lp apendisitis new

21
LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS Definisi Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks).Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan.Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah.Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum).Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah.Strukturnya seperti bagian usus lainnya.Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim, Apendisitis, 2007) Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu/apendiks ( Anonim, Apendisitis, 2007) Klasifikasi 1. Apendisitis akut Apendisitis akut adalah: radang pada jaringan apendiks. Apendisitis akut pada dasarnya adalah obstruksi lumen yang selanjutnya akan diikuti oleh proses infeksi dari apendiks. Penyebab obstruksi dapat berupa : 1. Hiperplasi limfonodi sub mukosa dinding apendiks. 1

Upload: sigit-yodha-wibisono

Post on 07-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Page 1: LP Apendisitis New

LAPORAN PENDAHULUAN

APENDISITIS

Definisi

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai

cacing (apendiks).Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan.Bila infeksi

bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah.Usus buntu merupakan saluran usus

yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum

(cecum).Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut

kanan bawah.Strukturnya seperti bagian usus lainnya.Namun, lendirnya banyak

mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim,

Apendisitis, 2007)

Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu/apendiks ( Anonim,

Apendisitis, 2007)

Klasifikasi

1. Apendisitis akut

           Apendisitis akut adalah: radang pada jaringan apendiks. Apendisitis

akut pada dasarnya adalah obstruksi lumen yang selanjutnya akan diikuti

oleh proses infeksi dari apendiks.

Penyebab obstruksi dapat berupa :

1. Hiperplasi limfonodi sub mukosa dinding apendiks.

2. Fekalit

3. Benda asing

4. Tumor.

Adanya obstruksi mengakibatkan mucin / cairan mukosa yang diproduksi

tidak dapat keluar dari apendiks, hal ini semakin meningkatkan tekanan

intra luminer sehingga menyebabkan tekanan intra mukosa juga semakin

tinggi.

Tekanan yang tinggi akan menyebabkan infiltrasi kuman ke dinding

apendiks sehingga terjadi peradangan supuratif yang menghasilkan pus /

nanah pada dinding apendiks.

1

Page 2: LP Apendisitis New

Selain obstruksi, apendisitis juga dapat disebabkan oleh

penyebaran infeksi dari organ lain yang kemudian menyebar secara

hematogen ke apendiks.

2. Appendicitis Purulenta (Supurative Appendicitis)

Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema

menyebabkan terbendungnya aliran vena pada dinding appendiks dan

menimbulkan trombosis ini memperberat iskemia dan edema pada

apendiks.Mikroorganisme yang ada di usus besar berinvasi ke dalam

dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa sehingga serosa menjadi

suram karena dilapisi eksudat dan fibrin.Pada appendiks dan

mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan di dalam lumen terdapat

eksudat fibrinopurulen. Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal

seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc Burney, defans muskuler,

dan nyeri pada gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans muskuler dapat

terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda peritonitis umum.

3. Apendisitis kronik

Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi

semua syarat : riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua minggu,

radang kronik apendiks secara makroskopikdan mikroskopik, dan

keluhan menghilang satelah apendektomi.

Kriteria  mikroskopik apendiksitis kronik adalah fibrosis

menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau total lumen

apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa, dan infiltrasi

sel inflamasi kronik. Insidens apendisitis kronik antara 1-5 persen.

4. Apendisitis rekurens

Diagnosis rekuren baru dapat dipikirkan jika ada riwayat serangan

nyeri berulang di perut kanan bawah yang mendorong dilakukan

apeomi dan hasil patologi menunjukan peradangan akut.Kelainan ini

terjadi bila serangn apendisitis akut pertama kali sembuh

spontan.Namun, apendisitis tidak perna kembali ke bentuk aslinya

karena terjadi fribosis dan jaringan parut.Resiko untuk terjadinya

2

Page 3: LP Apendisitis New

serangn lagi sekitar 50 persen.Insidens apendisitis rekurens biasanya

dilakukan apendektomi yang diperiksa secara patologik.

Pada apendiktitis rekurensi biasanya dilakukan apendektomi karena

sering penderita datang dalam serangan akut.

