lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5492/5/lampiran.pdf · p :...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
TRANSKRIP
P : Peneliti
N1 : Narasumber 1
N2 : Narasumber 2
N3 : Narasumber 3
Narasumber 1
Nama : Adilla Inda Diningsih
Bekerja di Salestock dari April 2016 – sekarang
Vice President (VP) Marketing Sale Stock
Lokasi Wawancara: Krispy Kreme, Aeon Mall Serpong
Tanggal 1 Mei 2017, pukul 15.00 WIB – 16:00 WIB
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
P : Halo Siang kak boleh perkenalkan dirinya sendiri?
N1 : Oke, Aku Dilla sekarang megang divisi Marketing Salestock, Salestock
itu online e – commerce yang khusus jualan baju – baju wanita dengan
harga terjangkau. Aku mulai kerja di Salestock sekitar dua tahun yang
lalu. Semenjak dua tahun itu sampe sekarang udah growing menjadi
nomor satu fashion vertical di Indonesia. Disitu aku menjabat VP (Vice
President) Marketing.
P: Bagaimana Struktur Organisasi Marketing dalam perusahaaan
Salestock ini kak?
N1: Di Salestock Marketing kita ngemirror consumer journey untuk
membagi divisi – divisi yang ada di dalam marketing. Jadi kalo kita liat
journey dari konsumer itu dari awareness trus mereka consider setelah
consider mereka tertarik mau beli trus mereka ada consumer panel
nah panel nya itu kita mirror ke divisi – divisi yang ada di marketing.
Jadi ada divisi yang tujuannya create awareness, building brand and
buzz namanya brand and buzz, terus ada tim yang fokus acquiring
user atau visitors atau customer namanya top of the funnel tim itu
biasanya langsung ke media – media yang kita owned seperti social
media dan paid media. Ketiga orang – orang yang uda masuk ke
platform kita orang yang uda visit, orang yang uda register jadi
member, itu kan harus kita measure dan kita maintain itu tanggung
jawabnya tim top of the funnel. Itu baru terakhir ada support team
kayak engineers, marketing engineering, marketing operational, sama
marketing analyst termasuk dalam marketing team. Jadi ada empat
awareness , acquitition. measuring atau retention, marketing
engineering.
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
P yang kedua, Tujuan utama divisi marketing Salestock itu apa ya
kak?
N1: tujuan utamanya sebenernya untuk bring as many, hmm, membuat
sebanyak mungkin orang tertarik untuk datang ke salestock dan
belanja di Salestock.
P: Oh gitu, oke-oke kak Dilla. Dalam perencanaan strategi
komunikasi pemasaran atau pemasaran, apakah sebelumnya
Salestock menyusun analisis seperti SWOT?
N1: Sebenernya beberapa analisis ada tapi kita gak pake secara spesifik
pakai SWOT banget sih,
P: Atau mungkin ada yang lainnya kak?
Biasanya yang kita lakuin tuh, hmm, dari awal kita berdiri kita mencoba
menemukan product, channel, market, fit.
P: Oh itu apa lagi kak? Beda lagi ya kak?
Jadi mereka tuh cocok sama semuanya. Jadi setiap produk yang kita
supply itu cocok sama market yang kita target, dan ketemu di channel
yang pas. Jadi kenapa Sale Stock bisa growing lumayan cepet
sekarang kita merasa salah satu keberuntungan yang kita dapet
adalah kita nemuin channel dan kita nemuin target market dan nemuin
cara yang pas untuk kita bisa grow. Pas pertama kali berdiri e-
commerce yang ada di Indonesia biasanya mereka targetin orang –
orang kelas menengah keatas, misalnya Zalora, Berrybenka, VIP
Plaza, dan yang lain. Nah untuk kelas menengah kebawah waktu itu
belom ada, dan disitulah Sale Stock masuk untuk menargetkan kelas
menengah kebawah. Nah kelas menengah kebawah ini biasanya
mereka cari baju seperti apa sih, sebenernya mereka cari baju yang
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
sama seperti di Berrybenka dan Zalora cuma mereka aksesnya
dimana, karena mereka akses internet pertama kali di mobile makanya
Salestock website-nya kalo dilihat sangat mobile only sebenernya, kita
memang fokusnya kelas menengah kebawah, tapi kalo kelas
menengah keatas mau beli ya kita bersyukur juga walaupun itu bukan
fokus utama kita. Orang – orang kelas menengah kebawah ini ada nya
dimana kebanyakan, mereka itu kebanyakan aktif di sosial media, jadi
kita fokus marketingnya kita mencari target audience nya ada dimana
aja, jadi harus market research dulu, mereka online dan offline
behavior nya gimana. Kalo marketing e-commerce lain kan lebih fokus
ke promo – promo aja, kalo kita caranya lebih ke gimana caranya
building engagement atau relationship sama customer atau target
audience. Kita bisa dibilang ga ada promo, kalo yang lain fokusnya
seperti banyak diskon dalam bentuk ads contohnya kayak “Diskon
50% untuk hari ini, Dapatkan sekarang” gitu, kalo kita engga begitu,
kita pake kayak pantun, gossip yang lagi hot apa. Jadi kayak lebih
personal aja. Waktu itu kita pernah pake lagu nya Afgan yang Cinta
tak Bersyarat, jadi waktu itu kita bilang kalo kata Afgan itu cinta tak
bersyarat tapi kalo kata Salestock, Soraya , panggilan untuk customer
kita, kalo kata Soraya gratis ongkir itu gaperlu pake syarat. Jadi
pendekatannya lebih friendly gitu ga maksa kayak promo – promo. Kita
approach mereka bukan as a brand tapi kita approach mereka as a
friend.
