lensa sorot ’ramuan’ jitu menggiring pasar · terkait dengan itu, strategi kebijakan dan...

32
’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR MENGGALI PESONA NTT SOROT LENSA Edisi 58 Tahun VI 2016 www.bi.go.id

Upload: doandat

Post on 11-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR

MENGGALI PESONA NTT

SOROT

LENSA

Edisi

58 Tahun VI

2016

www.bi.go.id

Gerai Info 58-Cover.indd AGerai Info 58-Cover.indd A 08/12/2016 17:04:1008/12/2016 17:04:10

Page 2: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

DAFTAR ISI

16 PERSPEKTIF

DEMI STABILITAS YANG KUATKeberadaan UU PPKSK bagi Indonesia sangatlah penting. Karena itu, BI turut serta mempersiapkannya secara matang sejak awal penyusunan hingga pembahasan.

OPINI

”Ramuan” Jitu Menggiring Pasar Integrasi dan globalisasi perekonomian berdampak pada

perubahan yang cepat. Terkait dengan itu, strategi kebijakan

dan operasi moneter harus diperkuat.

06 SOROT

03 PEDOMAN

04 EDITORIAL

18 MONETARIA

20 LENSA

22 POTRET

24 AKTIVITAS

26 DINAMIKA

28 EKSPOSE

Solikin M. JuhroKepala Grup

Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi

dan Moneter

Hal. 8

Josua PardedeEkonom PermataBank

Hal. 30

uan” enggiring Pasar

AL

Penanggung Jawab: Tirta Segara

Pemimpin Redaksi: Arbonas Hutabarat

Redaksi Pelaksana: Edhie HaryantoWahyu Indra SukmaErnawati JatiningrumSurya NanggalaAny RamadhaningsihYadi YuhardinataT. Rafael Lardhana

Kontributor:Dedy IriantoIrfan HendrayadiShintawati ElizabethAngiola Harry

Alamat Redaksi: Departemen Komunikasi Bank IndonesiaJl. M.H. Thamrin No.2JakartaTelp. Contact Center BICARA: (021) 131

e-mail: [email protected]

website: www.bi.go.id

@bank_indonesia

fl ip.it/7A9uk

bankindonesia

BankIndonesiaChannel

Redaksi menerima kiriman naskah dan mengedit naskah

sebelum dipublikasikan. Naskah dikirim ke [email protected]

Gerai Info 58-Cover.indd BGerai Info 58-Cover.indd B 08/12/2016 17:04:1608/12/2016 17:04:16

Page 3: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TA

HTA

HU

N 66

UN

20

2

16

GE

RA

I IN

FO

GE

RA

I IN

FO

BA

NK

IND

ON

ESI

A

3

PEDOMAN

MENGUATKAN KERANGKA OPERASI MONETER

erekonomian Indonesia yang terbuka tidak terlepas dari

pengaruh perekonomian global. Malah, belakangan ini

perubahan bergerak lebih cepat. Sektor keuangan

berkembang ke arah mekanisme pasar secara cepat,

termasuk aliran modal.

Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral selalu

mengupayakan strategi dan kebijakan moneter sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan yang ada dalam rangka menjaga stabilitas dan

kemajuan perekonomian Indonesia. Melalui kajian yang matang dan mendalam,

BI menilai perlu penguatan transmisi kebijakan moneter melalui suku bunga

kebijakan atau acuan.

Adapun penguatan yang dilakukan melalui penyesuaian suku bunga

kebijakan dari BI Rate menjadi BI 7 Day Repo Rate. Keduanya merupakan suku

bunga yang menjadi acuan di pasar, bedanya BI Rate tercermin dalam suku

bunga bertenor 12 bulan, sedangkan BI 7 Day Repo Rate tercermin dalam suku

bunga bertenor 7 hari.

Sejatinya, ada tiga tujuan utama dari penguatan ini. Pertama, memperkuat

sinyal kebijakan moneter dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai

acuan utama di pasar keuangan. Kedua, memperkuat efektivitas transmisi

kebijakan moneter melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar

uang dan suku bunga perbankan. Ketiga, mendorong pendalaman pasar

keuangan, khususnya transaksi dan pembentukan struktur suku bunga di pasar

uang antarbank (PUAB).

Agar penguatan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, diperlukan

koordinasi dengan pemerintah dan lembaga terkait, serta komunikasi yang baik

dengan masyarakat. Keterlibatan seluruh pihak, termasuk BI di dalamnya,

tentunya untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik. Mari, satukan langkah!

Salam,

Agus D. W. MartowardojoGubernur Bank Indonesia

P

GeraiInfo58,rev.indd 3GeraiInfo58,rev.indd 3 08/12/2016 17:10:4308/12/2016 17:10:43

Page 4: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

Seiring dengan berbagai perubahan dan kondisi yang terjadi, BI melakukan upaya penguatan kerangka operasi moneter, namun tidak mengubah stance kebijakan moneter.

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

4

alam rangka penguatan kerangka operasi

moneter, Bank Indonesia memilih suku bunga

kebijakan (acuan) ke depannya, tepatnya

berlaku efektif pada 19 Agustus 2016, adalah

BI 7 Day Repo Rate, dari sebelumnya BI Rate.

Dalam masa transisi sampai dengan sebelum

19 Agustus 2016 saat kebijakan tersebut berlaku, BI akan tetap

menggunakan BI Rate sebagai suku bunga kebijakan.

Pemilihan suku bunga kebijakan yang baru tidak mengubah

stance kebijakan yang ditempuh BI. Stance kebijakan moneter

yang ditempu BI tetap memiliki sasaran utama menjaga dan

mencapai sasaran infl asi.

Langkah penguatan kerangka operasi moneter yang ditempuh

BI memiliki beberapa tujuan. Di antaranya, memperkuat sinyal

kebijakan moneter dengan suku bunga BI 7 Day Repo Rate

sebagai acuan utama di pasar keuangan, serta pendalaman pasar

keuangan.

Tentu saja langkah tersebut memiliki tujuan dan sasaran yang

tepat dalam rangka memajukan industri keuangan di Tanah Air

khususnya, dan umumnya memajukan perekonomian bangsa.

Namun demikian, jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

bisa direspons dengan baik oleh segenap stakeholders lainnya,

termasuk pemangku kebijakan yang terkait.

Agar tujuan yang diinginkan bisa dicapai, tentu saja harus ada

persepsi dan langkah yang sama. Karena itu, agar semuanya bisa

sebangun dan sejalan harus dilakukan koordinasi dengan lembaga

atau pemangku kebijakan terkait, serta membangun komunikasi

yang baik dengan para pelaku usaha. Hal inilah yang dilakukan BI

selama masa transisi hingga Agustus mendatang. Harapannya,

semua harus bisa berjalan dengan baik dan lancar!

Langkah Penguatan BI

EDITORIAL

Tirta SegaraKepala Departemen Komunikasi

Bank Indonesia D

GeraiInfo58,rev.indd 4GeraiInfo58,rev.indd 4 08/12/2016 17:10:5208/12/2016 17:10:52

Page 5: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAIAAA

5

Q: Menanyakan suku bunga acuan BI rate

dan BI 7 day repo rate. Lalu bagaimana

dengan tingkat suku bunga perbankan?

A: Disampaikan bahwa untuk saat ini BI

rate 6.5 % dan BI-7 Day RR 5.25 %. BI-7

day RR mulai berlaku per tanggal 19

Agustus 2016. Untuk tingkat suku bunga

perbankan bisa koordinasikan langsung

dengan masing-masing bank atau melalui

OJK di nomor 021 1500655.

Q: Hi, I was wondering if you could

provide me with a historical data

series for the BI 7-Day (Reverse)

Repo rate? I would really appreciate

it. Thanks.

Angela Angela Bouzanis Senior Economist

FOCUSECONOMICS

Economic Forecasts from the

World's Leading Economists Gran

Via 657 | 08010 Barcelona | Spain

+34 93 265 10 40

[email protected]

www.focus-economics.com.

A: Dear Mrs. Angela Bouzanis, Thank

you for your email addressed to

Bank Indonesia. Related to your

e-mail about BI 7-day Repo Rate,

we kindly inform you that BI 7-Day

(Reverse) Repo Rate is a new policy

rate that was introducing by Bank

Indonesia in order to strengthened

monetary operations, eff ective

from 19th August 2016. In addition

to the existing BI Rate, the new

policy rate does not represent a

change of monetary policy stance.

During the transition period, the BI

Rate will still be announced as the

reference rate alongside the BI

7-Day (Reverse) Repo Rate. For the

detail about it, you may fi nd it in

our website, www.bi.go.id on menu

Monetary > BI 7-day (Reverse) Repo

Rate > BI 7-Day Repo Rate Data or

you may click this link http://www.

bi.go.id/en/moneter/bi-7day-RR/

data/Contents/Default.aspx. For

more information, you may please

contact BICARA Contact Center at

+6221 1500 131. Sincerely yours,

BICARA 131 Bank Indonesia CAll &

InteRAction

GeraiInfo58,rev.indd 5GeraiInfo58,rev.indd 5 08/12/2016 17:10:5308/12/2016 17:10:53

Page 6: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

esuai dengan amanat

undang-undang (UU), Bank

Indonesia (BI) bertugas

untuk mencapai dan

memelihara kestabilan nilai

rupiah. Tugas tersebut

ditunaikan melalui serangkaian kebijakan

moneter yang bertujuan untuk mencapai sasaran

infl asi.

Sejak 2005, BI menerapkan Infl ation Targeting

Framework (ITF) sebagai panduan dalam

melakukan kebijakan moneter tersebut. BI Rate

pun ditetapkan sebagai suku bunga kebijakan

(policy rate).

Studi menunjukkan bahwa implementasi ITF

telah mencatat sejumlah keberhasilan, seperti

kebijakan moneter yang semakin tertata dan

tingkat infl asi yang semakin turun. BI Rate juga

berhasil menjadi instrumen untuk mengendalikan

infl asi.

Kendati demikian, seiring dengan dinamika

perekonomian, terjadi perubahan-perubahan

fundamental yang menimbulkan tantangan bagi

transmisi kebijakan moneter pada perekonomian.

Di satu sisi, BI Rate berada pada level yang cukup

tinggi sebagai respons terhadap tekanan infl asi

yang masih tinggi. Di lain sisi, suku bunga Pasar

Uang Antarbank tenor overnight, atau dikenal

dengan PUAB O/N, yang menjadi sasaran

“Ramuan” Jitu Menggiring PasarIntegrasi dan globalisasi perekonomian berdampak pada perubahan

yang cepat. Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter

harus diperkuat.

operasional kebijakan moneter (operational

target) menurun signifi kan akibat besarnya aliran

masuk modal asing pascakrisis fi nansial global

2009.

Lantaran suku bunga kebijakan (BI Rate)

terdeviasi dari suku bunga sasaran operasional,

yakni PUAB O/N. Ditambah lagi, pasar keuangan

yang belum dalam juga turut menyebabkan

transmisi suku bunga menjadi kurang optimal.

Karena itu, diperlukan penguatan transmisi suku

bunga.

Pada praktiknya, perlu dilakukan penguatan

kerangka operasi moneter yang juga didukung

oleh upaya pendalaman pasar keuangan.

