lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan …kc.umn.ac.id/6674/1/bab...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Buku
Buku adalah media publikasi yang dicetak secara tidak berkala dan sedikitnya
memiliki 48 halaman diluar kover (UNESCO, 1964).
2.1.1. Jenis Buku
Buku dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis buku. Trim (2014)
mengkategorikan sebuah buku berdasarkan kontennya, yaitu:
1. Buku fiksi
2. Buku non-fiksi
Buku non-fiksi adalah sebuah buku pengetahuan yang ditulis berdasarkan data-
data yang valid (hlm. 7). Hasil akhir dari perancangan penulis berupa buku non-
fiksi.
2.1.2. Anatomi Buku
Menurut Rustan (2017), terdapat tiga bagian dalam buku yang setiap bagiannya
dibagi lagi sesuai fungsinya (hlm. 121).
2.1.2.1. Bagian Depan
a. Cover depan yang berisi judul buku, nama pengarang, nama atau logo
penerbit, testimonial, elemen visual dan teks lainnya.
b. Judul bagian dalam.
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
7
c. Informasi penerbitan dan perijinan.
d. Dedication, pesan atau ucapan terima kasih yang dituliskan penulis
untuk orang atau pihak lain.
e. Kata pengantar.
f. Kata sambutan dari pihak lain.
g. Daftar isi.
2.1.2.2. Bagian Isi
Isi sebuah buku biasanya terdiri dari tidak hanya satu bab dan sub-bab.
Setiap bab membahas topik yang berbeda.
2.1.2.3. Bagian Belakang
a. Daftar pustaka
b. Daftar istilah
c. Daftar gambar
d. Cover belakang yang biasanya diisi dengan sinopsis dari buku tersebut,
testimonial, harga, nama atau logo penerbit, elemen visual dan teks
lainnya.
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
8
2.1.3. Penjilidan Buku
Ambrose dan Harris (2008) mengatakan bahwa penjilidan adalah proses
menyatukan berbagai halaman yang teridiri dari karya sehingga berguna untuk
publikasi (hlm. 166). Ada berbagai jenis penjilidan yang terdiri dari :
a. Comb binding
Tulang punggung buku yang terbuat dari ring plastik dan memungkinkan untuk
kertas-kertas yang dijilid dapat dibuka dengan rata (hlm. 167).
Gambar 2.1. Comb Binding
(The Production Manual/Ambrose&Harris/2008)
b. Spiral binding
Spiral binding ini adalah jenis penjilidan yang menggunakan sebuah spiral yang
terbuat dari kawat logam yang menembus lubang dan memungkinkan untuk
dibuka 180 derajat (hlm. 167).
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
9
Gambar 2.2. Spiral Binding
(The Production Manual/Ambrose&Harris/2008)
c. Open bind
Sebuah buku dijilid menyatu tanpa cover untuk membiarkan tulang punggung
buku terbuka (hlm. 167).
Gambar 2.3. Open Bind
(The Production Manual/Ambrose&Harris/2008)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
10
d. Singer stitch
Metode penjilidan dimana halaman dijahit secara bersamaan dengan satu benang
secara berkelanjutan (hlm. 167).
Gambar 2.4. Singer Stitch
(The Production Manual/Ambrose&Harris/2008)
e. Elastic bands
Sebuah jenis penjilidan informal dengan sebuah band yang menahan semua kertas
bersama dan biasanya berada di lipatan tengah (hlm. 167).
Gambar 2.5. Elastic Bands
(The Production Manual/Ambrose&Harris/2008)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
11
f. Clips and bolts
Alat pengikat yang menyatukan halaman yang terpisah dan biasanya memerlukan
pembolongan lubang untuk memasang baut atau klip (hlm. 167).
Gambar 2.6. Clips & Bolts
(The Production Manual/Ambrose&Harris/2008)
g. Saddle stitch
Katern yang dikumpulkan menjadi satu dan dijilid menggunakan jahitan kawat,
diaplikasikan ke tulangg punggung buku (hlm. 167).
Gambar 2.7. Sadle Stitch
(The Production Manual/Ambrose&Harris/2008)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
12
h. Perfect bind
Bagian belakang dilepas dan disatukan dengan perekat fleksibel, yang juga
menempelkan paper cover ke tulang punggung buku, dan pada bagian ujung
depan dipotong rata. Biasanya penjilidan ini digunakan untuk buku-buku
paperback (hlm. 167).
