lpmp sulsel dan pemprov sulsel kawal pendidikan maret ebuletin.pdfworkshop penyusunan peta ... lain:...

46
EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 1 |     Darwis Sasmedi Membangun Budaya Sekolah Meydiawati Teaching Listening Strategy: How To Help Your Students? Serah Terima Jabatan Kepala LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Muh. Nurhidayat Dukung Kemandirian Alutsista dari Mainan Kerajinan Mansur HR. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Mardin Andi Marhabang Pengelolaan Tenaga Pendidik dalam Era Otonomi Daerah

Upload: phamtruc

Post on 19-May-2018

234 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 1 | 

 

 

   

Darwis Sasmedi

Membangun Budaya Sekolah

Meydiawati

Teaching Listening Strategy: How To Help Your Students?

Serah Terima Jabatan Kepala

LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan

Muh. Nurhidayat

Dukung Kemandirian Alutsista dari Mainan Kerajinan

Mansur HR.

Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Mardin Andi Marhabang

Pengelolaan Tenaga Pendidik dalam Era Otonomi Daerah

Page 2: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 2 | 

 

   

PENGANTARREDAKSI

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang 

Maha  Kuasa  karena  atas  limpahan  karunia‐Nyalah 

kami  diberi  kesempatan  dan  kemampuan  untuk 

menerbitkan  tabloid  elektronik  ini  dengan  nama 

eBuletin.  Tabloid  ini  merupakan  sarana  publikasi 

resmi  Lembaga  Penjaminan  Mutu  Pendidikan 

(LPMP) Provinsi Sulawesi Selatan yang di dalamanya 

berisi tentang  informasi seputar kegiatan LPMP dan 

dunia pendidikan lainnya.  

eBuletin  ini  merupakan  tabloid  elektronik  yang 

dapat  diakses  dengan  membuka  website  resmi 

LPMP,  www.lpmpsulsel.net.  Pembaca  dapat 

mengunduh  tabloid  kami  tanpa  dipungut  biaya 

apapun,  Pembaca  juga  dapat  dengan  bebas 

menyalin artikel yang ada di dalamnya tetapi dengan 

tetap mencantumkan asal kutipan artikel tersebut.  

Demikian  pengantar  dari  kami  tim  redaksi,  semoga 

eBuletin  ini sangat bermanfaat untuk pembaca dan 

dunia pendidikan. 

TIMREDAKSI

Pembina/Penasehat:KepalaLPMPProvinsiSulsel

Pengarah:KabagUmum,KasubagT.U&R.T,

KasubagPerencanaandanPenganggaran,Kasi

PMP.

TimEditor:Dr.H.A.Rusdi,M.Pd,Drs.Syamsul

Alam,M.Pd,Drs.MuhammadHasri,M.Hum,Dr.

EndangAsriyantiA.S.,S.S.,M.Hum.

TimAdminPemuatan:ImranS.Kom,M.T.,Fahry

Sahid,MiftahAshari,S.Kom.,DaudAryaBangun

S.Kom.

TimHumas:BudhiSantoso,S.Sos,AgungSetyoB.,

S.Sos.,M.Si

Daftar Isi Serah Terima Jabatan Kepala LPMP Sulawesi Selatan Tahun 2016 ............................................... 3

Sosialisasi Flexible Learning dan Massive Open Online Course ........ 5

Temu Awal Pemeriksaan Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2015 ................................... 7

Capacity Building Pegawai LPMP Sulawesi Selatan ........................... 9

Workshop Penyusunan Peta Manajemen Resiko LPMP Sulawesi Selatan ......................... 13

Diklat Perencanaan dan Pengembangan Karir PNS LPMP Sulawesi Selatan ......................... 14

LPMP dan Pemprov Sulawesi Selatan Kawal Pendidikan Bersama ...................................... 17

Membangun Budaya Sekolah ..... 19

Teaching Listening Strategy: How To Help Your Students? ...... 24

Dukung Kemandirian Alutsista, Pria ini Buat Mainan .................... 30

Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran .............................. 33

Pengelolaan Tenaga Pendidik dalam Era Otonomi Daerah ......... 42

 

Page 3: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 3 | 

 

Serah Terima Jabatan Kepala LPMP Sulawesi Selatan Tahun 2016

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Surat Keputusan Nomor 111/MPK/RHS/KP/2016 

mengangkat Dr. H. Abdul Halim Muharram, M.Pd. sebagai Kepala LPMP Sulawesi Selatan. 

erah terima jabatanKepalaLPMPSulawesiSelatandilaksanakandiAula ILPMPSulawesiSelatanpadaTanggal13Februari2016.SerahterimajabatandariProf.Dr.H.M.WasirThalib,MSkepadaDr.H.AbdulHalimMuharramdisaksikanoleh

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) KementerianPendidikandanKebudayaanBapakHamidMuhammad,Ph.D.Dalamacarainijuga,turutdilaksanakan serah terima jabatan Kepala LPMP Sulawesi Tengah dari Dr. H. AbdulHalimMuharramkepadaMuhammadAskari,SH,M.Si.

Tarian tradisional bugis Makassar “Paduppa” menjadi pembuka dimulainya acarakegiatan serah terima jabatan yangdihadiri oleh seluruh pegawai dan dharmawanitaLPMPSulawesi Selatan,beberapapegawaiLPMPSulawesiTengahdanundangandariunsurPerguruanTinggi,DinasPendidikan,dantokohmasyarakat.

Setelah penandatangan berita acara serah terima jabatan, para pejabat lamamaupunpejabatyang lamamasing‐masingmendapatkesempatanuntukmenyampaikankesandanpesanselamamenjabatdanjabatanbaruyangakandiemban.

Sementara itu, Dirjen Dikdasmen, Dr. Hamid Muhammad dalam pengarahannyamenyampaikan ucapan terima kasih kepada pejabat lama kepala LPMP yang telahmengabdikandiridi lembagamasing‐masingdanucapanselamatkepadapejabatbaruyangakanmengembantugassebagaiKepalaLPMPyangsemakinberatkedepan.Beliaujuga berpesan kepada seluruh pejabat untuk mampu menjadi pemimpin yaitumenggerakkanorang lain,menjagakomunikasiyangbaikantaraatasandanbawahan,selalu mendengarkan suara staf/bawahannya, tidak terlena dengan suara indahnyasendiri,sehinggaakanterciptakeharmonisandidalamlembagaitusendiri.

Dr. Hamid Muhammad kembali menegaskan peran dan fungsi LPMP antara lainpemetaan dan peningkatan mutu pendidikan sekolah dalam mencapai 8 StandarNasionalPendidikan.Dari tugas tersebut,makaoutput yangdiharapkan adalah rapor

S

Page 4: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 4 | 

 

mutusetiapsekolahdiseluruhkabupaten/kotajenjangSD,SMP,SMA,danSMK,berapapersensekolahyang telahmencapaiSNP,danberapapeningkatan indexproduktifitasyangmengalamipeningkatandarisekolahbelumSNPmenjadiSNPsetiaptahun.“Tahun2016 ini akan kita jadikan sebagai baseline pemetaan, instrumennya sudah siap”tegasnya.

Dibagian lainpengarahannya,Dr.Hamid jugamenegaskanhalyangharusdi lakukanoleh LPMP yaitu melakukan fasilitasi dalam melatih guru melalui Pendidikan danPelatihan (Diklat)danmelakukanpemetaan fasilitasbelajardankondisi fisik sekolah,apakah sekolah yangdigunakan itu layak atau tidak layakuntukmenyele nggarakankegiatanbelajarmengajar.

“Kedepan, Tugas LPMP memang akan semakin besar dan berat” ucapnya. “Sekolahharus merasakan langsung kehadiran LPMP, jangan sampai masih ada guru yangbertanyaapaituLPMP.SebaliknyakitaberharapmerekaakanmengatakanuntungadaLPMP, sehingga sekolah kami sekarang menjadi lebih baik berkat bimbingan danbantuanLPMP”sambungnya.

Menurutbeliau,LPMPbahkanharus“melihat”apayangterjadidikelas,apakahsiswabetul‐betulmempelajari apa yangharus dipelajari. Sekolahharus dilihat satupersatudan tidak lagi mengandalkan penilaian berdasarkan hasil ujian nasional atau bentukevaluasi umum lainnya. Untuk tugas berat tersebut, LPMP harusmenjalin kerjasamadengan Dinas pendikan kabupaten/kota dan provinsi khususnya pengawas sekolah.“Tugas ini berat, LPMP tidak bisamengerjakannya sendiri. LPMP harus bekerja samadenganDinas pendidikan, khususnya pengawas” tegasnya. Beliau jugamenambahkanbahwa pendidikan di Indonesia mengalami kekurangan reading literacy dan minatmenulis, kebanyakan hanya budaya bicara sedangkan pendidikan dunia sekarangmengakui kepandaian seseorang denganmelihat tulisan yang dihasilkan, hal ini yangjugamerupakantantanganLPMPuntukmembangunminatbacadanmenulisparagurudananakdidiknya.Selainitu,tahun2016iniLPMPmemilikibeberapakegiatanantaralain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan, dan Sekolah garis depan(pelosok).(BahtiardanNursaidawatyA.)

 

 

   

Page 5: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 5 | 

 

Sosialisasi Flexible Learning dan Massive Open Online Course

Pendidikan bukanlah sesuatu yang tanpamasalah, dan untukmenyelesaikannya puntidak dapat oleh satu pihak saja namun harusmenjadi pola pikir dari banyak pihak,tetapibukanberartisemuapihakjugaikutmemutuskanmasalahpendidikanini.Karenajika semua ikut memutuskan maka betapa kisruhnya dunia pendidikan Indonesia.Banyak hal yang harus diselesaikan dalam tubuh pendidikan itu sendiri, terutamatuntutan atas peran strategis pendidikan sebagai suatu pranata sosial yang kuat danberwibawa untuk mewujudkan pencerdasan kehidupan bangsa, telah mendorongtumbuhnyaberbagaiinovasidalamsistempendidikan.

Untukitukitaharusbisamengembangkansistempendidikanyanglebihterbuka,lebihluwes,dandapatdiaksesolehsiapasajayangmemerlukantanpalokasi,kondisisosialekonomi, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Sistem tersebut juga mampumeningkatkan mutu pendidikan secara merata. Sistem pendidikan tersebut adalahsistempendidikanterbukaatausistembelajarjarakjauh,yangmerupakanbagiandarisistempendidikannasional.Sistembelajarjarakjauhadalahsuatumodelpembelajaranyang tidak terikat oleh segala peraturan yang mengikat seperti pada pendidikankonvensional.

Kondisi geografis negara Indonesia yang unik, serta perubahan yang besar dalamsistem pembangunan yang dipengaruhi oleh lingkungan secara globalmengharuskankita untukmengembangkan sistem pendidikan yang lebih terbuka, luwes, dan dapatdiakses oleh siapa saja yang memerlukan. Sistem yang perlu dikembangkan dalammemperluaskesempatanpendidikan,jugaharusberfungsisebagaiupayameningkatkanmutu pendidikan secara merata, meningkatkan relevansi pendidikan sesuai dengankebutuhan, danmeningkatkan efisiensi dalam penyelenggraan pendidikan. Salah satucara yang dapat digunakan dan dapat dikembangkan dalam memecahkan persoalantersebutadalahdenganmenerapkansistempendidikanjarakjauh,yangmanasistemtersebutmerupakansalahsatusubsistemdalampendidikannasional.

Page 6: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 6 | 

 

KunjunganDirekturSEAMOLEC(SEAMEORegionalOpenLearningCentre),BapakAbiSujak ke LPMP Sulawesi Selatan pada hari Rabu tanggal 3 Februari 2016 untukmensosialisasikan program dari SEAMOLEC yaitu FLEXIBLE LEARNING & MASSIVEOPENONLINE COURSE (MOOC). Program ini memanfaatkan Teknologi Informasi danKomunikasi (TIK) untuk memudahkan pembelajaran jarak jauh bagi siswa maupunumumyangberadadinegaramanapun.Prinsippembelajaraniniadalahmudahdiaksessecaraonline,murahdalambiaya,masal(massive)tidakadapembatasanpeserta,minatterhadap pelatihan sangat ditentukan oleh kompetensi yang spesifik dan menjawabkebutuhanpasarsertamampumeningkatkankompetensikeahliansesuaikebutuhan.

Sosialisasi ini dihadiri oleh pejabat struktural dan staf LPMP Sulawesi Selatan, KetuaIkatan Guru Indonesia, Perwakilan Kanwil Depag, dan lain lain. Bapak abimengemukakanbahwaprograminisangatmudahuntukdiaplikasikankesiswa,apalagijika sering menggunakan aplikasi jejaring sosial seperti facebook yang memudahkanuntuk mengakses dan model pembelajaran yang menganut sistem flexible learningdengankatalainprogrampembelajaraninidapatdiaksesdimanasaja,kapansajadanolehsiapasaja.

Untuk awal pelatihan ini dibutuhkan 60 orang dari LPMP Sulawesi Selatan danbeberapa guru inti untuk dilatih mengaplikasikan program ini selama 3 hari olehinstruktur dari SEAMOLEC, selanjutnya diharapkan peserta yang telah dilatih akanmengimbaskanilmunyakeguru‐gurudisekolah,danguruinilahyangakanmengajarisiswanyauntukmenggunakanprogramini.

Dengan adanya program ini diharapkan partisipasi dan kerjasama dari semua pihakuntuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia umumnya dan Provinsi SulawesiSelatanpadakhususnya.BesarharapankitauntukgurudansiswadiSulawesiSelatandapatmeningkatkan pengetahuannya dengan berbagi ilmu dengan siswa yang ada diindonesia maupun dari negara lain, sehingga tidak ada perbedaan pengetahuandiantaranya.(NursaidawatyA.)

