lomba debat mahasiswa oleh pers 2103

4
“ Kesesemaan yang hilang, era baru yang tak terarah “ Apa yang terlihat dari keseharian mahasiswa sekarang, khususnya mahasiswa teknik di kampus gowa??.Sebagian besar dari mereka hanya datang kuliah, kuliah, dan kuliah lalu setelah itu mereka pulang. Dari hal ini tampak bahwa ada sesuatu yang hilang, yaitu kebersamaan dalam kesesamaan. Tak ada waktu yang disempatkan untuk bersama dalam arti sosial, sehingga fenomena saling tidak kenal terjadi. Kehidupan kampus terasa hampa, tak berjalan, bahkan cenderung monoton. Semuanya seolah berjalan pada koridor sendiri, tak ada lintas, tak ada hasil yang berarti kecuali indeks prestasi yang sedikit meningkat. Bahkan cenderung terbentuk koloni – koloni setiap jurusan bahkan antar prodi, sehingga acap kali sikap arogansi memicu ketegangan antar mereka. Ditambah lagi dengan kedatangan mahasiswa baru angkatan 2013 yang mereka angkatan 2012 belum siap menerima secara kesamaan persepsi. Apa sebenarnya yang menyebabkan hilangnya kebersamaan dalam kesesamaan itu ?? Menurut perkiraan, hampir sebagian dari mereka belum bisa menerima bahwa perkuliahan benar dipindahkan ke kampus baru ( kampus teknik unhas – gowa ), mereka beranggapan secara sarana kampus ini belum siap. Memang benar, kampus tiga teknik unhas ini masih dalam tahap pembangunan yang mungkin beberapa tahun lagi akan rampung. Lalu kenapa demikian mesti dipindahkan ?. Salah satu alasan bahwa, kekerasan selama ini yang berdampak terhadap buruknya imej kampus harus dihentikan. Konsep senioritas yang diklaim buruk pun harus diputuskan oleh karena sejumlah kegiatan dianggap melampaui batas kewajaran(kekerasan). Sehingga, selama ini kekerasan juga telah menjadi momok yang menakutkan bagi setiap calon mahasiswa teknik. Akan tetapi ketika dipindahkan, kampus baru belum siap secara fisik berupa sarana dan prasarana. Padahal mahasiswa secara ideal membutuhkan sarana penunjang perkuliahan dan penunjang kegiatan ekstrakurikuler, seperti

Upload: muchlis-suardi

Post on 29-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lomba Debat Mahasiswa Oleh Pers 2103

“ Kesesemaan yang hilang, era baru yang tak terarah “

Apa yang terlihat dari keseharian mahasiswa sekarang, khususnya mahasiswa teknik di kampus gowa??.Sebagian besar dari mereka hanya datang kuliah, kuliah, dan kuliah lalu setelah itu mereka pulang. Dari hal ini tampak bahwa ada sesuatu yang hilang, yaitu kebersamaan dalam kesesamaan. Tak ada waktu yang disempatkan untuk bersama dalam arti sosial, sehingga fenomena saling tidak kenal terjadi. Kehidupan kampus terasa hampa, tak berjalan, bahkan cenderung monoton. Semuanya seolah berjalan pada koridor sendiri, tak ada lintas, tak ada hasil yang berarti kecuali indeks prestasi yang sedikit meningkat. Bahkan cenderung terbentuk koloni – koloni setiap jurusan bahkan antar prodi, sehingga acap kali sikap arogansi memicu ketegangan antar mereka. Ditambah lagi dengan kedatangan mahasiswa baru angkatan 2013 yang mereka angkatan 2012 belum siap menerima secara kesamaan persepsi. Apa sebenarnya yang menyebabkan hilangnya kebersamaan dalam kesesamaan itu ??

Menurut perkiraan, hampir sebagian dari mereka belum bisa menerima bahwa perkuliahan benar dipindahkan ke kampus baru ( kampus teknik unhas – gowa ), mereka beranggapan secara sarana kampus ini belum siap. Memang benar, kampus tiga teknik unhas ini masih dalam tahap pembangunan yang mungkin beberapa tahun lagi akan rampung. Lalu kenapa demikian mesti dipindahkan ?. Salah satu alasan bahwa, kekerasan selama ini yang berdampak terhadap buruknya imej kampus harus dihentikan. Konsep senioritas yang diklaim buruk pun harus diputuskan oleh karena sejumlah kegiatan dianggap melampaui batas kewajaran(kekerasan). Sehingga, selama ini kekerasan juga telah menjadi momok yang menakutkan bagi setiap calon mahasiswa teknik. Akan tetapi ketika dipindahkan, kampus baru belum siap secara fisik berupa sarana dan prasarana. Padahal mahasiswa secara ideal membutuhkan sarana penunjang perkuliahan dan penunjang kegiatan ekstrakurikuler, seperti laboratorium, perpustakaan, akses internet, lapangan olahraga, ruang seni dan lain – lain.