Tujuannya tentu saja agar kebijakan moneter

lebih efektif ditransmisikan ke suku bunga dan

harga-harga aset di pasar keuangan. Alhasil, ini

diharapkan berdampak pada kinerja sektor riil,

dan berkontribusi positif pada upaya pencapaian

sasaran infl asi.

Langkah penguatan yang ditempuh BI ialah

dengan mengubah suku bunga kebijakan dari BI

Rate menjadi BI 7-Day Repo Rate. Namun, tentu

saja penguatan yang ditempuh ini tidak

mengubah stance kebijakan moneter yang

sedang diterapkan.

BI 7-Day Repo Rate dipilih sebagai suku

bunga kebijakan yang baru karena memiliki

sejumlah keunggulan. Suku bunga kebijakan yang

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

6 S

SOROT

GeraiInfo58,rev.indd 6GeraiInfo58,rev.indd 6 08/12/2016 17:11:0708/12/2016 17:11:07

Page 7: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

bertenor satu minggu ini bersifat transaksional,

yakni digunakan pada instrumen operasi moneter

antara BI dengan bank menggunakan underlying

Surat Berharga Negara (SBN). Serta, memiliki

hubungan yang kuat dengan sasaran operasional

kebijakan moneter, yaitu suku bunga PUAB O/N.

Dalam penguatan ini, koridor suku bunga juga

disesuaikan. Suku bunga Lending Facility (LF) dan

Deposit Facility (DF) tetap menjalankan

peranannya masing-masing sebagai batas atas

dan batas bawah koridor. Kendati demikian,

koridor suku bunga tersebut dibuat menjadi lebih

sempit dan berjarak simetris terhadap suku

bunga kebijakan.

Pemilihan Waktu Penguatan yang dilakukan saat ini karena

mempertimbangkan kondisi perekonomian yang

kini dinilai kondusif. BI telah melakukan studi

yang panjang terkait dengan rencana ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, perilaku

infl asi indeks harga konsumen (IHK) dan infl asi

inti terbukti semakin konvergen. Selain itu,

defi sit transaksi berjalan telah menurun dan

berada dalam level yang sehat. Persepsi terhadap

prospek ekonomi domestik juga semakin baik.

Terdapat jeda waktu antara pengumuman

penguatan (15 April 2016) dan implementasi itu

sendiri (19 Agustus 2016). Hal ini dimaksudkan

untuk memberi kesempatan pada berbagai pihak

untuk melakukan penyesuaian yang dibutuhkan,

sebelum suku bunga kebijakan baru berlaku. Jeda

waktu juga dimanfaatkan untuk

mengomunikasikan perubahan ini kepada

masyarakat luas agar dampak kebijakan tersebut

lebih efektif.

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

7

SOROT

Oleh:

Nurkholisoh Ibnu Aman

Departemen Kebijakan Ekonomi

dan Moneter

SEBELUM IMPLEMENTASI

REFORMULASI KERANGKA OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETERILUSTRASI KERANGKA OPERASIONAL BARU

LF Rate

LF Rate

Tidak ada Perubahan stance PUAB O/N Rate tetap

PUAB O/N Rate

Repo Rate 1 Minggu New Policy Rate : PUAB O/N Rate

BI Rate

DF Rate DF Rate

PASCA IMPLEMENTASIIMPLEMENTASI

t-n ... ... ... ... ...t t+n

GeraiInfo58,rev.indd 7GeraiInfo58,rev.indd 7 08/12/2016 17:11:0708/12/2016 17:11:07

Page 8: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

8

SOROT

ank Indonesia (BI) sebagai bank

sentral dalam menjalankan

fungsi dan tugasnya memiliki

tujuan akhir, yakni menjaga

kestabilan harga (infl asi).

Karena itu, strategi dan langkah yang diterapkan

harus bisa mencapai tujuan tersebut, dimana

efektivitas pencapaiannya sangat dipengaruhi

oleh bekerjanya transmisi kebijakan moneter.

Dalam prakteknya, suku bunga kebijakan

(acuan) yang ditetapkan oleh BI harus bisa

ditransmisikan pada kegiatan di pasar uang dan

selanjutnya kegiatan ekonomi secara luas, dengan

baik dan efektif. Secara konsep, suku bunga

kebijakan tersebut diharapkan menjadi acuan oleh

suku bunga pasar uang, yakni pasar uang antar-

bank (PUAB), khususnya yang bertenor pendek

(misalnya satu hari/overnight).

Mengapa bunga kebijakan diarahkan oleh BI

untuk mempengaruhi suku bunga PUAB bertenor

jangka pendek? Dipilihnya tenor berjangka pendek

karena pada umumnya pasar uang domestik

sangat didominasi (dari segi volume dan frekuensi

transaksi) oleh transaksi jangka pendek, dalam

hal ini overnight. Best practices di berbagai negara

menunjukkan bahwa suku bunga PUAB O/N

merupakan tenor terpendek yang dapat dengan

mudah dipengaruhi oleh suku bunga kebijakan

bank sentral.

Perubahan suku bunga tenor jangka pendek

akan mempengaruhi suku bunga dengan tenor

jangka lebih panjang melalui perubahan

ekspektasi di pasar uang dalam suatu struktur

Kuncinya, Persiapan yang MatangPergantian suku bunga kebijakan menjadi BI 7 Day (Reverse) Repo Rate tentu memiliki tantangan yang tidak ringan. Agar berjalan dengan baik, dibutuhkan persiapan yang matang, serta didukung oleh komunikasi dan koordinasi yang intensif.

suku bunga (term structure). Setelah itu,

perubahan tersebut diharapkan akan berpengaruh

pada suku bunga di pasar dana dan pasar kredit

bagi masyarakat. Selanjutnya, akan berdampak

pada penyaluran kredit, aktivitas di sektor riil dan

infl asi sebagai sasaran utama kebijakan.

Jadi, suku bunga kebijakan itu harus kredibel

dan reliable, supaya bisa jadi acuan untuk suku

bunga di pasar uang. Gampangnya, perkem-

bangan suku bunga kebijakan dan suku bunga

pasar uang jangka pendek itu harus sejalan.

Merujuk pada pengalaman di Indonesia, pada

masa sebelum krisis keuangan global 2008/09,

peran BI Rate sebagai suku bunga kebijakan BI

dalam memengaruhi suku bunga PUAB O/N

berjalan dengan baik. Dalam hal ini, perkem-

bangan suku bunga PUAB O/N pada umumnya

berada di sekitar BI Rate.

Namun, pasca krisis keuangan global

2008/09, sebagai akibat dari kebijakan moneter

sangat ekspansif di beberapa negara maju

(Quantitative Easing/QE), terutama di Amerika

Serikat, aliran modal asing banyak masuk ke

negara berkembang, termasuk Indonesia. Karena

likuiditasnya sangat banyak, maka harga uang di

pasar uang domestik menjadi murah, yang

selanjutnya mendorong perkembangan suku

bunga PUAB O/N semakin rendah (ke bawah).

Sementara itu, BI Rate cenderung stabil karena

tekanan infl asi masih cukup tinggi pada periode

tersebut.

Walaupun BI Rate masih dapat menjangkar

ekspektasi infl asi pada umumnya, terutama di

B

Solikin M. JuhroKepala Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi

dan Moneter

GeraiInfo58,rev.indd 8GeraiInfo58,rev.indd 8 08/12/2016 17:11:0808/12/2016 17:11:08

Page 9: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

9

SOROT

sektor riil (pasar barang), perbedaan perilaku

antara BI Rate dengan suku bunga PUAB O/N

tersebut berdampak pada kurang optimalnya

transmisi kebijakan moneter. Inilah yang menjadi

perhatian BI, yakni bagaimana agar suku bunga

kebijakan terefl eksi kuat pada perkembangan

suku bunga di pasar uang. Oleh karena itu, BI

sejak 3 tahun lalu sudah melakukan kajian yang

mendalam untuk memperkuat transmisi

kebijakan moneter. Idealnya, jika transmisi

kebijakan berjalan efektif, maka respons di pasar

barang dan pasar uang akan sama.

Dengan dukungan kajian yang mendalam,

momentum yang ada, serta persiapan yang

matang maka BI memutuskan untuk

memperkuat kerangka Operasi Moneter (OM)

dengan mengganti suku bunga

kebijakan, dari BI Rate menjadi

BI 7 Day (Reverse) Repo Rate.

Pergantian ini pada dasarnya

tidak mengubah stance kebijakan

moneter karena yang terjadi

adalah (hanya) pemilihan suku

bunga instrumen OM mana yang

menjadi acuan, dari yang

sebelumnya BI Rate (ekuivaken dengan tenor OM

12 bulan) menjadi BI 7 Day (Reverse) Repo Rate

yang bertenor 7 hari. Karena kedua tenor tersebut

berada dalam struktur suku bunga (term

structure) yang sama, dan konsisten dengan

ekspektasi dan pencapaian sasaran infl asi, maka

pemilihan tenor yang terpendek tidak mengubah

stance kebijakan moneter BI.

Yang menjadi tantangan krusial dalam

penerapan langkah ini ialah memperkuat strategi

komunikasi agar terbangun persepsi yang jelas

dan benar di kalangan masyarakat. Jangan sampai

ada persepsi di masyarakat bahwa ada perubahan

stance kebijakan moneter yang ditempuh BI. Hal

ini mengingat BI Rate saat ini setelah RDG Juni

2016 berada pada level 6,50 persen, sementara BI

7 Day (Reverse) Repo Rate 5,25 persen.

Sebagaimana dijelaskan di sebelumnya,

perbedaan tersebut semata-mata terkait dengan

adanya perbedaan antar tenor dalam term

structure instrumen OM.

Untuk itu, sebelum kebijakan penguatan

kerangka operasi moneter tersebut diumumkan

(15 April 2016) dan diterapkan secara efektif (19

Agustus 2016), BI melakukan komunikasi dan

sosialisasi yang intensif kepada pelaku pasar

utama, meliputi analis dan investor pasar uang,

baik dalam dan luar negeri, maupun pemilik dana

(penabung) dan pelaku usaha. Sejauh ini

responsnya positif karena memang disadari

bahwa penguatan operasi moneter ini sangat

perlu dilakukan untuk mempercepat transmisi

kebijakan dan mendorong kegiatan ekonomi pada

umumnya.

Untuk menjaga agar kebijakan antar-otoritas

bisa berjalan selaras, BI juga terus melakukan

komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah,

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga

Penjamin Simpanan (LPS). Sosialisasi kepada

pimpinan dan anggota DPR juga dilakukan.

Menyadari bahwa transmisi moneter perlu

didukung oleh pasar keuangan yang berfungsi

dengan baik, BI juga melakukan percepatan

pendalaman pasar keuangan (fi nancial deepening).

Dalam hal ini, BI mendorong bank untuk semakin

aktif bertransaksi di pasar repo. Saat ini, bank

yang ikut serta dalam Global Master Repurchase

Agreement (GMRA) semakin bertambah. GMRA

memberikan landasan untuk bank dalam

bertransaksi di pasar repo.

Kemudian, ada Jakarta Interbank Off ered Rate

(JIBOR) yang sudah digarap agar menjadi

referensi yang kredibel bagi pihak yang ingin

bertransaksi di pasar keuangan. Serta, akses

counterparty semakin terbuka dengan mengurangi

segmentasi dan kapasitas transaksi pasar.

