lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10406/8/bab_iv.pdf · bab iv...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
63
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Profil Responden
Informasi berikut ini merupakan gambaran responden atas penilitian yang
dilakukan. Responden dalam penelitian ini untuk tahap pretest berjumlah sebanyak
30 orang dan untuk tahap maintest berjumlah sebanyak 110 orang karyawan pada
PT. Intermuli Kreasi yang telah bekerja selama minimal 1 tahun atau lebih dan
berumur minimal 22 tahun keatas.
4.1.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut adalah diagram lingkaran berdasarkan jenis kelamin responden:
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Gambar 4 1 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pria40%
Wanita60%
Jenis Kelamin
Pria Wanita
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
64
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan
jenis kelamin yang signifikan antara laki – laki dan perempuan. Responden laki –
laki berjumlah 44 dengan presentase 40% sedangkan responden perempuan
berjumlah 66 dengan presentase 60% dari 110 responden.
4.1.2 Profil Responden Berdasarkan Usia
Berikut ini merupakan diagram lingkaran dari responden berdasarkan usia:
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Gambar 4 2 Persentase Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang
berusia dibawah 22 tahun. Responden yang berusia 22 – 27 tahun sebesar 62% atau
68 orang. Sebanyak 35 orang atau 31% berada pada usia 28 tahun – 33 tahun.
Kemudian 7 responden atau sebesar 7% berada pada rentang umur 34 sampai 39
tahun. Tidak ada responden yang berada pada usia lebih dari 40 tahun berpartisipasi
dalam pengisian kuesioner ini. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden pada
pengisian kuesioner ini berada pada rentang usia 22 – 27 tahun.
0%
62%
31%
7%
0%0%
Umur
< 22 tahun
22 - 27 tahun
28 - 33 tahun
34 - 39 tahun
40 - 45 tahun
> 45 tahun
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
65
4.1.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berikut ini merupakan diagram lingkaran berdasarkan pendidikan terakhir
responden:
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Gambar 4 3 Presentase Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
Dapat dilihat pada Gambar 4.3 diatas, mayoritas responden yang
berpendidikan S1 sebanyak 90% atau 99 responden. Selanjutnya, sebanyak 7% atau
8 responden memiliki pendidikan terakhir D3. Terdapat juga responden dengan
pendidikan terakhir S2 sebesar 3% atau 3 responden. Untuk pendidikan terakhir
SMA dan S3 yaitu sebesar 0% atau tidak ada responden.
4.1.4. Profil Responden Berdasarkan Status
Berikut disajikan diagram lingkaran berdasarkan status responden:
0%
7%
90%
3%0%
Pendidikan Terakhir
SMA
D3
S1
S2
S3
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
66
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Gambar 4 4 Presentase Jumlah Responden Berdasarkan Status
Berdasarkan Gambar 4.4 diatas, tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara responden yang sudah menikah dan belum menikah. Responden dengan
status menikah berjumlah 57 karyawan dengan presentase sebesar 52%. Lalu
sebanyak 53 karyawan atau sebesar 48% responden memiliki status belum
menikah.
4.1.5 Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja
Berikut merupakan diagram lingkaran responden berdasarkan masa kerja:
52%
48%
0%
Status Pernikahan
Menikah
Belum menikah
Lainnya
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
67
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Gambar 4 5 Presentase Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja
Dari data diagram pada Gambar 4.5, dapat dilihat bahwa sebesar 13% atau
sebanyak 14 responden telah bekerja kurang dari 2 tahun. Dan juga sebesar 56%
atau sebanyak 61 responden telah bekerja antara 2 sampai dengan 4 tahun. Lalu
untuk masa kerja antara 4 sampai dengan 6 tahun memiliki presentase sebesar 28%
atau sebanyak 31 responden. Terakhir, responden dengan masa kerja diatas 6 tahun
memiliki presentase sebesar 3% atau sebanyak 3 responden.
4.1.6. Profil Responden Berdasarkan Divisi
Berikut disajikan diagram lingkaran berdasarkan divisi responden:
13%
56%
28%
3%
Masa Bekerja
< 2 tahun
2 - 4 tahun
4 - 6 tahun
> 6 tahun
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
68
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Gambar 4 6 Presentase Jumlah Responden Berdasarkan Divisi
Dapat dilihat pada Gambar 4.6 diatas, terdapat 25% responden atau
sebanyak 26 responden dari divisi design. Pada divisi marketing, terdapat 20% atau
sebanyak 22 responden. Divisi finance / accounting memiliki presentase sebesar
15% atau sebanyak 17 responden. Sedangkan untuk divisi human resource
memiliki presentase sebesar 9% atau sebanyak 10 responden. Divisi IT memiliki
presentase terkecil yaitu 7% atau sebesar 8 responden. Dan terdapat 24% responden
atau sebanyak 27 reponden berasal dari divsi lainnya yaitu seperti divisi;
purchasing, estimator, production, project manager / PM dan secretary.
4.1.7. Profil Responden Berdasarkan Jabatan
Berikut merupakan diagram lingkaran berdasarkan jabatan responden:
20%
15%
24%
9%
7%
25%
Divisi
Marketing
Accounting
Design
Human Resource
IT
Lainnya
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
69
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Gambar 4 7 Presentase Jumlah Responden Berdasarkan Jabatan
Berdasarkan data dari diagram lingkaran pada Gambar 4.7 diatas, mayoritas
responden memiliki jabatan officer / staff dengan presentase sebesar 89% atau
sebanyak 98 responden. Jabatan terbanyak kedua yaitu jawaban supervisor yaitu
dengan presentase 7% atau sebanyak 8 responden. Lalu untuk responden dengan
jabatan manajer memiliki presentase sebesar 4% atau sebanyak 4 responden.