P: Aku penasaran juga nih kak, kenapa Salestock pendekatannya
walaupun gaul tapi sangat Indonesia banget kak? Contohnya
kayak pake panggilan “Soraya” promo yang tadi pake lagu Afgan.
N1: Karena target kita juga fokus nya ke kelas menengah kebawah,
karena kita juga mau dilihat brand kita sebagai manusia. Kita disini
mau break the wall kalau brand itu bukan kayak sebuah dinding yang
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
memisahkan antara company dengan pelanggan. Company itu kan
isinya manusia juga. Sebenernya mereka kalo belanja di Salestock
mereka juga belanja sama orang dilayani sama manusia, kita disini
Soraya loh, kita disini Soraya itu owner nya Salestock, ownernya
Salestock yang siap melayani customer. Jadi kita approach mereka
sebagai soraya jadi kita ingin dilihat kalo kita ini brand yang
sebenernya manusia juga.
P: Selama ini marketing plan seperti yang diimplimentasikan oleh
divisi marketing Salestock terkait brand awareness?
Pertimbangan apa untuk menjalani campaign tersebut?
N1: Kita bagi campaign ada menjadi dua, jadi ada Always On Campaign
dan Tactical Campign. Jadi Always on itu kayak campaign yang selalu
ada tiap hari dari kita, misalnya kayak our daily social media post, our
daily product push, our daily advertising yang ada di Facebook,
Instagram, Google. Nah ini sebenernya lebih ke direct response
marketing. Yang kedua lebih Branding atau Tactical Campaign, jadi
campaign ini dilakukan tiga atau mungkin enam bulan sekali, respon
nya mungkin ga langsung ke direct ke penjualan, tapi kita pengen
impose suatu awareness atau message , misalnya kayak oh sale
stock ini gratis ongkir loh ke seluru Indonesia atau Salestock bisa
bayar dirumah, kita baru mulai tahun lalu, kenapa kita baru mulai
tahun lalu karena untuk melakukan campaign ini butuh biaya yang
cukup gede dari sisi effort dan resourcesnya, karena ini campaignnya
dilakukan berulang-ulang berkali-kali di berbagai media dan pertama
kali kita bikin TVC pada bulan Juni tahun lalu, itu baru berasa banget
pertama kali kita buat brand awareness campaign. Kita mau bikin
orang aware dengan Salestock kalau Salestock adalah online e-
commerce yang jualan baju berkualitas. Nama campaign-nya “Fashion
untuk kita semua” pertama kali TVC itu namanya “Catwalk Nusantara”.
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
Tapi sebenernya message yang mau di deliver tu fashion untuk kita
semua, jadi fashion yang dihadirkan Salestock itu sebenernya sama
bagusnya sama kualitasnya dengan yang ada di luar, Cuma dengan
harga yang terjangkau dan kita membuat fashion ini terjangkau bagi
semua kalangan, karena ada gratis ongkir kita, bisa bayar dirumah,
garansi 30 hari uang kembali. Bulan ini kita lagi komunikasikan sebuah
campaign tactical 100% foto asli yang dilampirkan di Sale stock,
karena salah satu barrier orang belanja online mereka takut barang
yang diterima tidak sesuai ekspektasi dengan gambar yang
dilampirkan. Jadi campaign ini kita uda research dulu, kenapa si orang
takut belanja online, dan hasilnya mereka takut barang yang diterima
tidak sesuai di fotonya. Kalau misalnya barangnya memang bedapun
kita ada garansi 30 hari karena itu udah bagian dari customer service
kita di Sale stock.
P: Gambaran singkat kegiatan divisi marketing Salestock gimana si
kak?