Page 7: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 7 | 

 

Temu Awal Pemeriksaan Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2015 Tujuan temu awal ini untuk menginformasikan akan dilaksanakannya pemeriksaan LaporankeuanganKemendikbudtahunanggaran2015olehBPKyangbertujuanmelihatkesesuaianLKKeme ndikbud tahun 2015 dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), KecukupanpengungkapanLKKLKemndikbudtahun2015sesuaidenganpengungkapanyangdiaturdalamSAP,Kepatuhanterhadapperaturanperundang‐undanganterkaitdenganpelaporankeuangan,danefektivitassistempengendalianintern.

Lingkup pemeriksaanmeliputi pemeriksaandilakukan atas LKKemdikbud TA2015 dankekayaan negara lainnya yang termasukdalamkeuangannegara sebagaimanadiaturdalam pasal 2 undang‐undang nomor 17tahun 2003 tentang keuangan negara.Sasaran pemeriksaan adalah pengujian atasakun‐akun dan saldo yang disajikan dalamnerca serta transaksi‐transaksi pada LRAdengan pertimbangan materialitas sebesar3% dari total realisasi belanja berdasarkanLKKemendikbud tahun2015, dengan fokuspada seluruhakunneracadanLRA, laporanoperasionaldanlaporanperubahanekuitas.

Fokuspemeriksaan:a.perubahanpenerapansistemakuntansiberbasisKasmenujuakrualkebasis akrual; b. pemisahanDitjenDikti sejakpembentukankabinetkerjabulanOktober2014dari Kemendikbud ke Kementerian Ristek dan DIKTI beserta dampaknya terhadap laporankeuangan; c. kemendikbud mengalami perubahan struktur organisasi internal antara lainlikuidasi3uniteselon1sehinggasatkerdibawahnyaberpindah/bergabungkesatkereselon1yanglainbesertadampaknyaterhadaplaporankeuangan;d.Bansospadakemendikbudtahun2015 sebesar 63,53%dari total anggaran danberdasarkanPMKno. 168 tahun 2015 tentangmekanismepelaksanaananggaranbantuanpemerintahbahwabelanjabansosberalihdariMAK57 (belanja bansos) ke MAK 52 (belanja barang) beserta berdampaknya terhadap laporankeuangan.

Pada hari Selasa, 9 Februari 2016 diadakan temu awal BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)denganLPMPSulawesiSelatan,LP3TKKPTKGowa,BalaiArkeologi,BPPAUDNIReg. III,BalaiPelestarian Cagar Budaya, Balai Pelestarian Nilai Budaya, Balai Bahasa, dan Satker penerimaDekon.PertemuaninidilaksanakandiruangAula1lantai2LPMPSulawesiSelatan.

Page 8: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 8 | 

 

Tujuan temu awal ini untuk menginformasikan akan dilaksanakannya pemeriksaan LaporankeuanganKemendikbudtahunanggaran2015olehBPKyangbertujuanmelihatkesesuaianLKKeme ndikbud tahun 2015 dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Kecukupanpengungkapan LKKL Kemendikbud tahun 2015 sesuai den gan pengungkapan yang diaturdalam SAP, Kepatuhan terhadap peraturan perundang‐undangan terkait dengan pelaporankeuangan,danefektivitassistempengendalianintern.

Lingkup pemeriksaan meliputi pemeriksaan dilakukan atas LK Kemendikbud TA 2015 dankekayaan negara lainnya yang termasuk dalam keuangan negara sebagaimana diatur dalampasal2undang‐undangnomor17tahun2003tentangkeuangannegara.Sasaranpemeriksaanadalah pengujian atas akun‐akun dan saldo yang disajikan dalam neraca serta transaksi‐transaksi padaLRAdenganpertimbanganmaterialitas sebesar3%dari total realisasi belanjaberdasarkanLKKemendikbud tahun2015, dengan fokuspada seluruhakunneracadanLRA,laporanoperasionaldanlaporanperubahanekuitas.

Fokuspemeriksaan:a.perubahanpenerapansistemakuntansiberbasisKasmenujuakrualkebasis akrual;b. pemisahanDitjenDikti sejakpembentukankabinetkerja bulanOktober2014dari Kemendikbud ke Kementerian Ristek dan DIKTI beserta dampaknya terhadap laporankeuangan; c. kemendikbud mengalami perubahan struktur organisasi internal antara lainlikuidasi3uniteselon1sehinggasatkerdibawahnyaberpindah/bergabungkesatkereselon1yanglainbesertadampaknyaterhadaplaporankeuangan;d.Bansospadakemendikbudtahun2015 sebesar 63,53%dari total anggaran danberdasarkanPMKno. 168 tahun2015 tentangmekanismepelaksanaananggaranbantuanpemerintahbahwabelanjabansosberalihdariMAK57 (belanja bansos) ke MAK 52 (belanja barang) beserta berdampaknya terhadap laporankeuangan.(NursaidawatyA.)

Page 9: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 9 | 

 

Capacity Building Pegawai LPMP Sulawesi Selatan

alamrangkamemenuhikewajibanpegawaiuntuk menyusun sasaran kerjaberdasarkan jabatan

yang diampuh dimanasasaran kerjapegawai tersebutmerupakankontrak kerjaantarabawahandanatasan, maka LPMPSulawesi Selatanmengadakan CapacityBuilding pada tanggal 25s.d. 27 Februari 2016 diHotelWisata Pantai Galesong, Desa Sampulungan, Kec. Galesong Utara, Kab. Takalar. DenganadanyaperalihanunitutamaLPMPdariBPSDMPK&PMPkeDitjenDikdasmenmengakibatkanperubahanpadaaplikasie‐SKPyangdigunakandariaplikasiSKPyangberasaldariBPSDMPK&PMP telah dihentikan tahun 2015 dan beralih ke aplikasi e‐SKP yang dikeluarkan oleh BiroKepegawaianKemendikbud.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan berproduktivitas, motivasi danketerampilan pegawai dalam pengembangan dan membangun kemampuanpersonal, sertameningkatkanpengetahuandanpemahamanpegawaitentangaplikasie‐SKPBiroKepegawaianKemendikbud.Acaradimulaipadaharikamis(25/02/16)pukul17.00sore,dibukaolehKepalaLPMPSulawesiSelatan,Dr.H.AbdulHalimMuharram,M.Pd.,dalamacarapembukaaniataninidilaksanakanuntukmengawalikegiatanditahun2016,namunsebelummemulaisebaiknyakitamembangun komitmen dan semangat kerja yang tinggi agar apa yang kita kerjakan tidakmenjadi sebuah beban yang sangat berat sehingga membuat kitaengganuntukmelirikapalagimengerjakannya.

“LPMP SulawesiSelatan adalahsebuah lembagayangbesar,lembagayang besar

D

Page 10: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 10 | 

 

membutuhkan semangatyangbesaruntukmemulai sesuatu yangbesar....lembagayangbesarharus dikawal dengan orang‐orang yang mempunyai komitmen yang tinggi dalammelaksanakantugaskedinasan,baikituPNSmaupunNonPNS...,dibutuhkansalingpengertiandiantarakita,untukbersama‐samamembangundanmengembalikankejayaanLPMPSulawesiSelatan seperti pada tahun 2005 sebagai LPMP yang berjaya dibidang IT dan pelan‐pelanmenghapuspredikatsebagaiLPMPterburukkebersihannya...”ulasanbeliaudalammemotivasiseluruh pegawai LPMP Sulawesi Selatan. Keinginan beliau juga adalahmenarikminat orang‐orang diluar lingkungan LPMP Sulawesi Selatan untuk datang berkunjung ke LPMP denganmemberikan keramah‐tamahan dan keamanan kepada setiap tamu yang datang, hal ini bisadimulaidariparasecuritykitakemudianberlanjutkesetiapbagian.Untukmembedakantamudanpegawaihendaknyaseluruhpegawaimenggunakanid‐card.

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipildisampaikan Kepala Bagian Umum LPMP Sulawesi Selatan, Bapak Drs. Suardi B., M.Pdmemaparkan antara lain tentang Kewajiban, Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin, JenisPelanggaran,dansegalaperaturan yangmengikatPNSdalammelaksanakantugaskedinasan.Hendaknya seluruh pegawai LPMP Sulawesi Selatan melaksanakan tugas dengan sebaik‐baiknyasesuaidengansumpahdanaturanyangberlakusehinggaakanmeminimalisir tingkatpelanggarandanhukumandisiplindikalanganPNSLPMPSulawesiSelatan.

ElektronikSasaranKerjaPegawai

AplikasiElektronikSasaranKerjaPegawaiyangdisingkatdengan e‐SKP digunakan untuk mencatat rencana kerja,realisasi kerja dan menghitung kinerja dari seorangpegawai dalam jabatan yang diampunya. Sesuai yangdikemukakanolehbapakSalehSaripuddin,S.KomdariBiroKepegawaian Kementerian Pendidikan dan kebudayaanbahwa Proses perhitungan realisasi SKP mengacu padaPeraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentangPenilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil yangKetentuanPelaksanaannyadiaturdalamPeraturanKepalaBadan Kepegawaian Nomor 1 Tahun 2013. SedangkanPeraturan Pemerintah no. 107 mengatur tentang disiplinkehadiranpegawaitepatdatangtepatpulang.

Aplikasi SKPdapat diaksesmenggunakanwebbrowser seperti internet explorer, firefox, dancrhom pada laman http://skp.sdm.kemdikbud.go.id. Atau http://118.98.234.94/skpbaruPegawaiyangdapatmenggunakanaplikasiSKPadalahCPNS/PNSyangtercatatdalamdatabasekepegawaianKementerianPendidikandanKebudayaan.Untukmelakukanpembaruandatabasekepegawaiantersebutdapatdilakukanolehuserdaripengelolakepegawaiandimasing‐masingunitkerjayangditunjukmelaluilamanhttp://data.sdm.kemdikbud.go.id.

Page 11: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 11 | 

 

Keterangan:

Pegawaimelakukanloginpadaaplikasie‐SKPdenganmenggunakanNIPdanPassword(standarpasswordadalahskp12345)kemudianmengisiRencanaSKP(Kuantitas,Kualitas,Waktu,Biaya,AK), mengisi Target Bulanan dari Rencana SKP, mencetak Rencana SKP, Hasil cetakandisampaikan kepada Atasan Langsung untuk mendapatkan persetujuan terhadap RencanaSasaranKerjaPegawaiyangtelahdisusun,PersetujuandilakukanolehAtasanlangsungdengancara menandatangani Rencana SKP dan memberikan persetujuan secara elektronik melaluiAplikasi SKP, Setelah mendapatkan persetujuan secara elektronik pegawai tidak dapat lagimerubahSKPyang telahditetapkan,UntukmerubahSKPyang telahdisetujui, pegawaiharusmengajukan perubahan kepada atasan langsung untuk dilakukan perubahan (pembatalanpersetujuan) sampai pegawai mengajukan Rencana SKP yang baru, Sepanjang Rencana SKPbelum disetujui oleh atasan langsung, maka pegawai tidak dapat memasukkan data laporanhasil pekerjaan pada realisasi rencana SKP. Nilai Kinerja Formulir Realisasi Sasaran KerjaPegawaiakanbertambahsetelahlaporanrealisasiSKPdisetujuiolehatasanmelaluiaplikasie‐SKP,LaporanRealisasiSKP,baikyangdisetujuimaupuntidakolehatasanakantercatatdalamlaporanrealisasipegawai.

Pada aplikasi e‐SKP ini tidak ada upload dan download dokumen namun pegawai tetapmengumpulkan bukti fisik dan pencatatan kinerja kemudian membuat summary (ringkasanlaporan)dalamsetahun.

DinamikaKelompok

Selainmengikutimateri dalamkelas, terdapatmateri di luar kelas yaituDinamikaKelompokyang diikuti oleh seluruh pegawai LPMP Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan secaraberkelompok yang bertujuan meningkatkan nilai kerjasama kelompok, meningkatkan prosesinteraksi antara anggota kelompok, meningkatkan produktivitas anggota kelompok,mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik dan lebih maju dan meningkatkankesejahteraan hidup anggotanya. Diharapkan denganmengikuti kegiatan ini seluruh pegawai

Page 12: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 12 | 

 

LPMP Sulawesi Selatan dapat menjalin kerjasama yang baik dalam membangun lembaga,memikirkan bersama‐sama segala permasalahan yang dialami lembaga sehingga dapatdiperolehpemecahannyadengancepat,efektifdanefisien.

Page 13: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 13 | 

 

Workshop Penyusunan Peta Manajemen Resiko LPMP Sulawesi Selatan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan(LPMP)SulawesiSelatanmenyelenggarakanWorkshop Penyusunan Manajemen Risikodi Hotel Singgasana, tanggal 3 s.d. 5Maret2016. Workshop ini diikuti oleh 80 orangpesertaPegawaiNegeriSipil (PNS),dengansebaran perwakilan dari subbagian/seksi,yangterdiridariUnsurPimpinandanstafdilingkunganLPMPSulawesiSelatan.

Tujuan Workshop Penyusunan Manajemen Resiko ini antara lain agar staf danpimpinan dapat memahami pentingnya manajemen resiko khususnya dalampelaksanaan program prioritas lembaga; mengidentifikasi keberadaan dan penyebabmunculnya resiko dalam pelaksanaan program prioritas lembaga; melakukanpenanganan dan pengendalian terhadap resiko yang muncul, serta upayapendanaannya; dan menyusun atau membuat peta resiko dari program prioritaslembaga.

HasilyangdiharapkandariWorkshopiniantaralainadalahStafdanpimpinanmemilikipemahaman tentangmanajemenresiko,mampumengidentifikasi,danmengendalikanresiko program prioritas lembaga dan membuat atau menyusun Peta Resiko dariprogramprioritaslembaga.

Narasumberyangmenjadifasilitatordalamkegiataninisebanyak5orang,terdiridaripejabat eselon (Kepala LPMP), dengan materi Kebijakan dan Program Lembaga;NarasumberDaerahdanNarasumberPusatyangmemandupesertadalampenyusunanpetaresiko.

