liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
TRANSCRIPT
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 1/26
Nur Liati Iskandar
UJI MIKROBIOLOGIS
SEDIAAN FARMASIPosted on 2 Juni 2015 by Nur Liati Iskandar
1. KOMPETENSI UMUM
Praktikan dapat mengetahui uji mikrobiologi pada sediaan produk farmasi seperti
makanan, minuman, kosmetik, sediaan non steril dan obat tradisional berdasarkan
Standar Nasional Indonesia.
1. KOMPETENSI KHUSUS
Praktikan dapat menentukan tingkat pencemaran mikroorganisme pada sampel Jamu
Susu Belut yang ditandai dengan adanya kekeruhan ataupun endapan pada sampel
berdasarkan Standar Nasional Indonesia.
PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip percobaan adalah melakukan uji mikrobiologi seperti uji kapang dan ALT bakteri, uji
MPN, serta uji bakteri patogen pada sampel Jamu Susu Belut berdasarkan Standar
Nasional Indonesia yang ditandai dengan adanya kekeruhan ataupun endapan pada
sampel dimana bakteri diinkubasi pada suhu 370 C selama 1×24 jam sedangkan kapang
diinkubasi pada suhu 250 C selama 3×24 jam berdasarkan Standar Nasional Indonesia.
1. LANDASAN TEORI
Pemeriksaan mikrobiologis terhadap produk-produk yang langsung dimakan dilakukan
terhadap bakteri-bakteri penyebab infeksi dan keracunan makan seperti yang disebutkan
diatas dan juga terhadap angka lempeg total seagai indikasi tentang kebersihan dan
sanitasi pada proses pengolahan produk tersebut (Djide, 2008).
Kebanyakan sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, untuk membantu kerja lokal dan
yang semacam itu, diformula untuk melengkapi kerja lokal yang diperpanjang dengan
absorpsi yang paling sedikit. Obat-obat yang dipakai pada kulit, untuk kerja lokal, termasuk
antiseptik, antifungi, antiradang, anestetik lokal, emoliens kulit dan pelindung yang
®
®
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 2/26
melawan keadaan yang disebabkan lingkungan, seperti akibat dari matahari, angin, hama
dan zat-zat kimia yang merangsang. Untuk maksud-maksud ini obat paling umum
diberikan dalam bentuk salepdan sediaan setengah padat seperti krim dan pasta, sebagai
bubuk kering padat, semburan aerosol, atau sebagai sediaan cair seperti solutio atau lotio
(Ansel, 2005).
Makanan minuman berasal dari dua sumber dari tumbuhan dan binatang. Oleh karena itutidak mengherankan apabila dalam sediaan makanan dan minuman sejak dari bahan baku
sampai menjadi bahan makanan tidak akan bebas dari pengaruh adanya mikroba
(Anonim, 2014).
Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorrganisme
yang merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi, menghailkan
racun dan merusab bahan dengan cara menyebabkan pembusukan, menguraikan bahan-bahan. T erdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan, minuman
sebagai kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih
dan sehat, cara pengepakan yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan
lain-lain. Sedangkan sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang
digunakan ( Djide, 2008).
Kualitas mikrobiologis dari obat-obatan merupakan suatu masalah yang penting untuk
diperhatikan. Pada umumnya obat-obatan dibuat oleh industri secara besar-besaran.Sediaan tadi memakan waktu yang cukup lama dalam penyimpanan, dan hal ini
selama dalam penyimpanan atau peredarannya kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan
mikroba di dalamnya ( Djide, 2008).
Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki karena dapat
menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter organoleptis, perubahan atau
kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam obat yang bersangkutan.Selain itu mikroba
yang tumbuh dapat berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis yang tidak patogen,tetapi bila jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan (Djide,
2008).
