lingkungan pnb. sebagai alat kendali controling pemacupnb.ac.id/mydoc/oktober 2017/3. isi lakin smt...

67
1 Dalam rangka pencapaian visi-misi dan transparansi pelaksanaan program kerja/kegiatan di lingkungan Politeknik Negeri Bali (PNB), Unit Perencanaan (UP) sebagaimana diamanatkan dalam salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) adalah mengkoordinasikan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja (Lakin) lembaga. Lakin memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai alat kendali dan sekaligus sebagai alat pemacu peningkatan kinerja dari setiap unit-unit kerja (jurusan/unit/bagian/pusat) di lingkungan PNB. Sebagai alat Kendali, Lakin ini diharapkan dapat melaksanakan fungsi controling terhadap setiap pelaksanaan kegiatan secara akuntabel dan transparan serta tidak terlepas dari sasaran-sasaran strategis yang telah digariskan dalam Renstra PNB 2015-2019 maupun kebijakan Pemerintah. Sebagai alat Pemacu, Lakin ini diharapkan dapat secara terus menerus mendorong setiap unit kerja untuk dapat meningkatkan kinerja sesuai tupoksinya masing-masing. Dalam Lakin ini dievaluasi dan dianalisis, sejauhmana target Renstra periode Tahun 2015-2019 telah tercapai. Bagaimana kondisi yang ditunjukan terhadap pencapaian target tersebut dari pelaksanaan program/kegiatan mulai Tahun 2015 sampai saat ini (per 31 Agustus 2017). Demikian halnya bila pencapaian target tersebut dibandingkan dengan target Tahun 2018 dan Tahun 2019, bagaimana kondisi capaian kinerja Tahun ini dan apa yang mestinya diprioritaskan untuk dikembangkan ke depan. Dalam Lakin ini juga dievaluasi akuntabilitas kinerja anggaran per 31 Agustus 2017 terhadap kemampuan serap anggaran unit-unit kerja serta capaian kinerja lembaga. Berdasarkan hasil monitoring, evaluasi dan analisis kondisi kinerja lembaga selama ini, maka Tim berkontribusi memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan kepada Pimpinan dalam penetapan kebijakan di masa yang akan datang. A. Dasar Hukum Lakin ini disusun mengacu pada beberapa sumber hukum, antara lain : 1. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). 2. Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 3. Permenristek-dikti No. 13 Tahun 2015 tentang Renstra Kemenristekdikti 2015-2019. 4. STATUTA Politeknik Negeri Bali. 5. Rencana Strategis (RENSTRA) PNB 2015-2019.

Upload: vohanh

Post on 25-May-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Dalam rangka pencapaian visi-misi dan transparansi pelaksanaan program

kerja/kegiatan di lingkungan Politeknik Negeri Bali (PNB), Unit Perencanaan (UP)

sebagaimana diamanatkan dalam salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) adalah

mengkoordinasikan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja (Lakin) lembaga.

Lakin memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai alat kendali dan sekaligus sebagai alat

pemacu peningkatan kinerja dari setiap unit-unit kerja (jurusan/unit/bagian/pusat) di

lingkungan PNB. Sebagai alat Kendali, Lakin ini diharapkan dapat melaksanakan fungsi

controling terhadap setiap pelaksanaan kegiatan secara akuntabel dan transparan serta

tidak terlepas dari sasaran-sasaran strategis yang telah digariskan dalam Renstra PNB

2015-2019 maupun kebijakan Pemerintah. Sebagai alat Pemacu, Lakin ini diharapkan

dapat secara terus menerus mendorong setiap unit kerja untuk dapat meningkatkan

kinerja sesuai tupoksinya masing-masing.

Dalam Lakin ini dievaluasi dan dianalisis, sejauhmana target Renstra periode

Tahun 2015-2019 telah tercapai. Bagaimana kondisi yang ditunjukan terhadap

pencapaian target tersebut dari pelaksanaan program/kegiatan mulai Tahun 2015

sampai saat ini (per 31 Agustus 2017). Demikian halnya bila pencapaian target tersebut

dibandingkan dengan target Tahun 2018 dan Tahun 2019, bagaimana kondisi capaian

kinerja Tahun ini dan apa yang mestinya diprioritaskan untuk dikembangkan ke depan.

Dalam Lakin ini juga dievaluasi akuntabilitas kinerja anggaran per 31 Agustus 2017

terhadap kemampuan serap anggaran unit-unit kerja serta capaian kinerja lembaga.

Berdasarkan hasil monitoring, evaluasi dan analisis kondisi kinerja lembaga

selama ini, maka Tim berkontribusi memberikan rekomendasi sebagai bahan

pertimbangan kepada Pimpinan dalam penetapan kebijakan di masa yang akan datang.

A. Dasar Hukum

Lakin ini disusun mengacu pada beberapa sumber hukum, antara lain :

1. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP).

2. Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

3. Permenristek-dikti No. 13 Tahun 2015 tentang Renstra Kemenristekdikti 2015-2019.

4. STATUTA Politeknik Negeri Bali.

5. Rencana Strategis (RENSTRA) PNB 2015-2019.

2

B. Maksud dan Tujuan

Secara umum maksud dan tujuan disusunnya Lakin 2017 ini adalah untuk dapat

mendorong terciptanya sistem akuntabilitas kinerja institusi pemerintah sebagai salah

satu syarat terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya (good governance).

Sehubungan dengan hal itu, penyusunan Lakin ini mempunyai maksud dan tujuan

antara lain sebagai berikut :

1. Memberikan informasi terkait hasil yang telah dicapai institusi terhadap

pelaksanaan program/kegiatan selama ini serta permasalahan-permasalahan yang

ditemui hingga pertengahan Tahun 2017 ini, upaya penanggulangannya dan rencana

pengembangan ke depan.

2. Merupakan pegangan dan pedoman dasar dalam upaya meningkatkan akuntabilitas,

transparansi, efisiensi dan efektivitas kerja institusi pada tahun-tahun mendatang.

3. Dijadikan bahan evaluasi terhadap kinerja institusi sesuai capaian target pada

Renstra 2015-2019 yang telah dicapai dari Tahun 2015 hingga pertengahan Tahun

2017 ini.

4. Sebagai bahan masukan dan dasar pertimbangan bagi Pimpinan dalam menetapkan

kebijakan untuk penyusunan program/kegiatan tahun-tahun berikutnya, setidaknya

hingga akhir Tahun 2019. Harapannya, pada Tahun 2025 PNB mampu meraih visi-

misi untuk menjadi terdepan, profesional dan berdaya saing internasional.

3

A. RENSTRA 2015-2019

Rencana Strategis (Renstra) PNB periode 2015-2019 didasarkan atas visi, misi,

tujuan strategis dan sasaran strategis sebagai berikut: 2.1 Visi

Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Vokasi Penghasil Lulusan Profesional Berdaya saing Internasional pada tahun 2025.

2.2 Misi

(1) Menyelenggarakan pendidikan vokasi yang dapat diakses secara merata dan berkesetaraan bagi masyarakat

(2) Menyelenggarakan pendidikan bidang vokasi yang berkarakter kebangsaan dengan standar mutu nasional dan regional Asia-Pasifik.

(3) Melaksanakan penelitian bertaraf internasional pada bidang keilmuan dan teknologi terapan

(4) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang berlandaskan pada penerapan keilmuan dan teknologi

(5) Menyelenggarakan kerjasama di kawasan regional aspac

(6) Mengembangkan sistem tata kelola yang inovatif, transparan, dan akuntabel didukung oleh sumber-sumber daya yang bertaraf internasional

(7) Membangun keunggulan lembaga yang berorientasi pada kepariwisataan

2.3 Tujuan Strategis

(1) Memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat dalam kesetaraan gender,

dan pemerataan pendidikan berdasarkan strata sosial-ekonomi, dan wilayah

(2) Menghasilkan lulusan yang berkarakter yang berorientasi pada standar mutu

nasional dan regional pada bidang ilmu dan teknologi terapan

(3) Meningkatkan kemampuan dosen dalam melakukan penelitian terapan yang

mendapatkan pengakuan internasional

4

(4) Mengembangkan inovasi baru yang mendorong peningkatan kesejahteraan

masyarakat

(5) Memperluas jaringan kerjasama tri dharma dalam mencapai kesetaran mutu

dengan negara-negara di kawasan regional aspac

(6) Menjamin pengelolaan pendidikan yang berstandar mutu internasional,

akuntabel, transparan, produktif, serta efektif dan efisien

(7) Meningkatkan daya saing lulusan dan lembaga yang berorientasi pada

keunggulan pariwisata.

2.4 Sasaran Strategis

(1) Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi yang menjamin ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan berkualitas tanpa membedakan status ekonomi, gender dan wilayah;

(2) Terwujudnya sistem pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam mewujudkan mutu lulusan berstandar nasional, regional dan internasional;

(3) Terwujudnya organisasi dan kegiatan kemahasiswaan yang kokoh dalam pengembangan karakter dan jiwa kewirausahaan mahasiswa;

(4) Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan kompeten dalam bidang penelitian dengan berwawasan internasional;

(5) Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan dengan kemampuan inovatif dan kreatif berbasis IPTEKS bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pengabdian pada masyarakat

(6) Terbangunnya akses kerjasama (net-working) tri dharma berskala internasional menuju pada daya saing global

(7) Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan berkualitas setara dengan standar mutu internasional;

(8) Tersedianya sistem informasi yang bermutu bagi proses pembelajaran, layanan sistem manajemen dalam menjamin akuntabilitas tata kelola lembaga

(9) Terwujudnya manajemen satuan pendidikan yang efisien, efektif, akuntabel, profesional, dan transparan, serta iklim akademik yang kondusif.

(10) Terkelolanya sumber-sumber daya bagi peningkatan kemandirian institusi

(11) Terbangunnya PT vokasi unggulan yang berpayung pada pariwisata dan berkontribusi bagi pelestarian dan pengelolaan warisan budaya.

5

TABEL 2.1

INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN KEGIATAN

Tujuan 1 : Memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat dalam kesetaraan gender, dan pemerataan pendidikan berdasarkan strata

sosial-ekonomi, dan wilayah

Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan

Peningkatan akses dan pemerataan

pendidikan berbasiskan sosial

ekonomi, geografis dan

berkesetaraan gender

Rasio kesetaraan gender

Persentase mahasiswa penerima

beasiswa

Pertumbuhan jumlah mahasiswa

Persentase mahasiswa penerima beasiswa pemerintah

Persentase mahasiswa penerima beasiswa non-pemerintah

Pertambahan jumlah pendaftar

Jumlah prodi baru (program Diploma dan Magister

Terapan)

Tujuan 2 : Menghasilkan lulusan yang berkarakter, berorientasi standar mutu nasional dan regional pada bidang ilmu teknologi terapan

Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan

Peningkatan mutu kinerja akademik

Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu

dan standarisasi internasional

Waktu tunggu mahasiswa berkarya

pertama (bulan)

Rata-rata IPK lulusan

Jumlah prodi terakreditasi nasional dan

internasional

Jumlah prodi yang menerapkan kurikulum KKNI berorientasi

mutu internasional

Persentase dosen berkualifikasi S2

Persentase dosen berkualifikasi S3

Persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat

kompetensi

Persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi

anggota asosiasi profesi

Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu

sesuai SN-PT

Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu

berorientasi internasional

Persentase prodi terakreditasi nasional minimal B

Peningkatan Mutu Pembinaan

Kemahasiswaan.

Jumlah mahasiswa berprestasi nasional

(akademik/non akademik)

Jumlah mahasiswa berprestasi

internasional (akademik/non akademik)

Jumlah kegiatan kemahasiswaan yang menunjang

pembangunan karakter dan entrepreneurship

Persentase mahasiswa yang melaksanakan program

kreatifitas mahasiswa

6

Tujuan 3 : Meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan dalam melakukan penelitian terapan yang mendapatkan

pengakuan nasional dan internasional

Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan

Peningkatan mutu kinerja penelitian Persentase dosen dengan publikasi

penelitian tingkat nasional (jurnal ilmiah

dan proceeding)

Persentase dosen dengan publikasi

penelitian berskala internasional

Persentase dosen melakukan penelitian

Jumlah dosen memenangkan penelitian hibah kompetisi

Jumlah dosen dengan publikasi pada jurnal penelitian

nasional

Jumlah dosen dengan publikasi pada jurnal penelitian

terakreditasi nasional

Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada

proceeding nasional

Jumlah dosen dengan publikasi penelitian internasional

Jumlah dosen dengan publikasi pada jurnal penelitian

internasional (terindeks/bereputasi)

Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada

proceeding internasional

Jumlah dosen dengan HAKI/Paten

Jumlah dosen yang menulis buku ajar

Tujuan 4 : Mengembangkan inovasi baru yang mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengabdian

Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan

Peningkatan mutu Kinerja

pengabdian kepada masyarakat

Persentase dosen melakukan pengabdian

berbasis inovasi IPTEK

Persentase dosen dengan publikasi

pengabdian tingkat nasional

Jumlah dosen melakukan pengabdian berbasis IPTEK

Inovatif

Jumlah dosen memenangkan kompetisi hibah pengabdian

Jumlah dosen dengan publikasi pengabdian nasional

Tujuan 5 : Memperluas jaringan kerjasama tri dharma dalam mencapai kesetaraan mutu di kawasan regional aspac

Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan

Peningkatan Citra, Kemitraan, dan

Internasionalisasi institusi

Jumlah kerjasama kelembagaan

Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dalam

negeri

Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI

dengan luar negeri

Jumlah mahasiswa asing di PNB

7

Tujuan 6 : Menjamin pengelolaan pendidikan yang berstandar mutu internasional, akuntabel, transparan, produktif, efektif dan efisien

Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan

Peningkatan Mutu Manajemen,

Sumber Daya dan lingkungan,

Persentase laporan keuangan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan

dan tepat waktu

Persentase daya serap anggaran

Persentase peningkatan PNBP

Predikat kualitas pelayanan institusi

Jumlah temuan hasil audit

Jumlah PNBP yang berasal dari non SPP

Persentase unit kerja yang berstandar ISO

Persentase informasi pendidikan yang terpubikasi

Persentase sarana dan prasarana sesuai standar nasional

PT

Jumlah di unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan

Perentase tenaga kependidikan dengan sertifikat

fungsional dalam/luar negeri

Tujuan 7 : Meningkatkan daya saing lulusan dan lembaga yang berorientasi pada keunggulan pariwisata

Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan

Pengembangan model dan sistem

institusi unggulan berpayung

pariwisata

Jumlah program yang berorientasi pada

keunggulan pariwisata

Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata

dalam bidang IPTEK

Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata

dalam bidang non akademik

8

TABEL 2.2. TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN KEGIATAN DARI TAHUN 2015 S/D 2019

KEBIJAKAN/PROGRAM IKU/IKK KONDISI

AWAL (2014)

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

1. Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan berbasiskan sosial ekonomi, geografis dan berkesetaraan gender

IKU 1.1 Rasio kesetaraan gender (%) 40,9 41,0 41,5 42,0 42,5 43,0 IKU 1.2 Persentase mahasiswa penerima beasiswa 20,3 21,0 22,0 23,0 24,0 25,0 IKU 1.3 Pertumbuhan jumlah mahasiswa (org) 3.169 3.527 3.814 4.059 4.172 4.200 IKK 1.1 Persentase mahasiswa penerima beasiswa

pemerintah 20,3 21,0 21,5 22,0 22,5 23,0

IKK 1.2 Persentase mahasiswa penerima beasiswa non-pemerintah

- - 0,5 1,0 1,5 2,0

IKK 1.3 Pertambahan jumlah pendaftar (org) 3.081 3.552 3.696 3.942 4.188 4.312 IKK 1.4 Jumlah penyelenggaraan prodi Diploma 13 16 17 17 18 18 IKK 1.5 Jumlah penyelenggaraan prodi Magister - - - 1 1 2

2. Peningkatan mutu kinerja akademik

IKU 2.1 Ratios Student in take 1:2,75 1:2,88 1:2,93 1:3,09 1:3,21 1:3,27 IKU 2.2 Waktu tunggu mahasiswa berkarya pertama

(bulan) 3,5 3,2 2,8 2,5 2,5 3,5

IKU 2.3 Rata-rata IPK lulusan 3,34 3,38 3,41 3,47 3,49 3,50 IKK 2.1 Jumlah prodi yang menerapkan kurikulum KKNI

berorientasi mutu internasional - - - 2 prodi 3 prodi 3 prodi

IKK 2.2 Persentase dosen berkualifikasi S2 87,1% 93,4% 94,0% 93,1% 90,9% 90,0% IKK 2.3 Persentase dosen berkualifikasi S3 4,3% 4,9% 5,4% 6,3% 8,6% 10,0% IKK 2.4 Persentase tenaga pendidik dan kependidikan

bersertifikat kompetensi 16,9% 16,9% 18,0% 20,0% 22,0% 25,0%

IKK 2.5 Persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/anggota asosiasi profesi

10% 10% 15% 20% 30% 40%

3. Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu dan standarisasi internasional

IKU 3.1 Jumlah prodi terakreditasi 13 13 13 16 16 18 IKK 3.1 Jumlah prodi yang menerapkan sistem

penjaminan mutu sesuai SN-PT 13 16 18 18 18 20

IKK 3.2 Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu berorientasi internasional

- - - - 1 2

IKK 3.3 Persentase prodi terakreditasi nasional minimal B

9 12 13 16 16 18

9

4. Peningkatan Mutu Pembinaan Kemahasiswaan

IKU 4.1 Jumlah mahasiswa berprestasi nasional (akademik/non akademik)

51 org 51 org 51 org 51 org 51 org 51 org

IKU 4.2 Jumlah mahasiswa berprestasi internasional (akademik/non akademik)

11 org 14 org 16 org 18 org 18 org 20 org

IKK 4.1 Jumlah kegiatan kemahasiswaan yang menunjang pembangunan karakter dan entrepreneurship

88 keg 88 keg 88 keg 88 keg 88 keg 88 keg

IKK 4.2 Persentase mahasiswa yang melaksanakan program kreatifitas mahasiswa

3,0% 3,0% 3,5% 3,8% 4,0% 4,5%

5. Peningkatan mutu kinerja penelitian

IKU 5.1 Persentase dosen dengan publikasi penelitian tingkat nasional

11,4% 14,3% 17,1% 20,0% 22,9% 25,7%

IKU 5.2 Persentase dosen dengan publikasi penelitian berskala internasional

2,9% 3,2% 3,7% 4,1% 4,6% 5,0%

IKU 5.3 Persentase dosen melakukan penelitian 20,9% 25,1% 30,0% 36,0% 43,1% 51,7% IKK 5.1 Jumlah dosen memenangkan penelitian hibah

kompetisi 34 org 78 org 88 org 98 org 108 org 118 org

IKK 5.2 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal nasional

40 org 50 org 60 org 70 org 80 org 90 org

IKK 5.3 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding nasional

34 org 78 org 88 org 98 org 108 org 118 org

IKK 5.4 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal internasional

10 org 10 org 15 org 18 org 19 org 20 org

IKK 5.5 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding internasional

10 org 10 org 15 org 18 org 19 org 20 org

IKK 5.6 Jumlah dosen dengan HAKI/Paten - - 1 org 1 org 1 org 2 org IKK 5.7 Jumlah buku ajar yang dihasilkan dosen 1 buku 1 buku 5 buku 7 buku 10 buku 12 buku

6. Peningkatan mutu Kinerja pengabdian kepada masyarakat

IKU 6.1 Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis inovasi IPTEK

3,7% 4,3% 5,7% 7,1% 8,6% 10,0%

IKU 6.2 Persentase dosen dengan publikasi pengabdian tingkat nasional

3,1% 4,0% 5,4% 6,9% 8,3% 9,7%

IKK 6.1 Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis IPTEK

90,0% 90,0% 91,0% 93,0% 94,0% 95,0%

IKK 6.2 Jumlah dosen memenangkan kompetisi hibah pengabdian

18 org 18 org 26 org 36 org 46 org 50 org

IKK 6.3 Jumlah dosen dengan publikasi pengabdian nasional

22 org 22 org 26 org 36 org 46 org 50 org

10

7. Peningkatan Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi institusi

IKU 7.1 Jumlah kerjasama kelembagaan 19 24 27 30 33 36

IKK 7.1 Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dalam negeri

15 18 20 22 24 26

IKK 7.2 Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dengan luar negeri

4 6 7 8 9 10

IKK 7.3 Jumlah mahasiswa asing di PNB 10 org 15 org 15 org 16 org 16 org 17 org 8. Peningkatan Mutu

Manajemen, Sumber Daya dan lingkungan

IKU 8.1 Persentase laporan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan tepat waktu

100,0% 100,0

% 100,0

% 100,0

% 100,0% 100,0%

IKU 8.2 Persentase daya serap anggaran 81,51% 90,0% 91,5% 92,0% 92,5% 93,0% IKU 8.3 Persentase peningkatan PNBP 7,8% 8,0% 8,25% 8,5% 9,0% 10,0% IKK 8.4 Predikat kualitas pelayanan institusi (skala4) 3,20 3,25 3,25 3,30 3,40 3,50 IKK 8.1 Jumlah temuan hasil audit 0 0 0 0 0 0 IKK 8.2 Jumlah PNBP yang berasal dari non SPP 3,3% 10,0% 11,0% 11,5% 12,0% 12,5% IKK 8.3 Unit kerja yang berstandar ISO 2 2 2 2 2 2

IKK 8.4 Persentase informasi pendidikan yang terpubikasi

60,0% 60,0% 80,0% 80,0% 100,0% 100,0%

IKK 8.5 Persentase sarana dan prasarana sesuai standar nasional PT

85,0% 90,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0%

IKK 8.6 Jumlah di unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan

2 3 3 3 3 3

IKK 8.7 Perentase tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional dalam/luar negeri

16,9% 16,9% 18,0% 18,5% 19,0% 20,0%

9. Pengembangan model dan sistem institusi unggulan berpayung pariwisata

IKU 9.1 Jumlah program yang berorientasi pada keunggulan pariwisata

- 1 3 3 3 3

IKK 9.1 Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang IPTEK

- 1 2 2 2 2

IKK 9.2 Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang non akademik

- - 1 1 1 1

11

B. RINGKASAN CAPAIAN KINERJA PNB TAHUN 2016

Dari evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja PNB Tahun 2016 yang telah

dijabarkan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun

2016 Bab III terkait dengan akuntabilitas kinerja, dapat diuraikan kembali beberapa hal

sebagai berikut :

1. Capaian kinerja pada sasaran program 1 berkenaaan dengan peningkatan akses dan

pemerataan pendidikan berbasis sosial ekonomi, geografis dan berkesetaraan

gender adalah seperti ditampilkan pada Tabel 2.3 di bawah. Secara umum hasil

kinerja masih perlu dioptimalkan, walau rasio kesetaraan gender, pertumbuhan

jumlah mahasiswa dan pertambahan jumlah pendaftar relatif meningkat. Untuk

penyediaan beasiswa mahasiswa, baik yang bersumber dari dana Pemerintah

maupun non-Pemerintah perlu dimaksimalkan.

