lp sirosis hepatis

12
LAPORAN PENDAHULUAN SIROSIS HEPATIS a. Pengertian/Definisi Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara anatomis didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan nekrosis. Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai dengan nodul. b. Penyebab/Etiologi Beberapa penyebab dari sirosis hepatis yang sering adalah: 1) Post nekrotic cirrhosis (viral hepatits) 2) Proses autoimmune: a) Cronic active hepatitis. b) Biliary cirrhosis 3) Alkoholisme c. Prognosis Penyakit yang Buruk 1) Adanya ikterus yang buruk dan menetap 2) Pengobatan sudah satu bulan tanpa

Upload: aisyahyuli

Post on 30-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

medikal case

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Sirosis Hepatis

LAPORAN PENDAHULUAN

SIROSIS HEPATIS

a. Pengertian/Definisi

Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara

anatomis didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan

nekrosis.

Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan

adanya pembentukan jaringan ikat disertai dengan nodul.

b. Penyebab/Etiologi

Beberapa penyebab dari sirosis hepatis yang sering adalah:

1) Post nekrotic cirrhosis (viral hepatits)

2) Proses autoimmune:

a) Cronic active hepatitis.

b) Biliary cirrhosis

3) Alkoholisme

c. Prognosis Penyakit yang Buruk

1) Adanya ikterus yang buruk dan menetap

2) Pengobatan sudah satu bulan tanpa perbaikan.

3) Asites.

4) Hati yang mengecil.

5) Ada komplikasi yang neurologis.

6) Ensefalopati.

7) Perdarahan.

8) Varises esofagus.

9) Kadar protrombin rendah

Page 2: Lp Sirosis Hepatis

d. Patofisiologi

Hepatitis virus Alkoholisme

Nekrosis parenkim hati

Pembentukan jaringan ikat

Kegagalan parenkim hati Hipertensi portal Asites Ensefalopati

Mual-mual Varises esophagus Penekanan diafragma Kesadaran

Nafsu makan

Kelemahan otot Tekanan meningkat Ruang paru menyempit

Cepatlelah Kerusakan

pembuluh darah Pecah Sesak nafas komunikasi

Perub. Nutrisi

Intolerans aktifitas Hematemesis / Milena Gangguan Pola Nafas

Resiko tinggi cedera

Kerusakan mobilitas fisik Gangguan Perfusi Jaringan

Defisit perawatan diri Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

e. Manifestasi Klinis

1) Mual-mual, nafsu makan menurun

2) Cepat lelah

3) Kelemahan otot

4) Penurunan berat badan

5) Air kencing berwarna gelap

6) Kadang-kadang hati teraba keras

7) Ikterus, spider naevi, erytema palmaris

Page 3: Lp Sirosis Hepatis

8) Ascites

9) Hematemesis, melena

10) Ensefalopati

11) Hipertensi Portal

12) Kegagalan parenkim hati

f. Pemeriksaan Laboratorium

1) Urine : bila ada ikterus, urobilin dan bilirubin menjadi positif.

2) Feses : ada perdarahan maka test benzidin positif.

3) Darah : dapat timbul anemia, hipoalbumin, hiponatrium.

4) Test faal hati.

5) Protrombin time memanjang

6) Peningkatan gamma globulin G.

7) Urobillin feces meningkat (n = 90 – 280 mg/hari).

8) Urobillin urine meningkat (n = 0,1 – 1,0 erlich u/dl).

9) Kadar bilirubin direk dan indirek meningkat.

(Direk n = 0,1 – 0,3 mg/dl. Indirek n = 0,2 – 0,8 mg/dl)

Pemeriksaan penunjang lain :

1) Radiologi

Tidak perlu pembatasan makanan dan cairan. Contoh pemeriksaan

radiologi adalah pemeriksaan sinar X yang tujuan utamanya untuk

skrining dan diikuti dengan pemeriksaan diagnostik lainnya.

2) Esofagoskopi

3) Ultrasonografi

USG adalah suatu prosedur diagnostik yang digunakan untuk melihat

struktur jaringan tubuh atau analisa bentuk gelombang dari Doppler.

USG dapat mengevaluasi ukuran, struktur, dan posisi dari kandung

empedu dan dapat menentukan adanya batu di kantung empedu.

Komplikasi

1) Haematemesis–milena

2) Koma hepatic.

