lokasi dan kelompok teater indonesia 2001 2005 ...kelompok teater pada jajaran berikutnya yang...

18
15 LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001—2005 (ANALISIS RUBRIK TEATER MAJALAH TEMPO) Location and Indonesian Theater Group 2001—2005 (An Analysis on Tempo’s Theater Column) Nurhadi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, Tlp./Faks. 0274-548207, Pos-el: [email protected] (Makalah diterima tanggal 2 Februari 2010—Revisi tanggal 16 Mei 2010) Abstrak: Artikel ini bertujuan mendeskripsikan kelompok-kelompok teater yang berkecimpung dalam pementasan teater di Indonesia dan peta lokasi pementasan sebagaimana diulas dalam majalah Tempo tahun 2001—2005. Hasil penelitian ini menunjukan kelompok teater yang paling konsisten dalam mementaskan suatu naskah setiap tahunnya adalah Teater Koma. Kelompok teater berikutnya yang relatif banyak berkiprah dari tahun 2001—2005 berdasarkan artikel rubrik teater Tempo yaitu Teater Mandiri, Teater Garasi, dan Actors Unlimited Bandung. Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001—2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel Teater, dan Mainteater Jakarta. Lokasi pementasan teater selama 2001—2005 berdasarkan rubrik teater majalah Tempo sebagian besar berlang- sung di berbagai gedung teater di Jakarta. Perbandingan jumlah lokasi pertunjukannya adalah sebagai berikut: Jakarta (50 pementasan), Yogyakarta (6 pementasan), Surakarta (2 pementasan) dan Bandung (1 pementasan). Kata-Kata Kunci: lokasi pementasan teater, kelompok teater, majalah Tempo. Abstract: This article aims to describe the theater groups being active in theater performances in Indonesia and the performance location map as reviewed in Tempo magazine in 2001—2005. The research result has shown that the most consistent theater group in performing a script each year is Teater Koma. The next group which have relatively many performances in 2001—2005 according to Tempo’s articles are Teater Mandiri, Teater Garasi, and Actors Unlimited Bandung. The next level groups which have more than one performance in 2001—2005 are Teater Gandrik, Bengkel Teater, and Mainteater Jakarta. The theater performance locations in 2001—2005, according to Tempo’s articles, mostly took place in Jakarta’s theater houses. The ratio of performance locations amount is as follows: Jakarta (50 performances), Yogyakarta (6 performances), Surakarta (2 performances), and Bandung (1 performance). Key Words: theater performance location, theater group, Tempo magazine PENGANTAR Perkembangan atau sejarah teater mo- dern Indonesia sebetulnya diawali oleh Komedi Stamboel pada tahun 1891. Me- nurut Sumardjo (1992:102), secara garis besar, sejarah teater modern Indonesia terbagi dalam empat periode: (1) masa perintisan teater modern, (2) masa ke- bangkitan teater modern, (3) masa perkembangan teater modern, dan (4) teater Indonesia mutakhir. Masa perintisan teater modern di- tandai dengan sejumlah ciri teater modern yang membedakannya dengan teater tradisional. Adapun ciri-ciri teater modern, yaitu (1) pertunjukan dilakukan di tempat khusus, (2) penonton harus membayar, (3) fungsi untuk hiburan, (4) unsur ceritanya berkaitan erat dengan

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

15

LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001—2005(ANALISIS RUBRIK TEATER MAJALAH TEMPO)

Location and Indonesian Theater Group 2001—2005(An Analysis on Tempo’s Theater Column)

Nurhadi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,Universitas Negeri Yogyakarta, Tlp./Faks. 0274-548207, Pos-el: [email protected]

(Makalah diterima tanggal 2 Februari 2010—Revisi tanggal 16 Mei 2010)

Abstrak: Artikel ini bertujuan mendeskripsikan kelompok-kelompok teater yang berkecimpungdalam pementasan teater di Indonesia dan peta lokasi pementasan sebagaimana diulas dalammajalah Tempo tahun 2001—2005. Hasil penelitian ini menunjukan kelompok teater yangpaling konsisten dalam mementaskan suatu naskah setiap tahunnya adalah Teater Koma.Kelompok teater berikutnya yang relatif banyak berkiprah dari tahun 2001—2005 berdasarkanartikel rubrik teater Tempo yaitu Teater Mandiri, Teater Garasi, dan Actors Unlimited Bandung.Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode2001—2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel Teater, dan Mainteater Jakarta. Lokasi pementasanteater selama 2001—2005 berdasarkan rubrik teater majalah Tempo sebagian besar berlang-sung di berbagai gedung teater di Jakarta. Perbandingan jumlah lokasi pertunjukannya adalahsebagai berikut: Jakarta (50 pementasan), Yogyakarta (6 pementasan), Surakarta (2 pementasan)dan Bandung (1 pementasan).

Kata-Kata Kunci: lokasi pementasan teater, kelompok teater, majalah Tempo.

Abstract: This article aims to describe the theater groups being active in theater performancesin Indonesia and the performance location map as reviewed in Tempo magazine in 2001—2005.The research result has shown that the most consistent theater group in performing a script eachyear is Teater Koma. The next group which have relatively many performances in 2001—2005according to Tempo’s articles are Teater Mandiri, Teater Garasi, and Actors UnlimitedBandung. The next level groups which have more than one performance in 2001—2005 areTeater Gandrik, Bengkel Teater, and Mainteater Jakarta. The theater performance locations in2001—2005, according to Tempo’s articles, mostly took place in Jakarta’s theater houses. Theratio of performance locations amount is as follows: Jakarta (50 performances), Yogyakarta (6performances), Surakarta (2 performances), and Bandung (1 performance).

Key Words: theater performance location, theater group, Tempo magazine

PENGANTARPerkembangan atau sejarah teater mo-dern Indonesia sebetulnya diawali olehKomedi Stamboel pada tahun 1891. Me-nurut Sumardjo (1992:102), secara garisbesar, sejarah teater modern Indonesiaterbagi dalam empat periode: (1) masaperintisan teater modern, (2) masa ke-bangkitan teater modern, (3) masa

perkembangan teater modern, dan (4)teater Indonesia mutakhir.

Masa perintisan teater modern di-tandai dengan sejumlah ciri teatermodern yang membedakannya denganteater tradisional. Adapun ciri-ciri teatermodern, yaitu (1) pertunjukan dilakukandi tempat khusus, (2) penonton harusmembayar, (3) fungsi untuk hiburan, (4)unsur ceritanya berkaitan erat dengan

Page 2: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

16

peristiwa sezaman, (5) ungkapan bentukteater sudah memakai idiom-idiommodern, (6) memakai bahasa MelayuPasaran, dan (7) adanya pegangan ceritatertulis. Masa perintisan teater modernterbagi pada tiga masa, yaitu (1) masateater bangsawan, (2) masa KomediStamboel, dan (3) masa teater opera.

Pada tahun 1885, Mamak Pushimembentuk rombongan teater berdasar-kan properti dan idiom-idiom teaterWayang Parsi. Rombongan ini dinamai-nya Pushi Indera Bangsawan of Penang.Mula-mula Pushi dan menantunya,Kassim, menempatkan teaternya di ru-mah-rumah bangsawan yang punya ken-duri. Dari sinilah, muncul pengertianteater bangsawan.

Kehadiran rombongan InderaBangsawan mendapat sambutan baikmasyarakat Melayu, baik di Malaysia,Singapura, maupun di Sumatera. Kemu-dian, muncul kelompok-kelompok teatersejenis.

Komedi Stamboel didirikan sekitartahun 1891 oleh August Mahieu (ketu-runan Indo-Perancis) kelahiran Surabaya(1860). Komedi Stamboel memperolehsambutan hangat penonton di Surabaya.Kemudian, mereka mengadakan pertun-jukan keliling Pulau Jawa. Merekamementaskan lakon-lakon Indonesia (lo-kal) dan lakon-lakon asing. SepeninggalMahieu (1906), kelompok ini bubar.

Sementara itu, para penerus KomediStamboel terus berjalan di masyarakat.Di lingkungan Cina Peranakan diIndonesia juga mulai muncul kegiatanteater. Sekitar tahun 1908, di kalanganCina Peranakan muncul “Opera Derma”.Mereka berpentas untuk kegiatan amalsehingga para pemainnya kebanyakanpara amatir.

Masa kebangkitan teater modernIndonesia terbagi dalam tiga masa, yaitu(1) masa Miss Riboet’s Orion, (2) masaThe Malay Opera “Dardanella”, dan (3)awal teater modern. Orion didirikan ta-hun 1925 oleh T.D. Tio Jr (Tio Tik

Djien), seorang pemilik modal yang ter-pelajar. Rombongan teater Orion telahmelakukan beberapa pembaharuan terha-dap kelompok-kelompok teater sebelum-nya. Pembaharuan yang telah mereka la-kukan, misalnya (1) pembagian episodelebih diperingkas, (2) adegan memperke-nalkan diri tokoh-tokohnya dihapus, (3)selingan (berupa nyanyian/tarian) ditengah adegan dihapus, (4) sebuah lakondiselesaikan dalam satu malam saja, dan(5) repertoire cerita mulai banyak cerita-cerita asli. Nama Miss Riboet’s Orion itusendiri merupakan gabungan nama darikelompok ini dan nama bintang prima-donanya, yakni Miss Riboet.