Rata-rata persentase capaian kinerja terhadap sasaran program 1 dapat

dikategorikan relatif baik, yakni sekitar 91,3%. Namun persentase serapan anggaran

relatif rendah, yakni sebesar 59 %.

Tabel 2.3. Capaian Kinerja Sasaran Program 1 “Meningkatnya Akses dan Meratanya Pendidikan Berbasiskan Sosial Ekonomi,

Geografis dan Berkesetaraan Gender”

Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016

2015-2019 2015 Target Realisasi %

1 Rasio kesetaraan gender (%) 43 49,9 41,5 45,97 110,8

2 Persentase mahasiswa penerima beasiswa (%)

25 20,45 22 12,34 57,4

3 Pertumbuhan jumlah mahasiswa (org)

4.200 3.336 3.814 4.773 125,1

4 Persentase mahasiswa penerima beasiswa pemerintah (%)

23 19,2 21,5 12,14 56,5

5 Persentase mahasiswa penerima beasiswa non-pemerintah (%)

2 0,4 0,5 0,3 60

6 Pertambahan jumlah pendaftar (org) 4.312 3.624 3.696 4.789 129,6

7 Jumlah penyelenggaraan prodi Diploma (prodi)

18 13 17 17 100

2. Capaian kinerja pada sasaran program 2 berkenaaan dengan mutu kinerja

akademik adalah seperti ditampilkan pada Tabel 2.4 di bawah. Secara umum

capaian kinerja meningkat, terlihat dari adanya kenaikan beberapa indikator

terhadap capaian Tahun 2015 maupun target Renstra, seperti : waktu tunggu

mahasiswa berkarya pertama, rata-rata IPK lulusan, persentase dosen

berkualifikasi S3, persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat

kompetensi, serta persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi

pengurus/anggota asosiasi profesi. Namun disatu sisi persentase dosen

12

berkualifikasi S2 berkurang, hal ini sebagai akibat adanya penambahan jumlah

dosen berkualifikasi S3 di mana pada Tahun sebelumnya dosen tersebut masih

berstatus S2. Capaian terhadap indikator Ratio Student in take telah melampaui

target, namun bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 turun sekitar 5,8%.

Hal ini perlu ditingkatkan melalui peningkatan kegiatan sosialisasi dan publikasi.

Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 2 relatif bagus berkisar 157,9

%, namun persentase serapan anggaran masih di bawah target, yaitu sebesar 81 %.

Tabel 2.4. Capaian kinerja Sasaran Program 2 “Meningkatnya Mutu Kinerja Akademik”

Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016

2015-2019 2015 Target Realisasi %

1 Ratio Student in take 1:2,75 1:3.26 1:2,88 1:3,07 106,6

2 Rata-rata IPK lulusan 3,5 3,52 3,41 3,56 104,4

3 Waktu tunggu mahasiswa berkarya pertama (bulan)

3,5 3,1 2,8 1,7 164,7

4 Persentase dosen berkualifikasi S2 %)

90 77,1 93,4 85,39 91,4

5 Persentase dosen berkualifikasi S3 (%)

10 6,4 5,4 8,71 161,3

6 Persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat kompetensi (%)

25 43,5 18 56,61 314,5

7

Persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/anggota asosiasi profesi (%)

40 11,7 15 24,31 162,1

3. Capaian kinerja pada sasaran program 3 berkenaaan dengan pemantapan sistem

penjaminan mutu dan standarisasi Internasional adalah seperti ditampilkan pada

Tabel 2.5 di bawah. Secara umum capaian kinerja masih perlu dioptimalkan, karena

jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-PT belum

mencapai target sesuai harapan. Namun indikator terhadap jumlah prodi

terakreditasi dan jumlah prodi terakreditasi nasional minimal B sudah sesuai

dengan target dan cukup memuaskan, karena adanya tambahan satu prodi yaitu

prodi D-IV Akuntansi Manajerial mendapatkan nilai akreditasi A yang mana

sebelumnya B.

Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 3 dikategorikan relatif baik,

yakni berkisar 98%. Namun persentase serapan anggaran relatif rendah, yakni

sebesar 84 %, belum sesuai target.

13

Tabel 2.5. Capaian Kinerja Sasaran Program 3

“Mantapnya Sistem Penjaminan Mutu dan Standarisasi Internasional”

Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016

2015-2019 2015 Target Realisasi %

1 Jumlah prodi terakreditasi (prodi) 18 13 13 13 100

2 Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-PT (prodi)

20 13 18 17 94,4

3 Jumlah prodi terakreditasi nasional minimal B (prodi)

18 13 13 13 100

4. Capaian kinerja pada sasaran program 4 berkenaaan dengan peningkatan mutu

pembinaan kemahasiswaan adalah seperti ditampilkan pada Tabel 2.6 di bawah.

Secara umum capaian kinerja cukup bagus, bahkan beberapa kinerja capaiannya

telah melampaui target Renstra. Namun jumlah mahasiswa berprestasi

internasional akademik/non akademik belum mencapai target sesuai harapan,

bahkan turun bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015. Hal ini perlu

mendapatkan perhatian untuk dapat meningkatkan kinerja terhadap kegiatan

pendukung indikator ini.

Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 4 cukup bagus berkisar 112,8

%, namun persentase serapan anggarannya relatif lemah sebesar 79 %.

Tabel 2.6. Capaian Kinerja Sasaran Program 4

“Meningkatnya Mutu Pembinaan Kemahasiswaan”

Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016

2015-2019 2015 Target Realisasi %

1 Jumlah mahasiswa berprestasi nasional (akademik/non akademik) (orang)

51 46 51 56 109,8

2 Jumlah mahasiswa berprestasi internasional (akademik/non akademik) (orang)

20 10 16 12 75,0

3

Jumlah kegiatan kemahasiswaan yang menunjang pembangunan karakter dan entrepreneurship (keg)

88 88 88 132 150,0

4 Persentase mahasiswa yang melaksanakan program kreatifitas mahasiswa (%)

4,5 3 3,5 5,13 146,6

14

5. Capaian kinerja pada sasaran program 5 berkenaaan dengan peningkatan mutu

kinerja penelitian adalah seperti ditampilkan pada Tabel 2.7 di bawah. Secara

umum capaian kinerja sangat bagus, terlihat dari semua indikator menunjukan

peningkatan yang sangat signifikan. Beberapa indikator capaian kinerjanya naik

dari capaian Tahun 2015, bahkan telah melampaui target Renstra.

Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 5 sangat bagus berkisar 311,3

% dengan persentase serapan anggaran sebesar 97 % di atas serapan anggaran

lembaga.

Tabel 2.7. Capaian Kinerja Sasaran Program 5

“Meningkatnya mutu kinerja penelitian”

Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016

2015-2019 2015 Target Realisasi %

1 Persentase dosen dengan publikasi penelitian tingkat nasional (%)

25,7 53,95 17,1 52,70 308,2

2 Persentase dosen dengan publikasi penelitian berskala internasional (%)

5 8,72 3,7 4,8 129,7

3 Persentase dosen melakukan penelitian (%)

51,7 46 30 54 181,0

4 Jumlah dosen memenangkan penelitian hibah kompetisi (org)

118 83 88 190 215,9

5 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal nasional (org)

90 83 60 188 313,3

6 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding nasional

118 153 88 112 127,3

7 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal internasional

20 2 15 17 113,3

8 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding internasional (org)

20 30 15 17 113,3

9 Jumlah buku ajar yang dihasilkan dosen (buku)

12 1 5 5 100

6. Capaian kinerja pada sasaran program 6 berkenaaan dengan peningkatan mutu

kinerja pengabdian kepada masyarakat adalah seperti ditampilkan pada Tabel 2.8

di bawah. Secara umum capaian kinerja sudah bagus, terlihat dari beberapa

indikator telah melampaui target di atas 100%. 4 (empat) indikator menunjukan

adanya peningkatan capaian kinerja dari capaian Tahun 2015, bahkan juga telah

melampaui target Renstra. Namun indikator jumlah dosen memenangkan hibah

kompetisi pengabdian belum sesuai target, bahkan cendrung turun bila

dibandingkan dengan capaian Tahun 2015.

Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 6 cukup bagus berkisar 189

%, namun persentase serapan anggarannya relatif rendah sebesar 74%.

15

Tabel 2.8. Capaian Kinerja Sasaran Program 6

“Meningkatnya Mutu Kinerja Pengabdian kepada Masyarakat”

Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016

2015-2019 2015 Target Realisasi %

1 Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis inovasi IPTEK

10 6,57 5,7 6,7 117,5

2 Persentase dosen dengan publikasi pengabdian tingkat nasional (%)

9,7 13,71 5,4 8,4 155,6

3 Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis IPTEK (%)

95 96,7 91 203 223,1

4 Jumlah dosen memenangkan kompetisi hibah pengabdian (org)

50 8 26 24 92,3

5 Jumlah dosen dengan publikasi pengabdian nasional (org)

50 48 26 30 115,4

7. Capaian kinerja pada sasaran program 7 berkenaaan dengan peningkatan citra,

kemitraan, dan Internasionalisasi institusi adalah seperti ditampilkan pada Tabel

2.9 di bawah. Secara umum capaian kinerja sudah bagus, terlihat dari keempat

indikator telah melampaui target di atas 100 %. Capaian kinerja lembaga terhadap

kegiatan pencitraan, kemitraan dan internasionalisasi institusi melalui kegiatan

kerjasama kelembagaan, kerjasama dengan PT, Pemerintah, DUDI dalam negeri

maupun luar negeri serta jumlah mahasiswa asing di PNB semuanya naik, bahkan 2

(dua) indikator telah melampaui target Renstra.

Rata-rata persentase capain kinerja sasaran program 7 kategori bagus berkisar

172,3 %, namun persentase serapan anggarannya sangat lemah, yaitu sebesar 8 %.

Tabel 2.9. Capaian Kinerja Sasaran Program 7

“Meningkatnya Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi institusi”

Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016

2015-2019

2015 Target Realisasi %

1 Jumlah kerjasama kelembagaan 36 39 27 27 100

2 Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dalam negeri

26 30 7 20 285,7

3 Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dengan luar negeri

10 9 6 7 116,7

4 Jumlah mahasiswa asing di PNB (org) 17 20 15 28 186,7

16

8. Capaian kinerja pada sasaran program 8 berkenaaan dengan peningkatan mutu

manajemen, sumber daya dan lingkungan adalah seperti ditampilkan pada Tabel

2.10 di bawah. Secara umum capaian kinerja berangsur-angsur telah membaik,

terlihat dari laporan keuangan sudah sesuai perundang-undangan dan tidak ada

temuan. Pengelolaan sumber daya sudah relatif bagus dengan adanya 2 unit kerja

berstandar ISO dan 3 unit kerja telah menerapkan e-layanan. Sebesar 48,65 % staf

pegawai dan dosen sudah tersertifikasi. Predikat kualitas layanan dan sebagian

sapras diasumsikan sudah sesuai standar nasional, serta sistem publikasi

pendidikan sudah berjalan sesuai rencana. Namun yang perlu mendapatkan

perhatian lembaga yaitu daya serap anggaran secara komulatif masih di bawah

target walau sudah ada peningkatan bila dibandingkan dengan persentase daya

serap anggaran Tahun 2015. Persentase PNBP yang berasal dari non SPP relatif

kecil sekitar 26,8 %, namun sudah meningkat bila dibandingkan dengan capaian

Tahun 2015. Beberapa indikator juga telah sesuai bahkan melampaui target

Renstra.

Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 8 cukup bagus, berkisar 115,4

% dengan persentase serapan anggaran sebesar 92 % di atas persentase serapan

anggaran lembaga.

Tabel 2.10. Capaian Kinerja Sasaran Program 8

“Meningkatnya Mutu Manajemen, Sumber Daya dan lingkungan”

Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016

2015-2019 2015 Target Realisasi %

1 Persentase laporan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan tepat waktu (%)

100 100 100 100 100

2 Persentase daya serap anggaran (%) 93 67,56 91,5 80,01 87,4

3 Persentase peningkatan PNBP (%) 10 12,8 8,3 14,45 174,1

4 Persentase sarana dan prasarana sesuai standar nasional PT (%)

95 90 95 95 100

5 Predikat kualitas pelayanan institusi (skala 4)

4 3,7 3,25 3,60 110,8

6 Jumlah temuan hasil audit 0 0 0 0 100

7 Persentase PNBP yang berasal dari non SPP (%)

25 2,33 11 2,95 26,8

8 Unit kerja yang berstandar ISO (unit) 2 2 2 2 100

9 Persentase informasi pendidikan yang terpublikasi (%)

100 60 80 80 100

10 Jumlah di unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan (uni)

3 3 3 3 100

11 Perentase tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional dalam/luar negeri (%)

20 17,78 18 48,65 270,3

17

9. Capaian kinerja pada sasaran program 9 berkenaaan dengan pengembangan model

dan sistem institusi unggulan berpayung pariwisata adalah seperti ditampilkan

pada Tabel 2.11 di bawah. Secara umum capaian kinerja melalui pengembangan

program yang berorientasi pada keunggulan pariwisata sudah semuanya terealisasi

sesuai target, bahkan ada 2 (dua) indikator capaiannya di atas 100 %. Secara umum

kinerja terhadap sasaran 9 cukup bagus, terlihat dari semua indikator capaiannya

meningkat bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015, bahkan telah sesuai juga

dengan target Renstra.

Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran prougrm 9 cukup bagus berkisar 155,6

%, namun persentase serapan anggarannya relatif rendah, yakni sebesar 25 %.

Tabel 2.11. Capaian Kinerja Sasaran Program 9

“Mengembangnya Model dan Sistem Institusi Unggulan Berpayung Pariwisata”

Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016

2015-2019 2015 Target Realisasi %

1 Jumlah program yang berorientasi pada keunggulan pariwisata (prog)

3 1 3 5 166,7

2 Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang IPTEK (keg)

2 2 2 4 200

3 Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang non akademik (keg)

1 - 1 1 100

18

A. ANALISIS CAPAIAN KINERJA KEGIATAN SEMESTER I

Untuk mengetahui seberapa besar target dalam dokumen Renstra Tahun 2015-

2019 telah tercapai khususnya dalam pelaksanaan kegiatan mulai bulan Januari hingga

31 Agustus 2017, maka dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan

setiap semester (pertengahan Tahun anggaran) dengan cara membandingkan tingkat

kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana

realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh lembaga melalui

pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan (eksekusi) oleh unit-unit kerja di lingkungan

PNB. Seberapa besar tingkat capaian kinerja dari target sesuai IKU/IKK yang telah

ditetapkan dalam Renstra dapat direalisasikan. Bagaimana kebijakan selanjutnya bila

capaian kinerja telah sesuai dengan target yang ditetapkan, serta apa upaya yang mesti

dilakukan bila ada indikasi capaian kinerja belum tercapai atau bahkan ada indikasi

kegagalan dalam pencapaian target.

Pada Lakin ini disajikan hasil pengukuran terhadap capaian kinerja PNB sesuai

target sasaran strategis per kebijakan/program seperti tertera pada Renstra 2015-2019

yang terdiri atas : 9 (Sembilan) kebijakan/program, 20 (dua puluh) indikator kinerja

utama (IKU) serta 37 (tiga puluh tujuh) indikator kinerja kegiatan (IKK). Selanjutnya

dilakukan evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja lembaga pada kondisi

pertengahan Tahun 2017 ini, membandingkan dengan capaian kinerja sebelumnya

(Tahun 2015 dan Tahun 2016) maupun terhadap target Renstra Tahun 2018 dan Tahun

2019. Adapun hasil pengukuran adalah seperti disajikan pada Tabel 3.1 sampai 3.9,

berikut analisis capaian per sasaran kebijakan/program sebagai berikut ;

3.1. Capaian Kinerja Sasaran Kebijakan “Peningkatan akses dan pemerataan

pendidikan”

Pada Renstra periode Tahun 2015-2019, PNB telah menetapkan

kebijakan/program 1, yaitu “Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan” dalam

rangka pencapaian sasaran strategis “Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi yang

menjamin ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan berkualitas tanpa

membedakan status ekonomi, gender, dan wilayah” melalui strategi pencapaian sasaran

“Mengembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru, akses kerjasama pembiayaan

19

pendidikan dan publikasi secara berkelanjutan” yang didukung 3 (tiga) indikator kinerja

utama (IKU) dan 5 (lima) indikator kinerja kegiatan (IKK) sesuai Tabel 3.1 di bawah.

Berdasarkan data hasil pengukuran seperti ditunjukan pada tabel 3.1 diketahui ada

sejumlah 4 (empat) indikator di mana persentase capaiannya telah melampaui target

Tahun 2017 bahkan juga telah melampaui target Tahun 2018 dan Tahun 2019,

sedangkan 4 (empat) indikator lainnya belum mencapai target. Berikut diuraikan

analisis capaian kinerja per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi

dan solusi serta rekomendasi pengembangan ke depan.

Tabel 3.1. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 1 periode Tahun 2015-2019 “Meningkatnya akses dan meratanya pendidikan yang berbasis sosial

ekonomi, geografis dan berkesetaraan gender”

IKU 1.1. Rasio Kesetaraan Gender

Rasio kesetaraan gender adalah merupakan indikator kinerja utama yang

menunjukan persentase jumlah mahasiswa perempuan terhadap total jumlah

mahasiswa aktif di PNB. Pada saat ini, tercatat sejumlah 1813 orang mahasiswa berjenis

kelamin perempuan dari total 3866 orang mahasiswa sedang menuntaskan pendidikan

di PNB yang tersebar di 6 (enam) Jurusan. Kondisi ini menunjukan bahwa target Tahun

ini telah terealisasi sebesar 47% dari target 42% dengan persentase capaian sebesar

111,7 %. Terjadi kenaikan capaian bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016

sebanyak 1,03%. Bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 terjadi penurunan

capaian sebanyak 2,9%. Namun bila dibandingkan antara capaian Tahun 2017 ini

dengan target Tahun 2018 sebesar 42,5% dan Tahun 2019 sebesar 43%, maka

persentase capaiannya secara berturut-turut sekitar 110,3% dan 109,1%.

Mencermati perkembangan data di atas dapat disimpulkan bahwa rasio jumlah

mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-laki telah mendekati keseimbangan dengan

fluktuasi sekitar 2% dari target. Kondisi ini menunjukan bahwa ada indikasi sistem

pendidikan politeknik sudah dapat diterima di masyarakat, khususnya di daerah Bali.

Dengan demikian tujuan strategis sesuai Renstra untuk “Memberikan kesempatan

belajar bagi masyarakat dalam kesetaraan gender, dan pemerataan pendidikan

berdasarkan strata sosial-ekonomi, dan wilayah” sudah terlaksana.

Agar rasio kesetaraan antara jumlah mahasiswa perempuan dan laki-laki tetap

seimbang maka strategi pencapaiannya perlu dikembangkan, diantaranya melalui

20

peningkatan kuantitas maupun kualitas kegiatan promosi/sosialisasi/publikasi dengan

mengembangkan model-model kegiatan yang dapat menyentuh secara langsung

kebutuhan masyarakat ke depan.

IKU 1.2. Persentase mahasiswa penerima beasiswa

Persentase mahasiswa penerima beasiswa adalah merupakan indikator kinerja

utama, di mana pada semester I Tahun 2017 ini capaian terhadap target 23 %

mahasiswa penerima beasiswa belum sesuai harapan. Sampai bulan Agustus 2017, PNB

hanya mampu merealisasikan beasiswa sebesar 13 %. Terjadi penurunan capaian bila

dibandingkan dengan capaian Tahun 2015, yakni turun sekitar 6,5 %. Namun bila

dibandingkan dengan capaian Tahun 2016, terjadi kenaikan sekitar 1,6 %. Kondisi ini

juga menunjukan bahwa capaian Tahun 2017 relatif rendah bila dibandingkan antara

realisasi Tahun ini dengan target Tahun 2018 dan Tahun 2019, yakni berkisar 50 %.

PNB mengelola beasiswa untuk dapat membantu mahasiswa dalam menuntaskan

pendidikannya bersumber dari dana Pemerintah dan non-Pemerintah. Pada Tahun

2017 ini, sejumlah 499 orang dari total mahasiswa aktif 3866 orang menerima beasiswa

yang bersumber dari dana Pemerintah, diantaranya : PPA (Peningkatan Prestasi

Akademik) dan BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) sejumlah 42 orang, BIDIKMISI

sebanyak 273 orang, ADIK sebanyak 11 orang, Swadana sebanyak 75 orang, PEDP

sebanyak 12 orang, Pemda Jembrana sebanyak 67 orang dan Pemprov Bali sebanyak 19

orang.

