lkfs astra international 1207 report/annual_report... · dengan nilai kapitalisasi pasar perseroan...
TRANSCRIPT
Expanding Horizons
a n n u a l r e p o r t 2 0 0 7 l a p o r a n t a h u n a n
2
Daftar IsiContents
Pengantar 01Introduction
Pengembangan Merek Kami 02Expansion In Our Brands
Pengembangan Karyawan Kami 04Expansion In Our People
Pengembangan Dalam Tata Kelola 06Perusahan KamiExpansion In Our Governance
Sekilas Astra 08Astra at a Glance Catur Dharma 10Philosophy
Jejak Langkah 2007 12Milestones
Ikhtisar Keuangan 14Financial Highlights
Daftar Penghargaan 2007 16List of Awards
Laporan Dewan Komisaris 18Board of Commissioners’ Report
Dewan Komisaris 23Board of Commissioners
Laporan Direksi 24Board of Directors’ Report
Direksi 31Board of Directors
Tata Kelola Perusahaan 32Good Corporate Governance
Pembahasan & Analisis Manajemen 46Management’s Discussion & Analysis
Laporan Komite Audit 52Audit Committee Report
Visi KamiOur Vision
• Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan
penekanan pada pembangunan kompentensi melalui pengembangan sumber
daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi.
• Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah
lingkungan.
• To be one of the best managed corporations in Asia Pacific with emphasis
on building competence through people development, solid financial structure,
customer satisfaction and efficiency.
• To be a socially responsible and environmentally friendly corporation.
Struktur Bisnis 54Business Structure
Otomotif 56Automotive
Jasa Keuangan 76Financial Services
Alat Berat 88Heavy Equipment
Agribisnis 96Agribusiness
Teknologi Informasi 102Information Technology
Infrastruktur 106Infrastructure
Sumber Daya Manusia 110Human Resources
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 120Corporate Social Responsibility
Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja 136Environment, Health & Safety
Laporan Keuangan 143Financial Report
Data Perseroan iCorporate Data
Profil Dewan Komisaris iiBoard of Commissioners’ Profile
Profil Direksi viiBoard of Directors’ Profile
Struktur Organisasi xiOrganisation Structure
Informasi Perseroan xiiiCorporate Information
Panduan: Dalam membaca laporan ini, harap diperhatikan ‘Perseroan’ menunjuk pada Astra sebagai perusahaan induk. ‘Astra’ menunjuk pada Astra sebagai perusahaan induk dan anak perusahaan sedangkan ‘Grup Astra’ menunjuk pada Astra dan seluruh perusahaan yang terkait.
Use of terms: For guidance when reading this report please note the term ‘the Company’ refers to Astra, the parent company. ‘Astra’ refers to Astra parent and consolidated company subsidiaries while ‘Astra Group’ refers to ‘Astra’ plus all related companies.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
1
Expanding HorizonsMemperluas Cakrawala
In conducting its business operations, PT Astra International Tbk continues to expand its horizons in line with its vision to be one of the best-managed corporations in Asia Pacific. Its development over five decades has demonstrated a consistency of excellence in performance based on the realization that Astra has to be a professional organization that makes a genuine contribution to the wealth of the nation.
The world of business has changed dramatically over the five decades of Astra’s existence. Many opportunities exist in today’s world of business, presenting the promise of further growth for the Company to pursue. Astra continues to move forward with a clear vision of business excellence and with carefully established objectives within a positive but challenging business environment.
By the implementation of its underlying belief in the essential strength of achieving winning concepts, winning systems and winning teams, Astra is committed to continue to perform strongly for the benefit of all of its stakeholders within the framework of good corporate governance.
Dalam menjalankan roda bisnisnya, PT Astra International Tbk
senantiasa berupaya memperluas cakrawala sejalan dengan visinya
untuk menjadi salah satu perusahaan terbaik di Asia Pasifik.
Perkembangan perusahaan selama lima dekade memperlihatkan
konsistensi dalam keunggulan kinerja, yang tumbuh dari kesadaran
bahwa Astra harus menjadi organisasi profesional yang dapat
memberikan kontribusi nyata terhadap kesejahteraan bangsa.
Percaturan dunia bisnis telah banyak mengalami perubahan sampai
Astra menapaki usia emasnya pada tahun 2007. Banyak peluang
dalam dunia bisnis saat ini yang menjanjikan pertumbuhan lebih lanjut
bagi Perseroan. Astra terus melangkah ke depan dengan visi bisnis
yang jelas, baik dan obyektif yang ditetapkan secara hati-hati dalam
lingkungan bisnis yang positif namun penuh tantangan.
Dengan meyakini kekuatan Winning Concept, Winning System dan
Winning Team, Astra memegang teguh komitmen untuk terus berkarya
dengan baik demi terciptanya manfaat bagi seluruh pemangku
kepentingan di dalam kerangka tata kelola perusahaan yang baik.
2
Astra terus berupaya untuk mencapai yang terbaik
dalam semua merek yang dimiliki. Manajemen dan
karyawan Astra senantiasa menciptakan berbagai
inisiatif baru, tidak hanya di bidang Otomotif
namun juga Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis,
Teknologi Informasi dan Infrastruktur. Kekuatan
merek Astra merupakan kontributor utama
terhadap kekuatan posisi unit-unit bisnisnya di
masing-masing pasar.
Astra continually strive to achieve excellence in all brands. Astra’s management and employees strive to craft new initiatives, not only in Automotive sector but also in Financial Services, Heavy Equipment, Agribusiness, Information Technology and Infrastructure. The strength of Astra’s brands is a major contributor to the strength of the position of our units in their respectivemarkets.
Expansion In Our BrandsPengembangan Merek Kami
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
3
“Astra continually strive to achieve excellence in al l brands.”
4
Astra memiliki komitmen untuk membentuk
hubungan sinergis dengan seluruh pemangku
kepentingan serta dalam merancang sistem di
mana setiap individu berperan dalam pencapaian
Perseroan. Karyawan adalah aset terbesar Astra
dan bersama dengan para pemasok serta tim yang
terlibat dalam setiap tahapan produksi, distribusi
dan pemasaran, mereka dilatih untuk menghargai
bahwa para konsumen adalah mitra terpenting
yang berhak untuk memperoleh kepuasan yang
sempurna.
Expansion In Our PeoplePengembangan Karyawan Kami
Astra is committed to the formation of synergistic relationships with all of its stakeholders, and to designing systems in which each individual contributes to the overall achievement of the Company. Our employees are Astra’s greatest asset and, together with our suppliers and team involved in every stage of production, distribution and marketing operations, they are trained to appreciate that our customers are our most important partners, deserving total satisfaction.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
5
“Our employees are Astra’s greatest asset and they are trained to appreciate our customers.”
6
Expansion In Our GovernancePengembangan Dalam Tata Kelola Perusahaan Kami
Astra merupakan pemrakarsa dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik dan bertekad untuk dapat mempertahankan kepemimpinannya dalam mendorong penerapan standar etika dalam menjalankan bisnisnya. Sebagai pelaku bisnis yang sudah lama berkecimpung di pasar Indonesia, kami menyadari pentingnya pengelolaan bisnis yang bertanggung jawab. Bagi Astra, tata kelola perusahaan yang baik bukanlah sekedar ungkapan melainkan harus diterapkan dalam semua jajaran perusahaan, terutama dalam laporan keuangan perusahaan dan proses bisnis. Kami percaya bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi bagi para pemangku kepentingan.
Astra has been a pioneer in good corporate governance and intends to remain a leading force in encouraging ethical standards in business. We are aware that as a long-term player in the Indonesian market, it is essential to act responsibly. To Astra, good corporate governance is not a superficial issue but is practised at every level of the company and business process, not least in financial reporting. We believe that good corporate governance provides higher returns over the years to stakeholders.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
7
“Astra has been a pioneer in good corporate governance.”
8
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
9
Seki las AstraAstra At A Glance
Sejak awal berdiri pada tahun 1957, Astra pada mulanya merupakan perusahaan perdagangan. Seiring dengan perkembangannya, Astra membentuk kerjasama dengan sejumlah perusahaan kelas dunia dari berbagai industri. Sejak tahun 1990, Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, yang kini menjadi Bursa Efek Indonesia dengan nilai kapitalisasi pasar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 110,5 triliun. Sekarang, Astra memiliki enam bidang usaha yaitu: Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi dan Infrastruktur. Pada akhir tahun 2007, jumlah karyawan Grup Astra mencapai 116.867 orang yang tersebar di 130 anak perusahaan dan afiliasi.
In 1957, Astra was established as a trading company. Over the course of its development, Astra has formed a number of strategic alliances with leading global players in various industries. Since 1990, the Company had been a go public company, listed on both the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges, now known as the Indonesia Stock Exchange with the Company’s market capitalization as of 31 December 2007 stood at Rp 110.5 trillion. Astra now has six core businesses: Automotive, Financial Services, Heavy Equipment, Agribusiness, Information Technology and Infrastructure. At year-end 2007, Astra Group had a workforce of 116,867 people, spread across 130 subsidiaries and affiliates.
1010
Catur DharmaPhilosophy
Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan NegaraTo be an Asset to the Nation
Astra sebagai warga usaha yang baik, berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat.
Astra is a responsible corporation, which takes an active role in contributing towards the wealth and welfare of the nation.
Memberikan Pelayanan Terbaik kepada PelangganTo Provide the Best Service to Our Customers
Pelayanan terbaik merupakan esensi dasar kelanggengan usaha sehingga setiap insan Astra berdedikasi memberikan produk dan jasa terbaik untuk mendukung keberhasilan pelanggan.
Excellent service underpins business sustainability and every member of the Astra family is dedicated to providing high quality products and services to our customers to help them outperform.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
11
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
11
Menghargai Individu dan Membina KerjasamaTo Respect Individuals and Promote Teamwork
Pada dasarnya manusia ingin diakui keberadaannya dan dihargai. Astra menghormati individu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, memandang perbedaan sebagai suatu kekuatan, untuk membangun kebersamaan dan sinergi demi tercapainya efektifitas organisasi.
Everyone has a need to be recognized and respected. Astra respects individuals for their different strengths and qualities that contribute to teamwork, create synergy, and lead to organizational effectiveness.
Senantiasa Berusaha Mencapai yang TerbaikTo Continually Strive for Excellence
Menyadari bahwa kebutuhan pelanggan semakin berkembang dan persaingan semakin ketat, maka setiap insan Astra senantiasa menghasilkan yang terbaik di bidang masing-masing.
Customers’ needs always develop and competition becomes more intense. Every member of the Astra family will always seek to deliver the best in whatever they do.
1212
Maret March
Peugeot meluncurkan produk 207, ditujukan bagi eksekutif muda yang memiliki karakter kuat serta dinamis dan sporty.Peugeot launched its product, 207, aimed at young executives with strong character, dynamic and sporty.
Jejak Langkah 2007Milestones
Februari February
Astra merayakan ulang tahun yang ke-50 yang dilakukan serentak oleh karyawan Grup Astra di seluruh Indonesia.Astra celebrated its 50th anniversary with all Group members throughout Indonesia conducting ceremonial activities at once.
Astra Quality Convention XXIII dilaksanakan untuk meningkatkan semangat inovasi karyawan Grup Astra.Astra Quality Convention XXIII was held to boost a spirit of innovation in all employees within the Astra Group.
AprilApril
Perayaan ulang tahun Astra ke-50 di Istora Senayan, Jakarta dihadiri oleh sekitar 180.000 undangan.Celebration of Astra 50th anniversary at Istora Senayan, Jakarta, involving around 180,000 invitees attending the event.
Peluncuran Daihatsu Sirion, kendaraan baru untuk meramaikan pasar small city car.Launching of Daihatsu Sirion, a newcomer to complete the small city car market.
Peluncuran Toyota New Vios yang merupakan penyempurnaan dari tipe Toyota Vios sebelumnya.Launching of Toyota New Vios, an upgrade to the previous Toyota Vios model.
Peluncuran motor Honda Revo, pilihan revolusioner untuk kaum muda. Launching of Honda Revo motorcycle, a revolutionary option for youngsters.
Juni June
Toyota Kijang yang telah melegenda sebagai kendaraan keluarga Indonesia, merayakan ulang tahun yang ke-30.Toyota Kijang celebrated its 30th anniversary, as an Indonesian family car legend.
PT Sedaya Multi Investama, salah satu anak perusahaan Astra, menjual 50% saham PT Astra CMG Life kepada Commonwealth Bank of Australia.PT Sedaya Multi Investama, one of Astra’s subsidiaries, sold its 50% stake in PT Astra CMG Life to Commonwealth Bank of Australia.
Astra Credit Companies (ACC) merayakan ulang tahun yang ke-25.Astra Credit Companies (ACC) celebrated its 25th anniversary.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
13
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
13
Agustus August
Peluncuran motor Honda Fit X, yang dikenal sebagai produk yang tahan lama dan hemat bahan bakar.Launching of Honda Fit X motorcycle, known for its durability and fuel efficiency.
Juli July
Astra Daihatsu Motor merayakan ulang tahun Daihatsu yang ke-100, yaitu dengan program penanaman 48.000 pohon.Astra Daihatsu Motor celebrated the 100th anniversary of Daihatsu with a 48,000 trees planting program.
September September
PT Pamapersada Nusantara mendapat fasilitas sindikasi dari 6 mandated lead arrangers senilai US$ 425 juta.PT Pamapersada Nusantara received US$ 425 million syndicated facilities from 6 mandated lead arrangers.
PT Federal International Finance mendapat fasilitas sindikasi dari 11 mandated lead arrangers senilai US$ 120 juta.PT Federal International Finance received US$ 120 million syndicated facilities from 11 mandated lead arrangers.
November November
Astra Honda Motor memproduksi unit yang ke-20.000.000 yaitu Honda Supra X 125.Astra Honda Motor produced its 20,000,000th unit, the Honda Supra X 125.
Desember December
Peluncuran Daihatsu Gran Max, minivan dan pick up yang mempunyai kapasitas besar.Launching of Daihatsu Gran Max, large capacity minivan and pick up.
Astra Daihatsu Motor meresmikan pabrik baru di Sunter, Jakarta Utara, untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 150.000 unit per tahun menjadi 211.000 dan dapat dimaksimalkan menjadi 250.000.Astra Daihatsu Motor opened its new factory in Sunter, North Jakarta, to increase the total production from 150,000 units per year to 211,000 with a possible
maximum of 250,000.
1414
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Dalam miliar Rupiah, kecuali jika disebutkan lain In billion of Rupiah, unless stated otherwise
2007 2006 20058 20048 20038
Total Astra (Konsolidasian) Total Astra (Consolidated)
Laporan Laba Rugi Statements of Income
Pendapatan Bersih 70,183 55,709 61,732 46,3039 32,4759 Net Revenue
Laba Kotor 16,489 12,323 13,267 10,313 7,679 Gross Profit
Laba Usaha 8,501 4,243 6,414 4,975 3,398 Operating Income
EBITDA1 11,163 6,395 8,218 7,6049 5,2589 EBITDA1
Laba Bersih 6,519 3,712 5,457 5,406 4,422 Net Income
Neraca Balance Sheets
Jumlah Aktiva 63,520 57,929 61,167 48,6219 33,0869 Total Assets
Aktiva Lancar 19,474 15,731 16,159 13,762 9,221 Current Assets
Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan
Jointly Controlled Entities
9,771 8,504 6,519 5,501 4,008 Investment in Associates and
Jointly Controlled Entities
Aktiva Tetap2 14,347 13,334 11,794 8,803 6,338 Fixed Assets2
Kewajiban Jangka Pendek 21,343 20,070 21,917 18,4399 11,0139 Current Liabilities
Jumlah Pinjaman 19,845 23,178 26,519 19,9369 14,3869 Total Borrowings
Modal Kerja Bersih3 5,866 4,675 5,381 2,862 1,672 Net Working Capital3
Jumlah Ekuitas 26,963 22,376 20,424 16,485 11,711 Total Equity
Jumlah Ekuitas dan Hak Minoritas 32,008 26,431 24,231 19,720 13,506 Total Equity and Minority Interests
Analisa Rasio dan Informasi Lain Ratio Analysis and Other Information
Laba terhadap Aktiva 10% 6% 10% 13% 14% Return on Assets
Laba terhadap Ekuitas 24% 17% 30% 38% 49% Return on Equity
Marjin Laba Kotor 23% 22% 21% 22% 24% Gross Profit Margin
Marjin Laba Usaha 12% 8% 10% 11% 10% Operating Profit Margin
Rasio Lancar (x) 0.9 0.8 0.7 0.7 0.8 Current Ratio (x)
Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Aktiva (x) 0.5 0.5 0.6 0.6 0.6 Liabilities to Total Assets Ratio (x)
Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Ekuitas (x) 1.2 1.4 1.8 1.8 1.7 Liabilities to Total Equity Ratio (x)
Saham Terdaftar (dalam Jutaan) 4,048 4,048 4,048 4,048 4,035 Issued Shares (in millions)
Laba Bersih per Saham (Rp)4 1,610 917 1,348 1,335 1,100 Net Earnings per Share (Rp)4
Nilai Aktiva Bersih per Saham (Rp)5 6,660 5,527 5,045 4,072 2,902 Net Asset Value per Share (Rp)5
Dividen Kas Interim per Saham (Rp) 160 150 100 100 50 Interim Cash Dividend per Share (Rp)
Dividen Kas Final per Saham (Rp) 4846 290 340 270 170 Final Dividend per Share (Rp)
Rasio Hutang Bersih terhadap Ekuitas (x)7 0.1 0.2 0.1 (0.0) 0.1 Net Debt to Equity Ratio (x)7
1. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi.2. Termasuk aktiva yang tidak digunakan dalam usaha.3. Piutang Usaha + Persediaan – Hutang Usaha Jangka Pendek.4. Laba bersih per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar setelah penyesuaian penerbitan saham baru.5. Nilai aktiva bersih per saham dihitung berdasarkan jumlah saham yang beredar pada setiap tahun.6. Tergantung persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Tahunan tanggal 28 Mei 2008.7. Hutang bersih tidak termasuk Jasa Keuangan.8. Disajikan kembali untuk memenuhi Buletin Teknis No.2 “Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas Fasilitas Kredit” yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada bulan Oktober 2006.9. Penyesuaian dalam penyajian kembali sehubungan dengan Buletin Teknis No.2 untuk Tahun 2002-2004 tidak diaudit.
1. Earnings before interest, tax, depreciation and amortization.2. Includes assets not yet used in operations.3. Trade Receivables + Inventory – Current Trade Payables.4. Net earnings per share is calculated based on the weighted average number of ordinary shares outstanding adjusted for any share issuance.5. Net Asset value per share is calculated based on the number of ordinary shares outstanding at every year-end.6. Subject to the approval of shareholders at Annual General Meeting on May 28, 2008.7. Net debt excludes Financial Services.8. Restated in order to fulfill Technical Bulletin No. 2 “Accounting for Joint Financing on Credit Facility” issued by the Indonesian Institute of Accountants on October 2006.9. Adjustment in relation to restatement in accordance with Technical Bulletin No. 2 for the year 2002 to 2004 have not been audited.
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi Inggris Numerical notations in all tables and graphs are in English
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
15
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
15
Kontribusi Pendapatan Bersih (Rp miliar)Net Revenue Contribution (Rp billion)
Pemegang Saham per 31 Desember 2007Major shareholders as at 31 December 2007
Number of shares %
1. Jardine Cycle & Carriage Ltd 2,028,825,504 50.11%
2. Anthony John Liddell Nightingale (Commissioner) 600,000 0.01%
3. Budi Setiadharma (President Commissioner) 514,000 0.01%
4. Others (each ownership less than 5%) 2,018,415,810 49.87%
Grand Total 4,048,355,314 100.00%
Jardine Cycle & Carriage Ltd (“JC&C”) adalah kelompok usaha berbasis di Singapura yang memiliki bisnis di kawasan Asia. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Singapura dan merupakan anak perusahaan dari Grup Jardine Matheson. Di samping kepemilikannya di Astra, JC&C juga memiliki usaha distribusi kendaraan dan mengelola usaha ritel di bawah Cycle & Carriage di Singapura dan Malaysia.
Jardine Cycle & Carriage (JC&C) is a Singapore-based group with regional interests. The Company is listed on the Singapore Exchange and a subsidiary of the Jardine Matheson Group. In addition to its interest in Astra, JC&C also has motor vehicle distribution and retail businesses operating under Cycle & Carriage in Singapore and Malaysia.
Period Highest Lowest Closing Avg. Daily Trading Volume (units)
2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006
1st Quarter 16,900 11,550 12,500 9,300 13,200 11,250 6,776,135 8,414,082
2st Quarter 17,300 13,050 13,050 8,550 16,900 9,750 7,456,525 9,017,410
3rd Quarter 19,550 12,650 14,800 9,100 19,250 12,450 5,472,875 7,897,629
4th Quarter 28,800 17,250 19,150 12,100 27,300 15,700 5,158,793 4,856,422
Harga Saham dan Volume Perdagangan per Triwulan 20072007 Quarterly Stock Price and Trading Volume
2007 2006
38,137 Automotive 30,120
5,961 Agribusiness 3,758
7,238 Financial Services 7,504
18,112 Heavy Equipment 13,692
735 Others 635
Pergerakan Harga Saham 20072007 Share Price Movement
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
12/28/90 12/28/91 12/28/92 12/28/93 12/28/94 12/28/95 12/28/96 12/28/97 12/28/98 12/28/99 12/28/00 12/28/01 12/28/02 12/28/03 12/28/04 12/28/05 12/28/06 12/28/07
1990Initial Public Offering of 30 million shares with a par value of Rp 1,000 per share at the offering price of Rp 14,850 per share
1994Limited Public Offering of 48.4 million shares at the price of Rp 13,850 per share ; 871.9 million bonus shares distribution
1997Convertible bondholders converted their bonds into 280.8 thousand sahres ; Stock split from Rp 1,000 per share to Rp 500 resulted an increase to 2.3 billion shares
1999 Exercised of 253,2 million rights issued in relation to the debt restructuring ; Granted 70 million shares as stock-based compensation for Astra employees and executives
2002Limited Public Offering of 1.4 billion shares at the price of Rp 1,000 per share
200464.8 thousand shares issued as a result of employee stock options exercised
(Rp)
1616
Daftar Penghargaan 20072007 List of Awards
JanuariMajalah MixPR People of The YearAminuddin sebagai No. 1 Kategori Top Executive
AprilMajalah Swa, Hay Group dan SwanetworkIndonesian Employer of Choice 2007 No. 1Indonesian Employer of Choice 2007 No. 1 – Manufacturing Category
The Asset MagazineThe Best Practices in Corporate GovernanceNo. 1 in Indonesia
JuniMajalah InvestorThe Best 100 Listed Companies 2007No. 1 Emiten Terbaik Sektor Aneka Industri
JuliFinance Asia MagazineAsia’s Best Companies:No. 1 Best Managed CompanyNo. 1 Best Corporate GovernanceNo. 1 Best Investor Relations
Pemerintah RIPenghargaan atas Peranan Dalam PengembanganIndustri Kerajinan Nasional
AgustusDunamis (INA) & Teleos (UK)Top Three Winners of 2007 IndonesianMost Admired Knowledge Enterprise
OktoberMajalah Warta EkonomiMichael D. Ruslim sebagai CEO Idaman 2007
Teleos (UK)Winners of 2007 AsianMost Admired Knowledge Enterprise
NovemberMetro TV bekerjasama dengan UN Special Ambassador for MDGs in the Asia PacificMillennium Development Goals Award (MDGs Award) Kategori Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan
Majalah Warta EkonomiPerusahaan Idaman 2007
IR MagazineBest IR in the Singapore Market by Indonesia Company
Perhimpunan Manajemen SDM (PMSM)Anugrah PMSM Lembaga Usaha Corporate Category
DesemberAsiaMoney MagazineNo 2 Best Good Corporate Governance in AsiaBest for Disclosure and Transparency in IndonesiaBest Overall for Corporate Governance in IndonesiaBest for Responsibilities of Management and the Board of Directors in IndonesiaBest for Shareholders’ Rights and Equitable Treatment in IndonesiaBest for Investor Relations in IndonesiaBest Investor Relations Officer: Richard Santosa
Majalah Swa bekerja sama dengan Stern Stewart & Co.The Best Public Companies Based on MVA Conceptfor its Success and Achievement of Market Value Added
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
1
2
6 7
8 9
10
11
12
3
4
5
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
14
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
17
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
17
JanuaryMix MagazinePR People of The YearAminuddin as No. 1 Top Executive Category
AprilSwa Magazine, Hay Group and SwanetworkIndonesian Employer Of Choice 2007 No. 1Indonesian Employer Of Choice 2007 No. 1 - Manufacturing Category
The Asset MagazineThe Best Practices in Corporate GovernanceNo. 1 in Indonesia
JuneInvestor MagazineThe Best 100 Listed Companies 2007No. 1 Best Listed Company in Multy Industry Sector
JulyFinance Asia MagazineAsia’s Best Companies:No. 1 Best Managed CompanyNo. 1 Best Corporate GovernanceNo. 1 Best Investor Relations
Indonesian GovermentAward for Participation in National Crafts Industry Development
AugustDunamis (INA) & Teleos (UK)Top Three Winners of 2007 Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise
OctoberWarta Ekonomi MagazineMichael D. Ruslim as No. 1 2007 Most Admired CEO
Teleos (UK)Winners of 2007 AsianMost Admired Knowledge Enterprise
NovemberMetro TV in cooperation with UN Special Ambassador for MDGs in the Asia PacificMillenium Development Goals Award(MDGs Award) for Eradication of Poverty and Hunger
Warta Ekonomi Magazine2007 Most Admired Company
IR MagazineBest IR in the Singapore Market by Indonesia Company
Association of HR Management (PMSM)PMSM Award of Business Institution Corporate Category
DecemberAsiaMoney MagazineNo. 2 Best for Good Corporate Governance in AsiaBest for Disclosure and Transparency in IndonesiaBest Overall for Corporate Governance in IndonesiaBest for Responsibilities of Management and the Board of Directors in IndonesiaBest for Shareholders’ Rights and Equitable Treatment in IndonesiaBest for Investor Relations in IndonesiaBest Investor Relations Officer: Richard Santosa SWA Magazine working together with Stern Stewart & Co The Best Public Companies Based On MVA Concept For Its Success and Achievement of Market Value Added
13 15 16
17 18 19 20
21 22 23 24
14
1
2
6 7
8 9
10
11
12
3
4
5
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
14
1818
Laporan Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Report
Pencapaian kinerja PT Astra International Tbk pada tahun
2007 merupakan keberhasilan terbaik yang pernah tercatat
dalam sejarah Perusahaan.
The performance of PT Astra International Tbk in 2007 was
its best on record.
Secara umum, kinerja Perusahaan
menunjukkan tingkat yang sangat baik,
khususnya pada Divisi Agribisnis dan Alat
Berat.
Pada tahun 2007, Astra terus berupaya
mengembangkan unit-unit usahanya
sejalan dengan filosofi untuk menjaga
keseimbangan antara kepentingan usaha
otomotif dan pelestarian sumber daya alam
serta penyediaan infrastruktur. Mengacu
pada hal ini, Astra terus memperkaya
pengalamannya dengan berkonsentrasi
pada sektor-sektor yang telah dikuasainya.
Sepanjang tahun 2007, Astra terus
melakukan pengembangan dalam
penerapan filosofi Perusahaan. Salah satu
nilai yang paling penting adalah keyakinan
untuk selalu menempatkan konsumen
sebagai raja. Perseroan terus menanamkan
satu kesadaran kepada para karyawan untuk
selalu mengantisipasi masalah sebelum
terjadi, khususnya sebelum produk dan jasa
diserahterimakan kepada konsumen.
Overall performance was excellent but the
achievements of the Agribusiness Division
and the Heavy Equipment Division were
particularly noteworthy.
Astra in 2007 continued to develop a
number of its business units, in line with
its philosophy of balancing its automotive
interests with natural resource and
infrastructure interests. Accordingly, Astra is
in the process of leveraging its experience,
concentrating on sectors in which it has a
strong knowledge base.
During 2007 Astra made further efforts to
improve the implementation of its corporate
philosophy. Most important among the
tenets of this philosophy is the conviction
that the customer is king. The Company
have continued to instill in all of our
employees the need to correct problems
before they occur, and particularly before
our products reach the customer.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
19
Budi SetiadharmaPresiden KomisarisPresident Commissioner
Rp70.2trillion of consolidated net
revenue from Rp 55.7 trillion in
the previous year.
2020
Sejak awal pendiriannya, Astra telah
memiliki komitmen dalam penerapan tata
kelola perusahaan yang baik, dan secara
terus menerus perlu melakukan perbaikan
atas kinerjanya. Di samping pencapaian
yang baik di area ini, Perseroan memahami
bahwa upaya secara terus menerus masih
dibutuhkan untuk menegakkan kepatuhan
dengan standar tertinggi.
Astra memiliki rasa tanggung jawab dan
pemahaman yang mendalam tentang sosial
perusahaan (CSR). Program-program CSR
yang baik akan mampu menjadi suatu
bentuk pertahanan bagi setiap kelompok
usaha. Sebagai suatu perusahaan besar,
Astra menyadari posisinya yang tidak lepas
dari sorotan masyarakat luas sehingga
perlu sepenuhnya menjaga reputasi nama
baiknya, baik di lingkungan sekitar usaha
maupun pada tingkat nasional.
Sepanjang tahun 2007, Astra memberikan
kontribusi kepada lingkungan masyarakat
dan akan terus melanjutkan program-
program CSR sehingga dapat memberikan
manfaat yang terbaik bagi masyarakat.
Seperti telah kita semua pahami, lonjakan
harga minyak bumi di pasar internasional
dan kenaikan harga bahan pangan terjadi di
penghujung tahun 2007. Dewan Komisaris
melihat kondisi ini dapat menjadi ancaman
bagi perekonomian Indonesia namun
demikian, kondisi ini masih berada dalam
tingkat yang dapat tertangani. Tingkat
pertumbuhan ekonomi nasional yang
mencapai 6,3% pada tahun 2007 cukup
menggembirakan dan Astra percaya
prospek usaha akan tetap cerah di tahun-
tahun mendatang.
Since its foundation, Astra has been totally
committed to good corporate governance.
Corporate governance requires continuing
improvement. The Company appreciates
that despite its achievements in this
area, effort is still required to ensure that
compliance is as high as possible.
Astra has a long and deep understanding
of corporate social responsibility (CSR).
It understands that good CSR programs
represent a major form of defence for any
corporate group. A major group such as
ours has a very high public profile and Astra
is strongly aware that it needs to maintain
its good name both within the communities
in which it operates and also at the national
level.
During the year, Astra continued to make
a major contribution to society and the
company will further develop its CSR
programs so as to achieve the greatest
possible benefit for the community.
As we now see, a jump in oil prices in the
international market and higher prices of
food crops occurred at the end of 2007.
The Board of Commissioners sees this
situation as a threat to the Indonesian
economy, although we believe it should be
manageable. The growth achieved in the
national economy of 6.3% during 2007 is
commendable and Astra believes that there
will still be strong business opportunities in
the coming years.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
21
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
21
Selama tiga setengah tahun masa
pemerintahan yang sekarang, kondisi
keamanan jauh lebih baik dan masyarakat
semakin sadar atas hak dan kewajiban
dari suatu sistem politik demokratis serta
mampu bertindak lebih rasional dalam
merespon kondisi lingkungan politis yang
semakin menghangat.
Lebih jauh lagi, Astra berkeyakinan bahwa
kebijakan-kebijakan pemerintah yang
kondusif, seperti perluasan desentralisasi
perekonomian, akan memberikan pengaruh
pada perbaikan tingkat pertumbuhan
ketersediaan lapangan kerja. Demikian
juga halnya, kami percaya bahwa proses
pelaksanaaan pemilihan umum yang
lancar pada tahun 2009 akan mendorong
masuknya aliran investasi.
Selanjutnya, pada kesempatan ini, kami
ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Neville Barry Venter, Adam Phillip
Charles Keswick dan Motonobu Takemoto
atas kontribusinya dalam kapasitas sebagai
anggota Komisaris yang telah berakhir pada
Rapat Pemegang Saham 2007. Selanjutnya,
kami ucapkan selamat datang kepada para
anggota Komisaris yang baru, Akira Okabe,
Benjamin William Keswick dan Chiew Sin
Cheok.
Akhir kata, Dewan Komisaris
menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada Dewan Direksi,
seluruh karyawan, pemasok, pemerintah
daerah maupun pusat serta seluruh
During the three and a half years of the
current government, security conditions
have greatly improved and the public is far
more aware of the rights and responsibilities
within the democratic political system and
are more rational in their response to the
heightened political environment.
Astra also believes that efforts to improve
employment growth can succeed by way of
sound government policies, including the
progressive shift to a more decentralized
economy. We believe a smooth political
process at the legislative and presidential
elections in 2009 will satisfy the
requirements for far stronger investment
flows.
We would particularly like to express thanks
to Neville Barry Venter, Adam Phillip Charles
Keswick and Motonobu Takemoto for their
contribution as members of the BOC, from
which they resigned at the 2007 AGM. We
would also like to welcome as new members
of the BOC Akira Okabe, Benjamin William
Keswick and Chiew Sin Cheok.
Finally, the Board of Commissioners extends
its appreciation and thanks to the Board of
Directors, all of our employees, suppliers,
regional and national governments and all
stakeholders for their support in producing
a sound result during 2007. Astra is strongly
aware that its success represents the result
of cooperation amongst all parties and
2222
pemangku kepentingan atas dukungan
yang diberikan kepada Astra dalam
mencapai kinerja cemerlang sepanjang
tahun 2007. Astra menyadari sepenuhnya
bahwa seluruh pencapaian ini merupakan
hasil kerjasama dari seluruh pihak terkait
dan mengharapkan kerjasama ini dapat
dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi oleh
seluruh pemangku kepentingan pada tahun
2008, serta tahun-tahun mendatang lainnya.
Jakarta, April 2008
Budi SetiadharmaPresiden KomisarisPresident Commissioner
looks forward to continuation of a high
level of mutual support on the part of all
stakeholders in 2008 and beyond.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
23
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
23
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
Dari kiri ke kananLeft to right
Budi SetiadharmaPresiden KomisarisPresident Commissioner
Djunaedi HadisumartoKomisarisCommissioner
Dari kiri ke kananLeft to right
Patrick M. AlexanderKomisarisCommissioner
Muhamad Chatib BasriKomisarisCommissioner
Soemadi D. M. BrotodiningratKomisarisCommissioner
Dari kiri ke kananLeft to right
Akira OkabeKomisarisCommissioner
Anthony J. L. NightingaleKomisarisCommissioner
Mark Spencer GreenbergKomisarisCommissioner
Dari kiri ke kananLeft to right
Benjamin W. KeswickKomisarisCommissioner
Chiew Sin CheokKomisarisCommissioner
2424
Laporan DireksiBoard of Directors’ Report
Hal ini dicapai berkat kondisi ekonomi
makro Indonesia yang kondusif antara lain
didukung oleh penurunan tingkat suku
bunga, tingkat inflasi yang terkendali,
meningkatnya daya beli dan stabilnya nilai
tukar rupiah. Prestasi ini merupakan hasil
kerja keras dan winning team dari seluruh
karyawan Grup Astra.
Kinerja Grup Astra
Sepanjang tahun 2007, unit-unit usaha di
bawah Grup Astra berhasil menunjukkan
kinerja yang sangat mengesankan, sehingga
pendapatan bersih konsolidasian Astra
meningkat 26,0%, dari Rp 55,7 triliun
menjadi Rp 70,2 triliun. Sementara itu, laba
usaha meningkat dua kali lipat menjadi
Rp 8,5 triliun sedangkan laba bersih
meningkat 75,6%, dari Rp 3,7 triliun menjadi
Rp 6,5 triliun, sebuah rekor baru dalam
sejarah Astra.
Pendapatan bersih Divisi Otomotif tumbuh
26,6% menjadi Rp 38,1 triliun, sedangkan
laba usahanya mencapai sebesar Rp 1,7
triliun, meningkat dua kali lipat dibanding
tahun sebelumnya. Pada sektor mobil, unit
bisnis yang memiliki rantai usaha yang kuat
ini mempertahankan kepemimpinannya di
pasar dengan penjualan sebanyak 223.104
unit kendaraan, naik 27,6% dibanding tahun
2006. Kinerja tercatat sangat baik terutama
di pasar MPV kelas menengah bawah.
This achievement came at a time when
the macro-economy of Indonesia was
conducive, supported among other factors
by lower interest rates, a controllable level
of inflation, improved purchasing power
and stability of the rupiah currency. The
performance represents the result of hard
work and the winning team represented by
all employees of the Astra group.
Astra Group’s Performance
Throughout 2007, the business units of
the Astra Group produced impressive
performances, resulting in a 26.0% rise in
the consolidated net revenue of Astra from
Rp 55.7 trillion to Rp 70.2 trillion. Operating
income doubled to Rp 8.5 trillion, while net
income jumped 75.6% from Rp 3.7 trillion to
Rp 6.5 trillion, a new record in the history of
Astra.
Net revenue for the Automotive Division
grew by 26.6% to Rp 38.1 trillion, while
operating profit achieved the level of Rp
1.7 trillion, double that of the previous year.
In the automobile sector, our strong value
chain maintained its commanding position
in the market and achieved sales of 223,104
units, a 27.6% increase on the previous year.
Performance was particularly strong in the
medium- to low-cost MPV market.
Tahun 2007 merupakan tahun istimewa bagi PT Astra International Tbk. Pada periode di mana Astra memperingati hari ulang tahun yang ke-50 tahun ini, Perseroan mencatat kinerja tertinggi sepanjang sejarah Astra berdiri.
The year 2007 represented an extraordinary year for PT Astra International Tbk. At a time when Astra celebrated its 50th anniversary, the Company achieved its highest ever performance since its foundation.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
25
Michael D. RuslimPresiden DirekturPresident Director
75.6%increase in net income from
Rp 3.7 trillion to Rp 6.5 trillion,
a new record in the history of
Astra.
2626
Dalam menjalankan bisnisnya, Astra secara
terus-menerus menjaga kerjasama yang
baik dengan para prinsipal. Selain itu,
strategi yang kreatif juga telah mendorong
Astra dalam memperkokoh posisinya, baik
di pasar lokal maupun ekspor, terutama
dengan diluncurkannya Daihatsu Gran Max
pada akhir tahun 2007.
Pada tahun 2007, sepeda motor Honda
berhasil mempertahankan posisi
kepemimpinannya dengan pangsa pasar
sebesar 45,7%. Dalam menghadapi
persaingan pasar yang sangat kompetitif,
PT Astra Honda Motor meluncurkan lima
varian baru dan berhasil menjual 2,1 juta unit
sepeda motor.
Usaha manufaktur dan distribusi komponen
juga menunjukkan kinerja yang selaras
dengan peningkatan permintaan pasar
otomotif. PT Astra Otoparts Tbk berhasil
meraih penjualan sebesar Rp 4,2 triliun,
meningkat 24,7% dibanding dengan tahun
sebelumnya. Laba bersih sebesar Rp 455
miliar, naik 61,3% dibanding tahun 2006.
Divisi Jasa Keuangan juga membukukan
kinerja yang memuaskan, sejalan dengan
kesuksesan yang diraih oleh Divisi Otomotif
dan Alat Berat dalam keadaan pertumbuhan
ekonomi yang positif. Pendapatan bersih
bertahan pada angka Rp 7,2 triliun. Laba
usaha Jasa Keuangan pada tahun 2007
meningkat dari Rp 727,0 miliar menjadi
Rp 1,4 triliun. Pembukaan beberapa kantor
cabang dilakukan pada tahun ini, sebagai
bagian dari upaya peningkatan jumlah rantai
usaha yang dimiliki Astra.
Divisi Alat Berat yang diwakili oleh
PT United Tractors Tbk (UT), mencatat
pertumbuhan penjualan yang pesat
sehubungan dengan melonjaknya kegiatan
pada sektor pertambangan dan perkebunan.
Pada tahun 2007, UT berhasil meraih rekor
kinerja dengan pendapatan sebesar Rp
18,2 triliun, meningkat 32,4% dibanding
tahun 2006 dengan, laba bersih mengalami
kenaikan 60,5% menjadi Rp 1,5 triliun.
In the implementation of its business, Astra
continued to maintain its close cooperation
with its principals. In addition, creative
strategies also strengthened Astra’s
capacities in both domestic and export
markets, particularly with the year end
launch of the Daihatsu Gran Max.
In 2007, Astra’s Honda brand maintained its
market lead with a 45.7% market share. In
the face of stiff competition in the market,
PT Astra Honda Motor introduced five new
variants and achieved sales of 2.1 million
motorcycles.
The automotive parts manufacturing and
distribution operations also performed in
line with the generally buoyant market for
automotive products. As a result, revenue
at PT Astra Otoparts Tbk rose to Rp 4.2
trillion, an improvement of 24.7% compared
to the previous year. Net income stood at
Rp 455 billion, 61.3% higher than in 2006.
The Financial Services Division produced
a satisfying result in line with the success
of the Automotive and Heavy equipment
Divisions during a year of positive economic
growth. Net revenue remained stable at
Rp 7.2 trillion. Financial Services businesses
increased operating income from Rp 727.0
billion to Rp 1.4 trillion in 2007. The year
saw the creation of a number of financial
services branches as part of efforts to
expand the Astra total value chain.
The Heavy Equipment Division represented
by PT United Tractors Tbk (UT), saw strong
sales growth amid booming conditions
in the mining and plantations sectors. In
2007, UT had a record year with revenue
improving by 32.4% from the previous year
to Rp 18.2 trillion, and net income up 60.5%
at Rp 1.5 trillion.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
27
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
27
Anak perusahaan UT, PT Pamapersada
Nusantara berhasil mempertahankan
posisi pemimpin pasar sebagai kontraktor
penambangan dengan mencatat produksi
batu bara pada tahun 2007 sebesar 54,3
juta ton dibandingkan 42,5 juta ton pada
tahun sebelumnya.
Pada tahun 2007, Grup UT menjadi ujung
tombak bagi Astra dalam memasuki kembali
bidang usaha pertambangan melalui
kepemilikan konsesi pertambangan di
Kalimantan.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), anak
perusahaan Astra di sektor agribisnis
berhasil membukukan keuntungan yang
mengesankan dari penguatan harga
internasional bagi produknya walaupun
dalam tahun 2007 AAL harus menghadapi
kondisi alam yang kurang mendukung.
Selama tahun 2007, penambahan lahan
kelapa sawit yang ditanami mencapai 19.211
hektar, sehingga luas total menjadi 235.210
hektar. Peningkatan harga minyak kelapa
sawit mendorong peningkatan pendapatan
dari Rp 3,8 triliun pada tahun sebelumnya
menjadi Rp 6,0 triliun sedangkan perolehan
laba bersih meningkat 2,5 kali lipat, dari
Rp 787,3 miliar menjadi Rp 2,0 triliun.
Pada sektor Solusi TI dan alat kantor,
pendapatan bersih PT Astra Graphia Tbk
(AG) meningkat 17,2% menjadi Rp 725,6
miliar dengan laba bersih yang diperoleh
sebesar Rp 72,1 miliar, meningkat 29,7%
dibanding tahun 2006.
Pada sektor infrastuktur, dua perusahaan di
bawah Grup Astra, PT Astratel Nusantara
dan PT Intertel Nusaperdana, berhasil
meraih peningkatan kinerja seiring dengan
membaiknya kondisi makro ekonomi serta
berbagai perbaikan yang dilakukan internal
perusahaan. Selama tahun 2007, PT Marga
Mandala Sakti membukukan kinerja yang
baik dengan total volume trafik sebesar
25,6 juta kendaraan. Sementara itu, PT PAM
Lyonnaise Jaya berhasil menjual air sejumlah
130,3 juta meter kubik.
UT’s subsidiary PT Pamapersada Nusantara,
maintained its leadership as a mining
contractor and booked coal extraction in
2007 of 54.3 million tons, compared with
42.5 million tons a year earlier.
In 2007, UT Group became the spearhead
for Astra’s return to mine ownership
through the acquisition of a mining
concession in Kalimantan.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL),
Astra’s Agribusiness Division, achieved
a remarkable result driven by strong
international prices for its products despite
a year in which weather conditions were
largely unfavorable. Expansion of planted
palm plantation area during the year
reached 19,211 hectares, bringing the total
area to 235,210 hectares. The increase in
global prices for palm oil saw revenue grow
strongly to Rp 6.0 trillion from Rp 3.8 trillion
a year earlier. Net profit grew 2.5 times from
Rp 787.3 billion to Rp 2.0 trillion.
In the IT solutions and office equipment
market, PT Astra Graphia Tbk (AG) achieved
a 17.2% increase in net revenue to Rp 725.6
billion and net profit of Rp 72.1 billion, an
increase of 29.7% compared to 2006.
In the infrastructure sector, Astra’s two
companies, PT Astratel Nusantara and
PT Intertel Nusaperdana, delivered a
significant improvement in performance
in line with the improving trend in macro-
economic conditions and a number of
internal improvements in the companies. In
2007, PT Marga Mandala Sakti recorded a
satisfactory performance with total traffic
volumes of 25.6 million vehicles. Meanwhile,
PT PAM Lyonnaise Jaya sold a total volume
of 130.3 million cubic metres.
2828
Kami percaya bahwa kesuksesan kinerja
keuangan Astra pada tahun 2007 tidak
terlepas dari peranan seluruh karyawan
pada setiap mata rantai usaha, didukung
oleh tingkat kedisiplinan serta produktivitas
yang tinggi dengan sangat memahami arti
pentingnya peningkatan di bidang Quality,
Cost, Delivery dan Innovation (QCDI). Hal
ini diperkuat lagi oleh keyakinan akan
pentingnya mempertahankan winning team
serta menjaga rasa kebersamaan melalui
komunikasi yang baik dengan seluruh
jajaran karyawan sehingga dapat memahami
target bisnis agar selalu siap menjawab
setiap perubahan dan tantangan ke depan.
Lebih jauh lagi, Astra menyadari bahwa
sebagai satu pelaku usaha di Indonesia,
sangatlah penting untuk menjalankan
roda usaha secara bertanggung jawab
melalui berbagai program Corporate Social
Responsibility.
Konsep triple bottom line yang meliputi
aktivitas usaha, tanggung jawab sosial dan
lingkungan, adalah prinsip penting yang
selalu diterapkan oleh segenap unit usaha
Astra. Faktor penghematan biaya tidak
pernah menghentikan langkah Astra dalam
menjalankan usaha yang bertanggung
jawab terutama dalam pengelolaan bidang
lingkungan, yang senantiasa diberikan
prioritas utama, serta komitmen untuk
mengalokasikan dana untuk berbagai
program tanggung jawab sosial, khususnya
di bidang pendidikan dan pembinaan usaha
kecil dan menengah.
Program ini terus bergulir dari tahun ke
tahun dengan peningkatan aktivitas, baik
dari sisi volume maupun kualitas. Kegiatan
tanggung jawab sosial ini dilakukan pula
oleh berbagai yayasan di bawah naungan
Astra serta anak-anak perusahaan.
We believe that the successful financial
performance of Astra cannot be separated
from the essential role played by its
workforce in every link in the value chain.
A sense of discipline and high productivity
created an awareness of the importance
of improvements of Quality, Cost, Delivery
and Innovation (QCDI). This is strengthened
further by conviction of the importance
of maintaining winning teams and the
sense of community by means of good
communication at every level of the
workforce in order to appreciate business
targets and to be always ready to address
every change and challenge in the future.
Astra is aware that as a business operator
in Indonesia, it is of great importance that
it conducts its business operations in a
responsible manner through Corporate
Social Responsibility programs.
The concept of triple bottom line
incorporating business activities and
social and environmental responsibilities
is an important principle that is always
applied in every business unit of Astra.
The requirement to contain costs has not
prevented Astra from acting responsibly
in areas such as the environment, which
has been consciously prioritised, and the
commitment to allocate funds for a range of
social responsibility programs, particularly
in the areas of education and support for
the development of small and medium
enterprises.
This program is carried on from year to
year through an increase of activities, both
in terms of quality and quantity. Social
responsibility activities are performed by
a number of the foundations under the
umbrella of Astra and its subsidiaries.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
29
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
29
Astra melanjutkan program pemberian
bantuan kepada para korban bencana alam.
Di samping itu, Astra juga memberikan
dukungan pada kegiatan-kegiatan budaya,
olahraga, kesehatan dan pendidikan,
termasuk pemberian beasiswa bagi siswa-
siswa berbakat di seluruh Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan publik yang
bermitra dengan perusahaan kelas dunia,
Astra selalu memegang teguh komitmen
akan pelaksanaan tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance)
dengan standar tinggi. Transparansi adalah
salah satu faktor penting, baik ke pihak
internal antara lain karyawan dan pemasok,
maupun pihak eksternal seperti pemegang
saham, pelaku pasar modal, media massa
serta pemangku kepentingan lainnya.
Pada tahun 2007, Astra meraih berbagai
penghargaan antara lain dari majalah
AsiaMoney sebagai perusahaan terbaik
kedua di Asia di bidang good corporate
governance, dan sebagai perusahaan
terbaik di Indonesia dalam semua kategori
penilaian.
Memperluas Cakrawala
Seluruh bidang usaha di bawah Grup Astra
terus berusaha memperdalam kompetensi
dan sinergi dengan meningkatkan semangat
inovasi dan perbaikan. Selain itu, di
masing-masing mata rantai bisnis akan
terus mempelajari setiap kemungkinan
dan peluang dalam upaya memperluas
cakrawala dan meningkatkan kontribusi
bisnis Astra bagi pembangunan nasional,
khususnya dalam penyerapan tenaga kerja.
Dengan tetap mempertahankan rantai
usaha Otomotif sebagai tulang punggung
usaha, Astra berupaya untuk mencapai
keseimbangan antara rantai usaha Otomotif
dan industri berbasis sumber daya alam.
Astra continued to deliver programs
through its foundations to assist the
victims of natural disasters as well as to
support cultural events, sports, health and
education, including scholarships for gifted
students across Indonesia.
As a public company in partnership with
world-class companies, Astra consistently
holds to its commitment to conduct its
business operations in accordance with
a high standard of the principles of good
corporate governance. Transparency is
one important factor, both internally with
workers and suppliers, and externally with
shareholders, capital market operators, the
mass media and other stakeholders.
In 2007, Astra won a number of awards
including the AsiaMoney magazine award
for the second best company in Asia in
the good corporate governance category,
and as the best company in Indonesia in all
categories.
Expanding Horizons
All of the business units in the Astra Group
are required to continue to strive to improve
competencies and synergies by boosting
the spirit of innovation and improvement.
Additionally, every link in the business value
chain will continue to study every possibility
and opportunity in the context of expanding
horizons, in order to increase the role of
Astra in national development, especially in
its role as an employer.
Keeping the automotive value chain as its
backbone, Astra aims to achieve a balance
between the automotive value chain and
the natural resources industry.
3030
Di samping mempertahankan tingkat
pangsa pasar domestik, Astra juga
mengembangkan usahanya menjadi
ekspotir, terutama di sektor otomotif dan
perkebunan serta pertambangan batu bara.
Kami memperkirakan tahun 2008 akan
menjadi tahun yang penuh tantangan
sehubungan dengan meningkatnya harga
minyak bumi, harga komoditas dan bahan
baku, dampak dari pemanasan global
yang terlihat dari timbulnya berbagai
bencana alam yang dapat mempengaruhi
perekonomian dunia termasuk Indonesia,
yang dapat menyebabkan dampak negatif
bagi perekonomian global. Namun demikian,
kami percaya bahwa pemerintah akan terus
mempertahankan kondisi ekonomi yang
kondusif yang terjadi pada tahun 2007,
antara lain dengan menjaga tingkat suku
bunga, inflasi dan nilai tukar, sehingga akan
memberi dampak positif bagi kepercayaan
konsumen.
Terima kasih
Kami sangat berterima kasih dan
menghargai peran penting para pemangku
kepentingan, sehingga Perseroan meraih
prestasi tertinggi pada tahun 2007.
Kesuksesan yang telah kami capai tersebut
tidak mungkin terwujud tanpa dukungan
dari seluruh pemangku kepentingan, yaitu
karyawan, masyarakat, pemerintah, para
mitra, pelanggan dan pemegang saham.
Semoga setiap langkah dan usaha kita
selalu diberkati oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Jakarta, April 2008
Michael D. Ruslim Presiden DirekturPresident Director
As well as maintaining strong domestic
market share in a number of areas of
operations, Astra is also expanding its role
as an exporter, especially in the automotive,
plantations and coal mining sectors.
We expect a more challenging year in
2008 due to higher oil, commodity and
raw material prices, the effects of climate
change that can be seen in a range of
natural disasters and that have the capacity
to affect the world economy including
Indonesia, which could create a negative
impact on the global economy. Despite
this, we believe that the government will
continue to defend the economic conditions
that occurred in 2007, not least by guarding
interest rates, inflation and the exchange
rate, in order to provide a positive effect on
consumer confidence.
Thank you
We highly appreciate the role of all
stakeholders during 2007. Without
the support of all of our stakeholders:
employees, the public, suppliers,
shareholders and government at all levels, it
would have been impossible to achieve the
success recorded during the year. We look
forward to continuing cooperation in the
year ahead.
We ask that every step and effort we take
always be blessed by Almighty God.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
31
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
31
Dari kiri ke kananLeft to right
Maruli Gultom, Tossin Himawan, Prijono Sugiarto, Michael D. Ruslim, Simon J. Mawson, Gunawan Geniusahardja dan Johnny D. Danusasmita
DireksiBoard of Directors
32
Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen Grup Astra selama lebih dari tiga dekade. Seperangkat nilai dasar yang dijunjung Astra, dikenal sebagai Catur Dharma, selalu menjadi acuan dalam proses pembuatan keputusan pada setiap jenjang. Catur Dharma pertama, yaitu Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara, menjadi pegangan utama dalam penyusunan strategi.
Good Corporate Governance (GCG) has been an integral part of the management of the Astra Group for more than three decades. The basic set of values upheld by Astra, the Catur Dharma, is considered at every level of decision-making, with its first principle, the goal of Becoming an Asset to The Nation and People, an underlying principle in all strategic planning.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
33
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
33
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Prinsip transparansi didasarkan pada perlunya menghindari benturan kepentingan dan informasi orang dalam antara Perseroan dan dewan komisaris, direksi, pemegang saham dan afiliasinya serta para eksekutif dan karyawan. Prinsip transparansi ini mengandung unsur keterbukaan terhadap karyawan maupun para pemangku kepentingan lainnya, termasuk masyarakat umum.
Standar tata kelola perusahaan yang baik yang dijalankan Astra telah mendapat pengakuan dari masyarakat. Pada tahun 2007, majalah AsiaMoney menempatkan Astra di posisi terbaik kedua di Asia dan terbaik di Indonesia untuk seluruh kategori. Pengakuan ini diberikan kepada Astra untuk ketepatan waktu dalam menyajikan informasi dan komitmennya terhadap keterbukaan.
Astra percaya bahwa tata kelola yang baik dapat menyeimbangkan kepentingan para pemangku kepentingan yang beragam dan juga signifikan untuk keberhasilan usaha yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Mengembangkan dan mempertahankan budaya perusahaan yang sejalan dengan seluruh tujuan tata kelola perusahaan juga memiliki peranan yang sangat esensial.
Dewan Komisaris dan DireksiDewan Komisaris dan Direksi memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan GCG di Astra. Keduanya harus memastikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan pemerintah dan standar yang berlaku.
Dewan Komisaris bertugas mengawasi pengelolaan Perseroan yang dijalankan oleh Direksi, dan memberi nasihat kepada Direksi yang bermanfaat bagi Perseroan. Pada tahun 2007, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak empat kali. Komposisi anggota Dewan Komisaris saat ini adalah sebagai berikut:
Transparency is based upon the need to
ensure that there are no conflicts of interest
and insider information between the
Company and its commissioners, directors,
shareholders and their affiliated parties,
as well as executives and employees. This
transparency has consistently included
openness toward employees as well as
other stakeholders, including the public.
The standard of Astra’s corporate
governance is widely recognized. In 2007,
AsiaMoney magazine ranked Astra as the
second best company in the whole of Asia,
and as the winner of all sections of the
awards for Indonesia. Astra was praised for
its “timely disclosure of information and
commitment to transparency.”
Astra believes that corporate governance
balances the needs of different
stakeholders, and helps build successful and
sustainable businesses over the long term.
Developing and maintaining a corporate
culture fully aligned with the company’s
corporate governance objectives is
essential.
Board of Commissioners and
Directors
The Board of Commissioners (BOC) and the
Board of Directors (BOD) are responsible
for the implementation of GCG at Astra.
They must ensure that the Company
complies with all current standards and
government regulations.
The BOC is tasked with supervision of the
management of the Company by the BOD
and to advise the BOD as required, for
the benefit of the Company. In 2007 the
BOC met on four occasions. The current
composition of the BOC is as follows:
3434
Sedangkan, Direksi bertanggung jawab dalam menjalankan pengelolaan Perseroan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan. Komposisi Direksi adalah sebagai berikut:
Para anggota Direksi telah mengadakan rapat sebanyak 48 kali selama tahun 2007 untuk mengevaluasi kinerja operasional dan keuangan serta untuk mengambil keputusan yang memerlukan persetujuan Direksi.
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Pada tahun 2007, jumlah gaji dan bentuk kompensasi lainnya yang diterima para anggota Dewan Komisaris dan Direksi Astra mencapai Rp 297,7 miliar.
Komite-komiteGuna memonitor, mengevaluasi dan memberi masukan demi meningkatkan efektifitas pelaksanaan GCG di Perseroan maupun Grup Astra, telah dibentuk sejumlah Komite, yaitu Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Eksekutif dan Grup Audit Internal dan Manajemen Risiko.
The BOD is responsible for management of
the Company in order to achieve set goals
and objectives. The composition of the BOD
is as follows:
The BOD met on 48 occasions during
2007 to review operational and financial
performance and to make decisions on
matters requiring approval at the level of
the BOD.
BOC and BOD Remuneration
During 2007, salaries and compensation
received by members of the Board of
Commissioners and the Board of Directors
of Astra totaled Rp 297.7 billion.
Committees
A number of committees have been formed
and maintained to monitor, review and
present suggestions for improvements
in effectiveness of implementation of
GCG within the Company and/or the
Astra Group. These committees include
the Audit Committee, the Remuneration
Members of the Board of Commissioners
President Commissioner Budi Setiadharma
Independent Commissioner Djunaedi Hadisumarto
Independent Commissioner Patrick Morris Alexander
Independent Commissioner Muhamad Chatib Basri
Independent Commissioner Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat
Independent Commissioner Akira Okabe
Commissioner Anthony John Liddell Nightingale
Commissioner Mark Spencer Greenberg
Commissioner Benjamin William Keswick
Commissioner Chiew Sin Cheok
Members of the Board of Directors
President Director Michael D. Ruslim
Director Gunawan Geniusahardja
Director Prijono Sugiarto
Director Tossin Himawan
Director Johnny D. Danusasmita
Director Maruli Gultom
Director Simon John Mawson
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
35
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
35
Komite Audit (AC) Komite ini bertanggung jawab dalam memberikan nasihat kepada Dewan Komisaris yang memungkinkan para anggotanya untuk dapat meningkatkan fungsi pengawasannya dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan, yang sebagian di antaranya ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Kegiatan AC digambarkan secara lebih rinci di bagian terpisah dari Laporan Tahunan ini.
Komite Remunerasi dan Nominasi (RNC)Komite ini bertanggung jawab dalam penyusunan remunerasi dan bonus yang diberikan kepada anggota Direksi, penentuan alokasi tugas di antara anggota Direksi serta menilai potensi manajemen dan hal-hal lain yang terkait dengan para eksekutif yang berada setingkat di bawah level Direksi. Pada tahun 2007 anggota RNC telah mengadakan rapat sebanyak enam kali untuk membahas penyesuaian remunerasi dan hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
Komite Eksekutif (EC) EC bertugas mengkaji kembali seluruh keputusan bisnis penting yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Komite ini bertemu secara rutin setiap bulan dan mengadakan evaluasi kinerja per kuartal. Pada tahun 2007, EC telah mengadakan rapat sebanyak 12 kali.
Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham (RUPS)RUPS diadakan pada tanggal 23 Mei 2007, dengan beberapa keputusan yang disetujui sebagai berikut:
and Nomination Committee, the Executive
Committee and Group Internal Audit and
Risk Management.
Audit Committee (AC)
This committee is charged with providing
advice to the BOC to enable its members
to improve oversight responsibilities and to
ensure complete compliance with prevailing
regulations including those set by the Capital
Markets Authority. The activities of the AC
are described in more detail in a separate
section of this Annual Report.
Remuneration and Nomination
Committee (RNC)
This committee is tasked with formulating
the remuneration and bonus payments for
members of the BOD and to determine the
allocation of duties among members of
the BOD as well as to review management
potential and other issues regarding
executives one level below that of the
BOD. During 2007 the RNC met six times
to discuss remuneration adjustments and
human resources issues.
Executive Committee (EC)
The EC reviews all major business decisions
that require the approval of the BOC. It holds
regular monthly meetings and quarterly
performance reviews. The EC met 12 times
during 2007.
Annual General Meeting of
Shareholders (AGM)
The AGM was held on 23 May 2007, whereby
the following resolutions were passed:
Komunikasi antara Direksi Astra dan manajemen anak perusahaan dilakukan secara periodik untuk membahas berbagai topik antara lain kemajuan perusahaan serta menciptakan kebersamaan.
Regular communications between Astra’s Directors and the management teams of subsidiaries are conducted periodically to discuss matters such as progress as well as foster a sense of togetherness.
3636
1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan dan mengesahkan Perhitungan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2006 serta membebaskan seluruh anggota Dewan Direksi dan Dewan Komisaris dari tanggung jawab masing-masing di bidang manajemen dan pengawasan untuk tahun buku 2006. 2. Menyetujui penggunaan keuntungan bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 yang akan dipergunakan sebagai berikut: a. Total dividen tunai sebesar Rp 1.781.276.338.160,-; b. Membukukan Rp 100 miliar sebagai dana cadangan; c. Sisanya dicadangkan untuk tambahan modal kerja dan investasi oleh Perseroan. 3. Menyetujui pengunduran diri Neville Barry Venter, Adam Phillip Charles Keswick dan Motonobu Takemoto sebagai anggota Dewan Komisaris dan menyetujui penunjukan Akira Okabe, Benjamin William Keswick dan Chiew Sin Cheok sebagai anggota baru Dewan Komisaris yang akan bekerja sampai RUPS 2008. 4. Menugaskan Direksi, dengan persetujuan Dewan Komisaris, dalam menunjuk akuntan publik yang akan mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2007.
Grup Audit Internal dan Manajemen Risiko (GIARM)
Grup Audit Internal (IAG) Fungsi utama IAG adalah memberikan penilaian independen mengenai efektifitas dan kelayakan dari sistem kontrol internal Perseroan. Dalam melaksanakan tugas-tugas ini, IAG mengikuti ketentuan Internal Audit Charter, yang memberi kuasa kepada IAG untuk melakukan kegiatan audit internal secara luas.
1. Approved the Company’s Annual Report
and ratified the Annual Account for book
year 2006, and granted full discharge
to all members of BOD and BOC for their
respective management and supervisory
duties performed during the book year
2006.
2. Approved the use of net profit of the
Company for the book year ending as at
31 December 2006 to be appropriated as
follows:
a. Cash dividend in total of
Rp 1,781,276,338,160,-;
b. Placement of Rp 100 billion as reserve
funds;
c. Remainder to be recorded as retained
earnings to be used for working capital
and investment by the Company.
3. Approved the resignations of Neville
Barry Venter, Adam Phillip Charles
Keswick and Motonobu Takemoto as
members of the BOC, and approved the
appointment of Akira Okabe, Benjamin
William Keswick and Chiew Sin Cheok as
new members of the BOC until the 2008
AGM.
4. Authorised the BOD, with the approval of
the BOC, to appoint a public accountant
to audit the financial report of the
Company for the book year 2007.
Group Internal Audit and Risk
Management (GIARM)
Internal Audit Group (IAG)
The core function of the IAG is the
provision of independent assurance on
the effectiveness and adequacy of the
Company’s internal control systems. In
executing these tasks it is guided by the
Internal Audit Charter, which empowers the
IAG to carry out a wide range of internal
audit activities.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
37
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
37
Audit internal Astra memberikan penilaian independen mengenai sistem kontrol internal Perseroan dalam rangka menjalankan proses GCG.
Astra’s internal audit provides an independent analysis of the Company’s internal control system in the implementation of GCG.
Beberapa anak perusahaan Grup Astra yang besar memiliki Departemen Audit Internal (IAD) yang bertanggung jawab kepada masing-masing Direksi dan Komite Audit. IAG Perseroan bekerjasama dengan IAD untuk menjamin kualitas audit dan cakupan area risiko utama yang ada dalam Grup.
Rencana Audit yang mengatur fokus dan arah kegiatan audit disusun dengan menggunakan prinsip kehati-hatian yang mengacu pada suatu pendekatan yang sistematik dan teratur setelah melalui analisis yang mendalam dan konsultasi dengan manajemen, Direksi dan Komite Audit.
Rencana Audit dari anak-anak perusahaan juga dibahas dengan unit IAD Perseroan untuk menjamin audit tersebut dilaksanakan sesuai ketentuan dan mencakup hal-hal yang penting. Rencana Audit diajukan kepada Direksi dan Komite Audit untuk mendapatkan persetujuan. Kegiatan audit kemudian dimonitor kesesuaiannya dengan rencana, dan bila perlu, diadakan revisi untuk memasukan perubahan profil risiko.
