pemastian mutu produk steril di industri farmasi.pdf
TRANSCRIPT
Pemastian Mutu Produk Steril
di Industri Farmasi
Marlia Singgih Wibowo, PhD.
School of Pharmacy
Institut Teknologi Bandung
PENDAHULUAN
• USP General Chapters : berisi chapter-chapter tentang berbagai metode analisis (Tests dan Assays) yang resmi (Official tests and assays) dan informasi penting yang berkaitan dengan metode-metode analisis terkait
• Produk obat atau bahan baku, eksipien yang termasuk dalam cakupan Farmakope harus memenuhi persyaratan dalam farmakope
• Chapter/ bab dengan nomor diatas 1000 merupakan informasi yang tidak memuat standard ataupun spesifikasi
Bahan/Produk Steril
• Bahan baku obat, Bulk, (non-complex Active Drug Substances, Biotechnology-derived Drug Substances, dietary supplement Ingredients)
• Produk Obat, Vaksin(non-complex active drug, biotechnology-derived drug products, Blood-blood products, Gene and Cell Therapy products, Dietary supplement products)
• Compounding Sterile Preparations
• Bahan eksipien obat
• Alat (devices) , containers,
• Alat kesehatan (medical divices)
Jenis analisis yang utama untuk produk
steril (USP 30 Chart 10 page 25)
• Endotoxin Limits : <85> Bacterial Endotoxins
test
• Sterility Tests : <71> Sterility tests dan
<1208> Sterility testing-Validation of Isolator
Systems
• Aseptic processing : <1116> Microbiological
Evaluation of Clean Rooms and Other
Controlled Environments, <1208>, <1211>
Sterilization and Sterility Assurance of
Compendial Articles
• Filtration : <1211>
• Assembly : <1116>, <1207> Sterile product
Packaging-Integrity Evaluation
– BFS : <1116>
– FFS : <1116>
– SFS : <1116>
– Others : <1072> Desinfectans and Antiseptics,
<1112> Application of Water Activity
Determination to Non-sterile Pharmaceutical
Products, <1116>, <1117> Microbiological Best
Laboratory Practices
– <1223> Validation of Alternative Microbiological
Methods
Preparasi sediaan steril di RS atau
health centre lain
• Mulai 1 Januari 2004 USP menetapkan bab <797>Pharmaceutical Compounding: Sterile Preparations
• Di published pertama kali pada USP 27 dan NF 22 tahun 2004 sampai saat ini
• Bab <797> berisi tentang prosedur, persyaratan dan penetapan standar2 yang dapat diterapkan pada seluruh aktivitas pembuatan produk steril
Penetapan tingkat risiko(Risk-level Determination)
pada pembuatan produk steril
• Low-risk
• Medium Risk
• High Risk
Pemastian Mutu produk steril
• Bahan baku, intermediate, produk akhir
• Production process : teknik aseptik, sterilisasi akhir
• Equipments
• Quality Control
• Environment : monitoring, validasi
• Personnel : skill, training
• Documentation : kelengkapan, arsip
• Sales : monitoring, evaluasi
QA Program
• Monitoring
• Evaluating
• Correcting
• Improving
• Maintaining
Fokus pembahasan
• Uji Sterilitas
• Uji Endotoksin
UJI STERILITAS
Pembuatan produk farmasi steril
Tujuan uji sterilitas:
Untuk menetapkan apakah bahan
farmakope yang harus steril memenuhi
syarat berkenaan dengan uji sterilitas
seperti yang tertera pada masing-masing
monografi
Suatu produk dikatakan STERIL
• Bila memenuhi persyaratan dalam uji
sterilitas
• Kemungkinan hasil positif dapat terjadi
karena teknik yang salah atau kontaminasi
lingkungan pada waktu pengujian.
Mikroba yang Digunakan:
(1) Bacillus subtilis (ATCC No. 6633)
(2) Candida albicans (ATCC No. 10321)
(3) Bacteroides vulgatus (ATCC No. 8482)
• Jika terdapat kontaminasi mikroba dengan
menggunakan prosedur farmakope, maka
ditentukan bahwa bahan tersebut tidak
memenuhi syarat.
