li tt

10
LEARNING ISSUE 1. Macam-Macam Infeksi Akibat Kucing a. Toksoplasmosis Penyakit toksoplasmosis adalah infeksi yang bisa mengancam pertumbuhan janin dan bisa menyebabkan keguguran. Parasit penyebabnya adalah Toxoplasma gondii, yang berkembang biak dalam saluran pencernaan kucing dan ikut keluar bersama fesesnya, terutama hidup di bak pasir tempat BAB kucing dan di tanah atau pupuk kebun. Anda bisa terinfeksi oleh parasit ini ketika membersihkan kotoran kucing atau memegang tanah yang terdapat feses kucing. Anda juga bisa terkena toksoplasma karena mengonsumsi daging yang dimasak setengah matang (dimana daging tersebut terinfeksi dengan parasit toksoplasma). Meskipun kucing adalah tempat hidup utama parasit ini, toksoplasma juga bisa hidup pada anjing, unggas dan hewan ternak seperti babi, sapi atau kambing. Janin bisa terinfeksi toksoplasma melalui saluran plasenta jika si ibu terserang toksoplasmosis ketika sedang mengandung. Infeksi parasit ini bisa menyebabkan keguguran atau cacat bawaan seperti kerusakan pada otak dan fungsi mata. Ketika terinfeksi toksoplasmosis gejala yang timbul biasanya tidak menunjukkan gejala spesifik terkadang bisa menyerupai gejala flu, seperti demam, kelelahan, atau radang tenggorokan. Pernah juga dilaporkan adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening. Jika seseorang pernah terserang toksoplasmosis, tubuhnya akan membentuk

Upload: triantami-wijayenti-h-sarbi

Post on 15-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

macam infeksi pada kucing, kriteria rumah bersih

TRANSCRIPT

Page 1: LI tt

LEARNING ISSUE

1. Macam-Macam Infeksi Akibat Kucing

a. Toksoplasmosis

Penyakit toksoplasmosis adalah infeksi yang bisa mengancam pertumbuhan janin

dan bisa menyebabkan keguguran. Parasit penyebabnya adalah Toxoplasma gondii,

yang berkembang biak dalam saluran pencernaan kucing dan ikut keluar bersama

fesesnya, terutama hidup di bak pasir tempat BAB kucing dan di tanah atau pupuk

kebun. Anda bisa terinfeksi oleh parasit ini ketika membersihkan kotoran kucing atau

memegang tanah yang terdapat feses kucing. Anda juga bisa terkena toksoplasma

karena mengonsumsi daging yang dimasak setengah matang (dimana daging tersebut

terinfeksi dengan parasit toksoplasma). Meskipun kucing adalah tempat hidup utama

parasit ini, toksoplasma juga bisa hidup pada anjing, unggas dan hewan ternak seperti

babi, sapi atau kambing.

Janin bisa terinfeksi toksoplasma melalui saluran plasenta jika si ibu terserang

toksoplasmosis ketika sedang mengandung. Infeksi parasit ini bisa menyebabkan

keguguran atau cacat bawaan seperti kerusakan pada otak dan fungsi mata.

Ketika terinfeksi toksoplasmosis gejala yang timbul biasanya tidak menunjukkan

gejala spesifik terkadang bisa menyerupai gejala flu, seperti demam, kelelahan, atau

radang tenggorokan. Pernah juga dilaporkan adanya pembengkakan pada kelenjar

getah bening. Jika seseorang pernah terserang toksoplasmosis, tubuhnya akan

membentuk imunitas dan biasanya orang tersebut tidak akan terserang untuk kedua

kalinya.

Satu-satunya cara mendeteksi infeksi ini adalah tes darah yang tergabung dalam

tes TORCH. Tes ini umumnya disarankan untuk dilakukan pada ibu hamil di

trimester awal kehamilan untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi

toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes. Menurut penasihat Parents

Indonesia, Prof. Dr. med. Ali Baziad SpOG, K-FER, profesor Obstetri dan

Ginekologi Universitas Indonesia, tes TORCH hanya akan diberikan jika memang

sebelumnya ada indikasi tertentu, misalnya memiliki riwayat keguguran, atau jika

pernah melahirkan bayi cacat dan meninggal dunia.

