liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

26
Nur Liati Iskandar UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN FARMASI Posted on 2 Juni 2015 by Nur Liati Iskandar 1. KOMPETENSI UMUM Prakt ik an dapat mengetahui u ji mikrobiologi pada sedi aan produk f armasi seperti makanan, minuman, kosmetik, sediaan non steril dan obat tradisional berdasarkan Standar Nasional Indonesia. 1. KOMPETENSI KHUSUS Praktikan dapat menentukan tingkat pencemaran mikroorganisme pada sampel Jamu Susu Belut yang d itandai dengan adanya kekeruhan ataupun endapan pada sampel berdasarkan Standar Nasional Indonesia. PRINSIP PER COBAAN Prinsip percobaan adalah melakukan u ji mikrobiologi seperti uji kapang dan ALT bakte ri, uj i MPN, serta uji bakteri patogen pada sampel J amu Susu Belut ber dasarkan Standar Nasional Indonesia yang ditandai dengan adanya kekeruhan ataupun endapan pada sampel dimana bakteri diinkubasi pada suhu 370 C selama 1×24 jam sedangkan kapang diinkubasi pada suhu 250 C selama 3×24 jam berdasarkan Standar Nasional Indonesia. 1. LANDASAN TEORI Pemeriksaan mikrobiologis terhadap produk-produk yang langsung dimakan dilakukan terhadap bakteri-bakt eri pen yebab infeksi dan kerac unan makan seperti yang di sebutkan diatas dan ju ga t erhadap angka lempeg tot al seagai indi kasi t entang kebersih an dan sanitasi pada proses pengolahan produk tersebut (Djide, 2008). Kebanyakan sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, untuk membantu kerja lokal dan yang semacam itu, diformula untuk melengkapi kerja lokal yang diperpanjang dengan abso rpsi yang pali ng sedik it. Obat- obat yang di pakai pada kul it, untuk kerj a lokal, termas uk antiseptik, antifungi, antiradang, anestetik lokal, emoliens kulit dan pelindung yang ® ®

Upload: ghita

Post on 02-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 1/26

Nur Liati Iskandar

UJI MIKROBIOLOGIS

SEDIAAN FARMASIPosted on 2 Juni 2015 by Nur Liati Iskandar

1. KOMPETENSI UMUM

Praktikan dapat mengetahui uji mikrobiologi pada sediaan produk farmasi seperti

makanan, minuman, kosmetik, sediaan non steril dan obat tradisional berdasarkan

Standar Nasional Indonesia.

1. KOMPETENSI KHUSUS

Praktikan dapat menentukan tingkat pencemaran mikroorganisme pada sampel Jamu

Susu Belut yang ditandai dengan adanya kekeruhan ataupun endapan pada sampel

berdasarkan Standar Nasional Indonesia.

PRINSIP PERCOBAAN

Prinsip percobaan adalah melakukan uji mikrobiologi seperti uji kapang dan ALT bakteri, uji

MPN, serta uji bakteri patogen pada sampel Jamu Susu Belut berdasarkan Standar

Nasional Indonesia yang ditandai dengan adanya kekeruhan ataupun endapan pada

sampel dimana bakteri diinkubasi pada suhu 370 C selama 1×24 jam sedangkan kapang

diinkubasi pada suhu 250 C selama 3×24 jam berdasarkan Standar Nasional Indonesia.

1. LANDASAN TEORI

Pemeriksaan mikrobiologis terhadap produk-produk yang langsung dimakan dilakukan

terhadap bakteri-bakteri penyebab infeksi dan keracunan makan seperti yang disebutkan

diatas dan juga terhadap angka lempeg total seagai indikasi tentang kebersihan dan

sanitasi pada proses pengolahan produk tersebut (Djide, 2008).

Kebanyakan sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, untuk membantu kerja lokal dan

yang semacam itu, diformula untuk melengkapi kerja lokal yang diperpanjang dengan

absorpsi yang paling sedikit. Obat-obat yang dipakai pada kulit, untuk kerja lokal, termasuk

antiseptik, antifungi, antiradang, anestetik lokal, emoliens kulit dan pelindung yang

®

®

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 2/26

melawan keadaan yang disebabkan lingkungan, seperti akibat dari matahari, angin, hama

dan zat-zat kimia yang merangsang. Untuk maksud-maksud ini obat paling umum

diberikan dalam bentuk salepdan sediaan setengah padat seperti krim dan pasta, sebagai

bubuk kering padat, semburan aerosol, atau sebagai sediaan cair seperti solutio atau lotio

(Ansel, 2005).