4.2 Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif bertujuan untuk mengetahui respon dari pertanyaan –
pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam kuesioner yang disebarkan.
Analisa ini digunakan untuk mengidentifikasi jawaban dengan cara mencari nilai
rata – rata atau mean dari jawaban responden untuk masing – masing pengukuran
atau pernyataan dengan menggunakan skala interval. Berikut merupakan cara
peneliti dalam membagi interval kelas:
89%
7%4%
0%
Jabatan Pekerjaan
Staff
Supervisor
Manager
Lainnya
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
70
Interval kelas = (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah) / Jumlah Kelas
= (5 – 1) / 5 = 0.8
Berdasarkan hasil dari interval kelas diatas, dapat disimpulkan bahwa interval
kelas adalah 0.8 sehingga pembagian penilaian rata – rata jawaban responden
terangkum seperti tabel berikut: Tabel 4 1 Kategori Mean dari Nilai Interval Kuesioner untuk Variabel
Autonomy, Work-life Balance dan Job Performance
Interval Kategori
4,2 < a < 5,0 Sangat Tinggi
3,4 < a < 4,2 Tinggi
2,6 < a < 3,4 Netral
1,8 < a < 2,6 Rendah
1,0 < a < 1,8 Sangat Rendah
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2019
4.2.1. Autonomy (X1)
Berikut merupakan tanggapan dari 110 responden terhadap variabel
autonomy dengan penjabaran sebagai berikut:
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
71
Tabel 4 2 Penilaian Responden Terhadap Variabel Autonomy
Kode Measurement Frekuensi Skor jawaban
Mean Kategori 1 2 3 4 5
ATM1
Saya dapat memutuskan kapan saya harus menyelesaikan pekerjaan saya
2 14 37 40 17 3.51 Tinggi
2% 13% 34% 36% 15%
ATM2
Saya memiliki kebebasan dalam hal bagaimana menyelesaikan pekerjaan saya
1 10 30 45 24
3.74 Tinggi
1% 9% 27% 41% 22%
ATM3
Saya diberikan kebebasan dalam memilih metode dalam menyelsaikan pekerjaan saya
0 5 29 50 26
3.88 Tinggi
0% 5% 26% 45% 24%
ATM4
Saya diberikan kebebasan dalam mengambil keputusan yang penting untuk pekerjaan saya
1 11 34 49 15 3.6 Tinggi
1% 10% 31% 44% 14%
Total rata-rata 3.68 Tinggi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, indikator ATM1 memiliki kategori nilai
tinggi dengan nilai mean 3.51 dengan jawaban mayoritas dari responden menjawab
4 dari 5 skala likert yang diberikan. Dapat diartikan bahwa para responden merasa
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
72
setuju bahwa mereka dapat memutuskan kapan mereka harus menyelesaikan
pekerjaan nya.
Selanjutnya, indikator ATM2 memiliki kategori nilai yang sama tinggi yaitu
dengan mean berada di angka 3.74 yang berarti memiliki kategori baik. Sebanyak
45 dari total 110 responden menjawab 4 dari 5 skala likert dan yang berarti setuju
bahwa mereka memiliki kebebasan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.
Indikator ATM3 juga memiliki kategori nilai tinggi dengan nilai mean 3.88
dengan jawaban mayoritas dari responden menjawab 4 dari 5 skala likert yang
diberikan. Dalam perusahaan yang responden tempati saat ini, 50 orang dari mereka
setuju bahwa mereka memiliki kebebasan dalam memilih metode yang digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sehingga mereka dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan cara yang mereka anggap paling efektif dan efisien.
Pada indikator terakhir yaitu ATM4, terdapat nilai mean sebesar 3.6 dengan
nilai yang dikategorikan tinggi. Jawaban responden terbanyak yaitu 4 dari 5 skala
likert yang setuju sebanyak 49 responden. Dapat diartikan bahwa mereka diberikan
kebebasan dalam mengambil keputusan yang penting untuk pekerjaan mereka.
Berdasarkan data-data yang sudah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan
bahwa autonomy merupakan hal yang penting bagi karyawan PT. Intermulti Kreasi.
Hal ini dapat dilihat dari hasil mean keseluruhan indikator pada variabel autonomy
yang dinyatakan tinggi dengan nilai dari variabel ini adalah 3.68 yang berarti
karyawan di objek penelitian sebagian besar setuju dengan keempat pernyataan
dalam variabel ini
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
73
4.2.2 Workload (X2)
Berikut merupakan tanggapan dari 110 responden terhadap variabel workload
dengan penjabaran sebagai berikut:
Tabel 4 3 Penilaian Responden Terhadap Variabel Workload
Kode Measurement Frekuensi Skor jawaban
Mean Kategori 1 2 3 4 5
WL1 Saya sering kali lembur untuk pekerjaan saya
28 55 7 15 5 2.22 Rendah
25% 50% 6% 14% 5%
WL2
Saya merasa bahwa pekerjaan yang saya dapatkan melebihi kapasitas saya
25 59 7 10 9
2.26 Rendah
23% 54% 6% 9% 8%
WL3
Saya merasa bahwa pekerjaan saya membuat saya memiliki sedikit waktu untuk menyelesaikan sesuatu yang lain
33 52 5 15 5
2.15 Rendah
30% 47% 5% 13% 5%
WL4
Saya merasa bahwa sistem pekerjaan saya yang tidak teratur membuat pekerjaan saya menumpuk
26 57 8 13 6
2.24 Rendah
24% 52% 7% 12% 5%
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
74
Kode Measurement Frekuensi Skor jawaban
Mean Kategori 1 2 3 4 5
WL5
Saya merasa bahwa untuk menyelesaikan pekerjaan, saya harus bekerja sangat cepat
24 58 8 8 12
2.33 Rendah
22% 53% 7% 7% 11%
Total rata-rata 2.24 Rendah
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, indikator WL1 memiliki kategori yang rendah
dengan nilai mean 2.22 dengan jawaban mayoritas dari responden menjawab 2 dari
5 skala likert yang diberikan. Dapat diartikan bahwa para responden merasa setuju
dimana mereka tidak sering melakukan aktivitas lembur pada pekerjaan mereka.