Kelompok Dardanella didirikan 21Juni 1926 oleh A. Piedro (WillyKlimanoff) di Sidoarjo. Mereka terobsesiuntuk menyaingi kepopuleran Orion. Ke-lompok ini memang akhirnya merajaidunia teater peride 1920—1930-an.Dardanella sangat terkenal, terlebih lagidengan dimilikinya sejumlah bintangprimadonanya, seperti Tan Tjeng Bokyang pintar bermain pedang, Dewi Dja,dan Astaman. Bahkan, tahun 1934, to-koh-tokoh Orion seperti Nyoo CheongSeng dan istrinya Fifi Young (Tan KimNio) menyeberang ke Dardanella. Mere-ka banyak mementaskan naskah asli dannaskah asing. Sebelum akhirnya bubar,kelompok ini banyak melakukan pertun-jukan di luar negeri. Tidak hanya dinegara-negara Asia saja mereka pentas,tetapi juga Eropa dan Amerika.

Teater modern mulai berkembangsebetulnya sejak akhir abad XIX hinggasebelum masa Jepang. Pada periode ini,banyak ditulis naskah drama, seperti,Lalakon Raden Beij Soerio Retno (olehF. Wiggers, 1901), dan Bebasari (olehRustam Effendi, 1926). Setelah Darda-nella, muncul sejumlah kelompok teaterlain (daerah), seperti Miss Tjitjih(Sunda), Sri Asih, Sandiwara Wargo(Jawa). Selain itu, juga munculkelompok-kelompok sandiwara amatir

Page 3: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

17

yang tidak hanya sekadar mencari peng-hasilan dari pementasannya.

Masa perkembangan teater modernterbagi dalam tiga kategori waktu: (1)teater zaman Jepang, (2) teater Indonesiatahun 1950-an, dan (3) teater Indonesiatahun 1960-an. Pada zaman Jepang mun-cul kegiatan teater amatir di samping ke-giatan teater profesional yang sudah ma-rak berkembang. Pada periode ini, mun-cul sejumlah kelompok teater profesio-nal dan amatir. Periode ini ditandaidengan adanya campur tangan Jepangterhadap bidang kesenian termasuk da-lam perteateran.

Pada masa tahun 1950-an, munculpelopor sandiwara Maya, grup-grupteater permulaan, dan akademi teater.Pada masa inilah, muncul zaman emasteater yang pertama. Usmar Ismail bersa-ma Dr. Abu Hanifah membentuk kelom-pok teater Maya. Naskah yang pertamamereka pentaskan berjudul Nusa Laut(karya Usmar Ismail) tanggal 27 Mei1944. Kemudian diikuti oleh sejumlahpementasan lainnya. Maya, boleh jadimerupakan “avantgarde theatre” Indo-nesia. Kelompok ini merupakan “ayahkandung” dari tradisi teater modernIndonesia selanjutnya. Kemudian padatahun 1955, Usmar Ismail mendirikanATNI (Akademi Teater NasionalIndonesia).

Sementara itu, di Yogyakarta (1954)muncul ASDRAFI. Banyak kelompokteater lainnya, seperti STB (Bandung),Teater Bogor, Studi Grup Drama Djokja,dan sejumlah kelompok teater yangberbasiskan universitas. Masa tahun1960-an diwarnai dengan kelanjutanzaman emas teater pertama, berbagaifestival teater, teater keagamaan, orga-nisasi teater nasional dan juga terorLekra dalam perteateran.

Teater Indonesia Mutakhir diawalisetelah tahun 1965. Periode ini ditandaidengan adanya Dewan Kesenian Jakarta,sayembara naskah dan terjemahan nas-kah drama asing, TIM sebagai “pusat

pendidikan” teater, isu teater avantgarde, dan zaman emas kedua teater In-donesia. Pada periode mutakhir ini, sebe-tulnya terbagi atas masa 1965-an, 1970-an, 1980-an, dan 1990-an yang masing-masing mempunyai tokoh-tokoh teater(dan nama kelompok teaternya) yangmenonjol, seperti Rendra (BengkelTeater), Arifin C.Noor (Teater Kecil),Putu Wijaya (Teater Mandiri), dan NanoRiantiarno (Teater Koma).

Selain keempat tokoh tersebut, ma-sih banyak nama yang turut menghiasiperkembangan teater modern Indonesiamutakhir, seperti Teguh Karya (TeaterPopuler), Suyatna Anirun (StudiklubTeater Bandung), Ikranegara (TeaterSaja), Wahyu Sihombing (Teater Lem-baga), Teater Lisendra, Teater Kail,Road Teater, Teater Gelanggang Rema-ja Jakarta Timur, Art Study Club Jakar-ta, Teater SAE, Teater Luka, TeaterGandrik, Teater Gapit dan sebagainya.Kelompok-kelompok teater tersebutbanyak menampilkan lakon produksimereka sendiri, lakon tradisional yangdikemas secara baru, serta naskah asliIndonesia atau naskah asing (baik dariBarat maupun Timur).

Berdasarkan latar belakang tersebut,masalah yang menjadi fokus penelitianini adalah (1) kelompok teater apa sajayang mementaskan pertunjukannya da-lam kurun tahun 2001—2005 dan (2) dimana lokasi pementasan teater selamakurun tahun 2001—2005?

METODESumber data penelitian ini adalah maja-lah Tempo dengan rentang waktu tahun2001—2005. Penelitian ini berupa pene-litian pustaka dan pengumpulan datanyadengan teknik baca dan catat. Analisisdatanya menggunakan teknik analisisdeskriptif kualitatif. Validitas datanyamenggunakan validitas semantissementara reliabilitasnya menggunakanreliabilitas intrarater dan interater.

Page 4: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

18

HASIL DAN PEMBAHASANTemuan Kelompok yang Mementas-kan Teater 2001—2005Berdasarkan penelusuran data-data yangdapat dikumpulkan, berikut ini dipapar-kan sejumlah temuan penelitian. Temuankelompok teater yang melakukan pe-mentasan berdasarkan artikel rubrik“Teater” dalam majalah Tempo edisitahun 2000—2005 terdaftar dalam Tabel1. Selain temuan kelompok teater, pene-litian ini juga menghasilkan temuan lo-kasi pementasan teater. Temuan lokasipementasan teater di Indonesia berda-sarkan artikel rubrik “Teater” dalam ma-jalah Tempo edisi tahun 2000—2005 ter-cantum dalam Tabel 2.

Kelompok Teater 2001—2005Berdasarkan temuan penelitian sepertiyang dipaparkan dalam Tabel 1, diper-oleh sejumlah informasi tentang kelom-pok-kelompok teater yang mengadakanpementasan selama lima tahun berdasar-kan catatan Tempo. Ada setidaknya 42data terkait dengan kelompok teater yangmementaskan pertunjukan. Teater Komamerupakan kelompok teater yang palingkonsisten dalam mementaskan suatu nas-kah setiap tahunnya.

Bahkan pada tahun 2005, kelompokteater yang dipimpin oleh NanoRiantiarno ini mementaskan dua naskahdrama. Pada 2001, Teater Koma memen-taskan naskah Republik Bagong, tahun2002 mementaskan Romeo dan Juliet,tahun 2003 mementaskan Opera Kecoa,tahun 2004 mementaskan RepublikTogog, dan tahun 2005 mementaskandua naskah yaitu Tanda Cinta dan MaafMaaf Maaf. Republik Bagong (karya N.Riantiarno) dipentaskan di Graha BaktiBudaya TIM, Jakarta pada 26 April—6Mei 2001. Romeo dan Juliet (karyaShakespeare) dipentaskan di GedungKesenian Jakarta pada pertengahan No-vember 2002. Opera Kecoa (karya N.Riantiarno) juga dipentaskan di GedungKesenian Jakarta setahun kemudian, te-

patnya pada 4—19 Juli 2003. RepublikTogog (juga karya N. Riantiarno) dipen-taskan pada 28 Juli—6 Agustus 2004 diGedung Kesenian Jakarta. Pada 2005,Teater Koma giliran mementaskan duanaskah drama karya Nano Riantiarno,Maaf Maaf Maaf (di Graha Bakti Buda-ya TIM pada 2—15 Maret) dan TandaCinta (akhir Juli). Semua pementasanTeater Koma disutradarai oleh NanoRiantiarno.

Suyono (2005) dalam komentarnyaterhadap pementasan Tanda Cinta me-nyatakan pementasan langka yang dila-kukan oleh dua aktor, sepasang suamiistri, di tengah maraknya pertunjukanmonolog.

