liturgi minggu pentakosta minggu, 31 mei 2020 · 2020. 5. 29. · pr : muliakanlah dia dalam...
TRANSCRIPT
LITURGI MINGGU PENTAKOSTA
Minggu, 31 Mei 2020
I. PERSIAPAN
1. Jemaat dapat memilih dan menentukan model kebaktian minggu Pentakosta yang
hendak dilakukan:
MODEL 1 : Liturgi dan khotbah melalui media you tube atau video melalui
WA yang telah disiapkan oleh Majelis Jemaat.
MODEL 2 : Menggunakan liturgi dan khotbah yang sudah dicetak. Salah satu
anggota keluarga dapat berperan sebagai Pemimpin Liturgi (PL),
satu anggota keluarga yang lain dapat berperan sebagai Pembaca
Renungan (PR), dan satu yang lain dapat berperan sebagai
Pembaca Alkitab (PA). Dapat disesuaikan dengan kondisi
masing-masing keluarga.
2. Bersaat teduh
II. TATA LAKSANA KEBAKTIAN
1. PANGGILAN KEBAKTIAN
PL : Hari ini, gereja-gereja di seluruh dunia merayakan Pentakosta atau turunnya Roh
Kudus. Roh Kudus yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus untuk menyertai kehidupan
umatNya. Karena penyertaan Roh Kudus, kita kuat menjalani kehidupan. Karena
Roh Kudus pulalah, kita memiliki pengharapan baik di bumi maupun di sorga.
Selamat merayakan Pentakosta.
(Jemaat berdiri)
PL : (mengajak menyanyi Roh Kudus Hadir Disini, dinyanyikan 2 kali)
Roh kudus hadir disini
Mengalir di Bait Suci
Perkara ajaibpun terjadi
Kuasa mujizat nyata
Karna Roh Allah sedang bekerja
Tiada yang mustahil
Dan tiada yang sukar
Bila Roh Allah turut bekerja
Tiada yang mustahil
Bagi orang percaya
Karena Roh Allah turut bekerja
Diantara kita
2. VOTUM DAN SALAM
PR : Syalom.. Saudara yang dikasihi Tuhan, marilah, kita datang dihadirat Tuhan
dengan kerendahan hati dan mengaku yang demikian:
“Pertolonganku ialah dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, yang tidak
pernah meninggalkan pekerjaan tanganNya dan yang kekal kasih setiaNya.
Anugerah dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus senantiasa
menyertai kita. Amin.”
(Jemaat Duduk)
3. KATA PEMBUKA
PL : Kehadiran Roh Kudus tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. KehadiranNya
sanggup mengubahkan, menguatkan, menghibur kita dan memberi kelegaan
dalam kelemahan dan kelelahan. Hati yang mau untuk terbuka senantiasa akan
dituntunNya. Mari, kita mengalami karyaNya untuk mengalami pemulihan setiap
hari dan semakin dewasa di dalam Kristus.
PL : (Mengajak menyanyi KJ 237:1,2 “Roh Kudus, Tetap Teguh”)
4. DOA PENGAKUAN DOSA
PL : Marilah kita berdoa.
(Mengajak jemaat berdoa secara pribadi, yang kemudian doa pengakuan dosa
secara litani akan kita lakukan)
PL : Datanglah ya Roh Kudus, dengarkanlah seruan doa kami
J : Ya Roh Kudus, Penuhilah kami dengan kuasa kasihMu PL : Berikanlah kesegaran bagi kami yang haus karena berjalan di gurun kehidupan
J : Ya Roh Kudus, kuasaMu membangkitkan jiwa yang layu dan lemah
PL : Berikanlah kekuatan bagi jiwa kami yang lelah dan lemah
J : Ya Roh Kudus, Engkaulah sumber kekuatan kami PL : Berikanlah kemampuan kepada kami agar bijaksana dalam menata kehidupan
J : Ya Roh Kudus, terangilah hati kami PL : Datanglah ya Roh Kudus, bangkitkan kami, gerakkan kami dan dukunglah kami
menapaki perjalanan iman kami
J : Ya Roh Kudus, pimpinlah kami terus dijalanMu
PL : Ampunilah kami, manusia yang berdosa ini dan layakkanlah kami mengalami
karya RohMu
J : Ya Roh Kudus, kami mau membuka hati untuk setiap karyaMu
PL : Amin.