Kerusakan makanan dan minuman dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut
(Djide, 2008) :
1. Pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme terutama bakteri, khamir dan kapang
2. Aktivitas enzim di dalam makanan, serangga, parasit dan tikus.3. Suhu
4. Kadar air
5. Udara terutama oksigen
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 3/26
6. Sinar/cahaya
7. Waktu/lama dalam peyimpanan
Adanya mikroorganisme dalam makanan dan minuman dapat merusak makanan dan
minuman atau mengubah komposisi bahan makanan / minuman diantaranya dapat
menghidrolisa pati dan selulosa atau menyebabkan fermentasi gula, sedangkan yang
lainnya dapat mendegradasi protein dan menghasilkan bau busuk dan amonia. Adaberapa mikroorganisme dapat membentuk lendir, gas, busa, warna, asam, racun dan lain-
lain sebagainya (Djide, 2008).
Kalau makanan dan minuman terkontaminasi mikroorganisme secara spontan dari udara,
maka akan terdapat pertumbuhan campuran beberapa macam mikroorganisme.
Kontaminasi terebut dapat terjadi sejak pengolahan bahan baku, pemrosesan bahan,
peralatan, pengemasan, karyawan, air yang digunakan da jenis wadah atau kemasan yang
digunakan (Djide, 2008).
Definisi dari bakteri coliform didasarkan pada bentuk gram dan reaksi metaboit.
Berdasarkan definisi tersebut coliform adalah gram negative tidak memiliki spora, aerobic
atau fakultatif aerobic yang mempermentasi laktosa membentuk asam dan gas dalam
waktu 48 jam pada suhu 35 C (Lynne, 2005).
Uji MPN ( Most Probable Number) digunakan jika jumlah yang diharapkan relative rendah
antara lain kurang dari 1 sampai 100 mikroorganisme/mL. Prosedur ini menggunakantabung ganda dari kultur medium biasanya 3 sampai 5 dengan 3 perbedaan volume dari
sampel, misalnya 3 tabung asing-masing diinkulasi dengan 0,1 mL, dai tabung berikutnya
0,01 mL dan 3 deret tabung berikutnya 0,001 mL. Jika konsentrasi dalam sampel adalah
range yang ditujukan seperti diatas, seharusnya pada tabung yang menerima inokulasi
bakteri tidak ada mikroorganisme yang hadir. Ini akan menjadi steril setelah diinkubasi,
perbandingan dari tabung positif yang dilaporkan untuk tiap volume sampel dan hasilnya
dibandingkan dengan tabel standart MPN dari organisme per mL (atau per 100 mL dari
sampel murni) (Hugo, 2004).
1. METODE KERJA
2. Alat yang digunakan
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Autoklaf, Korek api, Bunsen,
Erlenmeyer, Gelas kimia, Botol coklat, Rak tabung, Spoit 5ml, Spoit 10ml, Cawan petri dan
T abung reaksi.
1. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jamu “Susu Belut ”, NA, PDA, LB,
o
®
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 4/26
Aluminium foil, dan Tissue.
1. Cara kerja
2. Penyiapan sampel
3. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
4. Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu tangan dan meja pengerjaan disemprotkan
dengan alkohol 70%.5. Ditimbang sampel Susu Belut dan dimasukkan ke dalam botol pengenceran 10 yang
telah berisi aquadest 9 ml yang telah disterilkan, lalu dihomogenkan.
6. Diambil 1 ml sampel dari botol pengenceran 10 dan dimasukkan ke dalam botol
pengenceran 10 dan dihomogenkan.
7. Diulangi pengerjaan yang sama untuk pengenceran 10 dan 10 .
8. Pengujian Sampel
1. ALT Bakteri
9. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.10. Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu dengan menyemprotkan tangan dan meja
pengerjaan dengan alkohol 70%.
11. Diambil 1 ml sampel dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10 , 10 dan 10 kemudian
masing-masing dimasukkan ke dalam cawan petri steril.
12. Dituang medium Nutrient Agar (NA) hingga menutupi semua dasar cawan Petri.
13. Dihomogenkan dengan cara memutar cawan Petri secara perlahan membentuk
angka 8 lalu dibiarkan memadat.
14. Dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat dengan karet.15. Diinkubasi terbalik dalam inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam
16. Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri.
17. ALT Kapang
18. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
19. Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu dengan menyemprotkan tangan dan meja
pengerjaan dengan alkohol 70%.
