lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2068/3/bab ii.pdf · hal...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Brand
Landa (2011) menyatakan bahwa brand adalah perpaduan dari seluruh
karakteristik dan nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu nama produk, layanan, atau
perusahaan yang membedakan mereka dari kompetitor lainnya berupa persepsi
publik. Sejumlah penerapan yang menjadi bagian untuk memperkenalkan brand
dimulai dengan sebuah logo dan identitas visual melalui pengalaman interaktif,
kemasan, desain promosi, dan iklan (hlm. 218).
Dalam persaingan pasar yang melibatkan sejumlah kompetitor, Wheeler
(2009) berpendapat bahwa perusahaan berupaya menciptakan hubungan jangka
panjang dengan konsumen. Hal tersebut diperoleh dengan membentuk brand yang
dapat menonjol di tengah persaingan, sehingga masyarakat jatuh hati dengan
brand tersebut, mempercayainya, dan meyakini kekuatannya (hlm. 2).
2.2. Identitas Visual
Wheeler (2009) mengatakan bahwa identitas visual mendukung pengenalan dan
pengetahuan terhadap sebuah brand, sehingga brand tersebut dapat diingat dan
cepat dikenali, karena memicu persepsi dan menampilkan asosiasi dari brand
tersebut (hlm. 52).
Landa (2011) turut berpendapat bahwa identitas visual yang juga dikenal
sebagai identitas brand adalah suatu tampilan yang ditangkap manusia secara
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
verbal melalui logo, kop surat, kartu nama, website, dan aplikasi-aplikasi lainnya
(hlm. 240). Identitas visual dibutuhkan ketika terdapat:
1. sebuah perusahaan, produk, pelayanan, atau grup baru.
2. perubahan nama,
3. kebutuhan penyegaran sebuah brand agar tetap relevan dengan entitasnya,
dengan meredesain identitas visual yang sudah ada untuk mempertahankan
kesinambungan dengan pasar,
4. kebutuhan penyegaran sebuah brand untuk menjaga kesuksesan,
5. perubahan konsumen atau asosiasi brand bagi konsumen yang baru, dengan
meredesain identitas visual yang sudah ada untuk mempertegas brand yang
baru,
6. peleburan dua brand atau perusahaan, dengan mendesain identitas visual baru
yang mewakili perpaduan tersebut dan ekuitas yang dimiliki masing-masing
perusahaan, dan
7. sistem untuk membangun konsistensi sebuah brand melalui media dan
sejumlah aplikasi (hlm. 240-241).
Identitas visual bertujuan untuk menyampaikan makna dan nilai sebuah
brand yang sesuai dengan konsumennya. Oleh karena itu, suatu identitas visual
harus dapat dikenali, dapat diingat, berbeda, dapat bertahan, dan dapat diterapkan
di sejumlah media (hlm. 241). Empat elemen pendukung identitas visual adalah
logo, tipografi, warna, dan bentuk (hlm. 245).
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
2.3. Logo
Logo menurut Landa (2011) merupakan dasar dari suatu identitas visual. Logo
adalah sebuah simbol unik yang dapat diidentifikasi dan dapat membawa nilai
sebuah brand atau perusahaan (hlm. 240) dan merepresentasikan entitas yang
bersangkutan. Tujuan perancangan sebuah logo yaitu:
1. logo untuk entitas baru,
2. redesain logo yang ada untuk penyegaran, agar tetap relevan dengan pasar,
3. redesain logo yang sudah ada untuk menegaskan brand yang sudah ada,
dengan konsumen yang berbeda atau untuk mereposisi brand bagi konsumen
yang baru, dan
4. logo untuk peleburan dua brand atau perusahaan.
Berawal dari kata ‘logotype’, logo adalah istilah yang paling sering digunakan,
dan kini juga disebut sebagai simbol, mark, brandmark, identifier, logotype, atau
trademark. Berdasarkan bentuknya, logo dibedakan menjadi:
1. Logotype
Logotype/wordmark adalah logo yang memvisualisasi tulisan atau karakter
yang unik yang memunculkan suatu nama.
