perbaikan
kualitas induk dan benih melalui rekayasa teknologi (pemuliaan) dengan
mengoptimalkan pemberdayaan UPTD/Balai.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 286
(4) Serangan wabah penyakit ikan (seperti KHV, White Spot) yang masih
sulit diditeksi pemunculannya serta keterbatasan dalam upaya
penanggulangannya. Solusinya dilakukan pengembangan dan
pengadaan vaksin, obat-obatan, pengembangan laboratorium Hama
Penyakit Ikan.
(5) Menurunnya kualitas ekosistem sumberdaya perikanan, khususnya di
perairan tawar. Solusinya dilakukan restocking, sosialisasi Cara
Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik
(CBIB).
(6) Usaha kelautan dan perikanan masih dianggap beresiko dan kurang
menguntungkan, sehingga kurang mendapatkan dukungan permodalan
usaha yang memadai. Solusinya diberikan bantuan melalui Bantuan
Gubernur, kredit bunga rendah, PNPM, KUR KKP, Subsidi Benih.
2. URUSAN PERTANIAN
1) Program Peningkatan Produksi Pertanian
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Hortikultura
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 494.793.050,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya produksi buah-buahan,
sayuran dan tanaman hias sebesar 2-5% melalui inovasi dan diseminasi
teknologi budidaya; meningkatnya SDM pertanian dalam rangka
koordinasi dan manajemen pembangunan agribisnis buah-buahan,
sayuran dan tanaman hias di Jawa Barat.
(2) Kegiatan fasilitasi Sertifikasi Perbenihan Tanaman Pangan, Hortikultura,
Peternakan, Perkebunan, yang dilaksanakan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
798.670.525,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya target
produksi, produktivitas dan kualitas produk pertanian sebanyak 11 juta
ton GKG, jagung 672 ribu ton, tercapainya kegiatan sertifikasi benih
sebanyak 470 unit penangkaran 100%.
(3) Kegiatan peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, yang
dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.831.862.700,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 4.665.523.355,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tercapainya Sasaran Produksi Padi Jawa Barat Tahun 2011
sebesar sebesar 11.632.291 Ton GKG.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 287
(4) Kegiatan pengembangan Teknologi Perbenihan Pandan Wangi, yang
dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,- dan
realisasi anggaran sebesar Rp. 199.360.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya Ketersediaan Benih Padi Pandan Wangi
sebagi Komoditas Unggulan Jawa Barat.
(5) Kegiatan pembibitan Mangga, yang dilaksanakan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
248.091.750,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
ketersediaan benih mangga di Jawa Barat.
(6) Kegiatan Peremajaan Tanaman Mangga, yang dilaksanakan Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 248.775.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
produksi dan produktifitas serta mutu mangga di kabupaten Indramayu
dan Kuningan pada lahan seluas 30 hektar.
(7) Kegiatan Budidaya Padi dan Palawija (Jagung, Kedelai, Ubi jalar), yang
dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 247.280.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
mendukung peningkatan produktivitas serealia dan palawija.
(8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Jagung, yang dilaksanakan Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 222.300.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpenuhinya
Kebutuhan Bahan Baku Pakan Ternak.
(9) Kegiatan Pengembangan Komoditas Tanaman Hias (Krisan, bunga
potong dll), yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 243.380.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya produksi dan produktifitas
dan mutu komoditas tanaman hias.
(10) Kegiatan Fasilitasi PHKI dalam Pemberdayaan dan Pembelajaran
Masyarakat di Bidang Pangan, yang dilaksanakan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 344.727.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
341.347.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
Pengetahuan dan Keterampilan dalam pemanfaatan limbah pertanian,
peternakan dan perikanan untuk pembuatan pupuk organik dan
pestisida bahan alam dan budidaya jamur merang.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 288
(11) Kegiatan Penyediaan Benih Padi Bersertifikat di Jawa Barat (UPTD BPB
Padi), yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.364.129.517,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.329.917.150,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya benih sumber padi FS-SS
sebanyak 598.688 kg (95,03%).
(12) Kegiatan Pengembangan Benih Kentang di BPBK, yang dilaksanakan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 615.030.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 614.323.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya
perbanyakan benih kentang G-0=45.000 knol, G-1=60.000 knol, G-
2=15 ton, G-3=10 ton, penyebaran benih kentang bermutu di 7
Kabupaten Sentra di Jawa Barat (Garut, Cianjur, Kuningan, Majalengka,
Sukabumi, Bandung dan Bandung Barat) melalui inovasi teknologi.
Realisasi produksi benih kentang tahun 2011 dapat melebihi target.
Untuk GO mencapai 74.006 knol (3 unit) atau 164% dari target; G2
mencapai 15.025 kg (1 Ha) atau 100,17% dan G3 sebesar 10.075 kg (1
Ha) atau 100,75 , Sedangkan untuk benih kentang G1 terealisasi
sebanyak 60.000 knol tetapi pada proses pemeliharaan dan sertifikasi
produksi benih bersertifikat menjadi 58.875 knol.
(13) Kegiatan Pengembangan Benih Palawija di BPB Palawija, yang
dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 725.098.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya produksi dan produktivitas palawija di Jawa Barat. Untuk
produksi benih kedelai, dari target 12.600 kg, terealisasi 11.325 kg.
Untuk kacang hijau, target 3.200 kg, realisasi 2.919 kg. Kacang tanah,
target 7.200 kg realisasi 6.585 kg. Untuk jagung target 5.000 kg,
realisasi 4.643kg.
(14) Kegiatan Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman Pasir
Banteng, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 650.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 632.648.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya produksi dan produktivitas
tanaman hortikultura dan aneka tanaman di Jawa Barat.
(15) Kegiatan Akselerasi Penyediaan Benih Unggul Bersertifikat, yang
dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 959.048.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya produksi, produktivitas dan kualitas produk pertanian
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 289
sebanyak 12,7 juta ton GKG; tercapainya kegiatan akselerasi
penyediaan benih unggul bersertifikat sebanyak 450 ton.
(16) Kegiatan Peningkatan Pembibitan Buah-buahan, yang dilaksanakan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 4.000.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 3.899.858.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya produksi dan produktivitas benih Buah-Buahan di Jawa,
dengan jumalh benih keseluruhan sebanyak 463.675 terdiri dari benih
mangga sebanyak 85.600, durian 75.000, manggis 72.000, alpukat
70.075, jambu biji 53.000, petai 40.000, rambutan 46.000 dan sawo
22.000.
(17) Kegiatan Peningkatan Produksi Pertanian, yang dilaksanakan Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 450.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 441.010.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah bimbingan teknis dan pembinaan budidaya
teh di 4 gapoktan Kabupaten Cianjur 40 orang, Bandung 40 orang,
Subang 40 orang, dan Majalengka 40 orang, sehingga 160 petani teh
tersebut meningkat pengetahuan dan wawasannya tentang teknis
budidaya tanaman teh. Bimbingan teknis dan pembinaan budidaya tebu
di 1 gapoktan Kabupaten Cirebon sebanyak 35 orang sehingga petani
tersebut meningkat pengetahuan dan wawasannya tentang teknis
budidaya tebu ; Bimbingan teknis dan pembinaan budidaya kakao di 2
gapoktan Kabupaten Ciamis sebanyak 70 orang, sehingga pengetahuan
dan wawasannya bertambah tentang teknis budidaya kakao; Bimbingan
teknis dan pembinaan budidaya kopi di 1 gapoktan Kabupaten Bandung
sebanyak 35 orang, sehingga pengetahuan dan wawasan teknis
budidaya kopi meningkat; Bimbingan teknis dan pembinaan budidaya
karet di 5 gapoktan sebanyak 175 orang di Kabupaten Sukabumi,
Cianjur, Bandung Barat dan Garut masing-masing 35 orang, sehingga
pengetahuan dan wawasan tentang teknis budidaya karet bertambah ;
Bimbingan teknis dan pembinaan budidaya kelapa di 1 gapoktan
Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 35 orang, sehingga pengetahuan dan
wawasan teknis budidaya kelapa bertambah. Sosialisasi rehabilitasi
tanaman teh di 3 kelompok tani di kabupaten Tasikmalaya yaitu dalam
rangka penjelasan kegiatan rehabilitasi teh bagi penerima basos
rehabilitasi teh APBD sehingga petani mengetahui adanya kegiatan
rehabilitasi di wilayahnya ;Bimbingan teknis dan pembinaan budidaya
rehabilitasi teh sebanyak 120 orang di 4 kelompoktani masing-masing
kelompok 30 orang di kabupaten Tasikmalaya, maka petani terebut
mengatahui tentang teknis budidaya tanaman teh khususnya kegiatan
rehabilitasi.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 290
(18) Kegiatan Perlindungan Perkebunan, yang dilaksanakan Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 200.000.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 186.458.600,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatkan fungsi perlindungan
perkebunan; implementasi penanganan aspek organisme pengganggu
tumbuhan yaitu berupa Pertemuan Teknis 1 kali di Hotel Topas Bandung
pada tanggal 14 s.d. 16 Maret 2011 diikuti oleh 25 orang petugas Dinas
Kabupaten/Kota yang menangani Perkebunan dalam penanganan OPT
pada 20 kabupaten/Kota, terkait gangguan OPT pada tanaman kopi,
kakao, teh, karet. Pada tahun 2011 serangan hama tanaman kopi
menurun dibandingkan 2010 tetapi serangan penyakit penyakit
meningkat karena kelembaban yang tinggi. Untuk kakao terjadi
peningkatan serangan baik hama maupun penyakitnya akibat kurangnya
penanganan sanitasi.untuk penyakit tanaman teh terindikasi menurun,
sedangkan serangan hama meningkat, untuk hama karet tetap tetapi
penyajit meningkat. Dari aspek non OPT telah dilakukan kegiatan
fasilitasi pertemuan penanganan gangguan usaha perkebunan
sebanyak 2 kali di Kebun Maleber Kabupaten Cianjur dan Kebun
Bojongsoka Kabupaten Sukabumi. Kebun Maleber dengan komoditi teh,
memiliki HGU 304,24 Ha mengalami gangguan dengan adanya galian C
dan sebagian ditanami sayuran oleh masyarakat pada areal 215,154
Ha. Sedangkan di Kebun Bojongsoka (PT Citimu) di Sukabumi yang
ditanami karet seluas 903,92 Ha, diantaranya 200 Ha diokupasi oleh
masyarakat. Dari luasan okupasi 415,154 ha terjadi penurunan okupasi
190 ha sehingga saat ini menjadi 225,154 ha. Dalam penanganan ini
dilibatkan beberapa pihak yaitu antara lain BPN dan Pemda setempat.
Dengan dilakukannya koordinasi dalam penanganan gangguan usaha
perkebunan ini diharapkan usaha perkebunan di Jawa Barat dapat
kondusif.
(19) Kegiatan Pengembangan Perbenihan dan Pengelolaan Kebun Dinas,
yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-, realisasi sebesar
Rp.950.486.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pembenihan
dilaksanakan untuk penyediaan benih bermutu sesuai standar teknis,
dimana pada tahun 2011 dilaksanakan pembenihan di kebun dinas
untuk komoditi aren sebanyak 12.500 pohon, kemiri sunan 12.850
pohon, dan kakao 7.500 pohon yang berlokasi di Cianjur, Sukabumi,
Karawang, Purwakarta, dan Kota Bandung, dan benih tersebut di
salurkan ke kelompok tani, sedangkan pembenihan di penangkar
dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta, Sumedang, Bandung Barat,
Garut dan Bandung untuk komoditi kopi sebanyak 92.500 pohon,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 291
dengan penanaman kopi tersebut diharapkan akan terbangun 58 Ha
kebun kopi petani. Untuk memenuhi kebutuhan benih telah ditetapkan
kebun sumber benih kopi varietas Lini S 795 di kebun dinas Sukajadi
Kabupaten Sumedang seluas 1 Ha (1760 pohon) telah dihasilkan
produksi 1,2 ton glondong basah sebanyak 1.500.000 biji produksi, yang
pada tahun berikutnya akan menjadi benih sebanyak 2.000.000 butir
benih. Selain itu juga terdapat kegiatan rehabilitasi melalui intensifikasi
(pemenuhan populasi, pemupukan, pengendalian OPT, perbaikan
drainase) untuk komoditi kelapa 11 Ha, kopi 2 Ha, cengkeh 4 Ha, karet
5 Ha dan teh 2 Ha Tebu 5,25 Ha yang berlokasi di kebun dinas dan
pemeliharaan 13 kebun dinas (tanaman menghasilkan) yang tersebar di
10 kabupaten (Bogor, Cianjur, Sukabumi, Karawang, Purwakarta, Kota
Bandung, Garut, Sumedang, Subang dan Ciamis) seluas 234,58 Ha,
diperoleh peningkatan produksi. Dari komoditi teh diperoleh 650
kg/Ha/tahun teh kering menjadi 950 kg/Ha/tahun teh kering pada tahun
2011, kopi semula dicapai 800 kg /Ha gelondong basah menjadi 1.200.
Sedangkan pelayanan dan pembinaan kepada penangkar dilaksanakan
melalui kegiatan bimbingan teknis, pelayanan penyediaan sumber benih
pada tahun 2010 sebanyak 178 penangkar, pada tahun 2011 meningkat
menjadi 245 penangkar.
(20) Kegiatan Pengawasan, Pengendalian Mutu Benih dan Pengawasan
Peredaran Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 293.578.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah telah melaksanakan pelayanan sertifikasi
benih terhadap 154 pemohon terdiri atas perorangan, badan usaha dan
lembaga lainnya, terjadi peningkatan pemohon sertifikasi dari 96
pemohon pada tahun 2010 (60,41 %). Jenis komoditas yang
disertifikasi sebanyak 15 komoditi meliputi kakao, kelapa, kopi, kelapa
sawit, kemiri sunan, tebu, cengkeh, mendong, teh, pala, aren, karet,
nilam, lada dan akar wangi. Dari 15 komoditi tersebut pada 6 komoditas
terjadi peningkatan jumlah benih yang lulus sertifikasi dibandingkan
tahun 2010 yaitu kakao (1.686,51%), kopi (16,39%), kemiri sunan
(257,62%), cengkeh (124,77%), lada (1.217,5 %) dan karet (3.395,64
%). Target PAD pada tahun 2011 sebesar Rp. 27.500.000,- , realisasi
tercapai sebesar Rp. 88.775.380,- sehingga terjadi kenaikan sebesar Rp.
61.275.380,- (322,82 %). Dibandingkan dengan realisasi PAD tahun
2010 sebesar Rp. 26.972.155,-, terjadi peningkatan sebesar Rp.
61.803.225,- (329,13 %). Total capaian benih yang disertifikasi tahun
2011 sebanyak 7.853.361 pohon/benih, bila dibandingkan dengan
tahun 2010 benih yang disertifikasikan sebanyak 55.874.277 benih,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 292
sehingga terjadi penurunan jumlah benih yang disertifikasi sebanyak
48.020.976 benih. Hal ini dikarenakan sebagian besar permohonan
sertifikasi benih tebu tidak lulus uji kelayakan, yang dilaksanakan Pusat
Penelitian Pengembangan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan, dari
69.120.000 batang yang lulus hanya 172.800 batang (0,25 %),
dikarenakan asal usul benih tidak jelas dan campuran varietas lebih dari
5 %. Sedangkan 10 komoditas lainnya dilihat dari jumlah benih yang
dimohonkan pada tahun 2010 sebanyak 57.310.053 benih, benih yang
lulus sertifikasi sebanyak 54.581.003 benih (95,24 %), dibandingkan
dengan tahun 2011 yang dimohonkan sebanyak 4.718.080 benih, yang
lulus sertifikasi sebanyak 4.536.616 benih (96,15 %). Berdasarkan hasil
survei Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) pelayanan publik di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2011 yang diadakan oleh Biro
Organisasi Setda Provinsi Jawa Barat bahwa UPTD BP2MB Tanaman
Perkebunan Provinsi Jawa Barat berada di urutan ke 7 dari 40 sampling
UPTD se-Jawa Barat. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
pekebun menggunakan benih unggul bersertifikat, telah dilaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam bentuk sosialisasi pengawasan mutu benih
tanaman perkebunan di 2 wilayah yaitu wilayah Cirebon terdiri dari
kabupaten Cirebon, Majalengka, Sumedang, Kuningan, Tasikmalaya,
Ciamis, Subang, Indramayu, Kota Banjar dan Kota Tasikmalaya
sedangkan di wilayah Cianjur terdiri dari kabupaten Cianjur, Bogor,
Sukabumi, Purwakarta, Bandung Barat, Bandung, Karawang dan Bekasi,
dengan masing-masing jumlah peserta sebanyak 30 orang. Juga dalam
bentuk pembuatan leaflet dengan judul Prosedur Sertifikasi Benih
Tanaman Perkebunan sebanyak 1.000 lembar, telah disebarkan kepada
para penangkar dan petugas perbenihan di Dinas Kabupaten/kota se-
Jawa Barat; membuat brosur/booklet sebanyak 500 eksemplar dengan
judul 1) Profil BP2MB Tanaman Perkebunan Jawa Barat, 2) Himpunan
Peraturan Perundangan Perbenihan, dan 3) Pedoman Prosedur
Sertifikasi dan Pelabelan Benih Tanaman Perkebunan, telah disebarkan
kepada para petugas perbenihan dinas kabupaten/kota.
(21) Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tembakau dan
Cengkeh, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.213.867.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah Bimbingan Teknis dan Pembinaan Budidaya Tembakau di 9
Kabupaten/Kota (Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Garut, Kota
Tasikmalaya, Kota Banjar, Sumedang Sukabumi, Kuningan, Majalengka )
melibatkan 720 orang petani tembakau masing-masing kabupaten 80
orang petani, sehingga petani tersebut mengetahui teknis budidaya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 293
tembakau secara baik dan benar. Bimbingan Teknis dan Pembinaan
Budidaya Cengkeh di 11 Kabupaten ( Kabupaten Sukabumi, Cinajur,
Bogor, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Majalengka, Sumedang,
Purwakarta dan Subang), melibatkan 385 orang petani cengkeh,
masing-masing kabupaten sebanyak 35 orang petani, sehingga
pengetahuan dan wawasan tentang budidaya cengkeh yang sesuai
standar teknis bertambah. Untuk mensosialisasikan Tembakau dengan
kadar nikotin rendah dilakukan uji lokasi budidaya tembakau Burley
seluas 9 Ha di 9 Kabupaten/Kota masing-masing 1 Ha tiap kelompok 25
orang ( Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Garut, Kota Tasikmalaya,
Kota Banjar, Sumedang Sukabumi, Kuningan, Majalengka ) melibatkan 9
kelompok tani, dengan kegiatan ini maka petani diharapkan dapat
melaksanakan usahatani tembakau Burley sesuai baku teknis, dalam
upaya menghasilkan tembakau nikotin rendah (anjuran pemerintah);
Untuk upaya peningkatan produksi Cengkeh telah dilaksanakan
Demplot Intensifikasi Cengkeh seluas 44 Ha di 11 Kabupaten
(Kabupaten Sukabumi, Cinajur, Bogor, Garut, Tasikmalaya, Ciamis,
Kuningan, Majalengka, Sumedang, Purwakarta dan Subang) melibatkan
11 kelompok tani cengkeh masing-masing 4 Ha, dengan kegiatan ini
petani cengkeh mengetahui cara pemeliharaan tanaman cengkeh sesuai
baku teknis. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan petani dan
petugas kabupaten/kota tentang teknologi pengelolaan tembakau
(Budidaya, Managemen Kelompok dan pengolahan hasilnya) telah
dilaksanakan Kunjungan Kerja ke Pusat-pusat Tembakau di Bojonegoro
JawaTimur dan Payakumbuh Sumatera Barat. Kegiatan kunjungan kerja
diikuti oleh 47 orang yang terdiri dari 15 orang petugas dan 32 orang
petani/Asosiasi petani tembakau (APTI), dengan kegiatan ini peserta
mengetahui teknologi usahatani tembakau (on farm dan off farm),
manajemen kelembagaan yang baik serta adanya peluang pasar untuk
meningkatkan nilai tambah petani. Dalam menunjang upaya
peningkatan kualitas hasil komoditas perkebunan telah diadakan sarana
Laboratorium Pengujian dan Rumah Kassa masing-masing sebanyak 2
unit, sarana alat-alat laboratorium (Laminar Airflow Cabinet 1 unit; Oven
digital 1 unit; Shakker 2 unit; Autoclave 1 unit dan Lemari Pendingin 1
unit) sehingga dengan adanya sarana prasarana tersebut Laboratorium
Pengujian Mutu Hasil Perkebunan dapat berfungsi optimal.