Gambar 2.8. Perfect Bound
(The Production Manual/Ambrose&Harris/2008)
i. Case binding
Metode case binding yang umum adalah mengumpulkan katern menjadi satu,
meratakan tulang punggung buku, pengaplikasian endsheets dan juga tailbands ke
tulang punggung buku lalu hard cover dilekatkan. Tulang punggung buku
biasanya berbentuk bulat dan melekuk mengelilingi tepian cover yang berfungsi
sebagai engsel (hlm. 165).
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
13
Gambar 2.9. Case Binding
(The Production Manual/Ambrose&Harris/2008)
2.2. Finishing
Menurut Dameria (2013) finishing merupakan proses sentuhan akhir pada suatu
karya yang menambah nilai dari karya itu sendiri. Finishing dapat memberikan
kesan atau efek khusus sehingga membuat suatu karya menjadi lebih menarik
(hlm. 108-109). Berikut ada beberapa jenis finishing.
2.2.1. Coating
Dameria (2013) mengatakan bahwa coating adalah sebuah teknik yang didasari
oleh konsep melapisi. Tujuan dari melapisi ini yaitu untuk melindungi hasil karya
atau desain dari kotoran, dll. Coating juga mempunyai tujuan untuk menambah
nilai estetis dari karya itu sendiri sesuai dengan jenis coating yang dipilih oleh
desainer (hlm. 118-122). Ada beberapa jenis coating yaitu laminating, UV
Coating dan varnish.
1. Laminating : pelapisan kertas dengan plastik transparan yang disebut
sebagai plastik laminating. Hasil dari karya cetak yang diberikan lapisan
laminating ini dapat terlihat glossy atau doff sesuai dengan pilihan
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
14
desainer. Tujuan dari laminating ini sendiri yaitu menjaga dan melindungi
hasil cetak dari kotoran serta membuatnya lebih awet.
2. UV coating : Jika laminating menggunakan plastik, UV coating ini
menggunakan cairan bening dan akan memunculkan efek berkilau jika
terkena cahaya UV secara langsung. Coating jenis ini dapat menghasilkan
efek glossy dan doff.
3. Varnish : Sama halnya seperti UV coating, varnish juga menggunakan
cairan. Efek yang dapat dihasilkan pun sama yaitu glossy dan doff. Namun,
varnish memilki kelemahan yaitu biasanya varnish membuat kertas
menjadi warna kekuningan.s
2.3. Layout
Menurut Rustan (2017), pada umumnya layout adalah penempatan elemen desain
pada sebuah bidang dalam media tertentu guna membantu konsep atau pesan yang
ingin disampaikan.
2.3.1. Jenis-Jenis Layout
Hendratman (2015) mengatakan bahwa terdapat beberapa jenis layout yang umum
digunakan sebagai penjelasan mengenai letak dan isi dalam sebuah buku maupun
poster (hlm. 198-206). Berikut beberapa jenis layout yang penulis pakai dalam
perancangan :
1. Picture window layout : Ciri-ciri pada layout jenis ini yaitu memiliki
gambar yang berukuran besar dan mendominasi halaman tersebut.
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
15
Gambar 2.10. Picture window layout
(kelasdesain.com)
2. Grid layout : Layout sederhana yang paling banyak digunakan. Dasar
peletakan elemen-elemen desain pada halaman ini mengikuti pola grid.
Karena layout ini sederhana dan enak dipandang, maka sangat mudah bagi
audience untuk menerima layout ini.
Gambar 2.11. Grid layout
(widaranita.blogspot.co.id)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
16
3. Bleed layout : Ciri khas dari layout ini yaitu peletakkan gambar sampai ke
ujung kertas tanpa spasi sedikitpun.
Gambar 2.12. Bleed layout
(pengantarperiklanan.blogspot.co.id)
4. Vertical panel layout : Layout ini seperti yang dijelaskan berupa layout
yang berdiri tegak dan vertical. Dimana desain dalam layout ini biasa
dibuat dari atas ke bawah menurut urutan cara baca mata manusia.
Gambar 2.13. Vertical panel layout
(dokumentasi pribadi)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
17
2.3.2. Elemen Layout
Rustan (2017) mengatakan bahwa elemen layout dipakai dalam sebuah
perancangan dengan tujuan agar informasi yang ingin disampaikan tepat dan
lengkap. Selain itu, elemen layout juga berfungsi untuk memudahkan pembaca
mencari suatu informasi, navigasi dan estetika sehingga membuat pembaca
nyaman. Elemen layout dibagi menjadi tiga (hlm. 27).