Selanjutnya, indikator WL2 memiliki kategori nilai yang sama rendah yaitu
dengan mean berada di angka 2.26 yang berarti memiliki kategori baik. Sebanyak
59 dari total 110 responden menjawab 2 dari 5 skala likert dan yang berarti mereka
tidak setuju bahwa pekerjaan mereka melebihi kapasitas pekerjaan mereka.
Indikator WL3 juga memiliki kategori rendah dengan nilai mean 2.15
dengan jawaban mayoritas dari responden menjawab 2 dari 5 skala likert yang
diberikan. Dalam perusahaan yang responden tempati saat ini, 52 orang dari mereka
tidak setuju bahwa pekerjaan mereka membuat mereka memiliki sedikit waktu
untuk menyelesaikan sesuatu yang lain
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
75
Pada indikator WL4, terdapat nilai mean sebesar 2.24 dengan nilai yang
dikategorikan rendah. Jawaban responden terbanyak yaitu 2 dari 5 skala likert yang
setuju sebanyak 57 responden. Dapat diartikan bahwa mereka tidak setuju dengan
sistem pekerjaan yang tidak teratur membuat pekerjaan mereka menjadi
menumpuk.
Pada indikator terakhir WL5, terdapat nilai mean sebesar 2.33 dengan nilai
yang dikategorikan rendah. Jawaban responden terbanyak yaitu 2 dari 5 skala likert
yang setuju sebanyak 57 responden. Dapat diartikan bahwa mereka tidak setuju
untuk menyelesaikan pekerjaan mereka harus bekerja sangat cepat.
Berdasarkan data-data yang sudah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan
bahwa workload merupakan hal yang penting bagi karyawan PT. Intermulti Kreasi.
Hal ini dapat dilihat dari hasil mean keseluruhan indikator pada variabel workload
yang rendah dengan nilai dari variabel ini adalah 2.24 yang berarti karyawan di
objek penelitian sebagian besar merasakan hal yang sama dengan kelima
pernyataan dalam variabel ini.
4.2.3 Work-life Balance (X3)
Berikut merupakan tanggapan dari 110 responden terhadap variabel work-life
balance dengan penjabaran sebagai berikut:
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
76
Tabel 4 4 Penilaian Responden Terhadap Variabel Work-life Balance
Kode Measurement Frekuensi Skor jawaban
Mean Kategori 1 2 3 4 5
WLB
1
Saya memiliki waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas rekreasi
0 2 21 55 32
4.06 Tinggi
0% 2% 19% 50% 29%
WLB
2
Saya dapat menyelesaikan pekerjaan saya tanpa perlu bekerja lembur
0 10 21 55 24
3.85 Tinggi
0% 9% 19% 50% 22%
WLB
3
Saya memiliki waktu yang cukup untuk berkumpul bersama keluarga saya
0 3 16 54 37
4.14 Tinggi
0% 3% 14% 49% 34%
WLB
4
Saya memiliki waktu yang cukup untuk berkumpul bersama teman saya
0 13 28 48 21
3.7 Tinggi
0% 12%
25% 44% 19%
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
77
Kode Measurement Frekuensi Skor jawaban
Mean Kategori 1 2 3 4 5
WLB
5
Saya menghargai manfaat sosial yang ditawarkan oleh perusahaan
0 5 28 48 29
3.92 Tinggi
0% 5% 25% 44% 26%
Total rata-rata 3.93 Tinggi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, indikator WLB1 memiliki kategori tinggi
dengan nilai mean 4.06 dengan jawaban mayoritas dari responden menjawab 4 dari
5 skala likert yang diberikan. Dapat diartikan bahwa para responden merasa setuju
bahwa mereka memiliki waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas rekreasi
mereka.
Selanjutnya, indikator WLB2 memiliki kategori nilai yang sama tinggi yaitu
dengan mean berada di angka 3.85 yang berarti memiliki kategori baik. Sebanyak
55 dari total 110 responden menjawab 4 dari 5 skala likert dan yang berarti setuju
bahwa mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka tanpa perlu bekerja lembur
Indikator WLB3 juga memiliki kategori tinggi dengan nilai mean 4.14
dengan jawaban mayoritas dari responden menjawab 4 dari 5 skala likert yang
diberikan. Dalam perusahaan yang responden tempati saat ini, 54 orang dari mereka
setuju bahwa mereka memiliki waktu yang cukup untuk berkumpul bersama
keluarga mereka.
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
78
Pada indikator WLB4, terdapat nilai mean sebesar 3.7 dengan nilai yang
dikategorikan tinggi. Jawaban responden terbanyak yaitu 4 dari 5 skala likert yang
setuju sebanyak 48 responden. Dapat diartikan bahwa mereka memiliki waktu yang
cukup untuk berkumpul bersama teman mereka.
Pada indikator terakhir yaitu WLB5, terdapat nilai mean sebesar 3.92
dengan nilai yang dikategorikan tinggi. Jawaban responden terbanyak yaitu 4 dari
5 skala likert yang setuju sebanyak 48 responden. Dapat diartikan bahwa mereka
menghargai manfaat sosial yang ditawarkan oleh perusahaan.