20. Diambil 1 ml sampel dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10 , 10 dan 10 kemudian
masing-masing dimasukkan ke dalam cawan Petri steril.21. Dituang medium Potato Dextrosa Agar (PDA) hingga menutupi semua dasar cawan
Petri.
22. Dihomogenkan dengan cara memutar cawan Petri secara perlahan membentuk
angka 8 lalu dibiarkan memadat.
23. Dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat dengan karet
24. Diinkubasi terbalik pada suhu kamar selama 3 x 24 jam.
25. Diamati dan dihitung jumlah koloni kapang (jamur).
1. Uji kualitatif bakteri Escherichia coli 26. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
27. Dilakukan pengerjaan secara aseptis.
28. Diambil 1 ml sampel dari tingkat pengenceran 10 , 10 dan 10 dan masing-masing
® -1
-1
-2
-3 -4
-2 -3 -4
-2 -3 -4
-1 -2 -3
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 5/26
dimasukkan ke dalam masing-masing 3 seri tabung reaksi yang berisi 9 ml medium
Lactose Broth (LB) dan tabung durham.
29. T iap tabung reaksi ditutup dengan sumbat kapas dan masing-masing seri tabung
dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat dengan karet.
30. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam.
31. Diamati jika timbul gas dan terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning maka
positif untuk Escherichia coli .2. Uji kualitatif bakteri Salmonella thyposa
32. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
33. Dilakukan pengerjaan secara aseptis.
34. Diambil 1 ml sampel dari tingkat pengenceran 10 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi 9 ml medium Selenite Cystein Broth (SCB)
35. Ditutup dengan sumbat kapas dan masing-masing seri tabung dibungkus dengan
kertas pembungkus dan diikat dengan karet.
36. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam.37. Diamati jika terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning maka positif untuk
Salmonella thyposa.
3. Uji kualitatif bakteri Staphylococcus aureus
38. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
39. Dilakukan pengerjaan secara aseptis.
40. Diambil 1 ml sampel dari tingkat pengenceran 10 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi 9 ml medium Pepton Water (PW)
41. Ditutup dengan sumbat kapas dan masing-masing seri tabung dibungkus dengankertas pembungkus dan diikat dengan karet.
42. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam.
43. Diamati jika terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning maka positif untuk
Staphylococcus aureus.
HASIL PRAKTIKUM
1. Foto
-1
-1
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 6/26
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : LB
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : LB
Uji MPN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : LB
Sampel : Jamu ”Susu Belut
Uji ALT Kapang
®”
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 7/26
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : PDA
Sampel : Jamu “Susu Belut
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : PDA
Sampel : Jamu “Susu Belut
Bakteri : Streptococus mutan
®”
®”
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 8/26
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : PDA
Sampel : Jamu “Susu Belut
PDA
®”
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 9/26
Uji ALT Bakter
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : NA
Sampel : Jamu “Susu Belut
NA
®”
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 10/26
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : NA
Sampel : Jamu “Susu Belut
PDA
®”
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 11/26
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Medium : NA
Sampel : Jamu “Susu Belut
1. Data (tabel) Pengamatan2. ALT Bakteri
No Sampel Pengenceran
10 10 10
®”
-2 -3 -4
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 12/26
1.
2.
3.
4.
5.
Ale-ale
Sosis
Jamu (susu belut )
Gabin
Cream Kelly
6
43
2
23
20
5
10
3
26
TBUD
18
2
7
8
106
2. ALT Kapang
No Sampel Pengenceran
10 10 10 10
1.
2.
3.
4.
5.
Ale-ale
Sosis
Jamu (susu belut )
Gabin
Cream Kelly
3
15
*
*
*
5
8
6
20
30
9
5
100
9
780
*
*
16
35
351
3. Uji MPN E.Coli
No Sampel Pengenceran
10 10 10
®
0 -1 -3 -4
®
-1 -2 -3
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 13/26
1.
2.
3.
4.