N1: Ya itu tadi ada dua always on yang isinya kita kasi tau apa aja si
produk kita , produk terbaru hari ini harganya segini kayak gitu, tiap
minggu kita highlight produk tertentu. Kalo yang satu lagi branding
atau tactical campaign bentuknya kayak kadang kita bikin TVC,
kadang bikin online video, kadang kita bikin kontes, misalnya yang
sekarang ini kita bikin kontes untuk campaign real picture tadi, mereka
harus submit foto before – after makeover. Hadiahnya tuh mereka bisa
dateng ke studio kita untuk photoshoot dan jadi model. Jadi yang
always on lebih ke sosial media sama paid media, kalo Tactical itu
lebih ke advertising kayak TVC tadi, dari promotion mix itu sebenernya
yang personal selling dan direct respond itu always on campaign. Trus
yang tactical itu kayak PR, publicity, contest, advertising.
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
P: Divisi Marketing Salestock apakah menggunakan konsep
marketing communication mix? Atau menggunakan promotion
mix yang 4P?
N1: Produk itu sebenernya kayak di produksi sama semua departemen,
marketing sendiri juga ada produknya misalnya kayak online
advertising, TVC, banner-banner kita, copywriting, itu juga produk kita.
Place itu sebenernya kayak distribusi kita distribution place, distribution
channel misalnya kayak jualan di sosial media. Untuk marketing mix
nya kita ada kok, cuman yang jarang tuh kita pake sales promo.
P: Oiya kak, Salestock kan ada “harga jujur” ini maksudnya apa sih
kak? Apakah ini sebenernya secara ga langsung adalah sebuah
promo?
N1: Kalo dibilang promo engga juga, itu lebih ke identity atau brand atau
image yang mau kita buat dari salestock. Seberapa banyak yang
identifikasi Sale stock sebagai harga jujur atau aware harga jujur sama
dengan Salestock itu kayak masih PR buat kita. Tapi apa yang kita
mau komunikasikan kenapa sih Sale stock mau jualan baju dengan
metode gini? Karena di luar sana traditional retail itu sebenernya tidak
efisien, pas lagi baju pertama keluar di pasaran dalam sebulan paling
terjual Cuma 20%nya itu pun ga bagus. Sisanya gimana? Setiap bulan
akhirnya mereka harus cut – cut. Setiap enam bulan sekali makanya
ada yang kayak Lebaran Sale, Christmas Sale, New Year Sale, kayak
garage sale, itu ga efisien, akhirnya yang mereka harus lakukan
adalah pertama kali barang keluar mereka ambil margin 5 sampe 10
kali lipat. Makanya ada yang namanya diskon 60%-80%. Semakin
besar diskonya kamu harus tau semakin berapa besar margin yang
mereka ambil. Itu sebenernya kasi tau berapa besar margin yang
mereka ambil, dan mereka masih bisa ambil untung. Disitu Salestock
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
ngerasa kenapa sih harus margin yang gede, kenapa ga ambil margin
secukupnya aja tapi kita dapetin market yang gede.Untuk mendapat
market yang gede kita harus punya target kelas menengah kebawah.
Jadi seperti pyramid kita ambil margin-nya sedikit tapi market-nya
besar.
P: Menurut Salestock apa pentingnya sebuah brand?
N1: Brand ini yang kita bawa adalah sebagai misi kita, brand sale stock tu
apa ya itu misi Sale stock. Which is yang kita mau kasi akses ke baju
atau fashion berkualitas dengan harga jujur. Kita mau memberi status
quo bahwa akses baju cantik kualitas mall, itu sebenernya ga perlu
mengeluarkan duit yang banyak. Apalagi untuk Indonesia yang sangat
luas, contohnya yang di Aceh atau Papua atau Kalimantan, kalau
mereka mau pake baju-baju artis yang kayak di Jakarta itu mereka
menunggu enam bulan atau setahun dengan harga yang tiga kali lipat.
Sedangkan mereka mendapat UMR lebih rendah daripada Jakarta itu
kan gamasuk akal. Dari situ kita mau Sale stock menjembatani orang –
orang itu. Jadi mau beli baju mau dari Aceh ataupun Papua harganya
tetap tidak berubah. Menurutku sendiri brand itu kayak pertama kita
pegang misi Salestock ini dengan kuat dalam perusahaan sama
orang-orang yang ada dalam perusahaan. Kalo brandnya itu uda
kayak nancep gitu di dalam jiwa orang- orang yang bekerja dan owner-
owner Salestock ini, kedepannya tu pasti kita butuh sebuah inovasi.
Gimana caranya kita memberikan akses ke baju cantik kualitas mal.
Nah inovasi – inovasi ini kayak jaman dulu Salestock berdiri kita ga
ada tuh gratis ongkir seluruh Indonesia, akhirnya sekarang ada. Kita
juga ga ada inovasi cash on delivery, akhirnya kita ada bayar dirumah.
Terus inovasi lagi menjadi customer service tujuh kali dua puluh empat
jam. Karena kita sadar setiap orang yang mau belanja online pertama
kali pasti nanya – nanya dulu. Kalo di online shop lain itu biasanya
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
disuruh baca deskripsi atau dijawab dalam jam – jam tertentu aja. Jadi
brand itu lebih ke misi trus kita encourage everyone to how can we
bring this further. Dari situ inovasi – inovasi baru pasti keluar dari
karyawan – karyawan Salestock.