Makanan minuman berasal dari dua sumber dari tumbuhan dan binatang. Oleh karena itutidak mengherankan apabila dalam sediaan makanan dan minuman sejak dari bahan baku

sampai menjadi bahan makanan tidak akan bebas dari pengaruh adanya mikroba

(Anonim, 2014).

Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorrganisme

yang merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi, menghailkan

racun dan merusab bahan dengan cara menyebabkan pembusukan, menguraikan bahan-bahan. T erdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan, minuman

sebagai kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih

dan sehat, cara pengepakan yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan

lain-lain. Sedangkan sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang

digunakan ( Djide, 2008).

Kualitas mikrobiologis dari obat-obatan merupakan suatu masalah yang penting untuk

diperhatikan. Pada umumnya obat-obatan dibuat oleh industri secara besar-besaran.Sediaan tadi memakan waktu yang cukup lama dalam penyimpanan, dan hal ini

selama dalam penyimpanan atau peredarannya kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan

mikroba di dalamnya ( Djide, 2008).

Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki karena dapat

menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter organoleptis, perubahan atau

kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam obat yang bersangkutan.Selain itu mikroba

yang tumbuh dapat berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis yang tidak patogen,tetapi bila jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan (Djide,

2008).

Kerusakan makanan dan minuman dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut

(Djide, 2008) :

1. Pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme terutama bakteri, khamir dan kapang

2. Aktivitas enzim di dalam makanan, serangga, parasit dan tikus.3. Suhu

4. Kadar air

5. Udara terutama oksigen

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 3/26

6. Sinar/cahaya

7. Waktu/lama dalam peyimpanan

Adanya mikroorganisme dalam makanan dan minuman dapat merusak makanan dan

minuman atau mengubah komposisi bahan makanan / minuman diantaranya dapat

menghidrolisa pati dan selulosa atau menyebabkan fermentasi gula, sedangkan yang

lainnya dapat mendegradasi protein dan menghasilkan bau busuk dan amonia. Adaberapa mikroorganisme dapat membentuk lendir, gas, busa, warna, asam, racun dan lain-

lain sebagainya (Djide, 2008).

Kalau makanan dan minuman terkontaminasi mikroorganisme secara spontan dari udara,

maka akan terdapat pertumbuhan campuran beberapa macam mikroorganisme.

Kontaminasi terebut dapat terjadi sejak pengolahan bahan baku, pemrosesan bahan,

peralatan, pengemasan, karyawan, air yang digunakan da jenis wadah atau kemasan yang

digunakan (Djide, 2008).

Definisi dari bakteri coliform didasarkan pada bentuk gram dan reaksi metaboit.

Berdasarkan definisi tersebut coliform adalah gram negative tidak memiliki spora, aerobic

atau fakultatif aerobic yang mempermentasi laktosa membentuk asam dan gas dalam

waktu 48 jam pada suhu 35 C (Lynne, 2005).

Uji MPN ( Most Probable Number) digunakan jika jumlah yang diharapkan relative rendah

antara lain kurang dari 1 sampai 100 mikroorganisme/mL. Prosedur ini menggunakantabung ganda dari kultur medium biasanya 3 sampai 5 dengan 3 perbedaan volume dari

sampel, misalnya 3 tabung asing-masing diinkulasi dengan 0,1 mL, dai tabung berikutnya

0,01 mL dan 3 deret tabung berikutnya 0,001 mL. Jika konsentrasi dalam sampel adalah

range yang ditujukan seperti diatas, seharusnya pada tabung yang menerima inokulasi

bakteri tidak ada mikroorganisme yang hadir. Ini akan menjadi steril setelah diinkubasi,

perbandingan dari tabung positif yang dilaporkan untuk tiap volume sampel dan hasilnya

dibandingkan dengan tabel standart MPN dari organisme per mL (atau per 100 mL dari

sampel murni) (Hugo, 2004).

1. METODE KERJA

2. Alat yang digunakan

Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Autoklaf, Korek api, Bunsen,

Erlenmeyer, Gelas kimia, Botol coklat, Rak tabung, Spoit 5ml, Spoit 10ml, Cawan petri dan

T abung reaksi.

1. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jamu “Susu Belut ”, NA, PDA, LB,

o

®

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 4/26

Aluminium foil, dan Tissue.