Berdasarkan data-data yang sudah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan
bahwa work-life balance merupakan hal yang penting bagi karyawan PT. Intermulti
Kreasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil mean keseluruhan indikator pada variabel
work-life balance yang dinyatakan tinggi dengan nilai dari variabel ini adalah 3.93
yang berarti karyawan di objek penelitian sebagian besar setuju dengan kelima
pernyataan dalam variabel ini
4.2.4 Job Performance (Y)
Berikut merupakan tanggapan dari 110 responden terhadap variabel job
performance dengan penjabaran sebagai berikut:
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
79
Tabel 4 5 Penilaian Responden Terhadap Variabel Job Performance
Kode Measurement Frekuensi Skor jawaban
Mean Kategori 1 2 3 4 5
JP1
Saya telah melakukan pekerjaan sesuai yang diharapkan
0 4 29 53 24
3.89 Tinggi
0% 4% 26% 48% 22%
JP2
Saya memenuhi tanggung jawab yang ditentukan dalam uraian pekerjaan saya
0 2 14 57 37
4.17 Tinggi
0% 2% 13% 51% 34%
JP3
Saya merasa sudah memenuhi tuntutan pekerjaan yang diberikan
0 3 8 59 40
4.24 Sangat Tinggi
0% 3% 7% 54% 36%
JP4
Saya terlibat secara langsung dalam kegiatan yang akan berdampak pada evaluasi kinerja saya
1 0 17 54 38 4.16 Tinggi
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
80
Kode Measurement Frekuensi Skor jawaban
Mean Kategori 1 2 3 4 5
1% 0% 15% 49% 35%
JP5
Saya mematuhi aturan yang ada diperusahaan yang dirancang untuk menjaga ketertiban
1 9 30 45 25
3.76 Tinggi
1% 8% 27% 41% 23%
JP6
Saya selalu berinisiatif untuk membantu atasan saya walaupun tidak diminta
0 8 26 53 23
3.83 Tinggi
0% 7% 24% 48% 21%
Total rata-rata 4.01 Tinggi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, indikator JP1 memiliki kategori tinggi dengan
nilai mean 3.89 dengan jawaban mayoritas dari responden menjawab 4 dari 5 skala
likert yang diberikan. Dapat diartikan bahwa para responden merasa setuju bahwa
mereka melakukan pekerjaan sesuai yang diharapkan.
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
81
Selanjutnya, indikator JP2 memiliki kategori nilai yang sama tinggi yaitu
dengan mean berada di angka 4.17 yang berarti memiliki kategori baik. Sebanyak
57 dari total 110 responden menjawab 4 dari 5 skala likert dan yang berarti setuju
bahwa mereka telah memenuhi tanggung jawab yang ditentukan dalam uraian
pekerjaan mereka.
Indikator JP3 juga memiliki kategori tinggi dengan nilai mean 4.24 dengan
jawaban mayoritas dari responden menjawab 4 dari 5 skala likert yang diberikan.
Dalam perusahaan yang responden tempati saat ini, 59 orang dari mereka setuju
bahwa mereka merasa sudah memenuhi tuntutan pekerjaan yang diberikan.
Pada indikator JP4, terdapat nilai mean sebesar 4.16 dengan nilai yang
dikategorikan tinggi. Jawaban responden terbanyak yaitu 4 dari 5 skala likert yang
setuju sebanyak 54 responden. Dapat diartikan bahwa mereka terlibat secara
langsung dalam kegiatan yang akan berdampak pada evaluasi kinerja mereka.
Indikator JP5 juga memiliki kategori tinggi dengan nilai mean 3.76 dengan
jawaban mayoritas dari responden menjawab 4 dari 5 skala likert yang diberikan.
Dalam perusahaan yang responden tempati saat ini, 45 orang dari mereka setuju
bahwa mereka telah mematuhi aturan yang ada diperusahaan yang dirancang untuk
menjaga ketertiban mereka.
Pada indikator terakhir yaitu JP6, terdapat nilai mean sebesar 3.83 dengan
nilai yang dikategorikan tinggi. Jawaban responden terbanyak yaitu 4 dari 5 skala
likert yang setuju sebanyak 53 responden. Dapat diartikan bahwa mereka selalu
berinisiatif untuk membantu atasan mereka walaupun tidak diminta.
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
82
Berdasarkan data-data yang sudah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan
bahwa job performance merupakan hal yang penting bagi karyawan PT. Intermulti
Kreasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil mean keseluruhan indikator pada variabel job
performance yang dinyatakan tinggi dengan nilai dari variabel ini adalah 4.01 yang
berarti karyawan di objek penelitian sebagian besar setuju dengan keenam
pernyataan dalam variabel ini.
4.3. Uji Instrumen Pre-Test
Peneliti telah melakukan uji pre-test terlebih dahulu sebelum melakukan uji
main-test. Uji pre-test dilakukan terhadap 30 responden dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada karyawan PT. Intermulti Kreasi. Peneliti melakukan uji validitas
dan reliabilitas dengan menggunakan software SPSS versi 23
4.3.1 Uji Validitas Pre-Test
Uji vailiditas biasanya dikur dengan standar dari Kaiser-Meyer-Olkin
Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Nilai dari KMO yang dianggap valid
adalah sebesar ≥ 0.50 dan MSA sebesar ≥ 0.50 (Ghozali, 2016). Factor loading
juga digunakan sebagai salah satu indikator uji dari validitas dengan nilai ≥ 0.50
(Hair et al., 2010). Pre-test dilakukan pada 30 orang karyawan yang berstatus tetap
dan telah bekerja minimal 1 tahun.
Berikut merupakan hasil dari uji validitas untuk pre-test yang disebarkan
kepada 30 responden:
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
83
Tabel 4 6 Hasil Uji Validitas Pre-Test
No. Variabel Indikator KMO Sig. MSA Factor
Loading Uji Validitas
≥ 0.5 ≤ 0.05 ≥ 0.5 ≥ 0.5
1.