P: Oh gituu, aku ngerti sekarang kak haha. Bagaimana cara
mengukur brand awareness yang tercipta dari campaign –
campaign yang sudah ada?
N1: in tactical basis kita pernah coba pake Millard Brown punya panel dan
Tanya seperti “sebutkan e-commerce fashion di Indonesia”. Trus
mereka sebutin Lazada, Berrybenka, Salestock, Zalora dan segala
macem, kalo Salestock itu di nomor satu berarti itu top of mind. Kalo
misalnya Salestock ada di dalam sebutan orang itu, berarti itu
namanya Unaided Awareness, jadi ga diperbantukn tapi udah disebut.
Tapi kalo misalnya belom disebut, trus dibantu seperti “Kalo Salestock
tau ga?” nah itu namanya Aided Awareness. Jadi kita ngukur ada
berapa yang top of mind, ada berapa yang unaided, ada berapa yang
aided, dan ada berapa yang ga tau. Pas kita meluncurin TVC
menurutku itu ningkatin awareness banget lebih karena campaign dan
media yang kita beli itu di TV. Itu meningkat awareness kita lumayan
tinggi untuk Salestock as fashion e-commerce. Tapi kalo misalnya
dicek berapa orang tau Salestock tu ada harga jujur, gratis ongkir dan
sebagainya itu masih sedikit. Jadi untuk tahun ini kita fokus ke
komunikasi satu – satu. Contohnya Salestock tu gratis ongkir, jadi
campaign yang kita buat isi pesannya itu terus dan itu doang. Kita juga
pernah survey sebelom dan sesudah campaign, misalnya kayak gratis
ongkir. Sebelum campaign yang tau ada berapa, trus sesudahnya
yang tahu ada berapa
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
Narasumber 2
Nama : Vanya Anjani
Bekerja di Salestock dari April 2016 – sekarang
Divisi Marketing Salestock dalam Brand and Buzz
Lokasi wawancara: Central Park, Jakarta Barat
Waktu: 11 Mei 2017, pukul 11.00 WIB – 12:00 WIB
P: Siang kak Vanya, bole perkenalkan diri terlebih dahulu?
N2: Halo Rere, nama gua Vannya gua tu di divisi marketing Salestock
spesifiknya tu gua di divisi Brand and Buzz.
P: Oke kak, masuk ke pertanyaannya langsung nih, apa sih kak
fokus dan tujuan utama divisi marketing Salestock ini?
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
N2: Jadi ini yang gua tangkep ya, kalo yang gua liat tu divisi marketing itu
selalu berusaha meningkatkan brand awareness si Sale stock sambil
juga kita nge-push produk dan service kita ke sebanyak mungkin ke
customer potential dan customer yang uda ada. Sambil juga kita
maintain loyalty menjaga kesetiaan customer – customer kita yang uda
ada di Sale Stock.
P: Kak apakah dalam perencanaan strategi komunikasi pemasaran
Salestock melakukan analisis SWOT?
N2: Kalo SWOT sendiri kita ga selalu explicitly ngelakuin itu gitu, Cuma its
always in the back of our mind. Setiap kali kita ada meeting besar kita
ngerangkum SWOT ini. Strength kita tu adalah USP which is Unique
selling propositions kita sendiri, yaitu harga jujur, free ongkir, cash on
delivery, pelayanan customer service tujuh kali dua puluh empat jam.
Weakness kita adalah kita masih belum sampai ke level brand
awareness yang bisa dikatakan ideal. Opportunities-nya adalah
membuka kesempatan untuk membawa produk-produk baru kepada
customer yang sudah ada dan mendorong agar produk kita bisa
dinikmati oleh target yang lebih luas lagi melalui inovasi marketing.
Threats kita adalah competitor seperti Lazada, Tokopedia dan
sebagainya.
P: Kak aku pengen tau juga nih, apakah sebenernya si Sale stock ini
memanfaatkan marketing communication mix untuk strategi
pemasaran? Jadi marketing communication mix tuh ada kayak
advertising, sales promo, PR, personal selling, direct marketing,
sponsorship gitu kak in case kakak lupa hehehe.
N2: Kalo yang gua liat ini ga explicit juga si kayak oh kita mau sales promo
loh, ga gitu juga si. Kita hampir lakuin itu semua sih, contohnya
advertising itu definitely kan actually kita bikin banner digital bisa up to
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
sehari tu bisa 70 banner misalnya gitu. Trus di blast di website , apps
kita, newsletter, push notifications and all across the internet sebagai
contohnya melalui google display network. Dia tu iklan kecil yang
nongol di ujung website yang lagi misalnya lu baca artikel dimana gitu.
Trus kita juga ngelakuin video advertising misalnya kita pernah bikin
video soft selling seperti “Ada Apa dengan Sista?” trus TVC kita juga.
