lp luka bakar
DESCRIPTION
Lp Luka BakarTRANSCRIPT
![Page 1: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/1.jpg)
A. DEFINISI
Luka bakar adalah kerusakan secara langsung maupun yang tidak langsung pada
jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai organ dalam, yang disebabkan oleh
panas, sengatan listrik, bahan kimia, petir dan radiasi. Luka bakar pada umumnya terjadi pada
kulit yang mempunyai peranan penting dalam keseimbangan suhu tubuh, mempertahankan
cairan tubuh, juga pertahanan tubuh dari infeksi.
Pase Luka Bakar
a. Pase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami
ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas), dan
circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa
saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat
cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian
utama penderita pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera
termal yang berdampak sistemik.
b. Pase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:
1). Proses inflamasi dan infeksi.
2). Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju
epitel luas, dan pada struktur atau organ-organ fungsional.
3). Keadaan hipermetabolisme.
c. Pase lanjut.
Pase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan
fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa
parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
![Page 2: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/2.jpg)
B. ETIOLOGI
1. Luka Bakar Termal
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh terpapar atau kontak dengan api, cairan
panas atau objek-objek panas lainnya.
2. Luka Bakar Kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau
basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar
menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya
karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan
rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian
dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar
kimia.
3. Luka Bakar Elektrik
Luka bakar elektrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang
dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak,
tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
4. Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini
seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber
radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari
akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.
C. KLASSIFIKASI
a. Menurut kedalaman luka bakar.
Kedalaman luka bakar dapat dibagi ke dalam 4 kategori yang didasarkan pada elemen
kulit yang rusak.
1). Superficial (derajat I)
Hanya mengenai lapisan epidermis.Luka tampak merah muda cerah sampai merah
(eritema ringan sampai berat). Kulit memucat bila ditekan.Edema minimal. Tidak ada
blister. Kulit hangat/kering. Nyeri/hyperethetic. Nyeri berkurang dengan pendinginan.
Ketidak nyamanan berakhir kira-kira dalam waktu 48 jam. Dapat sembuh spontan
dalam 3-7 hari.
2). Partial thickness (derajat II)
![Page 3: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/3.jpg)
Partial tihckness dikelompokan menjadi 2, yaitu superficial partial thickness dan
deep partial thickness. Mengenai epidermis dan dermis. Luka tampak merah sampai
merah muda. Terbentuk blister, edema, nyeri, sensitif terhadap udara dingin.
Penyembuhan luka :
a). Superficial partial thickness : 14 - 21 hari
b). Deep partial thickness : 21 - 28 hari
(Namun demikian penyembuhannya bervariasi tergantung dari kedalaman dan ada
tidaknya infeksi).
3). Full thickness (derajat III)
Mengenai semua lapisan kulit, lemak subkutan dan dapat juga mengenai permukaan
otot, dan persarafan dan pembuluh darah. Luka tampak bervariasi dari berwarna putih,
merah sampai dengan coklat atau hitam. Tanpa ada blister. Permukaan luka kering
dengan tektur kasar/keras, edema, sedikit nyeri atau bahkan tidak ada rasa nyeri.
Tidak mungkin terjadi penyembuhan luka secara spontan. Memerlukan skin graft.
Dapat terjadi scar hipertropik dan kontraktur jika tidak dilakukan tindakan preventif.
4). Fourth degree (derajat IV)
Mengenai semua lapisan kulit, otot dan tulang.
![Page 4: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/4.jpg)
b. Luas Luka Bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama
rule of nine atau rule of wallace yaitu:
1). Kepala dan leher : 9%
2). Lengan masing-masing 9% : 18%
3). Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4). Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5). Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
![Page 5: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/5.jpg)
D. PATOFISIOLOGI
Proses Perjalanan Penyakit
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh.
Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat
dikelompokan menjadi luka bakar temal, radiasi, luka bakar elektrik, atau kimia. Destruksi
jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa
saluran napas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ
visera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik, atau luka bakar yang lama
dengan agen penyebab, nekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi.