“Lama sudah kalangan teater tidakmenyaksikan pentas berdua seperti ini.Pertun-jukan monolog malah lebihsering tampil. Terakhir adalah saatRendra dan Ken Zuraida memainkanKereta Kencana karya Ionesco atauLandung Simatupang dan Niniek L.Karim menampilkan Mengapa KauculikAnak Kami naskah Seno Gumira.Selama berkarier di dunia teater, Nanosen-diri pernah pada 1969 tampil berduadengan Slamet Rahardjo disutradaraiTeguh Karya mementaskan PemburuPerkasa. Ini kisah Nimrod dan MenaraBabel. Mereka keliling Jawa, pentas dimana pun. Bahkan kami pernah pentasdi sebuah rumah di Rawamangun. Saatitu, anjing tuan rumah tiba-tiba masukke areal permainan,” kenangnya.

Naskah yang dimainkan sekarangtentu memiliki karakter yang berbedasekali dengan dulu. Tantangan terbesarkini, menurut Nano, adalah cara menya-jikannya kepada penonton dan menjelas-kan bahwa mereka pentas bukan sebagaisuami-istri, bahwa yang mereka sajikanbukan cerminan biografi mereka sendiri.Itu berat karena sebagian besar adeganwajah mereka dibiarkan sebagai wajahNano dan Ratna yang sebenarnya.Apalagi, pentas ini disajikan sebagai pe-

Page 5: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

19

ringatan ulang tahun perkawinan mere-ka.

Tabel 1 Kelompok Teater yang Melakukan Pementasan di Indonesia dalam Majalah Tempo 2001—2005

No Kelompok Teater Tahun Keterangan2001 2002 2003 2004 20051 Studiklub Teater Bandung 12 Wayang Ukur 13 Wayang Sandosa 14 Teater Payung Hitam 15 Teater Kubur 16 Teater Ruang 17 Teater Koma 1 1 1 1 28 Teater Mandiri 1 1 19 Teater Gandrik 1 110 Teater Sanggar Merah Putih 111 Teater Satu Merah Panggung 112 Teater Berdaya 113 Teater Gapit 114 Teater Garasi 1 1 115 Teater Lembaga 116 Bengkel Teater 1 117 Mainteater Jakarta 218 Teater Jejak Surakarta 119 Actors Unlimited Bandung 1 1 120 Wayang Nglindur 121 Solidaritas Perempuan 122 Seno-Didi Mime 123 Ayu Azhari dkk 124 Ine Febrianti dkk 1

25 Landung S dan Niniek LKarim 1

26 Para Pelacur Surabaya 1

27 Ttg monolog (WhaniDarmawan) 1

Hari lain PatrickReynard & Edi

Sutardi

28 Ttg pentas pantomim utkJemek Supardi 1

29 Sanggar Printing Mas +Coblong Pamor 1

30 Aktor-aktor Indonesia dibawah Robert Wilson 1

31 18 aktor dari 11 kotaIndonesia (pesta monolog) 1

32 Festival Teater Realis (7 klpteater) 1

33 Gabungan teater Asia 134 Teater DA.M 1 Dari Jepang35 Compagnie la ’Enterprise 1 Dari Prancis36 Teater El Hanager 1 Dari Mesir37 Gerad Mosterd 1 Indo-Belanda38 Double 6 1 Dari Prancis39 Teater Knossos 1 Dari Yunani40 Pappa Tarahumara 1 Dari Jepang41 Black Tent 1 Dari Jepang42 Camille Boitel (pantomim) 1

Page 6: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

20

Tabel 2 Lokasi Pementasan Teater di Indonesia dalam Majalah Tempo 2001—2005

No Kota Lokasi Pementasan/Gedung Teater

Tahun Keterangan2001 2002 2003 2004 20051 Jakarta/ Goethe Institute 1 2

2 Jakarta/ Taman IsmailMarzuki (TIM) 5 1 1 Kurang terperinci

3 Jakarta/ TIM/ Graha BhaktiBudaya 2 1 2 5 3

4 Jakarta/ TIM/ Teater Kecil 1

5 Jakarta/ TIM/ Galeri CiptaIII 1

6 Jakarta/ Japan Foundations 17 Jakarta/ Teater Utan Kayu 2 2 1

8 Jakarta/ 6 panti pendidikantunanetra 1

9 Jakarta/ T. Arena MuseumNasional 1

10 Jakarta/ T. Luwes, IKJ 1

11 Jakarta/ Gedung KesenianJakarta 6 2 1 2

12 Jakarta/ Bentara Budaya 1 1

13 Jakarta/ Teater Arena TamanBudaya 1

14 Jakarta/ Lap. Tenis IndorSenayan 1

15 Jakarta 1 Tidak disebutkan

16 Yogyakarta/ Studio KuaEtnika Bantul 1

17 Yogyakarta/ LembagaIndonesia Prancis 1 1

18 Yogyakarta/ GedungKesenian “Societet” 1 1

19 Yogyakarta/ Gedung PurnaBudaya 1

20 Surakarta/ Taman Budaya 1

21 Surakarta/ Taman Budaya/Teater Arena 1

22 Bandung/ Pusat KebudayaanPrancis 1

23 Singapura/ Teater Esplanade 1

24 Hamburg, Jerman/ Festivallakon di Kampnagel 1

25 Denmark/ Puri Kronborg 1

CatatanJakarta: 39 pementasan; Yogyakarta: 6 pementasan; Surakarta: 2 pementasan; Bandung, Singapura, Hamburg, Denmark: 1pementasan

Kalaupun penonton tertawa dalambeberapa adegan yang menampilkanpersoalan kecemburuan, itu mungkinbayangan yang bertolak dari kehidupanNano dan Ratna sendiri; atau, ketikaadegan sang suami berceloteh panjangtentang kebusukan dunia pengadilan—dari oknum sampai kejanggalan-kejang-galan sidang—saat pengadilan men-dendanya lantaran ia menyebarkan pam-flet cinta. Orang bisa berpikir bahwainspirasi Nano itu bertolak dari penga-

lamannya sebagai mantan PemimpinRedaksi Matra yang pernah berurusandengan pengadilan.

“Pengadilan tak mengerti simbol-simbol,” kata sang istri menenangkansuaminya.

Sungguh, hari itu Teater Komamenjauh dari hiruk-pikuk. Pertunjukan-pertunjukan panggung Teater Komabiasanya yang diburu adalah lelucon dan

Page 7: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

21

skenografinya yang ditata padat, penuhblok-blok stelsel di kanan-kiri. MenurutNano, sebetulnya pada awal-awal pe-mentasan Teater Koma 1970-an, pang-gung selalu minim. Latar hanya menam-pilkan aksen-aksen seperlunya, yangmampu menciptakan imaji ruang. Dalamkonsep panggung yang kembali kesemangat awal Teater Koma itu, diagelisah, mengapa ratusan pamflet yangtelah disebarkannya tak satu pun kembali(Suyono, 2005).

Kelompok teater berikutnya yangrelatif banyak berkiprah dari tahun2001—2005 berdasarkan artikel rubrikteater pada majalah Tempo yaitu TeaterMandiri, Teater Garasi, dan Actors Un-limited. Selama lima tahun ini, ketigakelompok teater asal Jakarta, Yogya-karta, dan Bandung ini pentas sebanyaktiga kali.

Teater Mandiri tahun 2002 memen-taskan naskah Luka (adaptasi dari naskahThe Coffin is Too Big for the Hole karyaKuo Pao Kun asal Singapura) di Kamp-nagel, Hamburg, Jerman dalam acarafestival lakon sekitar awal September.Naskah ini sebelumnya juga dipentaskanoleh Teater Mandiri di Tokyo pada 1998.Pementasan Teater Mandiri berikutnyapada 2004, mengusung naskah karyaPutu Wijaya, Zoom, di Graha BaktiBudaya, TIM, Jakarta pada 14—15 Mei.Naskah ketiga berjudul JanganMenangis Indonesia, juga karya PutuWijaya. Naskah ini dipentaskan di GrahaBakti Budaya, TIM, Jakarta tanggal15—16 Juli. Pementasan ketiga naskahtersebut di bawah arahan Putu Wijaya,pendiri sekaligus ketua Teater Mandiri.

Kelompok teater berikutnya yangtercatat mengadakan pementasan seba-nyak tiga kali adalah Teater Garasi asalYogyakarta. Tahun 2003, naskah karyaUgoran Prasad, Gunawan Maryanto, danAndri Nurlatif yang berjudul WaktuBatu: Ritus Seratus Kecemasan danWajah Siapa yang Terbelah dipentaskandi Gedung Kesenian Jakarta (17—18

Maret) dan disutradarai oleh YudiAhmad Tajudin. Setahun berikutnya, se-kitar akhir September 2004, kelompokteater ini mementaskan naskah WaktuBatu 3: Deux ex Machina dan Perasaan-perasaanku Padamu. Naskah ini ditulisoleh penulis yang sama, disutradaraioleh orang yang sama, dan dipentaskandi kompleks gedung yang sama dengannaskah Waktu Batu. Naskah Waktu Batu3 dipentaskan dalam rangka art summitIV di Jakarta. Berdasarkan temuan inipula, tampaknya ada satu pementasanTeater Garasi yang luput diulas olehTempo, yakni pementasan naskah WaktuBatu 2.