Kalo misalnya Sales promo kayak insentif gitu lakuin berapa every so
often kayak misalnya terakhir tu yang gede banget pas lebaran tahun
lalu, itu ada “THR untuk kita semua” itu pas lebaran. Semacam follow
up dari brand campaign kita which is sebelumnya itu fashion untuk kita
semua. Trus kalo misalnya sponsorship, kita tu suka ga kayak inject
money somewhere kayak kita ada kuis Lonceng Cinta di ANTV kita di
mention di kuis itu, kita disebut dan pasang poster di TV yang keliatan
ada nama Sale stock. Yang menarik tuh build in nya tu langsung kena
banget sehingga orang – orang langsung ke website Salestock sampe
crash. Actually make sense karena emang target customer kita adalah
kelas menengah kebawah. Emang mereka tu yang consumer
behavior-nya suka menonton televisi karena kalau kelas menengah
keatas udah beda gak suka menonton TV tapi lebih ke club. Publicity
kita juga maintain good publicity soalnya kita ada PR trus sering
pressconf gitu every so often. Kalo misalnya direct atau personal
marketing kita punya lingkaran Loyal Sitas yang sering kita undang ke
acara – acara spesial kita sebutnya Geng Soraya by the way. Kita
melibatkan Geng Soraya dalam proses campaign kita untuk membina
kesetiaan.
P: Sekarang aku lebih ke brand ya kak, apa pentingnya brand bagi
Salestock?
N2: Penting banget. Our brand is Soraya sebuah identitas, a personality, a
voice that our customer can easily identify with.
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
P: Selama ini brand strategy yang sudah diimplementasikan Sale
Stock? Dan apa aja kak pertimbangannya?
N2: Tapi yang jelas awal-awal Salestock lebih fokus ke direct marketing
dan hard selling. GDN, incentives jualan blak-blakan. Baru makin
kesini kita semakin berusaha untuk establish a strong brand
personality dan reinforcing our USPs to our custmers dan potentital
customers. Pertimbangannya adalah sekarang persaingan e-
commerce makin riweuh dan kita pengen membangun identitas yang
kokoh dan bisa membuat customer kita setia terhadap identitas
tersebut
P: Apakah Menurut kakak Vannya sebagai orang yang bekerja dalam
divisi brand and buzz, brand penting bagi salestock?
N2: Menurut gue pribadi sebagai divisi Brand and Buzz, gue ngerasa
brand tu penting banget soalnya di e-commerce market sekarang tu
uda sangat-sangat jenuh gitu bisa dibilang Zalora aja gosipnya mau
pull out dari Indonesia tahun ini katanya. Emang kita penting banget
untuk membuat diri kita spesial dan kita harus bisa establish identity
dan connects emotionally to our customer. Kayak misalnya beberapa
orang prefer Coca cola dari pada Pepsi, padahal rasanya ga jauh beda
karena dia uda identify sama brand-nya somehow, kayak kalo dia liat
coca cola dia ga liat produknya aja tapi liat the brand itself Makanya
kalo menurut gw penting apalagi kalo orang uda emosional terhadap
suatu brand mereka bakal actually setia sama it uterus gitu. Karena
Kita ada brand ya harus ada awareness-nya kalo enggak sama aja
kayak ngobrol sama tembok. Yang terpenting adalah kita memiliki USP
tersendiri yang menarik untuk customer.
P: Bagaimana mengukur terciptanya brand awareness pada target
konsumen salestock?
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
N2: Kita pake brand health tracking kayak yang dilakukan Millward Brown,
yang ada unaided awareness dan aided awareness.
P: Campaign apa saja yang menghasilkan brand awareness terbesar
bagi Salestock?
N2: Semuanya sih hahahaa, gatau ya kalo misalnya untuk campaign
seperti yang track itu ada divisi nya tersendiri divisi analis marketing.
Tapi kalo menurut gw Fashion untuk Kita Semua, sebuah TVC
pertama Salestock ini di TV swasta di beberapa channel Indonesia.
Sembari TVC kita juga menjalankan campaign ini dengan digital
banners yang biasanya muncul di youtube. Lumayan untuk Salestock
dari campaign ini karena banyak orang yang mengenal TVC nya.
P: Apakah strategi meningkatkan brand awareness juga membantu
meniingkatkan penjualan di Salestock?
N2: Kalo gw liat sih ada korelasi positif nya ya dengan naiknya brand
awareness kita juga jadi punya customer yang solid dan pembelian
yang meningkat tapi untuk yang utamanya tu yang semua itu mix dari
semua marketing mix. Jadi kita gabisa bilang cuman brand awareness
doing yang bikin sale stock makin terkenal.
P: Itu aja kak dari saya, Terima kasih ya kak untuk kesediaan
waktunya yang diberikan.
N2: Terima kasih juga Rere, sama – sama.