5. BERITA ANUGERAH
PL : (Jemaat berdiri)
Di dalam Tuhan, Saudara diampuni!
J : Di dalam Tuhan, saudara juga diampuni.
PL : Marilah kita hidup dengan mengingat firman-Nya, “Sebab kita diselamatkan
dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi;
sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita
mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. ”
(Roma 8:24-25). Demikianlah berita Anugerah dari Tuhan.
J : Syukur kepada Allah! PL : (Mengajak menyanyi NKB 102:1, 3 “Sebarkan WartaNya”)
6. PELAYANAN FIRMAN (Jemaat duduk)
a. Doa untuk pembacaan Alkitab (oleh PR)
b. Pembacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 2 : 1 – 21 (oleh PA)
PR : Yang berbahagia adalah setiap orang yang membaca Firman Tuhan, menyimpan
dan merenungkannya dalam hati serta melakukannya dalam kehidupan sehari-hari
c. Jemaat menyanyi KJ 231:1,2 “O, Roh Kudus Ilahi”
d. Khotbah (oleh PR)
e. Saat Teduh
f. Pengakuan Iman Rasuli (Jemaat berdiri)
PL : Bersama dengan umat Tuhan di segala abad dan tempat, marilah kita
mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli:
(Jemaat duduk)
7. PERSEMBAHAN
PL : Marilah kita membawa persembahan dengan hati yang bersyukur sambil
mengingat firman-Nya,”Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih
setia-Nya, karena perbuatan-perbuatanNya yang ajaib terhadap anak-anak
manusia. Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan
pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai!” (Mazmur 107:21-22).
PL : (mengajak menyanyi PKJ 4:1,2 “Angkatlah HatiMu Pada Tuhan”
8. DOA SYAFAAT (Termasuk doa persembahan dan diakhiri dengan Doa Bapa Kami
dinyanyikan)
9. PENGUTUSAN
PR : Bukalah hatimu untuk menerima kuasa Roh Kudus
J : Kami mengarahkan hati kepadaNya,
PR : Jadilah saksi karya Allah
J : Kami adalah saksi-saksiNya PR : Muliakanlah Dia dalam hidupmu
J : Kami memuliakanNya, Tuhan sumber segala berkat PL : (Mengajak menyanyi NKB 100:1,3 “Rindukah Engkau Mendapat Berkat
Tuhan”)
10. BERKAT
Jemaat menyanyikan Bapa Trima Kasih
“Selamat Hari Pentakosta”
BAHAN RENUNGAN KEBAKTIAN MINGGU PENTAKOSTA
MINGGU, 31 MEI 2020
Bacaan : Kisah Para Rasul 2:1-21
Judul : Hidup Dalam Pimpinan Roh Kudus
Saudara yang dikasihi Tuhan, pernah mendengar istilah “urip mung mampir ngombe”.
Biasanya dimaknai bahwa hidup itu sangat singkat didunia ini. Tentu tidak sembarangan
kemudian istilah inilah yang digunakan. Sebab, itulah realita yang terjadi di zaman dulu. Di
pekarangan / halaman rumah tersedia kendi berisi air, siapapun bisa meminumnya.
Biasanya, orang akan berjalan kaki kemanapun mereka pergi. Dalam perjalanannya,
terkadang mereka merasa haus bahkan lelah. Maka, orang tersebut bisa saja langsung
berhenti di salah satu rumah untuk minum sejenak..
Saudara yang dikasihi Tuhan, sama seperti ilustrasi di awal, kita kerap mendengar
berbagai pengibaratan tentang kehidupan. Salah satunya, hidup itu ibarat sebuah
pengembaraan dan kita adalah seorang musafir. Ia berjalan menyusuri jalan-jalan kehidupan.
Ketika menyusuri jalan – jalan itu, ada kalanya mempunyai bekal berlimpah, namun tidak
jarang mengalami kekurangan, terkadang juga menemui situasi yang tidak mudah. Proses
yang demikian bisa jadi membuat seorang musafir mengalami kelelahan. Kelelahan itu bisa
menimpa fisik, mental, psikologis, spiritual, dan dimensi – dimensi lain. Apabila kelelahan
itu tidak diatasi maka perjalanan ke depan serasa semakin berat dan sulit dan bisa juga
membuatnya tidak mampu lagi melanjutkan perjalanan. Di sinilah seseorang membutuhkan
penyegaran supaya memiliki kekuatan baru agar dapat terus berjalan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, demikianlah gambaran dari keadaan para murid Yesus.