Selain itu, BI pun membentuk departemen

baru yang khusus menangani pendalaman

keuangan (sebelumnya hanya task force). BI

berkomitmen untuk terus mengawal proses

penguatan operasi moneter ini. Harapannya ke

depan, kerangka operasional yang baru bisa

berjalan dengan baik dan meningkatkan

efektivitas transmisi kebijakan moneter serta

pencapaian tujuan akhir yaitu kestabilan harga

(infl asi).

Yang menjadi tantangan krusial dalam penerapan langkah ini ialah

memperkuat strategi komunikasi agar terbangun persepsi yang jelas dan

benar di kalangan masyarakat.

GeraiInfo58,rev.indd 9GeraiInfo58,rev.indd 9 08/12/2016 17:11:0908/12/2016 17:11:09

Page 10: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

Menilik Suku Bunga Kebijakan Negara Lain Berbagai bank sentral di sejumlah negara menempuh penguatan kerangka

operasi moneter. Tujuannya relatif sama, yakni memperkuat transmisi

kebijakan moneter.

Policy rate Operational Target Central Bank Policy Rate Tenor Target Tenor

Bank Indonesia BI 7-Day Repo Rate (per 19 Agustus 2016) 7-Day O/N Interbank O/NBank Negara Malaysia Overnight Policy Rate (OPR) O/N Avg O/N Interest Rate O/NBank of Thailand Policy Interest Rate 1-Day O/N Interbank O/NBank Sentral ng Pilipnas Overnight Reverse Repurchase (RRP) Rate O/N O/N Interbank O/NReserve Bank of India Repo Rate 2-day O/N Call Rate O/NBank of Korea BoK Base Rate 7-day O/N Interbank O/NBank of Japan Overnight Call Rate O/N O/N Call Rate O/NBank of England Bank Rate O/N O/N Interbank O/NReserve bank of Australia off icial Cash Rate (OCR) O/N Cash Rate O/NReserve Bank of New Zealand Off icial Cash Rate (OCR) O/N Cash Rate O/NRiksbank Repo Rate 7-Day O/N Interbank O/NThe Federal Reserve Fed Fund Rate O/N Fed Fund Rate O/N

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

10

er 19 Agustus 2016 Bank

Indonesia (BI) akan

melakukan penguatan

kerangka operasi moneter

untuk meningkatkan

efektivitas kebijakan

moneter dan mendukung

upaya pendalaman pasar keuangan. Kebijakan

tersebut ditempuh setelah melalui kajian yang

komprehensif selama beberapa tahun terakhir,

termasuk mempelajari pengalaman implementasi

di sejumlah negara.

Penguatan kerangka operasi moneter pernah

dilakukan sejumlah bank sentral, seperti Malaysia

(2004), Thailand (2006), Korea Selatan (2008),

dan baru-baru ini Filipina serta India. Beberapa

bank sentral menempuh penguatan kerangka

operasi moneter dengan tujuan relatif sama,

yakni memperkuat transmisi kebijakan moneter.

Dalam konteks penguatan tersebut, setiap bank

sentral memiliki strategi yang berbeda dalam

penggunaan suku bunga kebijakan dan sasaran

operasional (lihat tabel), yakni tergantung pada

kondisi fundamental ekonomi dan karakteristik

pasar keuangan domestik.

Ada beberapa karakteristik yang

membedakan strategi penguatan operasi

moneter antarbank sentral. Umumnya, bank

sentral cenderung menggunakan suku bunga

kebijakan dengan kriteria bersifat transaksional.

Dalam karakter itu, suku bunga kebijakan

diterjemahkan langsung pada instrumen pasar.

Sebagian bank sentral menggunakan suku bunga

yang bersifat transaksional dalam jangka waktu

(tenor) pendek.

Dengan mempertimbangkan sifatnya yang

transaksional dan memiliki hubungan yang kuat

dengan sasaran operasional kebijakan moneter,

maka BI menentukan suku bunga kebijakan,

yakni suku bunga instrumen operasi moneter

P

SOROT

GeraiInfo58,rev.indd 10GeraiInfo58,rev.indd 10 08/12/2016 17:11:0908/12/2016 17:11:09

Page 11: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

11

satu minggu yang nantinya disebut BI 7-Day

Repo Rate. Suku bunga tenor satu minggu

memiliki keterkaitan yang kuat dengan sasaran

operasional suku bunga Pasar Uang Antarbank

dengan tenor Overnight (PUAB O/N) yang

digunakan BI saat ini.

Untuk sasaran operasional kebijakan, pilihan

BI selama ini telah sejalan dengan praktik di

berbagai bank sentral. Hampir seluruh bank

sentral menggunakan suku bunga dalam tenor

O/N sebagai sasaran operasional kebijakan

moneter. Suku bunga PUAB O/N memang

banyak dijadikan acuan oleh pasar, yang

tercermin dari volume transaksi dan jumlah

pelaku yang bertransaksi pada tenor tersebut.

Penguatan kerangka operasi moneter yang

akan ditempuh BI juga bergerak ke arah best

practices dengan membuat koridor suku bunga

standing facilities menjadi simetris. Standing

facilities merupakan penyediaan dana rupiah dari

Bank Indonesia (lending facility) kepada bank dan

penempatan dana Rupiah (deposit facility) oleh

bank di Bank Indonesia dalam rangka

membentuk suku bunga koridor PUAB O/N.

Lending facility (LF) akan berperan sebagai ceiling

(batas atas suku bunga) dan deposit facility (DF)

berperan sebagai fl oor (batas bawah suku

bunga).

Standing facilities tersebut membentuk

koridor dalam rangka menjaga volatilitas suku

bunga sasaran operasional bergerak dalam batas

yang dapat ditoleransi. Dalam implementasi

kerangka kebijakan yang baru, koridor akan

dinormalkan sehingga standing facilities

berjarak simetris dari BI 7-Day Repo Rate.

(pakai grafi k)

Momentum implementasi juga

merupakan faktor krusial dalam implementasi

kerangka operasi moneter yang baru.

Berdasarkan pengalaman negara lain, perubahan

kerangka kebijakan memerlukan waktu minimal

tiga hingga sembilan bulan, dari tahap

pengumuman hingga implementasi. Pada masa

transisi tersebut, pelbagai upaya dilakukan,

termasuk tahapan komunikasi dan koordinasi

dengan berbagai pihak.

Bank of Korea, misalnya, memperkenalkan

suku bunga kebijakan baru dari semula Overnight

Repo Rate menjadi 7-Day Repo Rate pada Januari

2008, untuk kemudian diimplementasikan pada

Maret 2008. Sementara, Bangko Sentral ng

Pilipinas mengumumkan rencana perubahan

kerangka operasi moneter barunya menjadi

Interest Rate Corridor (IRC) pada September 2015,

untuk diimplementasikan pada Juni 2016. Jeda

waktu tersebut memberi ruang yang cukup bagi

pelaku ekonomi dan pemangku kebijakan untuk

melakukan penyesuaian sebelum kerangka baru

diimplementasikan.

Oleh:

Asrianti Mira Anggraeni

Departemen Kebijakan Ekonomi

dan Moneter

SOROT

GeraiInfo58,rev.indd 11GeraiInfo58,rev.indd 11 08/12/2016 17:11:1008/12/2016 17:11:10

Page 12: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

12

SOROT

Kostaman Thayib, Direktur Utama Bank Mega

Mendukung Suku Bunga RendahKebijakan perubahan suku bunga acuan dari Rate ke BI 7 Day Reverse

Repo Rate disambut baik oleh kalangan bankir bank sentral dan diyakini

mendukung rezim suku bunga rendah. Hal ini dinyatakan oleh Kostaman

Thayib, Direktur Utama Bank Mega.

Menurutnya, suku bunga BI Seven Day Repo Rate saat ini lebih

rendah daripada BI Rate. Dengan demikian, suku bunga simpanan bank

akan mengikuti menjadi lebih rendah. “BI Rate 6,50%, sedangkan BI

Seven Day Repo Rate sekarang 5,25%. Jadi, udah selisih 1,25%. Bagi

bank, ini baik karena suku bunga referensi menurun, semacam BI Rate

menurun. BI Rate menurun ini menunjang cost of fund (CoF) turun,” kata

Kostaman, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta,

Jumat, 15 April 2016.

Namun demikian, dia berharap, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga

menurunkan suku bunganya. Pasalnya, LPS Rate masih jadi acuan sebagian

pemilik dana dalam menempatkan dana depositonya di bank. “Seiring dengan

imbauan pemerintah menurunkan bunga kredit, kami ingin (suku bunga) LPS

juga turun. LPS ‘kan merasa saya ini referensi, saya lihat bank dulu, tapi

kenyataan di lapangan nasabah melihat LPS. Ini kayak telur sama ayam, mana

yang duluan,” tambah Kostaman.

Sebenarnya, lanjut Kostaman, suku bunga di Bank Mega sudah turun,

menyusul penurunan BI Rate dalam beberapa bulan terakhir. Mulai April Bank

Mega sudah menurunkan suku bunga untuk kredit baru. Namun, untuk kredit

lama, perseroan rencananya akan menurunkan bunga pada Juni dan Desember

hingga 200 basis points (bps).

Kartiko Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri

Efi siensi Perbankan Menurut Direktur Utama Bank Mandiri, Kartiko Wirjoatmodjo, kebijakan BI

yang akan mengganti suku bunga acuannya menjadi reverse repo tujuh hari

Pada 19 Agustus 2016 nanti, Bank Indonesia (BI) mengubah suku bunga kebijakan atau acuan, yakni dari BI Rate menjadi BI Seven Day Repo Rate. Perubahan ini dilakukan sebagai upaya penyesuaian terhadap kondisi perekonomian global dan dalam rangka memaksimalkan transmisi kebijakan moneter yang digelar BI. Tentu saja, langkah penguatan yang ditempuh ini akan berdampak pada pelaku usaha atau industri. Bagaimana tanggapan para bankir dan stakeholders terkait dengan kebijakan ini?

Apa kata mereka?

GeraiInfo58,rev.indd 12GeraiInfo58,rev.indd 12 08/12/2016 17:11:1108/12/2016 17:11:11

Page 13: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

13

SOROT

diyakini akan mendorong bank memanfaatkan Pasar Uang Antar Bank

(PUAB) dan fasilitas pinjaman (lending facility) BI. Hal itu dinilainya

akan lebih bermanfaat ketimbang menggunakan sumber dana

mahal mereka, yaitu deposito, untuk memenuhi likuiditas jangka

pendek.

Selain itu, dia mengatakan, dengan memanfaatkan sumber

dana yang lebih murah daripada PUAB dan lending facility bank,

maka bank bisa lebih efi sien. “Selama ini ada perbedaan rate. Rate

di PUAB bisa 4%-5%, tapi deposito 7%. Makanya, pendalaman di

PUAB dan lending facility ini bisa mengarahkan bank yang tadinya

memakai deposito masuk ke lending facility BI sama PUAB,” jelasnya.

Sejauh ini bank-bank masih banyak yang belum memanfaatkan lending

facility serta PUAB karena banyak bank yang belum memiliki instrumen yang

bisa menjadi jaminan (underlying) transaksi serta memiliki perilaku itu karena

trauma tertentu di PUAB. “Dulu, waktu krisis itu banyak bank kena karena bank

lain. Jadi, mereka trauma atas krisis. Jadi, bagaimana caranya trauma krisis 1998

itu hilang,” tambahnya.