Gambar 2.1. Contoh Wordmark: Facebook, Disney, dan Sony
(http://www.nodinx.com/5-basic-types-of-logos/)
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
2. Lettermark
Lettermark adalah logo yang memvisualisasikan inisial nama brand, berupa
karakter huruf.
Gambar 2.2. Contoh Lettermark: Hewlett Packard, Chanel, General Electric
(http://www.nodinx.com/5-basic-types-of-logos/)
3. Symbol mark
Symbol mark atau logogram adalah visualisasi logo yang berupa gambar,
abstrak atau nonteks.
Gambar 2.3. Contoh Symbol Mark: Apple, Shell, Mercedes-Benz
(http://www.nodinx.com/5-basic-types-of-logos/)
4. Combination mark
Combination mark adalah perpaduan tulisan dan simbol (hlm. 247).
Gambar 2.4. Contoh Combination Mark: Hawaiian Airlines, Adidas, Sprint
(http://www.nodinx.com/5-basic-types-of-logos/)
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
Perpaduan logotype, logogram atau brandmark, dan tagline dalam buku
Wheeler (2009, hlm. 50) disebut juga signature. Anatominya adalah sebagai
berikut.
Gambar 2.5. Anatomi Signature
(Designing Brand Identity, 2009)
Hembree (2006) adalah bentuk visual sebuah perusahaan yang dapat
dilihat oleh konsumen. Logo yang menunjukkan karakter, nilai, dan kualitas,
mampu mengidentifikasi dan membedakan perusahaan tersebut dari perusahaan
lainnya.
Secara umum, logo dibedakan menjadi dua tipe, logomark dan logotype.
Logomark terdiri dari simbol yang menggunakan bentuk-bentuk unik dan
tampilannya disederhanakan agar lebih mudah dikenal dan diingat (hlm. 122).
Logotype terdiri dari bentuk-bentuk huruf yang merupakan nama perusahaan
tersebut dengan tipe tulisan tertentu sehingga tetap menampilkan logo yang unik
dan mudah dikenal.
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
Logo harus memiliki makna dan konsep yang utuh, walaupun visualnya
dibuat sederhana untuk memudahkan konsumen mengenali tanda tersebut.
Tiga elemen logo yang diperhatikan konsumen adalah warna, bentuk,
nama perusahaan, dan tagline bila diperlukan (hlm. 125).
2.3.1. Karakteristik Bentuk dalam Logo
Menurut Rustan (2009), kesesuaian antara bentuk logo dan entitas sebuah brand
dapat diwujudkan melalui relevansi bentuk dan karakter yang dimilikinya.
1. Garis horisontal
Garis horisontal atau mendatar memberi kesan tenang, statis, tidak ada
pergerakan, tegas, menjadi pondasi, dan dapat memberi kesan negatif seperti
pembatalan.
2. Garis vertikal
Garis vertikal atau tegak memberi kesan kesatuan yang tunggal, kekuatan
yang besar, keagungan, spiritual, dan dapat memberi kesan populer.
3. Garis diagonal
Garis diagonal atau miring memberi kesan dinamis, ada pergerakan dan
memberi arah, dan dapat memberi kesan negatif seperti larangan atau
pembatalan.
4. Lingkaran
Bentuk lingkaran yang tak terputus seperti siklus, memberi kesan dinamis,
pergerakan, kecepatan, kualitas, kesempurnaan, dan kehidupan.
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
5. Segi empat
Bentuk segi empat memberi kesan stabil, tangguh, kesatuan, dan formal.
6. Segi tiga
Bentuk segi tiga memberi kesan stabil, tangguh, kuat, api, harapan, terarah,
keberhasilan, dan harapan, serta memberi kesan tritunggal dan berharga (hlm.
47-48).