Narasumber 3
Jerry Darmawan
Bekerja di Vibrant Branding sebagai Creative Director
Lokasi wawancara: Starbucks Coffee, Summarecon Mall Serpong
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
Waktu: 12 Juni 2017, pukul 16.00 WIB – 17:00 WIB
P: Halo siang kak, boleh perkenalkan dirinya?
N3: Saya Jerry Darmawan, jadi saya udah di industri kreatif terutama
branding kurang lebih enam tahun belakangan ini, sebelumnya sih
kalo untuk kreatifnya sendiri total kira-kira sembilan sampe sepuluh
tahunan lah.
P: Sekarang company kakak bekerja namanya apa?
N3: Saya itu di Vibrant. Vibrant itu creative branding agency, beberapa
klien kita yang saat ini sedang bekerja sama adalah Kalbe, terutama
Diabetasol, Citibank, trus L’Oreal, kita pegang yang Kerastase, lalu
Ciputra juga yang property itu kan brand nya banyak setiap kota beda-
beda, satu lagi Ciputra Hospital juga pokoknya Ciputra Group.
P: Menurut kakak, sebagai praktisi brand, arti sebuah brand bagi
kakak itu apa kak?
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
N3: Brand itu klo diliat dari sisi creative branding lebih ke bagaimana kita
membentuk persepsi dan reputasi, jadi di dalam brand itu terkandung
reputasi, promise, value beyond selling the product. Jadi kalo ada
orang bisa beli lebih banyak lebih sering dengan harga yang lebih
mahal yet mereka masih thankful sama kita, nah itu adalah fungsi
brand, jadi bagaimana kita me-leverage suatu produk ini sehingga
memiliki nilai lebih kepada customer.
P: Bagi seorang praktisi, brand ini penting ga sih untuk company
kak?
N3: Penting, brand itu kan pembeda ya bagaimana kita membedakan
brand satu dengan yang lainnya. What’s fit untuk satu orang belum
tentu fit untuk orang lainnya that’s why brand itu ada macem-macem
kan ada juga di market kalo yang kita kenal kan satu brand aja punya
sub brand varian, contohnya saja L’Oreal, itu kan brand besar tapi
didalamnya kenapa mereka ada bikin Kerastase ada namanya Matrix
ada namanya L’Oreal Profesional karena mereka memiliki target
audience yang spesifik sendiri-sendiri gabisa semuanya di generalisasi
menjadi satu brand besar aja.
P: Oh gitu, oke kak. Jaman sekarang ini kan banyak orang yang
pake gadget apapun yang berhubungan dengan digital, dan ini
membuat kegiatan marketing sebuah company dilakukan dengan
secara digital. Menurut kak Jerry, apakah ada hubungannya
digital marketing dengan brand awareness?
N3: Digital pun juga ada banget hubungannya terutama sebenernya digital
itu sudah menjadi channel marketing paling advance lah sekarang
karena kalo disisi branding itu ada tren yang namanya personalisasi,
jadi semakin brand itu muncul dengan lebih personal lebih sesuai dan
spesifik pada satu target market, target market itu akan merasa lebih
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
nyambung dengan brand itu kan. Kalo lebih nyambung akibatnya apa
terjadi hubungan yang lebih mendalam dari brand itu lebih loyal yakan,
lebih punya, apa namanya, keterikatan atau bonding dan engagement
nya juga lebih tinggi. Digital adalah satu nya media yang bisa di
personalize misalnya kayak Facebook kenapa sekarang lebih dipake
buat iklan atau selling atau branding , karena facebook sekarang di
design lebih personal, di digital pun ada banyak macem-macem
platform yang dipake salah satunya Facebook tadi yang sangat
personal adalah dia tag langsung ke profile user nya kan, tapi ada juga
yang mirip kayak tradisional misalnya kalo lu iklan di Portal atau di
Detik gitukan gabisa langsung ke personal user nya kan itu
komunikasinya masal banget kayak gitu.
P: Oh, berarti buat melakukan pendekatan dengan media digital ini
gampang ya kak?
N3: Ya gampang-gampang susah sih hehehe iya karena justru personalize
itu jadi satu selling point dari platform-platform yang ada kan, tapi disisi
lain Facebook kan juga melakukan monotize akibatnya dia bikin suatu
logaritma khusus yang diketahui oleh Facebook doing yang tahu. Kalo
mau pake logaritmanya dia sesuai target personalize yang kamu
pengen ya lu mesti bayar si Facebook, sama kayak Google dan
lainnya juga sama. Karena mereka punya semua datanya. Istilah kita
harus dalam tanda kutip kita membeli datanya mereka.
P: Menurut kakak nih sebagai praktisi syarat kesuksesan sebuah
brand awareness itu apa sih kak?