Keadaan ini membuat sebagian mahasiswa berpikir untuk mengikuti kegiatan – kegiatan yang diadakan oleh senior agar mereka dapat mengakses sarana dan prasarana yang tersedia di kampus lama (Tamalanrea). Hal ini menimbulkan kontroversi pro dan kontra pengkaderan, bahkan semester kemarin sejumlah mahasiswa dengan nekat menentang aturan kampus bahwa mereka tidak boleh mengikuti kegiatan yang diadakan oleh senior dalam bentuk apapun. Meskipun mereka mengikutinya secara diam – diam, akan tetapi akhirnya mereka ketahuan, dan sebanyak 31 mahasiswa sipil harus menerima sanksi skorsing 1 semester. Siapakah sebenarnya yang harus disalahkan dari kondisi ini ? Terlebih lagi ketika pihak kampus hanya memberi pengharapan dengan sedikit realisasi, bahkan terkesan tidak ada. Seperti, bulan januari kemarin katanya akan diadakan buku – buku perpustakaan tapi sampai sekarang belum tersedia, apatah lagi dengan yang lainnya. Fasilitas internet misalnya, meskipun disediakan akan tetapi tidak maksimal karena kecepatan aksesnya sangat lamban. Bagaimana bisa memenuhi hak standar mahasiswa dengan hal seperti itu ?.

Page 2: Lomba Debat Mahasiswa Oleh Pers 2103

Sebuah pilihan harus diambil oleh mahasiswa,sebagian berusaha untuk ikut senior sebagiannya lagi bersabar dan melalui semua dengan apa adanya. Akan tetapi, kondisi ini sebetulnya tidak baik dan sangat rentan terhadap terjadinya ketegangan bahkan sampai pada perselisihan. Baru beberapa hari ini saja telah terjadi kasus pemukulan oleh angkatan 2012 terhadap angkatan 2013. Belum lagi kedepannya seperti apa ?. Oleh karena itu, suatu konsep dibutuhkan bagaimana membangun solidaritas (kebersamaan) tanpa kekerasan (nir-kekerasan), mengubah persepsi mahasiswa bahwa apa yang mereka pikirkan selama ini terlalu primitif dan harus diarahkan ke arah modern beradab sesuai visi ke- maritim – an Unhas. Salah satu yang menjadi titik berat dalam tatanan tersebut adalah menciptakan konsep senioritas yang baik dalam hal ini konsep “ mentoring “. Konsep ini sebenarnya bukan hal baru dalam dunia ke- mahasiswa - an, di Negara – Negara luar misalnya di australia mereka menerapkan konsep “ mentoring “ sebagai langkah pendekatan kepada mahasiswa baru untuk menggalang solidaritas, menemukan manfaat dari hasil berbagi pengetahuan dan pengalaman serta pendampingan untuk mengenalkan dunia kampus kepada junior “ menti “ mereka. Bukan melalui proses kekerasan untuk membentuk karakter mahasiswa karena mereka sadar bahwa kekerasan tidak selalu mampu menyelesaikan permasalahan – permasalahan kampus. Bersikap lebih dewasa, membangun kemandiriaan dan memupuk kebersamaan bisa dilakukan dengan nirkekerasan.

Semua mungkin tahu, seorang Mohandas K. Gandhi mampu membuka perasaan empati setiap orang bahwa tidak selalu kekerasan menjadi jalan penyelesaian suatu masalah. Ada yang lebih penting dari kekerasaan itu sendiri sebenarnya, yaitu kenyamanan, ketenangan dan kedamaian. Sama halnya dengan apa yang mesti dilakukan terhadap mahasiswa baru, menghindari kekerasan, mulai dengan pendekatan, pembimbingan hingga memunculkan suatu komunitas besar mahasiswa teknik anti-kekerasan. Kebersamaan tidak selalu diukur dari keberadaan bahwa ada secara bersama – sama,akan tetapi kesamaan persepsi untuk memberikan yang terbaik (prestasi) itu lebih penting, mengubah imej buruk kampus menjadi suatu percontohan yang nyata dan mampu keluar membuka mata dunia.

Oleh karena alasan kebersamaan dalam kesesamaan, memunculkan suatu langkah konkrit yang mesti dijalankan. Peer mentoring(pelatihan mentor), merupakan suatu langkah atau usaha positif yang dimulai dari menyamakan persepsi, pandangan akan kehidupan kampus untuk kedepannya lebih baik. Bagaimana menciptakan kebersamaan dalam kesesamaan secara damai tanpa kekerasan, melibatkan seluruh civitas akademika terutama mahasiswa sebagai pemeran utamanya. Diawali dari tekad bulat untuk membuat tatanan era baru modern beradab menjadi suatu tujuan dengan visi menjadikan unhas sebagai pusat unggulan dalam pengembangan insani, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya berbasis benua maritim. Kata “pusat unggulan” mencerminkan suatu tanggung jawab untuk menciptakan imej kampus yang baik, sebagai kampus pembelajar bukan kampus pemberontak. Belajar menjadi manusia yang berkarakter dalam hal akademika maupun dalam hal sosial organisasi.