2.4. Redesain
Dalam mendesain ulang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut
Hodgson (2010), seperti karakter atau nilai apa yang dimiliki brand tersebut, nilai
apa yang tidak dimiliki, nilai apa yang akan tetap dipertahankan, nilai apa yang
akan ditonjolkan, dan kapan perlu melakukan perubahan menyeluruh. Hodgson
melanjutkan bahwa sebuah perancangan ulang yang berhasil tetap menunjukkan
ekuitas brand sebelumnya dengan menanamkan nilai baru dari brand tersebut
dalam benak konsumen (hlm. 14).
2.5. Tipografi
Tampilan jenis tipografi atau typeface menurut Landa (2011) tergantung pada
empat faktor yaitu tampilan visual, ketepatan konsep, kejelasan, dan relevansi
dengan visualnya. Tampilan visual suatu teks, harus indah dan penerapannya
pada bentuk digital atau cetak harus diuji dan dievaluasi. Typeface yang
digunakan harus sesuai dengan konsumen, karakter brand agar pesan dapat
disampaikan dengan tepat (hlm. 50).
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
Kejelasan tipografi dapat dilihat dari keterbacaan tulisan dan keterbacaan
huruf. Typeface yang terlalu tipis atau tebal, mungkin sulit dibaca. Jika ukurannya
kecil, typeface yang terlalu tebal mungkin sulit dibaca dan goresan yang tipis
mungkin tidak terlihat. Huruf-huruf yang terlalu dekat atau terlalu jauh, juga
mungkin sulit dibaca, begitu pula dengan huruf-huruf yang disusun kapital secara
keseluruhan.
Warna-warna keruh mungkin menyulitkan keterbacaan. Semakin
seimbang kontras antara tulisan dan latarnya meningkatkan keterbacaannya.
Orang-orang cenderung membaca tulisan yang berwarna lebih gelap terlebih
dahulu. Meskipun banyak tersedia, harus dipilih typeface yang sesuai dengan
visualnya (hlm. 51).
2.6. Warna dalam Identitas
Menurut Wheeler (2009), warna digunakan untuk membangkitkan emosi dan
menggambarkan karakter suatu brand. Warna mendorong asosiasi sebuah brand
dan membedakannya dengan kompetitor. Contohnya, Coca-cola yang identik
dengan warna merah di mata konsumen. Dengan melihat warna merahnya Coca-
Cola, masyarakat tidak perlu melihat mereknya. Warna tidak hanya digunakan
pada simbol, tetapi juga digunakan pada logotype, penjelasan bisnis, atau tagline
(hlm.128). Dalam redesain, ada beberapa pertimbangan seperti:
1. sejarah penggunaan warna,
2. warna yang perlu dipertahankan dari identitas sebelumnya,
3. kesesuaian antara warna dengan brand yang baru,
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
4. penggunaan warna baru untuk perkembangan jangka panjang,
5. penggunaan warna baru yang mungkin membingungkan konsumen.
Warna menurut Suprayoga (2005) dibedakan menjadi tiga, yaitu warna
panas/hangat, warna dingin/sejuk, dan warna netral. Warna panas/hangat
menimbulkan kesan aktif, agresif, tegas, berani, bersemangat, dan persuasif dalam
sebuah desain. Contoh warna panas/hangat adalah warna merah, oranye, kuning,
dan varian ketiga warna tersebut. Warna dingin/sejuk menimbulkan kesan tenang,
damai, adem, harmoni, dan pengetahuan. Umumnya warna tersebut digunakan di
bidang kesehatan, keuangan, dan kecantikan. Contoh warna dingin/sejuk adalah
biru, hijau, ungu, dan varian ketiga warna tersebut.
Warna netral menimbulkan kesan konsistensi atau kestabilan (hlm. 37) dan
cenderung digunakan untuk mempertegas warna panas atau warna dingin. Contoh
warna netral adalah hitam, putih, abu-abu, dan varian ketiga warna tersebut (hlm.