Ada begitu banyak hal yang telah dialami oleh para murid Yesus, mereka juga sempat
merasa ragu, kecewa, kehilangan pribadi yang dikasihi, ketakutan, merasa sendiri dan semua
itu bisa saja membuat para murid merasa lelah. Namun, ditengah kelelahan atas berbagai
peristiwa yang telah mereka alami, kenyataannya, peristiwa pentakosta ini menjadi kelegaan,
kesegaran dan memberi kekuatan yang baru untuk mereka menjadi saksi Kristus dan
meneruskan kabar keselamatan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, sebenarnya peristiwa Pentakosta dirayakan sejak masa
Perjanjian Lama. Pentakosta dihayati sebagai perayaan umat Yahudi yang dirayakan pada
hari kelimapuluh sesudah Paskah (Pesah artinya : keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di
Mesir). Saat itu, umat Israel merayakan kebaikan Tuhan juga pemberian 10 hukum Tuhan
kepada Musa. Umat akan datang berbondong – bonding ke Yerusalem untuk merayakan hari
pentakosta dalam sebuah kemeriahan pesta ucapan syukur kepada Tuhan yang telah
memberikan hasil panen yang terbaik. Dan dalam Perjanjian Baru, Peristiwa Pentakosta
diberi makna ulang sebagai pencurahan Roh Kudus kepada para murid Tuhan Yesus yang
saat itu berada di Yerusalem. Para pengikut Tuhan Yesus mendapat penguatan dan
keberanian untuk bersaksi atas semua kebenaran. Kebenaran bahwa Yesus yang disalib itu
kini bangkit, memberikan pengharapan, sukacita, juga keselamatan berupa pengampunan
yang harus didengar oleh banyak orang menjadi panggilan mereka. Pencurahan Roh Kudus
digambarkan sebagai lidah api yang menyentuh para murid dan kemampuan berbahasa
bermacam-macam (Kis. 2:3,4) menunjukkan adanya energi perubahan. Dari yang takut
menjadi berani, dari yang diam menjadi berbicara, dari yang tak bersaksi menjadi
memberikan pengajaran.
Saudara yang dikasihi Tuhan, kehidupan manusia di zaman ini tidak lepas dari
berbagai macam kejadian yang seringkali membuat kita mengalami kelelahan. Liputan
6.com tanggal 3 Agustus 2019 dengan melansir dari Brightside.com menyebutkan bahwa
saat ini banyak orang mengalami kelelahan jiwa. Enam pertanda kelelahan jiwa itu antara
lain:
(1) Lelah setelah tidur semalaman. Tidur mestinya menjadikan tubuh kembali segar.
Namun bagi yang jiwanya lelah, saat bangun tidur justru tubuh terasa lelah.
(2) Melamun dan melarikan diri dari kenyataan. Kelelahan ini menjadikan seseorang
seperti memikirkan masa lalu dan takut akan masa depan. Hal utamanya adalah bahwa
seseorang tidak menyukai momen saat ini dan mencoba mengalihkan perhatian darinya
dengan segala cara yang memungkinkan.
(3) Emosi berubah-ubah. Ketidakpuasan, kelelahan, dan ketidakpedulian dapat
memengaruhi emosi. Sering marah, tersinggung terhadap sesuatu yang kecil, menangis atau
tertawa tanpa alasan juga menjadi salah satu jiwa seseorang lelah. Hidup menjadi lebih sulit
dengan emosional tersebut dan memaksa untuk mencari konflik lebih dari sekadar berusaha
mencapai kedamaian dan pemahaman dengan orang lain.
(4) Menutupi kesedihan. Kelelahan jiwa menjadikan seseorang tidak mau membuka diri,
termasuk terhadap kesedihan yang dialaminya. Menutupi kesedihan makin membuat jiwa
terbeban.
(5) Keinginan untuk bersembunyi dari orang lain karena merasa perjumpaan merupakan
hal yang mengganggu.
(6) Berpikir negatif. Kelelahan jiwa memicu seseorang berpikir negatif tentang dirinya,
sesama dan kehidupan yang dijalani.