Hartadi A. Sarwono, Direktur Utama LPPI

Berharap Sinyal BI Diikuti BankHartadi A. Sarwono yang kini menjabat sebagai Direktur Utama

Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menyatakan

bahwa kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menetapkan BI 7 Day

Repo Rate sebagai suku bunga acuan baru merupakan kebijakan

yang tepat. Dia pun berharap agar kebijakan ini dapat direspons

dengan baik oleh perbankan, seperti menurunkan suku bunga

simpanan maupun pinjaman.

Memang, menurutnya, dampak kebijakan tersebut belum

tentu langsung direspons oleh kalangan bankir. “Saya berharap

signal dari BI ini dapat diikuti oleh kalangan perbankan, yaa tapi ini

tergantung pada perbankannya itu sendiri,” ujarnya.

Kebijakan baru BI tersebut bukanlah pemaksaan untuk menurunkan suku

bunga kredit di perbankan. Namun demikian, kata dia, kebijakan baru ini untuk

mendorong perbankan menurunkan suku bunga simpanan maupun pinjaman.

“Dengan tenor yang lebih singkat yakni tujuh hari maka kendali terhadap suku

bunga perbankan itu ada,” tukas Hartadi.

Dengan demikian, perbankan nasional akan lebih cepat mengikuti suku

bunga acuan yang dikeluarkan Bank Sentral. Selain itu, dia menilai, BI dalam

menetapkan suku bunga acuan memiliki faktor-faktor yang harus di

pertimbangkan. Alhasil, diharapkan kebijakan ini memiliki dampak positif bagi

perekonomian nasional.

GeraiInfo58,rev.indd 13GeraiInfo58,rev.indd 13 08/12/2016 17:11:1208/12/2016 17:11:12

Page 14: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

14

PENGUATAN KERANGKA OPERASI MONETERTRANSMISI SUKU BUNGA

StanceKebijakan Moneter

BI Rate

Suku Bunga Pasar Uang

Operasi Moneter

Suku Bunga Jk. Panjang

Suku Bunga Pasar Dana &

Kredit

Kegiatan Ekonomi Riil

Implementasi Kebijakan Moneter Infl asi

Ekspektasi Infl asi

PUAB O/N

PENGUATAN KERANGKA OPERASI MONETERLATAR BELAKANG

BI RATE SEBAGAI ACUAN BI Rate adalah suku bunga yang mencerminkan stance kebijakan

moneter yang diarahkan untuk merespon ekspektasi infl asi ke depan.

Secara operasional, BI Rate diarahkan untuk sebagai acuan suku bunga pasar uang yang selanjutnya mempengaruhi suku bunga perbankan.

BI Rate cukup efektif dalam mempengaruhi suku bunga perbankan.

TANTANGAN Transmisi kebijakan moneter kurang berjalan efektif.

Pertama, ekses likuiditas sebagai akibat aliran masuk modal asing yang besar pascakrisis keuangan global 2008 mendorong suku bunga PUAB O/N turun di sekitar DF Rate. Sementara, BI Rate berada di sekitar tenor instrumen OM 12 bulan.

Kedua, pasar keuangan yang belum dalam juga menyebabkan transmisi kebijakan moneter tidak terlalu efektif.

PENGUATAN OPERASI MONETERBank Indonesia akan menempuh penguatan kerangka operasi moneter yang didukung upaya pendalaman pasar keuangan guna memperkuat transmisi kebijakan moneter.

BI RATE

TANTANGAN

PENGUATAN

SOROT

GeraiInfo58,rev.indd 14GeraiInfo58,rev.indd 14 08/12/2016 17:11:1408/12/2016 17:11:14

Page 15: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

15

PENGUATAN KERANGKA OPERASI MONETERPROGRAM PENDALAMAN PASAR KEUANGAN

MEMPERKUAT PERAN SUKU BUNGA JIBOR SEBAGAI REFERENCE RATE

Menyempurnakan pengaturan yang dapat meningkatkan peran suku bunga JIBOR

MEMPERCEPAT KESIAPAN PASAR BERTRANSAKSI REPO

Mendorong GMRA untuk memperluas transaksi Repo

MENGURANGI SEGMENTASI & MENINGKATKAN KAPASITAS TRANSAKSI PASAR

Mendorong perbankan untuk membuka akses counterparty

1

2

3

PENGUATAN KERANGKA OPERASI MONETERSUKU BUNGA KEBIJAKAN BARU

BI 7-DAY REPO RATE

1 minggu

Transaksional(dengan Bank Sentral)

Hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang

Cost of being illiquid lebih rendah, lebih mendorong pendalaman pasar

BI RATE

Ekuivalen 9-12 bulan

Non-Transaksional

Belum tercermin optimal pada suku bunga pasar

uang

Cost of being illiquid terlalu tinggi, kurang

mendorong pendalaman pasar

TERM STRUCTURE DM

SIFAT

TRANSMISI

PENDALAMAN PASAR

SOROT

GeraiInfo58,rev.indd 15GeraiInfo58,rev.indd 15 08/12/2016 17:11:1408/12/2016 17:11:14

Page 16: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

16

PERSPEKTIF

Demi Stabilitas yang KuatKeberadaan UU PPKSK bagi Indonesia sangatlah penting. Karena

itu, BI turut serta mempersiapkannya secara matang sejak awal

penyusunan hingga pembahasan.

Rosalia SuciKepala Departemen Hukum

Bank Indonesia

AGI Bank Indonesia

(BI), pembahasan

tentang Rancangan

Undang-Undang (RUU)

Pencegahan dan

Penanganan Krisis

Sistem Keuangan (PPKSK) sangat penting.

BI menilai, aturan tersebut sangat

mendesak diterapkan di Indonesia. Agar

persiapan dan penyusunan RUU tersebut

matang, BI pun terlibat sejak awal. Dari

mulai penyusunan akademis dan draf awal

hingga pembahasan di level pemerintah

dan harmonisasinya bersama Kementerian

Keuangan (Kemenkeu), Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), serta Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS).

Mengapa BI menilai RUU itu penting

dan ikut aktif mempersiapkannya sejak

awal? Jawabannya sederhana. BI

menganggap regulasi tersebut sangat

penting bagi Indonesia ke depan. BI juga

memiliki poin-poin penting yang harus

masuk dalam undang-undang (UU)

tersebut. Salah satunya, terkait dengan

penanganan bank bermasalah dengan

konsep bail in.

Saat ini bukan zamannya lagi

penanganan bank bermasalah dengan

mengandalkan uang negara—semaksimal

mungkin menggunakan uang bank itu

sendiri (uang pemilik bank). BI melihat,

dalam sistem perbankan ada yang

namanya bank-bank sistemik dan bank-

bank biasa yang relatif kecil. Nah, dalam

UU PPKSK dibangun suatu sistem, yakni

jaring pengaman sistem keuangan atau

stabilitas sistem keuangan yang

difokuskan pada bank sistemik. Sehingga,

UU tersebut juga mengatur tentang

mekanisme penetapan kategori bank

sistemik yang memerhatikan ukuran (size),

keterhubungan (interconectedness),

substitutability atau tak tergantikan, serta

kompleksitas (complexity) transaksinya.

Berdasarkan mekanisme dan

identifi kasi tersebut, barulah OJK melalui

koordinasi dengan BI menetapkan bank

mana yang tergolong sistemik. Sejatinya,

bank-bank sistemik dalam stabilitas

sistem keuangan (SSK) tidak boleh jatuh

atau gagal. Yang urgen adalah apakah cara

penyelamatannya seperti zaman dulu (bail

out) atau tidak.

Bank-bank yang ditetapkan tergolong

sistemik seharusnya sudah mengikuti best

practice pengelolaan bank yang sehat dan

benar. Bank-bank tersebut harus bisa

membangun dirinya sendiri agar menjadi

bank yang kuat. Oleh karena itu, mereka

wajib memupuk modal lebih tinggi lagi.

Bank-bank tersebut juga harus

mempersiapkan likuiditas yang lebih tinggi,

mempunyai recovery plan, dan memiliki

B

GeraiInfo58,rev.indd 16GeraiInfo58,rev.indd 16 08/12/2016 17:11:1508/12/2016 17:11:15

Page 17: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

17

PERSPEKTIF

rencana aksi bila terjadi permasalahan.

Dengan begitu, jika ada gejolak di pasar

keuangan, mereka tetap kuat dan

mempunyai rasio kecukupan modal yang

baik. Penetapan bank sistemik sangat

penting dilakukan dalam kondisi normal

atau kondisi sebelum krisis agar

objektivitasnya terjaga, dan kriterianya

sudah ditentukan sejak awal.

Sementara itu, terkait kesulitan

likuiditas, bank nantinya bisa mengajukan

pinjaman kepada BI, yakni melalui

Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek (PLJP)—

sebagai lender of the last resort, salah

satunya ialah mengatasi kesulitan

likuiditas jangka pendek. Artinya, hanya

bank sehat, bermodal bagus, dan punya

agunan yang berkualitas, yang bisa

mendapatkan pinjaman likuiditas dari BI.

Berdasarkan UU, agunan yang diterima

adalah agunan berupa surat berharga yang

berkualitas tinggi. Kategori agunannya pun

yang cepat dicairkan. Agunan kredit bisa

diterima oleh BI asal kredit tersebut

kategorinya lancar dibayarkan oleh

nasabah.

Sementara itu, terkait dengan fungsi

dan peran BI, UU PPKSK mengatur

beberapa hal berikut. Satu, BI berperan

sebagai salah satu otoritas yang

bertanggung jawab menangani stabilitas

sistem keuangan. Jadi, BI bersama

Kemenkeu, OJK, dan LPS berkoordinasi

untuk menangani berbagai permasalahan

dalam sistem keuangan agar tercapai

stabilitas sistem keuangan.

Gubernur BI duduk sebagai anggota

komite SSK dengan fungsi melakukan

monitoring, assesment, dan analisis

terhadap kondisi. Kalau ada permasalahan,

BI bersama anggota komite SSK lainnya

bisa merekomendasikan status SSK,

apakah masih normal atau mengarah pada

krisis. Namun demikian, keputusan ter-

tinggi ada di tangan presiden. Selanjutnya,

BI menentukan kebijakan apa yang perlu

diambil sesuai dengan kondisi yang ada.

Terkait dengan peran dan fungsi

tersebut, BI harus mempersiapkan diri. Di

antaranya, mempersiapkan organisasi

untuk mendukung fungsinya dalam

Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK)

secara efektif. BI akan terlibat penuh

dalam hal itu agar organisasi maupun

governance-nya terjaga dengan baik.

Dua, karena bertugas memberikan

likuiditas jangka pendek, BI harus

menyiapkan ketentuan tentang pemberian

PLJP tersebut. Tiga, terkait dengan

transaksi, UU PPKSK mengatur bahwa jika

LPS mengalami kekurangan likuiditas

dalam melakukan penyelamatan bank

bermasalah, LPS boleh menjual surat

berharga yang dimiliki kepada BI.

Empat, BI sebenarnya sudah memiliki

protokol manajemen krisis sebelum UU

PPKSK ada. Namun, UU ini memerlukan

penyesuaian karena ada beberapa hal yang

secara tata cara dan istilah berbeda.