Rendahnya capaian ini disebabkan karena sampai tengah Tahun ini beasiswa yang

bersumber dari non- pemerintah belum terealisasi. Hal ini mestinya menjadi perhatian

serius lembaga untuk mencarikan solusi melalui peningkatan kinerja bidang kerjasama

dengan melakukan pendekatan terhadap pihak swasta. Meningkatkan kerjasama yang

bersifat melembaga, baik di dalam maupun di luar daerah bahkan luar negeri sehingga

target akhir dari Renstra 2015-2019 tercapai.

Kondisi ini menunjukan bahwa pencapaian sasaran strategis Renstra masih relatih

lemah, tercermin dari statistik data capaian kinerja yang telah diukur tidak konsisten.

Dicermati juga terhadap capaian Tahun ini bila dibandingkan dengan target Tahun 2018

dan Tahun 2019, masih relatif rendah. Untuk itu strategi pencapaianya perlu

dikembangkan melalui peningkatan akses kerjasama pembiayaan pendidikan dengan

meningkatkan kinerja unit kerjasama yang ada.

IKU 1.3. Pertumbuhan jumlah mahasiswa

Pertumbuhan jumlah mahasiswa dari Tahun 2015 terus meningkat, rata-rata

peningkatannya sekitar 700 mahasiswa. Pada Tahun 2017 ini, realisasi target terhadap

indikator ini adalah sebanyak 5.298 dari target 4.059 mahasiswa dengan persentase

capaian sebanyak 130,5%. Terjadi kenaikan jumlah mahasiswa dari Tahun 2015

maupun Tahun 2016 berturut-turut sebanyak 1437 dan 525 mahasiswa. Bila

21

dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target yang dipasang pada Tahun

2018 sebanyak 4.172 mahasiswa dan Tahun 2019 sebanyak 4.200 mahasiswa, maka

target tersebut telah terlampaui dengan persentase capaian secara berturut-turut

sekitar 127% dan 126,1%.

Pertumbuhan jumlah mahasiswa per 31 Agustus 2017 sebanyak 5.298 mahasiswa

adalah merupakan akumulasi dari jumlah mahasiswa PNB sebanyak 4.470 mahasiswa

(sebelum dikurangi wisudawan) dan mahasiswa PDD sebanyak 828 mahasiswa.

Bertambahnya jumlah mahasiswa pada Tahun ini karena ada kebijakan lembaga

(student body) untuk menambah jumlah mahasiswa pada beberapa kelas menjadi 30

mahasiswa disamping karena sudah dibukanya prodi D-IV Teknik Otomasi.

Kondisi ini menunjukan bahwa kepercayaan masyarakat pada PNB yang

menerapkan sistem pendidikan tinggi vokasi semakin baik. Dengan demikian maka

dapat dikatakan bahwa sasaran strategis sesuai Renstra melalui kebijakan peningkatan

akses dan pemerataan pendidikan telah tercapai. Beberapa hal yang perlu diupayakan

lembaga ke depan dengan bertambahnya jumlah mahasiswa aktif yang belum sesuai

dengan pertambahan jumlah kelas maupun workshop/laboratorium adalah dengan

meningkatkan kuantitas dan kualitas sapras agar sesuai dengan peningkatan jumlah

mahasiswa tersebut. Dengan demikian ke depan diharapkan arah kebijakan lembaga

adalah memprioritaskan penambahan jumlah ruang kelas, workshop/laboratorium

beserta perangkat pendukung pembelajaran.

IKK 1.1. Persentase mahasiswa penerima beasiswa Pemerintah

Sampai pertengahan Tahun 2017, persentase mahasiswa penerima beasiswa

pemerintah terealisasi 13% dari target 22% dengan persentase capaian sebanyak

59,1%. Bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak

5,2%, namun di sisi lain terjadi kenaikan sebanyak 1,86 % terhadap capaian Tahun

2016. Bila dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018

sebesar 22,5% dan Tahun 2019 sebesar 23% maka persentase capaiannya secara

berturut-turut sekitar 57,8 % dan 56,5 %, masih relatif rendah.

Kondisi ini menunjukan bahwa pencapaian sasaran strategis pada Renstra masih

relatif lemah terkait penyediaan beasiswa ini. Untuk itu ke depan perlu diupayakan agar

terus meningkat sehingga target 23% pada Tahun 2019 tercapai sesuai harapan.

Strategi pencapaian perlu dikembangkan dengan mengupayakan adanya renegosiasi

kepada pihak Pemerintah Pusat dan Pemda, serta perlu juga diupayakan adanya

penjajakan/pendekatan kepada pihak BUMN/BUMD di sekitar daerah Bali untuk dapat

menyediakan bantuan beasiswa terhadap mahasiswa PNB.

IKK 1.2. Persentase mahasiswa penerima beasiswa non-Pemerintah

Pertengahan Tahun 2017 ini, lembaga belum mampu merealisasikan pemberian

beasiswa yang bersumber dari dana non-Pemerintah. Capaian kinerja terhadap

22

indikator ini masih nol. Bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016, maka terjadi

penurunan. Pada Tahun 2016 lembaga pernah menyalurkan beasiswa untuk 13 orang

mahasiswa yang bersumber dari dana kerjasama dengan pihak swasta, yaitu dengan

Condrad Hotel (Hilton). Di mana pada tahun sebelumnya juga pernah mengelola

beasiswa yang bersumber dari yayasan Supersemar, namun Tahun sekarang tidak ada.

Bila kita bandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target yang dipasang

pada Tahun 2018 sebanyak 1,5%, dan Tahun 2019 sebanyak 2%, maka kinerja Tahun

ini dikategorikan relatif rendah. Kondisi ini menunjukan bahwa pencapaian sasaran

strategis Renstra terkait dengan penyediaan beasiswa khususnya yang bersumber dari

dana non-Pemerintah masih relatif lemah. Untuk itu strategi pencapaian sasaran

dengan mengembangkan akses kerjasama pembiayaan pendidikan perlu ditingkatkan

melalui memperluas jaringan kerjasama dengan pihak swasta. Perlu juga adanya

penjajagan terhadap yayasan Supersemar maupun yayasan-yayasan lainnya yang dapat

menyediakan bantuan beasiswa. Bahkan sudah saatnya lembaga meningkatkan

kerjasama yang tidak saja dengan pihak industri dalam negeri, namun pihak luar negeri

yang bersifat internasional. Meningkatkan peran nyata bidang kerjasama, mengingat

visi lembaga pada Tahun 2025 yang sudah semestinya mampu berdaya saing

internasional.

IKK 1.3. Pertambahan jumlah pendaftar

Capaian target kinerja terhadap pertambahan jumlah pendaftar pada Tahun 2017

ini telah terlampaui. Target pendaftar sebanyak 3.942 terealisasi sebanyak 5.712

pendaftar dengan persentase capaian sebanyak 144,9%. Pertambahan jumlah pendaftar

dari Tahun 2015 terus mengalami peningkatan, rata-rata sekitar 1000 pendaftar setiap

Tahun. Bahkan juga bila dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target

Tahun 2018 sebanyak 4.188 dan Tahun 2019 sebanyak 4.312 pendaftar, maka target

Tahun 2018 dan Tahun 2019 itu juga telah terlampaui secara berturut-turut sekitar

136,4% dan 132,5 %.

Terjadinya peningkatan terhadap pertambahan jumlah pendaftar yang relatif tinggi,

antara lain dikarenakan telah dibukanya prodi D4 Teknik Otomasi dan kelas PLN pada

jurusan Teknik Elektro. Kondisi ini menunjukan bahwa sasaran strategis untuk

“memperluas akses layanan pendidikan” melalui strategi pencapaian yaitu

mengembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru melalui 3 (tiga) jalur penerimaan

sudah sesuai. Namun perlu juga diupayakan adanya peningkatan kualitas dan kuantitas

promosi/sosialisasi/publikasi melalui pengembangan model-model kegiatan inovatif

yang mampu menerobos dunia Internasional.

IKK 1.4. Jumlah penyelenggaraan prodi Diploma

Capaian kinerja terhadap jumlah penyelenggaraan prodi diploma telah melampaui

target, dari target 17 prodi menjadi 18 prodi. Pada Tahun anggaran 2017 ada tambahan

23

satu prodi, yaitu prodi D-IV Teknik Otomasi. Di mana pada Tahun 2016, PNB mengelola

sebanyak 17 prodi yang terdiri dari 13 prodi internal (9 prodi D-III + 4 prodi D-IV) dan

4 prodi eksternal (Program Diploma di luar Domisili). Capaian target terhadap jumlah

penyelenggaraan prodi diploma ini juga sudah sesuai dengan target Tahun 2018 dan

Tahun 2019, yaitu 18 prodi. Dengan telah tercapainya target Renstra hingga Tahun

2019, maka sebaiknya target Renstra untuk Tahun 2018 dan 2019 ditinjau kembali.

Kondisi ini menunjukan bahwa sasaran strategis untuk memberikan akses layanan

pendidikan yang luas kepada masyarakat telah terealisasi sesuai harapan. Namun ke

depan perlu diupayakan untuk membuka prodi yang melaksanakan pendidikan

berbasis layanan pendidikan internasional, khususnya pada tingkat Asia Pasific. Hal ini

merupakan wujud komitmen lembaga sebagai langkah persiapan menuju daya saing

internasional pada Tahun 2025.

IKK 1.5. Jumlah penyelenggaraan prodi Magister

Penyelenggaraan program studi magister pada Tahun 2017 ini belum terealisasi,

walau sudah menjadi target lembaga sebanyak 1 (satu) prodi. Dengan demikian

persentase capaian kinerja terhadap IKK 1.5. ini masih nol. PNB juga telah memasang

target untuk menyelenggarakan prodi magister sebanyak 1 prodi pada Tahun 2018 dan

2 prodi pada Tahun 2019.

Kondisi ini menunjukan bahwa capaian kinerja terhadap sasaran strategis Renstra

terkait dengan program ini masih relatif rendah. Lembaga nampaknya belum memiliki

kesiapan untuk merealisasikan prodi magister. Namun untuk lebih pastinya perlu

mendapatkan konfirmasi apa alasan yang terkait dengan hal ini. Lembaga masih

memiliki waktu untuk merealisasikan program ini setidaknya dalam kurun waktu 2

tahun ke depan dengan mengembangkan strategi pencapaian target yang terprogram.

Menjamurnya keberadaan lembaga pendidikan dalam bidang vokasi yang sekarang

sedang berkembang khususnya di daerah Bali yang menawarkan sejumlah kelebihan,

maka sudah saatnya diupayakan membuka prodi magister mengingat ada beberapa

Jurusan yang sudah memiliki kesiapan sumber daya serta ketersediaan sapras. Hal ini

tentunya diawali dengan suatu kajian, baik ke dalam (internal) maupun ke luar

(eksternal) secara komprehensif. Seperti telah diutarakan pada bagian sebelumnya,

bahwa lembaga sudah semestinya mulai sekarang melakukan persiapan menuju suatu

langkah nyata menuju cita-cita berdaya saing internasional.

3.2. Capaian Kinerja Sasaran Kebijakan “Peningkatan mutu kinerja akademik”

Pada Renstra periode Tahun 2015-2019, PNB telah menetapkan

kebijakan/program 2, yaitu “Peningkatan mutu kinerja akademik” dalam rangka

pencapaian sasaran strategis “Mewujudkan sistem pembelajaran yang kreatif dan

inovatif dalam mewujudkan mutu lulusan berstandar nasional, regional dan

24

internasional” melalui strategi pencapaian sasaran “Meningkatkan mutu sistem dan

proses layanan pendidikan, serta penguatan sistem penjaminan mutu mengacu pada

standar mutu internasional” yang didukung 3 (tiga) indikator kinerja utama (IKU) dan 5

(lima) indikator kinerja kegiatan (IKK) sesuai Tabel 3.2 di bawah.

Berdasarkan data hasil pengukuran seperti ditunjukan pada tabel 3.2 terlihat

bahwa ada sejumlah 6 (enam) indikator telah melampaui target Tahun 2017 ini dan 2

(dua) indikator belum tercapai. Dari 6 (enam) indikator tersebut, 4 (empat) diantaranya

telah melampaui target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Berikut diuraikan analisis

capaian kinerja per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan

solusi serta rekomendasi pengembangan ke depan.

Tabel 3.2. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 2 periode Tahun 2015-2019 “Meningkatnya Mutu Kinerja Akademik”

IKU 2.1. Ratio Student in Take

Rasio student in take merupakan indikator kinerja utama yang membandingkan

antara jumlah pendaftar dengan jumlah mahasiswa yang diterima. Pada Tahun 2017,

jumlah pendaftar adalah sebanyak 5.712 orang, sedangkan yang diterima sebanyak

1.651 orang dengan rasio 1:3,5. Dengan demikian target Tahun 2017 sebesar 1:3,09

telah terlampaui dengan persentase capaian sebesar 113,3%. Bila dibandingkan antara

realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 sebesar 1:3,21 dan Tahun 2019

sebesar 1:3,27 maka target ini juga telah terlampaui dengan persentase capaiannya

secara berturut-turut sebesar 109% dan 107%.

Dari tahun ke tahun capaian kinerja terkait dengan indikator IKU 2.1 ini mengalami

kenaikan, di mana persentase capaian pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 secara

berturut-turut adalah sebesar 113,2% dan 105,8%. Kondisi ini menunjukan bahwa

terjadi kenaikan capaian kinerja dengan persentase capaian rata-rata 110%. Artinya

jumlah pendaftar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, ini mengindikasikan

adanya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap PNB yang menerapkan sistem

pendidikan vokasi. Namun yang perlu dicermati adalah target selanjutnya agar

disesuaikan kembali, mengingat pada Tahun ini semua target tersebut sudah terealisasi.

Sebagai bahan pertimbangan lembaga, dalam menentukan target agar terlebih

dahulu melaksanakan survey untuk mengetahui perkembangan dan kebutuhan

25

masyarakat maupun industri sebagai pengguna alumni. Mempertimbangkan juga target

pencapaian visi yaitu berdaya saing internasional pada Tahun 2025 agar digunakan

sebagai landasannya.

IKU 2.2. Rata-rata IPK lulusan

Rata-rata indek prestasi komulatif (IPK) lulusan pada Tahun ajaran

2016/2017adalah sebesar 3,56 dengan persentase capaian kinerja sekitar 102,6 % dari

target sebesar 3,47. Kondisi ini menunjukan bahwa target kinerja telah tercapai sesuai

harapan bahkan melampaui target sekitar 2,6%. Bila dibandingkan dengan rata-rata IPK

lulusan Tahun 2015 dan 2016 secara berturut turut sebesar 3,52 dan 3,56, capaian

kinerja Tahun 2017 naik sekitar 1,1 %. Begitu juga bila dibandingkan antara realisasi

Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 dan Tahun 2019 sebesar 3,5, maka target

tersebut juga telah terlampaui dengan persentase capaiannya sekitar 101,7%.

Kondisi ini menunjukan bahwa strategi pencapaian sasaran dan kebijakan untuk

meningkatkan mutu sistem dan proses layanan pendidikan dapat dikatakan sudah

sejalan dengan sasaran Renstra 2015-2019.

Dengan telah terlampauinya target Renstra hingga Tahun 2019, maka disarankan

untuk menyesuaikan kembali target Renstra agar sesuai dengan kondisi akhir. Hal ini

tentunya juga dibarengi dengan upaya untuk meningkatkan kualitas proses

pelaksanaan akademik yang mengacu pada standar yang ada.

IKU 2.3. Waktu tunggu mahasiswa berkarya pertama

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh UP2AI bahwa waktu tunggu

mahasiswa berkarya pertama pada Tahun 2017 ini masih seperti kondisi Tahun 2016,

yaitu terealisasi sekitar 1,7 bulan dengan persentase capaian kinerja sekitar 147,1 %

dari target 2,5 bulan. Kondisi ini menunjukan bahwa waktu tunggu mahasiswa untuk

mendapatkan pekerjaan pertama lebih cepat 0,8 bulan dari target. Bahkan juga lebih

cepat 2,4 bulan capaian Tahun ini bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 yang

terealisasi sekitar 3,5 bulan. Demikian halnya bila kita bandingkan antara realisasi

Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 dan Tahun 2019, maka target tersebut telah

terlampaui dengan persentase capaian sebesar 205,3% dan 205,9%. Untuk itu maka

target Renstra selanjutnya perlu disesuaikan kembali agar lebih realistis sesuai kondisi

di lapangan.

Tercapainya target kinerja terhadap meningkatnya rata-rata IPK lulusan dengan

persentase capaian sebesar 102,6%, maka secara tidak langsung hal ini berdampak

terhadap berkurangnya waktu tunggu mahasiswa berkarya pertama. Peningkatan

kinerja ini mengindikasikan bahwa : mutu kinerja akademik relatif meningkat dan

mungkin juga proses pembelajaran melalui pengembangan metodelogi pengajaran

dapat diterima mahasiswa. Namun hal ini mestinya dilakukan survey secara langsung

untuk memperoleh gambaran lebih realistis.

26

Hal ini mengindikasikan bahwa lulusan sudah mulai dikenal di masyarakat

khususnya pada pengguna lulusan, disamping karena kompetensi lulusan relatif cukup

memadai kebutuhan dunia kerja. Untuk terus dapat meningkatkan kinerja ini maka

perlu diupayakan adanya uji-uji kompetensi terhadap mahasiswa dengan melibatkan

lembaga-lembaga terkait, disamping melalui pemberian softskill sesuai bidangnya

masing-masing. Meningkatkan kualitas komunikasi dengan pihak pengguna (industri)

melalui pemberdayaan ikatan alumni di lapangan, serta terus menerus menigkatkan

pencitraan yang baik di masyarakat melalui peningkatan kualitas sosialisasi dan

publikasi.

IKK 2.1. Jumlah prodi yang menerapkan kurikulum KKNI berorientasi mutu

internasional

Hingga pertengahan Tahun 2017 ini satupun prodi yang ada belum menerapkan

kurikulum KKNI berorientasi mutu internasional, pada hal dalam Renstra telah

terpasang target sejumlah 2 prodi pada Tahun 2017, 3 prodi Tahun 2018 dan juga 3

prodi Tahun 2019. Dengan demikian persentase capaian kinerja terhadap IKK 2.1 ini

masih nol.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa prodi-prodi yang ada di lingkungan PNB belum

memiliki kesiapan dalam menghadapi persaingan global, baik tingkat Asia Pasific

mapun internasional secara luas. Dengan demikian maka sasaran strategis pada Renstra

2015-2019 yaitu “Terwujudnya sistem pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam

mewujudkan mutu lulusan berstandar nasional, regional dan internasional” dengan

strategi pencapaiannya “Meningkatkan mutu sistem dan proses layanan pendidikan, serta

penguatan sistem penjaminan mutu mengacu pada standar mutu internasional” belum

terealisasi secara maksimal.

Dengan adanya persaingan terbuka melalui pasar bebas tingkat Asean “MEA”

(Masyarakat Ekonomi Asean), maka sudah semestinya hal ini menjadi cambuk bagi

lembaga untuk mendorong prodi-prodi yang ada agar menyiapkan diri. Demikian juga

bila memaknai visi lembaga di mana pada Tahun 2025 sudah terdepan, profesional dan

berdaya saing internasional, maka hal ini semestinya juga menjadi “warning” bagi

lembaga.

Untuk itu sudah saatnya lembaga menyiapkan kembali perangkat pendukung dalam

rangka penerapan kurikulum tersebut agar sesuai dengan sasaran dan target yang telah

ditetapkan lembaga melalui Renstra 2015-2019. Meningkatkan kualitas sumber daya

dan profesionalisme SDM yang tentunya sudah berlandaskan pada sistem pendidikan

internasional sudah semestinya menjadi prioritas program lembaga ke depan.

IKK 2.2. Persentase dosen berkualifikasi S2

Per 31 Agustus 2017, jumlah dosen PNB sesuai data PDDikti (Pangkalan Data

Pendidikan Tinggi) yang sudah berkualifikasi S2 adalah sebanyak 307 dosen atau

27

sekitar 86,48% dari 355 dosen. Persentase capaian pada Tahun 2017 ini adalah sekitar

92,9%, masih di bawah target. Namun bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015

dan 2016, capaian Tahun ini meningkat secara berturut-turut sekitar 10% dan 2%. Bila

dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 dengan target Tahun 2018 sebanyak 90,9%

dan Tahun 2019 sebanyak 90%, maka capaian Tahun ini masih di bawah target tersebut

berkitar 5%.

Kondisi ini menunjukan bahwa dari tahun ke tahun jumlah dosen PNB dengan

status kualifikasi pendidikan S2 meningkat. Terlihat dari adanya peningkatan

persentase capaian dari Tahun 2015 hingga Tahun 2017 secara bertahap yakni sebesar

83,1%, 91,4% dan 92,9%. Dari total 355 jumlah dosen tersebut, yang terekam pada

bagian Kepegawaian per 31 Agustus 2017 adalah : 6 orang dinyatakan pensiun, 5 orang

baru selesai studi S2, 5 orang status alih tugas dan 8 orang sedang studi S2.

Beberapa hal yang mendorong Dosen di lingkungan PNB untuk meningkatkan

kualifikasi pendidikannya minimal S2 antara lain karena :

adanya peraturan Mendiknas nomor 47 Tahun 2009 tentang sertifikasi Pendidik

untuk Dosen ;

adanya peraturan lain terkait dengan prasyarat meningkatkan jenjang

kepangkatan/jabatan fungsionalnya yang semakin ketat.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem pembinaan dosen telah sesuai

dengan harapan. Namun yang perlu diperhatikan lembaga, bagaimana upaya ke depan

yang mesti dilakukan untuk pemberdayaan dosen agar dapat berkontribusi maksimal

untuk kemajuan lembaga.