Saudara yang dikasihi Tuhan, setiap orang bisa saja merasakan kelelahan akibat
beratnya menjalani kehidupan sehari – hari. Dan kelelahan itu juga tidak selalu bisa kita atasi
dengan kemampuan kita sendiri. Bukankah dalam keadaan ini, kita butuh tangan yang
terulur, memegang dan menopang kita? Bukankah kita butuh sandaran untuk hanya sekedar
melepas lelah dan mencurahkan apa yang ada dalam hati dan pikiran kita? Bukankah kita
juga membutuhkan pribadi yang mau mendengarkan keluh kesah kita?
Saudara yang dikasihi Tuhan, Dia selalu ada untuk kita, Roh Kudus hadir dalam
kelelahan kita. Roh Kudus senantiasa hadir menemani setiap langkah kita dan hadir setiap
saat dalam berbagai situasi. Roh Kudus berkarya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu seperti
tiupan angin, meskipun tidak terlihat menjadi gambaran kekuatan yang tanpa batas dan api
menjadi simbol semangat yang menyala dan berkobar – kobar. Kita hanya perlu untuk
membuka hati, menjadi tenang dan dengan kerendahan hati mempersilahkan Roh Kudus
senantiasa memulihkan kehidupan kita dan memberi kelegaan bagi kita, disanalah kita akan
dikuatkanNya dan memiliki semangat hidup menjalani hari depan. Dan kita dapat bernyanyi:
“Peganglah tanganku, jangan lepaskan. Kaulah harapan dalam hidupku.” Penopang yang
kokoh itu hadir dalam hidup kita, ya, Dialah Roh Kudus. Amin.
LITURGI PERSEKUTUAN DOA
Selasa, 02 Juni 2020
I. PERSIAPAN 1. Salah satu anggota keluarga dapat berperan sebagai Pemimpin Liturgi (PL), satu anggota
keluarga yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Renungan (PR), dan satu yang lain
dapat berperan sebagai Pembaca Alkitab (PA). Dapat disesuaikan dengan kondisi
masing-masing keluarga.
2. Bersaat teduh
II. TATA LAKSANA KEBAKTIAN
1. Panggilan Kebaktian
PL : Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam berbagai situasi di kehidupan kita, marilah
kita tetap meyakini bahwa Dialah penolong kita dan perisai kita! (Mamzur 33:20)
PR : Dan dalam persekutuan doa saat ini, kita menyiapkan hati dengan mengaku yang
demikian:
“Pertolonganku adalah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang tidak
pernah meninggalkan pekerjaan tanganNya dan kekal kasih setiaNya. Anugerah
dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus senantiasa menyertai
kita”. Amin.
PL : (Mengajak menyanyi KJ 13:1,3 “Allah Bapa, Tuhan“)
2. Doa Pembukaan, doa untuk Firman Tuhan dan doa pengakuan dosa
3. Pembacaan Alkitab dari Mazmur 33:12-22 (oleh PA)
PR : “Yang berbahagia adalah setiap kita yang membaca firman Tuhan, menyimpan
dan merenungkan dalam hati dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Amin.
PL : (Mengajak menyanyi KJ 59: 1,2 “Bersabdalah, Tuhan”)
4. Renungan
5. Saat Teduh
6. Persembahan dan menyanyikan KJ 365b:1,6 “Tuhan, Ambil Hidupku”
7. Doa Syafaat, beberapa pokok doa yang dapat dibagi dengan anggota keluarga:
a. Berdoa untuk keluarga dan pergumulannya
b. Berdoa untuk gereja dan kegiatannya
c. Berdoa untuk bangsa dan negara
d. Berdoa untuk persembahan
8. Menyanyikan KJ 416:1 “Tersembunyi Ujung Jalan”
9. Berkat
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Yesus Sang Putra dan persekutuan
dengan Roh Kudus. Kiranya senantiasa menyertai kita, saat ini sampai dengan selama-
lamanya. Amin”
BAHAN RENUNGAN PERSEKUTUAN DOA
SELASA, 02 JUNI 2020
Bacaan : Mazmur 33:12-22
Judul : Menjadi Pribadi Yang Baik Dan Bahagia Di Tengah Pandemi Covid-19
Saudara yang dikasihi Tuhan, ada sebuah video dari Fanpage Facebook Romo
Antonius Budi Wihandono, yang menceritakan tentang kualitas manusia seumpama celana.