Dalam kondisi sekarang, OJK

berkoordinasi dengan BI harus menetapkan

daftar bank sistemik paling lambat tiga

bulan sejak UU PPKSK berlaku. Berarti,

kalau UU tersebut berlaku per 15 April,

maka pada 15 Juli daftar bank sistemik

sudah harus ditetapkan. Sejatinya, semua

bisa berjalan dengan baik dan

mendapatkan hasil yang maksimal,

sebagai upaya membangun industri

keuangan yang sehat dan kuat.

DALAM KONDISI SEKARANG, OJK BERKOORDINASI DENGAN BI HARUS MENETAPKAN DAFTAR BANK SISTEMIK PALING LAMBAT TIGA BULAN SEJAK UU PPKSK BERLAKU.

GeraiInfo58,rev.indd 17GeraiInfo58,rev.indd 17 08/12/2016 17:11:1708/12/2016 17:11:17

Page 18: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

OPERASI MONETERSTANDING FACILITIES

Keterangan :* Sebelum 7 Juli 2010, Deposit Facility disebut FASBI* Sebelum 7 Juli 2010, Lending Facility disebut Repo O/N* FASBIS: Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah

Koridor Suku Bunga atau Standing Facilities (SF) adalah kegiatan penyediaan dana rupiah (lending facility) dari Bank Indonesia kepada Bank dan penempatan dana rupiah (deposit facility) oleh Bank di Bank Indonesia dalam rangka Operasi Moneter. Penyediaan Standing Facilities berfungsi untuk membatasi volatilitas suku bunga PUAB O/N. Standing facilities terdiri dari 2 jenis, yaitu:

1. Penyediaan dana rupiah dari Bank Indonesia kepada Bank (lending facility), yaitu fasilitas bagi bank yang mengalami kesulitan likuiditas dengan cara merepokan SBI/SDBI/SBN yang dimilikinya kepada Bank Indonesia; dan

2. Penempatan dana rupiah oleh Bank di Bank Indonesia (deposit facility), yaitu fasilitas bagi bank yang memiliki kelebihan likuiditas dengan cara menempatkan dana yang dimilikinya kepada Bank Indonesia.

Penempatan Dana Penyediaan Dana Instrumen dan Keterangan Deposit Deposit Lending Financing Facility Facility -FASBIS Facility Facility

Dampak Mengurangi Mengurangi Menambah Menambah likuiditas likuiditas likuiditas likuiditas likuiditas

Frekuensi Setiap Setiap Setiap Setiap transaksi hari kerja hari kerja hari kerja hari kerja

Jangka overnight overnight s/d overnight overnight waktu 14 hari kalender

Nominal pengajuan Rp1.000 juta Rp1.000 juta Rp1.000 juta Rp1.000 juta minimal

Nominal Rp100 juta Rp100 juta 1 unit surat 1 unit surat kelipatan berharga berharga

Mekanisme Non Lelang Aqad Wadiah Repo surat * Repo SBIS: akad transaksi berharga: metode qard diikuti rahn non lelang * Repo SBSN: akad bai' ma'al wa'ad ( jual dengan janji membeli kembali)

Setelmen T + 0 T + 0 T + 0 T + 0

Suku bunga Tingkat diskonto Tingkat imbalan Tingkat diskonto Tingkat biaya Repo sebesar BI-Rate FASBIS sebesar BI-Rate SBIS/SBSN dikurangi marjin ditambah marjin tertentu tertentu

Peserta Bank Konvensional Bank Syariah Bank Konvensional Bank Syariah

Surat Berharga - - SBI, SDBI dan SBN SBIS dan SBSN yang Dapat Direpokan

KEBIJAKAN MONETER

EDD

EDD

ISI 5

8

E6

U

N 6

TA

HU

N 2

01

6O

A

I INNFO

GE

RA

I INNFOOOOOO

AAB

AN

K IN

DDO

NE

SIASIA

BA

BA

B

18

MONETARIA

GeraiInfo58,rev.indd 18GeraiInfo58,rev.indd 18 08/12/2016 17:11:1808/12/2016 17:11:18

Page 19: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

PENGUATAN KERANGKA OPERASI MONETERTERM STRUCTURE INSTRUMEN OPERASI MONETER

LF RATE

BI RATE

DF RATE

6,75%

4,75%

6,60%6,45%

6,20%

5,80%5,60%

5,50%

7,25%

1 Minggu 2 Minggu 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan 12 Bulan

DF (DEPOSIT FACILITY )

ITF (INFLATION TARGETING FRAMEWORK)

LF (LENDING FACILITY )

PUAB (PASAR UANG ANTAR-BANK)

SUKU BUNGA PUAB

PENEMPATAN DANA RUPIAH OLEH BANK DI BI.

KERANGKA KERJA KEBIJAKAN MONETER YANG SECARA TRANSPARAN DAN KONSISTEN DIARAHKAN UNTUK MENCAPAI SASARAN INFLASI BEBERAPA TAHUN KE DEPAN YANG SECARA EKSPLISIT DITETAPKAN DAN DIUMUMKAN.

PENYEDIAAN DANA RUPIAH DARI BI KEPADA BANK.

KEGIATAN PINJAM MEMINJAM DANA ANTARA SATU BANK DENGAN BANK LAINNYA, DAPAT BERJANGKA WAKTU DARI 1 HARI KERJA (OVERNIGHT ) SAMPAI DENGAN 12 BULAN.

HARGA YANG TERBENTUK DARI KESEPAKATAN PIHAK YANG MEMINJAM DAN MEMINJAMKAN DANA.

Tidak ada perubahan stance, dan tetap konsisten

dengan pengelolaan stabilitas makro

EEED

IS8

I 5

8

ED

6

6TA

HUU

NUU

N 666

20

1

20

16

GE

RA

I IN

FO

GFO

BAA

ND

ON

ESI

AIAB

AN

K IN

D

19

MONETARIA

GeraiInfo58,rev.indd 19GeraiInfo58,rev.indd 19 08/12/2016 17:11:4708/12/2016 17:11:47

Page 20: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

O

BA

NK

IND

ON

ESIA

20

GGGGGGGGGGGGGE

RGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG

ERR

GE

RG

ER

ER

ER

AE

RE

RA

ER

AEEE

RE

RRRRRRRRRRA

RRA

RRRRRRA

RA

RRAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

I IIII I INIININNNFFOFOFO

LENSA

etika mendengar petikan

dawai sasando yang mampu

mengubah suasana hati

menjadi lebih baik, sebagian

orang mungkin bertanya,

dentingan alat musik apakah itu. Begitu pun

ketika melihat selembar foto danau tiga warna

yang eksotis, sebagian orang mungkin penasaran

dengan lokasi danau tersebut.

Sasando dan danau tiga warna merupakan

magnet bagi wisatawan di seluruh penjuru dunia.

Karena, seni dan keindahan alam ibarat bisa

menjadi umpan ampuh bagi para turis. Namun,

sayang, masih banyak yang belum tahu dari

mana kedua pesona pariwisata itu berasal.

Bahkan, masyarakat Indonesia sendiri masih

banyak yang belum tahu bahwa sasando dan

danau tiga warna adalah pesona alam utama

Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah provinsi yang

terletak di bagian tenggara Indonesia.

Melihat hal itu, Bank Indonesia (BI)

memutuskan untuk turut berpartisipasi

memaksimalkan potensi pariwisata di Tanah Air

sebagai pendongkrak devisa negara. Bagi BI,

beragam kekayaan budaya dan kesenian, kearifan

lokal, serta kekayaan provinsi yang letaknya

Menggali Pesona NTTNTT terkenal memiliki kekayaan alam yang memesona. Kekayaan alam provinsi ini menjadi tumpuan ekonomi masyarakat setempat.

bersebelahan dengan Timor Leste itu harus

dimaksimalkan bagi kemajuan ekonomi.

Danau tiga warna yang terletak di puncak

Gunung Kelimutu, Ende, Pulau Flores, merupakan

salah satu pesona alam yang sudah dikelola

dengan baik. Pengelola kawasan wisata Gunung

Kelimutu sangat tegas dalam menerapkan jam

berkunjung. Karena, menurut kepercayaan

mereka, menjelang matahari terbenam diyakini

terjadi aktivitas mistis yang tidak bagus bagi

manusia. Itu pula penyebab danau tersebut bisa

berubah warna.

Sementara, bagi mereka yang kurang percaya

pada hal-hal berbau mistis, mereka menilai

bahwa memang tak ada gunanya menikmati

pemandangan danau di puncak gunung bila hari

telah gelap. Keunikan-keunikan itu harus dike-

tahui lebih banyak lagi oleh masyarakat seluruh

dunia, bahwa masyarakat Indonesia memiliki

tradisi dalam menjaga kelestarian budaya.

Tim BI pun berkesempatan untuk

mengunjungi Gunung Kelimutu yang legendaris

itu. Tiga danau di Gunung Kelimutu yang berbeda

warna itu masing-masing memiliki nama, yakni

Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, dan

Tiwu Ata Polo. Masyarakat setempat percaya

K

GeraiInfo58,rev.indd 20GeraiInfo58,rev.indd 20 08/12/2016 17:12:0708/12/2016 17:12:07

Page 21: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

21

LENSA

bahwa Danau Tiwu Ata Mbupu dihuni roh

atau jiwa orang tua yang telah meninggal.

Sementara, Danau Tiwu Nuwa Muri Koo Fai

dipercaya sebagai “rumah” bagi jiwa muda

mudi dan Danau Tiwu Ata Polo konon dihuni

arwah orang jahat.

Kembali ke keindahan suara sasando, alat

musik ini ternyata banyak digunakan sebagai

salah satu instrumen lagu kelas dunia. Di

antaranya, pada lagu Eric Clapton, Maroon 5,

hingga Adele. Namun, sasando hanya menjadi

penambah warna musik bagi penggemar para

artis tersebut. Belum banyak yang tahu

bahwa pelengkap komposisi irama itu adalah

alat musik asli NTT.

MELESTARIKAN DAN MENINGKATKAN POTENSIBerbagai upaya pelestarian seni dan budaya

terus dilakukan. Salah satunya, melalui sanggar

kesenian Kota Waingapu yang diasuh Mama Yuli,

yang secara terus-menerus mengenalkan

kesenian asli NTT ke seluruh dunia. Perempuan

bernama lengkap Julie Emu Lindijawa ini

senantiasa berjuang melestarikan kesenian

daerah masyarakat Sumba Timur lewat Sanggar

Tari Ori Angu di tengah penetrasi budaya asing.

Semua instrumen tari dan musik NTT

dikolaborasikannya sehingga menghasilkan karya

indah khas Sumba yang berkelas.

Namun, dalam melestarikan kesenian budaya

Sumba, Mama Yuli mengaku tak bisa berjuang

sendiri. Demi menjaga eksistensi kebudayaan dan

kesenian Sumba Timur, BI pun tergerak untuk

membantu Mama Yuli. BI hadir melalui Program

Revitalisasi Sanggar Kesenian. Dengan adanya

dukungan tersebut, seni budaya Sumba

diharapkan tetap lestari dan lebih dikenal di

nusantara maupun mancanegara.

Di lain sisi, masyarakat NTT memiliki mata

pencaharian di bidang pertanian, perkebunan, dan

peternakan. Masyarakat di Desa Fatu Kanutu,

Kecamatan Amabi Oefeto, Kupang, misalnya.

Sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan

adalah penopang utama kehidupan masyarakat

Desa Fatu Kanutu. Itu berarti, konsistensi

ketersediaan air begitu penting bagi desa yang

dihuni 1.944 jiwa itu.