38). Sedangkan secara lebih rinci, pandangan Dameria (2007) terhadap warna,
sebagai berikut.
1. Biru
Kesan tenang, damai, dan kredibel yang dimiliki warna biru, cocok untuk
tempat berpikir dan perusahaan di bidang teknologi atau perbankan.
2. Kuning
Kuning merupakan warna cerah yang mampu menarik perhatian dan
membangkitkan semangat beraktivitas. Selain itu, kuning juga diasosiasikan
sebagai simbol kepintaran dan kebenaran.
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
3. Hijau
Hijau merupakan warna alam yang memberi kesan teduh dan sejuk. Hijau
kekuningan menimbulkan kesan ceria, sedangkan hijau kebiruan
menimbulkan kesan dingin. Perpaduan warna biru dan kuning ini dipercaya
sebagai warna kemakmuran.
4. Hitam
Hitam merupakan warna netral yang tidak hanya terkesan modern, elegan,
dan mewah, tetapi juga mistis dan imajinatif. Warna ini umumnya
berhubungan dengan profesi di bidang seni dan desain.
5. Ungu
Warna yang memberi kesan gaib ini, memiliki kesan lembut, bahkan agung
dan sakral. Perpaduan warna merah dan biru ini umum disukai oleh profesi di
bidang seni dan magis, dan turut digunakan dalam kerajaan atau bidang
keagamaan.
6. Pink
Pink atau merah jambu merupakan warna wanita, kelembutan, romantis, dan
menimbulkan kesan muda. Warna ini umumnya digunakan untuk hal-hal
yang berkaitan dengan kasih sayang.
7. Oranye
Oranye merupakan warna yang memberikan kehangatan, energi, dan
keceriaan, sehingga dapat memicu kreativitas dan keakraban. Perpaduan
warna merah dan kuning ini cocok pada bidang seni dan desain.
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
8. Merah
Warna yang membangkitkan semangat dalam kehidupan ini memiliki kesan
kuat, sensual, dan ekspresif. Warna merah biasanya menjadi warna yang
paling mampu menarik perhatian anak-anak.
9. Coklat
Coklat menjadi warna yang sederhana dan alami karena mirip dengan warna
tanah atau kayu. Coklat juga mewakili kultur budaya. Warna ini biasa
digunakan dalam dunia desain interior.
10. Netral (abu-abu, krem, cokelat, hitam, dan putih)
Warna netral menciptakan kesan klasik dan sopan. Akan tetapi, pada
umumnya warna netral dapat dipasangkan dengan warna-warna lainnya.
11. Putih
Putih merupakan warna netral yang memiliki kesan suci dan tulus, sehingga
cocok untuk hal-hal yang sakral. Kebersihan juga salah satu kesan lain yang
ditimbulkan oleh warna putih (hlm.29-50).
Selain itu, Rustan (2009) menambahkan beberapa warna dengan asosiasi
positifnya sebagai berikut.
1. Abu-abu
Netral, keseimbangan, kerendahan hati, pengalaman, dan kemewahan.
2. Putih
Netral, kesucian, kebenaran, dan pengharapan.
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
3. Hitam
Klasik, kecerdasan, ketangguhan, kemewahan, profesional, dan modern.
4. Merah
Semangat, keceriaan, kasih, dan hasrat.
5. Biru
Ketenangan, kepercayaan, bijaksana, dan teknologi.
6. Hijau
Alami, jiwa muda, perkembangan, dan harmonis.
7. Kuning
Keceriaan, kecerdasan, pikiran positif, dan pengharapan.
8. Ungu
Keagamaan, keagungan, dan kreativitas.
9. Oranye
Keceriaan, semangat, keseimbangan, ketertarikan, dan hasrat.
10. Coklat
Alami, kesederhanaan, persahabatan, kesederhanaan, dan tradisional.
11. Pink
Kewanitaan, kasih, kebahagiaan, dan penghargaan (hlm. 73).