Autonomy
ATM1
0.810 0.000
0.786 0.889 Valid
ATM2 0.794 0.866 Valid
ATM3 0.860 0.763 Valid
ATM4
0.819 0.856 Valid
2. Workload
WL1
0.862 0.000
0.876 0.851 Valid
WL2 0.822 0.897 Valid
WL3 0.910 0.795 Valid
WL4 0.848 0.866 Valid
WL5 0.882 0.709 Valid
3. Work-Life
Balance
WLB1
0.796 0.000
0.855 0.698 Valid
WLB2 0.760 0.781 Valid
WLB3 0.746 0.928 Valid
WLB4 0.791 0.928 Valid
WLB5 0.837 0.831 Valid
4. Job
Performance
JP1
0.810 0.000
0.847 0.778 Valid
JP2 0.804 0.816 Valid
JP3 0.847 0.732 Valid
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
84
No. Variabel Indikator KMO Sig. MSA Factor
Loading Uji Validitas
≥ 0.5 ≤ 0.05 ≥ 0.5 ≥ 0.5
JP4 0.747 0.792 Valid
JP5 0.839 0.788 Valid
JP6 0.791 0.731 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Terdapat hasil uji validitas terhadap 4 variabel pada tabel diatas, yaitu
autonomy, workload, work-life balance, dan job performance. Dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa seluruh indikator dinyatakan valid karena telah memenuhi syarat
KMO (Kaiser Meyer-Olkin) ≥ 0.50 (Ghozali, 2016), Sig. < 0.05 (Hair, et al., 2010),
MSA (Measures of Sampling Adequacy) ≥ 0.50 (Ghozali, 2016), dan Factor
Loading ≥ 0.50 (Hair, et al., 2010). Seluruh indikator tersebut dapat dinilai sah atau
valid dan digunakan kembali untuk tahap penelitian selanjutnya dengan jumlah data
sampel lebih besar.
4.3.2. Uji Reliabilitas Pre-Test
Tingkat kehandalan dilihat dari jawaban terhadap sebuah pernyataan
dengan jawaban. Suatu variabel dapat dinyatakan realiabel, apabila cronbach alpha
mempunyai nilai ≥ 0.6 (Malhotra, 2012).
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
85
Tabel 4 7 Hasil Uji Reliabilitas Pre-Test
No. Variabel Indikator
Cronbach’s Alpha Uji
Reliabilitas ≥ 0.6
1. Autonomy
ATM1
0.860 Reliabel ATM2
ATM3
ATM4
2.
Workload
WL1
0.883 Reliabel
WL2
WL3
WL4
WL5
3.
Work-Life Balance
WLB1
0.892
Reliabel
WLB2
WLB3
WLB4
WLB5
4. Job Performance
JP1
0.859 Reliabel JP2
JP3
JP4
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
86
No. Variabel Indikator
Cronbach’s Alpha Uji
Reliabilitas ≥ 0.6
JP5
JP6
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas nilai reliabilitas dari dimensi yang dimiliki
autonomy, workload, work-life balane, dan job performance dianggap sebagai
variabel yang reliabel dengan nilai cronbach alpha mempunyai nilai ≥ 0.6
(Malhotra, 2012). Dengan reliabelnya semua variabel dalam pre-test, uji penelitian
main-test selanjutnya dapat dilanjutkan.
4.3.3 Uji Instrumen Main-Test
Uji validitas sampel besar dilakukan setelah seluruh data sebanyak 110
responden dikumpulkan. Hasil kuesioner dikelola dengan menggunakan SPSS
versi 23. Berikut adalah hasil uji validitas main-test:
Tabel 4 8 Hasil Uji Validitas Main-Test
No. Variabel Indikator KMO Sig. MSA Factor
Loading Uji Validitas
≥ 0.5 ≤ 0.05 ≥ 0.5 ≥ 0.5
1.
Autonomy
ATM1
0.756 0.000
0.767 0.792 Valid
ATM2 0.745 0.876 Valid
ATM3 0.741 0.862 Valid
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
87
No. Variabel Indikator KMO Sig. MSA Factor
Loading Uji Validitas
≥ 0.5 ≤ 0.05 ≥ 0.5 ≥ 0.5
ATM4
0.777 0.826 Valid
2. Workload
WL1
0.909 0.000
0.914 0.911 Valid
WL2 0.906 0.922 Valid
WL3 0.900 0.923 Valid
WL4 0.908 0.924 Valid
WL5 0.915 0.903 Valid
3. Work-Life
Balance
WLB1
0.845 0.000
0.904 0.508 Valid
WLB2 0.813 0.876 Valid
WLB3 0.883 0.802 Valid
WLB4 0.818 0.861 Valid
WLB5 0.862 0.830 Valid
4. Job
Performance
JP1
0.847 0.000
0.924 0.647 Valid
JP2 0.803 0.741 Valid
JP3 0.824 0.851 Valid
JP4 0.858 0.816 Valid
JP5 0.860 0.695 Valid
JP6 0.848 0.716 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
88
Semua measurement dari setiap variabel yang di uji dalam penelitian ini dapat
dinyatakan valid berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas. Semua measurement
memperoleh nilai KMO, MSA, dan Factor Loading di atas ≥ 0.5.
4.3.4 Uji Reliabilitas Main-Test
Sama seperti pada tahap pre-test, uji reliabilitas juga dilakukan pada tahap
main-test dengan jumlah responden sebanyak 110 orang dan dengan menggunakan
software yang sama, yaitu IBM SPSS versi 23. Suatu variabel dapat dinyatakan
realiabel, apabila cronbach alpha mempunyai nilai ≥ 0.6 (Malhotra, 2012)
Tabel 4 9 Hasil Uji Reliabilitas Pre-Test
No. Variabel Indikator
Cronbach’s Alpha Uji
Reliabilitas ≥ 0.6
1. Autonomy
ATM1
0.858 Reliabel ATM2
ATM3
ATM4
2.