Tahun 2005, Repertoar Hujandipentaskan di Bentara Budaya Jakartapada pertengahan November. Naskah iniditulis dan sekaligus disutradarai olehGunawan Maryanto. Sebelumnya, nas-kah ini dipentaskan dalam rangkaPhysical Festival di Tokyo pada 11 dan14 November. Naskah ini sebelumnyajuga pernah dipentaskan di Yogya danJakarta (Teater Utan Kayu). Terhadappementasan Repertoar Hujan di BentaraBudaya ini, Suyono (2005a) meng-ulasnya sebagai berikut.

Empat puluh lima menit tidak terasamelelahkan. Antara diam dan ketegang-an cukup rapi. Namun, karena sede-mikian asyiknya mengelola adegankonflik eros itu, Teater Garasi seolahlupa bahwa yang mengikat keseluruhanpertunjukan adalah hujan. Bahwa diluar hujan deras dan tiba-tiba di dalamkehampaan merongrong tubuh. Mema-tikan percintaan. Itu kesan utama yangseharusnya terasa ketika penontonpulang. Tapi itu tak membekas.

Selain Teater Mandiri dan TeaterGarasi, kelompok teater berikutnya yangmengadakan pentas setidaknya tiga kaliseperti yang diulas dalam Tempo yaitukelompok Actors Unlimited Bandung,kelompok teater yang sering diafiliasi-kan dengan STB (Studiklub Teater

Page 8: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

22

Bandung). Kelompok teater ini pada ta-hun 2001—2003 mementaskan naskah-naskah terjemahan.

Tahun 2001, Actors Unlimited Ban-dung mementaskan naskah Suara-suaraMati (terjemahan naskah karya Manuelvan Loggem) di Pusat KebudayaanPrancis, Bandung pada akhir Maret. Ta-hun berikutnya, 2002, kelompok teaterini mementaskan naskah terjemahan kar-ya Jean Anouilh (Antigone) di BentaraBudaya pada awal September. Pada ta-hun 2003 (juga pada bulan September),mereka mementaskan naskah MusuhMasyarakat karya Hendrik Ibsen. Ketigapementasan ini sama-sama disutradaraioleh Fathul A. Husein.

Terkait dengan pementasan MusuhMasyarakat, Tempo menurunkan dua ar-tikel. Terhadap pementasan Actors Un-limited Bandung kali ini, Pareanom(2003) menyatakan bahwa pementasantersebut cukup bersemangat tetapi terasatawar. Pendahuluan drama lima babakHendrik Ibsen ini terasa sangat lamban.Dalam artikel kedua dari edisi Tempokali ini, diturunkan artikel tentang aktorMohamad Sunjaya, tokoh teater asalBandung (STB) yang turut membintangipertunjukan Musuh Masyarakat.

Kelompok teater pada jajaran beri-kutnya yang mementaskan lebih dari sa-tu kali pada periode 2001—2005 dalamrubrik teater Tempo ialah Teater Gan-drik, Bengkel Teater, dan MainteaterJakarta. Teater Gandrik mementaskannaskah adaptasi karya Henry Fielding,berjudul Mas Tom, di Gedung KesenianJakarta pertengahan bulan Juni 2002.Tahun berikutnya, kelompok teater asalYogya ini mementaskan karya merekasendiri berjudul Departemen Bobrok(karya Heru Kesawa Murti) di dua tem-pat: Taman Ismail Marzuki, Jakarta (7Oktober 2003), dan Gedung PurnaBudaya, Yogyakarta (awal Oktober2003). Pementasan Mas Tom disutrada-rai oleh Djadug Ferianto dan JujukPrabowo, sementara Departemen Bobrok

disutradarai oleh Whani Darmawan danJujuk Prabowo.

Bengkel Teater pimpinan Rendramementaskan kembali Selawat Barzanji(terjemahan Syu’bah Asa) yang sempatdipentaskan pada 1970. Kali ini, pemen-tasan arahan Rendra ini dimainkan diLapangan Tenis Indoor, Senayan,Jakarta (sekitar akhir Mei 2003). Naskahberikutnya berjudul Sobrat karya ArthurS. Nalan. Naskah pemenang lomba pe-nulisan naskah drama ini dipentaskanBengkel Teater di Graha Bakti Budaya,TIM, Jakarta (disutradarai oleh Rendrapada akhirJuli 2005).

Kelompok teater lainnya yang jugamementaskan dua pertunjukan selamaperiode ini yaitu kelompok MainteaterJakarta. Kelompok teater ini mementas-kan naskah God is a D.J. dan Allah yangPalsu di tahun yang sama, 2003. God isa D.J. (adaptasi naskah karya FalkRichter) dipentaskan di bawah arahansutradara Wawan Sofwan di Goethehaus,Jakarta sekitar pertengahan April 2003;sementara Allah yang Palsu (karyaKwee Tek Hoay, pengarang keturunanTionghoa periode 1920-an) dipentaskandi Teater Utan Kayu, Jakarta (akhir Mei2003) yang disutradarai oleh E.Sumadiningrat.

Selain kelompok-kelompok teateryang sudah disebutkan di atas, berikutini adalah kelompok teater Indonesiayang mementaskan setidaknya sekalidalam periode 2001—2005 sebagaimanatercatat dalam rubrik teater Tempo. Padatahun 2001 tercatat kelompok teater: (1)STB (Studiklub Teater Bandung, me-mentaskan Faust), (2) Wayang Ukur(mementaskan Ekalaya), (3) WayangSandosa (mementaskan Sokrasana sangManusia), (4) Teater Payung Hitam (me-mentaskan Tengkorak), (5) Teater Kubur(mementaskan Donga Dongo), dan (6)Teater Ruang (mementaskan Napol[Napoleon-Napoleon Bonaparte]). Ke-lompok teater tersebut mementaskannyadi tahun 2001.

Page 9: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

23

Pada tahun 2003, berikutnya terda-pat sejumlah kelompok teater yang ber-kiprah meramaikan panggung pementas-an, seperti (1) Teater Sanggar MerahPutih (mementaskan namaku adam[TANPA HURUF KAPITAL]), (2) TeaterSatu Merah Panggung (mementaskanAnak-anak Kegelapan), (3) Teater Ber-daya (mementaskan Gerhana Gerhana),(4) Teater Gapit (mementaskan Leng,berbahasa Jawa), (5) Teater Jejak Sura-karta (mementaskan Celengan Bhisma).

Pada tahun 2005, Teater Lembagamementaskan Montserrat karyaImmanuel Robles. Selain itu ada sejum-lah kelompok teater ataupun kelompokyang diatasnamakan para tokoh utama-nya, seperti Kelompok Teater Para Pela-cur Surabaya, Landung Simatupang, danNiniek L. Karim (2001), Wayang Nglin-dur, Solidaritas Perempuan, Seno-DidiMime, Ayu Azhari dkk., monologWhani Darmawan, dan Sanggar PrintingMas & Coblong Pamor (2002) lalu disu-sul oleh Ine Febriyanti dkk. dan pentaspantomim untuk Jemek Supardi (2003).Pada tahun 2004 ada catatan tentangFestival Teater Realis yang dilakukan tu-juh kelompok teater dan pesta monologyang dilakukan 18 aktor (dari 11 kotaIndonesia). Untuk data selengkapnyasilakan lihat tabel 2 dan tabel lampiran.

Selain pementasan oleh kelompokteater Indonesia, Tempo juga mencatatsejumlah pementasan yang dilakukanoleh kelompok teater asing, sepertiGabungan Teater Asia, Teater DA.M(Jepang), Compagnie la ‘Enterprise(Prancis), Teater El Hanager (Mesir),Gerad Mosterd (Indo-Belanda), Double6 (Prancis), Teater Knossos (Yunani),Pappa Tarahumara (Jepang), Black Tent(Jepang), dan Camile Boitel. Naskahyang dipentaskan oleh kelompok teaterasing, lokasi, waktu dan data lain yangterkait dapat dilihat pada tabel 1, tabel 2,tabel 3, dan tabel lampiran.

Pementasan lain yang perlu dicatatpada periode waktu ini, yaitu

pementasan La Galigo (naskah mitologiasal Bugis) yang diadaptasi oleh drama-wan asal Amerika Serikat, RobertWilson pada 2004. Dalam edisi sebelum-nya, Tempo sempat membahas latihanmereka (Wilson melibatkan sejumlahaktor dan penari serta sejumlah orang In-donesia dalam pementasan ini) sebelummenurunkan ulasan pementasannya diberbagai negara, termasuk pementasanmereka di Teater Esplanade, Singapuraseperti yang dipaparkan dalam edisi22—28 Maret 2004. Terhadap pemen-tasan ini, Suyono (2004) mengomentari-nya sebagai berikut.