Berikutmateriyangdisampaikandalamworkshoptersebut:

MATERI NARASUMBER/FASILITATOR

Pembukaan/Kebijakan&ProgramPrioritasLPMPProv.SulselT.A.2016

KepalaLPMPProv.Sulsel(Drs.H.Abd.HalimMuharram,M.Pd.)

AnalisisResiko,StandardanKerangkaKerjaManajemenResiko,danIdentifikasiResiko

EkoHeryWinarno,Ak,MAP,CA

SistemPengendalianInstansiPemerintah(SPIP) Dr.SofyanSyafar,S.Sos.,M.Si.

PenyusunanPetaResikoProgramPrioritasLPMPProv.Sulsel

Drs.MaralusPanggabean,SE,SH,M.Sc

(Bahtiar)

Page 14: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 14 | 

 

Diklat Perencanaan dan Pengembangan Karir PNS LPMP Sulawesi Selatan

Salah satu narasumber, bapak Drs. Suyadi, M.Ed Setditjen Dikdasmen mengatakanbahwa pegawai yang akan melanjutkan pendidikan hendaknya memperhatikanintegritas dari Universitas yang akan dijadikan tempat belajar dan segera mengurussuratijinbelajaratautugasbelajar.Begitupuladalambekerjahendaknyabekerjadalamsatu tim yang solid, ketika salah satu teman tidak bisa hadir dan sementara sedangmengerjakan suatu pekerjaan maka rekan satu timnya yang harus membantumenyelesaikan pekerjaan tersebut sehingga tidak ada penundaan pekerjaan danpelayanan pun tetap berjalan dengan baik. Absensi dilengkapi dengan baik dandiberengi dengan kinerja yang baik pula, tidak hanya datang pagi dan sore sajaistilahnya704datangpukul7pagisiangmenghilangdandatangkembalipadapukul4soreuntukceklok,namunmemaksimalkankinerjadari jam7.30sampaidengan16.00setiaphari.

ParapesertadiberikanpengetahuantentangManajemenSDMStrategikdanManajemenKarirberdasarkanUUASN(AparaturSipilNegara)dalamrangkamewujudkansistempemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance) serta mewujudkanpelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas tentunya perlu didukungadanyanSumberDayaManusia(SDM)aparaturkhususnyaPegawaiNegeriSipil(PNS)yangprofesional,bertanggungjawab,adil,jujurdankompetendalambidangnya.Dengankata lain, PNS dalam menjalankan tugas tentunya harus berdasarkan padaprofesionalismedankompetensisesuaikualifikasibidangilmuyangdimilikinya.

UntukmewujudkanSDMaparatur (PNS)yangprofesionaldanberkompetensidenganpembinaankarirPNSyangdilaksanakan atasdasarperpaduan antara sistemprestasikerja dan karir,maka pengembangan SDM aparatur berbasis kompetensimerupakan

Page 15: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 15 | 

 

suatukeharusanagarorganisasi(birokrasi)dapatmewujudkankinerjayanglebihbaikdanmemberikanpelayananpublikyangterbaik.

PengembangankariryangdilaksanakandandikembangkanpadaSDM aparatur (PNS) adalah melalui pembinaan karir danpenilaian sistem prestasi kerja. Sistem karir pada umumnyamelalui kenaikan pangkat, mutasi jabatan serta promosi.Pengembangan karir bukan sekedar promosi ke jabatan yanglebih tinggi, melainkan pegawai mengalami kemajuan dalambekerja,adanyakepuasandalamjabatanyangdipercayakansertameningkatnyaketerampilanpegawai.

SelainUUASNparapesertajugadiajakolehPraktisiPsikologi,ibufauziahZulfitriuntukmeningkatkanmotivasi kerja dan bersemangat dalammeraih prestasi dalambekerja.Diperlukan tiga hal untukmemotivasi diri kita yaitu kekuatan untukmemotivasi dirikita, diperlukan tujuan dalam hidup kita, dan dilakukan secara terus menerus sertapantangmenyerahdalammenghadapi kegagalan. “Anda tidak akanmenjadi apayangandainginkan,jikaandatetapmenjadisepertiyangsekarang....”,katakuncinyaadalahBERUBAH.

Mudah‐mudahandengan adanyakegiatan ini pesertapegawai LPMPSulawesi Selatandapat menambah pengetahuannya tentang UU ASN dan dapat mengembangkankarirnyasesuaidenganpolakarirPNSyangberlakusertameningkatnyamotivasikerjapegawaiLPMPSulawesiSelatansehinggasemakinterampildanmampumelaksanakansegalatanggungjawabnyadenganbaik.

LPMPSulawesi Selatanmengadakan kegiatanDiklat PerencanaandanPengembanganKarir PNS untuk memberikan pengetahuan kepada pegawai tentang pengembangankarir ASN dan meningkatkan motivasi kerja pada pegawai. Sehingga diharapkanpegawaimempunyaipersamaanpersepsitentanghakdankewajibandansyarat‐syaratdalam pengembangan karir dan akan menjadi acuan pegawai dalam rencanapengembangankarirnyasesuaidenganpolakarirPNSyangberlaku.

Kegiataniniberlangsungpadatanggal24s.d.26Maret2016diAula1LPMPSulawesiSelatan.Polapembelajaranyaitupemaparanolehnarasumberyangdilengkapidengantanya jawab dan praktek. Materi yang diberikan pada kegiatan ini sangat menarikantaralainManajemenKarirASN,MotivasiBerprestasidanManajemenSDMStrategik.

Salah satu narasumber, bapak Drs. Suyadi, M.Ed Setditjen Dikdasmen mengatakanbahwa pegawai yang akan melanjutkan pendidikan hendaknya memperhatikanintegritas dari Universitas yang akan dijadikan tempat belajar dan segera mengurussuratijinbelajaratautugasbelajar.Begitupuladalambekerjahendaknyabekerjadalamsatu tim yang solid, ketika salah satu teman tidak bisa hadir dan sementara sedangmengerjakan suatu pekerjaan maka rekan satu timnya yang harus membantumenyelesaikan pekerjaan tersebut sehingga tidak ada penundaan pekerjaan danpelayanan pun tetap berjalan dengan baik. Absensi dilengkapi dengan baik dandiberengi dengan kinerja yang baik pula, tidak hanya datang pagi dan sore sajaistilahnya704datangpukul7pagisiangmenghilangdandatangkembalipadapukul4soreuntukceklok,namunmemaksimalkankinerjadari jam7.30sampaidengan16.00setiaphari.

Page 16: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 16 | 

 

ParapesertadiberikanpengetahuantentangManajemenSDMStrategikdanManajemenKarirberdasarkanUUASN(AparaturSipilNegara)dalamrangkamewujudkansistempemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance) serta mewujudkanpelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas tentunya perlu didukungadanyanSumberDayaManusia(SDM)aparaturkhususnyaPegawaiNegeriSipil(PNS)yangprofesional,bertanggungjawab,adil,jujurdankompetendalambidangnya.Dengankata lain, PNS dalam menjalankan tugas tentunya harus berdasarkan padaprofesionalismedankompetensisesuaikualifikasibidangilmuyangdimilikinya.

UntukmewujudkanSDMaparatur (PNS)yangprofesionaldanberkompetensidenganpembinaankarirPNSyangdilaksanakan atasdasarperpaduan antara sistemprestasikerja dan karir,maka pengembangan SDM aparatur berbasis kompetensimerupakansuatukeharusanagarorganisasi(birokrasi)dapatmewujudkankinerjayanglebihbaikdanmemberikanpelayananpublikyangterbaik.

PengembangankariryangdilaksanakandandikembangkanpadaSDMaparatur (PNS)adalahmelaluipembinaankarirdanpenilaiansistemprestasikerja.Sistemkarirpadaumumnya melalui kenaikan pangkat, mutasi jabatan serta promosi. Pengembangankarir bukan sekedar promosi ke jabatan yang lebih tinggi, melainkan pegawaimengalami kemajuan dalam bekerja, adanya kepuasan dalam jabatan yangdipercayakansertameningkatnyaketerampilanpegawai.

SelainUUASNparapesertajugadiajakolehPraktisiPsikologi,ibufauziahZulfitriuntukmeningkatkanmotivasi kerja dan bersemangat dalammeraih prestasi dalambekerja.Diperlukan tiga hal untukmemotivasi diri kita yaitu kekuatan untukmemotivasi dirikita, diperlukan tujuan dalam hidup kita, dan dilakukan secara terus menerus sertapantangmenyerahdalammenghadapi kegagalan. “Anda tidak akanmenjadi apayangandainginkan,jikaandatetapmenjadisepertiyangsekarang....”,katakuncinyaadalahberubah.(NursaidawatyA.)

Page 17: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 17 | 

 

LPMP dan Pemprov Sulawesi Selatan Kawal Pendidikan Bersama

Pendidikan merupakan gerbang menuju kehidupan yang lebih baik. Denganmemperjuangkanhal‐halterkecilhinggahal‐halterbesaryangnormalnyaakandilewatiolehsetiapmanusia.SepertiitulahyangdilontarkanGubernurSulawesiSelatan,SyahrulYasinLimpokepadaLembagaPenjaminanMutuPendidikan(LPMP)Sulsel.

"Masalahpendidikan itukankewajiban. Jadisemuapihakharusberkontribusikarenabangsa ini bisa lebihbaikkalaupendidikannya itubaik. Salah satu caramemperbaikiIndonesia itu dengan menghasilkan orang pintar," Jelas Syahrul di Ruang KerjaGubernur,Senin(28/3/2016).

Dalamkunjungannya,HalimMuharrammengungkapkankalaumaksuddan tujuannyauntuk bersua dengan Gubernur adalah tidak lain untuk meminta wejangan ataupetunjukdariPemprovSulselsebelummengimplementasikanprogram,yangkemudianakanditerjemahkanuntukmengawalmutupendidikan.

"Tujuannya,supayaLPMPdanPemprovSulselberadapadasaturel.Sehingga,capaianprogrambisa cepat dan tepat sasaran. Saya juga akanminta sarandanmasukandariberbagai stakeholder dan satuan pendidikan, bagaimana mengawal kualitaspendidikan,"ujarHalimMuharram,selakuKepalaLPMPSulsel.

Page 18: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 18 | 

 

Pendidikan juga adalah bekal untuk mengejar semua yang menjadi target olehseseorangdalamkehidupannyasehinggatanpapendidikan,makalogikanyasemuayangdiimpikannyaakanmenjadisangatsulituntukdapatdiwujudkan.

"Kitaharuskejarketertinggalankita.Makadariitusayatitipkan,apalagiLPMPadalahlabel.SayaakansupportdanberadadibelakangLPMP.Harapansayabesarsekalisamakita,kalauadakendalaharapsampaikansamasaya,"tuturSyahrul.

Syahruljugamenambahkanagartenagapendidikbetul‐betulditanganidenganserius,danSyahrulsiapjikadiundangdalamkegiatanyangbersangkutandenganpendidikan."Guru‐gurukitamendapatsaingandariteknologi.Bapakharusmerapatsamasaya,kitamasihbisabicarakanbanyakhalmengenaipendidikan.Sayasiap,pertemukansayadanundangsaya,"tegasSyahrul.

Pendidikan merupakan gerbang menuju kehidupan yang lebih baik. Denganmemperjuangkanhal‐halterkecilhinggahal‐halterbesaryangnormalnyaakandilewatiolehsetiapmanusia.SepertiitulahyangdilontarkanGubernurSulawesiSelatan,SyahrulYasinLimpokepadaLembagaPenjaminanMutuPendidikan(LPMP)Sulsel.

"Masalahpendidikan itukankewajiban. Jadi semuapihakharusberkontribusikarenabangsa ini bisa lebih baik kalaupendidikannya itubaik. Salah satu caramemperbaikiIndonesia itu dengan menghasilkan orang pintar," Jelas Syahrul di Ruang KerjaGubernur,Senin(28/3/2016).

Dalamkunjungannya,HalimMuharrammengungkapkankalaumaksuddan tujuannyauntuk bersua dengan Gubernur adalah tidak lain untuk meminta wejangan ataupetunjukdariPemprovSulselsebelummengimplementasikanprogram,yangkemudianakanditerjemahkanuntukmengawalmutupendidikan.

"Tujuannya,supayaLPMPdanPemprovSulselberadapadasaturel.Sehingga,capaianprogrambisa cepat dan tepat sasaran serta terukur. Saya juga akanminta saran danmasukan dari berbagai stakeholder dan satuan pendidikan, bagaimana mengawalkualitaspendidikan,"ujarHalimMuharram,selakuKepalaLPMPSulsel.

Pendidikan juga adalah bekal untuk mengejar semua yang menjadi target olehseseorangdalamkehidupannyasehinggatanpapendidikan,makalogikanyasemuayangdiimpikannyaakanmenjadisangatsulituntukdapatdiwujudkan.

"Kitaharuskejarketertinggalankita.Makadari itusayatitipkan,apalagiLPMPadalahlabel.SayaakansupportdanberadadibelakangLPMP.Harapansayabesarsekalisamakita,kalauadakendalaharapsampaikansamasaya,"tuturSyahrul.

Syahrul jugamenambahkanagar tenagapendidikbetul‐betulditanganidenganserius,danSyahrulsiapjikadiundangdalamkegiatanyangbersangkutandenganpendidikan."Guru‐gurukitamendapatsaingandariteknologi.Bapakharusmerapatsamasaya,kitamasihbisabicarakanbanyakhalmengenaipendidikan.Sayasiap,pertemukansayadanundangsaya,"tegasSyahrul.(ArisApriadiSaputra)

Page 19: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 19 | 

 

Membangun Budaya Sekolah

DarwisSasmediWidyaiswaraLPMPSulawesiSelatan

embangun budaya sekolah sangat penting dilakukan demi meningkatkan mutupendidikan. Dalam membangun budaya sekolah tersebut, kepala sekolah bertugasmengembangkan kondisi sekolah dan kelas yang kondusif. Kondisi itumemerlukan

komunikasidaninteraksiyangyangsehatantarakepalasekolahdengansiswa,guru,staf,orangtuasiswa,masyarakat,danpemerintah.