5. Mukokel Apendiks

Mukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari apendiks yang berisi

musin akibat adanya obstruksi kronik pangkal apendiks, yang biasanya

berupa jaringan fibrosa. Jika isi lumen steril, musin akan tertimbun

tanpa infeksi. Walaupun jarang,mukokel dapat disebabkan oleh suatu

kistadenoma yang dicurigai bisa menjadi ganas.

Penderita sering datang dengan keluhan ringan berupa rasa tidak

enak di perut kanan bawah. Kadang teraba massa memanjang di regio

iliaka kanan. Suatu saat bila terjadi infeksi, akan timbul tanda

apendisitis akut. Pengobatannya adalah apendiktomi.

6. Tumor Apendiks

Penyakit ini jarang ditemukan, biasa ditemukan kebetulan sewaktu

apendektomi atas indikasi apendisitis akut. Karena bisa metastasis ke

limfonodi regional, dianjurkan hemikolektomi kanan yang akan

memberi harapan hidup yang jauh lebih baik dibanding hanya

apendektomi.

7. Karsinoid Apendiks

Ini merupakan tumor sel argentafin apendiks. Kelainan ini jarang

didiagnosis prabedah,tetapi ditemukan secara kebetulan pada

pemeriksaan patologi atas spesimen apendiks dengan diagnosis

prabedah apendisitis akut. Sindrom karsinoid berupa rangsangan

kemerahan (flushing) pada muka, sesak napas karena spasme bronkus,

dan diare ynag hanya ditemukan pada sekitar 6% kasus tumor karsinoid

perut.Sel tumor memproduksi serotonin yang menyebabkan gejala

tersebut di atas.

Meskipun diragukan sebagai keganasan, karsinoid ternyata bisa

memberikan residif dan adanya metastasis sehingga diperlukan opersai

radikal.Bila spesimen patologik apendiks menunjukkan karsinoid dan

3

Page 4: LP Apendisitis New

pangkal tidak bebas tumor, dilakukan operasi ulang reseksi ileosekal

atau hemikolektomi kanan.

Etiologi

Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetus apendisitis. Sumbatan

pada lumen apendiks merupakan faktor penyebab dari apendisitis akut, di

samping hiperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, timbuan tinja/feces yang

keras (fekalit), tumor apendiks, cacing ascaris, benda asing dalam tubuh (biji

cabai, biji jambu, dll) juga dapat menyebabkan sumbatan.

            Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan

dan kuat dugaannya sebagai penyebab appendisitis adalah faktor

penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan

atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang

biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali

telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali

mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu.

(Anonim,2008)

Manifestasi Klinis

a. Nyeri kuadran bawah

b. Demam ringan

c. Mual-muntah

d. Hilangnya nafsu makan

e. Nyeri tekan lokal pada titik mc Burney

f. Nyeri tekan lepas (hasil atau intesifikasi dari nyeri bila tekanan

dilepaskan)

g. Tanda rovsing dapat timbul dengan melakukan palpoasi kuadran bawah

kiri yang secara paradoksimal menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran

kanan bawah

h. Distensi abdomen akibat ileus paralitik

i. Kondisi pasien memburuk

4

Page 5: LP Apendisitis New

Bila apendiks melingkar dibelakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat

terasa di daerah lumbar,bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini

dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi

menunjukkan ujung apendiks berada dekat rectum, nyeri pada saat

berkemih menunjukkan bahwa ujung apendiks dekat dengan kandung

kemih atau ureter. Adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus

kanan dapat terjadi.

Komplikasi

Perforasi apendiks

Infeksi luka

Abses intraabdomen ( pelvis,fosa iliaka kanan,subfrenikus )

Perlekatan

Piemia porta

Patofisiologi

Appendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat tersumbat,

kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor atau benda asing.

Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal yang akan menghambat

aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri dan ulserasi

mukosa menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara

progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi dikuadran kanan bawah dari

abdomen. Akhirnya appendiks yang terinflamasi berisi pus. (Smeltzer,

Suzanne, C., 2001).

Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat menyebabkan

peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga

menimbulkan nyeri kanan bawah disebut apendisitis supuratif akut. Bila

kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang

diikuti dengan gangren yang disebut apendisitis gangrenosa. Bila dinding

yang telah rapuh pecah akan terjadi apendisitis perforasi. Bila semua proses

di atas berjalan lambat, omentum dan usus berdekatan akan bergerak ke arah

5

Page 6: LP Apendisitis New

apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang dsebut infiltrat apendikularis.

Peradangan appendiks dapat menjadi abses atau menghilang.

                   Pada anak-anak, omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang,

dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan

tubuh yang menjadi kurang memudahkan terjadinya perforasi. Pada orang tua

perforasi mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah (Mansjoer,

2000).

6

Page 7: LP Apendisitis New

Makan tidak teratur

Massa keras feses

Nyeri

PerforasiAbsesRuptur

Obstruksi lumen

Suplai aliran darah menurun,mukosa terkikis

Distensi AbdomenPeradangan pada apendiks

Menekan gaster

Peningkatan produksi HCl

Resiko tinggi terjadi komplikasi peritonitis

Resiko kurang volume cairan

Mual,muntah

Pathway

7

Page 8: LP Apendisitis New

Penatalaksanaan

Apendisitis akut : apendisektomi : apendisektomi, terbuka atau

laparoskopik

Massa apendiks : cairan i.v, antibiotik, observasi tertutup. Jika gejala

membaik : apendisektomi interval setelah beberapa bulan.

Jika gejala berlanjut : apendisektomi segera drainase.

8

Page 9: LP Apendisitis New

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Identitas Pasien :Nama ,Umur,Agama,Pendidikan,Alamat

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama :

Nyeri sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan bawah

b. Riwayat Penyakit Sekarang

anoreksia,mual,muntah

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien penah menderita hipertensi ataupun diabetes militus

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama

seperti klien

3. Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda Vital

TD :>120/80 mmHg

Nadi :>100x/menit

Suhu : >37,5°C

RR : >24x/menit

ADL :

1) Sirkulasi : adanya takikardi

2) Eliminasi : konstipasi radang diare, perut kembung, bising

usus berkurang/ tidak ada, distansi abdomen,

nyeri tekan kekakuan.

3) Nutrisi : mual muntah

4) Kenyamanan : nyeri didaerah abdomen, epigastrion dan

umbilikalis.

5) Panas : panas

6) Pernafasan : tacipnea, pernafasan dangkal.

4. Pemeriksaan Penunjang

9

Page 10: LP Apendisitis New

a. Tanda-tanda peritonitis kuadran kanan bawah. Gambaran

perselubungan mungkin terlihat “ileal atau caecal ileus” (gambaran

garis permukaan cairan udara di sekum atau ileum).

b. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis

infiltrat.

c. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.

d. Peningkatan leukosit, neutrofilia, tanpa eosinofil.

e. Pada enema barium apendiks tidak terisi.

f. Ultrasound: fekalit nonkalsifikasi, apendiks nonperforasi, abses

apendiks

Contoh Analisa Data

No DATA PROBLEM ETIOLOGI1

.

2

DS :- Rasa sakit hilang timbul- Sakit di daerah epigastrum

hingga perut bagian bawah- Tungkai kanan tidak dapat

diluruskan

DO : ·- Tampak meringis menahan

sakit- Nyeri tekan titik MC.Burney- Skala nyeri 10- Pasien memegang daerah perut- Pernapasan tachipnea- Tachycardia- Gelisah

DS :- Pasien mengatakan tidak nafsu

makan- Mual, muntah- Diare atau konstipasi- Malaise

DO :- Nafsu makan menurun- Berat badan menurun- Porsi makan tidak dihabiskan- Turgor kulit meningkat- Bibir terlihat kering

Nyeri abdomen

Gangguan kekurangan volume cairan

Obstruksi dan peradangan apendiks

Mual,muntah

10

Page 11: LP Apendisitis New

3

- Suhu : meningkat,Nadi: meningkat,TD : meningkat,RR : meningkat

DS :- Klien mengatakan nyeri pada

abdomennya- Dehidrasi- Klien mengatakan badannya

terasa lemas- Pucat

DO :- Klien tampak gelisah- Akral dingin- Suhu : meningkat,Nadi:

meningkat,TD : meningkat,RR : meningkat

Resiko tinggi terjadi komplikasi peritonitis

perforasi/ruptur apendiks

.