Secara keseluruhan, keberhasilan LaGaligo adalah bagaimana cerita yangrumit menjadi tontonan yang meng-hibur. Ia menjadi sebuah kisah asmarayang dapat dinikmati siapa saja tanpaharus berkerut kening. Kalangan Indo-nesia yang jarang menonton pertunjuk-an tari atau teater seperti di TamanIsmail Marzuki pun terlihat berbon-dong-bondong menikmatinya, menjadi-kan preview seperti "malam Indonesia"."Padahal, bila kita baca dua halamanLa Galigo saja, sudah terasa rumit.Tapi empat jam pertunjukan ini menja-di sangat enak, ringan, lancar," kata Dr.Roger Toll, ahli La Galigo.

Seorang esais asal Sulawesi menye-but sesungguhnya petualanganSawerigading dan La Galigo penuhdengan energi Dionysian, sarat ledakanpengalaman liar yang menembus batas-batas. Di tangan Wilson, malam itu, LaGaligo menjadi agak jinak, manis. Daristruktur cerita, bila kita andaikan, iaseperti buku La Galigo: for theBeginner. Penonton cukup bisa mengi-kuti cerita.

Selama dua hari pertunjukan, pe-nonton selalu terbahak menyaksikanadegan Sawerigading pingsan saat mena-tap We Tenriabeng yang rupawan; ade-gan percumbuan dalam sarung antaraSawerigading dan We Cudaig yangmembuat We Cudaig hamil. "Saya suka

Page 10: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

24

sekali adegan-adegan teater ini," kataahli Bugis, Dr. Christian Pelras Paris,yang sampai tiga kali menonton, sepertijuga Sirtjo Koolhoff, ahli La Galigo lainyang penting. La Galigo bisa bangkitdari kubur. Pementasan ini seolah pintumasuk, mengundang lebih jauh siapapun guna menggali harta karun duniayang hampir punah itu (Suyono, 2004).

Lokasi Pementasan Teater 2001—2005Dari temuan penelitian seperti yang di-paparkan dalam tabel 2 di depan tentanglokasi pementasan teater di Indonesia se-lama 2001—2005 dari majalah Tempodiperoleh data yang cukup mencolok.Dari 74 data lokasi pementasan, 50 kaliberlangsung di Jakarta dengan sejumlahgedung teaternya. Kemudian, Yogyakar-ta menyusul dengan jumlah yang jauhdari Jakarta, hanya sebanyak enam pe-mentasan, lalu Surakarta dua pementas-an, dan Bandung satu pementasan. Tigapementasan lainnya berlangsung di luarnegeri (Singapura, Jerman, dan Den-mark).

Dari 50 tempat pementasan diJakarta, 22 pementasan berlangsung diTaman Ismail Marzuki (TIM). TIM sen-diri terdiri atas sejumlah panggungteater. Dari 22 pementasan di TIM terse-but, 13 kali tercatat berlangsung diGraha Bakti Budaya, satu kali di TeaterKecil, satu kali di Galeri Cipta III, dantujuh kali hanya disebutkan secaraumum di TIM. TIM yang pendiriannyadiprakarsai oleh Gubernur Jakarta kalaitu, Ali Sadikin, menjadi trend setter pe-mentasan teater, tidak hanya untukJakarta tetapi juga untuk Indonesia.

Dari data tabel lampiran diketahuisetidaknya pada tahun 2001 terdapat tu-juh pementasan: tahun 2002, ada dua pe-mentasan; tahun 2003, ada empatpemen-tasan; tahun 2004, ada enampementasan; dan, tahun 2005, ada tigapementasan. Naskah-naskah berikutdipentaskan di TIM, seperti Republik

Bagong, Tengkorak, Mengapa Kau CulikAnak Kami?, Love Letter, Woyzeck,Sokrasana Sang Manusia, Ekalaya (pada2001), The Vagina Monoloque, Perem-puan di Titik Nol (pada 2002), Ekstrem,Oseng-oseng, Anak-anak Kegelapan,Departemen Bobrok (pada 2003), “PestaMonolog”, Zoom, Agnea Aqmesha waMassaer, Aruku, Waktu Batu 3, “Festi-val Teater Realis” (pada 2004). Se-mentara tahun 2005, TIM dimanfaatkanuntuk pementasan naskah Maaf MaafMaaf, Sobrat, dan Jangan MenangisIndonesia.

Selain TIM, lokasi pementasan be-rikutnya yang banyak dipergunakan un-tuk pementasan teater di Jakarta yaitu:Gedung Kesenian Jakarta (11 pemen-tasan), Teater Utan Kayu (lima pemen-tasan), Goethe Institut (tiga pementasan),dan Bentara Budaya (dua pementasan).Sisanya masing-masing satu kali pe-mentasan. Tentu saja, data-data lokasipementasan ini sejauh yang tercatat da-lam rubrik teater Tempo. Artinya, masihada sejumlah pementasan teater dipanggung-panggung atau gedung teaterdi wilayah Jakarta yang tidak tercatatatau terdata. Dalam temuan data pene-litian ini, salah satu pementasan berlang-sung di enam panti pendidikan tunanetra(yang dihitung sebagai satu data) diJakarta dan sekitarnya dalam pementas-an Donga Dongo oleh Teater Kubur(akhir Juni 2001). Suyono, et al. (2001)mengomentari pementasan Teater Kuburini sebagai berikut.

Kini, dengan materi besi baru (komidiputar) berjudul Danga-Dongo, suasanayang menekan itu dipersembahkankepada orang buta. Ini cerita perjalananserombongan kaum sakit yang mencariobat tapi ketemu bom. Aktor-aktorKubur berusaha menciptakan suasanakepanikan akan bahaya bom. ... Airdisemprotkan ke udara hingga paraorang buta itu mengira turun hujan."Saya mau muntah, huek," teriakseorang aktor Kubur. Serta-merta para

Page 11: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

25

orang buta menutup hidungnya. Diakhir pertunjukan, hening, bunga-bunga mawar ziarah ditaburkan. Reaksicacat tunanetra bermacam-macam.Banyak raut muka mereka pasrah,syok, seperti terperangkap dalam suatulabirin kekerasan.

Masih dalam artikel yang samaSeno Joko Suyono, et al. menambahkansejumlah komentar terhadap pementasankelompok Teater Kubur di sejumlah pan-ti pendidikan tunanetra sebagai berikut.

Memang para orang buta di YayasanKartika Destarata ini tergolong kurangspontan. Itu karena mereka rata-ratatua. Aksi Teater Kubur lebih semarakdi tempat lain. Misalnya pentas dilapangan terbuka SLB Pembina,Lebakbulus, Jakarta, yang dilaksanakanmalam hari. Sekitar 40 tunanetra rema-ja yang terlibat ikut menyanyi-nyanyidan bertepuk-tepuk tangan. "Imajinasikita tak kalah dengan orang normal,"kata Tholhas Damanik, 27 tahun, dariLSM Mitra Netra.

Dari catatan Suyono, et al. di atasdapat ditarik kesimpulan bahwa pemen-tasan teater tidak hanya di gedung-ge-dung pertunjukan seperti Taman IsmailMarzuki, Gedung Kesenian Jakarta,ataupun Bentara Budaya. Sejumlah pantipendidikan tunanetra juga dimanfaatkanuntuk mementaskan pertunjukan teaterseperti yang dilakukan kelompok teaterDindon W.S., Teater Kubur.

Kota berikutnya yang menjadi lo-kasi pementasan teater berdasarkan ca-tatan Tempo, yaitu Yogyakarta. Di kotaini pementasan teater berlangsung di (1)Gedung Kesenian “Societet”, (2) Lemba-ga Indonesia Prancis, (3) Gedung PurnaBudaya, dan (4) Studio Kua Etnika Ban-tul. Di Gedung “Societet” dipentaskannaskah namaku adam (TANPA HURUFKAPITAL) pada 5 Oktober 2003 dannaskah Matinya Seorang Pejuang (aTribute to Munir) pada 13 Januari 2005.Di Lembaga Indonesia Prancis, Yogya-

karta setidaknya ada dua pementasanyang terdata, yakni pementasan naskahPetualangan Penasar pada akhir Agus-tus 2003 dan pementasan pantomim da-lam rangka ulang tahun Jemek Supardipada awal Maret 2004.

Pementasan lainnya di Yogyakartaberlangsung di Gedung Purna Budaya,yaitu pementasan naskah DepartemenBobrok oleh Teater Gandrik pada awalOktober 2003. Sementara gedung lain-nya, Studio Kua Etnika Bantul, memen-taskan naskah Celengan Bhisma oleh ke-lompok Teater Jejak Surakarta padaakhir April atau awal Mei 2003.Penggambaran pementasan DepartemenBobrok di Gedung Purna Budaya dapatdibayangkan suasananya dengan men-cermati komentar Fadjri (2003) berikutini.