2.3.2.1. Elemen Teks
a. Judul
Judul adalah satu atau beberapa kata singkat yang mengawali sebuah
penulisan. Pemilihan jenis huruf dan pengaturan ukuran sangat penting
dengan tujuan agar membuatnya berbeda dari elemen layout lain dan
menarik perhatian. Hal ini dikarenakan segi estetis sangat diprioritaskan
dalam elemen teks ini (hlm. 28).
Gambar 2.14. Judul
(dokumentasi pribadi)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
18
b. Sub judul
Pembagian menjadi beberapa segmentasi biasanya diperlukan pada tulisan
atau karangan yang panjang. Subjudul ini merupakan judul dari segmen-
segmen tersebut (hlm. 36).
Gambar 2.15. Subjudul
(dokumentasi pribadi)
c. Caption
Penulis memberikan caption pada setiap gambar atau foto yang dipakai
dalam perancangan buku guna untuk memberikan keterangan singkat.
Caption pada umumnya ditulis dalam ukuran yang lebih kecil dengan
penggunaan jenis huruf yang berbeda dari elemen teks lainnya (hlm. 40).
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
19
Gambar 2.16. Caption
(dokumentasi pribadi)
d. Indent
Baris pertama yang agak menjorok ke dalam pada sebuah paragraph (hlm.
45).
Gambar 2.17. Indent
(dokumentasi pribadi)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
20
e. Dropcaps
Huruf awal pada kata pertama suatu paragraf dan berukuran besar.
Biasanya hanya terdapat satu dropcaps pada satu naskah (hlm. 44).
Gambar 2.18. Dropcaps
(dokumentasi pribadi)
f. Spasi antar paragraf
Pemberian spasi antar paragraf sebagai pembeda paragraf yang satu
dengan yang lainnya (hlm. 46).
g. Header dan footer
Header adalah ruang antara tepi kertas bagian atas dengan margin atas.
Footer adalah ruang antara tepi kertas bagian bawah dengan margin
bawah (hlm. 47).
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
21
Gambar 2.19. Header footer
(dokumentasi pribadi)
h. Nomor halaman
Penggunaan nomor halaman bertujuan untuk memudahkan pembaca
mencari informasi yang diinginkan. Jauh lebih baik jika ada penyertaan
daftar isi di halaman depan (hlm. 48).
Gambar 2.20. Nomor halaman
(dokumentasi pribadi)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
22
2.3.2.2. Elemen Visual
a. Artworks
Berbagai bentuk karya seni seperti ilustrasi dan lainnya disebut sebagai
artworks baik yang dibuat secara manual maupun digital (hlm. 56).
- Digital painting
Sayre (2012) mengatakan bahwa digital painting adalah sebuah bentuk
seni dimana teknik melukis secara tradisional diterapkan dengan
menggunakan computer, tablet, dll. Digital painting juga berbeda dengan
manipulasi foto digital karena pelukis benar-benar membuatnya dari nol
(hlm. 43-45).
Gambar 2.21. Digipaint
(youtube.com)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
23
- Line art
Sayre (2012) mengatakan bahwa line art adalah gambar yang terdiri dari
garis lurus atau melengkung yang berbeda yang ditempatkan di atas latar
belakang (biasanya polos) dan tanpa gradasi. Line art biasanya
monokromatik (hlm. 56-57).
Gambar 2.22. Line art
(dreamstime.com)
b. Garis
Garis adalah salah satu elemen desain yang bisa membuat sebuah karya
terlihat lebih artistik. Desainer menggunakan garis yang dalam layout
bertujuan untuk membagi ruang (hlm. 60).
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
24
2.3.2.3. Invisible Elements
a. Margin
Ambrose dan Harris (2011) mengatakan bahwa margin adalah ruang
kosong yang berada di sekeliling teks (hlm. 34). Penulis menggunakan
margin untuk mencegah agar tidak terpotongnya elemen-elemen yang
dipakai dalam pencetakan serta agar elemen-elemen yang dipakai tidak
terlalu dekat dengan pinggir halaman (Rustan, 2017:64).
b. Grid
Rustan (2017) mengatakan bahwa grid mendasari sebuah halaman dengan
menjadi pedoman untuk meletakkan elemen layout lainnya serta
mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout (hlm. 122).
Rustan (2017) membagi grid menjadi empat jenis yaitu:
1. Manuscript Grid
Grid yang paling sederhana dan terdiri dari satu kolom saja (hlm. 69).
Gambar 2.23. Manuscript Grid
(www.vanseodesign.com)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
25
2. Hierarchial Grid
Seperti namanya, grid ini didasarkan pada urutan kepentingan elemen-
elemen desain yang diletakkan. Pada grid ini, ada emphasis yang terjadi
dengan elemen utama (hlm. 68).