Belumsemuasekolahmemahamipentingnyabudayasekolah.Haliniterlihatpadafaktabahwabelumsemuasekolahmemilikiprogrampengembangannya.Kondisiiniterjadikarenasebagiankepala sekolah belum memahami dan dan terampil dalam merencanakan, melaksanakanpengembangan,danmengukurefektivitaspengembanganbudayasekolah.Halitutidakberartikepala sekolah tidak memperhatikan pengembangannya. Pada kenyataannya banyak kepalasekolah yang sangat memperhatian akan pentingnya membangun suasana sekolah, suasanakelas,membangunhubunganyangharmonisuntukmenunjangterbentuknyanorma,keyakinan,sikap,karakter,danmotifberprestasi sehingga tumbuhmenjadisikapberpikirwargasekolahyang positif. Hanya saja kenyataan itu sering tidak tampak pada dokumen programpengembanganbudaya.

Budayasekolahsangateratkaitanyadenganpembentukansuasanasekolahyangkondusifdandiarahkan pada elemen perubahan kurikulum 2013, antara lain: (1) pembelajaran yangberpusatpadasiswa,dimanasiswaberinteraksi,beragumen,berdebat,danberkolaborasi; (2)pembelajaran interkatif, yaitu guru berusaha membuat kelas semenarik mungkin denganmenggunakan pendekatan tematik integratif, sains, kontekstual yang terencana; (3)pembelajarandalamkonteksjejaring,dimanasiswamenimbailmudariberbagaisumber;darisiapa saja, darimana saja, dari internet, dari perpustakaan sekolah, dari hasil praktik di luarkelas,daripraktikdidalamkelas,daripengalamanteman‐teman,daripengalamanorang‐orang

M

Page 20: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 20 | 

 

sukses; dan (4) pembelajaran siswa aktif, dimana gurumemfasilitasi siswa aktif dengan caramerumuskanberbagaipertanyaanyanginginmerekacarijawabannya.

PengertianBudayaSekolah

Kebudayaan menurut Koetjaraningkatdalam Kemdikbud (2013) merupakankeseluruhan sistem gagasan, tindakan, danhasil karya manusia dalam rangkakehidupan masyarakat yang dijadikanmiliknya melalui belajar. Penyebaran danperkembangannya berproses seiringdengan perkembangan kehidupan. Stolpdan Smith (1994 ) menyatakan budayasekolah pun perkembangan bersamaandengan sejarah sekolah. Wujudnya dalambentuk norma, nilai‐nilai, keyakinan, tataupacara,ritual,tradisi,mitosyangdipahamioleh seluruh warga sekolah. Karenaperbedaan tingkat keyakinan, norma, dannilai‐nilaiyangdiyakiniolehwargasekolahtelah menyebabkan sekolah miliki tradisiberbeda‐beda.

Data menunjukkan meskipun terdapatbeberapa sekolah yang memiliki sumberkeungan yang sama besar, namunpenampilan fisik dan prestasinya dapatbeda. Lebih dari itu, bisa terjadi sekolahdalam satu kompleks, didukung denganlingkungan masyarakat yang sama, latarbelakang pendidikan kepala sekolah danguru‐gurunya sama, namun karenamemiliki budaya sekolah yang berbeda,iklimmaupunartefaksekolahpunberbeda,maka prestasinya menjadi berbeda.Perbedaan tersebut dipengaruhi olehpemahaman dan kepatuhanwarga sekolahterhadap norma, nilai‐nilai, dan keyakinanyangmerekajunjung.Makinkuatkeyakinandan kepatuhanwarga terhadapnormadannilai‐nilai semakin tinggi pulaketerikatannya pada sekolahnya, semakinbesarrasamemilikisekolahnya,danmakinkuatmotifbelajarnya.

Homer Dixon dalam kemdikbud (2013)menyatakan bahwa kepala sekolah

menghadapi tantangan dalam mengelolamasalah yang makin kompleks.Ketidakpastianmenyebabkan krisis datangtanpa aba‐aba. Daya kendalinya selalumemerlukan dukungan pemikiran yanghandal. Gelombang masalah yang datangselalu berbeda. Karena itu, kepala sekolahharus selalu membaharui idenya secarainovatif untuk mendukung kebijakan dantindakanyangefektifataumencapaitujuan.

Tantangan utama kepala sekolah dalammengembangkan budaya sekolah adalahmembangunsuasanasekolahyangkondusifmelalui pengembangan komunikasi daninteraksi yang sehat antara kepala sekolahdengan siswa, guru‐guru, staf, orang tuasiswa, masyarakat, dan pemerintah.Komunikasi dan interaksi yang sehatmemilki dua indikator yaitu tingkatkeseringan dan kedalaman materi yangdibahas. Di samping itu, kepala sekolahperlu mengembangkan komunikasi multiarah untuk mengintegrasikan seluruhsumberdayasecaraoptimal.

Dalammembangunbudayasekolah, kepalasekolah bertugas mengembangkan kondisisekolah yang kondusif dan kelas yangkondusif. Kondisi itu memerlukankomunikasi dan interaksi antara kepalasekolah dengan guru, orang tua siswa, stafdan siswa harmonis. Kerja sama yang baiksemua pihak diharapkan dapat menunjangpengembangan interaksi yang positifmenumbuhkan pola pikir dan pola tindakdalam bentuk terhadap norma, nilai‐nilaiyang sekolah junjung. Di samping itu,diharapkanpuladengandukungan sekolahyangkondusifparapemangkukepentinganmemiliki keyakinan bahwa sekolahnyadapatmewujudkanprestasi terbaikkarenaditunjang dengan motif berprestasi yangtinggi.

Page 21: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 21 | 

 

Kepala sekolah harus mampu mengelolasumber daya yang sekolah miliki secaraefektif dalam menjamin terwujudnyakeunggulan pemenuhan standarkompetensi lulusan pada implementasikurikulum 2013 melalui pembangunanbudayasekolah.Kepalasekolahmempunyaitiga tugas utama dalam membangunbudayasekolah,yaitu:(1)mengembangkankeharmonisan hubungan yangdirealisasikan dalam komunikasi,kolaborasiuntukmeningkatkanpartisipasi;(2) mengembangkan keamanan baiksecarapsikologis,visi,sosial,dankeamanankultural.Sekolahmenjagaagarsetiapwargasekolah kerasan dalam komunitasnya; dan(3) mengembangkan lingkungan sekolahyangagamis, lingkungan fisik sekolahyangbersih, indah, dan nyaman,mengembangkan lingkungan sekolah yangkondusif secara akademik. Guru dan siswamemilikimotifberprestasi sertakeyakinanyang tinggi untuk mencapai target belajaryang bernilai dengan suasana yangberdisiplindankompetitif.

Untuk mendukung pengembangan budayasekolah, kepala sekolah hendaknyamemperhatikan kemampuan diri dalammengendalikan kepribadian, prilaku, dansikap kepemimpinan kepala sekolah yangmendukung sehingga semua pihak dapatmenjaga harmoni kerja sama yang baik.Keterampilan lain yang diperlukan adalahmembangun kreasi dalam memberikanpelayanan agar memenuhi harapan semuapihak.Halinimerupakanbagianterpentingdalam kepemimpinan (Celtus R Bulach,2011).

Tinggi rendahnya semangat kerja sama,kepatuhan terhadap norma atau nilai‐nilaiyang baik, kebiasaan baik, kayakinan yangtinggi, motif berprestasi guru dan siswasangat bergantung pada karakterkepemimpinan kepala sekolah. Dalammenunjangpengembanganbudayasekolah,

Fullan (2001) menyatakan bahwa kepalasekolah hendaknya menegakkan limaprinsip, yaitu (1) selalu berorientasi padapencapain tujuan; mengembangkan visidengan jelas dan kandungannya menjadimilik bersama; (2) menerapkankepemimpinan partisipatif denganmemperluas peran pendidik dalampengambilan keputusan; (3) berperansebagai kepala sekolah yang inovatifdengan meningkatkan keyakinan bahwapendidik dapat mengembangkan prilakuyang mendukung perubahan; (4)memerankan kepemimpinan yangmeyakinkan pendidik sehingga merekaberpersepsi bahwa kepala sekolahnya“benar” menunjang efektivitas merekabekerja; (5) mengembangkan kerja samayang baik antar pendidik dalam interaksiformalmaupuninformal.

Bagi kepala sekolah aspek mana punkembali ke pemikiran awal yangmenyatakan bahwa seluruh unsurkebudayaan berkembang melalui prosesbelajar. Oleh karena itu, inti daripengembanganbudayaadalahmembangunhubungan yang baik, meningkatkankeamanan sekolah secara fisik maupunpsikologis, meningkatkan lingkungan yangkondusif. Untuk itu, kepala sekolah danseluruhpemangkukepentinganperluterusbelajar karena konteks budaya sekolahterusberubahtanpahenti.

Relevan dengan kondisi itu, Peter Sengemenyatakan bahwa kepala sekolah perlumemerankan diri sebagai teladan yangditunjukkan dengan indikator, yaitu: (1)menjadi personal yang bersiplin tinggidalam memfokuskan energi dalammewujudkan visi‐misi, bersabar, danmemahami fakta secara objektif; (2)menjadi mental model dalammempengaruhi dan memahami keadaansekitar dan serta dapat merespon dengantepat; (3) mengembangkan visi‐misi

Page 22: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 22 | 

 

bersama sebagai dasar untukmengembangkan komitmen yangberkembangsecaraberkelanjutansehinggakepala sekolah tidak hanyamengembangkan kepatuhan; (4)mengembangkan tim pembelajar yangdialogis, mengembangkan kapasitas tim,mengganti asumsi dengan pemikiranbersama;dan(5)mengembangkanberpikirsistem yang mengintegrasikan dengankeempatdisiplindiatas.

Keberhasilan pengembangan budayasekolah menjadi penentu keberhasilanmeningkatkan lulusan yang bermutu.Karena itu, kepala sekolah pentingmemperhatikan berbagai prinsip utama,yaitu: (1) budaya merupakan norma, nilai,keyakinan, ritual, gagasan, tindakan, dankarya sebagai hasil belajar; (2) perubahanbudaya mencakup proses pengembangannorma,nilai,keyakinan,dantradisisekolahyangdipahamidandipatuhiwargasekolahyang dikembangkan melalui komunikasidan interaksi sehingga mengukuhkanpartisipasi; (3) untuk dapat mengubahbudaya sekolah memerlukan pemimpininspiratif dan inovatif dalammengembangkan perubahan perilakumelalui proses belajar; (4) Efektivitasperubahan budaya sekolah dapat terwujuddengan mengembangkan sekolah sebagaiorganisasipembelajarmelaluiperankepalasekolah menjadi teladan; dan (5)mengembangkan budaya sekolahmemerlukanketekunan,keharmonisan,danperjuangan tiada henti karena budaya disekitarsekolahselaluberubahkearahyangtidakselalusesuaidenganharapansekolah.

ModelStrategiPengelolaanBudayaSekolah

Pengembangan budaya sekolah tidak lepasdaribudayamasyarakatdisekitarnya.Olehkarena itu, pengembangan budayasebaiknya berdasarkan kebutuhan sekolahyang di dalamnya terdapat kepala sekolah,guru, dan siswa yang terintegrasi pada

budayayangberkembangdilingkungannya.Di samping budaya sekolah merupakanbagian dari budaya lingkungan sekitarnya,sekolahharusdapatberfungsisebagaiagenpengembang budaya lingkungan. Sekolahdalam fungsinya sebagai agen perubahanbudayaperlumerumuskanrencana,strategipengembangan, dan monitoring danevaluasi pembangunan budaya sekolahdengan menggunakan strategipengembangan budaya sekolah di bawahini.

Langkah pertama adalah analisisLingkungan eksternal dan internal. Padatahapiniapabiladilihatdarimodelanalisislingkunganadalahmengidentifikasipeluangdan ancaman yang datang dari budayasekitar sekolah. Di samping itu analisislingkungan diperlukan untukmengidentifikasi kekuatan kelemahan daridalam. Dari analisis lingkungan akandiperoleh sejumlah masalah yang sekolahperluselesaikan.

Langkah Kedua adalah merumuskanstrategi yang meliputi penetapan visi‐misiyang menjadi arah pengembangan, tujuanpengembangan,stategipengembangan,danpenetapan kebijakan. Arah pengembangandapat dapat dijabarkan dari visi‐dan misimenjadi indikator pada pencapaian tujuan.Contoh dalam pengembangan keyakinanakan dibuktikan dengan sejumlah targetyang tinggi pada setiap indikatorpencapaian. Hal ini dapat dijabarkan lebihlanjut pada model operasional penguatannilai kerja sama dan yang kompetitif.Misalnya sekolahmembagi kelompokkerjadengan semangat kebersamaan, namunantar kelompok dikondisikan agar selaluberkompetisi untuk mencapai target yangterbaik. Oleh karena itu, sekolah secarainternal tidak mengembangkan modelkompetisi individual karena dapatmengurangi makna pengembangan nilaikebersamaan dan kekompakan. Program

Page 23: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 23 | 

 

kerja berbasis kolaborasi pada model inidapat dikukuhkan melalui penetapankelompok kerja yang ditetapkan dalamsurat tugas dari kepala sekolah sebagaipemangkukebijakan.

Langkah ketiga adalah Implementasistrategi untuk dapatmenjawab bagaimanacaranya sekolah melaksanakan program.Jikapadamodelpertamasekolahberencanauntuk mengembangkan nilai kebersamaanmelalui pelaksanaan kegiatan kolaboratifdan kompetitif, maka sekolah hendaknyamenyusun strategi pada kegiatan yangmana yang dapat dikolaborasikan dandikompetisikan.