IKK 2.3. Persentase dosen berkualifikasi S3

Berdasarkan data statistik dosen sampai akhir Agustus 2017 pada PDDikti terekam

bahwa dosen PNB yang berkualifikasi S3 adalah sebanyak 29 orang atau sebesar 8,17%

dari total 355 dosen. Artinya persentase capaian dosen dengan status jenjang

pendidikan S3 adalah sejumlah 129,1% dari target 6,3%. Terjadi kenaikan capaian bila

dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 yakni sebesar 6,4%. Namun bila

dibandingkan antara capaian Tahun ini dengan target sebesar 8,6% pada Tahun 2018

dan 10% pada Tahun 2019, maka capaian Tahun ini sekitar 94,99% dan 81,7% dari

target tersebut.

Analisis terhadap capaian kinerja IKK 2.3 ini tidak dapat dipisahkan dengan IKK 2.2,

karena saling terkait. Pada satu sisi adanya penurunan capaian terhadap status dosen

dengan kualifikasi pendidikan S2, karena sebagian dosen yang tadinya memiliki status

S2 telah menuntaskan pendidikannya hingga menyandang status S3.

Sementara dapat dianalisis bahwa persentase capaian kinerja terhadap IKK 2.3 naik

dari Tahun 2015 ke Tahun 2016, namun setelah itu turun hingga Tahun 2019. Kondisi

ini mengindikasikan bahwa setelah Tahun 2016 terjadi penurunan semangat/motivasi

dosen untuk meningkatkan status kualifikasi pendidikan dari S2 ke S3. Belum diketahui

28

secara pasti apa penyebab turunnya kinerja ini, namun lembaga sudah semestinya

mencarikan solusi terhadap kondisi ini agar target Tahun 2018 dan 2019 tercapai.

IKK 2.4. Persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat kompetensi

Pada Tahun 2017, persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat

kompetensi adalah sekitar 64,19%. Capaian target kinerja pada Tahun 2017 telah

terlampaui dengan persentase capaian sekitar 320,9% dari target 20%. Persentase

tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat kompetensi dari Tahun 2015 terus

meningkat, di mana pada Tahun 2015 terealisasi sekitar 43,5% dan Tahun 2016 sekitar

56,61%. Bahkan bila dibandingkan antara capaian Tahun 2017 ini dengan target pada

Tahun 2018 sebesar 22% dan Tahun 2019 sebesar 25%, maka target tersebut juga telah

terlampaui dengan persentase capaian Tahun ini berturut-turut sekitar 291,8% dan

256,7%.

Kondisi ini menunjukan bahwa lembaga telah melaksanakan pembinaan sumber

daya manusia (SDM) dengan meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan

kependidikan secara berkala. Namun yang perlu dipikirkan, bagaimana pengelola SDM

bersangkutan agar capaian kinerja ini bermanfaat untuk kemajuan lembaga ke depan.

Untuk itu sebagai bahan pertimbangan dapat disampaikan beberapa, antara lain :

- target Renstra 2015-2019 sudah semestinya ditinjau kembali, khususnya terkait

dengan kebijakan pengembangan kompetensi SDM mengingat capaian kinerja ini

sudah melampaui target bahkan hingga Tahun 2019;

- perlu adanya korelasi tingginya capaian kinerja ini dengan peningkatan kinerja

lainnya, khususnya terhadap kebijakan yang mengarah ketercapaian visi-misi

lembaga pada Tahun 2025;

- perlu adanya kebijakan yang memprioritaskan ketercapaian target kinerja yang

dapat menopang tercapainya visi-misi melalui perencanaan strategi pencapaian

secara terprogram dan realistis.

IKK 2.5. Persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/

anggota asosiasi profesi

Tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/anggota asosiasi profesi

hingga Tahun 2017 terealisasi sekitar 22,93% yang tersebar di semua jurusan.

Persentase capaian kinerja Tahun ini sekitar 114,7% dari target 20%, turun sekitar

1,42% bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016 dan naik sekitar 11,23%

terhadap capaian Tahun 2015. Bila dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini

dengan target Tahun 2018 sebesar 30% dan Tahun 2019 sebesar 40%, maka capaian

Tahun ini berturut-turut sekitar 76,4% dan 57,3% dari target-target tersebut.

Hal ini mengindikasikan bahwa sekitar 22,93% tenaga pendidik dan kependidikan

berperan aktif dan dapat diterima di masyarakat, baik sebagai anggota maupun

29

pengurus suatu organisasi/asosiasi profesi. Kondisi ini menunjukan bahwa setiap tahun

terjadi peningkatan peran tenaga pendidik maupun kependidikan di masyarakat sesuai

bidang keahlian maupun profesinya. Hal ini perlu diupayakan terus meningkat agar

tenaga pendidik dan kependidikan dapat menambah wawasan serta meningkatkan

profesionalisme pada bidangnya masing-masing. Namun yang perlu dikedepankan

adalah menjadi pengurus/anggota profesi pada tingkat nasional, regional maupun

internasional. Harapannya agar tenaga pendidik maupun kependidikan bersangkutan

dapat berkontribusi melalui memediasi kebutuhan lembaga dengan pihak luar, seperti :

instansi pemerintah, BUMN, BUMD maupun perusahaan-perusahan swasta (industri,

dll), baik yang ada di dalam maupun di luar negeri.

3.3. Capaian Kinerja Kebijakan “Pemantapan sistem penjaminan mutu dan

standarisasi internasional”

Pada Renstra periode Tahun 2015-2019, PNB telah menetapkan

kebijakan/program 3, yaitu “Pemantapan sistem penjaminan mutu dan standarisasi

internasional” dalam rangka pencapaian sasaran strategis “Mewujudkan sistem

pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam mewujudkan mutu lulusan berstandar

nasional, regional dan internasional” melalui strategi pencapaian sasaran “Meningkatkan

mutu sistem dan proses layanan pendidikan, serta penguatan sistem penjaminan mutu

mengacu pada standar mutu internasional” yang didukung 1 (satu) indikator kinerja

utama (IKU) dan 3 (tiga) indikator kinerja kegiatan (IKK) seperti Tabel 3.3 di bawah.

Berdasarkan data hasil pengukuran seperti ditunjukan pada tabel 3.3. terlihat

bahwa 1 (satu) indikator telah tercapai pada Tahun 2017 ini bahkan juga terhadap

target Tahun 2018, sedangkan 3 (tiga) belum tercapai. Berikut diuraikan analisis

capaian kinerja per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan

solusi serta rekomendasi pengembangan ke depan.

Tabel 3.3. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 3 periode Tahun

2015-2019 “Mengembangnya sistem penjaminan utu dan standarisasi internasional”

IKU 3.1. Jumlah prodi terakreditasi

Hingga saat ini jumlah prodi yang dikelola lambaga adalah sebanyak 18 prodi,

diantaranya 14 prodi internal dan 4 prodi eksternal (PDD). Pada Tahun 2017 ini jumlah

prodi terakreditasi yaitu sejumlah 14 prodi internal yang akan dievaluasi lebih lanjut.

Adapun peringkat akreditasi yang diperoleh masing-masing prodi bervariasi, di mana

30

diantaranya terdiri dari 4 prodi memperoleh peringkat A, yaitu prodi : DIII Akuntansi,

DIII Usaha Perjalanan Wisata, DIV Akuntansi Manajerial dan DIV Manajemen Bisnis

Pariwisata. 9 prodi dengan peringkat B, yaitu prodi : DIII Manajemen Informatika, DIII

Teknik Listrik, DIII Teknik Pendingin & Tata Udara, DIII Teknik Mesin, DIII Teknik Sipil,

DIII Administrasi Bisnis, DIII Perhotelan, DIV Manajemen Proyek Konstruksi dan DIV

Manajemen Bisnis Internasional. Sedangkan 1 prodi baru yaitu prodi DIV Teknik

Otomasi, karena prodi ini baru dibuka maka secara otomatis memperoleh peringkat C.

Kondisi ini menunjukan bahwa capaian kinerja pada Tahun 2017 ini masih di

bawah target dengan persentase capaian kinerja sekitar 88% dari target 16 prodi. Bila

dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 dan Tahun

2019 secara berturut-turut sebanyak 16 prodi dan 18 prodi, maka persentase capaian

kinerja pada Tahun ini terealisasi sekitar 87,5% dan 72,2%.

Untuk dapat meningkatkan capaian kinerja terhadap IKU 3.1 ini, maka perlu

membuka prodi baru. Saran untuk pengembangan prodi baru, agar diprioritaskan prodi

yang bertaraf setidaknya regional Aspac. Secara bertahap nantinya diharapkan dapat

membuka prodi yang bertaraf internasional untuk menjawab target visi Tahun 2025.

Dengan dibukanya prodi baru, maka secara otomatis persentase capaian terhadap

target prodi terakreditasi akan naik. Namun sebagai pertimbangan sebelum membuka

prodi baru yang bertaraf regional maupun internasional, sebaiknya lembaga

memprioritaskan kebijakan terkait kesiapan sumber daya pendukung.

IKK 3.1. Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-PT

Undang-Undang No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta

Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Tinggi (SN-PT) khususnya pasal 91, di mana setiap perguruan tinggi diwajibkan untuk

memelihara dan meningkatkan mutu pendidikannya secara berkelanjutan.

Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi adalah merupakan

proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara

konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh kepuasan. Untuk dapat

menetapkan dan memenuhi standar mutu pengelolaan sistem pendidikan tinggi secara

berkesinambungan dan konsisten, PNB melalui unit kerja yaitu Unit Penjaminan Mutu

Akademik (UPMA) yang secara khusus ditugaskan untuk mengelola sistem penjaminan

mutu kegiatan akademik di lingkungan PNB menyediakan produk layanan pendidikan

dan produk-produk pendidikan berkualitas sesuai harapan stakeholders.

Hingga Tahun 2017, PNB mengelola 18 Prodi yang terdiri atas : 14 Prodi dari

internal dan 4 Prodi dari eksternal (PDD). Ke-18 Prodi yang ada semuanya sudah

menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-PT, sehingga persentase capaian

terhadap kinerja ini telah mencapai 100%. Bahkan capaian Tahun ini juga sudah sesuai

dengan target Tahun 2018 sebanyak 18 prodi. Namun bila dibandingkan terhadap

target Tahun 2019 sebanyak 20 prodi, persentase capaian Tahun ini masih sekitar 90%.

Ada beberapa permasalahan klasik yang dihadapi PNB terkait penerapan sistem

penjaminan mutu di lingkungan PNB sesuai temuan UPMA dalam pelaksanaan

31

monitoring dan evaluasi (monev) setiap semester melalui pelaksanaan audit internal,

antara lain:

Kesesuaian unsur sistem mutu Jurusan/Program Studi belum sepenuhnya sesuai

dengan standar yang ditentukan dalam Standar BAN-PT.

Keefektifan pencapaian sasaran mutu belum efektif karena belum mencapai target

sasaran mutu dan masih ditemukan banyak ketidaksesuaian.

Akar penyebab masih ditemukannya ketidaksesuaian adalah karena belum adanya

budaya mutu dalam manajemen organisasi Jurusan/Program Studi.

Persyaratan Standar BAN-PT yang manjadi ruang lingkup audit telah dapat

dipenuhi namun belum maksimal.

Langkah-langkah antisipatif yang perlu diambil PNB dalam mengantisipasi

kendala/hambatan maupun permasalahan yang ada terkait peningkatan mutu

akademik tersebut seperti yang disampaikan pihak pengelola, adalah :

melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen secara rutin untuk memberikan

jalan penyelesaian kepada para pimpinan Jurusan dan Program Studi;

menginstruksikan kepada prodi-prodi yang belum memenuhi standar mutu

prodi agar segera menindaklanjuti dengan melengkapi bukti-bukti dokumen

rekaman mutu; dan

membentuk gugus-gugus kendali mutu pada masing-masing prodi untuk dapat

menjamin kelangsungan mutu pelaksanaan kegiatan akademik di bawah

koordinasi UPMA.

Ke depan prodi-prodi yang ada agar diupayakan dapat menempuh standar mutu

pendidikan lain, seperti ISO pada bidang proses pembelajaran maupun standar mutu

internasional.

IKK 3.2. Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu berorientasi

internasional

Sampai saat ini lembaga belum memasang target untuk menerapkan sistem

penjaminan mutu yang berorientasi internasional di tingkat prodi. PNB baru akan

menerapkan sistem penjaminan mutu yang berorientasi internasional pada Tahun 2018

sejumlah 1 (satu) prodi dan Tahun 2019 sejumlah 2 (dua) prodi sesuai target Renstra.

Lembaga sudah semestinya mulai sekarang menyiapkan diri untuk meraih visi

mengingat kedepannya persaingan dalam dunia pendidikan semakin kompetitif.

Sebagian lembaga pendidikan sejenis yang menjadi kompetitor PNB telah menawarkan

sistem pendidikan yang berorientasi mutu internasional. Persaingan global dengan

diberlakukannya MEA menjadi tantangan berat lembaga ke depan. Disamping itu, PNB

telah memasang target pada Tahun 2025 diharapkan sudah mampu berdaya saing

internasional.

32

Adapun saran yang dapat direkomendasi sebagai bahan pertimbangan lembaga

dalam penerapan standar mutu internasional, antara lain :

- meningkatkan kualitas sapras yang berstandar internasional;

- meningkatkan profesionalisme SDM melalui pengembangan kompetensi yang

sesuai pada bidangnya masing-masing;

- menerapkan kurikulum beserta perangkat pendukung yang berorientasi

internasional;

- membuka kelas khusus bertaraf internasional;

- menerapkan sistem manajemen yang berbasis internasional, setidaknya ISO

beserta sistem penjaminan mutunya;

- meningkatkan kualitas penelitian, publikasi dan mengimplementasikan hasil

penelitian yang bertaraf internasional;

- mengembangkan modul-modul praktek/prototipe yang berstandar internasional

melalui bersinergi dengan pihak industri luar negeri;

- melaksanakan kerjasama antar lembaga dengan pihak luar, antara lain dengan

lembaga pendidikan maupun industri-industri luar negeri;

- melaksanakan komunikasi yang intensif dengan pihak alumni yang bekerja di

luar negeri.

IKK 3.3. Jumlah prodi terakreditasi nasional minimal B

Pada Tahun 2017, target 16 prodi terakreditasi nasional minimal B baru terealisasi

13 prodi atau persentase capaian sebesar 81%. Jumlah Prodi yang telah terakreditasi

pada Tahun 2017 ini seperti yang telah dievaluasi pada IKU 3.1 sebelumnya adalah

sejumlah 14 prodi, di mana diantaranya sejumlah 13 Prodi memperoleh peringkat B

dan A, sedangkan 1 prodi dengan peringkat C. Dari 13 Prodi tersebut, 9 Prodi

memperoleh peringkat akreditasi B dan 4 Prodi dengan peringkat akreditasi A. Prodi

yang telah memperoleh peringkat akreditasi A antara lain : D-IV Manajemen Bisnis

Pariwisata (MBP), D-IV Akuntansi Manajerial, D-III Akuntansi dan D-III UPW (Usaha

Perjalanan Wisata).

Capaian kinerja pada Tahun 2017 masih sama seperti capaian kinerja Tahun 2015

dan Tahun 2016, yaitu 13 prodi terakreditasi minimal B. Namun yang berubah adalah

jumlah prodi dengan peringkat akreditasi A bertambah lagi 1 (satu) prodi, yaitu Prodi

D-IV Manajemen Bisnis Pariwisata (MBP). Bila dibandingkan antara realisasi Tahun

2017 ini dengan target pada Tahun 2018 sebanyak 16 dan Tahun 2019 sebanyak 18,

maka persentase capaian tahun ini berturut-turut sekitar 81,3% dan 72,2%.

Ada beberapa kendala yang sempat dicatat dalam upaya meningkatkan peringkat

akreditasi masing-masing prodi, antara lain :

Lemahnya analisis evaluasi diri/SE (self evaluation) masing-masing prodi karena

keterbatasan dalam penyempurnaan dokumen SE serta tidak kontinyu.

Pemenuhan dokumen pendukung borang akreditasi sesuai standar BAN-PT

relatif minim karena keterbatasan data dan informasi yang terdokumentasi.

33

Kinerja manajemen prodi belum maksimal karena pengelolaan SDM relatif

lemah, pengembangan kemampuan SDM masih terbatas serta belum terarah.

Beberapa hal yang dapat direkomendasi untuk pengembangan ke depan sebagai

bahan masukan antara lain :

evaluasi terhadap kinerja prodi melalui penyempurnaan dokumen SE serta

pemenuhan standar-standar pada borang akreditasi perlu diupayakan secara

berkala;

mengupayakan adanya monitoring dan pembinaan (pendampingan) secara

terprogram melalui pemberdayaan asesor internal secara maksimal;

kinerja manajemen prodi perlu ditingkatkan melalui pengembangan SDM yang

merata, terarah, terprogram serta konsisten.

3.4. Capaian Kinerja Kebijakan “Peningkatan Mutu Pembinaan Kemahasiswaan”

Pada Renstra periode Tahun 2015-2019, PNB telah menetapkan

kebijakan/program 4, yaitu “Peningkatan Mutu Pembinaan Kemahasiswaan” dalam

pencapaian sasaran strategis “Terwujudnya organisasi kemahasiswaan yang kokoh dan

kegiatan yang terarah bagi pengembangan karakter dan jiwa kewirausahaan

mahasiswa” melalui strategi pencapaian sasaran, yaitu “Meningkatkan daya saing

lulusan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler dalam pengembangan karakter dan

jiwa wirausaha” yang didukung 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU) dan 2 (dua)

indikator kinerja kegiatan (IKK) seperti Tabel 3.4 di bawah.

Berdasarkan data hasil pengukuran seperti ditunjukan pada tabel 3.4 diketahui ada

satu indikator di mana capaiannya telah melampaui target Tahun 2017, bahkan juga

terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Dua target indikator belum tercapai

sesuai harapan, sedangkan satu indikator terakhir belum terukur karena minimnya data

dan informasi dari pihak pengelola kegiatan. Berikut diuraikan analisis capaian kinerja

per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta

rekomendasi pengembangan ke depan.

Tabel 3.4. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 4 periode Tahun

2015-2019 “Meningkatnya Mutu Pembinaan Kemahasiswaan”

34

IKU 4.1. Jumlah mahasiswa berprestasi nasional akademik/non akademik

Jumlah mahasiswa yang berprestasi tingkat nasional dalam bidang akademik

maupun non akademik merupakan indikator kinerja utama terkait sasaran program

peningkatan mutu pembinaan kemahasiswaan. Di mana pada pertengahan Tahun 2017

ini, target 51 prestasi belum tercapai. Realisasi target hanya sebesar 22 prestasi dengan

persentase capaian kinerja masih di bawah target yaitu sekitar 57%. Prestasi ini bahkan

mengalami penurunan dari capaian Tahun sebelumnya, sekitar 47% terhadap capaian

Tahun 2015 dan sekitar 66,7% terhadap capaian Tahun 2016 dengan target yang sama

yaitu 51 prestasi. Bila dibandingkan dengan target yang sama pula pada Tahun 2018

maupun Tahun 2019, persentase capaian kinerja Tahun ini juga masih di bawah target-

target tersebut yakni sekitar 57%.

Kondisi ini menunjukan terjadinya penurunan prestasi kinerja terhadap IKU 4.1. ini,

padahal pada Tahun 2016 sempat memperoleh prestasi melampaui target. Penyebab

turunnya capaian kinerja ini belum diketahui secara pasti, namun sudah semestinya

unit kerja UP2KK sebagai unit pelaksana teknis pengelola kegiatan kemahasiswaan

melakukan evaluasi serta mencarikan solusinya agar capaian pada Tahun ke depan

semakin meningkat.

Catatan prestasi yang diraih mahasiswa pada Tahun akademik 2016/2017,

diantaranya : Lomba Olimpiade akuntansi di Batam sebanyak 3 org, NPO di Banjarmasin

sebanyak 6 org, Robotika di Malang sebanyak 7 org, Kompetensi akuntansi di

Palembang sebanyak 3 org, PMBU di Surabaya sebanyak 1 org dan Karateka se Asia

tenggara di solo sebanyak 2 org.

Rekomendasi untuk dapat meningkatkan capaian kinerja ke depan sebagai bahan

pertimbangan, antara lain : perlu meningkatkan kinerja bidang kemahasiswaan melalui

unit kerja UP2KK, mengupayakan adanya pengembangan model pembinaan

kemahasiswaan yang sesuai dengan kondisi institusi serta meningkatkan monitoring

dan koordinasi berkenaan dengan jenis maupun lokasi pelaksanaan event yang

bersinergi dengan unit kerja lainnya.

IKU 4.2. Jumlah mahasiswa berprestasi internasional akademik/non akademik

Sampai tengah Tahun 2017, capaian terhadap target sejumlah 18 mahasiswa

berprestasi internasional dalam bidang akademik maupun non akademik belum

tercapai sesuai target. Capaian target masih sama seperti capaian Tahun 2016, yaitu

sebanyak 12 mahasiswa berprestasi dengan persentase capaian sekitar 66,7%. Namun

naik sebanyak 2 mahasiswa berprestasi atau sekitar 20% terhadap capaian Tahun

2015. Bila dibandingkan terhadap target Renstra pada Tahun 2018 sebanyak 18 dan

Tahun 2019 yang memasang target 20 mahasiswa, persentase capaian Tahun ini secara

berturut-turut sekitar 66,7% dan 60%.