Namun, sayang, masyarakat Desa Fatu

Kanutu harus menempuh jarak dua kilometer

untuk menggapai sumber air. Masyarakat di sana

pun bahu-membahu menjaga ketersediaan air

bersih untuk air minum dan sanitasi. Melihat

kondisi itu, BI di daerah ini berinisiatif untuk

menyediakan sarana air bersih melalui pipanisasi

sepanjang empat kilometer.

Beranjak ke wilayah barat Provinsi NTT, yakni

Pulau Sumba. Kekayaan budaya Pulau Sumba

bernilai tinggi sehingga menjadi magnet bagi

wisatawan dunia. Di sana terdapat

Kampung Raja Prailiu yang menyimpan

kekayaan budaya yang patut dilestarikan.

Sebagai etalase produk kesenian yang

selama ini mungkin belum tertata rapi, BI

ikut memberi perhatian dalam upaya

pelestariannya.

Potensi apa pun yang dimiliki daerah

memang harus dijaga kelestariannya. Alam,

budaya, dan tradisi jangan sampai tergerus

dan hilang di tengah perkembangan zaman.

Karena, itu adalah potensi Indonesia dan

modal dasar yang sangat penting bagi

negeri ini.

GeraiInfo58,rev.indd 21GeraiInfo58,rev.indd 21 08/12/2016 17:12:0708/12/2016 17:12:07

Page 22: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISII 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

BB

AN

K IN

DO

NE

SIA

22

POTRET

saha mikro, kecil, dan

menengah (UMKM) merupakan

sektor usaha yang paling

tahan terhadap krisis. UMKM

juga memiliki peran penting

dalam pembangunan dan pengembangan

perekonomian di Indonesia. Keberadaan UMKM

dinilai mampu menyerap tenaga kerja sehingga

dapat mendorong perekonomian nasional dan

membantu program pemerintah dalam

mengentaskan kemiskinan.

Melihat peran UMKM yang begitu besar, Bank

Indonesia (BI) terus berupaya mendorong dan

merangsang pertumbuhan UMKM di Indonesia.

Berbagai kebijakan dan kegiatan pun ditempuh BI

sebagai upaya mengembangkan sektor UMKM di

Tanah Air. Misalnya saja, dengan menerbitkan

berbagai aturan untuk menopang perkembangan

UMKM di Indonesia, seperti meminta bank-bank

nasional untuk dapat menyalurkan kredit UMKM

Keuangan Inklusif Berkembang, UMKM TumbuhUMKM merupakan sektor usaha yang dominan di negeri ini. Sebagai upaya meningkatkan perekonomian nasional, BI terus mendorong perkembangan UMKM dan aksesnya terhadap industri jasa keuangan.

minimal 20% dari total kredit bank secara

bertahap.

Pada 2016 bank-bank diharapkan sudah dapat

menyalurkan kredit UMKM minimal 10% dari total

kredit. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat lebih

mudah mendapatkan akses pembiayaan dari bank

sehingga UMKM dapat tumbuh lebih cepat dan

mampu mendorong perekonomian nasional lebih

baik lagi.

Seiring dengan perkembangan saat ini dan

sesuai dengan program yang tengah digalakkan,

BI berkeinginan agar pelaku UMKM bisa menjadi

salah satu penggerak program Gerakan Nasional

Non Tunai (GNNT). Dengan begitu, ke depannya

pelaku UMKM terbiasa menggunakan uang

elektronik (electronic money atau e-money) dalam

bertransaksi. Walau sebagai negara berkembang,

Indonesia harus bisa mencontoh negara maju,

yang masyarakatnya dalam kegiatan transaksi

sehari-hari melakukannya dengan cara nontunai.

U

GeraiInfo58,rev.indd 22GeraiInfo58,rev.indd 22 08/12/2016 17:12:0908/12/2016 17:12:09

Page 23: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

N 6

U

2

01

6G

ER

AINI

FO

FB

AN

K IN

DN

ES

ON

IA

23

POTRET

BI sendiri sebagai bank sentral kerap kali

mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan

pengembangan UMKM. Salah satunya “Klinik

Bisnis UMKM dan Keuangan Inklusif”. Untuk kali

ini, BI menyelenggarakan kegiatan tersebut di

Kota Kediri, Jawa Timur, bertempat di Gedung

Nasional Indonesia (GNI), pada 19 Mei 2016.

Perhelatan yang diselenggarakan oleh Kantor

Perwakilan (KPw) BI Kediri itu bertujuan untuk

mendorong UMKM di Kota Kediri agar makin

tumbuh di tengah optimisme perkembangan

ekonomi Kota Kediri. Selain itu, kegiatan tersebut

dimaksudkan untuk memberikan dan

mendekatkan akses pelaku UMKM terhadap jasa

keuangan melalui pengenalan produk-produk

pembiayaan perbankan, penjaminan kredit, serta

layanan jasa perbankan lainnya.

Menurut Djoko Raharto, Kepala KPw BI Kediri,

sejauh ini pelaku UMKM di Kota Kediri masih

kesulitan untuk mendapatkan fasilitas

pembiayaan dari perbankan. Oleh sebab itu,

adanya dorongan dari BI melalui kegiatan “Klinik

Bisnis UMKM” ini diharapkan UMKM di Kediri bisa

lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan

untuk mengembangkan bisnis dan usahanya.

Upaya BI untuk mengembangkan UMKM,

khususnya di Kota Kediri, mendapatkan respons

positif dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri.

Pemkot setempat memberikan beragam program

pendampingan dan pelatihan bagi para pelaku

UMKM di Kota Kediri agar mereka juga bisa lebih

berkembang. Selain itu, Pemkot Kediri

memberikan akses kredit lunak berupa dana

bergulir dengan bunga sekitar 4% per tahun.

Pemkot Kediri memberikan kredit lunak

bekerja sama dengan dua bank, yaitu Bank

Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim),

dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Kediri.

Diharapkan, dengan berbagai dukungan tersebut,

UMKM di Kota Kediri bisa menjadi lebih

berkembang ke depannya. Tentu saja hal ini pada

akhirnya akan menopang perekonomian Kota

Kediri dan secara tidak langsung bisa menekan

jumlah pengangguran terbuka.

Sementara itu, terkait dengan program GNNT,

KPw BI Kediri juga sudah menggalakkan

penggunaan instrumen pembayaran nontunai.

Seiring dengan langkah tersebut, KPw BI Kediri

mendorong program keuangan yang inklusif,

dengan memberikan edukasi mengenai industri

jasa keuangan dan pengenalan produk-produknya.

Program GNNT yang sudah dicanangkan sejak

14 Agustus 2014 lalu bertujuan untuk mendorong

masyarakat agar terbiasa menggunakan uang

elektronik dalam bertransaksi. Di Kota Kediri

program ini sudah dilaksanakan sejak Desember

2014 dan mendapatkan respons positif dari

masyarakat. Salah satunya terlihat dari

pembayaran gaji karyawan PT Gudang Garam,

yang sebanyak 25.000 karyawan, yang dilakukan

secara nontunai, melalui kerja sama payroll

dengan Bank Negara Indonesia (BNI). Sebelumnya

pembayaran gaji dilakukan secara tunai. Program

nontunai juga sudah dilakukan Hiswana Migas

Kediri yang bekerja sama dengan Bank Mandiri

untuk penyelesaian transaksi antara pangkalan

dan agen.

Ke depan, KPw BI Kediri akan terus

mendorong masyarakat Kediri untuk bertransaksi

secara nontunai melalui kegiatan edukasi dan

sosialisasi lewat praktik-praktik penggunaan

instrumen nontunai secara langsung. Dengan

begitu, masyarakat menjadi lebih terbiasa.

Dengan melakukan transaksi secara nontunai,

penyelesaian transaksi akan lebih aman, cepat,

dan tentu lebih efi sien.

Upaya BI mendorong masyarakat Kediri untuk

bertransaksi secara nontunai dimaksudkan guna

membantu Pemkot Kediri yang ingin menjadikan

Kota Kediri lebih baik lagi ke depannya. Selain itu,

BI berharap pelaku UMKM di Kota Kediri bisa

mengaplikasikan program GNNT sehingga

masyarakat terbiasa melakukan transaksi dengan

menggunakan uang elektronik.

Adanya dorongan dari BI melalui kegiatan “Klinik Bisnis UMKM” ini diharapkan UMKM di Kediri bisa

lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan untuk mengembangkan bisnis dan usahanya.

GeraiInfo58,rev.indd 23GeraiInfo58,rev.indd 23 08/12/2016 17:12:1108/12/2016 17:12:11

Page 24: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

24

AKTIVITAS

agi masyarakat Indonesia,

bawang merah merupakan

salah satu komoditas primer.

Di masyarakat Indonesia,

komoditas primer kerap

disebut “sembako” atau sembilan bahan pokok

dan bawang merah ini merupakan salah satunya,

selain beras, gula, sayuran, minyak goreng, dan

lainnya.

Sembako senantiasa mengalami fl uktuasi

pasokan. Ketika pasokan normal, permintaan

stabil dan harga menjadi wajar. Sebaliknya, ketika

pasokan tersendat, permintaan pun akan

membludak dan harga melonjak.

Turun-naiknya pasokan sembako hingga me-

mengaruhi harga menyebabkan sembako disebut

juga volatile food. Volatilitas (turun-naik) sem-

bako cukup tinggi. Saat pasokan barang menipis,

harga mencuat. Nilai uang menjadi lebih kecil

daripada nilai barang (infl asi). Orang-orang pun

berburu sembako karena pasokan sedang langka.

Kembali ke bawang merah, bawang merah

merupakan salah satu dari lima besar penyebab

infl asi nasional. Karena itu, ketersediaannya

masuk ke dalam Program Sinergi Aksi untuk

Ekonomi Rakyat, sebuah program yang disusun

BAWANG MERAH, DARI HULU KE HILIR Menjaga stabilitas harga dan infl asi merupakan tugas utama BI. Bersama dengan beberapa instansi lainnya, BI ikut serta menyukseskan program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat melalui skema bantek guna menstabilkan harga bawang merah dan cabai.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tujuan

menstabilkan harga bawang dan cabai.

Nah, sesuai dengan tugas dan fungsinya,

Bank Indonesia (BI) bersama dengan beberapa

instansi lainnya ikut terlibat dalam program

tersebut. BI turut serta menjaga stabilitas harga,

khususnya bawang merah, melalui skema

bantuan teknis (bantek) BI.

Bantuan teknis atau bantek dapat diibaratkan

dengan pancingan. Sedangkan bantuan uang atau

yang masyarakat awam kenal sebagai bantuan

langsung tunai ibarat ikan. Banyak yang sepakat,

lebih baik mengajarkan orang cara memancing

ketimbang memberi mereka ikannya langsung,

karena manfaatnya akan lebih menyeluruh.

Upaya menstabilkan harga bawang merah

bisa dilakukan secara mikro-ekonomi maupun

makro-ekonomi. Secara mikro-ekonomi yaitu

melalui dukungan perbankan di Indonesia yang

siap menggelontorkan uangnya kepada para

petani, yang dikemas dalam bentuk kredit usaha

mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sedangkan secara makro-ekonomi dilakukan

mulai dari sisi hulu hingga hilir lewat skema

bantek BI. Skema ini mengincar dari sisi suplai,

yakni pengadaan benih dan pupuk bagi bawang

B

GeraiInfo58,rev.indd 24GeraiInfo58,rev.indd 24 08/12/2016 17:12:1208/12/2016 17:12:12

Page 25: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

25

AKTIVITAS

merah. Lalu, dari sisi pemeliharaan tanaman,

dukungan BI melalui bantek yaitu lewat

penyuluhan, pendampingan, dan pelatihan. Bagi

para petani, dukungan makro dari sisi hulu sangat

membantu mereka di sisi hilir.