Ale-Ale
Sosis
Jamu (susu belut )
Gabing
+ + +
– – –
– – –
+ + –
+ + +
– – –
– – –
– – –
– – –
– – –
– – –
– – –
4. Uji Bakteri Patogen
No Salmonella
thyposa
Staphylococus
aureus
E. coli Psedomonas
auraginosa
SCB SSA PW VJA LB EMBA T SB CET A
1. Ale-ale – – – – 10
+–
10
++-
10
+–
– – –
2. Sosis + – – – – – –
3. Jamu – – – – – – – –
®
0
-1
-
2
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 14/26
4. Gabin + – + + 10
++
10
—
10
—
– – –
5. Cream
Kelly
– – + + – – + –
Ket : * = tidak dilakukan pengujian
– = T idak terdapat koloni MO
+ = T erdapat koloni MO
1. PERHITUNGAN
2. ALT Bakteri
Range untuk ALT bakteri yaitu 30 – 300 kol/ml
10 10 10
2 3 7
Karena tidak ada yang memenuhi syarat dan semua dibawah range maka diambil
pengenceran terendah
ALT = v. n. 1 /f
= 1 . 2. 1/10
= 2 x 10 koloni/ml
-1
-
2
-
3
-2 -3 -4
-2
2
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 15/26
2. ALT Kapang
Range untuk ALT Kapang yaitu 100 – 150 kol/ml
10 10 10
6 100 16
Karena ada satu data yang masuk dalam range, maka data tersebut yang dilaporkan.
ALT = v. n. 1 /f
= 1 . 100. 1/10
= 100 x 10 koloni/ml
Nilai SNI untuk ALT Jamu adalah maksimal 3 x 10 kol/ml maka nilai ALT bakteri Susu
Belut masih memenuhi standar SNI, sedangkan nilai ALT kapang Susu Belut tidak
memenuhi standar SNI (melebihi standar SNI).
PEMBAHASAN
Uji mikrobiologis makanan dan minuman adalah uji yang ditujukan untuk menentukanapakah sediaan tersebut telah tercemar mikroba atau tidak, sehingga aman dikonsumsi
oleh masyarakat.Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pemeriksaan Makanan dan
Minuman terhadap produk baru atau produk yang beredar di pasaran.Uji Mikrobiologis
dibagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif.Uji kualitatif dimaksudkan untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang ada dalam sediaan tersebut.Sedangkan uji
kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang mencemari
sediaan tersebut.
Kualitas mikrobiologis dari sediaan kosmetik merupakan suatu masalah yang sangat
penting untuk diperhatikan.Pada waktu penyimpanan dan peredaran ada kemungkinan
terjadi pertumbuhan mikroorganisme di dalamnya, terutama bila ditunjang dengan
-1 -2 -3
-2
2
3
® ®
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 16/26
pemakaian bahan-bahan yang telah terkontaminasi dan juga syarat-syarat sanitasi dan
higienis kurang diperhatikan.Adanya mikroorganisme dalam sediaan kosmetik tidak
dikehendaki karena dapat menyebabkan infeksi pada kulit.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap sediaan produk makanan dan
kosmetika. Dimana sediaan tersebut harus diuji untuk mengetahui tingkat kontaminasi
mikrobanya, apakah memenuhi syarat atau tidak agar dapat diketahui layak tidaknyasuatu produk dipasarkan ke masyarakat.
Pada pengujian mikrobiologis suatu sediaan seperti makanan, minuman, obat tradisional,
maka pengawetnya harus diinaktifkan terlebih dahulu agar tidak menghambat
pertumbuhan mikroba. Untuk sediaan berupa makanan dan minuman, penginaktifan
pengawet dapat dilakukan dengan mengencerkan sampel dengan aquadest steril sampai
beberapa kali, sebab pengawet pada suatu sediaan akan berfungsi dengan baik bila
berada pada konsentrasi tertentu. Dengan demikian, bila diencerkan sampai beberapa kalimaka pengawetnya tidak berfungsi lagi.