Ada celana yang memiliki kualitas kain yang bagus, awet, tidak mudah sobek walau sudah ia
dipergunakan selama 28 tahun. Tetapi juga ada celana yang kualitas kainnya jelek, belum
setahun ia dipergunakan sudah sobek dan harus dijahit. Manusia pun demikian adanya.
Menurutnya ada 3 macam manusia:
1) Manusia yang tidak baik
Manusia yang tidak baik itu adalah orang yang hidupnya mudah terluka, bisa karena masalah
makanan, bisa karena ucapan atau sikap orang lain yang menyinggung perasaannya. Mereka
ini adalah orang yang sengsara karena mudah terluka hidupnya.
2) Manusia yang jahat
Manusia yang jahat yaitu orang yang mudah menyakiti atau melukai hati orang lain, dan
orang seperti ini seringkali tidak merasa bersalah jika dirinya telah menyakiti atau melukai
perasaan orang lain.
3) Manusia yang baik
Manusia yang baik yaitu orang yang hidupnya tidak mudah terluka, tidak mudah disakiti. Ia
selalu memiliki pandangan/pikiran yang baik dan positif terhadap orang lain.
Jika ingin menjadi orang yang bahagia, jangan gampang terluka dan jangan menyakiti
orang lain, tetapi jadilah orang yang memberkati orang lain.
Saudara yang dikasihi Tuhan, mazmur 33 adalah sebuah mazmur pujian. Mazmur 33
berisi tentang puji-pujian dan ucapan syukur Daud kepada Allah. Daud memuji dan
bersyukur kepada Tuhan bukan karena ia diberkati dengan kekayaan, bukan pula karena
jabatan dia sebagai raja Israel. Ada 2 hal utama yang membuat Daud bersyukur kepada
Tuhan dalam hidupnya :
1. Firman Tuhan (4-11)
Daud bersyukur karena Firman Tuhan itu benar (4), setia (4), adil (5), memiliki kuasa (9)
dan tidak berubah, rancanganNya ya dan amin. (10-11).
2. Pribadi Tuhan itu sendiri (12-18)
Daud bersyukur karena Tuhan adalah Allah yang selalu memperhatikan umatNya (13-15).
Tuhan adalah Allah yang berkuasa menyelamatkan dan memelihara umatNya (19). Tuhan
adalah Allah yang menjadi penolong dan perisai (20). Tuhan adalah Allah yang setia
menyertai umatNya. (22).
Saudara yang dikasihi Tuhan, bagi Daud, ukuran kebahagiaannya bukan terletak pada
hidup yang berlimpah dengan harta dan kedudukannya sebagai Raja. Kebahagiaan dalam
pandangan Daud adalah karena ia mempunyai Tuhan dan FirmanNya. Kebahagiaan dan
kesukacitaannya adalah hidup dalam pengenalan dan kedekatan dirinya kepada Tuhan Allah.
Oleh sebab itu tidak heran sesulit dan seberat apapun hidupnya, sedalam apapun pencobaan
atau kegagalan menimpanya, hal itu tidak membuat Daud berpaling dari Tuhan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam hal ini Daud, sang pemazmur menaikkan
pujiannya kepada Tuhan Allah bukan hanya sebagai pelengkap bagian dari ritual ibadah
yang dilakukannya. Pujian yang ia nyanyikan dengan penuh semangat dan sukacita
merupakan penghayatan imannya tentang Tuhan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, bagaimanakah dengan diri kita? Apakah saudara
bahagia dengan situasi dan kondisi saat ini? Situasi dan kondisi di tengah pandemi Covid-19.
Mungkin sulit mengatakan diri kita bahagia ditengah situasi saat ini. Yang ada sebagian
orang merasa takut, kuatir, cemas, bahkan mungkin ada yang putus asa. Merasa takut karena
takut tertular, takut kehilangan pekerjaan. Merasa kuatir karena penghasilan menurun, kuatir
dengan kehidupan keluarga. Merasa cemas karena pandemi Covid-19 ini belum tahu sampai
kapan akan berakhir.
Saudara yang dikasihi Tuhan, ditengah situasi saat ini, marilah kita menjadi orang
yang baik. Manusia yang senantiasa berpandangan positif tentang kehidupan saat ini.