1. Cara kerja

2. Penyiapan sampel

3. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

4. Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu tangan dan meja pengerjaan disemprotkan

dengan alkohol 70%.5. Ditimbang sampel Susu Belut dan dimasukkan ke dalam botol pengenceran 10 yang

telah berisi aquadest 9 ml yang telah disterilkan, lalu dihomogenkan.

6. Diambil 1 ml sampel dari botol pengenceran 10 dan dimasukkan ke dalam botol

pengenceran 10 dan dihomogenkan.

7. Diulangi pengerjaan yang sama untuk pengenceran 10 dan 10 .

8. Pengujian Sampel

1. ALT Bakteri

9. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.10. Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu dengan menyemprotkan tangan dan meja

pengerjaan dengan alkohol 70%.

11. Diambil 1 ml sampel dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10 , 10 dan 10 kemudian

masing-masing dimasukkan ke dalam cawan petri steril.

12. Dituang medium Nutrient Agar (NA) hingga menutupi semua dasar cawan Petri.

13. Dihomogenkan dengan cara memutar cawan Petri secara perlahan membentuk

angka 8 lalu dibiarkan memadat.

14. Dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat dengan karet.15. Diinkubasi terbalik dalam inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam

16. Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri.

17. ALT Kapang

18. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

19. Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu dengan menyemprotkan tangan dan meja

pengerjaan dengan alkohol 70%.

20. Diambil 1 ml sampel dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10 , 10 dan 10 kemudian

masing-masing dimasukkan ke dalam cawan Petri steril.21. Dituang medium Potato Dextrosa Agar (PDA) hingga menutupi semua dasar cawan

Petri.

22. Dihomogenkan dengan cara memutar cawan Petri secara perlahan membentuk

angka 8 lalu dibiarkan memadat.

23. Dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat dengan karet

24. Diinkubasi terbalik pada suhu kamar selama 3 x 24 jam.

25. Diamati dan dihitung jumlah koloni kapang (jamur).

1. Uji kualitatif bakteri Escherichia coli 26. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

27. Dilakukan pengerjaan secara aseptis.

28. Diambil 1 ml sampel dari tingkat pengenceran 10 , 10 dan 10 dan masing-masing

® -1

-1

-2

-3 -4

-2 -3 -4

-2 -3 -4

-1 -2 -3

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 5/26

dimasukkan ke dalam masing-masing 3 seri tabung reaksi yang berisi 9 ml medium

Lactose Broth (LB) dan tabung durham.

29. T iap tabung reaksi ditutup dengan sumbat kapas dan masing-masing seri tabung

dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat dengan karet.

30. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam.

31. Diamati jika timbul gas dan terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning maka

positif untuk Escherichia coli .2. Uji kualitatif bakteri Salmonella thyposa

32. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

33. Dilakukan pengerjaan secara aseptis.

34. Diambil 1 ml sampel dari tingkat pengenceran 10 dimasukkan ke dalam tabung reaksi

yang berisi 9 ml medium Selenite Cystein Broth (SCB)

35. Ditutup dengan sumbat kapas dan masing-masing seri tabung dibungkus dengan

kertas pembungkus dan diikat dengan karet.

36. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam.37. Diamati jika terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning maka positif untuk

Salmonella thyposa.

3. Uji kualitatif bakteri Staphylococcus aureus

38. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

39. Dilakukan pengerjaan secara aseptis.

40. Diambil 1 ml sampel dari tingkat pengenceran 10 dimasukkan ke dalam tabung reaksi

yang berisi 9 ml medium Pepton Water (PW)

41. Ditutup dengan sumbat kapas dan masing-masing seri tabung dibungkus dengankertas pembungkus dan diikat dengan karet.

42. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam.

43. Diamati jika terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning maka positif untuk

Staphylococcus aureus.

HASIL PRAKTIKUM

1. Foto

-1

-1

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 6/26

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

 

Medium : LB

 

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

 

Medium : LB

Uji MPN

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium : LB

Sampel : Jamu ”Susu Belut

Uji ALT Kapang

®”

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 7/26

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

 

Medium : PDA

Sampel : Jamu “Susu Belut

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

 

Medium : PDA

Sampel : Jamu “Susu Belut

 

Bakteri : Streptococus mutan

 

®”

®”

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 8/26

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

 

Medium : PDA

Sampel : Jamu “Susu Belut

 

PDA

 

®”

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 9/26

 

Uji ALT Bakter

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

 

Medium : NA

Sampel : Jamu “Susu Belut

 

NA

®”

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 10/26

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

 

Medium : NA

Sampel : Jamu “Susu Belut

 

PDA

 

®”

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 11/26

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

 

Medium : NA

Sampel : Jamu “Susu Belut

 

1. Data (tabel) Pengamatan2. ALT Bakteri

No Sampel Pengenceran

10 10 10

®”

-2 -3 -4

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 12/26

1.