Dalam penyiapan sampel dilakukan pengenceran, dengan tujuan menginaktifkan
pengawet yang ada di dalam sediaan tersebut juga untuk mengurangi jumlah populasi
mikroba untuk uji kuantitatif. Karena tanpa dilakukannya pengenceran maka akan
menyebabkan mikroba tumbuh dalam jumlah banyak sehingga akan menyulitkan dalam
perhitungan jumlah mikroorganisme.
Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA (Nutrient Agar), sebab
medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk
melakukan proses metabolisme dan pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali
hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10 , 10 , dan 10 . Sedangkan
untuk ALT kapang digunakan medium PDA (Potato Dextrosa Agar) karena medium ini
mengandung karbohidrat yang berperan penting dalam pertumbuhan kapang
pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel dengan tingkat
pengenceran 10 , 10 , dan 10 .
Medium lanjutan dilakukan apabila uji dari medium selektif menunjukkan hasil yang positif,
yang indikasinya dapat dilihat dari adanya perubahan warna, kekeruhan atau gas yang
timbul.
Adapun syarat-syarat perhitungan ALT kapang dan ALT bakteri yaitu sebagai berikut :
1. Apabila ada satu data yang masuk dalam range, maka data tersebut yang dilaporkan.2. Apabila ada dua data yang masuk dalam range, maka dua data tersebut dibandingkan.
3. Apabila hasil perbandingan lebih besar dari 2, maka diambil pengenceran terendah.
4. Apabila hasil perbandingan lebih kecil dari 2, maka data dirata-ratakan.
-2 -3 -4
-1 -2 -3
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 17/26
5. Apabila data semua masukdalam range maka dibandingkan data 1 dan 2 serta data 2
dan 3.
6. Apabila semua data tidak masuk dalam range dan semua dibawah 30 maka dilaporkan
pengenceran terendah.
7. Jika semua diatas 300 maka yang dilaporkan adalah pengenceran tertinggi.
Dari hasil praktikum didapat hasil untuk pengujian ALT Bakter pada konsentrasi 10terdapat 2 koloni, 10 terdapat 3 koloni, dan 10 terdapat 7 koloni sedangkan pada Uji
ALT Kapang pada konsentrasi konsentrasi 10 terdapat 6 koloni, 10 terdapat 100 koloni,
dan 10 terdapat 16 koloni, pada Uji MPN hasilnya tidak terdapat koloni.
Alasan dilakukannya pengenceran pada pengujian mikrobiologis suatu sediaan seperti
makanan, minuman, obat tradisional, yaitu dengan tujuan menginaktifkan pengawet yang
ada di dalam sediaan tersebut juga untuk mengurangi jumlah populasi mikroba untuk uji
kuantitatif. Pengenceran sample juga membantu perhitungan jumlah yang benar, namunpengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan jumlah koloni
yang rendah. Oleh karena itu, bila diencerkan sampai beberapa kali maka pengawetnya
tidak berfungsi lagi, sehingga lebih memudahkan dalam perhitungan jumlah koloni tetapi
tanpa dilakukannya pengenceran maka akan menyebabkan mikroba tumbuh dalam
jumlah banyak sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan jumlah mikroorganisme.
Pada uji MPN digunakan medium LB yaitu untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri coliform
didalam sampel. Media Lactose broth (LB) digunakan sebagai media untuk mendeteksikehadiran coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh
bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah
presumptive test untuk coliform. Digunakan tabung durham dimaksudkan untuk melihat
apakah terdapat pertumbuhan mikroorganisme atau tidak yang ditandai dengan
terbentuknya gas didalam tabung.
Setelah dilakukan percobaan ini, pada uji ALT diperoleh hasil untuk nilai ALT bakteri yaitu 2
x 10 koloni/ml, sedangkan nilai ALT kapang yaitu 100 x 10 koloni/ml dan pada Uji MPN
tidak ditemukan adanya bakteri Escherichia Coli maupun Coliform.
Nilai SNI untuk ALT Jamu adalah maksimal 3 x 10 kol/ml maka nilai ALT bakteri Susu
Belut masih memenuhi standar SNI, sedangkan nilai ALT kapang Susu Belut tidak
memenuhi standar SNI (melebihi standar SNI).