Sebenarnya sangat kecil kemungkinan seekor kucing bisa menularkan parasit

toksoplasma pada pemiliknya jika terawat baik, dipelihara dengan bersih di dalam

rumah, makananannya bisa dikontrol, tidak memakan daging mentah dan fesesnya

Page 2: LI tt

dibersihkan setiap hari oleh anggota keluarga, selain Anda yang sedang hamil,

keberadaan kucing di dekat Anda bukanlah momok kehamilan yang mengerikan.

Wanita yang memelihara kucing liar (atau yang dibiarkan berkelana keluar

rumah) atau baru saja mendapatkan kucing yang tidak jelas asalnya dan juga

berisiko terinfeksi toksoplasma jika senang mengonsumsi daging setengah matang,

sering melakukan kontak dengan tanah atau pupuk tanpa sarung tangan ketika

berkebun, atau sebelumnya pernah mengalami pembengkakan kelenjar getah bening.

Bahkan berdasarkan penelitian yang dilakukan di Eropa, mereka yang mengonsumsi

daging kurang matang justru memiliki risiko terserang toksoplasma lebih besar

dibandingkan mereka yang memelihara kucing di dalam rumah.

b. Scabiesis

Scabiesis adalah penyakit kulit yang disebabkan tungau (sejenis kutu)

scabies/sarcoptes. Penyakit ini sering menyerang anjing, kucing, kelinci dan dapat

juga menular ke manusia. Sebagian besar scabiesis pada anjing dan kelinci

disebabkan oleh tungau sarcoptes scabiei, sedangkan notoedres cati lebih sering

menyebabkan scabiesis pada kucing. Selain notoedres cati,  Sarcoptes scabiei juga

dapat menyerang kucing. Tungau ini berukuran sangat kecil (0.2-0.4 mm), hanya

bisa dilihat dengan mikroskop atau kaca pembesar.

Seperti juga tungau lain yang termasuk dalam keluarga sarcoptes, notoedres cati

dapat menyerang manusia. Seperti halnya pada kucing, scabies juga menyebabkan

kemerahan dan gatal-gatal pada kulit manusia.

Pada bagian yang terasa gatal biasanya terbentuk semacam benjolan kecil seperti

jerawat, di dalamnya terdapat cairan. Bila pecah karena terus digaruk, tungau yang

terdapat di dalamnya bisa menyebar ke daerah di sekitarnya. Rasa gatal yang

ditimbulkan oleh tungau scabies cukup mengganggu.

Pada manusia biasanya penyakit ini bersifat sementara dan sembuh dengan

sendirinya. Beberapa orang mungkin mempunyai kekebalan tubuh yang kurang baik

dan cenderung  lebih sensitif terhadap serangan scabies ini.

Pengobatan dan pencegahan bisa dilakukan dengan mencuci tangan atau bagian

yang gatal dengan sabun yang mengandung sulfur seperti JF Sulfur. Obat lain yang 

bisa digunakan adalah salep scabicid.

c. Limfadenitis Regional (Infeksi yang disebabkan oleh cakaran atau gigitan

kucing)

Page 3: LI tt

Infeksi yang disebabkan oleh cakaran atau gigitan kucing merupakan infeksi

bakteri yang dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bakteri

bartonella henselae, bakteri yang menyebabkan penyakit ini, hidup dalam ludah

kucing yang terinfeksi, tetapi bakteri tersebut tidak membuat hewan ini menjadi

sakit, bahkan kucing atau anak kucing dapat membawa bakteri ini dalam tubuhnya

selama berbulan-bulan.

Bakteri ini menyebar dari kucing ke kucing melalui kutu, namun belum ada bukti

yang menyatakan bahwa kutu dapat menyebarkan bakteri ini kepada manusia.

Manusia dapat terinfeksi bakteri ini melalui cakaran atau gigitan kucing. Pada saat

kucing menjilati cakar-cakar pada kakinya, bakteri ini akan menempel pada

cakarnya. Begitu pula pada saat kucing menjilati bulu-bulunya maka bakteri dapat

menempel pada bulu kucing.

Gejalanya lepuhan atau benjolan kecil biasanya muncul 3-10 hari semenjak

terkena cakaran atau gigitan kucing. Orang seringkali keliru menyangka bahwa itu

adalah akibat gigitan serangga, apalagi bila luka bekas cakaran atau gigitan kucing

tersebut tidaklah besar. Padahal lepuhan atau benjolan tersebut merupakan tempat di

mana bakteri masuk ke dalam tubuh. Dalam 1-4 minggu, satu atau lebih kelenjar

getah bening dekat tempat di mana bakteri masuk ke dalam tubuh akan membengkak.