Kondisi ini menunjukan bahwa dari Tahun 2015 hingga tengah Tahun 2017 ini,

capaian kinerja terhadap IKU 4.2. tidak pernah mencapai target. Bahkan juga bila

diamati terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019, juga nampaknya belum tercapai.

Seperti halnya dengan IKU 4.1, kegiatan dengan IKU 4.2 ini juga belum diketahui apa

35

penyebab lemahnya capaian kinerja ini yang rata-rata capaian kinerjanya selama kurun

waktu 3 Tahun sekitar 71% dari target.

Namun melihat catatan prestasi pada Tahun anggaran 2016, di mana ketika itu PNB

pernah mengirim 12 orang mahasiswa berprestasi dari beberapa Jurusan untuk

mengikuti event tingkat internasional yang diselenggarakan diantaranya oleh : alliance

of BEE centers Johor Bahru Malaysia dan Korea Institute for advancement of technology

ministry of Trade Industry and energy (South Korea). Semestinya prestasi ini tetap

dipertahankan, bahkan ada kemungkinan bisa ditingkatkan apabila ada upaya untuk

mengembangkan mahasiswa yang berprestasi tersebut untuk meraih prestasi yang

lebih tinggi di negara lain selama mereka masih mengenyam pendidikan di PNB.

Harapannya secara tidak langsung dapat meningkatkan citra lembaga di dunia

internasional, dengan demikian niscaya target visi pada Tahun 2025 menjadi “terdepan,

profesional dan berdaya saing internasional” akan tercapai.

IKK 4.1. Jumlah kegiatan kemahasiswaan yang menunjang pembangunan

karakter dan entrepreneurship

Pertengahan Tahun 2017 ini, jumlah kegiatan kemahasiswaan yang menunjang

pembangunan karakter dan entrepreneurship terealisasi sejumlah 145 dari target 88

kegiatan, dengan demikian persentase capaiannya sekitar 164,8 %. Capaian kinerja

terhadap kegiatan kemahasiswaan ini dari tahun sebelumnya telah mengalami

peningkatan yang cukup segnifikan. Di mana pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 secara

berturut-turut sebanyak 88 dan 132 kegiatan. Begitu juga bila dibandingkan antara

realisasi Tahun 2017 ini dengan target yang sama sebanyak 88 kegiatan pada Tahun

2018 dan Tahun 2019, maka target tersebut juga telah terlampaui dengan persentase

capaian sekitar 164,5%.

Kondisi ini menunjukan bahwa adanya keseriusan mahasiswa melaksanakan

kegiatan kemahasiswaan yang dikoordinasi melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di

bawah pembinaan unit kerja UP2KK. Melalui koordinasi UKM, hampir seluruh rencana

kegiatan berjalan dengan baik walau masih ada kendala terkait dengan penyediaan

sumber dana kegiatan. Selama ini sebagian kegiatan terselenggara dari adanya

sponsorship disamping dari penggalian dana ke masyarakat yang dilakukan mahasiswa

maupun sumbangan mahasiswa sendiri.

Dengan demikian sasaran strategis “Terwujudnya organisasi kemahasiswaan yang

kokoh dan kegiatan yang terarah bagi pengembangan karakter dan jiwa kewirausahaan

mahasiswa” melalui strategi pencapaian “Meningkatkan daya saing lulusan melalui

kegiatan intra dan ekstra kurikuler dalam pengembangan karakter dan berjiwa

wirausaha” sudah tercapai. Dengan telah tercapainya sasaran strategis ini, maka perlu

juga diupayakan adanya peningkatan prestasi kegiatan baik yang bersifat nasional,

regional maupun internasional.

Beberapa rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dalam mensukseskan seluruh

kegiatan kemahasiswaan ini, antara lain :

36

- mengupayakan adanya penyesuaian sumber dana agar seluruh kegiatan yang telah

diprogramkan oleh mahasiswa dapat direalisasikan sesuai target;

- kegiatan yang akan dieksekusi oleh mahasiswa perlu disesuaikan dan ditinjau

kebermanfaatan melalui skala prioritas kegiatan;

- sudah semestinya merancang kegiatan yang bertaraf internasional sebagai upaya

persiapan melangkah persaingan global dan berdaya saing internasional.

- melakukan komunikasi dengan unit kerja UKPHI terkait model kerjasama dengan

pihak lain, baik di dalam ataupun di luar negeri untuk penyelenggaraan kegiatan

maupun sumber dana (sponsorship).

IKK 4.2. Persentase mahasiswa yang melaksanakan program kreatifitas

mahasiswa

Sampai saat ini capaian IKK 4.2. terkait dengan persentase mahasiswa yang

melaksanakan program kreatifitas belum terukur, terbatasnya data dan informasi dari

pihak pengelola sehingga capaiannya belum dapat dievaluasi.

Ke depan, Lembaga perlu mengupayakan adanya evaluasi terhadap proses

pembinaan kemahasiswaan serta pengembangan metodelogi pembinaan yang sesuai

dengan kondisi mahasiswa. Perlu dilakukan koordinasi yang lebih intensif antara unit

kemahasiswaan dengan pihak jurusan untuk meningkatkan capaian target yang

direncanakan.

3.5. Capaian Kinerja Kebijakan “Peningkatan mutu kinerja penelitian”

Pada Renstra Tahun 2015-2019, lembaga telah menetapkan kebijakan/program 5

yaitu “Peningkatan mutu kinerja penelitian” dalam pencapaian sasaran strategis

“Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan kompeten dalam

bidang penelitian dengan berwawasan internasional” melalui penciptaan strategi

pencapaian “Mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga

pendidik dan kependidikan dalam bidang penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat” yang didukung 3 (tiga) indikator kinerja utama (IKU) dan 7 (tujuh)

indikator kinerja kegiatan (IKK) sesuai Tabel 3.5 di bawah.

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja seperti ditunjukan pada Tabel 3.5

tersebut terlihat bahwa 6 (enam) target sudah tercapai, sedangkan 4 (empat) target

belum tercapai. Bahkan diantaranya ada 4 (empat) target pada Tahun 2018 dan Tahun

2019 juga sudah terlampaui pada Tahun ini. Berikut diuraikan analisis capaian kinerja

per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta

rekomendasi pengembangan ke depan.

37

Tabel 3.5. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 5 periode Tahun

2015-2019 “Meningkatnya mutu kinerja penelitian”

IKU 5.1. Persentase dosen dengan publikasi penelitian tingkat nasional

Pada pertengahan Tahun 2017 diperoleh data dari unit kerja P3M bahwa target

kinerja hanya terealisasi sekitar 8,1% dari target 20% dengan persentase capaian

sekitar 40,6%. Padahal pada Tahun 2015 dan 2016 persentase capaian kinerja relatif

tinggi, yaitu berturut-turut sebesar 377,7% dan 308,2%. Kondisi ini menunjukan bahwa

terjadi penurunan capaian kinerja yang sangat segnifikan. Bahkan juga bila

dibandingkan dengan target Tahun 2018 sebesar 22,9% dan Tahun 2019 sebesar

25,7%, maka realisasi Tahun 2017 ini juga dikategorikan relatif rendah hanya sekitar

35,5% dan 31,6% terhadap target-target tersebut.

Turunnya capaian kinerja pada Tahun ini diklaim sebagai implikasi dari adanya

pergeseran prioritas publikasi riset, dari nasional menjadi Internasional. Namun ke

depan pihak pengelola dalam hal ini P3M akan berupaya meningkatkan kembali

publikasi hasil penelitian (sentrinov) dosen dengan melakukan evaluasi serta menyusun

strategi networking antar Institusi.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pada Tahun ini capaian terhadap

sasaran strategis Renstra dengan kebijakan/program 5 “peningkatan kinerja

penelitian” melalui kegiatan “publikasi penelitian dosen tingkat nasional” belum

terwujud sesuai harapan.

IKU 5.2. Persentase dosen dengan publikasi penelitian berskala internasional

Capaian target per 31 Agustus 2017 terhadap kegiatan dosen melaksanakan

publikasi penelitian yang berskala internasional adalah sekitar 9% dari target 4,1%

atau persentase capaian kinerja sekitar 219%. Bila dibandingkan dengan capaian

kinerja dua tahun sebelumnya terjadi peningkatan, di mana pada Tahun 2015 dan 2016

secara berturut-turut teralisasi sebesar 8,72% dan 4,1% dari target sebesar 3,2% dan

4,8%. Begitu juga bila dibandingkan antara capaian Tahun ini dengan target Tahun

38

2018 sebesar 4,6% dan Tahun 2019 sebesar 5%, maka target tersebut juga telah

terlampaui dengan persentase capaian sekitar 195,2% dan 179,6%.

Kondisi ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan capaian yang cukup segnifikan

terhadap kegiatan dosen dalam melaksanakan publikasi penelitian yang berskala

internasional. Ini diklaim merupakan implikasi dari adanya kebijakan pusat untuk

memprioritaskan publikasi riset yang berskala internasional seperti yang telah

dijelaskan pada IKU 5.1 di atas. Untuk terus dapat meningkatkan kinerja ini, maka perlu

dilakukan upaya pendampingan dan klinikal artikel international yang lebih intesif

sehingga jurnal internasional lebih berkualitas.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pada Tahun ini capaian terhadap

sasaran strategis Renstra dengan penetapan kebijakan/program 5 “peningkatan kinerja

penelitian” melalui kegiatan “publikasi penelitian dosen berskala internasional” telah

terwujud dengan baik.

IKU 5.3. Persentase dosen melakukan penelitian

Persentase dosen melakukan penelitian hingga pertengahan Tahun 2017 terealisasi

sebesar 37,8% dari target 36%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 105%.

Dengan demikian capaian Tahun ini telah melampaui target sekitar 5%. Namun bila

dibandingkan dengan capaian pada Tahun 2015 sebesar 46% dari target 25,1% dan

Tahun 2016 sebesar 54% dari target 30% maka capaian Tahun ini mengalami

penurunan. Begitu pula bila realisasi Tahun 2017 ini dibandingkan dengan target Tahun

2018 sebesar 43,1% dan Tahun 2019 sebesar 51,7%, maka capaian Tahun ini masih di

bawah target tersebut, yakni sekitar 87,7% dan 73,1%.

Kondisi ini mengindikasikan adanya penurunan capaian kinerja terhadap target

yang telah ditetapkan pada Renstra hingga Tahun 2019. Kecermatan dalam mengikuti

perubahan panduan penelitan hibah nasional yang diklaim pihak pengelola P3M sebagai

penyebab turunnya kinerja ini. Untuk itu pihak pengelola kegiatan penelian akan segera

melakukan sosialisasi panduan beserta format penelitian yang telah terstandar sesuai

kebutuhan, dengan harapan capaian kinerja pada Tahun ke depan menjadi meningkat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja terhadap kegiatan “penelitian

dosen” melalui penetapan kebijakan/program 5 “peningkatan kinerja penelitian” untuk

pencapaian sasaran strategis Renstra Tahun 2015-2019 perlu ditingkatkan. Hal ini

karena ada indikasi terjadinya penurunan motivasi dosen dalam melaksanakan

penelitian ke depan, itu terlihat dari turunnya persentase capaian dari Tahun 2015

hingga rencana target Tahun 2019 walau persentase capaian Tahun ini sudah

terlampaui.

39

IKK 5.1. Jumlah dosen memenangkan penelitian hibah kompetisi

Jumlah dosen yang memenangkan penelitian hibah kompetisi sampai saat ini

terealisasi relatif tinggi, sebanyak 135% dari target 98% atau dengan persentase

capaian kinerja sekitar 137,8%. Bila dibandingkan dengan persentase capaian Tahun

2016 sebanyak 215,9%, maka persentase capaian Tahun ini turun sekitar 78 %. Namun

bila dibandingkan dengan persentase capaian kinerja Tahun 2015 sebanyak 106,4%,

persentase capaian Tahun ini naik sekitar 31,4%. Demikian juga kalau dibandingkan

antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 sebanyak 108% dan Tahun

2019 sebanyak 118%, maka target tersebut juga telah terlampaui pada Tahun ini secara

berturut-turut sekitar 125% dan 114,4%.

Kondisi ini menunjukan bahwa terjadi kenaikan capaian kinerja dari Tahun 2015

hingga rencana target Tahun 2019 dengan puncak capaian pada Tahun 2016. Jumlah

dosen memenangkan penelitian hibah kompetisi semakin meningkat, hal ini

mengindikasikan bahwa sasaran strategis pada Renstra melalui penetapan

kebijakan/program 5 telah tercapai. Tujuan strateris Renstra “Meningkatkan

kemampuan dosen dalam melakukan penelitian terapan yang mendapatkan pengakuan

internasional” agar juga diupayakan tercapai sebagai langkah menuju tercapainya Visi

Tahun 2025.

IKK 5.2. Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal nasional

Hingga 31 Agustus 2017, jumlah dosen yang mempublikasikan hasil penelitiannya

pada jurnal nasional terealisasi 29 dosen dari target 70 dosen. Target kinerja Tahun ini

belum tercapai, hanya teralisasi sekitar 41,4% dari target. Bila dibandingkan dengan

dua Tahun sebelumnya, Tahun ini terjadi penurunan capaian yang cukup segnifikan. Di

mana pada Tahun 2015 persentase capaian kinerja sekitar 166% dan Tahun 2016

sekitar 313,3% merupakan capaian kinerja yang sangat bagus. Bila dibandingkan juga

antara capaian Tahun ini dengan target yang dipasang pada Tahun 2018 sejumlah 80

dosen dan Tahun 2019 sejumlah 90 dosen, maka capaian Tahun ini juga relatif rendah

sekitar 36,3% dan 32,2%.

Kondisi ini menunjukan adanya penurunan kinerja terhadap IKK 5.2 seperti halnya

pada IKU 5.1 di atas. Masih lemahnya dalam pengelolaan penelitian sesuai skema

penelitian dan luaran yang telah dihasilkan sehingga sebagian artikel belum bisa selesai

tepat waktu, hal ini merupakan klarifikasi pihak pengelola melalui unit kerja P3M. Ke

depan, pihak pengelola akan mengupayakan melakukan monitoring dan kontrol

terhadap seluruh penelitian atas luaran yang ingin dihasilkan.

IKK 5.3. Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding nasional

Seperti halnya pada capaian IKK 5.2. di atas, capaian kinerja IKK 5.3 terkait dengan

jumlah dosen mempublikasikan hasil penelitian pada proceeding nasional juga

menunjukan penurunan yang sangat segnifikan. Di mana sampai pertengahan Tahun

40

2017 ini, jumlah dosen mempublikasikan hasil penelitian pada proceeding nasional

hanya terealisasi sejumlah 29 dosen dari target 98 dosen dengan persentase capaian

sekitar 26,9%. Kondisi ini menunjukan penurunan capaian bila dibandingkan dengan

capaian kinerja dua Tahun sebelumnya. Pada Tahun 2015 persentase capaiannya

sekitar 196,2% dan Tahun 2016 sekitar 127,3% yang merupakan capaian kinerja cukup

bagus. Begitu juga bila dibandingkan antara realisasi Tahun ini dengan target Tahun

2018 sejumlah 108 dan Tahun 2019 sejumlah 118 dosen, maka capaian Tahun ini relatif

rendah dengan persentase capaian kinerja berturut-turut sekitar 26,9% dan 24,6%.

Adanya pergeseran prioritas publikasi riset, dari publikasi nasional untuk

penelitian reguler dan dosen pemula ke publikasi internasional untuk penelitian

unggulan hibah dari DRPM merupakan klarifikasi pihak pengelola melalui P3M. Ke

depan, pihak pengelola akan mengupayakan melakukan pengelompokan/klasifikasi

publikasi berdasarkan kajian dan hasil riset serta luaran penelitian.

IKK 5.4. Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal internasional

Jumlah dosen yang mempublikasikan hasil penelitiannya pada jurnal internasional

pada pertengahan Tahun 2017 ini terealisasi sejumlah 32 dari target sejumlah 18

dosen, dengan demikian persentase capaian sekitar 177,8%. Terjadi peningkatan yang

cukup segnifikan bila dibandingkan dengan capaian dua Tahun sebelumnya, di mana

pada Tahun 2015 tercapai sekitar 20% dan Tahun 2016 sekitar 113,3%. Begitu juga bila

dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 sejumlah 19

dosen dan Tahun 2019 sejumlah 20 dosen, maka capaian tahun ini juga relatif tinggi

sekitar 168,4% dan 160% terhadap target tersebut.

Kondisi ini menunjukan bahwa dosen yang mempublikasikan hasil penelitiannya

pada jurnal internasional mulai Tahun 2016 meningkat, walau sempat rendah

capaiannya pada Tahun 2015. Terbatasnya media publikasi/jurnal internasional seperti

American Science Letters , IOF, Journal Politrenica, European Journal. IFSSO yang

mampu ditembus oleh dosen untuk dapat mempublikasikan hasil riset-nya menjadi

suatu kendala pihak pengelola. Namun sudah dapat diatasi melalui suatu upaya

pendampingan dalam penyusunan manuscript artikel berskala internasional oleh ahli

sesuai bidang keilmuan.

IKK 5.5. Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding internasional

Target sejumlah 18 dosen mempublikasikan hasil penelitian pada proceeding

internasional pada tengah Tahun 2017 ini telah terlampaui sejumlah 120 dengan

persentase capaian sekitar 666,7%. Capaian ini relatif tinggi bila dibandingkan dengan

capaian dua Tahun sebelumnya yang juga cukup tinggi, di mana pada Tahun 2015 dan

Tahun 2016 secara berturut-turut sekitar 300% dan 113,3%. Begitu juga bila

dibandingkan antara relisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 sejumlah 19

dosen dan Tahun 2019 sejumlah 20 dosen, maka capaian ini juga masih relatif tinggi.

41

Kondisi ini menunjukan adanya komitmen pihak pengelola untuk terus

meningkatkan capaian kinerja terhadap IKK 5.5. ini sejak Tahun 2015 hingga sekarang,

bahkan capaian Tahun ini juga telah mampu melampaui target yang akan dipasang pada

Tahun 2018 dan Tahun 2019. Adapun strategi yang diterapkan pihak pengelola adalah

dengan mengarahkan dosen yang telah memenangkan hibah penelitian untuk

mempublikasikan hasil penelitiannya ke IJCST conference sesuai kontrak penelitian. Ke

depan akan terus diupayakan adanya pengawasan dan monitoring penelitian atas

kontrak yang telah ditanda-tangani antara peneliti dengan Direktur melalui P3M.

Dengan telah terlampauinya capaian target hingga Tahun 2019, maka target

Renstra untuk Tahun 2018 dan Tahun 2019 agar ditinjau kembali. Target-target

tersebut sebaiknya disesuaikan dengan capaian kinerja hingga saat ini, serta mengacu

pada pencapaian visi pada Tahun 2025 yang berorientasi regional maupun

internasional.

IKK 5.6. Jumlah dosen dengan HAKI/Paten

Target satu dosen memperoleh HAKI/Paten pada Tahun 2017 ini sudah tercapai,

dengan demikian capaian kinerja terhadap IKK 5.6. ini sudah 100%. Capaian target

Tahun ini juga sudah sesuai dengan target yang akan dipasang pada Tahun 2018

sejumlah 1 (satu) dosen, namun baru 50% terhadap target Tahun 2019 yang memasang

2 (dua) dosen.

Kondisi ini menunjukan bahwa kinerja dalam pencapaian target IKK 5.6. sudah

cukup, namun ke depan perlu ditingkatkan agar sesuai dengan tingginya pencapaian

kinerja IKK 5.1. “Jumlah dosen memenangkan penelitian hibah kompetisi”. Lembaga

melalui pihak pengelola sudah mengupayakan dalam pencapaian target ini dengan

melakukan revaluasi atas program penyusunan pendampingan HAKI, khususnya paten

vokasi. Di mana pada Tahun-tahun sebelumnya belum adanya pendampingan penulisan

HAKI/Paten secara intensif oleh pakarnya sehingga para peneliti belum banyak

mengetahui prosedur pengusulan HAKI/Paten tersebut. Demikian seperti yang telah

diklarifikasi oleh pihak pengelola melalui P3M.

IKK 5.7. Jumlah buku ajar yang dihasilkan dosen

Hingga pertengan Tahun 2017 ini baru 5 buku dari 7 buku yang ditargetkan

terealisasi, dengan demikian persentase capaian kinerja terhadap IKK 5.7. ini hanya

sebesar 71,4%. Capaian Tahun ini masih seperti capaian Tahun 2016 sebanyak 5 buku,

namun sudah meningkat bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 sebanyak 1

buku. Namun bila dibandingkan antara realisasi Tahun ini dengan target Tahun 2018

sebanyak 10 buku dan Tahun 2019 sebanyak 12 buku, maka capaian Tahun ini masih

sekitar 50% dan 41,7% terhadap target tersebut.

42

Kondisi ini menunjukan masih lemahnya terhadap kinerja dalam pencapaian

indikator IKK 5.7. ini karena belum disiplinnya dosen dalam pengelolaan sumber daya

penelitian sesuai luaran yang dihasilkan sebagai bahan referensi dalam penyusunan

bahan ajar. Ke depan pihak pengelola akan mengupayakan adanya pengawasan atas

luaran penelitian yang ingin dihasilkan oleh peneliti.

3.6. Capaian Kinerja Kebijakan “Peningkatan mutu kinerja pengabdian kepada

masyarakat”

Pada Renstra Tahun 2015-2019, lembaga telah menetapkan kebijakan/program 6

yaitu “Peningkatan mutu kinerja pengabdian kepada masyarakat” dalam pencapaian

sasaran strategis “Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan dengan kemampuan

inovatif dan kreatif berbasis IPTEKS bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui

pengabdian pada masyarakat” melalui penciptaan strategi pencapaian

“Mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga pendidik dan

kependidikan dalam bidang penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat” yang

didukung 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU) dan 3 (tiga) indikator kinerja kegiatan

(IKK) sesuai Tabel 3.6 di bawah.

