lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1094/8/lampiran.pdf · tempat...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
154
LAMPIRAN
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
155
LAMPIRAN 1
Pedoman Wawancara Enkoder
1. Latar belakang pembuatan video How to Act Indonesian
2. Tujuan dari pembuatan tayangan How to Act Indonesian
3. Motif dari pembuatan tayangan How to Act Indonesian
4. Alasan memerankan tayangan How to Act Indonesian sendirian
5. Bagaimana proses produksi tayangan How to Act Indonesian
6. Alasan pemilihan isu di episode 1
a. Encourage people to eat
b. Get a blackberry even if you are homeless
c. Offer your guests a drink
d. When you see a dog do this: huss huss huss
e. Be creative with your driving
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
156
LAMPIRAN 2
Transkip Wawancara Enkoder
Key Informan : Sacha Stevenson
Topik : Tayangan How to Act Indonesian Episode 1
Hari/Tanggal Wawancara : 27 Desember 2013
Waktu Wawancara : Pukul 14.00
Tempat Wawancara : Rumah Sacha Stevenson Pejaten, Jakarta.
Informasi Tambahan : Encoder merupakan Pembuat dari Tayangan How
to Act Indonesia
P: Kak Sacha Stevenson tolong ceritakan latar belakang Kakak bisa tinggal di
Indonesia?
S: Hmmm.. di sini 2001 karna dapat kerjaan ngajar di EF. Emmm itu cara yang
paling gampang untuk coba tinggal di negara lain dan karna sangat butuh guru di
sini jadi cepat sekali dapat kerjaan . e... tadi rencananya Cuma setahun Cuma..jadi
setahun lagi setahun lagi.. sampe sekarang
P: ngajarnya sampai kapan?
S: emmm aku di situ aku setahun abis itu aku travelling..uda abis duit aku cari
kerjaan lagi.. emm tapi mungkin berhenti ngajar total itu mungkin 2007 mungkin.
P: abis itu travelling yang naik sepatu roda itu Kak?
S: yeah it‟s just like acting, ambil kursus acting, emm yaa freelance entertaiment..
P: oh, yang wara wiri?
S: Ya..
P: abis itu wara wiri selesai...
S: itu baru yeaa i‟m still working di entertaiment tidak ada acara yang popular
atau apa, tidak terlalu rame juga jobnya ya.. setelah itu sepatu roda.
P: setelah itu baru mulai bikin video-video di youtube?
S: ya, bikin video di youtube kan dari dulu tapi kalo aku coba bikin sesuatu
yang.... well i was experimenting jadi gak aku gak bikin comedy aku gak rasa
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
157
diriku lucu soalnya (hp bunyi, sacha angkat telp sebentar) ya.. emmm i don‟t think
i‟m funny or anything, i don‟t really do a comedy i start by doing aku travelly aku
bikin like a travell documentary jalan-jalan ke sini atau apa bikin lagu or
something and no body watches it that really, tidak ada banyak hits emmm tapi i
like a working really hard like coba keras sekali untuk bikin itu bagus tapi like
people don‟t wanna watch it. Because It‟s not different... it‟s it... orang suka
nonton youtube karena aku pikir kita bisa lihat sesuatu yang tidak bisa kita lihat di
tv kalo mau nonton seperti yang ada di tv, mendingan nonton yang di tv aja. So
you have to do something different. That‟s not television. And i tought okay
well... i don‟t really know anything about anything..aku tidak bisa bikin video
tentang kedokteran aku tidak hafal kedokteran tapi aku tentang perilaku orang
Indonesia sehari-hari. Itu malah joget-joget atau budaya budaya yang you know
like baju atau tarian itu a.... museum aku tidak kunjungi..ya aku tidak tahu tentang
itu tapi aku tau perilaku sehari-harian doang gitu kelakuannya
P: di situ mulai mencoba mamberi gambaran mengenai perilaku sehari-hari orang
indonesia
S: ya, but ofcourse it‟s a mostly like a.... kebanyakan yang ada di video itu like
a.... klas..klass
P: menengah ke bawah
S: ya ya i mean like a apa yang saya bisa liat di kampung gitu, apalagi oragn
kampung yang datang ke jakarta dan perilakunya masih kaya kampung (seperti
orang desa) yang tidak bercampur dengan kota. For me i find it‟s really funny
emmm tapi yaa i didn‟t know that indonesian find it funny yaa... but i just a start,
coba aja. Yang pertama just coba aja. Just five simple thing that i tought okay this
is indonesia banget karena mungkin semua orang indonesia tidak lakukan itu tapi
kalo orang lakukan itu kita bisa tebak oh ini orang Indonesia nih
P: Kok kakak bisa tahu perilaku-perilaku orang indonesia?
S: well it‟s just stuff that only I see here. Aku keluar negeri many country like 2 or
3 countries something, and i don‟t see these things in those county mungkin
korupsi ada misalnya di negara-negara yang berkembang..ya... semua ada..but i‟m
never actually experience it or see it in my own eye ya... yang aku tau di
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
158
Indonesia. Indonesia memang begini karna aku lihat dengan mata ku you know
lampu merah yaudah nih damai Pak. Munkin 50rb sy kasih tp klo aku ke negara
lain aku gak brani lakukan itu karna i don‟t know mreka mau disuap atau tidak,
kalo disuap itu berapa?
P: latar belakang dari video how to act indonesian?
S: maksudnya
P maksudnya background dari pembuatan how to act inodnesia
S: well i don‟t know... aku selalu emmmm belajar pake kamera. like Mixing lil bit
of music, or something just like ameture aja. We got a computer sekarang
softwarenya uda ada. Kalo aku lagi tidak ada kerjaan, jadi mungkin
backgroundnya lagi tidak ada kerjaan kali ya.. jadi aku gak mau duduk di situ gak
ngapa-ngapain kan jadi aku make something gitu. This concept, How to act
Indonesian concept is so simple aku bisa lakukan itu di kosan aku. Aku belum
tinggal di sini, aku tinggal di kosan. I live on the roof, wah ini banyak tempat aku
pake untuk shooting, make a lil scetch. Sketsa yang sangat sederhana saja see
people like it. But I didn‟t expect people to like it, i just coba aja gak harap terlalu
banyak karena..i mean orang view 1000 kali aku uda senang gitu. So i thought
well just do that. Maybe i don‟t have work to do so cause i wanna to do something
kalo gak ada banayk yg ntn di youtube seengaknya saya lebih pintar produce
sketsa itu aja
P: tujuan dari pembuatan how to act indonesia
S: i don‟t know hmm.. idenya datang dari (i don‟t know about tujuan) idenya
datang waktu aku hang out sama teman bule aku, emmm mereka duduk kaya gini
dan kalo kita duduk lama di meja kursi begitu, aku klo uda satu jam aduh cape nih
apaa gitu langsung duduk di sini (sacha duduk dilantai) but bule don‟t do that bule
never sit on the floor. If there‟s a chair they sit on the chair. Orang indonesia yang
suka duduk di lantai. And then they see me and they said “oh sacha kamu uda
setengah orang indonesia,aaa” because certain things i do like “Oh Sacha you‟re
acting like Indonesian” i think i should make a course, like funny course, kursus
how to act like indonesian
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
159
P: berarti tujuannya untuk memberitahu teman-teman yang bule juga bagaimana
berlaku seperti ornag indonesia
S: ya, but it‟s just a joke. Like bule who ever came to indonesia would find it
funny and i didn‟t know if indonesian would find it funny or not.jadi aku tanya
teman satu bule satu angga, aku tanya angga orang indonesia (orang indonesia).
And a... my friend, My bule friend says a....”o Sacha becarefull i don‟t know i
think it‟s funn, i don‟t know indonesian gonna like it or they gonna get mad” and
then i ask angga, and he says”oh gak apa2 Sa, upload aja, it‟s funny” so i upload
it. And indonesia find it funny and more indonesian watched it rather than bule.
P: trus selain itu kakak di how to act indonesia buat video memerankan segala
peran sendirian, knapa kakak memerankan sendirian saja?
S: emmm at the beginning itu cuman karna aku tinggal sendiri. Aku tidak mau
tergantung orang gitu. Harus nunggu dia datang, schedule, you know... cocokan
schedule you know, and i tought okey well... aku pasti selesai jauh lebih cepat
kalo semua aku lakukan sendiri and it was practically then Cuma sekarang aku
lihat kayanya lebih lucu kalo cuman satu orang yang memerankan daripada yang
banyak. But berdasarkan kebutuhan saya yang tidak punya teman deket situ dan
kita gak mau bikin ribet.
P: Kemudian, alasan pemilihan isu pada episode 1 yang encourage people to eat?
S: kalo aku pacaran sama orang Indonesia ada banyak berantem saya dulu sama
pacara karena aku gak sms-in, uda makan belom?
P: kaya perhatian gitu?
S: ya, aku gak pernah lakukan itu dan a.... dan dia rasa seperti saya tidak suka dia,
and i think like “why?!” a... karena sms itu artinya saya sayang sama kamu gitu. U
know mungkin aku tidak mengerti itu apa emang mau dibeliin makan atau apa i
don‟t understand, why you do that?. Everytime, every single one. Itu cara kamu
tau kalo cowo Indonesia suka sama kamu. Uda makan belom? Nanti kamu dapat
itu, kamu tidak suka dia balik, itu gak usa di balas smsnya, dia uda ngerti. That‟s
very Indonesia thing and bule...don‟t.... really ask
P: isu yang kedua adalah get a blackberry even if you‟re homeless
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
160
S: well, i just.. i remember when blackberry baru mulai gede, dan semua orang
punya bb dan kalo kamu tidak masuk ke dalam bb list nanti kamu tidak dipanggil
untuk job, untuk apa... nanti ketinggalan, and you have some bb group, everybody
have bb it‟s so important and than lama-lama kan orang hp di jual, beli baru ini.
Jadi semua hp bb ini sekarang ditangan pembantu, jadi dulu pembantu pake hp
nokia 1100 whatever and than as the blackberry become popular, majikannya
pake blackberry tapi sekarang uda turun. Sekarang iPhone jadi panggantinya
blackberry, now blackberry become..aa used by a garbageman, housekeeper,
people u never expect tp need a blackberry, they have a blackberry now. Karna
pembantuku dulu.. she have a blackberry
P: kemudian offer you guess a drink, di dalam video itu kakak menampilkan kalo
orang Indonesia suka nawarin teh manis dengan gula sangat banyak. Itu
bagaimana ka?
S: i don‟t know kenapa begitu, tapi orang sini senang skali gula. I don‟t know
maybe jawa yang paling terkenal untuk pake gula banyak. Aku gak tau mungkin
itu tanda kalau mereka tidak pelit, jadi mereka kasih banyak gula “saya tidak
pelit” i really smell the tea was super super sweet tapi emmm bukan sebel tapi
karena itu orang baik, kasih teh cuman kita harus minum itu karna kalo kita tidak
minum itu jadi tersinggung orang, jadi kita harus terpaksa minum minuman ini
yaa. I appreciate cuman oh my god i‟m gonna die
P: sebelumnya pernah di tawari mnum teh manis?
S: oh sering. I mean always like come somewhere else you have to drink it jadi
terpaksa, aku gak suka manis soalnya
P: kemudian di video ketiga kak sacha menggambarkan orang Indnesia yang suka
mengusir anjing
S: yaa... karna saya punya anjing dan when i go anywhere kan orang takut anjing
walaupun anjing saya kecil berbulu lucu gitu tetap aja ini (haii) ya tetap aja
mereka... i never seen anybody besides Indonesian, i only seen Indonesian do that.
And than take fake aa... pura-pura ambil batu pura-pura mau lempar jadi mereka
punya manuver itu dua kalo liat anjing an i never seen it anywhere else maybe
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
161
they didn‟t like a dog. You just be like “hey get away!” and than run. I don‟t
know..
P: kalo yang ngusirnya seperti huss huss itu gimana ka?
S: iyaa like cat or dog, i don‟t know why i just only see indonesian doing that. I
never see anywhere else
P: terakhir nih Kak. Yang be creative with you driving itu gimana ka?
S: ya, well i don‟t know the process aku uda gak pernah ditangakap-tangkap lagi
sih. Tp pernah beberapa kali ditangkap, kadang kadang kena itu you know one
way pergi tapi pulangnya aku tidak tahu and you know you‟re in car and than
yaaa ujung-ujungnya begitu kan hahaha daripada kita harus repot-repot
P: nah kamudian aku pengen tau nih ka proses produksi how to act indonesia dari
pra poduksi, produksi hingga ke pasca produksi lalu perilaku orang indonesia
kakak dapat dari mana dari poses travelling kah atau bagaimana?
S: dari travelling dan dari bertemen dengan orang Indonesia. karena kalo Cuma
travellling, kita misalnya pergi ke Makasar aku kalo Cuma seminggu di makasar
aku gak tau rata-rata 80% orang makasar lakukan seperti itu atau itu Cuma orang
itu aja yang begitu i don;t know its a stereotype or not, harus lama kalo kita
berteman dengan orang indonesia bertahun-tahun gitu, itu ketauan oh yaa. You
can see the pattern, you can‟t go just for one week watch people. Misalnya aku ke
itali seminggu aku gak bisa bikin video itu like how to act italian karena Cuma
seminggu i don‟t know this is most people doing this or just that person, i don‟t
know. Ya, mostly that from, Mostly things happen to me. Situation i was in my
self. Like the plasenta, you know ada satu adegan how to act indonesian eight
mungkin, ada aku datang ke rumah orang like “oh ini apa? Peliharaan apa itu?”
kan aku pikir itu telur karna ada di dalam kandang and she‟s “ oh iyaa itu
plasenta” and it happen to me. Oh god she‟s got egg, why she have egg right there
not in refigerator. And she‟s said that”it was my plasente” and i‟m “Oh my God,
that‟s weird” that was really happen. And the process i just have a idea like
ummm hal-hal yang aku ingat di indonesia selama aku di sini aku catat kalo kira-
kira aku ambil lima “oh ini gampang untuk shooting hari ini” aku punya bajunya
aku punya you know alatnya okay i‟ll shoot that one and than i just take my
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
162
camera by my self jut set it up, record, whatever abis shot shot semua selesai aku
abil bagian presenter yang (hai welcome back with me again) dan pindahin semua
ke komputer di rumah ada final cut pro lalu aku edit edit satu hari selesai.
P: kemudian, kakak tadi bilang berteman dengan orang Indonesia untuk melihar
perilaku orang Indonesia apakah kebanyakan teman kakak hanya berasal dari
Jakarta saja atau punya teman dari beragam pelosok Indonesia
S: teman indonesia yang pertama itu dari batu karas mungkin sebabnya lebih
gampang niru logat sunda daripada logat Jawa. Logat jawa gak bisa. Karena
sering ke batu karas punya banya temen di batu karas jadi ummm... that‟s my first
friends tapi untuk beberapa tahun belakangan ini lebih banyak di Jakarta
P: kemudian pandangan kak sacha terhadap perilaku orang Indonesia seperti apa?
S: gimana?
P: pandangan kakak terhadap perilaku orang Indonesia gimana? Unik atau apa?
S: ya unique memang, ummm i don‟t know ummm... mereka banyak different
kind of society you know like um.. jadi well ada banyak ide untuk how to act
Indonesia gak habis habis. Why the different itu masih saya pikir kenapa mereka
berbeda. Ada beberapa perbedaan antara budaya barat dan indonesia satu yang
aku perhatikan itu it‟s like in the west people is very individualistic. I mean hak
hak pribadi itu sangat di jaga kalo di sini hak hak masyarakat
P: seperti kebersamaan gitu?
S: like kebersamaan, the rules of the community. We‟re more like individualism i
have a right to be a gay. “gay pride!” and than coba gay-pride di sini, they‟ll said
it burn them down. It‟s kind of keeping them from society like..umm apa... kita
harus peduli apa kata orang tua apa kata tetangga apa kata ini, pokoknya selalu
kuatirin orang lain dan kerjaan orang lain terhadap kita ibarat...ke... itu lebih
individual and here more to society a lot of things that action you know like when
you steal motocycle in there, kita melindungi hak si pencuri itu, dia ummm tidak
dihukum masa, dia akan dapat ke hakim dengan cara adil tidak di hakimi kalo dia
innocent dia punya kesempatan buktikan itu tapi kalo di Indonesia you can‟t like
in Indonesia if somebody steal motorcycle cukup orang ngomong “Pencuri!
Maling!” abis dah. They take the things and they hit them and it‟s kind of
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
163
opposite..of...indonesian.. kalo Cuma sendiri jarang begitu tapi kalo dia
kelompok, nanti dia bisa sangat agresif, padahal sehari-hari like..it‟s so passive
like “oh iyaa... iya...” i don;t know i still bingung, i don‟t understand why
everythings different tiap kali aku bikin video aku baru ingat oh yaa begitu yaa...
knapa begitu... i don‟t know emang unik, beda it;s like...i mean if indonesian born
in America, lahir di America orang tuanya Indonesia tapi lahir di Amerika
perilakunya kan same with america
P: sebelum kakak membuat video kakak membreakdown perilaku-perilaku orang
Indonesia yang pernah kakak temui, ada gak satu yang ingin kakak tayangkan tapi
tidak kakak tayangkan?
S: ummm yaaa ada beberada ummm misalnya ada satu yang aku edit karna you
know how to act indonesian tiga, itu ada adegan yang pengajian and itu
sebelumnya lebih panjang bagian pengajiannya, karna...kalo... kan semua orang
tau pengajian karna ada diiklankan ke semua tetangga like “wewewewew...”and it
should be sound like “kita harus solat lima kali di mess...” and than all people
have to say “...jid” like interactive. I thought it was funny, and if you go other
country and they do that thing id SD two “one plus one equals...” “twoo..” they
have say something and the last sylable the don‟t said it harus orang-orang . so i
put that into it but than aaa... angga is like “i don‟t think that‟s funny” akhirnya itu
di potong.
P: setiap episode kakak kan menampilkan lima perilaku orang Indonesia
bagaimana kakak proses pemilihan isunya?
S: well i had ten, i had ten ummm saat how to act indonesian 1 i had ten thing tapi
waktu aku syuting aku pikir yauda aku coba lima aja.. aku bingung lima atau
sepuluh lalu well i thought oke lima aja, because internet should be quite short, if
you want the video do really well and easy to share orang nonton sampai habis
dan segala macam, i don‟t wanna make a video too long and boring so i just try it
five tips, and i think it‟s a perfect trying
P: oh jadi waktu itu pas kakak uda bikin 10 perilaku orang Indonesia, diambil
lima sisanya untuk episode selanjutnya kakak ambil random aja?
S: ya...
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
164
P: apakah kakak ada diskusi dulu sebelumnya dengan teman-teman orang
Indonesia saat akan menampilkan perlaku orang Indonesia atau langsung upload
(produksi) sendiri?
S: kadang-kadang upload sendiri tapi yang satu, dua tiga itu aku cek dulu karna
aku tidak tahu reaksinya akan seperti apa, and now i usually check tapi pernak
tidak cek kadang-kadang upload aja biasanya aku cek bareng angga kalo gak
bagus yaa belajar dari pengalaman aja.
Transkrip Wawancara Informan via E-mail, 14 Januari 2014
Wawancara dilakukan untuk menggali informasi yang belum tergali dari wawancara
pertama
P: Tolong ceritakan tentang budaya orang Barat khususnya budaya orang Kanada
(sesuai dengan pengalaman Kak Sacha) yang membedakan dari budaya orang
Indonesia.
S: Canada itu lebih multi cultural jadi budaya dari seluruh dunia ada disana tapi
kalo orang canada sendiri tidak terlalu punya budaya.
P: Pada video draw my life, Kak Sacha menceritakan bahwa Ibu dari Kakak
adalah penganut feminisme, apakah nilai-nilai feminisme yang dianut Ibu dari
kakak diajarkan juga kepada Kakak?
S: Ya, pastinya.
P: Lalu bagaimana peran budaya (budaya Barat) dalam diri kakak? (terutama
dalam melihat kehidupan/masalah)
S: Akunya ambil open mindedness yang mungkin bisa bantu saya menghindari
pertentangan/pertengkaran dengan budaya lain.
P: Bagaimana peran agama dalam diri kakak?
S: Agama itu sesuatu adalah sesuatu yang pribadi menurut saya dan sering
menyebabkan pertengkaran dengan demikian saya lebih mengikuti kata hati
daripada agama yang mengatur aku.
P: Ceritakan mengapa Kak Sacha merantau ke luar negeri hingga sampai ke
Indonesia selain ingin mencari pengalaman baru.
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
165
S: Saya datang ke indonesia secara kebetulan karena dapat kerjaan mengajar
bahasa inggris, tahu2 jodoh.
P: Dalam video draw my life punya kak Sacha dan berdasar wawancara kemarin
Kak Sacha sempat cerita soal belajar acting setelah berhenti mengajar bhs Inggris,
mengapa pada saat itu Kakak ingin belajar acting? apakah Kak Sacha ingin
menjadi seorang actress atau entertainer di televisi atau industri film Indonesia
Karena mengajar itu sangat tidak memuaskan hati saya sehingga membuat saya
ingin mengexplore kemampuan saya yang lain untuk mengejar impian maka saya
coba belajar acting. Ya, saya ingin main di layar lebar tapi klo di televisi karena
sudah pernah jadi tidak terlalu excited lagi. Go with the flow saja.
P: Pada wawancara sebelumnya Kak Sacha cerita, sebelum How to act Indonesian
kakak pernah membuat atau mengunggah video di youtube tetapi tidak memiliki
banyak hits (penunjung), kemudian kakak mulai mendapatkan ide untuk membuat
How to act Indonesian yang mengundang banyak viewers serta subscribers. Apa
alasan kakak sangat berusaha keras untuk membuat video youtube yang menarik,
berbobot sehingga mendapatkan banyak hits seperti sekarang? apakah karena
ingin dikenal banyak orang? apakah alasan finansial juga menjadi salah satu
faktornya (memperoleh pendapatan dari pemasangan iklan pada video youtube)?
Karena saya punya banyak ide dan dulu saat masuk televisi saya tidak boleh
menuangkan ide saya sepenuhnya dan sementara di youtube saya bebas
mengekspresikan diri sepenuhnya. Dari dulu sudah pengen sekali tapi mungkin
baru sekarang ini waktunya. Terkenal dan uang bukan tujuan utama seorang
entertaniner tapi itu adalah tanda kesuksesan seorang entertainer. Sementara
tujuan utama saya adalah melakukan pekerjaan yang membuat saya bahagia tidak
peduli mendapat uang banyak atau sedikit. Dan menurut saya, saya adala seorang
seniman bukan artis.
P: Pertanyaan seputar How to act Indonesian Episode 1
a. Encourage people to eat. Pada wawancara lalu Kak Sacha menyatakan
bahwa salah satu cara orang Indonesia menunjukkan rasa perhatiannya adalah
dengan menawari makan dan Kakak juga mengatakan apabila bule tidak
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
166
berlaku demikian. Lalu biasanya bule menujukkan rasa sayangnya dengan cara
bagaimana (sesuai dengan pengalaman kakak)?
S: Kalo bule menurut saya cukup dengan senyuman dan komunikasi dan bantu
orang yg memerlukannya. Sebenarnya tidak terlalu berbeda jauh dengan orang
indonesia sih kayanya.
b. Get a blackberry even if you are homeless. Pada wawanara lalu Kakak
mengatakan bahwa buat orang Indonesia itu sangat penting punya bb, menurut
kakak sendiri apa arti bb (berdasarkan pengalaman kakak)
S: BB itu trend gadget aja sih kalo menurut saya.
c. Offer your guests a drink (teh manis). Pada wawancara sebelumnya, kakak
menyatakan bahwa kakak tidak terlalu suka minum manis. pertanyaan saya,
biasanya apa yang kakak sendiri atau bule di Kanada lakukan ketika ada tamu
datang ke rumah?
S: Saya tanya mau minum apa atau bahkan lupa untuk menawari minum sama
sekali..ehehehhe.
d. When you see a dog do this: huss huss huss. Nah bagi kak Sacha anjing itu
hewan yang bagaimana? dan biasanya apa yang kakak atau bule di Kanada
lakukan bila bertemu dengan anjing? karena pada wawancara lalu kakak
menyatakan bahwa kakak hanya melihat orang Indonesia yang mengatakan
huss huss ke anjing.