Dalamnya luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan agen tersebut. Reaksi panas menyebabkan kerusakan jaringan kulit, ujung-
ujung saraf, dan pembuluh darah. Kerusakan pada kulit berhubungan dengan : suhu penyebab
luka bakar, penyebab panas, lama terbakar, jaringan ikat yang terkena, lapisan dari struktur
kulit yang terkena menyebabkan penururnan fungsi proteksi, kegagalan mengatur
temperature, meningkatkan resiko infeksi, perubahan fungsi sensori, kehilangan cairan,
kegagalan regenerasi kulit, kegagalan fungsi ekskresi dan sekresi.
Keseimbangan cairan, terdapat peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan
keluarnya plasma dan protein kejaringan yang menyebabkan terjadinya edema dan
kehilangan cairan intravascular. Kehilangan cairan juga disebabkan karena evaporasi yang
![Page 6: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/6.jpg)
meningkat 4-15 kali evaporasi pada kulit normal. Peningkatan metabolisme jyga dapat
menyebabkan kehilangan cairan melalui sisitem pernapasan.
Fungsi jantung juga terpengaruh oleh luka bakar diantaranya penurunan curah
jantung, yang disebabkan karena kehilangan cairan plasma. Perubahan hematologi berat
disebabkan kerusakan jaringan dan perubahan pembuluh darah yang terjadi pada luka bakar
yang luas. Peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan plasma pindah ke ruang
interstisial. Dalam 48 jam pertama setelah kejadian, perubahan cairan menyebabkan
hipovolemia dan jika tidak ditanggulangi dapat mnyebabkan klien jatuh pada syok
hipovolimia.
Kebutuhan metabolik sangat tinggi pada klien dengan luka bakar. Tingkat metabolik
yang tinggi akan sesuai dengan luas luka bakar sampai dengan luka bakar tersebut menutup.
Hipermetabolisme juga terjadi karena cidera itu sendiri, intervensi pembedahan dan respon
stress. Katabolisme yang berat juga terjadi yang disebabkan karena keseimbangan nitrogen
yang negative, kehilangan berat badan dan penurunan disebabkan karena respon terhadap
stress. Ini menyebabkan peningkatan kadar glukagon yang dapat menyebabkan
hiperglikemia.
Insufiensi renal akut dapat terjadi disebabkan karena hipovolemia dan penurunan
curah jantung. Kehilangan cairan dan tidak adekuatnya pemberian cairain dapat
menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal dan glumerular filtration rate. Pada luka bakar
yang disebabkan karena listrik dapat menyebabkan kerusakan langsung atau pembentukan
mioglobin casts (karena kerusakan otot) yang dapat menyababkan nekrosis tubular renal akut
dan gagal ginjal. Efek terhadap paru disebabkan karena menghisap asap. Hiperventilasi
biasanya berhubungan dengan luas luka bakar. Peningkatan ventilasi berhubungan dengan
keadaan hipermetabolik, takut, cemas dan nyeri.
Sistem imun, dengan adanya kerusakan kulit menyebabkan kehilangan mekanisme
pertahanan pertama terhadap infeksi. Sistem imun mengalami depresi, suatu penurunan
dalam produksi immunoglobulin, ganguan pada fungsi neotropil dan macrophage dapat
terjadi pada klien yang mengalami luka bakar yang luas. Perubahan-perubahan ini
meningkatkan resiko terjadinya infeksi dan sepsis yang mengancam kelangsungan hidup
klian.
Masalah gastrointestinal yang mungkin terjadi adalah pembengkakan lambung,
ulkuspeptikum dan ileus paralitik. Respon ini disebabkan karena kehilangan cairan,
perpindahan cairan, imobilisasi, penurunan moltilitas lambung dan respon terhadap stress.