(22) Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Budidaya Tembakau Kadar Nikotin
Rendah, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 282.120.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
Sosialisasi tentang budidaya tembakau nikotin rendah, dengan maksud
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 294
meningkatkan pengetahuan dan minat petani tembakau di Jawa Barat
untuk melaksanakan budidaya tembakau nikotin rendah. Kegiatan ini
dilaksanakan di 9 kabupaten/kota (Bandung, Bandung Barat,
Majalengka, Kuningan, Sumedang, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar,
Garut, Sukabumi) dengan jumlah petani tembakau sebanyak 450 orang,
masing-masing kabupaten/kota 50 orang. Dengan kegiatan ini petani
mengetahui cara dan teknis pengelolaan budidaya tembakau untuk
menghasilkan tembakau dengan kadar nikotin rentah.
(23) Kegiatan Kajian Pengembangan Komoditas Strategis Perkebunan di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 702.630.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
Tersusun laporan kajian sebagai bahan kebijakan dalam pengembangan
komoditas strategis perkebunan (Karet, Kakao, Kopi, Teh dan Tebu ) di
20 Kabupaten/kota di Jawa Barat
(24) Kegiatan Pengembangan Sentra Kawasan Kopi di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,-, realisasi sebesar Rp.
692.820.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah fasilitasi pembinaan
MPIG sebanyak1 kali; Pendekatan / pembinaan pelaku usaha di lokasi
(Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Garut dan Sumedang) sebanyak 1
kali; Serapan ilmu dan teknik pengelolaan indikasi geografis sebanyak 1
kali; Bimbingan teknis budidaya kopi di kabupaten Bandung, Bandung
Barat, Garut dan Sumedang masing-masing kabupaten sebanyak 30
orang petani; Temu teknis komoditas kopi sebanyak20orang petugas
kabupaten; Penyiapan dan penyediaan benih kopi sebanyak 90.000 biji;
Pengawasan mutu benih dan pengawasan peredaran benih kopi di 4
kabupaten (Bandung, Bandung Barat, Garut dan Sumedang). Untuk
komoditi kopi, terjadi apresiasi, peningkatan motivasi dan animo
masyarakat untuk melaksanakan agribisnis kopi. Pangsa pasar kopi
dalam negeri sebesar 85 %, peningkatan harga kopi green been sebesar
50% (Rp. 50.000,- menjadi Rp. 75.000,-)dan perluasan pemasaran kopi
eksport (Australia, Amerika, Jepang, Korea, China dan Eropa) dengan
kenaikan volume eksport sebesar 25 %. Sementara untuk jatidiri kopi
Jawa Barat telah mulai diakui pasar dunia sebagai penghasil kopi
specialty dengan brand “Kopi Java Preanger” melalui penguatan pasar
berupa sertifikat Indikasi Geografis Kopi Java Preanger dan penguatan
kelembagaan berupa Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis
(MPIG) Kopi Java Preanger yang telah disahkan oleh Notaris dan telah
didaftarkan ke Kementerian Kehakiman.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 295
(25) Kegiatan Fasilitasi Pakan dan Kebutuhan Unit Pelaksana Teknis Daerah
Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi
Perah Bunikasih Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
948.575.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 946.217.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tercapainya produksi rumput HPT 120
ton/ha/th; terdapatnya sapi perah bibit dasar 5 ekor dan 1 ekor calon
pejantan unggul; tercapainya jumlah kelahiran anak sebanyak 29 ekor
pedet; terdapatnya bibit sapi perah laktasi sebanyak 40 ekor yang
mempunyai rata rata produksi tidak kurang dar 10 lt/ek/hr; tercapainya
lingkungan kerja bersih, teratur dan aman.
(26) Kegiatan Fasilitasi Penyediaan Pakan Ternak di Balai Pembibitan Ternak
Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak Cikole – Lembang, yang
dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 885.550.620,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
873.404.570,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah diperolehnya produksi
susu sebanyak 221.000 liter per tahun, pertambahan berat badan 0,50
kg/ekor/hari di SUP Subang dan 0,50 kg/ekor/hari di Cikole, berat lahir
jantan 42 kg dan betina 39 kg serta terjaminnya mutu susu pasteurisasi
yang dihasilkan memenuhi syarat SNI.
(27) Kegiatan Fasilitasi Pakan Ternak dalam rangka Budidaya Ternak Sapi
Potong di Balai Pengembangan dan Pembibitan Ternak Sapi Potong
Ciamis, yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 894.546.250,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 877.197.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedeianya semen beku sapi potong sebanyak 20.000 dosis dari empat
pejantan dan tersediannya bibit ternak sapi potong berkualitas sebanyak
40 ekor.
(28) Kegiatan Fasilitasi Pakan dan Kebutuhan Dasar di Balai Pengembangan
Perbibitan Ternak Domba Margawati dan Stasiun Pengembangan Ternak
Domba Trijaya Kuningan, yang dilaksanakan Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
3.012.375.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.987.710.450,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya 3.005 ekor ternak domba di
BPPT domba Margawati – Garut, Trijaya – Kuningan dan Bunihayu –
Subang; dihasilkannya bibit atau bakalan berkualitas sebanyak 1.025
ekor; tersebarnya 568 ekor bibit domba berkualitas di masyarakat.
(29) Kegiatan Fasilitasi Pakan dan Kebutuhan Dasar Unit Pelaksana Teknis
Daerah Pengembangan Pembibitan Ternak Unggas Jatiwangi, yang
dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 932.738.750,-, realisasi anggaran sebesar
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 296
Rp. 928.510.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terpeliharanya
7.000 ekor ternak ayam buras dan 4.000 ekor ternak itik dalam kondisi
sehat.
(30) Kegiatan Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Perbibitan
dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah Bunikasih
Cianjur sebagai Pusat Pengembangan Teknologi Bibit Sapi Perah
Berkualitas, yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 294.718.900,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 261.645.700,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tercapainya produksi susu 115.115 lt/th dari 31 ekor sapi perah laktasi;
tersediannya bibit ternak sapi perah dan diaksesnya informasi teknologi
bibit sapi perah oleh 3 kelompok sapi perah dari Kabupaten Cianjur,
Sukabumi dan Bogor.
(31) Kegiatan Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pembibitan
Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak Cikole – Lembang
sebagai Pusat Pengembangan Teknologi Benih Berkualitas, yang
dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 493.382.210,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah diperolehnya
produksi susu sebanyak 221.000 liter per tahun dari 38 ekor sapi perah
laktasi, pertambahan berat badan 0,50 kg/ekor/hari di SUP Subang dan
0,55 kg/ekor/hari di Cikole, berat lahir jantan 42 kg dan betina 39 kg,
bibit yang berstandar sebanya 60% dari populasi dewasa, meningkatnya
wawasan manajemen pemeliharaan sapi perah di 6 kelompok peternak
di Kabupaten Sumedang, Garut, Bandung, Bandung Barat, Subang dan
Tasikmalaya serta 21.355 stakeholder sapi perah.
(32) Kegiatan Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perbenihan
sebagai Penghasil Bibit Berkualitas di Balai Pengembangan dan
Pembibitan Ternak Sapi Potong Ciamis, yang dilaksanakan Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 287.839.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya penggunaan teknologi
pengolahan pakan sebanyak 2 jenis (amoniasi dan Silase),
teridentifikasinya kelompok ternak sapi potong di 4 Kabupaten (Subang,
Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon), meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan peternak sapi potong sebanyak 100 orang dan tersedianya
straw semen beku sapi potong sebanyak 20.000 dosis.
(33) Kegiatan Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak Domba Margawati dan Stasiun
Pengembangan Ternak Domba Trijaya sebagai Pusat Pengembangan
Teknologi Bibit Domba Berkualitas, yang dilaksanakan Dinas
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 297
Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 296.584.675,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya uji coba pengolahan pupuk
organik dan pengawetan hijauan pakan ternak; terbinanya 19 kelompok
mitra di 8 Kabupaten/Kota (Subang, Tasikmalaya, Ciamis, Bandung,
Sukabumi, Kuningan, Kota Sukabumi, Cirebon).
(34) Kegiatan Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi sebagai Pusat
Pengembangan Teknologi Bibit Unggas Berkualitas, yang dilaksanakan
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
296.843.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
program breeding ayam sentul untuk peningkatan kualitas genetik serta
tersedianya Sistim Informasi Manajemen Ayam Buras dan Itik.
(35) Kegiatan Pengembangan Produksi Ternak Potong Menunjang
Swasembada Protein Hewani Asal Ternak, yang dilaksanakan Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 4.868.229.750,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.296.923.250,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pembentukan
Kampung Ternak Sapi PO di 4 Kelompok di kabupaten Tasikmalaya dan
Ciamis; tersedianya hasil Kajian Sistem Pengembangan Sapi Potong,
Pengembangan Ternak Kerbau, Keberhasilan Bantuan Gubernur dan
Gangguan Reproduksi di Jawa Barat; Terawasinya lalu lintas ternak di
Jawa Barat; termonitornya kelompok peternak sapi potong di 20
kabupaten; termotivasinya para peternak di 26 Kabupaten/Kota untuk
mengembangkan ternak sapi potong, sapi perah, Domba dan Kambing
melalui pelaksanaan Pesta Patok dan kontes Ternak dan diperolehnya
Surat Keputusan Menteri Pertanian untuk penetapan Rumpun/Galur
Ayam Pelung dan Domba Garut pada Tahun 2011.
(36) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Peternakan, yang
dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.042.310.937,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 964.861.350,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terfasilitasinya kegiatan di Check Point Losari dan Gunung Sindur
dengan adanya penambahan daya Listrik 10.000 watt dan rehabilitasi
jalan utama; terjaganya kualitas susu ke konsumen dengan
menggunakan kendaraan roda 4 angkutan BAH.
(37) Kegiatan Pengembangan Kawasan Budidaya Sapi Potong dan Domba,
yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 484.951.625,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 298
ekspose kawasan peternakan di Kecamatan Purabaya Kabupaten
Sukabumi yang ditindaklanjuti dengan Penetapan Kawasan Unggulan
Sentra Produksi Sapi Potong secara terintegrasi yang ditetapkan oleh
Bupati, meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan peternak
domba di 12 kelompok dan 10 kelompok sapi potong melalui pembinaan
serta penyebaran leaflet dan buku petunjuk teknis peternakan.
(38) Kegiatan Pengembangan Kawasan Ternak Domba dan Sapi Potong,
yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 384.191.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya basic
data tanah pangonan sebagai bahan kebijakan dan dasar perencanaan
pengembangan peternakan; meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan stakeholder dan peternak dalam usaha budidaya ternak
domba dan sapi potong; meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan
wawasan petugas dinas dalam pengolahan limbah peternakan, baik
untuk pupuk organic maupun pemanfaatan biogas.
(39) Kegiatan Pengembangan Produksi Ternak Sapi Perah, yang dilaksanakan
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
235.156.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
pengetahuan 10 orang recorder untuk pengembangan Aplikasi Sistim
Sapi Perah di 10 KUD di Kabupaten Bandung Barat, Bandung, Garut,
Kuningan, Sumedang dan Cianjur; terkoordinasinya 25 orang petugas
inseminator dalam melaksanakan Up Grading Inseminasi Sapi Perah.
(40) Kegiatan Pengembangan Usaha Peternakan, yang dilaksanakan Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.621.295.375,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya
wawasan/pengetahuan, sikap dan keterampilan 40 orang petugas
kabupaten/kota melalui pelatihan pengolahan hasil peternakan;
meningkatnya wawasan/pengetahuan, sikap dan keterampilan 60 orang
peternak dan petugas melalui bimbingan teknis akses pembiayaan
terhadap sumber permodalan; terseleksinya 6 kelompok peternak sapi
perah, sapi potong, domba, kambing, itik dan ayam buras melalui lomba
kelompok berprestasi tingkat Jawa Barat; terseleksinya 4 kelompok
ternak sapi potong, kambing, itik dan ayam buras untuk diikutsertakan
dalam lomba kelompok tingkat nasional; terdapatnya kelayakan usaha
peternakan untuk komoditi sapi potong, sapi perah, domba dan
kambing melalui feasibility study pengembangan usaha; meningkatnya
wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan usaha dan regulasi
peternakan melalui pengamatan model di Amerika/Canada;
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 299
tersosialisasikannya pengembangan 1 juta ekor sapi dan pembangunan
peternakan di Jawa Barat melalui visualisasi.
(41) Kegiatan Pengujian Mutu Pakan Secara Laboratories di Balai Pengujian
Mutu Pakan Ternak Cikole Lembang, yang dilaksanakan Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 180.519.800,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terujinya mutu pakan sebanyak 847
sampel dari 26 kabupaten/Kota melalui analisa proksimat dengan
rekomendasi kualitas konsentrat ternak ruminansia dan unggas serta
kualitas bahan baku sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
(42) Kegiatan Kajian Akademis Penyusunan Kebijakan Peternakan dan
Kesehatan Hewan, yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 198.500.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya Kajian Akademis Kebijakan Peternakan dan
Kesehatan hewan sebagai acuan untuk pembuatan Draft Raperda
Kebijakan Peternakan dan Kesehatan Hewan.
(43) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Kegiatan Lingkup Biro Bina Produksi,
yang dilaksanakan Biro Bina Produksi, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.790.497.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
2.642.855.550,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya laporan
evaluasi pelaksanaan Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis (Gemar),
tersedianya Peraturan Gubernur tentang Peningkatan Produksi
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Keputusan Gubernur tentang
Pengaturan Tata Tanam Padi dan Palawija, Keputusan Gubernur tentang
Alokasi Pupuk Bersubsidi untuk sektor Pertanian dan Perikanan,
terlaksananya Jambore Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan;
terlaksananya dan terikutinya pertemuan Pekan Daerah dan Pekan
Nasional Kontak Tani/Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Jawa Barat di
Kabupaten Tenggarong Provinsi Kalimantan Timur, terfasilitasinya lomba
Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (3B) tingkat Provinsi
Jawa Barat dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) tingkat
Provinsi Jawa Barat Tahun 2011, terfasilitasinya keikutsertaan kontingen
Provinsi Jawa Barat pada Lomba Cipta Menu 3B dan Pameran Produk
Pangan dalam rangka Peringatan HPS tingkat Nasional Tahun 2011 di
Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo, terseleksinya calon
penerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2011,
terfasilitasinya perumusan bahan kebijakan bidang kehutanan dan
perkebunan.
(44) Kegiatan Penyusunan Kebijakan Daerah tentang Standarisasi Bahan
Baku Industri Hasil Tembakau, yang dilaksanakan Biro Bina Produksi,
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 300
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 272.672.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya bahan perumusan kebijakan untuk Pedoman Peningkatan
Produksi dan Kualitas Tembakau.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Pemasalahan umum petanian dan peternakan di Jawa Barat adalah
ketersediaan benih unggul di petani masih terbatas. Solusi adalah
peningkatan UPTD untuk penyediaan benih yang unggul dengan jumlah
yang cukup.
(2) Dalam rangka mengoptimalkan peran Balai Pengembangan Perbenihan
Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat,
diperlukan input yang memadai untuk memenuhi kebutuhan benih
berkualitas dan bersertifikat bagi kebutuhan benih tanaman pangan dan
hortikultura di Jawa Barat. Dengan input yang sangat terbatas, hasil
yang dicapai kurang maksimal bila dibandingkan dengan kemampuan
yang dimiliki. Sebagai ilustrasi, digambarkan permasalahan yang
dihadapi oleh Balai Pengembangan Benih Kentang sebagai berikut :
Dalam rangka meningkatkan daya ungkit Balai Pengembangan Benih
kentang telah berupaya maksimal menerapkan berbagai strategi, namun
hasil yang dicapai belum memberikan dampak yang signifikan bagi
peningkatan produksi Benih guna memenuhi kebutuhan benih
berkualitas dan bersertifikat bagi penangkar, hal ini terjadi di sebabkan
input utama berupa penambahan Dana bagi terwujudnya produksi benih
belum sesuai dengan Rencana kerja Balai. Sehingga strategi-strategi
yang telah dilaksanakan belum terasa manfaatnya bagi peningkatan
produksi Benih di lingkungan Balai Pengembangan benih kentang
Pangalengan, sementara untuk kebutuhan lahan yang juga menjadi
kendala utama bagi perbanyakan benih dapat dicarikan solusinya
manakala kebutuhan dana bisa terpenuhi yakni dengan menjalin
kerjasama dengan Asosiasi penangkar Benih yang ada di sekitar Balai
Pengembangan Benih Kentang. Upaya yang harus menjadi perhatian
lebih adalah meningkatkan produktivitas di Balai Pengembangan Benih
Kentang sebagai lembaga pemerintah yang menjadi harapan semua
produsen/ penangkar sebagai penyedia benih sumber utama G-2,
karena kepercayaan mereka terhadap mutu benih yang dihasilkan Balai
Pengembangan Benih Kentang cukup tinggi. Namun demikian baik
jumlah produksi maupun produktivitas G-2 masih rendah dibanding
dengan fasilitas produksi yang dimiliki Balai Pengembangan Benih
Kentang. Rata-rata luas penangkaran G-2 adalah 2,4 ha/musim dengan
produktivitas rata-rata 14,5 ton/ha. Jumlah G-2 yang dihasilkan rata-
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 301
rata 69,769 ton/tahun. Sebenarnya apabila semua fasilitas produksi
yang dimiliki Balai Pengembangan Benih Kentang dapat
dioperasionalkan secara optimal, dengan sasaran tanam seluas 17.000
Ha di Jawa Barat maka kontribusi benih sumber dari Balai
Pengembangan Benih Kentang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Realisasi Produksi Benih Kentang Tahun 2011
Kemampuan
Balai
G-0
(Knol)
G-1
(Knol)
G-2
(Ton)
G-3
(Ton)
G-4
(Ton)
Potensi
17.000 Ha 287.000
1.147.50
0
383
3.825
25.500
Optimalisasi
Balai 168.000 672.000
224
2.235
14.900
Persentase 58,54
58,56
58,43
58,43
58,43
Sehingga Balai Pengembangan Benih Kentang dapat memberikan
kontribusi benih sumber G-4 sebesar 58,4 % kebutuhan benih Jawa
Barat sudah dapat terpenuhi, sisanya 41,6 % untuk terpenuhi 25.500
ton oleh pihak swasta. Untuk dapat tercapainya besaran produksi
tersebut diperlukan dukungan dana operasional yang memadai dan
kebijakan yang memberikan peluang berkembangnya fungsi Balai
Pengembangan Benih Kentang dalam meningkatkan pelayanan sebagai
penyedia benih sumber bagi para penangkar benih kentang.