Perusahaan menggunakan sistem penilaian tiga tingkat (“efektif”, “perlu perbaikan” dan “lemah”), untuk menilai dan memperbandingkan sistem kontrol internal Perusahaan. Isu-isu dan bagian-bagian yang memerlukan perbaikan diidentifikasi
Major affiliated companies within the Group
have individual Internal Audit Departments
(IAD) which report to their respective BODs
and Audit Committees. The IAG of the
Company works closely with the respective
IADs to ensure consistent audit quality and
coverage of key risk areas within the Group.
The Audit Plans which drive the focus and
direction of audit activities are risk-driven
and are carefully developed based on a
systematic and disciplined approach and
after extensive analysis and consultations
with Management, BOD and the Audit
Committee.
Audit Plans of affiliated companies are also
discussed with the Astra International IAD
to ensure proper alignment and coverage.
Audit Plans are tabled and endorsed at
BOD and AC Level. Audit activities are
then monitored against the plan, and if
necessary, revisions are made to incorporate
changes to the risk profile.
The company utilizes a three-tier grading
system (“effective”, “needs improvement”
and “weak”), to assess and benchmark the
effectiveness of the Company’s internal
control systems. Issues or areas that
require improvements are identified and
3838
dan dituangkan ke dalam sebuah rencana tindakan formal. Perusahaan memiliki program tindak lanjut untuk memonitor status implementasi dari berbagai rekomendasi yang diberikan. Sepanjang tahun, diskusi lanjutan dengan berbagai level manajemen dan Direksi untuk membahas isu-isu mengenai audit dan solusinya dilakukan secara terus menerus. IAG juga secara rutin bertemu dengan Ketua Komite dan para anggota Komite Audit untuk membahas isu-isu seputar audit, tata kelola dan hal-hal lain yang terkait.
Perseroan memiliki laporan triwulanan yang berisikan laporan atas isu-isu signifikan dan berbagai rekomendasi yang belum dapat terlaksana di Perseroan maupun seluruh Grup. Hasil ini kemudian diajukan dan didiskusikan dengan Direksi, Komite Audit, dan Dewan Komisaris. Pada tahun 2007, sejumlah rekomendasi dikeluarkan untuk memperbaiki sistem kontrol di jaringan ritel, pembelian, manajemen risiko kredit, dan bidang TI.
Untuk meningkatkan dan menjamin efektifitas mutu dari kegiatan audit di Perseroan dan seluruh Grup, satu program quality assurance sedang dilaksanakan yang bertujuan untuk membandingkan dan meningkatkan praktek-praktek audit internal serta mensejajarkannya dengan praktek internasional terbaik. Sebuah unit khusus
are subject to a formal action plan. The
Company has a follow-on program that
monitors the status of implementation of
recommendations. Throughout the year,
extensive discussions were held with various
levels of management and the BOD to
discuss audit issues and their resolutions.
The IAG also regularly meets with the Audit
Committee Chairman and Audit Committee
Members to discuss audit, governance and
related issues.
The Company has a formal quarterly
reporting process which requires reporting
of significant issues of concern and
major outstanding recommendations in
the Company and the Group. These are
then reported, tabled and discussed with
BOD, AC, and BOC. In 2007, a number of
recommendations were made to improve
controls in the retail network, procurement,
credit risk management and IT areas.
To enhance and ensure effective quality of
audit services in the Company and across
the Group, an ongoing quality assurance
program benchmarks and improves internal
audit practices and aligns them with
international best practices. A separate unit,
Audit Development, is tasked to undertake
these functions and a number of its
Dengan identifikasi risiko, manajemen dapat mengkaji pengelolaan risiko secara komprehensif.
With our risk identification process, management can oversee risk management comprehensively.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
39
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
39
initiatives have been implemented.
Qualified internal auditors are an integral
component in the delivery of quality
audit services and the Company expends
significant efforts in their recruitment,
training and development, including a
certification program for auditors.
Group Risk Management (GRM)
The GRM provides consulting services
on risk management, business continuity
planning, risk financing and business
assurance to the BOD. The GRM’s consulting
functions include advice on and facilitation
of risk management and related matters in
the Company as well as across the Astra
Group.
Almost all main businesses within the Astra
Group have implemented the Astra Risk
Management System which is aligned to
international best practices. Utilizing the
Risk and Control Self-Assessment approach,
interviews and corporate workshops are
held regularly with all levels of management
to identify, measure and evaluate risks and
risk mitigation activities. Comprehensive
Risk Profiles supported with Risk Registers
are then developed and monitored, along
with Treatment Plans. The Risk Profiles
and Registers, in addition to assisting
management in managing risks, are
also significant inputs to the Company’s
strategic planning, business continuity,
audit planning, capital management and
insurance programs.
Extensive efforts have also been taken to
refine and adapt the Enterprise-wide Risk
Management over the years. Going forward,
in order to support the Company’s strategy
emphasizing synergy within all Astra value
chains, efforts are being made to align the
framework to the business value chain.
yakni Pengembangan Audit, bertugas menjalankan fungsi-fungsi ini dan beberapa inisiatifnya telah dilaksanakan.
Auditor internal yang handal merupakan bagian penting dalam menghasilkan kualitas audit yang baik dan untuk itu Perseroan memberi perhatian terhadap rekrutmen, pelatihan dan pengembangan tenaga audit, termasuk dengan mengadakan program sertifikasi untuk para auditor.
Grup Manajemen Risiko (GRM)GRM memberikan konsultasi mengenai manajemen risiko, perencanaan kelangsungan usaha, serta risiko pendanaan dan kepastian usaha kepada Direksi. Fungsi konsultasi GRM meliputi masukan mengenai manajemen risiko dan hal-hal terkait lainnya di Perseroan maupun seluruh Grup Astra.
Hampir seluruh unit usaha di dalam Grup Astra telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Risiko Astra yang sesuai dengan praktek internasional terbaik. Penggunaan pendekatan Risk and Control Self-Assessment, kegiatan wawancara dan workshop diadakan secara berkala dengan semua lapisan manajemen untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi risiko serta mengatasi risiko. Profil Risiko Komprehensif yang didukung oleh Daftar Risiko kemudian dikembangkan dan dimonitor bersamaan dengan Rencana Penanganan. Daftar dan Profil Risiko, selain membantu manajemen dalam mengelola risiko, juga merupakan masukan yang signifikan bagi perencanaan strategis, kelangsungan usaha, perencanaan audit, manajemen modal dan program asuransi dari perusahaan terkait.
Selama beberapa tahun ini, beberapa upaya telah dilaksanakan dalam rangka memperbaiki dan menyesuaikan sistem manajemen risiko yang menyeluruh atau Enterprise-wide Risk Management. Selanjutnya, untuk mendukung strategi Perseroan yang menekankan sinergi dalam seluruh value chain Astra, beberapa upaya untuk mensejajarkan kerangka tersebut dengan value chain usaha juga telah dilaksanakan.
4040
Key Risk Exposures
The Company has identified the following
major risks which may significantly affect the
business:
1. Economic Cycle: As with most
companies, the Company’s and Group’s
performances are sensitive to changes
in the economic cycle. As a major part
of Astra’s business is exposed to
consumer sentiment, the business has
taken steps to monitor and respond to
changes in sentiment or buying patterns.
Despite efforts to manage and mitigate
such exposure, any significant negative
changes in the economic cycle will
adversely affect consumer buying power
and consequently impact the performance
of the Company and the Group.
2. Franchise Arrangements: The Group has
various subsidiaries and associates that
are dependent on franchise agreements
with principals. The Group and its affiliated
companies have developed strong working
relationship with the business principals
and continue to work hard to exceed their
targets and expectations. Notwithstanding
that, the long term strategies of principals
are beyond the group’s control and any
significant changes could significantly
impact the Group’s earnings and
operations in the long term.
3. Oil Price Risks: Crude oil price fluctuations
are inherently unpredictable. Indonesia
continues to subsidise fuel prices to
provide consumers some short-term
Risiko-risiko Utama Perseroan telah berhasil mengidentifikasikan sejumlah risiko utama yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan secara signifikan, sebagai berikut:
1. Siklus Ekonomi: Seperti juga terjadi pada sebagian besar perusahaan, kinerja Grup cukup sensitif terhadap perubahan siklus ekonomi. Hal ini mengingat sebagian besar usaha Astra terkait dengan sentimen konsumen. Untuk itu, Perseroan telah mengambil langkah untuk memonitor dan merespon perubahan dalam sentimen atau pola belanja. Walaupun upaya untuk mengelola dan mengatasi risiko tersebut telah dilaksanakan, setiap perubahan negatif yang signifikan dalam siklus ekonomi akan berdampak buruk bagi daya beli konsumen dan berakibat pada kinerja Perseroan dan Grup.
2. Pengaturan Franchise: Grup Astra mempunyai anak perusahaan dan perusahaan asosiasi yang tergantung pada perjanjian franchise dengan para prinsipal. Grup Astra menjalin hubungan kerja yang erat dengan para prinsipal dan akan terus berkerja keras untuk mencapai bahkan melampaui sasaran dan harapan. Tetapi strategi jangka panjang dari para prinsipal berada di luar kendali dari Grup Astra. Sedangkan setiap perubahan dapat berdampak dalam jangka panjang terhadap pendapatan dan operasi Grup.
3. Risiko Harga Minyak: Fluktuasi harga minyak mentah sangat sulit untuk dapat diperkirakan. Indonesia terus mensubsidi harga bahan bakar minyak untuk memberikan semacam stabilitas jangka
Kunjungan ke pabrik memberikan gambaran yang jelas kepada investor mengenai proses kerja di Grup Astra.
Factory visits give a transparent picture to the investor of the inner workings of the Astra Group.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
41
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
41
stability although long-term exposures
remain. Any adverse fluctuations would
have a range of effects such as decreased
buying power, change in customer buying
patterns and increased production
costs. It would also increase credit risks,
specifically within Astra’s Financial
Services Division, due to the reduced
disposable income of customers.
4. Commodity Price Risks: A substantial
portion of Group earnings, in particular
agribusiness, heavy equipment and
coal mining, are directly or indirectly
influenced by fluctuations in commodity
prices. These companies are operated
based on conservative financial models,
but adverse commodity price fluctuations
can significantly impact the Company’s
and the Group’s earnings.
5. Financial Risks: The Company and Group
are inherently exposed to financial risks.
The Company has policies to manage its
exposure to liquidity risk, interest rate risk
and foreign currency fluctuations.
Through a coordinated approach, the
Group also provides guidelines for cash
and derivative transactions, as well as
hedging and financial planning, to ensure
that financial risk exposure is diversified
and appropriate. Notwithstanding
the above risk mitigation mechanisms,
fluctuations in interest rates and foreign
currency rates may have an adverse
impact on the Company’s and the
Group’s earnings and assets.
6. Catastrophic risks: The Company
recognises that potential catastrophic
risks such as earthquake, floods
or outbreak of virulent or contagious
diseases can have a significant impact
on the Company’s earnings and its assets.
To mitigate the impact management
has performed a business impact analysis
as well as a review of the insurance cover
and other mitigation mechanisms. Critical
business units have established Off-Site
Recovery Centers and developed
Business Continuity Plans (BCP) to assist
pendek bagi konsumen, walaupun risiko jangka panjang tetap ada. Setiap fluktuasi harga yang tajam akan mengakibatkan efek berantai seperti penurunan daya beli, perubahan pola belanja konsumen dan kenaikan biaya produksi. Hal ini juga akan meningkatkan risiko kredit, khususnya bagi Divisi Jasa Keuangan Grup Astra, sehubungan dengan menurunnya disposable income konsumen.
4. Risiko Harga Komoditas: Divisi Agribisnis, Alat Berat dan Penambangan Batubara yang memiliki kontribusi pendapatan yang besar bagi Grup sangat dipengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh fluktuasi harga komoditas. Perusahaan-perusahaan ini dijalankan berdasarkan model keuangan yang konservatif, namun fluktuasi harga komoditas yang tajam dapat secara signifikan mempengaruhi pendapatan Perseroan dan Grup. 5. Risiko Finansial: Perseroan dan Grup juga menghadapi risiko keuangan. Perseroan memiliki kebijakan untuk mengelola risiko likuiditas, risiko suku bunga, dan fluktuasi mata uang asing. Melalui pendekatan yang terkoordinasi, Grup juga menyediakan petunjuk pelaksana untuk transaksi tunai dan derivatif serta hedging dan perencanaan keuangan, untuk menjamin bahwa risiko keuangan tersebut dapat disebar. Tanpa mengecilkan peranan dari mekanisme untuk mengatasi dampak risiko tersebut di atas, fluktuasi suku bunga dan nilai tukar mata uang asing akan memiliki pengaruh yang dalam terhadap pendapatan dan aset Perseroan dan Grup.
6. Risiko Dahsyat: Perseroan mengakui bahwa risiko dahsyat yang ditimbulkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau merebaknya penyakit menular dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap pendapatan dan aset Perseroan. Untuk mengatasi dampak tersebut, manajemen telah melaksanakan analisis dampak usaha serta meninjau ulang hal-hal seperti cakupan asuransi dan mekanisme untuk mengatasi risiko. Unit bisnis yang kritikal telah mendirikan Off-Site
4242
in the recovery of business operations
and these are tested periodically to
ensure awareness and relevance. However
catastrophic events can potentially have
a very pervasive and unpredictable effect,
which may not always be mitigated by
the various mechanisms in place.
To mitigate catastrophic risks, Astra’s
BCP has been developed following an
extensive Business Impact Analysis utilizing
a structured methodology and framework
to ensure continuity of company operations
and services during and following a disaster.
The BCP is regularly tested and is being
progressively rolled out in the Company
and the Group’s subsidiaries and affiliated
companies.
In 2007, the Group Risk Management
Division also undertook a review of the
insurance coverage of selected companies
within the group. Arising from this review,
recommendations were made to the
respective companies to promote effective
and efficient insurance coverage.
Employee Communication
Astra places a high priority on
communication with its employees as
a major component in the Company’s
activities and as part of its conviction that
a Winning Team is the most important
component of the success of the Company,
in line with the third principle of Astra’s
Catur Dharma, to encourage individual
performance and encourage teamwork.
Recovery Centers dan mengembangkan Business Continuity Plan (BCP) untuk membantu pemulihan usaha dan kedua hal ini diuji secara berkala untuk memastikan kesadaran dan relevansinya. Namun demikian, kejadian-kejadian yang dahsyat dapat mengakibatkan efek yang sangat buruk dan tidak dapat diduga, yang belum tentu dapat diatasi oleh mekanisme yang ada.
Untuk mengatasi risiko yang dahsyat, BCP Astra telah dibentuk setelah melalui Analisis Dampak Usaha yang cukup panjang dengan menggunakan metodologi dan kerangka yang terstruktur, untuk menjamin kelangsungan jasa dan operasi perusahaan selama dan setelah kejadian bencana. BCP secara berkala diuji dan disosialisasikan terus menerus ke Perseroan dan seluruh unit usaha Grup maupun yang terafiliasi.
Pada tahun 2007, Divisi Grup Manajemen Risiko juga melakukan kajian ulang terhadap cakupan asuransi dari beberapa perusahaan di dalam Grup. Dari hasil kajian ini, beberapa rekomendasi telah dibuat untuk masing-masing perusahaan agar dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi atas perlindungan asuransi.
Komunikasi Karyawan Astra berkeyakinan bahwa komunikasi dengan para karyawan merupakan komponen penting dalam aktifitas Perseroan dan merupakan bagian dari keyakinan bahwa Winning Team merupakan unsur terpenting bagi keberhasilan Perseroan, sejalan dengan prinsip ketiga dalam Catur Dharma Astra, yaitu saling menghargai individu dan membina kerjasama.
Karyawan Astra memiliki beberapa forum komunikasi sebagai proses pembelajaran untuk meningkatkan sinergi dan kompetensi.
Astra’s employees have several communication forums as a learning process in improving synergy and competency.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
43
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
43
Selain forum komunikasi horisontal, seperti Forum Manajer, forum komunikasi vertikal juga dilaksanakan antara manajemen dan karyawan. Di antaranya adalah Forum Komunikasi Public Relations, Forum Komunikasi HR, Forum Komunikasi Finance, Forum Komunikasi Legal serta Forum Komunikasi Security dan CSR yang diadakan secara reguler di seluruh Grup, menggambarkan proses diskusi dan pembelajaran di antara para karyawan yang memiliki tugas sejenis dan bertujuan untuk memperbaiki sinergi dan kompetensi.
Komunikasi vertikal antara manajemen dan karyawan Grup Astra dilakukan melalui pertemuan yang disebut Gemba, di mana Presiden Direktur membahas kemajuan Astra dengan para eksekutif, manajer, dan manajer cabang di seluruh Grup. Gemba diadakan dua kali setahun di beberapa kota dan kesempatan tersebut digunakan untuk menjelaskan isi dari President’s Letter yang merupakan sebuah dokumen berisi arahan penjelasan mengenai kondisi makro ekonomi, prospek bisnis, tantangan dan strategi yang diambil Astra untuk setahun ke depan.
Direksi juga mengadakan berbagai macam forum komunikasi dengan para karyawan di tingkat manajemen di seluruh bagian Grup Astra.
Hubungan Masyarakat (PR)PR Astra bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi yang efektif dan memperluas network dengan komunitas eksternal seperti media massa, pemerintah, masyarakat sekitar dan para pemangku kepentingan secara keseluruhan.
As well as horizontal communication forums
such as the Managers’ Forum, vertical
communications between management and
employees are also held. Some of them are
Public Relations Communication Forums,
Human Resources Communication Forums,
Finance Communication Forums, Legal
Communications Forum as well as Security
and CSR Communication Forums that are
held regularly within the Group, representing
a process of discussion and learning
between employees with similar tasks in
the companies within the Group, aimed at
improving synergies and competencies.
Vertical communications between
management and the Group’s employees,
known as Gemba, allow the President
Director to discuss progress at Astra directly
with the Group’s executives, managers and
branch managers. Gemba is held twice a
year in a number of cities and are used for
explaining the President’s Letter, a document
which aims to explain the macroeconomic
climate, business prospects, challenges and
strategies adopted by Astra for the year
ahead.
The BOD holds a variety of communication
forums with management-level staff across
the Group.
Public Relations (PR)
Astra’s PR unit is responsible for effective
communication and expanding network with
representatives of the external community
such as the media, the government, the
community and stakeholders as a whole.
Dalam workshop, wartawan mendengarkan paparan kinerja Grup Astra secara langsung dari Direksi terkait.
In the workshop, a group of journalists take notes on Astra’s Group performance.
4444
Kegiatan utama PR antara lain menambah dan mempertahankan hubungan yang konstruktif dengan kalangan media. Pertemuan dengan insan pers diadakan dua kali dalam satu tahun dalam bentuk workshop, yaitu Forum Wartawan Industri dan Forum Wartawan Pasar Modal. Di samping itu, pertemuan dengan media daerah juga diadakan di beberapa kota besar. Pada tahun 2007, PR telah mengadakan tiga pertemuan dengan media dan melaksanakan lima acara buka puasa dan diskusi dengan para redaktur, pimpinan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), wartawan industri, wartawan pasar modal dan para tokoh senior media. Selain itu, PR juga terlibat sebagai pengamat dalam acara peringatan Hari Pers Nasional di Samarinda, Kalimantan Timur. Sepanjang tahun 2007, PR telah mengadakan sebanyak 12 konferensi pers. Selain itu, tugas lain PR adalah bertanggung jawab dalam memelihara website Perusahaan: www.astra.co.id
Di samping itu, PR juga mensupervisi komunikasi internal dalam bentuk Majalah Astra yang terbit enam kali dalam setahun dan PR News serta membantu pengumpulan bahan-bahan untuk Laporan Tahunan. PR juga bertanggung jawab dalam pengaturan kunjungan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta dan magang mahasiswa yang merupakan bagian dari program hubungan eksternal dengan institusi pendidikan.
Hubungan Investor (IR)Investor Relations memiliki peranan penting dalam menjalankan komunikasi yang efektif dengan para investor, melalui tugasnya dalam penyediaan informasi yang terkini terkait kinerja usaha Perusahaan dan arah ke depan. Pada tahun 2007, IR telah mengadakan 518 kegiatan yang terdiri dari berbagai forum, di mana 307 diantaranya merupakan pertemuan investor dan analis. Kegiatan lainnya yang dilaksanakan oleh IR adalah enam road show, enam konferensi, empat pertemuan analis dan sejumlah site visit serta conference call.
Pada tahun 2007, Astra berhasil meraih penghargaan-penghargaan sebagai berikut; The Best Investor Relations in Singapore Market by Indonesian Company dari majalah
The main activity of the unit is to extend
and the maintenance of a constructive
relationship with the media community.
Two Press Gatherings are held each year,
one in the form of a workshop with the
Industry Journalists Forum and another
with the Capital Market Journalists Forum.
Gatherings with regional media were also
held in some large cities. In 2007 Public
Relations held three Media Gathering events
and five Fast Breaking and Discussion
meetings with editors, Indonesian
Journalists’ Association (PWI) leaders,
industry journalists, stock market journalists
and senior media figures. The unit also
took part as an observer in the celebration
of National Press Day in Samarinda, East
Kalimantan. A total of 12 press conferences
were conducted during the year, and the
unit is also responsible for the maintenance
of the Company’s web site: www.astra.co.id.
PR also supervises internal communications,
including six annual editions of Astra
Magazine, PR News, and assists in the
collation of material for the Annual Report.
It also takes responsibility for college
tours of the Company and for apprentice
experience programs as part of its external
relations programs with educational
institutions.
Investor Relations (IR)
The Investor Relations has an important
role in maintaining effective communication
with investors, and is tasked with providing
up-to-date information on business
performances and future directions. The
unit conducted 518 activities in 2007
using a variety of formats. Of these, 307
were investor and analyst meetings.
Other activities included six road shows,
six conferences, four analyst gatherings,
numerous plant visits and conference calls.
During 2007, Astra was voted as The Best
Investor Relations in the Singapore Market
by an Indonesian Company by the Investor
Relations magazine, The Best Investor
Relations in Indonesia by the Finance
Asia magazine and The Best For Investor
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
45
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
45
Investor Relations; The Best Investor Relations in Indonesia dari majalah Finance Asia serta The Best For Investor Relations in Indonesia dari majalah Asiamoney.
Sekretaris PerusahaanSekretaris Perusahaan mengawasi penerapan prinsip-prinsip keterbukaan dan kepatuhan terhadap peraturan pasar modal. Sekretaris Perusahaan juga bertugas memberi masukan kepada Direksi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada peraturan pasar modal dan implikasinya bagi Astra serta bertanggung jawab atas penyelenggaraan komunikasi yang terbuka dan konsisten dengan otoritas pasar modal mengenai informasi yang terkait dengan transaksi penting dan aksi korporasi maupun isu-isu seputar tata kelola perusahaan yang baik.
Dalam melaksanakan fungsinya, Sekretaris Perusahaan banyak melakukan kerjasama dengan Divisi Legal. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab dalam menjaga reputasi Astra dan menjamin ketersediaan informasi terkini, tepat waktu dan akurat mengenai Astra kepada para pemegang saham, analis, media massa dan masyarakat umum, yang juga meliputi penyediaan Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan.
Relations in Indonesia by the Asiamoney
magazine.
Corporate Secretary
The Corporate Secretary oversees
implementation of transparency and
compliance with capital market rules. He
advises the BOD on changes in capital
market regulations and their implications for
Astra and is responsible for transparent and
consistent communication with the Capital
Market Authority on information regarding
material transactions and corporate actions
as well as GCG issues.
The Corporate Secretary works closely
with the Corporate Legal Division. He is
responsible for the maintenance of Astra’s
reputation and for the provision of timely,
accurate and up-to-date information
regarding Astra to shareholders, analysts,
the media and the general public including
the provision of Quarterly and Annual
Reports.
AminuddinSekretaris PerusahanCorporate Secretary
4646
TinjauanPendapatan bersih terutama diperoleh dari bisnis Otomotif dengan kontribusi sekitar 54,3% dari total konsolidasi pendapatan bersih pada tahun 2007. Kontribusi lainnya berasal dari usaha Alat Berat sebesar 25,8%, Jasa Keuangan sebesar 10,3% dan Agribisnis sebesar 8,5%, sementara itu sisanya didapatkan dari Teknologi Informasi dan Infrastruktur.
Laporan Rugi/LabaPendapatan bersih meningkat Rp 14,5 triliun (+26,0%) menjadi Rp 70,2 triliun pada tahun 2007. Sebagian besar peningkatan tersebut diperoleh dari peningkatan pendapatan bersih yang diterima oleh unit Otomotif sebesar Rp 8,0 triliun (+26,6%), Alat Berat sebesar Rp 4,4 triliun (+32,3%) dan Agribisnis sebesar Rp 2,2 triliun (+58,6%). Sedangkan, pendapatan dari Jasa Keuangan mengalami sedikit penurunan sebesar 3,6% dibanding tahun sebelumnya sebagai akibat perubahan pada komposisi joint financing di mana joint financing without recourse lebih dominan.
Laba kotor meningkat Rp 4,2 triliun (+33,8%) menjadi Rp 16,5 triliun. Kenaikan harga CPO pada unit Agribisnis menyumbangkan perolehan tambahan laba kotor sebesar Rp 1,7 triliun (+113,2%), sementara kenaikan volume penjualan pada unit Otomotif dan Alat Berat masing-masing menyumbangkan peningkatan laba kotor sebesar Rp 1,2 triliun (+34,4%) dan Rp 825,9 miliar (+34,9%).
Pembahasan dan Analisis ManajemenManagement Discussion and Analysis
Overview
Net revenue was derived primarily from the
Automotive business which accounted for
54.3% of total consolidated net revenue
in 2007. Heavy Equipment contributed
25.8%, Financial Services 10.3% and
Agribusiness 8.5%, with the remainder
generated by Information Technology and in
Infrastructure.
Statements of Income
Net revenue increased Rp 14.5 trillion
(+26.0%) to Rp 70.2 trillion in 2007, mainly
as a result of an increase of Rp 8.0 trillion
(+26.6%) in Automotive net revenue. Heavy
Equipment net revenue increased by Rp 4.4
trillion (+32.3%) and Agribusiness increased
by Rp 2.2 trillion (+58.6%). Revenue from
Financial Services fell slightly by 3.6% year
on year mainly due to change in mix joint
financing account that lean toward joint
financing account without recourse.
Gross profit increased Rp 4.2 trillion
(+33.8%) to Rp 16.5 trillion. Higher CPO
prices in Agribusiness contributed
additional gross profit of Rp 1.7 trillion
(+113.2%), while higher sales volumes
for Automotive businesses and Heavy
Equipment led to an increases in gross
profit of Rp 1.2 trillion (+34.4%) and
Rp 825.9 billion (+34.9%) respectively.
In Billion Rupiah 2007 2006 % Change
Automotive 38,137 30,120 26.6%
Agribusiness 5,961 3,758 58.6%
Financial Services 7,238 7,504 -3.6%
Heavy Equipment 18,112 13,692 32.3%
Others 735 635 15.8%
Total 70,183 55,709 26.0%
Pedapatan BersihNet Revenue
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
47
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
47
Selling Expenses General and Administrative Expenses
Beban usaha mengalami penurunan 1,1% menjadi Rp 8,0 triliun disebabkan penurunan penyisihan piutang ragu-ragu serta kerugian penjualan agunan yang diambil alih. Penurunan penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 308,3 miliar (-35,7%) disebabkan oleh recoveries yang diterima oleh perusahaan pembiayaan dan non-pembiayaan. Sedangkan penurunan kerugian dari penjualan agunan yang diambil alih sebesar Rp 277,8 miliar (-29,3%) disebabkan menurunnya akuisisi atas agunan yang diambil alih. Sehingga, penghasilan usaha mencapai Rp 8,5 triliun yang merupakan peningkatan 100,4% lebih tinggi dibanding tahun 2006.
Perolehan penghasilan lain-lain tercatat sebesar Rp 301,6 miliar, menurun 11,5% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya kerugian selisih kurs sebesar Rp 138,6 miliar dibandingkan keuntungan dari selisih kurs sebesar Rp 221,7 miliar pada tahun sebelumnya. Biaya bunga bersih mengalami penurunan, dari Rp 335,7 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp 287,9 miliar di tahun 2007.
Equity income meningkat sebesar 34,6%, dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,8 triliun, yang dikontribusi terutama dari Bank Permata, Astra Daihatsu Motor dan Toyota Astra Motor. Bagian atas hasil bersih Bank Permata sebesar Rp 224,6 miliar atau meningkat 3,8 kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Bagian atas hasil bersih Astra Daihatsu Motor meningkat 2,5 kali lipat menjadi Rp 134,7 miliar, sedangkan bagian atas hasil bersih Toyota Astra Motor tercatat sebesar Rp 153,7 miliar atau meningkat 67,6% dibanding tahun sebelumnya.
Operating expenses were down 1.1% to
Rp 8.0 trillion due to lower provision for
doubtful receivables and loss on sale of
repossessed assets. Provision for doubtful
receivables decreased Rp 308.3 billion
(-35.7%) due to recoveries income in both
financing and non financing companies.
Lower loss on sale of repossessed assets of
Rp 277.8 billion (-29.3%) was due to lower
repossessed asset acquisition. As a result,
operating income of Rp 8.5 trillion was
100.4% higher in comparison with 2006.
Other income amounted to Rp 301.6 billion,
11.5% lower compared to the previous year,
mainly due to foreign exchange losses of
Rp 138.6 billion compared to foreign
exchange gains of Rp 221.7 billion in 2006.
Net interest expenses were lower at
Rp 287.9 billion compared to Rp 335.7
billion the previous year.
Equity income increased by 34.6% from
Rp 1.4 trillion to Rp 1.8 trillion mainly due to
increased contributions from Bank Permata,
Astra Daihatsu Motor and Toyota Astra
Motor. The Group’s share of result of Bank
Permata at Rp 224.6 billion was 3.8 times
higher than the previous year. The Group’s
share of Astra Daihatsu Motor increased by
2.5 times to Rp 134.7 billion while Toyota
Astra Motor contributed Rp 153.7 billion, an
increase of 67.6% from the year before.
Beban UsahaOperating Expenses
48.5%
51.5%
43.2%
56.8%
2007 2006
4848
Laba bersih konsolidasian meningkat 75,6% menjadi Rp 6,5 triliun atau setara dengan Rp 1.610 per saham.
NeracaNeraca Astra menunjukkan pertumbuhan modal kerja yang cukup baik bersamaan dengan meningkatnya aktivitas dan penurunan pada pinjaman jangka panjang maupun jangka pendek.
AktivaAstra mencatat pertumbuhan total aktiva sebesar 9,7% menjadi Rp 63,5 triliun seperti tercatat pada tanggal 31 Desember 2007. Aktiva lancar, seperti kas, piutang dan persediaan, meningkat 23,8% menjadi Rp 19,5 triliun sejalan dengan pertumbuhan unit usaha Agribisnis, Otomotif dan Alat Berat.
Piutang pembiayaan menurun 6,9% menjadi Rp 16,4 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan pada joint financing without recourse (yang dihitung secara netto dalam piutang pembiayaan). Secara umum, piutang pembiayaan kotor masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,5% menjadi Rp 32,3 triliun. Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities meningkat Rp 1,3 triliun menjadi Rp 9,8 triliun dan aktiva tetap mengalami peningkatan sebesar Rp 1,1 triliun, atau meningkat 8,4% dibanding tahun sebelumnya.
Consolidated net income increased 75.6% to
Rp 6.5 trillion or Rp 1,610 per share.
Balance Sheet
Astra’s balance sheet showed strong growth
in working capital commensurate with
increased activity and significant reductions
in both short term and long term loans.
Assets
Total assets grew by 9.7% to Rp 63.5 trillion
as at 31 December 2007. Current assets,
principally cash, receivables and inventory,
increased by 23.8% to Rp 19.5 trillion due to
the growth of Agribusiness, Automotive and
Heavy Equipment activities.
Financing receivables were down 6.9% to
Rp 16.4 trillion mainly due to increased use
of joint financing without recourse (netted
in financing receivables). Overall gross
financing receivables grew by 2.5% to
Rp 32.3 trillion. Investments in associates
and jointly controlled entities accounted for
a further Rp 1.3 trillion increase to Rp 9.8
trillion and fixed assets grew by Rp 1.1 trillion
or 8.4% compared to the previous year.
Umur Piutang UsahaAging of Trade Receiveables
2007 2006
Lancar
Current
61.1% 63.8%
Lewat jatuh tempo 1-30 hari
Overdue 1-30 days
24.6% 16.5%
Lewat jatuh tempo 31-60 hari
Overdue 31-60 days
6.2% 6.1%
Lewat jatuh tempo 61-90 hari
Overdue 61-90 days
1.8% 2.1%
Lebih dari 90 hari
Overdue above 90 days
6.3% 11.5%
2007 2006
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
49
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
49
KewajibanHutang bersih Astra pada tanggal 31 Desember 2007 tercatat sebesar Rp 13,5 triliun, dibanding Rp 18,4 triliun dari tahun sebelumnya, sebagai akibat penurunan pembiayaan bersama with recourse, menurun Rp 5,4 triliun menjadi Rp 3,4 triliun. Di luar Jasa Keuangan, jumlah hutang bersih Astra yang tercatat pada akhir tahun adalah Rp 1,7 triliun, mencerminkan rasio utang bersih terhadap modal sebesar 6,4%.
EkuitasPada tahun 2007, laba bersih per saham meningkat 75,6% menjadi Rp 1.610. Peningkatan laba bersih di tahun 2007 ini telah meningkatkan total ekuitas dari Rp 22,4 triliun menjadi Rp 27,0 triliun, dengan nilai aktiva bersih per saham meningkat menjadi Rp 6.660.
DividenDireksi akan mengajukan usulan dividen total senilai Rp 644 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang akan diadakan pada 28 Mei 2008, termasuk dividen interim sebesar Rp 160 per saham yang telah dibayarkan pada bulan November 2007. Total dividen yang diusulkan tersebut merupakan 40,0% dari laba bersih tahun 2007.
Liabilities
Astra’s net debt as at 31 December 2007 was
Rp 13.5 trillion compared to Rp 18.4 trillion in
the previous year mainly due to reduced joint
financing with recourse, down Rp 5.4 trillion
to Rp 3.4 trillion. Excluding its financial
services businesses, Astra’s net debt at the
year-end was Rp 1.7 trillion, representing a
net debt to equity ratio of 6.4%.
Equity
Net earnings per share increased by 75.6% to
Rp 1,610. Earnings for 2007 increased total
shareholders’ equity from Rp 22.4 trillion to
Rp 27.0 trillion, whilst net asset value per
share rose to Rp 6,660.
Dividend
The Board of Directors intends to propose
a total dividend of Rp 644 per share for
approval at the Annual General Meeting on
May 28, 2008, including an interim dividend
of Rp 160 per share which was already paid
in November 2007. The 2007 proposed
total dividend represents 40.0% of 2007 net
income.
HutangDebt
2007 2006
32.5%
67.5%
Financial Services Non - Financial Services
65.2%
34.8%
5050
Arus Kas
Aktivitas OperasiAstra membukukan peningkatan arus kas bersih dari aktivitas operasi, dari Rp 8,9 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 11,2 triliun di tahun 2007, terutama disebabkan oleh adanya peningkatan tingkat kegiatan di seluruh aspek usaha. Dibanding dengan tahun 2006, peningkatan penerimaan dari pelanggan yang dicapai adalah Rp 14,1 triliun, sementara itu peningkatan pembayaran kepada pemasok dan karyawan hanya sebesar Rp 10,6 triliun.
Aktivitas InvestasiKas yang digunakan dalam aktivitas investasi meningkat dari Rp 2,5 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 3,0 triliun di tahun 2007 sehubungan dengan akuisisi aktiva tetap yang meningkat dari Rp 2,4 triliun menjadi Rp 3,3 triliun. Pada tahun 2007, Astra menerima pendapatan dividen kas sebesar Rp 300,1 miliar.
Aktivitas PendanaanKas yang digunakan dalam aktivitas pendanaan meningkat dari Rp 5,6 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 6,8 triliun pada tahun 2007. Hal ini mencerminkan kinerja keuangan yang kuat dari usaha Grup Astra, pembayaran hutang, dan peningkatan joint financing without recourse menggantikan joint financing with recourse. Di samping itu, Rp 2,3 triliun digunakan untuk pembayaran dividen.
Cashflow
Operating Activities
Net cash flows from operating activities
increased from Rp 8.9 trillion in 2006 to
Rp 11.2 trillion in 2007 mainly due to
increased activity levels throughout the
business. Compared to 2006, increases
in receipts from customers were Rp 14.1
trillion while increases in payments to both
suppliers and employees were Rp 10.6
trillion.
Investing Activities
Cash used in investing activities increased
from Rp 2.5 trillion in 2006 to Rp 3.0 trillion
in 2007 as the acquisition of fixed assets
increased from Rp 2.4 trillion to Rp 3.3
trillion. In 2007, Astra received Rp 300.1
billion in cash dividends.
Financing Activities
Cash used in financing activities increased
from a net outflow of Rp 5.6 trillion in 2006
to a net outflow of Rp 6.8 trillion in 2007.
This primarily reflects the strong cash
performance of the Group’s businesses,
allowing debt to be paid down, as well as
an increase in funds disbursed through joint
financing without recourse replacing joint
financing with recourse. In addition, Rp 2.3
trillion was used to pay dividends.
Rp 1 ,610net earnings per share.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
51
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
51
Akhir TahunPada akhir tahun 2007, Astra memiliki ketersediaan kas atau setara kas sebesar Rp 6,3 triliun, meningkat dari posisi akhir tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp 4,7 triliun.
Year End
Astra closed the year with available cash
and cash equivalents of Rp 6.3 trillion
compared to a closing cash balance of
Rp 4.7 trillion in 2006.
Rapat pimpinan Astra dilakukan setiap tahunnya untuk menentukan arah bisnis ke depan.
Astra’s leadership meeting is conducted annually to determine the direction of the business moving forward.
5252
Laporan Komite AuditAudit Committee Report
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota komite merupakan pihak-pihak independen dengan Ketua Komite merangkap Komisaris Independen. Direksi, Auditor Internal dan Auditor Eksternal akan mengadakan pertemuan dengan komite ini, jika dirasa perlu.
Fungsi Utama Komite ini adalah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan yang efektif. Komite mengandalkan informasi yang diterima dari Direksi, Manajemen, Auditor Internal, Grup Manajemen Risiko, Auditor Eksternal dan Komite-komite lainnya. Akan tetapi, fungsi Komite ini bukanlah duplikasi dari tanggung jawab pihak-pihak tersebut. Tanggung jawab utama Direksi dan Manajemen adalah dalam hal pelaporan keuangan, penegakan sistem pengawasan internal dan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku, sedangkan Auditor Eksternal dan Internal bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi audit.
Peran Komite di sini adalah mengawasi pelaksanaan fungsi-fungsi pengawasan internal secara keseluruhan dan pelaksanaan aktivitas Audit Internal maupun Eksternal. Tugas pengawasan Komite adalah sebagai berikut :
• Memeriksa laporan keuangan yang akan diterbitkan kepada pihak eksternal.• Memeriksa kebijakan akuntansi untuk menjamin terpenuhinya kepatuhan hukum, aturan dan standar akuntansi yang berlaku; serta• Memeriksa laporan Auditor Internal dan Grup Manajemen Risiko.
Dalam melakukan pemeriksaan, Komite mematuhi peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam), No. IX.1.5 lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 41/PM/2003 tentang “ Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit” serta Peraturan No. 1-A (SLR No. 1-A) Lampiran Surat Direksi Bursa Efek Jakarta No. Kep-315/BEJ/06/2000 tentang “Pencatatan Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat”. Selama tahun 2007, Komite telah mengikuti Pedoman baru yang telah disederhanakan.
The Audit Committee (the “Committee”) is a committee appointed by the Board of Commissioners (BOC) and is responsible to the BOC. The Committee consistsentirely of independent parties with the Chairman of the Committee being an Independent Commissioner. The Board of Directors (BOD), Internal Auditors andthe External Auditor attend Committee meetings if requested.
The Committee’s primary function is to assist the BOC in fulfilling its responsibilities for effective oversight. In carrying out its responsibilities, the Committee relies on the information provided by the BOD, Management, Internal Auditors, the Risk Management Group, External Auditors and other Committees. The Committee’s functions are not intended to duplicate the roles and responsibilities of these parties. The BOD and Management bear primary responsibility for financial reporting, establishing the system of internalcontrol and compliance with laws and regulations, and the Internal and External Auditors bear primary responsibility for the audit functions.
The Committee’s role is to oversee the adequacy of the overall internal control functions and the adequacy of Internal and External Audit activities. In carrying out its oversight function, the Committee:
• Reviews financial statements and reports to be issued to external parties;• Reviews accounting policies to ensure they are in compliance with current laws, regulations and accounting standards; and • Reviews the reports of the Internal Auditors and Risk Management Group.
In carrying out its reviews the Committee complies with the Indonesian Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) Rule No. IX.1.5 attachment of Chairman of Bapepam’s Decree No.Kep-41/PM/2003 regarding “The Establishment and Charter of Audit Committees” and Security Listing Regulation No. 1-A (SLR No.1-A) of the Jakarta Stock Exchange Decree No.Kep-315/BEJ/06/2000 regarding “The General Requirement for Stock Listing at the Stock Exchange”. During 2007 the Committee adopted a new simplified Charter.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
53
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
53
Secara independen, Komite memeriksa kualitas informasi yang diterima dan mendiskusikannya dengan pihak Manajemen dan Auditor Ekternal mengenai kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi, peraturan dan persyaratan pelaporan serta kebijakan akuntansi yang diterapkan. Komite ini juga memeriksa cakupan audit dan rencana dari Auditor Internal maupun Eksternal.
Pada tahun 2007, Komite mengadakan rapat formal setiap kuartal dan menyelenggarakan beberapa rapat khusus atau rapat informal yang fokus pada pembahasan masalah-masalah tertentu. Secara rata-rata, Komite ini menyelenggarakan rapat sekitar sepuluh kali dalam satu tahun.
Selama tahun 2007, Komite senantiasa bekerja sama dengan Manajemen Perseroan dalam memperluas serta memperdalam fungsi audit internal dan manajemen risiko di Grup Astra. Fungsi Audit Internal diperkuat, baik di Perseroan maupun di anak-anak perusahaan. Komite Audit berupaya untuk memastikan standar kualitas Audit Internal seragam di seluruh Grup Astra. Hal ini melengkapi aktivitas yang berfokus pada kesadaran dan implementasi tata kelola perusahaan serta manajemen risiko. Pertemuan berkala diadakan bersama dengan Komite-komite Audit dari perusahaan publik yang ada di Astra untuk menyeragamkan pendekatan dalam menangani permasalahan yang sedang dikaji.
Komite menyatakan kepuasannya atas ketersediaan seluruh informasi yang dibutuhkan dari konsolidasi laporan keuangan yang telah diaudit, untuk tahun berakhir 31 Desember 2007. Hasil pengkajian Komite atas pelaksanaan paket kompensasi Direksi dan Dewan Komisaris menyatakan bahwa pembayarannya telah dilaksanakan sesuai dengan anggaran dan pedoman yang disetujui oleh pemegang saham.
Keanggotaan Komite terdiri dari:
KetuaPatrick Morris Alexander
AnggotaFred B.G. TumbuanKanaka Puradiredja
The Committee independently examines the quality of information received and discusses with Management and the External Auditors the conformity of the financial statements with accounting standards, statutory reporting, other mandatory reporting requirements and the quality of the accounting policies applied. The Committee reviews the scope of the audit and the audit plan of the External Auditors and the Internal Auditors.
In 2007, the Audit Committee met formally every quarter and held a number of special or informal meetings to focus on specific issues. On average the Committee meets about ten times a year.
In 2007, the Committee continued to work with company management in the broadening and deepening the role of internal audit and risk management within the Group. The internal audit function is being strengthened at both the Company and the Group. The Company’s Audit Committee takes a strong interest in working to ensure the uniform quality of internal audit throughout the Group. This is in addition to activities focused on overall corporate governance awareness and implementation, as well as risk management. The Committee meets regularly with Audit Committees of other listed group entities to ensure a uniform approach to issues under review.
The Committee is satisfied that the audited consolidated financial statements for the year ended 31 December 2007 fully disclose all required information.
The Committee’s review of the implementation of the total compensation packages for the BOD and BOC indicated that payment has been made in accordance with the approved budget and shareholder’s guidelines.
The membership of the Committee comprised:
ChairmanPatrick Morris Alexander
MemberFred B.G. TumbuanKanaka Puradiredja
5454
Mobil
Automobile
Toyota, Isuzu, Daihatsu, Nissan
Diesel, Peugeot, BMW
Sepeda Motor
Motorcycle
Honda
Komponen
Components
PT Astra Otoparts Tbk
Lain-lain
Others
AstraWorld
PT Serasi Autoraya
Mesin Konstruksi
Construction Machinery
PT United Tractors Tbk
PT Traktor Nusantara
Kontraktor Penambangan
& Pertambangan
Mining Contractor & Mining
PT Pamapersada Nusantara
Pembiayaan Mobil
Automobile Financing
Astra Credit Companies
PT Toyota Astra Financial Services
Pembiayaan Sepeda MotorMotorcycle Financing
PT Federal International Finance
Pembiayaan Alat Berat
Heavy Equipment Financing
PT Komatsu Astra Finance
PT Surya Artha Nusantara Finance
Perbankan
Banking
PT Bank Permata Tbk
Asuransi Kerugian
General Insurance
PT Asuransi Astra Buana
Automotive Financial Services
Heavy Equipment
Struktur BisnisBusiness Structure
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
55
Agribisnis
Agribusiness
PT Astra Agro Lestari Tbk
Solusi Dokumen
Document Solutions
PT Astra Graphia Tbk
Solusi TI
IT Solution
PT SCS AstragraphiaTechnologies
Infrastruktur
Infrastructure
PT Astratel Nusantara
PT Intertel Nusaperdana
InfrastructureInformation Technology
Agribusiness
56
100.0% increase in Automotive operating income from Rp 859.1 billion to Rp 1.7 trillion
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
57
OtomotifAutomotive
Astra menjaga posisi yang kuat dalam
mata rantai usahanya di bidang
otomotif yang menempati posisi
terdepan di Indonesia. Rantai usaha
ini meliputi komponen, produksi,
pemasaran, distribusi, pembiayaan,
asuransi dan layanan purna jual.
Astra maintains a strong position in the automotive
value chain, with a commanding position in the market.
The chain begins with components, moving through
manufacturing to marketing and distribution, financing,
insurance together with after sales and service
operations.
5858
Kemitraan dengan Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot dan BMW di segmen mobil dan Honda di segmen sepeda motor memberi kekuatan pada ketersediaan ragam produk dan penguasaan pasar.
Di samping itu, Astra juga menjalin hubungan kemitraan dengan pemasok komponen mobil seperti Aisin Seiki, Akebono, Denso, Mahle, Kayaba, GS dan Nittan Valve. Pada tahun 2007, pendapatan bersih bidang usaha Otomotif meningkat 26,6% menjadi Rp 38,1 triliun, sedangkan perolehan laba usaha meningkat dua kali lipat menjadi Rp 1,7 triliun.
Grup MobilKondisi perekonomian di tahun 2007 telah meningkatkan permintaan pasar akan kendaraan roda empat. Menurut data yang diperoleh dari GAIKINDO, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, total penjualan mobil nasional pada tahun 2007 mencapai 434.449 unit atau meningkat 36,2% dibanding penjualan tahun 2006. Unit otomotif Astra terus bekerjasama dengan para prinsipal sepanjang tahun 2007 untuk mewujudkan empat unsur yang menunjang keberhasilan: yang meliputi jenis produk yang sesuai untuk pasar Indonesia; harga
Partnerships with Toyota, Daihatsu, Isuzu,
Nissan Diesel, Peugeot and BMW in the
automobile segment and with Honda in
the motorcycle segment provide strength
across a range of products and market.
Astra also has partnerships with noted
partners in the component business such
as Aisin Seiki, Akebono, Denso, Mahle,
Kayaba, GS and Nittan Valve. At the Astra
Automotive Division, 2007 net revenue
grew by 26.6% to Rp 38.1 trillion and
operating income doubled to Rp 1.7 trillion.
Automobile Group
Economic conditions during 2007
supported strong consumer demand for
automobile. According to GAIKINDO, the
national car manufacturers’ association,
total domestic car sales reached 434,449
units in 2007, an increase of 36.2% over
2006. Astra’s automobile units continued
to work closely with their principals during
2007 to achieve the four elements for
success: a product line-up suitable for the
Indonesian market; affordable pricing;
distribution across the entirety of Indonesia;
and effective promotion and marketing.
Grup MobilAutomobile Group
All New Camry menjadi sedan premium yang digemari kalangan eksekutif.
The All New Camry has become a popular premium sedan for executives.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
59
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
59
Manufacturing
Astra has a range of holdings in
manufacturing companies in four-wheel
passenger and commercial vehicles.
• Astra has a 5.00% share in PT Toyota
Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN),
which manufactures a number of Toyota
models.
• Astra has a 31.87% share in PT Astra
Daihatsu Motor (ADM) a joint venture
with Daihatsu Motor Co. Ltd. (DMC),
which manufactures Daihatsu and Toyota
vehicles and components.
• PT Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI),
in which Astra holds a 75.00% share is a
joint venture company with Nissan
Diesel Motor Co. Ltd. and the Marubeni
Corporation. ANDI imports Completely
Knocked Down (CKD) and Incomplete
Knocked Down (IKD) Nissan Diesel
trucks and buses. These imported parts
are assembled at PT Gaya Motor (GM), a
wholly owned subsidiary of Astra.
Hingga saat ini Avanza masih menjadi primadona produk Toyota yang setia menemani keluarga Indonesia.
Until today Avanza continues to be the star of the Toyota product line-up, a popular car for Indonesian families.
yang terjangkau; distribusi yang mencakup seluruh Indonesia; serta promosi dan pemasaran yang efektif.
ManufakturAstra memiliki beragam kepemilikan di beberapa perusahaan manufaktur kendaraan penumpang dan niaga.
• Astra memiliki 5,00% saham di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), yang memproduksi mobil Toyota.
• Astra memiliki 31,87% saham di PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang merupakan perusahaan patungan dengan Daihatsu Motor Co. Ltd. (DMC), yang memproduksi kendaraan dan komponen merek Daihatsu dan Toyota.
• PT Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI), di mana Astra memiliki 75,00% saham merupakan perusahaan patungan antara Nissan Diesel Motor Co. Ltd. dan Marubeni Corporation. ANDI mengimpor truk dan bis Nissan Diesel dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD) dan Incomplete Knocked Down (IKD).
6060
Komponen-komponen yang diimpor ini kemudian dirakit di PT Gaya Motor (GM), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Astra.
• Astra, melalui anak perusahaannya PT Arya Kharisma, memiliki 64,88% saham di PT Pantja Motor (PM), sebuah usaha patungan dengan Isuzu Motors Ltd., yang memproduksi kendaraan dan komponen Isuzu.
• PT Tjahja Sakti Motor, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Astra, mengimpor mobil BMW dan Peugeot dalam bentuk CKD dan Completely Build Up (CBU). Komponen yang diimpor dalam bentuk CKD ini kemudian dirakit di GM.
DistribusiPT Toyota-Astra Motor (TAM), di mana Astra memiliki 51,00% saham, merupakan importir dan distributor tunggal untuk kendaraan merek Toyota di Indonesia. Perseroan juga mengoperasikan enam divisi penjualan, yaitu Toyota Sales Operation (Auto 2000), Daihatsu Sales Operation (DSO), Isuzu Sales Operation (ISO), Nissan Diesel Sales Operation (NDSO), Peugeot Sales Operation (PSO) dan BMW Sales Operation (BSO).
TAM yang merupakan agen tunggal untuk produk Toyota di Indonesia menjalin kerja sama dengan lima dealer utama. Auto 2000 merupakan salah satu dealer utama TAM yang beroperasi di wilayah Jawa Timur, Jawa barat, Banten, Bali, Sumatera (kecuali Riau, Jambi dan Bengkulu), Kalimantan, Nusa Tenggara dan Jakarta.
• Astra, through its subsidiary PT Arya
Kharisma, has an effective 64.88% share
in PT Pantja Motor (PM), a joint venture
with Isuzu Motors Ltd., which
manufactures Isuzu vehicles and
components.
• PT Tjahja Sakti Motor, a wholly owned
subsidiary of Astra, imports BMW and
Peugeot vehicles in CKD and Completely
Built Up (CBU) form. For CKDs, imported
parts are assembled at GM.
Distribution
Astra holds a 51.00% stake in Toyota Astra
Motor (TAM) which is the importer and sole
distributor of Toyota models in Indonesia.
The Company also operates six sales
operation divisions, namely the Toyota Sales
Operation (Auto 2000), Daihatsu Sales
Operation (DSO), Isuzu Sales Operation
(ISO), Nissan Diesel Sales Operation
(NDSO), Peugeot Sales Operation (PSO)
and BMW Sales Operation (BSO).
TAM, as the sole distributor for Toyota
products in Indonesia, operates through
its five main dealers. Auto 2000 serves as
one of TAM’s main dealers and operates in
East and West Java, Banten, Bali, Sumatera
(except Riau, Jambi and Bengkulu),
Kalimantan, Nusa Tenggara and Jakarta.
DSO, ISO, NDSO and PSO are sole
distributors for their respective brands
and distribute all products through their
Daihatsu Gran Max diproduksi untuk memenuhi permintaan pasar kendaraan komersial dan juga diekspor ke Jepang.
Daihatsu Gran Max was produced to meet market demand for commercial vehicles and also exported to Japan.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
61
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
61
DSO, ISO, NDSO dan PSO merupakan distributor tunggal untuk merek yang bersangkutan, sedangkan BSO ditunjuk sebagai salah satu dealer produk BMW di Indonesia.
Kinerja Usaha Grup mobil Astra mencatat penjualan sebesar 223.104 unit pada tahun 2007, meningkat 27,6% dibanding tahun sebelumnya.
Angka penjualan ini dapat dicapai walaupun tingkat persaingan terus meningkat dengan masuknya beberapa model baru, khususnya di segmen pasar mobil berbiaya murah. Kenaikan harga minyak bumi di pasar internasional dan kampanye yang meluas mengenai kesadaran untuk menghemat cadangan minyak global telah mendorong konsumen untuk memilih kendaraan dengan tingkat konsumsi bahan bakar minyak yang paling efisien. Penurunan suku bunga juga merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan pasar kendaraan roda empat pada tahun 2007.
Di pasar kendaraan serba guna (MPV) kelas bawah, permintaan terhadap Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia sangat kuat sehingga terjadi antrian pemesanan yang cukup panjang. Di segmen pasar menengah, Toyota Rush dan Daihatsu Terios juga sangat diminati pasar. Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza, keduanya diproduksi oleh ADM, menguasai 83,7% pangsa pasar untuk segmen MPV kelas bawah, sementara Daihatsu Terios dan Toyota Rush menguasai 73.1% pasar segmen Sport Utility Vehicle (SUV) kelas menengah.
branches and dealerships while BSO is one
of the BMW dealers in Indonesia.
Business Performance
Astra’s automobile Group recorded sales of
223,104 units in 2007, a 27.6% increase on
the previous year.
These sales were achieved despite
increasing competition, including the entry
of a number of new models, especially in
the low-cost market segment. Increasing
international oil prices and widespread
publicity about the need to conserve global
oil stocks created a market preference for
vehicles with higher fuel efficiency. Lower
interest rates proved to be a major factor
in the expansion of the automobile market
during the year.
In the low Multi Purpose Vehicle (MPV)
market, demand for ‘twin’ models Toyota
Avanza and Daihatsu Xenia was so strong
that many buyers placed lengthy forward
orders. The medium-segment ‘twins’, the
Toyota Rush and Daihatsu Terios, were also
very popular. The Daihatsu Xenia and Toyota
Avanza captured 83.7% of the low MPV
market segment, while the Daihatsu Terios
and Toyota Rush took 73.1% of the medium
Sport Utility Vehicle (SUV) segment.
Sales of Toyota products reached 150,677
units during 2007, up 21.8% from 123,703
units in the previous year, representing a
lower market share of 34.7% compared
2007 2006
Statistik Pangsa Pasar Mobil di IndonesiaIndonesia’s Automotive Market Share
2007 2006
Toyota 34.68% 38.79%
Daihatsu 11.96% 10.35%
Isuzu 4.21% 5.21%
Nissan Diesel 0.49% 0.43%
Peugeot 0.02% 0.04%
Honda 9.21% 9.41%
Mitsubishi 14.17% 14.75%
Suzuki 13.37% 14.04%
Others 11.90% 6.99%
6262
Untuk memperluas rentang pilihan di segmen mobil mewah, Toyota Lexus meluncurkan tiga model sedan dan satu SUV.
To further widen its range in the luxury car segment, Toyota Lexus introduced three Lexus sedans and one SUV.
Penjualan produk Toyota mencapai 150.677 unit pada tahun 2007, meningkat 21,8% dari 123.703 unit di tahun sebelumnya. Jumlah penjualan ini menunjukkan penurunan pangsa pasar dari 38,8% menjadi 34,7%. Hal ini terutama dikarenakan adanya pesanan Toyota Avanza dan Kijang Innova yang telah dipesan sepanjang tahun 2005 yang belum terpenuhi hingga akhir tahun sehingga dicatat sebagai penjualan tahun 2006. Dengan meningkatnya permintaan kendaraan roda empat yang hemat energi, Kijang Innova dan Fortuner bermesin diesel diluncurkan pada pertengahan tahun 2007 dengan spesifikasi Euro-2. Untuk memperluas rentang pilihan di segmen mobil mewah, Toyota Lexus meluncurkan tiga model sedan dan satu SUV pada bulan November 2007.
to 38.8% in 2006. This was mainly due
to backlog orders of Toyota Avanza and
Kijang Innova models ordered during 2005
which could not be delivered in that year
and were recorded as 2006 sales. Due to
high demand for low fuel consumption
vehicles, the diesel engine versions of the
Kijang Innova and Fortuner were launched
in the middle of the year with Euro-2
specifications. To further widen its range
in the luxury car segment, Toyota Lexus
introduced three Lexus sedans and one SUV
in November 2007.
Total Penjualan Industri Mobil dan Pangsa Pasar Mobil AstraIndustry Automobiles Sales Volume dan Astra Market Share
2007 2006
WholesaleMarket (unit)
Astra MarketShare
WholesaleMarket (unit)
Astra MarketShare
Sedan 28,564 40.1% 17,903 28.7%
4x2 & 4x4 284,935 64.8% 203,342 67.9%
Pick Up 63,799 21.4% 56,921 35.6%
Truck 57,151 23.6% 40,738 28.2%
Total 434,449 51.4% 318,904 54.8%
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
63
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
63
Untuk Daihatsu, terjadi peningkatan pangsa pasar dari 10,4% pada tahun 2006 menjadi 12,0% pada tahun 2007. Daihatsu memperkenalkan kendaraan MPV untuk segmen rendah dan kendaraan komersial baru Gran Max pada bulan November tahun 2007. Produk ini akan diekspor ke Jepang seiring dengan keputusan DMC untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk kawasan regional, dengan target ekspor sebesar 25% dari produk ADM dalam waktu 2-3 tahun.
Inisiatif lainnya yang dilaksanakan di tahun 2007 adalah pembangunan Pusat Logistik Suku Cadang Toyota dan Daihatsu di Cibitung yang mulai beroperasi pada tahun 2008.
At Daihatsu, market share increased from
10.4% in 2006 to 12.0% in 2007. Daihatsu
introduced a low-segment MPV and
commercial variants, with the new Gran
Max in November 2007. This product is to
be exported to Japan in line with DMC’s
selection of Indonesia as its regional
production base, with an export target of
25.0% of production within two to three
years.
2007 initiatives included the construction
of a new Toyota and Daihatsu Service
Parts Logistics Center at Cibitung, starting
operations in 2008.
Outlet Penjualan Langsung AstraAstra Direct Sales Outlets
2007 2006 2005
Toyota 65 69 60
Daihatsu 82 79 71
Isuzu 28 27 34
Nissan Diesel 6 5 5
Peugeot 3 3 3
BMW 4 4 4
Total 188 187 177
Outlet Penjualan Langsung Non-AstraNon-Astra Direct Sales Outlets
2007 2006 2005
Toyota 121 115 120
Daihatsu 75 70 66
Isuzu 43 44 59
Nissan Diesel 14 15 13
Peugeot 9 13 12
Total 262 257 270
Daihatsu Terios bersama Toyota Rush menguasai 71% pasar segmen SUV kelas menengah.
Daihtasu Terios and Toyota Rush together achieved a 71% market share of the middle class SUV segment.
6464
Isuzu memproduksi Panther, MPV berukuran sedang dengan mesin diesel, dan pick-up serta truk Isuzu. Panther terus berupaya memenuhi permintaan konsumen akan kendaraan yang tangguh, tahan lama dan hemat bahan bakar. Penjualan pada tahun 2007 meningkat sebesar 10,0% dibandingkan tahun 2006 menjadi sebanyak 18.270 unit, dengan pertumbuhan terbesar berasal dari truk ringan ELF, yang menyebabkan Isuzu mampu meraih pangsa pasar sebesar 30,0% di segmen truk ringan beroda empat.
Penjualan truk dan bis Nissan Diesel mengalami lonjakan sebesar 53,3% di tahun 2007 menjadi 2.115 unit dibanding 1.380 unit yang terjual pada tahun sebelumnya. Selain ditunjang oleh perbaikan kondisi perekonomian, lonjakan ini juga didorong oleh pertumbuhan usaha di bidang pertambangan, konstruksi dan transportasi. Truk baru berstandar emisi Euro-2 diluncurkan dengan 17 pilihan model.
Sebagai upaya memenuhi seluruh segmen pasar kendaraan roda empat, Peugeot dan BMW, merek mobil Eropa Astra, menawarkan pilihan produk untuk pasar menengah dan atas. Penjualan BMW meningkat dari 600 unit di tahun 2006 menjadi 1.000 unit di tahun 2007, sementara itu penjualan Peugeot mengalami penurunan, dari 118 unit di tahun 2006 menjadi 85 unit di tahun 2007.
Isuzu produces the diesel-engine medium-
size Panther MPV and Isuzu pick-up as well
as a range of trucks. The Panther continues
to fulfill customer demand for a strong,
durable and fuel-efficient vehicle. Sales
during 2007 increased by 10.0% over 2006
figures to 18,270 units, with the strongest
growth in the ELF light truck range that
enabled Isuzu to achieve 30.0% market
share in the four-tyre light truck segment.
At Nissan Diesel, sales of trucks and buses
jumped by 53.3% in 2007 to 2,115 units
from 1,380 units a year earlier. Sales were
propelled by strong performance in the
mining, construction and transportation
industries as well as general economic
improvement. A range of 17 new models of
the Euro-2 Truck were introduced.
In line with its objective to cover all sectors
of the automotive market, Astra’s European
car brands, Peugeot and BMW, provide
customers with a range of products in
the mid to high-end market. BMW sales
increased from 600 units in 2006 to 1,000
units in 2007, meanwhile Peugeot sales
dropped from 118 units a year ago to 85
units.
Mesin diesel Panther terbukti tangguh, tahan lama dan hemat bahan bakar sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Panther’s diesel engine has proved to be well built, good value in terms of power and fuel economy, meeting the needs of customers.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
65
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
65
Pada tahun 2007, Auto 2000 berhasil menjual 123,946 unit Toyota, meningkat 16,6% dibanding tahun sebelumnya. Angka penjualan ini merupakan 82,3% dari total unit penjualan Toyota di tahun 2007. Sementara itu, DSO mencatat penjualan sebesar 52.927 unit Daihatsu yang merupakan kenaikan 54,1% dibanding tahun 2006. ISO berhasil meningkatkan penjualannya sebesar 8,1% atau sebanyak 17.856 unit Isuzu di tahun 2007. Sementara itu, PSO mengalami penurunan penjualan sebesar 30%, sedangkan BSO menjual hampir 50% dari total penjualan BMW secara keseluruhan di Indonesia.
In 2007, Auto 2000 sold 123,946 units of
Toyota, up 16.6% compared to the previous
year. It accounted for 82.3% of total 2007
Toyota sales volumes. During the year,
DSO booked sales of 52,927 Daihatsu units
an increase of 54.1% compared to 2006.
ISO increased its sales by 8.1% selling
17,856 Isuzu units in 2007. PSO reported a
30% decline in unit sales while BSO sold
almost 50% of BMW’s total sales volume in
Indonesia.
Produk Nissan Diesel dipercaya sebagai kendaraan pengangkut dan tangki berkapasitas besar.
Nissan Diesel trucks are trusted as a tank and carrier vehicle with large capacity.
BMW menyasar pilihan produknya pada segmen menengah dan atas.
BMW position their products for the middle and upper customer segments.
Peugeot merupakan salah satu merek mobil Eropa yang dipasarkan Astra.
Peugeot is one of the European cars distributed by Astra.
6666
AstraWorldAstraWorld
AstraWorld memberikan layanan menyeluruh yang memberikan nilai tambah bagi para pelanggan mobil Astra melalui program Customer Relationship Management (CRM) melalui enam kantor perwakilan di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Medan. Layanan yang diberikan meliputi saran pemilihan kendaraan yang tepat bagi konsumen, pemilihan leasing dan asuransi, pemeliharaan kendaraan, bantuan darurat 24 jam, jasa dokumen, diskon langsung dan point rewards, serta jasa yang baru saja diluncurkan: Pojok Mobil Bekas.