Pada kebanyakan anak-anak yang terinfeksi, pembengkakan kelenjar getah

bening adalah gejala utama dari penyakit ini dan biasanya tidak parah. Gejala umum

lainnya meliputi demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, ruam,

sakit tenggorokan, dan nyeri tubuh secara keseluruhan.

d. Cacing Pita atau Cacing Tambang

Cacing tambang terutama ditularkan dari kotoran hewan, atau tanah yang

terkotori. Manusia bisa tertular melalui telur atau larva melalui kulit dari tanah yang

terkotori, yaitu ketika berjalan tanpa alas kaki di taman atau kebun yang sering

disinggahi hewan.

Anak kucing bisa memperoleh cacing tambang dari susu induknya. Jika induknya

yang menyusui berkutu, maka kemudian bisa diteruskan kepada manusia. Larva

cacing tambang bisa menembus kulit manusia, dan akan meninggalkan ruam pada

kulit yang dimasuki oleh larva. Daerah kulit yang paling umum mengalami ruam

adalah kaki, dimana yang telah berjalan tanpa alas kaki di pasir atau tanah yang

mengandun larva cacing pita.

Page 4: LI tt

Hal ini juga memungkinkan bisa menyebabkan infeksi akibat larva cacing

tambang yang sudah masuk ke dalam tubuh. Selnjutnya infeksi ini dapat

menyebabkan batuk, nyeri dada, mengi, demem, nyeri epigastrium, ganguan

penvcernaan, mual, muntah, sembelit dan diarrohoea. Tanda-tanda infeksi yang berat

bisa menyebabkan anemia dan kekuranga protein, termasuk kekurusan, gagal janung

dan distensi abdomen.

e. Cacing Gelang

Pada penampakannya sekilas mirip dengan sphagetti. Hewan yang terinfeksi oleh

cacing ini jarang menunjukkan gejala yang mudah dikenali. Mungkin suatu saat kita

akan melihat tanda-tanda cacing gelang di dalam kotoran dan muntahan kucing.

Infeksi cacing gelang yang terjadi pada manusia yang paling sering adalah

ditularkan melalui tanah yang terkontaminasi. Misalnya, jika anda mengambil

sayuran dari kebun anda sendiri dan tidak mencucinya dengan baik, sehingga kita

bisa menelan tanah yang terkontaminasi telur cacing gelang. Karena manusia

bukannlah habitat yang sempurna bagi cacing gelang, maka hewan parasit ini

cenderung berjalan melewati tubuh dan membuat masalah seperti peradangan organ

bahkan, jenis cacing ini juga dikenal bisa bermigrasi melalui mata anak-anak kecil.

Hal ini sudah biasa bagi seorang dokter mata yang menemukan larva cacing gelang

di belakang mata anak.

Dengan demikian snagat penting bagi anak kucing peliharaan kita untuk

dibersihkan dari parast cacing. Hewan peliharan yang terinfeksi cacing gelang juga

berpotensi menularkannya kepada keluarga kita terutama ke anak-anak.

2. Kriteria Rumah Bersih

1. Menempatkan jendela dengan baik sehingga tiap ruangan mempunyai sirkulasi udara

yang cukup, udara segar dan bersih sangat diperlukan di dalam rumah, selain itu

ruangan yang terlalu gelap dan pengap juga memberikan pulang besar untuk

berkembang biak bagi bakteri yang membahayakan kesehatan keluarga.

2. Membuat green-house (rumah hijau rumah lingkungan) misalnya dengn berprisip

bahwa pada siang hari tidak perlu menyalakan listrik, caranya dengan mengatur

tempat masuk cahaya serta perletakan tanaman untuk menghiasi halaman.

3. Jenis hewan peliharaan tertentu yang membahayakan kesehatan perlu dibuatkan

tempat tersendiri di luar rumah.

Page 5: LI tt

4. Memilih jenis material bangunan yang tidak banyak mengandung bahan berbahaya,

contohnya menghuni rumah kayu atau bambu alami tanpa cat tentu lebih sehat jika

dibanding rumah tembok dengan aneka cat yang belum memenuhi standar aman

untuk sehat.