![Page 7: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/7.jpg)
Insufiensi renal akut dapat terjadi yang disebabkan karena hipovolemia dan penuruna kardiak
output. Kehilangan cairan dan tidak adekuatnya pemberian cairan dapat menyebabkan
penurunan aliran darah ke ginjal dan glomerular filtration rate. Yang menyebabkan oliguri.
Aliran darah menuju usus juga berkurang, yang pada akhirnya dapat terjadi ileus intestinal
dan disfungsi gastrointestinal pada klien dengan luka bakar lebih dari 25%.
![Page 8: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/8.jpg)
![Page 9: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/9.jpg)
![Page 10: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/10.jpg)
E. MANIFESTASI KLINIK
Gangguan tajam penglihatan, nyeri pada area luka bakar, mual, gangguan
ketangkasan, muntah, dizines, sincope, takipnea, takikardia, resiko terjadinya infeksi dan
sepsis yang mengancam kelangsungan hidup klien.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. LED: mengkaji hemokonsentrasi.
b. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama penting
untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan
kalium dapat menyebabkan henti jantung.
c. Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya pada
cedera inhalasi asap.
d. BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
e. Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan otot pada
luka bakar ketebalan penuh luas.
f. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
![Page 11: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/11.jpg)
g. Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar
masif.
h. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk membantu proses regenerasi kulit akibat
luka bakar, mengidentifikasi infeksi, serta mengidentifikasi status cairan. Cara yang biasanya
digunakan untuk mengatasi luka bakar adalah :
1. Hidroterapi
Membersikan luka dapat dilakukan dengan cara hidroterapi. Hidroterapi ini terdiri dari
merendam dan dengan shower. Tindakan ini dilakukan selama 30 menit atau kurang
untuk klien dengan luka bakar akut, dibersihkan secara perlahan atau hati-hati dengan
menggunakan berbagai macam larutan seperti sodium hipokloride, profidon iodine dan
chlorohexidine. Jika hidroterapi tidak dilakukan, maka luka dapat dibersihkan dan dibilas
diatas tempat tidur klien dan ditambahkan dengan penggunaan zat antimikroba.
2. Debridemen
Debridemen luka meliputi pengangkatan eschar. Tindakan ini dilakukan untuk
meningkatkan penyembuhan luka melalui pencegahan proliferasi bakteri di bagian bawah
eschar. Debridemen luka pada luka bakar meliputi debridement secara mekanik,
debridement enzimatik dan dengan tindakan pembedahan
3. Obat-obatan
a. Antibiotika : Tidak diberikan bila klien datang <6 jam sejak kejadian
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai
hasil kultur.
b. Analgetik : Kuat (Morfin, petidin)
c. Antasida : Kalau perlu
PENATALAKSANAAN TAHAP AWAL
1.Penanggulangan Terhadap Shock
2. mengatasi gangguan keseimbangan cairana. Protokol pemberian cairan mengunakan rumus Brooke yang sudah dimodifikasi yaitu :b. 24 jam I : Ciran Ringer Lactat : 2,5 – 4 cc/kg BB/% LB.- ½ bagian diberikan dalam 8 jam pertama (dihitung mulai dari jam kecelakaan).- ½ bagian lagi diberikan dalam 16 jam berikutnya.c. 24 jam II : Cairan Dex 5 % in Water : 24 x (25 + % LLB) X BSA cc.
![Page 12: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/12.jpg)
d. Albumin sebanyak yang diperlukan, (0,3 – 0,5 cc/kg/%).3. Mengatasi gangguan pernafasan4. Mengataasi infeksi5. Eksisi eskhar dan skin graft.6. Pemberian nutrisi7. Rahabilitasi8. Penaggulangan terhadap gangguan psikologis.
H. KOMPLIKASI
a). Gangguan Jalan nafas.
Paling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya, muncul pada hari pertama. Terjadi
karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi. Penanganan dengan jalan
membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, trakeostomi, pemberian kortikosteroid
dosis tinggi dan antibiotika.
b). Curling's ulcer (ulkus Curling).
Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 5-10. Terjadi ulkus pada
duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis. Antasida harus
diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang hingga berat. Pada endoskopi
75% penderita luka bakar menunjukkan ulkus di duodenum.
c). Syok sirkulasi
d). Pneumonia
e). Kontraktur
f). Hipertrofi jaringan parut
g). Dekubitus
h). Syndrom kompartemen
i). Ileus parlitik
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematik dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian pada luka bakar :
1. Data Biografi
![Page 13: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/13.jpg)
Perawat mengumpulkan data biografi klien seperti nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
ras, dan lain-lain.
2. Luas Luka Bakar
Untuk menentukan luas luka bakar dapat digunakan salah satu metode yang ada yaitu
metode "rule of nine" atau metode, seperti telah diuraikan dimuka.
3. Aktifitas/istirahat
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit;
gangguan massa otot, perubahan tonus.
4. Kedalam Luka Bakar
Kedalaman luka bakar dapat dikelompokan menjadi empat macam, yaitu luka bakar
derajat I, derajat II, derajat III, dan derajat IV, dengan ciri-ciri seperti telah dikemukakan
dimuka.
5. Sirkulasi
![Page 14: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/14.jpg)
Dengan cedera luka bakar lebih dari 20% hipotensi (syok), penurunan nadi perifer distal
pada ekstremitas yang cedera, vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit
putih dan dingin (syok listrik), takikardia (syok/ansietas/nyeri), disritmia (syok listrik),
pembentukan edema jaringan (semua luka bakar).
6. Integritas ego
Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Yang ditandai dengan
ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
7. Eliminasi:
Haluaran urin menurun/tak ada selama fase darurat, warna mungkin hitam kemerahan bila
terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam, diuresis (setelah kebocoran
kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi), penurunan bising usus/tak ada,
khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/ peristaltik gastrik.
8. Makanan/cairan
Edema jaringan umum, anoreksia, mual/muntah.
9. Neurosensori
Perubahan orientasi, afek, perilaku, penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada cedera
ekstremitas, aktifitas kejang (syok listrik), laserasi korneal, kerusakan retinal, penurunan
ketajaman penglihatan (syok listrik), ruptur membran timpanik (syok listrik), paralisis
(cedera listrik pada aliran saraf).
10. Nyeri/kenyamanan
Berbagai nyeri contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif untuk disentuh,
ditekan, gerakan udara dan perubahan suhu, luka bakar ketebalan sedang derajat kedua
sangat nyeri, sementara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada
keutuhan ujung saraf, luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
11. Pernafasan
Terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi). Ditandai
dengan serak, batuk mengii, partikel karbon dalam sputum, ketidakmampuan menelan
sekresi oral dan sianosis, indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak mungkin terbatas
pada adanya luka bakar lingkar dada, jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi
sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal), bunyi nafas : gemericik (oedema
paru), stridor (oedema laringeal), sekret jalan nafas dalam (ronkhi)
12. Keamanan
![Page 15: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/15.jpg)
Destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan
proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area kulit tak terbakar mungkin
dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah
jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api : terdapat area cedera campuran dalam sehubungan dengan variase intensitas
panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong, mukosa hidung dan mulut
kering, merah, lepuh pada faring posterior, oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit mungkin coklat
kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus, lepuh, ulkus, nekrosis, atau jarinagn
parut tebal. Cedera secara umum lebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan
kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka
bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal
sehubungan dengan pakaian terbakar. Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda
motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik)
Diagnosa Keperawatan
a) Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar
b) Resiko infeksi b.d kerusakan lapisan pelindung
c) Resiko kurangnya volume cairan b.d perpindahan cairan dari intravaskular ke dalam
rongga interstisial dan hilangnya cairan secara evaporasi
d) Tidak efektif bersihkan jalan nafas dan gangguan pertukaran gas b.d edema paru,
injury pulmonal sekunder dari smoke Inhalation, karbon monoksida atau hipoksia.
e) Nyeri b.d rusaknya ujung-ujung syaraf, trauma dan edema karena injury luka bakar,
dan prosedur.