(3) Masih belum serasinya ketentuan peraturan mengenai Tata Ruang
Peternakan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota secara mendetail
dan eksplisit untuk Pengembangan Kawasan Usaha Peternakan; belum
terkoordinasikannya fungsi penyuluh khususnya untuk bidang
peternakan oleh lembaga penyuluh pertanian di tingkat
Kabupaten/Kota; dengan berlakunya Otonomi Daerah, maka semakin
berkurang jumlah petugas teknis yang memiliki kemampuan teknis
peternakan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan
adanya kesepakatan penetapan tata ruang sesuai dengan fungsi dan
peruntukannya baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota
untuk pengembangan pertanian umumnya dan khususnya peternakan,
melalui pemanfaatan tenaga penyuluh pertanian di lapangan; serta
perlu adanya reformasi penempatan tenaga kerja sesuai dengan
keahlian dari petugas yang membidangi pertanian.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 302
2) Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengawalan Dana Talangan Pembelian Pupuk dan Gabah Serta
Bantuan Sosial, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 653.450.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 651.917.750,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah semakin meningkatnya kemampuan modal
kelompoktani untuk pembelian pupuk pada saat musim tanam dan
pembelian gabah pada saat panen; meningkatnya kemampuan
kelompoktani dalam mempertahankan stabilitas harga gabah di tingkat
petani pada harga yang wajar.
(2) Kegiatan Pengembangan Sumberdaya dan Kelembagaan Pertanian,
yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 796.550.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 742.810.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya pengembangan sumberdaya penyuluh.
(3) Kegiatan Pelatihan Pertanian di Balai Pelatihan Pertanian, yang
dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 183.850.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlatihnya 30 orang penyuluh dalam kewirausahaan agribisnis,
sehingga diharapkan adanya peningkatan kemandirian pangan dan
pencapaian produksi pertanian sebesar 5%; meningkatnya daya beli
sumberdaya pertanian sebanyak 7.200 orang.
(4) Kegiatan Pengadaan Pupuk Organik Tahun 2011, yang dilaksanakan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.944.760.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya penggunaan pupuk organik terhadap
pengelolaan lahan pertanian yang semakin kritis. Dengan menambahan
pupuk organik di lahan pertanaman, maka akan terjadi perbaikan/
pemulihan kesehatan tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologis
tanah.
(5) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan SDM Kelembagaan dan Permodalan
Agribisnis Perkebunan Rakyat, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 151.554.200,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 149.736.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah secara bertahap terjadi penguatan
kelembagaan petani pelaksana Program Gemar paket B sebanyak 14
Gapoktan pada 10 kabupaten (Sukabumi, Cianjur, Subang, Bandung,
Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka dan Cirebon).
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 303
Petani mampu memberdayakan, menguatkan dan mengembangkan
kelembagaan taninya untuk mendukung peningkatan pendapatan dan
tarap hidupnya sesuai UMR yang berlaku di 10 kab.
(6) Kegiatan Penyelenggaraan Pekan Daerah (PEDA) dan Pekan Nasional
(PENAS), yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 914.855.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 911.967.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah fasilitasi
112 orang petani-nelayan dan 10 orang petugas pendamping serta 6
orang peninjau untuk berpartisipasi dalam pekan nasional di
Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur,
sehingga meningkatkan motivasi, kegairahan petani nelayan dan
masyarakat pelaku agribisnis ndalam pembangunan system dan usaha
agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan melalui kemitraan yang
saling menguntungkan di 26 kabupaten/kota.
(7) Kegiatan Peningkatan SDM, Kelembagaan dan Permodalan Perkebunan
Rakyat, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.427.533.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah meningkatnya keterampilan dan pengetahuan petani dalam
mengembangkan usahatani tembakau (ke Balittas sebanyak 30 orang);
meningkatnya keterampilan dan pengetahuan petani dalam
mengembangkan usahatani cengkeh (ke Balittro sebanyak 30 orang);
Meningkatnya koordinasi kelembagaan usahatani cengkeh dan
tembakau 15 kabupaten/kota (Sukabumi, Cianjur, Bogor, Subang,
Purwakarta, Bandung, Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Ciamis,
Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon dan Kota
Tasikmalaya/Banjar); Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan
petani dan petugas dalam memanfaatkan permodalan untuk
mengembangkan usaha perkebunan 2 kali pertemuan @ 30 orang;
terwujudnya program kerja peningkatan fungsi dan peran asosiasi
tembakau dan cengkeh di Jawa Barat 19 Asosiasi Tk Kabupaten dan 2
Asosiasi Tk Provinsi; menguatnya kelembagaan petani tembakau dan
cengkeh 12 kelompok; meningkatnya pengetahuan dan keterampilan
petani dalam penguasaan teknologi peningkatan mutu hasil ( kegiatan
diseminasi teknologi di kabupaten Bandung dan Garut sebanyak 60
orang ); terbinanya kelembagaan usaha serta terjalinnya koordinasi baik
secara vertikal maupun horizontal dalam upaya peningkatan kualitas
bahan baku industri hasil tembakau di 15 kab.
(8) Kegiatan Pelatihan Inseminasi Buatan dan Teknis Peternakan di Balai
Pelatihan Peternakan Cikole Lembang, yang dilaksanakan Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 304
Rp. 2.797.231.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.758.338.695,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terdapatnya 180 peternak dan 300
orang petugas yang lulus dalam pelatihan dibidang budidaya ternak
domba, sapi perah, sapi potong, inseminasi buatan (Inseminator, PKB,
ATR); serta 20 orang dibidang seleksi dan tatacara pemotongan hewan
qurban; termonitor dan terevaluasinya hasil pelatihan di Balai Pelatihan
Peternakan Cikole Lembang.
(9) Kegiatan Fasilitasi Program Hibah Kompetensi berbasis Institusi (PHK-I)
dan Pembelajaran masyarakat di Bidang Pangan, yang dilaksanakan
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 319.522.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
295.083.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pertemuan dengan 6 Kelompok PHK-I (150 orang peternak) di
Kabupaten Indramayu, Subang dan Cirebon; terlaksananya pelatihan
teknis peternakan terhadap 120 orang di lokasi kerjasama dengan
UNPAD; terlaksananya up grading pengolahan pakan ke pabrik pakan
yang dihadiri peternak pengolah pangan sebanyak 30 orang; serta
terlaksananya pertemuan rekayasa pakan untuk peningkatan produksi
ternak dengan peserta sebanyak 60 peserta.
(10) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia dan
Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perikanan dan
Kelautan, Perkebunan serta Kehutanan, yang dilaksanakan Biro Bina
Produksi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 571.385.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 518.705.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya rapat koordinasi penyuluhan pertanian,
peternakan, perikanan dan kelautan serta perkebunan dan kehutanan
sebanyak 4 kali, terlaksananya temu penyuluh pertanian, peternakan,
perikanan dan kelautan serta perkebunan dan kehutanan,
terfasilitasinya kegiatan Komisi Peyuluh Pertanian, Peternakan,
Perikanan dan Kelautan serta Perkebunan dan Kehutanan; serta
terlaksananya mimbar sarasehan antara para petani/nelayan dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Penyerapan pupuk organik oleh petani di Jawa Barat masih sangat
rendah. Sampai dengan akhir November 2011 penyerapan pupuk dari
bahan-bahan alami ini baru sebesar 30% atau sebesar 18.389 ton dari
total 61.290 ton. Rendahnya penyerapan pupuk organik dikarenakan
petani masih memanfaatkan bantuan pupuk organik oleh pemerintah
melalui Bantuan Langsung Pupuk (BLP) maupun bantuan lainnya,
seperti BLP organik melalui APBD Perubahan Tahun 2011, disamping itu
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 305
tingkat ketergantungan petani Jabar terhadap pupuk kimia masih cukup
tinggi. Salah satu upaya pemerintah untuk menarik masyarakat tani
yaitu dengan menurunkan HET pupuk organik, yang semula Rp. 700,-
/kg menjadi Rp.500,-/kg, walau kenyataannya strategi tersebut belum
mampu menarik animo petani Jawa Barat untuk menggunakan pupuk
organik.
(2) Masih ditemukan lahan pertanian yang beralih fungsi dari lahan
produktif menjadi lahan industri dan pemukiman; tenaga kerja usia
produktif di daerah pedesaan semakin kurang berminat terhadap usaha
di bidang/sektor pertanian sehingga terjadi urbanisasi ke kota besar
pada sektor industry dan bangunan. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, maka diperlukan suatu peraturan perundang-undangan yang
tegas sehingga tidak merubah lahan produktif pertanian ke sektor
industri atau pemukiman; perlu menciptakan lapangan pekerjaan yang
berwawasan wirausaha yang berorientasi bisnis di sub sector
peternakan sehingga menarik untuk peningkatan usaha di bidang
peternakan dan pertanian. Hal ini perlu adanya peningkatan
pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat melalui pelatihan-
pelatihan maupun pembinaan-pembinaan.
(3) Dalam pelaksanaan program di atas, ditemukan permasalahan yaitu
masih lemahnya peran dan fungsi kelembagaan sehingga banyak petani
kebun yang belum tersentuh pembinaan secara intensif. Solusi
penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitas SDM perkebunan
melalui berbagai kegiatan pembinaan, pelatihan, magang, studi
banding, pertemuan, koordinasi dan lain-lain
3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak
dan Ikan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengendalian OPT Pangan dan Hortikultura, yang dilaksanakan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 483.025.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah menurunnya
kehilangan hasil karena Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
sebesar 0,5% pada tahun 2011; mempertahankan sasaran produksi dan
produktivitas padi sebanyak 11.632.291 ton.
(2) Kegiatan Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 736.265.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah berkembangnya Teknologi Pengendalian
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 306
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Hortikultura Ramah
Lingkungan, melalui pemahaman yang sama dari 30 petugas 8
kabupaten/kota, 5 Brigade Proteksi Tanaman dan petgas provinsi
tentang pelaksanaan kegiatan implementasi teknologi pengendalian OPT
Hortikultura Ramah Lingkungan dengan metode Sekolah Lapang (SL);
dan meningkatnya pemahaman 200 petani buah-buahan dan sayuran
tentang teknologi pengendalian OPT Ramah Lingkungan.
(3) Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Perlindungan Tanaman
Hortikultura, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 800.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 777.900.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah pengendalian OPT Hortikultura di lokasi
kegiatan dapat dilakukan oleh petani melalui 15 Regu Pengendali
Hama/OPT Terpadu (RPHT) tingkat desa melalui pendekatan pola SL di
15 kabupaten sentra produksi (Bandung, Bandung Barat, Cianjur,
Sukabumi, Bogor, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Kuningan,
Majalengka, Sumedang, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis.
(4) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Teknologi Pengendalian Hama
Terpadu, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 240.956.575,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
Fasilitasi uji coba pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
perkebunan di Kabupaten Purwakarta, selama 4 bulan (Juni sampai
September tahun 2011) diketahui dosis efektif dari 4 jenis pestisida
nabati yaitu nimba, suren, kipait dan babadotan yaitu 10 Kg per Ha
dengan 5 kali aplikasi untuk mengendalikan hama ulat jengkal pada
komoditi teh. Nimba merupakan pestisida nabati yang paling efektif
menurunkan serangan ulat jengkal dari 29,00 % menjadi 3,67 %. Hasil
kegiatan tersebut telah diinformasikan ke 15 Kabupaten/kota dan telah
dilaksanakan di 3 kabupaten (Bandung (2 ha), Bandung Barat(2 ha) dan
Sumedang (1 ha). Pengembangan agens hayati sebanyak 2.000 Kg
terdiri dari 5 jenis jamur agens hayati yaitu Beauveria bassiana,
Trichoderma sp, Paecilomyces sp, Spicaria sp, Metarrhizium anisopliae
yang telah didistribusikan ke 13 Kabupaten di Jawa Barat dari bulan
Maret sampai Desember 2011 yaitu Kabupaten Bandung, Sumedang,
Bandung Barat, Purwakarta , Subang, Cianjur, Majalengka, Sukabumi,
Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Garut, dan Cirebon. Agens hayati
tersebut telah diaplikasikan di lapangan dan dapat menurunkan
serangan OPT 50%-80%. Penggunaan agens hayati diatas dapat
menurunkan residu pestisida sintetis. Hasil pengembangan tanaman
bahan pestisida nabati jenis nimba sebanyak 5.000 pohon , yang
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 307
dilaksanakan dari bulan Januari sampai September 2011, telah
disalurkan ke Kabupaten Subang sebanyak 4751 pohon dan telah
ditanam oleh 50 orang petani. Penerapan Teknologi PHT Tepat Guna
telah dilaksanakan di Kabupaten Garut pada komoditi Teh ( bulan
Oktober sampai Desember 2011) dengan peserta 20 orang petani,
menggunakan komponen pengendalian kultur teknis dan pestisida
nabati jenis Kipait dengan 6 aplikasi dapat menurunkan tingkat
serangan Exobasidium vexans dari 9.5 % menjadi 1.5 %, Thrips dari
9.89 % menjadi 0 % dan Ulat pemakan daun 4.89 % menjadi 0 %.
Dari segi kualitas pucuk di awal kegiatan diperoleh pucuk burung
sebesar 47.94% di akhir kegiatan 0% dari produksi pucuk pada awal
kegiatan dari 100 pohon tanaman teh diperoleh pucuk sebanyak 0.55 Kg
diakhir kegiatan menjadi 2.92 Kg. Hasil kegiatan tersebut telah
diinformasikan ke 15 Kabupaten/kota khususnya kepada petugas yang
menangani perlindungan tanaman di Kabupaten/kota.
Teridentifikasinya 6 jenis Musuh Alami (MA) yaitu belalang sembah (MA
Helopeltis sp dan ulat jengkal), laba-laba (MA ulat jengkal, Helopeltis
sp), Coccinela (MA kutu dan Empoasca sp), simeut geulis (MA ulat),
Amblysieus deleoni (MA tungau jingga), Trichoderma sp dan 6 jenis OPT
yaitu Helopeltis sp, ulat jengkal, Empoasca sp., Exobasidium vexans,
Cydia sp., Homona sp. pada bulan Juni sampai Agustus 2011 di
Kabupaten Garut, Sukabumi dan Purwakarta . Setelah diidentifikasi
dibuat koleksi sebagai bahan acuan, dan hama yang masih hidup
diaplikasi dengan menggunakan agens hayati jenis Beauveria bassiana,
Spicaria sp., Metarrhizium anisopliae, Paecilomyces sp. untuk
meningkatkan virulensi agens hayati tersebut. Pembuatan leaflet pada
bulan November 2011 sebanyak 10.000 eksemplar terdiri dari 5 judul
yaitu pemanfaatan agens hayati Metarrhizium anisopliae pada
pengendalian OPT tanaman Perkebunan, pengendalian Cendawan Akar
Putih (CAP) Rigidoporus lignosus pada tanaman karet, baku teknis
operasional PHT penyakit karat daun kopi Hemileia vastatrix ,
pengendalian penyakit busuk buah dan kanker cabang/batang
(Phytophthora palmivora) pada tanaman kakao, pengenalan dan
pengendalian Penggerek Buah Kopi (PBKo).
(5) Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan serta
Fasilitasi Penerapan Keamanan Produk Pangan Asal Hewan, yang
dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 880.796.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 808.080.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
kegiatan pengendalian penyakit hewan sehingga terjadi penurunan
kasus hewan positif rabies dari 1 ekor menjadi 0 ekor; dapat
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 308
dipertahankannya kasus 0 positif anthrax pada hewan sejak tahun 2009;
terkendalinnya kasus AI pada unggas dengan menurunnya jumlah kasus
pada tahun 2010 sebanyak 141 kasus menjadi 65 kasus pada tahun
2011; meningkatnya penerapan jaminan keamanan produk asal hewan
melalui terbentuknya kader sistem jaminan keamanan produk hewan
yang terdiri dari 80 orang kader PKK dari 2 Kabupaten/Kota; serta
sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada 32 unit pangan asal
hewan.
(6) Kegiatan Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan, Obat Hewan dan
pangan Asal Hewan di Balai Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan
Menular dan Kesmavet Cikole Lembang, yang dilaksanakan Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 485.908.700,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengujian penyakit hewan
dan obat hewan sebanyak 322.790 sampel; pengujian pangan asal
hewan sebanyak 3.531 sampel dan terawasinya lalu lintas hewan/ternak
melalui pemeriksaan hewan/ternak yang masuk/keluar Provinsi Jawa
Barat di Pos Pemeriksaan Hewan (Losari, Banjar dan Gunung sindur
Bogor) sebanyak 15.402.444 ekor; serta terlaksananya surveilens
akreditasi pengujian dan tetap dipertahankannya 8 jenis pengujian
terakreditasi.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Penurunan produksi yang disebabkan oleh timbulnya serangan OPT
pengaruhnya sangat besar terhadap pencapaian produksi, karena
kehilangan hasil akibat serangan OPT dapat mencapai katagori serangan
berat dan puso. Serangan OPT dapat dipicu oleh adanya Dampak
Perubahan Iklim (DPI), juga karena rotasi tanaman yang masih satu
family, terbatasnya varietas tanaman yang toleran hama penyakit,
terbatasnya pengetahuan petani tentang OPT dan pengendalian OPT
masih mengandalkan pestisida sintetis serta digunakan dengan cara
yang kurang tepat. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan program
dan kegiatan yang berkelanjutan dalam rangka pengendalian OPT
karena peranan perlindungan tanaman dari serangan OPT sangat
penting dalam upaya pencapaian sasaran produksi tanaman pangan dan
hortikultura.
(2) Masih terbatasnya jumlah petani yang memahami teknik pengendalian
Hama Terpadu terutama pada komoditas unggulan perkebunan.
Solusinya adalah dilakukan pemasyarakatan penerapan teknologi PHT
dan mengupayakan fasilitasi pendanaan untuk pelaksanaan sekolah
lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT).
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 309
(3) Adanya keterlambatan distribusi vaksin dan obat-obatan dari pusat,
sehingga menyebabkan terhambatnya proses vaksinasi dan pengobatan
ternak. Solusinya adalah melaksanakan koordinasi dengan pusat untuk
mempercepat distribusi vaksin dan obat-obatan serta perlu adanya
sinkronisasi program pemberantasan penyakit hewan/ternak sesuai
dengan kewenangan Pusat dan Daerah dengan disiplin jadwal waktu
yang disepakati di dalam penyusunan program dan kegiatan.