2.

3.

4.

5.

Ale-ale

Sosis

 Jamu (susu belut )

Gabin

Cream Kelly

6

43

2

23

20

5

10

3

26

TBUD

18

2

7

8

106

2. ALT Kapang

No Sampel Pengenceran

10 10 10 10

1.

2.

3.

4.

5.

Ale-ale

Sosis

 Jamu (susu belut )

Gabin

Cream Kelly

3

15

*

*

*

5

8

6

20

30

9

5

100

9

780

*

*

16

35

351

3. Uji MPN E.Coli

No Sampel Pengenceran

10 10 10

®

0 -1 -3 -4

®

-1 -2 -3

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 13/26

1.

2.

3.

4.

Ale-Ale

Sosis

 Jamu (susu belut )

Gabing

+ + +

– – –

– – –

+ + –

+ + +

– – –

– – –

– – –

– – –

– – –

– – –

– – –

4. Uji Bakteri Patogen

No   Salmonella

thyposa

Staphylococus

aureus

E. coli Psedomonas

auraginosa

SCB SSA PW VJA LB EMBA T SB CET A

1. Ale-ale – – – – 10

+–

10

 ++-

10

+–

– – –

2. Sosis + – – – – – –

3. Jamu – – – – – – – –

®

0

-1

-

2

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 14/26

4. Gabin + – + + 10

++

10

 —

10

 —

– – –

5. Cream

Kelly

– – + + – – + –

Ket : * = tidak dilakukan pengujian

– = T idak terdapat koloni MO

+ = T erdapat koloni MO

1. PERHITUNGAN

2. ALT Bakteri

Range untuk ALT bakteri yaitu 30 – 300 kol/ml

10 10 10

2 3 7

Karena tidak ada yang memenuhi syarat dan semua dibawah range maka diambil

pengenceran terendah

ALT = v. n. 1 /f 

= 1 . 2. 1/10

= 2 x 10 koloni/ml

-1

-

2

-

3

-2 -3 -4

-2

2

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 15/26

2. ALT Kapang

Range untuk ALT Kapang yaitu 100 – 150 kol/ml

10 10 10

6 100 16

Karena ada satu data yang masuk dalam range, maka data tersebut yang dilaporkan.

ALT = v. n. 1 /f 

= 1 . 100. 1/10

= 100 x 10 koloni/ml

Nilai SNI untuk ALT Jamu adalah maksimal 3 x 10 kol/ml maka nilai ALT bakteri Susu

Belut masih memenuhi standar SNI, sedangkan nilai ALT kapang Susu Belut tidak

memenuhi standar SNI (melebihi standar SNI).

 

PEMBAHASAN

Uji mikrobiologis makanan dan minuman adalah uji yang ditujukan untuk menentukanapakah sediaan tersebut telah tercemar mikroba atau tidak, sehingga aman dikonsumsi

oleh masyarakat.Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pemeriksaan Makanan dan

Minuman terhadap produk baru atau produk yang beredar di pasaran.Uji Mikrobiologis

dibagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif.Uji kualitatif dimaksudkan untuk

mengetahui jenis mikroorganisme yang ada dalam sediaan tersebut.Sedangkan uji

kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang mencemari

sediaan tersebut.

Kualitas mikrobiologis dari sediaan kosmetik merupakan suatu masalah yang sangat

penting untuk diperhatikan.Pada waktu penyimpanan dan peredaran ada kemungkinan

terjadi pertumbuhan mikroorganisme di dalamnya, terutama bila ditunjang dengan

-1 -2 -3

-2

2

3

® ®

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 16/26

pemakaian bahan-bahan yang telah terkontaminasi dan juga syarat-syarat sanitasi dan

higienis kurang diperhatikan.Adanya mikroorganisme dalam sediaan kosmetik tidak

dikehendaki karena dapat menyebabkan infeksi pada kulit.

Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap sediaan produk makanan dan

kosmetika. Dimana sediaan tersebut harus diuji untuk mengetahui tingkat kontaminasi

mikrobanya, apakah memenuhi syarat atau tidak agar dapat diketahui layak tidaknyasuatu produk dipasarkan ke masyarakat.