Sekitar 300 penonton duduk di lantaiberalas tikar di Gedung Purna BudayaYogyakarta, Selasa dan Rabu pekanlalu. Mereka menyimak drama arahanWhani Darmawan dan Jujuk Prabowoitu. Alkisah, pada 2035, para petugasKomite Anti Korupsi (KAK) menya-troni dan meneror anggota ParlemenWilayah, Kepala Dinas PengendalianPembangunan Wilayah, dan bekas istrikedua seorang pejabat. Para koruptoritu pada blingsatan. ... Korupsi ituperkara serius, tapi di pentas TeaterGandrik jadi tontonan segar, saratbanyolan, menyenangkan. Pendeknya,ringan bak minuman soda gembira.

Selain Jakarta dan Yogya, kota be-rikutnya ialah Surakarta dengan dua pe-mentasan lalu Bandung dengan sebuahpementasan. Pementasan teater di Sura-karta berlangsung di Taman Budaya atauTaman Budaya Teater Arena. Di Ban-dung pementasan berlangsung di PusatKebudayaan Prancis. Selain keempat ko-ta tersebut, sebetulnya ada lagi kota-kotaatau wilayah lainnya seperti Bali jugadicatat oleh Tempo tetapi hanya sebagaikota kedua setelah pementasan utama di

Page 12: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

26

salah satu gedung teater di Jakarta atautiga kota lainnya.

Pementasan di luar negeri yang ter-catat dalam rubrik teater Tempo antaralain di Singapura, Jerman, dan Denmark.Pementasan di Singapura berlangsung diTeater Esplanade manakala mementas-kan La Galigo (cerita klasik asal Bugis)yang digarap oleh sutradara teater asalAmerika, Robert Wilson. Pementasannaskah ini berlangsung dua hari (per-tengahan Maret 2004) untuk kemudiantur keliling dunia. Suyono (2004) me-ngomentari pementasan naskah ini seba-gai berikut.

Panggung gedung teater utama Espla-nade sepenuhnya sunyi. Dari tanggabambu yang panjang, seseorang denganhem putih, dengan posisi terbalik, ke-pala di bawah dan kaki di atas, me-nyusur turun. Perlahan, tapi cukupmengejutkan. Lelaki dari "langit" ituadalah simbol kelahiran manusia mo-dern. Inilah sebuah pertunjukan yangdinanti-nanti banyak orang—terutamamasyarakat kesenian Indonesia.

Ada nama besar Robert Wilson danpilihannya untuk mengangkat La Galigo,sebuah mitologi Bugis yang di SulawesiSelatan sendiri telah lama dilupakan.Juga keputusannya melibatkan lebih dari50 aktor dan penari muda—rata-rataselama ini tidak dikenal—dari Sulawesi,Papua, Jawa, dan Bali.

Jika diskemakan, jumlah lokasi pe-mentasan teater di Indonesia selama2001—2005 sebagaimana tercatat dalamrubrik teater Tempo dapat disimak dalamTabel 3.

Temuan ini mengindikasikan kalauJakarta pada periode awal abad ke-21 te-lah menjadi sentral pertunjukan teater diIndonesia, terutama Taman Ismail Mar-zuki (TIM). Perbandingannya sangatjauh bila disandingkan dengan pementa-san di Yogyakarta, Surakarta, ataupunBandung. Temuan ini harus dibericatatan bahwa muatan dalam rubrik

teater majalah Tempo berimbas denganlokasi majalah ini berada, yakni Jakarta.Artinya, munculnya catatan pementasandengan redaksi. Keterjangkauan ini bisajadi membiaskan jumlah yang sesung-guhnya mengingat pementasan di kota-kota selain Jakarta tidak terliput atau ku-rang dianggap berbobot nilai literernya.Meskipun demikian, dapat dikatakanbahwa Jakarta tidak hanya menjadi sen-tra industri budaya dalam arti luas tetapijuga menjadi trend setter pertunjukanteater di Indonesia pada awal abad ke-21.

Tabel 3. Jumlah Pementasan BerdasarkanKota/Negara dari Rubrik Teater Majalah Tempo

Tahun 2001—2005

NoKota/NegaraPementasan

TeaterJumlah Keterangan

1 Jakarta 502 Yogyakarta 63 Surakarta 24 Bandung 15 Singapura 16 Jerman 1 Hamburg7 Denmark 1

Total 74

Sebelum kesimpulan, ada beberapahal yang perlu ditambahkan sebagai ca-tatan tambahan. Selain ketiga hal temuandalam penelitian ini seperti yang telahdipaparkan di depan, dalam laporan iniperlu ditekankan sejumlah hal. Judul pe-nelitian yang menyatakan sebagai “Per-kembangan Teater Indonesia 2001—2005” sebagaimana dinyatakan di depansebetulnya lebih mengacu pada penger-tian teater Indonesia modern, belum me-liputi teater tradisional. Meskipun adasejumlah ulasan terkait dengan arja,wayang, atau teater tradisionalnya, ham-pir semua ulasan teater dalam rubrikTempo lebih berorientasi pada teater mo-dern. Dengan demikian, berbagai jumlahpementasan teater tradisional yang telahdigelar di berbagai wilayah Indonesiamenjadi bagian yang tidak “dianggap”sebagai pertunjukan teater oleh Tempo.

Page 13: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

27

Sebagai bentuk ulasan atau resensipertunjukan teater, data-data yang ter-dapat dalam rubrik teater Tempo ini me-rupakan salah satu bentuk resepsi sastra.Bentuk resepsi semacam ini merupakanbentuk resepsi superreader. Penulisulasan atau resensi ini bukan orangawam tetapi orang-orang yang berkecim-pung cukup mendalam di dunia teater,seperti Seno Joko Suyono, Radhar PancaDahana, Danarto, Sitok Srengenge, danYusi A. Pareanom. Orang-orang sema-cam ini adalah orang yang sophisticatedsebagai penonton terpilih yang nantinyaakan memberikan ulasannya.

Dengan demikian, di sana ada ke-pentingan redaksi atau kepentinganTempo sebagai institusi media yang me-miliki karakter dan peranannya dalammembentuk opini, termasuk opini dalampencitarasaan menonton teater. Inilahketerlibatan Tempo dalam merangkai se-jumlah peristiwa yang terkait denganfenomena teater modern Indonesia. Bisadikatakan apa yang ditulis Tempo lewatrubrik teaternya adalah sesuatu yangtidak bisa dikatakan netral. Di baliknyaada kepentingan tertentu semacam ke-pentingan ideologi, misalnya, dalammengedepankan peran Jakarta sebagaipusat teater Indonesia dan melakukanpeminggiran terhadap kota-kota lainnya.Atau lebih tepatnya, sebagai pemusatanterhadap peran Graha Bakti Budaya(Taman Ismail Marzuki) atau TeaterUtan Kayu (TUK) sebagai sentra teaterIndonesia, atau dalam konteks lebih luasbisa menjadi sentra budaya Indonesia.Seringkali tidak bisa dihindarkan adanyakepentingan tertentu seperti kepentinganindustri kreatif, sebuah komoditi yangrelatif menjanjikan.

Apa yang ditulis Tempo dengan sen-dirinya memiliki bias tersendiri jika haltersebut dijadikan landasan sebagai dasarpenulisan teater Indonesia (modern) pa-da 2001—2005. Perlu data lain sebagaipendukung dan penyeimbang dalam pe-nelusuran landasan penulisan perkem-

bangan teater Indonesia pada periodewaktu tersebut. Meskipun demikian, per-lu dicatat bagaimana pun Tempo telahmenjalankan perannya dalam meng-apresiasi kegiatan perteateran Indonesiadi tengah semaraknya dunia industri hi-buran lainnya seperti perfilman, musik,dan dunia selebritas. Teater kini seakantengah menempuh jalannya yang kiansepi. Tempo setidaknya telah merekamjejak perjalanan teater yang kian me-nyepi itu.

SIMPULANBerdasarkan hasil dan pembahasan di-peroleh simpulan sebagai berikut. Ke-lompok teater yang paling konsisten da-lam mementaskan suatu naskah setiap ta-hunnya adalah Teater Koma. Bahkan,pada tahun 2005, kelompok teater yangdipimpin oleh Nano Riantiarno ini me-mentaskan dua naskah drama. Pada ta-hun 2001, Teater Koma mementaskannaskah Republik Bagong, tahun 2002mementaskan Romeo dan Juliet, tahun2003 mementaskan Opera Kecoa, tahun2004 mementaskan Republik Togog, dantahun 2005 mementaskan dua naskahyaitu Tanda Cinta dan Maaf Maaf Maaf.

Kelompok teater berikutnya yangrelatif banyak berkiprah dari tahun2001—2005 berdasarkan artikel rubrikteater Tempo, yaitu Teater Mandiri,Teater Garasi, dan Actors UnlimitedBandung. Selama lima tahun ini, ketigakelompok teater asal Jakarta, Yogya-karta, dan Bandung ini pentas sebanyaktiga kali. Kelompok teater pada jajaranberikutnya yang mementaskan lebih darisatu kali pada periode 2001—2005, yaituTeater Gandrik, Bengkel Teater, danMainteater Jakarta.