S: Kalo disana mungkin rata2 orang tidak melihat anjing hanya sebagai hewan
tapi lebih seperti "man's bestfriend' pasti orang melihat nya dengan bilang lucu
dan pegang2.
e. Be creative with your driving. Menurut pengalaman kakak, apa yang
membedakan peraturan lalu lintas di Indonesia (terkait dengan peraturan tilang
menilang khususnya) dengan peraturan lalu lintas di Kanada atau di negara-
negara yang pernah Kakak kunjungi. apakah mungkin di negara lain
peraturannya sangat strict atau bagaimana yang memedakan dengan Indonesia.
S: kalo di kanada ada dua kemungkinan, dimaafin total karena baik hati atau
simpati dan ditilang saja karena tidak ada sogo menyogok polisi lalu lintas.
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
167
P: Pada wawancara sebelumnya Kak Sacha bilang kalo perilaku orang Indonesia
yang ditampilkan adalah hasil pengamatan kakak berteman dengan orang
Indonesia, dan kakak juga mengatakan bahwa teman kakak (yang kakak amati) itu
kebanyakan orang Jakarta. Sy ingin bertanya mengapa memilih judul How to act
Indonesia dan bukan How to act Jakarta saja? karena apabila kita bicara Indonesia
itu kan sangat luas dari Sabang sampai Merauke dan bukan Jakarta saja.
S: I was looking for a Good title that was a bit controversial.
P: Apa cita-cita Kak Sacha yang belum tercapai dan ingin Kak Sacha gapai?
Mengapa kakak ingin menggapainya?
S: Mau terus bekerja untuk sesuatu yang bikin saya bahagia karena dengan itu
kerja akan rasa seperti main. tapi yang bikin aku bahagia suka rubah2 jadi
jawaban ini agak susah dijawab lebih detail lagi.
P: Apa saja kegiatan Kak Sacha sekarang ini selain menjadi youtubers? Perubahan
apa saja yang kakak rasakan setelah menjadi terkenal melalui How to act
Indonesian (apakah jadi bnyak job atau bagaimana)?
Bikin cerita, meeting project dan interview. tentu lebih banyak tawaran karena
saya di social media jadi lebih gampang dihubungin.
P: *maaf ini pertanyaan sensitif* kira-kira berapa pendapatan yang kakak
dapatkan dari hasil mengunggah video di youtube khususnya How to Act
Indonesian?
S: kalo dari youtube aja sama dengan kerja di kantor biasa. kalo mau pendapatan
lebih harus ada project sampingan atau iklan product placement.
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
168
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Dekoder
Latar Belakang Informan
(a) Latar Belakang Umum
1. Siapa nama lengkap Anda?
2. Sebutkan tempat dan tanggal lahir
(b) Usia
3. Sebutkan usia anda
(c) Pendidikan Terakhir
4. Pendidikan terakhir yang anda tempuh?
(d) Pekerjaan
5. Apa pakerjaan anda
(e) Suku
6. Berasal dari suku apakah Anda
7. Ceritakan pernana adat dari suku asal Anda dalam kehidupan sehari
hari
(f) Agama
8. Apa agama anda?
9. Ceritakan eprnana agama dalam kehidupan anda sehari-hari
(g) Keluarga
10. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga
- Deskripsikan hubungan dengan ayah dan ibu
- Siapa di antara mereka yang paling dekat dengan anda
11. Anak ke berapa dari berapa besaudarakah anda
- Deskripsikan hubungan sesama saudara
- Siapa diantara seluruh saudara anda yang [unya hubungan paling
dekat dengan anda?
12. Seberapa sering anda berkumpul dengan keluarga inti anda?
(h) Sosial (peer group)
13. Apakah anda memiliki teman
14. Bagaimana hubungan anda dengan teman anda?
15. Seberapa sering anda berkumpul dengna teman anda
- Kegiatan apa saja yang biasa anda lakukan dengan teman anda
16. Apakah anda memiliki peer group?
17. Coba ceritakan mengenai peer group anda
18. Apakah hubungan anda dan peer group anda memperngaruhi pola pikir
anda dalam memandang sesuatu? Coba ceritakan
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
169
(i) Gaya Hidup
19. Apa kegiatan anda sehari-hari
20. Apa hobby anda?
21. Apa hal-hal yang menarik perhatian anda
(j) Personality
22. Gambarkan tetang kepribadian anda
(k) Prioritas Hidup
23. Apa prioritas dalam hidup anda saat ini
Konsep New Media
(l) Pertanyaan Pengetahuan tetang new media
24. Menerut anda apa itu new media?
25. Menurut anda perbedaan antara new media dan old media
26. Padangan anda terhadap new media
Konsep Social Media
(m) Pertanyaan pengetahuan tetang social media
27. Menurut anda apa definisi dari social media
28. Bagaimana pandangan anda terhadap social media
29. Social media apa saja yang secara aktif anda gunakan?
Konsep YouTube
(n) Konsumsi tayangan Youtube
30. Menurut anda apa itu youtube?
31. Sejak kapan anda mulai menyaksikan tayangan-tayangan youtube?
32. Seberapa sering anda menyaksikan tayangan-tayangan youtube dalam
seminggu
33. Channel youtube apa saja yang Anda subscribe? Mengapa anda
subscribe channel-channel tersebut?
34. Bagaimana dampak tayangan youtube dalam diri anda dan kehidupan
anda?
Tayangan How to Act Indonesian
(o) Pengetahuan tetang video hot to act indonesian
35. Sejak kapan anda menyaksikan how to act Indonesia
36. Apa yang ada di benak anda saat perama kali menyaksikan how to act
indonesian
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
170
Pemaknaan Tayangan How to Act Indonesia Episode 1
(p) Pemaknaan terhadap perilaku orang Inonesia pada tayangan how to act
Indonesian
1. Encourage people to eat (nawarin orang makan)
2. Get a blackberry even if you are homeless/ punya bb walaupun lu gak
punya rumah
3. Offer you guests a drink (teh manis)/ nawarin orang mnum teh manis
4. When you see a dog d this
5. Be creative with your driving
Pemaknaan Tayangan How to Act Indonesian
(q) Pemakanaan terhadap video how to act Indonesian
37. Secara garis besar apa maksud yang anda tangkap dari video how to
act indonesian episode 1?
38. Secara keseluruhan bagaimana pendapat anda menenai tayangan how
to act indonesian episode 1
39. Secara keseluruhan dari tayangan how to act indoensia yang telah anda
saksikan bagaimana pendapat anda terhadap tayangan youtube
tersebut?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
171
LAMPIRAN 4
Transkrip Wawancara Informan – 1
Data Diri Informan
Nama : MHT
Usia : 23 tahun
Jenis Kelamin : Pria
TTL : Jakarta, 13 November 1990
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Single
Agama : Katolik
Suku : Toraja
Keterangan Wawancara
Tanggal : 3 Januari 2014
Waktu : 14.00
Lokasi : Rumah Informan, Cibinong
P: Boleh ceritain gk m*** peranan adat dari suku Toraja dalam kehidupan lu
sehari-hari?
MHT: (Berpikir)…. Eeemmm.. sebenarnya ya gimana ya, sering banyak ngumpul
sih. Jadi gua sama keluarga-keluarga besar gua tuh masih ada hubungan, masih
dekat lah hubungannya gitu. Jadi kalo cakupan keluarga gua sama keluarga yang
lain itu besar gitu, kita masih dekat gitu hubungannya. Karena ya itu, ada tali adat
dimana kaya keluarga gua itu gak bisa lepas dari tali adat itu. Soalnya ya tradisi
lah gitu.
P: Adat apa itu?
MHT: Contohnya… emmm.. pada saat tradisi Rambu solo, itu kaya upacara
penghormatan kepada orang yang sudah meninggal. Nah itu kan disitu ada
banyak… eemmm yang dipersembahkan, contohnya kaya kerbau, babi gitu kan,
macem-macem. Terus apalagi ya, tuak gitu, nah itu misalnya keluarga dari bokap
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
172
gua ada yang meninggal entar pasti keluarga yang jauh itu support kaya apa sih
namanya memberikan persembahan juga, nah entar gentian balesan lagi kalo dari
keluarga mereka ada yang meninggal juga, ada upacara adat, bokap gua juga
harus ngebales gitu. Saling membantu bantu gitulah. Tapi dijaga hubungan itu.
P: Pokoknya saling membantu gitulah ya? Ada ikatan sama saudara gitu ya.
Hubungan antar keluarga itu ya. Tapi kalo misalnya kalo lu dalam melihat
masalah atau apa, peranan suku dalam melihat suatu masalah atau memandang
hidup sehari hari kaya gimana m***?
MHT: (berpikir) Peranan?
P: Peranan dari suku adat, ada gk nilai-nilai yang lu anut untuk melihat suatu
masalah atau melihat suatu hal.
MHT: Gimana ya, gua dari kecil emang uda lahir disini sih, jadi gua emang ikut
sini aja sih, orang tua gua tuh gak memaksa gua untuk apa sih namanya eee
cekokin gua gitu jadi gua gk terlalu tahu, gak terlalu ngefek gitu.
P: Bearti orang tua kaya eee agak membebaskan lu lah ya, gak terlalu
mencekokkan lu dengan nilai-nilai tertentu ya yang berasal dari adat istiadat gitu
ya.
MHT: Ya..
P: Nah terus eee.. agama lu apa m***?
MHT: Gua Kristen Katolik.
P: Kristen Katolik, nah tadi kan kalo misalkan dari suku kan gak ada ya, kalo dari
agama, peranan agama dalam melihat kehidupan sehari-hari gimana m***?
MHT: (Berpikir) emmm… efeknya gitu ya?
P: Ya kaya peranan agama. Apa lu harus beramal terus atau gimana?
MHT: emm.. beramal emm enggak sih, cuma maksud gua, efek apa enggak sih
dalam hidup gua gitu? Peranan… (Bingung dengan pertanyaannya)
P: Peranan agama, jadi lu misalkan lu sangat eee.. lu sangat
mengimplementasikan nilai-nilai keagamaan lu yang lu anut gitu, misalkan kalo
apa ya, misalkan kalo gua kan agama Budha, kalo gua dalam kehidupan sehari-
hari kalo di agama Budha di ajarinnya kaya lu jangan percaya sesuatu kalo belom
liat sendiri, jadi gua tuh dalam bertindak gua dapat membuktikan sendiri,
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
173
contohnya semacam itu pokoknya. Nah klo lu kaya gimana? Atau agama tidak
terlalu berdampak atau bagaimana? Atau lu menjalankan….
RS: Gua rasa sih enggak enggak enggak terlalu berdampak dalam hidup gua.
P: jadi lu kalo misalkan eee.. melihat sesuatu tuh keluarga mungkin yang lebih
berpengaruh atau gimana?
MHT: (hening sejenak) iya sih keluarga yang lebih berpengaruh..
P: Daripada agama atau suku ya?
MHT: Iya
P: Okeii. Nah terus eeee…. Okeii u sekeluarga ada berapa bersaudara?
MHT: Gua ada dua, adek gua cewe beda sebelas tahun sama gua.
P: Oh beda jauh ya?
MHT: Iya beda jauh
P: Oh jadi dua bersaudara ya?
MHT: he‟eh
P: Ada ayah, ibu sama adik. Okeeii nah terus eee… hubungan u dengan keluarga
lu gimana m***?
MHT: Hubungan gua sama keluarga lancer-lancar saja sih, baik-baik aja. Gak ada
masalah.
P: Boleh dijelaskan gak kaya gimana baik-baiknya?
MHT: Oh ya, bokap nyokap gua tuh ya gua gak melawan mereka karena mereka
ngasih kebebasan gitu.
P dan MHT tertawa. (hahaha)
MHT: Kaya misalkan lu pokoknya kalo nikah harus sama orang ini ya sama ini
ya, gak enggak dia enggak gitu. Yauda bapak mah ikut aja asal kamu bahagia.
(hahah)
P: Dari kecil kaya gitu, dibebasin maksudnya kaya lu mau milih apa selalu
dibebaskan?
MHT: Ohhh, dibebaskan dalam artian sebebas-bebasnya sih enggak, mereka pasti
kasih arahan juga kalo misalnya kaya lu mau apa namanya kalo mau nikah sama
orang ini baiknya gini gini gini, buruknya gini gini gini, jadi kaya ngasih pemandu
jalan gitu. Hahaha uhuk uhuk
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
174
P: Kaya pemandu jalan tapi enggak kaya di over protective semacem itu ya?
MHT: Enggak, enggak terlalu.
P: Em.. okeii. Nah terus diantara ayah sama ibu yang paling deket sama siapa?
MHT: Gua sama bokap sih.
P: Oh sama bokap, kenapa m***?
MHT: Karena kalo gua ngobrol gitu ngobrol lebih nyambung aja gitu. Kalo
nyokap gua ngobrol ma dia ya malah dinasehatin balik. Gitu.
P & MHT tertawa (hahaha)
MHT: Maksudnya kaya disconversation gitulah, percakapan yang uda intim gitu
kan, gua kalo ngomong pasti sama bokap, kalo ada masalah-masalah pasti gua
ngomongnya sama bokap, dia lebih bisa memberikan solusi kalo kalo kalo nyokap
dia malah ngasih solusi yang gak bakal bisa gua lakukan…
P: Contohnya kaya gimana m***?
MHT: Contohnya eeemm.. (uhukk) misalnya eeemm… (hening sejenak) apa ya
duh malu gua.. haha. Emm.. misalnya gua sama ini ini ada masalah ni, terus gua
ngomong sama nyokap gua.. ma gua ada masalah gini gini gini gini gini. Ya kamu
seharusnya komunikasikan sama mama… coba kamu Tanya papa! Hahahah. Apa
lagi ya.. eeeee… misalnya ma ni gua lagi lagi dalam keadaan krisi jati diri, gua
bilang kaya gitu. Nah gua susah ni gaul sama orang orang ni, misalnya gtu kan,
gua harus gini gini gini gitu gitu gitu, kayanya gua harus apa gitu apa namanya
kaya jadi diri gua yang lain, misalnya gua bilang kaya gitu kan. Nah nyokap gua
tuh kaya gak ngerti gitu.. dia malah, dia malah ngasih solusi, kamu yauda kamu
ikutin aj temen-temen kamu gitu doank, jadi dia gak ngasih taw gua harus apa
gitu. Kalo bokap gua dia lebih, kalo gua ngomong jujur ma dia gitu dia bakal
kasih sampe detail detail contohnya. Ya pokoknya gitu lah isu isu social dan lain-
lainnya gitu. Gua sih lebih ke bokap.
P: Lebih kebokap ya. Okei. Nah terus uda gitu lu kana da sodara ya? Usianya kan
jauh banget, nah lu hubungan sama adek lu bagaimana?
MHT: Gua sama adek gua.. biasa aja sih ya kaya kakak adek gitu, gak, bukan
kaya di film-film gitu ya yang saling menyayangi gitu ya.. hahaha tiap pagi
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
175
bangun, halo selamat pagi, gak gak kaya gitu. Ya biasa aj gitu kaya temen biasa
gitu. Kaya temen aja.
P: nah terus lu seberapa deket sama dek lu yang kecil itu?
MHT: deket? Emmm… deket banged sih enggak.
P: soalnya usia nya jauh juga ya?
MHT: Iya usia nya beda jauh juga, jadi kita beda ini beda beda apa sih namanya
beda.. kan kita kalo sama sama kecil paling dulu bedanya Cuma setahun gtu, gua
paling rebutan nonton power rangers atau apa gitu, Cuma kalo sekarang, kan kalo
berhubung gua beda jauh, hobi gua lain, interest gua lain lebih kepada film atau
apa, kalo adek gua mungkin lagi main game internet kaya Facebook, twitteran
macem-macem gitu, jadi gua ya gua gak terlalu sering komunikasi gitu.
P: oh gitu, okeii. Nah terus ada yang mau ditambahin lagi gak?
MHT: Emm.. gua rasa enggak.
P: okeii, nah terus eee… sekranag tentang kehidupan social ya m***, tadi kan
udah tentang keluarga, nah terus lu kan pasti punya temen kan ya? Nah hubungan
lu dengan teman-teman sekitar itu kaya gimana?
MHT: Sekitar apa ni? Universal atau agama?
P: Universal
MHT: Ohh.. kalo gua disini, jujur tetangga aja gua gak kenal. Hahah
P: Tinggal disini uda lama tapi?
MHT: udah, sekitar tujuh tahun.
P: Oh tapi sama tetangga gk terlalu kenal, jarang sosialisasi juga ya?
MHT: Jarang. Jarang sosialisasi. Orang-orang nya juga agak susah diajak
bersosialisasi.
P: Kalo dikampus?
MHT: Kalo dikampus banyak, karena gua anak asrama kan, jadi gua kenal orang-
orang. Kalo disini, disini gua kan dulu pindahan dari gak jauh lah rumah gua yang
dulu dari sini sekitar dua kilometer, gua pindahan dari dua kilometer itu. Nah gua
malah deket sama temen-temen di sekitar situ. Temen-temen gua dari kecil disitu,
khususnya OMK.
P: Apa itu?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
176
MHT: Orang Muda Katolik. Gua deket sama anak anak muda gereja gua.
P: Ohh gitu, pokoknya lebih deket sama disana ya, kalo di kampus lebih banyak
ya temennya, karena lu juga tinggal di dorm dan disitu juga banyak anak umn kan
lebih bisa diajak berinteraksi, seperti itu ya.
MHT: Iya.
P: Nah teruss eee.. hubungan lu dengan temen-temen lu pasti deket kan tuh.. nah
terus diantara teman-teman lu itu ada yang deket banged gak kaya sahabat gitu
atau kaya kelompok genk seperti itu?
MHT: Ada.
P: Yang dimana? Yang di OMK?
MHT: ya, yang di OMK itu sih.
P: Kaya gimana boleh dijelasin gak, boleh di ceritain gak kaya gimana hubungan
lu dengan teman-teman lu?
MHT: Ya, gua tinggal disana uda dari kecil tinggal disana sering di bawa ini ada
namanya kegiatan-kegiatan ibadah di agama gua kaya misalnya latihan koor atau
enggak sembahyangan bulan-bulan apa sih, bulan Mei dan November, kita
mengadakan doa kepada Bunda Maria di agama gua. Nah jadi gua tiap tiap
misalnya bokap dan nyokap gua dateng sembahyang ibadah nah gua dating bawa
diri kesana tujuannya emang buat main. Terus ada ada anak, masih kecil ni gua
ceritanya, terus ada anak-anak gitu yauda abis kita latihan koor, kita main main
main main, jadi deket. Besonya dating lagi yak arena kan tiap hari ada ibadah
gitu, besoknya dating lagi ya, iya, tujuannya emank buat main. Haha. Ya jadi
dengan begitu gua jadi dekta jadi dekat jadi dekat terus akhirnya ya kita sering
melakukan kegiatan sehari-hari bareng-bareng.
P: Oh dilura dari kegiatan organisasi itu juga?
MHT: Ya di luar kegiatan organisasi itu juga.main main keluar, cerita cerita, terus
gua jadinya jauh sama temen-temen tetangga gua yang di tempat sebelum gua
menetap disini, yang disana. Gua jadi jauh hubungannya sama mereka dan
memang emang gua juga gak terlalu seneng, soalnya apa ya, soalnya sikap mereka
sama sikap temen-temen gua di OMK ini, gua lebih senang yang di OMK, lebih
apa ya, lebih kasarnya lebih brandal gitu. Hehe. Dikit-dikit berantem dikit dikit
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
177
berantem. Dulu paling seneng kalo ada orang berantem pasti diajakin gitu. Gua
diajakin, dan kebetulan di kompleks gua kan untuk dulu kan didaerah sana sorry
orang-orangnya masih pada apa namanya, fanatik gitu loh, jadi gua merasa kaya
dibedakan gitu sama yang lain. Makanya gua lebih cocok sama mereka-mereka
juga mungkin karena kita sejalan gitu.. se se.. se apa..
P: Seiman?
MHT: bukan seiman, satu visi satu perasaan kita digituin sama orang. Apa ya
istilah Bahasanya gua lupa, pokoknya satu inilah sama-sama senasib dan
sepenanggungan hehe. Semacem itulah. Jadi gua deket sama mereka sampai
sekarang.
P: pake kaya curhat curhat hal pribadi juga termasuk?
MHT: Kalo curhat-curhat hal pribadi gua gua enggak sih, tapi kalo temen-temen
gua yang lain ya saling curhat-curhatan gitu.
P: ohh nah okei, nah itu kan temen-temen OMK disini, kalo temen-temen di
kampus ada gak yang paling deket kaya ada geng nya mungkin?
MHT: Nah kalo di kampus… enggak ada.
P: oh gk ada?
MHT: gak ada, jadi gua itu kaya, kaya apa sih namanya kaum nomaden gitu
istilahnya.. hahah. Gak punya gak punya apa namanya, gak punya tempat
menetap, jadi pindah-pindah gitu kaya bunglon. Heheh
P: Kenapa emang kalo di kampus?
MHT: Nah itu itu yang g bilang tadi sebelumnya, ma gua lagi krisis jati diri ni
eee.. kegiatan sehari-hari gua disini kalo gua bawa ke kampus tuh gak cocok,
sikap gua gk cocok kalo g berkelakuan seperti itu gua gak cocok.
P: Emank kalo anak-anak dikampus kenapa m***? Kaya gimana?
MHT: Gimana ya, gua rasa mereka lebih ini kali ya lebih apa sih namanya… satu
kalo menurut gua lebih modern, terus satu lagi lebih apa sih lebih… eee….
P: Lebih kalem gitu maksudnya?
MHT: Iya bisa dibilang begitulah kalem kalem gitu. Mungkin dari gua nya juga
yang apa sih namanya, dulu gua susah gitu deket sama orang, maksudnya gua
memaksakan eee.. iya gaya gua, cara berpikir gua kepada mereka yang belum
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
178
yang emang mereka yang belum bisa mereka terima, jadi gua mau gak mau harus
jadi kepribadian yang lain.
P: Jadinya pindah-pindah gitu juga maenannya ya, jadi kalo misalnya di kampus
maennya maen biasa aja, tapi kalo sama yang deket tuh sama temen-temen yang
disini ya?
MHT: iya, kalo temenan sama yang disini udah bener-bener kaya keluarga gitu,
keluar semua, sifat-sifat jeleknya keluar semua, ya gapapa mereka juga keluarin
jadi kita kaya keluarga gitu.
P: uda tau dalem-dalemnya lah ya.. uda tau jelek-jeleknya juga
MHT: Iya uda tahu dalem-dalemnya.
P: Nah terus kalo eee dari geng lu yang ada disini ni yang lu deket banget itu,
yang anak-anak OMK itu eee.. dari lu berteman dengan mereka ada
mempengaruhi pola pikir lu gak sih terhadap sesuatu?
MHT: (berpikir sejenak) eee… kalo sikap, kalo pola pikir gua rasa gak ada Cuma
kalo sikap berdampak banget gua gitu
P: kaya gimana tuh berdampaknya?
MHT: Ya selama ini kan gua enjoy gitu bergaul sama mereka, jadi gua keluar,
keluar semua sifat-sifat gua, dan mereka terima itu? Mereka malah senang gitu
tapi dampaknya gua jadi kaya terbiasa terbiasa apa sih namanya terbiasa dengan
eh terbiasa dengan diri gua yang itu. Diri gua yang apa adanya gitu. Jadi kalo
misalnya gua bawa ke kota lain atau orang lain gitu mungkin mereka juga masih
belum bisa nerima.
P: Diri lu yang apa adanya boleh dijelasin gak maksudnya kaya gimana m***?
MHT: Oh diri gua apa adanya? Gua ini orangnya bisa dibilang apa sih namanya
kalo suka unjuk diri itu apa sih namanya? Kalo ke kampus itu kaya pengen iya
show off, pengen jadi pusat perhatian gitu, nah dulu gua kaya gitu orangnya.
Sementara kalo gua di kampus kaya gitu belum tentu bisa gitu kan. Kalo sama
temen-temen gua mah beuhh mereka terima itu dengan sangat baik.
P: Mereka menerima lu dengan sangat baik ya. Nah terus berarti kalo misalkan ke
pola pikir gak terlalu berdampak gitu ya tapi lebih kesifat lu sehari hari mungkin
lebih berdampak..