• Jika terdapat kegagalan menunjukkan adanya
kontaminasi mikroba dengan menggunakan
prosedur dalam farmakope, maka ditentukan
bahwa bahan tersebut memenuhi syarat.
Ketentuan hasil:
Media yang digunakan :
Media yang digunakan mempunyai sifat merangsang pertumbuhan bagi mikroba yaitu:
• Fluid Thioglycolate Medium (FTM) dan / atau Alternative Thioglycolate Medium (ATM)
• Soybean-Casein Digest Medium (SCDM)
Cairan Pengencer dan pembilas :
Cairan A
Cairan D = Cairan A + 1mL polisorbat 80/L
Cairan K
Cairan A
• 1 gram jaringan hewan yg telah diuraikan oleh
enzim pepsin, dilarutkan dlm air smp 1 liter,
saring atau sentrifuga, pH diatur 7,1
• Jika akan digunakan untuk uji sediaan yang
mengandung senyawa gol.penisilin/sefalosporin
(beta laktam), maka media tsb harus
ditambahkan enzim penisilinase utk proses
inaktivasi
Cairan D
• Adalah 1 L Cairan A + 1 mL Tween 80
• Digunakan bila sediaan mengandung
lesitin, atau minyak
• Atau utk uji peralatan steril dengan
menggunakan penyaring membran
Cairan K
• Cairan yang mengandung Jaringan hewan
yg telah diuraikan oleh enzim lambung
(peptic digest), beef extract, dan Tween 80
• Semua cairan pembilas harus disterilkan
dengan otoklaf
Penambahan penisilinase
• Untuk sediaan mengandung pengawet antimikroba golongan penisilin
• Tetapkan jumlah penisilinase yang diperlukan dengan menggunakan sediaan penisilinase yang sebelumnya telah diuji daya penginaktif penisilin atau sefalosporin atau tetapkan jumlah penisilinase yang diperlukan dengan menambahkannya ke dalam tabung FTM dan sejumlah antibiotik dalam spesimen uji1. Inokulasi media dengan 1 ml pengenceran (1 : 1000)
biakan 18 jam-24 jam Staphylococcus aureus (ATCC 29737) dalam FTM.
2. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 30o – 35o
Uji Fertilitas
• Tujuan?
• Untuk memastikan bahwa media yang
digunakan dapat menumbuhkan mikroba
uji sampai waktu 7 hari
• Dilakukan sebelum uji sterilitas thp sampel
Uji Fertilitas
Media Mikroba Uji
Inkubasi
Suhu (oC) Kondisi
Fluid Tioglikolat
Medium
(1) Bacillus subtilis (ATCC 6633)
(2) Candida albicans (ATCC10321)
(3) Bacteroides vulgatus
(ATCC8482)
30 – 35
30 – 35
30 – 35
Aerobik
Tioglikolat
alternative
(1) Bacteroides vulgatus
(ATCC8482)
30 – 35 Anaerobik
Soybean – casein
digest
(1) Bacillus subtilis (ATCC 6633)
(2) Candida albicans (ATCC No.