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja seperti ditunjukan pada Tabel 3.6 di

bawah terlihat bahwa satupun indikator tersebut belum tercapai sesuai target. Bahkan

juga terhadap target pada Tahun 2018 dan Tahun 2019, realisasi Tahun 2017 ini juga

masih menunjukan capaian di bawah target tersebut. Berikut diuraikan analisis capaian

kinerja per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta

rekomendasi pengembangan ke depan.

Tabel 3.6. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 6 periode Tahun

2015-2019 “Meningkatnya mutu kinerja pengabdian kepada masyarakat”

IKU 6.1. Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis inovatif

Capaian kinerja terhadap dosen yang melakukan pengabdian berbasis inovatif

sampai pertengahan Tahun 2017 ini baru terealisasi sebesar 6% dari target 7,1%,

dengan demikian persentase capaiannya sekitar 84,5%. Capaian Tahun ini lebih rendah

dari capaian dua Tahun sebelumnya, di mana pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 secara

berturut-turut sebesar 6,57% dari target 4,3% dan 6,7% dari target 5,7% dengan

43

persentase capaian sebesar 139,49% dan 117,5%. Demikian halnya bila dibandingkan

dengan target Tahun 2018 sebesar 8,6% dan Tahun 2019 sebesar 10%, maka capaian

Tahun ini juga masih di bawah target tersebut.

Kondisi ini menunjukan bahwa capaian kinerja pada Tahun 2017 terhadap

indikator IKU 6.1. ini relatif rendah, dengan rata-rata capaian berkisar 6,5%. Menurut

pihak pengelola bahwa jumlah pemenang Hibah Pengabdian DRPM pada Tahun ini

turun, dari target 12 pemenang sedangkan yang lolos dengan pendanaan adalah 8

Proposal/Kegiatan. Pihak pengelola telah berupaya meningkatan kuantitas dan kualitas

proposal Hibah Pengabdian DRPM melalui pemberian pelatihan metodologi penulisan

proposal hibah PkM DRPM secara berkala.

IKU 6.2. Persentase dosen dengan publikasi pengabdian tingkat nasional

Capaian kinerja terhadap dosen dengan publikasi pengabdian tingkat nasional pada

pertengahan Tahun 2017 ini terealisasi sebesar 5% dari target 6,9% dengan persentase

capaian sekitar 72,5%. Bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 sebesar 13,71%

dari target 4% dan Tahun 2016 sebesar 8,4% dari target 5,4%, maka capaian Tahun ini

turun. Begitu juga bila dibandingkan dengan target Tahun 2018 sebesar 8,3% dan

Tahun 2019 sebesar 9,7% maka capaian Tahun ini juga masih di bawah target tersebut.

Kondisi ini menunjukan bahwa kinerja dosen dengan publikasi pengabdian tingkat

nasional relatif rendah dan semakin turun bila dibandingkan dengan kinerja dua Tahun

sebelumnya. Belum tercapainya target kinerja Tahun 2017 ini diklarifikasi oleh pihak

pengelola bahwa disebabkan karena jurnal pengabdian "Bhakti Persada" periode

Oktober 2017 belum terbit. Pihak pengelola berupaya agar ke depan jurnal pengabdian

"Bhakti Persada" dapat terbit 2 kali setahun.

IKK 6.1. Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis IPTEK

Hingga pertengahan Tahun 2017 ini target IKK 6.1. yaitu persentase dosen

melakukan pengabdian berbasis IPTEK baru terealisasi sebesar 90% dari target 93%,

persentase capaiannya sebesar 96,8%. Kondisi ini menunjukan bahwa target kinerja

Tahun 2017 belum tercapai sesuai harapan. Capaian Tahun 2017 ini mengalami

penurunan yang sangat segnifikan bila dibandingkan dengan capaian dua Tahun

sebelumnya, di mana pada Tahun 2015 persentase capaiannya sebesar 107,4%

sedangkan Tahun 2016 sebesar 223,1%. Bila dibandingkan dengan target yang

ditetapkan untuk Tahun 2018 sebesar 94% dan Tahun 2019 sebesar 95%, maka

capaian Tahun ini juga masih di bawah target tersebut berkisar 5%.

Belum tercapainya target kinerja terhadap IKK 6.1. ini sampai akhir Agustus 2017

sesuai target karena belum semua jurusan mengumpulkan laporan pengabdian

semester genap TA 2016/2017, seperti yang sempat diklarifikasi oleh pihak pengelola.

Untuk itu ke depannya pihak pengelola akan berupaya melakukan kontrol terhadap

44

pelaksanaan kegiatan pengabdian yang dilakukan jurusan di lingkungan PNB secara

terprogram.

IKK 6.2. Jumlah dosen memenangkan kompetisi hibah pengabdian

Jumlah dosen yang memenangkan kompetisi hibah pengabdian pada Tahun 2017

ini adalah sebanyak 22 dosen dari target 36 dosen, dengan presentase capaian sebesar

61,1%. Demikian halnya dengan target Tahun 2015 sejumlah 18 dosen dan Tahun 2016

sejumlah 26 dosen juga tidak tercapai sesuai target, di mana ketika itu persentase

capaian berturut-turut sekitar 44,44% dan 92,3%. Begitu juga bila dibandingkan antara

realisasi Tahun ini dengan target Tahun 2018 sebanyak 46 dosen dan Tahun 2019

sebanyak 50 dosen, maka persentase capaian Tahun ini hanya sekitar 47,8% dan 44%

terhadap target-target tersebut.

Kondisi ini menunjukan bahwa dari Tahun 2015 hingga sekarang kinerja terkait

dengan jumlah dosen yang memenangkan kompetisi hibah pengabdian masih relatif

rendah. Jumlah pemenang Hibah Pengabdian DRPM pada Tahun 2017 turun, dari target

12 pemenang yang lolos pendanaan hanya 8 Proposal/Kegiatan, seperti halnya yang

disampaikan oleh pihak pengelola dalam hal ini P3M. Peningkatan kuantitas dan

kualitas proposal Hibah Pengabdian DRPM melalui kegiatan Pelatihan Metodologi

Penulisan Proposal Hibah PkM DRPM akan menjadi program kerja tahun ke depan dari

pihak pengelola.

IKK 6.3. Jumlah dosen dengan publikasi pengabdian nasional

Target terhadap jumlah dosen dengan publikasi pengabdian nasional pada

pertengahan Tahun 2017 ini hanya terealisasi sebanyak 18 dosen dari target 36 dosen,

atau persentase capaiannya sekitar 50%. Di mana pada Tahun ini capaian kinerja belum

sesuai harapan, bahkan turun sangat segnifikan bila dibandingkan dengan capaian dua

tahun sebelumnya. Pada Tahun 2015 telah tercapai sebanyak 48 dari target 22 dosen

dengan persentase capaian sekitar 218,2%. Sedangkan pada Tahun 2016 tercapai

sebanyak 30 dari target 26 dosen dengan persentase capaian sekitar 115,4%. Bila

dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 sebanyak 46

dosen dan Tahun 2019 sebanyak 50 dosen, maka capaian Tahun ini juga masih di

bawah target tersebut.

Kondisi ini menunjukan bahwa kinerja terhadap IKK 6.3. ini menurun sangat

segnifikan, hal ini perlu diklarifikasi oleh pihak pengelola untuk dapat mencarikan

solusi agar target Tahun 2018 dan Tahun 2019 tercapai sesuai harapan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sasaran terhadap pencapaian

kebijakan/program 6 “Meningkatnya mutu kinerja pengabdian kepada masyarakat” secara

umum belum tercapai sesuai target. Pada Tahun 2017, kinerja terhadap kebijakan ini

relatif rendah dan turun dari dua Tahun sebelumnya. Bahkan realisasi capaian Tahun

45

ini juga masih di bawah target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Hal ini merupakan

“warning” agar segera diupayakan suatu strategi pencapaian yang baik dan sesuai

dengan sasaran strategis sehingga capaian pada Tahun ke depan naik.

3.7. Capaian Kinerja Kebijakan “Meningkatnya Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi

institusi”

Pada Renstra Tahun 2015-2019, lembaga telah menetapkan kebijakan/program 7

yaitu “Meningkatnya Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi institusi” dalam pencapaian

sasaran strategis “Terbangunnya akses kerjasama (net-working) tri dharma berskala

internasional menuju pada daya saing global” melalui penciptaan strategi pencapaian

“Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat, dunia

usaha, dan industri baik di dalam maupun luar negeri” yang didukung 1 (satu) indikator

kinerja utama (IKU) dan 3 (tiga) indikator kinerja kegiatan (IKK) sesuai Tabel 3.7 di

bawah.

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja seperti ditunjukan pada Tabel 3.7 di

bawah terlihat bahwa keempat indikator tersebut telah tercapai dan telah melampaui

target. Bahkan juga terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019, realisasi Tahun 2017

telah melampaui target-target tersebut. Berikut diuraikan analisis capaian kinerja per

indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta

rekomendasi pengembangan ke depan.

Tabel 3.7. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 7 periode Tahun

2015-2019 “Meningkatnya Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi institusi”

IKU 7.1. Jumlah Kerjasama Kelembagaan

Jumlah kerjasama kelembagaan per 31 Agustus 2017 terealisasi sejumlah 43 dari

target 30 kerjasama, dengan persentase capaian kinerja sekitar 143,3 %. Bila

dibandingkan dengan jumlah kerjasama kelembagaan dua Tahun sebelumnya, maka

jumlah kerjasama pada Tahun ini mengalami kenaikan. Naik sebanyak 4 kerjasama

terhadap capaian Tahun 2015 dan 16 kerjasama terhadap capaian Tahun 2016. Begitu

juga bila dibandingkan dengan target Tahun 2018 sebanyak 33 kerjasama dan 2019

sebanyak 36 kerjasama, maka realisasi Tahun ini juga telah mampu melampaui target-

target tersebut.

46

Capaian kinerja kegiatan ini mengindikasikan kenaikan tingkat kepercayaan pihak

luar terhadap kinerja PNB melalui bidang kerjasama yang terkait. PNB melalui unit

kerja bidang kerjasama (UKPHI) dalam rangka meningkatkan kemitraan dan

internasionalisasi institusi telah melaksanakan kerjasama dengan beberapa lembaga,

diantaranya dengan : Pemerintah Pusat/Daerah, Dunia usaha dalam/luar negeri,

Perguruan Tinggi Negeri/Swasta baik dalam/luar negeri yang sampai sekarang masih

berjalan. Adapun lingkup kerjasama yang dilakukan adalah dalam bidang : Pendidikan,

Penelitian, Pengabdian, Pelatihan, Pengadaan SDM, Perkreditan, Perencanaan,

Beasiswa, Jasa, Konstruksi/Pembangunan hingga Sewa menyewa. Beberapa lembaga

yang sampai sekarang masih eksis melaksanakan kerjasama dengan PNB, diantaranya :

Pemprov Bali, Pemda/kota seluruh kabupaten di Bali, Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur, Pemda Lombok Barat, dll.

PNB telah berupaya memberikan yang terbaik untuk peningkatan kerjasama, baik

dalam negeri maupun luar negeri sehingga tingkat kepercayaan pihak luar terhadap

kinerja PNB melalui bidang kerjasama semakin meningkat. Namun ke depan yang perlu

diperhatikan oleh PNB adalah :

Kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, profesional dan

kompeten.

Sapras yang memadai dan berstandar nasional/regional/internasional.

Sistem manajemen yang profesional, berbasis teknologi informasi.

Ke depannya perlu juga diupayakan adanya kerjasama yang bukan saja dapat

meningkatkan PNBP, namun juga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan staf

pegawai maupun dosen sehingga diharapkan kinerjanya juga semakin baik.

Peningkatan kuantitas kerjasama diupayakan juga adanya peningkatan kualitas

pelaksanaan maupun hasil-hasil kerjasama untuk peningkatan citra institusi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sasaran strategis sesuai Renstra

melalui strategi pencapaian “Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, perguruan

tinggi, masyarakat, dunia usaha, dan industri baik di dalam maupun luar negeri” dengan

kebijakan “Peningkatan Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi” telah tercapai sesuai

harapan. Untuk itu ke depan dokumen Renstra periode Tahun 2015-2019 perlu

disesuaikan dengan kondisi saat ini agar capaian kinerja lebih realistis.

IKK 7.1. Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dalam negeri

Adapun jumlah kerjasama dengan Perguruan Tinggi (PT) baik negeri mapun

swasta, Pemerintah pusat mapun daerah dan DUDI dalam negeri yang terealisasi hingga

31 Agustus 2017 adalah sebanyak 27 dari 22 target kerjasama. Naik sebanyak 5

kerjasama atau sekitar 23% bila dibandingkan dengan jumlah kerjasama Tahun 2016.

Namun turun sebanyak 3 kerjasama atau sekitar 14% bila dibandingkan dengan

capaian Tahun 2015. Bila dibandingkan dengan target Tahun 2018 sebanyak 24

47

kerjasama dan Tahun 2019 sebanyak 26 kerjasama, maka realisasi Tahun ini telah

melampaui target-target tersebut.

Berdasarkan informasi unit kerja UKPHI, dari 27 kerjasama yang dilakukan

lembaga sampai pertengahan Tahun ini diantaranya adalah kerjasama dalam negeri

dengan perguruan tinggi dan industri. Kerjasama dengan pemerintah daerah

(MoU/MoA) hingga Agustus belum ada, hal ini karena Pemda akan mengadakan

kerjasama bila ada kegiatan yang akan dilaksanakan dan jangka waktu kerjasama

adalah 1 tahun. Menurut informasi pihak pengelola, bahwa ke depan kerjasama dengan

industri masih bisa ditingkatkan jumlahnya.

IKK 7.2. Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dengan luar negeri

Berdasarkan data yang diperoleh dari unit kerja UKPHI bahwa hingga Agustus 2017

ada sejumlah 16 kerjasama yang dilakukan lembaga dari 8 target kerjasama, artinya

persentase capaian kinerja sebanyak 200% telah melampaui target. Capaian kinerja

Tahun ini naik secara berturut-turut sebanyak 7 dan 9 kerjasama bila dibandingkan

dengan capaian Tahun 2015 dan Tahun 2016. Bahkan juga capaian Tahun ini telah

melampaui target yang akan dipasang pada Tahun 2018 sebanyak 9 kerjsama dan 2019

sejumlah 10 kerjsama.

Kondisi ini menunjukan bahwa target pencapaian kebijakan/program 7 terkait

kerjasama dengan PT, Pemerintah dan DUDI luar negeri sudah sesuai harapan.

Berdasarkan informasi pihak pengelola bahwa hingga Tahun 2017 ini ada sejumlah

kerjasama yang dilakukan lembaga dengam pihak luar negeri melalui penandatangan

MuO, diantaranya kerjasama dengan negara : China, Timor Leste, Perancis dan Korea.

Kerjasama dalam bentuk MoU akan segera direalisasikan menjadi MoA, diprioritaskan

kerjasama yang berkenaan dengan peningkatan kapasitas akademik dan penelitian

(capacity building).

IKK 7.3. Jumlah mahasiswa asing di PNB

Jumlah mahasiswa asing yang sedang menempuh pendidikan di PNB hingga

Agustus 2017 adalah sejumlah 19 orang dari target sejumlah 16 orang, dengan

persentase capaian sekitar 118,8%. Capaian Tahun ini turun sebanyak satu

dibandingkan dengan capaian Tahun 2015, dan sebanyak 9 terhadap capaian tahun

2016. Namun bila dibandingkan dengan Target yang terpasang pada Renstra untuk

Tahun 2018 sebanyak 16 dan 2019 sebanyak 17, maka target-target tersebut telah

terlampaui pada Tahun ini.

Sejumlah 19 orang mahasiswa asing yang ada di PNB diantaranya terdiri dari

mahasiswa Darmasiswa sebanyak 12 orang, Transfer Credit sebanyak 5 orang dan

internship sebanyak 2 orang. Menurut informasi dari pihak pengelola bahwa jumlah

mahasiswa asing masih dapat ditingkatkan dengan meningkatkan promosi kegiatan,

seperti summer course yang sudah dibuat brosur maupun modulnya.

48

Untuk pengembangan ke depan agar lebih memprioritaskan kerjasama dengan

pihak luar negeri, baik dalam bidang pendidikan, riset maupun pengembangan

teknologi terapan yang dapat meningkatkan pencitraan sebagai PT Vokasi.

3.8. Capaian Kinerja Kebijakan “Meningkatnya Mutu Manajemen, Sumber Daya dan

lingkungan”

Pada Renstra Tahun 2015-2019, lembaga telah menetapkan kebijakan/program 8

yaitu “Meningkatnya Mutu Manajemen, Sumber Daya dan lingkungan” dalam pencapaian

sasaran strategis “Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan berkualitas setara

dengan standar mutu internasional” melalui penciptaan strategi pencapaian

“Meningkatkan kualitas tata pamong dan tata kelola kelembagaan serta mengokohkan

akuntabilitas dan produktifitas, serta meningkatkan citra institusi” yang didukung

4(empat) indikator kinerja utama (IKU) dan 7 (tujuh) indikator kinerja kegiatan (IKK)

sesuai Tabel 3.8 di bawah.

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja seperti ditunjukan pada Tabel 3.8 di

bawah terlihat bahwa 7 (tujuh) indikator telah tercapai pada Tahun ini bahkan juga

terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Namun masih ada 4 (empat) indikator

belum tercapai. Berikut diuraikan analisis capaian kinerja per indikator (IKU/IKK),

permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta rekomendasi pengembangan ke

depan. Berikut diuraikan analisis capaian kinerja per indikator (IKU/IKK),

permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta rekomendasi pengembangan ke

depan.

Tabel 3.8. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 8 periode Tahun 2015-2019 “Meningkatnya Mutu Manajemen, Sumber Daya dan lingkungan”

IKU 8.1. Persentase laporan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan tepat waktu

Sampai pertengahan Tahun 2017, PNB telah mampu merealisasikan laporan

keuangan sesuai peraturan perundang-undangan dan tepat waktu dengan persentase

capaian kinerja 100 %, sama seperti capaian kinerja dua Tahun sebelumnya. Bahkan

juga capaian ini sudah sesuai dengan target Renstra Tahun 2018 dan Tahun 2019.

49

Laporan keuangan PNB diklaim sudah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan tepat waktu, terbukti dengan tidak adanya temuan dari pelaksanaan

audit yang dilakukan oleh pihak terkait dan satuan pengawas internal (SPI). Di mana,

SPI merupakan kepanjangtanganan dari inspektorat Kemenristek-dikti yang diberikan

tugas khusus untuk memonitoring pengelolaan anggaran Negara.

Secara teknis tidak ada kendala ataupun hambatan dalam merealisasikan laporan

keuangan agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan tepat waktu, karena

hal ini sudah menjadi kegiatan rutin bagi staf pegawai di lingkungan PNB serta

komitmen untuk mengelola keuangan secara baik. Namun perlu juga diupayakan

adanya peningkatan profesionalisme pengelola keuangan melalui pemberian pelatihan-

pelatihan secara berkala. Penerapan sistem informasi terkait pengelolaan keuangan

seperti aplikasi e-budgeting diupayakan semakin meningkat disamping pendistribusian

tugas secara proporsional.

IKU 8.2. Persentase daya serap anggaran

Persentase daya serap anggaran per 31 Agustus 2017 baru terealisasi sebesar

53,84% dari target 92%, dengan demikian persentase capaian kinerja Tahun ini sekitar

58,5%. Capaian kinerja terhadap IKU 8.2. ini belum bisa dievaluasi secara maksimal

karena sebagian kegiatan masih dalam proses pelaksanaan dan juga ada kegiatan yang

belum terlaksana. Disamping itu proses pengadaan untuk beberapa kegiatan

pendukung PEDC masih dalam proses pengadaan. Terkait dengan evaluasi daya serap

anggaran tingkat lembaga diuraikan lebih rinci pada bagian kinerja anggaran di bawah.

Bila dicermati antara realisasi anggaran terhadap jadwal pelaksanaan yang telah

ditetapkan sesuai kontrak kinerja antara unit-unit kerja dengan Direktur, maka serapan

anggaran ini termasuk relatif rendah. Terkait dengan hal ini, Pembantu Direktur II

selaku pengelola anggaran telah menerbitkan surat himbauan kepada unit-unit kerja

untuk segera mengeksekusi kegiatannya sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Ada beberapa catatan yang sempat disampaikan SPI dalam rapat pimpinan (Rapim)

sekitar bulan Juni berdasarkan hasil monitoringnya, yaitu terkait dengan kurang

konsistennya unit-unit kerja di lingkungan PNB dalam merealisasikan kegiatan

terhadap kesesuaian jadwal pelaksanaan kegiatan. Penyampaian laporan keuangan dan

laporan kegiatan setelah mengeksekusi kegiatan juga menjadi catatan pihak SPI.

Untuk itu ke depan yang perlu diupayakan adalah :

memastikan jadwal pelaksanaan kegiatan agar sesuai perencanaan dengan

melakukan reschedule kegiatan.

meningkatkan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan secara berkala untuk

memastikan kegiatan dieksekusi sesuai rencana.

50

IKU 8.3. Persentase peningkatan PNBP

Seperti halnya IKU 8.2. di atas, IKU 8.3. yang terkait dengan peningkatan PNBP

belum dapat diukur dan dievaluasi secara maksiman, karena sebagian besar kegiatan

masih dalam proses pelaksanaan. Namun yang sempat dicatat pada bagian

Perencanaan dan SIM bahwa capaian PNBP per 31 Agustus 2017 adalah sebesar Rp

25.429.632.800,- dari target Tahun 2017 sebesar 25 Milyar. Persentase peningkatan

PNBP per 31 Agustus 2017 dapat dikalkulasi sementara adalah sekitar 4%.