Kinerja UsahaAstraWorld berhasil meraih Call Center Award untuk Pelayanan Terbaik di sektor otomotif dari majalah Marketing dan Carre Center untuk kategori Kepuasan dan Kesetiaan Pelanggan dua tahun berturut-turut serta 1-to-1 Impact Award dari the Pepper & Rogers Group USA dalam bidang optimalisasi teknologi dengan berhasilnya implementasi sistem CRM yang terintegrasi penuh.
AstraWorld provides a comprehensive range
of value-added services to purchasers of
Astra Group vehicles through its Customer
Relationship Management (CRM) programs
through six representative offices: in
Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,
Denpasar and Medan. Its services include
advice on the right vehicle for a consumer,
leasing and insurance options, car
maintenance, a 24-hour roadside assistance
service, document service, direct discounts
and point rewards, as well as a new service,
the Used Car Corner.
Business Performance
AstraWorld received the Call Center Award
for Service Excellence in the automotive
sector from Marketing magazine and
Carre Center for Customer Satisfaction
and Loyalty for the second consecutive
year and the 1-to-1 Impact Award from the
Pepper & Rogers Group USA in technology
optimization following the successful
implementation of full integrated CRM
systems.
Melalui program-program yang menyeluruh, AstraWorld memberikan kenyamanan dan nilai tambah bagi para pelanggan mobil Astra.
Through its comprehensive programs, AstraWorld provides comfort and added value to every customer of Astra.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
67
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
67
SERASERA
PT Serasi Autoraya (SERA) Pengelolaan usaha penyediaan layanan transportasi dijalankan oleh anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Astra yaitu SERA. Layanan yang ditawarkan mencakup penyewaan mobil dan truk (TRAC), sepeda motor (TREMO) serta layanan pengemudi, penjualan mobil bekas, usaha taksi, dan pengapalan mobil. Dengan jumlah armada mencapai lebih dari 15.000 mobil dan 2.100 sepeda motor, SERA memimpin pasar dalam hal jumlah armada dan kualitas layanannya.
Mobil88 merupakan divisi SERA yang bergerak di bidang usaha mobil bekas dan memiliki 10 outlet di empat kota besar. SERA bekerja sama dengan Toyofuji Shipping Company Ltd. dan Fujitrans Corporation untuk menjalankan jasa pengapalan mobil melalui PT Toyofuji Serasi Indonesia.
Kinerja UsahaSepanjang tahun 2007, SERA meningkatkan armada kendaraannya sebesar 16,7% menjadi 14.935 unit dengan tingkat utilisasi kendaraan sebesar 94,5%. SERA juga memperoleh pengakuan atas perbaikan standar layanan melalui Best Brand Award 2007 dan rating yang lebih tinggi di dalam Customer Satisfaction Index.
Mobil88 berhasil menciptakan rekor penjualan sebesar 6.764 unit. Penjualan ini merupakan peningkatan sebesar 47,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
PT Serasi Autoraya (SERA) Astra provides transportation services through its wholly owned subsidiary, SERA. SERA’s range of services covers car leasing and rental as well as truck leasing (TRAC),motorcycle leasing (TREMO) including driver services, used car trading, taxi and car shipping businesses. With a fleet of more than 15,000 cars and 2,100 motorcycles, SERA leads the market both in terms of fleet size and service quality.
Mobil88, a division of SERA, is a used car dealership network with 10 outlets in four major cities. SERA has also partnered with Toyofuji Shipping Company Ltd. and Fujitrans Corporation to operate a car shipping services through PT Toyofuji Serasi Indonesia.
Business Performance During 2007, SERA enlarged its vehicle fleet by 16.7% to 14,935 units with fleet utilisation at 94.5%. SERA also achieved recognition of improved service standards with the Best Brand Award 2007 and higher ratings in its Customer Satisfaction Index.
Mobil88 achieved a record with sales of 6,764 units, a 47.5% jump over the previous year’s performance.
Di tahun 2007 SERA meningkatkan armada kendaraannya menjadi 14.935 unit.
In 2007 SERA expand its vehicle fleet to 14,935 units.
6868
Manufaktur dan Distributor Tunggal PT Astra Honda Motor (AHM), yang merupakan usaha patungan 50:50 antara Astra dengan Honda Motor Company Ltd., merupakan Agen Tunggal Pemegang Merek dan distributor tunggal sepeda motor Honda dan komponennya di Indonesia. AHM mengelola seluruh bidang operasi perusahaan mulai dari produksi hingga distribusi. Pabrik dan fasilitas AHM di enam lokasi di Indonesia termasuk pusat komponen, pusat pelatihan, fasilitas tooling dan die manufacturing dan pabrik dengan kapasitas sebesar 3 juta sepeda motor per tahun.
Manufacturing and Sole Distributor
PT Astra Honda Motor (AHM), a 50:50
joint venture between Astra and Honda
Motor Company Ltd., is the licensee and
sole distributor of Honda motorcycles and
parts in Indonesia. AHM manages the total
range of operations from manufacturing to
distribution. AHM’s plants and facilities in
six locations across Indonesia include parts
centers, training centers, tooling and die
manufacturing facilities and manufacturing
plants with a total capacity of three million
motorcycles per year.
Sepeda MotorMotorcycle
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
69
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
69
AHM meraih prestasi di tahun 2007 dengan peluncuran unit ke-20.000.000.
AHM achieved a solid performance in 2007 with the launching of its 20,000,000th unit.
DistribusiHonda Sales Operation (HSO) mengelola 11 dari total 29 distributor utama AHM. HSO mengelola distribusi, penjualan dan layanan purna jual untuk sepeda motor Honda di propinsi-propinsi Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Barat, Balikpapan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.
Kinerja UsahaPerbaikan kondisi ekonomi setelah mengalami kemunduran pada tahun 2006, telah meningkatkan penjualan sepeda motor sebesar 5,8% menjadi 4,7 juta unit dibandingkan penjualan sebesar 4,4 juta unit pada tahun 2006 (data diperoleh dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia - AISI). Honda mampu mempertahankan kepemimpinannya di pasar sepeda motor dengan pangsa pasar sebesar 45,7% dengan penjualan sepeda motor sebesar 2,14 juta unit, walaupun secara pertumbuhan terjadi
Distribution
Honda Sales Operation (HSO) manages
11 out of 29 AHM’s main dealerships. HSO
manages distribution, sales and after-
sales service for Honda motorcycles in
Central Java, Yogyakarta, Bali, West Nusa
Tenggara, South Sumatera, Bengkulu,
West Kalimantan, Balikpapan, South and
Southeast Sulawesi, South Maluku and
Papua.
Business Performance
The improvement of the economy after a
downturn in 2006 saw the total motorcycle
market achieve sales of 4.7 million units in
2007, up 5.8% on the previous year’s figure
of 4.4 million units (sourced from AISI, the
national motorcycle industry association).
Honda maintained its market lead with
a 45.7% market share, selling 2.14 million
motorcycles, despite a 8.5% reduction in
sales in the face of stronger competition.
During the year, AHM launched new Honda
Total Penjualan Industri Sepeda Motor dan Pangsa Pasar Sepeda Motor AstraIndustry Motorcycle Sales Volume and Honda Market Share
2007 2006
WholesaleMarket (unit)
Astra MarketShare
WholesaleMarket (unit)
Astra MarketShare
Cub 3,405,190 49.6% 3,708,736 57.2%
Scooter 860,865 32.1% 373,186 19.9%
Sport & Others 422,208 42.0% 345,420 42.1%
Total 4,688,263 45.7% 4,427,342 52.9%
7070
penurunan sebesar 8,5% akibat persaingan yang semakin ketat. Sepanjang tahun 2007, AHM meluncurkan beberapa varian sepeda motor baru ke pasar termasuk Revo 100cc, FitX 100cc, dua varian baru Supra X 125cc, dan varian baru skuter otomatis Vario 110cc. Peluncuran produk-produk baru ini membantu menstabilkan pangsa pasar Honda, walaupun tekanan persaingan cukup tinggi.
Di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat, AHM berhasil menjawab tantangan dengan tepat melalui penerapan strategi pemasaran dan perbaikan produk sehingga dapat memenuhi tuntutan pasar.
motorcycle variants to the market, including
the 100cc Revo, 100cc Fit X, two variants
of the new 125cc Supra X and the new 110
cc Vario automatic scooter. These launches
helped stabilise Honda’s market share but
competitive pressures remain significant.
In the face of heightened competition,
AHM responded well by concentrating
on marketing and improving product
alignment, ensuring that attractive products
are available to meet customers’ needs.
Outlet Penjualan Sepeda MotorMotorcycle Sales Outlets
2007 2006 2005
Astra Direct Sales Outlets 93 72 66
Non-Astra Sales Outlets 1,524 1,536 1,486
Total 1,617 1,608 1,552
Honda mampu mempertahankan kepemimpinannya di pasar sepeda motor di Indonesia dengan penjualan sebesar 2,14 juta unit.
Honda mantained its leadership in the Indonesian motorcycles market with sales of 2.14 million units.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
71
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
71
2007 2006
Honda 45.67% 52.86%
Yamaha 39.11% 32.94%
Suzuki 13.59% 12.83%
Kawazaki 0.81% 0.76%
Others 0.82% 0.61%
Statistik Pangsa Pasar Sepeda Motor di IndonesiaIndonesia’s Motorcycle Market Share Statistics
2007 2006
Pada 30 November 2007, AHM telah memproduksi sepeda motor yang ke-20 juta unit.
Selama tahun 2007 HSO telah menjual 686 ribu unit sepeda motor yang merupakan kenaikan 4,4% dibanding tahun sebelumnya, menyumbang 32,0% atas penjualan sepeda motor Honda di Indonesia. Unit ini terus berusaha meningkatkan sinergi dengan AHM dan Federal International Finance.
On November 30, 2007 AHM produced its
20 millionth motorcycle.
In 2007, HSO sold 686 thousand Honda
motorcycles compared to the previous
year, an increase of 4.4% capturing 32.0%
of Honda sales in Indonesia. It continued to
leverage synergies with AHM and Federal
International Finance.
Produk Honda yang dipasarkan berkualitas dan mempunyai daya tahan tinggi.
Honda products are marketed with high quality and durability.
7272
KomponenComponents
PT Astra Otoparts Tbk (AOP) yang 86,72% sahamnya dimiliki Astra, adalah perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan komponen otomotif. AOP terdiri dari 29 perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan beragam komponen yang digunakan untuk produksi sepeda motor dan mobil serta menjalankan bisnis suku cadang yang terus berkembang baik untuk pasar domestik lokal maupun pasar ekspor. AOP mengekspor komponen ke Timur Tengah, Asia, Oceania dan Afrika.
Kinerja UsahaKondisi ekonomi yang kondusif disertai kuatnya pasar mobil dan sepeda motor serta daya beli konsumen yang meningkat mengakibatkan pasar suku cadang juga mengalami peningkatan. AOP pada tahun 2007 mencatat penjualan sebesar Rp 4,2 triliun atau naik sebesar 24,7% dibanding tahun sebelumnya. Penjualan komponen mobil memberikan kontribusi sebesar Rp 2,3 triliun atau 55,3% dari total penjualan bersih, sementara penjualan komponen sepeda
PT Astra Otoparts Tbk (AOP), 86.72%
owned by Astra, is an automotive parts
manufacturing and distribution company.
AOP comprises a group of 29 companies
which manufactures and distributes key
components for use in 2 wheelers and 4
wheelers production as well as operating a
growing spare parts business locally and in
export markets. AOP exports components
to the Middle East, Asia, Oceania, and
Africa.
Business Performance
Conducive economic conditions and the
strong market for both two-wheel and
four-wheel vehicles, together with stronger
consumer purchasing power, produced
a good result for AOP in 2007 with sales
at Rp 4.2 trillion up 24.7% compared to
the previous year. Sales of components
for automobile contributed Rp 2.3 trillion
or 55.3% of total revenues, while sales
of motorcycles components contributed
Rp 1.9 trillion or 44.7% of total revenues.
Beragam komponen yang diproduksi AOP digunakan oleh berbagai merek sepeda motor dan mobil.
A wide range of components produced by AOP are used by many kind of motorcycles and cars brand.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
73
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
73
motor sebesar Rp 1,9 triliun atau 44,7%. Kontribusi penjualan berdasarkan segmen pasar pada tahun 2007 adalah segmen pabrikan (Original Equipment Manufacturer - OEM) 38,6%, segmen pasar pengganti (Replacement Market - REM) 44,8% dan pasar ekspor 16,6%.
Pada tahun 2007 AOP mengakuisisi 40,00% kepemilikan saham di PT Century Batteries Indonesia (CBI). Perusahaan tersebut sebelumnya dimiliki secara tidak langsung melalui PT GS Battery. Sebelum akuisisi, kepemilikan efektif AOP pada CBI adalah sebesar 40,00%.
Sementara itu, AOP berhasil memperbaiki efisiensi dari sisi produksi, penjualan dan administrasi sehingga menghasilkan kenaikan laba bersih sebesar 61,3% menjadi Rp 455 miliar di tahun 2007.
Distribution of sales by market segment in
2007 comprise 38.6% to the automotive
manufacture (Original Equipment
Manufacturer - OEM) segment, 44.8% to the
Replacement Market (REM) segment and
16.6% to export markets.
In 2007, AOP acquired 40.00% of the shares
of PT Century Batteries Indonesia (CBI), a
producer of automotive batteries, which
was previously indirectly owned through
PT GS Battery. Prior to the acquisition
AOP’s effective interest in CBI was 40.00%.
In addition AOP also achieved efficiencies
in production, sales and administration,
resulting in an increase of 61.3% in net
income to Rp 455 billion in 2007.
AOP berhasil memperbaiki efisiensi dari sisi produksi, penjualan dan administrasi sehingga meningkatkan laba bersih.
AOP also achieved efficiencies in production, sales and administration, resulting in an increase in net income.
7474
Tinjauan Ke DepanOutlook
The expectation of a relatively strong
year for the Indonesian economy and a
continuing low interest rate environment are
expected to produce increased demand for
Astra’s automotive products.
In the automobile sector, Astra has gained
a strong hold on the lower and medium
segments of the market with vehicles that
also possess strong export potential. In the
upper segment of the market, models have
been well received, and the introduction
of Lexus models has created a new luxury
market niche. Astra will continue to improve
its already high standards of customer
satisfaction, with the aim of creating more
value added elements for its customers
and improving its quality differentiation in
the face of an ever-changing competitive
environment.
To strengthen its presence in the
commercial vehicle market in Indonesia, in
February 2008, Isuzu Motors Ltd., Japan,
increased its ownership in PT Pantja Motor
(PM) from 12.50% to 39.88%. It underlined
a strong confidence in the future market
potential for commercial vehicles in
Indonesia.
Through AHM and HSO, Astra will strive to
regain a strong market leadership through
enhancement of the Honda brand image
in all business value chains and by the
launch of new products with strong market
appeal and of a quality exceeding market
expectations. Further emphasis will be given
to providing total customer satisfaction and
by the creation of a stronger market-driven
organization. A number of new distribution
outlets will be added and efforts will be
made to achieve greater penetration in the
rural markets.
Kondisi ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan tetap kuat dan berlanjutnya penurunan suku bunga diharapkan akan mendorong kenaikan permintaan untuk produk otomotif Astra.
Pada sektor otomotif, Astra telah menguasai segmen pasar kelas bawah dan menengah, juga memiliki potensi besar di pasar ekspor. Di segmen pasar kelas atas, beberapa model mewah yang diluncurkan mendapat sambutan yang baik, sedangkan peluncuran beberapa model Lexus telah menciptakan celah baru pada segmen pasar mobil mewah. Selanjutnya, Astra akan berupaya untuk terus meningkatkan standar pelayanannya dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah bagi para pelanggan dan meningkatkan perbaikan kualitas sehubungan dengan meningkatnya persaingan di pasar. Guna memperkuat posisinya pada pasar kendaraan bermotor di Indonesia, pada bulan Februari 2008, Isuzu Motors Ltd., Japan telah meningkatkan jumlah kepemilikan sahamnya di PT Pantja Motor (PM) dari 12,50% menjadi 39,88%. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi akan potensi pasar kendaraan bermotor Indonesia di masa depan.
Melalui AHM dan HSO, Astra akan terus berupaya mempertahankan kembali kepemimpinan pasar melalui peningkatan citra merek Honda di setiap rantai usaha yang ada dan melalui peluncuran produk-produk baru yang menarik dengan kualitas di atas harapan pelanggan. Upaya berikut akan dititikberatkan pada pemenuhan kepuasan pelanggan dan penciptaan organisasi yang memiliki orientasi pasar yang kuat. Dengan disertai usaha yang keras, beberapa cabang baru akan dibuka guna memperluas penetrasi pasar ke daerah pedesaan.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
75
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
75
Component manufacturing and distribution
is expected to benefit from what is
expected to be a generally positive year,
although the threat of a global economic
downturn may affect export performance.
Nevertheless the increase in the number
of both four-wheel and two-wheel vehicles
provides strong opportunities in the after-
sales market.
AOP will work to anticipate potential growth
in market demand through improvements
in both capacity and quality standards. The
value chain between subsidiaries of AOP
will be strengthened in order to maintain
dominant market positions.
Manufaktur dan distribusi komponen diharapkan mendapat manfaat dari kondisi ekonomi yang positif, walaupun ancaman penurunan ekonomi global akan dapat mempengaruhi kinerja ekspor. Namun demikian, peningkatan jumlah kendaraan roda-empat dan roda-dua menciptakan peluang usaha yang baik untuk pasar purna jual.
AOP akan bekerja keras untuk mengantisipasi potensi permintaan pasar melalui peningkatan kapasitas serta kualitas. Rantai usaha di antara anak perusahaan AOP akan semakin diperkokoh agar dapat mempertahankan posisi pasar yang dominan.
76
Rp 1.4 trillion operating income increased from Rp 727.0 billion compare to the previous year.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
77
Jasa KeuanganFinancial Services
Divisi Jasa Keuangan memiliki rentang bisnis
mulai dari usaha yang terkait dengan usaha
penjualan mobil, sepeda motor dan alat berat
milik Astra hingga usaha asuransi kerugian.
Astra, bersama dengan Standard Chartered
Bank, adalah pemegang saham PT Bank
Permata Tbk, yang merupakan bank dengan
peringkat sepuluh terbesar di Indonesia dalam
kategori besarnya aset.
The business units of the Financial Services Division range from
those closely connected to Astra’s automobile, motorcycle
and heavy equipment sales operations to encompass general
insurance. Astra is also a shareholder in PT Bank Permata Tbk,
the country’s tenth largest bank by assets in partnership with
Standard Chartered Bank.
7878
Jasa KeuanganFinancial Services
Kinerja UsahaDivisi Jasa Keuangan membukukan kinerja yang memuaskan seiring dengan perkembangan bisnis otomotif, sepeda motor dan alat berat pada tahun tersebut. Pendapatan bersih bertahan pada Rp 7,2 triliun. Sedangkan laba usaha tercatat meningkat dari Rp 727,0 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp 1,4 triliun.
Business Performance The Financial Services Division booked a satisfying result in line with the success of the automotive, motorcycle and heavy equipment operations during a year. Net revenue remained stable at Rp 7.2 trillion while operating income increased from Rp 727.0 billion in the previous year to Rp 1.4 trillion.
Pembiayaan MobilAutomobile Financing
Usaha pembiayaan mobil dikelola oleh Astra Credit Companies (ACC) dan Toyota Astra Finance (TA Finance). ACC terdiri dari lima perusahaan yang menawarkan jasa keuangan bagi kepemilikan kendaraan baru maupun bekas. Perusahaan ACC yang terbesar adalah PT Astra Sedaya Finance, di mana Astra memiliki 53,00% saham sedangkan sisanya dimiliki oleh General Electric Indonesia (GE). Perusahaan-perusahaan di bawah bendera ACC telah menjalin hubungan dengan seluruh distributor otomotif utama di Indonesia. TA Finance ádalah merek dari PT Toyota Astra Financial Service yang merupakan usaha patungan 50:50 antara Astra dan Toyota Financial Services Corporation dari Jepang untuk pembiayaan produk Toyota dan Lexus.
ACC memiliki 37 kantor cabang yang berlokasi di 26 kota besar. Produk jasa keuangannya disalurkan melalui 2.000 dealer mobil melalui hubungan kemitraan maupun melalui direct-to-consumer networks. Perusahaan-perusahaan ACC memiliki agen penjualan independen yang menyalurkan secara langsung fasilitas kredit
Automobile financing is managed under
the brand Astra Credit Companies (ACC)
and Toyota Astra Finance (TA Finance).
ACC represents five companies that
offer financing services for new and used
vehicles. The largest of the ACC companies
is PT Astra Sedaya Finance, in which Astra
has a 53.00% share, with the remainder held
by the Indonesian arm of General Electric
(GE). ACC companies have established
relationships with all major automotive
distribution networks across Indonesia.
TA Finance is a brand name of PT Toyota
Astra Financial Services, a 50:50 joint
venture company between Astra and Toyota
Financial Services Corporation of Japan
mainly to support financing for Toyota and
Lexus products.
ACC units have a total of 37 branch offices
located in 26 major cities. Their financing
products are distributed through more than
2,000 automobile dealers in a partnership
relationship as well as through direct-to-
customer networks. ACC companies operate
an independent force of sales agents selling
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
79
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
79
kepada para nasabah. Untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan, melalui kerjasama dengan GE, ACC menawarkan kartu kredit ACC Gold Card. Di samping itu, ACC juga menyediakan jasa Perlindungan Kredit ACC, yang menanggung sisa kredit ketika nasabah meninggal atau dalam keadaan sakit dan asuransi kendaraan, yang mengganti kerugian karena pencurian atau kecelakaan, sebagai bentuk hasil kerjasama dengan Asuransi Astra Buana, satu unit usaha Astra yang bergerak di bidang asuransi.
TA Finance mulai beroperasi sejak Mei 2006 dan hingga akhir tahun 2007, telah memiliki lima kantor cabang yang berlokasi di Jakarta, Surabaya dan Bandung; dua kantor perwakilan di Bogor dan Denpasar serta lima titik penjualan di Malang, Cirebon, Karawang, Kediri dan Jember.
Kinerja UsahaUsaha pembiayaan mobil mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dengan pulihnya kepercayaan konsumen. Namun demikian, pada tahun 2007, persaingan meningkat seiring berkembangnya peranan perusahaan pembiayaan dan sektor perbankan dalam pembiayaan mobil. Pada akhir tahun 2007, tercatat sejumlah 131 perusahaan pembiayaan yang beroperasi di Indonesia
Di tengah-tengah persaingan yang ketat, ACC mampu meningkatkan jumlah
credit financing direct to customers. To
give value added to consumers, through a
strategic partnership with GE, ACC offers
the ACC Gold Card credit card. Another
value added service is the ACC Credit
Protection service to cover outstanding
credit in the event of sickness or death, and
car insurance that covers losses from theft
or accidents through alliances with Asuransi
Astra Buana, Astra insurance business.
TA Finance commenced operations in
May 2006 and by the end of 2007 had
established a total of five branches, located
in Jakarta, Surabaya and Bandung; two
sub-branches, in Bogor and Denpasar;
and five point of sales, in Malang, Cirebon,
Karawang, Kediri and Jember.
Business Performance
Automobile financing operations enjoyed
a strong year as consumer confidence
returned. Nevertheless competition
increased through 2007, with a growing role
of financing companies and of the banking
sector in automobile financing. There were
131 separate financing companies in 2007.
Despite strong competition, ACC’s amount
financed grew 50.4% from Rp 6.5 trillion in
2006 to Rp 9.8 trillion. Of new bookings,
64.6% represented new cars, 31.1% used
cars, and 4.3% heavy equipment purchases.
Tahun 2007, TA Finance berhasil membukukan pembiayaan sebesar Rp 2,1 triliun.
In 2007, TA Finance booked an increase in financing of Rp 2.1 trillion.
8080
pembiayaan sebesar 50,4%, dari Rp 6,5 triliun di tahun 2006 menjadi Rp 9,8 triliun. Dari total penjualan ini, 64,6% adalah pembelian mobil baru, 31,1% untuk kendaraan bekas dan 4,3% alat berat. Pertumbuhan yang cukup agresif ini diimbangi oleh manajemen risiko yang baik yang terlihat dari menurunnya tingkat kerugian kredit, dari 5,0% pada tahun 2006 menjadi 1,8% pada tahun 2007. Laba bersih pun meningkat menjadi Rp 331,7 miliar, dibanding Rp 222,2 miliar pada tahun 2006. Pembiayaan yang disalurkan oleh TA Finance berjumlah Rp 2,1 triliun atau setara dengan total pembiayaan atas 17.731 unit mobil baru sepanjang tahun 2007, meningkat sebesar 281% dibanding tahun 2006 yang berjumlah Rp 557 miliar.
Aggressive growth was balanced with good
risk management that saw credit loss fall
from 5.0% in 2006 to 1.8% in 2007. Net
income rose to Rp 331.7 billion, compared to
Rp 222.2 billion in 2006.
TA Finance financed Rp 2.1 trillion,
representing the financing of 17,731 new cars
during 2007, an increase of 281% from
Rp 557 billion in 2006.
Pembiayaan MotorMotorcycle Financing
Wholly owned subsidiary PT Federal
International Finance (FIF) offers finance for
the purchase of Honda motorcycles. FIF has
109 branches that directly serve a total of
1,400 Honda motorcycle dealers, together
with 276 service points and partnerships
with 2,300 other dealers, such as used
motorcycle dealers and home appliance
stores.
PT Federal International Finance (FIF), anak perusahaan yang seluruhnya dimiliki Astra, menawarkan fasilitas pembiayaan bagi pembelian sepeda motor Honda. FIF memiliki 109 kantor cabang yang langsung melayani 1.400 dealer sepeda motor Honda serta 276 pusat layanan. Di samping itu, FIF juga memiliki kemitraan dengan 2.300 dealer lainnya, seperti dealer sepeda motor bekas dan toko peralatan rumah.
FIF melakukan diversifikasi produk dari pembiayaan sepeda motor Honda, barang elektronik, sepeda motor bekas hingga pembiayaan berbasis syariah.
FIF diversified product line-up includes financing for Honda motorcycles, electronic goods, used motorcycles and sharia based financing.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
81
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
81
FIF memiliki 109 kantor cabang yang langsung melayani 1.400 dealer sepeda motor Honda serta 276 pusat layanan.
FIF has 109 branches that directly serve a total of 1,400 Honda motorcycle dealers, together with 276 service points.
FIF terus melaksanakan diversifikasi usaha, yang semula hanya berkonsentrasi pada pembiayaan sepeda motor Honda, FIF mulai menawarkan jasa pembiayaan pembelian barang elektronik, Spektra dan pembiayaan pembelian sepeda motor bekas, FIF-UMC. Di antara lembaga sejenis, FIF adalah yang pertama dalam menawarkan produk pembiayaan syariah.
Kinerja UsahaIndustri pembiayaan sepeda motor pada tahun 2007 diwarnai persaingan harga yang agresif ditambah dengan munculnya paket pembiayaan yang inovatif yang dijalankan oleh banyak perusahaan sejenis.
Pada tahun 2007, FIF membukukan pembiayaan Rp 10,9 triliun, mengalami penurunan sebesar 9,6% yang terutama disebabkan oleh rendahnya penjualan sepeda motor Honda. Hal ini terdiri dari Rp 8,3 triliun pembelian sepeda motor baru, Rp 1,9 triliun pembelian sepeda motor bekas dan Rp 701 miliar untuk program Spektra. Walaupun terjadi penurunan seperti disebutkan di atas, laba bersih meningkat 20,3%, dari Rp 341 miliar menjadi Rp 410 miliar yang diakibatkan oleh penurunan kerugian atas penjualan agunan yang diambil alih.
FIF is continuing a process of diversification
from its original concentration on Honda
motorcycle finance, and now offers Spektra
for electronic purchase financing and
FIF-UMC for used motorcycle purchases.
Among its peers, FIF was the first to offer
Sharia-based financing products.
Business performance
The 2007 motorcycle financing industry
was coloured by stiff competition featuring
aggressive pricing and innovative packages
offered by a range of other companies,
some backed by major banks.
In 2007, FIF booked amount financed
of Rp 10.9 trillion lower by 9.6% mainly
due to lower Honda motorcycle sales.
This comprised Rp 8,3 trillion for new
motorcycles, Rp 1.9 trillion for used
motorcycles and Rp 701 billion for Spektra.
Despite the decrease in amount financed,
net income grew by 20.3% from Rp 341
billion to Rp 410 billion mainly due to lower
losses on repossessed assets.
8282
Pembiayaan alat berat Astra mencatat pertumbuhan 58,3% dibandingkan tahun 2006.
Astra’s heavy equipment financing booked growth of 58.3% compared to the previous year.
Pembiayaan Alat BeratHeavy Equipment Financing
Usaha pembiayaan alat berat Astra dijalankan oleh PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) dan PT Komatsu Astra Finance (KAF).
SANF adalah perusahaan patungan dengan Marubeni Corporation yang fokus pada pembiayaan untuk nasabah ritel dan korporat di bidang pertambangan batu bara, perkebunan kelapa sawit, operasi pulp dan kertas serta sektor konstruksi. Kantor pemasaran SANF beroperasi di wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
KAF yang didirikan pada tahun 2005 adalah usaha patungan dengan Komatsu Asia Pacific Pte. Ltd. KAF menyediakan pembiayaan alat berat Komatsu dengan target pasar pemegang konsesi pertambangan maupun kontraktor penambangan.
Kinerja UsahaKAF dan SANF mencatat pertumbuhan yang sangat positif. Pada tahun 2007, KAF dan SANF menyalurkan pembiayaan alat berat sebesar Rp 1,9 triliun atau setara dengan pembiayaan 1.928 unit alat berat. Jumlah ini mencerminkan pertumbuhan 58,3% dibandingkan Rp 1,2 triliun pada tahun 2006.
Astra’s heavy equipment financing business is conducted by PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) and PT Komatsu Astra Finance (KAF).
SANF is a joint venture with Marubeni Corporation. SANF is focused on finance for retail customers and corporations in coal mining, palm oil plantations, pulp and paper, industrial forestry as well as the construction sectors. SANF marketing offices cover areas in Sumatera, Java and Kalimantan.
KAF, which was established in 2005, is a joint venture with Komatsu Asia Pacific Pte. Ltd. KAF’s strategy is to provide finance for major corporate customers using big Komatsu equipment, targeting both mining concessions and contractors.
Business Performance Strongly positive growth was recorded by KAF and SANF. In 2007, KAF and SANF financed Rp 1.9 trillion of heavy equipment sales, a 58.3% growth compared to Rp 1.2 trillion in 2006. This represented 1,928 units of heavy equipment.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
83
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
83
PerbankanBanking
Astra, bersama dengan Standard Chartered Bank, adalah pemegang saham mayoritas PT Bank Permata Tbk (PermataBank), dengan total kepemilikan sebesar 89,01%. PermataBank bertujuan untuk menjadi penyedia jasa keuangan terbaik di Indonesia dengan fokus pada segmen konsumen serta usaha kecil dan menengah.
Pada tahun 2007, PermataBank memiliki 259 kantor cabang di 46 kota di Indonesia, termasuk enam cabang Syariah, dan mengoperasikan 552 unit ATM, Electronic Data Centers, internet banking, call center dan mobile banking.
Kinerja KeuanganDidukung oleh kondisi perekonomian yang positif, Loan to Deposit Ratio meningkat menjadi 88,0% dibanding 83,1% pada tahun 2006, dengan jumlah pinjaman yang telah disalurkan meningkat sebesar 11% menjadi Rp 26,5 triliun pada tahun 2007 dari Rp 23,8 triliun pada tahun sebelumnya. Capital Adequacy Ratio tercatat 13,3%, jauh di atas persyaratan 8,0% yang ditetapkan Bank Indonesia.
Astra, together with Standard Chartered
Bank, is the majority shareholder in PT
Bank Permata Tbk (PermataBank), with
89.01% of shares. PermataBank aims to be
the outstanding financial services provider
in Indonesia, focusing on the small and
medium enterprise and consumer segments.
In 2007, PermataBank had 259 branches in
46 cities throughout Indonesia, including
six Sharia branches, and operates 552
dedicated ATMs, Electronic Data Centers,
internet banking, call center and mobile
banking.
Business performance
Supported by the positive economic
environment, the Loan to Deposit Ratio
increased to 88.0% compared to 83.1%
in 2006 while outstanding gross loans
increased by 11% to Rp 26.5 trillion in 2007
compared to the previous year of Rp 23.8
trillion.The Capital Adequacy Ratio of
13.3%, was well above the Bank Indonesia’s
requirement of 8.0%.
Keuntungan operasional PermataBank di tahun 2007 meningkat sebesar 50%.
PermataBank’s operational income in 2007 increased by 50%.
8484
Asuransi KerugianGeneral Insurance
Perusahaan asuransi kerugian PT Asuransi
Astra Buana (AAB) yang 95,70% sahamnya
dimiliki oleh Astra adalah perusahaan
asuransi kerugian dengan premi kotor
terbesar keempat di Indonesia. AAB
memiliki 33 kantor cabang di seluruh
Indonesia dengan penawaran produk ritel
dan komersial termasuk asuransi mobil,
sepeda motor, properti, alat berat, marine
cargo, liability dan kecelakaan. Garda
Oto, salah satu produk AAB, merupakan
produk terunggul di pasar asuransi
otomotif dan setiap tahunnya berhasil
meraih penghargaan sebagai merek terbaik
sejak 2001 serta memperoleh Indonesian
Customer Satisfaction Award (ICSA).
PT Asuransi Astra Buana (AAB), a general
insurance firm, is 95.70% owned by Astra
and is the fourth largest general insurance
company in Indonesia, based on gross
premium income. The company operates
a total of 33 branches across Indonesia
and offers retail and commercial products
including car, motorcycle, property and
heavy equipment insurance, marine cargo,
liability and personal accident insurance.
AAB’s Garda Oto is the leading product in
the automotive market, winning the best
brand award every year since 2001 as well
as the Indonesian Customer Satisfaction
Award (ICSA).
Pada tahun 2007, PermataBank membukukan laba usaha senilai Rp 780,7 miliar, meningkat sebesar 50,0% dibanding tahun sebelumnya. Keuntungan ini disebabkan pendapatan bunga bersih yang meningkat 15,7% menjadi Rp 2,3 triliun dan pendapatan berbasis komisi yang meningkat 86,6% menjadi sebesar Rp 1,0 triliun. Laba bersih yang dicapai PermataBank meningkat 60,2% dari Rp 311,5 miliar pada tahun 2006 menjadi Rp 499,0 miliar di tahun 2007.
PermataBank reported 2007 operating
income up 50.0% to Rp 780.7 billion,
supported by 15.7% higher net interest
income at Rp 2.3 trillion and 86.6% growth
in fee-based income at Rp 1.0 trillion. Net
income increased by 60.2% from Rp 311.5
billion in 2006 to Rp 499.0 billion.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
85
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
85
Garda Oto merupakan produk unggulan AAB yang diantaranya menyediakan layanan darurat Garda Siaga.
Garda Oto is one of AAB’s excellent products, delivering emergency services under the Garda Siaga program.
Kinerja Usaha
Banjir yang melanda Jakarta pada
Februari 2007 telah membawa dampak
besar bagi industri asuransi secara
keseluruhan, termasuk AAB, dengan total
klaim meningkat dua kali lipat dibanding
klaim yang terjadi pada bencana banjir
2002. Namun setelah kondisi tersebut,
kinerja otomotif dan sepeda motor yang
merupakan portofolio bisnis perseroan
yang terbesar menjadi lebih baik. Total
premi kotor pada tahun 2007 tercatat
sebesar Rp 1,4 triliun, atau meningkat 14,2%
dibanding premi kotor tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini pada umumnya
disebabkan oleh peningkatan premi dari
sektor otomotif. Risk Based Capital AAB
pada tanggal 31 Desember 2007 adalah
195,0%, jauh di atas ketentuan minimum
120,0% yang ditetapkan oleh Departemen
Keuangan.
Business performance
The severe flooding that hit Jakarta in
February 2007 caused relatively heavy
losses to the insurance industry as a whole,
including AAB, with claims twice the level
of those in the last major flood in the
capital in 2002. But, for the rest of the year,
the automotive and motorcycle markets,
which constitutes the largest segment
of the company’s business portfolio
performed well. Total gross premiums in
2007 totaled Rp 1.4 trillion, an increase of
14.2% on the figure a year earlier. Growth
was mainly derived from higher premiums
from the automotive sector. AAB’s Risk
Based Capital as at 31 December 2007 was
195.0%, significantly above the minimum
requirement specified by Ministry of Finance
of 120.0%.
8686
Asuransi JiwaLife Insurance
Bisnis asuransi jiwa Astra dijalankan melalui sebuah usaha patungan dengan Commonwealth Bank of Australia (CBA), yang beroperasi dengan nama PT Astra CMG Life. Pada tanggal 18 Juni 2007, Astra menjual seluruh kepemilikannya kepada CBA.
Astra’s life insurance business was conducted through a joint venture with the Commonwealth Bank of Australia (CBA), operating as PT Astra CMG Life. On 18 June 2007 Astra sold its interest to CBA.
Tinjauan Ke DepanOutlook
Stabilitas makro ekonomi yang berlanjut dan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diperkirakan akan menciptakan kondisi yang baik bagi Divisi Jasa Keuangan Grup Astra. Walaupun demikian, kenaikan harga minyak internasional dapat menjadi ancaman bagi pertumbuhan aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. Persaingan pun akan semakin agresif, di mana semakin banyak bank akan memasuki segmen pembiayaan otomotif yang dimiliki Astra.
ACC akan terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan pembiayaan Astra dan non-Astra yang berfokus pada lini bisnis utamanya melalui pembukaan beberapa kantor cabang baru di masa mendatang.
TA Finance akan mengembangkan wilayah operasinya melalui pembukaan dua kantor cabang yang baru pada tahun 2008 di Tuban, Jawa Timur dan di Cilegon, Banten. Selanjutnya, proses serta kualitas pelayanan akan lebih ditingkatkan agar TA Finance dapat bersaing secara lebih efektif dalam sektor perbankan.
FIF akan melakukan perluasan pasar, khususnya di wilayah pedesaan dan akan tetap berkonsentrasi untuk
Continuing macro economic stability and
good economic growth are expected to
provide good conditions for Astra Group’s
Financial Services Division, although higher
international oil prices could deflate hopes
of stronger economic activity. Competition
will continue to be aggressive, with many
banks actively entering Astra’s traditional
automotive financing segment.
ACC will continue to strengthen its position
in financing both Astra and non-Astra
vehicles focusing on its principal business
line through selective opening of new
branches in the future.
TA Finance plans to expand its coverage
with the opening of two branches during
2008, at Tuban in East Java and Cilegon
in West Java. The unit will improve its
processes and levels of service to compete
more effectively against the banking sector.
FIF will enlarge its coverage, especially in
rural areas, and will maintain its focus on
high levels of service to compete with new
entrants to the motorcycle financing market.
It will emphasize long-term portfolio
growth with manageable risk while striving
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
87
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
87
to reduce the cost of funds to ensure
competitiveness.
The long-term prospects of heavy
equipment financing are positive given the
strong forecasts for growth in mining and
the agribusiness sector.
AAB expects improved performance
following a government regulation aimed at
improving standards in the motor insurance
business. New product packages are
about to be introduced to meet different
requirements of the market.
In the banking sector, PermataBank expects
stronger demand for loans at the same time
as consumer savings practices shift from
time deposits to alternative investment and
insurance products. PermataBank plans to
add a number of branches during 2008 and
also looking to review its existing outlets to
achieve greater productivity.
menjaga pelayanan terbaik kepada para pelanggannya agar dapat berkompetisi dengan pelaku pasar yang baru. Di samping itu, pertumbuhan portofolio jangka panjang akan menjadi fokus FIF, dengan risiko yang dikelola baik serta diimbangi dengan penekanan beban biaya agar FIF dapat mempertahankan daya saingnya.
Bisnis pembiayaan alat berat memiliki prospek jangka panjang yang positif, sejalan dengan harapan akan pertumbuhan yang tinggi di sektor pertambangan dan perkebunan.
AAB berharap dapat meningkatkan kinerjanya didukung oleh peraturan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan standar bisnis asuransi kendaraan bermotor. Paket-paket produk yang baru akan segera diluncurkan guna memenuhi permintaan pasar yang beragam.
Dalam sektor perbankan, PermataBank mengharapkan adanya permintaan kredit yang lebih tinggi dan disertai dengan peralihan dana nasabah dari deposito berjangka ke produk investasi alternatif dan asuransi. PermataBank akan menambah jumlah cabang pada tahun 2008 dan dalam waktu yang bersamaan juga akan mengevaluasi cabang yang ada dalam upaya meningkatkan produktivitas.
Divisi Jasa Keuangan selalu menjaga pelayanan terbaik kepada para pelanggannya agar dapat berkompetisi dengan pelaku pasar.
Financial Services Division will always maintain its focus on high levels of service to compete with other market players.
88
32.4% net revenue increased to Rp 18.2 trillion, whilst operating income grew 79.3%.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
89
Alat BeratHeavy Equipment
PT United Tractors Tbk (UT), yang
58,45% sahamnya dimiliki Astra,
memiliki tiga unit usaha: Mesin
Konstruksi, Kontraktor Penambangan
dan Pertambangan.
PT United Tractors Tbk, in which Astra holds a
58.45% stake, incorporates three business units:
Construction Machinery, Mining Contracting and
Mining.
9090
Unit Mesin Konstruksi memegang posisi
terdepan dalam penjualan dan distribusi
berbagai macam produk untuk para
pelanggannya di sektor pertambangan,
agribisnis, kehutanan dan konstruksi.
Produk-produk ini meliputi peralatan
konstruksi dan pertambangan merek
Komatsu serta beberapa merek lain seperti
peralatan kehutanan dari Valmet, hydraulic
cranes dari Tadano, vibratory rollers dari
Bomaq, truk dengan kapasitas besar dari
Nissan Diesel dan Scania. Unit usaha
ini memiliki 18 kantor cabang, 15 kantor
di site dan 12 kantor perwakilan, yang
menyediakan jasa purna jual, penjualan
suku cadang dan pemeliharaan. UT juga
mengoperasikan fasilitas remanufacturing
di Jakarta, Balikpapan dan Pekanbaru untuk
merekondisi alat berat.
Usaha Kontraktor Penambangan yang
dikelola oleh anak perusahaan UT,
PT Pamapersada Nusantara (Pama),
dikenal sebagai operator kelas dunia dan
merupakan kontraktor penambangan
terbesar di Indonesia dan kawasan regional.
Alat BeratHeavy Equipment
The Construction Machinery unit is a
leader in the sale and distribution of a full
range of products for clients in the mining,
agribusiness, forestry and construction
sectors. Its products include Komatsu
construction and mining equipment and
a range of other brands including Valmet
forestry equipment, Tadano hydraulic
cranes, Bomag vibratory rollers and heavy-
duty Nissan Diesel and Scania trucks. The
business unit has 18 branch offices, 15
site-support offices and 12 representative
offices which provide sales and after-sales
service, spare parts sales and maintenance.
UT also operates remanufacturing facilities
in Jakarta, Balikpapan and Pekanbaru for
reconditioning of heavy equipment.
UT’s Mining Contracting operation,
managed by UT subsidiary PT Pamapersada
Nusantara (Pama), is recognised as a
world-class operator and is the largest
mining contractor in Indonesia and in the
region. Pama has established expertise in
Komatsu merupakan salah satu produk yang dijual dan didistribusikan oleh UT.
Komatsu is one of a range of products sold and distributed by UT.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
91
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
91
Pama memiliki keahlian di bidang eksplorasi,
penambangan, jasa pengangkutan dan
bongkar muat untuk pertambangan-
pertambangan besar batu bara di Sumatera
dan Kalimantan.
Melalui Pama, UT juga mengoperasikan
tambang batu bara di Kalimantan Selatan
dengan tingkat produksi rata-rata per tahun
sebesar 3,5 juta ton dengan kalori 6.700
kcal. Lahan tambang ini memiliki cadangan
sekitar 20 juta ton dengan potensi
cadangan mencapai 38 juta ton, yang
merupakan 10,0% dari total 12.500 hektar
area pertambangan yang dimiliki.
Kinerja Usaha
Kinerja keuangan UT sepanjang tahun
2007 mencapai rekor. Pendapatan bersih
meningkat sebesar 32,4% pada tahun 2007
menjadi Rp 18,2 triliun dengan laba usaha
meningkat sebesar 79,3% menjadi Rp 2,4
triliun dibanding Rp 1,3 triliun pada tahun
sebelumnya. Sementara itu, laba bersih
meningkat sebesar 60,5% menjadi
Rp 1,5 triliun.
exploration, mining, barging and loading
services for medium to large coal mines in
Sumatera and Kalimantan.
Through Pama, UT also operates a coal
mine located in South Kalimantan with an
average production of around 3.5 million
tons of 6,700 kcal coal a year. The coal
mine’s reserves are estimated at 20 million
tons with a resource of around 38 million
tons which represents 10.0% of its total area
of 12,500 ha.
Business Performance
In 2007, UT set a new record. Net revenue
increased by 32.4% from the previous year
to Rp 18.2 trillion while operating income
grew 79.3% to Rp 2.4 trillion from Rp 1.3
trillion the year before. Net income was
60.5% up at Rp 1.5 trillion.
Eksplorasi penambangan, jasa pengangkutan dan bongkar muat untuk pertambangan besar merupakan bidang usaha Pama.
Mining exploration, transportation and haulage for large mining operations are the focus of Pama’s business activity.
9292
Total penjualan alat berat merek Komatsu
meningkat sebesar 53,5%, dari 2.250 unit di
tahun 2006 menjadi 3.454 unit pada tahun
2007. Dengan penjualan ini, penguasaan
pangsa pasar mencapai sebesar 49%
Pertumbuhan unit penjualan yang tinggi
selama tahun 2007 terutama berasal dari
sektor pertambangan dan agribisnis. Kedua
sektor tersebut menyumbangkan sekitar
71,2% dari total unit penjualan Komatsu di
tahun 2007. Walaupun sektor kehutanan
dan konstruksi menunjukkan tingkat
pertumbuhan sebesar 43,0% dan 66,3%, di
mana sektor kehutanan masih mengalami
masalah dengan adanya pembatasan
perolehan bahan baku kayu, sementara
kegiatan di sektor konstruksi masih kurang
aktif.
Total sales of Komatsu equipment increased
by 53.5% to 3,454 units in 2007 compared
to 2,250 units in 2006, representing a
49% market share in the heavy equipment
market.
The strong growth in sales in 2007 was
mainly due to the mining and agribusiness
sectors. Both sectors contributed around
71.2% of Komatsu sales in 2007. Although
the forestry and construction sectors
grew by 43.0% and 66.3%, as the forestry
sector still experiences problems due to
restrictions on sourcing of timber, while the
construction sector was less active.
Mesin KonstruksiConstruction Machinery
Kontraktor PenambanganMining Contractor
Indonesia merupakan eksportir batu bara
jenis thermal terbesar di dunia, yang dapat
dicapai akibat dampak masalah infrastruktur
yang dialami Australia, produsen terbesar
selama ini. Permintaan dalam negeri untuk
batu bara juga mengalami peningkatan
dan Pama adalah kontraktor penambangan
terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar
sebesar 41,0%.
Pama memiliki kontrak dengan beberapa
perusahaan pertambangan besar seperti PT
Adaro Indonesia, PT Indominco Mandiri dan
Indonesia has become the world’s
largest exporter of thermal coal, due to
infrastructure problems in another major
producer, Australia. Domestic demand for
coal is also rising and Pama is the largest
mining contractor in Indonesia with a 41.0%
market share.
Pama has existing contracts with a number
of major miners, including PT Adaro
Indonesia, PT Indominco Mandiri and PT
Kaltim Prima Coal, many of which expanded
extraction during the year as the price of
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
93
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
93
Karena meningkatnya permintaan batu bara dunia, pendapatan Pama meningkat dari Rp 7,8 triliun menjadi Rp 9,5 triliun pada tahun 2007.
Due to increasing of global coal demand, Pama revenues grew from Rp 7.8 trillion to Rp 9.5 trillion in 2007.
PT Kaltim Prima Coal, yang meningkatkan
kegiatan penambangan mereka di
sepanjang tahun 2007 pada saat terjadi
kenaikan harga batu bara dari US$ 40 per
ton menjadi US$ 90 per ton. Pada tahun
2007, Pama memenangkan kontrak selama
tiga tahun untuk penambangan batu bara
sebanyak 2 juta ton per tahun dari
PT Trubaindo Coal Mining. Produksi batu
bara pada tahun 2007 meningkat menjadi
54,3 juta ton dibandingkan 42,5 juta ton di
tahun sebelumnya, sedangkan pemindahan
tanah meningkat dari 339,7 juta bcm
menjadi 354,3 juta bcm. Pendapatan
Pama pada 2007 mencapai Rp 9,5 triliun,
meningkat dibandingkan Rp 7,8 triliun pada
tahun 2006.
coal rose from US$ 40 a ton to US$ 90 a
ton. During 2007 Pama won a three-year
contract to mine coal for PT Trubaindo Coal
Mining for up to 2 million tons per year.
Coal extraction rose to 54.3 million tons
in 2007 compared with 42.5 million tons a
year earlier while overburden removed grew
from 339.7 million bcm to 354.3 milion bcm.
In 2007, net revenue of Pama was increased
to Rp 9.5 trillion compared to Rp 7.8 trillion
in 2006.
9494
Melaui Pama, UT mencatat penjualan 3,6 juta ton batu bara di tahun 2007.
Through Pama, UT booked sales of 3.6 million tons of coal in 2007.
MiningPenambangan
Pada tahun 2007, melalui tambang batu
baranya yang terletak di Kalimantan Selatan,
Pama menjual 3,6 juta ton batu bara dan
menghasilkan pendapatan bersih sebesar
Rp 1,6 triliun.
In 2007, through its coal mining operation
in South Kalimantan, Pama sold 3.6 million
tons of coal and generated net revenue of
Rp 1.6 trillion.
Tinjauan Ke DepanOutlook
Seluruh unit usaha diharapkan akan
memperlihatkan kinerja yang sangat
baik pada tahun 2008 sejalan dengan
permintaan international yang tinggi
terhadap batu bara, metal dan CPO.
Pengembangan bisnis pada unit usaha
alat berat akan dilaksanakan melalui
All business units are expected to perform
well in 2008 as strong international demand
for coal, metals and CPO continues.
Business expansion is planned within
the heavy equipment value chain with
the creation of new affiliations to create
optimum value-added in both mining and
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
95
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
95
pendirian beberapa afiliasi baru guna
meningkatkan nilai tambah, baik
untuk usaha pertambangan maupun
non-pertambangan. Inisiatif lainnya
dilaksanakan adalah penanaman investasi
di bidang pertambangan, manufaktur dan
pengangkutan batu bara, di samping juga
mendirikan perusahaan penyewaan dan
penjualan alat berat bekas untuk kebutuhan
sektor konstruksi.
Usaha pertambangan akan menjadi fokus
baru operasi. Pada bulan Februari 2008,
UT telah menyelesaikan proses akuisisi
atas PT Tuah Turangga Agung (TTA), yang
secara tidak langsung memegang kontrak
pertambangan selama 30 tahun untuk
wilayah seluas kurang lebih 5.000 hektar
di Kabupaten Kapuas Tengah, Kalimantan
Tengah, dengan cadangan siap ditambang
sebesar 40 juta ton batu bara dengan
kandungan 6.300 kcal. Kepemilikan efektif
UT pada TTA adalah sebesar 70,00%.
non-mining operations. Other new business
initiatives include investment in mining
operations, manufacture and operation of
barges for coal transportation as well as
the establishment of a rental and used-
equipment company for the construction
sector.
Mining will become a new focus of
operations. In February 2008, UT completed
the acquisition of PT Tuah Turangga Agung
(TTA), which indirectly holds a 30-year
license over an area of approximately 5,000
hectares in Kapuas Tengah regency of
Central Kalimantan with around 40 million
tons of mineable 6,300 kcal coal reserves.
UT’s effective ownership in TTA as at
February 2008 is 70.00%.
Permintaan pasar internasional akan batu bara diperkirakan masih terus meningkat.
International market demand for coal is predicted to increase.
96
2.5 timesnet income growth from Rp 787.3 billion to Rp 2.0 trillion.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
97
AgribisnisAgribusiness
Divisi Agribisnis dikelola oleh
PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang
79,68% sahamnya dimiliki Astra. AAL
merupakan salah satu perusahaan
perkebunan terbesar di Indonesia.
Pada tahun 2007 AAL diuntungkan
oleh lonjakan harga Minyak Sawit.
Astra’s Agribusiness Division is conducted
by PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), in which
Astra owns 79.68%. AAL is one of the largest
plantation companies in Indonesia. AAL
benefited from strongly rising Palm Oil
prices in 2007.
9898
Lingkup usaha utama AAL mencakup kegiatan penanaman, pemanenan, dan pemrosesan kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah (CPO) yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga ekspor. Total luas lahan perkebunan kelapa sawit yang dikelola pada tahun 2007 adalah seluas 235.210 hektar yang terbagi dalam 36 unit perkebunan yang berlokasi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, terdiri dari perkebunan inti sebesar 179.489 hektar dan perkebunan plasma sebesar 55.721 hektar. Pada akhir tahun 2007 AAL memiliki 19 kilang pengolahan CPO dengan total kapasitas pengolahan sebesar 865 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam dan 4 fasilitas penghancur kernel dengan kapasitas 600 ton kernel per hari. Pada industri hilir, AAL juga mengolah CPO menjadi olein dan minyak goreng di kilang AAL yang terletak di Medan, Sumatera Utara. Selain kelapa sawit, AAL juga memiliki 2.981 hektar perkebunan karet.
Kinerja UsahaKenaikan harga minyak sawit bersamaan dengan kesulitan produksi yang disebabkan musim kemarau berkepanjangan yang
AgribisnisAgribusiness
AAL is engaged in the cultivation,
harvesting and processing of palm oil with
its major product, Crude Palm Oil (CPO),
marketed in the domestic and export
markets. The palm plantation area now
stands at around 235,210 hectares covering
36 plantations located in Sumatera,
Kalimantan and Sulawesi, inclusive of
nucleus plantation of 179,489 hectares
and plasma plantation of 55,721 hectares.
At the end of 2007, AAL operated 19 CPO
processing mills with a total capacity of
865 tons Fresh Fruit Bunches (FFB) per
hour and 4 kernel crusher facilities with
a capacity totaling to 600 tons kernel
per day. AAL has a small presence in the
downstream sector through a processing
plant in Medan, North Sumatera, which
refines CPO into cooking oil. In addition
to palm oil, AAL also has 2,981 hectares of
rubber plantation.
Business Performance
The improved palm oil prices more than
offset difficult conditions for production
impacted by a period of dry weather at
Tahun 2007, produktivitas tandan buah segar AAL meningkat menjadi 20,1 ton per hektar.
In 2007, the productivity of AAL fresh fruit bunches grew to 20.1 tons per hectare.
Setelah dipanen, tandan buah segar kelapa sawit siap diangkut untuk diolah.
After harvesting season, the fresh fruit bunches are ready to be delivered for further processing.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
99
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
99
Total luas lahan perkebunan kelapa sawit yang dikelola AAL adalah seluas 235.210 hektar.
Total palm plantation area managed by AAL expanded to 235,210 hectares.
the end of 2006. Nevertheless, output for
the full year reached 920,613 tons, slightly
ahead of production in 2006. Expansion of
planted area during the year reached 19,211
hectares, bringing the total area to 235,210
hectares. Productivity of FFB also increased,
from 19.8 tons per hectare in 2006 to 20.1
tons per hectare.
During the year, two new CPO processing
mills in Sumatra and Sulawesi were
completed and added 75 tons FFB per
hour capacity. In addition to that, AAL
established two kernel crusher facilities in
Sumatera with a total capacity of 250 tons
palm kernel per day.
Driven mostly by the increase in the CPO
prices, AAL’s net revenue and profit soared.
In 2007, net revenue increased to Rp 6.0
trillion from Rp 3.8 trillion a year earlier.
Operating income was Rp 2.9 trillion, up
from Rp 1.2 trillion in 2006 and net income
grew 2.5 times from Rp 787.3 billion to
Rp 2.0 trillion.
terjadi sejak akhir 2006. Walaupun demikian total produksi tahun 2007 dapat mencapai 920.613 ton, meningkat sedikit dibanding tahun 2006. Ekspansi wilayah perkebunan pada tahun 2007 mencapai sebesar 19.211 hektar, sehingga luas wilayah perkebunan perseroan menjadi 235.210 hektar. Produktivitas TBS juga meningkat dari 19,8 ton per hektar di tahun 2006 menjadi 20,1 ton per hektar.
Selama tahun 2007, dua kilang pemrosesan CPO selesai dibangun di Sumatra dan Sulawesi. Pendirian dua kilang baru ini menambah kapasitas pemrosesan TBS sebesar 75 ton per jam. Di samping itu AAL juga telah menyelesaikan pembangunan pabrik penghancur kernel di Sumatra, dengan total kapasitas produksi sebesar 250 ton kernel sawit per hari.
Kenaikan harga CPO menyebabkan lonjakan pendapatan dan laba AAL. Pendapatan bersih pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 6,0 triliun dari Rp 3,8 triliun pada tahun sebelumnya. Laba usaha meningkat menjadi Rp 2,9 triliun dari Rp 1,2 triliun dibanding tahun sebelumnya. Sementara laba bersih meningkat 2,5 kali lipat dari Rp 787,3 miliar menjadi Rp 2,0 triliun.
100100
Outlook
Prospects of the Agribusiness Division
remain sound, with average annual growth
in global demand of 3%, led by demand
from India and China, where consumption
per capita remains relatively low. India
currently consumes 3.3 kg per year of CPO
products per capita and China only 2.6 kg
per year, according to industry statistics,
well below levels of consumption in other
countries. Growth in demand continues to
outstrip increases in production.
During 2008 AAL continues to actively seek
new land to expand its oil palm plantations
and complete the construction of its 20th
palm oil mill in Central Kalimantan with
capacity of 45 tons of FFB per hour. The
completion of this mill will take AAL’s total
production capacity to 910 tons FFB per
hour.
Tinjauan Ke DepanProspek yang cerah untuk Divisi Agribisnis masih akan berlangsung lama, didukung oleh rata-rata pertumbuhan permintaan dunia sebesar 3% per tahun, terutama permintaan dari India dan Cina yang mempunyai tingkat konsumsi per kapita masih relatif rendah. India saat ini memiliki tingkat konsumsi produk CPO sebesar 3,3 kg per tahun, sedangkan Cina hanya 2,6 kg per tahun. Berdasarkan statistik industri, tingkat konsumsi di dua negara ini jauh lebih rendah dibanding tingkat di negara-negara lain. Diperkirakan pertumbuhan permintaan masih akan melebihi pertumbuhan produksi.
Pada tahun 2008 AAL akan terus memperluas lahannya dan menyelesaikan pabrik minyak sawitnya yang ke-20 di Kalimantan Tengah dengan kapasitas sebesar 45 ton TBS per jam. Penyelesaian pembangunan pabrik ini akan meningkatkan total kapasitas produksi AAL hingga 910 ton TBS per jam.
Hasil olahan produk kelapa sawit diteliti di Laboratorium AAL.
A sample of processed palm oil is analysed in AAL’s laboratory.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
101
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
101
Selanjutnya, AAL akan terus memperluas operasinya melalui pengembangan area perkebunan yang ada dan akan memperkuat kemampuan fasilitas risetnya sehingga produktivitas dapat ditingkatkan. Selain itu, perseroan juga akan mengembangkan unit pemrosesan benih (Seed Processing Unit) dan pembudidayaan pohon induk (mother trees) yang akan menghasilkan benih berkualitas tinggi. Perhatian teknik budidaya juga terus dilakukan sehingga hasil panen dari kebun dapat dimaksimalkan.
AAL will continue to expand its operations
through further development of existing
plantation area, and will strengthen its
applied research facility in order to achieve
further gains in productivity. It will also
develop a Seed Processing Unit and
cultivate ‘mother trees’ which will produce
high quality seeds for further planting.
Attention will also be given to improvement
in agronomic practices to achieve the
maximum output from the existing planted
area.
2007 2006 Growth
CPO Production (thousand tons) 920.6 917.9 0.3%
CPO Sales Volume (thousand tons) 857.8 914.7 -6.2%
Average AAL Selling Price (Rp/Kg) 6,002 3,552 69.0%
FFB Production (million tons) 3.7 3.6 2.8%
102
23.9% increased in operating income.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
103
Teknologi InformasiInformation Technology
Usaha sektor Teknologi Informasi
Astra dikelola melalui PT Astra Graphia
Tbk (AG), anak perusahaan dengan
kepemilikan saham oleh Perseroan
sebesar 76,87%. AG saat ini dikenal
sebagai salah satu perusahaan penyedia
Document Solutions dan IT Solutions
yang menduduki posisi terdepan di
negeri ini.
Astra operates in the information technology
(IT) sector through PT Astra Graphia Tbk (AG),
of which it owns 76.87%. AG and its associates
are currently positioned as one of the leading
Document Solutions and IT Solutions providers in
the country.
104104
Fuji Xerox Co. Ltd., satu perusahaan terkemuka dalam layanan dokumen global merupakan prinsipal utama Document Solutions AG. Selain itu, divisi ini juga memiliki beberapa mitra lain, baik lokal maupun internasional.
Document Solutions AG memberikan jasa dan solusi yang beragam terkait kebutuhan document-handling, melalui pendekatan multi services.
Usaha AG di bidang TI dikelola oleh PT SCS Astragraphia Technologies (SAT), perusahaan patungan dengan Singapore Computer Systems Ltd. (SCS). Perusahaan ini menawarkan solusi dan layanan terintegrasi termasuk infrastruktur teknologi informasi (TI), sistem yang terintegrasi, implementasi ERP/SAP, solusi bisnis, dan outsourcing TI.
Hingga saat ini AG memiliki 75 pusat layanan di seluruh Indonesia termasuk 21 kantor cabang di 13 kota besar serta dealer, re-sellers dan saluran-saluran moderen di daerah-daerah lain di Indonesia.
Kinerja UsahaDibanding tahun sebelumnya, AG membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 17,2% pada tahun 2007 menjadi Rp 725,6 miliar. Sementara itu, laba usaha meningkat sebesar 23,9% menjadi Rp 95,0 miliar dan laba bersih meningkat 29,7% menjadi Rp 72,1 miliar.
Pada tahun 2007, AG meluncurkan mesin foto copy berwarna dan peralatan multiguna berwarna di Indonesia menyusul diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Perdagangan yang mengijinkan impor peralatan berwarna ke Indonesia.
SAT berhasil mencapai pertumbuhan sebesar 24% atas nilai kontrak yang dicapai pada tahun 2007. AG memenangkan kontrak baru untuk integrasi sistem, jasa profesional dan kontrak outsourcing jangka
Teknologi InformasiInformation Technology
AG’s Document Solutions main principal is Fuji Xerox Co. Ltd., a leading global document company as well as other international and local partners operating in the document solutions market.
AG’s Document Solutions provide a wide range of services and solutions for every document-handling need, through a multi services approach.
AG’s IT Solutions operations are conducted by its associate PT SCS Astragraphia Technologies (SAT), a joint venture company with Singapore Computer Systems Ltd (SCS). SAT offers integrated solutions and services including IT infrastructure, systems integration, ERP/SAP implementation, business solutions and IT outsourcing.
Currently, AG has a network of 75 service points throughout Indonesia, including 21 branch offices in 13 major cities as well as through dealers, re-sellers and ‘modern channels’ in other areas of Indonesia.
Business Performance AG achieved a 17.2% increase in net revenue to Rp 725.6 billion. Operating income rose by 23.9% to Rp 95.0 billion and net income increased of 29.7% to Rp 72.1 billion.
In 2007, AG launched a new colour copier and color multifunction equipment in Indonesia following the promulgation of a Ministry of Trade Decree allowing the importation of colour equipment into Indonesia.
SAT achieved a 24% growth in total contract value during 2007. New contracts achieved by AG were system integration, professional services and long term outsourcing contracts for major multinational companies, Indonesian corporate groups, banks and major government institutions.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
105
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
105
panjang, dari perusahaan multinasional, perusahaan lokal, bank dan institusi pemerintah.
Pada tahun 2007 AG meraih Corporate Governance Perception Index Award sebagai perusahaan terpercaya. AG juga mendapat penghargaan Golden Best Brand Award 2007 untuk produk Xerox kategori mesin copy.
Tinjauan Ke DepanPerusahaan berfokus pada peningkatan cakupan fasilitas solusi dalam memperluas kapasitas produksi Xprins (Variable information printing outsourcing). Jasa Proses Bisnis (Imaging Business Facility) melalui DIDC (Document Imaging & Digitizing Center), pengembangan Document Solution Technology Center dan melakukan investasi dalam isupport sebagai bagian dari strategi yang komprehensif.
Melalui SAT, AG telah menyusun rencana untuk memperkuat dan memperbesar kompetensi utamanya dengan meneruskan ekspansi teknologinya di bidang Professional Service Solutions seperti SAP, Oracle Technology dan Business Solutions.
During the year AG was awarded the Corporate Governance Perception Index Award for Trusted Companies. AG was also awarded the Golden Best Brand Award 2007 for Xerox in the copier machine category.
OutlookThe company is focused on expanding Xprins (Variable information printing outsourcing) production capacity, improving Business Process Services (Imaging business facilities) through DIDC (Document Imaging & Digitizing Center), renovating Document Solution Technology Center and investing in isupport as a comprehensive support strategy.