N3: Kayak tadi tergantung kita ngeliat brand awareness nya darimana gitu
kan, kalo brand awareness nya itu dilihat hanya dari sisi kuantitas atau
kuantitatif, misalkan brand awareness itu buat saya adalah kalo satu
juta orang tau brand yang saya miliki ya kesuksesannya adalah budget
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
seberapa kamu bayar si Facebook atau Google ya untuk membuat
jutaan orang ini tahu produk kamu kesuksesannya ditentukan budget
gitu. Tapi kalo kesuksesan yang diukur adalah loyalitas trus seberapa
dia punya understanding yang dalam terhadap brand, dan itu beyond
money, uang hanya sebagai faktor pendorong, tapi yang perlu
dikerjakan lebih lanjut ya lebih ke konten nya relevan dengan kamu.
Terus seberapa memang brand ini punya value yang bermanfaatlah
pernah kamu di handphone satu produk atau satu brand yang
sebenernya ini ga ada hubungannya ama kamu tapi dia muncul gitu
loh, itu kenapa karena ya dia bayar lebih mahal jadi dia hajar aja ke
semua user, keywords nya di bid, dia bid keywordsnya google dengan
harga yang mahal, akhirnya muncul juga di kita tapi karena kita ga
butuh kita skip kita reject yakan? Kalo sampe annoying banget kita
block akhirnya hehehe itukan malah buat brand itu damage gitu.
P: Skripsi saya kan judulnya “Strategi Marketing Communication
Sale Stock dalam Membangun Brand Awareness Perusahaan”
Menurut kak Jerry pandangan kakak e-commerce di Indonesia
gimana kak?
N3: E-commerce itu setau saya ada beberapa tingkatan ya kalo
ngomongin secara industri global , level e-commerce yang advance itu
sekarang ada di Cina itu buat company itu udah dititik convenience
jadi yang dicari adalah kenyamanan ketika berbelanja. Nah di
Indonesia itu sebetulnya masih ketinggalan satu langkah dari Cina,
tapi udah lebih unggul ketimbang negara ASEAN lainnya, karena
mungkin memang demografinya lebih luas. Cuman di Indonesia ini e-
commerce masih utamain price, jadi belum convenience, price itu apa.
Jadi kita cari barang di e-commerce tu masih yang paling murah.
Bukan belanja yang paling enak atau paling gampang. Jadi tahapnya
masih di price war, jadi perannya branding tuh dimana? Sekarang
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
mungkin ya masih di price war tapi kalo pelaku industri e-commerce
yang berhasil membangun brandnnya dengan baik di digital gitu ya, itu
akan segera keluar dari price war tersebut. Itu kan yang diinginkan
semua pemilik brand, bagaimana kita ga masuk ke wilayah yang harus
berdarah-darah berantem sama competitor lain gitu. Contoh misalnya
Tokopedia kalo kita cari satu barang pasti kita sort dari harga yang
paling murah, kita filter untuk cari lowest price trus bedanya apa antara
market A, B, dan C? Bedanya adalah yang satu gold batch yang
lainnya ga ada. Tentu lu akan lebih memilih yang ada gold batch nya
itu. Sebetulnya si Tokopedia secara ga langsung uda membranding si
merchant itu. Kalo merchant nya yang bayar Tokopedia buat dapet
gold batch artinya apa dia lebih dipercaya ketimbang ga ada gold
batch nya. Itu otomatis orang lebih memilih yang reputasinya lebih
tinggi nah brand itu logikanya sama kalo kita ngomongin brand atau
jualan brand jualan produk yang branded di digital sebenernya kita
bisa keluar dari price war, karena price war itu hanya gimmick.
Misalnya Air Asia sediain limited seat ke Bangkok cuman dua ratus
ribu gitu kan pasti kan orang cepet-cepet pesen, tapi misalnya system
limited seat itu uda abis orang tetep beli tiket Air Asia karena dia brand
nya lebih bagus ketimbang toko sebelah, misalnya yang merah-merah
yang lain tuh. Artinya persepinya juga yang kita bangun.
P: Jadi dalam skripsi saya ini, secara kesuluruhan Sale Stock
melakukan kegiatan marketing secara digital, apakah ini
merupakan cara yang efektif untuk membangun brand awareness
Sale Stock?
N3: Efektif, karena memang user mereka kebanyakan online ya yang
menjadi pertimbangan utama karena brand nya lahirnya di online
ecosystem jadi dia harus di ekosistem itu. Tapi seberapa efektif
mungkin memang harus dicek karena pemain nya bukan cuma dia,
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
karena sekarang digital dikuasai brand-brand yang uda lebih mature,
besar, capital nya juga sangat masif ya, bisa gak dia membeli channel
yang sudah dikuasai monster – monster yang besar. Apakah dia
punya strategi yang berbeda yang ngeliat gimana channel yang
mungkin bisa di blend three sixty bisa di blend sehingga dia punya,
apa namanya, budget lebih terkontrol punya level kompetisi yang
setiap channelnya juga ga terlalu sengit pertarungannya.