10321)
20 – 25
20 – 25
Aerobik
METODE UJI STERILITAS
• INOKULASI LANGSUNG KE
DALAM MEDIA UJI
• TEKNIK PENYARINGAN
MEMBRAN
Hal yang perlu dilakukan sebelum
Prosedur Inokulasi langsung:
Uji Aktivitas Bakteriostatik dan Fungistatik
Jika pertumbuhan mikroba uji dalam campuran media bahan secara visual sebanding dengan pertumbuhan dalam tabung kontrol, gunakan jumlah bahan dan media seperti yang tertera pada Tabel jumlah untuk bahan cair dalam pemilihan spesimen uji dan masa inkubasi
Penetapan perbandingan bahan dan media yang tidak merugikan pertumbuhan mikroba uji
Jumlah untuk bahan cair
Volume minimum tiap media
Jumlah wadah per
mediaIsi wadah (mL)
Volume minimum
diambil dari wadah
untuk tiap media
Digunakan untuk
inokulasi langsung ke
volume yang diambil
dari tiap wadah (mL)
Digunakan untuk
membrane atau setengah
bagian membrane yang
mewakili volume total dari
jumlah wadah yang sesuai
(mL)
Kurang dari 10 1mL, atau seluruh isi
jika kurang dari
1mL
15 100 20 (40 jika volume tiap
wadah tidak
cukup untuk
kedua media)
10 sampai kurang dari
50
5mL 40 100 20
50 sampai kurang dari
100
10mL 80 100 20
50 sampai kurang dari
100 dimaksudkan
untuk pemberian
intravena
Seluruh isi - 100 20
100 sampai 500 Seluruh isi - 100 10
Di atas 500 500mL - 100 10
Ketentuan Penambahan atau pengurangan dalam
menentukan perbandingan bahan dan media
• Jika sejumlah tertentu bahan dalam 250mL media masih mempunyai daya bakteriostatik atau fungistatik, kurangi jumlah bahan hingga diperoleh jumlah maksimum yang tidak menghambat pertumbuhan uji dalam 250mL media.
• Untuk cairan dan suspensi yang jumlahnya kurang dari 1mL, perbesar jumlah media hingga cukup untuk mengencerkan dan mencegah hambatan pertumbuhan.
• Untuk bahan padat yang tidak segera larut atau dapat terdispersi, jika jumlahnya kurang dari 50mg, perbesar jumlah media hingga cukup untuk mengencerkan untuk mencegah hambatan pertumbuhan.
PROSEDUR UJI INOKULASI LANGSUNG
KE DALAM MEDIA UJI
Untuk:
• Cairan
• Salep dan minyak yang tidak larut dalam isopropil miristat
• Zat padat
• Kapas murni, perban, pembalut, benang bedah dan bahan sejenisnya
• Alat kesehatan steril
• Alat suntik kosong atau terisi steril
Bahan uji Bahan uji + media
Prinsip pengujian:
Inkubasi minimal 14 hari
dengan pengamatan pada
hari ke 3,4,atau 5, hari ke 7
atau 8, dan pada hari
terakhir pengujian.
Catatan:
Perlakuan awal berbeda untuk masing-masing produk farmasi dan kesehatan.
Bahan uji merupakan larutan yang pada produk farmasi dan kesehatan kecuali yang berbentuk cairan digunakan untuk membilas atau mendispersi produk tersebut.
Cairan
1. Pindahkan cairan dari wadah uji menggunakan pipet atau jarum suntik steril.
2. Secara aseptik inokulasikan sejumlah tertentu bahan dari tiap wadah uji ke dalam tabung media.
3. Campur cairan dengan media tanpa aerasi berlebihan.
Salep dan minyak yang tidak larut dalam isopropil miristat
Pilih 20 wadah yang mewakili, dibagi atas 2 kelompok terdiri dari 10 wadah, dan diperlakukan tiap kelompok sebagai berikut:
1. Secara aseptik pindahkan 100mg dari tiap wadah dari 10 wadah ke dalam labu berisi 100mL pembawa air steril yang dapat mendispersi homogen bahan uji dalam seluruh campuran cairan.
2. Campur 10mL alikot dari campuran cairan yang diperoleh dengan 80mL tiap media.
Perlakuan awal untuk berbagai sediaan
Zat padat Ambil sejumlah tertentu produk dalam bentuk padat kering (atau
yang sudah dibuat larutan atau suspensi dalam cairan pengencer steril) tidak kurang dari 300mg tiap wadah atau seluruh isi wadah jika tiap isi kurang dari 300mg.
Inokulasikan ke dalam masing-masing tidak kurang dari 40mL FTM dan SCDM.
Kapas murni, perban, pembalut, benang bedah dan bahan sejenisnya
Dari setiap kemasan, ambil secara aseptik 2 bagian atau lebih masing-masing 100 sampai 500mg dari bagian paling dalam.