![Page 16: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/16.jpg)
RENCANA KEPERAWATANKerusakan integritas kulitberhubungan dengan :Eksternal :- Hipertermia atauhipotermia- Substansi kimia- Kelembaban- Faktor mekanik (misalnya :alat yang dapatmenimbulkan luka,tekanan, restraint)- Immobilitas fisik- Radiasi- Usia yang ekstrim- Kelembaban kulit- Obat-obatanInternal :- Perubahan statusmetabolik- Tonjolan tulang- Defisit imunologi- Berhubungan dengandengan perkembangan- Perubahan sensasi- Perubahan status nutrisi(obesitas, kekurusan)- Perubahan status cairan- Perubahan pigmentasi- Perubahan sirkulasi- Perubahan turgor(elastisitas kulit)DO:- Gangguan pada bagian tubuh- Kerusakan lapisa kulit(dermis)- Gangguan permukaan kulit(epidermis)
NOC :Tissue Integrity : Skin andMucous MembranesWound Healing : primer dansekunderSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama…..kerusakan integritas kulitpasien teratasi dengankriteria hasil: Integritaskulit yang baik bisadipertahankan(sensasi, elastisitas,temperatur, hidrasi,pigmentasi) Tidak adaluka/lesi pada kulit Perfusijaringan baik Menunjukkan pemahaman dalamproses perbaikan kulitdan mencegahterjadinya sederaberulang Mampumelindungi kulit danmempertahankankelembaban kulit danperawatan alami Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
NIC : Pressure Management Anjurkan pasien untuk menggunakanpakaian yang longgarHindari kerutan pada tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap bersihdan keringMobilisasi pasien (ubah posisi pasien)setiap dua jam sekaliMonitor kulit akan adanya kemerahanOleskan lotion atau minyak/baby oil padaderah yang tertekanMonitor aktivitas dan mobilisasi pasienMonitor status nutrisi pasienMemandikan pasien dengan sabun dan airhangat Kaji lingkungan dan peralatan yangmenyebabkan tekananObservasi luka : lokasi, dimensi,kedalaman luka, karakteristik,warnacairan, granulasi, jaringan nekrotik, tandatandainfeksi lokal, formasi traktus Ajarkan pada keluarga tentang luka danperawatan luka Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP,vitaminCegah kontaminasi feses dan urin Lakukan tehnik perawatan luka dengansteril Berikan posisi yang mengurangi tekananpada luka
Defisit Volume CairanBerhubungan dengan:
NOC: Fluid balance
NIC : Pertahankan catatan intake
![Page 17: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/17.jpg)
- Kehilangan volume cairansecara aktif- Kegagalan mekanismepengaturanDS :- HausDO:- Penurunan turgorkulit/lidah- Membran mukosa/kulitkering- Peningkatan denyut nadi,penurunan tekanan darah,penurunanvolume/tekanan nadi- Pengisian vena menurun- Perubahan status mental- Konsentrasi urinemeningkat- Temperatur tubuhmeningkat- Kehilangan berat badansecara tiba-tiba- Penurunan urine output- HMT meningkat- Kelemahan
Hydration Nutritional Status : Foodand Fluid IntakeSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama…..defisit volume cairanteratasi dengan kriteriahasil: Mempertahankan urineoutput sesuai denganusia dan BB, BJ urinenormal, Tekanan darah, nadi,suhu tubuh dalam batasnormal Tidak ada tanda tandadehidrasi, Elastisitasturgor kulit baik,membran mukosalembab, tidak ada rasahaus yang berlebihan Orientasi terhadapwaktu dan tempat baik Jumlah dan iramapernapasan dalambatas normal Elektrolit, Hb, Hmtdalam batas normal pH urin dalam batasnormal Intake oral danintravena adekuat