-2-3 -4
-1 -2
-3
2 2
3
® ®
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 18/26
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Nilai ALT bakteri yaitu 2 x 10 koloni/ml, sedangkan nilai ALT kapang yaitu 100 x 10koloni/ml dan pada Uji MPN tidak ditemukan adanya bakteri Escherichia Coli maupun
Coliform.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, “ penuntun praktikum mikrobiologi farmasi terapan”. UMI.Makassar.
Ansel, H. C. 2005. Pengantar Sediaan FarmasiEdisi IV.UI-Press. Jakarta.
Djide, Natsir, 2008. “ Mikrobiologi Farmasi Terapan”, Fakultas MIPA, UniversitasHasanuddin, Makassar.
Hugo, 2004 , “Pharmaceutical Microbiology” . Blakwell
Lynne, McLandsborough. 2005. “Food Mycrobiology laboratory” .CRC Press.
LAMPIRAN
1. Skema Kerja
Uji Mikrobiologi makanan-minuman, obat tradisional dan sediaan non steril
2 2
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 19/26
SSA
VJA
SCB
E. coli
EMBA
ALT Kapang
ALT Bakteri
LB
NA
PDA
9 ml
9 ml
9 ml
9 ml
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 20/26
1 g/ml
Sampel
1 ml
1 ml
1 ml
10
10
10
10
PW
Staphylococcus aureus
-4
-3
-2
-1
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 21/26
Salmonella typhosa
2..Uji Mikrobiologi sediaan kosmetika
PDA
CETA
SDB
ALT Kapang
ALT Bakteri
NA
PDA
9 ml
9 ml
9 ml
9 ml
1 g/ml
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 22/26
Sampel
1 ml
1 ml
1 ml
10
10
10
10
T SB
Pseudomonas aeruginosa
Candida albicans
-4
-3
-2
-1
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 23/26
VJA
PW
Staphylococcus aureus
1. Uraian Bahan
1. Aquadest (DitjenPOM ,1979 hal 96)
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Aquades, air suling
Rumus molekul/BM : H O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung
bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh.
Penyimpanan : Dalam wadah trtutup baik
Kegunaan : Sebagai bahan pengencer
1. Uraian Medium
Komposisi Medium
1. Medium NA (Nutrien Agar)
Peptone 5,0 g
Ekstrak beef 3,0 g
Agar 15 g
Aquadest 1000 ml
2. Medium PDA (potato dextrose agar)
2
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 24/26
D- glukosa 20 g
Agar 15 g
Aquadest 1000 ml
3. Medium LB
Peptone 5 g
Ekstrak daging 3 g
Laktosa 5 g
1. Uraian Sampel
Komposisi Jamu Susu Belut
T emu lawak 30 %
Jahe 25%
Cabe jawa 30%
Sambiloto 15%
Berat Isi 150 mg
Bagikan ini:
®
by Gravity
This Is What Will Happen
When You Eat Avocados
20 Fantastic Tropical
Beaches to Visit
14 Bathroom Inventions
You Didn't Realize You
The 13 Worst Foods to
Eat at Night
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 25/26
Twitter Facebook Google
Meninggalkan komentar
PREVIOUS POST
ANALISI S AKTIVIT AS MIKROORGANISME DARI BAHAN ALAM
NEXT POST
laporan ekstraksi
Berikan Balasan
Suka
adilah yang pertama menyukai ini.
Terkait
Laporan Perhitungan Kuantitas
dalam "Tak Berkategori"
ANALISI S AKTIVIT AS MIKROORGANISME DARI BAHAN ALAM
dalam "Tak Berkategori"
AKTIVITAS PENGAWET PADA PRODUK FERMENTASI
dalam "Tak Berkategori"
7/26/2019 liayesung_wordpress_com_2015_06_02_uji-mikrobiologis-sediaan-farmasi.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/liayesungwordpresscom20150602uji-mikrobiologis-sediaan-farmasipdf 26/26
LISUNG
LISUNG SARANG
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Goran Theme.
Tulis komentar di sini...
Kesalahan: Bukan url Halaman
Facebook yang valid.
Ikuti