Sekolah dapat memilih bidang yang akandikolaborasikan bersifat kompetitif dariberbagaibidangkegiatan,misalnyasekolahberencana untuk mengembangkanlingkunganfisiksekolahyangnyaman.Padakegiatan inidiperkukannilai kebersamaan,semangat berkolaborasi, semangatberpartisipasi dari seluruh pemangkukepentingan di sekolah. Pengembangannilai harus diwujudkan dalam kepatuhanatas kesepatan yang dituangkan dalampengaturan.Olehkarenaitupengembanganbudaya sekoah sangat erat kaitannyadengan peraturan dan kepatuhan seluruhwarga sekolah pada pelaksanaan kegiatansehari‐haridisekolah.Padalangkahketiga,peran kepala sekolah yang penting adalah;(1)menetapkankebijakanataskesepakatanbersama; (2) merealisasikan strategi; (3)melaksanakan perbaikan prosesberdasarkan data yang diperoleh dari

pemantauan; (4) melakukan evaluasikegiatanberbasisdatahasilpemantauann.

Langkah keempat adalah monitoring danevaluasi. Langkah ini merupakan bagiandari sistem penjaminan mutu. Kepalasekolah melalui monitoring memenuhikewajibanuntukmemastikanbahwaprosespelaksanaan kegiatan sesuai denganrencana. Jadwal pelaksanaan memenuhitarget waktu. Tahap pelaksanaan sesuaidengan yang direncanakan. Lebih dari ituhasilyangdiharapkansesuaidengantarget.

Rumusan rencana, strategipengembangan, dan monitoring danevaluasi pembangunan budaya sekolahdengan menggunakan strategipengembanganbudaya sekolah yang telahdiuraikan menjadi acuan dalammengembangkan budaya sekolah. Dengandemikian, untuk mengembangkan budayasekolah kepala sekolah memerlukanketerampilan untuk merancangpengembangan budaya sekolah dalammenunjang implementasi krikulum 2013,menggunakan instrumen pemantuanperkembangandanrekomendasiperbaikanbudayasekolahdanmenilaiketerlaksanaandankeberhasilansertamenyusunsarandanrencanatindaklanjutperbaikan.

DAFTARPUSTAKA

Kemdikbud. 2013. Bahan Ajar: BudayaSekolah:BPSDMPKdanPMP.Jakarta.

Page 24: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 24 | 

 

Teaching Listening Strategy: How To Help Your Students?

Meydiawati,SS.M.Pd

WidyaiswaraLPMPMalukuUtara

AbstractSome topicswill elaborate through thispaper.The first is the importanceof listeningcomponents.Then,itdiscussesrecentsstudiesonlisteningstrategyonbottom‐upandtop‐down processes that combine during listening. Two different perspectives oflisteningascomprehensionandlisteningasacquisition.Next,thispaperidentifiestwokindsofstrategiesinlistening,cognitivestrategiesrelatestomentalactivitiesrelatedtocomprehending and storing input inworkingmemory or long‐termmemoryAnotherstrategy ismetacognitive strategies: those conscious or unconsciousmental activitiesthatperformanexecutivefunctioninthemanagementofcognitivestrategies,assessingthesituation,monitoringandself‐evaluating.Key words: listening as comprehension, listening as acquisition, cognitive strategy,metacognitivestrategyIntroductionTheteachingoflisteninghasattractedagreater level of interest in recent yearsthan it did in the past. Earlier views oflistening showed it as the mastery ofdiscrete skills or microskills, such asrecognizing reduced forms of words,recognizing cohesive devices in texts,andidentifyingkeywordsinatext,andthattheseskillsshouldformthefocusofteaching. Later views of listening drewon the field of cognitive psychology,which introduced the notions ofbottom‐up and top‐down processingand brought attention to the role of

prior knowledge and schema incomprehension. Listening came to beseen as an interpretive process. At thesame time, the fields of discourseanalysis and conversational analysisrevealed a great deal about the natureand organization of spoken discourseand led to a realization that readingwritten textsaloudcouldnotprovideasuitable basis for developing theabilities needed to process real‐timeauthentic discourse. Hence, currentviewsof listeningemphasizetheroleofthe listener, who is seen as an activeparticipant in listening, employing

Page 25: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 25 | 

 

strategies to facilitate, monitor, andevaluatehisorherlistening.RecentsstudiesonlisteningstrategyOver the past two decades, learningstrategy has been one of the mostimportant topics in ESL listening. Theliteraturereviewfocused onpreviousresearchfindingsrelated tofiveparticularareas:listeningprocesses, differences between moreand less effective listeners, listeningstrategy instruction, assessment oflistening strategies, and students’perceptions of strategy instruction.General findingsalongwithcritiquesofindividual studies in each area werepresented.Bottom‐upand top‐downprocessesarethe two cognitive processes thatcombine during listening. The bottom‐up processing begins with soundelements and gradually combinesincreasing larger units of meaning toconstruct meaning. Listeners focus onlinguistic features and decode eachsound and word for semantic meaning(Siegel,2011).Incontrast,thetop‐downprocessing begins with a holistic viewand moves from the whole to theindividual parts. In other words,listeners process the context of thelistening situation by activating theirprior knowledge and building upexpectations of the upcoming listeningtext(Clement,2007).ListeningasComprehensionListening as comprehension is thetraditional way of thinking about the

nature of listening. Indeed, in mostmethodology manuals listening andlistening comprehensionaresynonymous. This view of listening isbasedon the assumption that themainfunctionoflisteninginsecondlanguagelearningistofacilitateunderstandingof

spokendiscourse.We will examinethis view oflistening in somedetail beforeconsidering acomplementaryview of listening– listening asacquisition. Thislatter view of

listening considers how listening canprovide input that triggers the furtherdevelopment of second‐languageproficiency.Understanding spoken discourse:bottom‐upandtop‐downprocessingTwodifferentkindsofprocessesareinvolved in understanding spokendiscourse.Theseareoftenreferredtoasbottom‐up and top‐down processing.Bottom‐upprocessingreferstousingthe incoming input as the basis forunderstanding the message.Comprehension begins with thereceived data that is analyzed assuccessive levels of organization –sounds, words, clauses, sentences,texts– until meaning is derived. Clark andClark(1977:49)summarizethisviewoflistening in the following way:[Listeners]takeinrawspeechandholda phonological representation of it inworking memory; They immediatelyattempt to organize the phonologicalrepresentation into constituents,identifying their content and function;Theyidentifyeachconstituentandthenconstruct underlying propositions,building continually onto ahierarchicalrepresentation of propositions; Once

Page 26: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 26 | 

 

theyhaveidentifiedthepropositionsfora constituent, they retain them inworking memory and at some pointpurge memory of the phonologicalrepresentation.Indoingthis,theyforgetthe exact wording and retain themeaning.Teachingbottom‐upprocessingLearnersneeda largevocabularyandagood working knowledge ofsentencestructure to process textsbottom‐up. Exercises that developbottom‐up processing help the learnerto do such things as the following:Retaininputwhileitisbeingprocessed;Recognize word and clause divisions;Recognize key words; Recognize keytransitions in a discourse; Recognizegrammatical relationships between keyelements in sentences; Use stress andintonation to identify word andsentencefunctionsMany traditional classroom listeningactivities focus primarily on bottom‐up processing, with exercises such asdictation, cloze listening, the use ofmultiple choice questions after a text,and similar activities that require closeand detailed recognition, andprocessingoftheinput.Theyassumethat everything the istener needs tounderstandiscontainedintheinput.Intheclassroom,examplesof thekindsoftasks that develop bottom up listeningskills require listeners to do thefollowing kinds of things:Identify the

referents of pronouns in an utterance;Recognize the time reference of anutterance;Distinguishbetweenpositiveandnegative statements;Recognize theorder in which words occurred in anutteranceIdentify sequence markers;Identify key words that occurred in aspokentext;IdentifywhichmodalverbsoccurredinaspokentextTop‐downprocessingTop‐down processing, on the otherhand,referstotheuseofbackgroundknowledge in understanding themeaningofamessage.Whereasbottom‐upprocessing goes from language tomeaning, top‐down processing goesfrom meaning to language. The

Page 27: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 27 | 

 

background knowledge required fortop‐down processing may be previousknowledgeaboutthetopicofdiscourse,situational or contextual knowledge, orknowledgeintheformof“schemata”or“scripts” – plans about the overallstructureofeventsandtherelationshipsbetweenthem.

Muchofourknowledgeoftheworldconsists of knowledge about specificsituations, thepeopleonemight expectto encounter in such situations, whattheir goals and purposes are, andhow they typically accomplish them.Likewise, we have knowledge ofthousands of topics and concepts, theirassociatedmeanings,and links toothertopics and concepts. In applying thispriorknowledgeaboutthings,concepts,people, and events to a particularutterance, comprehension can oftenproceed from the top down. Theactual discourse heard is used toconfirm expectations and to fill outdetails.Teachingtop‐downprocessingExercises that require top‐downprocessing develop the learner’s abilitytodothefollowing:

Use key words to construct theschemaofadiscourse

Inferthesettingforatext Infer the role of theparticipants

andtheirgoals Infercausesoreffects Infer unstated details of a

situation Anticipate questions related to

thetopicorsituationThe following activities develop top‐downlisteningskills:Studentsgeneratea set of questions they expect to hearabout a topic, then listen to see if theyare answered; Students generate a listof things they already know about atopicandthingstheywouldliketolearn

more about, then listen and compare;Students read one speaker’s part in aconversation, predict the otherspeaker’spart,thenlistenandcompare;Students read a list of key points to becovered in a talk, then listen to seewhich ones are mentioned; Studentslisten to part of a story, complete thestory ending, then listen and compareendings; Students readnewsheadlines,guesswhathappened,thenlistentothefullnewsitemsandcompare.

Combining bottom‐up and top‐downlisteninginalisteninglessonIn real‐world listening, both bottom‐upandtop‐downprocessinggenerallyoccurtogether.Theextenttowhichoneor theotherdominatesdependson thelistener’s familiaritywith the topic andcontent of a text, the density ofinformation in a text, the text type,and the listener’s purpose inlistening.A typical lesson in current teachingmaterials involves a three‐partsequence consisting of pre‐listening,while‐listening,andpost‐listeningandcontains activities that link bottom‐upandtop‐downlistening(Field,1998).The pre‐listening phase preparesstudentsforbothtop‐downandbottom‐up processing through activitiesinvolving activating prior knowledge,making predictions, and reviewing keyvocabulary. The while‐listening phasefocuses on comprehension throughexercises that require selectivelistening, gist listening, sequencing, etc.The post‐listening phase typicallyinvolves a response to comprehensionand may require students to giveopinions about a topic.However, it canalso include a bottom‐up focus if theteacher and the listeners examine thetexts or parts of the text in detail,focusingonsectionsthatstudentscouldnot follow. This may involve amicroanalysis of sections of the text to

Page 28: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 28 | 

 

enable students to recognize suchfeatures as blends, reduced words,ellipsis, and other features of spokendiscourse that they were unable toprocessorrecognize.ListeningStrategiesBuck(2001:104)identifiestwokindsofstrategies in listening: first, Cognitivestrategies: Mental activities related tocomprehending and storing input inworkingmemoryor long‐termmemoryfor later retrieval, Comprehensionprocesses: Associated with theprocessing of linguistic andnonlinguisticinput,Storingandmemoryprocesses: Associated with the storingof linguistic and nonlinguistic input inworkingmemoryorlong‐termmemory,Using and retrieval processes:Associated with accessing memory, tobe readied for output. Second,Metacognitive strategies: Thoseconscious or unconscious mentalactivities that perform an executivefunctioninthemanagementofcognitivestrategies, Assessing the situation:Taking stock of conditions surroundinga language taskbyassessingone’sownknowledge,one’s available internal andexternal resources, and the constraintsof the situation before engaging in atask, Monitoring: Determining theeffectiveness of one’s own or another’sperformance while engaged in a task,Self‐evaluating: Determining theeffectiveness of one’s own or another’sperformance after engaging in theactivity, Self‐testing: Testing oneself todetermine the effectiveness of one’sownlanguageuse.

ListeningasAcquisitionOurdiscussionsofarhasdealtwithoneperspective on listening, namely,listening as comprehension.Everything we have discussed hasbeenbasedontheassumptionthatthe

role of listening in a language programis to help develop learners’ abilities tounderstandthingstheylistento.Thisapproachtoteachingoflisteningis based on the followingassumptions; Listening serves the goalof extracting meaning from messages;To do this, learners have to be taughthow to use both bottom‐up and top‐down processes to understandmessages;The languageofutterances–the precise words, syntax, andexpressions – used by speakers aretemporary carriers of meaning. Oncemeaningisidentified,thereisnofurtherneed toattend to the formofmessagesunless problems in understandingoccurred; Teaching listening strategiescan help make learners more effectivelisteners.What classroom strategies areappropriate for the listening‐as‐acquisition phase? We propose a two‐part cycle of teaching activities: 1.)Noticing activities. 2.) Restructuringactivities. Noticing activities involvereturning to the listening texts thatservedasthebasisforcomprehensionactivitiesandusingthemasthebasisfor language awareness. For example,studentscan listenagaintoarecordinginordertoIdentifydifferencesbetweenwhattheyhearandaprintedversionofthetext,completeaclozeversionofthetext, complete sentences stems takenfromthetextandcheckoffentriesfromalistofexpressionsthatoccurredinthetext. Restructuring activities are oralorwrittentasksthatinvolveproductiveuseof selected items fromthe listeningtext.Suchactivitiescouldincludepairedreadingofthetapescriptsinthecaseofconversational texts, written sentence‐completion tasks requiring use ofexpressions and other linguistic itemsthat occurred in the texts, dialogpractice that incorporates items fromthetext,roleplaysinwhichstudentsare

Page 29: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 29 | 

 

required to use key language from thetextsConclusionThere are twodifferent perspectives oflistening. First, listening ascomprehension that is the traditionalway of thinking about the nature oflistening.Thisviewoflisteningisbasedon the assumption that the mainfunctionof listeninginsecondlanguagelearningistofacilitateunderstandingofspoken discourse. Some strategies thatcould help the students are usingincorrectanswerstodetectweaknesses,and designing activities to help,avoiding listening tasks that requirememorization and helpingstudentsdevelop a wider range of listeningstrategies. The other classroomstrategies are appropriate for thelistening arenoticing activities involvereturning to the listening texts thatservedasthebasisforcomprehensionactivitiesandusingthemasthebasisfor language awareness. andrestructuring activities are oral orwritten tasks that involve productiveuseof selected items fromthe listeningtext. The second is listening asacquisitionthatbasedonthe followingassumptions:listeningservesthegoalofextracting meaning from messages, todo this, learnershave tobe taughthowto use both bottom‐up and top‐downprocesses to understand messages,thelanguage of utterances – the precisewords, syntax, and expressions – used

by speakers are temporary carriers ofmeaning. Once meaning is identified,thereisnofurtherneedtoattendtotheform of messages unless problems inunderstanding occurred, teachinglistening strategies can help makelearnersmoreeffectivelisteners.