IKU 8.4. Predikat kualitas pelayanan institusi (skala 4)

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh unit kerja UP2AI terhadap kualitas

layanan institusi pada pertengahan Tahun 2017 diperoleh angka 2,78 dari skala 4.

Masih di bawah target Tahun 2017 sebesar 3,3 dengan persentase capaian sampai saat

ini adalah sekitar 84,2%. Capaian kinerja ini turun sebesar 0,92 terhadap capaian

Tahun 2015 dan sebesar 0,82 terhadap capaian Tahun 2016. Demikian halnya bila kita

bandingkan antara capaian Tahun ini dengan target Tahun 2018 sebesar 3,4 dan Tahun

2019 sebesar 4, maka capaian Tahun ini masih relatif rendah.

Kondisi ini menunjukan bahwa capaian kinerja sampai saat ini relatif rendah,

terjadi penurunan kualitas layanan bila dibandingkan dua tahun sebelumnya. Untuk itu

perlu dicarikan solusinya agar ke depan kualitas layanan institusi semakin baik.

IKK 8.1. Jumlah temuan hasil audit

Dari Tahun anggaran 2015 hingga pertengahan Tahun 2017 ini jumlah temuan hasil

audit sudah sesuai dengan target, yakni sebesar 0 %. Kondisi ini menunjukan bahwa

tidak ada temuan dari pihak BPK maupun Inspektorat terkait dengan pengelolaan

program/kegiatan maupun keuangan. Tentunya ini mengindikasikan bahwa

pengelolaan kegiatan maupun keuangan di lingkungan PNB sudah sesuai dengan

peraturan maupun perundang-undangan yang ada.

Namun ke depan tetap diupayakan adanya pemberdayaan unit-unit kerja terkait

agar dapat melaksanakan tugas monitoring dan evaluasi pengelolaan anggaran secara

profesional dengan memegang prinsip transparan serta akuntabel.

IKK 8.2. Persentase PNBP yang berasal dari non SPP

Pada pertengahan Tahun 2017 ini persentase PNBP yang berasal dari non SPP

terealisasi 3,14 % dari target sebesar 11,5%, dengan demikian persentase capaian

kinerja Tahun ini sekitar 27,3%. Terjadi kenaikan capaian bila dibandingkan dengan

capaian dua Tahun sebelumnya. Di mana capaian pada Tahun 2015 adalah sebesar

2,33% dari target 10% dan Tahun 2016 sebesar 2,95% dari target 11%. Bila

dibandingkan antara realiasasi Tahun ini dengan target Tahun 2018 sebesar 12% dan

Tahun 2019 sebesar 25%, maka capaian Tahun ini relatif rendah.

51

Kondisi ini menunjukan bahwa peningkatan PNBP yang berasal dari non SPP dari

Tahun 2015 hingga sekarang relatif rendah, hal ini disebabkan karena rendahnya

realisasi penerimaan PNB dari beberapa kegiatan penopang bila dibandingkan dengan

target yang dipasang. PNBP yang berasal dari non SPP diharapkan diterima dari

beberapa sumber, antara lain pendapatan dari : kerjasama penelitian dan pengabdian,

jasa sewa gedung dan hotel yang sampai saat ini belum maksimal.

Ke depannya, PNB perlu mengupayakan adanya peningkatan PNBP non SPP yang

bersumber bukan saja dari kerjasama bidang penelitian, pengabdian, dll seperti

disebutkan di atas, namun perlu juga diupayakan adanya pemberdayaan asset maupun

pengelolaan sumber daya yang lain secara proporsional dengan berpegang pada

prinsip otonomi, transparan dan profesional.

IKK 8.3. Unit kerja yang berstandar ISO

Hingga Tahun 2017, Unit kerja yang ada di lingkungan PNB yang sudah berstandar

ISO ada 2 (dua) unit, yakni BAAK dan UPMA. Dengan demikian target capaian kinerja

tahun 2017 telah tercapai 100 %, masih seperti capaian Tahun 2015 dan Tahun 2016.

PNB memasang target pada Renstra dari Tahun 2015 hingga Tahun 2019 sama sebesar

2 unit, dan ini sudah tercapai.

Dalam rangka menyediakan produk layanan pendidikan dan produk-produk

pendidikan yang berkualitas sesuai harapan stakeholders, maka PNB telah

mengendalikan seluruh proses-proses yang ada dalam organisasi melalui Sistem

Manajemen Mutu (SMM). Untuk dapat mencapai tujuan serta memenuhi komitmennya

dalam mewujudkan sistem penjaminan mutu yang berkelanjutan, PNB telah

menetapkan standar mutu yang mengacu pada ISO 9001:2000 dan standar-standar

pendidikan yang lainnya untuk pelaksanaan manajemen pada BAAK dan UPMA.

Secara teknis tidak ada kendala yang dihadapi PNB dalam merealisasikan kinerja

ini, namun ke depan yang perlu diupayakan dengan diraihnya sertifikat ISO oleh BAAK

dan UPMA adalah adanya peningkatan kualitas layanan yang berkesesuaian dengan

standar mutu yang telah ditetapkan. Perlu diupayakan agar ke depannya ada unit-unit

kerja yang lain juga mampu meraih sertifikat ISO atau standar layanan lainnya..

IKK 8.4. Persentase informasi pendidikan yang terpublikasi

Persentase informasi pendidikan yang terpublikasi pada Tahun 2017 diasumsikan

sudah terealisasi 100% dari target sebesar 80 %, dengan demikian persentase capaian

kinerja Tahun ini adalah sebesar 125%. Terjadi kenaikan capaian sebesar 25% bila

dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 sebesar 80% dan Tahun 2016 juga sebesar

80%. Capaian ini juga sudah sesuai dengan target Renstra untuk Tahun 2018 dan Tahun

2019, yaitu sebesar 100%.

Dalam rangka menyampaikan informasi pendidikan baik untuk informasi ke dalam

(internal) maupun ke luar (eksternal) berkenaan dengan publikasi proses dan

52

keluaran/hasil (output) pendidikan serta keberadaan institusi, Pimpinan memberikan

tugas kepada pengelola unit kerja Sistem Informasi Manajemen (Unit SIM) serta unit

Publikasi dan Penerbitan (UPP) untuk mengelolanya. Unit SIM dan UPP sesuai

tupoksinya telah memberikan informasi kepada civitas akademika dan masyarakat

terkait dengan pelaksanaan akademik melalui media cetak (brosur, pamphlet, dll)

maupun melalui website PNB secara berkala. Beberapa kegiatan yang biasa

dipublikasikan oleh unit SIM dan UPP adalah : kegiatan rutin terkait pelaksanaan

akademik, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat, kegiatan

kemahasiswaan, kegiatan kerjasama lembaga serta keberadaan PNB dan sebagainya.

Namun mengingat ke depan persaingan dalam dunia pendidikan semakin

kompetitif, maka perlu diupayakan adanya pengembangan model-model publikasi

informasi pendidikan yang terprogram, sistematis dan efektif berbasis teknologi

informasi. Akses internet yang dikelola unit SIM masih relatif lemah, sehingga sebagian

informasi yang semestinya dapat terpublikasi menjadi terbatas. Untuk itu ke depan

perlu diupayakan agar kapasitas dan akses internet lebih berkualitas.

IKK 8.5. Persentase sarana prasarana sesuai standar nasional PT

Persentase sarana dan prasarana sesuai standar nasional PT, pada Tahun 2017

diasumsikan sudah terealisasi 95 % dari target 95 %. Kondisi ini menunjukkan

persentase capaian kinerja pada Tahun 2017 telah mencapai 100%, dengan demikian

target Renstra untuk Tahun 2018 dan Tahun 2019 juga telah tercapai. Bila

dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2015 sebesar 90%, terjadi kenaikan

capaian sebesar 5%.

Untuk dapat menjamin pelaksanaan pendidikan di PNB berjalan baik dengan

suasana akademis yang kondusif, tentunya harus didukung dengan sarana dan

prasarana (sapras) yang memadai serta berkualitas. Berkenaan dengan penyediaan dan

pengelolaan sarana-prasara yang berkualitas berstandar nasional PT, Pimpinan

menugaskan kepada unit kerja UPT-PP dan ULP sesuai tupoksinya untuk menjamin

ketersediaan sarana dan prasana yang berkualitas di lingkungan PNB. ULP ditugaskan

oleh lembaga untuk menjamin proses pengadaan sapras mulai dari proses perencanaan

dan proses penawaran (tender), sedangkan UPT-PP ditugaskan untuk menjamin kondisi

fisik sapras agar tetap kualitasnya terjaga.

IKK 8.6. Jumlah di unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan

Pada Tahun 2017 ini jumlah unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan

terealisasi 13 unit dari target 3 unit dengan persentase capaian kinerja sekitar 433,3%.

Bila dibandingkan dengan capaian kinerja dua Tahun sebelumnya di mana pada Tahun

2015 dan 2016 terealisasi sebesar 3 unit, maka capaian kinerja Tahun ini relatif tinggi.

Demikian halnya bila realisasi Tahun 2017 ini dibandingkan dengan target Tahun 2018

dan Tahun 2019 sebanyak 3 unit, maka target tersebut juga telah terlampaui.

Pada Tahun 2016, ada 3 unit kerja yang sudah menerapkan sistem e-Layanan di

lingkungan kerja PNB, yaitu bagian Akademik (BAAK), bagian SIM & Perencanaan, serta

53

Unit Layanan Pengadaan (ULP). Namun pada Tahun 2017 sebagian besar unit kerja

sudah menerapkan sistem e-layanan, demikian seperti yang diklarifikasi oleh Unit SIM.

E-layanan adalah merupakan implementasi layanan institusi secara online

berbasis teknologi informasi yang memanfaatkan fasilitas internet. Keuntungan yang

diperoleh dengan pemanfaatan e-layanan cukup banyak, seperti kecepatan, keakuratan,

efektifitas, efisien dan ekonomis dalam proses pengolahan data, khususnya dalam

meningkatkan layanan. Sistem layanan institusi diharapkan terintegrasi secara

menyeluruh, baik ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal) yang diawali dengan

pengembangan model blue print institusi.

IKK 8.7. Perentase tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional dalam/luar

negeri

Persentase tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional dalam/luar negeri

pada Tahun 2017 terealisasi sekitar 71,89% dari target 18,5% dengan persentase

capaian kinerja sekitar 388,6%. Kondisi ini menunjukan adanya kenaikan capaian

terhadap realisasi Tahun 2015 sekitar 54,11% dan terhadap realisasi Tahun 2016

sekitar 23,24%. Bila dibandingkan dengan target Tahun 2018 sebesar 19% dan Tahun

2019 sebesar 20%, maka capaian Tahun ini juga telah melampaui target-target tersebut

secara berturut-turut sekitar 52,89% dan 51,89%.

PNB berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya

manusia agar kinerjanya semakin meningkat dalam memberikan layanan kepada civitas

akademika sesuai harapan. Untuk itu, dari dua Tahun terakhir PNB berupaya untuk

memberikan kesempatan kepada pegawai di lingkungan PNB secara bertahap

mengikuti pelatihan (diklat)/workshop sesuai bidang kerjanya.

Kendala yang dihadapi PNB dalam mengupayakan adanya peningkatan bagi staf

memiliki sertifikat fungsional adalah :

Turunnya motivasi sebagian staf pegawai untuk mengikuti pelatihan/

pendidikan karena faktor : usia, sosial serta alasan yang sifatnya pribadi.

Terbatasnya alokasi anggaran yang dapat men-support terselenggaranya

kegiatan pelatihan (diklat) baik di dalam maupun di luar kampus.

Terkait dengan hal ini, maka ke depannya perlu diupayakan adanya suatu standar

kerja (SOP “standard operating procedure”) bagi staf pegawai di lingkungan PNB agar

peran dan kinerjanya dapat terukur secara jelas.

3.9. Capaian Kinerja Kebijakan “Mengembangkan Model dan Sistem Institusi

Unggulan Berpayung Pariwisata”

Pada Renstra Tahun 2015-2019, lembaga telah menetapkan kebijakan/program 9

yaitu “Mengembangkan Model dan Sistem Institusi Unggulan Berpayung Pariwisata”

dalam pencapaian sasaran strategis “Terbangunnya PT vokasi terdepan dengan

keunggulan pada bidang pariwisata yang berkontribusi bagi pembangunan dan

54

pelestarian budaya” melalui penciptaan strategi pencapaian “Memperkuat kapasitas

kelembagaan sebagai institusi yang berpayung pada kepariwisataan melalui

pengembangan sistem dan program inovatif yang berorientai pada industri pariwisata”

yang didukung 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU) dan 2 (dua) indikator kinerja

kegiatan (IKK) seperti Tabel 3.9 di bawah.

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja seperti ditunjukan pada Tabel 3.9 di

bawah terlihat bahwa ketiga indikator tersebut telah tercapai sesuai harapan, bahkan

juga terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019 telah tercapai pada Tahun 2017 ini.

Berikut diuraikan analisis capaian kinerja per indikator (IKU/IKK),

permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta rekomendasi pengembangan ke

depan.

Tabel 3.9. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 9 periode Tahun

2015-2019 “Mengembangnya model dan sistem institusi unggulan berpayung pariwisata”

IKU 9.1. Jumlah program yang berorientasi pada keunggulan pariwisata

Menurut informasi dari pengelola P3M bahwa jumlah program yang berorientasi

pada keunggulan pariwisata pada Tahun 2017 telah terealisasi sesuai target, yaitu 3

program dengan persentase capaian 100%. Capaian kinerja Tahun 2017 ini sama

seperti capaian Tahun 2015 dan juga sudah sesuai dengan target Tahun 2018 dan

Tahun 2019, yaitu 3 program. Namun bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016

sebanyak 5 program, maka capaian Tahun ini turun sebanyak 2 program atau sekitar

66,7%.

Informasi yang disampaikan oleh pihak pengelola kegiatan (P3M) terkait dengan

data dukung IKU 9.1 ini menyatakan bahwa terjadi penurunan capaian kinerja terhadap

capaian Tahun 2016 karena kurangnya pemahaman dosen tentang green tourism

sehingga green toursim seakan-akan hanya merupakan urusan jurusan pariwisata.

Untuk itu ke depannya pihak pengelola program akan berupaya mendorong dosen

menulis pada jurnal terakreditasi terkait persoalan green tourism. Dalam

merealisasikan program/kegiatan dengan tema green tourism ini, P3M selaku pengelola

kegiatan penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat bersinergi dengan

pengelola program hibah PEDP.

Program hibah PEDP di PNB telah berjalan mulai tahun 2013 dengan fokus pada

Pengembangan Pusat Unggulan Tourism yang memiliki program pengembangan SDM,

peningkatan mutu dan pengembangan program studi serta peningkatan sarpras. Pada

55

Tahun 2016 melalui pendanaan dari program hibah PEDP (Polytechnic Education

Development Project) telah mampu mengembangkan 5 (lima) program , antara lain :

Pengembangan Bahan Kajian Kurikulum berstandarASEAN,

Peningkatan kerjasama industri asosiasi dalam rangka sertifikasi,

Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi,

Pembuatan Mata Uji Kompetensi serta Pusat Unggulan Teknologi dan

Pengembangan Pusat Bisnis PUT(Pusat Unggulan Teknologi) pada bidang pariwisata

berbasis budaya lokal (CULTIC = cultural tourism international camp) di Desa Wisata

Mas Ubud.

IKK 9.1. Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang

IPTEK

Pada Tahun 2017 ini jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata

dalam bidang IPTEK dari data P3M terealisasi 2 dari target 2 kegiatan, sehingga

persentase capaiannya sebesar 100%. Walau capaian ini telah mencapai 100%, namun

bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016 maka capaian Tahun ini turun 1

kegiatan. Capaian Tahun ini sama seperti capaian Tahun 2015 dan juga sudah sesuai

dengan target Tahun 2018 dan 2019 sebanyak 2 kegiatan.

Turunnya kinerja Tahun ini bila dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2016

karena kegiatan multidisiplin yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang

IPTEK belum diakomodasi secara maksimal, demikian seperti diklarifikasi oleh pihak

pengelola. Untuk itu ke depan perlu diupayakan adanya sosialisasi terkait program

dimaksud disamping melakukan evaluasi hasil kegiatan sebelumnya tentang kegiatan

yang berbasis keunggulan pariwisata dalam IPTEK ini.

IKK 9.2. Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang

non akademik

Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang non

akademik berupa penyelenggaraan PUT Pariwisata, pada Tahun 2017 telah tercapai

sesuai target sebesar 100 %. Capaian Tahun ini masih seperti capaian Tahun 2016,

yaitu sebanyak 1 kegiatan. Demikian halnya capaian Tahun ini juga sudah sesuai dengan

target Tahun 2018 dan Tahun 2019, yaitu sebanyak 1 kegiatan.

Seperti halnya IKU 9.1 dan IKK 9.1 yang telah dievaluasi sebelumnya seperti

disampaikan oleh pengelola P3M, bahwa rendahnya animo civitas akademika terhadap

kegiatan ini karena pemahaman tentang kegiatan yang berorientasi keunggulan

pariwisata dalam bidang non akademik masih kurang. Untuk itu perlu diupayakan

adanya sosialisasi terkait kegiatan ini secara berkala dan terprogram.

56

B. AKUNTABILITAS KINERJA ANGGARAN SEMESTER I

Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan sistem tata kelola institusi,

perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kinerja institusi PNB

khususnya pada realisasi anggaran yang dilaksanakan pada pertengahan tahun

(semester I). Untuk melakukan evaluasi terhadap pencapaian kinerja PNB pada

semester I tahun anggaran 2017, diperlukan data pendukung dalam periode bulan

Januari sampai dengan 31 Agustus tahun anggaran 2017. Kegiatan evaluasi terhadap

capaian kinerja anggaran pada tahun 2017 dilakukan dengan kegiatan monitoring/

pemantauan pada semua unit kerja di lingkungan PNB. Pelaksanaan kegiatan

monitoring dilakukan pada bulan September 2017 dengan menggunakan data-data

pada bagian keuangan dan hasil monitoring Satuan Pengawas Internal (SPI).

Adapun evaluasi dan analisis terhadap pengelolaan anggaran Institusi maupun

tingkat unit-unit kerja (Jurusan/Unit/Bagian) di lingkungan PNB diuraikan pada bagian

berikut.

1. Sumber Anggaran

Sesuai dengan dokumen DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Politeknik

Negeri Bali (PNB) Tahun Anggaran 2017, anggaran pelaksanaan program/kegiatan

bersumber dari 3 (tiga) DIPA, yaitu :

a) DIPA Sekjen dengan total anggaran sebesar Rp. 97.692.601.000,-

b) DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan dengan total anggaran sebesar Rp.

9.623.103.000,-

c) DIPA Kelembagaan dengan total anggaran sebesar Rp. 8.285.000.000,-

Total anggaran yang dikelola oleh PNB dari ketiga sumber DIPA tersebut adalah

sebesar Rp. 115.600.704.000,- (Seratus Lima Belas Milyar Enam Ratus Juta Tujuh Ratus

Empat ribu rupiah).

2. Realisasi Anggaran

Parameter yang digunakan dalam proses pengukuran kinerja terhadap

pengelolaan anggaran Institusi salah satunya adalah persentase realisasi anggaran yang

dapat dicapai setiap bulannya dalam kurun waktu satu tahun anggaran berjalan. Untuk

semester I Tahun Anggaran 2017 dilakukan monitoring dan evaluasi pencapaian

persentase realisasi anggaran yang bersumber dari 3 (tiga) dokumen DIPA PNB sebagai

sumber pendanaan dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan. Pengukuran

kinerja institusi pada semester I dilakukan mulai bulan Januari hingga 31 Agustus 2017.

Adapun realisasi anggaran berdasarkan masing-masing dokumen DIPA adalah sebagai

berikut :

57

a) Realisasi anggaran bersumber dari DIPA Sekjen

Salah satu sumber pendanaan dalam pengelolaan institusi bersumber dari DIPA

Sekjen Nomor : SP DIPA – 01.2.401006/2017 dengan total anggaran sebesar Rp.

97.692.601.000,- yang terdiri dari RM sebesar Rp. 73.105.614.000,- dan PNBP sebesar

Rp. 24.586.987.000,-. Besar anggaran ini untuk mendanai seluruh program dan kegiatan

yang ada di 6 (enam) Jurusan, 15 (lima belas) Unit dan 2 (dua) Bagian yang ada di

lingkungan PNB.

Selama periode bulan Januari sampai dengan Agustus 2017, total realisasi

anggaran adalah sebesar Rp 52.601.108.336,- Jika dibandingkan dengan total anggaran

maka realisasi anggaran Politeknik Negeri Bali sampai dengan bulan Agustus 2017

adalah sebesar 53,84 %. Adapun rincian realisasi anggaran PNB sampai dengan akhir

bulan Agustus 2017 berdasarkan jenis belanja seperti ditunjukan pada tabel 2 berikut

ini :

Tabel 3.10. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja bersumber dari DIPA Sekjen

Periode bulan Januari sampai dengan Akhir Agustus 2017

Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%)

Belanja Pegawai 56.428.682.000 34.556.754.796 35,37

Belanja Barang 37.234.943.000 16.587.860.165 16,98

Belanja Modal 4.028.976.000 1.456.493.375 1,49

Jumlah 97.692.601.000 52.601.108.336 53,84

Dari tabel realisasi anggaran di atas dapat dilihat bahwa persentase daya serap

per jenis belanja terhadap total pagu untuk belanja pegawai termasuk gaji sudah

berjalan cukup baik, dengan capaian daya serap sebesar 35,37%. Sedangkan untuk

belanja barang persentase capaiannya sebesar 16,98 %, dan untuk belanja modal masih

rendah hanya mencapai 1,49 %. Secara keseluruhan persentase realisasi anggaran pada

DIPA Sekjen sebesar 53,84%. Capaian persentase ini masih di bawah target daya serap

untuk bulan Agustus sebesar 64,84%. Besar persentase capaian ini sangat tergantung

pada realisasi kegiatan yang terdistribusi pada semua jurusan, unit dan bagian yang ada

di lingkungan PNB.