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
2.7. Gestalt
Menurut Rustan (2009), gestalt merupakan teori yang berisikan kcenderungan
seseorang berasumsi terhadap suatu objek visual secara keseluruhan. Tiga prinsip
gestalt yang digunakan dalam logo pada umumnya adalah sebagai berikut.
1. Similarity
Objek-objek yang tampak serupa, dikelompokkan berdasarkan bentuk,
ukuran, warna, kedekatan jarak, sudut, atau nilai.
2. Closure
Objek yang tidak utuh, cenderung dilengkapi atau dihubungkan menjadi
objek yang utuh, sehingga mudah dipahami.
3. Figure/Ground
Mata mampu memisahkan suatu objek (figur) dari latarnya (ground).
Terkadang hal ini membingungkan, karena memberikan beberapa objek yang
dapat dilihat.
4. Impossible figure
Objek tiga dimensi yang tidak mungkin ada di dunia nyata (hlm. 49-50).
2.8. Graphic Standards Manual
Rustan (2009) berpendapat bahwa Graphic Standards Manual (GSM) adalah suatu
panduan yang digunakan perusahaan dalam menerapkan identitas visual yang
dimiliki secara konsisten. GSM berfungsi untuk membuktikan keaslian identitas
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
dari pencurian identitas visual. Berikut adalah beberapa hal yang umumnya
terdapat di dalam GSM.
Tabel 2.1. Konten GSM Pada Umumnya
1. Pendahuluan
a. Kata pengantar dari CEO perusahaan
b. Tujuan buku panduan
c. Cara menggunakan buku panduan
2. Logo
a. Logo (Simbol dan Logotype), konstruksi bentuk
b. Tipografi
c. Warna
d. Fotografi atau elemen visual lain
e. Layout
f. Penerapan identitas visual
g. Penggunaan yang tidak diperbolehkan
Dalam menerapkan identitas visual, media yang digunakan oleh sebuah
brand, sebagian besar tergantung pada kebutuhan perusahaan. Selain itu, besar
kecilnya perusahaan dan dana yang dimiliki perusahaan merupakan pertimbangan
lain dalam menentukan media yang akan digunakan (hlm. 90-91).
Selain konten GSM yang umum digunakan, terdapat konten GSM yang
lebih detail yang digunakan beberapa perusahaan, seperti pada tabel berikut.
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
Tabel 2.2. Detail Konten GSM yang Digunakan Sejumlah Perusahaan
1. Pendahuluan
a. Daftar Isi
b. Kata pengantar dari CEO perusahaan
c. Tujuan GSM
d. Cara menggunakan GSM
e. Daftar istilah yang digunakan dalam GSM tersebut
2. Logo
a. Makna logo
b. Logo utama dan logo lainnya
c. Cara pengukuran logo
d. Ukuran minimal logo
e. Clear area logo
3. Warna
a. Warna perusahaan
b. Variasi warna logo (fullcolour, black and white, dan grayscale)
c. Variasi warna lainnya
d. Kode warna yang digunakan
4. Tipografi a. Tipografi perusahaan
b. Alternatif jenis huruf
5. Elemen visual lainnya a. Gaya forografi atau ilustrasi
6. Layout a. Grid, margin
7. Penerapan identitas visual
b. Penerapan logo dan elemen visual lainnya pada sejumlah media
8. Incorrect Use
c. Penggunaan yang tidak diperbolehkan dari sisi proporsi, ukuran, warna, atau latar belakang. (hlm. 92-99)
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
2.9. Musik
Menurut Cooper (1982), musik diwakili oleh kumpulan nada. Setiap nada
menentukan tinggi rendahnya suara. Untuk mengenali nada tersebut, dibutuhkan
bahasa khusus. Setiap nada memiliki frekuensi yang berbeda, sehingga
dibutuhkan simbol-simbol yang dapat mewakili setiap nada. Simbol tersebut
adalah not balok (hlm. 10).