KUNJUNGAN PRESIDENTerkait dengan keberhasilan skema bantek BI

di Brebes, beberapa waktu lalu Presiden Joko

Widodo melakukan kunjungan kerja ke

Subterminal Agribisnis, Desa Larangan, Brebes,

Jawa Tengah. Presiden didampingi oleh Gubernur

BI, Agus D.W. Martowardojo; Menteri Koordinator

Perekonomian, Darmin Nasution; Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki

Hadimuljono; Sekretaris Kabinet, Pramono Anung;

dan Kepala Kantor Staf Presiden, Teten Masduki.

Kunjungan kerja presiden tersebut merupakan

salah satu dari rangkaian program pemerintah

untuk mengoptimalkan produksi bahan pangan di

Indonesia, khususnya produksi bawang merah

dan cabai di Kabupaten Brebes. Bahkan, Presiden

Joko Widodo memutuskan akan menjadikan

Brebes sebagai “gudang” produksi bawang

merah.

Hasil-hasil pertanian yang berkualitas, salah

satunya bawang merah, dari kelompok tani yang

terbina tentunya akan berdampak pada penda-

patan para petani. Pada gilirannya, hal itu bisa

menjadi penopang kelangsungan pembayaran

kredit usaha pertanian.

Salah satu kelompok tani yang berhasil di

Brebes itu ialah Kelompok Tani Bahagia IV. Ketua

Kelompok Tani Bahagia IV, Salim, mengatakan,

hasil panen kelompoknya, yaitu bawang merah,

merupakan salah satu komoditas berkualitas di

Brebes.

Boleh dikatakan, Kelompok Tani Bahagia IV

adalah bintangnya di Brebes, sebagai sentra

bawang merah. Keberhasilan Kelompok Tani

Bahagia IV binaan BI itu dinilai pihak perbankan

sebagai kelompok tani yang layak mendapat

sertifi kat. Sehingga, bila mereka membutuhkan

kredit modal perbankan di kemudian hari, pihak

bank akan menggelontorkannya tanpa khawatir.

Hal itu berkat sertifi kat yang mereka genggam.

KENDALA PETANI BAWANG“Kendala kami, para petani bawang merah,

ialah ketika sedang melimpah produksi, kami

sangat banyak menuai untung. Tapi, ketika

sedang terkendala, produksi tak sesuai dengan

harapan, efeknya hingga kami tak bisa membayar

cicilan ke bank. Namun, dengan bantek, kendala

produksi kami tak lagi sampai titik nadir. Kami

masih bisa membayar cicilan ke bank, meski saat

itu keuntungan untuk kami nyaris tak ada,”

ungkap Salim, Ketua Kelompok Tani Bahagia IV

Brebes.

Pada umumnya para petani,

dalam hal ini petani bawang,

berharap mereka tidak mengalami

kendala ketika membayar cicilan

ke bank terkait dengan kendala

produksi yang ekstrem. Perlu

diketahui, bawang merah masuk

dalam komoditas yang menjadi

perhatian lantaran dianggap memiliki karakter

unik. Saat panen, stok melimpah. Namun, setelah

panen berakhir mudah rusak dan tak terdistribusi.

Terkait dengan masalah yang dihadapi para

petani, BI melalui bantek yang diselenggarakan

dari hulu hingga hilir berusaha mengatasi

permasalahan utama para petani itu. Berdasarkan

identifi kasi di lapangan, masalah utama

pascapanen (sisi hilir) ialah terjadinya asimetri

informasi harga bawang dari petani ke pedagang.

Alhasil, petani menjualnya ke pengepul dengan

harga yang rendah. Bahkan, terkadang jauh lebih

rendah daripada harga jual pengepul ke calon

pembeli bawang merah.

Nah, BI mencoba mengatasi masalah itu

bersama dengan Pemerintah Daerah Jawa Tengah

melalui program SiHati (Sistem Informasi Harga

dan Produksi Komoditi). SiHati memaparkan

informasi harga bawang merah di pasaran tingkat

konsumen, langsung kepada petani. Dengan

begitu, petani bisa menetapkan harga jual ke

pedagang, langsung dari lokasi panen pedagang.

Ini diharapkan dapat memutus keterlibatan

pengepul bawang merah di rantai perniagaan.

Terkait masalah yang dihadapi para petani, BI melalui bantek yang

diselenggarakan dari hulu hingga hilir berusaha mengatasi permasalahan

utama para petani itu.

GeraiInfo58,rev.indd 25GeraiInfo58,rev.indd 25 08/12/2016 17:12:1408/12/2016 17:12:14

Page 26: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

26

Menjadi seorang wirausahawan tidaklah mudah. Untuk itu, pengetahuan dan pengalaman dari para pelaku usaha yang telah sukses merintis usaha menjadi hal berharga bagi para mahasiswa.

BI GOES TO CAMPUS:

MENANAMKAN JIWA ENTREPRENEURSHIP SEJAK BELIA

ank Indonesia (BI) Goes to

Campus kembali digelar. Kali

ini menyapa masyarakat di

kawasan Serambi Mekah,

Aceh. Acara yang

diselenggarakan pada Jumat,

18 Maret 2016, ini berlokasi di Universitas Syiah

Kuala (Unsyiah). BI Goes to Campus mengajak

generasi muda Aceh untuk berdiskusi secara

interaktif dengan tema “Tantangan dan Peluang

Dunia Usaha dalam Menghadapi Perekonomian

Dunia”.

Acara yang dimeriahkan dengan pergelaran

tarian tradisional dan pertunjukan stand up

comedy ini didukung penuh oleh seluruh civitas

academica Unsyiah. Acara ini menghadirkan para

narasumber yang berkaitan langsung dengan

bidangnya, yakni Mirza Adityaswara, Deputi

Gubernur Senior BI; Prof. Samsul Rizal, Rektor

Unsyiah; dan Hendy Setiono, pemilik usaha kebab

franchise, Kebab Turki Baba Rafi .

Pada kesempatan itu para mahasiswa diberi

pemahaman tentang peranan penting dunia

B

DINAMIKA

GeraiInfo58,rev.indd 26GeraiInfo58,rev.indd 26 08/12/2016 17:12:1508/12/2016 17:12:15

Page 27: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

27

usaha serta tugas dan fungsi BI dalam menjaga

kelancaran perputaran roda ekonomi Indonesia.

Para mahasiswa juga diberi pemahaman tentang

pentingnya memiliki jiwa wirausaha atau

entrepreneurship sejak dini agar mereka nantinya

mampu berperan serta dan memberikan

kontribusi bagi perekonomian daerahnya.

Menurut Mirza Adityaswara, perekonomian

Indonesia saat ini lebih baik jika dibandingkan

dengan negara-negara emerging market (negara

berkembang) lainnya. Hal itu tampak dari

pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di

kisaran 5%—bandingkan dengan negara lain yang

pertumbuhan ekonominya lebih rendah, bahkan

ada yang pertumbuhannya minus.

Sementara itu, narasumber lainnya, Hendy

Setiono, memberikan penjelasan tentang

entrepreneurship. Hendy mengaku, dirinya

melakukan kegiatan

perniagaan sejak usia 16

tahun. Bagi Hendy, menjadi

wirausahawan tidaklah mudah.

Butuh mental yang kuat dan strategi yang tepat.

Melalui berbagai strategi yang diterapkan,

Hendy pun akhirnya sukses membangun usaha.

Saat ini usaha waralaba (franchise)-nya telah

menggurita, outlet-nya tersebar di mana-mana,

bahkan merambah luar negeri. Tentu saja, apa

yang dilakukannya itu turut menyumbang

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Setelah para narasumber menyampaikan

paparannya, para mahasiswa pun memberikan

imbal balik positif. Mereka melontarkan berbagai

pertanyaan terkait dengan paparan para

narasumber. Sebagai penutup acara BI Goes to

Campus, para peserta berkesempatan untuk

mendapatkan doorprize yang disediakan untuk

lima pemenang. Keceriaan pun mewarnai acara BI

Goes to Campus hingga acara selesai menjelang

salat Jumat.

DINAMIKA

GeraiInfo58,rev.indd 27GeraiInfo58,rev.indd 27 08/12/2016 17:12:1908/12/2016 17:12:19

Page 28: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

28

EKSPOSE

Stabilitas sistem keuangan sangat penting bagi kemajuan perekonomian nasional. Setelah delapan tahun berada di dunia ‘ide’, akhirnya UU PPKSK bisa menjadi nyata.

JALAN PANJANG UU PPKSK

risis terus berulang. Setelah

diempaskan krisis ekonomi

1997/1998, dunia kembali

diterpa krisis global 2008. Krisis

yang terakhir disebut pun masih

menyisakan dampaknya hingga saat ini.

Tentu itu menjadi pelajaran berharga,

termasuk bagi Indonesia. Agar penanganan krisis

tepat dan bisa menjaga

stabilitas sistem keuangan

(SSK) dengan baik dibutuh-

kan panduan dan acuan

berupa undang-undang (UU).

Karena itu, sejak delapan

tahun lalu, disusunlah

Rancangan Undang-Undang

Jaring Pengaman Sistem

Keuangan (RUU JPSK).

RUU JPSK terdiri dari

delapan bab dan 55 pasal.

Adapun ruang lingkup RUU

ini mencakup tiga hal. Pertama, pemantauan dan

pemeliharaan SSK. Kedua, penanganan krisis

sistem keuangan. Ketiga, penanganan

permasalahan bank sistemik, baik dalam kondisi

stabilitas sistem keuangan normal maupun

kondisi krisis sistem keuangan.

RUU JPSK pada perjalanannya sempat

terhenti pembahasannya pada 2014, dan masuk

kembali pembahasan di Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada 2015.

Dan akhirnya, payung hukum SSK bisa terbit dan

disahkan pada 15 April 2016 melalui UU Nomor 9

Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan

Krisis Stabilitas Sistem Keuangan (UU PPKSK).

Sebelum disahkan, DPR RI telah menyetujui RUU

PPKSK yang diajukan pemerintah untuk disahkan

menjadi UU dalam Rapat Paripurna DPR RI Masa

Sidang III Tahun 2015-2016 tanggal 17 Maret 2016.

Tentu saja kelahiran UU ini disambut baik oleh

otoritas terkait yang tergabung dalam Komite

Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), yakni

Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan

(OJK), Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS). Dengan demikian, lembaga-

lembaga tersebut memiliki acuan dan payung

hukum yang lebih kuat dan jelas, walau aturan

turunannya belum dilansir.