Dari data realisasi anggaran selama periode bulan Januari sampai dengan akhir

Agustus 2017, capaian realisasi anggaran masing-masing jurusan, unit dan bagian di

lingkungan PNB adalah sebagai berikut :

58

(1) Daya serap anggaran Jurusan .

Persentase realisasi anggaran pada 6 (enam) jurusan yang ada di PNB cukup

bervariasi, dari yang terendah pada jurusan Teknik Sipil sebesar 34,53% hingga yang

tertinggi mencapai sebesar 62,01% pada jurusan Teknik Elektro. Adapun rincian

persentase realisasi anggaran untuk masing-masing jurusan seperti yang ditunjukkan

pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Persentase realisasi daya serap anggaran Jurusan per 31 Agustus 2017

Rata-rata persentase realisasi anggaran yang bersumber dari DIPA Sekjen untuk

pelaksanaan program/kegiatan pada 6 (enam) jurusan adalah sebesar 48,09 %. Besar

realisasi ini masih di bawah target yang direncanakan oleh masing-masing jurusan, hal

ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

- adanya kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilaksanakan pada semester I karena

kendala teknis harus dilakukan penjadwalan ulang pada periode semester II;

- adanya beberapa kegiatan yang dalam periode semester I ini sedang berjalan akan

tetapi secara pertanggungjawaban keuangan belum bisa dilakukan penarikan

anggaran sehingga anggaran untuk kegiatan tersebut belum masuk dalam rekap

realisasi anggaran per akhir Agustus 2017;

- adanya sisa anggaran dari kegiatan yang telah terlaksana yang disebabkan oleh

karena adanya kelebihan anggaran untuk kegiatan tersebut.

Hal ini semua mempengaruhi besar realisasi anggaran yang mampu dicapai oleh

masing-masing jurusan dan institusi.

59

(2) Daya serap anggaran Bagian

Dari struktur organisasi, PNB mempunyai 2 bagian yaitu Bagian Administrasi

Umum dan Keuangan (BAUK) dan Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

(BAAK). Besar persentase realisasi anggaran untuk masing-masing bagian BAUK dan

BAAK secara berturut-turut adalah sebesar 59,46% dan 17,37% seperti yang

ditunjukkan pada gambar 2 di bawah.

Rata-rata realisasi anggaran untuk kedua bagian tersebut adalah sebesar 25,48 %.

Rendahnya daya serap ini disebabkan karena daya serap pada bagian BAAK relatif

rendah, hal ini karena sebagian besar kegiatan yang berada pada bagian BAAK

dijadwalkan terlaksana mulai bulan Juli hingga Oktober 2017.

Gambar 2. Persentase realisasi daya serap anggaran BAUK dan BAAK per 31 Agustus 2017

(3) Daya serap anggaran Unit

Di lingkungan PNB terdapat 15 unit yang menjalankan kebijakan pimpinan pada

bidang akademik, keuangan, kemahasiswaan dan kerjasama. Selama periode bulan

Januari sampai dengan Agustus 2017 capaian persentase realisasi anggaran dari

masing-masing unit seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 di bawah ini.

60

Gambar 3. Persentase realisasi daya serap anggaran setiap Unit per 31 Agustus 2017

Dari 15 unit yang ada seperti ditunjukkan pada gambar 3 di atas, terdapat 2 unit

kerja dengan persentase realisasi anggaran relatif rendah. Kedua unit tersebut adalah

unit BPH dan unit LSP dengan capaian secara berturut-turut adalah 0,85% dan 0% .

Serapan anggaran yang rendah ini tentunya akan sangat berpengaruh pada daya serap

institusi secara menyeluruh. Adapun rendahnya daya serap ini dikarenakan antara lain

oleh :

- adanya kegiatan yang belum bisa dilaksanakan karena terkendala teknis sehingga

dilakukan penjadwalan ulang pada bulan berikutnya;

- adanya kegiatan yang sedang berjalan sehingga pertanggungjawaban kegiatan belum

tuntas, maka realisasi anggaran dari kegiatan tersebut belum masuk dalam rekap

realisasi anggaran; dan

- metode pembayaran yang dilakukan secara bertahap sehingga secara realisasi

anggaran masih relatif rendah walaupun realisasi fisik sudah mencapai nilai yang

lebih tinggi.

b) Realisasi anggaran bersumber dari DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Sesuai dengan dokumen DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan No.

042.04.2.400144/2017/2017 total pagu awal sebesar Rp. 884.854.000,- yang terdiri

dari PHLN sebesar Rp 600.000.000,- dan RM sebesar 284.854.000,-. DIPA ini

merupakan sumber pendanaan dari seluruh program hibah Polytechnic Education

Development Project (PEDP) yang diperoleh PNB sejak tahun 2013. Dalam

perjalanannya, total pagu dari DIPA ini meningkat, karena anggaran yang tidak terserap

pada tahun lalu akan diluncurkan pada tahun berikutnya. Pada tanggal 11 April 2017

terjadi revisi yang pertama berupa tambahan pagu belanja modal dari luncuran tahun

lalu yang belum terserap, sehingga total pagu menjadi Rp. 9.623.103.000,-. Selanjutnya

61

pada tanggal 6 Juli 2017 terjadi revisi yang kedua pada halaman 3 berupa rencana

realisasi penarikan anggaran, sedangkan total pagu tidak ada perubahan.

Program hibah PEDP di PNB telah berjalan mulai tahun 2013 dengan fokus pada

Pengembangan Pusat Unggulan Tourism yang memiliki program pengembangan SDM,

peningkatan mutu dan pengembangan program studi serta peningkatan sarpras.

Realisasi anggaran sampai dengan akhir bulan Agustus 2017 sebesar Rp. 244.031.550.

Persentase realisasi terhadap pagu yakni sebesar 2,54%, capaian ini masih relatif

rendah jika dibandingkan dengan target rencana sebesar 81,86% pada bulan Agustus

2017. Rendahnya realisasi anggaran disebabkan karena beberapa kegiatan yang masih

berlangsung sehingga realisasi anggaran belum terlaksana walau secara fisik kegiatan

tersebut sudah berjalan. Disamping itu adanya kendala lainnya dalam proses pengadaan

barang dan jasa yang disebabkan karena beberapa hal, antara lain :

- Proses persiapan pada tahap pelelangan yang memerlukan waktu panjang,

disebabkan karena semua proses pelelangan pengadaan barang dan jasa harus

mendapatkan persetujuan dari pusat sebelum proses pelelangan dilakukan.

- Kendala dalam penyusunan HPS yang disebabkan karena kesulitan mencari sumber

harga (minimal 3 sumber referensi), dan disamping itu terjadinya penyesuaian harga

yang berulang karena fluktuasi nilai tukar rupiah sehingga beberapa kali perlu

dilakukan perubahan pada HPS.

- Terbatasnya jumlah petugas yang berkompeten pada bidang pengadaan, sehingga

petugas yang ada mengambil pekerjaan rangkap dan tidak bisa fokus untuk

penanganan pengadaan di PEDP karena mereka juga punya beban pekerjaan pada

unitnya masing-masing.

- Kurangnya rekanan yang mengajukan penawaran.

c) Realisasi anggaran bersumber dari DIPA Kelembagaan

Sesuai dengan dokumen DIPA Kelembagaan No. 042.03.2.401321/2017, total

pagu anggaran PNB untuk TA 2017 adalah sebesar Rp. 8.285.000.000,- dengan sumber

dana berupa rupiah murni (RM). Anggaran yang bersumber dari DIPA kelembagaan ini

diperuntukan untuk menjalankan program PDD (Pendidikan di luar Domisili), di mana

sampai saat ini PNB ditugaskan sebagai pembina 5 (lima) PDD, yaitu : PDD Gianyar, PDD

Jembrana, PDD Lombok Barat serta PDD Selayar.

Persentase realisasi anggaran untuk masing-masing PDD tersebut berkisar dari

42,89% hingga 55,89% seperti yang ditunjukkan pada gambar 4 di bawah. Total

realisasi anggaran PDD sampai dengan bulan Agustus 2017 sebesar Rp. 2,812.719.415,-

atau sebesar 41,27% terhadap total pagu. Besar capaian realisasi ini belum sesuai

dengan target yang direncanakan sebesar 68,54%. Rendahnya capaian daya serap

anggaran ini tentunya berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya daya serap

anggaran institusi. Secara umum rendahnya realisasi daya serap anggaran pada kelima

PDD tersebut disebabkan karena beberapa kegiatan serta pengadaan barang dan jasa

yang masih dalam tahap pelaksanaan.

62

Gambar 4. Persentase realisasi daya serap anggaran program PDD per 31 Agustus 2017

Khusus PDD Selayar, realisasi anggaran hingga Agustus 2017 telah mencapai

42,83% dari pagu yang diberikan. Serapan anggaran PDD Selayar ini sudah ada

peningkatan bila dibandingkan dengan serapan anggaran tahun lalu yang hanya

mencapai sebesar 3,19%. Capaian ini menunjukkan keseriusan Kota Selayar dalam

pengelolaan program PDD di bawah pembinaan yang dilakukan oleh PNB.

63

A. KESIMPULAN

Dari evaluasi dan analisis yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya terkait

dengan capaian kinerja kegiatan dan akuntabilitas kinerja anggaran, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hasil evaluasi dan analisis terhadap capaian target Renstra 2015-2019 yang diukur

hingga 31 Agustus 2017 setiap sasaran kebijakan/program per IKU/IKK adalah

sebagai berikut :

(1) Secara umum capaian terkait kebijakan “peningkatan akses dan pemerataan

pendidikan berbasiskan sosial ekonomi, geografis dan berkesetaraan gender”

relatif bagus, terlihat dari meningkatnya capaian terhadap indikator : rasio

kesetaraan gender, pertumbuhan jumlah mahasiswa, pertambahan jumlah

pendaftar dan penyelenggaraan prodi baru. Namun terkait dengan penyediaan

beasiswa masih relatif rendah, sehingga perlu dimaksimalkan.

(2) Capaian kinerja terhadap kebijakan “peningkatan mutu kinerja akademik”

secara umum dapat dikategorikan baik, terlihat dari adanya kenaikan beberapa

indikator, seperti : ratio student in take, waktu tunggu mahasiswa berkarya

pertama, rata-rata IPK lulusan, persentase dosen berkualifikasi S3, persentase

tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat kompetensi serta persentase

tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/anggota asosiasi profesi.

Namun disatu sisi jumlah prodi yang menerapkan kurikulum KKNI berorientasi

mutu internasional dan persentase dosen berkualifikasi S2 belum optimal.

(3) Capaian kinerja terhadap kebijakan “pengembangan sistem penjaminan mutu”

dan standarisasi secara umum masih relatif rendah, di mana hanya indikator

terhadap jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-

PT sudah tercapai. Penerapan sistem penjaminan mutu berorientasi

internasional sampai saat ini belum terealisasi, demikian juga jumlah prodi

terakreditasi dan jumlah prodi terakreditasi nasional minimal B belum

maksimal.

(4) Secara umum capaian kinerja terhadap kebijakan “peningkatan mutu

pembinaan kemahasiswaan” masih relatif rendah, bahkan ada indikasi turun

dari capaian tahun sebelumnya. Terlihat dari turunnya capaian terhadap

mahasiswa yang berprestasi tingkat nasional, namun hal ini dapat ditutupi

dengan naiknya capaian terhadap kegiatan kemahasiswaan yang menunjang

pembangunan karakter dan entrepreneurship. Jumlah mahasiswa yang

64

berprestasi tingkat internasional masih stagnan sedangkan jumlah mahasiswa

yang melaksanakan program kreatifitas belum dapat dievaluasi karena

minimnya informasi dan data dukungnya.

(5) Capaian kinerja terkait kebijakan “peningkatan mutu kinerja penelitian” secara

umum turun bila dibandingkan dengan capaian dua tahun sebelumnya. Terlihat

dari turunnya capaian terhadap jumlah publikasi penelitian dosen tingkat

nasional, jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal nasional dan

jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding nasional. Namun

capaian terhadap jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal

internasional dan jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding

internasional sudah sangat bagus.

(6) Capaian kinerja terkait kebijakan “peningkatan mutu kinerja pengabdian

kepada masyarakat” secara umum turun cukup segnifikan. Capaian untuk

semua indikator masih di bawah target bahkan lebih rendah dari capaian dua

Tahun sebelumnya, demikian juga capaian Tahun ini masih relatif rendah

terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Hanya persentase capaian dosen

yang melakukan pengabdian berbasis IPTEK mendekati 100%.

(7) Capaian kinerja lembaga terhadap kebijakan “peningkatan citra, kemitraan, dan

internasionalisasi institusi” melalui kegiatan kerjasama kelembagaan,

kerjasama dengan PT, Pemerintah, DUDI dalam negeri maupun luar negeri

serta jumlah mahasiswa asing di PNB sudah melampaui target, namun perlu

dioptimalkan.

(8) Secara umum capaian kinerja terkait kebijakan “peningkatan mutu manajemen,

sumber daya dan lingkungan” sudah cukup bagus, sebagian besar telah

melampaui target. Kinerja terkait dengan jumlah unit kerja yang menerapkan

sistem e-Layanan dan tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional

dalam/luar negeri naik sangat seginifikan. Namun terkait dengan daya serap

anggaran, peningkatan PNBP dan kualitas layanan institusi masih relatif

rendah maka perlu dioptimalkan.

(9) Capaian kinerja terhadap kebijakan “pengembangan model dan sistem institusi

unggulan berpayung pariwisata” melalui pengembangan program yang

berorientasi pada keunggulan pariwisata, kegiatan yang berorientasi

keunggulan pariwisata dalam bidang IPTEK dan jumlah kegiatan yang

berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang non akademik sudah cukup

bagus, semuanya sudah terealisasi 100 %.

2. Berkenaan dengan evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja anggaran institusi

seperti yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :

65

(1) Persentase realisasi anggaran yang bersumber dari DIPA Sekjen per 31 Agustus

2017 adalah sebesar 53,84 % dari total anggaran sebesar Rp 97.692.601.000,-

Capaian persentase ini masih relatif rendah, di bawah target daya serap

anggaran untuk bulan Agustus sebesar 64,84%.

(2) Persentase realisasi anggaran pada 6 (enam) jurusan yang ada cukup

bervariasi, dari yang terendah pada jurusan Teknik Sipil sebesar 34,53% hingga

yang tertinggi mencapai sebesar 62,01% pada jurusan Teknik Elektro. Rata-

rata persentase realisasi anggaran yang bersumber dari DIPA Sekjen adalah

sebesar 48,09 %. Persentase realisasi anggaran ini masih di bawah target yang

direncanakan oleh masing-masing jurusan.

(3) Persentase realisasi anggaran untuk masing-masing bagian yang ada, yakni

BAUK dan BAAK secara berturut-turut sebesar 59,46% dan 17,37%. Rata-rata

realisasi anggaran untuk kedua bagian tersebut adalah sebesar 25,48%.

Rendahnya daya serap ini disebabkan karena daya serap anggaran BAAK relatif

rendah, hal ini karena sebagian besar kegiatan BAAK dijadwalkan terlaksana

mulai bulan Juli hingga Oktober 2017.

(4) Persentase realisasi anggaran untuk 15 Unit yang ada berkisar antara 0%

hingga 74,99 %. Persentase realisasi anggaran Unit LSP hingga bulan Agustus

masih 0 %, BPH Senat sekitar 0,85% sedangkan tertinggi dari unit Lab Bahasa

dengan realisasi 74,99%.

(5) Persentase realisasi anggaran pelaksanaan program hibah PEDP yang

bersumber dari DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan hingga bulan Agustus

2017 adalah sekitar 2,54%, dari total pagu sebesar Rp. 9.623.103.000.

Persentase realisasi anggaran ini masih relatif rendah bila dibandingkan

dengan target rencana sebesar 81,86% pada bulan Agustus 2017.

(6) Persentase realisasi anggaran PDD yang bersumber dari DIPA kelembagaan

hingga bulan Agustus 2017 adalah sebesar 41,27% dari total pagu sebesar Rp

8.285.000.000. Persentase realisasi anggaran untuk masing-masing PDD

berkisar dari 42,89% hingga 55,89%. Persentase realisasi anggaran ini masih

relatif rendah bila dibandingkan dengan target rencana sebesar 68,54% pada

bulan Agustus 2017.

(7) Beberapa hal yang diindikasikan sebagai faktor penyebab relatif rendahnya

realisasi anggaran dari ketiga DIPA PNB yang rata-rata masih di bawah target

yaitu lebih bersifat teknis. Langkah antisipasi yang sudah dilakukan yaitu :

melakukan penjadwalan ulang (reschedule) untuk pelaksanaan kegiatan-

kegiatan yang tertunda, surat edaran dari Pimpinan untuk segera

mengeksekusi kegiatan yang semestinya sudah dilaksanakan serta

meningkatkan koordinasi pengelola unit-unit kerja di lingkungan PNB.

(8) Kendala lainnya yang bersifat teknis seperti pelaksanan program dan kegiatan

PEDP yang harus mendapatkan persetujuan PMU pusat dan ADB terlebih

66

dahulu sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan menyebabkan keterlambatan

dalam pelaksanaan beberapa kegiatan.

3. Mengacu pada hasil kegiatan monitoring terhadap capaian kinerja anggaran

institusi sampai dengan akhir bulan Agustus 2017 yang sebagian besar masih di

bawah target, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut :

- Pada tahap perencanaan usulan kegiatan belum direncanakan dengan cermat,

baik dari sisi teknis pelaksanaan dan besar anggaran yang dibutuhkan.

- Perlu ditingkatkan koordinasi antara penanggung jawab kegiatan dengan

pelaksana dari unit kerja agar proses pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai

dengan yang direncanakan.

- Perlu perhatian dan penanganan lebih serius pada program hibah PEDP dan

program PDD.

B. REKOMENDASI

Untuk menyikapi kondisi seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka

kedepannya perlu diupayakan adanya sikap yang lebih nyata (konkrit), lebih intensif

dan bersinergi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Setiap unit kerja yang ada disarankan untuk membuat perencanaan

program/kegiatan yang proporsional, relevan, ekonomis dan berkelanjutan dengan

target yang jelas.

2. Setiap usulan kegiatan agar dapat berkontribusi secara maksimal dan nyata

terhadap capaian tujuan dan capaian sasaran strategis seperti tertuang dalam

Renstra 2015-2019.

3. Untuk dapat merealisasikan butir 2, maka unit-unit kerja disarankan untuk

menyusun rencana operasional (Renop) maupun rencana kinerja tahunan (RKT)

beserta rencana kinerja anggarannya (RKA).

4. Sebagian besar capaian kinerja per IKU/IKK pada masing-masing sasaran kebijakan

pada Renstra 2015-2019 telah tercapai bahkan ada indikasi melampaui target

Tahun 2018 dan Tahun 2019, maka sebaiknya target kinerja berikutnya

disesuaikan dengan penetapan kinerja yang realistis.

5. Dengan adanya permenristek-dikti terkait pengelolaan SAKIP yang menekankan

pada “kinerja berbasis outcome”, maka disarankan untuk mengevaluasi kembali

indikator-indikator pada Renstra 2015-2019 beserta target capaiannya.

6. Untuk maksud butir 4 dan 5 maka sudah semestinya Renstra 2015-2019 ditinjau

kembali, menyesuaikan target kinerja yang telah tercapai dengan target pencapaian

visi-misi pada Tahun 2025.

67

7. Untuk maksud butir 6, maka sebaiknya memprioritaskan program/kegiatan ke

depan yang berlandaskan pada profesionalisme dan berdaya saing internasional.

8. Meningkatkan kinerja sistem pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan dan

pengelolaan anggaran agar sesuai antara jadwal perencanaan yang telah ditetapkan

dengan realisasi kegiatan, dan tetap mengedepankan mutu : proses, hasil (output)

dan outcome kegiatan.

9. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko dengan melakukan inspeksi (observasi,

visitasi maupun asistensi) secara langsung ke unit-unit kerja terhadap setiap

pelaksanaan kegiatan maupun pengelolaan anggaran yang berpotensi merugikan

semua pihak.

10. Melakukan monitoring, evaluasi dan analisis daya serap anggaran serta kinerja

institusi secara berkala sebagai upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan.

11. Perlu membangun komitmen bersama untuk melaksanakan kegiatan dan

pengelolaan anggaran secara transparan, akuntabel serta konsisten dengan

peraturan/perundang-undangan yang berlaku melalui peningkatan sistem

pelaporan kegiatan dengan lampiran data dukung/dokumen hasil kegiatan.

12. Untuk maksud butir 11 terkait pelaporan kegiatan, maka disarankan untuk

memaksimalkan manajemen sistem pengarsipan/dokumen untuk memudahkan

pencarian data/informasi pada saat dibutuhkan.

13. Mengembangkan sistem yang dapat menjamin pengelolaan sumber daya secara

terintegrasi melalui pengembangan sistem informasi manajemen (SIM) berbasis IT

(information technologi) dengan memaksimalkan kinerja unit terkait.