Secara aseptik pindahkan bagian bahan uji ini ke dalam sejumlah tertentu wadah media yang sesuai dan inkubasi.
Alat kesehatan steril Untuk alat yang bentuk dan ukurannya memungkinkan dicelupkan
keseluruhan ke dalam tidak lebih dari 1000mL media, uji alat utuh menggunakan media yang sesuai.
Untuk alat yang mempunyai pipa/saluran
berlubang
1. seperti alat transfusi atau infus atau yang
ukurannya menyebabkan pencelupan tidak
dapat dilakukan dan hanya saluran cairannya
yang harus steril, Bilas lumen masing-masing
dengan sejumlah FTM dan SCDM hingga
diperoleh kembali tidak kurang dari 15mL
setiap media.
2. Inkubasi dengan tidak kurang dari 100mL
masing-masing media.
Prosedur untuk:
Alat suntik kosong atau terisi steril
• Uji dilakukan sama seperti uji untuk produk
steril dalam ampul atau vial.
• Cara inokulasi langsung dapat dilakukan jika
penetapan bakteriostatik dan fungistatik telah
menunjukkan aktivitas yang tidak merugikan
dalam kondisi pengujian.
UJI STERILITAS DENGAN
TEKNIK PENYARINGAN
MEMBRAN
Kegunaan uji sterilitas dengan teknik
penyaringan membran
• Berguna untuk cairan dan serbuk yang dapat larut yang bersifat bakteriostatik atau fungistatik, untuk memisahkan mikroba kontaminan dari penghambat pertumbuhan.
• Berguna untuk bahan seperti minyak, salep atau krem yang dapat melarut ke dalam larutan pengencer bukan bakteriostatik atau bukan fungistatik.
• Berguna untuk uji sterilitas permukaan atau lumen kritis alat-alat kesehatan.
Prosedur awal:
• Buat perbandingan yang sama menggunakan sejumlah tertentu bahan uji dan cairan pengencer dan pembilas yang sesuai.
• Bilas membran 3 kali, tiap kali dengan 100mL cairan pengencer dan pembilas.
Pertumbuhan mikroba uji dari membran yang digunakan untuk menyaring bahan diikuti cairan pengencer dan pembilas yang telah diinokulasi secara visual sebandingdengan pertumbuhan dari membran yang hanya digunakan untuk menyaring cairan pengencer dan pembilas yang telah diinokulasi.
UJI MENGGUNAKAN PENYARINGAN
MEMBRAN
Untuk:
• Cairan yang dapat bercampur dengan pembawa air
• Cairan yang tidak bercampur dengan pembawa air (kurang dari 100mL per wadah)
• Zat padat yang dapat disaring
• Salep dan minyak yang larut dalam Isopropil Miristat
• Zat padat yang tak dapat disaring
• Alat kesehatan
Peralatan: porositas 0,45µm, diameter ±47mm, kecepatan penyaringan 55mL-75mL/mnt pada tekanan 70cmHg.
Penafsiran Hasil Uji Sterilitas
• Tahap I
Amati adanya pertumbuhan mikroba seperti kekeruhan dan / atau pertumbuhan pada permukaan pada isi semua wadah dalam interval waktu tertentu dan pada akhir periode inkubasi.
Jika tidak terjadi pertumbuhan, maka bahan uji memenuhi syarat.
• Tahap II
Jumlah spesimen yang diuji minimal 2 kali jumlah tahap I.
Jika tidak ditemukan pertumbuhan mikroba, bahan yang diuji memenuhi syarat.
Jika ditemukan pertumbuhan mikroba, bahan yang diuji tidak memenuhi syarat.
UJI ENDOTOKSIN
Pendahuluan
Produk farmasi parenteral
Produk-produk farmasi parenteral harus steril karena pemberian
langsung ke sistem sirkulasi pembuluh darah.
Salah satu tahap : Sterilisasi
Produk parenteral terkadang terkontaminasi oleh ENDOTOKSIN
Bagaimana produk parenteral
dapat terkontaminasi endotoksin?