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
179
MHT: iya mungkin lebih kesifat gua kalo ke pola pikir biasa aja sih.
P: Berarti kalo kalo dari hubungan lu dengan teman-teman yang dikampus ada
mempengaruhi lu enggak?
MHT: Gak ada.
P: Gak ada ya. Hehehe karena terlalu biasa mungkin kali ya. Nah terus.. apa lagi
ya.. emmm… kegiatan lu dengan geng lu tuh kaya tadi ya kegiatannya kan kaya
ngumpul bareng, ada acara agama, terus uda gitu kaya ada acara jalan bareng dan
maen bareng, kegiatannya selain dari itu apa aja m*** sama teman-teman lu?
MHT: Apa ya.. selain itu? Ohh yaa maen bareng gitu, kalo taon baru bakar-
bakaran biasa gitu, jalan-jalan gimana gitu, ngumpul bareng, ngeband terus eee…
ngegame bareng, uda gitu doank.
P: Uda itu? Ada lagi yang mau di tambahin?
MHT: Gak ada, sebenernya sih banyak banyak kejelekan-kejelekan hahahah
P: haha macem-macem ya.. nah terus uda ni, nah sekarang, tadikan uda tuh
kehidupan social agama keluarga nah ini tentang gaya hidup lu. Nah lu kegiatan
sehari hari ngapain aja m***?
MHT: Sehari hari? Nonton film.
P: Selain di samping kuliah?
MHT: Ya itu gua suka apa ya itu, suka nonton film, suka ngegame, tapi ngegame
enggak terlalu parah ya, yang paling parah sih ya nonton film. Gua sehari bisa
ngabisin, maksudnya gua tuh pernah waktu tuh gak masuk kuliah, sering gak
masuk kuliah kerjanya tapi nonton tiap ari, tiap hari tuh nonton, nonton dan
nonton, gak keluar kamar.
P: Iya? Nonton film? Download?
MHT: Iya, download
P: film apa yang biasa lu tonton?
MHT: Semua, semua film gua tonton kalo perlu. Jadi gua gua searching kan di
internet ni, liat di imdb yang rating nya tinggi mana ni? Terus gua langsung
download. Download, nonton.
P: oh kaya gitu, berarti hobi nya nonton ya?
MHT: iya
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
180
P: Nah terus kegiatan sehari-hari biasanya disamping kuliah lu nonton film. Gitu
ya? Selain itu kegiatan di kampus ada yang diikutin gak?
MHT: emmm enggak ada.
P: Okai, nah terus hobi lu selain nonton film adalagi gak apa gitu?
MHT: Main bola eeemm.. bikin film teruss eee… ngumpul.. nongkrong-
nongkrong
P: bareng sama temen gitu ya?
MHT: Iya
P: ngbrol-ngbrol. Ada lagi? Jalan-jalan kemana gitu ya, yang penting rame-rame
sama temen gitu ya?
MHT: iya
P: Okaii nah itu, tadi kan lu bilang kalo hobi nya bikin film, itu bikin film buat
tugas doank atau lu punya bikin film yang lain?
MHT: Emm bukan Cuma buat tugas, buat juga yang lain.
P: Kaya gimana itu?
MHT: Bikin film pendek.
P: Oh bikin film pendek aja ya. Nah terus kaya iseng-iseng gitu?
MHT: Iya sih iseng-iseng.
P: Nah teruss tadi tadi hobinya kan uda, terus hal-hal yang menarik perhatian lu
apa sih m***?
MHT: cewe. Hahaha misalnya kaya gini ni gua melihat nih, gua tuh seneng
ngeliatin apa sih namanya ee.. kelakuan-kelakuan orang. hehehe
P: hahaha, kaya gima tuh m*** contohnya?
MHT: Misalnya ada anak kecil gitu kan, ngupil, ngupil ngupil ngupil eh di jilat..
hahaha nah itu gua sering tuh ngeliat-liat kaya gitu kelakuan kelakuan orang itu.
Terus ya lucu gitu dan memang gua simpen, gua simpen di otak, entar buat jadi
bahan lelucon gua gitu. Hahaha
P: hahaha, kalo lage ngumpul sama temen-temen lu gitu ya. Hahaha. Ada lagi?
MHT: apa tadi? Yang menarik perhatian gua? (berpikir) pasti film, teruss
eeemm… satu lagii…. Sebenarnya gua pengen ini sih eeemm.. melihat hal baru,
yang menarik perhatian gua.
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
181
P: Sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda? Yang diluar dari yang biasanya lu
kerjaen gitu ya.
MHT: emmm..
P: Okaaii, emmm terus personality, nah m*** lu ee.. menggambarkan kepribadian
lu sebagai kaya gimana m***?
MHT: (berpikir sejenak) guaaa…. Orang yang… bentar… heheh, gua juga susah
menilai diri gua sendiri, harus dari orang lain juga.
P: Nah lu melihat diri lu sebagai orang yang bagaimana?
MHT: Nah gua tuh kaya berpikir ee.. dulu sempetkan waktu kecil waktu SMP gua
mencari latar belakang gua, gua tuh dulu tukang membully dan suka di bully
hahaha
P: hahaha… Oh gitu, dua duanya ya?
MHT: iya dua duanya. Gua gua membully lebih sedikit tapi porsi di bully nya
lebih besar..
P: oh gitu, itu gimana ceritanya?
MHT: Yaa dulu adalah waktu di SMP gitu kan kebandelan-kebandelan remaja
P: Terus selain suka membully dan di bully?
MHT: misalnya ada temen ni, cewek suka di bully ni suka di kata katain, terus
abis itu ada cowo juga suka di bully suka dikata katain, dipukulin ni, ikutan pukul
gua, heee di bullynya gua juga pernah, gua dulu orangnya emang suka pamer suka
show off terus ada orang yang gak suka, jadi gua pernah tuh di telanjangin..
uhukk.. ahahahah… terusss…
P: hahaha mungkin itu tadi lu suka show off kaya gitu orangnya
MHT: Emm.. dan gua gara-gara emang suka dibully kali ya dan gua tuh berpikir
kaya sekeliling gua tuh, apa yang ada disekeliling gua tuh kaya inferior, super
inferior gitu, jadi gua berpikir bahwa diri gua lebih rendah terhadap orang lain
gitu..
P: Berarti walaupun lu suka show off, namun lu agak kurang PD juga ya? Seperti
itu?
MHT: Bukannya kurang PD sih, apa ya.. ya gua berpikir orang lain itu lebih
tinggi dari pada gua gitu, jadi gua, gua tuh gua selalu berpikir kalo eee.. gua tuh
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
182
harus terus, dan terus dan terus dan terus dan terus meningkatkan skill, lebih sakti
lah.. gua gitu
P: Ohh terus menambah kemampuan diri semacem itu ya. Nah terus ada lagi yang
mau ditambahin?
MHT: gak ada.
P: berarti lu tuh orangnya suka show off, suka membully dan di bully seperti itu
ya?
MHT: dulu dulu maksudnya dulu itu dulu.
P: Kalo sekarang udah enggak?
MHT: Sekarang udah enggak
P: berarti lu orangnya….
MHT: makanya gua jadi, orangnya suka berpikir begitu karena ya gara-gara itu
suka dibully dan suka membully, jadi tuh yaitu tadi gua ngeliat sekeliling gua tuh
kaya inferior ya kaya gitu.
P: oh yay a, jadi lu melihat sekeliling lu kaya inferior, terus uda gitu lu tuh
orangnya suka show off juga, nah terus udah ya, kira kira lu melihat diri lu seperti
itu ya.
MHT: hemmm iya pandangan gua terhadap diri gua. Hahah
P: hahaha, nah terus sekarang prioritas hidup lu saat ini apa m***?
MHT: Prioritas hidup gua saat ini gua pengen punya life time achievement, jadi
life time achievement gua tuh gua pengen buat film yang di tonton tiga miliar
orang. Yaa itu untuk saat ini.
P: oh itu untuk saat ini, prioritas hidup lu saat ini untuk di film gitu ya. Ada yang
mau di tambahin lagi m***?
MHT: iya.. emmm… mencari teman sebanyak banyaknya.
P: oh gitu, supaya apa m***?
MHT: uhukk.. emm gak ada
P: pengen berteman dengan orang yang banyak aja ya?
MHT: Supaya gua bisa mungkin dapat masukkan dan referensi dari macem-
macem.
P: biar film lu juga banyak di tonton seperti itu..?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
183
MHT: emm bukan seperti itu sih, ya biar gua bisa melihat lihat ini eeee cara hidup
mereka.
P: oohh okeiii. Nah terus tadi kan tentang diri lu uda nih, nah kita mulai masuk ke
eeee… pengetahuan atau pemaknaan lu tentang new media ni m***, nah menurut
lu new media itu kaya gimana m***?
MHT: New media? Eemmm.. menurut gua media new media itu istilahnya kalo
buat seniman itu kanvas baru, kanvas baru kita lah gitu, objek baru yang harus di
eksplor.
P: Emm seperti itu ya, ada lagi yang mau ditambahin?
MHT: uda itu aja.
P: oh uda itu aj. Nah terus kalo menurut lu perbedaan Antara new media dan old
media kaya gimana m***?
MHT: New media itu, kalo old media kan yang kaya eee.. Koran macem macem
kan itu kaya surat kabar terus eee,,, nah kalo menurut gua yang ngebedain
mungkin perbedaaannya lebih kepada emmm sifatnya lebih ini sih yang new
media lebih global, lebih cepat nyebar kemana-mana dan uda banyak yang
memanfaatkan itu dan justru apa namanya bisa menerima seperti itu.. (hening
sejenak)
P: kaya lagi ujian y m***? (canda) heheh
MHT: Iya kaya lagi ujian ni heheh
P: biasanya kan kalo anak ilkom kan ngasih perbedaannya tuh kalo new media
lebih kompreheMHTif kaya satu berita bisa di share kemana-mana, kalo old
media kan kita kaya baja majalah, majalahnya harus satu, radio harus satu tapi
kalo new media kan ceritanya oprang-orang memaknainya seperti itu kalo lu kaya
gimana m***?
MHT: Iya kaya gitu jadi menurut gua dampaknya lebih global karena bisa di share
dimana-mana dan orang juga bisa apa sih bisa menerima, iya lebih cepet
nerimanya gitu.
P: oh seperti itu ya, nah terus pandangan u terhadap new media kaya gimana
m***?
MHT: Sesuatu yang bagus.
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
184
P: Bagusnya kaya gimana?
MHT: ya bagusnya ya itu cepat nyebar terus kita informative lebih bener nerima
sesuatu dengan cepat, terus dengan adanya new media timbul lapangan-lapangan
kerja baru kalo menurut gua gitu. Facebook contohnya terus misalnya kaya
website-website tiket tiket pesawat contohnya mungkin gitu kan itu kaya nusa trip
dan tiket.com itu kaya menyediakan berbagai macam tiket tiket murah gitu buat
orang-orang, itu mereka memang uda ada ininya, uda ada apa sih namanya uda
ada kantornya, karena kantornya baru media internet.
P: seperti itu ya? Berarti menurut lu new media itu suatu inovasi yang baik karena
itu bisa menimbulkan lapangan pekerjaan yang baru seperti itu ya. Nah kemudian
dah ni tentang new media, terus lu, new media kan banyak macem-macemnya ni
ya salah satunya kan sosial media, lu setuju gak kalo sosial media itu termasuk
dalam new media?
MHT: emm setuju
P: nah menurut lu definisi sosial media itu menurut lu sendiri kaya gimana sosial
media itu?
MHT: sosial media itu emm… ajang untuk berkomunikasi gitu lah.
P: kaya gimana maksudnya?
MHT: Jadi kita ya menurut gua saling share-share informasi saling apa sih ee…
berkomunikasi gitu
P: ya pokoknya sosial media itu sebagai sarana komunikasi dan share-share
informasi gitu ya, walaupun sosial media seperti itu, nah terus , pandangan lu
terhadap sosial media kaya gimana m***?
MHT: Sosial media menurut gua.. baik
P: Baiknya gmana m***?
MHT: yang seperti tadi gua bilang, jadi dengan begitu gua bisa tahu informasi
dengan cepat..
P: melalui sosial media?
MHT: melalui sosial media gitu, dan begitu gua bisa berkomunikasi dengan
teman-teman lama gua
P: ohh seperti itu. Ada lagi?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
185
MHT: dan mungkin itu mungkin berdampak juga untuk merubah cara berpikir
gua ya contohnya misalnya ada aaa… eee… kelakuan kelakuan diluar sana yang
ternyata belom pernah gua lihat, nah itu kan gua jadi tahu akan suatu hal yang
baruu.. ohh jadi gini, ternyata gua selama ini gua Cuma orang yang gitu…
P: pokoknya mengarah sesuatu yang baru kaya gitu ya?
MHT: ya merubah pandangan.
P: merubah pandangan lu ya. Okei.. terusss… nah untuk saat ini sosial media yang
u aktif gunakan saat ini apa m***?
MHT: yang aktif digunakan Facebook doank.
P: oh facebook doang? Yang lain gak ada?
MHT: youtube
P: youtube sama facebook, kenapa mik?
MHT: aaa.. kalo facebook gua, emang karna ini sih gua lebih, lebih demen aja
pake facebook, kalo yang laen kan masih coba-coba jadi gua harus belajar lagi
kan
P: kalo facebook lu seneng karna lu uda familiar?
MHT: iya lebih familiar begitu jadi kalo misalnya youtube, kalo youtube juga
enak karna... lu tau sendiri tadi gua suka nonton film kan makanya gua jadi suka
nonton yotube.
P: o, karna lu suka nonton jadi suka pake youtube untuk nonton gitu ya?
MHT: iya
P: mungkin lu suka bikin film yang lu share di youtube?
MHT: enggak...enggak
P: lu lebih suka nonton aja?
MHT: iya
P: lu kan suka nonton youtube nih, menurut lu youtube itu apa sih?
MHT: youtube tuh menurut gua.... tempat untuk share video, untuk
eksploitasi...apa sih namanya... tempat untuk eksploitasi.... apa sih...new..new...
new art gitu lah
P: lalu sejak kapan lu mulai menyaksikan tayangan-tayangan youtube?
MHT: eeee semenjak...gua kelas... SMA
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
186
P: sejak SMA uda mulai nonton-nonton tayangan youtube. tayangan youtube yang
pertama kali lu tonton apa m***?
MHT: lebih ke ini... apa... cara nge cheat gimana hahaha
p: ooo lu dulu suka main game gitu?
MHT: iya hahaha
P: di situ di jabarin cara-caranya? Secara mendetil?
MHT: iyaa ada cara-caranya
P: dan itu working cara-caranya?
MHT: kebanyakan enggak working, Cuma ada satu yang working hahhaa
P: nah terus dalam seminggu seberapa sering lu menyaksikan tayangan-tayangan
youtube?
MHT: sekarang? Sekarang ya?
P: he eh
MHT: eeee seminggu...wah tiap hari, seminggu tiap hari pasti nonton, pasti ada
dah
P: pasti ada yaa,, kalo dalam sehari lu pasti nonton berapa lama kria-kira?
MHT: yaa... Cuma buat ini ini doank, nyantai-nyantai doang. Paling lima belas
menit, nonton vlog vlog atau macem trailer
P: channel youtube yang lu subscrip apa aja m***?
MHT: wuuu macem-macem, wulipai (apa ini gak tau), SachaSteveMHTon, ada
malesbangetdotcom, ada radityadika, terus ada jalan-jalan men itu males banget
dot com ya?
P: iya itu males banget dot com terus ada siapa sih yang cover cover lagu itu, terus
ada... pemprovdki ya hahaha yang ada jokowi, ada macem macem, 14 biji gua
lupa hehe
MHT: macem-macem itu yaa yang lu subscribe itu?
p: terus yang paling sering lu tonton yang mana?atau yang paling lu suka dari itu
MHT: yang paling sering gua tonton... justru dari subscribe gue (yang gua
subscribe) jarang gua buka HAHAHAHA karna nunggu numpuk-numpuk dulu
kan baru gua tonton (tunggu episodenya banyak dulu baru ditonton)
p: biar bisa nonton terus gitu yaa, gak kepotong-kepotong?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
187
MHT: he eh jadi.... apa yang ada di homepage, yang keliatan gitu langsung gua
klik gitu
P: lalu tayangan-tayangan di youtube tadi memberi dampak ke elu gitu gak?
MHT: gak
P: sama sekali enggak
MHT: oh ya ya ya, berdampak, berdampak khususnya dalam pembuatan film
P: misalnya kaya gimana?
MHT: misalnya gua di kasih teknik-teknik cara pembuatan film, teknik teknik
cara baru membuat alat-alat film gitu, itu kan berdampak gitu, berdampak buat
kehidupan kuliah gua,terus ada juga yang misalnya, yaa itu yang tadi gua bilang
padangan gua terhadap youtube kan. Pandangan gua, jadi gua meraasa kecil gitu
kan dan itu merubah aaaa apa sih namanya, dan itu merubah, sikap sih merubak
sikap sedikit
P: yang berdapak itu berarti lebih ke yang kaya tayangan-tayangan tutorial
pembuatan film begitu?
MHT: iya... kaya gitu sama yang tadi, yang gua melihat sesuatu yang baru gitu
P: dari yang lu subscribe itu ada yang berdampak ke elu gitu gak?
MHT: berdampak, khususnya SachaStevenson
P: oh kaya gimana tuh m***?
MHT: how to act indonesian itu kan
P: he eh
MHT: kan dia... dia kan apa namanya... apa ya istilahnya..mungkin menurut gua
tuh mengkritik cara... aaaa hidup orang Indonesia gitu kan dan.. dan menurut dia
cara hidup seperti orang indonesia yang bener adalah seperti titik titik titik
contohnya misalnya ada orang tabrakan, terus jatoh harusnya dibawa ke dokter
kan? Tapi di bawa ke tukan urut. Nah itu dikritik kan sama dia gitu.
P: ada lagi m***?
MHT: uda
P: oke, terus menurut lu sendiri nih, tolong beri gambaran perilaku orang
Indonesia secara umum, menurut lu kaya gimana m***?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
188
MHT: aaaa kalo menurut gua orang Indonesia itu khususnya di pulau jawa yang
gua liat dari temen-temen gua juga menutup diri
P: individual?
MHT: bukan individual, apa ya aaaaa gua, gua tuh merasa kaya gua kurang
ekspresif gitu, itu kaya membuat dan juga berdampak kaya membuat aduuh kaya
terlalu monoton gitu. Gua bosan kaya gitu gitu. Gua pengen gitu ngeliat orang
dansa-dansa ditengah jalan, kaya orang melakukan hal hal yang lain di tengah-
tengah kesibukan mereka gitu, dan mereka masih... ya itu gua bilang... ke kata itu
lagi... menutup diri.
P: kurang ekspresif kayag itu? Kurang out of the box gitu?
MHT: gak out of the box juga sih tapi...
P: kurang ekspresif aja gitu?
MHT: iyaa, itu satu sama ini sih.... khususnya, malu-malunya itu lho. Malu-
malunya... , jaim... jaim jaim gitu terus implisit-implisit gitu lah, jadi itu yang gua
liat negatifnya hahaha
P: itu negatifnya, positifnya apa?
MHT: positifnya orang indonesia tuh sebenernya... baik-baik... terus aa...
P: baik-baiknya gimana m*** maksudnya?
MHT: oh iya sama satu lagi positifnya. Sifat mereka kan macem-macem, jadi, gak
bosen gua hahaha
P: hahahaha ada lagi?
MHT: tadi yang apa tuh gua sebutin sebelumnya yang pertama, positifnya kan
baik-baik, lu kan nanya baik-baiknya gimana
P: he eh
MHT: contohnya kalo misalnya gua dateng,ya ini nih “tamu adalah raja” nah itu
baik-baik kan hahaha
P: jadi lu kaya merasa bener-bener disuguhi kaya gitu ya? Baik-baiknya kaya gitu
MHT: he eh
P: lu tadi liat orang indonesia dari segi positif dan negatif, dari ciri-ciri orang
Indonesia yang lu sebutkan tadi, lu merasa gak diri lu seperti itu?
MHT: dulu iya, dan ini berubah semenjak gua masuk ke aaaa kuliah.
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
189
P: kenapa m***?
MHT: karna yaaa dulu sikap... sikap gua yaa... sama kaya dulu yang menurut gua
sama kaya yang... orang-orang, yang menurut gua orang-orang umum itu lakukan,
monoton. Terus apa aaaa, apa-apa malu-malu gitu. Jadi kita harus kemana-mana,
kita harus ngegeng, bersatu kita teguh hahaha kalo mau pergi ke mall atau mau
mencari sesuatu yang baru gitu, kita harus sama-sama bareng, jadi kalo misalnya
masuk jurang, masuk jurang bareng-bareng gitu. Hahaha pikirannya kaya gitu lah
P: jadi kaya berkomunitas gitu lah ya...
MHT: he em, ya semenjak gua masuk kampus, gua jadi... barubah cara pandangan
gua gitu. Khususnya gara-gara anak-anak film kan jadi gua yang tadinya adalah...
apa sih namanya... bersama-sama dengan mereka di jalan yang itu yang kalo gua
kemana-mana harus jalan-jalan bareng, terus pemalu. Gua lebih kaya orang yang
mengamati orang-orang seperti itu gitu. Gua jadi gitu.
P: ooo jadinya yang tadinya lu ada di dalam lingkaran itu, lu jadi berada di luar
lingkaran dan mengamati orang-orang itu
MHT: iya, mengamati orang-orang yang masih di dalam lingkaran itu kaya gitu
P: terus lu merasa seperti ciri-ciri orang indonesia yang lu sebutkan tadi gak?
MHT: termasuk, sekarang atau gimana?
P: sekarang
MHT: kalo sekarang uda berpindah jalur
P: kita uda mulai masuk ke pembahasan videonya ya..sejak kapan lu mulai
menyaksikan how to act indonesian?
MHT: sekitar enam bulan yang lalu.
P: enam bulan yang lalu, terus lu tau video itu darimana m***?
MHT: dari temen gua
P: o, di share?
MHT: bukan di share, jadi dia..jadi gua kan ada project nih. Gua mau buat, film
film kumpulan tentang kelakuan... sama sih, sama kaya Sacha Stevenson, gua mau
buat video kumpulan tentang kelakuan-kelakuan orang Indonesia, yang menurut
gua harus ha.. harusnya diperbaiki gitu kan, terus temen gua bilang “wah Sacha
Stevenson dong M***? “hah? Sacha Stevenson?” “iya, coba aja lu buka di
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
190
youtube Sacha Stevenson” lu mau buat kaya dia kan? Jadi, semenjak itu gua
penasaran kan, gua buka, eh ternyata bener uda ada yang buat gitu. Jadi itu dari
temen gua.
P: yang ada di benak lu pas nonton video how to act Indonesian itu apa m***?
MHT: .... aaaaa setuju
P: setuju sama apa yang dia jabarkan, apa yang dia tampilkan, seperti itu ya?
MHT: heem
P: gua kan fokusnya ke pemaknaan khalayak how to act Indonesian episode , di
episode 1 kan dia ngejabarin lima tuh, lima perilaku orang Indonesia, nanti
jelaskan satu-satu apa yang lu dapet dari video itu tuh apa. Yang pernama tuh
misalnya kalo kita telpon, spesifiknya kalo nelpon pacar kek uda makan belom?
Makan nasi gak? Kalo gak makan nasi entar sakit. Kaya gitu, menurut lu kaya
gimana?
MHT: menurut gua sih kocak, video episode satu itu? Menurut gua?
P: iyaa... pertanyaan pertama itu lu setuju kah atau gimana?
MHT: reaksi gua pasti pertama, ketawa karna gua setuju dan itu emang ada di sini
dan itu emang terjadi kan. Jadi, yaa gua dukung lah Sacha Steveson dengan how
to act Indonesiannya itu. Karna menurut gua ya, orang-orang kita emang seperti
itu kan dan itu yang menurut gua... apa sih.. aaa... secara personal harus diperbaiki
P: dan lu pernah mengalami kek nawarin orang makan
MHT: untungnya gak
P: lu sendiri belom pernah ngalamin? Tapi lu pernah liat orang di sekitar lu seperti
itu?
MHT: pernah.
P: yang ke dua get a blackberry even if you are homeless, dia kaya ngegambarin
kan. Orang harus punya bb meskipun gak punya rumah gitu. Menurut lu gimana?