Lokasi pementasan teater selama2001—2005 berdasarkan rubrik teatermajalah Tempo sebagian besar berlang-sung di berbagai gedung teater di Jakar-ta. Jakarta pada periode awal abad ke-21telah menjadi sentral pertunjukan teaterdi Indonesia, terutama dengan posisi

Page 14: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

28

sentral Taman Ismail Marzuki (TIM).Perbandingan jumlah lokasi pertunjukan-nya adalah sebagai berikut: Jakarta (50kali pementasan), Yogyakarta (enam pe-mentasan), Surakarta (dua pementasan),dan Bandung (satu pementasan).

Selain kesimpulan, juga ada sejum-lah saran sebagai berikut. Penelitian inihanya berfokus pada kajian satu media,yakni hanya pada majalah Tempo. Se-perti yang telah diindikasikan pada ba-gian akhir pembahasan, kemungkinanadanya bias pemilihan berita erat terkaitdengan lokasi, kepentingan, ataupun citarasa pemberitaan sebuah majalah. Tempodalam konteks ini bisa menjadi keku-rangan dalam mewakili gambaran ataupandangan media massa Indonesia da-lam mencitarasakan pementasan teater.Guna mengimbangi hal tersebut, me-mang perlu membandingkannya dengankomentar atau ulasan media lain sepertiKompas, Republika, Media Indonesia,Jawa Pos, atau Gatra sehingga bisalebih berimbang.

Meskipun demikian, bagaimanapunTempo dengan segala kekhasannya seba-gai majalah berita umum yang menjadirujukan banyak pembaca kelasmenengah atas di Indonesia bisa menjadisebuah trend setter tersendiri. Begitujuga manakala majalah ini menurunkanresensi atau ulasannya terhadap sebuahpertunjukan teater. Di sana ada sebuahproses diskursif, Tempo lewat ulasan-ulasannya terhadap pementasan teater

tidak hanya memberitakan realitas teatertetapi juga membentuk sebuah cita rasatontonon: teater Indonesia.

Catatan: Artikel ini merupakan artikel ke-2 daripenelitian yang berjudul “Perkembangan TeaterIndonesia 2001—2005 (Analisis Rubrik TeaterMajalah Tempo)”

DAFTAR PUSTAKA

Fadjri, Raihul. 2003. “Geerrr Soda Gem-bira Seger”. Tempo. Jakarta, 6 Ok-tober.

Nurhadi. 2003. “Perkembangan TeaterIndonesia pada Akhir Abad XX”.Jurnal Imaji (FBS UNY). Yogya-karta, Edisi Agustus.

Pareanom, Yusi A. 2003. “Melawan Ti-rani Mayoritas”. Tempo. Jakarta, 15September.

Sumardjo, Jakob. 1992. PerkembanganTeater Modern dan Sastra DramaIndonesia. Bandung: PT Citra Adit-ya Bakti.

Suyono, Seno Joko, et al. 2001. “Bomuntuk Orang Buta”. Tempo. Jakarta,25 Juni.

Suyono, Seno Joko. 2004. “La Galigo,Kisah Cinta di Singapura”. TempoJakarta, 22 Maret.

______. 2005. “Pamflet Cinta Nano-Ratna”. Tempo. Jakarta, 1 Agustus.

______. 2005a. “Tafsir Hujan TeaterGarasi”. Tempo. Jakarta, 21 Novem-ber.

Page 15: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

29

LampiranBAGAN PERKEMBANGAN TEATER INDONESIA 2001—2005 DALAM MAJALAH TEMPO

N0 JUDUL PENGARANG GROUPTEATER SUTRADARA LOKASI TANGGAL SUMBER KET.

01:01 Ttg Wayang Suket = Slamet Gundono yang latihan menjelang pentas di Jakarta T:31/12-6/102 Ttg Rahman Sabur, sutradara Teater Payung Hitam dan sejumlah lakon yang telah dipentaskannya sda

03 Faust (terj) Agam Wispi Studiklub TeaterBandung Wawan Sofwan Goethe Institute Jakarta ? T:3-9/12 Faust = Jerman

04 (1) Ekalaya Ki Sigit Sukasman Wayang Ukur Ki Sigit Sukasman TIM Jkt T:29/10-4/11

04a (2) Sokrasana SangManusia Yanusa Nugroho Wayang

SandosaAgs. AryaDipayana TIM Jkt sda

05 Woyzeck (terj-asing) George Buchner Black Tent(Jepang) Makoto Sato TIM Jkt T:17-23/9

06 Love Letter ? Pappa Tarahu-mara Hiroshi Koike TIM Jkt Pekan lalu T:3-9/9 Drama tari dari Jepang

07 Mengapa Kau CulikAnak Kami?

Seno GumiraAjidarma

Landung Sima-tupang danNiniek L Karim

Seno GumiraAjidarma TIM Jkt 6-8/8 T:13-19/8

08 Tengkorak ? T. PayungHitam Rahman Sabur GBB TIM Jkt dan Japan

Foundations ? T:23-29/7

09 Ttg kehidupan pelacur Julius R. Sirayana-mual

Para pelacurSurabaya Lena Simanjuntak TUK Jkt ? T:16-22/7

10 Artikel tambahan ↑ sda Ttg Lena Simanjuntak

11 Danga Dongo ? T. Kubur Dindon WS Di 6 panti pendidikan tunanetra Jkt T:25/6-1/7

12 Antigone Sophocles T. Knossos ? T. Arena Museum Nasional Jkt Minggu lalu T:25/6-1/7 Teater dari Yunani

13 Napol (Napoleon-Napoleon Bonaparte) Joko Bibit Santoso T. Ruang Joko Bibit Santoso TUK Jkt ? T:25/6-1/7

14 Republik Bagong N. Riantiarno T. Koma N. Riantiarno GBB TIM Jkt 26/4-6/5 T:30/4-6/515 Ignis ? Double 6 Eric Wurtz T. Luwes, IKJ, Jkt ? T:16-22/4 Dari Prancis

16 Suara-suara Mati (terj) Manuel van Loggem ActorsUnlimited Fathul A. Husein Pusat Kebudayaan Prancis,

Bandung Akhir Maret T:2-8/4

17:02 Latihan La Galigo (mitos Bugis) Aktor-aktorIndonesia Robert Wilson Purwati center for the Art, Bali Seminggu T:30/12-

5/1/03

18 Artikel tambahan ↑ sda Wawancara dg RobertWilson

19 Pengalaman Dindon WS (pimp. T. Kubur) di kota Udupi, India: Butha Kolla dan Yaksha Gana T:8-15/12

Page 16: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

30

20 Romeo dan Juliet(terj) W. Shakespeare T. Koma Nano Riantiarno Gedung Kesenian Jakarta T:21-27/10

21 Ttg monolog (Whani Darmawan dan hari lain Patrick Reynard dan Edi Sutardi)1) T. Utan Kayu, Jkt T: 21-27/1022 Luminescent Twilight Gerad Mosterd (Indo-Belanda); keliling Jawa-Bali Gedung Kesenian Jakarta Pekan lalu T:14-20/10 Koreografi

23 Gitawerta Saijah danAdinda Multatuli ? S. Kardjono Gedung Kesenian Jakarta Pekan lalu T:30/9-6/10 dramatari

24 Ttg kematian Kuo Pao Kun: dramawan Singapura yang pernah ditahan pemerintah Singapura oleh Sumit Mandal T:23-29/9

25Luka (adpt The Coffinis Too Big for theHole)

Kuo Pao Kun(Singapura) T. Mandiri Putu Wijaya Festival lakon di Kampnagel,

Hamburg, Jerman - T:9-15/9 Dulu pernah dipentaskandi Tokyo 1998

26 Antigone (terj) Jean AnouilhActorsUnlimitedBandung

Fathul Husein Bentara Budaya Jakarta T:9-15/9

Akhir bulan laludipentaskan di PusatKebudayaan PrancisBandung

27 Hamlet Shakespeare Gabungan teaterAsia

Ong Keng Sen(Singapura) Puri Kronborg, Denmark 16-23/8 T:2-8/9

28 Petualangan Penasar Francois Cervantes(Prancis)

Compagnie la’Enterprise

Francois Cervantes(Prancis)

Taman Budaya SurakartaLembaga Indonesia PrancisYogyakrta

- T:2-8/9Monolog dua aktor:Catherine Germain danSlamet Gundono

29 Wayang BonekaSisilia Mimmo Cuticchio Gedung Kesenian Jakarta (plus

Yogya dan Bali) Minggu lalu T:24-30/6 Dari Palermo, Italia ttgperang salib

30 Mas Tom (adapt) Henry Fielding T. Gandrik Djadug Feriantodan Jujuk Prabowo Gedung Kesenian Jakarta 3 hari minggu

lalu T:17-23/6

31 Ttg arja (Sanggar Printing Mas + Coblong Pamor) Gedung Kesenian Jakarta Ahad pekan lalu T:10-16/6Dan di Akah Canging,Bali; pemerannya lelakisemua

