lp multiple fraktur

13
LAPORAN PENDAHULUAN MULTIPEL FRAKTUR I. Pengertian. Adalah terputuisnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berubah trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berubah trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada tulang tergantung pada jenis trauma,kekuatan, dan arahnya.Taruma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ketulang yang disebut patah tulang terbuka. Patah tulang yang didekat sendi atau yang mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi. II. Patofisiologi. Patah Tulang Beban lama / Trauma ringan yang kontinyu Terbuka Tertutup Infeksi Potensial infeksi,adanya emboli lemak dari fraktur

Upload: lowita-fi-sakina

Post on 28-Nov-2015

74 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Surgical Nursing

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Multiple Fraktur

LAPORAN PENDAHULUAN

MULTIPEL FRAKTUR

I. Pengertian.

Adalah terputuisnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan

yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Trauma yang menyebabkan

tulang patah dapat berubah trauma langsung, misalnya benturan pada

lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat

berubah trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang

menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah.

Akibat trauma pada tulang tergantung pada jenis trauma,kekuatan, dan

arahnya.Taruma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat

menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ketulang yang

disebut patah tulang terbuka. Patah tulang yang didekat sendi atau yang

mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang

disebut fraktur dislokasi.

II. Patofisiologi.

Patah Tulang

Beban lama / Trauma ringan yang kontinyu

Terbuka Tertutup

Infeksi Potensial infeksi,adanya emboli lemak dari fraktur tulang panjang & sindroma kompatemen .

Trauma Penetrasi

Perdarahan Cidera Vaskuler Trombosis Pembuluh

Komplikasi

Penyebab kematian dini Penyebab lambat kematian(Stl 3 hr)

Hemoragi & Cidera Kepala Gangguan Organ Multipel Sepsis

Page 2: Lp Multiple Fraktur

Terjadi ARDS & DIC Pelepasan Toksin

Syok Hipovolemik Dilatasi pemb. Darah

Penurunan Perfusi organ Terkumpulnya Venosa

Peningkatan Curah jantung Penurunan tahanan Vaskular

sistemik

Penurunan Curah Jantung,Tensi, Perfusi

Syok Sepsis

( Tirah baring, Ulkus, Emboli pulmunal, penyusutan Otot )

III. Klasifikasi patah tulang.

Patah tulang dapat dibagi menurut ada tidanya hubungan antara patahan

tulang denga dunia luar, yaitu patah tulang tertutup dan patah tulang terbuka

yang memungkinkan kuman dari luar dapat masuk kedalam luka sampai ke

tulang yang patah.

Patah tulang terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan oleh

berat ringannya luka dan berat ringannya patah tulang.

Patang tulang juga dapat dibagi menurut garis fraktrunya misanya fisura,

patah tulang sederhana, patah tulang kominutif ( pengecilan, patah tulang

segmental,patah tulang impaksi ), patah tulang kompresi, impresi dan patah

tulang patologis.

Derajat patah tulang terbuka terbagi atas 3 macam yaitu :

1. laserasi < 2 cm bentuknya sederhana, dislokasi,fragmen, minimal.

2. Laserasi > 2 cm kontusi otot diserkitarnya bentuknya dislokasi, fragmen

jelas

3. Luka lebar, rusak hebat atau hilangnya jaringan disekitarnya bentuknya

kominutif, segmental,fragmen tulang ada yang hilang

Page 3: Lp Multiple Fraktur

Jenis patah tulang dapat digolongkan menjadi :

1. Visura ( Diafisis metatarsal

2. Serong sederhana ( Diaphisis metacarpal )

3. Lintang sederhana ( diafisis tibia )

4. Kominutif ( Diafisis femur )

5. Segmental ( Diafisis tibia )

6. Dahan hijau ( diafisis radius pada anak )

7. Kompresi ( Korpus vertebral th. XII )

8. Impaksi ( epifisis radius distal,kolum femur lateral )

9. Impresi ( tulang tengkorak )

10. Patologis ( Tomur diafisi humerus,kurpus vertebral)

IV. Komplikasi patah tulang

Komplikasi patah tulang meliputi :

1. Komplikasi segera

Lokal :

Kulit( abrasi l;acerasi, penetrasi)

Pembuluh darah ( robek )

Sistem saraf ( Sumssum tulang belakang, saraf tepi motorik dan

sensorik)

Otot

Organ dalam ( jantung,paru,hepar, limpha(pada Fr.kosta),kandung

kemih (Fr.Pelvics)

Umum :

Ruda paksa multiple

Syok ( hemoragik, neurogenik )

2. Komplikas Dini :

Lokal :

Nekrosis kulit, gangren, sindroma kopartemen,trombosis vena,

infeksi sendi,osteomelisis )

Umum :

ARDS,emboli paru, tetanus.