Setidaknya ada delapan

poin penting dalam UU

PPKSK. Pertama,

pembuatan KKSK ditujukan

untuk memperkuat

koordinasi antara

pemerintah, BI, OJK, dan

LPS. Kedua, adanya UU

PPKSK akan memperkuat

fungsi pengawasan dan

pengaturan perbankan,

khususnya bank berdampak

sistemik atau Domestic Systemically Important

Bank (DSIB). Menurut UU PPKSK, yang

disebut bank sistemik adalah (i) bank yang karena

ukuran aset, modal, dan kewajiban, (ii) luas

jaringan atau kompleksitas transaksi atas

jasa perbankan, serta (iii) keterkaitan dengan

sektor keuangan lain dapat mengakibatkan

gagalnya sebagian atau keseluruhan bank lain

atau sektor jasa keuangan, baik

secara operasional maupun fi nansial, jika bank

tersebut mengalami gangguan atau gagal.

Ketiga, adanya penguatan prinsip bail in

dalam menyelesaikan masalah bank berdampak

sistemik. Keempat, penyediaan pinjaman

likuiditas jangka pendek didukung agunan

berkualitas tinggi bagi bank yang butuh likuiditas.

Kelima, OJK dan LPS bisa melakukan

penanganan sedini mungkin jika ada bank

K

GeraiInfo58,rev.indd 28GeraiInfo58,rev.indd 28 08/12/2016 17:12:2508/12/2016 17:12:25

Page 29: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI

58

TAH

UN

6

2

01

6G

ER

AI I

NFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

29

EKSPOSE

berdampak sistemik yang mengalami masalah

solvabilitas. Di sini, penanganan permasalahan

solvabilitas bank oleh LPS semakin jelas dan

diperkuat. LPS dimungkinkan menerapkan konsep

Bridge Bank (BB) dan Purchase and Assumption

(P&A) untuk menangani permasalahan

solvabilitas, sehingga penggunaan dana LPS

dapat diminimalkan.

Ketujuh, pemberian kewenangan kepada

Presiden untuk menetapkan kondisi krisis yang

disarankan oleh KSSK dan pembentukan badan

restrukturisasi bank. Terakhir, adanya

perlindungan hukum yang memadai sepanjang

tidak mencederai kewenangan yang diberikan.

Pada intinya, ketentuan dan aturan yang

termaktub dalam UU PPKSK memiliki esensi

bahwa sudah ada sistem dan prosedur yang

mengatur apabila terjadi segala sesuatu yang

mengganggu stabilitas sistem keuangan. Selain

itu, adanya perlindungan hukum yang jelas bagi

para pemangku kebijakan yang terlibat dalam

proses pengambilan keputusan yang terkait.

Perlindungan yang tertera dalam UU tersebut

tentunya bukan berarti para pemangku jabatan

menjadi kebal hukum. Namun demikian, lebih

pada adanya payung hukum bahwa tindakan

yang dilakukan tidak melanggar rambu-rambu

yang termasuk kategori penyalahgunaan

kekuasaan atau kewenangan. Dengan demikian,

tindakan dan segala sesuatunya dapat diper-

tanggungjawabkan dengan jelas dan terbuka.

Namun, masih ada pekerjaan rumah yang

harus dikerjakan. Terutama oleh otoritas terkait

yang tergabung dalam KSSK. Pekerjaan lanjutan

yang harus dikejar ialah peraturan turunannya,

baik berkaitan dengan peraturan internal masing-

masing lembaga maupun berupa peraturan

presiden (PP), serta yang terkait lainnya sesuai

yang diamanatkan dalam UU PPKSK.

Kemudian, yang semestinya dilakukan

otoritas terkait koordinasi antar-lembaga, agar

semuanya bisa berjalan selaras dan sesuai

amanat. Walau sudah ada UU PPKSK, namun

masih ada permasalahan interpretasi yang bisa

tidak sama.

Koordinasi menjadi salah satu hal krusial.

Pasalnya, penanganan krisis umumnya

memerlukan kajian yang komprehensif dan proses

pengambilan keputusan yang cepat.

Jalan yang terbaik, masing-masing lembaga

terkait membuat pedoman teknis atau petunjuk

pelaksanaan dibicarakan bersama sehingga

semuanya mempunyai pemahaman dan

pengertian yang sama sesuai dengan amanat UU.

Serta, melakukan sinkronisasi selama menunggu

masa efektif berlakunya UU PPKSK dan

peraturan turunannya. Hal ini dilakukan sebagai

upaya membangun kesamaan persepsi dan

interpretasi. Dengan demikian, langkah yang

diterapkan seiring dan sejalan untuk menjaga

SSK, dan lebih jauh membangun Indonesia yang

lebih maju.

Konsep Bail in

UU PPKSK menjadi konsep dan

mekanisme baru dalam pencegahan dan

penanganan krisis sistem keuangan di Tanah

Air. Hal tersebut menyangkut penanganan

bank sistemik yang gagal. Merujuk UU baru

ini, mekanisme bail in menjadi pilihan

dalam menangani bank sistemik yang gagal.

Sejatinya, penggunaan konsep bail in ini

sejalan dengan rekomendasi Financial

Stability Board (FSB), dan menjadi praktik

yang lazim diterapkan (common practices) di

negara-negara G-20, di mana Indonesia

menjadi salah satu anggotanya.

Tentu saja, mekanisme bail in ini

berbeda dengan konsep bail out yang

pada era krisis 1998. Dalam konsep bail

out berarti mekanisme penyelamatan bank

gagal lebih banyak menggunakan sumber

daya dari luar bank, yang notabene lebih

banyak bersumber dari anggaran negara.

Sementara itu, dalam konsep bail in

berarti mengatasi permasalahan

solvabilitas bank gagal akan dilakukan

dengan melibatkan sumber daya bank

itu sendiri, tanpa melibatkan anggaran

negara. Sumber daya bank yang dimaksud

adalah penambahan modal oleh

pemegang saham pengendali, konversi

utang tertentu menjadi modal, hasil

pengelolaan aset dan kewajiban

bank, maupun kontribusi industri berupa

iuran ke LPS.

GeraiInfo58,rev.indd 29GeraiInfo58,rev.indd 29 08/12/2016 17:12:2608/12/2016 17:12:26

Page 30: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

ED

ISI 5

8

TAH

UN

6

20

16

GE

RA

I INFO

B

AN

K IN

DO

NE

SIA

30

ETALASE

Kebijakan yang dirilis BI terkait dengan pergantian suku bunga acuan menjadi BI 7-Day Repo Rate sudah semestinya dilakukan dan sesuai dengan best practice. Hal ini dilakukan agar suku bunga acuan lebih direspons pasar.

AGAR MUDAH DIRESPONS

Josua PardedeEkonom PermataBank

RISIS global yang terjadi sejak 2008 akibat

subprime mortgage di Amerika Serikat

(AS) dan berlanjut hingga beberapa tahun

kemudian di kawasan Eropa karena utang, yang

diawali di Yunani, berdampak pada perubahan per-

ekonomian global. Salah satu penyebabnya ialah

kebijakan yang ditempuh bank sentral AS (The

Federal Reserve/The Fed) melalui quantitative

easing.

Menurut Josua Pardede, ekonom PermataBank,

stimulus yang ditempuh The Fed dengan mengu-

curkan uang di pasar negara berkembang yang

notabene secara ekonomi masih menjanjikan,

termasuk Indonesia, sangat memengaruhi kondisi

ekonomi dan pasar keuangan. Pertumbuhan

ekonomi Indonesia dan imbal hasil yang menarik

membuat modal asing masuk (capital infl ow)

secara besar-besaran.

Akibatnya, hampir tak mungkin bagi otoritas

moneter suatu negara untuk mengendalikan

secara pasti perkembangan agregat-agregat

moneter di dalam negeri. Sasaran agregat

moneter yang diinginkan otoritas moneter sering

tidak dapat dicapai karena arus modal internasional

yang keluar maupun masuk dalam jumlah yang

besar dan waktu yang singkat. Tentu saja,

kebijakan The Fed tersebut juga direspons oleh

berbagai bank sentral negara lainnya, seperti

kawasan Eropa dan Jepang.

Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas bank

sentral di Tanah Air menempuh berbagai kebijakan

untuk merespons kondisi tersebut. Misalnya,

melalui fl eksibilitas dan reformulasi penerapan

Infl ation Targeting Framework (ITF), kebijakan

makroprudensial, dan pendalaman pasar ke-

uangan. Kebijakan moneter juga digunakan untuk

membantu pertumbuhan ekonomi. Intinya, bauran

kebijakan yang ditempuh BI diupayakan agar

kondisi pasar dalam negeri tak mudah bergejolak

dan ekonomi terus tumbuh positif.

Namun, pada akhirnya, perubahan struktur

perekonomian global dan domestik memengaruhi

suku bunga kebijakan (acuan) yang ditempuh. BI

Rate yang dilansir sebagai suku bunga acuan tidak

mendapatkan respons atau memengaruhi suku

bunga pasar. Ditambah lagi, akibat capital infl ow,

suku bunga pasar uang antarbank (PUAB) turun

makin dalam, sedangkan BI Rate yang diarahkan

untuk menjaga infl asi tidak bisa turun karena

infl asinya masih cukup tinggi. Alhasil, jarak antara

suku bunga kebijakan (BI Rate) dengan suku

bunga PUAB makin melebar—ini juga membuat

suku bunga pasar lebih dekat atau menyerupai

gerakan dari deposit facility.

Karena itu, dengan dilansirnya kebijakan suku

bunga acuan yang baru, yakni BI 7-Day Repo Rate,

kebijakan atau operasi moneter yang ditempuh BI

diharapkan lebih direspons pasar. Sehingga,

dengan suku bunga acuan yang baru, nantinya

diharapkan transmisi kebijakan moneter lebih

efektif lagi. Hal itu juga diharapkan berdampak

pada cost of fund perbankan dengan adanya

penurunan batas atas dan batas bawah deposit

facility dan lending facility.

Ke depan, penyesuaian yang dilakukan pasar

atas respons suku bunga kebijakan bank sentral

tidak lagi lama—tidak seperti saat ini yang bisa

mencapai dua-tiga bulan. Selain itu, nantinya

diharapkan suku bunga kebijakan ini bisa

mencerminkan liquidity dan supply demand di

pasar keuangan.

Sejauh ini ada hal yang masih jadi pekerjaan

rumah bagi perbankan, yakni menyangkut capping

rate deposito, apakah akan mengacu pada tenor

12 bulan yang sebesar 6,5% atau tenor 7-Day yang

5,25%. Semoga langkah dan kebijakan yang

ditempuh bisa memberikan hasil yang maksimal

bagi perekonomian negeri ini.

K

GeraiInfo58,rev.indd 30GeraiInfo58,rev.indd 30 08/12/2016 17:12:2608/12/2016 17:12:26

Page 31: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

GERAI INFO DIGITALSEGERA

DOWNLOAD APLIKASINYA

GRATIS!

Gerai Info 58-Cover.indd CGerai Info 58-Cover.indd C 08/12/2016 17:04:2008/12/2016 17:04:20

Page 32: LENSA SOROT ’RAMUAN’ JITU MENGGIRING PASAR · Terkait dengan itu, strategi kebijakan dan operasi moneter harus diperkuat. 06 SOROT ... jangan sampai apa yang menjadi tujuan tidak

VISITOR CENTERJl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta Pusat 10350

email:

[email protected]:

@bank_indonesiafl ipboard:

flip.it/7A9uk

flip.it/7A9uk

fl ickr:

bankindonesiayoutube:

BankIndonesiaChannel

bankindonesia

@bank_indonesia

BankIndonesiaChannel

Gerai Info 58-Cover.indd DGerai Info 58-Cover.indd D 08/12/2016 17:04:2408/12/2016 17:04:24