Diagnosa Keperawatan

Sebelum operasi :

1. Nyeri Abdomen b.d Obstruksi dan peradangan apendiks

2. Potensial kekurangan volume cairan b.d mual, muntah,anoreksia dan

diare

3. Resiko tinggi terjadi komplikasi peritonitis b.d perforasi/ruptur

apendiks

11

Page 12: LP Apendisitis New

Contoh Intervensi Keperawatan

Tgl No Dx Tujuan dan KH Intevensi Rasional TTD

1. Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

1x24 jam

diharapkan nyeri

berkurang/hilang

KH :

- TTV normal

- Nyeri hilang

- Skala nyeri

berkurang

- Wajah tidak

meringis

kesakitan

1. Kaji tingkat

nyeri, lokasi

dan

karasteristik

nyeri.

2. Anjurkan

pernapasan

dalam.

3. Bantu posisi

pasien untuk

kenyaman

optimal.

1. Untuk mengetahui

sejauh mana

tingkat nyeri dan

merupakan

indiaktor secara

dini untuk dapat

memberikan

tindakan

selanjutnya.

2. Pernapasan yang

dalam dapat

menghirup O2

secara adekuat

sehingga otot-otot

menjadi relaksasi

sehingga dapat

mengurangi rasa

nyeri

3. Beberapa pasien

menemukan

kenyamanan pada

posisi miring

dengan lutut

ditekuk,

sedangkan yang

lain merasa

nyerinya hilang

apabila telentang

dengan bantal

dibawah lutut.

12

Page 13: LP Apendisitis New

2. Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

1x24jam pasien

mampu

Mempertahankan

keseimbangan

volume cairan

KH :

1. Intake cairan

meningkat.

2. Klien tidak

mual dan

muntah.

3. bibir tidak

kering

4. mukosa

membran

lembab

5. turgor kulit

baik, tidak

kering.

6. TTV normal

4. Beri analgetik.

1. Monitor tanda-

tanda vital.

2. Monitor intake

dan out put dan

konsentrasi

urine.

3. Beri cairan

sedikit demi

sedikit tapi

sering.

4. Sebagai profilaksis

untuk dapat

menghilangkan

rasa nyeri (apabila

sudah mengetahui

gejala pasti).

1. Mengetahui

keadaan umum

pasien

2. Menurunnya out

put dan

konsentrasi urine

akan meningkat

3. Untuk

meminimalkan

hilangnya cairan.

13

Page 14: LP Apendisitis New

3. Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan pasien

akan bebas dari

infeksi (komplikasi)

KH :

- Nyeri abdomen

tidak bertambah

hebat

- TTV normal

- tidak gelisah

- akral tidak

dingin

1. Observasi

tanda-tanda

vital

2. Kontrol secara

teratur tanda-

tanda

peritonitis

3. Beri makanan

dan cairan

batasan sesuai

program

4. Kalau perlu

pasang pipa

lambung, infus

sesuai program

medik

5. Bila tanda dan

gejala

peritonitis

muncul, maka :

- Puasakan

- Beri posisi

setengah

duduk dan tirai

baring

- Pantau efek

pembelian obat

- Beri dukungan

pada pasien

- Beri antibiotik

sesuai program

medik

1. Mengetahui

keadaan umum

pasien

2. Jika ada tanda-

tanda peritonitis

segera laporkan

3. Untuk

meminimalkan

hilangnya cairan

4. Memenuhi

kebutuhan cairan

yang hilang

5. Mencegah

terjadinya

komplikasi yang

berlanjut

14

Page 15: LP Apendisitis New

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marylinn E. (2000), Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

2. Henderson, M.A. (1992), Ilmu Bedah Perawat, Yayasan Mesentha Medica, Jakarta.

3. Schwartz, Seymour, (2000), Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

4. Smeltzer, Suzanne C, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Volume 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

15