References:

http://www.tesol.org/docs/books/bk_ELTD_Listening_004Richards, Jack C. 2008. Teaching

Listening and Speaking. FromTheory to Practice. CambridgeUniversity Press 32 Avenue ofthe Americas, New York,NY10013‐2473,USA

https://gianfrancoconti.wordpress.com/2015/07/07/nine‐interesting‐foreign language‐research‐findings‐you‐may‐not‐know‐about/

International Journal of Teaching,Education and LanguageLearning (IJTELL) January2015,Vol.2,No.1,pp.32‐70

 

Page 30: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 30 | 

 

Dukung Kemandirian Alutsista, Pria ini Buat Mainan

Keberhasilan bangsa muslim terbesar dunia, Indonesia dalam memproduksi sendiribeberaapaalatutamasistempersenjataan(alutsista),memperolehbanyakpujiandariberbagai lapisan masyarakat. Salah satunya adalah Muhammad Nurhidayat. Priakelahiran Surabaya 37 tahun silam, yang kini berdomisili di Semarang ini, sejakbeberapatahunlaluhobimembuatalutsistamainanberbahandasarkaretpenghapus.Mainantersebutiaberinama“minikar”.Minikarmerupakankependekandari“miniaturukirdarikaretpenghapus”.

Ide membuat minikar berawal ketika sekitar 4 tahun lalu, sang anak mintadibelikanmainanpesawatN‐250karyaProfesorHabibiedkk.. “Saat ituanakpertamasaya masih TK. Dia minta dibelikan pesawatnya Pak Habibie (N‐250). Wah, sayabingung. Selama ini yang ada di pasaran kan mainan miniatur pesawat buatan luarnegeri. Belum ada pesawat buatan (negara) kita yang diperbanyak menjadi mainan.Sayakatakankepadaanaksaya,bahwabelumadamainansepertiitu(miniaturN‐250),”kataNurhidayat.

Bapak3anakyangbekerjasebagaidosensebuahperguruantinggiswasta(PTS)diGorontalokembalibingungsewaktusanganakjugamintadibelikanmainanberbentukpanserAnoa buatan Indonesia. “Anak saya lihat (panser)Anoa di internet.Dia bilangsangat bagus dan keren. Lalu juga minta dibelikan mainan (panser Anoa) itu,” ujarNurhidayat.

PriayangkinikuliahdipascasarjanaUniversitasDiponegoroinipunmemilikiidemembuatmainanberbentukalutsistasetelahmelihatmaketarsitekturdisebuahkantorpemerintah daerah. “Pada maket itu kan juga terpajang miniatur mobil‐mobilnyaberbahan karet penghapus. Nah, dari situ saya mendapat ide. Maka saya membeli

SemarangMuhammadNurhidayat

Page 31: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 31 | 

 

beberapa buah karet penghapus dan perlengkapan lainnyauntukmembuatmainanalutsista,”ceritaNurhidayat.

Nurhidayat mengukir batangan‐batangan karetpenghapus dan mengecatnya hingga berbentukmenyerupai aneka alutsista seperti tank, panser, trukpeluncur rudal, truk angkut tentara, rantis (kendaraantaktis),helikopterserbu,helikopterangkuttentara,hingga

pesawat tempur. “Alhamdulillah meskipuntidakmiripbangetdenganaslinya,tapianaksaya suka,” kata pria yang mengagumi B.J.Habibieini.

TernyatatidakhanyaanakNurhidayatsaja yang menyukai minikar buatannya,tetapi juga anak‐anak tetangga sekitarrumahnya,baiksewaktumasihdiGorontalomaupunsetelahpindahkeSemarang.“Anak‐anak tetangga, juga teman‐teman sekelasanak sayaminta dibuatkan juga.Malah adayang minta diajari cara pembuatannya.

Maka saya pun membuatkan ataupun mengajari cara pembuatannya,” kenangNurhidayat.

Nurhidayatmendukungbangsamuslim terbesardunia ini, untukmandiri dalamhal pengadaan alutsista. “Semoga alutsista (buatan bangsa) kita banyak juga diminatibangsa lain.Agarkitasuatusaatnantikitabukan lagi sebagaipengimpor,”harappriayang menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengahnya di Tarakan, KalimantanUtaraini.

Ayah 3 anak ini secara pribadi sangat menyayangkan Indonesia masih punyaketergantungan pengadaan alutsista dari AS danRusia. “AS penahmenjajahVietnam,dankinimasihmencengkeramkanpengaruhkolonialismenyadiAfghanistandan Irak.Sementara Rusia juga masih menjajah Chechnya dan Dagestan. Seharusnya (bangsa)kitatidakmembelialutsistadarinegara‐negarapenjajah.Sebabpenjajahantidaksesuaidenganperikemanusiaandanperikeadilan,sepertidisebutkandalampembukaanUUD1945,”kataNurhidayat.

Namun, Nurhidayat mengakui bahwa minikar buatannya tidak mirip denganalutsistasungguhanyangdibuatIndonesia.“Alasanpertama,karenasayabelummintaizin dari pemerintah terkait. Itu hak cipta orang lain. Kita harus menghormatinya.Alasan kedua, sayamemang tidak bisamembuatnyamenjadimirip.” KataNurhidayatsambiltertawa.

AlumniUniversitasHasanuddinitujugaberharapagarpemerintahmemproduksimainanatauminiaturberbentukalutsistaproduksidalamnegeri.“Selamainikananak‐anakkenalnyadengan(panser)Tarantula,padahalkitasudahpunya(panser)AnoadanBadak. Anak‐anak akrab dengan (rantis)Hummer‐nya Amerika,meskipun kita sudahproduksiKomodo.Sebabselamainialutsistakitatidakdisosialisasaikandalambentuk

Page 32: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 32 | 

 

mainan.Jadibanyakanak‐anaktidakkenalkaryabangsasendiri.Anaksayasajabilangsendiribahwa(rantis)KomodobentuknyalebihkerendaripadaHummer‐nyaAmerika,”jelasNurhidayat.

Menurut Nurhidayat, jika ada BUMN maupun perusahaan swasta yang mau memproduksi secara 

massal mainan atau miniatur berbentuk alutsista Indonesia, maka anak‐anak bangsa ini akan 

semakin cinta dengan produksi dalam negeri. “Bahkan bisa juga diekspor ke mancanegara. Sehingga 

anak‐anak di seluruh dunia pun mengenal (panser) Anoa, Badak, (ranris) Komodo, dan semua 

kendaraan buatan Indonesia lain,” harapnya.  (Daud Arya Bangun). 

 

 

   

Page 33: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 33 | 

 

Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Sul-Sel

ABSTRAK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi merupakan kemampuan yang paling utama yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Standar Kompetensi Guru juga dinyatakan bahwa “Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik, dan Santun dengan Peserta Didik” merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh guru sebagai pendidik profesional. Namun fakta menunjukkan bahwa proses pembelajaran di sekolah belum berjalan secara optimal, penyebabnya antara lain guru belum sepenuhnya menerapkan kaidah-kaidah komunikasi efektif dalam pembelajaran. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang bagaimana seharusnya guru berkomunikasi secara efektif dalam pembelajaran, yang meliputi pengertian komunikasi efektif, pengertian pembelajaran, serta kaidah-kaidah komunikasi efektif dalam pembelajaran yang meliputi respect (hormat), empathy (empati), audible (dapat didengar dan dipahami), clear (jelas), dan humble (rendah hati).

Kata kunci: Komunikasi efektif, Pembelajaran.

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari kita menghabiskan sebagian besar waktu kita sejak bangun pagi untuk berkomunikasi. Oleh karena itu kemampuan komunikasi merupakan hal yang sangat penting untuk dikuasai karena perannya yang sangat vital dalam hubungan antar manusia. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi merupakan kemampuan yang paling utama yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

Hasil penelitian dari National Association of Colleges and Employee

(NACE) tahun 2002 (dalam Elfindri,dkk, 2010:156) menunjukkan bahwa 5 (lima) dengan skor tertinggi dari 19 (sembilan belas) kemampuan yang diperlukan di pasar kerja adalah: 1) Komunikasi; 2) Kejujuran/Integritas; 3) Bekerjasama; 4) Interpersonal; dan 5) Etos kerja yang baik. Sementara hasil penelitian Farkas tahun 2010 (dalam Kemendikbud, 2015) menunjukkan bahwa dari 28 (dua puluh delapan) kompetensi yang diharapkan oleh pemberi kerja, 5 (lima) dengan skor tertinggi adalah: 1) Komunikasi; 2) Etika kerja; 3) Kemampuan memahami prosedur; 4) Kerjasama; dan 5) Menerapkan pengetahuan

Page 34: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 34 | 

 

dalam pekerjaan. Dari dua hasil penelitian tersebut, terdapat satu titik persamaan yaitu bahwa komunikasi memperoleh skor tertinggi dari sejumlah kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ini berarti bahwa kompetensi komunikasi merupakan hal yang paling utama dalam dunia kerja.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Standar Kompetensi Guru, juga dinyatakan bahwa guru sebagai pendidik profesional wajib memiliki kompetensi yang meliputi ranah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Salah satu kompetensi dari ranah kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru adalah kompetensi “Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik, dan Santun dengan Peserta Didik”. Kompetensi tersebut sangat menentukan keberhasilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran, sebab meskipun penguasaan materi pelajaran (kompetensi profesional) guru sangat baik, jika tidak didukung oleh kemampuan berkomunikasi yang efektif dalam menyajikan materi pelajaran maka semuanya akan menjadi sia-sia. Dari visitasi yang dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Selatan untuk pendampingan audit mutu internal yang dilakukan Sekolah Berbasis Standar Nasional Pendidikan (SBSNP) di 23 (dua puluh tiga) kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan tahun 2015 dan hasil evaluasi diri sekolah (EDS) diperoleh informasi bahwa pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah belum berjalan secara optimal. Menurut pengamatan penulis hal tersebut antara lain disebabkan karena komunikasi yang dilakukan guru dalam menyajikan materi pelajaran belum secara utuh memenuhi

kaidah-kaidah komunikasi yang efektif. Faktanya antara lain: 1) dalam penyajian materi pelajaran, guru tidak memulai dengan pendahuluan yang berfungsi menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk menerima materi pelajaran; 2) dalam menyajikan materi pelajaran, guru masih sering menggunakan kata/istilah yang sulit dipahami oleh peserta didiknya; 3) ketika peserta didik salah dalam menjawab pertanyaan atau tugas yang diberikan oleh guru, maka serta merta guru mengatakan “salah” atau “bukan itu jawabannya” atau ungkapan lain yang kurang mendidik, namun ketika peserta didik menjawab dengan benar pertanyaan atau tugas tersebut, ataupun peserta didik melakukan hal-hal yang baik dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak memberikan penghargaan atau pujian terhadap peserta didiknya; 4) ketika peserta didik bertanya kadang-kadang guru tidak merespon dengan baik pertanyaan tersebut; 5) guru kurang terbuka dalam menerima saran atau kritik dari peserta didiknya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dipandang perlu adanya informasi tentang bagaimana seharusnya guru berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini penting karena keberhasilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam melakukan komunikasi secara efektif. Kemampuan tersebut oleh penulis dirangkum dalam tulisan “Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran”.

Komunikasi Efektif

Komunikasi dianggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif. Padahal fakta menunjukkan bahwa banyak terjadi kesalah pahaman yang berakibat sangat fatal dalam

Page 35: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 35 | 

 

hubungan antar manusia atau antar kelompok karena miskomunikasi atau kekurang mampuan berkomunikasi. Demikian halnya kegagalan seseorang meniti karier dalam dunia kerja juga banyak disebabkan oleh kegagalan dalam menjalin komunikasi secara efektif di lingkungan kerjanya. Oleh karena itu komunikasi yang efektif perlu mendapatkan perhatian agar semua aktivitas yang dilakukan berjalan dengan lancar dan sukses.

Komunikasi efektif terdiri dari dua kata, yakni komunikasi dan efektif. Komunikasi menurut Depdikbud (2007:6) adalah proses penyampaian pesan/informasi dari seseorang (pengirim) kepada orang lain (penerima) dengan menggunakan cara/teknik/sarana penyampaian pesan/informasi tertentu. Marpaung dan Saptoaji (2002:6) menyatakan bahwa proses komunikasi membutuhkan serangkain kegiatan timbal balik antara komunikator (pengirim) pesan dengan komunikan (penerima) pesan. Pihak pengirim menyandikan pesan komunikasi dalam bentuk kode-kode komunikasi (lisan, tulisan, gerak atau melalui media). Pesan itu selanjutnya disalurkan secara langsung atau tidak langsung (melalui media). Pesan yang disandikan ini selanjutnya diartikan oleh pihak penerima (komunikan), kemudian komunikan memberikan respon terhadap pesan yang diterima dan seterusnya secara berkesinambungan dan bergantian. Berdasarkan uraian tersebut, nampak bahwa dalam proses komunikasi terdapat 5 (lima) komponen, yaitu: 1) pengirim pesan; 2) pesan yang dikirim; 3) cara mengirimkan pesan; 4) penerima pesan; 5) balikan atau feedback. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan siapa mengatakan

apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan pengaruh bagaimana (Depdiknas, 2007:6).