Pada pengujian mikrobiologis suatu sediaan seperti makanan, minuman, obat tradisional,

maka pengawetnya harus diinaktifkan terlebih dahulu agar tidak menghambat

pertumbuhan mikroba. Untuk sediaan berupa makanan dan minuman, penginaktifan

pengawet dapat dilakukan dengan mengencerkan sampel dengan aquadest steril sampai

beberapa kali, sebab pengawet pada suatu sediaan akan berfungsi dengan baik bila

berada pada konsentrasi tertentu. Dengan demikian, bila diencerkan sampai beberapa kalimaka pengawetnya tidak berfungsi lagi.

Dalam penyiapan sampel dilakukan pengenceran, dengan tujuan menginaktifkan

pengawet yang ada di dalam sediaan tersebut juga untuk mengurangi jumlah populasi

mikroba untuk uji kuantitatif. Karena tanpa dilakukannya pengenceran maka akan

menyebabkan mikroba tumbuh dalam jumlah banyak sehingga akan menyulitkan dalam

perhitungan jumlah mikroorganisme.

Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA (Nutrient Agar), sebab

medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk

melakukan proses metabolisme dan pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali

hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10 , 10 , dan 10 . Sedangkan

untuk ALT kapang digunakan medium PDA (Potato Dextrosa Agar) karena medium ini

mengandung karbohidrat yang berperan penting dalam pertumbuhan kapang

pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel dengan tingkat

pengenceran 10 , 10 , dan 10 .

Medium lanjutan dilakukan apabila uji dari medium selektif menunjukkan hasil yang positif,

yang indikasinya dapat dilihat dari adanya perubahan warna, kekeruhan atau gas yang

timbul.

Adapun syarat-syarat perhitungan ALT kapang dan ALT bakteri yaitu sebagai berikut :

1. Apabila ada satu data yang masuk dalam range, maka data tersebut yang dilaporkan.2. Apabila ada dua data yang masuk dalam range, maka dua data tersebut dibandingkan.

3. Apabila hasil perbandingan lebih besar dari 2, maka diambil pengenceran terendah.

4. Apabila hasil perbandingan lebih kecil dari 2, maka data dirata-ratakan.

-2 -3 -4

-1 -2 -3

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 17/26

5. Apabila data semua masukdalam range maka dibandingkan data 1 dan 2 serta data 2

dan 3.

6. Apabila semua data tidak masuk dalam range dan semua dibawah 30 maka dilaporkan

pengenceran terendah.

7. Jika semua diatas 300 maka yang dilaporkan adalah pengenceran tertinggi.

Dari hasil praktikum didapat hasil untuk pengujian ALT Bakter pada konsentrasi 10terdapat 2 koloni, 10 terdapat 3 koloni, dan 10 terdapat 7 koloni sedangkan pada Uji

ALT Kapang pada konsentrasi konsentrasi 10 terdapat 6 koloni, 10 terdapat 100 koloni,

dan 10 terdapat 16 koloni, pada Uji MPN hasilnya tidak terdapat koloni.

Alasan dilakukannya pengenceran pada pengujian mikrobiologis suatu sediaan seperti

makanan, minuman, obat tradisional, yaitu dengan tujuan menginaktifkan pengawet yang

ada di dalam sediaan tersebut juga untuk mengurangi jumlah populasi mikroba untuk uji

kuantitatif. Pengenceran sample juga membantu perhitungan jumlah yang benar, namunpengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan jumlah koloni

yang rendah. Oleh karena itu, bila diencerkan sampai beberapa kali maka pengawetnya

tidak berfungsi lagi, sehingga lebih memudahkan dalam perhitungan jumlah koloni tetapi

tanpa dilakukannya pengenceran maka akan menyebabkan mikroba tumbuh dalam

 jumlah banyak sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan jumlah mikroorganisme.

Pada uji MPN digunakan medium LB yaitu untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri coliform

didalam sampel. Media Lactose broth (LB) digunakan sebagai media untuk mendeteksikehadiran coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-

enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh

bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk

memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat

difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah

presumptive test untuk coliform. Digunakan tabung durham dimaksudkan untuk melihat

apakah terdapat pertumbuhan mikroorganisme atau tidak yang ditandai dengan

terbentuknya gas didalam tabung.