3. Kompliasi lama

Lokal :

Sendi (ankilosis fibrosa, ankilosis osal )

Page 4: Lp Multiple Fraktur

Tulang ( gagal taut/lama dan salah taut,distropi

reflek,osteoporosisi paskah trauma,ggn

pertumbuhan,osteomelisis,patah tulang ulang)

Otot atau tendon ( penulangan otot, ruptur tendon )

Saraf ( kelumpuhan saraf lambat

Umum :

Batu ginjal ( akibat mobilisasi lama ditempat tidur)

V. Penatalaksanaan patah tulang.

Penatalaksanaan patah tulang mengikuti prinsip pengobatan kedokteran

pada umumnya yang meliputi :

a. Jangan ciderai pasien( Primum Non Nocere).

b. Pengobatan yang tepat berdasarkanb diagnosis dan prognosisnya

c. Sesuai denga hokum alam

d. Sesuai dengan kepribadian individu

Khusus untuk patah tulang meliputi :

4. ReposisI

5. Imobilisasi

6. Mobilisasi berupa latihan seluruh system tubuh.

TRAKSI

Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah

dalam jangka waktu sesingkat mungkin

Metode Pemasangan traksi:

Traksi Manual

Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.

Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.

Traksi Mekanik

Ada dua macam, yaitu :

Traksi Kulit

Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot.

Traksi kulit terbatas

untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.

Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi

definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

Page 5: Lp Multiple Fraktur

Traksi Skeletal

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced

traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal

atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.

KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI

Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul,

kegunaannya :

Mengurangi nyeri akibat spasme otot

Memperbaiki dan mencegah deformitas

Immobilisasi

Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

Mengencangkan pada perlekatannya.

MACAM - MACAM TRAKSI

Traksi Panggul

Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk

mengikat puncak iliaka.

Traksi Ekstension (Buck’s Extention)

Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki.

Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau

untuk mengurangi spasme otot.

Traksi Cervikal

Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme.

Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.

Traksi Russell’s

Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga

digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal

yang biasa digunakan.

Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan

pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.

Page 6: Lp Multiple Fraktur

Traksi khusus untuk anak-anak

Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan

steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan

thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment.

Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya

membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara

aktif.

VI. Asuhan keperawatan.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Riwayat perjalanan penyakit.

2. Riwayat pengobatan sebelumnya.

3. Pertolongan pertama yang dilakukan

4. Pemeriksaan fisik :

Identifikasi fraktur

Inspeksi

Palpasi (bengkak, krepitasi, nadi, dingin)

Observasi spasme otot.

5. Pemeriksaan diagnostik :

Laboratorium (HCt, Hb, Leukosit, LED)

CT-Scan

6. Obat-obatan : golongan antibiotika gram (+) dan gram (-)

Penyakit yang dapat memperberat dan mempermudah terjadinya fraktur :

a. Osteomyelitis acut

b. Osteomyelitis kronik

c. Osteomalacia

d. Osteoporosis

e. Gout

f. Rhematoid arthritis

PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

DATA SUBYEKTIF

Page 7: Lp Multiple Fraktur

Data biografi

Adanya nyeri, kekakuan, kram, sakit pinggang, kemerahan,

pembengkakan, deformitas, ROM, gangguan sensasi

Cara PQRST :

o Provikatif (penyebab)

o Quality (bagaimana rasanya, kelihatannya)

o Region/radiation (dimana dan apakah menyebar)

o Severity (apakah mengganggu aktivitas sehari-hari)

o Timing (kapan mulainya)

Pengkajian pada sistem lain

o Riwayat sistem muskuloskeletal, tanyakan juga tentang riwayat

kesehatan masa lalu.

o Riwayat dirawat di RS

o Riwayat keluarga, diet.

o Aktivitas sehari-hari, jenis pekerjaan, jenis alas kaki yang

digunakan

o Permasalahan dapat saja baru diketahui setelah klien ganti baju,

membuka kran dll.