Through SAT, AG plans to strengthen and enlarge its core competencies by continuing its technology expansion, especially in the area of Professional Service Solutions such as SAP, Oracle Technology, and Business Solutions.
Astra Graphia meluncurkan peralatan multiguna berwarna untuk memberikan solusi document-handling yang lebih beragam.
Astra Graphia launched a multipurpose colour copier which is able to provide a variety of document handling solutions.
106
25.6 million vehicles of traffic volume in Tangerang-Merak toll road.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
107
InfrastrukturInfrastructure
Astra menjalankan bisnis infrastrukturnya
melalui dua anak perusahaan yang
dimiliki secara penuh yaitu PT Astratel
Nusantara (Astratel) dan PT Intertel
Nusaperdana (Intertel). Kedua
perusahaan ini menjalankan usaha
di bidang jalan tol, telekomunikasi,
pengelolaan dan pengadaan air bersih,
pembangkit listrik dan logistik.
Astra manages its infrastructure businesses
through two wholly owned subsidiaries, PT Astratel
Nusantara (Astratel) and PT Intertel Nusaperdana
(Intertel). These subsidiaries are involved in the toll
road, telecommunication, clean water supply, power
generation and logistics sectors.
108108
Dalam bisnis jalan tol, Astratel memiliki 34,00% saham di PT Marga Mandala Sakti (MMS), pemegang konsesi dan operator jalan tol sepanjang 72 kilometer yang menghubungkan Tangerang dan Merak. Perusahaan ini memiliki hak konsesi selama 30 tahun sampai tahun 2023.
Astratel memiliki 30,00% saham PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA), yang merupakan operator air bersih untuk Jakarta bagian Barat. Kerjasama dengan PAM Jaya ini berlangsung selama 25 tahun dan akan berakhir pada tahun 2023.
Usaha Astra dalam sektor telekomunikasi dikelola melalui PT Indonesia Network (INW) yang 95,00% sahamnya dimiliki oleh Astratel dengan sistem bagi hasil dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Divisi Regional V.
Melalui Intertel yang memiliki 34,91% saham di PT Toyofuji Logistics Indonesia (TFLI), Astra juga tengah mengembangkan usahanya di bidang logistik. TFLI adalah perusahaan logistik untuk ekspor, impor dan jasa transportasi dalam negeri.
Kinerja UsahaBerkat kondisi yang cenderung membaik, Astratel dan Intertel berhasil membukukan hasil yang cukup memuaskan pada tahun 2007.
InfrastrukturInfrastructure
In the toll road sector, Astratel has a 34.00% stake in PT Marga Mandala Sakti (MMS), the concession owner and operator of a 72-kilometre toll road section between Tangerang and Merak that holds a 30-year concession until 2023.
Astratel is involved in the management of PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) where it has a 30.00% shareholding. PALYJA is the clean water supply operator for the western part of Jakarta, which has been granted a 25-year co-operation agreement with PAM Jaya that will run until 2023.
Astra maintains an involvement in the telecommunication sector through Astratel’s 95.00% stake in PT Indonesia Network (INW), a Speedy (ADSL) line provider in the Surabaya area through a revenue-sharing contract with PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Regional Division V.
Through Intertel, Astra is also developing a logistics business. Intertel has a 34.91% stake in PT Toyofuji Logistics Indonesia (TFLI), a logistics company engaged in export, import and domestic transport services for automobiles.
Business Performance Given the improving trend in macro-economic conditions, Astratel and Intertel both produced satisfactory results in 2007. In 2007, MMS recorded a satisfactory
Tim Marga Mandala Sakti mengelola operasional jalan tol Tangerang-Merak dengan volume trafik sebesar 25,6 juta kendaraan.
The Marga Mandala Sakti team manage the Tangerang-Merak toll road which has a traffic volume of 25.6 million vehicles.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
109
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
109
Selama tahun 2007, MMS membukukan kinerja yang baik dengan total volume trafik sebesar 25,6 juta kendaraan, meningkat 4,0% dibanding tahun 2006.
Keuntungan PALYJA juga meningkat sebagai hasil dari perluasan wilayah pelayanan, perbaikan tarif serta penurunan tingkat kebocoran air. Perseroan berhasil menjual air sejumlah 130,3 juta meter kubik pada tahun 2007.
Pada tahun 2007 INW telah menyelesaikan instalasi Speedy lines sebanyak 10,512 yang keseluruhannya sudah dapat beroperasi.
Total volume ekspor dan impor yang ditangani oleh TFLI adalah 81.000 kendaraan sedangkan untuk logistik dalam negeri berjumlah 32.000 kendaraan.
Tinjauan Ke DepanAstratel dan Intertel terus berupaya untuk ikut serta dalam proyek-proyek infrastruktur yang potensial.
Peluang usaha di sektor infrastruktur pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan pengembangan baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Astra akan terus mencari peluang untuk memperluas kontribusinya di sektor infrastruktur melalui proyek bersama dengan para mitra strategis.
performance with total traffic volumes of 25.6 million vehicles, 4.0% higher than 2006.
PALYJA’s profitability also increased as a result of an increase in its coverage area, improvement in the average water charge, and a decrease in water loss. The company sold a total volume of 130.3 million cubic metres in 2007.
By the end of 2007, INW had completed the installation of 10,512 Speedy lines, which are now operational.
TFLI handled the export and import of 81,000 cars and the domestic logistics for 32,000 cars.
OutlookAstratel and Intertel are intensifying efforts to participate in sound infrastructure projects.
In the future, opportunities in the infrastructure sector are expected to increase as demand for new development is required to support Indonesia’s economic growth. Astra will continue to seek more opportunities to extend its participation in the sector through joint developments with strategic partners.
Melalui PALYJA, Astratel melayani kebutuhan air bersih untuk Jakarta bagian Barat.
Through PALYJA, Astratel serves the community by providing clean water for the western part of Jakarta.
110
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
111
Sumber Daya ManusiaOur People
Astra meyakini bahwa karyawan adalah aset
yang sangat penting bagi Perusahaan. Kemajuan
dan pencapaian Astra merupakan hasil yang
tidak dapat terpisahkan dari keberhasilan Astra
dalam mengelola sumber daya manusia yang
dimilikinya.
For Astra, its employees are its most important asset. The
development of Astra and its achievements represent the result
of successful management of human resources.
112112
Organization & Human Capital Development
(OHCD) memiliki peranan yang sangat
penting bagi Astra. OHCD adalah
mitra strategis bagi jajaran manajemen
perusahaan. Unit ini bertanggungjawab
menjabarkan Winning Concept dalam
pengelolaan sumber daya manusia.
Penekanan khusus ada pada Winning Team,
menyiapkan calon pemimpin Astra masa
depan, membangun budaya perusahaan
dan mengelola perubahan dalam organisasi
serta mengembangkan dan menjalankan
sistem yang tepat untuk meningkatkan
kepuasan karyawan, memacu produktivitas
dan mengelola karyawan secara efektif.
Sebagai kelanjutan dari penerbitan
Buku Panduan Sumber Daya Manusia
Astra (AHRM Handbook dan AHRM
Manual) yang memuat segala hal yang
terkait dengan strategi dan prinsip dasar
ketenagakerjaan Astra serta panduan
pelaksanaannya di lapangan, pada tahun
2007 OHCD mulai mengembangkan
KIPKA (Kriteria Implementasi Praktek
Ketenagakerjaan Astra), suatu sistem ukuran
dalam memastikan pelaksanaan kegiatan
ketenagakerjaan di Grup Astra berjalan
secara efektif dan selaras dengan kebijakan
perusahaan.
Dengan jumlah karyawan sebanyak
116.867 orang (data per Desember
2007), tantangan terbesar bagi OHCD
adalah optimalisasi efisiensi organisasi.
Terjalinnya hubungan harmonis antara
perusahaan dan karyawan adalah suatu
hal yang mutlak dimiliki. Departemen
Hubungan Industrial yang berada di
bawah OHCD senantiasa berupaya untuk
mengembangkan terciptanya hubungan
kerja yang baik dengan organisasi karyawan
dan memastikan Astra mematuhi ketentuan
ketenagakerjaan yang berlaku.
Within Astra, the role of Organization
& Human Capital Development (OHCD)
is of great importance. OHCD is a
strategic partner of the management of
the Company. It is responsible for the
incorporation of Astra’s ‘Winning Concept’
within human resources management.
Particular emphasis is placed on ‘Winning
Team’, preparing the future leaders of
Astra, developing the corporate culture and
organizing change with the organization,
as well as fostering and implementing
appropriate systems to achieve employee
satisfaction, improving productivity and
effective employee management.
Following the publication of the AHRM
Handbook and AHRM Manual which
comprehensively address the strategies
and basic principles of human resource
development, in 2007 OHCD began the
development of KIPKA – the criteria for
implementation of human resources
practices at Astra – as a system of
measurement to make sure that the human
resource practices of the Astra Group are
conducted in an effective manner in line
with the policies of the company.
With a total of 116,867 employees at the
end of December 2007, the major challenge
for OHCD is how to achieve optimal
organisational efficiency. The achievement
of a positive and harmonious relationship
between the company and its employees
is a basic requisite. The Department of
Industrial Relations, which reports to OHCD,
continues to work to achieve a positive
working relationship with employees and
ensures that Astra applies prevailing human
resource regulations.
Sumber Daya ManusiaHuman Resources
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
113
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
113
No Business Employee
1 AI-HO & Sales Operation 10,812
2 Astra Motor I 18,101
3 Astra Motor II 6,890
4 Astra Motor III 10,875
5 Astra Motor IV 17,117
6 Astra Financial Services 21,233
7 Astra Heavy Equipment 11,009
8 Astra Information Technology 1,255
9 Astra Infrastructure 1,856
10 Astra Resources 17,719
Total 116,867
Program pengembangan karyawan
Astra antara lain dilaksanakan dalam
bentuk pendidikan dan pelatihan serta
pengembangan karir. Kesempatan
pengembangan karir, seperti rotasi
karyawan ataupun penugasan lapangan
juga terus dijalankan. Dalam rangka
menyiapkan calon pemimpin Astra masa
depan, OHCD menyelenggarakan Astra
Development Centre (ADC) sebagai bagian
dari program pengembangan eksekutif.
Sampai dengan tahun 2007, ADC sudah
dilaksanakan sebanyak 5 angkatan dan akan
terus dijalankan secara konsisten untuk
mendukung keberlangsungan bisnis Astra
ke depan.
Astra’s employee development programs
include education and training as well as
career development. The opportunity for
career improvement, through rotation
of workers or provision of new tasks, is
available. In its task of preparing leaders of
Astra of the future, OHCD utilises the Astra
Development Center (ADC) as one part of
the executive development program. By
2007, five groups had been trained by ADC,
in a program to be applied consistently in
order to support the sustainability of Astra
in the future.
Karyawan Grup Astra Berdasarkan JumlahAstra Group Employees by Number of Employee
AI-HO & SO 9.2%Astra Motor I 15.5%Astra Motor II 5.9%Astra Motor III 9.3%Astra Motor IV 14.6%Heavy Equipment 9.4%Resources 15.2%Information Technology 1.1% Infrastructure 1.6%Financial Services 18.2%
Karyawan Grup Astra Berdasarkan Jumlah (%)Astra Group Employees by Number of Employee (%)
114114
Setiap tahun Astra melakukan kaji ulang
atas sistem remunerasi total yang diberikan
kepada karyawan yang meliputi gaji,
benefit, tunjangan dan berbagai komponen
reward lain melalui survei remunerasi yang
diselenggarakan baik oleh internal secara
mandiri maupun konsultan independen
serta melalui survei pasar. Hal tersebut
memastikan bahwa sistem remunerasi yang
diberikan senantiasa kompetitif dan sejalan
dengan perkembangan pasar, baik di dalam
industri sejenis maupun antar-industri.
Perseroan secara berkala juga
menyelenggarakan Employee and Family
Gathering sebagai salah satu wadah untuk
mempererat komunikasi dan interaksi
antara manajemen, karyawan dan keluarga
karyawan.
Pada tahun 2007, Astra berhasil meraih
beberapa penghargaan. Di antaranya
yang terkait dengan ketenagakerjaan dan
cukup bergengsi adalah Most Admired
Knowledge Enterprise (MAKE) Award
di tingkat Asia, yang diselenggarakan
di Seoul (Korea Selatan). Sementara di
tingkat nasional, Astra berhasil meraih
Employer of Choice Award dan Perusahaan
Idaman. Penghargaan-penghargaan
tersebut semakin mengokohkan posisi
atas yang diraih Astra terkait hasil survei
tentang praktek ketenagakerjaan terbaik di
Indonesia.
Each year Astra re-evaluates the system
of total remuneration given to employees
– incorporating wages, benefits and other
components of reward – by means of a
remuneration survey that is conducted
both internally in an independent manner,
by independent consultants and market
surveys. This process ensures that the
system of remuneration is competitive
and in line with market trends, both within
industries of the same type and in other
industries.
The Company also regularly holds Employee
and Family Gathering events as a means
of maintaining good communication
and interaction between management,
employees and the families of employees.
In 2007 a number of awards were received
by Astra. Those related to human resources
and of significant prestige were Astra’s
selection as a winner in the Most Admired
Knowledge Enterprise (MAKE) Award for
Asia, at an event held in Seoul, South Korea.
At the national level, Astra was the winner
of the Employer of Choice Award and Ideal
Company. These awards were in addition
to the continuing position of Astra at the
top of surveys of best human resources
practices in Indonesia.
Family Day merupakan bentuk employee and family gathering yang ditujukan untuk mempererat interaksi antar perusahaan, karyawan dan keluarganya.
Family Day is a gathering for employees and their families which is conducted to strengthen interaction between the company, employees and their families.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
115
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
115
Dana Pensiun Astra (DPA)
Untuk mendorong kemandirian di masa
pensiun, Astra menyediakan program
dana pensiun tambahan di luar Jamsostek
melalui Dana Pensiun Astra (DPA Satu dan
DPA Dua) serta memberikan pelatihan
kewirausahaan kepada karyawan yang akan
memasuki masa purnabakti.
Pada tanggal 31 Desember 2007, jumlah
dana investasi (tidak di audit) yang dikelola
di DPA Satu dan DPA Dua masing-masing
sebesar Rp 1,05 triliun dan Rp 1,29 triliun.
Hasil dana investasi di tahun 2007 mencapai
Rp 207 miliar untuk DPA Satu dan Rp 281
miliar untuk DPA Dua, dengan Return On
Investment (ROI) yang berhasil dicapai oleh
DPA Satu dan DPA Dua masing-masing
mencapai sekitar 26%. Dana ini telah
diinvestasikan sesuai dengan ketentuan
perundangan di bidang Dana Pensiun dan
Arahan Investasi serta dikaji secara berkala
oleh Komite Investasi dan Dewan Pengawas.
Pada tahun 2007, DPA Dua berhasil
mendapatkan Piagam Penghargaan dari
Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI)
sebagai Dana Pensiun Terbaik ke-3 untuk
kategori Dana Pensiun dengan Aktiva
Bersih antara Rp 400 miliar – Rp 1 triliun.
Di samping itu pada bulan Juli 2007, DPA
Dua juga telah menyampaikan Laporan
Pembayaran Saldo Iuran kepada para
pesertanya.
Astra Pension Fund (DPA)
In order to promote independence during
retirement, Astra provides a pension fund
in addition to the Jamsostek system by
way of the Astra Pension Fund (DPA Satu
and DPA Dua) and also provides training in
entrepreneurship for employees about to
retire.
At 31 December 2007 the unaudited funds
invested by Astra Pension Fund in the DPA
Satu and DPA Dua funds stood at Rp 1.05
trillion and Rp 1.29 trillion respectively. The
funds earned income of Rp 207 billion and
Rp 281 billion respectively for the year,
giving a Return On Investment (ROI) for
both DPA Satu and DPA Dua of around
26%. The funds have been invested in line
with legal requirements for pension funds
and direct investment vehicles and regular
reviews are conducted by the Investment
Committee and the Oversight Committee.
In 2007 DPA Dua received the Charter
Award from the Indonesian Association
of Pension Funds (ADPI) as the third Best
Pension Fund in the category of pension
funds with transactions of between Rp 400
billion and Rp 1 trillion. In July 2007, DPA
Dua distributed Payment Advisories to its
members.
Karyawan Grup Astra Berdasarkan GolonganAstra Group Employees by Grade
40,000
30,000
20,000
10,000
0
Non Grade
I II III IV V VI & VII
116116
AMDI
The Astra Management Development
Institute (AMDI) reflects the commitment of
Astra to the development of human capital.
The identification and implementation of
the latest management theories and best
practices are consistently applied by AMDI.
AMDI, as the center for development of
corporate management, plays the role
of providing education and training to
employees that incorporates elements of
corporate culture, basic competencies,
functional management and leadership.
Cooperation programs are conducted with
leading institutions including the Prasetya
Mulya Management Institute, the Asian
Institute of Management (AIM) in Manila, the
Philippines, and the INSEAD Asia Campus
in Singapore in order to continue to protect
the quality of programs and to fulfill the
demands of business development at Astra.
AMDI utilises a competency-based
approach and applies a learning process
called blended and action-based learning.
AMDI
Astra Management Development
Institute (AMDI) menunjukkan komitmen
Astra terhadap pengembangan sumber
daya manusia. AMDI selalu berupaya
mengaplikasikan identifikasi dan
implementasi teori manajemen terbaru
beserta praktek terbaiknya.
AMDI sebagai sentra pengembangan
manajemen korporat memiliki peran dalam
memberikan pendidikan dan pelatihan
kepada karyawan yang mencakup budaya
perusahaan, kompetensi dasar, manajemen
fungsional dan kepemimpinan. Jalinan
kerjasama dengan lembaga terkemuka
seperti Lembaga Pendidikan Prasetya
Mulya, Asian Institute of Management (AIM)
Manila, Filipina dan INSEAD Asia Campus di
Singapura dilakukan untuk menjaga kualitas
sumber daya manusia dalam memenuhi
tuntutan perkembangan bisnis Astra.
AMDI menggunakan pendekatan
competency-based dan menerapkan
proses pembelajaran blended and action
based learning.
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0
< 18 years old
18-25 years old
26-35 years old
36-45 years old
46-55 years old
>55 years old
Karyawan Grup Astra Berdasarkan UsiaAstra Group Employees by Age
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
117
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
117
As part of its programs to support Astra in
achieving improvements in QCD-I (Quality,
Cost, Delivery, Innovation), AMDI has also
launched new programs to improve skills
by means of improvement and innovation
abilities for employees at a number of levels.
AMDI also hosts the Astra Quality
Convention (AQC) each year with 2007
being the 23rd convention. The event is an
integral part in the overall picture at Astra
to institutionalise activities and a culture
of improvement and innovation. These
activities mobilise all employees, from
frontline staff to the executive level. The
result has been significant growth in the
number of improvement and innovation
programs at all levels. Overall, AQC has
provided results in the form of improved
competence of employees, a sense of
pride and ownership in the Company that
in turn contributes to higher standards of
production and service by Astra.
Astra International Cooperative (KAI)
The Astra International Cooperative (KAI)
is an enterprise established with the aim of
Dalam rangka meningkatkan QCD-I
(Quality, Cost, Delivery, Innovation), AMDI
meluncurkan program-program baru
untuk meningkatkan ketrampilan terkait
pengembangan dan inovasi bagi karyawan
di berbagai tingkatan.
AMDI juga menyelenggarakan Astra
Quality Convention (AQC) setiap tahun
dan yang dilaksanakan pada tahun 2007
merupakan konvensi yang ke-23. Acara
ini merupakan bagian dari rencana besar
Astra untuk melembagakan kegiatan dan
budaya improvement dan innovation.
Kegiatan ini memobilisasi semua karyawan
mulai dari garda depan (frontliners) sampai
level eksekutif. Hasil dari kegiatan ini
menunjukkan pertumbuhan yang signifikan
dari proyek improvement dan innovation di
semua level. Secara keseluruhan, AQC telah
memberikan manfaat terhadap peningkatan
kompetensi karyawan, kebanggaan dan rasa
memiliki perusahaan yang pada akhirnya
akan membawa peningkatan pada kualitas
produk dan layanan Astra.
Koperasi Astra International (KAI)
Koperasi Astra International (KAI) adalah
sebuah badan usaha yang didirikan dengan
Karyawan Grup Astra Berdasarkan Tingkat PendidikanAstra Group Employees by Educational Background
80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0
ElementaryJunior High
Senior High DiplomaUnder
GraduateOther
118118
assisting Astra and the Astra Group with the
improvement of welfare and value added
benefit for its participants which consist of
permanent employees within the Group. KAI
operates programs that provide benefits for
its participants in a mutually constructive
manner.
KAI is a strategic partner for Astra in
creating initiatives aimed at improving
members’ welfare in a consistent and
sustainable manner within the capacities of
Astra and its members.
tujuan membantu perusahaan dalam
lingkungan Grup Astra untuk meningkatkan
kesejahteraan dan memberikan nilai tambah
bagi para anggotanya yang terdiri dari
karyawan tetap melalui berbagai program
dan aktivitas yang bermanfaat serta bersifat
dari, oleh dan untuk anggota.
KAI adalah strategic partner bagi Astra
dalam upaya meningkatan kesejahteraan
anggota secara berkesinambungan seraya
tetap mempertimbangkan kemampuan
perusahaan dan anggotanya.
Pembukaan Astra Quality Convention oleh Direktur Astra Tossin Himawan, membiasakan budaya improvement dan innovation di seluruh level kerja.
The Astra Quality Convention was opened by Astra’s Director Tossin Himawan, as a way of inculcating an improvement and innovation culture at every level of the work process.
80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0
Permanent TemporaryDaily-PaidEmployee
Outsource Expatriate
Karyawan Grup AstraBerdasarkan StatusKaryawanAstra Group Employees by Employee Status
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
119
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
119
The main activity of KAI consists of two
major areas of operation. First are activities
to improve members’ welfare and, second,
activities to develop enterprises.
In order to raise members’ welfare, KAI
provides facilities such as loans with
minimal conditions for housing, education,
the purchase of vehicles and educational
scholarships for children of members.
In 2007 KAI increased the level of such
loans by 18% compared to the year earlier.
Up until December 2007 the number of
members assisted by KAI was 56,304.
A major advance was achieved in the
provision of scholarships for the children
of employees, with an 118% increase on the
figure for 2006.
Kegiatan utama KAI dibagi menjadi dua
bidang yaitu peningkatan kesejahteraan
anggota dan pengembangan usaha.
Dalam usaha meningkatkan kesejahteraan
anggotanya, KAI memberikan fasilitas
pinjaman dengan syarat yang ringan
terutama untuk perumahan, pendidikan, alat
transportasi serta beasiswa bagi anak-anak
anggota.
Pada tahun 2007, fasilitas pinjaman yang
disalurkan oleh KAI meningkat sebesar 18%
dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga
Desember 2007, jumlah anggota yang
tercatat adalah sebanyak 56.304 karyawan.
Sedangkan untuk pemberian fasilitas
beasiswa di tahun 2007, KAI mencatat
peningkatan sebesar 118% dari tahun
sebelumnya.
RUPS Koperasi Astra International membahas hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan anggotanya.
The Astra International Cooperative discussed the improvement of its members’ welfare at their AGM.
120
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
121
Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility
Astra telah menjalankan Program Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (CSR) lebih dari 40 tahun
yang lalu. Program ini didasari oleh keyakinan
manajemen dan karyawan perusahaan bahwa dalam
mencapai keberhasilan, perusahaan harus maju
bersama dan dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dan negara.
The corporate social responsibility (CSR) programs of Astra began
more than 40 years ago, based on the conviction of the company’s
management and employee that in order to succeed, an enterprise
must working together and to provide benefit to the community as
well as to the nation.
122122
Membantu MasyarakatUntuk itu, Astra secara konsisten
mendukung berbagai program bantuan bagi
masyarakat yang terkena bencana alam,
serta memberikan dukungan bagi kegiatan-
kegiatan yang bersifat kultural, olah raga,
kesehatan dan pendidikan, termasuk
pemberian beasiswa bagi siswa berbakat
yang kurang mampu di seluruh Indonesia.
Program-program ini terus dijalankan
bahkan pada saat kondisi ekonomi
mengalami masa krisis dan Astra tengah
menjalankan program restrukturisasi.
Astra juga menjalankan berbagai kegiatan
yang ditujukan untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat di lingkungan
sekitar kantor pusat. Pada tahun 2007,
menjelang Idul Fitri, Astra memberikan
sumbangan berupa sembako bagi warga
Kelurahan Sungai Bambu, Jakarta Utara.
Sedangkan dalam rangka memperingati
Idul Adha, masyarakat sekitar memperoleh
pembagian daging kurban. Untuk
meningkatkan kesadaran akan kebersihan
lingkungan, Astra mengadakan Lomba
Kebersihan di wilayah pemukiman
Kelurahan Sungai Bambu. Selain itu, pada
bulan Juli 2007 diadakan khitanan massal
untuk anak laki-laki berusia 5 sampai 13
tahun. Sedangkan terkait program untuk
memajukan pendidikan, Astra memberikan
beasiswa bagi sekitar 630 siswa berprestasi
dari keluarga pra sejahtera di empat
kelurahan.
Petunjuk pelaksanaan program CSR
dituangkan dalam panduan Astra Friendly Company (AFC) dan dilaksanakan oleh
semua jenjang operasional sampai ke
tingkat cabang. Setiap unit bertanggung
jawab dalam pengembangan program
bagi lingkungan sekitar masing-masing,
di samping program berskala nasional
yang dilaksanakan oleh Perseroan sendiri.
Dalam membantu masyarakat, Grup Astra
menjalankan beberapa kegiatan nirlaba
yang dikonsentrasikan pada daerah-daerah
yang spesifik.
Supporting the Community
Accordingly, Astra has consistently
sponsored programs to assist in situations
such as floods and other disasters as well
as support for cultural events, sports, health
and education, including scholarships for
gifted students across Indonesia. These
programs were maintained even through the
difficult period of the economic crisis and
Astra’s subsequent restructuring program.
Astra also conducted a number of activities
aimed at improving public welfare in the
area around its head office. In 2007, in
the run-up to Idul Fitri, basic food was
donated to members of the public in the
district of Sungai Bambu in North Jakarta.
To mark the celebration of Idul Adha, meat
from sacrificed animals was distributed to
the public in the surrounding district. To
improve appreciation of environmental
hygiene, a Clean-Up Competition was
conducted in residential areas in the district
of Sungai Bambu. In July 2007, a mass
circumcision was conducted for boys aged
between 5 to 13. To advance education,
Astra provided scholarships for 630
strongly performing students from poor
families in four sub-districts.
Guidelines on CSR programs are published
in the Astra Friendly Company (AFC)
manual and CSR programs are implemented
by every level of operation down to the
branch level. Each unit is responsible for the
development of individual programs within
its surrounding environment, in addition to
national level programs conducted by the
Company itself. The Astra Group operates
a number of non-profit activities which
concentrate on specific areas of assistance
to communities.
Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibil ity
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
123
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
123
Komitmen Astra terhadap program
CSR mengacu pada kesadaran bahwa
keberhasilan usaha perusahaan juga
bergantung pada kemajuan bangsa, dan
komitmen yang kuat bagi pembangunan
nasional merupakan jaminan bagi
keberhasilan bisnis perusahaan. Salah satu
diantaranya adalah program jangka panjang
Astra dalam membantu pengembangan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang
mengembangkan sebanyak 520 perusahaan
penghasil komponen untuk perusahaan
Astra. Program lainnya termasuk
bimbingan masyarakat setempat dalam
mengembangkan kegiatan-kegiatan yang
dapat meningkatkan pendapatan.
Salah satu proyek di bidang pendidikan
adalah program pendampingan sekolah
dasar selama enam tahun yang masih
berlangsung di Meulaboh, Aceh Barat, salah
satu wilayah yang paling banyak terkena
dampak tsunami 2004. Di samping itu
Astra juga merancang program pendidikan
kebudayaan seperti kelas tari tradisional di
sejumlah sekolah.
Astra’s commitment to corporate social
responsibility programs is based on
the realisation that its own commercial
success depends on the success of the
nation, and that a strong commitment to
national development is the best guarantee
of business success. Astra’s long-term
programs to assist in the development of
Small and Medium Enterprises (SME) have
produced the added benefit of creating a
current total of 520 companies producing
components for Astra companies. Other
programs teach local communities how to
develop income generating activities.
In one project in the field of education,
a six-year supervisory program for the
development of a model primary school
is continuing at Meulaboh, West Aceh, an
area badly affected by the 2004 tsunami.
Cultural education programs, including
traditional dance classes, were organised at
a number of schools.
Untuk membantu kelangsungan proses belajar mengajar, Astra memberikan bantuan alat-alat sekolah kepada 5.000 siswa SD yang sekolahnya dilanda banjir.
To support the learning and teaching process, Astra donates school equipment for 5,000 primary students in schools which have been flooded.
124124
Salah satu program yang dijalankan
sepanjang tahun 2007 adalah pemberian
bantuan untuk korban banjir di Jawa Tengah
dan Jawa Timur serta untuk para yatim
piatu. Bantuan serupa juga diberikan untuk
para korban banjir Jakarta pada bulan
Februari dan bagi korban gempa bumi di
Sumatera Barat pada bulan Maret.
Sunter Nusa Dua Program Sunter Nusa Dua dicanangkan
pada tahun 2001 untuk membantu
masyarakat di lingkungan sekitar kantor
pusat Perseroan dan sebagian besar
pabrik di Sunter, Jakarta Utara. Program ini
bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang bersih, aman dan nyaman bagi warga
di wilayah sekitar.
Astra tetap melanjutkan program-program
perbaikan drainase, penerangan jalan, dan
penanaman pohon serta berbagai kegiatan
lainnya sepanjang tahun 2007 termasuk
perbaikan gedung sekolah, bantuan fasilitas
kesehatan bagi anak-anak dan manula serta
bantuan perbaikan nutrisi bagi balita.
Astra Friendly Company (AFC) AFC merupakan standar kegiatan tanggung
jawab sosial yang digunakan Grup Astra
sekaligus sebagai perangkat evaluasi
efektivitas langkah-langkah yang dilakukan
melalui penilaian secara berkala terhadap
Among programs during 2007, donations
were made to assist victims of floods in
Central Java and East Java as well as for
orphanages. Assistance was also provided
for the victims of the severe flooding that
hit Jakarta in February and the earthquake
that impacted West Sumatera in March.
Sunter Nusa Dua
The Sunter Nusa Dua program was
established in 2001 to assist communities
in the area of Company’s head office and
major manufacturing plants at Sunter in
North Jakarta. The program aims to create a
clean, secure and comfortable environment
for residents in the surrounding area.
As well as continuing programs such as
drainage improvement, street lighting,
and tree planting, activities during 2007
included improvements to schools,
assistance for health facilities for young
children and the elderly, including nutritional
support for children under five.
Astra Friendly Company (AFC)
The AFC program is a standard of social
responsibility activities used by the Group
and also evaluation of the effectiveness of
the efforts through periodic assessment of
Melalui program Sunter Nusa Dua, masyarakat di lingkungan sekitar kantor pusat Perseroan dapat menikmati lingkungan yang bersih, aman dan nyaman.
Thanks to the Sunter Nusa Dua program, the community around the Company’s head office enjoy a clean, safe and comfortable environment.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
125
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
125
program-program tersebut. Penilaian
tersebut meliputi kesesuaian terhadap
nilai-nilai dasar Astra, program CSR dan
kegiatannya serta pemenuhan hak-hak para
pemangku kepentingan. Keberhasilan yang
diukur melalui key performance indicators
juga dimasukkan dalam proses penilaian.
Untuk memberikan penghargaan atas
usaha-usaha yang dilakukan oleh
anak perusahaan, Astra secara rutin
menganugerahkan Astra Friendly Company Award (AFC Award) yang dibagi dalam
kategori Pencapaian Pendidikan Dasar
secara Universal, Perbaikan Kesehatan
Masyarakat dan Program Aktivitas yang
Meningkatkan Pendapatan.
AFC juga senantiasa mengikuti setiap
perkembangan peraturan yang dikeluarkan
oleh pemerintah, namun peraturan
pemerintah ini bukanlah satu-satunya
standar yang digunakan, karena Astra juga
menggunakan standar internasional yang
sesuai.
Sehubungan dengan bidang tanggung
jawab sosial, AFC mensyaratkan perusahaan
untuk dapat mencapai standar minimum
bintang tiga dalam AFC. Ini berarti Grup
Astra telah menjalankan program sosial
yang terfokus pada bidang pendidikan
dan usaha meningkatkan pendapatan
di lingkungan Astra. Program ini
memprioritaskan karyawan, keluarga
karyawan dan masyarakat di sekitar wilayah
operasi perusahaan. Sejalan dengan AFC,
manajemen diharapkan dapat memenuhi
harapan para pemangku kepentingan
terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan yang sesuai dengan Undang-
Undang Perseroan Terbatas. Semua
perusahaan diwajibkan untuk menjalani
pemeriksaan kualitas pemrosesan limbah
secara rutin.
Pada tahun 2007, penilaian AFC dilakukan
terhadap 47 unit bisnis Grup Astra. Jumlah
ini meningkat sebesar 51,6% dibandingkan
dengan tahun 2006. Berdasarkan hasil
penilaian, 11 perusahaan mencapai bintang
lima (23,4%), 10 mencapai bintang empat
(21,3%), 21 mendapatkan bintang tiga
(44,7%), 5 perusahaan bintang dua (10,6%)
dan tidak satupun perusahaan yang
mendapatkan bintang satu.
programs. The assessment process includes
adherence to Astra’s basic values, their CSR
programs and activities and their fulfillment
of the rights of stakeholders. Achievement
through key performance indicators is
included in the assessment process.
Astra also regulary holds the Astra Friendly
Company Award in which the efforts of
Group companies in the field of Achieving
Universal Primary Education, Improving
Community Health and Conducting
Income Generating Activities Program are
recognised.
AFC also continuously follows
developments in regulations set by the
government although its standards are not
based solely on government regulations,
but also on the appropriate international
standards.
In the area of social responsibility,
AFC requires companies to achieve a
minimum three star standard within
AFC. This assumes the sponsorship of
a social program focused on education
and income-generating activities in the
Astra’s environment. Program activities
should normally prioritise employees, the
families of employees and the public in the
immediate area of operations. In line with
AFC, it is also assumed that management
will anticipate the demands of stakeholders
relating to the implementation of corporate
social responsibility under the Law on
Limited Liability Companies. All companies
are required to undergo regular checks on
waste process quality.
In 2007, AFC assessments were performed
on 47 Astra Group business units, an
increase of 51.6% on 2006, with 11
companies achieving five stars (23.4%),
10 achieving four stars (21.3%), 21 winning
three stars (44.7%), 5 companies two stars
(10.6%) and no company receiving only one
star.
126126
Pendidikan menjadi salah satu fokus pencapaian implementasi Astra Friendly Company.
Education is one focus of the implementation of the Astra Friendly Company program.
Penilaian AFC juga dilakukan untuk
mengetahui tingkat konsistensi dalam
pelaksanaan manajemen AFC, proses siklus
plan-do-check-action (PDCA) terkait
pelaksanaan program CSR serta pemenuhan
hak para pemangku kepentingan. Selain
itu, implementasi program dan indikator
pencapaian juga dievaluasi.
Pada tahun 2007 beberapa perusahaan
Astra mulai melaksanakan program
peningkatan pendapatan masyarakat.
Kegiatan ini menjadi prioritas dalam
pelaksanaan AFC dengan tujuan untuk
meningkatkan kemandirian masyarakat
serta menciptakan kontribusi positif
terhadap lingkungan sekitar sebagai imbal
balik atas kehadiran perusahaan. Beberapa
contohnya, yaitu pembuatan pupuk alam
dan daur ulang kertas yang dikembangkan
di sekitar wilayah kerja utama Astra yang
merupakan bagian dari program jangka
panjang untuk mendukung kesinambungan
lingkungan setempat.
Yayasan Toyota & Astra (YTA) YTA meyakini bahwa pendidikan merupakan
faktor terpenting dalam pengembangan
kemanusiaan. Sejalan dengan hal tersebut,
YTA berperan aktif di bidang pendidikan
dengan menyediakan beasiswa mulai
dari sekolah dasar hingga ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Selain
pemberian beasiswa untuk pendidikan
jenjang sarjana strata satu dan magister,
YTA juga mendanai kegiatan penelitian dan
penyelesaian tesis untuk gelar pasca sarjana
dan doktor.
AFC assessments were also performed to
judge the consistency of the application
of AFC management, the cycle of plan-
do-check-action (PDCA) processes in
the application of CSR programs, and the
fulfilment of the rights of stakeholders.
Program implementation and achievement
of indicators were also evaluated.
In 2007 a number of Astra companies
began to implement AFC Income
Generating Activity programs within
communities. This type of activity
represents a priority in implementing AFC
with the aim of improving the independence
of the general public and as a means of
creating a positive contribution in return
for the presence of the company in a local
neighborhood. In just one example of the
application of AFC, income generating
activities such as paper recycling and
composting were developed in the area
around Astra’s major installations as part
of a long-term program to support the
sustainability of the community.
Toyota & Astra Foundation (YTA)
YTA believes that education is the most
important factor in the advancement of
humanity. Accordingly, it is active in the
education sector, providing scholarships
from primary school through to higher
education. As well as scholarships for
bachelor and master degree courses,
YTA also funds research studies and the
completion of theses for masters and
doctorate degrees.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
127
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
127
Lebih jauh lagi, YTA juga menyediakan
dana untuk pengadaan peralatan yang
dibutuhkan oleh kegiatan pendidikan yang
sesuai dengan bidang utama Astra yaitu
di industri otomotif, khususnya dalam
pendidikan dasar bagi para mekanik,
termasuk di antaranya penerbitan buku
otomotif. Sebagai bukti perhatian Astra
terhadap pendidikan teknis, pada tahun
2007 YTA menghibahkan 25 unit mesin,
sejumlah transmisi dan gardan belakang,
740 buku otomotif, serta 34 tabel dinding
kepada 40 institusi pendidikan. Di samping
itu, YTA juga mengadakan program
pelatihan untuk mekanik di beberapa
bengkel kecil dan membantu kegiatan
penelitian di 20 institusi dan universitas.
YTA juga telah memberikan beasiswa senilai
Rp 1,5 miliar selama tahun 2007 kepada
sejumlah 3.623 siswa sekolah dasar, sekolah
menengah pertama dan sekolah teknik
mesin di sekitar wilayah operasi utama
Astra. Penyaluran dana lainnya sebesar
Rp 1,3 miliar diberikan sebagai beasiswa
untuk pendidikan sarjana dan politeknik,
yang membantu sebanyak 575 mahasiswa di
50 universitas dan 126 siswa di 16 politeknik.
Di samping itu, sejumlah Rp 185 juta juga
telah disalurkan untuk 25 siswa tingkat
pasca sarjana.
Pada tahun 2008, YTA akan terus
melakukan program-program sejenis
dengan skala yang sama seperti di tahun
2007. Kunjungan ke Banjarmasin pada
bulan Desember 2007 diikuti dengan
pemberian bantuan unit mesin kepada
Politeknik Nasional di ibukota Kalimantan
Selatan tersebut. Langkah lain yang akan
dilaksanakan pada tahun 2008 adalah
YTA also provides funding for equipment
required for educational courses in line
with Astra’s major area of operations in
the automotive industry, especially for
basic education for mechanics, including
the publication of automotive books. In
a further demonstration of its concern
for technical education, YTA during 2007
donated 25 engines as well as a number of
transmissions, rear axles, 740 automotive
books and 34 wall charts to 40 educational
institutes, together with assistance such as
training programs for mechanics at small
workshops. YTA also assisted research
studies at 20 institutions and universities.
YTA provided scholarships during the
year with a total value of Rp 1.5 billion
for students in primary, junior high
and technical high schools in the area
surrounding Astra’s main area of operations,
assisting a total of 3,623 students. A further
Rp 1.3 billion was devoted to scholarships
for bachelor courses and studies at
polytechnics, assisting 575 students at
50 universities and 126 students at 16
polytechnics. Another Rp 185 million was
spent on post-graduate study programs for
25 students.
In 2008, YTA will continue to conduct
programs of a similar nature and scale as in
2007. A visit to Banjarmarsin in December
2007 was followed up with support in the
form of donations of engines to the National
Polytechnic in the South Kalimantan capital.
Other endeavors during 2008 will be the
development of a new program to replace
128128
the Top Student grant program.
Alternatives being considered include the
creation of Work Training Halls to assist the
skills of graduates of technical schools.
Dharma Bhakti Astra Foundation (YDBA)
YDBA is an integral part of the value chain
in Astra’s Automotive, Heavy Equipment
including Mining and Agribusiness Divisions,
working to support the development of
SME across Indonesia. Since its formation
in 1980 it has made a strong contribution
to SME development in areas related
to Astra businesses and in non-related
areas. Programs funded by Astra include
training programs in general management,
technology, marketing, information
technology, basic mentality and finance as
well as assistance for SMEs in the area of
technology, market and financial access.
pengembangan program baru untuk
menggantikan program hibah Siswa Unggul.
Alternatif yang sedang dipertimbangkan
adalah dengan mendirikan Ruang Latihan
Kerja untuk meningkatkan keahlian para
lulusan sekolah teknik.
Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) YDBA adalah bagian yang tidak dapat
dilepaskan dari value chain Divisi Otomotif,
Alat Berat termasuk Pertambangan
dan Agribisnis, yang secara konsisten
mendukung pengembangan UKM di seluruh
Indonesia. Sejak pendiriannya pada tahun
1980, yayasan ini telah memberi kontribusi
yang signifikan dalam pengembangan UKM,
baik dalam lingkup bidang yang berkaitan
dengan bisnis Astra maupun bidang lainnya.
Beberapa program yang dilaksanakan oleh
YDBA untuk UKM antara lain pelatihan di
bidang manajemen, teknologi, pemasaran,
teknologi informasi, basic mentality dan
pembiayaan serta bantuan untuk UKM
dalam bidang teknologi, akses pasar dan
keuangan.
UKM mitra YDBA yang bergerak di bidang pengadaan spare parts turut mendukung pasokan suku cadang untuk Astra.
YDBA partner with an SME in the supply of spare parts to the Astra group.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
129
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
129
Many of these SMEs have become sub-
contractors to Astra companies. During
2007, payments to sub-contractors reached
Rp 4.3 trillion, a rise of 16.7% compared
to the year earlier. The number of sub-
contractors at the end of 2007 stood at
520, with 396 classed as SMEs.
In order to expand programs to develop
SMEs across Indonesia, YDBA works
together with governments, higher
education institutions, state-owned and
private companies and NGOs. To support
regional SMEs, YDBA has 8 Business
Development Agency (LPB) that managed
programs in Lhokseumawe, Nanggroe
Aceh Darussalam; Jakarta; Tegal, Central
Java; Yogyakarta; Sidoarjo, East Java;
Gianyar, Bali; Mataram, Lombok; and South
Kalimantan.
YDBA held 94 training sessions during
2007 in which 1,736 SMEs took part, with a
total of 2,047 participants, while LPB-YDBA
units held 23 training programs with a total
of 1,725 SMEs participating. YDBA also
assisted 179 SMEs to gain loans totaling
Rp 29.1 billion, a 39.25% increase in the
amount achieved in loans in 2006, with
a 94.5% increase in the number of SMEs
assisted.
Some of YDBA’s programs are also linked
with Astra Green Company. 18 SMEs were
involved in programs aimed at raising
awareness of environment, health and
safety. Since this program was introduced, a
total of 33 SMEs have participated.
Sebagian besar UKM tersebut kini telah
menjadi sub-kontraktor bagi perusahaan-
perusahaan Astra. Sepanjang tahun 2007,
nilai transaksi yang dibayarkan kepada para
sub kontraktor mencapai Rp 4,3 triliun atau
meningkat sebesar 16,7% dibandingkan
tahun sebelumnya. Jumlah sub-kontraktor
pada akhir 2007 mencapai 520, di mana
396 diantaranya diklasifikasikan sebagai
UKM.
Dalam rangka memperluas program
pengembangan UKM di seluruh Indonesia,
YDBA bekerjasama dengan pemerintah,
institusi pendidikan tinggi, BUMN,
perusahaan swasta dan berbagai LSM.
Sebagai perpanjangan tangan YDBA untuk
membina UKM di daerah, YDBA mempunyai
8 Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) di
Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam;
Jakarta; Tegal, Jawa Tengah; Yogyakarta;
Sidoarjo, Jawa Timur; Gianyar, Bali; Mataram,
Lombok; dan Kalimantan Selatan.
Pada tahun 2007, YDBA telah mengadakan
94 sesi pelatihan yang diikuti oleh 1.736
UKM dengan total peserta 2.047, sementara
LPB-YDBA mengadakan 23 program
pelatihan dengan total peserta 1.725 UKM.
YDBA juga membantu 179 UKM untuk
mendapatkan pinjaman senilai Rp 29,1 miliar.
Jumlah pinjaman meningkat sebesar 39,25%
sementara jumlah UKM yang dibantu
meningkat sebesar 94,5% dibanding tahun
2006.
Program YDBA lainnya juga memiliki
kaitan dengan Astra Green Company.
Sebanyak 18 UKM ikut serta dalam program
peningkatan kesadaran atas lingkungan
hidup, kesehatan, dan keamanan kerja. Sejak
program ini diadakan, sebanyak 33 UKM ikut
berpartisipasi.
130130
Seven SMEs sponsored by YDBA were
selected along with four other SMEs to
take part in a 14-day executive managers’
training school in Seoul, South Korea,
conducted and funded by the Indonesian
Ministry of Cooperatives and SMEs and the
South Korean government.
Astra’s commitment in this field was
demonstrated when the YDBA Office and
YDBA-SME Gallery were officially opened in
Sunter, Jakarta in December 2007.
YDBA’s efforts were honored in 2007 with
an award from the Indonesian Government
for its services in assisting the development
of handicraft industries. YDBA and Astra
also received Metro TV’s Millennium
Development Goals Award for their work
in efforts to eradicate poverty and hunger,
with the award presented by the Vice
President, H. Jusuf Kalla.
Astra Mitra Ventura (AMV)
Formed in 1991, AMV is a limited liability
company tasked with assisting the
development and funding of SMEs to
become competent modern business units.
By the end of 2007 AMV had assisted 158
SMEs with funding of Rp 122 billion. Many
of these companies are engaged in the
areas of automotive and heavy equipment
components, hospital equipment,
handicrafts and production houses, situated
in the Greater Jakarta area and the islands
of Java and Sumatera.
Selain itu tujuh UKM binaan YDBA terpilih
bersama empat UKM lainnya dalam program
pelatihan eksekutif manajer selama 14
hari di Seoul, Korea Selatan. Program ini
diadakan dan dibiayai oleh Departemen
Koperasi dan UKM bekerja sama dengan
pemerintah Korea Selatan.
Peresmian Kantor YDBA dan Galeri UKM-
YDBA di Sunter, Jakarta pada Desember
2007 menunjukkan komitmen Astra
terhadap pengembangan bidang ini.
Selanjutnya, usaha-usaha YDBA dalam
membantu pengembangan industri
kerajinan tangan juga mendapat
penghargaan dari pemerintah Indonesia
pada tahun 2007. Selain itu, YDBA dan
Astra berhasil meraih penghargaan
Millennium Development Goals dari Metro
TV atas usahanya dalam memberantas
kemiskinan dan kelaparan, dimana
penghargaan diberikan oleh Wakil Presiden
H. Jusuf Kalla.
Astra Mitra Ventura (AMV)Berdiri pada tahun 1991, AMV merupakan
perseroan terbatas dengan tugas utama
membantu pengembangan dan pembiayaan
UKM untuk menjadi unit-unit bisnis yang
modern dan kompeten. Hingga akhir 2007,
AMV telah membantu 158 UKM dengan
pendanaan sebesar Rp 122 miliar. Sebagian
besar dari UKM ini memiliki bisnis di
bidang komponen otomotif dan alat berat,
peralatan rumah sakit, yang berlokasi di
wilayah Jabotabek dan daerah-daerah lain
di pulau Jawa dan Sumatera.
Komitmen YDBA terhadap pengembangan UKM semakin kokoh dengan diresmikannya Kantor dan Galeri UKM-YDBA di Sunter, Jakarta Utara.
YDBA’s commitment to SME development was strengthened by the opening of an office and the SME-YDBA Gallery in Sunter, North Jakarta.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
131
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
131
AMV is increasing the scope of its activities,
as seen by its provision of Rp 53.7 billion in
2007 to assist 46 companies in programs
extending from three to six years. In 2008
AMV plans to disburse Rp 50 billion for new
assistance. First priority is given to Astra
sub-contractors and automotive workshops
that have received development assistance
from Astra, official Honda motorcycle
workshops and Shop & Drive outlets.
Astra Bina Ilmu Foundation (YABI)
Astra is committed to support education
in Indonesia, mainly through Politeknik
Manufaktur Astra (Polman Astra) and the
BERNAS Program.
Polman Astra is a formal educational
institute devoted to the implementation
of a link and match system between
manufacturing industry and the world
of education. In 2007 Polman Astra
opened courses in heavy equipment and
manufacturing processes for crude palm
oil. Existing study programs offered at
the Polytechnic are engine manufacturing
(1995), technical production and process
manufacturing (1996), information
management (1999), automotives (2003)
and mechanical-electronics/mechatronics
(2005).
AMV memperluas lingkup aktivitasnya
dengan jumlah alokasi dana sebesar Rp 53,7
miliar pada tahun 2007 untuk membantu
46 perusahaan. Pendanaan ini terdiri dari
berbagai program dengan jangka waktu
tiga sampai enam tahun. Selanjutnya
untuk tahun 2008, AMV berencana untuk
menyalurkan dana baru senilai Rp 50 miliar.
Prioritas utama akan diberikan kepada
para sub-kontraktor Astra dan bengkel
otomotif yang telah menerima bantuan
pengembangan dari Astra, bengkel resmi
motor Honda dan gerai Shop & Drive.
Yayasan Astra Bina Ilmu (YABI) Astra memiliki komitmen untuk terus
mendukung pendidikan di Indonesia. Hal
ini dijalankan terutama melalui Politeknik
Manufaktur Astra (Polman Astra) dan
program BERNAS.
Polman Astra merupakan lembaga
pendidikan formal yang bertujuan untuk
menciptakan sistem link and match di
antara industri manufaktur dengan dunia
pendidikan. Pada tahun 2007, Polman
Astra membuka program pendidikan
bidang alat berat dan proses pengolahan
kelapa sawit mentah. Jurusan lainnya yang
ditawarkan oleh Polman Astra antara lain
jurusan produksi mesin (dibuka tahun
1995), proses manufaktur dan produksi
teknis (1996), manajemen informasi (1999),
otomotif (2003) dan elektronik-mekanikal/
mechatronics (2005).
Lulusan Polman disalurkan untuk bekerja di Grup Astra atau melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan berwiraswasta.
Graduates of Polman are offered jobs within Astra Group or opportunities to take their studies to a higher level and become an entrepeneur.
132132
Since its foundation to the end of 2007,
a total of 826 students had graduated
from Polman Astra, with 50% gaining
employment with the Group, with the
remainder either continuing their studies
or starting their own businesses. Of the
184 graduates during 2007, 21 went on
to become teachers at technical schools
in various areas of Indonesia, as part of a
program between Polman Astra and the
Department of National Education. Polman
Astra received assistance during the year
from Microsoft and Oracle in line with the
vision to create international standards
for the information management program
at the institute. In another program in
cooperation with the Association of
Overseas Technical Scholarship (AOTS)
from Japan, lecturers and instructors from
Polman Astra took part in training sessions
in Japan and other ASEAN countries. AOTS
also assisted with the presentation of
courses for SMEs.
As well as formal courses, Polman Astra
also provides a range of technical training
programs and shop floor management
courses. These programs include Basic
Training for Factory Operator candidates;
Astra Honda Basic Competence for
Foreman and Foreman Goes To Campus
(FGTC) programs, which provide additional
training for group leaders in manufacturing
units.
Sejak berdiri hingga akhir tahun 2007,
sebanyak 826 siswa telah lulus dari
Polman Astra, di mana 50% di antaranya
mendapatkan pekerjaan di perusahaan
Grup Astra, sedangkan sisanya melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi
atau membuka usaha sendiri. Dari total
184 lulusan pada tahun 2007, 21 orang
menjadi guru di sekolah teknik di beberapa
wilayah di Indonesia, sebagai bagian dari
program kerjasama dengan Departemen
Pendidikan Nasional. Sejalan dengan visi
untuk menciptakan standar internasional
dalam program manajemen informasi di
Polman Astra, pada tahun 2007 institut
ini mendapatkan bantuan dari Microsoft
dan Oracle. Pada program lain, Polman
Astra bekerjasama dengan Association of
Overseas Technical Scholarship (AOTS)
dari Jepang, di mana para pengajar dan
instruktur Polman Astra mengikuti program
pelatihan di Jepang dan negara-negara
ASEAN lainnya. AOTS juga membantu
mengadakan program pendidikan bagi
UKM.
Di samping program pendidikan formal,
Polman Astra juga mengadakan program
pelatihan teknis dan pelatihan untuk shop floor management. Program ini meliputi
Pelatihan Dasar bagi Calon Operator Pabrik;
Kompetensi Dasar Honda untuk Foreman,
dan program Foreman Masuk Kampus, yang
merupakan tambahan pelatihan bagi para
pimpinan grup di pabrik.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
133
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
133
Every year, Polman Astra develops
competency-based training and
competency-based assessment programs
for the Group. One such program provides
competence certification for around 700
operators in skills such as welding, casting,
machining and assembling for Astra
employee.
The Assistance for the Education and
Transformation for Children and Schools
(BERNAS) program, is an operation
focusing in low-income areas to assist
students to improve the quality of their lives
and their intellectual capacity, as well as to
develop character based on the basic values
of the people of Indonesia.
YABI also works with teachers through
three-year programs designed to improve
their understanding of the paradigm of
education and professional capacity and
to boost teaching skills in both curriculum
subjects and moral education and life skills.
Setiap tahunnya, Polman Astra
mengembangkan program competency-based training dan competency-based assessment untuk Grup Astra. Salah
satunya yaitu melalui pengadaan sertifikasi
kompetensi bagi sekitar 700 operator
karyawan Astra dalam bidang keahlian
seperti welding, casting, machining dan
assembling.
Program Bantuan untuk Pendidikan dan
Transformasi Anak-Anak dan Sekolah
(BERNAS), beroperasi di daerah-daerah
miskin guna membantu para pelajar
dalam meningkatkan kualitas hidup dan
kapasitas intelektualnya serta membentuk
karakter mereka sesuai dengan nilai dasar
masyarakat Indonesia.
YABI juga bekerja sama dengan para
guru dalam program tiga tahunan untuk
meningkatkan pemahaman mengenai
paradigma pendidikan dan kapasitas
profesional serta meningkatkan kemampuan
mengajar baik dalam bidang mata pelajaran,
pendidikan moral dan keahlian lainnya.
Astra memberikan beasiswa untuk pelajar di lingkungan Perseroan setiap tahunnya.
Annually, Astra provides scholarship to the students in the community surrounding the Company.
134134
Program seperti ini sedang dijalankan
di lima sekolah dasar dan satu sekolah
Menengah Tingkat Pertama di Kecamatan
Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat; di enam
sekolah dasar di Kecamatan Gedangsari,
Gunungkidul, Yogyakarta; dan di tiga
sekolah dasar di Kecamatan Pandak, Bantul,
Yogyakarta. Program-program tersebut
telah berhasil meningkatkan kinerja para
guru dan siswa.
Yayasan Amaliah Astra (YAA) Pembangunan Masjid Astra oleh YAA
telah menjelma menjadi wahana spiritual
di wilayah Sunter yang merupakan lokasi
pabrik-pabrik utama Astra. Selain tempat
ibadah, Masjid Astra juga berfungsi sebagai
sarana silaturahmi dan komunikasi antara
warga Astra dengan masyarakat di wilayah
Tanjung Priok.
YAA berkarya untuk mengembangkan
masyarakat beragama yang damai,
sejuk dan mencerahkan. Karyawan dan
masyarakat di sekitar pabrik Astra diajak
untuk memiliki kecerdasan spiritual,
emosional dan intelektual agar mampu
menjalani hidup dalam cara pandang yang
positif. Pada tahun 2007, YAA dan Masjid
Astra mengadakan berbagai aktivitas sosial,
pendidikan, keagamaan dan kemanusiaan.
Di samping itu, YAA juga memfasilitasi
berbagai kajian spiritual, mengadakan bakti
sosial kepada kaum dhuafa, memberikan
beasiswa untuk anak-anak dari keluarga
These programs are currently being
presented at five primary schools and one
junior high school in Leuwiliang district,
Bogor, West Java; six primary schools at
Gedangsari district, Gunungkidul, Yogyakarta;
and three primary schools in Pandak district,
Bantul, Yogyakarta. The programs have
produced a measurable improvement in the
performance of both teachers and students.
Amaliah Astra Foundation (YAA)
YAA has developed the Astra Mosque as
a spiritual center for the area of Sunter,
where Astra’s major manufacturing plants
are located. As well as a place of prayer, the
Astra Mosque also functions as a venue for
discussions between the Astra community
and residents of the greater Tanjung Priok
area.
YAA works for the development of a religious
society that is peaceful, clear and fresh.
Employees and the public in the area of
Astra’s operations are invited to develop
spiritual, emotional and intellectual wisdom
in order to be able to live their lives within a
positive framework. In 2007, YAA together
with Astra Mosque held a number of
activities of a social, educational, religious
and humanitarian nature.
YAA assisted a number of spiritual
gatherings, performed social work among
the poor, gave scholarships for children from
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
135
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
135
families of limited means, and arranged
mass prayer sessions for children in the
area. Fast breaking gatherings were held
during the month of Ramadhan, together
with Koran reading competitions for
employees, school vacation religious
schooling for the children of employees, and
post-fasting month gatherings following
Idul Fitri 1428 H that were attended by
around 3,000 Astra Group’s employees.
To collect the various categories of Islamic
donations from Astra employees, Amil Zakat
Infaq & Shadaqoh (LAZIS) was inaugurated
on 1 November 2007. LAZIS distributes in an
effective way to the poor in the area around
Astra’s operational sites as donations and
scholarships.
Anak-anak dari keluarga kurang mampu turut ambil bagian dalam khitanan massal yang diadakan YAA.
Children from under privileged backgrounds benefit from the mass circumcision program offered by YAA.
kurang mampu dan mengadakan acara
khitanan massal bagi anak-anak di wilayah
tersebut. Acara buka puasa bersama
diadakan pada bulan Ramadhan, bersamaan
dengan lomba membaca Al-Quran untuk
karyawan, pesantren liburan bagi anak-anak
karyawan, dan acara halal bi halal setelah
Hari Raya Idul Fitri 1428 H yang dihadiri oleh
sekitar 3.000 karyawan Grup Astra.
Terkait usaha untuk pengumpulan zakat,
infaq dan shadaqoh dari para karyawan
Astra, pada tanggal 1 November 2007 YAA
telah meresmikan Lembaga Amil Zakat,
Infaq & Shadaqoh (LAZIS). Selanjutnya,
LAZIS akan menyalurkannya secara efektif
kepada masyarakat miskin di lingkungan
sekitar Astra, di samping menyalurkannya
juga dalam bentuk bantuan dan beasiswa.
136
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
137
Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan KerjaEnviroment, Health & Safety
Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja
(EHS) senantiasa menjadi prioritas Perseroan.
Oleh karena itu, Astra berusaha selalu mematuhi
berbagai peraturan yang terkait dengan hal
tersebut.
Environment, Health & Safety (EHS) is set as a priority in the
Company. Accordingly, Astra always strives to comply the
regulations to the fullest degree.
138138
Triple Bottom Line yang dipegang teguh
oleh Astra bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan antara ekonomi, lingkungan
hidup dan masyarakat, sehingga suatu
usaha yang berkelanjutan dapat terwujud.
Unit-unit usaha Astra akan selalu mencegah
terjadinya ancaman terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja.
Untuk merealisasikan visi: Menjadi
perusahaan yang mempunyai tanggung
jawab sosial serta ramah lingkungan, Astra
memiliki komitmen untuk melaksanakan
Lingkungan Hidup, Kesehatan &
Keselamatan Kerja (Environment, Health &
Safety/EHS) dan Tanggung Jawab Sosial
(Social Responsibility/SR) sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari usahanya.
Sejalan dengan komitmen ini, Astra telah
mengeluarkan kebijakan EHS & SR untuk
tahun 2008 yang berisikan pengarahan
bagi Grup Astra dalam menerapkan sistem
pengelolaan EHS & SR.
Konsep Astra Green Company (AGC)
memberikan kerangka yang sistematis
dalam pelaksanaan prinsip EHS oleh
setiap unit dalam Grup Astra. Pelaksanaan
AGC membutuhkan suatu pendekatan
pengembangan usaha yang melibatkan
unsur Green Strategy, Green Process, Green
Product dan Green Employee. Di samping
itu, Faktor-faktor lain yang termasuk
dalam konsep AGC adalah studi dampak
lingkungan, kinerja pengelolaan limbah,
tingkat kecelakaan kerja serta kepatuhan
terhadap berbagai undang-undang dan
peraturan terkait EHS. Penilaian kinerja
setiap unit perusahaan terkait pelaksanaan
AGC dilakukan setiap tahun, dengan lima
kategori kinerja yaitu: Emas, Hijau, Biru,
Merah dan Hitam.
Standar yang ditetapkan dalam AGC
telah mengacu kepada standar nasional
dan internasional, seperti ISO 14000
Astra’s Triple Bottom Line has long sought
to create a balance between the economy,
the environment and society in a manner
that creates sustainable business. Astra
units will not tolerate threats to health and
safety.
To realise its vision: To be socially
responsible and environmentally friendly
corporation, Astra is committed to the
implementation of Environment, Health &
Safety (EHS) and Social Responsibility (SR)
as an integral part of its business. In line
with this commitment, Astra issued 2008
EHS & SR Policy to provide direction for the
Astra Group in application of the EHS & SR
system of management.
The Astra Green Company (AGC) concept
provides a systematic framework for EHS
within which all EHS operations of the
Group are conducted. AGC demands an
approach to development involving Green
Strategy, Green Process, Green Product and
Green Employee. Other factors taken into
consideration by AGC include environmental
impact studies, waste treatment
performance, the frequency rate (FR) and
severity rate (SR) of workplace accidents,
and compliance with laws and regulations
on EHS. Units of the company are judged
annually on their performance in terms of
AGC, with five performance classifications:
Gold, Green, Blue, Red and Black.
Standards established under AGC are based
on both national and international standards
including ISO 14000 (Environmental
Systems Management), OHSAS 18000
(Measurement of Workplace Health and
Safety), SMK3 (National Standard of
Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan KerjaEnviroment, Health & Safety
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
139
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
139
(Environmental Systems Management),
OHSAS 18000 (Measurement of Workplace
Health and Safety), SMK3 (Standar Nasional
menyangkut Keselamatan dan Kesehatan
Lingkungan Kerja) dan NOSA (National
Occupational Safety Association).
Pada tahun 2007, 347 perusahaan telah
dievaluasi di mana jumlah ini meningkat
sebesar 11,2% dibanding dengan 312
perusahaan yang dievaluasi pada tahun
sebelumnya. Hasil evaluasi menunjukkan
bahwa terdapat 32 perusahaan
yang memperoleh status Emas (9%)
dibandingkan 7% pada tahun sebelumnya,
150 status Hijau (43%) naik dari 36% pada
tahun 2006, 102 status Biru (29%) turun
dari 30% pada tahun lalu, 40 status Merah
(12%) dan 23 dengan status Hitam (7%)
dibandingkan total 8% di tahun 2006. Hasil
ini menunjukkan suatu peningkatan yang
signifikan.
Sejak tahun 2002, Astra telah bekerjasama
dengan Ascert International (AFAQ)
dari Perancis dalam program pemberian
sertifikasi kinerja di bidang EHS berdasarkan
Management of Workplace Health and
Safety), and NOSA (National Occupational
Safety Association).
In 2007, evaluations were conducted on
347 companies, an increase of 11.2% over
the 312 companies examined the previous
year. The evaluations rated 32 companies
as achieving Gold status (9%) compared to
7% the previous year, 150 companies with
Green status (43%), rose from 36% in 2006,
102 companies with Blue status (29%) fell
from 30% last year, 40 companies with
Red status (12%) and 23 with Black status
(7%) compared to a total of 8% in 2006.
These results represented a significant
improvement.
Since 2002, Astra has been working with
Ascert International (AFAQ) of France in
a program of certification of performance
in EHS based on AGC standards. AGC
Joint Certification is now being applied to
companies in the Astra Group that have
Setiap tahun, Astra menyelenggarakan Konvensi Security, Environment, Social and Responsibility (SESR) yang menjadi bentuk nyata komitmen atas penerapan SESR yang konsisten.
The Security, Environment, Social and Responsibility (SESR) convention Astra conducts every year is a consistent commitment of its SESR implementation.
140140
standar AGC. AGC Joint Certification
ini telah diterapkan pada perusahaan-
perusahaan di Grup Astra yang minimal
memiliki kategori Biru atas kepatuhannya
terhadap standar AGC. Pada tahun 2007,
terdapat 37 perusahaan yang memperoleh
AGC Joint Certification, sehingga total
perusahaan yang telah meraih penghargaan
sejenis menjadi 173 sejak program sertifikasi
tersebut dijalankan.