MHT: yaa itu yaaa salah satu ini sih menurut gua emang fenomena yang sedang
terjadi, jadi yang penting gengsi dulu lah
P: yang penting gengsi dulu ya?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
191
MHT: ya... apa.. dan yang satu lagi, yang satu lagi, karna mungkin orang desa
atau orang kampung kan penasaran gitu kan, harus punya bb dulu karna dengan
adanya bb bisa komunikasi murah lagi ada bbm gitu kan
P: oh yaa gratis gitu kan
MHT: iya gratis
P: terus yang ke tiga, over your guess a drink, di situ si Sacha ngegambarin kalo
misalkan kita dateng ke rumah orang, di suguhin aer... apa... minum teh manis,
MHT: gulanya banyak banget
P: nah, menurut lu gimana?
MHT: kalo itu.... aaaa itu yang terjadi kalo di ini doang, kalo di pulau jawa doang,
gua kan orang Toraja, kalo gua pulang ke sana mereka malah benci yang manis-
manis begitu, jadi dan... dan kita memang... jadi gua ke sana tuh makan... kalo
mau teh manis tuh teh botol sosro, teh botol sosro iya, tapi kalo misalnya teh
manis gak ada gitu. “mau minum apa? Aqua? Atau teh botol?” gak ada... gak ada..
eh teh manis.
P: malah gak ada es teh manis gitu yaa.. hahaha terus yang keempat dia
ngengambarin kalo misalnya ngeliat anjing tuh ngusir, kaya ngusirnya tuh huss
huss gitu, menurut lu gimana?
MHT: ngusir apa?
P: ngeliat anjing, ngusirnya tuh huss huss kaya gitu.
MHT: ah ya ya itu, menurut gua...itu mah biasa aja gak terlalu..., biasa aja karna..
gua berpikir itu biasa aja karna itu gak terjadi hihihi, di lingkungan gua nih gak
terjadi, jarang liat yang huss huss. Paling apa namanya... kucing. Kalo ditanya
anjing orang tuh kebanyakan liat tuh langsung kabur atau malah digonggongin
sama orang. Mungkin mereka pikir, gua nih kuat, gua gonggongin anjing gitu kan.
Gua gak takut sama anjing jadi anjingnya gua lawan gitu.. hahaha
P: yang kelima, be creative with your driving, yang dia naek motor terus ditilang
terus dia kasih duit 20ribu
MHT: oh ya... kalo itu gua setuju
P: pernah mengalami mungkin
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
192
MHT: pernah. Dua kali, jadi gua ditilang sama pak polisi, abis itu gua minggir,
terus pak polisinya ngomong “selamat siang pak boleh liat surat-suratnya dulu?”
gua kasih liat nih surat-suratnya, kalo Sacha Stevenson kan langsung dikasih uang
gitu kan, sama nah gua liat orang ditilang nih di sebelah gua. Itu dia pinter. Jadi
dia kluarin dompet, terus uangnya langsung diselipin di dalem STNK, keluarin
dompet kan? Di dalem dompet kan ada STNK, abis kluarin dari dompet selipin ke
STNK terus langsung kasih ke Pak Polisinya, terus Pak Polisinya sok sok liat
STNK gitu pas dia apa namanya... buka lipatannya, disitu dia ada uang lima puluh
ribu, diambil uangnya, hahaha STNK nya dibalikin terus dia bilang “uda jalan”
hahaha gitu...
P: jadi lu setuju karna pernah mengalami juga ya..
MHT: iyaa gua pernah mengalami... gua pernah melihat...
P: secara garis besar maksud yang lu tangkep dari episode satu itu apa?
MHT: yaa gua eeee ini, cara... maksud yang gua tangkep aaaa gini loh orang
Indonesia itu gitu, kalo mereka terlibat masalah, terkena masalah gini loh orang
Indonesia itu begitu.
P: kalo secara keseluruhan pendapat lu terhadap tayangan how to act Indonesia
episode 1 gimana nih?
MHT: setuju hehehe...
p: kalo dari episode 1 sampe 10 gimana mik?
MHT: banyak yang bener, jadi sekitar.. sekitar... kenapa banyak yang bener?
Karna 80 persen banyak yang terjadi dan pernah gua liat langsung gitu
P: apa aja m***?
MHT: misalnya kaya yang Sacha Stevenson nih mau pergi beli bakso, itu kan
sama nih kaya di sini nih. Ada tuh temen gua di asrama mau pergi ke warteg,
bayangin tuh ke warteg aja sekitar 200 meter naik motor. Sama kaya Sacha
Stevenson tuh pake sarung tangan, pake jaket lengkap apalagi Cuma beli bakso
kan 200 meter depan rumah gitu, itu.. aaaa apalagi sih
P: ada lagi?
MHT: gua lupa adegannya misalnya aaa...
P: masjid?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
193
MHT: iyaa masjid itu, banyak sendal ilang kan? Dulu waktu di tempat gua yang
di sana, di rumah gua yang lama, banyak yang sendalnya ilang juga, di mesjid
terus apa lagi sih...yang sinetron sinetron orang...ada orang apa namanya lagi...
lagi duduk terus dan apa namanya... dia pokoknya mendeskripsikan sinetron
Indonesia tuh seperti ini, dan gua setuju yaa gitu lah sintronnya agak lebay
p: ada lagi? Yang magic hand..yang orang mau nyebrang itu
MHT: oh iya, kalo itu malah ini... ada orang, naek motor, di palangin, jadi ada
orang nih naik motor mau ke kiri, ke kanan, nyalip-nyalip pake ini, magic hand
hahaha dia kaya gini *memperagakan* di jalan kaya gini... ada mobil di
sebelahnya kaya gitu, di palang sama dia cuam di giniin doang baru dia nyebar eh
nyebrang...apa namanya... baru dia nyalip dia ngestop mobil dengan cara...apa sih
namanya...
P: tangannya dijulurin?
MHT: tangannya dijulurin gitu
P: ada lagi gak m***
MHT: macem-macem kurang lebih semua bener sih karna gua liat sendiri gitu
P: oke, itu aja ada yang mau ditambahkan?
MHT:enggak cukupa aja hehe
P: oke, makasi M***a
MHT: oke sama-sama
TRANSKRIP WAWANCARA II
Wawancara dilakukan dengan via bbm, Kamis, 16 Januari
P: Yg pertama encourage people to eat, pas sblomnya kan lu blg pernah liat org nawarin
makan via telp kaya gitu ,lu setuju ga kalo org Indonesia suka nawarin org makan via telp
atw scr langsung itu adalah bentuk penunjukkan rasa sayang n perhatian terhadap org lain?
Klo stuju kenapa, klo enggak kenapa?
MHT: gue setuju banget karena... itu merupakan... rasa peduli yang ditunjukkan, rasa care
yang ditunjukkan buat orang lain
P: Ooo lu sndiri pernah nawarin org makan untk nunjukin klo lu pernhatian sm org itu ga
m***? Atw mgkin org d sekitar elu yg kek gitu misalnya temen, orang tua, adik atw apa?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
194
Bs diceritakan?
MHT: iya, jadi gua pernah... sering yah liat orang, temen-temen di sekitar gua... orang yang
gua gak kenal pasti ngomong gitu, lagi nelpon di dalam bis, di angkot, di tempat makan gua
ngeliat gitu dia nawarin ke orang. Gua gak tau mungkin pacarnya atau temen yang lagi dia
deketin, dia bilang, “uda makan belom?” itu... seperti itu
P: Ooo sipss tp klo org terdekat kek org tua atau temen2lu ada yg suka nanyain lu ud makan
gitu blom m***?
MHT: iya... kalo orang tua gua sih pernah nyoba nanya, serign malahan, tapi kalo temen-
temen... gua rasa enggak deh. Ya paling kalo mereka mau nawarin makan gitu yah.
Nawarin makan paling ditanya uda makan apa belom? Kalo uda kan, mungkin uda makan
lagi gitu. Tapi kalo misalnya gua lagi gak ngapa-ngapain tapi tiba-tiba di sms, ditelp atau
gak... gak ditawarin makan gitu... maksudnya gak ada acara makan-makan tau-tau
ditawarin makan, dengan tujuan sok-sok peduli gitu kan ngomong uda makan belom? Itu
kayanya gua belom deh. Jadi ya... uda ngecap kali yaa lu kalo ngomon “uda makan
belom?” itu suatu bentuk rasa peduli. Lebih dari rasa peduli lah kalo kata gua.
P: Oh..klo ama tmn2 belom yaa tp paling ama org tua, klo misalnya ama cewe yg lu suka
yg lg lu deketin gitu lu pernah nanya2 gitu gak?
MHT: justru karna itu, uda sering dipake orang, dan gua juga sering denger, makanya gua
gak mau make itu lagi. Ya gua pernah sih nunjukkin rasa care tapi gua gak mau make itu.
P: Ooooo ga mau dgn cara nanya ud makan atw blom ya? Emg napa m***? Trll
mainstream yak?
MHT: terlalu mainstream jadi itu yang membuat bosan dan terlalu general
MHT: iya jadi itu uda terlalu general, uda banyak dipake gitu istilahnya.
P: Lu sndiri gmn cr nunjukin perhatian ke org terdekat misalnya kek ke bokap,nyokap, ade
atau gebetan lu gitu?
MHT: Kalau tadikan sama cewe
MHT: Kalau sama ortu ya gw pakek yang mainstream
P: Oooo beda yaa perhatian ke ortu sama ke cewe gitu?
MHT: Bedaaaa
P: Di wawancara sblomnya kan lu blg org Indonesia tuh kek wajib bgt punya bb karena
alasan gengsi dan komunikasi yg murah, knp lu mngatakan sperti itu?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
195
MHT: Kenapa gue mengartakan seperti itu ? Karena gue ngejudge aja sepertinya kalau dari
gengsi ya itu mungkin karena ingin mendapatkan pengakuan status sosial yang tinggi, kalau
karena murah gue kan sering ngeliad org perantau yang menelpon ke kampung
halamannya, mereka butuh komunikasi
P: Ooooo jd lu berasumsi aja sperti itu yaa? Lu sndiri pernah liat kek org kampus yg pk bb
krna gengsi atau spy komunikasi murah?
MHT: Iya gue berasumsi sperti itu
MHT: Blum pernah, karena itu zamannya iphone and android berjaya
MHT: Waktu belum ada whats app, jaman sma gue sering bgt ngliad tmen-tmen gue
MHT: Bb itu pokoknya bergengsi, dan kalau mau text message gratis karena ada bbm
P: Ooooo I c I c saat itu lu blom jd pengguna bb?
MHT: Belumm
P: Nah skrg lu sndiri kan ud jd pengguna bb, buat lu bb itu apa m***?knp lu mau pk bb?
MHT: Karena bbm-nya, teman-teman g pakek bbm, gengsi ? Sedikit karena hp lama g
sudah usang
P: ooooo I c I c.apakah krna spy tidak ktinggalan informasi jg?
MHT: Iya btul skali itu salah satunya, kedua untuk memperluas pergaulan
P: Okeey skrg ttg anjing.kmrn lu blg kan pnggambaran anjing oleh sacha tuh biasa aja
malah yg sering lu liat itu org pas liat anjing lgsg kabur ato gak malah gonggongin
anjingnya balik. Buat lu sendiri hewan anjing itu gimana m***?
MHT: Buat g anjing itu adalah makhluk hidup, jadi harus memperlakukan selayaknya
makhluk hidup, jangan diperlakukan semena-mena: misalnya jika kita pelihara, jangan
ditelantarkan, jangan dibuat kelaparan.
P: Oooo...lu sndiri kalo ktmu anjing gimana m***?
MHT: Gue sapu2 kepalanya
MHT: Hahaha
P: lu suka anjing gitu m***?
P: Klo org Toraja sndiri biasa miara anjing ga m***?
MHT: Yo i
MHT: Biasa Ta
MHT: Tp kalau di kampung ya
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
196
MHT: Kalau diperkotaan kurang tau
P: Ooooo gituu sipsss lu sndiri di rumah ga miara anjing m***?
MHT: Dulu melihara 3 biji
MHT: Tp sekarang sudah nggak
P: ooo napa kaga miara lg m***? Pd mati ya kaga lu urusin? wkwkwkwk
MHT: Kabur
MHT: Yang 1 lagi kyknya dibunuh orang berhubung lingkungan gue, lingkungan fanatik
P: hah? Gilaa serem amat..lingkungan rumah lu yg skrg apa yg dulu m***?
MHT: Yang dulu ta
P: Ooooo gitu okeee..sippsss makasii yaa m***
P: Maap yak g bnyk nanya wkwkwwkwkwk
P: Eh iyA ngm2 lu torajanya toraja mana yah?
MHT: Toraja utara
MHT: *Toraja selatan deng
MHT: *Sangala tepatnya
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
197
LAMPIRAN 5
Transkrip Wawancara Informan – 2
Data Diri Informan
Nama : YS
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Pria
TTL : Cibinong, 20 Desember 1993
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Single
Agama : Katolik
Suku : Jawa
Keterangan Wawancara
Tanggal : 3 Januari 2014
Waktu : 14.00
Lokasi : Rumah MHT (MHT adalah teman YS) di Cibinong
P: kita masuk ke intinya dulu yaa, latar belakang, belakangan, menurut lu new
media itu apa?
Ys: new media itu terobosan baru bagi gua dari yang lama yang masih tradisioanl
tuh kalo dibilang, maksudnya tradisional tadi kan kaya koran... surat kabar yaa..
surat kabar segala macem lah sampe ke yang terobosan baru sekarang kaya
jejaring sosial sama apa sih tuh yang digital..digital, media digital gitu..
P: new media tadi menurut lu itu kan seperti terobosan baru gitu ya... itu
maksudnya gimana?
Ys: ya...dengan adanya new media itu orang jadi lebih bisa nikmatin hidup ya..
hidup lu yang tadinya gak tau ada informasi apaa gitu kan sampe akhirnya dengan
new media itu mereka jadi bisa dapet informasi yang baru yang tadinya gak tau
apa-apa jadi banyak tau, suka nge browsing...kaya gitu..
P: Nah terus menurut lu perbedaan antara new media dan old media kaya gimana?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
198
Ys: old media itu, ya... tadi gua bialng kan media tradisional jadi mungkin dengan
era sekarang ini yang lebih banyak ngedepanin new media, mungkin orang-orang
sekarang nanggepnya cendrung uda kuno kayanya ya... kuno, primitif, kalo
masih... enggak enggak hehe tapi gak primitif juga sih. Kalo masih pake old
media tuh yaaa kaya kuno aja gitu kan gak ngikutin perkembangan jaman nih, gak
up to date gitu kan. Kalo pake new media orang kaya uda asik aja gitu kan, klao
dia masih pake old media kaya koran gini, sekarang Cuma make hape aja gitu
kan, cek ada infromasi apa gitu kan
P: pandangan lu terhadap new media kaya gimana?
Ys: aaaaaa agak bingung juga sih ya, karna satu sisi new media itu kan memberi
kemajuan, terobosan baru, tapi di satu sisi itu juga bisa memberi dapak negatif
juga ya.. jadi gua jadi agak bingung juga sih.. dengan new media ini
P: hmmm.. negatif nya gimana?
Ys: yaaa negatifnya kan pertama, informasi itu menyebar dengan cepat tapi karna
semakin cepet itu, jadi memperbesar kemungkinan kalo informasi yang nyebar itu
belum tentu nyebar juga,
kurang akurat seperti itu ya
ys: iya kurang akurat, bisa... jadi bisa dimanipulasi jadi apaa akhinrya dilihat sama
orang-orang jadi sebnernya bukan kejadian sebenernya
menurut lu definisi sosial media kaya gimana?
Ys: eeeee definisi sosial media, itu semacem tempat untuk berkomunikasi aja.
Berkomunikasi lewat dunia maya.
Sebelumnya, lu setuju sosial media itu bagian dari new media?
Ys: sosial media dari new media? Emmm iya...
P: sosial media itu bagian dari new media gitu ya.. terus pandangan lu sendiri
terhadap sosial media kaya gimana?
Ys: sosial media di new media sekarang ini?
P: yaaa padangan lu terhadap sosial media itu kaya gimana sih?
Ys: eeee mungkin berlebihan yaa kalo menurut gue
P: berlebihannya kaya gimana
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
199
Ys: berlebihan aja, jadi sekarang sosial media itu kaya digembor-gemborin banget
gitu orang yang gak nerima sosial media gitu kaya dikucilin gitu kan, temen-
temen uda make sosial media itu menurut gua jadi ajang pamer aja gitu aja sih
buat gaya-gayaan gitu kan ini loh ada twitter, ada instagram jadi buat gaya-gayaan
aja mungkin, sebenernya mungkin kiga gak perlu banget juga Cuma akhinrya
kita... sebenernya gak perlu Cuma diperlu-perluin gitu
P: ooo kaya kemana-mana update status gitu? Kalo abis makan apa fotonya di
share share gitu?
Ys: iya, kaya agak ganggu gitu sih
P: ganggunya gimana?
Ys: misalnya kita di jejaring sosial lagi nyari berita gitu kan, nyari berita bener,
tapi akhirnya itu keganggu sama... yang update update status gak penting gitu
P: nah lu sendiri pake sosial media
Ys: ya
P: sosial media yang lu aktif gunakan itu apa?
Ys: facebook only
P: kenapa lu Cuma pake facebook aja?
Ys: karena paling menarik sih ya, yaaaa menarik aja dibanding sama twitter atau
apaa gitu
P: lebih menarik daripada twitter itu gimana
Ys: dibading twitter, instagram, hmm gimana ngejabarinnya ya.. kitu gak Cuma
ngeliat... eee kek semacem di twitter itu Cuma liat tulisan-tulisan gak penting
haha, buat nge twit nge twit tapi kalo di facebook kan ada fotonya
P: nah lu tadi kan sosial media Cuma pake facebook, kalo youtube?
Ys: youtube Cuma untuk sarana hiburan aja
P: ooo lu menyaksikan aja pake youtube itu?
Ys: iya. Menyaksikan aja
P: tapi lu punya akunya gak?
Ys: punya sih tapi jarang banget diaktifin, paling gua Cuma kalo mau komen di
video aja
P: soalnya kalo lu daftar gmail lu pasti punya akun youtube dong ya
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
200
Ys: iya... ada yang dari gmail ada yang dari youtubenya juga
P: menurut lu youtube itu apa?
Ys: yotube? Itu sarana untuk menampilkan karya-karya atau apapun yang lu
lakukan lah, akhirnya menurut gua bisa bikin sensasi jgua sih
P: maksudnya bikin sensasi kaya gimana?
Ys: misalnya kalo ada yang video...aaa ini kan yang video briptu norman itu, yang
chaiya chaiya itu, akhirnya kan jadi sensasi besar gitu lho. Akhinya bisa naikin
status orang yang dari bukan siapa-siapa jadi selebritis gitu, malah pengaruhnya
cukup kuat sama media gitu.
P: nah lu sendiri lebih sering menyaksikan youtube atau televisi?
Ys: eeee seimbang sih yaa,,, seimbang, Cuma kalo mungkin di televisi ada yang
gua suka, gua searching di youtube
P: menurut lu lebih menarik youtube apa televisi?
Ys: youtube kayanya sih ya hahaha
P: sejak kapan lu menyaksikan tayangan-tayangan youtube?
Ys: dari sekitar kelas satu SMP waktu itu baru... temen gua ada yang cerita tetang
website yang isinya tuh video-video dan kebetulan kan gua seneng musik ya di
situ bisa banyak liat musik musik, yaa akhirnya, nama web nya apa sih? Oh
youtube Mulai saat itu baru gua mulai cari dan sebagian besar pas pertama gua liat
youtube itu yang gua cari adalah video musik karena gua emang suka musik
P: berarti tayangan yang lu saksikan pertama kali di youtube itu video musik kaya
video klip gitu yah?
Ys: video musik sama video cover, jadi kan gua seneng bermusik kan, selera gua
musik keras emang, nah dari yotube itu gua nyari video lagu lagu yang mau gua
mainin nah gua liatin abis itu jadi sarana buat latian.
P: lu menyaksikan tayangan-tayangan youtube itu seberapa sering?
Ys: aaaa setiap hari juga sih yaa,,, sekedar... buat hiburan aja atau mau nyari tau
gitu mau bikin apa..misalnya kaya mau bikin film pendek gitu ya.. gua suka liat
dulu mau bikin film pendek kaya gimana
P: kalo dalam sehari lu menyaksikan youtube berapa lama?
Ys: kurang lebih satu jam mungkin yah satu jam atau dua jam
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
201
P: biasanya nonton apa aja tuh
Ys: emmm video clip, aaaaaa sama lagu, yaaaa yang asik asik aja kalo misalnya
ada vlog lucu gitu ada yang share, yaaa.. nonton
P: ada channel yang lu subscribe?
Ys: eee yaa punya si chandra itu tim2one, eh sebenernya gak subscribe sih Cuma
sering diliat aja Cuma gak di subscribe
P: jadi gak ada yang lu subscribe?
Ys: gak ada sih
P: oh jadi lu Cuma nonton aja gitu ya, yang sering lu tonton apa aja?
Ys: emm paling video video pendek yah, video pendek tentang apa aja, kaya
waktu itu... ada yang parkour, jadi ada orang beraksi main parkour gitu yaa gua
juga tertarik sama kegiatan luar kan jadi yaa gua tertarik aja sih ama itu parkour
nanti kalo uda banyak yang suka baru gua download
P: oh jadi gak lu subscribe tapi biasanya lu tonton kalo lu suka, lu download gitu
ya?
Ys: iyaa download
P: tayangan-tayangan di youtube itu berdampak gak buat lu?
Ys: emmm yaa kasih penghiburan aja sih ya hehehe
P: Cuma penghiburan aja yaa? Kalo dampak dalam pola pikir atau berperilaku
gitu ada gak?
Ys: gak sih, gak gitu mempengaruhi jadi sebagian besar untuk menghibur diri aja
sih
P: oke sekarang kita membahas tetang perilaku orang Indonesia, menurut lu
perilaku orang Indonesia secara umum tuh kaya gimana?
Ys: orang Indonesia tuh gimana yaa... terbelakang sih sebagian besar, mereka
yaa..eemmm tertutup aja gitu loh sama budaya baru, lalu sebenernya budaya baru
itu bisa merubah hidup secara lebih baik, tapi mereka itu menutup pake cara lama
sehingga terkesannya mereka itu kolot gitu. Gak mau terima yang baru, dan abis
itu suka pamer. Kaya tadi di salah satu videonya sacha stevenson yang
mendapatkan blackberry meskipun miskin. Uda miskin tapi tetep gengsinya tuh
harus ada gitu hehe punya barang mewah.
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
202
P: tadi lu bilang kan kita terlalu tertutup dengan budaya baru, budaya baru tuh
maksudnya kaya gimana?
Ys: budaya baru tuh yaa misalnya, salah satu budaya baru tuh yaa salah satu
budayanya itu westernisasi yaa.. westernisasi mungkin sama sebagian besar orang
Indonesia kan dianggap gak baik kan, orang kesannya jadi high class padahal kan
sebenernya dari westernisasi itu juga menghadirkan cara pikir yang sebenernya
lebih baik, untuk perubahan... untuk perubahan... nah tapi image kita terhadap
westernisasi uda terlanjur jelek duluan. Uda terlanjur jelek duluan, sehingga gak
gak gak uda keburu ditolak duluan. Padahal sebenernya di dalem westernisasi itu
ada pelajaran yang bisa kita ambil, pola pikir baru yang sebenernya bisa... bikin
pola pikir kita maju gitu.
P: budaya barat yang cara pandangnya bagus, menurut lu yang kaya gimana?
Ys: emmm kerja keras salah satunya, soalnya menurut gua yang orang sana, yang
orang barat itu mereka pengen gitu jadi kaya, jadi sukses, mereka mau kerja keras,
mereka bener-bener mulai dari awal... sampe akhinrya jadi orang sukses. Nah
yang gua liat yang orang Indonesia ini, mereka pengen maju, tapi gak mau kerja
keras gitu loh. Pengen kaya tapi gak mau kerja keras. Orang indonesia menurut
gua tuh kerja kerasnya kurang, jadi ya udah akhinrya stuck di situ situ aja itu yang
gua ambil dari westernisasi yang positifnya
P: ada yang mau lu tambahin gak?