P: Oh gitu, oke-oke kak, ini pertanyaan terakhir kak, menurut kakak
sendiri bagaimana caranya meningkatkan brand awareness
hingga terjadi adanya ikatan emosional atau emotional bonding?
N3: Sebenernya emotional bonding itu bukan dari brand awareness nya
tapi dari brand DNA nya itu sendiri jadi kalo sebuah brand itu dia set
positioning nya, brand value nya, udah salah dari awal itu pasti akan
struggle di komunikasinya. Seberapa kita relevan kuncinya itu, bukan
seberapa banyak orang, seberapa isi komunikasi kita relevan.
Analoginya begini, lebih baik kita ngomong bisik-bisik tetapi
percakapan kita berarti atau sangat intim daripada lu ngomong pake
microphone kenceng-kenceng dan tereak-tereak kayak tukang obat
gitukan, tapi itu semua cuman jadi noise gitu. Jadi lebih ke meaning ke
brand itu sendiri kalo kita ngomong tentang ikatan emosional.
P: Udah si kak saya rasa ini semua sudah cukup untuk saya, thank
you ya kak Jerry atas jawaban dan waktu kakak mau diwawancara
saya kak.
N3: oke, sama-sama.
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
C U R R I C U L U M V I T A E
Personal Data
Name Rainier Hensel
Place Date of Birth Jakarta, Indonesia, 14th February 1995
Address Jl. Pondok Anyelir 1, SR 22 no. 30,
Tangerang 15320, Indonesia
Telephone +62 21 537 1233
Mobile Phone +62 817 912 0524
E-mail [email protected]
Nationality Indonesian
Education
2013 – 2017 Student of Public Relations Department in Multimedia Nusantara
University (UMN), Gading Serpong, Tangerang, Indonesia
2010 – 2013 Sancta Ursula II High School, BSD City, Indonesia
2007 – 2010 Sancta Ursula II Junior High School, BSD City, Indonesia
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
Working Experiences
May – August 2013 Internship at PT Royal Wisata Nusantara, BSD City,
Indonesia, in Operational Department
January 2016 – May 2017 Part Time at Eye Level Indonesia, BSD City,
Indonesia, as a teacher
July – September 2016 Internship at PT Indonusa Telemedia (Trans Vision),
South Jakarta, in Marketing Communication
Department
Activities
2011 An usher at “The National Children’s Day“ event held by The
Minister for Women Empowerment and Child Protection of the
Republic of Indonesia in Ancol, Jakarta
2012 Performed at “Nakula“ held by OSIS of Sancta Ursula BSD High
School
2013 Performed at “Gala Dinner St. Ambrosius Charity Fine Dining“ in
Hotel Mulia, Senayan, Jakarta
2014 Assistant Manager for Futsal Team of Youth Organization of St.
Ambrosius Church, Serpong
2015 Performed at “COMMFEST 2015“ held by Communication
Science Faculty of UMN in Serpong, Tangerang
2015 Head of Transportation Comittee of “BERDAYA (Belajar Budaya
Bangsa) Corporate Social Responsibility“ held by Public
Relations Faculty of UMN in Serpong, Tangerang
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
2015 A member of Security and Accomodation Comittee for MISS
UMN 2015 in Serpong, Tangerang
2015 Performed at “Genomics“ held by Bio Technology Faculty of
Pelita Harapan University in Karawaci
2015 A member of Food and Beverage Comittee for “PRIDE 2015“
held by Public Relations Faculty of UMN in Serpong, Tangerang
2015 A member of Sponsorship Comittee for “FIKOM FARAWAY
2015“ held by Communication Science Faculty of UMN in
Cipanas, Bogor
2015 A member of Fundraising Comittee for “FUN DOG RUN 2015“
held by Public Relations Faculty of UMN in Serpong,
Tangerang
2016 A member of Food and Beverage Comittee for “UMN Futsal
Championship 2016“ held by Student Executive Board of UMN in
Serpong, Tangerang
2016 A member of Set and Decoration Comittee for “COMMFEST
2016“ held by Communication Science Faculty of UMN in
Serpong, Tangerang
2016 Performed at “COMMFEST 2016“ Bazaar held by
Communication Science Faculty of UMN in Serpong,
Tangerang
2016 A member of Event Organizer Comittee and Master of Ceremony
for Family Retreat of St. Ambrosius in Bogor
2017 A member of Event Organizer Comittee for National
Independence Day Event in Vila Melati Mas, Serpong,
Tangerang
Language
Indonesian – native
English – fluent
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017
Computer
Microsoft Word, Excel, PowerPoint.
Interests and Hobbies
singing, playing guitar, karaoke, listening to music, watching movies, travelling, and
doing sports: futsal, football, badminton, and jogging.
Strategi Marketing Communication..., Rainier Hensel, FIKOM UMN, 2017