local brand keren : mahal tapi laris
DESCRIPTION
Para pelaku Usaha Kecil dan Menengah umumnya memiliki asumsi, bahwa cara terbaik memenangkan persaingan adalah dengan melakukan “perang harga”. Semakin murah suatu produk, maka akan semakin laris. Namun kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak produk yang meskipun dijual dengan harga “premium” namun tetap dicari orang. Contohnya beberapa merk busana tertentu, kalau sedang melakukan program “sale” pasti di antri oleh pelanggan fanatiknya. Sekalipun harga nya tidak murah. Atau kita juga sering menyaksikan, betapa restoran yang harga makannanya tidak murah, Kafe yang kopi jualannya harga nya berlipat-lipat dibanding di tempat lain. Namun tetap diserbu pembeli. disarikan dari karya @fauzirachmantoTRANSCRIPT
MAHALtapi LARIS
Disarikan dari tulisan @fauzirachmanto
Para pelaku UKM umumnya memiliki asumsi, bahwa cara terbaik memenangkan persaingan adalah dengan melakukan
“PERANG HARGA”.
Perang harga sebenarnya adalah pilihan yang berisiko tinggi bagi UKM. Perang harga bahkan bisa memicu “bunuh diri masal” bagi para pelaku usaha kecil, karena biaya operasi tidak lagi sebanding dengan pendapatan.
Banyak pembeli bersedia membayar lebih “mahal” ketika harapannya terhadap suatu produk terpenuhi, atau bahkan terlampaui.
Gunakan pendekatan
“Value Based”, dalam penentuan harga, yaitu
menentukan harga berdasarkan nilai yang diberikan produk.
Apa sajakah “nilai” yang bisa digunakan untuk menjaga harga
produk supaya tetap premium
?
EKSLUSIFITASProduk yang ketersediaannya dibuat
terbatas, baik oleh waktu, maupun oleh tempat.
Keunikan.Produk diciptakan dengan menonjolkankeunikan tertentu, sehingga wajar jika harganyajuga tidak mengikuti harga produk “pasaran”.
Experience. kita juga bisa menciptakan nilai dari
experience atau pengalaman yang akan dirasakan oleh pelanggan.
http://fauzirachmanto.com/mahal-tapi-laris/Artikel lengkap bisa dibaca di
13-15 Mei 2014
Foto merupakan hak milik dari ;Fauzirachmanto, Tangandiatas, tdabandung, tdajaksel, lombokpreneur, klubsuksesmulia