Adapun kata “efektif” menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003:284) berarti dapat membawa hasil, berhasil guna. Sedangkan secara etimologis menurut Lestari dan Maliki (2006:18) “efektif” sering diartikan sebagai mencapai sasaran yang diinginkan, berdampak menyenangkan, bersifat aktual dan nyata. Dengan demikian menurut Lestari dan Maliki (2006:18) komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan (penerima) sesuai dengan pesan yang dikirim oleh komunikator (pengirim) kemudian komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan. Jadi, komunikasi efektif itu terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dengan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut (komunikator dan komunikan). Sejalan dengan pendapat tersebut Hartono (2013:50) mengemukakan bahwa komunikasi itu bisa disebut efektif apabila pesan dari pihak komunikator (pengirim pesan) itu dapat ditangkap dengan mudah oleh komunikan (penerima pesan). Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa inti komunikasi efektif adalah kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.

Menurut Mehrabian (dalam Tjiptono, 2005:38) bahwa dalam komunikasi tatap muka ada tiga dimensi yang biasa disingkat dengan 3V yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu verbal (kata-kata yang diucapkan), vokal (nada, tekanan dan warna suara seseorang), dan visual

Page 36: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 36 | 

 

(ekspresi wajah atau bahasa tubuh). Dari hasil penelitiannya, Mehrabian menyimpulkan bahwa verbal menyumbang 7%, vokal menyumbang 38%, dan visual menyumbang 55% untuk kesuksesan seseorang dalam berkomunikasi. Oleh karena itu untuk menciptakan komunikasi yang efektif, maka dalam menyampaikan pesan perlu dipadukan dan disesuaikan antara kata-kata (pesan) yang diucapkan dengan nada dan tekanan suara serta ekspresi wajah atau bahasa tubuh dalam menyampaikan pesan tersebut.

Pembelajaran

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa inti pembelajaran adalah berkomunikasi. Oleh karena itu menurut Hartono (2013:50) proses pembelajaran juga disebut sebagai proses komunikasi antara guru yang berperan sebagai penyampai pesan (materi pelajaran) dan peserta didik sebagai orang yang menerima pesan (materi pelajaran) tersebut. Guru menjadi sumber pesan untuk menyampaikan materi pelajaran terhadap peserta didik melalui komunikasi. Untuk itulah sebaik apapun pemahaman materi pelajaran oleh guru tetapi tidak disampaikan melalui proses komunikasi yang efektif, maka peserta didik akan sulit memahami materi pelajaran tersebut.

Pada dasarnya berbicara (berkomunikasi) secara efektif pada kesempatan apapun terdiri dari tiga unsur pokok, yakni pembukaan, isi atau inti

permasalahan, dan penutup (Sameto, 2004:1). Demikian halnya komunikasi antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran meliputi pembukaan atau pendahuluan, inti, dan penutup (Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014).

Pendahuluan dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan awal yang bertujuan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan, mengaitkan kompetensi yang sudah dipelajari dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. Sedangkan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.  Sementara kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran, yang meliputi pembuatan rangkuman atau kesimpulan, refleksi, penilaian, umpan balik, dan tindak lanjut.

Ketiga kegiatan tersebut yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup merupakan satu rangkaian kegiatan pembelajaran dalam satu pertemuan (tatap muka) yang tidak boleh terputus karena ketiga kegiatan tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lain dan

Page 37: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 37 | 

 

menentukan pencapaian tujuan pembelajaran. Mengingat bahwa proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan peserta didik, maka untuk mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif, diperlukan kemampuan komunikasi yang efektif bagi seorang guru. Untuk itu perlu dipahami kaidah-kaidah komunikasi efektif dalam pembelajaran.

Kaidah Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran.

Berdasarkan pengertian komunikasi efektif dan pembelajaran sebagaimana uraian di atas, maka komunikasi efektif dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai komunikasi antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran dimana pesan atau materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, maka perlu dipahami kaidah-kaidah komunikasi efektif.

Menurut Depdiknas (2007:23) terdapat lima kaidah komunikasi efektif yang telah dikembangkan dan dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri, yaitu REACH. Secara harfiah reach berarti menjangkau, mencapai, merengkuh, atau meraih. Jadi pada dasarnya komunikasi adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, kasih sayang, minat, kepedulian, simpati, tanggapan atau respon dari orang lain.

REACH juga merupakan akronim dari lima kaidah komunikasi efektif yang dimaksud, yakni Respect (hormat), Empathy (empati), Audible (dapat didengar dan dipahami), Clear (jelas), dan Humble (rendah hati). Dalam konteks pembelajaran,

lima kaidah komunikasi tersebut, penulis menguraikannya sebagai berikut;

Kaidah pertama, Respect (hormat). Respek atau rasa hormat dan sikap menghargai individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan merupakan kaidah pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Perlu diingat bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting, sebagaimana dikemukakan oleh seorang ahli psikologi William James (dalam Depdiknas, 2007:24) bahwa prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Sejalan dengan pendapat tersebut Abraham Lincoln pernah mengawali suratnya dengan mengatakan “Semua orang menyukai pujian”. Demikian pula mahaguru komunikasi Dale Carnegie (2010:60) mengemukakan bahwa rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus.

Charles Schwabb (dalam Dale Carnegie, 2010:28) salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset atau modal paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal tersebut sejalan dengan dalil psikologi belajar yang dikemukakan oleh Thorndike (dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2008:65) yang menyatakan bahwa jika suatu perilaku mendapatkan akibat yang menyenangkan maka perilaku tersebut cenderung untuk diulangi, dan jika suatu perilaku

Page 38: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 38 | 

 

mendapatkan akibat yang tidak menyenangkan maka perilaku tersebut cenderung untuk ditinggalkan.

Oleh karena itu dalam komunikasi pembelajaran, hal yang perlu dilakukan guru untuk membangkitkan antusiasme belajar peserta didiknya adalah memberikan penghargaan atau pujian yang jujur dan tulus atas hal-hal positif yang telah ditunjukkan oleh peserta didiknya. Penghargaan atau pujian itu bisa dalam bentuk visual atau bahasa tubuh misalnya senyum atau acungan jempol, bisa pula pujian itu dalam bentuk verbal atau kata-kata, misalnya kamu pintar, kamu hebat, kamu pasti bisa, dan sebagainya.

Sebaliknya dalam berkomunikasi dengan peserta didik, guru harus menghindari penggunaan killer statement atau pernyataan yang dapat mematikan potensi dan kreativitas peserta didik, seperti ungkapan kamu bodoh, kamu malas, kamu bandel, jawaban kamu salah, dan ungkapan yang tidak mendidik lainnya. Karena ungkapan atau pernyataan semacam itu akan membuat peserta didik kehilangan kepercayaan diri, peserta didik menjadi takut bertanya, takut menjawab pertanyaan, takut mencoba, takut berbuat dan sebagainya. Keadaan yang demikian tentu akan membuat pembelajaran menjadi tidak menyenangkan. Padahal pembelajaran yang menyenangkan adalah kondisi yang harus diciptakan di kelas agar peserta didik menjadi aktif, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif sebagaimana yang menjadi tujuan kurikulum 2013.

Kaidah kedua: Empathy (empati). Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk

mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti orang lain. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama dengan orang lain.

Dalam kegiatan pembelajaran rasa empati guru ditunjukkan melalui penyajian materi pelajaran dengan cara dan sikap yang akan memudahkan peserta didik menerima materi pelajaran tersebut, atau mengajar sesuai dengan gaya belajarnya peserta didik. Oleh karena itu sebelum guru menyajikan materi pelajaran, terlebih dahulu harus mengenal karakteristik peserta didik yang meliputi aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, dan latar belakang sosial-budaya.

Dengan mengenal karakteristik peserta didik, maka guru dapat memberikan pelayanan yang tepat kepada peserta didiknya sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar peserta didik tersebut. Bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditory bisa difasilitasi dengan membiarkan mereka membaca nyaring atau sering memberi pertanyaan kepada mereka atau membuat diskusi kelas. Sedangkan bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar visual bisa difasilitasi dengan lebih banyak menggunakan bagan-bagan, diagram, flow-chart dalam menjelaskan materi pelajaran. Sementara bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik dapat difasilitasi dengan memperbanyak simulasi dan role playing atau memperbanyak praktek lapangan. Dengan cara demikian, maka materi pelajaran yang disampaikan guru dapat diterima tanpa ada halangan psikologi atau penolakan dari peserta didik.

Page 39: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 39 | 

 

Kaidah ketiga: Audible (dapat didengar dan dipahami). Audible mempunyai makna dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima balikan dengan baik, maka audible berarti pesan atau materi pelajaran yang disampaikan guru dapat diterima oleh penerima pesan atau peserta didik. Kaidah ini mengatakan bahwa pesan (materi pelajaran) harus disampaikan melalui saluran tertentu sehingga dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.

Oleh karena itu dalam penyajian materi pelajaran hendaknya guru menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti oleh peserta didik, penggunakan kata-kata atau istilah asing yang tidak dipahami oleh peserta didik perlu dihindari atau istilah tersebut harus dijelaskan maknanya. Demikian pula intonasi atau tekanan suara perlu diatur sesuai dengan kata atau kalimat yang diucapkan. Dan yang lebih penting lagi diperhatikan adalah ekspresi wajah atau bahasa tubuh dalam menyampaikan materi pelajaran, karena semua hal tersebut yakni verbal (kata-kata yang diucapkan), vokal (intonasi atau tekanan suara) serta visual (ekspresi wajah atau bahasa tubuh) berkontribusi terhadap keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Audible atau dapat didengar dan dipahami juga berarti bahwa guru harus konsisten dan jujur terhadap apa yang dilakukan dan disampaikan kepada peserta didiknya. Jika guru menjanjikan bahwa besok diadakan ulangan, maka esok harinya guru harus benar-benar memberikan ulangan. Demikian halnya jika guru menjanjikan bahwa hasil ulangan atau tugas (pekerjaan rumah) peserta didik dibagikan minggu

depan, maka minggu depan hasil pekerjaan peserta didik tersebut sudah harus ada di tangan peserta didik. Dengan demikian maka guru itu betul-betul menjadi sosok yang dapat digugu dan ditiru. Digugu berarti didengar ucapannya dan ditiru berarti dicontoh prilakunya.

Kaidah keempat: Clear (jelas). Selain pesan harus dapat dimengerti dengan baik, pesan itu sendiri juga harus memiliki kejelasan agar tidak menimbulkan tafsiran yang berlainan. Kaidah ini mengisyaratkan perlunya guru menggunakan media dalam menyampaikan pesan (materi pelajaran) kepada peserta didik. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut LAN (2005) penggunaan media dalam pembelajaran bertujuan untuk: 1) menghilangkan salah tafsir; 2) menghindarkan kebosanan; 3) menarik perhatian dan minat; 4) mengatasi keterbatasan obyek; 4) memberikan umpan balik. Oleh karena itu penggunaan media menjadi penting dalam menciptakan komunikasi efektif dalam kegiatan pembelajaran.

Pentingnya penggunaan media diperkuat pula oleh hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa kemampuan daya serap manusia 2,5% diperoleh dari pengecapan, 3,5% dari perabaan, 1% dari penciuman, 11% dari pendengaran, dan 82% dari penglihatan (LAN, 2005). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa daya serap tertinggi manusia diperoleh dari penglihatan. Hal tersebut menunjukkan pentingnya penggunaan media dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peseta didik.

Clear atau jelas juga bisa berarti bahwa dalam penyajian materi pelajaran, materi tersebut dikaitkan dengan pengalaman

Page 40: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 40 | 

 

dan lingkungan peserta didik dengan memberikan contoh-contoh yang ada di lingkungan sekolah atau di sekitar tempat tinggal peserta didik. Dengan demikian, maka materi pelajaran tersebut menjadi jelas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

Kaidah kelima: Humble (rendah hati). Kaidah kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap rendah hati pada intinya antara lain sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Sikap rendah hati guru dalam kegiatan pembelajaran ditunjukkan dengan senantiasa mendengar dan bersikap terbuka untuk menerima kritikan, masukan ataupun balikan apapun dengan sikap yang positif. Kritikan atau masukan dari peserta didik adalah sesuatu yang amat dibutuhkan oleh guru sebagai umpan balik untuk menyempurnakan kegiatan pembelajaran. Komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran tidak akan efektif manakala tidak ada balikan dari peserta didik sebagai penerima pesan, karena esensi dari komunikasi adalah proses dua arah.

Sikap rendah hati juga ditunjukkan dengan senantiasa menggunakan tiga kata magik dalam berkomunikasi, yakni terima kasih, maaf, tolong. Misalnya ketika peserta didik hadir tepat waktu di kelas, maka sebaiknya guru menyampaikan “terima kasih karena telah hadir tepat waktu di kelas.” Demikian pula ketika peserta didik mengumpulkan tugas yang diberikan, hendaknya guru menyampaikan “terima

kasih karena telah mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab.” Dalam hal peserta didik merasa tidak nyaman atau mengalami kesulitan dalam belajar, maka seyogyanya guru menyampaikan “maaf.” Misalnya ketika guru terlambat masuk kelas, hendaknya guru menyampaikan “maaf saya agak terlambat hari ini.” Demikian halnya jika pelayanan yang diberikan guru dalam pembelajaran kurang memuaskan, maka guru dapat menyampaikan “maaf jika pembelajaran hari ini kurang memuaskan” mudah-mudahan pertemuan berikutnya akan lebih baik. Adapun kata tolong, dapat digunakan guru ketika memberikan instruksi atau tugas tertentu kepada peserta didik. Misalnya “tolong dikerjakan tugas di buku siswa halaman sekian”, “tolong dirapikan tempat duduknya”, dan sebagainya. Dengan penggunaan tiga kata magik tersebut (terima kasih, maaf, dan tolong) dalam berkomunikasi maka guru akan menguasai alam pikiran dan tingkah laku peserta didiknya. Di samping itu guru juga telah mencontohkan komunikasi yang santun dan empatik kepada peserta didik sebagai bagian dari pendidikan karakter.

