li fisiologi akomodasi mata

2
Akomodasi Mata Akomodasi mata meningkatkan kekuatan lensa untuk penglihatan dekat. Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun sumber cahaya jauh dapat difokuskan di retina. Ini disebut sebagai akomodasi mata. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama : otot siliaris dan jaringan kapiler yang menghasilkan aquous humour. Otot siliaris adalah otot polos yang melingkar dan melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium. Ketika otot siliaris melemas, ligamnentum suspensorium menegang dan menarik lensa, sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Sebaliknya, ketika berkontraksi , garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu lensa kurang mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih sferis (bulat) karena elastisitasnya inherennya. Semakin besar kelengkungan lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas-berkas cahaya lebih dibelokkan.

Upload: neneng-wulandari

Post on 14-Aug-2015

146 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

fisiologi akomodasi mata

TRANSCRIPT

Page 1: LI Fisiologi Akomodasi Mata

Akomodasi Mata

Akomodasi mata meningkatkan kekuatan lensa untuk penglihatan dekat. Kemampuan

menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun sumber cahaya

jauh dapat difokuskan di retina. Ini disebut sebagai akomodasi mata. Kekuatan lensa

bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris.

Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah

anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama : otot siliaris dan jaringan kapiler

yang menghasilkan aquous humour. Otot siliaris

adalah otot polos yang melingkar dan melekat ke

lensa melalui ligamentum suspensorium.

Ketika otot siliaris melemas, ligamnentum

suspensorium menegang dan menarik lensa,

sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan

refraksi minimal. Sebaliknya, ketika berkontraksi ,

garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di

ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu

lensa kurang mendapat tarikan dari ligamentum

suspensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih

sferis (bulat) karena elastisitasnya inherennya.

Semakin besar kelengkungan lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya,

sehingga berkas-berkas cahaya lebih dibelokkan.

Pada mata normal, otot siliaris melamas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi

otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat

untuk penglihatan dekat.

Sumber :

Sherwood, Lauralle. 2001. Sistem Saraf Eferen, Divis Perifer, Indera dalam Buku Fisiologi

Manusia dari Sel Ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC