lp askep diare pada anak

4
ASKEP DIARE PADA ANAK I. Definisi Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002). Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak terjadi pada masa kanak-kanak, didefenisikan sebagai peningkatan dalam frekuensi, konsistensi, dan volume dari feces (Mc.Kinney, Emily Stone et al, 2000). Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus. Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair. Menurut WHO (1980) diare adalah defikasi encer lebih dari 3 kali sehari tanpa/ dengan daerah/ sendiri didalam tinja. Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus II. ETIOLOGI III. a) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,

Upload: cornelia-fransiska-sandehang

Post on 01-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

take it

TRANSCRIPT

ASKEP DIARE PADA ANAKI. DefinisiDiare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002).Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak terjadi pada masa kanak-kanak, didefenisikan sebagai peningkatan dalam frekuensi, konsistensi, dan volume dari feces (Mc.Kinney, Emily Stone et al, 2000).Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.Menurut WHO (1980) diare adalah defikasi encer lebih dari 3 kali sehari tanpa/ dengan daerah/ sendiri didalam tinja.Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau ususII. ETIOLOGIIII. a) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).b) Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.c) karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.d) Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.e) Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

IV. PATOFISIOLOGI

V. TANDA DAN GEJALA- Diare - Muntah. - Demam. - Nyeri abdomen - Membran mukosa mulut dan bibir kering - Fontanel cekung - Kehilangan berat badan - Tidak nafsu makan - Badan terasa lemah

VI. Cara Penularan dan Faktor RisikoCara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak langsung melalui lalat ( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger). Faktor risiko terjadinya diare adalah:1. Faktor perilakuFaktor perilaku antara lain:- Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan Makanan - Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman- Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena sangat sulit untuk membersihkan botol susu - Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum memberi - ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak - Penyimpanan makanan yang tidak higienis2. Faktor lingkungan antara lain:a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi Cuci Kakus (MCK)b. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang burukDisamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari penderita yang dapat meningkatkan kecenderungan untuk diare antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama anak gizi buruk, penyakit imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak (Kemenkes RI, 2011).

Universitas Sumatera Utara2.1.4. KlasifikasiVII. Terdapat beberapa pembagian diare:VIII. 1. Berdasarkan lamanya diare:IX. a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.X. b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan XI. kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive) XII. selama masa diare tersebut. XIII. (Suraatmaja, 2007).XIV. 2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik:XV. a. Diare sekresi (secretory diarrhea)XVI. b. Diare osmotic (osmotic diarrhea)XVII. (Suraatmaja, 2007