Gambar 2.24. Hierarchy Grid
(www.vanseodesign.com)
3. Column Grid
Column grid adalah grid yang paling umum digunakan untuk media
publikasi cetak seperti buku, surat kabar, dll. Column grid sangat
memungkinkan untuk menampung berbagai macam elemen layout dan
sangat fleksibel (hlm. 66-67).
Gambar 2.25. Column Grid
(www.vanseodesign.com)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
26
4. Modular Grid
Modular grid adalah column grid yang dibagi secara horizontal. Modular
grid menambah kerapihan pada sebuah desain layout secara keseluruhan
(hlm. 68).
Gambar 2.26. Modular Grid
(www.vanseodesign.com)
2.4. Tipografi
Penulis mempertimbangkan beberapa jenis huruf yang cocok untuk dipakai
dalam perancangan dan yang memberikan kesan oriental dikarenakan dapat
membantu visual perancangan yang diangkat oleh penulis. Hal ini disebabkan
karena tipografi menciptakan hubungan yang logis dan visual dalam susunan
huruf dengan karakter lain yang sesuai. Prinsip yang paling penting dalam
tipografi adalah bagaimana membuat teks terlihat semenarik mungkin untuk
memikat pembaca sekaligus dapat terbaca dengan efektif oleh pembaca (Peterson,
2003:37).
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
27
2.5. Prinsip Desain
Penulis menggunakan prinsip desain dalam merancang buku ini karena menurut
Peterson (2003) prinsip desain mengatur bagaimana dan kapan elemen-elemen
desain dipakai. Prinsip desain membantu desainer untuk merancang sebuah karya
dengan baik sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh desainer kepada audiens
melalui karyanya dapat tersampaikan dengan baik (hlm. 81).
a. Balance
Penulis menggunakan prinsip balance dalam perancangan dikarenakan kita
mengandalkan keseimbangan di setiap aspek dalam hidup kita. Dalam
menyeimbangkan elemen desain yang kita pakai bukan berarti harus memakai
elemen dengan jumlah genap dan harus mirror satu sama lain (hlm. 82).
b. Contrast
Prinsip ini dapat dicapai dengan berbagai cara. Desainer dapat memunculkan
prinsip ini dalam ukuran, warna, bentuk, tekstur, jenis huruf dan lainnya. Penulis
menggunakan prinsip contrast dalam perancangan untuk menguatkan idea (hlm.
95-96).Penggunaan contrast juga berguna untuk menunjukkan keistimewaan
pesan yang ingin disampaikan oleh desainer (hlm. 98).
c. Unity
Dalam sebuah perancangan karya, unity berperan sangat penting. Unity
mengkoordinasi elemen desain agar dapat saling melengkapi satu sama lain.
Penulis menggunakan elemen-elemen desain yang serupa agar perancangan
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
28
halaman-halaman buku maupun cover dan lainnya terlihat menyatu. Penyatuan
elemen ini lebih baik dilakukan dengan menyamakan satu aspek pada sebuah
elemen desain (hlm. 111).
d. Value
Value bisa diartikan sebagai gelap terang sebuah objek. Penulis menggunakan
value dalam perancangan karena penggunaan value yang baik memungkinkan
penikmat desain melihat elemen desain dengan maksimal. Value juga dapat
gerakan dan arah sekaligus menciptakan suasana. Semakin besar perbedaan dalam
value antara objek dengan background, maka semakin besar pula contrastnya
(hlm. 123-124).
e. Warna
Warna memiliki kekuatan untuk mengesampingkan value dan merubah maksud
awal sebuah desain. Tidak ada aturan yang mengatur bagaimana memilih warna
ataupun menggunakan warna apa saja secara bersamaan tetapi ada beberapa
warna tertentu yang tidak dapat diubah sifatnya (hlm. 126).
2.6. Alat Musik Tradisional Tionghoa
SK (2008) mengatakan bahwa alat musik tradisional Tionghoa dibagi berdasarkan
cara memainkannya menjadi 4 kategori (hlm. 35-83) yaitu :
a. Alat musik tiup
b. Alat musik gesek
c. Alat musik petik
d. Alat musik pukul
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
29
2.6.1. Alat Musik Tiup
2.6.1.1. Dizi
Dizi(笛子)adalah alat musik tiup seperti seruling yang berasal
dari Tiongkok. Pada zaman dahulu, Dizi terbuat dari tulang. Seruling
Tionghoa ini sudah ada dari 7.000 tahun lalu. Sering perkembangan
zaman, di zi mulai dibuat menggunakan bambu. Penambahan lubang
selaput membuat suaranya jernih serta memiliki nada yang lebih
bervariasi.