Jika komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran didasarkan pada lima kaidah pokok komunikasi efektif sebagaimana uraian tersebut di atas, maka guru akan menjadi seorang komunikator yang andal. Guru akan mendapatkan akseptabilitas atau tingkat keberterimaan yang tinggi di kalangan peserta didiknya. Guru akan lebih mudah mengendalikan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Jika hal tersebut sudah terbangun maka kegiatan pembelajaran akan lebih menyenangkan dan pada gilirannya peserta didik akan lebih aktif, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

 

Page 41: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 41 | 

 

Simpulan Mencermati uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) komunikasi efektif adalah

aliran informasi dua arah antara komunikator (pengirim) dengan komunikan (penerima) dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut, 2) pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru yang berperan sebagai penyampai pesan (materi pelajaran) dan peserta didik sebagai orang yang menerima pesan (materi pelajaran) tersebut, 3) komunikasi efektif dalam pembelajaran adalah komunikasi antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran dimana pesan atau materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik, 4) kaidah komunikasi efektif dalam pembelajaran meliputi respect (hormat), empathy (empati), audible (dapat didengar dan dipahami), clear (jelas), dan humble (rendah hati).

Daftar Pustaka Baharuddin dan Wahyuni. 2008. Teori belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Carnegie, Dale. 2010. How to Win Friends and Influence People (Bagaimana Mencari Teman

dan Mempengaruhi Orang Lain) dierjemahkan oleh Prihastuti. Jogjakarta: Cinta Buku.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Komunikasi Efektif (Bahan pelatihan pra jabatan pegawai negeri sipil).

Elfindri, dkk. 2010. Soft Skills untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media. Hartono, Rudi. 2010. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta:

DIVA Press.

Kemendikbud. 2014. Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Kemendikbud. 2015. Kurikulum 2013 (Bahan Pelatihan). Jakarta: Kemendikbud.

Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2005. Media Pembelajaran (Bahan Diklat Kewidyaiswaraan).

Lestari, Endang dan Maliki, MA. 2006. Komunikasi Yang Efektif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Marpaung, P.M dan Saptoaji, Giri. 2002. Komunikasi dan Presentasi Efektif Dalam Pengajaran. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Sameto, Hudoro. 2004. Cara Berbicara dan Presentasi dengan Audio-Visual. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Tjiptono, Fandy. 2005. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta. CV.Andi Offset

Wijaya, Johanes Arifin dan Setiawan Budi. 2007. Public Speaking is Easy.Yogyakarta: CV.Andi Offset.

Page 42: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 42 | 

 

Pengelolaan Tenaga Pendidik dalam Era Otonomi Daerah

I.Pendahuluan

SesungguhnyaAllahtidakmengubahkeadaan/nasibsesuatukaumsehinggamerekamengubahkeadaanyangadapadadirimerekasendiri.(Q.S.Ar‐Ra’d:11)

Firman Allah di atas mengisyaratkan betapa pentingnya manusia dalam sebuah upayamemperbaiki (mengubah) suatu sistem kehidupan manusia itu sendiri di muka bumi ini,termasukmelaluisuatupendidikanyangsistemik.

Undang‐undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 3dengan tegas disebutkan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponenpendidikanyangsalingterkaitsecaraterpaduuntukmencapaitujuanpendidikannasionalyaituuntukberkembangnyapotensipesertadidikagarmenjadimanusiayangberimandanbertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadiwarganegarayangdemokratissertabertanggungjawab.

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah manusia itu sendiri. Wajar jika ayatpadapembukakatadiatas menegaskanpentingnyamegubahdirisendiri(manusia).Manusiadalam organisasi memiliki posisi yang sangat penting. Keberhasilan organisasi sangatditentukanolehkualitasmanusiayangbekerjadidalamnya.Perubahanlingkunganyangsangatcepatdankompleks, menuntutkemampuanmanusiauntukmenangkap fenomenaperubahantersebut, menganalisis dampaknya terhadap organisasi dan menyiapkan langkah‐langkahstrategisgunamenghadapikondisilingkunganeksternalorganisasiyangberubahtersebut.

Menyadari pentingnya manusia dalam komponen pendidikan, maka pada delapan StandarNasional Pendidikan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Standar Pendidik dan TenagaKependidikanmemegangperankuncidiantaradelapanstandaryangada.Halinikarenasatu‐satunya standar yang ada adalah manusia. Sangat rasional karena standar isi, proses,kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian,keberhasilannya sangat ditentukan oleh manusia yang mengelolahnya pada setiap satuanpendidikan.

Sekaitan dengan uraian di atas dapat dikemukakan secara tegas sebuah masalah yaitu;Bagaimana pengelolaan SDM aparatur khusnya pendidik, yang mencakup perencanaan,pengangkatan (rekruitmen), pengembangan, implementasi kebijakanyang tekaitpengelolaantenaga pendidik, strategi dan upaya pengelolaan, dan pengembangan profesionalsme tenagapendidik?

MardinAndiMarhabangWidyaiswaraLPMPSulsel

Page 43: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 43 | 

 

II.KebijakantentangPerencanaan,Rekruitmen,Penempapatan,danPembinaanProfesionalsme,TenagaPendidik

Perencanaan dan rekruitmen pegawainegeri sipil tenaga kependidikan padaprinsipnya menggunakan peraturan yangsama dengan pegawai negeri sipil nonpendidik yaitu menggunakan KeputusanKepalaBadanKepegawaianNegaraNomor11Tahun 2002 tentang pengadaan pegawainegeri sipil yang merupakan aturanpelaksanaan dari Peraturan Pemerintahnomor 98 tahun 2000. Perencanaan danpengadaanpegawainegerisipilbaikpendidikmaupun non pendidik melalui tahapansebagai beriku (1) perencanaan pengadaanpegawai negeri sipil, (2) pengumunan, (3)persyaratan,(4)pelamaran.

Keputusan kepala BKN Nomor 11tahun 2002 tersebut mengatur tentangmateri ujian yang terdiri dari (1) teskompetensi, namun tes kompetensi ini yangterdiri dari : (a) Pengetahuan umum, (b)Bahasa Indonesia, (c) Kebijakan pemerintah,(d) pengetahuan teknis, (e) pengetahuanlainnya

Pengembangan profesionalisme gurupada satuan pendidikan mengacu padapermendiknasnomor16tahun2007tentangstandarkualifikasiakademikdankompetensiguru, untuk kepla sekolah mengacu padapermendiknasnomor13tahun2007tentangsatndar kepala sekolah, dan permendiknasnomor28tahun2010sebagaipenggantidarikepmendiknas nomor 162 tahun 2003,tentang penugasan guru sebagai kepalasekolah/madrasah, serta untuk pengawassekolahmengacupadapermendiknasnomor12 tahun 2007 tentang standar pengawassekolah/madrasah

Pengembangan profesionalismetenaga kependidikan disetiap satuanpendidikan seharusnya mengacu pada

permendiknasnomor63tahun2009tentangSistempenjaminanmutupendidikan

III.StrategidanUpayaPengelolaandanPengembanganProfesionalismeTenagaPendidik

Pengelolaan dan penembanganprofesionalsme tenaga pendidik sebaiknyadilaksanakan dengan mempertimbangkankebutuhan setiap satuan pendidikan,termasuk tenaga pendidik yang berbasisevaluasi diri sekolah (EDS), sehinggaprogram pendidikan mulai dari satuanpendidikan sapai di tingkat pusat berbasisEDS. Pengelolaan tenaga pendidik sebaiknyamenggunakan aturan tersendiri. Artinya,peraturan yang mendasari pengelolaantenaga pendidik dibuat denganmempertimbangkan beban kerja. SebagaicontohAhmadseorangguruIPSdisalahsatuSMA, berdasarkan struktur kurikulum makadalam satu minggu Ahmad harus mengajarduajampelajaranperkelas(@45menit).Iniberarti Ahmad harus mengajar 12 kelasdalam satu minggu untuk memenuhi jamtatap muka 24 jam pelajaran. Akibatnya,Ahmaddalamsatuminggumengahdapisiswasekitar 12 x 34 orang = 408 siswa.Seandainya Ahmad memberi pekerjaanrumah kepada semua siswanya, anggaplahsetiap siswa diperiksa selama dua menitmaka Ahmad menggunakan waktu untukmemerikasapekerjaansiswasebanyak408x2menit = 816 menit. Ini berarti waktu yangdigunakan Ahmad untuk memeriksapekerjaan siswanya 816/60 = 13,6 jam.Belumlagipadaanalisisdaninterpretasihasilujiandanpendokumentasiansertapelaporanhasil ujian, tidak pernah dihitung jumlahwaktuyangdigunakan.

Mengacu pada penjelasan di atas makapengembangan profesionalisme tenagakependidikan sebaiknya mempertim‐bangkan beban kerja guru sebagaimanarasional dalam kasus yang dikemukakan diatas. Pertimbangan beban kerja ini tentu

Page 44: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 44 | 

 

perlukajianmendalamkarenasecarateoretissemakin tinggi beban kerja seseorangsemakin rendah kinerjanya. Oleh karena itu,dibutuhkan kebijakan yang rasional denganmempertimbangkanbebeankerjatersebut.

Kondisi beban kerja tenaga pendidiksesuai perundang‐undangan yang berlakumemang masih sangat berat. Namundemikian, perlu strategi efektif untukmenyaiasati kondisi tersebut denganmemperkuat pengembangan profesional‐ismeberbasisklastersebagaiberikut::

a. SekolahDasar:terdiridari:(1)Kelompokkerja guru (KKG), (2) Kelompok KerjaKepala Sekolah (KKKS), (3) KelompokKerjaPengawasSekolah(KKPS),

b. Sekolah Mengengah Pertama (SMP),Sekolah Menengah atas (SMA), danSekolah Menengah kejuruan (SMK) :terdiri dari (1) Musyawah guru matapelajaran (MGMP), (2)MusyawarahKerjaKepala Sekolah (MKKS), dan (3)Musyawah Kerja Pengawas Sekolah(MKPS)

c. Pendekatan pengembangan profesional‐isme guru di setiap kelompok menjalinkerja sama dalam segala hal denganLembaga Penjamin Mutu Pendidikan(LPMP) di setiap propinsi sebagai UPTPusat guna pendampingan terhadapkelompok kerja tersebut, ini yangmenuntut kemudian agar LPMP secarakonsisten melakukan pengembangankasitasdidalamlembaga.

Khusus untuk bagian a dan b di atasseharusnya menjadi wadah pengembanganprofesionalisme tenaga pendidikan, namunkenyataannya kelompok tersebutberlangsung dengan baik jika mendapatkansuntikandanabaikdaripemerintahmaupunpemerintahDaerah.

Programpeningkatan dan pengembanganpengelolaan satuan pendidikan khususnyatenaga kependidikan dilaksanakan berbasisevaluasi diri sekolah (EDS) yangmerupakansalahsatukegiatanuntukmendapatkandatayang obyektif kondisi nyata pengelolaansatuanpendidikandalamrangkanimplentasipermendiknas nomor 63 tahun 2009, agarprogram pengembangan satuan pendidikanberdasarkan kebutuhan setiap satuanpendidikan. Fakta menunjukkan bahwapelaksanaan EDS masih ada rekayasa datadari satuan pendidikan oleh karenamasyarakat kita termasuk masyarakatpendidikan belum terbiasa mengevalusi dirisecaraobyektif.

IV.Rekomendasi

Berdasarkan penjelasan terdahulu, makagunamelakukanpengelolaantenagapendidikyang efektif dan efisien serta senantiasamengembangakan profesional‐isme tenagapendidikmaka direkomendasikan beberapahalsebagaiberikut:

a. Program pengelolaan dan pengembanganpendidik berbasis evaluasi diri sekolah(EDS) mulai dari satuan pendidikansampai kepada pemerintah menjadikomitmen Pemerintah dan PemerintahDaerah

b. Adanya konsistensi dan kesatupaduanantara kebijakan pusat dan kebijakandaerah dalam rangka pengelolaan tenagapendidik

c. Pembinaan kelompok kerja pendidikseharusnya mendapatkan dukungan yangoptimal baik dari pemerintah, maupunpemerintahdaerah

d. LPMP sebagaiUPTpusatdiDaerahharuslebih proaktif meningkatkan kerja samadengan pemerintah Daerah dalam rangkapenjaminan Mutu Pendidikan

Page 45: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 45 | 

 

Bacaan

1. BrataKusumaD.S.OtonomiPenyelenggaraanPemerintahanDaerah.GramediaPustakaUtama.Jakarta.2001

2. DanimSudarwan,VisiBaruManajemenSekolah.BumiAksara.Jakarta.2008.

3. ............................,InovasiPendidikan.Pustakasetia.Bandung.2002

4. HasibuanMalayu.ManajemenSumberDayaManusia.BumiAksara.Jakarta.2001

5. KalohJ.MencariBentukOtonomiDaerah.RINEKACipta.Jakarta.2002

6. KoontzH.ManajemenTerjemahan(HutaurukG).Erlangga.Jakarta.1996

7. SamsuddinSadili.ManajemenSumberdayaManusia.PustakaSetia.Bandung.2006.

8. SimonHerbert.Terjemahan(Dianjung)AdministrativeBehavior.BinaAksara.Jakarta1984

Page 46: LPMP Sulsel dan Pemprov Sulsel Kawal Pendidikan Maret EBuletin.pdfWorkshop Penyusunan Peta ... lain: implementasi kurikulum 2013, Sekolah rujukan ... ekonomi, maupun pengalaman pendidikan

  EBuletin LPMP Sulsel – Maret 2016 | 46 |