Workload
WL1
0.952 Reliabel
WL2
WL3
WL4
WL5
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
89
No. Variabel Indikator
Cronbach’s Alpha Uji
Reliabilitas ≥ 0.6
3.
Work-Life Balance
WLB1
0.858
Reliabel
WLB2
WLB3
WLB4
WLB5
4. Job Performance
JP1
0.833 Reliabel
JP2
JP3
JP4
JP5
JP6
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2019
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas nilai reliabilitas dari dimensi yang dimiliki
autonomy, workload, work-life balane, dan job performance dianggap sebagai
variabel yang reliabel dengan nilai cronbach alpha mempunyai nilai ≥ 0.6
(Malhotra, 2012). Oleh karena itu, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua
variabel lolos uji reliabilitas dalam tahap main-test.
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
90
4.4 Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2016) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (independen).
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi di antara variable
independen. Multikolinieritas yang baik juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunujukan
adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF
≥ 10. Hasil pengujian multikolinieritas yang dilakukan peneliti menggunakan SPSS
versi 23, sebagai berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2019)
Gambar 4 8 Hasil Uji Multikolinieritas
Dari hasil pengolahan data yang diperoleh seperti pada Gambar 4.8 di atas,
dapat dilihat bahwa nilai Tolerance dari ketiga variabel penelitian lebih besar dari
0.1, begitu juga dengan nilai VIF dari ketiga variabel penelitian yang tidak melebihi
angka 10. Oleh karena itu, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
91
tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi, dengan kata lain tidak
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika
variance dari residual atu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedistisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskesdastisitas karena data
ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).
Jika tidak terdapat pola yang jelas serta titiktitik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2019)
Gambar 4 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
92
4.4.3 Uji Glejser
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji glejser, yaitu meregres nilai
absolut residual terhadap variabel bebas (independent). Tolak ukur untuk
menyimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas adalah nilai signifikansi yang harus
di atas 5% . Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi
dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2016).
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2019)
Gambar 4 10 Hasil Uji Glejser
Berdasarkan uji glejser yang dilakukan oleh peneliti untuk memastikan
terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas, peneliti dapat menyimpulkan kembali
bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 4.10 di atas pada kolom Sig. yang menunjukkan bahwa keempat
variabel bebas (independent) dari penelitian ini mempunyai nilai signifikan yang
lebih besar dari 0.05.
4.4.3 Uji Normalitas
Uji normalitas untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Bila variabel memiliki distribusi yang
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
93
tidak normal maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Salah
satu cara mudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan cara melihat
grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal (Ghozali, 2016). Metode yang lebih handal
adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal aan membentuk satu garis lurus
diagonal dan plotting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2016). Selain itu grafik
histogram harus menunujukan pola distribusi normal (tidak skewness ke kiri atau
ke kanan) (Ghozali, 2016)
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
94
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2019)
Gambar 4 11 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.11 di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian
ini model regresi telah memenuhi asumsi normalitas (berdistribusi normal). Hal ini
dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan pola distribusi normal (tidak
skewness ke kiri atau ke kanan) dan titik-titik pada grafik P-Plot yang menyebar
dan berada di wilayah sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
95
4.5 Uji Model
4.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R²) dilakukan untuk mengukur seberapa besarnya
pengaruh dari variabel independent ke variabel dependen (Ghozali, 2016). Nilai
koefisien determinasi adalah dari nol hingga satu. Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sifatnya terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sehingga untuk melakukan uji koefisien
determinasi dianjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R² pada saat
mengevaluasi mana model dengan regresi terbaik.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2019)
Gambar 4 12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 yang dilihat pada Gambar 4.12 di atas adalah pada kolom Adjusted
R Square, dimana pada penelitian ini nilai R2 yang diperoleh adalah sebesar 0.521.
Hal ini berarti bahwa variabel autonomy, workload, dan work-life balance
mempunyai pengaruh sebesar 52.1% terhadap variabel job performance sedangkan
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
96
sisanya sebesar 47.9% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak termasuk
dalam penelitian ini.
4.6 Uji Hipotesis
4.6.1 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Menurut Ghozali (2016) uji statistic t pada dasarnya menunujukan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Salah satu cara membandingkan nilai statistic t dengan titik
kritis menurut tabel. Apabila nilai statistic t hasil menghitungkan > nilai t maka
hipotesis alternative diterima yang menyatakan bahwa suatu variabel independent
secara individual mempengaruhi variabel dependen.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2019)
Gambar 4 13 Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berdasarkan pada gambar diatas Gambar 4.13, nilai t hitung dari masing-
masing variabe ATM, WL, WLB adalah 4.208; 0.267; 6.052. Dengan
menggunakan rumus df = n – 2, peneliti dapat memperoleh degree of freedom
sebesar 108 (df = 110 – 2). Kemudian dengan menggunakan nilai degree of freedom
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
97
yang diperoleh dan nilai alpha 0.05, peneliti dapat menentukan nilai ttabel, yaitu
1.982. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah < 0.05.