Astra juga mendorong terwujudnya
implementasi EHS di UKM rekanan
Grup Astra. Implementor AGC dengan
Peningkatan Kinerja Terbaik Tahun
2007 diberikan sebagai pengakuan atas
konsistensi yang dilakukan oleh UKM
rekanan Grup Astra dalam hal penerapan
EHS terbaik.
Selain pelaksanaan AGC, setiap tahun
Astra juga menyelenggarakan Konvensi
Keamanan, Lingkungan dan Tanggung
Jawab Sosial yang dihadiri oleh perusahaan-
perusahaan dalam Grup Astra. Tema
konvensi pada tahun 2007 adalah
Implementasi Sistem Keamanan & CSR
sebagai suatu Komitmen terhadap para
pemangku kepentingan dan Pendekatan
untuk Bisnis yang Berkelanjutan. Selain
itu, Astra juga secara rutin memberikan
Penghargaan Astra Green Company
kepada perusahaan dalam Grup Astra
yang dinilai memiliki kinerja terbaik dalam
bidang Conservation & Pollution Prevention
Program dan Occupational Health & Safety
Program (Program Pencegahan Polusi dan
Konservasi dan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja).
Anak perusahaan Astra juga secara aktif
melaksanakan program EHS yang signifikan.
Program AstraWorld Saves Our World
– Save The Sea Turtle berfokus pada usaha
achieved a minimum of Blue compliance
with AGC standards. In 2007, 37 companies
achieved AGC Joint Certification to take the
total that have achieved such certification
since the beginning of the program to 173
companies.
Astra supports its SME partners in EHS
implementation. The AGC Implementor
with The Best Performance Improvement
for the year 2007 was awarded as
an acknowledgment of consistent
practices among Astra’s SME partners in
implementation of EHS.
In addition to the implementation of
AGC, Astra hosts an annual Convention
on Security, Environment & Social
Responsibility attended by companies in
the Astra Group. In 2007, the theme of
the convention was Implementation of
Security Systems & CSR as a Commitment
to Stakeholders and an Approach to
Sustainable Business. In addition, Astra
regularly presents the Astra Green
Company Award to a company within the
Group for the best performance in the areas
of Conservation & Pollution Prevention
Program and Occupational Health & Safety
Program.
There are also a number of significant
EHS activities at subsidiary level. The
AstraWorld Saves Our World – Save The Sea
Turtle program focuses on environmental
conservation. Astra Group companies and
the general public helped to release more
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
141
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
141
konservasi lingkungan hidup. Perusahaan di
bawah Grup Astra dan masyarakat umum
telah melepaskan lebih dari 400 bayi penyu
(tukik) ke laut dalam kegiatan peringatan
Hari Lingkungan Hidup Dunia. Program ini
juga didukung dengan penjelasan kepada
masyarakat umum mengenai cara hidup
penyu laut serta langkah-langkah yang
dilakukan untuk menyelamatkan mereka
dari kepunahan.
Adapun hal-hal yang telah ditetapkan untuk
tahun 2008, adalah sebagai berikut:
1. Pencapaian standar Green pada
Astra Green Company
2. Pengurangan penggunaan sumber daya
alam sekitar 10% pada tahun 2007
3. Pengurangan emisi dan limbah
4. Mencapai Tingkat Kecelakaan Kerja Nol
5. Meningkatkan budaya EHS dalam
lingkungan kerja
than 400 baby turtles to sea in activities on
World Environment Day. This program was
also accompanied by a public explanation
of the habits of sea turtles and efforts being
taken to assist in their conservation.
Points established for 2008 concentrate on
the following aspects:
1. Achievement of the standard of
Green within Astra Green
Company
2. Reduction in the use of natural
resources of around 10% in 2007
3. Development of emission and waste
reduction
4. Achievement of Zero Workplace
Accidents
5. Raise EHS culture on the job.
Konservasi lingkungan hidup juga menjadi perhatian Astra dengan dilakukannya program ‘AstraWorld Saves Our World - Saves the Sea Turtle’.
Astra’s concern for the conservation of nature and the environment is demonstrated in the ‘AstraWorld Saves Our World - Saves the Sea Turtle’ program.
Dewan KomisarisBoard Of Commissioners
Dewan DireksiBoard Of Directors
Djunaedi HadisumartoKomisaris
Commissioner
Soemadi D. M. BrotodiningratKomisaris
Commissioner
Mark Spencer GreenbergKomisaris
Commissioner
Budi SetiadharmaPresiden Komisaris
President Commissioner
Patrick M. AlexanderKomisaris
Commissioner
Akira OkabeKomisaris
Commissioner
Benjamin W. KeswickKomisaris
Commissioner
Muhamad Chatib BasriKomisaris
Commissioner
Anthony J. L. NightingaleKomisaris
Commissioner
Chiew Sin CheokKomisaris
Commissioner
Prijono SugiartoDirektur
Director
Johnny D. DanusasmitaDirektur
Director
Michael D. RuslimPresiden Direktur
President Director
Gunawan GeniusahardjaDirektur
Director
Maruli GultomDirektur
Director
Tossin HimawanDirektur
Director
Simon J. MawsonDirektur
Director
Dewan Komisaris dan Direksi PT Astra International Tbk bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan ini yang ditandatangani pada bulan April 2008.
Board of Commissioners and the Board of Directors PT Astra International Tbk are responsible to the validity of this Annual Report signed in April 2008.
Laporan KeuanganFinancial Report
PT Astra International Tbk dan Anak Perusahaan
PT Astra International Tbk and Subsidiaries
Laporan Keuangan KonsolidasiConsolidated Financial Statements
31 Desember 2007 dan 200631 December 2007 and 2006
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 1 - Page
NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2007 Catatan/
Notes
2006
AKTIVA ASSETS Aktiva lancar Current assets Kas dan setara kas 6,264,894 3 4,729,943 Cash and cash equivalents Investasi jangka pendek 200,504 418,464 Short-term investments Piutang usaha, setelah Trade receivables, dikurangi penyisihan net of provision for piutang ragu-ragu doubtful receivables sebesar Rp 250.272 of Rp 250,272 (2006: Rp 523.608): (2006: Rp 523,608): - Pihak yang mempunyai 307,161 4,30f 229,138 - Related parties hubungan istimewa - Pihak ketiga 5,411,329 4 3,835,197 - Third parties Piutang lain-lain, 299,709 5 493,909 Other receivables, setelah dikurangi penyisihan net of provision for piutang ragu-ragu doubtful receivables sebesar Rp 108.152 of Rp 108,152 (2006: Rp 229.581) (2006: Rp 229,581) Persediaan 4,581,729 6 4,000,697 Inventories Pajak dibayar di muka 1,366,949 7a 1,430,909 Prepaid taxes Pembayaran di muka lainnya 1,041,888 593,237 Other prepayments Jumlah aktiva lancar 19,474,163 15,731,494 Total current assets Aktiva tidak lancar Non-current assets Kas dan deposito berjangka 57,418 3 90,303 Restricted cash and time yang dibatasi penggunaannya deposits Piutang pembiayaan, 16,351,996 8 17,565,047 Financing receivables, setelah dikurangi penyisihan net of provision for piutang ragu-ragu doubtful receivables sebesar Rp 934.087 of Rp 934,087 (2006: Rp 769.290) (2006: Rp 769,290) Piutang lain-lain, Other receivables, setelah dikurangi penyisihan net of provision for piutang ragu-ragu doubtful receivables sebesar Rp 16.600 of Rp 16,600 (2006: Rp 19.112): (2006: Rp 19,112): - Pihak yang mempunyai 393,241 5,30g 356,777 - Related parties hubungan istimewa - Pihak ketiga 98,371 5 263,594 - Third parties Investasi pada perusahaan 9,771,084 9 8,504,290 Investments in associates asosiasi dan jointly and jointly controlled controlled entities entities Investasi jangka panjang lain-lain 1,120,680 318,271 Other long-term investments Aktiva pajak tangguhan 860,581 7d 796,335 Deferred tax assets Aktiva tetap, 14,127,390 10 13,030,347 Fixed assets, net of setelah dikurangi akumulasi accumulated depreciation penyusutan sebesar Rp 9.526.376 of Rp 9,526,376 (2006: Rp 7.775.916) (2006: Rp 7,775,916) Goodwill 674,528 710,937 Goodwill Aktiva lain-lain 590,146 561,895 Other assets
Jumlah aktiva tidak lancar 44,045,435 42,197,796 Total non-current assets
JUMLAH AKTIVA 63,519,598 29 57,929,290 TOTAL ASSETS
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 2 - Page
NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2007
Catatan/ Notes
2006
KEWAJIBAN LIABILITIES
Kewajiban jangka pendek Current liabilities Pinjaman jangka pendek 2,574,421 11 2,932,650 Short-term loans Hutang usaha: Trade payables: - Pihak yang mempunyai 1,230,113 12,30h 1,102,343 - Related parties hubungan istimewa - Pihak ketiga 3,204,116 12 2,287,741 - Third parties Kewajiban lain-lain 2,595,604 13 2,030,825 Other liabilities Hutang pajak 1,577,349 7b 485,105 Taxes payable Beban yang masih harus dibayar 1,629,297 14 1,167,367 Accrued expenses Kewajiban diestimasi 108,962 15 33,988 Provisions Bagian jangka pendek Current portion of dari hutang jangka panjang: long-term debt: - Pinjaman bank dan pinjaman 6,060,887 16 7,522,683 - Bank loans and other lain-lain loans - Hutang obligasi 1,751,845 17 2,022,610 - Bonds - Hutang sewa guna usaha 610,569 18 485,185 - Obligations under finance leases Jumlah kewajiban jangka pendek 21,343,163 20,070,497 Total current liabilities Kewajiban jangka panjang Non-current liabilities Kewajiban lain-lain: Other liabilities: - Pihak yang mempunyai 21,929 13,30i 25,784 - Related parties hubungan istimewa - Pihak ketiga 552,066 13 481,076 - Third parties Kewajiban pajak tangguhan 254,479 7d 214,037 Deferred tax liabilities Kewajiban diestimasi 492,553 15 492,391 Provisions Hutang jangka panjang, setelah Long-term debt, net of current dikurangi bagian jangka pendek: portion: - Pinjaman bank dan pinjaman 6,581,077 16 7,692,562 - Bank loans and other lain-lain loans - Hutang obligasi 1,911,888 17 1,823,519 - Bonds - Hutang sewa guna usaha 354,581 18 698,578 - Obligations under finance leases Jumlah kewajiban jangka panjang 10,168,573 11,427,947 Total non-current liabilities Jumlah kewajiban 31,511,736 29 31,498,444 Total liabilities HAK MINORITAS 5,045,268 19 4,055,080 MINORITY INTERESTS
EKUITAS EQUITY Modal saham: Share capital: - Modal dasar - 6.000.000.000 - Authorised - saham dengan nilai nominal 6,000,000,000 Rp 500 (dalam satuan shares with par value Rupiah) per saham of Rp 500 (full Rupiah) per share - Modal ditempatkan dan disetor 2,024,178 20 2,024,178 - Issued and fully paid - penuh - 4.048.355.314 4,048,355,314 saham biasa ordinary shares Tambahan modal disetor 1,106,121 21 1,106,121 Additional paid-in capital Selisih penilaian kembali aktiva tetap 418,578 418,661 Fixed assets revaluation reserve Perubahan ekuitas anak perusahaan 1,343,741 22 1,454,426 Changes in equity of dan perusahaan asosiasi subsidiaries and associates Saldo laba: Retained earnings: - Dicadangkan 424,700 24 324,700 - Appropriated - Belum dicadangkan 21,645,276 17,047,680 - Unappropriated Jumlah ekuitas 26,962,594 22,375,766 Total equity JUMLAH KEWAJIBAN 63,519,598 57,929,290 TOTAL LIABILITIES DAN EKUITAS AND EQUITY
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 3 - Page
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2007 Catatan/
Notes
2006
Pendapatan bersih 70,182,960 25,29 55,709,184 Net revenue Beban pokok pendapatan (53,693,688) 26,29 (43,386,103) Cost of revenue Laba kotor 16,489,272 12,323,081 Gross profit Beban usaha: 27 Operating expenses: Beban penjualan (3,870,625) (4,593,008) Selling expenses Beban umum dan administrasi (4,117,161) (3,486,830) General and administrative expenses (7,987,786) (8,079,838) Laba usaha 8,501,486 29 4,243,243 Operating income Penghasilan/(beban) lain-lain: Other income/(expenses): Penghasilan bunga 390,185 425,073 Interest income Beban bunga (678,134) 29 (760,726) Interest expense (Kerugian)/keuntungan selisih kurs (138,627) 221,686 Foreign exchange (loss)/gain Penghasilan lain-lain, bersih 728,170 28 454,644 Other income, net 301,594 340,677 Bagian atas hasil bersih 1,830,525 9 1,359,864 Share of results of perusahaan asosiasi dan associates and jointly jointly controlled entities controlled entities Laba sebelum pajak penghasilan 10,633,605 5,943,784 Profit before income tax Beban pajak penghasilan (2,663,218) 7c (1,452,946) Income tax expenses Laba sebelum hak minoritas 7,970,387 4,490,838 Income before minority interests Hak minoritas (1,451,114) 19 (778,741) Minority interests Laba bersih 6,519,273 3,712,097 Net income Laba bersih per saham - 1,610 31 917 Net earnings per share - dasar dan dilusian basic and diluted (dalam satuan Rupiah) (full Rupiah)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 4 - Page
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah)
Saldo laba/Retained earnings
Catatan/
Notes
Modal saham/Share capital
Tambahan modal disetor/
Additional paid-in capital
Selisih penilaian
kembali aktiva tetap/
Fixed assets revaluation
reserve
Perubahan ekuitas anak perusahaan
dan perusahaan
asosiasi/ Changes in
equity of subsidiaries
and associates
Dicadangkan/ Appropriated
Belum dicadangkan/
UnappropriatedJumlah/
Total
Saldo 1 Januari 2006 2,024,178 1,106,121 418,661 1,231,408 224,700 15,419,277 20,424,345 Balance as at 1 January 2006 Laba bersih - - - - - 3,712,097 3,712,097 Net income Dividen - - - - - (1,983,694) (1,983,694) Dividends Pembentukan cadangan wajib - - - - 100,000 (100,000) - Appropriation to statutory reserve Perubahan ekuitas anak perusahaan - - - 223,018 - - 223,018 Changes in equity of subsidiaries and dan perusahaan asosiasi associates Saldo 31 Desember 2006 2,024,178 1,106,121 418,661 1,454,426 324,700 17,047,680 22,375,766 Balance as at 31 December 2006 Laba bersih - - - - - 6,519,273 6,519,273 Net income Dividen 23 - - - - - (1,821,760) (1,821,760) Dividends Pembentukan cadangan wajib 24 - - - - 100,000 (100,000) - Appropriation to statutory reserve Realisasi selisih penilaian kembali - - (83) - - 83 - Realisation of fixed assets aktiva tetap revaluation reserve Perubahan ekuitas anak perusahaan - - - (110,685) - - (110,685) Changes in equity of subsidiaries and dan perusahaan asosiasi associates Saldo 31 Desember 2007 2,024,178 1,106,121 418,578 1,343,741 424,700 21,645,276 26,962,594 Balance as at 31 December 2007
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 5 - Page
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah)
2007 2006 Arus kas dari aktivitas operasi: Cash flows from operating activities: Penerimaan dari pelanggan termasuk 68,630,383 54,566,486 Receipts from customers including penghasilan bunga dari pembiayaan interest income from consumer konsumen dan sewa guna usaha financing and finance leases Penurunan piutang pembiayaan 1,048,254 3,244,396 Reductions in financing receivables Pembayaran kepada pemasok termasuk (50,210,353) (40,326,959) Payments to suppliers including pembayaran bunga oleh anak interest paid by financial services perusahaan di bidang jasa keuangan subsidiaries Pembayaran kepada karyawan (4,211,408) (3,448,598) Payments to employees Pembayaran beban usaha lain (3,210,616) (3,308,462) Payments for other operating expenses Penerimaan dari aktivitas 494,624 367,906 Receipts from other operasi lainnya operating activities Kas yang dihasilkan dari operasi 12,540,884 11,094,769 Cash generated from operations Penghasilan bunga yang diterima lainnya 321,735 345,765 Other interest income received Penurunan/(penambahan) saldo 40,231 (5,315) Reductions in/(additions to) balances sehubungan dengan margin deposit in respect of margin deposits for atas fasilitas letters of credit letters of credit facilities Pembayaran pajak penghasilan badan (1,658,581) (2,451,725) Payments of corporate income tax Penambahan investasi pada efek - (38,202) Additions to trading securities yang diperdagangkan Arus kas bersih dari aktivitas operasi 11,244,269 8,945,292 Net cash flows from operating activities Arus kas dari aktivitas investasi: Cash flows from investing activities: Dividen kas yang diterima 300,113 1,256,385 Cash dividends received Hasil penjualan investasi 223,954 40,662 Proceeds from sale of other jangka panjang lain-lain long-term investments Hasil penjualan aktiva tetap dan 479,611 429,196 Proceeds from sale of fixed assets aktiva yang belum digunakan and assets not yet used in dalam operasi operations Perolehan aktiva tetap (3,259,663) (2,406,848) Acquisitions of fixed assets Penambahan aktiva lain-lain (135,321) (125,275) Additions to other assets Akuisisi anak perusahaan, setelah (34,698) (4,242) Acquisition of subsidiaries, net dikurangi kas yang diperoleh of cash acquired Pelepasan anak perusahaan, setelah - 31,105 Disposal of subsidiaries, net of dikurangi kas yang dilepas cash disposed Penambahan investasi jangka panjang (604,038) (1,681,083) Additions to other long-term lain-lain investments Arus kas bersih yang digunakan (3,030,042) (2,460,100) Net cash flows used in untuk aktivitas investasi investing activities
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 6 - Page
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah)
2007 2006 Arus kas dari aktivitas pendanaan: Cash flows from financing activities: Penerimaan hutang jangka panjang 10,749,519 4,958,261 Proceeds from long-term debt Pembayaran kewajiban anjak piutang (115,629) (360,420) Payments for factoring payables Penerimaan pinjaman jangka pendek 7,909,660 8,095,980 Proceeds from short-term loans Pembayaran kembali pinjaman (8,353,885) (7,825,315) Repayments of short-term loans jangka pendek Penerimaan pembiayaan bersama 1,037,299 5,331,573 Proceeds from joint financing with recourse with recourse Pembayaran pembiayaan bersama (6,475,465) (7,280,325) Payments for joint financing with recourse with recourse Penerimaan pelunasan pinjaman dari 299,464 65,658 Loan settlement from a third party pihak ketiga Pembayaran kembali hutang (8,914,809) (5,523,347) Repayments of long-term debt jangka panjang Pembayaran bunga (671,066) (711,343) Interest paid Penambahan piutang kepada pihak yang (20,246) (3,747) Addition to amounts due from mempunyai hubungan istimewa related parties Dividen kas yang dibayarkan (2,266,381) (2,422,083) Cash dividends paid Penurunan/(penambahan) kas dan 496 (1,260) Reductions in/(additions to) deposito berjangka yang dibatasi restricted cash and time deposits penggunaannya Penerimaan dari hak minoritas atas 3,759 87,280 Proceeds from minority interest penerbitan saham oleh in share issuance by a anak perusahaan subsidiary
Arus kas bersih yang digunakan (6,817,284) (5,589,088) Net cash flows used in untuk aktivitas pendanaan financing activities
Kenaikan bersih kas, setara kas 1,396,943 896,104 Net increase in cash, dan cerukan cash equivalents and bank overdrafts
Kas, setara kas dan cerukan 4,530,446 3,717,641 Cash, cash equivalents and pada awal tahun bank overdrafts at the beginning of the year
Dampak perubahan selisih kurs 51,853 (83,299) Effect of exchange rate terhadap kas, setara kas dan differences on cash, cerukan cash equivalents and bank overdrafts
Kas, setara kas dan cerukan pada 5,979,242 4,530,446 Cash, cash equivalents and akhir tahun bank overdrafts at the end of the year Aktivitas signifikan yang tidak Significant activities not affecting mempengaruhi arus kas: cash flows: Perolehan aktiva tetap melalui 354,154 645,735 Acquisition of fixed assets through hutang jangka panjang long-term debt Reklasifikasi uang muka ke aktiva tetap 319,933 263,150 Reclassification of advance payments to fixed assets Perolehan aktiva tetap sewa 291,429 761,475 Acquisition of fixed assets under guna usaha finance leases Kas, setara kas dan cerukan terdiri dari: The cash, cash equivalents and bank overdrafts
comprise the following: 2007 2006
Kas dan setara kas 6,264,894 4,729,943 Cash and cash equivalents Cerukan (285,652) (199,497) Bank overdrafts
5,979,242 4,530,446
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 7 - Page
1. INFORMASI UMUM 1. GENERAL INFORMATION
a. Pendirian dan informasi lainnya a. Establishment and other information
PT Astra International Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, Perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk.
PT Astra International Tbk (the “Company”) was established in 1957 as PT Astra International Incorporated. In 1990, the Company changed its name to PT Astra International Tbk.
Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia,
dengan kantor pusat di JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.
The Company is domiciled in Jakarta, Indonesia, with its head office at JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi.
In accordance with article 3 of its Articles of Association, the scope of the Company’s activities is to engage in general trading, industry, mining, transportation, agriculture, construction and consultancy services. The subsidiaries’ main activities are the assembly and distribution of automobiles, motorcycles and related spare parts, heavy equipment sales and rentals, mining and related services, development of plantations, financial services, and information technology.
b. Anggaran dasar b. Articles of association
Perseroan didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957.
The Company was established by Notarial Deed No. 67 of Sie Khwan Djioe dated 20 February 1957 and approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decision Letter No. J.A.5/53/5 dated 1 July 1957.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris P.S.A. Tampubolon, S.H. No. 30 tanggal 25 Maret 1999 yang memberikan wewenang kepada direksi untuk melakukan penerbitan saham tanpa memberikan hak untuk memesan terlebih dahulu kepada para pemegang saham yang ada pada saat itu dengan ketentuan bahwa penerbitan saham harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Perubahan Anggaran Dasar ini telah dicatat oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-5625.HT.01. 04.Th.99 tanggal 30 Maret 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 September 1999 Tambahan No. 143.
The Company's Articles of Association have been amended several times. The latest amendment was done by Notarial Deed of P.S.A. Tampubolon, S.H. No. 30 dated 25 March 1999 which granted directors the authority to issue shares without pre-emptive rights to existing shareholders, subject to shareholders’ approval at a General Meeting of Shareholders. The amendment was noted by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decision Letter No.C2-5625.HT.01.04.Th.99 dated 30 March 1999 and was published in State Gazette No. 45 dated 4 September 1999, Supplementary No. 143.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 8 - Page
1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)
c. Perubahan struktur permodalan c. Changes in capital structure
Kebijakan/Tindakan Perusahaan
Tahun/ Years
Policy/Corporate actions
Penawaran Umum Perdana 30 juta saham, nominal Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham, harga penawaran Rp 14.850 (dalam satuan Rupiah) per saham.
1990
Initial Public Offering 30 million shares, with a par value of Rp 1,000 (full Rupiah) per share, offering price of Rp 14,850 (full Rupiah) per share.
Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas 48.439.600 saham dengan harga Rp 13.850 (dalam satuan Rupiah) per saham.
Pembagian saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah Rp 871,9 miliar atau setara dengan 871.912.800 saham.
1994
Limited Public Offering with pre-emptive rights of 48,439,600 shares at the price of Rp 13,850 (full Rupiah) per share.
Distribution of bonus shares from the capitalisation of additional paid-in capital amounting to Rp 871.9 billion, equivalent to 871,912,800 shares.
Konversi obligasi menjadi 280.837 saham yang dilakukan oleh sebagian pemegang obligasi.
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham menjadi Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham, yang mengakibatkan kenaikan jumlah saham yang beredar menjadi 2.325.662.474.
1997
Conversion of bonds into 280,837 shares by certain convertible bondholders.
Completion of a stock split from Rp 1,000 (full Rupiah) per share to Rp 500 (full Rupiah) per share, increasing the number of shares outstanding to 2,325,662,474.
Diterbitkan 258.398.155 rights kepada para kreditur dan pemegang obligasi sehubungan dengan restrukturisasi hutang, satu right berhak untuk membeli satu saham Perseroan dengan harga Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham. Sejumlah 253.158.665 saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi rights ini.
Persetujuan atas kompensasi berbasis saham bagi karyawan dan eksekutif Perseroan sampai dengan 70 juta saham. Pada tanggal jatuh tempo, sejumlah 64.754.000 saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi opsi saham karyawan tersebut.
1999
Issue of 258,398,155 rights to creditors and bondholders in relation to a debt restructuring, one share of the Company for every right held at the price of Rp 500 (full Rupiah) per share. 253,158,665 shares were issued as a result of the rights exercised.
Approval for stock-based compensation for the Company's employees and executives up to 70 million shares. As at the expiry date, 64,754,000 shares had been issued as a result of the employee stock options exercised.
Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, 1.404.780.175 saham dengan harga Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham.
2002
Limited Public Offering in respect of a rights issue with pre-emptive rights, 1,404,780,175 shares at the price of Rp 1,000 (full Rupiah) per share.
Seluruh saham Perseroan telah dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia. All of the Company's issued shares are
listed on the Indonesia Stock Exchange.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 9 - Page
1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)
d. Struktur Perseroan dan anak perusahaan d. Structure of the Company and subsidiaries
Dimulainya kegiatan
komersial/ Commence-
ment of commercial operations
Persentase kepemilikan efektif/
Effective percentage of ownership
Jumlah aktiva (sebelum eliminasi)/
Total assets (before eliminations)
2007 2006 2007 2006 ANAK PERUSAHAAN LANGSUNG/DIRECT SUBSIDIARIES: OTOMOTIF/AUTOMOTIVE
PT Arya Kharisma a) 1988 100.00 100.00 916,884 815,061 PT Astra Nissan Diesel Indonesia 1984 75.00 75.00 443,391 327,628 PT Astra Otoparts Tbk a) 1991 86.72 86.72 3,452,595 3,024,168 PT Gaya Motor 1970 100.00 100.00 208,160 177,343 PT Inti Pantja Press Industri 1990 89.36 89.36 320,529 275,509 PT Pulogadung Pawitra Laksana 1980 100.00 100.00 30,301 56,486 PT Serasi Autoraya a) 1990 100.00 100.00 2,132,229 1,873,035 PT Tjahja Sakti Motor 1962 100.00 100.00 289,993 324,939
JASA KEUANGAN/FINANCIAL SERVICES PT Astra Mitra Ventura 1992 99.85 99.85 58,832 56,546 PT Federal International Finance 1989 100.00 100.00 9,059,098 10,558,644 PT Sedaya Multi Investama a) 1989 100.00 100.00 4,217,481 2,881,593 PT Astra Multi Finance 1991 100.00 60.00 104,014 153,057 PT Astra Sedaya Finance 1983 53.00 53.00 7,444,035 8,020,670 PT Sedaya Pratama a) 1993 53.00 53.00 204,298 212,130 PT Staco Estika Sedaya Finance b) 1990 30.35 30.35 310,655 245,436 PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance 1986 64.65 64.65 276,920 414,551
PERKEBUNAN/AGRIBUSINESS PT Astra Agro Lestari Tbk a) 1995 79.68 79.68 5,352,986 3,496,955
TEKNOLOGI INFORMASI/INFORMATION TECHNOLOGY PT Astra Graphia Tbk 1975 76.87 76.87 624,557 584,839
ALAT-ALAT BERAT DAN PERTAMBANGAN/HEAVY EQUIPMENT AND MINING PT United Tractors Tbk a) 1973 58.45 58.45 13,002,619 11,247,585
LAIN-LAIN/OTHERS PT Astratel Nusantara a) 1996 100.00 100.00 650,680 614,958 PT Brahmayasa Bahtera 1970 100.00 100.00 108,136 99,751 PT Intertel Nusaperdana 1989 100.00 100.00 180,801 162,848 PT Suryaraya Prawira 1994 100.00 100.00 91,939 94,695
ANAK PERUSAHAAN TIDAK LANGSUNG YANG SIGNIFIKAN/SIGNIFICANT INDIRECT SUBSIDIARIES: OTOMOTIF/AUTOMOTIVE
PT Pantja Motor c) 1974 64.88 64.88 901,116 790,642 ALAT-ALAT BERAT DAN PERTAMBANGAN/HEAVY EQUIPMENT AND MINING
PT Pamapersada Nusantara a) d) 1993 58.45 58.45 8,463,843 7,943,877 JASA KEUANGAN/FINANCIAL SERVICES
PT Asuransi Astra Buana e) 1981 95.70 95.70 2,512,784 2,089,953 a) Dan anak perusahaan. a) And subsidiary/subsidiaries. b) PT Staco Estika Sedaya Finance dimiliki oleh Perseroan
melalui PT Astra Sedaya Finance dan PT Sedaya Pratama dengan total hak suara sebesar 57,26%.
b) PT Staco Estika Sedaya Finance is owned by the Company through PT Astra Sedaya Finance and PT Sedaya Pratama with total voting right of 57.26%.
c) Melalui PT Arya Kharisma. c) Through PT Arya Kharisma. d) Melalui PT United Tractors Tbk. d) Through PT United Tractors Tbk. e) Melalui PT Sedaya Multi Investama. e) Through PT Sedaya Multi Investama.
Seluruh anak perusahaan langsung dan anak perusahaan tidak langsung yang signifikan berdomisili di Indonesia.
All direct subsidiaries and significant indirect subsidiaries are domiciled in Indonesia.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 10 - Page
1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)
e. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan e. Board of Commissioners, Directors and Employees
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
The members of the Company's Boards of Commissioners and Directors are as follows:
31 Desember/December
2007 31 Desember/December
2006
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Presiden Komisaris Budi Setiadharma Budi Setiadharma President Commissioner Komisaris Independen: Djunaedi Hadisumarto
Patrick Morris Alexander Djunaedi Hadisumarto
Motonobu Takemoto c) Independent Commissioners:
Muhamad Chatib Basri Patrick Morris Alexander Soemadi Djoko Moerdjono Muhamad Chatib Basri Brotodiningrat
Akira Okabe Soemadi Djoko Moerdjono
Brotodiningrat
Komisaris: Anthony John Liddell Nightingale
Anthony John Liddell Nightingale
Commissioners:
Mark Spencer Greenberg Benjamin William Keswick
Neville Barry Venter a) Adam Phillip Charles Keswick b)
Chiew Sin Cheok Mark Spencer Greenberg Direksi Board of Directors Presiden Direktur Michael Dharmawan Ruslim Michael Dharmawan Ruslim President Director Direktur: Gunawan Geniusahardja Gunawan Geniusahardja Directors: Prijono Sugiarto Prijono Sugiarto Tossin Himawan Tossin Himawan Johnny Darmawan
Danusasmita Johnny Darmawan
Danusasmita
Maruli Gultom Maruli Gultom Simon John Mawson Simon John Mawson
a) Mengundurkan diri pada tanggal 31 Oktober 2006. a) Resigned on 31 October 2006. b) Mengundurkan diri pada tanggal 31 Maret 2007. b) Resigned on 31 March 2007. c) Mengundurkan diri pada tanggal 23 Mei 2007. c) Resigned on 23 May 2007.
Pada tanggal 31 Desember 2007, Perseroan dan anak perusahaan memiliki karyawan kurang lebih 67.500 orang (2006: 66.000 orang) dengan jumlah biaya karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 adalah kurang lebih Rp 4,35 triliun (2006: Rp 3,54 triliun).
As at 31 December 2007, the Company and its subsidiaries had approximately 67,500 employees (2006: 66,000 employees) with total employee costs for the year ended 31 December 2007 of approximately Rp 4.35 trillion (2006: Rp 3.54 trillion).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 27 Februari 2008.
The consolidated financial statements of the Company and subsidiaries were prepared by the Directors and completed on 27 February 2008.
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements, which are in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 11 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian
a. Basis of preparation of the consolidated financial statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk investasi pada efek yang diklasifikasi sebagai “untuk diperdagangkan” dan “tersedia untuk dijual”, dan instrumen derivatif yang seluruhnya disajikan sebesar nilai wajarnya, serta aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali sesuai dengan Peraturan Pemerintah (lihat Catatan 2l, 2p, dan 2n).
The consolidated financial statements have been prepared on the basis of historical cost, except for investments in securities which are classified as “trading” and “available-for-sale”, derivative instruments which are all valued at fair value, and certain fixed assets which are stated at revalued amounts in accordance with Government Regulations (refer to Notes 2l, 2p, and 2n).
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan dasar akrual (accruals basis), kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.
The consolidated financial statements have been prepared on the basis of the accruals concept, except for the consolidated statements of cash flows.
Laporan arus kas konsolidasian disusun
dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan ini, kas dan setara kas disajikan setelah dikurangi dengan cerukan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing, and financing activities. For these purposes, cash and cash equivalents are shown net of bank overdrafts.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and the disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results may differ from these estimates.
Seluruh angka dalam laporan keuangan
konsolidasian ini, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain.
Figures in the consolidated financial statements are rounded to and expressed in millions of Rupiah unless otherwise stated.
b. Prinsip-prinsip konsolidasi b. Principles of consolidation Laporan keuangan konsolidasian
menggabungkan aktiva dan kewajiban pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 dan hasil usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut dari Perseroan dan perusahaan-perusahaan dimana Perseroan memiliki kemampuan secara langsung atau tidak langsung untuk mengendalikan perusahaan-perusahaan tersebut.
The consolidated financial statements incorporate the assets and liabilities as at 31 December 2007 and 2006 and results of operations for the years then ended of the Company and entities in which the Company has the ability to directly or indirectly exercise control.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 12 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)
Seluruh transaksi dan saldo yang material antara perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
All material transactions and balances between consolidated companies have been eliminated in the consolidated financial statements.
Hak minoritas atas hasil usaha dan ekuitas
perusahaan-perusahaan yang dikendalikan Perseroan disajikan secara terpisah baik pada laporan laba rugi maupun neraca konsolidasian.
Minority interests in the results and the equity of controlled entities are shown separately in the consolidated statements of income and balance sheets, respectively.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh
dalam periode berjalan, hasil usaha entitastersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian diperoleh. Bila pengendalian berakhir dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk periode dimana pengendalian masih berlangsung.
Where control of an entity is obtained during a financial period, its results are included in the consolidated statements of income from the date on which control commences. Where control ceases during a financial period, its results are included in the consolidated financial statements for the part of the period during which control existed.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini telah diterapkan secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali jika dinyatakan lain.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by subsidiaries, unless otherwise stated.
Goodwill merupakan selisih lebih antara harga
perolehan dengan nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh pada tanggal akuisisi, dan sehubungan dengan tambahan kepemilikan di anak perusahaan, merupakan selisih lebih antara harga perolehan dengan nilai tercatat hak minoritas yang diakuisisi. Goodwill diamortisasi selama 4 - 20 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi pada saat akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar yang ada, tingkat pertumbuhan potensial, dan faktor lain yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi.
Goodwill represents the excess of the acquisition cost over the fair value of the net assets acquired at the date of acquisition, and, in respect of an increase in holding in a subsidiary undertaking, the excess of the cost of acquisition and the carrying value of the proportion of the minority interests acquired. Goodwill is amortised over a period of 4 - 20 years using the straight-line method. Management determines the estimated useful life of goodwill based on its evaluation at the time of the acquisition, considering factors such as existing market share, potential growth and other factors inherent in the acquired companies.
Lihat Catatan 2k untuk kebijakan akuntansi
transaksi ekuitas perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities.
Refer to Note 2k for the accounting policy relating to equity transactions of associates and jointly controlled entities.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 13 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
c. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
c. Foreign currency transactions and balances
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke
dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
Transactions denominated in a foreign currency are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the dates of the balance sheets, monetary assets and liabilities denominated in a foreign currency are translated at the exchange rates prevailing at that date.
Kurs utama yang digunakan, berdasarkan
kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, adalah sebagai berikut (dalam satuan Rupiah):
The main exchange rates used, based on the middle rates published by Bank Indonesia, are as follows (full Rupiah):
2007 2006
Pounds Inggris (“GBP”) 18,804 17,697 Great Britain Pounds (“GBP”) Dolar Amerika Serikat (“USD”) 9,419 9,020 United States Dollars (“USD”) Euro Eropa (“EUR”) 13,760 11,858 European Euro (“EUR”) Yen Jepang (“JPY”) 83 76 Japanese Yen (“JPY”) Dolar Singapura (“SGD”) 6,502 5,879 Singapore Dollars (“SGD”)
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang
timbul dari transaksi atau penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency or on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in the consolidated statements of income.
d. Kas dan setara kas d. Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan
yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.
Cash and cash equivalents include cash on hand, deposits held at call with banks and other short-term highly liquid investments with original maturities of three months or less.
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai “Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya”.
Cash and time deposits which are restricted in use, are classified as “Restricted cash and time deposits”.
e. Piutang usaha dan piutang lain-lain e. Trade and other receivables
Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan
sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih.
Trade and other receivables are stated net of provision for doubtful receivables, based on a review of the collectibility of outstanding amounts. Accounts are written-off during the period in which they are determined to be not collectible.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 14 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
f. Persediaan f. Inventories
Persediaan dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan pada umumnya ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk barang jadi, barang dalam penyelesaian dan suku cadang, kecuali pada anak perusahaan tertentu, yang ditentukan dengan menggunakan metode “masuk pertama, keluar pertama” atau metode “identifikasi khusus” untuk unit Completely-Knocked-Down (“CKD”), unit Completely-Built-Up (“CBU”), unit alat-alat berat, dan alat-alat berat dalam proses. Harga perolehan barang jadi dan barang dalam penyelesaian terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, serta alokasi biaya overhead yang dapat diatribusi secara langsung baik yang bersifat tetap maupun variabel. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa, dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi beban penjualan.
Inventories are stated at the lower of cost or net realisable value. Cost is generally determined by the weighted average method for finished goods, work- in-progress and spare parts, except for certain subsidiaries for which cost is determined by the “first-in, first-out” method or by the “specific identification” method for Completely-Knocked-Down (“CKD”) units, Completely-Built-Up (“CBU”) units, units of heavy equipment, and work-in-progress of heavy equipment. The cost of finished goods and work-in-progress comprises raw materials, labour and an appropriate proportion of directly attributable fixed and variable overheads. Net realisable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less an estimation of the cost of completion and selling expenses.
Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan dari masing-masing jenis persediaan di masa yang akan datang.
Provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis of estimated future usage or sale of inventory items.
g. Piutang pembiayaan konsumen g. Consumer financing receivables
Piutang pembiayaan konsumen disajikan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.
Consumer financing receivables are stated net of unearned consumer financing income and provision for doubtful receivables.
Anak perusahaan yang bergerak dalam jasa keuangan mengadakan perjanjian pembiayaan bersama dengan bank. Risiko yang ditanggung oleh anak perusahaan berbeda-beda tergantung masing-masing perjanjian.
Financial service subsidiaries enter into joint financing agreements with banks. The risks assumed by the subsidiaries vary depending upon the individual agreement.
Perlakuan terhadap saldo pembiayaan bersama adalah sebagai berikut:
The treatment of joint financing balances is as follows:
• Piutang pembiayaan bersama dimana anak perusahaan menanggung risiko kredit secara penuh (with recourse) disajikan di neraca konsolidasian secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi konsolidasian.
• Joint financing receivables where the subsidiaries bear full credit risk (with recourse) are presented on a gross basis in the consolidated balance sheets. Consumer financing income and interest expense related to joint financing with recourse are also presented on a gross basis in the consolidated statements of income.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 15 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
g. Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan) g. Consumer financing receivables (continued)
• Piutang pembiayaan bersama dimana
anak perusahaan menanggung risiko kredit bersama pihak-pihak lain sesuai dengan porsinya masing-masing (without recourse) disajikan secara bersih di neraca konsolidasian. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi konsolidasian.
• Joint financing receivables where the subsidiaries and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the consolidated balance sheets. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are presented on a net basis in the consolidated statements of income.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is recognised in the consolidated statements of income at the transaction date.
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan ketika terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak tertagih dan dibandingkan dengan pengalaman kerugian historis. Piutang ragu-ragu akan dihapuskan setelah menunggak lebih dari 150 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih.
Provision for doubtful receivables is made when there is objective evidence that the outstanding amounts will not be collected and by reference to historical loss experience. Doubtful receivables are written-off when they are overdue for more than 150 days or determined to be not collectible.
h. Investasi bersih dalam sewa guna usaha h. Net investment in direct financing leases
Investasi bersih dalam sewa guna usaha dinyatakan sebesar jumlah piutang sewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa yang terjamin pada akhir masa sewa guna usaha, dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan, simpanan jaminan, dan penyisihan piutang ragu-ragu. Selisih antara nilai piutang sewa guna usaha dan nilai kininya diakui sebagai pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan.
Net investment in direct financing leases is stated as the lease receivables plus the guaranteed residual values at the end of the lease period, net of unearned lease income, security deposits, and provision for doubtful receivables. The difference between the lease receivables and its present value is recognised as unearned lease income.
Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 16 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
h. Investasi bersih dalam sewa guna usaha (lanjutan)
h. Net investment in direct financing leases (continued)
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa guna usaha berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa guna usaha dan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tanggal terjadinya transaksi.
Early settlement is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is recognised in the consolidated statements of income at the transaction date.
i. Pembiayaan syariah i. Syariah financing
Pembiayaan syariah dimana anak perusahaan bertindak sebagai agen dari bank syariah dan tidak menanggung risiko kredit disajikan secara bersih di neraca konsolidasian. Margin yang diterima dari konsumen dengan yang dibayarkan kepada bank syariah disajikan secara bersih di laporan laba rugi konsolidasian.
Syariah financing where the subsidiary acts as an agent of syariah banks and bears no credit risk is presented on a net basis in the consolidated balance sheets. The margin received from customers and paid to syariah banks is presented on a net basis in the consolidated statements of income.
j. Agunan yang diambil alih j. Repossessed collateral
Agunan yang diambil alih merupakan agunan yang diambil alih dari pelanggan sehubungan dengan penyelesaian piutang karena wanprestasi. Nilai agunan yang diambil alih tersebut dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih. Pelanggan memberi kuasa kepada perusahaan pembiayaan, untuk menjual agunan yang diambil alih ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang tersebut. Kelebihan nilai jual agunan yang diambil alih setelah dikurangi piutang akan dikembalikan kepada pelanggan.
Repossessed collateral represents collateral obtained from customers toward settlement of receivables which are in default. Repossessed collateral is stated at the lower of carrying amount or net realisable value. Customers give the right to the financing company to sell the repossessed collateral or take any other action to settle the outstanding receivables. Any excess of proceeds from the sale of repossessed collateral after deducting the outstanding receivables is refunded to the customer.
Penyisihan dilakukan atas penurunan nilai agunan yang diambil alih berdasarkan penelaahan secara keseluruhan terhadap agunan yang diambil alih pada akhir periode.
A provision is made for any decline in the value of repossessed collateral based on an overall review of repossessed collateral at the end of the period.
k. Investasi pada perusahaan asosiasi dan
jointly controlled entities k. Investments in associates and jointly
controlled entities
Investasi pada perusahaan dimana Perseroan atau anak perusahaan memiliki antara 20% hingga 50% hak suara dan mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan (perusahaan asosiasi) dan perusahaan dimana Perseroan atau anak perusahaan memiliki 50% atau lebih hak suara tetapi dikendalikan secara bersama dengan pemegang saham lain (jointly controlled entities), dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
Investments in companies in which the Company or subsidiaries have 20% to 50% of the voting rights and over which the Company and subsidiaries exert significant influence, but which they do not control (associates) and entities in which the Company or subsidiaries have 50% or more of the voting rights but are controlled jointly with another shareholder (jointly controlled entities), are accounted by the equity method.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 17 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
k. Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities (lanjutan)
k. Investments in associates and jointly controlled entities (continued)
Berdasarkan metode ini, biaya perolehan investasi akan disesuaikan dengan bagian Perseroan atau anak perusahaan atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities sejak tanggal perolehannya dan perolehan dividen.
Based on this method, the cost of investment is adjusted by the Company's or subsidiaries' share of the results of the associates and jointly controlled entities from the date of acquisition and dividend distributions.
Apabila nilai tercatat investasi telah mencapai nilai nol, kerugian selanjutnya akan diakui bila Perseroan atau anak perusahaan mempunyai komitmen untuk menyediakan bantuan pendanaan atau menjamin kewajiban perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities yang bersangkutan.
Once an investment's carrying value has been reduced to zero, further losses are taken up if the Company or subsidiaries have committed to provide financial support to, or have guaranteed the obligations of the associates and jointly controlled entities.
Bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi
dan jointly controlled entities disajikan setelah dikurangi dengan amortisasi selisih antara harga perolehan investasi dengan bagian Perseroan atau anak perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh pada saat perolehan (“goodwill”), yang diamortisasi dengan metode garis lurus, pada umumnya untuk jangka waktu 4 - 20 tahun. Periode amortisasi didasarkan pada taksiran masa manfaat ekonomis aktiva yang diperoleh.
Share of results of associates and jointly controlled entities is adjusted for the amortisation of the difference between the cost of the investment and the Company’s or subsidiaries’ proportionate share in the underlying fair value of the net assets at the date of acquisition (“goodwill”) using straight-line amortisation, generally over 4 - 20 years. Amortisation periods are based on the estimated useful lives of the assets acquired.
Keuntungan yang belum direalisasi dari
transaksi antara Perseroan atau anak perusahaan dengan perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities dieliminasi sampai sebatas kepemilikan Perseroan dalam perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities tersebut; kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali apabila terdapat bukti bahwa dalam transaksi tersebut telah terjadi penurunan atas nilai aktiva yang ditransfer.
Unrealised gains on transactions between the Company or subsidiaries with its associates and jointly controlled entities are eliminated to the extent of the Company’s interest in the associates and jointly controlled entities; unrealised losses are also eliminated unless the transaction provides evidence of an impairment of the asset transferred.
Perubahan yang mempengaruhi persentase
kepemilikan dan ekuitas anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities dicatat dalam “Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi” dalam bagian ekuitas pada neraca konsolidasian.
Changes affecting the percentage of ownership and equity of subsidiaries, associates and jointly controlled entities are shown within “Changes in equity of subsidiaries and associates” within the equity section of the consolidated balance sheets.
Penyisihan dilakukan apabila nilai investasi
telah mengalami penurunan yang permanen. Provision is made for any permanent
decline in the value of investments.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 18 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
l. Investasi pada efek hutang dan ekuitas l. Investments in debt and equity securities
Investasi pada efek hutang dan ekuitas
diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan, dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan pada saat investasi tersebut diperoleh. Manajemen menentukan klasifikasi yang tepat untuk investasi tersebut pada saat perolehan dan mengevaluasinya kembali pada setiap tanggal neraca.
Investment in debt and equity securities is classified into trading, held-to-maturity, and available-for-sale. The classification is dependent on the purpose for which the investment was acquired. Management determines the appropriate classification of investments at the time of purchase and re-evaluates this at each balance sheet date.
Efek hutang diklasifikasikan sebagai dimiliki
hingga jatuh tempo apabila manajemen bermaksud dan mampu untuk memiliki efek tersebut hingga jatuh tempo. Efek tersebut diakui sebesar harga perolehannya setelah dikurangi dengan diskonto atau premium yang belum diamortisasi.
Debt securities are classified as held-to- maturity when management has the intention and ability to hold the securities to maturity. Held-to-maturity securities are stated at cost net of unamortised discount or premium.
Efek hutang dan ekuitas yang dibeli dan
dimiliki untuk dijual dalam waktu dekat diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan dan diakui sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Debt and equity securities that are purchased and held principally for the purpose of being sold in the near future are classified as trading securities and are carried at fair value. Unrealised gains and losses are recognised in the consolidated statements of income.
Efek hutang yang tidak diklasifikasikan
sebagai yang dimiliki hingga jatuh tempo maupun yang diperdagangkan dan efek ekuitas yang tidak diklasifikasikan sebagai yang diperdagangkan, diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia untuk dijual dan diakui sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi disajikan pada bagian ekuitas.
Debt securities not classified as either held- to-maturity securities or trading securities, and equity securities not classified as trading securities, are classified as available-for-sale securities and carried at fair value. Unrealised gains and losses are reported in the equity section.
Investasi pada efek hutang dan ekuitas yang
nilai wajarnya tidak tersedia, diakui sebesar harga perolehan dan penyisihan penurunan nilai investasi dilakukan apabila manajemen berpendapat bahwa nilai investasi telah mengalami penurunan yang signifikan atau permanen.
Investments in debt and equity securities that do not have readily determinable fair values, are stated at cost and a provision is only made where, in the opinion of management, there has been a significant reduction or a permanent decline in the value of the investment.
Harga pokok efek yang dijual ditentukan
dengan metode rata-rata tertimbang. Cost of securities sold is determined by the
weighted average method.
Dividen dari investasi pada efek ekuitas diakui pada saat diumumkan.
Dividends from investments in equity securities are recognised when declared.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 19 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
m. Perkebunan plasma m. Plasma plantations
Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan perkebunan plasma sampai perkebunan tersebut siap untuk dikonversi (penyerahan perkebunan kepada petani plasma) dikapitalisasi pada akun perkebunan plasma. Pengembangan perkebunan plasma ini dibiayai dengan kredit investasi yang diperoleh dari bank atau pembiayaan sendiri. Akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma disajikan sebesar nilai bersihnya setelah dikurangi dengan kredit investasi yang diterima sebagai aktiva atau kewajiban pada neraca konsolidasian.
Costs incurred during the development phase up to the conversion of plasma plantations (handover of the plantation to plasma farmers) are capitalised in the plasma plantation account. Development of the plasma plantations is financed by investment credits from banks or is self-financed. The accumulated development costs are presented net of investment credit receipts as assets or obligations within the consolidated balance sheets.
Selisih antara akumulasi biaya
pengembangan dengan nilai konversi perkebunan plasma (jumlah yang disepakati antara bank, anak perusahaan dan petani plasma) dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian.
The difference between accumulated development costs and the conversion value (the agreed amount between banks, subsidiaries and farmers) of plasma plantations is charged to the consolidated statements of income.
n. Aktiva tetap dan penyusutan n. Fixed assets and depreciation
Kepemilikan langsung Direct ownership
Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan,
kecuali aktiva tetap tertentu yang diakui dengan nilai revaluasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku, dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Selisih yang timbul dari penilaian kembali aktiva tetap dikreditkan ke akun “Selisih penilaian kembali aktiva tetap” yang disajikan pada bagian ekuitas.
Fixed assets are stated at cost, except for certain fixed assets which are stated at revalued amounts in accordance with Government Regulations, less accumulated depreciation. The difference resulting from the revaluation of such fixed assets is credited to the “Fixed assets revaluation reserve” account presented in the equity section.
Aktiva tetap, kecuali tanah, properti
pertambangan dan aktiva dalam penyelesaian, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Fixed assets, except land, mining properties and assets under construction, are depreciated using the straight-line method, based on the estimated useful lives of the fixed assets as follows:
Tahun/Years
Bangunan dan fasilitasnya 3 - 25 Buildings and improvements Mesin dan peralatan 2 - 20 Machinery and equipment Alat-alat pengangkutan 4 - 8 Transportation equipment Perabot dan peralatan kantor 2 - 10 Furniture and office equipment Tanaman menghasilkan 20 Mature plantations Alat-alat berat yang disewakan 5 Heavy equipment for lease Peralatan kantor yang disewakan 3 - 5 Office equipment for lease Alat-alat pengangkutan yang disewakan 6 - 7 Transportation equipment for lease Aktiva kerjasama operasi 4 Joint operation assets
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 20 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
n. Aktiva tetap dan penyusutan (lanjutan) n. Fixed assets and depreciation (continued)
Kepemilikan langsung (lanjutan) Direct ownership (continued)
Tanah tidak disusutkan. Land is not depreciated.
Properti pertambangan disusutkan menggunakan metode unit produksi.
Mining properties are depreciated using the unit of production method.
Biaya-biaya piranti lunak komputer yang terjadi selama tahap awal proyek dan setelah tahap implementasi dibebankan pada saat terjadi. Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan aplikasi dikapitalisasi.
Computer software costs that are incurred during the preliminary project and post implementation stages are expensed as incurred. Costs incurred during the application development stage are capitalised.
Biaya perbaikan dan perawatan diakui
sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aktiva atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi, dikapitalisasi dan disusutkan berdasarkan tarif penyusutan yang sesuai.
Cost of repairs and maintenance is charged as an expense as incurred. Expenditure that extends the useful lives of assets or provides further economic benefits by increasing capacity or quality of production is capitalised and depreciated based on applicable depreciation rates.
Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian dan keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the consolidated financial statements and the resulting gain or loss on the disposal of fixed assets is recognised in the consolidated statements of income.
Akumulasi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan biaya tidak langsung lainnya dikapitalisasi sebagai “Aktiva dalam penyelesaian - tanaman belum menghasilkan”. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun “Tanaman menghasilkan” pada saat tanaman yang bersangkutan siap menghasilkan. Penyusutan mulai dibebankan pada saat tanaman siap untuk menghasilkan.
The accumulated costs of field preparation, planting, fertilisers, maintenance, and overheads are capitalised as “Assets under construction - immature plantations”. These costs are reclassified to “Mature plantations” when the plantations become productive and are ready for use. Depreciation is charged from the date when plantations are mature.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan, pabrik, dan pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai “Aktiva dalam penyelesaian - bangunan dan mesin”. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aktiva tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aktiva tersebut siap untuk digunakan.
The accumulated costs of the construction of buildings, plants and the installation of machinery are capitalised as “Assets under construction - buildings and machinery”. These costs are reclassified to the fixed assets accounts when the construction or installation is completed. Depreciation is charged from the date when assets are ready for use.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 21 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
n. Aktiva tetap dan penyusutan (lanjutan) n. Fixed assets and depreciation (continued)
Kepemilikan langsung (lanjutan) Direct ownership (continued)
Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, baik yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan untuk mendanai suatu proses pembangunan aktiva tertentu yang memenuhi syarat (“qualifying asset”), dikapitalisasi hingga saat proses pembangunannya selesai. Untuk pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama periode berjalan, dikurangi dengan pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut.
Interest and other borrowing costs, either directly or indirectly used in financing the construction of a qualifying asset, are capitalised up to the date when construction is completed. For borrowings that are specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined as the actual borrowing costs incurred during the period, less any income earned from the temporary investment of such borrowings.
Untuk pinjaman yang tidak secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi tertentu terhadap pengeluaran untuk qualifying asset tersebut. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang dari biaya pinjaman terhadap seluruh saldo pinjaman terkait dalam periode tertentu, dengan mengecualikan jumlah pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying assets tertentu.
For borrowings that are not specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined by applying a capitalisation rate to the amount expensed on the qualifying asset. The capitalisation rate is the weighted average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to finance certain qualifying assets.
Aktiva sewa guna usaha Fixed assets under finance leases
Aktiva tetap yang diperoleh dengan sewa guna usaha pembiayaan disajikan sebesar nilai tunai dari jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha ditambah harga opsi yang akan dibayar pada akhir periode sewa. Kewajiban yang terkait juga diakui dan setiap pembayaran angsuran dialokasikan sebagai pelunasan kewajiban dan pembayaran beban bunga. Aktiva sewa guna usaha disusutkan dengan menggunakan metode yang setara dengan aktiva yang dimiliki secara langsung.
Fixed assets acquired under finance leases are presented at the present value of the minimum lease payments plus the purchase option that will be paid at the end of the lease term. A corresponding liability is also established and each lease payment is allocated between the liability and interest expenses. The leased assets are depreciated on an equivalent basis to owned assets.
Keuntungan atau kerugian atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali, dimana penyewaan kembali tersebut merupakan sewa guna usaha pembiayaan, ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat aktiva sewa guna usaha yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
Gains or losses on sale-and-leaseback transactions, in which the leaseback is a finance lease, are deferred and amortised over the remaining useful lives of the leased assets using the straight-line method.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 22 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
o. Penurunan nilai aktiva o. Impairment of assets
Setiap tanggal neraca Perseroan dan anak perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva.
At each balance sheet date, the Company and subsidiaries review whether there is any indication of asset impairment or not.
Aktiva tetap dan aktiva tidak lancar lainnya, termasuk aktiva tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aktiva dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga jual neto dan nilai pakai aktiva. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aktiva dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
Fixed assets and other non-current assets, including intangible assets are reviewed for impairment whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised for the amount by which the carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount, which is the higher of an asset’s net selling price and value in use. For the purposes of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows.
p. Instrumen derivatif p. Derivative instruments
Dalam rangka penerapan kebijakan manajemen risiko, Perseroan dan anak perusahaan melakukan instrumen derivatif untuk lindung nilai atas perubahan variabel yang mendasari. Berdasarkan kebijakan tersebut, Perseroan dan anak perusahaan tidak memiliki atau mengeluarkan instrumen derivatif untuk tujuan spekulasi.
For risk management purposes, the Company and subsidiaries enter into derivative instruments in order to hedge underlying exposures. In accordance with policy, the Company and subsidiaries do not hold or issue derivative instruments for speculative purposes.
Instrumen derivatif diakui pertama-tama di neraca konsolidasian pada nilai wajar pada saat kontrak tersebut dilakukan, dan kemudian diukur pada nilai wajarnya.
Derivative instruments are initially recognised in the consolidated balance sheet at fair value on the date the contracts are entered into and are subsequently remeasured at their fair values.
Metode pengakuan keuntungan atau kerugian atas instrumen derivatif tergantung kepada apakah derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan sifat dari risiko yang dilindung nilai.
The method of recognising the resulting gains or losses is dependent on whether the derivative is designated as a hedging instrument at the outset and the nature of the risk being hedged.
Perubahan nilai wajar derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai untuk tujuan akuntansi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Changes in the fair value of derivatives that do not meet the criteria of hedging for accounting purposes are recorded in the consolidated statements of income.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 23 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
p. Instrumen derivatif (lanjutan) p. Derivative instruments (continued)
Perubahan nilai wajar derivatif yang ditetapkan dan memenuhi kriteria lindung nilai atas arus kas untuk bagian yang efektif, diakui di ekuitas. Ketika instrumen derivatif tersebut kadaluarsa atau tidak lagi memenuhi kriteria lindung nilai untuk tujuan akuntansi, maka keuntungan atau kerugian kumulatif pada bagian ekuitas diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Changes in the fair value of derivatives that are designated and qualify as cash flow hedges and that are effective, are recognised in equity. When a hedging instrument expires, or when a hedge no longer meets the criteria for hedge accounting, the cumulative gain or loss in the equity section is recognised in the consolidated statements of income.
Nilai wajar instrumen derivatif diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban tidak lancar jika jatuh tempo instrumen derivatif lebih dari 12 bulan.
The fair value of derivative instruments is classified as a non-current asset or liability if the remaining maturities of the derivative instruments are greater than 12 months.
q. Kewajiban diestimasi q. Provisions
Kewajiban diestimasi diakui apabila Perseroan
dan anak perusahaan mempunyai kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan kewajiban tersebut dapat diestimasi dengan andal.
Provisions are recognised when the Company and subsidiaries have a present obligation (legal as well as constructive) as a result of past events and it is more likely than not that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate of the amount of the obligation can be made.
r. Hutang obligasi r. Bonds
Hutang obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan hutang obligasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi dan diamortisasi selama jangka waktu hutang obligasi tersebut.
Bonds issued are presented at nominal value net of the unamortised discount. Costs incurred in connection with bond issuance are recognised as a discount and offset directly from the proceeds derived from such offerings and amortised over the period of the bonds.
s. Imbalan kerja s. Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan.
Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees.
Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja
lainnya Pension benefits and other post-
employment benefits
Perseroan dan anak perusahaan memiliki program pensiun iuran pasti dan imbalan pasti.
The Company and subsidiaries have defined contribution and defined benefit pension plans.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 24 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
s. Imbalan kerja (lanjutan) s. Employee benefits (continued)
Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya (lanjutan)
Pension benefits and other post- employment benefits (continued)
Program pensiun iuran pasti adalah program
pensiun dimana Perseroan dan anak perusahaan akan membayar iuran tetap kepada sebuah entitas yang terpisah (dana pensiun). Dengan dibayarkannya iuran tersebut, Perseroan dan anak perusahaan tidak lagi memiliki kewajiban pembayaran lebih lanjut.
A defined contribution plan is a pension plan under which the Company and subsidiaries pay fixed contributions into a separate entity (pension fund). Once the contributions have been paid, the Company and subsidiaries have no further payment obligations.
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, yang biasanya tergantung pada satu faktor atau lebih, seperti umur, masa kerja, dan jumlah kompensasi.
A defined benefit pension plan is a pension plan that defines an amount of pension that will be received by the employee on becoming entitled to a pension, which usually depends on one or more factors such as age, years of service, and compensation.
Kewajiban imbalan pensiun tersebut
merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi dengan nilai wajar aktiva program yang berasal dari program pensiun yang ada dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah jangka panjang pada tanggal neraca dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan kewajiban imbalan pensiun yang bersangkutan.
The pension benefit obligation is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets from existing pension program, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using the yield at the balance sheet date of long-term government bonds that are denominated in Rupiah in which the benefits will be paid and that have terms to maturity similar to the related pension obligation.
Perseroan dan anak perusahaan diharuskan
menyediakan imbalan pensiun minimum yang diatur dalam UU No. 13/2003, yang merupakan kewajiban imbalan pasti. Jika imbalan pensiun sesuai dengan UU No. 13/2003 lebih besar dari program pensiun yang ada, selisih tersebut diakui sebagai bagian dari kewajiban imbalan pensiun.
The Company and subsidiaries are required to provide a minimum pension benefit as stipulated in the Law No.13/2003, which represents an underlying defined benefit obligation. If the pension benefits based on Law No. 13/2003 are higher than those based on the existing pension plan, the difference is recorded as part of the overall pension benefits obligation.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 25 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
s. Imbalan kerja (lanjutan) s. Employee benefits (continued)
Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya (lanjutan)
Pension benefits and other post- employment benefits (continued)
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aktiva program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi konsolidasian selama sisa masa kerja rata-rata yang diharapkan dari karyawan tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions in excess of the greater of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to consolidated statements of income over the employees’ expected average remaining service lives.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi konsolidasian, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mensyaratkan karyawan tersebut untuk bekerja selama periode waktu tertentu. Dalam hal ini, biaya jasa lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode tersebut.
Past service costs are recognised immediately in the consolidated statements of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time. In this case, the past service costs are amortised on a straight-line basis over that period.
Perseroan dan beberapa anak perusahaan memberikan imbalan pasca-kerja lainnya, seperti uang penghargaan dan uang pisah. Imbalan berupa uang penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun. Sedangkan imbalan berupa uang pisah, dibayarkan kepada karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela, setelah memenuhi minimal masa kerja tertentu. Imbalan ini dihitung dengan menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.
The Company and certain subsidiaries also provide other post-employment benefits, service pay and separation pay. The service pay benefit vests when the employees reach their retirement age. The separation pay benefit is paid to employees in the case of voluntary resignation, subject to a minimum number of years of service. These benefits have been accounted for using the same methodology as for the defined benefit pension plan.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya Other long-term employee benefits
Imbalan kerja jangka panjang lainnya seperti cuti berimbalan jangka panjang dan penghargaan jubilee dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit dan didiskontokan ke nilai kini.
Other long-term employee benefits such as long service leave and jubilee awards are calculated using the projected unit credit method and discounted to present value.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 26 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
t. Saham t. Shares
Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Ordinary shares are classified as equity.
Tambahan biaya yang secara langsung terkait dengan penerbitan saham atau opsi baru disajikan pada bagian ekuitas sebagai pengurang, bersih setelah dikurangi pajak, dari jumlah yang diterima.
Incremental costs directly attributable to the issue of new shares or options are shown in equity as a deduction, net of tax, from the proceeds.
u. Pengakuan pendapatan dan beban u. Revenue and expense recognition
Pendapatan bersih adalah pendapatan
Perseroan dan anak perusahaan yang diperoleh dari penjualan produk dan jasa, termasuk jasa keuangan, setelah dikurangi diskon, retur, insentif penjualan, pajak penjualan barang mewah, pajak pertambahan nilai, dan pajak ekspor.
Net revenue represents revenue earned from the sale of the Company’s and subsidiaries’ products and services including financial services, net of discounts, returns, sales incentives, luxury sales tax, value added tax, and export tax.
Pendapatan dari penjualan barang diakui
pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan telah berpindah kepada pelanggan.
Revenue from the sale of goods is recognised when the significant risks and rewards of ownership of the goods have been transferred to customers.
Pendapatan jasa diakui pada saat jasa
diberikan dimana jumlah tersebut dapat diukur dengan andal.
Revenue from the rendering of services is recognised when services are performed, provided that the amount can be measured reliably.
Pendapatan dari pembiayaan konsumen dan
sewa guna usaha diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.
Revenue from consumer financing and financing leases is recognised over the term of the respective contracts using the effective interest method.
Beban diakui pada saat terjadinya, dengan
menggunakan dasar akrual. Expenses are recognised as incurred on an
accruals basis.
v. Perpajakan v. Taxation
Pajak penghasilan tangguhan diakui dengan menggunakan liability method, untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak atas aktiva dan kewajiban dengan nilai tercatatnya untuk masing-masing perusahaan. Tarif pajak yang berlaku saat ini digunakan untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is provided using the liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for each entity separately. Currently enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar
kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang masih dapat dimanfaatkan.
Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deductible temporary differences and tax losses carried forward can be utilised.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 27 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
v. Perpajakan (lanjutan) v. Taxation (continued)
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan/banding pada saat keputusan atas keberatan/banding tersebut ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if objected to/appealed against, when the result of the objection/appeal is determined.
w. Laba per saham w. Earnings per share
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
Pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006,
tidak ada efek yang berpotensi menjadi saham biasa. Oleh karena itu, laba per saham dilusian sama dengan laba per saham biasa.
As at 31 December 2007 and 2006, there were no existing instruments which could result in the issue of further ordinary shares. Therefore diluted earnings per share is equivalent to basic earnings per share.
x. Dividen x. Dividends
Pembagian dividen final diakui sebagai kewajiban ketika dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. Pembagian dividen interim diakui sebagai kewajiban ketika dividen disetujui berdasarkan keputusan rapat Direksi dan sudah diumumkan kepada publik.
Final dividend distributions are recognised as a liability when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of the Shareholders. Interim dividend distributions are recognised as a liability when the dividends are approved by a Board of Directors’ resolution and a public announcement has been made.
y. Transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa y. Transactions with related parties
Perseroan dan anak perusahaan melakukan
transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company and subsidiaries enter into transactions with related parties as defined in PSAK 7 “Related Party Disclosures”.
Kebijakan Perseroan dan anak perusahaan atas transaksi seperti tersebut di atas adalah menggunakan prinsip arm’s length.
It is the policy of the Company and subsidiaries that such transaction be entered into on an arm’s length basis.
Seluruh transaksi dan saldo yang material
dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the consolidated financial statements.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 28 - Page
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
z. Pelaporan segmen z. Segment reporting
Pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasi. Segmen usaha merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa dan kelompok tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Segment information is presented based upon identifiable business segments. A business segment is a distinguishable component that engages in providing products and services subject to risks and returns which are different from those of other business segments.
3. KAS DAN SETARA KAS 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS
2007 2006 Kas 167,884 156,545 Cash on hand Bank 2,308,949 2,104,221 Cash at bank Deposito berjangka dan 3,412,989 2,412,134 Time and call deposits call deposits Sertifikat Bank Indonesia 432,490 147,346 Bank Indonesia Certificates 6,322,312 4,820,246 Kas dan deposito berjangka yang (57,418) (90,303) Restricted cash and dibatasi penggunaannya time deposits 6,264,894 4,729,943
a. Bank/Cash at bank
2007 2006 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related party PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan/refer to Note 30e) 553,427 800,742
Pihak ketiga/Third parties: Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk 239,016 206,216 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 142,176 114,472 PT Bank DBS Indonesia 140,773 81 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 133,911 44,541
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/ 241,486 239,755 Others (below Rp 50 billion each) 897,362 605,065 Mata uang asing/Foreign currencies: Standard Chartered Bank 308,683 178,892 Citibank N.A. 306,579 307,446 PT Bank Rabobank International Indonesia 69,553 30,556 PT Bank Central Asia Tbk 53,476 21,493 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/ 119,869 160,027 Others (below Rp 50 billion each) 858,160 698,414 Jumlah pihak ketiga/Total third parties 1,755,522 1,303,479 Jumlah bank/Total cash at bank 2,308,949 2,104,221
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 29 - Page
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) b. Deposito berjangka dan call deposits/Time and call deposits
2007 2006
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related party PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan/refer to Note 30e) 368,247 404,482 Pihak ketiga/Third parties: Rupiah: PT Bank Danamon Indonesia Tbk 461,476 111,133 PT Bank Mega Tbk 354,196 161,154 PT Bank Niaga Tbk 317,606 307,554 PT Bank UOB Indonesia 252,052 - PT Bank DBS Indonesia 246,607 - PT Bank Tabungan Negara (Persero) 193,457 84,498 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 183,545 197,757 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 173,844 - PT Bank Lippo Tbk 77,386 3,000 PT Bank Commonwealth 74,129 59,350 PT Bank Bukopin 71,000 70,000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 8,510 189,957 PT ANZ Panin Bank 4,500 95,190 PT Bank Finconesia - 73,200 Standard Chartered Bank - 65,000 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/ 230,812 213,532 Others (below Rp 50 billion each) 2,649,120 1,631,325 Mata uang asing/Foreign currencies: PT Bank Niaga Tbk 75,036 32,369 PT Bank NISP Tbk 53,247 - Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/ 267,339 343,958 Others (below Rp 50 billion each) 395,622 376,327
Jumlah pihak ketiga/Total third parties 3,044,742 2,007,652
Jumlah deposito berjangka dan call deposits/ 3,412,989 2,412,134 Total time and call deposits
c. Kas dan deposito berjangka yang dibatasi
penggunaannya c. Restricted cash and time deposits
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya terutama digunakan untuk penerbitan bank garansi dan letters of credit.
Restricted cash and time deposits mainly represent balances pledged as security for bank guarantees and letters of credit.
d. Informasi lainnya d. Other information
Informasi lainnya sehubungan dengan kas dan setara kas serta kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya adalah sebagai berikut:
Other information relating to cash and cash equivalents and restricted cash and time deposits are as follows:
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 30 - Page
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) d. Informasi lainnya (lanjutan) d. Other information (continued)
• Suku bunga tahunan atas deposito berjangka dan call deposits serta Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”) adalah:
• Time and call deposits, including Bank Indonesia Certificates (“SBI”), attracted annual interest at the following rates:
2007 2006
Rupiah 2.75% - 18.00% 3.00% - 15.50% Rupiah Mata uang asing 0.25% - 6.24% 0.25% - 5.50% Foreign currencies
• Pada tanggal 31 Desember 2007, kas
dan setara kas Perseroan dan anak perusahaan dalam penyimpanan dan dalam perjalanan diasuransikan terhadap risiko kehilangan dengan nilai pertanggungan yang setara dengan Rp 342,7 miliar yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
• As at 31 December 2007, cash and cash equivalents of the Company and subsidiaries at premises and in transit are covered by insurance against loss equivalent to Rp 342.7 billion, which management believes is adequate to cover possible loss.
• Rincian saldo dalam mata uang asing
adalah sebagai berikut: • Details of balances in foreign
currencies are as follows:
2007 2006 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent Original currency Rp equivalent
USD 131,232,563 1,236,080 126,331,584 1,139,511 JPY 929,022,308 77,171 678,356,977 51,416 EUR 771,352 10,614 779,208 9,240 Lain-lain/Others * 589,977 5,557 451,350 4,071
Jumlah/Total 1,329,422 1,204,238
*) Kas dan setara kas dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
*) Cash and cash equivalents denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rates prevailing at the balance sheets date.
• Saldo dalam mata uang asing tersebut di atas termasuk kas dalam mata uang asing sejumlah Rp 1,5 miliar (2006: Rp 1,6 miliar).
• The balances in foreign currencies above include cash on hand in foreign currencies amounting to Rp 1.5 billion (2006: Rp 1.6 billion).
4. PIUTANG USAHA 4. TRADE RECEIVABLES
2007 2006
Pihak yang mempunyai hubungan Related parties istimewa (lihat Catatan 30f): (refer to Note 30f): Rupiah 306,178 228,654 Rupiah Mata uang asing 983 484 Foreign currencies 307,161 229,138 Pihak ketiga: Third parties: Rupiah 2,663,222 2,166,018 Rupiah Mata uang asing 2,998,379 2,192,787 Foreign currencies 5,661,601 4,358,805 Penyisihan piutang ragu-ragu (250,272) (523,608) Provision for doubtful receivables
5,411,329 3,835,197
5,718,490 4,064,335
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 31 - Page
4. PIUTANG USAHA (lanjutan) 4. TRADE RECEIVABLES (continued)
Umur piutang usaha adalah sebagai berikut: The ageing of trade receivables is as follows: 2007 2006
Lancar 3,645,406 2,924,995 Current Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 - 30 hari 1,469,231 754,794 1 - 30 days 31 - 60 hari 370,144 281,127 31 - 60 days 61 - 90 hari 104,756 97,451 61 - 90 days Lebih dari 90 hari 379,225 529,576 Over 90 days 5,968,762 4,587,943 Penyisihan piutang ragu-ragu (250,272) (523,608) Provision for doubtful receivables
5,718,490 4,064,335 Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
The movement of the provision for doubtful receivables is as follows:
2007 2006
Pada awal tahun 523,608 241,646 At beginning of year (Penurunan)/penambahan (87,953) 293,126 (Decrease)/increase in penyisihan provision Penghapusan (185,383) (11,089) Written-off Selisih kurs karena penjabaran - (75) Exchange differences due to laporan keuangan financial statements translation Pada akhir tahun 250,272 523,608 At end of year
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha.
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible loss on non-collectible receivables.
Pada tanggal 31 Desember 2007, piutang usaha sejumlah Rp 51,5 miliar (2006: Rp 97,2 miliar) telah dijaminkan untuk pinjaman tertentu (lihat Catatan 11, 16f, dan 17).
As at 31 December 2007, trade receivables amounting to Rp 51.5 billion (2006: Rp 97.2 billion) have been used as collateral for certain loans (refer to Notes 11, 16f, and 17).
Rincian piutang usaha dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Details of trade receivables in foreign currencies are as follows:
2007 2006 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent Original currency Rp equivalent USD 310,877,949 2,928,160 239,640,160 2,161,554 JPY 758,135,708 63,024 305,422,097 23,150 EUR 378,448 5,207 477,835 5,666 GBP 21,387 402 8,737 155 Lain-lain/Others * 272,713 2,569 304,411 2,746 Jumlah/Total 2,999,362 2,193,271
* Piutang usaha dalam mata uang asing lainnya disajikan
dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
* Trade receivables denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rates prevailing at the balance sheets date.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 32 - Page
5. PIUTANG LAIN-LAIN 5. OTHER RECEIVABLES
2007 2006 Agunan yang diambil alih 300,264 556,299 Repossessed collateral Piutang karyawan 215,916 215,314 Loans to officers and employees Aktiva derivatif 76,925 - Derivative assets Piutang PT Bumi Resources Tbk - 295,856 Loan to PT Bumi Resources Tbk Lain-lain 322,968 295,504 Others 916,073 1,362,973 Penyisihan piutang ragu-ragu (124,752) (248,693) Provision for doubtful receivables 791,321 1,114,280 Bagian lancar (299,709) (493,909) Current portion Bagian tidak lancar 491,612 620,371 Non-current portion Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kerugian dari tidak tertagihnya piutang.
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible loss on non-collectible receivables.
Bagian tidak lancar terdiri dari: Non-current portion consists of:
2007 2006 Pihak yang mempunyai hubungan 393,241 356,777 Related parties istimewa (lihat Catatan 30g) (refer to Note 30g) Pihak ketiga 98,371 263,594 Third parties 491,612 620,371
a. Agunan yang diambil alih a. Repossessed collateral Agunan yang diambil alih terutama terdiri dari
kendaraan yang diambil alih karena pelanggan wanprestasi.
Repossessed collateral mainly consists of vehicles which have been repossessed because the customers are in default.
b. Piutang karyawan b. Loans to officers and employees
Perseroan dan anak perusahaan tertentu memberikan pinjaman kepada para karyawannya untuk membeli kendaraan bermotor, yang pada umumnya tidak dikenakan bunga. Pinjaman ini dilunasi secara angsuran melalui pemotongan gaji bulanan.
The Company and certain subsidiaries granted vehicle loans to their officers and employees, which are generally non-interest bearing. These loans are repaid in instalments through deductions from monthly salaries.
c. Aktiva dan kewajiban derivatif c. Derivative assets and liabilities 2007
Jumlah nosional/ Notional amount
Aktiva derivatif/
Derivative assets
Kewajiban derivatif *)/ Derivative liabilities *)
Instrumen Instruments Lindung nilai arus kas: Cash flow hedges: - Swap tingkat bunga IDR 490,465,135,275 122 2,344 - Interest rate swaps
Tidak dikategorikan sebagai Not designated as hedges: lindung nilai: - Swap tingkat bunga IDR 545,100,000,000 - 6,359 - Interest rate swaps USD 79,112,411 - 2,680 - Kontrak berjangka valuta USD 30,300,000 7,353 6,017 - Forward foreign exchange asing JPY 1,590,258,100 1,419 818 contract - Cross currency swaps USD 322,826,389 68,031 23,513 - Cross currency swaps JPY 1,150,000,000 - 1,134
76,925 42,865 Bagian lancar (16,660) (25,083) Current portion
Bagian tidak lancar 60,265 17,782 Non-current portion
*) Kewajiban derivatif disajikan sebagai kewajiban lain-lain. *) Derivative liabilities are presented under other liabilities.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 33 - Page
5. PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan) 5. OTHER RECEIVABLES (continued) c. Aktiva dan kewajiban derivatif (lanjutan) c. Derivative assets and liabilities (continued) 2006
Jumlah nosional/ Notional amount
Aktiva derivatif/
Derivative assets
Kewajiban derivatif *)/ Derivative liabilities *)
Instrumen Instruments Tidak dikategorikan sebagai Not designated as hedges: lindung nilai: - Kontrak berjangka valuta USD 189,645,000 - 128,225 - Forward foreign exchange asing JPY 1,746,445,000 - 2,845 contract - Kontrak berjangka komoditi Ton 3,000 - 2,717 - Commodity forward contract - Cross currency swaps USD 11,000,000 - 15,257 - Cross currency swaps
- 149,044
Bagian lancar - (100,954) Current portion Bagian tidak lancar - 48,090 Non-current portion
*) Kewajiban derivatif disajikan sebagai kewajiban lain-lain. *) Derivative liabilities are presented under other
liabilities.
Keuntungan nilai wajar bersih yang telah diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian selama tahun berjalan sejumlah Rp 161,5 miliar (2006: rugi Rp 144,4 miliar).
Net fair value gains that have been credited in the current year’s consolidated statement of income amount to Rp 161.5 billion (2006: losses Rp 144.4 billion).
Pada tanggal 31 Desember 2007, tingkat bunga tetap sehubungan swap tingkat bunga berkisar dari 5,45% sampai 12,30%.
As at 31 December 2007, the fixed interest rates relating to interest rate swaps vary from 5.45% to 12.30%.
Informasi lain mengenai aktiva dan kewajiban derivatif pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Further information relating to the derivative assets and liabilities as at 31 December 2007 is as follows:
Jatuh tempo/ Pihak dalam kontrak/Counterparts Repayment schedule PT Bank Permata Tbk Maret/March 2008 PT Bank Central Asia Tbk Januari/January 2008 – April 2008 PT ANZ Panin Bank Januari/January 2008 – Maret/March 2008 PT Bank Danamon Indonesia Tbk Januari/January 2008 – November 2011 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd Januari/January 2008 – September 2012 Standard Chartered Bank Januari/January 2008 – September 2011 ABN AMRO Bank N.V. Juli/July 2009 – Juli/July 2011 The Bank of Tokyo – Mitsubishi UFJ Ltd Maret/March 2009 Citibank N.A. Februari/February 2008
d. Piutang PT Bumi Resources Tbk d. Loan to PT Bumi Resources Tbk
Pada bulan Agustus 2004, PT Pamapersada Nusantara (“Pama”), anak perusahaan tidak langsung, memberikan pinjaman tanpa jaminan sejumlah USD 40 juta kepada PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”), induk perusahaan PT Kaltim Prima Coal (“KPC”).
In August 2004, PT Pamapersada Nusantara (“Pama”), an indirect subsidiary, granted an unsecured loan amounting to USD 40 million to PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”), the ultimate parent company of PT Kaltim Prima Coal (“KPC”).
Pada bulan Januari 2007, Bumi melunasi seluruh pinjaman sejumlah USD 32,8 juta atau setara dengan Rp 299,5 miliar.
In January 2007, Bumi repaid the loan in full amounting to USD 32.8 million or equivalent to Rp 299.5 billion.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 34 - Page
6. PERSEDIAAN 6. INVENTORIES
2007 2006
Barang jadi termasuk unit CBU 3,295,479 2,969,120 Finished goods including CBU units Barang dalam penyelesaian 117,969 105,682 Work-in-progress Bahan baku dan unit CKD 279,397 177,757 Raw materials and CKD units Suku cadang 363,959 291,667 Spare parts Barang dalam perjalanan 176,072 80,580 Goods in transit Lain-lain 396,922 425,930 Others 4,629,798 4,050,736 Penyisihan persediaan usang (48,069) (50,039) Provision for obsolete dan tidak lancar and slow moving inventory 4,581,729 4,000,697
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan persediaan usang dan tidak lancar cukup untuk menutup kerugian karena penurunan nilai persediaan.
Management believes that the provision for obsolete and slow moving inventory is adequate to cover loss due to the decline in the value of inventories.
Pada tanggal 31 Desember 2007, persediaan sejumlah Rp 56,4 miliar (2006: Rp 95,5 miliar) dijaminkan untuk pinjaman tertentu (lihat Catatan 11 dan 16f).
As at 31 December 2007, inventories amounting to Rp 56.4 billion (2006: Rp 95.5 billion) have been used as collateral for certain loans (refer to Notes 11 and 16f).
Pada tanggal 31 Desember 2007, persediaan Perseroan dan anak perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan setara dengan Rp 3,49 triliun yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
As at 31 December 2007, the inventories of the Company and subsidiaries have been covered by insurance against loss by fire and other risks equivalent to Rp 3.49 trillion which management believes is adequate to cover possible loss.
Mutasi penyisihan persediaan usang dan tidak lancar adalah sebagai berikut:
The movement in the provision for obsolete and slow moving inventory is as follows:
2007 2006 Pada awal tahun 50,039 51,369 At beginning of year Penambahan penyisihan 4,704 8,290 Increase in provision Penghapusan (6,702) (9,457) Written-off Selisih kurs karena penjabaran 28 (163) Exchange differences due to laporan keuangan financial statement translation Pada akhir tahun 48,069 50,039 At end of year
7. PERPAJAKAN 7. TAXATION
a. Pajak dibayar di muka a. Prepaid taxes
2007 2006 Perseroan The Company Pajak Penghasilan Badan 132,684 127,416 Corporate Income Tax Pajak Pertambahan Nilai 61,319 64,143 Value Added Tax Pajak Penjualan Barang Mewah 45,968 33,676 Luxury Sales Tax
239,971 225,235 Anak perusahaan Subsidiaries Pajak Penghasilan Badan 1,006,790 1,004,106 Corporate Income Tax Pajak Pertambahan Nilai 120,188 201,568 Value Added Tax
1,126,978 1,205,674
1,366,949 1,430,909
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 35 - Page
7. PERPAJAKAN (lanjutan) 7. TAXATION (continued)
b. Hutang pajak b. Taxes payable 2007 2006
Perseroan The Company Pajak penghasilan: Income taxes: Pasal 21 77,767 42,992 Article 21 Pasal 23 26,169 4,514 Article 23 Pasal 25/29 179,472 19,319 Article 25/29 Pasal 26 505 613 Article 26 283,913 67,438 Anak perusahaan Subsidiaries Pajak penghasilan: Income taxes:
Pasal 21 113,242 90,383 Article 21 Pasal 22 1,024 138 Article 22 Pasal 23 28,262 28,566 Article 23
Pasal 25/29 979,656 187,270 Article 25/29 Pasal 26 3,831 4,157 Article 26 Pajak Penjualan Barang Mewah 24,665 19,097 Luxury Sales Tax Pajak Pertambahan Nilai 142,756 88,056 Value Added Tax 1,293,436 417,667
1,577,349 485,105
c. Beban pajak penghasilan c. Income tax expenses
2007 2006 Perseroan The Company Kini Current Non Final (488,770) (200,588) Non Final Final (7,556) (8,002) Final Tangguhan 34,114 (13,036) Deferred (462,212) (221,626) Anak perusahaan Subsidiaries Kini Current Non Final (2,117,711) (1,202,134) Non Final Final (79,549) (64,254) Final Tangguhan (3,746) 35,068 Deferred (2,201,006) (1,231,320) Konsolidasian Consolidated Kini Current Non Final (2,606,481) (1,402,722) Non Final Final (87,105) (72,256) Final Tangguhan 30,368 22,032 Deferred (2,663,218) (1,452,946)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 36 - Page
7. PERPAJAKAN (lanjutan) 7. TAXATION (continued)
c. Beban pajak penghasilan (lanjutan) c. Income tax expenses (continued)
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dan hasil perhitungan teoritis laba sebelum pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
The reconciliation between income tax expenses and the theoretical tax amount on profit before income tax is as follows:
2007 2006 Laba konsolidasian sebelum 10,633,605 5,943,784 Consolidated profit before pajak penghasilan income tax Eliminasi konsolidasi 4,167,674 2,519,667 Consolidation eliminations
Laba konsolidasian sebelum 14,801,279 8,463,451 Consolidated profit before pajak penghasilan dan income tax and eliminations eliminasi Dikurangi: Less: Laba sebelum pajak (7,819,794) (4,529,728) Profit before income tax penghasilan anak perusahaan of subsidiaries
Laba sebelum pajak 6,981,485 3,933,723 Profit before income tax penghasilan Perseroan of the Company Pajak dihitung pada tarif (2,090,407) (1,174,157) Tax calculated at applicable tax pajak yang berlaku rates Penghasilan bukan obyek pajak 1,689,201 1,003,286 Income not subject to tax Beban yang tidak dapat (61,006) (50,755) Non-deductible expenses dikurangkan Beban pajak penghasilan (462,212) (221,626) Income tax expenses Perseroan of the Company Beban pajak penghasilan (2,201,006) (1,231,320) Income tax expenses anak perusahaan of subsidiaries
Beban pajak penghasilan (2,663,218) (1,452,946) Consolidated income tax konsolidasian expenses
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak
Perseroan dengan penghasilan kena pajak Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut:
The reconciliation between profit before income tax of the Company and the Company’s taxable income for the years ended 31 December 2007 and 2006 is as follows:
2007 2006 Laba sebelum pajak 6,981,485 3,933,723 Profit before income tax penghasilan Perseroan of the Company Penyesuaian pajak: Fiscal adjustments: Iklan dan promosi 72,763 11,075 Advertising and promotion Beban kesejahteraan karyawan 61,053 54,577 Employee welfare expenses Insentif dealer 42,583 (11,357) Dealer incentives Penghasilan kena pajak final (38,592) (46,482) Income subject to final tax Bagian atas laba bersih anak (5,630,670) (3,344,288) Share of results of subsidiaries, perusahaan, perusahaan associates and jointly asosiasi, dan jointly controlled entities, net of controlled entities, setelah goodwill amortisation dikurangi amortisasi goodwill Lain-lain 140,666 71,437 Others (5,352,197) (3,265,038)
Penghasilan kena pajak 1,629,288 668,685 Taxable income of the Company Perseroan
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 37 - Page
7. PERPAJAKAN (lanjutan) 7. TAXATION (continued)
c. Beban pajak penghasilan (lanjutan) c. Income tax expenses (continued)
2007 2006 Beban pajak penghasilan kini Current income tax expenses Perseroan - non final 488,770 200,588 of the Company - non final Pembayaran pajak di muka (309,298) (328,004) Prepayment of income taxes Perseroan of the Company Hutang pajak penghasilan/ 179,472 (127,416) Income tax payable/ (pajak penghasilan lebih (overpayment of income bayar) – Perseroan taxes) - the Company Beban pajak penghasilan kini Current income tax expenses anak perusahaan - non final 2,117,711 1,202,134 of subsidiaries - non final Pembayaran pajak di muka (1,138,055) (1,014,864) Prepayment of income taxes anak perusahaan of subsidiaries Hutang pajak penghasilan - 979,656 187,270 Income tax payable - anak perusahaan subsidiaries
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini,
jumlah penghasilan kena pajak tahun 2007 didasarkan atas perhitungan sementara, karena Perseroan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) pajak penghasilan badan final.
In these consolidated financial statements, the amount of taxable income for the year 2007 is based on preliminary calculations, as the Company has not yet been required to submit its final corporate income tax returns.
d. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan d. Deferred tax assets and liabilities
2007 Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi konsolidasian/ Pada awal Credited/(charged) Pada akhir tahun/At to consolidated tahun/ beginning statements Reklasifikasi/ Lain-lain/ At end of year of income Reclassification Others of year Aktiva pajak tangguhan Deferred tax assets Perseroan: the Company: Penyisihan piutang ragu-ragu 7,003 (1,083) - - 5,920 Provision for doubtful receivables Penyisihan persediaan 3,023 (838) - - 2,185 Provision for obsolete and usang dan tidak lancar slow moving inventory Investasi 4,384 - - - 4,384 Investments Perbedaan antara nilai buku (6,611) 461 - - (6,150) Difference between accounting bersih aktiva tetap akuntansi and tax fixed assets’ net dan fiskal book value Beban tangguhan 2,645 (3,299) - - (654) Deferred charges Beban yang masih harus dibayar 74,768 59,411 - - 134,179 Accrued expenses Keuntungan ditangguhkan 48,922 (21,000) - - 27,922 Deferred gain Kewajiban imbalan kerja 46,449 462 - - 46,911 Employee benefits obligation
Aktiva pajak tangguhan 180,583 34,114 - - 214,697 Deferred tax assets of Perseroan, bersih the Company, net
Aktiva pajak tangguhan 615,752 37,756 (257) (7,367) 645,884 Deferred tax assets of anak perusahaan, bersih subsidiaries, net 796,335 71,870 (257) (7,367) 860,581
Kewajiban pajak tangguhan (214,037) (41,502) 257 803 (254,479) Deferred tax liabilities of anak perusahaan, bersih subsidiaries, net
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 38 - Page
7. PERPAJAKAN (lanjutan) 7. TAXATION (continued)
d. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan
(lanjutan) d. Deferred tax assets and liabilities
(continued) 2006 Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi konsolidasian/ Pada awal Credited/(charged) Pada akhir tahun/At to consolidated tahun/ beginning statements Reklasifikasi/ Lain-lain/ At end of year of income Reclassification Others of year Aktiva pajak tangguhan Deferred tax assets Perseroan: the Company: Penyisihan piutang ragu-ragu 6,112 891 - - 7,003 Provision for doubtful receivables Penyisihan persediaan 1,981 1,042 - - 3,023 Provision for obsolete and usang dan tidak lancar slow moving inventory Investasi 4,384 - - - 4,384 Investments Perbedaan antara nilai buku (5,906) (705) - - (6,611) Difference between accounting bersih aktiva tetap akuntansi and tax fixed assets’ net dan fiskal book value Beban tangguhan (350) 2,995 - - 2,645 Deferred charges Beban yang masih harus dibayar 74,591 177 - - 74,768 Accrued expenses Keuntungan ditangguhkan 69,922 (21,000) - - 48,922 Deferred gain Kewajiban imbalan kerja 42,885 3,564 - - 46,449 Employee benefits obligation Aktiva pajak tangguhan 193,619 (13,036) - - 180,583 Deferred tax assets of Perseroan, bersih the Company, net
Aktiva pajak tangguhan 575,974 43,958 12,601 (16,781) 615,752 Deferred tax assets of anak perusahaan, bersih subsidiaries, net 769,593 30,922 12,601 (16,781) 796,335 Kewajiban pajak tangguhan (192,546) (8,890) (12,601) - (214,037) Deferred tax liabilities of anak perusahaan, bersih subsidiaries, net
e. Surat ketetapan pajak e. Tax assessments
Beberapa anak perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) untuk beberapa tahun pajak dan mengajukan keberatan atas SKP tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, keberatan tersebut masih dalam proses.
Certain subsidiaries have received tax assessment letters in respects of certain open fiscal years and lodged objections to these assessments. As at the date of the financial statements, the objections are still in process.
f. Administrasi f. Administration
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan dan anak perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Untuk tahun pajak sebelum tahun 2008, Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.
Under the taxation laws of Indonesia, the Company and subsidiaries submit tax returns on the basis of self assessment. For fiscal years before 2008, the Director General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 39 - Page
8. PIUTANG PEMBIAYAAN 8. FINANCING RECEIVABLES
2007 2006
Piutang pembiayaan 15,631,743 17,679,579 Consumer financing konsumen, bersih receivables, net Investasi bersih dalam sewa 1,654,340 654,758 Net investment in direct guna usaha, bersih financing leases, net 17,286,083 18,334,337 Penyisihan piutang ragu-ragu (934,087) (769,290) Provision for doubtful receivables 16,351,996 17,565,047
a. Piutang pembiayaan konsumen, bersih a. Consumer financing receivables, net
Rincian piutang pembiayaan konsumen, bersih adalah sebagai berikut:
Details of consumer financing receivables, net are as follows:
2007 2006
Piutang pembiayaan 30,332,748 30,683,912 Consumer financing konsumen, kotor receivables, gross Bagian pinjaman yang dibiayai (8,219,913) (6,152,878) Amount financed by other pihak lain parties Pendapatan ditangguhkan (6,481,092) (6,851,455) Unearned income 15,631,743 17,679,579 Penyisihan piutang ragu-ragu (898,824) (757,745) Provision for doubtful receivables Bersih 14,732,919 16,921,834 Net
Rincian piutang pembiayaan konsumen kotor yang diklasifikasikan menurut tahun jatuh tempo adalah sebagai berikut:
A schedule of gross consumer financing receivables classified according to year of maturity is as follows:
2007 2006 Dalam 1 tahun 16,820,478 16,676,905 Within 1 year Dalam 1 – 2 tahun 9,701,755 10,132,584 Within 1 – 2 years Lebih dari 2 tahun 3,810,515 3,874,423 More than 2 years
30,332,748 30,683,912
Informasi pokok lainnya sehubungan dengan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan adalah sebagai berikut:
Other significant information relating to consumer financing receivables are as follows:
- Suku bunga efektif per tahun atas piutang
pembiayaan konsumen berkisar antara 10,3% - 43,9% (2006: 13% - 47,5%).
- The effective annual interest rates of consumer financing receivables ranged between 10.3% - 43.9% (2006: 13% - 47.5%).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 40 - Page
8. PIUTANG PEMBIAYAAN (lanjutan) 8. FINANCING RECEIVABLES (continued)
a. Piutang pembiayaan konsumen, bersih (lanjutan)
a. Consumer financing receivables, net (continued)
- Piutang pembiayaan konsumen dijamin
dengan pengalihan fidusia atas Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor dan Bukti Pemilikan Alat Berat atas porsi pembiayaan dimana anak perusahaan menanggung risiko kredit.
- Consumer financing receivables are secured by fiduciary transfers of Motor Vehicle Ownership Certificates and Heavy Equipment Ownership Certificates in respect of finance on which the subsidiaries bear the credit risk.
- Pada tanggal 31 Desember 2007, piutang
pembiayaan konsumen bersih sejumlah Rp 5,82 triliun (2006: Rp 3,89 triliun) dijaminkan untuk pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan tertentu yang bergerak di bidang jasa keuangan (lihat Catatan 11, 16f, dan 17).
- As at 31 December 2007, net consumer financing receivables amounting to Rp 5.82 trillion (2006: Rp 3.89 trillion) have been used as collateral for loans obtained by certain financial services subsidiaries (refer to Notes 11, 16f, and 17).
- Pada tanggal 31 Desember 2007, saldo
piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp 47,1 miliar adalah dalam mata uang USD (2006: Rp 46,1 miliar).
- As at 31 December 2007, consumer financing receivables of Rp 47.1 billion are denominated in USD (2006: Rp 46.1 billion).
b. Investasi bersih dalam sewa guna usaha b. Net investment in direct financing
leases
Kegiatan sewa guna usaha terutama mencakup sewa guna usaha kendaraan bermotor dan alat berat dengan masa sewa berkisar antara 3 hingga 4 tahun untuk kendaraan bermotor dan antara 2 hingga 3 tahun untuk alat berat.
Leasing operations principally consist of leasing motor vehicles and heavy equipment, with lease terms ranging from 3 to 4 years for motor vehicles and 2 to 3 years for heavy equipment.
2007 2006
Piutang sewa guna usaha, kotor 1,947,197 798,419 Lease receivables, gross Nilai sisa yang terjamin 532,474 239,143 Guaranteed residual values Simpanan jaminan (532,474) (239,143) Security deposits Pendapatan sewa guna usaha (292,857) (143,661) Unearned lease income ditangguhkan 1,654,340 654,758 Penyisihan piutang ragu-ragu (35,263) (11,545) Provision for doubtful receivables
Bersih 1,619,077 643,213 Net
Simpanan jaminan dari penyewa akan digunakan untuk melunasi harga jual aktiva yang disewakan pada akhir masa sewa jika penyewa menggunakan hak opsinya untuk membeli aktiva tersebut. Uang jaminan akan dikembalikan kepada penyewa jika hak opsi tidak digunakan.
Security deposits from lessees will be applied against the selling price of the leased assets at the end of the lease term if the lessee exercises the option to purchase the asset. The deposit will be refunded to the lessee if the purchase option is not exercised.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 41 - Page
8. PIUTANG PEMBIAYAAN (lanjutan) 8. FINANCING RECEIVABLES (continued)
b. Investasi bersih dalam sewa guna usaha (lanjutan)
b. Net investment in direct financing leases (continued)
Rincian piutang sewa guna usaha kotor yang
diklasifikasikan menurut tahun jatuh temponya adalah sebagai berikut:
A schedule of gross lease receivables classified according to year of maturity is as follows:
2007 2006 Dalam 1 tahun 971,320 408,036 Within 1 year Dalam 1 – 2 tahun 689,869 278,642 Within 1 – 2 years Lebih dari 2 tahun 286,008 111,741 More than 2 years
1,947,197 798,419
Pada tanggal 31 Desember 2007, piutang sewa guna usaha bersih sejumlah Rp 921,7 miliar (2006: Rp 225 miliar) dijaminkan untuk pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan tertentu yang bergerak di bidang jasa keuangan (lihat Catatan 11 dan 16f).
As at 31 December 2007, net lease receivables amounting to Rp 921.7 billion (2006: Rp 225 billion) have been used as collateral for loans obtained by certain financial services subsidiary (refer to Notes 11 and 16f).
Rincian piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa guna usaha kotor menurut umur adalah sebagai berikut:
The ageing of gross consumer financing and lease receivables is as follows:
2007 2006
Lancar 31,487,413 30,895,939 Current Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 - 30 hari 418,491 321,161 1 - 30 days 31 - 60 hari 139,620 103,110 31 - 60 days Lebih dari 60 hari 234,421 162,121 Over 60 days 32,279,945 31,482,331 Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
The movement of the provision for doubtful receivables is as follows:
2007 2006
Pada awal tahun 769,290 926,758 At beginning of year Penambahan penyisihan, setelah 831,371 804,120 Increase in provision, net of pemulihan amount recovered Penghapusan (666,574) (961,588) Written-off Pada akhir tahun 934,087 769,290 At end of year
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan tidak tertagihnya piutang pembiayaan.
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible loss in respect of financing receivables.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 42 - Page
9. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
DAN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES 9. INVESTMENTS IN ASSOCIATES AND
JOINTLY CONTROLLED ENTITIES 2007 % kepemilikan efektif/ Pada Bagian atas Pada % of effective awal tahun/ hasil bersih/ akhir tahun/ ownership At beginning Share Dividen/ Pembelian/ Lain-lain/ At end Investee 31/12/2007 of year of results Dividends Purchases Others b) of year Otomotif/Automotive PT Astra Honda Motor a) 50.00 2,380,340 1,000,221 (157,024) - 405 3,223,942 PT Astra Daihatsu Motor 31.87 640,232 134,658 (2,623) - - 772,267 PT Toyota-Astra Motor 51.00 421,342 153,696 (53,189) - - 521,849 PT Denso Indonesia a) 22.25 161,344 33,323 (3,682) - - 190,985 PT Kayaba Indonesia 43.36 167,608 45,941 (23,940) - - 189,609 PT Aisin Indonesia 29.48 131,057 47,024 (13,293) - - 164,788 PT GS Battery 43.36 164,020 (268) (3,446) - (21,596) 138,710 PT Tri Dharma Wisesa 43.36 104,962 30,972 (5,954) - - 129,980 PT AT Indonesia 34.69 61,744 9,811 (3,077) - - 68,478 PT Federal Nittan Industries 34.69 52,301 24,351 (10,856) - - 65,796 Lain-lain (masing-masing di bawah 96,227 16,334 (477) (10,816) 101,268 Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) c) 4,381,177 1,496,063 (277,561) (32,007) 5,567,672 Jasa keuangan/Financial services PT Bank Permata Tbk a) 44.51 3,114,644 224,625 - - (160,167) 3,179,102 PT Toyota Astra Financial Services 50.00 233,534 7,783 - - (6,391) 234,926 PT Komatsu Astra Finance 50.00 84,159 19,873 - - - 104,032 PT Astra Auto Finance 44.86 53,807 8,301 - - - 62,108 PT Astra CMG Life - 67,411 2,088 - - (69,499) - Lain-lain (masing-masing di bawah 64 - - - (64) - Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) 3,553,619 262,670 - - (236,121) 3,580,168 Alat-alat berat/pertambangan/ Heavy equipment/mining PT Traktor Nusantara a) 50.00 83,933 17,064 (7,175) - - 93,822 PT United Tractors Semen Gresik 26.30 29,253 6,049 (2,937) - - 32,365 113,186 23,113 (10,112) - - 126,187 Teknologi informasi/ Information technology PT SCS Astragraphia Technologies 37.67 53,645 5,720 - - - 59,365 Lain-lain/Others PT PAM Lyonnaise Jaya 30.00 249,647 29,032 (8,126) - - 270,553 PT Marga Mandalasakti 34.00 147,748 9,153 - - - 156,901 Lain-lain (masing-masing di bawah 5,268 4,774 - - 196 10,238 Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) 402,663 42,959 (8,126) - 196 437,692 8,504,290 1,830,525 (295,799) - (267,932) 9,771,084
a) Dan anak perusahaan. a) And subsidiary/subsidiaries. b) Lain-lain terutama timbul dari perubahan nilai wajar efek-efek yang
tersedia untuk dijual di PT Bank Permata Tbk, perubahan ekuitas perusahaan asosiasi karena penjualan investasi di PT Century Batteries Indonesia dan penjualan investasi di PT Astra CMG Life dan PT Exedy Indonesia.
b) Others mainly arise from change in the fair value of available-for-sale securities in PT Bank Permata Tbk, changes in equity of associate due to disposal of investment in PT Century Batteries Indonesia, and disposal of investments in PT Astra CMG Life and PT Exedy Indonesia.
c) Otomotif - lain-lain terdiri dari perusahaan asosiasi Perseroan dan anak
perusahaan, yaitu PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia melalui PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia dan PT Wahana Eka Paramitra melalui PT Astra Otoparts Tbk.
c) Automotive - others consist of associates of the Company and subsidiaries, being PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia through PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia and PT Wahana Eka Paramitra through PT Astra Otoparts Tbk.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 43 - Page
9. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
DAN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (lanjutan)
9. INVESTMENTS IN ASSOCIATES AND JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (continued)
2006 % kepemilikan efektif/ Pada Bagian atas Pada % of effective awal tahun/ hasil bersih/ akhir tahun/ ownership At beginning Share Dividen/ Pembelian/ Lain-lain/ At end Investee 31/12/2006 of year of results Dividends Purchases Others b) of year
Otomotif/Automotive PT Astra Honda Motor a) 50.00 2,501,660 979,003 (1,100,000) - (323) 2,380,340 PT Astra Daihatsu Motor 31.87 428,859 38,438 (2,992) 177,058 (1,131) 640,232 PT Toyota-Astra Motor 51.00 381,742 91,726 (52,126) - - 421,342 PT Kayaba Indonesia 43.36 167,422 31,726 (31,540) - - 167,608 PT Denso Indonesia a) 22.25 155,365 15,676 (9,697) - - 161,344 PT GS Battery a) 43.36 152,370 13,400 (1,750) - - 164,020 PT Aisin Indonesia 29.49 - 28,536 (14,603) - 117,124 131,057 PT Tri Dharma Wisesa 43.36 43,252 19,319 (10,000) 52,391 - 104,962 PT AT Indonesia 34.69 60,067 10,197 (8,520) - - 61,744 PT Federal Nittan Industries 34.69 44,036 18,093 (9,828) - - 52,301 Lain-lain (masing-masing di bawah 117,641 (4,845) (291) 1,920 (18,198) 96,227 Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) c) 4,052,414 1,241,269 (1,241,347) 231,369 97,472 4,381,177 Jasa keuangan/Financial services PT Bank Permata Tbk a) 44.51 1,999,844 47,234 - 893,619 173,947 3,114,644 PT Toyota Astra Financial Services 50.00 - (3,112) - 236,646 - 233,534 PT Komatsu Astra Finance 50.00 79,004 5,155 - - - 84,159 PT Astra Auto Finance 44.86 55,095 (1,288) - - - 53,807 PT Astra CMG Life 50.00 32,603 34,808 - - - 67,411 Lain-lain (masing-masing di bawah 64 - - - - 64 Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) 2,166,610 82,797 - 1,130,265 173,947 3,553,619
Alat-alat berat/pertambangan/ Heavy equipment/mining PT Traktor Nusantara a) 50.00 74,207 14,714 (4,988) - - 83,933 PT United Tractors Semen Gresik 26.30 26,097 5,875 (2,668) - (51) 29,253 100,304 20,589 (7,656) - (51) 113,186 Teknologi informasi/ Information technology PT SCS Astragraphia Technologies 37.67 47,976 5,669 - - - 53,645 Lain-lain/Others PT PAM Lyonnaise Jaya 30.00 - 8,913 - 240,734 - 249,647 PT Marga Mandalasakti 34.00 147,378 370 - - - 147,748 Lain-lain (masing-masing di bawah 4,754 257 - - 257 5,268 Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) 152,132 9,540 - 240,734 257 402,663 6,519,436 1,359,864 (1,249,003) 1,602,368 271,625 8,504,290
a) Dan anak perusahaan. a) And subsidiary/subsidiaries. b) Lain-lain terutama timbul dari pengalihan PT Aisin Indonesia dari anak
perusahaan menjadi perusahaan asosiasi karena penurunan kepemilikan efektif dari 43,36% menjadi 29,49%, pengalihan PT Gemala Kempa Daya dari perusahaan asosiasi menjadi anak perusahaan karena peningkatan kepemilikan efektif dari 34,69% menjadi 43,94% dan perubahan nilai wajar efek-efek yang tersedia untuk dijual di PT Bank Permata Tbk.
b) Others mainly arise from the transfers of PT Aisin Indonesia from a subsidiary to an associate due to the reduction in effective ownership from 43.36% to 29.49% and the transfer of PT Gemala Kempa Daya from an associate company to a subsidiary due to the increase in effective ownership from 34.69% to 43.94% and change in the fair value of available-for-sale securities in PT Bank Permata Tbk.
c) Otomotif - lain-lain terdiri dari perusahaan asosiasi Perseroan dan anak
perusahaan, yaitu PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia melalui PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia, PT Wahana Eka Paramitra, dan PT Exedy Indonesia melalui PT Astra Otoparts Tbk.
c) Automotive - others consist of associates of the Company and subsidiaries, being PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia through PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia, PT Wahana Eka Paramitra, and PT Exedy Indonesia through PT Astra Otoparts Tbk.
Pada tanggal 18 Juni 2007, PT Sedaya Multi Investama (“SMI”), anak perusahaan, menjual seluruh kepemilikan sahamnya di PT Astra CMG Life kepada Commonwealth International Holding Pty Ltd dan PT Gala Arta Jaya seharga Rp 45,8 miliar. Atas penjualan ini SMI membukukan kerugian penjualan investasi sebesar Rp 23,7 miliar.
On 18 June 2007, PT Sedaya Multi Investama (“SMI”), a subsidiary, sold all of its interest in PT Astra CMG Life to Commonwealth International Holding Pty Ltd and PT Gala Arta Jaya for Rp 45.8 billion. On this disposal, SMI recorded a loss on sale of investment of Rp 23.7 billion.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 44 - Page
10. AKTIVA TETAP 10. FIXED ASSETS
2007
Pada awal tahun/
At beginning
of year Penambahan/
Additions Pengurangan/
Disposals Reklasifikasi/
Reclassifications
Anak perusahaan
baru/New subsidiaries
Pada akhir tahun/
At end of year
Harga perolehan/ Acquisition cost/ nilai revaluasi revalued amount Tanah 2,007,157 8,433 (50,406) 107,218 5,115 2,077,517 Land Bangunan dan fasilitasnya 2,996,604 70,747 (36,992) 470,042 4,894 3,505,295 Buildings and improvements Mesin dan peralatan 7,203,235 127,080 (404,415) 1,174,215 24,277 8,124,392 Machinery and equipment Alat-alat pengangkutan 610,909 114,369 (30,476) 10,548 1,770 707,120 Transportation equipment Perabot dan peralatan kantor 1,226,849 121,691 (38,572) 3,556 2,995 1,316,519 Furniture and office equipment Tanaman menghasilkan 1,224,075 4,092 (1,546) 417 - 1,227,038 Mature plantations Aktiva yang disewakan: Assets for lease: - Alat-alat pengangkutan 1,863,169 568,976 (252,396) - - 2,179,749 - Transportation equipment - Peralatan kantor 340,006 58,699 (68,758) - - 329,947 - Office equipment - Alat-alat berat 63,837 4,382 (1,553) - - 66,666 - Heavy equipment Properti pertambangan - 443,760 - - - 443,760 Mining properties Aktiva kerjasama operasi 20,870 - - (274) - 20,596 Joint operation assets Aktiva sewa guna usaha 1,918,309 291,429 - (67,649) - 2,142,089 Assets under finance leases Aktiva dalam penyelesaian: Assets under construction: - Bangunan dan mesin 1,036,199 1,420,932 (26) (1,611,322) - 845,783 - Buildings and machinery - Tanaman belum menghasilkan 295,044 372,668 - (417) - 667,295 - Immature plantations 20,806,263 3,607,258 (885,140) 86,334 39,051 23,653,766 Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Tanah (356) - - 29 - (327) Land Bangunan dan fasilitasnya (1,033,314) (186,098) 18,792 9,408 (3,929) (1,195,141) Buildings and improvements Mesin dan peralatan (3,849,055) (943,287) 287,710 (65,442) (21,270) (4,591,344) Machinery and equipment Alat-alat pengangkutan (318,802) (85,991) 22,299 (1,275) (1,694) (385,463) Transportation equipment Perabot dan peralatan kantor (880,474) (163,709) 36,541 8,382 (2,746) (1,002,006) Furniture and office equipment Tanaman menghasilkan (490,707) (61,977) 882 - - (551,802) Mature plantations Aktiva yang disewakan: Assets for lease: - Alat-alat pengangkutan (545,312) (307,921) 157,400 - - (695,833) - Transportation equipment - Peralatan kantor (239,684) (51,571) 60,228 - - (231,027) - Office equipment - Alat-alat berat (23,557) (13,654) 359 - - (36,852) - Heavy equipment Properti pertambangan - (119,861) - - - (119,861) Mining properties Aktiva kerjasama operasi (8,447) (6,074) - - - (14,521) Joint operation assets Aktiva sewa guna usaha (386,208) (364,560) - 48,569 - (702,199) Assets under finance leases (7,775,916) (2,304,703) 584,211 (329) (29,639) (9,526,376) Nilai buku bersih 13,030,347 14,127,390 Net book value
2006
Pada awal tahun/
At beginning
of year Penambahan/
Additions Pengurangan/
Disposals Reklasifikasi/
Reclassifications
Anak perusahaan baru
dan yang dilepas/New and
disposed subsidiaries
Pada akhir tahun/
At end of year
Harga perolehan/ Acquisition cost/ nilai revaluasi revalued amount Tanah 1,855,038 63,247 (44,208) 92,012 41,068 2,007,157 Land Bangunan dan fasilitasnya 2,559,177 74,630 (28,258) 430,199 (39,144) 2,996,604 Buildings and improvements Mesin dan peralatan 5,937,344 331,307 (388,424) 1,456,528 (133,520) 7,203,235 Machinery and equipment Alat-alat pengangkutan 462,667 155,441 (18,026) 17,601 (6,774) 610,909 Transportation equipment Perabot dan peralatan kantor 1,150,606 155,592 (73,372) (1,953) (4,024) 1,226,849 Furniture and office equipment Tanaman menghasilkan 1,232,021 - (8,299) 353 - 1,224,075 Mature plantations Aktiva yang disewakan: Assets for lease: - Alat-alat pengangkutan 1,642,177 449,998 (229,006) - - 1,863,169 - Transportation equipment - Peralatan kantor 331,218 55,250 (46,462) - - 340,006 - Office equipment - Alat-alat berat 61,436 6,131 (5,462) 1,732 - 63,837 - Heavy equipment Aktiva kerjasama operasi 16,658 - - 4,212 - 20,870 Joint operation assets Aktiva sewa guna usaha 1,764,469 761,475 (27,175) (580,460) - 1,918,309 Assets under finance leases Aktiva dalam penyelesaian: Assets under construction: - Bangunan dan mesin 888,019 1,564,938 (1,113) (1,414,890) (755) 1,036,199 - Buildings and machinery - Tanaman belum menghasilkan 101,594 196,739 (109) (5,108) 1,928 295,044 - Immature plantations 18,002,424 3,814,748 (869,914) 226 (141,221) 20,806,263 Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Tanah (356) - - - - (356) Land Bangunan dan fasilitasnya (895,565) (149,181) 14,175 (1,163) (1,580) (1,033,314) Buildings and improvements Mesin dan peralatan (2,927,388) (821,960) 297,753 (456,102) 58,642 (3,849,055) Machinery and equipment Alat-alat pengangkutan (256,671) (75,583) 11,969 (1,926) 3,409 (318,802) Transportation equipment Perabot dan peralatan kantor (786,977) (162,105) 42,477 24,037 2,094 (880,474) Furniture and office equipment Tanaman menghasilkan (440,636) (61,239) 6,204 4,964 - (490,707) Mature plantations Aktiva yang disewakan: Assets for lease: - Alat-alat pengangkutan (424,534) (264,917) 144,139 - - (545,312) - Transportation equipment - Peralatan kantor (231,147) (50,988) 42,451 - - (239,684) - Office equipment - Alat-alat berat (12,108) (11,904) 455 - - (23,557) - Heavy equipment Aktiva kerjasama operasi (3,621) (4,826) - - - (8,447) Joint operation assets Aktiva sewa guna usaha (527,863) (327,114) 10,059 458,710 - (386,208) Assets under finance leases (6,506,866) (1,929,817) 569,682 28,520 62,565 (7,775,916) Nilai buku bersih 11,495,558 13,030,347 Net book value
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 45 - Page
10. AKTIVA TETAP (lanjutan) 10. FIXED ASSETS (continued)
Penambahan aktiva tetap terdiri dari: Additions to fixed assets consist of:
2007 2006 Perolehan 3,287,308 3,551,631 Acquisitions Pindahan dari uang muka 319,933 263,150 Transfer from advance payments Selisih kurs karena penjabaran 17 (33) Exchange differences due to laporan keuangan financial statements translation 3,607,258 3,814,748
Pada tahun 2007, Pama mengakuisisi sekelompok aktiva dengan jumlah yang dibayarkan sebesar USD 50,1 juta, dimana USD 48,6 juta atau setara dengan Rp 444 miliar dicatat sebagai properti pertambangan.
In 2007, Pama acquired a group of assets for a total consideration of USD 50.1 million, of which USD 48.6 million or equivalent to Rp 444 billion is recorded as mining properties.
Rincian keuntungan pelepasan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Details of gains from the disposal of fixed assets are as follows:
2007 2006
Harga jual 470,179 416,805 Proceeds Nilai buku bersih (300,929) (300,232) Net book value Keuntungan yang ditangguhkan - (1,707) Deferred gain from disposal atas pelepasan aktiva tetap of fixed assets 169,250 114,866 Penambahan akumulasi penyusutan terdiri dari: Additions to accumulated depreciation consist of:
2007 2006 Penyusutan 2,304,686 1,929,852 Depreciation Selisih kurs karena penjabaran 17 (35) Exchange differences due to laporan keuangan financial statements translation 2,304,703 1,929,817
Penyusutan dialokasikan sebagai berikut: Depreciation was allocated as follows:
2007 2006 Beban pokok pendapatan 1,954,566 1,607,563 Cost of revenue Beban usaha 337,257 313,044 Operating expenses Perkebunan plasma dan tanaman 12,863 9,245 Plasma and immature belum menghasilkan plantations 2,304,686 1,929,852
Hak atas tanah berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan dan Hak Guna Usaha yang dapat diperbaharui dengan masa yang berakhir antara tahun 2008 sampai 2099.
Land rights are held under renewable “Hak Guna Bangunan” and “Hak Guna Usaha” titles, which expire between 2008 and 2099.
Bangunan dan mesin dalam penyelesaian diperkirakan akan selesai antara tahun 2008 dan 2009.
Buildings and machinery under construction are estimated to be completed between 2008 and 2009.
Pada tanggal 31 Desember 2007, aktiva tetap tertentu dengan nilai buku sejumlah Rp 3,57 triliun (2006: Rp 5,03 triliun) dijaminkan untuk pinjaman jangka pendek, pinjaman bank dan pinjaman lain-lain jangka panjang, hutang obligasi, dan hutang sewa guna usaha (lihat Catatan 11, 16f, 17, dan 18).
As at 31 December 2007, certain fixed assets with a net book value of Rp 3.57 trillion (2006: Rp 5.03 trillion) have been used as collateral for short-term loans, long-term bank loans and other loans, bonds, and obligations under finance leases (refer to Notes 11, 16f, 17, and 18).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 46 - Page
10. AKTIVA TETAP (lanjutan) 10. FIXED ASSETS (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2007, aktiva tetap Perseroan dan anak perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan setara dengan Rp 15,57 triliun (2006: Rp 14,87 triliun) yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
As at 31 December 2007, certain fixed assets of the Company and subsidiaries are covered by insurance against loss by fire and other risks equivalent to Rp 15.57 trillion (2006: Rp 14.87 trillion), which management believes provides adequate cover for possible loss.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan signifikan atas nilai tercatat aktiva tetap tersebut.
Management is of the view that there has been no material impairment in the carrying amount of the fixed assets.
11. PINJAMAN JANGKA PENDEK 11. SHORT-TERM LOANS
2007 2006 Pinjaman sindikasi - 1,250,800 Syndicated loans Pinjaman bank lainnya 2,574,421 1,681,850 Other bank loans 2,574,421 2,932,650
Pinjaman sindikasi Syndicated loans
Perseroan memiliki Perjanjian Fasilitas Syndicated Revolving dengan bank asing dan lokal yang terdiri dari Fasilitas A sejumlah USD 170 juta dan Fasilitas B sejumlah Rp 600 miliar, yang dapat digunakan hingga bulan November 2007.
The Company had a Syndicated Revolving Facilities Agreement with overseas and local banks comprising Facility A of USD 170 million and Facility B of Rp 600 billion, which were available up to November 2007.
Dengan berakhirnya fasilitas tersebut pada bulan
November 2007, maka jumlah pinjaman sindikasi pada tanggal 31 Desember 2007 adalah nihil (2006: Rp 1,25 triliun).
With the expiry of the facilities in November 2007, total outstanding syndicated loans as at 31 December 2007 was nil (2006: Rp 1.25 trillion).
Pinjaman bank lainnya/Other bank loans
2007 2006 Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 300,000 98,542 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 250,627 195,597 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd 250,000 102,500 PT Bank Lippo Tbk 215,000 - PT Bank Pan Indonesia Tbk 160,000 - PT Bank Mizuho Indonesia 160,000 - PT ANZ Panin Bank 150,000 - PT Bank Rabobank International Indonesia 105,000 147,750 PT Bank China Trust Indonesia 100,000 - PT Bank BNP Paribas Indonesia 100,000 80,000 Citibank N.A. 100,000 30,000 PT Bank Central Asia Tbk 94,227 419,962 JPMorgan Chase Bank N.A. 70,000 95,000 PT Bank UOB Buana Tbk 60,000 - ABN Amro Bank N.V. 50,000 50,000 PT Bank DBS Indonesia 30,000 50,000 PT Bank NISP Tbk - 59,020 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 50 miliar)/ 65,508 38,148 Others (below Rp 50 billion each) 2,260,362 1,366,519
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 47 - Page
11. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan) 11. SHORT-TERM LOANS (continued)
Pinjaman bank lainnya (lanjutan)/Other bank loans (continued)
2007 2006
USD: Standard Chartered Bank 695 65,395 The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd - 54,120 Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd - 50,707 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 50 miliar)/ 91,158 25,190 Others (below Rp 50 billion each) 91,853 195,412 JPY: PT Bank Danamon Indonesia Tbk 121,662 43,972 PT Bank Central Asia Tbk 86,248 75,947 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 50 miliar)/ 14,296 - Others (below Rp 50 billion each) 222,206 119,919 2,574,421 1,681,850 Sesuai dengan perjanjian pinjaman, debitur diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu, antara lain batasan rasio keuangan.
In accordance with the loan agreements, the borrowers are required to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants.
Pada tanggal 31 Desember 2007, pinjaman jangka pendek sejumlah USD 3,6 juta, JPY 1,53 miliar, dan Rp 1,72 triliun atau setara dengan Rp 1,88 triliun (2006: USD 8,8 juta, JPY 1,58 miliar, dan Rp 1,11 triliun atau setara dengan Rp 1,31 triliun) yang diperoleh anak perusahaan langsung dan tidak langsung tertentu dijamin dengan piutang usaha, persediaan, piutang pembiayaan konsumen, investasi bersih dalam sewa guna usaha, dan aktiva tetap dari anak perusahaan langsung dan tidak langsung yang bersangkutan, serta jaminan perusahaan dari anak perusahaan (lihat Catatan 4, 6, 8a, 8b, 10, dan 32a).
As at 31 December 2007, short-term loans amounting to USD 3.6 milion, JPY 1.53 billion, and Rp 1.72 trillion or equivalent to Rp 1.88 trillion (2006: USD 8.8 million, JPY 1.58 billion, and Rp 1.11 trillion or equivalent to Rp 1.31 trillion) obtained by certain direct and indirect subsidiaries are secured by trade receivables, inventories, consumer financing receivables, net investment in direct financing leases, and fixed assets of the respective direct and indirect subsidiaries, and corporate guarantees issued by subsidiaries (refer to Notes 4, 6, 8a, 8b, 10, and 32a).
Informasi lain mengenai pinjaman jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Further information relating to the short-term loans as at 31 December 2007 is as follows:
Jadwal pembayaran/ Tingkat bunga/ Kreditur/Lenders Repayment schedule Interest rates
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 19 September 2008 Rupiah reference rate + 5.00% PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 10.50% - 15.00% PT Bank Lippo Tbk Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 9.75% - 10.75% The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 SBI + 1.00% - 2.50% PT Bank Pan Indonesia Tbk Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 SBI + 0.90% - 3.50% PT Bank Mizuho Indonesia Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 6.75% - 10.75% SBI + 1.50% SIBOR + 0.75% - 1.15% PT ANZ Panin Bank 7 Januari/January 2008 SBI + 1.50% PT Bank Rabobank International Indonesia Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 8.75% - 10.30% SBI + 2.25% PT Bank China Trust Indonesia 13 Februari/February 2008 SBI + 3.00% PT Bank BNP Paribas Indonesia 11 Maret/March 2008 9.25% - 10.40% Citibank N.A. Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 7.50% - 9.80% PT Bank Central Asia Tbk 19 Maret/March 2008 11.50% 8 Februari/February 2008 SBI + 3% 22 September 2008 SIBOR + 0.75% - 1.15% JPMorgan Chase Bank N.A. Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 6.75% - 10.15% PT Bank UOB Buana Tbk 17 Maret/March 2008 SBI + 3.00% - 3.50% ABN Amro Bank N.V. 6 Februari/February 2008 Rupiah reference rate + 1.1% PT Bank DBS Indonesia 16 Januari/January 2008 SBI + 3.50% Standard Chartered Bank Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 SIBOR + 1.60% PT Bank Danamon Indonesia Tbk 18 Januari/January 2008 SIBOR + 0.75% - 1.15%
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 48 - Page
11. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan) 11. SHORT-TERM LOANS (continued) Pinjaman bank lainnya (lanjutan) Other bank loans (continued)
Pada tahun 2002, PT Federal Izumi Manufacturing (“FIM”) tidak dapat memenuhi rasio keuangannya dan tidak melakukan pembayaran pokok pinjaman atau bunga yang telah jatuh tempo. Pada tahun 2007, FIM dan Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd., salah satu krediturnya, menyetujui penyelesaian pinjaman, dimana FIM membayar sejumlah USD 3,2 juta. Selisih antara nilai penyelesaian dengan nilai tercatat pinjaman (USD 6,1 juta) telah dibukukan pada laporan laba rugi konsolidasian.
In 2002, PT Federal Izumi Manufacturing (“FIM”) failed to meet its financial ratios and did not repay overdue loan principal or interest on its borrowings. In 2007, FIM reached a settlement with Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd., one of the acquirors of the original loans, whereby FIM paid USD 3.2 million. The difference between the settlement and the book value of the loan (USD 6.1 million) has been recorded in the consolidated statement of income.
Jumlah sisa pinjaman yang belum dibayar kepada kreditur lainnya pada tanggal 31 Desember 2007 adalah USD 0,5 juta atau setara dengan Rp 4,7 miliar (2006: USD 6,1 juta atau setara dengan Rp 55,2 miliar).
The remaining loan balance in default with other lenders as at 31 December 2007 amounts to USD 0.5 million or equivalent to Rp 4.7 billion (2006: USD 6.1 million or equivalent to Rp 55.2 billion).
12. HUTANG USAHA 12. TRADE PAYABLES
2007 2006
Pihak yang mempunyai hubungan Related parties istimewa (lihat Catatan 30h) (refer to Note 30h)
Rupiah 1,180,395 1,043,642 Rupiah Mata uang asing 49,718 58,701 Foreign currencies
1,230,113 1,102,343 Pihak ketiga: Third parties: Rupiah 1,575,931 1,024,196 Rupiah Mata uang asing 1,628,185 1,263,545 Foreign currencies
3,204,116 2,287,741
Hutang usaha berasal dari pembelian barang dan jasa.
Trade payables arise from the purchases of goods and services.
Rincian hutang usaha dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Details of trade payables in foreign currencies are as follows:
2007 2006 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent Original currency Rp equivalent USD 159,639,528 1,503,645 117,153,059 1,056,721 JPY 1,372,420,850 114,003 2,874,998,896 217,911 EUR 2,807,560 38,631 3,095,796 36,710 GBP 3,570 67 11,867 210 Lain-lain/Others * 2,288,593 21,557 1,185,587 10,694
Jumlah/Total 1,677,903 1,322,246 *) Hutang usaha dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah
yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
*) Trade payables denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rate prevailing at the balance sheets date.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 49 - Page
13. KEWAJIBAN LAIN-LAIN 13. OTHER LIABILITIES
2007 2006 Pendapatan ditangguhkan 1,379,365 1,145,371 Unearned income Uang jaminan pembelian dari 980,520 487,017 Purchase guarantees from pelanggan dan uang muka customers and sales penjualan advances Estimasi klaim asuransi 187,993 173,955 Estimated insurance claims Kewajiban derivatif 42,865 149,044 Derivative liabilities (lihat Catatan 5c) (refer to Note 5c) Kewajiban anjak piutang 24,150 139,779 Factoring payables Lain-lain 554,706 442,519 Others 3,169,599 2,537,685 Bagian lancar (2,595,604) (2,030,825) Current portion Bagian tidak lancar 573,995 506,860 Non-current portion
Bagian tidak lancar terdiri dari: Non-current portion consists of: 2007 2006
Pihak yang mempunyai hubungan 21,929 25,784 Related parties istimewa (lihat Catatan 30i) (refer to Note 30i) Pihak ketiga 552,066 481,076 Third parties 573,995 506,860
14. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 14. ACCRUED EXPENSES
2007 2006 Komisi penjualan 360,906 285,447 Sales commissions Iklan dan promosi 204,870 118,553 Advertising and promotion Beban bunga 154,065 170,659 Interest expenses Royalti 89,461 15,390 Royalty Imbalan kerja 73,121 52,122 Employee benefits Distribusi, gudang dan 60,130 63,442 Distribution, warehousing and pengepakan packaging Lain-lain (masing-masing 686,744 461,754 Others (below Rp 50 billion di bawah Rp 50 miliar) each) 1,629,297 1,167,367
15. KEWAJIBAN DIESTIMASI 15. PROVISIONS
2007 2006 Kewajiban imbalan kerja: Employee benefits obligation: - Imbalan pensiun dan imbalan 413,986 367,285 - Pension benefits and other pasca kerja lainnya long-term employee benefits - Imbalan kerja jangka panjang 183,444 155,009 - Other long-term employee lainnya benefits Kewajiban diestimasi atas rencana 4,085 4,085 Provision for planned divestasi anak perusahaan divestment of subsidiaries 601,515 526,379 Bagian jangka pendek (108,962) (33,988) Current portion Bagian jangka panjang 492,553 492,391 Non-current portion
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 50 - Page
15. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan) 15. PROVISIONS (continued)
Kewajiban imbalan kerja Employee benefits obligations Kewajiban imbalan kerja dihitung oleh PT Sentra Jasa Aktuaria dan PT Padma Radya Aktuaria, aktuaris independen.
The employee benefits obligation is based on calculations by PT Sentra Jasa Aktuaria and PT Padma Radya Aktuaria, independent actuaries.