Ys: eee itu tadi tertutup, suka pamer, kolot, positifnya yaaa itu tadi ramah, ikatan
persaudaraannya tuh kuat mereka. Ikatan persaudaraannya tuh kuat misalnya kaya
dalam suatu perumahan, antar tetangga tuh bisa saling mengenal gitu. Jadi
misalnya salah satu ada yang pergi keluar jauh gitu. Nah nanti sama tetangga-
tetangganya ini bakal dijagain gitu
P: dari ciri-ciri yang lu sebutkan tadi, lu termasuk dalam ciri-ciri itu gak:
Ys: emmm yang positifnya termasuk ya.. yang negatifnya dikit lah, karna gua
agak tertutup juga sih emang
P: nah sekarang masuk ke video how to act indonesian, sejak kapan lu
menyaksikan video how to act Indonesian?
Ys: sekitar dua-tiga bulan yang lalu
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
203
P: itu lu dapet dari mana?
Ys: dari temen juga, jadi jadi mereka ngomong-ngomongin soal Sacha Stevenson
itu, baru gua tanyain, itu emang apaan sih? Ya itu ada orang bule yang bikin video
tetang kelakuan orang Indonesia kaya gitu akhirnya gua liat, Oh... gitu toh... lucu
juga hehehe
P: berarti dari omongan temen lu, lu jadi tertarik gitu ya?
Ys: iya
P: yang pertama kali ada dibenak lu pas nonton how to act indonesia gimana?
Ys: yaa begitu..apa yah... loh kok ini bule bisa tau aja yah orang Indonesia emang
kaya gini dan tertnyata memang... menurut gue emang bener sih jadi yaa kaya si
Sacha ini risetnya tuh kuat akan kelakuan orang Indonesia ini dia risetnya tuh kuat
emag dia tinggal di Indonesia sekitar dua.. belas tahun kan, eh sebelas tahun yaa
tinggal di indonesia dan menurut gua tuh, risetnya tuh dia kuat. Akhirnya bisa
gambarin orang Indonesia yang menurut gua sekitar 90 persen bener hehehe..
yang dia tampilkak sekitar 90 persen bener gitu
p: nah ini kita masuk ke pemaknaan lu terhadap episode 1, isu-isu yang dia
keluarkan kan ada 5 tuh kaya nawarin orang makan, punya bb walaupun lu gak
punya rumah, kaya penting banget untuk punya bb gitu kan, terus nawarin orang
minum teh manis, yang gulanya banyak banget...
ys: iya itu sebenernya kaya apa ya... jadi... yang kurang tepat juga sih ya... karna
kan Indonesia ini kan beragam budaya ya jadi kalo misalnya orang, apa... orang
Sunda, mereka kan minumnya teh tawar..sama orang jawa di kasih teh manis
jadi..hehe.. nih apaan ini? Jadi bisa eee apa ngehina budaya juga, jadi misalnya teh
tawar kok dikasih teh manis, mungkin yang dihidangin ada unsur ngejek gitu
p: oooh jadi ngejek yang dihidangin maksud lu gitu ya?
Ys: hmmm
P: oke, kita mulai dair isu yang pertama dulu ya, yang nawarin orang makan, dia
nelp teru bilang “uda makan belum?” menurut lu kaya gimana?
Ys: jadi aaa... kesannya jadi posesif yah, mungkin niatnya dia sayang yah... jadi
mau nunjukkin rasa sayangnya, rasa perhatiannya, tapi akhirnya berlebihan,
berlebihan, akhinrya jadi posesif gitu hehehe
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
204
P: menurut lu orang indonesia seperti itu?
Ys: emmmm, mungkin, sebagian besar yah...
P: lu pernah mengalami atau melihat teman lu seperti itu?
Ys: hmmmm temen iya sih, ngalami gak pernah Cuma gua pernah liat temen gua
P: terus, punya bb walaupun lu gak punya rumah, kaya punya bb tuh penting
banget, menurut lu gimana?
Ys: yaaa itu gak bener juga orang jelas-jelas miskin kok, kaya.. di bawah garis
kemiskinan tapi masiih aja mau nge gaya pake barang mewah gitu
P: tapi lu setuju dengan penggambaran orang indonesia seperti itu?
Ys: setuju lah
P: lu pernah melihat orang seperti itu?
Ys: iyaa yang kere kere gitu misalnya, tetep aja pake bb trus dikit dikit foto foto
gaya-gayaan
P: lu pernah ngeliatnya dimana?
Ys: di.... pas gua lagi jalan aja sih pas lagi keluar ada aja orang yang kliatannya
mukanya kere gitu kan tapi dia tetep aja pake bb nya gitu
P: terus yang ke tiga nawarin minum teh manis
Ys: ya mungkin yang dia gambarkan itu yaaa budaya yang ada di pulau jawa,
yaaa menurut gua emang bener sih Cuma yaa gak tau apakah di tempat lain ada
kaya gitu juga apa enggak tapi, yaaa bener juga sih
P: mungkin lu pernah mengalami disuguhi teh manis begitu?
Ys: yak, di jogja hehehe
P: oooo hahaha lu asli sana
Ys: eee keluarga gua di sana sih
P: terus yang keempat, kalo misalnya lu liat anjing, lu kaya ngusir huss huss huss
menurut lu gimana?
Ys: emmm setuju sih yaa karna gua suka..menurut gua malah gak Cuma di huss
huss doank, malah ada yang sampe HEH! Kaya gitu bahkan ampe di lempar
P: lu pernah ngeliat?
Ys: iya pernah ngeliat, malah ada yang anjing ampe di gongonging “guk guk guk”
nah ngeledek anjingnya gitu kan
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
205
P: yang kelima nih kalo orang Indonesia kalo ditilang tuh nyogok?
Ys: nyogok? Sebagian besar sih iya ya, dan itu juga beri gambaran buat gue kalo
hukum di Indonesia tuh masih lemah, lemah karna harusnya SIM nya disita tapi
akhinrya dengan uang dua puluh ribu kurang lebih, atau seratus ribu daaah
bebasin lagi, gitu.
P: lu pernah mengalami gak?
Ys: hmmm pernah sih hahaha yaaa gara-gara waktu itu lampunya kan gak nyala.
Lampunya gak nyala, gak tau kan, akhirnya disuruh minggir. Pas diliaht dibilang
“wah seratus ribu nih” tapi karna gua mau nyoba mau damai, akhirnya lima puluh
deh, lima puluh, lima puluh, dan akhirnya dikasih deh dikasih lima puluh hahahha
P: nah secara garis besar nih, maksud yang lu tangkap dari episode satu tuh apa?
Ys: itu kurang lebih semacam kritik yah, kritik dan eeee budaya Indonesia yang
kaya gitu, penampilan kritik eh ditampilkan sebagai kritik dan budaya orang
Indonesia yaa kaya gitu
P: berarti lu menangkapnya sebagai kritik terhadap budaya orang Indonesia
seperti itu ya?
Ys: iyaaa
P: terus, pendapat lu terhadap how to act Indonesian episode 1 gimana?
Ys: itu kurang lebih buat hiburan aja sih yaa dan sebagai kaca aja sih yaa kalo
perilaku orang-orang elu tuh kaya begini.. sebagai cerminan buat orang Indonesia
aja sih yaa
P: lu melihat itu merasa terkritik gak, merasa tersindir atau merasa terhina gitu
gak?
Ys: merasa tersindir, enggak sih kalo terhina sih enggak, tapi kalo terkritik sih
iya. Gua Cuma nangkepnya yaa perilaku orang Indonesia yaa kaya gitu hahaha
P: secara keseluruhan dari seluruh acara how to act Indonesian pendapat lu kaya
gimana?
Ys: sebenernya yaa baik sih yaaa dibuat video kaya gitu karena yaa buat terutama
buat orang Indonesia sendiri juga buat lihat perilaku mereka sendiri siapa tahu ada
yang berubah gitu, gak melakukan kaya gitu lagi hahaha
P: oke ada yang mau ditambahkan lagi?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
206
Ys: enggak sih
P: tadi kan tetang pertanyaan inti,nah sekarang kita masuk ke latar belakang yah
Ys: okeh
P: nah lu berasal dari suku mana?
Ys: dari jawa murni
P: jawanya dari mana?
Ys: kalo bokap gua dari jogjakarta kalo nyokap gua lahir di Bandung sih tapi
pindahan dari solo sih
P: berarti budaya yang ada di keluarga lu itu budaya jawa ya
Ys: iya
P: peranan adat dari suku asal lu dalam kehidupan sehari-hari kaya gimana?
Ys: yaa gak gitu berperan si karna kalo dibilang gua termasuk keluarga yang
modern gak terlalu ngikut sama adat gitu, gua sendiri juga daripada dibilang orang
Jawa lebih milih dibilang orang Indonesia. gak ngedepanin suku lagi jawa. Gua
orang Indonesia uda itu aja
P: terus lu tinggal di sini dari kecil?
Ys: iyaa dari tahun 97
P: sempet tinggal di daerah jogjakarta gitu?
Ys: enggak
P: lu agama apa?
Ys: Kristen Katolik
P: boleh ceritain gak pernan agama lu dalam kehidupan sehari-hari?
Ys: eeee, gua liat agama sebagai ini yaa sarana buat refleksi diri aja. Jadi apa yang
gua tangkep gua liat di agama apa yang uda diajarin itu gua tangkep, gua jadiin
sarana refleksi diri
P: maskudnya refleksi diri itu kaya gimana?
Ys: jadi misalnya... kaya hal-hal yang tadi hal yang gak bener, buat diri gua itu ke
depannya itu gimana yah bisa berguna apa enggak gitu. Refleksi diri aja sih.
P: lebih ke melihat diri kaya gimana gitu yaa
Ys: apakah gua salah satu dari mereka juga gitu, misalnya orang-orang yang gua
liat aja sih yaa perilaku-perilaku yang gua liat aja kalo gua kaitin di agama. Uda
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
207
gitu aja sih. Kalo di Katolik kan paling banyak diajarin tentang kasih atau tentang
menyayangi sesama gitu terus benci satu sama lain...
(rekaman rusak)
Ys: aaaa bokap,nyokap sama aja satu tapi keluarga gua uda tinggal nyokap gua
aja. Soalnya bokap gua uda meninggal dari tahun 2007 kemarin. Tinggal sama
mama, sama adek-adek.
P: adek lu umur berapa?
Ys: bedanya enem setengah taon. Sekarang kelas delapan, itu kelas dua SMP
P: cewe?
Ys: cowo. Hehe sama-sama cowo
P: boleh deskripsiin hubungan lu dengan keluarga lu?
Ys: sama bokap sih yaa pas dulu masih ada bokap, sama cowo kan lebih
nyambung gitu. Kalo sama nyokap yaa mungkin buat dinasehatin aja sih yaa.
Kalo salah, kalo gua salah yang lebih banyak marahin tuh nyokap. Kalo misalnya
uda waktunya hiburan gitu, have fun. Gua lebih sering keluar sama bokap gua yaa
jalan-jalan aja kemanaa gitu misalnya nanti di jalan ngobrol gitu.
P: kalo boleh tau kalo sama bokap obrolannya kaya apa?
Ys: apa yaa? Mungkin emmm apa yaa banyak sih yaaa, emmm waktu itu sempet
ngobrolin soal puber sih yaa hahaha
P: tentan ke-cowo-an gitu ya?
Ys: iya itu hahhaa
P: kalo sama nyokap?
Ys: kalo nyokap itu yang diobrolin apa yaa... emm banyak juga sih yaa Cuma
yang serius-serius sama nyokap
P: tapi lu dulu lebih deket sama bokap ya. Sekaran sama nyokap gimana?
Ys: sama nyokap yaaa baik sih yaa, baik hubungannya dan yaa harmonis lah bisa
dibilang
(rekaman berhenti)
(mulai merekam kembali dan melanjutkan pembicaraan sebelumnya)
P: nih lanjut aja yaa, sekarang tentang sosial, lu kan punya temen, hubungan lu
dengan teman-teman lu gimana?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
208
Ys: oh baik banget, gua bersyukur banget punya temen-temen yang oke lah
P: temen-temen di rumah?
Ys: iyaa terutama yang di rumah sih yaa dari pada yang di kampus
P: kalo di kampus ada juga?
Ys: kampuss... eeee mungkin gak..eee deket sih Cuma gak sedeket sama yang di
rumah gitu
P: kegiatan lu biasa sama temen-temen yang di rumah kaya gimana?
Ys: nongkrong. Nongkrong bareng, janjian, kita ke rumah siapa nih. Ke rumah si
ini yaudah tar kita ke sini...
P: di antara temen lu ada gak yang deket banget?
Ys: ada yang deket, ada yang spesial juga sih hehehe
P: hahaha
Ys: yang deket kaya temen karib gitu, klo yang spesial yaaa gitu deh... hahaha
P: kalo di kampus ada temen deket gak? Kaya geng gitu?
Ys: eeeee, ya mungkin nge geng aja sih yaa tapi sampe temen karib kaya sampe
sobat sendiri tuh gak ada sih ya paling nge geng aja.
P: kalo nge geng itu cowo aja atau ada cewenya juga?
Ys: ada cewenya juga
P: terus kegiatan lu dengan teman-teman lu yang di rumah ngapain aja?
Ys: kalo kita lagi pada ada waktu yaa kita jalan keluar kemanaa gitu, ke tempat
yang di luar sih yaa misalnya ke tempat wisata bukan mall gitu
P: kalo geng yang di kampus biasanya ngapain aja?
Ys: emmm ngerjain tugas hehehe mungkin kalo jam kosong yaa kita nongkrong
aja gitu mungkin main game yaa ngobrol-ngobrol aja gitu kalo gua sendiri sih
seneng ngobrol-ngobrol aja
P: terus hubungan lu dengan temen-temen yang di rumah mempengaruhi pola
pikir lu gak?
Ys: emmmm gak sih gak gitu berpengaruh, gua tetepa make pendirian diri gua
sendiri aja, yaa gak begitu ngikut kaya temen-temen gua gitu
P: hmm berarti hubungan lu dengan teman-teman lu gak gitu berpengaruh dengan
pola pikir lu yaa baik yang di rumah ataupun yang di kampus begitu?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
209
Ys: emmm mungkin yang di kampus ngasih perubahan ke sikap yang sekarang
jadi lebih dewasa aja kali yah. Jadi dewasa jadi lebih bisa nerima keadaan gitu.
Terus lebih, sekarang jadi lebih dewasa aja gitu sama temen-temen yang di
kampus sih. Gua sekara gak langsung jadi belajar dari mereka juga gitu loh. Karna
kan dari ngobrol gua jadi denger pengalaman mereka juga, karna kan lagi ngobrol
gua juga denger pengalaman mereka kaya gimana Wah ternyata selama ini di
rumah, ternyata masih ada yang lebih parah lagi hehehe atau mungkin ada yang
lebih baik gitu. Gua jadi belajar juga sih.
P: kalo sama temen-temen yang di rumah?
Ys: itu buat have fun have fun hehehe tapi mungkin karena lebih deket yaa, gua
merasa lebih nyaman sama temen-temen yang di rumah sih. Jadi gua dapet
pelajaran dari temen-temen yang di kampus, tapi pas buat di rumah buat seneng-
senengnya gitu.
P: tadi kan tentang kehidupan sosial, sekarang tentang gaya hidup. Kegiatan lu
sehari-hari apa aja?
Ys: pertama sih di rumah, internetan gitu ya. Terus kalo keluar sepedaan sukanya.
Gua tuh seneng main sepeda, jalan-jalan, main musik tapi itu dulu sih, berhubung
sekarang di kampus kan kuliah uda sibuk, jadi uda gak sesering dulu lagi main
musik.
P: terus kalo hobi lu apa?
Ys; main musik pertama, kedua jalan-jalan sama yang ketiga nongkrong. Kaya
touring gitu sih yaa mungkin naik motor bareng-bareng, kalo gak lagi pas touring
yaa jalan-jalana aja begitu sama temen-temen kemanaa gitu yang penting keluar
lah.
P: kalo hal-hal yang menarik perhatian lu apa?
Ys: emmm, cewe hahaha yaa kalo misalnya lagi di luar ngeliat ada cewe cantik
gitu pasti lansung wooow gitu hahaha
P: hahaha selain cewe mungkin ada yang menarik?
Ys: selain cewe aaaaa, olah raga main futsal sih sama pas masih SMA masuk tim
basket juga Cuma sekarang, basket uda gak aktif jadinya futsal aja sama itu
sepedaan itu
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
210
P: sekarang kita masuk ke personality nih, lu melihat diri lu seperti apa?
Ys: mungkin bisa dibialng dingin di luar hangat di dalam kali ya hahahah
P: hahhaa
Ys: karena... karena dari yang gua liat pas ketemu temen-temen baru, mereka
biasanya awalnya bilang gua tuh tipe tipenya cuek, angkuh, terkesan sombong
tapi begitu kenal lebih dalem mereka baru nyadar ternyata gua orangnya baik,
ramah, kalem hahaha
P: hahaha terus prioritas hidup lu saat ini apa?
Ys: sekarang prioritas hidupnya lebih ke nikmatin setiap keadaaan yang ada aja
kali ya hahaha jadi kalo misalnya lagi ngapa-ngapain gitu lagi benong aja
mungkin nikmatin aja kali ya
(mengulang pertanyaan yang rekamannya hilang) 13.55
P: lu kan ada adik cowo, nah boleh deskripsiin hubungan lu dengan adik lu?
Ys: yaa itu tadi, tiada hari tanpa ribut. Itu dulu waktu jaman masih kecil. Hehehe
tiada hari tanpa ribut karna suka berantem terus kan sama adek cuman sekaran uda
enggak, liat umur juga lah yaa uda lebih dewasa gitu lah dan sekarang kadang-
kadang yaa ngobrol, Cuma lebih banyak diem-diemannya hahaha uda terlalu jauh
jadi uda gak enak buat main lagi hahaha buat ngorbol uda gak enak, sekarang
kadang-kadang aja buat ngobrol. Tapi sekarang uda rukun hahaha
P: nah terus lu seberapa sering berkumpul dengan keluarga inti?
Ys: yaa tiap malem minggu aja sih paling, sbenernya tiap hari juga ngumpul
Cuma aaaa waktu spesialnya malem minggu abis ke gereja kita makan keluar abis
makan kita balik ngobrol-ngobrol gitu
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
211
LAMPIRAN 6
Transkrip Wawancara Informan – 3
Data Diri Informan
Nama : ND
Usia : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Medan, 6 Oktober 1991
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Lajang
Agama : Islam
Suku : Batak
Keterangan Wawancara
Tanggal : 2 Januari 2014
Waktu : 09.30
Lokasi : Rumah Informan di BSD Tangerang
P: pernana suku asal lu terhadap kehidupan sehari-hari elu tuh gimana?
Nd: kek, maksudnya tuh kek gimana?
P: peranannya tuh, misalnya kek berperilaku sehari-hari kaya gitu gitu terus dalam
memandang suatu hal gitu, gimana
Nd: ya paling, karna apa yaa.. orang batak kan yang itunya cowo, jadi emang di
rumah juga kek... ya uda... apa bokap sama adik cowo tuh kek semacem...
P: kaya semacem lebih dominan gitu?
Nd: iya
P: berarti kek misalkan dalam satu klompok gitu lu tetap aktif atau gimana?
Nd: yaa jadi gua yang... kalo di kelompok jadi gue yang lebih aktif gitu, jadi gue
yang ngebawa gitu deh
P: agamanya apa?
Nd: islam
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
212
P: peranan agama dalam kehidupan sehari-hari bagaimana?
Nd: ya... apa ya... paling apa yaa misalnya kalo magrib, gak keluar rumah, kalo
misalnya adzan, mau pergi, yaa mungguin adzan baru pergi kemana-mana,
misalkan mau jalan tapi adzan yaa nunggu adzannya kelar dulu baru jalan
P: berarti agama tuh sangat berperan dominan dalam kehidupan sehari-hari ya?
Nd: eeee.. lumayan lah, maksudnya yang eee gak baek baek bener sih gue hehehe
Cuman kalo misalnya kalo bisa ya gua ngikutin sebisanya gua aja
P: mengikuti aturan atau nilai-nilai agama yang lu anut seperti itu ya?
Nd: iya
P: nah terus yang keluarga, coba deskripsikan hubungan lu dengan keluarga inti
bagaimana?
Nd: gua pasti bilang sih apa-apa, maksudnya kalo gua ada dimana-mana gua pasti
bbm-an, cerita apa aja jadi gak ada yang ditutup-tutupi gitu lah supaya...gimana
ya? Supaya enak aja gitu jalannya
P: terus di antara ayah sama ibu lu, lu paling deket sama yang mana?
Nd: sama ibu kayanya. Soalnya apa-apa ceritanya ke mama
P: kok lebih deket ke ibu itu gimana?
Nd: soalnya... dia juga sih yang sering nanya-nanya yang ngurusin kan... terus
yang sering nanya-nanya juga...iyah ke mamah
P: terus lu anak ke berapa dari berapa bersaudara?
Nd: anak pertama dari empat
P: kalo diantara seluruh sodara lu, lu paling deket sama yang mana?
Nd: sama ade gue yang cowo, yang di bawah gue, yang nomor dua
P: kedekatannya seperti apa?
Nd: mainnya... main... terus cerita gitu, soalnya ade gue yang cowo kan satu itu
doank terus yang lain dua cewe terus mungkin karna dari kecil ya... jaraknya ke
dia lebih deket kan, jadi mainnya biasa sama dia gitu, gue juga senengnya kan
kaya nonton bola gitu-gitu. Ade gue yang cewe tuh lebih seneng ngobrolnya
berdua kaya obrolan cewe-cewe gitu. Ama yang cowo lebih deket aja
P: yang cowo sekarag kelas berapa?
Nd: sekarang kuliah semester tiga
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
213
P: ooo bedanya... dikit donk ya
Nd: beda dua tahun
P: yang lainnya?
Nd: jadi dua tahun dua tahun sbenernya Cuma makin kebawah, makin jauh
P: seberapa sering lu berkumpul dengan keluarga inti?
Nd: sering banget sih sebenernya, tapi kalo misalnya hari kuliah gitu mah jarang
kan tapi kalo misalnya weekend antara sabtu apa minggu pasti harus ngumpul,
semuanya
P: kegiatannya biasa kalo ngumpul sama keluarga inti, biasa ngapain aja?
Nd: bisa... kalo misalnya lagi pada gak males... nonton. Kalo makan bareng tuh
wajib
P: tadi kan tentang keluarga, sekarang kita akan masuk ke lingkungan sosial. Lu
pasti kan di lingkungan kampus, di manapun elu beraktivitas tuh kan pasti ada
temen. Hubungan lu dengan temen-temen lu gimana?
Nd: eee... deket sih, maksudnya pasti ada yang kaya mainkan..sama semua sih
main tapi ada beberapa yang paling deket
P: berarti kaya semacem peer group elu gitu yaa... kaya semacem geng gitu
Nd: iya, bisa sih kaya yang lu juga pasti bareng geng itu gitu kan.
P: iyaa... nah terus boleh ceritain tentang peer group elu gak, kaya kapan pertama
kali kenal, berapa orang, kegiatan yang biasa dilakukan bersama tuh apa aja
Nd: eee... kita ber....tiga, sekelas kan dari awal masuk UMN, abis itu masuk
semester tiga atau empat kan kelasnya kan pisah lagi nah itu ketemu lagi sama
tiga yang lain terus abis itu ya uda. Mulai dari situ ngerjain tugas selalu bareng,
pokoknya di situ tuh dari semester tiga itu ampe kemaren semster tujuh eh
semester enem itu, sekelas mulu jadi tugas juga selalu bareng kan. Jadi mulai dari
yang nugas bareng sampe akhirnya kalo misalnya apa... ada waktu senggang ya
jalan-jalan, main-main
P: oooo main-main kaya nonton, nongkrong
Nd: iya...
P: peer group lu itu Cuma di kampus itu aja atau... peer group lu itu Cuma mereka
berenam aja atau ada organisasi lain yang lu ikuti atau gimana?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
214
Nd: kalo...di tempat laen ada temen-temen SMA gua kaya gitu-gitu aja, terus gue
juga kan ikut nari, gue ada orgnisasi lain
P: tracce?