4) Program Pemasaran dan Pengelolaan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan, Perikanan dan Kehutanan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengembangan Teknologi, Penanganan Pasca Panen dan
Pemasaran Pertanian TPH, yang dilaksanakan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.167.829.800,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
pembinaan dalam bentuk bimbingan teknis, manajemen pengelolaan
usaha komoditi hortikultura (sayuran, tanaman hias dan buah) dalam
bentuk penanganan hasil, pengolahan dan pengemasan serta
manajemen pemasaran dalam bentuk pasar terstruktur seta kemiteraan
usaha antara kelompok tani produsen horti dengan Pasar Induk, pasar
super market dan eksportir dengan memfasilitasi penggunaan sarana
dan pengemasan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk
tersebut yang diperoleh oleh kelompok tani produsen; terlaksanaya
kegiatan promosi komoditi tanaman pangan dan hortikultura baik segar
maupun olahan di tingkat regional dan nasional; meningkatkan nilai
tambah dari produk hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
meningkatkan sarana dan parasarana pasca panen pengolahan hasil
pertanian; meningkatkan akses pemasaran hasil pertanian;
meningkatnya daya serap produk tanaman pangan dan hortikultura di
pasar lokal, nasional dan internasional (Eksport).
(2) Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Industri Agro Berbasis
Jagung dan Beras, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 298.470.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kemampuan dalam
penanganan pasca panen, pengolahan hasil industri agro jagung dan
beras oleh 30 petani dari 10 kabupaten.
(3) Kegiatan Peningkatan Serapan Tenaga Kerja Pada Kelompok Usaha Tani
Mitra STA di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 310
sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi sebesar Rp.454.304.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terserapnya 140 orang tenga kerja dari
aktivitas/kegiatan pemasaran UKM Mitra dari 5 Sub Terminal Agribisnis
di Jawa Barat, yaitu Mitra STA Bayongbong dan Cianjur, 5 kelompok tani
sayuran untuk pasar supermarket, pasar induk, hotel dan restoran, 2
kelompok tani mitra STA Rancamaya Kota Bogor komoditi pepaya dan
jambu merah untuk dipasarkan oleh STA ke Swalayan Giant dan
Carefor, 2 kelompok tani Mitra STA Panumbangan Ciamis untuk
komoditi cabe merah untuk dipasarkan oleh STA ke Pasar Induk dan
PT.ABC dan 3 kelompok tani Mitra STA Maja Majalengka, komoditi
bawang merah dan bawang daun serta sayuran untuk dipasarkan oleh
STA ke PT.Alamanda (eksport ke Singapura) dan 2 kelompok tani Mitra
STA Bayombong Garut komoditi sayuran (tomat dan cabe) untuk
dipasarkan oleh STA ke pulau Bangka dan pasar Induk Caringin dan
Pasar Tanah Tinggi Tangerang.
(4) Kegiatan Akselerasi Penanganan Mutu Hasil dan peningkatan Daya
Saing Produk Hortikultura Berorientasi Eksport di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.690.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.554.507.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah 1) meningkatnya sertifikasi produk TPH berbasis organik untuk
ekspor (komoditas padi oleh Keltan Sarinah dari Bandung, dan Keltan
Sinar Jaya KecamatanBayongbong Garut; dan sayuran organik oleh
Keltan Cibolerang Agro KecamatanSalaawi Kabupaten Garut dan Kelta
Pabuaran Organik KecamatanKemang Kabupaten Bogor; 2) melakukan
adopsi inovasi penerapan sistem mutu untuk mengakselerasi
peningkatan daya saing produk TPH Jawa Barat berbasir market
penggunanya kawasan Achan-China untuk memperoleh kepastian
tentang standar mutu pasar di kedua kawasan tersebut; 3) Hasil
kegiatan yaitu untuk meningkatkan ekspor dari Jawa Barat khususnya
untuk sayuran daun, yaitu dari kelompok tani Adi Farm (Kabupaten
Bandung), Keltan Dewa Farm untuk komoditi paprika (Bandung Barat),
buncis dari Keltan Wargi Panggumpay dan paprika dari Keltan Dewa
Family (Bandung Barat). Komoditi sawi putih diekspor ke Singapura dan
Taiwan oleh Keltan Mekartani; terjadinya kemitraan antara kelompok
tani sayuran dari Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Majalengka,
Ciamis dengan eksportir ke Singapura dan eksportir ke Taiwan; 4)
memacu menigkatnya volume ekspor sayuran daun oleh eksportir asal
Jawa Barat ke Singapura.
(5) Kegiatan Pengolahan, Pemasaran dan Usaha Perkebunan, yang
dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 311
alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 182.334.950,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terlayaninya
penanganan Usaha Agribisnis Perkebunan Karet melalui koordinasi
sebanyak 22 kali antara ADM dengan Dinas Kabupaten yang
membidangi perkebunan rekomendasi ijin tebang dalam rangka
peremajaan tanaman karet seluas 836,65 hektar, jumlah pohon
sebanyak 439.245 pohon (dengan rincian PT. Perkebunan Nusantara
VIII, seluas 791,72 hektar, jumlah pohon sebanyak 415.657 pohon
tersebar di 13 kebun; PT. Bayabang Pasir Ucing, seluas 12,07 hektar,
jumlah pohon sebanyak 6.338 pohon; PT. Nyalindung, seluas 32,85
hektar, jumlah pohon sebanyak 17.250 pohon), Terlayaninya
penanganan Usaha Agribisnis Perkebunan Karet melalui rekomendasi
perpanjangan lahan HGU dalam rangka pembangunan perkebunan
karet, kakao dan teh seluas 4.551,32 hektar (dengan rincian
Perkebunan Karet PT. Bantar Gadung Sukabumi, seluas 220,97 hektar;
Perkebunan Karet PT. Tegal Cijambe Sukabumi, seluas 112,86 hektar;
Perkebunan Karet PT. Maloya Ciamis, seluas 113,63 hektar;
Perkebunan Karet PT. Cikembang Raya Sukabumi, seluas 245,47 hektar;
Perkebunan Kakao PT. Cirama Cianjur, seluas 210,67 hektar;
Perkebunan Teh PDAP Cikajang Garut, seluas 1.947,84 hektar;
Perkebunan Teh PT. LAM TEH Sukabumi, seluas 1700,38 hektar),
terlaksananya pertemuan petani dalam rangka kemitraan agribisnis teh
sebanyak 90 orang di Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Bandung Barat
(hasil yang diperoleh Kelompok tani teh di Kabupaten Bandung yang
terhimpun dalam wadah organisasi Koperasi Pasir Jambu telah
mengadakan kemitraan usaha tani teh dengan PT. SOSRO; Kelompok
tani teh di Kabupaten Bandung Barat yang terhimpun dalam wadah
organisasi Koperasi Cikal Bakal telah mengadakan kemitraan usaha tani
teh dengan PT. Nusantara VIII; Kelompok tani teh di Kabupaten Cianjur
sedang merintis kemitraan usaha tani teh dengan PT. SOSRO).
(6) Kegiatan Penanganan Panen dan Pasca Panen Tembakau, yang
dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.204.585.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya rapat koordinasi tingkat provinsi sebanyak 40 orang;
terselenggaranya pertemuan pelaku agribisnis tembakau; penyusunan
penyempurnaan buku standarisasi mutu; Bantuan alat perajang
pengolahan tembakau berupa pisau perajang, timbangan dan batu
asahan sebanyak 3 set per Ha dan alat penjemuran yang berupa sasak
sebanyak 400 buah per Ha untuk luasan secara keseluruhan 180 Ha,
Penggandaan booklet profil agribisnis tembakau danprofil agribisnis
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 312
cengkeh masing-masing sebanyak 1000 buah; Publikasi informasi harga
komoditi perkebunan dimedia elektronik (TVRI Jabar Banten),
tersedianya data informasi harga di 17 kabupaten/kota potensi
perkebunan di Jawa Barat; tersedianya hasil evaluasi. Untuk komoditi
cengkeh basah terjadi peningkatan harga sebesar 60 % (Rp. 40.000,-
tahun 2010 menjadi Rp. 100.000,- tahun 2011), sedangkan untuk harga
cengkeh kering pada tahun 2011 mencapai angka Rp. 120.000,- – Rp.
150.000,- per kg, meningkatnya harga ini disebabkan oleh
meningkatnya aneka produk yang berbahan baku cengkeh selain untuk
industri roko, obat-obatan, kosmetika dan lain-lain. Untuk
memperkokoh posisi tawar petani maka telah dilakukan rintisan
perbaikan pada sistem perdagangan dan pergudangan cengkeh untuk
stok produksi. Penguatan kelembagaan di dorong melalui pendekatan
indikasi geografis cengkeh. Sedangkan untuk rehabilitasi, intensifikasi
dan ekstensifikasi akan diberdayakan melalui Dana Bagi Hasil Cukai
Cengkih.
(7) Kegiatan Pengembangan Promosi dan Pemasaran Komoditi Perkebunan,
yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 1.577.478.500,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.255.872.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terfasilitasinya pengembangan pemasaran dan akses pasar komoditi
perkebunan unggulan Jawa Barat sebanyak 4 kali kegiatan promosi di
luar negeri dan 4 kali promosi di dalam negeri. Untuk komoditi gula
aren, terjadi peningkatan penanganan pasca panen dan penguatan
pasar melalui sertifikasi gula aren organik di Kabupaten Tasikmalaya
dan Kabupaten Garut. Pemasaran gula aren meningkat ditunjukkan
dengan terjadinya peningkatan harga dari Rp. 30.000,- per kg menjadi
Rp. 50.000,- per kg untuk pasar dalam negeri dan eksport (jerman dan
Inggris). Untuk komoditi kakao, Jabar mengalami perkembangan yang
significan khususnya di bidang pengolahan hasil yaitu sebesar 300 %.
Mengingat pusat pengolahan kakao ada di Jawa Barat (Pengolahan
primer di Karawang) dan industri hilir di Bandung (PT. Ceres) kondisi
tersebut telah mendorong perbaikan harga kakao di tingkat petani
sebesar 20 % (dari harga Rp. 15.400 menjadi harga Rp. 18.000 per kg).
(8) Kegiatan Managemen Mutu Peningkatan Kelas Kebun Lahan HGU, yang
dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 85.230.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Terlaksananya
sosialisasi sistem manajemen mutu yang terkait dengan pembangunan
perkebunan, perbaikan lingkungan hidup dan penyerapan tenaga kerja
dalam rangka terciptanya upaya peningkatankinerja dan pencegahan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 313
terhadap kemungkinan terjadinya penurunan kualitas kinerja usaha
perkebunan besar melalui kontrol internal secara periodik.
(9) Kegiatan Penanganan Lahan-lahan HGU, yang dilaksanakan Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 287.668.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya sosialisasi solusi
permasalahan lahan-lahan HGU perkebunan dengan pola cluster dan
tergambarkannya permasalahan lahan-lahan HGU hasil verifikasi
berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada yaitu terdatanya
perkebunan besar produktif sebanyak 42 kebun seluas 26.180,48 ha.
Sedangkan berdasarkan hasil clusterisasi adalah sebagai berikut Cluster
1, sebanyak 4 perusahaan perkebunan; Cluster 2, sebanyak 10
perusahaan perkebunan; Cluster 3, sebanyak 42 perusahaan
perkebunan; Cluster 4, sebanyak 14 perusahaan perkebunan; Cluster 5,
sebanyak 15 perusahaan perkebunan; Cluster 6, sebanyak 20
perusahaan perkebunan; Cluster 7, sebanyak 28 perusahaan
perkebunan; Cluster 8, sebanyak 53 perusahaan perkebunan.
(10) Kegiatan Peningkatan Serapan Tenaga Kerja Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Kopi, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 1.343.380.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terfasilitasinya sosialisasi peningkatan serapan tenaga
kerja pengolahan dan pemasaran hasil kopi bagi calon penerima
bantuan dana hibah di 5 kabupaten ( Bandung, Garut, Ciamis, Cianjur
dan Sukabumi; Bimbingan teknis HACCP bagi 100 orang petani dan 10
orang petugas; Bimbingan teknis GMP bagi 100 orang petani dan 10
orang petugas; Bimbingan teknis kelembagaan bagi 100 orang petani
dan 10 orang petugas; Bimbingan teknis kemitraan bagi 100 orang
petani dan 10 orang petugas; Serapan teknologi pengolahan kopi bagi
20 orang petani dan 10 orang petugas; Bimbingan teknis penanganan
produk akhir di 5 kabupaten masing-masing kabupaten sebanyak 50
orang petani; Bimbingan teknis pengembangan jaringan kerja petani,
pedagang dan eksportir di 5 kabupaten masing-masing kabupaten
sebanyak 50 orang petani; Bimbingan teknis administrasi dan keuangan
di 5 kabupaten masing-masing kabupaten sebanyak 50 orang petani.
Untuk komoditi kopi, terjadi apresiasi, peningkatan motivasi dan animo
masyarakat untuk melaksanakan agribisnis kopi. Pangsa pasar kopi
dalam negeri sebesar 85 %, peningkatan harga kopi green been sebesar
50% (Rp. 50.000,- menjadi Rp. 75.000,-)dan perluasan pemasaran kopi
eksport (Australia, Amerika, Jepang, Korea, China dan Eropa) dengan
kenaikan volume eksport sebesar 25 %. Sementara untuk jatidiri kopi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 314
Jawa Barat telah mulai diakui pasar dunia sebagai penghasil kopi
specialty dengan brand “Kopi Java Preanger” melalui penguatan pasar
berupa sertifikat Indikasi Geografis Kopi Java Preanger dan penguatan
kelembagaan berupa Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis
(MPIG) Kopi Java Preanger yang telah disahkan oleh Notaris dan telah
didaftarkan ke Kementerian Kehakiman. Kegiatan ini dapat menyerap
tenaga kerja sebanyak 9.830 orang petani/ buruh tani.
(11) Kegiatan Festival Teh, yang dilaksanakan Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 450.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 364.921.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terfasilitasinya festival teh sebanyak 1 kali yang
melibatkan 40 pelaku usaha. Untuk komoditi teh terjadi peningkatan
konsumsi dalam negeri dari 250 gr per kapita menjadi 300 gr per kapita
(sumber data ATI) hal ini dampak dari adanya promosi dalam negeri
yang gencar mengenai khasiat minum teh (Festival teh, agro&food,
agrinex) Sedangkan untuk model kemitraan di bidang pertehan Jawa
Barat telah mendapat penghargaan dari Presiden untuk PT. Cakra dan
inovasi produk teh untuk “Arafa Tea”.
(12) Kegiatan Pengembangan Pasca Panen dan Pemasaran Peternakan, yang
dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 450.563.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya 30
orang petugas dan pelaku usaha penanganan pasca panen yang
memiliki wawasan teknis dan manajemen dalam penanganan pasca
panen hasil ternak; meningkatnya pelaksanaan teknis penerapan pasca
panen produk hasil peternakan yang berorientasi keamanan pangan
melalui bimbingan teknis terhadap 30 orang petugas Kabupaten/Kota;
tersedianya 3 (tiga) juara lomba pelaku usaha (penanganan pasca
panen, pengolahan, penerap jaminan mutu) yang dicalonkan sebagai
peserta lomba pelaku usaha tingkat nasional; tersedianya 1 (satu)
pelaku usaha yaitu E-Yoci Made Yoghurt dari Kabupaten Bogor sebagai
penerima penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2011
kategori Pelaku Usaha Penerap Jaminan Mutu Pangan Peternakan;
meningkatnya penyebarluasan keberhasilan pembangunan peternakan
melalui promosi produk hasil peternakan di/luar Jawa Barat; terbina,
termonitor, terevaluasi dan terkoordinasikannya pelaksanaan pasca
panen dan pemasaran peternakan melalui kesepakatan sinergitas
program/kegiatan di Kabupaten.
(13) Kegiatan Pengembangan Rumah Potong Hewan dan Industri
Pengolahan Asal Ternak, yang dilaksanakan Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 315
122.837.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 111.708.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya pemahaman 60 orang
pelaku pemotongan hewan/ternak di 3 Kabupaten/Kota tentang tata
cara pemotongan hewan di RPH; tersertifikasinya 30 orang juru
sembelih halal oleh MUI di kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Kota
Sukabumi; terlaksananya standar teknis RPH di Kabupaten Cianjur,
Sukabumi dan Kota Sukabumi; meningkatnya kualitas produk
peternakan dan nilai tambah hasil peternakan serta meningkatnya
pelayanan teknis RPH.
(14) Kegiatan Pengembangan Fasilitasi Pasar Lelang Komoditas Agro, yang
dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terjadinya kontrak/transaksi hasil penjualan melalui lelang
sebanyak 40% dan terkendalinya harga kepokmas sebanyak 30%.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Target penurunan tingkat kehilangan hasil sebesar 1% per tahun masih
sulit dilakukan. Permasalahannya petani masih menggunakan sabit
biasa. Kemudian juga masih banyaknya diterapkan sistem pemanenan
keroyokan berdasarkan domisili, banyaknya petani menggunakan sarana
penjemuran tradisional dan terbatasnya alas terpal untuk pengeringan
gabah. Upaya yang dilakukan Pengembangan alsin pasca panen padi
yang diarahkan pada alsin tepat guna yang terjangkau oleh petani
terutama sabit bergerigi, dan alas pengeringan/penjemuran (terpal,
lantai jemur) terus ditingkatkan, sehingga dapat mengurangi tingkat
kehilangan hasil; Secara bertahap sistem panen beregu harus terus
disosialisasikan kepada petani, untuk mengurangi rebahnya rumpun
padi ketika pemanenan berlangsung; Ketersediaan alat perontok padi
pedal dan power thresher harus terus ditingkatkan agar kehilangan hasil
pada komponen perontokan dan penggilingan dapat terus ditekan;
Bantuan alas pengering (terpal) dan penggilingan padi RMU II Phase
harus terus ditingkatkan secara berkesinambungan; Peningkatan
kualitas sumber daya manusia dan pengembangan usaha pasca panen
dan iuntuk petani.
(2) Masih lemahnya kemampuan kelembagaan petani dalam membentuk
jaringan sistem pemasaran usaha agribisnis perkebunan. Solusinya
adalah melaksanakan pembinaan dan pengawalan dalam pelaksanaan
agribisnis perkebunan.
(3) Masih belum dipahaminya prosedur rantai dingin dan penerapan
hygiene sanitasi untuk menjaga kualitas produk hewan/ternak oleh
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 316
konsumen di tingkat menengah ke bawah sehingga kualitas dari produk
hewan/ternak belum memenuhi standar Halal Aman Utuh dan Sehat
(HAUS). Solusinya adalah perlu adanya sosialisasi rantai dingin dan
penerapan hygiene sanitasi produk hewan/ternak yang HAUS kepada
konsumen di tingkat menengah ke bawah melalui petugas di daerah
secara efektif dan efisien di semua sektor dan lapisan masyarakat.
(4) Dalam pelaksanaan Pengembangan Fasilitasi Pasar Lelang kendala
utama yang dirasakan adalah adanya pemahaman masyarakat tentang
pasar lelang forward baik mekanisme pelaksanaan maupun penunjang
nya. Hal ini mengakibatkan terjadinya kenaikan harga pada saat hari
besar keagamaan di komoditas agro. Untuk mengatasi permasalahan ini
terus dilakukan sosialisasi mekanisme lelang forward dan sistem resi
Gudang dan dilakukan Rapat kooordinasi untuk mengantisipasi
pemenuhan Kepokmas dengan peserta dari unsur Dinas yang
menangani bidang Perdagangan Kabupaten/Kota.