5. Tips rumah bersih dan sehat yaitu mengatur perletakkan sumber air, apabila

menggunakan air bawah tanah maka harus mencari sumber sejauh mungkin dengan

posisi septic tank.

6. Pemipaan sanitasi air bersih maupun air kotor diatur sedemikian rupa sehigga tidak

tersumbat atau terjadi kotor di dalam pipa khususnya untuk arus air bersih.

7. Memeberikan jendela atau lubang asap pada dapur sehingg asap tidak mengendap di

dalam rumah.

8. Tempat sampah diletakkan pada posisi bagus, tertutup dan kedap air serta tidak

mengganggu akivitas di dalam rumah enah dari segi bau maupun pemandangan yang

tidak sedap.

9. Kebiasaan hidup sehat juga sangat mempengaruhi dalam menunjang kesehatan

seperti segera mencuci piring setelah dipakai serta menyapu atau mengepel lantai

secara berkala.

10. Letak rumah juga sangat mempengaruhi kesehatan keluarga contohnya rumah yang

mengahadap timur akan sering mendapatkan sinar matahari pagi dengan kandungan

vitamin yang berguna untuk tubuh.

Penghuni juga harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Membersihkan tempat jentik berkembang agar rumah bebas jentik. Indek jentik

nyamuk tidak lebih dari 5 persen.

2. Bersihkan dari hal-hal yang mempengaruhi tikus datang ke rumah anda. Pastikan

rumah anda bebas tikus.

3. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari.

4. Memanfaatkan pekarangan, misalnya dengan menanami bunga, atau Toga, sehingga

ada upaya penghijauan.

5. Membuang tinja bayi atau Balita ke jamban, jangan meremehkan tinja bayi dan

dibuang sembarangan. Karena tinja bayi sama halnya dengan tinja orang dewasa.

6. Membuang sampah pada tempat sampah, sampah hendaknya dibuang setiap hari

pada sampah besar yang akan dibawa oleh petugas sampah.

ANALISIS MASALAH

Page 6: LI tt

K.1 : Apa hubungan memelihara kucing dengan infeksi toksoplasma?

Infeksi taksoplasma adalah infeksi yang bisa mengancam pertumbuhan janin dan bisa

menyebabkan keguguran. Parasit penyebabnya adalah Toxoplasma gondii, yang

berkembang biak dalam saluran pencernaan kucing dan ikut keluar bersama fesesnya,

terutama hidup di bak pasir tempat BAB kucing dan di tanah atau pupuk kebun. Kita bisa

terinfeksi oleh parasit ini ketika kontak langsung yaitu saat membersihkan kotoran

kucing atau memegang tanah yang terdapat feses kucing.

Sebenarnya semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi dan menularkan toxoplasma

kepada manusia, namun kucing sering kali dianggap sebagai sumber utama karena

Toxoplasma berkembang biak mengikuti suatu siklus hidup (seperti siklus hidup pada

kupu-kupu). Toxoplasma dapat berkembang dengan cara membelah diri (non seksual)

dan seksual (makro gamet dan mikro gamet). Pada hewan-hewan selain kucing

toxoplasma berkembang biak dengan cara non seksual. Kucing adalah inang definitif

toxoplasma. Dalam tubuh kucing, toxoplasma dapat berkembangbiak dengan cara

seksual dan non seksual.

Maka dari itu kita haruslah menghindari kontak langsung dengan kotoran, jika ingin

membersihkan kotak kotorannya sebaiknya menggunakan sarung tangan dan cuci tangan

setelahnya. Serta rajin membersihkan tempat kotorannya 1-2 kali dalam sehari dan

gunakan pasir khusus untuk kotoran kucing. Memberi makanan kering atau basah yang

memang khusus untuk kucing dan hindari memberikan makanan mentah seperti ikan

atau daging. Memelihara kucing di dalam rumah kita tapi di ruangan tersendiri untuk

mencegah ia mengonsumsi tikus atau binatang lain yang mungkin terkontaminasi.

Mandikan kucing setidaknya 3 kali dalam sebulan atau seminggu sekali dengan

menggunakan shampoo kucing, dan mengeringkan bulunya hingga kering. Memberi

vaksin untuk kucing sesuai dengan usianya, untuk mencegah toksoplasma berikan vaksin

tokso dan juga kucing bisa diberi vaksin rabies.