danoutput yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembabanmembran mukosa, nadi adekuat,tekanan darah ortostatik ), jikadiperlukan Monitor hasil lab yang sesuaidengan retensi cairan (BUN , Hmt ,osmolalitas urin, albumin, totalprotein ) Monitor vital sign setiap 15menit – 1jam Kolaborasi pemberian cairan IV Monitor status nutrisi Berikan cairan oral Berikan penggantian nasogatriksesuai output (50 – 100cc/jam) Dorong keluarga untuk membantupasien makan Kolaborasi dokter jika tanda cairanberlebih muncul meburuk Atur kemungkinan tranfusi Persiapan untuk tranfusi Pasang kateter jika perlu Monitor intake dan urin outputsetiap 8 jam
![Page 18: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/18.jpg)
Bersihan Jalan Nafas tidakefektif berhubungan dengan:- Infeksi, disfungsineuromuskular, hiperplasiadinding bronkus, alergijalan nafas, asma, trauma- Obstruksi jalan nafas :spasme jalan nafas, sekresitertahan, banyaknyamukus, adanya jalan nafasbuatan, sekresi bronkus,adanya eksudat di alveolus,adanya benda asing di jalannafas.DS:- DispneuDO:- Penurunan suara nafas- Orthopneu- Cyanosis- Kelainan suara nafas (rales,wheezing)- Kesulitan berbicara- Batuk, tidak efekotif atautidak ada- Produksi sputum- Gelisah- Perubahan frekuensi danirama nafas
NOC: Respiratory status :Ventilation Respiratory status :Airway patency Aspiration ControlSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama…………..pasienmenunjukkan keefektifanjalan nafas dibuktikandengan kriteria hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dansuara nafas yang bersih,tidak ada sianosis dandyspneu (mampumengeluarkan sputum,bernafas denganmudah, tidak ada pursedlips) Menunjukkan jalannafas yang paten (klientidak merasa tercekik,irama nafas, frekuensipernafasan dalamrentang normal, tidakada suara nafasabnormal) Mampumengidentifikasikan danmencegah faktor yangpenyebab. Saturasi O2 dalambatas normal Foto thorak dalambatas normal
Pastikan kebutuhan oral / trachealsuctioning. Berikan O2 ……l/mnt, metode……… Anjurkan pasien untuk istirahat dan napasdalamPosisikan pasien untuk memaksimalkanventilasiLakukan fisioterapi dada jika perluKeluarkan sekret dengan batuk atausuctionAuskultasi suara nafas, catat adanya suaratambahanBerikan bronkodilator :- ………………………- ……………………….- ………………………Monitor status hemodinamikBerikan pelembab udara Kassa basah NaClLembabBerikan antibiotik :…………………….…………………….Atur intake untuk cairan mengoptimalkankeseimbangan.Monitor respirasi dan status O2Pertahankan hidrasi yang adekuat untukmengencerkan sekretJelaskan pada pasien dan keluarga tentangpenggunaan peralatan : O2, Suction,Inhalasi
![Page 19: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/19.jpg)
Risiko infeksiFaktor-faktor risiko :- Prosedur Infasif- Kerusakan jaringan danpeningkatan paparanlingkungan- Malnutrisi- Peningkatan paparanlingkungan patogen- Imonusupresi- Tidak adekuat pertahanansekunder (penurunan Hb,Leukopenia, penekananrespon inflamasi)- Penyakit kronik- Imunosupresi- Malnutrisi- Pertahan primer tidakadekuat (kerusakan kulit,trauma jaringan, gangguanperistaltik)
NOC : Immune Status Knowledge : Infectioncontrol Risk controlSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama……pasien tidak mengalamiinfeksi dengan kriteriahasil: Klien bebas dari tandadan gejala infeksi Menunjukkankemampuan untukmencegah timbulnyainfeksi Jumlah leukosit dalambatas normal Menunjukkan perilakuhidup sehat Status imun,gastrointestinal,genitourinaria dalambatas normal
NIC : Pertahankan teknik aseptif Batasi pengunjung bila perlu Cuci tangan setiap sebelum dan sesudahtindakan keperawatan Gunakan baju, sarung tangan sebagaialat pelindung Ganti letak IV perifer dan dressing sesuaidengan petunjuk umum Gunakan kateter intermiten untukmenurunkan infeksi kandung kencing Tingkatkan intake nutrisi Berikan terapiantibiotik:.................................Monitor tanda dan gejala infeksi sistemikdan lokalPertahankan teknik isolasi k/pInspeksi kulit dan membran mukosaterhadap kemerahan, panas, drainaseMonitor adanya lukaDorong masukan cairanDorong istirahatAjarkan pasien dan keluarga tanda dangejala infeksiKaji suhu badan pada pasien neutropeniasetiap 4 jam
![Page 20: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/20.jpg)
Nyeri akut berhubungandengan:Agen injuri (biologi, kimia,fisik, psikologis), kerusakanjaringanDS:- Laporan secara verbalDO:- Posisi untuk menahan nyeri- Tingkah laku berhati-hati- Gangguan tidur (mata sayu,tampak capek, sulit ataugerakan kacau,menyeringai)- Terfokus pada diri sendiri- Fokus menyempit(penurunan persepsi waktu,kerusakan proses berpikir,penurunan interaksi denganorang dan lingkungan)- Tingkah laku distraksi,contoh : jalan-jalan,menemui orang laindan/atau aktivitas, aktivitasberulang-ulang)- Respon autonom (sepertidiaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahannafas, nadi dan dilatasipupil)- Perubahan autonomicdalam tonus otot (mungkindalam rentang dari lemahke kaku)- Tingkah laku ekspresif(contoh : gelisah, merintih,menangis, waspada,iritabel, nafaspanjang/berkeluh kesah)- Perubahan dalam nafsumakan dan minum
NOC : Pain Level, pain control, comfort levelSetelah dilakukan tinfakankeperawatan selama ….Pasien tidak mengalaminyeri, dengan kriteria hasil:Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri,mampu menggunakantehnik nonfarmakologiuntuk mengurangi nyeri,mencari bantuan)Melaporkan bahwa nyeriberkurang denganmenggunakanmanajemen nyeriMampu mengenali nyeri(skala, intensitas,frekuensi dan tanda nyeri)Menyatakan rasa nyamansetelah nyeri berkurangTanda vital dalam rentangnormalTidak mengalamigangguan tidur
NIC : Lakukan pengkajian nyeri secarakomprehensif termasuk lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitasdan faktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal dariketidaknyamanan Bantu pasien dan keluarga untuk mencaridan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapatmempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untukmenentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi:napas dala, relaksasi, distraksi, kompreshangat/ dingin Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri:……... Tingkatkan istirahat Berikan informasi tentang nyeri sepertipenyebab nyeri, berapa lama nyeri akanberkurang dan antisipasi ketidaknyamanandari prosedur Monitor vital sign sebelum dan sesudahpemberian analgesik pertama kali
![Page 21: Lp Luka Bakar](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012323/577c852f1a28abe054bc0eab/html5/thumbnails/21.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Clevo, Rendy M. dan Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
2. Hidayat, A . Aziz Alimul. 2008 . Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta : Salemba Merdeka.
3. Hudak, C.M. dan Gallo, B.M. 1996. Keperawatan Klinis : Pendekatan Holistik (Critical Care Nursing : A Holistic Approach). Edisi VI. Volume II. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Kahan, Scott dan Raves, John. J. 2011. Master Plan Ilmu Bedah: Disertai Contoh Kasus Klinik. Tangerang : Binarupa Aksara.
5. Moenadjat Y. 2009. Luka Bakar Masalah dan Tata Laksana. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
6. NANDA. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-NOC. Media ihardy:Yogyakarta
7. Bulecheck, Gloria M, et al. Nursing Intervention Classifcation (NIC) Fifth Edition. USA: Mosbie Elsevier, 2008.