Tabel 4 10 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis (Statistik t)
Hipotesis Pernyataan Perbandingan thitung > ttabel
Sig. Analisis terhadap
Hipotesis
H1
Autonomy berpengaruh
positif terhadap job performance
4.208 > 1.659 0.000 Data Mendukung
Hipotesis 1
H2
Workload berpengaruh
negatif terhadap job performance
0.267 < 1.659 0.790 Data Tidak Mendukung Hipotesis 2
H3
Work-life balance berpengaruh
positif terhadap job performance
6.052 > 1.659 0.000 Data Mendukung
Hipotesis 3
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2019)
Nilai thitung pada H1 adalah sebesar 4.208, dimana nilai tersebut lebih besar
dibandingkan dengan nilai ttabel, yaitu 1.659. Nilai signifikansi pada H1 adalah 0.000
yang tidak melebihi 0.05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga
peneliti dapat menyimpulkan bahwa variabel ATM berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel job performance
Nilai thitung pada H2 adalah sebesar 0,267, dimana nilai tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan nilai ttabel, yaitu 1.659. Nilai signifikansi pada H2 adalah 0.790
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
98
yang melebihi 0.05. Hal ini berbanding terbalik dengan H1, sehingga peneliti dapat
menyimpulkan bahwa variabel WL tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel job performance.
Nilai thitung pada H3 adalah sebesar 6.052, dimana nilai tersebut lebih besar
dibandingkan dengan nilai ttabel, yaitu 1.659. Nilai signifikansi pada H3 adalah 0.000
yang tidak melebihi 0.05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga
peneliti dapat menyimpulkan bahwa variabel work-life balance berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel job performance
4.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression)
Menurut Ghozali (2016), analisis regresi linear berganda bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent)
terhadap satu variabel terikat (dependent). Persamaan regresi linear berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn + e
Keterangan:
Y = Variabel terikat (dependent)
a = Konstanta
b = Koefisien garis regresi
X = Variabel bebas (independent)
e = Error
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
99
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2019)
Gambar 4 14 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear
Regression)
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis regresi linear berganda
yang didasarkan pada model penelitian yang mengandung lebih dari satu variabel
bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent). Oleh karena itu,
persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X2 + e
Y = 8.265 + 0.393 X1 + 0.501 X2 + 1.603
Keterangan:
Y = Job performance
a = Konstanta
b = Koefisien garis regresi
X1 = Autonomy (ATM)
X2 = Work-life balance (WLB)
e = Error
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
100
Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat dilihat bahwa persamaan
regresi Y memiliki nilai konstanta 8.265. Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel
bebas (independent) autonomy, workload, work-life balane adalah nol, maka
variabel terikat (dependent) job performance bernilai 8.265
Nilai koefisien regresi variabel autonomy (ATM ) dan besar pengaruh antara
variabel autonomy terhadap job performance adalah sebesar 0.393, dimana hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu poin variabel autonomy, maka akan
terjadi kenaikan sebesar 0.393 pada variabel job performance.
Nilai koefisien regresi variabel work-life balance (WLB) dan besar pengaruh
antara variabel work-life balance terhadap job performance adalah sebesar 0.501,
dimana hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu poin variabel work-life
balance, maka akan terjadi kenaikan sebesar 0.501 pada variabel job performance.
4.7 Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan pada hasil penelitian di atas, peneliti dapat menarik beberapa
kesimpulan seperti yang akan dijabarkan berikut ini:
1. Melalui analisis deskriptif, dapat disimpulkan bahwa:
a. Variabel autonomy mempunyai 4 measurement dengan nilai mean
masing-masing adalah 3.51, 3.74, 3.88, dan 3.6 yang termasuk
dalam kategori baik. Mayoritas jawaban responden adalah Setuju
dan Sangat Setuju. Nilai mean dari variabel autonomy juga
tergolong baik, yaitu 3.68
b. Variabel workload mempunyai 5 measurement dengan nilai mean
masing-masing adalah 2.22, 2.26, 2.15, 2.24 dan 2.33 yang termasuk
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
101
dalam kategori baik. Mayoritas jawaban responden adalah Setuju
dan Sangat Setuju. Nilai mean dari variabel workload juga tergolong
baik, yaitu 3.37
c. Variabel work-life balance mempunyai 5 measurement dengan nilai
mean masing-masing adalah 4.16, 3.85, 4.14, 3.7, dan 3.92 yang
termasuk dalam kategori baik. Mayoritas jawaban responden adalah
Setuju. Nilai mean dari variabel work-life balance juga tergolong
baik, yaitu 3.93.
d. Variabel job performance mempunyai 6 measurement dengan nilai
mean masing-masing adalah 3.88, 4.17, 4.24, 4.16, 3.76, dan 3.83
yang termasuk dalam kategori baik. Mayoritas jawaban responden
adalah Setuju dan Sangat Setuju. Nilai mean dari variabel job
performance juga tergolong baik, yaitu 4.01.
2. Melalui uji instrumen, dapat disimpulkan bahwa:
a. Semua measurement dari setiap variabel dinyatakan valid karena
sudah memenuhi standar nilai MSA, dan Factor Loading yang
masing-masing harus di atas 0.5. Hal ini berarti pernyataan dari
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut.
b. Semua variabel dinyatakan reliabel karena sudah memenuhi standar
nilai Cronbach’s Alpha yang harus di atas 0.6, dimana measurement
dari setiap variabel dapat dikatakan konsisten dan stabil dari waktu
ke waktu.
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
102
3. Melalui uji asumsi klasik, dapat disimpulkan bahwa:
a. Dengan uji multikolinieritas, terbukti bahwa tidak terjadi
multikolonieritas atau korelasi antara variabel bebas (independent)
dalam penelitian ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai Tolerance yang
tidak kurang dari 0.1 dan nilai VIF yang tidak lebih dari 10.
b. Dengan uji heteroskedastisitas, terbukti bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini. Hal ini
dapat dilihat dari analisa grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
c. Dengan uji glejser, dapat dipastikan bahwa dalam model regresi
tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi yang jauh di atas 0.5.
d. Dengan uji normalitas, terbukti bahwa dalam penelitian ini seluruh
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Hal ini dapat dilihat pada grafik histogram dan grafik P-Plot
yang menunjukkan pola distribusi normal.