DATA OBYEKTIF

Inspeksi dan palpasi ROM dan kekuatan otot

Bandingakan dengan sisi lainnya.

Pengukuran kekuatan otot (0-5)

Duduk, berdiri dan berjalan kecuali ada kontra indikasi.

Kyposis, scoliosis, lordosis.

PROSEDUR DIAGNOSTIK

1. X-ray dan radiography

2. Arthrogram (mendiagnosa trauma pada kapsul di persendian atau

ligamen). Anestesi lokal sebelum dimasukkan cairan kontras/udara ke

daerah yang akan diperiksa.

3. Lamnograph (untuk mengetahui lokasi yang mengalami destruksi atau

mengevaluasi bone graf).

4. Scanograph (mengetahui panjang dari tulang panjang, sering dilakukan

pada anak-anak sebelum operasi epifisis).

Page 8: Lp Multiple Fraktur

5. Bone scanning (cairan radioisotop dimasukkan melalui vena, sering

dilakukan pada tumor ganas, osteomyelitis dan fraktur).

6. MRI

7. Arthroscopy (tindakan peneropongan di daerah sendi)

8. Arthrocentesis (metode pengambilan cairan sinovial)

MASALAH-MASALAH YANG UMUM TERJADI

1. Gangguan dalam melakukan ambulasi.

Berdampak luas pada aspek psikososial klien.

Klien membutuhkan imobilisasi → menyebabkan spasme otot dan

kekakuan sendi

Perlu dilakukan ROM untuk menguragi komplikasi :

- Kaki (fleksi, inverse, eversi, rotasi)

- Pinggul (abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, rotasi)

- Lutut (ekstensi)

- Jari-jari kaki (ektensi, fleksi)

2. Nyeri; tindakan keperawatan :

Merubah posisi pasien

Kompres hangat, dingin

Pemijatan

Menguragi penekanan dan support social

Apabila nyeri di sendi, perlu dikaji :

- Kejadian sebelum terjadinya nyeri

- Derajat nyeri pada saat nyeri pertama timbul

- Penyebaran nyeri

- Lamanya nyeri

- Intensitas nyeri, apakah menyertai pergerakan

- Sumber nyeri

- Hal-hal yang dapat mengurangi nyeri.

3. Spasme otot

Spasme otot (kram/kontraksi otot involunter)

Spasme otot dapat disebabkan iskemi jaringan dan hipoksia.

Tindakan keperawatan :

a. Rubah posisi

Page 9: Lp Multiple Fraktur

b. Letakkan guling kecil di bawah pergelangan kaki dan lutut

c. Berikan ruangan yang cukup hangat

d. Hindari pemberian obat sedasi berat → dapat menurunkan

aktivitas pergerakan selama tidur

e. Beri latihan aktif dan pasif sesuai program

INTERVENSI

1. Istirahat

Istirahat adalah intervensi utama

Membantu proses penyembuhan dan meminimalkan inflamasi,

pembengkakan dan nyeri.

Pemasangan bidai/gips.

2. Kompres hangat

Rendam air hangat/kantung karet hangat

Diikuti dengan latihan pergerakan/pemijatan

Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah :

o Perlunakan jaringan fibrosa

o Membuat relaks otot dan tubuh

o Menurunkan atau menghilangkan nyeri

o Meningkatkan suplai darah/melancarkan aliran darah.

3. Kompres dingin

Metoda tidak langsung seperti cold pack

Dampak fisiologis adalah vasokonstriksi dan penerunan metabolic

Membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena

trauma

Nyeri dapat berkurang, dapat menurunkan aktivitas ujung saraf pada

otot

Harus hati-hati, dapat menyebabkan jaringan kulit nekrosis

Tidak sampai > 30 menit.

Page 10: Lp Multiple Fraktur

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2

nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.

2. Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A

Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.