Misalnya kita memiliki waktu lebih banyak bersama dengan keluarga. Kita menjadi orang
yang lebih peduli dengan saudara-saudara kita yang terdampak oleh pendemi Covid-19 ini.
Baik itu kepada para pasien Covid-19 maupun warga masyarakat yang terdampak secara
ekonomi. Kita menjadi pribadi yang mau berbagi dengan sesama guna meringankan beban
saudara kita yang lain.
Saudara yang dikasihi Tuhan, kita pun akan menjadi orang yang bahagia sebagaimana
Sang Pemazmur Daud, sebab kita memiliki Tuhan yang hidup. Tuhan yang berkuasa atas
kehidupan. Tuhan yang selalu menyertai dan memelihara kehidupan umatNya yang percaya.
Dengan iman yang sungguh kepada Tuhan, maka kita akan kuat, semangat dan mampu
menjalani hidup bersama Tuhan. Kita akan dimampukan melewati pandemi Covid-19 saat
ini sebab Tuhan selalu menolong dan menyelamatkan kita. Tetaplah bersukacita dan percaya
kepada Tuhan. Jadilah manusia yang baik dan bahagia sebab kita selalu merasakan
penyertaan dan pertolongan Tuhan di dalam setiap kesesakan dan kesusahan hidup kita.
Tuhan memberkati kita. Amin.
LITURGI CAWISAN UNDHUH-UNDHUH
Kamis, 04 Juni 2020
I. PERSIAPAN 1. Jemaat dapat memilih dan menentukan model kebaktian cawisan undhuh-undhuh yang
hendak dilakukan:
MODEL 1 : Liturgi dan khotbah melalui media you tube atau video melalui
WA yang telah disiapkan oleh Majelis Jemaat.
MODEL 2 : Menggunakan liturgi dan khotbah yang sudah dicetak. Salah satu
anggota keluarga dapat berperan sebagai Pemimpin Liturgi (PL),
satu anggota keluarga yang lain dapat berperan sebagai Pembaca
Renungan (PR), dan satu yang lain dapat berperan sebagai
Pembaca Alkitab (PA). Dapat disesuaikan dengan kondisi
masing-masing keluarga.
2. Bersaat teduh
II. TATA LAKSANA KEBAKTIAN
1. Panggilan Kebaktian
PL : Saudara yang dikasihi Tuhan, saat ini kita bersama akan menyiapkan hati untuk
dapat merayakan hari raya persembahan, pada hari minggu, 7 Juni 2020. Marilah,
kita juga mengingat bahwa hidup ini adalah milik Tuhan dan sepatutnyalah kita
juga menyadari bahwa “dari padaMulah segala-galanya dan dari tanganMu
sendirilah persembahan yang kami berikan kepadaMu”. (I Tawarikh 29:14b)
PR : Kita mengaku yang demikian didalam hati kita masing-masing:
“Pertolonganku adalah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang tidak
pernah meninggalkan pekerjaan tangan-Nya dan kekal kasih setia-Nya. Anugerah
dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus senantiasa menyertai
kita”. Amin.
PL : (Mengajak menyanyi KJ 326:1,2 “Aku MilikMu, Yesus, Tuhanku“)
2. Doa Pembukaan, doa untuk Firman Tuhan dan doa pengakuan dosa
3. Pembacaan Alkitab dari Markus 10:17-27 (oleh PA)
PR : “Yang berbahagia adalah setiap kita yang membaca firman Tuhan, menyimpan
dan merenungkan dalam hati dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Amin.
PL : (Mengajak menyanyi PKJ 198: 1,3 “Di Hatiku, Ya Yesus”)
4. Renungan
5. Saat Teduh
6. Persembahan dan menyanyikan KJ 367:1,4 “PadaMu, Tuhan Dan Allahku”
7. Doa Syafaat (termasuk doa persembahan)
8. Menyanyikan KJ 363:1,2 “Bagi Yesus Kuserahkan”
9. Berkat (dipandu oleh PR)
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Yesus Sang Putra dan persekutuan
dengan Roh Kudus. Kiranya senantiasa menyertai kita, saat ini sampai dengan selama-
lamanya. Amin”
BAHAN RENUNGAN CAWISAN UNDHUH-UNDHUH
KAMIS, 04 JUNI 2020
Bacaan : Markus 10:17-27
Judul : Menjadi Milik Tuhan
Saudara yang dikasihi Tuhan, ada ungkapan: hidup bukan hanya perkara menggenggam tapi
juga siap untuk melepaskan. Melepaskan segala hal yang memang sudah tidak bisa dipegang,
seringkali disebut Letting Go. Nah, persoalannya apakah ketika melepaskan artinya benar-benar
sudah tidak memikirkannya? Ternyata tidak. Sekalipun sudah melepaskan, manusia bisa senantiasa
teringat. Apalagi ketika hal yang dilepaskan itu pernah menjadi hal yang penting. Oleh karena itu
letting go bukan perkara mudah. Hidup seolah ditarik untuk mengingat-ingat, sehingga tidak dapat
melakukan hal yang lain.