Nd: oh enggak gue di KISS, gak di UMN, di luar. Nah di situ gue juga ada...
P: itu organisasi apa ya?
Nd: nari tradisional namanya KISS Kultural Indonesia S... Society , latiannya di
Senopati atau gak di Blok S situ. Jadi emang...apa... temen gue yang buat, nari
bareng-bareng aja sih. Terus nanti kalo ada acara dimana, kita perform bareng-
bareng
P: latihannya seminggu sekali atau...
Nd: seminggu dua kali, senin sama minggu
P: ooo tiap? Sore?
Nd: aaaa malem, karna kan dari jam tujuh sampe jam sepuluh karna kan ada yang
uda kerja terus ngampus juga kan, jadi biar pada uda kelar semua
P: anggotanya variatif gitu yaa kaya ada yang uda kuliah, uda kerja itu
pertamanya giamana?
Nd: pertamanya gue sama temen-temen gue berlima, beberapa temen SMA,
beberapa temen pernah ikut latian nari bareng di tempat lain, dan kita buat sendiri.
Terus aaaa... akhinrya gua ngajak-ngajakin orang yaudah ni uda jalan tahun ke
dua. Dari tahun pertama itu masih berlima belas itu tetep masih mau lanjut gitu
abis itu nambah-nambah kan ada twitter, ada blog nya juga jadi nambah dari situ
sih
P: terus, hubungan elu dengan peer group elu baik yang di kampus, temen SMA
atau yang di KISS tadi itu mempengaruhi pola pikir lu dalam memandang sesuatu
gak?
Nd: iya sih, maksudnya kalo..beda-beda pastikan. kalo sama temen SMA gua
ngerasa kaya... apa yaa mungkin karna kalo di UMN gua ngerasa yang lebih tua
kali ya, gua akui masih seneng maen-maen banget, kalo temen-temen SMA gua
kaya lebih tenang, jadi yaa... itu sih jadi kaya gitu sih agak beda-beda
pengaruhnya. Kalo yang di UMN masih seneng yang “oh mau ikutan ini”
jamannya yoga jadi ikutan yoga. Kalo misalnya apa...yang temen-temen SMA gua
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
215
“ gak bisa nih tahun ini wisuda!” oh ya...pasti jadi keikut sih kaya mau... ya
keikutnya kaya gimana ya..dipilih-pilih lah mana yang bisa diikutin, diikutin, kalo
yang gak cocok sama gua sendiri ya enggak.
P: oh, jadi kalo temen SMA boleh dibilang kaya lebih dewasa seperti itu ya
Nd: he‟em
P: pemikriannya lebih dewasa ya kek maju ke depan mau apa aja, maksdunya
kaya mempersiapkan masa depan gitu ya kalo temen kuliah itu masih kaya have
fun, segala macem
Nd: iya hehehe
P: nah terus tentang gaya hidup, nah terus kegiatan lu sehari-harinya apa aja n**?
Nd: sekarang kan... kemaren kan uda kelar magang, jadi sekarang ini itu sih
magang itu terus sama skripsian, jadi gak ada ngapa-ngapain
P: kalo yang nari itu?
Nd: paling sama yang nari itu tapi paling karna lagi skripsian, gue bilang kemaren
ampe akhir januari gak nari dulu
P: terus hobi lu apa n**?
Nd: hobi gue nari, jalan-jalan, sama nulis paling
P: baca buku novel?
Nd: iya...
P: novel apa aj n** yang biasanya lu baca?
Nd: paling novel...novel fiksi sih kaya djenar... atau dewi lesatari gitu gitu
P: nah terus, hal-hal yang menarik perhatian elu apa aja n**?
Nd: misalnya... ya... itu sih seni paling biasanya... seni apa aja biasanya seneng
sih liatnya, yang tradisional karena gua juga seneng nari jadi kek nari tradisioanl
oh gua mau liat nih, gua mau liat penasaran gitu gitu. Terus kalo misalnya sastra,
eeee lebih seneng tulisan sih daripada baca puisi gitu gitu yaaa soalnya kalo
misalnya baca tuh apa ya... banyak aja, dari tulisa itu banyak yang bisa
terjemahinnya , menurut gua beda, menurut orang beda
P: o.. kaya yang agak multitafsir gitu ya?
Nd: iya...
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
216
P: terus berarti yang menarik perhatian elu tuh kaya hal-hal berbau seni, tarian-
tarian tradisional, sama sastra dan lebih ke novel kaya gituya... yang fiksi... seperti
itu ya, terus kalo musik tradisional atau Cuma tarian aja
Nd: kalo musik tradisional seneng juga karna kalo di tempat nari gue, selain bisa
nari lo harus bisa main musiknya juga, jadi ya... seneng sih... tapi gak...,
maksudnya seneng menikmati, maksudnya kalo mainnya juga belom bisa bisa
banget...
P: boleh gambarkan tentang kepribadian elu kaya gimana n**?
Nd: gue tuh kaya apa yah... gak suka rame-rame, tapi... ya... lumayan tertutup sih,
gak gitu suka ini..., kalo misalnya... lagi ngumpul atau apa, lebih seneng dengerin
daripada cerita gitu...ya... gitu.., terus gampang marah, apa lagi ya? Hehehe ya
gitu sih
P: agak introvert gitu?
Nd: he‟em
P: terus ada lagi gak n** yang mau digambarin?
Nd: emmm.... itu sih... apa... seneng kalo ada kerjaan gitu, kalo misalnya duh mau
ngapain ya... gak ada ngapa-ngapain, pasti abis itu gua akan nyari-nyari kerjaan
lain, maksudnya... ya gitu sih...
P: oo senang beraktivitas kaya gitu?
Nd: he‟eh
P: nah terus prioritas hidup lu saat ini apa?
Nd: lulus dulu, abis itu kerja deh hehehe
P: hehehe, mau jadi jurnalis?
Nd: iya
P: kemudian pertanyaan tentang new media, menurut lu new media itu apa?
Nd: new media itu... new media itu... maksudnya gak bisa bergantung sama yang
cetak lagi, karna kan yaa orang di banding baca tulisan, sekarang kan lebih seneng
liat video audio kalo.. maksudnya yang ada audio yang ada visualnya, jadi yaaa
new media itu semua itu bisa lu gabungin. Lu bisa baca tulisannya trus juga lu
dikasih aaaa.. apa... ada audionya ada visualnya jadi gabungan video, teks sama
suara
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
217
P: konvergensi gitu ya.. terus menurut lu perbedaan antara new media dan old
media itu apa n**?
Nd: ya tadi sih kalo misalnya... apa... kalo... old media kan... kaya masih...
istilahnya kan, gua pegang beritanya karna cetak kan, terus kalo apa... kalo
misalnya,,, mungkin itu yang bisa disimpan gitu kan Cuma kalo new media
dibilang gak bisa disimpen, kalo nyari apa-apa di google juga dari beberapa tahun
yang lalu juga masih ada kan? Cuma gak pasti gitu loh klo itu masih ada apa
enggak. Sama itu sih beda dasarnya kecepatan dan akurasinya, karna sekarang
ngejar cepet, akurasinya kurang, tapi ya... kecepatan yang dibutuhin kan karna
kita juga uda berubah, alurnya uda jadi masyarakat informasi yang, yaaa dibajiri
informasi jadi perubahan dasarnya sih gua ngeliatnya itu kaya... kalo... new media
kecepatan sama variasinya
P: pandangan lu terhadap new media bagaimana n**?
Nd: yaa... sebenernya ada enaknya ada enggaknya sih, kalo enaknya di kita kaya
banyak kan, media-media itu banyak, orang jadi tinggal buat misalnya portal
berita dot com tanpa butuh uang yang gede. Kalo cetak kan dia kaya uda punya
media sendiri, Cuma gak enaknya yaa... gua harus seberapa percaya sama berita
yang lu muat, karna gua gak tau. Terus kaya misalnya sekarang citizen journalism
juga kek apa... yaaa bisa dipercaya, bisa enggak juga karna kan bagaimana
klarifikasinya gimana lagi gitu kan
P: itu tadi tentang new media, terus sekarang tentang social media, menurut lu
definisi social media itu gimana n**?
Nd: aaaa media yang lebih... apa... media yang.... utamanya untuk interaksi sosial
di banding kek... siapa aja.. dimana aja...kan berinteraksi gak ada batesannya
P: nah sebelumnya lu kan kek menjabarkan new media itu kan kek lebih ke arah
media online, nah lu setuju gak kalo social media itu bagian dari new media?
Nd: ya.. iya sih soalnya, pasti sekarang kan kalo lu tau berita dari mana? Dari
twitter, enak kan toh juga ..
P: berkonvergensi
Nd: naaahh kita juga gak bisa mungkirin kalo media media besar pasti dia buat
akun twitter yang mana untuk memuat berita-berita dia kan, karna dia tau kalo
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
218
kita juga tau informasi dari situ karna disuplai sama apa.. kantor berita sama
media media nya juga lewat twitter, kaya gitu sih. Kaya ampir semua deh yang
gede-gede punya akun di social media
P: terus, pandangan lu terhadap social media kaya gimana n**?
Nd: oh yaa... luas banget sih kaya... enak sih banyak informasi tapi kaya harus
pinter-pinter, dapet informasi harus cari lagi dulu sumbernya yang benernya kalo
gak certianya dikit-dikit hoax, dikit-dikit hoax kan soalnya kek gampang banget
gitu kan misalnya buat sesuatu yang berhubungan dengan sama apa lagi nge-tren
pasti seketika itu jgua pasti jadi besar kaya misalnya bahasa-bahasa aneh juga kan
gedenya di social media gitu kan
P: social media apa aja yang lu aktif gunakan?
Nd: twitter, facebook masih, instagram, path,
P: itu aja?
Nd: iyah
P: terus sekarang kita masuk ke youtube. mrnurut lu, outube itu apa sih ?
Nd: youtube itu... gimana ya... gua ngeliatnya kaya... eeee buat artis promosi, buat
pribadi juga misalnya kalo lo emang bisa ada sesuatu yang pengen lo tunjukkin ke
orang banyak terus berguna juga kalo misalnya lo punya organisasi atau apa yang
pengen orang liat secara luas kegiatan lo, jadi, lebih gampang sih, misalnya kaya
gua di KISS, yang buat websitenya gue, yang nulis gue, tapi kan yaa itu tadi,
dibanding baca, orang pasti lebih seneng kalo lo masukin videonya ke situ. Lo
ceritain, lo ngomgon kek, atau apa kek, tapi orang pasti bisa langsung liat, jadi
youtube ituapa yaa...mempermudah sih jadi kaya... gak ada youtube juga susah..
P: o.. berarti lu kaya pernah bikin video di yotube?
Nd: iya...buat organisasi itu
P: viewersnya jadi lebih banyak apa gimana?
Nd: awalnya sih... jadi.. dari abis nonton youtube itu, mereka jadi buka
websitenya, buka twitternya..kaya gitu
P: nah sejak kapan lu mulai menyaksikan tayangan-tayangan di youtube n**?
Nd: dari kapan ya... dari... SMA sih
P: itu yang pertama kali lu saksikan tayangan apa n**?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
219
Nd: video musik sih, video clip gitu kan hahaha
P: hahaha,
*ada bapaknya masuk*
P: kalo misalnya channel channel gitu?
Nd: gak gitu banyak sih, palingan kek channel channel apa.. talkshow, yang
ngobrol-ngobrol, kalo gak yang emang, gua juga subscribenya jgua buat
eee...apa... band musik gitu gitu sih
P: channel youtube apa sih yang lu subscribe?
Nd: kek music misalnya MAROON 5, terus IMAGINE DRAGON kaya gitu gitu
terus kalo misalnya.... apa... beberapa talkshow kaya mata najwa gitu
P: kalo yang channel kaya males banget dot com kaya gitu
Nd: itu gak subscribe tapi sering nonton, oh ya raditya dika juga
P: o, raditya dika yang malam minggu miko itu?
Nd: iya
P: nah teru seberapa sering lu menyaksikan tayangan youtube dalam seminggu
Nd: sering, sering banget sih, kaya... tiap hari pasti buka youtube
P: tiap hari buka youtube kaya waktu senggang gitu?
Nd: iya waktu senggang, kalo di kantor juga hahaha kalo lagi gak ada kerjaan
P: hahaha nah terus, kalo dibanding sama tv lebih sering nonton mana?
Nd: di kosan gua gak ada tv sih jadi yang pasti lebih sering nonton youtube
P: dampak tayangan youtube dalam...aa maksudnya ada dampak gak dari
tayangan-tayangan youtube yang lu saksikan itu?
Nd: yang paling berasa tuh kalo...*iya ma* kalo di youtube gua nonton konser,
kek itu... apa lagi gua seneng kan kek maroon 5 gitu gua seneng. Jadi maroon five
konser dimana-mana gitu, buat gue pengen banget. Jadi ampe mereka konser di
Indonesia dua kali, dua kali dua kalinya gua nonton hahaha
p: jadi youtube tuh bikin lo pengen nonton gitu ya
nd: iyaaa
p: nah sekarang pemaknaan perilaku orang Indonesia, kalo boleh beri gambaran
terhadap perilaku orang Indonesia secara umum itu gimana?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
220
Nd: apa yaa... sebenernya sih mau maju, tapi kaya... gimana ya... orang Indonesia
itu kaya bingung aaa hehehe..
P: ciri-ciri perilaku orang Indonesia itu kaya gimana menurut lu?
Nd: lebih cepet banget gitu sih, kek nyerep sesuatu terus ngikutin, kaya gua
ngeliatnya... kaya bahasa bahasa aneh, terus berita-berita aneh tuh kek cepet
banget nyebarnya karna orang Indonesia masih secepet itu nyerepnya terus
ngikutin, kaya yang gua gak suka nih sama bahasa bahsa kek sekarang tuh keles
gitu tapi di ngikutin, mau gak mau karna dia gak suka tapi karna dia ulang-ulang
itu kan otomatis jadi makin gede kan,kaya gitunya tuh masih... apa ya.. ya
bingung aja gua liatnya
P: bahasa-bahasa gak jelas tuh kaya gimana?
Nd: ya itu tadi keles, terus cabe-cabe, terong-terongan, yah yang makin aneh gitu
lah dan itu tuh didukung sama medianya kaya kenapa detik sering banget buat
berita cabe-cabean di-ini, cabe-cabean diini... yaa kalo misalnya medianya aja uda
nolong, mau gak mau orang pasti akan ikut kan
P: kaya cepat mencerna tanpa menkaji ulang gitu ya?
Nd: iya, kek bahasa vikinisasi, kek semua orang kan kek ngikut gitu, terus.. aaaa
apa... terus kek itu tadi kek berita online juga suka buat bahasa-bahasa kaya gitu
jadi yak...mau gak mau yaaa bukannya gua bilang dia kaya ngedukung sih, tapi
dengan dia buat berita kaya gitu, pake kata-kata itu yaaa tadi... ama yaaa... itu sih
kita kek masih... apa... orangnya cepet ngikut, terus kalo misalnya... apa ya.. yang
lari-lari itu juga, kek nike running itu kan gua ngeliatnya kek emang lagi gede
banget gitu, semua orang sekarang lari pagi, an lari paginya berhubungan dengan
social media kan
P: maksudnya kaya gimana tuh?
Nd: itu gua ngeliatnya social media itu pengaruh banget gitu lho ke orang
Indonesia, misalnya di path kalo uda hari minggu atau sabtu tuh, kalo uda pagi
yaudah itu ampe jam 10 iklas aja isinya Cuma petanya si nike, hari ini gua lari
berapa kilo, berapa kilo terus aaaa apa... semua orang aaaa... foto pake sepatu
nike, karna nike lagi nge tren terus apa... sampe... acara-acara lari kek bajak
jakarta, bayar 250rb aja mereka mau, gua ngeliatnya sebesar ini pengaruh social
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
221
media maksudnya dengan dia ikut bajak jakarta terus dia ikut online ke pathnya
terus dia nyebutin kek ya uda gua uda kaya orang jakarta kebanyakan
P: berarti menurut lu orang Indonesia itu kek gampang keinkut arus gitu ya?
Nd: iya
P: nah lu terus termasuk orang Indonesia dengan ciri-ciri yang lu sebutin tadi gak?
Nd: kalo misalnya... gimana ya... kalo misalnya kaya... pengen sepatunya iya
pengen tapi kalo misalnya larinya enggak, karna gua gak mau lari. Kalo punya
social media semua itu pasti, maksudnya gimana ya.. gue juga gak bisa mungkirin
kalo temen-temen gue ada di situ gua pasti pengen kan, jadi yaaa orang buat path
gua ikut buat path, orang buat instagram, gua ikut buat instagram, orang uda gak
uplod foto tapi juga video jadi gua ikutan. Mungkin misalnya kalo kaya tadi, kaya
bahasa-bahasa aneh, terus obrolan-obrolan ribet di twitter gue kaya yang gak.
Mungkin karna gua tadi gak suka rame jadi mana ada yang rame gua gak suka
gitu
P: hahaha sekarang tentang pengetahuan tayangan how to act Indonesian
Nd: dari beberapa bulan yang lalu ya... sebenernya gua gak tau tuh, terus ada yang
ngasih tau gue, itu emir yang ngasih tau gue. Ini ada ini “bule bule” terus gak
lama dia juga ada di episodenya miko, malam minggu miko ada yaa kan
P:iyaa
Nd: “wah ini bukannya yang cewe bule yang itu?” yang terus abis itu gua cari,
terus gua buka kan channel youtube-nya punya dia,oh iyaa.. abis itu gue yang
sering nonton dia gitu
P: jadiikutin terus yaa episodenya
Nd: iyaa hahaha
P: terus dia kan ada channelnya, lu subscribe?
Nd: subscribe, ade gue juga subscribe
P: SachaStevenson ?
Nd: iya
P: pertama kali lu nonton How to act Indonesian itu yang ada di benak lu tuh apa?
Nd: gila ni bule, bisa... maksudnya gua ga... ga... gak nyangka aja dia bisa secepet
itu nyerep gitu, maksudnya kek yang dia bilang tuh emang orang Indonesia, gua
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
222
ngerasa iyaa yaa gila ini Indonesia banget nih kaya gini, walaupun gua gak tau sih
bule bule itu kaya apa, tapi buat gue orang Indonesia tuh ya... bukan buat jelek-
jelekin orang Indonesia, tapi yaa yang dia sampei, kita tuh masih kek begitu gitu...
P: nah gua kan penelitiannya fokus ke episode satu, nanti gua tanya pendapat lu
Nd: episode satu itu yang...
P: itu lho yang encourage people to eat yang ngajak makan”uda makan nasi
belom” kaya gitu,
Nd: iya iya iyaa
P: terus yang punya bb walaupun gak punya rumah, dah gitu nawarin minum teh
manis tapi
Nd:*nyamber* teh yang gulanya banyak
P: iyaa yang itu tehnya lebih dari setengah gelas, satu lagi yang huss huss gitu
terus kaya yang... be creative with you driving, nyogok kalo ditilang yang itu sih...
Nd: oooo iyaa iyaa
P: jadi tar kita ngobrol fokus ke yang episode satu nah yang pertama. Ini uda
masuk ke pemaknaan perilaku orang indonesia pada tayangan how to act
Indonesian episode satu. Yang pertama, nawaring orang makan,itu menurut lu
gimana yang di telp nawarin mau makan nasi apa enggak kaya gitu
Nd: emmm maksudnya kita kaya nawarin gitu ya. Kalo misalnya... kalo dateng ke
rumah orang, orangnya tuh masih kek gak enak gak nyediain apa-apa bahkan
kadang ada apa, kalo sendiri kaya yang jangan ah jangan ke sini gak ada makanan,
maksudnya kaya ada perasaaan kalo lo gak ngasih gua apa-apaan lo jangan main
ke rumah gua, gua gak enak gitu kan aaaa.. kalo makan dimana misalnya gua
makan “makan duluan yaa, mau gak nih?nyicip-nyicip” gua masih kaya yang..
aa.. yaa gua ngeliatnya itu sebagai cara gua berbagi aja, gua gak enak makan
sendiri kalo lo gak ikutan makan
P: nah kalo yang nawarin lu makan via telp gitu, kan dia mamperagakannya
sambil nelp tuh “uda makan belom sayang?” kaya gitu gitu
Nd: masih masih gua merasa sih masih kaya yang begitu maksudnya kek nanya
“kamu uda makan bleom” kek “makan dong, uda jadwal makan” kaya gitu tuh
masih... yaa... masih banyak sih yang kaya gitu, meang kita kaya gitu. Terus yaa
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
223
itu kalo pacara tuh kek itu perhatian lu, kalo gak kaya gitu berarti gak perhatian
kan bilangnya gitu kan
P: nah terus yang kedua, get a blackberry even if you are homeless itu gimana
Nd: yaaa kan di situ bilangnya lu gak punya rumah tapi lu punya bb. Gua gak tau
sih, Cuma kalo gua ngeliatnya emang... aaaa apa bahkan abang-abang gorengan,
gitu gitu ya pas lagi beli gorenagan pake bb. Yah ini gimana dong, abis itu yang
abang-abang di pinggir jalan itu yang jadi pak ogah pegang bb, gue jadi yaa
ampunnn ni gua mau ngasih uang tapi lu aja uda bisa beli handphone. Terus
kadang-kadang tuh yang buat kaget tuh kek misalnya gua pernah ke ITC pagi-pagi
jam 10 baru buka banget bahkan belom idupin AC ada emba-emba berapa orang
yang uda di depan conter HP lagi mau beli hape satu orang satu wah gila nih
orang pagi-pagi uda ngeluarin uang buat beli hp. Kek gua aja baru bangun, dia
kek uda yang mau beli handphone aja. Kek apa yaa yaaa emang gua liatnya kita
tuh masih gampang ke ikut, ngerasa kalo gue gak punya itu jadi gimana gitu kan.
Kalo misalnya dulu mungkin kita berebutan punya bb, kalo sekarang, ya itu tadi
handphone handphone androind yang di jual murah dan gimana yaa produsen
teknologinya juga makin men-supply itu dengan harga yang murah kan kaya apa..
android yang smartfren ratusan ribu yaa gimana orang jadi pasti pengen beli kan.
Tukang-tukang hape juga yang kredit nih kredit murah, yaa...busett gimana lu
juga ngasih kredit siapa yang gak mau.kek makin banyak motor di Indonesia juga
karna dikasih kredit. Yauda jadi yaa itu sih maksud gue yaaaa sedikit-dikitnya
duit yang dia punya, dia pasti nyisihin buat beli handphone yang tadi itu.
P: terus over your guess a drink tapi di vidionya tuh dia lebih gambarin teh manis
dengan gula yang banyak banget, menurut lu gimana?
Nd: beberapa orang sih kalo bertamu kek yang manis banget gitu tapi kadang-
kadang ada juga yang gak ada rasanya gitu tapi gue yang... maksudnya kek ya...
kalo yang itu dari banyak videonya yang itu, kek “gak ah gak semua orang
Indonesia kalo dia bilang sebagian besar, gua gak ngerasain sebagian besar teh
manis atau mungkin itu buat dia udah cukup manis kali ya, tapi buat gue yang
orang Indonesia, enggak ah eeee apa teh manisnya Indonesia masih apa standard
lah manis karna dia teh manis
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
224
P?: nah terus yang keempat nih when you see a dog, do this yang ngusir anjing
kek huss huss huss gitu hahaha
Nd: hahaha yaa gue, kalo gue sendiri juga gitu misalnya... yaa reflek kali yah,
mau itu apa juga gue pasti gitu, gue kek yang huss huss gitu jadi yaa pas dia itu
yaaa goblok juga sih gue emang anjing bisa digituin banget, Cuma ya.... gitu
lah...klo ga yaa..khusus yaa orang Indoensia kabur kayanya kalo liat anjing gitu
tapi kalo ama anjing gak gimana-gimana soalnya lumayan demen hehehe
P: terus be creative with your driving, nyogok kalo ditilang
Nd: hahaha gua juga begitu yaa abis...gimana yaa... kita uda tau gitu loh kalo
ditilang yaa paling polisi juga mau minta duit gitu kan, mau dibilang berkali kali
gak sekarang polisi sistemnya uda beda, tetep ajaa gak bakal nolak kalo lo kasih,
dan apa ya... aaaaaa daripada lo ribet bahkan kalo misalnya lo mutusin uda ikut
sidang aja, bahkan disidang aja ada calo jadi kaya yaa udah napa gak langsung
bayar aja dari pada susah
P: secara garis besar, maksud yang lu tangkap dari episot...dari how to act
indonesian episot satu tuh apa n**?