3. URUSAN KEHUTANAN
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Kehutanan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Hasil Hutan, yang dilaksanakan
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 493.325.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data dan informasi hasil
verifikasi RKTUPHHK Tahun 2012 Perum Perhutani Unit III;
termanfaatkannya hasil hutan oleh Perum Perhutani Unit III sesuai dengan
RKTUPHHK Tahun 2011 di 13 KPH; tersedianya data dan tertibnya
penerimaan iuran kehutanan di Jawa Barat; terbinanya kelompok AUK dan
tersedianya data pengembangan AUK di Jawa Barat; terlaksananya GEMAR
Paket C di Jawa Barat secara berkesinambungan; meningkatnya kualitas
SDM dan Gapoktan GEMAR Paket C; terfasilitasinya keterampilan
pengembangan usaha kelompok budidaya jamur kayu sebanyak 30 orang;
meningkatnya SDM persuteraan alam di sektor hulu; tercetaknya blanko
SKAU sebanyak 32.500 set.
(2) Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian Tertib Peredaran Hasil Hutan, yang
dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 493.700.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbinanya petugas
penerbitan dokumen legalitas hasil dokumen hasil hutan pada industri
pengelolaan hasil hutan sebanyak 50 orang; terkendalinya penatausahaan
hasil hutan di Tempat Penimbunan Kayu (TPK) dan Tempat Penimbunan
Sementara (TPn) pada 10 KPH Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Banten;
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 317
terlatihnya petani penghasil kayu rakyat di Kabupaten Garut sebanyak 40
orang; Terselenggaranya koordinasi dengan Provinsi DKI Jakarta, Banten,
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(3) Kegiatan Pengembangan Obyek Wisata Alam, yang dilaksanakan Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 286.605.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya fasilitasi forum kelembagaan
sebanyak 30 orang; terselenggaranya pelatihan interpreter sebanyak 60
orang; terselenggaranya pembuatan cenderamata di 2 Kabupaten;
terinventarisasinya dan teridentifikasinya potensi pemanfaatan jasa
lingkungan TWA Kamojang dan terlaksananya pelaporan dan operasional
kegiatan.
(4) Kegiatan Pengembangan Obyek Daya Tarik Wisata Alam Tahura Ir. H.
Djuanda, yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 550.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 507.268.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terpeliharanya habitat rusa sebanyak 8 ekor; berfungsinya sarana bermain
anak dan curug koleang; terselenggaranya kegiatan dengan lancar dan
meningkatnya sarana prasarana dan obyek daya tarik wisata alam Tahura
Ir. H. Djuanda.
(5) Kegiatan Peningkatan Serapan Tenaga Kerja Pada Kelompok Usaha
Pemanfaatan Aneka Hasil Hutan di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 514.035.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terverifikasinya kelompok tani calon penerima
bantuan sosial; meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kelompok
tani calon penerima bantuan sosial sebanyak 40 orang; termonitornya
bantuan sosial di 12 Kabupaten dan terlaksananya operasional dan
pelaporan kegiatan.
4. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
1) Program Pembinaan dan Pengembangan Urusan Ketenagalistrikan dan
Energi
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan di Wilayah Kerja
UPTD ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 3.994.785.000,-, realisasi sebesar Rp.
3.649.032.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan berupa 20,050 kms Saluran
Udara Tegangan Menengah (SUTM); 14,100 kms Saluran Udara
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 318
Tegangan Rendah (SUTR); 2 (dua) unit gardu dan 1.602 Sambungan
Rumah/Instalasi Rumah (SR/IR) tersebar Kabupaten Cianjur, Sukabumi
dan Kabupaten Bogor
(2) Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan di Wilayah Kerja
UPTD ESDM Wilayah II Purwakarta, yang dilaksanakan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.303.800.000,-, realisasi sebesar Rp.
1.156.460.190,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan berupa 0,515 kms Saluran
Udara Tegangan Rendah (SUTR); 634 Sambungan Rumah/Instalasi
Rumah (SR/IR) tersebar Kabupaten Purwakarta, Subang, Karawang dan
Bekasi serta tersedianya 1 (satu) dokumen Perencanaan Jaringan
Lisdes.
(3) Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan (PLN) Rasio
Elektrifikasi Rumah Tangga di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah III
Bandung, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.345.800.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.209.898.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pengembangan
Jaringan Listrik Perdesaan berupa 2,000 kms Saluran Udara Tegangan
Rendah (SUTR); 744 Sambungan Rumah/Instalasi Rumah (SR/IR)
tersebar di Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Sumedang serta
tersedianya 1 (satu) dokumen Perencanaan Jaringan Lisdes.
(4) Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan di Wilayah Kerja
UPTD ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 3.519.222.000,-, realisasi sebesar Rp.
3.379.154.250,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan berupa 2,295 kms Saluran
Udara Tegangan Menengah (SUTM); 13,240 kms Saluran Udara
Tegangan Rendah (SUTR); 4 (empat) unit gardu dan 1240 Sambungan
Rumah/Instalasi Rumah (SR/IR) tersebar di Kabupaten Garut,
Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.
(5) Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan (PLN) Rasio
Elektrifikasi Rumah Tangga di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah V
Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.057.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 968.003.550,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pengembangan Jaringan
Listrik Perdesaan berupa 2,400 kms Saluran Udara Tegangan Rendah
(SUTR); 532 Sambungan Rumah/Instalasi Rumah (SR/IR) tersebar di
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 319
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan dan
Kabupaten Indramayu serta tersedianya 1 (satu) dokumen
Perencanaan Jaringan Lisdes.
(6) Kegiatan Aplikasi Teknologi Tepat Guna dalam Diversifikasi Pemanfaatan
Mineral dan Energi, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi sebesar Rp. 145.800.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen Kajian
Pengembangan Teknologi Alternatif 1 unit Prototipe TTG Skala
Laboratorium; serta terlaksananya Sosialisasi Pemanfaatan TTG Pompa
Air Tenaga Surya Ke Masyarakat di Kabupaten Karawang, Kabupaten
Subang, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu.
(7) Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Energi Berbasis Potensi Lokal:
Skala Komunal (KKN Mahasiswa), yang dilaksanakan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi sebesar Rp.
477.409.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya 2 (dua)
unit Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro di Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Sukabumi; rehabilitasi 1 (satu) Unit Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Ciamis; terfasilitasinya
pengembangan Desa Mandiri Energi (DME) berbasis potensi lokal di
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Ciamis;
tersedianya SOP Penguatan Peningkatan Standard Pengelolaan PLTMH
di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis dan
Kabupaten Garut.
(8) Kegiatan Peningkatan Upaya Konservasi dan Penghematan Energi, yang
dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 94.385.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terselenggaranya pemantauan energi disektor pengguna
komersial sebanyak 15 bangunan dan pengguna publik sebanyak 38
bangunan.
(9) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Instalasi dan
Keselamatan Pemanfaatan Energi dan Ketenagalistrikan di Wilayah Kerja
UPTD ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi sebesar Rp. 40.349.500,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya pemanfaatan energi
dan Ketenagalistrikan di 50 bangunan komersial/non
komersial/pemerintah tersebar di Kabupaten Cianjur, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Bogor dan Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kota
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 320
Depok; serta 1 (satu) dokumen Pembinaan, Pengawasan dan
Pengendalian Instalasi dan Keselamatan Pemanfaatan Energi dan
Ketenagalistrikan.
(10) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Instalasi dan
Keselamatan Pemanfaatan Energi dan Ketenagalistrikan di Wilayah Kerja
UPTD ESDM Wilayah II Purwakarta, yang dilaksanakan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
49.070.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya
pemanfaatan energi dan Ketenagalistrikan di 50 bangunan
komersial/non komersial/pemerintah tersebar di Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi dan Kota
Bekasi dan 1 (satu) dokumen Pembinaan, Pengawasan dan
Pengendalian Instalasi dan Keselamatan Pemanfaatan Energi dan
Ketenagalistrikan.
(11) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Instalasi dan
Keselamatan Pemanfaatan Energi dan Ketenagalistrikan di Wilayah Kerja
UPTD ESDM Wilayah III Bandung, yang dilaksanakan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
50.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya
pemanfaatan energi dan Ketenagalistrikan di 50 bangunan
komersial/non komersial/pemerintah tersebar di Kabupaten Bandung,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan
Kota Cimahi serta 1 (satu) dokumen Pembinaan, Pengawasan dan
Pengendalian Instalasi dan Keselamatan Pemanfaatan Energi dan
Ketenagalistrikan.
(12) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Instalasi dan
Keselamatan Pemanfaatan Energi dan Ketenagalistrikan di Wilayah Kerja
UPTD ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 49.951.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya
pemanfaatan energi dan Ketenagalistrikan di 50 bangunan
komersial/non komersial/pemerintah tersebar di Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya
dan Kota Banjar serta 1 (satu) laporan Pembinaan, Pengawasan dan
Pengendalian Instalasi dan Keselamatan Pemanfaatan Energi dan
Ketenagalistrikan.
(13) Kegiatan Pembinaan, Pngawasan dan Pengendalian Instalasi dan
Keselamatan Pemanfaatan Energi dan Ketenagalistrikan di Wilayah Kerja
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 321
UPTD ESDM Wilayah V Cirebon, yang dilaksanakan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
49.425.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya
pemanfaatan energi dan Ketenagalistrikan di 50 bangunan
komersial/non komersial/pemerintah tersebar di Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan
dan Kota Cirebon serta 1 (satu) laporan Pembinaan, Pengawasan dan
Pengendalian Instalasi dan Keselamatan Pemanfaatan Energi dan
Ketenagalistrikan.
(14) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Distribusi dan Tata
Niaga serta Pemanfaatan Migas Hilir, yang dilaksanakan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 73.550.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Binwasdal Distribusi & Tata Niaga LPG 3 Kg kepada 70 penyalur;
terlaksananya Pemantauan Pencatuman Nomor Pelumas Terdaftar
kepada 5 distributor; terlaksananya Analisa penggunaan/ pemanfaatan
LPG 3 Kg di 15 kabupaten.
(15) Kegiatan Survey Potensi Energi Baru Terbarukan, yang dilaksanakan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 186.820.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya 1 (satu) dokumen Data Potensi Energi Air untuk
dimanfaatkan sebagai Pembangkit listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut serta tersedianya 3 (tiga)
laporan Rencana Pengembangan Energi Terbarukan skala kecil.
(16) Kegiatan Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Wilayah Kerja UPTD
ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi sebesar
Rp. 2.338.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 2.054.811.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pembangunan
Pembangkit listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Cianjur
sebanyak 1 (satu) unit untuk menerangi 134 KK dan Kabupaten Bogor
sebanyak 1 (satu) unit untuk menerangi 73 KK.
(17) Kegiatan Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Wilayah Kerja UPTD
ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang dilaksanakan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 1.354.619.380,-, realisasi sebesar Rp.
1.219.514.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Pembangunan PLTMH sebanyak 1 (satu) unit untuk menerangi 86 KK
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 322
serta rehabilitasi 2 (dua) unit PLTMH, yaitu PLTMH Cihamerang dan
PLTMH Cilopang di Kabupaten Garut.
(18) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kegiatan Infrastruktur Energi dan
Ketenagalistrikan di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
98.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya 2 (dua)
kali Rapat Fasilitasi & Koordinasi tingkat Provinsi, tersedianya 5 (lima)
Laporan Data dan Informasi Penunjang Penyusunan Rencana Umum
Ketengalistrikan Daerah (RUKD) Provinsi Jawa Barat, serta tersedianya 1
(satu) Draft dokumen RUKD.
(19) Kegiatan Program Hibah Kompetensi Institusi (PHK-I), yang
dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 898.303.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 720.528.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terbangunnya Pompa Air Tenaga Surya sebanyak 1
(satu) unit di Kabupaten Subang; terlaksananya pendampingan &
pembinaan kepada masyarakat penerima bantuan pompa air tenaga
surya sebanyak 1 (satu) kali; terealisasikannya bantuan suplai listrik
berupa 2 (dua) unit genset; tersedianya 1 (satu) dokumen laporan
pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat penerima bantuan
genset; serta terlaksananya 5 (lima) kali pelatihan managemen energi di
Kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi.
(20) Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Pemukiman dengan Teknologi
Tenaga Surya (PLTS), yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 5.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
4.313.441.950,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbangunnya PLTS
sebanyak 270 unit yang terdiri dari 250 unit Solar Home System (SHS)
di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Garut, serta
20 unit Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) pada jalan
menuju Tempat Pengolahan Kompos (TPK) Sarimukti; 1 (satu) dokumen
Laporan Potensi Energi Baru Terbarukan di Jawa Barat; dan tersedianya
1 (satu) dokumen Laporan Penelitian Teknis Industri Panel Surya di
Jawa Barat.
(21) Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan, yang
dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 99.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah terbangunnya 10 unit Biogas di Desa Suntenjaya, Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 323
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Aksesibilitas ketenagalistrikan masyarakat perdesaan di Jawa Barat
masih rendah, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya permohonan
bantuan program/kegiatan listrik perdesaan di Jawa Barat sementara
kemampuan pemerintah masih terbatas. Solusinya adalah melakukan
komunikasi intensif dengan PT. PLN dan Pemerintah Kabupaten/Kota
untuk bersama-sama meningkatkan akses masyarakat terhadap listrik
melalui pengembangan jaringan PLN maupun pengembangan energi
alternatif.
(2) Infrastruktur wilayah Jabar Selatan, khususnya lokasi untuk
pembangunan energi baru terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH) dan Pikohidro yang kurang memadai menyebabkan biaya
pembangunan yang tinggi dan mobilisasi yang lama. Selain itu lay-out
system pikohidro yang diusulkan berlokasi di daerah rawan longsor
sehingga pada saat musim hujan menyebabkan terhambatnya
pekerjaan yang disebabkan oleh longsoran. Solusinya adalah dengan
menyusun Detail Engineering Design (DED) terkait dengan
pembangunan PLTMH satu tahun sebelum dibangun sehingga kendala
yang timbul terkait dengan kondisi tapak maupun kendala cuaca dapat
diantisipasi sedini mungkin. Selain itu agar pembangunan PLTMH dan
pikohidro ini dapat dirasakan secara optimal oleh masyarakat, maka
dilakukan pula pelatihan terhadap para calon pengelola PLTMH maupun
Pikohidro tersebut agar dapat menangani kendala teknis yang mungkin
timbul;
(3) Adanya perubahan sistem on line teknis administrasi di PT. PLN
menyebabkan keterlambatan pengurusan administrasi dalam proses
penyalaan. Selain itu penyalaan (pemberian tegangan listrik) tidak
otomatis langsung dapat dilakukan segera setelah pekerjaan fisik
selesai, tetapi harus disesuaikan dengan jadual dan prosedur yang
ditetapkan PT. PLN terutama menyangkut penggunaan Kwh token atau
prabayar yang sedang digalakan. Solusi Untuk mengatasi keterlambtan
proses penyalaan akibat adanya mekanisme baru pembayaran “biaya
penyambungan” secara on line ke PT. PLN, telah dilakukan koordinasi
yang intensif dengan PT. PLN dan lembaga keuangan perantara.
Sedangkan untuk warga penerima bantuann Program Lisdes diberi
penjelasan mengenai mekanisme baru tersebut saat sosialisasi
pekerjaan. Untuk mempercepat prose penyalaan tersebut dilakukan
pendaftaran pelanggan pemasangan listrik secara manual yang
diberikan ke masing-masing APJ yang berada di wilayahnya serta
meminta bantuan kepada PT. PLN untuk memberikan priorotas bagi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 324
Program Listrik Perdesaan serta menyebarkan Mou kepada UPJ dan APJ
terkait;
(4) Proses pengembangan jaringan listrik dengan pemasangan tiang dan
penarikan kabel memerlukan koordinasi yang intensif baik pada instansi
kehutanan, perkebunan maupun Kepala Desa dan warga setempat yang
lahannya dilewati jaringan. Solusi yang dilakukan untuk menghindari
adanya phak-pihak yang berkeberatan saat pekerjaan pemasangan/
pembangunan jaringan listrik (SUTR, SUTM dan Gardu Listrik), maka
terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan pihak kehutanan,
perkebunan dan kepala desa setempat, sedangkan untuk warga yang
lahannya terlewati jaringan dimintai izin secara tertulis atau lisan;
(5) Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam inspeksi
ketenagalistrikan kurang memadai dan masyarakat pengguna
ketenagalistrikan masih kurang memahami kriteria keselamatan
ketenagalistrikan yang andal dan aman bagi instalasi, aman dari bahaya
bagi manusia dan mahluk hidup lainnya serta ramah lingkungan. Selain
itu kurangnya sosialiasi mengenai peraturan instalasi ketenagalistrikan
serta pembinaan dari penyedia ketenagalistrikan (PT. PLN Persero)
mengenai keselamatan ketenagalistrikan. Solusi melakukan koordinasi
dengan PT. PLN Persero selaku penyedia ketenaglistrikan untuk
memberikan pembinaan mengenai keselamatan ketenagalistrikan
kepada pengguna ketenagalistrikan, diupayakan dalam beberapa kali
kesempatan untuk mengundang tenaga ahli yang dipandang dapat
memberikan pemahaman/supervisi terhadap pengawasan dan
pengendalian aspek instalasi penyediaan dan pemahaman
ketenagalistrikan. Selain itu, disusun pula pedoman teknis binwasdal
keselamatan ketenagalistrikan dan memberikan pengarahan kepada
pelaksana teknis mengenai hal–hal pokok dalam melakukan pembinaan
dan pengawasan instalasi ketenagalistrikan, memberikan arahan dan
petunjuk sesuai dengan aturan ketenagalistrikan yaitu Pedoman Umum
Instalasi Listrik dan juga memanfaatkan kesempatan saat tenaga ahli
memperagakan alat uji listrikan di suatu tempat pemeriksaan instalasi
pengguna untuk mengetahui cara kerja dan output kerja peralatan uji
kelaikan tersebut, seperti alat ukur suhu dan power analyser;
(6) Banyaknya agen dan pangkalan eks minyak tanah yang tidak dapat
beralih menjadi agen/pangkalan LPG 3 Kg karena tidak mempunyai
modal yang cukup, sehingga distribusi LPG 3 Kg dilakukan oleh
Agen/Pangkalan baru yang belum berpengalaman dalam pendistribusian
barang bersubsidi dan belum siapnya infrastruktur seperti terbatasnya
supply point/SPPBE. Belum diterbitkannya HET Tabung 3 Kg di tingkat
Provinsi/Kabupaten/kota, Banyaknya masyarakat penerima program
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 325
konversi yang menjual paket konversi (tabung LPG 3 Kg & Kompor)
sehingga pada saat minyak tanah ditarik dari peredaran, masyarakat
notabene ekonomi lemah dihadapkan kepada beberapa pilihan yaitu
menggunakan minyak tanah harga ekonomi, membeli kompor gas dan
tabung LPG 3 kg atau menggunakan bahan bakar lain (kayu bakar).
Sedangkan disisi lain banyak pengguna LPG 12 Kg (relatif masyarakat
mampu) beralih menggunakan LPG 3 Kg. Solusi yang dilakukan untuk
mengatasai masalah ini adalah Penepatan distribusi LPG Tabung 3 Kg
dengan pola tertutup, tetapi dengan terlebih dahulu dilakukan evaluasi
penerima program konversi dan penetapan masyarakat pengguna LPG 3
Kg dan dalam rangka menjamin pendistribusian dan tata niaga LPG 3
Kg, Pemerintah Daerah selalu berkoordinasi dengan
SPPBE/Agen/Pangkalan.