Asumsi aktuarial pokok yang digunakan adalah sebagai berikut:
The principal actuarial assumptions used are as follows:
2007 2006
Tingkat diskonto 10% 11% Discount rate Hasil aktiva program yang 9% 10% Expected return on plan assets diharapkan Kenaikan gaji di masa datang 8% 9% Future salary increases Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
Pension benefits and other post-employment benefits
Kewajiban imbalan pensiun dan imbalan pasca
kerja lainnya yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
The pension benefits and other post-employment benefits obligations recognised in the consolidated balance sheets are determined as follows:
2007 2006
Nilai kini kewajiban 1,181,221 979,636 Present value of obligation Nilai wajar aktiva program (598,685) (423,822) Fair value of plan assets
582,536 555,814 Keuntungan/(kerugian) aktuarial 772 (9,685) Unrecognised actuarial yang belum diakui gains/(losses) Biaya jasa lalu yang belum diakui (169,322) (178,844) Unrecognised past service costs 413,986 367,285
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
The amounts recognised in the consolidated statements of income are as follows:
2007 2006
Biaya jasa kini 80,360 55,641 Current service cost Biaya bunga 100,163 82,236 Interest cost Hasil aktiva program yang (39,442) (35,212) Expected return on plan assets diharapkan Kerugian/(keuntungan) aktuarial 12,546 (4,405) Net actuarial loss/(gain) bersih yang diakui selama recognised during the year tahun berjalan Biaya jasa lalu 9,770 16,993 Past service costs Keuntungan atas penyelesaian (493) (6,339) Gains on settlement
162,904 108,914 Hasil aktual aktiva program pensiun manfaat pasti adalah Rp 99,4 miliar (2006: Rp 45,2 miliar).
The actual return on plan assets of the defined benefit pension plan was Rp 99.4 billion (2006: Rp 45.2 billion).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 51 - Page
15. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan) 15. PROVISIONS (continued)
Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya (lanjutan)
Pension benefits and other post-employment benefits (continued)
Aktiva program termasuk saham dan obligasi Perseroan, beberapa anak perusahaan dan jointly controlled entities dengan nilai wajar sejumlah Rp 130,4 miliar (2006: Rp 133,9 miliar).
Plan assets include shares and bonds of the Company, certain subsidiaries and jointly controlled entities, with a fair value of Rp 130.4 billion (2006: Rp 133.9 billion).
Mutasi kewajiban yang diakui pada neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
The movements in the liability recognised in the consolidated balance sheets are as follows:
2007 2006
Pada awal tahun 367,285 310,818 At beginning of year Jumlah yang dibebankan pada 162,904 108,914 Expenses charged in the laporan laba rugi konsolidasian consolidated statements of income Iuran/imbalan yang dibayarkan (122,753) (57,590) Contributions/benefits paid Anak perusahaan baru 6,550 8,259 New subsidiaries Anak perusahaan yang dilepas - (3,116) Disposed subsidiaries Pada akhir tahun 413,986 367,285 At end of year Imbalan kerja jangka panjang lainnya Other long-term employee benefits
Kewajiban imbalan jangka panjang lainnya yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebesar Rp 183,4 miliar (2006: Rp 155 miliar).
Other long-term employee benefit obligations recognised in the consolidated balance sheets are Rp 183.4 billion (2006: Rp 155 billion).
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
The amounts recognised in the consolidated statements of income are as follows:
2007 2006
Biaya jasa kini 25,921 26,941 Current service cost Biaya bunga 15,684 12,189 Interest cost Kerugian aktuarial bersih yang 10,283 37,690 Net actuarial loss recognised diakui selama tahun berjalan during the year Keuntungan atas penyelesaian (213) (2,932) Gain on settlement
51,675 73,888
Mutasi kewajiban yang diakui pada neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
The movements in the liability recognised in the consolidated balance sheets are as follows:
2007 2006
Pada awal tahun 155,009 112,798 At beginning of year Jumlah yang dibebankan pada 51,675 73,888 Expenses charged in the laporan laba rugi consolidated statements konsolidasian of income Iuran/imbalan yang dibayarkan (24,468) (32,006) Contributions/benefits paid Anak perusahaan baru 1,228 1,197 New subsidiaries Anak perusahaan yang dilepas - (868) Disposed subsidiaries
Pada akhir tahun 183,444 155,009 At end of year
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 52 - Page
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN
JANGKA PANJANG 16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER
LOANS
2007 2006
Pinjaman hasil restrukturisasi 62,891 114,605 Restructured loans Pinjaman sindikasi 3,445,629 2,426,380 Syndicated loans Pinjaman bank 3,848,057 1,457,938 Bank loans Pinjaman dari pihak selain bank 1,849,893 2,342,662 Non bank loans Pembiayaan bersama 3,435,494 8,873,660 Joint financing with recourse with recourse 12,641,964 15,215,245 Bagian jangka pendek (6,060,887) (7,522,683) Current portion Bagian jangka panjang 6,581,077 7,692,562 Non-current portion
a. Pinjaman hasil restrukturisasi - Anak perusahaan
a. Restructured loans - Subsidiaries
Rincian pinjaman hasil restrukturisasi anak
perusahaan adalah sebagai berikut: Details of restructured loans of subsidiaries
are as follows:
2007 Jumlah dalam Ekuivalen Rp/Rp equivalent mata uang asing/ Jangka Jangka Amount in Jumlah/ pendek/ panjang/ foreign currency Total Current Non-Current Kreditur/Lenders Sumitomo Mitsui Banking Corporation Rupiah 1,302 273 1,029 USD (dalam jutaan/in million) 4.8 44,976 9,419 35,557 Marubeni Corporation JPY (dalam jutaan/in million) 200.0 16,613 - 16,613 Jumlah/Total 62,891 9,692 53,199 2006 Jumlah dalam Ekuivalen Rp/Rp equivalent mata uang asing/ Jangka Jangka Amount in Jumlah/ pendek/ panjang/ foreign currency Total Current Non-Current Kreditur/Lenders Sumitomo Mitsui Banking Corporation Rupiah 1,575 273 1,302 USD (dalam jutaan/in million) 5.8 52,091 9,020 43,071 Marubeni Corporation JPY (dalam jutaan/in million) 804.0 60,939 11,369 49,570 Jumlah/Total 114,605 20,662 93,943
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 53 - Page
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN
JANGKA PANJANG (lanjutan) 16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER
LOANS (continued) a. Pinjaman hasil restrukturisasi - Anak
perusahaan (lanjutan) a. Restructured loans - Subsidiaries
(continued) Informasi lain mengenai pinjaman hasil
restrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Other information relating to restructured loans as at 31 December 2007 is as follows:
Restrukturisasi Kreditur/ pada tahun/ Jadwal pembayaran/ Tingkat bunga/ Lenders Restructured in Repayment schedule Interest rates Sumitomo Mitsui Banking Corporation USD 2004 12 cicilan/instalments (2004 - 2009) SIBOR + 2.125% - 2.25% Rupiah 2004 12 cicilan/instalments (2004 - 2009) Rata-rata bunga deposito Rupiah berjangka 3 bulan dengan maksimum 35% per tahun/ Average 3 months Rupiah time deposits interest with maximum of 35% per annum Marubeni Corporation JPY 2004 8 cicilan/instalments (2004 - 2010) Japanese long-term prime rate + 1.25%
Selama tahun 2007, percepatan pembayaran sejumlah JPY 604 juta kepada Marubeni Corporation menyebabkan tanggal jatuh tempo akhir pembayaran menjadi 20 Desember 2010.
During 2007, early repayments of JPY 604 million were made to Marubeni Corporation bringing forward the final due date of the loan to 20 December 2010.
Sesuai dengan perjanjian pinjaman, debitur diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu, antara lain batasan rasio keuangan.
In accordance with the loan agreements, the borrowers are required to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants.
b. Pinjaman Sindikasi b. Syndicated loans
2007 Jumlah dalam Ekuivalen Rp/Rp equivalent mata uang asing/ Jangka Jangka Amount in Jumlah/ pendek/ panjang/ foreign currency Total Current Non-Current Facility agents USD (dalam jutaan/in million) Standard Chartered Bank 145.1 1,571,247 639,064 932,183 PT Bank China Trust Indonesia 120.0 1,130,281 251,174 879,107 Citicorp International Ltd 55.0 518,045 188,380 329,665 The Hongkong and Shanghai 15.0 141,285 141,285 - Banking Corporation Ltd Sumitomo Mitsui Banking 9.0 84,771 84,771 - Corporation Jumlah/Total 3,445,629 1,304,674 2,140,955
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 54 - Page
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN
JANGKA PANJANG (lanjutan) 16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER
LOANS (continued) b. Pinjaman Sindikasi (lanjutan) b. Syndicated loans (continued)
2006 Jumlah dalam Ekuivalen Rp/Rp equivalent mata uang asing/ Jangka Jangka Amount in Jumlah/ pendek/ panjang/ foreign currency Total Current Non-Current Facility agents USD (dalam jutaan/in million) Standard Chartered Bank 204.0 1,840,080 1,124,794 715,286 The Hongkong and Shanghai 35.0 315,700 180,400 135,300 Banking Corporation Ltd Sumitomo Mitsui Banking 30.0 270,600 90,200 180,400 Corporation Jumlah/Total 2,426,380 1,395,394 1,030,986
Informasi lain mengenai pinjaman sindikasi pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Other information relating to syndicated loans as at 31 December 2007 is as follows:
Jadwal pembayaran/ Tingkat bunga/ Facility agents Repayment schedule Interest rates
Standard Chartered Bank Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2012) LIBOR+ 1.15% - 1.75% PT Bank China Trust Indonesia Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) LIBOR + 1.30% Citicorp International Ltd Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) LIBOR + 1.20% The Hongkong and Shanghai Banking 1 September 2008 SIBOR + 2.00% Corporation Ltd Sumitomo Mitsui Banking Corporation 28 Januari/January 2008 SIBOR+ 1.30%
Sesuai dengan perjanjian pinjaman, debitur diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu seperti batasan rasio keuangan, pembatasan dividen, dan persyaratan administrasi.
In accordance with the loan agreements, the borrowers are required to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants, dividend restrictions and administrative requirements.
Lihat Catatan 16f untuk rincian jaminan atas pinjaman ini.
Refer to Note 16f for details of the security for the loans.
c. Pinjaman bank c. Bank loans 2007 Jumlah dalam Ekuivalen Rp/Rp equivalent mata uang asing/ Jangka Jangka Amount in Jumlah/ pendek/ panjang/ foreign currency Total Current Non-Current Kreditur/Lenders Pihak ketiga/Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk - 950,878 464,161 486,717 PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 374,975 76,526 298,449 PT Bank Internasional Indonesia Tbk - 290,000 210,000 80,000 The Hongkong and Shanghai - 205,000 170,000 35,000 Banking Corporation Ltd PT Bank Negara Indonesia - 200,000 - 200,000 (Persero) Tbk ABN AMRO Bank N.V. - 180,000 100,000 80,000 PT Bank NISP Tbk - 140,291 54,500 85,791 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 134,035 22,404 111,631 JPMorgan Chase Bank N.A. - 65,000 65,000 - PT Bank DBS Indonesia - 50,000 16,667 33,333 PT Bank Ekonomi Raharja - 30,000 10,500 19,500 The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd - 18,501 4,988 13,513 PT Bank Niaga Tbk - 6,019 2,912 3,107 2,644,699 1,197,658 1,447,041
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 55 - Page
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN
JANGKA PANJANG (lanjutan) 16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER
LOANS (continued)
c. Pinjaman bank (lanjutan) c. Bank loans (continued) 2007 Jumlah dalam Ekuivalen Rp/Rp equivalent mata uang asing/ Jangka Jangka Amount in Jumlah/ pendek/ panjang/ foreign currency Total Current Non-Current USD (dalam jutaan/in million) PT Bank Mizuho Indonesia 22.0 207,218 12,433 194,785 The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd 21.4 201,102 153,246 47,856 JPMorgan Chase Bank N.A. 20.0 188,380 47,095 141,285 The Hongkong and Shanghai 10.2 96,451 96,451 - Banking Corporation Ltd Standard Chartered Bank 8.9 84,181 15,541 68,640 Nordea Bank AB (Publ) 8.9 83,544 50,098 33,446
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 8.0 75,288 31,587 43,701 PT Bank Niaga Tbk 2.9 27,572 10,712 16,860 PT Bank Ekonomi Raharja 1.8 17,268 6,279 10,989 Mizuho Corporate Bank Ltd 1.3 12,558 6,279 6,279 993,562 429,721 563,841 JPY (dalam jutaan/in million) The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd 1,150 95,528 30,849 64,679 The Japan Bank for International Cooperation 1,075 89,339 17,868 71,471 PT Bank Resona Perdania 300 24,929 13,831 11,098 209,796 62,548 147,248 Jumlah/Total 3,848,057 1,689,927 2,158,130 2006 Jumlah dalam Ekuivalen Rp/Rp equivalent mata uang asing/ Jangka Jangka Amount in Jumlah/ pendek/ panjang/ foreign currency Total Current Non-Current Kreditur/Lenders Pihak ketiga/Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk - 452,319 104,443 347,876 PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 250,043 62,354 187,689 PT Bank NISP Tbk - 194,792 54,500 140,292 The Hongkong and Shanghai - 105,000 - 105,000 Banking Corporation Ltd PT Bank Internasional Indonesia Tbk - 100,000 10,000 90,000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 57,501 8,904 48,597 Standard Chartered Bank - 40,000 40,000 - PT Bank Negara Indonesia - 10,921 10,921 - (Persero) Tbk PT Bank Niaga Tbk - 3,936 1,017 2,919 1,214,512 292,139 922,373 USD (dalam jutaan/in million) Standard Chartered Bank 10.6 95,499 19,844 75,655 Nordea Bank AB (Publ) 10.0 90,767 42,147 48,620 PT Bank Niaga Tbk 2.9 26,046 7,442 18,604 PT Bank Mizuho Indonesia 2.0 18,040 18,040 - PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 1.5 13,074 4,714 8,360 243,426 92,187 151,239 Jumlah/Total 1,457,938 384,326 1,073,612
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 56 - Page
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN
JANGKA PANJANG (lanjutan) 16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER
LOANS (continued)
c. Pinjaman bank (lanjutan) c. Bank loans (continued)
Informasi lain mengenai pinjaman bank adalah sebagai berikut:
Other information relating to bank loans is as follows:
Jadwal pembayaran/ Tingkat bunga/ Kreditur/Lenders Repayment schedule Interest rates
PT Bank Central Asia Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2011) 8.85% - 14.50% PT Bank Danamon Indonesia Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2011) SBI + 2.50% - 3.25% PT Bank Internasional Indonesia Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2009) 8.50% - 15.00% The Hongkong and Shanghai Banking Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2009) 6.61% - 11.90% Corporation Ltd PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 10 Oktober/October 2010 Rupiah reference rate + 5% ABN AMRO Bank N.V. Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2009) 8.70% - 10.78% PT Bank NISP Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) SBI + 3.00% - 3.73% PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2011) 11.00% - 14.00% JPMorgan Chase Bank N.A. Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2011) LIBOR + 1.45% 6.75% - 10.15% PT Bank DBS Indonesia Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) 8.00% - 11.10% PT Bank Ekonomi Raharja Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) SBI+ 1.75% - 2.75% 7.08% The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2012) Japanese long-term prime rate + 0.75% LIBOR + 3.00% SBI + 2.40% PT Bank Niaga Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) 12.00% SIBOR + 2.25% PT Bank Mizuho Indonesia Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2012) SIBOR + 1.20% Standard Chartered Bank Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2011) LIBOR + 2.00% Nordea Bank AB (Publ) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) LIBOR + 3.64% - 5.46% PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) 5.00% - 6.20% Mizuho Corporate Bank Ltd Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2009) SIBOR + 1.60% The Japan Bank for International Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2012) 3.27% Cooperation PT Bank Resona Perdania Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2009) Japanese long-term prime rate + 1.76%
Sesuai dengan beberapa perjanjian pinjaman, debitur diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu seperti batasan rasio keuangan.
In accordance with the loan agreements, the borrowers are required to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants.
Lihat Catatan 16f untuk rincian jaminan atas pinjaman ini.
Refer to Note 16f for details of the security for the loans.
d. Pinjaman dari pihak selain bank d. Non bank loans
2007 Jumlah dalam Ekuivalen Rp/Rp equivalent mata uang asing/ Jangka Jangka Amount in Jumlah/ pendek/ panjang/ foreign currency Total Current Non-Current Kreditur/Lenders Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related party Rupiah PT Toyota Astra Financial Services - 89,593 11,716 77,877 Pihak ketiga/Third parties USD (dalam jutaan/in million) Nederlandse Financierings- 82.2 774,451 334,898 439,553 Maatschappij voor Ontwikkelingslanden N.V. Sumitomo Corporation 34.0 320,170 157,373 162,797 Sumitomo Mitsui Finance and Leasing 28.6 269,648 126,863 142,785 Company Limited Mitsui & Co Ltd 27.2 255,861 108,725 147,136 Marubeni Corporation 13.8 130,254 80,692 49,562 Volvo Finance International AB 1.1 9,916 9,916 - 1,760,300 818,467 941,833 Jumlah/Total 1,849,893 830,183 1,019,710
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 57 - Page
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN
JANGKA PANJANG (lanjutan) 16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER
LOANS (continued) d. Pinjaman dari pihak selain bank (lanjutan) d. Non bank loans (continued)
2006 Jumlah dalam Ekuivalen Rp/Rp equivalent mata uang asing/ Jangka Jangka Amount in Jumlah/ pendek/ panjang/ foreign currency Total Current Non-Current Kreditur/Lenders Pihak ketiga/third parties USD (dalam jutaan/in million) Nederlandse Financierings- 100.0 902,000 160,356 741,644 Maatschappij voor Ontwikkelingslanden N.V. Sumitomo Corporation 50.3 454,033 165,306 288,727 Sumitomo Mitsui Finance and Leasing 30.5 275,353 104,900 170,453 Company Limited Mitsui & Co Ltd 28.1 253,824 91,891 161,933 International Finance Corporation 24.0 216,480 - 216,480 Marubeni Corporation 23.7 213,453 83,953 129,500 Volvo Finance International AB 3.1 27,519 14,628 12,891 Jumlah/Total 2,342,662 621,034 1,721,628
Informasi lain mengenai pinjaman dari pihak selain bank pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Other information relating to non bank loans as at 31 December 2007 is as follows:
Jadwal pembayaran/ Tingkat bunga/ Kreditur/Lenders Repayment schedule Interest rates
PT Toyota Astra Financial Services Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011) 11.25% - 11.50% Nederlandse Financierings- Maatschappij Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011) LIBOR + 1.85% - 2.30% voor Ontwikkelingslanden N.V. Sumitomo Corporation Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2010) SIBOR + 3.00% - 3.50% Sumitomo Mitsui Finance and Leasing Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011) SIBOR + 1.50% - 3.25% Company Limited Mitsui & Co Ltd Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2012) LIBOR + 1.50% - 2.55% Marubeni Corporation Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2010) SIBOR + 2.85% - 3.15% Volvo Finance International AB Beberapa cicilan/several instalments (2008) SIBOR + 3.50%
Sesuai dengan perjanjian pinjaman, debitur diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu seperti batasan rasio keuangan.
In accordance with the loan agreements, the borrowers are required to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants.
Lihat Catatan 16f untuk rincian jaminan atas pinjaman ini.
Refer to Note 16f for details of the security for the loans.
e. Pembiayaan bersama with recourse/Joint financing with recourse
2007 2006 Pihak ketiga/Third parties: Rupiah PT Bank Mega Tbk 821,228 3,514,610 PT GE Finance Indonesia 797,810 2,144,496 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 681,790 988,674 PT Bank Niaga Tbk 582,211 494,929 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 425,093 1,192,227 PT Bank NISP Tbk 95,669 315,213 PT Bank Central Asia Tbk 31,640 197,844 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/ 53 25,667 Others (below Rp 50 billion)
3,435,494 8,873,660 Bagian jangka pendek/Current portion (2,226,411) (5,101,267)
Bagian jangka panjang/Non-current portion 1,209,083 3,772,393
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 58 - Page
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN
JANGKA PANJANG (lanjutan) 16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER
LOANS (continued)
e. Pembiayaan bersama with recourse (lanjutan)/Joint financing with recourse (continued)
Informasi lain mengenai pembiayaan bersama with recourse pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Other information relating to joint financing with recourse as at 31 December 2007 is as follows:
Jadwal pembayaran/ Tingkat bunga/ Kreditur/Lenders Repayment schedule Interest rates PT Bank Mega Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011) 12.00% - 22.00% PT GE Finance Indonesia Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011) 11.75% - 17.25% PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2010) 11.75% - 17.75% PT Bank Niaga Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2012) 12.00% - 20.00% PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011) 10.65% - 15.75% PT Bank NISP Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2009) 12.50% - 19.00% PT Bank Central Asia Tbk Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2009) 12.50% - 15.50% f. Jaminan pinjaman f. Loan security
Pada tanggal 31 Desember 2007, pinjaman sejumlah USD 456,1 juta, JPY 1,5 miliar, dan Rp 2,72 triliun atau setara dengan Rp 7,14 triliun (2006: USD 323,4 juta dan Rp 1,21 triliun atau setara dengan Rp 4,12 triliun) yang diperoleh debitur dijamin dengan piutang usaha, persediaan, piutang pembiayaan konsumen, investasi bersih dalam sewa guna usaha, dan aktiva tetap dari anak perusahaan langsung dan tidak langsung yang bersangkutan serta jaminan dari anak perusahaan tidak langsung (lihat Catatan 4, 6, 8a, 8b, 10, dan 32a).
As at 31 December 2007, loans amounting to USD 456.1 million, JPY 1.5 billion, and Rp 2.72 trillion or equivalent to Rp 7.14 trillion (2006: USD 323.4 million and Rp 1.21 trillion or equivalent to Rp 4.12 trillion) obtained by the borrowers are secured by trade receivables, inventories, consumer financing receivables, net investment in direct financing leases, and fixed assets of the respective direct and indirect subsidiaries and corporate guarantees issued by certain indirect subsidiaries (refer to Notes 4, 6, 8a, 8b, 10, and 32a).
17. HUTANG OBLIGASI 17. BONDS Rincian dari hutang obligasi adalah sebagai
berikut: Details of the bonds are as follows:
2007 Peringkat Pefindo/ Jangka Jangka Pefindo Jumlah/ Pendek/ Panjang/ Hutang Obligasi/Bonds Rating Total Current Non-Current Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV idAA- 35,972 35,972 - Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance V Tahun 2004 idAA- 156,243 156,243 - dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VI Tahun 2005 idAA- 341,209 222,541 118,668 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VII Tahun 2006 idAA- 373,686 189,304 184,382 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VIII Tahun 2007 idAA- 916,073 263,861 652,212 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Federal International Finance V Tahun 2005 idA+ 300,000 300,000 - Obligasi Federal International Finance VI Tahun 2006 idA+ 381,792 93,448 288,344 Obligasi Federal International Finance VII Tahun 2007 idA+ 942,251 273,969 668,282 Obligasi Astra Graphia I Tahun 2003 idA 117,669 117,669 - Obligasi amortisasi Serasi Autoraya I idA- 98,838 98,838 - Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap
Jumlah/Total 3,663,733 1,751,845 1,911,888
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 59 - Page
17. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) 17. BONDS (continued) 2006 Peringkat Pefindo/ Jangka Jangka Pefindo Jumlah/ Pendek/ Panjang/ Hutang Obligasi/Bonds Rating Total Current Non-Current
Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance III idAA- 36,305 36,305 - Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV idAA- 212,181 181,234 30,947 Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance V Tahun 2004 idAA- 570,122 413,315 156,807 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VI Tahun 2005 idAA- 708,189 365,501 342,688 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VII Tahun 2006 idAA- 512,759 134,415 378,344 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi amortisasi Federal International idA+ 69,645 69,645 - Finance II Tahun 2003 Obligasi Federal International Finance III idA+ 199,575 199,575 - Tahun 2004 Obligasi Federal International Finance IV idA+ 167,388 167,388 - Tahun 2004 Obligasi Federal International Finance V idA+ 530,345 231,173 299,172 Tahun 2005 Obligasi Federal International Finance VI idA+ 565,025 178,675 386,350 Tahun 2006 Obligasi amortisasi Serasi Autoraya I idA- 157,328 45,384 111,944 Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Graphia I Tahun 2003 idA- 117,267 - 117,267
Jumlah/Total 3,846,129 2,022,610 1,823,519 Informasi lain dari hutang obligasi pada tanggal 31
Desember 2007 adalah sebagai berikut: Other information relating to the bonds as at 31
December 2007 is as follows:
Pokok obligasi/
Hutang obligasi/ Bond Wali amanat/ Jatuh tempo/ Tingkat bunga/ Jaminan/ Bonds principal Trustee Maturity Interest rates Security
Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV 37,500 PT Bank Rakyat 24 Maret/March 2008 12.88% Catatan/Note a Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Indonesia (Persero) Tbk
Obligasi Astra Sedaya Finance V Tahun 2004 200,000 PT Bank Rakyat 26 Oktober/ 11.25% Catatan/Note a dengan Tingkat Bunga Tetap Indonesia (Persero) Tbk October 2008
Obligasi Astra Sedaya Finance VI Tahun 2005 370,000 PT Bank Rakyat 2008 - 2010 10.38% - 11.00% Catatan/Note a dengan Tingkat Bunga Tetap Indonesia (Persero) Tbk
Obligasi Astra Sedaya Finance VII Tahun 2006 425,000 PT Bank Rakyat 2008 - 2009 13.63% - 14.20% Catatan/Note a dengan Tingkat Bunga Tetap Indonesia (Persero) Tbk
Obligasi Astra Sedaya Finance VIII Tahun 2007 1,000,000 PT Bank Rakyat 2008 - 2011 9.00% - 10.35% Catatan/Note a dengan Tingkat Bunga Tetap Indonesia (Persero) Tbk
Obligasi Federal International Finance V 300,000 PT Bank Rakyat 12 Januari/ 10.75% Catatan/Note a Tahun 2005 Indonesia (Persero) Tbk January 2008
Obligasi Federal International Finance VI 400,000 PT Bank Rakyat 2008 - 2009 14.50% - 14.75% Catatan/Note a Tahun 2006 Indonesia (Persero) Tbk
Obligasi Federal International Finance VII 1,000,000 PT Bank Rakyat 2008-2011 9.75% - 10.75% Catatan/Note a Tahun 2007 Indonesia (Persero) Tbk
Obligasi Astra Graphia I Tahun 2003 150,000 PT Bank Mega Tbk 27 Oktober/ 13.38% Catatan/Note c October 2008
Obligasi amortisasi Serasi Autoraya I 123,750 PT Bank Rakyat 2008 13.88% Catatan/Note b Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap Indonesia (Persero) Tbk
Catatan/Note: a. Dijamin dengan jaminan fidusia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a) b. Dijamin dengan jaminan fidusia berupa kendaraan bermotor sejumlah 100% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 10)/ Secured by fiduciary guarantee over the motor vehicles up to 100% of the total outstanding bond principal (refer to Note 10) c. Dijamin dengan agunan khusus yang jumlahnya setara dengan 75% dari jumlah pokok obligasi yang berupa fidusia atas piutang usaha, hak tanggungan atas tanah
dan bangunan (lihat Catatan 4 dan 10)/ Secured by specific collateral equal to 75% of the nominal value in the form of trade receivables, land rights and buildings (refer to Notes 4 and 10)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 60 - Page
17. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) 17. BONDS (continued)
Semua obligasi tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
All the bonds are listed on the Indonesia Stock Exchange.
Penerbit obligasi tersebut di atas dibatasi dalam melakukan corporate actions tertentu dan sebagian diantaranya harus mempertahankan sejumlah rasio keuangan tertentu.
The bond issuers are restricted from taking certain corporate actions and some of them must maintain certain financial ratios.
18. HUTANG SEWA GUNA USAHA 18. OBLIGATIONS UNDER FINANCE LEASES
2007 2006 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related party: PT Komatsu Astra Finance (lihat Catatan/refer to Note 30j) 260,519 384,130 Pihak ketiga/Third parties: PT Austindo Nusantara Jaya Finance 575,893 529,798 PT Mitsubishi UFJ Lease and Finance Indonesia 67,588 122,517 PT Citigroup Finance Indonesia 42,011 95,226 PT UFJ BRI Finance 14,336 26,115 PT Orix Indonesia Finance 4,803 25,977
704,631 799,633
965,150 1,183,763
Pembayaran sewa guna usaha minimum di masa datang adalah sebagai berikut:
The future minimum lease payments are as follows:
2007 2006
Dalam 1 tahun 668,784 567,260 Within 1 year Lebih dari 1 tahun 375,366 756,963 More than 1 year 1,044,150 1,324,223 Biaya sewa guna usaha (79,000) (140,460) Future finance charges on pembiayaan di masa datang finance leases Nilai kini kewajiban sewa guna 965,150 1,183,763 Present value of finance lease usaha pembiayaan liabilities Bagian jangka pendek (610,569) (485,185) Current portion
Bagian jangka panjang 354,581 698,578 Non-current portion
Semua aktiva sewa guna usaha adalah berupa alat-alat berat.
All assets under finance leases represent heavy equipment.
Perjanjian sewa guna usaha biasanya mewajibkan anak perusahaan untuk memenuhi batasan-batasan tertentu antara lain rasio keuangan.
Lease agreements typically require subsidiaries to comply with certain covenants such as financial ratios.
Pada tanggal 31 Desember 2007, hutang sewa guna usaha sejumlah USD 102,1 juta dan Rp 555 juta atau setara dengan Rp 962,6 miliar (2006: USD 126,4 juta dan Rp 1,1 miliar atau setara dengan Rp 1,14 triliun) dijamin dengan aktiva tetap (lihat Catatan 10).
As at 31 December 2007, obligations under finance leases amounting to USD 102.1 million and Rp 555 million or equivalent to Rp 962.6 billion (2006: USD 126.4 million and Rp 1.1 billion or equivalent to Rp 1.14 trillion) are secured by fixed assets (refer to Note 10).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 61 - Page
19. HAK MINORITAS 19. MINORITY INTERESTS
Rincian kepemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas dan bagian hasil bersih anak perusahaan yang dikonsolidasi berdasarkan segmen industri, adalah sebagai berikut:
Details of minority interests in the equity and share of results of consolidated subsidiaries, by industry segment, are as follows:
2007 Pada awal Bagian atas Pada akhir tahun/ hasil bersih/ tahun/
At beginning Share of Dividen/ Lain-lain/ At end of year results Dividends Others of year
Otomotif 613,519 160,162 (30,422) (22,723) 720,536 Automotive Jasa keuangan 767,624 173,267 (74,335) (17,257) 849,299 Financial services Perkebunan 649,345 467,480 (150,968) 1,392 967,249 Agribusiness Teknologi informasi 68,448 16,671 (12,481) - 72,638 Information technology Alat-alat berat/ 1,954,972 633,366 (178,556) 24,511 2,434,293 Heavy equipment/ pertambangan mining Lain-lain 1,172 168 (75) (12) 1,253 Others
4,055,080 1,451,114 (446,837) (14,089) 5,045,268
2006 Pada awal Bagian atas Pada akhir tahun/ hasil bersih/ tahun/
At beginning Share of Dividen/ Lain-lain/ At end of year results Dividends Others of year
Otomotif 695,158 65,756 (27,183) (120,212) 613,519 Automotive Jasa keuangan 682,308 115,236 (77,421) 47,501 767,624 Financial services Perkebunan 614,977 186,696 (134,364) (17,964) 649,345 Agribusiness Teknologi informasi 65,730 12,852 (10,297) 163 68,448 Information technology Alat-alat berat/ 1,747,480 398,124 (190,616) (16) 1,954,972 Heavy equipment/ pertambangan mining Lain-lain 1,155 77 - (60) 1,172 Others
3,806,808 778,741 (439,881) (90,588) 4,055,080 20. MODAL SAHAM 20. SHARE CAPITAL
Susunan pemegang saham berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Raya Saham Registra, biro administrasi efek, adalah sebagai berikut:
Details of shareholders based on records maintained by PT Raya Saham Registra, the share administrator, are as follows:
2007
Jumlah saham ditempatkan dan disetor
penuh/ Number of
shares issued and
fully paid
Persentase kepemilikan/Percentage
of ownership
Jumlah/ Amount
Jardine Cycle & Carriage Ltd 2,028,825,504 50.11% 1,014,413 Jardine Cycle & Carriage Ltd Anthony John Liddell Nightingale 600,000 0.01% 300 Anthony John Liddell Nightingale (Komisaris) *) (Commissioner) *) Budi Setiadharma (Presiden 514,000 0.01% 257 Budi Setiadharma (President Komisaris) Commissioner) Lain-lain (masing-masing 2,018,415,810 49.87% 1,009,208 Others (each ownership kepemilikan di bawah 5%) less than 5%) 4,048,355,314 100% 2,024,178
*) Seluruh saham dimiliki melalui Parkmix Ltd. *) All shares are owned through Parkmix Ltd.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 62 - Page
20. MODAL SAHAM (lanjutan) 20. SHARE CAPITAL (continued)
2006
Jumlah saham ditempatkan dan disetor
penuh/ Number of
shares issued and
fully paid
Persentase kepemilikan/Percentage
of ownership
Jumlah/ Amount
Jardine Cycle & Carriage Ltd 2,028,825,504 50.11% 1,014,413 Jardine Cycle & Carriage Ltd Anthony John Liddell Nightingale 600,000 0.01% 300 Anthony John Liddell Nightingale (Komisaris) *) (Commissioner) *) Budi Setiadharma (Presiden 564,000 0.01% 282 Budi Setiadharma (President Komisaris) Commissioner) Lain-lain (masing-masing 2,018,365,810 49.87% 1,009,183 Others (each ownership kepemilikan di bawah 5%) less than 5%) 4,048,355,314 100% 2,024,178
*) Seluruh saham dimiliki melalui Parkmix Ltd. *) All shares are owned through Parkmix Ltd. 21. TAMBAHAN MODAL DISETOR 21. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
2007 dan/and
2006
Selisih antara pembayaran yang diterima 1,098,712 Excess of proceeds over par value, net dengan nilai nominal, bersih Rights yang habis masa berlakunya 2,096 Expired rights Kompensasi berbasis saham karyawan yang 5,313 Expired employee share-based compensation habis masa berlakunya 1,106,121
22. PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI
22. CHANGES IN EQUITY OF SUBSIDIARIES AND ASSOCIATES
Akun ini merupakan bagian Perseroan atas perubahan ekuitas anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities, yang terutama sehubungan dengan penilaian kembali aktiva tetap, laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok tersedia untuk dijual, cadangan lindung nilai, dan selisih kurs dari penjabaran laporan keuangan.
This account represents the Company’s share of the changes in equity of subsidiaries, associates, and jointly controlled entities, which mainly relate to fixed assets revaluation, unrealised gains or losses from available-for-sale securities, hedging reserves, and exchange differences from financial statements translation.
2007 2006
Otomotif 865,748 849,584 Automotive Jasa keuangan (10,509) 151,026 Financial services Perkebunan 104,661 104,661 Agribusiness Teknologi informasi 58,829 58,829 Information technology Alat-alat berat/pertambangan 325,512 290,826 Heavy equipment/mining Lain-lain (500) (500) Others 1,343,741 1,454,426
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 63 - Page
23. DIVIDEN 23. DIVIDENDS
Pada tanggal 9 Oktober 2007, Perseroan mengumumkan dividen kas interim untuk tahun 2007 sebesar Rp 647,8 miliar atau Rp 160 (dalam satuan Rupiah) per saham. Dividen tersebut telah dibayarkan pada tanggal 15 November 2007.
On 9 October 2007, the Company declared an interim cash dividend for 2007 amounting to Rp 647.8 billion or Rp 160 (full Rupiah) per share. The dividend was paid on 15 November 2007.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham tahunan Perseroan tanggal 23 Mei 2007, total dividen kas untuk tahun 2006 sejumlah Rp 1,78 triliun atau sejumlah Rp 440 (dalam satuan Rupiah) per saham disetujui. Termasuk di dalamnya dividen kas interim sejumlah Rp 607,3 miliar atau Rp 150 (dalam satuan Rupiah) per saham yang dibayarkan pada tanggal 15 November 2006. Sisanya sejumlah Rp 290 (dalam satuan Rupiah) per saham telah dibayarkan pada tanggal 3 Juli 2007.
At the Company’s Annual General Meeting of Shareholders held on 23 May 2007, a total cash dividend for 2006 of Rp 1.78 trillion or Rp 440 (full Rupiah) per share was approved. This included an interim cash dividend of Rp 607.3 billion or Rp 150 (full Rupiah) per share, paid on 15 November 2006. The remaining Rp 290 (full Rupiah) per share was paid on 3 July 2007.
` 24. SALDO LABA DICADANGKAN 24. APPROPRIATED RETAINED EARNINGS Berdasarkan Undang-Undang mengenai
Perseroan Terbatas, perusahaan diharuskan untuk membuat penyisihan cadangan wajib hingga sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Under Indonesian Company Law, companies are required to set up a statutory reserve amounting to at least 20% of the company’s issued and paid up capital.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Perseroan tanggal 23 Mei 2007, disetujui pembentukan cadangan wajib sebesar Rp 100 miliar yang berasal dari laba bersih tahun 2006.
At the Company’s Annual General Meeting of Shareholders held on 23 May 2007, an appropriation to the statutory reserve was approved amounting to Rp 100 billion from 2006 net income.
Saldo laba dicadangkan pada tanggal
31 Desember 2007 adalah sebesar Rp 424,7 miliar (2006: Rp 324,7 miliar).
The balance of appropriated retained earnings as at 31 December 2007 is Rp 424.7 billion (2006: Rp 324.7 billion).
25. PENDAPATAN BERSIH 25. NET REVENUE
2007 2006 Penjualan barang 53,118,868 38,693,808 Sales of goods Jasa 8,525,466 8,471,778 Rendering of services Pembiayaan konsumen dan sewa 6,149,613 6,500,736 Consumer financing and guna usaha leasing Sewa 1,287,273 1,022,570 Rental Asuransi 1,087,927 1,003,858 Insurance Lain-lain 13,813 16,434 Others 70,182,960 55,709,184 Pihak yang mempunyai hubungan (1,460,455) (1,266,455) Related parties istimewa (lihat Catatan 30b) (refer to Note 30b) Pihak ketiga 68,722,505 54,442,729 Third parties
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 64 - Page
25. PENDAPATAN BERSIH (lanjutan) 25. NET REVENUE (continued)
Insentif penjualan sejumlah Rp 572,5 miliar (2006: Rp 336,6 miliar) dicatat sebagai bagian dari pendapatan bersih dari penjualan barang.
Sales incentives of Rp 572.5 billion (2006: Rp 336.6 billion) was recorded as part of net revenue attributable to sales of goods.
Tidak ada pendapatan dari pelanggan individu yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan bersih.
No revenue earned from individual customers exceeded 10% of total net revenue.
Lihat Catatan 29 untuk pendapatan bersih berdasarkan segmen industri.
Refer to Note 29 for net revenue by industry segment.
26. BEBAN POKOK PENDAPATAN 26. COST OF REVENUE
Tidak ada pembelian dari pemasok pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah beban pokok pendapatan konsolidasian.
No purchases from third party suppliers exceeded 10% of total consolidated cost of revenue.
Lihat Catatan 30c untuk rincian pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 30c for details of purchases from related parties.
27. BEBAN USAHA 27. OPERATING EXPENSES 2007 2006
Beban penjualan Selling expenses Iklan dan promosi 678,643 585,774 Advertising and promotion Rugi penjualan agunan yang 671,315 949,122 Loss on sale of repossessed diambil alih asset Distribusi, gudang dan 650,312 591,030 Distribution, warehousing pengepakan and packaging Imbalan kerja 570,441 497,048 Employee benefits Penyisihan piutang ragu-ragu 555,096 863,434 Provision for doubtful receivables Komisi penjualan 387,846 473,713 Sales commission Perbaikan dan perawatan 64,639 56,840 Repairs and maintenance Perjalanan dan transportasi 57,561 52,740 Travelling and transportation Donasi dan representasi 54,057 39,506 Donation and representation Lain-lain (masing-masing di bawah 180,715 483,801 Others (below Rp 50 billion each) Rp 50 miliar) 3,870,625 4,593,008 Beban umum dan administrasi General and administrative expenses Imbalan kerja 2,334,087 2,019,384 Employee benefits Penyusutan dan amortisasi 309,073 283,860 Depreciation and amortisation Perbaikan dan perawatan 191,915 149,630 Repairs and maintenance Honorarium tenaga ahli 174,116 132,752 Professional fees Komunikasi 171,655 156,079 Communications Perjalanan dan transportasi 126,024 120,126 Travelling and transportation Alat tulis dan beban 123,586 62,737 Stationery and other kantor lainnya office expenses Pajak dan perizinan 92,174 75,283 Taxes and licenses Sewa 88,379 76,352 Rent Biaya bank 83,845 96,833 Bank charges Keamanan 80,791 77,228 Security Pelatihan dan pendidikan 76,763 56,323 Training and education Utilitas 69,274 60,957 Utilities Donasi dan representasi 43,850 54,229 Donation and representation Lain-lain (masing-masing di bawah 151,629 65,057 Others (below Rp 50 billion each) Rp 50 miliar) 4,117,161 3,486,830
7,987,786 8,079,838
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 65 - Page
28. PENGHASILAN LAIN-LAIN, BERSIH 28. OTHER INCOME, NET
2007 2006 Penghasilan dari bea balik nama 269,061 200,136 Income from vehicle registrations kendaraan Keuntungan pelepasan aktiva tetap 154,897 105,033 Gain on disposal of fixed assets dan aktiva yang belum digunakan and assets not yet used dalam usaha in operations (Kerugian)/keuntungan pelepasan (19,331) 75,060 (Loss)/gain on disposal investasi of investment Selisih lebih biaya pengembangan (25,191) (34,443) Excess of plasma development perkebunan plasma atas costs over conversion value nilai konversinya Lain-lain 348,734 108,858 Others
728,170 454,644 29. INFORMASI SEGMEN 29. SEGMENT INFORMATION
Informasi mengenai segmen industri Perseroan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Details of the Company's and subsidiaries’ industry segments are as follows:
Pendapatan bersih/Net revenue
2007 2006
Pelanggan di luar
perusahaan/ External
customers
Antar segmen/
Inter segment
Jumlah/ Total
Pelanggan di luar
perusahaan/ External
customers
Antar segmen/
Inter segment
Jumlah/ Total
Otomotif 38,136,872 181,543 38,318,415 30,119,827 139,186 30,259,013 Automotive Jasa keuangan 7,237,540 72,970 7,310,510 7,504,595 63,164 7,567,759 Financial services Perkebunan 5,960,954 - 5,960,954 3,757,987 - 3,757,987 Agribusiness Teknologi 707,158 18,423 725,581 606,187 12,852 619,039 Information informasi technology Alat-alat berat/ 18,112,413 53,185 18,165,598 13,691,976 27,590 13,719,566 Heavy pertambangan equipment/ mining Lain-lain 28,023 240 28,263 28,612 240 28,852 Others Jumlah 70,182,960 326,361 70,509,321 55,709,184 243,032 55,952,216 Total Eliminasi* - (326,361) (326,361) - (243,032) (243,032) Elimination* Konsolidasian 70,182,960 - 70,182,960 55,709,184 - 55,709,184 Consolidated
Beban pokok pendapatan/
Cost of revenue Laba usaha/
Operating income 2007 2006 2007 2006
Otomotif 33,260,590 26,492,044 1,717,859 859,145 Automotive Jasa keuangan 2,567,067 3,070,261 1,355,570 727,030 Financial services Perkebunan 2,773,747 2,263,208 2,907,137 1,198,597 Agribusiness Teknologi informasi 440,265 385,186 95,050 76,731 Information technology Alat-alat berat/pertambangan 14,918,211 11,323,702 2,393,285 1,340,094 Heavy equipment/mining Lain-lain 13,559 11,560 (8,877) (10,368) Others Jumlah 53,973,439 43,545,961 8,460,024 4,191,229 Total Eliminasi* (279,751) (159,858) 41,462 52,014 Elimination*
Konsolidasian 53,693,688 43,386,103 8,501,486 4,243,243 Consolidated
*) Eliminasi antar segmen industri. *) Elimination between industry segments.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 66 - Page
29. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 29. SEGMENT INFORMATION (continued)
Beban bunga/
Interest expense Jumlah aktiva/ Total assets
Jumlah kewajiban/ Total liabilities
2007 2006 2007
2006 2007 2006 Otomotif 244,770 336,387 19,070,527 16,490,170 6,672,154 6,373,377 Automotive Jasa keuangan - - 24,552,380 25,164,097 16,337,102 17,654,330 Financial services Perkebunan 7,434 25,040 5,357,763 3,496,955 1,154,063 656,557 Agribusiness Teknologi 16,228 16,184 624,552 584,839 310,481 288,885 Information informasi technology Alat-alat berat/ 411,120 398,847 13,096,445 11,331,520 7,216,436 6,606,391 Heavy pertambangan equipment/ mining Lain-lain - - 1,031,415 971,913 34,984 29,098 Others Jumlah 679,552 776,458 63,733,082 58,039,494 31,725,220 31,608,638 Total Eliminasi* (1,418) (15,732) (213,484) (110,204) (213,484) (110,194) Elimination*
Konsolidasian 678,134 760,726 63,519,598 57,929,290 31,511,736 31,498,444 Consolidated
*) Eliminasi antar segmen industri. *) Elimination between industry segments.
Amortisasi dan penyusutan/
Amortisation and depreciation Pengeluaran modal/ Capital expenditure
2007 2006 2007 2006
Otomotif 649,323 567,407 897,779 954,531 Automotive Jasa keuangan 112,523 91,864 100,925 196,695 Financial services Perkebunan 201,316 173,882 745,691 570,867 Agribusiness Teknologi informasi 64,907 63,866 77,685 64,381 Information technology Alat-alat berat/pertambangan 1,357,538 1,048,877 1,784,737 2,023,921 Heavy equipment/mining Lain-lain 7,265 5,944 424 4,386 Others
Konsolidasian 2,392,872 1,951,840 3,607,241 3,814,781 Consolidated
Lihat Catatan 9 untuk rincian segmen dari bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities.
Refer to Note 9 for segment details of the share of results of associates and jointly controlled entities.
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG
MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA 30. RELATED PARTY INFORMATION
Dalam kegiatan usahanya, Perseroan dan anak perusahaan mengadakan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang terutama meliputi transaksi-transaksi penjualan, pembelian, dan transaksi keuangan lainnya.
In the normal course of business, the Company and subsidiaries, engage in transactions with related parties principally consisting of sales, purchases, and other financial transactions.
a. Sifat hubungan dan transaksi a. Nature of relationship and transactions
Rincian sifat hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Details of the nature of relationships and transactions with related parties are as follows:
i. Anak perusahaan langsung dan tidak langsung
i. Direct and indirect subsidiaries
Lihat Catatan 1d untuk rincian anak perusahaan langsung dan anak perusahaan tidak langsung yang signifikan dari Perseroan.
Refer to Note 1d for details of the Company’s direct subsidiaries and significant indirect subsidiaries.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 67 - Page
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG
MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
a. Sifat hubungan dan transaksi (lanjutan) a. Nature of relationship and transactions
(continued)
ii. Perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung
Lihat Catatan 9 untuk rincian perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung Perseroan.
ii. Direct and indirect associates and jointly controlled entities
Refer to Note 9 for details of the Company’s direct and indirect associates and jointly controlled entities.
Anak perusahaan dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung Perseroan adalah sebagai berikut:
Subsidiaries of direct and indirect associates and jointly controlled entities are disclosed as follows:
Melalui/Through PT Astra Honda Motor : PT Suryaraya Rubberindo Industries
Melalui/Through PT Denso Indonesia : PT Denso Sales Indonesia
Melalui/Through PT Traktor Nusantara : PT Swadaya Harapan Nusantara
iii. Entitas sepengendali iii. Common controlled entity
Cycle and Carriage Parts and Accessories Sdn Bhd.
iv. Dimiliki oleh karyawan Perseroan dan anak perusahaan:
iv. Owned by the Company’s and subsidiaries’ employees:
Koperasi Karyawan Astra
b. Pendapatan b. Revenue
Rincian pendapatan yang diperoleh dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Details of revenue earned from related parties are as follows:
2007 2006
% a) Rp % a) Rp PT Astra Honda Motor 1.27 887,558 1.56 867,682PT Astra Daihatsu Motor 0.23 153,150 0.24 137,602PT Inti Ganda Perdana 0.13 87,612 0.10 57,656PT Toyofuji Logistic Indonesia 0.10 70,161 0.05 27,105PT AT Indonesia 0.07 51,413 0.06 32,283PT Denso Indonesia 0.05 36,665 0.04 22,688PT Toyota-Astra Motor 0.05 36,448 0.04 22,983PT Mesin Isuzu Indonesia 0.04 27,591 0.03 17,424PT United Tractors Semen Gresik 0.02 17,027 0.03 17,727PT Bank Permata Tbk 0.02 12,940 0.01 3,801PT Aisin Indonesia 0.02 10,939 0.01 7,322 PT Exedy Indonesia b) 0.01 10,292 0.02 10,085PT Tri Dharma Wisesa 0.01 9,548 0.01 7,033
Saldo dipindahkan/carried forward balance 2.02 1,411,344 2.20 1,231,391 a) % terhadap jumlah pendapatan bersih. a) % of total net revenue. b) Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak
Agustus 2007. b) Not a related party since August 2007.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 68 - Page
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG
MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
b. Pendapatan (lanjutan) b. Revenue (continued)
2007 2006 % a) Rp % a) Rp
Saldo pindahan/brought forward balance 2.02 1,411,344 2.20 1,231,391 PT GS Battery 0.01 8,578 0.01 2,983PT SCS Astragraphia Technologies 0.01 7,842 0.01 6,257PT Kayaba Indonesia 0.01 7,074 0.01 2,872PT Traktor Nusantara 0.01 6,826 0.01 5,523PT Wahana Eka Paramitra 0.01 3,953 0.00 2,880PT Federal Nittan Industries 0.01 3,583 0.00 2,556PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia 0.00 3,427 0.01 3,127PT Astra Auto Finance 0.00 1,372 0.00 663Cycle & Carriage Parts and Accessories Sdn Bhd 0.00 1,339 - -PT PAM Lyonnaise Jaya 0.00 1,327 - -PT Suryaraya Rubberindo Industries 0.00 1,066 - -PT Toyota Astra Financial Services 0.00 845 0.01 5,170Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ 0.00 1,879 0.01 3,033 Others (below Rp 1 billion each) Jumlah/Total 2.08 1,460,455 2.27 1,266,455 a) % terhadap jumlah pendapatan bersih. a) % of total net revenue.
c. Pembelian c. Purchase
Rincian pembelian dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Details of purchases from related parties are as follows:
2007 2006
% a) Rp % a) Rp PT Toyota-Astra Motor 26.87 14,424,605 26.64 11,556,536PT Astra Honda Motor 11.97 6,429,327 13.91 6,032,850PT Astra Daihatsu Motor 7.49 4,013,939 4.67 2,024,212PT GS Battery 1.93 1,036,445 1.37 595,701PT Mesin Isuzu Indonesia 0.99 530,842 0.88 381,851PT Denso Indonesia 0.30 162,156 0.26 112,866PT Kayaba Indonesia 0.12 64,395 0.14 61,415PT Inti Ganda Perdana 0.03 18,564 0.04 16,005PT Tri Dharma Wisesa 0.02 11,347 0.06 24,574PT Exedy Indonesia b) 0.02 10,260 0.02 10,314PT Aisin Indonesia 0.01 4,858 0.01 3,019PT Wahana Eka Paramitra 0.01 4,555 0.01 3,507PT NHK Gasket Indonesia 0.01 4,143 0.01 5,383PT SCS Astra Graphia Technologies 0.00 2,216 0.00 1,131PT Fuji Technica Indonesia 0.00 1,546 0.00 1,893PT Traktor Nusantara 0.00 1,261 0.01 3,077PT Century Batteries Indonesia c) - - 0.72 311,289PT Gemala Kempa Daya d) - - 0.04 15,568Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ 0.00 849 0.00 288 Others (below Rp 1 billion each) Jumlah/Total 49.77 26,721,308 48.79 21,161,479 a) % terhadap jumlah beban pokok pendapatan. a) % of total cost of revenue. b) Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak
Agustus 2007. b) Not a related party since August 2007.
c) Dikonsolidasi sejak Januari 2007. c) Consolidated since January 2007. d) Dikonsolidasi sejak Februari 2006. d) Consolidated since February 2006.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 69 - Page
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG
MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
d. Penghasilan dan beban bunga d. Interest income and expense
Selama tahun 2007, penghasilan bunga yang diperoleh atas penempatan bank, deposito berjangka, call deposits dan investasi obligasi yang ditempatkan pada PT Bank Permata Tbk (“BP”) adalah sejumlah Rp 89,2 miliar atau merupakan 22,87% terhadap penghasilan bunga (2006: Rp 54,7 miliar atau 12,86% terhadap penghasilan bunga). Tidak ada beban bunga yang dibayarkan kepada BP pada tahun 2007 dan 2006.
In 2007, interest income earned from cash at bank, time deposits, call deposits and investment in bonds placed with PT Bank Permata Tbk (“BP”) amounted to Rp 89.2 billion or 22.87% of interest income (2006: Rp 54.7 billion or 12.86% of interest income). No interest expense was paid to BP in the year 2007 and 2006.
e. Kas dan setara kas e. Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas meliputi saldo bank dan
deposito berjangka dan call deposits pada BP. Rincian saldo pada BP adalah sebagai berikut:
Cash and cash equivalents include cash at bank and time and call deposits in BP. Details of balances with BP are as follows:
2007 2006
Bank: Cash at bank: Rupiah 505,505 717,845 Rupiah Mata uang asing 47,922 82,897 Foreign currencies
553,427 800,742 Deposito berjangka dan Time and call deposits: call deposits: Rupiah 342,072 359,497 Rupiah Mata uang asing 26,175 44,985 Foreign currencies
368,247 404,482
Jumlah 921,674 1,205,224 Total
Persentase terhadap jumlah 1.45% 2.08% Percentage to total assets aktiva
f. Piutang usaha f. Trade receivables
Piutang usaha dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Trade receivables from related parties are as follows:
2007 2006
Rupiah: PT Astra Honda Motor 173,108 135,481 PT Toyota Astra Financial Services 38,888 15,324 PT Astra Daihatsu Motor 26,898 24,318 PT Inti Ganda Perdana 10,763 14,883 PT Toyofuji Logistic Indonesia 10,051 7,275 PT AT Indonesia 9,239 6,347 PT Astra Auto Finance 6,974 - PT Denso Indonesia 6,906 3,451
Saldo dipindahkan/carried forward balance 282,827 207,079
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 70 - Page
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG
MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
f. Piutang usaha (lanjutan) f. Trade receivables (continued)
2007 2006
Saldo pindahan/brought forward balance 282,827 207,079 PT Toyota-Astra Motor 6,281 3,018 PT Mesin Isuzu Indonesia 3,060 7,544 PT Kayaba Indonesia 2,535 396 PT Tri Dharma Wisesa 2,525 1,013 PT United Tractors Semen Gresik 2,009 1,275 PT Aisin Indonesia 1,997 991
PT GS Battery 1,480 314 PT Bank Permata Tbk 1,453 1,369 PT Wahana Eka Paramitra 877 1,031 PT Toyoda Gosei Safety System Indonesia 451 1,231 PT Exedy Indonesia *) - 2,432 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ 683 961 Others (below Rp 1 billion each) 306,178 228,654 Mata uang asing/Foreign currencies: Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ 983 484 Others (below Rp 1 billion each) 983 484 Jumlah/Total 307,161 229,138 Persentase terhadap jumlah aktiva /Percentage to total assets 0.48% 0.40%
*) Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Agustus 2007/Not a related party since August 2007.
g. Piutang lain-lain g. Other receivables
Piutang lain-lain dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Other receivables from related parties are as follows:
2007 2006
Rupiah:
Piutang karyawan/loan to employees 215,916 215,314 PT Astra Honda Motor 91,719 7,067 PT Marga Mandalasakti 27,086 17,376 PT Mesin Isuzu Indonesia 16,713 16,134 PT Toyota-Astra Motor 3,768 1,900 PT Traktor Nusantara 739 1,159 PT Bank Permata Tbk 471 43,244 PT Astra CMG Life *) - 12,500 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ 2,910 2,214 Others (below Rp 1 billion each) 359,322 316,908
*) Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Juni 2007/Not a related party since June 2007.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 71 - Page
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG
MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
g. Piutang lain-lain (lanjutan) g. Other receivables (continued)
2007 2006 Mata uang asing/Foreign currencies: PT Fuji Technica Indonesia 43,714 47,211 PT Toyota Astra Financial Services 6,341 6,077 PT Federal Nittan Industries 300 1,182 PT Aisin Indonesia 48 1,052 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ 116 947 Others (below Rp 1 billion each) 50,519 56,469 409,841 373,377 Penyisihan piutang ragu-ragu/Provision for doubtful receivables (16,600) (16,600) Jumlah/Total 393,241 356,777 Persentase terhadap jumlah aktiva /Percentage to total assets 0.62% 0.62%
Semua piutang lain-lain tidak dikenakan bunga, kecuali piutang PT Fuji Technica Indonesia, PT Toyota Astra Financial Services, dan PT Marga Mandalasakti yang masing-masing dibebani bunga sebesar 1,5%, 1%, dan 13,9% per tahun.
All other receivables are non-interest bearing, except receivables from PT Fuji Technica Indonesia, PT Toyota Astra Financial Services, and PT Marga Mandalasakti that earn interest at 1.5%, 1%, and 13.9% per annum, respectively.
Perseroan telah membukukan penyisihan
untuk kerugian dari tidak tertagihnya piutang lain-lain tersebut.
The Company has recorded a provision to cover loss on non collectible receivables.
h. Hutang usaha h. Trade payables
Hutang usaha kepada pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Trade payables to related parties are as follows:
2007 2006 Rupiah: PT Astra Honda Motor 669,041 636,085 PT Toyota-Astra Motor 240,784 139,582 PT GS Battery 112,738 88,913 PT Astra Daihatsu Motor 103,995 125,203 PT Denso Indonesia 26,943 25,858 PT Kayaba Indonesia 14,548 20,387 PT SCS Astragraphia Technologies 6,223 1,416
PT Inti Ganda Perdana 2,315 1,317 PT Tri Dharma Wisesa 1,596 1,686 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ 2,212 3,195 Others (below Rp 1 billion each)
1,180,395 1,043,642 Mata uang asing/Foreign currencies: PT GS Battery 33,453 19,940 PT Mesin Isuzu Indonesia 13,757 35,894 PT SCS Astragraphia Technologies 1,243 1,456 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ 1,265 1,411 Others (below Rp 1 billion each) 49,718 58,701 Jumlah/Total 1,230,113 1,102,343
Persentase terhadap jumlah kewajiban/Percentage to 3.90% 3.50% total liabilities
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 72 - Page
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG
MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
i. Kewajiban lain-lain i. Other liabilities
Kewajiban lain-lain kepada pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Other liabilities to related parties are as follows:
2007 2006
Rupiah: PT Bank Permata Tbk 13,261 16,233 PT Toyota-Astra Motor 2,445 - PT Astra Auto Finance 1,800 2,834 PT SCS Astragraphia Technologies 151 1,662 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ 2,615 698 Others (below Rp 1 billion each) 20,272 21,427 Mata uang asing/Foreign currencies: PT SCS Astragraphia Technologies 1,236 4,152 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ 421 205 Others (below Rp 1 billion each) 1,657 4,357 Jumlah/Total 21,929 25,784 Persentase terhadap jumlah kewajiban/Percentage to 0.07% 0.08%
total liabilities Kewajiban lain-lain kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa tidak dikenakan bunga.
Other liabilities to related parties are non-interest bearing.
j. Hutang sewa guna usaha j. Obligations under finance leases
Hutang sewa guna usaha merupakan hutang pembiayaan kepada PT Komatsu Astra Finance sejumlah Rp 260,5 miliar yang merupakan 0,83% terhadap jumlah kewajiban (2006: Rp 384,1 miliar yang merupakan 1,22% terhadap jumlah kewajiban).
Obligations under finance leases, representing financing payable to PT Komatsu Astra Finance, amounted to Rp 260.5 billion or 0.83% of total liabilities (2006: Rp 384.1 billion or 1.22% of total liabilities).
31. LABA BERSIH PER SAHAM 31. NET EARNINGS PER SHARE
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun bersangkutan.
Earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
2007 2006
Laba bersih per saham: Net earnings per share: Laba bersih 6,519,273 3,712,097 Net income
Rata-rata tertimbang jumlah 4,048,355 4,048,355 Weighted average number of saham biasa yang beredar - ordinary shares outstanding - dasar dan dilusian (dalam ribuan) basic and diluted (in thousands) Laba bersih per saham - dasar dan 1,610 917 Net earnings per share - basic dilusian (dalam satuan Rupiah) and diluted (full Rupiah)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 73 - Page
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN
KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN 32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
a. Perjanjian jaminan perusahaan a. Corporate guarantee agreements
Anak perusahaan dan anak perusahaan tidak langsung tertentu telah menerbitkan jaminan perusahaan untuk fasilitas kredit yang diperoleh anak perusahaan dan perusahaan asosiasi tertentu sampai sebatas kepemilikannya dalam perusahaan asosiasi tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2007, jumlah pinjaman yang terkait dengan jaminan tersebut setara dengan Rp 128,7 miliar (2006: setara dengan Rp 324,7 miliar).
Certain subsidiaries and indirect subsidiaries have issued corporate guarantees for credit facilities obtained by subsidiaries and certain associated companies to the extent of the subsidiaries interest in the associates. As at 31 December 2007, outstanding loans which relate to the guarantees are equivalent to Rp 128.7 billion (2006: equivalent to Rp 324.7 billion).
b. Perjanjian lisensi, bantuan teknis, royalti,
merek dagang, keagenan, dan distributor b. Licensing, technical assistance, royalty,
trademark, dealership, and distributorship agreements
Perseroan dan anak perusahaan tertentu
mempunyai berbagai perjanjian lisensi, bantuan teknis, royalti, merek dagang, keagenan, dan distribusi dengan para pemberi lisensi berikut:
The Company and certain subsidiaries have existing licensing, technical assistance, royalty, trademark, dealership, and distributorship agreements with the following licensors:
- Automobiles Peugeot, France - BMW AG, Germany - BOMAG GmbH & Co OHG, Germany- Daido Amistar Co Ltd, Japan - Daido Kogyo Co Ltd, Japan - Elphinstone R&D Pty Ltd, Australia - Fuji Xerox Co Ltd, Japan - GS Yuasa International Ltd, Japan - Isuzu Motors Ltd, Japan - Kawasaki Industrial Co Ltd, Japan - Kockums Industries Pty Ltd, Australia
- Komatsu Ltd, Japan - Komatsu Forklift Co Ltd, Japan - Komatsu Asia & Pacific Pte Ltd,
Singapore - Komatsu Forest Pty Ltd, Australia - MAHLE Engine Components
Japan Corp, Japan - Metalart Corporation, Japan - Mitsubishi Fuso Truck & Bus
Corp, Japan - Nissan Diesel Motor Co Ltd,
Japan
- Pemerintah Daerah Baramarta - PT Astra Daihatsu Motor - PT Astra Honda Motor - PT BMW Indonesia - PT Komatsu Indonesia - PT Toyota-Astra Motor - Scania CV Aktiebolag, Sweden - Tadano Iron Works Co Ltd, Japan - Teito Rubber Ltd, Japan
c. Perkebunan plasma c. Plasma plantations
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Indonesia, hak guna usaha tertentu untuk perkebunan diberikan kepada pengembang apabila pengembang bersedia untuk mengembangkan areal perkebunan untuk petani plasma lokal, di samping mengembangkan perkebunan miliknya sendiri.
In accordance with Indonesian Government policy, certain land rights for plantations are granted conditional upon the grower’s agreement to develop areas for local plasma farmers, in addition to developing their own plantations.
Perkebunan plasma dikembangkan dengan
pola Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (“PIR-Trans”) dan Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya (“KKPA”). Pengembangan plasma ini didanai dengan pinjaman bank, yang disalurkan kepada pengembang sampai periode tanaman dapat menghasilkan.
Plasma plantations are developed under “Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi” (“PIR-Trans”) and “Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya” (“KKPA”) schemes. Plasma development is funded by bank loans which are granted to the grower at the cultivation stage for the period until the plants can be cropped.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 74 - Page
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN
KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
c. Perkebunan plasma (lanjutan) c. Plasma plantations (continued)
Selama masa pengembangan, pinjaman tersebut dijamin dengan tanah dan tanaman perkebunan plasma serta semua aktiva yang berada di atasnya, piutang penjualan buah dari kebun plasma di masa datang, dan jaminan perusahaan dari anak perusahaan tertentu PT Astra Agro Lestari Tbk (“AAL”). Pada tanggal 31 Desember 2007, jumlah pinjaman plasma termasuk bunga adalah sebesar Rp 84,7 miliar (2006: Rp 142,3 miliar).
During the development period, the loans are secured on the land including all assets located on the plantations, future receivables from sales of the plasma crops, and corporate guarantees from certain subsidiaries of PT Astra Agro Lestari Tbk (“AAL”). As at 31 December 2007, the total outstanding plasma loans including interest amounted to Rp 84.7 billion (2006: Rp 142.3 billion).
Pada saat mulai menghasilkan, perkebunan
plasma akan dialihkan kepada petani plasma, dimana petani plasma berkewajiban untuk menjual hasil panennya kepada anak perusahaan AAL guna mengangsur pinjaman tersebut melalui pemotongan dari hasil penjualannya.
Upon maturity of the plantations, the plasma plantations are transferred to the plasma farmers, who are obliged to sell their harvest to AAL’s subsidiaries to repay the loans via deductions from sales proceeds.
Sehubungan dengan pola PIR-Trans, anak perusahaan AAL tertentu bertanggung jawab untuk menjamin dan mengadministrasikan pengembalian kredit yang diperoleh dari petani peserta PIR Trans.