Saudara yang dikasihi Tuhan, kisah dalam Markus 10:17-27 tentang anak muda yang diminta
oleh Tuhan Yesus untuk menjual semua hartanya dan memberikannya kepada orang-orang miskin,
menjadi gambaran untuk belajar letting go. Tapi, nyatanya orang itu merasa berat hati melakukan
perintah Yesus. Banyak manusia yang terlalu menggenggam erat bahkan terikat pada sesuatu yang
dirasa adalah milikinya, salah satunya adalah harta. Orang terkadang menganggap bahwa itu semua
mendatangkan kebahagiaan dan seseorang juga bisa merasa dihormati sehingga mengalami
kesulitan ketika disuruh untuk melepaskan. Hatinya sedih karena merasa tidak akan memiliki apa-
apa lagi. Ini adalah cara berpikir yang keliru.
Saudara yang dikasihi Tuhan, di hadapan Tuhan Allah, sesungguhnya manusia adalah milik
Tuhan. Segala sesuatu yang ada di dunia ini, bahkan yang kita dapatkan karena hasil kerja keras kita
dalam bekerja juga adalah milik Tuhan. Maka tidak tepat kalau manusia menjadi terikat dengan
yang dimiliki. Sebab apa yang dirasa manusia itu adalah miliknya, ternyata tidak bisa senantiasa
dimiliki. Karena sejatinya kekayaan itu tidak bisa menjaga dan menjamin hidup kita. karena
manusia itu terbatas dan tidak bisa memiliki apapun untuk selamanya. Pasti ada waktunya yang
tadinya memiliki jadi tidak memiliki dan yang yang tadinya tidak memiliki jadi memiliki. Jadi
seumpama memiliki, umurnya hanya sementara saja; tidak selamanya. Keinginanya untuk memiliki
segalanya pada waktunya akan dipaksa untuk tidak memiliki.
Saudara yang dikasihi Tuhan, memang penting bagi kita bekerja keras dan menekuni sesuatu
sehingga kita bisa bertahan hidup. Tetapi jangan melupakan Tuhan dan persekutuan. Seharusnya
manusia hidup terikat dengan Tuhan Allah yang memiliki hidupnya. Jadi kalau anak muda itu
disuruh untuk menjual semua barang miliknya itu bukan supaya melarat, tetapi agar mengerti bahwa
dirinya dalam kuasa kasih dan rahmat Tuhan Allah. Kuasa Tuhan Allah itu melebihi harta yang dia
miliki, sehingga manusia pasti tidak akan pernah merasa kekurangan karena Tuhan Allah yang lebih
tahu yang menjadi kebutuhan manusia akan memelihara hidupnya.
Saudara yang dikasihi Tuhan, ilmu letting go ini penting sekali. Pada tanggal 7 Juni, kita akan
melaksanakan hari raya persembahan atau undhuh-undhuh. Marilah, kita merenungkan, pernahkah
kita merasa berat hati ketika memberikan persembahan? dalam situasi normal ataupun dalam situasi
yang tidak mudah seperti saat ini, seharusnya kita tetap senantiasa bersyukur atas segala sesuatu
yang sudah kita terima dari Tuhan dan dengan bersyukur maka kita akan dapat memberi
persembahan kepada Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, janganlah kita dikuasai oleh rasa khawatir tentang segala yang
dimiliki karena semua umat Tuhan tidak akan lepas dari penglihatan Tuhan. Tuhan melihat dan
mengetahui apa yang menjadi kebutuhan kita, Tuhan pula akan senantiasa memelihara kita. Karena
hidup kita selalu berada dalam genggaman Tuhan Allah. Amin.