2) Program pengembangan Sumberdaya Mineral dan Panas Bumi
a. Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Survei Pendahuluan Prospek Potensi Panas Bumi di Jawa
Barat, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
4.103.587.740,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.021.522.080,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah 1 (satu) Dokumen Survei Pendahuluan
(Raw Data) Panas Bumi di Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, 11
(sebelas) kali Pembinaan Teknis Pengusahaan Panas Bumi eksisting,
Fasilitasi Pengembangan Potensi Panas Bumi di 10 (sepuluh) lokasi dan
tersedianya 1 (satu) Sistem Informasi Geografis (SIG) Sebaran Potensi
Panas Bumi di Jawa Barat dan Inventarisasi Peta Batas (Cek DPA) untuk
Penetapan Dana Bagi Hasil Panas Bumi.
(2) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Data Center Energi dan
Sumberdaya Mineral, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 403.194.431,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
365.115.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksanaya
deseminasi Data dan Informasi Bidang Energi Sumber Daya Mineral Ke
Instansi Terkait berupa 3 (tiga) edisi Buletin Sinergi; 1 (satu) edisi Profil
Buletin Sinergi Edisi Khusus; terlaksananya Optimalisasi dan
terlaksananya 2 (dua) kali Koordinasi & Pertemuan Rutin Sistem
Informasi Geografis Nasional (Signas).
(3) Kegiatan Penataan Wilayah Pertambangan dan Energi, yang
dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 360.665.000,-. Hasil pelaksanaan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 326
kegiatan adalah 1 (satu) Dokumen Kajian Wilayah Usaha Pertambangan
(WUP) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR); 1 (satu) Peta Wilayah
Usaha Pertambangan dan Wilayah Pertambangan Rakyat skala
1:25.000; dan terlaksananya 1 (satu) kali Sosialisasi Penyusunan WUP
& WPR dengan peserta sebanyak 75 peserta.
(4) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Pemanfaatan Sumber
Daya dan Infrastruktur Panas Bumi dan Migas di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya Fasilitasi Corporate Social Responsibility
(CSR) berdasarkan Rencana Kegiatan Anggaran Belanja (RKAB) di lokasi
PLTP yang telah beroperasi, yaitu PLTP Wayang Windu, PLTP Darajat,
PLTP Kamojang dan PLTP Gunung Salak dan tersedianya 1 (satu)
dokumen Analisa Pelaksanaan CSR di Kabupaten Bandung Kabupaten
Garut, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi.
(5) Kegiatan Pengembangan Investasi Jejaring Produk Unggulan
Pertambangan dan Energi, yang dilaksanakan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 398.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
337.492.930,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya 1
(satu) kali Promosi Tingkat Nasional pada Forum Batam Expo di Batam
dan terlaksananya 1 (satu) kali Promosi Tingkat Internasional pada
Forum International Chambers Commerce of Islamic (ICCI) di Istambul
Turki.
(6) Kegiatan Pemanfaatan Air Tanah Untuk Penyediaan Air Bersih Domestik
di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 375.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 335.493.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbangunnya 1 (satu) unit Instalasi Air Bersih di Desa Pangkalan,
Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi untuk 65 KK.
(7) Kegiatan Pemanfaatan Air Tanah Untuk Penyediaan Air Bersih Domestik
di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah II Purwakarta, yang dilaksanakan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 375.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 285.120.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya 1 (satu) dokumen hasil Survey Lokasi dan Perencanaan
Pembangunan Instalasi Air Bersih dan terbangunnya 1 (satu) unit
Instalasi Air Bersih di Desa Cileunca, Kecamatan Bojong, Kabupaten
Purwakarta untuk 300 KK.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 327
(8) Kegiatan Pemanfaatan Air Tanah Untuk Penyediaan Air Bersih Domestik
di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah III Bandung, yang dilaksanakan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 375.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 348.996.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terbangunnya 1 (satu) unit Instalasi Air Bersih di Desa Bandasari,
Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung untuk 250 KK.
(9) Kegiatan Pemanfaatan Air Tanah Untuk Penyediaan Air Bersih Domestik
di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang
dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 375.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 335.326.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah tersedianya 1 (satu) dokumen Perencanaan
Pembangunan Instalasi Air Bersih dan terbangunnya 1 (satu) unit
Instalasi Air Bersih di Desa Sukamukti, Kecamatan Sukawening,
Kabupaten Garut untuk 200 KK.
(10) Kegiatan Pemanfaatan Air Tanah Untuk Penyediaan Air Bersih Domestik
di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah V Cirebon, yang dilaksanakan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 374.415.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 366.799.200,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya 5 (lima) dokumen Perencanaan Pemanfaatan Air Tanah dan
terbangunnya 1 (satu) unit Instalasi Air Bersih di Desa Kaliaren,
Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan untuk 250 KK.
(11) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Tanah, Usaha Pertambangan Umum dan Batubara di
Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 75.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah terhadap 50 titik pengambilan
airtanah; terkendalinya Kegiatan Usaha Pertambangan Umum pada 20
lokasi penambangan dan terkendalinya Pengguna Pemanfaatan
Batubara pada 10 pengguna.
(12) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Tanah, Usaha Pertambangan Umum dan Batubara di
Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah II Purwakarta, yang dilaksanakan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 73.650.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terkendalinya Pemanfaatan Air pada 5 titik sumur pantau, 3 titik sumur
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 328
resapan, dan 25 titik meter air; terkendalinya Kegiatan Usaha
Pertambangan Umum di 10 perusahaan dan terkendalinya Pengguna
Batubara di 10 perusahaan.
(13) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Tanah, Usaha Pertambangan Umum dan Batubara di
Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah III Bandung, yang dilaksanakan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 74.325.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terkendalinya Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah di 60 titik;
Terkendalinya Kegiatan Usaha Pertambangan Umum di 20 lokasi; dan
terkendalinya Pengguna Batubara di 10 perusahaan.
(14) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Tanah, Usaha Pertambangan Umum dan Batubara di
Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang dilaksanakan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 75.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terkendalinya Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah sebanyak 40
titik; terkendalinya Kegiatan Usaha Pertambangan Umum di 20
perusahaan; terkendalinya Pengguna Pemanfaatan Batubara di 10
perusahaan.
(15) Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Tanah, Usaha Pertambangan Umum dan Batubara di
Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah V Cirebon, yang dilaksanakan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 74.965.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terkendalinya
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah sebanyak 54 titik;
terkendalinya Kegiatan Usaha Pertambangan Umum di 15 titik;
terkendalinya Pengguna Pemanfaatan Batubara di 12 lokasi.
(16) Kegiatan Pembangunan dan Rehabilitasi Infrastruktur Pemantauan Air
Tanah di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 749.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
634.210.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pembangunan 1
(satu) titik Sumur Telemetri Baru di CAT Bandung-Soreang; 4 (empat)
titik Alih fungsi sumur pantau AWLR milik swasta ke alat Telemetri di
CAT Bandung–Soreang; 2 (dua) titik Alih fungsi sumur pantau AWLR
milik swasta ke alat Telemetri di CAT Karawang - Bekasi; 2 (dua) titik
Revitalisasi Telemetri milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat di
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 329
CAT Bandung-Soreang dan 1 (satu) titik Revitalisasi Telemetri milik
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat di CAT Bekasi-Karawang.
(17) Kegiatan Peningkatan Upaya Pemulihan Kondisi Muka Air Tanah di CAT
Kritis, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 747.750.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 615.038.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah Revitalisasi 2 (dua) titik sumur imbuhan
milik Pemda Jabar di CAT Bandung-Soreang, Revitalisasi 1 (satu) titik di
CAT Bekasi-Karawang, 4 (empat) titik Alih fungsi dari sumur produksi
milik perusahaan mejadi sumur imbuhan di CAT Bandung-Soreang; 2
titik Alih fungsi dari sumur produksi milik perusahaan mejadi sumur
imbuhan di CAT Bekasi-Karawang dan Pembangunan 1 (satu) titik
sumur imbuhan baru milik Pemda Jabar di CAT Bandung-Soreang.
(18) Kegiatan Evaluasi Peta Zonasi dan Pelaksanaan Kebijakan
PengelolaanAir Tanah di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
328.912.500,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Kajian
evaluasi peta zonasi air tanah di CAT Bogor; tersedianya 1 peta zonasi
air tanah di CAT Bogor dengan Skala 1:25.000 dan terlaksananya
Sosialisasi Petunjuk Teknis Rekomendasi Air Tanah di Jawa Barat untuk
75 peserta.
(19) Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Pendapatan Daerah Sektor
Pertambangan dan Energi, yang dilaksanakan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
150.000.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya data
realisasi pendapatan daerah sektor ESDM yang meliputi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan dana perimbangan sektor migas, panas bumi dan
pertambangan umum serta terlaksananya fasilitasi perhitungan NPA di
16 kabupaten/kota.
(20) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Pertambangan
SkalaKecil, Menengah di Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
99.353.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terfasilitasinya dua
kelompok penambang skala kecil batu mulia untuk mengikuti pelatihan
teknis dan terselenggaranya 2 unit bantuan peralatan pengolahan batu
mulia kepada 2 kelompok penambang di Kabupaten Tasikmalaya dan
Kabupaten Ciamis.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 330
(21) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Pengolahan dan Nilai Tambah
Sumberdaya Mineral, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 76.300.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Data potensi limbah
batubara 3 kabupaten/kota; tersedianya prototipe alat pencetak batako
dari limbah batu bara; terlaksananya sosialisasi pemanfaatan limbah
batubara menjadi batako di 5 kabupaten/kota.
(22) Kegiatan Penyusunan Bahan Rancangan Produk Hukum, yang
dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 75.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 74.915.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan
adalah tersusunnya 2 rancangan produk hukum dan terlaksananya 2 kali
Uji publik rancangan produk hukum.
(23) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Bidang Energi dan Sumberdaya
Mineral, yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
175.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 158.912.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya 1 (satu) kali Forum SKPD
Bidang ESDM dalam rangka penyusunan program/kegiatan tahun 2012;
tersedianya 1 (satu) dokumen laporan monitoring kegiatan bidang
ESDM; tersedianya 1 (satu) dokumen laporan Kegiatan ESDM.
(24) Kegiatan Valuasi Kawasan Karst di Jawa Barat, yang dilaksanakan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 170.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 160.770.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
tersedianya 1 (satu) dokumen laporan Valuasi Karst dan Peta Kawasan
Karst di Jawa Barat.
(25) Kegiatan Pengendalian Pertambangan Mineral Logam Besi, yang
dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,
realisasi sebesar Rp. 334.800.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
penyusunan dan penyampaian laporan hasil inventarisasi, identifikasi,
pengawasan dan penertiban mineral logam besi sebagai bahan
pertimbangan Gubernur dalam kegiatan pengelolaan usaha
pertambangan mineral logam besi untuk para Bupati di Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur
dan Kabupaten Sukabumi.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 331
b. Permasalahan dan Solusi
(1) Perubahan peraturan perundang-undangan terkait dengan energi dan
sumber daya mineral dikhawatirkan menyebabkan stagnasi terhadap
pengelolaan sumber daya mineral dan energi, selain itu pergeseran
kewenangan yang lebih banyak di kabupaten/kota menyebabkan
koordinasi pengelolaan sektor energi dan sumber daya mineral antara
Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota sedikit berkurang dan
berdampak terhadap banyak izin kegiatan usaha pengambilan air tanah
(SIPA) dan pertambangan (IUP) yang diterbitkan pemerintah Kabupaten
yang tidak ditembuskan ke Provinsi sehingga pemerintah Provinsi
kesulitan dalam menginventarisasi data-data perusahaan pemegang IUP
di Jawa Barat. Masih Banyak perusahaan pemegang IUP yang belum
memahami tatacara pembayaran dan penyampaian bukti setor landrent
dan royalty ke kas negara yang berakibat pada munculnya Dana Bagi
Hasil (DBH) sektor pertambangan umum yang belum dapat disalurkan
ke daerah penghasil, Sektor Migas Pemerintah Provinsi maupun
pemerintah Kabupaten/Kota penghasil masih kesulitan dalam
melaksanakan simulasi perhitungan besaran dana bagi hasil mengingat
masih belum transparannya parameter yang menjadi perhitungan dan
bagi hasil migas. Potensi sumber daya migas secara alami akan
mengalami penurunan, hal ini tentunya akan berdampak kepada
penurunan besaran penerimaan daerah dari sektor migas di masa yang
akan datang, apalagi sampai saat ini belum ada eksplorasi untuk
pengembangan sumur baru (lapangan off shore). Solusi untuk
mengatasi masalah ini adalah melakukan koordinasi dengan
Kabupaten/kota serta mensinergikan kembali pelaksanaan tugas pokok
setiap dan fungsi masing-masing instansi, baik instansi provinsi,
kabupaten/kota berkaitan dengan tanggung jawabnya terhadap
pengelolaan sumber daya mineral dan energi serta secara terus
menerus melakukan komunikasi dengan pengelola sektor energi dan
sumber daya mineral di kabupaten/kota melalui UPTD ESDM sehingga
data terkait dengan pengelolaan sumber daya mineral bisa diperbaharui;
(2) Keterbatasan sumber daya manusia pengelola sektor ESDM dan
keterbatasan anggaran menyebabkan intensitas pembinaan teknis dan
administrasi terhadap kegiatan pengambilan air tanah, kegiatan usaha
pertambangan, penggunaan batu bara banyak berkurang dan
dikhawatirkan dampak dari kegiatan tersebut akan berdampak terhadap
kondisi lingkungan, masih kurangnya pemahaman aparatur pengelolaan
Air Tanah, bahwa air tanah tidak semata-mata merupakan sumber
pendapatan daerah yang harus selalu ditingkatkan, namun juga
mengandung asas konservasi, selain itu dari pihak perusahaan pun tidak
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 332
menempatkan pelaksana/ penanggungjawab yang berkompeten yang
dapat memberikan informasi mengenai kegiatan pengambilan air tanah,
baik teknis maupun administratif, dan banyak perusahaan tambang
yang belum secara sungguh-sungguh menerapkan aturan keselamatan
kerja. Solusi untuk mengatasi masalah ini Sosialisasi terkait dengan
peningkatan ketaatan para pengambil air tanah maupun kegiatan usaha
pertambangan terus menerus dilakukan bersama-sama dengan
pemerintah kabupaten/kota, serta senantiasa menyampaikan kepada
perusahaan untuk menunjuk penanggungjawab yang kompeten untuk
mengelola air tanah di masing–masing perusahaan dan melakukan
sosialisasi pada para pemilik lokasi usaha penambangan untuk
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku termasuk menyediakan
sarana dna prasarana kantor, K3 (APD dan APAR) serta kelengkapan
administrasi kantor tambang serta kepada perusahaan tambang untuk
menaati aturan K3 di lingkungan kerja tambang. Mengharuskan semua
perusahaan yang memanfaatkan batu bara untuk mematuhi ketentuan
perundang undangan yang berlaku terkait dengan penyimpanan dan
limbah B3 batubara berupa bottom ash dan fly ash;
(3) Sulitnya memperoleh data kegiatan Corporate Social Responsibility
(CSR) untuk kegiatan Panas Bumi dikarenakan untuk mendapatkan data
dan informasi tersebut harus seijin Pusat, dalam hal ini PT. Pertamina.
Dalam pendistribusian bantuan, pihak perusahaan tidak
mengikutsertakan Pemerintah, Pemerintah Provinsi maupun
Kabupaten/Kota serta rumitnya hubungan kepentingan diantara
stakeholders dan perusahaan dalam merealisasi program CSR tidak
terlepas dari substansi program serta pendekatan yang diadopsi
perusahaan dalam merealisasikan program. Solusi untuk mengatasi
masalah ini perlu dukungan pemerintah setempat provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam program pelaksanaan CSR baik dalam bentuk
alokasi dana dan pembagian tanggungjawab dalam pelaksanaan
pembangunan, alokasi dana CSR lebih diarahkan pada pemberdayaan
masyarakat sekitar perusahaan, perlu dipertimbangkan persiapan CSR
dengan memperhatikan budaya, luas wilayah, tingkat pengangguran,
serta melibatkan tokoh masyarakat lokal, berbagai disiplin ilmu dan
keahlian baik pada perencanaan maupun pelaksanaan programnya.
Porsi pemberdayaan masyarakat masih kecil dibandingkan dengan total
anggaran CSR (rata-rata dibawah 20 %) untuk meningkatkan efektivitas
pelaksanaan CSR perlu adanya pendampingan dari hulu (sumber bahan
baku) sampai ke hilir (pemasaran produk) dengan melibatkan non profit
seperti perguruan tinggi;
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 333
(4) Sulitnya mendapatkan data dan informasi faktual di lapangan terkait
pengusahaan pertambangan mineral logam besi (pasir besi) yang
disebabkan oleh kondisi lapangan yang tidak kondusif khususnya di
wilayah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Tasikmalaya sehingga hasil
evaluasi atas penyelenggaraan pengusahaan pertambangan mineral
logam besi relatif tidak dapat dinilai secara keseluruhan. Solusi untuk
mengatasi masalah ini adalah melakukan koordinasi intensif dengan
pemerintah Kabupaten dan meminta pendampingan keamanan dari
Polda Jabar ketika melakukan peninjauan lapangan, melakukan efisiensi
dan efektifitas pelaksanaan kegiatan, serta melakukan konsolidasi dan
Koordinasi dengan Tim Terpadu terkait kebutuhan data dan informasi
sesuai dengan sektor masing-masing berkaitan dengan pengusahaan
pertambangan mineral logam besi secara keseluruhan;
(5) Keterlambatan dalam proses pengadaan barang/jasa banyak
mempengaruhi kemajuan pelaksanaan program/kegiatan secara
keseluruhan. Solusi untuk mengatasi masalah ini melakukan koordinasi
intensif dengan Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk mengetahui
perkembangan proses pengadaan barang dan jasa serta melakukan
penjadualan ulang untuk melakukan percepatan pelaksanaan
program/kegiatan.
5. URUSAN PARIWISATA
1) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Fasilitasi Regulasi Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat,
yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 241.202.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terlaksananya Workshop dan Penyusunan Kajian
tentang usulan perubahan RIPPDA Jabar.