• Pada proses sterilisasi produk parenteral
(menggunakan panas), bakteri gram negatif
yang mungkin ada dalam produk, akan mati dan
lisis terjadi, endotoksin akan terlepas dan tetap
tinggal di dalam produk
• Sifatnya stabil terhadap panas (heat-stable)
Endotoksin dan Pirogen
• Endotoksin adalah toksin yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif
• Pirogen adalah senyawa yang menyebabkan kenaikan suhu tubuh akibat penggunaan produk farmasi yang diberikan secara intravena
• Semua endotoksin bersifat pirogen, tetapi tidak semua senyawa pirogen itu merupakan endotoksin
• Endotoksin bakteri terdiri dari Lipopolisakarida (LPS), umumnya terikat pada protein dan fosfolipid. LPS ini menyusun membran luar bakteri gram negatif.
Struktur LPS
• Contoh : LPS dari Salmonella terdiri dari
bagian Lipid A yang hidrofob yang terikat
pada suatu daerah inti yang mengandung
molekul KDO (2-keto-3-deoksioktonat)
Struktur LPS Salmonella
Mannose-Abequose
Rhamnose
Galactose
Glucose-N-acetylglucosamine
Galactose
Glucose-Galactose
Heptulose
Heptulose-P-P-Ethanolamine
KDO
KDO-KDO-P-Ethanolamine
P-GlcN-GlcN-P
n
Lipid A
Inti polisakarida
Rantai samping
Efek endotoksin bagi tubuh
• demam
• aktivasi sistem sitokin
• rusaknya sel-sel endotelial
• permeabilitas pembuluh darah berubah
sehingga menyebabkan turunnya tekanan
darah
• dll.
Perkembangan regulasi tentang
uji pirogen• Bacterial endotoxin test (BET) merupakan
salah satu uji yang penting terhadap produk parenteral dan alat kesehatan
• 1912 : uji pirogen dilakukan dengan metode kelinci (Rabbit test)
• Digunakan dalam USP XII pada tahun 1942 sampai 40 tahun kemudian
• 1980 : metode baru diterapkan yaitu Limulus amoebocyte lysate (LAL) test
LAL-test
• The Limulus Amebocyte Lysate (LAL) test adalah uji in vitro untuk deteksi dan analisis kuantitatif endotoksin bakteri.
• LAL diperoleh dari ekstrak cair amebosit Horseshoes crab (Limulus polyphemusatau Tachypleus tridentatus)
• Metode analisis LAL yang dilakukan mencakup teknik gel-clot dan turbidimetri kinetik dan kromogenik (kolorimetri)
Mengapa LAL test?
• Limulus amebocyte lysate (LAL) test
adalah metode alternatif terhadap rabbit
pyrogen test yang difokuskan pada deteksi
senyawa pirogen dalam produk, untuk
menghindari penggunaan hewan/binatang
dalam percobaan
• Metode lebih akurat
Limulus amebocyte lysate
• Lisat diperoleh dari amubosit kepiting landam kuda (Limulus polyphemus atau Tachypleus tridentatus
• Penggunaan LAL untuk deteksi endotoksin berawal dari pengamatan Bang (1956) bahwa infeksi bakteri gram negatif pada Limulus polyphemus menyebabkan koagulasi intravaskular yang parah.
• Th 1964, Levin and Bang kemudian menunjukkan bahwa penggumpalan itu merupakan hasil reaksi antara endotoksin dan protein yang dapat menggumpal dalam amubosit.
• Solum (1970, 1973) dan Young (1972),
melakukan pemurnian dan karaterisasi protein
yang dapat bergumpal dari reaksi LAL dan
menunjukkan bahwa reaksi dengan endotoksin
merupakan reaksi enzimatik.
Reaksi pembentukan gel (clot) spontan
antara endotoksin (LPS) bakteri dan
protein dalam amebosit.
Limulus polyphemus
(horseshoe crab)
African Wolf Spider
Horseshoe crab
• Pembentukan gel padat pada titik akhir reaksi sebagai hasil reaksi antara LAL dan endotoksin.
• Reagen LAL + larutan uji dalam tabung reaksi dengan volume yang sama.