Not balok adalah simbol dalam musik yang terletak pada suatu garis atau
di antara dua garis paranada. Setiap not balok pada garis paranada berfungsi untuk
mengidentifikasi suatu nada dan memberi informasi tentang durasi yang
dibutuhkan untuk memainkan nada tersebut (hlm. 11).
Pilhofer dan Day (2007) menambahkan, musik yang indah tidak hanya
diciptakan melalui ragam not yang dimainkan bersama, tetapi juga bagaimana
bunyinya disampaikan kepada pendengar untuk menarik perhatian, memberikan
inspirasi, dan menimbulkan respon yang emosional dari pendengar. Tempo adalah
salah satu bagian di dalam musik, sebagai penanda dalam musik untuk
mengarahkan emosi senang atau sedih, atau marah saat seseorang memainkan
sebuah lagu.
Tempo adalah waktu, dalam bahasa sehari-hari. Dalam musik, tempo
mengarah pada kecepatan saat musik dimainkan. Tempo bukanlah seberapa cepat
atau lambat seseorang mampu memainkan musik, tetapi tempo mengatur emosi
dari musik tersebut. Musik yang dimainkan sangat lambat atau sangat berat, dapat
terkesan suram. Sebaliknya, musik yang dimainkan sangat cepat, dapat terkesan
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
bahagia dan ceria (hlm. 65). Berikut adalah ragam tempo yang umum digunakan
dalam musik (hlm. 67-68).
Tabel 2.3. Ragam Tempo dalam Musik
Grave Paling lambat dan sangat resmi.
Largo Sangat serius dan muram, biasanya untuk acara pemakaman
Larghetto Sedikit lebih cepat dibanding largo
Lento Lambat
Adagio Santai
Andante Seperti langkah orang berjalan.
Andantino Lebih cepat dibanding andante.
Moderato Tempo sedang, tidak cepat ataupun lambat
Allegretto Agak cepat
Allegro Cepat
Vivace Cepat dan lincah
Presto Sangat cepat
Dalam jurnalnya, Hevner (1937) menyatakan bahwa tempo dan nada
merupakan dua faktor penting dalam mengekspresikan sebuah musik. Akan tetapi,
tempo memiliki peran paling besar, karena mengarahkan unsur-unsur musik
lainnya agar dimainkan secara konsisten (hlm. 625).
Musik dapat didengar melalui alat musik. Contoh alat musik adalah piano,
gitar, biola, dan drum. Menurut Sachs (2006), piano adalah alat musik yang
ditemukan pada awal abad ke-18. Bunyi yang dihasilkannya berasal daripapan
kayu yang diintegrasikan dengan senar. Saat papan ditekan oleh jari, senar
tersebut menghasilkan bunyi (hlm. 391). Gitar adalah alat musik yang ditemukan
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015
pada awal abad ke-17. Pada abad ke-17, gitar menjadi alat musik para pemusik
amatir. Maka, bentuknya berkembang menjadi bentuk yang dikenal pada era
modern, yaitu memiliki enam helai senar dan bentuk yang besar, tetapi lebih
mudah dipegang (hlm. 374-375). Biola adalah alat musik yang memiliki frekuensi
nada yang tinggi. Sejarah biola yang asli sulit ditemukan, karena membutuhkan
waktu yang panjang (hlm. 355). Secara silsilah, biola merupakan bagian dari viols.
Viols dibedakan menjadi dua kategori pada abad ke-16, yaitu viole da gamba dan
viole da braccio. Viole da gamba adalah alat musik yang pada masa ini disebut
viols atau gambas. Viole da braccio adalah kelompok alat musik yang dikenal
pada masa ini seperti biola, viola (biola alto), cello, dan double bass (hlm. 347).
Drum adalah alat musik yang mengeluarkan bunyi melalui selaput kulit yang
dimilikinya (hlm. 31).
Perancangan Ulang..., Patricia Ariesta, FSD UMN, 2015