32 Serat Cebolek Naskah Jawa WayangNglindur Slamet Gundono T. Utan Kayu, Jkt 7/5 T:13-19/5

33 Perempuan di TitikNol (terj) Nawal Saadawi Solidaritas

PerempuanDaniel HarimanJakob GBB TIM Jkt Hari Kartini T:22-28/4

Gladi resik di Hall PusatKesenian dan Kebuda-yaan Jakarta Selatan

34 Artikel tambahan ↑ sda Wawancara dg NawalSaadawi

35 Dalam kantong Plastik ? Seno-Didi Mime Didi Petet danYayu A.W. Unru Gedung Kesenian Jakarta Akhir pekan lalu T:15-21/4 pantomim

36 The Vagina Monolog(terj) Eve Ensler Ayu Azhari dkk Jajang C. Noer TIM Jkt Akhir pekan lalu T:11-17/3

37:03namaku adam(TANPA HURUFKAPITAL)

Shinta Febriany T. SanggarMerah Putih Shinta Febriany

Teater Arena Taman Budaya,Surakarta;Gedung Kesenian “Societet”

(1) 3-4/10(2) 5/10 T:13-19/10

Page 17: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

31

Yogyakarta

38 Departemen Borok Heru Kesawa Murti T. Gandrik Whani Darmawandan Jujuk Prabowo

TIM JktGedung Purna BudayaYogyakarta

(1) 7/10(2) Selasa & Ra-bu minggu lalau

T:6-12/10

39 Anak-anak Kegelapan Ratna Sarumpaet T. Satu Merahpanggung Ratna Sarumpaet GBB TIM Jkt 25-30/9 T:29/9-5/10

40 Musuh Masyarakat(adapt) Henrik Ibsen Actor Unlimited

Bandung Fathul A. Husein Jakarta Pekan lalu T:15-21/9

41 Artikel tambahan ↑ sda Ttg aktor MohamadSunjaya

42 Gerhana Gerhana Julius R.Siyaramanual T. Berdaya Lena Simanjuntak Ruang Goethe, Jkt ? T:4-10/8 Anngotanya para pelacur

Surabaya

43 Leng Bambang WidoyoSp. T. Gapit Pelog Sutrisno &

Joko Bibit SantosaTeater Arena Taman Budaya,Jkt 28-30/7 T:4-10/8 (berbhs Jawa)

44 Opera Kecoa Nano Riantiarno T. Koma Nano Riantiarno Gedung Kesenian Jakarta 4-19/7 T:14-20/745 Artikel tambahan ↑ Bagian dari trilogi: Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini sda46 Oseng-oseng Agus Jolly Galeri Cipta III TIM Jkt Rabu pekan lalu T:16-22/6 Seniman Indo-Swiss

47 Selawat Barzanji Syu’bah Asa (terj.) Bengkel T. Rendra Lap. Tenis indor Senayan Jkt ? T:26/5-1/6 Pentas kembali sejak1970

48 Allah yang Palsu Kwee Tek Hoay Mainteater Jkt E. Sumadiningrat T. Utan Kayu Jkt Jumat-Sabtupekan lalu T:26/5-1/6

49 Celengan Bhisma Slamet Gundono T. JejakSurakarta Slamet Gundono Studio Kua Etnika Bantul, Yk ? T:5-11/5

50 God is a D.J. (adapt) Falk Richter Mainteater Wawan Sofwan Goethehaus, Jkt Selasa pekanlalu T:21-27/4

51

Waktu Batu: Ritus Se-ratus Kecemasan danWajah Siapa yangTerbelah

Ugoran Prasad,Gunawan Maryanto,Andri Nurlatif

T. Garasi Yudi AhmadTajudin Gedung Kesenian Jakarta 17-18/3

52 Ttg pentas pantomim utk memperingati ultah ke-50 Jemek Supardi Lembaga Indonesia Prancis, Yk ? T:10-16/353 Artikel tambahan ↑ sda

54 Ekstrim (adapt) William Mastrosi-mone

Ine Febriantidkk

Eka D. Sitorus &Gita Asmara GBB TIM Jkt T:3-9/3

55:04 Festival Teater Realis GBB TIM Jkt T:6-12/1256 Salah artikel

57

Waktu Batu 3: Deuxex Machina danPerasaan-perasaankuPadamu

Ugoran Prasad,Gunawan Maryanto,Andri Nurlatif

T. Garasi Yudi AhmadTadjudin GBB TIM Jkt (art summit IV) ? T:4-10/10

58 Aruku (Jepang) - Teater DA.M Hiroshi Ohashi GBB TIM Jkt (art summit IV) 2 pekan lalu T:27/9-3/10 Dari Jepang

Page 18: LOKASI DAN KELOMPOK TEATER INDONESIA 2001 2005 ...Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001 2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel

32

59 Agnea Aqmesha waMassaer Kassem Muhammad T. El Hanager Hani el-Mettenawy GBB TIM Jkt Pekan lalu T:20-26/9 Dari Mesir

60 Republik Togog Nano Riantiarno T. Koma Nano Riantiarno Gedung Kesenian Jakarta 28/7-6/8 T:2-8/861 Artikel tambahan ↑ sda62 Zoom Putu Wijaya T. Mandiri Putu Wijaya GBB TIM Jkt 14-15/5 T:24-30/563 Pesta Monolog 18 aktor dari 11 kota Indonesia Teater Kecil TIM Jkt 8-16/5 T:17-23/5

64 Artikel tambahan ↑ sdaTtg pementasan tuturBetawi Bang Zaid asalJakarta

65 La Galigo (Bugis) Rhoda Grauer(adapt)

Para aktor danpenari Indonesia Robert Wilson Teater Esplanade, Singapura 2 hari T:22-28/3

Juga di Amsterdam,Barcelona, Italia, danNew York

66 Artikel tambahan ↑ sda Ttg tata musiknya

67:05 Repertoar Hujan Gunawan Maryanto T. Garasi GunawanMaryanto Bentara Budaya Jakarta Pertengahan

Nov T:21-27/11

68 Pameran perupa Jerman yg pernah kerja di teater di Taman Budaya Yk, 20 Sept T:26/9-2/10 non-pentas69 Tanda Cinta Nano Riantiarno T. Koma Nano Riantiarno ? Akhir Juli T:1-7/870 Montserrat (adapt) Immanuel Robles T. Lembaga Joseph Ginting Gedung Kesenian Jakarta ? T:25-31/7

71 Jangan MenangisIndonesia Putu Wijaya T. Mandiri Putu Wijaya

Graha Bhakti Budaya (GBB)Taman Ismail Marzuki (TIM)Jkt

15-16/7 T:18-24/7

72 L’Home d’Hus (adapt) Alkitab (kitab Ayub) Camille Boitel(pantomim) ? Gedung Kesenian Jakarta Pekan lalu T:4-10/7

73 Sobrat Arthur S. Nalan Bengkel Teater Rendra GBB TIM Jkt 4 hr, mngg lalu T:27/6-3/774 Artikel tambahan ↑ ttg penulisnya sda75 Maaf Maaf Maaf Nano Riantiarno T. Koma Nano Riantiarno GBB TIM Jkt 2-15/3 T:7-13/3

76Matinya SeorangPejuang (a tribute toMunir

FX Rudy Gunawan - Landung Simatu-pang

Gedung Societet TamanBudaya, Yogya 13/1 T:17-23/1 Monolog oleh Whani

Darmawan

Catatan:1) Whani Darmawan mementaskan “Meta Nietzsche” karya Whani Darmawan; Patrick Reynard (berbahasa Prancis) dan Edi Sutardi (berbahasa Indonesia) mementaskan “Hari Terakhir Seorang Terpidana”karya Victor Hugo (diindonesiakan oleh M. Lady Lesmana).2) Tujuh kelompok teater: (a) T. Populer: Pakaian dan Kepalsuan (Achdiat Kartamihardja) oleh Slamet Raharjo: 4 pemain; (b) STB: Nyanyian Angsa (Anton Chekov); (c) Teater Makasar: Hantu-hantu (Ibsen);(d) T. Aristokrat Jakarta: Polisi (Slawomir Mrozek); (e) Komunitas Satu Kosong Delapan, Denpasar: Matinya Pedagang Keliling (Arthur Miller); (f) T. Gidag Gidig, Solo: Dag Dig Dug (Putu Wijaya); (g) T.Gapit, Solo: Mainan Kaca (Tennessee Williams).3) Kedelapan belas aktor tersebut: (a) Adi Kurdi, (b) Chaerul Umam, (c) Putu Wijaya, (d) Ikranagara, (e) Amak Baljun, (f) Amoroso Katamsi (Teater Kecil), (g) Slamet Rahardjo, (h) Tuti Indra Malaon, (i)Nano Riantiarno, (j) Nanoq da Kansas-Bali, (k) Asep Budiman, (l) Joe Mirshal-Padang, (m) Burhan Folka-Medan, (n) Whani Darmawan-Yogya, (o) Bang Zaid-Jakarta, (p) Slamet Gundono (Solo), (q) AbdulRojak-Makassar, (r) Zaenal Abidin Domba atau Mimi Thea.