• Inkubasi 37°C±2°C selama 60 menit±1 menit.
• Reaksi (+) : gel stabil dan melekat pada dasar tabung bila dibalikkan 180º.
• Reaksi (-) : gel kental, terlepas dari dasar tabung bila dibalikkan 180º.
Alat
Tabung reaksi,
pipet ukur,
pengocok vorteks,
oven, inkubator.
Alat-alat gelas dibuat
bebas pirogen : oven
200ºC selama 4 jam.
• ekstrak amebosit
dalam kepiting
landam kuda,
Limulus
polyphemus
(Atlantic horseshoe
crab)
REAGEN LAL
• Tachypleus
Amebocyte Lysate
(TAL): ekstraksi
Amebocyte
Tachypleus
tridentatus
(Japanese
horseshoe crab
atau Chinese
horseshoe crab)
REAGEN TAL
Bahan :
• Reagen TAL 0,125 EU/ml ,
• Control Standar Endotoksin (CSE) 10 EU/ml,
• Reagent Water (RW),
• Sampel : Aqua pro injeksi.
Tahapan Sebelum Uji LAL terhadap
sampel
• Uji konfirmasi kepekaan lisat
• Optimasi kondisi percobaan
• Verifikasi atau Validasi metode (*sesuai
keperluan di Laboratorium uji)
• Uji terhadap sampel
• Untuk mengecek kepekaan/sensitivitas
reagen TAL, apakah sesuai dengan yang
tercantum pada label.
• Dibuat 4 seri pengenceran (2λ; λ; 0,5λ dan
0,25λ) dari CSE dalam 4 replikasi dan
kontrol negatif (RW)
• Persyaratan : Kadar rata-rata geometrik
titik akhir harus ≥ 0,5λ dan ≤ 2,0λ .
Penyiapan Kontrol Negatif (LRW)
Penyiapan Sampel1. Sampel
2. Sampel Tercemar
Penyiapan Larutan CSE
Penyiapan Kontrol Positif (CSE)
Inkubasi 37ºC±1ºC, 60 menit±2 menit
Penyiapan Kontrol Sediaan Positif (Sampel + CSE)
Penambahan Reagen LAL
CSE 10 EU/ml
(10/0,125 x λ =
80 λ)
8 λ =1 EU/ml
4 λ =0,5EU/ml
2λ =0,25
EU/ml
λ = 0,125 EU/ml
0,5 λ = 0,0625 EU/ml
0,25 λ =0,03125 EU/ml
1,0 ml RW 0,2ml
1,0ml 0,5ml
0,2ml 0,1ml 0,1ml
1,8 mlRW
1,0 mlRW
1,5 mlRW
1,4 mlRW
1,5 mlRW
3,1 mlRW
Batas kadar endotoksin
PMA = Kepekaan (λ)
0,25 EU/ml
0,125 EU/ml
= 2Jadi, sampel ini hanya dapat diencerkan
maksimal 1: 2
Pengenceran Maksimum yang Absah (PMA=MVD)
• Optimasi kondisi dilakukan dengan
melakukan variasikan suhu dan atau
waktu inkubasi.
Parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi
metode
Parameter
Performa
Analitik
Kualitatif (ID) Perhitungan
Kembali
Kategori I
Perhitungan Kembali
Kategori III
Perhitunga
n Kembali
Kategori IIIKuantitatif Batas Tes
Akurasi tidak ya ya * *
Presisi Tidak ya ya tidak ya
Spesifisitas ya ya ya ya *
Batas Deteksi ya tidak tidak ya *
BatasiKuantit
asuTidak tidak ya tidak *
Linearitas tidak ya ya tidak *
Rentang Tidak Ya ya tidak *
Ketangguhan ya ya ya ya ya
* mungkin dibutuhkan, bergantung pada sifat tes yang spesifik
Contoh
LAL Reagent
• Sensitivitas : 0,125 EU/ml
• Lot No. : Y4661L
• Exp. Date : 09 – 2011
• Kemasan : Vial @ 5,2 ml
• CSE Potency :
500 NG/Vial (2,5 ml)
• Lot No. : EM 84632
• Exp. Date : 03 -2012
• Kemasan : Vial @ 2,5 ml
Hasil Uji Konfirmasi Kepekaan (λ)
Repli
kasi
K (-)
RWCSE E
(EU/ml)
Log E
2λ λ 0,5λ 0,25λ
1 - + + + - 0,0625 -1,204
2 - + + - - 0,125 -0,903
3 - + + - - 0,125 -0,903
4 - + + - - 0,125 -0,903
Jumlah -3, 913
Perhitungan Rata- Rata Geometrik kadar Titik Akhir
GM = antilog Σe/f
Σe = jumlah logaritma kadar titik akhir dari seri pengenceran yang digunakan
f = jumlah replikasi
GM = antilog -3,913/4 = 0,105 EU/ml
Persyaratan : Kadar rata-rata geometrik titik akhir harus ≥ 0,5λ dan ≤ 2,0λ .
(≥ 0,0625EU/ml dan ≤ 0,25EU/ml)
Kesimpulan : Memenuhi syarat
Hasil Pengujian dengan LAL
Re
pli
kas
i
K (-)
RWKontrol Positif Kontrol
Sediaan
Positif
Sampel
2λ λ 0,5λ 0,25
λNeat 1:2 1:4 1:8 1:16
Pengujian 1
1 - + + - - + + + + + -
2 - + + - - + + + + + -
Pengujian 2
1 - + + + - + + + + + -
2 - + + - - + + + + + -
Pengujian 3
1 - + + + - + + + + + -
2 - + + - - + + + + + -
Rep
li
kasi
K (-)
RWKontrol Positif Kontrol
Sediaan
Positif
Sampel
2λ λ 0,5λ 0,25λ Neat 1:2 1:4 1:8
Pengujian 1
1 - + - - - + + + - -
2 - + - - - + + + - -
Pengujian 2
1 - + - - - + + + - -
2 - + - - - + + + - -
Pengujian 3
1 - + - - - + + + - -
2 - + - - - + + + - -
Pengujian 4
1 - + - - - + + + - -
2 - + - - - + + + - -
Hasil Pengujian dengan TAL
Pengujian dengan Toksinometer
Alat
• Teknik Kinetik-Turbidimetri
• Endotoxin mengaktifkan enzim pada LAL menghasilkan gelatinasi coagulin dalam LAL, sehingga meningkatkan turbiditas sampel
• Perubahan transitans selama kurun waktu tertentu diukur (kinetik) utk mengukur waktu gelatinasi dari awal smp akhir reaksi.
• Gelation time (waktu gelatinasi) secara langsung berhubungan dengan jumlah endotoksin dalam sampel
Hasil Pengujian
PengenceranRun Time (Menit)
Tg Mean Tg
¼λ 48,2
47,4
47,80
½λ 43,2
43,4
43,30
λ 35,0
35,0
35,00
2λ 29,0
29,2
29,10
Kurva Baku
Persamaan :
Log (Tg) = -0,2400 Log (C) + 1,326
r = -0,9909
Persyaratan nilai r ≥-0,980
(USP 30 : 112)
Pen
guji
an
Sampel
Neat 1:2
T [ ] Rata-
rata
T
Rata-
rata
[ ]
%
recov
ery
T [ ] Rata-
rata T
Rata-
rata
[ ]
%
recove
ry
1 26,0
25,8
0,4258
0,4382
25,9 0,4320 90,73 30,6
31,8
0,2154
0,1848
31,2 0,2001 84,04
2 25,0
25,0
0,3931
0,3931
25,0 0,3931 82,57 28,4
29,6
0,2560
0,2227
29,0 0,2393 100,50
Hasil Pengujian
Sampel uji diicemari dengan endotoksin :- Sampel neat = 0,4761 EU/ml- Sampel 1 : 2 = ½ x 0,4761 EU/ml = 0,2381
Persyaratan % recovery metode turbidimetri adalah 50% - 200%(USP 30 : 113)
Terima kasih