(2) Kegiatan Pengembangan Destinasi Pariwisata, yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 2.813.179.650,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 2.749.813.100,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya Event Kaulinan Urang Lembur "Alimpaido" Jawa Barat
sebanyak 1 kegiatan di Kabupaten Bogor dengan jumlah peserta 156
peserta dari 24 kabupaten/kota di Jawa Barat; terselenggaranya
Sosialisasi sadar Wisata dan Sapta Pesona Jawa Barat kepada para
pelaku usaha dan kelompok penggerak pariwisata di Kabupaten/kota;
terselenggaranya Pasanggiri Mojang dan Jajaka Jawa Barat dari 26
Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan Pengiriman Duta Wisata Jawa Barat
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 334
ke Provinsi lain untuk mempromosikan obyek wisata di Jawa Barat
masing-masing sebanyak 1 kegiatan dengan jumlah 52 peserta;
terselenggaranya Pangandaran Kite Festival di Pantai Pangandaran
Kabupaten Ciamis sebanyak 1 kegiatan dengan jumlah 100 peserta dari
dalam dan luar negeri; terselenggaranya Fasilitasi West Java
International Surfing Championship 2011 sebanyak 1 kegiatan dengan
jumlah peserta sekitar 56 orang yang diikuti oleh peserta dari dalam
dan luar negeri dan telah menjadi agenda exibisi tahunan International
Surfing Championship (ISC); tersusunnya Profil Investasi ODTW Jawa
Barat sebanyak 1 dokumen; tersusunnya Detailed Engineering Design
(DED) Obyek Wisata Gunung Padang Kabupaten Cianjur sebanyak 1
dokumen; tersusunnya Juklak/Juknis dan Monitoring BTL Goa Pawon
dan Curug Malela (Kabupaten Bandung Barat), Gunung Padang
(Kabupaten Cianjur) dan Cimaja/Sukawayana (Kabupaten Sukabumi)
sebanyak 1 dokumen.
(3) Kegiatan Pembinaan dan Penyuluhan SDM Pariwisata, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 650.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 604.360.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya Pembinaan Sanggar Seni Tradisi Daerah Jawa Barat
dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang yang berasal dari sanggar-
sanggar seni di Jawa Barat; terselenggaranya Pembinaan bagi Pengelola
Obyek Wisata Sekitar Obyek Wisata di 9 KWU Ikon Jabar dengan jumlah
peserta sebanyak 40 orang yang merupakan para pengelola obyek
wisata; terselenggaranya Pembinaan Tenaga Museum dan Heritage
Jabar dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang yang merupakan para
pengelola museum dan heritage di Jawa Barat; terselenggaranya
Pembinaan Biro Perjalanan Wisata dengan jumlah peserta sebanyak 40
orang yang merupakan para perwakilan dari biro perjalanan wisata yang
ada di Jawa Barat; terselenggaranya Pembinaan Cinderamata dan
Kuliner Khas Jawa Barat dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang
yang merupakan para pengusaha cinderamata dan kuliner; tersusunnya
Profil SDM Pariwisata Kebudayaan se Jawa Barat sebanyak 1 dokumen;
terselenggaranya Pembinaan Wisata Remaja Unggulan dengan jumlah
peserta sebanyak 40 orang yang merupakan perwakilan siswa-siswi
SLTA yang ada di Jawa Barat.
(4) Kegiatan Penyusunan Masterplan Kawasan Pangandaran sebagai
Destinasi Wisata Dunia, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 0,-. Kegiatan yang
ada melalui Perubahan APBD 2011 ini seharusnya menghasilkan 1
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 335
dokumen perencanaan pengembangan Kawasan Pangandaran sebagai
Destinasi Wisata Dunia namun dalam operasionalnya ternyata tidak
dapat dilaksanakan dikarenakan waktu yang tersedia semenjak
ditetapkannya Perubahan APBD 2011, tidak mencukupi untuk sebuah
penyusunan perencanaan
(5) Kegiatan Festival dan Touring Wisata Jabar Selatan, yang dilaksanakan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp. 442.470.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
Festival dan Touring Wisata Jabar Selatan bertujuan untuk lebih
mempromosikan potensi pariwisata di kawasan Jawa Barat bagian
selatan sebanyak 1 kali event dengan peserta yang berasal dari
masyarakat umum. Dalam event ini, para peserta masing-masing
membawa kendaraan beroda empat dengan berbagai jenis.
b) Permasalahan dan Solusi
Permasalahannya masih belum optimalnya keterpaduan pelaksanaan
pengembangan kepariwisataan Jawa Barat oleh seluruh stakeholder
kepariwisataan; Terdapat kesulitan dalam memperoleh event organizer
pelaksana event wisata yang memiliki kualifikasi dan kompetensi memadai
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan. Mekanisme pengadaan barang dan
jasa khususnya mekanisme pelelangan terbuka melalui ULP, tidak dapat
menjawab tuntutan dan kebutuhan ini. Beberapa event di lingkungan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat tidak terselenggara dengan
optimal walapun dari sisi proses pengadaan barang dan jasa, pihak ketiga
yang menjadi pemenang lelang merupakan perusahaan yang “layak menang”
sesuai aturan yang berlaku.
Solusinya dengan Melakukan koordinasi dan sinergisasi dengan lebih intensif
dengan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai upaya memonitor dan
melaksanakan pengandalian terhadap pelaksanaan kegiatan agar sesuai
dengan yang diharapkan/direncanakan; Meningkatkan “awareness”
kepariwisataan melalui berbagai upaya pembinaan dan sosialisasi “sapta
pesona” dan “sadar wisata” kepada masyarakat dan para penentu kebijakan di
semua tatanan pemerintahan; Meningkatkan kuantitas upaya pembinaan
kepada para pelaku pariwisata melalui pelatihan teknis seperti kepada para
pengemudi taksi, “guide”, masyarakat di sekitar obyek wisata, dan seluruh
“front-liner” yang terlibat dalam dunia usaha pariwisata; Meningkatkan peran
serta asosiasi pariwisata dalam upaya pengembangan kepariwisataan Jawa
Barat melalui berbagai kegiatan yang bersifat koordinatif dan praktis;
Berkoordinasi dengan tim pengadaan barang dan jasa dan pihak ULP agar
dapat menjadikan sejumlah keluhan terhadap beberapa event organizer
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 336
tertentu sebagai bahan pertimbangan bagi proses penentuan pemenang di
tahun-tahun mendatang.
2) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Billboard Destinasi Wisata Jawa Barat di tempat Strategis di 26
Kabupaten/kota, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 1.272.455.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pemasangan Billboard
Destinasi Wisata Jawa Barat di tempat strategis di 26 Kabupaten/Kota di
Jawa Barat dengan menampilkan beberapa destinasi dan potensi seni,
budaya dan pariwisata Jawa Barat dalam media Billboard sebagai
petunjuk bagi wisatawan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pergerakan wisatawan ke Jawa Barat.
(2) Kegiatan Peningkatan Promosi Pariwisata Terpadu Dalam dan Luar
Negeri, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
6.331.202.468,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 5.829.596.598,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengelolaan Tourist
Information Centre (TIC) di 3 lokasi (Bandung, Yogyakarta dan Bali);
terlaksananya Familiarization Tour sebanyak 6 kali dengan jumlah
peserta sebanyak 120 orang; terlaksananya Promosi Pariwisata Jawa
Barat di luar negeri sebanyak 2 kali yaitu di Malaysia dan Thailand;
terlaksananya keikutsertaan Jawa Barat dalam PATA Travel Mart di New
Delhi India sebanyak 1 kali; terlaksananya Jawa Barat Travel Exchange
(JTX) sebanyak 1 kali di Bandung, dengan 130 buyers; estimasi jumlah
devisa yang masuk ke Jawa Barat dari wisatawan mancanegara dalam 1
tahun yang berasal dari transaksi di JTX 2011 adalah Rp.
157.950.000.000,-; tersedianya Bahan Promosi Bersama Anggota Mitra
Praja Utama, sebanyak 1 kali dengan hasil 1 buah buku promosi wisata
10 provinsi anggota MPU; terlaksananya Promosi Pariwisata Jawa Barat
pada Anggota MPU (Majapahit Travel Mart di Surabaya, Gebyar Wisata
Nusantara di Jakarta, dan Jogja Expo di Jogjakarta) sebanyak 3 kali,
dengan jumlah peserta 90 orang; terlaksananya Penyusunan Neraca
Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Jawa Barat sebanyak 1 kali;
terlaksananya Kemilau Nusantara sebanyak 1 kali di Kabupaten Bogor;
terlaksananya Penyusunan Data Base Website Pariwisata, Seni, dan
Budaya Jawa Barat sebanyak 1 kali; terlaksananya Promosi Pariwisata
Jawa Barat Melalui Iklan Televisi sebanyak 1 kali; terlaksananya
Pemasangan Billboard Promosi Pariwisata Jawa Barat sebanyak 1 kali di
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 337
Cengkareng Provinsi Banten; terlaksananya Pencetakan Bahan Promosi
Pariwisata, Seni, dan Budaya Jawa Barat sebanyak 1 kali; terlaksananya
Partisipasi Promosi Pariwisata Jawa Barat di Singapore sebanyak 1 kali;
terlaksananya Partisipasi Pariwisata Jawa Barat di Luar Negeri sebanyak
1 kali.
(3) Kegiatan Promosi Peningkatan Citra Pariwisata Jawa Barat di Anjungan
Jawa Barat TMII, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 499.200.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pameran Objek dan Daya
tarik Wisata Jawa Barat sebanyak 1 kali, dengan sasaran pelaku
pariwisata, organisasi seni, pengrajin, kurator, wisatawan dan
masyarakat luas di BP. Anjungan Jawa Barat; terlaksananya Peragaan
Pembuatan Kerajinan Cinderamata Khas Jawa Barat, sebanyak 52 kali
dengan sasaran pelaku pariwisata, organisasi seni, pengrajin, kurator,
wisatawan dan masyarakat luas Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat.
(4) Kegiatan Peningkatan Promosi Seni Budaya dan Pariwisata Jawa Barat di
Belanda dan Yaman, yang dilaksanakan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 387.718.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 376.573.500,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya promosi ke Belanda
sebanyak 1 kali.
(5) Kegiatan Promosi Pariwisata Jawa Barat Melalui Media Televisi, yang
dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 359.600.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 325.115.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya Promosi Pariwisata Jawa Barat melalui media televisi
sebanyak 26 kali tayangan sebagai upaya mempromosikan potensi seni,
budaya dan pariwisata Jawa Barat melalui iklan di televisi swasta
nasional dengan materi destinasi pariwisata yang ada di Jawa Barat di
kemas dengan bahasa promosi yang mempunyai nilai jual sehingga
menjadi karya seni promosi yang menarik didukung oleh talent
berpengalaman.
(6) Kegiatan Pembuatan dan Pemasangan Billboard Destinasi Jawa Barat di
2 (dua) Provinsi (Bali dan Lampung), yang dilaksanakan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
416.262.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya
Pembuatan dan Pemasangan Billboard Destinasi Jawa Barat di 2 (dua)
lokasi Provinsi (Bali dan Lampung), dengan menampilkan sejumlah
destinasi dan potensi seni budaya Jawa Barat dalam media Billboard
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 338
sebagai petunjuk wisatawan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pergerakan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara ke Jawa
Barat khususnya dari Provinsi Lampung dan Bali Sasaran.
b) Permasalahan dan Solusi
Belum optimalnya pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara ke
Jawa Barat, karena berbagai faktor pendukung dan masalah aksesibilitas dan
upaya promosi yang masih kurang gencar. Solusi : Mengoptimalisasi sumber
daya yang dimiliki untuk kepentingan promosi pariwisata seperti meningkatkan
peran dan kualitas “content” situs dan peran Tourist Information Centre (TIC)
yang dimiliki; Meningkatkan varietas media promosi dan frekuensi promosi
yang dilakukan.
6. URUSAN PERINDUSTRIAN
1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan dan Penguatan Pengolah Buah, yang
dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 98.556.175,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah peningkatan nilai tambah dan daya saing olahan buah
yang dihasilkan para pelaku IKM di wilayah Cirebon sedikitnya 20%;
pencapaian bimbingan dan penerapan secara keseluruhan (100%); dan
monitoring dan bimbingan penerapan HACCP di industri olahan buah
pada 1 kabupaten/kota.
(2) Kegiatan Pengembangan Industri Pengolahan Ubi-ubian dan Pisang,
yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 240.173.500,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya kemampuan 40 orang pelaku usaha
industri pengolahan produk ubi-ubian; Meningkatnya kemampuan 30
orang pelaku usaha industri pengolahan ubi-ubian dalam menerapkan
GMP dan SOP; Tersedianya informasi kandungan 15 produk Industri
Pengolahan Ubi-ubian.
(3) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Packaging House, yang dilaksanakan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 198.702.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
ketersediaan jenis layanan packing house selama 12 bulan;
berkembangnya kemasan para pengusaha industri kecil dan menengah
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 339
sebanyak 100%; tersampaikannya informasi keberadaan packing house
sebanyak 100%; dan berkembangnya 100% kemasan IKM.
(4) Workshop Tkenis Produksi Alas Kaki dalam Upaya Penumbuhan IKM
Baru (Alas Kaki), yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 700.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
699.625.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah penyerapan peserta
pelatihan pada perusahaan alas kaki sedikitnya sebanyak 40%;
pertumbuhan IKM alas kaki sebanyak 20%; dan pencapaian sasaran
kegiatan/program sebanyak 100%.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Rendahnya kemampuan inovasi produk di bidang pengolahan buah
sehingga penerapan Good Manufacturing Practise (GMP), Hazard
Analysis and Critical Control Point (HACCP) dan ISO 9000 Series
terbatas. Hal ini disebabkan belum optimalnya peran litbang untuk
kegiatan R & D bidang pengolahan buah. Untuk itu pelaksanaan
Bimbingan Penerapan HACCP dan meningkatkan Koordinasi dengan
LITBANG untuk melaksanakan RND di bidang pengolahan buah
senantiasa dilakukan.
(2) Masih ditemukan desain produk yang kurang menarik dikarenakan
keterbatasan modal. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan daya saing
dilaksanakan Fasilitasi HAKI bagi Pelaku Usaha Umbi-umbian dan
Barcode bagi Pelaku Usaha Umbi – umbian serta melaksanakan test
organoleptik untuk mengetahui selera konsumen.
(3) Keterbatasan alat bantu produksi untuk pengolahan industry agro.
Untuk ini diupayakan peningkatan pengetahuan para pelaku industri
pangan dalam menerapkan standard proses pengolahan, pengemasan,
dan labeling yang sesuai dengan persyaratan sehingga meningkatkan
kepercayaan perbankan terhadap para pelaku industri dalam
menyalurkan permodalan industri pengolahan pangan.
(4) Masih rendahnya keterampilan dan pengetahuan (teknik produksi) SDM
alas kaki dalam membuat sepatu yang berkualitas utamanya tukang
jahit upper alas kaki. Untuk itu telah dilaksanakan Pelatihan teknis upper
alas kaki bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Persepatuan
Indonesia dengan harapan setelah mengikuti pelatihan para peserta
dapat diserap oleh dunia usaha. Alternatif lainnya, dengan
melaksanakan Fasilitasi Pelatihan Kewirausahaan dengan harapan
setelah mengikuti kegiatan ini para peserta dapat berusaha secara
mandiri dibidang Alas Kaki.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 340
2) Program Penataan Struktur dan peningkatan Kemampuan Teknologi
Industri
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Penumbuhan Industri Kreatif Berbasis Komunitas, yang
dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 488.564.100,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terjalinnya kerjasama diantara aparat pembina industri
kreatif dari 10 provinsi; menguatnya networking industri kreatif diantara
8 kabupaten/kota di Jabar; meningkatnya kemampuan pengembangan
manajemen bisnis para pelaku usaha industri kreatif di 5
kabupaten/kota di Jabar; menguatnya Pengembangan Desain
Komunitas Kreatif sebanyak 1 paket ; dan tersusunnya kesepakatan
bersama sebanyak 2 buah.
(2) Kegiatan Pengembangan Industri Kreatif berbasis Fashion (Bordir, Batik,
Tenun), yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 655.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 616.550.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya ketrampilan IKM sebanyak
20 orang; peningkatan 10 orang IKM batik dalam teknik, inovasi dan
desain batik; berkembangnya inovasi dan desain produk bordir
sebanyak 20 orang; meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi antara
pelaku usaha dengan stakeholder sebanyak 30%; dan peningkatan
kelancaran kegiatan TPT sebanyak 100%.
(3) Kegiatan Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Makanan Olahan,
yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 650.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 628.415.300,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah meningkatnya penganekaragaman 125 jenis makanan
khas Jawa Barat dan diversifikasi penggunaan bahan baku lokal dalam
mensubstitusi tepung terigu; kelancaran operasional kegiatan sebanyak
52%.
(4) Kegiatan Pengembangan Industri Manufaktur Berbasis Otomotif, yang
dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 517.200.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah ketersediaan alat angkut pedesaan multi fungsi hasil
karya anak bangsa sebanyak 1 unit; ketersediaan alat angkut yang diuji
performance dan durabilitynya sebanyak 1 unit; ketersediaan unit alat
angkut yang dilakukan optimalisasi desain alat angkut sebanyak 1 unit;
ketersediaan unit alat angkut yang dibuat prototypenya berdasarkan
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 341
hasil optimalisasi desain sebanyak 1 unit; terjalinnya kemitraan antar
stakeholder otomotif sebanyak 20%; dan jumlah kontak bisnis dalam
penyelenggaraan jabar otofest sebanyak 1 kegiatan.
(5) Kegiatan Pengembangan Industri Aneka, Kerajinan dan Kimia, yang
dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 550.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 542.225.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah peningkatan kemampuan teknologi desain alas kaki
sebesar 20%; peningkatan kemampuan teknik produksi alas kaki
sebanyak 20 orang; pertumbuhan IKM alas kaki sebanyak 20%;
peningkatan koordinasi dan sinkronisasi antara pelaku usaha dengan
stake holder sebanyak 30%; peningkatan wawasan 20 orang peserta
teknik produksi untuk peningkatan kualitas produk genteng;
peningkatan pemahaman sebanyak 20 orang Perda Prov. Jabar No. 15
Tahun 2010 tentang pengendalian produksi dan peredaran garam;
peningkatan wawasan peserta desain produk anyaman mendong
sebanyak 20 orang; peningkatan wawasan peserta Forum Koordinasi
IKM kerajinan sebanyak 20 orang; dan penyampaian pelaksanaan
kegiatan sebanyak 30 buku.
(6) Kegiatan Pengembangan Industri Kreatif berbasis IT pada Kawasan
Greater Bandung Technopark dan Baros Cyber Creative Centre, yang
dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 720.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 640.270.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah peningkatan wawasan kewirausahaan sebanyak 40
orang pelaku usaha; peningkatan kompetensi kewirausahaan sebanyak
40 orang pelakuk usaha; pembinaan kewirausahaan 40 orang pelaku
usaha; peningkatan koordinasi dan sinkronisasi antara pelaku usaha
dengan stake holder sebanyak 30%; penguatan desain karya kreatif
berbasis IT sebanyak 25%; peningkatan kualitas pengembangan
bandung greater technopark sebanyak 25%; peningkatan koordinasi
dan sinkronisasi 30% pelaku usaha dengan stakeholder; integrasi
pengembangan greater bandung technopark dan baros cyber creative
centre sebanyak 25%; dan tersedianya bahan evaluasi dan perencanaan
pengembangan greater bandung technopark dan baros cyber creative
centre sebanyak 25%.