Setelah dilakukan percobaan ini, pada uji ALT diperoleh hasil untuk nilai ALT bakteri yaitu 2

x 10 koloni/ml, sedangkan nilai ALT kapang yaitu 100 x 10 koloni/ml dan pada Uji MPN

tidak ditemukan adanya bakteri Escherichia Coli  maupun Coliform.

Nilai SNI untuk ALT Jamu adalah maksimal 3 x 10 kol/ml maka nilai ALT bakteri Susu

Belut masih memenuhi standar SNI, sedangkan nilai ALT kapang Susu Belut tidak

memenuhi standar SNI (melebihi standar SNI).

-2-3 -4

-1 -2

-3

2 2

3

® ®

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 18/26

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

Nilai ALT bakteri yaitu 2 x 10 koloni/ml, sedangkan nilai ALT kapang yaitu 100 x 10koloni/ml dan pada Uji MPN tidak ditemukan adanya bakteri Escherichia Coli  maupun

Coliform.

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014, “ penuntun praktikum mikrobiologi farmasi terapan”. UMI.Makassar.

Ansel, H. C. 2005. Pengantar Sediaan FarmasiEdisi IV.UI-Press. Jakarta.

Djide, Natsir, 2008. “ Mikrobiologi Farmasi Terapan”, Fakultas MIPA, UniversitasHasanuddin, Makassar.

Hugo, 2004 , “Pharmaceutical Microbiology” . Blakwell

Lynne, McLandsborough. 2005. “Food Mycrobiology laboratory” .CRC Press.

 

LAMPIRAN

1. Skema Kerja

Uji Mikrobiologi makanan-minuman, obat tradisional dan sediaan non steril

2 2

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 19/26

SSA

VJA

SCB

E. coli 

EMBA

ALT Kapang

ALT Bakteri

LB

NA

PDA

9 ml

9 ml

9 ml

9 ml

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 20/26

1 g/ml

Sampel

1 ml

1 ml

1 ml

10

10

10

10

PW

Staphylococcus aureus

-4

-3

-2

-1

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 21/26

Salmonella typhosa

 

2..Uji Mikrobiologi sediaan kosmetika

PDA

CETA

SDB

ALT Kapang

ALT Bakteri

NA

PDA

9 ml

9 ml

9 ml

9 ml

1 g/ml

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 22/26

Sampel

1 ml

1 ml

1 ml

10

10

10

10

T SB

Pseudomonas aeruginosa

Candida albicans

-4

-3

-2

-1

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 23/26

VJA

PW

Staphylococcus aureus

1. Uraian Bahan

1. Aquadest (DitjenPOM ,1979 hal 96)

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Aquades, air suling

Rumus molekul/BM : H O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung

bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh.

Penyimpanan : Dalam wadah trtutup baik

Kegunaan : Sebagai bahan pengencer

1. Uraian Medium

Komposisi Medium

1. Medium NA (Nutrien Agar)

Peptone 5,0 g

Ekstrak beef 3,0 g

Agar 15 g

Aquadest 1000 ml

2. Medium PDA (potato dextrose agar)

2

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 24/26

D- glukosa 20 g

Agar 15 g

Aquadest 1000 ml

3. Medium LB

Peptone 5 g

Ekstrak daging 3 g

Laktosa 5 g

1. Uraian Sampel

Komposisi Jamu Susu Belut

T emu lawak 30 %

 Jahe 25%

Cabe jawa 30%

Sambiloto 15%

Berat Isi 150 mg

Bagikan ini:

®

by Gravity

This Is What Will Happen

When You Eat Avocados

 

20 Fantastic Tropical

Beaches to Visit

14 Bathroom Inventions

You Didn't Realize You

The 13 Worst Foods to

Eat at Night

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 25/26

Twitter Facebook Google

Meninggalkan komentar

PREVIOUS POST

ANALISI S AKTIVIT AS MIKROORGANISME DARI BAHAN ALAM

NEXT POST

laporan ekstraksi

Berikan Balasan

 Suka

adilah yang pertama menyukai ini.

Terkait

Laporan Perhitungan Kuantitas

dalam "Tak Berkategori"

ANALISI S AKTIVIT AS MIKROORGANISME DARI BAHAN ALAM

dalam "Tak Berkategori"

AKTIVITAS PENGAWET PADA PRODUK FERMENTASI

dalam "Tak Berkategori"

7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 26/26

LISUNG

LISUNG SARANG

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Goran Theme.

Tulis komentar di sini...

Kesalahan: Bukan url Halaman

Facebook yang valid.

Ikuti