Gambar 2.27. Dizi
(www.amazon.com)
2.6.1.2. Suona
Persia mengenalkan suona kepada China. Suona sudah populer sejak lama
dan biasanya digunakan untuk ritual keagamaan. Sekarang suona menjadi
alat musik yang tak tergantikan dalam perayaan festival, pertunjukan
opera, dll.
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
30
Gambar 2.28. Suona
(www.metmuseum.org)
2.6.2. Alat Musik Gesek
2.6.2.1. Erhu
Erhu merupakan alat musik tradisional China yang dimainkan dengan cara
digesek. Alat musik ini diperkirakan ditemukan sekitar 1000 tahun lalu.
Erhu diperkenalkan pertama kali oleh suku minoritas di China yang
berasal dari utara.
Dalam bahasa Mandarin “er” berarti dua dan Erhu hanya memiliki
dua buah senar. Alat musik ini memiliki membran yang terbuat dari kulit
ular piton. Kotak suara pada Erhu ini dibuat dari kayu dengan beragam
ukuran dan bentuk diantaranya yaitu segienam, segidelapan, ataupun bulat.
Erhu digesek dengan sebuah busur yang dibuat dari bambu dan ekor kuda.
Ekor kuda digosok dengan dammar agar terasa kesat saat digesek.
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
31
Gambar 2.29. Erhu
(pinterest.com)
2.6.2.2. Zhonghu & Gaohu
Zhonghu dangaohu sangat mirip dengan erhu. Namun gaohu memiliki
nada yang tinggi sedangkan zhonghu justru sebaliknya. Zhonghu memiliki
nada rendah dan berukuran lebih besar sedikit daripada erhu.
Gambar 2.30. Zhonghu gaohu
(easonmusicschool.com)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
32
2.6.3. Alat Musik Petik
2.6.3.1. Pipa
Pipa dapat dimainkan dengan dua cara yaitu menjentikkan jari dan
memetik senar. Pipa adalah alat musik tradisional China yang ditemukan
2000 tahun lalu. Peran dari alat musik ini sangat penting dikarenakan
suaranya yang jernih. Senar pipa terdiri dari 3 macam jenis dan dipilih
untuk dipakai sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Jenis senar
tersebut adalah kawat baja yang dilapisi oleh perak, kawat baja yang
dilapisi nilon dan kawat baja yang dilapisi oleh benang sutra.
Gambar 2.31. Pipa
(www.metmuseum.org)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
33
2.6.3.2. Guzheng
Guzheng adalah alat musik tradisional China yang mirip seperti kecapi
dari Jawa Barat atau siter dari Jawa Tengah. Alat musik ini dimainkan
dengan cara dipetik dan memiliki kotak kayu sebagai resonator. Dalam
memainkan gu zheng dibutuh alat bantu yang berbentuk seperti kuku palsu
yang berguna untuk memetik senar gu zheng. Kuku palsu ini direkatkan
dijari dengan sebuah perekat. Dalam memainkan Guzheng, pemain
biasanya menggunakan tangan kanan untuk bermain melodi sedangkan
tangan kiri digunakan untuk bermain chord.
Gambar 2.32. Guzheng
(miracleband.com.au)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
34
2.6.4. Alat Musik Pukul
2.6.4.1. Bianzhong
Bianzhong diperkirakan sudah ada sejak 3.500 tahun lalu dan berasal dari
Dinasti Shang dan berkembang pesat di masa Dinasti Zhou. Lonceng-
lonceng pada masa Dinasti Han Timur termasuk bianzhong digunakan
dalam upacara keagamaan. Bianzhong pada zaman dahulu eksklusif hanya
untuk kaum bangsawan sehingga alat musik ini identik dengan kelas
masyarakat.
Gambar 2.33. Bianzhong
(id.pinterest.com)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018
35
2.6.4.2. Dagu
Pada zaman dahulu, terdapat banyak jenis bahan yang dapat membuat
dagu. Bahan tersebut antara lain ialah kayu, tembaga, giok, batu, dll.
Namun pada zaman sekarang, dagu umumnya terbuat dari bahan kayu dan
dilapisi kulit hewan pada permukaannya. Dagu dimainkan dengan cara
dipukul menggunakan sebuah tongkat kayu.
Gambar 2.34. Dagu
(id.pinterest.com)
Perancangan Buku Alat..., Devita, FSD UMN, 2018