Nd: apa ya? Aaaaa kek gimana ya? Kita tuh kaya... kalo misalnya kaya tadi kan
kek aaa.... kek apa... aaaa kalo mulai dari yang beli bb dah gitu sama yang be
creative with driving itu kek gak amu susah gitu loh, yaaa maksudnya dan aaa
orang banyak udah bukan... maksdunya apa ya... itu uda kaya kalo misalnya kaya
bb kita ikutan orang, itu uda jadi kebutuhkan padahal sbenernya Cuma karna
orang punya terus kita mau berhubungan sama dia kita harus punya yang sama
kaya dia. Terus kalo yang nyogok tadi yang itu, karna kita liat orang lain nyogok
ya kenapa kita gak ikutan nyogok aja kalo dia bisa, pasti dia kan kita mikirinya
kek kalo dia bisa kaya gitu kenapa kita gak bisa kaya gitu jadi akhinrya kita tuh
ja..jalan di jalan yang sama gitu
P: tapi secara umum setelah lu nonton episode 1, maksud yang lu tangkep dari
video itu apa?
Nd: maksudnya ya... kaya gitu, maksudnya orang Indonesia tuh, gua ngeliatnya
dia ngeliat kita tuh kaya gitu
P: seperti yang dia gambarkan itu yah?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
225
Nd: iyah...
P: jadi tuh dengan kata lain dia kaya Cuma memberi gambaran tentang perilaku
orang Indonesia aja
Nd: jadi misalnya kek... karna dia tinggal di Indonesia terus sama orang Indonesia
dia emang maksudnya mungkin juga karna dia bule jadi dia ngerasanya oh ini nih
yang gua liat, yang Indonesia banget. Beda gitu kan sama orang lain, mungkin
kita yang dia tampilin di video itu yang dia rasa, cuman orang indonesia nih yang
kaya gini gak...orang lain tuh gak kaya gitu
P: kemudian, secara keseluruhan pendapat lu tentang video itu kaya gimana n**?
Nd: gua sih seneng nonton, maksudnya kek yang... orang Indonesia apa ya... aaaa
jadi buat kita juga tuh berani buat ngoreksi diri kita sendiri gitu, jadi kek lo nonton
tiu paling gak lu sadar yaa lo gak bisa nolak karna lo masih kaya gitu maksudnya
kalo ada yang jelek yang dari dia tayangin yaa anggep lah itu jadi pembelajaran
buat lo maksudnya kita kan orang Indonesia gitu kan gampang ngeritik, kalo di
social media kita gampang ngeritik, yaaa itu buat kita juga jangan takut dikritik
sama orang lain yaaa gua ngeliatnya kaya yaaa jangan dianggepin serius yang
gimana gimana dia Cuma.. itu satu sudut pandang lain buat lo nilai diri lo sendiri
kaya gimana.
P: terus kalo secara keseluruhan dari episode 1-10 bagaimana n**?
Nd: makin ke sini tu kek ada lah, ada beberapa kaya aaaaa apa yaa uda lewat gitu
aja, ada beberapa yang emang bagus gitu jadi gua ngeliatnya tetep sih maksudnya
tau kan dia kek bikin beberapa hal beda itu yang ngebuat tadinya nonton satu kali
dua kali sampe akhirnya subscribe karnagua ngerasa oh yaa ada..maksudnya enak
aja liatnya oh ya orang Indoensia tuh gini banget..hahaha
P: hahaha terhibur juga ya
Nd: iya kek ni orang ajaib yaa terus gua ngeliatnya kek bisa aja terus dia
maksudnya ya gua orang Indonesia tapi gua gak ngerasa yaa gua tau tuh orang
indonesia tuh kaya gitu tapi gua gak kepikiran aja kalo yang dia bikin tuh
termasuk yang apa yaa yang sering sering orang indonesia buat maksudnya jadi
yaa bener juga
P: okee ada lagi yang mau ditambahin?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
226
Nd: enggak, udah...hehehe
TRANSKRIP WAWANCARA II
Wawancara dilakukan dengan via bbm, Kamis, 16 Januari
P: kmrn kan lu blg ttg tayangan yg nyuguhin teh manis itu, buat lu sndiri teh
manis org Indonesia itu wajar, apa lu sndiri sudah terbiasa dgn teh manis? Atau
gimana? Blh ceritain pengalaman lu dgn teh manis?
ND: buat gue memang disebagian org teh manis itu manis bgt, tapi ada juga yg
gak manis. Jd masi wajar buat gue. Atau mungkin karena gue juga yg seneng
manis, jadi jarang bgt ada masalah sama teh manis yg kemanisan. Masih wajar
buat gue sih
P: pppp karna lu emg dasarnya doyan makanan n mnuman manis yah.. nah terus
lu mgkin punya pengalaman kek di kluarga lu klo berkunjung pasti nawaarin teh
manis, atau ke rumah temen pasti nawarin teh manis gitu?
ND: banyak sih yg kalo main ke rumah ditawarin teh manis atau disuguhi teh
manis mungkin karena teh manis cukup akrab kali ya sama oragn indonesia
P: iyaa mungkin dan lu sendiri jg uda akrab sama suguhan teh manis jg ya?
ND: iyaaaa met! Benar sekalii
P: oke sipss nah teru yg ttg klo ktemu anjing org indonesia itu pasti ngm huss huss
huss, nah sblomnya lu blg klo lu jg pernah kaya gitu kan?
ND: hahaha mungkin itu kebiasaan kali ya. Jadi apa-apa hus hus, karena sering
denger kaya gitu jadi yaudah kebawa aja. Gue sih sering bilang ngusir binatan apa
aja juga hus hus
P: ooo gitu tp buat lu sendiri n** hewan anjing tuh gimana? Lucu kah? Haram
kah? Ato gimana?
ND: lucu beberapa jenis sih, tapi gue gak suka hewan apapun hahaha biasa aja.
Jijik gak, benci gak, datar2 aja gitu met
P: ooo biasa aja yah..klo boleh tau napa gak suka n**?
ND: gak ada sih met, cuma dari kecil gak boleh miara hewan apa2 dan serumah
gak ada yg miara jadi biasa aja sama hewan
P: oooo gitu emg d rumah dr org tua lu jg gak kasih miara hewan gitu yah?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
227
ND: iyaa met gituuuw. Soalnya bokap gue dokter dan gila bersih, bulu hewan bisa
buat asma katanya hahaha
P: ooo bokap lu dokter..waa tp asik kan di rumah pasti terjaga kesehatannya
hahaha.. berarti lu sendiri biasa aja ama hewan karna dr kcil dibiasain gak miara
hewan. Trus klo sama anjing lu gak takut ya dan lu mngucap huss huss gak Cuma
sm anjing tp hewan lainnya jg karna kebiasaan aja gitu ya
P: ada lg gak n** yang mau dtambahin?
ND: iyaa benar sekali metaa. Uda pas itu kesimpulan dari jawaban gue nya
hahaha.
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
228
LAMPIRAN 7
Transkrip Wawancara Informan – 4
Data Diri Informan
Nama : WS
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : 21 Januari 1992
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Lajang
Agama : Katolik
Suku : Cina Jawa
Keterangan Wawancara
Tanggal : 26 Desember 2013
Waktu : 14.00
Lokasi : Rumah Informan di Cipondoh, Tangerang
P: bisa ceritain gak pernana dari suku asal adat elu dalam kehidupan lu sehari-hari
gitu
Ws: gimana? Hahaha
P: kaya misalnya apa ya... kalo misalnya orang benteng kan harus menghormati
yang lebih tua, dia tuh pasti lebih segen sama orang yang lebih tua, contohnya sih
kaya gitu
WS: yaaaa sama aja kalo dari suku cina jawa itu kita tetep harus menghormati
orang yang lebih tua, mau itu yang keluarga kita sendiri ataupun orang tua yang
dari pihak luar, terus eee... apalagi... kaya kalo ketemu yang lebih tua harus nyapa
gitu misalnya kalo ada orang datang ke rumah tawarin minum, yang sopan lah
sama orang yang lebih tua. Apalagi kalo... udah sih itu aja
P: itu aja
WS: iyaa itu aja
P: agamanya katholik ya?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
229
WS: *manggut2*
P: peranan agama dalam kehidupan sehari-hari bagaimana?
WS: aaaaa... pernan agama... berdoa yaa... aaaa sebelum makan... mau tidur....
kalo... eh tiap minggu ke gereja, teruss....
P: kalo dalam praktik kehidupan sehari-hari gitu gimana?
WS: dalam praktek kehidupan sehari-hari sih biasa aja. Soalnya dalam agama
Katholik tuh gak terlalu banyak pantangan-pantangannya gitu jadi aaaa.. lebih..
lebih... lebih apa yaa? Selow selow aja.
P: mungkin lebih berperan keluarga?
WS: iya sih, keluarga yang sehari-hari gua tinggal tuh lebih berperan dalam
gimana gue bersifat sehari-hari gitu
P: nah itu tetang agama. Terus tetang keluarga. Coba deskripsikan hubungan lu
dengan keluarga lu
WS: keluarga inti?
P: he‟em keluarga inti.
WS: Emmm baik-baik saja.
P: lu anak ke berapa dari berapa bersaudara?
WS: aaa... satu... sendiri. Tunggal ya anak tunggal. Anak tunggal di dalem
keluarga, terus gue tinggal sama papa mama gue di sini dan satu anjing tambahan,
P: terus, deskripsikan hubungan lu dengan bokap nyokap lu gimana
WS: aaa.. hubungan... gak... gak... terlalu ini yaa kaku gitu, gue sama bokap
nyokap ber... ber... bertindak ber apa yaa? Kaya... sama temen aja jadi gak
terlalu... kedekatan nya deket..jadi gak gimana yaa
P: istilahnya kaya gak ada batasan gitu
WS: iya... gak segen segen gitu, jadi lebih... kalo menurut gue sih lebih terbuka,
lebih akrab daripada orang yang orang tuanya lebih strict, jadi ada jarak antara
orang tua sama anaknya gitu
P: oh ya terus lu di antara bokap sama nyokap lebih deket sama siapa?
WS: emmmm sama aja sih
P: sama aja? Dua-duanya sama deketnya?
Ws: he‟eh
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
230
P: kaya gimana tuh?
WS: maksudnya kaya gimananya, gimana?
P: maksudnya kedeketannya tuh gimana? Bisa diceritakan
WS: kalo untuk eheemm misalnya bercanda ya, gua lebih serign sama bokap.
Terus kalo misalnya hal lebih detil detil kecil kecil gitu gua lebih ke nyokap
P: detil-detil maksudnya kaya gimana?
WS: detil detil tuh misalnya apa yaaa.. gue mau bikin kue nih, mau masak. Gue
nanya nyokap dong, “ma, beli ini ini ini” nah nyokap gua yang ngerti kan kaya
gitu. Terus kaya masalah baju, robek nih bajunya di apain. Mak gua yang ngerti
diapain.
P: kalo sama bokap?
WS: kalo sama bokap sih lebih kek kaya hal-hal yang serius gitu
P: o...
WS: kaya ngomongin kuliah, kerja enaknya gimana.. kaya gitu terus untuk kaya
yang bercanda-bercanda gitu misalnya bokap gua ngomong apa gua kaya yang
nanggepinnya ngeledek dia gimana gitu
P: o.. jadi kek sama-sama deket tapi tujuannya itu beda gitu ya
WS: iyaa beda hahahha
P: nah terus anak tunggal ya? Terus kalo di rumah lu sendiri terus dong?
WS: iya sama nyokap gue kalo sabtu minggu bokap gua ada di rumah
P: berarti lu kalo sehari-harian biasa ngobrol ama nyokap?
WS: he‟em ama anjing juga hahaha
P: hahaha siapa namanya?
WS: kimmi
P: okeh, nah lu kan punya temen tuh, nah hubungan lu dengan teman-teman
bagaimana?
WS: hubungan gue dengan teman-teman baik-baik saja
P: ada temen deket?
WS: temen deket ada..
P: kaya geng gitu?
WS: iyaa semacem itu yang cewe-cewe gitu
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
231
P: terus seberapa sering sih elu kumpul bareng dengan temen-temen geng elu
gitu?
WS: hmm kalo misal sama temen lengkap gitu yaa jarang. Kalo enggg dua atau
empat gitu misah misah. Tar yang ini dateng yang ini gak dateng. Selang-seling
aja gitu
P: boleh ceritain gak tentang pertemanan kalian itu bagaimana ada siapa aja ada
berapa orang
WS: semua disebutin?
P: ya boleh, yang paling deket sama siapa gitu
WS: hmmmm jadi ada berapa ya... tujuh atau enem yah, kita biasanya kalo lagi
ngumpul gitu ya uda ngomong, kata-kata-an, hehehe, kata-katain yang di sni,
kata-katain orang, hehehe, gosip kalo gak curhat-curhata, yang uda punya pacar,
curhatin pacarnya. Yang lagi deket, curhatin itunya, pedekatenya, gebetannya
kaya gitu.
P: kalo di luar itu?
WS: kalo lagi gak ketemu chatting di group. Kirim-kirim foto, foto-foto cacat,
foto-foto orang.
P: di group apa? WhatsApp?
WS: iyaa group WhatsApp. Terus kadang-kadang kalo pergi ke luar kota, pergi
bareng-bareng. Ke bandung, ke pulau. Kaya gitu.
P: terus selain kegiatan curhat, ada jalan-jalan ke mall bareng mereka juga
WS: jalan-jalan, nonton, ngerjain tugas, poto, poto buat tugas
P: nah, pertama kali kenal sama geng elu tuh dari kapan?
WS: macem-macem, ada yang dari TK, dari SD, dari SMP, SMA juga ada. Dan
mulai ngumpulnya itu SMA
P: sampe kuliah sekarang:
WS: he‟eh
P: hubungan lu dengan geng lu ada mempengaruhi pola pikir lu gak?
WS: iya
P: kaya gimana?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
232
WS: gimana ya... kaya misalnya kita temenan sama orang yang sukanya hedon,
tiap minggu pergi ke club ato restoran di hotel kaya gitu
P: di dalam geng lu ada yang seperti itu?
WS: ada sih... tapi gue gak suka liatnya, jadi gua memilih untuk gak ngikutin dia.
Ada temen gua juga yang sama pola pikirnya kaya gua, jadi yauda kalo mereka
maunya kaya gitu, gua sama temen gua yang gak suka ini, yaudah gua gak ikut
deh gitu.
P: oh jadi istilahnya, kalian berbeda-beda tapi gak saling mempengaruhi gitu
dong?
WS: aaaaaaa gak.. gak saling mempengaruhi sih
P: ada gak tindakan kaya... maksudnya hubungan lu dengan geng lu yang
mempengaruhi pola pikir lu misalkan kaya yang satu suka korea, lu jadi ikut-
ikutan suka korea. Atau satu ada yang rajin belajar, lu ikutan rajin belajar kaya
gitu
WS: dari... dari pertemanan gue ini kan ada yang dia sukanya clubbing gitu kan
ehem.. dari situ justru dia mempengaruhi pola pikir gua untuk gak seperti dia gitu,
kaya gitu. Kalo kaya apa ya.. dulu sih SMA ya, dia nih kan dia pinter, rajin belajar
gitu gua temenan sama dia, otomatis kalo lagi ulangan ulangan gitu kan belajar
sama dia dong. Gua jadi eeee apa... ikutan bisa gitu jadinya. Diajarin sama dia,
termotivasi, cara belajarnya kan enak, gua ikutin, kaya gitu
P: oooo gitu, ada lagi?
WS: korea sih dari... pergaulan itu juga tapi... ya awalnya kan dari SMP temen
gua suka korea gini gini gini trus gua dikasih denger gini gini gini terus jadi suka
kan ampe sekarang akhinrya kita sekarang uda gak sama-sama... sama-sama gak
terlalu hobi korea lagi beralih ke jepang.
P: kemudian gimana peran lu di dalam geng itu?
WS: masing-masih sih. Kadang-kadang ini, kadang-kadang itu, jadi selang seling
aja.
P: boleh dijelaskan secara detail?
WS: misalnya kaya mau pergi gitu. Pasti orangnya ada tujuh ada enem, banyak
dong. Suaranya juga banyak, biasanya mereka terserah-terserah mau kemana mau
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
233
kemana gitu, ya uda kalo kaya gitu ujung-ujungnya kan gak jadi. Ya uda gua
bilang aja “yauda ke sini aja” langsun gitu kan kalo gak ada satu kata
kesepakatan, satu kaya yang keluar gitu mau kemana, yaudah gua yang keluarin.
Mau kemana sih?” gitu kan. Kadang-kadang kalo yang menengahi, menengahi
gua jarang karna gua oranganya kurang dewasa
P: berarti dalam geng lu itu lu termasuk pembuat keputusan ya?
WS: emmm iya kadang-kadang
P: kegiatan lu sehari-hari apa?
WS: lagi nganggur aja hahahaha
P: haahahah kalo sehari-harinya kaya lagi kuliah gitu kegiatannya apa aj?
WS: kuliah, olah raga thai-boxing, dulu pernah les inggris tapi uda berenti.
P: terus ceritain tetang hobi lu dong
WS: hobinya emmmmm, membaca. Membaca. Ya, baca buku
P: baca buku apa?
WS: lagi demen baca buku novel, dulunya komik kan, lagi kecil, komik jepang,
terus eeee.. novel. Sekarang gua lagi demen novel yang jalan-jalan travelling gitu
terus emm apa lagi yaa novel yang, bukan yang teenlit sih yang pastinya, bukan
yang SMA gitu terus apa lagi yaa
P: novel travelling itu kaya gimana?
WS: novel travelling itu kek misalnya Negeri Van Oranje, jadi kaya cerita orang
Indo eee lagi ngambil s2 di belanda terus di sana mereka ketemu sama temen-
temen baru. Temen-temen baru dari Indonesia juga, yauda di sana mereka sekolah
sambil keliling eropa gitu. Nah itu bikin gue mau sekolah di luar juga gitu. Terus
samaa... banyak sih novel jalan-jalan gitu sama apa lagi yaa
P: komik uda gak baca lagi?
WS: komik gua uda gak baca lagi soalnya lagi mahal hahaha
P: selain baca novel, mungkin baca majalah?
WS: majalah iyaa tapi kalo majalah seringnya gua beli doang, bacanya enggak.
Terus eeee handycraft yaa.. kaya origami eeee... terus itu ada kurumie... itu
handycraft dari Jepang juga gitu. Karna gua dulu basicnya kan doyang jepang,
terus gua diracunin sama temen gua korea gitu kan sekarang gua uda balik lagi ke
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
234
Jepang, jadi dari kecil gua uda belajar origami gitu. Sekarang gua uda nemu hobi
baru lagi, itu Kurumie itu.
P: kurumie itu kaya gimana sih?
WS: eeee jadi gambar, di-wrapping sama kertas washi, lu tau kertas washi gak?
Ada contohnya kalo lu mau liat
p: mana? Liat dong
WS: bentar *menunjukkan contohnya*
p: oooo jadi hobinya Kurumie ini sama olahraga itu yaa
WS: iyaa, yang thai boxing itu
p: okee, hal-hal yang menarik perhatian elu itu kaya gimana sih? Yang lucu-lucu
kah atau yang apa
WS: hal-hal yang menarik perhatian gue... yang... bukan yang lucu-lucu sih, apa
yaa? Hehehe
P: kalo gua misalnya tertarik sama sesuatu yang kocak-kocak gitu hahahaa
WS: enggg apa yaaa yang menarik perhatian gua itu bukan sesuatu yang girly,
hehehe
P: oke seperti apa?
WS: aduu apa yaaa tapi ini girly banget yaa hahaha
P: hahaha
WS: kalo ini karna gua suka ngelakuin gitu, tangan gua demen gitu-gitu *melipat-
lipat kertas* kalo yang menarik perhatian apa yaa... eeee gua demen anak anjing..
P: kenapa suka anak anjing?
WS: karena anak anjing itu lucu. Gue kadang lebih seneng liat anak anjing
daripada anak manusia hahaha
P: hahahah kenapa emang?
WS: hahaha karna kalo anak orang itu, apalagi kalo masih bayi... berisiiik kan
nangiss oee oeee gitu abis itu mukanya sama semua. Hahaha jadi gua gak tau
ngeliat dimana sih orang liat anak bayi itu lucu. Kalo anak anjing kan kliatan gitu
mukanya lucu, yaa itu sih pendapat orang masing-masing hehehe
P: ada lagi gak yang menarik perhatian lu?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
235
WS: apa yaaa... novel dengan cover yang bagus, teruss aaaaa apa lagii, emmm
makanan... yang enak enak
P: coba gambarkan tetang kepribadian diri lu sendiri
WS: gua orangnya gak gitu rajin sih tapi kalo misalnya uda ada targetnya baru tuh
gue rajin, kalo misal uda ada tujuannya. Kalo misalnya uda ada tujuannya jelas
baru gua kaya misalnya project UAS, rajin tuh gua ngerjain. Dicicil dari awal-
awal gitu, terus apa lagi kalo sama orang baru gitu gue biasanya lebih... eee yaaa
malu-malu gitu lah. Terus... apa lagi ya.... kalo sama orang yang.... apa ya...
apalagi baru kenal, terus keliatannya kaya sombong gitu, orangnya sombong,
terus gue... yauda lama lama walaupun...eh gak sih kalo misalnya... gua bingung
ngomongnya... hehehe..makin sama orang ini gua makin... makin gak bisa lepas
gitu loh...
P: maksudnya?
WS: kan gau baru kenal sama dia, trus gua ngeliatnya dia uda kek yang sombong,
gimana gitu... gua malah makin gak bisa deket sama dia
P: o... lu semacam membatasi
WS: pendekatan gitu (maksudnya membatasi pendekatan). Kalo dari awal gua
liatnya uda gak suka sama dia, gua malah tambah membatasinya gitu. Bukan yang
malah pengen deketin, pengen kenalan gitu. Jadi... apa yaa eee.. apa sih
namanya... kesan pertama itu eeee... apa... melekat banget kalau kaya gitu
P: personality lu kaya gimana sih
WS; yaa gitu kadang-kadang gua malu-malu..terus kalo...eeennnggg...
P: friendly atau apaaa
WS: friendly kalo sama yang... dah kenal gua bisa ini apa kaya yang...malah gua
suka dibilang mulut jahat apalah... hahhaa..karna gua kalo ngatain orang suka
yang blak blakan, tapi maksudnya ngatainya bukan yang mau menyakiti hati dia...
ngatainya kan becanda gitu, trus emmmmm, gua tuh orangnya banyak mikir-mikir
P: oh, kaya gimana tuh?
WS: kalo... misalnya gua pengen beli sesuatu gitu, ada dua pilihan, lamaaaaa
banget mikirnya. Ini atau ini, ini atau ini, ini atau ini gitu. Terus, yaudah temen-
temen gua sampe uda apal kalo misalnya gua dua milih milih gini,gua ditinggal
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
236
aja karna lama bangett kaya gitu..hahaha jadi ya udah lamaaa banget..daripada
nanti gua nyesel kan mending gua mikirnya lama-lama gitu
P: terus elu orangnya lebih terbuka atau gimana?
WS: emmm semua orang pasti ada sisi terbuka sama tertutupnya dong. Kalo
misalkan gua kaya semacem introvert gitu. Tapi kalo misalnya sama orang yang
biasa gua cerita-cerita bisa jadi ekstrovert juga Cuma gak semua hal gua certain ke
dia.
P: Terus kalo misalnyaaaa lu punya satu keinginan tetapi temen di kelompok lu
tidak setuju dengan lu. Biasanya lu tetep kekeh atau giamna
WS: eeee gak tetep kekeh juga sih. Tergantung. Masa kalo mereka gak mau masa
gua harus ngambek. Inget umur lah. Terus ya uda klo misalnya gak mau cari
alternatif lain. maunya apa sih yang bisa jadi kesepakatan bersama
P: lalu prioritas hidup lu saat ini apa?
WS: eeee prioritas itu, misalnya apa?
P: misalnya kuliah, skripsi....