4. Melalui uji model, dapat disimpulkan bahwa:
a. Dengan nilai koefisien determinasi (R2) atau Adjusted R Square
sebesar 0.534, menunjukkan bahwa variabel job performance dapat
dijelaskan sebesar 53.4% oleh variabel autonomy, workload, dan
work-life balance yang sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
5. Melalui uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa:
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
103
a. Dengan uji statistik t, terbukti bahwa variabel autonomy dan work-
life balance mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel job
performance serta data yang mendukung hipotesis. Hal ini dapat
dilihat dari nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel. Sedangkan
untuk variabel workloadtidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel job performance serta data yang tidak mendukung
hipotesis. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung yang lebih kecil dari
nilai ttabel.
b. Dengan analisis regresi linear berganda, terbukti bahwa setiap
kenaikan satu poin variabel autonomy, maka akan terjadi kenaikan
sebesar 0.393 pada variabel job performance. Setiap kenaikan satu
poin variabel workload maka akan terjadi kenaikan sebesar 0.012
pada variabel job performance. Setiap kenaikan satu poin variabel
work-life balance maka akan terjadi kenaikan sebesar 0.501 pada
variabel job performance.
4.8 Implikasi Manajerial
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dari tiga hipotesis penelitian,
terdapat satu hipotesis, yaitu H2 yang tidak mendukung. Untuk dua hipotesis
lainnya menunjukkan adanya arah hubungan positif.
4.8.1 Perhatian perusahaan terhadap autonomy (ATM) untuk meningkatkan
job performance
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif
antara autonomy (ATM) terhadap job performance. Hal ini juga didukung oleh nilai
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
104
signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 yang menandakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
Jawaban responden yang memberikan respon positif berdasarkan hasil nilai
mean yang paling tinggi tentunya berbanding terbalik dengan hasil in-depth
interview yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya terhadap beberapa karyawan di
objek penelitian. Beberapa pendapat karyawan yang berbanding terbalik adalah
seperti karyawan yang tidak diberikan kepercayaan dalam mengambil sebuah
keputusan karena dalam mengambil sebuah keputusan karyawan tidak diberikan
kebebasan dan harus ditanyakan kepada atasan terlebih dahulu. Kemudian
berdasarkan hasil in-depth interview yang dilakukan karyawan juga kesulitan dalam
membuat keputusan bagaimana cara untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dan
juga karyawan merasa tidak diberikan keleluasaan dalam melakukan pekerjaan
yang ada, maksudnya seperti karyawan tidak diberikan kebebasan dalam
menggunakan metode/cara nya sendiri dalam melaksanaan pekerjaan nya.
Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian perusahaan untuk
meningkatkan kinerja kerja karyawan. Hal ini jugs sesuai dengan hasil penelitian
yang menunjukan bahwa mayoritas jawaban pada variabel autnomy memiliki nilai
mean terkecil pada indikator ATM 1, hal tersebut menunjukkan dukungan dan
kepercayaan perusahaan terhadap karyawan merupakan sesuatu yang sangat
diperlukan. Perusahaan juga harus memberikan kebebasan dan tentunya mengawasi
kinerja kerja karyawan nya dimana saat karyawan mengambil sebuah keputusan.
Dengan sedikit memberikan kebebasan kepada karyawan akan membawa dampak
pengaruh positif terhadap karyawan dan meningkatkan kinerja kerja karyawan (job
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
105
performance) .Dengan begitu, diharapkan autonomy dapat membantu
meningkatkan job performance karyawan di PT. Intermulti Kreasi.
4.8.2 Perhatian perusahaan terhadap work-life balance (WLB) untuk
meningkatkan job performance
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif
antara work-life balance dan job performance. Hal ini juga didukung oleh nilai
signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 yang menandakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
Beberapa karyawan di objek penelitian berpendapat bahwa mereka merasa
tuntutan perkerjaan menganggu kehidupan pribadi mereka seperti pekerjaan yang
membuat mereka harus lembur dikantor membuat waktu mereka untuk quality time
dengan keluarga berkurang. Kemudian mereka juga merasa telah mengabaikan
kebutuhan pribadi karena pekerjaaan yang mereka lakukan. Dan juga karyawan di
objek penelitian merasa bahwa mereka tidak punya cukup yang waktu bersama
keluarga dan teman-teman nya. Semua informasi ini didapatkan oleh peneliti
melalui in-depth interview yang dilakukan sebelumnya.
Sebagai perusahaan yang ingin mempertahankan job performance di
perusahaan beserta karyawannya, seharusnya hal ini dapat menjadi perhatian bagi
perusahaan untuk memberikan keseimbangan antara pekerjaan dan kebutuhan
pribadi mereka. Meskipun hasil dari penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil
in-depth interview di atas, namun perspektif setiap karyawan juga harus
diperhatikan. Dalam konteks ini, walaupun mayoritas karyawan memberikan
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019
106
respon positif, namun ternyata masih ada beberapa karyawan yang memberikan
respon negatif.
Oleh karena itu, kesimpulan yang dapat di ambil oleh peneliti adalah
semakin perusahaan memperhatikan karyawannya dan diberikan kebebasan dalam
bekerja yang sesuai dengan peraturan perusahaan maka mereka akan merasa
dihargai dan diperlukan untuk perusahannya. salah satunya dalah dengan
memperhatikan jam kerja mereka sehingga mereka memiliki keseimbangan antara
waktu untuk perkerjaan dan keluarga mereka. Melalui penelitian ini, diharapkan job
performance dapat membantu meningkatkan job performance pada karyawan di
PT. Intermulti Kreasi.
Analisis pengaruh autonomy..., Lidia Gris, FB UMN, 2019