linkage 1

2
Senin, 23/03/2009 Pedoman linkage dinilai tak efektif Pengawas & lembaga rating lebih dibutuhkan JAKARTA: Menteri Negara Koperasi dan UKM menerbitkan pedoman umum linkage koperasi dengan bank, tetapi aturan itu dinilai tidak cukup efektif memacu kredit melalui lembaga keuangan mikro tersebut. Peraturan No. 03/Per/M.KUKM/III/2009 yang ditetapkan 13 Maret 2009 itu berisi kriteria koperasi dan koperasi syariah yang bisa terlibat linkage program dan kode etik pesertanya. "Linkage program adalah kerja sama antara bank umum, termasuk bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) dengan koperasi dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah," demikian pedoman yang ditandatangani Menteri Negara Koperasi Suryadharma Ali. Ada 29 poin yang terkait dengan pengertian linkage, di antaranya koperasi, koperasi simpan pinjam, koperasi jasa keuangan syariah, bank umum konvensional dan syariah, UMKM, executing, chanelling, serta pembiayaan bersama. Ketua Induk Koperasi Simpan Pinjam (IKSP) Dwinda Ruslan menilai pedoman umum itu belum menyentuh persoalan utama dalam rangka linkage program untuk meningkatkan akses pembiayaan UMKM. "Problemnya bukan di situ [kriteria dan etika linkage]. Sekarang ada nggak, koperasi yang akuntabel. Bank sangat curiga [dengan koperasi]. Ini karena tidak ada struktur pengawasan dan rating koperasi," ujar Dwinda. Kondisi itu, katanya, berbeda dengan industri bank perkreditan rakyat yang memiliki pengawas dan pemeringkatan kesehatan, sehingga memungkinkan bank umum percaya menjadi mitra linkage program. Adapun koperasi, khususnya koperasi simpan pinjam, tidak memiliki sistem yang sama dengan BPR. Bisa jadi, koperasi memberikan laporan kinerja kepada Kementerian Koperasi atau dinas tetapi sebenarnya tidak ada tugas pokok dan fungsinya. Dalam praktiknya, kata Dwinda, bank umum sebagai kreditur bisa saja menggunakan lembaga pemeringkat independen untuk kepentingan penilaian risiko kredit, tetapi itu berbiaya yang pada gilirannya dibebankan kepada debitur. "Ini tentu menjadi mahal [biaya kredit bank kepada koperasi mitra linkage]."

Upload: herrypurwanto141790

Post on 29-Nov-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

syariah

TRANSCRIPT

Page 1: Linkage 1

Senin, 23/03/2009

Pedoman linkage dinilai tak efektif Pengawas & lembaga rating lebih dibutuhkan

JAKARTA: Menteri Negara Koperasi dan UKM menerbitkan pedoman umum linkage koperasi dengan bank, tetapi aturan itu dinilai tidak cukup efektif memacu kredit melalui lembaga keuangan mikro tersebut. Peraturan No. 03/Per/M.KUKM/III/2009 yang ditetapkan 13 Maret 2009 itu berisi kriteria koperasi dan koperasi syariah yang bisa terlibat linkage program dan kode etik pesertanya. "Linkage program adalah kerja sama antara bank umum, termasuk bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) dengan koperasi dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah," demikian pedoman yang ditandatangani Menteri Negara Koperasi Suryadharma Ali. Ada 29 poin yang terkait dengan pengertian linkage, di antaranya koperasi, koperasi simpan pinjam, koperasi jasa keuangan syariah, bank umum konvensional dan syariah, UMKM, executing, chanelling, serta pembiayaan bersama. Ketua Induk Koperasi Simpan Pinjam (IKSP) Dwinda Ruslan menilai pedoman umum itu belum menyentuh persoalan utama dalam rangka linkage program untuk meningkatkan akses pembiayaan UMKM. "Problemnya bukan di situ [kriteria dan etika linkage]. Sekarang ada nggak, koperasi yang akuntabel. Bank sangat curiga [dengan koperasi]. Ini karena tidak ada struktur pengawasan dan rating koperasi," ujar Dwinda. Kondisi itu, katanya, berbeda dengan industri bank perkreditan rakyat yang memiliki pengawas dan pemeringkatan kesehatan, sehingga memungkinkan bank umum percaya menjadi mitra linkage program. Adapun koperasi, khususnya koperasi simpan pinjam, tidak memiliki sistem yang sama dengan BPR. Bisa jadi, koperasi memberikan laporan kinerja kepada Kementerian Koperasi atau dinas tetapi sebenarnya tidak ada tugas pokok dan fungsinya. Dalam praktiknya, kata Dwinda, bank umum sebagai kreditur bisa saja menggunakan lembaga pemeringkat independen untuk kepentingan penilaian risiko kredit, tetapi itu berbiaya yang pada gilirannya dibebankan kepada debitur. "Ini tentu menjadi mahal [biaya kredit bank kepada koperasi mitra linkage]."

Page 2: Linkage 1

Berlanjut Menanggapi hal itu, Deputi Pembiayaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM Agus Muharram mengatakan pedoman umum ini merupakan tahapan menuju pembentukan sistem pemeringkatan dan lembaga pengawas koperasi simpan pinjam. "Ya, secara bertahap kami akan mewujudkan lembaga pengembangan dan pengawas koperasi jasa keuangan," ujarnya. Menurut Agus, Peraturan No. 03/Per/M.KUKM/III/2009 yang merupakan pedoman umum linkage program itu dibuat setelah melibatkan perbankan, dan induk-induk koperasi. Terkait dengan kriteria yang mengesankan pembatasan, Agus mengatakan, "Itu permintaan bank." Namun, katanya, bank bisa saja meloloskan koperasi sebagai peserta linkage program dengan pertimbangan sendiri. Misalnya, bank bisa saja menggandeng koperasi yang belum berumur 2 tahun apabila dinilai layak. ([email protected]/fatkhul.maskur@ bisnis.co.id) Oleh Mulia Ginting Munthe & Moh. Fatkhul Maskur Bisnis Indonesia