(7) Kegiatan Pembinaan Industri Hasil Tembakau, yang dilaksanakan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.698.977.458,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
peningkatan pemahaman 20% pelaku IHT tentang ketentuan dalam
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 342
memproduksi IHT; peningkatan kemitraan antara pabrik rokok inti
dengan 20% pelaku IHT; ketersediaan data pelaku usaha industri
rokok/tembakau pengguna mole di 2 kabupaten/kota; peningkatan
pemahaman pengembangan kewirausahaan sebanyak 40 pelaku;
pemahaman strategi manajemen dalam pengelolaan produksi sebanyak
10%; peningkatan wawasan pengembangan dan strategi pembinaan
IHT di Jawa Barat; peningkatan ketrampilan bidang usaha bagi pelaku
IHT bila beralih profesi sebanyak 30 buku; teridentifikasinya sarana
peralatan dan produktivitas SKT sebagai bahan pembinaan IHT
sebanyak 1 paket; peta IHT Jabar sebagai akibat regulasi cukai pada 50
merk; dan pelaksanaan kegiatan dan pengawasan rokok/tembakau
Jawa Barat sebanyak 10%.
b) Permasalahan dan solusi
(1) Perlunya keberpihakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap
pengembangan Alat Angkut Multi Fungsi. Untuk itu upaya promosi terus
menerus secara berkala terhadap pengembangan Alat Angkut Multi
Fungsi sebagai : Icon Jawa Barat, Pendukung Program Ketahanan
Pangan dan Penghela Pengembangan IKM-IKM Komponen Otomotif dan
Permesinan Jawa Barat senantiasa dilakukan.
(2) Masih rendahnya produk-produk genteng yang dihasilkan IKM Genteng.
Untuk itu peningkatan koordinasi dalam rangka menciptakan program
dan kegiatan yang sinergis sehingga lebih efisien dan efektif.
(3) Adanya kebijakan Pemerintah terkait dengan dampak kesehatan dari
rokok mengakibatkan Penurunan jumlah Usaha Industri Hasil Tembakau
di beberapa Kabupaten Kota, disebabkan meningkatnya Biaya Tarif
Cukai. Selain itu dikarenakan rendahnya pemahaman strategi Penerapan
management Dalam Pelaksanaan Usaha, dan belum menerapkan
konsep bisnis yang jelas sehingga rokok Ilegal dan Pita Palsu masih
tinggi. Untuk itu dilakukan pembinaan kemampuan dan ketrampilan
kerja masyarakat di lingkungan IHT dan atau daerah penghasil bahan
baku IHT. Selain itu meningkatkan Kemitraan Usaha antara perusahaan
pengelola atau pabrik rokok dengan perusahaan Sigaret Kretek Tangan,
melalui pola MPS.
(4) Adanya perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia dari makanan
pokok nasi kepada produk lainnya berupa mie dan roti menyebabkan
kebutuhan bahan baku terigu meningkat menjadi kendala tersendiri.
Apalagi dengan ketergantungan Indonesia akan impor bahan baku baik
dalam bentuk gandum maupun terigu akan terus meningkat sejalan
dengan perubahan pola konsumsi dan pertumbuhan penduduk,
disebabkan Indonesia sampai saat ini belum mampu memproduksi
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 343
gandum. Hal ini mengakibatkan para pelaku industri pengolahan pangan
mengeluh tentang bahan baku lokal, antara lain kurang kompetitif
dengan bahan baku impor, keterbatasan bahan baku dalam hitungan
selisih harga dan kemudahan ketersediaan K3 (kuantitas, kualitas dan
kontinuitas). Untuk itu diperlukan peningkatan preferensi masyarakat
terhadap produk makanan dan minuman khas daerah berbahan baku
lokal dengan meningkatkan penggunaan bahan baku lokal dalam
mensubstitusi tepung terigu yang digunakan para pelaku industri.
7. URUSAN PERDAGANGAN
1) Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam
Negeri
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Fasilitasi Gerakan Pengembangan dan Perlindungan Pasar
Tradisional (GEMPITA), yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 334.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
320.425.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah peningkatan
pengetahuan dan wawasan pengelola pasar tradisional sebanyak 80%,
peningkatan koordinasi dalam pengelolaan sarana dan prasarana pasar
tradisional di kabupaten/kota sebanyak 30%, bertambahnya
pengetahuan tentang teknis perdagangan bagi pedagang pasar
tradisional sebanyak 50 orang dan tersedianya data pasar tradisional
maupun pasar modern yang ada di Provinsi Jawa Barat sebanyak 125
orang.
(2) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Industri Kreatif, yang dilaksanakan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 577.533.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
peningkatan promosi batik Jawa Barat sebanyak 80%, adanya transaksi
jual beli di taraf internasional maupun dalam negeri sebanyak 30% dan
adanya transaksi jual beli di taraf internasional maupun dalam negeri
sebanyak 20%.
(3) Kegiatan Peningkatan Usaha Dagang Kecil Menengah Tembakau/Rokok,
yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 1.264.390.900,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah peningkatan wawasan manajemen UDKM bagi
pedagang/Distributor rokok/tembakau sebanyak 80%, dikenalnya
produk rokok/embakau Jawa Barat sebanyak 25%, peningkatan
wawasan tentang lelang sebanyak 15%, terpromosikannya Produk
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 344
Rokok/Tembakau Jawa Barat pada Show Room Produk Jawa Barat di
Batam sebanyak 10%, perluasan pemasaran produk rokok/tembakau
Jawa Barat sebanyak 15%, Terdeteksi produk rokok/tembakau belum
bercukai,cukai palsu sebanyak 10 jenis, Data Pelaku perdagangan rokok
dan tembakau sebanyak 1 paket, pelaksanaan lelang tembakau Tanjung
Sari Kabupaten Sumedang sebanyak 1 paket dan tersedianya buku
laporan akhir kegiatan sebanyak 5 buku.
(4) Kegiatan Subsidi Operasi Pasar Murah (KEPOKMAS), yang dilaksanakan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 350.800.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 138.915.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
peningkatan sosialisasi mekanisme operasi pasar kepada orang peserta,
pelaksanaan monitoring dan evaluasi operasi pasar serta pelaksanaan
operasi pasar kepokmas di 4 wilayah dengan sasaran 26
kabupaten/kota.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Keterbatasan pelaku usaha yang dapat difasilitasi untuk penggunaan
produk dalam negeri. Untuk ini keberagaman event pameran/ promosi
baik di dalam daerah maupun di luar daerah senantiasa dilakukan.
(2) Penerbitan aturan perundang-undangan sebagai dasar dilakukannya
operasi pasar murah KEPOKMAS yang terlambat mengakibatkan
sempitnya waktu yang tersedia. Untuk itu penyelenggaraan sosialisasi
pelaksanaan OPM pada awal-awal tahun perlu direncanakan pada waktu
yang akan datang sehingga memberikan cukup banyak ruang dan waktu
untuk berkoordinasi baik dengan Pemerintah Kabupaten/Kota maupun
dengan Calon Penyedia Barang/Jasa.
2) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Daya Saing Ekspor Jawa Barat (e-Commerce),
yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 450.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 431.650.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah penyusunan basis data produk-produk IKM/UMKM
sebanyak 26 kabupaten/kota, perluasan pasar ekspor kepada 1 negara,
tersosialisasikannya prototype e-Commerce kepada 60 orang,
peningkatan kompetensi pelaku usaha dalam rangka mengoperasikan
aplikasi e-Commerce kepada 60 orang dan tersedianya bahan
perencanaan program/kegiatan ke depan sebanyak 40%.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 345
(2) Kegiatan Peningkatan Akses Pasar dan Perluasan Pasar Ekspor, yang
dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 485.920.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah peningkatan akses pasar pelaku usaha di 26
kabupaten/kota, perluasan pasar ekspor di wilayan Asia – China/RRT
sebanyak 1 kegiatan, perluasan pasar ekspor di wilayah Timur Tengah
sebanyak 1 kegiatan dan ketersediaan visualisasi perkembangan ekspor
dalam DVD dan penayangan talkshow di Media TVRI Jabar-Banten
sebanyak 2 kali tayang.
(3) Kegiatan Peningkatan Daya Saing Ekspor (Tembakau), yang
dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 482.240.500,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah peningkatan pemahaman 18 orang peserta pelatihan
prosedur ekspor impor bagi pengusaha tembakau, peningkatan
pemahaman 55 orang peserta pelatihan manajemen ekspor plus
simulasi bagi pengusaha tembakau, peningkatan pemahanan 55 orang
peserta pelatihan akses dan survey pasar melalui internet, peningkatan
pemahaman 55 orang peserta sosialisasi harmonized system (HS)
tembakau yang berlaku di pasar internasional, peningkatan daya saing
tembakau di Malaysia bagi 4 orang pelaku usaha dan terpetakannya
harmonized system (HS) tembakau Jawa Barat sebanyak 1 profil.
(4) Kegiatan Peningkatan Daya Saing Ekspor, yang dilaksanakan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 149.865.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah Peningkatan
pemahaman 50 orang peserta Workshop Implementasi Perjanjian
ASEAN-Australia and New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) dan
ASEAN-India Free Trade Area (AKFTA) untuk masing-masing Komoditas,
Terpetakannya Harmonized System (HS) skema ACFTA sebanyak 1
profil.
b) Permasalahan dan Solusi
Daya saing produk yang masih rendah dengan produk-produk luar yang
sejenis sebagai dampak dari implementasi IAFTA dan AANZFTA. Untuk
menyikapinya diperlukan kesiapan stakeholders perdagangan internasional
termasuk Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, Pelaku Usaha, Asosiasi
Pengusaha, Tenaga Kerja untuk mengantisipasi dampak negative dan
memanfaatkan peluang dampak positif dengan memperkuat dan
meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan barang dan jasa serta
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 346
investasi dengan India, Australia dan Selandia Baru sebagai alternative diluar
pasar tradisional dan menciptakan system transparan dan kemudahan
investasi dari Negara-negara alternatif selain pasar tradisional yang sudah ada
serta mengembangkan kebijakan dan implementasi kerjasama ekonomi ke
depan Selain itu meningkatkan misi dagang terstruktur multi sektoral didasari
dengan Updating Pemetaan komoditas dan jasa unggulan beserta
diversifikasinya dengan meningkatkan nilai tambah relative tinggi (via
industrialisasi) dan mekanisme Standardisasi komoditas dan profesi bertaraf
Internasional juga senantiasa dilakukan.
3) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Pengawasan Barang yang Beredar dan Tertib
Niaga, yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 279.838.350,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya pengawasan barang yang
beredar di pasar; sosialisasi ketentuan perlindungan konsumen dan
implementasinya pada aparat dan masyarakat, serta pengawasan
barang beredar.
(2) Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian,
yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.055.507.440,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 1.053.137.000,-. Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah pelayanan tera ulang di 15 (lima belas) Kabupaten/Kota
kepada 66.223 pemilik/pemakai UTTP yang terlayani; pelayanan
pengujian BDKT di 15 Kabupaten/Kota sebanyak 600 kemasan; fasilitasi
perlindungan konsumen dalam hal kebenaran UTTP di 15
Kabupaten/Kota sebanyak 130 lokasi serta terpenuhinya sarana
pendukung kegiatan pelayanan kemetrologian selama 1 tahun.
(3) Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian
Karawang, yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
475.271.400,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah pelayanan tera ulang
di 5 (lima) Kabupaten/Kota, pelayanan pengujian BDKT di 5
Kabupaten/Kota sebanyak 1000 kemasan, fasilitasi perlindungan
konsumen dalam hal kebenaran UTTP di 5 Kabupaten/Kota sebanyak
100 perusahaan, unjuk kerja laboratorium kemetrologian sebanyak 4
kegiatan dan sinkronisasi kebijakan kemetrologian seluruh Indonesia
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 347
sebanyak 1 kegiatan serta tersedianya buku laporan kegiatan sebanyak
10 buku.
(4) Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian
Bogor, yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 450.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 448.738.400,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah pelayanan tera ulang di 6 (lima)
Kabupaten/Kota sebanyak 145 lokasi, terjaminnya volume produk
kemasan yang beredar di pasaran sebanyak 65 lokasi, terakurasinya alat
standar massa dan volume sebanyak 1 kegiatan, peningkatan
pemahaman kebijakan bidang kemetrologian se-Indonesia sebanyak 2
kegiatan dan tersedianya buku laporan kegiatan sebanyak 5 buku.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Dipasar masih diketemukan barang-barang yang beredar yang tidak
memenuhi syarat K3L dan tidak memenuhi standar SNI. Untuk itu terus
dilaksanakan pengawasan agar konsumen tidak dirugikan dengan
mengkonsumsi barang-barang yang tidak memenuhi syarat K3L dan
tidak memenuhi standar SNI selain itu dilaksanakan juga edukasi pada
Konsumen agar dapat menjadi konsumen yang cerdas.
(2) Adanya keterbatasan sarana dan prasarana pelayanan kemetrologian
untuk menjangkau daerah-daerah yang terpencil. Untuk mengatasi hal
tersebut, kerjasama dengan perusahaan tertentu dan melakukan sewa
kendaraan menjadi salah satu alternative yang telah dilakukan.)
8. KETRANSMIGRASIAN
Program Pengembangan Transmigrasi
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengarahan, Pemindahan dan Pemberdayaan Transmigrasi,, yang
dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Basrat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.225.667.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.190.400.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terselenggaranya Rapat koordinasi Ketransmigrasian, telaksananya Evaluasi
keberhasilan transmigran, terlaksananya Koordinasi antar daerah pengirim
transmigrasi, dan terlaksananya Tindak Lanjut Kerjasama antar daerah
Fasilitasi kerjasama antar daerah bidang ketranmigrasian. Sehingga
meningkatnya Sinergitas antara Provinsi dan Kabupaten/Kota, terevaluasinya
keberhasilan Transmigrasi di Lokasi Penempatan/daerah Tujuan dan
terfasilitasinya Tindak Lanjut Kerjasama antar daerah (KSAD) bidang
ketransmigrasian.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 348
(2) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Transmigran Lokal (Ressetelment), yang
dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Basrat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 505.000.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 502.880.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlaksananya Rapat Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Lokal
dan terfasilitasinya Koordinasi dan Fasilitasi Pemberdayaan Ekonomi Produktif.
Sehingga meningkatnya pengetahuan masyarakat transmigrasi lokal dan
meningkatnya Ekonomi Produktif
(3) Kegiatan Pelatihan Transmigran, yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Basrat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 965.427.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 960.327.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya Pelatihan Pemberdayaan
Masyarakat Translok, sehingga meningkatnya keterampilan Transmigran Lokal
dan Calon Transmigran yang akan di berangkatkan, Pelatihan Pemberdayaan
Masyarakat Transmigran Lokal, Termonitornya warga transmigran yang telah
ditempatkan.
(4) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Kerjasama dibidang Ketransmigrasian,
dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 297.360.000,-.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah meningkatnya kerjasama antar Daerah
dibidang Ketransmigrasian antara 2 (dua) Pemerintah Provinsi di Indonesia
selaku Daerah Penerima/Penempatan dengan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat selaku Daerah Pengirim/asal transmigran, serta terwujudnya MOU
yang ditandatangani antara Provinsi Pengirim dan Penerima.
b) Permasalahan dan Solusi
(1) Kegiatan Pengarahan, pemindahan dan pemberdayaan transmigrasi,
khususnya penanganan penduduk dampak pembangunan waduk Jatigede
Kabupaten Sumedang adalah animo masyarakat untuk bertransmigrasi
cukup tinggi yaitu mencapai 7.163 Kepala Keluarga sedangkan target
penempatan yang dialokasikan setiap tahunnya sangat kecil, disamping itu
pula arah minat calon transmigran asal Jatigede hanya ke Pulau Sumatera
sehingga mengalami kesulitan karena keterbatasan alokasi penempatan ke
Wilayah tersebut. Mengingat besarnya penduduk Jatigede yang harus
ditangani melalui program Transmigrasi. Upaya yang dilakukan penanganan
penduduk asal Jatigede melalui program transmigrasi perlu mendapat
dukungan dan sinergitas baik dari pemerintah Kabupaten Sumedang maupun
dari pemerintah pusat dan Provinsi Daerah Penempatan/Penerima;
(2) Terbatasnya kemampuan APBD untuk memenuhi kebijakan sharing
pembiayaan dalam penyelenggaraan ketransmigrasian. Upaya yang
dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 349
masyarakat jatigede bahwa alokasi ke wilayah Sumatera sangat terbatas dan
menginformasikan kepada mereka bahwa wilayah Timur memiliki prospek ke
depan yang sangat menjanjikan karena tanah wilayah Timur sangat subur
dan cocok untuk pertanian.
(3) Program Transmigrasi baik di Tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota di
Jawa Barat mengalami persoalan yang cukup komplek yang berdampak
kepada rendahnya kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan
Transmigrasi di Jawa Barat. Transmigrasi belum dipandang dapat
mensejahterakan masyarakat Jawa Barat, sehingga Jangka panjang,
membenahi sistem manajemen penyelenggaraan Transmigrasi berdasrkan
paradigma baru sesuai dengan kondisi lingkungan stratejik yang
berkembang.
9. URUSAN KEAGAMAAN
1) Program Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan Agama
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pelaksanaan STQ Tingkat Jawa Barat, Pembinaan dan
Pengiriman Kafilah STQ Jawa Barat dan Kontingen Festival Maulid
Nusantara ke Tingkat Nasional, yang dilaksanakan Biro Pelayanan
Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 3.944.790.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.
3.678.709.424,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
acara STQ tingkat Provinsi Jawa Barat; terbinanya kafilah STQ Jawa
Barat; terpilihnya Kafilah STQ Jawa Barat sebagai kafilah terbaik di
Tingkat Nasional; serta terpilihnya kontingen Festival Maulid Nusantara
Jawa Barat sebagai kontingen terbaik di Tingkat Nasional.
(2) Kegiatan Implementasi Pengamalan Agama melalui Safari Ramadhan
dan Tarling Gubernur, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial
Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 349.265.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya safari ramadhan di 4
wilayah; tarawih keliling di 6 lokasi; acara peringatan Nuzulul Qur’an;
serta terselenggaranya sholat tarawih di masjid Pakuan Bandung
sebanyak 30 kali, shalat idul fitri dan shalat idul adha dan sholat jumat
di masjid Ar Rosyid Pakuan sebanyak 52 kali.
(3) Kegiatan Tabligh Akbar Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan
Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 280.600.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 264.756.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terselenggaranya
acara Tabligh Akbar tingkat Provinsi Jawa Barat.
LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 350
2) Program Pembinaan Lembaga Sosial Keagamaan
a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan kepada Petugas Tim
Pemandu/Pemantau Haji Daerah (TPHD) Provinsi Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 402.252.500,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 398.283.500,- (99,01%) Hasil pelaksanaan
kegiatan adalah terbentuknya petugas Tim Pemandu/Pemantau Haji
Daerah di Jawa Barat sebanyak 89 orang.
(2) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pembangunan serta Pelayanan kepada
Organisasi/Lembaga Sosial Keagamaan di Jawa Barat, yang
dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa
Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.300.000,-, realisasi
anggaran sebesar Rp. 299.835.000,-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
terlayaninya organisasi/lembaga keagamaan di Kabupaten/Kota di Jawa
Barat.
(3) Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan dan Insentif Guru Madrasah Diniyah di
Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda
Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 736.472.993,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 721.387.000,-. Hasil
pelaksanaan kegiatan adalah tersedianya Keputusan Gubernur Jawa
Barat Nomor 978/kep.1197-Yansos/2011 tanggal 26 September 2011
tentang Bantuan Sosial untuk Fasilitasi Pemberdayaan dan Peningkatan
Kapasitas Guru Madrasah Diniyah, serta terselenggaranya
pemberdayaan guru madrasah di Jawa Barat.