WS: skripsi! Judul skripsi hahaha yang pasti kuliah kan. Nah untuk bisa
menyelesaikan kuliah, gua harus bisa mencari judul skripsi dong
P: nah sekarang kita ngomongin tentang new media, menurut lu new media itu
apa?
WS: new media itu yang men konvergensi semua media-media lama jadi lu bisa
baca koran, bisa nonton tv di new media, bisa dengerin radio di new media
P: nah terus perbedaan antara new media dan old media itu kaya gimana?
WS: kalo new media lebih cepet kan yah... kalo koran lama. Berita hari ini,
bacanya besok. Kalo di new media berita baru lima menit yang lalu, lu bisa baca
secepat itu. Terus, hmmmm apa lagi ya? Kalo new media dengan Cuma satu alat,
dengan hp lu aja bisa dapetin semua-muanya kaya bisa baca artikel koran aja uda
bisa. Terus nonton tv bisa terus baca eh dengerin radio... dengerin radio... kalo
media kan punya satu satu semuanya, radio harus punya, tv harus punya, koran
harus punya.
P: o.. radio punya sendiri, tv punya sendiri, kaya gitu ya?
WS: *ngangguk*
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
237
P: nah lu setuju gak kalo social media itu termasuk bagian dari new media?
WS: iyah, sosial media termasuk dari new media, karna sekarang new media kaya
eeee online media, berita online aja memanfaatkan social media untuk
menyebarkan berita mereka kan.
P: kemudian, definisi social media menurut lu sendiri itu apa?
WS: eeeee social media. Media untuk lu bersosialisasi dengan orang luar, terus
kalo misalnya lu lagi gak sama temen lu, lu bisa, tetep bisa ngobrol sama dia
walaupun jauh kaya gitu
P: maksudnya orang luar itu kaya gimana?
WS: ya... orang di luar diri lu, temen lu
P: apakah melapaui jarak dan waktu
WS: iya, melampaui jarak dan waktu, bisa keluar negeri juga kan?
P: iyaa, betul skali. Terus padangan lu sendiri terhadap social media itu seperti
apa?
WS: eeee social media kaya yang dibilang orang-orang, kadang-kadang bisa, yang
jauh bisa ngorbrol tapi sama yang deket bisa jadinya ansos. Yang deket malah
dikacangin, gitu, terus kadang-kadang social media bisa ngebantu kita, kaya
dalam... misalnya cari-cari apa yaa... kaya mau tanya, mau naik commuter line,
bisa nanya langsung ke social media nya si commuter line, ke sini naeknya apa sih
gituu. Lebih gampang daripada lu cari di google misalnya “mau ke sini naek
apa?” jawabannya kan random gitu kan. Kalo lu nanya ke... si yang punya social
media ini, jawabannya lebih jelas.
P: berarti satu sisi memberikan informasi tapi satu sisi lagi secara social
berdampak buruk gitu yaa menurut lu
WS: iya...
P: terus social media apa saja yang lu aktif gunakan sekarang:
WS: eeee instagram, path, udah.
P: facebook?
WS: gua gak maen facebook hahaha
P: akun google+
WS: google+ gue gak main
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
238
P: youtube?
WS: youtube, iyah. Youtube yaa gua buat nonton nonton video-video. Gua lebih
seneng nonton youtube daripada nonton tv, acaranya lebih bagus.
P: oke, nah sekarang kita bahas tentang youtube. menurut lu apa itu youtube?
WS: youtube itu hehehe lu bisa... broadcast yourself kan ya hahaha kaya tagline-
nya. Lu bisa narsis-narisisan hahaha
P: padangan lu terhadap situs youtube?
WS: situs youtube tuh seru sih. Eeee banyak channel channel yang menarik gitu.
Kadang-kadang gua suka nonton ini, kek apa... vlog nya orang gitu.. vlog nya
orang dia ceritanya bangun tidur ngapain aja... seru aja... terus cover-cover lagu,
terus... apa lagi yah?
P: vlog channel yang bangun tidur itu yang biasa lu tonton siapa?
WS: ini, bob‟s beauty terus ennnggg itu siapa? Nigahiga itu yang goblok goblok
gitu... apa lagi.. kalo yang kaya beauty beauty tutorial gitu kaya michelle phan
terus apa lagi yaa biasanya tutorial origami juga gua liatnya dari youtube. lebih
gampang liatnya daripada liat buku karna kan langsung kan, kalo buku kan, ni
kemana sih arahnya kaya gitu. Terus... uda sih.
P: sejak kapan lu mulai menyaksikan tayangan-tayangan di youtube?
WS: emmm kapan ya? SMA satu eh semester satu kuliah sih
P: oh kuliah semester satu baru mulai nonton-nonton ya... video yang pertama kali
lu tonton tuh apa?
WS: apa yaa.. emm video clip... video clip korea hahahah
P: seberapa sering lu menyaksikan tayangan youtube dalam satu minggu?
WS: sering! Seminggu tuh banyak banget.
P: tiap hari?
WS: iya tiap hari, kalo lagi nganggur kalo lagi gak ada kerjaan ya uda lah gua
cari-cari video gitu
P: channel youtube apa aja yang lu subscribe?
WS: enggg tiu bob‟s beauty, nigahiga, JosephVincent yang cover lagu itu,
michelle phan terus emmmm, bingbang, 2ne1, yaaaa artis artis, terus
malesbanget.com,
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
239
P: kenapa lu subscribe channel-channel itu?
WS: sebenernya gue gak melakukan apa yang diajarin sih, Cuma gua demen
ngeliat cara mereka ngomong gitu.
P: yang menurut lu menarik dari mereka itu apa?
WS: emmm cara mereka ngomong aja sih sama gua sekalian melatih listening
Ingrris gua aja sih kaya gitu.
P: kalo males banget?
WS: kalo males banget, nonton itu, jalan-jalan men sama bukan jam kantor iyaaa
gak jelas tapi lucu hahaha
P: ooo itu untuk mencari hiburan gitu ya?
WS: iyaaa untuk mencari hiburan.
P: kalo sacha stevenson lu subscribe juga?
WS: iyaa gua subscribe
P: terus dampak tayangan youtube dalam kehidupan dalam diri lu tuh apa?
WS: dampak tayangan youtube, jadi banyak pengetahuan sih, kan gua ada
subscribe buzz it. B-U-Z-Z IT gitu. Itu kaya dia... kalo di sini kaya acara tv on the
spot gitu. Yang aneh-aneh kaya gitu-gitu. Kaya... ada berapa... tujuh binatang
yang lo gak tau kalo mereka itu ada, kaya gitu. Kaya gitu gitu sih, terus kalo...
makanan yang lu makan itu asalnya dibuat dari apa sih, dan itu jadi bikin lo gak
pengen makan hahaha terus kaya... ini aneh banget yaa... terus cara makan burger.
Kalo makan burger kan dia kaya ada mayonesnya kan? Terus Mayonesnya bisa
kaya meleleh gitu kan, nah dia kasih tau cara mkannya itu dibalik gitu, yaa gitu
gitu. Karna bun yang atasnya itu lebih lebar kan, jadi dia gak tumpah gitu hahaha
bener juga sih kalo dipikir-pikir,
P: nah terus yang cover-cover lagu, lu jadi tergugah untuk cover lagu juga gak?
Atau yang nonton vlog itu lu jadi pengen bikin vlog juga?
WS: hahaha enggak sih,
P: hahhaa oke, tadi kan tentang youtube, media baru, seperti itu. Sekarang tentang
pemaknaan perilaku orang Indonesia. Nah beri gambaran tentang perilaku orang
Indonesia secara umum, menurut lu
WS: emmmm, misalnya?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
240
P: orang Indonesia tuh kaya gimana? Perilakunya..
WS: tidak taat peraturan, hehehe terus sukanya ngomongin orang, ya udah gitu.
P: udah?
WS: apa lagi? Orang Indonesia yaaa banyak kelakuannya
P: yang lu sering lihat sehari-hari
WS: melanggar aturan. Ya ngelawan arus, buang sampah sembarangan, seringnya
men-judge orang menjadi satu stereotype gitu
P: menurut lu, lu termasuk ciri-ciri orang Indonesia yang lu sebutin tadi gak?
WS: hehehe iya buang sampah sembarangan, uda sih.. hahaha kaya warga negara
yang baik ya hahahha
P: tayangan how to act Indonesia yang pertama kali lu tonton yang mana?
WS: yang iklan di Indonesia sebenernya terus baru nonton yang how to act
Indonesian
P: taunya darimana?
WS: dari sosial media dari twitter hehehe ada orang nge twit yang video iklan
Indonesia itu, terus gua buka
P: hahahha nah terus lu kan subscribe si sacha tuh, lu ngikutin dong pasti yang
how to act Indonesian, yang episode 1 lu uda nonton kan, pas lu pertama kali
nonton how to act Indonesian episode 1, yang pertama kali ada dibenak lu tuh
apa?
WS: yang ada di benak gue..hehe.. ini bule kaya ngerti banget apa yang ada di
Indonesia gitu, kaya uda mengamati bener-bener, terus dia kaya, sebenernya
nyindir, nyindir orang Indonesia, tapi caranya alus banget. Kelihatannya bukan
kaya nyindri tapi memaparkan apa yang ada di Indonesia.
P: yang episode satu itu di kan menjabarkan tentang lima perilaku orang
Indonesia. Yang pertama itu, nawarin orang makanan, makan nasi, nah bagaimana
padangan lu terhadap pernyataan tersebut?
WS: gua sih setuju karna orang Indonesia itu kalo belom makan nasi itu artinya
belom makan gitu hahaha karna itu bener-bener terjadi di Indonesia
P: lu pernah melakukan seperti apa yang Sacha peragakan dalam tayangan itu?
WS: pernah, iyaa ke temen, pacar hahaha
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
241
P: kalo orang disekitar lu pernah liat kaya gitu?
WS: pernah nyokap gua itu wajib makan nasi
P: yang kedua, punya bb walaupun lu gak punya rumah, itu gimana?
WS: itu lebay, gak punya rumah masa punya bb hahaha, tapi bener sih yang
ekonominya menengah ke bawah aja sekarang uda punya bb kaya gitu. Toh
walaupun makan susah tapi yang penting lu punya bb itu kayanya lebih tepat
daripada lu gak punya rumah tapi punya bb hehehe
P: berarti menurut lu sangat penting lah ya orang indonesia itu punya bb, lu
sendiri punya bb?
WS: enggak. Hahaha gimana dong? Hahaha
P: hahaha menurut lu penting gak punya bb?
WS: enggak, gue gak suka bb. Dulu... yang punya bb itu kan, bb kan harganya
mahal banget yaa. Kayanya gua mau minta beliin kayany gak boleh. Terus gua
liat kaya lebar terus gendut, ya udah gua jadi gak suka gitu loh. Kek katanya
Cuma bisa chatting, chatting. Chatting chatting gua dulu punya ym, msn itu kan
sama aja gitu kan. Yaudah gua dari dulu gak suka pake bb sampe sekarang sih.
Hehehe
P: terus, lu melihat orang di sekitar lu kaya yang ngerasa bb pentiingg banget gitu
gak?
WS: gak juga, di sekitar gua gak ada yang kaya gitu.
P: yang ketiga, nawarin orang minum teh manis dengan gula sebanyak itu
WS: enggak, soalnya biasa orang kan nanya dulu mau minum apa. Gak langsung
dikasih teh manis.
P: jadi lu biasa nanyain ke orang mau minum apa gitu?
WS: he‟em “mau minum apa? Aer biasa atau sirup? Atau kopi”
P: tapi lu pernah gak liat orang yang nawarin teh manis gitu ke tamunya
WS: iya, pernah
P: orang mana?
WS: orang jawa.
P: terus yang keempat, dia menggambarknan orang Indonesia kalo liat anjig itu
pasti ngusir kaya huss huss huss gitu. Nah itu gimana?
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
242
WS: kalo yang itu bener banget. Kan gue punya anjing, juga kan, terus kalo gua
bawa jalan-jalan, anjing gua bawa jalan-jalan, mereka kaya huss huss gitu gitu
tapi, minggir gitu, minggir, sambil mukanya was was gitu, sambil lirik-lirik anjing
gua takut di... terkam atau takut dijilat gitu kali..itu aja ... eeee ada juga itu yang
gua bilang sukanya men-stereotype kan orang semua gitu. Kaya waktu itu gua
pernah ajak anjing gua jalan-jalan terus ada anak kecil, “ih ada anjing aku takut,
aku takut” kaya gitu kan, terus, “eh punya anjing, orang kristen, orang kristen”
gitu... emangnya kalo lu punya anjing harus orang kristen gitu? Bahkan orang
muslim aja ada yang piara anjing kan kaya gitu... “anjingnya galak” tuh anjing aja
di-stereotype-kan kan? hahaha, gimana orang...hahaha anjing aja dipandangnya
semua galak kan padahal enggak kan?
P: tapi lu pernah ngalamin gak kalo anjing tuh di huss huss gitu
WS: pernah, yaaaa kaya dia mau deketin dia mundur sambil huss huss gitu tapi
gak selebay si sacha juga sih hahaha dia kaya menekankan kan?
P: yang kelima, be creative with your driving, itu gimana?
WS: itu kaya yang ngeles ngeles gitu kan kalo ditilang, tapi gue eeee... gak tau
juga karna gue belom pernah ditilang. Hebat yaa soalnya gua gak nyetir hahaha
gua kan nebengers tapi kan kalo orang ditilang ada aja alesannya yang ujung-
ujungnya minta damai ama polisi
P: lu mungkin pernah nebeng terus yang nyetir tuh ditilang gitu, pernah?
WS: emmm pernah...pernah...
P: berarti lu gak pernah kena tilang tapi kaya pernah melihat disekitar lu orang
kaya ngeles pas ditilang?
WS: hahaha iyaa pernah
P: ngeliat sendiri?
WS: gua gak ngeliat sendiri, waktu pas ditilang kan sama bokap gua, ya bokap
gua sebenernya gak ngelanggar, Cuma sama polisinya di stop-in waktu itu gua
uda telat kan mau sekolah, yaudah SIM nya dilempar aja ama bokap gua, gak
ngasih duit.
P: oooo perah kena tilang tapi gak ngasih duit?
WS: he‟eh
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
243
P: kalo yang ngasih duit lu blom pernah ngeliat sendiri?
WS: belom...
P: oo.. gitu oke i got it. Nah sekarang, secara garis besar maksud apa yang lu
tangkap dari tayangan how to act Indonesian episode 1?
WS: maksudnya garis besar gimana nih?
P: secara garis besar, apa yang lu tangkap?
WS: eeee iya apa namanya bener juga gitu... lanjut nonton
P: bener juga gimana?
WS: karna iya bener juga kebiasaan orang Indonesia kaya begitu rata-rata
P: meskipun dia menggambarkannya lebay?
WS: he eh kan
P: secara keseluruhan lu setuju dengan penggambaran perilaku orang Indonesia
pada tayangan how to act Indonesia ep 1
WS: iya setuju karena emmmm karena ini gua mengalami sendiri. Gua mengalami
sendiri yang si Sacha tampilin, terjadi juga disekitar gua, kaya gitu.
P: secara keseluruhan pendapat lu terhadap tayangan episode 1-10
WS: iyaa ini apa..eeee bagus sih, genius dia hahaha yaa.. dia ini apa kaya bisa nge
gambarin dengan singkat padahal Cuma berapa menit tapi uda kena, kena banget
maksudnya gitu. Dan rata-rata itu kaya memang terjadi di Indonesia gitu
semuanya emang bener ada di Indonesia, terus ya uda. Tapi yang gua tau gua gak
meng-iya –kan eh tapi itu gak ada di how to act Indonesian yaa
P: yang mana?
WS: yang itu jilbab-an yang mesjid, yang cewe, yang masuknya lewat pintu
belakang, itu bukan how to act Indonesian yah?
P: itu yang dia curhat sendiri
WS: terus apa yaaa..pokoknya kaya ada beberapa video, beberapa scene gitu yang
belom liat di sekitar gua itu gak setuju
P: ya sudah itu pertanyaan terakhir, terima kasi w****
WS: terima kasih
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
244
TRANSKRIP WAWANCARA II
Wawancara dilakukan dengan via bbm, Kamis, 16 Januar
P: Nah jd yg isu how to act yg petama itu kan yg encourage ppl to eat, menurut lu
org Indonesia klo nawarin makan itu merupakan bentuk penunjukkan rasa sayang
gitu gak? Klo iya napa, klo kaga napa?
WS: Gw boleh jawab dua ga?
P: Boleeehh
WS: Klo dikehidupan beneran kadang org indo suka nawarin makan sebagai
bentuk basa basi. Tp klo misalnya konteksnya kaya di video si sacha itu gw
ngeliatnya sebagai bentuk perhatian
P: lu sendiri pernah ngalamin gitu ga?
WS: Sering banget hahaha
P: kaya gemana tuh?
Ws: Tp seringnya ditawarin makan beneran sih
Ws: Kan kalo misalnya lg ke rumah sodara gitu, dia lg masak2 trs disuru makann.
Atau kalo pas gw dateng mereka goreng-goreng apa gituu.
Ws: kaya makanan itu sebagai penyambung tali silaturahmi wkakakakak. Ga
nyambung ye?
P: ooo lbh sering ditawarin makan beneran.. nyambung kok hahaha
P: nah trus klo misalnya kek sama cowo lu ato bokap ato nyokap pernah nawarin
makan via telp ato sms gitu ga?
Ws: iyaa pernah
Ws: bukan nawarin sih tepatnya, nyuruh makan
Ws: kalo uda siang biasanya nanya uda makan belom, trs disuru makan
P: oooo gitu sipss
Ws: udah?
P: brarti itu jg nunjukkan rasa perhatian elu yak
Ws: eh mksdnya gw?
P: iyaaa
Ws: kirain org laen ke gw
Ws: kalo gw sama bonyok seringnya di rumah, ngmg secara langsung gitu. Kalo
sama cowo gw kalo lewat chat / kalo lg ketemu lgsg palingan nanya uda makan
belom hahaha
P: oooo jd mksdnya biasa klo ama bonyao klo lg di rumah kan..trus klo ama cowo
lu via telp gitu kan?
Ws: iyaa, kalo ama cowo gw via chat tepatnya, trs kalo ketemu lgsg jarang2 sih
nyuruh makan
P: oooo gituu jarang2 jg yaaa..lbh seringnya lu yg d suru makan gitu bukan?
Ws: nggak juga hahaha, kita jarang nanya uda makan belom dan nyuru makan.
Serignya lgsg ngmg aja “laper nih, mau makan ga?”
P: oooo gituuu serignnya ngajak makan yah..jd uda jarang yg kek “uda makan
belom?” gitu2
Ws: iyahh
Ws: betull P: okeee sipppss itu aja makasi.
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
245
CURRICULUM VITAE
Swantika Metta
DATA PRIBADI
Tempat dan tanggal lahir
: Jakarta, 8 Januari 1991
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Buddha
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Komp. Cimone Alam Permai Blok A3.
No 26, Cibodas Besar
Tangerang 15138
Telepon : (021) 55795614, 083897818695
e-mail : [email protected]
Hobi : Membaca buku novel dan majalah, menonton film dan fotografi. Kepirbadian : Disiplin, Tegas, Friendly dan Bertanggung jawab. PENDIDIKAN
1997-2003 SD Citra Kasih Tangerang Lulus tahun 2003 dengan jumlah 72,36 2003-2006 SMP Dharma Putra Tangerang Lulus tahun 2005 dengan jumlah 23,20 2006-2009 SMA Negeri 4 Tangerang Lulus tahun 2009 dengan jumlah 49,65 2010-sekarang Ilmu Komunikasi-Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara Tangerang IPK terakhir 3,67
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
246
KEMAMPUAN
Dapat berbahasa Inggris pasif.
Memahami penulisan bahasa Indonesia sesuai dengan EYD.
Menulis artikel hardnews ataupun feature.
Paham akan penggunaan dan dapat mengoperasikan Adobe Photoshop, Adobe Lightroom, Adobe InDesign dan Adobe Premier.
Dapat mengoperasikan aplikasi Final Cut Pro.
Cukup paham perlatalan broadcasting.
Dapat mengoperasikan kamera dan paham mengenai komposisi pengambilan gambar baik untuk foto ataupun video.
Dapat membuat script news dan magazine.
PENGALAMAN Organisasi
2004-2005 Ketua OSIS SMP Dharma Putra
2004-2005 Pembina Pramuka SMP Dharma Putra
2005-2006 Anggota Mading Sekolah SMAN 4 Tangerang
2011-2012 Anggota UMN Radio
2011 Panitia Culture Week sebagai Events Coordinator Assistant 2011 dan 2012 Panitia Sie. Keamanan Orientasi Mahasiswa UMN
2012 Communication Festival UMN Panitia Sie. Keamanan
2012-2013 Kru UMN Broadcaster
2013-2014 Kru dan Ketua UMN Broadcaster
KURSUS DAN PELATIHAN
1998-2005 FLUENCY ENGLISH COURSE Tangerang Kursus Bahasa Inggris
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
247
2008 DIRECTORATE FOR THE DEVELOPMENT OF SENIOR SECONDARY SCHOOL, DIRECTORATE GENERAL FOR THE MANAGEMENT OF PRIMARY AND SECONDARY EDUCATION, MINISTRY OF NATIONAL EDUCATION, Tangerang Mengikuti test TOEP (Test of English Proficiency) 2011 THE SPEAKABLE ME SEMINAR Serpong Peserta seminar Public Speaking oleh Choky Sitohang 2005 Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Jakarta Lulus test sertifikasi Keagenan Asuransi Jiwa dan Sertifikasi Keagenan Khusus Produk Unit Link 2011 Create High Enthusiasm of Enterpreneurship Seminar Serpong Peserta seminar Seminar Enterpreneurship
PRESTASI
2011 Pameran Fotografi oleh Mahasiswa UMN di Karmatha Art Space Mengkontribusikan salah satu hasil foto 2013 Pemenang Young Jornalist Award Kategori News Pakage PENGALAMAN KERJA
2009-2010 PT. Prudential, Plc Jakarta Agent Asuransi
Mencari nasabah dan menyarankan program asuransi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
15 Febuari 2010 -13 Agustus 2010 PT. Matahari Departement Store, Tbk Tangerang, Banten Personnel Admin Staff
Menginput, maintenance dan men-terminate data karyawan.
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
248
25 Juli 2011 -25 Agustus 2011 PT. Grahawita Santika Melawai, Jakarta Selatan Bussiness Development Departement (kerja libur)
Menginput data-data investor dan calon investor di Hotel Amaris, Hotel Santika, dan Kayana.
2012 - sekarang UMN Broadcaster Gading Serpong, Tangerang, Banten Camera Person, Program Director, Script Writter dan Ketua UMN Broadcaster
Men-direct kru selama acara atau program berlangsung, serta dapat bertugas sebagai campera person dan script writter bila dibutuhkan
10 Maret 2014 -30 Juni 2014 Kompas Gramedia Group of Magazine Jalan Panjang, Jakarta Barat Reporter Majalah iDea
Mencari informasi dan menulis artikel feature.
Protofolio
2011 Foto Essay ‘Roti Cane’ – Fotografer dan Penulis – Universitas Multimedia Nusantara
2011 Filler ‘Galau Gadget’ – Director, Script Writter dan Editor – Universitas Multimedia Nusantara
2012 Soft News ‘Makanan Serba Telur’ – Editor – Universitas Multimedia Nusantara
2013 Program TV 30 menit ‘IMUT’ – Program Director – Universitas Multimedia Nusantara
2013 Tayangan Indepth Reporting – Reportase Investigasi Rekayasa – Universitas Multimedia Nusantara
2013 Media Online – Nongkrongmen (Tongkrongan Anak UMN) – Pemimpin Redaksi dan Penulis - http://nongkrongmen.wordpress.com/
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014
249
2013 Berita TV – UMN News – Reporter dan Editor – Universitas Multimedia Nusantara
2013 Produksi Media Cetak – Tabloid Gurls – Editor in Chief dan Reporter – Universitas Multimedia Nusantara
2013 Video-video CHIP This Week (Chip Online, chip.co.id) – Director – UMN Broadcaster
2013 Company Profile UMN Broadcaster – Script Writter – UMN Broadcaster
Pemaknaan Khalayak..., Swantika Metta, FIKOM UMN, 2014