In respect of the PIR-Trans scheme, certain subsidiaries of AAL are committed to guarantee and administer repayment of plasma farmers’ loans.
Sedangkan sehubungan dengan pola KKPA,
anak perusahaan AAL tertentu menjamin pembayaran kembali pinjaman petani plasma ke bank sampai lunas.
In respect of the KKPA scheme, certain subsidiaries of AAL guarantee the repayment of plasma farmers’ loans to the banks.
d. Fasilitas kredit d. Credit facilities
Perseroan dan beberapa anak perusahaan tertentu memiliki fasilitas kredit untuk modal kerja, kredit investasi, bank garansi, letters of credit, dan kontrak valuta asing. Fasilitas yang belum digunakan oleh Perseroan dan anak perusahaan tertentu pada tanggal 31 Desember 2007 berjumlah Rp 6,50 triliun.
The Company and certain subsidiaries have credit facilities for working capital, investment credits, bank guarantees, letters of credit, and foreign exchange contracts. The total unused facilities of the Company and certain subsidiaries as at 31 December 2007 amounted to Rp 6.50 trillion.
Selain itu, beberapa anak perusahaan tertentu yang bergerak dalam jasa keuangan menandatangani perjanjian kerjasama dengan beberapa bank, dimana pihak bank menyalurkan fasilitas kredit untuk pembiayaan konsumen bersama dengan anak perusahaan tersebut. Sesuai dengan perjanjian, anak perusahaan menyediakan dana berkisar antara 1% dan 10%, sedangkan sisanya disediakan oleh pihak bank. Fasilitas yang belum digunakan oleh anak perusahaan tersebut berjumlah Rp 15,62 triliun pada tanggal 31 Desember 2007.
In addition, certain financial services subsidiaries entered into cooperation agreements with banks, whereby the banks provide joint consumer financing facilities together with the subsidiaries. Under the agreements, subsidiaries provide between 1% and 10% of the funds advanced, with the remaining portion provided by the banks. Total unused facilities of these subsidiaries amounted to Rp 15.62 trillion as at 31 December 2007.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 75 - Page
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN
KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
e. Jasa pertambangan e. Mining contracting services
Pama, anak perusahaan tidak langsung, mempunyai tiga kontrak pertambangan signifikan dengan PT Adaro Indonesia, PT Indominco Mandiri, dan KPC. Berdasarkan kontrak-kontrak tersebut, Pama memberikan jasa pertambangan batu bara di beberapa lokasi di Kalimantan. Jangka waktu kontrak bervariasi dan berakhir dari tahun 2008 sampai 2015.
Pama, an indirect subsidiary, has entered into three significant mining services contracts with PT Adaro Indonesia, PT Indominco Mandiri, and KPC. Under the contracts, Pama provides services to mine coal at various locations in Kalimantan. The periods of the contracts are varied and will expire between 2008 and 2015.
Sebagai bagian dari perjanjian dengan KPC, Pama menandatangani Perjanjian Jasa Konsultasi dengan Bumi (lihat Catatan dibawah ini).
As part of the contract with KPC, Pama entered into a Consulting Fee Agreement with Bumi (refer to Note below).
f. Perjanjian jasa konsultasi f. Consulting service agreement Pada bulan Agustus 2004, Pama
menandatangani Perjanjian Jasa Konsultasi dengan Bumi, di mana Bumi memberikan jasa konsultasi kepada Pama dan sebagai imbalannya, Pama membayar biaya sesuai dengan tarif tertentu, atas setiap volume overburden yang ditagihkan oleh Pama ke KPC, yang dapat diperhitungkan dengan pokok maupun bunga pinjaman sesuai dengan syarat-syarat perjanjian (lihat Catatan 5d).
In August 2004, Pama entered into a Consulting Services Agreement with Bumi, whereby Bumi provided consulting services to Pama and in consideration, Pama was paid a pre-determined fee based on the overburden billed by Pama to KPC, offsetable against the principal and interest elements of the loans (refer to Note 5d).
Pama selanjutnya menandatangani Perjanjian Jasa Konsultasi - Akta Novasi dan Perubahan dengan Bumi dan Formosa Investments Ltd yang kemudian diganti dengan Coal Vista Resources Limited (“Coal Vista”).
Pama subsequently signed a Consulting Services Agreement Deed of Novation and Amendment with Bumi and Formosa Investments Ltd which was subsequently renamed Coal Vista Resources Limited (“Coal Vista”).
Sesuai dengan Akta tersebut, Coal Vista menggantikan Bumi dalam memberikan jasa konsultasi kepada Pama. Tidak terdapat perubahan syarat dan ketentuan lainnya yang diatur dalam Perjanjian Jasa Konsultasi terdahulu.
Under the terms of the Deed, Coal Vista has replaced Bumi in rendering consulting services to Pama. There were no changes in the other terms and conditions stipulated in the original Consulting Service Agreement.
Beban konsultasi untuk tahun yang berakhir
31 Desember 2007 sebesar USD 13,6 juta atau setara dengan Rp 123,7 miliar (2006: USD 16,4 juta atau setara dengan Rp 150,3 miliar) telah diakui dalam “Beban pokok pendapatan”.
Consulting fees for the year ended 31 December 2007 amounted to USD 13.6 million, equivalent to Rp 123.7 billion (2006: USD 16.4 million, equivalent to Rp 150.3 billion), have been recognised within “Cost of revenue”.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 76 - Page
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN
KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
g. Komitmen untuk pembelian properti
pertambangan g. Commitment to purchase mining
properties Sebagai bagian dari akuisisi sekelompok
aktiva (lihat Catatan 10), Pama juga mengeluarkan jaminan bank sejumlah USD 14,4 juta yang merupakan jumlah yang potensial terhutang kepada Dynamic Acres Sdh Bhd (“DASB”) sehubungan dengan kemungkinan akuisisi tambahan cadangan pertambangan di area tertentu. Jaminan bank tersebut akan diberikan kepada DASB secara sebagian atau keseluruhan tergantung dari persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perjanjian, terutama yang berhubungan dengan penerimaan ijin eksploitasi yang diperlukan dari pihak yang berwenang. Pada tanggal 31 Desember 2007, jaminan bank ini belum dicairkan.
As part of the acquisition of a group of assets (refer to Note 10), Pama has also issued bank guarantees amounting to USD 14.4 million, representing consideration potentially payable to Dynamic Acres Sdh Bhd (“DASB”) in relation to acquisition of further mining reserves in adjacent areas which may become available. The bank guarantees will be released to DASB partially or fully subject to the conditions precedent, which mainly relate to the receipt of all necessary exploitation permits from the authorities. As at 31 December 2007, the bank guarantee has not been released.
h. Tuntutan PT Era Giat Prima h. PT Era Giat Prima Claim
Pada tanggal 24 September 1999, PT Era Giat
Prima (”EGP”) mengajukan gugatan terhadap BP karena BP dianggap telah melakukan wanprestasi Perjanjian Pengalihan/Cessie atas tagihan Bank Dagang Negara Indonesia ("BDNI") dan Bank Umum Nasional ("BUN"). EGP mengajukan penyitaan tanah dan bangunan milik BP serta ganti rugi sebesar Rp 2,54 triliun dan juga menyatakan sebagai pemilik dana sebesar Rp 546,5 miliar yang telah ditempatkan dalam escrow account.
On 24 September 1999, PT Era Giat Prima (”EGP”) filed a lawsuit against BP alleging a breach of a Transfer/Cessie Agreement in respect of Bank Dagang Negara Indonesia (“BDNI”) and Bank Umum Nasional (“BUN”). EGP applied for confiscation of BP’s land and buildings and compensation for losses amounting to Rp 2.54 trillion and also asserted ownership over funds amounting to Rp 546.5 billion which had been deposited in an escrow account.
BP berpendapat bahwa Perjanjian Pengalihan/
Cessie tersebut telah dibatalkan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional ("BPPN") pada Oktober 1999 sehingga gugatan tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum. Di tingkat kasasi, Mahkamah Agung membatalkan keputusan sebelumnya dari Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang menyatakan bahwa Perjanjian tersebut adalah sah.
BP’s position is that the Transfer/Cessie Agreement had been cancelled by Indonesian Bank Restructuring Agency (”IBRA’) in October 1999 and that the lawsuit is without merit. On appeal, the Supreme Court overturned earlier decisions by the High Court and South Jakarta District Court which had ruled in favour of the validity of the Agreement.
Permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh EGP, telah ditolak oleh Mahkamah Agung berdasarkan surat pemberitahuan tertanggal 29 Mei 2007.
An application for a Judicial Review by EGP has been rejected by the Supreme Court based on notification letter dated 29 May 2007.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 77 - Page
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN
KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
i. Surat Ketetapan Pajak i. Tax assessments
(i) Pemeriksaan pra penggabungan BP (i) BP pre-merger assessments
Pada tahun 2004, Direktorat Jenderal Pajak
Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu (“KPP WPB I”) menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) atas 5 Bank Peserta Penggabungan yang merupakan awal terbentuknya BP, untuk tahun pajak 2001 dan 2002, dengan jumlah kurang bayar sebesar Rp 411,8 miliar. Walaupun SKP tersebut dilunasi seluruhnya, BP mengajukan keberatan/banding karena manajemen berkeyakinan tidak ada pajak yang kurang dibayar.
In 2004, the Large Tax Office I of the Directorate General of Taxation (“LTO I”) issued Assessment Letters in respect of the 5 Merged Banks from which BP was formed, for the fiscal years 2001 and 2002, indicating underpaid tax in a total amount of Rp 411.8 billion. Whilst these assessments were paid in full, BP subsequently appealed as management believes that no tax has been underpaid.
Pada tahun 2007, Pengadilan Pajak
memutuskan untuk menerima permohonan banding BP. BP menerima kembali seluruh pembayaran pajak sejumlah Rp 411,8 miliar dan kompensasi bunga sejumlah Rp 124,5 miliar.
In 2007, the Tax Court accepted BP’s appeals. BP received repayment in full of Rp 411.8 billion and interest compensation of Rp 124.5 billion.
Selanjutnya, KPP WPB I mengajukan
permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung. BP telah menyerahkan Kontra Memori kepada Mahkamah Agung untuk memperkuat posisinya. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, peninjauan kembali tersebut masih dalam proses.
Subsequently, the LTO I appealed against the decision, applying for a Judicial Review to the Supreme Court. BP has already submitted a Counter Memorandum to the Supreme Court in support of its position. As at the date of these consolidated financial statements, the Judicial Review is still in process.
(ii) Pemeriksaan pajak lainnya BP (ii) Other BP assessments
Pada tahun 2007, KPP WPB I
menerbitkan beberapa SKP antara lain sebagai berikut:
In 2007, LTO I issued several tax assessments including the following:
• Kurang bayar atas tahun pajak 2004
sejumlah Rp 192,7 miliar (dari kelebihan pembayaran yang diajukan BP sejumlah Rp 60 miliar).
• Lebih bayar atas tahun pajak 2005 sejumlah Rp 36,4 miliar (dari kelebihan pembayaran yang diajukan BP sejumlah Rp 87 miliar).
• Underpayments for fiscal year 2004 amounting to Rp 192.7 billion (against BP’s claimed overpayment of Rp 60 billion).
• Overpayments for fiscal year 2005 amounting to Rp 36.4 billion (against BP’s claimed overpayment of Rp 87 billion).
BP telah mengajukan keberatan atas sebagian besar SKP tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, proses pengajuan keberatan tersebut masih berlanjut.
BP has formally objected to most of the findings. As at the date of these consolidated financial statements, the objection process was still in progress.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 78 - Page
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN
KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) 32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
j. Gugatan Bapedal j. Bapedal claims
Pada tahun 2004, PT Eka Dura Indonesia (“EDI”), anak perusahaan AAL, digugat dengan jumlah kurang lebih Rp 709 miliar oleh Badan Pengawas Dampak Analisa Lingkungan Riau (“Bapedal Riau”) atas polusi yang disebabkan oleh kebakaran ketika mengadakan pembersihan lahan. EDI mengajukan keberatan atas gugatan tersebut kepada Bapedal Riau dan Kejaksanaan Negeri Riau dengan dasar bahwa areal tersebut telah diserahkan kepada koperasi setempat dan kebakaran tersebut disebabkan oleh masyarakat sekitar bukan oleh EDI.
In 2004, PT Eka Dura Indonesia (“EDI”), a subsidiary of AAL, was sued in an amount of approximately Rp 709 billion by the Riau Enviromental Impact Supervisory Board (“Bapedal Riau”) for pollution caused by fire during land clearing. EDI has filed an objection against this lawsuit to Bapedal Riau and the Riau District Attorney on the basis that the area had already been handed over to a local cooperative and the fire was caused by the local community not EDI.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, telah ditetapkan tersangka baru yaitu koperasi setempat, namun gugatan hukum oleh Bapedal Riau kepada EDI belum dicabut.
As at the date of these consolidated financial statements, a new defendant, a local cooperative has now been notified. However, the lawsuit against EDI by Bapedal Riau has not yet been cancelled.
k. Piutang sewa k. Operating lease receivable
Jumlah piutang sewa yang akan diterima dalam jangka waktu dua tahun kedepan adalah sebesar Rp 1,04 triliun (2006: Rp 1,45 triliun).
The amount of lease receipts due over the next two years is Rp 1.04 trillion (2006: Rp 1.45 trillion).
33. AKTIVA ATAU KEWAJIBAN BERSIH DALAM
MATA UANG ASING 33. NET ASSETS OR LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Perseroan dan anak perusahaan memiliki aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dengan rincian sebagai berikut (dalam satuan terdekat):
The Company and its subsidiaries have assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows (in full amounts):
2007
JPY USD EUR GBP Other* Aktiva Assets Kas dan setara kas 757,275,055 128,732,563 771,352 - 589,977 Cash and cash equivalents Investasi jangka pendek - 14,402 - - - Short-term investments Piutang usaha 758,135,708 310,877,949 378,448 21,387 272,713 Trade receivables Piutang lain-lain 7,266,884 6,099,740 253 - 864 Other receivables Kas dan deposito 171,747,253 2,500,000 - - - Restricted cash and berjangka yang dibatasi time deposits penggunaannya Piutang pembiayaan - 4,996,617 - - - Financing receivables Aktiva lain-lain - 77,758 - - 4,160 Other assets
1,694,424,900 453,299,029 1,150,053 21,387 867,714 Kewajiban Liabilities Pinjaman jangka pendek (2,675,014,016) (9,751,746) - - - Short-term loans Hutang usaha (1,372,420,850) (159,639,528) (2,807,560) (3,570) (2,288,593) Trade payables Kewajiban lain-lain (155,625,453) (28,009,644) (160,832) (4) (42,603) Other liabilities Beban yang masih harus (110,179,272) (28,454,161) - - (11,682) Accrued expenses dibayar Hutang jangka panjang (2,725,595,990) (765,374,581) - - - Long-term debt
(7,038,835,581) (991,229,660) (2,968,392) (3,574) (2,342,878)
(Kewajiban)/aktiva bersih (5,344,410,681) (537,930,631) (1,818,339) 17,813 (1,475,164) Net (liabilities)/assets Dalam ekuivalen Rupiah (443,897) (5,066,769) (25,020) 335 (13,894) Rupiah equivalent (dalam jutaan) (in millions)
Jumlah dalam Rupiah - (5,549,245) Total in Rupiah - net bersih (dalam jutaan) (in millions)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 79 - Page
33. AKTIVA ATAU KEWAJIBAN BERSIH DALAM
MATA UANG ASING (lanjutan) 33. NET ASSETS OR LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
(continued) 2006
JPY USD EUR GBP Other* Aktiva Assets Kas dan setara kas 464,538,327 124,578,258 779,208 - 451,350 Cash and cash equivalents Investasi jangka pendek - 4,139,871 - - - Short-term investments Piutang usaha 305,422,097 239,640,160 477,835 8,737 304,411 Trade receivables Piutang lain-lain 31,920,488 33,557,928 3,982 - 1,727 Other receivables Kas dan deposito 213,818,650 1,753,326 - - - Restricted cash and berjangka yang dibatasi time deposits penggunaannya Piutang pembiayaan - 5,114,471 - - - Financing receivables Aktiva lain-lain - 345,853 - - 4,055 Other assets
1,015,699,562 409,129,867 1,261,025 8,737 761,543 Kewajiban Liabilities Pinjaman jangka pendek (1,582,140,477) (61,664,183) - - - Short-term loans Hutang usaha (2,874,998,896) (117,153,059) (3,095,796) (11,867) (1,185,587) Trade payables Kewajiban lain-lain (134,312,780) (10,241,121) (147,887) (359) (62,279) Other liabilities Beban yang masih harus (31,076,625) (9,409,469) (2,133) - (11,286) Accrued expenses dibayar Hutang jangka panjang (804,000,000) (692,599,679) - - - Long-term debt
(5,426,528,778) (891,067,511) (3,245,816) (12,226) (1,259,152)
(Kewajiban)/aktiva bersih (4,410,829,216) (481,937,644) (1,984,791) (3,489) (497,609) Net (liabilities)/assets Dalam ekuivalen Rupiah (334,320) (4,347,078) (23,536) (62) (4,488) Rupiah equivalent (dalam jutaan) (in millions)
Jumlah dalam Rupiah - (4,709,484) Total in Rupiah - net bersih (dalam jutaan) (in millions) * Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam
jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
* Assets and liabilities denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rate prevailing at balance sheets date.
Apabila aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2007 dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah mata uang asing pada tanggal laporan ini, maka kewajiban bersih dalam mata uang asing Perseroan dan anak perusahaan tersebut akan turun sekitar Rp 182 miliar, tidak termasuk keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dari nilai wajar instrumen derivatif apabila instrumen tersebut dinilai dengan nilai wajarnya pada tanggal laporan ini.
If assets and liabilities in foreign currencies as at 31 December 2007 had been translated using the middle rates as at the date of this report, the total net foreign currency liabilities of the Company and subsidiaries would decrease by approximately Rp 182 billion, excluding any foreign exchange gains or losses on derivative instruments if the instrument had been valued based on fair values as at the date of this report.
34. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA 34. SUBSEQUENT EVENTS
Akuisisi oleh PT United Tractors Tbk Acquisition by PT United Tractors Tbk
Pada bulan Februari 2008, PT United Tractors Tbk (“UT”), anak perusahaan, menyelesaikan akuisisi atas 1.666 lembar saham biasa (93,66% dari modal yang ditempatkan) PT Tuah Turangga Agung (“TTA”), dengan total nilai sejumlah USD 115,6 juta. TTA menerbitkan obligasi wajib konversi atas 4.166 saham yang dimiliki oleh pihak lain. Kepemilikan efektif UT akan terdilusi menjadi 70% pada saat konversi.
In February 2008, PT United Tractors Tbk (“UT”), a subsidiary, completed the acquisition of 1,666 common shares (93.66% of the issued share capital) of PT Tuah Turangga Agung (“TTA”) for a consideration of USD 115.6 million. TTA has issued mandatory convertible bonds in respect of 4,166 shares which are held by other parties. UT’s effective ownership will be diluted to 70% on conversion.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 80 - Page
34. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
(lanjutan) 34. SUBSEQUENT EVENTS (continued)
Akuisisi oleh PT United Tractors Tbk (lanjutan) Acquisition by PT United Tractors Tbk
(continued)
TTA saat ini secara tidak langsung memiliki kuasa pertambangan batubara dengan jangka waktu 30 tahun atas lahan seluas hampir 5.000 ha di Kapuas Tengah, Kalimantan Tengah. Perkiraan cadangan batubara adalah sekitar 40 juta ton.
TTA indirectly holds coal mining rights for 30 years for an area of approximately 5,000 ha in Kapuas Tengah, Central Kalimantan. The estimated coal reserves are approximately 40 million tons.
Penawaran umum Obligasi PT Astra Sedaya Finance
Public offering of PT Astra Sedaya Finance Bonds
Pada tanggal 7 Januari 2008, PT Astra Sedaya Finance, anak perusahaan, menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (“Bapepam LK”) dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Astra Sedaya Finance IX Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap, sebesar Rp 1 triliun.
On 7 January 2008, PT Astra Sedaya Finance, a subsidiary, submitted a Registration Letter to the Capital Market Supervisory Agency of Financial Institutional (“Bapepam LK”) in relation to a public offering of Astra Sedaya Finance Bonds IX 2008 with Fixed Interest Rate, amounting to Rp 1 trillion.
Fasilitas Kredit Sindikasi Revolving – Perseroan
Syndicated Revolving Credit Facility – The Company
Pada tanggal 25 Januari 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit Sindikasi Revolving dengan 7 bank lokal dan asing senilai USD 280 juta dan Rp 1 triliun. Sumitomo Mitsui Banking Corporation bertindak selaku facility agent.
On 25 January 2008, the Company signed a Syndicated Revolving Credit Facility Agreement with 7 local and overseas banks amounting to USD 280 million and Rp 1 trillion. Sumitomo Mitsui Banking Corporation is the facility agent.
Dana yang diperoleh akan digunakan untuk kegiatan umum Perseroan. Tingkat bunga per tahun yang dikenakan adalah SIBOR + 1% untuk fasilitas USD dan SBI + 1% untuk fasilitas IDR. Fasilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang lagi selama 2 tahun.
The funds acquired will be used for general corporate purposes. Annual interest rate for the USD facility is SIBOR + 1% and for the IDR facility is SBI + 1%. The facility will mature in 3 years and can be extended for a further 2 years.
Pelepasan investasi di PT Pantja Motor Disposal of investment in PT Pantja Motor
Pada tanggal 4 Februari 2008, PT Arya Kharisma, anak perusahaan, menjual 14,88% kepemilikan saham pada PT Pantja Motor (“PM”) kepada Isuzu Motors Ltd, Jepang, pemegang saham lainnya PM, dengan harga sebesar Rp 131,1 miliar dan mengakui keuntungan sejumlah Rp 39 miliar. Penjualan saham tersebut mengakibatkan penurunan kepemilikan efektif pada PM dari 64,88% menjadi 50%. Dengan demikian PM menjadi jointly controlled entity.
On 4 February 2008, PT Arya Kharisma, a subsidiary, disposed 14.88% of its interest in PT Pantja Motor (“PM”) to Isuzu Motors Ltd, Japan, another shareholder of PM, at a total price of Rp 131.1 billion and recognised a gain of Rp 39 billion. The disposal reduced the effective ownership in PM from 64.88% to 50%. As such PM has become a jointly controlled entity.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 81 - Page
35. REKLASIFIKASI AKUN 35. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Laporan keuangan tahun 2006 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tahun 2007. Rincian reklasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
The 2006 consolidated financial statements have been reclassified to be consistent with the presentation of the 2007 consolidated financial statements. The details of the reclassifications are as follows:
Sebelum Setelah reklasifikasi/ reklasifikasi/ Before Reklasifikasi/ After reclassification Reclassification reclassification Hutang usaha - lancar 3,850,762 (460,678) 3,390,084 Trade payables - current Hutang usaha - tidak lancar 763,504 (763,504) - Trade payables - non-current Pinjaman bank dan pinjaman Bank loans and other lain-lain - lancar 7,062,005 460,678 7,522,683 loans - current Pinjaman bank dan pinjaman Bank loans and other lain-lain - tidak lancar 6,929,058 763,504 7,692,562 loans - non-current Pendapatan bersih 55,508,135 201,049 55,709,184 Net revenue Beban penjualan (3,643,886) (949,122) (4,593,008) Selling expenses Penghasilan bunga 353,365 71,708 425,073 Interest income Penghasilan/(beban) lain-lain, (293,977) 748,621 454,644 Other income/ bersih (expense), net Beban pajak (1,380,690) (72,256) (1,452,946) Income tax expenses 36. STANDAR AKUNTANSI BARU 36. PROSPECTIVE ACCOUNTING
PRONOUNCEMENTS Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntansi keuangan revisi yang mungkin berdampak pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan di tahun mendatang antara lain sebagai berikut:
The Indonesian Institute of Accountants has issued the following revised financial accounting standards which might have an impact on the consolidated financial statements of the Company and subsidiaries in subsequent years:
a. Berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008: - PSAK 16 (Revisi 2007) - Aktiva Tetap - PSAK 13 (Revisi 2007) - Investasi Properti - PSAK 30 (Revisi 2007) - Sewa
a. Applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2008: - SFAS 16 (Revised 2007) - Fixed Assets - SFAS 13 (Revised 2007) - Investment
Property - SFAS 30 (Revised 2007) - Lease
b. Berlaku untuk laporan keuangan yang
periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009: - PSAK 50 (Revisi 2006) - Instrumen
Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan - PSAK 55 (Revisi 2006) - Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
b. Applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2009: - SFAS 50 (Revised 2006) - Financial
Instruments: Presentation and Disclosures - SFAS 55 (Revised 2006) - Financial
Instruments: Recognition and Measurement
Perseroan dan anak perusahaan masih mempelajari dampak yang mungkin timbul.
The Company and subsidiaries are still evaluating the possible impact.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Halaman - 82 - Page
37. INFORMASI TAMBAHAN 37. SUPPLEMENTARY INFORMATION
Berikut pada halaman 83 sampai dengan halaman 87, adalah informasi keuangan PT Astra International Tbk (induk perusahaan saja) yang menyajikan penyertaan Perseroan pada anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas dan bukan dengan metode konsolidasi.
The following financial information of PT Astra International Tbk (parent company only) on pages 83 to 87, presents the Company’s investments in subsidiaries under the equity method, as opposed to the consolidation method.
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY
Halaman - 83 - Page
NERACA 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2007 2006 AKTIVA ASSETS Aktiva lancar Current assets Kas dan setara kas 848,408 720,020 Cash and cash equivalents Piutang usaha, Trade receivables, setelah dikurangi penyisihan net of provision for piutang ragu-ragu sebesar doubtful receivables of Rp 570 (2006: Rp 3.110): Rp 570 (2006: Rp 3,110): - Pihak yang mempunyai 106,364 43,436 - Related parties hubungan istimewa - Pihak ketiga 1,511,912 1,131,019 - Third parties Piutang lain-lain, 19,434 5,573 Other receivables, setelah dikurangi penyisihan net of provision for piutang ragu-ragu sebesar doubtful receivables of Rp 2.654 (2006: Rp 3.635) Rp 2,654 (2006: Rp 3,635) Persediaan 993,128 1,193,261 Inventories Pajak dibayar di muka 239,971 225,235 Prepaid taxes Pembayaran di muka lainnya 137,344 56,763 Other prepayments Jumlah aktiva lancar 3,856,561 3,375,307 Total current assets Aktiva tidak lancar Non-current assets Kas dan deposito berjangka 1,183 1,177 Restricted cash and yang dibatasi penggunaannya time deposits Piutang lain-lain – pihak yang mempunyai 191,167 116,453 Other receivables – related parties – hubungan istimewa – setelah dikurangi net of provision for doubtful penyisihan piutang ragu-ragu sebesar receivables of Rp 16,600 Rp 16.600 (2006: Rp 16.600) (2006: Rp 16,600) Investasi pada anak perusahaan, 23,928,895 19,970,666 Investments in subsidiaries, perusahaan asosiasi, associates, and jointly controlled dan jointly controlled entities entities Investasi jangka panjang lain-lain 58,425 58,425 Other long-term investments Aktiva pajak tangguhan 214,697 180,583 Deferred tax assets Aktiva tetap, 1,944,069 1,779,392 Fixed assets, setelah dikurangi akumulasi net of accumulated depreciation penyusutan sebesar Rp 839.444 of Rp 839,444 (2006: Rp 762.554) (2006: Rp 762,554) Aktiva lain-lain 193,040 288,638 Other assets Jumlah aktiva tidak lancar 26,531,476 22,395,334 Total non-current assets JUMLAH AKTIVA 30,388,037 25,770,641 TOTAL ASSETS
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY
Halaman - 84 - Page
NERACA 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2007 2006 KEWAJIBAN LIABILITIES Kewajiban jangka pendek Current liabilities Pinjaman jangka pendek 500,000 1,250,800 Short-term loans Hutang usaha: Trade payables: - Pihak yang mempunyai 1,235,306 1,106,252 - Related parties hubungan istimewa - Pihak ketiga 99,430 117,260 - Third parties Kewajiban lain-lain 577,016 315,372 Other liabilities Hutang pajak 283,913 67,438 Taxes payable Beban yang masih harus dibayar 558,127 377,390 Accrued expenses Kewajiban diestimasi 61,718 21,186 Provisions Jumlah kewajiban jangka pendek 3,315,510 3,255,698 Total current liabilities Kewajiban jangka panjang Non-current liabilities Kewajiban lain-lain: Other liabilities: - Pihak yang mempunyai 15,282 2,149 - Related parties hubungan istimewa - Pihak ketiga - 3,382 - Third parties Kewajiban diestimasi 94,651 133,646 Provisions Jumlah kewajiban jangka panjang 109,933 139,177 Total non-current liabilities Jumlah kewajiban 3,425,443 3,394,875 Total liabilities EKUITAS EQUITY Modal saham: Share capital: - Modal dasar - 6.000.000.000 saham - Authorised - 6,000,000,000 dengan nilai nominal Rp 500 shares with par value of (dalam satuan Rupiah) per saham Rp 500 (full Rupiah) per share - Modal ditempatkan dan disetor 2,024,178 2,024,178 - Issued and fully paid - penuh - 4.048.355.314 4,048,355,314 saham biasa ordinary shares Tambahan modal disetor 1,106,121 1,106,121 Additional paid-in capital Selisih penilaian kembali aktiva tetap 418,578 418,661 Fixed assets revaluation reserve Perubahan ekuitas anak perusahaan 1,343,741 1,454,426 Changes in equity of subsidiaries dan perusahaan asosiasi and associates Saldo laba: Retained earnings: - Dicadangkan 424,700 324,700 - Appropriated - Belum dicadangkan 21,645,276 17,047,680 - Unappropriated Jumlah ekuitas 26,962,594 22,375,766 Total equity JUMLAH KEWAJIBAN DAN 30,388,037 25,770,641 TOTAL LIABILITIES AND EKUITAS EQUITY
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY
Halaman - 85 - Page
LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated) 2007 2006 Pendapatan bersih 32,372,642 25,662,434 Net revenue Beban pokok pendapatan (28,985,349) (23,105,394) Cost of revenue Laba kotor 3,387,293 2,557,040 Gross profit Beban usaha: Operating expenses: Beban penjualan (1,573,046) (1,347,217) Selling expenses Beban umum dan administrasi (1,005,330) (829,421) General and administrative expenses (2,578,376) (2,176,638) Laba usaha 808,917 380,402 Operating income Penghasilan/(beban) lain-lain: Other income/(expenses): Penghasilan bunga 32,640 48,936 Interest income Keuntungan selisih kurs 2,256 10,511 Foreign exchange gain Beban bunga (44,050) (126,504) Interest expense Penghasilan lain-lain, bersih 551,052 276,090 Other income, net 541,898 209,033 Bagian atas hasil bersih 5,630,670 3,344,288 Share of results of subsidiaries, anak perusahaan, associates, and jointly perusahaan asosiasi, dan controlled entities jointly controlled entities Laba sebelum pajak penghasilan 6,981,485 3,933,723 Profit before income tax Beban pajak penghasilan (462,212) (221,626) Income tax expenses Laba bersih 6,519,273 3,712,097 Net income Laba bersih per saham - 1,610 917 Net earnings per share - dasar dan dilusian basic and diluted (dalam satuan Rupiah) (full Rupiah)
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY
Halaman - 86 - Page
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2007 AND 2006
(Expressed in millions of Rupiah)
Saldo laba/Retained earnings
Modal saham/Share capital
Tambahan modal disetor/
Additional paid-in capital
Selisih penilaian
kembali aktiva tetap/
Fixed assets revaluation
reserve
Perubahan ekuitas anak perusahaan
dan perusahaan
asosiasi/ Changes in
equity of subsidiaries
and associates
Dicadangkan/ Appropriated
Belum dicadangkan/
UnappropriatedJumlah/
Total
Saldo 1 Januari 2006 2,024,178 1,106,121 418,661 1,231,408 224,700 15,419,277 20,424,345 Balance as at 1 January 2006 Laba bersih - - - - - 3,712,097 3,712,097 Net income Dividen - - - - - (1,983,694) (1,983,694) Dividends Pembentukan cadangan wajib - - - - 100,000 (100,000) - Appropriation to statutory reserve Perubahan ekuitas anak perusahaan - - - 223,018 - - 223,018 Changes in equity of subsidiaries and dan perusahaan asosiasi associates Saldo 31 Desember 2006 2,024,178 1,106,121 418,661 1,454,426 324,700 17,047,680 22,375,766 Balance as at 31 December 2006 Laba bersih - - - - - 6,519,273 6,519,273 Net income Dividen - - - - - (1,821,760) (1,821,760) Dividends Pembentukan cadangan wajib - - - - 100,000 (100,000) - Appropriation to statutory reserve Realiasi selisih penilaian kembali - - (83) - - 83 - Realisation of fixed assets aktiva tetap revaluation reserve Perubahan ekuitas anak perusahaan - - - (110,685) - - (110,685) Changes in equity of subsidiaries and dan perusahaan asosiasi associates Saldo 31 Desember 2007 2,024,178 1,106,121 418,578 1,343,741 424,700 21,645,276 26,962,594 Balance as at 31 December 2007
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY
Halaman - 87 - Page
LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah)
2007 2006 Arus kas dari aktivitas operasi: Cash flows from operating activities: Penerimaan dari pelanggan 32,378,205 25,949,933 Receipts from customers Pembayaran kepada pemasok (28,694,067) (22,566,392) Payments to suppliers Pembayaran kepada karyawan (896,426) (806,849) Payments to employees Pembayaran beban usaha (1,311,637) (1,230,697) Payments for operating expenses Penerimaan dari aktivitas operasi 275,790 75,931 Receipts from other operating lainnya activities Kas yang dihasilkan dari operasi 1,751,865 1,421,926 Cash generated from operations Pembayaran pajak penghasilan badan (332,490) (508,969) Payments of corporate income tax Penghasilan bunga yang diterima 25,805 40,838 Interest income received
Arus kas bersih yang diperoleh dari 1,445,180 953,795 Net cash flows provided from aktivitas operasi operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi: Cash flows from investing activities: Dividen kas yang diterima 1,609,148 2,575,637 Cash dividends received Penerimaan dari pengembalian - 51,121 Advances returned from uang muka penyertaan saham the purchase of shares Hasil penjualan aktiva tetap dan aktiva 17,567 3,983 Proceeds from sale of fixed assets yang belum digunakan dalam usaha and assets not yet used in operations Penambahan investasi jangka panjang (48,091) (1,679,655) Additions to other long-term lain-lain investments Perolehan aktiva tetap (266,280) (274,424) Acquisitions of fixed assets Hasil penjualan investasi 2,298 - Proceeds from sale of jangka panjang long-term investments Penambahan aktiva lain-lain (9,021) (14,684) Additions to other assets
Arus kas bersih yang diperoleh 1,305,621 661,978 Net cash flows provided from dari aktivitas investasi investing activities Arus kas dari aktivitas pendanaan: Cash flows from financing activities: Penerimaan pinjaman jangka pendek 1,891,869 4,106,891 Proceeds from short-term loans Pengurangan/(penambahan) piutang 6,727 (152,288) Reductions in/(additions to) kepada pihak yang mempunyai amounts due from related parties hubungan istimewa Pembayaran kembali pinjaman (2,645,459) (3,449,767) Repayments of short-term loans jangka pendek Pembayaran bunga (55,902) (113,307) Interest paid Dividen kas yang dibayarkan (1,820,247) (1,982,405) Cash dividends paid
Arus kas bersih yang digunakan (2,623,012) (1,590,876) Net cash flows used in financing untuk aktivitas pendanaan activities
Kenaikan bersih kas dan setara kas 127,789 24,897 Net increase in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada 720,020 695,870 Cash and cash equivalents at the awal tahun beginning of the year
Dampak perubahan selisih kurs 599 (747) Effects of exchange rate terhadap kas dan setara kas differences on cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada 848,408 720,020 Cash and cash equivalents at the akhir tahun end of the year
Data PerseroanCorporate Data
Profil Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Profi le
Profil DireksiBoard of Directors’ Profi le
Struktur OrganisasiOrganisation Structure
Informasi PerusahaanCorporate Information
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
4
Profi l Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Profi le
ii
Budi SetiadharmaPresiden Komisaris President Commissioner
Berkewarganegaraan Indonesia, Budi Setiadharma ditunjuk sebagai Presiden Komisaris Perseroan sejak Mei 2005. Mulai bergabung di Perseroan pada tahun 1970 dan memegang jabatan Presiden Direktur Perseroan pada periode 2002–2005. Beberapa jabatan lain yang pernah dipegangnya adalah Wakil Presiden Direktur Perseroan (1998 – 2002), Presiden Direktur (1978 – 2000) PT Federal Motor (sekarang PT Astra Honda Motor) dan General Manager Divisi Honda, PT Astra International (1975 – 1978). Sejak 2006 sampai sekarang, beliau menjabat sebagai Komisaris PT Hero Supermarket Tbk dan sejak 2007 sampai sekarang, menjabat sebagai Komisaris PT Jakarta Land. Budi Setiadharma adalah lulusan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tahun 1970.
An Indonesian citizen, Budi Setiadharma was appointed as President Commissioner of the Company in May 2005. He joined the Company in 1970 and was President Director of the Company from 2002 to 2005. He was formerly Vice President Director of the Company (1998 – 2002), President Director (1978 – 2000) of PT Federal Motor (currently PT Astra Honda Motor), and General Manager of the Honda Division of PT Astra International (1975 – 1978). He has been Commissioner of PT Hero Supermarket Tbk since 2006 and Commissioner of PT Jakarta Land since 2007. He graduated from Parahyangan Catholic University, Bandung in 1970.
Djunaedi HadisumartoKomisaris Commissioner
Berkewarganegaraan Indonesia, Djunaedi Hadisumarto ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada bulan Mei 2003. Pada saat ini juga menjabat sebagai Penasihat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS; Sekretaris Dewan Pengawas, Badan Rehabilitasi Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) – Nias, Sumatera Utara; Tim Penasihat Ahli pada Joint Forum on Investment (JIF) dan Penasihat Korporasi PT (Persero) Garuda Indonesia. Sebelumnya, Djunaedi Hadisumarto adalah anggota Kelompok Kerja Kerjasama Ekonomi Indonesia – Jepang (2002 – 2005), Komisaris PT (Persero) Garuda Indonesia (1984 – 2005), Komisaris Bank BCA (1999 – 2002), Komisaris Perwakilan Pemerintah Indonesia di Pertamina (1999 – 2001), Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS (1999 – 2001), Komisaris Bank Pembangunan Indonesia/BAPINDO (1994 – 1998), Asisten Bidang Ekonomi untuk Menteri Koordinator Perekonomian, Keuangan dan Pengawasan Pembangunan (1993 – 1998) dan Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan Republik Indonesia (1983 – 1991). Gelar Sarjana Ekonomi diraihnya dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1962. Gelar Master dari University of California, USA diperoleh pada tahun 1966 serta sebuah gelar Master lainnya diperoleh dari University of Southern California, USA pada tahun 1969. Sedangkan gelar Ph.D dari University of Southern California, USA diraihnya pada tahun 1974.
An Indonesian citizen, he became Commissioner of the Company in May 2003. Currently, he is also Advisor to the State Minister of National Development Planning/Chairman of BAPPENAS; Secretary of Supervisory Board of the Rehabilitation and Reconstruction Agency for Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) and Nias, North Sumatera; Expert Advisory Team Joint Forum on Investment (JIF) and Corporate Advisor of PT (Persero) Garuda Indonesia. He was previously a member of Working Team Indonesia – Japan Economic Cooperation (2002 – 2005), Commissioner of PT (Persero) Garuda Indonesia (1984 – 2005), Commissioner of BCA Bank (1999 – 2002), Commissioner on behalf of GOI for Pertamina (1999 – 2001), Chairman of the National Development Planning Agency/BAPPENAS (1999 – 2001), Commissioner of Indonesia Development Bank/BAPINDO (1994 – 1998), Assistant for Economic Affairs to the Coordinator Minister of Economics, Finance and Development Supervision (1993 – 1998) and Secretary General, Department of Communication of the Republic of Indonesia (1983 – 1991). He graduated from the Faculty of Economics of the University of Indonesia with a Bachelor degree in 1962. He obtained a Master degree from the University of California, USA in 1966, and another Master degree from the University of Southern California, USA in 1969. He received a Ph.D from the University of Southern California, USA in 1974.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
5iii
Patrick M. AlexanderKomisaris Commissioner
Berkewarganegaraan Australia, Patrick Alexander ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan sejak Mei 2003 dan sebagai Anggota Komite Audit Perseroan sejak Januari 2002 serta Ketua Komite Audit Perseroan sejak Mei 2003, setelah sebelumnya menjadi anggota Komite Eksekutif dari April 2000 sampai Desember 2001. Patrick Alexander adalah Managing Partner Batavia Investment Management Ltd., perusahaan yang berdiri di tahun 1993 dengan spesialisasi pada penanaman modal di Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang keuangan, termasuk dengan Chase Manhattan di Jakarta, New York dan Hong Kong. Patrick Alexander memiliki pengalaman bekerja di Perwakilan Luar Negeri Australia selama 5 tahun, termasuk di Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris Independen PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Astra Otoparts, Ketua Komite Audit PT Astra Otoparts, Direktur Sound Oil PLC, perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek London dan Direktur PT Ilthabi Bara Utama, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara di Indonesia. Lulus tahun 1975 dengan predikat sangat memuaskan dari Fakultas Hukum University of Western Australia.
An Australian citizen, he was appointed as Commissioner of the Company in May 2003. Patrick Alexander has been a Member of the Company’s Audit Committee since January 2002 and Chairman of the Company’s Audit Committee since May 2003. Prior to that, he was a Member of the Executive Committee from April 2000 until December 2001. Patrick Alexander is Managing Partner of Batavia Investment Management Ltd., a firm established in 1993 specialising in Indonesian investments. He has had over 25 years experience in finance, including working with Chase Manhattan in Jakarta, New York and Hong Kong. He also had 5 years with the Australian Foreign Service, including with the Australian Embassy in Jakarta. He is also an independent Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk and PT Astra Otoparts, Chairman of Audit Committee of PT Astra Otoparts, Director of Sound Oil PLC, a London listed company, and Director of PT Ilthabi Bara Utama, coal mining Indonesia. He graduated with honours in Law from the University of Western Australia in 1975.
Muhamad Chatib BasriKomisaris Commissioner
Berkewarganegaraan Indonesia, Muhamad Chatib Basri diangkat menjadi Komisaris Independen Perseroan pada bulan Mei 2006. Pernah bekerja sebagai Konsultan Bank Dunia, Aus Aid, United Nation Conference on Trade and Development, serta menjadi anggota Pacific Economic Outlook Forecasting Panel sejak tahun 2004 dan Direktur Riset di Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM – UI) mulai Desember 2001 hingga April 2004. Selain menjadi pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) mulai 1995 hingga sekarang, Muhamad Chatib Basri juga merupakan Direktur LPEM FEUI sejak 2005. Ia meraih gelar Master of Economics Development (1996) dan Ph.D Ekonomi (2001), keduanya dari Australian National University.
An Indonesian citizen, he was appointed as Independent Commissioner of the Company in May 2006. He worked as Consultant of World Bank, Aus Aid, United Nation Conference on Trade and Development, a member of Pacific Economic Outlook Forecasting Panel since 2004, and an Associate Director for Research, Institute for Economic and Social Research, University of Indonesia (LPEM – UI) from December 2001 to April 2004. A lecturer at Faculty of Economics, University of Indonesia (FEUI) since 1995, he has also been a Director of LPEM FEUI since 2005. He obtained his Master of Economics Development (1996) and Ph.D in Economics (2001), both from Australian National University.
6iv
Soemadi D. M. BrotodiningratKomisaris Commissioner
Warga negara Indonesia, Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat menjadi Komisaris Independen Perseroan sejak Mei 2006. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Duta Besar/Wakil Tetap Indonesia pada PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa (1991 – 1995) dan Direktur Jenderal Hubungan Ekonomi Luar Negeri Departemen Luar Negeri (1995 – 1998). Soemadi juga pernah memegang jabatan Duta Besar Indonesia di Tokyo (1998 – 2002), Duta Besar Indonesia di Washington DC (2002 – 2005) dan sejak tahun 2005 sebagai Ketua Delegasi Indonesia untuk Economic Partnership Agreement Negotiation Indonesia – Jepang. Soemadi menyelesaikan pendidikan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di tahun 1965 dan Institut International D’administration Publique Paris di tahun 1969.
An Indonesian citizen, he has been an Independent Commissioner of the Company since May 2006. He was an Ambassador and Permanent Representative of Indonesia to UN and other International Organisations in Geneva (1991 – 1995) and Director General of Foreign Economic Relations, Department of Foreign Affairs (1995 – 1998). He served as an Ambassador of the Republic of Indonesia in Tokyo (1998 – 2002), Ambassador of the Republic of Indonesia in Washington DC (2002 – 2005) and since 2005 he served as Head of the Indonesian Delegation for Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement Negotiation. He graduated from Gadjah Mada University Yogyakarta in 1965 and Institut International D’administration Publique, Paris in 1969.
Akira OkabeKomisaris Commissioner
Berkewarganegaraan Jepang, Akira Okabe ditunjuk menjadi Komisaris Independen pada bulan Mei 2007. Beliau memiliki beberapa pengalaman kerja di Toyota Motor Corporation, Jepang, saat ini sebagai Senior Managing Director pada The Asia, Oceania, & Middle East Operations Group. Sebelumnya, Akira Okabe adalah Direktur pada The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center dan Managing Officer di The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center. Akira Okabe menyelesaikan pendidikan di Department of Science and Engineering pada Tokyo Institute of Technology.
A Japanese citizen, Akira Okabe has been appointed as Independent Commissioner of the Company since May 2007. He has held several positions at Toyota Motor Corporation, Japan, and is currently Senior Managing Director for The Asia, Oceania, & Middle East Operations Group. Prior to that, he was Director for The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center and Managing Officer for The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center. He graduated from the Department of Science and Engineering at Tokyo Institute of Technology.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
7v
Anthony John Liddell NightingaleKomisaris Commissioner
Berkewarganegaraan Inggris, Anthony John Liddell Nightingale ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan sejak Mei 2000. Posisi yang dipegangnya adalah Managing Director pada Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Matheson, Jardine Strategic dan Mandarin Oriental, Chairman pada Jardine Cycle & Carriage, Jardine Matheson Ltd., Jardine Motors Group serta Jardine Pacific. Anthony John Liddell Nightingale saat ini menjabat ketua Business Facilitation Advisory Committee yang didirikan oleh Financial Secretary di Hong Kong, Anggota Non-official Commission on Strategic Development, anggota dewan Hong Kong Trade Development Council dan Employer’s Federation in Hong Kong. Beliau menjabat sebagai perwakilan Hong Kong pada APEC Business Advisory Council dan anggota dari Greater Pearl River Delta Business Council. Gelar sarjananya diraih dengan predikat sangat memuaskan dari fakultas Classics, Peterhouse, Cambridge.
A British citizen, he has been Commissioner of the Company since May 2000. He is Managing Director of Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Matheson, Jardine Strategic and Mandarin Oriental, and Chairman of Jardine Cycle & Carriage, Jardine Matheson Ltd., Jardine Motors Group and Jardine Pacific. Anthony John Liddell Nightingale is Chairman of the Business Facilitation Advisory Committee established by the Financial Secretary in Hong Kong, a Non-official Member of the Commission on Strategic Development and a Council Member of the Hong Kong Trade Development Council, and the Employer’s Federation in Hong Kong. He is a Hong Kong representative to the APEC Business Advisory Council and a member of the Greater Pearl River Delta Business Council. Mr. Nightingale holds a Bachelor’s degree (Honours) in Classics from Peterhouse, Cambridge.
Mark Spencer GreenbergKomisaris Commissioner
Warga negara Inggris, Mark Spencer Greenberg ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada Mei 2006. Beliau ditunjuk sebagai Direktur Jardine Matheson pada 1 April 2008, setelah sebelumnya menjabat Direktur Grup Strategi Jardine Matheson Ltd di tahun 2006. Beliau juga menjabat sebagai direktur Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Cycle & Carriage serta Mandarin Oriental; dan Komisaris Bank Permata. Sebelumnya selama 16 tahun bekerja di bidang investment banking dengan Dresdner Kleinwort Wasserstein di London. Mark Greenberg menyelesaikan studinya di Hertford College, Oxford University dengan menyandang gelar Master of Arts in Modern History.
A British citizen, he became Commissioner of the Company in May 2006. He was appointed as Director of Jardine Matheson on 1 April 2008, having first joined Jardine Matheson Ltd in 2006 as Group Strategy Director. He is also a director of Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Cycle & Carriage and Mandarin Oriental; and Commissioner of Bank Permata. He had previously spent 16 years in investment banking with Dresdner Kleinwort Wasserstein in London. Mr. Greenberg graduated from Hertford College, Oxford University, with a Master of Arts degree in Modern History.
8vi
Benjamin William KeswickKomisaris Commissioner
Berkewarganegaraan Inggris, Ben Keswick menjadi Komisaris Perseroan sejak Mei 2007. Beliau merupakan Group Managing Director di Jardine Cycle & Carriage dan telah bekerja di Grup Jardine Matheson sejak 1998, dengan jabatan terakhir sebagai Chief Executive Officer dan sebelumnya Finance Director dari Jardine Pacific, yang mewakili beberapa penanam modal non-listed dari Jardine Matheson Holding di sejumlah sektor industri. Beliau juga menjabat sebagai direktur di Jardine Matheson, Jardine Matheson Ltd, Cycle & Carriage Bintang and MCL Land; dan komisaris PT United Tractors Tbk. Ben Keswick meraih gelar Bachelor of Science dari Agricultural Economics and Food Marketing dari Newcastle University, Inggris, dan Master of Business Administration dari INSEAD.
A British citizen, he has been Commissioner of the Company since May 2007. Currently he is Group Managing Director of Jardine Cycle & Carriage. He has been with the Jardine Matheson Group since 1998, most recently as Chief Executive Officer and before that, the Finance Director of Jardine Pacific, which represents a number of Jardine Matheson Holding’s non-listed investors in a range of industry sectors. He is a director of Jardine Matheson Holdings, Jardine Matheson Ltd, Cycle & Carriage Bintang and MCL Land; and a commissioner of PT United Tractors Tbk. Mr. Keswick graduated from Newcastle University with a Bachelor of Science degree in Agricultural Economics and Food Marketing and obtained a Master of Business Administration degree from INSEAD.
Chiew Sin CheokKomisaris Commissioner
Berkewarganegaraan Malaysia, Chiew Sin Cheok menjadi Komisaris Perseroan sejak Mei 2007. Saat ini memegang posisi sebagai Group Finance Director di Jardine Cycle & Carriage sejak November 2006, beliau telah bekerja di Jardine Matheson sejak 1993 dengan beberapa posisi senior finance. Sebelumnya Chiew Sin Cheok bekerja di Schroders and Pricewaterhouse, keduanya berkedudukan di London. Beliau juga merupakan Wakil Presiden Komisaris di PT Astra Agro Lestari Tbk, Komisaris PT Astra Otoparts Tbk, anggota komite audit PT Tunas Ridean Tbk dan Direktur Cycle & Carriage Bintang. Chiew Sin Cheok adalah lulusan dari London School of Economics and Political Science dan memperoleh gelar Bachelor of Science (Economics), Master of Management Science dari Imperial College of Science and Technology, London, dan merupakan anggota Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales. Beliau menduduki jabatan Board of Governors di Keswick Foundation, suatu badan amal di Hong Kong.
A Malaysian citizen, he became a Commissioner of the Company in May 2007. He has been the Group Finance Director of Jardine Cycle & Carriage since November 2006. He has worked for Jardine Matheson since 1993 where he has held various senior finance positions, prior to which he worked for Schroders and Pricewaterhouse, both in London. He is also Vice President Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk, Commissioner of PT Astra Otoparts Tbk, a member of the audit committee of PT Tunas Ridean Tbk and Director of Cycle & Carriage Bintang. Mr. Chiew graduated from the London School of Economics and Political Science with a Bachelor of Science (Economics) degree, obtained a Master of Management Science degree from the Imperial College of Science and Technology, London, and is a member of the Institute of Chartered Accountants in England & Wales. He sits on the Board of Governors of the Keswick Foundation, a charitable body in Hong Kong.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
9
Profi l DireksiBoard of Directors’ Profi le
vii
Michael Dharmawan RuslimPresiden Direktur President Director
Warga negara Indonesia, beliau menjabat Presiden Direktur PT Astra International Tbk sejak Mei 2005. Beliau bertanggung jawab penuh atas semua bidang usaha Grup Astra. Sebelumnya menjabat Wakil Presiden Direktur untuk periode 2002 – 2005 dan Direktur untuk periode 1991 – 2002. Sebelum bergabung dengan Perseroan pada tahun 1983, beliau menjabat Assistant Vice President di Citibank N.A. Jakarta. Menyelesaikan pendidikan di University of California, Berkeley dengan gelar Bachelor of Science jurusan Teknik Industri pada tahun 1976 dan meraih gelar Master in Business Administration dari University of Wisconsin – Madison pada tahun 1978.
An Indonesian citizen, he was appointed as President Director of PT Astra International Tbk in May 2005. He has overall responsibility for the Group’s businesses. He was previously Vice President Director from 2002 to 2005 and Director from 1991 to 2002. Prior to joining the Company in 1983, he was Assistant Vice President of Citibank N.A. Jakarta. He graduated from the University of California at Berkeley in 1976 with a Bachelor degree in Industrial Engineering and holds a Master in Business Administration from the University of Wisconsin – Madison in 1978.
Prijono SugiartoDirektur Director
Warga negara Indonesia, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2001 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Otomotif (Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot, dan BMW), Honda Motorcycle Sales Operation dan bidang usaha Alat Berat. Bergabung di Astra sejak tahun 1990 dan saat ini menjabat sebagai Presiden Komisaris PT United Tractors Tbk dan Komisaris PT Astra Honda Motor serta Komisaris di beberapa bidang usaha Otomotif Perseroan. Saat ini juga menjabat Wakil Ketua Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Sebelumnya, beliau adalah Sales Engineering Manager di Daimler-Benz Indonesia. Menyandang gelar Dipl.-Ing. dibidang Teknik Otomotif dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman pada tahun 1984 dan gelar Dipl.-Wirtschaftsing di bidang Administrasi Niaga dari University of A. Sc. Bochum, Jerman pada tahun 1986.
An Indonesian citizen, he has been a Director since May 2001 and is responsible for the Automotive business (Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot, and BMW), Honda Motorcycle Sales Operation and the Heavy Equipment Group. He joined the Company in 1990 and is currently President Commissioner of PT United Tractors Tbk and Commissioner of PT Astra Honda Motor. He also holds several commissioner positions in the automotive group, and is also Vice Chairman of Gaikindo (The Indonesian Automotive Industry Association). Prior to joining the Company, he was Sales Engineering Manager at Daimler-Benz Indonesia. He obtained his Dipl.-Ing. in Automotive Engineering from the University of A. Sc. Konstanz, Germany in 1984, and Dipl.-Wirtschaftsing in Business Administration from the University of A. Sc. Bochum, Germany in 1986.
10viii
Gunawan GeniusahardjaDirektur Director
Warga negara Indonesia, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2001. Beliau bertanggung jawab atas bidang usaha Jasa Keuangan. Memulai karirnya di Perseroan pada tahun 1981, pada saat ini juga memegang jabatan Presiden Komisaris PT Federal International Finance dan PT Asuransi Astra Buana serta Komisaris PT Bank Permata Tbk dan PT Astra Agro Lestari Tbk. Pada tahun 1997 - 2006, beliau menjabat Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance dan menjabat sebagai Chief Executive PT Astra International Tbk – Sales Operation pada tahun 1990 - 1997. Beliau menyelesaikan pendidikan di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta tahun 1981.
An Indonesian citizen, he was appointed as Director of the Company in May 2001, and is Group Director for the Financial Services businesses. He joined the Company in 1981 and is currently President Commissioner of PT Federal International Finance and PT Asuransi Astra Buana, Commissioner of PT Bank Permata Tbk and PT Astra Agro Lestari Tbk. From 1997 - 2006, he was President Director of PT Astra Sedaya Finance and was Chief Executive of PT Astra International Tbk – Sales Operation in 1990 - 1997. He graduated from Indonesian Christian University, Jakarta in 1981.
Tossin HimawanDirektur Director
Warga negara Indonesia, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha sepeda motor Honda dan Komponen. Beliau juga menjabat Presiden Komisaris PT Astra Honda Motor dan Presiden Komisaris PT Astra Otoparts Tbk, Komisaris di PT Astra Graphia Tbk, PT Federal International Finance dan PT Astra Sedaya Finance. Tossin Himawan bergabung di Astra, sebagai staf PT Federal Motor (sekarang PT Astra Honda Motor) pada tahun 1972. Dari 1987 sampai 1997 beliau bertanggung jawab sebagai Direktur Keuangan & Administrasi PT Federal Motor. Sebagai Deputi Presiden Direktur Bank Universal pada tahun 1997 dan kemudian sebagai Managing Director PT Federal Motor pada tahun 1998 hingga akhir 2000, dan Wakil Presiden Direktur PT Astra Honda Motor mulai Januari 2001 sampai dengan kuartal pertama 2007. Menyelesaikan pendidikan di bidang Administrasi Niaga Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tahun 1972.
An Indonesian citizen, he was appointed as Director of the Company in May 2005 and is responsible for the Honda motorcycle and Component businesses. He is also President Commissioner of PT Astra Honda Motor and PT Astra Otoparts Tbk, Commissioner of PT Astra Graphia Tbk, PT Federal International Finance and PT Astra Sedaya Finance. He started his career in Astra as a staff of PT Federal Motor (presently PT Astra Honda Motor) in 1972. From 1987 to 1997, he was Finance & Administration Director of PT Federal Motor. In 1997, he served as Deputy President Director at Bank Universal, and was later appointed as Managing Director of PT Federal Motor from 1998 to end of 2000, and as Vice President Director PT Astra Honda Motor from January 2001 to March 2007. He graduated from the Department of Business Administration at Parahyangan Catholic University, Bandung, Indonesia in 1972.
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
11ix
Johnny D. DanusasmitaDirektur Director
Warga negara Indonesia, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Otomotif (Toyota) dan PT Serasi Autoraya. Beliau juga menjabat Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor sejak tahun 2002. Memulai karir di Astra sejak 1982 sebagai Manajer Akunting PT Multi Astra. Menjabat Direktur Keuangan dan IT PT Toyota-Astra Motor dari 1992 sampai 2000. Dari 1996 sampai 2000 juga menjabat sebagai Direktur Human Resources Development & General Affairs. Pada tahun 2000 sebagai Chief Executive Officer Toyota Sales Operation. Sebelum bergabung dengan Astra bekerja sebagai auditor pada Pricewaterhouse. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Trisakti Jurusan Akuntansi.
An Indonesian citizen, he was appointed as Director of the Company in May 2005 and is responsible for the Automotive (Toyota) business and PT Serasi Autoraya. He has also been President Director of PT Toyota-Astra Motor since 2002. He joined Astra in 1982 as Accounting Manager of PT Multi Astra. From 1992 to 2000, he served as Finance and IT Director of PT Toyota-Astra Motor. From 1996 to 2000 he also acted as Human Resources Development & General Affairs Director. In 2000, he was appointed Chief Executive Officer of the Toyota Sales Operation. Prior to joining the Company, he worked as an auditor at Pricewaterhouse. He graduated from the Trisakti University majoring in Accountancy.
Maruli GultomDirektur Director
Warga negara Indonesia, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Agribisnis dan Teknologi Informasi. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Astra Graphia Tbk dan Wakil Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk. Bergabung sebagai staf pada Divisi Honda - PT Astra International, Inc. pada tahun 1970. Sejak tahun 1988, beliau menjabat Direktur di beberapa anak perusahaan Grup Astra. Pada tahun 2000 - 2007, beliau menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. Maruli Gultom menyelesaikan pendidikan di Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Indonesia.
An Indonesian citizen, he was appointed as Director of the Company in May 2005 and is responsible for the Agribusiness and Information Technology businesses. He is also President Commissioner of PT Astra Graphia Tbk. He started his career as a staff of Astra Honda Sales Operation in 1970. Since 1988, he has served as Director in several subsidiaries in the Astra Group. In 1999, he was appointed Vice President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk. In 2000 - 2007, he had served as President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk. He graduated from the Indonesian Christian University majoring in Mechanical Engineering.
12x
Simon John MawsonDirektur Director
Warga negara Inggris, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak 2005 dan bertanggung jawab atas bidang Keuangan, Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Korporasi. Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau menjabat beberapa posisi bidang keuangan di Jardine Matheson, Hong Kong serta memegang jabatan Group Treasurer pada tahun 2001. Sebelumnya, beliau pernah bekerja di Pricewaterhouse di Leeds, London dan Hong Kong. Menyelesaikan studi di Magdalen College, Oxford University dengan gelar Master of Arts di Modern History dan anggota Institute of Chartered Accountants di England dan Wales.
A British citizen, he was appointed as a Director of the Company in 2005 and is responsible for Corporate Finance, Information Technology and Risk Management. Prior to joining the Company, he worked for Jardine Matheson in Hong Kong in various financial positions, and was Group Treasurer from 2001. Before he joined Jardine Matheson, he worked for Pricewaterhouse in Leeds, London and Hong Kong. He graduated from Magdalen College, Oxford University with a Master of Arts degree in Modern History and is a member of the Institute of Chartered Accountants in England and Wales.
14xii
Jakarta, 1 Juni 2007
Michael D. Ruslim
Presiden Direktur
President Director
Michael D. Ruslim
Board of Commissioners
Board of Directors
Chief Executive Officer
Executive Committee
Audit Committee
Remuneration & Nomination Committee
Astra Motor I
Honda
Astra Motor II
Toyota
Astra System II
Infrastructure
Line of BusinessDirector in Charge (DIC) CEO
Tossin Himawan
Johnny D. Danusasmita
Prijono Sugiarto
Gunawan Geniusahardja
Michael D. Ruslim
Tossin Himawan
Prijono Sugiarto
Maruli Gultom
Maruli Gultom
Astra Motor III
Non Toyota
Astra Motor IV
Astra Component
Astra Financial Services
ACC, FIF, AAB, TAFS, KAF,SANF, PermataBank
Astra Heavy Equipment/Mining Contractor
Astra Resources
Agribusiness
Astra System I
Information Technology
Siswanto Prawiroatmodjo
Johnny D. Danusasmita
Prijono Sugiarto
Eduardus P. Supit
Benny TjoengSuhartonoIrawan SantosoBuntoro MuljonoSusilo Sudjono
R. Djoko Pranoto/Sudiarso Prasetio
Widya Wiryawan
Lukito Dewandaya
Angky Tisnadisastra
As
tra
In
te
rn
at
ion
al
An
nu
al
Re
po
rt
20
07
La
po
ra
n T
ah
un
an
15xiii
Informasi PerusahaanCorporate Information
Dewan Komisaris Board Of Commissioners
Presiden Komisaris President Commissioner : Budi Setiadharma
Komisaris Commissioners : Djunaedi Hadisumarto
Patrick M. Alexander
Muhamad Chatib Basri
Soemadi D.M. Brotodiningrat
Akira Okabe
Anthony J. L. Nightingale
Mark Spencer Greenberg
Benjamin William Keswick
Chiew Sin Cheok
Direksi Board of Directors
Presiden Direktur President Director : Michael D. Ruslim
Direktur Directors : Gunawan Geniusahardja
Prijono Sugiarto
Tossin Himawan
Johnny D. Danusasmita
Maruli Gultom
Simon John Mawson
Komite Audit
Audit Committee
Ketua Chairman:
Patrick Morris Alexander
Anggota Member:
Fred B. G. Tumbuan
Kanaka Puradiredja
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Aminuddin
e-mail: [email protected]
Hubungan Investor
Investor Relations
Richard Santosa/Tira Ardianti
e-mail: [email protected]/
Auditor
Auditor
Kantor Akuntan Publik
Haryanto Sahari & Rekan
(A member firm of PricewaterhouseCoopers)
Jl. HR Rasuna Said Kav. X-7 No. 6
Jakarta 12940
Tel. ( 62-21) 521 2901
Fax. ( 62-21) 529 05555/529 05050
Biro Administrasi Efek
Share Registrar
PT Raya Saham Registra
Plaza Sentral Building, Floor 2
Jl. Jend Sudirman Kav. 47-48
Jakarta 12930
Tel. (62-21) 252 5666
Fax. (62-21) 252 5028
Saham Tercatat pada
Shares Listed
Bursa Efek Indonesia
(Sebelumnya Bursa Efek Jakarta dan Surabaya)
Indonesia Stock Exchange
(Formerly Jakarta and Surabaya Stock Exchanges)
Alamat Perusahaan
Registered Office
Astra International Building
Jl. Gaya Motor Raya No. 8
Sunter II, Jakarta 14330
Tel. (62-21) 652 2555
Fax. (62-21) 6530 4957
Homepage: www.astra.co.id
email: [email protected]
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
De
sig
n a
nd
Ed
ito
ria
l b
y E
qu
us
18
a n n u a l r e p o r t 2 0 0 7 l a p o r a n t a h u n a n
PT Astra International Tbk
Head OfficeJl. Gaya Motor Raya No. 8Sunter II, Jakarta 14330, IndonesiaTel. (62-21) 652 2555Fax. (62-21) 651 2058, 651 2059
www.astra.co.id