Page 4: Lp Sirosis Hepatis

g. Penatalaksanaan

1. Sirosis Hati

a. Istirahat sampai ada perbaikan ikterus, ascites.

b. Diet rendah protein (DH III) dan tinggi kalori

c. Pemberian antibiotika dan vitamin.

d. Memperbaiki keadaan gizi.

e. Pemberian Roborantia

2. Ascites dan Edema

a. Bed rest, diet rendah garam 500 mg/hari, cairan dibatasi 1 lt/hari, ukur

kadar elektrolit serum, timbang BB.

b. Kolaborasi Spirolakton 100 mg/ hari, KCL 50 mg/hari.

c. Dalam pemberian diuretik harus hati-hati untuk keadaan hipokalemi

h. Data Fokus

1) Data Subyektif

a) Keluhan perut tidak enak, mual dan nafsu

makan menurun.

b) Mengeluh cepat lelah.

c) Mengeluh sesak nafas.

d) Mengeluh nafsu makan turun.

e) Mengeluh depresi

2) Data Obyektif

a) Penurunan berat badan

b) Ikterus.

c) Spider naevi.

d) Anemia, air kencing berwarna gelap.

e) Kadang-kadang hati teraba keras.

f) Kadar kolesterol rendah, albumin rendah.

g) Hematemesis dan milena.

Page 5: Lp Sirosis Hepatis

i. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah:

1) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d

anoreksia.

2) Intoleransi aktifitas b/d kelemahan otot.

3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d

hipertensi portal.

4) Gangguan perfusi jaringan b/d hematemesis dan

milena.

5) Cemas b/d hematemesis dan milena.

6) Gangguan pola nafas b/d ekspansi paru menurun

7) Kerusakan komunikasi verbal b/d gangguan

persarafan bicara.

8) Resiko tinggi cedera b/d gerakan yang tidak

terkontrol.

9) Kerusakan mobilitas fisik b/d efek kekakuan otot.

10) Defisit perawatan diri b/d keadaan koma.

j. Rencana Tindakan

1) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan

tubuh b/d anoreksia.

Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Kriteria hasil: Menunjukkan peningkatan nafsu makan.

Rencana tindakan:

Intervensi Rasional

1. Diskusikan tentang

pentingnya nutrisi bagi klien.

2. Anjurkan makan sedikit

tapi sering.

Nutrisi yang baik dapat mempercepat

proses penyembuhan.

Peningkatan tekanan intra abdominal

akibat asites menekan saluran GI dan

menurunkan kapasitasnya.

Page 6: Lp Sirosis Hepatis

3. Batasi cairan 1 jam

sebelum dan sesudah makan.

4. Pertahankan kebersihan

mulut.

5. Batasi makanan dan cairan

yang tinggi lemak.

6. Pantau intake sesuai

dengan diet yang telah

disediakan.

Cairan dapat menurunkan nafsu makan

dan masukan.

Akumulasi partikel makanan di mulut

dapat menambah bau dan rasa tak sedap

yang menurunkan nafsu makan.

Kerusakan aliran empedu mengakibatkan

malabsorbsi lemak.

Untuk mencukupi nutrisi, intake harus

adekuat.

2) Intoleransi aktifitas b/d kelemahan otot.

Tujuan: Klien dapat beraktifitas sesuai dengan batas toleransi.

Kriteria hasil: Menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas.

Rencana tindakan:

Intervensi Rasional

1. Kaji kesiapan untuk

meningkatkan aktifitas. Contoh:

apakah tekanan darah stabil, perhatian

terhadap aktifitas dan perawatan diri.

2. Jelaskan pola peningkatan

bertahap dari aktifitas. Contoh: posisi

duduk di tempat tidur, bangun dari

tempat tidur, belajar berdiri, dst.

3. Berikan bantuan sesuai dengan

kebutuhan (makan, minum, mandi,

berpakaian dan eliminasi).

Stabilitas fisiologis penting untuk

menunjukkan tingkat aktifitas

individu.

Kemajuan aktifitas bertahap

mencegah peningkatan tiba-tiba

pada kerja jantung.

Teknik penghematan energi

menurunkan penggunaan energi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Lp Sirosis Hepatis

Arthur C. Guyton and John E. Hal. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi

9, EGC, Jakarta

Marylin E. Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC,

Jakarta

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan Edisi 8, EGC, Jakarta

Soeparman. 1987. Ilmu Penyakit Dalam I, FKUI, Jakarta

Stefan Silbernagl, Florian Lang. 2000. Pathophysiology, Thieme, Struttgart New

York

Sarjadi. 1999. Patologi Umum dan Sistemik, Edisi 2, EGC, Jakarta

Aji Dharma. 1991. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit, EGC,

Jakarta

Pengarapen, Tarigan. 1998. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ketiga :

Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Doengoes M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Sylvia A. Price. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit, Edisi 4, Buku

1. EGC. Jakarta

Page 8: Lp Sirosis Hepatis

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS

Oleh :

Renny Nova

NIM. 0610723023

Page 9: Lp Sirosis Hepatis

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Mei 2010